penggunaan media pembelajaran ular tangga pada...
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA
PADA MATERI BIOGRAFI SASTRAWAN INDONESIA
ANGKATAN 1945 DI SMAN 1 LEUWILIANG, BOGOR
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Resti Ade Fauziah
NIM 11150130000001
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Resti Ade Fauziah. NIM: 11150130000001. Skripsi. Penggunaan Media
Pembelajaran Ular Tangga pada Materi Biografi Sastrawan Indonesia
Angkatan 1945 di SMA Negeri 1 Leuwiliang, Bogor Tahun Pelajaran
2018/2019. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen
Pembimbing: Dr. Hindun, M.Pd. Tahun. 2019.
Penelitian ini tentang penggunaan media pembelajaran ular tangga pada
materi biografi sastrawan Indonesia angkatan 1945 di SMA Negeri 1 Leuwiliang
Bogor, tahun pelajaran 2018/2019. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
tentang penggunaan media pembelajaran ular tangga untuk diterapkan pada materi
biografi sastrawan Indonesia angkatan 1945 kurikulum 2013.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIPA 3 SMAN 1 Leuwiliang,
Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek
penelitian ini adalah media pembelajaran ular tangga dan objek penelitiannya
yaitu peserta didik kelas X MIPA 3 yang berjumlah 34 peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran ular
tangga efektif digunakan dalam menulis teks biografi karena nilai peserta didik
menjadi lebih baik dalam menulis setelah menggunakan media pembelajaran ular
tangga. Hal tersebut pun dibuktikan dengan 20 peserta didik memperoleh nilai
dengan kategori sangat baik dalam menulis teks biografi, 7 peserta didik
memperoleh nilai dengan kategori baik, dan 2 peserta didik memperoleh nilai
dengan kategori cukup.
Kata kunci: Media Pembelajaran Ular Tangga, Chairil Anwar, Usmar Ismail,
SMAN 1 Leuwiliang Bogor.
ii
ABSTRACT
Resti Ade Fauziah. NIM: 11150130000001. Thesis. The Use of Snake Ladder
Learning Media in Indonesian Literature Biography Material Class of 1945 in
SMA Negeri 1 Leuwiliang, Bogor Academic Year 2018/2019. Indonesian
Language and Literature Education Department. Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training. Syarif Hidayatullah UIN Jakarta. Supervisor: Dr. Hindun,
M.Pd. Year. 2019.
This study is about the use of snake ladder learning media in Indonesian
literary biographical material class 1945 at 1 Leuwiliang Bogor State High
School, 2018/2019 academic year. The purpose of this study is to describe the use
of snake ladder learning media to be applied to Indonesian literary biographical
material class 1945 2013 curriculum.
This study was conducted in class X MIPA 3 SMAN 1 Leuwiliang, Bogor.
The research method used is descriptive qualitative. The subject of this research
is snake ladder learning media and the object of the research are class X MIPA 3
which amount to 34 students.
The results showed that the use of snakes and ladders learning media was
effectively used in writing biographical texts because the value of students became
better after using snakes and ladders learning media. This was also proven by 20
students who scored very well in writing biographical texts, 7 students who scored
well, and 2 students who scored sufficiently.
Keywords: Snake Ladder Learning Media, Chairil Anwar, Usmar Ismail, SMAN 1
Leuwiliang Bogor.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. Salawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran Ular Tangga
pada Materi Biografi Sastrawan Indonesia Angkatan 1945 di SMA Negeri 1
Leuwiliang, Bogor Tahun Pelajaran 2018/2019” dibuat dengan tujuan agar
peneliti dapat memeroleh gelar sarjana dan memenuhi syarat pemerolehan gelar
S-1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penyusunan skripsi ini memerlukan banyak pihak untuk
menyelesaikannya. Selain itu, peneliti masih banyak kekurangan dalam menyusun
skripsi ini. Oleh sebab itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Dr. Hindun, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dan membantu dalam pembuatan skripsi.
5. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. dan Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd. selaku dosen
penguji skripsi I dan II.
6. Nur Syamsiyah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membantu peneliti konsultasi mengenai perkuliahan.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk
peneliti.
iv
8. Pemimpin dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah menyediakan banyak referensi yang
berguna untuk mendukung penelitian ini.
9. Ibu Cicih Sukarsih, M.Pd., selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas X MIPA 3 yang telah banyak membantu dan memberikan semangat
kepada peneliti.
10. Bapak Kepala Sekolah H. Taopik, S.Pd, M.Pd.I., Guru, dan Staf SMAN 1
Leuwiliang yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di
sekolah tersebut dan membantu peneliti mendapatkan data sekolah.
11. Kedua orang tua (Ayahanda Adih dan Ibunda Yayah Dede) yang telah
mendukung baik materi maupun nonmateri serta tak henti-hentinya
menyemangati peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Saudara kandung peneliti Rossita Sevtiyani dan Destria Cahya Shawalia
yang telah menjadi penyemangat dan membantu dalam penulisan skripsi
ini.
13. Teman seperjuangan Monita Sholeha, Nuraini, Fitri Febriyani, dan Putri
Fitriyani yang selalu menemani dan memberikan canda dan tawa kepada
peneliti.
14. Teman-teman Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan
2015 yang telah menemani dan memberikan warna tersendiri serta semua
pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu namanya, dan
apresiasi terbaik untuk kalian.
Semoga mereka semua mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT
aamiin. Skripsi ini masih banyak kekurangan, maka peneliti memohon kritik dan
saran yang membangun. Harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat untuk
semua pembaca.
Ciputat, April 2019
Resti Ade Fauziah
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. ……. 5
C. Pembatasan Masalah……….............................. ………. …………. 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................... ..5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran ............................................... 7
2. Manfaat Media Pembelajaran ................................................... 8
3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran ............. 9
4. Prinsip-prinsip Penggunaan Media........................................... 11
B. Permainan Ular Tangga
1. Pengertian Permainan Ular Tangga .......................................... 12
2. Sejarah Permainan Ular Tangga ............................................... 13
3. Cara Bermain Permainan Ular Tangga..................................... 14
C. Biografi
1. Pengertian Biografi ................................................................... 15
2. Macam-macam Penulisan Biografi .......................................... 16
vi
3. Tiga Unsur Utama dalam Teks Biogafi .................................... 16
4. Struktur Teks Biogafi ............................................................... 17
D. Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia
1. Angkatan 1945.......................................................................... 17
2. Biografi Chairil Anwar ............................................................. 18
3. Biografi Usmar Ismail .............................................................. 19
E. Penelitian yang Relevan…………...………………………………22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 24
B. Metode Penelitian ....................................................................... 24
C. Subjek dan Objek Penelitian............................................................ 25
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 26
E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Leuwiliang ............................ 33
B. Temuan Data Sebelum Penggunaan Media Pembelajaran Ular
Tangga ............................................................................................. 38
C. Pembahasan Temuan Penelitian ...................................................... 40
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 84
B. Saran ........................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Menulis Teks Biografi ............................................... …. 29
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian……………………………………………. ... 32
Tabel 4.1 Guru dan Tenaga Kependidikan……………………………. ……. 34
Tabel 4.2 Rombongan Belajar Sekolah………………………………….. 36
Tabel 4.3 Profil SMA Negeri 1 Leuwiliang……………………………. 37
Tabel 4.4 Frekuensi Nilai Rata-rata (Kemampuan Menulis Teks
Biografi) Sebelum Menggunakan Media Pembelajaran Ular
Tangga………………………………………………………….
38
Tabel 4.5 Analisis Data Peserta Didik No.1.......................................... 40
Tabel 4.6 Analisis Data Peserta Didik No.2……………………………... 42
Tabel 4.7 Analisis Data Peserta Didik No.3……………………………... 43
Tabel 4.8 Analisis Data Peserta Didik No.4……………………………... 44
Tabel 4.9 Analisis Data Peserta Didik No.5……………………………... 46
Tabel 4.10 Analisis Data Peserta Didik No.6……………………………... 47
Tabel 4.11 Analisis Data Peserta Didik No.7……………………………... 48
Tabel 4.12 Analisis Data Peserta Didik No.8……………………………... 49
Tabel 4.13 Analisis Data Peserta Didik No.9……………………………... 51
Tabel 4.14 Analisis Data Peserta Didik No.10…………………………... 52
Tabel 4.15 Analisis Data Peserta Didik No.11……………………………. 54
Tabel 4.16 Analisis Data Peserta Didik No.12……………………………. 55
Tabel 4.17 Analisis Data Peserta Didik No.13…..………………………... 57
Tabel 4.18 Analisis Data Peserta Didik No.14..…………………………... 58
Tabel 4.19 Analisis Data Peserta Didik No.15……………………………. 60
Tabel 4.20 Analisis Data Peserta Didik No.16…………………………..... 61
Tabel 4.21 Analisis Data Peserta Didik No.17………………………..…... 63
Tabel 4.22 Analisis Data Peserta Didik No.18……………………..……... 64
Tabel 4.23 Analisis Data Peserta Didik No.19…………………..………... 66
Tabel 4.24 Analisis Data Peserta Didik No.20………………..…………... 67
viii
Tabel 4.25 Analisis Data Peserta Didik No.21……………..……………... 68
Tabel 4.26 Analisis Data Peserta Didik No.22…………..………………... 70
Tabel 4.27 Analisis Data Peserta Didik No.23………...………………….. 71
Tabel 4.28 Analisis Data Peserta Didik No.24……..……………………... 73
Tabel 4.29 Analisis Data Peserta Didik No.25…..………………………... 74
Tabel 4.30 Analisis Data Peserta Didik No.26..…………………………... 75
Tabel 4.31 Analisis Data Peserta Didik No.27……………………………. 77
Tabel 4.32 Analisis Data Peserta Didik No.28……………………………. 78
Tabel 4.33 Analisis Data Peserta Didik No.29……………………………. 80
Tabel 4.34 Rekapitulasi Nilai Menulis Teks Biografi Peserta Didik kelas
X MIPA 3 Setelah Menggunakan Media Pembelajaran Ular
Tangga………………………………………………………….
81
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Uji Referensi
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3 : Lembar Tulisan Biografi Peserta Didik
Lampiran 4 : Hasil Wawancara Guru Bahasa Indonesia
Lampiran 5 : Foto
Lampiran 6 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 7 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Sekolah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan. Alasannya, dengan adanya
pendidikan manusia bisa terhindar dari kebodohan yang sangat berbahaya bagi
diri sendiri maupun untuk bangsa Indonesia. Pendidikan memiliki banyak fungsi
salah satunya pendidikan bisa membedakan antara manusia dengan makhluk
lainnya. Selain itu, dengan adanya pendidikan manusia menjadi berilmu sehingga
dapat mengangkat harkat dan martabat manusia.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai tempat
mendidik manusia dan mengajarkan pengetahuan. Sekolah di Indonesia memiliki
beberapa jenjang di antaranya PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Pada jenjang tersebut peserta didik belajar bersama guru, sedangkan mahasiswa
belajar bersama dosen. Sekolah memiliki peran sebagai rumah kedua bagi para
peserta didik, karena yang menjadi orang tua kedua di sekolah adalah guru. Guru
memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa baik, dari segi
akhlak maupun ilmu pengetahuan.
Keterampilan guru dalam mengajar sangat penting, sebab jika guru tidak
terampil dalam mengajar maka pembelajaran tidak kondusif, sehingga proses
tranfer ilmu pengetahuan terganggu. Guru yang terampil pasti memiliki strategi
dalam mendidik peserta didik agar pembelajaran menyenangkan dan peserta didik
tidak jenuh dalam belajar.
Pengalaman guru dalam mengajar pun sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pembelajaran. Guru yang berpengalaman mengajar pasti memiliki
banyak ide dan tidak kaku dalam mengajar. Contohnya, saat pembelajaran
berlangsung, guru yang berpengalaman pasti menggunakan strategi dan model
pembelajaran yang tidak membosankan. Dulu, guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah dalam mengajar, sehingga peserta didik mudah mengantuk,
sebab peran peserta didik hanya sebagai pendengar. Berdasarkan hal itu, sekolah
2
sudah mulai menerapkan pembelajaran di mana guru dan peserta didik harus
sama-sama aktif dalam pembelajaran.
Perkembangan teknologi dewasa ini sangat cepat, hingga menembus ranah
pendidikan, sebaliknya perkembangan teknologi di ranah pendidikan masih
kurang merata. Ada beberapa sekolah di Indonesia yang masih belum tersentuh
teknologi, contohnya adalah wilayah pelosok di Indonesia. Hal itu menyebabkan
beberapa dampak negatif bagi dunia pendidikan.
Penggunaan media pembelajaran sangat berpengaruh bagi semangat
peserta didik dalam belajar. Namun, sebagian kenyataan menginformasikan
bahwa ada beberapa guru yang kurang peduli dengan hal itu. Sekolah biasanya
sudah menyediakan media pembelajaran, namun guru tidak bisa
menggunakannya. Apalagi zaman sudah demikian canggih. Contohnya,
penggunaan media internet bisa dimanfaatkan oleh guru dalam menunjang proses
belajar. Bahkan media sosial pun bisa bermanfaat untuk pembelajaran, asalkan
guru mau berpikir dan memiliki niat yang baik dalam meningkatkan mutu
pendidikan untuk para peserta didiknya.
Permainan menjadikan peserta didik lebih santai dan tidak merasa
terbebani dalam belajar. Berbeda halnya dengan belajar hanya sambil duduk dan
mendengarkan guru, pasti peserta didik merasa terbebani apalagi materi
pelajarannya cukup sulit dipahami.
Permainan ular tangga merupakan salah satu permainan yang bisa
dijadikan media pembelajaran di sekolah. Permainan ular tangga juga adalah
permainan yang dimainkan secara kelompok sehingga peserta didik bisa saling
berinteraksi secara langsung dengan peserta didik yang lain.
Ada beberapa teori yang menyatakan bahwa permainan ular tangga
merupakan permainan untuk anak-anak. Walaupun demikian, permainan ular
tangga ternyata bisa digunakan untuk remaja maupun orang dewasa. Asalkan,
permainan ular tangga di dalamnya termuat konteks isi materi pelajaran yang
sesuai dengan jenjang pelajaran peserta didik sehingga anak-anak tidak hanya
bermain tetapi sambil belajar. Apalagi jika guru bisa mengembangkan permainan
ular tangga menjadi lebih menarik dan berbeda dari biasanya. Misalnya, dalam
3
permainan ular tangga, jika pemain mendapatkan dadu dengan jumlah tiga maka
pemain maju tiga kotak. Hal tersebut bisa diubah dengan pemain maju tiga kotak
dan menjawab pertanyaan berkaitan dengan materi teks biografi.
Materi biografi merupakan salah satu materi yang terdapat dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia tepatnya di kelas X semester II. Materi biografi di
dalamnya termuat riwayat hidup seseorang. Biasanya, peserta didik kurang
menyukai materi biografi sebab dalam materi itu, peserta didik diberikan bacaan
panjang tentang riwayat hidup seseorang. Setelah itu, guru memerintahkan peserta
didik menyimpulkan isi biografi tersebut. Hal itu sangat membosankan bagi
peserta didik. Akibatnya, peserta didik lebih menyukai membaca buku fiksi
seperti novel, cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya, seperti artikel jurnal yang
ditulis oleh Eva Khofiyana mengatakan, bahwa “dalam kegiatan membaca peserta
didik cenderung memilih karya yag berjenis nonfiksi serta karya yang dekat
dengan kehidupan”.1
Hasil wawancara terhadap guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1
Leuwliang menunjukkan bahwa materi teks biografi di SMA Negeri 1 Leuwiliang
baru muncul pada tahun pelajaran 2018/2019 yaitu pada kurikulum 2013 revisi
2018. Berikut kutipan wawancara “Karena untuk teks biografi saya baru
sekarang di kelas X karena tahun kemarin saya mengajar kelas XII kemudian
sebelumnya saya mengajar kelas X belum ada teks biografi”.2 Oleh sebab itu,
guru belum pernah mengajarkan materi tersebut pada peserta didik.
Guru SMA Negeri 1 Leuwiliang pernah mengenalkan beberapa sastrawan
pada pemberian nama kelompok. Akan tetapi, biografi sastrawan angkatan 1945
yaitu Chairil Anwar dan Usmar Ismail belum pernah dikenalkan oleh guru mata
pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Leuwiliang berikut kutipannya ”saya
sering mengenalkan nama-nama sastrawan pada saat pembagian nama
1 Eva Khofiyana, Suyitno, dan Kudharu Saddhono, Pengembangan Bahan Ajar Membaca
Biografi di SMA Melalui Analisis Novel Biografi Sepatu Dahlan, Jurnal Penelitian Bahasa, Vol. 1,
No. 1, 2014, hlm. 448. 2 Cicih Sukarsih, Wawancara Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 8 Maret 2019 Pukul 09.00.
4
kelompok, namun kebetulan saya belum menggunakan sastrawan angkatan 1945
dalam pembagian kelompok”3.
Chairil Anwar adalah sastrawan Indonesia angkatan 1945. Beliau
merupakan pelopor sastrawan angkatan 1945 dan Chairil Anwar juga merupakan
salah satu sastrawan angkatan 1945 yang menghadirkan karya sastra dengan unsur
yang baru dan menggunakan bahasa Indonesia yang biasa digunakan sehari-hari
yang dibuatnya bernilai sastra. Selain itu, Chairil Anwar sangat menentang
pendudukan Jepang di Indonesia. Chairil Anwar membuat karya-karya yang
menghidupkan semangat bangsa agar sadar bahwa negara Indonesia itu harus
bebas dari penjajahan.
Usmar Ismail merupakan sastrawan angkatan 1945 yang mempelopori di
bidang kebudayaan terutama dalam dunia perfilman. Saat masyarakat Indonesia
masih banyak yang belum sadar tentang pentingnya kemerdekaan beliau tidak
tinggal diam. Usmar Ismail menumbuhkan nilai nasionalisme kepada masyarakat
Indonesia terutama wilayah Jakarta dengan bermain peran atau sandiwara. Usmar
melakukan adegan-adegan yang di dalamnya memuat rasa nasionalisme agar
masyarakat sadar betapa pentingnya kemerdekaan Indonesia. Hampir semasa
hidupnya Usmar aktif di perfilman Indonesia. Usmar Ismail bersama teman-
temannya mendirikan PERFINI yaitu Persatuan Film Nasional Indonesia yang
kemudian tanggal berdirinya ditetapkan oleh Dewan Film Indonesia sebagai hari
Film Nasional.
Sastrawan Indonesia kurang dikenal oleh para peserta didik di Sekolah
Menengah Atas. Hal ini disebabkan media masa lebih menghadirkan tokoh-tokoh
asing di dalam pemberitaannya.
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan sebelumnya
menimbulkan motivasi peneliti untuk mengadakan penelitian “Penggunaan Media
Pembelajaran Ular Tangga pada Materi Biografi Sastrawan Indonesia Angkatan
1945 Kelas X di SMA Negeri 1 Leuwiliang Bogor”.
3 Cicih Sukarsih, Wawancara Guru Bahasa Indonesia, Tanggal 8 Maret 2019 Pukul 09.00.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut.
1. Peserta didik mudah bosan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Beberapa guru di sekolah masih menggunakan metode ceramah.
3. Peserta didik lebih menyukai bacaan fiksi daripada bacaan nonfiksi.
4. Peserta didik kurang menyukai materi biografi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan memfokuskan
permasalahan pada penggunaan media pembelajaran ular tangga pada materi
biografi sastrawan Indonesia angkatan 1945 yaitu tokoh Chairil Anwar dan Usmar
Ismail Kelas X MIPA 3 semester genap di SMA Negeri 1 Leuwiliang Bogor,
tahun pelajaran 2018/2019”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana penggunaan media
pembelajaran ular tangga pada materi biografi sastrawan Indonesia angkatan 1945
kelas X semester genap di SMA Negeri 1 Leuwiliang Bogor, tahun pelajaran
2018/2019.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui penggunaan media pembelajaran ular tangga pada materi biografi
sastrawan Indonesia angkatan 1945 kelas x semester genap di SMA Negeri 1
Leuwiliang Bogor, tahun pelajaran 2018/2019.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak di
bawah ini:
6
1. Manfaat Teoretis
Secara akademis untuk memperkaya khazanah keilmuan di bidang
pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan guru tentang
pentingnya penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan tentang bagaimana pembelajaran akan lebih menyenangkan
menggunakan media pembelajaran.
c. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian
awal atau lanjutan.
7
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa Latin yaitu bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiah berarti “pengantar atau perantara”. Dengan
demikian, media adalah alat penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.1
Gerlach menyatakan bahwa, secara umum media itu meliputi orang, bahan,
peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memeroleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 2Ibrahim dan Nana Syaodih
dalam Rusman menyatakan bahwa, media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses
pembelajaran.3 Jadi, media adalah perantara yang digunakan oleh guru agar
peserta didik lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan.
Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya mengatakan bahwa, media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.4 Oemar
Hamalik menyatakan bahwa, media pembelajaran disebut juga alat bantu
mengajar yaitu semua alat yang digunakan untuk membantu siswa melakukan
perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif.5
Selanjutnya, Suwarna mengatakan bahwa, media pembelajaran adalah bagian dari
sumber pembelajaran.6 Suwarna mengungkapkan bahwa, ada dua unsur yang
terkandung dalam media pembelajaran, yaitu (1) pesan atau bahan/materi
1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2006), hlm. 120.
2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar dan Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), Cet. IV, hlm.. 163.
3 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. V,
hlm. 77.
4 Ibid.
5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. XII,
hlm. 51.
6 Suwarna, Pengajaran Mikro, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), Cet. II, hlm. 118.
8
pembelajaran yang akan disampaikan, atau disebut perangkat lunak (software);
dan alat penampil atau perangkat keras (hardware). Contohnya: seorang guru
akan mengajarkan cara pengucapan kata-kata bahasa asing, kemudian bahan
pembelajarannya tersebut direkam ke dalam cassete-recorder. Berikutnya, hasil
rekaman tersebut diperdengarkan kepada peserta didik di kelas atau di
laboratorium bahasa, dan peserta didik menirukan pengucapan kata-kata tersebut.7
Maka dapat disimpulkan media pembelajaran adalah alat yang berfungsi sebagai
pencapai tujuan pembelajaran baik berupa visual, audio, maupun audio-visual.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar
interaksi guru dan peserta didik, Kemp dan Dayton dalam Suwarna mengatakan
bahwa, secara khusus manfaat media pembelajaran ada delapan di antaranya
sebagai berikut.
1. Penyampaian materi pembelajaran dalam diseragamkan.
Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang suatu
hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi sehingga
materi tersampaikan secara seragam.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan
dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep,
maupun prosedur yang bersifat absrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas
dan lengkap.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Jika dipilih dan dirancang dengan benar, maka media dapat membantu guru
dan peserta didik melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Guru akan
cenderung berbicara “satu arah” kepada peserta didik, jika guru tidak
menggunakan media.
5. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
7 Suwarna, Op.Cit., hlm. 118.
9
Sering kali terjadi, para guru banyak menghabiskan waktu untuk
menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang digunakan tidak perlu
sebanyak itu, jika mereka memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.8
6. Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien,
tetapi juga membantu peserta didik memahami materi pelajaran secara lebih
mendalam dan utuh.
7. Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran bisa dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik
dapat belajar di mana pun dan kapan saja mereka mau, tanpa bergantung
kepada keberadaan guru.
8. Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
Media menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Hal ini
dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi peserta didk pada ilmu
pengetahuan dan proses pencarian ilmu.
9. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Media membuat guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan, namun justru
dapat mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga guru dapat
memberikan perhatian lebih banyak kepada aspek pemberian motivasi,
perhatian, bimbingan, dan sebagainya.9 Dengan demikian peserta didik tidak
mudah bosan dan dalam belajar.
3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Wina Sanjaya mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi beberapa
klasifikasi bergantung dari sudut mana melihatnya. Adapun klasifikasi tersebut di
antaranya sebagai berikut.
8 Oemar Hamalik, Op. Cit., hlm. 128-129.
9 Suwarna, Op.Cit., hlm. 128-129.
10
1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media auditif adalah media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti rekaman suara dan
radio.
b. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat saja serta tidak
mengandung unsur suara. Adapun yang termasuk ke dalam media ini
adalah film, foto, slide, transparansi, gambar, lukisan, dan berbagai
bentuk yang dicetak seperti media grafis dan sebagainya.
c. Media audio-visual ialah media yang mengandung unsur suara serta
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya berbagai
ukuran film, rekaman video, slide suara, dan sebagainya.10
Kemampuan media audio-visual dianggap lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
2. Media dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat juga dibagi ke
dalam:
a. Media yang memiliki daya masukan yang luas dan serentak seperti
televisi dan radio. Melalui media ini peserta didik dapat memelajari
hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus
menggunakan ruangan khusus.
b. Media yang memiliki daya masukan yang terbatas oleh waktu dan
ruang seperti video, film, film slide dan lain sebagainya.11
3. Media dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya12
, media dapat dibagi ke
dalam:
a. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi,
dan sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi
khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide
projector, untuk memproyeksikan film slide, operhead projector
10
M. Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, (Jember:
Pustaka Abadi, 2017), Cet. I, hlm. 32. 11
Ibid. 12
Sanjaya, Op.Cit., hlm. 172-173.
11
(OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat
proyeksi sejenis ini, maka media sejenis ini tidak akan berfungsi.
b. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio,
dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa, media memiliki jenis
yang bermacam-macam, tapi media yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah media visual yang hanya bisa dilihat saja media
tersebut adalah media ular tangga.
4. Prinsip-prinsip Penggunaan Media
Prinsip pokok yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media pada
kegiatan pembelajaran adalah media diarahkan dan digunakan untuk
mempermudah peserta didik belajar dalam upaya memahami materi pelajaran.
Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan
peserta didik. Hal ini perlu ditekankan karena sering media dipersiapkan hanya
dilihat dari sudut kepentingan guru. Oleh sebab itu, agar media pembelajaran
benar-benar digunakan untuk membelajarkan peserta didik, maka ada sejumlah
prinsip yang harus diperhatikan di antaranya13
:
1. Media yang digunakan oleh guru harus tepat dan diarahkan sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau
tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan
materi, tetapi benar-benar untuk membantu peserta didik belajar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran yang
diajarkan kepada peserta didik. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan
dan kekompleksan. Media yang digunakan harus sesuai dengan
kompleksitas materi pembelajaran,
3. Media pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kondisi
peserta didik. Peserta didik yang memiliki pendengaran yang kurang baik
akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat
auditif. Demikian juga sebaliknya, peserta didik yang mempunyai
13
Sanjaya, Op. Cit., hlm. 173-174.
12
kemampuan penglihatan yang kurang akan sulit menangkap bahan
pembelajaran yang disajikan melalui media visual.
4. Media yang digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efisien. Media
yang membutuhkan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk
mencapai tujuan tertentu. Demikian pula dengan media yang sangat
sederhana belum tentu tidak memiliki nilai.
5. Media yang digunakan harus sesuai dengan keahlian guru dalam
menggunakannya. Guru harus mampu mengoperasikan media sebab jika
guru tidak bisa mengoperasikan media pembelajaran yang ia gunakan akan
menyebabkan peserta didik akan sulit memahami materi pelajaran.
B. Permainan Ular Tangga
1. Pengertian Permainan Ular Tangga
Norman K. Lowe mengatakan bahwa, permainan ular tangga merupakan
“Snakes and Ladders is a popular game for children in many countries of the
world. It is easy to make from basic materials and can be adapted to suit many
learning situations.” Maksud dari tulisan tersebut, permainan ular tangga adalah
permainan populer untuk anak-anak di banyak negara di dunia. Mudah dibuat dari
bahan dasar dan dapat diadaptasi agar sesuai dengan banyak situasi belajar.14
Adapun Oxford Advanced Learners Dictionary menyatakan bahwa, permainan
ular tangga adalah: “a children’s game played on a special board with pictures of
snakes and ladders on it. Players move their pieces up the ladders to go forward
amd down the snakes to go back” Maksud tulisan tersebut adalah permainan ular
tangga merupakan permainan anak-anak yang dimainkan di papan khusus dengan
gambar ular dan tangga di atasnya. pemain memindahkan bidak mereka ke atas
tangga untuk maju dan turun ular untuk kembali.15
Frederick dalam Meipina mengatakan bahwa, permainan ular tangga adalah
permainan babi hutan klasik. Permainan itu dimainkan antara dua atau lebih
14 Norman K. Lowe, Games and Toys in the Teaching of Science and Technology,
(London: Unisco Paris, 1988), hlm. 26.
15
Kamus Oxford Advanced Learners Dictionary, Edisi ke-IX, hlm. 1475.
13
pemain di papan bermain dengan kotak kotak bernomor.16
Perancang media
Harliyanti Dewi, Erlinda Restu Widiastuti, dan Nurmala Ari Nugrahaeni
mengungkapkan bahwa, ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak
yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Papan permainan ular tangga dibuat
dalam kotak-kotak kecil dan pada beberapa kotak digambar sejumlah “tangga”
atau “ular” yang menghubungkannya dengan kotak lain.
Tidak ada permainan standar dalam ular tangga setiap orang dapat
menciptakan papan permainannya sendiri dengan jumlah kotak, ular dan tangga
yang berlainan.17
M. Husna mengatakan bahwa, permainan ular tangga adalah
permainan yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa langkah yang harus
dijalani bidak. Permainan termasuk dalam golongan “board game” atau
permainan papan semacam dengan permainan monopoli, halma, ludo, dan
sebagainya. Papan berbentuk gambar petak-petak yang terdiri atas 10 baris dan 10
kolom dengan nomor 1-100, serta bergambar ular dan tangga.18
Maka, pengertian
ular tangga adalah suatu permainan yang menggunakan media papan sebagai
tempat bermainnya.
2. Sejarah Permainan Ular Tangga
The Museum of Gaming Newsletter menginformasikan bahwa, sejarah
permainan ular tangga adalah sebagai berikut.
“The game originated in Ancient India where it was known as
“Moskha Patamu”. The original game was designed to embrace the
Hindu philosophies of Karna a causality based on good or bad deeds,
and Samskara which are ritual life events.
In Moskha Patam the snakes led you down to asuras which are
power seeking demons while the ladders allowed you climb up to either a
god or a version of heaven such as Kailasa, Vaikuntha, and Brahmaloka.
The game is one of pure luck with no real skill or strategy. This suits its
philosphical background, as it emphasises the ideas of fate and destiny.
16 Meipina, The Application of Snakes and Ladders Game nn Teaching
Vocabulary,(Universitas Bandar Lampung), Jurnal Internasional, Vol. I, 2013, ISSN 2303-1417,
hlm. 3. 17
Satrianawati, Media dan Sumber Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), Cet. I, hlm.
69. 18
M. Husna, 100+ Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreativitas, Ketangkasan,
dan Keakraban. (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2018), Cet. X, hlm. 145.
14
When the game was first published in England in 1892 the cultural
and religious iconography was removed and replaced with more
traditional British scenes reflecting Christian virtues and morals, each
snake or ladde linking causes of effects”.19
Tulisan di atas memiliki arti bahwa, permainan ular tangga berasal dari
India Kuno di mana ia dikenal sebagai "Moksha Patamu". Permainan ini asli
dirancang untuk merangkul filosofi Hindu dari Karma kausalitas berdasarkan
perbuatan baik atau buruk, dan Samskara yang merupakan acara kehidupan ritual.
Moksha Patam membawa ular-ular itu membawa pemain ke para asura
yang berkuasa mencari setan, sementara tangga memungkinkan Anda memanjat
dewa atau versi surga seperti Kailasa, Vaikuntha, dan Brahmaloka. Permainan ini
adalah keberuntungan murni tanpa keterampilan atau strategi nyata. Ini sesuai
dengan latar belakang filosofisnya, karena menekankan gagasan tentang nasib dan
takdir.
Ketika permainan ini pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1892
ikonografi budaya dan agama telah dihapus dan diganti dengan adegan Inggris
yang lebih tradisional yang mencerminkan kebajikan dan moral Kristen, masing-
masing ular atau tangga menghubungkan sebab-akibat.
3. Cara Bermain Permainan Ular Tangga
Para pemain diundi untuk menentukan siapa yang jalan pertama kali dan
seterusnya. Pemain pertama mengocok dan melempar dadu, lalu melangkah pada
kotak sesuai jumlah titik pada dadu. Jika dadu menunjukkan angka 6 maka
pemain tersebut mendapat kesempatan untuk menjalankan bidak sebanyak 6
langkah dan mengocok dadu kembali.
Bidak yang berhenti di ekor ular harus turun ke kotak yang terdapat kepala
ularnya. Jika bidak berhenti di bawah tangga maka pemain dapat langsung naik ke
kotak tempat ujung tangga terakhir. Pemain yang pertama kali tiba di garis finish
adalah pemenangnya.20
19 Phil Robinson, History of Snakes and Ladder, (The Museum of Gaming Newsletter,
Edisi Tanggal 2 Februari 2015).
20
Ibid., hlm. 145-146.
15
C. Biografi
1. Pengertian Biografi
Lukens dalam Nurgiyantoro mengungkapkan bahwa, biografi adalah
sejarah hidup seseorang. Lukens mengatakan bahwa, biografi mengandung tiga
aspek esensial yaitu fakta, konsep, dan tone. Sebuah biografi harus menuliskan
fakta secara akurat yang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya secara
objektif tentang tokoh yang ditulis biografinya. Sebagai sebuah konsep, biografi
merupakan bacaan yang berharga yang mengisahkan seorang tokoh tentang apa
yang telah dilakukan, didemostrasikan, ditemukan, yang membuatnya menjadi
signifikan, lebih signifikan daripada rata-rata orang lain. Tone mencerminkan
sikap dan tanggapan pengarang biografi terhadap masalah yang dikisahkan.21
Oxford Advanced Learners Dictionary menyatakan bahwa, biografi adalah
kisah hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.22
Biografi merupakan riwayat
hidup tokoh yang ditulis oleh orang lain baik tokoh tersebut masih hidup atau
sudah meninggal.23
Jacob Sumardjo menyatakan bahwa, biografi adalah cerita
hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.24
Jadi, biografi adalah kisah,
perjalanan hidup seseorang yang diabadikan melalui tulisan yang ditulis oleh
orang lain.
Tugas penulis biografi adalah menghadirkan kembali jalan hidup
seseorang berdasarkan sumber-sumber atau fakta-fakta yang dapat
dikumpulkannya. Teknik penyusunan riwayat hidup itu biasanya kronologis:
dimulai dari kelahirannya, masa kanak-kanak, masa muda, dewasa, dan akhir
hayatnya. Sebuah biografi biasanya mengenai kehidupan tokoh-tokoh penting
dalam masyarakat atau tokoh-tokoh sejarah.25
Oleh sebab itu, dibuat biografi
untuk mengenang dan meneladani jasa tokoh-tokoh tersebut.
21
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2018), Cet. III, hlm.394.
22
Oxford Advanced Learners Dictionary, hlm. 140.
23
Safari Daud, “Antara Biografi dan Historiografi”, (PPs UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta), Jurnal Analisis, Vol. XIII, 2013, hlm. 245.
24
Jacob Sumardjo, Memahami Kesusastraan, (Bandung: Alumni, 1984), Cet. I, hlm, 36.
25
Jacob Sumardjo dan Saini K.M., Apresiasi Kesusastraan, (Jakarta: PT. Gramedia,
1988), Cet. II. hlm. 22.
16
2. Macam-macam Penulisan Biografi
Adapun beberapa macam penulisan biorgafi di antaranya sebagai berikut.
1. Biografi ilmiah adalah biografi yang penuh dengan data-data teknis
yang menjadi keahlian khusus tokoh tersebut. Biasanya jenis biografi
ini kurang menarik bagi pembaca yang tidak menguasai keahlian dari
tokoh yang ditulis.
2. Biografi berat sebelah adalah biografi yang banyak menyembunyikan
atau menghilangkan segi-segi buruk dari tokoh yang dibicarakannya
demi tujuan tertentu.
3. Biografi populer adalah biografi yang menekankan penggambaran
riwayat hidup seseorang secara jelas, objektif, hidup, dan penuh
warna, tidak memuja atau meremehkan perbuatan seorang tokoh.26
4. Novel biografi adalah novel yang lebih mementingkan unsur
khayalinya daripada fakta.27
Biografi ini, yang dipentingkan adalah
makna yang ingin ditonjolkan dari riwayat hidup seseorang.
3. Tiga Unsur Utama dalam Teks Biografi
Biografi dan kisah perjalanan, sama-sama berbentuk narasi. Oleh karena
itu, teks biografi dibentuk oleh tiga unsur utama, yakni penokohan, latar, dan alur.
1. Penokohan adalah pemaparan tentang tokoh dengan segala karakternya yang
dapat dipahami melalui kiprah dan karya-karyanya.
2. Latar mencakup waktu dan tempat yang mendasari peristiwa-peristiwa yang
dialami tokoh.
3. Alur berupa rangkaian atau perjalanan hidup tokoh dari satu peristiwa ke
peristiwa berikutnya dari satu kiprah-kiprah lainnya.28
26 Sumardjo, Op. Cit., hlm. 36-37.
27
Ibid., hlm. 22-23.
28
E. Kosasih dan Endang Kurniawan, Jenis-jenis Teks: Fungsi, Struktur, dan Kaidah
Kebahasaan, (Bandung: Yrama Widya, 2018), Cet. I, hlm. 183.
17
4. Struktur Teks Biografi
Biografi termasuk ke dalam teks narasi. Adapun struktur teks biografi
adalah sebagai berikut.
1. Orientasi yang berisi informasi tentang latar belakang kisah atau peristiwa
yang akan diceritakan selanjutnya untuk membantu pendengar/pembaca.
Informasi yang dimaksud berkenaan dengan ihwal siapa, kapan, di mana,
dan bagaimana.
2. Kejadian penting yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara
kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadian-kejadian utama
yang dialami tokoh.
3. Reorientasi yang berisi pernyataan simpulan mengenai rangkaian peristiwa
yang telah diceritakan sebelumnya.29
D. Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia
1. Angkatan 1945
Chairil Anwar dalam panggung sejarah sastra Indonesia memberikan
sesuatu yang baru. Sajak-sajak Chairil Anwar tidak seperti sajak-sajak Amir
Hamzah yang masih mengingatkan kita kepada sastra Melayu, meskipun sajak-
sajak Amir itu memang indah dan bernilai tinggi. Tidak dapat dibantah pula
bahwa sajak-sajak Chairil Anwar bernilai, bahkan bernilai tinggi.
Bahasa yang dugunakan Chairil Anwar adalah bahasa Indonesia yang
hidup, berjiwa. Bukan lagi bahasa buku, melainkan bahasa percakapan sehari-hari
yang dibuatnya bernilai sastra, karena itulah ada orang yang berpendapat bahwa,
baru dengan sajak-sajak Chairil Anwarlah sebenarnya sastra Indonesia lahir,
sedangkan karya-karya Amir Hamzah, Sanusi Pane, Takdir Alisjahbana dan lain-
lain dianggap sebagai hasil sastra Melayu saja.30
Pendapat ini tidak bisa diterima karena Chairil Anwar sesungguhnya
merupakan buah daripada pohon yang ditanam dan dipupuk oleh para
pendahulunya. Segera Chairil Anwar mendapat pengikut, penafsir, pembela dan
29 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahasa Indonesia, Edisi Revisi, (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), Cet. III, hlm. 215. 30
Ajip Rosidi, Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: Binacipta, 1965), hlm. 90.
18
penyokong. 31
Pada bidang penulisan puisi muncul para penyair Asrul Sani, Rivai
Apin, M. Akbar Djuhana, P. Sengodjo, Dodong Djiwapradja, S. Rukiah, Walujati,
Harjadi S. Hartowardojo, Muh. Ali dan lain-lain. Pada bidang penulisan prosa
Idruspun memperkenalkan gaya-menyoal-baru yang segera pula mendapat
pengikut yang luas.
Munculnya kenyataan itu, maka banyaklah orang yang berpendapat
bahwa, suatu angkatan kesusastraan baru telah lahir. Pada mulanya angkatan ini
disebut dengan berbagai macam nama, ada yang menyebutnya Angkatan Sesudah
Perang. Ada yang menamakannya Angkatan Chairil Anwar, Angkatan
Kemerdekaan dan lain-lain. Baru pada tahun 1948, Rosihan Anwar menyebut
angkatan ini dengan nama Angkatan 1945. Terlepas dari masalah nama itu,
jelaslah bahwa pernyataan sikap tersebut memperlihatkan kesadaran yang matang
terhadap makna Indonesia sebagai sebuah proses panjang di bidang kebudayaan.32
Adapun sastrawan angkatan 1945 di antaranya Chairil Anwar, Pramudya Ananta
Toer, Idrus, Usmar Ismail, Rivai Apin, dan sebagainya.
2. Biografi Chairil Anwar
Chairi Anwar dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan.33
Sekolahnya hanya sampai MULO (SMP) dan itupun tidak tamat. Kemudian ia
pindah ke Jakarta. Tapi ia seorang yang banyak sekali membaca dan belajar
sendiri, sehingga tulisan-tulisannya matang dan padat berisi.
Ia muncul di dunia kesenian pada zaman Jepang. Bukan karena sajak-sajak
Chairil mendapat sambutan atau hadiah baik dari Kantor Pusat Kebudayaan,
ataupun karena ia berlomba-lomba mencipta seseuai dengan pesanan Jepang,
tetapi karena terutama sifatnya yang eksentrik dan tidak mau dikuasai oleh Kantor
Pusat Kebudayaan. Malah ia sering mengejek kawan-kawannya seniman yang
berkumpul sekitar Kantor Pusat Kebudayaan. Sajak-sajak dan esai-esainya jelas
sekali ia seorang individualis yang bebas. Chairil secara demonstratif dan berani
31
Ajip Rosidi, Op.Cit., hlm. 91. 32
Yudiono K.S., Pengantar Sejarah: Sastra Indonesia, (Jakarta: PT Grasindo, 2007),
hlm.120.
33
A.Teeuw, Pokok dan Tokoh, (Jakarta: Yayasan Pembangunan, 1954), Cet. II, hlm.182.
19
melawan pengawasan Jepang dan itu menjadikan ia selalu menjadi incaran
Kenpetai (polisi rahasia Jepang yang terkenal galak dan kejam).
Sajaknya yang termasyhur dan merupakan gambaran semangat hidupnya
yang membersit-bersit dan individualistis ialah yang berjudul Aku (di tempat lain
diberinya judul Semangat) dalam sajak itu ia menyebut dirinya “binatang jalang”.
Chairil Anwar meskipun dia seorang yang individualis, Chairilpun seorang
yag mencintai tanah air dan bangsanya. Rasa kebangsaan dan patriotismenya
nampak dalam sajak-sajaknya “Diponegoro”, “Krawang-Bekasi”, “Persetujuan
dengan Bung Karno”, “Siap Sedia”, dan lain-lain.
Pada tahun 1948, Chairil menerbitkan dan memimpin redaksi majalah
Gema Suasana, tetapi segera pula ditinggalkannya. Ia tak pernah betah lama-lama
bekerja disuatu kantor dan pada tahun 1949, tanggal 28 April ia meninggal di
rumah sakit umum pusat Jakarta karena typus dan berbagai penyakit lain. Ketika
dia dikuburkan di pemakaman Karet masyarakat Jakarta menunjukkan perhatian
besar dengan mengiring jenazahnya.
Baru pada waktu ia sudah meninggal sajak-sajaknya diterbitkan orang
sebagai buku: Kerikil Tadjam dan Jang Terampas dan Jan Luput (1949), Deru
Tjampur Debu (1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950), yang terakhir
merupakan kumpulan sajak bertiga dengan Asrul Sani dan Rivai Apin. Tulisan-
tulisan Chairil yang tidak termuat dalam ketiga kumpulan itu kemudian
diterbitkan dengan kata pengantar dari H.B. Jassin, berjudul Chairil Anwar
Pelopor Angkatan 1945 (1956).34
3. Biografi Usmar Ismail
Usmar Ismail dilahirkan di Batusangkar pada tanggal 20 Maret 1921.
Batusangkar adalah suatu kota di Sumatera Barat. Ayah Usmar Ismail bernama
Ismail gelar Datuk Tumenggung, dan ibunya bernama Siti Fatimah. Ayah Usmar
Ismail termasuk orang terpandang di masyarakat waktu itu, karena beliau menjadi
guru OSVIA di Bukittinggi.
34 Ajip Rosidi, Op. Cit., hlm. 91-99.
20
Usmar Ismail merupakan anak bungsu yang sangat disayang oleh kedua
orang tua dan kakak-kakaknya. Usmar juga pandai bergaul dengan teman-
temannnya, walaupun ia sendiri anak dari orang terpandang dalam masyarakat
pada waktu itu.
Setelah berumur tujuh tahun, pada tahun 1928 Usmar Ismail dimasukkan
oleh orang tuanya ke sekolah HIS di Batusangkar. Pada tahun 1934 Usmar Ismail
melanjutkan pelajarannya ke sekolah MULO di Padang. Seperti halnya sekolah
HIS maka di sekolah MULO itu Usmar juga termasuk anak yang pandai.
Bakatnya dalam bidang seni telah mulai kelihatan, walaupun Usmar sendiri masuk
di MULO Bagian B. Pada tahun 1938 Usmar dapat menyelesaikan pelajarannya
di MULO. Ia kemudian melanjutkan pelajarannya ke AMS Bagian A di
Yogyakarta. Selama bersekolah di AMS Yogyakarta ini pengetahuan dan
pengalaman Usmar makin bertambah. Pergaulannya tidak terbatas dengan
pemuda-pemuda Minangkabau saja, tetapi juga dengan pemuda-pemuda lainnya
di Indonesia.
Pada tahun 1942 Usmar Ismail dapat menyelesaikan pelajarannya dengan
hasil yang memuaskan pada tahun itu pula Jepang menduduki Indonesia. Sebagai
seorang pemuda ia ingin berdiri sendiri dan melepaskan diri dari ketergantungan
dalam soal belanja dari orang lain. Usmar Ismail telah memutuskan bahwa, ia
harus bekerja untuk melanjutkan hidupnya. Tempat bekerja yang dipilihnya
adalah Pusat Kebudayaan yang didirikan oleh Jepang di Jakarta. Dasar pemikiran
Usmar Ismail untuk bekerja di tempat ini adalah di samping mencari nafkah juga
mengembangkan bakatnya dalam bidang kebudayaan. Usmar Ismail bertugas
sebagai pengarang pada Pusat Kebudayaan. Usmar Ismail juga bergerak di bidang
sandiwara.
Usmar Ismail menikah pada tanggal 24 Desember 1944 dengan Sonia
Hermien. Mereka dikaruniai 5 orang anak. Setelah menikah dengan Usmar Ismail,
21
Hermien mulai diajar mempergunakan bahasa Indonesia, karena sebelumnya
hanya dapat berbahasa Belanda dan bahasa Betawi saja.35
Pada permulaan kemerdekaan Usmar Ismail membentuk kelompok
sandiwara yang mempropagandakan perjuangan kemerdekaan. Kelompok
sandiwara itu dibawa keluar-masuk kampung untuk membakar semangat para
pemuda dalam perjuangan, merebut kemerdekaan.
Sesudah pengakuan kedaulatan, Usmar Ismail mencurahkan perhatiannya
dalam bidang perfilman yang telah mulai ditekuninya semenjak akhir tahun 1949.
Guna merealisasikan cita-citanya maka pada tanggal 20 Maret 1950 Usmar Ismail
dan kawan-kawannya mendirikan PERFINI. Tanggal berdirinya PERFINI
kemudian ditetapkan oleh Dewan Film Indonesia sebagai Hari Film Nasional.
Pada tanggal ini juga dijadikan hari pertama pembuatan film “Long March”
(Darah dan Do’a) oleh PERFINI. Kemudian pada tanggal 14 Oktober 1950
menyusul produksi film PERFINI yang berjudul “Enam Jam di Yogya”. Pada
tahun 1950 produksi PERFINI yang ketiga dengan judul “Dosa Tak Berampun”
yang mulai dibuat pada tanggal 17 April 1951.
Kegiatan PERFINI dalam memproduksi film-film nasional terus
berkembang. Pada tahun 1956 film “Tamu Agung” mendapat hadiah komedi
terbaik dalam Festival Film Asia di Hongkong. Tahun 1959 film “Asmara Dara”
memenangkan hadiah aktris cilik terbaik bagi Suzana dalam Festival Film Asia di
Tokyo. Pada tahun 1961 film “Pejuang” memenangkan hadiah aktor terbaik bagi
Bambang Hermanto dalam Festival Film Internasional. Pada tanggal 17 Agustus
1962 Usmar Ismail mendapat anugerah “Piagam Wijayakusuma”, hadiah seni
tertinggi sebagai perintis di bidang film dan seni drama oleh Presiden Republik
Indonesia.
Usmar Ismail oleh masyarakat Jakarta dianggap mempunyai jasa yang
besar terhadap kota Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dewan
Perwakilan Rakyat Gotong Royong DKI Jakarta dengan keputusannya tanggal 24
35
Mardanas Safwan, H.Usmar Ismail: Hasil Karya dan Pengabdiannya, (Jakarta:
Departemen dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Sejarah Nasional, 1983), hlm. 8.
22
Mei 1971 telah memutuskan mengangkat Usmar Ismail sebagai “Warga
Tauladan” DKI Jakarta.
Tanggal 2 Januari 1971 Usmar Ismail meninggal karena pendarahan di
otak di tempat kediamannya di Jakarta Pegangsaan Barat No. 6 Pav. Jakarta.36
E. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan mengenai penelitian ini di antaranya
sebagai berikut.
a. Angela Klaudia Danu dengan jurnal yang berjudul “Pengembangan Bahan
Ajar Teks Biografi Berbasis Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk Kelas VII/2 SMP Negeri 2 Macang Pacar, Manggarai Barat,
Nusa Tenggara Timur”37
yang ditulis tahun 2015.
Persamaan antara jurnal Angela dengan skripsi ini adalah sama-
sama menggunakan teks biografi dalam penelitian. Adapun perbedaan jurnal
Angela dengan penelitian ini adalah jurnal Angela subjek penelitiannya
adalah kelas VII SMP sedangkan peneliti menggunakan kelas X SMA
sebagai subjek penelitian.
b. Indah Rosela, skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Edukasi Ular
Tangga untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas
VIIA SMP Negeri 2 Mlati Sleman pada Materi Sistem Peredaran Darah
Manusia”38
yang ditulis pada tahun 2016.
Persamaan skripsi Rosela dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan media pembelajaran ular tangga. Perbedaannya adalah subjek
penelitian Endah Rosela merupakan peserta didik kelas VIIA SMP Negeri 2
Mlati Sleman sedangkan subjek yang digunakan peneliti adalah media ular
tangga.
36 Mardanas Safwan, Op. Cit., hlm. 62.
37 Angela Klaudia Danu, “Pengembangan Bahan Ajar Teks Biografi Berbasis Pendidikan
Nilai dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Kelas VII/2 SMP Negeri 2 Macang Pacar,
Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ” Jurnal NOSI, Vol. 3, No. 3, 2015.
38
Indah Rosela, “Penggunaan Media Edukasi Ular Tangga untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIIA SMP Negeri 2 Mlati Sleman pada Materi Sistem
Peredaran Darah Manusia”, Skripsi S1, Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Darma
Yogyakarta, 2016.
23
c. Rifki Afandi dengan jurnal yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Ular Tangga untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan
Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar” yang ditulis pada tahun 2015.39
Persamaan jurnal tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan media pembelajaran ular tangga. Adapun perbedaannya adalah
jurnal Rifki Afandi subjek penelitiannya adalah siswa Sekolah Dasar,
sedangkan subjek penelitian skripsi ini adalah media ular tangga.
39 Rifki Afandi, “Pengembangan Media Pembelajaran Ular Tangga untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar”, Jurnal Inovasi Pembelajaran,
Vol. 1, No. 1., 2015.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Leuwiliang Bogor yang beralamat di
Jl. Raya Leuwiliang No.47, Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat 16640. Waktu
penelitian ini dimulai pada tanggal 12 Februari 2019 sampai tanggal 18 Juni 2019.
B. Metode Penelitian
Skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Eko
Sugiarto menyatakan bahwa, metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian
yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya, dan bertujuan mengungkapkan gejala secara holistik-
kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan
peneliti sebagai instrumen utama. Namun, Anselm Strauss dan Juliet Corbin
mengatakan bahwa, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan
lainnya.1 Maksudnya, penelitian kualitatif data yang diperoleh bisa berupa angka,
tetapi untuk menganalisis datanya bersifat kualitatif.
Penelitian kualitatif ialah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Makna dan proses (perspektif
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.2 Begitu pun, Bogdan dan
Taylor menerangkan bahwa, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata lisan atau tertulis dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati; pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
secara holistik (utuh). Jadi, tidak boleh memisahkan organisasi atau individu ke
dalam variabel atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
1 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan
Teknik-teknik Teoritisasi Data, (Yogyakarta: Pustakapelajar, 2009), Cet. III, hlm. 4. 2 Juliansyah, Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 34.
25
suatu keutuhan.3 Perhitungan angka dan penggambaran hasil observasi digunakan
untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran ular tangga pada materi
biografi sastrawan Indonesia angkatan 1945.
Guba dan Lincoln menegaskan “apabila metode penelitian telah jelas
kualitatif, maka instrumen yang digunakan, yaitu manusia, dalam hal ini peneliti
sendiri”. Peneliti sebagai instrumen observasi, wawancara, menganalisis
dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang ada di lapangan, dan menjelaskan
isyarat-isyarat nonverbal.4
Moleong mengatakan bahwa, manusia sebagai instrumen penelitian
kualitatif memiliki beberapa kelebihan di antaranya: (1) responsif, maksudnya
manusia responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang
menciptakan lingkungan, (2) manusia dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
dan situasi saat pengumpulan data, (3) menekankan keutuhan dengan
memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya, (4) manusia memiliki kemampuan
memperluas dan meningkatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman praktisnya,
(5) memproses data secepatnya setelah data diperoleh, (6) memanfaatkan
kesempatan untuk mengklasifikasi dan mengikhtisarkan.5 Jadi, manusia sebagai
instrument penelitian kualitatif sangat cocok dalam penelitian ini sebab dalam
penelitian ini peneliti memiliki peran harus responsif terhadap lingkungan belajar
peserta didik kelas X MIPA 3 yang dijadikan subjek penelitian oleh peneliti.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah adalah peserta didik kelas X MIPA 3
dengan jumlah peserta didik 34 orang (21 perempuan dan 13 laki-laki). Adapun
objek penelitian dalam skripsi ini adalah media pembelajaran ular tangga yang
digunakan di kelas X MIPA 3. Kelas ini dipilih karena peserta didik memiliki
kemampuan yang kurang dalam menulis teks biografi.
3 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. VI,
hlm.36.
4 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), Cet. III, hlm. 169.
5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), Cet. XXXIII, hlm. 169-171.
26
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
kualitatif, yaitu observasi partisipan, wawancara mendalam, diskusi kelompok
terfokus, dan studi dokumentasi.6 Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes.
1. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono mendefinisikan wawancara sebagai
berikut “a meeting of two persons to exchange information and idea
through question and responses, resulting in communication and joint
construction of meaning about a particular topic”. Maksud dari tulisan di
atas wawancara adalah perjumpaan dua orang yang bertujuan untuk
bertukar ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.7 Muri Yusuf mengatakan bahwa, wawancara
adalah suatu kejadian atau proses interaksi anatara pewawancara
(interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai
(interviewee).8 Jadi, wawancara adalah interaksi pewawancara kepada
narasumber untuk mendapatkan informasi.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan sebelum penelitian
dilaksanakan. Narasumbernya adalah guru bahasa Indonesia kelas X
MIPA 3. Hal itu bertujuan agar peneliti mengetahui apakah media
pembelajaran ular tangga pernah digunakan atau belum di sekolah
tersebut. Selain itu, wawancara juga bertujuan agar peneliti memeroleh
informasi mengenai kegiatan belajar mengajar di kelas X MIPA 3.
Alat bantu yang digunakan dalam wawancara yaitu gawai untuk
merekam hasil wawancara dari narasumber. Selain itu, pewawancara
menggunakan buku dan alat tulis untuk mencatat hal-hal yang penting
yang disampaikan narasumber.
6 Arifin, Op. Cit.,hlm. 170-171.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), Cet. XXV, hlm. 231.
8 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencara, 2017), Cet. IV. hlm. 372.
27
2. Observasi
Margono mengatakan bahwa, observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian.9 Riduwan menjelaskan bahwa, observasi adalah pengamatan
secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.10
Suharsimi mengatakan bahwa, observasi adalah suatu teknik
yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
pencatatan secara sistematis.11
Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa observasi adalah cara mengambil data yang dilakukan
oleh peneliti dengan melakukan pengamatan.
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti
mengamati langsung peserta didik kelas X MIPA 3 SMA Negeri 1
Leuwiliang dalam pengumpulan data dan saat pembelajaran menggunakan
media pembelajaran ular tangga, sehingga peneliti bisa mendapatkan data
yang akurat. Pengamatan berlangsung selama mata pelajaran bahasa
Indonesia berlangsung terutama mata pelajaran biografi. Adapun cara
penggunaan media pembelajaran permainan ular tangga pada materi
biografi sastrawan Indonesia angkata 1945 adalah sebagai berikut.
a. Seminggu sebelum penelitian dilakukan, peneliti menyampaikan materi
mengenai teks biografi. Setelah itu, peneliti memberikan teks biografi
biografi sastrawan angkatan 1945, yaitu biografi Chairil Anwar dan
Usmar Ismail. Setelah itu, peserta didik diperintahkan agar membaca
dan memahami biografi tersebut di rumah.
b. Pertemuan berikutnya, peserta didik dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu kelompok Chairil Anwar dan kelompok Usmar Ismail.
c. Setiap kelompok memberikan dua orang perwakilan untuk menjadi
pemain dan pelempar dadu.
9 Margono, Op. Cit.,hlm. 158.
10 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. IV, hlm. 76. 11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet. IX, hlm. 30.
28
d. Anggota kelompok yang lain menjadi pemikir jawaban-jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari kartu pertanyaan yang telah
disediakan.
e. Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan yang berkaitan
dengan biografi sastrawan angkatan 1945 yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya.
f. Permainan dimulai dengan cara melempar dadu. Setelah mendapatkan
angka pada dadu pemain mendapat pertanyaan yang diberikan oleh
guru dengan waktu menjawab 3 menit.
g. Setiap kelompok yang bisa menjawab pertanyaan mendapatkan skor 5
dan yang tidak bisa menjawab mendapat hukuman dari guru.
h. Setiap pengocokan dadu pemain silih berganti.
i. Apabila pemain tersebut beruntung mendapat tangga. Pemain tersebut
bisa bermain lebih cepat dan mendekati finish, namun apabila pemain
tersebut kurang beruntung dan tepat terkena ular maka dia harus turun
sesuai kepala ular dan mendapat hukuman dari kartu hukuman dan
guru.
j. Hukuman yang diberikan bermacam-macam sesuai perintah dalam
kartu tersebut.
k. Pemain yang menang adalah pemain yang berhasil menjawab semua
pertanyaan dan skor paling banyak. Selain itu, jika pemain yang
berhasil mencapai finish dia berhak mendapatkan poin bonus 20.
l. Peserta didik menulis teks biografi.
3. Dokumentasi
Hamidi dalam Eli Purwati menyatakan bahwa, dokumentasi
merupakan berupa informasi yang berasal dari catatan penting baik dari
lembaga/organisasi maupun dari perorangan.12
Dokumentasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah foto, data-data sekolah, dan
12 Eli Purwati, Pemahaman Mahasiswa Mengenai Identitas dan Privasi dalam
Menggunakan Facebook, (Universitas Muhammadiyah Ponorogo), Jurnal Aristo, Vol. 1, No. 1,
2012, hlm. 35.
29
catatatan-catatan yang bertujuan agar memperkuat hasil analisis dan
menjadi bukti penelitian.
4. Tes
Riduwan menyatakan bahwa, tes adalah serangkaian pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.13
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis
teks biografi yang digunakan peneliti untuk memeroleh informasi
mengenai kemampuan dan pemahaman peseta didik sebelum dan sesudah
menggunakan media pembejalaran ular tangga.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
menulis teks biografi. Peserta didik diperintahkan untuk menulis teks biografi
sastrawan Indonesia yang peserta didik ketahui. Selain tes menulis teks biografi
peneliti juga menggunakan instrumen wawancara dengan mengajukan pertanyaan
kepada guru Bahasa Indonesia kelas X MIPA 3 yang bertujuan agar peneliti
memeroleh informasi yang tepat mengenai penggunaan media pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas X MIPA 3.
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Menulis Teks Biografi14
No.
Aspek
yang
Dinilai
Rentangan
Skor
Kriteria
Penilaian Keterangan
Skor
Maksimal
1. Isi 27-30 Sangat
baik
Sangat mampu
menguasai topik
tulisan, dan relevan
dengan topik yang
30
13
Riduwan, Op.Cit., hlm. 76. 14
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), hlm. 479-481.
30
dibahas.
22-26 Baik Mampu menguasai
topik tulisan dan
relevan dengan topik
yang dibahas.
17-21 Cukup
baik
Sedikit mampu
menguasai topik
tulisan dan relevan
dengan topik yang
dibahas.
13-16 Kurang
baik
Kurang mampu
menguasai topik
tulisan dan relevan
dengan topik yang
dibahas.
2. Organisa
si
18-20 Sangat
baik
Sangat lengkap
struktur teks biografi
(orientasi, kejadian
penting, dan
reorientasi)
20
14-17 Baik Struktur lengkap tapi
ada sedikit kesalahan.
10-13 Cukup
baik
Hanya ada dua bagian
struktur teks biografi
saja.
7-9 Kurang
baik
Hanya terdapat satu
bagian struktur teks
biografi saja.
3. Penggun
aan
22-25 Sangat
baik
Hanya terjadi sedikit
kesalahan penggunaan 25
31
Bahasa bentuk kebahasaan.
18-21 Baik Terjadi sejumlah
kesalahan tetapi tetapi
makna tidak kabur.
11-17 Cukup
baik
Makna
membingungkan atau
kabur.
5-10 Kurang
baik
Terdapat banyak
kesalahan, tidak
komunikatif, tidak
layak nilai.
4. Kosakata 18-20 Sangat
baik
Pilihan kata dan
ungkapan tepat,
menguasai
pembentukan kata.
20
14-17 Baik Pilihan kata dan
ungkapan kadang-
kadang kurang tepat
tetapi tidak
mengganggu.
10-13 Cukup
baik
Sering terjadi
kesalahan penggunaan
kosa kata dan dapat
merusak makna.
7-9 Kurang
baik
Pengetahuan kosa kata
rendah (tidak layak
nilai).
5.
Mekanik 5 Sangat
baik
Menguasai aturan
penulisan dan hanya
terdapat beberapa
5
32
kesalahan ejaan.
4 Baik Kadang-kadang terjadi
kesalahan ejaan tetapi
tidak mengaburkan
mata.
3 Cukup
baik
Sering terjadi
kesalahan ejaan dan
makna
membingungkan atau
kabur.
2 Kurang
baik
Tidak menguasai
aturan penulisan,
terdapat banyak
kesalahan ejaan,
tulisan tidak terbaca,
dan tidak layak nilai.
Tabel 3.2
Pedoman Penilaian15
Kriteria Penilaian Jumlah Skor
Sangat Baik 86-100
Baik 76-85
Cukup 56-75
Kurang 10-55
15
Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., hlm. 253.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Leuwiliang
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Leuwiliang
SMA Negeri 1 Leuwiliang berdiri pada tahun 1976 dengan nama cabang
SMAN 1 Bogor. SMAN 1 Leuwiliang berdiri di atas lahan seluas 5.000 m2 di
wilayah kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.Tanah tersebut berasal dari
hibah gubernur DKI pada saat itu, yaitu Bpk. Ali Sadikin.Baru mulai beroperasi
pada tahun 1977 dengan jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 3
kelas.Jumlah peserta didik angkatan pertama sekitar 120 orang dengan tenaga
pengajar tetap sebagian besar berasal dari SMAN 1 Bogor.
Kepala Sekolah pertama yang menjabat adalah Bpk. Drs. Suwamin.
Tahun 1980 nama cabang SMAN 1 Bogor diganti menjadi SMA Negeri
Leuwiliang. Pa da saat itu, kepala sekolah yang menjabat adalah Bpk. Ishak
Khoeru Syamsi. Sejak awal berdiri hingga sekarang, SMA Negeri 1 Leuwiliang
telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan kepala sekolah.
1. Tahun 1977 – 1981 : Bpk. Suwamin.
2. Tahun 1981 – 1984 : Bpk. Ishak Khoeru Syamsi.
3. Tahun 1984 – 1989 : Ibu Dra. Hardati Hadikoesworo.
4. Tahun 1989 – 1991 : Bpk. Drs. Rasdja Purna Budiwijaya.
5. Tahun 1991 – 1994 : Bpk. Drs. Setiawan Tjakrasudharma.
6. Tahun 1994 – 1995 : Bpk. Drs. Sukandi Mustafa.
7. Tahun 1995 – 1999 : Bpk. Drs. H. Ayub H.S.
8. Tahun 1999 – 2005 : Ibu Dra. Hj. Komariah
9. Tahun 2005 – 2006 : Ibu Hj. Djodjoh Hadidjah, S.Pd.
10. Tahun 2006 – 2007 : Ibu Dra. Hj. Komariah (PLH).
11. Tahun 2007 – 2010 (April) : Bpk. Drs. Iing Somantri.
12. Tahun 2010 (Mei) – 2010 (25 Juni) : Bpk. Drs. Hidayat,MM (PLH).
13. Tahun 2010 (26 Juni) – 2013 : Bpk. Drs. Lukman Hakim.
14. Tahun 2013 s.d. 28 Agustus 2015 : Bpk. Drs. Agus Rusliana,M.Pd
34
15. 28 Agustus 2015 s.d. 25 Juni 2018 : Bpk. Drs. Agus Purwanto
16. 25 Juni 2018 s.d. sekarang : Bpk. H. Taopik, S.Pd, M.Pd.I
2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Leuwiliang
Adapun visi dan misi SMA Negeri 1 Leuwiliang di antaranya sebagai
berikut.
A. Visi
Menjadi sekolah unggulan di Provinsi Jawa Barat dalam bidang akademik
dan nonakademik yang berwawasan global dengan berdasarkan keimanan dan
ketakwaan yang dijiwai nilai budaya dan karakter bangsa.
B. Misi
1. Meningkatkan mutu peserta didik.
2. Meningkatkan mutu pembelajaran.
3. Meningkatkan mutu sarana prasarana.
4. Meningkatkan kegiatan keimanan dan ketakwaan.
5. Meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan.
6. Meningkatkan partisipasi orang tua peserta didik, alumni dan masyarakat.
7. Meningkatkan karakter pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik
melalui berbagai kegiatan pembelajaran, ekstrakurikuler dan pembiasaan.
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Jumlah guru di SMAN 1 Leuwiliang berjumlah 49 orang dan tenaga
kependidikan berjumlah 17 orang. Adapun data tentang kepala sekolah, wakil
kepala sekolah dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di antaranya sebagai
berikut.
Tabel 4.1
Guru dan Tenaga Kependidikan
No
. Nama JK
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir NIP Jenis PTK
1. H. Taopik L Bogor 1969-08-
02
19690802199
2021001
Kepala
Sekolah
35
2. Suwanta L Kulon
Progo 1964-11-
27
19641127200
0031002
Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Sarpras
3.
Hilman
Iriana
Semitra
L Subang
1963-09-
17
19630917198
5121001
Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Humas
4. Nana L Sumedang
1965-09-
12
19650912200
8011002
Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Kesiswaan
5. Sopan
Guniadi L Bogor
1967-05-
25
19670525199
0021002
Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Kurikulum
6. Cicih
Sukarsih P Bogor 1971-09-
08
19710908200
6042015
Guru Mapel
Bahasa
Indonesia
7. Diding
Hasannudin L Bogor 1960-03-
18
19600318198
8111001
Guru Mapel
Bahasa
Indonesia
8. Dina
Ardianti P Jakarta 1983-05-
18
19830518201
0012008
Guru Mapel
Bahasa
Indonesia
9. Hilda Dwi P Bogor 1990-10- Guru Mapel
36
Oktaviani 21 Bahasa
Indonesia
10. Muhamad
Jayadi L Bogor 1971-08-
02
Guru Mapel
Bahasa
Indonesia
4. Peserta Didik
Jumlah peserta didik di SMA Negeri 1 Leuwiliang ada 1464 orang (656
laki-laki dan 808 perempuan) tahun 2018/2019. Selain itu, sekolah tersebut
memilikipeserta didik dengan keyakinan yang beranekaragam, yaitu Islam,
Kristen, dan Katolik.SMA Negeri 1 Leuwiliang mempunyai rombongan
belajar.Adapun rombongan belajar sekolah tersebut di antaranya sebagai berikut.
Tabel 4.2
Rombongan Belajar Sekolah Tahun Pelajaran 2018/2019
No Uraian Detail Jumlah Total
1 Kelas 10 L 250
539 P 289
2 Kelas 11 L 249
545 P 296
3 Kelas 12 L 158
431 P 273
5. Sarana dan Prasarana
Semua status kepemilikan sarana dan prasaran di SMA Negeri 1
Leuwiliang adalah milik sendiri.Sekolah tersebut memiliki tiga ruang rapat dan
satu aula serba guna, satu dapur, satu gudang arsip, tiga kamar mandi peseta didik
perempuan dan dua kamar mandi laki-laki, satu kamar mandi guru perempuan dan
satu kamar mandi guru laki-laki, satu kantin, satu koperasi, tiga laboratorium, satu
lapangan basket, satu lapangan futsal, satu masjid, satu pos keamanan sekolah,
dua puluh sembilan ruang kelas, satu ruang perpustakaan, satu ruang bina diri dan
bina gerak, satu ruang BK, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang
37
kesenian, empat ruang komputer, satu ruang OSIS, satu ruang TU, satu ruang
makan, satu ruang UKS, dan satu ruang Majlis Ta’lim.
6. Profil SMA Negeri 1 Leuwiliang1
Tabel 4.3
Profil SMA Negeri 1 Leuwiliang
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMAN 1 LEUWILIANG
2 NPSN : 20200601
3 Jenjang Pendidikan : SMA
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah :
Kp. Sawah Kulon No. 47 Jl. Raya
Leuwiliang – Jasinga
RT / RW : 4 / 2
Kode Pos : 16640
Kelurahan : Leuwiliang
Kecamatan : Kec. Leuwiliang
Kabupaten/Kota : Kab. Bogor
Provinsi : Prop. Jawa Barat
Negara :
6 Posisi Geografis : -6.5722 Lintang
106.6293 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 0220/O/1981
8 Tanggal SK Pendirian : 2015-06-15
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : 0220/O/1981
11 Tgl SK Izin Operasional : 1981-07-14
12 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
13 Nomor Rekening : 11138667100
14 Nama Bank : BANK JABAR BANTEN
15 Cabang KCP/Unit : Leuwiliang
16 Rekening Atas Nama : SMA Negeri 1 Leuwiliang
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 7869
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
1Dedi Raharja, Profil Sekolah, http://www.sman1leuwiliang.sch.id/profile.php,
(Diunggah pada tanggal 1 April 2019 Pukul 09.26 WIB).
38
20 Nama Wajib Pajak : SMAN 1 Leuwiliang
21 NPWP : 3.22529E+11
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 2518647247
21 Nomor Fax : 2518640244
22 Email : [email protected]
23 Website : http://www.sman1leuwiliang.sch.id
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi
25 Bersedia Menerima Bos? : Bersedia Menerima
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 138000
29 Akses Internet : Lainnya (Serat Optik)
30 Akses Internet Alternatif :
5. Data Lainnya
31 Kepala Sekolah : Bpk. H. Taopik, S.Pd, M.Pd.
32 Operator Pendataan : Nurul Hanipah
33 Akreditasi : A
34 Kurikulum : Kurikulum 2013
B. Temuan Data Sebelum Penggunaan Media Pembelajaran Ular Tangga
Berdasarkan hasil deskripsi hasil menulis teks biografi peserta didik
dianalisis dan diinterpretasikan frekuensi nilai rata-rata kemampuan menulis teks
biografi sebelum menggunakan media pembelajaran ular tangga di antaranya
sebagai berikut.
Tabel 4.4
Frekuensi Nilai Rata-rata (Kemampuan Menulis Teks Biografi) Sebelum
Menggunakan Media Pembelajaran Ular Tangga
No.
Peserta
Didik
Nilai X (Hasil Scoring) Interpretasi
1. 83 Baik
2. 82 Baik
3. 77 Baik
39
4. 74 Cukup
5. 68 Cukup
6. 79 Baik
7. 77 Baik
8. 78 Baik
9. 67 Cukup
10. 70 Cukup
11. 85 Baik
12. 70 Cukup
13. 77 Baik
14. 70 Baik
15. 80 Baik
16. 80 Baik
17. 77 Baik
18. 79 Baik
19. 76 Baik
20. 70 Cukup
21. 70 Cukup
22 68 Cukup
23. 77 Baik
24. 70 Cukup
25. 68 Cukup
26. 77 Baik
27. 70 Cukup
28. 78 Baik
29. 74 Cukup
40
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dihitung hasil rata-ratanya yaitu
sebagai berikut2:
𝑀𝑥 =∑𝑥
𝑁=2171
29= 75
Hasil rata-rata menunjukkan bahwa skor rata-rata peserta didik kelas X
MIPA 3 sebelum menggunakan media ular tangga memiliki kemampuan yang
rendah dalam memahami materi teks biografi.
Berikut faktor-faktor yang memengaruhi peserta didi kelas X MIPA 3
mempunyai kemampuan yang rendah dalam memahami materi pelajaran teks
biografi.
1. Menggunakan metode ceramah.
2. Tanpa menggunakan media pembelajaran.
3. Tanpa memberikan soal latihan.
4. Kurangnya peserta didik dalam bertanya jawab.
C. Pembahasan Temuan Penelitian
Tabel 4.5
Analisis Data Peserta Didik No.1
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 17
Baik
2. Organisasi 17
3. Penggunaan Bahasa 23
4. Kosakata 20
5. Mekanik 3
Jumlah 80
Ada beberapa aspek penilaian pada tabel 4.5 di antaranya isi, organisasi,
penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Adapun jumlah nilai yang diperoleh
peserta didik no.1 adalah 80 dengan interpretasi baik.
2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009), hlm. 43.
41
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.1 adalah 17 dengan
kategori cukup. Hal itu disebabkan peserta didik no.1 hanya memberikan
informasi yang terbatas mengenai teks biografi sastrawan yang peserta didik no.1
tulis. Adapun informasi yang terbatasnya adalah peserta didik hanya dominan
membahas karya-karya tokoh saja tanpa menjelaskan kejadian penting yang lain.
Selain itu, peserta didik no.1 kurang lengkap dalam menuliskan reorientasi.
Walaupun demikian, pada bagian isi paragraf pertama peserta didik sudah baik
membahas tentang pengenalan tokoh mulai dari tokoh Chairil lahir hingga
menggeluti dunia sastra.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.1 adalah 17
dengan kategori baik. Peserta didik no.1 dapat mengungkapkan gagasan dengan
jelas dan urutan yang logis tetapi tidak lengkap yaitu orientasi dan kejadian
penting. Pada bagian orientasi peserta didik no.1 menjelaskan tentang kelahiran
tokoh Chairil Anwar hingga Chairil menjadi seseorang yang memasuki dunia
sastra “Chairil lahir di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta)
dengan ibunya pada tahun 1940, di mana ia mulai menggeluti dunia sastra…”.
Adapun pada bagian kejadian penting, peserta didik no.1 menjelaskan tentang
Chairil dalam dunia menulis pernah diduga menjiplak hasil karya orang lain.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.1
adalah 23 dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.1 dalam menulis teks
biografi hanya terjadi sedikit kesalahan dalam penggunaan bentuk kebahasaan
seperti peserta didik no.1 menulis kalimat tanpa memiliki subjek.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.1 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik sudah memilih kosakata dan ungkapan
dengan tepat. Selain itu, peserta didik juga sudah sangat baik dalam
pembentukkan kata.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.1 adalah 3
dengan kategori cukup. Peserta didik no.1 sering melakukan kesalahan dalam
penulisan ejaan, seperti penulisan kata penghubung dengan menggunakan huruf
kapital di tengah kalimat “…Ke Batavia (sekarang Jakarta)”, seharusnya kata
penghubung ke ditulis dengan menggunakan huruf kecil bukan huruf kapital.
42
Tabel 4.6
Analisis Data Peserta Didik No.2
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 26
Sangat Baik
2. Organisasi 16
3. Penggunaan Bahasa 24
4. Kosakata 18
5. Mekanik 3
Jumlah 87
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat ada beberapa aspek penilaian, yaitu isi,
organisasi, penggunaan bahasa, kosa kata, dan mekanik. Adapun jumlah skor
peserta didik no. 2 adalah 89 dengan interpretasi skor sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no. 2 adalah 26 dengan
kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa, peserta didik no.2 sudah
memiliki isi tulisan yang baik, relevan dengan masalah tetapi masih kurang
lengkap.
Berdasarkan tabel 4.6 peserta didik no. 2 memeroleh nilai 16 pada aspek
penilaian organisasi. Hal itu menunjukkan bahwa tulisan peserta didik tersebut
termasuk kategori cukup. Urutan penulisan teks biografi yang ditulis peserta didik
no.2 sudah logis yaitu orientasi, peristiwa penting, dan reorientasi. Akan tetapi,
kurang lancar dalam menjabarkan bagian orientasi. Peserta didik hanya menulis
satu kalimat saja yaitu “Raden Mas Suryo dilahirkan di Magetan, Jawa Timur,
tanggal 9 Juli 1898.”
Peserta didik no.2 memeroleh nilai 24 pada aspek penilaian penggunaan
bahasa dengan kategori sangat baik. Hal itu berarti, peserta didik no.2 hanya
sedikit kesalahan dalam penggunaan bahasa. Misalnya, pada paragraf pertama
peserta didik no. 2 hanya menulis satu kalimat dalam satu paragraf.
Berdasarkan tabel 4.6 peserta didik mendapat nilai 18 pada aspek penilaian
kosakata dengan kategori sangat baik. Hal tersebut dibuktikan dengan hanya
terdapat dua kesalahan penulisan kosakata, yaitu kosakata diangkat dan
43
dipercaya. Kedua kosakata tersebut seharusnya penulisan prefixnya di- dirangkai
dengan kata angkat dan kata percaya menjadi diangkat dan dipercaya.
Aspek penilaian yang kelima yaitu mekanik. Peserta didik pada aspek
kelima memeroleh nilai 3. Alasannya, peserta didik dalam menulis teks biografi
banyak kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Contohnya, penulisan nama
tempat Ngawi yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital, tetapi peserta didik
no.2 menulis dengan huruf kecil yaitu ngawi.
Tabel 4.7
Analisis Data Peserta Didik No.3
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 19
3. Penggunaan Bahasa 18
4. Kosakata 17
5. Mekanik 3
Jumlah 87
Ada beberapa aspek penilaian pada tabel 4.7 di antaranya isi, organisasi,
penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Adapun jumlah nilai yang diperoleh
peserta didik no.3 yaitu 87 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi peserta didik no.3 memeroleh nilai 30 dengan kategori
sangat baik. Peserta didik pada aspek ini menuliskan isi teks dengan relevan
sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Berdasarkan tabel 4.7 aspek penilaian organisasi peserta didik no.3
memeroleh nilai 19 dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.3 dapat
mengungkapkan gagasan dengan jelas dan urutan yang logis yaitu orientasi,
kejadian penting, dan reorientasi. Peserta didik no.3 pada bagian kejadian penting
sangat detail menjelaskan tentang kekecewaan Supeno terhadap perjanjian
Renville “Supeno merasa sangat kecewa dengan hasil perundingan tersebut
kemudian ia bergabung dengan Mohammad Hatta.”
Peserta didik no.3 memeroleh nilai 18 pada aspek penilaian penggunaan
bahasa dengan kategori cukup. Peserta didik pada aspek ketiga sudah cukup baik
44
dalam penggunaan bahasa, namun terjadi kesalahan dalam pembentukan kalimat.
Misalnya, terdapat kalimat yang ambigu dalam tulisan peserta didik no.3 yaitu
“setelah berlangsungnya perundingan renville.”Peserta didik hanya menulis
kalimat tersebut tanpa melanjutkan kalimat berikutnya sehingga pemahaman
pembaca menjadi kabur.
Aspek penilaian kosakata merupakan aspek keempat dari aspek penilaian
menulis teks biografi. Peserta didik no.3 pada aspek ini memeroleh nilai 17
dengan kategori baik. Peserta didik no.3 dalam pemilihan kata dan ungkapan
kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu. Misalnya, pemilihan kata
kudeta sudah tepat dalam tulisan peserta didik no.3. Akan tetapi, peserta didik
no.3 salah dalam penulisannya yaitu kudefa.
Aspek penilaian yang kelima yaitu mekanik. Peserta didik no.3 pada aspek
kelima memeroleh nilai 3. Alasannya, peserta didik dalam menulis teks biografi
banyak kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Contohnya, penulisan nama
tempat Yogyakarta dan Ganter yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital,
tetapi peserta didik no.2 menulis dengan huruf kecil yaitu yogyakarta dan ganter.
Begitu juga dengan penulisan nama, peserta didik menggunakan huruf kecil pada
awal kata yaitu amir syarifuddin seharusnya ditulis Amir Syarifuddin.
Tabel 4.8
Analisis Data Peserta Didik No.4
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 18
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 90
Berdasarkan tabel 4.8 tentang analisis data peserta didik no.4 terdapat lima
aspek penilaian di antaranya isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan
mekanik. Adapun jumlah nilai yang diperoleh peserta didik no.4 adalah 90 dengan
interpretasi sangat baik.
45
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik berjumlah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik pada aspek ini menuliskan isi teks dengan
relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Berdasarkan tabel 4.8 peserta didik no.4 memperoleh nilai 20 pada aspek
penilaian organisasi. Hal itu dibuktikan dengan peserta didik sudah menulis tiga
organisasi teks biografi yaitu orientasi, kejadian penting, dan reorientasi dengan
sangat baik. Pada bagian orientasi peserta didik no.4 menjabarkan tentang kapan
tokoh Saharjo lahir hingga riwayat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh
beliau. Pada bagian kejadian penting peserta didik no.4 menjabarkan tentang
Saharjo yang menentang hukum pemerintahan kolonial Belanda. Adapun pada
bagian reorientasi peserta didik no.4 menulis tentang wafatnya tokoh Saharjo dan
penetapan Saharjo sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia.
Peserta didik no.4 memperoleh nilai 18 pada aspek penilaian penggunaan
bahasa dengan kategori sangat baik. Akan tetapi, masih ada kalimat yang tidak
menggunakan subjek yaitu “terjun ke dunia politik dengan memasuki….”
seharusnya kalimat tersebut ditambahkan subjek menjadi “Saharjo terjun ke
dunia politik dengan memasuki…”.
Peserta didik no.4 memeroleh nilai 18 pada aspek penilaian kosakata dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.4 sudah sangat baik dalam memilih kata
serta peserta didik telah memahami pembentukan kata. Contohnya, pembentukan
kata disesuaikan peserta didik telah benar menuliskannya dengan merangkai
konfiks di- dan -an. Ada satu kesalahan penulisan kosakata oleh peserta didik no.4
yaitu penulisan kata sampai. Peserta didik menulis kata sampai menjadi sampe.
Peserta didik memeroleh nilai 4 pada aspek penilaian mekanik dengan
kategori cukup baik. Hal itu dibuktikan dengan peserta didik sedikit melakukan
kesalahan ejaan. Akan tetapi, kesalahan tersebut tidak mengaburkan makna.
Adapun kesalahannya yaitu pada penulisan nama tempat kalibata yang seharusnya
ditulis dengan huruf awal menggunakan huruf kapital menjadi Kalibata.
46
Tabel 4.9
Analisis Data Peserta Didik No.5
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 22
Baik
2. Organisasi 17
3. Penggunaan Bahasa 18
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 79
Berdasarkan tabel 4.9 aspek penilaian menulis teks biografi ada lima, yaitu
isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Adapun jumlah nilai
yang diperoleh peserta didik no.5 adalah 79 dengan interpretasi nilai baik.
Berdasarkan tabel 4.9 aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.5
adalah 22 dengan kategori cukup. Hal itu dikarenakan peserta didik no.5 menulis
isi teks biografi dengan relevan tetapi tidak lengkap dan penjabaran isi teks
kurang dalam.
Aspek penilaian organisasi peserta didik no.5 sudah baik. Akan tetapi, pada
bagian reorientasi peserta didik no.5 tidak mencantumkannya. Peserta didik hanya
menulis bagian orientasi dan kejadian penting. Pada bagian orientasi peserta didik
no.5 mengenalkan tokoh Basuki Rahmat yaitu tempat tanggal lahir riwayat
pendidikan Basuki Rahmat “...ia meneruskan pada sekolah muhamadiyah
yogyakarta...”.
Aspek penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.5 adalah 18
dengan kategori cukup. Peserta didik no.5 menulis dengan cukup baik. Namun,
masih terdapat sedikit kesalahan tetapi maknanya masih bisa dipahami oleh
pembaca. Peserta didik no.5 menulis kalimat yang diawali dengan kata
penghubung –di yang seharusnya tidak diletakkan di awal kalimat “dijaman
kemerdekaan ia pernah ditugasi....”.
Berdasarkan tabel 4.9 nilai yang diperoleh peserta no. 6 pada aspek penilaian
kosakata adalah 18 dengan kategori sangat baik, hanya terdapat satu kesalahan
penulisan kosakata yaitu kosakata atase yang seharusnya ditulis atasan.
47
Aspek mekanik yang diperoleh peserta didik no.5 adalah 4 kategori cukup
baik. Peserta didik no.5 kadang-kadang salah dalam menuliskan ejaan, namun
tidak mengaburkan makna. Contohnya, kesalahan dalam penulisan tanda koma
pada suatu kalimat. Kata namun yang ditulis peserta didik no.5 seharusnya setelah
kata tersebut diberi tanda koma. Akan tetapi, peserta didik no.5 tidak
menambahkan tanda koma setelah kata tersebut.
Tabel 4.10
Analisis Data Peserta Didik No.6
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Baik
2. Organisasi 18
3. Penggunaan Bahasa 15
4. Kosakata 14
5. Mekanik 3
Jumlah 80
Berdasarkan tabel 4.10 aspek penilaian menulis teks biografi ada lima, yaitu
isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Adapun jumlah nilai
yang diperoleh peserta didik no.6 adalah 80 dengan interpretasi baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.6 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Aspek penilaian isi peserta didik no.3 memeroleh nilai 30
dengan kategori sangat baik. Peserta didik pada aspek ini menuliskan isi teks
dengan relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.6 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.6 sudah baik menuliskan organisasi
penulisan teks biografi. Teks biografi yang ditulis peserta didik no.6 sudah
terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Kejadian penting dijelaskan
secara detail oleh peserta didik no.6. Peserta didik menceritakan tentang
Rangkayo Rasuna Said yang ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintahan
Belanda karena beliau menginginkan bangsa Indonesia memiliki kesadaran politik
dan mendapatkan pendidikan yang layak “Tahun 1932 ia ditangkap pemerintahan
Belanda dan dipenjarakan di Semarang. Perempuan Minang Kabau ini tetep
48
menghendaki bangsanya terbuka kesadaran politiknya dan mendapatkan
pendidikan yang layak.”.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.6 adalah
15 dengan kategori cukup. Akan tetapi, ada kalimat yang tidak menggunakan
subjek yaitu “namun juga langsung berkiprah dalam dunia pendidikan.”
seharusnya kalimat tersebut ditambahkan subjek menjadi “namun, beliau juga
langsung berkiprah dalam dunia pendidikan.”
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.6 adalah 14 dengan
kategori cukup. Pemborosan kata sering ditulis oleh peserta didik no.6. Kata-kata
yang seharusnya ditulis sekali ditulis berulang-ulang. Misalnya, “dipenjarakan,
dipenjarakan, dalam dalam”.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.6 adalah 3 dengan
kategori cukup. Peserta didik no.6 sering menulis huruf kapital ditengah kata
seperti kata waFat, menJadi, berPolitik. Selain itu, peserta didik no.6 masih
belum tepat dalam menggunakan penggunaan tanda baca.
Tabel 4.11
Analisis Data Peserta Didik No.7
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 18
3. Penggunaan Bahasa 20
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 95
Berdasarkan tabel 4.11 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.7 memeroleh jumlah nilai 95 dengan kategori sangat baik.
Peserta didik no.7 memeroleh nilai 30 pada aspek penilaian isi. Hal itu
dikarenakan peserta didik pada aspek ini menuliskan isi teks dengan relevan
sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
49
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.7 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Peserta didik mengungkapkan gagasan dengan
sangat baik. Adapun struktur teks biografi yang ditulis peserta didik no.7 sudah
terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Contohnya, pada bagian
orientasi peserta didik menulis mengenai masa kecil Soekarno“saat Soekarno
masih kecil beliau tinggal dengan kedua orangtuanya di Blitar, namun hanya
beberapa tahun saja.”
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.7 adalah
20 dengan kategori baik. Penulisan kalimat baik penulisan posisi subjek, predikat,
dan keterangan sudah cukup baik “Soekarno mendirikan Partai Nasional
Indonesia (PNI) dengan tujuan agar Indonesia merdeka.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.7 adalah 18 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no. 7 sangat baik dalam memilih kosakata yang
digunakan dalam tulisannya. Selain itu, penulisan kata penghubung juga sudah
benar, contohnya penulisan kata penghubung di yang penulisannya tidak
dirangkai “di rumah, di Surabaya, di Blitar”. Namun, ada satu kosakata yang
peserta didik no.7 rangkai penulisan kosakatanya, padahal seharusnya kosakata
tersebut tidak dirangkai penulisannya. Kosakata tersebut yaitu kedalam.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.7 adalah 4 dengan
kategori cukup baik. Peserta didik no.7 kadang-kadang salah dalam ejaan, namun
tidak mengaburkan makna. Contohnya, kesalahan dalam penulisan tanda titik
pada suatu kalimat. Kalimat yang seharusnya diakhiri dengan tanda titik tetapi
peserta didik tidak menuliskan tanda tersebut “Soekarno pindah ke London dan
melanjutkan Sekolah Tinggi Teknik di ITB” pada kalimat tersebut peserta didik
tidak menuliskan tanda titik di akhir kalimat.
50
Tabel 4.12
Analisis Data Peserta Didik No.8
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 17
4. Kosakata 17
5. Mekanik 3
Jumlah 87
Berdasarkan tabel 4.12 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.8 memeroleh jumlah nilai 87 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.8 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Hal itu dikarenakan peserta didik pada aspek ini menuliskan
isi teks dengan relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.8 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Hal itu dibuktikan dengan peserta didik menulis tiga
organisasi teks biografi yaitu orientasi, kejadian penting, dan reorientasi dengan
sangat baik. Pada bagian orientasi peserta didik no.8 menjabarkan tentang kapan
tokoh Suharso lahir hingga karier yang ditempuh oleh beliau. Kejadian penting
yang ditulis peserta didik sudah baik, namun belum lengkap. Peserta didik no.8
menulis bagian reorientasi dengan menjelaskan tentang kematian tokoh Suharso.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.8 adalah
17 dengan kategori cukup. Peserta didik no.8 sudah baik dalam penggunaan
bahasa dalam tulisannya. Contohnya, peserta didik sudah benar dalam
penempatan posisi subjek, predikat, ataupun keterangan “Pada tahun 1939
Suharso lulus ujian NIAS dan berhak menggunakan gelar Indisch Arts.”
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.8 adalah 17 dengan
kategori baik. Peserta didik no.8 kadang-kadang kurang tepat dalam
pembentukkan kata. Misalnya penulisan imbuhan di- yang ditulis tidak dirangkai
dengan kata dasarnya di bunuh yang seharusnya ditulis dibunuh. Selain itu,
51
penulisan partikel –lah peserta didik menulisnya dengan memisahkannya di sini
lah yang seharusnya ditulis di sinilah.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.8 adalah 3
dengan kategori cukup. Hal itu dibuktikan dengan masih terdapat kesalahan
penulisan huruf kapital. Misalnya, peserta didik no.8 menulis nama tempat dengan
menggunakan huruf kecil pada awal kata, seharusnya nama tempat ditulis dengan
menggunakan huruf kapital. Contohnya, pada nama tempat jepang yang
seharusnya ditulis dengan huruf awal kapital menjadi Jepang.
Tabel 4.13
Analisis Data Peserta Didik No.9
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 22
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 94
Berdasarkan tabel 4.13 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.9 memeroleh jumlah nilai 94 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.9 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Hal itu dikarenakan peserta didik pada aspek ini menuliskan
isi teks dengan relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.9 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Hal itu dibuktikan dengan peserta didik menulis tiga
organisasi teks biografi yaitu orientasi, kejadian penting, dan reorientasi dengan
sangat baik. Pada bagian orientasi peserta didik no.9 menjabarkan tentang kapan
tokoh Usman bin Muhammad Ali lahir hingga karier yang ditempuh oleh beliau.
Peserta didik no.9 pada bagian kejadian penting menceritakan tentang Usman bin
Muhammad yang menjalankan tugas penting yaitu menyusup dan membuat
sabotase di Singapura. Peserta didik no.9 pada bagian reorientasi menceritakan
52
tentang kematian Usman bin Muhammad yang divonis hukuman mati dan
pemberian gelar pahlawan oleh pemerintahan Indonesia “Pada tanggal 17
Oktober 1968 Usman menjalani hukuman gantung di dalam penjara Changi,
Singapura. Pemerintah Indonesia terkesan atas perjuangannya yang hebat itu. Ia
dianugrahi gelar sebagai pahlawan pembela kemerdekaan.”
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.9 adalah
22 dengan kategori sangat baik. Penulisan kalimat baik penulisan posisi subjek,
predikat, dan keterangan sudah baik “mereka bersegera meninggalkan Singapura
untuk menuju Pulau Sambu.”
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.9 adalah 18 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.9 masih ada beberapa kesalahan dalam
penulisan kata misalnya penulisan kata di siplin, di bebankan, di nyatakan, dan
Singa pura. Walaupun demikian, peserta didik dalam penulisan kosakata yang
lainnya sudah cukup dalam menulis maupun memilih kosakata.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.9 adalah 4 dengan
kategori sangat baik. Penggunaan ejaan dalam tulisan peserta didik no.9 sudah
sangat baik. Misalnya, penggunaan tanda baca koma dan titik sudah benar
penulisannya. Namun, masih ada kesalahan dalam penulisan huruf kapital seperti
nama bulan yang ditulis dengan huruf kecil (maret), nama orang (jana’an), dan
penulisan kata pertama dalam kalimat ditulis dengan huruf kecil.
Tabel 4.14
Analisis Data Peserta Didik No.10
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 18
3. Penggunaan Bahasa 20
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 90
53
Berdasarkan tabel 4.14 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.10 memeroleh jumlah nilai 90 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.10 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Hal itu dikarenakan peserta didik pada aspek ini menuliskan
isi teks dengan relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.10 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.10 sudah menuliskan bagian
orientasi yang menjabarkan tentang pengenalan tokoh I Gusti Ngurah Rai yang
bersekolah di Kadet Militer Gianyar, Bali. Selain itu, peserta didik no.10 pun
sudah menuliskan kejadian penting dengan baik dengan menuliskan secara detail
tentang peristiwa perang Puputan atau perang habis-habisan yang dalam peristiwa
itu pula beliau wafat “I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk
melakukan perang Puputan (perang habis-habisan). Ia dan pasukannya gugur
pada pertempuran itu.” Lalu, pada bagian reorientasi peserta didik no.10
menuliskan tentang pemberian gelar oleh pemerintah kepada I Gusti Ngurah Rai.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.10
adalah 20 dengan kategori baik. Peserta didik no.10 sudah baik dalam menulis
teks biografi. Penggunaan bahasanya pun sudah baik seperti penulisan kalimat
sudah baik. Akan tetapi, masih ada penulisan satu paragraf hanya ada satu kalimat
“Pemerintah memberinya gelar pahlawan nasional pada tanggal 9 Agustus
1975.”
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.10 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.10 sudah cukup baik dalam
membentuk kata seperti penulisan kata di Sekolah dan diberi peserta didik no.10
sudah benar dalam membedakan posisi di sebagai preposisi yang penulisannya
harus dipisah dengan di- sebagai prefix yang penulisannya harus dirangkai.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.10 adalah 4 dengan
kategori baik. Namun, masih ada beberapa kesalahan ejaan yang dilakukan oleh
peserta didik no.10 seperti kesalahan penulisan huruf kapital, dan penggunaan
tanda baca.
54
Tabel 4.15
Analisis Data Peserta Didik No.11
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 20
4. Kosakata 17
5. Mekanik 2
Jumlah 89
Berdasarkan tabel 4.15 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.11 memeroleh jumlah nilai 89 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.11 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.11 sudah menuliskan isi teks biografi
dengan relevan dengan permasalahan yang dibahas. Peserta didik juga sudah
mengembangkan isi teks dengan baik dan mudah dipahami, sebab peserta didik
menjelaskan dengan detail setiap permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.11 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.10 dalam tulisannya sudah terdapat
orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta didik
no.11 menjelaskan tentang kelahiran Sulaiman Effendi Kusumah Atmaja dan
riwayat pendidikan beliau. Pada bagian kejadian penting peserta didik no.11
menceritakan tentang penolakan Kusumah Atmaja terhadap permintaan
pemerintahan kolonial yang menginginkan beliau agar menjadi Mahkamah Agung
bentukan Belanda “…dalam rangka memecah belah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Belanda pada tahun 1947 pernah menawari Kusumah Atmaja menjadi
Mahkamah Agung bentukan Belanda, namun seketika itu ia menolaknya. Ia tetap
kukuh ingin memajukan bangsanya…” Pada bagian reorientasi peserta didik no.11
membahas tentang kematian Kusumah Atmaja.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.11
adalah 20 dengan kategori baik. Penggunaan bahasa peserta didik no.11 sudah
55
baik. Misalnya, peserta didik no.11 sudah benar dalam penggunaan kata ganti
orang seperti nama Kusuma Atmaja diganti dengan pronomina ia.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.11 adalah 17
dengan kategori baik. Peserta didik no.11 masih ada kesalahan dalam penulisan
kata misalnya penulisan kata di sertai yang seharusnya ditulis disertai.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.11 adalah 2 dengan
kategori cukup. Tulisan peserta didik no.11 sudah cukup baik, namun terdapat
banyak sekali kesalahan ejaan, penulisan huruf kapital, dan tanda baca. Misalnya,
penulisan nama tempat yang ditulis dengan huruf kecil (jepang, indonesia, dan
belanda) yang seharusnya ditulis dengan huruf awal kapital (Jepang, Indonesia,
dan Belanda); penulisan kalimat yang tidak diakhiri dengan tanda titik; dan
penulisan tanda koma yang ditulis dengan menggunakan spasi setelah kata.
Tabel 4.16
Analisis Data Peserta Didik No.12
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 21
4. Kosakata 15
5. Mekanik 3
Jumlah 87
Berdasarkan tabel 4.16 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.12 memeroleh jumlah nilai 87 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.12 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.12 sudah cukup menguasai topik
permasalahan yang dibahas. Peserta didik juga sudah mengembangkan isi teks
dengan baik dan mudah dipahami, sebab peserta didik menjelaskan dengan detail
setiap permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.12 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.12 dalam urutan penulisan sudah
56
terorganisir dan logis. Struktur teks biografi lengkap, yaitu terdapat orientasi,
kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta didik no.12
menceritakan tentang riwayat pendidikan dan karier. Pada bagian kejadian penting
yaitu peristiwa saat W.R. Supratman disuruh membuat lagu kebangsaan Indonesia
Raya oleh Agus Salim. Pada bagian reorientasi peserta didik no.12 menceritakan
tentang W.R. Supratman yang mengidap penyakit paru-paru dan kemudian beliau
wafat “Pada tanggal 17 Agustus 1937 ia wafat karena penyakit paru-paru…”.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.12
adalah 21 dengan kategori baik. Peserta didik sudah baik dalam menulis teks
biografi, tetapi masih terdapat sedikit kesalahan yang tidak menyebabkan
pemahaman terhadap makna tulisan tidak kabur. Contohnya, pada kalimat “Ia
meninggalkan dunia Pendidikan kemudian dan pindah kerja Pada Sebuah
Perusahaan Perdagangan di makasar.” Kalimat tersebut seharusnya kata dan
dihilangkan dan diganti dengan pronomina ia.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.12 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Pemilihan kata yang yang digunakan peserta didik
no.12 sudah sangat baik. Akan tetapi, peserta didik no.12 masih ada kesalahan
dalam penulisan kata misalnya penulisan kata di berikan yang seharusnya ditulis
diberikan.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.12 adalah 3 dengan
kategori cukup. Tulisan peserta didik no.12 sudah cukup baik, namun terdapat
beberapa kesalahan ejaan pada penulisan huruf kapital. Misalnya, penulisan nama
tempat dan yang ditulis dengan huruf kecil (makasar) yang seharusnya ditulis
dengan huruf awal kapital (Makasar). Penempatan huruf kapital di tengah kata
juga sering ditulis oleh peserta didik no. 12 (Wage RudoLF SuPRatman,
BeBerapa, penutuPan, ALPhena).
57
Tabel 4.17
Analisis Data Peserta Didik No.13
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 26
Baik
2. Organisasi 17
3. Penggunaan Bahasa 17
4. Kosakata 17
5. Mekanik 2
Jumlah 79
Berdasarkan tabel 4.17 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.13 memeroleh jumlah nilai 79 dengan kategori baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.13 adalah 26 dengan
kategori baik. Peserta didik no.13 cukup menguasai topik permasalah yang
dibahas, sudah relevan namun masih kurang rinci dalam penjelasan.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.13 adalah 17
dengan kategori baik. Peserta didik no.13 struktur teksnya kurang terorganisasi
tetapi ide tersampaikan. Adapun teks biografi yang ditulis peserta didik no.13
sudah terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Berikut contoh
reorientasi peserta didik no.13 “Sekitar 10 tahun setelah menyelesaikan tugasnya
sewaktu wakil presiden Sultan hamengku Buwono IX wafat di Amerika Serikat.”
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.13
adalah 17 dengan kategori cukup. Peserta didik no.13 sudah cukup baik dalam
penggunaan bahasa. Penulisan subjek, predikat, objek, dan keterangan sudah
benar, tetapi masih ada penulisan paragraf yang ditulis hanya satu kalimat. Hal itu
menyebabkan penjelasan atau isi dari paragraf tersebut kurang lengkap.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.13 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.13 sangat baik dalam pembentukan
kata. Namun, dalam hal pemilihan kata masih ada kata yang tidak baku yaitu kata
mengizinkan yang ditulis mengijinkan.
58
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.13 adalah 2 dengan
kategori kurang. Peserta didik no.13 belum menguasai teknik penulisan sebab
dalam penulisan teks biografi peserta didik menuliskannya dengan bait-bait
seperti puisi dengan paragraf yang sangat menjorok ke dalam. Berikut kutipannya.
“Ketika Jepang menduduki Indonesia , ia memerintahkan pembuatan
selokan mataram yang menyatukan sungai apak untuk pengairan sungai
petani.
Setelah Indonesia merdeka , ia langsung menyatakan wilayah
kesultanan Yogyakarta merupakan bagian Indonesia. Ia juga
mengijinkan Yogyakarta menjadi Ibu Kota Indonesia.”
Peserta didik no.13 juga masih banyak kesalahan ejaan seperti salah dalam
penulisan tanda baca dan penulisan haruf kapital . Penulisan tanda baca koma dan
titik rata-rata ditulis menggunakan spasi setelah kata. Selain itu, penulisan huruf
kapital pada nama bulan, nama tempat, dan nama orang pun masih terdapat
kesalahan.
Tabel 4.18
Analisis Data Peserta Didik No.14
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 22
Baik
2. Organisasi 18
3. Penggunaan Bahasa 17
4. Kosakata 17
5. Mekanik 3
Jumlah 77
Berdasarkan tabel 4.18 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.14 memeroleh jumlah nilai 77 dengan kategori baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.14 adalah 22 dengan
kategori baik. Peserta didik no.14 cukup menguasai topik permasalah yang
dibahas, sudah relevan namun masih kurang rinci dalam penjelasan. Selain itu,
59
pengulangan paragra pertama pada kalimat akhir menjadi mengganggu
pemahaman pembaca.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.14 adalah 18
dengan kategori baik. Peserta didik no.14 struktur teksnya kurang terorganisasi
tetapi ide tersampaikan. Adapun teks biografi yang ditulis peserta didik no.14
sudah terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Berikut contoh
reorientasi peserta didik no.14 “Supomo wafat di Jakarta pada tanggal 12
September 1958. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarganya di Solo.”
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.14
adalah 17 dengan kategori cukup. Peserta didik no.14 sudah cukup baik dalam
penggunaan bahasa. Penulisan subjek, predikat, objek, dan keterangan sudah
benar, tetapi masih ada satu kalimat yang ditulis dengan menggunakan dua
predikat yaitu “Supomo lahir pada lahir tanggal 22 januari 1903 di Sukoharjo.”
Penggunaan dua kata lahir membuat kalimat tersebut menjadi kurang efektif.
Selain itu, kalimat tersebut juga diulang pada paragraf ketiga sehingga
membingungkan pembaca.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.14 adalah 17
dengan kategori baik. Peserta didik no.14 sudah baik dalam pembentukan kata.
Namun, dalam hal pemilihan kata masih ada kata yang salah yaitu kata meninggal
yang ditulis maninga.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.14 adalah 3 dengan
kategori cukup. Tulisan peserta didik no.14 sudah cukup baik, namun terdapat
beberapa kesalahan ejaan pada penulisan huruf kapital. Misalnya, penulisan nama
bulan dan yang ditulis dengan huruf kecil (januari) yang seharusnya ditulis dengan
huruf awal kapital (Januari). Penempatan tanda baca koma yang ditempatkan
setelah kata namun peserta didik memberikan spasi setelah kata tersebut“…jasa-
jasanya yang luar biasa bagi bangsa dan negara ,…”.
60
Tabel 4.19
Analisis Data Peserta Didik No.15
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 18
4. Kosakata 14
5. Mekanik 3
Jumlah 85
Berdasarkan tabel 4.19 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.15 memeroleh jumlah nilai 85 dengan kategori baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.15 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.15 sudah cukup menguasai topik
permasalahan yang dibahas. Peserta didik juga sudah mengembangkan isi teks
dengan baik dan mudah dipahami, sebab peserta didik menjelaskan dengan detail
setiap permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.15 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.15 dalam urutan penulisan sudah
terorganisir dan logis. Struktur teks biografi lengkap, yaitu terdapat orientasi,
kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta didik no.15
menceritakan tentang kapan Tengku Nyak Arif lahir dan riwayat pendidikan. Pada
bagian kejadian penting, yaitu peristiwa saat pemberian gelar Si Rencong Aceh
karena kegagahannya di medan tempur. Pada bagian reorientasi peserta didik
no.15 menceritakan tentang Tengku Nyak Arif yang seolah-oleh tidak
memerhatikan kesehatannya saat berjuang sehingga menyebabkan ia mengidap
penyakit gula dan ia pun akhirnya wafat.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.15
adalah 18 dengan kategori baik. Peserta didik no.15 dalam menuliskan teks
biografi masih terdapat kalimat yang ambigu sehingga membingungkan pembaca
“Pejuang hebat Tengku Nyak Arif gelar kehormatan Pahlawan Nasional pada
61
tahun 1974”. Pada kalimat tersebut peserta didik tidak mencantumkan predikat
sehingga makna kalimat tersebut kabur, seharusnya kalimat tersebut ditambahkan
kata memeroleh agar kalimat tersebut tidak ambigu.
Berdasarkan tabel 4.19 peserta didik memeroleh nilai 14 pada aspek kosakata.
Peserta didik sudah cukup baik dalam menulis teks biografi, namun ada beberapa
kata yang tidak terbaca sehingga tidak dapat dipahami. Selain itu, terdapat
penulisan kata yang terbalik seperti nama Tengku yang ditulis Tenguk. Peserta
didik juga menulis prefiks di- dipisah yaitu pada kata di tunjuk yang seharusnya
ditulis ditunjuk.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.15 adalah 3 dengan
kategori cukup. Tulisan peserta didik no.15 sudah cukup baik, namun terdapat
beberapa kesalahan ejaan pada penulisan huruf kapital. Misalnya, penulisan nama
tempat dan yang ditulis dengan huruf kecil (aceh dan medan) yang seharusnya
ditulis dengan huruf awal kapital (Aceh dan Medan). Penempatan huruf kapital di
tengah kata juga sering ditulis oleh peserta didik no. 15 (AriF, JePang, dan
bangSawan).
Tabel 4.20
Analisis Data Peserta Didik No.16
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 20
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 92
Berdasarkan tabel 4.20 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. peserta didik
no.16 memeroleh jumlah nilai 92 dengan kategori baik.
Peserta didik no.16 memeroleh nilai 20 pada aspek penilaian isi dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.16 sudah baik dalam menguasai topik
permasalahan yang dibahas. Peserta didik juga sudah mengembangkan isi teks
62
dengan baik dan mudah dipahami. Hal itu dikarenakan peserta didik menjelaskan
dengan detail setiap permasalahan yang dibahas.
Peserta didik no.16 memeroleh nilai 20 pada aspek penilaian organisasi
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.16 dalam menulis teks biografi
sudah terstruktur. Teks biografi yang ditulis peserta didik no.16 di dalamnya
terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta
didik no.16 membahas tentang riwayat pendidikan Yos Sudarso. Pada bagian
kejadian penting peserta didik menjelaskan tentang peristiwa pertempuran Yos
Sudarso dengan pemerintahan Belanda. Pada bagian reorientasi peserta didik
no.16 menjelaskan tentang kematian Yos Sudarso di medan perang serta
pemberian gelar pahlawan oleh Pemerintahan Indonesia.
Penggunaan bahasa peserta didik no.16 sudah sangat baik. Hal itu dibuktikan
dengan nilai yang diperoleh peserta didik tersebut yaitu 20 dengan kategori sangat
baik. Penempatan subjek, predikat, objek, maupun keterangan sudah benar.
Contohnya, “Ia memasuki sekolah pelayaran tinggi di Semarang.”
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.16 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Pemilihan kosakata sudah sangat baik. Namun,
masih terdapat beberapa kesalahan dalam pembentukkan kata seperti kata di
tengah yang ditulis ditengah, dan kata di laut yang ditulis dilaut.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.16 adalah 4 dengan
kategori sangat baik. Namun, masih ada beberapa kesalahan ejaan yang dilakukan
oleh peserta didik no.16 seperti kesalahan penulisan huruf kapital. Pada penulisan
nama tempat peserta didik no.16 masih menggunakan huruf kecil pada awal kata.
Contohnya, penulisan kata Belanda yang ditulis dengan menggunakan huruf kecil
belanda.
63
Tabel 4.21
Analisis Data Peserta Didik No.17
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 22
4. Kosakata 14
5. Mekanik 3
Jumlah 89
Berdasarkan tabel 4.21 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.17 memeroleh jumlah nilai 89 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.17 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.17 sudah menuliskan isi teks biografi
dengan relevan dengan permasalahan yang dibahas. Peserta didik juga sudah
mengembangkan isi teks dengan baik dan mudah dipahami, sebab peserta didik
menjelaskan dengan detail setiap permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.17 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.17 dalam tulisannya sudah terdapat
orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta didik
no.17 menjelaskan tentang kelahiran Maria Walanda Mawamis dan riwayat
pendidikan beliau. Pada bagian kejadian penting peserta didik no.17 menceritakan
tentang Maria yang berhasil mewujudkan keinginannya membangun organisasi
Percintaan Ibu kepada Anak dan Keturunannya (PIKAT). Pada bagian reorientasi
peserta didik no.17 membahas tentang kematian Maria Walanda Maramis.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.17
adalah 22 dengan kategori sangat baik. Penggunaan bahasa peserta didik no.17
sudah baik. Penulisan kalimat baik penulisan posisi subjek, predikat, dan
keterangan sudah benar “Organisasi PIKAT mendapat sambutan yang baik dari
masyarakat hingga tak lama kemudian bermunculan cabang-cabang organisasi
itu.”
64
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.17 adalah 14
dengan kategori cukup. Pemborosan kata ditulis oleh peserta didik no.17. Kata-
kata yang seharusnya ditulis sekali ditulis berulang-ulang. Misalnya, pada kata
Terlebih-lebih yang seharusnya ditulis terlebih. Peserta didik no.17 dalam
penulisan kata banyak sekali huruf-huruf yang tertinggal, seperti sbgai, berhasi,
impianya, memperjuankan, dan lain sebagaianya.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.17 adalah 3 dengan
kategori cukup. Tulisan peserta didik no.17 sudah cukup baik, namun terdapat
banyak sekali kesalahan ejaan, penulisan huruf kapital, dan tanda baca. Misalnya,
penulisan nama tempat yang ditulis dengan huruf kecil (jawa) yang seharusnya
ditulis dengan huruf awal kapital (Jawa); penulisan kalimat yang tidak diakhiri
dengan tanda titik; dan penulisan tanda koma yang ditulis dengan menggunakan
spasi setelah kata.
Tabel 4.22
Analisis Data Peserta Didik No.18
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 22
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 94
Berdasarkan tabel 4.22 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.18 memeroleh jumlah nilai 89 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.18 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Hal itu dikarenakan peserta didik pada aspek ini menuliskan
isi teks dengan relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.18 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Hal itu dibuktikan dengan peserta didik menulis tiga
organisasi teks biografi yaitu orientasi, kejadian penting, dan reorientasi dengan
65
sangat baik. Pada bagian orientasi peserta didik no.18 menjabarkan tentang kapan
tokoh Ferdinand Lumban Tobing lahir hingga karier yang ditempuh oleh beliau.
Peserta didik no.18 pada bagian kejadian penting menceritakan tentang Ferdinand
Lumban Tobing yang menolak menjadi ketua badan perimbangan keresidenan Syu
Sangi Kai dan lebih memilih menjadi pemimpin perjuangan rakyat Tapanuli.
Peserta didik no.18 pada bagian reorientasi menceritakan tentang kematian
Ferdinand Lumban Tobing.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.18
adalah 22 dengan kategori sangat baik. Penulisan kalimat baik penulisan posisi
subjek, predikat, dan keterangan sudah baik “Pemerintah pendudukan Jepang
mengangkat Ferdinand Lumban Tobing selaku residen ketua badan perimbangan
keresidenan Syu Sangi Kai.”
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.18 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.18 masih ada beberapa kesalahan
dalam penulisan kata misalnya penulisan kata di angkat yang seharusnya prefiks
di disambung menjadi diangkat. Walaupun demikian, peserta didik dalam
penulisan kata yang lainnya sudah cukup dalam menulis maupun memilih
kosakata.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.18 adalah 4 dengan
kategori sangat baik. Penggunaan ejaan dalam tulisan peserta didik no.18 sudah
sangat baik. Misalnya, penggunaan tanda baca koma dan titik sudah benar
penulisannya. Namun, masih ada kesalahan dalam penulisan huruf kapital seperti
nama tempat yang ditulis dengan huruf kecil (tapanuli) dan penulisan kata
pertama dalam kalimat ditulis dengan huruf kecil.
66
Tabel 4.23
Analisis Data Peserta Didik No.19
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 18
4. Kosakata 17
5. Mekanik 2
Jumlah 87
Berdasarkan tabel 4.23 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.19 memeroleh jumlah nilai 87 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.19 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Hal itu dikarenakan peserta didik pada aspek ini menuliskan
isi teks dengan relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.19 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.19 sudah sangat baik dalam menulis
teks biografi. Struktur teks sudah lengkap dan terorganisir. Adapun strukturnya
yaitu orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta
didik no.19 menjelaskan tentang kelahiran Karim Halim serta riwayat
pendidikannya “Karim Halim lahir di Balingka, Sumatera Barat pada tanggal 18
Desember 1918. Pendidikan dasar Karim diselesaikan di tempat kelahirannya.”
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.19
adalah 18 dengan kategori baik. Penulisan kalimat baik penulisan posisi subjek,
predikat, dan keterangan sudah cukup baik “Karim Halim dalam berkarya
kadang-kadang menggunakan nama samara Ro Hanka.”
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.19 adalah 17
dengan kategori baik. Peserta didik no.19 pun sudah baik dalam pemilihan
kosakata. Namun, masih terdapat kata tidak baku yang digunakan seperti kata
Sumatera yang seharusnya ditulis Sumatra.
67
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.19 adalah 2 dengan
kategori cukup. Tulisan peserta didik no.19 sudah cukup baik, namun terdapat
banyak sekali kesalahan ejaan, penulisan huruf kapital, dan tanda baca. Misalnya,
penulisan nama tempat yang ditulis dengan huruf kecil (jepang, indonesia,
belanda, balingka, sumatera barat, dan solo) yang seharusnya ditulis dengan huruf
awal kapital (Jepang, Indonesia, Belanda, Balingka, Sumatra Barat, dan Solo);
penulisan kalimat yang tidak diakhiri dengan tanda titik; dan penulisan tanda
koma yang ditulis dengan menggunakan spasi setelah kata.
Tabel 4.24
Analisis Data Peserta Didik No.20
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 18
4. Kosakata 18
5. Mekanik 3
Jumlah 89
Berdasarkan tabel 4.24 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.20 memeroleh jumlah nilai 89 dengan kategori sangat baik.
Peserta didik no.20 memeroleh nilai 30 pada aspek penilaian isi dengan
kategori sangat baik. Hal itu dikarenakan peserta didik pada aspek ini menuliskan
isi teks dengan relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.20 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.20 dalam menulis teks biografi
sudah sangat baik, sebab ia telah menuliskan struktur teks biografi dengan
lengkap yaitu orientasi, kejadian penting, reorientasi. Pada bagian orientasi
peserta didik no.20 mengenalkan tokoh Herlinatiens yang merupakan sastrawan
Indonesia yang lebih nyaman dipanggil seorang penulis. “Herlinatiens adalah
seorang sastrawan Indonesia, meski dia lebih nyaman di sebut penulis.” Pada
bagian kejadian penting peserta didik menceritakan tentang karya pertama yang
68
dibuat oleh Herlinatiens yang menjadikan Herlinatiens semangat untuk berkarya.
Pada bagian reorientasi peserta didik no.20 menjelaskan tentang rutinitas sehari-
hari Herlinatiens yang mengisi waktunya dengan berkarya.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.20
dengan kategori sangat baik. Hal itu berarti, peserta didik no.20 hanya sedikit
kesalahan dalam penggunaan bahasa. Misalnya, pada paragraf pertama peserta
didik no.20 hanya menulis satu kalimat dalam satu paragraf sehingga
penjabarannya kurang rinci.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.20 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Pemilihan kosakata dalam teks biografi peserta didik
no.20 sudah sangat baik. Hal itu dibuktikan dengan sedikit kesalahan dalam
pembentukkan kata. Adapun kesalahan yang dilakukan peserta didik no.20 yaitu
penulisan prefiks di- dipisah yaitu pada kata di sebut dan di kenal yang
seharusnya ditulis disebut dan dikenal.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.20 adalah 3 dengan
kategori cukup. Peserta didik no.20 masih terdapat kesalahan mekanik dalam
menulis teks biografi seperti penulisan paragraf yang kurang menjorok, kesalahan
penggunaan tanda baca titik dan koma, serta kesalahan penempatan huruf kapital
seperti pada kata ngawi, jawa timur, dan april yang seharusnya ditulis Ngawi,
Jawa Timur, dan April.
Tabel 4.25
Analisis Data Peserta Didik No.21
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 20
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 92
69
Berdasarkan tabel 4.25 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.21 memeroleh jumlah nilai 92 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.21 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Hal itu dikarenakan peserta didik pada aspek ini menuliskan
isi teks dengan relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.21 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta
didik no.20 adalah 20 dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.20 dalam
menulis teks biografi sudah sangat baik, sebab ia telah menuliskan struktur teks
biografi dengan lengkap yaitu orientasi, kejadian penting, reorientasi. Pada bagian
orientasi peserta didik menceritakan tentang kelahiran Thomas Matulessy. Pada
bagian kejadian penting peserta didik no.21 menjelaskan tentang perlawanan
Thomas Matulessy terhadap pemerintahan Belanda. Pada bagian reorientasi
peserta didik no.21 membahas tentang penolakan Pattimura bekerja sama dengan
Belanda sehingga menyebabkan Pattimura dijatuhi hukuman mati “Belanda
kemudian menawarkan kerja sama pada Pattimura namun ditolaknya. Hal ini
yang menjadi alasan Pattimura kemudian dijatuhi hukuman mati di tiang gantung
oleh Belanda.”
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.29
adalah 20 dengan kategori sangat baik. Penulisan kalimat baik penulisan posisi
subjek, predikat, dan keterangan sudah benar “Thomas Matulessy atau yang lebih
dikenal dengan Kapitan Pattimura, lahir di Ambon pada tahun 1783”.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.29 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Pemilihan kosakata oleh peserta didik no.29 sudah
sangat baik. Begitu juga dengan pembentukkan kata sudah cukup baik, namun
masih ada kesalahan seperti kesalahan dalam penulisan partikel –lah. Peserta
didik tidak merangkai kata itulah, tetapi dengan memisahkannya itu lah.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.29 adalah 4 dengan
kategori baik. Namun, masih ada beberapa kesalahan ejaan yang dilakukan oleh
peserta didik no.21 seperti kesalahan penulisan huruf kapital. Pada penulisan
70
nama tempat peserta didik no.21 masih menggunakan huruf kecil pada awal kata.
Contohnya, penulisan kata Belanda dan Ambon yang ditulis dengan menggunakan
huruf kecil belanda dan ambon.
Tabel 4.26
Analisis Data Peserta Didik No.22
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 23
4. Kosakata 18
5. Mekanik 4
Jumlah 95
Berdasarkan tabel 4.26 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.22 memeroleh jumlah nilai 95 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.22 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.22 sudah menuliskan isi teks biografi
dengan relevan dengan permasalahan yang dibahas. Peserta didik juga sudah
mengembangkan isi teks dengan baik dan mudah dipahami, sebab peserta didik
menjelaskan dengan detail setiap permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.22 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.22 dalam menulis teks biografi
sudah terstruktur. Teks biografi yang ditulis peserta didik no.22 di dalamnya
terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta
didik no.22 membahas tentang pengenalan Dewi Lestari yang merupakan seorang
penulis dan penyanyi “Dewi Lestari Simangungsang yang akrab dipanggil Dee
(lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976)”. Pada bagian kejadian penting
peserta didik menjelaskan tentang novel Akar yang menuai kontroversi karena
dianggap melecehkan agama Hindu. Pada bagian reorientasi peserta didik no.22
menjelaskan tentang pandangan peserta didik no.22 terhadap karya-karya yang
terus dibuat oleh Dewi Lestari.
71
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.22
adalah dengan kategori . Penggunaan bahasa peserta didik no.22 sudah sangat
baik. Hal itu dibuktikan dengan nilai yang diperoleh peserta didik tersebut yaitu
20 dengan kategori sangat baik. Penempatan subjek, predikat, objek, maupun
keterangan sudah benar. Contohnya, “Sukses dengan novel pertamanya, Dee
meluncurkan novel keduanya dengan judul “Akar”.”
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.22 adalah 18
dengan kategori sangat baik. Tulisan teks biografi yang dibuat peserta didik no.22
hanya terdapat sedikit kesalahan, yaitu penulisan kata depan di- yang
penulisannya dipisah namun peserta didik no.22 merangkainya dimajalah
seharusnya ditulis di majalah.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.22 adalah 4 dengan
kategori sangat baik. Hal itu dibuktikan dengan hanya terdapat sedikit kesalahan
ejaan yang dilakukan peserta didik no.22. Kesalahan yang dilakukan hanya
terdapat pada beberapa tanda koma yang penempatannya diberi spasi setelah kata.
Tabel 4.27
Analisis Data Peserta Didik No.23
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 17
4. Kosakata 17
5. Mekanik 3
Jumlah 87
Berdasarkan tabel 4.27 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.23 memeroleh jumlah nilai 92 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.29 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik pada aspek ini menuliskan isi teks dengan
relevan sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
72
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.23 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.23 dalam menulis teks biografi
sudah terstruktur. Teks biografi yang ditulis peserta didik no.23 di dalamnya
terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta
didik no.23 membahas tentang pengenalan Habiburrahman El Shirazy yang
merupakan seorang dai, novelis, dan penyair “Habiburrahman El Shirazy yang
lebih dikenal dengan panggilan Kang Abik adalah seorang dai, novelis, dan
penyair…”. Pada bagian kejadian penting peserta didik menjelaskan tentang novel
riwayat pendidikan Kang Abik serta karier beliau yang cemerlang. Pada bagian
reorientasi peserta didik no.23 menjelaskan tentang beberapa penghargaan
bergengsi yang telah Kab Abik peroleh.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.23
adalah 17 dengan kategori cukup. Peserta didik no.23 sudah cukup baik dalam
penggunaan bahasa. Namun, masih terdapat kesalahan dalam penulisan kalimat
seperti masih terdapat paragraf yang isinya hanya terdapat satu kalimat. Hal itu
menyebabkan penjelasan paragraf tersebut kurang lengkap.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.23 adalah 17
dengan kategori baik. Hal tersebut dikarenakan peserta didik sudah baik dalam
pemilihan kosakata. Akan tetapi, masih ada penulisan kata yang keliru seperti
penulisan kata depan di yang penulisannya dirangkai. Misalnya, kata dipasaran,
diantara, diatas, dilayar, dibawah, dan ditanah seharusnya penulisan kata-kata
tersebut tidak dirangkai menjadi di antara, di atas, di layar, di bawah, dan di
tanah.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.23 adalah 3 dengan
kategori cukup. Hal tersebut dibuktikan dengan masih terdapat kesalahan mekanik
yang dilakukan oleh peserta didik no.23 seperti penggunaan pulpen warna-warni
yang menyebabkan peneliti kurang fokus dalam membaca sebab warna pulpen
terlalu pudar. Kesalahan lainnya, yaitu masih terdapat kesalahan penulisan ejaan
seperti kesalahan dalam penulisan tanda baca koma dan titik.
73
Tabel 4.26
Analisis Data Peserta Didik No.24
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 20
4. Kosakata 17
5. Mekanik 4
Jumlah 91
Berdasarkan tabel 4.26 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.24 memeroleh jumlah nilai 91 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.24 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.24 sudah menuliskan isi teks biografi
dengan relevan dengan permasalahan yang dibahas. Peserta didik juga sudah
mengembangkan isi teks dengan baik dan mudah dipahami, sebab peserta didik
menjelaskan dengan detail setiap permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.24 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.24 dalam menulis teks biografi
sudah terstruktur. Teks biografi yang ditulis peserta didik no.24 di dalamnya
terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta
didik no.24 membahas tentang kapan Achdiat Karta Mihardja lahir dan posisi
beliau dalam keluarganya. Pada bagian kejadian penting peserta didik membahas
tentang beliau menulis novel Atheis yang yang membawa namanya menjadi
pengarang terkemuka di Indonesia. Pada bagian reorientasi peserta didik no.24
menjelaskan tentang penghargaan dan karya-karya yang telah Achdiat buat.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.24
adalah 20 dengan kategori sangat baik. Penulisan kalimat baik penulisan posisi
subjek, predikat, dan keterangan sudah benar “Achdiat kecil tumbuh dalam
keluarga yang gemar membaca”.
74
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.24 adalah 17
dengan kategori baik. Hal tersebut dikarenakan peserta didik sudah baik dalam
pemilihan kosakata. Akan tetapi, masih ada penulisan kata yang keliru seperti
penulisan kata depan di yang penulisannya dirangkai. Misalnya, kata dicibatu,
dikota, dan diperguruan seharusnya penulisan kata-kata tersebut tidak dirangkai
menjadi di Cibatu, di kota, dan di perguruan.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.24 adalah 4 dengan
kategori baik. Hal itu dibuktikan dengan kesalahan dalam penempatan huruf
kapital. Akan tetapi, kesalahan tersebut tidak mengaburkan makna. Adapun
kesalahannya yaitu pada penulisan nama tempat cibatu dan canberra yang
seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf kapital menjadi Cibatu dan
Canbera.
Tabel 4.27
Analisis Data Peserta Didik No.25
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 21
Cukup
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 15
4. Kosakata 16
5. Mekanik 3
Jumlah 75
Berdasarkan tabel 4.27 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.25 memeroleh jumlah nilai 75 dengan kategori cukup.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.25 adalah 21 dengan
kategori baik. Peserta didik sudah baik dalam menulis tema sudah relevan dengan
permasalahan yang dibahas tetapi isinya kurang lengkap. Hal itu dikarenakan
peserta didik no.25 masih terdapat kalimat yang ambigu sehingga beberapa isi
kalimat tersebut kurang dapat dimengerti.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.25 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.25 sudah baik dalam
75
mengorganisasikan tulisan. Pada tulisan peserta didik sudah terdapat orientasi,
kejadian penting, dan orientasi. Pada bagian orientasi peserta didik menceritakan
tentang kapan Harun bin Said lahir dan tugas beliau sebagai prajurit. Pada bagian
kejadian penting menceritakan tentang Harun bi Said yang dipenjara akibat
ditangkap pasukan khusus Australia sehingga dijatuhi hukuman mati. Bagian
reorientasi menceritakan tentang pemerintahan Indonesia yang mengangkat Harun
bin Said sebagai pahlawan pembela kemerdekaan.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.25
adalah 15 dengan kategori cukup. Hal itu dibuktikan dengan masih banyak
kalimat yang terpotong sebab peserta didik menulis per kalimat banyak terpotong
misalnya “sesuai dengan waktu yang ditentukan” kalimat tersebut terpotong
sebab peserta didik langsung melanjutkan pada baris yang baru.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.25 adalah 16
dengan kategori baik. Pemilihan kosakata pada tulisan peserta didik no.25 sudah
baik. Akan tetapi, masih banyak kata yang disingkat sehingga membingungkan
pembaca. Adapun kata-kata yang disingkat oleh peserta didik no.25 yaitu kata yg,
brat, brapa, dgn, dan dikmblikan.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.25 adalah 3 dengan
kategori cukup. Hal itu dibuktikan dengan masih terdapat penempatan huruf
kapital di tengah kata seperti kata APril, TuGas, menDaDak, dan tarGet.
Tabel 4.28
Analisis Data Peserta Didik No.26
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 25
Sangat Baik
2. Organisasi 17
3. Penggunaan Bahasa 24
4. Kosakata 20
5. Mekanik 4
Jumlah 90
76
Berdasarkan tabel 4.28 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.26 memeroleh jumlah nilai 90 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.26 adalah 25 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik sudah baik dalam menulis, tema sudah relevan
dengan permasalahan yang dibahas tetapi isi dan penjabaran kurang lengkap.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.26 adalah 17
dengan kategori baik. Peserta didik no.26 dalam menulis teks biografi sudah
terstruktur. Teks biografi yang ditulis peserta didik no.26 di dalamnya terdapat
orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta didik
no.26 membahas tentang pengenalan tokoh Syamsuddin Pasai yang merupakan
seorang sastrawan angkatan Pujangga Lama. Pada bagian kejadian penting peserta
didik membahas tentang Syamsuddin yang memiliki peran paling besar dalam
sejarah pembentukkan dan pengembangan intelektualitas keislaman. Pada bagian
reorientasi peserta didik no.26 menjelaskan tentang pendapat peserta didik
mengenai kedalaman ilmu yang dimiliki Syamsuddin.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.26
adalah 24 dengan kategori sangat baik. Penulisan kalimat baik penulisan posisi
subjek, predikat, dan keterangan sudah benar “Syamsuddin As-Sumatrani diberi
jabatan sebagai mufti dengan gelar syekh Islam”.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.26 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.26 sudah sangat baik dalam memilih
kosakata. Selain itu, peserta didik no.26 pun sudah cukup menguasai
pembentukan kata seperti prefiks, konfiks, dan lain sebagainya.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.26 adalah 4 dengan
kategori baik. Peserta didik no.26 kadang-kadang melakukan kesalahan ejaan tapi
tidak mengaburkan makna. Misalnya, kesalahan dalam penempatan tanda kurung
yang diberi spasi saat kurungnya ditutup.
77
Tabel 4.29
Analisis Data Peserta Didik No.27
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 30
Sangat Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 20
4. Kosakata 13
5. Mekanik 3
Jumlah 86
Berdasarkan tabel 4.29 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.27 memeroleh jumlah nilai 90 dengan kategori sangat baik.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.27 adalah 30 dengan
kategori sangat baik. Peserta didik no.27 sudah menuliskan isi teks biografi
dengan relevan dengan permasalahan yang dibahas. Peserta didik juga sudah
mengembangkan isi teks dengan baik dan mudah dipahami, sebab peserta didik
menjelaskan dengan detail setiap permasalahan yang dibahas.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.27 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Peserta didik no.27 dalam menulis teks biografi
sudah terstruktur. Teks biografi yang ditulis peserta didik no.27 di dalamnya
terdapat orientasi, kejadian penting, dan reorientasi. Pada bagian orientasi peserta
didik no.27 menjelaskan tentang kapan Tubagus Muslihat lahir dan riwayat
pendidikan beliau. Pada bagian kejadian penting peserta didik menceritakan
tentang tokoh Tubagus Muslihat yang menjadi kapten saat Indonesia melawan
penjajah. Beliau sangat pemberani menembak musuh hingga banyak musuh yang
tersungkur. Namun, pada peristiwa itu juga Kapten Muslihat tertembak hingga
berlumuran darah, tetapi beliau tetap berdiri kokoh ingin membela tanah air. Pada
bagian reorientasi peserta didik menjelaskan tentang wafatnya Kapten Muslihat.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.27
adalah 20 dengan kategori baik. Peserta didik dalam penggunaan bahasa sudah
78
baik. Namun, ada beberapa kalimat yang seharusnya masih bagian dari paragraf
ketiga tetapi dibuat paragraf baru sehingga paragraf tersebut kurang padu.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.27 adalah 13
dengan kategori cukup. Pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat
tetapi tidak mengganggu. Ada juga penulisan kata yang hurufnya kurang seperti
datangnya ditulis datanya, bersama ditulis berama. Selain itu, peserta didik masih
banyak kesalahan dalam pembentukan imbuhan di-. Peserta didik no.27 menulis
imbuhan di- tidak dirangkai dengan kata dasarnya. Contohnya, kata di duduki, di
butuhkannya, di bom, di patuhi, di terima, di lumuri, di sumbangkan, di bawa,
dan di saksikan yang seharusnya ditulis diduduki, dibutuhkannya, dibom,
dipatuhi, diterima, dilumuri, disumbangkan, dibawa, dan disaksikan.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.27 adalah 3 dengan
kategori cukup. Tulisan peserta didik no.27 sudah cukup baik, namun terdapat
beberapa kesalahan ejaan, penulisan huruf kapital, dan tanda baca. Misalnya,
penulisan nama tempat yang ditulis dengan huruf kecil (belanda, bogor, dan
banten) yang seharusnya ditulis dengan huruf awal kapital (Belanda, Bogor, dan
Banten); penulisan kalimat yang tidak diakhiri dengan tanda titik; dan penulisan
tanda koma yang ditulis dengan menggunakan spasi setelah kata.
Tabel 4.30
Analisis Data Peserta Didik No.28
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 25
Baik
2. Organisasi 20
3. Penggunaan Bahasa 18
4. Kosakata 15
5. Mekanik 3
Jumlah 81
Berdasarkan tabel 4.30 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.28 memeroleh jumlah nilai 81 dengan kategori baik.
79
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.28 adalah 25 dengan
kategori baik. Hal itu dibuktikan dengan peserta didik no.28 sudah baik dalam
menulis teks biografi. Tulis peserta didik no.28 sudah cukup relevan dengan
masalah yang dibahas tetapi masih belum lengkap.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.28 adalah 20
dengan kategori sangat baik. Gagasan yang diungkapkan peserta didik sudah
cukup jelas, tertata dengan baik, dan urutannya sudah logis. Selain itu, struktur
organisasinya pun sudah lengkap yaitu terdiri atas orientasi, kejadian penting,
reorientasi.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.28
adalah 18 dengan kategori baik. Hal itu dibuktikan dengan hanya terdapat sedikit
kesalahan penggunaan bahasa pada tulisan peserta didik no.28. Kesalahan tersebut
adalah “Ayahnya merupakan termasuk golongan kelas menengah, pernah bekerja
sebagai pegawai pemerintah…” Pada kalimat tersebut seharusnya menambahkan
subjek sebelum kata pernah.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.28 adalah 15
dengan kategori baik. Hal itu dibuktikan dengan pemilihan dan pembentukan
kosakata sudah baik. Akan tetapi, masih terdapat beberapa kesalahan pemilihan
kata seperti pada kata praktek yang merupakan kata tidak baku dari kata praktik.
Selain itu, penulisan prefiks di- juga masih ada kesalahan yaitu dengan
memisahkan imbuhan di- pada kata dasar.
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.28 adalah 3 dengan
kategori cukup. Peserta didik no.28 sudah cukup baik dalam menulis teks biografi.
Namun, masih terdapat banyak kesalahan ejaan seperti, kesalahan penggunaan
tanda baca, dan penggunaan huruf kapital.
80
Tabel 4.31
Analisis Data Peserta Didik No.29
No. Aspek yang Dinilai Nilai Interpretasi
1. Isi 20
Cukup
2. Organisasi 17
3. Penggunaan Bahasa 18
4. Kosakata 17
5. Mekanik 3
Jumlah 75
Berdasarkan tabel 4.30 terdapat lima aspek penilaian menulis teks biografi
yaitu isi, organisasi, penggunaan bahasa, kosakata, dan mekanik. Peserta didik
no.29 memeroleh jumlah nilai 75 dengan kategori cukup.
Aspek penilaian isi yang diperoleh peserta didik no.29 adalah 20 dengan
kategori cukup. Hal tersebut dikarenakan dalam pengembangan isi teks masih
kurang lengkap. Selain itu, peserta didik no.27 masih kurang dalam pembahasan
permasalahan.
Aspek penilaian organisasi yang diperoleh peserta didik no.29 adalah 17
dengan kategori cukup. Hal itu dibuktikan dengan tulisan peserta didik no.29
sudah cukup terorganisir. Namun, ada beberapa kalimat yang membahas orientasi
diletakkan di bagian kejadian penting sehingga membuat peneliti terganggu dalam
membaca. Pada bagian orientasi peserta didik no.29 membahas tentang kelahiran
tokoh Tuanku Imam Bonjol. Pada bagian kejadian penting peserta didik no.29
membahas tentang kelahiran Imam Bonjol lagi disertai dengan peristiwa perang
Padri.
Aspek penilaian penggunaan bahasa yang diperoleh peserta didik no.29
adalah 18 dengan kategori baik. Penggunaan bahasa peserta didik no.29 sudah
baik. Namun, terdapat kesalahan dalam pembauatan kalimat yaitu kalimat yang
seharusnya menjadi dua kalimat tetapi dibuat satu kalimat oleh peserta didik.
Aspek penilaian kosakata yang diperoleh peserta didik no.29 adalah dengan
kategori .
81
Aspek penilaian mekanik yang diperoleh peserta didik no.29 adalah 3 dengan
kategori cukup. Hal itu dibuktikan dengan masih terdapat kesalahan ejaan
terutama pada penulisan nama orang yang huruf awalnya ditulis dengan huruf
kecil seperti bonjol dan hamatun. Begitu juga dengan penulisan nama tempat
masih menggunakan huruf kecil pada awal kata yaitu pada nama tempat aceh.
Selain itu, masih terdapat kesalahan pada penulisan tanda baca koma dan titik.
Tabel 4.32
Rekapitulasi Nilai Menulis Teks Biografi Peserta Didik kelas X MIPA 3
Setelah Menggunakan Media Pembelajaran Ular Tangga
No.
Peserta
Didik
Nilai X (Hasil Scoring) Interpretasi
1. 90 Sangat Baik
2. 87 Sangat Baik
3. 87 Sangat Baik
4. 80 Baik
5. 79 Baik
6. 80 Baik
7. 95 Sangat Baik
8. 87 Sangat Baik
9. 94 Sangat Baik
10. 90 Sangat Baik
11. 89 Sangat Baik
12. 87 Sangat Baik
13. 79 Baik
14. 77 Baik
15. 85 Baik
16. 92 Sangat Baik
17. 89 Sangat Baik
82
18. 94 Sangat Baik
19. 87 Sangat Baik
20. 89 Sangat Baik
21. 92 Sangat Baik
22 95 Sangat Baik
23. 87 Sangat Baik
24. 91 Sangat Baik
25. 75 Cukup
26. 90 Sangat Baik
27. 86 Sangat Baik
28. 81 Baik
29. 75 Cukup
Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas maka dapat dihitung hasil rata-
ratanya yaitu sebagai berikut3:
𝑀𝑥 =∑𝑥
𝑁=2509
29= 87
Hasil rata-rata menunjukkan bahwa skor rata-rata peserta didik kelas X
MIPA 3 setelah menggunakan media ular tangga memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam memahami dan menulis teks biografi.
Berikut faktor-faktor yang memengaruhi peserta didi kelas X MIPA 3
mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam memahami dan menulis teks
biografi.
1. Menggunakan metode yang beranekaragam.
2. Menggunakan media pembelajaran.
3. Memberikan latihan soal.
4. Mengulang-ngulang materi pelajaran.
5. Peserta didik bisa mengemukakan pendapat dan berinteraksi satu sama
lain.
3 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009), hlm. 43.
83
Berdasarkan tabel rekapitulasi nilai menulis teks biografi peserta didik
kelas X MIPA 3 setelah menggunakan media ular tangga penelitian di atas maka
dapat disimpulkan bahwa, peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori
sangat baik sebanyak 20 peserta didik atau jika dipresentasekan menjadi 69%.
Peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 7 peserta
didik atau jika dipresentasekan menjadi 24%. Peserta didik yang memperoleh nilai
dengan kategori cukup sebanyak 2 peserta didik atau jika dipresentasekan menjadi
7 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa, penggunaan media pembelajaran ular
tangga membuat peserta didik menjadi lebih baik dalam menulis teks biografi.
Adapun beberapa hambatan yang dihadapi peserta didik dalam menulis
teks biografi, yaitu masalah dalam penggunaan ejaan seperti penulisan tanda baca
koma dan titik yang ditulis dengan menggunakan spasi setelah kata; kesalahan
dalam penggunaan huruf kapital seperti penulisan nama tempat yang awal katanya
ditulis dengan menggunakan huruf kecil; pemilihan kata tidak baku dalam tulisan;
dan hambatan dalam pembentukan kata.
Ada beberapa faktor yang membuat peserta didik mendapatkan
kemampuan menulis lebih baik ketika menggunakan media permainan ular
tangga, yaitu pada saat peserta didik belajar dengan menggunakan media peserta
didik sering mengulang-mengulang materi teks biografi seperti tentang struktur
teks yaitu oreintasi, kejadian penting, dan reorientasi sehingga peserta didik terus
mengingat dan berlatih. Ada juga pertanyaan-pertanyaan mengenai tokoh-tokoh
sastrawan angkatan 1945 yaitu Chairil Anwar dan Usmar Ismail yang membuat
peserta didik lebih mendalami dan memahami tentang tokoh tersebut dan tahu apa
saja yang harus ada dalam menulis teks biografi.
Faktor lain yang menyebabkan peserta didik bersemangat dalam belajar
juga yaitu peneliti tidak hanya menggunakan metode ceramah pada saat
menerangkan materi teks biografi tetapi peneliti melakukan metode tanya-jawab
dan diskusi kepada peserta didik. Tanya jawab dan diskusi yang dilakukan adalah
saat penggunaan media pembelajaran ular tangga. Selain itu, peserta didik pun
saling berinteraksi dan bermain sambal belajar sehingga tidak membuat peserta
didik jenuh dalam kegiatan pembelajaran.
84
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penggunaan media pembelajaran ular tangga ular tangga pada
pembelajaran menulis teks biografi sangat efektif digunakan karena
peserta didik menjadi lebih baik dalam menulis teks biografi sastrawan
Indonesia angkatan 1945, yaitu Chairil Anwar dan Usmar Ismail. Hal
tersebut dibuktikan dengan 20 peserta didik memperoleh nilai dengan
kategori sangat baik (86-100) dalam menulis teks biografi, 7 peserta didik
memperoleh nilai dengan kategori baik (76-85), dan 2 peserta didik
memperoleh nilai dengan kategori cukup (56-75).
Media pembelajaran ular tangga juga membuat peserta didik
menjadi lebih interaktif dan tidak merasa bosan dalam belajar.
Berdasarkan hal tersebut peserta didik menjadi lebih memerhatikan guru
ketika menerangkan materi teks biografi sehingga peserta didik memahami
apa saja hal-hal yang harus diperhatikan ketika menulis teks biografi.
Maka, peserta didik memperoleh nilai yang baik ketika guru
memerintahkan peserta didik untuk menulis teks biografi.
B. Saran
Adapun saran-saran terkait penelitian ini di antaranya sebagai berikut.
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah hendaknya memberikan penyuluhan mengenai
pentingnya penggunaan media pembelajaran supaya guru menjadi
lebih inovatif dalam mengajar.
2. Bagi Guru Bahasa Indonesia
Guru bahasa Indonesia hendaknya menjelaskan kembali materi
tentang ejaan karena masih banyak peserta didik yang masih keliru
dalam menggunakan ejaan yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Cet. III. 2014.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Cet. IV. 2010.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Cet.
II. 2017.
Daud, Safari. “Antara Biografi dan Historiografi”. (PPs UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta). Jurnal Analisis. Vol. XIII. 2013.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. XII.
2012.
Husna, M. 100+ Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreativitas,
Ketangkasan, dan Keakraban. Yogyakarta: Penerbit Andi. Cet. XVIII.
2010.
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Cet. XXXIII. 2014.
K. Lowe, Norman. Games and Toys in the Teaching of Science and Technology.
London: Unisco Paris. 1988.
Kamus Oxford Advanced Learners Dictionary. Edisi ke-IX.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi. Cet. III. 2016.
Kosasih, E. dan Kurniawan, Endang. Jenis-jenis Teks: Fungsi, Struktur, dan
Kaidah Kebahasaan.. Bandung: Yrama Widya. Cet. I. 2018.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. VI.
2007.
Meipina. “The Application of Snakes and Ladders Game and Teaching
Vocabulary”.(Universitas Bandar Lampung). Jurnal Internasional.
Vol. I. 2013. ISSN 2303-1417.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana. 2017.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2016.
Nurgiyantoro, Burhan. Sastra Anak: Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. Cet. III. 2018.
Purwati, Eli. “Pemahaman Mahasiswa Mengenai Identitas dan Privasi dalam
Menggunakan Facebook”. (Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Jurnal Aristo. Vol. 1. No. 1. 2012.
Raharja, Dedi. Profil Sekolah. http://www.sman1leuwiliang.sch.id/profile.php.
Diunggah pada tanggal 1 April 2019 Pukul 09.26 WIB.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta. Cet. IV. 2007.
Rifai. Penelitian Tindakan Kelas PAK: Classroom Action Research in Christian
Class. Sukoharjo: Born Win’s Publishing. Cet. XXI. 2006.
Robinson, Phil. History of Snakes and Ladder. The Museum of Gaming
Newsletter. EdisiTanggal 2 Februari 2015.
Rosidi, Ajip. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Binacipta. 1965.
Rusman. Model-model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Cet. V.
2012.
Safwan, Mardanas. H.Usmar Ismail: Hasil Karya dan Pengabdiannya. Jakarta:
Departemen dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional
Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 1983.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana. Cet. I. 2006.
Satrianawati. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish. Cet. I. 2017.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif:
Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta:
Pustakapelajar. Cet. III. 2009.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Cet. XXV. 2017.
Sumardjo, Jacob. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni. Cet. I. 1984.
Suwarna. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana. Cet. II. 2006.
Teeuw, A. Pokok dan Tokoh. Jakarta: Yayasan Pembangunan. Cet. II. 1954.
Umar, Husein. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Cet. II.
2003.
Wijaya, Hengki. Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan dan Teologi. Sulawesi
Selatan: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray. 2018.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencara. Cet. IV. 2017.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Leuwiliang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 4x45 Menit
Materi Pokok : Teks Biografi
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.14
Menilai hal yang dapat
diteladani dari teks
biografi.
3.14.1 Mengidentifikasi ciri teks biografi
berdasarkan isinya.
3.14.2 Mengidentifikasi struktur teks
biografi.
3.14.3
Menemukan pola penyajian
karakter unggul tokoh dalam teks
biografi.
4.14
Mengungkapkan kembali
hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh
yang terdapat dalam teks
biografi yang dibaca
secara tertulis.
4.14.1
Menuliskan kepribadian unggul
yang dapat diteladani dari tokoh
biografi.
4.14.2
Menjelaskan cara meneladani
karakter unggul tokoh dalam
biografi.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan pembelajaran Active Learning peserta didik dapat:
Pertemuan 1
1. Mengidentifikasi ciri teks biografi berdasarkan isinya dengan rasa ingin
tahu, responsif, dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan
bersikap jujur, percaya diri, serta pantang menyerah.
2. Mengidentifikasi struktur teks biografi dengan rasa ingin tahu, responsif,
dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap jujur,
percaya diri, serta pantang menyerah.
3. Menemukan pola penyajian karakter unggul tokoh dalam teks biografi
dengan rasa ingin tahu, responsif, dan tanggung jawab selama proses
pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri, serta pantang menyerah.
Pertemuan 2
1. Menuliskan kepribadian unggul yang dapat diteladani dari tokoh biografi
dengan rasa ingin tahu, responsif, dan tanggung jawab selama proses
pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri, serta pantang menyerah.
2. Menjelaskan cara meneladani karakter unggul tokoh dalam biografi
dengan teks eksposisi dengan rasa ingin tahu, responsif, dan tanggung
jawab selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri, serta
pantang menyerah.
D. Materi Pembelajaran
Teks Biografi
1. Ciri Teks Biografi Berdasarkan Isinya
2. Struktur Teks Biografi
3. Pola Penyajian Unggul Tokoh dalam Teks Biografi
E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model : Active Learning
Metode : Penugasan, diskusi, dan tanya jawab
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
a. PPT (Power Point)
b. Video Motivasi
c. Permainan Ular Tangga
2. Alat Pembelajaran
a. Laptop
b. LCD
c. Pointer
d. Papan tulis
e. Lembar kerja
3. Sumber Pembelajaran
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2016.
b. Lembar Kerja Peserta Didik.
c. Teks Biografi Chairil Anwar.
d. Teks Biografi Usmar Ismail.
e. Buku/sumber lain yang relevan.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
No. Langkah-langkah Pembelajaran
Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu
1. PENDAHULUAN
Orientasi
a. Peserta didik merespons salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
b. Guru menyiapkan alat dan media
pembelajaran
c. Peserta didik bersikap tertib, dan
menyiapkan suasana kelas yang damai
dan bersih.
d. Berdoa bersama.
e. Guru mengecek kehadiran peserta didik
Appersepsi
a. Mengaitkan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya.
b. Mengingatkan kembali materi prasyarat
Religius
Disiplin
Religius
Rasa ingin tahu
10 Menit
dengan bertanya.
c. Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
a. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari teks biografi.
b. Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
c. Apabila materi/tema/projek ini
kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat menilai
hal yang dapat diteladani tokoh.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung.
e. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
a. Memberitahukan materi pelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan saat itu.
b. Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung.
2. KEGIATAN INTI
Mengamati
a. Peserta didik mengamati biografi Chairil
Anwar dan biografi Usmar Ismail.
b. Peserta didik mengamati informasi pada
teks tersebut.
c. Peserta didik mengamati ciri teks
Literasi
75 Menit
biografi, struktur teks biografi, dan pola
penyajian karakter unggul tokoh dalam
biografi.
Menanya
a. Peserta didik bertanya jawab terkait
informasi yang terdapat teks biografi
Chairil Anwar dan Usmar Ismail.
b. Peserta didik bertanya jawab tentang ciri
teks biografi, struktur teks biografi, dan
dan pola penyajian karakter unggul tokoh
dalam biografi.
Menjelaskan
Guru menjelaskan materi teks biografi,
struktur teks biografi, dan dan pola penyajian
karakter unggul tokoh dalam biografi.
Ice Breaking
“Ayam-Itik”
Menalar
a. Peserta didik dibagi menjadi 2
kelompok.
b. Guru memerintahkan peserta didik
mengerjakan soal berdasarkan biografi
Chairil Anwar dan Usmar Ismail.
Mencoba
Peserta didik mencoba mengisi soal yang
telah diberikan oleh guru.
Mengomunikasikan/menyajikan
a. Peserta didik mempresentasikan tugas
yang telah mereka kerjakan.
b. Peserta didik menanggapi hasil presentasi
kelompok yang telah presentasi.
Rasa ingin tahu
Berpikir kritis
(Critical
thingking)
Kerja sama
(Collaborative)
Kreativitas
(Creativity)
Komunikatif
(Communicative)
3. PENUTUP
Kegiatan guru bersama peserta didik
a. Membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
Kegiatan Guru
a. Melakukan penilaian.
b. Memberikan tugas kepada peserta didik
untuk mempelajari materi yang telah
diajarkan.
c. Menyampaikan rencana
pembelajaran yang akan dilakukan
selanjutnya yaitu kuis.
d. Menutup kegiatan belajar mengajar
dengan doa.
Kreativitas
(Creativity)
HOTS
Religius
5 Menit
Pertemuan Kedua
No. Langkah-langkah Pembelajaran
Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu
1. PENDAHULUAN
Orientasi
a. Peserta didik merespons salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
b. Guru menyiapkan alat dan media
pembelajaran
c. Peserta didik bersikap tertib, dan
Religius
Disiplin
10 Menit
menyiapkan suasana kelas yang damai
dan bersih.
d. Berdoa bersama.
e. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
Appersepsi
a. Mengaitkan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya.
b. Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
c. Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
a. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari teks biografi.
b. Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
c. Apabila materi/tema/projek ini
kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat
mengungkapkan kembali hal-hal yang
dapat diteladani dari tokoh yang terdapat
dalam teks biografi yang dibaca secara
tertulis.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang berlangsung.
e. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Religius
Rasa ingin tahu
a. Memberitahukan materi pelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan saat itu.
b. Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung.
2. KEGIATAN INTI
Mengamati
a. Peserta didik mengamati biografi Chairil
Anwar dan Usmar Ismail.
b. Peserta didik mengamati informasi pada
teks tersebut.
c. Peserta didik mengamati hal-hal yang
dapat diteladani dari peristiwa yang
tertuang dalam teks biografi Chairil
Anwar dan Usmar Ismail.
Menanya
Peserta didik bertanya jawab tentang hal-hal
yang dapat diteladani dari peristiwa yang
tertuang dalam teks biografi Chairil Anwar
dan Usmar Ismail.
Menjelaskan
Guru menjelaskan cara meneladani karakter
unggul tokoh dalam biografi..
Ice Breaking
Menonton video motivasi “Hormat kepada
Guru”.
Menalar
a. Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok
besar.
b. Guru memerintahkan peserta didik
Literasi
Rasa ingin tahu
Berpikir kritis
75 Menit
bermain permainan ular tangga.
c. Peserta didik menjawab pertanyaan
sesuai kotak pertanyaan.
Mencoba
Peserta didik mencoba menjawab pertanyaan
yang terdapat dalam kotak pertanyaan.
Mengomunikasikan/menyajikan
a. Peserta didik mempresentasikan tugas
yang telah mereka kerjakan.
b. Peserta didik menanggapi hasil presentasi
kelompok yang telah presentasi.
c. Kelompok yang mendapat skor tertinggi
akan mendapat hadiah.
(Critical
thingking)
Kerja sama
(Collaborative)
Kreativitas
(Creativity)
Komunikatif
(Communicative)
3. PENUTUP
Kegiatan guru bersama peserta didik
a. Membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
Kegiatan Guru
a. Melakukan penilaian.
b. Memberikan tugas kepada peserta
didik untuk mempelajari materi
kaidah kebahasaan teks biografi.
c. Menyampaikan rencana
pembelajaran yang akan dilakukan
selanjutnya yaitu kuis.
d. Menutup kegiatan belajar mengajar
dengan doa.
Kreativitas
(Creativity)
HOTS
Religius
5 Menit
H. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Sikap : Jurnal Pengenalan Sikap
b. Pengetahuan : Tes tertulis
c. Keterampilan : Lembar Penilaian Performansi
2. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian
KD nya belum tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri
dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali
tes remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan
dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
3. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
a. Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b. Peserta didik yang mencapai nilai diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Lampiran
Ringkasan Materi Teks Biografi
1. Riwayat hidup yang ditulis oleh tokohnya disebut autobiografi, sedangkan
riwayat hidup yang ditulis oleh orang lain disebut biografi.
2. Berdasarkan fungsi ataupun tujuannya, cerita ulang dikategorikan sebagai
teks narasi, yakni teks yang bertujuan untuk mengisahkan suatu peristiwa
dengan senyata-nyatanya sehingga pembaca ataupun pendengarnya
seolah-olah menyaksikan langsung peristiwa itu.
3. Struktur teks biografi adalah sebagai berikut.
a. Orientasi, berisi informasi mengenai latar belakang kisah atau
peristiwa yang akan diceritakan selanjutnya untuk membantu
pendengar atau pembaca. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan
ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
b. Kejadian penting, berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara
kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadian-kejadian
utama yang dialami tokoh.
c. Reorientasi, yang berisi komentar evaluatif atau pernyataan
kesimpulan mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan
sebelumnya.
4. Untuk menemukan karakter unggul tokoh dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi peristiwa/permasalahan apa yang dialami seseorang serta
bagaimana caranya bagaimana menghadapi semua itu.
5. Cara penggambaran karakter unggul tokoh ada dua yaitu sebagai berikut.
a. Secara langsung, penulis atau pencerita langsung menyebutkan
karakter tokohnya.
b. Secara tidak langsung melalui dialog tokoh dan dialog tokoh lain, dan
apa yang dilakukan tokoh lain.
Instrument Penilaian Pertemuan Pertama
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Nama Sekolah : SMAN 1 Leuwiliang
Kelas/Semester : X/2
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.14 Menilai hal yang dapat
diteladani dari teks biografi.
3.14.1
Mengidentifikasi ciri teks biografi
berdasarkan isinya.
3.14.2
Mengidentifikasi struktur teks
biografi.
3.14.3
Menemukan pola penyajian
karakter unggul tokoh dalam teks
biografi.
No Waktu Nama Peserta
didik
Catatan
Perilaku
Butir
Sikap Ttd
Tindak
Lanjut
1
2
3
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN
Nama Sekolah : SMAN 1 Leuwiliang
Kelas/Semester : X/2
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.14 Menilai hal yang dapat
diteladani dari teks biografi.
3.14.1
Mengidentifikasi ciri teks biografi
berdasarkan isinya.
3.14.2
Mengidentifikasi struktur teks
biografi.
3.14.3
Menemukan pola penyajian
karakter unggul tokoh dalam teks
biografi.
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
Tes Tertulis
1. Jelaskan pengertian biografi berdasarkan kata dasarnya!
2. Sebutkan ciri-ciri dari teks biografi!
3. Siapa saja yang dapat diceritakan dalam teks biografi? Jelaskan dengan
bahasamu sendiri dengan singkat!
4. Jelaskan tentang jenis-jenis biografi!
5. Sebutkan manfaat yang diambil dari sebuah biografi!
KUNCI JAWABAN
1. Biografi berasal dari bahasa Yunani, bios berarti hidup dan graphien
berarti tulis. Berdasarkan kata dasarnya tersebut, biografi dapat diartikan
sebagai sebuah tulisan yang membahas tentang kehidupan seseorang.
2. (b) Biografi memiliki struktur yang terdiri atas orientasi, kejadian penting,
serta reorientasi. (b) Biografi memuat informasi berupa fakta serta
disajikan dalam bentuk narasi. (c) Fakualnya (fakta) berdasarkan
pengalaman hidup seseorang yang dicertakan dalam tokoh biografi
tersebut.
3. Biografi dapat mengisahkan tentang kehidupan seseorang tokoh penting
atau terkenal maupun tidak terkenal. Namun, kebanyakan biografi
bercerita tentang tokoh sejarah, tokoh idola, dan sebagainya.
4. Penulisan biografi dapat berbentuk hanya beberapa baris kalimat, bahkan
dalam bentuk buku. Untuk jenis biografi singkat hanya menjelaskan
tentang fakta-fakta daru kehidupan seseorang serta peran pentingnya,
tetapi dikisahkan lebih detail serta dituliskan dengan gaya cerita yang baik.
5. Manfaat biografi yaitu dapat meneladani sikap dan perilaku tokoh,
mempelajari makna hidup, dan mencontoh keberhasilan hidup tokoh.
RUBRIK PENILAIAN PENUGASAN
Nama peserta didik/kelompok: …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Tanggal pengumpulan : ………………………………………………….
No Kategori Skor Alasan
1. Apakah peserta didik telah menjawab
pertanyaan dengan benar?
2. Apakah bahasa yang digunakan untuk
menginterpretasikan tugas, sederhana,
runtut dan sesuai dengan kaidah EYD?
Jumlah
Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang
Instrument Penilaian Pertemuan Kedua
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.14
Menilai hal yang dapat
diteladani dari teks
biografi.
3.14.1
Mengidentifikasi ciri teks biografi
berdasarkan isinya.
3.14.2
Mengidentifikasi struktur teks
biografi.
3.14.3
Menemukan pola penyajian
karakter unggul tokoh dalam teks
biografi.
4.14
Mengungkapkan kembali
hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh
yang terdapat dalam teks
biografi yang dibaca
secara tertulis.
4.14.1
Menuliskan kepribadian unggul
yang dapat diteladani dari tokoh
biografi.
4.14.2
Menjelaskan cara meneladani
karakter unggul tokoh dalam
biografi dengan teks eksposisi.
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Nama Sekolah : SMAN 1 Leuwiliang
Kelas/Semester : X/2
Tahun pelajaran : 2018/2019
No Waktu Nama Peserta
didik
Catatan
Perilaku
Butir
Sikap Ttd
Tindak
Lanjut
1
2
INSTRUMEN PENILAIAN PERFORMANSI
Nama Sekolah : SMAN 1 Leuwiliang
Kelas/Semester : X/2
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.14
Menilai hal yang dapat
diteladani dari teks
biografi.
3.14.1
Mengidentifikasi ciri teks biografi
berdasarkan isinya.
3.14.2
Mengidentifikasi struktur teks
biografi.
3.14.3
Menemukan pola penyajian
karakter unggul tokoh dalam teks
biografi.
4.14
Mengungkapkan kembali
hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh
yang terdapat dalam teks
biografi yang dibaca
secara tertulis.
4.14.1
Menuliskan kepribadian unggul
yang dapat diteladani dari tokoh
biografi.
4.14.2
Menjelaskan cara meneladani
karakter unggul tokoh dalam
biografi dengan teks eksposisi.
INSTRUMEN PENILAIAN PERFORMANSI DAN KELOMPOK
Tugas
1. Kelompok Chairil Anwar
a. Apa yang dimaksud dengan biografi?
b. Sudut pandang penyajian teks Chairil Anwar adalah?
c. Gaya penulisan teks biografi Chairil Anwar adalah?
d. Alur penulisan teks biografi yang telah kamu baca adalah?
e. Apa saja struktur teks biografi yang terdapat pada biografi Chairil Anwar?
f. Di mana Chairil Anwar dilahirkan?
g. Tanggal berapa Chairil Anwar dilahirkan?
h. Sebutkan jenjang pendidikan yang ditempuh Chairil Anwar?
i. Apa saja karya Chairil Anwar yang terkenal?
j. Hal apa yang bisa diteladani dari Chairil Anwar?
k. Bagaimana kamu menerapkan keteladanan hidup Chairil Anwar dalam
kehidupan sehari-hari?
l. Apa saja permasalahan hidup yang pernah dialami Chairil Anwar?
m. Sebutkan 3 Penghargaan yang pernah didapatkan Chairil Anwar?
2. Kelompok Usmar Ismail
a. Apa yang dimaksud dengan biografi?
b. Sudut pandang penyajian teks Usmar Ismail adalah?
c. Gaya penulisan teks biografi Usmar Ismail adalah?
d. Alur penulisan teks biografi yang telah kamu baca adalah?
e. Apa saja struktur teks biografi yang terdapat pada biografi Usmar Ismail?
f. Di mana Usmar Ismail dilahirkan?
g. Tanggal berapa Usmar Ismail dilahirkan?
h. Sebutkan jenjang pendidikan yang ditempuh Usmar Ismail?
i. Apa saja karya Usmar Ismail yang terkenal?
j. Hal apa yang bisa diteladani dari Usmar Ismail?
k. Bagaimana kamu menerapkan keteladanan hidup Usmar Ismail dalam
kehidupan sehari-hari?
l. Apa saja permasalahan hidup yang pernah dialami Usmar Ismail?
m. Sebutkan 3 Penghargaan yang pernah didapatkan Usmar Ismail?
RUBRIK PENILAIAN PERFORMANSI
Kelompok :
Kelas :
No.
Aspek yang dinilai Penampilan
1 2 3 4
1. Ketepatan menjawab pertanyaan
2. Kerja sama
3. Kekompakan
4. Penampilan
5. Percaya diri
JUMLAH
Keterangan:
a. Deskripsi tingkat kemampuan
4 = baik sekali 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
REMEDIAL DAN PENGAYAAN
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM),
maka guru bisa memberikan soal tambahan yaitu, peserta didik berselancar
mencari biografi sastrawan angkatan ’45 kemudian menganalisis karakter unggul
yang dimiliki sastrawan tersebut.
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No
Nama
Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator
yang
Belum
Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai
Setelah
Remedial
Ket.
1
2
Dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan di buku paket
halaman 213.
KISI-KISI SOAL HOTS
Tahun Pelajaran 2018/2019
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas/Semester: X/Dua
No. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kelas
/Semester Indikator Soal
Level
Kognitif
Bentuk
Soal
No.
Soal
1
3.14 Menilai hal
yang dapat
diteladani dari teks
biografi.
3.14.1
Mengidentifikasi
ciri teks biografi
berdasarkan
isinya..
X/2
Peserta didik
dapat
menjelaskan
perbedaan
biografi dan
autobiografi.
C1 uraian 1
2
3.14 Menilai hal
yang dapat
diteladani dari teks
biografi
3.14.2Mengidenti
fikasi struktur
teks biografi.
X/2
Peseta didik
dapat
menyebutkan
struktur teks
biografi.
C1 uraian 2
3
4.14
Mengungkapkan
kembali hal-hal
yang dapat
diteladani dari
tokoh yang terdapat
dalam teks biografi
yang dibaca secara
tertulis.
4.14.1
Menuliskan
kepribadian
unggul yang
dapat diteladani
dari tokoh
biografi.
X/2
Disajikan teks
biografi, peserta
didik dapat
menemukan
kutipan karakter
unggul tokoh.
C5 uraian 3
4
3.15 Menganalisis
makna dan
kebahasaan dalam
teks biografi.
3.15.2. Mendata
ciri kebahasaan
dalam teks
biografi.
X/2
Peserta didik
dapat
menganalisis
kaidah
kebahasaan
berdasarkan teks
biografi yang
telah disediakan.
C2 uraian 4
INSTRUMEN SOAL HOTS
1. Apa perbedaan antara biografi dengan autobiografi!
Jawaban: Biografi adalah riwayat hidup yang ditulis oleh orang lain
sedangkan autobiografi adalah riwayat hidup yang ditulis oleh diri sendiri.
2. Sebutkan struktur teks biografi!
Jawaban:
a. Orientasi
b. Peristiwa penting
c. Reorientasi
3. Temukan karakter unggul biografi Chairil Anwar berikut ini.
Chairil Anwar*
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair yang hidup dan matinya tidak
dapat dilepaskan dari puisi Indonesia sehingga ia menjadi pelopor Angkatan 45
dalam Sastra Indonesia. Dia lahir pada tanggal 22 Juli 1922 di Medan, Sumatra
Utara.
Chairil Anwar mengenyam pendidikan dasarnya di sekolah dasar pada
masa Belanda, yaitu Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) di Medan.
Setelah tamat dari HIS, Chairil Anwar meneruskan pendidikannya ke Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Medan, sebuah sekolah setingkat dengan
SLTP. Ia tidak menamatkan MULO Medan itu. Dia hanya sampai kelas satu.
Selanjutnya, ia pindah ke Jakarta dan masuk kembali ke MULO di Jakarta.
Walaupun ia masih bersekolah di MULO, buku-buku untuk tingkat HBS (Hogere
Burger School) sudah dibacanya. Di Jakarta, Chairil Anwar hanya dapat
mengikuti MULO sampai kelas dua. Setelah itu, Chairil Anwar belajar sendiri
5
3.15.1. Mendata
pokok-pokok isi
biografi dalam
teks biografi.
X/2
Peserta didik
dapat
menuliskan
pokok informasi
yang terdapat
dalam teks
biografi yang
telah disediakan.
C4 uraian 5
(autodidak). Dia giat belajar bahasa Belanda, bahasa Inggris, dan bahasa Jerman,
sehingga akhirnya ia dapat membaca dan mempelajari karya sastra dunia yang
ditulis dalam bahasa-bahasa asing itu.
Chairil Anwar hanya seorang penyair dan hidup dengan menyair. Dia
mendapat uang dari hasil menulis sajak. Pada bulan Januari—Maret 1948, ia
bekerja menjadi redaktur majalah Gema Suasana. Namun, karena merasa tidak
puas, ia mengundurkan diri dari pekerjaan itu. Dia kemudian bekerja sebagai
redaktur di majalah Siasat sebagai pengasuh rubrik kebudayaan "Gelanggang"
bersama dengan Ida Nasution, Asrul Sani, dan Rivai Apin.
Jawaban: Kepribadian unggul Chairil Anwar berdasarkan biografi di atas
yaitu, Chairil Anwar rajin belajar meskipun dia belajar sendiri dan berkat
semangat belajarnya dia dapat membaca dan mempelajari karya sastra dunia
yang ditulis dalam bahasa-bahasa asing itu.
4. Analisislah pronomina dalam kalimat yang terdapat dalam teks biografi
berikut ini!
Usmar Ismail lahir di Batusangkar. Ia memiliki ayah yang bernama Ismail.
Usmar Ismail merupakan anak bungsu dan dia sangat disayangi oleh
keluarganya.
Jawaban: pronomina ia dan dia.
5. Datalah pokok-pokok informasi yang terdapat dalam biografi berikut ini!
Pada saat terakhir dari kehidupannya Usmar Ismail mengalami kekecewaan.
PT. Ria Sari dengan Miraca Sky Clubnya ditutup oleh yang berwajib dengan
alasan yang tidak begitu jelas. Usmar Ismail sebagai Direktur Utama PT.
Ria Sari dan Miraca Sky Club sangat terpukul sekali dengan keputusan itu.**
Jawaban: kekecewaan Usmar Ismail terhadap yang berwajib karena PT. Ria
Sari dan Miraca Sky Club ditutup tanpa alasan yang jelas.
*Sumber: http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Chairil_Anwar Ensik
opedia Sastra Indonesia-Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
** Safwan, Mardanas. H.Usmar Ismail: Hasil Karya dan Pengabdiannya. Jakarta:
Departemen dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 1983.
HASIL WAWANCARA
1. Pewawancara : “Apakah Anda sering menggunakan media
pembelajaran pada saat kegiatan belajar
mengajar?”
Guru : “Alhamdulillah selama ini sering menggunakan
sesuai dengan materi. Berbagai macam media
untuk menjadi penyemangat saya siapkan.”
2. Pewawancara : “Menurut pendapat Anda, apakah penggunaan
media pembelajaran dalam mengajar penting?”
Guru : “Penting, sangat penting untuk jalan mereka
menuju ke pemahaman.”
3. Pewawancara : “Biasanya Anda menggunakan media apa untuk
kegiatan belajar mengajar?”
Guru : “Setiap materi pasti berbeda justru berbeda dan
saya lebih suka medianya diserahkan ke siswa
supaya mereka bisa mengeksplor bakat mereka.”
4. Pewawancara : “Anda lebih sering menggunakan media visual,
audio, atau audio-visual?”
Guru : “Dua-duanya audio-visual tetapi saya lebih
menggunakan media sesuai dengan materi.”
5. Pewawancara : “Apakah materi biografi disenangi oleh siswa?”
Guru : “Iya, soalnya ketika SMP mereka tidak mengenal
sastrawan Indonesia ketika mereka masuk
kelas X saya mulai mengenalkan sastrawan
tersebut sehingga mereka merasa memiliki ada
sastrawan di Indonesia dan mereka tahu
sastrawan Indonesia ini loh.”
6. Pewawancara : “Adakah hambatan yang dialami siswa saat belajar
materi biografi?”
Guru : “Paling mereka yang paling susah itu dari
karyanya, karyanya itu tidak bisa dijelaskan
semuanya, karena karyanya itu terlalu banyak.”
7. Pewawancara : “Materi/pokok bahasan apa yang terasa sulit
dipahami oleh peserta didik kelas X MIPA 3
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia?.”
Guru : “Laporan hasil observasi dan mereka harus
membuat makalah dan membuat laporan itu
yang paling sulit untuk bisa laporan itu
sesempurna mungkin.”
8. Pewawancara : “Apakah Anda pernah menggunakan media
permainan ular tangga pada materi biografi? Atau
materi pelajaran lainnya?”
Guru : “Belum pernah.”
9. Pewawancara : “Apakah media permainan ular tangga sesuai
dengan materi teks biografi?”
Guru : “Saya belum lihat yang dari Anda, saya ingin
melihat dulu gimana soalnya saya sendiri yang
ular tangga belum pernah memakainya.”
10. Pewawancara : “Menurut pendapat Anda media pembelajaran
seperti apa yang sesuai dengan materi teks
biografi?”
Guru : “Karena untuk teks biografi saya baru sekarang di
kelas X karena tahun kemarin saya
mengajar kelas XII kemudian sebelumnya waktu
saya mengajar kelas X belum ada teks biografi.”
Foto Kegiatan Pembelajaran
Foto Media Pembelajaran Ular Tangga
Foto Kegiatan Belajar Menggunakan Media Ular
RIWAYAT PENULIS
Resti Ade Fauziah biasa dipanggil
Resti. Resti merupakan anak kedua dari
pasangan Bapak Adih dan Ibu Yayah Dede.
Peneliti lahir di Bogor, 11 Desember 1997.
Peneliti tinggal di Kampung Kebon Awi
RT/RW 002/002 Kecamatan Nanggung
Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Peneliti mengenyam pendidikan mulai TK Al-Munawwar pada tahun 2002
s.d. 2003, dilanjutkan ke pendidikan di SDN Pasir Sari, MTsN Model
Babakansirna tahun 2009 s.d. 2012, SMAN 1 Leuwiliang tahun 2012 s.d. 2015,
dan pada tahun 2015 peneliti mengikuti seleksi SNMPTN dan diterima di Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti memiliki kegemaran menulis puisi, sebab bagi peneliti puisi
adalah media yang sangat bagus untuk mencurahkan perasaan. Peneliti
menyelesaikan skripsi yang berjudul Penggunaan Media Pembelajaran Ular
Tangga pada Materi Biografi Sastrawan Indonesia Angkatan 1945 di SMA Negeri
1 Leuwiliang, Bogor Tahun Pelajaran 2018/2019 pada tahun 2018/2019.