avertebrata air

19
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17508 pulau dengan panjang garis pantai 81000 km, memilki potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar. Sumberdaya alam yang ada di wilayah pesisir dan lautan ini telah dimanfaatkan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan manusia, baik sebagai mata pencaharian sumber pangan, mineral, energi, devisa Negara dan lain- lain. Agar potensi sumber daya ala mini dapat dimanfaatkan sepanjang masa dan berkelanjutan diperlukan upaya pengelolaan yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam arti memperoleh manfaat yang optimal secara ekonomi akan tetapi juga sesuai dengan daya dukung dan kelestarin lingkungan. Sehingga dalam pengelolaan tidak hanya memanfaatkan akan tetapi juga memelihara dan juga melestarikannya. Wilayah pesisir yang bersifat dinamis dan retan terhadap perubahan lingkungan baik karena prose salami maupun aktivitas manusia. Dalam melakukan berbagai aktifitas unutk mningkatkan tarap hidupnya, manusia melakukan perubahan-perubahan terhadap ekosistem dan sumber daya alam sehingga berpengaruh terhadap lingkungan diwilayah pesisir, Crustacea adalah suatu kelompok terbesar dari Filum arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya disebut 1

Upload: adinda-kurnia-putri

Post on 06-Aug-2015

268 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Avertebrata Air

BAB I

PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17508

pulau dengan panjang garis pantai 81000 km, memilki potensi sumberdaya pesisir

dan lautan yang sangat besar. Sumberdaya alam yang ada di wilayah pesisir dan

lautan ini telah dimanfaatkan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan manusia, baik

sebagai mata pencaharian sumber pangan, mineral, energi, devisa Negara dan lain-

lain. Agar potensi sumber daya ala mini dapat dimanfaatkan sepanjang masa dan

berkelanjutan diperlukan upaya pengelolaan yang memperhatikan aspek-aspek

lingkungan dalam arti memperoleh manfaat yang optimal secara ekonomi akan tetapi

juga sesuai dengan daya dukung dan kelestarin lingkungan. Sehingga dalam

pengelolaan tidak hanya memanfaatkan akan tetapi juga memelihara dan juga

melestarikannya.

Wilayah pesisir yang bersifat dinamis dan retan terhadap perubahan lingkungan

baik karena prose salami maupun aktivitas manusia. Dalam melakukan berbagai

aktifitas unutk mningkatkan tarap hidupnya, manusia melakukan perubahan-

perubahan terhadap ekosistem dan sumber daya alam sehingga berpengaruh terhadap

lingkungan diwilayah pesisir, Crustacea adalah suatu kelompok terbesar dari Filum

arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan

biasanya disebut sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-hewan

yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip.

Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa

kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat.

Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat

parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya. Sebagian besar crustacean

hidup akuatis, dan bernapas dengan insang. Eksoskleton keras terdiri dari zat kitin

yang berlendir. Antena sepasang. Alat-alat tambahan bersifat tipikal biramus

(bercabang dua). Kepala terbentuk sebagai persatuan segmen-segmen, kadang-

kadang bersatu dengan dada membentuk sefalotoraks.

2. Tinjauan Pustaka

1

Page 2: Avertebrata Air

Crustacea berasal dari kata Crusta yang berarti cangkang. Tubuh Crustacea

terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau

badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang

disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan

4 pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang

atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki

renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian

abdomen juga berfungsi untuk menyimpan telurnya. Tubuh Crustacea bersegmen

(beruas). Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu memiliki 2 pasang

antenna, 1 pasang mandibula untuk menggigit mangsanya, 1 pasang maksilla, 1

pasang maksilliped. Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan

dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap

ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di

dasar perairan.

Sistem Gerak Crustacea menggunakan kaki–kakinya untuk bergerak. Terdiri

dari lima pasang kaki yang masing masing untuk sepasang kaki paling depan dan

paling besar di gunakan untuk mencapit sesuatu, empat kaki sesudahnya di gunakan

untuk berjalan dan juga memiliki lima pasang kaki di bagian belakang yang

fungsinya untuk berenang (kaki renang). Serta ia juga menggunakan ekornya untuk

bergerak. Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya

darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin,

melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.

rustacea memiliki system pecernaan yang sempurna, karena di tubuhnya sudah

ada mulut dan anus. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior

tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior.

Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala dada di

kedua sisi abdomen. Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali

Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.

O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah

berlawanan. O2ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuluh darah.

Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Sisa

pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut

kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala. Sistem saraf Crustacea disebut sebagai

sistem saraf tangga tali, dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena

2

Page 3: Avertebrata Air

(indra peraba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan). Hewan

ini bersifat hemaprodit. Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada

beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga.

Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan

terjadi secara eksternal (di luar tubuh)

Klasifikasi Crustacea dibagi menjadi 2 subkelas yaitu Enormostraca (berukuran

kecil) yang merupakan zooplankton yang banyak terdapat di perairan air laut atau

tawar (Ordo Copepoda, Ordo Cladocera, Ordo Ostracoda, Ordo Amphipoda) dan

Malacostraca yang pada umumnya hidup dilaut, air tawar maupun darat (Udang

Ordo Isopoda/Berkaki seragam, Ordo Decapoda/Berkaki sepuluh, dan mempunyai 5

pasang anggota gerak pada segmen dada sebagai kaki. Jenisnya seperti udang, ketam,

kepiting, rajungan.

3

Page 4: Avertebrata Air

BAB II

CLASS MALACOSTRACA

2.1 Klasifikasi Malacostraca (Crustacea Berukuran Besar)

Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada

entomostraca. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan

kepiting. Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar.

Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.

Isopoda

Isopoda memiliki bentuk tubuh yang pipih, dorsiventral, berkaki sama.

Contoh: - Onicus asellus (kutu perahu)

- Limnoria lignorum (Keduanya adalah pengerek kayu

Stomatopoda

Contoh: - Squilla empusa (udang belalang)

Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai

warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala

dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan

antena.

Decapoda

Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang

sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak

digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya

adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi satu

(cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki

atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air

tawar, dan beberapa yang hidup di laut . Contoh : Cambarus sp (Udang air

tawar), Panulirus sp(Udang Laut / Lobster), Penaeus sp(Udang Windu / udang

air payau), Macrobrancium rosenbergii(Udang Galah), Panulirus versicolor

(Udang Karang), Palaemon carcinus(Udang Satang), Neptunus pelagicus

(Rajungan), Paratelpausa malculata (Yuyu), Paratelpausa tridentata(Ketam),

Scylla serrata , Partunus sexdentalis(Kepiting).

4

Page 5: Avertebrata Air

a) Contoh spesies malacostraca

2.2 Morfologi Malacostraca

Malacostraca ada yang hidup di laut dan ada pula yang hidup di air tawar.

Malacostraca memiliki mata faset dan memiliki pembungkus sefalotoraks yang

dinamakan karapaks. Pernapasan menggunakan insang yang terdapat di bawah

5

Birgus latroKingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaClass : CrustaceaSubclass : MalacostracaOrdo : DecapodaFamili : CoenobitidaeGenus : BirgusSpesies : Birgus latro

Udang Putih (P. merguensis)

Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaClass : CrustaceaSubclass : MalacostracaOrdo : Decapoda

Famili : PenaeidaeGenus : PenaeusSpecies : P.merguensis.

Udang Pasir (Scyllorussp.)Kingdom :AnimaliaFilum :ArthropodaClass :CrustaceaSubclass :MalacostracaOrdo :DecapodaFamili :ScylloridaeGenus :ScyllorusSpecies : Scyllorus sp.

Page 6: Avertebrata Air

karapaks. System pencernaan terdiri atas mulut yang dilengkapi gigi yang kuat,

esophagus, lambung, usus halus, kelenjar pencernaan, dan anus. Sistem peredaran

darah pada Malacostraca merupakan system peredaran darah terbuka. Jantung

merupakan organ pada system peredaran darah Malacostraca. System ekskresi

memiliki alat yang dinamakan kelenjar hijau (green glands) yang berfungsi

membuang zat-zat yang bersifat sampah dari darah.

Hewan ini memiliki system saraf tangga tali. Organ sensoris telah

berkembang dengan baik, seperti mata faset, antenna, dan alat keseimbangan pada

dasar antena yang dinamakan statocyst. Udang, lobster,dan kepiting merupakan

hewan yang termasuk Malacostraca. Hewan tersebut merupakan sepertiga dari

keseluruhan Crustacea. Udang, lobster dan kepiting dikelompokan di dalam ordo

Decapoda, yaitu hewan yang memiliki sepuluh kaki. Jenis Malacostraca

diantaranya udang karang (Panulirus sp), udang yuyu (Paratelphusa convexa),

kepiting (Astracus cancer), udang belalang (Squilla sp), kutu kayu di laut

(Lymnirua sp), dan lobster (Honarus americanus).

Malacostraca mempunyai ruas-ruas tubuh yang tampak jelas, terdiri atas 5

ruas kepala, 8 ruas thorax dan 6 ruas abdomen. Pada tiap ruas tubuh terdapat

sepasang apendik yang pada dasarnya biramus. Pada ujung abdomen terdapat

telson. Gonophore betina pada ruas torax ke-6 dan gonophore jantan pada ruas

thorax ke-8. Pada kebanyakan malacostraca, saluran pencernaan depan (foregut)

termodifikasi menjadi lambung dengan 2 ruang yang dilengkapi gigi penggiling

dan setae penyaring seperti sisir, untuk menggiling makanan menjadi butir-butir

halus, disaring dan dialirkan ke usus. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu

kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Hewan yang termasuk

kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting.

6

Page 7: Avertebrata Air

2.3 Peranan dan Manfaat

Berbagai jenis decapoda seperti udang, kepiting dan udang karang

mempunyai nilai niaga yang tinggi, sebagai bahan makanan berprotein tinggi.

Bahkan sejak tahun 1980 udang windu, Penaues monodon merupakan komoditi

ekspor Indonesia dan dibudidayakan dalam tambak. Udan gronggeng dan kepiting

kelapa juga digemari banyak orang dan sudah masuk rumah makan. Udang rebon,

ordo Mysidae, merupakan bahan baku pembuatan terasi, dan juga diperdagangkan

sebagai rebon kering asin. Semua ini memberi mata pencaharian bagi nelayan,

penangkap, pedagang pengumpul, pengangkutan dan rumah makan. Disamping

menguntungkan ada juga yang merugikan yakni; kepiting air tawar dari famili

Potamonidae acapkali merusak benih padi sawah. Manfaatnya juga sebagai bahan

makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting. Dalam bidang

ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal

anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.

7

Page 8: Avertebrata Air

2.4 Potensi dan Distribusi

Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia

dengan luas perairan laut termasuk zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) sekitar

5.8 juta kilometer persegi atau 75% dari total wilayah Indonesia. Wilayah laut

tersebut ditaburi lebih dari 17.500 pulau dan dikelilingi garis pantai sepanjang 81.000

km yang merupakan terpanjang di dunia setelah Kanada. Di sepanjang pantai

tersebut, yang potensial sebagai lahan tambak ± 1.2 juta Ha. Salah satu contoh

malacostraca yang potensial adalah udang, kepiting dan rajungan. Ketiga contoh

malacostraca tersebut menjadi sangat potensial karena dengan kandungan gizinya

yang tinggi juga rasanya yang enak. Kepiting, rajungan dan udang telah di ekspor

keberbagai negara dan menjadi pemasukan negara yang cukup besar.

2.5 Aspek Ekologi, Biologi dan Fisiologi

- Ciri Fisiologi Malacostraca

Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada

entomostraca. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan

kepiting. Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain hewan kelompok satu ini.

Udang memiliki eksoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya. Tubuhnya

terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk

sefalotoraks, serta abdomen. Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton

yang keras berupa karapaks. Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang

disebut rostrum. Di dekat rostrum terdapar mata faset (majemuk) yang bertangkai.

Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen. Dibagian kaput

terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut.

Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat

keseimbangan tubuh.

Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila.

Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped,

sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan (periopod). Maksiliped tersebut

berfungsi sebgai penyaring makanan. Seliped berfungsi untuk mencari makanan

dan melindungi diri dari musuh. Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki

renang (pleopod). Pada ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi

untuk berenang (urupod). Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu

8

Page 9: Avertebrata Air

menjadi gonopod. Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat kopulasi.

Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa

anaknya. Saluran pencernaan udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus,

dan anus. Mulut dan esofagus terletak di bagian bawah sefalotoraks. Lambung

( terletak di sefalotoraks ) dan usus (terletak di abdomen) berada disepanjang

bagian dorsal tubuh. Hati yang merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian

toraks dan abdomen. Makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-

ikan kecil. Sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak

di kepalanya. Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral

tubuhnya dekat kaki. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah,

dan sinus yang rongganya berdinding tipis. Organ kelamin bersifat dioseus.

2.6 Aspek Biologi

Bedasarkan Toro dan Sugiarto salah satu contoh hewan malacostraca,

Penaeidae hidup dalam dua fase yaitu:

Fase di tengah laut (paneluran)

Udang dewasa hidup dan berbiak di tengah laut (jauh dari pantai). Beberapa

saat sebelum kawin, udang betina berganti kulit terlebih dahulu. Matang

telur ditandai dengan ovari yang memanjang di bagian dorsal, melebar ke

kiri dan kanan, berwarna kehijauhijauan sampai hijau tua atau coklat tua.

Keadaan tersebut biasanya menandakan udang betina sudah siap bertelur

dan spermatophora telah diterima dari udang jantan. Induk udang matang

telur akan melepaskan telur-telurnya (berpijah) di laut pada malam hari.

Telur-telur diletakkan di dasar laut dan akan menetas, menjadi larva (dalam

bentuk beberapa tingkatan) dan bersifat planktonik. Larva akan terbawa arus

hingga ke daerah mangrove (ke daerah-daerah asuhan)

Fase di perairan muara sungai

Hidupnya secara merayap atau melekat pada benda-benda di dasar perairan

dan banyak sekali dijumpai di pantai-pantai terutama di perairan muara

sungai daerah hutan mangrove yang berfungsi sebagai tempat berlindung.

Anakan udang hidup menyesuaikan diri pada salinitas yang bervariasi antara

4-35%0 dengan suhu yang cukup tinggi dan umbuh hingga menjadi juvenil

muda serta siap bermigrasi kembali ke laut hingga dewasa untuk melakukan

siklus berikutnya. Udang karang (lobster) memiliki siklus hidup yang

9

Page 10: Avertebrata Air

kompleks. Telur-telur setelah dibuahi akan terus berkembang hingga terlihat

bintik mata dan menetas menjadi larva phyllosoma dan kemudian menjadi

larva “peurulus”. Lamanya waktu yang dijalani oleh tiap jenis lobster

berbeda-beda di dalam siklus hidupnya. Udang yang hidup di perairan

tropik akan berbeda (lebih singkat) dengan yang hidup di perairan sub-

tropik. Udang betina dewasa yang tidak dibuahi setelah berganti kulit, maka

akan mati dan kegagalan mengeluarkan telur juga akan mengakibatkan

kematian

2.7 Aspek Ekologi

Malacostracan hidup di berbagai habitat laut dan air tawar, dan tiga perintah

memiliki anggota terestrial: Amphipoda (Talitridae), Isopoda (Oniscidea, kutu

kayu) dan Decapoda (kelomang darat, kepiting dari keluarga Ocypodidae,

Gecarcinidae dan Grapsidae, dan darat crayfish). Mereka berlimpah dalam semua

ekosistem laut, dan sebagian besar spesies adalah pemulung, meskipun beberapa,

seperti kepiting porselen, adalah filter feeder, dan beberapa, seperti udang mantis

adalah karnivora.

Contoh hewan malacostraca, udang memiliki habitat yang berbeda

tergantung dari jenis dan persyaratan hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur

hidupnya. Sebagian besar udang hidup di laut, yang keberadaannya di perairan

dengan bentuk tubuh yang bersegmen-segmen, sehingga mudah berjalan dan

berenang dengan cepat. Habitat yang disukai hewan ini pada umumnya adalah

dasar laut yang bersubstrat lunak dan biasanya terdiri dari campuran lumpur dan

pasir. Pada umumnya udang bersembunyi di siang hari untuk mengindari predator,

banyak di antaranya hidup dalam lubang di pasir, di terumbu karang yang hidup

dan yang mati atau di bawah batu-batu.

Udang karang banyak dijumpai di perairan pesisir dengan dasar perairan

berupa pasir berbatu. Udang tersebut (lobster) hidup berkelompok serta bersifat

“nocturnal” (mencari makan pada malam hari) dan pada siang hari mereka

bersembunyi di tempat-tempat yang gelap dan terlindung di dalam lubang-lubang

batu karang. Udang yang masih bersifat bentik, hidup pada permukaan dasar laut

yang bersubstrat lunak. Penaeus merguiensis dan Penaeus indicus, memiliki daya

penyesuaian yang tinggi terhadap semua tipe dasar perairan, tetapi lebih menyukai

dasar perairan lumpur liat berpasir. Penaeus latisulcatus dan Penaeus monodon

10

Page 11: Avertebrata Air

menyukai perairan dengan tekstur dasar lumpur berdebu oleh karenanya hutan

mangrove yang memiliki dasar perairan berupa lumpur, merupakan habitat yang

paling disukai oleh jenis udang, karena jejaring makanan yang tidak pernah putus

menjadikannya sebagai tempat (niche) yang sangat baik untuk berlindung, tempat

bertelur dan tempat mencari makan.

11

Page 12: Avertebrata Air

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Indonesia adalah negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua

setelah Kanada. Tentu saja banyak potensi sumber daya yang berasal dari laut, salah

satunya adalah Crustacea. Crustacea merupakan salah satu dari jenis Filum

Anthropoda. Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea di golongkan menjagi 2

kelompok yang mana kedua kelompok tersebut juga dibagi menjadi beberapa ordo,

yaitu Entomostraca, udang tingkat rendah), ordo : Branchiopoda, Ostracoda,

Copecoda, Cirripedia. Dan Malakostraca (udang tingkat tinggi), ordonya terdiri dari

: Isopoda, Stomatopoda, Decapoda.

Pada dasarnya yang membedakan entromostraca dengan malacostraca yaitu

cangkang dan besarnya. Entromostraca berukuran lebih kecil dan tidak memili

cangkang biasanya entromostraca berbentuk plankton dan menjadi makanan ikan.

Sedangkan Malacostraca merupakan crustacea terbesar ,kebanyakan bentuk dari

malacostraca adalah udang-udangan meskipun ada beberapa jenis dari

keptiting,kelabang, kutu kayu dan lain sebagainya. Potensi dari malacostraca ini

sangat besar terutama potensi udang, kepiting dan rajungan, karena malacostraca

tersebut terlah menjadi bahan pangan yang bergizi,rasanya enak dan juga menjadi

salah satu pedorong sektor ekonomi negera ini dengan mengekspornya keluar

negeri.

12

Page 13: Avertebrata Air

DAFTAR PUSTAKA

Suwignyo, Sugiarti. 1988. Avertebrata Air. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Brotowidjoyo, M.D. 1994. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga

Castro peter, Michael E. Huber. 1997. Marine Biology. USA: McGraw-Hill Book

Company

Suwignyo, S..et al. 2005. Avertebrata Air Jilid 2. Jakarta: Penebar Swadaya

http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=78&fname=bio111_19.htm

http://kilasbiologi.blogspot.com/2010/01/crustacea-udang.html

13