sem 6. teknik penggunaan hewan coba dan etika alih teknologi.pptx

33
PENGGUNAAN HEWAN COBA DAN ETIKA ALIH TEKNOLOGI Drh. Wawid P., M.Vet Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya

Upload: candalcept

Post on 14-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Teknik penggunaan hewan coba dan etika alih teknologi

penggunaan hewan coba dan etika alih teknologiDrh. Wawid P., M.VetProgram Kedokteran HewanUniversitas BrawijayaMelakukan penelitian menjadi tugas bagi setiap akademisi yang memiliki kesadaranakan perkembangan keilmuan. Memiliki jiwa peneliti pun adalah satu hal wajib yang harus dimiliki.

Namun tentu, tak dapat dipungkiri terkadang peneliti tak menyadari adanya kode etik yang menjadi modal pedoman, contohnya pada para peneliti yang sering menggunakan hewan coba dalam penelitiannya.Kebutuhan penggunaan hewan coba untuk mengungkap peristiwa-peristiwa yang terjadi secara in vivo, demikian juga hewan yang digunakan dalam pengajaran, menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Di Indonesia, diperlukan norma yang disepakati bersama yang digali tidak saja dari keyakinan umat beragama melainkan juga dari sistem nilai sosial budaya yang hidup dalam masyarakat.

Penelitian di bidang ilmu dasar dan biomedika dalam pelaksanaannya seringkali menimbulkan berbagai masalah etika. Demikian juga penggunaan hewandalam pendidikan atau pengajaran seperti praktikum dan demonstrasi yang digunakan dalam ilmu dasar, pertanian, perikanan, peternakan, biomedik maupun di kedokteran hewan, harus memenuhikaidah kesejahteraan hewan.

Penggunaan hewan coba haruslah dimanfaatkan seefisien mungkin. Ada kalanya penelitian yang dilakukan, terutama di bidang kesehatan, tak bisa langsung di uji cobakan, banyakfaktor yang menghalanginya. Salah satu yang bisa menjadi solusi adalah dengan menggunakan hewan coba.

Suatu penelitian yang dilakukan pada obyek hewan, meskipun dirancang dengan cermat dan teliti, akan tetap memiliki resiko terhadap hewan sebagai obyek yang diteliti.

Eksploitasi hewan coba dalam pelaksanaan penelitian telah menimbulkan berbagai macam reaksi di masyarakat khususnya kalangan peneliti serta masyarakat penyayang binatang. Hal ini dapat menimbulkan implikasi etik, hukum dan sosial budaya. Hewan coba / hewan labDefinisi :Hewan percobaan adalah setiap hewan yang dipergunakan pada sebuah penelitian biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau standar dasar yang diperlukan dalam penelitian tersebut.

Peneliti yang akan memanfaatkan hewan percobaan harus mengkaji kelayakan dan alasan pemanfaatan hewan dengan mempertimbangkan penderitaan yang akan dialami oleh hewan percobaan dan manfaat yang akan diperoleh.Lab Animal for research

Etika dalam penggunaan hewan cobaEtika merupakan penilaian yang baik dan buruk, benar dan salah.Pertanyaan etis mendasar dalam perawatan hewan laboratorium adalah "Bagaimana kitaharus memperlakukan hewan di laboratorium?

Prinsip dasar penggunaan hewan coba untuk penelitianPenggunaan hewan untuk tujuan pengembangan ilmu melalui proses pembelajaran (praktikum, demonstrasi) dan penelitian masih menjadi issue yang belum mendapatkan tanggapan secara scientific. harus dipikirkan langkah yang baik untuk mengurangi penggunaan hewan dalam proses pengajaran dan penelitian, misalnya melalui:- menggunakan metode lain untuk menggantikan hewan- meminimalkan jumlah dan jenis hewan yang dipakai- meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkanPrinsip 3 RRussell dan Burch (1959) pertama kali menggulirkan ide tentang penggunaan hewan dalam penelitian yang diharapkan mengikuti kaidah 3 R (The three Rs principle), yang pada hakikatnya berintikan bahwa: 1) penggunaan hewan coba selayaknya mendapat perhatian dalam upaya mencari penggantinya (replacement).2) pengurangan jumlah penggunaanya sampai pada batas jumlah yang masih bisa dianalisis secara statistik (reduction).3) perbaikan penanganan terhadap hewan yang digunakan untuk mengurangi dampak yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan membuat stress (refinement). Dokumen internasional mengenai etik penelitian yang telah banyak digunakan di banyak negara dalam menyelenggarakan dan mengatur kegiatan penelitian antara lain :

1. Guide for The Care and Use Laboratory Animals2. Helsinki Declaration, World Medical Association Declaration of Helsinki. Ethical Principles for Medical Research Involving Human Subjects. 3. World Health Organization Operational Guidelines for ethical committees that review biomedical research. 4. Universal Declaration for The Welfare of Animals.5. International Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects.6. Guidelines of the care and use of Animals of Scientific purposes, National Advisory Committee Laboratory Animal Research.7. Guide for The Care and Use of Agricultural Animals in Research and Teaching. Federation of Animal Science Societies.8. Institutional Animal Care and Use Committee Guidebook

Dokumen internasional mengenai etik penelitian yang telah banyak digunakan di banyak negara dalam menyelenggarakan dan mengatur kegiatan penelitian antara lain :1. Guide for The Care and Use Laboratory Animals2. Helsinki Declaration, World Medical Association Declaration of Helsinki. Ethical Principles for Medical Research Involving Human Subjects. 3. World Health Organization Operational Guidelines for ethical committees that review biomedical research. 4. Universal Declaration for The Welfare of Animals.5. International Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects.6. Guidelines of the care and use of Animals of Scientific purposes, National Advisory Committee Laboratory Animal Research.7. Guidelines of the care and use of Animals of Scientific purposes, National Advisory Committee Laboratory Animal Research.8. Institutional Animal Care and Use Committee Guidebook13Isi dokumen -dokumen tersebut pada dasarnya berisi hal-hal sebagai berikut:Hanya hewan yang diperoleh secara legal yang boleh digunakan sebagai hewan coba .Hewan coba di dalam laboratorium harus diperhatikan kenyamanan fisiknya, diperlakukan dengan baik termasuk pemberian makanan yang memadai . Perawatan pasca operasi terhadap hewan coba hendaknya sedemikian rupa sehingga mengurangi rasa tidak nyaman dan rasa nyeri.Bila hewan coba tersebut digunakan pembelajaran, tindakan tersebut harus dilakukan di bawah supervisi langsung oleh komisi pembimbing atau oleh dokter hewan yang berpengalaman. Peraturan untuk pemeliharaan hewan berlaku juga terhadap hewan coba untuk penelitian.Anesthesi/pembiusan yang memadai harus dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri selama tindakan operatif. Bila penelitian diperlukan lagi setelah lepas anesthesi, harus digunakan cara yang baik untuk mengurangi rasa sakit menjadi sekecil mungkin.Clinical care & managementHewan yang sehat dan terawat dengan baik merupakan prasyarat untuk kualitas hewan coba yang akan digunakan dalam penelitian.Clinical care dan manajemen meliputi :Medical managementEmergency careRecord keeping

Medical managementHarus ada metode yang tepat waktu dan akurat untuk mengkomunikasikan apapunkelainan atau masalah tentang kesehatan hewan, perilaku, dan kesejahteraan olehdokter hewan yang menangani lab animal medical management.Penilaian objektif hewan harus dilakukan oleh dokter hewan untuk menentukan tindakan yang tepat.SOP dapat dikembangkan untuk kondisi kesehatan untuk mempercepat pengobatan.Emergemcy careHarus ada tata cara (prosedur) untuk menyediakan perawatan hewan darurat baik selama dan di luar jam yang dijadwalkan secara rutin.Prosedur tersebut merupakan sistem pelaporan yang tepat oleh perawat hewan dan staf penelitian mengenai cedera hewan, penyakit, atau kematian.Seorang dokter hewan yang menangani lab animal medical management harus tersedia untuk secepatnya menilai kondisi hewan, melakukan treatment pada hewan, menyelidiki kematian tak terduga, atau memberikan keputusan tentang euthanasia.Record keeping (rekam medis)Rekam medis adalah elemen kunci dari program perawatan hewan dan dianggap penting untuk mendokumentasikan kesejahteraan hewan serta pelacakan kondisi kesehatan hewan.Seorang dokter hewan harus terlibat dalam mengembangan, peninjauan, dan pengawasan rekam medis, dan penggunaan obat-obatan untuk perawatan hewan.Anesthesia and Analgesiaof Laboratory Animals

Penggunaan hewan dalam penelitian harus meminimalkan rasa sakit dan penderitaan sejauh mungkin.Hewan yang menjalani prosedur penelitian berpotensi mengalami rasa sakit, oleh karena itu harus diberikan anestesi dan analgesia yang memadai.Untuk penggunaan agen anestesi harus dikonsultasikan mengenai agen yang tepat dan dosis untuk spesies yang digunakan dan prosedur yang dilakukan.AnasthesiAnasthesi berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthtos, "persepsi, kemampuan untuk merasa").Anasthesi yang secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit seperti reversibel amnesia, analgesia, kehilangan kesadaran, hilangnya refleks otot rangka dan penurunan respons stres serta penurunan sistem pernafasan dan sirkulasi Kardiovaskuler. Anasthesia umum bisa diaplikasikan secara injeksi, inhalasi atau kombinasi keduanya.Anesthesi

anestesi Inhalant :Isoflurane, Dietil eter, Halothan, Methoxyflurane, Enflurane, Sevoflurane, Desflurane, Nitrose Oxide.

Pemberian anestesi inhalasi direkomendasikan untuk semua non-akuatik spesies. Kelemahan dari inhalansia anestesi adalah kurangnya sisa efek analgesia setelah vaporizer telah matikan.Anesthesi

Anestesi Injeksi (yaitu, kombinasi ketamin, pentobarbital) Anestesi injeksi yang tepat dapat digunakan untuk banyak prosedur. Ada banyak variasi dalam kedalaman dan durasi anestesi antara strain tikus dan individu hewan.

Anesthesi

Anestesi Immersion (buffer MS-222) - anestesi Immersion digunakan untuk spesies akuatik, seperti amfibi dan ikan. Solusio yang memiliki konsentrasi dan kekuatan berbeda-beda sangat tepat untuk induksi dan maintenance anestesi.anestesi lokal (lidokain, bupivicaine) - lokal anestesi biasanya disuntikkan di lokasi sayatan dan mungkin tepat untuk dipertimbangkan sebagai pendukung untuk inhalansia atau anestesi injeksi.Analgesic

Opioid (buprenorfin, gol. morfin) - Opioid analgesik sangat efektif untuk sakit pada tindakan operasi atau post operasi dan dapat sebagai penenang tetapi mungkin memiliki efek pada fungsi kardiovaskular. Anti-inflamasi non-steroid (misalnya, meloxicam, karprofen, ketoprofen) daya tahan analgesik anti-inflamasi non-steroid (NSAID) dapat memiliki jangka waktu yang lebih lama dari opioid. Additional supportive caremetode non obat-obatan untuk meningkatkan pemberian agen anestesi dan analgesik harus digunakan, antara lain:- Menjaga kondisi suhu hewan selama dan setelah prosedur anestesi.Pemberian cairan tubuh (infus)Menjaga kondisi pemulihan hewan di tempat yang steril dan tenang.Memberikan vitamin dan suplemen makananmonitoringMonitoring (pemantauan) selama operasi maupun pasca operasi sangat penting.Perlu dilakukan pemantauan anestesi termasuk respon terhadap rangsangan, karakter respirasi, membran mukosa, detak jantung, suhu tubuh dan sebagainya.Tujuan utama pemantauan anestesi adalah untukdiagnosa adanya permasalahan, perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan dan evaluasi hasil suatu tindakan, termasuk efektivitas serta adanya efek tambahan.Pemantauan harus dilakukan sampai terjadi proses penyembuhan secara komplit.Etika alih teknologipenggunaan hewan coba selayaknya mendapat perhatian dalam upaya mencari penggantinya (replacement)Penggunaan teknologi lain sebagai pengganti hewan coba dapat dilakukan dengan :- kultur sel (Stem cells) untuk penelitian secara invitro- kultur jaringan- software computer (In Silico)Stem CellsSel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel lain dan dapat berproliferasi (melalui mitosis) untuk menghasilkan stem cell lebih banyak.Stem cell dapat diisolasi dari bone marrow (sumsum tulang) atau embrionic cells.Dapat dibedakan menjadi :Mesenchimal stem cellsHematophoetic stem cellStem cells (In Vitro)Adult stem cell

Stem cells (In Vitro)Embrionic stem cells

Embrionic stem cellsPenggunaan embrio manusia (Human Embrionic Stem Cells) untuk penelitian sampai saat ini masih kontroversi berkaitan dengan etika dan politik di banyak negara. Embrionic stem cells dapat digunakan untuk berbagai tujuan, salah satu contohnya adalah untuk transplantasi, di mana mereka dapat digunakan untuk mengembangkan terapi penggantian sel (terapi untuk penyakit degeneratif).Computer & Software (In Silico)

In silico research diperkirakan memiliki potensi untuk mempercepat laju penemuan sekaligus mengurangi biaya laboratorium yang mahal dan uji klinis.Computer & Software (In Silico)Desain obat-obatanDesain vaksinDeteksi Mutasi (gen bank)Menyusun filogenetic tree