pengenalan hewan coba

29
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Farmakologi atau yang bisa disebut dengan º ilmu khasiat obat º adalah merupakan ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dalam seluruh aspeknya baik sifat kimiawinya,fisikanya,kegiatan fisiologi,resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup. . Dalam praktikum ini kita memakai hewan coba karna hewan coba sangat penting digunakan dalam penelitian terhadap obat-obatan maupun anatomi, beberapa hal yang akan dilakukan diantaranya, cara perlakuan terhadap hewan coba dalam memberi obat, makanan dan minuman secara oral. Serta pengenalan kharakteristik dari hewan coba. I.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud percobaan

Upload: haedar-gaffar

Post on 02-Aug-2015

1.503 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengenalan hewan coba

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Farmakologi atau yang bisa disebut dengan º ilmu khasiat obat º

adalah merupakan ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dalam

seluruh aspeknya baik sifat kimiawinya,fisikanya,kegiatan fisiologi,resorpsi

dan nasibnya dalam organisme hidup..

Dalam praktikum ini kita memakai hewan coba karna hewan coba

sangat penting digunakan dalam penelitian terhadap obat-obatan maupun

anatomi, beberapa hal yang akan dilakukan diantaranya, cara perlakuan

terhadap hewan coba dalam memberi obat, makanan dan minuman

secara oral. Serta pengenalan kharakteristik dari hewan coba.

I.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud percobaan

Untuk mengetahui kharakteristik dari hewan coba serta

cara penanganan hewan coba di laboratorium.

1.2.2 Tujuan percobaan

- Untuk mengetahui kharakteristik dari setiap hewan coba

- Untuk mengetahui cara penanganan hewan coba

- Untuk mengetahui cara pemberian obat pada hewan coba

Page 2: pengenalan hewan coba

I.3 Prinsip percobaan

Penanganan hewan coba ditimbang dan diberi sediaan dengan

mengunakan cara – cara penanganan hewan coba yang baik.

Page 3: pengenalan hewan coba

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Hewan coba adalah hewan yang sengaja diternakkan dalam kondisi

laboratorium untuk digunakan dalam penelitian yang secara umum

memerlukan pengamatan aktifitas biologik.Hewan yang dipakai untuk

percobaan adalah hewan sehat, karna hanya dari hewan sehat dapat

diharapkan produksi yang optimal dan layak digunkana sebagai hewan

coba. (1)

Pemeliharaan kesehatan hewan coba merupakan kombinasi antara

usaha pencegahan penyakit dan pengobatan hewan yang sakit. Tindakan

pencegahan merupakan suatu rangkaian tindakan yang saling

mempengaruhi, terdiri dari : (1)

cara pemeliharaan,faktor-faktor yang penting dalam pemeliharaan,

yaitu :

- Kandang, bangunan kandang harus baik sehingga memberikan

kenyamanan bagi hewan coba. Tidak mempunyai permukaan yang

kasar dan tajam sehingga dapat melukai hewan, mudah

dibersihkan, mudah diperbaiki, tidak mudah dirusak oleh hewan

yang dikandang atau oleh hewan pemangsa dari luar, cukup luas

agar hewan dapat bergerak leluasa untuk mencari makanan dan

berbiak. Bangunan kandang harus cukup terang, mendapat air

bersih, mudah dibersihkan, kering, dilengkapi dengan sistem

Page 4: pengenalan hewan coba

pembuangan air limbah dan cukup ventilasi. hewan dalam kandang

akan merasa nyaman bila kandang kering, bersih, tidak ribut,

temperatur antara 18-19o C (rata-rata 20-22 oC), kelembab relatif

antara 30-70%,sinar antara 800-1300 lumen/m2, pertukaran udara

minimum 10 kali/ jam. Alas kandang harus diganti 1-3 kali dalam

seminggu untuk menjamin kandang selalu kering dan bebas dari

gas amonia yang merangsang selaput lendir sehingga hewan tidak

mudah terserang penyakit saluran pernafasan. Peningkatan kadar

amonia dalam kandang dapat dicegah dengan ventilasi yang baik,

selalu bersih dan hindari penimbungan faeces serta urin dalam

kandang.

- Makanan, hewan percobaan membutuhkan makanan yang bergizi

dalam jumlah yang cukup, segar, bersih. Minuman harus selalu

bersih dan disediakan dalam jumlah yang tidak terbatas. Makanan

harus disimpan dalam wadah yang bersih dan kering untuk

mencegah pencemaran oleh cendawan dan kutu makanan. Hewan

percobaan harus diberi makanan yang berkualitas baik untuk

menjamin tingkat pertumbuhan dan pembiakan yang normal.

Ketidakseimbangan gizi ddalam makanan dapat menimbulkan

macam-macam gangguan misalnya, rfambut rontok, kematian

anank prenatal, peka terhadap penyakit, prtumbuhan lambat,

berkurangnya produksi air susu, infertil, anemia, mkelainan bentuk

tulang, kelainan jaringan saraf, kesulitan bergerak dan lainnya.

Page 5: pengenalan hewan coba

- Pemberian tanda, hewan coba harus diberi tanda secara baik dan

jelas. Terdapat berbagai cara identifikasi, misalnya pemberian kartu

pada kotak kandang, identifikasi berdasarkan warna bulu,

pembuatan lubang dan guntingan pada daun telinga (pada tikus,

hamster). Cincin pada jari kaki, lempengan logam bernomor yang

dikaitkan pada telinga (hamster, marmoot, kelinci), pemberian zat

warna pada bagian kulit yang putih, pemberian tatoo dan lainnya.

- Pencegahan penyakit, sejumlah faktor organik dan lingkungan

dapat meningkatkan resiko kontak dengan agen penyakit dan

menurunkan daya tahan tubuh hewan coba. Faktor-faktor tersebut

perlu diperhitungkan dalam usaha pencegahan penyakit. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kepekaan hewan coba terhadap

penyakit antara lain : faktor lingkungan, faktor genetik,faktor

metabolisme, faktor perlakuan dalam percobaan, faktor makanan.

sanitasi lingkungan, sanitasi merupakan kunci keberhasilan dalam

pemeliharaan hewan coba.

Hewan coba yang biasa digunakan pada skala laboratoium

adalah kelinci, mencit, hamster, marmut dan tikus.

Berikut uraian tentang kelinci :

Kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang dipelihara di indonesia

sebagaian besar adalah keturunan kelinci yang berasal dari belanda

dan termasuk jenis ukurannya yaitu hidup kurang dari 2 kg berat hidup.

Sifat Fisiologis dan Anatomi : (1)

Page 6: pengenalan hewan coba

Kelinci memiliki membran nikitin atau kelompok ketiga yang

berkembang baik. Selama tidur atau anaesthesia membran tersebut

menutup kornea. Bidang pandangnya sangat luas mencapai 190o untuk

setiap bola mata dan karena pupilnya dapat berdilatasi maksimal,

kepekaannya terhadap cahaya ± delapan kali kemampuan manusia.

Telingan kelinci memiliki banyak pembuluh darah dan berfungsi untuk

mengatur panas tubuh serta pengumpul bunyi. Karna bagian telinga

mudah luka maka tidak diperkenankan untuk mengikat dibagian

telinga. (1)

Ruangan thoraxnya relatif lebih kecil dibanding ruang

abdomennya. Panjang usus termasuk caecum dan perut kelenjar ± 10

kali panjang badan. Organ limfoid utama pada usus terdiri dari limfoid

apendiks dan sacculus rotundus (ileocaecl tonsil). Kerangka tulangnya

sangat mudah patah dan hanya merupakan 8 % dari berat

keseluruhan kelinci.(1)

Jantung kelinci relatif kecil dan berbeda dengan mamalia lainnya

dalam hal katup antriovetricular yang kanan. Pada kelinci katup

tersebut berbentuk biscupid (dua ujung lancip) sedangkan mamalia

yang lain tricupid (tiga ujung lancip).(1)

Kelinci memiliki vena yang berbanding tipis dan sangat mudah

sobek. Testesnya baru turun pada umur 12 minggu. Terdapat 8 – 10

kelenjar mammae yang terletak pada garis yang memanjang dari leher

sampai daerah inguinal. Air susunya kaya lemak da protein. Gigi pada

Page 7: pengenalan hewan coba

kelinci tumbuh terus menerus sehingga pertumbuhan yang berlebih

sering terjadi pada gigi seri yang dapat tumbuh 10-12 cm setahun.

Dengan komposisi ggi kelinci terdiri dari 2/1 gigi seri, 0/0 gigitaring, 3/2

premolar dan3/3 molar (gigi geraham).(1)

Sel darah neotrofil kelinci (terutama pada kasus peradangan

bernanah) mirip eosinofil karena mengandung banyak granul eosinofil

dalam sitoplasma. Neotrofil tersbut dikenal juga dengan nama

psedoeosinofil, heterofil atau amfofil. Neotrofil dan limfosit terdapat

dalam jumlah yang hampir sama banyak yaitu 30-70% dari total sel

darah putih. Sel basofil pada kelinci relaatif lebih banyak, yaitu 2-7%

dibanding hewan mamalia lainnya.(1)

Sifat-sifat, Kelinci pada umunya tidak berbahaya bila didekati dan

dipegang dengan lembut. Akan tetapi kadang-kadang pejantan dewasa

dan betina yang baru melahirkan dapat menggigit atau mencakar

dengan kai belakangnya, terutama bila diperlakukan dengan kasar

atau pengekangan (restrain) tidak sempurna. Kelinci yan dewasa

kelamin (berumul lebih dari 3 bulan) sering saling berkalahi, oleh

karena itu hewan-hewan tersebut harus dikandang sendiri-sendiri (satu

ekor dalam satu kandang). Pejantan dan betina hanya dicampurkan

pada saat akan kawin, hal ini untukmencegah timbulnya gejala bunting

(Pseudo pregnancy), infertilitas sdan terjadinya luka karena berkelahi.

(1)

Cara mengekang, bila kelinci dibawa ketempat yang jaraknya tidak

Page 8: pengenalan hewan coba

jauh, maka cara pengekangan yang terbaik adalah tangan yang satu

memegang kulit dibagian leher dan tangan lainnya memegang bagian

belakang atau dipegang dengan satu tangan dipunggung. bila

dipindahkan ke tempat yang jauh, kelinci diletakkan di atas lengan

dengan kepala dijepit dilipatan sikut. Bila kelinci dibawa dengan

kendaraan dalam jarak jauh sebaikknya digunakan kotak khusus yang

ventilasinya cukup dan mudah dipindah-pindahkankan untuk

menghindari stress. Jangan memindahkan keinci dengan cara

memegang telinganya.(1)

Nutrisi, makanan kelinci harus mengandung 16-20% serat kasar,

14-18% protein kasar dan tidak lebih dari 2500 kcal/hari. Total

makanan kelinci ± seberat 100g/hari bagi kelinci yang beratnya sekitar

2 kg. kadar serat kasar yang terlalu tinggi akan mengakibatkan

rendahnya defisiensi makannya dan mengakibatkan kepekaan

terhadap radang usus. Bila serat kasar lebih rendah dari 6 % akan

mengakibatkan diare dan makan bulunya sendiri. Serat kasar

bermanfaat sebagai pengisis (bulk) perut. Kelinci memerlukan air

minum sekitar 10 ml dan makanan sekitar 5 g untuk setiap 100 g berat

badan perhari. Kelinci yang sedang menyusui anak memerlukan lebih

banyak air maupun makanan, yaitu mencapai 90 ml air dan 450 g

makanan perhari per 100 g berat badan. (1)

Kandang kelinci harus memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut : (1)

Page 9: pengenalan hewan coba

1. Dibuat dari bahan yang kuat, tidak ada bagian yang tajam.

2. Lantai kandang teruat dari kawat yang diameter lubangnya 1 x 2,5

cm, mudah dibersihkan, tidak rusak oleh pengaruh cuaca buruk,

berukuran portable dan dilengkapi denganalat minum dan

makanan.

3. Kelinci betina ditempatkan 1 ekor dalam 1 kandang yang ukuranya

sesuai dengan besarnya hewan. Kelinci yang beratnya mencapai 2

kg memerlukan 0,14 m2/ekor. Untuk ukuran 2-5 kg memerlukan

kandang yang luasnya 0,37 m2/wkor. Betina yang menyusui anak,

memerlukan tambahan kandang seluas 0,19 m2/ekor.

4. Suhu kandang kelinci yang ideal adalah antara 18o – 21oC dan

kelembaban 30 – 50 %.

Pencegahan penyakit, kelinci di indonesia sangat peka terhadap

coccidiosis dan kudis. Kedua penyakit tersebut sangat merugikan dan

cara penanggulangan yang terbaik adalah melalui pencegahan yang

mengutamakan kebersihan dan pemberiaan obat-obatan. (1)

Berikut merupakan uraian tentang mencit :

Mencit/mouse merupakan hewan pengerat yang cepat

berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi

genetikanya cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologinya

terkarakteristik dengan baik. (2)

Asal dan habitat mencit, mencit adalah binatang asli Asia, India, dan

Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena

Page 10: pengenalan hewan coba

pengenalan oleh manusia.(2)

Penanganan, mencit diangkat oleh menggenggam pangkal ekor

dengan satu jari atau ibu jari berujung karet forsep. Ini adalah teknik yang

berguna untuk mentransfer tikus dari satu kandang yang lain. Untuk

secara manual menahan mouse, mouse pertama yang diangkat oleh

pangkal ekor, maka kulit longgar di leher / pundak daerah adalah

seseorang ditangkap antara ibu jari dan jari telunjuk. Hal ini akan lebih

mudah dengan mengangkat mouse, yang memungkinkan mouse untuk

memahami sebuah kandang kawat atas atau permukaan lainnya dengan

forelimb, kemudian memegang kulit leher / harus daerah. Dengan sedikit

latihan, mouse dapat diangkat dan ditahan dengan teknik satu tangan.

Ketika tangan memegang, mouse harus terbalik sehingga berat mouse

terletak di telapak tangan. Di ujung caudal mouse dikendalikan dengan

menempatkan penangan ekor antara keempat dan kelima jari. Merebut

ekor selain di dasar dan mengangkat mencit dapat mengakibatkan slip

pada kulit dan jaringan subkutan, dan kemudian nekrosis, infeksi, dan

peluruhan dari caudal vertebra.(2)

Anatomi dan Fisiologi : (2)

Dewasa berat badan: 25 - 40 g (betina); 20-40 g (pria)

Life span: 1.5 - 3 tahun

Pernapasan rate: 94-163 napas / menit

Denyut jantung: 325-780 denyut / menit

dubur rata-rata suhu normal: 99,5 ° F

Page 11: pengenalan hewan coba

rumus gigi adalah 2 (I 1 / 1, M 3 / 3) = 16. Terbuka di gigi seri-berakar

dan tumbuh terus menerus. Tikus akan menggigit atau “sejumput”

dengan gigi seri tajam jika mishandled.

perut dibagi menjadi bagian nonglandular proksimal dan bagian distal

kelenjar. Kedua bagian yang terlalu berbeda. Ini mirip dengan perut

kuda.

paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru kanan terdiri dari

empat lobus.

tikus memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi jaringan mammae

menyebar, membentang dari garis tengah ventral atas panggul, dada,

dan bagian leher.

Sangat berkonsentrasi urin diproduksi; jumlah besar protein

diekskresikan dalam urin.

Nutrisi, mencit harus diberi makan pelleted komersial tikus atau

hewan pengerat diet dan air lib iklan. Ini diet yang bergizi lengkap dan

tidak memerlukan suplemen. Makanan asupan sekitar 15g/100g BB / hari;

asupan air sekitar 15 ml/100g BB / hari.(2)

Reproduksi, breeding awal adalah sekitar 50 hari usia di

kedua betina dan jantan, meskipun mungkin betina estrus tama mereka

pada 25-40 hari. Mencit polyestrous dan berkembang biak sepanjang

tahun; ovulasi spontan. Lamanya siklus estrus 4-5 hari dan estrus itu

sendiri berlangsung sekitar 12 jam, terjadi di malam hari. Vagina smear

Page 12: pengenalan hewan coba

berguna dalam perkawinan waktunya untuk menentukan tahap siklus

estrus.

II.2 Uraian Hewan

II.1.2 Karakteristik Hewan Coba

1. Mencit (1)

Sebelum menggunakan hewan coba terlebih dahulu

kita harus mengenal karakteristik dari hewan coba yang

digunakan, adapun karakteristik dari mencit, sebagai berikut :

Masa pebertas : 4 – 5 hari (poliestrus)

Masa beranak : 7 – 18 bulan

Masa hamil : 19 – 21 hari

Jumlah sekali lahir : 10 – 12 ekor

Masa hidup : 1,5 – 3,0 tahun

Masa tumbuh : 50 hari

Masa menyusui : 21 hari

Frekuensi kelahiran : 6 – 10 kali kelahiran

Suhu tubuh : 36,5 -38,0 0 C

Laju respirasi : 163 x / mn

Tekanan darah : 113-147/81-106 mm Hg

Volume darah : 76 – 80 mg/kg

Luas permukaan tubuh : 20 g : 36 cm

Page 13: pengenalan hewan coba

2. Kelinci (1)

Sebelum menggunakan hewan coba terlebih dahulu kita

harus mengenal karakteristik dari hewan coba yang

digunakan, adapun karakteristik dari kelinci, sebagai berikut:

Masa hidup : 5 - 10 tahun

Masa produksi : 1 - 3 tahun

Masa bunting  : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)

Masa penyapihan  : 6-8 minggu

Umur dewasa : 4-10 bulan

Umur dikawinkan : 6-12 bulan

Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali

bunting

Siklus berahi : Sekitar 2 minggu

Periode estrus  : 11 - 15 hari

Ovulasi : Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam

kemudian)

Fertilitas : 1 - 2 jam sesudah kawin

Jumlah kelahiran : 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)

Volume darah : 40 ml/kg berat badan

Page 14: pengenalan hewan coba

Bobot dewasa : Sangat bervariasi, tergantung pada

ras, jenis kelamin, dan faktor

pemeliharaan

II.1.2 KLASIFIKASI HEWAN COBA

1. Kelinci (1,3)

kelinci adalah salah satu hewan jenis mamalia, dengan

klasifikasi sebagai berikut :

kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Lagomorpha

Famili : Leporidae

Genus : Orycrolagus

Species : Oryctolagus cuniculus

2. Mencit (1,2)

Mencit (Mus musculus) merupakan salah satu jenis

rodensia atau hewan pengerat dengan klasifikasi sebagai

berikut :

Kingdom : Animalia

Fillium : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Page 15: pengenalan hewan coba

Famili : Muridae

Upafamili : Murinae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

BAB III

METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan

III.1.1. Alat Yang Digunakan

Adapun alat-alat yang akan digunakan dalam

percobaan ini adalah kanula.

III.1.2. Bahan Yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini

adalah aquadest.

III.2. Cara Kerja

III.2.1. Penyiapan Hewan Coba

a. Mencit

1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.

2. Mencit diambil, diletakkan diatas rang-rang dengan cara

memegang ekornya

3. Mencit dibiarkan mencengkram permukaan kasar (rang-

rang) sambil menarik ekornya dan mengelus-elus

kepalanya agar tenang

Page 16: pengenalan hewan coba

4. Punggung mencit dijepit didekat leher mencit dengan baik

dan ekornya dililitkan pada jari kelingking

5. Mencit siap diberi perlakuan

b. Kelinci

1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.

2. Kelinci diambil, dan dimasukkan dalam box khusus

kelinci

3. Dimasukkan mouth block kedalam mulut kelinci,

kemudian dimasukkan selang kateter hingga batas

4. Dicek ketepatan masukknya selang dalam saluran

pencernaan, dengan memasukkan ujung kateter kedalam

air

5. Jika tak ada gelembung lagi menandakan selang sudah

masuk dalam saluran cerna, kelinci siap diberi perlakuan

Page 17: pengenalan hewan coba

BAB IV

PEMBAHASAN

Mencit dengan bahasa latin Mus musculus termasuk juga dalam

hewan pengerat. Hewan ini selalu dipakai dalam penelitian karena bentuk

tubuhnya yang kecil, penanganannya yang kompleks dan memiliki sistem

tubuh yang sama dengan manusia.

Perlakuan pada hewan coba (mencit) dilakukan dengan ujung ekor di

angkat dengan tangan kanan, dan mencit diletakkan diatas alas yang

kasar, kemudian mencit dibiarkan mecengkeram alas yang kasar (kawat)

sehingga tertahan ditempat. Ibu jari dan jari telunjuk kiri menjepit kulit

tengkuk seerat mungkin. Ekor dipindahkan, dijepit di antara jari manis dan

jari kelingking tangan kiri Mencit siap diberi perlakuan dengan tangan

kanan. Mencit diberikan obat/zat dengan bantuan spoit oral atau kanula.

Penangan hewan coba selanjutnya dilakukan terhadap kelinci, kelinci

merupakan salah satu hewan yang umum digunakan dalam penelitian.

pemberian obat/zat pada kelinci dilakukan dengan bantuan feeding tube

dan kateter 2 cabang dengan cara, memasukkan kelinci kedalam box

khusus kelinci, kemudian dimasukkan mouth block dimulut kelinci untuk

Page 18: pengenalan hewan coba

mencegah tergigitnya selang kateter dari kelinci karna gigi kelinci sanggup

merobek dan mengoyak selng kateter yang tergigit, setelah itu

dimasukkan kateter kedalam mulut kelinci hingga batas kateter sekitar 20

cm, tepat tidaknya selang masuk ke saluran pencernaan kelinci di cek

dengan memasukkan ujung selang kedalam air jika sudah tidak ada

gelembung udara sambungkan selang dengan spoit yang bersi zat/obat

dan siap diberikan secara oral pada kelinci.

Selanjutnya perlakuan hewan coba tikus dilakukan dengan cara

mengelus bagian tengkuk tikus hingga tenang, kemudian ekornya

diangkat hingga kaki belakangnya terangkat ,kemudian bagian

tengkuknya dijepit dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu tikus diberi

sediaan dengan kanula.

Dalam pemberian zat atau obat pada hewan coba, harus

diperhatikan 1 hal, yakni sebelum diberikan zat atau obat pada hewan

coba, hewan coba harus puasa untuk mengurangi intraksi atau variasi

biologis dengan makanan yang nantinya akan menghambat dan

memperlambat efek dari zat atau obat yang diberikan.

Page 19: pengenalan hewan coba

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Hewan coba atau hewan uji adalah hewan yang dipakai di

laboratorium untuk kepentingan penelitian biologik atau uji praklinis

suatu obat atau senyawa baru.

IV.2 Saran

Page 20: pengenalan hewan coba

DAFTAR PUSTAKA

1. S.Malole.M.B.M,. Penggunaan Hewan – Hewan Percobaan di

Laboratorium. Institut Pertanian Bogor; Jakarta, 1989.

2. Amori.G, kalsifikasi mencit, http://wapedia.mobi/id/klasifikasimencit.

Diakses.30/4/2010

3. Anonim, klasifikasi kelinci, http://wikipedia.org/kelinci,

Diakses.30/4/2010.

Page 21: pengenalan hewan coba

LAPORAN

PRAKTIKUM I FARMAKOLOGI

“ Pengenalan Hewan Coba”

OLEH :

NAMA : MARISKA SYAFRI

NIM : 08.017

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : ABDUL HALIM UMAR. S,Farm

Page 22: pengenalan hewan coba

L A B O R A T O R I U M F A R M A K O L O G I

A K A D E M I F A R M A S I K E B A N G S A A N

M A K A S S A R

2 0 1 0