lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/bab_i.pdfremaja sendiri...

12
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ratusan juta anak-anak atau para pemuda di Indonesia merupakan

pengguna internet. Namun dari jumlah itu baru sedikit yang

memanfaatkan perkembangan teknologi informasi ini untuk hal-hal

produktif. Kebanyakan dari mereka hanya memanfaatkan internet untuk

media sosial. Dari 143 juta jiwa anak muda, 54 persen itu sudah

menggunakan internet, namun 90,61 persen anak muda masih

memanfaatkan internet hanya untuk media sosial dan jejaring sosial

(Merdeka, 2018, Maret 31).

Membahas mengenai luasnya kalangan yang menggunakan media

sosial, diketahui dari survey Alvara dalam Hyzkia (2018) bahwa usia 17

sampai 25 tahun mendapati urutan paling banyak pengguna internet di

Indonesia. Dan pola penggunaannya menurut survei Alvara dalam Hyzkia

(2018) dapat diketahui bahwa usia 17-25 tahun adalah usia yang paling

memungkinkan untuk mengakses media sosial.

Tentu sebagai kalangan yang memiliki urutan tertinggi dalam

penggunaan media sosial, kalangan remaja menjadi kalangan yang terkena

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

2

dampak paling signifikan terhadap berita-berita isu intoleransi yang

tersebar melalui media sosial.

Menurut Darmody dan Nurmi dalam Turner dan Helms (1995, p.

373) remaja sudah mampu memikirkan dan menentukan identitas mereka.

Namun menurut Elkin dan Bowen, karena para remaja juga merasa orang-

orang sekitarnya memperhatikan bagaimana dia berperilaku, mereka

menyesuaikan perilaku mereka agar sesuai dengan lingkungan tersebut

(Turner dan Helms, 1995, p. 375).

Karena perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan apa yang

masyarakat pikirkan, hal ini menjadikan labilnya para remaja dalam

menunjukan sikap. Remaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget

dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah usia dimana seorang individu

mulai berintegrasi dengan lingkungan masyarakat dewasa, dan usia di

mana seseorang sudah merasakan kesetaraan dengan orang-orang yang

lebih tua.

Karena remaja merupakan golongan usia yang paling aktif

menggunakan media sosial, maka perlu diketahui juga secara umum

mengenai apa itu media sosial. “Apa Itu Sosial Media” dalam Nimda

(2012, Maret 1) media sosial didefinisikan sebagai sebuah media untuk

bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang

memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan

waktu.

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

3

Para pengguna sosial media bisa berinteraksi, berkirim pesan, baik

pesan teks, gambar, audio hingga video, dan saling berbagi. Dalam media

sosial, ada banyak sekali konten yang dapat diperoleh, mulai dari hiburan,

berita, serta informasi-informasi untuk mendukung proses edukasi.

Informasi-informasi yang didapat dari media sosial amat beragam, mulai

dari informasi yang bernilai positif maupun negatif. Dengan keberagaman

informasi tersebut, maka pengguna juga mendapatkan kemungkinan besar

untuk bisa memperoleh informasi-informasi negatif, salah satunya adalah

isu sejumlah kasus yang terindikasi mengandung berita intoleran.

Berbicara mengenai berita yang mengandung nilai intoleran, dapat

diketahui pula bahwa dewasa kini kasus-kasus intoleran semakin marak

terjadi. Seperti yang disampaikan ketua Komnas HAM Imdadun Rahmat

“Pada 2016, Intoleransi Meningkat” dalam situs resmi Komnasham

(2017), bahwa tahun 2014 tercatat ada 76 kasus, kemudian pada tahun

2015 meningkat menjadi 87 pengaduan kasus. Meningkat kembali aduan

sejumlah 97 kasus sepanjang 2016, juga tercatat pada “Setara Institute:

Terjadi 155 Kasus Intoleransi Sepanjang 2017” dalam Merdeka (2017,

Maret 27), 155 kasus pada tahun 2017.

Makna toleransi adalah right to differ, hak untuk berbeda. Ruang

berbeda ini luas, tetapi biasanya terkait dengan soal keagamaan dan

keyakinan. Prinsipnya adalah, seluruh manusia diberi ruang untuk

merayakan perbedaan tersebut. Dan pihak yang menolak hak untuk

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

4

berbeda atau ruang kebebasan bisa dikatakan sebagai orang yang intoleran

(Hasyim, 2017, p. 7).

Dengan semakin banyaknya kasus-kasus intoleransi yang terjadi,

tentu semakin banyak informasi yang membahas mengenai intoleransi

yang tersebar luas melalui berbagai macam media, dan media sosial.

Berikut adalah beberapa contoh kasus-kasus intoleransi yang beritanya

tersebar melalui media sosial:

a. Penolakan pemimpin non muslim (Panjimastv, 5 September 2016)

Berita yang ditemukan di Youtube ini merupakan berita mengenai

penolakan umat beragama Islam terhadap pemimpin non muslim di

Jakarta.

Gambar 1.1

Berita Kasus Intoleran

Sumber: Panjitv (2016, September 5)

https://www.youtube.com/watch?v=O5RC6TDfBCQ

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

5

b. Keributan antar pendukung calon presiden 2019 (Samarinda TV, 30 April

2018)

Berita di Twitter dari akun @Samarinda_tv mengenai keributan

antar pendukung pasangan calon presiden.

Gambar 1.2

Berita Kasus Intoleran

Sumber: Samarinda Tv (2018, April 30)

https://twitter.com/samarinda_tv/status/990864006025007104

Dengan data yang terlihat dari pengguna media sosial yang

didominasi oleh kalangan remaja dan maraknya pemberitaan mengenai isu

intoleransi di media sosial, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

6

sikap pelajar sekolah menengah atas terhadap pemberitaan kasus intoleran

di media sosial. Seperti apakah sikap pelajar sekolah menengah atas?

Apakah dengan adanya isu kasus intoleran, mereka menjadi toleran atau

bahkan menjadi intoleran dikarenakan kondisi psikologis pelajar sekolah

menengah atas yang masih labil. Maka peneliti ingin mengetahui sikap

pelajar sekolah menengah atas Jakarta Timur terhadap berita kasus

intoleran di media sosial.

Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan

populasi dan sampel pelajar sekolah menengah atas di Jakarta Timur.

Peneliti memilih Jakarta karena ibu kota Indonesia ini merupakan kota

paling intoleran di Indonesia, seperti yang dikemukakan oleh peneliti

Setara Institute, Halili dalam Beritasatu.com dalam berita berjudul

“Jakarta Puncaki Daftar Kota Paling Intoleran di Indonesia”

(Beritasatu.com, 2017), terungkap bahwa dalam Indeks Kota Toleransi

(IKT), Jakarta semakin menempati posisi paling bawah. Dari 94 kota, 10

kota di antaranya mendapat angka 2,30. Banda Aceh memiliki IKT sebesar

2,90. Bogor 3,05, Cilegon 3,20, Depok 3,30, Yogyakarta 3,40,

Banjarmasin 3,55, Makassar 3,65, Padang 3,37 dan Mataram 3,78. Maka

dari itu, peneliti tertarik untuk menjadikan pelajar sekolah menengah atas

di Jakarta untuk mendukung penelitian ini.

Dalam melakukan penelitian ini, agar penelitian dapat dilakukan

lebih terfokus, peneliti memilih kota Jakarta Timur sebagai lokasi

pengambilan sampel. Kota Jakarta Timur dipilih karena memiliki jumlah

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

7

SMA dan SMK yang paling banyak dibandingkan kota-kota lain di

Jakarta. Data dari situs resmi Kemdikbud (2018) bahwa kota Jakarta

Timur memiliki 123 SMA dengan jumlah peserta didik 51.938 dan 194

SMK dengan jumlah 69.064 peserta didik.

Terkait dengan seluruh pembahasan di atas, penelitian ini dirasa

penting untuk diteliti. Karena, belum matangnya psikologis pelajar

sekolah menengah atas, di samping itu juga mereka mendapat berbagai hal

dari media sosial termasuk berita kasus intoleransi. Sehingga dengan

kondisi itu, mereka rentan atau rawan terpengaruh berita-berita yang

intoleran. Dengan alasan-alasan yang dijelaskan di atas, perlu adanya

identifikasi mengenai bagaimana sikap mereka terhadap berita-berita

kasus intoleran.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Seringkali ditemukan berita-berita mengenai isu-isu intoleransi,

baik mengenai agama, ras, jender, dan ideologi yang semakin marak

terjadinya di Indonesia. Sebagai salah satu pengguna aktif media sosial

yang paling konsumtif, siswa SMA dan SMK merupakan salah satu

golongan yang paling rentan dalam penyerapan informasi yang tidak tepat.

Sehingga, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana sikap

pelajar sekolah menengah atas di Jakarta Timur terhadap berita kasus

intoleran yang beredar di media sosial?

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

8

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana sikap pelajar sekolah menengah atas di Jakarta Timur

terhadap berita intoleransi di media sosial?

2. Dimensi apa saja yang berperan dalam pembentukan sikap pelajar

sekolah menengah atas di Jakarta Timur terhadap berita intoleransi di

media sosial?

1.4 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui sikap pelajar sekolah menengah atas di Jakarta

Timur terhadap berita intoleransi di media sosial.

2. Untuk mendiskusikan berbagai dimensi yang berperan dalam

membentuk sikap pelajar sekolah menengah atas Jakarta Timur

terhadap berita kasus intoleran di media sosial.

1.5 KEGUNAAN PENELITIAN

a. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi

kajian tentang sikap khalayak terhadap berita di media sosial, dengan

pendekatan kuantitatif.

b. Kegunaan Praktis

Sebagai masukan bagi praktisi media pemberitaan agar lebih

memperhatikan pemberitaan tentang kasus intoleransi yang

mendudukkan permasalanan dalam konteks yang proporsional dan

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

9

tidak terjebak pada pendapat yang dominan pada masyarakat.

Diharapkan juga dapat membuat pelajar menjadi lebih skeptis pada

pemberitaan di media sosial agar tidak gampang terhasut pada

pemberitaan yang menyinggung soal intoleransi.

c. Kegunaan Sosial

Penelitian ini secara sosial berguna untuk menginformasikan

kepada masyarakat mengenai betapa pentingnya isu intoleransi di

Indonesia saat ini, dan juga agar masyarakat mampu mengidentifikasi

bagaimana bentuk-bentuk isu intoleransi itu sendiri. Penelitian ini juga

diharapkan mampu membuat masyarakat khususnya para pelajar agar

bisa menjadi lebih kritis dalam menanggapi isu-isu intoleransi yang

sedang marak terjadi di Indonesia saat ini.

1.6 KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam mengambil sampel

pada populasi. Karena keterbatasan jarak dan waktu, peneliti hanya

memilih 2 sekolah dari 1 kota yaitu Jakarta Timur dengan alasan sekolah

dan murid terbanyak di DKI Jakarta. Semula, peneliti mengajukan

proposal untuk melakukan penelitian kepada SMAK Penabur 7 Jakarta

Timur dan SMAN 61 Jakarta Timur guna membandingkan sikap toleransi

dari kedua sekolah yang berlatar belakang berbeda, yaitu SMA swasta

berbasis agama dan SMA negeri yang dikelola oleh pemerintah.

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

10

Namun, humas dari SMAK Penabur 7 Jakarta Timur menolak

dengan alasan waktu yang tidak pas dan menjelang ujian. Sedangkan

humas dari SMAN 61 tidak memberi kabar untuk kelanjutan dari

pengajuan penelitian ini. Akhirnya, peneliti mendapatkan akses untuk

mendapatkan responden di SMA Cahaya Sakti Jakarta Timur dan SMK

Mahadhika 1 Jakarta Timur.

Dalam penelitian ini, peneliti juga keterbatasan dengan alat ukur

indikator untuk item pertanyaan yang terkait dengan berita intoleran di

media sosial. Pertanyaan-pertanyaan pada angket yang menyinggung

tentang berita intoleran justru tidak valid dan terpaksa dihapus. Dengan

keterbatasan waktu, peneliti tidak sempat membuat pertanyaan baru dan

menyebarkan kuesioner.

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10963/5/BAB_I.pdfRemaja sendiri memiliki arti yang luas, menurut Piaget dalam Hurlock (2003, p. 206) remaja adalah

95

Sikap pelajar sekolah..., Dinda Rahayu, FIKOM UMN, 2019