pengembangan buku cerita bergambar berbasis … · universitas sanata dharma karya ilmiah saya yang...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN 1
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Agnes Andriyani
131134113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN 1
Oleh:
Agnes Andriyani
NIM: 131134113
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Brigitta Erlita Tri Anggadewi M.Psi Tanggal 16 Januari 2017
Pembimbing II
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd Tanggal 16 Januari 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN 1
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Agnes Andriyani
NIM: 131134113
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 24 Januari 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ………………
Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………………
Anggota 1 : Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. ………………
Anggota 2 : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ………………
Anggota 3 : Theresia Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum. ………………
Yogyakarta, 24 Januari 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menjadi andalan penulis yang
senantiasa menyertai, membimbing, dan memberikan kekuatan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua tercinta, Bapak Petrus Clever Marsono dan Ibu Maria
Magdalena Sulastri yang selalu memberikan doa, semangat, serta
dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Kakak serta Adik penulis.
4. Para sahabat yang telah memberikan dukungan dan semangat.
5. Almamater Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,
menerima, dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok pintu dibukakan.”
(Matius 7: 7-8)
“Sebab jalanku bukan jalanMu dan rencanaku bukan rencanaMu.”
(Yesaya 55: 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 24 Januari 2017
Peneliti
Agnes Andriyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agnes Andriyani
Nomor Mahasiswa : 131134113
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN 1
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 24 Januari 2017
Yang menyatakan
Agnes Andriyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN 1
Agnes Andriyani
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berawal dari
adanya potensi dan masalah terkait dengan pendidikan lingkungan hidup dan
pembelajaran membaca. Potensi yang ada adalah pendidikan lingkungan hidup
dan minat baca siswa. Masalah yang dihadapi guru adalah penyediaan media
untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian siswa akan lingkungan serta
menumbuhkan minat siswa dalam membaca. Oleh karena itu, peneliti terdorong
untuk melakukan penelitian pengembangan buku cerita bergambar yang berbasis
pendidikan lingkungan hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan
produk berupa buku cerita bergambar dengan judul “Tiga Sekawan Penyelamat
Desa” dan mengetahui kualitas buku cerita bergambar yang dihasilkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development atau R&D). Proses pengembangan buku cerita bergambar tersebut
mengikuti enam langkah dari modifikasi langkah Sugiyono dan langkah Borg &
Gall yaitu (1) potensi dan masalah; (2) mengumpulkan informasi; (3) desain
produk; (4) validasi desain; (5) perbaikan produk; dan (6) uji coba produk.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan
wawancara dan lembar kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis
kebutuhan kepada guru kelas III SD Kanisius Wirobrajan 1, sedangkan kuesioner
digunakan untuk validasi buku cerita bergambar.
Validasi dilakukan oleh satu dosen ahli, satu guru kelas III, dan satu siswa
kelas III. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil validasi sebesar 4,3 dengan
kategori “sangat baik”, sehingga layak digunakan pada tahap uji coba. Uji coba
dilakukan kepada 6 orang siswa untuk mengetahui pendapat siswa mengenai
kualitas buku cerita. Dari hasil uji coba yang dilakukan peneliti, didapatkan bahwa
kualitas buku cerita bergambar yang telah dihasilkan tergolong dalam kategori
“sangat baik” dengan skor rata-rata 4,58.
Kata kunci: penelitian pengembangan, buku cerita bergambar, pendidikan
lingkungan hidup, pembelajaran membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF ILLUSTRATED STORY BOOK BASED ON
ENVIRONMENTAL EDUCATION IN LEARNING READING OF GRADE
III B STUDENTS SD KANISIUS WIROBRAJAN 1
Agnes Andriyani
Universitas Sanata Dharma
2017
The research are development research that begin from potency and
problem related to the environmental education and learning reading. The potency
are environmental education and students’ reading interest. The problem that
encountered by the teachers are the provision of media to enhance students’
awareness and concern towards environment and improve students’ reading
interest. Therefore, the researcher encouraged to conduct development research of
illustrated story book based on environmental education. The aim of the research
are to develop a product in the form of illustrated story book entitled Tiga
Sekawan Penyelamat Desa and knowing the quality of the book.
This research was research and development (Research and Development
or RD). The process of development of this illustrated story book followed six
steps of Sugiyono step modification and Borg & Gall steps which are (1) potency
and problem; (2) collect information; (3) design product; (4) design validation; (5)
product maintenance; and (6) product trials. The instruments in this research were
interview questions and questionnaire sheet. Interview was conducted to find out
need analysis for grade III teacher of SD Kanisius Wirobrajan, while
questionnaire was conducted for illustrated story book validation.
Validation was done by one expert lecturer, one grade III teacher, and one
grade III student. The average score which was obtained from validation result
was 4,3 with very good category, so this is suitable to use in trial stage. Trial was
done to 6 students to find out students’ opinion towards story book quality. From
the trial that was done by the researcher, found that the quality of illustrated story
book classified to the very good category with average score 4,58.
Key words: development research, illustrated story book, environmental
education, learning reading.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS III B SD KANISIUS WIROBRAJAN 1. Skripsi
ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. kaprodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
3. Brigitta Erlita Tri Anggadewi M.Psi dosen pembimbing I yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd dosen pembimbing II yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan pelayanan prima selama perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Kepala sekolah, guru, dan siswa-siswi SD Kanisius Wirobrajan 1 yang sudah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Para validator yang telah berkenan membantu proses validasi produk.
8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Petrus Clever Marsono dan Ibu Maria
Magdalena Sulastri yang selalu memberikan doa, semangat, serta
dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga tercinta (kakak dan adik) yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat peneliti yang bersedia memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini selesai
dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan.
Penulis berharap semoga karya hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….…… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………….……………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………….... iv
HALAMAN MOTTO …………………………………………………… v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………. vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………………... vii
ABSTRAK ……………………………………………………………... viii
ABSTRACT ……………………………………………………………. ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….... xvii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..... 1
A. Latar Belakang ………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 7
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 7
D. Manfaat Penelitian …………………………………………..... 7
E. Definisi Operasional ……………………………………….…. 8
F. Spesifikasi Produk ………………………………………...….. 9
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………...... 11
A. Kajian Pustaka ………………………………………………… 11
1. Karakteristik Siswa SD ……………………………………. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Pendidikan Lingkungan Hidup ……………………………. 15
3. Buku Cerita Bergambar ……………………………………. 18
a. Pengertian Buku Cerita Bergambar …………………….. 18
b. Fungsi Buku Cerita Bergambar ………………………… 19
c. Kriteria Buku yang Baik bagi Anak ……………..…….. 22
4. Membaca ………………………………………………….. 25
a. Pengertian Membaca …………………………………… 25
b. Pembelajaran Membaca ………………………………... 26
c. Tujuan Membaca ……………………………………….. 26
d. Aspek-aspek dan Keterampilan Dasar dalam Membaca ... 28
e. Tahapan Membaca ……………………………………… 25
f. Jenis-jenis Membaca ……………………………………. 26
1) Membaca Nyaring …………………………………. .. 26
2) Membaca Dalam Hati ……………………………...... 27
5. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ………………………....... 28
B. Penelitian yang Relevan ……………………………………..... 35
C. Kerangka Berpikir …………………………………………….. 38
D. Pertanyaan Penelitian ………………………………………….. 39
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………. 41
A. Jenis Penelitian ……………………………………………….... 41
B. Setting Penelitian ……….……………………………………..... 46
C. Prosedur Pengembangan ………………………………………. 47
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 50
E. Instrumen Penelitian …………………………………………… 51
1. Pedoman Wawancara ………………………………………. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Kuesioner …………………………………………………… 52
F. Teknik Analisis Data …………………………………………… 58
1. Teknik Analisa Data Kualitatif ……………………………… 58
2. Teknik Analisa Data Kuantitatif ……………………………. 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………... 63
A. Hasil Penelitian Pengembangan ………………………………... 63
1. Proses Pengembangan Buku Cerita Bergambar ..…………... 63
a. Potensi dan Masalah ……………………………………… 63
b. Mengumpulkan Informasi ………………………………... 65
c. Desain Produk …………………………………………..... 68
d. Validasi Desain …………………………………………… 74
e. Perbaikan Desain ………………………………………..... 85
f. Uji Coba Produk ………………………………………...... 90
2. Kualitas Buku Cerita Bergambar ………………………......... 92
B. Pembahasan …………………………………………………...... 93
BAB V PENUTUP …………………………………………………..…… 105
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 105
B. Keterbatasan Penelitian …………………………………………. 106
C. Saran …………………………………………………………...... 106
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 107
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 110
RIWAYAT PENELITI …………………………………………………… 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ………….……………………….…... 52
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validitas untuk Pakar dan Guru ….. 53
Tabel 3.3 Instrumen Kuesioner Uji Validitas untuk Pakar dan Guru …. 54
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validitas untuk Siswa …………….. 56
Tabel 3.5 Instrumen Kuesioner Uji Validitas untuk Siswa …………… 57
Tabel 3.6 Pedoman Pemberian Skor …………………………….……. 59
Tabel 3.7 Konversi Skala Lima ………………………………….……. 60
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara ……….……………….……. 66
Tabel 4.2 Penjabaran Karakter Tokoh dalam Cerita …………….……. 69
Tabel 4.3 Hasil Validasi Buku Cerita Bergambar oleh Dosen Ahli …… 75
Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Cerita Bergambar oleh Guru Kelas III … 79
Tabel 4.5 Hasil Validasi Buku Cerita Bergambar oleh Siswa Kelas III ... 83
Tabel 4.6 Komentar Dosen Ahli dan Revisi Produk ………………….. 85
Tabel 4.7 Komentar Guru Kelas III dan Revisi Produk …………...….. 87
Tabel 4.8 Komentar Siswa Kelas III dan Revisi Produk …………..….. 89
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa ……………………….. 91
Tabel 4.10 Hasil Rekapitulasi Validator ……………………………….. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan……………………….…… 38
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ………………………….…… 49
Gambar 4.1 Judul Buku …………………..……………………….…… 71
Gambar 4.2 Gambar Sketsa Tangan ………………….………………... 72
Gambar 4.3 Gambar Sketsa Sebelum Diwarnai ……...………………... 72
Gambar 4.4 Gambar Sketsa Setelah Diwarnai ….…...………………... 73
Gambar 4.5 Sebelum Revisi Dosen Ahli ….…...………………............ 86
Gambar 4.6 Sesudah Revisi Dosen Ahli ……………………………… 86
Gambar 4.7 Sebelum Revisi Guru Kelas III …………………………… 88
Gambar 4.8 Sesudah Revisi Guru Kelas III …………………………… 88
Gambar 4.9 Sebelum Revisi Siswa Kelas III ………………………….. 89
Gambar 4.10 Sesudah Revisi Siswa Kelas III ………………………….. 90
Gambar 4.11 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Validasi …………….. 93
Gambar 4.12 Bahasa yang Digunakan dalam Buku Cerita ……………... 98
Gambar 4.13 Ilustrasi Cerita …………………………………………… 99
Gambar 4.14 Cover Buku Cerita Bergambar ………………………….. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas III SD Kanisius
Wirobrajan 1 …………………………………..…….…… 111
Lampiran 2 Data Hasil Validasi Dosen Ahli …………………………. 114
Lampiran 3 Data Hasil Validasi Guru Kelas III ……………………… 117
Lampiran 4 Data Hasil Validasi Siswa Kelas III …………………….. 120
Lampiran 5 Data Kuesioner Hasil Uji Coba Produk pada Siswa
Kelas III ………………………………………………… 122
Lampiran 6 Rekapitulasi Data Hasil Validasi ……………………….. 134
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Coba Siswa …………. 135
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ……………………………………. 136
Lampiran 9 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ……………….. 137
Lampiran 10 Dokumentasi …………………………………………... 138
Lampiran 11 Buku Cerita Bergambar (Terpisah) ……………………. 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin
kelangsungan hidup suatu negara, karena pendidikan merupakan suatu sarana
untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Adanya pendidikan yang memadai diharapkan dapat mengubah pola pikir
seseorang. Salah satunya adalah pendidikan mengenai lingkungan hidup.
Pendidikan lingkungan hidup sangatlah perlu diterapkan di dunia yang
modern seperti sekarang ini. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan kepedulian peserta didik akan lingkungan sekitarnya.
Lingkungan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Lingkungan bukan saja menjadi tempat hidup manusia
melainkan juga berperan dalam mendukung berbagai aktivitas yang dilakukan
oleh manusia. Kondisi lingkungan sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia.
Sikap dan perilaku manusia akan menentukan baik buruknya kondisi suatu
lingkungan (Hamzah, 2013: 1). Perubahan lingkungan yang terjadi pada
akhir-akhir ini menjadi sebuah kejadian yang menyita perhatian. Salah
satunya adalah perubahan iklim global yang telah menjadi isu hangat di
dunia. Berbagai dampak negatif lingkungan yang berkaitan dengan perubahan
iklim secara perlahan terus menyentuh kehidupan manusia dan tampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
semakin nyata. Seperti, musim yang tidak teratur, suhu yang cukup tinggi
serta naiknya permukaan air laut. Salah satu penyebabnya adalah efek gas
rumah kaca, saat ini suhu bumi telah meningkat 20 dari kondisi yang normal
(Hamzah, 2013: 19). Kekeringan (kelangkaan air) melanda sebagian besar
belahan bumi akibat kemarau panjang yang terjadi karena perubahan iklim
global yang semakin memprihatinkan. Kondisi ini menunjukkan bahwa di
alam ini telah terjadi perubahan iklim yang ekstrim dan pemanasan global
yang mengubah musim akibat efek rumah kaca. Tanpa disadari kondisi
tersebut telah menurunkan kualitas lingkungan.
Pendidikan lingkungan hidup tidak hanya memberikan pengetahuan
tentang lingkungan tetapi juga meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan
dan kepeduliannya dengan kondisi lingkungan. Melalui pendidikan
lingkungan, individu akan dapat memahami pentingnya lingkungan dan
bagaimana keterkaitan lingkungan dengan masalah ekonomi, sosial, budaya,
serta pembangunan (Hamzah, 2013: 35). Pendidikan lingkungan hidup
diarahkan untuk mengembangkan pemahaman dan motivasi serta
keterampilan yang diwarnai dengan kepedulian terhadap penggunaan dan
konservasi sumber daya alam secara wajar.
Seperti yang ada pada sekolah-sekolah sekarang ini, pendidikan
lingkungan hidup sudah mulai diterapkan. Bahkan di SD Kanisius Wirobrajan
1 pendidikan lingkungan hidup sedang gencar-gencarnya dilakukan. Mulai
dari kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya, membuat jadwal
piket, bahkan setiap hari jumat diadakan gerakan membersihkan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sekolah dengan cara mengambil atau memunguti sampah atau daun kering
yang berceceran di halaman sekolah kemudian membuangnya di tempat
sampah. Hal itu selalu rutin dilaksanakan pada hari Jumat. Tujuannya adalah
untuk menumbuhkan rasa kepedulian siswa akan lingkungan yang bersih dan
sehat di sekolah tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
kepedulian siswa terhadap lingkungan, salah satunya melalui buku. Di dalam
dunia pendidikan, buku merupakan jendela dunia yang memuat berbagai
informasi terkait dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses yang
secara kreatif menuntut siswa melakukan sejumlah kegiatan sehingga siswa
benar-benar membangun pengetahuan secara mandiri dan berkembang pula
kreatifitasnya (Abidin, 2012: 3). Pembelajaran dapat dikatakan sebagai
kegiatan membangun pengetahuan pada diri siswa. Di sekolah, pembelajaran
membaca tidak hanya berperan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
anak, namun lebih memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan siswa
pada mata pelajaran lainnya.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7). Selain itu, membaca
merupakan salah satu kegiatan untuk memperoleh informasi dan dalam
kegiatan membaca diperlukan sebuah keterampilan khusus agar pembaca
dengan cepat memperoleh informasi yang diinginkan. Membaca merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sebuah kebiasaan sederhana, namun sulit untuk ditanamkan sebagai suatu
kebiasaan.
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran membaca bukan semata-mata
dilakukan agar siswa mampu membaca, melainkan sebuah proses yang
melibatkan seluruh aktivitas mental dan kemampuan berpikir siswa dalam
memahami, mengkritisi, dan mereproduksi sebuah wacana tertulis (Abidin,
2012: 4). Pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai serangkaian
aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan membaca.
Aktivitas yang dapat dilakukan siswa sangat beragam tergantung pada strategi
membaca yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Di Indonesia, minat membaca masyarakat saat ini masih sangat
memprihatinkan. Hal tersebut terlihat dari hasil sensus Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2006 yang menunjukkan sebesar 85,9% masyarakat Indonesia
memilih menonton televisi, 40,3% mendengarkan radio, dan 23,5% membaca
koran. Hasil ini diperkuat oleh data statistik UNESCO yang dilansir pada
tahun 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya,
setiap 1.000 penduduk, hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca. Data
tersebut mengambarkan betapa rendanya minat baca masyarakat Indonesia,
khususnya anak-anak sekolah dasar.
Hal tersebut diperkuat lagi dengan bukti nyata yang ada di SD
Kanisius Wirobrajan 1 khususnya siswa-siswi kelas III B. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru kelas III B pada hari Kamis, 29 September 2016 di
SD Kanisius Wirobrajan 1, diperoleh bahwa masih ada siswa yang kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam membaca. Dari 40 siswa di kelas III B terdapat 2 siswa yang belum
lancar membaca, 1 siswa masih membaca dengan mengeja dan 1 siswa bisa
membaca namun selalu memberikan jeda yang cukup lama baru siswa
tersebut akan mengutarakan atau mengucapkan kata-kata yang dibacanya.
Selain itu, kurangnya konsentrasi dari siswa membuat pembelajaran membaca
di kelas kurang efektif dan kurangnya minat dari masing-masing siswa untuk
membaca. Di kelas III B hanya 40% dari 40 siswa atau lebih tepatnya 16 dari
40 siswa yang memiliki minat baca yang baik. Sisanya masih kurang
memiliki minat baca, mereka juga belum memiliki kesadaran akan
pentingnya membaca, bahkan untuk membaca saja mereka perlu untuk
diingatkan.
Minat siswa dalam membaca perlu diperbaiki. Pemerintah juga ikut
ambil bagian dalam hal tersebut. Salah satunya adalah upaya untuk
melakukan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diwujudkan melalui
kegiatan wajib membaca 15 menit sebelum waktu pembelajaran dimulai.
Selain itu, pengunaan buku cerita bergambar juga dapat menimbulkan rasa
ketertarikan tersendiri bagi siswa untuk membacanya. Buku cerita bergambar
(cergam) merupakan media yang unik dengan menggabungkan teks dan
gambar dalam bentuk yang kreatif. Cerita bergambar juga mampu menarik
perhatian semua orang dari segala usia karena mudah dipahami. Buku cerita
bergambar (cergam) dirancang untuk menarik perhatian agar siswa mau untuk
membacanya. Menurut Nurgiyanto (2005:152) buku bergambar merupakan
salah satu strategi dalam menarik perhatian anak dan pembaca pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
umumnya. Buku bergambar menjadi daya tarik untuk semangat membaca
buku. Ilustrasi yang disiratkan dalam bacaan memperjelas makna kata karena
ilustrasi merupakan teks visual dengan maksud agar buku tampil menarik dan
anak tertarik untuk membaca buku.
Permasalahan yang ada tersebut perlu diatasi agar minat baca siswa
dapat meningkat dan kesadaran siswa akan lingkungan sekitar juga muncul
maka diperlukan sebuah inovasi baru. Salah satunya dengan pengembangan
buku cerita bergambar yang membuat siswa tertarik untuk membaca. Buku
cerita bergambar juga sangat cocok diterapkan pada siswa kelas III karena
dengan penggunaan buku cerita bergambar membuat siswa tertarik untuk
membacanya. Selain itu, sisipan pendidikan lingkungan hidup juga sangat
cocok untuk menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya merawat dan
menjaga lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian agar dapat memberikan solusi yang baik untuk mengatasi
permasalahan rendahnya minat baca siswa serta kurangnya kepedulian siswa
terhadap lingkungan sekitarnya melalui pembelajaran membaca. Maka dari
itu, peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul
“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan
Hidup untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas III SD Kanisius
Wirobrajan 1”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pengembangan buku cerita bergambar berbasis
pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III
B SD Kanisius Wirobrajan 1?
2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan
hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B SD Kanisius
Wirobrajan 1?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan proses pengembangan buku cerita bergambar berbasis
pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III
B SD Kanisius Wirobrajan 1.
2. Mendeskripsikan kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan
lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD
Kanisius Wirobrajan 1.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Menimbulkan rasa senang membaca pada diri siswa untuk memperoleh
informasi lebih banyak lagi khususnya pada pengetahuan tentang
lingkungan sekitarnya serta mampu menimbulkan rasa kesadaran dan
kepedulian siswa akan lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Bagi Guru
Memberikan alternatif baru kepada guru dengan menggunakan media
pembelajaran berupa buku cerita bergambar untuk mengajarkan membaca
dan pendidikan lingkungan hidup kepada siswa.
3. Bagi Sekolah
Melalui pengembangan buku cerita bergambar dapat menambah koleksi
buku bacaan bagi siswa di perpustakaan sekolah.
4. Bagi Prodi PGSD
Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka bagi perpustakaan
Universitas Sanata Dharma mengenai pengembangan buku cerita
bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup yang memuat tentang
pembelajaran membaca dalam Bahasa Indonesia dan pendidikan
lingkungan hidup.
5. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman sendiri dalam pengembangan suatu buku cerita
bergambar yang berbasis lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca.
E. Definisi Operasional
1. Buku Cerita Bergambar adalah suatu cerita dalam bentuk teks yang
disajikan dengan adanya ilustrasi gambar.
2. Pendidikan Lingkungan Hidup adalah sebuah upaya untuk mengubah
perilaku dan sikap seseorang yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, kesadaran dan kepedulian tentang nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
lingkungan serta permasalahan lingkungan sehingga dapat berperan aktif
dalam upaya pelestarian lingkungan.
3. Pembelajaran Membaca adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan siswa untuk mengetahui dan memahami isi bacaan serta untuk
memperoleh keterampilan membaca di bawah arahan dan bimbingan guru.
F. Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini berupa
buku cerita bergambar. Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah:
1. Buku cerita berukuran A5.
2. Judul buku cerita bergambar “Tiga Sekawan Penyelamat Desa”.
3. Cover buku cerita bergambar menggunakan kertas Ivory 260 yang
dilaminasi glossy.
4. Isi buku cerita bergambar menggunakan kertas Art Papper 120.
5. Jenis huruf yang digunakan dalam buku cerita bergambar menarik bagi
pembaca, yaitu (a) Arial dengan ukuran 16 untuk kata pengantar, panduan
penggunaan buku, pengenalan tokoh, dan refleksi; (b) International
Playboy dengan ukuran 36 untuk nama penulis di halaman cover dan
ukuran 16 untuk dialog antar tokoh; (c) SF Plastic Comic dengan ukuran
62 untuk judul buku serta ukuran 16 untuk untuk narasi.
6. Terdapat kata pengantar, panduan penggunaan buku, dan pengenalan
tokoh di awal buku cerita bergambar.
7. Dilengkapi refleksi di bagian akhir buku cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
8. Buku cerita bergambar menggunakan bahasa sederhana yang mudah
dipahami.
9. Ilustrasi yang digunakan pada buku cerita bergambar memperjelas latar,
rangkaian cerita, dan karakter.
10. Buku cerita bergambar dibuat dengan warna-warna yang terang dan cerah
untuk menarik perhatian siswa.
11. Isi buku cerita bergambar dibuat imajinatif, menarik, serta memiliki nilai
moral di dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Karakteristik Siswa SD
Yusuf (2009: 178) membagi fase anak sekolah (usia sekolah dasar)
menjadi 7, yaitu:
a. Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah mampu untuk
mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar
yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif,
misalnya membaca, menulis, dan menghitung. Pada usia SD daya pikir
anak sudah berkembang kearah berpikir konkret dan rasional. Anak
mampu mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau
mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau
bilangan, serta mampu untuk melakukan perhitungan (menambah,
mengurangi, mengalikan, dan membagikan).
b. Perkembangan Bahasa
Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan
mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Anak sudah menguasai
sekitar 2.500 kata dan pada akhir usia 12 tahun, anak sudah menguasai
50.000 kata. Melalui keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan
orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
bersifat kritis. Pada usia ini, tingkat berpikir anak sudah lebih maju, dia
banyak menanyakan soal waktu dan sebab-akibat.
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai
dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga juga
dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group)
atau teman sekelas, sehingga ruang lingkup gerak hubungan sosialnya
telah bertambah luas. Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri-sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif
(bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan
orang lain). Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman
sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi
anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak
diterima dalam kelompoknya.
d. Perkembangan Emosi
Pada usia SD, anak mulai menyadari bahwa penggunaan emosi
secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Kemampuan mengontrol
emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).
Emosi-emosi secara umum yang dialami pada usia SD adalah marah,
takut, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan
(rasa senang, nikmat, atau bahagia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Perkembangan Moral
Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar salah
atau baik-buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada usia SD,
anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orangtua atau
lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat
mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau
baik-buruk.
f. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada periode usia SD merupakan masa pembentukan nilai-nilai
agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Anak dibiasakan untuk
beribadah, melakukan ibadah sosial, yakni menyangkut akhlak terhadap
sesama manusia, seperti hormat kepada orangtua, guru, dan orang lain;
memberikan bantuan kepada orang yang memerlukan pertolongan;
menyayangi fakir miskin; memelihara kebersihan dan kesehatan;
bersikap jujur dan bersifat amanah (bertanggung jawab).
g. Perkembangan Motorik
Pada anak usia SD, ditandai dengan kelebihan gerak atau
aktivitas motorik yang lincah dan pada usia ini merupakan masa yang
ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan melukis,
mengetik (komputer), berenang, main bola, dan atletik.
Pratisti (2008: 41) menyebutkan bahwa ada empat tahap
perkembangan kognisi menurut Piaget, yaitu: (1) tahap sensorimotor (0-2
tahun), dalam tahap ini bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
melalui koordinasi antara pengalaman sensori dengan gerakan motorik-
fisik; (2) tahap praoperasional (2-7 tahun), pada tahap ini anak mulai
mampu menerangkan dunia melalui kata-kata dan gambar; (3) tahap
operasional konkrit (usia 7-11 tahun), dalam tahap ini anak-anak mulai
mampu berpikir logis untuk mengantikan cara berpikir sebelumnya,
namun masih membutuhkan contoh-contoh yang konkret; (4) tahap
operasional formal (11-15 tahun), pada tahap ini individu melewati dunia
nyata dan pengalaman konkret menuju cara berpikir yang lebih abstrak dan
logis, sistematis, serta mampu mengembangkan hipotesis tentang
penyebab terjadinya suatu peristiwa.
Begitu pula dengan Nurgiyantoro (2005: 52) yang mengatakan
bahwa anak berusia 7-11 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret
dimana anak mulai dapat memahami logika secara stabil. Karakteristik
anak pada tahap ini adalah (1) anak dapat membuat klasifikasi sederhana,
mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat umum, misalnya
klasifikasi warna, klasifikasi karakter tertentu; (2) anak dapat membuat
urutan sesuatu secara semestinya, menurutkan abjad, angka, besar-kecil,
dll; (3) anak mulai dapat mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan
masa depan, adanya perkembangan dari pola pikir yang egosentris menjadi
lebih mudah untuk mengidentifikasikan sesuatu dengan sudut pandang
yang berbeda; (4) anak mulai dapat berpikir argumentatif dan
memecahkan masalah sederhana, ada kecenderungan memperoleh ide-ide
sebagaimana yang dilakukan oleh dewasa, namun belum dapat berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tentang sesuatu yang abstrak karena jalan berpikirnya masih terbatas pada
situasi yang konkret.
Berdasarkan konsep yang dikemukan di atas, dapat disimpulkan
bahwa masa usia SD kelas III mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a)
dapat berpikir secara logis; (b) mengetahui konsep benar-salah atau baik-
buruk; (c) daya imajinasinya berkembang; (d) dapat memecahkan masalah
sederhana. Siswa kelas III menjadi objek sasaran pembaca buku cerita
bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup yang dikembangkan.
Siswa kelas III berada pada usia 7-9 tahun yang pada dasarnya seusia
tersebut mereka sudah lebih lancar membaca, selain itu anak seusia itu
juga mudah untuk diajarkan mengenai pemeliharan lingkungan sekitarnya.
2. Pendidikan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah segala kondisi atau keadaan dan
pengaruh lingkungan yang terdapat dalam ruang yang ditempati manusia
dan mempengaruhi hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia
(Salim, 1979: 25). Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup dapat
dikonsepkan sebagai semua kondisi, situasi, benda dan makhluk hidup
yang ada di sekitar organisme, yang mempengaruhi perikehidupan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pertumbuhan, dan sifat-sifat atau karakter makhluk hidup tersebut
(Sumaatmadja, 1989: 26).
Pendidikan lingkungan hidup menurut konvensi UNESCO di
Tbilisi 1997 dalam Hamzah (2013: 39) menyatakan bahwa pendidikan
lingkungan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu
masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan
masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan,
motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberi
solusi terhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan
untuk menghindari timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru.
Pendidikan lingkungan tidak hanya memberikan pengetahuan tentang
lingkungan tetapi juga meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan dan
kepeduliannya dengan kondisi lingkungan. Melalui pendidikan lingkungan
individu akan dapat memahami pentingnya lingkungan dan bagaimana
keterkaitan lingkungan dengan masalah ekonomi, sosial, budaya, serta
pembangunan (Hamzah, 2013: 35).
Begitu pula dengan Setyowati (2014: 2) mengatakan bahwa
pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya mengubah perilaku dan
sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan
lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pendidikan hidup
juga diperlukan untuk mengelola sumber daya yang kita miliki dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan generasi yang
akan datang. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah sebuah upaya untuk mengubah
perilaku dan sikap seseorang yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, kesadaran dan kepedulian tentang nilai-nilai
lingkungan serta permasalahan lingkungan sehingga dapat berperan aktif
dalam upaya pelestarian lingkungan.
Tujuan pendidikan lingkungan hidup menurut konferensi Tbilisi
1977 dalam Hamzah (2013: 40) adalah: (1) untuk membantu menjelaskan
masalah kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antara
ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di kota maupun di wilayah pedesaan;
(2) untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk
mengembangkan pengetahuan nilai, sikap, komitmen, dan kemampuan
yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan; (3)
untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan
masyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan. Sedangkan,
tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek: (a) pengetahuan, untuk
membentuk peserta didik memperoleh pemahaman dasar tentang
lingkungan hidup secara menyeluruh dan permasalahannya; (b) sikap,
untuk membantu peserta didik memperoleh seperangkat nilai dan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
peduli terhadap lingkungan hidup serta motivasi untuk berpartisipasi
secara aktif dalam memperbaiki dan melindungi lingkungan hidup; (c)
kepedulian, untuk membantu peserta didik mengembangkan kepedulian
dan sensitivitas terhadap lingkungan hidup secara keseluruhan dan
masalah-masalah di dalamnya; (d) keterampilan, untuk membantu peserta
didik memperoleh keterampilan mengidentifikasi, menyelidiki, dan
memecahkan masalah-masalah lingkungan hidup; (e) partisipasi, untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik secara aktif memasuki
semua jenjang pekerjaan pada masa datang yang berkenaan dengan
masalah-masalah lingkungan hidup (Hamzah, 2013: 48-49).
Berdasarkan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
lingkungan hidup merupakan sebuah upaya untuk membentuk lingkungan
yang baik dengan memberikan pemahaman dasar tentang lingkungan
hidup secara menyeluruh dan mengubah perilaku atau sikap seseorang
agar dapat mengembangkan kesadaran serta kepedulian terhadap
lingkungan dan permasalahan yang ada di dalamnya.
3. Buku Cerita Bergambar
a. Pengertian Buku Cerita Bergambar
Cerita dalam Hasanuddin (2015: 9) merupakan sesuatu yang
direka melalui imajinasi dan dapat terlepas dari realita. Cerita
merupakan salah satu alat kognisi paling ampuh yang dimiliki oleh para
siswa, yang tersedia untuk keterlibatan imajinatif dengan ilmu
pengetahuan (Egan, 2009: 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Buku cerita bergambar adalah buku bacaan cerita yang
menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar
ilustrasi (Nurgiyantoro, 2005: 152). Buku cerita bergambar biasanya
digunakan untuk bacaan anak di usia awal sampai usia yang lebih besar,
bahkan tidak jarang pula untuk orang dewasa. Buku cerita bergambar
adalah buku yang menyuguhkan cerita dengan menggunakan gambar
(Toha, 2010: 18). Di dalam buku cerita bergambar terdapat cerita
maupun gambar yang berfungsi untuk menyampaikan kisah sehingga
kedua aspek itu hadir sama kuat saling mengisi dan saling menjelaskan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
buku cerita bergambar adalah suatu cerita dalam bentuk teks yang
disajikan dengan adanya ilustrasi gambar.
b. Fungsi Buku Cerita Bergambar
Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005: 159-161) menyebutkan
bahwa ada beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita
bergambar bagi anak sebagai berikut:
1) Buku cerita bergambar dapat membantu pengembangan dan
perkembangan emosi anak. Anak anak merasa terfasilitasi dan
terbantu untuk memahami dan menerima dirinya sendiri dan orang
lain, serta mengekspresikan berbagai emosinya, seperti rasa takut
dan senang, sedih dan bahagia, yang merupakan bagian dari
kehidupan. Pemahaman dan penerimaan terhadap keadaan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sendiri dan orang lain perlu dikembangkan lewat pembelajaran, dan
salah satunya adalah lewat buku cerita bergambar.
2) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang
dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan dunia di tengah
masyarakat dan alam. Lewat buku cerita bergambar, anak dapat
belajar tentang kehidupan masyarakat, baik dalam perspektif sejarah
masa lalu maupun masa kini, belajar tentang keadaan geografi, dan
kehidupan alam, flora, dan fauna. Hal tersebut akan menyadarkan
anak tentang kehidupan yang lebih luas yang menjadi lingkungan
dan bagian kehidupannya yang semaunya akan menambah
pengalaman hidup yang penting dalam perkembangan dirinya.
3) Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang
lain, hubungan yang akan terjadi, dan pengembangan perasaan.
Lewat buku cerita bergambar yang menampilkan kehidupan
keluarga, para tetangga, kawan sebaya, pergaulan di sekolah, dan
lain-lain yang mengisahkan relasi kehidupan antarmanusia dapat
membelajarkan anak untuk bersikap dan bertingkah laku verbal dan
nonverbal, yang benar sesuai dengan tuntutan kehidupan sosial-
budaya masyarakat.
4) Buku cerita bergambar dapat membantu anak memperoleh
kesenangan. Ini merupakan salah satu hal terpenting dalam
pemberian buku bacaan jenis ini, yaitu untuk memberikan
kesenangan dan kenikmatan batiniah. Hal tersebut diperoleh lewat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
cerita dan gambar-gambar yang menarik, bagus, dan cenderung
realistik, dan hal-hal lucu yang merangsang anak untuk tertawa
senang.
5) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi
keindahan. Baik cerita secara verbal maupun gambar-gambar
ilustrasi yang mendukungnya masing-masing menawarkan
keindahan. Keindahan cerita verbal dapat diperoleh antara lain lewat
kemenarikan plot dan karakter tokoh, sedangkan gambar-gambar
ilustrasi lewat ketepatan pelukisan objek, komposisi warna, dan
berbagai aksi menarik.
6) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi
imajinasi. Buku cerita dan gambar-gambar memiliki fungsi untuk
mendorong tumbuh dan berkembangnya imajinasi anak. Lewat cerita
verbal imajinasi sudah terkembangkan, tetapi dengan ditambah
gambar-gambar ilustrasi yang mendukung cerita akan semakin
dikonkretkan dan diperkuat. Hal itu tidak saja memperkuat
pemahaman terhadap cerita, tetapi juga daya imajinasi.
Berdasarkan penjelasan mengenai buku cerita bergambar dan
fungsi buku cerita bergambar dapat disimpulkan bahwa buku cerita
bergambar adalah suatu cerita dalam bentuk teks yang disajikan
dengan adanya ilustrasi gambar yang menarik sehingga membuat anak
dapat berimajinasi, serta mengandung sebuah pesan yang
menggambarkan isi cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Kriteria Buku Cerita yang Baik bagi Anak
Guru maupun orang tua perlu membimbing dan memperhatikan
kebutuhan bacaan yang baik bagi anak-anaknya dengan menuntun anak
agar memilih bacaan yang sesuai dengan tingkat kematangan berpikir
dan kebutuhannya. Perlu diketahui bahwa buku bacaan yang baik
adalah buku bacaan yang: (1) dapat memberikan nilai tambah positif
pada pembacanya; (2) disampaikan dalam bahasa yang sederhana, enak
dibaca dan penulisnya seakan ingin berbagai dengan pembaca, bukan
menggurui; (3) gaya penulisannya tidak meledak-ledak; (4)
menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, tidak
menggunakan istilah asing yang sebenarnya ada padanannya dalam
bahasa Indonesia (Christantiowati, dalam Santosa, 2008: 9).
Senada dengan pendapat di atas, Anggara, Waluyanto,dan
Zacky (2014) mengatakan bahwa kriteria buku cerita yang baik
meliputi: (a) isi dan tema cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai
moral yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari; (b) buku cerita
menyajikan gambar dan warna yang menarik dan tulisan yang sedikit;
(c) buku cerita mampu mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak;
(d) buku cerita memberikan pesan moral yang jelas; dan (e)
penyampaian cerita memancing rasa ingin tahu anak.
Begitu pula dengan Effendi, Bangsa, dan Yudani (2013)
mengatakan bahwa buku cerita yang baik meliputi: (1) tampilan visual
buku dirancang menggunakan tampilan full color; (2) tampilan visual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
buku lebih dominan gambar dibandingkan teks; (3) jenis huruf pada
buku cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi anak-anak; (4)
judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat
anak untuk membaca lebih lanjut; dan (5) tampilan warna mampu
memberikan kesan dan mudah ditangkap oleh indera penglihatan anak.
Dalam pandangan Mansoor (dalam Santosa, 2008: 9) buku yang
baik memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a) isinya mudah dipahami
pembaca; (b) mengajak pembacanya masih mudah mengenal kehidupan
nyata; (c) pilihan kata yang tepat; (d) untuk buku fiksi, buku dikatakan
menarik bila pengarang berhasil memikat pembaca untuk terus
mengikuti jalan pikirannya, puncak atau klimaks cerita harus berada di
akhir cerita, sementara berbagai konflik harus terjalin di sepanjang
buku; (e) pengarang menguasai teknik bercerita sehingga tulisannya
tidak terkesan bertele-tele dan membosankan; (f) rancangan
halamannya tertata baik, artinya pemilihan jenis huruf, jarak antar baris,
tata letak halaman, luas cetak, luas margin dan sebagainya menentukan
kenyamanan membaca; (g) sampul buku yang artistik dan representatif,
dimana judul, gambar, dan warna memegang peranan penting.
Menurut Rothlein (dalam Santosa, 2008: 11) ada beberapa
kriteria dalam memilih buku bergambar, yaitu: (a) apakah gambar
mendukung teks; (b) apakah gambar jelas dan mudah dibedakan; (c)
apakah ilustrasi memperjelas latar, rangkaian cerita, penjiwan dan
karakter; (d) apakah anak mampu mengidentifikasi karakter dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tindakan; (e) apakah gaya bahasa dan ketepatan bahasa cocok untuk
anak-anak; (f) apakah ilustrasi menghindari klise; (g) apakah temanya
mempunyai kegunaan; (h) apakah ada ketepatan konsep untuk anak-
anak; (i) apakah variasi buku yang telah dipilih merefleksikan
keragaman budaya; dan (j) apakah buku yang dipilih merefleksikan
berbagai gaya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa kriteria buku cerita anak yang baik yaitu: (1) judul buku yang
mewakili keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk
membaca lebih lanjut; (2) warna sampul buku membawa pesan yang
akan disampaikan; (3) isi cerita mudah dipahami oleh anak; (4) isi buku
cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai moral yang berkaitan
dengan kegiatan sehari-hari; (5) buku cerita menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga mudah dibaca dan dipahami anak; (6) buku cerita
mampu mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak; (7) tampilan
visual buku lebih dominan gambar dibandingkan teks; (8) gambar buku
cerita jelas dan mudah dibedakan; (9) ilustrasi buku cerita memperjelas
latar, rangkaian cerita, penjiwaan, dan karakter; (10) gaya dan ketepatan
bahasa cocok untuk anak-anak; (11) isi buku berhasil memikat pembaca
untuk terus mengikuti jalan cerita; (l2) rancangan halaman buku tertata
dengan baik; (m) pemilihan jenis huruf menarik perhatian anak; (13)
jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
bagi anak, dan; (14) tata letak/ sistematika penulisan tidak terlalu
sempit memudahkan anak untuk membaca.
4. Membaca
a. Pengertian Membaca
Menurut Tampubolon (2008: 5) membaca adalah salah satu dari
empat kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau
komponen dari komunikasi tulisan. Komunikasi tulisan merupakan
lambang-lambang bunyi bahasa yang diubah menjadi lambang-lambang
tulisan atau huruf-huruf menurut alphabet latin. Menurut Tarigan (2008:
7) mendefinisikan pengertian membaca adalah sebagai suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata
atau bahasa tulis. Rahim (2007: 2) mengatakan bahwa membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak
hanya menghafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.
Jadi, membaca merupakan suatu proses penerjemahan lambang-
lambang atau simbol yang dilafalkan dalam bentuk suara untuk
memperoleh sebuah pesan yang akan disampaikan. Sedangkan
ketrampilan membaca dapat diartikan sebagai suatu ketrampilan siswa
dalam mengenal dan memahami huruf-huruf dan lambang-lambang
tulisan yang kemudian diucapkan dengan menitikberatkan pada aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
ketepatan menyuarakan tulisan, keberanian, kelancaran, kenyaringan
suara, lafal dan intonasi dalam mengucapkan tulisan.
b. Pembelajaran Membaca
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru
dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi
(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah
ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2009: 17). Pembelajaran membaca
merupakan kemampuan yang diajarkan secara seimbang dan terpadu.
Maksudnya kegiatan membaca disampaikan secara seimbang dengan
keterampilan berbahasa lain dan dipadukan dengan keterampilan
lainnya, yaitu mendengarkan, berbicara, dan menulis (Pandawa, 2009:
16). Pembelajaran membaca mengandung arti, karena kegiatan
membaca dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan membaca dan memperoleh nilai-nilai yang baru. Wacana
yang ada dalam pembelajaran membaca bisa berupa wacana sastra
maupun non sastra. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
membaca adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa
untuk mengetahui dan memahami isi bacaan serta untuk memperoleh
keterampilan membaca di bawah arahan dan bimbingan guru.
c. Tujuan Membaca
Menurut Tarigan (2008: 9-10) tujuan utama membaca adalah
untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami
makna bacaan. Makna (meaning) berhubungan dengan maksud tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
atau intensif kita dalam membaca. Berikut ini, beberapa hal yang
penting dari membaca:
1) reading for details or fact
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh tokoh; apa yang telah dibuat oleh tokoh;
apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.
2) reading for main idea
Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang
dipelajari atau yang dialami tokoh, merangkum hal-hal yang
dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.
3) reading for sequence or organization
Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga atau serterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan
masalah, setiap adegan dan kejadian dibuat dramatis.
4) reading for inference
Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5) reading to classify
Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak biasa,
tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita,
atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.
6) reading to evaluate
Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup
dengan ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang
diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam
cerita itu.
7) reading to compare or contrast
Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh
menyerupai pembaca.
d. Aspek-aspek dan Keterampilan Dasar dalam Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang
melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Secara
garis besar aspek membaca menurut Tarigan (2008:12) dibagi menjadi
dua yaitu, keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang
bersifat pemahaman.
Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
Aspek ini mencakup :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1. pengenalan bentuk huruf;
2. pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/ grafem, kata, klausa, pola
klausa, kalimat, dll);
3. pengenalan hubungan/ korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”);
4. kecepatan membaca ke taraf lambat.
Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)
yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher
order). Aspek ini mencakup:
1. memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal);
2. memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang,
relevansi/ keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca);
3. evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);
4. kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.
Menurut Rahim (2007: 2) kegiatan membaca meliputi 3
keterampilan dasar yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording
merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiakannya
dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan.
Proses decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke
dalam kata-kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami
makna yang berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman
interpretatif, kreatif, dan evaluatif. Proses recording dan decoding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berlangsung pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih
ditekankan pada kelas tinggi.
e. Tahapan Membaca
Ada beberapa tahapan (fase) perkembangan membaca. Menurut
Owens (dalam Ngalimun, 2014: 36-37) tahap perkembangan membaca
dibedakan menjadi lima. Tahap pertama terjadi pada anak usia 6-7
tahun, anak akan memusatkan pada kata-kata lepas dalam kalimat
sederhana atau cerita sederhana. Agar mereka dapat membaca, mereka
perlu mengetahui sistem tulisan, cara mencapai kelancaran membaca,
terbebas dari kesalahan membaca. Pada tahap ini, mereka harus dapat
mengintegrasikan bunyi dan sistem tulisan. Pada usia selanjutnya yaitu
7-8 tahun, anak telah memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku
kata, dan kata yang diperlukan untuk membaca.
Tahap kedua, terjadi ketika berada di bangku kelas III dan IV.
Mereka dapat menganalisis kata-kata yang diketahuinya menggunakan
pola tulisan, dan kesimpulan yang didasarkan pada konteksnya.
Tahap ketiga, yakni pada usia anak ketika duduk di kelas V
hingga kelas VIII SMP. Pada tahap ini, terlihat perkembangan yang
pesat dalam membaca yaitu tekanan membaca tidak lagi pada
pengenalan tulisan tetapi pada pemahaman.
Tahap keempat, sekitar akhir SMP hinggan SMA/ SMK.
Mereka menggunakan keterampilan tingkat tinggi, misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
penyimpulan dan pengenalan pandangan penulis untuk meningkatkan
pemahaman.
Tahap kelima, yaitu pada tingkat perguruan tinggi dan
seterusnya. Pada tahap terakhir ini, biasanya orang dapat
mengintegrasikan dan menanggapi secara kritis bahan bacaan.
f. Jenis-jenis membaca
1) Membaca Nyaring
Menurut Tarigan (2008: 23) membaca nyaring adalah suatu
aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,
ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar
untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan
seorang pengarang. Sedangkan menurut Ngalimun (2014: 63)
membaca nyaring sering disebut membaca bersuara atau membaca
teknik. Dengan demikian pembaca mengeluarkan suara secara
nyaring pada saat membaca.
Pembelajaran membaca nyaring ini mencakup dua hal, yaitu
(1) pembelajaran membaca, yang dimaksudkan adalah kegiatan
tersebut untuk kepentingan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain; (2)
pembelajaran membacakan, maksudnya pembaca melakukan
aktivitas tersebut lebih banyak ditujukan untuk orang lain.
(Ngalimun, 2014: 63).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Membaca Dalam Hati
Tujuan utama membaca dalam hati (silent reading) adalah
untuk memperoleh informasi (Tarigan, 2008 : 30). Membaca dalam
hati dibagi menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan membaca
intensif. Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang
dilakukan secara luas, membaca bahan bacaan beraneka ragam
dengan waktu yang cepat dan singkat (Ngalimun, 2014: 63). Tujuan
membaca ekstensif adalah memahami isi bacaan yang penting
dengan cepat sehingga membaca dapat terlaksana secara efisien
(Tarigan, 2008: 32). Menurut Ngalimun (2014: 63-4) membaca
ekstensif meliputi: (1) membaca survei, bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum isi dan ruang lingkup bacaan, seperti melihat judul,
pengarang, daftar isi, pengantar, dll; (2) membaca sekilas
(skimming), membaca yang membuat mata bergerak cepat melihat
dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan
informasi secara cepat atau membaca secara cepat dan selektif serta
bertujuan; (3) membaca dangkal, membaca untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal dari bacaan yang dibaca. Membaca
dangkal hanyalah untuk mencari kesenangan atau sekedar mengisi
waktu luang.
Membaca Intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan
secara seksama untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan
membaca secara kritis (Ngalimun, 2014: 64). Membaca intesif dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dibagi menjadi dua, yaitu membaca telaah isi dan membaca telaah
bahasa. Membaca telaah isi meliputi: (1) membaca pemahaman,
membaca yang bertujuan untuk memahami bacaan secara tepat dan
cepat; (2) membaca kritis, kegiatan membaca yang dilakukan dengan
bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis,
dan bukan ingin mencari kesalahan penulis; (3) membaca cepat,
kegiatan membaca yang dilakukan secara cepat disertai dengan
pemahaman isi bacaan (Ngalimun, 2014: 64-65). Sedangkan
membaca telaah bahasa meliputi: (1) membaca bahasa, kegiatan
membaca untuk memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa
kata (Tarigan, 2008: 123); (2) membaca sastra, membaca suatu
keserasian, keharmonisan antara keindahan bentuk dan keindahan isi
suatu karya sastra (Tarigan, 2008: 141).
Berdasarkan penjelasan mengenai tujuan membaca, aspek-
aspek dan keterampilan dasar dalam membaca, tahapan membaca,
serta jenis-jenis membaca dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
informasi yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
keterampilan yang dimiliki sesuai dengan tahap perkembangannya
dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
5. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Menurut Wiedarti (2016: 7) gerakan literasi sekolah merupakan
suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan
warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan,
pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/ wali murid peserta didik),
akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang
dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll). Upaya yang
ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta
didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru
membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang
disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Gerakan Literasi Sekolah
juga dapat diartikan sebagai sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Faizah,
2016: 2). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Gerakan
Literasi Sekolah merupakan usaha atau kegiatan yang bersifat pastisipatif
dengan melibatkan warga sekolah untuk membiasakan peserta didik
membaca. Pembiasaan tersebut dilakukan dengan kegiatan membaca
selama 15 menit.
Adanya Gerakan Literasi Sekolah memiliki tujuan, baik tujuan
umum maupun tujuan khusus. Tujuan umum dari GLS adalah untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan tujuan
khusus dari GLS ada empat, yaitu (1) menumbuhkembangkan budaya
literasi di sekolah; (2) meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan
sekolah agar literat; (3) menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan; (4) menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan
menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi
membaca (Faizah, 2016: 2).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) merupakan salah satu program pemerintah yang
mengajak siswa untuk melakukan kegiatan membaca selama 15 menit
sebelum pembelajaran dengan tujuan agar mereka menjadi warga yang
literat.
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlebih
dahulu mengenai pengembangan pembelajaran, peneliti mengambil beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini. Penelitian
tersebuat adalah sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Riyani (2015) yang berjudul
“Pengembangan Media Buku Bergambar Tema”Tanah Airku” untuk
Menstimulasi Aspek Bahasa Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B”.
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research & development)
dengan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Borg and Gall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pengembangan produk ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu (1)
penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3)
pengembangan produk awal, (4) uji coba lapangan awal (5) revisi produk
utama (6) uji coba lapangan utama (7) revisi produk operasional (8) uji coba
lapangan operasional (9) revisi produk akhir (10) produk akhir. Produk yang
dihasilkan layak digunakan untuk pembelajaran tema tanah airku berdasarkan
validasi dari ahli media (layak dengan persentase 80,43%) dan ahli materi
(layak dengan persentase 89,58%), uji coba lapangan awal (layak dengan
persentase 81,53%), uji coba lapangan utama (layak dengan persentase
85,49%) dan uji coba lapangan operasional (layak dengan persentase
89,29%).
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2013) yang berjudul
“Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda Gunung Arjuna Untuk Anak
Sekolah Dasar”. Model yang digunakan dalam perancangan buku cerita
bergambar berjudul “Legenda Gunung Arjuna” untuk anak-anak Sekolah
Dasar ini adalah model perancangan prosedural dimana menggunakan
langkah-langkah yang sistematis, terstruktur, berurutan dan logis untuk
menghasilkan produk. Hasil perancangan yang dihasilkan berupa buku cerita
bergambar Legenda Gunung Arjuna yang ditampilkan berupa gambar
ilustrasi berwarna-warni serta narasi yang menceritakan Legenda Gunung
Arjuna tersebut.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Agustiningsih (2015) dengan
judul “Pengembangan Desain E-Komik Tematik Berbasis Pada Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lingkungan Hidup dengan Aplikasi Macromedia-Flash untuk Kelas
Permulaan Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
dan mendeskripsikan hasil pengembangan yang berupa desain e-komik
tematik berbasis pada pendidikan lingkungan hidup dengan aplikasi
macromedia-flash untuk kelas permulaan sekolah dasar. Penelitian ini
termasuk penelitian pengembangan. Rancangan penelitian yang digunakan
pada saat pengembangan penerapan perangkat pembelajaran adalah mengacu
pada tahapan pengembangan four-D models yang meliputi empat tahapan
yaitu define, design, develope dan diseminate. Hasil pengembangan
perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa kualitas desain e-komik tematik
berbasis pada pendidikan lingkungan hidup dengan aplikasi macromedia-
flash untuk kelas permulaan sekolah dasar yang dikembangkan adalah baik
dan telah memenuhi kelayakan sebagai perangkat pembelajaran di kelas
permulaan sekolah dasar serta efektif menunjang pembelajaran.
Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, pengembangan buku cerita
bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup masih relevan untuk diteliti
karena pada pengembangan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya belum
memuat mengenai pendidikan lingkungan hidup. Pada penelitian ini,
pengembangan buku cerita bergambar difokuskan pada pendidikan
lingkungan hidup serta pembelajaran membaca, khususnya bagi siswa kelas
III. Peneliti berharap bahwa buku cerita bergambar yang dikembangkan dapat
membantu anak untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan sekitar dan
menimbulkan kesadaran serta kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
itu, buku cerita bergambar yang dihasilkan dapat menarik minat siswa dalam
membacanya pula.
Ketiga penelitian yang revelan dapat digambarkan dalam sebuah
desain diagram penelitian agar lebih jelas. Desain diagram penelitian tersebut
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti.
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu kegiatan yang
mengubah perilaku dan sikap seseorang agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, kesadaran dan kepedulian terhadap nilai-nilai lingkungan serta
permasalahan lingkungan sehingga dapat berperan aktif dalam upaya
Riyani (2015)
Pengembangan Media
Buku Bergambar
Tema”Tanah Airku”
untuk Menstimulasi
Aspek Bahasa Anak
Taman Kanak-Kanak
Kelompok B
Wijayanti (2013)
Perancangan Buku
Cerita Bergambar
Legenda Gunung
Arjuna Untuk Anak
Sekolah Dasar
Yang diteliti
Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis
Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Pembelajaran
Membaca Siswa SD Kelas Rendah
Pendidikan Lingkungan Hidup
Agustiningsih (2015)
Pengembangan Desain
E-Komik Tematik
Berbasis Pada
Pendidikan Lingkungan
Hidup dengan Aplikasi
Macromedia-Flash untuk
Kelas Permulaan
Sekolah Dasar
Buku Cerita Bergambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pelestarian lingkungan dan dapat menimbulkan rasa cinta pada lingkungan.
Salah satu media yang dapat digunakan untuk mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup di sekitar kita adalah buku cerita bergambar. Buku cerita
bergambar merupakan media yang sangat efektif bagi seorang anak untuk
dapat belajar membaca dan memperoleh ilmu dari bacaan tersebut. Melalui
buku cerita bergambar, dapat menimbulkan ketertarikan bagi anak untuk
membaca. Pendidikan lingkungan hidup dapat dimasukkan sebagai topik
utama dalam pembuatan cerita. Selain itu, penggunaan buku cerita bergambar
dapat membantu gerakan literasi sekolah yang berupa kegiatan membaca
selama 15 menit. Pesan-pesan yang terkandung di dalam cerita juga dapat
menimbulkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan
sekitarnya sehingga anak-anak dapat menjaga dan merawat lingkungannya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini bermaksud untuk
mengembangkan sebuah buku cerita bergambar yang berbasis pendidikan
lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca pada siswa kelas III,
sehingga anak dapat menemukan pesan moral dan dapat mewujudkannya
dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan sekitarnya.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan
lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B SD
Kanisius Wirobrajan 1?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan
hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B SD Kanisius
Wirobrajan 1 menurut ahli?
3. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan
hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B SD Kanisius
Wirobrajan 1 menurut guru kelas III?
4. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan
hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III B SD Kanisius
Wirobrajan 1 menurut hasil uji coba terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research
and development (R&D). Penelitian dan pengembangan atau research and
development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam
rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk
yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Trianto, 2010: 206).
Sejalan dengan Borg & Gall (dalam Setyosari, 2010: 194) mendefinisikan
penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Begitu pula dengan
Sugiyono (2010: 407) menyebutkan bahwa penelitian dan pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut.
Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian dan pengembangan (R&D) adalah suatu metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau menyempurnakan produk dengan
bertanggung jawab.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan ini mengadopsi dua model yaitu langkah pengembangan Borg
& Gall (dalam Setyosari, 2010: 204-207) dan langkah pengembangan
Sugiyono (2010: 409-426).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Langkah pelaksanaan pengembangan Borg & Gall (dalam Setyosari,
2010: 204-207) adalah:
1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal
Penelitian dan pengumpulan informasi meliputi kajian pustaka,
pengamatan atau observasi kelas, dan persiapan laporan awal. Penelitian
awal atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna memperoleh
informasi awal untuk melakukan pengembangan.
2. Perencanaan
Perencanaan mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan
khusus untuk menentukan urutan bahan, dan uji coba skala kecil. Hal
yang sangat penting dalam tahap ini adalah merumuskan tujuan khusus
yang ingin dicapai oleh produk yang dikembangkan.
3. Pengembangan Format Produk Awal
Pengembangan format produk awal mencakup penyiapan bahan-bahan
pembelajan, handbooks, dan alat evaluasi. Format pengembangan
program yang dimaksud apakah berupa bahan cetak, urutan proses atau
prosedur, yang dilengkapi dengan video atau berupa compact disk.
4. Uji Coba Awal
Uji coba awal dilakukan terhadap 1-3 sekolah, yang melibatkan 6-12
subjek dan data hasil wawancara, observasi, dan angket dikumpulkan dan
dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
5. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
produk berdasarkan hasil uji coba awal.
6. Uji Coba Lapangan
Uji coba lapangan dilakukan terhadap 5-15 sekolah dengan melibatkan
30-100 subjek. Kemudian data yang diperoleh dikumpulkan dan
dianalisis.
7. Revisi Produk
Pada tahap ini revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba
lapangan.
8. Uji Lapangan
Uji coba lapangan melibatkan 10-30 sekolah atau terhadap 40-200 subjek
dan disertai wawancara, observasi, dan penyampaian angket dan
kemudian dilakukan analisis.
9. Revisi Produk Akhir
Pada tahap ini revisi produk akhir dilakukan berdasarkan hasil uji
lapangan.
10. Desiminasi dan Implementasi
Desiminasi dan implementasi yaitu menyampaikan hasil pengembangan
(proses, prosedur, program, atau produk) kepada para pengguna dan
professional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal, atau
dalam bentuk buku atau handbook.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sugiyono (2011: 298) memaparkan langkah-langkah pengembangan
pada penelitian R & D sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian ini berdasarkan adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.
Semua potensi akan berkembang menjadi masalah bila kita tidak dapat
mendayagunakan potensi-potensi tersebut. Masalah sendiri sebenarnya
adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Data
tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa
didasarkan pada laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan.
2. Mengumpulkan Informasi
Pada langkah ini hal yang harus dilakukan adalah mengumpulkan
berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.
3. Desain Produk
Desain produk merupakan langkah untuk merancang produk yang akan
dihasilkan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk yang telah dibuat efektif atau tidak. Validasi produk
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli
yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga
selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kelebihannya.
5. Perbaikan Desain
Perbaikan atau revisi desain merupakan langkah untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan dari hasil validasi yang sudah dilakukan oleh
beberapa ahli. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh produk yang
lebih baik.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan dengan menguji produk untuk
membandingkan efektivitas dan efisiensi produk yang dihasilkan. Uji
coba produk dilakukan pada kelompok terbatas.
7. Revisi Produk
Revisi produk bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang ada setelah
dilakukan uji coba produk. Revisi akan terus dilakukan untuk
mendapatkan produk yang efektif dan efisien.
8. Uji Coba Pemakaian
Uji coba pemakaian merupakan penerapan produk dalam lingkup yang
lebih luas. Uji pemakaian tersebut harus dinilai kekurangan dan
hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian masih
ditemukan kekurangan pada produk yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang dihasilkan
sudah diujicobakan dan telah dinyatakan efektif serta layak untuk
diproduksi secara masal.
Berdasarkan langkah pengembangan Borg & Gall (dalam Setyosari,
2010: 204-207) dan langkah pengembangan Sugiyono terdapat sepuluh
langkah dalam penelitian pengembangan tersebut, namun pada penelitian ini
langkah pengembangan yang digunakan hanya sampai langkah keenam saja.
Hal tersebut dikarenakan Borg & Gall memperbolehkan langkah-langkah
penelitian dan pengembangan disederhanakan. Sejalan dengan Sukmadinata
(2009: 182-189) yang mengatakan bahwa langkah-langkah penelitian dan
pengembangan dapat dimodifikasi dan disederhanakan tanpa mengurangi
esensinya. Keenam langkah tersebut meliputi: (1) potensi dan masalah; (2)
mengumpulkan informasi; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5)
perbaikan desain; (6) uji coba produk.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan 1 yang beralamat di
Jl Hos Cokroaminoto No 8 Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 6 siswa kelas III B di SD Kanisius
Wirobrajan 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September – Desember 2016.
C. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan Borg & Gall (dalam
Setyosari, 2010: 204-207) dan langkah pengembangan Sugiyono yang telah
dimodifikasi penulis, terdapat enam langkah yang harus dilakukan dalam
penelitian dan pengembangan ini. Langkah-langkah tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah pada penelitian ini bersumber dari hasil wawancara
yang dilakukan di SD Kanisius Wirobrajan 1 pada tanggal 29 September
2016. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
masalah yang terjadi di lapangan terkait dengan pembelajaran membaca
dan pendidikan lingkungan hidup di kelas III.
2. Mengumpulkan informasi
Pengumpulan informasi atau data dalam penelitian ini menggunakan
teknik wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran
siswa akan lingkungan sekitarnya dan minat siswa dalam membaca.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku cerita
bergambar. Pada tahap ini diawali dengan pembuatan cerita sederhana
yang bertemakan lingkungan hidup dengan bahasa yang mudah dipahami
oleh anak-anak. Cerita yang dibuat tentu saja mengandung nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup. Selanjutnya peneliti
mencoba menggambar sketsa cerita dengan tokoh binatang dan mencoba
menggabungkan cerita dan gambar dengan bantuan ahli desain grafis.
Buku cerita bergambar yang dihasilkan terdiri dari cover, kata pengantar,
panduan penggunaan buku,lembar tokoh utama dalam cerita, isi, dan
refleksi di bagian akhir buku.
4. Validasi Desain
Setelah buku cerita bergambar dibuat, produk tersebut divalidasikan
kepada para ahli dengan melakukan penilaian terhadap produk yang telah
dihasilkan. Hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki produk agar lebih
baik lagi. Validasi dilakukan oleh satu dosen ahli, satu guru kelas III, dan
satu siswa kelas III. Validasi ini bertujuan untuk mendapatkan kritik dan
saran dari para ahli sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihan
dari produk yang dihasilkan.
5. Perbaikan Desain
Hasil validasi yang sudah dilakukan digunakan sebagai bahan revisi
produk. Kekurangan produk akan diperbaiki berdasarkan kritik dan saran
yag diperoleh dari para ahli.
6. Uji Coba Produk
Produk yang sudah diperbaiki kemudian diujicobakan untuk mengetahui
kelayakan produk yang dihasilkan. Uji coba dilakukan pada 6 orang
siswa kelas III B SD Kanisius Wirobrajan 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berikut adalah langkah-langkah pengembangan yang dilakukan oleh
peneliti, dalam bentuk bagan yang lebih ringkas sebagai berikut:
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian
TAHAP II
Mengumpulkan Informasi
Data dikumpulkan
berdasarkan hasil wawancara
dengan satu orang guru kelas
III.
TAHAP IV
Validasi Produk
Penilaian produk yang
dilakukan oleh pakar/ ahli dan
siswa untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan
produk sebelum uji produk.
TAHAP III
Desain Produk
Merancang dan menyusun
produk berupa buku cerita
bergambar berbasis
pendidikan lingkungan hidup
yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran
membaca.
TAHAP VI
Uji Coba Produk
Produk yang sudah diperbaiki
peneliti kemudian diujicobakan
kepada 6 siswa kelas III SD
untuk mengetahui keefektifan
dari produk yang telah
dihasilkan.
TAHAP V
Perbaikan Produk
Produk diperbaiki berdasarkan
saran/ komentar dari validator
untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
TAHAP I
Potensi dan Masalah
Melalui wawancara dengan
guru SD, peneliti menemukan
beberapa potensi dan masalah
yang berkaitan dengan
pendidikan lingkungan hidup
dan pembelajaran membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dan kuesioner.
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog lisan
antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang
diinterviu (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti (Widoyoko, 2012: 40). Kusumah (2009: 77)
mengatakan wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti.
Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat
disesuaikan dengan subjek, sehingga segala sesuatu yang ingin
diungkapkan dapat digali dengan baik. Wiriaatmadja (2007: 118)
mengatakan bahwa ada beberapa bentuk wawancara, antara lain
wawancara terstruktur, wawancara setengah terstruktur, dan wawancara
tidak terstruktur.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur adalah bentuk wawancara apabila
pewawancara telah mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu.
2. Kuesioner
Sugiyono (2010: 199) mengatakan bahwa kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dijawabnya. Begitu pula dengan Sukmadinata (2008: 219) yang
memaparkan kuesioner sebagai suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden). Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan dan pertanyaan tersebut
harus dijawab oleh responden. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner bisa
bermacam-macam yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan
pertanyaan tertutup.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner pertanyaan
tertutup, maksudnya kuesioner dalam bentuk ini telah menyediakan
alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden tanpa kemungkinan
memberikan jawaban lain.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa
pedoman wawancara, dan lembar observasi.
1. Pedoman wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas III B di SD
Kanisius Wirobrajan 1 dengan menggunakan pedoman wawancara
terstruktur untuk melakukan survey kebutuhan. Daftar wawancara ini
mengacu pada analisis kebutuhan buku cerita bergambar berbasis
pendidikan lingkungan hidup. Berikut kisi-kisi daftar pertanyaan
wawancara yang dilakukan kepada guru SD kelas III:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara
No Pertanyaan wawancara
1 Sejauh mana kesulitan siswa dalam pembelajaran
membaca?
2
Kesulitan apa saja yang bapak/ ibu temui ketika
mengajarkan kepada siswa tentang pembelajaran
membaca?
3 Bagaimana minat siswa dalam membaca?
4 Apakah bapak/ ibu merasa membutuhkan buku cerita
untuk membantu siswa dalam pembelajaran membaca?
5 Apakah pendidikan lingkungan hidup sudah
diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas?
6 Apakah pendidikan lingkungan hidup perlu diajarkan
kepada siswa?
7 Bagaimana kesadaran siswa tentang lingkungan?
8
Apakah bapak/ibu membutuhkan buku cerita tentang
pendidikan lingkungan untuk membantu meningkatkan
kesadaran siswa tentang lingkungan melalui pembelajaran
membaca?
9
Saran apa yang bapak/ibu berikan terkait dengan buku
cerita yang memuat tentang pendidikan lingkungan hidup
untuk membantu pembelajaran membaca siswa?
2. Kuesioner
Pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan peneliti untuk
memperoleh data hasil validasi produk buku cerita bergambar berbasis
lingkungan hidup yang telah dikembangkan oleh peneliti melalui uji
validasi produk yang dilakukan oleh satu dosen ahli, satu guru kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dan satu orang siswa kelas III. Kuesioner tersebut bertujuan untuk
mengetahui kualitas buku cerita bergambar yang telah dihasilkan. Melalui
kuesioner peneliti juga terbantu dalam melakukan revisi produk
berdasarkan komentar dan saran dari validator. Sebelum menyusun
kuesioner, peneliti membuat kisi-kisi terlebih dahulu. Berikut merupakan
kisi-kisi kuesioner yang digunakan untuk menilai produk buku cerita
bergambar.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru
No. Topik Nomor Pertanyaan
1.
Cover buku
a. Judul buku
b. Warna
1, 2, 3, 4
2.
Isi buku
a. Isi cerita
b. Pesan untuk pendidikan lingkungan
hidup
c. Bahasa yang digunakan
d. Tampilan gambar dan tulisan
e. Ketertarikan isi buku
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13
3.
Anatomi buku
a. Rancangan halaman
b. Tata letak
c. Jenis huruf
14, 15, 16, 17
Setelah membuat kisi-kisi validasi, kemudian disusunlah intrumen
kuesioner untuk melakukan penilaian kualitas produk buku cerita. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
adalah contoh dari instrumen kuesioner untuk pakar dan guru yang
digunakan dalam penelitian pengembangan ini:
Tabel 3.3 Instrumen Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru
No. Aspek yang Dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4 5
A. Cover buku
1. Judul buku cerita mewakili
keseluruhan isi cerita.
2.
Judul buku cerita menarik
minat siswa untuk membaca
lebih lanjut.
3.
Judul cover buku membawa
pesan yang akan
disampaikan.
4.
Warna cover buku cerita
menarik minat siswa untuk
membaca lebih lanjut.
B. Isi buku cerita
5. Isi cerita mudah dipahami
oleh siswa kelas rendah.
6.
Isi buku cerita memberikan
pembelajaran nilai-nilai
pendidikan lingkungan
hidup berkaitan dengan
kegiatan sehari-hari.
7.
Isi buku cerita
menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga mudah
dibaca dan dipahami siswa
kelas rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
8.
Isi buku cerita memiliki
gambar dan teks yang saling
berhubungan.
9.
Tampilan buku lebih
dominan gambar
dibandingkan teks.
10. Gambar buku cerita jelas
dan mudah dibedakan.
11.
Ilustrasi buku cerita
memperjelas latar,
rangkaian cerita, penjiwaan
dan karakter.
12.
Gaya dan ketepatan bahasa
cocok untuk siswa kelas
rendah.
13.
Isi buku berhasil memikat
siswa untuk terus mengikuti
jalan cerita.
C. Anatomi buku
14. Rancangan halaman buku
tertata dengan baik.
15. Pemilihan jenis huruf
menarik perhatian siswa.
16. Jenis huruf pada buku cerita
memiliki tingkat mudah
dibaca yang baik bagi
siswa.
17.
Tata letak/sistematika
penulisan tidak terlalu
sempit memudahkan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
untuk membaca.
Total Skor
Rata-rata skor
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Siswa
No. Topik Nomor Pertanyaan
1.
Cover buku
a. Judul buku
b. Warna
1, 2
2.
Isi buku
a. Isi cerita
b. Bahasa yang digunakan
c. Tampilan gambar dan tulisan
d. Ketertarikan isi buku
3, 4, 5, 6, 7
3.
Anatomi buku
a. Rancangan halaman
b. Tata letak
c. Jenis huruf
8, 9, 10, 11
Setelah membuat kisi-kisi validasi, kemudian disusunlah intrumen
kuesioner untuk melakukan penilaian kualitas produk buku cerita. Berikut
adalah contoh dari instrumen kuesioner untuk siswa yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 3.5 Instrumen Kuesioner Uji Validasi untuk Siswa
No. Aspek yang Dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4 5
A. Cover buku
1. Judul buku cerita menarik
bagi siswa untuk membaca.
2.
Warna cover buku cerita
menarik bagi siswa untuk
membaca.
B. Isi buku cerita
3. Isi cerita mudah dipahami
oleh siswa.
4.
Isi buku cerita memiliki
gambar dan teks yang
sesuai.
5.
Isi buku lebih banyak
gambar dibandingkan
tulisan.
6. Gambar buku cerita jelas.
7.
Isi buku menarik bagi siswa
untuk terus mengikuti jalan
cerita.
C. Anatomi buku
8. Halaman buku tertata
dengan baik.
9. Jenis huruf menarik
perhatian siswa.
10.
Jenis huruf mudah dibaca
bagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
11.
penulisan tidak terlalu
sempit memudahkan siswa
untuk membaca.
Total Skor
Rata-rata skor
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisa Data Kualitatif
Teknik analisa data kualitatif didapatkan dari komentar yang
diberikan oleh dosen ahli, guru kelas III, dan siswa kelas III pada saat uji
validasi terhadap produk yang telah dikembangkan. Komentar tersebut
berisi kritik dan saran yang dapat digunakan untuk memperbaiki produk
yang telah dikembangkan. Maka dari itu, peneliti melakukan revisi
terhadap produk tersebut, sesuai dengan kritik dan saran dari validator.
Proses revisi produk digambarkan secara rinci dengan menyajikan
tahapan-tahapan perbaikan berdasarkan uji coba yang telah dilakukan.
2. Teknik Analisa Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil skor
penilaian validasi oleh satu dosen ahli, satu guru kelas III serta satu siswa
kelas III. Respon yang diberikan berupa pernyataan sangat baik, baik,
cukup, kurang, dan sangat kurang. Berikut adalah pedoman pemberian
skor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.6 Pedoman Pemberian Skor
Keterangan Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1
Peneliti melakukan analisis data dengan langkah-langkah berikut:
1. Menghitung skor total rata-rata setiap komponen menggunakan rumus:
Keterangan : Xi = skor rata-rata
Σx = jumlah skor
n = jumlah penilai
2. Menghitung rata-rata skor total dari tiap komponen.
3. Mengkonversikan data kuantitatif menjadi data kualitatif sesuai dengan
panduan mengkonversikan data menurut Widoyoko (2009: 238).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 3.7 Konversi Skala Lima
Rumus Rata-rata
Skor Klasifikasi
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Keterangan:
= skor empiris
= rerata ideal
=
= simpangan buku ideal
=
Berdasarkan rumus konversi di atas, maka perhitungannya sebagai
berikut:
Skor maksimal = 5
Skor minimal = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kategori sangat baik
Kategori baik
Kategori cukup
Kategori kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kategori sangat kurang
Dalam penelitian ini, buku cerita bergambar yang dikembangkan
dianggap layak apabila hasil analisis data memperoleh rerata skor lebih
dari 3,4 sampai 4,2 yang berarti “baik” pada semua aspek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pengembangan
Dalam penelitian pengembangan ini ada dua masalah yang akan
dipaparkan. Pertama mengenai proses pengembangan buku cerita anak dan
yang kedua mengenai kualitas buku cerita bergambar yang dihasilkan. Kedua
masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, proses pengembangan buku cerita bergambar ini
menggunakan enam tahap berikut ini:
a. Potensi dan Masalah
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dan
pengembangan buku cerita bergambar ini adalah melakukan analisis
kebutuhan. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti melihat bahwa ada
dua potensi yang ada saat ini, yang pertama tentang pendidikan
lingkungan hidup dan yang kedua mengenai minat baca siswa. Potensi
di lingkungan sudah dimiliki sebelum adanya kehidupan manusia,
namun sayangnya potensi tersebut belum dikembangkan dengan sebaik
mungkin, sehingga membuat lingkungan tidak semakin baik justru
malah semakin memburuk. Maka dari itu, peneliti melihat bahwa
potensi tersebut harus terus dikembangkan agar terwujud lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang baik. Potensi tersebut dapat dikembangkan dengan menumbuhkan
kesadaran dan kepedulian manusia tentang pentingnya merawat dan
menjaga lingkungan hidup. Hal tersebut dapat dimulai sejak anak-anak
usia dini baik melalui sosialisasi lingkungan maupun pendidikan
lingkungan. Sekolah Dasar merupakan pendidikan awal yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan kesadaran anak akan lingkungan
sekitarnya.
Potensi kedua yang ada adalah minat baca siswa. Hal tersebut
dapat dikatakan sebagai sebuah potensi karena apabila minat baca siswa
dikembangkan akan memiliki nilai tambah yang begitu luar biasa untuk
kemajuan pendidikan di Indonesia karena membaca merupakan jendela
dunia. Melalui membaca, banyak ilmu yang bisa didapatkan.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan lingkungan hidup
mengalami banyak kendala atau masalah. Guru tidak hanya
mengajarkan atau memberikan contoh untuk merawat lingkungan tapi
guru juga harus dapat menumbuhkan kesadaran siswa akan lingkungan
itu sendiri. Disisi lain, guru juga harus menumbuhkan minat baca siswa
yang dirasa masih cukup kurang. Untuk mengembangkan kedua potensi
tersebut maka diperlukan sebuah media agar dapat menarik perhatian
siswa sehingga menumbuhkan minat baca siswa, dan sebuah ilmu yang
dapat membuat siswa memahami akan pendidikan lingkungan hidup.
Oleh karena itu, untuk memperoleh data-data mengenai masalah yang
dihadapi guru, peneliti mengumpulkan informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Mengumpulkan Informasi
Setelah menemukan potensi dan masalah, langkah selanjutnya
yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data untuk analisis
kebutuhan. Data analisis kebutuhan diperoleh melalui wawancara
dengan guru kelas. Wawancara dilakukan di SD Kanisisus Wirobrajan
1, yang beralamat di jalan Hos Cokroaminoto No 8 Yogyakarta.
Wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2016
kepada guru kelas III B. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
kesadaran siswa akan lingkungan dan minat baca siswa. Selain itu,
wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui ketersediaan buku
cerita berbasis lingkungan hidup yang dapat menunjang dalam
pembelajaran membaca. Hal tersebut bertujuan agar buku cerita dapat
dikembangkan sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami
pendidikan lingkungan hidup serta menunjang pembelajaran membaca
siswa dan dapat menumbuhkan minat baca siswa.
Wawancara ini berpedoman pada Sembilan butir pertanyaan
analisis kebutuhan buku cerita, pendidikan lingkungan hidup, serta
pembelajaran membaca. Butir soal pertama berisi tentang kesulitan
siswa dalam pembelajaran membaca; butir soal kedua berisi tentang
kesulitan guru dalam mengajarkan pembelajaran membaca; butir ketiga
berisi tentang minat siswa dalam membaca; butir soal keempat berisi
tentang kebutuhan guru akan buku cerita yang membantu dalam
pembelajaran membaca; butir soal kelima berisi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pengimplementasian pendidikan lingkungan hidup dalam pembelajaran
di kelas; butir ketujuh berisi tentang perlunya pendidikan lingkungan
hidup diajarkan kepada siswa; butir soal kedelapan berisi tentang
kebutuhan guru akan buku cerita yang berbasis pendidikan lingkungan
hidup; dan butir pertanyaan yang kesembilan berisikan tentang saran
yang diberikan oleh guru mengenai buku cerita yang akan diberikan
kepada siswa.
Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut
kemudian diolah dan dianalisis kebutuhannya. Berikut rangkuman hasil
wawancara yang dilakukan kepada guru kelas III B SD Kanisius
Wirobrajan 1 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara
No Daftar Pertanyaan wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1. Sejauh mana kesulitan siswa
dalam pembelajaran membaca?
Masih ada dua siswa yang belum
lancar membaca. Lainnya sudah
lancar membaca namun masih belum
bisa membedakan antara membaca
dalam hati dan membaca bersuara.
2.
Kesulitan apa saja yang
bapak/ibu temui ketika
mengajarkan kepada siswa
tentang pembelajaran membaca?
Guru mengalami kesulitan dalam hal
menyimak.
3. Bagaimana minat siswa dalam
membaca?
Minat siswa siswa masih kurang,
karena hanya 40% dari 40 siswa
kelas III B atau tepatnya 16 dari 40
siswa yang memiliki minat dalam
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.
Apakah bapak/ibu merasa
membutuhkan buku cerita untuk
membantu siswa dalam
pembelajaran membaca?
Guru merasa sangat perlu sekali
buku cerita untuk dapat
meningkatkan minat siswa dalam
membaca.
5.
Apakah pendidikan lingkungan
hidup sudah diimplementasikan
dalam pembelajaran di kelas?
Pendidikan lingkungan hidup sudah
mulai diterapkan di kelas mulai tugas
piket, namun masih ada beberapa
anak yang belum melakukan
tugasnya dengan baik.
6.
Apakah pendidikan lingkungan
hidup perlu diajarkan kepada
siswa?
Perlu, agar siswa peduli dengan
lingkungannya apalagi dengan
keberadaan sekolah yang berada di
kota.
7. Bagaimana kesadaran siswa
tentang lingkungan?
Kesadaran siswa akan lingkungan
masih kurang.
8.
Apakah bapak/ ibu
membutuhkan buku cerita
tentang pendidikan lingkungan
untuk membantu meningkatkan
kesadaran siswa tentang
lingkungan melalui
pembelajaran membaca?
Perlu, karena siswa cenderung
melakukan sesuatu berdasarkan apa
yang dibaca oleh siswa dan melalui
membaca tersebut siswa dapat
mengimajinasikan hal tersebut.
9.
Saran apa yang bapak/ibu
berikan terkait dengan buku
cerita yang memuat tentang
pendidikan lingkungan hidup
untuk membantu pembelajaran
membaca siswa?
Kata-kata dibuat sederhana sehingga
mudah dimengerti oleh siswa kelas
III, gambar lebih baik full color dan
tidak semua gambar maksudnya di
bikin seperti komik (ada dialognya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan tersebut,
narasumber menyatakan bahwa memerlukan buku cerita bergambar
berbasis pendidikan lingkungan hidup. Buku cerita bergambar memuat
cerita yang menarik serta gambar yang menarik. Menurut narasumber,
siswa kelas III akan sangat tertarik untuk membaca buku yang dapat
membuat siswa untuk berimajinasi. Buku cerita bergambar juga dituntut
dapat membantu siswa untuk membangun kesadaran siswa akan
lingkungan sekitarnya.
c. Desain Produk
Langkah selanjutnya setelah melakukan wawancara adalah
merancang buku cerita anak yang sesuai dengan kubutuhan di lapangan.
Ada beberapa hal yang dijadikan sebagai prinsip untuk penyusunan
buku cerita bergambar ini. Berikut ini adalah prinsip-prinsip
penyusunan buku cerita bergambar tersebut:
1) Konsep Buku
Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan,
konsep dari buku ini adalah buku cerita bergambar dengan tokoh
binatang di hutan. Cerita dalam buku ini memiliki nilai-nilai
pendidikan lingkungan hidup. Nilai yang ada dalam buku cerita ini
adalah kepedulian. Diharapkan dengan adanya buku cerita
bergambar ini dapat membantu menanamkan nilai kepedulian
siswa akan lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2) Tokoh
Tokoh yang ada dalam buku cerita ini adalah binatang
yang ada di hutan. Tokoh binatang dipilih karena bukan hanya
manusia saja yang menempati sebuah lingkungan, namun ada juga
binatang-binatang. Hal tersebut membuat binatang juga merasakan
dampak kerusakan pada lingkungan. Maka dari itu tokoh binatang
dipilih oleh penulis. Binatang yang ada dalam cerita ini adalah
gajah, singa, rusa, dan kura-kura. Nama-nama tokoh dalam cerita
ini dibuat secara sederhana untuk mempermudah anak dalam
pengejaannya. Penjabaran karakter tokoh yang ada dalam cerita
akan dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Penjabaran Karakter Tokoh dalam Cerita
Gambar Ciri-ciri
1. Seekor gajah yang bernama
Dedo.
2. Memiliki sifat yang sangat
peduli terhadap lingkungan.
3. Memiliki tubuh berwarna abu-
abu.
1. Seekor singa yang bernama Leo.
2. Memiliki sifat bijaksana.
3. Memiliki tubuh berwarna coklat
muda.
1. Seekor kura-kura yang bernama
Rara.
2. Memiliki sifat semaunya sendiri.
3. Memiliki tubuh berwarna hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
1. Seekor rusa yang bernama Sasa.
2. Memiliki sifat dewasa dan bisa
menjadi penengah.
3. Memiliki tubuh berwarna coklat
tua.
3) Format Ukuran Buku
Buku ini berukuran A5 (14,8 cm x 21 cm) dan memiliki
24 halaman termasuk sampul depan dan sampul belakang. Buku
cerita bergambar ini juga terdiri dari kata pengantar yang berisi
sapaan dari penulis, panduan penggunaan buku yang berisikan
panduan-panduan umum yang mendukung dalam cerita bergambar
ini, lembar tokoh utama dalam cerita, serta lembar refleksi di
bagian akhir buku yang bertujuan untuk mengajak siswa
merefleksikan buku cerita bergambar yang telah dibacanya.
4) Isi dan Tema Buku
Isi buku cerita bergambar ini merupakan hasil dari
karangan peneliti yang dibuat dengan imajinatif, menarik, serta
memiliki nilai moral dalam cerita ini. Tema dari buku cerita ini
mengenai lingkungan hidup.
5) Judul
Judul dari buku cerita bergambar ini adalah “Tiga
Sekawan Penyelamat Desa”. Buku ini berisi tentang nilai-nilai
kepedulian akan lingkungan hidup. Setiap tokoh dalam cerita ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
memiliki karakter yang berbeda-beda, baik yang bertolak belakang
maupun tidak.
Gambar 4.1 Judul Buku
6) Desain Gambar
Gambar yang dibuat dalam buku cerita bergambar
menggunakan gambar sketsa tangan yang sederhana, memberikan
kesan simpel, modern dan jelas agar tidak mempersulit pemahaman
anak serta tambahan backround atau benda-benda pendukung yang
bukan merupakan fokus utama pada gambar. Berikut merupakan
tampilan desain sketsa tangan yang dibuat oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.2 Gambar Sketsa Tangan
7) Teknik Pengerjaan
Pengerjaan buku cerita bergambar menggunakan teknik
gabungan yaitu manual (sketsa tangan) dan komputer. Sketsa
digambar secara manual kemudian discan, diproses, dan diwarnai
di computer menggunakan program CorelDRAW X4. Berikut
contoh tampilan gambar sebelum dan sesudah diwarnai.
Gambar 4.3 Gambar Sketsa Sebelum Diwarnai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.4 Gambar Sketsa Setelah Diwarnai
8) Warna
Warna yang digunakan dalam buku cerita bergambar ini
adalah warna-warna terang dan cerah untuk menarik perhatian
siswa dan menyesuaikan karakteristik anak usia 7-9 tahun.
9) Tipografi
Gaya tipografi yang peneliti gunakan dalam
pengembangan buku cerita ada 3 yaitu: (1) Arial dengan ukuran 16
untuk kata pengantar, panduan penggunaan buku, lembar tokoh
utama dalam cerita, dan refleksi; (2) International Playboy dengan
ukuran 36 untuk nama penulis di halaman cover dan ukuran 16
untuk dialog antar tokoh; (3) SF Plastic Comic dengan ukuran 62
untuk judul buku serta ukuran 16 untuk untuk narasi. Tipografi
yang digunakan bersifat mudah dibaca dan menarik sehingga dapat
mengundang minat siswa dalam membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
10) Teknik Cetak
Jenis kertas yang digunakan untuk mencetak cover buku
adalah kertas Ivory 260 yang dilaminasi glossy, sedangkan jenis
kertas yang digunakan untuk mencetak isi buku adalah Art Paper
120. Untuk teknik penjilidan buku menggunakan teknik penjilidan
stapler tengah.
d. Validasi Desain
Validasi buku cerita bergambar dilakukan kepada satu dosen
ahli, satu guru kelas III, dan satu siswa kelas III untuk menunjukkan
kualitas buku cerita bergambar yang telah dibuat. Berikut hasilnya:
1) Data Hasil Validasi Dosen Ahli
Validasi buku cerita bergambar dilakukan oleh dosen ahli
pada tanggal 21 November 2016. Berikut merupakan data hasil
validasi pada buku cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.3 Hasil Validasi Buku Cerita Bergambar oleh Dosen
Ahli
No. Aspek yang Dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4 5
A. Cover buku
1.
Judul buku cerita
mewakili keseluruhan isi
cerita.
√
2.
Judul buku cerita menarik
minat siswa untuk
membaca lebih lanjut.
√
3.
Judul cover buku
membawa pesan yang
akan disampaikan.
√
4.
Warna cover buku cerita
menarik minat siswa
untuk membaca lebih
lanjut.
√
B. Isi buku cerita
5. Isi cerita mudah dipahami
oleh siswa kelas rendah.
√
6.
Isi buku cerita
memberikan
pembelajaran nilai-nilai
pendidikan lingkungan
hidup berkaitan dengan
kegiatan sehari-hari.
√
7. Isi buku cerita
menggunakan bahasa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
yang sederhana sehingga
mudah dibaca dan
dipahami siswa kelas
rendah.
8.
Isi buku cerita memiliki
gambar dan teks yang
saling berhubungan.
√
9.
Tampilan buku lebih
dominan gambar
dibandingkan teks.
√
10. Gambar buku cerita jelas
dan mudah dibedakan.
√
11.
Ilustrasi buku cerita
memperjelas latar,
rangkaian cerita,
penjiwaan dan karakter.
√
12.
Gaya dan ketepatan
bahasa cocok untuk siswa
kelas rendah.
√
13.
Isi buku berhasil memikat
siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita.
√
C. Anatomi buku
14. Rancangan halaman buku
tertata dengan baik.
√
15. Pemilihan jenis huruf
menarik perhatian siswa.
√
16.
Jenis huruf pada buku
cerita memiliki tingkat
mudah dibaca yang baik
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
bagi siswa.
17.
Tata letak/sistematika
penulisan tidak terlalu
sempit memudahkan
siswa untuk membaca.
√
Total Skor 66
Rata-rata skor 3,89
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dosen ahli,
terlihat bahwa judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita
dengan baik, begitu pula dengan judul buku cerita yang menarik
minat siswa untuk membaca lebih lanjut. Pada judul cover buku
membawa pesan yang akan disampaikan dengan baik, namun
terdapat komentar yang membangun untuk perbaikan yaitu kura-
kura yang tidak begitu terlihat. Warna cover buku cerita menarik
minat siswa untuk membaca lebih lanjut dinilai baik oleh dosen
ahli, namun alangkah lebih baik lagi bila diberikan shadow.
Dilihat dari isi buku cerita, menurut dosen ahli, isi cerita
mudah dipahami oleh siswa kelas rendah dengan baik. Isi buku
cerita juga dinilai dengan sangat baik dapat memberikan
pembelajaran nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Isi buku cerita menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga mudah dibaca dan dipahami siswa kelas
rendah dengan baik. Begitu pula dengan isi buku cerita yang
memiliki gambar dan teks yang saling berhubungan, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
tampilan buku lebih dominan gambar dibandingkan teks dinilai
sangat baik, namun menurut dosen ahli gambar krem tanah dan
badan kura-kura hampir mirip sehingga harus dibedakan. Secara
keseluruhan isi buku cerita berhasil memikat siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita dengan sangat baik.
Buku cerita bergambar yang dihasilkan terdiri dari 24
halaman, sudah termasuk cover depan dan belakang. Menurut
dosen ahli, jika dilihat dari anatomi buku, alangkah lebih baik
apabila diberikan halaman. Begitu pula dengan pemilihan huruf,
dirasa kurang menarik menarik perhatian siswa sehingga perlu
diganti.
Secara keseluruhan hasil validasi buku cerita bergambar
oleh dosen ahli memperoleh skor total sebesar 66 dengan rata-rata
skor 3,89. Berdasarkan tabel konversi skala lima, buku cerita
bergambar yang dikembangkan oleh peneliti tergolong “baik”
sehingga layak diujicobakan setelah ada perbaikan berdasarkan
komentar yang telah diberikan.
2) Data Hasil Validasi Guru Kelas III
Validasi buku cerita bergambar dilakukan oleh dosen ahli
pada tanggal 22 November 2016. Berikut merupakan data hasil
validasi pada buku cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Cerita Bergambar oleh Guru
Kelas III
No. Aspek yang Dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4 5
A. Cover buku
1.
Judul buku cerita
mewakili keseluruhan isi
cerita.
√
2.
Judul buku cerita menarik
minat siswa untuk
membaca lebih lanjut.
√
3.
Judul cover buku
membawa pesan yang
akan disampaikan.
√
4.
Warna cover buku cerita
menarik minat siswa
untuk membaca lebih
lanjut.
√
B. Isi buku cerita
5. Isi cerita mudah dipahami
oleh siswa kelas rendah.
√
6.
Isi buku cerita
memberikan
pembelajaran nilai-nilai
pendidikan lingkungan
hidup berkaitan dengan
kegiatan sehari-hari.
√
7.
Isi buku cerita
menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mudah dibaca dan
dipahami siswa kelas
rendah.
8.
Isi buku cerita memiliki
gambar dan teks yang
saling berhubungan.
√
9.
Tampilan buku lebih
dominan gambar
dibandingkan teks.
√
10. Gambar buku cerita jelas
dan mudah dibedakan.
√
11.
Ilustrasi buku cerita
memperjelas latar,
rangkaian cerita,
penjiwaan dan karakter.
√
12.
Gaya dan ketepatan
bahasa cocok untuk siswa
kelas rendah.
√
13.
Isi buku berhasil memikat
siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita.
√
C. Anatomi buku
14. Rancangan halaman buku
tertata dengan baik.
√
15. Pemilihan jenis huruf
menarik perhatian siswa.
√
16.
Jenis huruf pada buku
cerita memiliki tingkat
mudah dibaca yang baik
bagi siswa.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
17.
Tata letak/sistematika
penulisan tidak terlalu
sempit memudahkan
siswa untuk membaca.
√
Total Skor 76
Rata-rata skor 4,47
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh guru kelas
III dapat diperoleh bahwa judul buku cerita mewakili keseluruhan
isi cerita dengan sangat baik. Judul buku cerita menarik minat
siswa untuk membaca lebih lanjut dengan baik, begitu pula dengan
judul cover buku membawa pesan yang akan disampaikan dan
warna cover buku cerita menarik minat siswa untuk membaca lebih
lanjut dengan baik.
Dilihat dari isi buku cerita, menurut guru kelas III, isi
buku cerita mudah dipahami siswa kelas rendah dengan sangat
baik. Isi buku cerita juga memberikan pembelajaran nilai-nilai
pendidikan lingkungan hidup berkaitan dengan kegiatan sehari-hari
dengan baik. Isi buku cerita menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga mudah dibaca dan dipahami siswa kelas rendah dengan
sangat baik, sama halnya dengan isi buku yang memiliki gambar
dan teks yang saling berhubungan. Isi buku cerita berhasil memikat
siswa untuk mengikuti jalan cerita dengan sangat baik.
Apabila dilihat dari anatomi buku, pemilihan jenis huruf
menarik perhatian siswa dengan baik. Jenis huruf memiliki tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
mudah dibaca oleh siswa dengan sangat baik. Guru memberikan
komentar, agar beberapa percakapan yang begitu panjang dan
sedikit sulit dipahami untuk diperbaiki. Secara keseluruhan, hasil
validasi buku cerita bergambar oleh guru kelas III memperoleh
total skor sebesar 76 dengan rata-rata skor 4,47. Berdasarkan tabel
konversi skala lima, buku cerita bergambar yang dikembangkan
oleh peneliti tergolong “sangat baik” sehingga layak diujicobakan
setelah ada perbaikan berdasarkan komentar yang telah diberikan.
3) Data Hasil Validasi Siswa Kelas III
Validasi buku cerita bergambar dilakukan oleh dosen ahli
pada tanggal 22 November 2016. Berikut merupakan data hasil
validasi pada buku cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 4.5 Hasil Validasi Buku Cerita Bergambar oleh Siswa
Kelas III
No. Aspek yang Dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4 5
A. Cover buku
1.
Judul buku cerita
menarik bagi siswa untuk
membaca.
√
2.
Warna cover buku cerita
menarik bagi siswa untuk
membaca.
√
B. Isi buku cerita
3. Isi cerita mudah
dipahami oleh siswa.
√
4.
Isi buku cerita memiliki
gambar dan teks yang
sesuai.
√
5.
Isi buku lebih banyak
gambar dibandingkan
tulisan.
√
6. Gambar buku cerita jelas. √
7.
Isi buku menarik bagi
siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita.
√
C. Anatomi buku
8. Halaman buku tertata
dengan baik.
√
9. Jenis huruf menarik
perhatian siswa.
√
10. Jenis huruf mudah dibaca √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
bagi siswa.
11.
penulisan tidak terlalu
sempit memudahkan
siswa untuk membaca.
√
Total Skor 50
Rata-rata skor 4,54
Berdasarkan hasil validasi oleh satu siswa kelas III,
diperoleh bahwa judul buku cerita dan warna cover buku cerita
menarik bagi siswa untuk membaca dengan sangat baik. Dilihat
dari isi, menurut salah satu siswa kelas III mengatakan bahwa isi
cerita mudah dipahami oleh siswa dengan baik. Isi buku cerita juga
dinilai sangat baik karena memiliki gambar dan teks yang sesuai
serta banyaknya gambar dibandingkan tulisan. Dilihat dari anatomi
buku, jenis huruf menarik perhatian siswa dengan sangat baik dan
jenis huruf mudah dibaca bagi siswa dengan sangat baik pula.
Namun, siswa memberikan komentar bahwa penulisan terlalu
sempit sehingga membuat siswa sedikit kesulitan dalam
membacanya. Secara keseluruhan, hasil validasi buku cerita
bergambar oleh siswa kelas III memperoleh total skor sebesar 50
dengan skor rata-rata 4,54. Berdasarkan tabel konversi skala lima,
buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti tergolong
“sangat baik” sehingga layak diujicobakan setelah ada perbaikan
berdasarkan komentar yang telah diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
e. Perbaikan Desain
Perbaikan desain atau revisi desain dilakukan peneliti
berdasarkan saran dan komentar yang diberikan oleh validator. Peneliti
telah melakukan perbaikan dari saran dan komentar agar produk yang
diperoleh lebih baik lagi. Berikut ini revisi produk yang telah dilakukan
oleh peneliti berdasarkan komentar validator.
Tabel 4.6 Komentar Dosen Ahli dan Revisi Produk
No Komentar Dosen Ahli Revisi
1.
Kura-kura tidak begitu terlihat
(krem tanah dan badan kura-
kura hampir mirip)
Warna badan kura-kura
dan tanah dibedakan
sehingga mudah dilihat
2. Diberikan shadow dan kontras
Memperbaiki gambar
dengan shadow dan
kontras
3. Diberikan halaman Memberikan halaman
agar mudah dibaca
4. Font diganti lebih menarik Memperbaiki jenis font
agar lebih menarik lagi
Berdasarkan komentar tersebut, peneliti melakukan revisi yang
dapat dilihat sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4.5 Sebelum Revisi Dosen Ahli
Gambar 4.6 Sesudah Revisi Dosen Ahli
Seperti yang terlihat pada gambar 4.5 sebelum revisi, warna
badan kura-kura dan tanah hampir sama sehingga membuat kura-kura
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
tidak terlihat, shadow dan kontras juga belum terlihat, halaman belum
diberikan serta jenis font yang kurang menarik perhatian siswa, begitu
pula dengan huruf “a” dan “o” yang mirip sehingga akan membuat
kesulitan bagi pembaca. Setelah dilakukan revisi yang terlihat pada
gambar 4.6 warna badan kura-kura dan tanah sudah berbeda sehingga
kura-kura dapat terlihat dengan jelas, shadow dan kontras juga sudah
terlihat, halaman juga sudah diberikan, serta jenis font sudah diganti
menjadi lebih menarik dengan huruf “a” dan “o” yang berbeda.
Tabel 4.7 Komentar Guru Kelas III dan Revisi Produk
No Komentar Dosen Ahli Revisi
1.
Percakapan yang begitu
panjang dan sedikit sulit
untuk dipahami.
Percakapan dibuat point-
point agar mudah dipahami
Berdasarkan komentar tersebut, peneliti melakukan revisi yang
dapat dilihat sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.7 Sebelum Revisi Guru Kelas III
Gambar 4.8 Sesudah Revisi Guru Kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Seperti yang terlihat pada gambar 4.7 sebelum revisi,
percakapan terlihat begitu panjang sehingga dapat membuat pembaca
kesulitan. Setelah dilakukan revisi yang terlihat pada gambar 4.8
percakapan dibuat menjadi poin-poin sehingga memudahkan pembaca.
Tabel 4.8
Tabel Komentar Siswa Kelas III dan Revisi Produk
No Komentar Dosen Ahli Revisi
1. Penulisan jangan terlalu
sempit agar mudah dibaca
Spasi dalam penulisan lebih
diperbesar lagi sehingga
mudah dibaca
Berdasarkan komentar tersebut, peneliti melakukan revisi yang
dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.9 Sebelum Revisi Siswa Kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4.10 Sesudah Revisi Siswa Kelas III
Seperti yang terlihat pada gambar 4.9 sebelum revisi, penulisan
narasi terlihat sangat sempit sehingga membuat pembaca merasa
kesulitan ditambah dengan penggunaan paragraf rata kanan kiri. Setelah
dilakukan revisi yang terlihat pada gambar 4.10 penulisan narasi lebih
sedikit renggang dan dibuat rata tengah sehingga memudahkan
pembaca.
f. Uji Coba Produk
Produk berupa buku cerita bergambar yang telah divalidasi oleh
satu dosen ahli, satu guru kelas III, dan satu siswa kelas III kemudian
direvisi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Setelah direvisi, tahap
selanjutnya adalah uji coba produk terbatas. Uji coba produk terbatas
dilakukan pada 6 orang siswa kelas III B di SD Kanisius Wirobrajan1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
untuk mengetahui pendapat siswa mengenai kualitas buku cerita. Uji
coba dilakukan pada tanggal 29 November 2016 pukul 11.25 dan
dilakukan selama 45 menit. Siswa diminta untuk membaca buku cerita
secara berurutan dari halaman pertama sampai halaman terakhir.
Kemudian siswa mengerjakan lembar refleksi dalam buku cerita
sebagai latian setelah membaca buku cerita. Setelah itu, peneliti
membagikan lembar kuesioner untuk mengetahui persepsi siswa
terhadap buku cerita yang telah dibaca. Kuesioner berisi 11 aitem
pertanyaan yang dapat digunakan untuk menunjukkan kualitas buku
cerita bergambar yang telah dihasilkan oleh peneliti.
Berdasarkan uji coba produk terbatas yang telah dilakukan oleh
6 orang siswa kelas III B di SD Kanisius Wirobrajan 1 mendapatkan
skor rata-rata 4,58 yang dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Berikut
adalah data uji coba yang diberikan oleh siswa:
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa
No.
Siswa
Nomor Kuesioner Total
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 50 4.5
2 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 3 49 4.4
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5
4 4 3 4 5 5 4 3 5 4 3 4 44 4
5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 51 4.6
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5
Rata-rata Total 4.58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2. Kualitas Buku Cerita Bergambar
Setelah mengetahui hasil validasi dari satu dosen ahli, satu guru
kelas III, dan satu siswa kelas III mengenai produk buku cerita bergambar,
maka dapat dihitung skor rata-rata dari semua validator. Berikut
merupakan hasil rekapitulasi dari ketiga validator yang akan disajikan
dalam bentuk tabel.
Tabel 4.10 Hasil Rekapitulasi Validator
Validator Rerata Kategori
Dosen Ahli 3,89 Baik
Guru Kelas III 4,47 Sangat Baik
Siswa Kelas III 4,54 Sangat Baik
Rata-rata 4,3 Sangat Baik
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas, dapat disimpulkan bahwa
buku cerita bergambar memperoleh skor rerata sebesar 4,3 dengan kategori
“sangat baik”. Hal tersebut ditunjukkan dari judul buku cerita mewakili
keseluruhan isi cerita, warna cover buku cerita menarik minat siswa untuk
membaca lebih lanjut, isi cerita mudah dipahami dan memberikan
pembelajaran nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup dengan kegiatan
sehari-hari, buku cerita menggunakan bahasa yang sederhana sehingga
mudah dibaca dan dipahami siswa, ilustrasi buku cerita memperjelas latar,
rangkaian cerita, penjiwaan dan karakter, pemilihan jenis huruf yang
menarik dan mudah dibaca, serta tata letak/ sistematika penulisan tidak
terlalu sempit sehingga memudahkan siswa untuk membaca. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
disajikan dalam bentuk diagram batang hasil rekapitulasi penilaian dapat
dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.11 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Validasi
B. Pembahasan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku cerita
bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran
membaca siswa kelas III. Buku cerita bergambar yang dihasilkan mendukung
Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah
upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik (Faizah, 2016: 2). Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
diwujudkan melalui kegiatan wajib membaca 15 menit sebelum waktu
pembelajaran dimulai. Selain itu, buku cerita bergambar ini juga mendukung
Program Adiwiyata. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan
dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya kebutuhan guru
dalam meningkatkan minat siswa dalam membaca serta kesadaran siswa akan
lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, media buku
cerita bergambar yang berbasis pendidikan lingkungan hidup sangat
dibutuhkan. Guru juga memberikan masukan dalam pembuatan buku cerita
diantaranya, buku cerita dibuat dengan topik yang menarik sehingga membuat
siswa dapat berimajinasi dan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami
oleh siswa. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi
imajinasi dengan cerita dan gambar-gambar yang dapat mendorong tumbuh
serta berkembangnya imajinasi anak. Lewat cerita verbal imajinasi sudah
terkembangkan, tetapi dengan ditambah gambar-gambar ilustrasi yang
mendukung cerita akan semakin dikonkretkan dan diperkuat (Nurgiyantoro,
2005: 161).
Perwujudan fisik dari buku cerita bergambar yang menarik menurut
guru adalah buku cerita bergambar yang full color, gambar dibuat menarik dan
diberikan narasi juga dialog sehingga dapat menumbuhkan minat membaca
siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Lukens (dalam Nurgiyantoro, 2005: 154)
bahwa ilusrasi gambar dan tulisan merupakan dua media yang berbeda, tetapi
dalam buku cerita bergambar keduanya secara bersama membentuk perpaduan.
Oleh karena itu, peneliti terdorong melakukan penelitian pengembangan buku
cerita bergambar yang berbasis lingkungan hidup pada siswa kelas III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Buku cerita bergambar yang dikembangkan dapat membantu guru
maupun orang tua dalam menyediakan media untuk menanamkan nilai-nilai
pendidikan kepada anak. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005: 160)
mengungkapkan bahwa buku cerita bergambar dapat membelajarkan anak
untuk bersikap dan bertingkah laku, verbal, dan non verbal, yang benar sesuai
dengan tuntutan kehidupan sosial-budaya masyarakat. Penggunaan buku cerita
bergambar untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan akan membuat anak
belajar tentang nilai-nilai tersebut dan tanpa disadari secara perlahan anak akan
mengadopsi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada buku cerita
bergambar yang dikembangkan dalam penelitian ini menanamkan Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH). Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan
upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau
elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu
permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat
untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan
untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang (Setyowati, 2014:
2). Dalam cerita tersebut terdapat sebuah kekacauan di hutan sehingga
menyebabkan beberapa kerusakan bahkan dampak yang meresahkan
kehidupan binatang di hutan.
Buku cerita bergambar ini ditujukan kepada siswa kelas III SD yaitu
anak dengan usia 9 tahun. Pada masa ini, menurut Piaget (dalam dalam Pratisti,
2008: 41) anak termasuk dalam tahap operasional konkret. Dimana dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tahap ini anak-anak mulai mampu berpikir logis untuk mengantikan cara
berpikir sebelumnya, namun masih membutuhkan contoh-contoh yang konkret.
Buku cerita bergambar yang dikembangkan dalam penelitian ini
memperoleh tanggapan yang baik dari dosen ahli, guru kelas tiga, dan siswa
setelah melalui proses pengembangan. Hasil validasi dari dosen ahli
memperoleh skor rata-rata 3,89 dengan kategori “baik”, sedangkan dari guru
kelas III memperoleh skor rata-rata 4,47 dengan kategori “sangat baik”, dan
hasil validasi dari satu siswa kelas III memperoleh skor rata-rata 4,54 dengan
kategori “sangat baik”. Berdasarkan hasil validasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa buku cerita bergambar termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan
skor rata-rata sebesar 4,3. Setelah divalidasi oleh validator, buku cerita
bergambar diperbaiki berdasarkan komentar dan saran dari validator. Setelah
perbaikan desain dilakukan, dilanjutkan dengan uji coba produk yang
dilakukan kepada 6 orang siswa kelas III B di SD Kanisius Wirobrajan 1 yang
menunjukkan kategori “sangat baik” dengan skor rata-rata sebesar 4,58. Hal
tersebut menunjukkan bahwa buku cerita bergambar yang dihasilkan memiliki
kualitas yang “sangat baik” dan layak untuk digunakan.
Beberapa hal yang menjadikan buku ini layak dijadikan acuan dalam
pembelajaran pendidikan lingkungan hidup adalah buku cerita yang mudah
dipahami anak. Cerita ini dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru
bahwa pendidikan lingkungan hidup perlu ditanamkan pada siswa. Tujuannya
adalah untuk mengajarkan siswa peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Pendidikan lingkungan tidak hanya memberikan pengetahuan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
lingkungan tetapi juga meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan dan
kepeduliannya dengan kondisi lingkungan (Hamzah, 2013: 35).
Cerita dari buku ini merupakan hasil dari karangan peneliti yang
dibuat imajinatif, menarik, dan memiliki nilai moral di dalamnya. Berdasarkan
hasil validasi dosen ahli , cerita yang dibuat oleh peneliti mudah dipahami oleh
siswa kelas rendah dengan baik. Isi buku juga berhasil memikat siswa untuk
terus mengikuti jalan cerita dengan sangat baik. Tema dan persoalan yang
dikisahkan dalam buku cerita bergambar berangkat dari kacamata anak
sehingga isi cerita tersebut komunikatif bagi pembaca atau pendengar anak-
anak (Nurgiyantoro, 2005: 159). Isi buku cerita dibuat oleh peneliti
menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat dipahami siswa. Bahasa
untuk bacaan anak harus sederhana, tetapi tidak perlu penyederhanaan yang
berlebihan, apalagi dalam buku cerita bergambar pemahaman kata-kata itu
berada dalam konteks cerita dan dapat dipahami bersama dengan bantuan
gambar (Nurgiyantoro, 2005: 157). Berikut contoh penggunaan bahasa pada
buku cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Gambar 4.12 Bahasa yang Digunakan dalam Buku Cerita
Gambar yang dibuat di dalam buku cerita menggunakan gambar
sketsa tangan yang sederhana, sehingga memberikan kesan simpel, modern,
dan jelas agar tidak mempersulit siswa. Gambar yang peneliti buat dalam buku
cerita adalah gambar-gambar yang jelas dan mudah dibedakan oleh siswa.
Gambar tersebut meliputi: gambar gajah, rusa, kura-kura, singa, ular, jerapah,
monyet, pohon, sungai, rumah, hutan, dll. Berdasarkan hasil validasi satu dosen
ahli, satu guru kelas III, dan satu orang siswa kelas III, gambar buku cerita
jelas dan mudah dibedakan. Tampilan buku juga lebih dominan gambar jika
dibandingkan dengan teks. Pada buku-buku bergambar untuk anak usia lebih
awal penampilan gambar biasanya lebih mencolok, lebih besar, lebih realistik,
dan menempati separuh halaman bawah atau halaman sebelah (Nurgiyantoro,
2005: 156).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Buku cerita bergambar yang dibuat peneliti adalah buku cerita dengan
tokoh binatang sesuai dengan hasil analisis kebutuhan. Karakter tokoh cerita
yang terdapat dalam cerita sangat bervariasi, antara lain peduli dengan
lingkungan, dewasa dan selalu menjadi penengah, semaunya sendiri, dan
bijaksana. Suasana yang ada dalam cerita adalah suasana yang penuh
kekacauan dan menegangkan. Selain itu, cerita dibuat dengan latar yang
beragam yaitu di tengah hutan, di depan rumah, dan di pinggir sungai. Berikut
merupakan salah satu contoh ilustrasi yang digunakan dalam buku cerita.
Gambar 4.13 Ilustrasi Cerita
Berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli dan guru kelas III, ilustrasi
buku cerita memperjelas latar, rangkaian cerita, penjiwaan, dan karakter
dengan baik. Gambar ilustrasi dalam buku cerita bergambar tidak menyajikan
gambar dengan mengusung maknanya sendiri, melainkan makna yang sejalan
dengan alur dan karakter tokoh (Nurgiyantoro, 2005: 156).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Judul dari cerita bergambar ini adalah “Tiga Sekawan Penyelamat
Desa”. Judul ini dibuat secara simpel dan menarik sesuai dengan topik yang
menceritakan tentang Tiga Sekawan yaitu Dedo, Sasa, dan Rara yang berniatan
untuk menyelamatkan desa dari kekacauan. Berdasarkan hasil validasi guru
kelas III, judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita dengan sangat baik,
sedangkan hasil validasi dosen mengatakan judul cerita mewakili keseluruhan
isi cerita dengan baik. Judul buku cerita bergambar hendaknya mampu
mewakili keseluruhan isi cerita dan dapat menarik minat untuk membaca lebih
lanjut (Effendy, Bangsa, & Yudani, 2013).
Sampul buku yang peneliti buat terdapat judul, gambar, dan warna.
Judul tidak secara langsung menonjolkan karakter yang ditanamkan. Gambar
yang terdapat pada sampul buku adalah gambar Dedo, Sasa, dan Rara yang
sedang berada di tengah hutan dengan kondisi banyak pohon-pohon yang
tumbang. Berdasarkan hasil validasi siswa kelas III, warna cover buku cerita
menarik minat siswa untuk membaca lebih lanjut dengan sangat baik,
sedangkan menurut dosen ahli dan guru kelas III, warna cover buku cerita
menarik minat siswa untuk membaca lebih lanjut dengan baik. Berikut
merupakan cover buku cerita bergambar ini yang memuat judul, gambar, dan
warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Gambar 4.14 Cover Buku Cerita Bergambar
Buku cerita ini memiliki 24 halaman termasuk sampul depan dan
sampul belakang. Buku cerita bergambar ini memiliki keterangan tambahan
kata pengantar yang terletak di halaman setelah cover depan, diikuti dengan
panduan penggunaan buku di halaman selanjutnya yang bertujuan untuk
memberikan petunjuk kepada pembaca bahwa buku cerita bergambar ini
memuat tentang pendidikan lingkungan hidup, pembelajaran membaca, serta
mendukung program Adiwiyata Sekolah dan Gerakan Literasi Sekolah.
Halaman selanjutnya berisi pengenalan tokoh utama dan di halaman terakhir
terdapat lembar refleksi yang bertujuan untuk guru maupun orang tua
mengajak anak merefleksikan buku cerita yang telah dibaca.
Jenis huruf yang peneliti gunakan dalam pengembangan buku cerita
bergambar ada 3 yaitu: (1) Arial dengan ukuran 16 untuk kata pengantar,
panduan penggunaan buku, lembar tokoh utama dalam cerita, dan refleksi; (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
International Playboy dengan ukuran 36 untuk nama penulis di halaman cover
dan ukuran 16 untuk dialog antar tokoh; (3) SF Plastic Comic dengan ukuran
62 untuk judul buku serta ukuran 16 untuk untuk narasi. Jenis huruf pada buku
cerita memiliki tingkat keterbacaan yang baik bagi anak-anak (Effendy,
Bangsa, & Yudani, 2013).
Tata letak/ sistematika penulisan tidak terlalu sempit sehingga
memudahkan siswa untuk membaca dengan sangat baik dan pemilihan jenis
huruf menarik perhatian siswa dengan baik. Hal tersebut diperoleh dari hasil
validasi guru kelas III. Buku yang memiliki rancangan halaman tertata baik,
yaitu pemilihan jenis huruf, jarak antar baris, tata letak halaman, luas cetak,
luas margin sangat menentukan kenyamanan dalam membaca (Mansoor, dalam
Santosa, 2008).
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa produk
buku cerita bergambar memiliki kualitas yang baik dan mendukung Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) dan Program Adiwiyata. Buku tersebut juga dapat
digunakan oleh guru dan orang tua untuk menanamkan pendidikan lingkungan
hidup kepada siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penilaian satu dosen
ahli, satu guru kelas III, dan satu siswa kelas III bahwa judul buku cerita
mewakili keseluruhan isi cerita. Judul buku cerita “Tiga Sekawan Penyelamat
Desa” menarik karena mudah diingat dan tidak terlalu panjang. Cerita dalam
buku menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Buku cerita disusun untuk memberikan pembelajaran nilai-nilai
pendidikan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Hal
tersebut dimulai dari karakter peduli terhadap lingkungan dari tokoh Dedo
yang mampu mengajak teman-temannya untuk merawat dan menjaga
lingkungan agar global warming tidak terus terjadi, serta karakter bijaksana
dari sang Raja yang mampu memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi
di hutan sehingga dapat membuat suasana hutan menjadi nyaman dan tentram
kembali.
Selain itu, perancangan halaman yang tertata dengan baik membuat
buku cerita mudah untuk dibaca. Ditambah dengan penggunaan jenis huruf
yang bervariasi sehingga dapat memunculkan ketertarikan bagi siswa untuk
membaca. Jenis huruf yang digunakan adalah Arial, International Playboy, dan
SF Plastic Comic. Ukuran huruf pada cerita adalah 16 dan ukuran huruf pada
judul buku adalah 62. Jenis dan ukuran huruf dipilih karena mudah dibaca dan
sesuai untuk anak dengan tata letak gambar dan tulisan disesuaikan ruang pada
buku cerita.
1. Kelebihan dan Kekurangan Produk
a. Kelebihan Produk
Melalui tahap validasi terhadap satu dosen ahli, satu guru kelas
III dan satu siswa kelas III serta tahap uji coba, peneliti menemukan
data mengenai kelebihan dari produk yang dikembangkan. Berikut
merupakan kelebihan-kelebihan dari produk yang dikembangkan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
1) Buku cerita bergambar menyajikan materi tentang pendidikan
lingkungan hidup.
2) Buku cerita bergambar dibuat dengan ukuran yang mudah dibawa
dan dengan ketebalan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
3) Buku cerita bergambar menggunakan bahasa yang sederhana.
4) Buku cerita bergambar disertai kata pengantar, panduan
penggunaan buku, lembar tokoh utama dalam cerita, serta di akhir
cerita terdapat lembar refleksi sebagai renungan yang akan
dilakukan oleh siswa setelah membaca buku cerita.
5) Buku cerita yang dihasilkan selain dapat digunakan oleh siswa
kelas rendah, dapat juga digunakan oleh guru maupun orang tua
untuk mengajarkan nilai peduli lingkungan pada anak. Namun,
tidak menutup kemungkinan buku cerita ini dapat digunakan pula
oleh pelajar maupun masyarakat umum.
b. Kekurangan Produk
Produk buku cerita yang dihasilkan tidak hanya memiliki
beberapa kelebihan saja, namun produk tersebut juga memiliki
beberapa kelemahan, yaitu:
1) Materi yang terdapat dalam buku cerita bergambar hanya terbatas
pada materi pendidikan lingkungan hidup.
2) Cerita yang dibuat merupakan karangan peneliti sendiri sehingga
terdapat kesalahan ejaan dan bahasa yang kurang baik. Setelah
perbaikan diharapkan buku cerita dapat diterima siswa SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku cerita
bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Proses pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan
lingkungan hidup dilakukan melalui 6 langkah, yaitu: (a) potensi dan
masalah; (b) mengumpulkan informasi; (c) desain produk; (d) validasi
produk; (e) perbaikan produk; (f) uji coba produk. Penelitian dan
pengembangan dilakukan melalui langkah-langkah pengembangan
tersebut sehingga dapat menghasilkan produk yang berupa buku cerita
bergambar.
2. Kualitas buku cerita bergambar yang dihasilkan tergolong “sangat baik”
dengan skor rata-rata sebesar 4,3. Hal tersebut ditunjukkan dari judul buku
cerita mewakili keseluruhan isi cerita, warna cover buku cerita menarik
minat siswa untuk membaca lebih lanjut, isi cerita mudah dipahami dan
memberikan pembelajaran nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup dengan
kegiatan sehari-hari, buku cerita menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga mudah dibaca dan dipahami siswa, ilustrasi buku cerita
memperjelas latar, rangkaian cerita, penjiwaan dan karakter, pemilihan
jenis huruf yang menarik dan mudah dibaca, serta tata letak/ sistematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
penulisan tidak terlalu sempit sehingga memudahkan siswa untuk
membaca.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan produk ini mempunyai beberapa
keterbatasan, antara lain:
1. Wawancara analisis kebutuhan hanya dilakukan di satu sekolah dan satu
orang guru SD sehingga akar permasalahan masih kurang mendalam dan
sangat sempit.
2. Pengembangan buku cerita hanya terbatas pada penanaman pendidikan
lingkungan hidup.
C. Saran
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini, ada beberapa
saran yang dapat memberikan manfaat. Adapun saran yang peneliti
sampaikan sebagai berikut.
1. Wawancara analisis kebutuhan dilakukan terhadap beberapa guru agar data
yang diperoleh mengenai kebutuhan siswa lebih luas dan mendalam.
2. Pengembangan buku cerita bergambar diperluas tidak hanya penanaman
lingkungan hidup, bisa ditambahkan untuk penanaman pendidikan
karakter, seperti disiplin, kreatif, mandiri,dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Refika Aditama.
Anggara, M.B., Waluyanto,H.D., & Zacky, A. 2014. Perancangan Buku Cerita
Bergambar Interaktif Pendidikan Karakter untuk Anak Usia 4-6 tahun.
Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Egan, Kieran. 2009. Pengajaran yang Inovatif. Jakarta: PT Indeks.
Faizah, Dewi Utama,dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Hamzah, Syukri. 2013. Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar.
Bandung: PT Refika Aditama.
Hasanuddin. 2015. Sastra Anak: Kajian Tema, Amanat, dan Teknik Penyampaian
Cerita Anak Terbitan Surat Kabar. Bandung: Angkasa.
Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Ngalimun & Alfulaila, N. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pandawa, Nurhayati,dkk. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Direktorat
Jendral Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa.
Pratisti, Wiwien Dinar. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Bogor: PT Indeks.
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Salim, Emil. 1979. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Mutiara.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembamgan.
Jakarta: Kencana.
Setyowati, Dewi L.,dkk. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sumaatmadja, Nursid. 1989. Studi Lingkungan Hidup. Bandung: Alumni.
Tampubolon, DP. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Toha-Sarumpet, R.K. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak: Edisi Revisi.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
______. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Wiedarti, Pangesti,dkk. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasae dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Widoyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
___________________. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Sumber Online:
Effendy, Y., Bangsa, G., & Yudani, H.D. 2013. Perancangan Buku Bergambar
Dang Gedunai untuk anak usia 4-5 tahun. Jurnal DKV Adiwarna,
Universitas Kristen Petra. Diunduh pada 31 Desember 2016 dari
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/749/651
Kemendikbud. 2016. Gerakan Indonesia Membaca: “Menumbuhkan Budaya
Membaca”. Diakses pada tanggal 30 Desember 2016 dari
http://www.paudni.kemdikbud.go.id/berita/8459.html
Santosa, Hari. 2008. Peran Buku Bacaan dan Lingkungan dalam Menunjang
Perkembangan Bahasa Anak. Diakses pada tanggal 2 Januari 2017 dari
http://digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/Peran%20buk
u%20bacaan%20dan%20lingkungan%20dalam%20menunjangperkemba
ngan%20bahasa%20anak.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 1
Hasil Wawancara dengan Guru Kelas III SD Kanisius Wirobrajan 1
No Daftar Pertanyaan
wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1.
Sejauh mana kesulitan
siswa dalam pembelajaran
membaca?
Masih ada dua siswa yang belum
lancar membaca, satu siswa masih
membaca dengan mengeja dan satu
anak lagi sudah bisa membaca namun
selalu memberikan jeda yang cukup
lama baru siswa tersebut akan
mengutarakan atau mengucapkan kata-
kata yang dibacanya.
Lainnya sudah lancar membaca namun
masih belum bisa membedakan antara
membaca dalam hati dan membaca
bersuara.
2.
Kesulitan apa saja yang
bapak/ibu temui ketika
mengajarkan kepada siswa
tentang pembelajaran
membaca?
Guru mengalami kesulitan dalam hal
menyimak. Masih banyak siswa yang
kurang berkonsentrasi dengan baik
ketika ada salah satu siswa yang
diminta untuk membaca dan yang
lainnya menyimak pasti mereka
melakukan sesuatu yang mengganggu
konsentrasinya dan ketika diminta
untuk meneruskan membaca mereka
cenderung tidak bisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3. Bagaimana minat siswa
dalam membaca?
Minat siswa siswa masih kurang,
karena hanya 40% dari 40 siswa kelas
III B atau tepatnya 16 dari 40 siswa
yang memiliki minat dalam membaca.
Sisanya masih kurang memiliki minat
baca, mereka juga belum memiliki
kesadaran akan pentingnya membaca,
bahkan untuk membaca saja mereka
perlu untuk diingatkan.
4.
Apakah bapak/ ibu merasa
membutuhkan buku cerita
untuk membantu siswa
dalam pembelajaran
membaca?
Guru merasa sangat perlu sekali buku
ceita untuk dapat meningkatkan minat
siswa dalam membaca.
5.
Apakah pendidikan
lingkungan hidup sudah
diimplementasikan dalam
pembelajaran di kelas?
Pendidikan lingkungan hidup sudah
mulai diterapkan di kelas mulai tugas
piket, namun masih ada beberapa anak
yang belum melakukan tugasnya
dengan baik.
6.
Apakah pendidikan
lingkungan hidup perlu
diajarkan kepada siswa?
Perlu, agar siswa peduli dengan
lingkungannya apalagi dengan
keberadaan sekolah yang berada di
kota sehingga kebanyakan siswa
berasal dari keluarga yang ekonominya
menengah ke atas. Hal tersebut
membuat anak kurang peduli dengan
lingkungan sekitarnya, maka dari itu
pendidikan lingkungan hidup perlu
diajarkan kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
7. Bagaimana kesadaran
siswa tentang lingkungan?
Kesadaran siswa akan lingkungan
masih kurang, karena sebagian dari
siswa harus diingatkan terus menerus
agar memiliki kesadaran tentang
lingkungan.
8.
Apakah bapak/ ibu
membutuhkan buku cerita
tentang pendidikan
lingkungan untuk
membantu meningkatkan
kesadaran siswa tentang
lingkungan melalui
pembelajaran membaca?
Perlu, karena siswa cenderung
melakukan sesuatu berdasarkan apa
yang dibaca oleh siswa dan melalui
membaca tersebut siswa dapat
mengimajinasikan hal tersebut. Selain
itu, mereka juga suka membandingkan
dengan apa yang dibaca.
9.
Saran apa yang bapak/ibu
berikan terkait dengan
buku cerita yang memuat
tentang pendidikan
lingkungan hidup untuk
membantu pembelajaran
membaca siswa?
Kata-kata dibuat sederhana sehingga
mudah dimengerti oleh siswa kelas III,
gambar lebih baik full color dan tidak
semua gambar maksudnya di bikin
seperti komik (ada dialognya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 2
Data Hasil Validasi Dosen Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 3
Data Hasil Validasi Guru Kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 4
Data Hasil Validasi Siswa Kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 5
Data Kuesiner Hasil Uji Coba Produk pada Siswa Kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 6
Rekapitulasi Data Hasil Validasi
Validator Rerata Kategori
Dosen Ahli 3,89 Baik
Guru Kelas III 4,47 Sangat Baik
Siswa Kelas III 4,54 Sangat Baik
Rata-rata 4,3 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Coba Siswa
No.
Siswa
Nomor Kuesioner Total
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 50 4.5
2 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 3 49 4.4
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5
4 4 3 4 5 5 4 3 5 4 3 4 44 4
5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 51 4.6
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5
Rata-rata Total 4.58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 8
Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 9
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 10
Dokumentasi
Siswa membaca buku cerita
Siswa membaca buku cerita
Peneliti mendampingi siswa dalam
membaca buku cerita
Peneliti foto dengan siswa
Validasi dengan guru kelas III dan satu siswa kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 11
Buku Cerita Bergambar (Terpisah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
RIWAYAT PENELITI
Agnes Andriyani lahir di Klaten, 13 Agustus 1995.
Anak kedua dari pasangan Bapak Petrus Clever Marsono dan
Ibu Maria Magdalena Sulastri. Peneliti memperoleh
pendidikan dasar di SD Kanisius Delanggu, Klaten, tamat
pada tahun 2007. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMP N 1 Delanggu, Klaten, tamat
pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas diperoleh di
SMA N 1 Wonosari, Klaten, tamat pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan
tercatat sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD). Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang
berjudul: “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan
Lingkungan Hidup untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas III B SD Kanisius
Wirobrajan 1”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI