pengendalian persediaan material dengan …

58
PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE SILVER MEAL ALGORITHM, WAGNER WITHIN ALGORITHM DAN PERIOD ORDER QUANTITY (Studi Kasus: PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)) Disusun Oleh: Hamida Mukhtar D071171304 DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2021

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

1

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SILVER MEAL ALGORITHM, WAGNER

WITHIN ALGORITHM DAN PERIOD ORDER QUANTITY

(Studi Kasus: PT. Industri Kapal Indonesia (Persero))

Disusun Oleh:

Hamida Mukhtar

D071171304

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2021

Page 2: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

ii

PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SILVER MEAL ALGORITHM, WAGNER

WITHIN ALGORITHM DAN PERIOD ORDER QUANTITY

(Studi Kasus: PT. Industri Kapal Indonesia (Persero))

Disusun Oleh:

Hamida Mukhtar

D071171304

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2021

Page 3: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …
Page 4: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …
Page 5: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

iv

ABSTRAK

PT. Industri Kapal Indonesia merupakan perusahaan produksi dan reparasi

kapal yang terletak di Jl. Galangan Kapal No.31, Kaluku Bodoa, Kec. Tallo, Kota

Makassar. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah kedatangan material

yang sering terlambat menimbulkan proses produksi kapal terhambat, gudang

material yang selalu berlebih dan tingginya biaya pemesanan menimbulkan total

biaya persedian yang besar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk

menentukan safety stock dan reoder point, serta perencanaan persediaan agar

didapatkan kuantitas pemesanan optimal sehingga meminimumkan total biaya

persediaan.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka dilakukan perencanaan

persediaan menggunakan metode Silver Meal Algorithm, Wagner Within

Algorithm dan Period Order Quantity. Data yang digunakan adalah data

permintaan material tahun 2019 dan tahun 2020. Tahap pertama yang dilakukan

ialah peramalan permintaan menggunakan single exponential smoothing,

kemudian menentukan safety stock dan reorder point, kuantitas pemesanan

optimal, dan total biaya persediaan.

Hasil dari penelitian yang dilakukan ialah metode Silver Meal Algorithm

mampu menghemat pengeluaran perusahaan sebesar 78% atau sama dengan Rp

896.563.300, menggunakan metode Period Order Quantity mampu menghemat

pengeluaran perusahaan sebesar 67% atau sama dengan Rp 764.281300.

Sedangkan metode Wagner Within Algorithm hanya direkomendasikan untuk

material Siku L dan material Pipa SCH 80 kepada perusahaan karena total selisih

inventory cost pada material Plate KI bernilai negatif.

Kata kunci: Persediaan, Peramalan, Silver Meal Algorithm, Wagner Within

Algorithm, Period Order Quantity.

Page 6: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

v

ABSTRACT

PT. Industri Kapal Indonesia is a ship production and repair company

located on Jl. Galangan Kapal No.31, Kaluku Bodoa, Kec. Tallo, Makassar City.

The problems faced by the company are the arrival of materials that are often late

causing the ship production process to be hampered, the warehouse of material

that is always excessive and the high cost of ordering causes a large total

inventory cost. Therefore, this study aims to determine the safety stock and reoder

point, as well as inventory planning in order to obtain the optimal order quantity

so as to minimize the total inventory cost.

Based on the problems encountered, inventory planning was carried out

using the Silver Meal Algorithm, Wagner Within Algorithm and Period Order

Quantity methods. The data used is material demand data for 2019 and 2020. The

first step is forecasting demand using single exponential smoothing, then

determining safety stock and reorder points, optimal order quantity, and total

inventory costs.

The results of the research conducted are the Silver Meal Algorithm method

is able to save the company's expenses by 78% or equal to Rp. 896,563,300, using

the Period Order Quantity method is able to save the company's expenses by 67%

or equal to Rp. 764,281300. While the Wagner Within Algorithm method is only

recommended for Elbow L materials and SCH 80 Pipe materials to companies

because the total difference in inventory costs for Plate KI materials is negative.

Keywords: Inventory, Forecasting, Silver Meal Algorithm, Wagner Within

Algorithm, Period Order Quantity.

Page 7: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Puji dan Syukur

senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

karunia- Nya yang telah diberikan kepada setiap hamba-Nya, terkhusus sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengendalian Persediaan

Material Dengan Menggunakan Metode Silver Meal Algorithm, Wagner Within

Algorithm dan Period Order Quantity (Studi Kasus: PT. Industri Kapal Indonesia

(Persero)), yang mana merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Hasanuddin. Tak lupa pula, shalawat dan salam tercurahkan

kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah senantiasa

membimbing ummat-Nya dari jaman kegelapan hingga ke jaman yang terang

benderang, yang telah senantiasa menggulung tikar-tikar kebodohan dan

menghamparkan permadani-permadani pengetahuan.

Tulisan ini didedikasikan untuk kedua orang tua tercinta penulis yakni

Bapak Mukhtar dan Ibu Rahmatia yang senantiasa memberikan doa dan harapan

agar kelak anaknya menjadi orang yang beriman, berilmu, dan berguna bagi

agama, nusa, dan bangsa. Kepada saudara kandung penulis (Aswar Mukhtar)

penulis ucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Tak lupa kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Page 8: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

vii

1. Bapak Dr. Saiful, ST., MT., IPM, selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Dr. Ir. Sapta Asmal, ST., MT. selaku Pembimbing 1 tugas akhir yang

telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran

dan motivasi kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Dr. Eng. Ir. Irwan Setiawan, ST., MT. selaku Pembimbing 2 tugas

akhir yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis

dalam menulis tugas akhir dari bab awal hingga menjadi tugas akhir yang

utuh, serta memberikan arahan, saran dan motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin yang telah memberikan banyak ilmu, nasihat, dan pengalaman

kepada penulis selama menempuh studi di dunia perkuliahan.

5. Ibu Hikmah yang dengan sangat baik membantu dan melayani segala

keperluan administrasi kampus penulis selama berada di Departemen Teknik

Industri

6. Bapak Drs. Akhyaruddin selaku manager SDM yang telah memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian di PT. Industri Kapal Indonesia.

7. Keluarga besar PT. Industri Kapal Indonesia dari Divisi Produksi: Bapak

Sopyan Chalil, Divisi Gudang: Bapak Yusuf Wahid, Divisi Logistik: Bapak

H. Abdul Hamid, Divisi Engineering: Bapak Saddam Jahidin, Divisi

Pemasaran: Ibu Isma Yani Tajuddin, dan Divisi Akuntansi: Bapak Adzan

Akbar Sanjaya dan kak maman terima kasih atas bantuan, bimbingan, dan

Page 9: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

viii

arahan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

8. Kepada kakak sepupu saya (Sri Rezki Novianti dan Musdalifah) dan tante

saya (Rawasia) yang membantu dan menyemangati saya selama kuliah.

9. Yusran, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. Terima kasih sudah

ada untuk mendengar dan merespon keluh kesah saya selama ini sampai

sekarang.

10. Teman-teman Teknik Industri 2017. Terima kasih atas kebersamaan,

pengalaman, bantuan dan cerita indahnya selama beberapa tahun ini.

11. Teman-teman Teknik Industri 2018, 2019, dan 2020. Terima kasih atas

bantuan dan kerjasamanya selama saya mengulang beberapa matakuliah.

12. Nur Wahyuni Rahman, Teknik Industri 2016 yang selalu sabar ketika saya

bertanya hehehe, memberikan masukan dan arahan selama kuliah, dan

menjadi tempat konsultasi selama penelitian. Terima kasih atas bantuan yang

telah diberikan selama ini

13. Kepada diri saya sendiri, terima kasih sudah berjuang sampai saat ini.

Semangat, ada orang tua yang harus dibahagiakan.

Demikian tugas akhir ini penulis buat, semoga tugas akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i Teknik Industri.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih memiliki banyak kekurangan di

dalamnya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari

pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan ke depannya.

Wa’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Penulis

Page 10: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

1.5 Batasan Masalah ............................................................................... 7

1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

2.1 Persediaan ........................................................................................ 10

2.1.1 Definisi Persediaan ................................................................ 10

2.1.2 Fungsi Persediaan ................................................................. 10

2.1.3 Jenis-Jenis Persediaan .......................................................... 11

2.1.4 Faktor Penyebab Munculnya Persediaan ........................... 12

2.1.5 Alat Ukur Persediaan ........................................................... 12

2.1.6 Biaya-Biaya dalam Persediaan ............................................ 13

Page 11: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

x

2.2 Pengendalian Persediaan ............................................................... 15

2.2.1 Definisi Pengendalian Persediaan ........................................ 15

2.2.2 Lot Sizing ................................................................................ 16

2.3 Material Requirement Planning (MRP) ....................................... 23

2.3.1 Definisi Material Requirement Planning .............................. 23

2.3.2 Langkah Dasar Material Requirement Planning ................. 24

2.4 Peramalan ........................................................................................ 25

2.4.1 Definisi Peramalan ................................................................ 25

2.4.2 Macam-Macam Teknik Peramalan ..................................... 26

2.4.3 Pola-Pola Permintaan ........................................................... 29

2.4.4 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan ....................................... 31

2.5 Stok Pengaman (Safety Stock) ........................................................ 34

2.6 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) ................................... 35

2.7 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 43

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 43

3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 43

3.3 Sumber Data .................................................................................... 44

3.4 Prosedur Penelitian ......................................................................... 45

3.5 Flow Chart Penelitian ..................................................................... 46

3.6 Kerangka Pikir ................................................................................ 47

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .............................. 49

4.1 Pengumpulan Data ......................................................................... 49

Page 12: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

xi

4.1.1 Data Historis Permintaan Material ..................................... 49

4.1.2 Data Lead Time ...................................................................... 50

4.1.3 Data Kapasitas Gudang ........................................................ 50

4.1.4 Data Harga Material ............................................................. 51

4.1.5 Biaya Pesan (Ordering Cost) ................................................. 51

4.1.6 Biaya Simpan (Holding Cost)................................................ 51

4.1.7 Data Service Level .................................................................. 52

4.2 Pengolahan Data ............................................................................. 52

4.2.1 Peramalan (Forecasting) ....................................................... 52

4.2.2 Perhitungan Safety Stock dan Reorder Point ....................... 55

4.2.3 Pengendalian Persediaan ...................................................... 57

4.2.4 Pengendalian Persediaan Perusahaan ................................. 97

4.2.5 Total Inventory Cost ............................................................... 97

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 101

5.1 Analisa Hasil Peramalan Kebutuhan Material .......................... 101

5.2 Analisa Perencanaan Persediaan................................................. 102

5.2.1 Persediaan Pengaman (Safety Stock) ................................. 102

5.2.2 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) ........................ 102

5.2.3 Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) ......................................... 103

Page 13: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

xii

BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 110

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 110

6.2 Saran .............................................................................................. 111

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 112

LAMPIRAN ........................................................................................................ 116

Page 14: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 40

Tabel 4.1 Data Permintaan Material Tahun 2019 dan Tahun 2020 ........................... 49

Tabel 4.2 Data Lead Time. ......................................................................................... 50

Tabel 4.3 Data Kapasitas Gudang Material. .............................................................. 50

Tabel 4.4 Data Harga Material. .................................................................................. 51

Tabel 4.5 Data Biaya Pesan. ...................................................................................... 51

Tabel 4.6 Tingkat Kesalahaan Peramalan Weigthed Moving Avarage ...................... 54

Tabel 4.7 Tingkat Kesalahaan Peramalan Single Moving Avarage ........................... 54

Tabel 4.8 Tingkat Kesalahaan Peramalan Single Exponential Smoothing................. 54

Tabel 4.9 Hasil Peramalan (Single Exponential Smoothing, α = 0,5) ....................... 55

Tabel 4.10 Safety Stock Material ............................................................................... 56

Tabel 4.11 Reorder Point Material ........................................................................... 57

Tabel 4.12 Permintaan Material Siku L Uk 75mm x 75mm x 6mm.......................... 57

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Lot Size Material Siku L Uk 75mm x 75mm x 6mm

Dengan Metode SMA.............................................................................. 64

Tabel 4.14 MRP Dengan Metode SMA Material Siku L Uk 75mm x 75mm x

6mm ......................................................................................................... 64

Tabel 4.15 Hasil Total Inventory Cost Jenis Material dengan Metode SMA ............ 66

Tabel 4.16 Permintaan Material Siku L Uk 75mm x 75mm x 6mm.......................... 66

Tabel 4.17 Tabel Alternatif Pemenuhan Pemesanan (Qce) ....................................... 76

Tabel 4.18 Rekapitulasi Biaya Minimum (Zce) ......................................................... 87

Tabel 4.19 Rekapitulasi Biaya Minimum (Fe) ........................................................... 92

Page 15: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

xiv

Tabel 4.20 Offsetting dari Hasil Akhir Material Siku L Uk 75mm x 75mm x 6mm . 93

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Total Inventory Cost Menggunakan AWW................ 94

Tabel 4.22 Tabel Lot Size Menggunakan Metode Period Order Quantity Material

Siku L Uk 75mm x 75mm x 6mm........................................................... 96

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Total Inventory Cost dengan POQ ............................. 97

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Total Inventory Cost Perusahaan ................................ 97

Tabel 4.25 Selisih Perbandingan Total Inventory Cost .............................................. 98

Tabel 5.1 Perbandingan Total Inventory Cost Menggunakan Tiga Metode Usulan .. 109

Page 16: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Trend .............................................................................................. 30

Gambar 2.2 Pola Musiman ......................................................................................... 30

Gambar 2.3 Pola Siklikal ........................................................................................... 30

Gambar 2.4 Pola Stasioner ......................................................................................... 31

Gambar 3.5 Flowchart Penelitian .............................................................................. 46

Gambar 3.6 Kerangka Pikir Penelitian. ...................................................................... 48

Gambar 4.1 Grafik Siku L. ......................................................................................... 99

Gambar 4.2 Grafik Plate KI. ...................................................................................... 99

Gambar 4.3 Grafik Pipa SCH 80. ............................................................................... 100

Gambar 5.1 Grafik Perbandingan Total Biaya Persediaaan ....................................... 109

Page 17: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri di Indonesia semakin baik seiring berjalannya

waktu. Di sisi lain, hal ini mengakibatkan persaingan antar perusahaan

semakin meningkat. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi

yang baik agar mampu bersaing dengan perusahaan lain.

PT. Industri Kapal Indonesia (Persero), merupakan salah satu Badan

Usaha Milik Negara yang beroperasi dibidang industri perkapalan yang

ditunjuk langsung sebagai poros industri maritim di Indonesia, yang

berlokasi di kota Makassar berkantor pusat di Jl. Galangan Kapal No.31,

Kaluku Bodoa, Kec. Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90215, dan

menjadi industri galangan kapal terbesar di Indonesia serta menguasai

industri maritim di bagian Timur Indonesia secara langsung. PT. Industri

Kapal Indonesia (Persero) Makassar, terdiri dari dua bagian, yaitu produksi

kapal baru dan reparasi kapal. Adapun jenis-jenis material atau material

pembuatan kapal yang ada di PT.Industri Kapal Indonesia (persero)

misalnya besi siku, pelat, pipa sch, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa selama ini

perusahaan melakukan pengadaan material untuk persediaan material di

gudang dengan cara mengusulkan permintaan material dan mengajukan

permintaan pembelian ke logistik kemudian logistik yang akan melakukan

penawaran dari rekanan terseleksi setelah itu pihak Logistik mengajukan

Page 18: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

2

persetujuan kepada pimpinan. Ketika barang telah masuk ke gudang dan

telah diterima oleh pihak gudang dengan membuat laporan penerimaan

barang (LPB) dan telah disetujui oleh pihak QC (Quality Control).

Semua pertambahan dan pengurangan barang di PT. Industri Kapal

Indonesia (Persero) dicatat dengan cara mencatat pertambahan dan

pengurangan kas di buku maupun di komputer. Sistem perpetual mengikuti

semua transaksi pada saat barang bertambah atau berkurang dan persediaan

dicatat dalam kartu stock persediaan sehingga jumlah yang dicatat

merupakan jumlah yang ada digudang.

Didalam proses persedian material pada PT.Industri Kapal Indonesia

terkadang menemui masalah yaitu keterlambatan kedatangan material.

Material yang telah diminta kadang tidak datang sesuai dengan waktu yang

telah disepakati.

Keterlambatan material yang datang mengakibatkan kurangnya stok

yang tersedia akibatnya persediaan tidak dapat memenuhi permintaan dari

produksi dan menghambat proses produksi kapal yang sedang berjalan.

Kapal Roro 500 GT Selayar (Takabonerate) yang ditarget selesai 1 tahun

pada tahun 2019 ternyata pengerjaannya memerlukan waktu 2 tahun.

Terkadang Perusahaan juga mengalami overstock (kelebihan persediaan).

Kelebihan persediaan tentunya berdampak pada biaya persediaan yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kelebihan persediaan yang terjadi

disebabkan karena perusahaan hanya mengandalkan usulan permintaan

barang tanpa melakukan perhitungan terlebih dahulu.

Page 19: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

3

Dari uraian di atas, penulis tertarik ingin menerapkan metode Silver

Meal Algorithm, Algorithm Wagner-Within, dan Period Order Quantity

untuk mengendalikan serta menentukan metode mana yang paling optimal

digunakan dalam persediaan material Siku L Uk 75mm x 75mm x 6mm,

Plate KI Uk 8mm x20’x5’, dan Pipa SCH 80 Uk dia.4’’ pada perusahaan

PT. Industri Kapal Indonesia (Persero). Penilitian ini menggunakan

beberapa metode untuk melihat metode mana yang paling optimal

digunakan. Sehingga diharapkan penerapan metode ini dapat membantu

perusahaan meminimalisasi tingkat persediaan, biaya, dan tingkat terjadinya

out of stock.

Siku L Uk 75mm x 75mm x 6mm merupakan rangka dari kapal

dimana kulit–kulit kapal (pelat) diletakkan, berfungsi sebagai penguat pelat

dan penopang kekuatan konstruksi kapal yang diletakkan dengan jarak-jarak

tertentu. Plate KI Uk 8mm x20’x5’ merupakan salah satu komponen utama

dalam pembuatan badan kapal. Pipa SCH 80 Uk dia.4’’ juga sangat

dibutuhkan dalam konstruksi kapal untuk instalasi tekanan tinggi, pada

instalasi hidrolik Pipa SCH 80 digunakan untuk menggerakkan daun

kemudi, sistem jangkar, dan sistem rampdoor.

Menurut Luthfi, et.al (2018), pada penelitiannya mengenai

perencanaan dan pengontrolan persediaan scrap diperoleh hasil bahwa

dengan mengimplementasikan metode Silver-Meal mampu mengoptimalkan

perencanaan persediaan serta menghemat total biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Metode Silver Meal Algorithm dirancang untuk memecahkan

Page 20: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

4

masalah lebih sederhana yang membagi bentuk pemesanan kedalam satu

ukuran lot. Langkah-langkah dari metode ini, yaitu menghitung total biaya

untuk pemesanan periode pertama, selanjutnya kembali menghitung total

biaya untuk pemesanan periode kedua. Apabila biaya pada pemesanan

periode kedua lebih tinggi dari biaya pada pemesanan periode pertama,

maka dilakukan perhitungan seperti sebelumnya yang dimulai kembali

dengan periode sebelumnya

Menurut Kulkarni & Rajhans (2012), pada penelitiannya mengenai

perbandingan tujuh model persediaan pada enam item yang diteliti diperoleh

hasil bahwa Algorithm Wagner Within merupakan model yang paling

optimal dan mampu meminimumkan total biaya persediaan untuk keenam

item yang diteliti. Metode Algorithm Wagner Within merupakan pendekatan

dinamik dimana kita memperoleh ukuran optimum dalam suatu pemesanan.

Tahap-tahap dari metode ini, yaitu menghitung semua alternatif pemesanan

berdasarkan periode waktunya, jika sudah mendapatkan hasil perhitungan

alternatif maka langkah selanjutnya adalah mencari biaya terendah dari

setiap periode. Kemudian biaya terendah dari setiap periode menjadi acuan

untuk menentukan berapa kali pemesanan dari setiap item.

Menurut Lestrai & Kusno (2014), pada penelitiannya mengenai

manajemen persediaan buah naga merah pada super market asia plaza

diperoleh hasil bahwa perhitungan persediaan yang dihitung dengan metode

Period Order Quantity terbukti dapat memperkecil biaya total persediaan

sebesar 80%. Metode Period Order Quantity merupakan salah satu metode

Page 21: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

5

dalam pengendalian persediaan yang bertujuan menghemat total biaya

persediaan (Total Inventory Cost) dengan menekankan pada efektifitas

frekuensi pemesanan agar lebih terpola. Metode ini menggunakan hasil

perhitungan EOI sebagai acuan untuk menentukan berapa kali pemesanan

dari setiap item.

Berdasarkan uraian di atas, mendorong penulis untuk mengkaji

perencanaan persediaan material untuk memperoleh hasil yang optimal

dengan melakukan penelitian berjudul “Pengendalian Persediaan

Material Dengan Menggunakan Metode Silver Meal Algorithm, Wagner

Within Algorithm Dan Period Order Quantity”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menentukan nilai safety stock dan reorder point pada material

di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)?

2. Bagaimana menentukan kuantitas pemesanan (lot size) material

menggunakan metode Silver Meal Algorithm, Wagner-Within Algorithm,

dan Period Order Quanity di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)?

3. Bagaimana hasil perhitungan yang dilakukan perusahaan dengan

perhitungan menggunakan metode Silver Meal Algorithm, Wagner-

Within Algorithm, dan Period Order Quanity?

Page 22: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

6

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi nilai safety stock dan reorder point pada material di PT.

Industri Kapal Indonesia (Persero).

2. Menentukan kuantitas pemesanan (lot size) material di PT. Industri Kapal

Indonesia (Persero) menggunakan metode Silver Meal Algorithm,

Wagner-Within Algorithm dan Period Order Quanity.

3. Membandingkan hasil antara perhitungan yang dilakukan PT. Industri

Kapal Indonesia (Persero) dengan perhitungan menggunakan metode

Silver Meal Algorithm, Wagner-Within Algorithm, dan Period Order

Quanity.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Bagi mahasiswa

Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Universitas

Hasanuddin Fakultas Teknik Departemen Teknik Industri dan dapat

memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang

relevan untuk meningkatkan kompetensi, dan kecerdasan intelektual

termasuk dalam mengaplikasikan metode Silver Meal Algorithm,

Wagner-Within Algorithm, dan Period Order Quanity untuk

menyelesaikan permasalahan persediaan material pada PT. Industri

Kapal Indonesia (Persero).

Page 23: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

7

2. Bagi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) sebagai usulan dalam

pengambilan keputusan untuk persediaan material yang ingin dipesan.

3. Bagi Universitas Hasanuddin dapat digunakan untuk menambah referensi

sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang

akan datang.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada production, warehouse, logistic, dan

engineering PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) dari tanggal 15 April

2021 – 11 Mei 2021.

2. Objek penelitian hanya di lakukan pada material Siku L Uk 75mm x

75mm x 6mm, Plate KI Uk 8 mm x 20’x5’, dan Pipa SCH 80 Uk dia.4’’

di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero).

3. Analisa dilakukan menggunakan metode Silver Meal Algorithm, Wagner-

Within Algorithm, dan Period Order Quanity.

4. Menggunakan data histori persediaan dan permintaan material Siku L Uk

75mm x 75mm x 6mm, Plate KI Uk 8 mm x 20’x5’, dan Pipa SCH 80

Uk dia.4’’ pada PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) tahun 2019-2020.

5. Penelitian ini menggunakan biaya pengiriman yang seragam.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari sripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada Bab I ini menjabarkan sekilas tentang latar belakang

Page 24: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

8

masalah serta sekilas gambaran umum dari PT. Industri

Kapal Indonesia (Persero). Terdapat juga tujuan

perumusan masalah, tujuan dari penelitian, Batasan

masalah dan terakhir adalah sistematika penulisan skripsi.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada Bab II berisi tentang teori-teori yang di jadikan

referensi dan dasar/panduan melakukan penelitian ini.

Teori-teori didapat dari sumber baik berupa buku maupun

jurnal.

BAB III Metodologi Penelitian

Pada Bab III menjabarkan tentang metode-metode yang

dilakukan selama penelitian mulai dari observasi,

identifikasi masalah, identifikasi variabel, tujuan

penelitian, pengumpulan data, penerapan metode material

requirement planning, perhitungan berdasarkan metode

pembahasan dan terakhir kesimpulan.

BAB IV Data dan Analisis

Pada Bab IV berisi tentang data yang diperoleh dari PT.

Industri Kapal Indonesia (Persero) lalu kemudian data

tersebut dihitung dan dianalisis menggunakan teori-teori

yang dijadikan referensi dan dasar melakukan penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada Bab V adalah bab terakhir, berisi tentang kesimpulan

Page 25: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

9

dan saran yang didapat dari hasil penelitian terhadap

masalah dan saran yang dapat diberikan sebagai masukan

terhadap pengembangan laporan penelitian agar lebih

akurat.

Page 26: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persediaan

2.1.1 Definisi Persediaan

Herjanto (dalam Unsulangi et al., 2019) menjelaskan

persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan

digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk

digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual

kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.

Berdasarkan definisi diatas persediaan merupakan material yang

dapat berupa barang mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi

yang dikelola dan digunakan guna mendukung proses produksi.

Menurut Alexandri (dalam Lahu & Sumarauw, 2017)

persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang

milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam

pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan material yang

menunggu penggunaannya dalam proses produksi.

2.1.2 Fungsi Persediaan

Menurut Heizer & Render (dalam Lahu & Sumarauw, 2017),

menyatakan keempat fungsi persediaan bagi perusahaan adalah:

a. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses

produksi. Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan

Page 27: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

11

berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk

melakukan decouple proses produksi dari pemasok.

b. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan

dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan

memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan seperti ini

digunakan secara umum pada bisnis eceran.

c. Mengambil keuntungan dari melakukan pemesanan dengan

sistem diskon kuantitas, karena dengan melakukan pembelian

dalam jumlah banyak dapat mengurangi biaya pengiriman.

d. Melindungi perusahaan terhadap inflasi dan kenaikan harga.

2.1.3 Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Nasution & Prastyawan 2008 (dalam Utami, 2012)

dilihat dari jenisnya persediaan dibedakan menjadi empat, yaitu:

a. Material (raw material) adalah barang-barang yang dibeli dari

pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi

produk jadi yang akan dihasilkan perusahaan.

b. Bahan setengah jadi (work in process) adalah material yang

sudah diolah atau dirakit menjadi komponen namun masih

membutuhkan langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.

c. Barang jadi (finish good) adalah barang jadi yang telah selesai

diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau

didistribusikan ke lokasi pemasaran.

d. Bahan-bahan pembantu (supplies) adalah barang-barang yang

Page 28: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

12

dibutuhkan untuk menunjang produksi, namun tidak akan

menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan.

2.1.4 Faktor Penyebab Munculnya Persediaan

Menurut Sumayang (dalam Utami, 2012) penyebab

munculnya persediaan adalah sebagai berikut:

a. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian. Untuk menghadapi

ketidakpastian maka pada sistem ditetapkan persediaan darurat

yang dinamakan safety stock. Jika sumber dari ketidakpastian

dapat dihilangkan, maka jumlah inventory maupun safety stock

dapat dikurangi.

b. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan

pembelian. Kadang-kadang lebih ekonomis memproduksi

barang dalam proses atau barang jadi dalam jumlah besar atau

dalam jumlah paket yang kemudian disimpan sebagai

persediaan.

c. Untuk mengantisipasi perubahan pada demand dan supply.

Inventory disiapkan untuk menghadapi bila ada perkiraan

perubahan harga dan persediaan material.

2.1.5 Alat Ukur Persediaan

Menurut Rahmayanti & Fauzan (2013), ada beberapa ukuran

yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja persediaan, yaitu:

a. Tingkat perputaran persediaan (Inventory Tumover Rate),

digunakan untuk melihat seberapa cepat produk atau barang

Page 29: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

13

relative terhadap jumlah rata-rata tersimpan sebagai persediaan.

b. Inventory Days of Supply, merupakan rata-rata jumlah hari suatu

perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang

dimiliki. Ukuran ini sebenarnya dapat dikatakan seirama dengan

tingkat perputaran persediaan.

c. Fill rate, yaitu persentase jumlah item yang tersedia ketika

adanya kebutuhan produksi. Misalnya, jika fill rate 97% berarti

ada kemungkinan 3% dari item yang dibutuhkan untuk produksi

tidak tersedia. Akibatnya produksi harus terhenti untuk beberapa

lama yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

2.1.6 Biaya-Biaya Dalam Persediaan

Menurut Ristono (dalam Utami, 2012), biaya persediaan

dapat dibedakan atas:

a. Ongkos pembelian (purchase cost = c)

Ongkos pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari

pihak luar, atau biaya produksi per unit apabila diproduksi

dalam perusahaan atau dapat dikatakan pula bahwa biaya

pembelian adalah semua biaya yang digunakan untuk membeli

suku cadang. Penetapan dari biaya pembelian ini tergantung dari

pihak penjualan barang atau bahan sehingga pihak pembeli

hanya bias mengikuti fluktuasi harga barang yang ditetapkan

oleh pihak penjual.

Page 30: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

14

b. Ongkos pemesanan atau Biaya persiapan (order cost = k / set up

cost = k)

Ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan

dengan pemesanan barang ke supplier. Besar kecilnya biaya

pemesanan sangat tergantung pada frekuensi pesanan, semakin

sering memesan barang maka biaya yang dikeluarkan akan

semakin besar dan sebaliknya. Biaya pemesanan secara

terperinci meliputi:

1. Biaya persiapan pesanan, antara lain

a) Biaya telepon atau ongkos menghubungi supplier

b) Pengeluaran surat menyurat

2. Biaya penerimaan barang, seperti :

a) Biaya pembongkaran dan pemasukan ke gudang

b) Biaya laporan penerimaan barang

c) Biaya pemeriksaan barang atau biaya pengecekan

3. Biaya pengiriman pesanan ke gudang

4. Biaya-biaya proses pembayaran, seperti biaya pembuatan

cek, pengiriman cek atau biaya transfer ke bank supplier, dan

sebagainya.

c. Ongkos simpan (carrying cost/holding cost/storage cost=h)

Ongkos simpan adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi

dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana

fisik untuk menyimpan persediaan, atau dapat pula dikatakan

Page 31: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

15

biaya yang timbul akibat penyimpanan barang maupun bahan

(diantaranya: fasilitas penyimpanan, sewa gudang, keusangan,

asuransi, pajak dan lain-lain). Yang termasuk dalam biaya

simpan antara lain:

1. Biaya sewa atau penggunaan gudang.

2. Biaya pemeliharaan barang.

3. Biaya pemanasan atau pendinginan, bila untuk menjaga

ketahanan barang dibutuhkan faktor pemanas atau pendingin.

4. Biaya menghitung dan menimbang barang.

d. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost = p)

Dengan kekurangan persediaan maka biaya yang timbul adalah

sebagai berikut:

1. Kehilangan pendapatan.

2. Selisih harga komponen.

3. Terganggunya operasi.

2.2 Pengendalian Persediaan

2.2.1 Definisi Pengendalian Persediaan

Dalam perusahaan persediaan menjadi asset terbesar yang

harus dikelola dengan tepat dan benar. Oleh karena itu, persediaan

harus dapat dikendalikan oleh perusahaan sehingga dapat

mendukung sebuah proses produksi. Berdasarkan beberapa ahli,

pengertian pengendalian persediaan adalah sebagai berikut:

Pengendalian persediaan adalah aktivitas-aktivitas dan

Page 32: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

16

teknik-teknik penjagaan stock barang-barang pada tingkat tertentu,

baik berupa material, barang dalam proses dan produk jadi

(Kinandathi, et al., 2016).

Menurut Rangkuti (2007), pengendalian persediaan

merupakan tindakan yang sangat penting dalam menghitung berapa

jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta kapan

saatnya mengadakan pemesanan kembali.

Menurut Heizer & Render (2014) mengatakan semua

organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan sistem

pengendalian persediaan, karena pada hakekatnya perencanaan dan

pengendalian persediaan perlu diperhatikan. Dari pengertian di atas

dapat diartikan bahwa pengendalian persediaan merupakan hal

yang perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan antara

besarnya persediaan dengan biaya yang timbul dari persediaan.

2.2.2 Lot Sizing

Berikut ini beberapa teknik yang dapat digunakan untuk

menentukan ukuran lot (Putra & Riandadari, 2016):

a. Lot for lot

Teknik penetapan ukuran lot dilakukan atas dasar pesanan

diskrit. Di samping itu, teknik ini merupakan cara paling

sederhana dari semua ukuran lot yang ada. Teknik ini selalu

melakukan perhitungan kembali (bersifat dinamis) terutama

apabila terjadi perubahan pada kebutuhan bersih. Penggunaan

Page 33: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

17

teknik ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan. Oleh

karena itu, sering kali digunakan untuk item-item yang

mempunyai biaya simpan per unit sangat mahal apabila dilihat

dari pola kebutuhan yang mempunyai sifat diskontinyu atau

tidak teratur, maka teknik LFL ini memiliki kemampuan yang

baik.

b. Economic Order Quantity

Model EOQ digunakan untuk menentukan angka pesanan

persediaan yang meminimalkan biaya langsung persediaan dan

biaya pemesanan persediaan. Asumsi harus dipenuhi untuk

model EOQ, yaitu permintaan produk (D) diketahui, konstan

dan seragam, harga per unit konstan, per unit per tahun (H)

biaya konstan, pesanan konstan (S), lead time yang konstan, dan

tidak ada kekurangan barang. Rumus untuk EOQ.

EOQ = √

………………………………………………….(1)

Di mana:

EOQ = Economic Order Quantity

A = Biaya Pemesanan per periode

D = Kebutuhan per periode

H = Biaya simpan per unit

c. Least Unit Cost

Teknik LUC yaitu ukuran kuantitas pemesanan dan interval

pemesanannya bervariasi. Pada teknik LUC ini ukuran kuantitas

pemesanan ditentukan dengan cara coba-coba, yaitu dengan

jalan mempertanyakan apakah ukuran lot disuatu periode

Page 34: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

18

sebaiknya sama dengan ukuran bersihnya atau bagaimana kalau

ditambah dengan periode-periode berikutnya. Keputusan

ditentukan berdasarkan ongkos per unit (ongkos pengadaan per

unit ditambah ongkos simpan per unit) terkecil dari setiap bakal

ukuran lot yang akan dipilih.

d. Fixed Period Requirement

Dalam metode FPR penentuan ukuran lot didasarkan pada

periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan tidak

berdasarkan ramalan, tetapi dengan menjumlahkan kebutuhan

bersih pada periode yang akan datang. Bila dalam metode FOQ

besarnya jumlah ukuran lot adalah tetap, sementara selang

waktu antar pemesanan tidak tetap. Dalam metode FPR ini

selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot

sesuai pada kebutuhan bersih.

e. Least Total Cost

Pendekatan menggunakan konsep biaya total akan

diminimalisasikan apabila setiap lot dalam suatu horizon

perencanaan hamper sama besarnya. Hal ini dapat dicapai

dengan memesan ukuran lot yang memiliki biaya simpan per

unitnya hamper sama dengan biaya pengadaan/unitnya.

f. Part Period Balancing

Teknik ini didasarkan pada pemikiran bahwa jumlah ongkos

pengadaan dan ongkos simpan (ongkos total) setiap ukuran

Page 35: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

19

kuantitas pemesanan yang ada pada suatu horizon perencanaan

dapat diminimasi jika besar ongkos-ongkos tersebut sama atau

hampir sama. Sarana untuk mencapai tujuan tersebut adalah

suatu faktor yang disebut Economic Part Periode (EPP).

Pemilihan ukuran lot ditentukan dengan jalan membandingkan

ongkos part period yang ditimbulkan oleh setiap ukuran lot

tersebut dengan EPP, yang paling dekat atau sama dengan EPP

dipilih sebagai ukuran lot yang akan dilaksanakan. Part period

adalah satu unit yang disimpan dalam persediaan dalam satu

periode. EPP dapat didefinisikan sebagai kuantitas suatu item

persediaan yang bila disimpan di dalam persediaan selama satu

periode, akan menghasilkan ongkos pengadaan yang sama

dengan ongkos simpan. Perhitungan nilai EPP dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

EPP =

………………………………………………………(2)

Di mana:

A = Biaya pemesanan per sekali pesan

H = Biaya penyimpanan

g. Silver Meal

Metode Silver-Meal atau sering juga disebut metode SM

dikembangkan oleh Edward Silver dan Harlan Meal berdasarkan

pada periode biaya. Penentuan rata-rata biaya perperiode adalah

jumlah periode dalam penambahan pesanan yang meningkat.

Penambahan pesanan dilakukan ketika ratarata biaya periode

Page 36: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

20

pertama meningkat. Jika pesanan datang pada awal periode

pertama dan dapat mencukupi kebutuhan hingga akhir periode

T.

Kriteria dari teknik Silver-Meal adalah bahwa lot size yang

dipilih harus dapat meminimasi ongkos total per periode.

Permintaan dengan periode-periode yang berurutan

diakumulasikan kedalam suatu.

Rumus umum yang dapat di gunakan adalah:

K (m) =

(A + hD2 + 2 h D2 + … + (m-1) hDm)…………….(3)

(Hermawan,2012).

Dimana:

Dm = Permintaan pada periode ke-m

K(m) = Rata-rata per unit waktu

m = Periode

A = Biaya order

h = Biaya simpan tiap unit per periode

h. Algoritma Wagner-Whitin

Algoritma ini dikembangkan oleh Wagner dan Within pada

tahun 1958 untuk memberikan solusi optimum bagi persoalan

ukuran pemesanan deterministik pada suatu kurun waktu

tertentu dimana kebutuhan seluruh periode harus terpenuhi.

Metode Algoritma Wagner Within merupakan metode yang

dapat memberikan nilai optimal untuk permasalahan lot sizing

yang bersifat dinamis sesuai dengan horizon periode tertentu.

Metode ini menggunakan pendekatan program dinamis untuk

mencari solusi yang optimal (Tersine, 1994).

Page 37: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

21

Langkah-langkah untuk Algoritma Wagner-Within (Tersine

1994) dengan Kembangan model yang memperhatikan Batasan

kapasitas gudang sebagai berikut:

1. Menghitung dan memeriksa batasan pada Qce bila pemesanan

dilakukan pada periode c untuk memenuhi permintaan

periode c sampai periode e tidak boleh melebihi kapasitas

gudang.

Qce ≤ kapasitas gudang

2. Hitung matriks total biaya variabel (biaya pesan dan biaya

simpan) untuk seluruh alternatif pemesanan di seluruh

horizon perencanaan yang terdiri dari N periode (hasil dari

langkah pertama). Definisikan Zce sebagai total biaya variabel

(dari periode c sampai periode e) bila pemesanan dilakukan

pada periode c untuk memenuhi permintaan periode c sampai

periode e. Rumusan Zce tersebut adalah sebagai berikut:

Zce = C + h∑ (𝑄 𝑄 ) i=c untuk 1 ≤ c ≤ e ≤ N.......(4)

Dengan

C = biaya pesan

H = biaya simpan per unit per periode

Qce = ∑

Dk = Permintaan pada periode k

3. Definisikan fe sebagai biaya minimum yang mungkin dalam

periode 1 sampai periode e dengan asumsi tingkat persediaan

di akhir periode e adalah nol. Algoritma mulai dengan f0=0

dan mulai menghitung secara berurutan f1, f2, …, fN. Nilai fN

Page 38: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

22

adalah nilai biaya dari pemesanan optimal.

fe = Min {Zce + fc-1} untuk c = 1, 2, .... E …………...……. (5)

4. Interpretasikan fN menjadi ukuran lot dengan cara sebagai

berikut:

a) Pemesanan terakhir dilakukan pada periode w untuk

memenuhi permintaan dari periode w sampai periode N.

fN = ZwN + fw-1…………………………………………(6)

b) Pemesanan sebelum pemesanan terkahir harus dilakukan

pada periode v untuk memenuhi permintan dari periode v

sampai periode w-1.

Fw-1 = Zvw-1 + fv-1………………………………………..(7)

c) Pemesanan yang pertama harus dilakukan pada periode 1

untuk memenuhi permintaan dari periode 1 sampai periode

u-1.

fu-1 = Z1u-1 + f0…………………………………………..(8)

i. Period Order Quantity (POQ)

Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis

agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit,

teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. Dengan mengambil dasar

perhitungan pada metode pesanan ekonomis maka akan

diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan

interval periode pemesanannya adalah setahun. Penggunaan

rumus untuk metode ini menggunakan turunan dari rumus

Page 39: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

23

metode Economic Order Quantity yang dapat di lihat pada

rumus di bawah ini.

EOQ = √

………………………………………………(9)

Dimana:

A : biaya pesan

D : permintaan

H : biaya simpan

Selanjutnya, dengan mengetahui nilai EOQ maka rumus untuk

metode ini dapat di lihat rumus di bawah ini.

EOI =

…………………………………………………(10)

Dimana:

EOI : banyaknya periode pemesanan

H : biaya simpan

(Fithri, 2015).

Rumus metode Period Order Quantity dapat di lihat pada rumus

di bawah ini.

POQ =

……………………………………………(9)

Dimana:

: Permintaan rata-rata perhorizon waktu perencanaan

(Simatupang, 2017).

2.3 Material Requirement Planning (MRP)

2.3.1 Definisi Material Requirement Planning

Permintaan dependen adalah permintaan untuk sebuah jenis

barang yang berkaitan dengan permintaan jenis barang lain. Teknik

dependen yang digunakan dalam sebuah lingkungan produksi

disebut perencanaan kebutuhan material (Material Requirement

Page 40: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

24

Planning – MRP). MRP dapat membantu meminimasikan investasi

untuk inventori, memudahkan penyusunan jadwal kebutuhan setiap

material yang dibutuhkan, serta sebagai alat pengendalian produksi

dan inventori. Di dalam Delia, et al (2017) terdapat tiga masukkan

utama yang diperlukan MRP, yaitu:

a. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule – MPS),

yaitu suatu rencana produksi yang menggambarkan hubungan

antara jenis dan kuantitas setiap jenis produk akhir dengan

waktu penyediaannya.

b. Status inventory, menggambarkan keadaan setiap komponen

atau bahan yang terdapat dalam sistem inventori, seperti jumlah

inventory yang ada sekarang (inventory on hand), inventory

yang akan datang atau dalam pesanan (inventory on order), dan

waktu ancang-ancang (lead time).

c. Struktur produk (Bill Of Material), adalah kaitan antar produk

dengan komponen-komponen penyusunnya mulai dari material

sampai produk jadi.

2.3.2 Langkah Dasar Material Requirement Planning

MRP merupakan suatu proses yang dinamik, artinya bahwa

rencana yang telah di buat perlu di sesuaikan terhadap

perubahanperubahan yang terjadi. Di dalam Delia, et al (2017)

terdapat empat langkah dasar penyusunan MRP sebagai berikut:

Page 41: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

25

a. Netting

Netting merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih untuk

setiap periode selama periode perencanaan.

b. Lotting

Lotting merupakan proses penentuan besarnya ukuran lot

pesanan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan bersih beberapa

periode sekaligus. Besarnya ukuran lot pesanan tersebut dapat

ditentukan berdasarkan jumlah pemesanan yang tetap, periode

pemesanan yang tetap atau keseimbangan antara biaya

pengadaan dengan biaya simpan.

c. Offsetting

Offsetting merupakan suatu proses penentuan saat dilakukannya

pemesanan (planned order release) sehingga kebutuhan bersih

(Net Requirement) dapat dipenuhi. Penentuan saat pemesanan

diperoleh dengan cara mengurangkan saat kebutuhan bersih

harus tersedia dengan waktu ancang-ancangnya (lead time).

d. Exploding

Exploding merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah

sebelumnya, yaitu netting, lotting, dan offsetting yang dilakukan

untuk komponen yang berada di level bawahnya.

2.4 Peramalan

2.4.1 Definisi Peramalan

Menurut Murahartawaty (dalam Dzikrillah, et al., 2016),

Page 42: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

26

peramalan (forecasting) merupakan bagian vital bagi setiap

organisasi bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan

manajemen yang sangat signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi

perencanaan jangka panjang perusahaan. Sedangkan menurut

Hasibuan (dalam Dzikrillah, et al., 2016), metode peramalan adalah

suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif

maupun kualitatif apa yang terjadi pada masa depan berdasarkan

data yang relevan pada masa lalu. Adapun tujuan peramalan

menurut Sofyan (2015), tujuan utama peramalan adalah untuk

meramalkan permintaan di masa yang akan datang, sehingga

diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang

sebenarnya.

2.4.2 Macam-Macam Teknik Peramalan

Klasifikasi peramalan merupakan identitas dari peramalan itu

sendiri. Peramalan memiliki dua klasifikasi peramalan diantaranya

peramalan berdasarkan teknik penyelesaiannya, yang terdiri dari:

a. Metode Kuantitatif

Digunakan pada saat data masa lalu cukup tersedia. Beberapa

teknik kuantitatif yang sering dipergunakan:

1. Metode Deret Berkala (Time Series)

Deret berkala/waktu (time series) adalah data statistik yang

disusun berdasarkan urutan waktu kejadian. Pengertian waktu

dapat berupa tahun, kuartal, bulan, minggu, dan sebagainya.

Page 43: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

27

Metode time series adalah metode yang dipergunakan untuk

menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari

waktu. Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau

kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola

dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data

historis dari serial itu. Metode peramalan dengan pendekatan

statistik digunakan untuk peramalan yang berdasarkan pada

pola data, dan termasuk ke dalam model peramalan deret

berkala (time series) antara lain:

a) Metode Exponential Smoothing

Pemulusan eksponensial (exponential smoothing) adalah

suatu prosedur yang mengulang perhitungan secara terus

menerus dengan menggunakan data terbaru. Metode ini

didasarkan pada perhitungan ratarata (pemulusan) data-

data masa lalu secara eksponensial. Setiap data diberi

bobot, dimana data yang lebih baru diberi bobot yang

lebih besar. Bobot yang digunakan adalah α untuk data

yang paling baru, α (1- α) digunakan untuk data yang agak

lama, α untuk data yang lebih lama lagi, dan seterusnya.

Rumus matematisnya adalah:

Ft+1 = α.Xt + (1- α) Ft………………………………….(13)

(Nasution & Prasetyawan, 2008)

Dimana:

Xt = Permintaan pada periode t

Page 44: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

28

α = Faktor/konstanta pemulusan

Ft = Nilai ramalan periode sebelumnya

Ft+1= Hasil peramalan untuk periode t+1

b) Metode Moving Avarage

Model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data

aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai

ramalan untuk permintaan di masa yang akan datang.

Secara matematis, rumus fungsi peramalan metode ini

adalah:

Ft+1 =

……………………………….(14)

(Nasution & Prasetyawan, 2018)

Dimana:

Xt = Permintaan pada periode t

Xt-1 = Permintaan pada periode t-1

Xt-N+1 = Permintaan pada periode t-N+1

N = Jumlah deret waktu yang digunakan

Ft+1 = Hasil peramalan untuk periode t+1

c) Metode Weighted Moving Avarage

Metode Weighted Moving Average (WMA) dapat

mengatasi kelemahan dari metode Moving Average (MA)

yang menganggap setiap data memiliki bobot yang sama,

padahal lebih masuk akal bila data yang lebih baru

mempunyai bobot yang lebih tinggi karena data tersebut

mempresentasikan kondisi yang terakhir terjadi. Secara

matermatis, WMA dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑊𝑀𝐴 = ∑𝑊𝑡 × 𝐴𝑡 ………………………………….(15)

Dimana:

Wt = Bobot Permintaan Aktual pada periode –t

At = Permintaan Aktual pada periode –t

Page 45: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

29

2. Metode Kausal

Model kasual adalah model peramalan yang

mempertimbangkan variabel-variabel atau faktor-faktor yang

bisa mempengaruhi jumlah yang sedang diramalkan. Atau

lebih mudahnya bahwa Metode ini menggunakan pendekatan

sebab-akibat, dan bertujuan untuk meramalkan keadaan di

masa yang akan datang dengan menemukan dan mengukur

beberapa variabel bebas (independen) yang penting beserta

pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas yang akan

diramalkan.

b. Metode Kualitatif

Peramalan yang melibatkan pendapat pribadi, pendapat ahli,

metode Delphi penelitian pasar dan lain-lain. Bertujuan untuk

menggabungkan seluruh informasi yang diperoleh secara logika,

unbased dan sistematis yang dihubungkan dengan faktor interest

pengambil keputusan. Data yang diperoleh pada data ini tidak

sama dengan data pada metode kuantitatif. Input yang

dibutuhkan tergantung pada metode tertentu dan biasanya

merupakan hasil dari pemakaian intuitif, perkiraan dan

mengetahui apa yang telah didapat.

2.4.3 Pola-Pola Permintaan

Menurut Makridakis & Wheelwright dalam Cahyani (2018),

terdapat empat jenis pola permintaan, yaitu trend, musiman

Page 46: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

30

siklikal, dan horizontal/stasioner:

a. Pola trend, muncul ketika pola data naik atau turun pada periode

yang panjang.

Gambar 2.1 Pola Trend

(Sumber: Cahyani, 2018)

b. Pola musiman, muncul apabila observasi data dipengaruhi oleh

faktor musiman. Komponen musiman mengacu pada suatu pola

perubahan yang berulang dengan sendirinya dari tahun ke tahun.

Gambar 2.2 Pola Musiman

(Sumber: Cahyani, 2018)

c. Pola siklikal, muncul ketika observasi data memperlihatkan

kenaikan dan penurunan pada periode yang tidak tetap.

Komponen siklik mirip fluktuasi gelombang di sekitar trend

yang sering dipengaruhi oleh kondisi ekonomi.

Gambar 2.3 Pola Siklikal

(Sumber: Cahyani, 2018)

Page 47: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

31

d. Pola horizontal/stasioner, muncul ketika data observasi

berkfluktuasi disekitar mean atau tingkatan yang konstan. Jenis

pola horizontal ini sering disebut pola stasioner terhadap mean.

Tahap identifikasi pola dasar dari data bisa menentukan pilihan

model yang tepat untuk melakukan peramalan. Identifikasi pola

dilakukan dengan metode time series, biasanya dilakukan

dengan bantuan software.

Gambar 2.4 Pola Stasioner

(Sumber: Cahyani,2018)

2.4.4 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan

Seorang perencana tentu menginginkan hasil perkiraan

ramalan yang tepat atau paling tidak dapat memberikan gambaran

yang paling mendekati sehingga rencana yang dibuatnya

merupakan rencana yang realistis. Ketepatan menjadi kriteria

performansi suatu metode peramalan dan dinyatakan sebagai

kesalahan dalam peramalan. Kesalahan yang kecil memberikan arti

ketelitian peramalan yang tinggi, dengan kata lain keakuratan hasil

peramalan tinggi, begitu pula sebaliknya. Besar kesalahan suatu

peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara.

Page 48: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

32

a. Mean Square Error (MSE)

MSE adalah metode yang mengevaluasi metode peramalan

dengan mengkuadratkan lalu dijumlahkan dan dibagi dengan

jumlah observasi. Pendekatan ini mengatur kesalahan peramalan

yang besar karena kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan.

Ratarata kesalahan kuadrat memperkuat pengaruh angka-angka

kesalahan besar, tetapi memperkecil angka kesalahan prakiraan

yang lebih kecil dari satu unit.

MSE = ∑ ( )

………………………………………….(16)

Dimana:

dt = Data aktual pada periode t

D’t = Nilai ramalan pada periode t

n = Banyaknya periode

b. Mean Absolute Deviation (MAD)

MAD mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata

kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan).

MAD merupakan nilai total absolut dari forecast error dibagi

dengan data. Atau yang lebih mudah adalah nilai kumulatif

absolute error dibagi dengan periode.

MAD = ∑

…………………………………………(17)

Dimana:

dt = Data aktual pada periode t

D’t = Nilai ramalan pada periode t

n = Banyaknya periode

c. Mean Forecast Error (MFE)

Mean Forecast Error digunakan sebagai dasar untuk

Page 49: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

33

menindaklanjuti dan menyesuaikan perkiraan. Bila positif,

prakiraannya rendah dalam kaitannya dengan permintaan actual

dan bila negatif, perkiraannya terlalu tinggi. Adapun cara

menentukan Mean Forecast Error dapat dilihat seperti dibawah

ini:

MFE = ∑( )

……………………………………………(18)

(Sumber: Nasution & Prasetyawan, 2008)

Dimana:

dt = Data aktual pada periode t

D’t = Nilai ramalan pada periode t

n = Banyaknya periode

d. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

Rata-rata persentase kesalahan kuadrat merupakan pengukuran

ketelitian dengan cara persentase kesalahan absolut. MAPE

menunjukkan rata-rata kesalahan absolut prakiraan dalam

bentuk persentasenya terhadap data aktualnya. MAPE

mengindikasi seberapa besar kesalahan dalam meramal yang

dibandingkan dengan nilai nyata pada deret. Metode MAPE

digunakan jika nikai Yt besar. MAPE juga dapat digunakan

untuk membandingkan ketepatan dari teknik yang sama atau

berbeda dalam dua deret yang sangat berbeda da mengukur

ketepatan nilai dugaan model yang dinyatakan dalam bentuk

rata-rata persentase absolut kesalahan.

MAPE = ∑ ((| | ) )

…………………………...(19)

Page 50: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

34

Dimana:

dt = Data aktual pada periode t

D’t = Nilai ramalan pada periode t

n = Banyaknya periode

2.5 Stok Pengaman (Safety Stock)

Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk

melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock

out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya penggunaan material yang

lebih besar dari perkiraan semula atau adanya keterlambatan material yang

dipesan.

Tujuan dari safety stock adalah untuk mencegah stock out selama

waktu menunggu pesanan inventori. Stok pengaman akan bergantung pada

beberapa hal berikut antara lain variabilitas permintaan selama waktu

menunggu (DDLT = demand during lead time), frekuensi pemesanan,

service level yang digunakan, dan lama waktu menunggu (lead time). Stok

pengaman (safety stock) dapat dihitung dengan menggunakan formula

berikut.

𝑆𝑆 = 𝑍 x 𝑆𝑇 x √ ………………………………………………………(20)

Dimana:

SS : safety stock (satuan unit)

Z : safety factor (faktor pengaman), sangat bergantung pada service level

STD : standard deviation dari permintaan inventori harian

L : lead time (waktu menunggu)

Tujuan penentuan safety stock dengan service level tertentu adalah

mengurangi resiko kekurangan persediaan tersebut menjadi hanya x satuan

persen. Bila diinginkan resiko kekurangan persediaan adalah sebesar 5%,

Page 51: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

35

maka tingkat keyakinan tidak terjadi kekurangan persediaan adalah 95%

(yaitu didapat dari 100%-5%).

Contoh lain bila diinginkan keyakinan tidak terjadinya kehabisan

persediaan adalah sebesar 90%, maka resiko terjadinya kehabisan

persediaan adalah sebesar 10 (100%-90%) (Gaspersz, 2012).

2.6 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Reorder Point adalah titik pemesanan kembali dimana adanya asumsi

bahwa permintaan terjadi terus menerus dan kontinu sehingga mengurangi

tingkat jumlah persediaan yang ada. Nilai reorder point berupa unit yang

akan dipesan kembali dalam rentang lead time. Order point (sinonim;

reorder point, trigger level, statistical order point) adalah suatu teknik

pengisian kembali inventori apabila total stock on hand plus on order jatuh

atau berada di bawah titik pemesanan kembali (reorder point).Titik

pemesanan kembali ini merupakan level terendah inventori, di mana pada

level tersebut perusahaan sudah harus melakukan pemesanan

(pembelian/pengisian) kembali untuk memenuhi kebutuhan ke depannya

(Gaspersz, 2012).

𝑅𝑂𝑃 = 𝑇 + 𝑆𝑆 ………………………………………………………(21)

𝑅𝑂𝑃 = 𝑆𝑆 + ( 𝑇 x 𝑇) ……………………………………………………(22)

(Aditiayan & Kursini, 2018)

Dimana :

ROP : reorder point (satuan unit)

DDLT : permintaan inventori selama waktu menunggu (demand during lead time)

DDLT : d x l = rata-rata permintaan harian x lead time (waktu menunggu).

SS : Stok pengaman (safety stock)

LT : Lead Time

T : Pemakaian barang rata-rata per periode

Page 52: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

36

2.7 Penelitian Terdahulu

Ada banyak penelitian yang berhubungan dengan pengendalian

persediaan material pada sebuah perusahaan manufaktur atau jasa. Hal ini

menunjukan bukti bahwa suatu sistem yang baik untuk pengendalian

persediaan material di perusahaan sangat penting.

Penelitian yang di lakukan oleh Dianti (2018) yang berjudul

Optimalisasi Persediaan Material Kemas Dengan Metode Program Dinamis

Algoritma Wagner Within Dengan Kendala Kapasitas Gudang Di PT

Bintang Toedjoe Pulogadung bertujuan untuk menganalisis kapasitas

penyimpanan maksimal gudang dan pengendalian persediaan material

kemas sehingga didapatkan jumlah pemesanan dan persediaan yang optimal

dengan adanya kendala keterbatasan kapasitas gudang. Hasil dari penelitian

menunjukan bahwa metode AWW dapat menghemat pengeluaran

perusahaan dibandingkan dengan metode perusahaan saat ini.

Pengimplementasian metode AWW dapat berpengaruh pada terpenuhinya

material pada saat diperlukan dan tidak menyebabkan overloadnya gudang.

Tannady & Kinnerick (2018) dalam penelitiannya yang berjudul

Pengendalian Persediaan Dengan Menggunakan Metode Economic Order

Quantity Dan Silver Meal Algorithm (Studi Kasus PT. Sai) yang bertujuan

untuk pengendalian persediaan distributor cabang PT SAI pada bulan

Januari dan Februari 2017. Hasil yang di peroleh Jumlah pemesanan yang

ekonomis untuk metode Silver Meal pada bulan Januari dan Februari 2017

adalah mengikuti permintaan sebesar 7.163, 10.454, 12.064, 12.286, 11.488,

Page 53: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

37

4.738, 10.464, dan 7.454 pcs. Pada bulan Januari 2017, didapatkan biaya

penyimpanan sebesar Rp 974.000,00. Pada bulan Februari 2017 didapatkan

biaya penyimpanan sebesar Rp 922.000,00. Dengan metode Silver Meal,

bulan Januari dan Februari 2017 menunjukkan jika tidak terdapat inventori,

besar biaya persediaan adalah Rp 0. Total biaya dengan menggunakan

metode EOQ pada bulan Januari 2017 sebesar Rp 996.000,00. Untuk bulan

Februari 2017, diperoleh total biaya sebesar Rp 944.000,00. Dengan

menggunakan metode silver meal, diperoleh total biaya bulan Januari 2017

sebesar Rp 22.000,00. Pada bulan Februari 2017 total biaya yang didapat

sebesar Rp 22.000,00. Berdasarkan total biaya, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pada kasus ini metode yang tepat adalah menggunakan metode Silver

Meal.

Utami (2012) dalam penelitiannya yang berjudul analisis persediaan

material pada PT XYZ, Jakarta (Studi kasus pada painting plastic part

Honda OEM) bertujuan untuk mengoptimalkan persediaan material pada PT

XYZ menggunakan analisis ABC dan menganalisis efisiensi total biaya

persediaan material pada PT XYZ menggunakan metode EOQ. Berdasarkan

analisis ABC dapat disimpulkan terdapat lima jenis material yang termasuk

kedalam kategori A. Total biaya metode EOQ lebih hemat dibandingkan

total biaya perusahaan. Hasil total biaya selama satu tahun dengan

menggunakan metode EOQ adalah Rp 1.298.380.800, sedangkan total biaya

perusahaan Rp 1.663.849.400,. Dengan menggunakan metode EOQ dapat

menghemat biaya perusahaan sebesar Rp 365.468.600 atau sekitar 21,96%

Page 54: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

38

per tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq (2014) yakni pengendalian

persediaan material dengan metode Economic Order Quantity (EOQ)

menghasilkan penelitian di peroleh jumlah persediaan yang optimal

dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)

dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang di lakukan

perusahaan. Hasilnya bahwa pada triwulan 4 tahun 2012 sebanyak 112

karung dengan frekuensi 7 kali, safety stock sebanyak 9 karung dan

melakukan pemesanan ulang ketika persediaan di gudang tersisa 39 karung

sehingga total biaya sebesar Rp 2.308.133.

Mail, et al (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Persediaan

Material Menggunakan metode Min-Max Stock di PT. Panca Usaha Palopo

Plyeood di peroleh hasil persediaan maksimum dan minimum secara

berturut-turut untuk material kayu tahun 2016 adalah 105751,945 dan

6079,19 dan total biaya persediaan material kayu sebesar Rp.

11.413.727.560,- . Material Glue adalah 869,86 dan 462,47. Adapun total

biaya persediaan material kayu sebesar Rp 1.649.120.979,-. Material Wood

Putty adalah 768,80 dan 418,77 kg dan total biaya persediaan material kayu

sebesar Rp. 92.395.007,24,-. Material Kiserite adalah 16976,85 kg dan

9260,1 kg.. Adapun total biaya persediaan material kayu sebesar Rp

8.812.626.093,-.

Penelitian yang dilakukan oleh Kartika, et al (2019) tentang

pengendalian persediaan obat PT. Prtapa Nirmala Palembang dengan

Page 55: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

39

menggunakan metode Heuristik Silver Meal (HSM) membandingkan total

biaya sebelum mengaplikasikan metode HSM dan sesudah. Total biaya

sebelum mengaplikasikan metode HSM sebesar Rp 29.016.000 sedangkan

total biaya setelah mengaplikasikan HSM sebesar Rp 20.800.632. dapat

dilihat bahwa setelah menggunakan metode HSM perusahaan menghemat

biaya pemesanan sebesar Rp 8.215.368, sehingga metode HSM dapat di

gunakan untuk menghitung biaya pemesanan obat pada PT. Pratapa Nirmala

Malang.

Fithri (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengendalian

Persediaan Pozzolan di PT. Semen Padang dimana bertujuan untuk

pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ (Economic

Order Quantity) dan POQ (Periodic Order Quantity) untuk membandingkan

dengan pengendalian persediaan yang telah diterapkan oleh perusahaan.

Data yang dikumpulkan untuk pengolahan data penelitian ini diantaranya

yaitu data historis pemakaian material pozzolan per periode pada tahun 2012

dan 2013. Hasil dan kesimpulan yang diperoleh adalah peramalan

pemakaian pozzolan di tahun 2014 akan lebih banyak dibanding tahun-

tahun sebelumnya yaitu dengan total pemakaian sebanyak 1.135.355,77 ton

dan pengendalian persediaan dengan metode POQ (Periodic Order

Quantity) menghasilkan biaya persediaan yang lebih minimum yaitu sebesar

Rp 1.775.179.959,61.

Page 56: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

40

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metode Hasil

1 Dianti

(2018)

Optimalisasi

Persediaan Material

Kemas Dengan

Metode Program

Dinamis Algoritma

Wagner

Within Dengan

Kendala Kapasitas

Gudang Di PT.

Bintang Toedjoe

Pulogadung

Algoritma

Wagner

Within

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa

metode AWW dapat menghemat

pengeluaran perusahaan dibandingkan

dengan metode perusahaan saat ini.

Pengimplementasian metode AWW

dapat berpengaruh pada terpenuhinya

material pada saat diperlukan dan tidak

menyebabkan overloadnya gudang.

2 Hendy

Tannady

dan

Kinnerick

Filbert

(2018)

Pengendalian

Persediaan Dengan

Menggunakan

Metode Economic

Order Quantity

Dan Silver Meal

Algorithm (Studi

Kasus PT Sai)

Economic

Order

Quantity

dan Silver

Meal

Jumlah pemesanan yang ekonomis

untuk metode Silver Meal pada bulan

Januari dan Februari 2017 adalah

mengikuti permintaan sebesar 7.163,

10.454, 12.064, 12.286, 11.488, 4.738,

10.464, dan 7.454 pcs. Pada bulan

Januari 2017, didapatkan biaya

penyimpanan sebesar Rp 974.000,00.

Pada bulan Februari 2017 didapatkan

biaya penyimpanan sebesar Rp

922.000,00. Dengan metode Silver

Meal, bulan Januari dan Februari 2017

menunjukkan jika tidak terdapat

inventori, besar biaya persediaan adalah

Rp 0. Total biaya dengan menggunakan

metode EOQ pada bulan Januari 2017

sebesar Rp 996.000,00. Untuk bulan

Februari 2017, diperoleh total biaya

sebesar Rp 944.000,00. Dengan

menggunakan metode silver meal,

diperoleh total biaya bulan Januari 2017

sebesar Rp 22.000,00. Pada bulan

Februari 2017 total biaya yang didapat

sebesar Rp 22.000,00. Berdasarkan total

biaya, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pada kasus ini metode yang tepat adalah

menggunakan metode Silver Meal.

3 Tri Utami,

(2012)

Analisis persediaan

material pada

PT XYZ, Jakarta

(Studi kasus pada

painting plastic

part Honda OEM)

Economic

Order

Quantity

(EOQ)

Total biaya metode EOQ lebih hemat

dibandingkan total biaya perusahaan.

Hasil total biaya selama satu tahun

dengan menggunakan metode EOQ

adalah Rp 1.298.380.800, sedangkan

total biaya perusahaanRp

1.663.849.400,.Dengan menggunakan

metode EOQ dapat menghemat biaya

perusahaan sebesar Rp 365.468.600 atau

sekitar 21,96% per tahun.

4 Ahmad

Taufiq,

(2014)

Pengendalian

Persediaan Bahan

Baku Dengan

Metode Economic

Economic

Order

Quantity

(EOQ)

Penelitian di peroleh jumlah persediaan

yang optimal di lakukan dengan

menggunakan metode Economic Order

Quantity (EOQ) dibandingkan dengan

Page 57: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

41

Order Quantity

(EOQ)

menggunakan metode konvensional

yang di lakukan perusahaan. Hasilnya

bahwa pada triwulan 4 tahun 2012

sebanyak 112 karung dengan frekuensi 7

kali, safety stock sebanyak 9 karung dan

melakukan pemesanan ulang ketika

persediaan di gudang tersisa 39 karung

sehingga total biaya sebesar Rp

2.308.133.

5 Abdul

Mail,

(2018)

Pengendalian

Persediaan Bahan

Baku

Menggunakan

metode Min-Max

Stock di PT. Panca

Usaha Palopo

Plyeood

Metode

Min-Max

Stock

Hasil penelitian pada PT. Panca Usaha

Palopo Plywood cukup efisien, efektif,

dan ekonomis namun masih terdapat

kelemahankelemahan dalam kegiatan

dalam pengelolaan persediaan material

perusahaan seperti kurangnya

pemahaman karyawan akan peraturan

mengenai tindakan disiplin yang ada,

kurangnya kepuasan karyawan, terhadap

sikap perusahaan dalam pemberian

kompensasi, serta pemesanan material

yang tidak teratur sehingga

mengakibatkan penumpukan di

gudang.dan sebaliknya kekurangan

stock digudang, pengelolaan persediaan

material

6 Yuni

Kartika,

dkk (2019)

Pengendalian

Persediaan Obat

PT. Pratapa

Nirmala Palembang

Heuristik

Silver

Meal

(HSM)

Total biaya sebelum mengaplikasikan

metode HSM sebesar Rp 29.016.000

sedangkan total biaya setelah

mengaplikasikan HSM sebesar Rp

20.800.632. Dapat dilihat bahwa setelah

menggunakan metode HSM perusahaan

menghemat biaya pemesanan sebesar

Rp 8.215.368.

7 Fithri

(2015)

Pengendalian

Persediaan

Pozzolan di PT.

Semen Padang

Economic

Order

Quantity

dan

Periodic

Order

Quantity

(POQ)

Hasil dan kesimpulan yang diperoleh

adalah peramalan pemakaian pozzolan

di tahun 2014 akan lebih banyak

dibanding tahun-tahun sebelumnya yait

dengan total pemakaian sebanyak

1.135.355,77 ton dan pengendalian

persediaan dengan metode POQ

(Periodic Order Quantity) menghasilkan

biaya persediaan yang lebih minimum

yaitu sebesar Rp 1.775.179.959,61.

Penelitian yang akan di lakukan tidak hanya menggunakan satu atau

dua metode saja namun menggunakan tiga metode usulan yakni metode

Silver Meal, Algoritma Wagner Within, dan Period Order Quantity untuk

mengendalikan persediaan material dengan tujuan untuk melihat metode

yang optimal di gunakan. Pada penelitian ini nantinya akan memberikan

Page 58: PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL DENGAN …

42

usulan mengenai metode yang tepat di gunakan pada persediaan material

PT. Industri Kapal Indonesia (Persero).