pengembangan buku cerita bergambar berbasis …bergambar ini ditinjau dari tiga aspek, yaitu (1)...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS IV A SD NEGERI DAYUHARJO
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Sirilus Prasetya Nugraha
NIM: 131134052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS IV A SD NEGERI DAYUHARJO
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Sirilus Prasetya Nugraha
NIM: 131134052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
TUHAN YANG MAHA ESA
Orang tua penulis, Bapak Stefanus Singgih Nugraha dan Ibu Elizabeth Tri Ganef
Astuti yang selalu memberi kasih sayang, semangat, doa, dan dukungan serta
uang saku.
Kakak sekeluarga, Laurentius Eliffe Satya Nugraha, Valentina Heni Puspita, dan
keponakan penulis Giacinta Ayu Natasha yang tidak pernah lelah memberikan
hiburan dan canda tawa selama penulisan skripsi ini.
Guru kehidupan penulis, Yuniardi Arfiyanto yang tidak pernah lelah mengajak
penulis untuk belajar arti kehidupan selama kurang lebih 10 tahun terakhir.
Seseorang yang spesial, Ristiana Putri yang selalu direpotkan penulis dalam
bentuk perasaan, pikiran, tenaga, ataupun materi.
Teman-teman BadBoyz Racing yang telah memberikan hiburan dalam bentuk
apapun termasuk ngetrail bersama selama penyusunan skripsi ini.
Saudara-saudara, teman-teman, sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan
bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis.
Semua teman-teman PGSD angkatan 2013 yang telah berdinamika bersama.
Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan seluruh pendidik dalam
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Veni, Vidi, Vici”
-Julius Caesar-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 April 2017
Penulis
Sirilus Prasetya Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Sirilus Prasetya Nugraha
Nomor Mahasiswa : 131134052
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA
SISWA KELAS IV A SD NEGERI DAYUHARJO TAHUN AJARAN
2016/2017
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 28 April 2017
Yang menyatakan
Sirilus Prasetya Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA
SISWA KELAS IV A SD NEGERI DAYUHARJO TAHUN AJARAN
2016/2017
Sirilus Prasetya Nugraha
Universitas Sanata Dharma
2017
Membaca merupakan salah satu keterampilan dalam bidang bahasa.
Keterampilan membaca perlu diajarkan dengan benar kepada siswa di sekolah.
Agar minat membaca siswa meningkat perlu adanya media bacaan yang menarik.
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan buku cerita berbasis pendidikan
anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo
tahun ajaran 2016/2017.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan produk dan
mendeskripsikan kualitas produk. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan
pengembangan. Produk berupa buku cerita bergambar ini menggunakan prosedur
pengembangan modifikasi Borg and Gall dan Sugiyono. Modifikasi produk terdiri
dari 6 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain
produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Instrumen
dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuesioner.
Wawancara digunakan sebagai analisis kebutuhan kepada guru kelas IV A SD
Negeri Dayuharjo. Kuesioner digunakan untuk validasi desain kepada satu ahli
bahasa Indonesia, satu guru kelas IV A SD Negeri Dayuharjo, dan siswa kelas IV
A SD Negeri Dayuharjo serta uji coba produk kepada enam siswa kelas IV A SD
Negeri Dayuharjo.
Berdasarkan hasil validasi, didapat skor oleh ahli bahasa Indonesia
sejumlah 4,94, guru kelas IV A memperoleh skor 4,58, dan siswa kelas IV A
memperoleh skor 4,45. Rerata skor validasi yaitu 4,65 dengan kategori “sangat
baik”. Sedangkan uji coba produk kepada enam siswa kelas IV A memperoleh
hasil rerata sejumlah 4,72 dengan kategori “sangat baik”. Penilaian buku cerita
bergambar ini ditinjau dari tiga aspek, yaitu (1) sampul buku, (2) isi buku cerita,
dan (3) anatomi buku.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku cerita bergambar, pendidikan
anti korupsi, membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF ANTI-CORRUPTION EDUCATION BASED
PICTURE STORY BOOKS FOR READING LESSON FOR IV A
STUDENTS IN SD NEGERI DAYUHARJO ACADEMIC YEAR 2016/2017
Sirilus Prasetya Nugraha
Sanata Dharma University
2017
Reading is one of language skills. Reading skill should be taught properly
to students in schools. Attractive reading media are needed to increase students’
interest in reading. This study focuses on the development of anti-corruption
education based picture story books for reading lesson for IV A students in SD
Negeri Dayuharjo academic year 2016/2017.
The study aims to develop a product and describe the quality of the
product. This study is research and development study which employs modified
developmental procedure by Borg and Gall and Sugiyono to produce a picture
story books. Product modifications consist of 6 steps which include (1) potential
and problem (2) data gathering (3) product design (4) design validation (5) design
revision and (6) test product. The instruments used in this study were interview
and questionnaire. The interview served as needs analysis of home teachers in
Class IV A SD Negeri Dayuharjo. The questionnaire was used as design
validation for one Indonesian language expert, one home teacher in Class IV A
SD Negeri Dayuharjo, and students of Class IV A SD Negeri Dayuharjo.
Based on the validation result, score 4.94 was obtained from Indonesian
language expert, home teacher of Class IV A obtained score of 4.58, and students
of Class IV A obtained score of 4.45. The mean of validation score was 4.65 with
the category of “excellent”, while the test product to students of Class IV A
earned the mean of 4.72 with the category of “excellent”. The evaluation was
based on three aspects; (1) book cover, (2) story book content, and (3) book
anatomy.
Keywords: research and development, picture story book, anti-corruption
based education, reading
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah dan rahmatNya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran
membaca siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017 dapat
terselesaikan. Maksud dan tujuan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1) Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2) Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD.
3) Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD dan
dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan
dalam penyelesaian skripsi.
4) Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi., dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi.
5) Ahli bahasa Indonesia selaku validator yang telah membantu
memaksimalkan produk penelitian.
6) Guru kelas IV A SD Negeri Dayuharjo selaku narasumber dan
validator.
7) Siswa-siswi kelas IV A SD Negeri Dayuharjo selaku validator dan
subjek uji coba produk.
8) Para dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan
memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah.
9) Kepala sekolah dan para guru SD Negeri Dayuharjo yang telah
mengizinkan dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
10) Orang tua penulis, Bapak Stefanus Singgih Nugraha dan Ibu Elizabeth
Tri Ganef Astuti yang selalu memberi kasih sayang, semangat, doa,
dan dukungan serta uang saku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11) Kakak sekeluarga, Laurentius Eliffe Satya Nugraha, Valentina Heni
Puspita, dan keponakan penulis Giacinta Ayu Natasha yang tidak
pernah lelah memberikan hiburan dan canda tawa selama penulisan
skripsi ini.
12) Guru kehidupan penulis, Yuniardi Arfiyanto yang tidak pernah lelah
mengajak penulis untuk belajar arti kehidupan selama kurang lebih 10
tahun terakhir.
13) Seseorang yang spesial, Ristiana Putri yang selalu direpotkan penulis
dalam bentuk perasaan, pikiran, tenaga, ataupun materi.
14) Teman-teman BadBoyz Racing yang telah memberikan hiburan dalam
bentuk apapun termasuk ngetrail bersama selama penyusunan skripsi
ini
15) Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan turut
membantu dalam penyelesaian skripsi.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan rahmatNya
serta membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan berguna bagi banyak pihak.
Penulis
Sirilus Prasetya Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
1.5 Batasan Istilah ................................................................................ 6
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ....................................... 7
1.7 Analisis Kebutuhan ........................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 9
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak ............................................. 9
2.1.1.1 Tahap Perkembangan Anak ..................................................... 9
2.1.1.2 Perkembangan Anak SD Kelas Tinggi .................................... 12
2.1.2 Pengertian Membaca ................................................................... 14
2.1.2.1 Tujuan Membaca ..................................................................... 15
2.1.2.2 Jenis-jenis Membaca ................................................................ 17
2.1.3 Media Buku Cerita Bergambar ................................................... 20
2.1.3.1 Pengertian Media ..................................................................... 20
2.1.3.2 Jenis Media Pembelajaran ........................................................ 21
2.1.3.3 Buku Cerita Bergambar ........................................................... 25
2.1.3.4 Kriteria Buku Cerita yang Baik ............................................... 26
2.1.3.5 Unsur-unsur Cerita ................................................................... 28
2.1.4 Pendidikan Anti Korupsi ............................................................. 29
2.1.4.1 Tujuan Pendidikan Anti Korupsi ............................................. 32
2.1.4.2 Nilai-nilai dalam Pendidikan Anti Korupsi ............................. 33
2.1.5 Gerakan Literasi Sekolah ............................................................ 39
2.2 Penelitian yang Relevan ................................................................. 40
2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................... 44
2.4 Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 47
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 47
3.2 Prosedur Pengembangan ................................................................ 53
3.3 Setting Penelitian ........................................................................... 56
3.3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 56
3.3.2 Subjek Penelitian ........................................................................ 57
3.3.3 Waktu Pelaksanaan ..................................................................... 57
3.4 Uji Coba Terbatas .......................................................................... 57
3.4.1 Desain Uji Coba Terbatas ........................................................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.4.2 Subjek Uji Coba Terbatas ........................................................... 57
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 58
3.4.3.1 Wawancara ............................................................................... 58
3.4.3.2 Kuesioner ................................................................................. 60
3.4.4 Instrumen Penelitian ................................................................... 60
3.4.4.1 Kuesioner ................................................................................. 61
3.4.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 65
3.4.5.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................... 65
3.4.5.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ............................................. 66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 70
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan ..................................................... 70
4.1.1 Proses Pengembangan Buku Cerita Bergambar ......................... 70
4.1.1.1 Potensi dan Masalah ................................................................ 70
4.1.1.2 Pengumpulan Data ................................................................... 70
4.1.1.3 Desain Produk Awal ................................................................ 73
4.1.1.3.1 Konsep Buku ......................................................................... 73
4.1.1.3.2 Tokoh .................................................................................... 74
4.1.1.3.3 Format dan Ukuran Buku ...................................................... 74
4.1.1.3.4 Isi dan Tema Buku ................................................................ 74
4.1.1.3.5 Judul Buku ............................................................................ 75
4.1.1.3.6 Desain Gambar ...................................................................... 75
4.1.1.3.7 Teknik Pengerjaan ................................................................ 76
4.1.1.3.8 Warna .................................................................................... 79
4.1.1.3.9 Jenis Huruf ............................................................................ 79
4.1.1.3.10 Teknik Cetak ....................................................................... 79
4.1.1.4 Validasi Desain ........................................................................ 79
4.1.1.4.1 Data Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia .......................... 80
4.1.1.4.2 Data Hasil Validasi Guru Kelas IV A ................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.1.1.4.3 Data Hasil Validasi Satu Siswa Kelas IV A ......................... 81
4.1.1.5 Revisi Desain ........................................................................... 81
4.1.1.6 Uji Coba Produk ...................................................................... 84
4.1.2 Kualitas Buku Cerita Bergambar ................................................ 85
4.2 Pembahasan .................................................................................... 86
4.2.1 Buku Cerita Mudah Dipahami Anak .......................................... 87
4.2.2 Buku Cerita Menggunakan Ilustrasi yang Menarik .................... 88
4.2.3 Judul buku Cerita dan Sampul Buku Menarik Minat Siswa
untuk Membaca ........................................................................... 89
4.2.4 Buku Cerita Dirancang dengan Anatomi yang Sesuai
untuk Anak .................................................................................. 90
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 92
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 92
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 93
5.3 Saran .............................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94
LAMPIRAN .................................................................................................... 97
BIOGRAFI PENELITI ................................................................................. 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman pertanyaan wawancara guru kelas IV ......................... 59
Tabel 3.2 Acuan skor kuesioner validasi produk dan uji coba produk ....... 61
Tabel 3.3 Kisi-kisi uji validasi produk untuk ahli dan guru ........................ 62
Tabel 3.4 Instrumen kuesioner uji validasi produk untuk ahli dan guru ..... 62
Tabel 3.5 Kisi-kisi uji validasi produk untuk siswa .................................... 64
Tabel 3.6 Instrumen kuesioner validasi dan uji coba produk untuk siswa.. 64
Tabel 3.7 Rumus presentase kelayakan produk .......................................... 66
Tabel 3.8 Konversi nilai skala lima menurut Sukardjo ............................... 66
Tabel 3.9 Kriteria skala lima (Sukardjo, 2008: 101) ................................... 69
Tabel 4.1 Rangkuman hasil wawancara guru SD kelas IV A ..................... 71
Tabel 4.2 Masukan ahli dan revisi produk .................................................. 81
Tabel 4.3 Data rekapitulasi hasil uji coba produk terbatas siswa ............... 85
Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi validator ......................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literatur map penelitian yang relevan ........................................ 43
Bagan 3.1 Lngkah prosedur pengembangan model Borg and Gall.............. 52
Bagan 3.2 Langkah prosedur pengembangan model Sugiyono ................... 52
Bagan 3.3 Langkah prosedur pengembangan modifikasi model
Borg and Gall dan Sugiyono ....................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Judul buku cerita bergambar .................................................... 75
Gambar 4.2 Sketsa digital ............................................................................ 76
Gambar 4.3 Foto objek yang akan dijadikan sketsa gambar ....................... 76
Gambar 4.4 Hasil sketsa digital ................................................................... 77
Gambar 4.5 Hasil pewarnaan sketsa digital ................................................. 77
Gambar 4.6 Hasil editing menggunakan Cartoonize.net ............................. 78
Gambar 4.7 Hasil akhir sketsa ..................................................................... 78
Gambar 4.8 Revisi sampul produk .............................................................. 82
Gambar 4.9 Revisi kesalahan penulisan sesuai EYD .................................. 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo ................................................................................. 98
Lampiran 2 Data Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia ............................. 100
Lampiran 3 Data Hasil Validasi Guru Kelas IV A SD Negeri Dayuharjo .. 103
Lampiran 4 Data Hasil Validasi Siswa Kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo ................................................................................. 106
Lampiran 5 Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas pada Siswa Kelas IV A
SD Negeri Dayuharjo ............................................................... 109
Lampiran 6 Rekapitulasi Data Hasil Validasi ............................................. 127
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk Terbatas ......................... 128
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian ................................................................. 129
Lampiran 9 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................. 130
Lampiran 10 Dokumentasi ............................................................................ 131
Lampiran 11 Buku Cerita Bergambar (Terlampir) ........................................ 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini di era globalisasi banyak tuntutan yang harus dipenuhi salah
satunya adalah menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kreatif.
Salah satu cara untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas yaitu
dengan pendidikan. Pendidikan sangat berperan dalam mendukung terciptanya
sumber daya manusia yang berkualitas yaitu pendidikan yang dapat
mengembangkan bakat dan potensi siswa. Pendidikan dasar merupakan kunci
membentuk karakter siswa dalam sikap maupun penanaman konsep materi
pelajaran. Sekolah dasar adalah salah satu lembaga formal yang memfasilitasi
siswa dalam membentuk karakter dan menanamkan konsep materi pelajaran.
Proses penanaman konsep materi pelajaran tidak lepas dari buku bacaan. Siswa
juga harus lancar dalam membaca untuk kelangsungan proses pembelajaran.
Menurut Tarigan (dalam Muchlisoh, 1993: 119) menegaskan bahwa membaca
adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui
tulisan. Kegiatan membaca dilakukan untuk memperoleh ilmu atau pandangan
dari penulis mengenai hal/konsep yang bersangkutan.
Minat membaca siswa yang tinggi harus mendapat dukungan dari sekolah.
Fasilitas berupa perpustakaan dengan buku yang lengkap dan beragam serta
kompleks. Perpustakaan yang pengelolaannya benar dan baik mampu mendorong
minat siswa untuk berkunjung serta membaca buku. Sekolah berusaha untuk
memberikan pemahaman konsep kepada siswa dengan benar namun banyak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menghambat seperti fasilitas, pendidik, maupun siswa itu sendiri. Siswa yang
belum lancar membaca juga menghambat dalam proses pembelajaran.
Ketidaklancaran membaca dalam proses pembelajaran juga mempengaruhi minat
membaca siswa menjadi rendah. Selain itu, fasilitas sekolah seperti perpustakaan
yang pengelolaannya tidak benar dan buku-buku bacaan yang kurang lengkap
juga mempengaruhi minat membaca siswa.
Budaya membaca di Indonesia masih lemah, hal itu dibuktikan dengan
hasil survei sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat yang menempatkan
Indonesia di urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei (Paud-
dikmas.kemdikbud.go.id). Hasil survei tersebut tidak jauh berbeda dengan data
statistic UNESCO yang dilansir pada tahun 2012, data tersebut menyebutkan
bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya setiap 1.000
penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca (Paud-
dikmas.kemdikbud.go.id). Data tersebut diperkuat oleh hasil sensus Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2006 yang menunjukan sebesar 85,9 persen masyarakat
Indonesia memilih menonton televisi daripada mendengarkan radio (40,3%) dan
membaca koran (23,5%) (Paud-dikmas.kemdikbud.go.id).
Media pembelajaran adalah salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan
minat membaca siswa. Media pembelajaran mampu menunjang dalam kegiatan
belajar siswa. Media pembelajaran yang cocok digunakan terkait kegiatan
membaca adalah buku bacaan. Perkembangan intelektual pada usia sekolah dasar
menurut Piaget adalah tahap operasional konkret. Tahap operasional konkret
tersebut, anak sudah menuju ke pemikiran yang lebih logis. Sedangkan
perkembangan siswa sekolah dasar kelas tinggi menurut Agustina (2014: 93)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
adalah realistis, ingin tahu, ingin belajar, dan memiliki minat terhadap kehidupan
praktis sehari-hari yang konkret. Di dalam perkembangan usia anak tersebut salah
satu media pembelajaran membaca yang tepat digunakan untuk siswa adalah
media buku cerita bergambar. Media buku cerita bergambar dapat menumbuhkan
minat siswa untuk membaca karena didalamnya terdapat cerita yang menarik serta
didukung dengan gambar-gambar yang imajinatif.
Isi buku cerita bergambar yang benar adalah cerita yang memberikan
dampak positif untuk pembaca atau siswa itu sendiri. Cerita-cerita yang dapat
membantu siswa dalam membentuk karakter menjadi lebih baik. Isi cerita dapat
diambil dari isu-isu yang ada saat ini. Salah satunya adalah korupsi. Korupsi
merupakan keburukan, ketidakbaikan, kecurangan bahkan kedzaliman, yang
akibatnya akan merusak dan menghancurkan tata kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa, dan bahkan negara (Syarbini, 2014: 6). Di dalam
perkembangannya, pemerintah berupaya memberantas korupsi salah satunya
melalui bidang dunia pendidikan. Pendidikan anti korupsi adalah penanaman dan
penguatan nilai-nilai dasar yang diharapkan mampu membentuk sikap anti
korupsi dalam diri peserta didik (Wijaya, 2014: 24). Oleh sebab itu, pendidikan
berperan besar dalam membantu pemerintah untuk mengupayakan pemberantasan
korupsi melalui pendidikan anti korupsi.
Analisis kebutuhan yang dilaksanakan berupa wawancara. Wawancara
dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2017 dengan guru kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo. Guru tersebut menyatakan bahwa untuk saat ini pendidikan anti
korupsi sudah diberikan pada tema tingkah laku dan penerapannya tentang nilai
kejujuran namun dalam penerapannya masih terbatas pada bacaan serta belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kompleks. Guru sudah berusaha menerapkan pendidikan anti korupsi melalui
kegiatan siswa seperti saat ulangan tidak boleh mencontek dan jika melanggar ada
sanksi yang harus didapatkan siswa. Menurut guru kelas ada dua dari 24 siswa
yang mengalami kesulitan membaca. Guru kelas menegaskan bahwa kesulitan
membaca yang dihadapi siswa adalah karena kurangnya kepedulian dan waktu
belajar terbimbing dari orang tua berkaitan dengan perkembangan belajar siswa.
Sedangkan kesulitan guru kelas berkaitan pembelajaran membaca adalah didalam
kurikulum 2013 saat pembelajaran berlangsung siswa tidak dapat terfokus pada
satu materi karena saling berkaitan sementara siswa yang mengalami kesulitan
membaca semangatnya justru semakin melemah. Siswa kelas IV A tertarik
dengan buku cerita bergambar. Sekolah sendiri menyediakan banyak buku cerita
bergambar dan sekolah juga menjadwal setiap kelas untuk meminjam buku di
perpustakaan seminggu dua kali. Di dalam kenyataannya sekolah sangat
membutuhkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi karena
sangat membantu pemahaman siswa dan membuat siswa lebih tertarik untuk
membaca.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan sebelumnya serta hasil
wawancara tersebut, peneliti melihat pentingnya kegiatan membaca dan
pendidikan anti korupsi untuk siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo. Oleh
karena itu, peneliti akan melakukan pengembangan buku cerita bergambar. Buku
cerita bergambar yang dikembangkan adalah buku cerita bergambar yang
mencakup kebutuhan siswa dan guru dengan judul “Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca
Siswa Kelas IV A SD Negeri Dayuharjo Tahun Ajaran 2016/2017”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan
anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo?
1.2.2 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi
untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo.
1.3.2 Mendeskripsikan kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Siswa
Produk akhir penelitian ini berupa buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi. Produk ini diharapkan dapat membantu siswa
dalam pembelajaran membaca agar dapat meningkatkan kemampuan
membaca dan khususnya untuk siswa yang belum lancar dalam membaca
karena produk ditunjang dengan gambar-gambar yang dapat menarik
imajinasi dan minat membaca siswa. Dengan membaca buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini, siswa diharapkan dapat
mengenal terkait pendidikan anti korupsi dan mengenal nilai-nilai yang
ada didalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4.2 Bagi Guru
Buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini dapat menjadi
salah satu alternatif guru sehubung dengan pembelajaran membaca dan
khususnya tentang pendidikan anti korupsi. Penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan guru sebagai salah satu variasi media pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar.
1.4.3 Bagi Sekolah
Sekolah dapat menggunakan buku cerita bergambar berbasis pendidikan
anti korupsi ini sebagai acuan untuk mengembangkan buku cerita
bergambar dalam pembelajaran membaca kelas tinggi.
1.4.4 Bagi Prodi PGSD
Penelitian ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata
Dharma terkait dengan pengembangan buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi untuk pelajaran membaca kelas IV SD.
1.4.5 Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dan pengetahuan serta wawasan baru terkait
dengan pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi dan terkait juga pada pembelajaran membaca. Penelitian ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa lebih mengerti pentingnya
manfaat buku cerita bergambar, khususnya dalam pembelajaran membaca.
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Buku cerita bergambar adalah buku yang didalamnya didesain dengan
menarik dan mengandung ilustrasi yang menghubungkan antara cerita dan
gambar serta dapat merangsang daya imajinasi pembacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.5.2 Pendidikan anti korupsi adalah proses usaha dalam mencegah perbuatan-
perbuatan yang berhubungan dengan korupsi.
1.5.3 Membaca adalah kegiatan yang dilakukan oleh pembaca untuk
mendapatkan informasi atau pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media tulisan.
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1.6.1 Buku cerita bergambar berukuran A4.
1.6.2 Judul buku cerita bergambar “Sehari Bersama Estu”.
1.6.3 Sampul buku cerita bergambar menggunakan kertas Ivory 230 gsm dengan
laminasi kering jenis doff.
1.6.4 Isi buku cerita bergambar menggunakan kertas Art Paper 150 gsm.
1.6.5 Jemis huruf yang digunakan dalam buku cerita bergambar adalah One
Stroke Script LET, Arial, dan Kristen ITC.
1.6.6 Buku cerita bergambar ini dilengkapi dengan desain yang menarik serta
cerita yang menanamkan nilai-nilai luhur mengenai kejujuran, tanggung
jawab, kedisiplinan, dan kepedulian.
1.7 Analisis Kebutuhan
Langkah awal penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca ini adalah dengan
melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini dilaksanakan dengan
melakukan wawancara guru. Analisis kebutuhan dilaksanakan di SD Negeri
Dayuharjo yang beralamat di Jl Damai, Prujakan, Sinduharjo, Kec. Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Wawancara ditujukan kepada guru kelas IV A, yaitu Bapak Agus Rahman
pada tanggal 26 Januari 2017. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca kelas IV A dalam
pembelajaran membaca. Wawancara ini juga untuk mengetahui sejauh mana
ketersediaan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi sebagai
penunjang pembelajaran membaca di SD tersebut. Selain itu, wawancara juga
dilakukan untuk memperoleh saran dalam pengembangan buku cerita bergambar
berbasis pendidikan anti korupsi. Hal ini bertujuan agar buku cerita bergambar
yang dikembangkan oleh peneliti dapat membantu dan memudahkan siswa dalam
pembelajaran membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak
2.1.1.1 Tahap Perkembangan Anak
Manusia pada hakikatnya mengalami perubahan, baik perubahan dalam
bentuk fisik maupun psikologis. Perkembangan itu terjadi secara terus-menerus
dan bertahap. Menurut Piaget (dalam Salkind, 2009: 311) perkembangan adalah
proses spontan dengan cakupan luas yang berakibat pada gejala pertambahan
secara terus-menerus, modifikasi, dan penyusunan ulang (reorganisasi) struktur-
struktur psikologis.
Jean Piaget membagi perkembangan intelektual menjadi empat tahap,
yaitu (1) tahapan sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia dua
tahun, (2) tahapan praoperasional yang berlangsung dari usia dua sampai usia
tujuh tahun, (3) tahapan operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh
sampai 12 tahun, dan (4) tahapan operasional formal yang berlangsung dari usia
12 tahun sampai masa dewasa (Salkind, 2009: 326).
Tahap perkembangan pertama disebut dengan tahapan sensorimotor,
dimulai sejak lahir sampai berakhir pada usia dua tahun. Tahapan ini ditandai
dengan adanya refleks-refleks sederhana pada bayi yang baru lahir dengan
dimulainya pikiran simbolis pada bayi yang menggambarkan bahasa anak usia
dini (Salkind, 2009: 327). Dalam tahapan ini Piaget mengungkapkan ada enam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
subtahapan yaitu, (1) refleksif pada usia 0-1 bulan, (2) reaksi-reaksi siklus primer
pada usia 1-4 bulan, (3) reaksi-reaksi siklus sekunder pada usia 4-8 bulan, (4)
koordinasi skemata sekunder pada usia 8-12 bulan, (5) reaksi-reaksi siklus tersier
pada usia 12-18 bulan, dan (6) representasi simbolik pada usia 18-24 bulan
(Salkind, 2009: 328). Karakteristik utama dalam tahap ini adalah bahwa anak
belajar lewat koordinasi persepsi indera dan aktivitas motor serta
mengembangkan pemahaman sebab-akibat atau hubungan-hubungan berdasarkan
sesuatu yang dapat diraih atau dapat berkontak langsung (Nurgiyantoro, 2005:
50).
Tahap kedua adalah tahapan praoperasional. Ciri khas dalam tahapan ini
adalah intelegensi simbolik. Pada tahap ini anak belajar merekayasa simbol-
simbol yang merepresentasikan lingkungan termasuk bahasa. Permulaan dan
perkembangan bahasa merupakan kejadian yang paling berarti dalam tahapan ini
(Salkind, 2009: 335). Tahap praoperasional memiliki karakteristik antara lain
adalah bahwa (i) anak mulai balajar mengaktualisasikan dirinya lewat bahasa,
bermain, dan menggambar (corat-coret), (ii) jalan pikiran anak masih bersifat
egosentris, menempatkan dirinya sebagai pusat dunia, yang didasarkan persepsi
segera dan pengalaman langsung karena masih kesulitan menempatkan dirinya
diantara orang lain, (iii) anak mempergunakan simbol dengan cara elementer yang
pada awalnya lewat gerakan tertentu dan kemudian lewat bahasa dalam
pembicaraan, dan (iv) pada masa in anak mengalami proses asimilasi dimana anak
mengasimilasikan sesuatu yang didengar, dilihat, dan dirasakan dengan cara
menerima ide-ide tersebut ke dalam suatu bentuk skema di dalam kognisinya
(Nurgiyantoro, 2005: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tahap ketiga adalah tahapan operasional konkret. Pada tahap ini anak
sudah menuju ke pemikiran yang berbasis logis atau logika. Anak mampu
melaksanakan konservasi, menjalankan operasi, dan menguasai berbagai macam
tugas kognitif (Salkind, 2009: 342). Ada empat karakterisitik pada tahap ini
menurut Nurgiyantoro (2005: 52) antara lain adalah (i) anak dapat membuat
klasifikasi sederhana, mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat umum,
misalnya klasifikasi warna, klasifikasi karakter tertentu, (ii) anak dapat membuat
urutan sesuatu secara semestinya, mengurutkan abjad, angka, besar-kecil, dan
lain-lain, (iii) anak mulai dapat mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan
masa depan, dan (iv) anak mulai dapat berpikir argumentatif dan memecahkan
masalah sederhana, ada kecenderungan memperoleh ide-ide sebagaimana yang
dilakukan orang dewasa, namun belum dapat berpikir tentang sesuatu yang
abstrak karena jalan berpikirnya masih terbatas pada situasi konkret.
Tahap perkembangan keempat adalah tahapan operasional formal. Pada
tahap ini anak mampu menyelesaikan berbagai persoalan mengenai berbagai hal
yang berlawanan dengan kenyataan. Anak pada masa ini mampu menggunakan
pertimbangan pada masa lalu dan masa depan ketika dihadapkan dengan situasi
baru yang belum pernah dialami. Pemikiran pada tahap ini ditandai oleh kepekaan
terhadap orang lain, kemampuan untuk menghadapi pertentangan, dan
kemampuan untuk menangani logika kombinasi dan permutasi (Salkind, 2009:
350). Karakteristik penting dalam tahap ini antara lain adalah sebagai berikut, (i)
anak sudah mampu berpikir “secara ilmiah”, berpikir teoritis, berargumentasi, dan
menguji hipotesis yang mengutamakan kemampuan berpikir dan (ii) anak sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mampu memecahkan masalah secara logis dengan melibatkan berbagai masalah
yang terkait (Nurgiyantoro, 2005: 53).
Di dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penyusunan buku cerita
bergambar dengan mempertimbangkan perkembangan kognitif operasional
konkret berdasarkan usia anak kelas IV SD yang memiliki kemampuan berpikir
secara logis namun memiliki kecenderungan belum mampu untuk berpikir secara
abstrak. Terkait dengan hal itu, peneliti menyusun buku cerita bergambar anak
yang menampilkan cerita dengan sifat nyata dan mengangkat masalah sederhana
bertemakan pendidikan anti korupsi.
2.1.1.2 Perkembangan Anak SD Kelas Tinggi
Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan formal pertama didalam
tingkatannya. Di sekolah dasar, tingkatan dapat dibagi menjadi dua yaitu kelas
rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah meliputi kelas satu, dua, dan tiga sedangkan
untuk kelas tinggi meliputi kelas empat, lima, dan enam. Pada masa ini, anak
menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Sugiyanto dan Sudjarwo
(dalam Agustina, 2014: 93) menjelaskan karakteristik anak pada masa kelas-kelas
tinggi sekolah dasar usia 10-12 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa
ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret;
2. Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar;
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Sampai kira-kira umur II tahun anak dapat membutuhkan seorang guru
orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi
keinginannya. Setelah kira-kira umur II tahun pada umumnya anak
menghadapi tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya
sendiri;
5. Pada masa ini anak memandang (nilai rapot) sebagai ukuran yang tepat
(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah;
6. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama; dan
7. Mengembangkan kata hati, moralitas suatu skala nilai-nilai Somantri
(dalam Agustina, 2014: 95).
Manusia memiliki tugas dalam setiap perkembangannya. Hasil yang
positif didapat dari perkembangan yang baik daripada manusianya sendiri.
Agustina memaparkan beberapa tugas perkembangan manusia dalam usia
sekolah. Tugas perkembangan manusia usia sekolah menurut Agustina (2014: 34-
35) yakni:
1. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain;
2. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme
yang sedang tumbuh;
3. Belajar bergaul dan bersahabat dengan anak-anak sebaya;
4. Belajar peranan jenis kelamin;
5. Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan
berhitung;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan
kehidupan sehari-hari;
7. Mengembangkan kata hati, moralitas dan skala nilai-nilai; dan
8. Belajar membebaskan ketergantungan diri.
2.1.2 Pengertian Membaca
Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan membaca. Membaca
merupakan sarana dalam menemukan berbagai informasi yang ingin disampaikan
oleh penulis kepada pembaca. Menurut Subyakto-Nababan (1993: 164) membaca
adalah suatu aktivitas yang rumit atau kompleks karena bergantung pada
keterampilan berbahasa pelajar, dan pada tingkat penalarannya. Hal itu
membuktikan bahwa membaca membutuhkan keterampilan dan penalaran.
Sependapat dengan Rahim (2007: 2) membaca pada hakikatnya adalah suatu yang
rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.
Sedangkan membaca menurut Soedarso (1988: 4) adalah aktivitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Keterampilan
membaca lebih ditentukan oleh tiga hal, yaitu tahap perkembangan kemampuan
membaca, teori yang digunakan untuk mendasari rancangan intervensi, dan
kualitas instruksi serta interaksi antara orang tua siswa dan guru, terapis, atau tutor
(Kumara, 2014: 21).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan
suatu kegiatan kompleks yang memerlukan penalaran dan keterampilan diri dalam
memperoleh informasi terkait dengan isi dari tulisan tersebut. Keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
membaca dan penalaran lebih dibutuhkan dalam memperoleh informasi berkaitan
dengan kegiatan membaca. Pada penelitian ini, peneliti mengajak siswa kelas IV
SD untuk belajar membaca dengan cara mengenalkan siswa pada bahan bacaan
berupa buku cerita bergambar dengan bertemakan pendidikan anti korupsi. Siswa
dibimbing untuk belajar membaca dan memahami isi cerita serta dilengkapi
dengan gambar atau ilustrasi yang mendukung. Selain belajar membaca, siswa
diharapkan mampu menangkap nilai-nilai luhur berkaitan dengan pendidikan anti
korupsi yang terdapat dalam cerita tersebut.
2.1.2.1 Tujuan Membaca
Tujuan proses membaca adalah menerima atau memahami pesan yang
terkandung dalam teks/tulisan (Kumara, 2014: 1). Kegiatan membaca mampu
memperkaya seseorang dalam memperoleh informasi. Hal ini merupakan salah
satu dari tujuan kegiatan membaca. Menurut Supriyadi (1993: 117) tujuan
membaca dikelompokkan sebagai berikut:
1. Mengisi waktu luang atau mencari hiburan;
2. Kepentingan studi (secara akademik);
3. Mencari informasi, menambah ilmu pengetahuan; dan
4. Memperkaya perbendaharaan kosakata, dan lain-lain.
Tujuan kegiatan membaca juga disampaikan oleh Subyakto-Nababan
(1993: 164-165) sebagai berikut:
1. Untuk mengerti atau memahami isi/pesan yang terkandung dalam satu
bacaan seefisien mungkin; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Morrow (dalam Subyakto-Nababan, 1993: 164-165) mengatakan bahwa
tujuan membaca ialah untuk mencari informasi yang, (1) kognitif dan
intelektual, yakni yang digunakan seseorang untuk menambah
keilmiahannya sendiri, (2) referensial dan faktual, yakni yang digunakan
seseorang untuk mengetahui fakta-fakta nyata di dunia ini, dan (3) afektif
dan emosional, yakni yang digunakan seseorang untuk mencari
kenikmatan dalam membaca.
Rahim menambahkan beberapa tujuan membaca. Tujuan membaca itu
sendiri mencakup (Rahim, 2007: 11-12):
1. Kesenangan;
2. Menyempurnakan membaca nyaring;
3. Menggunakan strategi tertentu;
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; dan
8. Menampilkan sesuatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks.
Berdasarkan pendapat teori di atas, tujuan membaca dikelompokan
menjadi beberapa bagian yaitu berkaitan dengan intelektual seperti menambah
ilmu pengetahuan, memperkaya perbendaharaan kosakata, dan lain-lain. Faktual
seperti mencari informasi, mengatikan informasi, mengkonfirmasi atau menolan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
prediksi, dan lain-lain. Emosional seperti mencari hiburan, kesenangan, dan lain-
lain.
2.1.2.2 Jenis-jenis Membaca
Pembelajaran membaca di SD tentu memiliki berbagai macam jenis. Dari
berbagai macam jenis tentu memiliki tujuan untuk keterampilan siswa dalam
pembelajan membaca. Macam-macam jenis membaca menurut Muchlisoh (1993:
121-156) dijabarkan sebagai berikut:
1. Membaca teknik
Membaca teknik ialah jenis membaca yang diberikan di sekolah dasar
dengan tujuan agar para siswa dapat melafalkan kata-kata bahasa
Indonesia, dapat mengintonasikan frase, mengintonasikan kalimat-kalimat
bahasa Indonesia secara benar, serta mengetahui isi bacaannya. Bahan
membaca teknik dapat diambil dari buku paket, buku pelengkap, buku
rujukan, majalah, koran dan sebagainya. Dalam membaca teknik tentu ada
tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut antara lain, (1) dapat
mengucapkan kata-kata bahasa Indonesia secara tepat, (2) menguasai
tanda baca atau pungtuasi yang banyak dipakai dalam tulisan bahasa
Indonesia, (3) dapat membaca tanpa tertegun-tegun atau terbata-bata, (4)
volume suara ajeg, (5) kecepatan bacaan ajeg, (6) pembaca mengetahui
serta memahami bahan bacaan, dan (7) percaya pada diri sendiri.
2. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca untuk orang-orang
yang telah dewasa namun di sekolah dasar jenis membaca dalam hati ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
belum dapat diberikan secara mutlak dan bersifat pelatihan. Siswa SD
masih diberikan kelonggaran dalam membaca dalam hati seperti membaca
dengan suara lirih seperti orang berbisik-bisik. Dalam menguji siswa, guru
memberikan pertanyaan yang sifatnya ingatan. Tujuan dari membaca
dalam hati untuk siswa SD ini adalah untuk mendapatkan informasi dari
suatu bacaan dengan memahami isi bacaan secara cepat dan cermat.
Keterampilan yang dibentuk dari kegiatan membaca dalam hati adalah, (1)
membaca tidak bersuara, (2) tanpa disertai gerakan-gerakan anggota
badan, (3) tidak perlu merisaukan isinya, meskipun tidak cocok, (4)
berkonsentrasi fisik dan mental, (5) dapat mengungkapkan kembali isi
bacaan.
3. Membaca bahasa
Membaca bahasa memiliki kesamaan dengan membaca dalam hati yaitu
sama dalam hal tidak bersuara sewaktu melaksanakan kegiatan membaca.
Di sekolah dasar membaca bahasa sudah diajarkan sejak kelas III. Tujuan
membaca bahasa yaitu bertambahnya kosakata dan bertambahnya
pengetahuan tata bentukan kata, tata kalimat, tata tulis, dan semantik para
siswa. Secara umum tujuannya ialah memperkaya wawasan bahasa
Indonesia para siswa.
4. Membaca pustaka
Membaca pustaka ini diberikan kepada para siswa di sekolah dasar.
Membaca pustaka ini bermanfaat bagi siswa dalam menambah informasi
beberapa bidang ilmu pengetahuan yang tidak diperoleh di dalam kelas,
mengembangkan wawasan anak, memberikan selingan dari bacaan-bacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang berat, menikmati keindahan bacaan, dan sebagainya. Sumber utama
dalam membaca pustaka ini adalah sumber-sumber atau buku-buku yang
disediakan oleh perpustakaan. Kegiatan membaca pustaka dapat
membantu dalam mengisi kekosongan kelas karena adanya gangguan saat
kegiatan belajar-mengajar.
5. Membaca cepat
Membaca cepat yaitu jenis membaca yang diberikan di sekolah dasar
dengan tujuan agar para siswa dalam waktu yang singkat dapat membaca
secara lancar, serta dapat memahami isinya. Yang perlu diperhatikan guru
dalam membaca cepat adalah, (1) lingkungan kelas yang tenang, (2)
latihan memperoleh deretan kata secara maksimal harus selalu diusahakan,
(3) tidak ada suara ketika kegiatan berlangsung, dan (4) siswa dilatih
mencari atau menemukan inti paragraf atau bacaan.
6. Membaca indah (Estetika)
Membaca indah adalah membaca emosional. Tujuan dari kegiatan ini
adalah siswa dapat memperoleh keindahan dari suatu bacaan. Perhatian
utama dalam kegiatan ini adalah ketepatan melafalkan kata, ketepatan
jeda, ketepatan mengintonasikan kalimat berita, kalimat tanya, dan jenis-
jenis kalimat lainnya. Bahan ajar kegiatan ini antara lain seperti puisi,
prosa lirik, prosa, drama, komik, dan sebagainya. Di sekolah dasar
membaca indah harus memenuhi ketentuan syarat sebagai berikut, (1)
mengandung nilai-nilai pendidikan, (2) bahasanya lugas, (3) sesuai dengan
tingkat umur dan kematangan jiwa anak, dan (4) bahan diusahakan pendek
atau tidak terlalu panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
membaca bermacam-macam. Diantaranya adalah (1) membaca teknik, (2)
membaca dalam hati, (3) membaca bahasa, (4) membaca pustaka, (5) membaca
cepat, dan (6) membaca indah. Setiap jenis kegiatan membaca tersebut memiliki
tujuan dan ketercapaian keterampilan. Macam jenis kegiatan membaca tersebut
diterapkan dan diajarkan di sekolah dasar. Dengan mempelajari jenis-jenis
membaca siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan-keterampilan terkait
dengan kegiatan membaca.
2.1.3 Media Buku Cerita Bergambar
2.1.3.1 Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Dengan
demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan (Djamarah, 2010: 120). Menurut Sadiman (1986: 7) media adalah bentuk-
bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Sedangkan Djamarah (2010: 121) mengungkapkan bahwa media adalah alat bantu
apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran. Dengan demikian, media dapat diartikan sebagai alat bantu dalam
bentuk apapun yang dapat dijadikan sebagai penyampai pesan kepada penerima
pesan. Media dapat digunakan untuk alat bantu belajar. Media yang digunakan
untuk mendukung kegiatan belajar merupakan media pembelajaran. Dengan
bantuan media pembelajaran diharapkan siswa dapat lebih memahami maksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan tujuan yang akan dicapai. Beberapa manfaat media pembelajaran yang
diutarakan oleh Sudjana (1990: 2) adalah sebagai berikut:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
motivasi belajar;
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik;
3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran; dan
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Pengembangan media pembelajaran diharapkan mampu menunjang dalam
kegiatan belajar-mengajar dan memberikan dampak positif serta manfaat bagi
guru maupun siswa.
2.1.3.2 Jenis Media Pembelajaran
Djamarah (2010: 124) membagi media menjadi tiga yaitu, media auditif,
media visual, dan media audiovisual. Pengelompokkan media tersebut di atas
diuraikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1. Media auditif atau audio
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam (Djamarah, 2010:
124). Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai
bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau
piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar-mengajar (Sudjana, 1990:
129). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-
lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun
non verbal (Sadiman, 1986: 49). Media audio memiliki karakteristik yang
berkaitan dengan keterampilan mendengarkan. Adapun pencapaian
keterampilan atau kecakapan-kecakapan yang diperoleh dari media audio
menurut Sudjana (1990: 130), antara lain:
a. Pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian;
b. Mengikuti pengarahan;
c. Digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka
dengar;
d. Perolehan arti dari suatu konteks;
e. Memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak
relevan; dan
f. Mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian
dari cerita yang mereka dengar.
Namun dalam kenyataannya media audio memiliki kekurangan. Sudjana
(1990: 131) mengungkapkan kekurangan dari media audio, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a. Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman
yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat
dengan cara belajar yang khusus;
b. Media audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam
bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu
memerlukan bantuan pengalaman visual;
c. Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol
melalui tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau
bahasa, serta susunan kalimat;
d. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka
yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak; dan
e. Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya
dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan
pengalaman analog tersebut pada si penerima.
Penggunaan media audio bermanfaat bagi siswa yang belum memiliki
kemampuan membaca. Media audio sebagai perantara pengalaman bahasa
permulaan. Dalam penggunaannya media audio memiliki beberapa
kekurangan dan media ini kurang cocok jika digunakan oleh orang yang
memiliki gangguan pendengaran.
2. Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan
(Djamarah, 2010: 124). Media grafis termasuk media visual, dalam
penyampaiannya menggunakan indera penglihatan dan pesan-pesan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
akan disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual
(Sadiman, 1986: 28). Media visual dapat mempermudah dalam
menyampaikan pesan kepada penerima. Unsur penting dalam media ini
adalah indera penglihatan. Seringkali media visual ini digunakan dalam
kegiatan belajar-mengajar. Media ini sangat membantu guru dalam
menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran kepada siswa. Sadiman
(1986: 29-49) mengungkapkan ada banyak jenis media visual. Beberapa
jenis diantaranya adalah, (1) gambar/foto, (2) sketsa, (3) diagram, (4)
bagan/chart, (5) grafik/graphs, (6) kartun, (7) poster, (8) peta dan globe,
(9) papan flannel/flannel board, dan (10) papan bulletin/bulletin board.
Jenis-jenis media visual ini tidak lain untuk membantu guru saat
pembelajaran berlangsung agar lebih efektif dan menarik minat siswa.
3. Media audiovisual
Media audiovisual ini merupakan penggabungan dari dua media yaitu
media audio dan media visual. Penggunaan media menggabungkan antara
indera pendengaran dan indera penglihatan. Media audiovisual sendiri
adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gerak (Djamarah,
2010: 124). Djamarah (2010: 125) membagi media audiovisual kedalam
beberapa jenis yaitu, (1) audiovisual diam, (2) audiovisual gerak, (3)
audiovisual murni, dan (4) audiovisual tidak murni. Dari ketiga jenis
media ini, media audiovisual yang paling efektif digunakan dalam
kegiatan belajar-mengajar oleh guru karena merupakan metode yang lebih
efektif dan ada unsur hiburan didalamnya. Namun dalam penggunaannya,
guru harus memiliki keterampilan dan kemahiran dalam bidang ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berdasarkan teori di atas, media dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu
(1) media audio yaitu media yang menggunakan elemen suara, (2) media visual
yaitu media yang memanfaatkan indera penglihatan, (3) media audio-visual yaitu
penggabungan dari indera pendengaran dan indera penglihatan. Setiap jenis media
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
2.1.3.3 Buku Cerita Bergambar
Buku bergambar pada dasarnya buku yang menampilkan unsur gambar.
Salah satu kegunaan gambar adalah untuk menarik minat pembaca. Buku
bergambar pada umumnya penuh dengan warna. Menurut Huck (dalam
Nurgiyantoro, 2005: 153) buku bergambar adalah buku yang menyampaikan
pesan melalui dua cara, yaitu melalui ilustrasi dan tulisan. Gambar dan tulisan
didalam buku tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan. Keduanya saling
berperan penting dalam menyampaikan pesan kepada pembaca. Mitchell (dalam
Nurgiyantoro, 2005: 153) mengungkapkan hal yang serupa namun lebih suka
memilih istilah picture storybooks yaitu bahwa buku cerita bergambar adalah
buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin. Mitchell
juga mengungkapkan beberapa fungsi dan pentingnya dari buku cerita bergambar
bagi anak, sebagai berikut:
1. Buku cerita-bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan
perkembangan emosi;
2. Buku cerita-bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia,
menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan
alam;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Buku cerita-bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain,
hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan perasaan;
4. Buku cerita-bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh
kesenangan;
5. Buku cerita-bergambar dapat membantu anak untuk mengekspresikan
keindahan; dan
6. Buku cerita-bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi
imajinasi.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar
adalah buku yang menampilkan cerita, dengan bahasa yang sederhana dan selalu
berkaitan dengan gambar atau ilustrasi serta dikemas dengan sampul yang
menarik. Buku cerita bergambar dibuat untuk menumbuhkan minat membaca
anak. Buku cerita bergambar juga memiliki fungsi yang penting dalam
pengembangan dan perkembangan anak.
2.1.3.4 Kriteria Buku Cerita yang Baik
Guru sebagai pendidik formal dan orang tua sebagai pendidik informal
perlu memperhatikan dan membimbing kebutuhan bacaan bagi siswa atau
anaknya dengan menuntun agar memilih bacaan yang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan dan kematangan berpikir. Menurut Cristantiowati
(dalam Santosa, 2008: 8) buku bacaan yang baik adalah buku bacaan yang, (1)
dapat memberikan niai tambah positif pada pembacanya, misalnya, memberikan
kegembiraan, membantu memecahkan persoalan dan mampu membuka pikiran
untuk suatu hal, (2) disampaikan dalam bahasa yang sederhana, enak dibaca dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
penulisnya seakan ingin berbagi dengan pembaca, bukan menggurui, (3) gaya
penulisannya tidak meledak-ledak, (4) menggunakan kaidah bahasa Indonesia
yang berlaku, tidak banyak menggunakan istilah asing yang sebenarnya ada
padanannya dalam bahasa Indonesia.
Effendi, Bangsa, dan Yudani (2013) mengungkapkan hal yang serupa
yaitu buku cerita yang baik meliputi, (1) tampilan visual buku dirancang
menggunakan tampilan full color, (2) tampilan visual buku lebih dominan gambar
dibandingkan teks, (3) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan
yang baik bagi anak-anak, (4) judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita
dan menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut, dan (5) tampilan warna
mampu memberikan kesan dan mudah ditangkap oleh indera penglihatan anak.
Menurut pendapat Mansoor (dalam Santosa, 2008: 8) buku yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut, (1) isinya mudah dipahami pembaca, (2)
mengajak pembaca yang masih mudah itu mengenal kehidupan nyata, (3) pilihan
kata yang tepat, (4) untuk buku fiksi, buku dikatakan menarik bila pengarang
berhasil memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan pikirannya, puncak atau
klimaks cerita harus berada di akhir cerita, sementara berbagai konflik harus
terjalin di sepanjang buku, (5) pengarang menguasai teknik bercerita sehingga
tulisannya tidak terkesan bertele-tele dan membosankan, (6) rancangan
halamannya tertata baik, artinya pemilihan jenis huruf, jarak antar baris, tata letak
halaman, luas cetak, luas margin, dan sebagainya sangat menentukan kenyamanan
pembaca, (7) sampul buku yang artistik dan reprensentatif, dimana judul, gambar,
dan warna memegang peranan penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria
buku cerita yang baik adalah, (1) judul buku yang mewakili seluruh isi cerita dan
menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut, (2) warna sampul buku
membawa pesan yang akan disampaikan, (3) isi cerita mudah dipahami oleh
pembaca, (4) isi buku cerita memberikan pembelajaran nilai-nilai moral yang
berkaitan dengan kegaitan sehari-hari, (5) buku cerita menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga mudah dibaca dan dipahami pembaca, (6) buku cerita mampu
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembaca, (7) tampilan visual
buku lebih dominan gambar dibandingkan teks, (8) gambar buku cerita jelas dan
mudah dibedakan, (9) ilustrasi buku cerita memperjelas latar, rangkaian cerita,
penjiwaan, dan karakter, (10) gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk pembaca
atau anak-anak, (11) isi buku berhasil memikat pembaca untuk terus mengikuti
jalan cerita, (12) rancangan halaman buku tertata dengan baik, (13) pemilihan
jenis huruf menarik perhatian pembaca, (14) jenis huruf pada buku cerita memiliki
tingkat keterbacaan yang baik bagi pembaca, dan (15) tata letak atau sistematika
penulisan tidak terlalu sempit sehingga memudahkan pembaca atau anak untuk
membaca.
2.1.3.5 Unsur-unsur Cerita
Salah satu cara yang efektif untuk mendorong anak berpikir kritis ialah
menggunakan buku sastra sebagai bahan bacaan dalam pembelajaran membaca
yang memungkinkan mereka menjadi pemikir kritis (Rahim, 2007: 90). Cerita
anak hendaknya berisi tentang pengalaman dari anak-anak itu sendiri. Isi cerita
anak tidak harus yang baik-baik saja, seperti kisah anak rajin, suka membantu ibu,
dan lain-lain namun anak juga dapat menerima cerita yang “tidak baik” seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
anak malas, anak pembohong, kucing pemalas, atau binatang yang suka makan
sebangsanya (Nurgiyantoro, 2005: 7). Di dalam cerita sebaiknya ada unsur-unsur
yang mendukung seperti unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi
bagian, dan ikut membentuk eksistensi cerita yang bersangkutan. Unsur intrinsik
meliputi tokoh dan penokohan, alur, pengaluran, dan berbagai peristiwa yang
membentuknya, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Sedangkan untuk unsur
ekstrinsik, di pihak lain, adalah unsur yang berada diluar teks fiksi yang
bersangkutan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap bangun cerita yang
dikisahkan, langsung atau tidak langsung (Nurgiyantoro, 2005 : 221).
Pendapat tokoh di atas mendasari peneliti dalam menyusun kerangka buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi. Buku cerita bergambar
berbasis pendidikan anti korupsi yang dikembangkan mengambil tema yang
berhubungan dengan nilai-nilai luhur anti korupsi yaitu nilai kejujuran, tanggung
jawab, kedisiplinan, dan kepedulian. Isi cerita digambarkan dengan tokoh yang
menarik, dengan latar cerita yang dekat dengan anak, dan cerita mudah dipahami.
Buku cerita didesain dengan menarik yaitu menggabungkan unsur gambar dan
tulisan. Usaha ini dilakukan agar menumbuhkan minat anak untuk belajar
membaca.
2.1.4 Pendidikan Anti Korupsi
Korupsi dalam sejarahnya sudah ada sejak jaman dulu. Dalam sejarah
Mesir, Babilonia, Ibrani, India, Cina, Yunani dan Romawi Kuno, korupsi sering
kali muncul kepermukaan sebagai masalah (Alatas, 1987: 1). Permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
korupsi dewasa ini banyak dihadapi oleh Negara-negara maju maupun
berkembang termasuk di Indonesia. Arti kata korupsi itu sendiri menurut Syarbini
(2014: 4) berasal dari bahasa latin yakni corruption atau corruptus yang disalin
dalam bahasa inggris menjadi corruption atau corrupt, yang kemudian dalam
bahasa belanda disalin menjadi corruptie. Korupsi adalah pencurian melalui
penipuan dalam situasi yang mengkhianati kepercayaan (Alatas, 1987: viii).
Menurut Wijaya (2014: 4) korupsi merupakan sekumpulan kegiatan yang
menyimpang dan merugikan orang lain. Hamzah (1984: 9) menegaskan bahwa
korupsi ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap,
tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang
menghina atau memfitnah.
Menurut Alatas (1987: viii) ciri-ciri korupsi diringkas sebagai berikut, (1)
suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan, (2) penipuan terhadap badan
pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat umum, (3) dengan sengaja
melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus, (4) dilakukan dengan
rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang berkuasa atau
bawahannya menganggap tidak perlu, (5) melibatkan lebih dari satu orang atau
pihak, (6) adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau
yang lain, (7) terpusatnya kegiatan (korupsi) pada mereka yang menghendaki
keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya, (8) adanya usaha
untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk-bentuk pengesahan hukum, dan
(9) menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang melakukan
korupsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pada dasarnya perbuatan korupsi merupakan perbuatan yang menyimpang
dan melanggar hukum. Perbuatan korupsi tidak hanya terjadi di pemerintahan saja
melainkan terjadi dimana-mana termasuk didalam dunia pendidikan. Di
lingkungan sekolah, perbuatan korupsi yang terjadi seperti berbohong,
mencontek, memberi hadiah sebagai pelicin, dan lain-lain (Wijaya, 2014: 4).
Menyikapi fenomena tersebut, sekolah dasar sebagai pendidikan dasar harus
memberikan pemahaman tentang korupsi dan kesadaran mencegah tindakan
korupsi kepada para siswa. Upaya pencegahan itu bisa berasal dari pendidikan
anti korupsi. Pendidikan anti korupsi adalah usaha sadar untuk memberikan
pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui
pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta
pendidikan non formal di masyarakat (Syarbini, 2014: 7). Menurut Wijaya (2014:
24) pendidikan anti korupsi adalah penanaman dan penguatan nilai-nilai dasar
yang diharapkan mampu membentuk sikap anti korupsi dalam diri peserta didik.
Upaya pemerintah melalui sekolah dalam memberantas dan mencegah perbuatan
korupsi lewat pendidikan anti korupsi adalah suatu kewajiban. Oleh sebab itu,
penting bagi dunia pendidikan terkhusus pendidikan dasar dalam melaksanakan
upaya pencegahan melalui pendidikan anti korupsi.
Penjelasan teori di atas, menegaskan bahwa korupsi adalah perbuatan
menyimpang yang melanggar hukum. Didalam perkembangannya, pemerintah
melalui sekolah mengupayakan pencegahan dengan pendidikan anti korupsi
kepada siswa. Pendidikan anti korupsi adalah usaha yang terencana dalam
memberikan dan menanamkan nilai-nilai luhur dalam membentuk sikap anti
korupsi didalam diri untuk menjadikan generasi yang mampu melawan perbuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
korupsi di lingkungannya. Pendidikan anti korupsi diupayakan melalui
pengintegrasian dengan mata pelajaran di sekolah. Pendidikan anti korupsi adalah
salah satu cara dalam mematikan budaya korupsi melalui bidang pendidikan.
2.1.4.1 Tujuan Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan anti korupsi tidak lain untuk membantu pemerintah dalam
mengupayakan pemberantasan korupsi di Indonesia melalui bidang dunia
pendidikan. Adapun tujuan pendidikan anti korupsi menurut Wijaya (2014: 25)
adalah sebagai berikut:
1. Membangun kehidupan sekolah sebagai bagian dari masyarakat melalui
penciptaan lingkungan belajar yang berbudaya integritas (anti korupsi),
yaitu jujur, disiplin, adil, tanggung jawab, bekerja keras, sederhana,
mandiri, berani, peduli, dan bermartabat;
2. Mengembangkan potensi kalbu/nurani peserta didik melalui ranah afektif
sebagai manusia yang memiliki kepekaan hati dan selalu menjunjung
tinggi nilai-nilai budaya sebagai wujud rasa cinta tanah air serta didukung
wawasan kebangsaan yang kuat;
3. Menumbuhkan sikap, perilaku, kebiasaan yang terpuji sejalan dengan nilai
universal dan tradisi budaya bangsa yang religious;
4. Menanamkan jiwa kepemimpinan yang professional dan bertanggung
jawab sebagai generasi penerus bangsa; dan
5. Menyelenggarakan manajemen sekolah secara terbuka, transparan,
professional, serta bertanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tujuan pendidikan anti korupsi juga diutarakan oleh Syarbini (2014: 13-14)
sebagai berikut:
1. Menanamkan nilai dan sikap hidup anti korupsi kepada warga sekolah;
2. Menumbuhkan kebiasaan perilaku anti korupsi kepada warga sekolah; dan
3. Mengembangkan kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan
membudayakan perilaku anti korupsi.
Pada dasarnya tujuan pendidikan anti korupsi adalah untuk
membudayakan kebiasaan yang terbuka, menanamkan nilai-nilai dan sikap dalam
tercapainya lingkungan belajar yang bertanggung jawab, professional, dan
transparan dalam membiasakan perilaku anti korupsi kepada warga sekolah.
2.1.4.2 Nilai-nilai dalam Pendidikan Anti Korupsi
Di dalam pendidikan anti korupsi terdapat nilai-nilai yang harus
dikembangkan. Menurut Syarbini (2014: 70-74) terdapat Sembilan nilai-nilai anti
korupsi adalah sebagai berikut:
1. Jujur
Kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang. Sikap jujur adalah sikap utama yang harus dimiliki setiap
orang, yang diharapkan tetap menyertainya, baik dalam berhadapan
dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri (Wijaya, 2014: 109).
Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan peserta
didik. Sebagai contoh seperti, tidak mencontek, tidak melakukan
plagiarism, dan tidak memalsukan nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan
yang salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab
merupakan nilai penting yang harus dihayati oleh peserta didik. Penerapan
nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar
sungguh-sungguh, mengerjakan tugas sekolah dengan baik, dan menjaga
amanah dan kepercayaan yang diberikan.
3. Disiplin
Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan. Sedangkan
menurut Wijaya (2014: 97) disiplin adalah tindakan individu untuk
melaksanakan serta mentaati peraturan, tata tertib, dan norma yang berlaku
di lembaga tertentu. Hidup disiplin bagi peserta didik adalah dapat
mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan
sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas dalam lingkup akademik
sekolah maupun kehidupan sosial. Nilai kedisiplinan dapat diwujudkan
antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik,
kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di sekolah,
mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.
4. Sederhana
Sederhana adalah kebiasaan seseorang untuk berperilaku sesuai kebutuhan
dan kemampuannya (Wijaya, 2014: 117). Gaya hidup sederhana perlu
dikembangkan sejak peserta didik mengenyam masa pendidikannya.
Prinsip hidup sederhana dapat mengatasi permasalahan kesenjangan sosial,
iri, dengki, tamak, egois, dan sikap-sikap negatif lainnya. Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kesederhanaan dapat diterapkan oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya hidup sesuai dengan kemampuannya, hidup sesuai
dengan kebutuhan, tidak suka pamer kekayaan, dan lain sebagainya.
5. Mandiri
Mandiri dapat diartikan sebagai proses pendewasaan diri yaitu tidak
bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya. Menurut Wijaya (2014: 133) mandiri berarti keadaan bisa
berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain sehingga membuat
kita bertumbuh menjadi pribadi yang sanggup mengatasi segala persoalan
sendiri. Nilai kemandirian dapat diwujudkan dalam bentuk mengerjakan
soal ujian secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas sekolah secara
mandiri, dan menyelenggarakan kegiatan siswa secara swadana.
6. Kerja keras
Kerja keras adalah sifat baik yang wajib dimiliki setiap orang yang ingin
berhasil dalam hidup dan wujud kesungguhan seseorang dalam
melaksanakan sesuatu yang ditekuni (Wijaya, 2014: 126). Bekerja keras
didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kata “kemauan” terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, keberanian,
ketabahan, ketangguhan, dan pantang mundur. Nilai kerja keras dapat
diwujudkan dalam kehidupan sehar-hari misalnya dalam melakukan
sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak melakukan jalan
pintas, belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan sungguh-
sungguh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
7. Adil
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, dan tidak memihak. Nilai
keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk selalu memberikan pujian yang
tulus kepada kawan yang berprestasi, memberikan saran perbaikan dan
semangat pada kawan yang tidak berprestasi, tidak memilih kawan
berdasarkan latar belakang sosialnya dan lain sebagainya.
8. Berani
Keberanian adalah sikap dan perilaku yang menunjukan hati yang mantap
dalam menghadapi bahaya. Keberanian amat perlu untuk menunjang
kesuksesan peserta didik. Peserta didik harus berani bersikap jika melihat
sesuatu yang salah dan melanggar aturan, menegur teman yang salah,
bertanggung jawab ketika salah, serta dalam proses pembelajaran, peserta
didik harus berani untuk bertanya tentang apa yang tidak diketahuinya.
9. Peduli
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan, dan
menghiraukan. Nilai kepedulian dapat diwujudkan dalam bentuk usaha
memantau jalannya proses pembelajaran, menjaga kebersihan lingkungan
sekolah, dan peduli terhadap teman yang tertimpa musibah serta peduli
terhadap segala tindakan yang menyimpang dalam sekolah, seperti
mencontek, mencuri, berkelahi, bahkan mengkorup keuangan sekolah.
Upaya penanaman sikap anti korupsi di lembaga pendidikan sebagai salah
satu solusi untuk membasmi korupsi hingga ke akar-akarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Menurut Wijaya (2014: 87) indikator nilai-nilai anti korupsi dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Jujur
a. Selalu berbicara dan berbuat sesuai dengan fakta (konsisten);
b. Tidak melakukan perbuatan curang;
c. Tidak berbohong; dan
d. Tidak mengakui milik orang lain.
2. Disiplin
Berkomitmen untuk selalu berperilaku konsisten dan berpegang teguh
pada aturan yang ada dalam semua kegiatan.
3. Tanggung jawab
Selalu menyelesaian pekerjaan atau tugas-tugas secara tuntas dengan hasil
terbaik.
4. Kerja keras
a. Selalu berupaya untuk menuntaskan suatu pekerjaan dengan hasil
terbaik; dan
b. Menghindari perilaku instan (jalan pintas) yang mengarah pada
kecurangan.
5. Sederhana
Selalu berpenampilan apa adanya, tidak berlebihan, tidak pamer, dan tidak
ria.
6. Mandiri
a. Selalu menuntaskan pekerjaan tanpa mengandalkan bantuan dari orang
lain;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Tidak menyuruh-nyuruh atau menggunakan kewenangannya untuk
menyuruh orang lain terhadap sesuatu yang mampu dikerjakan sendiri.
7. Adil
a. Selalu menghargai perbedaan; dan
b. Tidak pilih kasih.
8. Berani
a. Berani jujur;
b. Berani menolak ajakan untuk berbuat curang;
c. Berani melaporkan adanya kecurangan; dan
d. Berani mengakui kesalahan.
9. Peduli
a. menjaga diri dan lingkungan agar tetap konsisten dengan aturan yang
berlaku; dan
b. selalu berusaha untuk menjadi teladan dalam menegakkan disiplin,
kejujuran, dan tanggung jawab bersama.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai dalam
pendidikan anti korupsi dibagi menjadi Sembilan nilai antara lain, yaitu (1)
kejujuran, (2) tanggung jawab, (3) kedisiplinan, (4) kesederhanaan, (5)
kemandirian, (6) kerja keras, (7) keadilan, (8) keberanian, dan (9) kepedulian.
Nilai-nilai tersebut mendasari peneliti dalam pengembangan buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi. Terkait dengan buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi yang dikembangkan, peneliti
memfokuskan pada empat nilai, yaitu (1) kejujuran, (2) tanggung jawab, (3)
kedisiplinan, dan (4) kepedulian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2.1.5 Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolah atau GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan
yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru,
kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang
tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat
(tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.),
dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kasman, 2016:
7). GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca
peserta didik dengan pembiasaan kegiatan 15 menit membaca. GLS memiliki
prinsip-prinsip dalam kegiatan literasi sekolah. Menurut Beers (dalam Kasman,
2016: 11), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan
prinsip-prinsip sebagai berikut, adalah (1) perkembangan literasi berjalan sesuai
tahap perkembangan yang dapat diprediksi, (2) program literasi yang baik bersifat
berimbang, (3) program literasi terintegrasi dengan kurikulum, (4) kegiatan
membaca dan menulis dilakukan kapanpun, (5) kegiatan literasi mengembangkan
budaya lisan, dan (6) kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap
keberagaman.
Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan
kesiapan sekolah, kesiapan mencakup kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan
fasilitas, bahan bacaan, saran, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah, dan
kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dan perangkat kebijakan yang relevan). Tahapan pelaksanaan GLS dijabarkan
sebagai berikut (Kasman, 2016: 28):
1. Tahap pertama, pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di
ekosistem sekolah;
2. Tahap kedua, pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan
literasi; dan
3. Tahap ketiga, pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi.
Gerakan Literasi Sekolah baik adanya jika dilaksanakan di sekolah dasar.
Upaya dalam menumbuhkan minat membaca siswa melalui GLS. Dengan
pengembangan buku cerita bergambar yang dilaksanakan peneliti, diharapkan
dapat menjadi salah satu sumber referensi untuk mendukung Gerakan Literasi
Sekolah yang di laksanakan di sekolah dasar.
2.2 Penelitian yang Relevan
Peneliti menuliskan 3 penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian
ini. Ketiga penelitian tersebut adalah penelitian milik Maria Nike Prasetyo Wido
Saputri, Ayu Indah Permatasari, dan Boniferson Ndoen.
Penelitian pertama dilakukan oleh Maria Nike Prasetyo Wido Saputri
(2016). Penelitian ini berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita Bergambar
Tentang Tradisi Nglarung dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur atau langkah-langkah
pengembangan prototipe buku cerita anak tentang tradisi nglarung dalam konteks
pendidikan karakter kebangsaan dan mendeskripsikan kualitas prototype buku
cerita bergambar untuk memahami tradisi nglarung dalam konteks pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
karakter kebangsaan. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau
R&D. Hasil yang diperoleh menyebutkan bahwa kualitas prototipe buku cerita
bergambar tentang tradisi nglarung dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan mendapatkan nilai 4,5 dengan kategori “sangat baik” sehingga layak
untuk diujicobakan.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Ayu Indah
Permatasari (2016). Ayu melakukan penelitian dengan menggunakan metode
penelitian dan pengembangan atau research and development yang berjudul
“Pengembangan Buku Cerita untuk Menanamkan Karakter Disiplin dan Kreatif
Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah”. Pada penelitian pengembangan ini buku
cerita yang dikembangan menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan
modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan Sugiyono yang meliputi
enam langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain
produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk serta
menghasilkan produk berupa buku cerita untuk menanamkan karakter disiplin dan
kreatif siswa sekolah dasar kelas rendah.
Penelitian ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Boniferson Ndoen
(2011). Boniferson melakukan penelitian dengan judul “Model Pembelajaran
Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Pendidikan Anti Korupsi Pada Siswa
Kelas IX Semester 1 SMP Kanisius Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran
2010/2011”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa
model pendidikan anti korupsi yang terintegrasi dengan materi pembelajaran
bahasa Indonesia di SMP Kanisius Sleman, Yogyakarta kelas IX semester I.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau R&D yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengadaptasi serta menyederhanakan rancangan prosedur Borg & Gall, model
pengembangan desain pembelajaran Dick & Carey, dan model pengembangan
Luther. Langkah-langkah sebagai berikut, (1) hasil analisis data, (2)
pengembangan produk, (3) validasi ahli, (4) revisi, (5) uji coba produk, (6) revisi
akhir, (7) produk (buku ajar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berikut adalah literatur map penelitian ini.
Bagan 2.1 Literatur map penelitian yang relevan
Buku Cerita
Bergambar
Buku Cerita Pendidikan Anti
Korupsi
Saputri, (2010)
Pengembangan
Prototipe Buku
Cerita Bergambar
Tentang Tradisi
Nglarung dalam
Konteks Pendidikan
Karakter
Kebangsaan
Permatasari, (2016)
Pengembangan
Buku Cerita untuk
Menanamkan
Karakter Disiplin
dan Kreatif Siswa
Sekolah Dasar
Kelas Rendah
Ndoen, (2011)
Model
Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Terintegrasi
Dengan Pendidikan
Anti Korupsi Pada
Siswa Kelas IX
Semester 1 SMP
Kanisius Sleman
Yogyakarta Tahun
Ajaran 2010/2011
Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi
untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas IV A SD Negeri Dayuharjo Tahun
Ajaran 2016/2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Bagan 2.1 Literatur map penelitian yang relevan tersebut menjelaskan
tentang ketiga hasil penelitian milik orang lain yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti. Masing-masing dari ketiga penelitian tersebut
memiliki persamaan pada variabel buku cerita bergambar, buku cerita, dan
pendidikan anti korupsi. Pada penelitian yang pertama mengembangkan buku
cerita bergambar namun tidak membahas mengenai pendidikan anti korupsi.
Penelitian yang kedua mengembangkan buku cerita namun tidak membahas
pendidikan anti korupsi dan ditujukan pada siswa kelas rendah.
Penelitian yang ketiga membahas pendidikan anti korupsi namun bukan
mengembangkan buku cerita dan dilaksanakan di sekolah menengah pertama.
Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa
kelas IV A SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017.
2.3 Kerangka Berpikir
Membaca merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pesan dan makna
dengan media kata-kata. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 1984: 7). Untuk
menjadi sebuah negara yang maju mayarakatnya harus memiliki ciri-ciri minat
membaca yang tinggi. Minat baca berbanding lurus dengan kemajuan suatu
bangsa, bangsa yang besar minat bacanya pastilah bangsa yang maju (Tarigan,
1987: 135). Sedangkan Indonesia sendiri masih memiliki minat membaca yang
sangat rendah. Untuk menumbuhkan minat membaca yang tinggi sebaiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dimulai dari pendidikan dasar. Minat membaca siswa dapat ditingkatkan melalui
buku-buku bacaan yang menarik dan memiliki isi bermakna.
Buku cerita bergambar adalah salah satu media yang tepat dalam
meningkatkan minat siswa berkaitan dengan pembelajaran membaca. Buku cerita
bergambar adalah buku yang menyuguhkan cerita dengan menggunakan gambar,
baik cerita maupun gambar mempunyai fungsi untuk menyampaikan kisah
sehingga kedua aspek itu hadir sama kuat saling mengisi dan saling menjelaskan
(Toha, 2010: 18). Buku bacaan dilengkapi dengan gambar dan tulisan yang
berkaitan dapat memancing ketertarikan siswa khususnya kelas IV sekolah dasar.
Buku cerita bergambar akan menjadi lebih bermakna jika didalamnya ada isi
cerita yang memberikan pesan pendidikan atau nilai-nilai pendidikan. Pendidikan
anti korupsi merupakan isi yang tepat jika diterapkan dalam cerita buku
bergambar. Pendidikan anti korupsi adalah upaya menumbuhkan, meningkatkan,
atau mengembangkan sikap yang tidak kompromi dengan korupsi (Baedowi,
2015: 88). Pendidikan anti korupsi juga dapat memberikan pesan yang tepat
terhadap perkembangan pendidikan siswa diusianya. Ketika siswa menemukan
sendiri pengetahuan dan konsepnya maka akan berpengaruh besar terhadap
perkembangan belajarnya. Diharapkan dengan adanya media buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam pembelajaran membaca.
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1. Bagaimana mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan
anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo?
2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi yang layak untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD
Negeri Dayuharjo?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Research and
Development (R&D). Sukmadinata (2007: 164) mengemukakan bahwa penelitian
dan pengembangan atau Research and Development adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Sanjaya (2013: 129) penelitian dan pengembangan (R&D) adalah proses
pengembangan dan validasi produk pendidikan. Sanjaya (2013: 130)
menambahkan tujuan akhir R & D adalah dihasilkannya suatu produk tertentu
yang dianggap andal karena telah melewati pengkajian terus-menerus; produk
yang dihasilkan adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan lapangan; proses
pengembangan produk dari mulai pengembangan produk awal sampai produk jadi
yang sudah divalidasi, dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data secara
empiris. Penelitian ini akan mengembangkan produk berupa buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa
kelas IV A SD Negeri Dayuharjo.
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall
(dalam Sukmadinata, 2007: 169-170) dan pengembangan Sugiyono (2012: 298-
311). Langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan Borg dan Gall
(dalam Sukmadinata, 2007: 169-170) adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information Collecting)
Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Perencanaan (Planning)
Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak
dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian,
kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Pengembangan Draf Produk (Develop Preliminary Form of Product)
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen
evaluasi.
4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12
subjek uji coba (guru). Selama ujian diadakan pengamatan, wawancara
dan pengedaran angket.
5. Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)
Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
6. Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)
Melakukan uji coba yang lebih luas pada 15 sekolah dengan 30 sampai
dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru
sebelum dan sesudah menggunakan model yang diuji cobakan
dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data evaluasi dan kalau mungkin
dibandingkan dengan kelompok pembanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan (Operational Product
Revision)
Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.
8. Uji Pelaksanaan Lapangan (Operational Field Testing)
Dilaksanakan pada 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan
200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan
observasi dan analisis hasilnya.
9. Penyempurnaan Produk Akhir (Field Product Revision)
Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
10. Diseminasi dan Implementasi (Dissemination and Implementation)
Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.
Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran
untuk pengontrolan kualitas.
Sugiyono (2012: 298-311) menyatakan ada sepuluh langkah
pengembangan pada penelitian Research and Development, yaitu:
1. Potensi dan Masalah
Penelitian ini bermula dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Akan
tetapi, apabila potensi tidak didayagunakan dengan baik, sehingga akan
menjadi masalah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi
bisa berdasarkan laporan penelitian yang orang lain, atau dokumentasi
laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to
date.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Pengumpulan Data
Langkah setelah adanya potensi dan masalah adalah mengumpulkan
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan produk
tertentu. Dalam pengumpulan informasi diperlukan metode penelitian
tertentu, tergantung dari masalah dan ketelitian tujuan yang hendak
dicapai.
3. Desain Produk
Desain produk merupakan langkah untuk merancang produk yang hendak
dihasilkan. Desain produk ini masih bersifat hipoteik karena keefektifan
dari produk tersebut masih belum terbukti. Oleh karena itu, masih
diperlukan pengujian terhadap produk tesebut.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai keefektifan
rancangan produk yang dibuat. Validasi desain bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi dilakukan
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan desain produk, sehingga
kelemahan dapat diperbaiki. Validasi produk dapat dilakukan oleh
beberapa pakar atau ahli yang sudah memiliki pengalaman untuk menilai
produk yang dibuat.
5. Revisi Desain
Revisi desain merupakan perbaikan kelemahan-kelemahan dari validasi
yang sudah dilakukan beberapa ahli untuk memperoleh produk yang lebih
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan dengan cara yaitu menguji untuk
membandingkan efektivitas dan efisiensi produk yang dihasilkan. Uji coba
produk dilakukan pada kelompok terbatas.
7. Revisi Produk
Revisi produk bertujuan untuk memperbaik kelemahan yang ada setelah
dilakukan uji coba produk. Revisi akan terus dilakukan untuk
mendapatkan produk yang efektif dan efisien.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah melakukan uji coba dan revisi produk, kegiatan selanjutnya adalah
menerapkan produk dalam lingkup yang lebih luas. Uji coba pemakaian
tersebut juga harus dinilai kekurangaan dan hambatan yang muncul untuk
perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian masih
terdapat kekurangan dan kelemahan pada produk yang dibuat.
10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah
diujicoba dan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi masal.
Berdasarkan langkah-langkah Borg and Gall dan langkah-langkah menurut
Sugiyono, peneliti mengambil beberapa langkah dari dua teori tersebut. Prosedur
pengembangan tersebut disederhanakan menjadi enam langkah agar sesuai dengan
langkah penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pengembangan produk hanya dilaksanakan pada uji coba terbatas yaitu kepada
enam siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo.
Bagan 3.1 Langkah prosedur pengembangan model Borg and Gall
Bagan 3.2 Langkah prosedur pengembangan model Sugiyono
Penyempurna
an Produk
Akhir
Diseminasi
dan
Implementasi
Uji Coba
Lapangan
Penyempurna
an Produk
Uji
Pelaksanaan
Lapangan
Merevisi Hasil
Uji Coba
Pengumpulan
Data
Perencanaan
Pengembangan
Draf Produk
Uji Coba
Lapangan
Awal
Revisi Produk Produksi
Masal
Ujicoba
Produk
Revisi Produk Uji Coba
Pemakaian
Revisi Desain
Validasi
Desain
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan meliputi langkah-langkah penelitian yang
dilakukan. Prosedur pengembangan penelitian ini menghasilkan produk akhir
berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk
pembelajaran membaca siswa kelas IV. Langkah pengembangan produk ini
menggunakan model penelitian Borg and Gall (dalam Sukmadinata, 2007: 169-
170) dan Sugiyono (2011: 298-311).
Penelitian ini tidak mengambil seluruh langkah dari metode Borg dan Gall
atau pun Sugiyono. Prosedur pengembangan disesuaikan dengan penelitian yang
diambil untuk mengembangkan buku cerita bergambar. Penelitian ini
menggunakan enam langkah yang dikemukakan oleh Borg and Gall dan Sugiyono
yaitu: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4)
validasi desain; (5) revisi desain; dan (6) uji coba produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Bagan 3.3 Langkah prosedur pengembangan modifikasi model Borg and
Gall dan Sugiyono
Langkah-langkah penelitian pengembangan tersebut sebagai berikut :
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah penelitian ini bersumber dari hasil wawancara yang
dilaksanakan kepada wali kelas IV A SD Negeri Dayuharjo pada tanggal
26 Januari 2017. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui fakta atau
keadaan yang sebenarnya dan permasalahan yang ditemukan di lapangan
berkaitan dengan pendidikan anti korupsi dan ketersediaan buku cerita
bergambar dalam proses pembelajaran membaca.
Langkah 1
Potensi dan Masalah
Langkah 2
Pengumpulan Data
Langkah 3
Desain Produk
Langkah 4
Validasi Desain
Langkah 5
Revisi Desain
Langkah 6
Uji coba produk
Hasil Akhir Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dipenelitian ini didapatkan dari hasil wawancara guru
kelas IV A SD Negeri Dayuharjo. Peneliti melakukan pengumpulan data
dengan teknik wawancara. Hasil dari wawancara digunakan sebagai bahan
untuk merencanakan produk yang berupa buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa buku cerita bergambar.
Buku cerita bergambar yang akan dihasilkan berupa cover atau sampul
buku, isi buku, dan anatomi buku. Prinsip yang digunakan untuk
penyusunan sampul yaitu warna sampul buku yang dapat menarik siswa
untuk membaca, judul buku yang merangkum isi dari buku cerita,
pemilihan gambar yang sesuai dengan ilustrasi, penataan gambar, penataan
penulisan, dan kesesuaian warna. Pada anatomi buku, yang dijadikan
sebagai acuan adalah format dan ukuran buku, teknik pengerjaan, jumlah
halaman, tata letak, jenis huruf, jenis kertas sampul dan jenis kertas isi
buku.
4. Validasi Desain
Validasi desain ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan
produk yang dihasilkan. Validasi desain berdasarkan penilaian terhadap
produk ini bersifat pemikiran rasional, belum fakta yang ada di lapangan.
Validasi akan dilakukan oleh satu ahli, satu guru kelas, dan satu siswa
yaitu satu ahli bahasa Indonesia, satu guru kelas IV A, dan satu siswa
kelas IV A SD Negeri Dayuharjo. Validasi desain ini dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tujuan untuk mengetahui keefektifan produk yang dihasilkan dan untuk
mendapat kritik atau saran dari ahli dan siswa sehingga peneliti
mengetahui kelebihan atau kekurangan produk serta dapat dilakukan revisi
desain.
5. Revisi Desain
Revisi desain dilaksanakan setelah melalui validasi desain. Perbaikan
desain dilakukan berdasarkan komentar atau kritik dan saran dari validator.
Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan dari
produk yang telah divaidasi oleh validator.
6. Uji Coba Produk
Produk yang telah direvisi oleh peneliti kemudian diujicobakan secara
terbatas di lapangan. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui
keefektifan dan efisisiensi dari produk yang sudah dikembangkan serta
dihasilkan. Uji coba produk ini dilakukan kepada enam siswa kelas IV A
SD Negeri Dayuharjo. Uji coba produk dilakukan dengan memberikan
kuisioner kepada siswa setelah membaca buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi.
3.3 Setting Penelitian
3.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Dayuharjo kepada enam siswa kelas
IV A. SD Negeri Dayuharjo beralamatkan di jalan Damai, Prujakan, Sinduharjo,
Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3.3.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo
tahun ajaran 2016/2017. Analisis kebutuhan dilakukan kepada guru kelas IV A
SD Negeri Dayuharjo. Uji coba produk yang sudah direvisi akan dilakukan
kepada enam siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017.
3.3.3 Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan bulan
April 2017. Analisis kebutuhan yang dilakukan kepada guru kelas IV A pada
tanggal 26 Januari 2017, dan uji coba produk dilakukan pada tanggal 2 Maret
2017.
3.4 Uji Coba Terbatas
3.4.1 Desain Uji Coba Terbatas
Desain uji coba terbatas dilaksanakan untuk mengetahui kelayakan produk
yang dikembangkan. Uji coba produk dilaksanakan di sekolah tempat peneliti
melakukan analisis kebutuhan yaitu di SD Negeri Dayuharjo.
3.4.2 Subjek Uji Coba Terbatas
Subyek uji coba terbatas dalam penelitian ini adalah enam siswa kelas IV
A SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti adalah wawancara dan kuesioner.
3.4.3.1 Wawancara
Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan
cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media
tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data
(Sanjaya, 2013: 263). Selanjutnya Burke Johnson; Larry Cristensen (dalam
Sugiyono, 2014: 224) menyatakan bahwa wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas
melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu
pertanyaan kepada yang diwawancarai.
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan narasumber yang bersifat
terstruktur, peneliti sudah menyediakan beberapa pertanyaan yang akan dijawab
oleh narasumber. Wawancara ditujukan kepada guru kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo. Wawancara yang dilakukan peneliti bertujuan untuk memperoleh
fakta-fakta yang ada di lapangan. Wawancara dilakukan untuk menganalisis
kebutuhan penelitian pengembangan yaitu buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca. Wawancara dilakukan
oleh peneliti dengan terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada narasumber sebagai acuan untuk mendapatkan data pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
analisis kebutuhan. Berikut kisi-kisi daftar pertanyaan wawancara yang disusun
oleh peneliti:
Tabel 3.1 Pedoman pertanyaan wawancara guru kelas IV
Daftar Pertanyaan Wawancara Nomor
Aitem
Apakah bapak mengetahui siswa kelas IVA yang mengalami
kesulitan membaca? 1
Kesulitan apa yang dihadapi siswa tersebut dalam kegiatan
pembelajaran membaca? 2
Sejauh mana kesulitan yang bapak temui saat mengajar siswa
dalam kegiatan pembelajaran membaca? 3
Apakah siswa tertarik dengan buku cerita bergambar? 4
Apakah sekolah menyediakan buku bacaan untuk siswa
seperti buku cerita bergambar? 5
Apakah siswa kelas IV A menyadari pentingnya pendidikan
anti korupsi? 6
Apakah bapak sudah pernah melakukan kegiatan tentang nilai-
nilai pendidikan anti korupsi? Seperti perbuatan tidak
mencontek.
7
Menurut bapak apakah sekolah membutuhkan buku cerita
bergambar untuk kebutuhan membaca siswa dalam bentuk
cerita tentang pendidikan anti korupsi?
8
Saran apa yang dapat bapak berikan terkait dengan buku cerita
bergambar yang sedang beredar untuk kebutuhan
pembelajaran membaca?
9
Tabel di atas memaparkan pedoman pertanyaan wawancara yang telah
disusun oleh peneliti. Pertanyaan yang telah disusun sebanyak sembilan butir
pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3.4.3.2 Kuesioner
Menurut Sugiyono (dalam Sugiyono, 2014: 230) kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Sugiyono menambahkan kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup
atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos, atau internet. Sedangkan menurut pendapat Sanjaya (2013: 255)
angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau
pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai
dengan petunjuk pengisiannya.
Kuesioner ditujukan kepada satu ahli bahasa Indonesia, satu guru kelas IV
A, dan satu siswa kelas IV A. kuesioner diberikan saat melakukan uji vaidasi
produk sebelum melakukan uji coba terbatas. Selanjutnya kuesioner juga
diberikan kepada enam siswa setelah melakukan uji coba terbatas. Kuesioner
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk dan sebagai masukan
untuk perbaikan produk yang dikembangkan. Kuesioner dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang berupa pernyataan dengan penilaian skala lima, yang
mewakili karakteristik produk. Jumlah pernyataan untuk ahli dan guru kelas
sebanyak 17 butir, sedangkan untuk siswa sebanyak 11 butir pernyataan.
3.4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian (Sanjaya, 2013: 247). Sedangkan menurut Sugiyono (2014: 178)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran
membaca kelas IV. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuisioner.
Kuisioner yang dibuat oleh peneliti digunakan sebagai bahan validasi produk dan
uji coba produk berupa buku cerita bergambar yang dikembangkan. Berikut
gambaran umum instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian melalui
tabel kisi-kisi dibawah ini :
3.4.4.1 Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang berupa
peryataan. Kuesioner dipenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan
produk dan sebagai masukan untuk perbaikan produk yang dikembangkan.
Kuisioner ini menggunakan skala Likert pilihan respon skala lima (Widoyoko,
2012: 124), dengan acuan skor sebagai berikut:
Tabel 3.2 Acuan skor kuesioner validasi produk dan uji coba produk
Skor Deskripsi
5 Sangat baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang
1 Sangat kurang
Sebelum menyusun instrumen kuisioner, peneliti membuat kisi-kisi
terlebih dahulu. Berikut kisi-kisi kuisioner yang digunakan untuk menilai produk
buku cerita bergambar untuk ahli dan guru:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 3.3 Kisi-kisi uji validasi produk untuk ahli dan guru
No. Indikator Nomor Aitem
A. Cover/sampul buku
1. Judul buku 1, 2, 3
2. Warna 4
B. Isi buku cerita
1. Bahasa yang digunakan 5
2. Isi cerita 6, 7
3. Pesan untuk pendidikan anti korupsi 8
4. Keterkaitan isi buku cerita 9
5. Tampilan gambar dan tulisan 10, 11, 12, 13
C. Anatomi buku
1. Rancangan halaman 14
2. Jenis huruf 15, 16
3. Tata letak 17
Tabel di atas merupakan kisi-kisi kuisioner validasi untuk ahli dan guru.
Setelah kisi-kisi dibentuk peneliti menyusun instrumen kuisioner yang akan
digunakan sebagai penilaian terhadap produk buku cerita bergambar. Berikut
instrumen kuisioner yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini untuk
ahli dan guru:
Tabel 3.4 Instrumen kuesioner uji validasi produk untuk ahli dan guru
No. Aspek yang Dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4 5
A. Cover/sampul buku
1. Judul buku cerita bergambar
mewakili keseluruhan isi cerita.
2.
Judul buku cerita bergambar
menarik minat siswa untuk
membaca lebih lanjut.
3. Judul sampul buku membawa
pesan yang akan disampaikan.
4. Warna sampul buku cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
menarik minat siswa untuk
membaca lebih lanjut.
B. Isi buku cerita
5. Gaya dan ketepatan bahasa
sesuai untuk siswa kelas rendah
6. Isi cerita mudah dipahami oleh
siswa kelas rendah.
7.
Isi cerita menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga
mudah dibaca dan dipahami
siswa kelas rendah.
8.
Isi cerita memberikan pelajaran
nilai-nilai pendidikan anti
korupsi berkaitan dengan
kegiatan sehari-hari.
9. Isi buku cerita memiliki gambar
dan teks yang saling berkaitan.
10. Tampilan buku lebih dominan
gambar dibandingkan teks.
11. Gambar buku cerita jelas dan
mudah dibedakan.
12.
Ilustrasi buku cerita
memperjelas latar, rangkaian
cerita, penjiwaan, dan karakter.
13.
Gambar ilustrasi buku berhasil
memikat siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita.
C. Anatomi buku
14. Rancangan halaman buku
tertata dengan baik.
15. Pemilihan jenis huruf menarik
perhatian siswa.
16. Jenis huruf pada buku cerita
mudah dibaca oleh siswa.
17.
Tata letak/sistematika penulisan
tidak terlalu sempit
memudahkan siswa untuk
membaca.
Total Skor
Rata-rata skor
Berikut akan dijelaskan kisi-kisi kuisioner yang digunakan untuk menilai
produk buku cerita bergambar untuk siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 3.5 Kisi-Kisi uji validasi produk untuk siswa
No. Indikator Nomor Aitem
A. Cover/sampul buku
1. Judul buku 1
2. Warna 2
B. Isi buku cerita
1. Bahasa yang digunakan 3
2. Isi cerita 4
3. Keterkaitan isi buku cerita 5
4. Tampilan gambar dan tulisan 6, 7
C. Anatomi buku
1. Rancangan halaman 8
2. Jenis huruf 9, 10
3. Tata letak 11
Tabel di atas merupakan kisi-kisi dari kuesioner validasi dan uji coba
produk untuk siswa. Setelah kisi-kisi dibentuk, peneliti menyusun instrumen
kuesioner yang akan digunakan untuk melakukan penilaian terhadap produk buku
cerita bergambar. Berikut instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini untuk siswa:
Tabel 3.6 Instrumen kuesioner validasi dan uji coba produk untuk siswa
No. Aspek yang Dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4 5
A. Cover/sampul buku
1.
Judul buku cerita
menarik bagi siswa
untuk membaca.
2.
Warna cover/sampul
buku cerita menarik bagi
siswa untuk membaca.
B. Isi buku cerita
3. Penggunaan bahasa
mudah dipahami oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
siswa.
4.
Isi buku menarik bagi
siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita.
5.
Isi buku cerita memiliki
gambar dan teks yang
sesuai.
6.
Isi buku cerita lebih
banyak gambar
dibandingkan tulisan.
7. Gambar buku cerita
jelas.
C. Anatomi buku
8. Halaman buku tertata
dengan baik.
9. Jenis huruf menarik
perhatian siswa.
10. Jenis huruf mudah
dibaca bagi siswa.
11.
Penulisan tidak terlalu
sempit memudahkan
siswa untuk membaca.
Total Skor
Rata-rata skor
3.4.5 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono (2014: 89) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasi wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Data
penelitian ini dianalisis menggunakan dua teknik yaitu kualitatif dan kuantitatif.
3.4.5.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Teknik analisa data kualitatif diperolah dari hasil kuisioner berupa
komentar yang dikemukakan oleh validator ahli, guru kelas IV A dan satu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2016/2017 yang melakukan validasi terhadap
produk yang sudah dikembangkan. Teknik analisa data kualitatif ini dipergunakan
untuk mengetahui kelayakan produk dan perbaikan desain yang dikembangkan.
3.4.5.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor dari hasil penilaian ahli, guru
kelas IV A dan satu siswa kelas IV A dalam proses validasi yang dilakukan dalam
bentuk angka.
Presentase kelayakan dihitung dengan rumus:
Tabel 3.7 Rumus presentase kelayakan produk
Presentase kelayakan
Validasi produk dan uji coba produk dalam penelitian ini menggunakan
skala lima (Sukardjo, 2008: 101).
Tabel 3.8 Konversi nilai skala lima menurut Sukardjo
Interval skor Kategori
X > i + 1,80 SBi Sangat baik
i + 0,60 SBi < X ≤ i + 1,80 SBi Baik
i - 0,60 SBi < X ≤ i + 0,60 SBi Cukup
i - 1,80 SBi < X ≤ i – 0,60 SBi Kurang
X ≤ i – 1,80 SBi Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Keterangan :
Rerata ideal ̅
(skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal
(skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
X = skor aktual
Rumus konversi di atas digunakan untuk melakukan perhitungan data
kuantitatif dari skala yang digunakan. Perhitungan data dilakukan untuk
memperoleh tingkat kategori data. Tingkat kategori ini akan dijadikan dasar untuk
mengkategorikan skor validasi dan uji coba lapangan yang diperoleh peneliti.
Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi data kualitatif melalui rumus tersebut.
Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai
berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal = 5
Skor minimal ideal = 1
Rerata ideal ̅ =
Simpangan baku ideal =
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Jawaban:
Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi
= X > 3 + (1,80 . 0,67)
= X > 3 + 1,21
= X > 4,21
Kategori baik = i + 0,60 SBi < X ≤ i + 1,80 SBi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + 0,40 < X ≤ 3 + 1,21
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup = i - 0,60 SBi < X ≤ i + 0,60 SBi
= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
= 3 - 0,40 < X ≤ 3 + 0,40
= 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori kurang = i - 1,80 SBi < X ≤ i – 0,60 SBi
= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67)
= 3 - 1,21 < X ≤ 3 - 0,40
= 1,79 < X ≤ 2,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kategori sangat kurang = X ≤ i – 1,80 SBi
= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 - 1,21
= X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh data kuantitatif di atas
kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.9 Kriteria skala lima (Sukardjo 2008: 101)
Kategori Interval skor
Sangat baik >4,21
Baik 3,40< ≤ 4,21
Cukup baik 2,60< ≤ 3,40
Kurang baik 1,79< ≤ 2,60
Sangat kurang baik ≤ 1,79
Berdasarkan skor skala lima tersebut, setelah dihitung rerata hasil validasi
kemudian mencari reratanya selanjutnya dikonveksikan hasil data kuantitatif ke
data kualitatif berdasarkan skor rata-rata yang didapat dari kategori di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan
Di dalam penelitian pengembangan ini ada dua masalah yang dipaparkan.
Pertama, proses pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi. Kedua, kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi
yang dihasilkan. Kedua masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
4.1.1 Proses Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah dijelaskan pada
bab III, proses langkah-langkah pengembangan buku cerita bergambar ini
mengikuti enam tahapan adalah sebagai berikut:
4.1.1.1 Potensi dan Masalah
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan buku
cerita bergambar ini adalah analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan
dengan teknik wawancara kepada guru kelas. Wawancara dilakukan salah satunya
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca siswa selain itu juga untuk
mengetahui sejauh mana wawasan siswa tentang pendidikan anti korupsi.
4.1.1.2 Pengumpulan Data
Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data. Cara yang digunakan
peneliti dalam pengumpulan data adalah dengan melaksanakan wawancara guru
kelas IV A SD Negeri Dayuharjo. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Januari 2017. Wawancara berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat. Terdapat
Sembilan butir pertanyaan analisis kebutuhan pengembangan buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa
kelas IV. Butir soal pertama tentang kesulitan membaca siswa, kedua tentang
kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca, dan ketiga
tentang kesulitan yang ditemui guru dalam kegiatan pembelajaran membaca. Butir
soal yang keempat tentang ketertarikan siswa terhadap buku cerita bergambar,
kelima tentang ketersediaan sekolah terkait buku bacaan seperti buku cerita
bergambar, dan keenam tentang kesadaran pentingnya pendidikan anti korupsi.
Butir soal yang ketujuh tentang penerapan pendidikan anti korupsi oleh guru,
kedelapan tentang pendapat guru terkait buu cerita bergambar berbasis pendidikan
anti korupsi untuk kebutuhan membaca siswa, dan yang kesembilan adalah
tentang pendapat guru terkait kebutuhan sekolah terhadap buku cerita bergambar
berbasis pendidikan anti korupsi dalam kebutuhan membaca siswa.
Rangkuman hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas IV A SD
Negeri Dayuharjo dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Rangkuman hasil wawancara guru SD kelas IV A
No. Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1.
Apakah bapak mengetahui siswa
kelas IVA yang mengalami
kesulitan membaca?
Ya, saya mengetahui dan dari 24
siswa kelas IV A ada dua siswa
yang mengalami kesulitan
membaca.
2.
Kesulitan apa yang dihadapi
siswa tersebut dalam kegiatan
pembelajaran membaca?
Kesulitan yang dihadapi siswa
tersebut adalah waktu belajarnya
tidak terbimbing dengan orang tua
karena kurang ada kepedulian dari
orang tua berkaitan dengan
perkembangan belajar siswa.
3. Sejauh mana kesulitan yang Kesulitan yang saya temui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
bapak temui saat mengajar siswa
dalam kegiatan pembelajaran
membaca?
berkaitan pembelajaran membaca
yaitu dalam kurikulum 2013 ketika
pembelajaran berlangsung siswa
tidak dapat terfokus pada satu
materi sementara ada siswa yang
memang mengalami kesulitan
membaca semangatnya justru
semakin melemah.
4.
Apakah siswa tertarik dengan
buku cerita bergambar?
Siswa tertarik dengan buku cerita
bergambar, kaitannya dengan
pembelajaran membaca buku cerita
bergambar sangat membantu agar
siswa lebih semangat dalam
membaca.
5.
Apakah sekolah menyediakan
buku bacaan untuk siswa seperti
buku cerita bergambar?
Sekolah menyediakan buku cerita
bergambar dan sekolah juga
menjadwal setiap kelas untuk
meminjam buku di perpustakaan
seminggu dua kali.
6.
Apakah siswa kelas IV A
menyadari pentingnya pendidikan
anti korupsi?
Untuk saat ini sudah ada
pembelajaran tentang anti korupsi
dan masuk ketema tingkah laku
dan penerapannya sudah ada
tentang kejujuran namun masih
terbatas belum kompleks.
7.
Apakah bapak sudah pernah
melakukan kegiatan tentang nilai-
nilai pendidikan anti korupsi?
Seperti perbuatan tidak
mencontek.
Sudah, ketika mengadakan ulangan
selalu diajarkan untuk tidak boleh
mencontek dan jika melanggar ada
sanksi yang harus didapatkan
siswa, selain itu mengajarkan anak
untuk tidak datang terlambat agar
tidak menjadi kebiasaan buruk.
8.
Menurut bapak apakah sekolah
membutuhkan buku cerita
bergambar untuk kebutuhan
membaca siswa dalam bentuk
cerita tentang pendidikan anti
korupsi?
Sangat membutuhkan, karena buku
cerita bergambar dengan tema
pendidikan anti korupsi sangat
membantu pemahaman anak dan
membuat anak lebih tertarik untuk
membaca.
9.
Saran apa yang dapat bapak
berikan terkait dengan buku cerita
bergambar yang sedang beredar
untuk kebutuhan pembelajaran
membaca?
Sarannya sekolah harus
menyediakan fasilitas seperti buku-
buku yang berkaitan dengan tema
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, narasember menyatakan bahwa
membutuhkan buku bacaan seperti buku cerita bergambar berbasis pendidikan
anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa. Menurut narasumber buku
bacaan tersebut sangat membantu pemahaman siswa dan membuat siswa lebih
tertarik untuk membaca. Buku cerita bergambar lebih membantu siswa untuk
bersemangat kaitannya dengan kegiatan membaca. Jadi, selain siswa melakukan
kegiatan membaca siswa juga diberikan pemahaman tentang pendidikan anti
korupsi.
4.1.1.3 Desain Produk Awal
Langkah berikutnya adalah merancang buku cerita sesuai dengan
kebutuhan di lapangan. Ada beberapa komponen yang dikembangkan oleh
peneliti dalam penyusunan buku cerita bergambar. Berikut adalah komponen-
komponen dalam penyusunan buku cerita bergambar:
4.1.1.3.1 Konsep Buku
Konsep buku cerita ini adalah buku cerita bergambar dengan
menggunakan tokoh benda-benda mati dikehidupan sehari-hari. Peneliti
menggunakan tokoh benda-benda mati dikehidupan sehari-hari diharapkan agar
siswa dapat dengan mudah mengikuti jalan cerita yang akan disampaikan. Cerita
di dalam buku ini dilengkapi dengan empat dari sembilan nilai-nilai pendidikan
anti korupsi. Empat nilai tersebut adalah (1) kejujuran, (2) tanggung jawab, (3)
kedisiplinan, dan (4) kepedulian. Dengan adanya buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi ini diharapkan dapat membantu siswa terkait pentingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pendidikan anti korupsi. Buku cerita bergambar ini juga diharapkan mampu
membantu siswa dalam proses pembelajaran membaca.
4.1.1.3.2 Tokoh
Tokoh yang ada dalam buku cerita ini adalah benda-benda mati yang ada
dikehidupan sehari-hari. Tokoh benda ini dipilih oleh peneliti karena dekat
dengan dunia siswa. Peneliti mencoba membahas nilai-nilai dalam pendidikan anti
korupsi melalui sudut pandang yang berbeda yaitu dari benda-benda mati yang
ada dikehidupan sehari-hari.
4.1.1.3.3 Format dan Ukuran Buku
Buku cerita bergambar ini berukuran A4 (210 mm x 297 mm) dan
memiliki 28 halaman termasuk sampul depan serta belakang. Buku cerita
bergambar ini terdiri dari judul sampul depan, kata pengantar, pengenalan tokoh,
isi cerita, ketahuilah yang berisi kesimpulan dari cerita, refleksi, catatan, dan
biodata penulis.
4.1.1.3.4 Isi dan Tema Buku
Isi dari buku cerita bergambar ini merupakan hasil karya dari peneliti yang
dibuat secara imajinatif. Cerita dan gambar dikemas secara menarik dan
berkesinambungan serta didalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan anti korupsi.
Tema buku cerita bergambar ini adalah pendidikan anti korupsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.1.1.3.5 Judul Buku
Judul buku cerita bergambar ini adalah “Sehari Bersama Estu”.
Menceritakan tentang kegiatan seorang anak bernama Estu dalam waktu satu hari.
Cara peneliti menyapaikan cerita menggunakan benda-benda mati yang seolah-
olah hidup atau secara imajinatif. Berikut adalah gambar sampul depan judul buku
cerita bergambar:
Gambar 4.1 Judul buku cerita bergambar
4.1.1.3.6 Desain Gambar
Gambar yang dibuat dalam buku cerita bergambar ini menggunakan sketsa
digital. Software yang digunakan dalam pembuatan sketsa adalah CorelDRAW X5.
Berikut adalah gambar sketsa digital:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.2 Sketsa digital
4.1.1.3.7 Teknik Pengerjaan
Pengerjaan buku cerita bergambar ini menggunakan teknik fotografi dan
teknik digital atau menggunakan perangkat komputer. Langkah pertama, peneliti
memotret objek yang akan dijadikan sketsa gambar menggunakan perangkat
kamera.
Gambar 4.3 Foto objek yang akan dijadikan sketsa gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Langkah kedua, peneliti membuat sketsa gambar dari foto objek yang telah
disiapkan menggunakan software CorelDRAW X5.
Gambar 4.4 Hasil sketsa digital
Langkah ketiga, gambar hasil sketsa digital diwarnai menggunakan software
Adobe Photoshop CS4.
Gambar 4.5 Hasil pewarnaan sketsa digital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Langkah keempat, gambar yang sudah diwarnai kemudian diedit kembali
menggunakan software online yaitu Cartoonize.net dengan jenis efek cartoon
effects dan nama efek adalah effect 1.
Gambar 4.6 Hasil editing menggunakan Cartoonize.net
Langkah kelima adalah penyempurnaan dan penyelesaian. Peneliti menggunakan
software Adobe Photoshop CS4 untuk menyelesaikan sketsa gambar menjadi
gambar akhir yang menarik.
Gambar 4.7 Hasil akhir sketsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4.1.1.3.8 Warna
Warna yang digunakan adalah warna-warna yang mendukung ilustrasi
cerita. Buku dibuat dengan bermacam-macam jenis warna agar lebih terlihat
menarik. Sebagian besar dari buku cerita bergambar ini menggunakan warna-
warna terang namun tidak mencolok mata sehingga tetap membuat nyaman siswa
atau pembaca.
4.1.1.3.9 Jenis Huruf
Jenis huruf yang digunakan peneliti dalam buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi ini ada tiga jenis yaitu (1) One Stroke Script LET dengan
ukuran huruf 145,394 untuk judul buku; (2) Arial dengan ukuran huruf 20 untuk
penulisan kata pengantar, isi narasi cerita, ketahuilah, refleksi, catatan, dan
biodata penulis; dan (3) Kristen ITC dengan ukuran huruf 24 untuk penulisan
pengenalan tokoh dan dialog antar tokoh. Jenis huruf yang digunakan bersifat
mudah dibaca sehingga dapat menarik minat siswa untuk membaca.
4.1.1.3.10 Teknik Cetak
Jenis kertas yang digunakan untuk mencetak sampul buku adalah kertas
Ivory 230 gsm dengan laminasi kering jenis doff. Isi buku dicetak menggunakan
kertas jenis Art Paper 150 gsm. Penjilidan buku menggunakan teknik penjilidan
stapler tengah atau jahit kawat.
4.1.1.4 Validasi Desain
Validasi desain buku cerita bergambar dilakukan kepada satu ahli bahasa
Indonesia, satu guru kelas IV A, dan satu siswa kelas IV A. Validasi dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
untuk menunjukan kualitas buku cerita bergambar yang telah dibuat. Berikut
merupakan hasil data validasi buku cerita bergambar:
4.1.1.4.1 Data Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia
Validasi buku cerita bergambar dilakukan oleh ahli bahasa Indonesia yang
juga merupakan salah satu dosen aktif di Universitas Sanata Dharma. Validasi
dilakukan pada tanggal 5 Februari 2017. Aspek yang dinilai dari produk meliputi
sampul buku, isi buku cerita, dan anatomi buku.
Hasil validasi ahli bahasa Indonesia diperoleh skor rata-rata 4,94.
Berdasarkan skala konversi yang sudah ditentukan dan diperoleh hasil bahwa
produk penelitian pengembangan ini termasuk dalam kategori sangat baik. Ahli
bahasa Indonesia menyatakan bahwa produk penelitian pengembangan ini layak
untuk digunakan ujicoba lapangan tanpa revisi. Namun peneliti tetap melakukan
revisi sesuai dengan masukan ahli bahasa Indonesia saat diskusi bersama.
4.1.1.4.2 Data Hasil Validasi Guru Kelas IV A
Validasi dilakukan oleh guru kelas IV A SD Negeri Dayuharjo. Validasi
desain dilakukan pada tanggal 14 Februari 2017. Aspek yang dinilai dari produk
meliputi sampul buku, isi buku cerita, dan anatomi buku.
Hasil validasi oleh guru kelas IV A memperoleh skor rata-rata 4,58.
Berdasarkan skala konversi yang sudah ditentukan dan diperoleh hasil bahwa
produk penelitian pengembangan ini termasuk dalam kategori sangat baik. Guru
kelas IV A menyatakan bahwa produk penelitian pengembangan ini layak
digunakan ujicoba tanpa revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4.1.1.4.3 Data Hasil Validasi Satu Siswa Kelas IV A
Validasi dilakukan oleh satu siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo.
Validasi desain dilakukan pada tanggal 9 Februari 2017. Aspek yang dinilai dari
produk meliputi sampul buku, isi buku cerita, dan anatomi buku.
Hasil validasi oleh satu siswa kelas IV A memperoleh skor rata-rata 4,45.
Berdasarkan skala konversi yang sudah ditentukan dan diperoleh hasil bahwa
produk penelitian pengembangan ini termasuk dalam kategori sangat baik
sehingga layak untuk diujicobakan.
4.1.1.5 Revisi Desain
Perbaikan desain dilakuan oleh peneliti berdasarkan saran, masukan,
ataupun komentar yang diberikan oleh ahli, guru kelas, dan siswa sebagai
validator. Peneliti telah melakukan perbaikan dari masukan ahli bahasa Indonesia
agar produk yang dikembangkan menjadi lebih baik. Berikut revisi produk yang
telah dilakukan oleh peneliti berdasarkan masukan dari ahli bahasa Indonesia
melalui diskusi bersama.
Tabel 4.2 Masukan ahli dan revisi produk
No. Masukan Revisi
1.
Judul sebaiknya lebih diperinci
kembali dan sampul ditambah
ilustrasi-ilustrasi gambar.
Judul dirubah menjadi “Sehari
Bersama Estu” dan sampul
ditambah sedikit ilustrasi-
ilustrasi gambar.
2.
Perbaikan kesalahan-kesalahan
dalam penulisan dan penulisan
harus sesuai EYD.
Memperbaiki kesalahan-
kesalahan penulisan huruf atau
kata dan memperbaiki
penulisan sesuai EYD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan masukan tersebut, peneliti melakukan revisi yang dapat
dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.8 Revisi sampul produk
Sebelum Sesudah
Perubahan yang dilakukan pada sampul buku adalah penambahan sedikit
ilustrasi-ilustrasi gambar pada latar belakang. Selanjutnya adalah perubahan judul,
yang sebelumnya berjudul “Keseharian Estu” menjadi “Sehari Bersama Estu”.
Perubahan ini dilakukan untuk memperinci judul karena didalam cerita hanya
menceritakan kegiatan selama satu hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.9 Revisi kesalahan penulisan sesuai EYD
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Sebelum Sesudah
Perubahan yang dilakukan pada bagian kata pengantar adalah isi dari kata
pengantar dan kesalahan dalam penulisan. Perubahan lain juga dilakukan pada
pecakapan antar dialog dan narasi cerita yaitu tentang kesalahan-kesalahan dalam
penulisan.
4.1.1.6 Uji Coba Produk
Tahap selanjutnya adalah uji coba produk terbatas. Uji coba produk
terbatas dilakukan kepada 6 siswa kelas IV A di SD Negeri Dayuharjo. Uji coba
produk terbatas dilakukan pada tanggal 2 Maret 2016 selama kurang lebih 45
menit. Dalam uji coba produk terbatas yang dilakukan, siswa diminta untuk
membaca buku cerita secara berurutan dari halaman pertama sampai terakhir.
Selanjutnya siswa diminta untuk menuliskan lembar refleksi setelah selesai
membaca buku cerita. Setelah itu siswa dibagikan lembar kuesioner untuk diisi
dan mengetahui persepsi siswa terhadap buku cerita yang telah dibaca. Kuesioner
berisi 11 pernyataan yang menunjukan kualitas dari buku cerita bergambar
berbasis pendidikan anti korupsi.
Berdasarkan uji coba produk terbatas yang telah dilakukan oleh 6 siswa
kelas IV A di SD Negeri Dayuharjo, didapatkan skor rata-rata 4,72 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kategori “sangat baik”. Berikut adalah data yang diperoleh dari uji coba produk
terbatas.
Tabel 4.3 Data rekapitulasi hasil uji coba produk terbatas siswa
No.
Siswa
Nomor Peryataan Total
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 53 4,81
2 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 50 4,54
3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 54 4,9
4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 52 4,72
5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 49 4,45
6 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 54 4,9
Jumlah 312 28,32
Rata-rata 4,72
4.1.2 Kualitas Buku Cerita Bergambar
Setelah mengetahui hasil validasi dari satu ahli bahasa Indonesia, satu
guru kelas IV A, dan satu siswa kelas IV A terkait produk buku cerita bergambar
berbasis pendidikan anti korupsi, maka dapat dihitung skor rata-rata dari semua
validator. Berikut merupakan hasil rekapitulasi validator.
Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi validator
No. Validator Hasil Validasi
Rerata Kategori
1 Ahli bahasa Indonesia 4,94 Sangat baik
2 Guru Kelas IV A 4,58 Sangat baik
3 Siswa Kelas IV A 4,45 Sangat baik
Jumlah 13,97
Rata-rata 4,65
Kategori Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi memperoleh skor 4,65 dengan
kategori “sangat baik”.
4.2 Pembahasan
Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya kebutuhan guru dalam
meningkatkan minat membaca siswa dan pemahaman siswa terkait dengan
pendidikan anti korupsi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, media buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi sangat dibutuhkan karena dapat
membantu pemahaman siswa terkait pendidikan anti korupsi dan membuat siswa
lebih tertarik untuk membaca. Oleh karena itu peneliti terdorong melakukan
penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi
untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A di SD Negeri Dayuharjo.
Buku cerita bergambar yang dikembangkan dapat membantu guru maupun
orang tua dalam memberikan nilai-nilai luhur terkait pendidikan anti korupsi
kepada siswa. Penanaman nilai dilakukan sejak dini diharapkan agar siswa dengan
kesadaran mampu menerapkan nilai-nilai luhur tersebut dan melakukan tindakan
terkait dengan pendidikan anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Buku cerita
bergambar dibuat secara imajinatif agar siswa atau pembaca tertarik untuk
membaca dan memahami isi dari bacaan tersebut. Pendidikan anti korupsi
memberikan pemahaman tentang tindak dan perilaku korupsi serta bahaya korupsi
terhadap kehidupan masyarakat dan bangsa (Baedowi, 2015: 88). Buku cerita
bergambar ini dikembangkan berdasarkan nilai-nilai dalam pendidikan anti
korupsi. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam buku cerita bergambar adalah (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kejujuran, (2) tanggung jawab, (3) kedisiplinan, dan (4) kepedulian. Empat nilai
tersebut diambil dari pendapat Syarbini (2014: 70-74) antara lain, yaitu (1) jujur,
(2) tanggung jawab, (3) disiplin, (4) sederhana, (5) mandiri, (6) kerja keras, (7)
adil, (8) berani, (9) peduli. Pendidikan anti korupsi memberi pemahaman yang
berkaitan dengan moral seperti kejujuran, keadilan, hak, tanggung jawab,
diskriminasi, dan implikasi buruk korupsi terhadap kehidupan (Baedowi, 2015:
89). Peneliti mendapatkan respon positif oleh guru dan siswa ketika melakukan
penelitian ini. Siswa mengatakan bahwa buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi sangat baik karena mengajarkan untuk tidak boleh
melakukan tindakan korupsi dan perbuatan jelek. Selain itu buku cerita bergambar
yang dikembangkan memiliki jalan cerita yang menarik, mudah dipahami, dan
memiliki pengajaran yang penting. Melalui buku bacaan bergambar siswa dapat
memahami bacaannya dengan banyak mendapat bantuan dari gambarnya yang
indah dan informatif (Toha, 2010: 18).
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh satu ahli bahasa Indonesia,
satu guru kelas IV A, dan satu siswa kelas IV A, dapat disimpulkan bahwa buku
cerita bergambar termasuk dalam kategori sangat baik dengan rata-rata skor 4,65
dan layak diujicobakan pada siswa kelas IV A. Berikut beberapa hal yang
menjadikan buku cerita bergambar ini layak digunakan sebagai acuan dalam
pembelajaran membaca terkait dengan pendidikan anti korupsi.
4.2.1 Buku Cerita Mudah Dipahami Anak
Cerita dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru bahwa pendidikan
anti korupsi perlu ditanamkan pada siswa. Tujuannya untuk menyadarkan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
terkait pentingnya pendidikan anti korupsi. Pendidikan anti korupsi juga
seharusnya mampu membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan
terutama berkaitan dengan teknik-teknik menginvestigasi dan menganalisis
kegiatan-kegiatan koruptif, pada tataran apa korupsi terjadi, termasuk transparansi
dan akuntabilitas (Baedowi, 2015: 89). Menurut Rahim (2007: 90) salah satu cara
yang efektif untuk mendorong anak berpikir kritis ialah menggunakan buku sastra
sebagai bahan bacaan dalam pembelajaran membaca yang memungkinkan mereka
menjadi pemikir kritis. Cerita dalam buku ini merupakan jenis cerita fiksi hasil
karangan peneliti yang dibuat secara imajinatif dan menarik serta memiliki dasar
empat nilai dalam pendidikan anti korupsi. Cerita fiksi adalah cerita yang
dibentuk, cerita yang dibuat, cerita yang diadakan, atau cerita yang diciptakan
(Hardjana, 2006: 4). Berdasarkan hasil validasi ahli bahasa Indonesia, cerita
mudah dipahami meskipun tidak lugas. Ceritanya metaforis karena menggunakan
tokoh barang-barang. Menurut ahli bahasa Indonesia pelajaran nilai disampaikan
melalui metafora sehingga tidak menggurui dan cerita mudah diikuti sehingga
pesan dalam isi cerita dapat tersampaikan dengan baik. Ahli bahasa Indonesia
menambahkan bahwa hasil akhir buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi cukup baik, jelas, applicable, dan dapat diimplementasikan serta dapat
mencapai tujuan yaitu menanamkan kesadaran anti korupsi. Pendidikan nilai perlu
diajarkan dengan sentuhan bahasa dan seni.
4.2.2 Buku Cerita Menggunakan Ilustrasi yang Menarik
Gambar yang dibuat dalam buku cerita bergambar ini menggunakan
gambar sketsa digital yang sederhana. Gambar yang dibuat oleh peneliti adalah
gambar benda-benda mati yang seolah menjadi hidup. Gambar yang dibuat adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
gambar-gambar yang jelas dan mudah dibedakan oleh siswa. Gambar tersebut
meliputi, pasta gigi, sabun, sikat gigi, gayung, pensil, kertas, jam tangan, garpu,
sendok, teko, kaos kaki, saku celana, tikus mainan, dan penghapus.
Buku cerita bergambar yang dibuat oleh peneliti adalah ceita dengan tokoh
benda-benda mati yang seolah hidup dan dikemas secara imajinatif. Karakter
tokoh yang terdapat dalam cerita cukup variatif. Tokoh dalam cerita anak-anak
tidak harus terdiri dari anak-ank, melainkan apa saja atau siapa saja dapat
dijadikan tokoh/pelaku dalam sebuah cerita tersebut (hardjana, 2006: 3). Cerita
dibuat dengan latar yang beragam. Berdasarkan hasil validasi ahli bahasa
Indonesia, satu guru kelas IV A, dan satu siswa kelas IV A, gambar dalam buku
cerita jelas dan mudah dibedakan. Ahli bahasa menambahkan gambar buku cerita
terlihat cukup estetis.
4.2.3 Judul Buku Cerita dan Sampul Buku Menarik Minat Siswa untuk
Membaca
Judul buku cerita bergambar ini adalah “Sehari Bersama Estu”. Judul
dibuat sederhana dan menarik sesuai dengan topik yang menceritakan tentang
kegiatan seorang anak bernama Estu dalam waktu satu hari. Sampul buku cerita
bergambar yang dibuat terdapat judul, ilustrasi gambar, dan warna yang beragam.
Judul tidak secara langsung menonjolkan nilai-nilai yang ditanamkan.
Berdasarkan hasil validasi keseluruhan, judul buku cerita mampu
mewakili keseluruhan isi cerita dengan baik. Ahli bahasa Indonesia menambahkan
bahwa judul buku cerita bergambar sangat menarik minat dan rasa ingin tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
siswa. Warna sampul cukup cerah dan menarik serta pesan diperoleh setelah
membaca isi cerita.
4.2.4 Buku Cerita Dirancang dengan Anatomi yang Sesuai untuk Anak
Buku cerita bergambar ini memiliki 28 halaman termasuk sampul depan
dan belakang. Buku cerita bergambar ini memiliki keterangan tambahan seperti
kata pengantar, pengenalan tokoh, ketahuilah yang berisi kesimpulan cerita,
refleksi yang bertujuan untuk mengajak siswa merefleksikan diri terkait buku
yang telah dibaca, catatan, dan biodata penulis. Jenis huruf yang digunakan
peneliti dalam penulisan buku cerita bergambar ada tiga yaitu, (1) One Stroke
Script LET dengan ukuran huruf 145,394 untuk judul buku; (2) Arial dengan
ukuran huruf 20 untuk penulisan kata pengantar, isi narasi cerita, ketahuilah,
refleksi, catatan, dan biodata penulis; dan (3) Kristen ITC dengan ukuran huruf 24
untuk penulisan pengenalan tokoh dan dialog antar tokoh. Hasil validasi
keseluruhan menunjukan bahwa tata letak/sistematika penulisan tidak terlalu
sempit sehingga memudahkan siswa untuk membaca. Pemilihan jenis huruf cukup
menarik perhatian siswa untuk membaca.
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi memiliki kualitas
yang baik, sehingga dapat digunakan oleh guru ataupun orang tua untuk
pembelajaran membaca siswa dan pembelajaran pendidikan anti korupsi secara
mandiri dan aktif. Bagi anak yang masih belum lancar membaca, buku cerita
bergambar dengan mudah dapat menjadi pelarian yang menyenangkan (Toha,
2010: 18). Hal ini dibuktikan dari hasil penilaian satu ahli bahasa Indonesia, satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
guru kelas IV A, dan satu siswa kelas IV A bahwa judul buku cerita mewakili
keseluruhan isi cerita. Judul buku cerita “Sehari Bersama Estu” menarik dan
inovatif terhadap rasa ingin tahu siswa. Cerita dalam buku ini menggunakan
bahasa yang sederhana meskipun tidak lugas namun mudah dipahami oleh siswa.
Buku cerita bergambar disusun untuk memberikan kesadaran pendidikan
anti korupsi. Empat nilai dasar yang dikembangkan dikemas menggunakan cerita
yang sederhana dan imajinatif sehingga siswa dapat mengikuti dengan mudah.
Pengajaran nilai melalui metafota sehingga tidak menggurui. Sebuah cerita harus
mempunyai amanat, yaitu pesan positif atau ajaran kebaikan yang terkandung di
dalam cerita (Hardjana, 2006: 55). Perancangan halaman yang tertata dengan baik
membuat buku cerita bergambar mudah untuk dibaca. Jenis huruf dalam buku
cerita ada tiga jenis huruf antara lain, One Stroke Script LET, Arial, dan Kristen
ITC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis
pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD
Negeri Dayuharjo dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi
dilaksanakan melalui enam langkah modifikasi gabungan dari prosedur
pengembangan Borg and Gall dan Sugiyono. Langkah-langkah
pengembangan adalah sebagai berikut: (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain,
dan (6) uji coba produk. Hasil akhir penelitian ini adalah produk yang
berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi dengan
judul “Sehari Bersama Estu”.
5.1.2 Buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi dikembangkan
dengan kualitas yang baik dan layak digunakan sebagai bahan ajar terkait
pendidikan anti korupsi dan pembelajaran membaca. Penilaian buku cerita
bergambar ini ditinjau dari tiga aspek yaitu: (1) sampul buku, (2) isi buku
cerita, dan (3) anatomi buku. Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh
satu ahli bahasa Indonesia, satu guru kelas IV A, satu siswa kelas IV A
diperoleh skor rata-rata 4,65. Uji coba produk terbatas dilakukan kepada
enam siswa kelas IV A dan diperoleh skor rata-rata 4,72. Keseluruhan skor
yang diperoleh termasuk kedalam kategori “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain adalah sebagai berikut:
5.2.1 Wawancara analisis kebutuhan hanya dilakukan di satu sekolah dan satu
guru sekolah dasar.
5.2.2 Langkah prosedur pengembangan yang digunakan hanya enam langkah.
5.2.3 Produk yang dikembangkan terbatas pada satu keterampilan.
5.3 Saran
Saran untuk penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan buku
cerita bergambar adalah sebagai berikut:
5.3.1 Wawancara analisis kebutuhan dilakukan dilakukan kepada lebih dari satu
guru dan satu sekolah agar data yang diperoleh terkait kebutuhan siswa
lebih luas dan mendalam.
5.3.2 Langkah penelitian pengembangan dimaksimalkan hingga 10 langkah
sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih valid.
5.3.3 Mengembangkan lebih banyak keterampilan pada satu produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Nora. 2014. Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: Deepublish
Alatas, S.H. 1987. Korupsi: sifat, sebab dan fungsi. Jakarta: LP3ES
Baedowi, Ahmad. 2015. Potret pendidikan kita. Jakarta: PT Pustaka Alvabet
Djamarah, Syaiful. Bahri. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamzah, Andi. 1984. Korupsi di Indonesia. Jakarta: Gramedia
Hardjana. 2006. Cara mudah mengarang cerita anak-anak. Jakarta: Grasindo
Kumara, Amitya. 2014. Kesulitan berbahasa pada anak: deteksi dini dan
penanganannya. Yogyakarta: Kanisius
Muchlisoh, dkk. 1993. Materi pokok: pendidikan bahasa Indonesia 3. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru
SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra anak: pengantar pemahaman dunia anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran membaca di sekolah dasar. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Sadiman, Arif S., dkk. 1986. Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers
Salkind, Neil J. 2009. Teori-teori perkembangan manusia: sejarah kemunculan,
konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Bandung: Nusa Media
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta: Kencana
Soedarso. 1988. Speed reading: sistem membaca cepat dan efektif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Subyakto-Nababan, Sri Utari. 1993. Metodologi pengajaran bahasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1990. Media pengajaran. Bandung: CV. Sinar
Baru
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta
Sukardjo. 2008. Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Supriyadi, dkk. 1993. Materi pokok: pendidikan bahasa Indonesia 2. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru
SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan
Syarbini, Amirulloh dan Muhammad Arbain. 2014. Pendidikan antikorupsi:
konsep, strategi, dan implementasi pendidikan antikorupsi di
sekolah/madrasah. Bandung: Alfabeta
Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. 1987. Teknik pengajaran keterampilan
berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, H.G. 1984. Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa
Toha-Sarumpaet, R.K. 2010. Pedoman penelitian sastra anak: edisi revisi.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Widoyoko, S.E.K. 2012. Teknik penyusunan instrument penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Wijaya, David. 2014. Pendidikan antikorupsi: untuk sekolah dan perguruan
tinggi. Jakarta: Indeks
Sumber Online:
Effendy, Y., Bangsa, G., & Yudani, H.D. 2013. Perancangan buku cerita
bergambar Dang Gedunai untuk anak usia 4-6 tahun. Jurnal DKV
Adiwarna, Universitas Kristen Petra. Diunduh pada tanggal 1 Februari
2017 dari
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/749/651
Kasman, Thamrin, dkk. 2016. Desain induk: gerakan literasi sekolah. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Diunduh pada tanggal 16 Februari 2017 dari
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&ved=0ahUKEwiCy673mZTSAhVBSRoKHd0RCdMQFggfMAE&url=h
ttp%3A%2F%2Fgerbangkurikulum.psma.kemdikbud.go.id%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2016%2F09%2FDesain-Induk-Gerakan-Literasi-
Sekolah.pdf&usg=AFQjCNFDhcN5994bFyekO8y5iDnUHxeIew&sig2=y
mSftQyv0TgBiXoeFO08Rw
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kemendikbud. 2016. Gerakan Indonesia membaca: “menumbuhkan budaya
membaca”. Diakses pada tanggal 16 Februari 2017 dari
https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8459.html
Santosa, Hari. 2008. Peran buku bacaan dan lingkungandalam menunjang
perkembangan bahasa anak. Diunduh pada tanggal 1 Februari 2017 dari
http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/Peran%20buku
%20bacaan%20dan%20lingkungan%20dalam%20menunjangperkembang
an%20bahasa%20anak.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 1
Hasil Wawancara dengan Guru Kelas IV A SD Negeri Dayuharjo
No. Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1.
Apakah bapak mengetahui siswa
kelas IVA yang mengalami
kesulitan membaca?
Ya, saya mengetahui dan dari 24
siswa kelas IV A ada dua siswa
yang mengalami kesulitan
membaca.
2.
Kesulitan apa yang dihadapi
siswa tersebut dalam kegiatan
pembelajaran membaca?
Kesulitan yang dihadapi siswa
tersebut adalah waktu belajarnya
tidak terbimbing dengan orang tua
karena kurang ada kepedulian dari
orang tua berkaitan dengan
perkembangan belajar siswa.
3.
Sejauh mana kesulitan yang
bapak temui saat mengajar siswa
dalam kegiatan pembelajaran
membaca?
Kesulitan yang saya temui
berkaitan pembelajaran membaca
yaitu dalam kurikulum 2013 ketika
pembelajaran berlangsung siswa
tidak dapat terfokus pada satu
materi sementara ada siswa yang
memang mengalami kesulitan
membaca semangatnya justru
semakin melemah.
4.
Apakah siswa tertarik dengan
buku cerita bergambar?
Siswa tertarik dengan buku cerita
bergambar, kaitannya dengan
pembelajaran membaca buku cerita
bergambar sangat membantu agar
siswa lebih semangat dalam
membaca.
5.
Apakah sekolah menyediakan
buku bacaan untuk siswa seperti
buku cerita bergambar?
Sekolah menyediakan buku cerita
bergambar dan sekolah juga
menjadwal setiap kelas untuk
meminjam buku di perpustakaan
seminggu dua kali.
6.
Apakah siswa kelas IV A
menyadari pentingnya pendidikan
anti korupsi?
Untuk saat ini sudah ada
pembelajaran tentang anti korupsi
dan masuk ketema tingkah laku
dan penerapannya sudah ada
tentang kejujuran namun masih
terbatas belum kompleks.
7.
Apakah bapak sudah pernah
melakukan kegiatan tentang nilai-
nilai pendidikan anti korupsi?
Seperti perbuatan tidak
mencontek.
Sudah, ketika mengadakan ulangan
selalu diajarkan untuk tidak boleh
mencontek dan jika melanggar ada
sanksi yang harus didapatkan
siswa, selain itu mengajarkan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
untuk tidak datang terlambat agar
tidak menjadi kebiasaan buruk.
8.
Menurut bapak apakah sekolah
membutuhkan buku cerita
bergambar untuk kebutuhan
membaca siswa dalam bentuk
cerita tentang pendidikan anti
korupsi?
Sangat membutuhkan, karena buku
cerita bergambar dengan tema
pendidikan anti korupsi sangat
membantu pemahaman anak dan
membuat anak lebih tertarik untuk
membaca.
9.
Saran apa yang dapat bapak
berikan terkait dengan buku cerita
bergambar yang sedang beredar
untuk kebutuhan pembelajaran
membaca?
Sarannya sekolah harus
menyediakan fasilitas seperti buku-
buku yang berkaitan dengan tema
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2
Data Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 3
Data Hasil Validasi Guru Kelas IV A SD Negeri Dayuharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 4
Data Hasil Validasi Siswa Kelas IV A SD Negeri Dayuharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 5
Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas pada Siswa Kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas pada Siswa Kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas pada Siswa Kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas pada Siswa Kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas pada Siswa Kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas pada Siswa Kelas IV A SD Negeri
Dayuharjo (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 6
Rekapitulasi Data Hasil Validasi
No. Validator Hasil Validasi
Rerata Kategori
1 Ahli bahasa Indonesia 4,94 Sangat baik
2 Guru Kelas IV A 4,58 Sangat baik
3 Siswa Kelas IV A 4,45 Sangat baik
Jumlah 13,97
Rata-rata 4,65
Kategori Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk Terbatas
No.
Siswa
Nomor Peryataan Total
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 53 4,81
2 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 50 4,54
3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 54 4,9
4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 52 4,72
5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 49 4,45
6 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 54 4,9
Jumlah 312 28,32
Rata-rata 4,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 8
Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 9
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 10
Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 11
Buku Cerita Bergambar (Terpisah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
BIOGRAFI PENELITI
Sirilus Prasetyna Nugraha, lahir di Sleman pada
tanggal 22 Maret 1996. Penulis menempuh pendidikan
dasar di SD Kanisius Gamping, tamat pada tahun 2007.
Selanjutnya menempuh pendidikan menengah pertama
di SMP Santo Aloysius Sleman, tamat pada tahun 2010.
Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1
Ngaglik hingga tamat pada tahun 2013. Pada tahun
2013 penulis melanjutkan studi S1 di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjadi
mahasiswa PGSD 2013, penulis aktif mengikuti kegiatan di beberapa bidang,
seperti: (1) Kegiatan wajib INSADHA, INFISA, INSIPRO, dan yang lainnya; (2)
Menyumbangkan trophy penghargaan untuk program studi pada kejuaraan Dekan
Cup cabang olahraga bola voli tahun 2013 dan 2014; (3) Kegiatan kepanitiaan
INSADHA 2015, INSIPRO 2015, Pekan Ilmiah Fakultas 2015, Parade Gamelan
Anak 2013-2015, Sport League PGSD 2014, dan Story Telling and Writing
Contest 2015. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi
yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti
Korupsi untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas IV A SD Negeri Dayuharjo
Tahun Ajaran 2016/2017”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI