pengeringan dan pembekuan bahan pangan
TRANSCRIPT
A. Pengeringan bahan pangan
1. Pengertian pengeringan dan prinsip pengeringan
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan,
yangmemerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang
dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang
biasanya berupa panas.
Prinsip utama dari pengeringan adalah penurunan kadar air untuk mencegah
aktivitasmikroorganisme. Pada banyak produk, seperti sayuran, terlebih dahulu
dilakukan proses pengecilan ukuran (misalnya diiris) sebelum dikeringkan.
Pengecilan ukuran akanmeningkatkan luas permukaan bahan sehingga akan
mempercepat proses pengeluaran air.
2. Proses pengeringan tebagi dalam tiga kategori, yaitu
a. Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan langsung di bawah
tekananatmosfir. Dalam hal ini panas dipindahkan menembus bahan pangan,
baik dari udaramaupun permukaan yang dipanaskan. Uap air dipindahkan
dengan udara.2.
b. Pengeringan hampa udara. Keuntungan dalam pengeringan hampa udara
didasarkan pada kenyataan bahwa penguapan air terjadi lebih cepat pada
tekanan rendah daripada tekanan tinggi. Panas yang dipindahkan dalam
pengeringan hampa udara padaumumnya secara konduksi, kadang-kadang
secara pemancaran.3.
c. Pengeringan beku. Pada pengeringan beku, uap air disublimasikan keluar dari
bahan pangan beku. Struktur bahan pangan dipertahankan dengan baik pada
kondisi ini.Suhu dan tekanan yang sesuai harus dipersiapkan dalam alat
pengering untuk menjamin terjadinya proses sublimasi. (Earle,1969)
3. Metode Pengeringan:
a. Pengeringan alami.Pengeringan alami terdiri dari:.
1) Sun Drying
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sebaiknya dilakukan di
tempatyang udaranya kering dan suhunya lebih dari100o
Fahrenheit.Pengeringandengan metode ini memerlukan waktu 3-4
hari.Pengeringan dengan sinar matahari merupakan jenis pengeringan
tertua, dan hingga saat ini termasuk cara pengeringan yang populer di
kalangan petani terutama di daerah tropis. Teknik pengeringan dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung (dikeringanginkan), dengan rak-
rak maupun lantai semen atau tanah serta penampung bahan lainnya.
2) Air Drying
Pengeringan dengan udara berbeda dengan pengeringan dengan
menggunakansinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara
menggantung bahan ditempat udara kering berhembus. Misalnya di
beranda atau di daun jendela.Bahanyang biasa dikeringkan dengan metode
ini adalah kacang-kacangan.Kelebihan Pengeringan Alami adalah tidak
memerlukan keahlian dan peralatan khusus, serta biayanya lebih murah.
Kelemahan Pengeringan Alami adalah membutuhkan lahan yang
luas,sangat tergantung pada cuaca, dan sanitasi hygiene sulit dikendalikan.
b. PengeringanBuatan
Pengeringan dengan pemanas buatan mempunyai beberapa tipe alat dimana
pindah panas berlangsung secara konduksi atau konveksi, meskipun beberapa
dapat pula dengan cara radiasi. Alat pengering dengan pindah panas secara
konveksi pada umumnya menggunakan udara panas yang dialirkan, sehingga
enersi panas merata ke seluruh bahan. Alat pengering dengan pindah panas
secara konduksi pada umumnya menggunakan permukaan padat sebagai
penghantar panasnya.antara lain terdiri dari:
1) Menggunakan alat Dehidrator Pengeringan makanan memerlukan waktu
yang lama. Dengan menggunakan alatdehydrator, makanan akan kering
dalam jangka waktu 6-10 jam. Waktu pengeringan tergantung dengan
jenis bahan yang kita gunakan.
2) Menggunakan ovenDengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air,
oven dapat digunakansebagai dehydrator. Waktu yang diperlukan adalah
sekitar 5-12 jam. Lebih lama
4. Keuntungan dan kerugian pengawetan dengan cara pengeringan :
a. keuntungan pengawetan dengan cara pengeringan
1) Bahan lebih awet
2) Volume dan berat berkurang, sehingga biaya lebih rendah untuk
pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan.
3) Kemudahan dalam penyajian
4) Penganekaragaman pangan, misalnya makanan ringan /camilan
b. Kerugian pengawetan dengan cara pengeringan :
1) Sifat asal dari bahan yang dikeringkan dapat berubah, misalnya bentuknya,
sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu, dll
2) Beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum dipakai,
misalnya harus dibasahkan kembali (rehidrasi) sebelum digunakan.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan :
a. Luas permukaan bahan
b. Suhu pengeringan
c. Aliran udara
d. Tekanan uap di udara
6. Bahan pangan yang diawetkan dengan cara pengeringan misalnya :
a. Buah-buahan : kismis, kurma, pisang, kesemek, apel, salak
b. Sayur-sayuran : jamur, kentang (untuk dibuat keripik), sawi asin, wortel,
bawang daun
c. Umbi-umbian : singkong , ubi jalar
7. Alat Pengering
a. Pengeringan Tray Tetap
Pengeringan Tray Tetap umumnya digunakan untuk mengeringkan produk
padat berbentuk. Karena sudah berbentuk sebelum dikeringkan, maka produk
tersebut bisa diletakkan pada suatu permukaan atau tray untuk diekspose pada
udara yang telah dipanaskan
b. Pengering Lemari
Produk pangan yang dikeringkan dengan pengering tipe lemari diletakkan
pada tray-tray yang selanjutnya dipindahkan kedalam suatu ruang pengering
tempat dimana produk tersebut diekspose pada udara pengering.udara yang
telah dipanaskan melewati tumpukan tray dan melalui produk yang diekspose
di masing-masing tray sebelum berbalik kembali kebagian pemanasan.
c. Pengering Lorong
Pada pengering tipe lorong ini, produk yang akan dikeringkan diletakkan pada
tray-tray, tray tersebut kemudian disusun per unit tumpukan seperti pada
pengering tipe lemari, selanjutnya unit-unit tumpukan ditempatkan teratur
pada suatu lorong pengering. Ada beberapa sistem pendekatan untuk
mengekspose produk yang akan dikeringkan dengan udara panas pengeringan.
Variasinya antara lain aliran searah produk dan udara pengering yang masuk
dan keluar lorong, aliran berlawanan arah antara produk dan udara yang
masuk lorong, aliran berlawanan arah dengan sebagian udara panas pengerig
di resirkulasikan
d. Pengeringan Drum
Sistem Pengeringan Drum dipakai untuk mengeringkan bahan pangan
berbentuk bubur. Drum berbentuk silinder dipanaskan dan berputar pada suatu
poros. Bahan berbentuk bubur akan mengering bila dijatuhkan melekat pada
permukaan drum tersebut, yang selanjutnya setelah kering di kerat dengan aksi
sebuah pisau untuk mendapatkan produk keringnya. Ada dua
tipe, single atau double drum dryer . Drum pada double drum dryer akan
bergerak berlawanan arah, jarak antara kedua drum dipakai untuk mengontrol
ketebalan lapisan yang dikeringkan.
B. Penyimpanan Bahan pangan Suhu Rendah ( Pendinginan dan pembekuan)
1. Prinsip dasar penyimpanan pada suhu rendah :
a. Menghambat pertumbuhan mikroba
b. Menghambat reaksi-reaksi enzimatis, kimiawi dan biokimiawi
Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang
digunakan masih di atas titik beku bahan.Kisaran suhu yang digunakan biasanya
antara – 1oC sampai + 4oC. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses
biokimia akan terhambat. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan
selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan
pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah
dalam lemari es yang mempunyai suhu –2oC sampai + 16oC.
Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi
bahan disimpan dalam keadaan beku.Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada
suhu kira-kira –17 oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri
sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara
– 12 oC sampai – 24 oC. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai bebarapa
bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendinginan yaitu :
a. Suhu
b. Kualitas bahan mentah
Sebaiknya bahan yang akan disimpan mempunyai kualitas yang baik
c. Perlakuan pendahuluan yang tepat
Misalnya pembersihan/ pencucian atau blansing
Kelembaban
Aliran udara yang optimum
3. Keuntungan dan kerugian penyimpanan dingin :
a. Keuntungan penyimpanan dingin
1) Dapat menahan kecepatan reaksi kimia dan enzimatis, juga pertumbuhan
dan metabolisme mikroba yang diinginkan. Misalnya pada pematangan
keju.
2) Mengurangi perubahan flavor jeruk selama proses ekstraksi dan
penyaringan
3) Mempermudah pengupasan dan pembuangan biji buah yang akan
dikalengkan.
4) Mempermudah pemotongan daging dan pengirisan roti
5) Menaikkan kelarutan CO2 yang digunakan untuk ” soft drink “
c. Kerugian penyimpanan dingin :
1) Terjadinya penurunan kandungan vitamin, antara lain vitamin C
2) Berkurangnya kerenyahan dan kekerasan pada buah-buahan dan sayur-
sayuran
3) Perubahan warna merah daging
4. Proses pembekuan yang terjadi pada makanan :
Pada pembekuan akan terjadi beberapa proses sebagai berikut :
Mula-mula terjadi pembentukan kristal es yang biasanya berlangsung cepat
pada suhu dibawah 0 oC. Kemudian diikuti proses pembesaran dari kristal-kristal
es yang berlangsung cepat pada suhu – 2 oC sampai – 7 oC. Pada suhu yang lebih
rendah lagi, maka pembesaran kristal-kristal es dihambat karena kecepatan
pembentukan kristal es meningkat.
Secara normal pembesaran kristal-kristal es dimulai di ruang ekstra seluler,
karena viskositas cairannya relatif lebih rendah.Bila pembekuan berlangsung
secara lambat, maka volume ekstra seluler lebih besar sehingga terjadi
pembentukan kristal-kristal es yang besar di tempat itu. Kristal es yang besar akan
menyebabkan kerusakan pada dinding sel. Kadar air bahan makin rendah , maka
akan terjadi denaturasi protein terutama pada bahan nabati. Proses ini bersifat
irreversible.
Pembekuan secara cepat akan menghambat kecepatan difusi air ke ruang
ekstra seluler, akibatnya air akan berkristal di ruang intra seluler, sehingga massa
kristal es akan terbagi rata dalam seluruh jaringan. Kristal es yang terbentuk
berukuran kecil-kecil. Keadaan ini mengakibatkan kehilangan air pada waktu ”
thawing ” akan berkurang.
5. Metode pembekuan
a. Metode udara diam
b. Metode pembekuan plat
c. Metode pembekuan cepat
d. Metode pencelupan kedalam cairan atau pemercikan cairan pembeku
e. Pembekuan kriogenik
C. Pengawetan bahan pangan dengan cara penggaraman
Penggaraman merupakan salah satu cara pengawetan yang sudah lama dilakukan
orang. Garam dapat bertindak sebagi pengawet karena garam akan menarik air dari
bahan sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat berkembang biak karena
menurunnya aktivitas air.
Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan tumbuh-
tumbuhan yang segar. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada
mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan
pembentuk spora adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan kadar garam
yang rendah sekalipun (yaitu sampai 6%).
Mikroorganisme patogen termasuk Clostridium botulinum kecuali Streptococcus
aureus dapat dihambat oleh konsentrasi garam sampai 10 – 12%.Beberapa
mikroorganisme terutama jenis Leuconostoc dan Lactobacillus dapat tumbuh dengan
cepat dengan adanya garam. Garam juga mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan
sehingga dapat mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme.
D. Pengawetan bahan pangan dengan cara lain
1. Pengasapan
Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian
diasapi dari bawah.Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan
menjadi awet dalam jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan
dengan teknik pengasinan dan pengeringan.
2. Pengalengan
Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau
bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam,
gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging,
ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan
termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika.Teknik kimia yaitu dengan memberi
zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara.
3. Pemanisan
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada
medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk
menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka
dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah
seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya.
4. Pengasinan
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal
sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga
dengan sebutan penggaraman.Garam dapur memiliki sifat yang menghambat
perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk
makanan.Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan
dengan pengeringan.
Referensi
Admin. 2008. Mengenal Bahan Kimia Pengawet Makanan dan Bahan Tambahan Pangan.
http://smk3ae.wordpress.com/2008/10/16/mengenal-bahan-kimia-pengawet-makanan-dan-
bahan-tambahan-pangan. Diakses pada tanggal 13 Mei 2010.
Admin. 2008. Prinsip dan Teknik Pengawetan Makanan ( Pangan ). http://www.tegnologi-
hasil-pertanian.blogspot.com/ .Diakses pada tanggal 13 Mei 2010.
Anonym. 2009. Bahaya Zat Kimia Makanan. http://www.sendokgarpo.com/tips.html Diakses
pada tanggal 13 Mei 2010.
Anonym. 2010. Pengawetan Makanan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengawetan-makanan.
Diakses pada tanggal 13 Mei 2010.
Pengawetan Bahan Pangan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas PMM-B
Disusun Oleh
Dwi Rahma Wati (P07133111046)
Kesehatan Lingkunan
Non Reguler A
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
KESEHATAN LINGKUNGAN
2011