biodata sastrawan indonesia 1900

36
BIODATA SASTRAWAN INDONESIA 1900-1949 A.A. Navis dilahirkan Padangpanjang, Sumatera Barat, 17 November 1924. “Robohnya Surau Kami” dan sejumlah cerita pendek lain penerima Hadiah Seni dari Departemen P dan K pada 1988 ini, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jepang, Perancis, Jerman, dan Malaysia. Cerpen pemenang hadiah kedua majalah Kisah di tahun 1955 itu diterbitkan pula dalam kumpulan Robohnya Surau Kami (1956). Karyanya yang lain: Bianglala (1963), Hujan Panas (1964; Hujan Panas dan Kabut Musim, 1990), Kemarau (1967), Saraswati, si Gadis dalam Sunyi (1970; novel ini memperoleh penghargaan Sayembara Mengarang UNESCO/IKAPI 1968), Dermaga dengan Empat Sekoci (1975), Di Lintasan Mendung (1983), Alam Terkembang Jadi Guru (1984), Jodoh (1998). Abdul Hadi WM dilahirkan di Sumenep, Madura, 24 Juni 1946. Antara 1967-83 pernah menjadi redaktur Gema Mahasiswa, Mahasiswa Indonesia, Budaya Jaya, Berita Buana, dan penerbit Balai Pustaka. Pada 1973-74 mengikuti International Writing Program di Iowa University, Amerika Serikat. Karya-karyanya: Riwayat (1967) Laut Belum Pasang (1971), Cermin (1975), Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975), Meditasi (1976; meraih hadiah Buku Puisi Terbaik Dewan Kesenian Jakarta 1976-77), Tergantung Pada Angin (1977), Anak Laut Anak Angin (1983; mengantarnya menerima penghargaan SEA Write Award 1985). Sejumlah sajaknya diterjemahkan Harry Aveling dan disertakan dalam antologi Arjuna in Meditation (1976). Karya-karya terjemahannya: Faus (Goethe), Rumi: Sufi dan Penyair (1985), Pesan dari Timur (1985; Mohammad Iqbal), Iqbal: Pemikir Sosial Islam dan Sajak-sajaknya (1986; bersama Djohan Effendi), Kumpulan Sajak Iqbal: Pesan kepada Bangsa-bangsa Timur (1985), Kehancuran dan Kebangunan: Kumpulan Puisi Jepang (1987).

Upload: muhammad-asriyanto

Post on 05-Jul-2015

591 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

BIODATA SASTRAWAN INDONESIA 1900-1949

A.A. Navis dilahirkan Padangpanjang, Sumatera Barat, 17 November

1924. “Robohnya Surau Kami” dan sejumlah cerita pendek lain

penerima Hadiah Seni dari Departemen P dan K pada 1988 ini, telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jepang, Perancis, Jerman, dan

Malaysia. Cerpen pemenang hadiah kedua majalah Kisah di tahun

1955 itu diterbitkan pula dalam kumpulan Robohnya Surau Kami

(1956). Karyanya yang lain: Bianglala (1963), Hujan Panas (1964;

Hujan Panas dan Kabut Musim, 1990), Kemarau (1967), Saraswati, si

Gadis dalam Sunyi (1970; novel ini memperoleh penghargaan

Sayembara Mengarang UNESCO/IKAPI 1968), Dermaga dengan Empat

Sekoci (1975), Di Lintasan Mendung (1983), Alam Terkembang Jadi

Guru (1984), Jodoh (1998).

Abdul Hadi WM dilahirkan di Sumenep, Madura, 24 Juni 1946. Antara

1967-83 pernah menjadi redaktur Gema Mahasiswa, Mahasiswa

Indonesia, Budaya Jaya, Berita Buana, dan penerbit Balai Pustaka.

Pada 1973-74 mengikuti International Writing Program di Iowa

University, Amerika Serikat. Karya-karyanya: Riwayat (1967) Laut

Belum Pasang (1971), Cermin (1975), Potret Panjang Seorang

Pengunjung Pantai Sanur (1975), Meditasi (1976; meraih hadiah Buku

Puisi Terbaik Dewan Kesenian Jakarta 1976-77), Tergantung Pada

Angin (1977), Anak Laut Anak Angin (1983; mengantarnya menerima

penghargaan SEA Write Award 1985). Sejumlah sajaknya

diterjemahkan Harry Aveling dan disertakan dalam antologi Arjuna in

Meditation (1976). Karya-karya terjemahannya: Faus (Goethe), Rumi:

Sufi dan Penyair (1985), Pesan dari Timur (1985; Mohammad Iqbal),

Iqbal: Pemikir Sosial Islam dan Sajak-sajaknya (1986; bersama Djohan

Effendi), Kumpulan Sajak Iqbal: Pesan kepada Bangsa-bangsa Timur

(1985), Kehancuran dan Kebangunan: Kumpulan Puisi Jepang (1987).

Kumpulan esainya, Kembali ke Akar Kembali ke Sumber diluncurkan

pada 1999, dua puluh tahun setelah ia menerima Anugerah Seni dari

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Page 2: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Abdul Muis dilahirkan di Solok, Sumatera Barat, 1886, dan meninggal

di Bandung, 17 Juli 1959. Menulis novel Salah Asuhan (1928),

Pertemuan Jodoh (1933), Surapati (1950), Robert Anak Surapati

(1953), dan menerjemahkan antara lain: Don Quixote de la Mancha

(1928; Carventes), Tom Sawyer Anak Amerika (1928; Mark Twain);

Sebatang Kara (1932; Hector Malot), Tanah Airku (1950; C. Swann

Koopman).

Abrar Yusra dilahirkan di Agam, Sumatera Barat, 26 Maret 1943.

Karya-karya mantan redaktur pelaksana harian Singgalang yang kini

banyak menulis buku biografi ini, antara lain: Ke Rumah-rumah

Kekasih (1975), Siul (1975), Aku Menyusuri Sungai Waktu (1976), Amir

Hamzah 1911-1946 sebagai Manusia dan Penyair (1996).

Achdiat K. Mihardja dilahirkan di Garut, Jawa Barat, 6 Maret 1911.

Sebelum menjadi dosen Universitas Nasional Australia dari 1961

hingga pensiun, ia pernah bekerja sebagai guru Taman Siswa, redaktur

Balai Pustaka, Kepala Jawatan Kebudayaan Perwakilan Jakarta Raya,

dan dosen Fakultas Sastra Indonesia. Karyanya antara lain: Polemik

Kebudayaan (1948; [ed].), drama Bentrokan dalam Asmara (1952), Pak

Dullah in Extremis (1977), dan novel Debu Cinta Bertebaran (1973)

serta Atheis (1949). Yang terakhir ini adalah karyanya yang paling

terkenal dan memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah RI pada 1969.

Tiga tahun kemudian novel tersebut diterjemahkan R.J. Maguire ke

dalam bahasa Inggris.

Ahmad Tohari dilahirkan di Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948.

Pernah bekerja sebagai redaktur majalah Keluarga dan Amanah.

Karya-karyanya: Kubah (1980; memenangkan hadiah Yayasan Buku

Utama 1980), Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini

Hari (1985), Jantera Bianglala (1986; meraih hadiah Yayasan Buku

Utama 1986), Di Kaki Bukit Cibalak (1986; pemenang salah satu

Page 3: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

hadiah Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1979),

Senyum Karyamin (1989), Bekisar Merah (1993), Kiai Sadrun Gugat

(1995), Lingkar Tanah Lingkar Air (1995), Nyanyian Malam (2000).

Novelis yang karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai

bahasa asing ini adalah salah seorang alumnus International Writing

Program di Iowa University, Amerika Serikat, dan pada 1985

dianugerahi SEA Write Award.

Ajip Rosidi dilahirkan di Jatiwangi, Jawa Barat, 31 Januari 1938. Karya-

karya Profesor Gaidai University of Foreign Studies Jepang ini antara

lain: Tahun-tahun Kematian (1955), Pesta (1956; bersama Sobron Aidit

dan S.M. Ardan), Di Tengah Keluarga (1956), Sebuah Rumah Buat Hari

Tua (1957; meraih Hadiah Sastra Nasional BMKN), Perjalanan

Penganten (1958), Surat Cinta Enday Rasidin (1960), Jeram (1970),

Jakarta dalam Puisi Indonesia (1972; [ed.]), Laut Biru Langit Biru (1977;

[ed.]), Syafruddin Prawiranegara Lebih Takut kepada Allah Swt. (1986;

[ed.]), Nama dan Makna (1988), Terkenang Topeng Cirebon (1992),

Sastra dan Budaya Kedaerahan dalam Keindonesiaan (1995). Bersama

Matsuoka Kunio, ia juga menerjemahkan novel-novel Kawabata

Yasunari Penari-penari Jepang (1985; Izu no odoriko) dan Daerah Salju

(1987; Yukiguni).

Akhudiat dilahirkan di Banyuwangi, Jawa Timur, 5 Mei 1946. Peserta

International Writing Program di Iowa University, Amerika Serikat, pada

1975. Sejumlah naskah dramanya memenangkan Sayembara

Penulisan Naskah Sandiwara Dewan Kesenian Jakarta. Karya-karyanya

antara lain: Gerbong-gerbong Tua Pasar Senen (1971), Grafito (1972),

Rumah Tak Beratap Rumah Tak Berasap dan Langit Dekat dan Langit

Jauh (1974), Jaka Tarub (1974), Bui (1975), Re (1977), Suminten dan

Kang Lajim (1982), dan Memo Putih (2000).

Ali Hasjmy dilahirkan Seulimeum, Aceh, 28 Maret 1914, dan meninggal

di Banda Aceh, 18 Januari 1998. Pernah menjabat Gubernur Aceh dan

Page 4: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Rektor IAIN Jami`ah Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh. Tulisan-

tulisannya berupa puisi dan novel. Karya-karyanya antara lain: Kisah

Seorang Pengembara (1936), Sayap Terkulai (1936), Bermandi Cahaya

Bulan (1938), Melalui Jalan Raya Dunia (1939), Suara Azan dan

Lonceng Gereja (1948), Dewan Sajak (1940), Dewi Fajar (1940), Jalan

Kembali (1964), Tanah Merah (1980).

Amir Hamzah dilahirkan di Tanjungpura, Sumatera Utara, 28 Februari

1911 dan meninggal di Kuala Begumit, di provinsi yang sama, 20

Maret 1946, sebagai korban dari suatu “revolusi sosial”. Ia merupakan

pendiri majalah Pujangga Baru (1933) bersama-sama Sutan Takdir

Alisjahbana dan Armijn Pane. Dua kumpulan puisinya, Nyanyi Sunyi

(1937) dan Buah Rindu (1941) tak henti-henti menjadi bahan

pembicaraan dan kajian para kritikus sastra di dalam dan luar negeri

serta diajarkan di sekolah-sekolah hingga saat ini. Selain itu ia pun

melahirkan karya-karya terjemahan: Setanggi Timur (1939), Bagawat

Gita (1933), Syirul Asyar (tt.).

Arifin C. Noer dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat, 10 Maret 1941, dan

meninggal di Jakarta, 28 Mei 1995. Pendiri Teater Kecil ini menulis

puisi, drama, dan menyutradarai sejumlah film. Karya-karyanya

anatara lain: Nurul Aini (1963), Mega-mega (1967), Kapai-kapai (1967;

diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris), Prita Istri Kita,

Umang-umang, Selamat Pagi Jajang (1979).

Armijn Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Sumatera Utara, 18 Agustus

1908, dan meninggal di Jakarta, 16 Februari 1970. Antara 1933-55

pernah menjadi redaktur majalah Pujangga Baru, Balai Pustaka, dan

majalah Indonesia. Novelnya, Belenggu (1940), hingga saat ini

dipandang sebagai peretas penulisan novel Indonesia modern. Karya-

karyanya yang lain: Jiwa Berjiwa (1939), Kort overzicht van de Moderne

Indonesische Literatuur (1949), Kisah Antara Manusia (1953), Jinak-

jinak Merpati (1953), Gamelan Jiwa (1960), Tiongkok Zaman Baru,

Page 5: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Sejarahnya: Abad ke-19 Sekarang (1953). Ia pun menerjemahkan dan

menyadur novel dan drama, yaitu: Membangun Hari Kedua (1956; Ilya

Ehtenburg) dan Ratna (1943; Hendrik Ibsen).

Asrul Sani dilahirkan di Rao, Sumatera Barat, 10 Juni 1926. Lulusan

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia (1955) ini pernah

menjadi redaktur Pujangga Baru, Gema Suasana, Gelanggang, dan

Citra Film. Karya-karya aslinya adalah: Tiga Menguak Takdir (1950;

bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin), Dari Suatu Masa Dari Suatu

Tempat (1972), Mantera (1975), Mahkamah (1988). Selain banyak

menulis skenario dan menyutradarai film, ia dikenal sebagai

penerjemah andal dan produktif. Karya-karya terjemahannya, antara

lain: Laut Membisu (1949; Vercors), Pangeran Muda (1952; Antoine de

Saint Exupery), Enam Pelajaran bagi Calon Aktor (1960; Richard

Bolslavsky), Rumah Perawan (1977; Kawabata Yasunari), Villa des

Roses (Willem Elschot), Puteri Pulau (1977; Maria Dermout), Kuil

Kencana (1978; Yukio Mishima), Pintu Tertutup (1979; Jean Paul

Sartre), Julius Caesar (1979; William Shakespeare), Sang Anak (1979;

Rabindranath Tagore); Catatan dari Bawah Tanah (1979; Dostoyevsky),

Keindahan dan Kepiluan (1986; Nikolai Gogol).

BM Syamsuddin dilahirkan di Natuna, Kepulauan Riau, 10 Mei 1935,

dan meningal di Bukitttingi, 20 Februari 1997. Karya-karyanya berupa

puisi dan cerpen dimuat di antaranya di Kompas dan Suara Karya

Minggu. Selain sejumlah buku cerita anak, ia menulis antara lain: Seni

Lakon Mendu Tradisi Pemanggungan dan Nilai Lestari (1995) dan Seni

Teater Tradisional Mak Yong.

Budi Darma dilahirkan di Rembang, Jawa Tengah, 25 April 1937.

Meraih M.A. dan Ph.D di Indiana University, Bloomington, Amerika

Serikat. Novelis yang pernah menjadi Rektor IKIP Surabaya ini meraih

SEA Write Award pada 1984. Karya-karyanya: Orang-orang

Bloomington (1980), Solilokui (1983), Olenka (1983; pemenang

Page 6: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

pertama Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1980

dan Hadiah Sastra DKJ 1983), Sejumlah Esai Sastra (1984), Rafilus

(1988), Harmonium (1995), Ny Talis (1996). Sebuah cerpennya,

“Derabat”, terpilih sebagai cerpen terbaik Kompas 1999 dan

dipublikasikan pada buku berjudul sama. 

Bur Rasuanto dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan, 6 April 1937.

Karya-karya salah seorang penanda tangan utama Manifes

Kebudayaan dan doktor dalam bidang filsafat ini adalah: Bumi yang

Berpeluh (1963), Mereka Akan Bangkit (1963; meraih Hadiah Sastra

Yamin, namun ditolak pengarangnya), Mereka Telah Bangkit (1966),

Sang Ayah (1969), Manusia Tanah Air (1969), Tuyet (1978; mendapat

hadiah utama Yayasan Buku Utama Departemen P & K 1978).

BY Tand dilahirkan di Asahan, Sumatera Utara, 10 Agustus 1942.

Karya-karyanya: Ketika Matahari Tertidur (1979), Sajak-sajak Diam

(1983), Sketsa (1984; memenangkan Hadiah Utama Hadiah Puisi Putra

II Malaysia), Alif Ba Ta (t.t.), Khatulistiwa (1981), Titian Laut I, II, III

(1982; terbit di Malaysia), Si Hitam (1990), dan antologi Cerpen-cerpen

Nusantara Mutakhir (Suratman Markasan [ed.]).

Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922, dan

meninggal di Jakarta, 28 April 1949. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin,

sastrawan yang oleh H.B. Jassin dinobatkan sebagai Pelopor angkatan

45 dalam puisi itu, mendirikan “Gelanggang Seniman Merdeka”

(1946). Kumpulan puisi penyair yang pernah menjadi redaktur ruang

budaya Siasat “Gelanggang” dan Gema Suasana ini adalah Kerikil

Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949), Deru Campur Debu

(1949), Tiga Menguak Takdir (1950; bersama Asrul Sani dan Rivai

Apin), Aku Ini Binatang Jalang (1986), Derai-derai Cemara (1998).

Karya-karya terjemahannya: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948; Andre

Gide), Kena Gempur (1951; John Steinbeck). Penerjemahan karya-

karyanya ke dalam bahasa Inggris dan Jerman dilakukan Burton Raffel,

Page 7: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Chairil Anwar: Selected Poems (New York: 1963) dan The Complete

Poetry and Prose of Chairil Anwar (New York: 1970), Liaw Yock-Fang

(Singapura: 1974), Walter Karwath, Feur und Asche (Wina: 1978).

Karya-karya studi tentang Chairil Anwar antara lain dilakukan oleh:

S.U.S. Nababan, A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah and

Chairil Anwar (New York: 1976), Boen S. Oemarjati, Chairil Anwar: the

Poet and His Language (Den Haag: 1972).

Chairul Harun dilahirkan Kayutanam, Sumatera Barat, Agustus 1940,

dan meninggal di Padang, 19 Februari 1998. Karya-karyanya antara

lain: Monumen Safari (1966) dan Warisan (1979; novel penerima

hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P & K 1979)

D. Zawawi Imron dilahirkan di Sumenep, Madura, 1946. Karya-karya

penyair yang meraih Hadiah Utama dalam lomba penulisan puisi AN-

Teve pada 1995 ini, antara lain: Semerbak Mayang (1977), Madura

Akulah Lautmu (1978), Celurit Emas (1980), Bulan Tertusuk Ilalang

(1982), Nenek Moyangku Airmata (1985; mendapat hadiah Yayasan

Buku Utama Departemen P & K, 1985), Bantalku Ombak Selimutku

Angin (1996), Lautmu Tak Habis Gelombang (1996), Madura Akulah

Darahmu (1999).

Damiri Mahmud dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, 1945. Karya-

karyanya: Tiga Muda (1980), Aku Senantiasa Mencari (1982), Sajak-

sajak Kamar (1983), Kuala (1975), Puisi (1977), Rantau (1984). Puisi-

puisinya dimuat pula di Horison, Basis, Republika, dan lain-lain.

Danarto dilahirkan di Sragen, Jawa Tengah, 27 Juni 1940. Karya-karya

penerima SEA Write Award 1988 ini adalah: Godlob (1975), Adam

Ma`rifat (1982; meraih Hadiah Sastra Dewan Kesenian Jakarta dan

Yayasan Buku Utama pada tahun yang sama), Berhala (1987;

memenangkan hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P & K 1987),

Orang Jawa Naik Haji (1984), Obrok Owok-owok, Ebrek Ewek-ewek

Page 8: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

(1976), Bel Geduwel Beh (1976), Gergasi (1993), Gerak-gerak Allah

(1996), dan Asmaraloka (1999).

Darman Moenir dilahirkan di Batusangkar, Sumatera Barat, 27 Juli

1952. Ia mengikuti International Writing Program di Iowa University,

Amerika Serikat, pada 1988, dan empat tahun kemudian menerima

Hadiah Sastra dari Pemerintah RI. Karya-karyanya antara lain: Gumam

(1976), Bako (1983; novel pemenang hadiah utama Sayembara

Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1980), Aku Keluargaku

Tetanggaku (pemenenang kedua Sayembara Novel Kartini 1987),

Jelaga Pusaka Tinggi (1997). Karyanya yang lain dapat ditemukan pula

dalam antologi Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991; Suratman

Markasan [ed.]).

Darmanto Jatman dilahirkan dilahirkan di Jakarta, 16 Agustus 1942.

Karya-karyanya antara lain: Sajak-sajak Putih (1968), Ungu (1968;

bersama A. Makmur Makka), Bangsat (1974), Sang Darmanto (1975),

Ki Blakasuta Bla Bla (1980), Karto Iya Bilang Mboten (1981), Sastra,

Psikologi, dan Masyarakat (1985), Sekitar Masalah Kebudayaan (1986),

Golf untuk Rakyat (1994), Istri (1997). Sejumlah sajaknya, bersama

sejumlah sajak penyair lain seperti Abdul Hadi WM dan Sutardji

Calzoum Bachri, diterjemahkan Harry Aveling dan dipublikasikan dalam

Arjuna in Meditation (1976).

Djamil Suherman dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur, 24 April 1924,

dan meninggal di Bandung, 30 November 1985. Karya-karyanya

berupa puisi, novel dan cerita pendek: Muara (1958; bersama

Kaswanda Saleh), Manifestasi (1963), Perjalanan ke Akhirat (1963;

memenangkan hadiah kedua Majalah Sastra 1962), Umi Kulsum

(1983), Pejuang-pejuang Kali Pepe (1984), Sarip Tambakoso (1985),

Sakerah (1985).

Ediruslan Pe Amanriza dilahirkan di Pekanbaru, Riau, 17 Agustus 1947.

Page 9: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung tidak ia

selesaikan. Kumpulan puisinya: Surat-suratku kepada GN, Vogabon,

Bukit Kawin, Wangkang. Sementara novel-novelnya: Di Bawah

Matahari, Taman, Jakarta di Manakah Sri, Nakhoda (mendapat Hadiah

Sayembara mengarang Roman DKJ 1977), Panggil Aku Sakai (1987) Ke

Langit (1993), Koyan, Jembatan, Dikalahkan Sang Sapurba (2000).

Kumpulan cerita pendeknya: Renungkanlah Markasan (1997).

Frans Nadjira dilahirkan di Makassar, 3 September 1942. Sastrawan

yang juga pelukis ini pada 1979 mengikuti Iowa International Writing

Program, di Iowa City, Amerika Serikat. Puisi dan cerpennya tersebar di

berbagai media publikasi, antara lain di Horison, Sinar Harapan, Bali

Post, AIA News (Australia), termasuk di beberapa antologi bersama

Laut Biru Langit Biru, Puisi Asean, Tonggak, The Spirit That Moves Us

(USA), On Foreign Shores, Teh Ginseng, A Bonsai’s Morning, dan Ketika

Kata Ketika Warna. Kumpulan puisinya: Jendela dan Springs of Fire

Springs of Tears, dan kumpulan cerpennya Bercakap-cakap di Bawah

Guguran Daun.

Gerson Poyk dilahirkan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, 16 Juni

1931. Peserta angkatan pertama dari Indonesia pada International

Writing Program di Iowa University Amerika Serikat ini, memenangkan

Hadiah Adinegoro pada 1985 dan 1986, dan SEA Write Award pada

1989. Novel dan kumpulan cerita pendeknya, antara lain: Hari-hari

Pertama (1968), Sang Guru (1971), Matias Ankari (1975), Oleng-

kemoleng & Surat-surat Cinta Rajaguguk (1975), Nostalgia

Nusatenggara (1976), Jerat (1978), Cumbuan Sabana (1979), Seutas

Benang Cinta (1982), Giring-giring (1982), Di Bawah Matahari Bali

(1982), Requiem untuk Seorang Perempuan (1983), Anak Karang

(1985), Doa Perkabungan (1987), Impian Nyoman Sulastri dan Hanibal

(1988), Poti Wolo (1988).

Goenawan Mohamad dilahirkan di Batang, Jawa Tengah, 29 Juli 1941.

Page 10: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Pemimpin redaksi majalah Tempo selama 23 tahun yang juga mantan

wartawan harian Kami ini dikenal luas sebagai penyair dan penulis esai

yang sangat cerdas. Karya-karyanya antara lain: Pariksit (1971), Potret

Penyair Muda sebagai Si Malin Kundang (1972), Interlude (1973), Seks,

Sastra, Kita (1980), Catatan Pinggir (1982-91; empat jilid), Asmaradana

(1992), Misalkan Kita di Sarajevo (1998). Salah seorang penanda

tangan Manifes Kebudayaan ini, pada 1973 mendapat Anugerah Seni

dari Pemerintah RI, dan delapan tahun kemudian meraih SEA Write

Award.

Hamid Jabbar dilahirkan di Kotagadang, Sumatera Barat, 27 Juli 1949.

Karya-karya penyair yang pernah menjadi wartawan Indonesia

Express, Singgalang, dan redaktur Balai Pustaka ini antara lain: Paco-

Paco (1974), Dua Warna (1975; bersama Upita Agustine), Wajah Kita

(1981), Siapa Mau Jadi Raja, Raja Berak Menangis, Zikrullah.

Cerpennya, “Engku Datuk Yth. Di Jakarta” terpilih masuk ke dalam

antologi Cerita Pendek Indonesia IV (1986; Satyagraha Hoerip [ed.]).

Kumpulan puisinya terakhir: Super Hilang, Segerobak Sajak (1998;

memenangkan hadiah Yayasan Buku Utama).

HAMKA dilahirkan di Maninjau, Sumatera Barat, 16 Februari 1908, dan

meningal di Jakarta, 24 Juli 1981. Pernah memimpin majalah Pedoman

Masyarakat, Gema Islam, Panji Masyarakat, dan hingga akhir hayatnya

menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia. Karya-karya peraih gelar

doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar (Mesir) ini antara lain: Di

Bawah Lindungan Ka`bah (1938), Merantau ke Deli (1938), Karena

Fitnah (1938), Tuan Direktur (1939), Tenggelamnya Kapal Van der

Wijck (1939), Keadilan Ilahi (1941), Di Dalam Lembah Kehidupan

(1941), Dijemput Mamaknya (1949), Menunggu Beduk Berbunyi

(1950), Kenang-kenangan Hidup I-IV (1951-52), Lembah Nikmat

(1959), Cemburu (1961), Cermin Penghidupan (1962), Ayahku (1967),

dan sejumlah buku filsafat, etika, dan khotbah. 

Page 11: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Hamsad Rangkuti dilahirkan di Titikuning, Sumatera Utara, 7 Mei 1943.

Sastrawan yang hampir setiap tahun karyanya selalu masuk dalam

kumpulan cerita pendek terbaik Kompas ini, hingga sekarang menjabat

pemimpin redaksi majalah sastra Horison. Karya-karyanya: Lukisan

Perkawinan (1982), Cemara (1982), Lampu Merah (1988; novel yang

memenangkan hadiah harapan Sayembara Mengarang Roman DKJ

1980), Kereta Pagi Jam 5 (1994), dan Sampah Bulan Desember (2000).

Hartoyo Andangjaya dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, 4 Juli 1930, dan

meninggal di kota kelahirannya, 30 Agustus 1991. Karya-karya aslinya:

Simphoni Puisi (1954; bersama D.S. Moeljanto), Manifestasi (1963;

bersama Goenawan Mohamad, et. al.), Buku Puisi (1973), Dari Sunyi ke

Bunyi (1991; kumpulan esai peraih hadiah Yayasan Buku Utama

Depdikbud 1993). Karya-karya terjemahannya: Tukang Kebun (1976;

Rabindranath Tagore), Kubur Terhormat bagi Pelaut (1977; Slauerhoff),

Rahasia Hati (1978; Natsume Soseki), Musyawarah Burung (1983; Farid

al-Din Attar), Puisi Arab Modern (1984), Kasidah Cinta (tt.; Jalal al-Din

Rumi).

HS Djurtatap dilahirkan di Payakumbuh, Sumatera Barat, 2 Juni 1947.

Sejak 1974 menjadi redaktur harian Pelita Jakarta. Karya-karyanya

dimuat antara lain di Horison. Dua sajaknya dimuat dalam antologi

Sajak-sajak Perjuangan dan Tanah Air (1995; Oyon Sofyan [ed.]).

Husni Djamaluddin dilahirkan di Mandar, Sulawesi Selatan, 10

November 1934. Karya-karyanya: Puisi Akhir Tahun (1969), Obsesi

(1970), Kau dan Aku (1973), Anu (1974), Toraja (1979), Sajak-sajak

dari Makassar (1974), Bulan Luka Parah (1986), Berenang-renang ke

Tepian, dan antologi Puisi ASEAN Buku III (1978).

Ibrahim Sattah dilahirkan di Pulau Tujuh, Riau Kepulauan, 1943, dan

meninggal di Pekanbaru, 19 Januari 1988. Karya-karya penyair

berpendidikan terakhir kelas 1 SMA dan pernah menjadi dosen

Page 12: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Universitas Islam Riau serta Wakil Kepala Pusat Penerangan Angkatan

Bersenjata RI Riau/Sumatera Barat itu terkumpul dalam: Dandandid

(1975), Ibrahim (1980), dan Hai Ti (1981).

Idrus dilahirkan di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921, dan

meninggal di kota yang sama, 18 Mei 1979. Tahun 1965–79, mengajar

di Universitas Monash, Australia. Penutur fasih yang pernah menjadi

redaktur majalah Kisah dan Indonesia ini dikenal sebagai pelopor

penulisan prosa dalam kesusastraan Indonesia modern. Karya-karya

drama, cerita pendek, novel dan terjemahannya adalah: Dokter Bisma

(1945); Kejahatan Membalas Dendam (1945), Jibaku Aceh (1945), Dari

Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (1948), Keluarga Surono (1948), Aki

(1949), Perempuan dan Kebangsaan (1949), Dua Episode Masa Kecil

(1952), Dengan Mata Terbuka (1961), Hati Nurani Manusia (1963),

Hikayat Puteri Penelope (1973), Kereta Api Baja (1948; Vsevold

Ivanov), Acoka (1948; G. Gonggrijp), Keju (1948; Willem Elschot),

Perkenalan (1949; Anton Chekov, Luigi Pirandello, Guy de Maupassant,

dan Jeroslav Hasek).

Idrus Tintin dilahirkan di Rengat, Riau, 10 November 1932. Ia pernah

menjadi guru di SMAN II Pekanbaru dan mengasuh Sanggar Teater

Bahana. Tiga kumpulan puisinya: Luput, Burung Waktu, dan Nyanyian

di Lautan, Tarian di Tengah Hutan dikumpulkan kembali dalam Idrus

Tintin: Seniman dari Riau Kumpulan Puisi dan Telaah (1996).

Ike Soepomo dilahirkan di Serang, Banten, 28 Agustus 1946. Menulis

sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama. Hampir seluruh novelnya

telah difilmkan. Selain novel, ia menulis cerita pendek, novelet, artikel,

skenario film. Karya-karyanya antara lain: Untaian yang Terberai,

Anyelir Merah Jambu, Putihnya Harapan, Permata, Lembah Hijau,

Malam Hening Kasih Bening, Mawar Jingga, Kembang Padang Kelabu,

Kabut Sutra Ungu. Film yang didasarkan pada karyanya yang paling

populer, Kabut Sutra Ungu, meraih beberapa piala “Citra” serta

Page 13: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

penghargaan Festival Film Asia di Bali. Sedangkan beberapa skenario

film yang ditulisnya adalah: Hati Selembut Salju, Mawar Jingga,

Hilangnya Sebuah Mahkota. 

Iwan Simatupang dilahirkan di Sibolga, Sumatera Utara, 18 Januari

1928, dan meninggal di Jakarta, 4 Agustus 1970. Sastrawan yang

pernah memperdalam antropologi dan filsafat di Belanda dan Perancis

serta sempat meredakturi Siasat dan Warta Harian. Ia dikenal dengan

novel-novelnya yang mengusung semangat eksistensialisme:

Merahnya Merah (1968), Kooong (1975; mendapat hadiah Yayasan

Buku Utama Departemen P dan K, 1975), Ziarah (1969), Kering (1972).

Dua novel yang disebut terakhir diterjemahkan Harry Aveling ke dalam

bahasa Inggris. Cerpen-cerpennya dikumpulkan dalam Tegak Lurus

dengan Langit (1982), sedangkan puisi-puisinya dalam Ziarah Malam

(1993).

J.E. Tatengkeng dilahirkan di Sangir-Talaud, Sulawesi Utara, 19 Oktober

1907, dan meninggal di Ujungpandang, 6 Maret 1968. Karya masyhur

salah seorang pendiri Universitas Hasanuddin dan pernah menjabat

Perdana Menteri NTT di tahun 1949 ini adalah Rindu Dendam (1934).

Kirdjomuljo dilahirkan di Yogyakarta, 1930, dan meninggal di kota

kelahirannya, 19 Januari 2000. Karya-karyanya yang sudah diterbitkan:

Romance Perjalanan I (1955), Nona Maryam (1955), Penggali Kapur

(1956), Penggali Intan (1957), Dari Lembah Pualam (1967), Di Saat

Rambutnya Terurai (1968), Cahaya di Mata Emi (1968), Romansa

Perjalanan (1976). Karya-karyanya dapat ditemukan pula dalam Tugu

(1986) dan Tonggak 2 (1987), keduanya dieditori Linus Suryadi AG.

Korrie Layun Rampan dilahirkan di Samarinda, Kalimantan Timur, 17

Agustus 1953. Pernah bekerja sebagai direktur keuangan merangkap

redaktur pelaksana majalah Sarinah. Karya-karyanya tersebar di

berbagai antologi, majalah dan surat kabar. Selain menerjemahkan

Page 14: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

karya-karya sastrawan dunia, ia juga telah menulis sekitar 100 judul

buku cerita anak-anak. Karya-karya pentingnya antara lain: Matahari

Pingsan di Ubun-ubun (1976), Upacara (1978; novel pemenang

Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1976), Cuaca

di Atas Gunung dan Lembah (1985; meraih hadiah Yayasan Buku

Utama Departemen P & K 1985), Pembicaraan Puisi Indonesia (6 jilid),

Api Awan Asap (1999), Perawan (2000), Angkatan 2000 dalam Sastra

Indonesia (2000), Leksikon Susastra Indonesia (2000).

Kuntowijoyo dilahirkan di Bantul, Yogyakarta, 18 September 1943. Di

tahun 1974 meraih MA dari Universitas Connecticut, dan enam tahun

kemudian Ph.D. dari Universitas Columbia, keduanya di Amerika

Serikat. Dikenal sebagai sejarawan, novelis, penulis cerpen, esais, dan

penyair. Karya-karyanya antara lain: Kereta Api yang Berangkat Pagi

Hari (1966), Rumput-rumput Danau Bento (1969), Tidak Ada Waktu

bagi Nyonya Fatma (1972), Barda dan Cartas (1972), Topeng Kayu

(1973; mendapat hadiah kedua Sayembara Penulisan Lakon DKJ 1973),

Isyarat (1976), Suluk Awang Uwung (1976), Khotbah di Atas Bukit

(1976), Dinamika Umat Islam Indonesia (1985), Budaya dan

Masyarakat (1987), Paradigma Islam, Interpretasi untuk Aksi (1991),

Radikalisasi Petani (1993), Dilarang Mencintai Bunga-bunga (1993),

Pasar (1995). Kedua cerpennya dijadikan dua judul buku antologi

cerpen penting: Laki-laki yang Kawin dengan Peri dan Sampan Asmara

(masing-masing cerpen terbaik harian Kompas 1994 dan 1995).

Leon Agusta dilahirkan di Sangiran, Maninjau, Sumatera Barat, 5

Agustus 1938. Karya-karyanya: Monumen Safari (1966), Catatan Putih

(1976), Di Bawah Bayangan Sang Kekasih (1978), Hukla (1979),

Berkemah dengan Putri Bangau (1981), Hedona dan Masochi (1984).

LK Ara lahir di Takengon, Aceh, 1937. Karya-karyanya: Angin Laut

Tawar (1969), Saefuddin Kadir Tokoh Drama Gayo (1971), Serangkum

Saer Gayo (1980), Namaku Bunga (1980), Anggrek Berbunga (1982),

Page 15: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

dan lain-lain. Bersama Taufiq Ismail menyunting Antologi Sastra Aceh,

Seulawah (1995).

M. Fudoli Zaini dilahirkan di Sumenep, Madura, 8 Juni 1942. Meraih

M.A. dan Ph. D. di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Karya-karyanya:

Lagu dari Jalanan (1982), Potret Manusia (1983), Kota Kelahiran (1985;

memenangkan hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P & K, 1985),

Arafah (1985), Batu-batu Setan (1994). Cerita pendeknya terdapat

pula dalam Antologi Angkatan 66: Prosa dan Puisi (1968; H.B. Jassin

[ed.]), Laut Biru Langit Biru (1977; Ajip Rosidi [ed.]).

M. Saribi Afn dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah, 15 Desember 1936. Ia

pernah menjadi redaktur majalah Konfrontasi, Gema Islam, Panji

Masyarakat, harian Abadi. Sajaknya, “Hari Ini adalah Hari yang Penuh

dengan Rahmat dan Ampunan”, meraih hadiah majalah Sastra (1962).

Karya-karyanya terkumpul dalam Gema Lembah Cahaya (1962),

Manifestasi (1963; [ed.]), dan diangkat pula ke dalam Angkatan 66:

Prosa dan Puisi (1968; H.B. Jassin [ed.]) dan Tonggak 2 (1987; Linus

Suryadi AG [ed.]).

Mansur Samin dilahirkan di Batangtoru, Sumatera Utara, 29 April 1930.

Ia banyak menulis drama dan cerita anak-anak. Karya-karyanya:

Perlawanan (1966), Kebinasaan Negeri Senja (1968), Tanah Air (1969),

Dendang Kabut Senja (1988), Sajak-sajak Putih (1996), Sontanglelo

(1996), Srabara (1996). Ia juga banyak menulis cerita anak-anak,

yaitu: Hadiah Alam, Hidup adalah Kerja, Kesukaran Terkalahkan, Percik

Air Batang Toru, Warna dan Kasih, dan Urip yang Tabah.

Marah Rusli dilahirkan di Padang, Sumatera Barat, 7 Agustus 1889, dan

meningal di Bandung, 17 Januari 1968. Novelnya yang masyhur, Sitti

Nurbaya hingga 1996 telah 22 kali dicetak ulang. Karya-karyanya yang

lain: La Hami (1952), Anak dan Kemenakan (1956), otobiografi

Memang Jodoh, dan novel terjemahan Gadis yang Malang (1922;

Page 16: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Charles Dickens).

Mochtar Lubis dilahirkan di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922.

Mantan wartawan LKBN Antara ini memimpin harian Indonesia Raya

sejak 1951 hingga koran tersebut dilarang terbit pada 1974. Karena

tulisan-tulisannya di surat kabar itu pula, selama sepuluh tahun (1956-

66) ia ditahan Pemerintah Orde Lama. Sejak 1966, ia memimpin

majalah sastra Horison. Ketua Yayasan Indonesia ini adalah penerima

Penghargaan Magsaysay dari Pemerintah Filipina (1958), Pena Emas

dari World Federation of Editor and Publisher (1967), dan Hadiah

Sastra Chairil Anwar (1992) dari Dewan Kesenian Jakarta. Kumpulan

cerita pendek dan novel-novelnya adalah: Si Jamal dan Cerita-cerita

Lain (1951), Perempuan (1956; mendapat Hadiah Sastra Nasional

BMKN 1955-56), Kuli Kontrak (1982), Bromocorah (1983), Tak Ada Esok

(1951), Jalan Tak Ada Ujung (1952; memperoleh Hadiah Sastra

Nasional BMKN 1952), Tanah Gersang (1966), Senja di Jakarta (1970),

Harimau! Harimau! (1975; mendapat hadiah Yayasan Buku Utama

Departemen P & K 1975), Maut dan Cinta (1977). Karya-karya

terjemahannya: Tiga Cerita dari Negeri Dolar (1950; John Steinbeck,

Upton Sinclair, John Russel), Orang Kaya (1950; F. Scott Fitzgerald),

Yakin (1950; Irwin Shaw), Kisah-kisah dari Eropah (1952), dan Cerita

dari Tiongkok (1953).

Mohammad Diponegoro dilahirkan di Yogyakarta, 28 Juni 1928, dan

meninggal di kota yang sama, 9 Mei 1982. Karya-karya pendiri dan

pemimpin Teater Muslim yang pernah menjadi Wakil Pimpinan

Umum/Wakil Pemimpin Redaksi Suara Muhammadiyah (1975-82) ini

antara lain: Surat pada Gubernur, Kabar Wigati dan Kerajaan (1977),

Duta Islam untuk Dunia Modern (1983; bersama Ahmad Syafii Maarif),

Iblis (1983), Percik-percik Pemikiran Iqbal (1983), Siasat (1984), Yuk,

Nulis Cerpen, Yuk (1985), Odah dan Cerita Lainnya, dan antologi puisi

Manifestasi (1963).

Page 17: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Motinggo Busye dilahirkan di Kupangkota, Lampung, 21 November

1937, dan meninggal di Jakarta, 18 Juni 1999. Menulis banyak novel,

menyutradarai film, dan melukis. Karya-karyanya antara lain: drama

Malam Jahanam (1958; memenangkan hadiah pertama Sayembara

Penulisan Drama Departemen P & K 1958), novel Malam Jahanam

(1962), Badai Sampai Sore (1962), Tidak Menyerah (1962), Keberanian

Manusia (1962), 1949 (1963), Bibi Marsiti (1963), Hari Ini Tidak Ada

Cinta (1963), Perempuan Itu Bernama Barabah (1963), Dosa Kita

Semua (1963), Tiada Belas Kasihan (1963), Nyonya dan Nyonya

(1963), Sejuta Matahari (1963), Matahari dalam Kelam (1963), Nasehat

untuk Anakku (1963), Malam Pengantin di Bukit Kera (1963), Cross

Mama (1966), Tante Maryati (1967), Sri Ayati (1968), Retno Lestari

(1968), Dia Musuh Keluarga (1968), Madu Prahara (1985). Cerita

pendeknya, “Dua Tengkorak Kepala”, terpilih sebagai cerpen terbaik

Kompas dan dipublikasikan dalam kumpulan cerita pendek berjudul

sama (2000).

Muhammad Ali dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur, 23 April 1927, dan

meninggal di kota itu juga, 2 Juni 1998. Menulis sejak 1942. Tulisan-

tulisannya terdiri dari novel, cerita pendek, puisi, drama. Karya-

karyanya yang telah diterbitkan antara lain: 5 Tragedi (1952), Kubur

Tak Bertanda (1953), Siksa dan Bayangan (1954), Di Bawah Naungan

Al-Qur`an (1957), Hitam Atas Putih (1959), Si Gila (1969), Kembali

kepada Fitrah (1969), Qiamat (1971), Bintang Dini (1975), Buku Harian

Seorang Penganggur (1976), Nyanyian Burdah (1980), Teknik

Penghayatan Puisi (1983). 

Muhammad Yamin dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat, 23

Agustus 1903, dan meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962. Menulis

(dan menerjemahkan) karya sastra dan sejarah dalam berbagai

bentuk: puisi, drama, biografi. Antara lain: Tanah Air (1922), Indonesia

Tumpah Darahku (1928), Kalau Dewi Tara Sudah Berkata (1932), Ken

Arok dan Ken Dedes (1934), Gajah Mada Pahlawan Persatuan

Page 18: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Nusantara (1945), Menantikan Surat dari Raja (1928; Rabindranath

Tagore), Di Dalam dan di Luar Lingkungan Rumah Tangga (1933),

Pangeran Dipanegara (1950), Lukisan Revolusi (1950), Julius Caesar

(1951; William Shakespeare). Puisi-puisi penyair yang

memperkenalkan soneta ke dalam khasanah puisi Indonesia ini dapat

ditemukan pula dalam Antologi Pujangga Baru: Prosa dan Puisi (1963;

H.B. Jassin [ed.]), Tonggak (1987; Linus Suryadi AG [ed.]).

Mustofa Bisri dilahirkan di Rembang, 10 Agustus 1944. Sering

menggunakan nama samaran M. Ustov Abi Sri. Lulusan Universitas Al-

Azhar (Kairo, Mesir) ini kerap mengikuti forum baca puisi, termasuk di

Festival Mirbid X di Irak. Karya-karyanya dimuat dalam sejumlah

antologi puisi bersama, antara lain: Puisi Syukuran Tutup Tahun 1989;

Bosnia Kita; Parade Puisi Indonesia; Antologi Puisi Jawa Tengah.

Kumpulan puisi tunggalnya adalah: Ohoi; Tadarus; dan Pahlawan dan

Tikus.

N. Riantiarno dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat, 6 Juni 1949. Peserta

International Writing Program di Iowa University, Amerika Serikat, pada

1978 yang dikenal pula sebagai pendiri dan pemimpin Teater Koma ini,

membidani kelahiran majalah Zaman dan terakhir memimpin majalah

Matra. Karya-karyanya antara lain Opera Kecoa, Ranjang Bayi dan

Percintaan Senja (kedua novel yang disebut terakhir masing-masing

memenangkan sayembara majalah Femina dan Kartini), Semar Gugat

(1995), Cinta Yang Serakah (1978).

Nasjah Djamin dilahirkan di Perbaungan, Sumatera Utara, 24

Desember 1924, dan meninggal di Yogyakarta, 4 September 1997.

Penerima Anugerah Seni Pemerinta RI di tahun 1970 yang sebelum

menjadi redaktur Budaya dan bekerja di Bagian Kesenian Departemen

P & K di Yogyakarta, hingga pensiunnya, pernah ikut mendirikan

Angkatan Seni Rupa di Medan (1945) dan Gabungan Pelukis Indonesia

di Jakarta (1948). Karya-karyanya antara lain: Titik-titik Hitam (1956),

Page 19: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Sekelumit Nyanyian Sunda (1958; memenangan Hadiah Sastra

nasional BMKN 1957-58), Hilanglah si Anak Hilang (1963), Helai-helai

Sakura Gugur (1964), Gairah untuk Hidup dan untuk Mati (1968), Dan

Senja Pun Turun (1982), Ombak Parangtritis (1983; mendapat Hadiah

Yayasan Buku Utama Departemen P & K 1983), Bukit Harapan (1984;

pemenang hadiah Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980).

Nh. Dini dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah, 29 Februari 1936.

Karya-karyanya: Dua Dunia (1956), Hati yang Damai (1961), Pada

Sebuah Kapal (1973), La Barka (1975), Keberangkatan (1977), Namaku

Hiroko (1977), Sebuah Lorong di Kotaku (1978), Padang Ilalang di

Belakang Rumah (1979), Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979),

Sekayu (1981), Amir Hamzah Pangeran dari Seberang (1981), Kuncup

Berseri (1982), Tuileries (1982), Segi dan Garis (1983), Orang-orang

Tran (1985), Pertemuan Dua Hati (1986), Jalan Bandungan (1989), Liar

(1989; perubahan judul kumpulan cerita pendek Dua Dunia), Istri

Konsul (1989), Tirai Menurun (1995), Panggilan Dharma Seorang

Bhikku Riwayat Hidup Saddhamma Kovida Vicitta Bhanaka

Girirakkhitto Mahathera (1996), Kemayoran (2000).

Nugroho Notosusanto dilahirkan di Rembang, Jawa Tengah 15 Juli

1931, dan meninggal di Jakarta, 2 Juni 1985. Karya-karya sastrawan

dan sejarawan yang pernah menjabat Rektor Universitas Indonesia

(1982-85) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1983-85) ini

antara lain: Hujan Kepagian (1958), Tiga Kota (1959), Rasa Sayang

(1961), Hijau Tanahku Hijau Bajuku (1963), Norma-norma dasar

Penelitian Sejarah Kontemporer (1978), Tentara Peta pada Zaman

Pendudukan Jepang (1979), Sejarah dan Sejarawan, Tercapainya

Konsesus Nasional 1966-1969 (1985), Sejarah Nasional Indonesa I-IV

(bersama Marwati Djoened Poesponegoro), dan sejumlah karya

terjemahan. 

Nur Sutan Iskandar dilahirkan di Maninjau, Sumatera Barat, 3

Page 20: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

November 1893, dan meninggal di Jakarta, 28 November 1975.

Menulis novel Apa Dayaku karena Aku Perempuan (1922), Karam

dalam Gelombang Percintaan (1924; ditulis bersama Abd. Ager). Cinta

yang Membawa Maut (1926; ditulis bersama Abd. Ager), Salah Pilih

(1928), Karena Mentua (1932), Tuba Dibalas dengan Air Susu (1933;

ditulis bersama Asmaradewi); Hulubalang Raja (1934), Katak Hendak

Menjadi Lembu (1935), Dewi Rimba (1935; ditulis bersama M. Dahlan),

Neraka Dunia (1937), Cinta dan Kewajiban (1940; ditulis bersama L.

Wairata), Cinta Tanah Air (1944), Mutiara (1946), Cobaan (1946), Jangir

Bali (1946), Pengalaman Masa Kecil (1949), dan Turun ke Desa (1949).

Ia pun menerjemahkan sejumlah karya sastra dunia, yaitu: Tiga

Panglima Perang (1925; Alexander Dumas), Belut Kena Ranjau (1925;

Baronese Orczy), Anjing Setan (1928; A. Conan Doyle), Graaf de Monte

Cristo (1929; 6 jilid, Alexander Dumas), Anak Perawan di Jalan Sunyi

dan Rahasia Seorang Gadis (1929; A. Conan Doyle, diterjemahkan

bersama K. St. Pamoentjak), Gudang Intan Nabi Sulaiman (1929; H.

Rider Haggard), Memperebutkan Pusaka Lama (1932; Edward Keyzer),

Iman dan Pengasihan (1933; Henryk Sienkiewicz), dan Cinta dan Mata

(tt; Rabindranath Tagore).

Piek Ardijanto Soeprijadi dilahirkan di Magetan, Jawa Timur, 12 Agustus

1929. Karya-karya penyair yang mengabdikan sebagian besar usianya

sebagai seorang guru ini antara lain: Burung-burung di Ladang (1983),

Percakapan Cucu dengan Neneknya (1983), Desaku Sayang (1983),

Lagu Bening dari Rawa Pening (1984; mendapat Hadiah Yayasan Buku

Utama Departemen P & K 1984), Menyambut Hari Sumpah Pemuda

(1984), Lelaki di Pinggang Bukit (1984), Nelayan dan Laut (1995),

Biarkan Angin Itu (1996). Selain itu, dimuat pula dalam antologi

Angkatan 66: Prosa dan Puisi (1968; H.B. Jassin [ed.]), Tonggak 2

(1987; Linus Suryadi AG [ed.]).

Pramudya Ananta Toer dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari

1925. Novelis Indonesia paling produktif dan terkemuka yang pernah

Page 21: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

meredakturi ruang kebudayaan “Lentera” Harian Rakyat (1962-65) dan

dosen di Universitas Res Publica Jakarta ini, setelah peristiwa G30S/PKI

ditahan di Jakarta dan Pulau Buru sebelum akhirnya dibebaskan pada

1979. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,

antara lain: Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Jepang. Novel-novelnya

yang telah diterbitkan: Kranji-Bekasi Jatuh (1947), Perburuan (1950;

pemenang Hadiah Pertama Sayembara Balai Pustaka 1949), Keluarga

Gerilya (1950), Mereka yang Dilumpuhkan (1951), Bukan Pasar Malam

(1951), Di Tepi Kali Bekasi (1951), Gulat di Jakarta (1953), Maidah, Si

Manis Bergigi Emas (1954), Korupsi (1954), Suatu Peristiwa di Banten

Selatan (1958; menerima Hadiah Sastra Yayasan Yamin 1964, dan

ditolak pengarangnya), Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa

(1980), Jejak Langkah (1985), Gadis Pantai (1985), Rumah Kaca

(1987), Arus Balik (1995), Arok Dedes (1999). Cerita-cerita pendeknya

dikumpulkan dalam: Subuh (1950), Percikan Revolusi (1950), Cerita

dari Blora (1952; memperoleh Hadiah Sastra Nasional BMKN 1952),

Cerita dari Jakarta (1957; meraih Hadiah Sastra Nasional BMKN 1957-

58, dan ditolak oleh penulisnya). Sedangkan karya-karya

terjemahannya antara lain: Tikus dan Manusia (1950; John Steinbeck),

Kembali kepada Cinta Kasihmu (1950; Leo Tolstoy), Perjalanan Ziarah

yang Aneh (1956; Leo Tolstoy), Kisah Seorang Prajurit Soviet (1956;

Mikhail Solokhov), Ibu (1956; Maxim Gorky), Asmara dari Rusia (1959;

Alexander Kuprin), Manusia Sejati (1959; Boris Pasternak). Selain itu, ia

juga menulis memoar, esai, dan biografi. 

Putu Wijaya dilahirkan di Tabanan, Bali, 11 April 1944. Karya-karya

dramawan dan penulis cerita pendek paling produktif di Indonesia

yang atas undangan Fulbright pernah mengajar di Amerika Serikat

antara 1985-89 antara lain: Telegram (1972; novel yang

memenangkan hadiah Sayembara Mengarang Roman DKJ 1971),

Stasiun (1977; novel pemenang hadiah Sayembara Mengarang Roman

DKJ 1971), Dar-Der-Dor (1996), Aus (1996), Zigzag (1996), Tidak

(1999). Sejumlah karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa

Page 22: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Inggris, Belanda, Rusia, Perancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Thailand.

Pada tahun 1991, atas prestasi dan pencapaiannya dalam bidang

kebudayaan, ia menerima Anugerah Seni dari Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Rahim Qahhar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, 29 Juni 1943.

Menulis puisi, cerita pendek, drama, novel, dan skenario televisi.

Karya-karyanya: Mabukku pada Bali (1983), Abraham ya Abraham

(1984), Langit Kirmizi (1987; terbit di Malaysia), Melati Merah (1988;

terbit di Malaysia), Sajak Buat Saddam Husein (1991). Selain itu,

karyanya dimuat pula dalam sejumlah antologi penting, antara lain:

Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991; Suratman Markasan [ed.]).

Ramadhan KH dilahirkan di Bandung, Jawa Barat, 16 Maret 1927.

Mantan redaktur majalah Kisah, Siasat Baru, dan Budaya Jaya yang

banyak menulis buku biografi dan pernah lama mukim di luar negeri ini

adalah penulis kumpulan puisi Priangan si Jelita (1958; memenangkan

Hadiah Sastra Nasional BMKN 1957-58), dan novel-novel Kemelut

Hidup (1976; pemenang Sayembara Mengarang Roman DKJ 1974),

Keluarga Permana (1978; pemenang Sayembara Mengarang Roman

DKJ 1976). Novelnya yang lain, Ladang Perminus, membawa

pengarang ini ke Thailand, menerima SEA Write Award 1993.

Rayani Sriwidodo dilahirkan di Kotanopan, Sumatera Utara 6 November

1946. Cerpennya “Balada Satu Kuntum” memperoleh penghargaan

Nemis Prize dari Pemerintah Chile (1987). Karya-karya alumna Iowa

Writing Program, Iowa University, Amerika Serikat ini antara lain: Pada

Sebuah Lorong (1968; bersama Todung Mulya Lubis), Kereta Pun Terus

Berlalu, Percakapan Rumput, Percakapan Hawa dan Maria (1989),

Balada Satu Kuntum (1994), Sembilan Kerlip Cermin (2000).

Rendra dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935. Sepulang

memperdalam pengetahuan drama di American Academy of

Page 23: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Dramatical Arts, ia mendirikan Bengkel Teater. Sajak-sajaknya mulai

dikenal luas sejak tahun 1950-an. Antara April-Oktober 1978 ditahan

Pemerintah Orde Baru karena pembacaan sajak-sajak protes sosialnya

di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kumpulan puisinya: Balada Orang

Tercinta (1956; meraih Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-56), Empat

Kumpulan Sajak (1961), Blues untuk Bonnie (1971), Sajak-sajak Sepatu

Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1983), Disebabkan oleh

Angin (1993), Orang-orang Rangkasbitung (1993), Perjalanan Bu

Aminah (1997), Mencari Bapak (1997). Buku-buku puisinya telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, yaitu: Indonesian Poet in New

York (1971; diterjemahkan Harry Aveling, et.al.), Rendra: Ballads and

Blues (1974; Harry Aveling, et.al.), Contemporary Indonesian Poetry

(1975; diterjemahkan Harry Aveling). Ia pun menerjemahkan karya-

karya drama klasik dunia, yaitu: Oidipus Sang Raja (1976), Oidipus di

Kolonus (1976), Antigone (1976), ketiganya karya Sophocles, Informan

(1968; Bertolt Brecht), SLA (1970; Arnold Pearl). Pada 1970,

Pemerintah RI memberinya Anugerah Seni, dan lima tahun setelah itu,

ia memperoleh penghargaan dari Akademi Jakarta.

Rusli Marzuki Saria dilahirkan di Bukittinggi, Sumatera Barat, 26

Februari 1936. Karya-karyanya: Pada Hari Ini pada Jantung Hari (1966),

Monumen Safari (1966; dengan Leon Agusta), Ada Ratap Ada Nyanyi

(1976), Sendiri-sendiri Sebaris-sebaris dan Sajak-sajak Bulan Februari

(1976), Tema-tema Kecil (1979), Sembilu Darah (1995), Parewa, Sajak

dalam Lima Kumpulan (1988). Manuskrip esainya: Monolog dalam

Renungan.

Rustam Effendi dilahirkan di Padang, 13 Mei 1903, dan meninggal di

Jakarta, 24 Mei 1979. Bebasari yang ditulisnya pada 1926 merupakan

drama bentuk baru dalam sastra Indonesia. Selain itu ia menulis

kumpulan puisi Percik Permenungan (1926) dan Van Moskow naar Tiflis

(tt.)

Page 24: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Saini K.M. dilahirkan di Sumedang, Jawa Barat, 16 Juni 1938. Penyair

yang bertahun-tahun mengasuh rubrik “Pertemuan Kecil” di Pikiran

Rakyat Bandung ini terakhir menjabat Direktur Jenderal Kesenian

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sejumlah penyair yang

lahir dan berkembang dari kelembutan dan ketajaman kritiknya di

“Pertemuan Kecil” antara lain: Sanento Yuliman, Acep Zamzam Noor,

Agus R. Sarjono, Soni Farid Maulana, Beni Setia, Cecep Syamsul Hari.

Karya-karyanya meliputi puisi, karya sastra drama, dan esai, di

antaranya: Pangeran Sunten Jaya (1973), Ben Go Tun (1977), Egon

(1978), Serikat Kaca Mata Hitam (1979), Sang Prabu (1981), Kerajaan

Burung (1980; pemenang Sayembara Direktorat Kesenian Depdikbud),

Sebuah Rumah di Argentina (1980), Pangeran Geusan Ulun (1963),

Nyanyian Tanah Air (1968), Puragabaya (1976), Siapa Bilang Saya

Godot (1977), Restoran Anjing (1979), Rumah Cermin (1979),

Beberapa Gagasan Teater (1981), Panji Koming (1984), Beberapa

Dramawan dan Karyanya (1985), Ken Arok (185), Apresiasi

Kesusastraan (1986; bersama Jakob Sumardjo [ed.]), Protes Sosial

dalam Sastra (1986), Teater Modern Indonesia dan Beberapa

Masalahnya (1987), Sepuluh Orang Utusan (1989), Puisi dan Beberapa

Masalahnya (1993; Agus R. Sarjono [ed.]). Buku terakhirnya yang

merupakan seleksi dari seluruh kumpulan puisinya yang sudah

maupun yang belum dipublikasikan adalah Nyanyian Tanah Air (2000).

Sanento Yuliman dilahirkan di Banyumas, Jawa Tengah, 14 Juli 1941,

dan meninggal di Bandung, 14 Juli 1992. Pada 1981 menyelesaikan

program doktoralnya di Ecole de Hautes Etudes en Science Sociale,

Paris, Perancis. Penyair yang juga dikenal sebagai penulis esai dan

kritikus seni rupa yang disegani ini pernah menjadi redaktur

Mahasiswa Indonesia, majalah sastra Horison (1971-73), dan Aktuil,

khususnya untuk ruang “Puisi Mbeling”. Puisi-puisinya diangkat Ajip

Rosidi ke dalam Laut Biru Langit Baru (1977). Karya-karyanya antara

lain: Seni Rupa Indonesia (1976), G. Sidharta di Tengah Seni Rupa

Indonesia (1981; bersama Jim Supangkat).

Page 25: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Sumatera Utara, 14

November 1905, dan meninggal di Jakarta, 2 Januari 1968. Antara

tahun 1931-41, pernah menjadi redaktur di majalah Timbul, harian

Kebangunan, dan Balai Pustaka. Karya-karyanya meliputi puisi, drama,

sejarah, dan terjemahan: Pancaran Cinta (1926), Puspa Mega (1927),

Airlangga (1928), Burung Garuda Terbang Sendiri (1929), Madah

Kelana (1931), Kertajaya (1932), Sandyakalaning Majapahit (1933),

Manusia Baru (1940), Sejarah Indonesia (1942), Indonesia Sepanjang

Masa (1952), Bunga Rampai dari Hikayat Lama (1946; terjemahan dari

bahasa Kawi), Arjuna Wiwaha (1940; Mpu Kanwa, diterjemahkan dari

bahasa Kawi), Gamelan Jiwa (1960).

Sapardi Djoko Damono dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, 20 Maret 1940.

Puisi-puisi pengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia sejak 1975

dan pernah aktif sebagai redaktur majalah sastra-budaya Basis,

Horison, Kalam, Tenggara (Malaysia) ini adalah: Duka-Mu Abadi (1969),

Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983; mendapat Hadiah sastra DKJ

1983), Sihir Hujan (1984; pemenang hadiah pertama Puisi Putera II

Malaysia 1983), Hujan Bulan Juni (1994), Arloji (1998), Ayat-ayat Api

(2000). Sedangkan karya-karya sastra dunia yang diterjemahkannya:

Lelaki Tua dan Laut (1973; Ernest Hemingway), Sepilihan Sajak George

Seferis (1975), Puisi Klasik Cina (1976), Lirik Klasik Parsi (1977), Afrika

yang Resah (1988; Okot p’Bitek).

Satyagraha Hoerip dilahirkan di Lamongan, Jawa Timur, 7 April 1934,

dan meninggal di Jakarta, 14 Oktober 1998. Tahun 1972-73, ia

mengikuti International Writing Program di Iowa University, Amerika

Serikat, dan pernah menjadi dosen tamu di universitas-universitas di

Amerika dan Jepang. Karya-karyanya antara lain: Bisma Baneng

Mayapada (1960), Sepasang Suami Isteri (1964), Antologi Esai tentang

Persoalan Sastra (1969), Cerita Pendek Indonesia 1-3 (1979), Jakarta:

30 Cerita Pendek Indonesia 1-3 (1982), Palupi (1970), Keperluan Hidup

Page 26: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Manusia (1963; terjemahan dari Leo Tolstoy), Tentang Delapan Orang

(1980), Sesudah Bersih Desa (1990), Sarinah Kembang Cikembang

(1993).

Selasih dilahirkan di Talu, Sumatera Barat, 31 Juli 1909, dam

meninggal pada usia 86 tahun. Sastrawan yang pernah menjadi Ketua

Jong Islamieten Bond Bukittingi (1928-30) dikenal pula sebagai

Sariamin atau Seleguri. Karya-karyanya: Kalau Tak Untung (1933),

Pengaruh Keadaan (1937), Rangkaian Sastra (1952), Panca Juara

(1981), Nakhoda Lancang (1982), Cerita Kak Mursi, Kembali ke

Pangkuan Ayah (1986), dan dimuat pula dalam Puisi Baru (1946; Sutan

Takdir Alisjahbana [ed.]), Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (1979; Toeti

Heraty [ed.]), Ungu: Antologi Puisi Wanita Penyair Indonesia (Korrie

Layun Rampan [ed.]).

Seno Gumira Ajidarma dilahirkan di Boston, Amerika Serikat, 19 Juni

1958. Karya-karya penulis cerita pendek yang sejak 1985 bekerja di

majalah Jakarta Jakarta ini antara lain: Mati Mati Mati (1978), Bayi Mati

(1978), Catatan Mira Sato (1978), Manusia Kamar (1978), Penembak

Misterius (1993), Saksi Mata (1994; kumpulan cerita pendek terbaik

versi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI

1994), Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (1995), Negeri Kabut (1996),

Jazz, Parfum, dan Insiden (1992). Cerpennya, “Pelajaran Mengarang”,

dipilih sebagai cerpen terbaik Kompas 1992, dan cerpen-cerpennya

yang lain hampir setiap tahun terpilih masuk dalam antologi cerpen

terbaik surat kabar itu. Pada 1995 ia memperoleh penghargaan SEA

Write Award.

Slamet Sukirnanto dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, 3 Maret 1941.

Karya-karya penyair yang mantan Ketua Presidium KAMI pusat ini

adalah: Jaket Kuning (1967), Kidung Putih (1967), Sumur Tanpa Dasar

(1971), Kasir Kita (1972), Pemberang (1972), Tengul (1973), Orkes

Madun (1974), Gema Otak Terbanting (1974), Bunga Batu (1979),

Page 27: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Catatan Suasana (1982), dan Luka Bunga (1993).

SN Ratmana dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat, 6 Maret 1936. Tulisan-

tulisannya dimuat di Sastra, Horison, Kompas, dan lain-lain. Karya-

karyanya yang sudah dibukukan: Sungai, Suara, dan Luka (1981), Asap

itu Masih Mengepul (1977). Karyanya dimuat pula dalam antologi

cerpen pemenang Sayembara Kincir Emas Radio Nederland

Wereldomroep, Dari Jodoh sampai Supiyah (1975).

Sori Siregar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, 12 November 1939.

Ia mengikuti International Writing Program di Iowa University, Amerika

Serikat pada 1970-71, dan pernah bekerja antara lain di BBC London,

Radio Suara Malaysia, Matra, Forum Keadilan. Karya-karyanya: Dosa

atas Manusia (1967), Pemburu dan Harimau (1972), Senja (1979),

Wanita Itu adalah Ibu (1979; novel pemenang hadiah perangsang

kreasi Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1978),

Di Atara Seribu Warna (1980), Susan (1981), Awal Musim Gugur

(1981), Reuni (1982), Telepon (1982; pemenang hadiah harapan

Sayembara Mengarang Roman DKJ 1979); Penjara (1992), Titik Temu

(1996). Di samping itu ia banyak menerjemahkan karya sastra asing ke

dalam bahasa Indonesia, baik novel, cerita pendek, maupun drama.

Subagio Sastrowardoyo dilahirkan di Madiun, Jawa Timur, 1 Februari

1924, dan meninggal di Jakarta, 18 Juli 1995. Peraih M.A. dari

Departement of Comparative Literature, Yale University, Amerika

Serikat ini pernah mengajar di beberapa sekolah menengah di

Yogyakarta, Fakultas Sastra UGM, SESKOAD Bandung, Salisbury

Teachers College, dan Flinders University, Australia. Cerpennya,

“Kejantanan di Sumbing” dan puisinya, “Dan Kematian Makin Akrab”,

masing-masing meraih penghargaan majalah Kisah dan Horison.

Kumpulan puisinya, Daerah Perbatasan membawanya menerima

Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1971), sementara Sastra Hindia

Belanda dan Kita mendapat Hadiah Sastra dari Dewan Kesenian

Page 28: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Jakarta, dan bukunya yang lain, Simfoni Dua, mengantarkannya ke

Kerajaan Thailand, menerima Anugerah SEA Write Award. Karya-

karyanya yang berupa puisi, esai, dan kritik, diterbitkan dalam:

Simphoni (1957), Kejantanan di Sumbing (1965), Daerah Perbatasan

(1970), Bakat Alam dan Intelektualisme (1972), Keroncong Motinggo

(1975), Buku Harian (1979), Sosok Pribadi dalam Sajak (1980), Hari

dan Hara (1979), Sastra Hindia Belanda dan Kita (1983), Pengarang

Modern sebagai Manusia Perbatasan (1992), Dan Kematian Makin

Akrab (1995).

Sutan Takdir Alisjahbana dilahirkan di Natal, Sumatera Utara, 11

Februari 1908, dan meninggal di Jakarta, 17 Juli 1994. Penerima gelar

doktor kehormatan dari Universitas Indonesia dan Universitas Sains

Penang (Malaysia) ini pernah menjadi redaktur Panji Pustaka dan Balai

Pustaka. Ia pendiri serta pengelola majalah Pujangga Baru. Karya-

karya guru besar dan anggota berbagai organisasi keilmuan di dalam

dan luar negeri ini antara lain: Tak Putus Dirundung Malang (1929),

Dian yang Tak Kunjung Padam (1932), Tebaran Mega (1935), Tata

Bahasa Baru Bahasa Indonesia (1936), Layar Terkembang (1936), Anak

Perawan di Sarang Penyamun (1940), Puisi Lama (1941), Puisi Baru

(1946), The Indonesian Language and Literature (1962), Kebangkitan

Puisi Baru Indonesia (1969), Grotta Azzura (1970-71), The Failure of

Modern Linguistics (1976), Perjuangan dan Tanggung Jawab dalam

Kesusastraan (1977), Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa

Indonesia dan Bahasa Malaysia sebagai Bahasa Modern (1977), Lagu

Pemacu Ombak (1978), Kalah dan Menang (1978).

Sutardji Calzoum Bachri dilahirkan di Rengat, Riau, 24 Juni 1941. Pada

1974-75 mengikuti International Writing Program di Iowa University,

Amerika Serikat, dan sejak 1979 hingga sekarang menjabat redaktur

majalah sastra Horison. Karya-karyanya: O (1973), Amuk (1977;

mendapat Hadiah Puisi DKJ 1976-77), Kapak (1979), O Amuk Kapak

(1981). Sejumlah puisinya diterjemahkan Harry Aveling dan dimuat

Page 29: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

dalam antologi berbahasa Inggris: Arjuna in Meditation (1976;

Calcutta). Pada 1979 ia menerima anugerah SEA Write Award dan

sembilan tahun kemudian dilimpahi Penghargaan Sastra Chairil Anwar.

Sebelumnya, peraih penghargaan tertinggi dalam bidang kesusastraan

di Indonesia itu adalah Mochtar Lubis.

Taufiq Ismail dilahirkan di Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 Juni 1935.

Penerima American Field Service International Scholarship untuk

mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Amerika Serikat

(1956-57), dan lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Indonesia, Bogor (1963). Karya-karya penyair penerima Anugerah Seni

Pemerintah RI pada 1970 yang juga salah seorang pendiri majalah

sastra Horison (1966) dan Dewan Kesenian Jakarta (1968) ini, telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Inggris, Jepang, Jerman, dan

Perancis. Buku kumpulan puisinya yang telah diterbitkan: Manifestasi

(1963; bersama Goenawan Mohamad, Hartojo Andangjaya, et.al.),

Benteng (1966; mengantarnya memperoleh Hadiah Seni 1970), Tirani

(1966), Puisi-puisi Sepi (1971), Kota, Pelabuhan, Ladang, Angin, dan

Langit (1971), Buku Tamu Museum Perjuangan (1972), Sajak Ladang

Jagung (1973), Puisi-puisi Langit (1990), Tirani dan Benteng (1993),

dan Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1999). Bersama Ali Audah dan

Goenawan Mohamad, penyair yang tinggi sekali perhatiannya pada

upaya mengantarkan sastra ke sekolah-sekolah menengah dan

perguruan tinggi itu menerjemahkan karya penting Muhammad Iqbal,

Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam. Sedangkan bersama

D.S. Moeljanto, salah seorang seorang penanda tangan Manifes

Kebudayaan ini menyunting Prahara Budaya (1994).

Titie Said lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 11 Juli 1935. Lulus sarjana

muda Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1959). Pernah

menjadi redaktur majalah Kartini dan memimpin majalah Famili. Novel-

novelnya yang telah diterbitkan antara lain: Jangan Ambil Nyawaku

(1977), Reinkarnasi, Fatima, Ke Ujung Dunia. Kumpulan cerita

Page 30: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

pendeknya: Perjuangan dan Hati Perempuan (1962).

Titis Basino dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah, 17 Januari 1939.

Karya-karya novelis yang cukup produktif ini antara lain: Pelabuhan

Hati (1978), Dataran Terjal, Di Bumi Kita Bertemu, di Langit Kita Bersua

(1983), Bukan Rumahku (1986), Dari Lembah ke Coolibah (1997),

Welas Asih Merengkuh Tajali (1997), Menyucikan Perselingkuhan

(1998), Tersenyum Pun Tidak Untukku Lagi (1998), Rumah K. Seribu

(1998), Aku Kendalikan Air, Api, Angin, dan Tanah (1998), Mawar Hitam

Milik Laras (1999), Garis Lurus, Garis Lengkung (2000).

Toeti Heraty Noerhadi dilahirkan di Bandung, Jawa Barat, 27 November

1933. Sarjana Filsafat dari Rijk Universiteit Leiden ini meraih doktor

filsafatnya di Univeristas Indonesia. Karya-karyanya: Sajak-sajak 33

(1973), Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (1979; [ed.]), Mimpi dan

Pretensi (1982), Aku dan Budaya (1984), Manifestasi Puisi Indonesia-

Belanda (1986; dengan Teeuw [ed.]), Wanita Multidimensional (1990),

Nostalgi = Transendensi (1995). Puisi-puisinya dimuat pula dalam

Antologi Puisi Indonesia 1997 dan Sembilan Kilap Cermin (2000).

Toha Mochtar dilahirkan di Kediri, Jawa Timur, 17 September 1926, dan

meninggal di Jakarta, 17 Mei 1992. Pengarang yang di tahun 1971

bersama Julius R. Siyaranamual dan Asmara Nababan mendirikan

majalah Kawanku ini, telah melahirkan sejumlah novel: Pulang (1958;

mendapat Hadiah Sastra BMKN 1957-58), Daerah Tak Bertuan (1963;

meraih Hadiah Sastra Yamin 1964), Kabut Rendah (1968), Bukan

Karena Kau (1968).

Toto Sudarto Bachtiar dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat, 12 Oktober

1929. Penyair yang dikenal dengan dua kumpulan puisinya: Suara

(1956; memenangkan Hadiah Sastra BMKN 1957) dan Etsa (1958) ini,

juga dikenal sebagai penerjemah yang produktif. Karya-karya

terjemahannya antara lain: Pelacur (1954; Jean Paul Sartre), Sulaiman

Page 31: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

yang Agung (1958; Harold Lamb), Bunglon (1965; Anton Chekov,

et.al.), Bayangan Memudar (1975; Breton de Nijs, diterjemahkan

bersama Sugiarta Sriwibawa), Pertempuran Penghabisan (1976; Ernest

Hemingway), Sanyasi (1979; Rabindranath Tagore). 

Umar Kayam dilahirkan di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932. Meraih

M.A. di Universitas New York (1963), dan Ph.D. dua tahun kemudian

dari Universitas Cornell, Amerika Serikat. Guru Besar Fakultas Sastra

Universitas Gadjah Mada hingga pensiunnya di tahun 1997 ini adalah

anggota penyantun/penasehat majalah sastra Horison sebelum

mengundurkan pada 1 September 1993. Pada 1987, ia meraih SEA

Write Award. Karya-karyanya: Seribu Kunang-kunang di Manhattan

(1972), Totok dan Toni (1975), Sri Sumarah dan Bawuk (1975), Seni,

Tradisi, Masyarakat (1981), Semangat Indonesia: Suatu Perjalanan

Bangsa (1985), Para Priyayi (1992; mendapat Hadiah Yayasan Buku

Utama Departemen P dan K 1995), Mangan Ora Mangan Kumpul

(1990), Sugih Tanpa Banda (1994), Jalan Menikung (1999). Cerpen-

cerpen-cerpennya diterjemahkan Harry Aveling dan diterbitkan dalam

Sri Sumarah and Other Stories (1976) dan Armageddon (1976).

Umbu Landu Paranggi dilahirkan di Sumba, Nusa Tenggara Timur, 10

Agustus 1943. Bersama Ragil Suwarna Pagolapati, Teguh Ranusastra

Asmara, Iman Budhi Santosa, mendirikan Persada Studi Klub, 5 Maret

1969, yang di kemudian hari melahirkan sejumlah penyair. Karya-

karya penyair yang terakhir bekerja sebagai redaktur Bali Post ini

adalah: Melodia, Maramba Ruba, Sarang.

Upita Agustine dilahirkan di Pagaruyung, Sumatera Barat, 31 Agustus

1947. Puisi-pusinya dipublikasikan antara lain di Horison. Karya-

karyanya: Bianglala (1973), Dua Warna (1975; bersama Hamid Jabbar),

Terlupa dari Mimpi (1980), Sunting (1995; bersama Yvonne de Fretes),

selain terdapat pula dalam antologi Laut Biru Langit Biru (1977; Ajip

Rosidi [ed.]), Tonggak 3 (1987; Linus Suryadi [ed.]), Ungu: Antologi

Page 32: Biodata Sastrawan Indonesia 1900

Puisi Wanita Penyair Indonesia (Korrie Layun Rampan [ed.]). 

Utuy Tatang Sontani dilahirkan di Cianjur, Jawa Barat, 31 Mei 1920,

dan meninggal di Moskow, Uni Soviet, 17 September 1979. Karya-

karya sastrawan anggota pimpinan LEKRA (1959-65) yang menulis

novel dan banyak karya sastra drama ini adalah: Suling (1948), Bunga

Rumah Makan (1984), Tambera (1949), Orang-orang Sial (1951), Awal

dan Mira (1952; mendapat hadiah Sastra Nasional BMKN 1953),

Manusia Iseng (1953), Sangkuriang Dayang Sumbi (1953), Sayang Ada

Orang Lain (1954), Di Langit Ada Bintang (1955), Selamat Jalan Anak

Kufur (1956), Di Muka Kaca (1957), Saat yang Genting (1958;

mendapat Hadiah Sastra Nasional BMKN 1957-58), Manusia Kota

(1961), Segumpal Daging Bernyawa (1961), Tak Pernah Menjadi Tua

(1963), Si Sapar (1964), Si Kampreng (1964), dan terjemahan Selusin

Dongeng (1949; Jean de la Fountain).

Wisran Hadi dilahirkan di Padang, Sumatera Barat, Juli 1945. Tahun

1977-78 mengikuti International Writing Program di Iowa University,

Amerika Serikat. Karya-karyanya: Simalakama (1975), Anggun Nan

Tongga (1978), Putri Bungsu (1978), Tamu (1996), Imam (1977).

Sejumlah naskah dramanya berikut ini memenangkan Sayembara

Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta: Gaung (1975;

hadiah ketiga), Ring (1976; hadiah harapan), Cindur Mata (1977;

hadiah harapan); Perguruan (1978; hadiah kedua), Malin Kundang

(1985; hadiah harapan), Penyeberangan (1985; hadiah ketiga),

Senandung Semenanjung (1986; hadiah perangsang), Pewaris (1981).

Pada 1991 Pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya

Penghargaan Penulis Sastra.