piaget dan

39
PIAGET DAN TEORINYA PIAGET DAN TEORINYA I. PENDAHULUAN Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya. System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi. Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu : Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun ) Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun ) Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun ) Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa ) Piaget memperoleh gelar Ph.D dalam biologi pada umur 21, ia kemudian tertarik pada psikologi dan mempelajari anak-anak abnormal di salah satu rumah sakit di Paris. Pada periode hidupnya, Piaget semakin tertarik pada logika anak dan metode berpikir yang berbeda-beda yang digunakan anak dalam menjawab peertanyaan pada usia yang berbeda pula. Selanutnya Piaget bekerja melakukan penelitian selama kurang lebih 40 tahun. Studinya dipusatkan pada persepsi anak dalam pemahamannya mengenai alam/benda, jumlah, waktu, perpindahan, ruang, dan geometri. Ia menganalisis operasi-operasi mental yang digunakan oleh anak, cara berpikir simbolis dan logika mereka. II. PERMASALAHAN Apa pokok-pokok pikiran teori perkembanggan kognitif menurut Piaget dan bagaimana implikasi teori Piaget dalam pendidikan ? III. PEMBAHASAN A. Pokok-pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitif dan perkembangannya Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis. Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam

Upload: geng-aan

Post on 02-Jan-2016

110 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Piaget Dan

PIAGET DAN TEORINYA

PIAGET DAN TEORINYA

I. PENDAHULUAN

Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang

pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an.

Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk

mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil

kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi

diantara keduanya.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1)

kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan

timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh

yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu

adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau

mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.

System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi.

Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma

yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks.

Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses

asimilasi dan akomodasi.

Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi

ke dalam empat periode, yaitu :

Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )

Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )

Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )

Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa )

Piaget memperoleh gelar Ph.D dalam biologi pada umur 21, ia kemudian tertarik pada psikologi

dan mempelajari anak-anak abnormal di salah satu rumah sakit di Paris. Pada periode hidupnya,

Piaget semakin tertarik pada logika anak dan metode berpikir yang berbeda-beda yang digunakan

anak dalam menjawab peertanyaan pada usia yang berbeda pula. Selanutnya Piaget bekerja

melakukan penelitian selama kurang lebih 40 tahun. Studinya dipusatkan pada persepsi anak

dalam pemahamannya mengenai alam/benda, jumlah, waktu, perpindahan, ruang, dan geometri.

Ia menganalisis operasi-operasi mental yang digunakan oleh anak, cara berpikir simbolis dan

logika mereka.

II. PERMASALAHAN

Apa pokok-pokok pikiran teori perkembanggan kognitif menurut Piaget dan bagaimana

implikasi teori Piaget dalam pendidikan ?

III. PEMBAHASAN

A. Pokok-pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitif dan perkembangannya

Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual

sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang

individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.

Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif

dalam perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju kelangsungan

hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya

interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam responnya organisme mengubah kondisi

lngkungan, membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa

memoertahankan hidupnya.perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget banyak

Page 2: Piaget Dan

dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam

bidang biologi. Ia sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir

dengan dua kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk :

1. beradaptasi

2. organisasi ( tindakan penataan )

untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar, yaitu

sebagai berikut :

1. Skema

istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat menjelaskan

mengapa seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan untuk menjelaskan

banyak hal yang berhubungan dengan ingatan.

Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri

terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual.

Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi

2. Asimilasi

asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan

persepsi atau stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi berlangsung

setiap saat. Seseorang tidak hanya memperoses satu stimulis saja, melainkan memproses banyak

stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi

mempnagruhi pertumbuhan skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari proses

kognitif, denga proses itu individu secara kognitif megadaptsi diri terhadap lingkungan dan menata

lingkungan itu.

3. Akomodasi

Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama.

Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan

perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh

Piaget adalah keseimbangan.

Untuk keperluan pegkonseptualisasian pertumbuhan kognitif /perkembangan

intelektual Piaget membagi perkemabngan ini ke dalam 4 periode yaitu :

Ø Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)

Pada periode ini tingksh laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan system

penginderaan untuk mengenal lingkungannya untu mengenal obyek.

Ø Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)

Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati

sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.

Ø Periode konkret (7,0-11,0 tahun)

Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi

didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis.

Ø Periode operasi formal (11,0-dewasa)

Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak

remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia

dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.

Piaget mengeukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan perkembangan

kognitif :

a. Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan syaraf.

b. Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan stimulus-

stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu.

c. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu

Page 3: Piaget Dan

d. Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk

menyelesaikan peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.

B. Implikasi teori Piaget dalam pendidikan

Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya

dengan belajar, sehhingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk

memahami belajar.

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya

pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4

konsep dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang

belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan

kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.

Piaget menginterpretasikan perkembangan kognitif dengan menggunakan diagram

berikut :

Berdasarkan diagram tersebut dimulai dengan meninjau anak yang sudah memiliki pengalaman

yang khas, yang berarti anak sudah memiliki sejumlah skemata yang khas. Pada suatu keadaan

seimbang sesaat ketika ia berhadapan dengan stimulus (bisa berupa benda, peristiwa, gagasan)

pada pikiran anak terjadi pemilahan melalalui memorinya.Dalam memori anak terdapat 2

kemungkuinan yang dapat terjadi yaitu :

Ø Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang sudah ada dalam

pikiran anak

Ø Terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara stimulus dengan skema yang ada

dalam pikiran anak.

Kedua hal itu merupakan kejadian ssimilasi.

Menurut diagram, kejadian kesesuaian yang sempurna itu merupakan penguatan terhadap skema

yang sudah ada. Stimulus yang baru (datang) tidak sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam

skemata yang ada. Di sini terjadi semacam gangguan mental atau ketidakpuasan mental seperti

Page 4: Piaget Dan

keingintahuan, kepedulian, kebingungan, kekesalan, dsb. Dalam keadaaan tidak seimbang ini anak

mempunyai 2 pilihan :

Ø Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan stimulus atau menyerah dan tidak

berbuat aa-apa (jalan buntu)

Ø Memberi tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan secara fisik maupun

mental. Bila ini dilakukan anak mengubah pandangannya atau skemanya sebagai akibat

dari tindakan mental yang dilakukannya terhadap stimulus itu.Peritiwa ini disebut

akomodasi.

IV. KESIMPULAN

v Terori Piaget mengenai perkembangan kognitif mendenisikan kembali intelegensi,

pengetahuan, dan hubungan dengan lingkungannya.

v Perkembangan kognitif mempunyai 4 aspek yaitu kematangan, pengalaman, interaksi social,

dan ekuilibrasi

v Menurut Piaget setiap organisme hidup cenderung untuk melakukan adaptasi dan organisasi.

Dalam proses adaptasi dan organisasi rerdapat 4 konsep dasar yaitu skema, asimilasi,

akomodasi, dan ekuilibrasi

v Skema adalah struktur kognitif yang digunakan organisme untuk mengadaptasi diri terhadap

lingkungannya dan menata lingkungan itu secara intelektual.

v Asimilasi adalh proses yang digunakan seseorang untuk mengintegrasikan bahan persepsi

baru atau stimuklus baru ke dalam skemata atai pola perilaku yang sudah ada.

Daftar pustaka :

Dahar Ranta Willis Pof. Dr.M.SC.1989. teori-teori belajar.

Jakarta : Erlangga

Teori Perkembangan Kognitif PiagetBAB IPENDAHULUANA.    Latar Belakang Masalah“Pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan antara fikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif.” Piaget, dalam Bringuier, 1980, hlm. 110.Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak – kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.Perkembangan cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai usia dewasa meliputi tindakan dari bayi, pra operasi, operasi kongkrit dan opersai formal. Proses dibentuknya setiap struktur yang lebih kompleks ini adalah asimilasi dan akomodasi, yang diatur oleh ekuilibrasi.Piaget juga memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan yang lain, ia menguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen, yang merupakan abstraksi dari ciri – ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau pengetahuan endogen disusun melalui reorganisasi proses pemikiran anak didik . Sruktur tindakan, operasi kongkrit dan operasai formal dibangun dengan jalan logis – matematis.Sumbangan bagi praktek pendidikan untuk karya – karya Piaget mengenali pengetahuan yang disosialisasikan dari sudut pandangan anak. Implementasi kurikulum menjadi pelik oleh kenyataan bahwa teorinya tidak memasukan hubungan antara berfikir logis dan pelajaran – pelajaran pokok seperti membaca dan menulis.B.    Rumusan Makalah 

Page 5: Piaget Dan

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diuraikan pembahasannya sebagai rumusan masalah sebagai berikut:1.    Apa pengertian dari kognitif itu?2.    Bagaimana perkembanagan kognitif itu?3.    Bagaimana teori perkembangan Piaget?4.    Bagaimana implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran?

C.    TujuanSetelah dirumuskan masalah tersebut maka pembuatan makalah ini bertujuan untuk:1.    Menjelaskan pengertian dari kognitif.2.    Menjelaskan perkembangan kognitif.3.    Menjelaskan tentang teori perkembangan Piaget.4.    Menjelaskan implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran.

BAB IITEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

A.    Pengertian KognitifKognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.B.    Perkembangan KognitifTeori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya.Piaget percaya bahawa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau priode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invariant, selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Sebagai seorang yang memperoleh pendidikan dasar dalam bidang eksakta, yaitu biologis, maka pendekatan dan uraian dari teorinya terpengaruh aspek biologi.Teori Piaget merupakan akar revolusi kognitif saat ini yang menekankan pada proses mental. Piaget mengambil perspektif organismik, yang memandang perkembangan kognitif sebagai produk usaha anak untuk memahami dan bertindak dalam dunia mereka. Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu, Piaget mengamati bayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang signifikansinya pada perkembangan selanjutnya.Pertumbuhan atau perkembangan kognitif terjadi melalui tiga proses yang saling berhubungan, yaitu:

Page 6: Piaget Dan

1.    Organisasi.Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk mengintegrasikan pengetahuan kedalam system-sistem. Dengan kata lain, organisasi adalah system pengetahuan atau cara berfikir yang disertai dengan pencitraan realitas yang semakin akurat.Contoh: anak laki-laki yang baru berumur 4 bulan mampu untuk menatap dan menggenggam objek. Setelah itu dia berusaha mengkombunasikan dua kegiatan ini (menatap dan menggenggam) dengan menggenggam objek-objek yang dilihatnya.Dalam sistem kognitif, organisasi memiliki kecenderungan untuk membuat struktur kognitif menjadi semakin komplek. Struktur-struktur kognitif disebut skema. Skema adalah pola prilaku terorganisir yang digunakan seseorang untuk memikirkan dan melakukan tindakan dalam situasi tertentu. Contoh: gerakan reflek menyedot pada bayi yaitu gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menarik.2.    Adaptasi.Merupakan cara anak untuk memperlakukan informasi baru dengan mempertimbangkan apa yang telah mereka ketahui. Adaptasi ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu:a.    AsimilasiMerupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada peleburan informasi baru kedalam struktur kognitif yang sudah ada. Seorang individu dikatakan melakukan proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut menggabungkan informasi baru yag dia terima kedalam pengetahuan mereka yang telah ada.Contoh asimilasi kognitif: seorang anak yang diperlihatkan segi tiga sama sisi, kemudian setelah itu diperlihatkan segitiga yang lain yaitu siku-siku. Asimilasi terjadi jika si anak menjawab bahwa segitiga siku-siku yang diperlihatkan adalah segitiga sama sisi.b.    AkomodasiMerupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada perubahan yang terjadi pada sebuah struktur kognitif dalam rangka menampung informasi baru. Jadi, dikatakan akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui akomodasi ini, struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan sesuai dengan rangsangan-rangsangan dari objeknya.Contoh: si anak bisa menjawab segitiga siku-siku pada segitiga yang diperlihatkan kedua.c.    EkuilibrasiYaitu istilah yang merujuk pada kecenderungan untuk mencari keseimbangan pada elemen-elemen kognisi. Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur dalam diri individu agar ia mampu mempertahankan keseimbangan dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Agar terjadi ekuilibrasi antara diri dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan komplementer.Contoh: bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol, kemudian diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas). Ketika bayi menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas. Dengan demikian asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan ekuilibrium dan pertumbuhan.

C.    Tahap-Tahap Perkembangan KognitifMenurut Piaget, pikiran anak-anak dibentuk bukan oleh ajaran orang dewasa atau pengaruh lingkungan lainnya. Anak-anak memang harus berinteraksi dengan lingkungan untuk berkembang, namun merekalah yang membangun struktur-struktur kognitif baru dalam dirinya. Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berfikir yang khas/berbeda.Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget adalah sebagai berikut:1.    Tahap Sensori Motor.Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik.Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan kemampuan-kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka seorang bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya.Piaget membagi tahap sensori motor ini kedalam 6 periode, yaitu:a.    Periode 1: Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1 bulan)Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks menghisap (bayi otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks mengarahkan kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan terarah.

Page 7: Piaget Dan

Misalnya jika pipi kanannya disentuh, maka ia akan menggerakkan kepala kearah kanan.b.    Periode 2: Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan)Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan berusaha mengulanginya. Contoh: menghisap jempol.Pada contoh menghisap jempol, bayi mulai mengkoordinasikan 1). Gerakan motorik dari tangannya dan 2). Penggunaan fungsi penglihatan untuk melihat jempol.c.    Periode 3: Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10 bulan)Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan koordinasi bagian-bagian tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler sekunder terjadi ketika bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik diluar dirinya.d.    Periode 4: Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan)Pada periode ini bayi belajar untuk mengkoordinasikan dua skema terpisah untuk mendapatkan hasil. Contoh: suatu hari Laurent (anak Piaget) ingin memeluk kotak mainan, namun Piaget menaruh tangannya ditengah jala. Pada awalnya Laurent mengabaikan tangan ayahnya. Dia berusaha menerobos atau berputar mengelilinginya tanpa menggeser tangan ayahnya. Ketika Piaget tetap menaruh tangannya untuk menghalangi anaknya, Laurent terpaksa memukul kotak mainan itu sambil melambaikan tangan, mengguncang tubuhnya sendiri dan mengibaskan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Akhirnya setelah beberapa hari mencoba, Laurent berhasil menggerakkan perintang dengan mengibaskan tangan ayahnya dari jalan sebelum memeluk kotak mainan. Dalam kasus ini, Laurent berhasil mengkoordinasikan dua skema terpisah yaitu: 1). Mengibaskan perintang 2). Memeluk kotak mainan.e.    Periode 5: Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan)Pada periode 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk mencapai satu hasil tunggal. Pada periode 5 ini bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda. Contoh: Suatu hari Laurent tertarik dengan meja yang baru dibeli Piaget. Dia memukulnya dengan telapak tangannya beberapa kali. Kadang keras dan kadang lembut untuk mendengarkan perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh tindakannya.f.    Periode 6: Permulaan Berfikir (Usia 18-24 bulan)Pada periode 5 semua temuan-temuan bayi terjadi lewat tindakan fisik, pada periode 6 bayi kelihatannya mulai memikirkan situasi secara lebih internal sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi, pada periode ini anak mulai bisa berfikir.dalam mencapai lingkungan, pada periode ini anak sudah mulai dapat menentukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan internal, tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambaran atau pemikirannya.2.    Tahap Pemikiran Pra-OperasionalTahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun. Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol. Menurut Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan “ Operation (operasi) ”, yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang sebelumnya dilakukan secara fisik.Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah “ kemampuan anak mempergunakan simbol”. Penggunaan simbol bagi anak pada tahap ini tampak dalam lima gejala berikut:a.    Imitasi tidak langsungAnak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau dilihat, yang sekarang bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi pemikiran anak sudah tidak dibatasi waktu sekarang dan tidak pula dibatasi oleh tindakan-tindakan indrawi sekarang.Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri atau bermain pasar-pasaran. Ini adalah hasil imitasi.b.    Permainan SimbolisSifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru kejadian yang pernah dialami.Contoh: anak perempuan yang bermain dengan bonekanya, seakan-akan bonekanya adalah adiknya.c.    MenggambarPada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental. Unsur pada permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan” pada diri anak yang sedang menggambar. Sedangkan unsur gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak untuk memulai meniru sesuatu yang riel”.Contoh: anak mulai menggambar sesuatu dengan pensil atau alat tulis lainnya.d.    Gambaran MentalMerupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang lampau. Gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak masih mempunyai kesalahan yang sistematis dalam mengambarkan kembali gerakan atau transformasi yang ia amati.Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan lima kelereng putih dan hitam.e.    Bahasa Ucapan

Page 8: Piaget Dan

Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau kejadian. Melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tentang peristiwa kepada orang lain.3.    Tahap Operasi berfikir KongkretTahap ini berada pada rentang usia 7-11 tahun.tahap ini dicirikan dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Anak sudah mengembangkan operasi logis. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:a.    PengurutanYaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.b.    Klasifikasi Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).c.    DecenteringAnak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap gelas lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding gelas kecil yang tinggi. d.    ReversibilityAnak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.e.    KonservasiMemahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi gelas lain.f.    Penghilangan sifat EgosentrismeKemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Baim memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Lala akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Baim.4.    Tahap Operasi berfikir FormalTahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit. Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contoh: ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berpikir kongkret, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja yang berada pada tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinanya, dll. Seorang remaja pada tahap ini sudah mempunyai ekuilibrum yang tinggi, sehingga ia dapat bepikir fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Remaja dapat berfikir fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan yang ada. Dan remaja dapat berfikir efektif karena dapat melihat pemikiran mana yang cocok untuk persoalan yang dihadapi.D.    Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget Dalam PembelajaranDalam hail ini, peran seorang pendidik sangatlah vital. Beberapa implementasi yang harus diketahui dan diterapkan adalah sebagai berikut:1.    Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping

Page 9: Piaget Dan

kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.2.    Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.3.    Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.4.    Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda. 

BAB IIIPENUTUPA.    KesimpulanDalam pandangan Piaget, belajar yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh guru, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri anak sendiri. Belajar merupakan sebuah proses penyelidikan dan penemuan spontan. Berkaitan dengan belajar, Piaget membangun teorinya berdasarkan pada konsep Skema yaitu, stuktur mental atau kognitif yang menyebabkan seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengoordinasikan lingkungan sekitarnya. Skema pada prinsipnya tidak statis melainkan selalu mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan kognitif manusia. Berdasarkan asumsi itulah, Piaget berpendapat bahwa belajar merupakan proses menyesuaikan pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dipunyai seseorang. Bagi Piaget, proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yakni: asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.Kompleksitas pengetahuan dan struktur kognitif tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya asimiliasi secara mulus. Dalam kasus tertentu asimilasi mungkin saja tidak terjadi karena informasi baru yang diperoleh tidak bersesuaian dengan stuktur kognitif yang sudah ada. Dalam konteks seperti ini struktur kongitif perlu disesuaikan dengan pengetahuan baru yang diterima. Proses semacam ini disebut akomodasi. Penekanan Piaget tentang betapa pentingnya fungsi kognitif dalam belajar didasarkan pada tahap perkembangan kognitif manusia.

DAFTAR PUSTAKAMukhlis, Hirmaningsih, 2010, Teori Psikologi Perkembangan, Pekanbaru. Penerbit: Psikologi Presshttp://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget-dan-implementasinya-dalam-pendidikan-346946.html 01 Maret 2013 9:04:06http://www.psikologizone.com/favicon.ico/Teori Kognitif Psikologi Perkembangan Jean Piaget/01 Maret 2013 9:05:32 

an Piaget adalah ilmuwan perilaku berkebangsaan Swiss yang lahir tahun 1896.  Ia merupakan ilmuwan yang

sangat terkemuka dalam penelitian mengenai perkembangan berpikir.  Dia sudah menghabiskan waktu 50

tahun hanya untuk dapat membuat semacam peta dari proses berpikir anak melalui pengamatan terhadap

anaknya sendiri maupun pengamatan eksperimental lainnya.  Piaget yakin bahwa dengan bertambahnya usia

seorang anak, maka kemampuan anak untuk menginterpretasikan atau mengkonstruksikan realitas

memerlukan satu perjalanan yang melalui beberapa tahap, sampai kemudian kemampuan mental mereka

mencapai taraf yang mirip dengan kemampuan orang dewasa. Baca juga: Teori Tahapan Kognitif Piaget

 

Asimilasi

Page 10: Piaget Dan

Piaget memandang dalam proses berpikirnya, manusia mengambil informasi yang sampai padanya kemudian

mengelompokkan/menggolongkannya ke dalam istilah yang sebelumnya telah mereka ketahui.

Akomodasi

Akomodasi adalah kemampuan manusia menciptakan langkah baru/ hal baru atau menggabung-gabungkan

istilah/ hal lama untuk memecahkan masalah.

Many would say the most intriguing part of Piaget's theories and studies is his theory on assimilation

and accommodation. Piaget was a biologist until the age of 21; at this time he turned his research and

interest to understanding how children learn, think, and understand (Atherton, 2009). Piaget's studied

children through listening and observing; also supplied children with tests to study how they think and

understand. From Piaget's thorough research he developed a theory on assimilation and

accommodation in which he asserts how he believes children internalize their understanding and view

of the world.

Assimilation is a part of Piaget's theory that is evident in the way children perceive the outside world.

This part of his theory suggests that a child may change or alter what he perceives in the outside world

in order to fit his internal world; the result of assimilation is that "complex and familiar external objects

are simplified to fit pre-existent categories in your head," and this may cause stereotypes and "pigeon-

holing" for children (Atherton, 2009, pp.4). Assimilation occurs when the child does not change the

internal world to suit the object, and this is a simpler but less realistic form of perception.

Accommodation may be a more complicated and challenging form of perception and learning for

children. Piaget's theory on accommodation asserts that the internal world much change to be able to

fit the outside world (Atherton, 2009). Accommodation occurs when a child perceives information that

can not fit into any pre-existing category; the child must then create a new area of intelligence,

perception, and thought in order to process the information gathered from the outside world. According

to Piaget, accommodation is when a child must alter the ideas in his head in order to "fit the realities of

external objects (Atherton, 2009, pp.7).

Although assimilation and accommodation are very different process they both deal with ideas about

perception and reality. Piaget's theory on accommodation is interesting and important to understand

when dealing with children and adults. It is also important to understand that although assimilation or

accommodation may predominate at any one moment, they are inseparable and exist in a dialectical

relationship. Piaget's theory asserts that both accommodation and assimilation occur both at the same

time, and are both constantly in use when perceiving the outside world.

Reference:

Page 11: Piaget Dan

ATHERTON J. S. (2009). Learning and Teaching;Assimilation and Accommodation[On-line] UK:

Available: http://www.learningandteaching.info/learning/assimacc.htmAccessed: 1 April 2010

ATHERTON J S (2009) Learning and Teaching;Piaget's developmental theory[On-line] UK:

Available: http://www.learningandteaching.info/learning/piaget.htmAccessed: 1 April 201

Teori Kognisi Piaget Leave a comment

Pendidikan sangat identik dengan belajar dengan berbagai teorinya. Berikut ini penulis sajikan beberapa

contoh teori belajar yang sangat terkenal hasil racikan dari rekan-rekan penulis di kampus. Untuk

kesempatan pertama makalah dari penulis sendiri yaitu teori kognisi Piaget. Silahkan dinikmati.

Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan

kepada siswa, tetapi siswa yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka. Tokoh

yang berperan pada teori ini adalah Jean Piaget dan Vygotsky. Teori Konstruktivisme didefinisikan

sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang

dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang

bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan

manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya

sesuai dengan pengalamanya. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa

yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi

pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme

adalah teori perkembangan mental Piaget yang merupakan bagian dari teori kognitif juga. Teori ini biasa

juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut

berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual

dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-

ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir

melalui gerakan atau perbuatan

Hakekat Teori

Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama menegaskan bahwa penekanan teori

kontruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas

lapangan. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau

moderator. Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang

dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam

pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya.

Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun

Page 12: Piaget Dan

kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempa.

Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru

yang cocok dengan ransangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan

rangsangan itu.

Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang,

melainkan melalui tindakan. Belajar merupakan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu

materi yang disampaikan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka

aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu

sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidak-seimbangan dan keadaan

keseimbangan.

Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap

tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan

intelektual anak. Pada teori ini konsekuensinya dalah siswa harus memiliki ketrampilan unutk

menyesuaikan diri atau adaptasi secara tepat. Menurut C. Asri Budiningsih menjelaskan bahwa ada dua

macam proses adapatasi yaitu adaptasi bersifat autoplastis, yaitu proses penyesuaian diri dengan cara

mengubah diri sesuai suasana lingkungan, lalu adaptasi yang bersifat aloplastis yaitu adaptasi dengan

mengubah situasi lingkungan sesuai dengan keinginan diri sendiri.

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara

interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga

melahirkan perubahan tingkah laku.

Berikut adalah tiga dalil pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan intelektual atau

tahap perkembangan kognitif atau biasa juga disebut tahap perkembagan mental. Perkembangan itu

antara lain adalah; (1) perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu

terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia akan mengalami urutan-urutan tersebut

dan dengan urutan yang sama, (2) tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi

mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis dan penarikan kesimpulan)

yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual dan (3) gerak melalui tahap-tahap tersebut

dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang

interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).

Konsep Teori Piaget

Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam

perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup suatu

organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme

dan lingkungannya. Dalam responnya organisme mengubah kondisi lngkungan, membangun struktur

biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa memoertahankan hidupnya.perkembangan kognitif

yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Dari

hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup

Page 13: Piaget Dan

dan lahir dengan dua kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk :

1. beradaptasi

2. organisasi ( tindakan penataan )

untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar, yaitu sebagai

berikut :

1. Skema

istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat menjelaskan mengapa seseorang

memberikan respon terhadap suatu stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan

dengan ingatan.

Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap

lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual.

2. Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi

a) Asimilasi

Asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan persepsi

atau stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi berlangsung setiap saat.

Seseorang tidak hanya memperoses satu stimulis saja, melainkan memproses banyak stimulus. Secara

teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempnagruhi pertumbuhan

skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari proses kognitif, denga proses itu individu secara

kognitif megadaptsi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.

b) Akomodasi

Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama. Asimilasi

dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan

akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh Piaget adalah keseimbangan.

Tahapan Dalam Perkembangan

Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil

perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan

dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan

lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri

organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap

lingkungannya.

System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema

berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan

akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi

penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.

Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat

periode, yaitu :

Page 14: Piaget Dan

a. Periode sensorimotor

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi

dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor

adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai

perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:

1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama

dengan refleks.

2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan

berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.

3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan

berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.

4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan,

saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau

kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).

5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan

berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.

6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

b. Tahapan praoperasional

Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan,

Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi

psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan

secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara

logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek

dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat

dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti

mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda

bulat walau warnanya berbeda-beda.

Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua

sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka

mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih

menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris,

yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu

sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring

pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran

yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki

perasaan.

c. Tahapan operasional konkrit

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun

Page 15: Piaget Dan

dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan

ini adalah:

Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.

Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling

besar ke yang paling kecil.

Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut

tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda

dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan

logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)

Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa

memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih

sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali

ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan

sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan

dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak

diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas

lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain

(bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang

memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang

memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap

operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak

walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

d. Tahapan operasional formal

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini

mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.

Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara

logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat

memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam

bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan

ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia

dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan

sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak

mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari

tahap operasional konkrit.

Piaget kemudian mengemukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan

Page 16: Piaget Dan

perkembangan kognitif :

a. Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan syaraf.

b. Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan stimulus-

stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu.

c. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu

d. Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan peranan

pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.

Implementasi Dalam Pembelajaran

Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya

dengan belajar, sehhingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk memahami

belajar. Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya

pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep

dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai

tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut tindakan

penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.

Piaget menginterpretasikan perkembangan kognitif dengan menggunakan diagram berikut :

Berdasarkan diagram tersebut dimulai dengan meninjau anak yang sudah memiliki pengalaman yang

khas, yang berarti anak sudah memiliki sejumlah skemata yang khas. Pada suatu keadaan seimbang

sesaat ketika ia berhadapan dengan stimulus (bisa berupa benda, peristiwa, gagasan) pada pikiran anak

terjadi pemilahan melalalui memorinya. Dalam memori anak terdapat 2 kemungkuinan yang dapat

terjadi yaitu :

Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang sudah ada dalam pikiran anak

Terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara stimulus dengan skema yang ada dalam pikiran

anak.

Kedua hal itu merupakan kejadian asimilasi.

Menurut diagram, kejadian kesesuaian yang sempurna itu merupakan penguatan terhadap skema yang

sudah ada. Stimulus yang baru (datang) tidak sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam skemata yang

ada. Di sini terjadi semacam gangguan mental atau ketidakpuasan mental seperti keingintahuan,

kepedulian, kebingungan, kekesalan, dsb. Dalam keadaaan tidak seimbang ini anak mempunyai 2 pilihan

:

Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan stimulus atau menyerah dan tidak berbuat aa-apa

(jalan buntu)

Memberi tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan secara fisik maupun mental. Bila

ini dilakukan anak mengubah pandangannya atau skemanya sebagai akibat dari tindakan mental yang

dilakukannya terhadap stimulus itu. Peritiwa ini disebut akomodasi.

Simpulan

Page 17: Piaget Dan

1.Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil

perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan

dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan

lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri

organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap

lingkungannya.

2.Menurut Piaget setiap organisme hidup cenderung untuk melakukan adaptasi dan organisasi. Dalam

proses adaptasi dan organisasi rerdapat 4 konsep dasar yaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan

ekuilibrasi

3.tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun

kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak. Pada

teori ini konsekuensinya dalah siswa harus memiliki ketrampilan unutk menyesuaikan diri atau adaptasi

secara tepat.

Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Implikasi dalam

Pembelajaran MatematikaDitulis pada 20 March 2010

Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Implikasi dalam

Pembelajaran MatematikaDitulis pada 20 March 2010

PENDAHULUAN

Tinjauan Sejarah

Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1898 di Neuchatel, Swiss. Ayahnya adalah seorang ahli sejarah dengan

spesialisasi abad pertengahan. Ibunya adalah seorang yang dinamis, inteligens, dan taqwa. Sewaktu mudahnya, ia

tertarik pada alam dan senang mengamati burung-burung, ikan, dan binatang lainnya di alam bebas, sehingga

akhirnya tertarik pada pelajaran biologi di sekolah. Sejak umur 10 tahun ia telah menerbitkan karangan pertamanya

tentang burung “Pipit Albino” pada majalah ilmu pengetahuan alam. Pada umur 15 tahun ia menolak tawaran sebagai

curator koleksi moluska di museum Ipa di Geneva, karena ingin menyelesaikan sekolah menengahnya.

Page 18: Piaget Dan

Pada tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana bidang biologi di Universitas Neuchatel. Pada usia 21

tahun ia telah menyelesaikan disertasi tentang moluska dan memperoleh gelar doctor filsafat. Setelah menyelesaikan

pendidikan formal, Piaget memutuskan untuk mendalami psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, ia meninggalkan Zurich

dan pergi ke Paris. Selama dua tahun, ia tinggal di Universitas Sorbonne, belajar psikologi klinis,logika, serta

epistemology. Pendalamnya tentang filsafat meyakinkannya bahwa perlunya pemikiran spekulasi murni dilengkapi

dengan pendekatan ilmu pengetahuan yang faktual.

Pada tahun 1920, Piaget bekerja bersama Dr. Theophile Simon di laboratorium Binet di Paris dengan tugas

mengembangkan tes penalaran yang kemudian diujikan. Dari hasil uji yang diperolehnya, ia menyimpulkan bahwa

perbedaan jawaban yang ada disebabkan oleh perbedaan intelegensi peserta. Berdasarkan pengalaman membuat tes

tersebut, Piaget mendapatkan tiga pemikiran penting yang mempengaruhi berpikirnya dikemudian

hari. Pertama, Piaget melihat bahwa anak yang berbeda umurnya menggunakan cara berpikir yang bebeda. Inilah

yang mempengaruhi pandangan Piaget mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak. Kedua, metode klinik

digunakannya untuk mengorek pemikiran anak secara lebih mendalam. Metode inilah yang dikembangkan Piaget

dalam studinya tentang perkembangan kognitif anak. Ketiga, Piaget berpikir bahwa pemikiran logika abstrak mungkin

relevan untuk mememahami pemikiran anak. Menurutnya, operasi-operasi logika yang ada dalam pemikiran deduksi

berkaitan dengan struktur mental tertentu dalam diri anak. Ia mencoba untuk menemukan bagaimana pemikiran

sangat berkaitan dengan logika. Ciri pemikiran  deduksi logis (abstrak dan hipotesis) ini menjadi salah satu ukuran

tertinggi Piaget dalam menentukan tahap-tahap perkembangan kognitif anak.

Pada tahun 1921, Piaget diangkat sebagai direktur penelitian di Institut Jean-Jacques Rousseu di Geneva. Di situ ia

memperole kesempatan untuk mempelajari pemikiran anak. Hasil penelitiannya banyak dipublikasikan pada tahun

1923-1931.

Selama penelitian, Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan antara proses pemikiran anak dengan orang dewasa.

Ia yakin bahwa anak bukan merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa. Anak buka hanya berpikir kurang

efisien dari orang dewasa, melainkan berpikir secara berbeda dengan orang dewasa. Itulah sebabnya mengapa Piaget

yakin bahwa ada tahap perkembangan kognitif yang berbeda dari anak sampai menjadi dewasa. Piaget juga mencoba

menemukan sebab-musabab perkembangan kognitif.

Pada tahun 1920-1930, Piaget meneruskan penelitiannya dalam bidang perkembangan kognitif anak. Bersama dengan

istrinya, ia meneliti ketiga anaknya sendiri yang lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931. Hasil pengamatan terhadap

anak-anaknya ini dipublikasikan dalam The Original of Intelligence in Children dan the Consruction of Reality tentang

tahap sensorimotor. Studinya tentang masa kanak-kanak meykinkan Piaget bahwa pengertian dibentuk dari tindakan

anak dan bukan dari bahasa anak.

Pada tahun 1940-an, Piaget tertarik untuk meneliti persepsi psikologi Gestalt. Ia memperluas pengertian persepsi tidak

hanya sebagai suatu proses tersendiri, tetapi juga berhubungan dengan inteligensi. Sejak tahun 1943, Piaget dengan

teman-temannya menerbitkan banyak buku dan laporan tentang persepsi. Puncaknya adalah buku The Mechanism of

Perception pada tahun 1961. buku ini menjelaskan tentang struktur, proses, serta relasi antara pesepsi dengan

inteligensi seseorang. Atas anjuran Einstein, pada tahun 1940 Piaget meneliti tentang pengertian anak tentang waktu,

kecepatan, dan gerak. Sebagai hasil penelitian tersebut, ia mempublikasikan dua buku, The Child’s Conception of

Time dan The Child’s of Movement and Speed.

Sesudah perang dunia kedua, penghargaan akan karya Piaget mulai tersebar ke seluruh dunia. Ia menerima gelar

kehormatan dari banyak Universitas, seperti Universitas Harvard di Cambridge, Universitas Sorbonne di Paris, dan

beberapa Universitas di Belgia dan Brasilia.

Pada tahun 1950, Piaget banyak meneliti dan menulis tentang perkembangan inteligensi manusia. Ia juga

mangaplikasikan hasil penemuan psikologis tersebut dalam persoalan epistemology. Ditahun yang sama, ia

mempublikasikan seri epistemology genetic. Buku ini merupakan sintesis pemikirannya akan beberapa aspek

pengetahuan, termasuk matematika, fisika, psikologi, sosiologi, biologi, dan logika. Di antara tahun 1950-1960 , Piagat

banyak mempublikasikan bukunya terutama berisi tentang perkembngan kognitif. Hingga pada tahun 1969, Piaget

menerbitkan “The Psychology of the Child” yang diperuntukkan bagi kalangan umum yang ingin mengetahui

pemikirannya. Ini adalah semacam ringkasan teori Piaget tentang perkembangan intelektual dan persepsi. Pada tahun

yang sama, ia juga menerbitkan “Mental Imaginary in the Child”. Buku ini menjelaskan perkembangan gambaran

mental dan hubungannya dengan perkembangan inteligensi. Pada tahun 1967, ia mempublikasikan “Biology and

Knowledge”,sebuah buku yang berkaitan dengan hubungan antara faktor biologi dengan proses kognitif.

Piaget pensiun dari Institut Rousseau pada tahun 1971. meskipun demikian, ia tetap aktif menulis dan menerbitkan

banyak buku. Piaget meninggal pada tanggal 16 September 1980 di Geneva.

Tinjauan Karya, Manfaat dan Hasil.

Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang cukup dominan selama beberapa dekade. Dalam teorinya

Piaget membahas pandangannya tentang bagaimana anak belajar. Menurut Jean Piaget, dasar dari belajar adalah

aktivitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan

Page 19: Piaget Dan

suatu proses sosial. Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai

bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada diantara anak dengan lingkungan fisiknya.

Interaksi anak dengan orang lain memainkan peranan penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam.

Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang tadinya memiliki pandangan subyektif terhadap

sesuatu yang diamatinya akan berubah pandangannya menjadi obyektif. Aktivitas mental anak terorganisasi dalam

suatu struktur kegiatan mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah laku.

Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi

(Piaget , 1988: 61 ; Turner, 1984: 8).1. Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan

perkembangan logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada perkembangan struktur-struktur.

2. Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.

3. Fungsi, adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi, terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke

dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang

menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi

ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan

skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan

lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.

Akomodasi. Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan

pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak

cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi

untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada

sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan

akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka

terjadilah ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur

kognitif yang ada akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini

merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-

equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada

sebelumnya.

PEMBAHASAN

Beberapa Konsep dalam Teori Piaget.

Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan kognitif atau teori

perkembangan Piaget, yaitu;1. Intelegensi. Piaget mengartikan intelegensi secara lebih luas, juga tidak mendefinisikan secara ketat. Ia

memberikan definisi umum yang lebih mengungkap orientasi biologis. Menurutnya, intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan. (Piaget dalam DR. P. Suparno,2001:19).

2. Organisasi. Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.

3. Skema. Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.

4. Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

1. Akomodasi.Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.

2. Ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.

Tahap Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget, tahap perkembangan inteluektual anak secara kronologis terjadi 4 tahap. Urutan tahap-tahap ini tetap

bagi setiap orang, akan tetapi usia kronologis memasuki setiap tahap bervariasi pada setiap anak. Keempat tahap

dimaksud adalah sebagai berikut:

# Tahap sensorimotor : umur 0 – 2 tahun.

(Ciri pokok perkembangannya anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari

permanensi obyek)

Page 20: Piaget Dan

Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Tahap ini

disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan

inderawi anak terhadapt lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau dan lain-lain.

Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang dari periode “belum mempunyai

gagasan” menjadi “ sudah mempunyai gagasan”. Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak

tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan

masih terpotong-potong, belum dapat disistematisir dan diurutkan dengan logis.

Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-

tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi

terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang

baru.

Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:

Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)

Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur

1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku bayi kebanyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan.

Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang ditanggapi secara refleks.

Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)

Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan pertama. Kebiasaan dibuat dengan

mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan. Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang

telah dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu. Pada periode ini,

seorang bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengaakan diferensiasi akan macam-macam

benda yang dipegangnya. Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan

mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala

kesumber suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini merupakan suatu tahap penting untuk

menumbuhkan  konsep benda.

Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)

Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan

Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri. Ia

menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah. Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali

kejadian-kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang

menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada sebuah

benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh

Piaget, ini diartikan sebagai suatu “pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.

Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)

Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai menggunakan

sarana untuk mencapai suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari

koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku

yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membentuk

konsep tentang tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat mencari benda

yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai mempunyaikonsep tentang ruang.

Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)

Unsur pokok pada perode ini adalah mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan

dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan skema

yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna memecahkan

persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih

mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di sekitarnya bertingkah laku dalam

situasi yang baru. Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan kemampuan untuk

memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang

keruangan anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda  secara menyeluruh bila benda-benda

itu dapat dilihat secara serentak.

Periode Refresentasi (umur 18 – 24 bulan)

Periode ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan

cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan koordinasi internal dalam

gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke intelegensi refresentatif.

Secara mental, seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu

persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, refresentasi ini membiarkan anak

Page 21: Piaget Dan

untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan

gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.

Karakteristik anak  yang berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a)         Berfikir melalui perbuatan (gerak)

b)        Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks sampai ia dapat berjalan dan bicara.

c)         Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya.

d)        Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.

Tahap Pra operasional : umur 2 -7 tahun.

(Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif)

Istilah “operasi” di sini adalah suatu proses berfikir logik, dan merupakan aktivitas sensorimotor. Dalam tahap ini anak

sangat egosentris, mereka sulit menerima pendapat orang lain. Anak percaya bahwa apa yang mereka pikirkan dan

alami juga menjadi pikiran dan pengalaman orang lain. Mereka percaya bahwa benda yang tidak bernyawa

mempunyai sifat bernyawa.

Tahap pra operasional ini dapat dibedakan atas dua bagian. Pertama, tahap pra konseptual (2-4 tahun), dimana

representasi suatu objek dinyatakan dengan bahasa, gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap intuitif (4-7

tahun). Pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.

Karakteristik anak pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a)        Anak dapat mengaitkan pengalaman yang ada di lingkungan bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan

karenanya ia menjadi egois. Anak tidak rela bila barang miliknya dipegang oleh orang lain.

b)       Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran “yang

dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih bersifat irreversible.

c)        Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan belum mampu bernalar

(reasoning) secara individu dan deduktif.

d)       Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu membedakan antara fakta

dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian

sebenarnya dengan imajinasi mereka.

e)        Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat dan isi).

f)        Menjelang akhir tahap ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa yang mereka percayai. Anak dapat

mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya mempunyai satu sifat tertentu dan telah mulai mengerti

konsep yang konkrit.

Tahap operasi kongkret : umur 7 – 11/12 tahun.

(Ciri pokok perkembangannya anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret)

Tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada

aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-oprasi logis. Operasi itu bersifat

reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikemblikan kepada awalnya

lagi. Tahap opersi konkret dapat ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan

nyata/konkret.

Ciri-ciri operasi konkret yang lain, yaitu:1. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh. Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan

secara menyeluruh ingatan, pengalaman dan objek yang dialami. Menurut Piaget, adaptasi dengan lingkungan disatukan dengan gambaran akan lingkunganitu.

2. Melihat dari berbagai macam segi. Anak mpada tahap ini mulai mulai dapat melihat suatu objek atau persoalan secara sediki menyeluruh dengan melihat apek-aspeknya. Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersam-sam mengamati titik-titik yang lain dalam satu waktu yang bersamaan.

3. Seriasi Proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau semakin kecilnya unsur-unsur tersebut. Menurut Piaget , bila seorang anak telah dapat membuat suatu seriasi maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitaan untuk membuat seriasi selanjutnuya.

4. Klasifikasi Menurut Piaget, bila anak yang berumur 3 tahun dan 12 tahun diberi bermacam-maam objek dan disuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang terjadi.

5. Bilangan. Dalam percobaan Piaget, ternyata anak pada tahap praoperasi konkret belum dapat mengerti soal korespondensi satu-satu dan kekekalan, namun pada tahap tahap operasi konkret, anak sudah dapat mengerti soal karespondensi dan kekekalan dengan baik. Dengan perkembangan ini berarti konsep tentang bilangan bagi anak telah berkembang.

6. Ruang, waktu, dan kecepatan. Pada umur 7 atau 8 tahun seorang anak sudah mengerti tentang urutan ruang dengan melihat intervaj jarak suatu benda. Pada umur 8 tahun anak sudan sudah sapat mengerti relasi urutan waktu dan jug akoordinasi dengamn waktu, dan pada umur 10 atau 11 tahun, anak sadar akan konsep waktu dan kecepatan.

7. Probabilitas. Pada tahap ini, pengertian probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus-kasus yang mulai terbentuk.

Page 22: Piaget Dan

8. Penalaran. Dalam pembicaraan sehari-hari, anak pada tahap ini jarang berbicara dengan suatu alasan,tetapi lebih mengatakan apa yang terjadi. Pada tahap ini, menurut Piaget  masih ada kesulitan dalam melihat persoalan secara menyeluruh.

9. Egosentrisme dan Sosialisme. Pada tahap ini, anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pikiran lain.

Tahap operasi formal: umur 11/12 ke atas.

(Ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, dan logis)

Tahap operasi formal (formal operations) merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget.

Pada  tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan

proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu. Cara

berpikir yang abstrak mulai dimengerti.

Sifat pokok tahap operasi formal adalah pemikiran deduktif hipotesis, induktif sintifik, dan abstrak reflektif.

# Pemikiran Deduktif Hipotesis

Pemikiran deduktif adalah pemikiran yang menarik kesimpulan yang spesifik dari sesuatu yang umum. Kesimpulan

benar hanya jika premis-premis yang dipakai dalam pengambilan keputusan benar. Alasan deduktif hipotesis adalah

alasan/argumentasi yang berkaitan dengan kesimpulan yang ditarik dari premis-premis yang masih hipotetis. Jadi,

seseorang yang mengambil kesimpulan dari suatu proposisi yang diasumsikan, tidak perlu berdasarkan dengan

kenyataan yang real.

Dalam pemikiran remaja, Piaget dapat mendeteksi adaanya pemikiran yang logis, meskipun para remaja sendiri pada

kenyataannya tidak tahu atau belum menyadari bahwa cara berpikir mereka itu logis. Dengan kata lain, model logis itu

lebih merupakan hasil kesimpulan Piaget dalam menafsirkan ungkapan remaja, terlepas dari apakah para remaja

sendiri tahu atau tidak.

# Pemikiran Induktif Sintifik

Pemikiran induktif adalah pengambilan kesimpulan yang lebih umum berdasarkan kejadian-kejadian yang khusus.

Pemikiran ini disebut juga dengan metode ilmiah. Pada tahap pemikiran ini, anak sudah mulai dapat membuat

hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan variabel control, mencatat hasi, dan menarik kesimpulan. Disamping

itu mereka sudah dapat memikirkan sejumlah variabel yang berbeda pada waktu yang sama.

# Pemikiran Abstraksi Reflektif

Menurut Piaget, pemikiran analogi dapat juga diklasifikasikan sebagai abstraksi reflektif karena pemikiran itu tidak

dapat disimpulkan dari pengalaman.

Teori Pengetahuan

Berdasarkan pengalamannya sejak masa kanak-kanak, Piaget berkesimpulan bahwa setiap makhluk hidup memang

perlu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat melestarikan kehidupannya. Manusia adalah makhluk hidup,

maka manusia juga harus beradaptasi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal ini, Piaget beranggapan bahwa

perkembangan pemikiran manusia mirip dengan perkembangan biologis, yaitu perlu beradaptasi dengan

lingkungannya. Piaget sendiri menyatakan bahwa teori pengetahuannya adalah teori adaptasi pikiran ke dalam suatu

realitas, seperti organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya.

Teori Adaptasi Piaget

Menurut Piaget, mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual dimana pengalaman dan ide baru diinteraksikan

dengan apa yang sudah diketahui untuk membentuk struktur pengertian yang baru. Setiap orang mempunyai struktur

pengetahuan awal (skema) yang berperan sebagai suatu filter atau fasilitator terhadap berbagai ide dan pengalaman

yang baru. Melalui kontak dengan pengalaman baru,skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan proses

asimilasi dan akomodasi. Skema seseorang selalu dikembangkan, diperbaharui , bahkan diubah untuk dapat

memahami tanyangan pemikiran dari luar. Proses ini disebut adap[tasi pikiran.

Teori Pengetahuan Piaget

Teori pengetahuan Piaget adalah teori adaptasi kognitif. Dalam pembentukan pengetahuan , Piaget membedakan tiga

macam pengetahuan, yakni1. Pengetahuan fisis adalah pengetahuanakan sifat-sifat fisis suatu objek atau kejadian, seperti bentuk, besar,

berat, serta bagaimana objek itu berinteraksi dengan yang lain.2. Pengetahuan matematis logis adalah pengetahuan yang dibentuk dengan berpikir tentang pengalaman akan

suatu objek atau kejadian tertentu.3. Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang didapat dari kelompok budaya dan sosial yang menyetujui

sesuatu secara bersama.

Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan (bentukan) orang itu

sendiri. Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila seseorang mengubah atau mengembangkan slkema

yang tslah dimiliki dalam berhadapan dengan tantangan, dengan rangsangan atau persoalan.

Page 23: Piaget Dan

Teori Piaget seringkali disebut konstruktivisme personal karena lebih menekankan pada keaktifan pribadi seseorang

dalam mengkonstruksikan pengetahuannya. Terlebih lagi karena Piaget banyak mengadakan penelitian pada proses

seorang anak dalam belajar dan membangun pengetahuannya.

IMPLIKASI TEORI PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.

Teori kognitif dan teori pengetahuan piaget sangat banyak mempengaruhi bidang pendidikan, terlebih pendidikan

kognitif. Tahap-tahap pemikiran Piaget sudah cukup lama mempengaruhi bagaimana para pendidik menyusun

kurikulum, memilih metode pengajaran dan juga memilih bahan ajar terutama di sekolah-sekolah.

Maka dari karya besar Piaget tersebut dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran disekolah sesuai dengan

teori perkembangannya itu sendiri. Implementasi pada pembelajaran matematika yang akan diterakan berikut hanya

merupakan bentuk sebagian saja sebagai contoh yang cocok untuk pengetahuan dan pengembangan terhadap materi

pembelajaran itu sendiri. Tentu yang terpenting adalah kesesuaian dengan pemilihan model, pendekatan serta metode

dalam pembelajaran terhadap materi ajar.

Berikut contoh pembelajaran berdasar pada teori Piaget sesuai tahap perkembangan kognitif anak usia sekolah;

Pokok Bahasan           : Bangun Ruang.

Sub Pokoh Bahasan    :     1.   Kubus.1. Balok.2. Tabung.3. Prisma.4. Limas.5. Kerucut.6. Bola.

Pembelajaran di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK).

-          Anak-anak baru hanya diperkenalkan dengan bentuk

-          Pembahasan hanya terbatas pada sub pokok bahasan yang terlihat kontekstual

-          Materi kubus cukup pada bentuknya, contoh aplikasi sekitar, serta warna jika ada.

-          Demikian untuk balok, bola dan yang lainnya dengan konsekuensi siswa mengetahui nama dan bentuknya saja.

Penjelasan;

Anak usia Taman Kanak-Kanak masuk kategori pra operasional pada perkembangan teori Piaget. Jadi anak-anak hanya

mampu melihat gambar dan tidak berbentuk penalaran atas pengalamannya sendiri.

Pembelajaran ditingkat Sekolah Dasar (SD).

-          Anak sudah mulai di perkenalkan dengan pendalaman bentuk bangun yang dia ketahui tersebut.

-          Pengelompokan bangun juga mulai hanya diperkenalkan, bahwa kubus, balok dan yang lainnya termasuk

bangun ruang.

-          Anak-anak juga berkontekstual dengan bangun-bangun tersebut sehingga ada pemahamannya tentang apa-

apa saja yang terdapat pada bangun itu. Seperti kubus, tentu memiliki panjang, lebar dan juga tinggi.

-          Keterhubungan unsur yang dimiliki belum dijelaskan

-          Melanjutkan pembelajaran dikelas-kelas berikutnya sampai pada operasi-operasi sederhana yang terdapat pada

bangun itu.

Penjelasan;

Sesuai kurikulum pembelajaran tematik bangun ruang ini baru diperkenalkan dikelas II SD, itu artinya pembelajaran-

pembelajaran sebelumnya tentu masih mengacu pada pra operasional. Dan pada pembelajaran selanjutnya di SD ini

sudah memasuki tahap Operasi Kongkret sesuai teori perkembangan kognitif Piaget.

Pembelajaran ditingkat Sekolah Menengah (SMP dan SMU).

-          Anak diajarkan mengetahui bentuk, struktur, dan isi dari bangun-bangun ruang yang ada.

-          Tiap-tiap bangun ruang itu anak-anak diminta mengetahui cara menghitung luas sisi, volume serta bentuk

permukaan dengan mengetahui bukaan dari bangun tersebut.

-          Aplikasi dengan dunia nyata juga penting dilakukan sebanagi aplikasi materi yang diajarkan.

-          Khusus dijenjang SMU hanya diperdalam dengan mengkaji unsur-unsur yang terdapat pada bangun ruang,

disamping mengulangnya kembali pembelajaran itu.

-          Pembelajaran di SMU sudah sampai pada tingkat penalaran oleh pengalaman sendiri.

Penjelasan;

Materi bangun ruang di SMP diajarkan dikelas VII semester 2, itu artinya erat dengan keterstrukturan materi

sebelumnya yang menjadi pendukung dalam pembelajaran materi ini. Anak diusia ini sudah masuk pada tingkat

operasi formal, sesuai tingkat perkembangan kognitif Piaget.

Pembelajaran di Perguruan Tinggi.

-          Di perguruan tinggi bangun ruang sudah lebih didalami dalam satu mata kuliah geometri

-          Pendalamannya lebih dikaji lagi dalam teori Van Hiele.

Penjelasan;

Page 24: Piaget Dan

Materi ini siswa/mahasiswa sudah mengandalkan tahap deduktif, induktif, hipotesis dan logis. Tetapi tahap

perkembangannya tetap berada pada operasi formal sesuai tingkat kognitif Piaget.

KESIMPULAN

Perkembangan kognitif  adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai

dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep

anstrak dan logis.

Jean Piaget seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang perkembangan kemampuan kognitif manusia,

mengemukakan dalam teorinya bahwa kemampuan kognitif manusia terdiri atas 4 tahap dari lahir hingga dewasa.

Tahap dan urutan berlaku untuk semua usia tetapi usia pada saat seseorang mulai memasuki tahap tertentu tidak

sama untuk setiap orang. Keempat tahap perkembangan itu digambarkan dalam teori Piaget sebagai1. Tahap sensorimotor : umur 0 – 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta

mempelajari permanensi obyek)2. Tahap pra-operasional : umur 2 – 7 tahun (Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa

tanda dan konsep intuitif)3. Tahap operasional konkret : umur 7 – 11/12 tahun (anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian

konkret)4. Tahap operasional formal : umur 11/12 ke atas. (Ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, deduktif

dan induktif serta logis dan probabilitas )

Bagi guru matematika, teori Piaget jelas sangat relevan, karena dengan menggunakan teori ini, guru dapat

mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di kelasnya. Dengan

demikian guru bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi siswanya, misalnya dalam memilih cara penyampaian

materi bagi siswa, penyediaan alat-alat peraga dan sebagainya, sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan

berpikir yang dimiliki oleh siswa masing-masing. Guru perlu mencermati apakah symbol-simbol matematika yang

digunakan guru dalam mengajar cukup mudah dipahami siswa, dengan mengingat tingkat kemampuan berpikir yang

dimiliki oleh masing-masing siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Dahar Ratna Willis. Prof. Dr. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK.

_______________________. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer.Bandung: JICA UPI.

Sardiman, AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rapgrapindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT, Rineka Cipta.

Paul Suparno. Prof. 2003. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

***

(Source : Fitriani Nur, Mahasiswa PPs UNM Makassar | Prodi Pendidikan Matematika, 2008)

Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia. 

Salam …Regards,

PENDAHULUAN

Tinjauan Sejarah

Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1898 di Neuchatel, Swiss. Ayahnya adalah seorang ahli sejarah dengan

spesialisasi abad pertengahan. Ibunya adalah seorang yang dinamis, inteligens, dan taqwa. Sewaktu mudahnya, ia

tertarik pada alam dan senang mengamati burung-burung, ikan, dan binatang lainnya di alam bebas, sehingga

akhirnya tertarik pada pelajaran biologi di sekolah. Sejak umur 10 tahun ia telah menerbitkan karangan pertamanya

tentang burung “Pipit Albino” pada majalah ilmu pengetahuan alam. Pada umur 15 tahun ia menolak tawaran sebagai

curator koleksi moluska di museum Ipa di Geneva, karena ingin menyelesaikan sekolah menengahnya.

Pada tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana bidang biologi di Universitas Neuchatel. Pada usia 21

tahun ia telah menyelesaikan disertasi tentang moluska dan memperoleh gelar doctor filsafat. Setelah menyelesaikan

pendidikan formal, Piaget memutuskan untuk mendalami psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, ia meninggalkan Zurich

dan pergi ke Paris. Selama dua tahun, ia tinggal di Universitas Sorbonne, belajar psikologi klinis,logika, serta

epistemology. Pendalamnya tentang filsafat meyakinkannya bahwa perlunya pemikiran spekulasi murni dilengkapi

dengan pendekatan ilmu pengetahuan yang faktual.

Pada tahun 1920, Piaget bekerja bersama Dr. Theophile Simon di laboratorium Binet di Paris dengan tugas

mengembangkan tes penalaran yang kemudian diujikan. Dari hasil uji yang diperolehnya, ia menyimpulkan bahwa

perbedaan jawaban yang ada disebabkan oleh perbedaan intelegensi peserta. Berdasarkan pengalaman membuat tes

tersebut, Piaget mendapatkan tiga pemikiran penting yang mempengaruhi berpikirnya dikemudian

hari. Pertama, Piaget melihat bahwa anak yang berbeda umurnya menggunakan cara berpikir yang bebeda. Inilah

Page 25: Piaget Dan

yang mempengaruhi pandangan Piaget mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak. Kedua, metode klinik

digunakannya untuk mengorek pemikiran anak secara lebih mendalam. Metode inilah yang dikembangkan Piaget

dalam studinya tentang perkembangan kognitif anak. Ketiga, Piaget berpikir bahwa pemikiran logika abstrak mungkin

relevan untuk mememahami pemikiran anak. Menurutnya, operasi-operasi logika yang ada dalam pemikiran deduksi

berkaitan dengan struktur mental tertentu dalam diri anak. Ia mencoba untuk menemukan bagaimana pemikiran

sangat berkaitan dengan logika. Ciri pemikiran  deduksi logis (abstrak dan hipotesis) ini menjadi salah satu ukuran

tertinggi Piaget dalam menentukan tahap-tahap perkembangan kognitif anak.

Pada tahun 1921, Piaget diangkat sebagai direktur penelitian di Institut Jean-Jacques Rousseu di Geneva. Di situ ia

memperole kesempatan untuk mempelajari pemikiran anak. Hasil penelitiannya banyak dipublikasikan pada tahun

1923-1931.

Selama penelitian, Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan antara proses pemikiran anak dengan orang dewasa.

Ia yakin bahwa anak bukan merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa. Anak buka hanya berpikir kurang

efisien dari orang dewasa, melainkan berpikir secara berbeda dengan orang dewasa. Itulah sebabnya mengapa Piaget

yakin bahwa ada tahap perkembangan kognitif yang berbeda dari anak sampai menjadi dewasa. Piaget juga mencoba

menemukan sebab-musabab perkembangan kognitif.

Pada tahun 1920-1930, Piaget meneruskan penelitiannya dalam bidang perkembangan kognitif anak. Bersama dengan

istrinya, ia meneliti ketiga anaknya sendiri yang lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931. Hasil pengamatan terhadap

anak-anaknya ini dipublikasikan dalam The Original of Intelligence in Children dan the Consruction of Reality tentang

tahap sensorimotor. Studinya tentang masa kanak-kanak meykinkan Piaget bahwa pengertian dibentuk dari tindakan

anak dan bukan dari bahasa anak.

Pada tahun 1940-an, Piaget tertarik untuk meneliti persepsi psikologi Gestalt. Ia memperluas pengertian persepsi tidak

hanya sebagai suatu proses tersendiri, tetapi juga berhubungan dengan inteligensi. Sejak tahun 1943, Piaget dengan

teman-temannya menerbitkan banyak buku dan laporan tentang persepsi. Puncaknya adalah buku The Mechanism of

Perception pada tahun 1961. buku ini menjelaskan tentang struktur, proses, serta relasi antara pesepsi dengan

inteligensi seseorang. Atas anjuran Einstein, pada tahun 1940 Piaget meneliti tentang pengertian anak tentang waktu,

kecepatan, dan gerak. Sebagai hasil penelitian tersebut, ia mempublikasikan dua buku, The Child’s Conception of

Time dan The Child’s of Movement and Speed.

Sesudah perang dunia kedua, penghargaan akan karya Piaget mulai tersebar ke seluruh dunia. Ia menerima gelar

kehormatan dari banyak Universitas, seperti Universitas Harvard di Cambridge, Universitas Sorbonne di Paris, dan

beberapa Universitas di Belgia dan Brasilia.

Pada tahun 1950, Piaget banyak meneliti dan menulis tentang perkembangan inteligensi manusia. Ia juga

mangaplikasikan hasil penemuan psikologis tersebut dalam persoalan epistemology. Ditahun yang sama, ia

mempublikasikan seri epistemology genetic. Buku ini merupakan sintesis pemikirannya akan beberapa aspek

pengetahuan, termasuk matematika, fisika, psikologi, sosiologi, biologi, dan logika. Di antara tahun 1950-1960 , Piagat

banyak mempublikasikan bukunya terutama berisi tentang perkembngan kognitif. Hingga pada tahun 1969, Piaget

menerbitkan “The Psychology of the Child” yang diperuntukkan bagi kalangan umum yang ingin mengetahui

pemikirannya. Ini adalah semacam ringkasan teori Piaget tentang perkembangan intelektual dan persepsi. Pada tahun

yang sama, ia juga menerbitkan “Mental Imaginary in the Child”. Buku ini menjelaskan perkembangan gambaran

mental dan hubungannya dengan perkembangan inteligensi. Pada tahun 1967, ia mempublikasikan “Biology and

Knowledge”,sebuah buku yang berkaitan dengan hubungan antara faktor biologi dengan proses kognitif.

Piaget pensiun dari Institut Rousseau pada tahun 1971. meskipun demikian, ia tetap aktif menulis dan menerbitkan

banyak buku. Piaget meninggal pada tanggal 16 September 1980 di Geneva.

Tinjauan Karya, Manfaat dan Hasil.

Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang cukup dominan selama beberapa dekade. Dalam teorinya

Piaget membahas pandangannya tentang bagaimana anak belajar. Menurut Jean Piaget, dasar dari belajar adalah

aktivitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan

suatu proses sosial. Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai

bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada diantara anak dengan lingkungan fisiknya.

Interaksi anak dengan orang lain memainkan peranan penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam.

Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang tadinya memiliki pandangan subyektif terhadap

sesuatu yang diamatinya akan berubah pandangannya menjadi obyektif. Aktivitas mental anak terorganisasi dalam

suatu struktur kegiatan mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah laku.

Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi

(Piaget , 1988: 61 ; Turner, 1984: 8).1. Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan

perkembangan logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada perkembangan struktur-struktur.

Page 26: Piaget Dan

2. Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.

3. Fungsi, adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi, terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke

dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang

menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi

ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan

skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan

lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.

Akomodasi. Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan

pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak

cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi

untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada

sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan

akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka

terjadilah ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur

kognitif yang ada akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini

merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-

equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada

sebelumnya.

PEMBAHASAN

Beberapa Konsep dalam Teori Piaget.

Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan kognitif atau teori

perkembangan Piaget, yaitu;1. Intelegensi. Piaget mengartikan intelegensi secara lebih luas, juga tidak mendefinisikan secara ketat. Ia

memberikan definisi umum yang lebih mengungkap orientasi biologis. Menurutnya, intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan. (Piaget dalam DR. P. Suparno,2001:19).

2. Organisasi. Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.

3. Skema. Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.

4. Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

1. Akomodasi.Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.

2. Ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.

Tahap Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget, tahap perkembangan inteluektual anak secara kronologis terjadi 4 tahap. Urutan tahap-tahap ini tetap

bagi setiap orang, akan tetapi usia kronologis memasuki setiap tahap bervariasi pada setiap anak. Keempat tahap

dimaksud adalah sebagai berikut:

# Tahap sensorimotor : umur 0 – 2 tahun.

(Ciri pokok perkembangannya anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari

permanensi obyek)

Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Tahap ini

disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan

inderawi anak terhadapt lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau dan lain-lain.

Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang dari periode “belum mempunyai

gagasan” menjadi “ sudah mempunyai gagasan”. Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak

tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan

masih terpotong-potong, belum dapat disistematisir dan diurutkan dengan logis.

Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-

tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan

Page 28: Piaget Dan

PENDAHULUAN

Tinjauan Sejarah

Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1898 di Neuchatel, Swiss. Ayahnya adalah seorang ahli sejarah dengan

spesialisasi abad pertengahan. Ibunya adalah seorang yang dinamis, inteligens, dan taqwa. Sewaktu mudahnya, ia

tertarik pada alam dan senang mengamati burung-burung, ikan, dan binatang lainnya di alam bebas, sehingga

akhirnya tertarik pada pelajaran biologi di sekolah. Sejak umur 10 tahun ia telah menerbitkan karangan pertamanya

tentang burung “Pipit Albino” pada majalah ilmu pengetahuan alam. Pada umur 15 tahun ia menolak tawaran sebagai

curator koleksi moluska di museum Ipa di Geneva, karena ingin menyelesaikan sekolah menengahnya.

Pada tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana bidang biologi di Universitas Neuchatel. Pada usia 21

tahun ia telah menyelesaikan disertasi tentang moluska dan memperoleh gelar doctor filsafat. Setelah menyelesaikan

pendidikan formal, Piaget memutuskan untuk mendalami psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, ia meninggalkan Zurich

dan pergi ke Paris. Selama dua tahun, ia tinggal di Universitas Sorbonne, belajar psikologi klinis,logika, serta

epistemology. Pendalamnya tentang filsafat meyakinkannya bahwa perlunya pemikiran spekulasi murni dilengkapi

dengan pendekatan ilmu pengetahuan yang faktual.

Pada tahun 1920, Piaget bekerja bersama Dr. Theophile Simon di laboratorium Binet di Paris dengan tugas

mengembangkan tes penalaran yang kemudian diujikan. Dari hasil uji yang diperolehnya, ia menyimpulkan bahwa

perbedaan jawaban yang ada disebabkan oleh perbedaan intelegensi peserta. Berdasarkan pengalaman membuat tes

tersebut, Piaget mendapatkan tiga pemikiran penting yang mempengaruhi berpikirnya dikemudian

hari. Pertama, Piaget melihat bahwa anak yang berbeda umurnya menggunakan cara berpikir yang bebeda. Inilah

yang mempengaruhi pandangan Piaget mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak. Kedua, metode klinik

digunakannya untuk mengorek pemikiran anak secara lebih mendalam. Metode inilah yang dikembangkan Piaget

dalam studinya tentang perkembangan kognitif anak. Ketiga, Piaget berpikir bahwa pemikiran logika abstrak mungkin

relevan untuk mememahami pemikiran anak. Menurutnya, operasi-operasi logika yang ada dalam pemikiran deduksi

berkaitan dengan struktur mental tertentu dalam diri anak. Ia mencoba untuk menemukan bagaimana pemikiran

sangat berkaitan dengan logika. Ciri pemikiran  deduksi logis (abstrak dan hipotesis) ini menjadi salah satu ukuran

tertinggi Piaget dalam menentukan tahap-tahap perkembangan kognitif anak.

Pada tahun 1921, Piaget diangkat sebagai direktur penelitian di Institut Jean-Jacques Rousseu di Geneva. Di situ ia

memperole kesempatan untuk mempelajari pemikiran anak. Hasil penelitiannya banyak dipublikasikan pada tahun

1923-1931.

Selama penelitian, Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan antara proses pemikiran anak dengan orang dewasa.

Ia yakin bahwa anak bukan merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa. Anak buka hanya berpikir kurang

efisien dari orang dewasa, melainkan berpikir secara berbeda dengan orang dewasa. Itulah sebabnya mengapa Piaget

yakin bahwa ada tahap perkembangan kognitif yang berbeda dari anak sampai menjadi dewasa. Piaget juga mencoba

menemukan sebab-musabab perkembangan kognitif.

Pada tahun 1920-1930, Piaget meneruskan penelitiannya dalam bidang perkembangan kognitif anak. Bersama dengan

istrinya, ia meneliti ketiga anaknya sendiri yang lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931. Hasil pengamatan terhadap

anak-anaknya ini dipublikasikan dalam The Original of Intelligence in Children dan the Consruction of Reality tentang

Page 29: Piaget Dan

tahap sensorimotor. Studinya tentang masa kanak-kanak meykinkan Piaget bahwa pengertian dibentuk dari tindakan

anak dan bukan dari bahasa anak.

Pada tahun 1940-an, Piaget tertarik untuk meneliti persepsi psikologi Gestalt. Ia memperluas pengertian persepsi tidak

hanya sebagai suatu proses tersendiri, tetapi juga berhubungan dengan inteligensi. Sejak tahun 1943, Piaget dengan

teman-temannya menerbitkan banyak buku dan laporan tentang persepsi. Puncaknya adalah buku The Mechanism of

Perception pada tahun 1961. buku ini menjelaskan tentang struktur, proses, serta relasi antara pesepsi dengan

inteligensi seseorang. Atas anjuran Einstein, pada tahun 1940 Piaget meneliti tentang pengertian anak tentang waktu,

kecepatan, dan gerak. Sebagai hasil penelitian tersebut, ia mempublikasikan dua buku, The Child’s Conception of

Time dan The Child’s of Movement and Speed.

Sesudah perang dunia kedua, penghargaan akan karya Piaget mulai tersebar ke seluruh dunia. Ia menerima gelar

kehormatan dari banyak Universitas, seperti Universitas Harvard di Cambridge, Universitas Sorbonne di Paris, dan

beberapa Universitas di Belgia dan Brasilia.

Pada tahun 1950, Piaget banyak meneliti dan menulis tentang perkembangan inteligensi manusia. Ia juga

mangaplikasikan hasil penemuan psikologis tersebut dalam persoalan epistemology. Ditahun yang sama, ia

mempublikasikan seri epistemology genetic. Buku ini merupakan sintesis pemikirannya akan beberapa aspek

pengetahuan, termasuk matematika, fisika, psikologi, sosiologi, biologi, dan logika. Di antara tahun 1950-1960 , Piagat

banyak mempublikasikan bukunya terutama berisi tentang perkembngan kognitif. Hingga pada tahun 1969, Piaget

menerbitkan “The Psychology of the Child” yang diperuntukkan bagi kalangan umum yang ingin mengetahui

pemikirannya. Ini adalah semacam ringkasan teori Piaget tentang perkembangan intelektual dan persepsi. Pada tahun

yang sama, ia juga menerbitkan “Mental Imaginary in the Child”. Buku ini menjelaskan perkembangan gambaran

mental dan hubungannya dengan perkembangan inteligensi. Pada tahun 1967, ia mempublikasikan “Biology and

Knowledge”,sebuah buku yang berkaitan dengan hubungan antara faktor biologi dengan proses kognitif.

Piaget pensiun dari Institut Rousseau pada tahun 1971. meskipun demikian, ia tetap aktif menulis dan menerbitkan

banyak buku. Piaget meninggal pada tanggal 16 September 1980 di Geneva.

Tinjauan Karya, Manfaat dan Hasil.

Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang cukup dominan selama beberapa dekade. Dalam teorinya

Piaget membahas pandangannya tentang bagaimana anak belajar. Menurut Jean Piaget, dasar dari belajar adalah

aktivitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan

suatu proses sosial. Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai

bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada diantara anak dengan lingkungan fisiknya.

Interaksi anak dengan orang lain memainkan peranan penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam.

Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang tadinya memiliki pandangan subyektif terhadap

sesuatu yang diamatinya akan berubah pandangannya menjadi obyektif. Aktivitas mental anak terorganisasi dalam

suatu struktur kegiatan mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah laku.

Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi

(Piaget , 1988: 61 ; Turner, 1984: 8).1. Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan

perkembangan logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada perkembangan struktur-struktur.

2. Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.

3. Fungsi, adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi, terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke

dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang

menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi

ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan

skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan

lingkungan baru pengertian orang itu berkembang.

Akomodasi. Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan

pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak

cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi

untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada

sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan

akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka

terjadilah ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur

Page 30: Piaget Dan

kognitif yang ada akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini

merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-

equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada

sebelumnya.

PEMBAHASAN

Beberapa Konsep dalam Teori Piaget.

Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan kognitif atau teori

perkembangan Piaget, yaitu;1. Intelegensi. Piaget mengartikan intelegensi secara lebih luas, juga tidak mendefinisikan secara ketat. Ia

memberikan definisi umum yang lebih mengungkap orientasi biologis. Menurutnya, intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan. (Piaget dalam DR. P. Suparno,2001:19).

2. Organisasi. Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.

3. Skema. Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.

4. Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

1. Akomodasi.Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.

2. Ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.

Tahap Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget, tahap perkembangan inteluektual anak secara kronologis terjadi 4 tahap. Urutan tahap-tahap ini tetap

bagi setiap orang, akan tetapi usia kronologis memasuki setiap tahap bervariasi pada setiap anak. Keempat tahap

dimaksud adalah sebagai berikut:

# Tahap sensorimotor : umur 0 – 2 tahun.

(Ciri pokok perkembangannya anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari

permanensi obyek)

Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Tahap ini

disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan

inderawi anak terhadapt lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau dan lain-lain.

Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang dari periode “belum mempunyai

gagasan” menjadi “ sudah mempunyai gagasan”. Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak

tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan

masih terpotong-potong, belum dapat disistematisir dan diurutkan dengan logis.

Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-

tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi

terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang

baru.

Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:

Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)

Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur

1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku bayi kebanyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan.

Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang ditanggapi secara refleks.

Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)

Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan pertama. Kebiasaan dibuat dengan

mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan. Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang

telah dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu. Pada periode ini,

seorang bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengaakan diferensiasi akan macam-macam

benda yang dipegangnya. Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan

mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala

kesumber suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini merupakan suatu tahap penting untuk

menumbuhkan  konsep benda.

Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)

Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan

Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri. Ia

menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah. Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali

Page 31: Piaget Dan

kejadian-kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang

menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada sebuah

benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh

Piaget, ini diartikan sebagai suatu “pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.

Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)

Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai menggunakan

sarana untuk mencapai suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari

koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku

yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membentuk

konsep tentang tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat mencari benda

yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai mempunyaikonsep tentang ruang.

Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)

Unsur pokok pada perode ini adalah mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan

dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan skema

yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna memecahkan

persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih

mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di sekitarnya bertingkah laku dalam

situasi yang baru. Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan kemampuan untuk

memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang

keruangan anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda  secara menyeluruh bila benda-benda

itu dapat dilihat secara serentak.

Periode Refresentasi (umur 18 – 24 bulan)

Periode ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan

cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan koordinasi internal dalam

gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke intelegensi refresentatif.

Secara mental, seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu

persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, refresentasi ini membiarkan anak

untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan

gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.

Karakteristik anak  yang berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a)         Berfikir melalui perbuatan (gerak)

b)        Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks sampai ia dapat berjalan dan bicara.

c)         Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya.

d)        Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.

Tahap Pra operasional : umur 2 -7 tahun.

(Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif)

Istilah “operasi” di sini adalah suatu proses berfikir logik, dan merupakan aktivitas sensorimotor. Dalam tahap ini anak

sangat egosentris, mereka sulit menerima pendapat orang lain. Anak percaya bahwa apa yang mereka pikirkan dan

alami juga menjadi pikiran dan pengalaman orang lain. Mereka percaya bahwa benda yang tidak bernyawa

mempunyai sifat bernyawa.

Tahap pra operasional ini dapat dibedakan atas dua bagian. Pertama, tahap pra konseptual (2-4 tahun), dimana

representasi suatu objek dinyatakan dengan bahasa, gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap intuitif (4-7

tahun). Pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.

Karakteristik anak pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a)        Anak dapat mengaitkan pengalaman yang ada di lingkungan bermainnya dengan pengalaman pribadinya, dan

karenanya ia menjadi egois. Anak tidak rela bila barang miliknya dipegang oleh orang lain.

b)       Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran “yang

dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih bersifat irreversible.

c)        Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan belum mampu bernalar

(reasoning) secara individu dan deduktif.

d)       Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu membedakan antara fakta

dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian

sebenarnya dengan imajinasi mereka.

e)        Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat dan isi).

f)        Menjelang akhir tahap ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa yang mereka percayai. Anak dapat

mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya mempunyai satu sifat tertentu dan telah mulai mengerti

konsep yang konkrit.

Page 32: Piaget Dan

Tahap operasi kongkret : umur 7 – 11/12 tahun.

(Ciri pokok perkembangannya anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret)

Tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada

aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-oprasi logis. Operasi itu bersifat

reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikemblikan kepada awalnya

lagi. Tahap opersi konkret dapat ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan

nyata/konkret.

Ciri-ciri operasi konkret yang lain, yaitu:1. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh. Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan

secara menyeluruh ingatan, pengalaman dan objek yang dialami. Menurut Piaget, adaptasi dengan lingkungan disatukan dengan gambaran akan lingkunganitu.

2. Melihat dari berbagai macam segi. Anak mpada tahap ini mulai mulai dapat melihat suatu objek atau persoalan secara sediki menyeluruh dengan melihat apek-aspeknya. Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersam-sam mengamati titik-titik yang lain dalam satu waktu yang bersamaan.

3. Seriasi Proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau semakin kecilnya unsur-unsur tersebut. Menurut Piaget , bila seorang anak telah dapat membuat suatu seriasi maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitaan untuk membuat seriasi selanjutnuya.

4. Klasifikasi Menurut Piaget, bila anak yang berumur 3 tahun dan 12 tahun diberi bermacam-maam objek dan disuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang terjadi.

5. Bilangan. Dalam percobaan Piaget, ternyata anak pada tahap praoperasi konkret belum dapat mengerti soal korespondensi satu-satu dan kekekalan, namun pada tahap tahap operasi konkret, anak sudah dapat mengerti soal karespondensi dan kekekalan dengan baik. Dengan perkembangan ini berarti konsep tentang bilangan bagi anak telah berkembang.

6. Ruang, waktu, dan kecepatan. Pada umur 7 atau 8 tahun seorang anak sudah mengerti tentang urutan ruang dengan melihat intervaj jarak suatu benda. Pada umur 8 tahun anak sudan sudah sapat mengerti relasi urutan waktu dan jug akoordinasi dengamn waktu, dan pada umur 10 atau 11 tahun, anak sadar akan konsep waktu dan kecepatan.

7. Probabilitas. Pada tahap ini, pengertian probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus-kasus yang mulai terbentuk.

8. Penalaran. Dalam pembicaraan sehari-hari, anak pada tahap ini jarang berbicara dengan suatu alasan,tetapi lebih mengatakan apa yang terjadi. Pada tahap ini, menurut Piaget  masih ada kesulitan dalam melihat persoalan secara menyeluruh.

9. Egosentrisme dan Sosialisme. Pada tahap ini, anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pikiran lain.

Tahap operasi formal: umur 11/12 ke atas.

(Ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, dan logis)

Tahap operasi formal (formal operations) merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget.

Pada  tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan

proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu. Cara

berpikir yang abstrak mulai dimengerti.

Sifat pokok tahap operasi formal adalah pemikiran deduktif hipotesis, induktif sintifik, dan abstrak reflektif.

# Pemikiran Deduktif Hipotesis

Pemikiran deduktif adalah pemikiran yang menarik kesimpulan yang spesifik dari sesuatu yang umum. Kesimpulan

benar hanya jika premis-premis yang dipakai dalam pengambilan keputusan benar. Alasan deduktif hipotesis adalah

alasan/argumentasi yang berkaitan dengan kesimpulan yang ditarik dari premis-premis yang masih hipotetis. Jadi,

seseorang yang mengambil kesimpulan dari suatu proposisi yang diasumsikan, tidak perlu berdasarkan dengan

kenyataan yang real.

Dalam pemikiran remaja, Piaget dapat mendeteksi adaanya pemikiran yang logis, meskipun para remaja sendiri pada

kenyataannya tidak tahu atau belum menyadari bahwa cara berpikir mereka itu logis. Dengan kata lain, model logis itu

lebih merupakan hasil kesimpulan Piaget dalam menafsirkan ungkapan remaja, terlepas dari apakah para remaja

sendiri tahu atau tidak.

# Pemikiran Induktif Sintifik

Pemikiran induktif adalah pengambilan kesimpulan yang lebih umum berdasarkan kejadian-kejadian yang khusus.

Pemikiran ini disebut juga dengan metode ilmiah. Pada tahap pemikiran ini, anak sudah mulai dapat membuat

hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan variabel control, mencatat hasi, dan menarik kesimpulan. Disamping

itu mereka sudah dapat memikirkan sejumlah variabel yang berbeda pada waktu yang sama.

# Pemikiran Abstraksi Reflektif

Menurut Piaget, pemikiran analogi dapat juga diklasifikasikan sebagai abstraksi reflektif karena pemikiran itu tidak

dapat disimpulkan dari pengalaman.

Teori Pengetahuan

Page 33: Piaget Dan

Berdasarkan pengalamannya sejak masa kanak-kanak, Piaget berkesimpulan bahwa setiap makhluk hidup memang

perlu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat melestarikan kehidupannya. Manusia adalah makhluk hidup,

maka manusia juga harus beradaptasi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal ini, Piaget beranggapan bahwa

perkembangan pemikiran manusia mirip dengan perkembangan biologis, yaitu perlu beradaptasi dengan

lingkungannya. Piaget sendiri menyatakan bahwa teori pengetahuannya adalah teori adaptasi pikiran ke dalam suatu

realitas, seperti organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya.

Teori Adaptasi Piaget

Menurut Piaget, mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual dimana pengalaman dan ide baru diinteraksikan

dengan apa yang sudah diketahui untuk membentuk struktur pengertian yang baru. Setiap orang mempunyai struktur

pengetahuan awal (skema) yang berperan sebagai suatu filter atau fasilitator terhadap berbagai ide dan pengalaman

yang baru. Melalui kontak dengan pengalaman baru,skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan proses

asimilasi dan akomodasi. Skema seseorang selalu dikembangkan, diperbaharui , bahkan diubah untuk dapat

memahami tanyangan pemikiran dari luar. Proses ini disebut adap[tasi pikiran.

Teori Pengetahuan Piaget

Teori pengetahuan Piaget adalah teori adaptasi kognitif. Dalam pembentukan pengetahuan , Piaget membedakan tiga

macam pengetahuan, yakni1. Pengetahuan fisis adalah pengetahuanakan sifat-sifat fisis suatu objek atau kejadian, seperti bentuk, besar,

berat, serta bagaimana objek itu berinteraksi dengan yang lain.2. Pengetahuan matematis logis adalah pengetahuan yang dibentuk dengan berpikir tentang pengalaman akan

suatu objek atau kejadian tertentu.3. Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang didapat dari kelompok budaya dan sosial yang menyetujui

sesuatu secara bersama.

Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan (bentukan) orang itu

sendiri. Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila seseorang mengubah atau mengembangkan slkema

yang tslah dimiliki dalam berhadapan dengan tantangan, dengan rangsangan atau persoalan.

Teori Piaget seringkali disebut konstruktivisme personal karena lebih menekankan pada keaktifan pribadi seseorang

dalam mengkonstruksikan pengetahuannya. Terlebih lagi karena Piaget banyak mengadakan penelitian pada proses

seorang anak dalam belajar dan membangun pengetahuannya.

IMPLIKASI TEORI PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.

Teori kognitif dan teori pengetahuan piaget sangat banyak mempengaruhi bidang pendidikan, terlebih pendidikan

kognitif. Tahap-tahap pemikiran Piaget sudah cukup lama mempengaruhi bagaimana para pendidik menyusun

kurikulum, memilih metode pengajaran dan juga memilih bahan ajar terutama di sekolah-sekolah.

Maka dari karya besar Piaget tersebut dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran disekolah sesuai dengan

teori perkembangannya itu sendiri. Implementasi pada pembelajaran matematika yang akan diterakan berikut hanya

merupakan bentuk sebagian saja sebagai contoh yang cocok untuk pengetahuan dan pengembangan terhadap materi

pembelajaran itu sendiri. Tentu yang terpenting adalah kesesuaian dengan pemilihan model, pendekatan serta metode

dalam pembelajaran terhadap materi ajar.

Berikut contoh pembelajaran berdasar pada teori Piaget sesuai tahap perkembangan kognitif anak usia sekolah;

Pokok Bahasan           : Bangun Ruang.

Sub Pokoh Bahasan    :     1.   Kubus.1. Balok.2. Tabung.3. Prisma.4. Limas.5. Kerucut.6. Bola.

Pembelajaran di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK).

-          Anak-anak baru hanya diperkenalkan dengan bentuk

-          Pembahasan hanya terbatas pada sub pokok bahasan yang terlihat kontekstual

-          Materi kubus cukup pada bentuknya, contoh aplikasi sekitar, serta warna jika ada.

-          Demikian untuk balok, bola dan yang lainnya dengan konsekuensi siswa mengetahui nama dan bentuknya saja.

Penjelasan;

Anak usia Taman Kanak-Kanak masuk kategori pra operasional pada perkembangan teori Piaget. Jadi anak-anak hanya

mampu melihat gambar dan tidak berbentuk penalaran atas pengalamannya sendiri.

Pembelajaran ditingkat Sekolah Dasar (SD).

-          Anak sudah mulai di perkenalkan dengan pendalaman bentuk bangun yang dia ketahui tersebut.

-          Pengelompokan bangun juga mulai hanya diperkenalkan, bahwa kubus, balok dan yang lainnya termasuk

bangun ruang.

Page 34: Piaget Dan

-          Anak-anak juga berkontekstual dengan bangun-bangun tersebut sehingga ada pemahamannya tentang apa-

apa saja yang terdapat pada bangun itu. Seperti kubus, tentu memiliki panjang, lebar dan juga tinggi.

-          Keterhubungan unsur yang dimiliki belum dijelaskan

-          Melanjutkan pembelajaran dikelas-kelas berikutnya sampai pada operasi-operasi sederhana yang terdapat pada

bangun itu.

Penjelasan;

Sesuai kurikulum pembelajaran tematik bangun ruang ini baru diperkenalkan dikelas II SD, itu artinya pembelajaran-

pembelajaran sebelumnya tentu masih mengacu pada pra operasional. Dan pada pembelajaran selanjutnya di SD ini

sudah memasuki tahap Operasi Kongkret sesuai teori perkembangan kognitif Piaget.

Pembelajaran ditingkat Sekolah Menengah (SMP dan SMU).

-          Anak diajarkan mengetahui bentuk, struktur, dan isi dari bangun-bangun ruang yang ada.

-          Tiap-tiap bangun ruang itu anak-anak diminta mengetahui cara menghitung luas sisi, volume serta bentuk

permukaan dengan mengetahui bukaan dari bangun tersebut.

-          Aplikasi dengan dunia nyata juga penting dilakukan sebanagi aplikasi materi yang diajarkan.

-          Khusus dijenjang SMU hanya diperdalam dengan mengkaji unsur-unsur yang terdapat pada bangun ruang,

disamping mengulangnya kembali pembelajaran itu.

-          Pembelajaran di SMU sudah sampai pada tingkat penalaran oleh pengalaman sendiri.

Penjelasan;

Materi bangun ruang di SMP diajarkan dikelas VII semester 2, itu artinya erat dengan keterstrukturan materi

sebelumnya yang menjadi pendukung dalam pembelajaran materi ini. Anak diusia ini sudah masuk pada tingkat

operasi formal, sesuai tingkat perkembangan kognitif Piaget.

Pembelajaran di Perguruan Tinggi.

-          Di perguruan tinggi bangun ruang sudah lebih didalami dalam satu mata kuliah geometri

-          Pendalamannya lebih dikaji lagi dalam teori Van Hiele.

Penjelasan;

Materi ini siswa/mahasiswa sudah mengandalkan tahap deduktif, induktif, hipotesis dan logis. Tetapi tahap

perkembangannya tetap berada pada operasi formal sesuai tingkat kognitif Piaget.

KESIMPULAN

Perkembangan kognitif  adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai

dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep

anstrak dan logis.

Jean Piaget seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang perkembangan kemampuan kognitif manusia,

mengemukakan dalam teorinya bahwa kemampuan kognitif manusia terdiri atas 4 tahap dari lahir hingga dewasa.

Tahap dan urutan berlaku untuk semua usia tetapi usia pada saat seseorang mulai memasuki tahap tertentu tidak

sama untuk setiap orang. Keempat tahap perkembangan itu digambarkan dalam teori Piaget sebagai1. Tahap sensorimotor : umur 0 – 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta

mempelajari permanensi obyek)2. Tahap pra-operasional : umur 2 – 7 tahun (Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa

tanda dan konsep intuitif)3. Tahap operasional konkret : umur 7 – 11/12 tahun (anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian

konkret)4. Tahap operasional formal : umur 11/12 ke atas. (Ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, deduktif

dan induktif serta logis dan probabilitas )

Bagi guru matematika, teori Piaget jelas sangat relevan, karena dengan menggunakan teori ini, guru dapat

mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di kelasnya. Dengan

demikian guru bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi siswanya, misalnya dalam memilih cara penyampaian

materi bagi siswa, penyediaan alat-alat peraga dan sebagainya, sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan

berpikir yang dimiliki oleh siswa masing-masing. Guru perlu mencermati apakah symbol-simbol matematika yang

digunakan guru dalam mengajar cukup mudah dipahami siswa, dengan mengingat tingkat kemampuan berpikir yang

dimiliki oleh masing-masing siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Dahar Ratna Willis. Prof. Dr. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK.

_______________________. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer.Bandung: JICA UPI.

Sardiman, AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rapgrapindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT, Rineka Cipta.

Paul Suparno. Prof. 2003. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

***

(Source : Fitriani Nur, Mahasiswa PPs UNM Makassar | Prodi Pendidikan Matematika, 2008)

Page 35: Piaget Dan

Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia. 

Salam …Regards,