pengetahuan, sikap dan praktek gizi seimbang serta ... · menurut hurlock (1999) ... penentuan...

25
101 TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Mahasiswa Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan (Yuniastuti 2008).Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi, diantaranya adalah perubahan fisik karena bertambahnya massa otot, bertambahnya jaringan lemak dalam tubuh, dan perubahan hormonal. Perubahan-perubahan itu mempengaruhi kebutuhan gizi dan makanan mereka (Moehji 2003). Menurut Hurlock (1999) remaja sering kali disebut “adolescence” yang secara luas berarti masa tumbuh kembang untuk mencapai kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Tahapan perkembangan remaja dibagi menjadi dua yaitu tahap remaja awal (14 – 17 tahun untuk laki-laki dan 13 -17 tahun untuk wanita), tahap remaja akhir (18 – 21 tahun untuk laki-laki dan wanita). Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian dari remaja (Riyadi 2003). Manusia pada masadewasa awal, yang dalam hal ini adalah mahasiswa berusia diatas 18 tahun. Menurut Sarwono (1993) usia 18 – 21 tahun merupakan tahap remaja akhir dengan ciri-ciri yaitu lebih stabil dalam emosi, minat, konsentrasi dan cara berfikir bertambah realistis, meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tidak terganggu lagi dengan perhatian orang tua yang kurang, dan pertumbuhan fisik pada tahap ini mulai lamban dibandingkan dari remaja tahap awal yaitu anak yang berusia antara 13 – 17 tahun. Sebagai pedoman umum remaja di Indonesia dapat digunakan batasan usia11 – 24 tahun dan belum menikah. Batasan usia 11 – 24 tersebut didasarkan pada pertimbangan- pertimbangan yaituusia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik), usia 11 tahun dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai masa akil balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga mereka tidak diperlakukan sebagai anak-anak(kriteria sosial), pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas (ego identity), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif maupun moral, batas usia 24 merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka kriteria sampai pada usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi, status perkawinan sangat menentukan,

Upload: nguyenduong

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

101

 

 

 

TINJAUAN PUSTAKA

Remaja dan Mahasiswa

Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam

masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah

orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Masa remaja

merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini

terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan (Yuniastuti 2008).Pada usia remaja

banyak perubahan yang terjadi, diantaranya adalah perubahan fisik karena bertambahnya

massa otot, bertambahnya jaringan lemak dalam tubuh, dan perubahan hormonal.

Perubahan-perubahan itu mempengaruhi kebutuhan gizi dan makanan mereka (Moehji

2003).

Menurut Hurlock (1999) remaja sering kali disebut “adolescence” yang secara luas

berarti masa tumbuh kembang untuk mencapai kematangan mental, emosional, sosial, dan

fisik. Tahapan perkembangan remaja dibagi menjadi dua yaitu tahap remaja awal (14 – 17

tahun untuk laki-laki dan 13 -17 tahun untuk wanita), tahap remaja akhir (18 – 21 tahun

untuk laki-laki dan wanita). Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24

tahun, maka mahasiswa merupakan bagian dari remaja (Riyadi 2003).

Manusia pada masadewasa awal, yang dalam hal ini adalah mahasiswa berusia

diatas 18 tahun. Menurut Sarwono (1993) usia 18 – 21 tahun merupakan tahap remaja

akhir dengan ciri-ciri yaitu lebih stabil dalam emosi, minat, konsentrasi dan cara berfikir

bertambah realistis, meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tidak

terganggu lagi dengan perhatian orang tua yang kurang, dan pertumbuhan fisik pada tahap

ini mulai lamban dibandingkan dari remaja tahap awal yaitu anak yang berusia antara 13 –

17 tahun.

Sebagai pedoman umum remaja di Indonesia dapat digunakan batasan usia11 – 24

tahun dan belum menikah. Batasan usia 11 – 24 tersebut didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan yaituusia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual

sekunder mulai tampak (kriteria fisik), usia 11 tahun dianggap oleh masyarakat Indonesia

sebagai masa akil balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga mereka tidak

diperlakukan sebagai anak-anak(kriteria sosial), pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda

penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas (ego identity),

tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif maupun moral, batas usia 24

merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka kriteria sampai

pada usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain, belum mempunyai hak-hak

penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi, status perkawinan sangat menentukan,

Page 2: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

102

 

 

 

karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara

menyeluruh(Sunarto1999).

Batasan usia diatas adalah sebagian pendapat dari berbagai pendapat yang

dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi, sedangkan WHO memberikan batasan usia

remaja usia 19 – 20 tahun. WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya

didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada

remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14

tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.Kondisi-kondisiyang mempengaruhi

pertumbuhanfisikremaja

antara lain pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional jenis kelamin, status

sosial ekonomi, kesehatan,dan pengaruhbentuk tubuh.

Ada bebrapa alasan yang menyebabkan mengapa remaja dikategorikan pada

kelompok yang rawan. Pertama, remaja memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak

untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Kedua, perubahan kebiasaan

pangan menuntut penyesuaian masukan energi dan gizi. Ketiga, perubahan dalam

perkembangan sosial dan psikologi seringkali berimplikasi langsung terhadap kesehatan

(Arisman 2004).

Pada masa ini memelihara kesehatan, mencegah defisisensi gizi, dan penyakit

serta mengurangi resiko penyakit kronis adalah tujuan gizi yang utama. Remaja memiliki

resiko kesehatan paling tinggi karena faktor kecelakaan, alkohol, narkoba, hamil diluar

nikah, kebiasaan makan (diet) dan perilaku hidup sehat yang buruk (Latifah 2008).

Konsekuensi penyakit yang berhubungan dengan gizi dapat dihindari atau setidaknya

ditunda dan keparahnnya dikurangi jika praktek gaya hidup sehat dipraktikkan sejak awal

dan diterapkan sepanjang hidup. Praktek gaya hidup sehat dapat dilihat pada perilaku

makan mahasiswa yang meliputi kuantitas dan kualitas pangan yang dikonsumsi.

Negara Indonesia yang kaya raya dengan aneka ragam makanan masih tinggi

tingkat kekurangan gizi. Penyebab kekurangan gizi bukan saja karena kekurangan bahan

pangan, tetapi pola makan yang tidak tepat disebabkan tingkat kepedulian, pengetahuan

tentang gizi di Indonesia masih rendah. Pola makan yang benar dan sehat sangat

ditentukan oleh faktor ekonomi dan pendidikan (pengetahuan) tentang gizi.Pola makan

yang teratur dan mengkonsumsi makanan seimbang serta beragam adalah kunci menuju

sehat (Rubianto 2010).

Menurut Moehji (2003) faktor yang memicu terjadinya masalah gizi pada usia

remaja antara lain kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang keliru, kesukaan

Page 3: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

103

 

 

 

yang berlebihan terhadap makanan tertentu, promosi yang berlebihan melalui media masa,

dan masuknya produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara bebas.

Berdasarkan SURKESNAS 2011 masalah gizi pada remaja akan berdampak

negatifpada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko

melahirkan bayi dengan BBLR,penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah

dilakukan menunjukkan kelompok remaja menderita/mengalamibanyak masalah gizi.

Masalah gizi tersebut antara lain Anemia dan IMT kurang dari batas normal atau kurus.

Prevalensianemia berkisar antara 40% dan 88%, sedangkan prevalensi remaja dengan

IMT kurus berkisar antara 30% dan 40% (Permaisih 2003).

Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Kesehatan tubuh belum terjamin hanya dengan mengkonsumsi makanan yang

berkualitas baik. Tanpa mengetahui jumlah dan jenis bahan makanan yang baik

dikonsumsi untuk kesehatan mustahil kesehatan tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk

mengetahui hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan gizi (Hardinsyah

dan Nadiya M 2008).

Suhardjo (2003) menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi

tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan, kemiskinan dan kekurangan faktor persediaan

pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Penyebab lain

gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan menerapkan

informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan gizi merupakan landasan penting untuk terjadi perubahan sikap dan

perilaku gizi. Perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama, oleh sebab itu

penting bagi remaja untuk memperoleh pengetahuan gizi dari berbagai sumber seperti

sekolah, media cetak, maupun media elektronik. Tingkat pengetahuan gizi seseorang

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya

akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan (Amelia 2008).

Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada

tiga kenyataan yaitu status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan

kesejahteraan, setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu

Page 4: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

104

 

 

 

menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal,

pemeliharaan, dan energi, serta ilmu gizi memeberikan fakta-fakta yang perlu sehingga

penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo

2003).

Sikap Sikap adalah ekspresi sederhana dari bagaimana kita suka atau tidak suka

terhadap beberapa hal (Rahayuningsih 2008). Sikap merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutupterhadap suatu stimulus atau objek. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain

yang dianggap penting, media masa, institusi atau lembaga pendidikan dan agama, serta

faktor emosional.

Menurut Suhardjo (1989) sikap manusia terhadap makanan banyak dipengaruhi

oleh pengalaman-pengalaman dan respon-respon yang diperlihatkan oleh orang lain

terhadap makanan sejak masa kanak-kanak. Pengalaman yang diperoleh ada yang

dirasakan menyenangkan atau sebaliknya tidak menyenangkan, sehingga setiap individu

dapat mempunyai sikap suka atau tidak suka (like or dislike) terhadap makanan.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Secara langsung

dapat ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan respondenterhadap suatu obyek.

Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataanhipotesis kemudian

ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmodjo 2007).

Pendidikan tidak akan berhasil kalau tidak disertai suatu pengetahuan mengenai

sikap, kepercayaan dan nilai dari masyarakat yang akan dijadikan sasaran dan cara

mereka menerapkannya kepada anak-anak mereka dan juga pengertian terhadap konsep

tingkah laku yang dihubungkan dengan pilihan makanan. Biasanya makan mempunyai

hubungan dengan perasaan seseorang. Sikapnya terhadap makanan dipengaruhi oleh

pelajaran dan pengalaman yang diperoleh sejak masa kanak-kanak tentang apa dan

bagaimana makan (Khumaidi 1988).

Praktek Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan cenderung memilih makanan

yang murah dengan nilai gizi yang lebih tinggi sesuai dengan jenis pangan yang tersedia

dan kebiasaan makan sejak kecil, sehingga kebutuhan gizinya terpenuhi. Hal ini sesuai

dengan Sanjur (1982) menyebutkan bahwa pengetahuan gizi menentukan atau membentuk

praktek secara langsung. Praktek adalah respon seseorang terhadap suatu rangsangan

(stimulus). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, kemudian mengadakan

Page 5: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

105

 

 

 

penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia

akan melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya/dinilai baik (Notoatmodjo 2003).

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Praktek terjadi setelah

seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian

atau pendapat terhadap apa yang diketahui, dan selanjutnya ia akan melaksanakan dan

mempraktekkan apa yang sudah diketahuinya. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu

tindakan nyata diperlukan suatu faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah fasilitas (Notoadmodjo 2007).

Pengukuran praktek dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau

bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

Kebiasaan Makan

Konsumsi pangan dipengaruhi oleh kebiasaan makan seseorang (Suhardjo 1989).

Kebiasaan makan berasal dari kata kebiasaan dan makan. Kebiasaan adalah perilaku yang

diperoleh dari pola praktek. Kebiasaan makan merupakan tindakan manusia terhadap

makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan perasaan atau apa yang dirasakan

(Khumaidi 1988). Suhardjo (1989) juga menyebutkan bahwa kebiasaan makan adalah

suatu perilaku yang berhubungan dengan makan seseorang, pola makanan atau susunan

hidangan yang dimakan, pantangan, distribusi makanan dalam anggota keluarga.

Kebiasaan makan yang baik dimulai dirumah, atas bimbingan dari orang tua baik ibu, ayah

dan anggota keluarga lainnya seperti kakak, abang, atau nenek serta pembantu.

Kebiasaan makan terbentuk dari empat komponen, yaitu (1) konsumsi makanan

(pola konsumsi), meliputi jumlah, jenis frekuensi dan proporsi makanan yang dikonsumsi

atau komposisi makanan; (2) freferensi terhadap makanan, mencakup sikap terhadap

makanan (suka atau tidak suka terhadap makanan); (3) ideologi atau pengetahuan

terhadap makanan, terdiri atas kepercayaan dan tabu; (4) sosisal budaya makanan,

meliputi umur, asal, pendidikan, kebiasaan membaca, besar keluarga, mata pencaharian

atau pekerjaan, luas pemilikan lahan, dan ketersediaan makanan (Sanjur 1982).

Kebiasaan makan remaja sangat khas dan berbeda jika dibandingkan dengan usia

lannya, kebiasaan makan mereka seperti tidak makan, terutama makan pagi atau sarapan,

kegemaran makan snack dan kembang gula, mereka cenderung memilih-milih makanan,

ada makanan yang disukai dan ada makanan yang tidak disukai. Jenis makanan tersebut

berbeda untuk tiap budaya antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, remaja putri

Page 6: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

106

 

 

 

biasanya percaya bahwa mereka dapat mengontrol berat badannya dengan cara tidak

makan pagi atau siang (Robert & Williams 1996 dalam Waluya 2007).

Kebiasaan makan dapat berubah karena pendidikan dan pengetahuan tentang gizi

dan kesehatan, serta aktivitas perdagangan makanan. Selain itu tingkat pendapatan juga

merupakan salah satu faktor utama dalam mempengaruhi kebiasaan makan, dimana

secara signifikan, dengan meningkatnya pendidikan, konsumsi makan mahal akan dibeli

dan dikonsumsi lebih banyak (Hartog et al 1995 dalam Waluya 2007).

Penilaian konsumsi pangan dilakukan sebagai cara untuk mengukur keadaan

konsumsi pangan yang kadang-kadang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

menilai status gizi. Berdasarkan data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi

makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan. Metode

kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga

dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan

(DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT),

Daftar Konversi Mentah Masak (DKMM), Daftar Peneyerapan Minyak (DPM). Salah satu

metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu yang bersifat kuantitatif adalah

metode recall 24 jam (Supariasa et al 2002).

Kebiasaan Jajan

Kebiasaan jajan adalah salah satu bentuk makan baik pada anak-anak, remaja

ataupun dewasa. Menurut Winarno (1993) makanan jajanan adalah makanan yang

diproduksi atau dijual oleh pengusaha sektor informal dengan modal terbatas dan dijajakan

di tempat keramaian, sepanjang jalan, dan pemukiman atau perkampunagan dengan cara

berjualan keliling, menetap atau kombinasi dari kedua cara tersebut. Makanan jajanan

pada umunya ada empat kelompok yaitu (1) makanan utama atau sepinggancontohnya

nasi rames, nasi rawon, nasi pecel, dan lain-lain; (2) panganan atau snack, contohnya kue-

kue, aneka gorengan, dan lain-lain; (3) golongan minuman, contohnya es teler, es buah,

kopi, dan sebagainya; (4) buah-buahan segar, contohnya mangga, durian, dan sebagainya.

Kebiasaan jajan memiliki segi positif dan negatif. Segi positifnya adalah jika

makanan yang dibeli sudah memenuhi syarat kesehatan, bisa melengkapi ataupun

menambah kebutuhan gizi anak. Disamping itu juga mengisi kekosongan lambung, karena

3 – 4 jam sesudah makan, lambung mulai kosong. Selain itu dapat pula digunakan untuk

mendidik anak dalam memilih jajanan sehat. Adapun segi negatif dari kebiasaan ajajan ini

diantaranya adalah dengan jajan yang terlalu banyak bisa mengurangi nafsu makan di

rumah. Jajan yang dibeli juga tidak terjamin kebersihannya, mungkin kurang bersih cara

Page 7: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

107

 

 

 

mencuci atau memasaknya, karena debu atau kotoran-kotoran, dikerumuni lalat, dan lain-

lain (PERSAGI 1973 diacu dalam Astuti 2010).

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah pergerakkan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik,

mental, dan kualitas hidup sehat. Secara umum setiap orang tahu bahwa berolah raga atau

melakukan aktvitas fisik bermanfaat bagi kesehatan (Anonim 2010). Penelitian Badan

Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam

bekerja menjadi penyebab 1 dari 10 kematian dan kecacatan dan lebih dari dua juta

kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktivitas fisik.

Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran

tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta

mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik

secara teratur yang dilakukan paling sedikit 30 menit dalam sehari sehingga dapat

menyehatkan jantung, paru-paru, serta alat tubuh lainnya, jika lebih banyak waktu yang

digunakan untuk beraktivitas fisik, maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyakKegiatan

ini dilakukan setiap hari secara teratur dalam waktu 3 bulan ke depan akan terasa hasilnya

(Anonim 2008).

Ada 3 tipe/macam/sifat aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan tubuh yaitu:

1.Ketahanan (endurance)

Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung, paru-paru,

otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih bertenaga. Untuk

mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari

perminggu).Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti berjalan kaki, misalnya

turunlah dari bus lebih awal menuju tempat kerja kira-kira menghabiskan 20 menit berjalan

kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan 10 menit berjalan kaki menuju

rumah, lari ringan, berenang, senam, dan lain-lain.

2. Kelenturan (flexibility)

Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu pergerakan lebih

mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan sendi berfungsi dengan baik.

Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7

hari perminggu).Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti peregangan, mulai

dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau sentakan, lakukan secara teratur untuk 10-30

Page 8: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

108

 

 

 

detik, bisa mulai dari tangan dan kaki, senam taichi, yoga, mencuci pakaian, mobil,

mengepel lantai.

3. Kekuatan (strength

Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot tubuh dalam

menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk

tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti osteoporosis

(keropos pada tulang). Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas fisik yang dilakukan

selama 30 menit (2-4 hari perminggu). Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti

push-up, pelajari teknik yang benar untuk mencegah otot dan sendi dari kecelakaan, naik

turun tangga, angkat berat/beban, membawa belanjaan, mengikuti kelas senam terstruktur

dan terukur (fitness).

Pedoman Umum Gizi Seimbang

Pada dasarnya masalah gizi timbul karena perilaku gizi seseorang yang salah, yaitu

ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dan kecukupan gizinya.Hidangan gizi seimbang

adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang

dikonsumsi seseorang dalam satu hari, sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini

tercermin dari derjat kesehatannya, tumbuh kembang, serta produktivitasnya yang optimal.

Namun dengan pergeseran gaya hidup, akibat pengaruh urbanisasi, globalisasi, dan

industralisasi dapat menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia untuk cenderung

menyukai makanan siap santap yang kandungan gizinya tidak seimbang. Pada umumnya

makanan siap santap ini mengandung lemak dan garam yang tinggi, tetapi kandungan

seratnya rendah (Depkes 1996).

Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul

ketidakseimbangan antaraasupan makanan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk

hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang

beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh

keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang

seimbang (Depkes 2005).

Perilaku makan yang salah harus dihindari karena akan berhubungan dengan

status gizi dan kesehatan seseorang. Pada tahun 1992 diselenggarakan kongres gizi

internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas. Salah satu rekomendasi kongres adalah anjuran

kepada setiap negara untuk menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Di

Page 9: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

109

 

 

 

Indonesia pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna pada tahun 1950. Slogan 4

sehat 5 sempurna saat ini sebenarnya merupakan implentasi PUGS (Depkes 2005).

Dalam PUGS ini terdapat 13 (tiga belas) pesan dasar gizi seimbang. Semua zat gizi

yang diperlukan tubuh dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi anekaragam makanan

dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu jenis

makanan yang dapat menyediakan zat gizi secara lengkap, kecuali Air Susu Ibu (ASI).

Konsumsi makanan yang beranekaragam dapat melengkapi kekurangan zat gizi pada jenis

makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang terdapat beberapa

anjuran mengenai perilaku makan yang baik agar tubuh tetap sehat, anjuran mengenai

perilaku makan tersebut antara lain adalah tiga belas pesan dasar yang perlu diperhatikan

tersebut yaitu makanlah anekaragam makanan, makanlah makanan untuk memenuhi

kecukupan energi, makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan

energi, batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi,

gunakan garam beriodium,makanlah makanan sumber zat besi,berikan ASI saja pada bayi

sampai umur 6 bulan dan penambahan MPASI sesudahnya, biasakan makan pagi,

minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya,lakukan aktivitas fisik secara teratur,

hindari minum minuman beralkohol, makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, dan

bacalah label pada makanan yang dikemas(Depkes 2005):

Makanlah anekaragam makanan. Tidak ada satu pun jenis makanan yang

mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat. Oleh karena

itu mengkomsumsi bahan makanan yang beragam akan memberikan nilai gizi yang lebih

baik daripada makanan yang dikonsumsi secara tunggal. Makin beranekaragam bahan

makanan yang dikonsumsi, makin terjamin keseimbangan zat gizi dalam tubuh.

Kekurangan zat gizi dalam konsumsi makanan sehari-hari akan menyebabkan

pengguanaan zat gizi lainnya tidak optimal. Makanan yang beranekaragam minimal terdiri

dari satu jenis dari masing-masing golongan pangan, yaitu makanan pokok, lauk pauk,

sayur, dan buah (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang

beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan

tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya yang biasanya disebut triguna makanan, yaitu

makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun, dan pengatur. Kekurangan salah

satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan

yang lain. Jadi mengkonsumsi makanan yang beranekaragam akan lebih menjamin

terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, pembangun dan pengatur (Depkes 2005).

Page 10: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

110

 

 

 

Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Setiap orang

dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung sumber zat tenaga atauenergi.

Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi sumber karbohidrat, lemak, dan

protein. Kecukupan energi bagi seseorang ditandai dengan berat badan yang

normal.Kekurangan energi akan mengakibatkan penurunan berat badan (Hardinsyah dan

Nadiya M 2002).

Kekurangan energi yang berlangsung lama pada seseorang akan mengakibatkan

penurunaan berat badan dan kekurangan zat gizi lain. Penurunan berat badan yang

berlanjut akan menyebabkan keadaan gizi kurang. Keadaan gizi kurang akan membawa

akibat terhambatnya proses tumbuh kembang pada anak. Dampaknya pada saat ia

mencapai usia dewasa, tinggi badannya tidak mencapai ukuran normal dan kurang

tangguh. Selain itu ia mudah terkena penyakit infeksi (Depkes 2005)..

Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.

Makanan sumber karbohidrat merupakan sumber energi utama. Sumber karbohidrat ini

kurang memberikan zat gizi lain seperti lemak, protein, vitamin, dan mineral. Terdapat dua

kelompok sumber karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks (padi-padian dan umbi-umbian)

dan karbohidrat sederhana misalnya gula dan sirup. Pencernaan dan penyerapan

karbohidrat kompleks lebih lama sehingga tidak segera merasa lapar jika telah

mengkonsumsinya. Sebaliknya karbohidrat sederhana lebih mudah diserap sehingga cepat

menimbulkan rasa lapar (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).Apabila energi yang diperoleh

dari makanan sumber karbohidrat kompleks (sumber karbohidrat selain gula) melebihi 60%

atau 2/3 bagian dari energi yang dibutuhkan anak, kebutuhan protein, vitamin, dan mineral

sulit dipenuhi (Depkes 2005).

Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan

energi. Lemak dan minyak terdapat dalam makanan berperan sebagai sumber dan

cadangan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya

hidangan. Konsumsi lemak dan minyak yang dianjurkan dalam makanan sehari-hari paling

sedikit 10% tetapi tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi atau jika dalam bentuk minyak

antara 3 – 4 sendok makan sehari. Dalam hidangan sehari-hari cukup 2 - 4 jenis makanan

yang berminyak atau berlemak. Konsumsi lemak atau minyak yang berlebihan dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penyakit jantung koroner (Hardinsyah

danNadiya M 2002).

Potensi lemak dan minyak sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi daripada

karbohidrat dan protein. Tiap gram lemak menghasilkan 9 kilo kalori, sedangkan

karbohidrat dan protein masing-masing hanya menghasilkan 4 kilo kalori. Selain berpotensi

Page 11: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

111

 

 

 

tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistim pencernaan dibandingkan dengan

protein dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama

(Depkes 2005).

Gunakan garam beriodium. Iodium merupakan salah satu zat gizi yang berperan

untuk pembentukan hormon tiroksin, yang diperlukan bagi perkembangan fisik dan mental,

serta pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu kekurangan iodium dalam

makanan sehari-hari dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan seseorang. Salah

satu sumber iodium dalam makanan sehari-hari adalah garam beriodium (Hardinsyah dan

Nadiya M 2002).

Dengan mengonsumsi garam beriodium ± 6 gram sehari, kebutuhan iodium dapat

terpenuhi, namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui. Dalam kondisi

tertentu, misalnya keringat yang berlebihan, dianjurkan mengonsumsi garam sampai 10

gram atau dua sendok teh per orang per hari. Selain itu dianjurkan untuk tetap

mengonsumsi makanan dari laut yang kaya iodium (Depkes 2005).

Makanlah makanan sumber zat besi. Zat besi merupakan unsur penting dalam

proses pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari

secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi besi (AGB). Anemia gizi

besi terutama banyak diderita oleh wanita hamil, menyusui, wanita usia subur, anak

sekolah, remaja, pekerja berpenghasilan rendah, dan balita. Sumber utama zat besi adalah

bahan pangan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Sumber zat

besi dari hewani lebih mudah diserap tubuh dibandingkan dari nabati (Hardinsyah dan

Nadiya M 2002).

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu

meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Adanya protein hewani (seperti daging, ikan,

dan telur), vitamin C, vitamin A, Zink (Zn), asam folat, serta zat gizi mikro lain dapat

meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengonsumsi makanan

sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena memakan sumber zat

besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A (Depkes 2005).

Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan penambahan MPASI

sesudahnya. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena ASI dapat memenuhi semua

kebutuhan zat gizi bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi sampai umur 6 bulan. Pemberian

ASI saja pada usia 6 bulan disebut pemberian ASI ekslusif. Apabila selama periode

tersebut diberikan makanan selain ASI maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi,

seperti diare, alergi, dan bahaya lain yang fatal (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Page 12: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

112

 

 

 

Biasakan makan pagi. Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap

orang. Makan pagi yang cukup bagi orang dewasa sangat penting untuk memelihara

ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas

kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Jika makan

pagi tidak biasa dilakukan maka akan mengalami resiko menderita gangguan kesehatan

berupa menurunnya kadar gula darah. Makan pagi sebaiknya terdiri dari makanan sumber

zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya. Fungsi air dalam tubuh

adalah melancarkan transportasi zat gizi, mengatur keseimbangan cairan dan garam

mineral tubuh, mengatur suhu tubuh, mengeluarkan bahan sisa dari dalam tubuh, sebagai

pelarut, katalisator, pelumas, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, serta peredam

benturan (Almatsier 2004). Untuk memenuhi fungsi tersebut dibutuhkan paling sedikit 2 liter

air atau setara 8 gelas sehari. Bagi orang dewasa, air yang diminum harus terjamin

keamanannya supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan

keracunan. Air bersih dan aman adalah jernih, tidak mengandung kuman dan bahan

beracun, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau serta sebelum diminum harus

dimasak sampai mendidih (Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Kegiatan fisik dan olahraga bermanfaat

untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi

jantung, paru-paru dan otot serta memperlambat proses penuaan. Kegiatan fisik dan olah

raga yang tidak seimbang dengan jumlah energi yang dikonsumsi dapat mengakibatkan

berat badan lebih atau kurang. Oleh karena itu diupayakan kegiatan fisik dan olah raga

selalu seimbang dengan masukan energi yang diperoleh dari makanan sehari-sehari

(Hardinsyah dan Nadiya M 2002).

Seseorang yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik setiap hari tanpa kelelahan

yang berarti. Olah raga harus dilakukan teratur. Macam dan takaran olah raga berbeda

menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kondisi kesehatan. Salah satu pesan

PUGS adalah olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam satu minggu selama 30 menit.

Ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dan aktivitas fisik, banyak dijumpai

pada kalangan tertentu, misalnya kalangan eksekutif (Depkes 2005).

Hindari minum minuman beralkohol. Kebiasaan minum minuman beralkohol

sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini disebabkan karena dapat mengakibatkan

terhambatnya penyerapan zat gizi, hilangnya zat gizi penting meskipun telah

mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup, menyebabkan kurang gizi,

gangguan hati serta kerusakan otak dan jaringan. Minuman beralkohol ini hanya

Page 13: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

113

 

 

 

mengandung energi dan tidak mengandung zat gizi lainnya (Hardinsyah dan Nadiya M

2002).

Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang dikonsumsi

selain harus mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang juga harus aman bagi

kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas kuman dan bahan kimia

berbahaya, serta tidak bertentangan dengan masyarakat (halal). Agar makanan dapat

memenuhi syarat aman dan halal maka bahan makanan tersebut harus diperlakukan

secara baik dan benar, baik pada tahap budidaya atau tahap pengolahan. Secara umum

makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain berlendir, berjamur, aroma, dan rasa

atau warna berubah, melewati tanggal kadaluarsa, terjadi kerusakan pada kemasan, dan

dalam pengolahannya ditambahkan bahan tambahan berbahaya (Hardinsyah dan Nadiya

M 2002).

Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label adalah keterangan tentang isi,

jenis, komposisi zat gizi, tanggal kadaluarsa, dan keterangan penting lain yang

dicantumkan pada kemasan. Semua keterangan tersebut sangat membantu konsumen

untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam makanan dan dapat

memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen beresiko tinggi karena

menderita penyakit (Hardinsyah dan Nadiya M 2002). Semua keterangan yang rinci pada

label makanan yang dikemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan

menggunakan makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan

konsumen (Depkes 2005).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap, dan Praktek

Faktor yang melatarbelakangi masalah gizi di negara berkembang diantaranya

adalah keadaan sosial ekonomi. Faktor-faktor sosial ekonomi seperti besar keluarga,

tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan dapat berpengaruh secara tidak langsung

terhadap timbulnya masalah gizi (Khumaidi 1989).

Pendidikan Orang Tua

Khumaidi (1989) berpendapat bahwa pendidikan orang tua terutama ibu erat

kaitannya dengan pemilihan makanan yang bergizi baik untuk keluarganya. Pendidikan ibu

juga berpengaruh terhadap tingkat perawatan kesehatan, higiene, kesadaran terhadap

anak dan keluarga. Pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan individu.

Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dapat

diperoleh melalui pendidikan. Pengetahuan tentang gizi dan kesehatan akan berpengaruh

Page 14: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

114

 

 

 

terhadap pola konsumsi pangan. Pengetahuan tentang gizi dan kesehatan yang semakin

baik dapat mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat

memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan kesehatan individu (Suhardjo 1989).

Menurut Syarief (1997) diacu dalam Astuti (2010) tingkat pendidikan orang tua

merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak termasuk

pemberian makan, pola konsumsi pangan, dan status gizi. Umumnya pendidikan

seseorang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Orang

yang berpendidikan tinggi cenderung lebih memilih makanan yang kandungan gizinya

tinggi, sesuai dengan jenis pangan yang tersedia dan kebiasaan makan sejak kecil

sehingga kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi dengan baik.

Pekerjaan dan Pendapatan Orang Tua

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang merupakan masukan (input) bagi

terbentuknya suatu gaya hidup keluarga. Keluarga dan masyarkat yang berpenghasilan

rendah mempergunakan sebagian besar dari keuangannya untuk membeli makanan dan

bahan makanan, dan semakin tinggi penghasilan itu, semakin menurun bagian penghasilan

yang dipakai untuk membeli makanan (Suhardjo 1989).

Penelitian di Banglades oleh Roushan (1996)diacu dalam Yuliansyah (2006)

menyebutkan bahwa status gizi anak dipengaruhi oleh pekerjaan orang tua, jarak kelahiran

dan jumlah anggota keluarga. Bagi ibu-ibu yang bekerja menunjukkan adanya

kecenderungan makanan yang lebih baik (Suhardjo 2003). Semakin tinggi tingkat ekonomi

keluarga semakin tinggi pula kualitas gizi konsumsi pangannya (Khumaidi 1988).Keadaan

ekonomi akan mempengaruhi daya beli seseorang dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Hal ini akan mengakibatkan seseorang yang berpendapatan lebih tinggi akan memiliki

kemampuan membeli bahan pangan yang berkualitas dengan jumlah yang cukup

dibandingkan dengan orang yang berpendapatan lebih rendah (Sanjur 1982).

Menurut Berg (1986) tingkat pendapatan keluarga atau pendapatan perkapita

sangat menentukan kualitas dankuantitas makanan. Pendapatan juga berhubungan erat

dengan gizi dan kesehatan dimana peningkatan pendapatan akan memperbaiki status gizi

dan kesehatan anggota keluarga. Pendapatan keluarga merupakan hasil penjumlahan dari

masing-masing pendapatan anggota keluarga yang bekerja. Faktor pendapatan keluarga

mempunyai peranan besar dalam masalah gizi dan kebiasaan makan masyarakat.

Rendahnya pendapatan merupakan kendala yang menyebabkan orang tidak mampu

membeli, memilih pangan yang bermutu gizi baik dan beragam (Rodiah 2010).

Page 15: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

115

 

 

 

Besar Keluarga

Menurut Suhardjo (1989), secara garis besar keluarga dapat dibagi atas keluarga

inti dan keluarga dalam arti luas. Keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri atas sepasang

suami istri dengan anak-anaknya. Sedangkan keluarga dalam arti luas yaitu keluarga yang

tidak terbatas hanya pada keluarga inti, melainkan terdiri dari beberapa generasi, selain

orang tua dan anak-anaknya terdapat pula kakek, nenek, paman, bibi, saudara, sepupu,

menantu, dan cucu.

Menurut BKKBN (1998), besar keluarga dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah

anggota keluarga, yaitu keluarga kecil, keluarga sedang, dan keluarga besar. Keluarga

kecil adalah keluarga dengan jumlah anggota kurang dari 5 orang, keluarga sedang

memilki jumlah anggota 5 – 7 orang, sedangkan keluarga besar memiliki jumlah anggota

lebih dari 7 orang.

Hubungan antara laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi, sangat nyata pada

masing-masing keluarga. Sumber pangan keluarga terutama mereka yang sangat miskin,

akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makanannya jika yang harus diberi makanan

jumlahnya sedikit. Anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin adalah paling

rawan terhadap kurang gizi di antara seluruh anggota keluarga. Seandainya besar keluarga

bertambah, maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua tidak

menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan pangan relatif lebih banyak

daripada anak-anak yang lebih tua (Suhardjo 2003). Besar keluaraga juga akan

mepengaruhi kesehatan seseorang atau keluarga dan besar keluarga ini akan

mempengaruhi konsumsi zat gizi dalam suatu keluarga (Sukarni 1989).

Pangan yang tersedia untuk satu keluarga besar mungkin hanya cukup untuk

jumlah anggota keluarga yang kecil. Penambahan besar keluarga akan menyebabkan

pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa

anak-anak yang sedang tumbuh memerlukan pangan relatif tinggi daripada golongan yang

lebih tua (Suhardjo 1989).

Konsumsi Energi dan Zat Gizi

Energi

Salah satu tujuan dari pembangunan adalah menyediakan pangan sesuai dengan

kebutuhan penduduk, baik jumlah maupun mutunya. Pangan yang diperoleh digunakan

untuk memenuhi kebutuhan energi, lemak,protein, vitamin, mineral, dan air yang berguna

untuk mempertahankan kelangsungan hidup (Suhardjo 1989). Pangan merupakan

kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan

kehidupan. Pangan sebagai sumber energi dan zat gizi (karbohidrat, lemak, protein,

Page 16: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

116

 

 

 

vitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan dan

kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Janin dalam kandungan, bayi, balita, anak,

remaja, dewasa maupun usia lanjut membutuhkan makanan yang sesuai dengan syarat

gizi untuk mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang, serta mencapai prestasi kerja

(Karsin2004).

Secara umum zat gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk

menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-

proses kehidupan dalam tubuh. Kebutuhan akan zat gizi pada setiap orang berbeda, hal ini

tergantung kepada umur, jenis kelamin, aktivitas, dan faktor koreksi lainnya. Manusia

membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan

melakukan aktifitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di

dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat, lemak, dan protein menentukan nilai

energinya (Almatsier 2004).

Data Biro Pusat Statistik tahun 1990 menunjukkan, bahwa komposisi umum energi

makanan rata-rata sehari orang Indonesia 9,6% berasal dari protein, 20,6% dari lemak dan

68,8% dari karbohidrat. Untuk memelihara kesehatan yang baik suatu penduduk, WHO

(1990) menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan sehari adalah 10-15% berasal

dari protein, 15-30% dari lemak, dan 55-75% dari karbohidrat. Dengan demikian, komposisi

konsumsi makanan rata-rata di Indonesia sudah mendekati komposisi konsumsi yang

dianjurkan WHO (Almatsier2004).

Menurut Muhilal & Hardinsyah (2004) diacu dalam Rizki (2010) angka kecukupan

gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan dalam tubuh untuk

hidup sehat setiap hari bagi hampir semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin,

dan kondisi fisiologis tertentu, saperti hamil dan menyusui. Manusia membutuhkan energi

untuk mepertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik.

Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang

dikeluarkan. Pada usia remaja (10 - 18 tahun), terjadi proses pertumbuhan jasmani yang

pesat serta perubahan bentuk dan susunan jaringan tubuh, di samping aktifitas fisik yang

tinggi. Besar kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh lama serta

intensitas kekuatan jasmani tersebut(Almatsier 2004).

Tingkat kecukupan energi adalah (TKE) adalah rata-rata tingkat kecukupan energi

dari pangan yang seimbang dengan pengeluaran energi pada kelompok umur, jenis

kelamin, ukuran tubuh (berat), dan tingkat kegiatan fisik agar hidup sehat dan dapat

melakukan kegiatan ekonomi dan sosial yang diharapkan (Novitasari 2010). Angka

kecukupan energi (AKE) bagi orang dewasa didasarkan pada Oxford Equation, yang

Page 17: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

117

 

 

 

merupakan hasil analisis untuk estimasi energi basal metabilosme (EBM) berdasarkan

berat badan (WNPG 2004).

Potein

Protein merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Protein mempunyai fungsi

khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-

sel dan jaringan tubuh. Selain itu, protein juga berperan dalam pembentukan ikatan-ikatan

esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan

antibodi, mengangkut zat-zat gizi, serta sebagai sumber energi (Almatsier 2004).

Menurut WNPG (2004), angka kecukupan protein (AKP) bagi orang dewasa

didasarkan pada rata-rata kebutuhan protein orang dewasa (yang berbeda menurut umur

dan jenis kelamin) dikalikan dengan berat badan, ditambah sejumlah safe level(24%) dan

dikoreksi dengan mutu (faktor koreksi mutu 1,2). Tambahan 24% berasal dari nilai

coefficient of variation 12% (2 x CV =24%), koreksi mutu protein didasarkan pada

kenyataan bahwa pangan hewani hanya berkontribusi sekitar 4% terhadap total energi,

artinya mutu protein makanan penduduk Indonesia masih rendah, sehingga diasumsikan

mutunya 85%, sehingga melahirkan faktor koreksi 1,17 yang dibulatkan menjadi 1,2. DKP

(2009) menyatakan untuk menilai apakah penduduk telah terpenuhi kebutuhan pangannya

secara kuantitatif dapat didekati dari konsumsi dan tingkat kecukupan energi dan

proteinnya.

Kekurangan protein umumnya banyak terdapat pada masyarakat dengan

golongan sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat

menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun (balita). Namun, defisiensi

protein dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kondisi

tubuh (Almatsier 2004).

Kabohidrat

Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan

kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya

kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas tersebut perlu energi diperoleh

dari makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga

kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Di Indonesia bahan

makanan pokok yang biasa dikonsumsi adalah beras, jagung, sagu, dan kadang-kadang

juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau senyawa

yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalahkarbohidrat (Poedjiadi A dan

Supriyanti 2006).

Page 18: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

118

 

 

 

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber

energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat

berasal dari tumbuh-tumbuhan (Almatsier 2004). Terdapat dua kelompok karbohidrat, yaitu

karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Karbohidrat kompleks adalah padi-

padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang); dan makanan

lainnya seperti tepung;sagu; dan pisang. Tetapi makanan sumber karbohidrat kompleks ini

kurang memberikan zat gizi lain yang diperlukan tubuh, oleh karena itu makanan sumber

karbohidrat ini harus dibatasi konsumsinya sekitar 50 – 60% dari kebutuhan energi.

Sedangkan gula sebagai karbohidrat sederhana tidak mengandung zat gizi lain.

Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung

lebih lama daripada karbohidrat sederhana. Sehingga dengan mengkonsumsi karbohidrat

kompleks, orang tidak segera merasa lapar. Sedangkan gula atau karbohidrat sederhana

langsung dapat diserap dan dipergunakan tubuh sebagai energi, sehingga cepat

menimbulkan rasa lapar (Depkes 2005).

Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau

sekitar 3 – 4 sendok makan setiap hari. Konsumsi gula yang berlebihan akan

menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuh atau

lemak. Apabila hal ini berlangsung lama dapat mengakibatkan kegemukan (Depkes 2005).

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Selain itu karbohidrat

juga berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur

metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses (Almatsier 2004).

Lemak

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau

manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan adalah lemak (Poedjiadi A dan

Supriyanti 2006). Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk

meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, K, serta menambah

lezatnya hidangan. Konsumsi minyak dan lemak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi.

Seyogyanya menggunakan minyak dan lemak nabati, karena minyak nabati mudah dicerna

oleh tubuh (Depkes 2005).

Potensi minyak dan lemak sebagai sumber energi dihitung lebih tinggi daripada

karbohidrat dan protein. Tiap gram lemak menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan

protein hanya 4 kkal. Selain berpotensi tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam

sistim pencernaan dibandingkan karbohidrat dan protein, sehingga lemak menimbulkan

rasa kenyang yang lebih lama. Bila seseorang mengkonsumsi minyak dan lemak secara

Page 19: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

119

 

 

 

berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain, akibatnya kebutuhan zat gizi yang

lain tidak terpenuhi. Konsumsi minyak dan lemak yang dianjurkan dalam makanan sehari-

hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi (Depkes 2005)

Page 20: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

120

 

 

 

Vitamin A

Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak

maupun pada pelarut lemak (Almatsier 2004). Vitamin A merupakan zat gizi yang tidak

dapat diproduksi sendiri di dalam tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan vitamin A harus dapat

dicukupi dari makanan yang dimakan setiap hari. Angka kecukupan vitamin A biasanya

dinyatakan dalam satuan retinol ekivalen (RE). Konsumsi vitamin A yang baik adalah jika

setengahnya bisa disimpan di dalam tubuh (Muhilal, Jalal & Hardinsyah 1998). Bentuk aktif

vitamin A hanya terdapat pada bahan pangan hewani. Sedangkan pro vitamin A (karoten)

banyak terdapat pada bahan pangan nabati, yang terdapat dalam beberapa jenis , yaitu α-,

βntin-, γ- karoten, dan kriptoxantin (Winarno 1984).

Menurut Olson (1990) diacu dalam Arafah (2008) vitamin A banyak terdapat pada

susu, keju, mentega, es krim, telur, dan hati. Selain itu vitamin A juga banyak terdapat pada

ikan seperti ikan tuna sarden. Vitamin A merupakan zat gizi yang penting dalam kesehatan

dan kelangsungan hidup. Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, antara lain

berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya terang, diferensiasi sel, pertumbuhan dan

perkembangan, reproduksi, serta pencegahan kanker dan penyakit jantung (Almatsier

2004).

Vitamin A yang efisien disimpan dihati dan orang yang menyusui dengan baik,

sedikitnya beberapa bulan sebelumnya menyuplai vitamin A ke dalam tubuhnya.

Kecukupan vitamin A bagi anak-anak dan remaja diinterpolasi dari kecukupan vitamin A

bayi dan laki-laki dewasa. Hal ini didasarkan pada pertimbangan berat badan yang

diperlukan untuk pertumbuhan. Bagaimanapun tidak ada hubungan yang pasti antara

ukuran tubuh dengan kecukupan yang ditetapkan. Peningkatan kebutuhan selama anak-

anak menjadi dewasa merupakan hal yang pasti (Hardinsyah dan Martianto 1992).

Vitamin C

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering

vitamin C cukup stabil, tetapi dalam kedaan larut, vitamin C mudah rusak karena

bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat

dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi

cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C merupakan vitamin yang paling labil (Almatsier

2004).

Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai

proses penting, mulai dari pembuatan kolagen (protein berserat yang membentuk jaringan

ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatik,

pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Penelitian

Page 21: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

121

 

 

 

tentang asupan vitamin C yang dapat mencegah skorbut (penyakit kudis) menyebutkan

dosis 60 mg per hari dianggap cukup. Namun, beberpa bukti lain menunjukkan, anjuran

tersebut tidak dapat digunakan untuk mencapai tingkat kesehatan prima (Khomsan 2002).

Zat besi (Fe)

Besimerupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia

dan hewan, yaitu sebanyak 3 – 5 gram dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi sangat

penting bagi tubuh manusia karena keberadaannya dalam banyak hemoprotein

(hemoglobin, mioglobin, dan sitokrom). Penyerapan besi diatur ketat pada tingkat mukosa

intestinal dan ditentukan oleh kebutuhan tubuh. Jika tubuh memerlukan banyak besi,

transferin menjadi titik jenuh dan dapat mengikat lebih banyak besi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penyerapan zat besi adalah asam organik (vitamin C), zat penghambat

penyerapan (asam fitat, asam oksalat, dan tanin), tingkat keasaman lambung, faktor

intrinsik, dan kebutuhan tubuh (Almatsier 2004).

Kalsium (Ca)

Kalsium berfungsi untuk katalisatorreaksi-reaksi biologi seperti absorpsi vitamin

B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pankreas, pembentukan dan pemecahan

asetilkolin yaitu bahan yang diperlukan dalam pemindahan suatu rangsangan dari suatu

serabut ke serabut saraf yang lain. Selain itu, kalsium diperlukan dalam proses pembekuan

darah. Bila konsumsi kalsium rendah dapat terjadi kekurangan kalsium yang dapat

menyebabkan osteomalacia dan osteoporosis (Almatsier 2004).

Penyerapan kalsium dalam tubuh dipengaruhi oleh keasaman perut. Produk perut

itu sendiri menurun dengan bertambahnya usia. Itu sebabnya mengapa orang dewasa

hanya mampu menyerap 30 – 50% Ca yang dikonsumsinya, sementara anak-anak mampu

menyerap sampai 75%. Sumber kalsium yang baik adalah susu. Di negara maju dimana

masyarakatnya banyak mengkonsumsi produk olahan dari susu, ternyata osteoporosis

tetap menjadi masalah. Hal ini disebabkan oleh konsumsi produk olahan susu yang diikuti

dengan tingginya konsumsi gula (Khomsan 2002).Angka kecukupan energi dan zat gizi

orang dewasa berdasarkan WNPG (2004) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Angka kecukupan energi dan zat gizi orang dewasa (per hari) No Umur AKE

(kkal)

AKP

(g)

Vit.A

(mg)

Vit.C

(mg)

Besi

(mg)

Ca

(mg)

Pria:

Page 22: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

122

 

 

 

1 19 – 29 th 2550 60 600 90 13 800

2 30 – 49 th 2350 60 600 90 13 800

3 50 – 64 th 2350 60 600 90 13 800

4 65+ 2050 60 600 90 13 800

Wanita:

1 19 – 29 th 1900 50 500 75 26 800

2 30 – 49 th 1800 50 500 75 26 800

3 50 – 64 th 1750 50 500 75 12 800

4 65+ 1600 50 500 75 12 800

Sumber: WNPG (2004)

Status Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses digesti, absorpsi, penyimpanan, metabolisme,dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasaet

al2002).Secara umum zat gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk

menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-

proses kehidupan dalam tubuh (Almatsier2004).Status gizi atau tingkat konsumsi pangan

merupakan bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang

mempengaruhi kesehatan seseorang, tetapi status kesehatan juga mempengaruhi status

gizi (Suhardjo 2003).

Menurut Riyadi (2003) status gizi merupakan keadaan kesehatan seseorang atau

sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, peneyerapan (absorpsi), dan

pengguanaan (utilization) zat gizi makanan masa lalu. Status gizi seseorang dipengaruhi

oleh konsumsi zat gizi dari makanan dan penyakit infeksi yang mengganggu proses

metabolisme, penyerapan, dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Supariasa et al(2002)

menyatakan status gizi adalah keadaan seseorang yang diakibatkan pleh konsumsi,

penyerapan, dan penggunaan zat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang lama.

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.

Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan

komposisi tubuh (Syafia 2009). Saat ini pengukuran antropometri digunakan secara luas

Page 23: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

123

 

 

 

dalam penialaian status gizi terutama apabila terjadi ketidakseimbangan kronis antara intik

energi dan protein. Remaja merupakan periode yang pesat untuk pertumbuhan sehingga

jika terjadi kekurangan atau kelebihan zat gizi akan terlihat jelas. Status gizi remaja dapat

dihitung dengan indikator antropometri berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan

menurut umur (TB/U), dan berta badan menurut tinggi badan (BB/TB) (Gibson 2005).

Pengukuran yang sering dilakukan dilapangan yaitu berat badan untuk mengetahui massa

tubuh dan panjang atau tinggi badan untuk mengetahui dimensi linier (Riyadi 2003).

Berat badan merupakan indikator antropometri yang paling banyak digunakan

karena parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf. Agar berat

dapat dijadikan satu ukuran yang valid, maka harus dikombinasikan dengan parameter

antropometri yang lain (Arisman 2004). Berat badan menggambarkan protein, lemak, air,

dan massa mineral tulang. Berat badan sering digunakan karena merupakan parameter

yang baik, mudah terlihat perubahannya dalam waktu yang singkat karena perubahan

konsumsi makanan dan kesehatan, memberikan gambaran status gizi sekarang dan jika

dilakukan secara periodik dapat menggambarkan pertumbuhan (Supariasa et al2002).

Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan keadaan

pertumbuhan skletal. Tinggi badan dalam keadaan normal tumbuh bersamaan dengan

pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang

sensitif terhadap defisisensi gizi dalam jangka pendek. Pengaruh defisiensi terhadap tinggi

badan akan muncul setelah beberapa waktu yang cukup lama (Riyadi 2003). Tinggi badan

merupakan indikator umum ukuran tubuh. Namun tinggi badan saja belum dapat dijadikan

indikator untuk menilai status gizi, kecuali jika digabungkan dengan indikator lain seperti

usia dan berat badan (Arisman 2004).

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara

yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan

dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan

resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko

terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal

memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.

Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat

diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan (Anonim 2009).

Indikator IMT menurut umur merupakan indikator terbaik untuk remaja. Indikator ini

sudah divalidasi sebagai indikator lemak tubuh total pada persentil atas dan juga sejalan

dengan indikator yang sudah direkomendasikan untuk orang dewasa serta data referensi

yang bermutu tinggi tentang indikator ini sudah tersedia. Pengukuran berat badan dapat

Page 24: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

124

 

 

 

digunakan timbangan injak dengan ketelitian 0.1 kg dan kapasitas 150 kg sedangkan tinggi

badan dengan alat pengukur tinggi badan dengan ketelitian 0.1 cm dan kapsitas 200 cm

(Riyadi 1995).

Penentuan batasan berat badan normal pada orang dewasa berdasarkan penilaian

Indeks Massa Tubuh dihitung menurut rumus berat badan dalam kilogram dibagi tinggi

badan dalam meter. Batas ambang nilai IMT menurut Depkes (2005) untuk orang

Indonesia adalah < 18.5 kg/m2 termasuk dalam kategori kurus, 18.5 – 25.0kg/m2untuk

kategori normal, dan > 25 kg/m2termasuk kategori gemuk. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi status gizi dewasa berdasarkan IMT menurut Depkes(2005) untuk Indonesia

No Nilai IMT(kg/m2)

Status Gizi

1 < 18,5 Kurus 2 18.5 – 25.0 Normal 3 > 25 Gemuk

Sumber: Depkes (2005)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah

digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya

kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan

pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional

tahun 2000, penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang

mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang

kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena

sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang

makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang

penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama merupakan

penyebab kurang gizi.

Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola

pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan

pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah

kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap

anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial.

Page 25: Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Seimbang serta ... · Menurut Hurlock (1999) ... Penentuan kisaran umur remaja menurut PBB adalah 15 – 24 tahun, maka mahasiswa merupakan bagian

125

 

 

 

Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana

pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh keluarga.

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan

keterampilan keluarga. Semakin tinggi pendidikan, pengetahuan dan keterampilan terdapat

kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan

anak dan keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan

keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga,

serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2009)

meskipun status gizi masyarakat tidak hanya ditentukan oleh faktor konsumsi pangan,

tetapi juga oleh faktor lain seperti kualitas pengasuhan dan ada atau tidaknya penyakit

infeksi, namun peningkatan konsumsi pangan tersebut tentunya telah berkontribusi dalam

perbaikan status gizi masyarakat.