pengertian ushul fiqih
DESCRIPTION
pengertian ushul fiqihTRANSCRIPT
![Page 1: pengertian ushul fiqih](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf915d550346f57b8ceb46/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ushul Fiqih
Pengertian Ushul Fiqh dapat dilihat sebagai rangkaian dari dua buah kata,
yaitu : kata Ushul dan kata Fiqh, dan dapat dilihat pula sebagai nama satu bidang
ilmu dari ilmu-ilmu Syari'ah.
Dilihat dari tata bahasa (Arab), rangkaian kata Ushul dan kata Fiqh
tersebut dinamakan dengan tarkib idlafah, sehingga dari rangkaian dua buah kata
itu memberi ushul bagi fiqh.
Definisi Al-ashlu secara bahasa adalah sesuatu yang dijadikan pijakan oleh
sesuatu yang lain .Ushul fiqh adalah pijakan (asas)fiqh. Sedangkan Al-far’u
adalah sesuatu yang berpijak pada sesuatu yang lain. Jadi, fiqh itu berpijak pada
ushul fiqh.
Definisi Al-ashlu secara istilah syara’mengandung makna,yaitu Dalil dan
Qa’idah kulliyah (umum). Contoh kata ashal yang bermakna dalil : ashal
kewjiban sholat adalah Al-qur’an . Kata ‘Ashal’disini bermakna dalil yakni dalil
kewajiban sholat adalah: firman ALLAH SWT
الصالة القموا
Contoh kata ashal yang bermakna Qa’idah kulliyah:Halalnya daging
bangkai bagi orang yang terpaksa,bertentangan dengan ashal,Kata “ashal”disini
bermakna kulliyah yaitu
……… حرم مية qo’idah kulliyah ini adalah firman .(setiap bangkai itu haram) كل
Allah SWT:
عل الميتة يانماحرم كم
Sessungguhnya Allah telah mengharamkan bangkai bagi kamu semua .
( HR. Bukhori Muslim )
Menurut ulama ahli Ushul Fiqh memberi pengertian Ushul Fiqih sebagai
nama satu bidang ilmu dari ilmu-ilmu syari'ah. Misalnya Abdul Wahhab Khallaf
memberi pengertian Ilmu Ushul Fiqh
Dengan lebih mendetail, dikatakan oleh Muhammad Abu Zahrah bahwa
Ilmu Ushul Fiqh adalah ilmu yang menjelaskan jalan-jalan yang ditempuh oleh
![Page 2: pengertian ushul fiqih](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf915d550346f57b8ceb46/html5/thumbnails/2.jpg)
imam-imam mujtahid dalam mengambil hukum dari dalil-dalil yang berupa nash-
nash syara' dan dalil-dalil yang didasarkan kepadanya, dengan memberi 'illat
(alasan-alasan) yang dijadikan dasar ditetapkannya hukum serta kemaslahatan-
kemaslahatan yang dimaksud oleh syara'.
B. Sejarah Perkembangan Ushul Fiqh
1.Perkembangan Ushul Fiqh
Setelah Islam berkembang dan meluas, dan bangsa Arab sudah bergaul
dengan bangsa-bangsa lain, maka dibuatlah peraturan-peraturan/kaedah bahasa
Arab. Hal ini, selain untuk menjaga orisinilitas bahasa itu sendiri sebagai bahasa
Al-Qur'an , juga untuk memelihara dari pengaruh bahasa lain, serta untuk lebih
mempermudah bagi bangsa lain mempelajarinya.
Disamping hal-hal tersebut, banyak pula peristiwa-peristiwa yang timbul
dalam lapangan kehidupan, sehingga ulama-ulama yang tersebar diberbagai
negeri-negeri baru itu ada yang cara berpikirnya dipengaruhi oleh lingkungan dan
tempatnya berada. Karenanya, masing-masing ulama dalam melakukan ijtihad
(pembicaraan tentang pembentukan atau pengembangan hukum) dan pengambilan
keputusan hukum/istimbath berjalan sendiri-sendiri yang dipandangnya benar
sesuai kapasitas keilmuan yang dimilikinya.Keadaan seperti ini tentu saja
menimbulkan perbedaan pendapat, baik sebagai keputusan hakim maupun sebagai
fatwa, bukan hanya antara satu negri dengan negri yang lain, bahkan antara satu
daerah dengan daerah lain dalam satu negeri.
2. Sejarah Ushul Fiqih
Akibat dari perbedaan-perbedaan pendapat para ulama, timbullah satu
pemikiran untuk membuat peraturanperaturan dalam ijtihad dan penetapan
hukum, yang pada gilirannya dapat diperoleh pendapat yang benar dan setidak-
tidaknya agar dapat memperpendek jarak perbedaan-perbedaan pendapat tersebut.
Dan peraturan-peraturan tersebut dikenal sebagai ilmu Ushul Fiqih. Ilmu ini
diperkenalkan pada abad ke tiga Hijriah secara sistematis oleh imam Syafi'i
![Page 3: pengertian ushul fiqih](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf915d550346f57b8ceb46/html5/thumbnails/3.jpg)
rahimahullah yang kemudian dianggap sebagai perintis atau bapak yurisprudensi
dalam Islam. Dan berdasar nash pula para mujtahid mengambil 'illat/sebab yang
menjadi landasan hukum serta mencari maslahat yang menjadi tujuan
hukum/maqashid al syari'ah, sebagaimana diisyaratkan oleh Al-Qur'an maupun
Sunnah Nabi SAW.
C. Objek Ilmu Ushul Fiqih
Objek pembahasan dari Ushul fiqh meliputi tentang dalil, hukum, kaidah dan
ijtihad. Sesuai dengan keterangan tentang pengertian Ilmu Ushul Fiqh di depan,
maka yang menjadi obyek pembahasannya, meliputi :
1. .Pembahasan tentang dalil : االدلة
Pembahasan tentang dalil dalam ilmu Ushul Fiqh adalah secara global. Di
sini dibahas tentang macam-macamnya, rukun atau syarat masing-masing dari
macam-macam dalil itu, kekuatan dan tingkatan-tingkatannya:
a).Mutafaq ‘alaih(yaitu dalil yang di sepakati)
(b).mukhtalaf hadis.
Yaitu hadist hadist yang masih di perdebatkan ke shohihannya. Jadi di dalam Ilmu
Ushul Fiqh tidak dibahas satu persatu dalil bagi setiap perbuatan.
2. فيه يتعلق ما Pembahasan tentang hukum :االحكم
Pembahasan tentang hukum dalam Ilmu Ushul Fiqh adalah secara umum,
tidak dibahas secara terperinci hukum bagi setiap perbuatan. Pembahasan tentang
hukum ini, meliputi pembahasan tentang macam-macam hukum dan syarat-
syaratnya. Dalam hal ini terbagi :
(a). Yang menetapkan hukum (al-hakim), orang yang dibebani hukum (al-
mahkum'alaih) dan syarat-syaratnya.
![Page 4: pengertian ushul fiqih](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf915d550346f57b8ceb46/html5/thumbnails/4.jpg)
b). Obyek hukum atau perbuatan yang dihukumkan/mahkum fih, yaitu perbuatan-
perbuatan orang mukallaf yang dihukumkan padanya, sebagai akibat dari
bermacam isi dan maksud yang terkandung dalam firman Allah dan sabda Nabi
Muhammad SAW.
(c). Subyek hukum atau yang menanggung hukumnya/mahkum 'alaih, yaitu orang
mukallaf, dimana perbuatannya menjadi tempat berlakunya hukum Allah. Seperti
misalnya, firman Allah "aqimus sholah."/dirikan shalat. Perintah ini ditujukan
kepada orang mukallaf yang dapat mengerjakan shalat, bukan ditujukan kepada
anak-anak atau orang gila. Hak-hak Allah maupun hak-hak manusia,
bagaimanapun juga macamnya, tidak dibebankan kecuali kepada orang yang
mempunyai kemampuan. Karenanya kemampuan orang mukallaf menjadi dasar
adanya taklif/pertanggungan jawab.
3. االستنب adalah طريقة daya usaha membuat keputusan hukum syarak
berdasarkan dalil-dalil al-Quran atau Sunnah yang sedia ada. Pembahasan tentang
kaedah (= teori yang diambil dari atau menghimpun masalah-masalah fiqih yang
bermacam-macam sebagai hasil ijtihad para mujtahid), yaitu yang digunakan
sebagai jalan untuk memperoleh hukum dari dalil-dalilnya, antara lain mengenai
ragamnya, kehujahannya dan hukum-hukum dalam mengamalkannya.
4. adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa االجتهاد
dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk
memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis
dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang Pembahasan
tentang ijtihad, yaitu pembicaraan tentang berbagai hal, syarat-syarat bagi orang
yang boleh melakukan ijtihad, tingkatan-tingkatan orang dilihat dari kacamata
ijtihad dan hukum-hukum melakukan ijtihad.
![Page 5: pengertian ushul fiqih](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf915d550346f57b8ceb46/html5/thumbnails/5.jpg)
D. Tujuan dan Manfaat Ushul Fiqih
Setelah mengetahui definisi ushul fiqh beserta pembahasannya, maka
sangatlah penting untuk mengetahui tujuan dan kegunaan ushul fiqh. Tujuan yang
ingin dicapai dari ushul fiqh yaitu untuk dapat menerapkan kaidah-kaidah
terhadap dalil-dali syara’ yang terperinci agar sampai pada hukum-hukum syara’
yang bersifat amali. Dengan ushul fiqh pula dapat dikeluarkan suatu hukum yang
tidak memiliki aturan yang jelas atau bahkan tidak memiliki nash dengan cara
qiyas, istihsan, istishhab dan berbagai metode pengambilan hukum yang lain.
Selain itu dapat juga dijadikan sebagai pertimbangan tentang sebab terjadinya
perbedaan madzhab diantara para Imam mujathid. Karena tidak mungkin kita
hanya memahami tentang suatu hukum dari satu sudut pandang saja kecuali
dengan mengetahui dalil hukum dan cara penjabaran hukum dari dalilnya. Para
ulama terdahulu telah berhasil merumuskan hukum syara’ dengan menggunakan
metode-metode yang sudah ada dan terjabar secara terperinci dalam kitab-kitab
fiqh. Kemudian apa kegunaan ilmu ushul fiqh bagi masyarakat yang datang
kemudian?. Dalam hal ini ada dua maksud kegunaan, yaitu:
Pertama, apabila sudah mengetahui metode-metode ushul fiqh yang
dirumuskan oleh ulama terdahulu, dan ternyata suatu ketika terdapat masalah-
masalah baru yang tidak ditemukan dalam kitab terdahulu, maka dapat dicari
jawaban hukum terhadap masalah baru itu dengan cara menerapkan kaidah-kaidah
hasil rumusan ulama terdahulu.
Kedua, apabila menghadapi masalah hukum fiqh yang terurai dalam kitab
fiqh, akan tetapi mengalami kesulitan dalam penerapannya karena ada perubahan
yang terjadi dan ingin merumuskan hukum sesuai dengan tuntutan keadaan yang
terjadi, maka usaha yang harus ditempuh adalah merumuskan kaidah yang baru
yang memungkinkan timbulnya rumusan baru dalam fiqh. Kemudian untuk
merumuskan kaidah baru tersebut haruslah diketahui secara baik cara-cara dan
usaha ulama terdahulu dalam merumuskan kaidahnya yang semuanya dibahas
dalam ilmu ushul fiqh.
![Page 6: pengertian ushul fiqih](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf915d550346f57b8ceb46/html5/thumbnails/6.jpg)
Manfaat atau kegunaan mempelajari Usul Fiqh adalah :
a). Ilmu Agama Islam akan hidup dan berkembang mengikuti perkembangan
peradaban umat manusia.
b). Statis dan jumud dalam ilmu pengetahuan agama dapat dihindarkan.
c). Orang dapat menghidangkan ilmu pengetahuan agama sebagai konsumsi
umum dalam dunia pengetahuan yang selalu maju dan berkembang mengikuti
kebutuhan hidup manusia sepanjang zaman.
d). Sekurang-kurangnya, orang dapat memahami mengapa para Mujtahid zaman
dulu merumuskan Hukum Fiqh seperti yang kita lihat sekarang. Pedoman dan
norma apa saja yang mereka gunakan dalam merumuskan hukum itu. Kalau
mereka menemukan sesuatu peristiwa atau benda yang memerlukan penilaian atau
hukum Agama Islam, apa yang mereka lakukan untuk menetapkannya; prosedur
mana yang mereka tempuh dalam menetapkan hukumnya. Dengan demikian
orang akan terhindar dari taqlid buta; kalau tidak dapat menjadi Mujtahid, mereka
dapat menjadi Muttabi’ yang baik, (Muttabi’ ialah orang yang mengikuti pendapat
orang dengan mengetahui asal-usul pendapat itu).
Dengan demikian, berarti bahwa Ilmu Ushul Fiqh merupakan salah satu
kebutuhan yang penting dalam pengembangan dan pengamalan ajaran Islam di
dunia yang sibuk dengan perubahan menuju modernisasi dan kemajuan dalam
segala bidang.