penggunaan teknologi informasi dalam cyber terrorism

19
PENDAHULUAN Kejahatan (crime) merupakan perkembangan kehidupan masyarakat, yang secara langsung maupun tidak atau sedang menggugat kondisi masyarakat, bahwa di dalam kehidupan masyarakat niscaya ada celah kerawanan yang potensial melahirkan individu-individu berperilaku menyimpang. Di dalam diri masyarakat ada pergulatan kepentingan yang tidak selalu dipenuhi dengan jalan yang benar, artinya ada cara-cara tidak benar dan melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang guna memenuhi kepentingannya. Ancaman kejahatan lintas negara, transnasional, telah menjadi salah satu keprihatinan utama dunia. Kawasan Asia Tenggara atau Asia Timur, di dalamnya termasuk Indonesia secara keseluruhan tergolong rawan terhadap ancaman kejahatan transnasional, seperti gerakan terorisme, sindikat narkoba, penjualan senjata gelap, perompakan di laut, mafia pencucian uang, dan kejahatan melalui internet (cyber crime).

Upload: supriyadicfc

Post on 18-Aug-2015

103 views

Category:

Internet


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUANKejahatan (crime) merupakan perkembangan

kehidupan masyarakat, yang secara langsung maupun tidak atau sedang menggugat kondisi masyarakat, bahwa di dalam kehidupan masyarakat niscaya ada celah kerawanan yang potensial melahirkan individu-individu berperilaku menyimpang. Di dalam diri masyarakat ada pergulatan kepentingan yang tidak selalu dipenuhi dengan jalan yang benar, artinya ada cara-cara tidak benar dan melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang guna memenuhi kepentingannya.  Ancaman kejahatan lintas negara, transnasional, telah menjadi salah satu keprihatinan utama dunia. Kawasan Asia Tenggara atau Asia Timur, di dalamnya termasuk Indonesia secara keseluruhan tergolong rawan terhadap ancaman kejahatan transnasional, seperti gerakan terorisme, sindikat narkoba, penjualan senjata gelap, perompakan di laut, mafia pencucian uang, dan kejahatan melalui internet (cyber crime).

Secara umum pengertian cyber terrorism adalah “suatu bentuk kegiatan terencana yang termotivasi secara politis yang berupa serangan terhadap informasi, sistim komputer, program komputer dan data sehingga mengakibatkan kerugian besar serta jatuhnya korban tak berdosa yang dilakukan oleh satu kelompok grup atau perorangan.”.

PENGERTIAN CYBER TERRORISM

Bentuk terorisme beralih dari terorisme yang dilakukan didunia nyata (fisik) kedalam bentuk terorisme melalui dunia maya (cyber). Internet digunakan untuk merancang dan melaksanakan serangan terhadap objek-objek sasaran didunia nyata yang memiliki hubungan sistem komputer di mana target dan kerusakan terjadi didunia nyata .

UMUM

Secara garis besar, Cyber terrorism dapat dibagi menjadi dua bentuk atau karakteristik, yaitu sebagai berikut :

• Cyber terrorism yang memiliki karakteristik sebagai tindakan teror terhadap sistem komputer, jaringan, dan/atau basis data dan informasi yang tersimpan didalam komputer.

• Cyber terrorism berkarakter untuk pemanfaatan Internet untuk keperluan organisasi dan juga berfungsi sebagai media teror kepada pemerintah dan masyarakat.

Karakteristik Cyber terrorism

• Unauthorized Access to Computer System dan Service.

Merupakan kajahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer.

• Cardingmerupakan tindakan memanfaatkan kartu kredit orang

lain untuk berbelanja di toko-toko online guna membeli peralatan terrorisme dan pembiayaan operasional.

• EmailTeroris dapat menggunakan email untuk menteror,

mengancam dan menipu, sapmming dan menyebar virus ganas yang fatal, menyampaikan pesan terhadap kelompok lain.

• Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan

internet untuk melakukan keegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran.

Bentuk-bentuk Cyber terrorism

Lanjutan....

• Cyber Sabotage and Kejahatan ini dilakukan dengan membuat

gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung internet.

• Phreakermerupakan Phone Freaker yaitu kelompok yang

berusaha mempelajari dan menjelajah seluruh aspek sistem telepon misalnya melalui nada-nada frekuensi tinggi (system multy frequency).

• Hackinguntuk merusak sistem dilakukan melalui tahap

mencari sistem komputer (foot printing) dan mengumpulkan informasi untuk menyusup seperti mencari pintu masuk (scanning). Setelah menyusup, penjelajahan sistem dan mencari akses ke seluruh bagian (enumeration) pun dilakukan. Kemudian para hacker membuat backdoor dan menghilangkan jejak.

Motif dilakukannya cyberte rrorism menurut Zhang ada lima sebab, yaitu :

• Psychological WarfareMotif ini tidak berbeda dengan motif terorisme

konvensional, dimana sasaran utama terorisme adalah menimbulkan rasa ketakutan dalam masyarakat.

• Propagandakelompok teroris dapat melakukan propaganda

tanpa banyak hambatan seperti sensor informasi, karena sifat Internet yang terbuka, upaya ini jauh lebih efektif.

• Fundraisingkhususnya tindakan penyadapan dan

pengambilalihan harta pihak lain untuk kepentingan organisasi teroris telah menjadi motif utama dari cyberterrorism.

Motif dilakukannya Cyber terrorism

Lanjutan.....

• CommunicationKelompok teroris telah secara aktif

memanfaatkan Internet sebagai media komunikasi yang efektif dan jauh lebih aman dibandingkan komunikasi konvensional.

• Information GatheringKelompok teroris memiliki kepentingan

terhadap pengumpulan informasi untuk keperluan teror, seperti informasi mengenai sasaran teror.

• Spoofingyaitu sebuah bentuk kegiatan pemalsuan

User untuk login kedalam satu jaringan komputer seolah-olah seperti user yang asli.

• Scannermerupakan sebuah program yang secara

otomatis akan mendeteksi kelemahan (security weaknesses) sebuah komputer di jaringan komputer lokal (local host) ataupun jaringan komputer dengan lokasi berjauhan (remote host).

• Snifferadalah kata lain dari Network Analyser

yang berfungsi sebagai alat untuk memonitor jaringan komputer

CARA KERJA PARA CYBER TERRORISM

• Password Crackeradalah sebuah program yang dapat

membuka enkripsi sebuah password atau sebaliknya malah dapat mematikan sistim pengamanan password itu sendiri.

• Destructive Devicesmerupakan sekumpulan program-

program virus yang dibuat khusus untuk melakukan penghancuran data-data

Lanjutan.....

• Mengalahkan organisasi teroris dengan menghancurkan persembunyiannya, pemimpinnya, komando, kontrol, komunikasi, serta dukungan materi dan keuangan; kemudian mengadakan kerjasama dan mengembangkan kemitraan baik dari dalam dan luar negeri untuk mengisolasi teroris; mendorong instansi terkait untuk mengembangkan upaya penegak hukum dengan didukung intelejen dan instansi terkait lainnya serta mengembangkan mekanisme penanganan aksi teror dalam suatu sistem terpadu dan koordinasi yang efektif.

• Meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan semua komponen bangsa terhadap ancaman terorisme untuk mencegah dijadikannya wilayah tanah air Indonesia sebagai tempat persembunyian para teroris dan tempat tumbuh suburnya ideologi terorisme.

• Menghilangkan faktor – faktor korelatif yang dapat dieksploitasi menjadi alasan pembenar aksi teroris seperti kesenjangan sosial, kemiskinan, konflik politik dari SARA.

• Melindungi bangsa, warga negara dan kepentingan nasional.

Strategi Nasional Pemberantas Terorisme

• SATAN (Security Administrator’s Tool for Analysing Network), peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan analisa sistim jaringan komputer secara menyeluruh sehingga performance sekaligus titik kelemahan dari jaringan komputer tersebut dapat diketahui.

• TCP Wrapper untuk memonitor jaringan komputer (trafficking) terutama dalam hal lalu lintas paket data dalam jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP (internet protocol) sehingga paket data yang lewat dapat dipantau dengan baik.

• Crack untuk melakukan password security testing dimana manfaatnya untuk mengetahui kelemahan dari password para pengguna, karena tidak semua pengguna tahu cara membuat password yang aman. Bahkan ada yang tidak menggunakannya sama sekali.

• Firewall, adalah sebuah sistim proteksi untuk melaksanakan pengawasan lalu lintas paket data yang menuju atau meninggalkan sebuah jaringan komputer. Sehingga paket data yang telah diperiksa dapat diterima atau ditolak bahkan dimodifikasi terlebih dahulu sebelum memasuki atau meninggalkan jaringan tersebut.

Peralatan Penangkal Cyber Terrorism

Beberapa waktu lalu di tahun 2004, Kepolisian RI berhasil menangkap pelaku pembuat situs yang ditengarai merupakan situs yang digunakan oleh Kelompok Jaringan teroris di Indonesia untuk melakukan propaganda terorisme melalui Internet. Berawal dari kasus Bom Bali I  pada tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy’s Pub dan Sari Club (SC)di Jalan Legian, Kuta, Bali, tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut.

Imam Samudra tereksekusi mati kasus peledakan Bom Bali I (2002), yang mana Imam Samudra kala itu ternyata masih sempat mengendalikan jaringannya dengan seperangkat notebook saat masih ditahan di Lembaga Permasyarakatan Krobokan di Denpasar Bali. Imam mulai aktif di dunia maya menjelang peledakan Bom Bali II  tahun 2005, sejak Juli 2005 hingga dipindah ke Nusa Kambangan.

ANALISA KASUS

Dari penyelidikan kepolisian, polisi akhirnya menangkap dua tersangka cyber terorism, yang selama ini membantu pengelolaan jaringan terorisme melalui internet. Keduanya yakni Agung Setyadi dan Mohammad Agung Prabowo alias Max Fiderman di Semarang, Jawa Tengah. Bersama mereka disita barang bukti, yaitu satu unit notebook, dua ponsel dan tiga SIM card, satu flash disk, satu unit bluetooth USB, dua unit hardisk, enam keping CD milik Agung Setyadi, satu box CD milik Max, dua buku tabungan Bank BNI, kartu garansi notebook milik Imam Samudra, dan beberapa eksemplar dokumen.

Max merupakan pihak yang selama ini banyak memberikan bimbingan teknologi kepada Agung Setyadi dan Imam Samudra. Max terkenal akan kemampuannya dalam carding, cracking, dan hacking. Di sini telah terjadi pergeseran modus operandi dalam penggalangan dana untuk aksi terorisme mereka. Dulu sempat diduga mendapat dari kucuran dana Al Qaeda, lalu dengan merampok. Kini, penggalangan dana dengan memanfaatkan kemampuan teknologi informasi (internet). Meski demikian, polisi belum dapat memprediksi berapa besar dana yang berhasil diperoleh pelaku teror melalui cyber crime. Domain situs teroris http://www.anshar.net dibeli dari kartu kredit curian (hasil carding)., ”Max Fiderman” menggunakan Matrix untuk online, IP Address–nya adalah 202.152.162.x dan 202.93.x. Matrix adalah salah satu jenis kartu telepon seluler GSM pascabayar yang dikeluarkan oleh PT. Indosat.

Lanjutan.....

Imam Samudra menggunakan nama sandi Al Irhab di dunia maya. Setelah memperoleh notebook di penjara, Imam Samudra bertemu dengan Max saat chatting di provider MiRC melalui channel cafeislam dan ahlussunah. Max sempat hendak dibaiat, namun dia menolak. Secara ideologis, Max bukan tipe yang taat atau fanatik. Namun, dia bersedia membimbing dan membantu secara teknologi saja. Itu kepuasan Max sebagai seorang hacker. Max sempat juga berperan dalam penggarapan situs www.anshar.net atas permintaan Noordin M.Top. Max diminta untuk mendaftarkan hosting situs tersebut di www.openhosting.co.uk (Inggris) dengan biaya 300 poundsterling. Max lalu juga mendaftarkan domainnya di www.joker.com (Jerman) dengan biaya 60 dollar Amerika. Ongkos itu, menurut seorang penyidik, diperolehnya dengan kejahatan carding. Max selama ini melakukan kejahatan carding untuk membiayai sekolahnya serta biaya di warung internet.

Domain situs teroris http://www.anshar.net dibeli dari kartu kredit curian (hasil carding)., ”Max Fiderman” menggunakan Matrix untuk online, IP Address–nya adalah 202.152.162.x dan 202.93.x. Matrix adalah salah satu jenis kartu telepon seluler GSM pascabayar yang dikeluarkan oleh PT. Indosat.

Lanjutan.....

Terdakwa pembuat situs diancam hukuman UU RI No.15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, pencurian dan pemalsuan identitas.

Pasal 363 tentang Pencurian yaitu “Barang siapa mengambil suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud dimiliki dengan melawan hukum, diancam karena pencurian dengan penjara pidana paling lama 5 tahun atau denda paling banyak sembilan ratus rupiah.”

Pasal 263 tentang Pemalsuan Identitas yaitu : "Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menerbitkan sesuatu hak, sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan hutang, atau boleh dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh otang lain, menggunkan surat-surat itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, maka bila mempergunakannya akan dapat mendatangkan sesuatu kerugian, karena pemalsuan surat, dengan hukuman penjara selama-lamanya enam tahun"

Penyelesaian Kasus ( Pembuatan situs jaringan teroris dalam kasus Bom Bali ) Cyber Terrorism

Terdakwa pembuat situs diancam hukuman UU RI No.15 Thn 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Penggunaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, belum berlaku untuk kasus ini, karena pada tahun 2004, belum adanya pengesahan untuk Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.

UU RI No.15 Thn 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya jika ingin menjerat pelaku tindak pidana cyber terrorism karena undang-undang satu dengan yang lainnya sangat membutuhkan, jika tidak ada undang-undang ITE maka pelaku tindak pidana cyber terrorism dapat lolos karena dalam undang-undang anti terorisme tidak disebutkan secara tegas. Begitu juga sebaliknya pelaku cyber terrorism tidak dapat dijerat dengan menggunakan ITE karena tindak pidana yang dilakukannya adalah tindak pidana terorisme.

Lanjutan.....

Era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi membawa pengaruh terhadap munculnya bentuk kejahatan yang sifatnya baru seperti cyber terrorism. Sebagai salah satu bentuk terorisme, aksi kejahatan ini harus ditanggapi dengan sungguh-sungguh sebagai musuh bagi bangsa Indonesia. Ketiadaan Undang-undang yang mengatur masalah cyber terrorism merupakan salah satu faktor yang memicu maraknya aksi tindak pidana cyber terrorism. Oleh karena itu untuk mencegah dan memberantas cyber terrorism perlu diadakan perubahan terhadap Kitab Undang-undang Hukum Pidana Nasional (KUHP) secara menyeluruh maupun parsial dengan meyusun Undang-undang pemberantasan tindak pidana terorisme dan Undang-undang tentang Teknologi Informasi (Cyber Law). Penyusunan berbagai Undang-undang di atas diharapkan dapat menjamin kejelasan, prediktabilitas dan kepastian hukum dalam mengatasi persoalan cyber terrorism.

KESIMPULAN

Kejahatan internet di dunia kian marak, dari pornografi sampai terorisme membawa dampak yang sangat buruk, apalagi  apabila diakses oleh anak-anak. Untuk mengantisipasi dampak buruk internet bagi anak-anak khususnya, peran orang tua untuk mendampingi anak saat mereka surfing di internet sangatlah penting. Selain itu, hendaknya pemerintah juga melakukan tindakan dengan memblokir situs-situs yang dianggap tidak pantas dengan budaya Indonesia, dengan demikian kejahatan lewat internet dapat diminimalisir.

SARAN