pengenalan hewan avertebrata berdasarkan karakter morfologi dan habitat
TRANSCRIPT
PENGENALAN HEWAN AVERTEBRATA BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN HABITAT
Oleh :
Nama : Venthyana LestaryNIM : B1J012133Rombongan : IKelompok : 5Asisten : Sefrita Tri Utami
LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme.
Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan
diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar
organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang terlihat
dari luar. Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat
kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh
generasi ahli biologi masa depan. Hewan menempati hamper semua lingkungan di
bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian phylum adalah spesies akuatik. Lautan yang
kemugkinan merupakan tempat asal mula jenis-jenis hewan pertama, masih
merupakan rumah bagi sejumlah besar phylum hewan (Campbell et al, 2004).
Hewan yang hidup di alam ini sangat beragam jenis beserta ciri-ciri yang
menyertainya. Berdasarkan ada tidaknya sistem tulang belakang, hewan dibagi
menjadi dua yaitu hewan vertebrata dan hewan avertebrata. Hewan vertebrata adalah
hewan yang mempunyai tulang belakang, sedangkan hewan avertebrata adalah
hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Hewan vertebrata memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan avertebrata (Campbell
et al, 2004). Golongan-golongan hewan vertebrata antara lain Pisces, Amphibia,
Reptilia, Aves, dan Mamalia (Walter, 1959).
Hewan avertebrata dapat dikelompokkan berdasarkan banyaknya sel
penyusun tubuh, struktur atau konstruksi tubuh, jumlah lapisan tubuh, kesimetrian
tubuh, pembentukan anus dan mulut pada awal perkembangan embrionalnya, kondisi
rongga tubuh, ada tidaknya lofofora dan ada tidaknya segmentasi tubuh. Berdasarkan
kedelapan pengelompokkan itu, kita dapat mempelajari kesimetrian tubuh dan ada
tidaknya segmentasi tubuh yang dapat kita ketahui melalui pengamatam morfologi.
Golongan-golongan hewan avertebrata antara lain Cnidaria, Ctenopora,
Echinodermata, Annelida, Insecta, dan Crustacea (Jasin, 1989).
Dunia hewan atau kingdom animalia juga mengenal simetri tubuh yang
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Simetri Bilateral
Hewan dengan simerti ini memiliki bagian tubuhnya tersusun bersebelahan
dengan lainnya.Apabila diambil garis memotong melewati mulut dan anus makan
akan diperoleh bagian yang sama antara sisi kiri dan sisi kanan. Hewan ini selain
memiliki puncak (oral) dan sisi dasar (aboral), juga memiliki sisi atas (dorsal) dan
sisi bawah (vebtral), sisi kepala (anterior) dan sisi ekor (posterior), serta juga sisi
samping (lateral). Contoh hewan ini adalah hewan-hewan dari phyla Cnidaria
dan Ctenophora (Weichert, 1984).
b. Simetri Radial
Simetri radial menggambarkan hewan yang mempunyai bagian tubuh yang
tersusun melingkar (bulat). Apabila diambil garis melewati mulut akan
menghasilkan bagian-bagian sama, hewan ini hanya mempunyai bagian puncak
(oral) dan bagian dasar (sisi aboral). Hewan yang termasuk golongan ini adalah
porifera, cnidaria, dan echinodermata. Hewan yang mempunyai simetri radial
disebut radiate contohnya adalah hewan classis insecta dari phylum Arthropoda
(Weichert, 1984).
B. TUJUAN
Tujuan praktikum acara 1 yaitu mengenali ciri-ciri (karakter) yang tampak
pada berbagai hewan avertebrata. Mengenali ciri-ciri (karakter) yang tampak pada
berbagai hewan avertebrata yang hidup pada habitat yang berbeda. Mendeskripsikan
dan mengelompokkan hewan avertebrata berdasarkan karakteristik yang diamati.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi merupakan pengelompokan individu-individu ke dalam suatu
kelompok tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan
tingkatannya (hirarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke
tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi
makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik. Anggota dari masing-masing
kelompok memiliki sifat atau ciri khas tertentu yang membedakan dengan anggota
dari kelompok lainnya, atau sering disebut dengan karakter taksonomi. Karakter
taksonomi meliputi karakter kualitatif (diekspresikan dengan gambar atau kata-kata),
misalnya warna dan bentuk, dan karakter kuantitatif (dapat dihitung atau diukur),
misalnya jumlah kaki dan jari (Radiopoetro, 1991). Menurut King et al (1975),
karakter taksonomi meliputi karakter morfologi, etiologi, ekologi, fisiologi dan
biogeografi.
Berdasarkan ada tidaknya sistem tulang belakang, hewan dibagi menjadi dua
yaitu hewan vertebrata dan hewan avertebrata. Vertebrata adalah subphylum terbesar
dari Chordata yang mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang yang
disusun dari tulang rawan dan tulang sejati. Tulang-tulang yang menyusun tulang
belakang disebut vertebrae. Hewan vertebrata memiliki struktur tubuh yang jauh
lebih sempurna dibandingkan dengan hewan avertebrata, dan memiliki tali yang
merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan
kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang
punggung (avertebrata). Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah
memiliki sistem kerja dan sefalisasi yang lebih sempurna dibandingkan hewan
avertebrata. Peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh
menjadi salurannya (Campbell et al, 2004).
Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de
Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata
mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia. Lamarck
membagi avertebrata ke dalam dua kelompok yaitu Insecta (serangga) dan Vermes
(cacing). Tapi sekarang, avertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30 sub-fila
mulai dari organisme yang simpel seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme
yang lebih kompleks seperti mollusca dan arthropoda (Radiopoetro, 1991). Menurut
Pratt (1935), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau
populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas. Berdasarkan habitatnya,
habitat hewan avertebrata dapat dikelompokkan menjadi hewan akuatik, semi-
akuatik, terestrial dan aboreal.
Coelenterata adalah golongan plankton yang bersifat carnivora. Hewan ini
menangkap mangsanya dengan tentakel yang dilengkapi dengan sel-sel penyengat
yang dinamakan nematocyst. Sebenarnaya medusa yang paling umum terdapat di
lautan mempunyai ukuran yang besar. Sepintas bentuknya hampir mirip dengan
medusa, tetapi kenyataannya tubuh mereka terdiri dari gabungan beberapa individu
(zooid) yang mungkin mempunyai fungsi yang berbeda satu sama lain. Misalnya
yang satu berfungsi sebagai alat untuk berkembang biak (Radiopoetro, 1991).
Menurut Djuhanda(1982), phylum Coelenterata memiliki beberapa ciri yang
antara lain :
1. Memiliki tubuh simetri radial.
2. Tipe tubuhnya ada 2 macam :
a. Bentuk polip yaitu hidup berkoloni dan hidup melekat pada substrat.
b. Bentuk medusa yaitu biasa hidup bergerak.
3. Mempunyai nematocyst yang bersifat racun.
4. Rongga pencernaan seperti kantong dan bersifat gastrovaskuler.
5. Mulut dikelilingi tentakel.
6. Hidup di dalam air, terutama di air laut.
7. Hidup didalam air, terutama air laut.
Menurut Sumantadinata (1981), karakteristik phylum Echinodermata antara
lain
1. Tubuhnya tidak bersegmen.
2. Memiliki simetri radial.
3. Tubuhnya berbentuk bintang dengan lima atau lebih daerah ambulakral,
berselang-seling dengan daerah interambulakral.
4. Tidak mempunyai kepala atau otak
5. System sensorinya menggunakan tentakel, podia, pangkal tentakel,
fotoreseptor dan stasosit.
6. Tidak memiliki anus.
7. Bergerak dengan kaki tabung dan durinya yang berasal dari daerah
ambulakral.
Menurut Oemardjati (1990), ciri-ciri yang dimiliki oleh Porifera antara lain :
1. Memiliki system saluran yang bertindak seperti halnya system sirkulasi
pada hewan tingkat tinggi.
2. Memiliki kerangka yang terdiri dari kapur karbonat atau silicon dalam
bentuk spikula atau dari spongin dalam bentuk serat.
3. Makanan berupa partikel organik seperti bakteri, mikroalga, dan detritus.
4. Perkembangbiakan secara aseksual.
Menurut Rudiana (2009), ciri-ciri yang dimiliki oleh Platyhelminthes antara
lain :
1. Tubuhnya tidak beruas, triploblastic, simetris bilateral.
2. Hemaprodit.
3. Belum memiliki rongga tubuh (coelom).
4. Mulutnya terletak di bagian bawah dan di tengah tubuhnya, tidak di ujung
tubuh seperti kebanyakan hewan.
Menurut Bullough (1960), ciri-ciri yang dimiliki oleh Annelida antara lain :
1. Tubuhnya dibagi kedalam satu deretan memanjang ruas-ruas serupa
metamer atau somit.
2. Rongga tubuh antara saluran pencernaandan dinding tubuh merupakan
dinding tubuh yang sebenarnya.
3. Mempunyai ruas pra-oral yang dinamakan prostonium.
4. Kutikula bukan dari bahan kitin.
5. Permukaan tubuh ada yang dilengkapi dengan bulu-bulu kitin atau bulu
kaku
Mollusca berasal dari kata mollis yang berarti lunak. Hewan yang termasuk
phylum ini tubuhnya lunak,tidak beruas-ruas, dan tubuhnya ditutupi oleh cangkang
yang terbuat dari kalsium karbonat, tetapi adapula yang tidak bercangkang. Mollusca
hidup di laut. Simetri tubuhnya bilateral. Tubuhnya dapat mengeluarkan lendir untuk
membantu berjalan. Reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal
(Djuhanda, 1982).
Sifat umum yang terpenting dan berlaku untuk semua anggota
kelompok Arthropoda dan khas filum ini ialah adanya embelan tubuh yang bersendi
(jointed appendages) dan bebas dari bulu getar. Bentuk tubuhnya simetris bilateral
dan tubuhnya terdiri dari ruas-ruas yang tersusun secara linear berurutan. Masing-
masing ruas atau pada beberapa ruas melekat pada tubuh. Tubuh tertutup kerangka
luar dari kitin yang elastis pada bagian-bagian pergerakan sendi (Carpenter, 1998).
Salah satu kelas dari Arthropoda adalah Malacostraca, kelas ini memiliki 2 jenis
antena dimana 1 antenanya lebih panjang (Charles, 2009).
III. MATERI DAN METODE
A. MATERI
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 1 adalah bak preparat,
pinset, kaca pembesar, mikroskop, lembar laporan sementara, dan alat tulis. Bahan
yang digunakan adalah cumi-cumi (Loligo sp.), bekicot (Achatina fulica), planaria
Dugesia sp.), cacing tanah (Pheretima sp.), kepiting (Scylla sp.), kaki seribu (Jullus
sp.), udang (Macrobrachium sp.), kalajengking (Heterometrus sp.), capung
(Orthetrum Sabina), belalang (Valanga sp.), bintang laut kecil (Parvulastra sp.) dan
bintang ular (Ophiocoma sp.).
B. METODE
Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain :
1. Preparat disiapkan pada bak preparat.
2. Preparat diamati ciri-ciri morfologinya.
3. Preparat digambar pada lembar laporan praktikum sementara.
4. Preparat yang telah digambar dideskripsikan.
5. Catat hasil pada tabel pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1
2
6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:1. Prostonium2. Peristonium3. Klitellum4. Postenium5. Seta 6. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:7. Prostonium8. Peristonium9. Klitellum10. Postenium11. Seta 12. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:13. Prostonium14. Peristonium15. Klitellum16. Postenium17. Seta 18. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:19. Prostonium20. Peristonium21. Klitellum22. Postenium23. Seta 24. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:25. Prostonium26. Peristonium27. Klitellum28. Postenium29. Seta 30. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Bekicot
Nama Ilmiah : Achatina fulica
1 7 43 6
KETERANGAN:1. Apex 2. Sutura3. Garis Pertumbuhan4. Tentakel Ventral5. Tentakel Dorsal6. Mata7. Gastropod
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : MolluscaClass : GastropodaOrdo : StylommatophoraFamily : AchatinidaeGenus : AchatinaSpecies : Achatina fulica
5
2
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:31. Prostonium32. Peristonium33. Klitellum34. Postenium35. Seta 36. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:37. Prostonium38. Peristonium39. Klitellum40. Postenium41. Seta 42. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:43. Prostonium44. Peristonium45. Klitellum46. Postenium47. Seta 48. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Capung
Nama Ilmiah : Orthetrum sabina
2
2
2
KETERANGAN:1. Cephal2. Thorax3. Abdomen4. Mata Facet5. Mata Oceli6. Mulut7. Sayap Transparan8. Titik Nodus9. Stigma10. 3 pasang Kaki11. Terminal Abdomen
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass : InsectaOrdo : OdonataFamily : LibellulidaeGenus : OrthetrumSpecies : Orthetrum sabina
2
2
4
v4
2
2
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:49. Prostonium50. Peristonium51. Klitellum52. Postenium53. Seta 54. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Nama Lokal : Cacing tanah
Nama Ilmiah : Pheretima sp.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengelompokkan Hewan Avertebrata
Dasar Dugesia Pheretima Loligo Achatina Keterangan
1 2 6 2
3 2
4 2
KETERANGAN:55. Prostonium56. Peristonium57. Klitellum58. Postenium59. Seta 60. Anus
KLASIFIKASI:Kingdom : AnimaliaPhylum : AnnelidaClass : HaplotaxidaOrdo : ClitellataFamily : MegascolecidaeGenus : PheretimaSpecies : Pheretima sp.
Pengelompokkan sp. sp. sp. fulica
Tingkat Organisasi Organ Organ Organ Organ Avertebrata
Coelom Acoelom Coelom Coelom Coelom Avertebrata
Simetri tubuh Bilateral Bilateral Bilateral Bilateral Avertebrata
Metamerisme - - - Avertebrata
Tagmatisasi - - - - Avertebrata
Dasar
PengelompokkanScylla sp.
Macrobra
chium sp.
Heterom
etrus sp.
Jullus
sp.Keterangan
Tingkat Organisasi Organ Organ Organ Organ Avertebrata
Coelom Coelom Coelom Coelom Coelom Avertebrata
Simetri tubuh Bilateral Bilateral Bilateral Bilateral Avertebrata
Metamerisme - - - - Avertebrata
Tagmatisasi Avertebrata
Dasar
Pengelompokkan
Orthetru
m Sabina
Valanga
sp.
Parvulast
ra sp.
Ophiocom
a sp.Keterangan
Tingkat Organisasi Organ Organ Organ Organ Avertebrata
Coelom Coelom Coelom Coelom Coelom Avertebrata
Simetri tubuh Bilateral Bilateral Radial Radial Avertebrata
Metamerisme - - - - Avertebrata
Tagmatisasi - - Avertebrata
B. Pembahasan
Hasil praktikum didapat dengan cara mengamati ciri-ciri morfologi preparat
yang meliputi kesimetrian tubuh, metamerisme, tagmatisasi, tingkat organisasi dan
coelom. Berdasarkan hal tersebut didapatkan semua preparat berada pada tingkat
organisasi organ, semua preparat coelom kecuali planaria Dugesia sp.), simetri
tubuhnya semua bilateral kecuali bintang laut kecil (Parvulastra sp.) dan bintang ular
(Ophiocoma sp.). Semua preparat tidak memiliki metamerisme kecuali cacing tanah
(Pheretima sp.) dan yang memiliki tagmatisasi yaitu kepiting (Scylla sp.), kaki seribu
(Jullus sp.), udang (Macrobrachium sp.), kalajengking (Heterometrus sp.), capung
(Orthetrum Sabina) dan belalang (Valanga sp.).
Berdasarkan hasil praktikum cumi-cumi (Loligo sp.) dan bekicot (Achatina
fulica) mewakili phylum Mollusca. Planaria Dugesia sp.) mewakili phylum
Platyelminthes. Cacing tanah (Pheretima sp.) mewakili phylum Annelida. Kepiting
(Scylla sp.), kaki seribu (Jullus sp.), udang (Macrobrachium sp.), kalajengking
(Heterometrus sp.), capung (Orthetrum Sabina) dan belalang (Valanga sp.) mewakili
phylum Arthropoda. Bintang laut kecil (Parvulastra sp.) dan bintang ular
(Ophiocoma sp.) mewakili phylum Echinodermata.
Luwing atau kaki seribu (Jullus sp.) merupakan hewan berhabitat terestrial.
Hewan ini masuk dalam kelas Myriapoda. Myriapoda merupakan gabungan dari
kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas
mempunyai satu pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala
dan abdomen. Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat
terutama tempat yang banyak mengandung sampah, kebun, dan di bawah batu-
batuan.
Cumi-cumi (Loligo sp.) adalah hewan berhabitat akuatik. Hewan ini termasuk
dalam kelas Cephalopoda yang masuk dalam phylum Mollusca. Kata Mollusca
berasal dari bahasa latin yang berarti mollis yang berati lunak.oleh sebab itu,
mollusca disebut juga hewan bertubuh lunak. Tubuh berbentuk bulat simetris dan
tidak bersegmen. Sebagian besar jenis Mollusca mempunyai cangkang (mantel),
yaitu lapisan jaringan yang menutupi organ-organ viseral dan membentuk rongga
mantel. Cangkang Mollusca tersusun atas zat kapur (CaCO3) yang berguna untuk
melindungi diri, misalnya kerang dang keong.Tubuh kedua hewan tadi tersimpan di
dalam cangkang sehingga tak nampak dari luar. Bila keadaan aman tubuh dijulurkan
keluar dan yang tampak pertama kali adalah kakinya, dan kaki tersebut untuk
berjalan atau berenang.
Cephalopoda merupakan hewan yang kakinya terletak dikepala. Kaki ini
dikenal dengan tentakel atau lengan. Tempat hidup hewan ini di laut. Tubuh terdiri
atas kepala, badan, dan leher. Kepala dilengkapi dengan 1 pasang mata dan 8 buah
tentakel (pada Octopus) atau 10 buah lengan (8 lengan dan 2 buah termodifikasi
menjdi tentakel) yang mengelilingi mulutnya, contoh cumi-cumi dan sotong.tentakel
ini berfungsi untuk menangkap mangsa.
Bintang laut kecil (Parvulastra sp.) adalah hewan akuatik yang masuk dalam
kelas Asteroidea dalam phylum Echinodermata. Tubuh Asteroidea memiliki duri
tumpul dan pendek. Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti
catut yang disebut pediselaria. Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan
serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran. Bagian tubuh dengan mulut disebut
bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Kaki
ambulakral hewan ini selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga
dapat melekat kuat pada suatu dasar. Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
1. Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian
dorsal tubuh.
2. Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat.
3. Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan .
4. Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.
Belalang (Valanga sp.) adalah hewan yang berhabitat terestrial yang masuk
dalam kelas Insecta dan termasuk dalam phylum Arthropoda. Kelas Insecta memiliki
ciri-ciri antara lain memiliki 3 pasang kaki, sehingga disebut juga heksapoda. Hewan
ini memiliki antenna sebagai fotoreseptor dan juga memiliki 2 jenis mata yaitu mata
facet dan mata oceli. Tipe mulut hewan ini adalah tipe penggigit dan pengunyah.
Bagian thorax dibagi menjadi prothorax, mesothorax dan metathorax. Kaki hewan ini
dibagi menjadi 3 yaitu femur, tibia dan tarsus. Alat reproduksinya yaitu spiracle.
Sayap belalang ada 2 yaitu sayap luar dan sayap dalam. Sayap luar untuk proteksi
dan sayap dalam untuk terbang.
Kalajengking (Heterometrus sp.) merupakan hewan berhabitat terestrial yang
masuk kedalam kelas Arachinida. Hewan ini memiliki telson untuk proteksi. Memilii
dactilus (bagian dari capit yang tidak bergerak) dan polex (bagian yang dapat
bergerak). Hewan ini memiliki 2 jenis mata yaitu mata lateral sebanyak 1 buah dan
mata median sebanyak 5 buah.
Planaria Dugesia sp..) merupakan hewan berhabitat akuatik. Hewan ini
termasuk phylum Platyhelminthes. Hewan ini memiliki eyes spots, dan auricle yang
berfungsi untuk menerima sensor. Rongga gastrovaskuler berfungsi sebagai saluran
pencernaan. Bagian anterior tubuh Dugesia sp. berbentuk segitiga dan memiliki
sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut auricle. Bintik
mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang, sedangkan auricle berfungsi
sebagai indera pembau saat Dugesia sp. mencari makanannya. Permukaan tubuh
bagian ventral Dugesia sp. memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan. Pada
bagian tengah tubuhnya terdapat mulut melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar
untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus.
Sistem eksresi Dugesia sp. terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut
protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai
ke sel-sel api dalam tubuhnya. Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan
memiliki silia di dalamnya. Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air
dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api. Dugesia sp.
merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan
hanya oleh satu individu. Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu
Dugesia sp., zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva.
Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan
tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya regenerasinya yang
sangat tinggi.
Kepiting (Scylla sp.) merupakan hewan berhabitat akuatik. Hewan ini
termasuk dalam phylum Arthropoda. Kepiting memiliki 2 jenis kaki yaitu kaki jalan
dan kaki renang. Terdapat carapax yang berfungsi untuk melindungi cephalothorax.
Kepiting memiliki dactilus ddan polex. Tubuhnya bersegmen-segmen. Seluruh
tubuhya tertutup oleh eksoskeleton yang terbuat dari zat kitin.
Udang (Macrobrachium sp.) adalah hewan yang masuk dalam kelas
Malacostraca pada phylum Arthropoda. Hewan ini berhabitat akuatik. Udang
mempunyai 3 jenis kaki yaitu kaki jalan (periopod) yang berjumlah 4 pasang dan 1
pasangnya termodifikasi menjadi capit. Kaki yang kedua adalah kaki renang
(pleopod) dan kaki dayung (uropod). Udang juga memiliki telson sebagai alat
proteksi. Bagian kepala udang yang keras disebut dengan carapax. Terdapat antena
(bagian yang lebih panjang) yang berfungsi sebagai fotoreseptor, dan antenula
(bagian yang lebih pendek) sebagai kemoreseptor.
Cacing tanah (Pheretima sp.) merupakan hewan yang termasuk dalam kelas
Haplotaxida. Cacing memiliki mulut (prostonium) yang berfungsi untuk makan,
peristonium berfungsi pada saat respirasi. Klitenium untuk meletakkan telur.
Postonium untuk respirasi. Seta merupakan rambut-rambut yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop dan yang terakhir ada anus.
Capung (Ortherum sp.) adalah hewan yang masuk dalam kelas Insecta.
Capung memiliki 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap transparan dan terdapat nodus
sebgai titik keseimbangan. Hewan ini bersifat hemametabola, mulut pada hewan ini
bertipe penggigit dan pengunyah. Capung memiliki 2 jenis mata yaitu mata facet dan
mata oceli
Bekicot (Achatina fulica) adalah hewan yang masuk dalam kelas Gastropoda
dalam phylum Mollusca yang sangat besar. Bentuk cangkang bekicot pada umumnya
seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak kerucut merupakan
bagian yang tertua, disebut apex. Bagian cangkang terdapat garis pertumbuhan.
Tentakelnya ada 2 yaitu tentakel dorsal dan tentakel ventral. Bagian pada daerah
tentakel dorsal terdapat mata. Alat geraknya disebut gastropod.
Bintang ular laut (Ophiocoma sp.)adalah hewan berhabitat akuatik yang
masuk dalam kelas Ophiuroidea. Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri
dari lempeng-lempeng kapur. Lempeng-lempeng kapur ini bersendi satu dengan
yang lainnya dan terdapat di dalam kulit. Hewan ini juga umumnya mempunyai duri-
duri kecil. Duri-durinya berbentuk tumpul dan pendek. Hewan ini memiliki kaki
tabung untunk berjalan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Hewan avertebrata merupakan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
Ciri-ciri hewan avertebrata yaitu memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih
sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang belakang
(vertebrata), sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah hewan
avertebrata lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata, dan biasanya
memiliki segmen pada tubuhnya.
2. Hewan avertebrata yang hidup di habitat yang berbeda memiliki perbedaan yang
salah satunya terletak pada alat geraknya. Hewan terestrial memiliki alat gerak
berupa kaki. Hewan akuatik memiliki kaki tabung. Hewan arboreal punya sayap.
Hewan sub-terran memiliki seta.
3. Hewan phylum Arthropoda memiliki tubuh yang bersegmen-segmen. Hewan
phylum Echinodermata memiliki tubuh dengan simetri radial. Hewan pada
phylum Mollusca memiliki mantel. Hewan pada phylum Platyelminthes tidak
memiliki coelom. Hewan phylum Annelida memiliki tubuh yang bersegmen.
B. Saran
Praktikan harus bisa mengatur waktu dengan baik supaya lebih efisien dalam
menggambar preparat yang diamati. Gambar preparat yang diamati tidak harus bagus
dan sama dengan aslinya, yang penting bagian-bagian dan keterangannya jelas.
DAFTAR REFERENSI
Bullough, W. S. 1960. Practical Invertebrate Anatomy. St Martin’s Press, New York.
Campbell, A. Neil, et al. 2004. Biology Edisi Kelima Jilid Kedua. Erlangga, Jakarta.
Carpenter, E.K and Volker. R.N. 1998. The Living Marine Resources Of The Western Central Pacific. Vol 2. Cephalopods, Crustaceans, Holothurians, Sharks. FAO of United Nations, Rome.
Charles, O.C and James. K.L. 2009. Cheirocratidae. Benthic Amphipoda (Crustacea:Peracarida) of the Great Barrier Reef, Australia.
Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan. Armico, Bandung.
Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.
King, B., M. Woodcock, and E.C. Dickinson. 1975. A Field Guide to The Birds of South-East Asia. Collins, London.
Oemardjati, H.S. 1990. A Manual of The Common Invertebrates Animals. McGraw Hill. Company Inc, New York.
Pratt H S. 1935. A Manual of The Common Invertebrates Animals. McGraw Hill. Company Inc, New York.
Radiopoetro. 1991. Zoology. Erlangga, Jakarta.
Rudiana, Esti. 2009. Jurnal :Morfologi dan Anatomi Cumi-cumi Loligo duvauceli yang Memancarkan Cahaya, FPIK Undip Semarang.
Sumantadinata. 1981. Vertebrata dan Avertebrata jilid 1. UI Press, Jakarta.
Walter, H. 1959. Biology of the Vertebrates. The Mac Millan Company, America.
Weichert, Charles K. 1984. Element of Chordate Anatomy 4th Edition. McGraw Hill Publishing Company Limited, New Delhi.