pengendalian_proses
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
1/83
[2012]
BAHAN AJAR KULIAH
PENGENDALIAN PROSES
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dosen : Dr.Ir M.Yusuf Ritonga, MT
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
2/83
PERTEMUAN I
PENDAHULUAN
Cara yang paling efektif mempelajari suatu ilmu selayaknya dimulai dengan
mempelajari falsafah dasarnya. Kemudian baru mulai mempelajari bagian bagian
rinci. Dengan cara ini, kalaupun ada satu atau beberapa bagian yang terlupakan, kitaakan dengan mudah membuka respon dan mengulangi apa yang kita butuhkan.
Kegagalan seseorang dalam mempelajari suatu ilmu sering kali disebabkan karena
ia gagal menghayati falsafah ilmu tersebut. Ia gagal mendapat kerangka dasar ilmutersebut
Oleh karena itu, buku ini mencoba menanam falsafah dasar ilmu sebelum
mulai pokok bahasan. Di dalam buku ini juga diturunkan persamaan dasar suatusistem pengendalian proses yang sederhana untuk mempermudah pemahaman
falsafah dasar pengendalian proses.Bagi mereka yang telah memahami sedikit ilmu sistem pengendalian proses
penurunan persamaan suatu sistem pengendalian proses, mungkin sedikit berlebihan.
Kalau benar begitu, tinggal saja bagian yang dirasakan kurang perlu. Bagi yangmasih awam falsafah dasar ini sangat membantu dalam memahami arah pembahasanpada isi buku ini.
APAKAH SISTEM PENGENDALIAN PROSES ITU ?
Kata Sistem Pengendalian Proses adalah terjemahan dari kata proses controlsystem. Walaupun ketiga suku kata tersebut, proses, pengendalian dan sistem, biasa
dipakai secara umum, namun gabungan ketiga suku kata ini lebih mempunyai sebagai
kata majemuk yang sifatnya spesifik teknik. Bagi mereka yang pernah belajardiperguruan tinggi di indonesia, mungkin pernah mendengar sistem pengaturan.
Istilah ini merupakan terjemahan atau padanan istilah control system .
Namun marilah sejarah kita kaji apakah kata sistem pengaturan sudah benarbenar cocok untuk menggantikan kata control system. Apakah perbedaan kata
pengendalian dan kata pengaturan dalam bahasa indonesia. Didalam kamus umum
bahasa indonesia, kata atur dan mengatur diartikan sebagai menyusun, mengurusdengan baik baik dan konotasinya diartikan dengan mengatur barang barangsecara rapi. Dilain pihak kata kendali dan mengendalikan diartikan sebagaimengekang atau menguasai yang dalam contoh pemakaiannya diartikan sebagai
usaha mengendalikan seekor kuda. Tampak adanya unsur dinamika yang terkandungdalam kata kendali dan mengendalikan. Di dalam bahasa inggeris, kata to control
tidak sekedar mengatur atau merapikan. Suku kata ini mengandung nilai nilai yanglebih bersifat menguasai dan mengekang secara dinamis. Dari kedua keterangan
diatas jelaslah bahwa istilah mengendalikan atau pengendalian jauh lebih mengenadipakai sebagai padanan kata to control. Istilah ini itulah sebab-nya buku ini
menggunakan istilah pengendalian dan mengendalikan.
Hampir semua proses dalam industri membutuhkan peralatan peralatanotomatis untuk mengendalian paramater parameter prosesnya. Otomatisasi tidaksaja diperlukan demi kelancaran operasi, keamanan, ekonomi maupun mutu produk,tetapi lebih merupakan
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
3/83
kebutuhan pokok. Tidak mungkin menjalankan suatu proses industri tanpa sistempengendalian.
Ada banyak parameter yang harus dikendalikan didalam suatu proses.Diantaranya, yang paling umum adalah tekanan (pressure) didalam sebuahvessel atau pipa, suhu
(temperature) diunit proses seperti heat exchanger atau permukaan zat cair atau leveldalam sebuah tangki. Ada beberapa parameter lain diluar keempat parameter diatasyang cukup penting dan juga perlu dikendalikan karena dibutukan spesifik proses,diantaranya ; pH di industri petrokimia, warna produk disuatu fasilitas pencairan gas(NGL), dsb. Gabungan serta kerja alat alat pengendalian otomatis itulah yangdinamai sistem pengendalian proses (process control) system). Sedangkan semuaperalatannya yang membentuk sistem pengendalian disebut instrumentpengendalian proses (process control instrumentation). Kedua sistem iniberhubungan satu dengan yang lain, namun keduanya mempunyai hakikat yangberbeda. Namun dalam rangka mempelajari sistem, sering kali diperlukan penjelasanmelalui kerja sistem atau kerja alat.
Sebagai gambaran, kata instrumentasi juga sering dipakai secara umum,misalnya instrumentasi musik, instrumentasi kedokteran, instrumentasi navigasi,
instrumentasi laboratorium, instrumentasi otomatif, dan instrumentasi instrumentasi untuk kegiatan lainnya. Khususnya dalam buku ini kata instrumentasiakan selalu diartikan sebagai instrumentasi pengendalian proses. Contoh sederhanainstrumentassi pengendalian proses adalah sekelar temperatur (temperatur switch)yang bekerja otomatis mengendalikan suhu setrika. Instrumentasi pengendalidisetrika otomatis tersebut berbentuk switch. Sakelar tersebut akan akan memutuskanhubungan listrik ke elemen panas apabila suhu setrika ada diatas suhu titik yangdikehendaki, dan akan mengalirkan listrik ke elemen pemanas apabila suhu setrikaada dibawah titik yang dikehendaki (dibawah set point). Kelak akan diketahui bahwajenis ini disebut pengendalian on-off.
Pada contoh diatas, prosesnya adalah setrika, parameter yang dikendalikanadalah suhu dan instrumentasinya adalah sakelar temperature. Gabungan semuakomponen komponen tersebut membentuk sebuah sistem yang disebut sistempengendalian proses. Ilmu yang menyangkut sistem pengendalian dari berbagaimacam proses disebut dengan ilmu sistem pengendalian proses.
Didalam dunia nyata, pada sistem pengendalian tidak sederhana sepertipengendalian suhu didalam setrika otomatis diatas. Ada banyak sistempengendalian yang sangat kompleks, yang kemudian hanya efektif kalaudikendalikan oleh komputer, contohnya sistem pengendalian proses difasilitas LNG,pengilangan minyak bumi, pabrik pupuk, pabrik kertas, ladang minyak, pusatpembangkit tenaga listrik, pabrik fatty acid, dsb.
Dalam rangka mempelajari sistem pengendalian, banyak sekali hal halpokok yang perlu dipahami terlebih dahulu. Misalnya operasi matematik difrensialdan integral, hukum hukum fisika dasr, matematika persamaan difrensial, dasar-dasaar kerja sistem frekwensi dan sebagainya. Kadang kadang sangat sulit
untuk mempelajari sistem pengendalian proses tanpa memahami ilmu dasar tadi.Namun tidak perlu kecil hati, semua hukum tadi diterangkan secara bertahap dandengan cara yang sangat sederhana.
MENGAPA DIPERLUKAN INSTRUMENTASI ?
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang mempunyai banyak
kelebihan dan sekaligus dengan keterbatasannya. Salah satu keterbatasan manusiaadalah dalam menggunakan inderanya sebagai alat ukur. Percobaan sederhana berikut
akan membuktikan hal tersebut.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
4/83
Air Hangat Air Suam Kuku Air Es
Gambar 1. Tiga tempayan dengan tiga macam air
Ada tiga buah tempayan berisi air yang diletakkan berurutan dari kiri ke
kanan. Tempayan kiri diisi air hangat, tempayan tengah diisi air suam kuku dan
temperatur kanan diisi air es. Apa yang dirasakan kalau tangan kiri dan tangan kanandicelupkan ketempayan masing - masing ?. Tangan kiri akan merasakan hangatnya
air hangat dan tangan kanan akan merasakan dinginnya air es. Sampai sebatas ini,
manusia masih mampu membedakan mana yang dingin dan mana yang panas.Namun apa yang terjadi bila kedua tangan kita apabila dimasukkan kedalam
tempayan tengah yang berisi air suam kuku. Apa yang dirasakan kedua tangan kita ?tangan kiri yang baru berada di air hangat akan merasakan bahwa yang berisiditempayan tengah itu dingin, tangan kanan kita yang baru berada di air es akanmerasakan bahwa air itu air panas.
Mengapa bisa begitu ? karena tangan kanan atau indera kita memang tidakmampu dijadikan sebagai alat ukur yang akurat. Percobaan sederhana diatasmenunjukkan beberapa keterbatasan indera manusia sebagai alat pengukur suhu.
Belum lagi keterbatasan manusia dalam hal mengukur suhu air yang hampirmendidih, atau besaran-besaran proses lain yang diantaranya proses flow, pressure,level dan temperatur tinggi. Manusia wajar tidak mampu menggunakan tangannyauntuk mengukur suhu yang hampir mendidih, apalagi temperature suhu besi cair disebuah tanur. Manusia memerlukan bantuan instrumentasi untuk mengukurparameter-parameter proses.
Selain itu, ada keterbatasan lain yang menyebabkan manusia memerlukaninstrumentasi untuk mengendalikan proses. Hal itu akan dijelaskan dalam uraian babberikutnya.
PENGENDALIAN OLEH MANUSIA
Gambar 2. menunjukkan bagaimana seorang operator mengendalikan level(permukaan zat cair) di sebuah tangki. Air yang masuk ke dalam tangki dipompa darisebuah sumur, dan air yang keluar dari tangki dipakai untuk keperluan pabrik.
Andaikata level di tangki dikehendaki selalu 50% dari ketinggian tangki,maka operator harus selalu menambah atau mengurangi bukaan valve apabila leveltidak berada di 50%. Bila level kurang dari 50%, operator harus menambah flowdengan lebih membuka valve. Sebaliknya, bila level lebih tinggi dari 50%, operatorharus mengurangi dengan lebih menutup valve. Pada pengendalian semacam ini,operator harus selalu waspada dan siap untuk membuka dan menutup valve agarlevel tetap berada pada 50%.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
5/83
Set Point Level
Tangki Pabrik
Gambar 2. Pengendalian level oleh manusia
Pengendalian seperti diatas disebut pengendalian oleh manusia (manualcontrol). Sistem pengendalian manual masih tetap dipakai pada beberapa aplikasi
tertentu. Biasanya proses ini dipakai pada proses-proses yang tidak banyak
mengalami perubahan beban (load) atau pada proses yang tidak krisis. Load
(beban) di dalam contoh pengendalian di atas adalah flow pemakaian air padapabrik. Kalau pemakaian air oleh pabrik tidak sering berubah-ubah, operator
tidak perlu terus-menerus mengamati level dan menambah atau mengurangi bukaan
valve. Tetapi kalau load selalu berubah-ubah, operator terpaksa harus mengamatilevel dan segera melakukan koreksi terhadap naik turunnya level. Keteledoran
operasi akan menyebabkan air tumpah, atau sebaliknya tangki menjadi kosong.Dari keadaan di atas, dapat dengan mudah dimengerti bahwa dasar utama
pemilihan pengendalian manual adalah karena keperluan proses memangmemungkinkan untukpengendalian manual. Dari segi ekonomi, instrumentasipengendalian manual tentu lebih murah dari instrumentasi pengendalian otomatis,karena instrumentasi yang dibutuhkan memang lebih sederhana, namun bukanberarti demi menghemat investasi maka sistem pengendalian bisa dibuat manual.Pengendalian manual hanya dapat dipakai kalau operasi proses memangmemungkinkan hal itu. Ada beberapa kebutuhan operasi proses yang akanditunjukkan dalam buku ini nanti, bahwa pengendalian manual tidak dimungkinkan.
Contoh paling sederhana dapat kembali diambil dari gambar 2. kalaupemakaian air oleh pabrik berubah-ubah secara terus-menerus, keteledoran operator
kemungkinan besar menyebabkan tumpahnya air dan kosongnya tangki. Operator,
sebagai manusia biasa sangat mudah dipengaruhi oleh menurunnya konsentrasi kerja,
rasa jemu dan keadaan lainnya. Kalau pengendalian operasi proses yang jauh lebihkritis dari contoh diatas mengandalkan manusia sebagai sarana pengendalian, akan
bagaimana jadinya.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
6/83
Untuk itu, sistem harus dibuat otomatis. Peran operator dalam sistempengendalian manual digantikan oleh sebuah alat yang disebut controller. Tugas
membuka dan menutupnya valve tidak lagi dikerjakan oleh operator, tetapi atas
perintah controller. Untuk keperluan pengendalian otomatis, valve harus dilengkapi
dengan alat yang disebut actuator sehingga unit valve sekarang menjadi suatu unityang disebut control valve. Semua peralatan pengendalian inilah yang disebut sebagai
instrumentasi pengendalian proses.Ada tiga hal pokok yang baru saja dipelajari dari bab ini yaitu cara
kerja pengendalian manual, keterbatasan manusia dalam mengendalikan proses,dan peran instrumentasi dalam membatu manusia mengendalikan proses.
PERTEMUAAN II
PRINSIP PRINSIP PENGENDALIAN PROSES
Lihatlah kembali gambar 2. Pada sistem pengendalian pada gambar itu,
pertama operator harus mengamati ketinggian level, kemudian mengevaluasi apakah
level yang ada sudah sesuai dengan yang dikehendakinya. Kalau level tak samadengan yang dikehendakinya, operator harus memperkirakan seberapa banyak valve
harus lebih ditutupi atau dibuka. Selanjutnya operator harus benar-benar mengubah
bukaan valve sesuai dengan yang diperkirakan tadi.Kalau dikaji lebih jauh, dalam mengendalikan proses operator mengerjakan
empat langkah berikut ; MENGUKUR , MEMBANDINGKAN , MENGHITUNG ,MENGOREKSI .
Pada waktu operator mengamati ketinggian level, yang ia kerjakansebenarnya adalah langkah mengukur proses variabel. Proses variabel pertama kali
diperkenalkan disini sebagai besaran parameter proses yang dikendalikan. Padacontoh proses pada gambar 2 , proses variabelnya adalah level. Kemudian operator
membandingkan apakah hasil pengukuran tadi sesuai dengan apa yang
dikehendakinya. Besar proses variabel yang di kehendaki tadi disebut set point . Padacontoh ini, kalau level tangki yang dikehendaki selalu 50%, set point dalam sistem
pengendalian ini besarnya 50%. Perbedaan antara set point dengan proses variabel
disebut error.
Error + set point = proses variabel
Proses variabel bisa lebih besar atau lebih kecil daripada set point. Oleh karena itu,
error bisa negatif dan bisa juga positif. Berdasarkan besarnya error itulah, operatormenentukan ke arah mana dan seberapa besar koreksi bukaan valve perludilakukan. Bila error bernilai negatif (berarti proses variabel lebih besar dari set
point atau level diperbesar 50%) operator harus mengurangi flow dengan lebihmenutup valve. Sebaliknya bila error positif (berarti proses variabel lebih kecil dariset point atau level dibawah 50%). Operator harus menambah flow dengan lebihmembuka valve.
Seorang operator yang berpengalaman tak akan sembarangan membuka atau
menutup valve. Ia juga akan memperkirakan seberapa banyak valve perlu lebih
dibuka atau lebih ditutup. Pada tahapan ini operator sebenarnya berada padalangkah menghitung. Langkah berikutnya yang perlu dilakukan untuk operator
adalah mengubah bukaan valve sesuai hasil perbandingan dan perhitungan tadi.
Langkah terakhir inilah yang disebut langkah mengoreksi.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
7/83
Keempat langkah yang dilakukan oleh operator tadi, yaitu ; mengukur,membandingkan, menghitung , dan mengoreksi ; seluruhnya dapat dilakukanoleh instrumentasi. Manusia kemudian sama sekali tidak menentukan keempatlangkah tadi.Operator hanya menentukan besarnya set point, dan semuanya akan dikerjakan
secara otomatis oleh instrumentasi. Sistem pengendalian semacam inilah yangdisebut sistem pengendalian otomatis ( automatic control system ). Keempat tahapan
pengendaliannya sepenuhnya dilakukan oleh instrumen. Mata rantai pengendaliannya
kemudian disebut mata rantai tertutup, dan sistemnya juga disebut sistempengendalian tertutup atau closed loop system. Hal ini akan dibahas lebih tuntas pada
bab berikutnya.
DIAGRAM KOTAK
Diagram kotak diciptakan para ilmuwan sebagai alat bantu untuk
mempermudah dalam mempelajari ilmu sistem pengendalian. Ada dua macam
diagram kotak yang biasa dipakai dalam ilmu sistem pengendalian, yaitu diagramkotak simbolis dan diagram kotak matematis. Di kedua diagram kotak itu, masing-
masing elemen yang ada di dalam sistem diwakili oleh sebuah kotak. Pada diagram
kotak simbolis, sebuah kotak dibubuhi nama atau simbol-simbol. Pada diagram kotakmatematis, setiap kotak dibubuhi fungsi matematis yang merupakan hubungan input
dan output elemen. Lihatlah bentuk kedua diagram input dan output tersebut pada
gambar 3 dan gambar 4. Bila valve dan tangki (proses) pada gambar 2 digambarkandalam diagram kotak ; akan diperoleh bentuk diagram sebagai berikut ;
LOAD
Posisi bukaan
(opening) Aliran air
VALVE masuk TANGKI-
level+
Gambar 3. Diagram kotak proses untuk contoh pada gambar 2
Setiap kotakpada gambar 3 mempunyai sebuah input dan outputyang digambarkan
dalam bentuk anak panah. Kotak valve mempunyai input bukaan valve (0-100%) dan
mempunyai output aliran air masuk ke tangki (juga 0-100%).Kotak berikutnya adalah kotak yang mewakili tangki (proses). Pada contoh
dalam gambar 2 kotak ini mewakili tangki dalam bentuk input berupa flow air yangmasuk ketangki,output berupa level. Perhatikan pada gambar 3 itu, output kotakpertama merupakan input kotak kedua. Jadi output kotak pertama (flow air masuk ketangki) juga merupakan input kotak kedua (tangki). Kotak yang lain adalah yangmewakili beban (load). Kotak ini menumjukkan bahwa load juga mempengaruhibesarnya proses. Pada contoh ini load adalah banyaknya pemakaian air oleh pabrik.Bila permukaan air bertambah, permukaan tangki akan menurun. Dan bila
permukaan air menurun maka permukaan air dalam tangki akan naik.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
8/83
Selain kedua kotak yang telah diterangkan tadi, ada elemen lain dengan tandalingkaran kecil, yang diberi tanda positif (+) dan negatif (-). Elemen ini disebut
summing junction . Elemen ini mewakili fungsi penjumlahan atau pengurangan besansinyal. Dalam contoh ini tanda positif menyatakan penjumlahan dan level akan
bertambah jika aliran air yang masuk kedalam tangki bertambah dan level akan
turun jika permukaan air (load) bertanbah. Tanda pada summing junction bisakeduanya positif, negatif, dan bisa juga positif negatif seperti pada gambar 3. Diagram
kotak seperti pada gambar 3 inilah yang disebut diagram kotak simbolis. Bila
diagram kotak ini digambarkan secara matematis, masing- masing kotak akan
berisi fungsi matetatis yang menyatakan hubungan input dan output. Fungsimatematis tersebut disebut fungsi transfer. Bentuk matematis sebuah fungsi transfer
bisa sederhana misalnya bilangan bulat atau pecahan, bisa juga berbentuk
persamaan differensial yang kompleks.
Perhatikan sistim tinggi cairan dalam berikut dibawah ini. Sistem ini disebutSingle Prosses Capacity karena hanya memiliki satu unit proses yaitu sistem tinggi
cairan dalan tangki. Ssistem pengendalian ini juga disebut linier open loap system,
karena mempunyai satu unit proses yang dikendalikan secara manual.
.q
hR
qo.
Gambar 4. Sistem tinggi cairan dalam tangki
Bagaimana bentuk fungsi transfer untuk sistem pengendalian diatas ? Dan bagaimana
pula blok diagam sistem sistem pengendalian diatas ? Untuk menjawab kedua
pertanyaan diatas, adalah sangat penting dibuat dan ditentukan input, output, proses
serta hubungan matematisnya. Untuk itu harus dibuat keseimbangan massa cairanpada tangki proses.
Pada bab ini kedua pertanyaan diatas akan dijawab denganmenggunakan transformasi laplace , walaupun penurunan rumus ini sengajadisiapkan untuk melengkapi penjelasan dalam dinamika proses yang akan dibahaspada bab-bab berikutnya. Tetapi untuk memahami bab ini, penulis akanmenguraikannya berikut ini.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
9/83
Neraca untuk tangki diatas adalah :dh
q - qo = A ..1)
dt
asumsikan harga dimensi adalah konstan. Maka persamaan 1) diatas dapat
dituliskan sbb :dh
q - qo = A 2)dt
dalam keadaan steady state, persamaan 2) diatas dapat dituliskan
sbb :qs - qs o = 0 ..........3)
Tanda s pada persamaan 3) diatas menyatakan kecepatan aliran flida yangmasuk dam keluar pada keadaan stedy state.Deviasi keadaan unstedy state dan
keadaaan stedy stste dapat didefinisikan sebagai :
di mana :
d (h hs)(q qs) ( qo qo . s ) = A .........4)
dt
q qs = Q ; qc qo s = Qo ; h hs = H
maka persamaan 4) dapat dituliskan sebagai :dH
Q Qo = A .5)dt
karena aliran fluida bersifat laminer, Q0 mempunyai hubungan linear terhadap H,
maka ;h H
qo = Qo = 6)R R
Dengan menggabungkan persamaan 5) dan 6) dihasilkan persamaan 7)
dibawah iniH dH
Q - = AR dt
dHR Q - H = A R
dt
dH
R Q - H = .............7)Dt
Dimana = A.R = tetapan waktu (time konstan atau lag time)A = luas penampang tangkiDengan transformasi laplace, persamaan 7) dapat digunakan untuk menentukanbentuk fungsi transfer dan blok diagram sistem pengendalian di atas.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
10/83
Persamaan 7) berubah menjadi :R Q (s) H (s) = s H(s)
H(s) R
= ..8)
Q(s) s + 1
Transformasi laplace persamaan 6) menghasilkan :H(s)
Qo (s) = ..9)R
H(s) = R Qo (s) ..10)Dengan menggabungkan persamaan 8) dan 10) dapat persamaan 11) sbb :
R Qo (s) R=
Q (s) s + 1
Qo (s) 1
= ..11)Q (s) s + 1
Tanda s pada persamaan 11) di atas menyatakan persamaan masih dalam
bentuk transformasi laplace dan dapat dirobah ke dalam bentuk fungsi dengan invers
tansformasi laplace.
Pada persamaan 11) input proses dalam bentuk transformasi laplace adalahQ(s) dan output proses adalah Q0 (s). Dalam ilmu sistem mengendalikan proses,
fungsi transfer dinyatakan sbb :output
G = .12)
Input
Maka fungsi transfer sistem pengendalian di atas adalah :Qo (s) 1
G = = .13)
Q (s) s + 1
Dan blok diagram sistem penngendalian di atas dapat dituliskan
sbb :
Input outputG(s)
Q(s) Qo(s)1
s + 1
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
11/83
Perlu ditegaskan bahwa fungsi transfer pada persamaan 13) di atas adalah bentukfungsi transfer yang umum dan khas bagi single capacity proses, yang dikontrol secarasecara manual dan akan berubah tergantung dari input proses yang masuk.
DIAGRAM KOTAK SISTEM PENGENDALIAN MANUAL
Lihatlah contoh pengendalian dari yang ada pada gambar 6). Kali ini contohmembahas pengendalian temperatur air pada satu heat exchanger. Heat exchanger adalahsebuah unit yang berfungsi untuk memanaskan suatu fluida produk yang mengambil energipanas dari media lain. Pada contoh ini fluida produknya adalah air dan media sumberpanasnya adalah stream (uap air panas). Air masuk dalam keadaan dingin, dan di dalamheat exchanger terjadi perpindahan energi panas dari steam ke air dingin. Karena energipanas steam terserap oleh air dingin, akan terjadi kondensasi (pengembunan) steam. Steamtidak lagi keluar dalam bentuk uap tetapi dalam bentuk air.
Temperatur
Air panas
steam
steam valve
Air dingin air (kondensasi)
Gambar 5. Pengendalian Temperature pada sebuah H.E.
Error merupakan dasar untuk menghitung seberapa banyak koreksi terhadap bukaan valveyang perlu dilakukan. Berdasarkan error inilah operator memperhitungkan berapa banyakvalve perlu lebih ditutup atau lebih dibuka. Kemudian operator harus melakukan langkahmengoreksi bukaan valve. Posisi bukaan valve selanjutnya harus ditambah atau dikurangisesuai dengan perhitungan tadi.
Bukaan (opening) Flow steam
Manusia Valve Proses
Temperatur
Air panas
Pengukuran
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
12/83
Gambar 6. Diagram kotak sistem pengendalian manual
Dalam bentuk diagram kotak, sistem pengendalian pada contoh ini digambarkandalam bentuk seperti pada gambar 6. Sistem semacam ini disebut open loap.
Mengapa demikian ? karena mata rantai (loap) di sini masih terputus oleh peranmanusia yang ada di dalam sistem. Bandingkanlah gambar 6) ini dengan yang ada di
dalam gambar sistem closed loop yang ada pada gambar 2.Kesimpulan apa yang bisa ditarik dari semua penjelasan di atas ?
kesimpulannya, sebuah sistem pengendalian disebut open loop apabila perintah
koreksi dilakukan oleh manusia, dan disebut close loop apabila perintah koreksidilakukan oleh sebuah controller (instrumentasi). Tidak peduli apakah controller itu
merupakan controller mekanis, pneumatik, elektronik, maupun komputer. Selama manusia tidak campur tangan dalam hal inimenentukan bukatutup valve, sistemnya disebut closed loap.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
13/83
PERTEMUAAN III
ELEMEN-ELEMEN SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS
Mulai di sini, pembaca akan melihat betapa pentingnya diagram kotak dalammempelajari ilmu sistem pengendalian. Hampir semua analisa sistem pengendalian
selalu dimulai dengan menampilkan diagram kotak sistem, yang secara umum dapat
dilihat seperti pada gambar 7 . Diagram kotak semacam ini dapat ditemukan padahampir semua literatur. Ada literature lain yang menampilkan kotak-kotak elemen
dalam susunan yang berbeda dengan yang ada dalam gambar 7. Namun pada
dasarnya semua cara penggambaran itu sama benar, dan cara kerjanya pun tidakberbeda sama sekali.
Di dalam diagram kotak sistem pengendalian otomatis akan saja selalu adakomponen-komponen pokok seperti elemen pengukuran (sensity elemen dantransmitter), elemen controller (control unit), dan final control elemen (controlvalve). Dalam bentuk matematis, semua kotak elemen itu kelak akan di isipersamaan-persamaan matematis yang merupakan fungsi transfer elemen-elementersebut. Sebenarnya diagram kotak ini disiapkan untuk analisa matematis.Bandingkanlah diagram kotak ini dengan diagram kotak pada gambar 6.
Set point
+ Error
Manipulated variable
Load
+
Controller
Measuredvariable Controlled Controlled Variable
Transmitter Sensing element
Gambar 7. Diagram kotak sistem pengendalian otomatis
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
14/83
Di dalam gambar 7 , bagian controller mempunyai summing junction dengantanda positif-negatif ( +/- ). Di titik inilah langkah membandingkan dilakukan dengan
menggunakan besaran set point dengan sinyal measured variabel. Hasilnya adalahsinyal yang disebut error.
Tanda negatif (-) di summing junction membawa arti yang sangat spesifik
bagi seluruh sistem. Karena tanda inilah sistem pengendalian otomatis juga lazimdisebut dengan negative feed back. Dengan demikian, sistem pengendalian otomatismempunyai dua nama lain, yaitu sistem closed loop dan sistem negative feed back.
Mungkin ada sebagian pembaca yang pernah mendengar istilah positif feedback (feed back positif). Pada feedback positif, tanda negatif (-) pada summingjunction diganti dengan tanda positif (+). Jadi ada dua tanda positif pada summingjunction. Set point tidaklagi dikurangi dengan sinyal measurement variabel ,tetapi justru ditambah dengan measurement variabel.Jadi error bukan set point dikurangi (-) measurement variabel melainkan set pointditambah measurement variabel. Perubahan tanda ini membawa dampak yang sangatbesar bagi kerja seluruh sistem. Marilah kita lihat apa yang terjadi kalau sebuahsistem pengendalian menggunakan feedback positif.
Lihatlah kembali gambar 1.5 yang akan memperjelas keterangan berikut.
Dengan adanya feed back positif pada waktu uap air lebih panas dari yangdikehendaki (lebih besar dari set point) steam tidak akan dikurangi, melainkan justru
akan di rubah. Mengapa begitu ? Karena summing junction mengatakan pada unit
control bahwa hasil kurang besar. Error dalam hal ini adalah set point ditambahmeasurement variabel. Akibatnya steam justru akan terus ditambah dengan semakinpanasnya air. Temperatur air akan semakin tinggi dan akhirnya terciptalah keadaan
yang sangat berbahaya. Karena alasan ini, sistem feedback positif harus dihindari
pada setiap pengendalian.Feedback positif bisa terjadi kalau control dipasang secara keliru. Karena pada
setiap control ada pilihan apakah ia akan bekerja incolose incolose atau incolosedecolose. Kesalahan memilih fasilitas ini menyebabkan sistem pengendalian
feedback negatif menjadi sistem feedback positif. Oleh karena itu perhatikan yangbenar pada saat memilih fasilitas tersebut.Untuk sementara marilah kita pelajari terlebih dahulu semua istilah yang
perlu diketahui dalam rangka mempelajari sistem pengendalian otomatis (closed loopsystem). Definisi semua istilah tersebut tidak perlu dihafal, yang penting pahamilahpengertiannya.
1. Proses (Process) adalah tatanan peralatan suatu fungsi tertentu contohnyaheatexchanger yang ada didalam gambar 5. Input proses dapat bermacam-macam, yang pasti ia merupakan besaran yang dimanipulasi oleh final controlelement atau control valve agar measurement variabel sama dengan set point.Input proses ini juga disebut manipulated variabel.
2. Controller variabel adalah besaran atau variabel yang dikendalikan. Besaranini pada diagram kotak juga disebut output proses atau proses variabel. Pada
contoh pada gambar 5 , temperature air panas yang keluar dari heat exchangeradalah controller variabel proses tersebut.
3. Manipulated variabel adalah input dari suatu proses yang dapat dimanipulasiatau diubah-ubah besarnya agar proses variabel atau controller variabelbesarnya sama dengan set point. Pada contoh pada gambar 5. input prosesadalah steam flow yang masuk ke heat exchanger.
4. Disturbance adalah besaran lain, selain manipulated variabel yang dapatmenyebabkan berubahnya control variabel. Besaran ini juga lazim disebutload. Pada contoh proses pada gambar 5, salah satu dari disturbance prosesadalah perubahan pemakaian air panas.
5. Sensing element adalah bagian paling ujung suatu sistem pengukuran(measuring system). Contoh sensing elemen yang banyak dipakai misalnya
thermokopel atau
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
15/83
orifice plose. Bagian ini juga biasa disebut sensor atau prymarielement.
6. Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing
element, dan mengubahnya menjadi sinyal yang bisa dimengerti olehcontroller. Jangan samakan istilah transmitter di sini dengan
istilah transmitter yang ada di bidang telekomunikasi.
7. Transreducer adalah unit pengolah sinyal. Kata transmitter sering kali
dirancukan dengan istilah transreducer. Keduanya memang mempunyai fungsiyang serupa, walaupun tak sama benar. Transreducer lebih bersifat lebih
umum, sedangkan transmitter lebih khusus yang pemakaiannya pada sistem
pengukuran.8. Measurement variabel adalah sinyal yang keluar dari transmitter. Besaran ini
merupakan cerminan besarnya sinyal sistem pengukuran.9. Set point adalah besar proses variabel yang dikehendaki. Sebuah controller
akan selalu berusaha menyamakan controller variabel dengan set point.10. Error adalah selisih antara set point dikurangi measurement variabel.
Error bisa negatif dan bisa juga positif. Bila set point lebih besar dari
measurement variabel, error akan menjadi positif. Sebaliknya, bila set pointlebih kecil dari measurement variabel, error akan menjadi negatif.11. Controller adalah element yang mengerjakan tiga dari empat tahap
langkah pengendalian yaitu membandingkan set point denganmeasurement variabel, menghitung berapa banyak koreksi yang perludilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungantadi. Controller sepenuhnya menggantikan peran manusia dalammengendalikan sebuah proses. Dalam bahasa indonesia kata controller seringkali diterjemahkan sebagai alat pengendali.
12. Control unit adalah bagian dari controller yang menghitung besarnya koreksi
yang diperlukan. Input control unit adalah error, dan outputnya adalah sinyalyang keluar dari controller. Output control unit adalah hasil penyelesaianmatematik dengan transfer function dan memasukkan nilai error sebagai input.
13. Final control element, seperti tercermin dari namanya adalah bagianakhir dari instrument atau pengendalian. Bagian ini berfungsi untukmengubah measurement variabel dengan cara memanipulasi besarnya
manipulated variabel, berdasarkan perintah controller.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
16/83
PERTEMUAAN IV & V
KERJA SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS
Secara prinsip, kerja sistem pengendalian otomatis sama benar dengan kerja manual.Kedua sistem tetap melakukan empat sistem pengendalian yaitu, mengatur,
membandingkan, menghitung dan mengoreksi. Bedanya pada sistem pengendalian
otomatis, keempat langkah tersebut tidak lagi dikerjakan oleh operator, tetapisepenuhnya dikerjakan oleh sebuah controller. Ambil sebagai contoh sistem
pengendalian temperatur air pada gambar 5 yang secara otomatis, sistem
pengendaliannya menjadi seperti gambar 8.
Pada proses tersebut, input atau manipulated variabel adalah flow steam danotput atau control variabel adalah temperatur fluida produk, dalam contoh ini air.
Scala controller dicontoh ini adalah 0-100% yang mewakili temperature 0-1000C.Load atau disturbance proses di situ adalah perubahan air panas. Sensing elemenyang dipakai adalah termokopel. Final control element adalah control valve yangbertugas memanipulasi besarnya flow steam.
Dalam bentuk diagram kotak, sistem pengendalian gambar 8 dapat digambarkanseperti gambar 9.
Steam
TIC TT
TV
TE
Fluida panas
Gambar 8 Pengendalian Heat Exchanger secara otomatis
Air (kondensasi)
Fluida dingin
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
17/83
Error = set point measured variabel= 60% - 50%= 10%
Katakanlah pada keadaan awal, proses stabil dan seimbang pada set-point
50% (temperature fluida proses 50oC). Andaikata kontrol valve pada keadaan awalitu juga ada pada posisi 50% error pada saat itu adalah 50%. Karena kebutuhan
proses set point kemudian perlu dinaikkan dari 50% menjadi 60%, maka ;
Andaikata dengan error 10% ini output controller berubah dari 50% menjadi70%. Perubahan ini akan membawa perubahan bukaan control valve dari 50%menjadi 70%. Tentu saja proses variable ( temperatur air panas ) juga akan
turun naik, katakanlah kenaikkan terjadi dari 500C menjadi 540C. Dengan prosesperubahan variable ini error tak lagi membuat output controller menjadi 70%andaikata output menjadi 62%, setelah waktu tertentu temperatur air akan turun naik
dan katakanlah kemudian menjadi 570
C. Dengan begitu erorr tidak 6% tetapitinggal 3%. Begitu seterusnya sampai sistem mencapai kestabilan yang baru
misalnya di titik 59% atau 590C dan control valve terbuka pada posisi terakhir,katakanlah 58%.
Secara grafis, ketiga besaran tersebut, set point, output controller dan prosesvariable, dapat digambarkan pada sebuah kurva waktu. Kurva waktu adalah sebuah
kurva yang menggambarkan secara grafis hubungan antara ketiga besaran di atasdalam unit waktu.
Gambar 9. Diagram kotak pengendalian heat exchanger
Lihatlah gambar 10. Pada waktu set point dinaikkan dari 50% menjadi 60%. Padasaat itu manipulated variable naik menjadi 70%. Pada waktu variable proses sama
dengan 54%, manipulated variable ada pada titik 62%. Demikian seterusnya sepertiterlihat pada gambar 10.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
18/83
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
19/83
Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari semua penjelasan di atas.
Pertama kalau diperhatikan benar, keempat langkah pengendalian mengukur,
membandingkan, menghitung dan mengoreksi dikerjakan dalam waktu yang
sama dan secara kontinu oleh masing-masing elemen. Kerja sistem
pengukuran sistem controller dan control valve dilakukan secara bersama-sama. Akibatnya bisa saja terjadi keadaan dimana sistem pengukuran sudah
mengukur proses variable yang lebih tinggi dari set point, namun control
valve masih menambah manipulated variable.
Kedua, kurva waktu sistem pengendalian tak harus sama dengan yang ada pada
gambar 10. Semua harga-harga di atas hanya untuk mempermudah
menerangkan kurva waktu. Lalu apa yang menentukan bentuk kurva waktu
atau perilaku sistem pengendalian.
Contoh Perubahan sistem pengendaliaan otomatis kedalam diagram kotak
Perhatikan sebuah flow controller yang bertugas untuk mengendalikan flow air yang
masuk ke dalam pabrik seperti gambar di bawah ini.
PABRIKFIC
FT
FEFV
LSL
LSH
TANGKI
Air yang masuk ke dalam tangki didapatkan dengan memompa air dari sumur bawah
tanah. Pompa akan bekerja apabila level tangki lebih rendah/ sama dengan titik LSL
(level switch low). Dan pompa akan mati apabila level didalam tangki lebih tinggi atau
sama dengan titik LSH. Gambarkan diagram Blok/Kotak serta semua load yang ada
pada blok tersebut. Buat jika persamaan karakteristik dengan reduksi :
Penyelesaian :
Dalam kasus diatas terdapat 2 load , yakni :
1. Tekanan pompa untuk menjaga level tangki sebelum proses
2. Level tangki untuk menjaga flow ke pabrik sesudah proses
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
20/83
Blok Diagramnya adalah :
Control unit FV Proses
FEFT
LOAD LOAD
Sp+
-
Tekanan pompa Level tangki
+ +
-_
Flow ke Pabrik
Controller
Diagram blok diatas analog dengan
G1 G2 G4
H1H2
G3
Sp+
-+ +
-_Flow ke Pabrik
Controller
G5
E
U1U2
Cara I : Reduce Diagram Blok (Cannonical Form)
Diagram tersebut dapat ditulis menjadi
G1G2 G4
H1H2
Sp+
- + +
-_
Flow ke Pabrik
G3 G5
U1 U2
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
21/83
Misalkan U1 = U2 = 0
G1G2G4
H1H2
S +
= S (H1H2)
-
C1
CC H1H2
c = G1G2G4 (s-cH1H2)
c = sG1G2G4G1G2G4CH1H2
c + G1G2G4 cH1H2 = sG1G2G4
c(1 + G1G2G4H1H2) = sG1G2G4
C1 = {
Misalkan S = U2 = 0
-1 Mewakili nilai load negatif
G4
G1G2 H1H2
+
+
G3-1
U1 C
G4
G1G2 H1H2
+
+
G3-1
-1/1
U1C
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
22/83
Diagram disebelah menjadi
G4
G1G2 H1H2
+
-
-G3
U1 C
Maka : C2 =(
Misalkan S = U1 = 0
G4
G1G2G4 H1H2
+
+
C
-G5
U2
-1
-1/1
G4
G1G2G4
H1H2
+
-
C
-G5
U2
Maka C3 = (
Maka Persamaan Karakteristiknya :
C = C1 +C2 +C3
C = {
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
23/83
CARA II
Dari jalur Proses diperoleh C = S G1G2G4
Dari Jalur Load, C = U1 G3G4U2G5
Dari Jalur FeedBack C = G1G2G4 H1H2C
Digabungkan
C = S G1G2G4 - U1 G3G4U2G5 - G1G2G4 H1H2C
C + G1G2G4 H1H2C = S G1G2G4 - U1 G3G4U2G5
C(1 + G1G2G4 H1H2C) = S G1G2G4 - U1 G3G4U2G5
C = (
Hasi yang didapat sama dengan cara I
PERTEMUAAN VI
PENDAHULUAN
Bagaikan mengemudikan suatu kenderaan, orang perlu tahu bagaimana sifat-sifat
proses yang dikendalikannya. Ada proses yang cepat bereaksi terhadap perubahan out
put, ada yang bereaksi lambat terhadap perubahan input. Semua sifat proses itu
dinyatakan dalam istilah yang disebut dinamika proses. Dari buku ini, mulai tampak
kendala untuk menerangkan serta mempelajari ilmu sistem pengendalian proses dan atau
tanpa melalui persamaan-persamaan matematik. Dalam
prakteknya, dinamika proses harus selalu dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik
yang lazim disebut transfer function. Bentuk persamaan matematik ini ternyata tidak
sederhana.
Mereka pada umumnya berbentuk persamaan differensial. Masalahnya kalau
penjelasan matematik dinamika proses itu ditiadakan demi menyederhanakan materi,
banyak di antara pembaca yang akan kehilangan hakekat falsafah ilmu. Terutama mereka
yang serius dan pernah mempelajari ilmu sistem pengendalian. Pokok bahasan akan
menjadi terasa dangkal. Namun sebaliknya bagi mereka yang tidak paham dan tidak suka
bentuk matematika, kemungkinan besar penampilan persamaan matematik membuatnya
menjadi segan mempelajari isi buku ini.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
24/83
1. HASIL KERJA SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS ( TRANSIENT
RESPONSE OF
CLOSED LOOP SYSTEM )
Menyambung apa yang sudah dibahas pada sebagian sub pokok bahasan 1.8,mengapa kurva waktu pada gambar 1.10 itu terjadi? Mengapa keseimbangan yang baru
tercapai di titik 59%, padahal set point sama dengan 60%. Idealnya process variable
harus mengikuti set point pada keadaan apapun. Ternyata keadaan ideal ini tidak pernah
tercapai. Banyak sekali faktor-faktor serta keterbatasan keterbatasan yang menyebabkan
tidak pernah tercapainya keadaan ideal ini. Salah satu keterbatasan yang paling nyata
adalah keterbatasan kerja control valve. Andaikata controller menghendaki control valve
mengoreksi proses variabel dengan menambah bukaan sebanyak 50%. Kalau pada saat
awal control valve sudah berada di bukaan 70%, seharusnya tambahan sinyal 50% akan
membawa bukaan control valve menjadi 120%. Mungkinkah itu terjadi? Control valve,
karena sifat mekanismenya, tidak mungkin terbuka lebih dari 100%. Maksimum ia akan
terbuka 100%. Itulah sebabnya hasil langkah .menghitung.controller tidak pernah dapat
dilaksanakan dengan sempurna. Semua alasan yang ada di dalam sistem mempunyai
keterbatasan seperti ini.
Di dalam pokok bahasan 8 sudah disinggung sedikit bahwa keempat mata rantai
pengendalian, yaitu mengukur, membandingkan, menghitung, dan mengoreksi,
dilakukan serempak oleh sistem pengendalian. Jadi, pada waktu sistem pengukuran
mengukur process variable, pada saat itu pula control valve berusaha mengoreksi process
variabel. Padahal, semua elemen di dalam sistem mempunyai unsur kelambatan (lag).
Karena unsur kelambatan itu, bisa saja control valve masih menambah manipulated
variable pada waktu process variable sudah mendekati set point. Akibatnya,
measurement variable melewati set point. Kelak akan dipelajari bahwa bentuk kurva
waktu itu sangat dipengaruhi oleh transfer function masing-masing elemen. Semua
bentuk kurva waktu itu disebut response atau transient response sistem pengendalian.
Namun secara umum mereka dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu stabil (stable) dan
tidak stabil (unstable). Kemudian kelompok stabil terbagi menjadi dua lagi yaitu
overdamped dan underdumped. Kelompok tidak stabil juga terbagi dua, yaitu sustain
oscillation dan undamped. Lihatlah bentuk keempat kurva waktu ini pada gambar 1.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
25/83
Gambar 1. Response sistem pengendalian otomatis
Suatu sistem pengendalian dikatakan stabil, apabila nilai process variable berhasil
mendekati set point, Walaupun diperlukan waktu untuk itu. Keadaan stabil itu dapat
dicapai dengan response yang overdamped atau yang underdamped. Kedua response itu
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada response yang
underdamped, jelas bahwakoreksi sistem berjalan lebih cepat dari response yang
overdamped. Tetapi tidak berarti bahwa underdamped lebih bagus dari overdamped. Ada
proses yang membutuhkan response yanglambat (overdamped) dan ada pula proses-
proses yang membutuhkan response yang cepat(underdamped).
Kebutuhan tersebut ditentukan oleh sifat proses dan kualitas produk yang
dikehendaki.Operator yang berpengalaman tentu dapat menunjukkan di bagian mana
yang perlu underdamped. Yang pasti, sistem pengendalian tidak pernah menghendaki
sistem yang tidakstabil, tidak yang sustain oscillation, apalagi yang undamped.Pada
response sustain oscillation, process variable tidak pernah sama dengan set point.
Process variable naik turun di sekitar set point seperti roda sepeda yang sedang
berputar. Oleh karena sifat inilah, sustain oscillation juga disebut cycling. Ada beberapa
literatur bahasaIndonesia yang menyebutkan sustain oscillation sebagai osilasi dengan
amplitudo tetap.Persamaan keadaan sustain oscillation ini dengan kerja bandul lonceng
yang selalu berayun dengan amplitudo dan kecepatan tetap.Pada response undamped,
process variable berisolasi dengan amplitudo yang semakin besar. Process variable
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
26/83
semakin lama semakin mendekati set point, dan pada keadaan itu control valve akan
terbuka tertutup secara bergantian. Akibatnya terciptalah keadaan yang sangat berbahaya
seperti yang terjadi pada feed back positif. Keadaan sustain oscillation dengan amplitudo
kecil di sebagian proses dapat ditolelir sebentar demi untuk penyetelan control unit(tuning). Namun keadaan undamped tidak dapat ditolelir dalam keadaan bagaimanapun
juga. Kedua keadaan tidak stabil di atas adalah keadaan yang paling tidak dikehendaki
dalam sistem pengendalian.
PERTEMUAAN VII
TRANSFORMASI LAPLACE
Beberapa Sifat LT dan TL-1
Contoh 4.3
Buat hasil TL ( 3e-te-2t )
Dari L (e-t) =1
1
s, L ( e-2t ) =
2
1
s, maka berdasarkan sifat TL dan L-1 pada propertis -
1:
L (3e-te-2t) = 3L (e-t)L (e-2t) =
2
1
1
3
ss=
23
22
ss
ss
Contoh 4.4
Buat TL- dari [3
4
1
2
ss]
Dari L- (1
1
s) = e-t, L-1 [
3
1
s] = e-3t, maka berdasarkan sifat-2 TL-1 :
L-1 [3
4
1
2
ss] = 2L- [
1
1
s]4L-1 [
3
1
s] = 2e-t4e-3t
Contoh 4.5
Buat TLdt
d( e-t )
Dari L ( e-t ) =
1
1
s
dan0
limt
= 1, maka berdasarkan sifat-3 :
L (dt
d( e-t )) = s (
1
1
s)1 =
1
1
s
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
27/83
Contoh 4.6 :
Buat TL dtes
t
t 0
1
1
Dari L ( e-t ) =1
1s
, maka berdasarkan sifat-4 :
L dte
t
t
0
=)1(
1)
1
1(
1
ssss
Contoh 4.7 :
Buat TL e-3t. Nilai L (e-3t) =3
1
s
Nilai awal e-3t
dapat dihitung dengan teorema nilai awal (initial value theorema), sifat-5 :
0
limt
e-3t = )3
1(lim
ss
s
= 1 .........sifat -5.
Contoh 4.8 :
Tentukan nilai akhir TL ( 1e-t )
Dari L ( 1e-t ) =)1(
1
ss, maka berdasarkan sifat-6, karena nilai akhir, adalah :
tlim ( 1e-t ) = 1
)1(lim
sss
s
Contoh 4.9 :
Buat TL e-3t dengan sifat-7 (Time Scoling)
Dari L (e-t) =1
1
s, maka dengan sifat-7
a =3
1 L (e-3t) =
3
1
13
1
1
s=
3
1
s
Contoh 4.10 :
Buat TL
13
1
1
sdengan aplikasi sifat-8.
Dari TL-1 (1
1
s) = ( e-t ), maka menurut sifat-8 (Frekwency Scoling) :
a = 3 L-1
]13/1
1[
s= 3e-3t
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
28/83
Tabel Sharceut TL
FUNGSI WAKTU L.L
Unit Impulse (s( t )) 1
Unit Step u( t )s1
Unit Ramp t2
1
s
Polynomial Tn
1
!ns
n
Exponensial A e-atas
A
1
Sine Wave A sin wt 22 ws
wA
Cosine Wave A cos wt 22 ws
sA
Dampet Sine Wave A e-at sin wt 22 was
wA
Dampet Cosine Wave A e-at cos wt
22 was
asA
Sarceut lainnya dapat dilihat pada Appendix (Feed bact and Control System, di
Steffano III et all).
Contoh : TL (e-4t + sin (t2) + t2 e2t).
TL (e-4t), L (sin (t)) dan TL (t2) dapat dilihat dari tabel diatas.
L (e-4t) =4
1
s, L (sin (t)) =
1
12 s
, L (t2) =3
2
s
Dengan kombinasi aplikasi sifat 8, 9, 10 L (sin (t-2)) =12
2
s
e s
L (t2 e-2t) = 32
2
s
Dengan sifat-1, akhirnya L (e-4t + sin (t2) + t2 e2t) linearitas
=4
1
s+
12
2
s
e s+
32
2
s\
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
29/83
Contoh :
TL-1 (F (s)). F (s) = (4
22
s
s). e-s
F(s) =4
24 22
se
sse
ss
L-1 )4
(2 s
s= cos 2t, L-1 )
4(
2 s
s= sin 2t
Dan dengan aplikasi sifat-9 ubah t > 1 menghasilkan :
L-1
42s
se s= cos 2 (t1)
L-1
42sse
s
= sin 2(t1)
Dengan kombinasi aplikasi sifat-2, menghasilkan ;
L-1 (F (s)) = cos 2(t1) + sin 2(t1) t > 1
= 0 t 1
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
30/83
PERTEMUAAN VIII
FUNGSI TRANSFER
Pada umumnya suatu sistem pengendalian terdiri atas banyak komponen. Komponenuntuk menggambarkan rangkaian yang menunjukkan suatu sistem biasanya sangat rumit.
Untuk penyederhanaan maka komponen komponen dari suatu sistem itu digambarkan
dalam suatu kotak yang disebut block diagram. Kotakkotak ini mempunyai out put dan
input. Bila out put diketahui atau tertentu dengan cara memasukkan input tertentu (maka
kotak tersebut block box ). Sedangkan hubungan antara output per input disebut fungsi
transfer dengan notasi Y , G. Contoh untuk sistem mekanik input adalah gaya f
sedangkan out put adalah posisi x, maka fungsi transfer : Y = , dan ini ditentukan oleh
karakter dinamik dari sistem tersebut.
F
X
KF X
=
k = kostanta per
= karakteristik dinamik
Kareteristik dinamik ini merupakan suatu persamaan diffrensial . Hubungan antara out
put & in putini bisa berbentuk fungsi waktu dalam fungsi frekuensi (w), trasfer forier dan
dalam bentuk f(s) laplace.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
31/83
Gabungan dari kotak kotak menggambarkan suatu proses mempunyai bermacam
macam bentuk misal :
+ Y
-
Z
X = Y + Z
+
Z
XY+
X + Y = Z
+X
Y
+
+
a
c
a = X + Y Z
b = a + c
= X + Y 2+ C
Z
b
Untuk suatu sistem pengendaliaan dengan suatu feed back yang sederhana, kita dengan
mudah bisa mencari hubungan antara out put & in put.
a. Sistem negative feed back
A
B
+
= 1 - B0
0 = .A = (1 B 0) A
0B 0
0
-
= 1B0 0 = .A = (1- B 0) A
0= 1. A - A.B.0 0 ( 1AB) = i A
0 (A + 1) = 1. F.T =
Block diagram terdahulu bisa diganti menjadi
A/(AB + 1)
Sifat karateristik dinamis
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
32/83
b. Sistem Positive Feed back
A
B
+
00B+
01
0 (1AB) =A i
FT =
= 1B0 0 = .A
0= (1. + B.0).A = .1+ A.B 0
Maka block diagram diatas dapat ditulis menjadi
A/(1 - AB)i 0
Bila 0 terjadi dari input.
1 dengan suatu PD maka kita bisa menggantikan langsung PD tersebut dengan operator P
= dengan : (TL)
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
33/83
PERTEMUAAN IX & X
Diagram Balok suatu kontrol System Reaktor Kimia
Reaktan A terdekomposisi menjadi B pada rangkaian reaktor dibawah ini
A B
Reaksi berjalan sesuai orde satu dengan kecepatan r = kc
dimana r = mol A terdekompisisi (ft3/time)
c = conceritation A, mol A/H2
k = kostanta , suatu fungsi suhu
m F + m/A
Product stream
Composition measuring
element
V1 T1 C1 K1 V2 T2 C2 K2
Controller
Heating coil
A
Untuk tangki 1
V = Fco - (F + ) c1k1Vc1 + m ......................................................1)
V = Fco(Fc1 + k1Vc1) + m.................................................................2)
V = Fco(F + k1V)c1 + m .....................................................................3)
V + (F + k1V)c1 = Fco + m........4)
+ c1 = ......................................................................5)
+ c1 = + ...........................................................6)
+ c1 = + ...................................................7)
= 1
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
34/83
1 + c1 = + ........................................................8)
pada keadaan steady = 0 , maka
c1 = + s .....................................................................9)
C1 = C1C1s ; Co = co- cos ; M = m - ms
1 + (c1c1s) = (co - cos) + .....................10)
1 + c1 = co + ............................................................11)
Transformasi laplace
1(s) C1(s) + C1(s) = + ...............................12)
(1(s)+1) C1(s) = + ...........................................13)
C1(s) = +
Untuk tangki 2
V F (c1c2) k2Vc2 dibagi ( F + k2V)
+ c1 = +
= 2
2 = -
c2 = c2 - c2s ; c1 = c1c1s
2 = -
2 = -
2 + =
2 + =
durasi pada ss
c2 = c2c2s ; c1 = c1c1s
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
35/83
maka
2
2
laplace tranformasi
2 (s)
(2 (s)
untuk mendapatkan hasil berbentuk angka sebaiknya kita asumsi data berikut untuk
dipakai pada sistem.
BM A = 100 ib/ibmol
A = 0,8 ibmol/H2
Co = 0,1 ibmol A / H2
F = 100 cfm
ms = 1,0 ibmol/min
k1 = 1/6 min-1
k2 = 2/3 min-1
V = 300 ft2
dimasukkan pada parameterparameter dalam masalah didapat :
1 = 2 min ms /A = 1,25 cfm
2 = 1 min
c1s = 0,0733 ibmol A/H2
c2s = 0,0244 ibmol A/H2
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
36/83
Controller : Asumsi dipakai propartional controller. Hubungan antara tekanan output
controller dan error, adalah sebagai berikut :
Kc
b
Kc
Ps
+
-
CR= Pembacaan yang diinginkan atau set point.
dimana :
= error
kc = sensitivitas controller
P = pps ; = - s
(p-ps) = kc( s) ; s = 0
Gain = G (s)P(s) = Kc (s)
Control valve
Untuk sistem yang praktis , kostanta waktu untuk katup sangat kecil dibandingkan
kostanta waktu komponen dalam sistem control sehingga
untuk katup
menjadi :
gain atau sesitivitas katup ; Faktor dynamic
diabaikan
Asumsi karakter cv yang dipilih untuk proses ini punya karakter sebagai berikut :
Aliran A melalui katup, bervariasi secara linier dari 0 s/d 2 cfm pada tekanan
atas katup bervariasi dari 3 -15 psig.
Jadi sensitivitas atau gain katup atau Kv, adalah
Kv =
P = Ps + kc (CRb) = ps + kc
Kc =
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
37/83
3 5 10
1,25 cfm
0
Fig. Sensitivitas cv
Kv
10 psig
karena ms/A = 1,25cfm dari gambar.
maka terdekomposisi normal pada katup adalah 10,5 psig atau ps. Pada tekanan 10,5
psig, maka qs yang mengalir, adalah
qs = m/A = {1,25 + Kv (p-10,5)}
m = {1,25 + Kv(p-10,5)} A
( m-1,25A) = Kv (-10,5)A
( m-1,25A) = M ; (-10,5) = P
M = KvPA T. M(s) = KvA P(s)
Gain katup
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
38/83
Jika dimulai dari
0,0244 lbmolA per ft3
ke C2
4
1,44 nchi
2
1
00,01 0,0244 0,05
PERTEMUAAN XI
MEASURING ELEMENT
Untuk ilustrasi, asumsi bahwa per pada contoler bergerak pada skala penuh (04 inch)
dengan hadap A bervariasi dari 0,01 ke 0,05 lbmol A/ft3. Asumsi alat pengukur
konsentrasi linier dan abaikan log. Sensitifitas alat pengukur ini
Km = =100 in pertravel/(lbmol/ft3)
Gambarkan karakter input dan outputnya.
Pada kadar 0,0244 lbmolA/ft3 maka pembacaan alat ini dapat dicari dari grafik sebelah
didapat output(pembacaan) 1,44 inchi. Persamaan garis lurus.
Km atau sensitifitas atau garis ..... hal ini menyatakan perubahan output (pembacaan) alat
ukur atas perubahan kadar A dari reaktor. Perubahan pembacaan selalu sama dengan
= Km (perubahan kadar A dari reaktor)
Perubahan pembacaan bertambah sebesar
= Km (C2 0,0244)
Karena posisi pembacaan
dimulai pada 1,44 inchi
pada kadar 0,0244
lbmolA/ft3, maka
Posisi pembacaan sebenarnya = 1,44
+ Km (C20,0244)
atau
b = 1,44 + Km(C20,0244)
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
39/83
+ P-
B
b1,44 = Km (C20,0244)
B = Km C2
Jadi, didapat
B(s) = Km (C2(s)) = Km
dimana B = b1,44
C2 = (C20,0244)
Sampling
Sampling dengan panjang pipa 50 H dan luas permukaan are jalur 0,002 ft2 dengan kec =
0,1 cfm. Maka : transportation log= = = 0,5 min
= =
Dengan demikian diagram balok sistim control pada proses ini dapat digambarkan.
Lihat diagram ini
Sp C2
Mulai dari Controler, masukkan nilai-nilai pada persamaan masing-masing element.
untuk proses lihat pers C1(s) dan C2(s)
C1 (s) = C0(s) +
Controler CV
Proses
SensorMeasuring Element
Kc Sensor
Km
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
40/83
Co
+
C1(s)
C1
C2(s)
+
B
P C1C0
P
t
M M/F
dapat digambarkan
untuk C2(s) =
dapat digambarkan
C1 (s)
gabungkan dengan diagram balok di atas, maka :
masing-masing element punya karakter tersendiri
cotroler = linier (lihat gambar)
control value =
proses = tidak linier (lihat gambar non interractin)
transportation log
measuring element = linier
Semua karakter ini berpotensi membentuk sistim dengan respon yang tidak stabil,
sehingga perlu dianalisa STABIL atau TIDAK.
1/f
Kc K 1/f
Km
+ +
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
41/83
PERTEMUAAN XII
DINAMIKA PROSES
Mengendalikan suatu proses dapat disamakan dengan mengemudikan suatu
kenderaan. Untuk mengemudi mobil kecil diperlukan keterampilan yang berbeda dengan
mengemudi mobil besar. Kalau sebuah truk gandeng dibelokkan dengan cara yang sama
dengan membelokkan minibus, bukan tidak mungkin truk gandeng itu akan terbalik,
karena rnasing-rnasing mempunyai massa (berat), sifat serta kestabilan yang berbeda
beda. Ada yang mudah dibelokkan, ada yang sutit dibelokkan (karena berat), ada yang
cukup stabil dan ada pula yang rnudah terbalik. Itulah sebabnya diadakan klasifikasi
surat izin surat izin mengemudi kendaraan.
Hal yang sama terjadi dalam sistem pengendalian. Ada process variable yang cepat
berubah dengan berubahnya manipulated variable (bukan control valve), ada pula yang
lambat berubah. Ada proses yang sifatnya lembam, ada yang reaktif ada yang mudah
stabil, ada pula yang mudah tidak stabil. Jadi seperti sifat kenderaan tadi, cara
mengendalikan proses juga berbeda beda. Dalam sisten pegendalian, sifaf-sifat proses
itu disebut dinamika proses (process diyamic) yang sangat ditentukan oleh transfer
function suatu sistem pengendalian.
Dinamika proses selalu dikaitkan dengan unsur kapasitas (capacity) dan kelambatan
(lag). Ambil sebagian contoh aktivitas meniup balon karet mainan anak -anak. Balon bisa
ditiup dengan muiut, bisa ditiup dengan pompa sepeda : dan bisa juga ditiup dengan
kompressor. Balon akan lama mengembang bila ditiup dengan mulut: akan sedikit lebih
cepat bila ditiup dengan pompa sepeda: dan akan cepat meletus kalau ditiup dengan
kompressor. Ketiga keadaan ini menggambarkan adanya unsur kapasitas dan unsur
kelambatan di dalam proses meniup balon.
Besarnya kapasitas balon menjadi sangat relatif karena harus selalu dikaitkan dengan apa
balon itu ditiup. Dalam bahasa ilmu sistem pengendalian, dikatakan kapasitas proses
tergantung pada sumber energi yang bekerja pada proses. Karena sumber kerjanya kecil
dan kapasitas prosesnya besar, proses akan berjalan lambat. Kalau sumber energinya
besar dan kapasitas prosesnya kecil, proses akan menjadi cepat. Tampak jelas ada
keterkaitan antara kapasitas dan kelambatan proses.
Kata kapasitas dan keterlambatan itulah yang kemudian dipakai sebagai standar (ukuran)
untuk menyatakan dinamika proses secara kualitatif. Dalam bentuk kualitatif, proses
dibedakan menjadi proses cepat dan proses lambat, atau berkapasitas besar dan
berkapasitas kecil.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
42/83
Selain bentuk kualitatif, dinamika proses juga dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
transfer furrction. lstilah transfer function di sini tetap merupakan perbandingan antara
output dengan input proses. Seperti digambarkan dalam bentuk blok diagram berikut:
Gambar 2. Diagram kotak sebuah proses
Hanya saja bentuk trasfer funaion cli sini menjadi lebih kompleks karena akan digunakan
untuk mengunglapkan dinamika proses.
Transfer function (G{s)) mempunyai dua unsur gain,yaitu steady state gain dan
dynatmic gain yang sifatnya dinamik. Unsur dyanmic gain muncul karena elemen proses
mengandung elemen kelambatan Oleh karena itu bentuk transfer function elemen proses
hampir pasti berbentuk persamaan matematis fungsi waktu , yang dalam wujud
persamaan differensial.
Dinamika proses dinyatakan dalam bentuk transfer function yang kemudian ada dalam
bentuk persamaan differensial. Karena jenis kelambatan yang dikandung oleh proses,
bentuk persamaan differensial itu ada yang berpangkat satu, ada yang berpangkat dua,
ada pula yang berpangkat banyak.
Klasifikasi jenis proses kemudian dikelompokkan berdasarkan banyaknya pangkat
persamaan differensial yang dalam transfer function. Kalau dikaji ulang,
pengelompokkan ini mirip dengan pengelompokkan yang dilakukan untuk jenis surat
izin mengemudi kenderaan.
Sernankin banyak persamaan diferensial, semangkin lambat dinamika proses. Sebuah
elemen proses kemudian dinamai proses orde satu (first order process ) karena
persamaan diferensialnya belpangkat satu. Dinamai proses orde dua (second order
process ) karena persamaan diferensialnya berpangkat dua. Dinamai proses orde banyak
(higher order process) karena persamaan diferensialnya berpangkat banyak. Pangkat
persamaan dalam diferensial juga mencerminkan jumlah kapasitas yang ada di elemen
proses. Suatu proses orde satu juga disebut one capacity process process atau single
capacity. Proses orde dua juga disebut two capacity process. Proses orde banyak disebut
multi capacity process.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
43/83
Berikut ini digambarkan beberapa sistem pengendalian yang menggambarkan jumlah
kapasitas dan fungsi transfernya yang akan dibahas pada pokok bahasan berikut. Gambar
3 menampilkan single capacity process; Gambar 4 menarnpilkan two capacity process;
Gambar 5 menampilkan multi capacity process.
R
Qo
Q
h
L
Gambar 3. Proses orde satu ( single capacity process)
R1
Qo
h R2
Qi
h
R1
Qo
h
R2h
L
L
Gambar 4 . Proses orde dua (two capacity process)
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
44/83
R1
Qo
R2
Q1
R3
Q
Gambar 5. Proses orde banyak ( multi capacity process)
Sampai disini penjelasan diatas mungkin masih belum membawa banyak penjelasan
bagi pembaca yang belum mengenal persamaan difrensial. Apakah persamaan defrensial
itu dan unsur kelambatan. Hal ini akan dibahas tuntas dengan disertai contoh contoh
penjelasan berikut. Banyaknya copntoh, diharapkan akan memperjelas apakah proses
orde satu, proses orde banyak.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
45/83
PERTEMUAAN XIII
PROSES ORDE SATU (LINIER OPEN LOOP SYSTEM SELF REGULATION)
Didalam ilmu sistem pengendalian, dikenal sebuah elemen proses yang mampumengendalikan dirinya sendiri, walaupun padanya tidak dipasang instrumentasi
pengendalian otornatis. Elemen proses yang mempunyai tipe begitu disebut elemen
proses self regulation. Contoh elemen proses self reguration dapat dilihat pada gambar 3.
Contoh didalam gambar ini merupakan contoh paling spesifik yang selalu dipakai
sebagai bahan untuk rnenerangkan proses orde satu self regulation.
Bagaimana elemen proses ini dapat mengendalikan dirinya sendiri, ikutilah proses itu
sebagai berikut. Input proses pada contoh ini adalah flow ke tangki Q) dan ouputnya
adalah level ke tangki, yang dalam hal ini dapat dibaca sebagai sinyal output dari LT (
Level transmilter ). Pada keadaan awal, diandaikan level ada di 50% tangki Q dan Qo
juga sama dengan 50% skala flow. Pada keadaan awal ini semua parameter seimbang,
sehingga level tetapdi 50% sampai terjadi perubahan pada Qo sebesar qo.
Andai kata keadaan setimbang terganggu karena Q naik secara mendadak sebanyak q
100% dan dibiarkan tetap selama proses berlangsung. Dalam ilmu pengendalian proses
disebut step input. Dengan bertambah Q, level sebesar h akan secara alami akan ikuti
oleh kenaikan Qo sebesar qo sehingga akan dicapai keseimbangan yang baru dimana Q
sama dengan Qo. Level akan berhenti dikeseimbangan yang baru itu selama tidak terjadi
perubahan Q maupun Qo. Keseimbangan baru ini pasti ada diatas 50% dan Q maupun
Qo juga ada diatas 50% skala flow. Keadaan mencapai keseimbangan sendiri inilah yang
disebut self regulation.
Andaikata keseimbangan baru terjadi pada lever 70%, .steady state gain dari proses itu
dikatakan sama dengan dua (Gp = 2). Mengapa demikian ? Karena untuk 10%
pertambahan input (q) akhirnya dihasilkan 20% pertambahan ouput (h) . Tentu saja
keadaan self regulation ini hanya terjadi untuk batas-batas tertentu. Yang jelas, kalau
diandaikan Gp = 2, Q tidak pernah boleh ditambah lebih dari 25%. Kalau Q ditambah
lebih besar dari 25%,air akan tumpah keluar dari tangki.
Lalu, apakah keadaan proses diatas bisa disebut self regulation ? Keadaan tumpahnya air
memang bisa terjadi, bahkan juga pada sistem yang dilengkapi pengendalian otomatis
sekalipun. Hal ini disebabkan karena sistem pengendalian hanya mampu mengatasi load
atau disturbance sampai batas-batas tertentu saja.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
46/83
Selain itu isitilah self regulation hanyalah suatu cara untuk menggambarkan dinamika
suatu elemen proses. Istilah ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk rnenggambarkan
cara pengendalian proses. Istilah self regulation kekal menjadi sangat penting, dan akan
dipakai berulang kali karena kelak akan dilihat bahwa elemen proses self regulation akansangat berbeda dengan elemen proses non serf regulation.
Dari semua penjelasan tentang kerja proses self regulation di atas sangat jelas bahwa
proses pada Gambar 2 memerlukan waktu untuk mencapai keseimbangan baru. Jadi
transfer function proses itu pasti merupakan persamaan fungsi waktu. Dari gambar jelas
terlihat bahwa proses hanya mempunyai satu unit kapasitas (tangki). Dari situ dapat
ditarik kesimpulan bahwa proses ini pasti proses orde satu self regulation. Bentuk
diagram kotak serta transfer function proses dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Diagram kotak proses orde satu self regulation.
Bentuk transfer function pada gambar 6 itutah yang disebut bentuk persarnaan diffrensial
pangkat satu. Simbol s pada persamaan differerrsial itu adalah bentuk transformasi
Laplace. Transfer fungtion untuk proses orde satu non self regulation dapat diturunkan :
sebagai berikut : (perhatikan gambar 7 di bawah ini).
RQo
p
Q
p
h
Gambar 7.Proses orde satu self regulation
Neraca massa pada tangki di atas adalah :
pqpqo = A ........................................................3.1)
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
47/83
Asumsikan harga adalah konstan, maka persamaan menjadi :
q - qo = A ............................................................................3.2)
Dalam keadaan steady state persamaan 3.2) diatas dapat dituliskan sebagai berikut :
q - qo = 0 ............................................................................................................3.3)
Deviasi keadaan non steady state dapat dituliskan :
(qqs)(qoqso) = A .........................................................3.4
dimana :
maka persamaan 3.4) dapat ditulis :
QQo = ..................................................................3.5)
karena aliran fluida bersifat laminar, qo mempunyai hubungan linier dengan H, maka
qo = Qo = ............................3.6)
dengan menngabungkan persamaan 3.5) dan 3.6) dihasilkan :
Q - = A
RQH = AR
RQH = ..........................................................3.7)
dimana : = kostanta waktu ( time konstan atau lag time )
A = luas penampang tangki
R = hambatan pada katup
q qs
= Q
q qso = Qo
h hs = H
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
48/83
Persamaan 3.7) dapat di transformasikandalam bentuk transformasi Laplace yang
menghasilkan :
RQ(s)H(s) = (s).H(s) .............................................................3.8)
Transformasi persamaan 3.6) menghasilkan :
Qo(s) = ........................................................................3.9)
H(s) = RQ(s) .............................................................................3.10)
dengan mengabungkan persamaan 3.8) dan 3.10) akan diperoleh :
=
= ...........................................3.11 )
dari persamaanpersamaan 3.8) dapat diselesaikan sebagai berikut :
RQ(s)H(s) = (s) . H(s)
RQ(s) = {(s) + 1}H(s)
................................3.12)
Andaikata nilai R adalah 1 satuan maka persamaan 3.12) dituliskan berikut :
Jika diperhatikan benar persamaan 3.11) dan 3.12) terlihat jelas bahwa kedua persamaan
tersebut mengandung undur waktu yang dinyatakan oleh lag time . Ruas kanan pada
persamaan 3.11) sampai dengan 3.13) ditandai oleh spesifik oleh :
yang merupakan kareteristik dinamika proses pada proses elemen orde satu selfregulation atau linier open loops system self regulation.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
49/83
Persamaan 3.11) merupakan transfer function yang menyatakan hubungan
kecepatan aliran fluida yang masuk ketangki, dan persamaan 3.12) merupakan transfer
fungtion yang menyatakan hubungan antara level didalam tangki dengan kecepataan alir
fluida yang masuk kedalam tangki.
Untuk menggambarkan dinamika proses elemen proses pada gambar 7 diatas harus
digambarkan wakfu kedua transfer function elemen proses proses diatas dengan terlebih
dahulu mengubah kedua persarnaan tersebut kedalam fungsi waktu dengan invers
Transnsformasi Laplace.
Marilah kita ikuti perubahan persamaan 3.13) menjadi persamaan invers transformasi
Laplace.
Andaikata input proses Q (s) merupakan step input (input proses dinaikkan dengan
besar tertentu lalu dibiarkan konstan selama proses berlangsung), maka :
Q = A (step input)
Q(s) = ............................3.14)
maka dengan menghubungkan persamaan 3.13) dan 3.14) akan diperoleh hubungan :
H(s) = . ...................................3.15)
dengan metode partial fraction persamaan 3.15) dapat diselesaikan :
H(s) = =. .....................................3.17
ambil S = 0, setelah dikalikandengan S maka persamaan 3.17) berubah menjadi :
= C1 +
maka :
C1 = C1 = A
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
50/83
Kembali kedua ruas dikalikan dengan (s + maka :
= + C2
ambil nilai s = -1/ maka C2 = -A dan persamaan 3.17) menjadi :
H(s) = ..................................3.18)
dengan invers transformasi Laflace, persamaan 3.18) dapat diperoleh respons elemen
proses pada tangki digambar 7 yang dalam ilmu sistem pengendaian disebut hasil kerja
sistem pengendalian atau transient respons.
Dengan demikian persamaan berubah menjadi :
H (t) = (1-et/
)A.......................................................3.19
atau Output = Gp x input
dimana : Gp = steady state gain = ( 1-e -1/
)
jika persamaan 3.19 digambarkan sebagai kurva waktu maka dapat dibuat sebagai
berikut ( dengan input berupa input step ) :
waktu Tinggi level
t =
t = 2
t = 3
t = 4
t = 5
t = 6
t = 7
H(t)/A = 1-e-
= 0,632
H(t)/A = 0,865
H(t)/A = 0,95
H(t)/A = 0,98
H(t)/A = 0,993
H(t)/A = 0,997
H(t)/A = 0,999
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
51/83
Kurva proses pada gambar 6 dapat digambarkan seperti yang ditampilkan pada gambar 8
.
Gambar 8a. kurva Waktu Proses Oede Satu Self Regulation dengan input
Fungsi matematik yang telah diturunkan di atas tidak terasa terlalu rumit kalau saja
hubungan input - output diterangkan secara grafis. Yang penting dicatat dari dari transfer
fuction itu adalah parameter yang disebut sebagai lag time atau time constant. Kalau
luas penampang tangki A, dan hambatan yang ditimbulkan oleh bukaan control valve
ditandai dengan R, besarnya adalah RA.
Sekarang mari kita lihat input - output proses orde satu self regulation dalam kaitannya
dengan unsur waktu. Ada beberapa titik penting yang perlu dicatat dari kurva vaktu pada
gambar8 b. Titik pertama adalah titik dimana output sama dengan 63,2 % dari keadaan
steady state-nya. Di dalam contoh ini, output sama dengan 63,2% dari level
keseimbangan baru. Di titik itu, t (waktu) tepat sama . Titik penting lain adalah titik
dimana output mencapai 9 8,16 % dari keseimbangan baru. Di titik itu t = 4. Secarateoritis karena naiknya output semakin lama semakin lambat, output sebenanya tidak
akan pernah rnencapai Gp x input. Tetapi dalam praktek, output sudah boleh dianggap
sebesar Gp x input pada waktu t > 42.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
52/83
Gambar 8.b. Kurva hasil kerja proses orde satu self regulation dengan step input
Pada contoh ini kalau lag time atau time constant elemen proses besarnya 5 menit ( =
5 menit), output akan mencapi 63,2% x input dalam waktu 5 menit. Atau output akan
mencapai 98,l6% x input dalam waktu 4 x 5 menit.
Ada banyak proses orde safu self regulation yang ditemukan di dalam proses industri.
Beberapa diantaranya dapatdilihat pada gambar 9.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
53/83
Gambar 9. Contohcontoh proses orde satu self regulation
Jika kita perhatikan benar ruas kiri pada persamaan 3. 12) dan 3.13) maka kurva waktu
keduanya akan sama dengan kurva waktu untuk masing-masing persamaan 3.12) dan
3.13) sangat tergantung dari harga lag time atau time constantsistem pengendalian pada
gambar 7. Kalau lag time kecil, level cepat naik, dan kalau lag timebesar, level lambat
naik.
Kembali kita perhatikan persamaan 3.7) pada halaman.....besarlag time dipengaruhi oleh
luas penampang tangki (A) dan hambatan pada katup ( R ). Dengan demikian jelas bagi
kita bahwa output process (tangki) yang diberi simbol h akan sangat dipengarulri luas
penampang tangki (A), artinya jelas bagi kita bahwa kenaikan level pada tangki pada
tangki akan cepat jika luas penampang tangki kecil dan kenaikkan level pada tangki akan
lambat jika luas penampang tangki besar. Apakah dampak dari perubahan luas
penampang tangki ini ? Dengan memperhatikan kembali persamaan 3 .12) dan 3.13),
pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah, bahwa level pada tangki dengan luas
penampang lebih kecil akan lebih cepat mencapai keseirnbanga sendiri ataul lebih cepat
meluap (over fow) jika input prorcess telah melampaui kemampuan tangki. Sebaliknya
level pada tangki dengan luas penarnpang yang lebih besar akan lebih lambat mencapai
keseimbangan sendiri atau meluap.
Perubahan harga lag time atau luas penampang tangki akan memberikan dampak yang
berbeda dalam cara mengendalikan sistem pengendalian proses orde satu self regulation
lain maupun dalam pemilitran alat pengendali (controller) atau control valve untuk tujuan
otomatisasi, (diubah menjadi cloosed lop system).
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
54/83
Untuk proses dengan lag time yang semakin kecil controller yang dipakai haruslah
mempunyai reaksi tertutup terbuka yang lebih cepat yang sesuai dengan keceptan
perubahan output (k) yang dapat diatur sedemikian rupa untuk kepentingan
proses.Perubahan log time atau luas penampang tangki (process), tidak sajamempengaruhi pemilihan controller atau control valve, dalam kenyataan di lapangan
juga sangat mempengaruhi pemasangan katup isolasi disekitar control valve. Salah satu
diantaranya adalah pemasangan katup by pass control valve yang dapat dimanfaatkan
untuk memperbesar gain suatu proses, sehingga lebih cepat mencapai suatu
keseimbangan. Perhatikan kembali persamaan 3 .12) dan 3.13). Itulah sebabnya control
valve pada sistem pemipaan selalu dilengkapi dengan katup by pass,agar proses mudah
mencapai keseimbangan jika proses telah mencapai batas maksimalnya.
Output proses tidak hanya sangat dipengaruhi oleh lag time atau time constant yang
terdapat pada fungsi transfer elemen process, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh input
process yang masuk pada suatu elemen proses.
Untuk lebih memahami pengaruh input proses terhadap output process padapokok
bahasan berikut dijelaskan dengan persamaan matematis dan kurva waktu. Pada pokok
bahasan ini akan diperkenalkan istilah phase lag dan phase lead yang sangat berpengaruh
pada dinamika proses atau hasil kerja sistem pengendalian proses orde satu non self
regulation dengan input process berupa gelombang sinusoida.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
55/83
PERTEMUAAN XIV
INPUT SINUSOIDA PADA ORDE SATU ( SINGLE CAPACITY PROCESS)
Sebelum penjelasan secara grafis diberikan, lebih dahulu penulis menampilkanpersamaan matematis untuk mendapatkan output process sebagai fungsi waktu. Bagi
pembaca yang tidak tertarik dengan penampilan persarnaan-persamaan matematis
berikut, jangan ragu - ragu untuk meninggalkannya tanpa rasa khawatir akan kehilangan
pengertian dinamika proses pada pokok bahasan ini, karena akan dijelaskan secara grafis
dengan jelas dan tuntas akan pengaruh input sinusoida pada proses orde satu (single
capacity process).
Marilah kita ikuti penurunan persamaan matematis sebagai respons atas input process
berupa gelombang sinusoida pada sebuah termometer yang ditempatkan pada sebuah
kotak bertemperatur (temperature of bath).
Temperatur bath setiap saat dinyatakan oleh persamaan
x = xs + Asint t > 0 .............................. 4.1 )
x = temperatur bath
x = temperatubr ath seberumin put sinusoidad iberikan
A = amplitudo dari variasi temperatur
= frekuensii nput temperatur, rad/satuan waktu
Deviasi temperatur batch dan temperatur batch sebelum input sinusoida diberikan
dinyatakan dengan x, rnaka
maka persamaan 4.1 ) berubah menjadi
x = x - xs
maka persamaan 4.1 ) berubah menjadi
x = Asint
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
56/83
Jika persamaan 4.3 ) ditransformasi Laplacekan maka diperoleh persamaan :
..........4.4)
Untuk proses orde satu ( single capacity ) Transfer fuction adalah :
...................................4.5)
Y (s) =
Y (s) = ........................................................................4.6 )
Y (s) =
Y (s) = ............................................................4.7
Jika persamaan 4.7 ) dikalikan dengan (S + 1/) maka akan diperoleh persamaan 4.8)
Jika diambil s = - 1/ akan diperoleh nilai C1 sebagai berikut :
..........................................4.8)
Lalu persamaan 4.7) dikalikan dengan ( s + j ) maka harga C2 diperoleh sebagai berikut
:
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
57/83
Ambil s = -j, maka :
C2 =
C2 =
C2 =
C2 =
C2 = .....................4.9)
Berdasarkan sifat conjugat, maka :
C3 = ...................4.10)
Misalkan
compleks conjugat
transformasi Laplace persamaan ini menghasilkan persamaan 4.11 ) dibawah ini ;
2 (a1cosk2t + b1 sin k2t) ........................4.11)
dari harga C2 da C3 dapat dilihat harga a1, a2, k1, dan k2 sebagai berikut :
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
58/83
maka transformasi laplace persamaan 4.7) akan menghasilkan persamaan 4.15)
Sifat : cos A + q sin A = r sin ( +) ...................4.13
Dimana : r =
maka
r =
r = ...........................................................4.14 )
Sudut ohase antara p dan q adalah :
tg = =
tg = -
dan = arc tg (- )
Dengan memasukkan hargaharga pada persamaan 4.10 ) dan 4.14 ) pada persamaan
4.12 ) akan diperoleh persamaan 4.15 ) sebagai berikut :
Y (t) = + jika t =
Y (t) = ...................................4.15
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
59/83
dimana adalah phase lag atau phase shift jika < 0 .
Untuk lebih memahami response diatas pada persamaan 4.15) berikut ini akan diberikan
contohnya.
Andaikata sebuah termometer air raksa yang mempunyai lag time atau time constant
ditempatkan pada sebuah temperatur bath pda suhu 100 oF lalu dibiarkan sampai
temperatur termometer menunjukkan sama dengan Temperature Bath. Setelah mencapai
kesetimbangan temperatur bath (merupakan input process pada termometer) mulai
dibuat bervarias dengan tempertur rata-rata 100F dan amplitudo 2 F. Andaikan saja
frekuensi osilasi temperatur bath (frekuensi osilasi input process ) adalah 10 / cycle
/menit. Bagaimanakah dinamika proses termometer dengan input process seperti
dikemukakan di atas ?
Sebelum kita rnenggarnbarkan kurva waktu antara temperatur hasil pengukuran
termometer dan waktu terlebih dahulu menentukan harga phase lag atau phase shift
output process ( temperatur hasil pengukuran termometer).
Dengan merrperhatikan contoh pada termometer air raksa di atas maka kita peroleh
harga-harga untuk besaran sebgai berikut :
Lag time termometer (r) = 0.1 menit
Temperatur bath sebelum diberikan input sinusoida (xs) = 100 F
Amplitudo temperatur bath (input process), A = 2 o F.
Frekuennsi osilasi input process = 10 / cycle /menit
Dari hargaharga besaran diatas kita peroleh harga :
= 2 f = 2
maka harga :
dan phase lag atau phase shift ditentukan sebagai berikut :
= arc tg ( - )
= arc tg (-20 x 0,1 )
= - 63,5
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
60/83
dengan demikian response atau transient response termometer diatas adalah
Y (t) = 0,896 sin ( 20t63,5)
Atau Y 9t) = 100 + 0,896 sin ( 20t - 63,5 F ).....................................4.16)
Dengan persamaan ini dapat dibuat kurva wakru temperatur hasilpengukuranwaktu
temperatur hasil pengukuran termometer ( output process ) dengan waktu t.
Harga phase log atau phase shift dalam satuan waktu sebagai berikut :
Lag =
Lag =
Dengan persamaan 4.16 ) dapat digambarkan kurva waktu termometer pada gambar 10 .
Period = 0,314 min
98,0
99,1
100,0
100,9
1002,0Log = 0,096
TransientUltimate periodic
response
Both temperature
0 t,min
Thermometer
temperatur
Gambar 10. Response process orde satu dengan input sinusoida
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
61/83
Kurva yang digambarkan dengan garis garis putusputus menggambarkan response (
output process) yang diberikan oleh termometer, sedangkan grafik yang tidak terputus
putus menggambarkan input process (temperature of bath ), keduanya dalam bentuk
sinusoida. Dengan memperhatikan kedua diagram tersebut pada gambar 10 akan dapatkita lihat temperatur bath (sebagai input process) tidak pernah sama dengan temperatur
yang ditampilkan oleh temperatur (sebagai output process) pada waktu yang sama. Ini
berarti ada kelambatan( lag) antar aoutput dengan input process dalam hal ini.
Lihatlah,pada saat temperatur bath l00F,tempreratur yang terbaca pada termometer
adalah 99,3oF pada waktu yang sama, bukan 100F. Demikian juga saat temperatur bath
dinaikkan menjadi 102 F, temperatur yang ditampilkan oleh termometer paling tinggi
hanya 100,9F setelah 0,056 menit sejak temperatur bath mencapai 102F,karena phase
lag atau phase shifnya adalah 0,056 menit (-63.50). Demikian pula jika temperatur bath
dikurangi perlahan menjadi 98F maka temperatur (output process) hanya 99,1F, bukan
98F, itupun setelah 0,056 menit temperatur bath 98F pada bath tercapai. Keadaan ini
terus berulang jika temperatur bath dibuat bervariasi dengnn amptitudo 2F. Hal yang
dapat kita catat dari kurva waktu diatas adalah bentuk dinamika proses( output process)
adalah sama dengan input process dengan periode yang sama, dalam hal ini 0,314 menit,
akan tetapi yang paling penting dicatat adalah selalu terjadi kelambatan (lag) 0,056 menit
pada output process sejak input process diberikan. Jadi output process tidak langsung
muncul begitu input process diberikan.Mengapa demikian ? Karena terdapat phase lag
atau phase shift. Karena besaran ini output process pada saat yang sama dan selalu lebih
rendah dari output process. Artinya output process tidak akan pernah mewakili input
process. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jika temperatur bath dibuat 102F,
maka temperatur yang ditampilkan termometer adalah 100,9F setelah 0,056 menit.
Apakah dampak dari dinamika proses yang demikian pada kenyataanya di
lapangan ? Dinamika proses yang demikian akan menimbulkan dampak pada cara
pengendalian dan sistem monitoring pada sistem pengendalian, karena faktor kelambatan
dalam hal ini adalah phase lag atau phase shift. Pada kenyataanya output process baru
muncul setelah input process diberikan setelah selang waktu tertentu, untuk mewakili
harga output process yang aktual.
-
7/28/2019 Pengendalian_Proses
62/83
h
t
Akan tetapi keadaan yang terjadi pada contoh gambar 10. 9 diberikan input sinusoida
pada termometer), output process tidak akan dapat mewakili harga yang aktual atas
temperatur bath (input process), bahkan selalu lebuh rendah dari input process, karena
adanya phase lag atau phase shift. Dapat dibayangkan jika temperatur 300F terhujukmisalnya 290C oleh temperatur, kecepatan aliran 3000 kg/hr terhujuk misalnya 2900
kg/hr, konsumsi NG 500 Nm3/hr terhujuk 450 Nm3/hr misalnya oleh flowmeter. Keadaan
ini akan menyebabkan analisa yang salah pada suatu variable process yang dapat
menyebabkan sistem pengendalian tidak stabil, sehingga sulit untuk mencapai
spesifikasi produk dan kuantitas produk.
Tambahan Proses Yang Dimodel Sebagai Sistem Orde Satu
Ciri-ciri :
1. Kapasitasnya untuk menumpan bahan (massa), energi atau momentum.
respon dinamis tangki yang digunakan untuk menyimpan cairan atau gas,
dimodelkan sebagai orde satu.
2. Tahanan yang berhubungan dengan aliran massa, energi atau momentum dalam
memperkaya kapasitas.
Tahanan pompa-pompa, katup, bendungan dan pipa, yang melekat pada aliran
masuk atau keluar dairan atau gas
atau kesimpulan:
Proses yang memiliki kapasitas untuk menyimpan massa atau energi yang
bertindak sebagai buffer antara aliran masuk dan keluar, dapat dimodekan sebagai
sist