pengkajian asuhan keperawatan keluarga

45
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN. K DI RT 04 RW 11 KEL. SINDANG SARI KEC. PASAR KEMIS TANGERANG Mata kuliah Komunitas 1 Disusun oleh : Eka Rosani 2013-33-034 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: annisa-succi-utami

Post on 04-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Askep komunitas

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. K DI RT 04 RW 11 KEL. SINDANG SARI KEC. PASAR KEMIS TANGERANGMata kuliah Komunitas 1

Disusun oleh :

Eka Rosani2013-33-034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ESA UNGGULJAKARTA2015

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGAI. Data Umuma. Nama KK : Tn. Kb. Usia: 44 Tahunc. Pekerjaan KK: Peg. Swastad. Pendidikan KK: STMe. Alamat: Perum Taman Walet SA 6 No.10, Tangerangf. Nomer Telepon: 081386579757g. Tipe Keluarga: Keluarga Besarh. Komposisi Keluarga: Ayah, ibu, dan 1 orang anaki. NoNamaJKTgl LahirHubunganPendidikanPekerjaan

1Tn. KL5 Mei 1970SuamiSTMPeg. Swasta

2Ny.YP1 Juli 1968IstriSMAIRT

3Nn. EP3 Juni 1995AnakSMKMahasiswa

j. Latar BelakangTn.K berasal dari suku Lampung dengan keturunan yang masih kedalam suku Jawa Tengah, kemudian beliau menikah dengan Ny.Y yang berasal dari suku dan keturunan suku yang sama dengan Tn.K. Sehingga setiap hari mereka menggunakan bahasa Jawa Tengah dan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi antar satu sama lain.k. Identitas ReligiousKeluarga Tn.K menganut agama Islam dan keluarga ini juga aktif dalam acara keagamaan di lingkungan sekitas rumah.l. Status EkonomiKeluarga Tn. K termasuk keluarga dengan status ekonomi menengah dengan penghasilan keluarga kurang lebih Rp 3.000.000 Rp 3.500.000 per bulan.

1. Aktivitas Rekreasi Waktu LuangKeluarga Tn.K mengatakan ketika mempunyai waktu luang, mereka menyempatkan diri untuk pergi ke tempat rekreasi dan belanja bersama dengan semua anggota keluarga.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluargaa) Tahap perkembangan keluarga saat iniPada saat ini keluarga Tn. K berada pada tahap perkembangan dimana belum ada keluarga dengan usia lanjut dan masih dalam usia produktif.b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhiKeluarga belum melalui semua tahap perkembangan keluarga.c) Riwayat keluarga inti: Riwayat penyakit keturunan: dalam keluarga Tn.K tidak ada yang menderita penyakit keturunan. Riwayat status kesehatan masing-masing anggota keluarga: pada saat dilakukan pengkajian, ada anggota keluarga yang sakit yakni Ny. Y (istri) menderita penyakit gastritis. Tn. K (KK) dan Nn. E (anak) dalam keadaan sehat.

3. Data Lingkungana. Karakteristik rumah Luas rumah : 10 x 6 meter Tipe rumah : permanen Jumlah ruangan : 5, terdiri dari 2 kamar tidur , 1 ruang tamu dan 1 dapur. 1 kamar mandi. Ventilasi rumah telah memenuhi syarat kesehatan. Tapi bagian kamar utama jendela jarang di buka, walaupun cahaya matahari masih dapat masuk dengan baik. Bahan dasar lantai semen. Kamar mandi : kurang bersih. Rumah tidak memiliki halaman tapi ada lapangan badminton + volley yang limayan luas di depan rumah dan keluarga memiliki tempat sampah pribadi dibagian sebrang jalan didepan rumah. Peralatan perabotan rumah tangga : pengaturan barang barang rumah tidak teratur Jarak septic tank dengan sumber air (sumur) yang digunakan : > 10 meter Sumber air minum yang digunakan : air sumur jetpam Denah rumah :

Denah Rumah Keluarga Tn. K

56Keterangan :1. Teras depan2. Ruang tamu43. Kamar tidur utama4. Dapur5. Kamar tidur 26. Kamar mandi, WC23

1

b. Karakteristik tetangga dan komunitas Keluarga Tn. K hidup dilingkungan tempat tinggal yang merupakan daerah perkotaan (Perumahan) . Sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat tinggal dari Tn. K adalah penududuk perantauan dari berbagai daerah di Indonesia, dan bekerja sebagai buruh harian dan wiraswasta. Interaksi antara warga banyak dilakukan pada sore dan malam hari karena pada siang hari umumya bekerja. Keadaan tempat tinggal dan jalan raya terpelihara dengan baik. Pengangkutan sampah tempat tinggal ada setiap seminggu sekali. Tidak ada polusi udara yang berasal dari tetangga di samping rumah keluarga. Kelas sosial rata-rata sedang artinya tidak kekurangan tetapi juga tidak berlebihan (biasa-biasa saja). Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial yang ada dalam lingkungan adalah rumah ibadah (mesjid), sekolah TK dan SD dan komunitas seperti Posyandu (ada) tepat di depan rumah, tempat rekreasi tidak ada dan kasus kriminal yang terjadi di komunitas 6 bulan terakhir tidak ada. c. Mobilitas gegrafis keluargaKeluarga Tn. K sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak berumah tangga sampai sekarang. d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatKeluarga Tn. K termasuk anggota masyarakat yang lumayan aktif dalam mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat seperti kerja bakti yang dilakukan 1 minggu sekali, keluarga dengan lingkungan disekitarnya tampak saling berinteraksi dengan baik.e. Sistem pendukung keluarga Keluarga Tn.K 3 orang terdiri dari suami, istri, dan 1 oarang anak. Fasilitas kesehatan yang dekat dapat menunjang kesehatan keluarga.

4. Struktur Keluargaa. Pola komunikasi keluargaAntar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, pembuat keputusan adalah kepala keluarga tetapi tidak menutup kemungkinan anggota keluarga yang lain sebagai pengambil keputusan karena segala permasalahan dipecahkan dengan cara musyawarah yang mengatur disiplin dan aktivitas anak adalah orang tua.b. Struktur kekuatan keluargaKeluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami istri dan 1 orang anak dan saling perhatian.c. Struktur peran (formal dan informal) Tn. K sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam mencari nafkah. Ny. Y sebagi istri dan sebagai ibu rumah tangga. Nn. E sebagai anak yang masih belajat di perguruan tinggi.d. Nilai dan norma keluargaNilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama Islam yang dianutnya serta norma masyarakat disekitarnya.

5. Fungsi Keluargaa. Fungsi Afektif KeluargaKeluarga Tn. K cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga serta mengatakan bersyukur karena masih mempunyai orang-orang yang sangat dicintai. b. Fungsi SosialisasiKeluarga Tn. K selalu mengajarkan dan menanamkan prilaku sosial yang baik. Dan dalam berinteraksi dengan keluarganya sangat baik karena selalu menjaga komunikasi mereka.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarganya Kemampuan menghasilkan keputusan mengenai tindakan kesehatan Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan keluargad. Fungsi ekonomiTn. K bekerja sebagai peg. swasta untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari dan klien mengatakan pendapatan keluarga sudah cukup sesuai dengan kebutuhan keluarga yang ditambah dengan tabungan.e. Fungsi ReproduksiKeluarga Tn. K hanya memiliki 1 orang anak dan tidak berencana untuk memiliki anak lagi. Ny. Y mengatakan saat belum mempunyai anak beliau sempat memakai alat kontraspsi pil KB, namun saat sudah memiliki anak, Ny. Y mengganti alat kontrasepsinya menggunakan KB Kalender hingga sekarang.

6. Stress dan Koping Keluarga Stress jangka pendek dan panjangDalam hubungan sosialnya, biasa terjadi masalah kecil tetapi keluarga mampu menyelesaikan sendiri, sehingga hal itu tidak menimbulkan ketegangan antar keluarga. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressorKeluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang obyektif dan realistis terhadap situasi yang mengandung stress, mampu melihat dan menempatkan situasi dan kondisi yang tepat. Strategi koping yang digunakanJika keluarga menghadapi situasi yang penuh stress keluarga menghadapi dengan penuh kesabaran. Strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah musyawarah dengan anggota keluarga.

7. Harapan KeluargaKeluarga Tn. K berharap agar semua anggota keluarga sehat walafiat khususnya Ny. Y supaya cepat sembuh dan bisa memenuhi kebutuhan hidup, hidup tenang, aman, dan tentram, bisa membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warahmah dan bisa mendapatkan bantuan baik fisik maupun dari perawat dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta dapat memperoleh bantuan dana sehat dari pemerintah.

Eco MapBekerjaKesenian

Belanja

Ny. R80 thNy. S76 th

Bergaul dengan masyarakatTn. K44 thOlahragaTn. M71 thTn. R82 th

Ny. Y46 thGastritis

Nn. E19 thRekreasiBeribadah

Arisan

PengajianRS/PuskesmasKuliah

Keterangan :

: Laki-laki: Positif: TinggalBersama

: Perempuan : Negatif

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN1. Identitasa. Identitas KlienNama: Ny. YUmur: 46 TahunAgama: IslamBahasa: IndonesiaTanggal MRS: 1 Maret 2014Tanggal Pengkajian: 4 Maret 2014b. Identitas Penanggung JawabNama: Tn. KPendidikan: STMUmur: 44 TahunPekerjaan: Peg. SwastaAlamat: Perum Taman Walet SA 6 No. 10Hub. Dengan Pasien: Suami

2. Riwayat Kesehatana. Keluhan UtamaSuami pasien mengatakan nyeri di bagian ulu hati, mual muntah, serta lemas dari 2 hari yang lalu.b. Riwayat Kesehatan SekarangSuami pasien mengeluh, pasien mengalami nyeri di bagian ulu hati mual muntah, lemas, serta tidak nafsu makan sejak 2 hari yang lalu. Pasien diminumkan obat maag tapi tidak mempan dan pasien masih tetap mengeluh sakit serta lemas, hanya saja rasa mual dan muntahnya saja yang sedikit berkurang.

c. Riwayat Kesehatan Masa LaluKeluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah di rawat di Rumah Sakit.d. Riwayat Kesehatan KeluargaKeluarga pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya, tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang diderita oleh pasien.

3. Activitas Daily Living

NoJenis AktivitasDirumahDirumah Sakit

1Nutrisi Makan Frekuensi

Jenis makanan Porsi makanan Kesulitan Minum Frekuensi Jenis air minum

KesulitanNasi

3x/harikadang 2x/hariNasi1 porsiTidak ada

8 gelas / hariAir mineral & kopi

Tidak adaBubur

3x/hari

Bubur1/3 porsiMual

6 gelas / hariAir mineral

Mual

2Personal Hyginie Frekuensi mandi Sikat gigi Frekuensi keramas2x / hari2x / hari2x / minggu2x / hari2x / hariTidak ada

3Eliminasi Eliminasi Feses Warna feses Konsistensi feses Kelainan Frekuensi Eliminasi Urine Konsistnsi urine Kelainan

KuningLembekTidak ada2x / hari

CairTidak ada

KuningLembekTidak adaTidak tentu

CairTidak ada

4Istirahat / Tidur Mulai tidur

Lamanya tidur Sering terjagaTidak tentu

7-8 jamTidak tentuPukul 20.00 WIB

Tidak tentuSering terjaga

4. Kesadaran Umuma. Tingkat kesadaranb. TTV ( Kamis, 4 Maret 2010) TD: 130/80 mmHg Suhu: 370C Nadi: 85x / menit RR: 22x / menitc. Penampilan Umum: Bersih

5. Pemeriksaan FisikPemeriksaanNy. Y

KEPALA :Rambut

Mata

Hidung

Telinga

Gigi mulutHitam dan bersih, ada uban dan tidak mudah dicabut, bentuk simetris.

Reaksi/akomodasi cahaya baik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada nyeri tekan, pupil baik.

Fungsi penciuman baik, dan bentuknya juga simetris (tidak ada kelainan).

Fungsi bai, bentuk simetris, keadaan cukup bersih, dan tidak ada kelainan.

Kondisi gigi kurang bersih (terdapat beberapa karang gigi), keadaan mulut dan lidah cukup bersih.

LEHER :TonsilKelenjarTidak ada pembesaran tosil dan vena jungularis.

DADA :Jantung

Paru

Bentuk dadaGerakanSimetris Nadi teraba,tidak ada peningkatan vena jungularis dan tidak ada bunyi tambahan.

Pola napas eupnea frekiensi napas 19x/menit.Simetris, tidak ada penggunaan otot bantu.

PERUT :Bising ususNyeri TekanSimetris, busung usus 4x/i, tidak ada distensi abdomen.

KULIT :TurgorTurgor kulit baik.

EXTREMITAS :GerakanKelainanKedua ektremitas baik atas dan bawah dapat digerakkan, serta tidak ada kelainan.

6. Data Penunjang Tanggal 6 Maret 20141. Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernahmelewati mukosa muskularis.2. Biopsi mukosa lambung.3. Analisa cairan lambung :untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada kliendengan gastritis kronik.4. Pemeriksaan barium5. Radiologi abdomen6. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untukperdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.7. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa penyebab / sisi lesi..8. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.

PENGOBATANa) Tanggal 2 Nopember 2014 Inf RL / D5% 28 tpm Ranitidin 1 amp / 12 jam (antasida) Antrain 1 amp / 8 jam (analgetik) Dexanta syr 3 x 2 cth (antipiretik)b) Tanggal 3 Nopember 2014 Inf D5% 28 tpm Ranitidin 1 amp / 12 jam (antasida) Dexanta syr 3 x 1 cth (antipiretik)c) Tanggal 4 Febuari 2011 Inf D5% 28 tpm

ANALISA DATA

Nama : Ny. YUmur : 46 TahunNO.PENGKAJIANETIOLOGIMASALAH

1.DS:1.Ny. Y mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar2.Ny. Y mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di tekan3 Ny. Y mengeluh sering merasa mual dan muntahDO:1.Diagnosa medis dari Ny. Y adalah gastritis2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Ny. YPeradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)Gangguan rasa nyaman(Nyeri)

2.DS :1.Ny. Y sering merasa mual dan muntah sehingga banyak cairan yang keluar dan membuatnya lemas2 Ny. Y mengatakan kalau dia hilang selera makan3.Ny. Y sering merasa kenyangDO :1.Diagnosa Medis dari Ny. Y adalah Gastritis2.Ny. Y tampak lemah dan tidakberenergi3.Kesadaran Ny. Y ComposmentisPemenuhan cairan dan nutrisi tidak adekuatGangguan pemenuhan cairan dan gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh

3.DS:1.Ny. Y mengatakan feses keras dan jarang berolahragaDO:1.Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah2.Auskultasi pada abdomen:peristaltik 4x/mnt3.tidurkarena perut terasa sakit saatbergerakKurang aktivitasKonstipasi

Prioritas Gangguan Kesehatan1. Gangguan rasa nyaman(Nyeri)2. Gangguan pemenuhan cairan dan gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh3. Konstipasi

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

A. PENGKAJIAN1. BiodataPada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.2. Keluhan utamaSelama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan gejala pada pasien. Kaji apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual, muntah.3. Riwayat penyakit sekarangKaji apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah makan, setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi, atau setelah mencerna obat tertentu atau alcohol.4. Riwayat penyakit dahuluKaji apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat. Kaji adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung.5. Riwayat kesehatan keluargaKaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis, kelebihan diet atau diet sembarang.6. Aktivitas / IstirahatGejala : kelemahan, kelelahanTanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)7. SirkulasiGejala :- hipotensi (termasuk postural)- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)-kelemahan / nadi perifer lemah- pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi)- warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)- kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)8. Integritas egoGejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya.Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.9. EliminasiGejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.Tanda : nyeri tekan abdomen, distensiBunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).Haluaran urine : menurun, pekat.10. Makanan / CairanGejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual / muntahTanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah.11. NeurosensiGejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

12. Nyeri / KenyamananGejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.13. KeamananGejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASATanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal)14. Penyuluhan / PembelajaranGejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Doengoes, 1999, hal: 455).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien mengeluh tidak mau makan.2. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah.3. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai dengan klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri.4. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.5. Kurang pengetahuan b.d ketidakadekuatan informasi pelaksanaan diet dan faktor pencetus iritan pada mukosa lambung.6. Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan klien tampak gelisah.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai dengan klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeriTujuan : Nyeri berkurang atau terkontrol.Intervensi :a) Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10).R/ Nyeri tidak selalu ada, tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya.b) Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau yang menurunkan nyeri.R/ Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.c) Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi.R/ Makanan mempunyai efek penetralisis asam, juga menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.d) Identifikasi dan batasi makanan yang dapat menimbulkan iritasi lambung.R/ Makanan tersebut dapat meningkatkan iritasi lambung sehingga nyeri meningkat.e) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, mis: analgesik dan antasida.R/ Analgesik dapat menghilangkan nyeri dan antasida dapat menurunkan keasaman gaster dengan absorpsi atau netralisis zat kimia.

2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien mengeluh tidak mau makanTujuan : Menghindari makanan pengiritasi atau minuman yang mengandung kafein dan alkohol.Intervensi :a) Catat masukan nutrisi.R/ Mengidentifikasi kebutuhan diet.b) Berikan perawatan oral teratur.R/ Mencegah ketidaknyamanan karena mulut kering dan berbau.c) Auskultasi bunyi usus dan catat pasase flatus.R/ Peristaltik kembali normal menunjukkan kesiapan untuk memulai makanan yang lain.d) Catat berat badan saat masuk dan bandingkan dengan saat berikutnya.R/ Memberikan informasi tentang keadekuatan masukan diet atau penentuan kebutuhan nutrisi.e) Kolaborasi pemberian protein sesuai indikasi.R/ Protein tambahan dapat membantu perbaikan dan penyembuhan.3. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntahTujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh membran mukosa lembab, turgor kulit baik.Intervensi:a) Awasi masukan dan haluaran, karakter dan frekuensi muntah.R/ Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan.b) Kaji tanda-tanda vital.R/ Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi.c) Ukur berat badan tiap hari.R/ Indikator cairan status nutrisi.d) Kolaborasi pemberian antiemetik pada keadaan akut.R/ Mengontrol mual dan muntah pada keadaan akut.4. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.Tujuan : Keterbatasan aktifitas teratasi.Intervensi :a) Tingkatkan tirah baring atau duduk,b) berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, c) batasi pengunjung,d) dorong penggunaan tekhnik relaksasi,e) kaji nyeri tekan pada gaster,f) berikan obat sesuai dengan indikasi.5. Kurang pengetahuan b.d ketidakadekuatan informasi pelaksanaan diet dan faktor pencetus iritan pada mukosa lambungTujuan : Dalam waktu 1x24 jam pasien mampu melaksanakan apa yang telah diinformasikan.a) Kaji kemampuan pasien untuk mengikuti pembelajaran (tingkat kecemasan,kelemahan umun,pengetahuan pasien sebelumnya,dan suasana yang tepat)R/ Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik,dan lingkungan yang kondusifb) Jelaskan tentang proses terjadinya gastritis akut sampai menimbulkan keluhan pada pasienR/ Pengetahuan pasien tentang gastritis dievaluasi sehingga rencana penyuluhan dapat bersifat individual.Diet diberikan dan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kalori harian,makanan yang disukai serta pola makanc) Bantu pasien mengidentifikasi agen iritanR/ Meningkatkan partisipasi pasien dalam program pengobatan dan mencegah klien untuk kontak kembali dengan agen iritan lambung.d) Hindari dan beri daftar agen-agen iritan yang menjadi predisposisi timbulnya keluhanR/Pasien diberi daftar agen-agen iritan untuk dihindari (misal:kafein,nikotin,bumbu pedas,pengiritasi atau makanan sangat merangsang,dan alcohole) Tekankan pentingnya mempertahankan intake nutrisi yang mengandung protein dan kalori yang tinggi,serta intake cairan yang cukup setiap hariR/ Diet TKTP dan cairan yang adekuat memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik tubuh.Pendidikan kesehatan tentang hal tersebut meningkatan kemandirian pasien dalam perawatan penyakitnya.6. Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan klien tampak gelisahTujuan : Ansietas teratasi/berkurang.Intervensi :a) Catat petunjuk perilaku, mis: gelisah, peka rangsang.R/ Indikator derajat ansietas.b) Motivasi menyatakan pernyataan, berikan umpan balik.R/ Membuat hubungan terapeutik, membantu pasien/orang terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress.c) Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan yang dipersepsikan orang lain.R/ Validasi bahwa perasaan normal dapat membantu menurunkan stress.d) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku koping yang digunakan pada masa lalu.R/ Perilaku yang berhasil dapat diikutkan pada penerimaan masalah saat ini, meningkatkan rasa kontrol dingin pasien.e) Bantu pasien belajar mekanisme koping yang efektif.R/ Belajar cara memecahkan masalah dapat membantu dalam menurunkan stress dan ansietas.

D. PELAKSANAANPrinsip-prinsip pelaksanaan rencana asuhan keperawatan pada pasien gastritis1. Mengurangi rasa nyeri tekan terutama nyeri di daerah ulu hahati pasien.2. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.3. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan cairan pasien.4. Mempertahankan rasa nyaman pasien.5. Mengurangi kecemasan pasien.

E. EVALUASIa. Nyeri epigastrium berkurang atau teradaptasib. Asupan nutrisi terpenuhic. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit tidak terjadid. Aktivitas telah kembali normale. Tingkat kecemasan berkurang

TEORI-TEORI DAN KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

A. Orientasi pada SistemModel Sistem Keperawatan Kesehatan Betty NeumanSistem yang digunakan dalam model sistem keperawatan kesehatan Betty Neuman adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis, variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem pada teori sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Model memandang individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional, model fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi).Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem unik dengan respon berbeda, kurang pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, spiritual). Individu dalam memberikan respon harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal dan eksternal dapat merupakan penyebab stress, untuk itu individu akan bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri. Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu mengidentifikasi faktor resiko dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan aktifitas pendidikan kesehatan. Pencegahan sekunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika terjadi masalah, perawat berperan sebagai Early Case Finding, pengobatan setelah pasien terdiagnosa mengidap suatu penyakit. Pencegahan tersier yaitu mempertahankan kesehatan, perawat membantu dengan adaptasi dan reduksi untuk mencegah komplikasi, asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan mengurangi reaksi tubuh akibat stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier.

B. Orientasi Perkembangan Dorothe E. Orem (Teori Orem)Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya :1. Perawatan Diri Sendiri (self care)Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan ; kedua,self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.2. Self Care DefisitMerupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care: Tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain. Memberikan petunjuk dan pengarahan. Memberikan dukungan fisik dan psychologis. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal. Pendidikan.Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu: Membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat keluarga dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan. Bertanggung jawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat. Menjelaskan, memberikan dan melindungi keluarga secara langsung dalam bentuk keperawatan. Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang diberikan : nursing agency dengan menggunakan nursing system.

Menurut Orem fungsi utama keluarga adalah:a. Sosialisasi pada seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care) dan dependent care agents.b. Pemenuhan therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan strategi perkembangan untuk memenuhi kebutuhan.c. Menyadari perubahan-perubahan dalam individu-individu dan lingkungand. Pengetahuan terhadap dampak dari kondisi perubahan status kesehatan pada anggota keluarga.e. Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self care demand pada anggota keluarga dan ketrampilan serta motivasi untuk memenuhinya.f. Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga dalam therapeutic self care demand dan kemampuan self care pada masing-masing individu anggota keluarga.g. Memiliki upaya untuk mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk memenuhi therapeutic self care demand dan kebutuhan perawatan kesehatan pada setiap anggota keluarga.h. Mengintegrasikan aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam perencanaan yang memuaskan pada kehidupan dan perkembangan keluarga.

Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Keluarga1. Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan Langkah pertama dalam disain nursing system untuk unit multiperson pelayanan harus ditentukan apakah: peran anggota, eksistensi, hubungan perubahan, elemen-elemen dan system self care yang adekuat, dan komunikasi antara system individu dan aspek lain dalam kehidupan sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit.2. Operasional DiagnosisKetika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang berhubungan dengan elemen system keluarga adalah apakah dan bagaimana kondisi factor-faktor requisite pasien, metode untuk memenuhi self care requisite dan self care agency? Dapatkah, haruskah dan akankah keluarga merawat pasien?.3. Dependent Care Unit sebagai unit pelayananPengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi dasar yang berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan respon anggota keluarga terhadap caregiver. Ini penting untuk membedakan keluarga sebagai factor yang merupakan kondisi system dependent care dari keluarga sebagai unit servis, karena sasaran utama perawatan dalam dependent care system adalah therapeutic self care demand pada seseorang yang bergantung bukan terhadap semua anggota keluarga.

4. Keluarga sebagai unit pelayananKondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh tindakan untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care / dependen care pada anggota keluarga ( criteria kondisi internal ) Biasanya diawali keputusan perawat tentang kondisi yang menjelaskan identifikasi unit multi person meliputi : kebutuhan melindungi dan mencegah regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap sumber sumber. Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan therapeutic self care demand untuk masing-masing anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan dependen care agency untuk masing masing anggota keluarga dan system searah ( adekuat ), dalam memenuhi therapeutic self care demand keluarga dalam konteks system keluarga.

Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:a. Pola dan Proses KomunikasiKomunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima.Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:1) Karakteristik pengirim yang berfungsi Yakin ketika menyampaikan pendapat Jelas dan berkualitas Meminta feedback Menerima feedback2) Pengirim yang tidak berfungsi Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif) Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk, normal/tidak normal, misal: kamu ini bandel, kamu harus Tidak mampu mengemukakan kebutuhan Komunikasi yang tidak sesuai3) Karakteristik penerima yang berfungsi Mendengarkan dengan baik Memberikan feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman) Memvalidasi4) Penerima yang tidak berfungsi Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar Diskualifikasi, contoh : iya dech..tapi. Offensive (menyerang bersifat negatif) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi) Kurang memvalidasi5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira Komunikasi terbuka dan jujur Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga Konflik keluarga dan penyelesaiannya6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi Kurang empati Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri Tidak mampu memfokuskan pada satu isu Komunikasi tertutup Bersifat negative Mengembangkan gossipb. Struktur PeranPeran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak. Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.c. Struktur KekuatanKekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.Tipe struktur kekuatan: Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak) Referent power (seseorang yang ditiru) Resource or expert power (pendapat ahli) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang akan diterima) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual).d. Nilai-nilai keluargaNilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

1. Fungsi KeluargaFriedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:a. Fungsi afektif dan kopingKeluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.b. Fungsi sosialisasiKeluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.c. Fungsi reproduksiKeluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.d. Fungsi ekonomiKeluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakate. Fungsi fisikKeluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.