pengembangan wisata alam di kawasan strategis … · konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata ....

121
PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT YASRI SYARIFATUL AINI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: duongthu

Post on 12-Mar-2019

270 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

PENGEMBANGAN WISATA ALAM

DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA

KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

YASRI SYARIFATUL AINI

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

RINGKASAN

YASRI SYARIFATUL AINI. Pengembangan Wisata Alam di Kawasan

Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.

Dibimbing oleh E.K.S. HARINI MUNTASIB and NANDI

KOESMARYANDI.

Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah strategis, serta berada diantara

daerah tujuan wisata yang populer dan banyak dikunjungi wisatawan nusantara

dan mancanegara yaitu Pangandaran, Garut dan Bandung. Hal tersebut merupakan

peluang pengembangan daya tarik wisata alam Kabupaten Tasikmalaya.

Penelitian dilaksanakan di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten

Tasikmalaya pada bulan Agustus – September 2012. Alat dan bahan yang

digunakan yaitu alat tulis, kamera digital, GPS, ArcGis 9.3, Microsoft Office

2007, kuisioner, panduan wawancara dan pedoman analisis daerah operasi obyek

dan daya tarik wisata alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003.

Pengembangan wisata berdasarkan hasil penilaian ADO-ODTWA, analisis

keinginan dan harapan pengunjung, kesiapan menerima kunjungan serta

keinginan dan harapan masyarakat; analisis stakeholeder dan rencana strategis

pengelolaan pariwisata alam; serta penentuan prioritas pengembangan wisata

alam.

Hasil penilaian ADO-ODTWA, kriteria pengembangan Gunung Galunggung

(3325) dan Karaha Bodas (3095) sangat potensial. Pantai Sindangkerta (2885),

Pantai Pamayangsari (2755), Karangtawulan (2750) dan Pantai Cipatujah (2740)

potensial. Harapan dan keinginan pengunjung adalah perbaikan, pemeliharaan,

dan pengadaan fasilitas penunjang, aksesibilitas, variasi kegiatan, pelayanan

pengunjung, dan manajemen pengelolaan. Masyarakat kurang menyambut dengan

baik kunjungan dan pengembangan wisata terutama masyarakat Karah Bodas

(tidak setuju). Keinginan dan harapan masyarakat yaitu meningkat

kesejahteraannya, mendapatkan sosialisasi mengenai wisata secara berkala untuk

merubah persepsi masyarakat yang tidak siap, menjadi terbuka untuk menerima

kunjungan. Dibuktikan dalam pelaksanaannya di lapangan, pengelola membuat

konsep wisata yang agamis, sesuai dengan sikap dan budaya masyarakat. Rencana

pengembangan pengelolaan wisata adalah pengembangan potensi keparwisataan,

SDM, serta perlindungan dan koservasi sumberdaya.

Pengembangan wisata alam antara lain: (1) pengembangan obyek daya tarik

wisata alam dengan menjaga keaslian dan kelestarian kawasan, pembatasan pada

blok pemanfaatan sesuai daya dukung lingkungan, pembuatan jalur evakuasi dan

relokasi daerah rawan bencana alam; (2) pengembangan kegiatan dan atraksi

wisata alam dibedakan berdasarkan potensi daya tarik wisata yang dimiliki

masing-masing obyek; (3) fasilitas penunjang wisata berupa pengembangan

sarana interpretasi dan peta wisata, pusat informasi, homestay, serta memperkuat

bangunan dan infrastruktur; (4) aksesibilitas berupa pengembangan infrastruktur,

sarana transportasi, papan penunjuk arah, serta promosi dan informasi wisata; (5)

pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah yang

baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi wisata, makanan, dan souvenir, serta

tanggap bencana alam; (6) pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata

Page 3: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

yang baik, yang dipersiapkan dari tingkat daerah dan dipadupadankan dengan

masing-masing lokasi wisata. Pemerintah Daerah memfasilitasi supaya pengelola

di setiap lokasi wisata memiliki koordinasi yang baik, serta membangun

kemitraan; (7) pengembangan promosi dan pemasaran wisata melalui media

elektronik (internet atau website) dan cetak (leaflet, booklet, dan peta

wisata),secara periodik diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang

dikembangkan serta mengikuti dan membuat even yang mengenalkan obyek

wisata alam dan budaya lokal (pameran, lokakarya dan lainnya).

Kata kunci: Kabupaten Tasikmalaya, masyarakat, obyek daya tarik wisata alam

(ODTWA), pengelola, pengembangan wisata alam, pengunjung.

Page 4: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

SUMARRY

YASRI SYARIFATUL AINI. Nature-Based Tourism in Strategic Area of

Tourism Tasikmalaya Regency West Java Province. Under Supervision of

E.K.S. HARINI MUNTASIB and NANDI KOESMARYANDI.

Tasikmalaya Regency is a strategic area, are among the popular tourist

destinations and frequently visited by domestic and foreign tourist, such as

Pangandaran, Garut and Bandung. It is an opportunity for development the natural

tourism attraction of Tasikmalaya Regency.

The research was carried out in the strategic area of tourism Tasikmalaya

Regency during August until September 2012. The tools and materials used, such

as stationery, digital cameras, GPS, ArcGis 9.3, Microsoft Office 2007,

questionnaire, interview guidelines and analysis of the operating guidelines and

objects of natural tourist attraction (ADO-ODTWA) General Directorate of

PHKA 2003. The development of tourism based on the assessment ADO-

ODTWA, analysis of the visitors wishes and expectations; the readiness to receive

visits and thecommunity wishes and expectations; stakeholeder analysis and the

strategic plan of natural tourism management.

Based on the result of ADO-ODTWA assesment, the depelopment criteria of

Galunggung (3325) and Karaha Bodas (2963) are very potential. Sindangkerta

Beach (2885), Pamayangsari Beach (1777), Karangtawulan (2750) and Cipatujah

Beach (2740) are potential. The visitors wishes and expectations are the repair,

maintenance, and the provision of supporting facilities, accessibility, variety of

activities, management of services, and management of visitors. The community

less welcomed with the tourist visits and the tourism development especially

Karah Bodas community (disagree). Wishes and expectations of the community

such as increasing well-being, getting the socialization about tourism periodically

to change community perception who are not ready, becoming open minded to

receive visits. Demonstrated in the implementation of tourist destination, the

depelopment organize the consept of religion tourism, appropriate to attitude and

culture of the community. The development plan for tourism management are the

development of potential tourism, human resources, along protection and

resources coservation.

The development of natural tourism, such as: (1) the development of a natural

tourist attraction destinations by keeping the authenticity and sustainability areas,

restrictions on the utilization block appropriate of envinronment resources

support, making the evacuation and relocation of areas prone to natural disasters;

(2) the development of activities and natural attractions differentiated based on the

potencial natural tourism attraction that owned by each objects; (3) the

development of facilities are development of interpretation feature and tourism

map, information center, homestay, and strengthening of building and

infrastructure; (4) accessibility of infrastructure development, a means of

transportation, signpost direction, and the promote and information about tourism;

(5) the development of human resources should be increases among others, in

form of training to improve the ability of service, to be a good host, presenting

various form of tourist attraction, foods, and souvenir, and natural disaster

response; (6) the development of tourism through a good tourism management,

Page 5: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

prepared from the regoinal level combine with each tourism location, and build a

partnership; (7) the development of tourism marketing and promotion trough

electronic media (intenet, website, radio and TV) and print media (leaflet,

booklet,and tourism map) periodically held a renewal according to developed by

tour packages, and follow and create events that introduce attractions of nature

tourism and local culture.

Keyword: Communities, development, objects of natural tourist attraction,

nature-based tourism, Tasikmalaya Regency, visitors.

Page 6: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

PENGEMBANGAN WISATA ALAM

DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA

KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

YASRI SYARIFATUL AINI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 7: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengembangan

Wisata Alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya

Provinsi Jawa Barat” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Yasri Syarifatul Aini

E34080021

Page 8: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

Judul Skripsi : Pengembangan Wisata Alam di Kawasan Strategis

Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Nama : Yasri Syarifatul Aini

NIM : E34080021

Menyetujui:

Pembimbing I

Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib, MS.

NIP. 19550410 198203 2 002

Pembimbing II

Dr. Ir. Nandi Kosmaryandi, M.Sc.F

NIP. 19660628 199802 1 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS.

NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal Lulus:

Page 9: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah,

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat melaksanakan penelitian sampai dengan

menyelesaikan penulisan skripsi. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Agustus

2012 sampai dengan bulan September 2012 dengan judul Pengembangan Wisata

Alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa

Barat.

Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan

wisata alam serta mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya,

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Perum Perhutani KPH Tasikmalaya dan semua

pihak yang bersangkutan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, Maret 2013

Penulis

Page 10: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 22

Februari 1990 dari ayah Drs. H. Suryana, M.Si. dan ibu

Hj. Keuis Susilawati, S.Pd. Penulis adalah putri pertama

dari empat bersaudara. Jenjang pendidikan formal yang

ditempuh penulis, yaitu SDN Citapen I Tasikmalaya

(2002), SMP Negeri 2 Tasikmalaya (2005), tahun 2008

lulus dari SMA Negeri 6 Tasikmalaya dan pada tahun

yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama di IPB. penulis aktif sebagai anggota Kelompok Pemerhati Ekowisata

(KPE), bendahara umum Kelompok Pemerhati Mamalia (KPM) serta anggota

Himpunan Mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

(HIMAKOVA) periode kepengurusan 2009 – 2010 dan 2010 - 2011. Penulis juga

aktif sebagai anggota International Forestry Student Association Local Commite

IPB (IFSA LC-IPB).

Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan

(PPEH) jalur Gunung Sawal - Pangandaran. Tahun 2011 penulis melaksanakan

Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat dan desa

sekitarnya, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan tempat pengelolaan

Hasil Hutan Perhutani di Kabupaten Bandung dan Sukabumi. Bulan Februari –

Maret 2012, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di

Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok Nusa Tenggara Barat.

Pada tahun 2009 dan 2010 penulis mengikuti Ekspedisi Ilmiah yaitu Studi

Lingkungan Konservasi (SURILI) di Taman Nasional Sebangau Kalimantan

Tengah dan Taman Nasional Kerinci Seblat Jambi. Tahun 2010 penulis mengikuti

Eksplorasi Flora dan Fauna (RAFFLESIA) di Taman Nasional Gunung Halimun

Salak. Prestasi yang pernah diraih penulis adalah juara 1 lomba tari kreasi di IPB

Art Contest (IAC).

Page 11: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis banyak

mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Keluarga besar penulis: Drs. H. Suryana, M.Si (Ayah), Hj. Keuis Susilawati,

S.Pd. (Ibu), Hj. Ocoh (Nenek), Samrotul Fuadah (Adik), Nida Humaida Zahra

(Adik), Fadlah Muhamad Insan (Adik), dan Fitri Nur Azizah (Bibi) atas doa

dan kasih sayang.

2. Prof Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS. (Pembimbing I), Dr. Ir. Nandi

Koesmaryandi, M.Sc.F (Pembimbing II), Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc.

(Penguji) dan Dr. Ir Siti Badriyah R., M.Si. (Ketua Sidang) yang telah banyak

memberi ilmu dan nasehat dalam menyelesaikan skripsi.

3. BAPPEDA Kabupaten Tasikmalaya; Dinas Kesatuan Bangsa dan Linmas

Kabupaten Tasikmalaya; Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Tasikmalaya; Perum Perhutani KPH Tasikmalaya; Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Tasikmalaya; Angkatan Udara Lanud Wiryadinata; aparatur

Kecamatan dan Desa serta masyarakat Desa yang telah membantu selama

pengumpulan data.

4. Eka Satria Permana Putra yang telah memberi doa, kasih sayang, bantuan,

dukungan, dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

5. Keluarga Ustadz Robandi, Ibu Siti Maryam, Bapak Toha, Doni Ilham, S.Sos.I.

dan M. Juan Ardha yang telah membantu penulis selama penelitian dan

pengolahan data.

6. Keluarga besar KSHE 45 “Edelweiss”, HIMAKOVA periode 2009-2010 dan

2010-2011, KPE “Tapak”, KPM “Tarsius”, Fahutan 45, IFSA LC IPB dan

Pondok Jaika I Badoneng.

7. Seluruh pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dari awal penelitian

hingga selesainya tugas akhir penulis yang tidak dapat disebutkan satu

persatu. Terima kasih atas bantuan, dukungan, dan motivasinya.

Page 12: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................ 2

1.3 Manfaat ...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata dan Wisata Alam ............................................................ 3

2.2 Obyek Daya Tarik Wisata Alam ................................................ 4

2.3 Wisatawan .................................................................................. 5

2.4 Masyarakat ................................................................................. 6

2.5 Pengelola (Pemerintah dan Stakeholder Terkait)....................... 7

2.6 Pengembangan Wisata Alam ..................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 13

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 13

3.3 Metode Penelitian ...................................................................... 13

3.4 Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 16

3.4.1 Obyek daya tarik wisata (ODTWA) ................................. 16

3.4.2 Pengunjung obyek wisata alam ......................................... 18

3.4.3 Masyarakat sekitar obyek wisata alam.............................. 18

3.4.4 Pengelola obyek wisata alam ............................................ 19

3.5 Pengembangan wisata alam ................................................. 19

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

4.1 Gunung Galunggung .................................................................. 21

4.1.1 Danau kawah ..................................................................... 22

4.1.2 Pemandian air panas ......................................................... 23

4.2 Karaha Bodas ............................................................................. 24

4.2.1 Wana Wisata Geologi Geothermal ................................... 25

4.2.2 Agrowisata Strawberry ..................................................... 25

4.3 Pantai Sindangkerta ................................................................... 26

4.3.1 Wisata pantai (Taman Lengsar) ........................................ 26

Page 13: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

38

4.3.2 Kesenian tradisional Seni Rengkong ................................ 27

4.3.3 Kampung nelayan (Pamoekan) ......................................... 28

4.3.4 Hajat Lembur Mapag Taun .............................................. 29

4.4 Pantai Pamayangsari .................................................................. 30

4.4.1 Keindahan Pantai Pamayangsari ....................................... 30

4.4.2 Kawasan Konservasi Penyu Hijau .................................... 31

4.5 Pantai Cipatujah ......................................................................... 33

4.6 Karangtawulan ........................................................................... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) ............................. 36

5.1.1 Penilaian obyek dan daya tarik wisata alam ..................... 36

5.1.1.1 Daya tarik wisata alam .......................................... 36

A. Daya tarik wisata berbentuk darat .................... 36

B. Daya tarik wisata berbentuk pantai .................. 38

5.1.1.2 Aksesibilitas .......................................................... 40

5.1.1.3 Fasilitas penunjang ................................................ 42

5.1.1.4 Kondisi sekitar kawasan ....................................... 43

5.1.1.5 Iklim ...................................................................... 47

5.1.1.6 Ketersediaan air bersih .......................................... 49

5.1.2 Rekapitulasi kriteria penilaian ODTWA........................... 52

5.2 Pengunjung ................................................................................ 53

5.2.1 Karakteristik pengunjung .................................................. 53

5.2.2 Tujuan kunjungan ............................................................. 56

5.2.3 Pola kunjungan .................................................................. 57

5.2.4 Penilaian pengunjung ........................................................ 59

5.2.5Keinginan dan harapan pengunjung ................................... 61

5.3 Masyarakat ................................................................................. 62

5.3.1 Karakteristik masyarakat................................................... 62

5.3.2 Kesiapan menerima kunjungan ......................................... 63

5.3.3 Keinginan dan harapan masyarakat .................................. 64

5.4 Pengelola Obyek Wisata Alam .................................................. 65

5.4.1 Pihak pengelola ................................................................. 66

5.4.2 Rencana pengelola ............................................................ 68

5.5 Pengembangan Wisata Alam ..................................................... 71

5.5.1 Keberlanjutan/kelestarian obyek daya tarik wisata alam

dan faktor pembatas .......................................................... 71

5.5.2 Kesesuaian pengembangan ............................................... 74

5.5.3 Arahan pengembangan wisata alam .................................. 98

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .............................................................................. 100

6.2 Saran .......................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103

Page 14: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

39

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Pengaruh atau dampak pengembangan wisata alam .................................. 7

2 Metode penelitian ....................................................................................... 14

3 Klasifikasi pengembangan setiap unsur ..................................................... 16

4 Skala penilaian obyek daya tarik wisata berbentuk darat .......................... 17

5 Skala penilaian obyek daya tarik wisata berbentuk perairan (pantai) ........ 17

6 Skala prioritas rekomendasi obyek wisata berbentuk darat ....................... 17

7 Skala prioritas rekomendasi obyek wisata berbentuk perairan (pantai) ...... 17

8 Kategori responden, strata umur, jumlah sampel pengunjung obyek

wisata alam .................................................................................................. 18

9 Kategori responden, strata umur, jumlah sampel masyarakat sekitar

obyek wisata alam ....................................................................................... 19

10 Hasil penilaian daya tarik obyek wisata berbentuk darat ........................... 37

11 Hasil penilaian daya tarik obyek wisata berbentuk kawasan perairan

pantai) ........................................................................................................ 40

12 Hasil penilaian aksesibilitas ....................................................................... 41

13 Hasil penilaian fasilitas penunjang ............................................................ 43

14 Data fisik obyek wisata alam ..................................................................... 45

15 Hasil penilaian kondisi sekitar kawasan .................................................... 46

16 Hasil penilaian terhadap iklim ................................................................... 48

17 Hasil penilaian ketersediaan air bersih ...................................................... 50

18 Skor seluruh kriteria penilaian obyek wisata ............................................. 51

19 Jumlah pengunjung wisata alam 2008 - 2012 (wisatawan nusantara (N)

dan mancanegara (M)) ............................................................................... 52

20 Matriks keinginan dan harapan pengunjung .............................................. 61

21 Matriks hasil wawancara dengan masyarakat sekitar obyek wisata alam . 65

22 Pengelola obyek wisata di Kawasan Strategis Kabupaten Tasikmalaya ... 66

23 Penilaian total hasil keseluruhan analisis ................................................... 98

Page 15: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

40

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Skema penentuan prioritas pengembangan wisata alam ............................ 20

2 Peta daya tarik wisata alam di Kawasan Strategis Kabupaten

Tasikmalaya ............................................................................................... 21

3 Obyek wisata Gunung Galunggung (a) Danau kawah (b) ±620 anak

tangga menuju danau kawah ...................................................................... 22

4 Pemandian air panas (a) kolam renang air panas buatan (b) bak

pemandian dari sungai air panas ................................................................ 23

5 Fasilitas dalam kawasan (a) camping ground (b) area bermain anak ........ 24

6 Daya tarik Karaha Bodas (a) lokasi yang dijadikan tempat wisata (b)

hutan pinus ................................................................................................. 25

7 Agroforestry masyarakat Kecamatan Kadipaten (a) kebun strawberry (b)

strawberry yang telah dipanen dan akan dipasarkan .................................. 26

8 Kondisi Pantai Sindangkerta (a) gapura sekaligus benteng penahan

ombak (b) pantai yang dapat digunakan untuk berenang (c) suasana

pantai siang haridan (d) suasana pantai saat sunset ................................... 27

9 Penampilan seni tradisional Rengkong (a) Rengkong (b) Hatong ............. 28

10 Pamoekan (a) perahu nelayan (b) rumah nelayan di sekitar pantai ........... 29

11 Ritual Hajat Lembur Mapag Taun (menyambut Tahun Baru) (a)

Upacara Adat Sunda (b) pelepasan Jampana ke laut lepas ........................ 29

12 Suasana Pantai Pamayangsari (a) tempat perahu nelayan (pelabuhan) (b)

pembangunan pelabuhan Pantai Pamayangsari, menara pengamat, kantor

dan tempat pelelangan hasil tangkapan laut ............................................... 31

13 Pantai Pamayangsari (a) Kawasan Konservasi Penyu (sekitar3 km) yang

menjadi tempat penyu makan, reproduksi dan bertelur (b) bak penetasan

semi alami di dekat pantai .......................................................................... 32

14 Penangkaran Penyu Hijau di bak khusus setelah penetasan (a) umur tiga

minggu setelah penetasan (b) umur 3 – 6 bulan ........................................ 32

15 Suasana Pantai Cipatujah (a) pemandangan laut lepas Cipatujah dengan

pasir pantai yang luas (b) pemadangan laut lepas dan benteng batu ......... 33

16 Obyek wisata Karangtawulan (a) keindahan ombak besar yang

menabrak karang (b) Nusa Manuk ............................................................. 34

17 Kondis pantai dan goa yang sejajar karang (a) pantai (b) Goa Parat ......... 34

18 Obyek wisata spiritual makam keramat Syech Abdul Rahman Abdul

Rahim (a) tampak dalam (b) tampak luar .................................................. 35

19 Jumlah pengunjung wisata alam tahun 2008 -2011 (wisatawan

nusantara) ................................................................................................... 52

Page 16: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

41

20 Jumlah pengunjung wisata alam tahun 2008 – 2011 (wisatawan

mancanegara) ............................................................................................. 53

21 Karakteristik pengunjung obyek wisata alam ............................................ 54

22 Tujuan pengunjung dalam melakukan perjalanan wisata ke kawasan

wisata alam ................................................................................................. 57

23 Pola kunjungan pengunjung dalam melakukan perjalanan wisata ke

kawasan wisata alam .................................................................................. 58

24 Penilaian pengunjung terhadap obyek daya tarik wisata alam dan

fasilitas penunjang wisata .......................................................................... 60

25 Karakteristik masyarakat............................................................................ 62

Page 17: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat

bagian selatan dengan luas wilayah 2.563,35 km2. Letaknya strategis karena

merupakan jalur perlintasan dan transit dari berbagai daerah di Jawa Barat ke arah

Jawa Tengah dan Jawa Timur atau sebaliknya, serta berada diantara daerah tujuan

wisata yang popular dan banyak dikunjungi wisatawan nusantara dan

mancanegara yaitu Pangandaran, Garut dan Bandung. Hal tersebut menjadi

peluang pengembangan daya tarik wisata alam di Kabupaten Tasikmalaya.

Dalam upaya pengembangan ODTWA, dibuat kebijakan berupa Peraturan

Daerah Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Tasikmalaya (RTRW) serta Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Tasikmalaya. RTRW Kabupaten Tasikmalaya sebagai arahan

kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah salah satunya kawasan strategis

pariwisata. Disamping itu telah ditetapkan kawasan strategis pariwisata sebagai

kawasan dengan prioritas utama pengembangan pariwisata berdasarkan

keterkaitan ekonomi, sosial budaya, lingkungan, serta pendayagunaan sumber

daya alam dan teknologi.

Obyek daya tarik wisata alam yang termasuk dalam kawasan strategis

pariwisata Kabupaten Tasikmalaya yaitu Gunung Galunggung berupa kawah yang

berbentuk danau, hutan pegunungan dengan kekayaan flora dan fauna, dan

sumber mata air panas. Karaha Bodas berupa hutan pinus dan geologi geotermal

(ketersediaan hidrotermal yang muncul dalam bentuk mata air panas), dan

agrowisata. Pantai Cipatujah, Pantai Sindangkerta, Pantai Pamayangsari, dan

Karangtawulan memiliki daya tarik berbentuk pantai, merupakan satu rangakaian

pantai selatan (Samudra Hindia) dengan jarak antar obyek cukup dekat.

Pemerintah Daerah sudah merancang kebijakan menyangkut potensi

obyek daya tarik wisata alam di Kabupaten Tasikmalaya. Namun potensi wisata

tersebut belum dikembangkan dengan maksimal serta banyak obyek yang belum

dimanfaatkan. Pengelolaan dan pengembangan yang sudah dilakukan masih

Page 18: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

2

banyak kekurangan, sehingga dibutuhkan rekomendasi bagi pengembangan wisata

alam di Kawasan Strategis Kabupaten Tasikmalaya kedepannya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun pengembangan wisata

alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya dengan langkah

sebagai berikut:

1. Inventarisasi potensi obyek daya tarik wisata alam di Kawasan Strategis

Kabupaten Tasikmalaya.

2. Inventarisasi keinginan dan harapan pengunjung terhadap pengembangan

wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.

3. Inventarisasi kesiapan, keinginan, dan harapan masyarakat dalam menerima

kegiatan wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten

Tasikmalaya.

4. Identifikasi rencana pengelolaan pengembangan wisata alam oleh pengelola

wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.

5. Menyusun arahan pengembangan wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata

Kabupaten Tasikmalaya.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai acuan dalam mengembangkan potensi wisata alam di Kabupaten

Tasikmalaya.

2. Sebagai masukan dan rekomendasi kepada pengelola (stakeholder) terkait

pengembangan wisata alam di Kabupaten Tasikmalaya secara luas.

3. Sebagai acuan kepada masyarakat sekitar kawasan wisata alam untuk berperan

serta dalam pengembangan wisata sehingga kesejahteraannya meningkat.

4. Sebagai sarana penyampaian informasi kepada pembaca mengenai wisata

alam yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya.

Page 19: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata dan Wisata Alam

Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, wisata

adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan

pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam

jangka waktu sementara. Wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumberdaya

alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik

wisata untuk dijadikan sasaran wisata.

Pariwisata adalah bentuk kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah. Pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan wisata alam, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha yang

terkait dengan wisata alam (PP Nomor 36 Tahun 2010). Pariwisata alam

mendapatkan penilaian tinggi karena kemampuannya dalam memberikan dampak

positif terhadap konservasi dan tujuan pembangunan di atau dekat kawasan

lindung (Figgis & Bushell 2007). Menurut Honey (1999) diacu dalam Hakim

(2004), dalam aktivitasnya wisata alam harus menjawab dan menunjukan

parameter berikut:

1. Perjalanan ke kawasan alamiah.

2. Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan rendah.

3. Membangun kepedulian terhadap lingkungan.

4. Memberikan dampak keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi.

5. Memberikan dampak keuangan dan pemberdayaan masyarakat lokal.

6. Adanya penghargaan terhadap budaya setempat.

7. Mendukung hak asasi manusia dan gerakan demokrasi .

Berdasarkan kajian Burger (2000) dan Waller (2001) diacu dalam Hakim

(2004) yang menunjukan hubungan harmonis antara wisata, keanekaragaman,

bentang alam, dan konservasi dapat terjadi dalam kehidupan manusia. Dampak

Page 20: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

4

secara teoritis dapat diartikan memberikan pengaruh positif bagi perekonomian

lokal dan pendidikan konservasi pengunjung.

2.2 Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)

Dalam Rencana Pengembangan Pariwisata Alam Nasional Ditjen PHKA

(2001), potensi kekayaan alam Indonesia merupakan potensi ODTWA yang

dalam perkembangannya diperlukan penanganan serius agar tetap terjaga

kelestarian dan keberadaannya. Pemanfaatan potensi kekayaan alam yaitu dengan

melakukan pengelolaan kegiatan wisata alam yang dinilai memiliki prospek

menjanjikan. Hal tersebut dikaitkan dengan upaya pemberdayaan dan peningkatan

ekonomi masyarakat dalam rangka menekan laju kerusakan hutan.

Menurut Warpani dan Warpani (2007) daya tarik wisata adalah segala

sesuatu yang menjadi pemicu kunjungan wisatawan, destinasi atau tujuan wisata

yang bisa berupa sasaran atau obyek ragawi atau fisik serta pemicu kunjungan

destinasi wisata niragawi (kebiasaan hidup dan adat istiadat). Berdasarkan UU

Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata adalah segala

sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi

sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Daerah tujuan pariwisata atau destinasi

pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas

pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi

untuk terwujudnya kepariwisataan.

Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-

ODTWA) Ditjen PHKA Tahun 2003, antara lain sebagai berikut:

1. Flora dan fauna, yaitu potensi flora dan fauna secara umum dan diutamakan

informasi mengenai flora dan fauna khas yang ada serta penyebarannya, yang

memiliki daya tarik wisata alam.

2. Gejala alam, yaitu obyek-obyek yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan

wisata alam, antara lain: sumber air panas, air terjun, goa, puncak gunung,

kawah, danau, sungai dan lain-lain.

Page 21: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

5

3. Keindahan alam yaitu obyek-obyek yang memiliki keindahan alam baik darat,

laut dan danau. Keindahan alam dapat dilihat dari pandangan lepas, variasi

pandangan, keserasian warna dan pandangan lingkungan obyek.

4. Keunikan sumberdaya alam, yaitu obyek-obyek yang memiliki ciri khas

sumber alam dalam suatu lokasi yang tidak dimiliki oleh lokasi lain.

5. Panorama, yaitu obyek-obyek yang memiliki pemandangan alam dalam suatu

areal yang terbuka dan luas yang mempunyai daya tarik wisata alam.

6. Peninggalan sejarah, yaitu obyek-obyek yang memiliki nilai sejarah,

dikeramatkan dan lain-lain.

7. Atraksi budaya spesifik, yaitu adat istiadat, kesenian, yang memiliki keunikan

dan daya tarik tersendiri.

Menurut Kodhyat (2007), ODTWA merupakan komponen yang paling

utama karena merupakan pendorong atau motivasi utama bagi wisatawan untuk

mengunjungi daerah tujuan wisata yang bersangkutan. Walaupun demikian,

komponen lainnya tidak kalah penting dari ODTWA, dimana keberadaan obyek

dan daya tarik wisata harus dilengkapi dan ditunjang secara proporsional oleh

komponen lainnya, yaitu fasilitas yang memadai, jasa layanan yang profesional,

suasana yang kondusif serta menciptakan kesan mendalam bagi wisatawan

sehingga ingin kembali mengunjungi tempat tersebut.

2.3 Wisatawan

Wisatawan dibagi menjadi dua (Warpani & Warpani 2007), antara lain:

1. Wisatawan mancanegara.

2. Wisatawan nasional (domestik): wisatawan nusantara dan domestik asing.

Motivasi yang mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata

adalah sebagai berikut (Warpani & Warpani 2007):

1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi.

2. Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian.

3. Dorongan kebutuhan keagamaan.

4. Dorongan kebutuhan kesehatan.

5. Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian.

6. Dorongan kepentingan keamanan.

Page 22: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

6

7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga.

8. Dorongan kepentingan politik.

Wisata alam memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk

mendapatkan pengalaman berkaitan dengan alam, kebudayaan dan belajar tentang

pentingnya konservasi keanekaragaman hayati (Raharjo 2004). Pengukuran

perkembangan yang terus menerus pada pariwisata merupakan kebutuhan dan

interaksi antara perlindungan sumberdaya alam, pembangunan ekonomi dan

kepuasan pengunjung atau wisatawan (Simion et al. 2010).

Menurut Borges et al. (2011), kenaikan jumlah pengunjung dapat menjadi

masalah jika mekanisme perlindungan kawasan tidak sesuai dengan daya dukung

lingkungan. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah tekanan dari pertumbuhan

jumlah pengunjung yang tidak dapat diminimalisasi, invasif atau destruktif dalam

pembangunan infrastruktur, terjadi polusi dan dampak sosial. Dibutuhkan

pengembangan tujuan dan strategi pariwisata yang terencana dengan baik

sehingga dapat memberikan dampak positif bagi konservasi dan berbagai pihak

(pengelola, pengunjung dan masyarakat).

2.4 Masyarakat

Upaya pengembangan wisata sejauh mungkin diarahkan bukan hanya

pemberdayaan sumberdaya alam juga pemberdayaan sumberdaya manusia yaitu

masyarakat sekitar kawasan. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat menjadi

bagian dari kegiatan pariwisata dalam arti luas, bukan sekedar menjadi obyek

melainkan juga menjadi subyek.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009

Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah Bab VI Pemberdayaan

Masyarakat Pasal 20 ayat 1 dan 2 serta pasal 21 ayat 1 dan 2, pengembangan

ekowisata wajib memberdayakan masyarakat setempat dimulai dari perencanaan,

pemanfaatan dan pengendalian ekowisata. Pemberdayaan masyarakat

diselenggarakan melalui kegiatan peningkatan pendidikan dan keterampilan

masyarakat. Pemberdayaan masyarakat melibatkan warga masyarakat, lembaga

kemasyarakatan, Badan Permusyawaratan Desa, Kader Pemberdayaan

Masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Page 23: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

7

Menurut Raharjo (2004), keterlibatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal

adalah sebagai berikut:

1. Membentuk joint venture dengan tour operator dimana masyarakat

menyediakan lebih banyak service sedangkan pihak swasta atau pemerintah

hanya fokus pada promosi dan pemasaran.

2. Menyediakan layanan kepada tour operator, misalnya menyediakan bahan

makanan, menjadi guide lokal, menyediakan transport dan akomodasi lokal.

3. Menyewakan lahan kepada pihak tour operator. Dalam hal ini masyarakat

masih memungkinkan untuk melakukan monitoring atas dampak dari aktifitas

wisata.

4. Mengembangkan program sendiri secara mandiri.

5. Bekerja sebagai staf tour operator baik full time atau part time.

Menurut Raharjo (2004), terdapat pengaruh atau dampak pengembangan

wisata alam bagi masyarakat dan kawasan itu sendiri (Tabel 1), adalah sebagai

berikut:

Tabel 1 Pengaruh atau dampak pengembangan wisata alam Positif (bila ada partisipasi) Negatif (bila tidak ada partisipasi)

Bagi Masyarakat Bagi Kawasan

Lindung

Bagi Masyarakat Bagi Kawasan

Lindung

Keberlanjutan

pendapatan

Berkurangnya

ancaman dan

pengembangan

ekonomi yang sesuai

Penurunan

kualitas

sumberdaya alam

Pembangunan

ekonomi yang tidak

sesuai

Peningkatan

kualitas layanan

public

Pertumbuhan

ekonomi yang

tidak imbang

Perburuan,

pemanfaatan

berlebihan atas

sumberdaya alam

Keberdayaan

budaya lokal

Erosi budaya Perubahan pola

pemanfaatan

sumberdaya alam

2.5 Pengelola (Pemerintah dan Stakeholder Terkait)

Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam

pembangunan pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan

sumber daya manusia untuk menggerakkannya. Faktor sumberdaya manusia

sangat menentukan eksistensi pariwisata. Sebagai salah satu industri jasa, sikap

dan kemampuan staf akan berdampak penting terhadap jenis pelayanan pariwisata

kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak pada kenyamanan,

kepuasan dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya.

Page 24: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

8

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang

Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, pelaku wisata alam adalah

pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat yang bergerak

dibidang wisata. Berdasarkan Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik

Wisata Alam (ADO-ODTWA) Ditjen PHKA Tahun 2003, pengelolaan obyek dan

pelayanan pengunjung merupakan hal yang perlu ditingkatkan secara terus

menerus dalam pemanfaatan suatu ODTWA, karena berpengaruh langsung

dengan kepuasan pengunjung dan pelestarian obyek itu sendiri. Selain itu, dalam

implementasinya perlu ditunjang oleh tenaga profesional dibidang pariwisata

alam, bahasa dan mampu melakukan pelayanan kepada pengunjung.

Kurangnya pengaruh pihak luar terhadap kawasan wisata, mengharuskan

pengelola (pemerintah daerah dan pengelola wisata) perlu membangun hubungan

yang kuat dengan investor, swasta maupun LSM terkait dalam mendukung

pembangunan wisata alam yang berkelanjutan. Diperlukannya rencana strategis

dalam pengembangan pariwisata yang terus dikembangkan, dipantau dan

dievaluasi secara berkala (The Lake District World Heritage Project dalam

Borges et al. (2011)).

Industri jasa mempunyai kewajiban untuk bersama-sama dengan

pemerintah daerah mengemas paket-paket wisata. Aktivitas pariwisata tidak

tersekat pada satu obyek wisata saja. Aktivitas pariwisata memerlukan ruang

gerak dan waktu yang fleksibel. Adanya kerjasama dan komitmen akan terbentuk

kemitraan yang saling mengisi, maka aktivitas berwisata yang memiliki mobilitas

tanpa batas itu tidak akan mengalami kendala karena jalur-jalur yang

menghubungkan antar atraksi wisata yang satu dengan lainnya sudah tertata,

terhubung dengan baik dan dari segi keamanan dapat dikoordinasikan bersama.

Kekurangan dari fasilitas dan sumberdaya manusia, pemerintah dapat membantu

dalam bentuk fasilitator, bantuan dana, pelatihan dan lain-lain. Industri jasa

memberikan pelayanan yang unggul dalam diferensiasi dan inovasi produk serta

pelayanan yang excellent dapat menarik pengunjung untuk kembali datang ke

obyek wisata tersebut (Fiatiano 2007).

Page 25: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

9

2.6 Pengembangan Wisata Alam

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 menyatakan pembangunan

kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas manfaat, kekeluargaan, adil dan

merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan,

demokratis, kesetaraan dan kesatuan yang diwujudkan melalui pelaksanaan

rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman,

keunikan, kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 48 Tahun 2006, pengembangan pariwisata

alam adalah rencana yang memuat kebijakan pengembangan kepariwisataan Jawa

Barat dari aspek perwilayahan pariwisata, aspek pengembangan produk wisata,

pengembangan pasar dan pemasaran, pengembangan sumberdaya manusia (SDM)

kepariwisataan, dan pengembangan kelembagaan pariwisata.

Pengembangan adalah suatu usaha perubahan yang dilakukan untuk

meningkatkan keuntungan dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Muntasib et

al. (2004) menyebutkan ada tujuh prinsip pengembangan wisata alam, yaitu:

1. Berhubungan langsung dengan alam (touch the nature).

2. Pengalaman yang bermanfaat, baik secara pribadi ataupun secara sosial.

3. Wisata alam bukan wisata massal.

4. Interaksi dengan masyarakat dan budaya setempat.

5. Adaptif sesuai dengan akomodasi pedesaan.

6. Pengalaman lebih utama dari kenyamanan.

Ditjen PHKA (2003), dasar penilaian potensi pengembangan wisata alam

adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi kepada kepentingan konservasi kawasan.

2. Memberikan pemahaman pendidikan konservasi bagi kawasan.

3. Memberdayakan atau meningkatkan peran masyarakat.

4. Memberikan nilai ekonomi dan kesinambungan usaha kepada pihak ketiga

dan pemerintah.

5. Memberikan nilai rekreasi (kenyamanan, refreshing, kesehatan dan lain-lain).

Ditjen PHKA (2001) memaparkan beberapa tahapan pengembangan

pariwisata alam yang bisa dilakukan di suatu lokasi, adalah sebagai berikut:

Page 26: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

10

1. Perencanaan, meliputi identifikasi, inventarisasi dan analisis data, identifikasi

konflik sumberdaya, analisis data, penetapan posisi perkembangan,

pengelolaan pengunjung, pemasaran dan promosi, sumberdaya manusia,

pengelolaan dampak, pembangunan sarana dan prasarana, pengusahaan

pariwisata alam dan kelembagaan.

2. Pelaksanaan, meliputi koordinasi, sosialisasi dan kerjasama.

3. Monitoring dan evaluasi.

Menurut Ditjen PHKA (2003), pengembangan obyek wisata alam

dilakukan berdasarkan skala prioritas dan rekomendasi. Pengembangan

dikatagorikan dalam beberapa katagori, yaitu sebagai berikut:

1. Sangat potensial, yaitu daerah yang memiliki ODTWA layak untuk

dikembangkan berdasarkan hasil penilaian ADO-ODTWA melalui urutan

prioritas.

2. Potensial, yaitu daerah yang memiliki potensi, namun memiliki hambatan dan

kendala untuk dikembangkan dengan persyaratan-persyaratan tertentu yang

memerlukan pembinaan lebih lanjut berdasarkan hasil penilaian ADO-

ODTWA.

3. Kurang potensial, yaitu daerah yang tidak dapat dikembangkan atas dasar

hasil penilaian ADO-ODTWA.

Berasarkan Ditjen PHKA (2002), program pengembangan wisata alam

secara berkelanjutan bisa dilakukan dengan melihat beberapa faktor diantaranya:

1. Pengembangan lokasi obyek (Potensi ODTWA), yaitu rencana kegiatan

pengembangan obyek sesuai analisis, dengan urutan prioritas baik yang

menyangkut lokasi obyek maupun jenis-jenis kegiatan yang dikaitkan dengan

rencana pengelola kawasan tersebut.

2. Fasilitas penunjang, yaitu kegiatan pengembangan sarana dan prasarana di

dalam dan di luar obyek dengan prioritas pengembangan lokasi obyek.

3. Keadaan Pengunjung, yaitu jumlah pengunjung, perilaku pengunjung yang

terdiri dari wisatawan luar negeri dan wisatawan dalam negeri.

4. Pengelolaan dan pelayanan, yaitu pengelolaan obyek dan pelayanan

pengunjung merupakan hal yang perlu ditingkatkan dalam pemanfaatan suatu

ODTWA, karena berpengaruh secara langsung dengan kepuasan pengunjung

Page 27: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

11

dan pelestarian obyek itu sendiri. Selain itu dalam implementasinya perlu

ditunjang oleh tenaga yang professional di bidang pariwisata alam, bahasa dan

mampu melakukan pelayanan terhadap pengunjung.

5. Kegiatan wisata alam, yaitu: rencana dan realisasi pengembangan kegiatan

wisata alam, baik oleh pengelola, masyarakat maupun pemerintah.

Menurut Hakim (2004), strategi dalam pengembangan wisata alam harus

mendorong tindakan konservasi sehingga tujuan dari wisata berkelanjutan tetap

tercapai dalam industri pariwisata yang terus berkembang. Pariwisata yang terjadi

di kawasan lindung harus dikelola dengan benar dan menjunjung tinggi prinsip-

prinsip pembangunan berkelanjutan. Selain itu, tidak boleh dilupakan bahwa

tujuan keseluruhan dari kawasan lindung adalah konservasi dan perlindungan.

Pada pengembangan pengelolaan wisata alam, keanekaragaman hayati dapat

dieksplorasi sampai batas tertentu (daya dukung lingkungan) hubungan antara

pariwisata dan kawasan lindung (IUCN 2009).

Menurut The International Ecotourism Society (2004) dan Pemerintah

Propinsi Jawa Barat (2007) pelayanan terhadap pelanggan wisata alam dapat

dilakukan dengan cara mengembangkan potensi wisata alam dengan indikator:

1) Keadaan fisik kawasan (luas, ketinggian).

2) Potensi biotik kawasan (flora fauna).

3) Potensi wisata yang meliputi: (a) wisata alam dengan kegiatannya berupa

hiking, berkemah, berkuda, bersepeda; wisata santai sambil berolahraga

(berenang (air panas), lintas alam dan lain-lain); (b) wisata konvensi dengan

kegiatan berupa wisata sambil melakukan seminar, rapat, konferensi; (c)

wisata budaya dengan kegiatan berupa pergelaran seni tradisional.

4) Sarana prasarana seperti pembuatan pusat informasi, pondok kerja, sarana

olahraga, camping ground, tempat bermain anak anak, sarana pemandian air

panas, shelter, fasilitas penginapan, tempat ibadah, ruang pertemuan.

5) Aksesibilitas (kemudahan mencapai tempat wisata).

Pengembangan Wisata Alam Berbentuk Pantai

Pengembangan ekowista bahari yang hanya terfokus pada pengembangan

wilayah pantai dan lautan sudah mulai tergeser, karena banyak hal lain yang bisa

dikembangkan dari wisata bahari selain pantai dan laut. Salah satunya adalah

Page 28: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

12

konsep ekowisata bahari yang berbasis pada pemadangan dan keunikan alam,

karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat

sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Selanjutnya

kegiatan ekowisata lain yang juga dapat dikembangkan, antara lain: berperahu,

berenang, snorkling, menyelam, memancing, kegiatan olahraga pantai dan piknik

menikmati atmosfer laut (Satria 2009).

Orientasi pemanfaatan pesisir dan lautan serta berbagai elemen pendukung

lingkungannya merupakan suatu bentuk perencanaan dan pengelolaan kawasan

merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi dan saling mendukung sebagai suatu

kawasan wisata bahari. Suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil bila secara

optimal didasarkan pada empat aspek, antara lain:

b. Mempertahankan kelestarian lingkungan.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut.

d. Menjamin kepuasan pengunjung.

e. Meningkatkan keterpaduan dan kesatuan pembangunan masyarakat di sekitar

kawasan dan zona pengembangannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pengembangan ekowisata

bahari (Satria 2009), antara lain:

a. Aspek ekologis, daya dukung ekologis merupakan tingkat penggunaan

maksimal suatu kawasan.

b. Aspek fisik, daya dukung fisik merupakan kawasan wisata yang menunjukkan

jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan yang diakomodasikan dalam

area tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas.

c. Aspek sosial, daya dukung sosial adalah kawasan wisata yang dinyatakan

sebagai batas tingkat maksimum dalam jumlah dan tingkat penggunaan

dimana apabila melampaui batas akan menimbulkan penurunanan dalam

tingkat kualitas pengalaman atau kepuasan.

d. Aspek rekreasi, daya dukung reakreasi merupakan konsep pengelolaan yang

menempatkan kegiatan rekreasi dalam berbagai obyek yang terkait dengan

kemampuan kawasan.

Page 29: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu Agustus - September 2012,

di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya dengan cakupan obyek

wisata alam dalam sudut pandang ekonomi dan kepentingan fungsi dan daya

dukung lingkungan hidup. Obyek wisata alam tersebut yaitu Gunung Galunggung

di Kecamatan Sukaratu; Karaha Bodas di Kecamatan Kadipaten; Pantai Cipatujah,

Pantai Sidangkerta, dan Pantai Pamayangsari di Kecamatan Cipatujah; dan

Karangtawulan di Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa

Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Alat tulis

2. Kamera digital

3. GPS (Global Positioning System)

4. ArcGIS 9.3

5. Microsoft Office 2007

6. Literatur

7. Kuisioner

8. Panduan wawancara

9. Pedoman analisis daerah operasi obyek dan daya tarik wisata alam (ADO-

ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Tabel

2):

Page 30: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

14

Tabel 2 Metode penelitian

No Jenis Data Data yang Dibutuhkan Metode Sumber Data

1 Obyek dan

daya tarik

wisata

Daya tarik obyek wisata berbentuk darat, berupa

keunikan sumberdaya alam, banyaknya jenis

sumberdaya alam yang menonjol, jenis kegiatan wisata,

kebersihan lokasi, dan keamanan kawasan; daya tarik

obyek wisata berbentuk pantai, berupa keindahan,

keselamatan dan keamanan pantai, jenis dan warna

pasir, variasi kegiatan, kebersihan dan kenyamanan, dan

kenyamanan; aksesibilitas, berupa kondisi dan jarak

jalan darat dari terminal bus Tipe A, waktu yang

digunakan untuk mencapai obyek wisata alam dari

terminal bus Tipe A; fasilitas penunjang, berupa sarana

dan prasarana penunjang wisata; kondisi sekitar

kawasan, berupa tata ruang wilayah obyek, mata

pencarian penduduk, pendidikan, tingkat kesuburan

tanah, dan sumberdaya alam; iklim, berupa parameter

curah hujan, parameter udara, dan kelembaban udara;

ketersediaan air bersih, berupa volume, jarak lokasi air

bersih terhadap lokasi obyek, dapat tidaknya air

dialirkan ke obyek, kebanyakan dikonsumsi dan

ketersediaan.

Studi literatur dan observasi

lapang dengan menggunakan

pedoman ADO-ODTWA Dirjen

PHKA tahun 2003.

Obyek daya tarik wisata alam di

Kawasan Strategis Pariwisata

Kabupaten Tasikmalaya meliputi

Gunung Galunggung, Karaha

Bodas, Pantai Cipatujah, Pantai

Sindangkerta, Karangtawulan,

dan Pantai Pamayangsari.

2 Pengunjung Karakteristik pengunjung, aktifitas, waktu kunjungan,

penilaian terhadap obyek wisata alam, keinginan dan

harapan bagi pengembangan wisata kedepannya

Kuisioner dan wawancara.

Metode purposive sampling

berdasarkan klasifikasi kategori

responden, strata umur dan jenis

kelamin dengan jumlah sampel 30

orang pada masing-masing obyek

wisata.

Pengunjung wisata alam di

Kawasan Strategis Pariwisata

Kabupaten Tasikmalaya dan

pengelola obyek wisata alam

(pengelola di lapangan)

Page 31: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

15

Tabel 2 Metode penelitian (Lanjutan) No Jenis Data Data yang Dibutuhkan Metode Sumber Data

3 Masyarakat

sekitar

obyek wisata

alam

Pemanfaatan kawasan oleh masyarakat sekitar,

keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan wisata,

peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata,

kesiapan menerima kunjungan, dampak adanya wisata

bagi masyarakat sekitar, serta keinginan dan harapan

bagi pengembangan wisata kedepannya.

Wawancara menggunakan

metode snowball sampling dan

purposive sampling berdasarkan

klasifikasi kategori responden,

strata umur dan jenis kelamin

dengan jumlah sampel 30 orang

pada masing-masing obyek

wisata.

Masyarakat sekitar obyek wisata

alam yang terlibat langsung dan

tidak langsung terhadap kawasan.

4 Pengelola

obyek wisata

alam

Potensi wisata, dan kegiatan wisata yang sudah

dilaksanakan, status obyek wisata, perencanaan

pengembangan wisata yang sudah dan akan

dilaksanakan, kebijakan-kebijakan yang berlaku di

dalam kawasan, kerjasama yang dilakukan,

permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan serta

solusi yang diupayakan di kawasan obyek wisata.

Studi pustaka dan wawancara

dengan menggunakan metode

snowball sampling.

Dinas Pariwisata, Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat

(KPH Tasikmalaya), BAPPEDA

Kabupaten Tasikmalaya dan

pengelola obyek wisata alam

(pengelola di lapangan).

Page 32: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

16

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Obyek daya tarik wisata (ODTWA)

Data mengenai potensi obyek dan daya tarik wisata alam diolah

dengan menggunakan pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA tahun 2003

yang telah dimodifikasi. Modifikasi dilakukan terhadap sub unsur untuk

menyesuaikan dengan kondisi obyek wisata alam yang dinilai. Penilaian

obyek dan daya tarik wisata dilakukan untuk mendapatkan bobot dari penilain

setiap unsur terhadap setiap obyek wisata. Bobot setiap obyek wisata

digunakan untuk menentukan skor setiap obyek wisata berdasarkan enam

kriteria penilaian, yaitu daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas penunjang

kondisi sekitar kawasan, iklim, ketersediaan air bersih, dan daya dukung

kawasan. Skor diperoleh dari jumlah nilai setiap unsur yang dikalikan dengan

bobot dari setiap kriteria penilaian tersebut.

Pengembangan obyek wisata alam dilakukan dengan

mengklasifikasikan obyek wisata berdasarkan skor dari seluruh kriteria yang

dinilai. Oktadiyani (2006) menjelaskan bahwa untuk menentukan selang

setiap obyek wisata bisa dilakukan dengan cara mengurangi skor tertinggi

dengan skor terendah dan membaginya dengan selang yang digunakan, secara

rumus bisa dinyatakan yaitu:

Keterangan: Selang = Nilai selang dalam penetapan klasifikasi pengembangan

Smaks = Nilai skor tertinggi

Smin = Nilai skor terendah

K = Banyaknya klasifikasi pengembangan

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh klasifikasi pengembangan

pengembangan setiap unsur (Tabel 3).

Tabel 3 Klasifikasi pengembangan setiap unsur

No Penilaian ODTW

Nilai

tertinggi

Nilai

terendah

Klasifiasi Pengembangan

Kurang

potensial

Potensial Sangat

Potensial

1 Daya tarik wisata berbentuk

darat

900 60 60-340 ≥340-620 ≥620-900

2 Daya tarik wisata berbentuk

kawasan perairan (pantai)

1260 420 420-700 ≥700-980 ≥980-1260

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐧𝐠 = 𝑺𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝑺𝒎𝒊𝒏

𝑲

Page 33: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

17

Tabel 3 Klasifikasi pengembangan setiap unsur (Lanjutan)

No Penilaian ODTW

Nilai

tertinggi

Nilai

terendah

Klasifiasi Pengembangan

Kurang

potensial

Potensial Sangat

Potensial

3 Aksesibilitas 550 55 55-220 ≥220-358 ≥358-550

4 Fasilitas Penunjang 180 60 60-100 ≥100-140 ≥140-180

5 Kondisi sekitar

kawasan

750 275 275-433 ≥433-592 ≥592-750

6 Iklim 480 120 120-240 ≥240-360 ≥360-480

7 Ketersediaan air bersih 900 225 225-450 ≥450-675 ≥675-900

Nilai setiap unsur penilaian dijumlahkan dari nilai terendah sampai

tertinggi untuk menentukan skala prioritas pengembangan. Daya tarik obyek

wisata berbentuk darat dan berbentuk kawasan perairan (pantai) dibedakan

karena jumlah nilai dan skornya berbeda menghasilkan klasifikasi penilaian

tertinggi dan terendah (Tabel 4 dan Tabel 5).

Tabel 4 Skala penilaian obyek daya tarik wisata berbentuk darat

Klasifikasi Nilai

Penilaian obyek wisata

berbentuk darat

Tertinggi 3760

Terendah 795

Tabel 5 Skala penilaian obyek daya tarik wisata berbentuk kawasan perairan

(pantai)

Klasifikasi Nilai

Penilaian obyek wisata

berbentuk perairan (pantai)

Tertinggi 4120

Terendah 1155

Pengembangan wisata alam di Kabupaten Tasikmaya dilakukan

dengan cara melihat skala penilaian dan klasifikasi pengembangan. Nilai

tersebut dijumlahkan mulai dari nilai terendah sampai tertinggi. Hasil skala

prioritas rekomendasi dibagi menjadi tiga klasifikasi pengembangan (Tabel 6

dan Tabel 7).

Tabel 6 Skala prioritas rekomendasi obyek wisata berbentuk darat

Unsur Nilai

Klasifikasi obyek wisata berbentuk

darat

Sangat potensial 2773 – 3760

Potensial 1784 – 2772

Kurang potensial 795 – 1783

Tabel 7 Skala prioritas rekomendasi obyek wisata berbentuk kawasan perairan

(pantai)

Unsur Nilai

Klasifikasi obyek wisata berbentuk

kawasan perairan (pantai)

Sangat potensial 3132 – 4120

Potensial 2144 – 3131

Kurang potensial 1155 – 2143

Page 34: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

18

Hasil dari klasifikasi pengembangan digunakan untuk menentukan

obyek wisata alam yang akan dikembangkan. Obyek wisata alam yang

termasuk dalam klasifikasi sangat potensial merupakan obyek wisata yang

direkomendasikan atau diutamakan dalam pengembangannya. Obyek wisata

yang termasuk dalam kategori potensial dan kurang potensial dapat

dikembangkan setelahnya karena perlu banyak perencanaan dalam perbaikan

kawasan dan pengembangan ke depannya. Dirjen PHKA (2002) menjelaskan

bahwa pengembangan obyek wisata dilakukan dengan melihat obyek yang

sangat potensial untuk dikembangkan dilihat dari berbagai unsur.

3.4.2 Pengunjung obyek wisata alam

Responden adalah pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke

obyek wisata alam yang ditemukan pada waktu pengambilan data lapang.

Sampel yang diambil dibagi berdasarkan jenis kelamin yaitu responden laki-

laki dan perempuan. Menurut Nasution (2007), sampel berdasarkan umur

dibagi menjadi remaja (15 - 24 tahun), dewasa (25 – 50 tahun) dan tua (>50

tahun). Hasil kuisioner diolah melalui tabulasi dalam bentuk table, grafik,

dianalisis secara deskriftif serta ditampilkan dalam bentuk matriks (Tabel 8).

Tabel 8 Kategori responden, strata umur, jumlah sampel pengunjung obyek

wisata alam No Kategori

Responden

Strata umur Jenis Kelamin

Laki-laki (orang) Perempuan (orang)

1 Remaja 15-24 tahun 4 4

2 Dewasa 25-50 tahun 6 6

3 Tua >50 tahun 5 5

Jumlah Total 15 15

3.4.3 Masyarakat sekitar obyek wisata alam

Pengambilan sampel ini didasarkan pada keterwakilan berdasarkan

umur yaitu remaja (15 - 24 tahun), dewasa (25 – 50 tahun) dan tua (>50 tahun)

(Nasution 2007) serta berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan

perempuan. Pengambilan sampel dilakukan kepada masyarakat sekitar obyek

wisata alam yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam

pemanfaatan obyek dan pengembangan wisata alam. Data dan informasi

Page 35: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

19

berdasarkan hasil wawancara dianalisis secara deskriptif serta ditampilkan

dalam bentuk matriks (Tabel 9).

Tabel 9 Kategori responden, strata umur, jumlah sampel masyarakat sekitar

obyek wisata alam

No Kategori

Responden

Strata umur Masyarakat yang terlibat

langsung

Masyarakat yang tidak

terlibat langsung

Laki-laki

(orang)

Perempuan

(orang)

Laki-laki

(orang)

Perempuan

(orang)

1 Remaja 15-24 tahun 2 2 3 2

2 Dewasa 25-50 tahun 3 3 3 3

3 Tua >50 tahun 3 2 2 2

Jumlah Total 8 7 8 7

3.4.4 Pengelola obyek wisata alam

Pengelola merupakan pemerintah, Dinas terkait (berhubungan dengan

pengembangan dan kegiatan wisata alam serta kawasan potensial untuk

pengembangan wisata), swasta, penyedia jasa wisata dan jasa transportasi.

Data dan informasi hasil wawancara pengelola dianalisis secara deskriptif

untuk mengetahui pihak yang terlibat dalam kegiatan wisata serta rencana

strategis pengembangan pengelolaan wisata alam.

3.5 Pengembangan wisata alam

Penentuan prioritas pengembangan wisata dilakukan untuk mencapai

optimalisasi pengembangan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh langsung

meliputi penilaian berdasarkan ADO-ODTWA Dirjen PHKA Tahun 2003,

kesesuaian pengembangan, dan keberlanjutan/kelestarian obyek daya tarik wisata

alam dan faktor pembatas. Prioritas pengembangan didapatkan melalui penilaian

masing-masing obyek wisata terhadap faktor tersebut dengan bobot yang sama.

Hasil penilaian keseluruhan masing-masing obyek terhadap faktor tersebut

dijumlahkan sehingga diketahui nilai akhirnya. Obyek yang mendapatkan nilai

tertinggi menjadi prioritas utama pengembangan (Gambar 1).

Page 36: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

20

Gambar 1 Skema penentuan prioritas pengembangan wisata alam.

Kelestarian geothermal

Kelestarian Penyu Hijau

(Chelonia mydas)

Mitigasi bencana dan

pola aktifitas letusan

gunung api dan tsunami

Rencana strategis

pengelola

Sosial budaya dan

kesiapan masyarakat

menerima kunjungan

Keberlanjutan/

kelestarian obyek

daya tarik wisata

alam dan faktor

pembatas

ADO-ODTWA

Dirjen PHKA 2003

Prioritas

Pengembangan

Wisata Alam

Pelayanan pengunjung

Kesesuaian

pengembangan

Daya tarik wisata alam

(darat dan kawasan

perairan (pantai)

Aksesibilitas

Fasilitas penunjang

Kondisi sekitar kawasan

Iklim

Ketersediaan air bersih

Page 37: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

BAB IV

KONDISI LOKASI PENELITIAN

Obyek daya tarik wisata alam yang termasuk kedalam Kawasan Strategis

Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

Gambar 2 Peta daya tarik wisata alam di Kawasan Strategis Kabupaten

Tasikmalaya.

4.1 Gunung Galunggung

Pada zaman dulu, Gunung Galunggung merupakan salah satu pusat

spriritual kerajaan Sunda pra-Pajajaran. Kerajaan tersebut membuat naskah Sunda

kuno yang dinamakan Amanat Galunggung. Gunung Galunggung merupakan

gunung berapi dengan ketinggian 2.167 mdpl. Gunung Galunggung berada di

Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya. Jarak dari

Gunung Galunggung dari pusat Kota Tasikmalaya ±17 km. Obyek wisata Gunung

Galunggung dapat dicapai melalui jalan beraspal dengan menggunakan kendaraan

Page 38: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

22

bermotor dari Jalan Bantar dan Kecamatan Sukaratu; Kecamatan Indihiang dan

Cisayong; atau Kecamatan Singaparna serta melewati Desa Linggajati.

Obyek daya tarik wisataberupa kawasan Wana wisata dalam hutan lindung

Gunung Galunggung RPH Cisayong, BKPH Tasikmalaya, KPH Tasikmalaya,

terletak pada ketinggian 1.250 mdpl dan suhu udara rata‐rata 25 °C. Perum

Perhutani membangun wana wisata Cipanas Galunggung sejak tahun 1988.

Setelah itu, Pemerintah Daerah ikut berperan serta dalam pengelolaan wisata

Gunung Galunggung.Obyek daya tarik wisata alam di Gunung Galunggung antara

lain:

4.1.1 Danau kawah

Setelah meletus terakhir tahun 1982 dengan mengeluarkan lahar panas,

pasir dan bebatuan, Gunung Galunggung membentuk lekukan yang tergenang

air yang biasa disebut danau kawah. Danau kawah memiliki luas ±40 ha

dengan kondisi air yang jernih dan tenang yang dapat digunakan sebagai

tempat rekreasi dan pemancingan. Danau kawah ini dikelilingi oleh hutan

pegunungan hasil suksesi dari letusan Gunung Galunggung yang terakhir dan

memiliki kekayaan flora dan fauna. Danau kawah dapat dicapai dengan

menaiki kendaraan sampai batas akhir jalan, kemudian dilanjutkan dengan

menaiki ±620 buah anak tangga (Gambar 3).

(a)

(b)

Gambar 3 Obyek wisata Gunung Galunggung (a) Danau kawah (b) ±620 anak

tangga menuju danau kawah.

Salah satu keunikan danau kawah Gunung Galunggung yang berbeda

dari gunung berapi lainnya adalah air danau yang dingin serta tidak tercium

Page 39: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

23

bau belerang. Pada saat cuaca yang cerah, wisatawan dapat melihat air sungai

yang turun dari bukit Gunung Galunggung. Pemandangan ini merupakan

potensi daya tarik wisata alam lainnya selain menikmati danau kawah dan

pemandian air panas. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah hiking, camping,

maupun sekedar berekreasi, menikmati pemandangan alam (sightseeing), dan

fotografi di danau kawah dan Gunung Galunggung.

4.1.2 Pemandian air panas

Pemandian air panas dari mata air Gunung Galunggung yang mengalir

didalam kawasan, perkampungan dan persawahan milik masyarakat sekitar

menjadi obyek daya tarik yang dapat dinikmati pengunjung. Sumber mata air

panas tersebut memiliki kandungan belerang yang bermanfaat untuk

pengobatan dan kesehatan. Pemandian air panas memiliki luas tiga hektar

berupa obyek air terjun, sungai air panas, kolam renang air panas, bak rendam

dan tempat pemandian (Gambar 4). Memasuki obyek sungai dan air terjun

yang dikelola Perum Perhutani, diharuskan membayar tiket sebesar

Rp.10.000.

(a)

(b)

Gambar 4 Pemandian air panas (a) kolam renang air panas buatan (b) bak

pemandian dari sungai air panas.

Fasilitas penunjang di dua tempat tersebut yaitu arena bermain anak-

anak, kios wisata (makanan dan cindramata), gardu keamanan, gazebo,

mushala dan area parkir yang cukup luas. Pemandian air panas yang dikelola

Perum Perhutani KPH Tasikmalaya memiliki fasilitas tambahan yaitu

panggung hiburan dan area perkemahan (Gambar 5).

Page 40: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

24

(a)

(b)

Gambar 5 Fasilitas dalam kawasan (a) camping ground (b) area bermain anak.

Obyek lainnya adalah keindahan panorama hutan lindung dan aktivitas

satwaliar yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan babi hutan

(Sus scrofa) yang dapat dijumpai di dekat pemandian air panas. Umumnya

pengunjung obyek wisata Galunggung adalah wisatawan lokal/domestik,

khususnya yang datang dari wilayah Priangan Timur. Pengunjung biasanya

memanfaatkan hari libur nasional dam pada akhir pekan. Kedatangan

pengunjung yang melebihi jumlah biasanya (peak season) terjadi hanya

beberapa kali dalam setahun, yaitu sebelum puasa (munggahan), setelah

Lebaran dan Tahun Baru.

4.2 Karaha Bodas

Karaha Bodas terletak di perbatasan antara Kabupaten Garut dan Kabupaten

Tasikmalaya. Salah satu potensi wisata alam menarik yang termasuk kedalam

batas administratif Kabupaten Tasikmalaya adalah wisata alam terpadu Karaha

Bodas di Kecamatan Kadipaten. Karaha Bodas berasal dari bahasa Sunda, yaitu

karaha atinya karatan, bodas artinya putih. Jadi Karaha Bodas adalah bukit yang

terlihat seperti lapangan luas, ditumbuhi tumbuhan bawah dengan tanah sulfur

berwarna putih yang terlihat seperti berkarat (menguning).

Area wisata alam ini terletak di hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani

Unit III Jawa Barat dan Banten KPH Tasikmalaya. Konsep wisata alam Karaha

Bodas berbasis pada keberadaan obyek wisata hutan alam dan potensi wisata

geologi geothermal yang dikelola PT Pertamina. Akses jalan menuju lokasi wisata

ini melalui jalan desa Kadipaten sejauh ±5 km dari pintu masuk sebelah kanan

Page 41: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

25

dari turunan Gentong atau Malangbong jika dari arah Bandung menuju

Tasikmalaya. Jarak dari pusat Kota Tasikmalaya dan terminal tipe A ke Karaha

Bodas sejauh ±30 km. Obyek daya tarik wisata Karaha Bodas antara lain:

4.2.1 Wana Wisata Geologi Geothermal

Konsep inti wisata Karaha Bodas adalah berupa wana wisata serta

geowisata. Wana wisata merupakan bentuk wisata alam yang dibentuk oleh

keindahan hutan sekitar Karaha Bodas (Gambar 6). Potensi wisata yang dapat

dikembangkan di wana wisata ini adalah pembuatan camping ground, jogging

track, outbond, pembuatan meeting room, wisata kuliner, pertunjukan seni

budaya serta agrowisata. Potensi geowisata di Karaha Bodas dikembangkan

berdasar pada ketersediaan potensi hidrotermal yang muncul dalam bentuk

mata air panas. Dapat dikembangkan dalam bentuk pemandian air panas,

lanskap bentang alam geologi, paket wisata geothermal, serta area ekskursi

geologi/field trip.

(a)

(b)

Gambar 6 Daya tarik Karaha Bodas (a) lokasi yang dijadikan tempat wisata

(b) hutan pinus.

4.2.2 Agrowisata strawberry

Rata-rata masyarakat Desa Kadipaten bermatapencaharian sebagai

petani baik pemilik kebun atau buruh tani, pengumpul dan distributor.

Masyarakat terlibat langsung dan saling berkaitan dengan kegiatan pertanian

ini. Awalnya masyarakat menanam sayuran, namun hasilnya kurang

memberikan keuntungan sehingga masyarakat desa mengganti dengan

Page 42: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

26

komoditas lain yaitu strawberry. Strawberry menjadi pilihan karena cocok

untuk ditanam dalam kondisi iklim dan ketinggian di daerah tersebut, tidak

membutuhkan banyak air untuk penyiraman tanaman dan pemanenan dapat

dilakukan setiap hari selama musim kemarau. Terbukti dari kegiatan pertanian

strawberry, kesejahteraan petani meningkat. Kegiatan pertanian strawberry

dapat dijadikan sebagai salah satu potensi wisata yaitu agrowisata (Gambar 7).

(a)

(b)

Gambar 7 Agroforestry masyarakat Kecamatan Kadipaten (a) kebun

strawberry (b) strawberry yang telah dipanen dan akan dipasarkan.

Atraksi wisata yang dapat dilakukan adalah memanen buah strawberry,

trekking ke area kebun strawberry, mengenal strawberry, sehari menjadi

petani strawberry, dan wisata kulier berbagai hasil olahan strawberry.

Kegiatan agrowisata ini belum direncanakan karena pemerintah lebih

terkonsentrasi terhadap pengembangan wisata di Karaha Bodas.

4.3 Pantai Sindangkerta

Nama Sindangkerta berasal dari cerita seorang bernama mang Kerta yang

berasal dari kampung Sindang kemudian singgah (sindang) dan tinggal di

kampung Cisaat yang sekarang bernama Sindangkerta. Pantai Sindangkerta

berlokasi ±78 km dari pusat Kota Tasikmalaya atau ±3-4 jam waktu tempuh

dengan menggunakan kendaraan bermotor dan ±205 km dari Kabupaten Bandung

serta ±4 km dari Pantai Cipatujah ke arah timur. Obyek daya tarik wisata alam di

Pantai Sindangkerta antara lain:

4.3.1 Wisata Pantai (Taman Lengsar)

Di pantai ini terdapat Taman Lengsar, yaitu taman laut ±20 ha yang

memiliki kekayaan biota laut, ikan hias, serta beraneka ragam karang laut

Page 43: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

27

yang luas (Gambar 14). Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di dalam

kawasan yaitu berenang, bermain air dengan perahu karet, rekreasi, piknik,

wisata kuliner, menikmati keindahan pantai, dan fotografi. Fasilitas dalam

kawasan wisata diantaranya adalah gazebo, mesjid, kios wisata, WC umum,

tempat sampah, tempat untuk membakar ikan, dan wisma Mutiarasari atau

mess Pemda.

(a)

(b)

(c) (d)

Gambar 8 Kondisi Pantai Sindangkerta (a) gapura sekaligus benteng penahan

ombak (b) pantai yang dapat digunakan untuk berenang (c) suasana pantai

siang hari dan (d) suasana pantai saat sunset.

4.3.2 Kesenian tradisional Seni Rengkong

Ungkapan rasa syukur masyarakat Sunda terhadap Tuhan akan hasil

panen menjadi ritual dan dilakukan secara adat dengan menggabungkan unsur

kesenian dan kebudayaan. Pada mulanya padi dipanen, lalu “dipangkek” yakni

diikat dengan awi tali, kemudian ditumpuk di dekat dangau (saung sawah)

berbentuk piramid. Padi diangkut ke rumah (leuit) dengan alat pemikul yang

disebut angguk (dibuat dari sebatang bambu) yang pada kedua ujung

Page 44: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

28

pangkalnya dibuat lekukan melingkar untuk letak tali pemikul (salang) dan

dibuatkan lubang resonator (bunyi). Apabila orang yang memikul berjalan

atau bergerak, maka lekukan angguk dengan tali yang dibebani padi akan

menimbulkan suara diakibatkan terjadinya pergeseran. Jenis kesenian inilah

yang disebut “Seni Rengkong” (Gambar 9).

Pemainnya menggunakan busana yang terdiri dari baju kampret, celana

pangsi, ikat kepala, dan tidak menggunakan alas kaki. Biasanya dalam

perayaaan pesta rakyat, instrumen seni rengkong dibantu ditambah dengan

hatong, sebuah alat tiup yang terbuat dari bambu, yang jenisnya beragam

seperti hatong ijen (hong-hong), hatong sekaran, dan hatong (Gambar 9b).

(a)

(b)

Gambar 9 Penampilan seni tradisional Rengkong (a) Rengkong (b) Hatong.

Kesenian ini dipertunjukan dalam perayaan seperti khitanan,

perkawinan, hiburan rakyat, termasuk pergelaran di kota besar. Seni

tradisional Rengkong ditampilkan oleh masyarakat asli dari Desa

Sindangkerta untuk perayaan atau permintaan khusus dari wisatawan

(rombongan) yang berkunjung ke tempat wisata tersebut. Pementasan seni

tradisional Rengkong sudah banyak dikenal masyarakat luas dan sering

dipentaskan di berbagai kota di Indonesia dan beberapa Negara di Asia

Tenggara.

4.3.3 Kampung nelayan (Pamoekan)

Kampung nelayan “Pamoekan” merupakan daerah tempat tinggal dan

tempat penyimpanan perahu milik nelayan di sekitar Pantai Sindangkerta dan

Pantai Pamayangsari. Nelayan yang tinggal di kampung tersebut sebanyak 20

kepala keluarga. Rumah keluarga nelayan seluruhnya seragam dari luas

Page 45: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

29

rumah, bentuk rumah (rumah panggung adat Sunda), bahan pembuat rumah

(dari bilik bambu, kayu, tripleks dan genteng), serta lantainya dari tanah.

Setiap hari nelayan melakukan aktivitasnya seperti membuat jaring,

memperbaiki kapal yang rusak, serta melakukan kegiatan menangkap ikan di

laut. Aktivitas atau kegiatan nelayan tersebut merupakan salah satu potensi

daya tarik wisata yang dapat dikembangkan (Gambar 10).

(a)

(b)

Gambar 10 Pamoekan (a) perahu nelayan (b) rumah nelayan di sekitar pantai.

4.3.4 Hajat Lembur Mapag Taun

Setiap tanggal 1 Januari, di Pantai Sindangkerta selalu diadakan upacara

ritual keagamaan yaitu Hajat Lembur Mapag Taun (perayaan Desa

menyambut Tahun Baru). Ritual ini dilaksanakan pada pagi hari setelah

melakukan kegiatan pesta kembang api pada tengah malam tahun baru.

Kegiatan tersebut merupakan even tahunan yang dilaksanakan oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya bersama masyarakat

sekitar Pantai Cipatujah, Pantai Sindangkerta, dan Pantai Pamayangsari

(Gambar 11).

(a)

(b)

Gambar 11 Ritual Hajat Lembur Mapag Taun (menyambut Tahun Baru)

(a) Upacara Adat Sunda (b) pelepasan Jampana ke laut lepas.

Page 46: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

30

Kegiatan tersebut biasanya dihadiri dan disaksikan oleh Pejabat Daerah

dan masyarakat sekitar serta pengunjung yang datang dari berbagai daerah

Even tersebut merupakan seni pertunjukan atau atraksi budaya dari berbagai

kesenian masyarakat desa yaitu upacara adat yang berarti pembukaan dan

penyambutan. Pada upacara adat terdapat berbagai seni Sunda yaitu

penampilan si Gareng, Tari Jaipong “penyambutan”, dan iringan pengantin

yang mengalungkan bunga pada yang dituakan atau dihormati. Kemudian

yang dituakan didaulat untuk menyipratkan air “kahuripani” kepada semua

orang yang hadir dalam acara tersebut dan melakukan prosesi pelepasan

jampana ke laut lepas. Pelepasan jampana mengartikan ucapan rasa syukur

terhadap Tuhan. Setelah itu diakhiri makan besar sajian tumpeng oleh semua

orang yang hadir. Dilanjutkan dengan pagelaran budaya seni tradisional

Rengkong dan Aseuk Hatong serta kesenian tradisional lainnya.

4.4 Pantai Pamayangsari

Nama Pantai Pamayangsari terbentuk berdasarkan sejarah pantai yang

merupakan tempat hidup penyu, tetapi sekarang berubah fungsi menjadi tempat

pelabuhan perahu nelayan penangkap ikan yaitu pamayang. Meskipun demikian,

Pantai Pamayangsari masih memiliki Kawasan Konservasi Penyu sebagai tempat

perlindungan dan peneluran penyu. Pantai Pamayangsari berlokasi ±8 km dari

Pantai Cipatujah dan ±4 km dari Pantai Sindangkerta. Obyek daya tarik wisata

alam adalah sebagai berikut:

4.4.1 Keindahan Pantai Pamayangsari

Pantai Pamayangsari merupakan sebuah pantai landai dengan panorama

alam pesisir pantai yang khas dan dimanfaatkan sebagai pelabuhan nelayan

dan tempat pelalangan ikan. Meskipun demikian, banyak pengunjung datang

menikmati keindahan pantai. Disamping itu, terdapat rumah makan yang

menyediakan berbagai jenis makanan dan olahan hasil tangkapan laut untuk

pengunjung yang ingin berwisata kuliner dan belanja (Gambar 12).

Page 47: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

31

(a)

(b)

Gambar 12 Suasana Pantai Pamayangsari (a) tempat perahu nelayan

(pelabuhan) (b) pembangunan pelabuhan Pantai Pamayangsari, menara

pengamat, kantor dan tempat pelelangan hasil tangkapan laut.

4.4.2 Kawasan Konservasi Penyu Hijau

Sebelah barat Pantai Pamayangsari terdapat Kawasan Konservasi Penyu

dengan panjang pantai sekitar tiga kilometer. Tujuan BKSDA Jawa Barat

mengelola Kawasan Konservasi Penyu untuk perlindungan dan pelestarian

penyu yang langka dan dilindungi. Terdapat tiga jenis penyu yang

dikonservasi dan ditangkarkan yaitu penyu hijau, penyu sisik dan penyu

lekang. Namun saat ini penyu sisik dan penyu lekang sudah jarang bertelur

sehingga hanya penyu hijau saja yang masih bertelur di Pantai Pamayangsari.

Hal tersebut dikarena adanya perburuan penyu (daging, telur dan bagian

lainnya) serta gangguan atau kerusakan habitat sehingga penyu tidak datang

kembali ke tempat tersebut untuk berkembangbiak dan bertelur.

Pantai Pamayangsari didatangi oleh penyu karena tempatnya yang

tertutup/terisolasi oleh daratan yang menjorok ke laut dari bagian kanan dan

kirinya sehingga tidak tidak terhubung dengan bagian pantai yang lain. Selain

itu, pantai ini ditutupi oleh tumbuhan dan semak-semak yang cukup tinggi

jenis padan-pandanan yang merupakan pakan penyu. Penyu datang pada

musim kawin dan musim bertelur yaitu pada bulan Maret – Agustus. Dalam

satu musim, penyu dapat bertelur hingga enam kali dengan jarak peneluran

satu ke peneluran selanjutnya selama ±12 – 20 hari. Setiap malam sampai

sebelum terbit fajar petugas bersama masyarakat sekitar melakukan patroli

untuk melihataktivitas penyu. Setelah induk penyu mengeluarkan semua

telurnya, telur tersebut diambil dan dimasukan kedalam satu lubang di bak

Page 48: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

32

penetasan semi alami dengan kedalaman lubang 60 cm dan dibiarkan selama

satu minggu (Gambar 13b).

(a)

(b)

Gambar 13 Pantai Pamayangsari (a) Kawasan Konservasi Penyu (±3 km) yang

menjadi tempat penyu makan, reproduksi dan bertelur (b) bak penetasan semi

alami di dekat pantai.

Dalam suhu inkubasi 25 – 32 °C, telur penyu akan menetas selama ±55

hari, dan suhu inkubasi 24 – 26 °C terlur penyu akan menetas selama ±80 hari.

Setelah telur menetas, penyu dengan sendirinya akan naik ke permukaan dan

dipindahkan ke penangkaran selama tiga bulan (Gambar 14). Setelah itu, penyu

dilepaskan kembali ke laut. Pelepasan penyu biasanya dilakukan oleh siswa

sekolah sekitar kawasan konservasi penyu, BKSDA Jawa Barat serta petugas

lapangan. Kawasan Konservasi Penyu tidak dikhususkan untuk kegiatan wisata

alam meskipun cukup banyak wisatawan berkunjung ke Kawasan Konservasi

Penyu dan penangkarannya disela-sela kegiatan wisata ke Pantai Sindangkerta.

(a)

(b)

Gambar 14 Penangkaran Penyu Hijau di bak khusus setelah penetasan (a) umur

tiga minggu setelah penetasan (b) umur 3 – 6 bulan.

4.5 Pantai Cipatujah

Nama Cipatujah berasal dari bahasa Sunda, ci berarti cai atau air dan

patujah berasar dari kata patujah-tujah yang artinya bergulung-gulung. Jadi

Cipatujah berarti air atau ombak besar yang bergulung-gulung (merupakan laut

Page 49: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

33

lepas bagian dari Samudra Hindia). Obyek daya tarik wisata yang perlu dijaga

kelestariannya adalah keindahan pantai (laut lepas). Pantai Cipatujah berjarak ±74

km dari pusat kota Tasikmalaya dan ±60 km dari Pantai Pangandaran. Setelah

semua fasilitas dan perumahan warga hancur karena Tsunami tahun 2006, Pantai

Cipatujah mulai diperbaiki kembali sedikit demi sedikit. Fasilitas dalam kawasan

adalah kios wisata, gazebo, area bermain anak, menara pandang, mesjid,

panggung terbuka, penginapan, area parkir, dan Tourism Information Center

(Gambar 15).

(a)

(b)

Gambar 15 Suasana Pantai Cipatujah (a) pemandangan laut lepas Cipatujah

dengan pasir pantai yang luas (b) pemadangan laut lepas dan benteng batu.

Lokasinya sangat strategis karena berada di bibir pantai yang

menghubungkan antara Pantai Pangandaran dengan Pelabuhan Ratu Sukabumi.

Setiap tanggal 1 Januari, di Pantai Cipatujah selalu diadakan upacara ritual

keagamaan yaitu Hajat Lembur Mapag Taun dan balap kerbau serta kesenian

tradisional lainnya (calung, kentongan dan debus).

4.6 Karangtawulan

Karangtawulan merupakan salah satu pantai berkarang yang berukuran

besar dan curam. Karangtawulan berasal dari kata karang dan tawulan (jalan)

yang berarti jalan menuju karang. Berdasarkan cerita masyarakat (mitos),

Karangtawulan merupakan karang tempat Putri Wulan diasingkan sebagai tumbal.

Karang yang dimaksud adalah karang yang berada di tengah laut (Nusa Manuk).

Nusa Manuk merupakan pulau karangyang berjarak ±300 meter dari bibir pantai,

pada musim tertentu dihuni oleh berbagai jenis burung laut. Lokasi

Page 50: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

34

Karangtawulan di Desa Cimanuk Kecamatan Cikalong dan berjarak ±97 km dari

pusat kota Tasikmalaya, ±40 km dari Pantai Pangandaran dan ±20 km dari Pantai

Cipatujah (Gambar 16).

(a)

(b)

Gambar 16 Obyek wisata Karangtawulan (a) keindahan ombak besar yang

menabrak karang (b) Nusa Manuk.

Karangtawulan memiliki dua goa yaitu Goa Parat dan Goa Lalay yang

sering digunakan untuk bertapa. Dalam goa terlihat bekas tikar dan sesaji yang

digunakan petapa. Goa Parat diambil dari bahasa Sunda, parat yaitu selesai yang

berarti goa tersebut tidak dalam hanya lubang kecil yang melekuk kedalam hanya

dapat dimasuki 1-2 orang saja. Goa Lalay diambil dari bahasa Sunda, lalay berarti

kelelawar yaitu goa yang dihuni oleh kelelawar. Jarak antara Goa Parat dan Goa

Lalay cukup dekat, berjarak ±80 meter dan terhalangi oleh karang dan jalan yang

menuju ke dua goa tersebut. Goa-goa tersebut sejajar pantai sehingga apabila laut

sedang pasang, air laut dapat masuk kedalam goa (Gambar 17).

(a)

(b)

Gambar 17Kondis pantai dan goa yang sejajar karang (a) pantai (b) Goa Parat.

Sekitar ±100 meter kearah timur dari gerbang kedatangan, terdapat makam

keramat Syech Abdul Rahman Abdul Rahim dan makam Eyang Garuda Ngupuk

Page 51: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

35

yang diketahui merupakan keturunan dari Wali Songo dan keturunan Prabu

Siliwangi Raja Galuh Pakuan. Jarak antara dua makam tersebut ±100 meter

(Gambar 18).

(a)

(b)

Gambar 18 Obyek wisata spiritual makam keramat Syech Abdul Rahman Abdul

Rahim (a) tampak dalam (b) tampak luar.

Banyak wisatawan berkunjung untuk berziarah ke dua makam tersebut

(wisata rohani/spiritual). Saat ini kondisi bangunan rumah dan makam sangat

memprihatinkan sehingga dikhawatirkan dapat roboh dan membahayakan

peziarah

Seluruh obyek wisata alam di Kabupaten Tasikmalaya termasuk kedalam

pengembangan wisata tingkat III berdasarkan Peraturan daerah Nomor 5 Tahun

2005. Pembayaran tiket pengunjung sebesar Rp. 2.000 dan untuk retribusi Rp.200.

Khusus untuk obyek wisata Gunung Galunggung, pengunjung diharuskan

membayar Rp.4.200 karena dikelola oleh dua stakeholder. Parkir untuk kendaraan

roda dua, jeep dan sedan Rp.1.000, untuk kijang dan sejenisnya Rp. 2.000, mini

bus Rp. 3.000, metro bus Rp. 4.000, dan bus Rp. 5.000.

Page 52: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)

5.1.1 Penilaian obyek dan daya tarik wisata alam

5.1.1.1 Daya tarik obyek wisata alam

A. Daya tarik obyek wisata berbentuk darat

Daya tarik merupakan modal utama yang menarik perhatian

wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata. Kriteria daya tarik wisata

alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya yaitu

daya tarik obyek wisata berbentuk darat dan berbentuk perairan (pantai).

Terdapat lima unsur daya tarik obyek wisata berbentuk darat, yaitu:

1) Keunikan sumberdaya alam

Gunung Galunggung memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 25

poin karena memiliki empat jenis keunikan sumberdaya alam yaitu

sumber mata air panas yang berasal dari mata air Gunung Galunggung,

danau kawah, air terjun panas dan dingin yang mengalir ke sungai

sekitar kawasan, serta flora hutan pegunungan berdasarkan hasil suksesi

dari letusan terakhir.

2) Jenis sumberdaya alam yang menonjol

Gunung Galunggung memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 20

poin karena memiliki tiga jenis sumberdaya alam yang menonjol yaitu

flora hutan alami yang terbentuk dari hasil suksesi dari letusan terakhir,

air (mata air, sumber air panas, danau kawah, air terjun panas dan

dingin, dan sungai), dan gejala alam (danau kawah yang terbentuk dari

hasil letusan terakhir Gunung Galunggung dan pemandangan seluruh

kawasan obyek wisata alam Gunung Galunggung).

3) Jenis kegiatan wisata alam

Gunung Galunggung dan Karaha Bodas mendapatkan nilai

tertinggi yaitu 30 poin. Pada dasarnya kedua obyek wisata alam tersebut

merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Galunggung, maka

kegiatan yang dapat dilakukan hampir sama. Jenis kegiatan wisata alam

Page 53: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

37

yang dapat dilakukan di dua lokasi tersebut yaitu tracking/hiking,

camping, wisata pendidikan (mengenal kawasan hutan dan obyek wisata

alam), kesehatan (sumber air panas untuk mengobati berbagi penyakit),

menikmati pemandangan alam, fotografi dan outbound.

4) Kebersihan lokasi

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian diketahui Karaha

Bodas memiliki nilai tertinggi 25 poin untuk kebersihan lokasi. Kawasan

tersebut belum difungsikan sebagai obyek wisata alam sehingga tidak

ada aktivitas manusia yangmembuang sampah, berbuat kerusakan dan

vandalism. Karaha Bodas cukup jauh dari pemukiman penduduk dan

relatif aman dari kendaraan motor/mobil. Kawasan tersebut

dimanfaatkan oleh Perum Perhutani untuk pemanenan getah pinus dan

PT Pertamina melakukan proyek pengolahan panas geothermal menjadi

energi listrik. Dengan demikian, tidak semua orang dapat mengakses

tempat tersebut.

5) Keamanan kawasan

Keamanan kawasan merupakan salah satu faktor yang

menentukan dalam mendukung potensi pasar ODTWA serta berkaitan

dengan kenyamanan pengunjung. Apabila kondisi keamanan tidak

terjamin, maka wisatawan tidak akan tertarik untuk mengunjungi obyek

tersebut (Ditjen PHKA 2003). Gunung Galunggung mendapatkan 30

poin untuk keamanan kawasan (Tabel 10).

Tabel 10 Hasil penilaian daya tarik obyek wisata berbentuk darat No Obyek Nilai Jumlah Skor Klasifikasi

Pengembangan A B C D E

1 Gunung

Galunggung

25 20 30 20 30 125 750 Sangat

Potensial

2 Karaha Bodas 20 15 30 25 20 110 660 Sangat

Potensial

Keterangan:

A = Keunikan sumberdaya alam E = Keamanan kawasan

B = Jenis sumberdaya alam menonjol Jumlah = Total seluruh kriteria

C = Jenis kegiatan wisata alam Skor = Jumlah total dikali bobot (6)

D = Kebersihan lokasi

Page 54: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

38

Gunung Galunggung merupakan kawasan hutan lindung yang

dilindungi dari penebangan liar dan perambahan hutan, gangguan

terhadap flora dan fauna, dan pemanfaaatan untuk kegiatan ekonomi.

Resiko terjadinya kebakaran hutan rendah karena Gunung Galunggung

merupakan hutan pegunungan yang memiliki kelembaban dan curah

hujan yang tinggi. Masuknya flora dan fauna eksotik cukup sulit karena

hanya jenis tumbuhan tertentu yang dapat tumbuh di hutan pegunungan.

B. Daya tarik obyek wisata berbentuk kawasan perairan (pantai)

Terdapat enam unsur daya tarik obyek wisata berbentuk kawasan

perairan (pantai), yaitu:

1) Keindahan

Keindahan Karangtawulan mendapatkan nilai tertinggi yaitu 30

poin. Karangtawulan memiliki daya tarik berupa keunikan karang

berukuran besar di tengah laut dan sekitar pantai, pemandangan lepas

pantai, goa, dan makam keramat. Obyek daya tarik wisata tersebut

memiliki variasi pandangan pulau dan karang di laut berupa Nusa Batu

Kolotok, Nusa Batu Nunggul, dan Nusa Manuk yang merupakan habitat

bagi burung laut, serta ombak laut lepas yang menerjang karang-karang

besar. Keindahan seluruh obyek daya tarik di Karangtawulan menyatu

secara alamiah sehingga membuat keserasian dengan pandangan pantai.

2) Keselamatan/keamanan pantai

Seluruh obyek wisata alam yang diteliti mendapatkan nilai yang

sama yaitu 25 poin. Empat lokasi tersebut merupakan satu kesatuan

karena berada pada satu garis pantai/laut lepas yaitu Samudra Hindia.

Tidak ada tubir atau jurang yang dapat membahayakan keselamatan

pengunjung. Seluruh obyek wisata pantai tidak dapat digunakan untuk

berenang karena arusnya deras dan berbahaya. Kegiatan nelayan dalam

menangkap ikan dilakukan pada saat kondisi laut dalam keadaan baik,

dengan demikian kemungkinan pencemaran dari bahan kimia yang

beracun sangat sedikit bahkan tidak ada.

Page 55: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

39

Tidak ada kepercayaan yang mengganggu meskipun mitos di

pantai selatan masih dipercaya (Mitos Nyi Roro Kidul). Gangguan

manusia hanya terjadi di sekitar kawasan saja. Salah satu gangguan

manusia yang terjadi adalah pengerukan pasir besi di dekat obyek wisata

Pantai Cipatujah. Hal tersebut membuat jalan menjadi rusak akibat truk

pasir yang berat. Sampai saat ini, permasalahan antara masyarakat,

Pemerintah Daerah dan Pengusaha tambang pasir besi masih belum

dapat diselesaikan.

3) Jenis dan warna pasir

Pasir di Pantai Cipatujah, Pantai Pamayangsari dan

Karangtawulan berwarna hitam/coklat/coklat kehitaman sehingga

mendapatkan 20 poin. Pantai Sindangkerta memiliki dua macam pasir

yaitu pasir coklat dan bergeluh sehingga mendapatkan 15 poin. Pasir

bergeluh merupakan pasir putih, belum membentuk butiran pasir yang

halus sempurna karena kerang-kerang atau biota laut yang keras masih

dalam bentuk kasar.

4) Variasi kegiatan

Pantai Sindangkerta memiliki variasi kegiatan terbanyak dengan

poin terbesar yaitu 20. Perbedaan antara Pantai Sindangkerta dengan

obyek wisata lainnya adalah pengunjung dapat melakukan kegiatan

berenang. Karang seluas 20 ha yang membentuk kolam-kolam

keciluntuk berenang yang dibatasi karang besar dan tinggi di ujung dekat

laut lepas. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan adalah berjemur,

rekreasi, piknik, menikmati pemandangan, fotografi dan olahraga.

5) Kebersihan/kenyamanan

Pantai Sindangkerta dan Karangtawulan mendapatkan nilai

kebersihan dan kenyamanan tertinggi yaitu 25 poin. Kedua obyek

tersebut tidak mendapatkan pengaruh dari pelabuhan, pelelangan

ikan/pabrik, sungai, pemukiman, dan sumber pencemaran. Pengaruh

musim, cuaca/iklim sangat berpengaruh, karena apabila terjadi cuaca

buruk maka ombak besar akan menerjang pantai dan karang sehingga

dapat membahayakan keselamatan pengunjung.

Page 56: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

40

6) Kenyamanan

Seluruh obyek wisata mendapatkan 20 poin karena memiliki

empat unsur kenyamanan yaitu bebas kebisingan, tidak ada gangguan

binatang dan manusia serta jauh dari pusat kota (Tabel 11).

Tabel 11 Hasil penilaian daya tarik obyek wisata berbentuk kawasan

perairan (pantai) No Obyek Nilai Jumlah Skor Klasifikasi

Pengembangan A B C D E F

1 Pantai

Sindangkerta 25 20 15 20 25 20 125 750 Potensial

2 Pantai

Cipatujah 20 20 20 15 20 20 115 690

Kurang

Potensial

3 Pantai

Pamayangsari 25 20 20 15 15 20 115 690

Kurang

Potensial

4 Karangtawulan 30 20 20 15 25 20 130 780 Potensial

Keterangan:

A = Keindahan E = Kebersihan/kenyamanan

B = Keselamatan/keamanan pantai F = Kenyamanan

C = Jenis dan warna pasir Jumlah = Total keseluruhan kriteria

D = Variasi kegiatan Skor = Jumlah total dikali bobot (6)

Kebisingan dan kemacetan hanya terjadi pada waktu tertentu

seperti munggahan, Hari Raya dan Tahun Baru. Karangtawulan

mendapatkan nilai tertinggi berdasrkan hasil keseluruhan dari penilaian

obyek wisata berbentuk kawasan perairan (pantai), yaitu 780 poin obyek

wisata dengan kriteria pengembangan potensial. Pantai Sindangkerta

potensial, Pantai Cipatujah dan Pantai Pamayangsari termasuk dalam

kriteria pengembangan kurang potensial. Dengan demikian,potensi daya

tarik wisata alam harus digali dan dikembangkan dengan maksimal dan

berkelanjutan

5.1.1.2 Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam

mendorong potensi pasar (ADO-ODTWA Ditjen PHKA 2003). Terdapat

dua unsur penilaian aksesibilitas, yaitu:

Page 57: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

41

Tabel 12 Hasil penilaian aksesibilitas No Obyek Nilai Jumlah Skor Klasifikasi

Pengembangan A B

1 Gunung Galunggung 60 25 85 425 sangat potensial

2 Karaha Bodas 40 20 60 300 Potensial

3 Pantai Sindangkerta 20 10 30 150 kurang potensial

4 Pantai Cipatujah 20 10 30 150 kurang potensial

5 Pantai Pamayangsari 20 10 30 150 kurang potensial

6 Karangtawulan 20 10 30 150 kurang potensial

Keterangan:

A = Kondisi jalan dan jarak dari Terminal Tipe A

B = Waktu tempuh dari lokasi ke Terminal Tipe A

Jumlah = Total keseluruhan kriteria

Skor = Jumlah total dikali bobot (5)

1) Kondisi jalan dan jarak dari Terminal Tipe A

Obyek wisata alam Gunung Galunggung mendapat nilai tertinggi

yaitu 60 poin. Jarak dari terminal Tipe A ke obyek wisata Gunung

Galunggung lebih dekat dibandingkan dengan obyek wisata alam

lainnya yaitu ±17 km. Jarak dari Bandung (pintu Tol Cileunyi) ke obyek

wisata alam tersebut ±70 km. Terdapat tiga alternatif jalan menuju

Gunung Galunggung yaitu Jalan Bantar dan Kecamatan Sukaratu dengan

kondisi rusak dan berdebu karena digunakan sebagai jalan utama truk

pengangkut pasir dan batu; Kecamatan Indihiang dan Cisayong; dan

Kecamatan Singaparna serta melewati Desa Linggajati sebelum sampai

ke obyek wisata. Kondisi jalan desa Linggajati rusak, masih dalam

perbaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

2) Waktu tempuh dari lokasi ke Terminal Tipe A

Obyek wisata alam Gunung Galunggung mendapat nilai tertinggi

yaitu 25 poin. Waktu tempuh dari terminal Tipe A menuju obyek wisata

Gunung Galunggung lebih cepat dibandingkan dengan obyek wisata

alam lainnya yaitu ±40 menit. Waktu tempuh dari Bandung (pintu Tol

Cileunyi) menuju Gunung Galunggung ±2.5 jam. Gunung Galunggung

mendapatkan skor tertinggi untuk aksesibilitas yaitu 425 poin dan

Karaha Bodas 300 poin dengan klasifikasi pengembangan sangat

potensial dan potensial. Wisata alam berbentuk pantai mendapatkan skor

Page 58: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

42

aksesibilitas terendah yaitu 150 poin, karena jarak obyek wisata ke pusat

kota dan terminal sangat jauh (Tabel 12).

5.1.1.3 Fasilitas penunjang

Peran sarana prasarana penunjang untuk menunjang kemudahan

dan kenikmatan pengunjung. Sifatnya sebagai penunjang dan

pengadaannya tidak terlalu sulit, namun membutuhkan biaya yang besar

(ADO-ODTWA Ditjen PHKA 2003). Fasilitas penunjang memiliki

cakupan wilayah dengan radius 5 km dari batas luar obyek wisata, yaitu:

1) Prasarana

Gunung Galunggung, Pantai Sindangkerta, dan Pantai Cipatujah

memiliki nilai tertinggi yaitu 30 poin. Prasarana berupa area parkir,

jalan/jembatan, dan jaringan listrik/telepon secara umum sudah ada di

semua obyek wisata alam. Beberapa prasarana seperti puskesmas, klinik

umum dan persalinan serta wartel dan warnet hanya terdapat di Gunung

Galunggung, Pantai Sindangkerta, dan Pantai Cipatujah. Pantai

Cipatujah memiliki fasilitas tambahan berupa penginapan/wisma.

2) Sarana

Seluruh obyek wisata mendapatkan nilai tertinggi yaitu 30 poin.

Seluruh obyek wisata sudah memiliki sarana penunjang wisata yang

lengkap meskipun beberapa fasilitas harus diperbaiki dan ditambah.

Diperlukan penataan dan perbaikan bangunan warung, variasi jenis

makanan/barang/jasa yang dijual, serta kebersihan dan sanitasi makanan

yang dijual. Jarak menuju daerah tujuan wisata cukup jauh ditambah

dengan sulitnya kendaaan umum. Dibutuhkan sarana aksesibilitas berupa

angkutan umum yang memadai sehingga memudahkan akses bagi

pengunjung yang tidak memiliki kendaraan pribadi.

Berdasarkan hasil rekapitulasi diketahui Gunung Galunggung,

Pantai Sindangkerta, dan Pantai Cipatujah mendapatkan skor tertinggi

yaitu 180 poin (Tabel 13). Klasifikasi pengembangan fasilitas penunjang

sangat potensial (sudah memadai), namun masih dibutuhkan perbaikan

sarana yang rusak dan kurang sesuai.

Page 59: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

43

Tabel 13 Hasil penilaian fasilitas penunjang No Obyek Nilai Jumlah Skor Klasifikasi

Pengembangan A B

1 Gunung Galunggung 30 30 60 180 sangat potensial

2 Karaha Bodas 25 30 55 165 sangat potensial

3 Pantai Sindangkerta 30 30 60 180 sangat potensial

4 Pantai Cipatujah 30 30 60 180 sangat potensial

5 Pantai Pamayangsari 25 30 55 165 sangat potensial

6 Karangtawulan 25 30 55 165 sangat potensial

Keterangan:

A = Prasarana (radius 5 km) Jumlah = Total keseluruhan kriteria

B = Sarana (radius 5 km) Skor = Jumlah total dikali bobot (3)

5.1.1.4 Kondisi sekitar kawasan

Kondisi sekitar kawasan mencakup beberapa askpek yang

berhubungan serta mempengaruhi kegiatan wisata. Terdapat lima kriteria

unsur penilaian yaitu:

1) Tata ruang wilayah obyek

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2012 mengatur tata ruang

wilayah di Kawasan Strategis Kabupaten Tasikmalaya yang

diperuntukan bagi kegiatan wisata alam. Dengan demikian, seluruh

obyek wisata alam sudah sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan

wisata alam sehingga mendapatkan nilai tertinggi yaitu 30 poin.

2) Mata pencaharian penduduk

Mata pencaharian penduduk sekitar dipengaruhi oleh lokasi dan

kondisi sekitar kawasan. Jenis pekerjaan masyarakat disesuaikan dengan

ketinggian tempat, kondisi lahan, serta faktor lain yang dapat

mempengaruhi dan memberikan peluang pekerjaan. Mata pencaharian

utama masyarakat sekitar pantai/laut yaitu sebagai nelayan, sedangkan

masyarakat di kaki gunung bekerja sebagai petani. Apabila kegiatan

wisata terjadi di suatu daerah, maka masyarakat memanfaatkan peluang

pekerjaan yaitu dengan memenuhi kebutuhan pengunjung seperti

pengadaan barang dan jasa (pelayanan) bagi pengunjung.

Page 60: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

44

Gunung Galunggung, Karaha Bodas dan Pantai Pamayangsari

mendapatkan penilaian tertinggi berdasarkan mata pencaharian

masyarakat yaitu 25 poin. Mata pencaharian masyarakat Gunung

Galunggung rata-rata adalah sebagai petani padi maupun petani ikan

(tambak ikan air tawar). Masyarakat Karaha Bodas memiliki mata

pencaharian sebagai petani strawberry baik sebagai pemilik lahan, buruh

tani, pengumpul, dan distributor strawberry. Rata-rata masyarakat Pantai

Pamayangsari memilki mata pencaharian sebagai nelayan.

3) Pendidikan

Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat sekitar obyek wisata

alam adalah SD, sedangkan masyarakat sekitar obyek wisata Gunung

Galunggung dan Karaha Bodas lulusan SMP. Hal tersebut diengaruhi

oleh jarak kawasan ke pusat kotayang lebih dekat dibandingkan dengan

kawasan lainnya serta pengaruh persebaran sekolah di pelosok desa pada

tahun-tahun sebelumnya.

4) Tingkat kesuburan tanah

Gunung Galunggung dan Karaha Bodas mendapatkan nilai

tertinggi berdasarkan tingkat kesuburan tanah yaitu 30 poin. Gunung

Galunggung dan Karaha Bodas memiliki jenis tanah dan kondisi geologi

yaitu undifferentiated volcanic product (berhubungan dengan hasil

letusan vulkanik dari Gunung Galunggung, Gunung Sawal dan Gunung

Cakrabuana). Jenis tanah tersebut sangat subur dan cocok dijadikan area

persawahan dan kebun/pertanian lahan kering. Empat obyek wisata alam

lainnyamemiliki jenis tanah aluvial yang subur namun hanya dapat

ditanami dengan jenis-jenis tertentu (tanaman jenis pantai) dan area

persawahan dan kebun

Page 61: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

45

Tabel 14 Data fisik obyek wisata alam No Obyek Wisata Jenis Tanah Geologi Ketinggian

Lahan

Kemiringan

Lahan

Curah Hujan Penggunaan

Lahan

Status Kawasan

1 Pantai

Sindangkerta

Aluvial 0 – 500

mdpl

0 – 15% 2500 - 3000

mm/tahun

1. Kebun

2. Pemukiman

3. Sawah

4. Pasir pantai

1. Kawasan rawan

tsunami

2. Kawasan lindung

3. kawasan rawan

gerakan tanah

menengah

2 Pantai

Pamayangsari

3 Pantai

Cipatujah

4 Karangtawulan

5 Gunung

Galunggung

1. Regosol coklat

keabuan

2. Asosiasi

regosol kelabu

3. Regosol coklat

keabuan dan

litosol

4. Asosiasi

regosol coklat

dan litosol

Undifferentiated

volcanic product

(berhubungan

dengan hasil

letusan vulkanik

dari Gunung

Galunggung,

Gunung Sawal

dan Gunung

Cakrabuana)

1000 – 1500

mdpl dan

>1500 mdpl

15 – 40%

dan >40%

3000 – 3500

mm/tahun

1. Areal

persawahan

2. Areal

berpasir

3. Sungai

4. Danau kawah

1. Kawasan rawan

gunung berapi

terlarang

2. Kawasan hutan

lindung

6 Karaha Bodas 1. Andosol coklat

kekuningan

2. Asosiasi

andosol coklat

dan regosol

coklat

3. Latosol coklat

4. Latosol coklat

kemerahan

1000 – 1500

mdpl

>40% 2500 - 3000

mm/tahun

1. Kebun dan

pertanian

lahan kering

2. areal

persawahan

1. Kawasan gerakan

tanah tinggi

2. Kawasan lindung

3. Sempadan sungai

Sumber: DataSubseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Badan Pertanahan Nasional; Peta Jenis Tanah, Peta

Penggunaan Lahan dan Peta Kawasan Lindung BAPPEDA Kabupaten Tasikmalaya)

Page 62: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

5) Sumberdaya alam

Gunung Galunggung, Karaha Bodas, Pantai Sindangkerta dan

Karangtawulan memiliki sumberdaya alam yang sangat potensial. Obyek

tersebut memiliki potensi wisata alam yang tinggi dengan kegiatan atau

atraksi wisata yang beragam. Potensi wisata alam tersebut merupakan

modal utama dalam pengembangan wisata yang lebih baik, maju dan

berkelanjutan. Pantai Pamayangsari tidak dikhususkan untuk kegiatan

wisata alam, melainkan sebagai pelabuhan nelayan penangkap ikan dan

tempat pelelangan ikan. Pantai Pamayangsari memiliki sumberdaya alam

yang potensial berdasarkan potensi dari Kawasan Koservasi Penyu.

Pantai Cipatujah memiliki sumberdaya alam yang potensial serta atraksi

budaya tradisional yang dapat menarik minat pengunjung untuk datang.

Kekurangan dari Pantai Cipatujah adalah tingginya tingkat rawan

kecelakaan akibat palung laut yang dalam dan berbahaya (Tabel 15).

Obyek wisata alam Gunung Galunggung dan Karaha Bodas

mendapatkan skor tertinggi yaitu 700 dengan klasifikasi pengembangan

sangat potensial. Skor terendah pada obyek wisata alam Pantai Cipatujah

dan Pantai Pamayangsari yaitu 600. Baik skor teringgi maupun skor

Tabel 15 Hasil penilaian kondisi sekitar kawasan No Obyek Nilai Jumlah Skor Klasifikasi

Pengembangan A B C D E

1 Gunung

Galunggung

30 25 25 30 30 140 700 sangat

potensial

2 Karaha Bodas 30 25 25 30 30 140 700 sangat

potensial

3 Pantai

Sindangkerta

30 20 20 25 30 125 625 sangat

potensial

4 Pantai

Cipatujah

30 20 20 25 25 120 600 sangat

potensial

5 Pantai

Pamayangsari

30 25 20 20 25 120 600 sangat

potensial

6 Karangtawulan 30 20 20 25 30 125 625 sangat

potensial

Keterangan:

A = Tata ruang wilayah obyek E = Sumberdaya alam

B = Mata pencaharian penduduk Jumlah = Total keseluruhan kriteria

C = Pendidikan Skor = Jumlah total dikali bobot (5)

D = Tingkat kesuburan tanah

Page 63: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

37

tertendah, seluruhnya termasuk dalam kriteria pengembangan sangat

potensial.

5.1.1.5 Iklim

Iklim memberikan pengaruh yang besar terhadap pariwisata

alam. Pengaruh iklim terhadap kunjungan wisata alam mencakup tiga

unsur kriteria penilaian, yaitu:

1) Parameter curah hujan

Iklim atau cuaca berpengaruh pada karakteristik dan pola

kunjungan wisata. Terjadinya pemanasan global mempengaruhi iklim

dan cuaca di permukaan bumi menyebabkan perubahan curah hujan,

suhu permukaan bumi, kenaikan permukaan air laut dengan intensitas

yang tidak menentu (Arifin 2011). Indonesia memiliki dua musim yaitu

kemarau dan hujan, maka lama waktu antara bulan basah dan kering

sama masing-masing 6 bulan. Akibat pemanasan global, menyebabkan

perubahan pola curah hujan yang mempengaruhi distribusi air,

peningkatan intensitas banjir dan kekeringan (Rushayati 2010).

Pengunjung akan tetap datang ke obyek wisata tertentu pada

cuaca hujan, namun jumlah pengunjung lebih sedikit dan waktu

kunjungan lebih singkat. Ruang gerak pengunjung dibatasi karena

berada di alam terbuka yang dapat membahayakan keselamatan

pengunjung misalnya tidak dapat naik ke danau kawah Gunung

Galunggung karena jalan yang licin serta tidak dapat berenang atau

mendekati pantai karena permukaan air laut sedang naik (pasang).

2) Parameter udara

Gunung Galunggung dan Karaha Bodasmerupakan kawasan

hutan lindung sub-montana dan montana dengan ketinggian >1000-1500

mdpl dan > 1500 mdpl. Suhu udara rata-rata Gunung Galunggung pada

musim kemarau adalah 24 °C dan Karaha Bodas 26 °C. Pantai

Sindangkerta, Pantai Cipatujah, Pantai Pamayangsari, dan

Karangtawulan merupakan daerah pantai dengan ketinggian 0-500 mdpl

dan memiliki suhu rata-rata 27 °C. Berdasarkan perhitungan indeks

Page 64: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

38

kenyamanan menurut Dahlan (2004), Gunung Galunggung termasuk

dalam kategori nyaman dan sejuk, sedangkan Karaha Bodas, Pantai

Sindangkerta, Pantai Cipatujah, Pantai Pamayangsari, dan

Karangtawulan termasuk dalam kategori nyaman. Pengunjung masih

dapat merasa nyaman dalam melakukan wisata meskipun berkunjung ke

kawasan pantai. Krisnawati (1998) diacu dalam Artinigsih et al. (2003)

menyatakan angka kenyamanan termal terjadi jika suhu udara minimal

22 °C dan maksimal 27 °C.

3) Kelembaban

Kelembaban udara di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya baik dari

daerah pantai, dataran rendah sampai pegunungan cukup tinggi yaitu

>60% (ADO-ODTWA Ditjen PHKA Tahun 2003). Gunung Galunggung

dan Karaha Bodas merupakan kawasan hutan pegunungan sehingga

memiliki kelembaban udara yaitu 86% dan 83%. Daerah Pantai

Sindangkerta, Pantai Cipatujah, Pantai Pamayangsari, dan

Karangtawulan memiliki kelembaban udara rata-rata 60%. Kemampuan

suatu kawasan dalam memperbaiki iklim mikro dapat ditunjukan dari

pencapaian suhu udara ideal 27 °C serta kelembaban udara ideal 75%

(Wardhani 2006). Hasil penilaian terhadap iklim di enam obyek wisata

alam berdasarkan skoring didapatkan klasifikasi pengembangan sangat

potensial (Tabel 16).

Tabel 16 Hasil penilaian terhadap iklim No Obyek Nilai Jumlah Skor Klasifikasi

Pengembangan A B D

1 Gunung

Galunggung

45 25 30 100 400 sangat potensial

2 Karaha Bodas 45 25 30 100 400 sangat potensial

3 Pantai

Sindangkerta

45 20 20 85 340 sangat potensial

4 Pantai

Cipatujah

45 20 20 85 340 sangat potensial

5 Pantai

Pamayangsari

45 20 20 85 340 sangat potensial

6 Karangtawulan 45 20 20 85 340 sangat potensial

Keterangan:

A = Parameter curah hujan

B = Parameter udara

D = Kelembaban udara

Jumlah = Total keseluruhan kriteria

Skor = Jumlah total dikali Bobot (4)

Page 65: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

39

5.1.1.6 Ketersediaan air bersih

Ketersediaan air bersih merupakan faktor yang sangat penting

dalam pengelolaan pengembangan obyek wisata dalam memenuhi

kepuasan pengunjung. Ketersediaan air bersih tidak harus bersumber

dari dalam kawasan, tetapi bisa dialirkan/didatangkan dari luar (ADO-

ODTWA Ditjen PHKA 2003). Ketersedian air bersih mencakup lima

kriteria penilaian, yaitu:

1) Volume

Gunung Galunggung dan Karaha Bodas merupakan hutan

pegunungan yang didalamnya mengalir sumber mata air dingin dan

panas. Sumber mata air tersebut dialirkan ke danau kawah, sungai-

sungai sekitarnya, tempat wisata dan penampungan air milik masyarakat.

Volume air dari sumber mata air pegunungan tersedia sepanjang tahun

meskipun terjadi kemarau panjang. Hal tersebut dapat berlangsung

apabila hutan tetap terjaga kelestariannya serta kegiatan penambangan

pasir dan batu diatur sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

2) Jarak lokasi air bersih ke obyek

Gunung Galunggung dan Karaha Bodas merupakan sumbermata

air pegunungan yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata alam

(pemandian air panas), pengairan kebun dan kebutuhan sehari-hari

masyarakat. Pantai Sindangkerta, Pantai Cipatujah dan Pantai

Pamayangsari memiliki sumber mata air bersih bawah tanah yang digali

dan dapat dialirkan ke obyek wisata serta ke rumah penduduk.

Sementara di Karangtawulan sulit untuk mendapatkan air bersih

sehingga untuk keperluan wisata harus membeli di luar kawasan.

3) Dapat tidaknya dialirkan ke obyek

Gunung Galunggung memiliki nilai tertinggi untuk kriteria ini

yaitu 30 poin. Sumber mata air Gunung Galunggung mengalir langsung

ke obyek wisata alam secara alami seperti ke danau kawah, air terjun,

sungai air panas, bak pemandian, toilet dan kolam renang. Air bersih

yang mengalir ke obyek wisata alam Pantai Sindangkerta, Pantai

Cipatujah dan Pantai Pamayangsari berasal dari sumur galian sehingga

Page 66: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

40

cukup mudah untuk didapatkan. Obyek wisata Karangtawulan lokasinya

cukup tinggi (karang) sehingga untuk mendapatkan air bersih sangat

sulit terkecuali dilakukan penggalian >10 meter atau membeli air bersih

untuk keperluan di dalam kawasan wisata.

4) Kebanyakan dikonsumsi

Sumber mata air yang mengalir baik ke obyek wisata, rumah dan

kebun/sawah masyarakat, sungai-sungai di sekitar mata air dapat

digunakan langsung. Sementara untuk konsumsi air minum, harus diolah

secara sederhana yaitu dengan cara direbus terlebih dahulu.

5) Ketersediaan

Air bersih yang berasal dari sumber mata air pegunungan serta

galian tanah, tersedia sepanjang tahun baik pada musim hujan maupun

musim kemarau. Akibat pemanasan global, ketersedian air bersih pada

musim kemarau panjang sedikit. Air bersih tetap tersedia selama

melakukan penghematan penggunaan air dan kelestarian hutan tetap

terjaga. Obyek wisata alam Gunung Galunggung dan Karaha Bodas

mendapatkan skor tertinggi 870 poin. Seluruh obyek wisata termasuk

kedalam klasifikasi pengembangan sangat potensial kecuali

Karangtawulan. Karangtawulan mendapatkan skor terendah yaitu 690

poin dengan klasifikasi pengembangan potensial (Tabel 17).

Tabel 17 Hasil penilaian ketersediaan air bersih No Obyek Nilai Jumlah Skor Klasifikasi

Pengembangan A B C D E

1 Gunung

Galunggung

30 30 30 25 30 145 870 sangat potensial

2 Karaha Bodas 30 30 30 25 30 145 870 sangat potensial

3 Pantai

Sindangkerta

25 30 30 25 30 140 840 sangat potensial

4 Pantai Cipatujah 25 25 25 25 30 130 780 sangat potensial

5 Pantai

Pamayangsari

25 25 30 25 30 135 810 sangat potensial

6 Karangtawulan 20 25 15 25 30 115 690 Potensial

Keterangan:

A = Volume E = Ketersediaan

B = Jarak lokasi air bersih ke obyek Jumlah = Total Seluruh Kriteria

C = Dapat tidaknya dialirkan ke

obyek

Skor = Jumlah total dikali Bobot (6)

D = Kebanyakan dikonsumsi

Page 67: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

41

5.1.2 Rekapitulasi kriteria penilaian ODTWA

Penilaian ODTWA di Kawasan Strategis Kabupaten Tasikmalaya

dipisahkan antara obyek daya tarik wisata berbentuk darat berbentuk kawasan

perairan (pantai). Berdasarkan hasil rekapitulasi ODTWA diketahui nilai

tertinggi dan terendah obyek daya tarik wisata berbentuk darat yaitu Gunung

Galunggung 3.325 poin dan Karaha Bodas 3.095 poin. Klasifikasi

pengembangan kedua obyek daya tarik wisata tersebut termasuk sangat

potensial. Obyek wisata berbentuk kawasan perairan (pantai), Pantai

Sindangkerta mendapatkan nilai tertinggi dengan skor 2.885 poin dan obyek

wisata Karangtawulan mendapatkan nilai terendah yaitu 2.750 poin. Meskipun

skor seluruh obyek wisata berbeda, seluruh klasifikasi pengembangan wisata

sama yaitu potensial (Tabel 18).

Tabel 18 Skor seluruh kriteria penilaian obyek wisata

No Obyek Wisata Skor Total

Skor

Klasifikasi

Pengembangan A B C D E F

1 Gunung

Galunggung

750 425 180 700 400 870 3.325 Sangat Potensial

2 Karaha Bodas 660 300 165 700 400 870 3.095 Sangat Potensial

3 Pantai

Sindangkerta

750 150 180 625 340 840 2.885 Potensial

4 Pantai

Cipatujah

690 150 180 600 340 780 2.740 Potensial

5 Pantai

Pamayangsari

690 150 165 600 340 810 2.755 Potensial

6 Karangtawulan 780 150 165 625 340 690 2.750 Potensial

Keterangan:

A = Daya tarik obyek wisata E = Iklim

B = Aksesibilitas F = Ketersedian air bersih

C = Fasilitas Penunjang Total Skor = Jumlah Keseluruhan Kriteria

D = Kondisi sekitar kawasan

5.2 Pengunjung

Data pengunjung obyek wisata alam selama lima tahun terakhir (2008 –

2012) diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya.

Pengunjung wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya

dibedakan menjadi wisatawan nusantara dan mancanegara (Tabel 19).

Page 68: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

42

Tabel 19 Jumlah pengunjung wisata alam 2008 - 2012 (wisatawan nusantara (N)

dan mancanegara (M))

No Obyek Wisata 2008 2009 2010 2011 2012*

M N M N M N M N M N

1 Pantai

Sindangkerta

127 31.126 121 34.095 174 30.162 167 26.427 41 4.763

2 Pantai

Cipatujah

119 19.682 121 17.354 174 19.691 167 11.697 41 2.609

3 Karangtawulan 193 10.325 196 13.106 236 10.148 219 7758 78 1.656

4 Gunung

Galunggung

131 144.555 158 148.002 162 103.691 218 132.121 60 31.734

Jumlah 570 205.688 596 212.557 746 163.692 771 178.003 220 40.762

*Data pengunjung tahun 2012 bulan Januari sampai April

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kawasan Strategis

Kabupaten Tasikmalaya, jumlah pengunjung tetinggi dan terendah pada tahun

2009 yaitu 212.557 orang dan tahun 2010 yaitu 163.692 orang. Berdasarkan

jumlah pengunjung tahun 2008 - 2011, setiap tahun jumlah pengunjung Gunung

Galunggung menempati urutan tertinggi diantara obyek wisata lainnya baik

wisatawan nusantara maupun mancanegara. Jumlah pengunjung tertinggi dan

terendah pada tahun 2008 – 2011 yaitu Gunung Galunggung dan Pantai

Sindangkerta (2009 dan 2010); Pantai Cipatujah (2010 dan 2009) dan

Karangtawulan (2009 dan 2011) (Gambar 19).

Gambar 19 Jumlah pengunjung wisata alam tahun 2008 -2011 (wisatawan

nusantara).

Pantai Sindangkerta, Pantai Cipatujah dan Karangtawulan berada pada

satu garis pantai yaitu Samudra Hindia. Rata-rata jumlah kunjungan pertahun di

tiga lokasi tersebut sama. Hal ini disebabkan pengunjung atau wisatawan

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

2008 2009 2010 2011

Ju

mla

h (

ora

ng

)

Tahun

Pantai Sindangkerta

Pantai Cipatujah

Karangtawulan

Gunung Galunggung

Page 69: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

43

mancanegara datang ke tiga lokasi sekaligus dalam satu kunjungan wisata. Jumlah

pengunjung Pantai Sindangkerta, Pantai Cipatujah dan Gunung Galunggung

tertinggi pada tahun 2010 sedangkan Karangtawulan tahun 2011. Jumlah

pengunjung terendah tahun 2008 yaitu Pantai Cipatujah, Karangtawulan dan

Gunung Galunggung, sedangkan jumlah pengunjung terendah Pantai

Sindangkerta pada tahun 2009 (Gambar 20).

Gambar 20 Jumlah pengunjung wisata alam tahun 2008 – 2011 (wisatawan

mancanegara).

Jumlah pengunjung tahun 2012 sedikit karena data direkapitulasi dari

Januari – April sehingga belum dapat dibandingkan dengan jumlah pengunjung

tahun 2008 - 2011. Berdasarkan grafik diketahui bahwa jumlah wisatawan

nusantara maupun mancanegara di seluruh lokasi mengalami kenaikan dan

penurunan selama tahun 2008 – 2012. Jumlah kunjungan wisata tidak dapat

diprediksi karena dipengaruhi berbagai faktor. Pergerakan wisatawan di suatu

kawasan terkait dari motif dimana memiliki keinginan untuk memenuhi

kebutuhannya. Prina dan Gayatri (2005) mengidentifikasi delapan faktor

pendorong perjalanan wisata yaitu pemenuhan kebutuhan ego, inversi ritual,

agama, kesehatan, pendidikan, pilgrimage, nilai otensitas dan konverensi.

5.2.1 Karakteristik pengunjung

Karakteristik pengunjung mencakup seluruh informasi mengenai

pengunjung yaitu nama, umur, jenis kelamin, daerah asal, pendidikan terakhir,

dan mata pencarian (Gambar 21).

0

50

100

150

200

250

2008 2009 2010 2011

Ju

mla

h (

ora

ng

)

Tahun

Pantai Sindangkerta

Pantai Cipatujah

Karangtawulan

Gunung Galunggung

Page 70: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

44

Gambar 21 Karakteristik pengunjung obyek wisata alam.

24%

0%

1%

0%

0%

6%

8%

6%

0%

1%

4%

0%

4%

1%

1%

1%

1%

6%

2%

2%

8%

0%

25%

0%

0%

0%

3%

5%

5%

10%

0%

0%

3%

0%

3%

0%

1%

1%

3%

7%

5%

1%

5%

1%

25%

0%

0%

0%

2%

7%

8%

7%

0%

0%

2%

0%

4%

0%

1%

2%

1%

6%

5%

1%

6%

0%

18%

3%

3%

2%

1%

1%

5%

11%

1%

2%

4%

1%

3%

0%

4%

0%

2%

5%

5%

0%

7%

0%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

Priangan timur

Banten

Jakarta

Jawa Tengah

Tidak Sekolah

SD/MI

SMP/MTS/sederajat

SMA/MA/sederajat

D2

D3

S1

S3

PNS

Karyawan BUMN

Karyawan Swasta

Petani

Buruh

Ibu Rumah Tangga

Pelajar/Mahasiswa

Tidak Bekerja

Wiraswasta

Dalang Wayang

Dae

rah

Asa

lP

end

idik

an T

erak

hir

Pek

erja

an/M

ata

Pen

cari

an

Gunung Galunggung Karangtawulan Pantai Cipatujah Pantai Sindangkerta

Page 71: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

45

Pengunjung obyek wisata berasal dari berbagai kota dan kabupaten di

pulau Jawa yaitu Kota/Kabupaten di Jawa Barat sebanyak 110 orang, Banten 3

orang, DKI Jakarta 5 orang dan Jawa Tengah 2 orang. Data mengenai daerah

asal pengunjung keseluruhan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Tasikmalaya tidak diketahui sehingga tidak dapat dianalisi lebih

lanjut.

Pendidikan pengunjung rata-rata adalah SMA/MA/sederajat 40 orang,

SMP/MTS/sederajat 32 orang, SD/MI 22 orang serta D2 dan S3 masing-

masing satu orang. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa obyek wisata di

Kawasan Strategis Kabupaten Tasikmalaya memiliki segmentasi pasar yang

beragam sehingga pengelola harus dapat mengakomodasi keberagaman

tersebut dalam pengelolaan dan pengembangan wisata.

Pengambilan data dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri dan akhir

pekan sehingga mempengaruhi jumlah dan keberagaman pengunjung dengan

jenis profesi/pekerjaan. Pekerjaan pengunjung yaitu wiraswasta 31 orang, ibu

rumah tangga 28 orang dan PNS 13 orang serta Karyawan BUMN dan dalang

wayang masing-masing berjumlah satu orang. Pengunjung yang bekerja

sebagai pegawai negeri, pegawai pemerintahan, BUMN jumlahnya lebih

sedikit dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainnya.

Permintaan pariwisata dipengaruhi keadaan wisatawan dan keadaan

obyek wisata tersebut. Keadaan wisatawan meliputi pendapatan, umur, jarak

ke obek wisata, dan lainnya (Yuwana 2010). Tingkat pendapatan berhubungan

dengan jenis pekerjaan dan mencerminkan besar penghasilan yang diterima

individu pada tiap bulannya. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang

keinginan untuk melakukan perjalanan wisata semakin tinggi. Kecenderungan

seseorang dengan pendapatan tinggi dan bekerja dengan jam kerja tinggi akan

memanfaatkan waktu senggang dengan melakukan perjalanan wisata

(Budisusetio 2004 diacu dalam Yuwana 2010).

Bagi pelajar dan mahasiswa, kesempatan untuk melakukan wisata

sangat banyak, namun dana untuk melakukan wisata kurang menunjang. Bagi

usia lanjut, kesempatan untuk melakukan wisata lebih banyak serta dana untuk

Page 72: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

46

melakukan kegiatan wisata tersedia, namun karena faktor usia membatasi

geraknya untuk melakukan seluruh jenis wisata.

5.2.2 Tujuan kunjungan

Berdasarkan hasil analisis, tujuan kunjungan wisatawan ke seluruh

obyek wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya

meliputi informasi mengenai wisata, kebiasaan berwisata, kendaraan yang

digunakan, tujuan berwisata, jumlah obyek wisata alam yang pernah

dikunjungi, jumlah kunjungan wisata pertahun, waktu dalam satu kali

kunjungan wisata, dan waktu kunjungan wisata.

Informasi mengenai obyek wisata alam bukan berasal dari media cetak

maupun elektronik. Keberadaan wisata alam diketahui oleh masyarakat

Tasikmalaya dan sekitarnya berdasarkan informasi dari keluarga atau teman

(mulut ke mulut). Pengunjung dari luar Tasikmalaya mendapatkan informasi

wisata dari teman atau keluarga yang pernah berkunjung ke obyek wisata

tersebut sebelumnya. Kunjungan ke daerah tujuan wisata dilakukan bersama

keluarga, teman, atau rombongan seperti kegiatan piknik, Perkemahan Sabtu

Mingu (PERSAMI) dan lainnya. Beberapa orang pengunjung datang sendiri

ke tempat wisata namun jumlahnya tidak banyak.

Pengunjung yang datang ke tempat wisata biasanya menggunakan

kendaraan pribadi (motor atau mobil), kendaraan yang disewa dan kendaraan

umum. Tidak ditemukan responden yang berjalan kaki atau menggunakan

sepeda ke obyek wisata alam, apabila ada jumlahnya hanya sedikit

dibandingkan dengan pengguna kendaraan bermotor.

Faktor fasilitas memberikan dorongan kepada pengunjung dalam

pengambilan keputusan untuk melakukan perjalanan wisata yaitu kepribadian,

ketersediaan waktu luang dan pendapatan (Damanik & Weber 2006). Tujuan

pengunjung datang ke tempat wisata adalah untuk rekreasi dan refreshing.

Selain itu, tujuan kunjungan adalah mengisi luang, hobi, pendidikan atau

penelitian (Gambar 22).

Page 73: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

47

Gambar 22 Tujuan pengunjung dalam melakukan perjalanan wisata ke

kawasan wisata alam.

5.2.3 Pola kunjungan wisata

Pola kunjungan wisata meliputi jumlah obyek wisata alam yang pernah

dikunjungi, jumlah kunjungan wisata alam pertahun, waktu dalam satu kali

kunjungan wisata, dan waktu kunjungan wisata (Gambar 23).

0%

0%

0%

0%

13%

13%

0%

18%

6%

1%

0%

8%

16%

1%

0%

3%

10%

11%

2%

0%

0%

0%

3%

11%

12%

1%

17%

5%

3%

0%

13%

7%

5%

0%

3%

12%

10%

0%

0%

0%

0%

0%

12%

13%

1%

13%

9%

3%

0%

11%

11%

3%

1%

1%

6%

8%

9%

0%

0%

0%

0%

9%

16%

2%

13%

8%

2%

0%

12%

6%

8%

3%

2%

8%

12%

1%

0% 5% 10% 15% 20%

Majalah/ Koran

Internet

Radio

TV

Teman

Keluarga/ Sendiri

Sendiri

Keluarga

Teman

Rombongan

Sepeda

Motor pribadi

Mobil pribadi

kendaraan umum

Penelitian/Pendidikan

Petualangan/Hobi

Rekreasi

Refreshing

Mengisi waktu luang

Info

rmas

i w

isat

aK

ebia

saan

ber

wis

ata

Ken

dar

aan

yan

g

dig

un

akan

Tu

juan

wis

ata

Gunung Galunggung Karangtawulan Pantai Cipatujah Pantai Sindangkerta

Page 74: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

48

Gambar 23 Pola kunjungan pengunjung dalam melakukan perjalanan wisata

ke kawasan wisata alam.

Rata-rata pengunjung datang ke beberapa obyek wisata alam saja (<5

obyek). Biasanya pengunjung datang berkali-kali ke tempat yang sama pada

waktu tertentu (munggahan, Hari Raya (Lebaran), dan Tahun Baru).

Pengunjung menganggap obyek yang dikunjungi menarik, akomodasi mudah

dan harga tiket yang murah. Pengunjung lainnya mengunjungi obyek wisata

alam yang lebih banyak dan beragam berdasarkan keinginan menikmati

suasana baru atau mengetahui obyek wisata yang belum pernah didatanginya.

18%

4%

1%

3%

13%

10%

2%

0%

13%

8%

5%

0%

0%

0%

0%

10%

8%

8%

14%

5%

0%

6%

8%

11%

1%

5%

10%

8%

5%

2%

0%

2%

2%

12%

4%

6%

13%

7%

2%

4%

4%

13%

0%

8%

13%

9%

2%

1%

0%

3%

2%

11%

5%

2%

13%

5%

1%

6%

8%

7%

3%

7%

15%

5%

4%

1%

0%

3%

1%

10%

5%

7%

0% 5% 10% 15% 20%

< 5 jenis obyek

6-10 jenis obyek

11-15 jenis obyek

> 15 jenis obyek

Satu kali

2 - 5 kali

6 - 10 kali

> 10 kali

Beberapa jam

satu hari

2 - 4 hari

5 - 7 hari

> 1 minggu

akhir pekan

akhir bulan

momen tertentu

libur panjang

waktu luang

Jum

lah

ob

yek

wis

ata

alam

yan

g p

ern

ah

dik

un

jung

i

Jum

lah

ku

nju

ng

an

wis

ata

per

tah

un

Wak

tu d

alam

sat

u k

ali

kun

jun

gan

wis

ata

Wak

tu k

un

jun

gan

wis

ata

Gunung Galunggung Karangtawulan Pantai Cipatujah Pantai Sindangkerta

Page 75: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

49

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah kunjungan pertahun

beragam. Kunjungan wisatawan ke obyek wisata alam terbanyak yaitu 1 – 5

kali dalam setahun (58%), selebihnya lebih dari lima kali dalam setahun

tergatung waktu khusus yang diinginkan serta kesempatan untuk berkunjung.

Hal tersebut terkait dengan waktu kunjungan responden. Waktu kunjungan ke

obyek wisata alam beragam. Pengunjung obyek wisata berkunjung pada

momen tertentu seperti lebaran, munggahan, dan tahun baru (43%) selebihnya

datang pada waktu luang 23%, libur panjang 22%, akhir bulan 5%, dan akhir

pekan 8%.

Pengunjung terbanyak dari berbagai daerah di Jawa Barat khususnya

Tasikmalaya, sehingga waktu kunjungan ke obyek wisata hanya beberapa jam

atau seharian penuh (pagi sampai malam). Pengunjung yang datang dari luar

kota biasanya berkunjung hanya satu hari saja atau menginap tergantung

waktu luang yang tersedia, namun tidak pernah lebih dari satu minggu.

5.2 4 Penilaian pengunjung

Pengunjung memberikan penilaian berupa obyek wisata yang disukai,

bentuk fasilitas penunjang wisata yang diinginkan, serta keinginan dan

harapan pengunjung untuk pengembangan wisata alam kedepannya. Pantai

merupakan obyek daya tarik wisata alam yang paling disukai termasuk

pengunjung obyek wisata Gunung Galunggung dengan presentase 59%.

Diakui pengunjung, kunjungan ke obyek wisata pantai dilakukan lebih dari

satu kali baik di daerah yang sama maupun berbeda. Pengunjung lainnya

menyukai obyek wisata hutan, pemandian air panas, danau dan air terjun.

Fasilitas penunjang wisata alam dievaluasi ketersediaan, kelengkapan

dan kondisi bangunannya sehingga dapat dilakukan langkah pemeliharaan,

perbaikan atau penambahan. Fasilitas merupakan suatu pelayanan penting

untuk dapat menciptakan kenyamanan dan kepuasan pengunjung. Sarana

prasarana yang dibutuhkan tergantung pada kebutuhan untuk menunjang

obyek daya tarik wisata, keinginan pasar wisata serta kelestarian obyek.

Keinginan dan harapan pengunjung adalah tersedia penginapan atau wisma di

sekitar obyek wisata bagi pengunjung yang berasal dari luar kota dan

Page 76: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

50

berencana menginap, namun hanya Pantai Cipatujah saja yang sudah tersedia.

Keinginan dan harapan pengunjung lainnya adalah pengadaan sarana serta

petugas kebersihan dan keamanan kawasan, pembangunan pusat informasi,

toko souvenir, tempat istirahat (gazebo), pengadaaan sarana interpretasi, dan

toilet umum yang bersih (Gambar 24).

Gambar 24 Penilaian pengunjung terhadap obyek daya tarik wisata alam dan

fasilitas penunjang wisata.

5.2.4 Keinginan dan harapan pengunjung

Obyek daya tarik wisata alam di Kawasan Strategis Kabupaten

Tasikmalaya dinilai masih memiliki banyak kekurangan, sehingga pengunjung

0%

0%

0%

1%

24%

12%

6%

8%

0%

1%

0%

0%

3%

4%

9%

12%

5%

0%

6%

3%

12%

14%

4%

7%

3%

7%

0%

3%

2%

2%

3%

6%

2%

5%

1%

8%

10%

12%

5%

8%

1%

3%

1%

2%

4%

2%

4%

8%

2%

8%

1%

3%

13%

4%

7%

14%

0%

5%

0%

0%

3%

0%

4%

13%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

Danau

Pemandian Air panas

Air terjun

Hutan

Pantai

Lengkap

Sederhana

Alami

Papan Interpretasi

Tempat Istirahat

Peminjaman Alat

Toilet Umum

Pusat Informasi

Souvenir

Penginapan

Sarana Kebersihan dan Keamanan

Ob

yek

wis

ata

alam

yan

g

pal

ing d

isu

kai

Ben

tuk

fas

ilit

as

yan

g d

iin

gin

kan

Jen

is F

asil

itas

yan

g h

aru

s d

itam

bah

kan

Gunung Galunggung Karangtawulan Pantai Cipatujah Pantai Sindangkerta

Page 77: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

51

memberikan masukan berupa keinginan dan harapan untuk kemajuan daerah

tujuan wisata kedepannya (Tabel 20).

Tabel 20 Matriks keinginan dan harapan pengunjung Keinginan dan harapan

pengunjung

Pantai

Sindangkerta

Pantai

Cipatujah

Karangtawulan Gunung

Galunggung

Perbaikan,

penambahan

dan

pemeliharaan

sarana

prasarana

penunjang

wisata

Penginapan √ √ √

Pempat istirahat

Jalan √ √ √ √

Warung √ √ √ √

Permainan anak √ √ √

Taman √ √

Toko penjualan

oleh-oleh

√ √

Benteng penahan

ombak

Pagar pembatas √

Penyewaan alat √ √

Parana transportasi √ √

Panggung hiburan √ √

Kolam renang √

Papan Interpretasi √ √ √

Tempat Istirahat √ √ √ √

Toilet Umum √ √

Pusat Informasi √ √ √ √

Kegiatan atraksi budaya √ √

live music √ √

Promosi √ √ √

Ketertiban √ √ √ √

Keamanan √ √ √ √

Peraturan √ √ √ √

Kenyamanan √ √ √ √

Kebersihan √ √ √ √

Kelestarian √ √ √ √

Kealamian √ √ √ √

kerjasama dengan investor √ √ √ √

Pelayanan √ √ √ √

Perhatian pemerintah √ √ √ √

Pengelolaan tiket masuk √ √

Manajemen pengelolaan terpadu √

Penambahan jumlah

pengunjung

√ √ √ √

Pengunjung menginginkan pemeliharaan, perbaikan, dan

penambahan sarana prasarana penunjang wisata, penambahan kegiatan wisata

Page 78: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

52

(menggali potensi daya tarik wisata), peningkatan pelayanan pengunjung yang

maksimal dan pengelolaan wisata alam yang terpadu dan baik.

5.3 Masyarakat

5.3.1 Karakteristik masyarakat

Masyarakat lokal termasuk penduduk asli yang bermukim di sekitar

kawasan wisata menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata karena

menyediakan sebagian besar atraksi dan kualitas produk wisata. Sehingga

apabila terjadi perubahan di kawasan wisata akan bersentuhan langsung

dengan kepentingan masyarakat (Damanik & Weber 2006). Karakteristik

masyarakat mencakup nama, jenis kelamin, umur, dan pekerjaan baik yang

bekaitan langsung dengan wisata maupun tidak (Gambar 25).

Gambar 25 Karakteristik masyarakat.

5%

6%

3%

7%

1%

2%

9%

0%

0%

3%

7%

7%

7%

5%

1%

4%

4%

6%

3%

0%

4%

1%

8%

5%

3%

4%

3%

2%

6%

2%

0%

4%

1%

3%

9%

7%

1%

3%

5%

5%

0%

0%

1%

5%

4%

7%

5%

3%

3%

0%

0%

0%

11%

1%

5%

27%

34%

22%

17%

15%

13%

26%

5%

11%

13%

19%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%

SD/MI

SMP/MTS/sederajat

SMA/MA/sederajat

Lainnya

Karyawan/buruh

Pengelola obyek wisata

Pedagang

Nelayan

Petani

Pelajar Mahasiswa

Lainnya

Pen

did

ikan

Ter

akh

irP

eker

jaan

ata

u M

ata

Pen

cari

an

Jumlah Total Desa Kadipaten (Karaha Bodas)

Desa Linggajati (Gunung Galunggung) Desa Cimanuk (Karangtawulan)

Desa Cipatujah (Pantai Cipatujah) Desa Sindangkerta (Pantai Sindangkerta)

Page 79: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

53

5.3.2 Kesiapan masyarakat menerima kunjungan

Pariwisata merupakan kegiatan yang strategis jika ditinjau dari

pengembangan ekonomi dan sosial budaya. Pariwisata mendorong terciptanya

lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas

masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai

budaya bangsa sekaligus sebagai instrumen untuk melestarikan lingkungan

(Henderson 2002). Masyarakat bekerja sebagai pedagang makanan dan

souvenir, pengelola karcis, penjaga kamar ganti dan WC, menyewakan alat,

dan menjadi petugas parkir. Kesiapan masyarakat yaitu menjadi pemandu

wisata, menampilkan seni tradisional daerah setempat serta penyediaan

souvenir berupa kerajinan dalam bentuk anyaman (bambu, rotan, pandan) dan

makanan khas daerah Sunda untuk oleh-oleh.

Masyarakat sekitar obyek wisata kurang menyambut dengan baik

adanya kunjungan wisatawan, kecuali masyarakat yang terlibat langsung

dengan kegiatan wisata. Kegiatan wisata membuka akses bagi wisatawan

untuk datang mengunjungi dan menikmati obyek daya tarik wisata.

Wisatawan mempunyai arti khusus bagi daerah tujuan wisata dengan

mengandung dampak positif dan negatif bagi bagi perkembangan eksosbud.

Dampak positif wisata adalah kemajuan perkembangan daerah dan daya cipta

masyarakat semakin berkembang dalam menciptakan peluang usaha. Dampak

negatif wisata adalah perubahan kebudayaan masyarakat setempat baik itu

kesakralan budaya dan sikap atau perilaku (Warpani &Warpani 2007).

Dampak negatif yang ditimbulkan pada saat pembangunan fasilitas

penunjang wisata di Karaha Bodas, menimbulkan konflik sosial antara

masyarakat dengan Perum Perhutani sebagai pengelola. Menyebabkan

masyarakat Karaha Bodas tidak setuju dan tidak menyambut dengan baik

diadakannya pengembangan dan kunjungan wisata. Masyarakat Gunung

Galunggung sepenuhnya mendukung kegiatan wisata, namun tidak

mengijinkan pembangunan penginapan atau hotel. Masyarakat sekitar Pantai

Sindangkerta melibatkan kelompok tertentu untuk menyelesaikan

permasalahan dengan kegiatan pengunjung yang negatif (prostitusi dan

Page 80: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

54

minuman keras). Tokoh agama dan kelompok tertentu menganggap apabila

dampak negatif terus terjadi, maka kegiatan wisata sebaiknya ditiadakan.

Dampak lain yang ditimbulkan adalah pengunjung tidak sadar

mengenai kebersihan lingkungan dan kelestarian kawasan wisata, banyak

pengunjung membuang sampah sembarangan serta membuat kerusakan

(vandalisme). Pemerintah Daerah beserta pengelola lapang tidak pernah

melakukan evaluasi kegiatan serta tidak tegas dalam menyelesaikan

permasalahan yang terjadi dilapangan. Permasalahan terus bertambah besar

dan semakin kompleks sehingga masyarakat sendiri yang turun ke lapangan

dan mengambil keputusan sendiri tanpa koordinasi. Berbagai permasalahan

tersebut dianalisis dapat menyebabkan pengunjung tidak merasa aman dan

nyaman di tempat wisata sehingga mempengaruhi jumlah kunjungan wisata.

Hal tersebut menjadi hambatan besar yang menimbulkan konflik sosial

dengan masyarakat sekitar sehingga kegiatan wisata tidak berjalan dan

mendapat kerugian.

5.3.3 Keinginan dan harapan masyarakat

Wisata alam semestinya dikembangkan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat lokal untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Masyarakat lokal dilibatkan dalam pengelolaan wisata alam dalam proses

perencanaan dan pengelolaan kawasan konservasi yang dimanfaatkan untuk

obyek wisata alam. Hal yang paling penting adalah memberikan sosialisasi

mengenai wisata kepada masyarakat secara berkala untuk merubah persepsi

masyarakat yang tidak siap menjadi terbuka untuk menerima kunjungan.

Dibuktikan dalam pelaksanaannya di lapangan, pengelola mengatur

konsep wisata yang agamis, sesuai dengan sikap dan budaya masyarakat.

Dengan demikian antara masyarakat dan wisatawan dapat memberikan timbal

balik yang positif (mutualisme) dan berdampak positif bagi keberlangsungan

obyek wisata tersebut (Suwantoro 2004). Keinginan dan harapan masyarakat

sekitar (Tabel 21).

Page 81: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

55

Tabel 21 Matriks hasil wawancara dengan masyarakat sekitar obyek wisata

alam Pendapat Masyarakat Sekitar Kawasan Wisata

Alam

PS PC K GG KB

Interaksi

Sosial

Ada interaksi √ √ √ √

Interaksi secara tidak langsung √ √ √ √

Tidak ada interaksi √

Kesiapan

kunjungan Siap √ √ √ √

tidak siap √

Keinginan

dan

harapan

Membuat konsep wisata positif, sesuai

dengan budaya masyarakat yang

agamis

√ √ √ √ √

Pelibatan masyarakat dalam

pengelolaan

√ √ √ √ √

Penertiban preman √

Pembinaan intensif melalui pelatihan √

Perbaikan peraturan wisata √ √ √

Perbaikan jalan dan penerangan √ √ √ √

Persiapan tong sampah √

Kemudahan sarana transportasi √ √ √ √

Penagaturan tata ruang wilayah desa

dan wisata

√ √

Perbaikan kolam renang buatan dari

karang

Perbaikan sarana bermain anak √ √

Perbaikan taman √ √

Perbaikan, pemeliharaan dan

penambahan sarana prasarana

penunjang

√ √ √ √

Agrowisata strawberry √

Keterangan:

GG = Gunung Galunggung PC = Pantai Cipatujah

KB = Karaha Bodas PP = Pantai Pamayangsari

PS = Pantai Sindangkerta K = Karangtawulan

5.4 Pengelola Obyek Wisata Alam

Pemerintah daerah sebagai pemegang kekuasaan dan kewenangan,

tentunya lebih menguasai dan memahami tentang potensi daerahnya, sehingga

dalam menentukan obyek wisata yang perlu dikembangkan akan lebih tepat.

Terkait dengan hal ini sesungguhnya tidak sedikit pemerintah daerah di Indonesia

(baik Provinsi, maupun Kota/Kabupaten) sudah mengupayakan meningkatkatkan

peran pariwisata (Martaleni 2011). Menurut Damanik dan Weber (2006), pelaku

yang penting dalam penentuan otoritas pengaturan, penyediaan dan peruntukan

Page 82: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

56

infrastruktur terkait kebutuhan pariwisata, tujuan perjalan wisata serta kebijakan

terkait wisata adalah Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait.

Menurut Martaleni (2010), Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu

berupaya semaksimal mungkin dalam peningkatan pendapatan asli daerah.

Diharapkan pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata termasuk

pemerintah, swasta (pengelola bisnis pariwisata), serta asosiasi terkait dan

masyarakat sekitar untuk terus mendorong pengembangan pariwisata dari

berbagai aspek diantaranya dengan menata, mengorganisasi dan menjalankan

sesuai konsep manajemen dan pemasaran misalnya melalui penetapan

positioning/repositioning.

5.4.1 Pihak pengelola

Obyek wisata alam di Kawasan Strategis Kabupaten dikelola oleh

beberapa Dinas dan BUMN terkait yang secara langsung turun ke lapangan

dan melakukan perencanaan pengelolaan (Tabel 22).

Tabel 22 Pengelola obyek wisata di Kawasan Strategis Kabupaten

Tasikmalaya No Obyek Wisata

Alam

Lokasi Pengelola

1 Gunung

Galunggung

Desa Linggajati,

Kecamatan Sukaratu

1. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Tasikmalaya

2. Perum Perhutani KPH Tasikmalaya

2 Karaha Bodas Desa Kadipaten,

Kecamatan Kadipaten

1. Perum Perhutani KPH Tasikmalaya

2. PT Pertamina

3 Pantai

Sindangkerta

Desa Sindangkerta,

Kecamatan Cipatujah

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Tasikmalaya

4 Pantai Cipatujah Desa Cipatujah,

Kecamatan Cipatujah

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Tasikmalaya

6 Kawasan

Konservasi Penyu

Desa Cikawungading,

Kecamatan Cipatujah

BPLHD Jawa Barat

7 Karangtawulan Desa Cimanuk,

Kecamatan Cikalong

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Tasikmalaya

Rencana pengelolaan tersebut menjadi masukan dan arahan bagi

pengembangan wisata kedepannya. Menurut Razak (2008), dukungan multi

stakeholder terkait serta kerjasama lintas sektoral sangat penting dalam

penyusunan strategis rencana pengembangan wisata alam serta RIPPOW

(Rencana Induk Pembangunan Pariwisata dan Obyek Wisata). Pengelola

obyek wisata alam adalah:

Page 83: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

57

1) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya

Pengelolaan obyek wisata di Kabupaten Tasikmalaya dikelola

langsung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerjasama dengan aparatur

desa dan masyarakat sekitar kawasan Gunung Galunggung, Pantai

Sindangkerta, Pantai Cipatujah dan Karangtawulan. Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya bekerjasama dengan Perum Perhutani

KPH Tasikmalaya dalam mengelola obyek wisata Gunung Galunggung.

Obyek yang dikelola Dinas Pariwisata berupa bak pemandian dan kolam

renang air panas. Pemasukan wisata dari tiket masuk gerbang utama dibagi

dua (masing-masing 50%). Selanjutnya untuk masuk ke masing-masing obyek

dikenakan biaya tambahan berdasarkan kebijakan masing-masing

pengelolaan.

2) Perum Perhutani KPH Tasikmalaya

Perum Perhutani KPH Tasikmalaya bukan saja mengelola hasil hutan

seperti getah pinus dan karet, namun juga mengelola obyek wisata alam.

Perum Perhutani bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Tasikmalaya mengelola obyek wisata Gunung Galunggung. Wana Wisata

Gunung Galunggung yang dikelola berupa pemandian air panas (kolam

renang, bak rendam, sungai air panas dan air terjun), camping ground, dan

danau kawah. Karaha Bodas dikelola oleh Perum Perhutani bersama PT

Pertamina. Perum Perhutani mengelola hutan pinus dan pemanenan getahnya,

sedangkan kegiatan wisata alam tidak berjalan terhambat konflik sosial

dengan masyarakat Desa Kadipaten.

3) PT Pertamina Persero

PT Pertamina mengelola kawasan Karaha Bodas dengan

memanfaatkan panas geothermal (geologi geothermal) yang disiapkan untuk

pemenuhan energi listrik tahun 2014. Memasuki kawasan Karaha Bodas

diperlukan perijinan terlebih dahulu kepada pihak PT Pertamina untuk

prosedur keamanan.

4) BKSDA Jawa Barat

BKSDA Jawa Barat bertugas untuk mengelola dan melindungi

Kawasan Konservasi Penyu sebagai kawasan pengembangbiakan, tempat

Page 84: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

58

pakan dan peneluran penyu; inkubasi telur dalam bak semi alami,

pemeliharaan penyu setelah menetas di bak penampungan penyu selama 3

bulan sampai pada pelepasan penyu ke laut. BKSDA Jawa Barat bekerjasama

dengan PT Epson selama beberapa tahun terakhir dalam perlindungan penyu,

namun sekarang kontraknya sudah berakhir. Kawasan konservasi penyu ini

tidak dijadikan obyek wisata alam. Jarak yang dekat dengan obyek wisata

Pantai Sindangkerta, maka pengunjung sengaja mengunjungi tempat tersebut.

5) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya

Pantai Pamayangsari dikelola oleh Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Tasikmalaya dengan tujuan sebagai tempat pelabuhan nelayan dan

tempat pelelangan ikan.

5.4.2 Rencana pengelola

1) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya

Dalam Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Rincian

Tugas Unit di Lingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Tasikmalaya Paragraf 3 Bidang Kepariwisataan Pasal 8, bidang

kepariwisataan mempunyai tugas menyelenggarakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan dan pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan di bidang

kepariwisataan yang meliputi bina wisata, pengembangan obyek wisata serta

sarana dan prasarana wisata. Rencana strategis pengembangan wisata

merupakan pedoman atau landasan umum bagi pembangunan wisata selama

jangka waktu tertentu, baik dalam perencanaan, pelaksaan, pengendalian

maupun pengawasan pembangunan pariwisata (Rencana Strategis Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya (2012 – 2016)).

Proyeksi atau rencana pengelolaan jangka panjang sesuai dengan

Rencana Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2012 – 2016 adalah:

a. Pengembangan SDM Pariwisata:

Diklat aparatur pariwisata.

Diklat pelaku pariwisata.

Pembinaan pelaku pariwisata.

Page 85: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

59

b. Perlindungan dan konservasi sumberdaya:

Penataan obyek dan daya tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan

pariwisata yang berwawasan lingkungan.

Menyusun perencanaan dan pengelolaan sehingga terselenggaranya

pariwisata yang berwawasan lingkungan.

Pengadaan perlengkapan oprasional pariwisata.

c. Pengembangan potensi kepariwisataan:

Inventarisasi dan identifikasi potensi.

Penataan fasilitas obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas pendukung

lainnya sesuai standarisasi yaitu pengembangan obyek wisata unggulan

dan peningkatan pembangunan sarana dan prasarana.

Peningkatan promosi kepariwsataan melalui media cetak/elektronik dan

pembuatan film yang berhubungan dengan pariwisata.

Pembuatan sarana promosi.

Penyelenggaraan paket wisata dan travel dialog.

Penyelenggaraan dan partisipasi dalam pameran dan even pariwisata.

2) Perum Perhutani KPH Tasikmalaya

Tupoksi Perum Perhutani dalam pengelolaan hutan tercantum dalam

UU No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Tidak ada tupoksi khusus Perum

Perhutani KPH Tasikmalaya mengenai penyelenggaraan wisata yang

dibukukan. Secara umum tugas pokok Perum Perhutani adalah:

Mengelola wisata alam dengan memperhatikan fungsi kawasan dan

kelestariannya.

Melayani pengunjung dan menyediakan fasilitas lengkap yang

memberikan kepuasan bagi pengunjung.

Mengetahui keinginan dan harapan pengunjung kedepannya. Biasanya

dilakukan melalui penyebaran kuisioner bagi pengunjung dalam waktu

setahun satu kali dengan penyebaran minimal 100 kuisioner.

Rencana jangka panjang dan jangka pendek dari Perum Perhutani KPH

Tasikmalaya yaitu penambahan fasilitas di Wana Wisata Gunung Galunggung

yaitu camping ground, tempat pendaratan paralayang, gantole (kereta

gantung), perbaikan kolam renang, penyediaan tempat peristirahatan bagi

Page 86: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

60

pengunjung (hotel/penginapan). Terjalinnya kesepakatan dan kesepahaman

satu arah dengan masyarakat desa Kadipaten untuk pengembangan wisata

alam Karaha Bodas kedepannya.

Pengelola masih belum serius dalam menangani pengembangan wisata

alam di Kawasan Strategis Kabupaten Tasikmalaya sehingga pengelolaannya

masih belum maksimal dan banyak kekurangan. Berdasarkan hasil analisi

lapang, diketahui permasalahan yang terjadi adalah:

Kebijakan dan recana strategis pengembangan wisata yang dibuat masih

bersifat umum untuk semua jenis wisata. Sementara itu, setiap jenis wisata

mempunyai cara atau arahan yang berbeda dalam pengembangannya, tidak

dapat digeneralisasikan. Dengan demikian, segala bentuk pengembangan

wisata tidak dapat dikembangkan dengan maksimal. Telebih dalam

pelaksanaan pengembangan wisata, masih belum direalisasikan secara

nyata di lapangan.

Sosialisasi dalam upaya pendekatan masyarakat dengan tujuan

menghasilkan titik temu antara sikap masyarakat terhadap pengembangan

wisata belum dilaksanakan.

Pelatihan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan dari sumberdaya

manusia pengelola dan masyarakat belum efektif dilaksanakan.

Kerjasama antara pengelola dengan masyarakat serta seluruh pihak terkait

wisata lainnya (biro perjalanan, agen wisata, dan lainnya) belum berjalan.

Penataan fasilitas wisata alam kurang sesuai dengan kondisi obyek daya

tarik wisata alam.

Pengadaan dan pengaturan sarana promosi masih belum direalisasikan

Tidak adanya kemerataan dalam menginvestasikan dana pengembangan

wisata (hanya untuk wisata alam yang ramai dikunjungi wisatawan)

Hanya mementingkan profit/laba yang dihasilkan tanpa adanya evaluasi

kegiatan dalam upaya peningkatan kepuasan pengunjung dan pelestarian

obyek daya tarik wisata

Pengelola kurang tegas dalam menghadapi permasalahan di lapangan

sehingga masyarakat sendiri yang turun ke lapangan dan menimbulkan

ketidaknyamanan pengunjung.

Page 87: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

61

Pengembangan wisata alam akan berhasil apabila Pemerintah Daerah

serius dalam mengevaluasi dan menangani permasalahan yang terjadi di

lapangan. Konflik sosial dengan masyarakat seharusnya dapat diatasi sehingga

terjadi kesepahaman dan koordinasi yang membawa dampak positif bagi

pengembangan wisata kedepannya.

5.5 Pengembangan Wisata Alam

5.5.1 Keberlanjutan/kelestarian obyek daya tarik wisata alam dan faktor

pembatas

1. Mitigasi bencana dan pola aktifitas letusan gunung api dan tsunami

Mitigasi dapat diartikan sebagai upaya untuk meminimalkan dampak

yang ditimbulkan oleh bencana (Rachmat 2011). Pola letusan atau erupsi

gunung berapi maupun tsunami tidak dapat diprediksi secara pasti waktunya

sehingga dapat dilakukan upaya mitigasi bencana. Gunung Galunggung

merupakan gunung berapi yang paling sering aktif dibandingkan gunung

berapi lainnya di Jawa Barat dan termasuk kedalam kawasan rawan bencana

alam geologi. Kawasan pesisir pantai seperti Pantai Cipatujah, Pantai

Sindangkerta, Pantai Pamayangsari dan Karangtawulan merupakan kawasan

rawan bencana tsunami (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22

Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat).

Bentuk mitigasi bencana berupa mitigasi struktur dengan memperkuat

bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana, seperti membuat

kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta

memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan tahan gempa

seperti shelter, penahan dinding pantai, dan lain-lain. Selain itu, upaya

mitigasi juga dapat dilakukan dalam bentuk non struktur, diantaranya seperti

menghindari wilayah bencana dengan cara membuat bangunan jauh dari

lokasi bencana. Hal tersebut dapat diketahui melalui perencanaan tata ruang

dan wilayah serta dengan memberdayakan masyarakat dan pemerintah daerah

untuk membentuk peta daerah rawan bencana, relokasi daerah rawan bencana,

tata ruang/tata guna lahan serta informasi publik atau penyuluhan sadar

Page 88: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

62

bencana (Dokumen Mitigasi Pesisir Dinas Tata Ruang Laut diacu dalam

Fakhriyani 2011).

2. Kelestarian geothermal

Geotermal berasal dari kata geo (bumi) thermal (panas), berarti

memanfaatkan panas dari dalam bumi. Energi panas bumi adalah panas yang

berasal dari bawah tanah yang digunakan untuk menghasilkan energi. Panas

bumi berasal dari sejumlah besar batu yang mencair atau panas pada jarak

yang relatif pendek dari permukaan bumi yang dapat menghasilkan listrik

(Greenpeace 2012).

Pembangkit listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan

kedalaman sampai 1.5 km atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi

yang sangat panas. Sumber mata air panas berasal dari air yang merembes ke

dalam batuan panas yang menghasilkan air panas yang dipompa dan

demineralisasi sehingga berubah menjadi uap air. Uap air digunakan untuk

memutar turbin dan menghasilkan energi listrik. Kemudian air panas

bertekanan tinggi dipompa ke dalam tangki bertekanan rendah. Proses tersebut

dapat terus berulang dengan siklus berkelanjutan. Pembangkit listrik

terbarukan adalah menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan

cairan lain seperti isobutana, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang

lebih rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka

cairan ini akan menggerakan turbin generator.

Panas bumi tidak memiliki emisi karbon dioksida yang berbahaya bagi

bumi tanpa menyebabkan pemanasan global. Energi panas bumi sangat

penting karena merupakan teknologi hijau yang beresiko rendah dan dapat

digunakan tanpa mencemari lingkungan. Pembangkit listik tenaga geothermal

menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75% pembangkit listrik

berbahan bakar fosil. Dampak lingkungan adalah pembangunan jalan,

kerusakan tanah akibat pengeboran, pembatasan jalan, penyediaan pipa dan

bangunan. Ketidakstabilan geologi akibat pengeboran dapat menimbulkan

bencana geologi seperti gempa bumi dan lainnya. Membutuhkan biaya yang

besar dalam melakukan eksplorasi (Earth Share 2012).

Page 89: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

63

3. Kelestarian Penyu Hijau (Chelonia mydas)

Pantai yang ada di pulau Jawa termasuk pantai selatan Jawa (Samudra

Hindia) merupakan habitat bagi penyu hijau sebagai tempat bersarang,

reproduksi, pakan dan bertelur (Karnan 2008). Penyu hijau (Chelonia mydas)

merupakan penyu laut dengan ukuran tukik betina yang siap berteur 1.24

meter dan berat 400 pon. Bentuk kerapaksnya lonjong sampai membulat

dengan bermacam-macam warna mulai dari hijau sampai kecoklatan. Setiap

siripnya mempunyai cakar. Nama yang diberikan berdasarkan warna

lemaknya yang hijau (Coles & Toller 2002). Kurun waktu kematangan

seksual penyu yaitu 20 – 30 tahun.

Penyu hijau bersarang dan bertelur di daratan sepanjang tahun dan

puncaknya pada bulan Agustus – Oktober. Aktivitas bertelur berulang selama

14 hari dalam 1 – 7 kali ulangan dengan menghasilkan antara 110 – 200 telur

tergantung ukuran tubuh induknya (Coles & Toller 2002). Masa inkubasi

berlangsung antara 55 – 60 hariatau 50 – 70 hari tergantung suhu (Kemf et al.

2000). Penyu laut pada saat muda bersifat karnivorus atau pemakan segala

dan saat dewasa lebih menyukai ganggang laut dan lamun (rumput laut).

Biasanya penyu melakukan migrasi dari satu pantai ke pantai lainnya sebagai

tempat bersarang dan tempat makannya.

Perairan laut Indonesia menjadi habitat bagi 6 jenis penyu salah

satunya jenis penyu hijau yang dilindungi UU No 7 Tahun 1999, endangered

species berdasrkan IUCN dan Appendix 1 CITES yaitu satwa terancam

punah. Semua jenis penyu yang ada berada dalam kondisi yang terancam

diantaranya adalah kerusakan habitat akibat faktor alam (gempa bumi, badai,

dan tsunami) serta faktor manusia (pembangunan di dekat pantai, jalan raya,

perumahan dan lainnya); penangkapan langsung (direct take) untuk diambil

daging, bulu, organ, cangkang dan telur; penangkapan tidak langsung

(indirect take) terjerat oleh alat penangkap ikan milik nelayan; dan penyakit

yaitu lemah dan tumor ganas yang diakibatkan oleh peningkatan zat kimia di

laut.

Konservasi penyu merupakan salah satu tindakan yang sangat

mendesak untuk dilakukan karena jumlah populasi yang semakin menurun

Page 90: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

64

drastis dan dapat menimbulkan kepunahan. Upaya konservasi berupa

mengurangi kematian penyu, melindungi, mengawetkan dan merehabilitasi

habitat penyu, meningkatkan kesadaran masyarakat, mengurangi dan

mencegah pembuangan sampah ke laut, menambah kerjasama nasional,

regional dan internasional serta melakukan pemantauan dan penelitian

(Murugan 2007).

5.5.2 Kesesuaian pengembangan

Pengembangan obyek daya tarik wisata

Obyek yang menjadi daya tarik wisata alam harus dijaga kelestarian

dan kealamiannya dan terus digali potensinya serta meningkatkan dan

menyajikan spesifikasi penampilan atraksi utama masing-masing obyek

wisata, diversifikasi dan kontinuitas penyelenggaraaan aktivitas khusus

(Budiyanto 2010). Berdasarkan perspektif konservasi, pariwisata dapat

memberikan manfaat ekonomi untuk perlindungan sumberdaya alam,

meningkatkan kesadaran terhadap pengunjung mengenai isu keanekaragaman

hayati dan konservasi serta memberikan mata pencaharian kepada masyarakat

secara berkelanjutan (Borges et al. 2011). Pemerintah Daerah menyusun

perencanaan dan pengelolaan dengan melakukan penataan obyek dan daya

tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan pariwisata sehingga pariwisata yang

berwawasan lingkungan dapat terselenggara.

Pengembangan kegiatan

Mengembangkan kegiatan wisata alam dengan cara menggali potensi

secara maksimal berdasarkan daya tarik wisata berupa gejala alam, keindahan

alam, keunikan sumberdaya alam, panorama, peninggalan sejarah, atraksi

budaya masyarakat (ADO-ODTWA Ditjen PHKA 2003). Potensi yang ada

dibuat menjadi kegiatan dan produk wisata (paket wisata) yang dapat menarik

perhatian pengunjung untuk datang ke daerah tujuan wisata. Mengembangkan

wisata alam harus memperhatikan prinsip berkelanjutan yang aktivitasnya

tetap memperhatikan keseimbangan alam, lingkungan, budaya dan ekonomi

sehingga dapat dimanfaatkan secara lestari dan berkelanjutan.

Page 91: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

65

Pengembangan fasilitas (sarana prasarana)

Sarana prasarana merupakan suatu fasilitas yang dapat menonjolkan

potensi dari obyek daya tarik wisata (menambah daya tarik obyek utama) dan

melengkapi kekurangannya. Pengembangan sarana prasarana penunjang

merupakan salah satu hal yang penting yang dapat memberikan kepuasan bagi

pengunjung. Sarana prasarana penunjang harus disesuaikan berdasarkan selera

penunjung yang semakin kompleks sehingga mampu memenuhi harapan

penunjung. Pembangunan sarana prasarana harus tetap mengutamakan

kealamian dan kelestarian lingkungan serta dibangun dengan kokoh di lokasi

yang tepat (jauh dari laut lepas berdasarkan jarak terjauh dari pasang dan surut

air laut serta aliran lahar panas dan erupsi gunung berapi).

Sarana prasarana penunjang wisata harus diberi pemeliharaan secara

berkala sehingga ketahanan bangunan lebih lama serta dapat meminimalkan

penggunaan negatif yang ditimbulkan. Pembangunan fasilitas penginapan

ditiadakan karena masyarakat memandang akan terjadi dampak negatif

meskipun pengunjung berkeinginan menambah fasilitas tersebut. Salah satu

alternatif adalah rumah masyarakat dijadikan sebagai tempat menginap

(homestay) dengan memberikan keramahtamahan dan pelayanan pengunjung.

Alternatif lainnya adalah pengunjung menginap di hotel/penginapan yang

terdekat dengan obyek wisata.

Pengembangan aksesibilitas

Kemudahan pengunjung untuk mengakses daerah tujuan wisata

merupakan hal yang sangat penting, baik dari kondisi jalan yang baik serta

kemudahan sarana transportasi dari tempat pemberhentian (terminal, statsiun

kereta api dan lainnya) menuju daerah tujuan wisata alam. Kondisi jalan

menuju seluruh obyek wisata dalam kondisi rusak dan berlubang (sepanjang

±5 km), karena rata-rata digunakan sebagai jalur bagi truk pengangkut pasir

khususnya di Gunung Galunggung dan Pantai Cipatujah. Sudah ada tindak

lanjut dari Pemerintah Daerah berupa pengaspalan jalan, namun masih

tertunda dan belum maksimal. Lokasi obyek wisata alam jauh dari pusat kota

yaitu di daerah terpencil. Sehingga untuk mengakses daerah tersebut harus

Page 92: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

66

menggunakan kendaraan pribadi atau sewa karena sarana transportasi umum

jarang dan bahkan tidak ada.

Pengembangan pengelolaan

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009

Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, pelaku wisata alam

adalah pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat yang

bergerak dibidang wisata. Menurut Damanik dan Weber (2006), pelaku yang

penting dalam penentuan otoritas pengaturan, penyediaan dan peruntukan

infrastruktur terkait kebutuhan pariwisata, tujuan perjalan wisata serta

kebijakan terkait wisata adalah pemerintah dan stakeholder terkait.

Pemerintah belum serius dalam melakukan pengembangan dan pengelolaan

obyek wisata. Kerjasama bersama masyarakat dan investor belum terealisasi

sehingga belum ada kesepahaman antara seluruh pihak dan menyebabkan

pelayanan keamanan, kenyamanan dan kepuasan pengunjung belum

terpenuhi.

Pengembangan pelayanan

Upaya yang ditempuh untuk memberikan kepuasan terhadap

pengunjung adalah memberikan pelayanan yang unggul (service excellence)

kepada wisatawan. Secara garis besar adala empat unsur yaitu kecepatan,

ketepatan, keramahan dan kenyamanan (Tjiptono 2002). Pelayanan harus

memenuhi indikator perasaan dan empati, keinginan untuk beristirahat,

menemukan ide baru, dapat memanjakan diri, bergembira, bahkan tidak

tertutup kemungkinan ada wisatawan yang ingin menyelesaikan konfliknya.

Perasaan tersebut harus didukung dengan keramahtamahan pengelolaa atau

petugas lapangan dan masyarakat terhadap pengunjung memberikan layanan

yang ramah dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan wisatawan

(Martaleni 2011).

Pengembangan sumberdaya manusia

Menurut Rahardjo (2004), pariwisata alam perlu ditunjang oleh tenaga

profesional, mampu berbicara beberapa bahasa dan mampu melakukan

pelayanan kepada pengunjung. Ditunjang dengan peningkatan kualitas

sumberdaya manusia pengelola dan masyarakat (yang bersedia berperan aktif

Page 93: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

67

dalam pengelolaan wisata) dengan memberikan pendidikan, pelatihan dan

aktifitas-aktifitas lain secara berkala sehingga dapat menunjang peningkatan

pelayanan kepada wisatawan. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar

menjadi masyarakat sadar wisata, dapat dilakukan dengan memberikan

edukasi melalui media yang dapat diterima (pendekatan sosial budaya) yaitu

organisasi formal (sekolah) maupun informal (majelis taklim, tempat-tempat

ibadah, pertemuan RT/RW, dan sebagainya).

Pengembangan promosi

Produk wisata diperkenalkan kepada masyarakat luas dengan kegiatan

promosi yang baik dan terencana sehingga obyek daya tarik wisata yang ada

di Kabupaten Tasikmalaya dapat dikenal dan diminati. Promosi yang

dilakukan melalui media cetak/elektronik, pembuatan leaflet, booklet,

panduan wisata alam dan papan interpretasi besar berupa peta pariwisata

Kabupaten Tasikmalaya, pemantapan pasar wisata, pemantapan Pusat

Pelayanan Informasi Pariwisata, penyelenggaraan dan partisipasi dalam

pameran dan even pariwisata serta bekerjasama dengan investor, agen wisata

dan angkutan umum (bus, kereta wisata dll) dalam pengembangan wisata.

Berkaitan dengan informasi yang didapatkan pengunjung mengenai

obyek wisata alam adalah dari mulut ke mulut, maka promosi dapat dilakukan

dengan memberikan pelayanan maksimal kepada pengunjung. Pelayanan yang

memuaskan dapat memberikan kesan mendalam mengenai obyek wisata yang

dikunjungi. Dengan demikian pengunjung akan datang kembali serta

memberikan informasi kepada orang yang dikenalnya untuk mengunjungi

tempat wisata tersebut.

Arahan pengembangan setiap obyek wisata alam di Kawasan Strategis

Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Gunung Galunggung

Pengembangan obyek daya tarik wisata alam:

Menjaga keaslian dan kelestarian kawasan.

Pembatasan penggunaan kawasan sebagai obyek wisata alam pada blok

pemanfaatan.

Page 94: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

68

Pembatasan jalur untuk wisata ke danau kawah (tidak berada pada koridor/jalur

satwa dan keberadaan tumbuhan langka/dilindungi).

Pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung lingkungan untuk obyek

danau kawah.

Pembuatan peta dan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam

(gempa bumi dan gunung meletus).

Menyusun perencanaan dan pengelolaan dengan melakukan penataan obyek

dan daya tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan pariwisata sehingga

pariwisata yang berwawasan lingkungan dapat terselenggara.

Pengembangan kegiatan dan atraksi wisata:

Membuat atraksi wisata alam dan budaya yang menarik baik untuk wisatawan

lokal maupun mancanegara.

a. Atraksi utama: pemadian dari sumber mata air panas Gunung Galunggung

yang mengalir ke kolam renang, bak rendam, air terjun dan sungai (wisata

kesehatan), menikmati pemandangan (sightseeing), fotografi. Atraksi

pendukung: pagelaran seni budaya Sunda (tari jaipong, permainan alat

kentongan, angklung dan lainnya), areal permainan anak, trekking

mengamati babi hutan dan monyet ekor panjang di sekitar area pemandian

air panas, penyediaan rumah sehat (sauna, spa, refleksi dan lainnya).

b. Danau kawah Gunung Galunggung yaitu trekking menuju danau kawah

menyusuri jalan besar; kereta wisata menuju pemadian air panas dan danau

kawah dari Desa Linggajati; camping area sebelum tangga menuju danau

kawah; menikmati pemandangan danau kawah, Gunung Galunggung, mata

air yang mengalir ke sungai, desa, dan lainnya, pemandangan kota

Tasikmalaya pada siang ataupun malam hari.

c. Desa Wisata (melakukan kegiatan sehari-hari masyarakat) yaitu menginap di

rumah penduduk sekitar (homestay) dengan menikmati kuliner khas Sunda

hasil dari kegiatan bertani dan berkebun tanaman pangan dan sayuran di

sawah, serta memanen ikan dari tambak ikan), serta membawa oleh-oleh

dari kegiatan wisata belanja berupa kerajinan atau anyaman khas daerah

(bermacam-macam hiasan dari bambu dan rotan) serta sayuran segar dan

ikan dari kebun dan tambak milik masyarakat.

Page 95: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

69

Memberikan unsur pendidikan dan penyadartahuan mengenai kelestarian

lingkungan melalui pendidikan koservasi kepada wisatawan berupa arahan

untuk menjaga kebersihan, kelestarian dan kealamian obyek dan lingkungan

sekitarnya (membuang sampah plastik dan bekas makanan; menggunakan

sabun, sampo, pasta gigi; mencorat-coret (vandalism), mencabut, mengambil

atau merusak flora dan fauna di dalam kawasan).

Mengenal sejarah kawasan Gunung Galunggung melalui papan interpretasi

atau pembuatan galeri Gunung Galunggung.

Pembuatan area outbound di luar obyek wisata.

Pengembangan sarana prasarana penunjang wisata:

Penyediaan penyewaan alat camping, hiking dan outbound.

Membuat papan interpretasi berupa manfaat sumber air panas Gunung

Galunggung, sejarah Gunung Galunggung, sejarah danau kawah, flora dan

fauna Gunung Galunggung, peta wisata kawasan secara keseluruhan,

ketertiban dan kebersihan lingkungan dan kawasan, peta wisata alam

kabupaten Tasikmalaya permanen dalam bentuk plang di tempat-tempat

strategis, peta daerah rawan bencana dan papan penunjuk jalur evakuasi dan

relokasi bencana.

Membuat pusat informasi dan pelayanan pengunjung baik di dalam lokasi

wisata atau di pusat kota dengan lokasi yang strategis (pusat kota, jalan lintas

kota dan provinsi, jalan menuju obyek wisata alam) dengan media video

(pemutaran tayangan untuk mengenalkan obyek wisata); penyebaran leaflet,

booklet, dan peta wisata, serta pengaduan dan informasi wisata); galeri sejarah

Gunung Galunggung, galeri rumah sehat (spa, pijat refleksi, dan sauna) dan

fasilitas outbound.

Akomodasi/penginapan berupa wisma atau hotel yang paling dekat dengan

wisata dan pengembangan homestay (rumah masyarakat yang dijadikan tempat

menginap).

Memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana,

seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk

menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan

tahan gempa seperti shelter, tempat istirahat, pusat informasi, menara

Page 96: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

70

pengamatan dan lainnya serta menghindari wilayah bencana dengan cara

membuat bangunan jauh dari lokasi bencana dengan memperhatikan RTRW

Kabupaten Tasikmalaya.

Pengadaan SPBU, warung makan, tempat hiburan, wartel, warnet, warung

pulsa, dan tempat belanja oleh-oleh atau cendramata dari tempat

pemberhentian transportasi umum di setiap jalur menuju daerah tujuan wisata.

Pengembangan aksesibilitas:

Penyediaan sarana transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu (terminal

bus, statsiun kereta api dan lain-lain) sampai di tempat tujuan (daerah tujuan

wisata).

Perbaikan jalan dan penerangan menuju daerah tujuan wisata alam.

Pembuatan papan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung mencapai

daerah tujuan wisata

Pengembangan promosi dan informasi mengenai obyek daya tarik wisata alam

yang sangat menarik melalui berbagai media yang dapat menarik minat

pengunjung seperti internet, spanduk, baliho dan lainnya.

Pengembangan Sumberdaya Manusia:

Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah yang

baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi, makanan dan souvenir, serta tanggap

bencana. Pengembangan sumberdaya manusia yang perlu ditingkatkan secara

rinci adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kemampuan pelayanan yaitu memberikan perasaan aman dan

kenyamanan berwisata (tidak mengganggu kegiatan wisata yang sedang

berlangsung, menjaga keamanan daerah tujuan wisata dari gangguan yang

datang dari luar, menjaga kebersihan kawasan), menjadi tuan rumah yang baik

(memberikan layanan yang ramah dan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan wisatawan, pelayanan, menyediakan akomodasi dan transportasi

lokal).

Menyediakan berbagai produk wisata yaitu makanan dan oleh-oleh khas

daerah Sunda (wajit, ranginang, opak, sale dan lainnya) yang memperhatikan

faktor higienis, sanitasi dan pelayanan; kerajinan dan souvenir (anyaman

Page 97: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

71

pandan); membentuk dan menampilkan atraksi budaya lokal seperti tari

jaipong, atraksi musik tradisional (calung/angklung, kentongan dan lainnya).

Tanggap bencana alam yaitu gunung meletus, gempa bumi dan tsunami.

Pengembangan Pengelolan:

Pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata yang baik, yang

dipersiapkan dari tingkat daerah (Kabupaten Tasikmalaya) dan

dipadupadankan dengan masing-masing lokasi wisata.

Pemerintah Daerah memfasilitasi supaya pengelola di setiap lokasi wisata

memiliki koordinasi yang baik.

Membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa pelayanan

wisata, jasa transportasi dan masyarakat.

Pengembangan promosi dan pemasaran:

Pengembangan promosi dan pemasaran obyek wisata alam melalui media

elektronik (internet (website), radio dan TV) dan media cetak (leaflet, booklet,

selebaran, peta wisata, serta iklan di koran dan majalah), secara periodik

diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang dikembangkan

a. Penawaran paket-paket wisata yang menarik, penyediaan sarana

transportasi, dan penginapan/homestay yang dapat dipesan secara online

melalui website resmi dari pengelola wisata.

b. Membuat leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata kabupaten

Tasikmalaya.

Mengikuti dan membuat even-even pariwisata yang mengenalkan obyek

wisata alam dan budaya lokal daerah melalui pameran, lokakarya dan lainnya.

2. Karangtawulan

Pengembangan obyek daya tarik wisata alam:

Menjaga keaslian dan kelestarian kawasan

Pembatasan penggunaan kawasan sebagai obyek wisata alam pada blok

pemanfaatan.

Pembatasan jalur untuk wisata ke danau kawah (tidak berada pada koridor/jalur

satwa dan keberadaan tumbuhan langka/dilindungi).

Page 98: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

72

Pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung lingkungan untuk obyek

danau kawah.

Pembuatan peta dan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam

(gempa bumi dan gunung meletus).

Menyusun perencanaan dan pengelolaan dengan melakukan penataan obyek

dan daya tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan pariwisata sehingga

pariwisata yang berwawasan lingkungan dapat terselenggara.

Pengembangan kegiatan dan atraksi wisata:

Membuat atraksi wisata alam dan budaya yang menarik baik untuk wisatawan

lokal maupun mancanegara

a. Atraksi utama: pemadangan Pantai Karangtawulan (sightseeing) pada saat

sunrise dan sunset, fotografi, pemandangan tiga pulau karang (Nusa Batu

Nunggal, Nusa Batu Kolotok, dan Nusa Manuk), ombak besar yang

memecah karang, dan karang besar di sekitar pantai.

Atraksi pendukung: pagelaran seni budaya Sunda, pengamatan burung laut

di Nusa Manuk, telusur goa Parat dan goa Lalay, pemanenan rumput laut

dan udang lobster, kuliner hasil laut, belanja oleh-oleh khas Sunda, hasil

tangkapan laut, kerajinan/anyaman dari pandan.

b. Trekking sekitar pantai dengan pemandangan lepas pantai, tumbuhan

pantai, dan tumpukan karang besar di sepanjang pantai.

c. Wisata rohani ke makam Syech Abdul Rahman Abdul Rahim dan Eyang

Garuda Ngupuk (wisata sejarah dan rohani).

Memberikan unsur pendidikan dan penyadartahuan mengenai kelestarian

lingkungan melalui pendidikan koservasi kepada wisatawan berupa arahan

untuk menjaga kebersihan, kelestarian dan kealamian obyek dan lingkungan

sekitarnya (membuang sampah plastik dan bekas makanan; menggunakan

sabun, sampo, pasta gigi; mencorat coret (vandalism), mencabut, mengambil

atau merusak flora dan fauna di dalam kawasan).

Pengembangan sarana prasarana dalam kawasan:

Penyediaan alat untuk pengamatan burung dan kawasan karst/goa yaitu

filguide burung dan buku mengenai kawasan karst, teropong atau binokuler;

serta alat memancing udang lobster, ember, dan sarung tangan.

Page 99: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

73

Membuat papan vandalism dimana pengunjung dapat memberikan kesan dan

pesan dalam papan tersebut dan penyampaian edukasi kepada pengunjung

untuk tidak melakukan corat-coret dan merusak fasilitas penunjang wisata.

Membuat papan interpretasi: informasi Karangtawulan dan sejarahnya, flora

fauna khas pantai, peta wisata kawasan secara keseluruhan serta peta pantai

sepanjang pantai selatan, ketertiban dan kebersihan lingkungan dan kawasan,

peta wisata alam Kabupaten Tasikmalaya permanen dalam bentuk plang di

tempat-tempat strategis, peta daerah rawan bencana dan papan penunjuk jalur

evakuasi dan relokasi bencana.

Membuat pusat informasi dan pelayanan pengunjung baik di dalam lokasi

wisata atau di pusat kota dengan lokasi yang strategis (pusat kota, jalan lintas

kota dan provinsi, jalan menuju obyek wisata alam) dengan media video

(pemutaran tayangan untuk mengenalkan obyek wisata); penyebaran leaflet,

booklet, dan peta wisata, serta pengaduan dan informasi wisata); dan fasilitas

outbound.

Akomodasi/penginapan berupa homestay (rumah masyarakat yang dijadikan

tempat menginap).

Memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana,

seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk

menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan

tahan gempa dan tsunami seperti shelter, tempat istirahat, pusat informasi,

menara pengamatan dan lainnya serta menghindari wilayah bencana dengan

cara membuat bangunan jauh dari lokasi bencana dengan memperhatikan

RTRW Kabupaten Tasikmalaya.

Pengadaan SPBU, warung makan, tempat hiburan, wartel, warnet, warung

pulsa, dan tempat belanja oleh-oleh atau cendramata dari tempat

pemberhentian transportasi umum di setiap jalur menuju daerah tujuan wisata.

Pengembangan aksesibilitas:

Penyediaan sarana transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu (terminal

bus, statsiun kereta api dan lain-lain) sampai di tempat tujuan (daerah tujuan

wisata).

Perbaikan jalan dan penerangan menuju daerah tujuan wisata alam.

Page 100: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

74

Pembuatan papan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung mencapai

daerah tujuan wisata.

Pengembangan promosi dan informasi mengenai obyek daya tarik wisata alam

yang sangat menarik melalui berbagai media yang dapat menarik minat

pengunjung seperti internet, spanduk, baliho dan lainnya.

Pengembangan Sumberdaya Manusia:

Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah yang

baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi, makanan dan souvenir, serta tanggap

bencana. Pengembangan sumberdaya manusia yang perlu ditingkatkan secara

rinci adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kemampuan pelayanan yaitu memberikan perasaan aman dan

kenyamanan berwisata (tidak mengganggu kegiatan wisata yang sedang

berlangsung, menjaga keamanan daerah tujuan wisata dari gangguan yang

datang dari luar, menjaga kebersihan kawasan), menjadi tuan rumah yang baik

(memberikan layanan yang ramah dan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan wisatawan, pelayanan, menyediakan akomodasi dan transportasi

lokal).

Menyediakan berbagai produk wisata yaitu makanan dan oleh-oleh khas

daerah Sunda (wajit, ranginang, opak, sale dan lainnya) yang memperhatikan

faktor higienis, sanitasi dan pelayanan; kerajinan dan souvenir (anyaman

pandan); membentuk dan menampilkan atraksi budaya lokal seperti tari

jaipong, atraksi musik tradisional (calung/angklung, kentongan dan lainnya).

Tanggap bencana alam yaitu gunung meletus, gempa bumi dan tsunami.

Pengembangan Pengelolan:

Pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata yang baik, yang

dipersiapkan dari tingkat daerah (Kabupaten Tasikmalaya) dan

dipadupadankan dengan masing-masing lokasi wisata.

Pemerintah Daerah memfasilitasi supaya pengelola di setiap lokasi wisata

memiliki koordinasi yang baik.

Membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa pelayanan

wisata, jasa transportasi dan masyarakat.

Page 101: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

75

Pengembangan promosi dan pemasaran:

Pengembangan promosi dan pemasaran obyek wisata alam melalui media

elektronik (internet (website), radio dan TV) dan media cetak (leaflet, booklet,

selebaran, peta wisata, serta iklan di koran dan majalah), secara periodik

diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang dikembangkan

a. Penawaran paket-paket wisata yang menarik, penyediaan sarana

transportasi, dan penginapan/homestay yang dapat dipesan secara online

melalui website resmi dari pengelola wisata.

b. Membuat leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata kabupaten

Tasikmalaya.

Mengikuti dan membuat even-even pariwisata yang mengenalkan obyek

wisata alam dan budaya lokal daerah melalui pameran, lokakarya dan lainnya.

3. Pantai Sindangkerta

Pengembangan obyek daya tarik wisata alam:

Menjaga keaslian dan kelestarian kawasan

Pembatasan penggunaan kawasan sebagai obyek wisata alam pada blok

pemanfaatan.

Pembatasan jalur untuk wisata ke danau kawah (tidak berada pada koridor/jalur

satwa dan keberadaan tumbuhan langka/dilindungi).

Pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung lingkungan untuk obyek

danau kawah.

Pembuatan peta dan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam

(gempa bumi dan gunung meletus).

Menyusun perencanaan dan pengelolaan dengan melakukan penataan obyek

dan daya tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan pariwisata sehingga

pariwisata yang berwawasan lingkungan dapat terselenggara.

Pengembangan kegiatan dan atraksi wisata:

Membuat atraksi wisata alam dan budaya yang menarik baik untuk wisatawan

lokal maupun mancanegara

a. Atraksi utama berupa pemadangan Pantai Sindangkerta (sightseeing) dan

fotografi yaitu sunrise dan sunset; taman laut “Taman Lengsar” seluas 20

Page 102: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

76

ha terdapat berbagai jenis biota laut, karang laut, dan ikan hias; ombak

besar di ujung karang. Atraksi pendukung berupa pagelaran seni budaya

Sunda (Hajat Lembur Mapag Taun, tari jaipong dan seni Rengkong dan

Hatong), areal permainan anak dan permainan pasir, permainan perahu

karet, berenang, memancing di laut, piknik bersama keluarga.

b. Tempat tinggal nelayan “Pamoekan” berupa rumah-rumah panggung

terbuat dari bambu atau bilik sebanyak 20 rumah serta tempat penyimpanan

perahu nelayan dan alat tangkap ikan. Kegiatan yang dapat dilakukan

adalah mengikuti kegiatan nelayan, membuat alat untuk menangkap ikan,

wisata kuliner dan wisata belanja oleh-oleh khas Sunda dan hasil tangkapan

laut.

Memberikan unsur pendidikan dan penyadartahuan mengenai kelestarian

lingkungan melalui pendidikan koservasi kepada wisatawan berupa arahan

untuk menjaga kebersihan, kelestarian dan kealamian obyek dan lingkungan

sekitarnya (membuang sampah plastik dan bekas makanan; menggunakan

sabun, sampo, pasta gigi; mencorat coret (vandalism), mencabut, mengambil

atau merusak flora dan fauna di dalam kawasan).

Pengembangan sarana prasarana dalam kawasan:

Penyediaan alat berenang yaitu kacamata renang, pelampung dan ban karet;

penyewaan tikar untuk kegiatan piknik.

Membuat pagar pembatas untuk area yang aman untuk kegiatan berenang

Membuat papan interpretasi: informasi Pantai Sindangkerta, flora fauna khas

pantai, peta wisata kawasan secara keseluruhan serta peta pantai selatan,

ketertiban dan kebersihan lingkungan dan kawasan, peringatan area berenang

Membuat pusat informasi dan pelayanan pengunjung serta tempat outbound.

Akomodasi/penginapan berupa homestay (rumah masyarakat yang dijadikan

tempat menginap).

Memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana,

seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk

menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan

tahan gempa dan tsunami seperti shelter, tempat istirahat, pusat informasi,

menara pengamatan dan lainnya serta menghindari wilayah bencana dengan

Page 103: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

77

cara membuat bangunan jauh dari lokasi bencana dengan memperhatikan

RTRW Kabupaten Tasikmalaya.

Pengadaan SPBU, warung makan, tempat hiburan, wartel, warnet, warung

pulsa, dan tempat belanja oleh-oleh atau cendramata dari tempat

pemberhentian transportasi umum di setiap jalur menuju daerah tujuan wisata.

Pengembangan aksesibilitas:

Penyediaan sarana transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu (terminal

bus, statsiun kereta api dan lain-lain) sampai di tempat tujuan (daerah tujuan

wisata).

Perbaikan jalan dan penerangan menuju daerah tujuan wisata alam.

Pembuatan papan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung mencapai

daerah tujuan wisata

Pengembangan promosi dan informasi mengenai obyek daya tarik wisata alam

yang sangat menarik melalui berbagai media yang dapat menarik minat

pengunjung seperti internet, spanduk, baliho dan lainnya.

Pengembangan Sumberdaya Manusia:

Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah yang

baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi, makanan dan souvenir, serta tanggap

bencana. Pengembangan sumberdaya manusia yang perlu ditingkatkan secara

rinci adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kemampuan pelayanan yaitu memberikan perasaan aman dan

kenyamanan berwisata (tidak mengganggu kegiatan wisata yang sedang

berlangsung, menjaga keamanan daerah tujuan wisata dari gangguan yang

datang dari luar, menjaga kebersihan kawasan), menjadi tuan rumah yang baik

(memberikan layanan yang ramah dan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan wisatawan, pelayanan, menyediakan akomodasi dan transportasi

lokal).

Menyediakan berbagai produk wisata yaitu makanan dan oleh-oleh khas

daerah Sunda (wajit, ranginang, opak, sale dan lainnya) yang memperhatikan

faktor higienis, sanitasi dan pelayanan; kerajinan dan souvenir (anyaman

Page 104: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

78

pandan); membentuk dan menampilkan atraksi budaya lokal seperti tari

jaipong, atraksi musik tradisional (calung/angklung, kentongan dan lainnya).

c. Tanggap bencana alam yaitu gunung meletus, gempa bumi dan tsunami.

Pengembangan Pengelolan:

Pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata yang baik, yang

dipersiapkan dari tingkat daerah (Kabupaten Tasikmalaya) dan

dipadupadankan dengan masing-masing lokasi wisata.

Pemerintah Daerah memfasilitasi supaya pengelola di setiap lokasi wisata

memiliki koordinasi yang baik.

Membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa pelayanan

wisata, jasa transportasi dan masyarakat.

Pengembangan promosi dan pemasaran:

Pengembangan promosi dan pemasaran obyek wisata alam melalui media

elektronik (internet (website), radio dan TV) dan media cetak (leaflet, booklet,

selebaran, peta wisata, serta iklan di koran dan majalah), secara periodik

diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang dikembangkan

a. Penawaran paket-paket wisata yang menarik, penyediaan sarana

transportasi, dan penginapan/homestay yang dapat dipesan secara online

melalui website resmi dari pengelola wisata.

b. Membuat leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata kabupaten

Tasikmalaya.

Mengikuti dan membuat even-even pariwisata yang mengenalkan obyek

wisata alam dan budaya lokal daerah melalui pameran, lokakarya dan lainnya.

4. Pantai Pamayangsari

Pengembangan obyek daya tarik wisata alam:

Menjaga keaslian dan kelestarian kawasan

Pembatasan penggunaan kawasan sebagai obyek wisata alam pada blok

pemanfaatan.

Pembatasan jalur untuk wisata ke danau kawah (tidak berada pada koridor/jalur

satwa dan keberadaan tumbuhan langka/dilindungi).

Page 105: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

79

Pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung lingkungan untuk obyek

danau kawah.

Pembuatan peta dan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam

(gempa bumi dan gunung meletus).

Menyusun perencanaan dan pengelolaan dengan melakukan penataan obyek

dan daya tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan pariwisata sehingga

pariwisata yang berwawasan lingkungan dapat terselenggara.

Pengembangan kegiatan dan atraksi wisata:

Membuat atraksi wisata alam dan budaya yang menarik untuk wisatawan lokal

maupun mancanegara

a. Atraksi utama: pemadangan Pantai Pamayang(sightseeing) saat sunrise

dan sunset, fotografi, pemandangan berupa ombak besar di laut lepas,

pelabuhan kapal nelayan, kegiatan memindahkan hasil tangkapan nelayan

ke tempat pelelangan ikan

Atraksi pendukung: pagelaran seni budaya Sunda yaitu tari Jaipong dan

seni Rengkong, memancing, piknik bersama keluarga, wisata kuliner dan

wisata belanja makanan khas Sunda serta hasil tangkapan laut

b. Wisata pendidikan di Kawasan Konservasi Penyu berupa mengamati

habitat penyu, penangkaran penyu semi alami dan bak penampungan

penyu, pemeliharaan penyu, pelepasan penyu ke laut lepas, pusat

informasi penyu yang berisi penjelasan mengenai penyu, pemutaran film,

pemberian booklet, leaflet dan selebaran mengenai konservasi penyu.

c. Even kebudayaan khas daerah “Hajat Lembur Mapag Taun”

Memberikan unsur pendidikan dan penyadartahuan mengenai kelestarian

lingkungan melalui pendidikan koservasi kepada wisatawan berupa arahan

untuk menjaga kebersihan, kelestarian dan kealamian obyek dan lingkungan

sekitarnya (membuang sampah plastik dan bekas makanan; menggunakan

sabun, sampo, pasta gigi; mencorat coret (vandalism), mencabut, mengambil

atau merusak flora dan fauna di dalam kawasan).

Pengembangan sarana prasarana dalam kawasan:

Penyediaan booklet mengenai konservasi penyu, film atau tanyangan

mengenai penangkaran dan konservasi penyu.

Page 106: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

80

Membuat papan interpretasi: informasi Pantai Pamayangsari dan Kawasan

Konservasi Penyu, flora fauna khas pantai, peta wisata kawasan secara

keseluruhan serta peta pantai sepanjang pantai selatan, ketertiban dan

kebersihan lingkungan dan kawasan.

Membuat pusat informasi dan pelayanan pengunjung

Akomodasi/penginapan berupa homestay (rumah masyarakat yang dijadikan

tempat menginap).

Memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana,

seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk

menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan

tahan gempa dan tsunami seperti shelter, tempat istirahat, pusat informasi,

menara pengamatan dan lainnya serta menghindari wilayah bencana dengan

cara membuat bangunan jauh dari lokasi bencana dengan memperhatikan

RTRW Kabupaten Tasikmalaya.

Pengadaan SPBU, warung makan, tempat hiburan, wartel, warnet, warung

pulsa, dan tempat belanja oleh-oleh atau cendramata dari tempat

pemberhentian transportasi umum di setiap jalur menuju daerah tujuan wisata.

Pengembangan aksesibilitas:

Penyediaan sarana transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu (terminal

bus, statsiun kereta api dan lain-lain) sampai di tempat tujuan (daerah tujuan

wisata).

Perbaikan jalan dan penerangan menuju daerah tujuan wisata alam.

Pembuatan papan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung mencapai

daerah tujuan wisata

Pengembangan promosi dan informasi mengenai obyek daya tarik wisata alam

yang sangat menarik melalui berbagai media yang dapat menarik minat

pengunjung seperti internet, spanduk, baliho dan lainnya.

Pengembangan Sumberdaya Manusia:

Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah yang

baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi, makanan dan souvenir, serta tanggap

Page 107: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

81

bencana. Pengembangan sumberdaya manusia yang perlu ditingkatkan secara

rinci adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kemampuan pelayanan yaitu memberikan perasaan aman dan

kenyamanan berwisata (tidak mengganggu kegiatan wisata yang sedang

berlangsung, menjaga keamanan daerah tujuan wisata dari gangguan yang

datang dari luar, menjaga kebersihan kawasan), menjadi tuan rumah yang baik

(memberikan layanan yang ramah dan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan wisatawan, pelayanan, menyediakan akomodasi dan transportasi

lokal).

Menyediakan berbagai produk wisata yaitu makanan dan oleh-oleh khas

daerah Sunda (wajit, ranginang, opak, sale dan lainnya) yang memperhatikan

faktor higienis, sanitasi dan pelayanan; kerajinan dan souvenir (anyaman

pandan); membentuk dan menampilkan atraksi budaya lokal seperti tari

jaipong, atraksi musik tradisional (calung/angklung, kentongan dan lainnya).

Tanggap bencana alam yaitu gunung meletus, gempa bumi dan tsunami.

Pengembangan Pengelolan:

Pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata yang baik, yang

dipersiapkan dari tingkat daerah (Kabupaten Tasikmalaya) dan

dipadupadankan dengan masing-masing lokasi wisata.

Pemerintah Daerah memfasilitasi supaya pengelola di setiap lokasi wisata

memiliki koordinasi yang baik.

Membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa pelayanan

wisata, jasa transportasi dan masyarakat.

Pengembangan promosi dan pemasaran:

Pengembangan promosi dan pemasaran obyek wisata alam melalui media

elektronik (internet (website), radio dan TV) dan media cetak (leaflet, booklet,

selebaran, peta wisata, serta iklan di koran dan majalah), secara periodik

diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang dikembangkan

a. Penawaran paket-paket wisata yang menarik, penyediaan sarana

transportasi, dan penginapan/homestay yang dapat dipesan secara online

melalui website resmi dari pengelola wisata.

Page 108: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

82

b. Membuat leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata kabupaten

Tasikmalaya.

Mengikuti dan membuat even-even pariwisata yang mengenalkan obyek

wisata alam dan budaya lokal daerah melalui pameran, lokakarya dan lainnya.

5. Pantai Cipatujah

Pengembangan obyek daya tarik wisata alam:

Menjaga keaslian dan kelestarian kawasan

Pembatasan penggunaan kawasan sebagai obyek wisata alam pada blok

pemanfaatan.

Pembatasan jalur untuk wisata ke danau kawah (tidak berada pada koridor/jalur

satwa dan keberadaan tumbuhan langka/dilindungi).

Pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung lingkungan untuk obyek

danau kawah.

Pembuatan peta dan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam

(gempa bumi dan gunung meletus).

Menyusun perencanaan dan pengelolaan dengan melakukan penataan obyek

dan daya tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan pariwisata sehingga

pariwisata yang berwawasan lingkungan dapat terselenggara.

Pengembangan kegiatan dan atraksi wisata:

Membuat atraksi wisata alam dan budaya yang menarik baik untuk wisatawan

lokal maupun mancanegara

a. Atraksi utama: pemadangan Pantai Cipatujah (sightseeing) laut lepas pada

saat sunrise dan sunset, dan fotografi.

Atraksi pendukung: pagelaran seni budaya Sunda, tari dan seni rengkong,

areal permainan anak, memancing, piknik bersama keluarga, berenang di

kolam renang air tawar, area bermain pasir dan bermain air (ombak di

laut), berkuda di sepanjang pantai, wisata kuliner dan wisata belanja

b. Even kebudayaan khas daerah “Hajat Lembur Mapag Taun”

Memberikan unsur pendidikan dan penyadartahuan mengenai kelestarian

lingkungan melalui pendidikan koservasi kepada wisatawan berupa arahan

untuk menjaga kebersihan, kelestarian dan kealamian obyek dan lingkungan

Page 109: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

83

sekitarnya (membuang sampah plastik dan bekas makanan; menggunakan

sabun, sampo, pasta gigi; mencorat coret (vandalism), mencabut, mengambil

atau merusak flora dan fauna di dalam kawasan).

Pengembangan sarana prasarana dalam kawasan:

Penyewaan alat memancing dan bermain pasir, penyediaan kuda untuk

kegiatan berkuda di sekitar pantai.

Menanam tanaman pantai dan pohon peneduh di sekitar pantai.

Membuat papan interpretasi: informasi Pantai Cipatujah, flora fauna khas

pantai, peta wisata kawasan secara keseluruhan serta peta pantai sepanjang

pantai selatan, ketertiban dan kebersihan lingkungan dan kawasan, peringatan

bahaya untuk berenang.

Akomodasi/penginapan berupa homestay (rumah masyarakat yang dijadikan

tempat menginap).

Memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana,

seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk

menahan serta memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan

tahan gempa dan tsunami seperti shelter, tempat istirahat, pusat informasi,

menara pengamatan dan lainnya serta menghindari wilayah bencana dengan

cara membuat bangunan jauh dari lokasi bencana dengan memperhatikan

RTRW Kabupaten Tasikmalaya.

Pengadaan SPBU, warung makan, tempat hiburan, wartel, warnet, warung

pulsa, dan tempat belanja oleh-oleh atau cendramata dari tempat

pemberhentian transportasi umum di setiap jalur menuju daerah tujuan wisata.

Pengembangan aksesibilitas:

Penyediaan sarana transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu (terminal

bus, statsiun kereta apidan lain-lain) sampai di tempat tujuan (daerah tujuan

wisata).

Perbaikan jalan dan penerangan menuju daerah tujuan wisata alam.

Pembuatan papan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung mencapai

daerah tujuan wisata

Page 110: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

84

Pengembangan promosi dan informasi mengenai obyek daya tarik wisata alam

yang sangat menarik melalui berbagai media yang dapat menarik minat

pengunjung seperti internet, spanduk, baliho dan lainnya.

Pengembangan Sumberdaya Manusia:

Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah yang

baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi, makanan dan souvenir, serta tanggap

bencana. Pengembangan sumberdaya manusia yang perlu ditingkatkan secara

rinci adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kemampuan pelayanan yaitu memberikan perasaan aman dan

kenyamanan berwisata (tidak mengganggu kegiatan wisata yang sedang

berlangsung, menjaga keamanan daerah tujuan wisata dari gangguan yang

datang dari luar, menjaga kebersihan kawasan), menjadi tuan rumah yang baik

(memberikan layanan yang ramah dan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan wisatawan, pelayanan, menyediakan akomodasi dan transportasi

lokal).

Menyediakan berbagai produk wisata yaitu makanan dan oleh-oleh khas

daerah Sunda (wajit, ranginang, opak, sale dan lainnya) yang memperhatikan

faktor higienis, sanitasi dan pelayanan; kerajinan dan souvenir (anyaman

pandan); membentuk dan menampilkan atraksi budaya lokal seperti tari

jaipong, atraksi musik tradisional (calung/angklung, kentongan dan lainnya).

Tanggap bencana alam yaitu gunung meletus, gempa bumi dan tsunami.

Pengembangan Pengelolan:

Pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata yang baik, yang

dipersiapkan dari tingkat daerah (Kabupaten Tasikmalaya) dan

dipadupadankan dengan masing-masing lokasi wisata.

Pemerintah Daerah memfasilitasi supaya pengelola di setiap lokasi wisata

memiliki koordinasi yang baik.

Membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa pelayanan

wisata, jasa transportasi dan masyarakat.

Page 111: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

85

Pengembangan promosi dan pemasaran:

Pengembangan promosi dan pemasaran obyek wisata alam melalui media

elektronik (internet (website), radio dan TV) dan media cetak (leaflet, booklet,

selebaran, peta wisata, serta iklan di koran dan majalah), secara periodik

diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang dikembangkan

a. Penawaran paket-paket wisata yang menarik, penyediaan sarana

transportasi, dan penginapan/homestay yang dapat dipesan secara online

melalui website resmi dari pengelola wisata.

b. Membuat leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata kabupaten

Tasikmalaya.

Mengikuti dan membuat even-even pariwisata yang mengenalkan obyek

wisata alam dan budaya lokal daerah melalui pameran, lokakarya dan lainnya.

6. Karaha Bodas

Pengembangan obyek daya tarik wisata alam:

Menjaga keaslian dan kelestarian kawasan.

Pembatasan penggunaan kawasan sebagai obyek wisata alam pada blok

pemanfaatan.

Pembatasan jalur untuk wisata ke danau kawah (tidak berada pada koridor/jalur

satwa dan keberadaan tumbuhan langka/dilindungi).

Pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung lingkungan untuk obyek

danau kawah.

Pembuatan peta dan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam

(gempa bumi dan gunung meletus).

Menyusun perencanaan dan pengelolaan dengan melakukan penataan obyek

dan daya tarik wisata, sarana rekreasi dan kawasan pariwisata sehingga

pariwisata yang berwawasan lingkungan dapat terselenggara.

Pengembangan kegiatan dan atraksi wisata:

Membuat atraksi wisata alam dan budaya yang menarik baik untuk wisatawan

lokal maupun mancanegara

a. Atraksi utama: wisata pendidikan pemanenan dan pengolahan getah pinus

Page 112: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

86

Atraksi pendukung: pagelaran seni budaya Sunda, camping ground,

jogging track, dan outbond di area luas dan aman, atau di lahan

masyarakat yang dekat dengan obyek Karaha Bodas.

b. Wisata pendidikan/fieldtrip di area geologi geotermal untuk mengetahui

pengelolaan dan pengolahan energi geothermal menjadi energi listrik.

c. Atraksi utama: agrowisata Strawbery di lahan milik masyarakat baik di

kebun, tempat pengumpulan hasil strawberry sampai siap dipasarkan.

Atraksi pendukung: wisata kuliner, wisata belanja, oleh-oleh khas Sunda

dan hasil olahan strawbery, kerajinan dan anyaman bambu.

Memberikan unsur pendidikan dan penyadartahuan mengenai kelestarian

lingkungan melalui pendidikan koservasi kepada wisatawan berupa arahan

untuk menjaga kebersihan, kelestarian dan kealamian obyek dan lingkungan

sekitarnya (membuang sampah plastik dan bekas makanan; menggunakan

sabun, sampo, pasta gigi; mencorat coret (vandalism), mencabut, mengambil

atau merusak flora dan fauna di dalam kawasan).

Pengembangan sarana prasarana lainnya:

Pengadaan peta wisata alam, peta daerah rawan bencana dan papan penunjuk

jalur evakuasi dan relokasi bencana.

Pengadaan sarana interpretasi (papan interpretasi, papan penunjuk arah dan

lokasi obyek).

Pengadaan pusat informasi wisata alam baik di setiap tempat wisata maupun

di pusat kota dengan lokasi yang strategis.

Pengadaan SPBU, warung makan, tempat hiburan, wartel, warnet, warung

pulsa, dan tempat belanja oleh-oleh atau cendramata dari tempat

pemberhentian transportasi umum ke jalur menuju daerah tujuan wisata.

Akomodasi/penginapan berupa wisma atau hotel yang paling dekat dengan

wisata dan pengembangan homestay (rumah masyarakat yang dijadikan

tempat menginap).

Pengembangan aksesibilitas:

Penyediaan sarana transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu (terminal

bus, statsiun kereta apidan lain-lain) sampai di tempat tujuan (daerah tujuan

wisata).

Page 113: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

87

Perbaikan jalan dan penerangan menuju daerah tujuan wisata alam.

Pembuatan papan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung mencapai

daerah tujuan wisata

Pengembangan promosi dan informasi mengenai obyek daya tarik wisata alam

yang sangat menarik melalui berbagai media yang dapat menarik minat

pengunjung seperti internet, spanduk, baliho dan lainnya.

Pengembangan Sumberdaya Manusia:

Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah yang

baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi, makanan dan souvenir, serta tanggap

bencana. Pengembangan sumberdaya manusia yang perlu ditingkatkan secara

rinci adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan pelayanan yaitu memberikan perasaan aman dan

kenyamanan berwisata (tidak mengganggu kegiatan wisata yang sedang

berlangsung, menjaga keamanan daerah tujuan wisata dari gangguan yang

datang dari luar, menjaga kebersihan kawasan), menjadi tuan rumah yang baik

(memberikan layanan yang ramah dan dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan wisatawan, pelayanan, menyediakan akomodasi dan transportasi

lokal).

b. Menyediakan berbagai produk wisata yaitu makanan dan oleh-oleh khas

daerah Sunda (wajit, ranginang, opak, sale dan lainnya) yang memperhatikan

faktor higienis, sanitasi dan pelayanan; kerajinan dan souvenir (anyaman

pandan); membentuk dan menampilkan atraksi budaya lokal seperti tari

jaipong, atraksi musik tradisional (calung/angklung, kentongan dan lainnya).

c. Tanggap bencana alam yaitu gunung meletus, gempa bumi dan tsunami.

Pengembangan Pengelolan:

Pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata yang baik, yang

dipersiapkan dari tingkat daerah (Kabupaten Tasikmalaya) dan

dipadupadankan dengan masing-masing lokasi wisata.

Pemerintah Daerah memfasilitasi supaya pengelola di setiap lokasi wisata

memiliki koordinasi yang baik.

Page 114: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

88

Membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa pelayanan

wisata, jasa transportasi dan masyarakat.

Pengembangan promosi dan pemasaran:

Pengembangan promosi dan pemasaran obyek wisata alam melalui media

elektronik (internet (website), radio dan TV) dan media cetak (leaflet, booklet,

selebaran, peta wisata, serta iklan di koran dan majalah), secara periodik

diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang dikembangkan

a. Penawaran paket-paket wisata yang menarik, penyediaan sarana

transportasi, dan penginapan/homestay yang dapat dipesan secara online

melalui website resmi dari pengelola wisata.

b. Membuat leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata kabupaten

Tasikmalaya.

Mengikuti dan membuat even-even pariwisata yang mengenalkan obyek

wisata alam dan budaya lokal daerah melalui pameran, lokakarya dan lainnya.

5.5.3 Arahan pengembangan wisata alam

Pengembangan wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten

Tasikmalaya berdasarkan hasil analisis dengan jumlah total terbesar didapatkan

skala prioritas utama sampai dengan terakhir. Setiap analisis mempunyai bobot

yang sama dalam penentuan obyek daya tarik wisata alam yang menjadi prioritas

utama pengembangan (Tabel 23).

Tabel 23 Penilaian total hasil keseluruhan analisis

No Dasar Menentukan Prioritas

Pengembangan Wisata Alam GG KB PS PC PP K

1 ADO-ODTWA 5 5 3 3 3 3

2 Analisis kesesuaian

pengembangan

a. Sosial budaya dan kesiapan

masyarakat menerima

kunjungan

3 1 3 3 3 3

a. b. Pelayanan pengunjung 3 1 3 3 1 3

b. c. Rencana strategis pengelola 3 3 3 1 1 3

3 Keberlanjutan/kelestarian

ODTWA

a. Mitigasi bencana dan pola

aktifitas letusan gunung berapi

dan tsunami

1 1 1 1 1 1

b. Kelestarian sumberdaya alam 3 3 3 3 3 3

Jumlah 18 14 16 14 12 16

Page 115: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

89

Keterangan:

sangat setuju/baik/potensial = 5 GG = Gunung Galunggung

setuju/baik/potensial = 3 KB = Karaha Bodas

tidak setuju/baik/potensial = 1 PS = Pantai Sindangkerta

sangat potensial = 5 PC = Pantai Cipatujah

potensial = 3 PP = Pantai Pamayangsari

tidak potensial = 1 K = Karangtawulan

Nilai hasil Pantai Sindangkerta dan Karangtawulan sama yaitu 16,

dipertimbangkan untuk obyek yang paling banyak dikunjungi, aksesibilitas tinggi,

fasilitas penunjang lebih lengkap, dukungan masyarakat, serta diperuntukan bagi

kegiatan wisata. Nilai hasil Pantai Sindangkerta dan Karangtawulan serta Pantai

Cipatujah dan Karaha Bodas sama yaitu 14, dipertimbangkan untuk obyek yang

paling banyak dikunjungi, aksesibilitas tinggi, fasilitas penunjang lebih lengkap,

dukungan masyarakat, serta diperuntukan bagi kegiatan wisata. Prioritas

pengembangan wisata berdasarkan pertimbangan berbagai faktor diurutkan

sebagai berikut yaitu Gunung Galunggung, Karangtawulan, Pantai Pamayangsari,

Pantai Cipatujah, dan Karaha Bodas.

Page 116: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pengembangan wisata alam dilakukan dengan cara menjaga kealamian dan

kelestarian kawasan, pembatasan pada blok pemanfaatan sesuai daya dukung

lingkungan, pembuatan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam.

Mengembangkan kegiatan dan atraksi wisata alam antara lain sebagai berikut:

(a) Gunung Galunggung dikembangkan wisata kesehatan, sightseeing, fotografi,

atraksi budaya, pengamatan satwa, danau kawah, desa wisata, pendidikan

lingkungan, dan outbound; (b) Pantai Sindangkerta dikembangkan sightseeing,

fotografi, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, piknik, dan memancing; (c)

Pantai Pamayangsari dikembangkan sightseeing, fotografi, atraksi budaya, wisata

kuliner dan belanja, piknik, memancing, dan wisata ke Kawasan Konservasi

Penyu; (d) Karangtawulan dikembangkan sightseeing, atraksi budaya, wisata

kuliner dan belanja, trekking, wisata rohani, telusur goa, pengamatan burung laut,

dan memancing; (e) Pantai Cipatujah dikembangkan sightseeing, fotografi, atraksi

budaya, wisata kuliner dan belanja, piknik, memancing, bermain pasir, dan

berkuda; dan (f) Karaha Bodas dikembangkan wisata pendidikan, atraksi budaya,

agrowisata strawberry, wisata kuliner dan belanja, serta camping ground, jogging

track, dan outbond. Pengembangan tersebut didukung oleh:

Pengembangan sarana dan prasarana penunjang wisata alam berupa pengadaan

sarana interpretasi (papan interpretasi obyek, kebersihan dan kelestarian obyek,

papan penunjuk arah dan lokasi obyek); pengadaan pusat informasi wisata

alam di setiap tempat wisata dan di pusat Kota (lokasi strategis); pengadaan

pengadaan peta wisata alam, peta daerah rawan bencana dan papan penunjuk

jalur evakuasi dan relokasi bencana; akomodasi berupa homestay; memperkuat

bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana serta menghindari

wilayah bencana.

Pengembangan aksesibilitas berupa penyediaan sarana transportasi dari tempat

pemberangkatan tertentu (terminal bus, statsiun kereta api dan lain-lain) sampai

Page 117: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

101

di tempat tujuan (daerah tujuan wisata), perbaikan dan penerangan jalan

menuju daerah tujuan wisata alam, dan pembuatan papan penunjuk arah yang

memudahkan pengunjung mencapai lokasi. Pengembangan promosi dan

informasi mengenai obyek daya tarik wisata alam melalui berbagai media yang

dapat menarik minat pengunjung seperti internet, spanduk, baliho dan lainnya.

Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah

yang baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi, makanan, dan souvenir, serta

tanggap bencana alam.

Pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata yang baik, yang

dipersiapkan dari tingkat daerah (Kabupaten Tasikmalaya) dan

dipadupadankan dengan masing-masing lokasi wisata. Pemerintah Daerah

memfasilitasi supaya pengelola di setiap lokasi wisata memiliki koordinasi

yang baik, membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa

pelayanan wisata, jasa transportasi dan masyarakat.

Pengembangan promosi dan pemasaran wisata melalui media elektronik

(internet atau website) dan cetak (leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata),

secara periodik diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang

dikembangkan serta mengikuti dan membuat even yang mengenalkan obyek

wisata alam dan budaya lokal (pameran, lokakarya dan lainnya).

6.2 Saran

Implementasi atau pelaksanaan pengembangan sebaiknya difasilitasi dan

dikoordinasikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya

dan Perum Perhutani KPH Tasikmalaya dengan membentuk koordinasi yang

intensif bersama pengelola di lokasi wisata melalui tahap pengembangan yang

disesuaikan dengan kemampuan pengelola dan kemampuan kawasan (obyek daya

tarik wisata).

Page 118: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

DAFTAR PUSTAKA

Agung IGN. 2005. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta

(ID): PT Raja Grafindo Persada.

Arifin RR. 2011. Analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap permintaan

pariwisata kawasan Pantai Anyer, Banten (kasus Pantai Bandulu Anyer)

[skripsi]. Bogor (ID): Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan

Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Artiningsih, Gunawan T, Sudibyo. 2003. Pengaruh kepadatan bangunan terhadap

suhu udara di berbagai ekosistem bentang (studi kasus di sebagian kota

Semarang Tengah. Jurnal Sains dan Biodiversity, 17:2.

Borges MA, Giulia C, Robyn B and Tilman J. 2011. Sustainable tourism and

natural word heritage: priorities for action. Switzerland (CN): International

Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).

Budiyanto MAK. 2010. Teknik pengembangan industri ekotourisme Kota Batu

Provinsi Jawa Timur dalam perspektif kebijakan. J Tekno Indust,

11(1):35–41.

Coles W dan Toler W. 2002. Green sea turtle (Chelonia mydas). USA (US):

Department of Planning and Natural Resources Divison of Fish and

Wildlife USVI.

Dahlan EN. 2004. Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan

Kota. Bogor (ID): IPB Press.

Damanik J dan Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke Aplikasi.

Jogjakarta (ID): Andi.

[Depbudpar] Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia (ID).

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 48 Tahun 2006 Tentang

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi

Jawa Barat. Jakarta: Depbudpar RI.

[Depbudpar] Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia (ID).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan. Jakarta: Depbudpar RI.

[Depbudpar] Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya

(ID). Rencanan Strategis Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Tasikmalaya Tahun 2012 – 2016. Tasikmalaya: Depbudpar.

[Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan

Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan. Jakarta: Dephut RI.

[Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan

Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan

Raya, dan Taman Wisata Alam. Jakarta: Dephut RI.

Page 119: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

104

Earth Share. 2012. Konservasi energi panas bumi (geothermal) [internet]. (Maret

2012 [diunduh 2013 Januari 18]). Tersedia pada www.earthshare.org.

Fakhriyani. 2011. Implementasi kebijakan mitigasi bencana gempa dan tsunami

pemerintah kota Padang [skripsi]. Padang (ID): Jurusan Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas.

Fiatiano E. 2007. Tata cara mengemas produk pariwisata pada daerah tujuan

wisata (masyarakat, kebudayaan, dan politik). Jurnal ilmiah, 20(3):1-11.

Figgis P and Bushell R. 2007. Tourism as a tool for community-based

conservation and development. Di dalam: R. Bushell & P.F.J. Eagles

(Eds). Tourism and Protected Areas: Benefits Beyond Boundaries. Mass:

CABI Pub. and The 5th IUCN World Parks Congress; 2007; Wallingford,

Cambridge, Switzerland.

Greenpeace. 2012. Energi panas bumi (geothermal) [internet]. (Desember 2011

[diunduh 2013 Januari 1]). Tersedia pada: www.greenpeace.org.

Hakim L. 2004. Dasar-dasar Ekowisata. Malang (ID): Bayumedia Publishing.

Henderson JC. 2002. Heritage attractions and tourism development in Asia: a

comparative study of Hongkong and Singapore. Internat J Tourism

Research.

[IUCN] International Union for Conservation of Nature and Natural Resources

(CH). 2009. The time for biodiversity business [artikel]. [diunduh 4 Juli

2012].Tersedia pada http://www.iucn.org.

[IEC] International Ecotourism Society (US). 2009. What is ecotourism. USA

(US): IEC.

Karnan. 2008. Penyu hijau: status dan konservasinya. J Pijar MIPA, 3(2):86-91.

[Kemendagri] Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia (ID). Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman

Pengembangan Ekowisata di Daerah. Jakarta: Kemendagri RI.

Kodhyat H. 2007. Cara Mudah Memahami dan Mengembangkan Pariwisata

Indonesia. Jakarta (ID): Indonesia Ecotourism Network (INDECON).

Marpaung H. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Bandung (ID): Alfabeta.

Martaleni. 2010. Pengembangan Pariwisata Sebagai Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat. Di dalam: editor. Prosiding Seminar Nasional

Kewirausahaan, PDIM Fakultas Ekonomi Universitas Gajayana Malang;

2010; Malang, Indonesia.

Martaleni. 2011. Pertumbuhan pariwisata global: tantangan untuk pemasaran

daerah tujuan wisata (DTW). Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 4 (2).

Muntasib EKSH, Avenzora R, Rachmawati E, Yunanti Y, dan Meilani R. 2004.

Rencana Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bogor. Bogor (ID):

Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata, Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB dan Dinas

Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Bogor.

Page 120: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

105

Murugan A. 2007. The Effect of tsunami on sea turtle nesting beaches along the

cost of India. India (IN): Suganthi Devadason Marine Research Institute.

Nasution S. 2007. Method Reseach (Penelitian Ilmiah). Jakarta (ID): Bumi

Aksara.

Nugraha T. 2010. Pengembangan Karaha Bodas sebagai kawasan strategis

wilayah Kabupaten Tasikmalaya [artikel]. (Februari 2010 [diunduh 2012

Oktober 20]). Tersedia pada: http://bappeda.tasikmalayakab.go.id.

Oktadiyani P. 2006. Alternatif strategi pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah

Kamojang, Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID):

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

[PHKA; Dephut] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;

Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). 2001. Pengembangan

Wisata dan pemanfaatan Jasa Lingkungan. Bogor: Dirjen PHKA.

[PHKA; Dephut] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;

Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). 2002. Kriteria Standar

Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (Analisis Daerah Operasi).

Bogor: Dirjen PHKA

[PHKA; Dephut] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;

Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). 2003. Pedoman Analisis

Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA).

Bogor: Dirjen PHKA

[PEMPROV] Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (ID). Pemerintah Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Jawa Barat. Bandung: Pemerintah Daerah Propinsi Jawa

Barat.

[PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya (ID). Kondisi Geografi,

Demografi, dan Sejarah Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya: PEMDA.

[PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya (ID). Peraturan Daerah

Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2031.

Tasikmalaya: PEMDA.

[PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya (ID). Peraturan Bupati

Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Rician Tugas Unit di Lingkungan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya:

PEMDA

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (ID). 2007. Indikator Taman Wisata Alam

Gunung Pancar. Bandung: Pemerintah Propinsi Jawa Barat.

Pitana IG dan Gayatri PG. 2005. Sosisologi Pariwisata. Jogjakarta (ID): Penerbit

Andi.

Prasetyo B dan Jannah LM. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasi. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.

Page 121: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN STRATEGIS … · KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA . FAKULTAS KEHUTANAN . INSTITUT PERTANIAN BOGOR . 2013 . RINGKASAN . YASRI SYARIFATUL

106

Rachmat A. 2011. Manajemen dan mitigasi bencana. Bandung (ID): Badan

Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat.

Rahardjo B. 2004. Ekoturisme Berbasis Masyarakat, Pengelolaan Sumberdaya

Alam. Bogor (ID): Penerbit Pustaka LATIN.

Razak A. 2008. Sifat dan karakter obyek daya tarik wisata alam [makalah].

Jogjakarta (ID): Program Pasca Sarjana (S2) Program Studi Manajemen

Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Gadjah

Mada.

Romani S. 2006. Penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata alam serta

alternatif perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi

Jambi [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan

dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Rushayati SB. 2010. Pencemaran udara [materi kuliah]. Bogor (ID): Departemen

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor.

Satria D. 2009. Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokal dalam

rangka program pengentasan kemiskinan di wilayah Kabupaten Malang. J

Indones Applied Econ, 3(1):37-47.

Simamora B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Gramedia.

Simion D, Mirela M, Monica P, and Roxana I. 2010. The economic and social

contribution of tourism from the sustainable development point of view.

Di dalam: Simion D, Mirela M, Monica P, and Roxana I, editor.

Proceedings of the 5th WSEAS International Conference on Economy and

Management Transformation; Volume I.

Suwantoro G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Jogjakarta (ID): Andi.

Tjiptono F. 2002. Manajemen Jasa. Jogjakarta (ID): ANDI.

Wardhani DE. 2006. Pengkajian suhu udara dan indeks kenyamanan dalam

hubungan dengan ruang terbuka hijau (studi kasus kota Semarang)

[skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Warpani SP dan Warpani IP. 2005. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah.

Bandung (ID): Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Yuwana DMS. 2010. Analisis permintaan kunjungan obyek wisata kawasan

dataran tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara [skripsi]. Semarang (ID):

Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.