pengertian ushul fiqih

10
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ushul Fiqih Pengertian Ushul Fiqh dapat dilihat sebagai rangkaian dari dua buah kata, yaitu : kata Ushul dan kata Fiqh, dan dapat dilihat pula sebagai nama satu bidang ilmu dari ilmu-ilmu Syari'ah. Dilihat dari tata bahasa (Arab), rangkaian kata Ushul dan kata Fiqh tersebut dinamakan dengan tarkib idlafah, sehingga dari rangkaian dua buah kata itu memberi ushul bagi fiqh. Definisi Al-ashlu secara bahasa adalah sesuatu yang dijadikan pijakan oleh sesuatu yang lain .Ushul fiqh adalah pijakan (asas)fiqh. Sedangkan Al- far’u adalah sesuatu yang berpijak pada sesuatu yang lain. Jadi, fiqh itu berpijak pada ushul fiqh. Definisi Al-ashlu secara istilah syara’mengandung makna,yaitu Dalil dan Qa’idah kulliyah (umum). Contoh kata ashal yang bermakna dalil : ashal kewjiban sholat adalah Al-qur’an . Kata ‘Ashal’disini bermakna dalil yakni dalil kewajiban sholat adalah: firman ALLAH SWT لاة ص ل وا ا م ق ل اContoh kata ashal yang bermakna Qa’idah kulliyah:Halalnya daging bangkai bagi orang yang

Upload: risda-raudhatul

Post on 17-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengertian ushul fiqih

TRANSCRIPT

Page 1: pengertian ushul fiqih

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ushul Fiqih

Pengertian Ushul Fiqh dapat dilihat sebagai rangkaian dari dua buah kata,

yaitu : kata Ushul dan kata Fiqh, dan dapat dilihat pula sebagai nama satu bidang

ilmu dari ilmu-ilmu Syari'ah. 

 Dilihat dari tata bahasa (Arab), rangkaian kata Ushul dan kata Fiqh

tersebut dinamakan dengan tarkib idlafah, sehingga dari rangkaian dua buah kata

itu memberi  ushul bagi fiqh.

            Definisi Al-ashlu secara bahasa adalah sesuatu yang dijadikan pijakan oleh

sesuatu yang lain .Ushul fiqh adalah pijakan (asas)fiqh. Sedangkan Al-far’u

adalah sesuatu yang berpijak pada sesuatu yang lain. Jadi, fiqh itu berpijak pada

ushul fiqh.

            Definisi Al-ashlu secara istilah syara’mengandung makna,yaitu Dalil dan

Qa’idah kulliyah (umum). Contoh kata ashal yang bermakna dalil : ashal

kewjiban sholat adalah Al-qur’an . Kata ‘Ashal’disini bermakna dalil yakni dalil

kewajiban sholat adalah: firman ALLAH SWT

الصالة        القموا

Contoh kata ashal yang bermakna Qa’idah kulliyah:Halalnya daging

bangkai bagi orang yang terpaksa,bertentangan dengan ashal,Kata “ashal”disini

bermakna kulliyah yaitu

 ……… حرم مية qo’idah kulliyah ini adalah firman .(setiap bangkai itu haram) كل

Allah SWT:

عل الميتة يانماحرم كم                                           

Sessungguhnya Allah telah mengharamkan bangkai bagi kamu semua .

( HR. Bukhori Muslim )

Menurut ulama ahli Ushul Fiqh memberi pengertian Ushul Fiqih sebagai

nama satu bidang ilmu dari ilmu-ilmu syari'ah. Misalnya Abdul Wahhab Khallaf

memberi pengertian Ilmu Ushul Fiqh

             Dengan lebih mendetail, dikatakan oleh Muhammad Abu Zahrah bahwa

Ilmu Ushul Fiqh adalah ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang ditempuh oleh

Page 2: pengertian ushul fiqih

imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari dalil-dalil yang berupa nash-

nash syara' dan dalil-dalil yang didasarkan kepadanya, dengan memberi 'illat

(alasan-alasan) yang dijadikan dasar ditetapkannya hukum serta kemaslahatan-

kemaslahatan yang dimaksud oleh syara'.

B. Sejarah Perkembangan Ushul Fiqh

1.Perkembangan Ushul Fiqh

 Setelah Islam berkembang dan meluas, dan bangsa Arab sudah bergaul

dengan bangsa-bangsa lain, maka dibuatlah peraturan-peraturan/kaedah bahasa

Arab. Hal ini, selain untuk menjaga orisinilitas bahasa itu sendiri sebagai bahasa

Al-Qur'an , juga untuk memelihara dari pengaruh bahasa lain, serta untuk lebih

mempermudah bagi bangsa lain mempelajarinya.

               Disamping hal-hal tersebut, banyak pula peristiwa-peristiwa yang timbul

dalam lapangan kehidupan, sehingga ulama-ulama yang tersebar diberbagai

negeri-negeri baru itu ada yang cara berpikirnya dipengaruhi oleh lingkungan dan

tempatnya berada. Karenanya, masing-masing ulama dalam melakukan ijtihad

(pembicaraan tentang pembentukan atau pengembangan hukum) dan pengambilan

keputusan hukum/istimbath berjalan sendiri-sendiri yang dipandangnya benar

sesuai kapasitas keilmuan yang dimilikinya.Keadaan seperti ini tentu saja

menimbulkan perbedaan pendapat, baik sebagai keputusan hakim maupun sebagai

fatwa, bukan hanya antara satu negri dengan negri yang lain, bahkan antara satu

daerah dengan daerah lain dalam satu negeri.

       

2. Sejarah Ushul Fiqih   

             Akibat dari perbedaan-perbedaan pendapat para ulama, timbullah satu

pemikiran untuk membuat peraturanperaturan dalam ijtihad dan penetapan

hukum, yang pada gilirannya dapat diperoleh pendapat yang benar dan setidak-

tidaknya agar dapat memperpendek jarak perbedaan-perbedaan pendapat tersebut.

Dan peraturan-peraturan tersebut dikenal sebagai ilmu Ushul Fiqih. Ilmu ini

diperkenalkan pada abad ke tiga Hijriah secara sistematis oleh imam Syafi'i

Page 3: pengertian ushul fiqih

rahimahullah yang kemudian dianggap sebagai perintis atau bapak yurisprudensi

dalam Islam. Dan berdasar nash pula para mujtahid mengambil 'illat/sebab yang

menjadi landasan hukum serta mencari maslahat yang menjadi tujuan

hukum/maqashid al syari'ah, sebagaimana diisyaratkan oleh Al-Qur'an maupun

Sunnah Nabi SAW.

C. Objek Ilmu Ushul Fiqih

Objek pembahasan dari Ushul fiqh meliputi tentang dalil, hukum, kaidah dan

ijtihad. Sesuai dengan keterangan tentang pengertian Ilmu Ushul Fiqh di depan,

maka yang menjadi obyek pembahasannya, meliputi :

1. .Pembahasan tentang dalil : االدلة

Pembahasan tentang dalil dalam ilmu Ushul Fiqh adalah secara global. Di

sini dibahas tentang macam-macamnya, rukun atau syarat masing-masing dari

macam-macam dalil itu, kekuatan dan tingkatan-tingkatannya:

a).Mutafaq ‘alaih(yaitu dalil yang di sepakati)

(b).mukhtalaf hadis.

Yaitu hadist hadist yang masih di perdebatkan ke shohihannya. Jadi di dalam Ilmu

Ushul Fiqh tidak dibahas satu persatu dalil bagi setiap perbuatan.

2. فيه يتعلق ما Pembahasan tentang hukum :االحكم

Pembahasan tentang hukum dalam Ilmu Ushul Fiqh adalah secara umum,

tidak dibahas secara terperinci hukum bagi setiap perbuatan. Pembahasan tentang

hukum ini, meliputi pembahasan tentang macam-macam hukum dan syarat-

syaratnya. Dalam hal ini terbagi :

(a). Yang menetapkan hukum (al-hakim), orang yang dibebani hukum (al-

mahkum'alaih) dan syarat-syaratnya.

Page 4: pengertian ushul fiqih

b). Obyek hukum atau perbuatan yang dihukumkan/mahkum fih, yaitu perbuatan-

perbuatan orang mukallaf yang dihukumkan padanya, sebagai akibat dari

bermacam isi dan maksud yang terkandung dalam firman Allah dan sabda Nabi

Muhammad SAW.

(c). Subyek hukum atau yang menanggung hukumnya/mahkum 'alaih, yaitu orang

mukallaf, dimana perbuatannya menjadi tempat berlakunya hukum Allah. Seperti

misalnya, firman Allah "aqimus sholah."/dirikan shalat. Perintah ini ditujukan

kepada orang mukallaf yang dapat mengerjakan shalat, bukan ditujukan kepada

anak-anak atau orang gila. Hak-hak Allah maupun hak-hak manusia,

bagaimanapun juga macamnya, tidak dibebankan kecuali kepada orang yang

mempunyai kemampuan. Karenanya kemampuan orang mukallaf menjadi dasar

adanya taklif/pertanggungan jawab.

3. االستنب adalah  طريقة daya usaha membuat keputusan hukum syarak

berdasarkan dalil-dalil al-Quran atau Sunnah yang sedia ada. Pembahasan tentang

kaedah (= teori yang diambil dari atau menghimpun masalah-masalah fiqih yang

bermacam-macam sebagai hasil ijtihad para mujtahid), yaitu yang digunakan

sebagai jalan untuk memperoleh hukum dari dalil-dalilnya, antara lain mengenai

ragamnya, kehujahannya dan hukum-hukum dalam mengamalkannya.

4. adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa االجتهاد

dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk

memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis

dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang Pembahasan

tentang ijtihad, yaitu pembicaraan tentang berbagai hal, syarat-syarat bagi orang

yang boleh melakukan ijtihad, tingkatan-tingkatan orang dilihat dari kacamata

ijtihad dan hukum-hukum melakukan ijtihad.

Page 5: pengertian ushul fiqih

D. Tujuan dan Manfaat Ushul Fiqih

          Setelah mengetahui definisi ushul fiqh beserta pembahasannya, maka

sangatlah penting untuk mengetahui tujuan dan kegunaan ushul fiqh. Tujuan yang

ingin dicapai dari ushul fiqh yaitu untuk dapat menerapkan kaidah-kaidah

terhadap dalil-dali syara’ yang terperinci agar sampai pada hukum-hukum syara’

yang bersifat amali. Dengan ushul fiqh pula dapat dikeluarkan suatu hukum yang

tidak memiliki aturan yang jelas atau bahkan tidak memiliki nash dengan cara

qiyas, istihsan, istishhab dan berbagai metode pengambilan hukum yang lain.

Selain itu dapat juga dijadikan sebagai pertimbangan tentang sebab terjadinya

perbedaan madzhab diantara para Imam mujathid. Karena tidak mungkin kita

hanya memahami tentang suatu hukum dari satu sudut pandang saja kecuali

dengan mengetahui dalil hukum dan cara penjabaran hukum dari dalilnya. Para

ulama terdahulu telah berhasil merumuskan hukum syara’ dengan menggunakan

metode-metode yang sudah ada dan terjabar secara terperinci dalam kitab-kitab

fiqh. Kemudian apa kegunaan ilmu ushul fiqh bagi masyarakat yang datang

kemudian?. Dalam hal ini ada dua maksud kegunaan, yaitu:

Pertama, apabila sudah mengetahui metode-metode ushul fiqh yang

dirumuskan oleh ulama terdahulu, dan ternyata suatu ketika terdapat masalah-

masalah baru yang tidak ditemukan dalam kitab terdahulu, maka dapat dicari

jawaban hukum terhadap masalah baru itu dengan cara menerapkan kaidah-kaidah

hasil rumusan ulama terdahulu.

Kedua, apabila menghadapi masalah hukum fiqh yang terurai dalam kitab

fiqh, akan tetapi mengalami kesulitan dalam penerapannya karena ada perubahan

yang terjadi dan ingin merumuskan hukum sesuai dengan tuntutan keadaan yang

terjadi, maka usaha yang harus ditempuh adalah merumuskan kaidah yang baru

yang memungkinkan timbulnya rumusan baru dalam fiqh. Kemudian untuk

merumuskan kaidah baru tersebut haruslah diketahui secara baik cara-cara dan

usaha ulama terdahulu dalam merumuskan kaidahnya yang semuanya dibahas

dalam ilmu ushul fiqh.

Page 6: pengertian ushul fiqih

Manfaat atau kegunaan mempelajari Usul Fiqh adalah :

a).  Ilmu Agama Islam akan hidup dan berkembang mengikuti perkembangan

peradaban umat manusia.

b).  Statis dan jumud dalam ilmu pengetahuan agama dapat dihindarkan.

c).  Orang dapat menghidangkan ilmu pengetahuan agama sebagai konsumsi

umum dalam dunia pengetahuan yang selalu maju dan berkembang mengikuti

kebutuhan hidup manusia sepanjang zaman.

d).  Sekurang-kurangnya, orang dapat memahami mengapa para Mujtahid zaman

dulu merumuskan Hukum Fiqh seperti yang kita lihat sekarang. Pedoman dan

norma apa saja yang mereka gunakan dalam merumuskan hukum itu. Kalau

mereka menemukan sesuatu peristiwa atau benda yang memerlukan penilaian atau

hukum Agama Islam, apa yang mereka lakukan untuk menetapkannya; prosedur

mana yang mereka tempuh dalam menetapkan hukumnya. Dengan demikian

orang akan terhindar dari taqlid buta; kalau tidak dapat menjadi Mujtahid, mereka

dapat menjadi Muttabi’ yang baik, (Muttabi’ ialah orang yang mengikuti pendapat

orang dengan mengetahui asal-usul pendapat itu).

Dengan demikian, berarti bahwa Ilmu Ushul Fiqh merupakan salah satu

kebutuhan yang penting dalam pengembangan dan pengamalan ajaran Islam di

dunia yang sibuk dengan perubahan menuju modernisasi dan kemajuan dalam

segala bidang.