pengkajian pelaksanaan universal precaution
TRANSCRIPT
Pengkajian Pelaksanaan Universal Precaution
Di Ruang Mawar RSUD Saras Husada Purworejo
19-22 Februari 2013 dan 6-19 Maret 2013 n = 11
No Aspek yang dinilai
Pra Intervensi
19 – 22 Februari 2013
Post Intervensi
6-9 Maret 2013
Ya Tidak Ya Tidak
1 Perawat cuci tangan ketika akan kontak
dengan pasien atau melakukan tindakan pada
pasien
8 3 9 2
2 Perawat cuci tangan ketika selesai kontak
dengan pasien atau telah selesai melakukan
tindakan terhadap pasien
11 0 11 0
3 Perawat mencuci tangan dengan
sabun/detergen/desinfektan11 0 11 0
4 Perawat mencuci tangan di tempat air
mengalir (wastafel)11 0 11 0
5 Perawat menggunakan sarung tangan ketika
kontakdengan cairan tubuh pasien11 0 11 0
6 Perawat menggunakan masker ketika
melakukan tindakan kepada pasien yang
infeksius
11 0 11 0
7 Perawat menggunakan baju pelindung ketika
kontak dengan cairan tubuh pasien0 11 0 11
8 Perawat menggunakan alat-alat steril untuk
satu pasien11 0 11 0
9 Perawat menggunakan alat-alat disposible
hanya untuk sekali pakai11 0 11 0
10 Setelah menggunakan alat-alat nondisposible
perawat mencucinya dengan larutan
desinfektan
10 1 11 0
11 Perawat mensterilkan alat-alat steril di
instalasi sterilisasi sentral11 0 11 0
12 Perawat menyiapkan alat-alat kesehatan di
tempat khusus11 0 11 0
13 Perawat membuang benda-benda tajam
ditempat khusus benda-benda tajam11 0 11 0
14 Perawat membuang sampah medis di tempat
sampah medis11 0 11 0
15 Perawat membuang sampah non-medis di
tempat sampah non-medis11 0 11 0
Jumlah 150 15 152 13
Pencapaian rata-rata (%)90,9% 9,1%
92,12
%
7,88%
Sumber : Hasil Studi Dokumentasi 19 – 22 Februari 2013 dan 6-9 Maret 2013
2. Analisa Data
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan Universal Precaution di ruang mawar RSUD
Saras Husada Purworejo, didapatkan hasil sebelum MPKP sebesar 90,9% dan setelah
dilakukan MPKP sebesar 92,12%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan pelaksanaan
Universal Precaution setelah dilakukan MPKP. Diharapkan untuk pelaksanaan Universal
Precaution dapat terus ditinggkatkan hingga menjadi 100%, pada poin Perawat
menggunakan baju pelindung ketika kontak dengan cairan tubuh pasien memperoleh nilai
0, hal ini disebabkan karena hal ini tidak sesuai dengan ruang mawar.
3. Tinjauan Teori
Upaya pelaksanaan Universal Precaution di ruang Mawar RSUD Saras Husada Purworejo
bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomila diruang Mawar RSUD Saras
Husada Purworejo.
Secara konseptual, pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit untuk
menghindari terjadinya infeksi selama klien di rawat dirumah sakit. Pelaksanaan universal
precaution merupakan upaya pencegahan infeksi nosokomial terdiri atas kewaspadaan
universal, tindakan invasif, tindakan non infasif, sterilisasi dan desinfektan.
Universal Precaution atau kewaspadaan universal adalah suatu pedoman yang ditetapkan
oleh center of disease control untuk mencegah penyebaran dari berbagai penyakit yang
ditularkan melalui darah dilingkungan rumah sakit maupun sarana kesehatan lain. Adapun
konsep yang dianut adalah bahwa semua darah dan cairan tubuh tertentu harus dikelola
sebagai sumber penyakit lainnya yang dapat menularkan HbSAg serta penyakit infeksi
lainnya.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
Dukungan penuh dan kerjasama dari kepala ruang, perawat primer, perawat asosiat
serta staf pendukung yang lain di ruang Mawar RSUD Saras Husada Purworejo
b. Faktor Penghambat
Perawat belum terbiasa dalam melaksanakan cuci tangan tujuh langkah.
Pelaksanaan Tugas PN
di Ruang Mawar RSUD Saras Husada Purworejo
19-22 Februari 2013 dan 6-19 Maret 2013 (n=2)
No Tugas PN
Pra Intervensi
19 – 22 Februari 2013
Post Intervensi
6-9 Maret 2013
Ya Tidak Ya Tidak
1. Bertugas pada pagi hari 1 1 2 0
2. Bersama AN menerima operan tugas jaga dari
AN yang tugas malam2 0 2 0
3. Bersama AN melakukan konfirmasi/supervisi
tentang kondisi pasien segera setelah selesai
operan tugas jaga malam
2 0 2 0
4. Bersama AN melakukan do’a bersama sebagai
awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai
operan tugas jaga malam
2 0 2 0
5. Melakukan pre conference dengan semua AN
yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi2 0 2 0
6. Membagi tugas atau pasien kepada AN sesuai
kemampuan dan beban kerja2 0 2 0
7. Melakukan pengkajian, menetapkan masalah
atau diagnosa dan perencanaan keperawatan
kepada semua pasien yang menjadi tanggung
jawab ada bukti di rekam keperawatan
2 0 2 0
8. Memonitor dan membimbing tugas AN 2 0 2 0
9. Membantu tugas AN untuk kelancaran
pelaksanaan asuhan pasien2 0 2 0
10. Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh AN
yang ada di bawah tanggung jawabnya
2 0 2 0
11. Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien
sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan
asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam
keperawatan
2 0 2 0
12. Melaksanakan post conference pada setiap akhir
dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga
dari AN untuk persiapan operan tugas jaga
berikutnya
2 0 2 0
13. Mendampingi AN dalam operan tugas jaga
kepada AN yang tugas jaga berikutnya2 0 2 0
14. Memperkenalkan AN yang ada dalam satu grup
atau yang akan merawat selama pasien dirawat
atau kepada pasien/keluarga baru
0 2 2 0
15. Mendelegasikan tugas kepada AN pada sore
malam libur2 0 2 0
16. Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila
pagi hari tidak bertugas2 0 2 0
17. Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter
dan tim kes lain setiap minggu0 2 0 2
18. Menyelenggarakan diskusi kasus dalam
pertemuan rutin keperawatan di ruangan
minimal sebulan sekali
2 0 0 2
19. Melakukan bimbingan klinik keperawatan
kepada AN minimal seminggu sekali (ronde
keperawatan/ bed side teaching)
0 2 0 2
20. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 2 0 2 0
Jumlah 33 7 34 6
Persentase 82,50% 17,5% 85 15
Sumber : Hasil Studi Dokumentasi 19 – 22 Februari 2013 dan 6-9 Maret 2013
2. Analisis data dan Pembahasan
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan tugas PN sebelum pelaksanan MPKP adalah
sebesar 82,50% dan setelah pelaksanan MPKP adalah sebesar 85%. Disini pelaksanan
fungsi PN terjadi peningkatan. Dalam hal ini terdapat nilai 0 pada poin 17,18 dan 19 dan
ini perlu dilakukan diskusi kasus secara rutin dengan dokter dan tim kesehatan lainnya
setiap minggu untuk mengatahui kasus-kasus penyakit yang muncul selama seminggu,
diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali,
ruangan melakukan diskusi kasus setiap 2, 3 atau 6 bulan sekali dan melakukan ronde atau
bed side teaching secara rutin untuk lebih melibatkan pasien dalam proses keperawatan
sehingga hasil yang diperoleh mancapai target yaitu 100%.
Peran primery nurse akan lebih terlaksana dengan baik jika didukung dengan peran
asosiated nurse keperawatan dimana keduanya saling membutuhkan satu sama lainnya.
3. Tinjauan Teori
Peran PN harus Memiliki kemampuan professional (pengetahuan, sikap dan keterampilan)
yang memadai. Mampu menjalin komunikasi yang efektif/kolaborasi dengan tim
kesehatan lain serta menjalin hubungan baik secara horizontal maupun vertikal. bertindak
sebagai konsultan dalam asuhan keperawatan dan dapat berperan sebagai role modelserta
membuat rencana keperawatan untuk semua pasien yang ada di dalam tanggungjawabnya.
Rencana ini meliputi kegiatan yang akan dilaksanakan, cara untuk mengerjakannya,
perawat yang akan diserahi tugas, tempat dan waktu untuk melakukan kegiatan.
4. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor Pendukung
1) PN memberikan pelayanan dan melaksanakan tugasnya seoptimal mungkin
2) Pengalaman kerja yang lama membuat PN lebih mampu melakukan tugasnya
3) Salah satu dari PN diruang mawar adalah Sarjana Keperawatan
b. Faktor Penghambat
Kurangnya dilakukan diskusi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya diskusi
kasus diruangan yang dilakukan setiap sebulan sekali dan ronde keperawatan yang
menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan tugas PP.
Pelaksanaan Tugas AN di Ruang Mawar RSUD Saras Husada Purworejo
19-22 Februari 2013 dan 6-19 Maret 2013 (n=8)
No Tugas AN
Pra Intervensi
19 – 22 Februari 2013
Post Intervensi
6-9 Maret 2013
Ya Tidak Ya Tidak
1. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir
jaga dari dan kepada AN yang ada dalam satu
grup
8 0 8 0
2. Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang
kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap
pasien
6 2 8 0
3. Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir
tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima
operan tugas jaga
8 0 8 0
4. Mengikuti pre conference yang dilakukan PN
setiap awal tugas8 0 8 0
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti
di rekam keperawatan
8 0 8 0
6. Melakukan monitoring respon pasien dan ada
bukti di rekam keperawatan8 0 8 0
7. Melakukan konsultasi tentang masalah
pasien/keluarga kepada PN6 2 8 0
8. Membimbing dan melakukan pendidikan
kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
7 1 8 0
9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha
untuk mengatasinya8 0 8 0
10. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya8 0 8 0
11. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya8 0 8 0
12. Mengikuti post conference yang diadakan oleh
PN pada setiap akhir tugas dan melaporkan
kondisi dan perkembangan semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya kepada PN
8 0 8 0
13. Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada
dalam grup yang akan memberikan asuhan
keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
4 4 8 0
14. Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore
malam libur8 0 8 0
15. Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan
lain bila ada masalah pasien pada sore malam
libur
8 0 8 0
16. Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim
kesehatan lain setiap seminggu sekali0 8 0 8
17. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan8 0 0 8
18. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN 8 0 8 0
Jumlah 127 17 128 16
Persentase (%) 88,19 11,81 88,89 11,11
2. Analisa dan Pembahasan
Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan peran asosiat sebelum MPKP adalah 88,19%
dan sesudah MPKP 88,89%, dalam hal ini telah terjadi peningkatan namun masih terdapat
nilai 0 karena belum dilakukannya dikusi kasus dengan dokter dan tim kesehatan lain setiap
seminggu sekali dan diskusi kasus diruangan setiap sebulan sekali. Dalam hal ini ruangan
melakukan pertemuan diskusi rutin setiap 2, 3 atau 6 bulan sekali.
3. Tinjauan Teori
Peran AN adalah melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya, mengikuti monitoring respon pasien, melakukan konsultasi tentang
masalah pasien kepada PN, melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien
yang menjadi tanggungjawabnya dan melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir
tugas pada semua pasien yang menjadi tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan.
3. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor Pendukung
Kesadaran dari ANdalam memberikan pelayanan keperawatan semaksimal mungkin.
Adanya kerja sama antara AN dan PN yang terjalin dengan baik
b. Faktor Penghambat
Tindakan keperawtan serta beban kerja yang tinggi membuat beberapa poin tidak
terlaksanan secara optimal
Pelaksanaan Pre Conference
di Ruang Mawar RSUD Saras Husada Purworejo
19-22 Februari 2013 dan 6-19 Maret 2013 (n=4)
No Variabel Yang Dinilai
Pra Intervensi
19 – 22 Februari 2013
Post Intervensi
6-9 Maret 2013
Ya Tidak Ya Tidak
1. PN Menyiapkan ruangan/tempat 3 1 4 0
2. PN Menyiapkan rekam medik pasien yang
menjadi tanggung jawabnya3 1 4 0
3. PN Menjelaskan tujuan dilakukannya pre
conference3 1 4 0
4. PN memandu pelaksanaan pre conference 3 1 4 0
5. PN Menjelaskan masalah keperawatan pasien,
keperawatan dan rencana keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya
3 1 4 0
6. PN membagi tugas kepada AN sesuai
kemampuan yang dimiliki dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
3 1 4 0
7. PN Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan
asuhan pasien/tindakan3 1 4 0
8. PN memotivasi untuk memberikan tanggapan
dan penyelesaian masalah yang sedang
didiskusikan
3 1 4 0
9. PN mengklarifikasi kesiapan AN untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
3 1 4 0
10. PN Memberikan reinforcement positif pada AN 1 3 4 0
11. PN Menyimpulkan hasil pre conference 3 1 4 0
Jumlah 28 16 44 0
Jumlah rata-rata 63,64% 36,36% 100% 0%
2. Analisa Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil evaluasi penilaian pre conference sebelum MPKP adalah
63,64%, dan sesudah MPKP adalah 100%. Pada pre conference ini terjadi peningkatan.
Peningkatan ini perlu dipertahankan dengan memberikan reinforcement positif .
3. Tinjauan Teori
Pre conference adalah pertemuan tim yang dilakukan setiap hari dan merupakan
langkah awal kegiatan shift perawat. Pre Conference diawali dengan doa setelah Meeting
morning setiap dinas pagi. Pre conference ini dilakukan diruang perawat. Pelaksanaan Pre
conference di ruang Mawar telah dilakukan dengan baik sesuai dengan yang telah
ditetapkan pada teori MPKP.
4. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor Pendukung
Pre Conference dilakukan oleh PN dan AN dengan melakukan pembagian pasien
sesuai dengan kemampuan perawat, tingkat ketergantungan pasien dan adanya
kemauan dari perawat