penggunaan model problem based learning untuk …
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIDANG STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA
KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ISLAM AL - FALAH KOTA JAMBI
SKRIPSI
PUTRIE PRIHATININGTYAS
TP.161556
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi Tgl. Revisi
Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari;
Nama : Putrie Prihatiningtyas
NIM : TP. 161556
Judul Skripsi : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk
Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di Sekolah
Menengah Pertama Islam Al - Falah Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam
Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, 13 Mei 2020
Pembimbing I
Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I
NIP. 19720507 199406 1001
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi
Tgl.
Revisi
Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudari;
Nama : Putrie Prihatiningtyas
NIM : TP. 161556
Judul Skripsi : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk
Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di Sekolah
Menengah Pertama Islam Al - Falah Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam
Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, 13 Mei 2020
Pembimbing II
Nispi Syahbani, M.Pd.I
NIP. 19780820 201101 1005
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Putrie Prihatiningtyas
NIM : TP. 161556
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk
Peningkatan Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan
Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas VIII Di
Sekolah Menengah Pertama Islam Al - Falah Kota Jambi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Ilmu Pendidikan Islam pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
DEWAN PENGUJI
Ketua sidang, Sekretaris Sidang,
Ridwan, M.Psi Habib Muhammad, M. Ag
NIP. 197310162007011017 NIP. 196911141994011001
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I Nispi Syahbani, M.Pd.I
NIP. 19720507 199406 1001 NIP. 19780820 201101 1005
Penguji I, Penguji II,
Dr. Yusria, M. Pd Dr. Hj. Hindun, M. Ag
NIP. 19681124 199703 2 001 NIP. 19710109 199703 2 002
Disahkan di : Jambi
Tanggal : 20 Mei 2020
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, 20 Mei 2020
Putrie Prihatiningtyas
TP.161556
vi
PERSEMBAHAN
Sujud syukur ku kusembahkan kepada-Mu ya Allah. Atas takdir-Mu saya bisa
menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depan dalam meraih cita-
cita saya.
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk, Ayahanda Bambang Agus
Suprayitno dan Ibunda Tercinta Juwaenah Terima kasih atas kasih sayang yang
berlimpah dari mulai saya lahir, hingga saya sudah sebesar ini. Atas limpahan doa
yang tak berkesudahan.
Terima kasih selanjutnya untuk Suami saya Indra Utama dan adik-adik saya yang
luar biasa, dalam memberi dukungan dan doa yang tanpa henti.
Terima kasih juga buat sahabat-sahabat saya yang telah mendukung dan
menemani saya dalam situasi apapun.
Untuk semua pihak yang tidak saya sebutkan, terima kasih atas semuanya.
Semoga Tuhan senantiasa membalas setiap kebaikan kalian. Serta kehidupan
kalian semua juga dimudahkan dan diberkahi selalu oleh Allah SWT.
Saya menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
tetapi saya harap isinya tetap memberi manfaat sebagai ilmu dan pengetahuan
bagi para pembacanya.
vii
MOTTO
“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ” (QS. Ar Ra’d : 11).
“ Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya ” (An Najm : 39)
“ Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang
ditunjukan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surge
nanti pada hari kiamat (rawayat Abu Hurairah radhiallahu anhu) ”
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang mengambil
judul ”Penggunaan Model PROBLEM BASED LEARNING Untuk Peningkatan
Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa
Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Falah Kota Jambi”.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) bagi mahasiswa program S-1 di
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi . Penulis menyadari bahwa skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Tetapi berkat
kerja keras, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih
bisa di atasi. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN
SulthanThaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan.
3. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd. I Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
4. Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I. Isebagai pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan
penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
5. Bapak Nispi Syahbani, M.Pd.I. Isebagai pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan
penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
6. Bapak kepala Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Falah Kota Jambi
yang telah membantu dan mengizinkan penulis untuk meniliti di sekolah.
7. Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi dan Pengelola Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta
karyawan yang telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam
penulisan skripsi ini.
8. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terkhusus kepada PAI-A. Semoga kesuksesan
senantiasa mengiringi langkah kita semua, dan juga kakak angkatan
maupun adik angkatan yang turut serta memberikan semangat dan
dukungan.
ix
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.
Jambi, 20 Mei 2020
Penulis,
Putrie Prihatiningtyas TP.161556
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Nota Dinas ....................................................................................................... ii
Pengesahan ...................................................................................................... iv
Pernyataan Orisinalitas .................................................................................. v
Persembahan ................................................................................................... vi
Motto ............................................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................... viii
Daftar Isi ......................................................................................................... x
Daftar Tabel .................................................................................................... xii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
Bab I Pendahuluan ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Batasan Masalah................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 8
Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................ 10
A. Kajian Teoritis....................................................................................... 10
1. Hasil Belajar .................................................................................... 10
2. Model-Model Pembelajaran ............................................................. 11
3. Fungsi Model Pembelajaran............................................................. 13
4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..................... 15
5. Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) . 18
B. Studi Relevan ........................................................................................ 19
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 21
Bab III Metode Penelitian .............................................................................. 23
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 23
B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................................ 24
C. Prosedur Umum Penelitian .................................................................... 24
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 30
E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 31
xi
F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ........................ 34
Bab IV Temuan, Deskripsi Data, Hasil, dan Pembahasan ............................ 35
A. Temuan Penelitian ................................................................................. 35
B. Deskripsi Data ....................................................................................... 36
C. Analisis Data ......................................................................................... 60
D. Interprestasi Hasil Analisis Data ............................................................ 61
E. Pembahasan .......................................................................................... 66
Bab V Penutup ................................................................................................ 68
A. Kesimpulan ........................................................................................... 68
B. Saran ..................................................................................................... 68
C. Penutup ................................................................................................. 69
Daftar Pustaka ................................................................................................ 70
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Studi Relevan Penelitian Tindakan Kelas ...................................... 20
Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran pada Penelitian Tindakan Kelas ................... 21
Tabel 3.1 Pedoman Persentase Rata-rata Hasil Observasi Aktifitas
Guru dan Siswa ............................................................................ 33
Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Nilai Kriteria Berpikir Kritis Siswa ............ 34
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Siswa Kelas VIII .................................................... 35
Tabel 4.2 Jadwal Perencanaan (Siklus I)....................................................... 37
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus I) ... 40
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus I) .......................... 41
Tabel 4.5 Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus I) ............... 43
Tabel 4.6 Jadwal Perencanaan (Siklus II) ..................................................... 45
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus II) ....................... 49
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus II) ....................... 50
Tabel 4.9 Hasil Kemampuan memecahkan masalah Siswa Dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus II) ............ 51
Tabel 4.10 Jadwal Perencanaan Siklus III....................................................... 53
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus III) ....................... 57
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus III) ....................... 58
Tabel 4.13 Hasil Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus III) ............ 59
Tabel 4.14 Persentase Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) .................................................... 62
Tabel 4.15 Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) ......................................... 63
xiii
Tabel 4.16 Persentase Kemampuan hasil belajar Siswa Kelas VIII dengan
Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) .................. 64
Tabel 4.17 Persentase Masing-Masing Indikator Kemampuan Siswa Kelas
VIII Pada Siklus I,II dan Siklus III ................................................ 65
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ......................... 23
Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) ................................................. 62
Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) ...................................... 63
Gambar 4.3 Diagram Hasil Test Kemampuan Siswa Dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) ...................................... 64
Gambar 4.4 Diagram Indikator Tes Kemampuan Siswa ................................ 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam menciptakan kondisi
suatu negara, karena pendidikan memiliki andil yang besar terhadap kemajuan
bangsa baik secara ekonomi maupun sosial. Hal ini sesuai dengan UU No.20
Tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional, isinya yaitu
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Anonim, 2014: 3).
Pendidikan sebagai suatu proses yang bukan hanya memberi bekal
kemampuan intelektual dalam membaca, menulis, dan berhitung saja
melainkan juga sebagai proses mengembangkan kemampuan peserta didik
secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal (Taufiq, 2014: 5).
Pendidikan adalah proses meningkatkan kualitas manusia baik dari segi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan mengikuti prosedur tertentu agar
dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi
pendidikan tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual saja namun
juga bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat
dengan menanamkan nilai nilai moral. Pendidikan merupakan proses interaksi
antara peserta didik dan tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuan pendidikan nasional menurut UndangUndang No. 20 Tahun
2003/ pasal 3 menyebutkan bahwa “Untuk berkembangnya potensi peserta
didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggungjawab”. Dari
penjelasan tersebut aspek aektif dan psikomotorik juga menjadi prioritas
dalam tujuan pendidikan nasional bukan hanya aspek kognitif. Jadi pendidikan
2
nasional juga bertujuan menyeimbangkan hasil belajar peserta didik di sekolah
dengan perilakunya.
Proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru memegang peranan
yang menentukan untuk mengembangkan potensi anak, maka pada akhirnya
tergantung pada guru dalam memanfaatkan kemampuan yang ada. Dalam hal
ini guru mempunyai peranan sebagai fasilitator, motivator, dan pemberi
inspirasi bagi peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan (Mulyasa,
2007: 53).
Semua hal tersebut sangat menentukan terhadap keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara
guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Prayitno, 2009: 45).
Guru sebagai tenaga pendidik berperan penting dalam memberikan
pengetahuan kepada peserta didik sehingga memiliki penguasaan pengetahuan
dan keterampilan hidup yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan nyata.
Guru memiliki kewajiban untuk melahirkan generasi muda yang berkualitas
baik dari segi intelektual maupun dari segi moralnya. Hal ini dapat dilakukan
dengan menciptakan pembelajaran yang efektif. Dalam kegiatan pembelajaran
terjadi interaksi antara dengan siswa, interaksi guru dengan siswa, maupun
interaksi siswa dengan sumber belajar.
Namun pada kenyataannya proses pembelajaran yang dilakukan guru
masih belum berjalan secara maksimal khususnya pada mata pelajaran
pendidikan agama islam. Salah satu penyebabnya adalah cara guru mengajar
yang masih konvensional dengan ceramah, menjelaskan materi di depan kelas,
dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik yang bisa atau aktif didalam
kelas. Hal ini membuat proses pembelajaran didominasi oleh guru dan
beberapa peserta didik saja. Sedangkan bagi peserta didik yang pasif, tidak
memiliki banyak peran dalam proses pembelajaran. Metode ceramah yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi dapat membuat pembelajaran
menjadi membosankan. Peserta didik kurang diberi kesempatan untuk
menyusun pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran. Keadaan
3
tersebut membuat peserta didik berpikir bahwa apa yang mereka pelajari di
kelas tidak bermakna bagi kehidupannya kelas. Hal ini berdampak pada minat
belajar anak yang berkurang pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain
itu, karena kurangnya peran peserta didik dalam pembelajaran akan membuat
peserta didik pasif, jenuh, dan bosan.
Sering dijumpai masalah pada siswa, ketika berlangsung proses
pembelajaran siswa yang bersifat pasif diminta menelan saja hal-hal yang
disampaikan oleh guru. Kegiatan sistem tuang dapat menyebabkan terjadinya
pengerdilan potensi anak, padahal setiap anak lahir dengan potensi yang luar
biasa (Widowati, 2012: 9). Disini siswa banyak mengalami problem antara
lain, malas karena apa yang dikatakan tidak puas. Ngantuk karena suasananya
kurang hidup. Para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru
sering meminta siswa agar siswa bertanya jika ada hal yang belum tau atau
kurang paham untuk berbicara. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
semestinya memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif.
Guru hendaknya dapat mengembangkan proses pembelajaran aktif sehingga
partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa, siswa tidak
hanya mampu ahli menghafal melainkan aktif dalam pembelajaran. Materi
Pendidikan Agama Islam pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip, dan
teori (Lufri, 2007: 17).
Salah satu cara yang dapat membuat peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi
(Riswati, Alpusari, Marhadi, 2018). Setelah penulis melakukan observasi
lapangan di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi, terlihat bahwa guru bidang studi
Pendidikan Agama Islam mengajar sudah menggunakan metode pembelajaran
ceramah, tetapi penggunaan model Problem Based Learning (PBL) ini belum
pernah digunakan terutama di kelas VIII. Sejauh ini, dari pengamatan dan
hasil wawancara penulis, guru cenderung menggunakan metode teacher
center. Siswa juga kurang aktif dan cendrung pasif, setiap diberi pertanyaan
tidak satupun siswa berani menjawabnya. Demikian juga, setiap diberi
kesempatan bertanya tidak satupun siswa yang berani untuk bertanya dan mau
4
menunjukkan kemampuan untuk menunjukkan ide atau gagasan dan siswa
lebih cendrung menghafal materi dalam proses pembelajaran khususnya pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII semester genap. Untuk
memupuk kreativitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
terutama menyangkut kemampuan cara berpikir siswa, maka perlu suatu
metode pembelajaran yang mendorong siswa menjadi pemikir yang baik, yang
mampu memberikan banyak alternatif jawaban terhadap suatu permasalahan.
Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII di SMP
Islam Al-Falah Kota Jambi khususnya pada pokok bahasan materi Puasa guru
lebih berorientasi kepada teacher center. Sehingga siswa-siswi kelas VIII di
SMP Islam Al-Falah Kota Jambi kurang aktif dan tidak kritis dalam
menanggapi suatu pembelajaran. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan tidak melatih siswa untuk berpikir secara kritis pada materi Puasa.
Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan.
Berdasarkan nilai ulangan dari buku nilai guru, siswa kelas VIII nilai hasil
belajarnya masih tergolong rendah, dari data yang diperoleh peneliti di
sekolah tersebut hasil belajar siswa pada materi Puasa yang belum tuntas 18
orang atau 64,28% siswa mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan batas
minimum (KBM), dan 10 orang atau 35,71% diantaranya memperoleh nilai
diatas standar ketuntasan batas minimum (KBM). Rata-rata nilai ulangan
harian Pendidikan Agama Islam siswa yang didapatkan sebesar 59,65
sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah adalah 75.
Terlihat jelas bahwa rendahnya hasil belajar mayoritas siswa pada materi
tersebut perlu ditingkatkan. Dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa dalam menanggapai persoalan maka akan meningkat juga hasil belajar
siswa.
Untuk memecahkan masalah tersebut, penerapan pembelajaran dan
penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat perlu diperhatikan guna
membantu mengetahui pemahaman peserta didik terhadap apa yang
disampaikan oleh guru. Strategi dalam penelitian tindakan kelas mempunyai
tujuan tertentu yaitu untuk meningkatkan atau memperbaiki mutu dan kualitas
5
pada proses pembelajaran di kelas. Dengan tujuan tersebut, maka diperlukan
suatu model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi di kelas. Peneliti dan guru dalam melakukan refleksi terhadap
permasalahan yang terjadi di kelas telah sepakat untuk menggunakan salah
satu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau
pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berfokus
kepada peserta didik atau student centre. Model pembelajaran berbasis
masalah tersebut berciri khas kan mengenai masalah-masalah pada kehidupan
nyata dan merupakan pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas
penyelidikan dalam memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini diharapkan,
siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya karena ia akan
memperoleh informasi dari berbagai sumber belajar mengenai materi yang
sedang dipelajari. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah ini
membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok dengan permasalahan
yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok. Pembagian kelompok juga
dilakukan secara heterogen sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa
untuk berinteraksi dengan siswa lain walaupun bukan per groupnya,
meningkatkan partisipasi, saling membantu, dan saling bekerjasama dalam
berdiskusi memecahkan permasalahan yang mereka dapatkan serta berperan
aktif di dalam pembelajaran .
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran dimana penalaran yang nyata dapat diterapkan secara
komprehensif, sebab didalamnya terdapat unsur menemukan masalah dan
memecahkannya. Unsur yang terdapat di dalamnya, yaitu menemukan
permasalahan dan memecahkan masalah.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau
pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) adalah pembelajaran yang menitik beratkan kepada peserta didik
sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang otentik atau relevan
yang akan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang
dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya (Lidnillah, 2013). Penerapan
6
model Problem Based Learning (PBL) dengan media konkret dapat menjadi
upaya dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Hal ini
karena model Problem Based Learning (PBL) memunculkan masalah sebagai
langkah awal mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
diawali dengan masalah untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru (Fathurrohman, 2015). Dalam usaha memecahkan masalah
tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan atas masalah tersebut.
Proses pembelajaran dimulai dengan pendefinisian masalah, lalu
peserta didik melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi tentang masalah
yang dibahas lalu merancang tujuan dan target yang harus dicapai. Kegiatan
selanjutnya adalah mencari bahan-bahan dari berbagai sumber seperti buku di
perpustakaan, internet, observasi. Penilaian yang dilakukan guru tidak hanya
pada hasil belajar peserta didik namun juga pada proses yang dijalani selama
pembelajaran.
Peran guru disini adalah memantau perkembangan belajar peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga bertugas untuk
mengarahkan peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan
sehingga tetap berada pada posisi yang benar.
Ciri-ciri pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu
menerapkan pembelajaran yang kontekstual, masalah yang disajikan dapat
memotivasi siswa peserta didik untuk belajar, pembelajaran integritas yaitu
pembelajaran termotivasi dengan masalah yang tidak terbatas, peserta didik
terlibat secara aktif dalam pembelajaran, kolaborasi , peserta didik memiliki
berbagai keterampilan, pengalaman, dan berbagai konsep. Model
pembelajaran Problem Based Learning menjadikan masalah autentik sebagai
focus pembelajaran yang bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan masalah
tersebut, sehingga siswa terlatih untuk berpikir kritis dan berpikir tingkat
tinggi (Kurnia, Rifai, Nurhayati, 2015).
Pembelajaran pendidikan agama islam akan lebih bermakna bagi setiap
siswa jika mereka dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di
7
perolehnya dalam kehidupan sehari hari, maka guru harus mampu memilah
dan memilih model pembelajaran yang cocok dan tepat untuk siswa. Agar
siswa dapat aktif mengikuti pembelajaran yang cocok dan tepat untuk siswa.
Agar siswa dapat aktif mengikuti pembelajaran dengan baik dan antusias yang
selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga lebih
bermakna dan bermanfaat.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam melibatkan siswa
menjadi aktif dan inovatif secara keseluruhan guna menunjang kelancaran
proses pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Pada hakikatnya model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi Puasa,
kemudian peneliti angkat dalam suatu karangan ilmiah yang berjudul
”Penggunaan Model PROBLEM BASED LEARNING Untuk Peningkatan
Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti
Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Falah Kota
Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan , maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:
1. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir.
2. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar.
3. Belum tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru sehingga pada
proses belajar mengajar dominasi guru sangat tinggi, sedangkan partisipasi
8
peserta didik sangat rendah sehingga pembelajaran cenderung searah dan
klasikal.
4. Hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan 58,57 % siswa belum
mencapai Standar Ketuntasan Batas Minimum (KBM) yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu 75.
C. Batasan Penelitian
Batasan masalah penelitian sebagai berikut ini adalah:
1. Penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL).
2. Peneliti hanya meneliti siswa kelas VIII.3 SMP Islam Al-Falah Kota
Jambi, Semester II Tahun pelajaran 2019/2020 pada materi Puasa.
3. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari skor indikator hasil belajar
siswa pada ranah kognitif diperoleh dari hasil tes siswa dalam bentuk
uraian yang terdiri dari beberapa soal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang dirumuskan
sebagai berikut:
Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam di SMP Islam Al-Falah
Kota Jambi ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian:
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam melalui model Problem Based Learning (PBL)
kelas VIII.3 Di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.
2. Kegunaan penilitian:
a) Kegunaan Teoritis
9
Manfaat teoritis adalah manfaat yang diambil untuk mendapatkan teori
baru tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam melalui penggunaan model Problem Based
Learning (PBL) sehingga dapat menambah wawasan untuk dapat
dijadikan dasar bertindak bagi pendidik dan dunia kependidikan pada
umumnya, baik oleh penulis Penelitian Tindakan Kelas ini maupun
penulis lainnya.
b) Kegunaan Praktis
(1) Bagi dunia pendidikan, khususnya bagi para guru, penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih
model pembelajaran yang efektif digunakan dalam menunjang
proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan
menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
(2) Bagi siswa, Penelitian ini dapat membantu siswa mengaktifan
dirinya dalam proses belajar mengajar sehingga keinginan siswa
untuk belajar meningkat. Selain itu dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) dapat menunjukkan cara berpikir
siswa, serta saling tukar menukar pengalaman informasi.
(3) Bagi sekolah, penelitian ini paling tidak dapat dijadikan masukan
untuk mengoptimalkan penggunaan model Problem Based Learning
(PBL) dalam kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah pada khususnya dan mutu pendidikan
pada umumnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Hasil Belajar
Sebelum menguraikan pengertian hasil belajar, terlebih dahulu
peneliti memaparkan pengertian belajar, berikut akan dijelaskan tentang
pengertian belajar menurut beberapa tokoh. Menurut Ngalim Purwanto,
dalam bukunya psikologi pendidikan berpendapat bahwa “belajar adalah
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Menurut Sardiman A.M
dalam buku “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar” menegaskan
bahwa: “Belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik
untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik”. Menurut Nana Sudjana, mendefinisikan “belajar sebagai
suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang.”
Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan
kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam
hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai
hasil interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, seseorang yang belajar
akan mengalami perubahan pada tingkah laku. Misalnya, siswa belum bisa
mengerjakan sholat. Walaupun dia sudah berusaha, dan gurunya juga
sudah mengajarkan dengan tekun, namun jika siswa tersebut belum dapat
mempraktekkan sholat maka belum dianggap belajar. Karena dia belum
dapat menunjukkan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar.
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2008: 30).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Howard Kingsley (Nana Sudjana, 2005: 85), membagi 3 macam
hasil belajar: 1) Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan
pengertian; dan 3) Sikap dan cita-cita. Pendapat dari Horward Kingsley ini
menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini
akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam
kehidupan siswa tersebut.
Pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan
menurut Gagne hasil belajar harus harus didasarkan pada pengamatan
tingkah laku melalui stimulus respon (Sudjana, 2005:19). Hasil belajar
berkenaan dengan kemampuan siswa di dalam memahami materi
pelajaran. Menurut Hamalik (2007: 31), mengemukakan, “hasil belajar
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, ablititas dan keterampilan”.
Menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989: 82),
Definisi hasil belajar dalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni
prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang
sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2007: 155).
2. Model-Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik bermakna dan otentik. Terdapat berbagai macam model
pembelajaran yang dapat digunakan pendidik sebagai bahan acuan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Peneliti akan memamparkan
macam-macam model pembelajaran yang dapat digunakan dan
diaplikasikan pada saat kegiatan belajar mengajar terutama disatuan
sekolah yaitu sebagai berikut:
1) Model Fragmented. Pembelajaran Fragmented seperti pada
pembelajaran tradisional yang memisah-misahkan disiplin ilmu atas
beberapa mata pelajaran, seperti matematika, sains, bahasa, dan studi
sosial, serta humaniora, sains, dan seni.
2) Model Connected. Model Connected (keterhubungan) dilandasi oleh
anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada
induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata,
struktur, membaca dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasan butir-butir
pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam memmbentuk
kemampuan berbahasa dan bersastra.
3) Model Nested. Model Nested merpuakan pemaduan berbagai bentuk
penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan
pembelajaran.
4) Model Sequenced. Model Sequenced merupakan model pemanduan
topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara parallel. Isi cerita
roman sejarah misalnya, topik pembahasannya secara parallel atau
dalam jam yang sama dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan
bangsa.
5) Model Shared ialah merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat
adanya “overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau
lebih.
6) Model Webbed. Model Webbed (jaring laba-laba) bertolak dari pada
pembelajaran tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran terpadu jaring laba-laba adalah model
pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu
yang berkencenderungan dapat disampaikan melalui bidang studi lain.
7) Model Threaded. Model Threaded sering disebut juga sebagai model
bergalur, ini merupakan model pembelajaran yang ditempuh dengan
cara mengembangkan gagasan pokok yang merupakan benang merah
(galur) yang berasal dari konsep yang terdapat dalam berbagai disiplin
ilmu.
8) Model Integrated. Model Integrated merupakan pemaduan sejumlah
topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam
sebuah topik tertentu. Model ini berangkat dari adanya tumpang tindih
beberapa konsep, keterampilan dan sikap yang dituntut dalam
pembelajaran, sehingga perlu adanya pengintegrasian multi disiplin.
Dalam kaitan ini perlu adanya satu tema yang dapat ditinjau dari
berbagai disiplin ilmu dalam pemecahan masalah.
9) Model Immersed. Model Immersed ini dirancang untuk membantu
peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman
dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam
hal ini tukar pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelejaran.
10) Model Networked. Model Networked merupakan model pemaduan
pembelajaran yang mengendalikan kemungkinan perubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah.
3. Fungsi Model Pembelajaran
Banyak model pembelajaran yang telah ditemukan atau
dikembangkan oleh para pakar pendidikan dan pembelajaran. Agar dapat
menjadi seorang guru yang profesional, pengetahuan tentang model-
model pembelajaran harus dimiliki dengan baik. Sebab model
pembelajaran memiliki beberapa fungsi dalam kaitannya untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Secara umum model
pembelajaran berfungsi untuk membantu dan membimbing guru untuk
memilih komponen proses dalam pembelajaran teknik, strategi, dan
metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Seperti telah
dipelajari sebelumnya bahwa model pembelajaran pada dasarnya memuat
metode, strategi, teknik, dan taktik pembelajaran. Untuk itu, ketika
menggunakan model pembelajaran tertentu secara otomatis akan
mengetahui taktik, teknik, strategi, dan metode pembelajaran yang akan
lakukan. Adapun secara khusus model pembelajaran memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
1) Membantu guru menciptakan perubahan perilaku peserta didik yang
diinginkan. Anda telah mengetahui bahwa model pembelajaran
digunakan untuk merealisasikan target pembelajaran atau tujuan
pembelajaran dalam RPP dan implementasinya dalam pembelajaran.
Bentuk perubahan perilaku yang ditargetkan pada peserta didik
sebenarnya termuat dalam rumusan tujuan pembelajaran. Oleh karena
itu, model pembelajaran dapat membentuk atau menciptakan
tercapainya tujuan pembelajaran atau menciptakan perubahan perilaku
pada peserta didik.
2) Membantu guru dalam menentukan cara dan sarana untuk menciptakan
lingkungan yang sesuai untuk melaksanakan pembelajaran. Ketika
menetapkan untuk menggunakan model pembelajaran tertentu, secara
otomatis harus menentukan cara dan sarana agar tercipta lingkungan
seperti yang dikehendaki dalam model pembelajaran yang dipilih.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan model
pembelajaran dapat secara langsung membantu guru untuk
menentukan cara dan sarana agar tujuan pembelajaran tercapai.
3) Membantu menciptakan interaksi antara guru dan peserta didik yang
diinginkan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan model
pembelajaran, dapat mempunyai pedoman untuk berinteraksi dengan
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Misalnya cara
mengkomunikasikan informasi, cara memunculkan masalah, cara
menanggapi pertanyaan atau jawaban peserta didik, cara
membangkitkan semangat peserta didik, dan lain-lain.
4) Membantu guru dalam mengkonstruk kurikulum, silabus, atau konten
dalam suatu pelajaran. Dengan memahami model-model pembelajaran,
dapat membantu untuk mengembangkan dan mengkonstruk kurikulum
atau program pembelajaran pada suatu mata pelajaran.
5) Membantu guru atau instruktur dalam memilih materi pembelajaran
yang tepat untuk mengajar yang disiapkan untuk kuliah atau dalam
kurikulum. Dengan memahami model pembelajaran yang baik, guru
akan terbantu dalam menganalisis dan menetapkan materi yang
dipikirkan sesuai untuk pembelajar.
4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Rrends (1997), pembelajaran berdasarkan masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan
permasalahannya yang otentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuriri dan keterampilan
berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya
diri.
Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL)
merupakan model kurikulum yang berhubungan dengan masalah dunia
nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting,
pertama masalah harus autentik yang berhubungan dengan kontek sosial
siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”.
Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based Learning (PBL).
Pertama, Problem Based Learning (PBL) merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran, artinya dalam implementasi Problem Based Learning (PBL)
ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya
mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi
melalui model Problem Based Learning (PBL) siswa menjadi aktif
berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya
membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. Problem Based Learning (PBL) ini menempatkan
masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa
masalah pembelajaran tidak akan mungkin bisa berlangsung. Ketiga,
pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem Based Learning (PBL)
adalah kegiatan interaksi antara stimulus dan respons, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”. Lingkungan memberi
masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem
saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang
dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya
dengan baik. Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual sehingga
merangsang siswa untuk belajar. Problem Based Learning (PBL)
merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk
belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa
pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini ditemukan
pertama kali oleh ahli kesehatan di McMaster University di Kanada pada
tahun 1960-an. Idenya pertaman kali muncul karena para siswa tidak
mampu menerapkan sejumlah pengetahuan ilmiah dasar untuk situasi
klinis. Pembelajaran berbasis masalah ini membuat siswa menjadi
pembelajaran yang mandiri, artinya ketika siswa belajar , maka siswa
dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunaka strategi
tersebut untuk belajar yang sesuai , terampil menggunak strategi tersebut
untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi
untuk menyelesaikan belajarnya itu.
Pada prinsipnya, tujuan utama pembelajaran berbasis masalah
adalah untuk menggali daya krativitas siswa dalam berpikir dan
memotivasi siswa untuk terus belajar. Dan harus diingat bahwa, model
pembelajaran ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran
berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual,
belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajaran yang mandiri.
Dan adapun tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah Problem
Based Learning (PBL) ini adalah : membantu siswa mengembangkan
keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah, belajar
peranan orang dewasa yang otentik, menjadi siswa yang mandiri, untuk
bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat kemungkinan
transfer pengetahuan baru, mengembangkan pemikiran kritis dan
keterampilan kratif, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah,
meningkatkan motivasi belajar siswa, membantu siswa belajar untuk
mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.
Menerapkan model pembelajaran ini sangat baik, akan tetapi tidak
semua materi pelajaran atau tidak semua pelajaran dapat mempergunakan
model ini. Karena ada kreteria khusus dalam menetapkan dan
memperaktekan model pembelajaran ini, adapun kreteria tersebut adalah:
Materi pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik
yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video, dan lain-lain
sebagainya.
Materi yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar , dengan siswa,
sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
Materi pelajaran yang ditetapkan merupakan bahan yang berhubungan
dengan kepentingan orang banyak, sehingga terasa manfaatnya.
Materi yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
Materi harus sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa
perlu untuk mempelajari nya.
Kelebihan dari model pembelajaran berbasis masalah Problem
Based Learning (PBL). Model pembelajaran berbasis masalah ini memiliki
keunggulan yang sangat banyak, Menurut Sudrajat (2011) mengemukakan
beberapa keunggulan dari model problem based learning ini, yaitu:
Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri
yang menemukan konsep tersebut.
Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut
keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.
Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa
sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-
masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan
nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa
terhadap bahan yang dipelajari.
Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi
dan menerima pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang
positif diantara siswa.
Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan
siswa dapat diharapkan. Selain itu, Problem Based Learning (PBL)
diyakini pula dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas
siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.
Kelemahan dari pembelajaran berbasis masalah Problem Based
Learning (PBL). Meskipun model pembelajaran ini terlihat begitu baik dan
sempurna dalam meningkatkan kemampuan serta keaktifitas siswa, tapi
tetap saja memiliki celah kelemahan, Menurut (Endriani, 2011) Selain
memiliki kelebihan, Problem Based Learning (PBL) juga memiliki
kekurangan diantaranya persiapan pembelajaran (alat, problem, dan
konsep) yang kompleks, sulitnya mencari permasalahan yang relevan,
sering terjadi mis konsepsi, dan memerlukan waktu yang cukup panjang.
5. Teknis pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).
Dalam pelaksanaan model pembelajaran ini ada langkah-langkah
yang harus dipersiapkan, diantaranya adalah mengidentifikasikan masalah,
mengumpulkan data, menganalisis data, memecahkan masalah
berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, memilih cara untuk
memecahkan masalah , merencanakan penerapan pemecahan masalah,
melakukan ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan melakukan
tindakan (action) untuk memecahkan masalah.
Adapun langkah langkah model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) sebagai berikut, Mengorganisasikan siswa kepada
masalah, Mengorganisasikan siswa untuk belajar, Membantu penyelidikan
mandiri dan berkelompok, Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Setelah itu, guru dan siswa harus mengetahui peran mereka
masing-masing ketika proses pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis masalah ini dilaksanakan. Adapun peran guru, siswa dan masalah
dalam pembeljaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut :
- Guru sebagai pelatih.
- Siswa sebagai problem solver ( pemecah masalah ).
- Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi.
Beberapa Tahapan pelaksaan PBL:
Menurut Nurhayati, pelaksaan model pembelajaran berbasis
masalah meliputi lima tahapan , yaitu:
- Orientasi siswa terhadap masalah autentik. Pada tahap ini guru
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
- Mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta
didik ke dalam kelompok, dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah.
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru
membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai .
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecah masalah. Pada tahap
ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka.
B. Studi Relevan
Dalam kaitannya dengan penelitian yang di buat yaitu model
pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar, ada
beberapa penelitian diantaranya, yaitu:
Tabel 2.1 Studi Relevan Penelitian Tindakan Kelas
NO JUDUL HASIL PERBEDAAN PERSAMAAN
1. Skripsi yang
ditulis oleh Aditya
Surya Pratama
dalam judulnya
“Penerapan
Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning Untuk
Meningkatkan
Hasil Belajar
Pada Mata
Pelajaran
Sosiologi Kelas X-
3 SMA Negeri 1
Mojolaban.”
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
penerapan Problem
Based Learning dapat
meningkatkan hasil
belajar Sosiologi di kelas
X-3 SMA Negeri 1
Mojolaban.Hal ini
dibuktikan dengan
peningkatan nilai hasil
belajar pada pra
tindakan dengannilai
rata-rata 74.17
meningkat menjadi 77.94
pada siklus I dan 86.64
pada siklus II.
Penelitian
dilakukan
pada kelas X-3
SMA Negeri .
Penelitian ini
dilakukan
pada mata
pelajaran
Sosiologi.
Persamaan
skripsi ini
dengan
penelitian saya
yaitu sama-sama
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
problem based
learning dapat
meningkatkan
hasil belajar
siswa.
2. Skripsi yang
ditulis oleh Siti
Azhari Siregar
dalam judulnya
“Penerapan
Model
Pembelajaran
Problem Based
Leraning untuk
meningkatkan
hasil belajar Al-
Qur’an Hadits
siswa kelas XI di
MA Hasanuddin
di Teluk Betung
Bandar
Lampung.”
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa :
dengan melalui
penerapan model
pembelajaran Problem
Based learning pada
mata pelajaran al-
Qur’an Hadits kelas XI
MA Hasanuddin dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil
belajar siswa dari siklus
I nilai rata-rata post tes
hasil beajar siswa yang
mencapai ketuntasan
baru mencapai 77,3 %
sedangkan hasil belajar
siswa yang tidak tuntas
mencapai 22,7. Pada
siklus II siswa yang
mencapai ketuntasan
95,45% sedangkan hasil
siswa yang belum tuntas
4,54% . peneliti sudah
melihat adanya
peningkatan pada siklus
II dalam proses
pembelajaran dengan
menggunakan
pembelajaran Problem
Based learning.
Penelitian
dilakukan
pada kelas XI
di MA ,
penelitian ini
dilakukan
pada mata
pelajaran Al-
Qur’an
Hadist.
Persamaan
skripsi ini
dengan
penelitian saya
yaitu sama-sama
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
problem based
learning dapat
meningkatkan
hasil belajar
siswa.
3. Skripsi yang
ditulis oleh
Ermanelis dalam
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
:dengan penerapan
Penelitian
dilakukan
pada kelas IX
Persamaan
skripsi ini
dengan
judulnya
“Penerapan
Pembelajaran
Model Problem
Based Learning
Untuk
Meningkatkan
Hasil belajar Pada
Materi Pengertian
dan Penyebab
Takabur Dalam
Mata Pelajaran
PAI di SMP
Negeri 17
Medan.”
model problem based
learning pada mata
pelajaran pendidikan
agama islam, pada siklus
pertama sebesar 7,01%
dan pada siklus kedua
pada siklus kedua 7,80%
tergolong baik demikian
juga tentang penuntasan
belajar pada siklus
pertama 74,82% dan
pada siklus kedua
menjadi 89,96%.
di SMP Negeri
17 Medan.
penelitian saya
yaitu sama-sama
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
problem based
learning pada
mata pelajaran
pendidikan
agama islam
dapat
meningkatkan
hasil belajar
siswa.
C. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran untuk penelitian ini digambarkan pada
gambar seperti berikut:
Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran pada Penelitian Tindakan Kelas
Sumber : Muhammad Faiq (2013)
Kegitan belajar yang diharapkan dapat memperdayakan siswa untuk
menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu meghadapi setiap
permasalahan dalam hidupnya di kemudian hari. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, siswa dituntut terlibat aktif dalam mengikuti proses
KONDISI TUJUAN/HASIL TINDAKAN
1. Pembelajaran
masih bersifat
konvensional
2. Belum
menggunakan
model PBL
3. Hasil belajar
siswa rendah
1. Penjelasan
pembelajaran
2. Pelatihan
model PBL
3. Simulasi
pembelajaran
model PBL
1. Guru mampu
menerapkan model
PBL
2. Kualitas
pembelajaran
meningkat
3. Aktifitas siswa
menjadi lebih aktif
EVALUASI AWAL
Diskusi Pemecahan Maslah Penerapan Model PBL
EVALUASI TERAKHIR
pembelajaran melalui diskusi kelompok. Sehingga pembelajaran ini cocok
untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Di sekolah SMP Islam Al-Falah Kota Jambi peserta didik masih pasif
terhadap proses pembelajaran dikelas, kurangnya motivasi yang diberikan dari
guru kepada peserta didik dan peserta didik cenderung bersikap pasif.
Kurangnya tahap berfikir kritis siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
dalam pembelajaran sehingga siswa masih mencapai nilai yang rendah di
bawah KBM.
Pada kesempatan ini penulis ingin mencoba menggunakan salah satu
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan
soal pemecahan masalah dalam suatu pembelajaran dan menyelesaikan soal
pemecahan masalah tersebut dengan konteks pengalaman siswa yang pernah
dialaminya.
Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah, Pembelajaran yang
bermakna adalah belajar dengan melakukan dan mencari tahu sendiri apa yang
ingin dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
merupakan model yang menuntut siswa untuk berpikir secara aktif untuk
dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Belajar untuk menemukan sendiri
konsep, data dan fakta yang absah dapat menjadikan siswa lebih memahami
dan memaknai pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti berharap apabila
pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran yang tepat, maka
dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK adalah “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama” (Arikunto, 2012: 1). Prosedur Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan,
yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
refleksi (reflecting) (Iskandar, 2012: 48).
Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sumber : Iskandar, 2012: 49
Siklus I
Siklus II
Identifikasi Masalah
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Permasalahan baru hasil refleksi
Perbaikan Perencanaan
Siklus III
Permasalahan baru hasil refleksi
Pelaksana
an Perbaikan Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
Tuntas
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian dan waktu
penelitian sebagai berikut:
a) Tempat Penelitian
Peneltian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Falah
Kota Jambi yang berlokasi di Simpang Kawat Kota Jambi pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, alasan peneliti
memilih SMP Islam Al-Falah Kota Jambi kelas VIII.3 adalah dimana
peneliti observasi dan wawancara telah ditemukan masalah bahwa
siswa SMP Islam Al-Falah Kota Jambi kelas VIII.3 dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam siswa lebih cendrung menghapal materi
Pendidikan Agama Islam, siswa kurang aktif dan cendrung pasif,
setiap diberi pertanyaan tidak satupun siswa berani menjawabnya dan
setiap diberi kesempatan bertanya tidak satupun siswa yang berani
untuk bertanya.
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020, pada
semester ganjil yaitu 4 November 2020 sampai dengan 8 November
2020.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian kelas VIII.3 terdiri dari 32 orang, 18 orang laki-
laki dan 14 orang perempuan. Sumber siswa dari data SMP Islam Al-Falah
Kota Jambi. tahun ajaran 2019/2020.
C. Prosedur Umum Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui 3 siklus
untuk melihat hasil peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL). Masing-masing siklus dengan tahap: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, refleksi dengan kolaborasi antara peneliti dengan
guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII 3 di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi,
berikut ini adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
yang dilakukan pada setiap siklus.
Apabila peneliti sudah mengetahui letak keberhasilan dan hambatan
dari tindakan pada siklus I, maka peneliti dan guru berkolaborasi menentukan
rancangan tindakan berikut pada siklus II, maka peneliti dan guru
berkolaborasi melanjutkan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seperti
pada siklus I. Jika telah selesai pelaksanaan pada siklus II, apabila peneliti
belum merasa puas untuk perbaikan dan peningkatan atas tindakan tersebut,
peneliti dapat melanjutkan penelitian kedalam siklus III, yang cara
pelaksanaanya sama siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan atau ketetapan
beberapa siklus yang harus dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini tergantung dengan peneliti, jika
hasil penelitian telah menemukan hasil yang memuaskan dalam perbaikan dan
peningkatan proses pembelajaran di kelas, maka peneliti dapat menghentikan
dan mengambil kesimpulan, namun disarankan sebaiknya PTK dilakukan
paling kurang dua siklus (Iskandar, 2012: 48-49).
1. Gambaran Pelaksanaan Siklus I
a) Perencanaan
Adapun langkah-langkah perencanaan yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi:
(1) Permintaan izin dari Kepala Sekolah SMP Islam Al-Falah Kota
Jambi.
(2) Mengadakan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang
perlu segera diatasi. Tahap ini peneliti melakukan observasi pada
pembelajaran, wawancara dengan rekan guru dan siswa.
(3) Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat
proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL). Bagaimana aktifitas siswa dan kinerja guru
selama proses pembelajaran berlangsung yaitu:
(a) Menetapkan materi pelajaran dengan berpedoman pada siklus.
(b) Membuat RPP.
(c) Membuat lembar observasi untuk siswa.
(d) Menyiapkan bahan belajar, materi dan alat evaluasi.
b) Pelaksanakan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari
suatu yang sudah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan adalah
bentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan dari semua yang telah
direncanakan dengan penelitian sebagai berikut:
Memberikan informasi tentang materi pelajaran
(1) Menyajikan materi sesuai dengan siklus dan RPP.
(2) Mempelajari materi pada siklus I, II, dan III dengan menggunakan
atau menerapkan model Problem Based Learning (PBL) .
(3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berinteraksi,
aktif, kreatif, dan berinovasi dalam proses pembelajaran.
(4) Mengamati setiap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
(5) Siswa diberikan waktu untuk mengulas atau mengulangi materi
yang baru saja dipelajari secara bersama–sama.
(6) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
c) Tahap Pengamatan
Tahap observasi atau mengamati dalam penelitian tindakan kelas
dipusatkan baik kepada proses dan kemampuan berpikir kritis siswa
maupun kepada hasil tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa
yang melingkupnya, pada saat dilaksanakan suatu tindakan secara
bersamaan juga dilaksanakan pengamatan tentang segala sesuatu yang
terjadi dan tidak terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, kemampuan
berpikir kritis siswa, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang
dihadapi dalam mengimplementasi pembelajaran yang dilaksanakan.
Adapun pengamatan dalam penelitian ini mencangkup:
(1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran
(2) Kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah.
(3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.
(4) Aktivitas siswa ketika menyimak, mengoreksi menunjukkan
gagasan ataupun ide terhadap materi pelajaran.
(5) Aktifitas siswa dalam berinteraksi antar sesama
(6) Observer mengamati aktivitas guru dalam menyampaikan materi
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
d) Refleksi
Refleksi adalah untuk mengkaji keseluruhan tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian
melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya
(Daryanto,2014: 40). Tahap-tahap refleksi adalah:
(1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus I
(2) Peneliti (observer) dan guru berkolaborasi mendiskusikan hasil
analisis, kemudian dibuat perbaikan berdasarkan kekurangan yang
ada.
(3) Hasil dari analisis tersebut akan menjadi pertimbangan dalam
menyusun RPP pada siklus II.
2. Gambaran Pelaksanaan Siklus II
a) Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi siklus II. Perancanaan pembelajaran siklus II masih sama
dengan siklus I hanya saja guru lebih memberi ransangan kepada siswa
agar dapat mengeluarkan pendapat.
b) Pelaksanakan Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) tentunya berdasarkan rencana
pembelajaran hasil refleksi siklus I. Di setiap pembelajaran diusahakan
guru membawa media.
c) Tahap Pengamatan
Tahap observasi atau mengamati dalam penelitian tindakan kelas
dipusatkan baik kepada proses dan kemampuan berpikir kritis siswa
maupun kepada hasil tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa
yang melingkupnya, pada saat dilaksanakan suatu tindakan secara
bersamaan juga dilaksanakan pengamatan tentang segala sesuatu yang
terjadi dan tidak terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, kemampuan
berpikir kritis siswa, serta untuk mengeteahui kendala-kendala yang
dihadapi dalam mengimplementasi pembelajaran yang dilaksanakan.
Adapun pengamatan dalam penelitian ini mencangkup:
(1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran.
(2) Kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah.
(3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.
(4) Aktivitas siswa ketika menyimak, mengoreksi menunjukkan
gagasan ataupun ide terhadap materi pelajaran.
(5) Aktifitas siswa dalam berinteraksi antar sesama.
(6) Obsever mengamati aktivitas guru dalam menyampaikan materi
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
e) Refleksi
Refleksi adalah sarana untuk melakukan pengkajian kembali
tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah
dicatat dalam observasi, biasanya peneliti dan guru berkolaborasi
direalisasikan melalui diskusi. Tahap-tahap refleksi adalah:
(1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus II.
(2) Peneliti (observer) dan guru berkolaborasi mendiskusikan hasil
analisis, kemudian dibuat perbaikan berdasarkan kekurangan yang
ada.
(3) Hasil dari analisis tersebut akan menjadi pertimbangan dalam
menyusun RPP pada siklus III.
3. Gambaran Pelaksanaan Siklus III
a) Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi siklus III. Perancanaan pembelajaran siklus III masih sama
dengan siklus II hanya saja guru lebih memberi ransangan kepada
siswa agar dapat mengeluarkan pendapat.
b) Pelaksanakan Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) tentunya berdasarkan rencana
pembelajaran hasil refleksi siklus II. Di setiap pembelajaran
diusahakan guru membawa media.
c) Tahap Pengamatan
Tahap observasi atau mengamati dalam penelitian tindakan kelas
dipusatkan baik kepada proses dan kemampuan berpikir kritis siswa
maupun kepada hasil tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa
yang melingkupnya, pada saat dilaksanakan suatu tindakan secara
bersamaan juga dilaksanakan pengamatan tentang segala sesuatu yang
terjadi dan tidak terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, kemampuan
berpikir kritis siswa, serta untuk mengeteahui kendala-kendala yang
dihadapi dalam mengimplementasi pembelajaran yang dilaksanakan.
Adapun pengamatan dalam penelitian ini mencangkup :
(1) Mengamati situasi kegiatan pembelajaran.
(2) Kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah.
(3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.
(4) Aktivitas siswa ketika menyimak, mengoreksi menunjukkan
gagasan ataupun ide terhadap materi pelajaran.
(5) Aktifitas siswa dalam berinteraksi antar sesama.
(6) Obsever mengamati aktivitas guru dalam menyampaikan materi
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
d) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi pada siklus III dan menganalisis
ternyata masih sama dengan siklus II. Apabila pada siklus ini belum
berhasil maka dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai berhasil
(Iskandar, 2012: 50).
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dimana data-
data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen observasi, wawancara,
tes tertulis, dan dokumentasi. Selama pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berlangsung.
Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran saat melaksanakan model Problem Based Learning (PBL).
Di setiap akhir siklus dilaksanakan tes tertulis yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah
dilaksanakannya pembelajaran dengan model Problem Based Learning
(PBL).
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data (IPD) adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah (Sugiono, 2013: 222).
a) Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran didalam pelaksanaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Observasi sangat sesuai digunakan
dalam penelitian yang berhubungan dengan prilaku manusia, proses
kerja yaitu kegiatan belajar mengajar dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar. Lembar observasi tersebut digunakan sebagai
pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk memeroleh
informasi bagaimana proses dengan model Problem Based Learning
(PBL) yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota
Jambi.
b) Panduan wawancara
Menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat
dan gambaran di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.
c) Tes Tertulis
Instrumen bentuk uraian yang disusun berdasarkan indikator
kemampuan berpikir kritis. Lembar tes tertulis akan diberikan kepada
siswa pada setiap akhir pelaksanaan siklus. Hasil dari tes tertulis ini
bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan model Problem
Based Learning (PBL). Dalam penelitian ini dilaksanakan tiga kali tes
kemampuan berpikir kritis akhir siklus yaitu: tes akhir siklus I, tes
akhir siklus II dan tes akhir siklus III.
d) Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan adalah kamera dengan
menampilkan foto-foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran
dengan model Problem Based Learning (PBL). Foto-foto ini
digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan apa yang terjadi
di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung.
3. Data dan Sumber Data
a) Data kualitatif seperti: lembar observasi, panduan wawancara, dan
dokumentasi.
b) Data kuantitatif: tes sumber data penelitian ini adalah siswa.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi
teknik metode semi Kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan
hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan
mendeskripsikan aktivitas atau partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
serta kemampuan berpikir kritis siswa sesuai dengan hasil pengamatan.
Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang
efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa.
Penentuan hasil kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil tes soal
kemampuan berpikir kritis akhir siklus, dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis siswa ditentukan dari hasil penilaian
kemampuan menyelesaikan soal dengan baik berdasarkan rubrik penilaian
yang disusun.
Peningkatan pembelajaran ditentukan berdasarkan pencapaian pada
aspek-aspek hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Penyajian data
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun informasi
secara sistematis dari tahap reduksi data sehingga mempermudah dalam
membaca data.
2. Triangulasi
Triangulasi data dilakukan dengan memadukan data yang diperoleh
dari hasil lembar observasi, wawancara tes, dan dokumentasi untuk
mempermudah dalam penarikan kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah pemberian makna pada data yang
diperoleh dari penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan
berdasarkan hasil data yang telah diperoleh.
a) Analisis Data Hasil Observasi
Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan model
Problem Based Learning (PBL). Analisis data observasi adalah sebagai
berikut:
(1) Untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan
pedoman penskoran pada kisi-kisi lembar observasi yang telah
dibuat.
(2) Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah keterlaksanaan
pembelajaran. Skor total yang telah diperoleh tersebut dihitung
persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Sudijiono, 2012: 43)
𝑝 =𝑓
𝑁𝑋 100%
Keterangan :
p = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Tabel 3.1
Pedoman Persentase Rata-rata Hasil Observasi Aktifitas Guru dan
Siswa
Persentase Rata-rata Kategori
81% - 100% Sangat baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Sedang
21% - 40% Buruk
< 21% Sangat Buruk
Sumber: Rahayu, 2014: 12
b) Analisis Hasil Tes
Analisis hasil tes dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL). Data hasil tes dianalisis
berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti.
Pedoman penilaian hasil tes berdasarkan rubrik skor berpikir kritis.
Adapun perhitungannya dengan rumus-rumus berikut. Untuk
menghitung skor rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa
menggunakan rumus (Sudijiono, 2012: 85):
𝑀𝑥 =𝑋
𝑁𝑋 100%
Keterangan :
Mx = Mean yang kita cari (skor rata-rata)
Σx = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N = Jumlah Ideal (banyaknya skor-skor itu sendiri)
Hasil perhitungan nilai rata-rata tes yang telah diperoleh pada
setiap siklusnya kemudian diklasifikasikan berdasarkan kriteria
berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Persentase Nilai Kriteria Berpikir Kritis Siswa
Persentase Rata-rata Kategori
80 < Mx ≤ 100 Sangat Tinggi
60 < Mx ≤ 80 Tinggi
40 < Mx ≤ 60 Sedang
20 < Mx ≤ 40 Rendah
0 < Mx ≤ 20 Sangat Rendah
Sumber: Rahayu,2014 : 13
Setelah diperoleh hasil persentase peningkatan hasil belajar,
peneliti menentukan kategori peningkatan hasil belajar siswa.
Pemberian kategori bertujuan untuk mengetahui kualifikasi persentase
peningkatan hasil belajar siswa.
F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat
80% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran (Asep dkk, 2012: 138).
Keberhasilan atau ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil test berpikir
kritis yang diperoleh oleh siswa. Kriteria ketuntasan batas minimal (KBM)
yang digunakan SMP Islam Al-Falah Kota Jambi apabila mencapai 75.
35
BAB IV
TEMUAN, DESKRIPSI DATA, HASIL, DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
Kondisi awal nilai ulangan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di kelas VIII masih rendah.
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Siswa Kelas VIII
No Nama Nilai Prasiklus Ketuntasan
1 Ahmad Nando 40 Tidak Tuntas
2 Ahmad Rehan 50 Tidak Tuntas
3 Bagas Anugrah Wicakseno 50 Tidak Tuntas
4 Berlian Cahya 40 Tidak Tuntas
5 Chiara Endrian Juneisya 70 Tuntas
6 Dika Jaya Saputra 40 Tidak Tuntas
7 Dimas Fadhila Fasha 70 Tuntas
8 Dinda Fitriani 50 Tidak Tuntas
9 Ilham Ramadhan 80 Tuntas
10 Indani Chayara Alima 50 Tidak Tuntas
11 Iqbal Januar Abdi 60 Tidak Tuntas
12 Katon Duta Pangestu 70 Tuntas
13 Mardhotilla 50 Tidak Tuntas
14 M. Agil 60 Tidak Tuntas
15 M. Fakhri Mubarokh 40 Tidak Tuntas
16 M. Iqrinata 70 Tuntas
17 M. Jalvan Daru 70 Tuntas
18 M. Alif Pastika 50 Tidak Tuntas
19 Naila Ramadhani Hidayat 60 Tidak Tuntas
20 Nayla Agustina Salsabila 70 Tuntas
21 Nayla Khairunnisa 60 Tidak Tuntas
22 Nur Asyifa 70 Tuntas
23 Rana Ghina Khalisah 50 Tidak Tuntas
24 Rizky Dhimas Adam 70 Tuntas
25 Siti Rahmah 60 Tidak Tuntas
26 Viona Amelia Putri 60 Tidak Tuntas
27 Wildan Saqry Ramadhan 70 Tuntas
28 Zahra Threesna Diva Khalid 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1640 10
Nilai rata-rata 58,57 28
Prestasi keberhasilan siswa 35,71% 10
Prestasi siswa belum berhasil 64,28% 18
Sumber: Buku Nilai Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.1 terlihat nilai ulangan siswa
masih rendah. Jumlah siswa yang berhasil hanya 10 orang atau 35,71% dari
jumlah keseluruhan siswa, sedangkan jumlah siswa yang belum berhasil 18
orang atau 64,28% dari jumlah keseluruhan. Nilai rata-rata ulangan yang
diperoleh siswa masih rendah yakni 58,57. Dari temuan nilai ulangan siswa
peneliti mulai melakukan penelitian tindakan kelas di kelas VIII untuk
memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan Model Problem Based Learning (PBL).
B. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2020 sampai
dengan 20 April 2020. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap
siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan satu pertemuan pemberian tindakan
dan satu kali pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah akhir siklus
yang setiap pertemuannya terdiri dari 2x35 menit. Tindakan pembelajaran
yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan rencana pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengunakan
model Problem Based Learning (PBL). di kelas VIII SMP Islam Al-Falah
Kota Jambi dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki
dan 12 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui
empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi,
dan tahap refleksi. Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut maka diperoleh
data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Preoblem
Based Learning (PBL) kelas VIII di SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.
1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan
pembelajaran yang dimulai pada tanggal 21 Februari 2020 dan diakhiri
pada tanggal 28 Februari 2020 dengan memberikan tes kemampuan
memecahkan masalah akhir siklus I kepada siswa. Dalam pelaksanaan
siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
a) Tahap Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan
dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) tentang materi Ibadah puasa membentuk pribadi yang bertakwa
yang akan dipelajari dengan model Problem Based Learning (PBL),
menyusun dan mempersiapkan bahan ajar, menyusun dan
mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran,
dan mempersiapkan soal tes kemampuan memecahkan masalah siswa
akhir siklus I dan menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan
kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran.
Tabel 4.2 Jadwal Perencanaan (Siklus I)
No Hari/tanggal Pertemuan Materi
1 Jum'at
21 Februari 2020 Pertemuan I
-Pengertian Puasa dan
dasar hukumnya.
-Syarat-syarat Puasa
-Rukun-rukun Puasa
2 Jum’at
28 Februari 2020 Pertemuan II
Tes Kemampuan (Siklus
I)
b) Tahap Pelaksanaan Siklus I
Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran kepada guru untuk
melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus I Pelaksanaan tindakan
penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan pemberian tindakan,
dan satu kali pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah siklus I
yang dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan pokok
bahasan Ibadah Puasa membentuk Pribadi yang Bertakwa. Peneliti
dan guru berkolaborasi melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Peneliti dibantu satu pengamat yang akan diamati selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi
yang sudah peneliti sediakan. Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan
pengamatan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Pertemuan I
Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 20
Februari 2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB.
Materi yang akan disampaikan adalah pengertian puasa.
(1) Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.
Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model Problem
Based Learning (PBL), dimana pembelajaran berpusat pada siswa.
Siswa belajar mengeluarkan pendapat mengenai masalah yang
dihadapi. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi
yang akan dibahas pada pertemuan ini dengan materi pokok ibadah
puasa dengan pengertian puasa. Sebelum memulai pembelajaran
guru memberikan apersepsi untuk memusatkan perhatian siswa,
kemudian guru juga memberikan motivasi tentang definisi puasa.
Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang
telah disusun.
(2) Kegiatan inti
(a) Persiapan (Preparation)
Guru memberikan materi tentang Puasa dimulai dengan
menjelaskan spengetian puasa, macam-macam puasa, syarat
sah puasa.
(b) Pencarian Fakta (Fact-Finding)
Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mengutarakan
pendapat tentang pengertian puasa , kemudian guru bertanya
kenapa kita harus berpuasa?
(c) Pencarian Ide (Idea Finding)
Guru memotivasi siswa untuk mencari dan mengemukan ide-
ide atau pun gagasan-gagasan yang kemudian dituliskan di
papan tulis/white board/kartu, dengan aturan sebagai berikut
tidak ada kritik ataupun evaluasi menuliskan apa pun ide atau
gagasan yang dipikirkan siswa, kuantitas ide yang banyak
sangat dibutuhkan, ide atau gagasan tersebut dapat
digabungkan, diubah dan diperbaiki, dilakukan dengan gembira
dan santai, serta terkadang waktu jeda ”diam” juga diperlukan
bagi siswa untuk berpikir.
(d) Pencarian Solusi (Solution Finding)
Guru menghentikan bahwa siswa tidak dapat lagi
mengeluarkan ide-ide, guru mengevaluasi Ide-ide atau gagasan-
gagasan yang tertampung yang telah dituliskan dipapan tulis
dan menyeleksi ide-ide atau solusi yang kurang sesuai dengan
memberi tanda silang (X), guna memperoleh beberapa ide atau
solusi yang terbaik.
(e) Pelaksanaan (Implementation)
Guru mendiskusikan hasil dari Implementation solusi/ide dalam
kelas.
(3) Penutup
Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa mengambil
kesimpulan tentang materi puasa yang telah dipelajari. Selama
kegiatan berlangsung pada pertemuan I, siswa menangapi dan
mengeluarkan pendapat tentang soal yang diajukan oleh guru
selama 10 menit. Kebanyakan siswa masih terlihat bingung dan
susah mengeluarkan pendapat ketika permasalahan diberikan oleh
guru. Sebagian siswa malah mengobrol dan tidak memperhatikan
intruksi guru.
Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 28
Februari 2020. Pada pertemuan ini guru mengadakan tes akhir siklus I.
tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa setelah
menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
(1) Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.
Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan tes
kemampuan memecahkan masalah.
(2) Kegiatan inti
(a) Guru memberikan intruksi dan menjelaskan aturan
mengerjakan tes kemampuan memecahkan masalah akhir
siklus I
(b) Siswa bertugas menanggapi masalah perintah guru dan
mengerjakan soal dengan jujur dan benar.
(3) Penutup
Guru memberi intruksi kepada siswa untuk mengumpulkan
lembar jawaban dengan tertib dan guru menutup pelajaran.
Hasil Observasi siklus I
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) (Siklus I)
No
Indikator atau aspek yang Dinilai
Skor Jumlah
Rata-
rata
(%) P1 P2
1 Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 3 3 6 75
2
Siswa memberikan respon terhadap
pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh guru (Preparation)
2 3 5 62,5
3 Siswa Belajar secara rapi dan tertib
(Preparation) 2 2 4 50
4
Siswa memperhatikan penjelasan umum
tentang materi ajar dan penjelasan tentang
penerapan model Problem Based Learning (PBL) (Preparation).
2 2 4 50
5 Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang diajukan guru (Fact-
Finding)
1 2 3 37,5
6
Siswa mengemukakan pendapat dan ide-ide
tentang pertanyaan yang diajukan (Idea Finding).
1 1 2 25
7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang akan
diselidiki (Idea Finding).
1 1 2 25
8
Siswa dan guru bersama-sama mencari
jawaban yang paling benar (Implementation)
2 2 4 50
9
Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan hal yang kurang dipahami
(Implementation)
1 1 2 25
10
Siswa dan guru menarik kesimpulan untuk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang dilaksanakan hari ini
2 2 4 50
Jumlah 17 19 36
Rata-rata (%) 42,5 47,5 45
Rata-rata keseluruhan (%) 45
Keterangan:
1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)
2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)
P1 : Pertemuan Pertama
P2 : Pertemuan Kedua
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) (Siklus I)
No Indikator atau aspek yang Dinilai Skor
Jumlah
Rata-
rata
(%) P1 P2
1 Guru memasuki kelas tepat waktu 3 3 6 75
2 Guru menggali pengetahuan awal siswa 3 3 6 75
3
Guru memberikan penjelasan tentang
materi ajar atau prosedur kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan model Problem Based
Learning (PBL)
3 3 6 75
4 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapi dan tertib
2 2 4 50
5
Guru memberikan pertanyaan tentang
materi yang sedang di pelajari (Preparation).
2 3 5 62,5
6
Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk berpikir kritis menjawab pertanyaan
yang di ajukan (Fact-Finding).
2 2 4 50
7
Guru memotivasi siswa untuk
mengemukakan ide-ide yang kemudian
dituliskan di papan tulis (Idea Finding).
2 2 4 50
8
Guru menghentikan siswa tidak dapat
mengeluarkan ide dan mengevaluasi ide
yang ada di depan papan tulis (Solution
Finding).
2 2 4 50
9
Guru mendiskusikan hasil dari
implementation solusi/ide dalam kelas
(implementation).
3 3 6 75
10
Guru bersama siswa menarik kesimpulan
untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan hari ini.
3 3 6 75
Jumlah 25 26 51
Rata-rata (%) 62,5 65 63,75
Rata-rata keseluruhan (%) 63,75
Keterangan:
1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)
2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)
P1 : Pertemuan Pertama
P2 : Pertemuan Kedua
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
belum optimal yaitu persentase rata-rata sebesar 45%, masih terdapat
beberapa kekurangan yaitu siswa belum mengemukakan pendapat dan
ide-ide tentang pertanyaan yang diajukan (Idea Finding) ini terlihat
dari persentasenya sebesar 25% dan juga belum dapat berpartisipasi
secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang diselidiki
(Idea Finding) terlihat dari persentasenya 25% dalam menanyakan hal
yang kurang dipahami (Implementation) hal ini terlihat dari
presentasenya sebesar 25%.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
aktifitas guru pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
siklus I sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari persentase setiap
itemnya. Tetapi masih terdapat beberapa item yang menujukan
aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu guru kurang
mampu mengkomunikasikan rencana kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) hingga berakibat pada kurangnya
keaktifan siswa saat pembelajaran sehingga siswa masih binggung
dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa akhir siklus I
tentang materi sistem pernapasan dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL).
Tabel 4.5
Hasil Kemampuan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) (Siklus I)
No Indikator Siklus I Kategori
1 Mempertanyakan masalah 67,24% Tinggi
2 Menguji kebenaran permasalahan 43,10% Sedang
3 Menilai/ membandingkan hasil dengan
kriteria 42,67% Sedang
4 Membuat kesimpulan dari permasalahan 65,51% Tinggi
Rata-rata keseluruhan (%) 52,24% Sedang
Untuk lebih jelas data hasil kemampuan memecahkan masalah
siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat dilihat pada lampiran 2.
c) Tahap Refleksi
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah
mencapai keberhasilannya atau belum, selain itu hasil kegiatan refleksi
dapat dijadikan acuan peneliti dalam merancang perencanaan tindakan
pada siklus selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa yang diharapkan dan tidak mengulang kesalahan yang sama pada
siklus sebelumnya. Selanjutnya peneliti (observer) dan guru
berkolaborasi melakukan refleksi dengan menggunakan data-data yang
telah diperoleh selama proses pembelajaran. Setelah peneliti (observer)
dan guru berdiskusi dengan menggunakan data-data yang diperoleh
dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui hasil tes
kemampuan memecahkan masalah akhir siklus I dikategorikan
kemampuan memecahkan masalah siswa dalam kategori sedang.
Belum mencapai dalam kategori sangat tinggi yaitu lebih dari 80%.
Namun kemampuan memecahkan masalah siswa kelas VIII hanya
52,24% kategori sedang berdasarkan hasil tes kemampuan
memecahkan masalah akhir siklus I.
Selain itu berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan
aktivitas mengajar guru masih terlihat adanya kekurangan. Dalam
proses pembelajaran pada siklus I siswa belum secara aktif ketika
mengeluarkan pendapat. Hal ini terlihat dari presentasenya sebesar
25%. Selain itu siswa masih belum terbiasa untuk berpartisipasi secara
aktif di kelas sehingga saat diminta untuk mengeluarkan pendapat
siswa masih malu-malu dikarenakan guru kurang mampu
mengkomunikasikan rencana kegiatan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) hingga berakibat pada kurangnya keaktifan siswa saat diskusi
sehingga siswa masih binggung dalam menerapkan model Problem
Based Learning (PBL).
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I
dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, maka
dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan
berikut :
(1) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil supaya siswa berani
menanggapi pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya dan
berpartisipasi secara aktif dalam diskusi di dalam kelas.
(2) Guru dapat memotivasi siswa agar tidak malu-malu dalam
mengeluarkan pendapat.
Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa pada siklus I
meningkatkan kemampuan berpikir siswa dikategorikan sedang dan
belum mencapai kategori sangat tinggi, masih terdapat kekurangan
serta hal-hal yang perlu di perbaiki dalam proses pelaksanakan
tindakan. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan
melakukan perbaikan-perbaikan sebagaimana yang telah dipaparkan di
atas.
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan
pembelajaran yang dimulai pada tanggal 6 Maret 2020 dan diakhiri pada
tanggal 13 Maret 2020 dengan memberikan tes kemampuan memecahkan
masalah siklus II kepada siswa. Dalam pelaksanaan siklus II kegiatan yang
dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a) Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi sistem pernapasan
yang akan dipelajari dengan model Problem Based Learning (PBL),
menyusun dan mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan,
mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran,
mempersiapkan soal tes kemampuan memecahkan masalah akhir
siklus II, dan menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan
yang terjadi selama proses pembelajaran.
Tabel 4.6
Jadwal Perencanaan (Siklus II)
No Hari/tanggal Pertemuan Materi
1 Jum'at
6 Maret 2020
Pertemuan I
-macam-macam Puasa.
-hal-hal yang membatalakan
Puasa.
2 Jum’at
13 Maret 2020 Pertemuan II
Tes Kemampuan Berpikir
kritis (Siklus II)
b) Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus II
.Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam satu kali pertemuan
pemberian tindakan, dan satu kali pertemuan tes kemampuan
memecahkan masalah akhir siklus II yang dilakukan selama 2x35
menit atau 2 jam pelajaran dengan sub pokok bahasan ibadah puasa.
Namun terdapat tambahan kegiatan berdasarkan hasil refleksi dari
siklus I yaitu :
(1) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil supaya siswa berani
menanggapi pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya dan
berpartisipasi secara aktif dalam diskusi di dalam kelas.
(2) Guru dapat memotivasi siswa agar tidak malu-malu dalam
mengeluarkan pendapat.
c) Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran kepada guru untuk
melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus II pelaksanaan tindakan
penelitian dilakukan dalam satu kali pertemuan pemberian tindakan,
dan satu kali pertemuan tes kemampuan berpikir kritis siklus II yang
dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan sub pokok
bahasansyarat sah dan wajib puasa , hal–hal yang membatalakan
puasa. Peneliti dibantu satu pengamat yang akan diamati selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi yang sudah peneliti sediakan. Berikut ini deskripsi
pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL).
Pertemuan I
Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Maret
2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang akan
disampaikan adalah sub bahasan puasa.
(1) Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.
Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model Problem
Based Learning (PBL), dimana pembelajaran berpusat pada siswa.
Siswa belajar mengeluarkan pendapat mengenai masalah yang
dihadapi. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi
yang akan dibahas pada pertemuan ini dengan materi sub pokok
bahasan syarat sah dan wajib puasa, hal-hal yang membatalkan
puasa. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan apersepsi
untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga
memberikan contoh hal-hal yang membatalkan puasa. Setelah itu
guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.
(2) Kegiatan inti
(a) Persiapan (Preparation)
Guru membagi siswa dalam 6 kelompok, guru mempersiapkan
pertanyaan yang akan diajukan setiap kelompok dan guru
memotivasi siswa untuk aktif dalam mengeluarkan pendapat.
(b) Pencarian Fakta (Fact-Finding)
Guru memberi intruksi kepada kelompok untuk memecahkan
masalah yang telah di berikan berupa soal-soal seputar hal-hal
yang membatal kan puasa, syarat sah dan wajib puasa yg telah
di pelajari, siswa dituntut untuk menjawab secara berdiskusi.
(c) Pencarian Ide (Idea Finding)
Guru memotivasi siswa untuk mencari dan mengemukan ide-
ide atau pun gagasan-gagasan yang kemudian dituliskan di
papan tulis/white board/kartu, dengan aturan sebagai berikut
tidak ada kritik ataupun evaluasi menuliskan apa pun ide atau
gagasan yang dipikirkan siswa, kuantitas ide yang banyak
sangat dibutuhkan, ide atau gagasan tersebut dapat
digabungkan, diubah dan diperbaiki, dilakukan dengan gembira
dan santai, serta terkadang waktu jeda ”diam” juga diperlukan
bagi siswa untuk berpikir.
(d) Pencarian Solusi (Solution Finding)
Guru menghentikan bahwa siswa tidak dapat lagi
mengeluarkan ide-ide, guru mengevaluasi Ide-ide atau gagasan-
gagasan yang tertampung yang telah dituliskan dipapan tulis
dan menyeleksi ide-ide atau solusi yang kurang sesuai dengan
memberi tanda silang (X), guna memperoleh beberapa ide atau
solusi yang terbaik.
(e) Pelaksanaan (Implementation)
Guru mendiskusikan hasil dari Implementation solusi/ide dalam
kelas.
(3) Penutup
Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa memberikan
kesimpulan tentang ibadah puasa yang telah dipelajari. Selama
kegiatan berlangsung pada pertemuan I, siswa menangapi dan
mengeluarkan pendapat tentang peragaan yang dilakukan salah
satu siswa yang diajukan oleh guru selama 10 menit. Sudah
sebagian siswa mengeluarkan pendapat dengan jumlah siswa 17
orang dan sebagian siswa masih susah mengeluarkan pendapat
ketika permasalahan diberikan oleh guru.
Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 13
Maret 2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pada pertemuan
ini guru mengadakan tes kemampuan berpikir kritis akhir siklus II.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa
setelah menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
(1) Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.
Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan tes
kemampuan memecahkan masalah.
(2) Kegiatan inti
(a) Guru memberikan intruksi dan menjelaskan aturan
mengerjakan tes kemampuan memecahkan masalah siklus II.
(b) Siswa bertugas menanggapi masalah perintah guru dan
mengerjakan soal dengan jujur dan benar.
(3) Penutup
Guru memberi intruksi kepada siswa untuk mengumpulkan
lembar jawaban dengan tertib dan guru menutup pelajaran.
d) Hasil Observasi siklus II
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) (Siklus II)
No
Indikator atau aspek yang Dinilai
Skor Jumlah
Rata-
rata
(%) P1 P2
1 Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 3 3 6 75
2 Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh
guru (Preparation)
3 3 6 75
3 Siswa Belajar secara rapi dan tertib
(Preparation) 3 3 6 75
4
Siswa memperhatikan penjelasan umum
tentang materi ajar dan penjelasan tentang
penerapan model Problem Based Learning (PBL) (Preparation).
3 3 6 75
5 Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang diajukan guru (Fact-
Finding)
2 3 5 62,5
6
Siswa mengemukakan pendapat dan ide-ide
tentang pertanyaan yang diajukan (Idea Finding).
2 2 4 50
7
Siswa berpartisipasi secara aktif ketika
diskusi kelas mengenai masalah yang akan
diselidiki (Idea Finding).
2 2 4 50
8 Siswa dan guru bersama-sama mencari jawaban yang paling benar (Implementation)
3 3 6 75
9 Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan
hal yang kurang dipahami (Implementation) 2 3 5 62,5
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
dilaksanakan hari ini
2 3 5 62,5
Jumlah 25 28 53
Rata-rata (%) 62,5 70 66,25
Rata-rata keseluruhan (%) 66,25
Keterangan:
1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)
2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)
P1 : Pertemuan Pertama
P2 : Pertemuan Kedua
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) (Siklus II)
No Indikator atau aspek yang Dinilai Skor
Jumlah
Rata-
rata
(%) P1 P2
1 Guru memasuki kelas tepat waktu 4 4 8 100
2 Guru menggali pengetahuan awal siswa 3 3 6 75
3
Guru memberikan penjelasan tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa dan penggunaan metode
brainstorming
3 3 6 75
4 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar
secara rapi dan tertib 3 3 6 75
5 Guru memberikan pertanyaan tentang materi
yang sedang di pelajari (Preparation). 3 3 6 75
6
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis menjawab pertanyaan yang di
ajukan (Fact-Finding).
2 2 4 50
7
Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang kemudian dituliskan di papan tulis
(Idea Finding).
2 3 5 62,5
8
Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan mengevaluasi ide yang
ada di depan papan tulis (Solution Finding).
2 3 5 62,5
9 Guru mendiskusikan hasil dari implementation
solusi/ide dalam kelas (implementation). 2 3 5 62,5
10 Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk
pembelajaran IPA yang dilaksanakan hari ini. 3 3 6 75
Jumlah 25 30 52
Rata-rata (%) 62,5 75 65
Rata-rata keseluruhan (%) 65
Keterangan:
1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)
2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)
P1 : Pertemuan Pertama P2 : Pertemuan Kedua
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) siswa
sudah mengalami peningkatan dari siklus I hal ini dapat dibuktikan
persentase rata-rata siklus II sebesar 66,25% dari siklus I yaitu
persentase rata-rata sebesar 45%, upaya peningkatan hasil belajar
siswa sudah dapat terlaksana walaupun secara keseluruhan belum
memuaskan masih terdapat beberapa kekurangan yaitu siswa belum
secara aktif ketika siswa mengemukakan pendapat dan ide-ide tentang
pertanyaan (Idea Finding), dan siswa berpartisipasi secara aktif diskusi
kelas mengenai masalah yang diselidiki (Idea Finding) ini terlihat dari
persentasenya sebesar 50%.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa
aktifitas guru pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
siklus II mengalami peningkatan dalam menciptakan suasana belajar
yang mengaktifkan siswa, hal ini dapat dilihat dari persentase setiap
itemnya. Tetapi masih terdapat beberapa item yang menujukan
aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu guru kurang
memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir menjawab
pertanyaan yang diajukan (Fact-Finding).
Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa akhir siklus II
tentang materi ibadah puasa dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL).
Tabel 4.9
Hasil Kemampuan memecahkan masalah Siswa Dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus II)
No Indikator Siklus II Kategori
1 Mempertanyakan masalah 79,31% Tinggi
2 Menguji kebenaran permasalahan 73,27% Tinggi
3 Menilai/ membandingkan hasil dengan
kriteria 72,41% Tinggi
4 Membuat kesimpulan dari permasalahan 81,03% Sangat
Tinggi
Rata-rata keseluruhan (%) 75,68% Tinggi
Untuk lebih jelas data hasil kemampuan memecahkan masalah
siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat dilihat pada lampiran 3.
e) Tahap Refleksi
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah
mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terlihat dari kemampuan
berpikir kritis siswa sudah sebagian memenuhi indikator yang telah
ditetapkan, setelah peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan
menggunakan data-data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan
tindakan dan observasi, diketahui hasil tes kemampuan siklus II dalam
kategori tinggi. Belum mencapai dalam kategori sangat tinggi yaitu
lebih dari 80%. Namun kemampuan memecahkan masalah siswa kelas
VIII sudah mencapai 75,68% dikategorikan tinggi berdasarkan hasil
tes kemampuan akhir siklus II.
Selain itu berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan
aktivitas mengajar guru masih terlihat adanya kekurangan. Dalam
proses pembelajaran pada siklus II siswa belum secara aktif ketika
mengeluarkan pendapat. Hal ini terlihat dari presentasenya sebesar
50%. Selain itu siswa masih belum terbiasa untuk menanyakan hal
yang kurang dipahami dan siswa masih belum aktif mengeluarkan
pendapat.
Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus
II dan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa,
maka dilanjutkan pada siklus III dengan melakukan perbaikan-
perbaikan berikut :
(1) Guru harus optimal memberi kesempatan kepada siswar untuk
berpikir kritis menjawab pertanyaan yang diajukan mengeluarkan
pendapat dan guru dapat menunjuk salah satu siswa supaya mau
bertanya.
(2) Guru memberikan tambahan point kepada siswa yang aktif agar
siswa terpancing untuk mengeluarkan pendapatnya
Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa pada siklus II
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dikategorikan tinggi
dan belum mencapai kategori sangat tinggi, masih terdapat kekurangan
serta hal-hal yang perlu di perbaiki dalam proses pelaksanakan
tindakan. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus III dengan
melakukan perbaikan-perbaikan sebagaimana yang telah dipaparkan.
3. Pelaksanaan Penelitian Siklus III
Pelaksanaan siklus III dilakukan selama dua kali pertemuan
pembelajaran yang dimulai pada tanggal 10 April 2020 dan diakhiri pada
tanggal 17 April 2020 dengan memberikan tes kemampuan akhir siklus III
kepada siswa. Dalam pelaksanaan siklus III kegiatan yang dilakukan
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a) Tahap Perencanaan Siklus III
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan
dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) tentang materi sistem pernafasan dalam sub pokok bahasan
orang-orang yang boleh tidak melaksanakan puasa ramadhan dan tata
cara puasa yang akan dipelajari dengan model Problem Based
Learning (PBL), menyusun dan mempersiapkan bahan pembelajaran
yang akan digunakan, menyusun dan mempersiapkan lembar observasi
keterlaksanaan proses pembelajaran dan mempersiapkan soal tes
kemampuan akhir siklus III. dan menyiapkan kamera untuk
mendokumentasikan kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
Tabel 4.10
Jadwal Perencanaan Siklus III
No Hari/tanggal Pertemuan Materi
1 Jum'at
10 April 2020 Pertemuan I
-orang-orang yang boleh
tidak melakukan puasa
Ramadhan.
-tatacara melaksanakan
puasa wajib.
2 Rabu
17 April 2020 Pertemuan II
Tes Kemampuan Berpikirkritis
(Siklus III)
b) Tahap Pelaksanaan Siklus III
Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan yang akan
dilaksanakan, yaitu: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), tahap pelaksanaan siklus III Pelaksanaan tindakan penelitian
dilakukan dalam satu kali pertemuan pemberian tindakan, dan satu kali
pertemuan tes kemampuan memecahkan masalah siklus III yang
dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan sub pokok
bahasan ibadah puasa.
Namun terdapat tambahan kegiatan berdasarkan hasil refleksi dari
siklus II yaitu :
(1) Guru harus optimal memberi kesempatan kepada siswar untuk
berpikir kritis menjawab pertanyaan yang diajukan mengeluarkan
pendapat dan guru dapat menunjuk salah satu siswa supaya mau
bertanya.
(2) Guru memberikan tambahan point ke siswa agar siswa terpacing
untuk mengeluarkan pendapatnya
Pertemuan I
Pertemuan I pada siklus III dilaksanakan pada hari Jumat, 10 April
2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang akan
disampaikan adalah orang-orang yang boleh tidak melaksanakan puasa
ramadhan dan tata cara puasa.
(1) Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.
Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan model Problem
Based Learning (PBL), dimana pembelajaran berpusat pada siswa.
Siswa belajar mengeluarkan pendapat mengenai masalah yang
dihadapi. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi
yang akan dibahas pada pertemuan ini dengan sub bahasan orang-
orang yang boleh tidak melaksanakan puasa ramadhan dan tata
cara puasa. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan
apersepsi untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga
memberikan motivasi tentang sebutkan macam-macam benda
konduktor. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah disusun.
(2) Kegiatan inti
(a) Persiapan (Preparation)
Guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan guru
mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan setiap
kelompok.
(b) Pencarian Fakta (Fact-Finding)
Guru memberi intruksi disetiap kelompok untuk
mendiskusikan pertanyaan yang diajukan guru yaitu apa saja
tata cara melaksanakan puasa? Siapa saja orang-orang yang
dibolehkan tidak melaksanakan puasa ramadhan?
(c) Pencarian Ide (Idea Finding)
Guru memotivasi siswa untuk mencari dan mengemukan
ide-ide atau pun gagasan-gagasan yang kemudian dituliskan di
papan tulis/white board/kartu, dengan aturan sebagai berikut
tidak ada kritik ataupun evaluasi menuliskan apa pun ide atau
gagasan yang dipikirkan siswa, kuantitas ide yang banyak
sangat dibutuhkan, ide atau gagasan tersebut dapat
digabungkan, diubah dan diperbaiki, dilakukan dengan gembira
dan santai, serta terkadang waktu jeda ”diam” juga diperlukan
bagi siswa untuk berpikir.
(d) Pencarian Solusi (Solution Finding)
Guru menghentikan bahwa siswa tidak dapat lagi
mengeluarkan ide-ide, guru mengevaluasi Ide-ide atau gagasan-
gagasan yang tertampung yang telah dituliskan dipapan tulis
dan menyeleksi ide-ide atau solusi yang kurang sesuai dengan
memberi tanda silang (X), guna memperoleh beberapa ide atau
solusi yang terbaik.
(e) Pelaksanaan (Implementation)
Guru mendiskusikan hasil dari Implementation solusi/ide
dalam kelas.
(3) Penutup
Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui
mengambil kesimpulan yang telah dipelajari. Selama kegiatan
berlangsung pada pertemuan I, siswa menangapi dan mengeluarkan
pendapat tentang soal yang diajukan oleh guru selama 7 menit.
Hampir seluruh siswa yang berjumlah 23 orang tampak
berkonsentrasi memahami soal dan mengeluarkan pendapat, hanya
beberapa siswa saja masih diam dan susah mengeluarkan pendapat
ketika permasalahan diberikan oleh guru.
Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 17 April
2020 jam ke 1-2 pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pada pertemuan ini
guru mengadakan tes kemampuan akhir siklus III. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan memcahkan masalah siswa setelah
menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
(1) Kegiatan awal
Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.
Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan tes
kemampuan memecahkan masalah.
(2) Kegiatan inti
(a) Guru memberikan intruksi dan menjelaskan aturan
mengerjakan tes kemampuan siklus III.
(b) Siswa bertugas menanggapi masalah perintah guru dan
mengerjakan soal dengan jujur dan benar.
(3) Penutup
Guru memberi intruksi kepada siswa untuk mengumpulkan
lembar jawaban dengan tertib dan guru menutup pelajaran.
c) Hasil Observasi siklus III
Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) (Siklus III)
No Indikator atau aspek yang Dinilai Skor
Jumlah Rata-
rata(%) P1 P2
1 Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 4 4 8 100
2
Siswa memberikan respon terhadap
pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh guru (Preparation)
4 4 8 100
3 Siswa Belajar secara rapi dan tertib
(Preparation) 4 4 8 100
4
Siswa memperhatikan penjelasan umum
tentang materi ajar dan penjelasan tentang
penerapan model Problem Based Learning (PBL). (Preparation).
4 4 8 100
5 Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang diajukan guru (Fact-
Finding)
4 4 8 100
6
Siswa mengemukakan pendapat dan ide-
ide tentang pertanyaan yang diajukan (Idea Finding).
3 4 7 87,5
7
Siswa berpartisipasi secara aktif ketika
diskusi kelas mengenai masalah yang akan
diselidiki (Idea Finding).
3 4 7 87,5
8
Siswa dan guru bersama-sama mencari
jawaban yang paling benar (Implementation)
3 4 7 87.5
9
Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan hal yang kurang dipahami
(Implementation)
3 3 6 75
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang dilaksanakan hari ini
3 3 6 75
Jumlah 35 38 73
Rata-rata (%) 87,5 95 91,25
Rata-rata keseluruhan (%) 91,25
Keterangan:
1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)
2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)
P1 : Pertemuan Pertama
P2 : Pertemuan Kedua
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) (Siklus III)
No Indikator atau aspek yang Dinilai Skor
Jumlah
Rata-
rata
(%) P1 P2
1 Guru memasuki kelas tepat waktu 4 4 8 100
2 Guru menggali pengetahuan awal siswa 4 4 8 100
3
Guru memberikan penjelasan tentang materi
ajar atau prosedur kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa dan penggunaan model Problem Based Learning (PBL).
4 4 8 100
4 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapi dan tertib
3 4 7 87,5
5 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di pelajari (Preparation).
4 4 8 100
6
Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk berpikir kritis menjawab pertanyaan
yang di ajukan (Fact-Finding).
3 4 7 87,5
7
Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan
ide-ide yang kemudian dituliskan di papan
tulis (Idea Finding).
3 3 6 75
8 Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan mengevaluasi ide yang
ada di depan papan tulis (Solution Finding).
3 4 7 87,5
9 Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam kelas (implementation).
3 4 7 87,5
10 Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang dilaksanakan hari ini.
3 3 6 75
Jumlah 34 37 71
Rata-rata (%) 85 92,5 88,75
Rata-rata keseluruhan (%) 88,75
Keterangan:
1 : kurang (< 40%) 3 : baik (61 - 80%)
2 : sedang/cukup (41% - 60%) 4 : sangat baik ( 81% - 100%)
P1 : Pertemuan Pertama P2 : Pertemuan Kedua
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) siswa sudah
mengalami peningkatan aktivitas belajar siswa. Kesimpulan yang
diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus III,
antara lain:
(1) Siswa makin bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) karena siswa terlibat langsung dalam
menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran.
(2) Hampir semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan proses
pembelajaran karena mereka merasa termotivasi dan tertantang
untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.
(3) Siswa semakin berani untuk bertanya, bertukar pendapat,
mengungkapkan pendapat, dan berpartisipasi secara aktif dalam
diskusi yaitu dengan adanya pemberian point.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 aktivitas mengajar guru
mengalami peningkatan yang optimal. Guru semakin baik dalam
menciptakan suasana belajar yang mengaktifkan siswa, selain itu
terdapat peningkatan pada kegiatan guru memotivasi siswa untuk aktif
ketika diskusi yang mengakibatkan adanya peningakatan pada
keaktifan siswa. Untuk lebih data observasi aktivitas mengajar guru
pada siklus III dapat dilihat pada hasil kemampuan berpikir kritis siswa
dapat dilihat dari tes kemampuan akhir siklus III yang dilakukan
setelah pemberian tindakan pada siswa mengenai materi ibadah puasa
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Adapun
hasil tes kemampuan akhir siklus III adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13
Hasil Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Siklus III)
No Indikator Siklus III Kategori
1 Mempertanyakan masalah 81,89% Sangat Tinggi
2 Menguji kebenaran permasalahan 93,10% Sangat Tinggi
3 Menilai/ membandingkan hasil dengan kriteria 92,67% Sangat Tinggi
4 Membuat kesimpulan dari permasalahan 97,41% Sangat Tinggi
Rata-rata keseluruhan (%) 90% Sangat Tinggi
Untuk lebih jelas data hasil kemampuan memecahkan masalah
siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
dilihat pada lampiran 4.
d) Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan
yang dilakukan pada siklus III sudah memenuhi indikator keberhasilan
penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil refleksi yang
diperoleh menunjukan adanya perbaikan dan peningkatan hasil pada
siklus III. Hal ini terlihat dari adanya peningakatan pada aktivitas
belajar siswa dan aktivitas mengajar guru serta peningakatn hasil
belajar siswa pada tes kemampuan akhir siklus III yang telah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus III
dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi indikator
keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya
peningakatan aktivitas belajar siswa dan adanya peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa kedalam kategori sangat tinggi yaitu
90%, maka pemberian tindakan pada penelitian diakhiri pada siklus III.
C. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data
tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas
mengajar guru, dan tes kemampuan memecahkan masalah siswa. Hasil data
yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi adalah sebagi
berikut:
1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada suklis I diperoleh rata-rata
presentase sebesar 45% sedangakan pada siklus II diperoleh rata-rata
prosentase sebesar 66,25% dan pada siklus III diperoleh rata-rata
prosentase sebesar 91,25%. Hal ini menunjukan adanya peningakatan
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata
presentase sebesar 63,75% sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
presentase sebesar 65% dan pada siklus III di peroleh rata-rata presentase
sebesar 88,75%. Hal ini pun menunjukan adanya peningakatan
kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga mampu meningakatkan
hasil belajar siswa.
3. Sedangkan hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik
tes kemampuan adalah sebagai berikut: perolehan persentase rata-rata hasil
belajar siswa pada tes akhir siklus I sebesar 52,24% kategori sedang, pada
tes akhir siklus II sebesar 75,68% kategori tinggi dan pada tes akhir siklus
III sebesar 90% kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
D. Interprestasi Hasil Analisis Data
Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi
bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama
proses pembelajaran menunjukan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa
belum optimal. Namun terjadi peningakatan pada hasil belajar siswa setelah
dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II dan siklus III. Adapun data yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam
melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar
guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari
lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai bahan untuk
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan
sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil
observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
Persentase Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL).
Pertemuan Skor Aktivitas Peningkatan
Siklus I Siklus II Siklus III
1 42,5% 62,5% 87,5% 45%
2 47,5% 70% 95% 47,5%
Rata-rata 45% 66,25% 91,25% 46,25%
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.14 terjadi peningkatan aktivitas
belajar siswa dari siklus I ke siklus II dan III. Hal ini menunjukan bahwa
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII
SMP Islam Al-Falah Kota Jambi selama proses pembelajaran.
Adapun persentase hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II, dan
siklus III disajikan pada diagram berikut:
Gambar 4.1
Diagram Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL).
Sedangkan hasil observasi aktivitas mengajar guru yang diperoleh
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus ISiklus II
Siklus III
45%
66.25%
91.25%Persentase Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.15
Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL).
Pertemuan Skor Aktivitas Peningkatan
Siklus I Siklus II Siklus III
1 62,5% 62,5% 85% 22,5%
2 65% 75% 92,5% 27,5%
Rata-rata 63,75% 65% 88,75% 25%
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.15 terjadi peningkatan
mengajar guru dari siklus I ke siklus II dan siklus III. Hal ini menunjukan
bahwa guru mengalami perbaikan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP
Al-Falah Kota Jambi.
Adapun persentase aktivitas mengajar guru pada siklus I, siklus II, dan
siklus III disajikan pada diagram berikut:
Gambar 4.2
Diagram Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL).
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Siklus ISiklus II
Siklus III
63.75% 65%
88.75%
Persentase Aktivitas Mengajar Guru
2. Tes Kemampuan Hasil Belajar
Tes kemampuan hasil belajar yang digunakan adalah tes formatif,
yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan
untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Adapun hasil belajar
siswa pada setiap tes akhir siklus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Persentase Kemampuan hasil belajar Siswa Kelas VIII dengan
Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL).
Tes Akhir Persentase Kriteria
Siklus I 52,24% Sedang
Siklus II 75,68% Tinggi
Siklus III 90% Sangat Tinggi
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.16 dapat dilihat adanya
peningakatan kemampuan berpikir kritis siswa dari siklus I ke siklus II dan
siklus III dengan peningkatan yaitu persentase sebesar 37,76%.
Peningkatan hasil tes ini menunjukan tercapainya indikator keberhasilan
Untuk lebih jelas data peningakatan hasil belajar siswa dari siklus I ke
siklus II dan siklus III dapat dilihat pada lampiran 5. Adapun persentase
kemampuan hasil belajar siswa tersaji dalam diagram sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Hasil Test Kemampuan Siswa Dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL)
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Siklus ISiklus II
Siklus III
52.24%
75.68%90%
Persentase Kemampuan Berpikir Kritis
Sedangkan rincian persentase kemampuan pada masing-masing
indikator berdasarkan hasil tes siklus I,II dan tes siklus II dapat dilihat
dalam tabel 4.17 dan diagram batang berikut:
Tabel 4.17
Persentase Masing-Masing Indikator Kemampuan Siswa Kelas VIII
Pada Siklus I,II dan Siklus III
Indikator
Persentase dan Kategori
Siklus I Siklus II Siklus III
Mempertanyakan
permaslahan
67,24%
(Tinggi)
79,31%
(Tinggi)
81,89%
(Sangat Tinggi)
Menguji kebenaran
permasalahan
43,10%
(Sedang)
73,27%
(Tinggi)
93,10%
(Sangat Tinggi)
Menilai/ membandingkan
hasil dengan kriteria
42,67%
(Sedang)
72,41%
(Tinggi)
92,67%
(Sangat Tinggi)
Membuat kesimpulan dari
solusi permasalahan
65,51%
(Tinggi)
81,03%
(Sangat Tinggi)
97,41%
(Sangat Tinggi)
Diagram indikator sebagai berikut :
Gambar 4.4
Diagram Indikator Tes Kemampuan Siswa
Keterangan
Indikator I : Mempertanyakan permaslahan
Indikator II : Menguji kebenaran permasalahan
Indikator III : Menilai/ membandingkan hasil dengan kriteria
Indikator IV : Membuat kesimpulan dari solusi permasalahan
67.24%
43.10% 42.67%
65.51%
79.31%73.27% 72.41%
81.03%81.89%
93.10% 92.67%97.41%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Indikator I Indikator II Indikator III Indikator IV
Siklus I Siklus II Siklus III
Persentase Indikator Kemampuan Siswa
E. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) kelas VIII. Penelitian pembelajaran yang dilaksanakan pada
penelitian ini telah sesuai dengan tahapan model Problem Based Learning
(PBL) tahapan-tahapan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model Problem Based Learning (PBL) telah menunjukan hasil yang
cukup efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi. Hal ini terlihat dari
adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL), karena dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) siswa sedemikian rupa
terlibat aktif dalam pembelajaran serta melatih kemampuan berpikir siswa
secara kritis sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan yang
dihadapi.
Hal ini terbukti berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa yang
dilakukan pada siklus I mencapai 45% mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 66,25% dan pada siklus III lebih meningkat menjadi 91,25%. Sejalan
dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Problem
Based Learning (PBL), hal serupa terjadi pada tes hasil kemampuan siswa. Hal
ini terbukti berdasarkan hasil tes kemampuan akhir siklus I diperoleh hasil
kemampuan siswa dengan kemampuan mempertannyakan permasalahan
mencapai 67,24%, pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 79,31%
dan pada siklus III lebih meningkat lagi hingga mencapai 81,89% kategori
sangat tinggi, hasil tes kemampuan akhir siklus I kemampuan menguji
kebenaran permasalahan mencapai 43,10%, pada siklus II mencapai 73,27%
dan pada siklus III mencapai 93,10% kategori sangat tinggi, hasil tes siklus I
kemampuan menilai/membandingkan hasil dengan kriteria mencapai 42,67%,
pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 72,41% dan pada siklus III
meningkat hingga mencapai 92,67% kategori sangat tinggi dan hasil tes
kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan mencapai 65,51%,
pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan mencapai
81,03% dan pada siklus III meningkat hingga mencapai 97,41% kategori
sangat tinggi. berdasarkan hasil tes penilaian peningkatan hasil belajar siswa
kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase hasil belajar siswa kelas VIII pada kategori sedang dengan
persentase 52,24%, mengalami peningakatan pada siklus II mencapai 75,68%
kategori tinggi dan mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus III
kategori sangat tinggi dengan persentase 90%. Berdasarkan analisis hasil tes
siklus I, siklus II dan siklus III, hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-
Falah Kota Jambi mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Sehingga
dapat di simpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian tindakan kelas (PTK), dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
1. Hasil observasi hasil belajar siswa pada siklus I mencapai kriteria sedang,
mengalami peningkatan pada siklus II mencapai kriteria tinggi dan
mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus III mencapai kriteria
sangat tinggi.
2. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I mencapai kriteria cukup,
mengalami peningkatan pada siklus II mencapai kriteria sedang dan
mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus III mecapai kriteria
tinggi.
3. Sejalan dengan aktivitas belajar siswa yang meningkat maka, penerapan
pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) juga meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi pada siklus
I diperoleh persentase rata -rata pada kategori sedang. Pada siklus II
diperoleh hasil kemampuan siswa diperoleh rata-rata pada kategori tinggi.
Pada siklus III diperoleh hasil kemampuan siswa diperoleh rata-rata
persentase hasil kemampuan siswa pada kategori sangat tinggi. Sehingga
penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomondasikan saran
kepada guru sebagai berikut :
1. Model Problem Based Learning (PBL) yang telah diterapkan pada siswa
kelas VIII SMP Islam Al-Falah Kota Jambi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2. Diharapkan kepada guru sebelum mengajar terlebih dahulu menyiapkan
rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah dan materi
pembelajaran.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada allah
SWT, bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini, namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat
kekurangan-kekurangan, baik dalam sistematis penulisan maupun bentuk kata-
kata.
Untuk itu kritik dan saran sangat di harapkan penulis demi perbaikan
penulisan Penelitian Tindakan (PTK) ini. Kemudian penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia
memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para guru di SMP Islam Al-
Falah Kota Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, S. P. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Skripsi , 3-9
Amir, Mohammad Faizal and Sartika, Septi Budi (2017) Metodologi Penelitian
Dasar Bidang Pendidikan. UMSIDA PRESS.
Auliyah, S. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning.
Jurnal Pendidikan, 2(9): 1188-1195.
Awalia, F. (2018). Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Primary, 7(1): 40-43.
Dr. Iskandar, M.Pd. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada
(GP) Press.
Dr. Rusman, S.Pd. 2016. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Dr. Tjipto Subadi, M.Si. (2010). Lesson Study Berbasis PTK (Penelitian Tindakan
Kelas). Surakarta.
Eka, P. (2017). Problem Based Learning Models of Religious Islamic Educations.
Jurnal Skripsi, 1-20.
Hurul, A. (2015). Penerapan Model Problem based Learning pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Skripsi, 1-30.
Siti, A. S. (2012). Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Skripsi, 1-56
Suyadi, M.Pd.I. (2018). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Situmorang, Manihar (2010) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UNTUK
MATA PELAJARAN KIMIA (DENGAN SUPLEMEN). Unimed, Medan.
Tabrani. ZA, S.Pd.I., M.S.I. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. FTK Ar-Raniry
Press. Banda Aceh.
Pedoman Penskoran Per Indikator
Indikator Skor Keterangan
Memenuhi semua atau hampir indikator berikut:
1. Memahami petujuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan
tepat
2. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat.
3. Menguji tingkat keterpercayaan.
4. Membuat keputusan untuk menarik kesimpulan
4 Baik
Memenuhi sebagian dan beberapa indikator berikut:
1. Memahami petujuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan
tepat
2. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat.
3. Menguji tingkat keterpercayaan.
4. Membuat keputusan untuk menarik kesimpulan
3 Cukup
Memenuhi sebagian atau beberapa indikator berikut:
1. Kurang memahami petujuk, pernyataan, dan pertanyaan
dengan tepat
2. Kurang dapat membedakan antara fakta, non fakta dan
pendapat.
3. Kurang dapat menguji tingkat keterpercayaan.
4. Kurang dapat membuat keputusan
2 Kurang
Memenuhi sebagian atau beberapa indikator berikut:
1. Tidak dapat memberikan petujuk, pernyataan, dan
pertanyaan dengan tepat
2. Tidak dapat membedakan antara fakta, non fakta dan
pendapat.
3. Tidak dapat menguji tingkat keterpercayaan.
4. Tidak dapat membuat keputusan untuk menarik kesimpulan
1 Sangat
Kurang
Memenuhi semua atau hampir indikator berikut:
1. Tidak dapat memberikan petujuk, pernyataan, dan
pertanyaan dengan tepat
2. Tidak dapat membedakan antara fakta, non fakta dan
pendapat.
3. Tidak dapat menguji tingkat keterpercayaan
4. Tidak dapat membuat keputusan untuk menarik
kesimpulan
0 Sangat
Kurang
Sekali
LAMPIRAN 1
Skor Indikator Hasil Belajar (Siklus I) Responden Indikator
I
Indikator
II
Indikator
III
Indikator
IV
Skor
R1 2 1 1 1 2 7
R2 2 1 1 1 2 7
R3 2 1 1 1 3 8
R4 1 1 2 1 3 8
R5 2 3 3 1 3 12
R6 2 2 2 1 1 8
R7 3 3 2 1 2 11
R8 2 2 2 1 2 9
R9 4 2 4 2 3 15
R10 2 1 1 1 2 7
R11 2 1 2 1 3 9
R12 3 3 2 1 4 13
R13 2 1 3 1 2 9
R14 3 3 3 1 3 13
R15 3 1 2 3 2 11
R16 4 2 3 1 4 14
R17 4 1 3 1 3 12
R18 2 2 1 1 2 8
R19 2 1 2 1 3 9
R20 3 2 3 1 4 13
R21 3 2 3 1 2 11
R22 4 2 2 1 3 12
R23 2 2 2 2 2 10
R24 4 2 2 2 4 14
R25 2 1 2 1 2 8
R26 3 2 1 1 2 9
R27 4 2 3 1 3 13
R28 2 1 2 1 2 8
R29 4 2 4 2 3 15
Jumlah 78 50 99 76 303
Jumlah Ideal 116 116 232 116 580
Presentase 67,24% 43,10% 42,67% 65,51% 52,24%
𝑀𝑥 =𝑋
𝑁 𝑋 100% =
303
580𝑋 100%
= 52,24%
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 1
Skor Indikator Hasil Belajar (Siklus II) Responden Indikator
I
Indikator
II Indikator
III Indikator
IV Skor
R1 3 3 3 1 3 13
R2 3 3 3 3 4 16
R3 3 3 3 3 2 14
R4 2 3 2 3 3 13
R5 4 3 3 4 4 18
R6 3 3 3 3 2 14
R7 3 3 3 3 3 15
R8 4 4 3 4 4 19
R9 4 4 4 4 4 20
R10 3 3 3 3 2 14
R11 4 2 4 3 4 17
R12 4 3 4 4 4 19
R13 3 3 2 3 3 14
R14 3 2 3 3 2 13
R15 3 3 3 1 4 14
R16 4 4 4 3 4 19
R17 4 2 4 1 3 14
R18 3 3 2 3 3 14
R19 2 2 3 3 3 13
R20 4 3 3 3 3 15
R21 2 4 2 2 3 12
R22 3 3 3 1 2 13
R23 2 3 3 2 3 13
R24 3 3 3 1 4 14
R25 3 3 3 3 3 15
R26 4 4 3 1 4 16
R27 3 4 3 3 4 17
R28 3 3 3 3 4 16
R29 3 3 3 3 3 15
Jumlah 92 86 3168 94 439
Jumlah Ideal 116 116 232 116 580
Presentase 79,31% 73,27% 72,41% 81,03% 75,68%
𝑀𝑥 =𝑋
𝑁 𝑋 100% =
439
580𝑋 100%
=75,68%
LAMPIRAN 3
Skor Indikator Hasil Belajar (Siklus III) Responden Indikator
I
Indikator
II Indikator
III Indikator
IV Skor
R1 4 4 4 3 4 19
R2 4 3 3 3 4 17
R3 3 4 3 3 4 17
R4 3 2 3 3 4 15
R5 3 4 4 3 3 17
R6 3 3 4 4 4 17
R7 4 4 2 3 4 17
R8 4 4 4 4 4 20
R9 4 4 4 4 4 20
R10 2 3 4 4 4 17
R11 4 4 4 4 4 20
R12 4 4 3 4 4 19
R13 3 4 3 4 4 18
R14 3 4 4 1 3 15
R15 3 4 4 3 4 18
R16 4 3 4 4 4 19
R17 4 4 4 4 4 20
R18 3 4 4 4 4 19
R19 4 4 4 3 4 19
R20 2 4 3 4 4 17
R21 3 4 3 3 4 17
R22 3 4 4 4 4 19
R23 3 4 4 4 4 19
R24 3 3 3 4 4 17
R25 3 4 4 4 4 19
R26 3 3 3 4 4 17
R27 3 4 4 3 4 18
R28 3 4 4 4 4 19
R29 3 4 3 3 3 16
Jumlah 95 108 215 113 522
Jumlah Ideal 116 116 232 116 580
Presentase 81,89% 93,10% 92,67% 97,41% 90%
𝑀𝑥 =𝑋
𝑁 𝑋 100%=
522
580𝑋 100%
=90%
LAMPIRAN 4
Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Siswa
Indikator Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan
Mempertanyakan permasalahan 67,24% 79,31% 81,89% 14,65%
Menguji permasalahan 43,10% 73,27% 93,10% 50%
Menilai/membandingkan hasil
dengan kriteria 42,67% 72,41% 92,67% 50,01%
Membuat kesimpulan dari solusi
permasalahan 65,51% 81,03% 97,41% 31,9%
Persentase rata-rata tes
kemampuan berfikir kritis 52,24% 75,68% 90% 37,76%
Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
1. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)
= (79,31%-67,24%)+(81,89%-14,65%)
= 12,07%+2,58%
=14,65%
2. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)
= (73,27%-43,10%)+(93,10%-73,27%)
= 30,17%+19,83%
=50%
3. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)
= (72,41%-42,67%)+(92,67%-72,41%)
=29,75%+20,26%
=50,01%
4. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)
= (81,03%-65,51%)+(97,41%-65,51%)
= 15,52%+16,38%
= 31,9%
5. (X Siklus II – X Siklus I)+ (X Siklus II – X Siklus I)
= (75,68%-52,24%)+(90%-75,68%)
= 23,44%+14,32%
= 37,76%
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP SIKLUS I )
Sekolah : SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Kelas / Semester : VIII (delapan)/Semester Genap
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pokok : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang
Bertakwa
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan
pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual,
procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait fenomena kejadian memecahan serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan pengertian puasa wajib dan dasar hukumnya.
1.2 Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa wajib dan puasa sunah
1.3 Menjelaskan rukun-rukun puasa wajib.
1.4 Menjelaskan macam-macam puasa wajib.
1.5 Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.
1.6 Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadlan.
1.7 Menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.
C. Indikator
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian Puasa wajib dan dasar hukum nya.
LAMPIRAN 6
2. Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa.
3. Siswa dapat menjelaskan rukun-rukun puasa.
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menjelaskan pengertian Puasa dan dasar hukumnya.
2. Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa.
3. Menjelaskan rukun-rukun Puasa.
E. Materi Pembelajaran
Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa
F. Metode Pembelajaran
Metode : Metode Diskusi Kelompok Kecil
Model : Problem Based Learning
G. Langkah- langkah Kegiatan :
1. Pertemuan I
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Kegiatan pendahuluan
a. Apersepsi
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik.
3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta didik.
4) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
5) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicap.
6) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
10 menit
2 Kegiatan inti
1) Mengamati a. Mengamati dan memberi komentar gambar
atau tayangan yang terkait dengan puasa. b. Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
pengertian puasa wajib. c. Membaca dalil naqli mengenai puasa. 2) Menanya a. Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan
pertanyaan tentang ketentuan puasa. 5) Komunikasi. a. Menyajikan paparan tentang ketentuan puasa. b. Merumuskan kesimpulan.
20 menit
3 Kegiatan penutup
1) Guru melakukan post test terhadap pemahaman peserta didik selama proses pembelajaran.
2) Guru bersama-sama para peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
5) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.
5 menit
2. Pertemuan II
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Kegiatan pendahuluan
a. Apersepsi
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik.
3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta didik.
10 menit
4) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
2 Kegiatan inti
1) Guru memberikan dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan tes kemampuan akhir siklus 1.
2) Meng eksplore/ eksperimen a. Guru mengkondisikan peserta didik untuk
duduk secara berkelompok. b. Secara berkelompok mencari data dari berita
atau informasi tentang puasa. c. Mendiskusikan pengertian dan syarat-syarat
melaksanakan puasa. d. Mendiskusikan rukun-rukun puasa.
3) Guru membahas soal latihan dengan melontarkan pertanyaan kepada siswa, sehingga dapat menganalisis peningkatan berpikir siswa.
20 menit
3 Kegiatan penutup
1) Guru dan siswa menyimpulkan dan merefleksi materi pembelajaran hari ini.
2) Guru memberikan reward kepada “kelompok peserta didik terbaik”.
3) Siswa diminta untuk bertanya hal yang kurang dipahami pada materi hari ini.
4) Siswa diminta mempelajari materi yang diajarkan berkaitan materi Puasa untuk melaksanakan Tes kemampuaan memecahkan masalah siswa akhir siklus I.
5) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.
5 menit
H. Alat- Alat, sumber belajar, dan penilaian
1. Alat-alat
a. Papan Tulis b. Spidol
2. Sumber Belajar
a. Buku Penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII Edisi Revisi 2017, Penerbit Erlangga.
b. Sumber belajar lain yang relevan.
3. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik penilaian:
- Tes tertulis
b. Bentuk instrumen:
- Isian
Jambi, 21 Februari 2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Drs. Sulaiman Putrie Prihatiningtyas
NIM : TP.161556
LAMPIRAN 8
Kisi- Kisi Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar
( Siklus I )
SK : Memahami pengertian Puasa.
KD : 1. Mendiskripsikan ketentuan Puasa.
No Soal Indikator
Hasil Belajar
1. Mengapa umat islam harus berpuasa
selama bulan Ramadhan ?
Mempertanyakan
permasalahan
2. Apakah wajib berniat shaum di bulan
Ramadhan setiap harinya ataukah cukup
satu kali niat saja untuk sebulan penuh?
Dan kapan sempurnanya hal itu ?
Menguji kebenaran
permasalahan
3. Bagaimana jika makan sahur setelah terbit
fajar karna tidak tahu ?
Membandingkan hasil
dengan kriteria
4. Sebutkan syarat sah puasa ! Menilai hasil dengan
kriteria
5. Sebutkan ruku-rukun puasa! Membuat kesimpulan dari
solusi permasalahan
LAMPIRAN 9
Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar
( Siklus I )
Petunjuk
1. Sebelum mengerjakan, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini :
2. Tuliskan nama, kelas, sekolah.
3. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya ? kerjakan
berdiskusi dengan kelompokmu, kerjakanlah sungguh-sungguh semaksimal
mungkin!
4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan.
1. Mengapa umat islam harus berpuasa selama bulan Ramadhan ?
2. Apakah wajib berniat shaum di bulan Ramadhan setiap harinya
ataukah cukup satu kali niat saja untuk sebulan penuh? Dan kapan
sempurnanya hal itu ?
3. Bagaimana jika makan sahur setelah terbit fajar karna tidak tahu ?
4. Sebutkan syarat sah puasa !
5. Sebutkan ruku-rukun puasa !
LAMPIRAN 10
Jawaban Soal Tes Siklus I
1. Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Ada juga ayat dalam
Alquran yang mengatur puasa bagi semua Muslim yang sudah baligh dan
sehat untuk menunaikan ibadah itu.
Jadi umat Islam berpuasa sebagai bagian dari ibadah, kesempatan untuk lebih
dekat dengan Allah SWT, dan cara untuk menjadi lebih berbelas kasih
kepada sesama yang membutuhkan. Selain itu, berpuasa juga dipandang sebagai cara untuk belajar kesabaran dan menghentikan kebiasaan buruk.
2. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Setiap amalan bergantung
pada niat dan bagi setiap seseorang (akan mendapatkan) apa yang dia
niatkan.” Maka ini adalah dalil tentang keharusan niat dalam amalan-amalan.
Dan yang jelas adalah seseorang harus berniat di setiap harinya. Dan bukan
artinya ia harus mengatakan, “Nawaitu untuk berpuasa pada hari ini dan itu di
bulan Ramadhan.” Akan tetapi niat adalah maksud atau tujuan, bangunmu
untuk melaksanakan sahur dianggap sudah berniat demikian juga
penjagaanmu dari makanan dan minuman adalah berarti sudah berniat. Dan
adapun hadits, “Barangsiapa yang tidak bermalam dengan niat shaum maka
tidak ada shaum baginya,”
3. Jika anda tidak tahu waktu yang benar untuk masuknya waktu fajar di kota
yang anda baru saja pindah ke sana, dan anda makan sahur setelah masuk
waktu fajar, dan anda tidak tahu akan hal itu, para ulama telah berbeda
pendapat terkait hukumnya orang yang makan dan minum sementara ia
mengira masih ada sisa malam dan belum terbit fajar, demikian juga orang
yang makan dan minum karena ia mengira terbenam matahari lalu kemudian
ternyata perkiraannya salah.
4. Niat, dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
5. Islam, Tamyiz, Suci dari haid dan nifas, bukan pd hari-hari yang diharamkan,
mampu.
LAMPIRAN 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP SIKLUS II )
Sekolah : SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Kelas / Semester : VIII (delapan)/Semester Genap
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pokok : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang
Bertakwa
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan pro aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa.
3.Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian
memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan pengertian puasa wajib dan dasar hukumnya.
1.2 Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa wajib dan puasa sunah
1.3 Menjelaskan rukun-rukun puasa wajib.
1.4 Menjelaskan macam-macam puasa wajib.
1.5 Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.
1.6 Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadlan.
1.7 Menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.
C. Indikator
1. Siswa dapat menjelaskan macam-macam Puasa.
2. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menjelaskan macam-macam puasa.
2. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.
E. Materi Pembelajaran
Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa
F. Metode Pembelajaran
Metode : Metode Diskusi Kelompok Kecil
Model : Problem Based Learning
G. Langkah- langkah Kegiatan :
1. Pertemuan I
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Kegiatan pendahuluan
a. Apersepsi
a) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
b) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik.
c) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta didik.
d) Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicap.
f) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
10 menit
2 Kegiatan inti
1) Mengamati a. Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
20 menit
macam-macam puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.
2) Menanya a. Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan
pertanyaan tentang ketentuan puasa. 3) Komunikasi. a. Menyajikan paparan tentang materi yang
dipelajari. b. Merumuskan kesimpulan.
3 Kegiatan penutup
1) Guru bersama-sama para peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.
5 menit
2. Pertemuan II
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Kegiatan pendahuluan
a. Apersepsi
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Guru memulai pembelajaran dengan pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang dipimpin oleh salah seorang peserta didik.
3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta didik dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi, dan tempat duduk peserta didik.
4) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
10 menit
2 Kegiatan inti
1) Guru memberikan dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan tes kemampuan akhir siklus 2.
20 menit
2) Meng eksplore/ eksperimen a. Guru mengkondisikan peserta didik untuk
duduk secara berkelompok. b. Secara berkelompok mencari data dari berita
atau informasi tentang puasa. c. Mendiskusikan macam-macam puasa. d. Mendiskusikan hal-hal yang membatalkan
puasa. 3) Guru membahas soal latihan dengan
melontarkan pertanyaan kepada siswa, sehingga dapat menganalisis peningkatan berpikir siswa.
3 Kegiatan penutup
1) Guru dan siswa menyimpulkan dan merefleksi materi pembelajaran hari ini.
2) Guru memberikan reward kepada “kelompok peserta didik terbaik”.
3) Siswa diminta untuk bertanya hal yang kurang dipahami pada materi hari ini.
4) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa.
5 menit
H. Alat- Alat, sumber belajar, dan penilaian
1. Alat-alat
a. Papan Tulis b. Spidol
2. Sumber Belajar
a. Buku Penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII Edisi Revisi 2017, Penerbit Erlangga.
b. Sumber belajar lain yang relevan.
3. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik penilaian: -Tes tertulis
b. Bentuk instrumen: - Isian
Jambi, 6 Maret 2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Drs. Sulaiman Putrie Prihatiningtyas
NIM : TP.161556
LAMPIRAN 12
Kisi- Kisi Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar
( Siklus II )
SK : Memahami macam-macam puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa.
KD : 1. Mendiskripsikan ketentuan puasa.
N
o Soal
Indikator Hasil
Belajar
1. 1. Bagaimana Hukum Puasa Tapi Tidak Salat?
2. Apa Saja Tanda-Tanda Puasa yang Diterima
Allah?
3. Batalkah Puasa Jika Melihat Aurat Tak Sengaja
dan Apa Hukumnya?
4. Bolehkah Keramas dan Bekam saat Puasa?
5. Bolehkah Sahur Pada Saat Adzan Subuh Sudah
Berkumandang karena Baru Terbangun?
6. Hukum Tidur Sepanjang Hari saat Puasa?
7. Bolehkah Gosok Gigi di Siang Hari Saat Puasa ?
8. Apakah Muntah Membatalkan Puasa?
9. Bagaimana Cara Mengqadha Puasa Bagi Ibu
Hamil dan Menyusui?
10. Apakah Berkumur Saat Wudhu dan Bergosip Bisa
Membatalkan Puasa?
Mempertanyakan
permasalahan
2. 1. Bolehkan Facebook-an dan Bermain Game Saat
Puasa?
2. Mimpi Basah di Siang Bolong Saat Puasa?
3. Apa Keistimewaan Lailatul Qodar dan Nuzulul
Quran?
4. Bolehkah Membersihkan Telinga dan Ngupil Saat
Puasa ?
5. Benarkah Hukumnya Makruh Kalau Terlalu
Sering Mandi/Berkumur Saat Puasa ?
6. Apa Hukum Berenang Saat Puasa?
Menguji
kebenaran
permasalahan
3. 1. Pekerjaan yang Bagaimana yang Membolehkan
Orang Tidak Berpuasa dan Bisa Diganti di Hari-
hari yang Lain Selain Bulan Ramadan?
2. Batalkah Puasa Jika Mencicipi Makanan?
3. Mana yang Lebih Utama, Puasa Syawal atau
Membayar Utang Puasa Ramadan?
4. Bolehkah Suntik karena Pengobatan Saat Puasa?
5. Bagaimana Jika Kita Punya Utang Puasa
Ramadan dan Belum Menggantinya Pada Saat
Bulan Ramadan Berikutnya Telah Tiba?
Membandingkan
hasil dengan
kriteria
4. 1. Apakah Amalan Terbaik di Bulan Ramadan?
2. Bolehkan Tidur Lagi Setelah Sahur dan Salat
Subuh?
3. Sah kah Puasa Tanpa Salat Tarawih ?
4. Bolehkah Berniat Puasa Sekaligus Diet?
Menilai hasil
dengan kriteria
5. 1. Bagaimana Hukumnya Air Mani Keluar Pada
Saat Berpuasa?
2. Bagaimana Mengetahui Ciri-ciri Lailatul Qadar?
3. Bagaimana Hukum Puasa bagi orang yang sudah
sangat tua?
4. Bolehkah berbohong pada saat puasa ?
5. Bolehkah menangis/mengeluarkan air mata pada
saat puasa ?
Membuat
kesimpulan dari
solusi permasalahan
LAMPIRAN 13
Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar
( Siklus II )
Petunjuk
1. Sebelum mengerjakan, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini :
2. Tuliskan nama, kelas, sekolah.
3. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya ? kerjakan
sendiri
dengan sungguh-sungguh semaksimal mungkin!
4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan
1. Bagaimana Hukum Puasa Tapi Tidak Salat?
2. Apa Saja Tanda-Tanda Puasa yang Diterima Allah?
3. Batalkah Puasa Jika Melihat Aurat Tak Sengaja dan Apa Hukumnya?
4. Bolehkah Keramas dan Bekam saat Puasa?
5. Bolehkah Sahur Pada Saat Adzan Subuh Sudah Berkumandang karena
Baru Terbangun?
6. Hukum Tidur Sepanjang Hari saat Puasa?
7. Bolehkah Gosok Gigi di Siang Hari Saat Puasa ?
8. Apakah Muntah Membatalkan Puasa?
9. Bagaimana Cara Mengqadha Puasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui?
10. Apakah Berkumur Saat Wudhu dan Bergosip Bisa Membatalkan Puasa?
11. Bolehkan Facebook-an dan Bermain Game Saat Puasa?
12. Mimpi Basah di Siang Bolong Saat Puasa?
13. Apa Keistimewaan Lailatul Qodar dan Nuzulul Quran?
14. Bolehkah Membersihkan Telinga dan Ngupil Saat Puasa ?
15. Benarkah Hukumnya Makruh Kalau Terlalu Sering Mandi/Berkumur
SaatPuasa ?
16. Apa Hukum Berenang Saat Puasa?
17. Pekerjaan yang Bagaimana yang Membolehkan Orang Tidak Berpuasa
dan Bisa Diganti di Hari-hari yang Lain Selain Bulan Ramadan?
18. Batalkah Puasa Jika Mencicipi Makanan?
19. Mana yang Lebih Utama, Puasa Syawal atau Membayar Utang Puasa
Ramadan?
20. Bolehkah Suntik karena Pengobatan Saat Puasa?
21. Bagaimana Jika Kita Punya Utang Puasa Ramadan dan Belum
Menggantinya Pada Saat Bulan Ramadan Berikutnya Telah Tiba?
22. Apakah Amalan Terbaik di Bulan Ramadan?
23. Bolehkan Tidur Lagi Setelah Sahur dan Salat Subuh?
24. Sah kah Puasa Tanpa Salat Tarawih ?
25. Bolehkah Berniat Puasa Sekaligus Diet?
26. Bagaimana Hukumnya Air Mani Keluar Pada Saat Berpuasa?
27. Bagaimana Mengetahui Ciri-ciri Lailatul Qadar?
28. Bagaimana Hukum Puasa bagi orang yang sudah sangat tua?
29. Bolehkah berbohong pada saat puasa ?
30. Bolehkah menangis/mengeluarkan air mata pada saat puasa ?
LAMPIRAN 14
Jawaban Soal Tes Siklus II
1. Pada prinsipnya seorang muslim berkewajiban melaksanakan semua kewajiban dasar agama seperti salat, puasa, zakat, dan haji jika mampu. Sebagian ulama menilai orang yang meninggalkan salah satu dari kewajiban itu tanpa alasan yang dapat diterima telah kafir atau keluar dari Islam. Sebagian lain menilai hanya yang meninggalkan salat tanpa uzur yang dinilai kafir, berdasarkan hadis Nabi "Yang membedakan antara keislaman dan kekufuran seseorang adalah salat." Atas dasar itu, puasa orang yang tidak salat tidak diterima, karena amalan orang kafir tidak diterima di sisi Allah. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa meninggalkan salat atau salah satu dari kewajiban di atas karena alasan malas (dengan tetap meyakini bahwa itu suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, dan selama ia masih meyakini rukun iman), ia tidak keluar dari Islam. Orang itu hanya dinilai fasik. Pendapat terakhir ini tampaknya yang dipilih oleh Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Min Hady al-Islam: Fatawa Mu'ashira. Demikian, wallahu a'lam. Anda dapat mengingatkannya dengan mengatakan bahwa salat dan puasa sama-sama rukun Islam yang wajib dikerjakan.
2. Tanda bahwa puasa kita benar-benar diterima oleh Allah dapat kita rasakan antara lain: apabila kita merasa Allah dekat dengan kita, apabila kita menyadari dosa-dosa kita, lalu tumbuh kesadaran kita untuk melakukan taubat nasuha. Selain itu juga kita lebih santun dan lebih peduli kepada sesama. Wallahu a'lam.
3. Melihat aurat wanita —tanpa sadar atau tanpa sengaja— dapat ditoleransi dan inilah antara lain yang dimaksud oleh Nabi dengan pandangan awal/ pertama ditoleransi, sedang pandangan kedua, yaitu melihatnya secara sadar dan dengan maksud melihat, itu yang diharamkan.
4. Boleh berkeramas ketika sedang berpuasa Ramadan. Membekam dan mengambil darah untuk donor atau pemeriksaan kesehatan tidak membatalkan puasa.
5. Tidak boleh. Karena masuknya waktu Subuh yang ditandai dengan dikumandangkannya adzan merupakan batas awal kita mulai berpuasa. Makan sahur hukumnya sunnah, jadi berpuasa tanpa makan sahur tetap sah. Demikian, wallahu a'lam.
6. Tentu nilai puasanya tidak sama dengan orang yang mengisi siang harinya dengan berbagai kegiatan ibadah atau kegiatan positif lainnya. Kalau tidur itu dilakukan di kantor saat jam kerja, itu merupakan korupsi waktu yang tidak berpahala bahkan berdosa. Demikian, wallahu a’lam.
7. Bersiwak/ bersikat gigi dianjurkan oleh Nabi Saw dan dilakukan beliau berkali-kali sepanjang hari ketika beliau berpuasa. Menggunakan pasta gigi pun boleh selama tidak tertelan dengan sengaja. Muntah yang membatalkan puasa seseorang adalah muntah yang disengaja, memenuhi mulut, dan terjadi pada saat dia ingat sadar sedang berpuasa. Sedangkan dahak yang keluar karena
sakit batuk tidak termasuk muntah yang membatalkan puasa. Puasa tidak batal dengan mengeluarkan dahak. Demikian, wallahu a’lam.
8. Apabila yang hamil dan menyusukan tidak berpuasa maka dia wajib menggantinya di hari lain tanpa membayar fidyah menurut mazhab Imam Abu Hanifah. Sedangkan dalam mazhab Syafi'i dan Hanbali bila keduanya hanya mengkhawatirkan keadaan bayi atau janinnya saja maka yang hamil atau yang menyusukan harus menggantinya dengan tambahan membayar fidyah. Mazhab Malik membolehkan tidak membayar fidyah bagi yang hamil dan hanya mewajibkan qadha dan fidyah bagi yang menyusukan. Fidyah adalah memberi makan setiap hari tidak berpuasa kepada seorang miskin.
9. Melakukannya saat berpuasa dapat dibenarkan, tetapi harus hati-hati agar air tidak masuk ke dalam rongga. Bahkan, kalau air masuk tanpa sengaja, puasa tetap sah. Bergosip tidak membatalkan puasa, tetapi mengurangi nilai puasa. Bahkan bisa jadi orang yang bergosip tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga. Bergosip hukumnya haram, baik ketika kita sedang berpuasa maupun tidak. Demikian, wallahu a’lam.
10. Selama dalam aktivitas membuka internet, jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dsb. Itu tidak ada unsur-unsur yang membatalkan puasa, hal itu boleh-boleh saja dilakukan. Bukankah saat ini banyak sekali orang yang memanfaatkan kemudahan internet untuk saling menasihati dalam kebaikan. Tetapi kalau melalui internet Anda melihat gambar atau film yang dapat mengundang birahi, nilai puasa Anda bisa berkurang, bahkan bisa jadi tidak bernilai sama sekali. Puasa tidak batal, teruskan sampai waktu berbuka. Demikian, wallahu a'lam.
11. Mimpi di luar kuasa pengendalian manusia, dan tidak dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Karena itu, keluar sperma saat bermimpi tidak membatalkan puasa.
12. Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya al-Qur'an seperti disebutkan dalam surah al-Qadar (97):1. Tetapi peringatan Nuzulul Quran setiap 17 Ramadan di negara kita ini tidak berarti bahwa malam itu adalah Lailatul Qadar, karena Lailatul Qadar adanya di 10 malam terakhir bulan Ramadan. Mungkin akan timbul pertanyaan: kalau al-Qur'an diturunkan pada Lailatul Qadar, dan Lailatul Qadar terjadi pada 10 malam terakhir Ramadhan, mengapa kita memperingati turunnya al-Qur'an pada 17 Ramadan? Ada pendapat bahwa peringatan Nuzulul Qur'an di Indonesia pada setiap 17 Ramadan adalah usulan Haji Agus Salim (dikaitkan dengan angka 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan RI). Tampaknya para pendiri pendiri bangsa ini ingin menegaskan agar semangat keagamaan dan semangat kebangsaan benar-benar menyatu dalam komponen bangsa ini. Demikian, wallahu a'lam.
13. Mengorek kuping dan hidung tidak membatalkan puasa. Sedangkan soal berhubungan seks saat puasa jika ketika itu telah masuk waktu Subuh, maka berhubungan seks saat sudah masuk waktu puasa yakni subuh hingga menjelang magrib haram hukumnya. Sanksinya memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan enam puluh fakir miskin. Akan tetapi, kalau orang kaya, sanksinya adalah berpuasa
dua bulan berturut-turut. Karena dikhawatirkan jika memberi makan, dia akan mengulangi pelanggarannya. Ini merupakan dosa kedua pelaku kecuali jika salah seorang dipaksa dan tidak dapat mengelak. Demikian, wallahu a'lam.
14. Mandi ketika berpuasa pun tidak apa-apa. Rasul Saw menganjurkan kita berolahraga, antara lain berenang. Agama menoleransi setiap pelanggaran apabila dilakukan dengan terpaksa atau tidak disengaja, dan selama upaya menghindarinya telah dilakukan.
15. Pekerjaan itu di antaranya adalah jenis pekerjaan pekerjaan berat (seperti kuli bangunan) yang melelahkan, pekerjaan itu sangat dibutuhkan oleh yang bersangkutan, dan ia merasa letih (tidak kuat) kalau melakukan pekerjaannya sambil berpuasa boleh diganti dengan fidyah. Orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan juga boleh tidak berpuasa Ramadan dengan kewajiban menggantinya pada hari-hari lain.
16. Mencicipi makanan bagi orang yang berpuasa tidak membatalkan puasa selama tidak ada makanan yang masuk atau tertelan. Demikian, wallahu a'lam.
17. Dahulukan membayar utang puasa (qadha'). Puasa Syawal dapat dilakukan kapan saja selama masih bulan Syawal.
18. Pada dasarnya, suntikan tidak membatalkan puasa. Akan tetapi, sebagian ulama menilai bahwa suntikan insulin untuk yang berpenyakit gula berbeda dengan suntikan biasa. Mereka mengatakan bahwa suntikan ini langsung masuk ke dalam darah. Saya pribadi berpendapat suntikan insulin tidak membatalkan puasa, karena meskipun masuk ke dalam tubuh tetapi berbeda dengan suntikan infus yang sifatnya mengenyangkan (mengganti zat makanan). Apalagi suntikan insulin bertujuan untuk penyembuhan atau mengurangi kadar gula darah. Wallahu a'lam.
19. Hanya segelintir kecil ulama yang mengharuskan sesegera mungkin membayar utang puasa. Namun, pada umumnya tidak mengharuskan kesegeraan itu, walaupun diakui bahwa semakin cepat membayar utang puasa semakin baik. Kalau berlalu Ramadan berikut tanpa sempat menggantinya, maka kewajiban tersebut tidak gugur. Imam Malik, Syafi'i, dan Ahmad berpendapat bahwa di samping Anda harus berpuasa, Anda harus juga membayar kafarat (penutup dosa) akibat keterlambatan itu. Kafarat itu berupa memberi makan seorang miskin. Sementara itu, Imam Abu Hanifah tidak mewajibkannya. Sementara untuk perihal membayar hutang puasa yang bertahun-tahun silam bisa dengan membayarlah utang puasa dengan puasa di hari lain semampu Anda. Jika tidak mampu, bayarlah fidyah akibat ketidakmampuan itu sambil memohon ampunan kepada-Nya. Fidyah diberikan kepada fakir miskin, termasuk pengemis. Demikian, wallahu a'lam.
20. Selain puasa, amaliah utama pada ulan Ramadhan antara lain: membaca al-Qur’an, mendalami al-Qur’an, qiyamullail atau salat malam, iktikaf di masjid, siapkan buka puasa bagi orang yang berpuasa, santuni kaum dhuafa, dll.
21. Tidak ada larangan untuk tidur setelah selesai sahur dan salat Subuh. Memang ada hadis yang maknanya berbunyi: "Tidur pagi mencegah rezeki", tapi hadis itu dinilai sangat lemah. Ada juga hadis Nabi Saw yang maknanya berbunyi: "Ya Allah, berikanlah berkah kepada umatku di pagi hari mereka", tetapi hadis itu pun dinilai hadis munkar. Untuk kedua hadis tersebut Anda dapat melihat buku Dha'if at-Targhib, Kitab al-Buyu’ wa Ghairiha. Ada lagi hadis lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang maknanya "Umatku diberi berkah di pagi hari". Itu pun dinilai isnadnya lemah. Demikian, wallahu a'lam.
22. Puasa orang yang melakukan salat lima waktu tetapi tidak melakukan salat tarawih dan salat witir tetap sah, karena tarawih dan witir tidak wajib. Kendati demikian, sungguh disayangkan meninggalkan tarawih dan witir yang sangat dianjurkan selama bulan puasa dan berpahala besar itu! Soal berniat puasa sekaligus diet, ibadah harus dilakukan dengan ikhlas, yakni demi karena Allah. Kendati demikian, ulama membolehkan menggabung dua niat yang berbeda, selama kedua hal tersebut atau salah satunya tidak dilarang agama. Sebagai contoh, Allah mewajibkan kita berhaji demi karena Allah, tetapi dalam saat yang sama Dia juga membenarkan yang melaksanakan haji untuk berdagang di tanah suci dan di musim haji. Allah berfirman: "Tidak ada dosa bagi kamu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu," yakni ketika melaksanakan ibadah haji (QS Al-Baqarah (2): 198). Dengan demikian, tidak ada halangan menggabung niat berpuasa bersama niat dengan menjaga kesehatan atau kecantikan, karena menjaga kesehatan dan kecantikan adalah anjuran Allah Swt. Demikian, wallahu a'lam.
23. Jika keluarnya mani itu disebabkan karena mimpi, itu tidak membatalkan puasa, karena mimpi di luar kendali manusia. Tetapi kalau keluarnya air mani itu karena hubungan badan, itu membatalkan puasa dan pelakunya (baik suami maupun istri) terkena sanksi: memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan enam puluh fakir miskin. Akan tetapi, kalau orang kaya, sanksinya adalah berpuasa dua bulan berturut-turut. Karena dikhawatirkan jika memberi makan, dia akan mengulangi pelanggarannya. Ini merupakan dosa kedua pelaku kecuali jika salah seorang dipaksa dan tidak dapat mengelak. Demikian, wallahu a'lam.
24. Lailatul Qadar adalah malam yang amat mulia. Manusia tidak dapat membayangkan betapa mulianya. Karena itu, ketika menjelaskan al-Qur'an mendahulukan ungkapan Wa ma Adraka/ dan apakah yang menjadikan engkau siapa pun engkau mengetahui apakah Lailat al-Qadar? yakni Engkau —siapa pun engkau—tidak mampu mengetahui dan menjangkau secara keseluruhan betapa hebat dan mulia malam itu. Kata-kata yang digunakan manusia tidak dapat melukiskannya dan nalarnya pun sukar menjangkaunya. Lailatul Qadar dilukiskan sebagai salam kedamaian sampai terbitnya fajar dan ini menjadikan hati seseroang yang mendapatkannya selalu damai dan tenteram sehingga mengantar pemiliknya dari ragu kepada yakin, dari kebodohan kepada ilmu, dari lalai kepada ingat, khianat kepada amanat, riya kepada ikhlas, lemah kepada teguh, dan sombong kepada tahu diri. Pada malam Lailatul Qadar malaikat-malaikat turun. Dan ini menjadikan seseorang yang mendapatkannya selalu mengarah kepada kebaikan karena adanya bimbingan malaikat. Itulah alamat yang dapat dijadikan bukti pertemuan dengan Lailatul Qadar.
LAMPIRAN 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP SIKLUS III )
Sekolah : SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Kelas / Semester : VIII (delapan)/Semester Genap
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pokok : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang
Bertakwa
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan pro aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa.
3.Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian
memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan pengertian puasa wajib dan dasar hukumnya.
1.2 Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan puasa wajib dan puasa sunah
1.3 Menjelaskan rukun-rukun puasa wajib.
1.4 Menjelaskan macam-macam puasa wajib.
1.5 Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa.
1.6 Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadhan.
1.7 Menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.
C. Indikator
1. Siswa menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadhan.
2. Siswa dapat menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
3. Menjelaskan orang-orang yang boleh tidak melakukan puasa Ramadhan.
4. Menjelaskan tatacara melaksanakan puasa wajib.
E. Materi Pembelajaran
Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa
F. Metode Pembelajaran
Metode : Metode Diskusi Kelompok Kecil
Model : Problem Based Learning
G. Langkah- langkah Kegiatan :
3. Pertemuan I
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Kegiatan pendahuluan
a. Apersepsi
a) Guru membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang
peserta didik dengan penuh khidmat.
b) Guru memulai pembelajaran dengan
pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang
dipimpin oleh salah seorang peserta didik.
c) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta
didik dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kehadiran, kerapian pakaian, posisi,
dan tempat duduk peserta didik.
d) Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicap.
f) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.
10 menit
2 Kegiatan inti
1) Mengamati
a. Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
orang-orang yang boleh tidak melakukan
20 menit
puasa Ramadhan dan tatacara melaksanakan
puasa wajib.
2) Menanya
a. Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan
pertanyaan tentang materi yang dipelajari.
3) Komunikasi.
a. Menyajikan paparan tentang materi yang
dipelajari.
b. Merumuskan kesimpulan.
3 Kegiatan penutup
1) Guru bersama-sama para peserta didik
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
2) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.
3) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta
didik berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4) Guru bersama-sama para peserta didik menutup
pelajaran dengan berdoa.
6 menit
4. Pertemuan II
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Kegiatan pendahuluan
a. Apersepsi
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam
dan berdoa bersama dipimpin oleh seorang
peserta didik dengan penuh khidmat.
2) Guru memulai pembelajaran dengan
pembacaan al-Quran surah ayat pilihan yang
dipimpin oleh salah seorang peserta didik.
3) Guru memperhatikan kesiapan diri peserta
didik dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kehadiran, kerapian pakaian,
posisi, dan tempat duduk peserta didik.
4) Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran.
10 menit
2 Kegiatan inti
1) Guru memberikan dan mengarahkan siswa
untuk mengerjakan tes kemampuan akhir
siklus 3.
2) Meng eksplore/ eksperimen
a. Guru mengkondisikan peserta didik untuk
duduk secara berkelompok.
20 menit
b. Secara berkelompok mencari data dari
berita atau informasi tentang puasa.
c. Mendiskusikan tentang orang-orang yang
boleh tidak melakukan puasa Ramadhan.
d. Mendiskusikan tatacara melaksanakan
puasa wajib.
3) Guru membahas soal latihan dengan
melontarkan pertanyaan kepada siswa,
sehingga dapat menganalisis peningkatan
berpikir siswa.
3 Kegiatan penutup
1) Guru dan siswa menyimpulkan dan merefleksi
materi pembelajaran hari ini.
2) Guru memberikan reward kepada “kelompok
peserta didik terbaik”.
3) Siswa diminta untuk bertanya hal yang kurang
dipahami pada materi hari ini.
4) Guru bersama-sama para peserta didik menutup
pelajaran dengan berdoa.
5 menit
H. Alat- Alat, sumber belajar, dan penilaian
1. Alat-alat
a. Papan Tulis
b. Spidol
2. Sumber Belajar
a. Buku Penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Kelas VIII Edisi Revisi 2017, Penerbit Erlangga.
b. Sumber belajar lain yang relevan.
3. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik penilaian:
-Tes tertulis
b. Bentuk instrumen:
- Isian
Jambi, 10 April 2020
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Drs. Sulaiman Putrie Prihatiningtyas
NIM : TP.161556
LAMPIRAN 16
Kisi- Kisi Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar
( Siklus III )
SK : Memahami Ketentuan Puasa.
KD : 1. Mendiskripsikan mengenai orang-orang yang boleh tidak melakukan
puasa Ramadhan dan tatacara melaksanakan puasa wajib.
No Soal Indikator Berfikir
Kritis
1. Farhan dan teman-temannya sedang melakukan perjalanan jauh pada bulan Ramadhan. Farhan berniat untuk tetap berpuasa. Ditengah perjalanan beberapa temanya mengajak untuk makan disebuah rumah makan yang terkenal dikota yang mereka singgahi. Farhan menolak ajakan temanya tersebut dan terus melanjutkan puasanya. Sementara teman-temannya tidak berpuasa. Bagaimana tanggapan mu terhadap pendirian farhan ?
Mempertanyakan
permasalahan
2. Meskipun pada bulan Ramadhan, kita masih
melihat ada berita kejahatan atau tindakan
criminal yang terjadi disekitar kita. Bagaimana
perasaan kamu menanggapi hal ini ?
Menguji
kebenaran
permasalahan
3. Sisi positif bulan ramadhan adalah banyak orang
yang beribadah. Namun, pada bulan Ramadhan
juga banyak orang menyalakan petasan.
Bagaimana perasaan kamu menggapi hal ini?
Membandingkan
hasil dengan
kriteria
4. pada bulan Ramadhan, tayangan televisi
didominasi berbagai acara yang berkaitan dengan
bulan ramdhan. Bagaimana perasaan kamu
menanggapi hal ini ?
Menilai hasil
dengan kriteria
5 Puasa nazar disebut juga dengan puasa janji.
Padahal janji adalah hutang yang harus ditepati.
Ada yang berpendapat bahwa orang bernazar
adalah orang yang suka berhutang. Bagaimana
perasaan kamu menanggapi hal ini ?
Membuat
kesimpulan dari
solusi
permasalahan
LAMPIRAN 17
Instrumen Tes Kemampuan Hasil Belajar
( Siklus III )
Petunjuk
1. Sebelum mengerjakan, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini :
2. Tuliskan nama, kelas, sekolah.
3. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya ? kerjakan
sendiri
dengan sungguh-sungguh semaksimal mungkin!
4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan
1. Farhan dan teman-temannya sedang melakukan perjalanan jauh pada bulan
Ramadhan. Farhan berniat untuk tetap berpuasa. Ditengah perjalanan beberapa
temanya mengajak untuk makan disebuah rumah makan yang terkenal dikota
yang mereka singgahi. Farhan menolak ajakan temanya tersebut dan terus
melanjutkan puasanya. Sementara teman-temannya tidak berpuasa. Bagaimana
tanggapan mu terhadap pendirian farhan ?
2. Meskipun pada bulan Ramadhan, kita masih melihat ada berita kejahatan atau
tindakan criminal yang terjadi disekitar kita. Bagaimana perasaan kamu
menanggapi hal ini ?
3. Sisi positif bulan ramadhan adalah banyak orang yang beribadah. Namun, pada
bulan Ramadhan juga banyak orang menyalakan petasan. Bagaimana perasaan
kamu menggapi hal ini?
4. pada bulan Ramadhan, tayangan televisi didominasi berbagai acara yang
berkaitan dengan bulan ramdhan. Bagaimana perasaan kamu menanggapi hal
ini ?
5. Puasa nazar disebut juga dengan puasa janji. Padahal janji adalah hutang yang
harus ditepati. Ada yang berpendapat bahwa orang bernazar adalah orang yang
suka berhutang. Bagaimana perasaan kamu menanggapi hal ini ?
LAMPIRAN 18
Jawaban Soal Tes Siklus III
1. Pendirian farhan patut untuk di acungi jempol karna dia bisa menahan dari
godaan teman nya yang mengajak farhan untuk membatalkan puasa, sikap
farhan dapat di jadikan contoh , sebab ia memiliki pendirian yang kuat.
2. Perasaan saya sangat sedih sebab di bulan suci yang penuh rahmat, dan
penuh dengan ampunan dari allah swt serta kebanyakan orang muslim
sibuk berlomba-lomba beribadah dan berbuat kebaikan demi
mengharapkan pahala yang berlimpah dari allah swt ini masih saja ada
orang yang tega melakukan perbuatan keji / tercela yang tidak patut di
contoh, semoga mereka-mereka yang masih melakukan perbuatan tersebut
di berikan hidayah oleh allah swt.
3. Perbuatan tersebut sangat tidak baik, sebab perbuatan itu dapat
mengganggu orang-orang yang sedang beribadah, mengganggu
kekhusyukan orang yang sedang beribadah , dan sangat tidak baik untuk di
contoh.
4. Saya sangat setuju sebab kita bisa mendengarkan kajian/kultum dari
televesi selama bulan suci ramadhan , karna itu juga dapat meningkat kan
ilmu agama kita.
5. Puasa nazar yaitu puasa yang wajib dilakukan, jika orang tersebut sudah
mengucapkan janji untuk berpuasa. Maksud dari hadits tersebut adalah
jika seseorang telah bernazar untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Maka nazar tersebut menjadi wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Orang
yang suka Puasa nazar juga tidak bisa dibilang dengan sebutan orang yang
suka berhutang.
LEMBAR OBSERVASI SISWA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : I/ 1
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 21 Ferbruari 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk Penilaian
a) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
b) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4
2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi
yangdiberikan oleh guru (Prepation)
1 2 3 4
3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4
4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan
penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)
1 2 3 4
5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang
diajukan guru (Fact Finding)
1 2 3 4
6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang
diajukan (Idea Finding)
1 2 3 4
7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai
masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)
1 2 3 4
8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling
benar (Implementation). 1 2 3 4
9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang
Dipahami (Implementation).
1 2 3 4
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi
yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4
Jambi, 21 Februari 2020
Observer
Putrie Prihatiningtyas
NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI GURU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : I/ 1
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 21 Ferbruari 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk
a) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
b) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )
3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )
4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4
2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4
3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4
4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming
1 2 3 4
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di
pelajari (Preparation).
1 2 3 4
6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis
menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).
1 2 3 4
7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang
kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).
1 2 3 4
8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan
mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).
1 2 3 4
9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam
kelas (implementation).
1 2 3 4
10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran
biologi yang dilaksanakan hari ini.
1 2 3 4
Jambi, 21 Februari 2020 Observer
Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI SISWA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : I/ 2
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 28 Ferbruari 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk Penilaian
c) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
d) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4
2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi
yangdiberikan oleh guru (Prepation)
1 2 3 4
3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4
4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan
penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)
1 2 3 4
5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang
diajukan guru (Fact Finding)
1 2 3 4
6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang
diajukan (Idea Finding)
1 2 3 4
7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai
masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)
1 2 3 4
8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling
benar (Implementation). 1 2 3 4
9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang
Dipahami (Implementation).
1 2 3 4
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi
yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4
Jambi, 28 Februari 2020
Observer
Putrie Prihatiningtyas
NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI GURU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : I/ 2
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 28 Ferbruari 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk
c) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
d) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )
3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )
4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4
2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4
3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4
4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming
1 2 3 4
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di
pelajari (Preparation).
1 2 3 4
6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis
menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).
1 2 3 4
7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang
kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).
1 2 3 4
8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan
mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).
1 2 3 4
9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam
kelas (implementation).
1 2 3 4
10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran
biologi yang dilaksanakan hari ini.
1 2 3 4
Jambi, 28 Februari 2020 Observer
Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI SISWA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : II/ 1
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 6 Maret 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk Penilaian
e) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
f) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4
2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi
yangdiberikan oleh guru (Prepation)
1 2 3 4
3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4
4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan
penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)
1 2 3 4
5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang
diajukan guru (Fact Finding)
1 2 3 4
6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang
diajukan (Idea Finding)
1 2 3 4
7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai
masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)
1 2 3 4
8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling
benar (Implementation). 1 2 3 4
9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang
Dipahami (Implementation).
1 2 3 4
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi
yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4
Jambi, 6 Maret 2020
Observer
Putrie Prihatiningtyas
NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI GURU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : II/ 1
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 6 Maret2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk
e) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
f) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )
3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )
4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4
2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4
3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4
4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming
1 2 3 4
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di
pelajari (Preparation).
1 2 3 4
6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis
menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).
1 2 3 4
7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang
kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).
1 2 3 4
8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan
mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).
1 2 3 4
9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam
kelas (implementation).
1 2 3 4
10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran
biologi yang dilaksanakan hari ini.
1 2 3 4
Jambi, 6 Maret 2020 Observer
Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI SISWA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : II/ 2
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 13 Maret 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk Penilaian
g) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
h) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4
2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi
yangdiberikan oleh guru (Prepation)
1 2 3 4
3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4
4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan
penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)
1 2 3 4
5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang
diajukan guru (Fact Finding)
1 2 3 4
6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang
diajukan (Idea Finding)
1 2 3 4
7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai
masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)
1 2 3 4
8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling
benar (Implementation). 1 2 3 4
9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang
Dipahami (Implementation).
1 2 3 4
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi
yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4
Jambi, 13 Maret 2020
Observer
Putrie Prihatiningtyas
NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI GURU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : II/ 2
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 13 Maret 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk
g) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
h) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )
3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )
4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4
2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4
3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4
4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming
1 2 3 4
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di
pelajari (Preparation).
1 2 3 4
6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis
menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).
1 2 3 4
7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang
kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).
1 2 3 4
8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan
mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).
1 2 3 4
9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam
kelas (implementation).
1 2 3 4
10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran
biologi yang dilaksanakan hari ini.
1 2 3 4
Jambi, 13 Maret 2020 Observer
Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI SISWA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : III/ 1
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 10 April 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk Penilaian
i) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
j) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4
2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi
yangdiberikan oleh guru (Prepation)
1 2 3 4
3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4
4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan
penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)
1 2 3 4
5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang
diajukan guru (Fact Finding)
1 2 3 4
6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang
diajukan (Idea Finding)
1 2 3 4
7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai
masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)
1 2 3 4
8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling
benar (Implementation). 1 2 3 4
9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang
Dipahami (Implementation).
1 2 3 4
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi
yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4
Jambi, 10 April 2020
Observer
Putrie Prihatiningtyas
NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI GURU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : III/ 1
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 10 April 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk
i) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
j) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )
3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )
4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4
2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4
3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4
4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming
1 2 3 4
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di
pelajari (Preparation).
1 2 3 4
6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis
menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).
1 2 3 4
7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang
kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).
1 2 3 4
8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan
mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).
1 2 3 4
9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam
kelas (implementation).
1 2 3 4
10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran
biologi yang dilaksanakan hari ini.
1 2 3 4
Jambi, 10 April 2020 Observer
Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI SISWA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : III/ 2
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 17 April 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk Penilaian
k) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
l) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik)
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 1 2 3 4
2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi
yangdiberikan oleh guru (Prepation)
1 2 3 4
3. Siswa belajar secara rapi dan tertib (Prepation) 1 2 3 4
4. Siswa memperhatikan penjelasan umum tentang materi ajar dan
penjelasan tentang penerapan metode brainstorming(Prepation)
1 2 3 4
5. Siswa bertugas menanggapi masalah atau pertanyaan yang
diajukan guru (Fact Finding)
1 2 3 4
6. Siswa mengeluarkan pendapat dan ide-ide tentang pertanyaan yang
diajukan (Idea Finding)
1 2 3 4
7 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai
masalah yang akan diselidiki (Idea Finding)
1 2 3 4
8 Siswa dan guru secara bersama-sama mecari jawaban yang paling
benar (Implementation). 1 2 3 4
9. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang
Dipahami (Implementation).
1 2 3 4
10 Siswa dan guru menarik kesimpulan untu pembelajaran biologi
yang dilaksanakan hari ini (Implementation). 1 2 3 4
Jambi, 17 April 2020
Observer
Putrie Prihatiningtyas
NIM. TP.161556
LEMBAR OBSERVASI GURU
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Problem Based Learning
Siklus/Pertemuan ke : III/ 2
Kelas/Sekolah : VIII 3/ SMP Islam Al-Falah Kota Jambi
Observer : Putrie Prihatiningtyas
Jumlah siswa : 28 Orang
Hari/Tanggal : Jum’at 17 April 2020
Sub Pokok Bahasan : Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
Petunjuk
k) Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan
kegiatan yang diamati.
l) Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut:
1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik )
2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik )
3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik )
4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik )
No Indikator atau aspek yang diamati Skor
1. Guru memasuki kelas tepat waktu 1 2 3 4
2. Guru menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa. 1 2 3 4
3. Guru melakukan apresiasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran 1 2 3 4
4. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan penggunaan metode brainstorming
1 2 3 4
5. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sedang di
pelajari (Preparation).
1 2 3 4
6. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis
menjawab pertanyaan yang di ajukan (Fact-Finding).
1 2 3 4
7. Guru memotivasi siswa untuk mengemukakan ide-ide yang
kemudian dituliskan di papan tulis (Idea Finding).
1 2 3 4
8. Guru menghentikan siswa tidak dapat mengeluarkan ide dan
mengevaluasi ide yang ada di depan papan tulis (Solution Finding).
1 2 3 4
9. Guru mendiskusikan hasil dari implementation solusi/ide dalam
kelas (implementation).
1 2 3 4
10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran
biologi yang dilaksanakan hari ini.
1 2 3 4
Jambi, 17 April 2020 Observer
Putrie Prihatiningtyas NIM. TP.161556
DOKUMENTASI
1. Siklus I
Guru sedang melakukan aktivitas mengajar dengan menggunakan model Problem
Based Learning
Siswa Sedang Menanggapi Masalah yang Diberikan Oleh guru
Siswa sedang melaksanakan tes akhir siklus I
Siswa sedang berdiskusi dengan kelompok kecil nya memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru, Sekaligus melaksanakan tes akhir siklus II.
Siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.
3. Siklus III
Guru sedang melakukan aktivitas mengajar dengan menggunakan model Problem
Based Learning
Siswa sedang mendengarkan penjelasan dari Guru.
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
Jl.Jambi–Ma. Bulian KM.16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Nama : Putrie Prihatiningtyas
NIM : TP. 161556
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : VIII (Delapan)
Judul : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan
Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Islam
Al - Falah Kota Jambi
Pembimbing I : Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I
NO HARI,
TANGGAL
MATERI
KONSULTASI
TANDA TANGAN
PEMBIMBING
1 Rabu,
4 September 2019
Penyerahan surat
penunjukan dosen
pembimbing
1.
2 Senin,
20 Januari 2020
ACC izin seminar proposal
2.
3 Sabtu,
15 Februari 2020
Perbaikan proposal pada
latar belakang masalah,
kategorisasi penulisan dan
pada metodologi
penelitian,fokus masalah
3.
4 Kamis,
20 Februari 2020
ACC izin riset dan
pengesahan judul
4.
5 Rabu,
13 Mei 2020
Perbaikan pada bab IV, V,
daftar pustaka dan lampiran
5.
6 Rabu,
13 Mei 2020
ACC Skripsi 6.
7 Rabu,
13 Mei 2020
ACC Nota Dinas 7.
Jambi, 2020
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Pd.I
NIP. 19720507 199406 1001
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
Jl.Jambi–Ma. Bulian KM.16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Nama : Putrie Prihatiningtyas
NIM : TP. 161556
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : VIII (Delapan)
Judul : Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan
Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Islam
Al - Falah Kota Jambi
Pembimbing II : Nispi Syahbani, M.Pd.I
NO HARI,
TANGGAL
MATERI
KONSULTASI
TANDA TANGAN
PEMBIMBING
1 Rabu,
4 September 2019
Penyerahan surat
penunjukan dosen
pembimbing
1.
2 Senin,
20 Januari 2020
ACC izin seminar proposal
2.
3 Sabtu,
15 Februari 2020
Perbaikan proposal pada
latar belakang masalah,
kategorisasi penulisan dan
pada metodologi
penelitian,fokus masalah
3.
4 Kamis,
20 Februari 2020
ACC izin riset dan
pengesahan judul
4.
5 Senin,
11 Mei 2020
Perbaikan pada bab IV, V
5.
6 Rabu,
13 Mei 2020
Perbaikan pada daftar
pustaka dan lampiran
6.
7 Kamis,
14 Mei 2020
ACC Skripsi 7.
8 Kamis,
14 Mei 2020
ACC Nota Dinas 8.
Jambi, 2020
Mengetahui,
Dosen Pembimbing II