pengembangan media pembelajaran berupa blog dalam pembelajaran matematika untuk melatih tingkat...

Upload: vhi-tha-viana-putri

Post on 16-Oct-2015

177 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ddf

TRANSCRIPT

  • i

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT

    BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT

    SKRIPSI

    Oleh

    Tutik Kurniawati

    NPM 09310279

    IKIP PGRI SEMARANG

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    SEMARANG

    2013

  • ii

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT

    BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT

    Skripsi

    Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang

    untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

    Program Sarjana Pendidikan Matematika

    Oleh

    Tutik Kurniawati

    NPM 09310279

    IKIP PGRI SEMARANG

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    SEMARANG

    2013

  • iii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Skripsi berjudul

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT

    BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT

    yang disusun oleh

    Tutik Kurniawati

    NPM 09310279

    telah disetujui untuk diujikan

    Semarang, .

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dra. Intan Indiati, M.Pd Widya Kusumaningsih, S.Pd., M.Pd

    NIP. 19610429 198603 2 002 NPP. 108101293

  • iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi berjudul

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT

    BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT

    yang dipersiapkan dan disusun oleh

    Tutik Kurniawati

    NPM 09310279

    telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Pada hari Sabtu, tanggal 20 Juli 2013

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pendidikan

    Panitia Ujian

    Ketua,

    Drs. Nizaruddin, M.Si

    NIP. 19680325 199403 1 004

    Sekretaris,

    Dr. Rasiman, M.Pd

    NIP. 19560218 198603 1 001

    Anggota Penguji,

    1. Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd (.) NIP. 1960112 198703 1 001

    2. Widya Kusumaningsih, S.Pd., M.Pd (.) NPP. 108101293

    3. Lilik Ariyanto, S.Pd., M.Pd (.) NPP. 088602194

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Tutik Kurniawati

    NPM : 09310279

    Fakultas/ Prodi : FPMIPA/ Pendidikan Matematika

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul

    Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Blog dalam Pembelajaran

    Matematika untuk Melatih Tingkat Berpikir Analitis Siswa pada Materi Segi

    Empat benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya orang

    lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang

    terdapat dalam skripsi dikutip atau dirujuk sesuai kode etik ilmiah.

    Semarang, 2013

    Penulis,

    Tutik Kurniawati

    NPM. 09310279

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO :

    Tak ada alasan untuk tidak mensyukuri nikmat-NYA. Dengan bersyukur, hidup akan terasa lebih indah.

    Seseorang takkan pernah memahami arti keberhasilan yang sempurna tanpa mengalami kegagalan sebelumnya.

    Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyiroh: 4)

    PERSEMBAHAN:

    Dengan penuh rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan-Nya, kupersembahkan karya skripsi ini untuk: Bapak Mulyono dan Ibu Suyati selaku orang tua saya yang saya

    cintai yang selalu mendoakan saya dan memberikan semangat. Terima kasih atas perjuangan kalian selama ini.

    Miftah Rahmawati selaku adik saya, terimakasih selalu memberikan saya semangat, selalu mendoakan saya dan menghibur saya saat saya terpuruk.

    Sahabat-sahabat PAY (Indah >> Paijuu, Shofi >> Paijah, Titik >> Paijem) dan sahabat-sahabat Ge.Po (Isti, Rini, Ulis, Mooz) terima kasih motivasi dan kebersamaannya selama ini.

    Temanteman seperjuanganku G-Math 09. Almamater tercinta IKIP PGRI Semarang. Serta buat semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

    terimakasih sudah membantu saya dan semoga apa yang kita cita-citakan akan tercapai.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq,

    dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul

    Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Blog dalam Pembelajaran Matema-

    tika untuk Melatih Tingkat Berpikir Analitis Siswa pada Materi Segi Empat.

    Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan

    dari banyak pihak, maka dengan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Dr. Muhdi, S.H, M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.

    2. Drs. Nizaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan

    Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang.

    3. Drs. Rasiman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

    IKIP PGRI Semarang.

    4. Dra. Intan Indiati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Widya

    Kusumaningsih, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

    memberikan bimbingan dengan cermat, teliti dan sabar.

    5. Bapak Mulyono, Ibu Suyati, dan Miftah Rahmawati selaku orang tua dan adik

    yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.

    6. Rakhimin, S.Ag., selaku Kepala Sekolah MTs Taqwiyatul Wathon yang telah

    memberikan ijin penelitian, guru dan karyawan MTs Taqwiyatul Wathon yang

    telah memberi bantuan bagi berlangsungnya penelitian dalam skripsi ini.

    7. Siswa-siswi kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon yang telah membantu dalam

    proses penelitian.

    8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu persatu.

    Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi berbagai pihak

    dalam meningkatkan hasil belajar matematika.

    Semarang, 2013

    Tutik Kurniawati

    NPM. 09310279

  • viii

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT

    BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT

    Tutik Kurniawati

    Prodi Pendidikan Matematika

    ABSTRAK

    Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan media

    pembelajaran berupa blog dalam pembelajaran matematika serta untuk

    mengetahui keefektifan penggunaan media blog dalam pembelajaran matematika

    pada materi segi empat ditinjau dari hasil belajar kognitif dan tingkat berpikir

    analitis siswa kelas VII Semester II MTs Taqwiyatul Wathon Kec. Mranggen

    Kab. Demak tahun pelajaran 2012/2013.

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan

    (research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah

    desain pengembangan Dick & Carrey. Adapun validasi produk pengembangan

    mencakup (1) uji ahli media pembelajaran, (2) uji ahli isi materi pembelajaran, (3)

    uji coba kelompok kecil, dan (4) uji coba kelompok besar.

    Hasil review angket dari ahli media dan ahli materi pembelajaran menyatakan

    bahwa media pembelajaran berupa blog yang dikembangkan sudah sesuai dan

    layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil validasi ahli media

    secara klasikal sebesar 90,71% dan berada pada kriteria sangat baik. Hasil validasi

    ahli materi pembelajaran secara klasikal sebesar 83,33% dan berada pada kriteria

    sangat baik. Hasil uji coba kelompok kecil secara klasikal sebesar 89,40% dan

    berada pada kriteria sangat baik. Hasil uji coba kelompok besar secara klasikal

    sebesar 89,33% dan berada pada kriteria sangat baik.

    Untuk uji efektifitas digunakan analisis akhir dengan uji-t satu pihak kanan yaitu

    diperoleh = 6,344 dengan = 1,67. Sehingga dalam uji keefektifan penggunaan media blog dapat disimpulkan bahwa secara signifikan atau

    meyakinkan pembelajaran menggunakan media blog lebih efektif dalam melatih

    tingkat berpikir analitis siswa daripada pembelajaran konvensional.

    Berdasarkan analisis hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

    berupa blog sudah teruji kelayakan, keefektifan, dan dapat digunakan untuk

    melatih tingkat berpikir analitis siswa dalam kegiatan pembelajaran pada materi

    segi empat di kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon Kec. Mranggen Kab. Demak.

    Kata Kunci: pengembangan, media pembelajaran, blog, berpikir analitis.

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

    ABSTRAK .................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3

    C. Pemilihan Masalah.................................................................. 3

    D. Rumusan Masalah .................................................................. 4

    E. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

    F. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

    BAB II TELAAH PUSTAKA

    A. Deskripsi Teori ....................................................................... 6

    B. Kerangka Berpikir .................................................................. 27

    C. Produk yang Akan dihasilkan ................................................. 29

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Evaluasi terhadap Media yang Ada ........................................ 31

    1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 31

    2. Subjek (Populasi dan Sampel) ........................................... 31

    3. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 31

    4. Instrumen Penelitian ......................................................... 32

  • x

    5. Analisis dan Interpretasi Data............................................ 32

    6. Pembuatan Desain Produk ................................................. 34

    7. Validasi Desain ................................................................. 37

    B. Eksperimen Pengujian Produk ............................................... 37

    1. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel) ........................... 37

    2. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 38

    3. Instrumen Penelitian ......................................................... 39

    4. Analisis dan Interpretasi Data............................................ 39

    5. Revisi Produk ................................................................... 45

    6. Validasi Produk ................................................................ 45

    C. Uji Coba Pemakaian Produk .................................................. 46

    1. Revisi Produk ................................................................... 46

    2. Pengujian Produk Secara Luas .......................................... 46

    3. Penyempurnaan Produk..................................................... 48

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Desain Produk ........................................................................ 49

    1. Validasi Desain ................................................................. 52

    2. Revisi Desain .................................................................... 57

    B. Hasil Pengujian Produk ........................................................... 59

    1. Revisi Produk ................................................................... 63

    2. Validasi Produk ................................................................ 63

    C. Hasil Uji Coba Pemakaian Produk .......................................... 63

    1. Revisi Produk ................................................................... 63

    2. Pengujian Keefektifan Pemakaian Produk ......................... 64

    3. Penyempurnaan Produk..................................................... 70

    BAB V PEMBAHASAN .......................................................................... 71

    KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 76

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Range Persentase dan Kriteria Program ..................................................... 33

    2. Hasil Analisis Angket Penilaian Ahli Media .............................................. 53

    3. Hasil Analisis Angket Penilaian Ahli Materi Pembelajaran ....................... 56

    4. Revisi Penilaian Ahli Materi 2 .............................................................. 58

    5. Perhitungan Olahan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Kecil........ 60

    6. Uji Normalitas Data Awal Sampel ............................................................ 65

    7. Uji Normalitas Data Akhir Sampel ............................................................ 66

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Jajargenjang ........................................................................................... 23

    2. Belah Ketupat ........................................................................................ 24

    3. Layang-layang ....................................................................................... 25

    4. Trapesium .............................................................................................. 27

    5. Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................. 29

    6. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut

    Dick & Carrey ....................................................................................... 34

    7. Desain Eksperimen One-Group Pretest-Posttest..................................... 39

    8. Kerangka Dasar Blog ........................................................................... 49

    9. Halaman Utama Blog ........................................................................... 50

    10. Halaman Pendahuluan Edu Blog ............................................................ 50

    11. Halaman SK/KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran ........................... 50

    12. Halaman apersepsi Blog ......................................................................... 51

    13. Halaman Materi Blog ........................................................................... 51

    14. Halaman Tugas Blog ........................................................................... 51

    15. Halaman Uji Kompetensi ....................................................................... 52

    16. Halaman Forum Diskusi ......................................................................... 52

    17. Persentase Validasi Ahli Media .............................................................. 54

    18. Persentase Validasi Ahli Materi Pembelajaran ........................................ 56

    19. Revisi Halaman Pendahuluan Blog ......................................................... 58

    20. Revisi Halaman SK/KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran ................ 58

    21. Revisi Halaman Materi Blog .................................................................. 59

    22. Revisi Halaman Tugas Blog ................................................................... 59

    23. Revisi Halaman Uji Kompetensi ............................................................ 59

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Daftar Nama Ahli (Validator)

    2. Daftar Nama dan Kode Siswa Kelompok Kecil

    3. Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas Eksperimen/Kelompok Besar (VII A)

    4. Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas Uji Coba (VII B)

    5. Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas Kontrol (VII C)

    6. Analisis Angket Tanggapan Ahli Media

    7. Analisis Angket Tanggapan Ahli Materi Pembelajaran

    8. Analisis Angket Tanggapan Responden/Siswa (Kelompok Kecil)

    9. Analisis Angket Tanggapan Responden/Siswa (Kelompok Besar)

    10. Daftar Nilai Soal Uji Coba (VII B)

    11. Daftar Analisis Soal Uji Coba

    12. Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba

    13. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba

    14. Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba

    15. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba

    16. Penentuan Butir Soal yang Digunakan

    17. Daftar Nilai Hasil Pretest dan Posttest (Kelompok Kecil)

    18. Daftar Uji Normalitas Hasil Pretest Kelompok Kecil

    19. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pretest Kelompok Kecil

    20. Daftar Uji Normalitas Hasil Posttest Kelompok Kecil

    21. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Posttest Kelompok Kecil

    22. Uji-t Hasil Pretest-Posttest Kelompok Kecil

    23. Daftar Nilai MID Semester Genap Kelas Eksperimen (VII A)

    24. Daftar Nilai MID Semester Genap Kelas Kontrol (VII C)

    25. Daftar Uji Normalitas Hasil MID Semester Genap Kelas Eksperimen (VII A)

    26. Perhitungan Uji Normalitas Hasil MID Semester Genap Kelas Eksperimen

    (VII A)

    27. Daftar Uji Normalitas Hasil MID Semester Genap Kelas Kontrol (VII C)

  • xiv

    28. Perhitungan Uji Normalitas Hasil MID Semester Genap Kelas Kontrol (VII

    C)

    29. Uji Homogenitas Hasil MID Semester Genap Kelas Eksperimen (VII A) dan

    Kelas Kontrol (VII C)

    30. Daftar Nilai Hasil Tes Evaluasi Kelas Eksperimen (VII A)

    31. Daftar Uji Normalitas Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen (VII A)

    32. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen (VII A)

    33. Daftar Nilai Hasil Tes Evaluasi Kelas Kontrol (VII C)

    34. Daftar Uji Normalitas Hasil Evaluasi Kelas Kontrol (VII C)

    35. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Evaluasi Kelas Kontrol (VII C)

    36. Uji Homogenitas Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....

    37. Uji-t Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    38. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t

    39. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F

    40. Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors

    41. Daftar Tabel Harga Kritis dari r Product-Moment

    42. Daftar Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z

    43. Instrumen

    a. Angket Ahli Media

    b. Angket Ahli Materi Pembelajaran

    c. Angket Responden/Siswa

    d. Silabus Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II

    e. RPP Kelas Eksperimen

    1) Pertemuan I

    2) Pertemuan II

    3) Pertemuan III

    4) Pertemuan IV

    f. RPP Kelas Kontrol

    1) Pertemuan I

    2) Pertemuan II

    3) Pertemuan III

  • xv

    4) Pertemuan IV

    g. Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba

    h. Soal Tes Uji Coba

    i. Kunci Jawaban Soal Uji Coba

    j. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest Kelompok Kecil

    k. Soal Pretest dan Posttest Kelompok Kecil

    l. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest Kelompok Kecil

    m. Kisi-kisi Soal Evaluasi

    n. Soal Evaluasi

    o. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

    44. Surat Ijin Penelitian dari IKIP PGRI Semarang

    45. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di MTs Taqwiyatul Wathon

    Kec. Mranggen Kab. Demak

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peran yang

    cukup penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sampai

    batas tertentu, matematika hendaknya dapat dikuasai oleh segenap warga negara

    Indonesia. Lebih lanjut matematika dapat memberi bekal kepada siswa untuk

    menerapkan matematika dalam berbagai keperluan.

    Akan tetapi persepsi negatif siswa terhadap matematika tidak dapat

    diacuhkan begitu saja. Umumnya pelajaran matematika di sekolah menjadi

    momok bagi siswa. Hal ini karena matematika mempunyai objek yang bersifat

    abstrak. Objek tersebut tidak semuanya bisa divisualisasikan dalam tiga dimensi

    yang bisa diindera dengan baik oleh siswa. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan

    banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi matematika.

    Sehingga hal tersebut dapat mengurangi minat dan motivasi siswa dalam

    memahami konsep matematika. Oleh karena itu hasil belajar matematika kurang

    menggembirakan (Djazuli, 1999 dikutip oleh Hudojo). Salah satunya adalah hasil

    belajar matematika pada siswa MTs Taqwiyatul Wathon, menurut hasil

    wawancara dengan guru matematika MTs Taqwiyatul Wathon, hampir 20% dari

    siswanya memperoleh hasil belajar belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM) yaitu 70.

    Selama ini guru dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan

    metode pembelajaran konvensional atau ekspositori. Sehingga siswa hanya

    mendengarkan dan mengerjakan soal. Dalam hal ini mengakibatkan aktivitas

    dalam menyampaikan materi kurang efisien, sehingga pembelajaran dirasakan

    kurang menyenangkan dan membosankan.

    Salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru agar tercapai tujuan

    pembelajaran adalah dengan memilih media pembelajaran yang sesuai sehingga

    pembelajaran tercapai secara optimal. Hal ini menuntut media yang tepat, yang

    mampu membantu siswa memahami konsep yang diajarkan dan mampu

  • 2

    mengatasi keberagaman kecepatan belajar dan gaya belajar siswa, serta mengatasi

    keterbatasan yang ada pada guru.

    Dengan sistem pendidikan yang semakin maju dan didukung juga dengan

    perkembangan teknologi, hal itu dapat dimanfaatkan untuk mencapai prestasi

    belajar yang memuaskan. Teknologi telah menjanjikan potensi besar dalam

    mengubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi,

    menyesuaikan informasi dan sebagainya. Sumber informasi tidak lagi terfokus

    pada teks dari buku semata tetapi lebih luas dari itu. Kemampuan teknologi yang

    semakin baik dan berkembang akan menambah kemudahan dalam mendapatkan

    informasi yang diharapkan.

    Seiring dengan perkembangan teknologi internet dewasa ini yang begitu

    pesat, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pembelajaran matematika

    berbantuan internet. Sanjaya (2011: 222-223) mengemukakan bahwa pemanfaatan

    internet sebagai media pembelajaran mengondisikan siswa untuk belajar secara

    mandiri. Siswa tidak hanya berperan sebagai konsumen informasi saja, melainkan

    dapat berperan sebagai seorang peneliti atau menjadi seorang analis. Mereka

    menganalisis informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

    Blog, salah satu bagian dari internet, menjadi pembicaraan hampir tiap

    pengguna internet di Indonesia. Dengan kemampuan blog yang bisa diakses kapan

    saja dan dimana saja menjadikan blog dapat mengubah skenario pembelajaran

    matematika yang membosankan karena keabstrakannya menjadi lebih menarik

    dan menyenangkan bagi siswa. Dengan hal ini harapannya dapat menjadi

    alternatif dalam menyampaikan pelajaran.

    Blog juga menawarkan manfaat pendidikan yang signifikan bagi siswa.

    Guru dapat mengarahkan siswa untuk fokus pada ide atau tulisan, atau keduanya.

    Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan analitisnya dan guru

    dapat belajar untuk menjadi penulis dan komunikator yang lebih baik.

    Segi empat merupakan salah satu materi pada matematika SMP kelas VII.

    Peneliti memilih materi tersebut karena selama ini siswa masih merasa kesulitan

    dalam menerapkan konsep mana yang sesuai untuk mengerjakan soal-soal yang

    berkaitan dengan materi segi empat tersebut. Melalui penelitian ini kita dapat

  • 3

    memberikan pemahaman tentang segi empat kepada siswa dengan mengaitkannya

    dengan materi yang telah diperoleh siswa pada pertemuan-pertemuan sebelumnya

    sehingga pembelajaran itu menjadi lebih bermakna. MTs Taqwiyatul Wathon

    adalah sekolah yang dipilih penulis dalam penelitian ini karena pada sekolah

    tersebut telah memiliki fasilitas yang membantu penulis dalam melakukan

    eksperimen yaitu fasilitas hotspot area.

    Atas dasar pemikiran tersebut, penulis ingin melakukan sebuah penelitian

    dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Blog dalam

    Pembelajaran Matematika untuk Melatih Tingkat Berpikir Analitis Siswa pada

    Materi Segi Empat.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok

    permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Pembelajaran konvensional yang lebih cenderung membosankan karena

    dalam pembelajaran kurang melibatkan siswa secara aktif.

    2. Diperlukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa,

    sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Salah satunya

    menggunakan media blogging dalam pembelajarannya.

    C. Pemilihan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka batasan

    masalah pada penelitian ini adalah :

    1. Pengembangan media blogging dalam pembelajaran matematika sebagai

    media pembelajaran yang dapat melatih tingkat berpikir analitis siswa

    pada materi segi empat.

    2. Keefektifan penggunaan media blogging dalam pembelajaran matematika

    sebagai media pembelajaran yang dapat melatih tingkat berpikir analitis

    siswa pada materi segi empat.

  • 4

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

    akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran yang valid berupa blog

    dalam pembelajaran matematika untuk melatih tingkat berpikir analitis

    siswa pada materi segi empat?

    2. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran

    berbantu media blogging?

    3. Apakah pembelajaran berbantuan media blogging lebih efektif daripada

    pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar kognitif dan

    kemampuan berpikir analitis siswa?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengembangkan media pembelajaran yang valid berupa blog dalam

    pembelajaran matematika untuk melatih tingkat berpikir analitis siswa

    pada materi segi empat.

    2. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan

    pembelajaran berbantu media blogging.

    3. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya penggunaan media blogging

    dalam pembelajaran ditinjau dari hasil belajar kognitif dan kemampuan

    berpikir analitis siswa.

    F. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat bagi siswa, yaitu:

    1) Dengan dikembangkannya media pembelajaran berbantu media

    blogging dapat membantu dan mempermudah siswa dalam

  • 5

    melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik dan mampu

    meningkatkan penguasaan materi secara mandiri.

    2) Sebagai pendukung belajar agar siswa bersemangat dalam belajar

    sehingga prestasi belajar dapat meningkat.

    3) Memberikan suasana belajar yang menyenangkan.

    4) Memberikan pengetahuan, semangat, dorongan serta solusi untuk

    belajar lebih aktif lagi dalam setiap pelajaran yang disampaikan oleh

    guru.

    2. Manfaat bagi guru, yaitu:

    a. Sebagai motivasi bagi guru untuk meningkatkan keterampilan dalam

    memilih media pembelajaran yang dapat digunakan untuk

    memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan

    terbaik bagi siswa.

    b. Guru semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses

    pembelajaran.

    3. Manfaat bagi peneliti, yaitu:

    Sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah

    wawasan peneliti tentang pengembangan media pembelajaran tersebut.

  • 6

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    A. Deskripsi Teori

    1. Pengembangan

    Menurut KBBI (2008: 662) pengembangan merupakan proses, cara,

    perbuatan mengembangkan. Setyosari (2012: 218) mengemukakan bahwa

    pengembangan dalam pengertian yang umum adalah pertumbuhan, perubahan

    secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap.

    Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

    bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah ada

    dan terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi

    ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada tersebut, atau menghasilkan

    teknologi baru (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002).

    Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa

    pengembangan merupakan proses atau cara yang dipakai untuk

    mengembangkan kaidah ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada demi

    meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi

    tersebut.

    2. Media Pembelajaran

    Secara umum, media merupakan alat yang digunakan untuk

    menyampaikan informasi atau pesan dari suatu tempat ke tempat lain. Media

    digunakan dalam proses komunikasi, termasuk kegiatan belajar mengajar.

    Menurut Gagne dan Briggs (1975, dikutip oleh Arsyad, 2011: 4) media

    pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi

    materi pengajaran. Dalam hal ini media pembelajaran bersifat lebih luas, tidak

    hanya terpaut pada buku teks, seperti tape recorder, kaset, video camera,

    video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan

    komputer.

  • 7

    Sukiman (2012: 29) mengemukakan bahwa media pembelajaran

    adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

    pengirim ke penerima. Hal tersebut bisa digunakan untuk merangsang pikiran,

    perasaan, perhatian, minat serta kemauan siswa sedemikian rupa sehingga

    proses belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

    Menurut Hamdani (2011: 260) media pembelajaran merupakan alat

    atau perantara yang dikemukakan oleh guru dalam menyampaikan materi

    pelajaran kepada siswa. Hal tersebut bertujuan agar materi pelajaran yang

    disampaikan lebih mudah dipahami dan ditangkap maknanya oleh siswa

    sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

    Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

    pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

    menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

    perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk

    mencapai tujuan belajar.

    Ada dua unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran di kelas,

    yaitu metode atau strategi mengajar dan media pembelajaran. Dalam hal ini,

    salah satu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu

    dalam mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan

    belajar yang diciptakan oleh guru.

    Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan

    berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi

    yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Hal ini

    dikarenakan media dalam pembelajaran adalah komponen integral dari sistem

    pembelajaran (Santyasa, 2007: 3).

    Penggunaan media akan menjadi lebih bermanfaat apabila guru

    berinovasi dalam pembuatan media pembelajaran sesuai dengan keadaan dan

    karakteristik peserta didik. Inovasi di sini diartikan sebagai upaya untuk

    memperoleh percepatan proses dan keindahan hasil belajar berbasis pada

    kebebasan dan keragaman siswa. Adapun menurut Aryad (2011: 29) media

    pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

  • 8

    a. Media hasil teknologi cetak; seperti teks, grafik, foto atau foto-grafik dan

    reproduksi.

    b. Media hasil teknologi audio-visual; seperti mesin proyektor film, tape

    recorder, dan proyektor visual yang lebar.

    c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.

    d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

    Menurut Hamalik (2005: 202-203) terdapat dua pendekatan yang dapat

    dilakukan dalam usaha media pengajaran, yaitu:

    a. Dengan cara memilih media yang telah ada di pasaran yang dapat dibeli

    oleh guru dan dapat langsung digunakan dalam proses pembelajaran.

    b. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang berkenaan dengan tujuan dan

    bahan pelajaran yang hendak disampaikan.

    Dalam penelitan ini, media yang digunakan adalah jenis media hasil

    teknologi berdasarkan komputer yang lebih tepatnya adalah media berbasis

    internet. Dalam hal ini sering juga disebut dengan e-learning (pembelajaran

    berbasis elektronik). Pada dasarnya e-learning merupakan pembelajaran

    melalui pemanfaatan teknologi komputer dan atau internet. Teknologi belajar

    seperti itu disebut dengan pembelajaran berbasis web (Web-Based

    Instruction).

    Dougiamas (2006, dikutip oleh Mahendra, 2012: 8) mengemukakan

    bahwa e-learning merupakan sistem yang memanfaatkan beberapa teknologi,

    yang pada dasarnya memberikan seperangkat alat antu (tools) kepada pendidik

    untuk menciptakan dan mengelola situs web (web site) pembelajaran yang

    diakses dari berbagai tempat di seluruh dunia oleh peserta didik dengan

    koneksi internet. Oleh karena itu E-learning sangat membantu pendidik untuk

    menciptakan mekanisme pembelajaran online yang efektif.

    Penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar akan

    meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif,

  • 9

    memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat

    pada siswa, dan menuntun untuk belajar lebih baik (Suyanto, 2005).

    Saud (2009: 201-202) mengatakan bahwa ada tiga bentuk sistem

    pembelajaran melalui internet, yaitu sebagai berikut:

    a. Web Course

    Web Course merupakan penggunaan internet untuk keperluan

    pembelajaran, dimana siswa dan guru sepenuhnya terpisah. Dengan kata lain

    seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, dan ujiannya

    sepenuhnya disampaikan melalui internet.

    b. Web Centric Course

    Web Centric Course adalah penggunaan internet sebagai media

    pembelajaran, dimana sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan,

    dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian

    konsultasi, diskusi, dan latihan dilakukan secara tatap muka.

    c. Web Enhanced Course

    Web Enhanced Course merupakan pemanfaatan internet untuk

    pendidikan, dimana internet hanya berperan sebagai penunjang dalam

    peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas, yaitu sebagai penyedia sumber

    belajar bagi siswa yang sangat kaya akan informasi. Kegiatan pembelajaran

    utama adalah tatap muka di kelas.

    3. Blog

    Menurut ensiklopedia wikipedia, blog sebenarnya kependekan dari

    Web dan Log. Web adalah halaman internet atau situs, sedangkan log

    adalah semacam jurnal, laporan, diari. Jadi, bisa disimpulkan bahwa

    pengertian dari weblog atau blog adalah sebuah website, halaman internet

    yang memuat tentang laporan. Isi dari blog inilah yang nantinya akan

    membedakan dengan sebuah site atau website.

    Menurut Solomon & Schrum (2011: 15) blog merupakan jenis situs

    web yang dikembangkan dan dikelola oleh perseorangan dengan

  • 10

    menggunakan perangkat lunak (software) online atau platform host. Blog

    mempublikasikan online instan dan mengajak para pembacanya untuk

    memberikan umpan balik dalam bentuk komentar.

    Menurut Arifin & Setiyawan (2012: 177) blog merupakan salah satu

    aplikasi web yang berupa tulisan-tulisan yang sering disebut posting pada

    halaman web. Tulisan-tulisan tersebut seringkali diurut dari yang terbaru dan

    diikuti oleh yang lebih lama.

    Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa

    blog adalah sebuah halaman web yang dikelola oleh perseorangan untuk

    menyalurkan ide, kreasi, atau pendapatnya serta memungkinkan para

    pembacanya untuk memberikan umpan balik dalam bentuk komentar.

    Menciptakan blog, memelihara sebuah blog atau menambahkan artikel

    ke blog yang sudah ada disebut blogging. Artikel individu pada sebuah blog

    disebut posting blog, posting atau masukan. Seseorang yang

    memposting masukan-masukan ini disebut blogger.

    Menurut Prabawati (ed, 2008: 9-10) blog dapat digolongkan ke dalam

    beberapa tipe. Penggolongan ini hanya berdasarkan aktivitas blog secara

    umum. Adapun penggolongan tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Blog politik: tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis

    politik (seperti kampanye).

    b. Blog pribadi: disebut juga buku harian online yang berisikan tentang

    pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan, dan

    perbincangan teman.

    c. Blog bertopik: blog yang membahas sesuatu dan fokus pada bahasan

    tertentu.

    d. Blog kesehatan: lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan

    kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru,

    keterangan-keterangan tentang kesehatan, dan lain-lain.

    e. Blog sastra: lebih dikenal sebagai litblog (Literary Blog).

  • 11

    f. Blog perjalanan: fokus pada bahasan tentang cerita perjalanan yang

    menceritakan keterangan perjalanan/traveling.

    g. Blog riset: persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.

    h. Blog hukum: persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga

    dengan blawgs (Blog Laws).

    i. Blog media: berfokus pada bahasan tentang kebohongan atau

    ketidakkonsistenan media massa; biasanya hanya untuk koran atau

    jaringan televisi.

    j. Blog agama: membahas tentang agama.

    k. Blog pendidikan (edukatif): biasanya ditulis oleh pelajar atau guru.

    l. Blog kebersamaan: topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu.

    m. Blog petunjuk (directory): berisi ratusan link halaman website.

    n. Blog bisnis: digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan

    promosi bisnis mereka.

    o. Blog pengejawantahan: fokus tentang objek di luar manusia, seperti

    anjing.

    p. Blog pengganggu (spam): digunkn untuk promosi bisnis affiliate, juga

    dikenal sebagai splogs (Spam Blog).

    Dalam penelitian ini menggunakan tipe blog pendidikan (educative

    blog). Menggunakan media blog merupakan sebuah alternatif metode proses

    belajar mengajar yang bersifat e-learning dan juga student centered (Sukiman,

    2012: 251).

    Blog juga menawarkan manfaat pendidikan yang signifikan bagi

    siswa. Guru dapat mengarahkan siswa untuk fokus pada ide atau tulisan, atau

    keduanya. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan

    analitisnya dan guru dapat belajar untuk menjadi penulis dan komunikator

    yang lebih baik.

    Berdasarkan hasil temuan M. Ilman Akbar et al (dikutip oleh Sukiman,

    2012: 249-250) ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk menggunakan

    blog sebagai media pembelajaran, yaitu:

  • 12

    a. Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menuliskan materi

    pelajaran, tugas, maupun bahan diskusi di blognya, kemudian para peserta

    didik bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut.

    b. Blog guru dan murid yang saling berinteraksi. Guru yang telah memiliki

    blog mengharuskan peserta didiknya untuk memiliki blognya masing-

    masing, sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

    gurunya.

    c. Komunitas blogger pembelajar. Sebuah blog dijadikan pusat pembelajaran,

    dengan guru-guru dan peserta didik dari berbagai sekolah bisa bergabung

    dalam komunitas blog tersebut.

    Sebelum memulai kelas dengan menggunakan media blogging, Huette

    (2006: 4) mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,

    antara lain:

    a. Memulai blog pada setiap topik yang dipilih dan update secara teratur.

    b. Memulai sebuah blog kelas dengan pengumuman sederhana, tugas

    pekerjaan rumah, dan eksternal link.

    c. Merekomendasikan siswa untuk membaca blog lain yang terkait. Mulailah

    dengan menyediakan daftar terkait subjek dan meninjau kegiatan siswa.

    d. Menyarankan siswa untuk menanggapi posting di blog yang sudah

    dikembangkan.

    e. Menugaskan siswa untuk membuat dan memelihara sebuah blog

    kelompok.

    f. Menugaskan setiap siswa untuk memulai dan mempertahankan blog

    mereka sendiri pada subjek minat mereka yang berhubungan dengan kelas.

    Huette (2006: 5) juga memaparkan keuntungan dari penggunaan blog

    di ruang kelas, antara lain: 1) dapat mempromosikan berpikir kritis dan

    analitis, 2) dapat mendorong berpikir kreatif, berpikir intuitif dan asosiasional,

    3) dapat mendorong berpikir analogis, 4) berpotensi dalam meningkatkan

  • 13

    akses dan paparan untuk informasi yang berkualitas, dan 5)

    mengkombinasikan interaksi soliter dan sosial.

    Secara garis besar sebuah blog terdiri dari empat bagian, yaitu Navbar,

    Header, Blog Post, dan Sidebar. Terkait dengan hal tersebut, berikut

    penjelasan mengenai bagian-bagiannya.

    a. Navbar

    Navbar merupakan bagian blog yang terletak pada posisi paling atas

    blog. Pada bagian ini terdapat tiga menu, yaitu New Post, Customize, dan Sign

    Out. Keberadaan menu tersebut pada navbar berfungsi untuk mempermudah

    dan mempercepat apabila ingin membuat post baru, mengedit elemen blog,

    dan keluar dari blog.

    b. Header

    Header merupakan bagian dari blog yang terletak di bawah navbar.

    Bagian ini menampilkan judul dan deskripsi blog. Tidak hanya mengubah

    warna dan jenis font serta background header saja, tapi juga dapat

    memasukkan image atau gambar pada bagian tersebut.

    c. Blog Post

    Bagian ini menampilkan post-post yang dipublikasikan dalam blog

    baik berupa artikel, gambar, maupun video. Dibandingkan dengan bagian blog

    lainnya, area untuk bagian ini lebih luas karena blog post merupakan inti dari

    sebuah blog.

    d. Sidebar

    Sidebar merupakan bagian dari blog yang bersebelahan dengan blog

    post. Bagian ini terletak di sisi kanan atau kiri blog post sesuai dengan

    template yang dipilih. Secara default, elemen dari sidebar yang muncul adalah

    about me dan blog archive. Akan tetapi, kita masih bisa menambahkan elemen

    lain ke dalam bagian ini, misalnya seperti kalender, polling, slideshow, dan

    sebagainya.

  • 14

    4. Pembelajaran Matematika

    Pembelajaran (instruction) merupakan suatu usaha untuk membuat

    peserta didik belajar atau suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk

    membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan

    usaha untuk menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar (Komsiyah,

    2012: 3-4).

    Menurut Ahmad (2012: 12) pembelajaran merupakan suatu proses

    interaksi antara guru dan siswa yang berisi berbagai kegiatan yang bertujuan

    agar terjadi proses belajar (perubahan tingkah laku) pada diri siswa. Perubahan

    dalam hal ini adalah perubahan ke arah yang positif. Sadiman et al (2011: 7)

    juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana

    dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam

    diri siswa.

    Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa

    pembelajaran adalah suatu interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

    untuk menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar dalam diri siswa

    tersebut.

    Menurut Hardini & Puspitasari (2012: 160-161) mata pelajaran

    matematika bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut:

    a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

    dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

    efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

    b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

    menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

    c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

    merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

    solusi yang diperoleh.

    d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

    media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

  • 15

    e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

    yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

    mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

    pemecahan masalah.

    5. Berpikir Analitis

    Salah satu aspek kognitif dalam taksonomi Bloom yang menempati

    urutan keempat setelah pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi adalah aspek

    analisis. Kemampuan berpikir analitis merupakan suatu kemampuan dasar

    yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan berpikir analitis ini tidak

    mungkin dicapai siswa apabila siswa tersebut tidak menguasi aspek-aspek

    kognitif sebelumnya.

    Menurut Sudjana (2009: 27) analisis adalah usaha memilah suatu

    kesatuan menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarki atau

    susunannya. Menurutnya analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks

    karena memanfaatkan unsur pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

    Sanjaya (2011: 127) mengemukakan bahwa analisis merupakan

    kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam

    bagian-bagian atau unsur-unsur serta mencari hubungan antarbagian bahan

    tersebut. Anderson & Krathwohl (2010: 120) juga berpendapat bahwa

    kemampuan menganalisis adalah kemampuan memecah-mecah materi yang

    diperoleh menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan hubungan antarbagian

    itu dan hubungan antara setiap bagian dan struktur atau tujuan

    keseluruhannya.

    Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

    kemampuan analitis adalah kemampuan siswa untuk menguraikan atau

    memisahkan suatu hal ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mencari

    keterkaitan antara bagian-bagian tersebut.

    Dengan demikian, menganalisis adalah kemampuan memisahkan

    materi (informasi) ke dalam bagian-bagiannya, mencari hubungan antara

    bagian-bagiannya, mampu melihat (mengenal) komponen-komponennya,

  • 16

    bagaimana komponen-komponen itu berhubungan dan terorganisasikan,

    membedakan fakta dari hayalan.

    Dalam kemampuan analisis ini juga termasuk kemampuan dalam

    menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin, menemukan hubungan,

    merumuskan dan menunjukkan benarnya suatu generalisasi, serta

    membuktikan dan mengomentari bukti, tetapi baru dalam tahap analisis belum

    dapat menyusun.

    Daryanto (2010: 110-111) berpendapat bahwa kemampuan analisis

    diklasifikasikan atas tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:

    a. Analisis unsur

    Dalam analisis unsur diperlukan kemampuan merumuskan asumsi-

    asumsi dan mengidentifikasikan unsur-unsur penting dan dapat

    membedakan antara fakta dan nilai. Kata kerja operasional yang dapat

    digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah membedakan,

    menemukan, mengenal, membuktikan, mengklasifikasikan, mengakui,

    mengkategorikan, menarik kesimpulan, menyebarkan, merinci, dan

    menguraikan.

    b. Analisis hubungan

    Analisis jenis ini menuntut kemampuan mengenal unsur-unsur dan

    pola hubungannya. Kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk

    mengukur kemampuan analisis jenis ini adalah menganalisis,

    membandingkan, membedakan, dan menarik kesimpulan.

    c. Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi

    Jenis analisis ini menuntut kemampuan menganalisis pokok-pokok

    yang melandasi tatanan suatu organisasi. Kata kerja operasional yang

    dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah menganalisis,

    membedakan, menemukan, dan menarik kesimpulan.

    Sesuai dengan salah satu tujuan dari mata pelajaran matematika yang

    dikemukakan oleh Hardini & Puspitasari (2012: 160), yaitu memahami konsep

  • 17

    matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara

    luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, maka kemampuan

    menganalisis sangat dibutuhkan. Dengan analisis, diharapkan seseorang

    mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas

    menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu.

    Menurut Sudjana (2009: 27) kecakapan-kecakapan yang termasuk

    klasifikasi berpikir analitis adalah sebagai berikut:

    a. Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase, atau pertanyaan-

    pertanyaan dengan menggunakan kriteria analitik tertentu.

    b. Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan

    secara jelas.

    c. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau

    yang perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya.

    d. Dapat mengetengahkan pola, tatanan, atau pengaturan materi dengan

    menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab-akibat, dan peruntutan.

    e. Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi, dan pola-pola

    materi yang dihadapi.

    f. Dapat meramalkan sudut pandang, kerangka acuan, dan tujuan materi

    yang dihadapi.

    Contoh tujuan belajar untuk proses analisis dalam pembelajaran

    matematika pada materi segi empat, misalnya siswa dapat membedakan sifat-

    sifat antara bangun datar segi empat yang satu dengan yang lain; siswa dapat

    mengklasifikasikan apa saja sifat-sifat dari sebuah bangun datar segi empat;

    dan siswa dapat menemukan rumus mencari luas atau keliling bangun datar

    segi empat jika diketahui bagian-bagiannya.

    6. Teori Belajar yang Relevan

    a. Teori Belajar Van Hiele

    Dalam pengajaran geometri terdapat teori belajar yang

    dikemukakan oleh Van Hiele (1954), yang menguraikan tentang tahap-

  • 18

    tahap perkembangan mental anak dalam geometri. Menurut Van Hiele ada

    tiga unsur dalam pengajaran matematika yaitu waktu, materi pengajaran

    dan metode pengajaran, jika ketiganya ditata secara terpadu maka akan

    terjadi peningkatan kemampuan berpikir anak kepada tingkatan berpikir

    yang lebih tinggi dari sebelumnya (Purwoko: 4-4).

    Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam

    pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai berikut

    (Sulistiani: 2012):

    1) Level 0. Tingkat Visualisasi

    Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa

    memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan

    (wholistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan

    komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan

    demikian, meskipun pada tingkat ini siswa sudah mengenal nama

    sesuatu bangun, siswa belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu.

    Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama

    jajargenjang, tetapi ia belum menyadari ciri-ciri bangun

    jajargenjang tersebut.

    2) Level 1. Tingkat Analisis

    Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini

    siswa sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-

    ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini

    siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada

    suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-

    unsur tersebut. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa

    mengatakan bahwa suatu bangun merupakan jajargenjang karena

    bangun itu mempunyai empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sama

    panjang dan sejajar

  • 19

    3) Level 2. Tingkat Abstraksi

    Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional.

    Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri

    yang satu dengan ciri yang lain pada suatu bangun. Sebagai contoh,

    pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada

    suatu segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi

    yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini

    siswa sudah memahami perlunya definisi untuk tiap-tiap bangun.

    Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara

    bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya siswa sudah

    bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegipanjang,

    karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.

    4) Level 3. Tingkat Deduksi Formal

    Pada tingkat ini siswa sudah memahami peranan pengertian-

    pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan

    terorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini siswa sudah

    mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti

    bahwa pada tingkat ini siswa sudah memahami proses berpikir

    yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu menggunakan proses

    berpikir tersebut.

    5) Level 4. Tingkat Rigor

    Tingkat ini disebut juga tingkat metamatis. Pada tingkat ini, siswa

    mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem

    matematika (termasuk sistem-sistem geometri), tanpa

    membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada

    tingkat ini, siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih

    dari satu geometri. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa

    menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem

    geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga akan

  • 20

    berubah. Sehingga, pada tahap ini siswa sudah memahami adanya

    geometri-geometri yang lain di samping geometri Euclides.

    Tingkat berpikir siswa dalam belajar geometri menurut teori Van

    Hiele banyak bergantung pada isi dan metode pembelajaran. Oleh sebab

    itu, perlu disediakan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan tingkat berpikir

    siswa. Siswa SMP/MTs pada umumnya sudah sampai pada tahap berpikir

    deduksi informal. Hal ini sesuai dengan pendapat van de Walle (1990:

    270, dikutip oleh Sulistiani: 2012) yang menyatakan bahwa sebagian besar

    siswa SMP/MTs berada pada antara tahap 0 (visualisasi) sampai tahap 2

    (deduksi informal).

    b. Teori Belajar Ausubel

    Salah satu teori belajar yang berasal dari psikologi kognitif adalah

    teori Advance Organizers yang dikemukakan oleh David Ausubel.

    Menurut teori ini, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran

    sebelumnya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan

    tepat kepada siswa. Teori belajar advance organizers ini memberikan tiga

    manfaat, yaitu: (1) menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi

    yang akan dipelajari; (2) sebagai jembatan yang menghubungkan antara

    yang sedang dipelajari dan yang akan dipelajari; (3) dapat membantu

    siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah (Siregar &

    Hartini, 2010: 33).

    Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang

    mampu mengasimilasikan pengetahuan baru. Dimana proses belajar itu

    terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna

    stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami

    (Budiningsih, 2008: 51).

    Penggunaan advance organizers sebagai kerangka isi akan dapat

    meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru,

    karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan

  • 21

    konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya

    dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.

    Adapun langkah-langkah pembelajaran menurut Ausubel adalah

    sebagai berikut (Budiningsih, 2008: 50):

    1) Menentukan tujuan pembelajaran.

    2) Menentukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,

    motivasi, gaya belajar, dan sebagainya).

    3) Memilih materi pelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa

    dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.

    4) Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk

    advance organizer yang akan dipelajari siswa.

    5) Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya

    dalam bentuk nyata/konkret.

    6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

    Berdasarkan paparan tentang teori Van Hiele dan teori Ausubel, kedua

    teori tersebut merupakan teori yang mendukung dalam penelitian ini, karena

    dalam teori Van Hiele menguraikan tentang tahap-tahap perkembangan mental

    anak dalam geometri. Hal tersebut sesuai dengan materi yang diambil dalam

    penelitian ini, yaitu materi segi empat. Selain itu, teori belajar ini juga

    mengungkapkan tentang tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui

    siswa dalam pembelajaran geometri, dimana dalam tahapan-tahapan tersebut

    terdapat tahapan tingkat analisis yang berada pada tahap kedua. Dengan

    demikian, hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam

    penelitian yaitu untuk melatih tingkat berpikir analitis siswa.

    Sedangkan dalam teori Ausubel menyatakan bahwa proses belajar

    terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan baru. Dimana

    proses belajar itu terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus,

    memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang

    sudah dipahami. Ini sangat sesuai dengan pembelajaran yang akan diterapkan

    dalam penelitian ini yaitu dalam memahami materi segi empat siswa harus

  • 22

    terlebih dahulu memahami tentang segi tiga. Dimana materi segi tiga tersebut

    nantinya akan diterapkan dalam materi segi empat.

    7. Efektivitas

    Efektivitas berasal dari kata efektif, yang artinya pengaruh atau akibat.

    Hamdani (2011: 240) mengemukakan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan

    yang mengandung pengertian terjadinnya suatu efek atau akibat yang

    dikehendaki dalam perbuatan.

    Menurut Daryanto (2010: 57) efektivitas belajar adalah tingkat

    pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tersebut berupa peningkatan

    pengetahuan dan ketermpiln serta pengembangan sikap melalui proses

    pembelajaran.

    Sinambela (2008: 74) berpendapat bahwa pembelajaran dikatakan

    efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan

    penemuan informasi (pengetahuan) serta keterkaitan informasi yang diberikan.

    Jadi, siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru.

    Ketepatan (efektifitas) penggunaan metode pembelajaran bergantung

    pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan

    pembelajaran, meteri pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber

    atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu (Hamdani, 2011: 83).

    Menurut Guskey (1982) indikator efektifitas ditunjukkan dengan

    adanya ketercapaian ketuntasan dalam prestasi belajar, adanya pengaruh yang

    positif antara variabel bebas dengan variabel terikat dan adanya perbedaan

    prestasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

    Cara menentukan efektifitas adalah dengan menentukan transferbilitas

    (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan

    dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan strategi tertentu dari

    pada strategi yang lain, strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer

    informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi

    tertentu dibandingkan strategi lain, strategi tersebut lebih efektif untuk

    pencapaian tujuan (Hamdani, 2011: 55-56).

  • 23

    Adapun efektifitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan penerapan

    media pembelajaran berupa blog yang ditunjukkan dengan perolehan hasil

    belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar

    kognitif kelas kontrol yang ditinjau dari kemampuan berpikir analitis siswa.

    8. Segi Empat

    Uraian materi segi empat dikutip dari buku Nuharini (2008: 260-275).

    a. Jajargenjang

    Jajargenjang adalah segi empat

    dengan sisi-sisi yang berhadapan sama

    panjang dan sejajar serta sudut-sudut yang

    berhadapan sama besar. Jajargenjang dapat

    dibentuk dari segitiga dan bayangannya,

    dengan pemutaran setengah putaran yang berpusat di titik tengah salah

    satu sisinya.

    1) Sifat-sifat jajargenjang

    a. Mempunyai empat sisi, dengan sisi yang berhadapan sama

    panjang dan sejajar.

    b. Mempunyai empat sudut, sudut-sudut yang berhadapan sama

    besar dan sudut-sudut yang berdekatan jumlahnya 180 .

    c. Diagonalnya saling membagi dua sama panjang, berpotongan

    di titik tengah.

    d. Mempunyai empat simetri putar dan tidak mempunyai simetri

    lipat.

    e. Dapat menempati bingkainya tepat dengan dua cara.

    2) Keliling dan luas jajargenjang

    Berdasarkan gambar 1, maka keliling jajargenjang ABCD yaitu:

    K = AB + BC + CD + AD = AB + BC + AB + BC = 2(AB + BC)

    Adapun rumus luas jajargenjang adalah: L = alas tinggi = .

    A

    D C

    B Gambar 1. Jajargenjang

  • 24

    b. Belah Ketupat

    Belah ketupat adalah bangun datar segi

    empat yang kedua pasang sisi yang berhadapan

    sejajar dan sama panjang serta kedua diagonalnya

    berpotongan saling tegak lurus. Belah ketupat

    dapat dibentuk dari dua segitiga sama kaki

    kongruen yang alasnya saling berimpit.

    1) Sifat-sifat belah ketupat

    a. Mempunyai empat sisi yang sama panjang dan sisi-sisi yang

    berhadapan sejajar.

    b. Kedua diagonal pada belah ketupat merupakan sumbu simetri

    c. Mempunyai dua diagonal yang tidak sama panjang yang saling

    berpotongan tegak lurus dan membagi dua sama panjang.

    d. Pada setiap belah ketupat sudut-sudut yang berhadapan sama

    besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.

    e. Mempunyai dua simetri putar dan dua simetri lipat.

    f. Dapat menempati bingkainya dengan empat cara.

    2) Keliling dan luas belah ketupat

    Perhatikan gambar 2. Jika belah ketupat mempunyai panjang

    sisi s, maka keliling belah ketupat adalah:

    K = AB + BC + CD + DA = s + s + s + s = 4

    Pada gambar 2 menunjukkan belah ketupat ABCD dengan

    diagonal-diagonal AC dan BD berpotongan di titik O.

    Luas belah ketupat ABCD = Luas ABC + Luas ADC

    =1

    2 +

    1

    2

    =1

    2 +

    =1

    2

    Gambar 2

    Belah Ketupat

  • 25

    =1

    2

    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

    Luas belah ketupat dengan diagonal-diagonalnya 1 dan 2 adalah

    L =1

    2 1 2

    c. Layang-layang

    Layang-layang adalah bangun datar segi

    empat yang mempunyai dua pasang sisi sama

    panjang dan sepasang sudut yang berhadapan

    sama besar. Layang-layang dapat terbentuk

    daridua segitiga sama kaki dengan alas sama

    panjang dan berimpit.

    1) Sifat-sifat layang-layang

    a) Mempunyai empat sisi, dengan dua pasang sisi yang sama

    panjang.

    b) Mempunyai empat sudut, dengan sepasang sudut berhadapan

    sama besar.

    c) Mempunyai dua diagonal yang tidak sama panjang yang saling

    berpotongan tegak lurus dengan salah satu diagonalnya

    merupakan sumbu simetri.

    d) Salah satu diagonal layang-layang membagi diagonal lainnya

    menjadi dua bagian sama panjang.

    e) Mempunyai satu simetri lipat dan tidak mempunyai simetri

    putar.

    f) Dapat menempati bingkainya dengan dua cara.

    2) Keliling dan luas layang-layang

    Keliling layang-layang pada gambar 3 adalah sebagai berikut:

    Keliling (K) = AB + BC + CD + DA

    = x + x + y + y

    Gambar 3

    Layang-layang

  • 26

    = 2 + 2

    = 2( + )

    Layang-layang pada gambar 3 dibentuk dari dua segitiga sama

    kaki ABC dan ADC.

    Luas layang-layang ABCD = Luas ABC + Luas ADC

    =1

    2 +

    1

    2

    =1

    2 +

    =1

    2

    =1

    2

    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

    Luas belah ketupat dengan diagonal-diagonalnya 1 dan 2 adalah

    L =1

    2 1 2

    d. Trapesium

    Trapesium adalah bangun datar segi empat yang mempunyai

    sepasang sisi yang berhadapan sejajar.

    Trapesium dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:

    1) Trapesium siku-siku, adalah trapesium yang mempunyai dua buah

    sudut siku-siku.

    2) Trapesium sama kaki, adalah trapesium yang mempunyai sepasang

    kaki yang sama panjang dan dua buah pasang sudut yang sama

    besar.

    3) Trapesium sebarang, adalah trapesium yang keempat sisinya tidak

    sama panjang.

  • 27

    1) Sifat-sifat trapesium

    Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah sudut yang

    berdekatan di antara dua sisi sejajar pada trapesium adalah 180.

    Trapesium sama kaki mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu:

    Diagonal-diagonalnya sama panjang

    Sudut-sudut alasnya sama besar

    Dapat menempati bingkainya dengan dua cara

    2) Keliling dan luas trapesium

    Keliling trapesium ditentukan dengan cara yang sama seperti

    menentukan keliling bangun datar yang lain, yaitu dengan

    menjumlahkan panjang sisi-sisi yang membatasi trapesium.

    Luas trapesium = 1

    2

    B. Kerangka Berpikir

    Matematika mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak inilah

    yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi

    matematika. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi minat dan motivasi siswa

    dalam memahami konsep matematika. Oleh karena itu prestasi belajar matematika

    kurang menggembirakan (Djazuli, 1999 dikutip oleh Hudojo). Hal ini menuntut

    media yang tepat, yang mampu membantu siswa memahami konsep yang

    diajarkan dan mampu mengatasi keberagaman kecepatan belajar dan gaya belajar

    siswa, serta mengatasi keterbatasan yang ada pada guru.

    A

    D

    B

    C

    t

    a A B

    D C

    A B

    D C

    x x

    Gambar 4

    (Trapesium Siku-siku, Trapesium Sama Kaki, Trapesium Sebarang)

  • 28

    Penggunaan media akan menjadi lebih bermanfaat apabila guru berinovasi

    dalam pembuatan media pembelajaran sesuai dengan keadaan di lapangan dan

    karakteristik peserta didik (Santyasa, 2007: 10).

    Dengan sistem pendidikan yang semakin maju dan didukung juga dengan

    perkembangan teknologi, hal itu dapat dimanfaatkan untuk mencapai prestasi

    belajar yang memuaskan. Penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar

    akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif,

    menfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada

    siswa, dan menuntun untuk belajar lebih baik (Suyanto, 2005).

    Seiring dengan perkembangan teknologi internet dewasa ini di Indonesia

    yang begitu pesat, sehingga memungkinkan mengembangkan pembelajaran

    matematika berbantuan internet.

    Menurut Sanjaya (2011: 222-223) pemanfaatan internet sebagai media

    pembelajaran mengondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Siswa tidak

    hanya berperan sebagai konsumen informasi saja, melainkan dapat berperan

    sebagai seorang peneliti atau menjadi seorang analis. Mereka menganalisis

    informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

    Di dalam penelitian ini penulis menggunakan media yang berupa blog,

    salah satu bagian dari internet. Dengan kemampuan blog yang bisa diakses kapan

    saja dan dimana saja menjadikan blog dapat mengubah skenario pembelajaran

    matematika yang membosankan karena keabstrakannya menjadi lebih menarik

    dan menyenangkan bagi siswa. Dengan hal ini harapannya dapat menjadikan

    pembelajaran lebih efektif dan bermakna.

    Blog juga menawarkan manfaat pendidikan yang signifikan bagi siswa.

    Guru dapat mengarahkan siswa untuk fokus pada ide atau tulisan, atau keduanya.

    Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan analitisnya dan guru

    dapat belajar untuk menjadi penulis dan komunikator yang lebih baik.

    Berdasarkan permasalahan tersebut kerangka berfikir penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

  • 29

    Gambar 5. Kerangka berfikir penelitian

    C. Produk yang Akan Dihasilkan

    Jenis produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah media

    pembelajaran dalam bentuk blog. Posisi blog yang dikembangkan disini

    menggunakan model pembelajaran web centric course atau penggunaan internet

    yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional).

    Materi Segi Empat

    Perencanaan desain media pembelajaran matematika

    dengan menggunakan media blogging

    Validasi desain

    Proses Belajar Mengajar

    Kelas Eksperimen

    Pembelajaran dengan menerapkan media

    pembelajaran matematika dengan menggunakan

    media blogging

    Kelas Kontrol

    Pembelajaran

    konvensional

    Hasil Belajar Kelas

    Eksperimen

    Hasil Belajar Kelas

    Kontrol

    1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berupa blog yang

    valid dalam pembelajaran matematika untuk melatih tingkat berpikir

    analitis siswa pada materi segi empat?

    2. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran

    berbantu media blogging?

    3. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran berbantu

    media blogging lebih efektif daripada siswa yang menggunakan

    pembelajaran konvensional dilihat dari tingkat berpikir analitisnya?

    Revisi desain

  • 30

    Dalam pembelajaran ini, sebagian bahan ajar, diskusi, konsultasi,

    penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan

    sebagian konsultasi, diskusi, dan latihan dilakukan melalui tatap muka (Saud,

    2009: 202). Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa

    untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga

    diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam

    tatap muka, siswa dan pengajar lebih banyak berdiskusi tentang temuan materi

    yang telah dipelajari siswa melalui internet tersebut.

  • 31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Evaluasi terhadap Media yang Ada

    1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian pengembangan media ajar berbantu blog ini dilaksanakan

    pada tanggal 14 Mei 2013 - 2 Juni 2013 di kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon

    semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

    2. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)

    Subjek uji coba pada tahap ini dilakukan oleh pakar terhadap

    rancangan media pembelajaran sesuai dengan kriteria media pembelajaran

    yang layak, yaitu satu orang guru mata pelajaran matematika dan satu guru

    mata pelajaran TIK di MTs Taqwiyatul Wathon yang berspesifikasi minimal

    lulusan Sarjana S-1 (Strata Satu) serta satu dosen matematika dan satu dosen

    komputasi di IKIP PGRI Semarang.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian tahap

    ini adalah metode angket. Sudjana (2005: 8) mengemukakan bahwa metode

    angket adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau

    daftar pertanyaan yang telah disiapkan sehingga calon responden hanya

    tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat.

    Angket diberikan kepada para ahli/pakar, baik ahli media maupun ahli

    materi, serta para responden siswa sebagai pengguna untuk diisi dan

    selanjutnya diserahkan kembali kepada peneliti.

    Hasil angket para ahli digunakan untuk mengetahui apakah media

    pembelajaran yang dikembangkan sudah valid (layak) untuk digunakan atau

    belum. Sementara hasil angket responden siswa digunakan untuk mengetahui

    dampak penggunaan media pembelajaran terhadap siswa, apakah dapat

    menumbuhkan minat belajar siswa atau tidak.

  • 32

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada tahap ini

    ini adalah berupa lembar angket. Angket tersebut diberikan kepada para ahli

    yang telah disebutkan. Ahli tersebut memvalidasi tentang media pembelajaran

    yang dihasilkan yaitu berupa media blog, apakah sudah sesuai dengan

    kegiatan pembelajaran pada silabus.

    5. Analisis dan Interpretasi Data

    Pada penelitian tahap ini, teknik analisis yang digunakan adalah teknik

    analisis deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, data kualitatif berupa

    komentar dan saran perbaikan produk dari para ahli dan sampel responden

    siswa yang nantinya akan dideskriptifkan secara deskriptif kualitatif untuk

    merevisi produk yang akan dikembangkan.

    Data kuantitatif skor penilaian yang diperoleh dari hasil pengisian

    angket ahli media pembelajaran, ahli materi bidang studi, dan siswa dianalisis

    dengan acuan yang diadaptasi dengan menggunakan skala Likert yang

    nantinya akan dideskripsikan secara kualitatif. Skala yang digunakan dalam

    penelitian pengembangan ini adalah lima skala, yaitu:

    a. sangat sesuai (SS) dengan skor 5

    b. sesuai (S) dengan skor 4

    c. cukup sesuai (CS) dengan skor 3

    d. kurang sesuai (KS) dengan skor 2

    e. sangat kurang sesuai (SKS) dengan skor 1

    Dalam penelitian pengembangan ini, skor penelitian dapat tercapai

    apabila rata-rata penilaian dari tiap item indikator angket dalam kategori

    tinggi. Indikator kategori untuk tiap item indikator angket dikatakan tinggi (T)

    jika nilainya 3 dan dikatakan dalam kategori rendah (R) jika nilainya < 3.

    Arikunto (2009: 265) mengemukakan bahwa untuk menganalisis data

    dari angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • 33

    a. Langkah 1: Peneliti menjumlahkan tanda centang yang ada pada setiap

    kolom untuk kemudian dicari besarnya persentase untuk masing-

    masing kategori.

    b. Langkah 2: Menjumlahkan banyaknya tanda centang pada setiap

    kolom yang terdapat matriks alat bantu. Jumlah tersebut dibandingkan

    dengan jumlah seluruh uraian materi kemudian dicari persentasenya.

    c. Langkah 3: Menuliskan besarnya persentase dalam setiap kolom.

    Dari langkah-langkah tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk

    menghitung persentase dari masing-masing subjek dapat dituliskan sebagai

    berikut:

    00100

    )(

    tertinggibobotn

    pilihantiapbobotjawabanPersentase

    Keterangan: = jumlah

    n = jumlah seluruh butir angket

    Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke

    dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menentukan kriteria dilakukan

    dengan cara seperti tabel di bawah ini.

    Tabel 1

    Range Persentase dan Kriteria Kualitatif Program

    No. Interval Kriteria

    1. 81% - 100% sangat baik

    2. 61% - 80% baik

    3. 41% - 60% cukup

    4. 21% - 40% kurang

    5. 0% - 20% kurang sekali

    (Riduwan, 2011: 89)

    Pada uji ahli media pembelajaran dan materi, hasil persentase setiap

    item dikatakan berhasil atau valid bila hasil yang berada pada rentang 81% -

  • 34

    100%, 61% - 80%, ataupun pada rentang 41% - 60% yaitu pada kriteria

    sangat baik, baik, atau cukup.

    6. Pembuatan Desain Produk

    Dalam pengembangan media pembelajaran dalam bentuk blog ini,

    peneliti menggunakan model rancangan sistem pembelajaran yang dirancang

    dan dikembangkan oleh Dick & Carrey (2003, dikutip oleh Hamdani: 26-27).

    Dalam model tersebut terdiri dari sepuluh langkah, yaitu sebagai berikut:

    Adapun penjelasan dari kesepuluh angkah tersebut adalah sebagai

    berikut:

    a. Identifikasi tujuan

    Dalam tahap ini yang dilakukan adalah menentukan apa yang

    diinginkan agar siswa dapat melakukannya setelah mereka menyelesaikan

    program pengajaran. Dalam hal ini adalah penguasaan dan pemahaman

    materi tentang segi empat secara mandiri oleh siswa serta kemampuan

    berfikir analitis siswa dapat lebih meningkat.

    Identifika-

    si tujuan

    Mengidentifika-

    si tingkah laku

    awal atau

    karakteristik

    siswa

    Merumus-

    kan tujuan

    kinerja

    Melakukan

    analisis

    instruksional

    Merancang

    dan

    melakukan

    evaluasi

    formatif

    Melakukan

    revisi

    instruksional

    Mengembang-

    kan dan

    memilih

    bahan

    pengajaran

    Mengembang-

    kan strategi

    pengajaran

    Mengembang-

    kan instrumen

    Menulis

    perangkat

    Gambar 6.

    Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick & Carrey

  • 35

    b. Melakukan analisis instruksional

    Pada tahap ini peneliti melakukan analisis pembelajaran yang

    mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar yang

    selama ini dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    c. Mengidentifikasi tingkah laku awal atau karakteristik siswa

    Analisis pada tahap ini mencakup analisis kemampuan, sikap, dan

    karakteristik pebelajar atau peserta didik dalam pembelajaran.

    d. Merumuskan tujuan kinerja

    Tujuan umum dari penelitian ini adalah siswa dapat menguasai dan

    memahami materi tentang segi empat secara mandiri dan terarah. Adapun

    tujuan khususnya yaitu kemampuan berfikir analitis siswa dalam hal

    membedakan, mengidentifikasikan, menghubungkan, menunjukkan,

    memisahkan, dan menyimpulkan tentang konsep segi empat dapat lebih

    meningkat dari sebelumnya.

    e. Mengembangkan instrumen

    Mengembangkan instrumen assessment, yang secara langsung

    berkaitan dengan tujuan operasional yang ingin dicapai dan juga instrumen

    untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Untuk

    mengukur tujuan operasional, peneliti menggunakan instrumen berupa tes

    hasil belajar siswa. Sedangkan untuk mengukur perangkat produk atau

    desain yang dikembangkan, peneliti menggunakan instrumen berupa

    lembar angket.

    f. Mengembangkan strategi pengajaran

    Strategi pengajaran yang digunakan dalam penelitian dan

    pengembangan ini adalah strategi pembelajaran dengan menerapkan media

    pembelajaran matematika berupa media blog.

  • 36

    g. Mengembangkan dan memilih bahan pengajaran

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa strategi

    pembelajaran dalam penelitian ini adalah menerapkan media pembelajaran

    matematika berbantuan media blogging. Posisi blog yang dikembangkan

    disini menggunakan model pembelajaran web centric course, atau

    penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran dimana sebagian

    materi disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalui tatap muka.

    Pemilihan model pembelajaran ini agar siswa yang masih mengalami

    kesulitan dengan materi yang disampaikan melalui blog dapat bertanya

    secara langsung kepada guru.

    h. Menulis perangkat

    Hasil-hasil yang didapatkan pada langkah sebelumnya dijadikan

    dasar untuk membuat media yang dibutuhkan, dalam hal ini adalah media

    pembelajaran berupa blog. Produk selanjutnya divalidasi dan diujicobakan

    atau diimplementasikan di kelas.

    i. Merancang dan melakukan evaluasi formatif

    Proses evaluasi formatif disini terdiri dari tiga langkah, yaitu:

    1) Uji coba prototype secara perorangan (one-to-one trying out). Uji

    coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal

    tentang produk yang akan dikembangkan. Dalam uji coba pada

    langkah ini, peneliti melakukannya kepada empat orang pakar,

    yang terdiri dari dua orang pakar materi pembelajaran dan dua

    orang pakar media pembelajaran, serta kepada lima orang

    responden siswa. Setelah dilakukan uji coba perorangan,

    selanjutnya produk direvisi.

    2) Uji coba kelompok kecil (small group tryout). Dalam uji coba pada

    langkah ini dilakukan kepada 10 sampel siswa kelas VII yang

    dipilih dari kelas eksperimen. Hasil uji coba ini selanjutnya dipakai

    untuk merevisi produk dan mengetahui keefektifan produk tersebut

  • 37

    dengan cara membandingkan hasil belajar antara kelas eksperimen

    dan kelas kontrol.

    3) Uji coba lapangan (field tryout). Uji coba pada tahap ini dilakukan

    kepada siswa satu kelas dalam kelas eksperimen.

    j. Melakukan revisi instruksional

    Hasil validasi dan ujicoba pada langkah sebelumnya digunakan

    sebagai dasar untuk memperbaiki produk dan untuk selanjutnya produk dapat

    digunakan secara lebih luas.

    7. Validasi Desain

    Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

    rancangan produk, dalam hal ini media pembelajaran berupa blog akan lebih

    efektif dari yang lama atau tidak. Validasi disini masih bersifat penilaian

    berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta di lapangan (Sugiyono, 2011:

    414).

    Validasi disini dilakukan dengan cara meminta pendapat dari pakar

    atau ahli yang sudah berpengalaman sehingga kemudian dapat diketahui

    kelemahan dan kekuatannya. Teknik yang digunakan adalah dengan

    menggunakan metode angket.

    B. Eksperimen Pengujian Produk

    1. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)

    Subjek penelitian dalam penelitian dan pengembangan ini adalah

    seluruh siswa kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon. Populasi sebanyak 150

    siswa yang terbagi dalam lima kelas yang terdiri dari:

    Kelas VII A: 30 siswa

    Kelas VII B: 30 siswa

    Kelas VII C: 30 siswa

    Kelas VII D: 30 siswa

    Kelas VII E: 30 siswa

  • 38

    Selanjutnya diambil dua kelas sebagai kelas sampel, yaitu satu kelas

    sebagai kelas eksperimen yang dikenai media blogging yaitu kelas VII A dan

    satu kelas sebagai kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran

    konvensional yaitu kelas VII C. Sedangkan untuk kelas uji coba diambil satu

    kelas yaitu kelas VII B. Dan pada uji coba produk tahap ini, sampel yang akan

    digunakan hanyalah kelas eksperimen saja dengan perwakilan sampel

    sebanyak 10 orang.

    Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik

    random sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara

    lain siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang

    dijadikan objek penelitian duduk di kelas yang sama dan pembagian kelas

    tidak ada kelas unggulan.

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Metode-metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu:

    a. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara

    mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan,

    transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

    agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231).

    Metode ini digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang

    akan menjadi sampel dalam penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai

    MID semester genap pelajaran matematika tahun pelajaran 2012/2013.

    Data tersebut digunakan untuk mengetahui normalitas dan homogenitas

    sampel.

    b. Metode Tes

    Metode tes digunakan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir

    analitis siswa sebelum dan setelah perlakuan. Evaluasi dilakukan pada

    kelas eksperimen. Tes dilakukan sebelum dan setelah kelas eksperimen

    dikenai perlakuan, yaitu penggunaan media blogging.

  • 39

    Sebelum dikenai perlakuan, siswa terlebih dahulu diberikan pretest

    dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Dan setelah

    materi pelajaran diberikan pada siswa dengan menggunakan media

    blogging, maka langkah berikutnya adalah pengukuran kemampuan

    berfikir analitis siswa, yaitu dengan mengadakan posttest yang berisi

    materi pokok bahasan segi empat.

    Sebelum pretest dan posttest diberikan pada saat evaluasi, soal tes

    terlebih dahulu diujicobakan di kelas uji coba. Jika terdapat butir-butir

    yang tidak valid maka dilakukan perbaikan pada butir soal tersebut. Tes

    yang sudah melewati tahap perbaikan dan valid, akan diberikan pada kelas

    eksperimen.

    c. Metode Angket

    Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa kelompok

    kecil terhadap media pembelajaran blogging. Angket ini diberikan setelah

    pembelajaran dengan menggunakan media blogging.

    3. Instrumen Penelitian

    Pada tahap ini, instrumen yang digunakan berupa lembar angket dan

    tes yang terdiri dari 10 butir soal tes dengan durasi waktu 80 menit. Hasil tes

    tersebut digunakan sebagai data akhir untuk membandingkan kemampuan

    berfikir analitis siswa sebelum dan sesudah dikenai perlakuan, yaitu dengan

    menggunakan media blogging.

    4. Analisis dan Interpretasi Data

    Analisis kegiatan uji coba produk pada tahap ini dilakukan dengan

    menggunakan desain one-group pretest-posttest, yaitu sebagai berikut:

    Gambar 7. Desain eksperimen one-group pretest-posttest

    (Sugiyono, 2011: 415)

    O1 O2 X

  • 40

    Keterangan: O1 : nilai sebelum menggunakan media blogging

    O2 : nilai setelah menggunakan media blogging

    X : perlakuan dengan menggunakan media blogging

    Desain ini digunakan untuk menguji keefektifan produk pada sejumlah

    siswa yang dikenai perlakuan, yaitu 10 sampel siswa dari kelas eksperimen.

    Dalam uji coba ini, siswa tersebut akan diberi pretest dan posttest. Pretest

    diberikan sebelum kelas diberi perlakuan, sedangkan posttest diberikan setelah

    kelas diberi perlakuan. Diharapkan hasil postte