pemanfaatan media cerita bergambar dengan …

123
PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 85 JAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh Ahmad Lutfi Prasetyo NIM. 1114013000018 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN

METODE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)

DALAM MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS

VII DI SMP NEGERI 85 JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Ahmad Lutfi Prasetyo

NIM. 1114013000018

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …
Page 3: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pemanfaatan Media Cerita Bergambar dengan Metode

STAD (Students Teams Achievement Division) dalam Menulis Teks

Deskripsi Siswa kelas VII di SMP Negeri 85 Jakarta disusun oleh Ahmad

Lutfi Prasetyo, Nomor Induk Mahasiswa 11140130000018, diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munawasah pada hari Selasa 27 Juli 2021 di

hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar

Sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, 27 Juli 2021

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan /Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Makyun Subuki, M.Hum.

NIP. 19800305 200901 1015 10 Agustus 2021

Sekretaris Jurusan11

Novi Diah Haryanti, M.Hum. 10 Agustus 2021

NIP. 19841126 201503 2007

Penguji I

Didah Nurhamidah, M.Pd. 9 Agustus 2021

NIP. 19891219 201903 2010

Penguji II

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. 9 Agustus 2021 NIP. 19640212 199703 2001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan

Dr. Suririn, M.Ag.

NIP. 19710319 199803 2001

Page 4: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …
Page 5: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

i

ABSTRAK

Ahmad Lutfi Prasetyo. NIM.1114013000018. Skripsi. Pemanfaatan Media

Cerita Bergambar dengan Metode STAD (Students Teams Achievement

Division) dalam Menulis Teks Deskripsi Siswa kelas VII di SMP Negeri 85

Jakarta. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing Dr.

Hindun, M.Pd. 2021

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pemanfaatan Media Cerita

Bergambar dengan Metode STAD (Students Teams Achievement Division) dalam

Menulis Teks Deskripsi Siswa kelas VII di SMP Negeri 85 Jakarta. Penulis

menggunakan media cergam, karena buku cerita yang banyak disukai anak-anak

dibandingkan buku cerita lainnya. Nilai lebih cergam terletak pada unsur fantasi

yang menghibur dan adanya unsur visual. Penggunaan media cergam sebagai

media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi

siswa. Demikian juga ketika guru ingin mengembangkan teks atau karangan

deskripsi siswa maka media cergam ini dapat digunakan secara efektif. Penelitian

ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dimana penulis menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 92,5%

siswa termotivasi dan lebih kreatif dalam kompetensi menulis khususnya menulis

teks deskripsi. Selain itu, hasil terhadap teks deskripsi siswa kelas VII/H memiliki

rata-rata nilai 80. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa,

penggunaan media cergam dapat meningkatkan kompetensi menulis khusunya

menulis teks deskripsi dan dapat membangun motivasi untuk lebih kreatif serta

berfikir kritis dalam bekerja kelompok.

Kata kunci:

Media cerita bergambar, metode STAD, keterampilan menulis teks deskripsi.

Page 6: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

ii

ABSTRACT

Ahmad Lutfi Prasetyo. NIM.1114013000018. Thesis. Utilization of Picture

Story Media with STAD (Students Teams Achievement Division) Method in

Writing Description Texts for Class VII Students at SMP Negeri 85 Jakarta.

Department of Indonesian Language and Literature Education. Faculty of

Tarbiyah and Teacher Training. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Advisor Dr.

Hindun, M.Pd. 2021

The purpose of this study was to determine the use of illustrated story media using

the STAD (Students Teams Achievement Division) method in writing descriptive

text for seventh grade students at SMP Negeri 85 Jakarta. The author uses comic

book media, because story books are preferred by children compared to other

story books. The more diverse value lies in the entertaining fantasy element and

the presence of visual elements. The use of comic book media as learning media

can improve students' ability to write descriptive essays. Likewise, when the

teacher wants to develop a student description text or essay, this comic media can

be used effectively. This research was conducted with a qualitative descriptive

method where the author analyzed the data by describing or describing the data

that had been collected as it was. The results obtained indicate that 92.5% of

students are motivated and more creative in writing competence, especially

writing descriptive text. In addition, the results of the descriptive text of class

VII/H students have an average score of 80. Based on these results, it can be

concluded that the use of comic book media can improve writing competence,

especially writing descriptive texts and can build motivation to be more creative

and think critically in group work.

Keywords:

Picture story media, STAD method, descriptive text writing skills

Page 7: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, yang tiada henti-hentinya

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul: “Pemanfaatan Media Cerita Bergambar dengan Metode

STAD (Students Teams Achievement Division) dalam Menulis Teks Deskripsi

Siswa kelas VII di SMP Negeri 85 Jakarta”.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad

SAW, para keluarganya, sahabat-sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyusun skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan

gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari dengan kerendahan hati dalam menyusun skripsi ini

membutuhkan bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, khususnya

Dosen Pembimbing dan doa kedua orang tua, sebagai rasa syukur dan ungkapan

terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum. Ketua Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Novi Diah Haryanti, M.Pd., Sekretaris Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Hindun, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu

membimbing dan mengarahkan dengan sabar selama pengerjaan skripsi

berlangsung.

5. Didah Nurhamidah, M.Pd. & Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., selaku

penguji skripsi yang bersedia meluangkan waktunya.

Page 8: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

iv

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FITK, UIN

Jakarta, yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasinya

selama saya berkuliah sehingga hal tersebut mampu memberikan manfaat

pada diri saya.

7. Farid Makrup, SPd., selaku Kepala SMP Negeri 85 Jakarta yang telah

mengizinkan saya untuk melakukan penelitian dan siswa-siswi SMPN 85

Jakarta.

8. Kepala Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan seluruh staff.

9. Kepala Perpustakaan UI dan seluruh staff.

10. Kedua orang tua saya, yaitu Ayahanda Sunarwan dan Ibunda Suningsih,

S.Pd., yang sudah memberikan semangat, memberikan dukungan, doa,

motivasi, nasihat, biaya, dan sebagainya.

11. Adik kandung saya, yaitu Muhammad Iqbal Susanto yang sudah

memberikan semangat untuk saya.

12. Seluruh teman seperjuangan angkatan 2014 yang setia menemani, selalu

memberikan semangat, dan motivasi selama perkuliahan.

Penulis mendoakan agar apa yang telah dilakukan oleh pihak-pihak

yang telah disebutkan di atas dapat dibalas oleh Allah SWT, sebagai

bentuk kebaikan. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat dalam dunia

pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan. Akhirnya penulis memohon

kepada pembaca untuk kesempurnaan penelitian dan tulisan berikutnya

yang lebih bermanfaat.

Jakarta, 27 Juli 2021

Penulis

Page 9: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR HALAMAN JUDUL

LEMBAR HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK ............................................................................................................ i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6

C. Batasan Masalah ...................................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORETIS

A. Hakikat Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran ........................................................... 9

2. Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan ................................................ 10

3. Jenis-Jenis Media dalam Pembelajaran ................................................ 12

4. Pemilihan Media Pembelajaran ............................................................ 14

5. Prosedur Penggunaan Media Pembelajaran ......................................... 15

B. Hakikat Cerita Bergambar

1. Pengertian Cergam ............................................................................... 16

2. Macam-Macam Istilah Cergam ............................................................ 19

3. Manfaat Cergam dalam Pembelajaran .................................................. 20

C. Teks Deskripsi

1. Pengertian dan Jenis-jenis Teks Deskripsi ........................................... 21

2. Kriteria dan Fungsi Teks Deskripsi ...................................................... 22

D. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 23

BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................. 27

B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................... 27

C. Fokus Penelitian ...................................................................................... 27

D. Pengolahan Data dan Instrumen Penelitian ............................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN

A. Profil Sekolah

1. Visi Misi Sekolah ................................................................................. 31

2. Sejarah Sekolah .................................................................................... 32

3. Jumlah Guru ......................................................................................... 32

4. Jumlah Siswa ........................................................................................ 33

B. Analisis Hasil Pembahasan ...................................................................... 33

C. Analisis Data dan Instrumen Penelitian ................................................... 38

Page 10: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

vi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................. 69

B. Saran ........................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 11: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan

pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan, antara lain: melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan

prasarana pendidikan, peningkatan mutu manajemen sekolah serta

peningkatan kualitas tenaga pengajar. Upaya tersebut diharapkan membawa

dampak positif terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah kemampuan,

seperti: mengaplikasikan berbagai teori belajar di bidang pengajaran;

kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran yang efektif dan

efisien; kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif dan kemampuan

menciptakan suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor artinya guru

memegang tugas dan tanggung jawab merencanakan serta melaksanakan

pengajaran di sekolah. Guru harus dapat memberikan rangsangan untuk

menimbulkan proses berpikir siswa. Guru harus mampu menyediakan

fasilitas agar terjadi interaksi antara siswa dan siswa, serta antara siswa dan

konsep-konsep yang dipelajarinya sehingga proses berpikir terbina.

Upaya meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia, telah

ditanamkan sejak jenjang pendidikan terbawah. Pembelajaran bahasa

Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Penguasaan bahasa Indonesia yang

baik dapat diketahui dari standar kompetensi yang dimilikinya, antara lain

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Page 12: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

2

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa

mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain

melalui bahasa tulis. Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan

menulis, yaitu siswa mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan/pendapat

secara tertulis ataupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan,

pengalaman hidup, ide, imaji, aspirasi dan lain-lain. Sejalan dengan tujuan

tersebut, peran budaya menulis semakin menempati kedudukan yang sentral

di dalam kehidupan modern. Tanpa budaya menulis, arus komunikasi dan

informasi akan terputus sehingga manusia akan terkungkung dalam

keterbelakangan dan kebodohan. Hal itu disebabkan terputusnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia hal tersebut

penting untuk dicarikan solusinya, yaitu bagaimana mata pelajaran bahasa

Indonesia dapat menjembatani dan menuntaskan keterbelakangan tersebut.

Salah satu cara yang penting adalah bagaimana melaksanakan proses

pembelajaran bahasa Indonesia secara baik dan benar. Kesulitan siswa

melakukan aktivitas menulis di sekolah maupun kurang tepat guru memilih

strategi pembelajaran menulis menjadi faktor penyebab ketidakberhasilan

sekolah menjadikan menulis sebagai suatu budaya baik bagi siswa ataupun

guru tersebut. Oleh karena itu, hal ini sangat mungkin apabila pembelajaran

menulis menjadi kegiatan yang membosankan bagi siswa.

Sebagian siswa pembelajaran menulis itu tidak menyenangkan karena

mereka merasa kesulitan merangkaikan kata. Di lain pihak, sebagian guru

mengatakan bahwa pembelajaran menulis merupakan pembelajaran yang

seharusnya dikuasai siswa. Pembelajaran menulis adalah momok dalam

pelajaran bahasa Indonesia bagi sebagian siswa karena mereka harus berpikir

dan menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sekaligus. Keterbatasan

kosakata siswa cukup memengaruhi minat siswa dalam mengembangkan

idenya untuk dituangkan menjadi tulisan. Akibatnya mereka jadi enggan

untuk mengikuti pembelajaran menulis.

Page 13: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

3

Ada beberapa pemasalahan berkaitan dengan sarana prasarana yang

belum memaksimalkan pemanfaatan fasilitas pembelajaran. Guru belum

memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah untuk menunjang proses

pembelajaran. Ketersediaan laboratorium, perpustakaan tidak diaplikasikan

dalam proses belajar-mengajar. Guru hanya terpaku pada satu suasana

pembelajaran di dalam kelas. Seharusnya fasilitas yang disediakan sekolah

dapat bermanfaat bila dikelola dan digunakan dengan baik oleh guru. Selain

itu sumber materi ajar yang digunakan belum variatif. Selama proses

pembelajaran guru hanya menggunakan satu buku paket sebagai acuan saja

yang berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia (RI), yang seharusnya guru berusaha untuk mengembangkan

pemanfaatan materi ajar dari sumber lain.

Asyhar menyatakan bahwa media pembelajaran yakni segala sesuatu

yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan dari suatu sumber secara

terencana, sehingga memperoleh lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melaksanakan proses belajar secara efesian dan afektif.1

Media pembelajaran yang bermacam-macam menyebabkan guru harus

selektif memilih penggunaan media pembelajaran. Media yang efektif untuk

pengajaran materi tertentu belum tentu efektif untuk mengajarkan materi

lainnya.

Setiap materi mempunyai karakteristik dan turut menentukan pula

media yang digunakan untuk menyampaikan materi tersebut. Begitu pula

dalam pembelajaran menulis, guru harus bisa memilih dan menggunakan

media sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga nantinya

mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Membuat seorang anak mengingat berbagai jenis informasi, kata-kata,

dan tulisan yang sedemikian banyak, bukan cara yang efektif untuk

mengembangkan memorinya. Kunci pengembangan memori anak-anak

1Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi Jakarta,

2012), hlm. 27.

Page 14: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

4

adalah dengan mendorong mereka menyusun sebuah kisah dan merangkai

sejumlah kata-kata yang mereka miliki.

Metode STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan

salah satu cara yang tepat dilakukan dalam pembelajaran di kelas karena

metode STAD merupakan metode pembelajaran yang terdiri dari empat atau

lima orang dengan menghubungkan antara pembelajaran dan keterampilan

sosial. Keterampilan sosial ini berisi unsur akademik dan diharapkan mampu

memberikan pengalaman belajar bagi siswa, baik secara individu maupun

secara berkelompok. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa dalam menerima

perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar

belakangnya. Selain itu, metode pembelajaran ini menuntut siswa agar lebih

aktif, inovatif, kreatif, dan kritis terhadap persoalan yang sedang dipecahkan

untuk mencapai standar kompetensi yang diharapkan.

Hasil yang diperoleh setelah penerapan metode ini menunjukkan

peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa yang terlihat dari nilai rata-

rata dan ketuntasan belajar siswa. Terlepas dari hasil yang diperoleh dari

penerapan metode ini, metode STAD belum tentu dapat diterapkan pada

materi ataupun mata pelajaran lainnya. Selain itu, keberhasilan penerapan

metode tidak terlepas dari ketepatan pemelihan media.

Cerita bergambar merupakan media yang didalamnya memiliki unsur

gambar dan sebuah cerita yang terpadu. Unsur visual inilah yang menarik

minat baca anak-anak. Karena unsur visual ini, anak-anak dapat dengan

mudah mengikuti jalan cerita di samping dapat membedakan peran-peran

tokoh dalam cerita tersebut. Dayamanti juga menambahkan bahwa media

cerita bergambar yaitu perantara yang bisa mengkomunikasikan kenyataan

serta ide secara kuat dan jelas dengan kombinasi antara pengungkapan kata-

kata dan gambar.2

2Lely Damayanti, Pengaruh Media Cerita Bergambar Terhadap Kehidupan Sosial Anak Didik

Kelompok B TK Desa Ngepeh Saradan Madiun, (Madiun: PG PAUD IKIP PGRI Madiun, Vol. 3.

No. 2.), http//e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD/article/view/54329. Diakses 29 Oktober

2019.

Page 15: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

5

Secara umum, penggunaan media cergam sebagai media pembelajaran

dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa. Demikian

juga ketika guru ingin mengembangkan teks atau karangan deskripsi siswa

maka media cergam ini dapat digunakan secara efektif. Untuk itulah peneliti

yakin bahwa penggunaan cergam sebagai media pembelajaran merupakan

terobosan baru, karena media ini jarang digunakan dalam pembelajaran di

kelas, khususnya di SMP Negeri 85 Jakarta kelas VII/H.

Sudarwan, mengungkapkan manfaat penggunaan cergam sebagai

media dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun cerita

berdasarkan rangkaian gambar secara unit sehingga menjadi karangan narasi

yang utuh, memadukan kalimat menjadi karangan narasi yang padu dengan

menggunakan kata sambung yang tepat, dan menggunakan ejaan dan tanda

baca secara benar dalam karangan.3 Perpaduan antara cergam dengan teks

deskripsi ini menarik siswa untuk lebih kreatif dalam hal menulis deskripsi,

karena dengan cergam yang di dalamnya terdapat gambar-gambar yang

menarik siswa menjadi semangat untuk membaca dan lebih kreatif dalam

menulis teks deskripsi.

Penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis deskripsi dengan

media cergam yang menggunakan model pembelajaran STAD belum pernah

diteliti oleh guru lain di SMP Negeri 85 Jakarta. Selain itu, pembelajaran

menulis deskripsi yang berlangsung hanya berkisar tentang pemberian materi

berdasarkan cerita nongambar yang menurut siswa tidak mengembangkan

kreativitas menulis deskripsi. Atas dasar itu, maka dilakukan penelitian media

cerita bergambar, untuk membantu atau meningkatkan keterampilan menulis

deskripsi. Dengan demikian, skripsi ini mengkaji “Pemanfaatan Media Cerita

Bergambar dengan Metode STAD (Students Teams Achievement Division)

dalam Menulis Teks Deskripsi Siswa kelas VII di SMP Negeri 85 Jakarta”.

3Danim Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan: Pelayanan Profesional Pembelajaran dan

Mutu Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),

hlm. 134

Page 16: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah tersebut, maka beberapa

hal penting dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Guru kurang variatif dalam menggunakan media pembelajaran;

2. Guru merasa kesulitan menerapkan beberapa jenis metode

pembelajaran;

3. Sebagian siswa SMPN 85 Jakarta masih kesulitan dalam membuat

teks deskripsi.

C. Batasan Masalah

Bertitiktolak dari penjelasan yang telah diuraikan, dan permasalahan-

permasalahan yang ada di sekolah, baik yang dialami oleh siswa dan guru

yang berhubungan dengan bahasa Indonesia khususnya menulis deskripsi dan

media pembelajaran, serta metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran, maka tidaklah semua masalah diteliti, oleh karena itu,

penelitian ini dibatasi dengan mengkaji media cergam dalam bentuk cetak

yang diterbitkan oleh Trasnmedia Pustaka berjumlah 11 halaman.

Media cergam ini bertema persahabatan antara kura-kura dan angsa.

Lalu, teks yang digunakan oleh siswa berupa teks deskripsi berjenis objektif

dan teks deskripsi yang dihasilkan oleh siswa sebanyak 3 paragraf. Penelitian

ini menggunakan metode STAD dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2019/2021 di SMP Negeri 85 Jakarta dengan menggunakan kelas

VII/H sebagai objek penelitiannya.

D. Perumusan Masalah

Bagaimana Pemanfaatan Media Cerita Bergambar dengan Metode STAD

(Students Teams Achievement Division) dalam Menulis Teks Deskripsi Siswa

kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 85 Jakarta?

Page 17: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

7

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan Rumusan Masalah yang telah disebutkan, tujuan penelitian

ini untuk mengetahui:

1. Bagaimana Pemanfaatan Media Cerita Bergambar dengan Metode STAD

(Students Teams Achievement Division) dalam Menulis Teks Deskripsi

Siswa kelas VII di SMP Negeri 85 Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, antara

lain:

1. Bagi Kepala Sekolah;

a) Bisa menjadi data yang menambah nilai akreditasi sekolah.

b) Menambah informasi dalam dunia penelitian yang terbaru.

2. Bagi Guru;

a) Membuat pembelajaran di kelas lebih variatif dan inovatif

b) Menambah ilmu tentang bagaimana cara mengajar di dalam

kelas dengan suasana yang menyenangkan.

c) Memberi motivasi untuk menggunakan media atau metode

pembelajaran yang lebih bervariatif.

3. Bagi Peneliti lain;

a) Menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian dengan

metode yang berbeda.

b) Menambah ilmu pengetahuan mengenai metode pembelajaran

di kelas.

Page 18: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

8

Page 19: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

9

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Hakikat Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harafiah berarti "perantara" atau

"pengantar".1 Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

kepada penerima pesan. Media pendidikan dalam arti sempit hanya

memperhatikan dua unsur dari model kawasan keseluruhan, yakni bahan

dan alat yang nantinya berinteraksi dengan siswa.

Hamidjojo dalam bukunya Latuheru memberi batasan media

sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk

menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga

ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada

penerima yang dituju.2 Media pembelajaran yang dimaksudkan adalah

sebagai alat atau bahan selain buku teks dalam proses belajar-mengajar,

yang dapat dipakai untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal dalam suatu situasi belajar mengajar.

Wilkinson menambahkan pengertian media terbagi dalam batasan

yang sangat sempit, yaitu alat yang dapat digunakan secara efektif dalam

melaksanakan proses pengajaran yang direncanakan dengan baik.3 Di

dalamnya tidak hanya mencakup media komunikasi elektrik yang

canggih saja melainkan juga media yang lebih sederhana seperti film

bingkai, gambar, foto, diagram, dan gambar bagan yang dapat buat

sendiri oleh guru. Romiszowski (dalam Basuki Wibawa dan Farida

Mukti) memberikan batasan media sebagai pembawa pesan yang berasal

1Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2016), hlm. 3.

2J.D. Lattuheru, Media Pembelajaran dalam Pengajaran Bahasa Indonesia, (Ujung Pandang:

IKIP Ujung Pandang, 1993), hlm. 43.

3GL. Wilkinson, Media dalam Pembelajaran, (terjemahan Zulkarnaen Nasution, Jakarta, CV.

Rajawali, 1984), hlm.5

Page 20: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

10

dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada

penerima pesan.4 Adapun proses belajar-mengajar penerima pesan itu

adalah siswa, sedang pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber

informasi, yaitu guru. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan

siswa melalui indera mereka, siswa dirangsang oleh media, lalu

inderanya digunakan untuk menerima informasi. Apabila media itu

membawa informasi yang bertujuan instruksional mengandung maksud

pengajaran maka hal itu disebut media pembelajaran.

Gagne dan Briggs, berpendapat bahwa media pembelajaran adalah

segala yang meliputi alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi

materi pembelajaran dan menyajikan pesan sehingga merangsang siswa

untuk belajar atau sebagai alat bantu mengajar guru.5 Alat bantu yang

bisa dipakai biasanya berupa alat bantu visual, yaitu: gambar, kaset CD,

kamera, film slide, komputer dan alat-alat yang dapat memberikan

pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan

retensi belajar siswa.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim (guru) kepada penerima (siswa)

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta

perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses kegiatan belajar

berhasil. Pada saat proses belajar- mengajar, pesan yang disalurkan oleh

media dari sumber pesan kepada penerima pesan itu ialah isi pelajaran.

Pesan tersebut berasal dari kurikulum yang disampaikan guru kepada

siswa.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat

bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan

4Basuki Wibawa dan Farida Mukti, Media Pengajaran, (Bandung, CV. Maulana, 2001),

hlm.12

5Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm.14.

Page 21: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

11

belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.6 Levie dan Lentz (dalam

Azhar Arsyad) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, yaitu:

(1) fungsi atensi, (2) fungsi afektif, (3) fungsi kognitif, dan (4) fungsi

kompensatoris. Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad) menyatakan

bahwa, media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila

media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok

pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: (1) memotivasi minat atau

tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.7

Setiap media yang digunakan memiliki tujuan-tujuan tertentu,

menurut Soeparno, tujuan penggunaan media ialah agar pesan

(informasi) yang dikomunikasikan dapat diserap semaksimal mungkin

oleh para siswa sebagai penerima informasi.8 Bahasa yang

dikomunikasikan melalui lambang verbal saja kemungkinan terserapnya

sangat kecil, sebab bersifat abstrak sehingga sangat sulit dipahami dan

diresapi. Jadi penggunaan media diharapkan dapat memperkonkret

informasi yang dikomunikasikan sehingga informasi tersebut diharapkan

dapat diserap semaksimal mungkin oleh si penerima informasi.

Manfaat yang dapat diambil berdasarkan penggunaan media

pembelajaran sebagaimana Azhar Arsyad, dirumuskan sebagai berikut:

(1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan

hasil belajar; (2) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan

dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses

dan hasil belajar; (3) media pembelajaran dapat meningkatkan dan

mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi

belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,

dan kemungkinan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan

dan minatnya; (4) media pembelajaran mengatasi keterbatasan indera,

ruang dan waktu; dan (5) media pembelajaran dapat memberikan

6Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm.16.

7Ibid, hlm. 19.

8Soeparmo, Media Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta, Intan Pariwara, 1988), hlm.5-6

Page 22: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

12

kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di

lingkungan mereka.9

3. Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran

Berbagai keuntungan penggunaan media dalam pembelajaran

tersebut tergantung pada media yang digunakan. Beberapa usaha

pengklasifikasian media telah dilakukan oleh Bretz & Briggs (dalam

Basuki Wibawa dan Farida Mukti) dengan kelebihan dan kekurangan

yang mengiringinya. Pengklasifikasian jenis media, di antaranya: media

audio, media visual dan media audio visual.10

Media audio merupakan media yang berisi suara saja sehingga

untuk dapat memanfaatkannya sebagai media dalam pembelajaran guru

haras dapat memperhatikan mengenai aspek kemampuan menyimak yang

dimiliki oleh siswa. Contoh : radio, tape record, dan kaset rekam. Fungsi

media audio untuk menyampaikan pesan audio dari sutnber pesan ke

penerima pesan. Pesan yang dituangkan dalam lambang-lambang auditif

verbal, nonverbal maupun kombinasinya. Media audio berkaitan erat

dengan indera pendengaran.

Kelebihan media audio, antara lain (1) materi pembelajaran sudah

tetap, dan dapat dipersiapkan sebelumnya; (2) perantara yang digunakan

sangat murah di bandingkan dengan media lain; (3) memungkinkan siswa

untuk belajar mandiri, sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing;

dan (4) suasana dan perilaku siswa dapat dipengaruhi melalui

penggunaan musik, latar, dan efek suara yang lain. Sedangkan,

kelemahan media audio, antara lain (1) stimulus secara visual/suara saja

dalam waktu yang cukup lama dapat menimbulkan kebosanan pada

siswa; dan (2) media ini cenderung tidak dapat diperbaharui. Perbaikan

biasanya berarti pembuatan rekaman ulang yang memerlukan waktu yang

cukup lama.

9Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm.26-27

10

Basuki Wibawa dan Farida Mukti, Media Pengajaran, (Bandung, CV. Maulana, 2001),

hlm.33.

Page 23: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

13

Media visual adalah media yang berupa gambar-gambar tanpa

disertai suara. Media ini biasanya digunakan untuk mengajarkan

kemampuan membaca dan menulis siswa. Media visual dibedakan

menjadi dua, yaitu: media visual diam dan media visual gerak. Contoh

media visual adalah foto, gambar, ilustrasi, gambar pilihan, potongan

gambar, transparasi, proyektor gambar kartun, dan cerita bergambar.

Fungsi media visual dalam proses belajar-mengajar, yaitu: untuk

mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak,

membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak

atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan di dalam kelas, serta

mengembangkan kreativitas siswa.

Kelebihan penggunaan media visual, antara lain: (1) menarik minat

dan perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran; (2) membantu siswa

untuk memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang

menyertainya; (3) meningkatkan keterampilan membaca dan menulis

siswa; (4) memberi peluang kepada guru untuk bertatap muka dengan

siswanya; dan (5) meningkatkan kreatifitas guru untuk dapat menyiapkan

materi yang diwujudkan dalam bentuk gambar. Kelemahan media visual,

antara lain: (1) semata-mata hanya medium visual; (2) ukuran gambar

seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar; dan (3)

memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan dan kejelian guru

untuk memanfaatkannya. Media audio visual adalah media yang

memiliki unsur suara dan unsur gambar (tampak-dengar). Media ini

biasanya berupa rekaman gambar yang disertai suara yang menjelaskan

mengenai gambar yang disajikan. Contoh media audio visual ialah VCD,

TV, pita suara, film bingkai, dan lain-lain.

Kelebihan media audio visual, antaral lain: (1) mampu

menampilkan gambar, suara dan gerak sekaligus; (2) mengatasi

keterbatasan ruang dan waktu; dan (3) menghindari pembelajaran yang

verbalistik. Kelemahan media audio visual, antara lain: (1) sulit untuk

direvisi; (2) biayanya relatif mahal; dan (3) memerlukan keahlian khusus.

Page 24: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

14

Berdasarkan gambaran jenis-jenis media di atas dapat disimpulkan,

bahwa cergam adalah salah satu bentuk media visual. Hal ini didasarkan

bentuk asli cergam yang berupa gambar-gambar dan cerita tanpa disertai

suara. Cergam dapat dijadikan media pembelajaran karena dapat menarik

minat siswa serta membantu mengingat informasi bahan verbal yang

menyertainya.

4. Pemilihan Media Pembelajaran

Media yang dipilih sudah tentu media yang paling baik. Eselgorth

(dalam Soeparno) mengemukakan bahwa, pengertian baik buruknya

suatu media tidak bergantung kepada mewah atau tidaknya peralatan

yang dipakai.11

Baik buruknya suatu media diukur sampai sejauh mana

media itu dapat diserap semaksimal mungkin oleh si penerima informasi.

Media yang digunakan dalam pengajaran harus menunjang proses belajar

siswa sehingga siswa mampu menguasai indikator belajar dalam sebuah

standar kompetensi. Pemilihan media dalam pembelajaran harus sesuai

dengan kebutuhan dan kapasitas siswa sebagai subjek yang diberdayakan

dalam pendidikan.

Azhar Arsyad merumuskan beberapa kriteria dalam pemilihan

media, yaitu (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (2) tepat untuk

mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau

generalisasi; (3) praktis, luwes dan bertahan; (4) guru terampil

menggunakannya; (5) pengelompokan sasaran dan (6) mutu teknis.12

Soeparno mengungkapkan dalam memilih media hendaklah

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) hendaknya mengerti

karakteristik setiap media, sehingga dapat mengetahui kesesuaian media

tersebut dengan pesan atau informasi yang akan dikomunikasikan; (2)

hendaknya memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak

11Soeparno, Media Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta, Intan Pariwara, 1988), hlm.10.

12

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm.75-76

Page 25: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

15

capai.13

Misalnya, untuk melatih keterampilan menyimak ada baiknya

kalau menggunakan atau memilih media radio atau rekaman.

Selanjutnya, calon guru atau pengajar hendaknya memilih media

yang sesuai dengan metode yang akan digunakan, hendaknya pula

memilih media yang sesuai dengan materi yang akan dikomunikasikan.

Selain itu, memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, baik

ditinjau dari segi jumlahnya, usianya, atau tingkat pendidikannya dan

hendaknya memilih media yang sesuai dengan situasi dan kondisi

lingkungan tempat media itu dipergunakan. Sehingga sebagai catatan

tambahan, janganlah menggunakan media tertentu dengan alasan bahwa

media merupakan barang baru atau karena media tersebut merupakan

satu-satunya media yang dimiliki.

5. Prosedur Penggunaan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran harus sistematis untuk menunjang

efektivitas dan efisiensi prosedur belajar mengajar. Betapapun

canggihnya media yang dipilih, bila tidak digunakan dengan baik

tentunya tidak banyak gunanya. Maka guru perlu mengetahui prosedur

penggunaan media tersebut sebelum digunakan bahan pengajaran.

Budi Nuryanta, dkk. menjabarkan tiga langkah pokok prosedur

penggunaan media pengajaran yang perlu diperhatikan; yaitu: Tahap

Pertama Persiapan, yaitu tahap persiapan dilakukan sebelum penggunaan

media pembelajaran. Tahap ini diperlukan agar penggunaan media dapat

dipersiapkan dengan baik. Guru perlu memperhatikan beberapa hal

dalam pelaksanaan tahapan ini antara lain: (a) guru perlu mempelajari

buku petunjuk penggunaan media tersebut, (b) guru perlu

mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk penggunaan media

tersebut, (c) guru perlu menetapkan penggunaan media tersebut secara

individual atau kelompok, dan (d) guru perlu mengatur posisi duduk

siswa agar penyampaian pesan dapat diterima peserta didik dengan baik.

13Soeparno, Media Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta, Intan Pariwara, 1988), hlm.10-11.

Page 26: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

16

Tahap Kedua, Pelaksanaan (Penyajian), yaitu tahap pelaksanaan

dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. ada satu hal yang harus

diperhatikan selama menggunakan media tersebut, yaitu hindari

kejadian-kejadian yang dapat mengganggu ketenangan, perhatian dan

konsentrasi peserta. Ketiga, Tindak Lanjut, yaitu kegiatan tindak lanjut

bertujuan memantapkan pemahaman peserta didik terhadap pokok-pokok

materi dan pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui media

tersebut. Kegiatan tindak lanjut umumnya ditandai dengan suatu

kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi, latihan, remidiasi, dan

pengayaan.14

B. Hakikat Cerita Bergambar (Cergam)

1. Pengertian Cergam

Muharam E dan Watti Sudaryanti dalam bukunya Nofriyanti

mengatakan bahwa gambar merupakan perwujudan benda alam dalam

lambang visual dalam bentuk dua dimensi.15

Selain itu, Gonen dan Guler

menjelaskan bahwa dalam buku cerita bergambar, sebuah cerita

sederhana atau dongeng yang diceritakan melalui gambar maupun teks

dan gambar yang digunakan.16

Definisi lain diungkapkan oleh

Gunansyah bahwa melalui penambahan gambar pada tulisan akan

mempermudah siswa dalam menuangkan ide sekaligus dalam waktu

bersamaan dan pembaca akan lebih memahami yang sedang dibacanya.17

Sebuah media cerita bergambar haruslah bisa menceritakan dengan detail

14Budi Nuryanta, Kasurijanta, dan Imam Koerman, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan

Berbahasa, (Jakarta, depdikbud, 1997), hlm.4-17.

15

Isna Nofriyanti, Penggunaan Media Cerita Bergambar dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Pontianak: Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran, Vol 3 No. 3 http//jurnal.untan.ac.id/index.php/ipdpb/article/view/4950/5057.

Diakses pada 4 September 2019.

16

Mubeccel Gonen & Tulin Guler, The Environment and Its Place in Children’s Picture Story

Books. (Turkey: Procedia Social and Behavioral Sciences, 2011),

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187704281100893713, diakses 13 Januari

2020.

17

Ganes Gunansyah, Pendidikan IPS: Berorientasi Praktik yang baik, (Surabaya: Unesa

University Press, 2015), hlm. 23.

Page 27: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

17

apa yang ingin diceritakan agar siswa sendiri dapat mengetahui isi cerita

yang dipaparkan oleh guru dari media cerita bergambar.

Menurut Hamzah & Nina gambar adalah bentuk representasi visual

dari orang, tempat ataupun benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas

atau bahan lain, baik dengan lukisan, gambar atau foto.18

Selain itu,

Guntur Angkat berpendapat bahwa komik, cergam atau kartun

merupakan buku yang cukup poluler di masyarakat khususnya pada

kalangan remaja dan anak-anak.19

Media cergam dapat dikatakan sebagai

alat komunikasi yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua

dimensi.

Komik atau cerita bergambar (cergam) terdiri dari teks/narasi yang

berfungsi sebagai penjelasan dialog dan alur cerita. Marcel Bonnet

(dalam Guntur Angkat) mengemukakan bahwa komik adalah salah satu

produk akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya,

yang dituang dalam gambar dan tanda, mengarah kepada suatu pemikiran

dan perenungan.20

Akronim cerita bergambar menurut Marcell Boneff, mengikuti

istilah cerita pendek (cerpen) yang sudah lebih dulu digunakan, dan

konotasinya menjadi lebih bagus, meski terlepas dari masalah tepat

tidaknya dari segi kebahasaan atau etimologis katanya. Di dalam cergam,

cerita tidak lagi harus dipingitkan dengan teks tertulis (verbal), tetapi

didekatkan kepada narasi dan bercerita.

Kama mengemukakan bahwa, komik merupakan barang istimewa

yang dapat menyatukan dua buah jenis seni, yakni seni lukis dan seni

sastra.21

Sedangkan, Scot Me Cloud (dalam Kama) menegaskan bahwa,

komik adalah teknologi baru yang sanggup menggabungkan dua unsur

18Lamantenggo Nina & Uno B, Hamzah, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 33.

19

Guntur Angkat, Selintas Sejarah Komik Indonesia, (http://artikel.us/art05-72.html, diakses

10 November 2019

20

Guntur Angkat, Ibid.

21

Kama, Komik Sebagai Budaya Massa, http://k4maxomics.bogspot.com/, diakses 9

Desember 2019.

Page 28: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

18

karya seni dengan disiplin ilmu yang berbeda menjadi satu.22

Dua karya

seni tersebut mengalami proses penyederhanaan dan ikonisasi

sedemikian rupa sehingga keduanya dapat menyatu dalam satu media

yaitu komik.

Sedangkan Tarigan mengungkapkan bahwa, mengarang

menggunakan media gambar merupakan satu teknik pengajaran menulis

yang sangat dianjurkan oleh para ahli.23

Mengarang melalui media

gambar berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa. Gambar

yang terlihat diam sebenarnya banyak berkata bagi orang yang peka dan

penuh imajinasi.

Aen Trisnawati mendefinisikan, komik salah satu media yang kaya

akan ide dan imajinasi.24

Ide tersebut kemudian ditransformasi dan

diserap oleh pembaca hingga menjadi sebuah gudang ide yang bisa

dipanggil saat pembaca tersebut memerlukannya, salah satunya untuk

membuat sebuah cerita. Pada akhirnya ide dari komik tersebut setelah

dicampuradukkan dengan ide lainnya, sehingga menjadi sebuah cerita.

Berdasarkan uraian pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa cergam merupakan suatu karya yang memadukan unsur gambar

dan tulisan dalam satu bentuk. Cergam (komik) merupakan salah satu

media yang kaya akan ide dan imajinasi untuk dikembangkan menjadi

tulisan yang kreatif. Ada beberapa kelebihan/keunggulan yang dimiliki

cergam apabila dibandingkan dengan media visual lainnya; antara lain:

(1) siswa lebih mudah memahami jalan cerita suatu karya karena adanya

penggabungan gambar dan cerita; (2) siswa lebih tertarik membaca cerita

yang didukung gambar daripada cerita nongambar; (3) daya imajinasi

siswa dapat lebih dikembangkan; dan (4) penggunaan cergam sebagai

media pembelajaran merupakan terobosan baru karena media ini jarang

22Kama, Ibid,

23

Djago Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung, Angkasa, 1986),

hlm.209.

24

Aen Trisnawati, Membaca Komik Menulis cerpen, http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/200570705/30/khazanah/lainya05.html, diakses 11 Oktober 2019.

Page 29: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

19

digunakan dalam pembelajaran di kelas. Cergam mampu membangkitkan

daya khayal siswa untuk dikembangkan lebih jauh menjadi cerita baru 25

.

2. Macam-macam Istilah Cergam

Komik diproduksi tak terbatas demi pemasaran yang telah

mengglobal. Adanya pangsa pasar yang cukup besar membuat beberapa

negara berlomba-lomba membuat komik. Kama menyebutkan beberapa

nama tersebut antara lain dengan istilah: Manga, Comic's, Manhwa,

Bande de Saire, Manhua, dan Cergam.26

Dijelaskan, sebagai berikut:

Manga, merupakan istilah komik yang berasal dari Jepang. Di dalam

manga, biasanya terkandung semangat orang-orang Jepang dalam

mengarungi kehidupan. Semangat yang dimiliki mereka dapat membuat

segala yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Dalam penggunaan teknik visual, manga kaya akan penggunaan

garis-garis dan tone. Umumnya, manga menggunakan mata untuk

menunjukkan ekspresi dan karakter. Ada satu hal yang unik yaitu cerita

manga dapat memadukan teknologi canggih tanpa melupakan

kebudayaan Jepang. Contoh manga, yaitu: Doraemon, Naruto, Crayon

Sinchan, dan Rourori Kensin.

Comic's, merupakan istilah yang berasal dari Amerika. Ciri-ciri

yang paling menonjol dalam comic's adalah adanya genre superhero. Isi

comic's menonjolkan sisi kekuatan fisik yang luar biasa. Hal ini

tercermin dalam penggambaran otot-otot yang menggelembung bagi pria

dan penggunaan garis kurva ekstrim bagi wanita. Ciri lainnya yaitu selalu

adanya unsur adu fisik di mana kejahatan harus dilenyapkan dengan

kekerasan. Contoh komik Amerika ini adalah: Superman, Batman, dan

X-Men. Manhwa, merupakan istilah komik yang berasal dari Hongkong.

Di dalam manhwa terjadi asimilasi antara gaya manga dan comic's.

25Djago Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung, Angkasa, 1986),

hlm.209.

26

Kama, Komik Sebagai Budaya Massa, 2013, http://k4maxomics.blogspot.com/, Diakses, 9

Desember 2019.

Page 30: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

20

Penggambaran karakter manhwa mengikuti gaya manga, tetapi gaya

penceritaannya mengikuti comic's. Silat menjadi yang paling

mendominasi manhwa. Contoh manhwa, yaitu: Saint dan karya-karya

Tony Wong. Bande de Saire, merupakan istilah komik yang berasal dari

Eropa. Gaya penggambaran dalam bande de saire mempunyai nilai

estetis yang tinggi. Tema yang diangkat berupa tema petualangan. Ada

satu hal yang menarik dari bande de saire yaitu komik-komik tersebut

dipelihara, dijaga, dan dilindungi oleh negara. Contoh bande de saire

adalah Tintin, dan Palestine.

Kemudian Manhua, adalah sebutan komik yang berasal dari Korea.

Di dalam manhua terjadi gaya penceritaan yang mirip dengan manga.

Ada ciri khusus dari manhua yaitu penggambaran karakter tokohnya

masih kasar dan banyak menggunakan garis tegas. Contoh manhua

adalah Shin Angyo Oshi, dan Bowling King; dan yang terakhir Cergam

(Cerita Bergambar) merupakan istilah komik Indonesia. Gaya

penceritaan cergam belum menemui gaya yang tepat karena masih

terpengaruh bande de saire dan mango.

Berdasarkan istilah-istilah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

cergam dapat disejajarkan dengan komik. Hal tersebut dikarenakan

kesamaan pengertian yang tekandung antara cergam dan komik. Hanya

saja istilah cergam di Indonesia kurang populer. Masyarakat cenderung

menyebut cergam dengan komik.

3. Manfaat Cergam dalam Pembelajaran

Ari Wijayanti mengungkapkan bahwa, penggunaan cergam sebagai

media pembelajaran memiliki manfaat, sebagai berikut: (1) dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun cerita berdasarkan

rangkaian gambar secara unit sehingga menjadi karangan narasi yang

utuh, (2) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memadukan

kalimat menjadi karangan narasi yang padu dengan menggunakan kata

sambung yang tepat, dan (3) dapat meningkatkan kemampuan siswa

Page 31: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

21

dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar dalam karangan

narasi.27

C. Teks Deskripsi

1. Pengertian dan Jenis-Jenis Teks Deskripsi

Teks deskripsi merupakan sebuah paragraf dimana gagasan

utamanya disampaikan dengan cara menggambarkan secara jelas objek,

tempat atau peristiwa yang sedang menjadi topik kepada pembaca,

sehingga pembaca seolah-olah merasakan langsung apa yang sedang

diungkapkan dalam teks tersebut. Hakim mengungkapkan bahwa teks

deskripsi adalah lukisan atau hasil melukiskan atau menggambarkan

sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya.28

Wiyanto dalam bukunya mengartikan deskripsi adalah memberikan

penguraian atau melukiskan.29

Deskripsi bisa juga dikatakan uraian,

dengan membaca sebuah tulisan jenis deskripsi seseorag dapat

memahami suatu kondisi, keadaan, atau hal lainnya dengan baik seolah-

olah dapat melihat atau mengalami secara langsung apa yang

diceritakan. Definisi lain tentang deskripsi oleh Ambo, yaitu deskripsi

berasal dari Bahasa latin, yaitu describere yang berarti menulis tentang

membeberkan sesuatu hal.30

Secara singkat deskripsi bertujuan untuk membuat pembaca

menyadari tentang apa yang diserap penulis melalui pancainderannya.

Selain itu karangan deskripsi merangsang perasaan pembaca mengenai

apa yang digambarkannya dan menyajikan suatu kualitas pengalaman

langsung.

Setiap teks memiliki struktur yang khas yang membedakan teks

yang satu dengan teks yang lain, dengan memahami struktur teks akan

27Ari Wijayanti, Pengajaran Bahasa yang Kreatif, 2006,

http://lubisgrafura.wordpress.com/2006. Diakses, 10 November 2019.

28

A. Hakim, Karangan Deskripsi, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 27.

29

Asul Wiyanto, Terampil Menulis Paragraf, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,

2004), hlm. 137

30

Fachruddin Ambo Enre, Dasar-dasar Keterampilan Menulis. (Ujung Pandang: Badan

Penerbit IKIP Ujung Pandang, 1994), hlm. 34.

Page 32: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

22

memudahkan dalam penulisan teks. Mahsun dalam bukunya struktur

yang menyusun teks deskipsi menjadi satu keutuhan yaitu: (1)

identifikasi atau gambaran umum, (2) deskripsi bagian, pada deskripsi

bagian, (3) penutup, kesan umum.31

Teks deskripsi ialah tulisan yang berusaha memberikan perincian

atau melukiskan dan mengemukakan objek-objek yang sedang

dibicarakan, seperti orang, tempat, suasana atau hal lain. Menurut

Suparno dan Yunus dipilih menjadi dua kategori, yaitu: (1) deskripsi

tempat, (2) deskripsi orang.32

Selain itu, teks deskripsi dapat dikembangkan menjadi tiga jenis,

yaitu teks deskripsi subjektif, teks deskripsi spatial, dan teks deskripsi

objektif. Teks deskripsi subjektif adalah suatu teks yang dalam

penggambaran objeknya berdasarkan atas kesan yang dimiliki oleh

penulis. Teks deskripsi spatial adalah teks yang menjelaskan objeknya

berupa benda, tempat, ruang, dan sebagainya. Lalu, teks deskripsi

objektif adalah teks yang menjelaskan atau menggambarkan objek apa

adanya berdasarkan keadaan objek yang sebenarnya, sehingga pembaca

bisa membayangkan keadaan tanpa ada penambahan opini dari penulis.

2. Kriteria dan Fungsi Teks Deskripsi

Teks deskripsi mempunyai ciri-ciri yang dapat mempermudah

untuk mengenal jenis dari sebuah teks deskripsi, yaitu:

a) Menjabarkan suatu objek seperti benda, tempat, atau suasana

tertentu.

b) Melibatkan panca indera seperti penglihatan, pendengaran,

penciuman, dan perabaan.

c) Memaparkan ciri-ciri fisik dan sifat objek tertentu, seperti ukuran,

bentuk, warna, dan kepribadian secara jelas dan terperinci.

31Mahsun, Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2014), hlm. 68.

32

Yunus M, dan Suparno, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hlm.

25.

Page 33: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

23

Fungsi dari teks deskripsi adalah menggambarkan atau merincikan

objek dari sudut pandang penulis agar pembaca dapat seolah-olah merasakan,

melihat, ataupun mendengarkan secara langsung keadaan objek tersebut.

D. Penelitian yang Relevan

Banyak peneliti pendahulu yang melakukan penelitian dengan kajian

yang beragam. Beberapa peneliti terdahulu yang sejenis dan bisa menjadi

rekam jejak dalam kajian skripsi ini akan dikemukakan sebagai berikut:

1. Harnawita di Universitas Pasundan

Penelitian yang dilakukan oleh Harnawita tentang Pengaruh

Pembelajaran Kooperatif Metode STAD dan Motivasi Berprestasi Terhadap

Hasil Belajar Murid Kelas IV Sekolah Dasar, membuktikan bahwa terdapat

pengaruh pembelajaran kooperatif metode STAD dan motivasi berprestasi

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.33

Adapun perbedaan penelitian Harnawita dengan skripsi ini adalah:

1. Harnawita meneliti pada tahun 2016, sedangkan penelitian skripsi

ini dilaksanakan pada tahun 2019.

2. Penelitian Harnawita menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

STAD sebagai meteodologi, sedangkan skripsi ini menggunakan

deskripsi kualitatif.

3. Penelitian Harnawita dilaksanakan di Bandung Jawa Barat, tepatnya

di SDN 1 Kejawar kelas IV. Sementara penelitian ini dilaksanakan

di level SMP Negeri 85 Jakarta Selatan.

2. Susilowati di UNES Semarang

Penelitian dengan metode pembelajaran dan media komik dilakukan

oleh Susilowati, dengan judul kajian; Keefektifan Metode STAD dan CIRC

(cooperative integrated reading an composition) dengan Media Komik

terhadap Keterampilan Menulis Petunjuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

Karangtengah. Metode penelitian dilakukan dengan kelas Eksperimen 1 dan

33Harnawita, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode STAD dan Motivasi Berprestasi

Terhadap Hasil Belajar Murid Kelas IV Sekolah Dasar” Universitas Pasundan, 2016.

Page 34: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

24

kelas Ekperimen 2, hasilnya menunjukkan bahwa pada tes akhir proses

pembelajaran dengan menggunakan STAD lebih baik, atau lebih efektif

dibandingkan dengan metode CIRC. Hasil uji t, menunjukan bahwa metode

STAD menunjukan hasil yang signifikan, dari hasil kajian tersebut, metode

STAD merupakan alternatif dalam proses pembelajaran.34

Adapun perbedaan penelitian Susilowati dengan skripsi ini adalah:

1. Susilowati melakukan penelitian pada tahun 2016, sedangkan

penelitian skripsi ini dilaksanakan pada tahun 2019.

2. Penelitian Susilowati menggunakan quasi eksperimen sebagai

metodologi, sedangkan skripsi ini menggunakan deskripsi kualitatif.

3. Penelitian Susilowati dilaksanakan di SMP Negeri 1 Karangtengah,

sedangkan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 85 Jakarta

Selatan.

4. Choirun Nisa Wisudawati Ula.

Penelitian yang dilakukan oleh Choirun Nisa dengan judul kajian

“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas III SDN Tebel

Gedangan Kabupaten Sidoarjo” menunjukkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan

sederhana pada siswa kelas III SDN Tebel Gedangan Kabupaten Sidoarjo.

Setelah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa

menjadi lebih aktif dan memberikan kebebasan pada siswa untuk berkreasi

dalam menyelesaikan tugas kelompok.35

Adapun perbedaan penelitian Choirun Nisa dengan skripsi ini sebagai

berikut:

1. Choirun Nisa melakukan penelitian pada tahun 2017, sedangkan

penelitian skripsi ini dilaksanakan pada tahun 2019.

34Susilowati, Skripsi: Keefektifan Metode STAD dan CIRC (cooperative integrated reading

an composition) dengan Media Komik terhadap Keterampilan Menulis Petunjuk Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Karangtengah, UNES Semarang. 2016.

35

Choirun Nisa Wisudawati Ula, “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana

melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas III SDN Tebel Gedangan

Kabupaten Sidoarjo”, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 2017.

Page 35: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

25

2. Penelitian Choirun Nisa menggunakan PTK sebagai metodologi,

sedangkan skripsi ini menggunakan deskripsi kualitatif.

3. Penelitian Choirun Nisa dilaksanakan di SDN Tebel Gedangan

Sidoarjo, sedangkan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 85

Jakarta Selatan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian yang dilakukan di

SMPN 85 Jakarta, merupakan penelitian yang sejenis yang pernah dilakukan

di tempat lain, akan tertapi berbeda jenjang pendidikannya,tahun pelaksanaan

penelitiannya, dan metodologi yang digunakan dalam penelitian.

Jadi, penggunaan metode Tipe STAD dan penggunaan media cergam

dalam penelitian skripsi ini menunjukkan sesuatu yang berbeda dari peneliti-

peneliti terdahulu.

Page 36: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

26

Page 37: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

27

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 85 Jakarta (Kelas VII/H)

yang beralamat di Jalan Margasatwa Raya No. 8 Pondok Labu, Jakarta

Selatan. Kepala Sekolahnya bernama Farid Makrup, SPd.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan pada bulan Juli

2019 sampai Oktober 2019. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 5

Agustus dan 12 Agustus 2019 di kelas VII/H. Penyelesaian penelitian

pada skripsi ini bulan Juni 2021.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini yang menjadi subjek adalah

siswa kelas VII-H SMP Negeri 85 Jakarta yang berjumlah 36 orang.

Terpilihnya kelas tersebut dikarenakan beberapa pertimbangan antara lain

karena di kelas tersebut terdapat permasalahan dalam pembelajaran menulis

yang perlu segera dipecahkan, dalam hal ini masih rendahnya dalam nilai

bahasa Indonesia terutama dalam materi menulis deskripsi, selain itu metode

pembelajaran yang digunakan guru masih ceramah dan tanpa menggunakan

media pembelajaran.

Sedangkan, objek penelitian adalah penerapan metode pembelajaran

tipe STAD dengan menggunakan media cerita bergambar dalam upaya

meningkatkan keterampilan menulis deskripsi.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada cergam (Cerita Bergambar). Sebagaimana

diketahui bahwa cerita gambar yang dijadikan media pembelajaran di kelas

sangat variatif jenisnya, ada cerita bergambar yang full gambar, ada juga

Page 38: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

28

cerita yang sebagian gambar dan sebagian narasi ceritanya. Adapun bentuk

dari cergam yakni ada yang berupa cetak dan virtual. Cergam sudah

diproduksi dari berbagai negara, sebelum adanya teknologi yang canggih

untuk membuat cergam versi virtual negara-negara tersebut berlomba-lomba

memproduksi cergam sehingga terbuatlah berbagai jenis cergam dari penjuru

dunia. Akhirnya terbentuklah istilah cergam dari masing-masing negara,

seperti manga, komik, manhwa, bande de saire, manhua, dan sebagainya.

D. Pengolahan Data dan Instrumen Penelitian

Sesuai dengan tujuan, metode, dan jenis sumber data yang digunakan

maka pengolahan data menggunakan angket. Pengolahan data ini dilakukan

dengan cara meminta siswa menjawab beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan pelaksanaan penelitian. Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data dari informan yang jumlahnya banyak dan tidak

memungkinkan untuk diwawancarai satu per satu. Angket dalam penelitian

ini diterapkan pada siswa kelas VII/H yang berjumlah 36 orang.

Tabel 3.1

Angket Penilaian Siswa terhadap Cergam

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah anda saat ini menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia?

2

Apakah anda menyenangi pelajaran Bahasa

Indonesia karena gurunya mengajar dengan

cara yang sesuai harapan anda?

3

Apakah anda termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan

oleh guru saat ini?

4

Apakah saat ini anda berpendapat bahwa

pelajaran Bahasa Indonesia sudah menjadi

pelajaran yang mudah diikuti?

5

Apakah suasana di kelas Ketika pembelajaran

Bahasa Indonesia saat ini menjadikan anda

bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran?

6 Apakah anda mengharapkan pembelajaran

Page 39: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

29

Bahasa Indonesia selalu dilaksanakan dengan

cara-cara yang menyenangkan?

7

Apakah menurut anda pembelajaran dengan

menggunakan media gambar dapat

mempermudah menulis teks deskripsi?

8

Apakah setelah anda mengikuti pembelajaran

dengan metode dan media yang digunakan oleh

gurumu dapat lebih mudah memahami

pelajaran Bahasa Indonesia?

9

Apakah anda menyukai pelajaran Bahasa

Indonesia dengan metode pembelajaran yang

sudah dilakukan oleh guru di kelas?

10

Apakah anda menyukai dan tertarik dengan

pelajaran Bahasa Indonesia apabila cara

mengajar guru menggunakan metode STAD

yang dilakukan oleh gurumu?

Jumlah

Adapun instrumen penelitian dalam pemanfaatan media menggunakan tes

atau pemberian tugas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan siswa

setelah mengikuti pembelajaran menulis teks deskripsi dengan menggunakan

media cergam. Penilaian yang digunakan menggunakan model skor penilaian

Burhan Nurgiyantoro diubahsuaikan yang menekankan pada aspek; struktur,

ejaan, diksi, dan kerapihan.

Tabel 3.2

Tabel Kategori Penilaian Teks Deskripsi

No. Kategori Penilaian Skor Penilaian

1 Struktur 50

2 Ejaan 25

3 Diksi 15

4 Kerapihan 10

Page 40: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

30

Page 41: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

1. Visi dan Misi Sekolah

Visi sekolah SMP Negeri 85 Jakarta sebagai berikut:

a) Terwujudnya Insan SMP Negeri 85 Jakarta.

b) Unggul dalam Prestasi.

c) Berkarakter.

d) Kompetitif.

e) Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan.

f) Berdasarkan Iman dan Taqwa.

Adapun Misi sekolah SMP Negeri 85 Jakarta sebagai berikut:

a) Mewujudkan:

1) Perilaku jujur, disiplin, dan anti korupsi.

2) Proses belajar mengajar dan bimbingan secara aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan dengan pendekatan saintifik untuk

mencapai KI Spiritual, KI sikap sosial, KI pengetahuan, dan KI

Keterampilan.

3) Pendidikan yang demokratis, berakhlakul karimah, cerdas,

sehat, jujur, disiplin, terampil, menguasai pengetahuan,

teknologi, dan seni serta berkarakter dan bertanggung jawab.

b) Mewujudkan:

1) Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

dengan pendekatan IT.

2) Pengembangan media pembelajaran berbasis IT dan system

penilaian terintegrasi melalui jaringan ICT.

3) Sekolah berwawasan lingkungan, bersih, sehat, indah, rindang,

tertib, dan disiplin.

Page 42: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

32

c) Membimbing:

1) Peserta didik untuk dapat mengenal lingkungan sehingga

memiliki jiwa sosial yang tinggi.

2) Pengelolaan lingkungan hidup dengan cara reuse (guna ulang),

reduce (mengurangi) dan recycle (mendaur ulang).

3) Pembiasaan memelihara dan melestarikan lingkungan hidup.

d) Mendayagunakan potensi lingkungan sebagai sumber belajar.

e) Mengintegrasikan lingkungan hidup ke dalam kurikulum.

2. Sejarah Sekolah

Sekolah SMP Negeri 85 Jakarta berstatus negeri dengan alamat Jalan

Margasatwa No.8 Rt15/Rw01, Pondok Labu, Cilandak, Kota Jakarta

Selatan, DKI Jakarta memiliki identitas sebagai berikut:

a) Nomor Telepon/Fax : 021-7657652/Fax: 7657348

b) Nomor Hp : 08121952666

c) Email : [email protected]

d) Website : http://www.smpn85-jkt.sch.id

e) SK Pendirian : 0185/1971

f) SK Izin Operasional : 20-10-1971

g) Luas Tanah/Bangunan : Tiga Lantai

Sarana prasarana yang dimiliki sudah memadai, rombongan belajar

sebanyak 24 ruang kelas dengan kelas VII sebanyak 8 kelas, kelas VIII

sebanyak 8 kelas dan kelas IX sebanyak 8 kelas, dengan ratio kelas

masing-masing berjumlah 36 orang siswa. Sedangkan, penelitian

dilaksanakan di kelas VII-H.

3. Jumlah Guru

Jumlah guru di SMP Negeri 85 Jakarta sebanyak 37 orang, terdiri dari:

a) Guru IPA sebanyak 5 orang.

b) Guru Matematika sebanyak 4 orang.

c) Guru Bahasa Indonesia sebanyak 6 orang.

d) Guru Bahasa Inggris sebanyak 3 orang.

e) Guru Pendidikan Agama sebanyak 3 orang.

Page 43: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

33

f) Guru IPS sebanyak 4 orang.

g) Guru Penjasorkes sebanyak 2 orang.

h) Guru Seni Budaya sebanyak 3 orang.

i) Guru PKN sebanyak 2 orang.

j) Guru TIK/Keterampilan sebanyak 2 orang.

k) Guru BP/BK sebanyak 3 orang.

4. Jumlah Siswa

Jumlah siswa di SMP Negeri 85 Jakarta tahun pelajaran 2019/2020

sebanyak 864 siswa dengan jumlah rombel 24 kelas. Adapun

perinciannya dijelaskan sebagai berikut:

a) Jumlah siswa kelas VII sebanyak 288 siswa dengan jumlah rombel

8 kelas, terdiri dari; VII/A, VII/B, VII/C. VII/D, VII/E, VII/F,

VII/G, dan VII/H. Masing-masing setiap rombel memiliki 36

siswa.

b) Jumlah siswa kelas VIII sebanyak 288 siswa dengan jumlah

rombel 8 kelas, terdiri dari; VIII/A, VIII/B, VIII/C, VIII/D, VIII/E,

VIII/F, VIII/G, dan VIII/H. Masing-masing setiap rombel memiliki

36 siswa.

c) Jumlah siswa kelas IX sebanyak 288 siswa dengan jumlah rombel

8 kelas, terdiri dari; IX/A, IX/B, IX/C, IX/D, IX/E, IX/F, IX/G, dan

IX/H. Masing-masing setiap rombel memiliki 36 siswa.

B. Analisis Hasil Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 85 Jakarta selama empat

bulan, dari bulan Juli hingga bulan Oktober. Penulis memulai langkah

awal penelitian pada bulan Juli tepatnya tanggal 25 Juli 2019 dengan

menghubungi pihak sekolah untuk meminta izin melakukan sebuah

penelitian. Setelah mendapatkan izin, keesokan harinya tanggal 26 Juli

2019 penulis mendatangi sekolah tersebut dan menemui Kepala SMP

Negeri 85 Jakarta guna menjelaskan maksud dan tujuan penulis.

Page 44: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

34

Akhirnya penulis mendapatkan izin dari Kepala SMP Negeri 85

Jakarta, lalu penulis diperkenalkan yang akan menjadi guru pamong

penulis yaitu Ibu Mocthi salah satu Guru Bahasa Indonesia di SMP

Negeri 85 Jakarta. Perlu diketahui bahwa di SMP Negeri 85 Jakarta

memiliki Guru Bahasa Indonesia berjumlah 6 orang dan salah satunya

adalah Ibu Mocthi.

Sedikit wawancara bersama Ibu Mocthi mengenai bagaimana

perkembangan pembelajaran di kelas terkhusus mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Ternyata memang sebagian siswa tidak begitu menyukai

pelajaran Bahasa Indonesia, karena mereka menganggap pelajaran

Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang membosankan. Lalu

penulis menanyakan bagaimana media atau metode apa yang digunakan

dalam pembelajaran di kelas. Ibu Mocthi mengatakan bahwa sebagian

guru menggunakan metode ceramah dan penugasan, karena sebagian

guru kesulitan dalam memilih metode apa untuk pembelajaran di kelas

walaupun sarana prasarananya sudah cukup memadai.

Setelah itu, penulis menanyakan di kelas berapakah yang sebagian

siswanya memiliki kecenderungan tidak semangat atau kurang dalam

pelajaran Bahasa Indonesia. Ibu Mochti memberitahukan bahwa ada satu

kelas yang memang kurang dalam pelajaran Bahasa Indonesia,

terkhususnya dalam hal menulis karangan, yaitu kelas VII/H. Kelas

VII/H merupakan kelas yang dipegang oleh Ibu Mochti atau dapat

dikatakan bahwa Ibu Mochti merupakan Wali Kelas VII/H. Ibu Mochti

menjelaskan bagaimana kondisi siswa di dalam kelas saat pelajaran

Bahasa Indonesia.

Ibu Mochti mengakui kesulitan memilih metode dan media apa yang

digunakan saat proses belajar mengajar berlangsung, karena menurut Ibu

Mochti media atau metode yang efektif tidak akan selalu berhasil di

semua materi. Pada dasarnya memang setiap materi memiliki ciri

struktur tertentu, jadi tidak semua materi akan berhasil menggunakan

satu media atau metode yang sama. Ibu Mochti menjelaskan siswa di

Page 45: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

35

kelas VII/H dalam bagian menulis karangan deskripsi sangat kurang,

sebagian besar dari mereka kesulitan dalam menyusun sebuah kalimat.

Bertitik tolak dari permasalahan yang sudah dijelaskan oleh Ibu Mochti,

akhirnya penulis memutuskan akan melakukan penelitian “Pemanfaatan

Media Cergam (Cerita Bergambar) dalam Teks Deskripsi menggunakan

Metode STAD (Student Teams Achievement Division)” di kelas VII/H.

Penulis menggunakan media cergam ini untuk memancing atau

memberikan stimulus kepada siswa agar mereka memiliki keinginan

untuk membaca dan setelah itu menulis. Cergam merupakan cerita

bergambar yang isinya terdapat gambar dan tulisan ataupun full gambar,

karakter buku ini yang cocok untuk siswa dalam pengembangan

menulis. Lalu, metode yang digunakan adalah STAD, yakni mereka

akan berkelompok untuk berdiskusi memecahkan sebuah permasalahan.

Tujuannya adalah untuk memberikan semangat dan motivasi kepada

siswa agar lebih kreatif, inovatif, kritis, dan tentunya akan berdampak

positif dalam hal bersosialisasi.

Setelah berbincang-bincang bersama Kepala Sekolah dan Ibu Mochti,

penulis melanjutkan langkah berikutnya yaitu melakukan observasi

lingkungan sekolah dan di kelas VII/H. Observasi dilakukan minggu

pertama pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2019. Penulis diarahkan dan

diperkenalkan fasilitas, ruangan, bangunan, sarana prasarana dan guru

maupun karyawan pendukung di SMP Negeri 85 Jakarta.

Menurut penulis, fasilitas yang mendukung belajar mengajar di SMP

Negeri 85 Jakarta sudah memadai. Terlihat dari memiliki ruang

komputer yang nyaman dan bersih, perpustakaan yang cukup besar dan

nyaman, laboratorium yang bersih, ruang musik untuk meningkatkan

keterampilan siswa, ruang kelas yang nyaman dan bersih, masjid yang

cukup besar, beberapa tempat petakan lahan dijadikan taman untuk

membaca buku atau berdiskusi dengan teman, dan sebagainya.

Setelah berkeliling melihat lingkungan sekolah, penulis masuk ke

kelas VII/H untuk melihat proses belajar mengajar. Saat proses belajar

Page 46: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

36

mengajar pelajaran Bahasa Indonesia memang benar sebagian siswa

tidak antusias mengikuti proses belajar tersebut. Mereka lebih asik

melakukan kegiatan sendiri dibandingkan mendengarkan penjelasan dari

guru. Sebagian siswa ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya,

seorang siswa yang tertidur, seorang siswa yang asik dengan

menggambar di buku tulisnya, dan sebagian siswa ada yang bercanda

dengan temannya.

Namun, sebagian siswa ada yang memang antusias dalam mengikuti

proses belajar tersebut. Aktif bertanya kepada gurunya, mencatat hal-hal

apa saja yang dijelaskan oleh gurunya, dan mengerjakan tugas yang

diberikan oleh gurunya. Setelah melakukan observasi dengan mengikuti

proses belajar mengajar di kelas VII/H sebanyak dua kali, penulis

melanjutkan langkah berikutnya untuk mempersiapkan alat dan bahan

untuk melakukan penelitian.

Setelah persiapan selesai, penulis dan Ibu Mochti berdiskusi tentang

media dan metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

Tanggal 5 Agustus 2019 penelitian dimulai di kelas VII/H diawali

dengan salam pembuka dari Ibu Mochti selaku Guru Bahasa Indonesia.

Selanjutnya Ibu Mochti memberikan apersepsi untuk mengingat kembali

materi sebelumnya dan memberikan gambaran tentang materi teks

deskripsi.

Setelah itu, Ibu Mochti menjelaskan materi teks deksripsi kepada

siswa dan melakukan tanya jawab. Sebagian siswa ada yang bisa

menjawab pertanyaan dari Ibu Mochti dan sebagian siswa ada yang tidak

bisa menjawab pertanyaan dari Ibu Mochti. Selanjutnya Ibu Mochti

memberikan tugas kepada siswa untuk membuat teks deskripsi dari

media cergam yang berjudul “Kura-kura dan Angsa” sebanyak tiga

paragraf.

Namun, jam pelajaran sudah selesai dan siswa belum ada yang

mengumpulkan maka tugas mereka akan dikumpulkan dalam pertemuan

selanjutnya. Sebelum menutup proses belajar mengajar, Ibu Mochti

Page 47: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

37

memberikan sedikit simpulan tentang pembahasan teks deskripsi saat itu.

Akhirnya pertemuan pertama pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII/H

selesai.

Pertemuan selanjutnya tanggal 12 Agustus 2019 untuk melakukan

penelitian proses belajar mengajar di kelas VII/H. Pertemuan tersebut

diawali dengan salam dari Ibu Mochti dan memberikan apersepsi untuk

mengulang atau mengingat kembali materi yang sudah dibahas

sebelumnya. Sebagian besar siswa sudah banyak yang mengerti

mengenai teks deskripsi dan merekapun sudah menyelesaikan tugas

yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Ibu Mochti memberikan arahan kepada siswa untuk membuat

kelompok yang terdiri dari 5 siswa dalam satu kelompok. Mereka

membuat kelompok dengan keinginan mereka sendiri tanpa dipilih oleh

Ibu Mochti. Setelah kelompok terbentuk Ibu Mochti memberikan arahan

untuk mendiskusikan salah satu hasil tugas dari teman kelompok yang

lain. Tugas yang hasilnya bagus akan diberikan hadiah oleh Ibu Mochti

berupa alat tulis.

Proses belajar mengajar saat itu berjalan dengan baik dan siswa

sangat antusias dalam mengikutinya. Siswa-siswi kelas VII/H tersebut

terlihat senang dan menikmati pelajaran Bahasa Indonesia, berbeda

dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Akhirnya proses belajar

mengajar hari itu selesai dan ditutup oleh Ibu Mochti dengan

memberikan simpulan pembahasan materi saat itu. Siswa merasa senang

dan gembira, sebagian siswa yang awalnya tidak antusias dalam

mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, namun saat ini sudah ada

kemajuan untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia.

Setelah itu penulis membagikan angket kepada siswa kelas VII/H

untuk mengetahui proses kemajuan siswa saat mengikuti pelajaran

Bahasa Indonesia terkhusus setelah menggunakan metode STAD dan

media cergam. Selanjutnya penulis mengumpulkan semua bahan yang

dibutuhkan dan memulai menyusun penelitian ini untuk dianalisis secara

Page 48: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

38

deskripsi kualitatif di dalam skripsi yang akan diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan.

C. Analisis Data dan Instrumen Penelitian

1. Analisis Data

Analisis Data yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian

berupa angket (terlampir). Angket dibagikan kepada siswa setelah

mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media

cergam dalam teks deskripsi dan menggunakan metode STAD. Jumlah

angket siswa seharusnya 36 sebagaimana jumlah siswa, akan tetapi

yang dianalisis hanya 32 angket karena 4 siswa lainnya tidak hadir di

sekolah, 2 siswa sedang sakit, 1 siswa alfa, dan 1 siswa izin. Berikut

ini merupakan analisis hasil angket siswa:

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1.

Apakah anda saat ini

menyukai pelajaran Bahasa

Indonesia

2.

Apakah anda menyenangi

pelajaran Bahasa Indonesia

karena gurunya mengajar

dengan cara yang sesuai

harapan anda?

Berdasarkan persamaan jenis pertanyaan angket di atas, siswa yang

menjawab setuju berjumlah 32 siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa

berdasarkan persamaan jenis pertanyaan angket di atas memberikan hasil 100%

siswa setuju terhadap cara yang digunakan guru menggunakan media cergam

saat pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini membuat siswa menyukai ataupun

menyenangi pelajaran Bahasa Indonesia.

Page 49: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

39

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

3.

Apakah anda termotivasi

dalam mengikuti

pembelajaran Bahasa

Indonesia yang di lakukan

oleh guru saat ini?

5.

Apakah suasana di kelas

ketika pembelajaran Bahasa

Indoenesia saat ini

menjadikan anda

bersemangat dalam

mengikuti proses

pembelajaran?

Berdasarkan persamaan jenis pertanyaan angket di atas, siswa yang

menjawab setuju berjumlah 27 siswa, sedangkan yang menjawab tidak setuju

berjumlah 5 siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa berdasarkan persamaan jenis

pertanyaan angket di atas memberikan hasil 85% siswa termotivasi dalam

mengikuti kegiatan pelajaran Bahasa Indonesia setelah guru menggunakan cara

mengajar yang baru, yaitu menggunakan media cergam dan siswa menjadi

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, ada 15% siswa

yang mungkin tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa

Indonesia walaupun guru menggunakan cara mengajar yang berbeda ataupun

menggunakan media pembelajaran yang baru.

No. Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

Page 50: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

40

4.

Apakah saat ini anda

berpedapat bahwa pelajaran

Bahasa Indonesia sudah

menjadi menjadi pelajaran

yang mudah diikuti?

Berdasarkan jenis pertanyaan angket di atas, siswa yang menjawab setuju

berjumlah 24 siswa, sedangkan yang tidak setuju berjumlah 8 siswa. Hasil ini

menunjukkan bahwa berdasarkan pertanyaan angket di atas memberikan hasil

75% siswa dapat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan lebih mudah,

tentunya setelah guru menggunakan cara yang baru dalam proses belajar

mengajar, yaitu menggunakan media cergam. Selain itu, ada 25% siswa yang

belum bisa menjadikan pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang

mudah diikuti, walaupun guru sudah mengganti cara mengajar di dalam kelas.

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

6.

Apakah anda mengharapkan

pembelajaran Bahasa

Indonesia selalu

dilaksanakan dengan cara-

cara yang menyenangkan?

Berdasarkan jenis pertanyaan angket di atas, siswa yang menjawab setuju

berjumlah 31 siswa, sedangkan yang menjawab tidak setuju 1 siswa. Hasil ini

menunjukkan bahwa berdasarkan jenis pertanyaan angket di atas memberikan

hasil 96% siswa mengharapkan proses belajar mengajar pelajaran Bahasa

Indonesia dilakukan dengan cara yang menyenangkan atau menggunakan media

semacam cergam. Hal itu membuat siswa menjadi lebih bersemangat dan

termotivasi dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, ada 4%

siswa yang tidak setuju pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan cara-cara

yang menyenangkan, karena siswa tersebut tidak begitu menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia, melainkan menyukai pelajaran yang lain.

Page 51: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

41

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

7.

Apakah menurut anda

pembelajaran dengan

menggunakan media gambar

dapat mempermudah

menulis teks deskripsi?

8.

Apakah setelah anda

mengikuti pembelajaran

dengan metode dan media

yang digunakan oleh

gurumu dapat lebih mudah

memahami pelajaran Bahasa

Indonesia?

Berdasarkan persamaan jenis pertanyaan angket di atas, siswa yang

menjawab setuju berjumlah 27 siswa, sedangkan yang menjawab tidak setuju

berjumlah 5 siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa berdasarkan persamaan jenis

pertanyaan angket di atas memberikan hasil 85% siswa setuju dengan

pertanyaan tersebut, karena dengan menggunakan media dan metode yang baru

seperti media cergam dan metode STAD siswa termotivasi dan lebih mudah

mengeluarkan kreativitas menulis ke dalam teks deskripsi. Hal ini terbantu juga

dengan adanya gambar-gambar yang menarik perhatian mereka dan proses

pengerjaannya secara berkelompok yang membuat siswa bersemangat untuk

berlomba-lomba membuat teks deskripsi yang bagus. Selain itu, ada 15% siswa

yang tidak setuju dengan pertanyaan tersebut walaupun sudah menggunakan

media cergam dan metode STAD siswa tersebut masih kesulitan membuat teks

deskripsi. Hal yang mendasarinya adalah mereka kesulitan untuk mengeluarkan

ide lalu dituangkan dalam bentuk tulisan sebab, mereka lebih menyukai

bercerita secara langsung.

Page 52: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

42

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

9.

Apakah anda menyukai

pelajaran Bahasa Indonesia

dengan metode pembelajaran

yang sudah dilakukan oleh

guru di kelas?

10.

Apakah anda menyukai dan

tertarik dengan pelajaran

Bahasa Indonesia apabila cara

mengajar guru menggunakan

metode STAD?

Berdasarkan persamaan jenis pertanyaan angket di atas, siswa yang

menjawab setuju berjumlah 27 siswa, sedangkan yang menjawab tidak setuju

berjumlah 5 siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa berdasarkan persamaan jenis

pertanyaan di atas memberikan hasil 85% siswa setuju terhadap media cergam

yang digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia dilengkapi dengan metode

STAD. Adanya media cergam dan dilengkapi dengan metode STAD mereka

bersemangat dan tertarik untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia hal ini

dapat menumbuhkan kreativitas dalam kompetensi menulis khususnya teks

deskripsi. Selain itu, 15% siswa tidak setuju terhadap media cergam dan metode

STAD yang digunakan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Apapun

media atau metode yang digunakan siswa tersebut belum menyukai atau tertarik

terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, karena mereka menyukai dan tertarik

terhadap mata pelajaran yang lain.

Berdasarkan hasil angket di atas menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa

setelah mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media cergam dan

metode STAD berdampak hal yang membangun motivasi siswa dalam pelajaran

Bahasa Indonesia, khususnya dalam kompetensi keterampilan menulis teks

deskripsi.

Page 53: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

43

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan penulis berupa pemberian tugas

kepada siswa membuat teks deskripsi dari cergam berjudul “Kura-kura dan

Angsa”. Penilaian yang digunakan menggunakan model skor Burhan

Nurgiyantoro diubahsuaikan yang menekankan pada aspek: struktur, ejaan,

diksi, dan kerapihan. Jumlah teks deskripsi siswa seharusnya 36 sebagaimana

jumlah siswa, akan tetapi yang dianalisis hanya 32 karangan karena 4 siswa

lainnya tidak hadir di sekolah, 2 siswa sedang sakit, 1 siswa alfa, dan 1 siswa

izin. Berikut ini merupakan analisis hasil teks deskripsi buatan siswa:

1) Adhelia Eshy R

Berdasarkan struktur karangan Adhelia, maka penulis

memberikan skor penilaian= 44. Terbukti teks deskripsi siswa

tanpa judul, paragraf pertama sudah menggambarkan secara

deskriptif berupa pendahuluan, paragraf ke dua sudah masuk

kepada inti tema dari cergam “Kura-kura dan Angsa”, dan paragraf

ke tiga dituliskan secara deskriptif oleh Adhelia berdasarkan

khayalannya sendiri bahwa sang kura-kura terjatuh. Inilah

kutipannya: “kura-kura merasa bangga sampai-sampai ia

mengkhayal menjadi raja di danau itu, tetapi tiba-tiba ia terjatuh

karena membuka mulut.”

Berdasarkan ejaan karangan Adhelia, maka penulis

memberikan skor penilaian= 22. Terbukti kata “Danau” seharusnya

/d/ huruf kecil. (terdapat di paragraf pertama). Kemudian, kata

“angsa” seharusnya /A/ huruf besar sebab awal kalimat. (terdapat

di paragraf ke dua). Selanjutnya, kata “Keliling” seharusnya /k/

huruf kecil terdapat di paragraf ke dua. Masih di paragraf tersebut,

Adhelia menggunakan tanda “.” sebelum konjungsi intrakalimat,

yaitu “……tetapi….” seharusnya penggunaan tanda koma.

Berdasarkan diksi karangan Adhelia, maka penulis

memberikan skor penilaian= 14. Terbukti dari diksi yang

digunakan bagus dan mudah dipahami.

Page 54: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

44

Berdasarkan kerapihan karangan Adhelia, maka penulis

memberikan skor penilaian= 9. Terbukti dari kerapihan teks

deskripsi yang ditulisnya tersusun perparagraf dengan rapi tanpa

ada coretan.

2) Aila Audri ZA.

Berdasarkan struktur karangan Aila Audri, maka penulis

memberikan skor penilaian= 44. Terbukti dalam karangan Aila

sudah terpenuhi syaratnya, seperti pendahuluan, isi cerita, dan

akhir cerita. Namun, karangan Aila Audri isi cerita tidak seperti

aslinya, melainkan berdasarkan khayalannya sendiri.

Berdasarkan ejaan karangan Aila, maka penulis

memberikan skor penilaian= 22. Terbukti kata “kwatir” seharusnya

ditambahkan huruf /h/ dan /a/. (terdapat di paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Aila, maka penulis

memberikan skor penilaian= 13. Terbukti dari diksi yang

digunakan bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Aila, maka penulis

memberikan skor penilaian= 9. Terbukti dari kerapihan teks

deskripsi yang ditulisnya tersusun perparagaf dengan rapi tanpa

ada coretan.

3) Humaida Luthfiah

Berdasarkan struktur karangan Humaida Luthfiah, maka

penulis memberikan skor penilaian= 38. Terbukti di dalam

karangan Humaida ada beberapa coretan yang kurang terbaca,

seperti pada paragraf ke dua pada kata “cik” setelah huruf /k/ tidak

begitu jelas apakah huruf /o/ atau hanya coretan biasa. Masih di

paragraf ke dua pada kata “Angsa” huruf /a/ tidak jelas, lalu pada

kata “pasangan” huruf /a/, /n/, dan /g/ tidak jelas. Selain itu, hasil

karangan ini tidak seperti cerita aslinya, melainkan berdasarkan

khayalan sendiri.

Page 55: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

45

Berdasarkan ejaan karangan Humaida, maka penulis

memberikan skor penilaian= 20. Terbukti pada kata “Danau”

seharusnya /d/ huruf kecil. (terdapat di paragraf pertama). Masih di

paragraf pertama kata “Angsa” seharusnya /a/ huruf kecil. (berlaku

juga di paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Humaida, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti dari diksi yang

digunakan cukup mudah dipahami. Namun, ada beberapa

permborosan kata, seperti kata “yang” seharusnya dihilangkan.

(terdapat di paragraf ke tiga). Penggunaan kata konjungsi

antarkalimat yang kurang tepat, pada kata “maka” seharusnya

diganti kata “lalu”.

Berdasarkan kerapihan karangan Humaida, maka penulis

memberikan skor penilaian= 5. Terbukti kerapihan yang dihasilkan

masih kurang.

4) Silvia Raiqa S

Berdasarkan struktur karangan Syifa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 42. Terbukti hasil teks deskripsi yang

dihasilkan dari pendahuluan, isi cerita, dan akhir cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Syifa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 22. Terbukti setelah tanda titik, kata

“mereka” seharusnya /M/ huruf besar sebab awal kalimat, berlaku

juga pada kata “kura-kura” seharusnya /K/ huruf besar sebab awal

kalimat. (terdapat di paragraf pertama). Selanjutnya, pada kata

“angsa” seharusnya /A/ huruf besar sebab awal kalimat, dan setelah

kata “angsa” seharusnya menggunakan tanda koma. (terdapat di

paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Syifa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 14. Terbukti dari diksi yang

digunakan bagus dan mudah dipahami.

Page 56: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

46

Berdasarkan kerapihan karangan Syifa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 9. Terbukti dari kerapihan teks

deskripsi yang ditulisnya tersusun perparagraf dengan rapi tanpa

ada coretan.

5) Nicholas H.I.M

Berdasarkan struktur karangan Nicholas, maka penulis

memberikan skor penilaian= 36. Terbukti struktur teks deskripsi

yang dihasilkan hanya pendahuluannya, sedangkan isi cerita dan

akhir cerita belum dibuat. Selain itu cerita yang dihasilkan bukan

cerita asli, melainkan berdasarkan khayalannya sendiri.

Berdasarkan ejaan karangan Nicholas, maka penulis

memberikan skor penilaian= 18. Terbukti pada kata “kura-kura”

seharusnya /K/ huruf besar sebab awal kalimat dan kata “mereka”

seharusnya /M/ huruf besar sebab awal kalimat. (terdapat di

paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Nicholas, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti pada kata “saking” diksi

yang digunakan merupakan bahasa lisan atau bukan bahasa baku.

Seharusnya diksi tersebut lebih tepat dengan kata “begitu”. Selain

itu Nicholas belum bisa menggunakan padanan kata Bahasa

Indonesia, terbukti dari kata “stok” seharusnya “ketersediaan”.

(terdapat di paragraf ke tiga).

6) Keiza Alya Razak

Berdasarkan struktur karangan Keiza, maka penulis

memberikan skor penilaian= 44. Terbukti dari struktur teks

deskripsi yang dihasilkan terdapat pendahuluan, isi cerita, dan

akhir cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Keiza, maka penulis

memberikan skor penilaian= 20. Terbukti pada kata “mereka”

seharusnya /M/ huruf besar sebab awal kalimat. Selain itu, pada

Page 57: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

47

kata “kura-kura’ seharusnya /K/ huruf besar sebab awal kalimat.

(terdapat di paragraf pertama).

Berdasarkan diksi karangan Keiza, maka penulis

memberikan skor penilaian= 14. Terbukti dari diksi yang

digunakan bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Keiza, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti dari kerapihan teks

deskripsi yang ditulisnya tersusun perparagraf dengan rapi

walaupun ada sedikit coretan.

7) Amos Glory A.P.

Berdasarkan struktur karangan Amos, maka penulis

memberikan skor penilaian= 39. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan belum mencapai akhir cerita. Berikut ini penggalan teks

deskripsinya: “oiya ayo kita bermain bersama, angsa mengajak

kura-kura dan angsa pun bermain”. Selain itu isi cerita tidak sesuai

dengan cerita aslinya, melainkan berdasarkan khayalannya sendiri.

Berdasarkan ejaan karangan Amos, maka penulis

memberikan skor penilaian= 20. Terbukti kata “dia” seharusnya

/D/ huruf besar sebab awal kalimat. (terdapat di paragraf pertama)

Selain itu, kata “kura-kura” seharusnya /K/ huruf besar sebab awal

kalimat. (terdapat paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Amos, maka penulis

memberikan skor penilaian= 12. Terbukti diksi yang digunakan

bagus dan mudah dipahami, walaupun sedikit tidak terbaca

dikarenakan model tulisannya.

Berdasarkan kerapihan karangan Amos, maka penulis

memberikan skor penilaian= 6. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan belum cukup rapi dan masih banyak kata yang kurang

terbaca, yaitu: “kura-kura …… angsa”. (terdapat di paragraf ke

tiga).

Page 58: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

48

8) Alfiah Nayla

Berdasarkan struktur karangan Alfiah, maka penulis

memberikan skor penilaian= 42. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan memiliki struktur pendahuluan, isi cerita, dan akhir

cerita. Namun, cerita yang dihasilkan bukan cerita asli, sebagian

cerita berdasarkan khayalannya sendiri.

Berdasarkan ejaan karangan Alfiah, maka penulis

memberikan skor penilaian= 19. Terbukti tanda baca setelah kata

“sungai” seharusnya menggunakan tanda koma. Selain itu, kata

“bangau” pada kalimat “….tinggal seekor kura-kura dan dua ekor

bangau” seharusnya menggunakan tanda titik dan setelah tanda

titik kata “mereka” /M/ huruf besar sebab awal kalimat. Lalu

setelah kalimat “…berkawan baik” seharusnya menggunakan

konjungsi “dan”. (terdapat di paragraf pertama).

Berdasarkan diksi karangan Alfiah, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti diksi yang digunakan

cukup bagus namun sebagian kosa kata yang digunakan tidak

begitu jelas, yakni pada kata “di tepi” huruf /p/ tidak begitu jelas.

(terdapat di paragraf pertama). Selanjutnya pada kata “paruh” huruf

/h/ tidak begitu jelas dan pada kata “saya” huruf /a/ seperti huruf

/u/(terdapat di paragraf ke dua).

Berdasarkan kerapihan karangan Alfiah, maka penulis

memberikan skor penilaian= 6. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan cukup rapi, walaupun beberapa di setiap paragraf

terdapat coretan.

9) Syifa Rembulan T.

Berdasarkan struktur karangan Syifa Rembulan, maka

penulis memberikan skor penilaian= 36. Terbukti teks deskripsi

yang dihasilkan belum terdapat judul dan isi cerita tidak sesuai

dengan cerita aslinya, melainkan berdasarkan khayalannya sendiri.

Page 59: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

49

Berdasarkan ejaan karangan Syifa Rembulan, maka penulis

memberikan skor penilaian= 20. Terbukti pada kalimat pertama di

paragraf ke satu yang ditulisnya, Syifa Rembulan mengawali

dengan “disebuah” seharusnya penulisan kata itu dipisah /Di/,

/sebuah/ sebab /di/ sebagai kata depan, bukan awalan. Selain itu,

kata “kura-kura” seharusnya /K/ huruf besar sebab awal kalimat.

(terdapat di paragraf pertama). Selanjutnya, pada kata “mereka”

dan “pasti” tanda yang menghubungkan ke dua kata tersebut tidak

jelas, apakah tanda baca koma atau titik. Lalu diakhir kalimat

“…pasti rasanya sangat bahagia” seharusnya menggunakan tanda

titik. (terdapat di paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Syifa Rembulan, maka penulis

memberikan skor penilaian= 12. Terbukti diksi yang digunakan

cukup bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Syifa Rembulan, maka

penulis memberikan skor penilaian= 7. Terbukti teks deskripsi

yang dihasilkan sudah cukup rapi dan tidak ada coretan.

10) Rifqi Apriliano P.

Berdasarkan struktur karangan Rifqi, maka penulis

memberikan skor penilaian= 40. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan belum ada judul dan sebagian isi cerita berdasarkan

khayalannya sendiri, namun sudah memiliki struktur pendahuluan,

isi cerita dan akhir cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Rifqi, maka penulis

memberikan skor penilaian= 22. Terbukti pada kalimat pertama di

paragraf ke satu yang ditullisnya, Rifqi mengawali dengan

“Disebuah” seharusnya penulisan kata itu dipisah /Di/, /sebuah/

sebab /di/ sebagai kata depan, bukan awalan. Berikut buktinya:

“Disebuah danau, hiduplah seekor kura-kura dan angsa.”

Page 60: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

50

Berdasarkan diksi karangan Rifqi, maka penulis

memberikan skor penilaian= 13. Terbukti diksi yang digunakan

bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Rifqi, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan rapi dan tidak ada coretan. Namun, Rifqi menulis teks

deskripsi masih menggunakan hiperkorek, yakni Rifqi menyusun

kalimat yang salah diganti dengan kalimat yang baru menggunakan

tip-ex.

11) Taranita Putri M.G.

Berdasarkan struktur karangan Putri, maka penulis

memberikan skor penilaian= 40. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan mempunyai struktur pendahuluan, isi cerita, dan akhir

cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Putri, maka penulis

memberikan skor penilaian= 16. Terbukti pada kalimat “Di sebuah

danau di hutan, hiduplah sepasang angsa dan kura-kura”

seharusnya setelah kalimat tersebut menggunakan tanda titik dan

setelah tanda titik pada kata “suatu” seharusnya /S/ huruf besar

sebab awal kalimat. Begitu juga pada kalimat “…..mengancam

angsa,” seharusnya menggunakan tanda titik dan kata selanjutnya

“angkhirnya” /A/ huruf besar sebab awal kalimat. (terdapat di

paragraf pertama).

Berdasarkan diksi karangan Putri, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti diksi yang digunakan

sebagian besar tidak terbaca oleh penulis. Diksi yang digunakan

Putri beberapa ada yang dituliskan masih secara universal dan

membuat keambiguan arti, seperti pada kata “mkn” dapat

dikatakan “makan”, atau “mungkin”, namun penulis mengartikan

kata tersebut adalah kata “mungkin”. Selanjutnya pada kata “sigp”

seharusnya “sigap”. (terdapat di paragraf ke dua).

Page 61: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

51

Berdasarkan kerapihan karangan Putri, maka penulis

memberikan skor penilaian= 5. Terbukti kerapihan yang dihasilkan

masih sangat kurang, bahkan penulispun sulit untuk membaca

hasik teks deskripsi Putri.

12) Syifa Arinda P.

Berdasarkan struktur karangan Syifa Arinda, maka penulis

memberikan skor penilaian= 44. Terbukti teks deskripsi Syifa

mempunyai struktur pendahuluan, isi cerita, dan akhir cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Syifa Arinda, maka penulis

memberikan skor penilaian= 24. Terbukti ejaan yang digunakan

dalam teks deskripsi Syifa sudah bagus, walaupun ada satu kata

“tapi” seharusnya “tetapi”. (terdapat di paragraf ke tiga).

Berdasarkan diksi karangan Syifa Arinda, maka penulis

memberikan skor penilaian= 14. Terbukti diksi yang digunakan

sudah bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Syifa Arinda, maka

penulis memberikan skor penilaian= 9. Terbukti teks deskripsi

Syifa sudah rapi dan tidak ada coretan.

13) Sharika Rayza R.

Berdasarkan struktur karangan Shakira, maka penulis

memberikan skor penilaian= 39. Terbukti alur cerita teks deskripsi

Shakira sudah sampai akhir cerita, namun tidak diberikan paragraf

sehingga pembaca umum akan kebingungan untuk menentukan

pendahuluan, isi cerita, dan akhir cerita. Selain itu, cerita yang

dihasilkan berdasarkan khayalannya saja.

Berdasarkan ejaan karangan Shakira, maka penulis

memberikan skor penilaian= 19. Terbukti sebagian ejaan terdapat

kesalahan, seperti pada kalimat pertama “….tiba-tiba si kura-kura

melihat angsa yang sendirian di tengah danau. kura-kura…..” kata

“kura-kura” seharusnya /K/ huruf besar sebab awal kalimat.

(terdapat di kalimat pertama pada paragraf ke satu). Selanjutnya

Page 62: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

52

pada kalimat “dimana angsa yang lainnya.” seharusnya

menggunakan tanda koma. (terdapat di kalimat ke dua pada

paragraf ke satu).

Berdasarkan diksi karangan Shakira, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti diksi yang digunakan

mudah dipahami namun, sebagian besar masih menggunakan diksi

yang tidak baku, seperti pada kata “tapi”, “jawab”,

“kepohonannya”, “menerobos”.

Berdasarkan kerapihan karangan Shakira, maka penulis

memberikan skor penilaian= 7. Terbukti teks deskripsi Shakira

cukup rapi, walaupun ada beberapa coretan.

14) Raditya Rafa P.

Berdasarkan struktur karangan Rafa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 39. Terbukti teks deskripsi Rafa tidak

menggunakan paragraf, sehingga pembaca kesulitan untuk

menentukan bagian pendahuluan, isi cerita, dan akhir cerita. Cerita

yang digunakanpun sebagian berdasarkan khayalannya saja.

Berdasarkan ejaan karangan Rafa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 21. Terbukti ejaan yang digunakan

Rafa sudah bagus walaupun ada beberapa kesalahan, seperti pada

kata “Angsa” seharusnya /a/ huruf kecil sebab nama hewan tidak

menggunakan huruf besar terkecuali awal kalimat. Selanjutnya,

kata “Srigala” seharusnya /s/ huruf kecil sebab nama hewan dan

penulisannya “serigala”. Berikut ini penggalan kalimat yang

disusun oleh Rafa dengan diksi tersebut: “Sesampainya mereka

disana ada seekor Srigala dan Anjing yang berbicara kasar kepada

kura-kura.”.

Berdasarkan diksi karangan Rafa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 13. Terbukti teks deskripsi Rafa

sudah bagus dan mudah dipahami.

Page 63: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

53

Berdasarkan kerapihan karangan Rafa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti teks deskripsi yang

disajikan sudah rapi dan tidak ada coretan. Namun, Rafa menulis

teks deskripsi masih menggunakan hiperkorek, yakni Rafa

menyusun kalimat yang salah diganti dengan kalimat yang baru

menggunakan tip-ex.

15) Rachma Elia Putri

Berdasarkan struktur karangan Rachma, maka penulis

memberikan skor penilaian= 39. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan tidak menggunakan paragraf, sehingga pembaca

kesulitan untuk menentukan bagian pendahuluan, isi cerita, dan

akhir cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Rachma, maka penulis

memberikan skor penilaian= 21. Terbukti pada kalimat “Seperti

sore ini.” seharusnya menggunakan tanda koma dan kata

setelahnya yaitu “Kura-kura” seharusnya /k/ huruf kecil. (terdapat

di kalimat ke enam).

Berdasarkan diksi karangan Rachma, maka penulis

memberikan skor penilaian= 12. Terbukti pada kata “Pokoknya”

bukan merupakan bahasa baku. Selain itu diksi yang digunakan

mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Rachma, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan sudah rapi dan tida ada coretan.

16) Nikesha Aqilah D.

Berdasarkan struktur karangan Aqilah, maka penulis

memberikan skor penilaian= 40. Terbukti struktur teks deskripsi

Aqilah sudah meliputi bagian pendahuluan, isi cerita, dan akhir

cerita, walaupun bagian pendahuluan dan isi cerita digabung

menjadi satu paragraf.

Page 64: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

54

Berdasarkan ejaan karangan Aqilah, maka penulis

memberikan skor penilaian= 22. Terbukti pada kata “roni”

seharusnya /R/ huruf besar sebab nama orang. Selain itu pada kata

“pada” seharusnya /P/ huruf besar sebab awal kalimat. (terdapat di

paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Aqilah, maka penulis

memberikan skor penilaian= 13. Terbukti diksi yang digunakan

sudah bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Aqilah, maka penulis

memberikan skor penilaian= 6. Terbukti teks deskripsi Aqilah ada

beberapa coretan.

17) Muhammad R.F.

Berdasarkan struktur karangan Muhammad R.F., maka

penulis memberikan skor penilaian= 35. Terbukti tidak ada judul

dalam teks deskripsi tersebut, selain itu pembagian pendahuluan,

isi cerita, dan akhir cerita tidak begitu jelas sebab Muhammad R.F.

membuat teks deskripsi tidak terstruktur. Cerita yang dihasilkan

tidak sama dengan cerita aslinya, melainkan berdasarkan

khayalannya saja.

Berdasarkan ejaan karangan Muhammad R.F., maka

penulis memberikan skor penilaian= 19. Terbukti pada kata

“macan” seharusnya /M/ huruf besar sebab awal kalimat. (terdapat

di kalimat ke dua). Selanjutnya pada kata “saat” seharusnya /S/

huruf besar sebab awal kalimat. (terdapat di kalimat ke tiga).

Berdasarkan diksi karangan Muhammad R.F., maka penulis

memberikan skor penilaian= 12. Terbukti diksi yang digunakan

sudah cukup bagus dan cukup mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Muhammad R.F., maka

penulis memberikan skor penilaian= 7. Terbukti masih ada

beberapa coretan di dalam teks deskripsi.

Page 65: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

55

18) Muhammad F.D.A

Berdasarkan struktur karangan Muhammad F.D.A., maka

penulis memberikan skor penilaian= 42. Terbukti teks deskripsi

yang dihasilkan sudah meliputi bagian pendahuluan, isi cerita, dan

akhir cerita. Namun, isi cerita tidak sama dengan cerita aslinya,

melainkan berdasarkan khayalannya saja.

Berdasarkan ejaan karangan Muhammad F.D.A., maka

penulis memberikan skor penilaian= 20. Terbukti pada kalimat

“…sedang mencari makan.” seharusnya menggunakan tanda koma.

Selain itu, pada kata “kura-kura” seharusnya /K/ huruf besar sebab

awal kalimat. (terdapat di paragraf pertama).

Berdasarkan diksi karangan Muhammad F.D.A., maka

penulis memberikan skor penilaian= 12. Terbukti pada kata “tapi”

seharusnya menggunakan kata “tetapi”. (terdapat di paragraf

pertama). Demikian juga diksi lainnya yang digunakan cukup

mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Muhammad F.D.A., maka

penulis memberikan skor penilaian= 7. Terbukti teks deskripsi

yang dihasilkan sudah cukup rapi walaupun ada beberapa coretan.

19) Naila Nasywa I

Berdasarkan struktur karangan Naila, maka penulis

memberikan skor penilaian= 44. Terbukti teks deskripsi Naila

sudah mencakup bagian pendahuluan, isi cerita, dan akhir cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Naila, maka penulis

memberikan skor penilaian= 21. Terbukti pada kata “ada”

seharusnya /A/ huruf besar sebab awal kalimat dan awal paragraf.

Selanjutnya pada kata “kemudian” seharusnya /K/ huruf besar

sebab awal kalimat. (terdapat di paragraf pertama). Selain itu, pada

kalimat “Sebelum terbang. Si angsa berpesan…..” seharusnya tidak

perlu menggunakan tanda titik. (terdapat di paragraf ke dua).

Page 66: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

56

Berdasarkan diksi karangan Naila, maka penulis

memberikan skor penilaian= 13. Terbukti diksi yang digunakan

sudah bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Naila, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan sudah rapi dan tidak ada coretan.

20) Lahva Anisah

Berdasarkan struktur karangan Lahva, maka penulis

memberikan skor penilaian= 42. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan sudah meliputi bagian pendahuluan, isi cerita, dan akhir

cerita. Namun, isi cerita tidak seperti cerita aslinya, melainkan

berdasarkan khayalannya saja.

Berdasarkan ejaan karangan Lahva, maka penulis

memberikan skor penilaian= 21. Terbukti pada kata “Tinggallah”

seharusnya /t/ huruf kecil sebab tidak diawal kalimat. (terdapat di

paragraf pertama). Selanjutnya pada kata “Angsa” seharusnya /a/

huruf kecil sebab nama hewa tidak menggunakan huruf besar

terkecuali awal kalimat. (terdapat di paragraf ke dua dan ke tiga).

Berdasarkan diksi karangan Lahva, maka penulis

memberikan skor penilaian= 13. Terbukti diksi yang digunakan

sudah bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Lahva, maka penulis

memberikan skor penilaian= 7. Terbukti teks deskripsi Lahva

sudah rapi namun, ada beberapa coretan.

21) Agil Akbar N.

Berdasarkan struktur karangan Agil, maka penulis

memberikan skor penilaian= 44. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan sudah memiliki bagian pendahuluan, isi cerita, dan akhir

cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Agil, maka penulis

memberikan skor penilaian= 24. Terbukti ejaan yang digunakan

Page 67: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

57

sudah bagus dari segi tanda baca, besar kecilnya huruf, dan

konjungsi antarkalimat.

Berdasarkan diksi karangan Agil, maka penulis

memberikan skor penilaian= 14. Terbukti diksi yang digunakan

sudah bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan karangan Agil, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan sudah rapi namun, dari segi bentuk tulisan masih terlihat

miring dan beberapa kalimat menggunakan hiperkorek.

22) Aleka Takiya

Berdasarkan struktur karangan Aleka, maka penulis

memberikan skor peneliaian= 38. Terbukti karangan teks deskripsi

yang dihasilkan Aleka belum sampai akhir cerita. Berikut

penggalan teks deskripsi: “Sedangkan kura-kura tidak. tetapi kura-

kura memiliki tem purung yang begitu keras yang bisa

membantunya saat ada predator buas yang ingin memangsangnya”.

(terdapat di paragraf ke tiga). Selain itu, dalam teks deskripsi Aleka

belum terdapat judul dan struktur teksnya hanya pendahuluan dan

isi cerita. Selanjutnya isi ceritanya berbeda dengan cerita aslinya,

melainkan berdasarkan khayalannya saja.

Berdasarkan ejaan karangan Aleka, maka penulis

memberikan skor penilaian= 18. Terbukti pada kata

“Pemandangan” seharusnya /p/ huruf kecil sebab bukan di awal

kalimat. (terdapat di paragraf pertama). Selain itu, pada kata “kura-

kura” dan “seperti” seharusnya /k/ dan /s/ huruf besar sebab di

awal kalimat. (terdapat di paragraf ke dua). Selanjutnya pada

kalimat “Sedangkan kura-kura tidak. tetapi kura-kura….”

seharusnya menggunakan tanda koma setelah kata “tidak” dan

pada kata “tem purung” seharusnya digabung menjadi

“tempurung”. (terdapat di paragraf ke tiga).

Page 68: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

58

Berdasarkan diksi karangan Aleka, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti beberapa diksi yang

digunakan terlihat ambigu, seperti pada kata “kura2” memiliki arti

yang universal dan seharusnya dituliskan “kura-kura”. (terapat di

paragraf pertama dan paragraf ke dua). Selain itu pada kata “dg”

yang memiliki arti universal dan seharusnya dituliskan “dengan”.

(terdapat di paragraf pertama).

Berdasarkan kerapihan karangan Aleka, maka penulis

memberikan skor penilaian= 6. Terbukti terdapat banyak coretan

dalam teks deskripsi Aleka dan menggunakan hiperkorek yaitu

menuliskan kata yang salah lalu diganti dengan kata yang beru

menggunakan tip-ex. Tulisan yang dihasilkannyapun terlihat

miring.

23) Alif Senja AR.

Berdasarkan struktur karangan Alif, maka penulis

memberikan skor penilaian= 35. Terbukti karangan yang

dihasilkan Alif tidak sesuai dengan tugas yang diberikan. Hasil

teks deskripsi Alif mendeskripsikan keseluruhan fisik kura-kura

dan angsa, bukan mendeskripsikan cerita persahabatan kura-kura

dan angsa.

Berdasarkan ejaan karangan Alif, maka penulis

memberikan skor penilaian= 18. Terbukti pada kata “kura2” dan

“cangkang2” seharusnya dituliskan “kura-kura” dan “cangkang”.

(terdapat di paragraf pertama, ke dua, dan ke tiga).

Berdasarkan diksi karangan Alif, maka penulis memberikan

skor penilaian= 11. Terbukti diksi yang digunakan memiliki arti

ambiguitas, seperti pada kata “kura2” dan “cangkang2”. (terdapat

di paragraf pertama, ke dua, dan ke tiga).

Berdasarkan kerapihan karangan Alif, maka penulis

memberikan skor penilaian= 7. Terbukti beberapa tulisan

menggunakan hiperkorek yakni menuliskan kata yang salah dan

Page 69: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

59

mengganti dengan yang baru menggunakan tip-ex. (terdapat di

paragraf pertama, ke dua, dan ke tiga).

24) Annisa Putri A

Berdasarkan struktur karangan Annisa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 35. Terbukti karangan yang

dihasilkan Alif tidak sesuai dengan tugas yang diberikan. Hasil

teks deskripsi Alif mendeskripsikan keseluruhan fisik kura-kura

dan angsa, bukan mendeskripsikan cerita persahabatan kura-kura

dan angsa.

Berdasarkan ejaan karangan Annisa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 17. Terbukti pada kata “Bersisik”,

“Berkaki”, “Tumbuhan”, “Daging”, “Jalannya”, “Di”, “Apa”,

“Berumur” seharusnya /b/, /t/, /d/, /j/, /a/ seharusnya huruf kecil

karena kata tersebut bukan di awal kalimat dan kata depan /di/

tidak menggunakan huruf besar. (terdapat di paragraf pertama).

Selanjutnya kata “Dan” seharusnya diganti dengan kata “Selain

itu,” sebab kata hubung “dan” tidak diperkenankan berada di awal

paragraf. (terdapat di paragraf ke dua).

Selain itu kata “Bebek” dan “Burung” seharusnya /b/ huruf

kecil sebab nama hewan tidak menggunakan huruf besar terkecuali

di awal kalimat. Berikut penggalan teksnya: “…dari kerabatnya

Bebek dan Bebeh Juga Dapat….” (terdapat di paragraf ke dua).

Sebagian besar ejaan dalam teks deskripsi Annisa menggunakan

ejaan yang kurang tepat terkhusus untuk penggunaan huruf besar

dan kecil.

Berdasarkan diksi karangan Annisa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti teks deskripsi Annisa

menggunakan diksi yang tidak baku, berikut penggalan teksnya:

“…tidak memiliki gigi hewan ini ada yang memakan

Tumbuhan…” seharusnya dapat diganti seperti “sebagian kura-

kura berjenis hewan herbivora”. Selain itu pada kalimat

Page 70: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

60

“…Jalannya lambat,” seharusnya dituliskan “bergerak lambat”.

(terdapat di paragraf pertama). Selanjutnya pada kalimat

“…penampilannya mirip seperti…” seharusnya hanya

menggunakan salah satu kata “mirip” atau “seperti”. (terdapat di

paragraf ke tiga).

Berdasarkan kerapihan karangan Annisa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 7. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan terdapat beberapa coretan dan bentuk tulisan terlihat

miring.

25) Aqeela Celta A.B.

Berdasarkan struktur karangan Celta, maka penulis

memberikan skor penilaian= 35. Tebrukti teks deskripsi yang

dihasilkan Celta tidak sesuai dengan tugas yang diberikan. Celta

menulis teks deskripsi mengenai ciri fisik tikus, bukan menulis teks

deskripsi tentang persahabatan kura-kura dan angsa.

Berdasarkan ejaan karangan Celta, maka penulis

memberikan skor penilaian= 18. Terbukti pada kalimat “telinga

besar dan ekor yang panjang dan tak berambut.” Seharusya kata

“dan” pertama dihilangkan lalu diganti dengan tanda koma.

Selanjutnya kata “beberapa” seharusnya /b/ huruf besar sebab di

awal kalimat. (terdapat di paragraf pertama). Selain itu pada

kalimat “Maka dari itu” menggunakan tanda koma sebab kalimat

tesebut konjungsi antarkalimat. (terdapat di paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Celta, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti diksi yang digunakan

dapat dipahami namun, akibat Celta tidak memperhatikan tugas

yang diberikan dan membuat tugas yang salah jadi penulis

memberikan pengurangan nilai terhadap tugas Celta.

Berdasarkan kerapihan karangan Celta, maka penulis

memberikan skor penilaian= 7. Terbukti teks deskripsi Celta

Page 71: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

61

kurang rapi sebab bentuk tulisannya terlihat miring dan ada

beberapa kata kurang terbaca.

26) Arsa Dharu U.

Berdasarkan struktur karangan Arsa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 35. Terbukti karangan yang

dihasilkan Arsa tidak sesuai dengan tugas yang diberikan. Hasil

teks deskripsi Arsa mendeskripsikan keseluruhan fisik kucing,

bukan mendeskripsikan cerita persahabatan kura-kura dan angsa.

Berdasarkan ejaan karangan Arsa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 18. Terbukti pada kalimat “Saya

mempunyai kucing, karena kucing hewan yang lucu” seharusnya

tanda koma berada setelah kata “karena” sebab kata tersebut

konjungsi antarkalimat. (terdapat di paragraf pertama). Selanjutnya

pada kata “menyimbangkannya” seharusnya ditulis

“menyeimbangkannya”. (terdapat di paragraf ke dua). Selain itu

pada kalimat “..padakucing…” seharusnya ke dua kata tersebut di

pisah “…pada kucing…” (terdapat di paragraf ke tiga).

Berdasarkan diksi karangan Arsa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 11. Terbukti diksi yang digunakan

dapat dipahami namun, akibat Arsa tidak memperhatikan tugas

yang diberikan dan membuat tugas yang salah jadi penulis

memberikan pengurangan nilai terhadap tugas Arsa.

Berdasarkan kerapihan karangan Arsa, maka penulis

memberikan skor penilaian= 7. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan kurang rapi, bentuk tulisan terlihat miring, dan

menggunakan hiperkorek pada beberapa kata.

27) Chesya R.P.W.

Berdasarkan struktur karangan Chesya, maka penulis

memberikan skor penilaian= 39. Terbukti teks deskripsi Chesya

mempunyai judul Angsa dan Kura-kura namun, isi teksnya tidak

menceritakan persahabatan antara ke dua hewan tersebut,

Page 72: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

62

melainkan mendeskrispsikan ciri-ciri dan perbedaan antara ke dua

hewan tersebut.

Berdasarkan ejaan karangan Chesya, maka penulis

memberikan skor penilaian= 20. Terbukti pada kalimat “…seperti

angsa mempunya bulu sedangkan kura-kura tidak, kura-kura

mempunyai…” seharusnya setelah kata “tidak” menggunakan

tanda titik. (terdapat di paragraf ke dua). Selanjutnya pada kalimat

“Angsa bisa terbang, kadang kelebihan angsa membuat iri kura-

kura,” seharusnya tanda koma tersebut diganti dengan kata “dan”

lalu kata “kadang” diganti menjadi “terkadang”. (terdapat di

paragraf ke tiga).

Berdasarkan diksi karangan Chesya, maka penulis

memberikan skor penilaian= 13. Terbukti diksi yang digunakan

sudah bagus dan mudah dipahami hanya ada beberapa kata yang

menggunakan kata tidak baku, seperti “karna”. (terdapat di

paragraf ke tiga).

Berdasarkan kerapihan karangan Chesya, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti teks deskripsi Chesya

sudah rapi namun, beberapa kata menggunakan hiperkorek.

28) Dhika Moudy P.W.

Berdasarkan struktur karangan Dhika, maka penulis

memberikan skor penilaian= 38. Terbukti teks deskripsi Dhika

tidak memiliki judul dan alur ceritanya belum selesai. Berikut

penggalan teksnya: “Dia tidak pernah mengejek kura-kura yang

jalannya lambat” (terdapat di paragraf ke tiga).

Berdasarkan ejaan karangan Dhika, maka penulis

memberikan skor penilaian= 24. Terbukti ejaan yang Dhika

hasilkan sudah bagus dari segi peletakkan tanda baca, besar

kecilnya huruf dan konjungsi antarkalimat yang digunakan.

Page 73: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

63

Berdasarkan diksi karangan Dhika, maka penulis

memberikan skor penilaian= 14. Terbukti diksi yang digunakan

Dhika bagus dan mudah dipahami.

Berdasarkan kerapihan Dhika, maka penulis memberikan

skor penilaian= 7. Terbukti kerapihan penulisan teks deskripsi

Dhika belum cukup rapi, bentuk tulisannya masih terlihat miring.

29) Edgar Timothy P.

Berdasarkan struktur karangan Edgar, maka penulis

memberikan skor penilaian= 44. Terbukti struktur teks deskripsi

yang dihasilkan meliputi pendahuluan, isi cerita, dan akhir cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Edgar, maka penulis

memberikan skor penilaian= 21. Terbukti ejaan teks deskripsi

Edgar sudah bagus namun setiap selesai per paragraf tidak

disertakan tanda titik. Selain itu, kata “tiba tiba” seharusnya

diberikan tanda hubung /-/. (terdapat di paragraf ke dua).

Berdasarkan diksi karangan Edgar, maka penulis

memberikan skor penilaian= 12. Terbukti diksi yang digunakan

cukup mudah dipahami namun, beberapa kata dalam teks deskripsi

tersebut memiliki arti amibiguitas, seperti “lagit” seharusnya

“langit” (paragraf pertama), kata “melamu” seharusnya “melamun”

(paragraf ke dua), dan kata “gembita” seharusnya “gembira”

(paragraf ke tiga).

Berdasarkan kerapihan karangan Edgar, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti teks deskripsi Edgar

sudah rapi namun, bentuk tulisan terlihat miring.

30) I Made Bagus N.K.

Berdasarkan struktur karangan I Made Bagus, maka penulis

memberikan skor penilaian= 35. Terbukti karangan teks deskripsi I

Made Bagus tidak memiliki judul dan cerita yang disajikan bukan

kura-kura- dan angsa, melainkan kucing dan tikus. Selain itu

struktur dari teks tersebut tidak terarah, paragraf pertama

Page 74: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

64

membahas pengantar atau pembuka cerita, lalu paragraf ke dua dan

ke tiga membahas ciri fisik kucing dan tikus.

Berdasarkan ejaan karangan I Made Bagus, maka penulis

memberikan skor penilaian= 23. Terbukti pada kalimat “…mereka

berdua mempunyai selera yang berbeda, namun mereka jadikan…”

seharusya tanda koma setelah kata “namun”.

Berdasarkan diksi karangan I Made Bagus, maka penulis

memberikan skor penilaian= 12. Terbukti beberapa kata dalam teks

deskripsi tersebut memiliki arti ambiguitas, seperti “lua”

seharusnya jika dibaca oleh penulis menjadi “luas”, selanjutnya

kata “tiuus” seharusnya menjadi kata “tikus”. (terdapat di paragraf

pertama). Selain itu, pada kalimat “…dan lain sebaginya”

seharusnya menggunakan “dan lain-lain” atau “dan sebagainya”

(terdapat di paragraf ke dua).

Berdasarkan kerapihan karangan I Made Bagus, maka

penulis memberikan skor penilaian= 8. Terbukti kerapihan teks

deskripsi tersebut sudah rapi namun, sebagian tulisan

menggunakan hiperkorek.

31) Irvin Sakti I.

Berdasarkan struktur karangan Irvin, maka penulis

memberikan skor penilaian= 43. Terbukti struktur teks deskripsi

Irvin sudah meliputi pendahuluan, isi cerita, dan akhir cerita.

Namun, kata “disebuah” seharusnya di pisah “di sebuah”.

Berdasarkan ejaan karangan Irvin, maka penulis

memberikan skor penilaian= 23. Terbukti pada awal kalimat

paragraf ke tiga kata “dan” tidak seharusnya berada di awal

paragraf, melainkan dapat dihilangkan saja.

Berdasarkan diksi karangan Irvin, maka penulis

memberikan skor penilaian= 14. Terbukti diksi yang digunakan

sudah bagus dan mudah dipahami.

Page 75: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

65

Berdasarkan kerapihan karangan Irvin, maka penulis

memberikan skor penilaian= 8. Terbukti ada beberapa kata yang

menggunakan hiperkorek dan beberapa kalimat yang terlihat

miring.

32) Marlo Diva S

Berdasarkan struktur karangan Marlo, maka penulis

memberikan skor penilaian= 44. Terbukti struktur teks deskripsi

Marlo memiliki bagian pendahuluan, isi cerita, dan akhir cerita.

Berdasarkan ejaan karangan Marlo, maka penulis

memberikan skor penilaian= 23. Terbukti ejaan yang digunakan

sudah bagus namun, pembaca akan kesulitan membedakan tanda

baca koma dan tanda baca titik, seperti: “Hai Angsa. aku sedang

berjalan saja sambil melihat burung.” (terdapat di paragraf ke dua).

Selain itu, kata “Angsa” seharusya /a/ huruf kecil sebab nama

hewan. (terdapat di paragraf ke dua dan ke tiga).

Berdasarkan diksi karangan Marlo, maka penulis

memberikan skor penilaian= 13. Terbukti diksi yang digunakan

sudah bagus dan mudah dipahami namun, beberapa kata tidak

menggunakan kata baku, seperti: “sambil”. (terdapat di paragraf ke

dua).

Berdasarkan kerapihan karangan Marlo, maka penulis

memberikan skor penilaian= 15. Terbukti teks deskripsi yang

dihasilkan rapi dan tidak ada coretan.

Adapun rekap hasil dari penelitian terhadap peningkatan

keterampilan menulis teks deskripsi sebagai berikut:

Tabel 3.3

Penilaian Teks Deskripsi Kelas VII/H

No. Nama Kategori Penilaian Skor

Nilai 1* 2* 3* 4*

1 Adhelia

Eshy R 44 22 14 9 89

Page 76: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

66

2 Aila Audri

ZA. 44 22 13 9 88

3 Humaida

Lutfiah 38 20 11 5 74

4 Silvia

Raiqa S 42 21 12 7 82

5 Nicholas H

I M 36 18 11 6 71

6 Keiza Alya

Razak 44 20 14 8 86

7 Amos

Glory AP 36 20 12 6 74

8 Alfiah

Nayla 42 24 12 6 84

9

Syifa

Rembulan

T

36 20 12 7 75

10 Rifqi

Apriliano P 40 22 12 8 82

11 Taranita

Putri MG 40 16 10 5 71

12 Syifa

Arinda P 44 24 14 9 91

13 Shakira

Rayza R 39 19 11 7 76

14 Raditya

Rafa P 39 21 13 8 81

15 Rachmaelia

Putri 39 21 12 8 80

16 Nikesha

Aqilah D 40 22 13 6 81

17 Muhammad

RF 38 23 14 6 81

Page 77: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

67

18 Muhammad

FDA 42 20 12 7 81

19 Naila

Nasywa I 44 21 13 8 86

20 Lahva

Anisah 42 21 13 8 84

21 Agil Akbar

N 44 23 13 8 88

22 Aleka

Taqiya 38 18 11 6 73

23 Allif Senja

AR 35 18 11 7 71

24 Annisa

Putri A 35 17 11 7 70

25 Aqeela

Celta AB 35 18 11 7 71

26 Arsa Dharu

U 35 18 11 7 71

27 Chesya R

P.W 39 20 13 8 80

28 Dhika

Moudy PW 39 24 14 7 84

29 Edgar

Timothy P 43 21 12 8 84

30 I Made

Bagus NK 35 23 12 8 78

31 Irvin Sakti I 43 23 14 8 88

32 Marlo Diva

S 44 23 13 8 88

JUMLAH 2567

Page 78: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

68

RATA-RATA 80

Keterangan *:

1. Struktur

2. Ejaan

3. Diksi

4. Kerapihan

Berdasarkan hasil dari tabel 3.3 diperlihatkan bahwa nilai rata-rata siswa

kelas VII/H sudah mencapai ketuntasan dalam pelajaran Bahasa Indonesia

terkhusus dalam keterampilan menulis. Hal ini membuktikan bahwa

menggunakan metode dan media yang efektif dengan materi pelajaran yang

tepat akan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam proses

belajar mengajar.

Page 79: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

69

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

“Pemanfaatan Media Cerita Bergambar dengan Metode STAD (Students

Teams Achievement Division) dalam Menulis Teks Deskripsi Siswa kelas VII

di SMP Negeri 85 Jakarta” dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pemanfaatan media cergam dapat mempermudah guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Namun, ada beberapa hal

yang harus diperhatikan seperti kordinasi dan komunikasi antara guru dan

siswa. Sebab apabila terjadi kordinasi dan komunikasi yang kurang baik

antara guru dan siswa dapat mengakibatkan siswa hanya bermain-main

dalam belajar. Selain itu, peranan pokok dari cergam dalam pembelajaran

adalah kemampuannya menciptakan minat siswa. Maka dari itu,

penggunaan media cergam secara efektif saat proses belajar mengajar,

guru diharapkan memberikan motivasi yang bersifat membangun dari

buku cergam dan dipadu dengan metode yang tepat, sehingga penggunaan

media cergam dapat menjadi alat pengajaran yang efektif.

2. Hasil yang diperoleh terhadap angket yang diberikan kepada siswa

menunjukkan bahwa 92,5% siswa termotivasi dan lebih kreatif dalam

kompetensi menulis khususnya menulis teks deskripsi. Hal ini

memperlihatkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII/H menikmati dan

memahami pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas menggunakan media

cergam dan metode STAD yang belum pernah digunakan guru di kelas.

3. Selanjutnya, hasil yang diperoleh terhadap teks deskripsi siswa kelas

VII/H memiliki rata-rata nilai 80. Perolehan nilai tertinggi terhadap

pembuatan teks deskripsi yaitu Syifa Arinda P dengan nilai 91. Sedangkan

perolehan nilai terendah terdirr dari 5 siswa, yaitu Nicholas H.I.M,

Taranita Putri M.G., Alif Senja A.R., Aqeela Celta A.B., dan Arsa Dharu

U., dengan nilai 71. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

Page 80: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

70

dapat memahami materi dengan cara belajar yang baru, yakni pemanfaatan

media cergam dengan metode STAD (Student Teams Achievement

Division) dalam menulis teks deskripsi.

B. Saran

Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut maka, peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia sebaiknya lebih memanfaatkan

media yang disediakan di sekolah dan bisa membaca situasi kelas pada

saat materi tertentu agar guru memperoleh ide ingin menggunakan cara

seperti apa saat mengajar di kelas.

2. Permasalahan siswa pada keterampilan menulis yang menjadi fokus

penelitian ini diharapkan dapat diimplikasikan dalam pembelajaran di

sekolah, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan

memahami setiap materi bahasa Indonesia.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca

umum dan menambah referensi proses belajar mengajar di sekolah

mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Page 81: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

71

Page 82: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

72

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2016.

Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:

Referensi Jakarta. 2012.

Enre, Fachruddin, Ambo. Dasar-dasar Keterampilan Menuli. Ujung Pandang:

Badan Penerbit IKIP Ujung Pandang. 1994.

Farida Mukti dan Basuki Wibawa. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana.

2001.

Gunansyah, Ganes. Pendidikan IPS: Berorentasi Praktik yang baik. Surabaya:

Unesa University Press. 2015.

Hakim, A. Karangan Deskripsi. Bandung: Angkasa. 1993.

Hamzah B. Uno & Nina Lamantenggo. Teknologi komunikasi & Informasi

Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.

Latuheru, J.D. Media Pembelajaran dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Ujung

Pandang: IKIP Ujung Pandang. 1993.

Mahsun. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. 2014.

Nuryanta, Budi, Kasurijanta dan Imam Koermen. Materi Pokok Pengajaran

Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud. 1997.

Soeparno. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara. 1988.

Sudarwan, Danim. Media Komunikasi Pendidikan: Pelayanan Profesional

Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar (Proses Belajar Mengajar di Perguruan

Tinggi). Jakarta: Bumi Aksara. 1994.

Suparno dan Mohammad Yunus. Keterampilan Menulis. Jakarta: Universitas

Terbuka. 2007.

Tarigan, Djago. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

1986.

Wilkinson, G.L. Media dalam Pembelajaran. (Terjemahan Zulkarnaen Nasution)

Jakarta: CV. Rajawali. 1984.

Page 83: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

73

Wiyanto, Asul. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia. 2004.

Angkat, Guntur. Selintas Sejarah Komik Indonesia, http://artikel.us/art05-72.html

diakses 10 Maret 2013 diakses 10 November 2019.

Damayanti, Lely. Pengaruh Media Cerita Bergambar Terhadap Kehidupan Sosial

Anak Didik Kelompok B TK Desa Ngepeh Saradan Madiun, (Madiun: PG

PAUD IKIP PGRI Madiun, Vol. 3. No. 2.), http//e-

journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD/article/view/54329. Diakses 29 Oktober

2019.

Kama. Komik Sebagai Budaya Massa. http://k4rnaxomics.blogspot.com/ diakses

9 Desember 2019.

Nofriyanti, Isna, dkk. Penggunaan Media Cerita Bergambar dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Pontianak: Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 3 No. 3

http//jurnal.untan.ac.id/index.php/ipdpb/article/view/4950/5057. Diakses pada 4

September 2019.

Trisnawati, Aen. Membaca Komik Menulis Cerpen. http://www.pikiran-

rakyat.com/ cetak/ 20057 0705/30 / khazanah/ Iainnya05.htm diakses 11

Oktober 2019.

Tulin Guler & Mubeccel Gonen. The Environment and Its Place in Children’s

Picture Story Books. Turkey: Procedia Social and Behavioral Sciences.

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187704281100893713.

Diakses 13 Januari 2020.

Wijayanti, Ari. Pengajaran Bahasa yang Kreatif http: //lubisgrafura.

wordpress.com/ 2006. diakses tanggal 10 November 2019.

Page 84: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

74

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 85 Jakarta

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2JP)

I. Kompetensi Dasar

3.2 Menelaah struktur dan kaidah kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek

(sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni

daerah) yang didengar dan dibaca

4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek

(sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni

daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan

baik secara lisan atau tulis.

II. Tujuan Pembelajaran

1. Memahami struktur teks deskripsi dan contoh-contoh telaahnya.

2. Memahami kaidah-kaidah kebahasaan teks deskripsi dan contoh-contoh

telaahnya.

3. Memahami langkah-langkah menulis teks deskripsi.

III. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa.

b. Guru melakukan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan

kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan contoh teks deskripsi

yang berupa buku cergam berjudul kura-kura dan angsa.

Page 85: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

75

b. Guru memberikan arahan untuk membuat kelompok dan membuat teks

deskripsi mengenai kura-kura dan angsa.

c. Siswa diminta untuk menulis teks deskripsi mengenai kura-kura dan

Angsa sebanyak 3 paragraf.

d. Guru meminta siswa untuk membacakan hasil teks deskripsi di depan

kelas dan hasil yang bagus akan diberikan hadiah.

e. Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil dari kelompok lain tentang

teks deskripsi berjudul kura-kura dan angsa.

3. Penutup

a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan penguatan terhadap materi teks deskripsi.

c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan doa.

IV. Penilaian

1. Sikap : Kedisiplinan mengumpulkan tugas tepat waktu.

2. Pengetahuan : Tes Tertulis

3. Keterampilan : Membuat Teks Deskripsi

Jakarta, 12 Agustus 2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran

Page 86: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

76

Page 87: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

77

Page 88: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

78

Page 89: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

79

Page 90: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

80

Page 91: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

81

Page 92: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

82

Page 93: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

83

Page 94: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

84

Page 95: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

85

Page 96: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

86

Page 97: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

87

Page 98: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

88

Page 99: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

89

Page 100: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

90

Page 101: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

91

Page 102: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

92

Page 103: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

93

Page 104: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

94

Page 105: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

95

Page 106: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

96

Page 107: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

97

ADHELIA

Page 108: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

98

AILA AUDRI

Page 109: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

99

HUMAIDA LUTHFIAH

Page 110: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

100

SILVIA RAIQA

Page 111: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

101

NICHOLAS H.I.M.

Page 112: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

102

KEIZA ALYA

Page 113: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

103

AMOS GLORY A.P.

Page 114: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

104

ALFIAH NAILA

Page 115: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

105

SYIFA REMBULAN

Page 116: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

106

RIFQI APRILIANO

Page 117: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

107

TARANITA PUTRI

Page 118: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

108

SYIFA ARINDA

Page 119: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

109

SHAKIRA RAYZA

Page 120: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

110

RADITYA RAFA

Page 121: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

111

RACHMA ELIA

Page 122: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

112

NIKESHA AQILAH

Page 123: PEMANFAATAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DENGAN …

113

RIWAYAT PENULIS

Ahmad Lutfi Prasetyo lahir di Jakarta 4 Februari

1996. Penulis anak sulung dari pasangan Bapak

Sunarwan dan Ibu Suningsih. Mengawali pendidikan

sekolah dasar tahun 2002 di SDN 04 Pesanggrahan

Jakarta Selatan dan lulus 6 tahun kemudian. Lalu

melanjutkan ke jenjang SMP, tepatnya di SMP Islam

Al-Hikmah Jakarta Selatan dan lulus tahun 2011. Selanjutnya meneruskan

pendidikan sekolah menengah atas di SMA Cenderawasih 2 Tangerang Selatan

dan lulus tahun 2014. Selama duduk di bangku sekolah, penulis cukup aktif dalam

organisasi dan pernah menjabat sebagai ketua OSIS 2010 dan 2013, serta

mengikuti kegiatan Rohis di SMP dan mengikuti kegiatan KIR di SMA. Kini

penulis menyelesaikan studi S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain menjadi

mahasiswa, penulis juga membuka usaha editing video dan fotografi.