pembelajaran ips melalui media cerita bergambar …...pembelajaran ips melalui media cerita...

128
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS IV SDN KLABANG KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2012 / 2013 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: Tantri Raras Ayuningtyas S 861108022 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: donga

Post on 04-Apr-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN BUDI PEKERTI

SISWA KELAS IV SDN KLABANG KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2012 / 2013

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

Tan tri Raras A yun ingtya s

S 861108022

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

v

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

(QS. Ar-Ra’ad [13]: 11)

Jika kita melangkah maju dengan penuh percaya diri ke arah yang kita impikan

dan berusaha keras menjalani hidup yang kita bayangkan maka kita akan

menemukan keberhasilan yang tidak kita pikirkan sebelumnya

(Thoreau)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tesis ini untuk orang – orang tercinta:

Mami Dra. Reny Sri Indrawati Hadi & Papi Ir. M. Susilo Hariadi. MM, serta adik-

adikku Drg. Astridyah Kinanti Maharani dan Farah Rizqi Fauziah yang selalu memberi

semangat, dukungan dan doa agar terus berusaha menjadi yang terbaik

Suamiku Febri Kurniawan, S.Pd terima kasih atas segala cinta yang tak pernah henti, doa

dikala berjuang, nasehat dikala lemah, semangat dikala putus asa, kesabaran serta

pengorbanan yang tak pernah letih selama ini

Lelaki kecilku Arrayyan Muhamad Ghibran, tetaplah menjadi bintang yang selalu bersinar di

kehidupan kami

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga

dengan seijin dan bimbingan-Nya penulis dapat menyusun tesis berjudul

“Pembelajaran Sejarah Menggunakan Media Cerita Bergambar Untuk

Meningkatkan Budi Pekerti Siswa Kelas IV SDN Klabang Kabupaten Bondowoso

Tahun Ajaran 2012 / 2013”. Penulis mengucapkan terimakasih dan memberikan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk

menempuh pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakata;

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Yunus, MS., selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan

kepada penulis untuk menempuh program magister pada program studi

pendidikan sejarah;

3. Bapak Dr. Hermanu Joebagio, M. Pd., selaku Ketua program studi

pendidikan sejarah dan Dr. Sariyatun, M.Pd, M.Hum, selaku Sekertaris

program studi pendidikan sejarah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta;

4. Prof. Herman J. Waluyo, selaku Pembimbing I dan Drs. Leo Agung S,

M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu,

pikiran dan perhatian selama penulisan tesis ini;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

viii

5. Dosen-dosen pengajar program studi sejarah, yang telah memberikan ilmu

dan bimbingan kepada penulis selama menempuh kuliah di Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta;

6. Bapak Agus Tri Siswanto, S.Pd., selaku kepala sekolah SDN Klabang

Bondowoso yang telah memberi izin dan membantu dalam proses

penyelesaian penelitian ini;

7. Bapak Samsul Arifin, S.Pd dan Ibu Mujinah, S,Pd selaku guru SDN

Klabang yang telah menerima peneliti dengan tangan terbuka termasuk

membantu dalam proses pengumpulan data guna penyusunan tesis ini;

8. Guru-guru dan siswa-siswi SDN Klabang Bondowso yang telah kooperatif

dan membantu dalam pengumpulan data guna penyusunan tesis ini;

9. Abdun Najib dan Regy Wahyu Briansari yang bersedia membantu

pembuatan cerita bergambar dalam penelitian ini;

10. Mami, Papi, Adik Astrid dan Adik Farah yang selalu memberikan

semangat dan dorongan demi terselesaikannya tesis ini.

11. Febri Kurniawan dan Arrayyan Muhamad Ghibran, terima kasih untuk

segalanya yang tak bisa terganti dengan apapun

12. Teman-teman Pendidikan Sejarah PPs UNS angkatan 2011, terimakasih

atas semangat dan kerjasamanya.

13. Sahabat terbaik Tri Puji, Yuniar Aviati, Tyara, Rista, Anindya, Sofyana,

yang memberi kedamaian di ujung kepenatan dan rasa letihku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

ix

Akhirnya peneliti hanya dapat berdoa, semoga Tuhan Yang Maha Esa

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada semua pihak tersebut di atas, dan

mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 17 Januari 2013

Penulis

Tantri Raras Ayuningtyas

NIM. S 861108022

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv

ABSTRAK ............................................................................................ xv

ABSTRACT ............................................................................................ xvi

Halaman

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 7

D. Rumusan Masalah .................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS . 10

A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 10

1 Pembelajaran IPS ................................................................ 10

2. Media Pembelajaran ........................................................... 22

3. Pemanfaatan Cerita Rakyat Untuk Pembelajaran Budi

Pekerti ................................................................................ 26

4. Pendidikan Budi Pekerti ...................................................... 34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

xi

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................... 41

C. Kerangka Berfikir ................................................................... 42

D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 43

BAB 3. METODE PENELITIAN ....................................................... 44

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 44

B. Rencana Tindakan .................................................................. 44

C. Fokus Penelitian ..................................................................... 47

D. Tolok Ukur Keberhasilan ....................................................... 49

E. Sumber Data ........................................................................... 50

F. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... 50

G. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................... 58

H. Teknik Analisis Data .............................................................. 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 63

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 63

1. Hasil pre-test dan observasi awal ........................................ 63

2. Pembelajaran IPS melalui cerita bergambar untuk

penguatan pendidikan budi pekerti …………………… ..... 70

a. Siklus I ............................................................................ 71

b. Siklus II .......................................................................... 80

c. Siklus III ......................................................................... 85

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 91

1. Pembelajaran IPS melalui cerita bergambar untuk

meningkatkan budi pekerti .................................................. 91

a. Perencanaan pembelajaran IPS melalui media cerita

bergambar untuk meningkatkan budi pekerti siswa ....... 91

b. Pelaksanaan pembelajaran IPS melalui media cerita

bergambar untuk meningkatkan budi pekerti siswa ....... 93

2. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran ........................ 98

3. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran .......................... 100

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

xii

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................... 105

A. Kesimpulan .............................................................................. 105

B. Implikasi .................................................................................. 108

C. Saran ........................................................................................ 111

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 112

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

xiii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel:

1. Lembar Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran ..................... 52

2. Lembar Observasi Guru Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........ 54

3. Lembar Pengamatan Siswa ............................................................. 55

4. Kisi – Kisi Skala Sikap ..................................................................... 56

5. Angket Budi Pekerti ......................................................................... 57

6. Skor Angket Skala Sikap ................................................................. 58

7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ..................................................... 100

8. Rekapitulasi Skala Sikap Siswa ....................................................... 101

Gambar :

1. Proses Pembuatan Media Pembelajaran ....................................... 25

2. Kerangka Berfikir ......................................................................... 43

3. Diagram Hasil Belajar Siswa ........................................................ 101

4. Diagram Kenaikan Skala Sikap .................................................... 101

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

1. Lampiran Silabus ............................................................................ 116

2. Lampiran Sintak ............................................................................. 121

3. Lampiran RPP .................................................................................. 124

4. Lampiran Denah Kelas ................................................................... 139

5. Lampiran Lembar Kerja Siswa ....................................................... 140

6. Lampiran Angket Tes Sikap Siswa ................................................. 143

7. Lampiran Hasil Observasi................................................................ 146

8. Lampiran Pengamatan Siswa .......................................................... 151

9. Lampiran Rekapitulasi Tes Skala Sikap ......................................... 153

10. Lampiran Hasil Post Test ................................................................ 154

11. Lampiran Catatan Lapangan ............................................................ 155

12. Lampiran Uji Kelayakan Media ....................................................... 162

13. Lampiran Uji Kelayakan Ahli Sejarah ............................................ 163

14. Lampiran Foto ................................................................................. 164

15. Lampiran Cerita Bergambar ........................................................... 169

16. Lampiran Cerita Bergambar Asal Usul Kota Bondowoso .............. 170

17. Lampiran surat keterangan izin penelitian ..................................... 180

18. Lampiran surat keterangan telah melakukan penelitian ................. 181

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

xv

Tantri Raras Ayuningtyas. 2013. S 861108022. Pembelajaran IPS Menggunakan Media Cerita Bergambar Untuk Penguatan Pendidikan Budi Pekerti (Studi Pada Siswa Kelas IV SDN Klabang Kabupaten Bondowoso). TESIS. Pembimbing I : Prof. Dr. Herman J. Waluyo, Pembimbing II: Drs. Leo Agung S, M.Pd. Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Pembelajaran IPS di sekolah dasar memiliki porsi yang cukup untuk mengenalkan sejarah lokal dengan menanamkan budi pekerti pada siswa yang saat ini mulai banyak mengalami degradasi moral. Untuk tetap melestarikan sejarah lokal dan memperkuat budi pekerti siswa diperlukan media cerita bergambar agar memudahkan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus tindakan. Kegiatan dalam setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi tindakan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN Klabang mengalami peningkatan serta sikap budi pekerti siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan tiga siklus pelaksanaan pembelajaran, mengalami peningkatan hasil belajar siswa dan sikap budi pekerti siswa. Pada siklus pertama ketuntasan hasil belajar siswa 22% dengan nilai rata-rata 46, pada siklus kedua mengalami ketuntasan menjadi 50% dengan nilai rata-rata 62, dan siklus ketiga dengan ketuntasan 72% dengan nilai rata-rata 73.

Penguatan budi pekerti siswa juga dapat dilihat dari sikap dan perilaku siswa pada saat pembelajaran, siswa sudah dapat saling menghargai pendapat teman, saling menghormati, rasa cinta dan kasih sayang, rasa bertanggung jawab sehingga menjadikan suasana kelas menjadi hidup dan semakin tinggi rasa kebersamaan siswa. Nilai-nilai ini dapat terukur apabila siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai dengan nilai yang terdapat dalam kehidupan dan lingkungan belajar, keluarga, masyarakat, yang terlihat pada perilaku disiplin, bertanggung jawab. Rasa saling menghargai, rasa menghormati dan cinta kasih sayang terhadap sesama. Dengan demikian guru harus dapat memilih media yang tepat untuk menguatkan pendidikan budi pekerti siswa.

Kata Kunci: IPS, Media Cerita Bergambar, Pendidikan Budi Pekerti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

xvi

Tantri Raras Ayuningtyas. 2013. S861108022. Social Learning Using Pictorial Media For Strenghthening of Class IV Students Manner, Klabang Elementary School, Kabupaten Bondowoso, Year of Learning 2012 / 2013. THESIS. Consultant I: Prof. Dr. Herman J. Waluyo, Consultant II: Drs. Leo Agung S, M.Pd. History Education of Magister Program of Pasca Sarjana Sebelas Maret University.

ABSTRACT

Social science learning in elementary school have enough portion to introduce local history to instill manners in students who are currently experiencing many moral degradation. To keep preserve local history and strengthen student manner needed to make a pictorial story media that facilitate students in carry out of learning. This research uses research methods class act with three cycles of action. Activities in each cycle includes planning, implementation, and reflection in action.

The results showed that the learning outcomes of students of class IV SDN Klabang has increased as well as the attitude of manners students experienced a significant increase. This is evidenced by the execution of three cycles of learning, experiencing an increase in student learning outcomes and student character's attitude. On completion of the first cycle of learning results students, 22% with an average score of 46, on completion of the second cycle had to be 50% with an average score of 62, and with the completion of the third cycle of 72% with an average score of 73.

Students manner strengthening can also be seen from the attitude and behavior of the students at the time of learning, students have been able to appreciate each other's opinions, mutual respect, the sense of love and compassion, a sense of responsibility so as to make the atmosphere of the classroom comes alive and the higher the student's sense of community. These values can be measured if the student can demonstrate an attitude that fits with the value contained in the life and learning environment, family, society, which looks at the behavior discipline, responsible. A sense of mutual respect, the sense of honor and love affection towards each other. Thus the teacher should be able to choose the right media to put manners education students.

Key words: Social science, Pictorial Story Media, Students manner education

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi yang terjadi secara cepat membawa dampak dalam segenap

aspek kehidupan dan sudah tidak dapat lagi dicegah. Pada satu sisi, globalisasi

memberikan kemudahan peluang untuk mengakses dan memperoleh informasi

perkembangan IPTEK bagi peningkatan kualitas kehidupan, namun di sisi lain,

globalisasi juga berdampak pada berubahnya tatanan nilai sosial budaya

masyarakat. Dampak perubahan globalisasi tersebut berpengaruh terhadap sikap

dan perilaku budi pekerti yang terjadi di sekolah, yaitu adanya gejala degradasi

moral dan sikap budi pekerti yang terjadi di kalangan siswa. Contoh: Nilai

kesopanan terhadap guru yang berkurang, sifat-sifat ramah, tenggang rasa, rendah

hati, suka menolong, solidaritas sosial terhadap teman dan sebagainya, akibat

budaya luar yang masuk sehingga kurang terbentuk ciri jati diri bangsa Indonesia.

Upaya untuk mengembangkan pendidikan nasional dalam membangun

moral dan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur dalam pembelajaran di

sekolah harus terus dilakukan, karena dampak globalisasi tersebut dengan perlahan

mengikis ciri khas masyarakat Indonesia yang memiliki nilai moral dan sikap budi

pekerti yang baik yang terdapat pada setiap pelajaran di sekolah. Pada praktiknya

pembelajaran di kelas, setiap pembelajaran biasanya guru memulai pelajaran

bercerita atau ceramah, atau bahkan membacakan apa yang tertulis dalam buku

ajar dan akhirnya langsung menutup pelajaran begitu bel akhir pelajaran berbunyi.

Metode ceramah tidak memberikan kesempatan berdiskusi untuk memecahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

2

masalah sehingga proses menyerap pengetahuannya kurang tajam, kurang

memberikan kesempatan keberanian pada peserta didik untuk mengembangkan

keberanian mengemukakan pendapat, terkadang juga kurang ditangkap oleh

pendengaran apabila ada kata-kata asing (Sagala, 2011: 206). Akibatnya nilai-nilai

yang terkandung dalam setiap pelajaran tidak dapat dipahami dan diamalkan

peserta didik.

Sekolah adalah perantara yang tepat untuk menanamkan pendidikan moral

dan budi pekerti. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas), merupakan tuntutan pelaksanaan pembaharuan

pendidikan yang diharapkan dapat mendukung segala upaya untuk memecahkan

masalah pendidikan. Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah

satu komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana pendidikan

lainnya. Oleh karena itu, kurikulum digunakan sebagai acuan dalam

penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu indikator mutu

pendidikan.

Dalam dunia pendidikan telah lima kali revisi kurikulum pendidikan dasar

dan menengah, yaitu pada tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994 dan

ujicoba kurikulum tahun 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang

direvisi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

Revisi kurikulum tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai

dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi perkembangan

jaman, serta untuk memberikan acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran di

satuan pendidikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

3

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dikatakan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan

mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, dan kurikulum pada semua jenjang

dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan

satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum baru hasil uji coba Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK).

Hal ini telah diupayakan pemerintah dengan memberlakukan KTSP yang

mendorong bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan

kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga

kependidikan, serta sistem penilaian yang mengeluarkan produk-produk

pendidikan yang kompeten. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan

sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber

belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih

tanggap terhadap kebutuhan setempat.dan mengkhawatirkan.

Menurut Khaeruddin (2007), Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan

(KTSP) merupakan kurikulum yang paling tepat untuk menjembatani

kesalahpahaman berbagai pihak dalam menafsirkan kurikulum. Kurikulum bukan

merupakan sesuatu yang sekali jadi, namun kurikulum itu harus fleksibel dan

selalu dinamis. Dengan demikian bisa membentuk dan mengembangkan

kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, karakteristik peserta didik, dan

kebutuhan lingkungan masing-masing. Jadi, perubahan kurikulum merupakan

proses berlanjut dan berkesinambungan menuju suatu kesempurnaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

4

Melalui KTSP, kebutuhan akan pendidikan budi pekerti telah

diakomodasikan dengan cara mengintegrasikan pendidikan budi pekerti ke dalam

matapelajaran IPS. Sebagai realisasinya, materi IPS yang diajarkan di sekolah

mencantumkan sub-pembahasan tentang nilai-nilai budi pekerti dan berupaya

menanamkan nilai-nilai pendidikan budi pekerti dengan keteladanan dan

pembiasaan budi pekerti.

Dalam KTSP Sekolah Dasar, pembelajaran IPS memiliki porsi yang cukup

banyak. Hal ini memberikan peluang bagi guru untuk menyajikan pembelajaran

IPS untuk menanamkan pendidikan moral dan budi pekerti dalam pelajaran IPS.

Namun, metode mata pelajaran IPS dalam penyampaian nilai-nilai budi pekerti

masih memiliki kelemahan karena dikosentrasikan pada pengembangan otak

kiri/kognitif yang cirinya adalah hanya mewajibkan siswa didik untuk mengetahui

dan menghapal konsep dan kebenaran tanpa menyentuh perasaan, emosi, dan

nuraninya. Selain itu tidak dilakukan praktik perilaku dan penerapan nilai-nilai

budi pekerti dalam kehidupan di sekolah. Hal ini merupakan kesalahan

metodologis yang mendasar dalam pengajaran budi pekerti bagi manusia dan akan

memunculkan banyak sekali inkonsistensi antara apa yang diajarkan di sekolah

dan apa yang diterapkan di luar sekolah .

Orientasi pembelajaran IPS yang masih verbalistik jelas-jelas akan

merugikan peserta didik. Pasalnya, mereka akan condong mengetahui banyak hal

tetapi kurang memiliki sistem nilai, sikap, minat maupun apresiasi secara positif

terhadap apa yang diketahui. Akibatnya, anak memilki perkembangan kepribadian

yang kurang seimbang, aspek pandangan hidupnya berkembang, tapi aspek sikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

5

hidup dan keterampilan hidup kurang berkembang.

Hal ini nampak pada subyek penelitian yang akan diteliti adalah siswa

kelas IV SDN Klabang Kabupaten Bondowoso. Menurut guru kelas IV, Bapak

Samsul Arifin, yang mengatakan sebagai berikut :

Menurut saya, sebenanya pembelajaran di kelas IV memiliki beberapa masalah, yaitu cara mengajar dari guru-guru terdahulu yang hanya dengan metode ceramah dan tidak ada budi pekerti yang ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari masih kurang sehingga siswa masih nampak kurang diperhatikan. Siswa terkadang kurang bisa menghargai terhadap sesama teman maupun guru. Siswa belum bisa memiliki kepedulian yang tinggi terhadap teman maupun lingkungan. Siswa terlihat lebih acuh tak acuh terhadap sekitarnya. Siswa hanya lebih peduli pada diri masing-masing. Sikap siswa kebanyakan menunjukan bahwa budi pekerti yang dimiliki siswa hanyalah pendidikan yang didapat dari kehidupan sehari-hari saja tanpa ada yang mengarahkan dan membimbing.

(wawancara, Sabtu 4 Agustus 2012)

Sehingga untuk mengintegrasikan suatu muatan pembelajaran diperlukan

strategi yang menarik agar penguatan pendidikan budi pekerti dapat menjadi

efektif. Peneliti mencoba membuat media yang inovatif dan mudah digunakan

siswa. Siswa diharapkan dapat lebih memahami materi dengan menggunakan

media cerita bergambar. Karena siswa sudah tidak asing lagi dengan cerita

bergambar, diharapkan akan mempermudah guru untuk menjelaskan materi dan

mempermudah anak dalam memahami materi. Semakin menarik dan bervariasi

menyampaikan materi, akan meningkatkan daya kreativitas, imajinasi dan prestasi

siswa.

Alasan dipilihnya media cerita bergambar, karena media ini sangat

menarik dalam kehidupan siswa dan banyak terdapat di toko-toko bacaan serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

6

merupakan suatu realita bahwa sebagian dari siswa itu mengenal dan mengingat

karakter tokoh dari komik yang mereka baca.

Dalam penggunaan cerita bergambar, tugas guru adalah membantu siswa

memahami materi, sehingga guru lebih terfokus untuk membuat anak bertanya

hal-hal yang tidak dimengerti dan memberi jawaban yang relevan serta

mengeksplorasi pengetahuan siswa. Dari banyaknya media pembelajaran yang

digunakan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, guru harus memilih media

pembelajaran yang mudah digunakan, dipahami, mudah untuk menyamakan

presepsi dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan siswa dan guru serta

merangsang siswa agar rasa ingin tahunya menjadi lebih banyak.

Media cerita rakyat bergambar diharapkan dapat menarik minat siswa

dalam pembelajaran IPS serta siswa dapat mengenal sejarah lokal. Selain itu siswa

juga dapat menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti yang diambil

dari cerita rakyat setempat. Berdasarkan latar belakang, maka judul yang relevan

dengan penelitian adalah ”Pembelajaran IPS Melalui Media Cerita

Bergambar Untuk Meningkatkan Budi Pekerti Siswa Kelas IV SDN Klabang

Kabupaten Bondowoso Tahun Ajaran 2012 / 2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka identifiksi masalah adalah :

1. Pembelajaran IPS di SD Masih bersifat konvensional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

7

2. Pembelajaran IPS di SD tidak memberikan porsi lebih pada sejarah lokal dari

daerah setempat

3. Kurangnya pendidikan budi pekerti pada siswa selama proses pembelajaran

4. Budi pekerti yang dimiliki siswa masih sangat kurang sehingga tidak ada

kepedulian terhadap sesama dan ligkungan

5. Pengetahuan siswa tentang tokoh perjuangan daerah setempat yang didapat di

sekolah masih minim.

6. Pembelajaran lebih ditekankan pada aspek kognitif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah penelitian ini

pada:

1. Aspek perencanaan pembelajaran IPS melalui media cerita bergambar untuk

meningkatkankan budi pekerti siswa kelas IV SDN Klabang Kabupaten

Bondowoso

2. Aspek pelaksanaan pembelajaran IPS melalui media cerita bergambar untuk

meningkatkankan budi pekerti siswa kelas IV SDN Klabang Kabupaten

Bondowoso

D. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkankan proses

pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Klabang Kabupaten Bondowoso ?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

8

2. Apakah penggunaan media cerita bergambar dalam pembelajran IPS dapat

meningkatkan budi pekerti siswa kelas IV SDN Klabang Kabupaten

Bondowoso ?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui pembelajaran IPS melalui media cerita bergambar dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas IV SDN Klabang

Kabupaten Bondowoso

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui penggunaan media cerita bergambar dapat

meningkatkankan proses pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Klabang

Kabupaten Bondowoso

b. Untuk mengetahui penggunaan media cerita bergambar dalam

pembelajran IPS dapat meningkatkan budi pekerti siswa kelas IV SDN

Klabang Kabupaten Bondowoso

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian, maka manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

9

1. Bagi siswa:

a. Membantu siswa mencapai kompentensi dalam mentuntaskan pembelajaran

IPS

b. Memberikan gambaran tentang peninggalan sejarah setempat melalui cerita

rakyat setempat

c. Membantu siswa untuk meningkatkan budi pekerti

d. Konstruktif dalam menelaah eksistensi masa lampau, menghargai

perjuangan dan hasil kebudayaan manusia.

e. Memotivasi siswa untuk selalu bekerja sama.

f. Memiliki minat belajar sejarah, serta menghargai nilai-nilai luhur sejarah

perjuangan bangsa.

2. Bagi Guru

a. Memberikan masukan dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran IPS

di SDN Klabang Kabupaten Bondowoso

b. Memberikan masukan informasi dan strategi pada guru dan siswa untuk

lebih memberikan porsi lebih pada sejarah lokal daerah setempat.

c. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tindakan

kelas

d. Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara komprehensif

dengan berbagai pendekatan dan sistem penilaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

10

e. Memotivasi untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran yang kreatif

dalam rangka meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

11

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka disini akan diuraikan secara singkat tentang

masalah-masalah pokok yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Kajian

teoritik diarahkan pada teori yang telah ada maupun hasil-hasil penelitian terkait.

Berkenaan dengan itu disini perlu diuraikan mengenai :

1. Pembelajaran IPS

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.

Konsep pembelajaran menurut Corey dalam Sagala (2011: 61) adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus

atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan dan mengajar adalah upaya memberikan stimulus

bimbingan dan pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Menurut Gino, dkk (1993: 30-33) pembelajaran berkaitan erat dengan

kegiatan belajar-mengajar dimana belajar merupakan kegiatan yang primer dan

mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadinya

kegiatan belajar yang optimal. Untuk mengetahui keefektifan kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

12

pembelajaran maka proses dan hasilnya harus dievaluasi. Komponen yang

terdapat dalam pembelajaran adalah: a) Siswa, b) Guru, c) Tujuan, d) Isi

Pelajaran, e) Metode, f) Media dan g) Evaluasi.

Adapun ciri-ciri pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah: a)

motivasi belajar, b) bahan belajar, c) alat bantu belajar, d) suasana belajar, e)

kondisi subyek yang belajar. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk

menggariskan hasil di bidang studi yang harus dicapai oleh siswa dan merupakan

penjabaran yang lebih konkrit dari satu pokok bahasan pelajaran tertentu yang

dianggap cukup berharga, wajar, dan pantas sehingga dapat direalisir dan bertahan

lam yang menunjang tercapainya tujuan yang lebih umum. (Djiandono dalam

Gino, dkk, 1993: 40).

Pembelajaran di sekolah dasar salah satunya adalah pembelajaran IPS.

Somantri dalam Gunawan (2011: 18) Pendidikan IPS merupakan

penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu

sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis

untuk tujuan institusiona; pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.

Ilmu-ilmu sosial yang terlibat dalam IPS adalah ekonomi, geografi,

sejarah, sosiologi, politik, psikologi dan antropologi. Materi ajar yang diambil dari

berbagai ilmu sosial yang menyangkut masalah konsep, generalisasi dan teori.

Pembelajaran IPS harus melalui pembelajaran konsep, generalisasi dan teori dan

di biasanya dikendalkikan oleh satu guru agar dapat diinternalisasikan pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

13

dan hasilnya di evaluasi oleh guru melalui tes afektif, kognitif dan psikomotorik

(Gunawan, (2011: 53).

Implementasi pembelajaran IPS dapat melalui model pembelajaran

cooperative learning, dimana Slavin (2005) menjelaskan bahwa pendekatan

kooperatif ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui tehnik

pengajaran secara berkelompok kecil maupun besar dan juga dapat menciptakan

keceriaan, lingkungan yang pro social di dalam kelas untuk memperoleh manfaat

penting demi memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan. berbagai

macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi dimana

para siswa dapat saling membantu dan bekerja sama saling mendiskusikan dan

berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan

menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan

interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa) untuk menghindari

ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

Sedangkan menurut Akbar (2011: 47-71) penerapan melalui kurikulum

IPS SD menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-

masing satuan pendidikan yang memiliki tujuan, struktur, muatan, kalender

pendiidkan, silabus, dan standard ketuntasan pada satuan pendidikan. Prinsip dari

implementasi KTSP di SD ini adalah: a) peningkatan iman dan taqwa serta akhlak

mulia yang menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik, b) peningkatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

14

potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat pengembangan keragaman

potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik peserta

didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya, c) keragaman

potensi dan karakteristik daerah lingkungan, d) tuntutan pembangunan daerah dan

nasional, e) tuntutan dunia kerja, f) perkembangan IPTEK sehingga kurikulum

harus sejalan dengan perkembangan IPTEK, g) agama, h) persatuan national dan

nilai-nilai kebangsaan, i) kondisi social budaya dan masyarakat, j) kurikulim harus

sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi dan cirri khas satuan pendidikan.

Kurikulum ini termasuk berorientasi pada competency based. Kurikulum

yang berorientasi pada pembelajaran konstruktivistik bermakna bagi terdidik,

terpusat pada siswa, mementingkan seluruh kecakapan hidup, mementingkan

kemampuan riil yang terwujud dalam nilai-nilai, pengetahuan, sikap, dalam

perilaku hidup secara nyata dalam bentuk unjuk kerja yang sesungguhnya dengan

penilaian otentik yang memanfaatkan berbagai cara penilaian mementingkan

proses dan hasil.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis

pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah terdiri atas: a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b)

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika;

e) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. (Anonim, 2006: 7).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

15

Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar

dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar

kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang

dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum SD/MI memuat 8

mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Delapan mata pelajaran

tersebut adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni

Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA

Terpadu” dan “IPS Terpadu”. Pembelajaran pada Kelas I hingga Kelas III

dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV hingga Kelas

VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Jam pembelajaran untuk

setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

Satuan pendidikan di mungkinkan menambah maksimum empat jam

pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam

pembelajaran adalah 35 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua

semester) adalah 34-38 minggu. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi

daerah, termasuk keunggulan daerah. Pengembangan diri bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan

diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

16

konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler. (Anonim, 2006: 11-12).

Kurikulum IPS tingkat pendidikan dasar mengkaji seperangkat peristiwa,

fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang

SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan

Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat

menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta

warga dunia yang cinta damai. Selain itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis yang disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. (Anonim, 2006: 175).

Dalam pembelajaran IPS ini menggunakan pendekatan konstektual yaitu

pendekatan CTL (Contekstual Theaching and Learning) yaitu suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh

untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam

kehidupan mereka (Sanjaya, 2005: 109).

Elaine B. Johnson (2002: 25) mendefinisikan pengertian pembelajaran

konstektual sebagai berikut.:

“…an educational process that aims to help students see meaning in the academic material they are studying by connecting academic subjects with the context of their daily lives, that is, with context of their personal, social, and cultural circumstance. To achieve this aim, the system encompasses the

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

17

following eight components: making meaningful conections, doing significant work, self-regulated learning, collaborating, critical and creative thinking, nurturing the individual, reaching hight standards, using authentic assessment”. Penjelasan ini menegaskan hakikat CTL yang dapat diringkas menjadi tiga

kata, yaitu makna, bermakna, dan dibermaknakan (Johnson, 2009: 19). Akhmad

sudrajat, mendefinisikan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan

suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk

memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan

materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,

sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang

secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke

permasalahan/ konteks lainnya.

Dari pengertian tersebut menurut Sanjaya (2005) ada tiga hal yang perlu di

pahami antara lain:

a. Contextual Teaching and Learning (CTL) menekankan pada proses

keterlibatan siswa untuk menemukan materi.

b. Contextual Teaching and Learning (CTL) mendorong agar siswa dapat

menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan

nyata.

c. Contextual Teaching and Learning (CTL) mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan.

Kemudian, Wiana (2005: 110) menjelaskan terdapat lima karakteristik

penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, antara

lain:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

18

a. Activating knowledge merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang telah

ada, artinya apa yang dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah

dipelajari. Dengan demikian pengetahuan yang didapatkan oleh siswa adalah

pengetahuan yang utuh dan memiliki keterkaitan satu sama lain.

b. Acquiring knowledge adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah

pengetahuan baru. Pengetahuan ini diperoleh dengan cara deduktif, artinya

pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan kemudian

memperhatikan detailnya.

c. Understanding knowledge artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk

dihafal tetapi untuk dipahami dan dimengerti.

d. Applying knowledge mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman yang telah

diperoleh dalam kehidupan siswa, sehingga nampak perubahan perilaku siswa.

e. Reflecting knowledge artinya melakukan refleksi terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai umpan

balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

Sedangkan Widodo (2004) mengidentifikasi lima hal penting yang

berkaitan dengan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Pembelajar telah memiliki pengetahuan awal. Artinya tidak ada pembelajar

otaknya benar-benar kosong. Pengetahuan awal ini sangat penting pada saat

belajar tentang sesuatu hal yang ada kaitannya dengan apa yang telah

diketahui.

b. Belajar merupakan proses perekonstruksian suatu pengetahuan berdasarkan

pengetahuan yang telah dimiliki.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

19

c. Belajar adalah perubahan konsepsi belajar. Dalam hal ini belajar adalah proses

mengubah pengetahuan awal siswa sehingga sesuai dengan pengetahuan awal

siswa sehingga sesuai dengan konsep yang diyakini benar atau agar

pengetahuan siswa dapat berkembang menjadi suatu konstruk pengetahuan

yang lebih luas.

d. Proses pengkonstruksian pengetahuan terjadi pada lingkup sosial tertentu, hal

ini berarti sosial memiliki peran penting dalam proses pembelajaran karena

suatu individu tidak dapat terpisah dengan individu lainnya.

e. Pembelajar bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Guru tidak bisa

memaksa siswa untuk belajar sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengatur

proses berpikir seseorang. Dalam hal ini guru hanya menyiapkan kondisi yang

memungkinkan siswa untuk belajar.

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa didalam konteks bermakna

yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang

dipelajari dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa dan

guru. Terkait dengan hal ini menurut Kunandar (2010: 300-302) pembelajaran

kontekstual harus menekankan pada hal-hal seperti: Belajar Berbasis Masalah

(Problem Based Learning); Pengajaran Autentik (Autentic Instruction); Inquiri

(Inquiri Based Learning); Belajar Berbasis Proyek (Projeck Based Learning);

Belajar Berbasis Kerja (Work Based Learning); Belajar Berbasis Jasa Layanan

(Service Learning); Belajar Kooperatif (Cooperative Learning).

CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas

oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

20

filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologi Giambatista Vico

(Suparno, 1997). Lebih lanjut menurut Vico (dalam Sanjaya, 2005: 111)

mengetahui berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu. Hal ini berarti

seseorang bisa dikatakan mengetahui apabila ia dapat menjelaskan unsur-unsur

apa yang membangun sesuatu itu. Oleh karena itu, pengetahuan tidak dapat lepas

dari orang (subjek) yang tahu.

Dalam perkembangan selanjutnya, pandangan filsafat konstruktivisme

tentang hakikat pengetahuan mempengaruhi konsep tentang proses belajar.

Menurut filsafat konstruktivisme, belajar bukanlah sekedar menghafal akan tetapi

merupakan suatu proses merekonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.

Pengetahuan bukanlah hasil dari pemberian orang lain, tetapi hasil dari proses

rekonstruksi yang dilakukan setiap individu (Sanjaya, 2005: 111).

Piaget berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur

kognitif yang kemudian diberikan nama skema. Skema ini terbentuk karena

adanya pengalaman dan skema ini akan terus mengalami penyempurnaan. Proses

penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema. Sedangkan akomodasi adalah

proses mengubah skema yang sudah ada sehingga akan terbentuk skema baru

(Sanjaya, 2005: 111-112).

Lebih lanjut Piaget menjelaskan bahwa sebelum ia mampu menyusun

skema baru, ia akan dihadapkan pada posisi ketidakseimbangan (disequilibrium)

yang akan mengganggu psikologis anak. Ketika skema telah disempurnakan atau

anak telah berhasil membentuk skema baru anak akan kembali pada posisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

21

seimbang (equilibrium). Hal ini sejalan dengan pendapat Von Glaserfeld dan

Matthews (dalam Suparno, 1997) yang mengatakan Constructivism adalah salah

satu filsafat yang percaya bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil

konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Pandangan Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu

terbentuk dalam kognitif anak dan sangat berpengaruh terhadap beberapa model

pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran kontekstual. Menurut

pembelajaran kontekstual pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan

orang lain tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna atau dengan kata lain

pengetahuan yang seperti ini akan sangat mudah untuk dilupakan.

Selain memiliki latar belakang filosofis pendekatan kontektual juga

memiliki latar belakang psikologis. Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya

bahwa pengetahuan terbentuk karena adanya peran aktif subjek, maka dipandang

dari sudut pandang psikologis CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif

(Sanjaya, 2005: 113). Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman

individu terhadap lingkungan. Nurhadi dan Kunandar (2002: 4; 2010: 300)

mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam proses pembelajaran

sebagai berikut:

a. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.

b. Pembelajaran harus terpusat pada bagaimana siswa menggunakan pengetahuan

baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.

c. Umpan balik sangat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian

(assesment) yang benar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

22

d. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

Sementara itu, Zahorik (dalam Mulyasa, 2009: 103-104) mengatakan

bahwa pembelajaran kontekstual dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri peserta

didik (internal) dan faktor dari luar dirinya (eksternal). Sehubungan dengan ini

terdapat lima elemen yang harus diperhatikan, antara lain:

a. Belajar harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta

didik.

b. Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagian yang

khusus.

c. Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman dengan cara menyusun

konsep sementara, melakukan sharing untuk memperoleh tanggapan dan

masukan dari orang lain, dan merevisi dan mengembangkan konsep.

d. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara apa yang sudah

dipelajari.

e. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan

pengetahuan yang dipelajari.

Terkait dengan hal ini Sanjaya (2005: 114) mengatakan terdapat beberapa

hal yang perlu dipahami tentang belajar dalam konteks CTL adalah sebagai

berikut:

a. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan

sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.

b. Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas. Pengetahuan itu

pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang dialami, sehingga dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

23

pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola tingkah laku,

berpikir, bertindak, kemampuan memecahkan persoalan termasuk penampilan

atau performance seseorang.

c. Belajar adalah proses pemecahan masalah karena dengan memecahkan

masalah anak akan berkembang secara utuh yang tidak hany perkembangan

intelektual tetapi juga mental dan emosi. Dengan kata lain belajar secara

kontekstual adalah belajar bagaiman anak menghadapi setiap persoalan.

d. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang dari tahap yang

sederhana menuju ketahapan yang kompleks.

e. Belajar pada hakekatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.

2. Media Pembelajaran

Menurut Anitah (2011: 1-15), kata media berasal dari bahasa latin dari

kata medium yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau

kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai perantara atau

penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan

atau informasi. Sedang media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantar pesan

pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.

Media pembelajaran sebagai alat peraga pada hakikatnya adalah

merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang riil

sehingga memperjelas pengertian belajar. Media juga sebagai alat pelajaran yang

digunakan guru maupun siswa. Salah satu media pembelajaran adalah media

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

24

visual yang dibedakan menjadi media visual yang tidak diproyeksikan dan media

visual yang diproyeksikan.

Cerita bergambar adalah media visual yang tidak diproyeksikan dan tidak

memerlukam proyektor dan layar untuk menampilkan. Cerita bergambar adalah

media visualisasi yang berupa ilustrasi yang berarti menerangkan atau membuat

sesuatu menjadi jelas. Ilustrasi juga didefinisikan sebagai gambar atau wujud yang

menyertai teks yang bermaksud menerangkan, menghias dan menampilkan

dengan suatu kepribadian dan mengandung daya tarik serta member stimulus dan

motif suatu gerak. Ilustrasi ini berwujud gambar dua dimensi atau tiga dimensi.

Gambar ilustrasi dua dimensi ini dapat berupa bentuk kartun yang

mengungkapakan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat

hubungannya dengan gambar yang dirancang untuk memberikan hiburan pada

pembaca. Media ini digunakan dalam pembelajaran karena dalam masyarakat

begitu tinggi minat terhadap cerita bergambar ini. Kelebihannya pada

penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat sehingga ekspresi

yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga

membuat pembaca untuk mengikuti alur cerita hingga selesai. Karena alasan

siswa lebih menyukai buku yang bergambar yang penuh warna, sehingga cerita

bergambar yang diisi materi pembelajaran dianggap meningkatkan hasil belajar

siswa (Daryanto, 2011: 116-117).

Pengembangan dan aplikasi media pembelajaran dilakukan dengan usaha

penyususnan program media pembelajaran yang tertuju kepada perencanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

25

media yang digunakan dan dirancang sesuai kebutuhan siswa. Adapun langkah-

langkah perencanaan media ini digambarkan dalam bagan dibawah ini :

Gambar 1. Proses pembuatan media pembelajaran

Dari gambar diatas analisis kebutuhan dan karakteristik siswa pada proses

belajar mengajar, yang dimaksud kebutuhan adalah kesenjangan antara

kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan

kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang dimiliki sekarang. Sebagai

perancang program media pembelajaran kita harus mengetahui pengetahuan atau

keterampilan awal siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah

awal agar tercapai sasaran progam dilakukan tes terhadap siswa.

Perumusan tujuan dapat memberikan arah tindakan yang kita lakukan.

Tujuan dapat juga dijadikan acuan ketika kita mengukur apakah tindakan kita

betul atau salah, ataukah berhasil atau gagal. Perumusan tujuan disesuaikan

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam pembelajaran dengan

Identifikasi kebutuhan

Perumusan Tujuan

Perumusan butir butir materi

Perumusan alat pengukur keberhasilan

Penulisan naskah media

Tes/uji coba

Revisi ?

Naskah siap/produksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

26

ketentuan berorientasi kepada siswa dan dinyatakan dengan kata kerja

operasional.

Dalam pengembangan materi pembelajaran, tujuan yang telah dirumuskan

harus dianalitis lebih lanjut. Perumusan alat pengukur keberhasilan dalam setiap

kegiatan pembelajaran, diperlukan suatu alat yang digunakan untuk mengukur

tingkat keberhasilan siswa, apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai atau tidak

pada akhir pembelajaran. Alat untuk mengukur keberhasilan siswa ini harus

dirancang dan dikembangkan sebelum naskah program media ditulis atau sebelum

kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ukur ini berupa tes, penugasan,

ataupun daftar cek perilaku.

Naskah adalah bentuk acuan untuk melakukan produksi dan

pengembangan media pembelajaran. Sebelum naskah ditulis, langkah yang tepat

adalah menuliskan treatmentnya terlebih dahulu. Treatment merupakan uraian

berbentuk esai yang menggambarkan alur penyajian suatu program media

pembelajaran. Dengan membaca treatment ini kita dapat memiliki gambaran

tentang urutan visual yang akan nampak pada media serta narasi atau percakapan

yang akan menyertai gambar itu (Musfiqon, 2012: 162-165).

Media pembelajaran cerita bergambar yang sudah dicetak kemudian

dilakukan tes kelayakan media oleh ahli media, Dr. Nunuk Suryani, M.Pd dengan

aspek penilaian tampilan, huruf, kemenarikan, pewarnaan, tata ruang dan

kejelasan gambar. Hal yang dirasa kurang penilaiannya dilakukan revisi kembali

sebanyak 2 kali agar pada saat media pembelajaran digunakan pada pembelajaran

dapat mudah diterima oleh siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

27

3. Pemanfaatan Cerita Rakyat Untuk Pembelajaran Budi Pekerti

a. Folklor

Menurut James Danandjaja (1997: 6), folklor adalah sebagian kebudayaan

suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-temurun diantara kolektif

macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda baik dalam bentuk

lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu

pengingat. Ciri pengenal utama folklor pada umumnya adalah: a) penyebarannya

masih berupa lisan, b) bersifat tradisional, c) terdapat dalam versi yang berbeda-

beda, d) bersifat anonim, e) mempunyai bentuk berumus atau berpola, f)

mempunyai kegunaan, g) bersifat pralogis, h) menjadi milik bersama dari kolektif

tertentu dan i) bersifat polos dan lugu. Bentuk folklor terbagi menjadi:

1. Folkor lisan, folklor yang bentuknya memang masih lisan. Beberapa contoh

folklor lisan adalah: a) Bahasa rakyat, b) Ungkapan tradisional, c) Pertanyaan

tradisional, d) Sajak dan puisi rakyat, e) Cerita prosa rakyat: mite, legenda,

dongeng, f) Nyanyian rakyat. Dari semua bentuk folklor, yang paling banyak

diteliti adalah cerita prosa rakyat yang terbagi menjadi tiga golongan yaitu:

a) Mite, cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap

suci oleh empunya cerita. Mite ditokohi oleh para dewa dan setengah dewa dan

terjadi pada masa lampau. Mite pada umumnya mengisahkan terjadinya alam

semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang dan

sebagainya juga menceritakan tentang petualangan para dewa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

28

b) Legenda, cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai

suatu kejadian yang sungguh pernah terjadi. Legenda bersifat keduniawian,

terjadinya belum begitu lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal

sekarang. Legenda sendiri bersifat migratoris yakni dapat berpindah-pindah

sehingga dikenal luas di daerah yang berbeda dan tersebar dalam

pengelompokan yang disebut siklus yang berkisar pada suatu tokoh atau

kejadian tertentu. Brounvard dalam Danandjaja (1997: 67) menggolongkan

legenda menjadi empat kelompok yakni: a) legenda keagamaan, b) legenda

alam gaib, c) legenda perseorangan dan d) legenda setempat.

c) Dongeng, cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang

empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Dongeng

diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang

melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan sindiran. Menurut B.

Rahmanto (1997: 399) dongeng merupakan cerita tentang makhluk yang

diangan-angankan seperti benar-benar ada dan bersifat khayal, tokohnya dapat

berwujud apa saja asalkan bersifat seperti manusia.

2. Folklor sebagian lisan, adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran

unsur lisan dan bukan lisan, misalnya: kepercayaan rakyat, permainan rakyat,

teater, tarian, adat istiadat, upacara, pesta batu permata dan sebagainya.

3. Folklor bukan lisan adalah folklor yang bentuknya bukan lisan walaupun

pembuatannya diajarkan secara lisan, kelompok ini terbagi menjadi material

(arsitek rakyat, kerajinan tangan, pakaian, perhiasan, masakan, minuman obat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

29

tradisi) dan bukan material (musik rakyat, gerak isyarat tradisional, bunyi

isyarat komunikasi rakyat, dsb).

Fungsi folklor disini adalah: a) sebagai alat pencerminan angan-angan

suatu kolektif, b) Sebagai alat pengesahan pranata dan lembaga kebudayaan, c)

sebagai alat pendidikan anak, d) sebagai alat pengawas dan pemaksa agar norma

masyarakat dipatuhi. Menurut Yoharni dalam Soedarsono (1986) mengutarakan

bahwa sifat folklor: a) bersifat didaktis, b) bersifat kepahlawanan, c) bersifat

keagamaan, d) bersifat pemujaan, e) bersifat adat, f) bersifat sejarah dan g)

bersifat humoris.

Purwadi (2009) mengutarakan bahwa monumen sejarah pada suatu

wilayah merupakan indikator mengenai historis dan menunjukkan unit kulturmya.

Begitu pula dengan manfaat folklor sebagai monumen tradisi lisan ternyata

menunjukkan identitas kultural. Folklor menunjukkan watak atau corak

kebudayaan daerah. Historitas daerah itu dimanivestasikan dan dengan demikian

sekaligus juga karakter atau identitasnya, dimensi historis kultural di wilayah

tersebut diungkapkan, maka lewat folklor watak daerah tersebut tampak jelas.

Dalam folklor dapat dijumpai ekspresi nyata dari alam dan pikiran

masyarakat yang mengekalkan pola kebudayaan suatu kelompok masyarakat

sehingga dapat dikaji dan dipelajari motif dan arti kebudayaan mereka, sehingga

pikiran, tindakan karyanya dapat dipahami pula. Usaha pelestarian folklor

merupakan kristalisasi pengalaman, cerminan pikiran, dan pantulan perasaan

masyarakat pendukungnya sehingga didalamnya terdapat kebijaksanaan kolektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

30

dan kecerdasan sosial. Menurut para folkloris, yang terpenting adalah mengulang-

ulang cerita sehingga dapat membentuk ideologi.

Cerita rakyat di Indonesia beraneka ragam, Danandjadja (1997: 3)

memberikan batasan tentang obyek penelitian folklor di Indonesia. Folklor

Indonesia adalah folk yang ada di Indonesia baik yang di pusat maupun yang di

daerah, baik yang di kota maupun di desa, di kraton maupun di kampung, baik

pribumi maupun keturunan asing (peranakan). Folklor dari folk yang dimiliki oleh

warga negara asing asalkan mereka sadar akan identitas kelompoknya dan

mengembangkan kebudayaan mereka di bumi Indonesia.

Dalam masyarakat, cerita rakyat sangat digemari oleh warga masyarakat

karena dapat dijadikan sebagai suri tauladan dan pelipur lara serta bersifat jenaka.

Oleh Karena itu, cerita rakyat biasanya mengandung ajaran budi pekerti atau

pendidikan moral dan hiburan bagi masyarakat pendukungnya. Pada masa

sebelum tersedianya pendidikan formal, cerita rakyat memiliki fungsi dan peranan

yang amat penting sebagai media pendidikan bagi orang tua untuk mendidik anak

dalam keluarga. Meskipun saat ini pendidikan formal tersedia, namun cerita

rakyat tetap memiliki fungsi dan peranan penting, terutama dalam membina

kepribadian anak dan menanamkan budi pekerti secara utuh dalam keluarga

(http://culture.melayu.online.com)

Namun, Naithani (2005: 3) dalam jurnalnya yang berjudul Folklore and

Media menyatakan:

”Each of the two terms – folklore and media – contains a world of meanings within itself. And to the student of each – folklore and media – the other seems to be the antithesis. folklore represents tradition, media represents

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

31

modernity, folklore is created by the common people, media by financially powerful and technologically capable”,

Dari jurnal ini dinyatakan bahwa folklore dan media tidak dapat

dipisahkan karena meskipun folklor dan media memiliki arti masing-masing,

dimana folklor berkaitan dengan tradisi, cerita, dan kebudayaan dan media berupa

kecanggihan teknologi namun tetap berkaitan erat, karena folklor tanpa media

tidak dapat didokumentasikan.

Kemudian Saikia (2008: 3) dalam jurnalnya yang berjudul Folklore and

Environment menuliskan

“The accumulated traditions, in the form of folklore could throw significant light towards reunderstanding of ecology particularly in the age of technology”,

Diartikan dalam jurnal tersebut tidak ada keraguan dalam konteks perilaku

pada masyarakat berkaitan dengan folklore sehingga Folklor memiliki peranan

yang penting. Folklor berbentuk kalimat, lagu, tradisi, puisi, musik sebagai wujud

saling berhubungan dengan masyarakat.

b. Cerita Rakyat Asal-Usul Kota Bondowoso

Cerita rakyat yang diambil adalah asal-usul Kota Bondowoso. Bondowoso

dari asal kata dibanda dan kuwasa. Artinya siapa saja yang tinggal di daerah

Bondowoso hendaklah memiliki ikatan batin yang kuat agar siapapun yang

tinggal di daerah Bondowoso dapat berbuat jujur dan adil serta bertaqwa pada

Tuhan Yang Maha Esa. Semasa pemerintahan Bupati Ronggo Kiai

Suroadikusumo di Besuki mengalami kemajuan dengan berfungsinya Pelabuhan

Besuki yang mampu menarik minat kaum pedagang luar. Dengan semakin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

32

padatnya penduduk perlu dilakukan pengembangan wilayah dengan membuka

hutan yaitu ke arah tenggara. Kiai Patih Alus mengusulkan agar Mas Astrotruno,

putra angkat Bupati Ronggo Suroadikusumo, menjadi orang yang menerima tugas

untuk membuka hutan tersebut. Usul itu diterima oleh Kiai Ronggo-Besuki, dan

Mas Astrotruno juga sanggup memikul tugas tersebut. Kemudian Kiai Ronggo

Suroadikusumo terlebih dahulu menikahkan Mas Astotruno dengan Roro Sadiyah

yaitu putri Bupati Probolinggo Joyolelono. Mertua Mas Astrotruno

menghadiahkan kerbau putih “Melati” yang dongkol (tanduknya melengkung ke

bawah) untuk dijadikan teman perjalanan dan penuntun mencari daerah-daerah

yang subur.

Pengembangan wilayah ini dimulai pada 1789, selain untuk tujuan politis

juga sebagai upaya menyebarkan agama Islam mengingat di sekitas wilayah yang

dituju penduduknya masih menyembah berhala. Mas Astrotruno dibantu oleh

Puspo Driyo, Jatirto, Wirotruno, dan Jati Truno berangkat melaksanakan tugasnya

menuju arah selatan, menerobos wilayah pegunungan sekitar Arak-Arak “Jalan

Nyi Melas”. Rombongan menerobos ke timur sampai ke Dusun Wringin melewati

gerbang yang disebut “Lawang Seketeng”. Nama-nama desa yang dilalui

rombongan Mas Astrotruno, yaitu Wringin, Kupang, Poler dan Madiro, lalu

menuju selatan yaitu Desa Kademangan dengan membangun pondok

peristirahatan di sebelah barat daya Kademangan (diperkirakan di Desa Nangkaan

sekarang).

Desa-desa yang lainnya adalah di sebelah utara yaitu Glingseran, Tamben

dan Ledok Bidara. disebelah barat terdapat Selokambang, Selolembu. sebelah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

33

timur adalah Tenggarang, Pekalangan, Wonosari, Jurangjero, Tapen, Prajekan dan

Wonoboyo. Sebelah selatan terdapat Sentong, Bunder, Biting, Patrang, Baratan,

Jember, Rambi, Puger, Sabrang, Menampu, Kencong, Keting. Jumlah penduduk

pada waktu itu adalah lima ratus orang, sedangkan setiap desa dihuni dua hingga

empat orang. Kemudian dibangunlah kediaman penguasa di sebelah selatan

sungai Blindungan, di sebelah barat Sungai Kijing dan disebelah utara Sungai

Growongan (Nangkaan) yang dikenal sebagai “Kabupaten Lama” Blindungan,

terletak ±400 meter disebelah utara Alun-Alun. Pekerjaan membuka jalan

berlangsung dari tahun 1789-1794.

Untuk memantapkan wilayah kekuasaan, Mas Astrotruno pada tahun 1808

diangkat menjadi demang dengan gelar Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno, dan

sebutannya adalah “Demang Blindungan”. Pembangunan kotapun dirancang,

rumah kediaman penguasa menghadap selatan di utara Alun-Alun. Dimana Alun-

Alun tersebut semula adalah lapangan untuk memelihara kerbau putih kesayangan

Mas Astrotruno, karena disitu tumbuh rerumputan makanan ternak. Lama

kelamaan lapangan itu mendapatkan fungsi baru sebagai alun-alun kota.

Sedangkan di sebelah barat dibangun masjid yang menghadap ke timur. Mas

Astrotruno mengadakan berbagai tontonan, antara lain aduan burung puyuh

(gemek), sabung ayam, kerapan sapi, dan aduan sapi guna menghibur para

pekerja. Tontonan aduan sapi diselenggarakan secara berkala dan menjadi

tontonan di Jawa Timur sampai 1998. Atas jasa-jasanya kemudian Astrotruno

diangkat sebagai Nayaka merangkap Jaksa Negeri. pada tahun 1809 Raden Bagus

Asrah atau Mas Ngabehi Astrotruno diangkat sebagi patih berdiri sendiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

34

(zelfstanding) dengan nama Abhiseka Mas Ngabehi Kertonegoro. Beliau

dipandang sebagai penemu (founder) sekaligus penguasa pemerintahan pertama

(first ruler) di Bondowoso.

Adapun tempat kediaman Ki Kertonegoro yang semula bernama

Blindungan, dengan adanya pembangunan kota diubah namanya menjadi

Bondowoso, sebagai ubahan perkataan Wana Wasa. Maknanya kemudian

dikaitkan dengan perkataan Bondo, yang berarti modal, bekal, dan woso yang

berarti kekuasaan. makna seluruhnya demikian: terjadinya negeri (kota) adalah

semata-mata karena modal kemauan keras mengemban tugas (penguasa) yang

diberikan kepada Astrotruno untuk membabat hutan dan membangun kota.

Meskipun Belanda telah bercokol di Puger dan secara administrtatif yuridis

formal memasukkan Bondowoso ke dalam wilayah kekuasaannya, namun dalam

kenyataannya pengangkatan personel praja masih wewenang Ronggo Besuki,

maka tidak seorang pun yang berhak mengklaim lahirnya kota baru Bondowoso

selain Mas Ngabehi Kertonegoro.

Hal ini dikuatkan dengan pemberian izin kepada beliau untuk terus bekerja

membabat hutan sampai akhir hayat Sri Bupati di Besuki. Pada tahun 1819 Bupati

Adipati Besuki Raden Ario Prawiroadiningrat meningkatkan statusnya dari

Kademangan menjadi wilayah lepas dari Besuki dengan status Keranggan

Bondowoso dan mengangkat Mas Ngabehi Astrotruno menjadi penguasa wilayah

dengan gelar Mas Ngabehi Kertonegoro, serta dengan predikat Ronggo I. Hal ini

berlangsung pada hari Selasa Kliwon, 25 Syawal 1234 H atau 17 agustus 1819.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

35

Peristiwa itu kemudian dijadikan eksistensi formal Bondowoso sebagai wilayah

kekuasaan mandiri di bawah otoritas kekuasaan Kiai Ronggo Bondowoso.

Kekuasaan Kiai Ronggo Bondowoso meliputi wilayah Bondowoso dan

Jember, dan berlangsung antara 1829-1830. Pada 1830 Kiai Ronggo I

mengundurkan diri dan kekuasaannya diserahkan kepada putra keduanya yang

bernama Djoko Sridin yang pada waktu itu menjabat Patih di Probolinggo.

Jabatan baru itu dipangku antar 1830-1858 dengan gelar M Ng Kertokusumo

dengan predikat Ronggo II, berkedudukan di Blindungan sekarang atau jalan S.

Yudodiharjo (jalan Ki Ronggo) yang dikenal masyarakat sebagi “Kabupaten

lama”. Setelah mengundurkan diri, Ronggo I menekuni bidang dakwah agama

Islam dengan bermukim di Kebun Dalem Tanggul Kuripan (Tanggul, Jember),

Ronggo I wafat pada 19 Rabi’ul Awal 1271 H atau 11 Desember 1854 dalam usia

110 tahun. Jenazahnya dikebumikan di sebuah bukit (Asta Tinggi) di Desa

Sekarputih. Masyarakat Bondowoso menyebutnya sebagai Makam Ki Ronggo.

Berawal dari kondisi inilah akhirnya Raden Bagus Asra menamakan pedukuhan

itu dengan nama Bondowoso yang mempunyai arti Bondo adalah modal atau

biaya dan Woso adalah kuasa. Sehingga secara harfiyah dapat diartikan “mereka

yang memiliki modal dapat berkuasa” (Mashoed, 2004: 40-71).

4. Pendidikan Budi Pekerti

a. Pendidikan Karakter

Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa,

kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

36

Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan

berwatak (Zubaedi, 2011: 8). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter

adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dengan yang lain. Dengan demikian, karakter adalah nilai-nilai yang unik, baik

yang terpatri dalam diri dan terjawantahkan dalam perilaku (Kementerian

Pendidikan Nasional, 2010). Pendidikan karakter didefinisikan sebagai sebuah

usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan

mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan

kontribusi yang positif pada lingkungannya. Hal ini ditransformasikan dalam

nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang

sehingga menjadi satu dalam kehidupan orang tersebut. Dari definisi diatas, ada

tiga pikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2)

ditumbuhkembangkan dalam kepriabadian, 3) menjadi satu dalam perilaku.

Sehingga jika diterapkan dalam sekolah menjadi pembelajaran yang mengarah

pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan

pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah (Kesuma, 2011: 4).

Menurut Zaim Elmubarok (2009: 7), secara garis besar nilai dibagi dalam

dua kelompok yaitu nilai nurani (values of being) dan nilai memberi (values of

giving), nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian menjadi

perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain. Yang termasuk nilai

didalamnya adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi,

disiplin, tahu batas, kemurnian dan kesesuian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

37

Sedangkan nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikan atau

diberikan kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan. Yang termasuk

dalam nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang,

peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil dan murah hati. Nilai adalah sesuatu yang

abstrak, namun didalam masyarakat memiliki nilai-nilai satu sama lain dapat

berbeda tercermin dalam tingkah laku sehari-harinya.

Menurut Herman J. Waluyo (2007: 98) nilai merupakan fenomena psikis

manusia yang menganggap sesuatu hal yang bermanfaat dan berharga dalam

kehidupannya sehingga seseorang dengan suka rela terlibat fisik dan mental ke

dalam fenomena tersebut. Ada beberapa jenis nilai, misalnya nilai moral, nilai

religius, nilai ekonomi, nilai keindahan, nilai psikologis dan sebagainya.

Dalam pendidikan karakter, terdapat ajaran moral dan standar moral juga

ada pertimbangan moral atau nilai yang menjadi komponen karakter dengan

pertimbangan nilai adalah sebuah pertimbagan baik dan buruk berdasarkan

pandangan pribadi maupun moralitas. Hal ini merupakan keselarasan individu

dengan pola kelompok dapat mencakup pola tingkah laku utamanya meliputi

kebiasaan, kecenderungan, kesiapan yang dapat diobservasi (Lickona dalam

Kesuma, 2011: 28-29)

Nilai moral adalah sebuah panggilan untuk merawat jiwa. Jiwa ini yang

menentukan apakah pribadi manusia tersebut baik atau tidak, sehingga nilai moral

ini menjadi sangat vital bagi sebuah pendidikan karakter yang sesuai dengan

ideologi bangsa dan Pancasila, sebab Pancasila merupakan dasar negara kita. Nilai

inilah yang merupakan bagian yang integral yang dapat dikembangkan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

38

pembuatan proyek pendidikan karakter di sekolah yang diintegrasikan dalam

kurikulum di sekolah (Koesoema, 2011: 211).

b. Budi Pekerti

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), istilah budi pekerti

diartikan sebagai tingkah laku perangai, akhlak dan watak. Budi pekerti dalam

bahasa arab disebut akhlak dalam kosa kata latin dikenal dengan kata etika. Budi

pekerti secara operasional merupakan sesuatu yang positif yang dilakukan melalui

kebiasaan yang ditanamkan sejak masa kecil hingga kemudian berlanjut dalam

masyarakat. Secara umum budi pekerti adalah moral dan kelakuan yang baik

dalam menjalani kehidupan ini.

Budi pekerti adalah morlitas yang mengandung pengertian antara lain adat

istiadat, sopan santun dan perilaku yang membantu seseorang dapat hidup baik

dimana sikap dan perilaku itu mengandung lima jangakauan, yaitu : 1) sikap dan

perilakunya terhadap Tuhan; 2) sikap dan perilakunya dalam hubungan dengan

diri sendiri; 3) sikap dan perilakunya dalam hubungan dengan kelurga; 4) sikap

dan perilakunya dalam hubungan dengan masyarakat dan bangsa; 5) sikap dan

perilakunya dalam hubungan dengan alam sekitar. Sikap perilaku ini yang

membantu seseorang dapat berelasi hidup baik bersama Tuhan, diri sendiri,

keluarga, masyarakat dan alam sekitar dan dipengaruhi oleh bermacam-macam

budaya (Suparno, dkk.2002:27)

Budi pekerti mengandung beberapa pengertian adat istiadat, sopan santun.

perilaku yang berisi nilai-nilai perilaku manusia yang diukur menurut kebaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

39

dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata karma, sopan santun,

norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Budi pekerti ini mengidentifikasi

perilaku positif yang diharapkan terwujud dalam perbuatan, perkataan, pikiran,

sikap, perasaan dan kepribadian peserta didik (Zuriah, 2011:17)

Kemudian Muhtadi (2007) mengatakan bahwa budi pekerti sebagai sikap

dan perilaku sehari-hari, baik individu, keluarga maupun masyarakat, maupun

bangsa yang mengandung nilai yang berlaku dan dianut dalam bentuk jati diri,

nilai persatuan dan kesatuan, integritas, kesinambungan masa depan dalam suatu

sistem moral dan menjadi pedoman perilaku manusia Indonesia untuk

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dengan bersumber pada falsafah Pancasila

dan diilhami oleh ajaran agama serta budaya Indonesia. Sehingga budi pekerti

adalah nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan

keburukannya melalui ukuran norma agama, norma hokum, tata karma dan sopan

santun, atau norma budaya suatu masyarakat.

Pendidikan budi pekerti bertujuan mengembangkan watak atau tabiat

siswa dengan menghayati nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral

dalam kehidupannya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin dan kerja sama

yang menkankan ranah afektif tanpa meninggalkan ranah kognitif dan

psikomotorik. Jadi pendidikan budi pekerti adalah upaya untuk membekali pesert

didik dalam bimbingan, pengajaran serta latihan selama pertumbuhan dan

perkembangan dirinya sebagai bekal masa depan agar memiliki hati nurani yang

bersih, berperangai baik serta menjaga kesusilaan dalam melaksankan kewajiban

terhadap Tuhan dan sesame mahluk. Sehingga tercermin pada perilaku, ucapan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

40

perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya berdasar nilai, norma

serta moral luhur bangsa (Zuriah. 2011:20)

Iskandar (2007) menyatakan bahwa pendidikan budi pekerti juga sering

diasosiasikan dengan tata krama yang berisi kebiasaan sopan santun yang

disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia. Tata berarti adat, norma,

aturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan, tindakan perbuatan, dengan

demikian tata krama berarti adat sopan santun menjadi bagian dari kehidupan

manusia. Secara umum berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani

kehidupan ini.

Haidar (2004) menyatakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah usaha

sadar yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-

nilai moral kedalam sikap dan perilaku peserta didik agar memiliki sikap dan

perilaku yang luhur (berakhlak karimah) dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan

alam/lingkungan. Secara operasional, pendidikan budi pekerti dapat dimaknai

sebagai upaya untuk membentuk peserta didik sebagai pribadi yang seutuhnya

yang tercermin dalam kata, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan dan hasil karya

berdaarkan nilai-nilai agama serta norma dan moral luhur bangsa Indonesia

melalui kegiatan bimbingan, pelatihan dan pengajaran. Tujuannya agar mereka

memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan

dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama mahluk.

Secara umum hakikat dari tujuan pendidikan budi pekerti adalah

membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

41

dan warga negara yang baik. Indikator manusia yang baik, warga masyarakat dan

warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum

didasarkan atas nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya

tersebut. Sehingga hakikat pendidikan budi pekerti dalam konteks pendidikan

nasional adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa

Indonesia sendiri dalam rangka membina kepribadian generasi muda (Muhtadi,

2007).

Menurut Sutarso (2005) kegagalan pendidikan budi pekerti dimasa lalu

sebagai akibat masalah sebagai berikut: a) arah pendidikan telah kehilangan

obyektivitasnya, salah satunya adalah keengganan guru menegur tindakan peserta

didik yang tidak semestinya, b) proses pendewasaan diri tidak berlangsung secara

baik di sekolah, c) proses pendidikan di sekolah sangat membelenggu peserta

didik dan guru karena kurangnya interaksi, d) beban kurikulum yang berat yang

hampir seluruhnya diarahkan pada ranah kognitif sehingga ranah afektif dan

psikomotorik kurang berkembang, e) materi pendidikan agama yang seharusnya

menumbuhkan afeksi sering terjebak pada verbalisme sehingga cenderung sekedar

diketahui kurang diinternalisasikan dan menjadi terpisah dari diri peserta didik, f)

peserta didik sering dihadapkan pada nilai-nilai yang sering bertentangan, g)

peserta didik mengalami kesulitan dalam mencontoh teladan yang baik di

lingkungannya.

Menurut Lisnawati (2012) untuk mengatasi kegagalan pendidikan budi

pekerti, seharusnya pendidikan budi pekerti tidak hanya diberikan dari lingkungan

keluarga saja, namun bukan juga tanggung jawab sekolah saja tetapi menjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

42

tanggung jawab keluarga dan lingkungan sosial atau masyarakat. Jadi, meski

sekolah misalkan menyelenggarakan pendidikan budi pekerti, tetapi lingkungan

keluarga tidak menunjang maka pendidikan budi pekerti di sekolah tidak berarti.

Oleh karena itu, keluarga juga berperan penting dan bertanggung jawab dalam

perkembangan perilaku anak sehingga orang tua juga perlu memberikan

kebutuhan akan perhatian serta memberikan contoh perilaku yang dapat dijadikan

tauladan.

B. Hasil Peneitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Ismayani (2011) dengan penelitiannya yang berjudul Efektivitas media komik

pada pembelajaran IPS dalam materi peristiwa 10 Novemebr 1945 SD

Panorama Kec. Cidadap Kab. Bandung. Hasil penelitiannya menyatakan

bahwa dengan media komik, pembelajaran IPS dapat lebih efisien dan

meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih

kreatif dan inovatif.

2. Yuli Megawati (2011) dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan

penelitiannya yang berjudul Membina nilai budi pekerti & meningkatkan hasil

belajar dengan melalui pendekatan klarifikasi nilai pada pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan PTK di kelas VSDN Selajambe III Kec.

Sukalayu Kab. Cianjur. Pada hasil penelitiannya pembelajaran

kewarganegaaran di sekolah tersebut dapat menguatkan budi pekerti siswa dan

meningkatkan hasil belajar pada siswa yang sebelumnya sulit dimiliki oleh

siswa melalui pembelajaran kewarganegaraan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

43

3. Damasus Agung Marwilistya (2010). Pembelajaran Sejarah Melalui Metode

Pemberian Tugas Pendokumentasian Cerita Rakyat. Hasil penelitiannya

adalah pembelajaran sejarah menggunakan metode pendokumetasian cerita

rakyat memiliki perubahan pada siswa yaitu siswa menjadi memiliki rasa cinta

terhadap sejarah lokal dari daerahnya sendiri.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian yang telah diuraikan, maka dapat dikemukan kerangka

berpikir pembelajaran IPS melalui media visualisasi cerita rakyat untuk penguatan

pendidikan budi pekerti pada siswa sehingga pemahaman siswa lebih mengenal

dan mengerti nilai-nilai historis daerahnya sehingga timbul kesadaran membentuk

kesadaran sejarah nasional dan dapat menguatkan budi pekerti yang dimiliki siswa

dari sejarah lokal daerah setempat. Hal ini tergambar pada skema dibawah ini :

Pembelajaran IPS secara

konvensional

Penggunaan media cerita rakyat

bergambar dalam pembelajaran IPS

Dengan media cerita rakyat bergambar dapat menguatkan pendidikan budi

pekerti

Pendidikan budi pekerti siswa

belum menguat

Siklus 1: Implementasi sintak dengan

menggunakan media cerita rakyat

bergambar dalam pembelajaran IPS

Sikklus: rancangan ulang pada komponen

sintak yang direfleksikan peneliti & observer belum sesuai

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

44

Gambar 2. Kerangka berfikir

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis penelitian

1. Penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkankan proses

pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Klabang Kabupaten Bondowoso,

yaitu apabila nilai hasil pada post test siswa mencapai minimal 70 dengan

prosentase ketuntasan belajar 70% dari 32 siswa

2. Penggunaan media cerita bergambar dalam pembelajran IPS dapat

meningkatkan budi pekerti siswa kelas IV SDN Klabang Kabupaten

Bondowoso, yaitu apabila terjadi peningkatan rata-rata perubahan sikap dan

karakter peserta didik terhadap budi pekerti pada setiap siklus pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Klabang, Kecamatan Klabang,

Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran

Pendidikan IPS kelas IV semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 pada rentang

waktu bulan Agustus - Oktober 2012 dengan alasan berdasarkan survey

pendahuluan kompetensi pemahaman dan keaktifan siswa dalam pembelajaran

Pendidikan IPS masih kurang terutama dalam hal penguatan budi pekerti pada

siswa dan pengenalan sejarah lokal. Pada materi menghargai peninggalan sejarah

setempat, masyarakat Bondowoso sudah mulai melupakan cerita tentang asal usul

Kota Bondowoso dan berbagai peninggalan sejarahnya. Sehingga untuk

mempertahankan dan melestarikan peninggalan sejarah dari Kota Bondowoso

yang perlu diintegrasikan dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar melalui

Kompetensi Dasar Menghargai berbagai peninggalan sejarah setempat.

B. Rencana Tindakan

Penelitian ini dirancang menjadi tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat

tahapan Perencanaan (planning), pelaksanaan/pemberian tindakan (action),

pengamatan (observation) dan refleksi (refleksion).

1. Rencana Tindakan Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

46

a. Perencanaan tindakan siklus I

1) Membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Standar

Kompetensi: Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman

suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. Kompetensi

Dasar: Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan

setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya

dengan indikator a)mencatat peninggalan sejarah dilingkungan

setempat b) Mengumpulkan informasi tentang asal usul nama suatu

tempat atau daerah dari berbagai sumber c) mengelompokkan jenis dan

ciri peninggalan sejarah di lingkungan setempat d) Menceritakan

peninggalan sejarah yang ada di lingkungan setempat e) mengadakan

kunjungan ke tempat sejarah f) menjelaskan cara menjaga kelestaria

peninggalan sejarah g) menjelaskan mafaat menjaga kelestarian

peninggalan sejarah h) membuat laporan hasil kunjungan ke tempat

bersejarah di lingkungan setempat. RPP ini untuk 1 siklus (2x

Pertemuan atau 6 x 35 menit).

2) Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pada

setiap pertemuan.

3) Menyiapkan tugas untuk langkah evaluasi pertemuan yang

bersangkutan

4) Merancang dan menyiapkan alat evaluasi untuk megukur ketercapaian

tujuan pembelajaran pada setiap pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

47

b. Pelaksanaan tindakan siklus I

1) Guru memberikan apersepsi tentang peninggalan-peninggalan sejarah

yang ada di lingkungan setempat

2) Siswa dibentuk menjadi 1 kelompok empat siswa berdasarkan teman

sebangku.

3) Guru memberikan cerita bergambar pada setiap kawan sebangku

tentang cerita sejarah daerah setempat

4) Guru memberikan tugas siswa untuk membaca cerita rakyat

bergambar.

5) Siswa dibimbing mengidentifikasi tentang cerita rakyat dalam media

cerita bergambar tersebut

6) Siswa dan guru bertanya jawab menyimpulkan materi cerita rakyat

daerah setempat.

7) Guru memberikan tugas untuk pertemuan berikut

c. Observasi siklus I

1) Observer mengamati proses pembelajaran dengan sub pokok bahasan

peninggalan sejarah di lingkungan setempat

2) Observer mengamati sikap dan tingkah laku siswa selama

pembelajaran berlangsung di kelas (baik tanya jawab maupun aktivitas

siswa)

3) Observer menganalisis hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas

melalui lembar keaktifan siswa maupun lembar evaluasi yang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

48

d. Refleksi siklus I

Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana

dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki

dan apa saja yang harus diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi

perhatian pada tindakan berikutnya. Siklus ini diakhiri dengan uji soal

sikus I

2. Refleksi Siklus

Hasil pengamatan dianalisis untuk melihat atau memperoleh gambaran

apakah dengan penggunaan cerita rakyat bergambar memiliki dampak perubahan

terhadap siswa (baik nilainya maupun tingkah lakunya) juga hal apa saja yang

perlu diperbaiki dan diperbaiki dan menjadi perhatian pada tindakan berikutnya.

Siklus 1 ini diakhiri dengan uji soal. Apabila pada siklus I ini tidak berhasil atau

belum memnuhi kriteria keberhasilan maka peneliti harus merancang kembali

komponen sintak untuk siklus selanjutnya.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah penerapan model

pembelajaran melalui media cerita rakyat bergambar sebagai penguatan

pendidikan budi pekerti siswa pada mata pembelajaran IPS yang meliputi :

1. Penerapan model pembelajaran melalui media cerita bergambar

a. Langkah-langkah model pembelajaran melalui cerita bergambar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

49

b. Tugas-tugas terstruktur :

1) Melakukan pengamatan di lapangan

2) Melakukan wawancara di lapangan.

3) Menyusun laporan pengamatan/wawancara di lapangan

c. Penilaian aktivitas individual dalam mengikuti proses pembelajaran

2. Aktivitas guru yang akan diteliti :

a. Persiapan guru meliputi :

1) Membuat perencanaan pengajaran

2) Mempersiapkan bahan yang akan diajarkan

3) Media pembelajaran yang digunakan

b. Proses dalam pembelajaran meliputi :

1) Cara guru mengajar

2) Cara guru menyampaikan materi :

3) Aktifitas yang akan diteliti :

a) Antusisas siswa terhadap mata pelajaran IPS

b) Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru

c) Keaktifan siswa saat mengikuti pelajaran IPS

4) Pengaruh pembelajaran IPS menggunakan media cerita bergambar

a) Penguatan budi pekerti siswa dalam kehidupan sehari-hari

b) Pemahaman siswa akan peninggalan sejarah di lingkungan

setempat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

50

D. Tolok Ukur Keberhasilan

Keberhasilan dari penelitian ini yang menjdi tolak ukur adalah :

1. Apabila terjadi perubahan kualitas proses pembelajaran IPS dengan indikator

keberhasilan meliputi : a) Kemampuan guru menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) secara lengkap dan operasional sesuai dengan standar

proses (Permendiknas no 41 Tahun 2007), b) Kemampuan guru menggunakan

media pembelajaran secara efektif, c) Kemampuan guru menguasai materi

pembelajaran IPS terutama pada Standar Kompetensi (SK) Memahami

sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan

kabupaten/ kota dan provinsi secara baik, d) Kemampuan guru dalam

melaksanakan penilaian atau evaluasi secara baik dengan standard penilaian

(Permendiknas No. 20 Tahun 2007), e) Keterlibatan siswa mengikuti

pembelajaran IPS secara aktif, f) Kemampuan siswa memecahkan masalah

secara kritis dengan kriteria aspek rendah : 0-1 aspek rendah, aspek sedang :

2-3 dan aspek tinggi : 4-5

2. Terjadinya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS dengan nilai minimal rata-rata kelas 70,00 dengan presentase ketuntasan

belajar minimal sebesar 70% dari seluruh siswa.

3. Terselesaikannya kendala-kendala pada saat berlangsung penerapan

pembelajaran menggunakan cerita rakyat bergambar sehingga pembelajaran

IPS dapat berjalan efektif dan optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

51

4. Terdapat perubahan pada sikap dan karakter pada siswa sehingga dapat

memperkuat pendidikan budi pekerti pada diri siswa yang diukur

menggunakan skala sikap.

E. Sumber Data

Pemahaman mengenai berbagai sumber data merupakan bagian yang

sangat penting bagi peneliti karena ketetapan memilih dan menentukan jenis

sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau kedalaman

informasi yang diperoleh (Sutopo, 2006: 56). Sumber data yang digunakan atau

diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data berikut:

1. Informan : meliputi informan yang mengetahui langsung cerita rakyat

seperti tokoh masyarakat, guru sejawat (guru sejarah) dan siswa

2. Dokumen atau arsip : dokumen dan arsip yang diperlukan adalah tentang

asal usul kota Bondowoso, kegiatan pembelajaran sejarah di SDN

Klabang Bondowoso dan instrumen observer

3. Tempat penelitian : penelitian akan dilaksanakan di SDN Klabang

Bondowoso

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data bersifat interaktif

karena adanya saling mempengaruhi antara peneliti dengan sumber datanya.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mencakup tiga aspek, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

52

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda serta

rekaman gambar. Dalam hubungan dengan penelitian ini, data yang dihimpun

melalui pengamatan pembelajaran sejarah kelas IV SDN Klabang

Bondowoso Tahun Pelajaran 2012/2013.

Fokus observasi penelitian ini adalah:

a. Langkah-langkah pembelajaran IPS

b. Aktifitas dan kompetensi pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS

melalui visualisasi cerita rakyat

c. Penilaian guru dan cara guru mengajar dalam pembelajaran IPS

d. Penugasan yang diberikan guru

e. Metode yang diterapkan oleh guru

f. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran sejarah

Aktifitas Pembeljaran yang akan diamati dapat dilihat pada table dibawah ini

dan hasil observasi dapat dilihat pada lampiran :

TABEL 1 : LEMBAR OBSERVASI GURU

KETRAMPILAN MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Berilah tanda (

No.

Aspek Yang Dinilai Nilai 1 2 3 4 5

I Prapembelajaran a. Menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

53

b. Memeriksa kesiapan siswa II Membuka Pelajaran

a. Melakukan kegiatan apersepsi b. Menyampaikan kompetensi dan rencana kegiatan

III Inti Pembelajaran A Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

b. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan c. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

B Pendekatan/Srategi Pembelajaran a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP b. Melaksanakan pembelajaran sesuai tingkat

perkembangan siswa

c. Melaksanakan pembelajaran sesuai karakteristik pendekatan/ metode

d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

e. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

C Pemanfaatan Sumber/Media Pembelajaran a. Menunjukkan keterampilan penggunaan

sumber/media pembelajaran

b. Menghasilkan pesan yang menarik c. Melibatkan siswa dalam menyiapkan dan

pemanfaatan sumber/media pembelajaran

D Pembelajaran yang memicu dan memilihara keterlibatan siswa

a. Menumbuhkan partisifasi dan kebiasaan positif siswa

b. Merespon positif partisfasi siswa c. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa,

siswa-siswa

d. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif

e. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

E Penampilan guru di depan kelas a. Menggunakan pakaian dan tatarias sesuai aturan b. Menunjukkan rasa percaya diri,antusias, simpatik

dan disiplin

c. Menggunakan bahasa lisan secara lancar dan jelas

d. Menyampaiakn pesan dengan gaya yang efektif F Penilaian proses dan hasil belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

54

a. Memantau kemajuan belajar a. Melakuakn penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi

IV Menutup Pelajaran a. Melakukan refleksi atau merangkum dengan

melibatkan siswa

b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberiakan arahan, kegiatan, tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

TABEL 2 : LEMBAR OBSERVASI GURU

ASSESMENT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Berilah tanda (

No ASPEK YANG DI NILAI NILAI 1 2 3 4 5

1 Perumusan Tujuan (Indikator) Pembelajaran a. Kejelasan dan kelengkapan cakpan rumusan b. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar 2 Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar a. Kesesuaian dengan Indikator/Tujuan

Pembelajaran

b. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik c. Keruntutan dan sistematika materi 3 Penentuan/Pendekatan Metode Pembelajaran a. Kesesuaian dengan indikator/tujuan pembelajaran b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran c. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik d. Kesesuaian alokasi waktu dengan tahapan

pembelajaran

e. Kejelasan langkah pembelajaran yang dirancang. 4 Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran a. Kesesuaian dengan indikator/tujuan pembelajaran b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran c. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 5 Penilaian Hasil Belajar a. Kesesuaian teknik penelaian dengan

tujuan/indikator pembelajaran

b. Kejelasan prosedur penilaian c. Kelengkapan instrument (soal, kunci, pedoman

penskoran)

6 Penampilan Dokumen RPP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

55

a. Kerarapian, kebersihan b. Penggunaan bahasa tulis

Keterangan nilai :

1. Sangat kurang baik

2. Kurang baik

3. Cukup baik

4. Baik

5. Sangat baik

TABEL 3 : LEMBAR PENGAMATAN SISWA

Berilah tanda (

No INDIKATOR SB B KB TB STB 1 Memperhatikan penjelasan guru

2 Memperhatikan media pembelajaran

3 Menjawab pertanyaan guru

4 Memperhatikan fenomena dalam pembelajaran

5 Mengikuti pembelajaran dengan sungguh

6 Serius dalam pembelajaran

7 Kerja sama dalam pembelajaran

8 Diskusi pembelajaran berjalan lancer

9 Mampu menyimpulkan hasil belajar

10 Mampu menjelaskan kembali pembelajaran yg sudah dilakukan

11 Mampu mengomentari pendapat teman sebangku agar menjadi lebih sempurna

12 Mampu mengungkapkan pendapat sendiri apabila pendapat tersebut lebih baik dari sebelumnya

13 Siswa mampu menyimpulkan perilaku baik dari tokoh dalam pembelajaran

14 Siswa mampu menguasai materi pembelajaran

15 Siswa mampu menerapkan perilaku yang baik dari tokoh pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

56

Keterangan :

1. SB = Sangat kurang baik

2. B = Baik

3. KB = Kurang baik

4. TB = Tidak baik

5. STB = Sangat tidak baik

2. Tes sikap

Dalam penelitian ini data yang diambil adalah tes sikap siswa akan budi

pekerti yang dimiliki siswa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

berkaitan dengan media cerita bergambar dalam pembelajaran. Untuk

memperoleh data tersebut diperlukan alat pengumpulan data berupa angket

yang berisi serangkaian pernyataan berdasar indikator yang disusun secra

sistematis oleh responden (Burhan BUngin, 2006:123). Tehnik ini digunakan

untuk mengumpulkan data dari siswa yang tidak mungkin diwawancarai satu

persatu. Adapun kisi-kisi angket yang diberikan pada siswa sesuai dengan

indikator budi pekerti.

TABEL 4 : KISI-KISI SKALA SIKAP

INDIKATOR KOGNITIF AFEKTIF KONATIF

TOTAL + - + - + -

Rasa saling menghargai

1 2 3 4 5 6 6

Sikap toleransi antar

sesama

7 8 9 10 11 12 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

57

Rasa bertanggung jawab

13 14 15 16 17 18 6

Rasa kebersamaan dan

gotong royong

19 20 21 22 23 24 6

Rasa saling menghormati

25 26 27 28 29 30 6

TOTAL 6 6 6 6 6 6 30

TABEL 5 : ANGKET BUDI PEKERTI

No Pernyataan SS S KS TS STS 1 Saya mengucapkan terima kasih pada teman

yang meminjami buku

2 Saya mengejek hasil karya teman yang hasilnya jelek

3 Saya bisa menerima pendapat orang lain 4 Saya tidak mendengarkan penjelasan guru di kelas 5 Saya mengibarkan bendera saat 17 Agustus 6 Saya tidak mengibarkan bendera saat hari pahlawan 7 Saya tidak berteriak di dekat nenek yang sakit 8 Saya senang menyalakan petasan di depan masjid 9 Saya ikut berbahagia saat teman merayakan hari

besar agamanya

10 Saya tidak peduli terhadap nenek yang mau menyebrang

11 Jika ada teman yang sakit saya menjenguk 12 Ketika ada teman beribadah saya membuat gaduh 13 Saya datang ke sekolah menggunakan pakaian

seragam lengkap

14 Saya sering menggunakan uang iuran sekolah untuk jajan

15 Saya menjalankan tugas piket sesuai jadwal 16 Saya sering berbohong pada orang tua 17 Saya mengganti kaca jendela yang saya pecahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

58

18 Saya membolos saat tidak mengerjakan PR 19 Saya membantu pekerjaan ibu di rumah 20 Saya tidak ikut lomba Agustus-an di sekolah 21 Saya senang ikut kegiatan kerja bakti 22 Saya tidak suka mengikuti kegiatan pramuka 23 Saya mengikuti latihan Voli di sekolah 24 Saya bekerja sama dengan teman saat ulangan 25 Saya selalu melakukan apa yang diperintahkan guru 26 Saya tidak mengucapkan permisi saat melewati

orangtua yang sedang duduk

27 Saya mengucapkan salam saat dating dan pergi meninggalkan kelas

28 Saya marah saat dinasehati ibu 29 Saya memberikan tempat duduk saya di bis pada

nenek yang sedang berdiri

30 Saya berbicara dengan kata kasar pada orang yang lebih tua

Keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang setuju

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert dengan lima opsi

yaitu: SS : Sangat Setuju, S : Setuju, KS : Kurang Setuju, TS : Tidak setuju.

STS : Sangat Tidak Setuju, dengan masing-masing bobot 1,2,3,4,5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

59

TABEL 6 : SKOR ANGKET SKALA SIKAP

Pernyataan Favorable Unfavorable

Skor Skor

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tidak Sejutu (TS) 2 4

Ragu-Ragu (R) 3 3

Setuju (S) 4 2

Sangat Setuju (SS) 5 1

3. Dokumen

Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mencari data

mengenai hal-hal yang variable yang berupa catatan, buku, surat kabar dan

lain sebagainya. Dalam metode ini alat pengumpulan data tentang penerapan

pembelajaran IPS menggunakan media cerita bergambar adalah laporan

kegiatan siswa yang berupa tugas penilaian hasil belajar siswa.

4. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk lebih menjamin dan menyakinkan suatu data yang akan

dikumpulkan dalam penelitian ini, diperlukan teknik validitas data yang biasa

digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu trianggulasi. Trianggulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap

data tersebut (Moleong, 2001: 31). Trianggulasi merupakan teknik yang didasari

pola pikir fenomelogi yang bersifat multiperspektif yang artinya untuk menarik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

60

simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Empat macam

teknik triangulasi yaitu:.

1. Triangulasi Data (sumber)

Triangulasi sumber dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh dari alat, waktu dan tempat yang berbeda. Menurut Patton

(dalam Sutopo, 2006: 93) trianggulasi sumber juga disebut trianggulasi data.

Cara trianggulasi ini mengarahkan peneliti agar di dalam pengumpulan data,

wajib menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda yang tersedia.

Artinya data yang sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari

beberapa sumber data yang berbeda. Berkaitan dengan hal ini, trianggulasi

data atau trianggulasi sumber meliputi sumber lisan dan tertulis. Dengan

sumber data tersebut penelitian bisa memperoleh nara sumber (manusia)

yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga

informasi dari nara sumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi

dari nara sumber lainnya.

Dari penuturan informan diperoleh data langsung sehingga aspek yang

digali dapat terungkap. Sedangkan sumber tertulis dapat berupa dokumen,

arsip-arsip, rekaman tertulis, gambar, foto-foto yang ada kaitannya dengan

penelitian. Ilustrasi trianggulasi sumber dapat dilihat pada gambar yang

disusun Sutopo (2006: 94).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

61

2. Triangulasi Peneliti

Triangulasi penelti adalah hasil penelitian baik data atau pun simpulan

mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari

beberapa peneliti yang lain. Dari pandangan dan tafsir yang dilakukan oleh

beberapa peneliti terhadap semua informasi yang berhasil digali dan

dikumpulkan yang berupa catatan dan simpullan-simpulan sementara

diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang akan bisa lebih

memantapkan hasil akhir penelitian. Selain itu cara ini dilakukan untuk

menguji kejujuran, subjektivitas, dan kemampuan merekam data oleh

peneliti di lapangan.

3. Triangulasi Metode

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap

penggunaan metode pengumpulan data, apakah informan yang didapat

dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil

observassi sesuai denngan informasi yang diberikan ketika di-interview.

Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber

data ketika di-interview dan diobservasi akan memberikan informasi yang

sama atau berbeda. Apabila berbeda maka peneliti harus dapat menjelaskan

perbedaan itu, tujuannya adalah mencari kesamaan data dengan metode yang

berbeda.

Ditekankan penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda agar

lebih jelas untuk menguji kemantapan informasinya. Untuk memantapkan

validitas data , peneliti bisa menggunakan metode pengumpulan data yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

62

berupa kuesioner, kemudian dilakukan wawancara mendalam pada informan

yang sama, dan hasilnya diuji dengan mengumpulan data sejenis dengan

menggunakan teknik observasi pada saat orang tersebut melakukan

kegiatannya atau perilakunya. Dari tiga data yang diperoleh lewat beberapa

teknik pengumpulan data yang berbeda pada sumber yang sama tersebut

hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebbih kuat

validitasnya.

4. Triangulasi Teori

Triangulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif

lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Triangulasi

teori ini dilakukan pula dengan menguraikan pola, hubungan dan

menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau

penjelasan pembanding. Dari beberapa perspektif teori tersebut akan

diperoleh pandangan yang lebih lengkap dan mendalam, tidak hanya

sepihak, sehingga bisa dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan

menyeluruh serta menghasilakan simpulan yang bersifat multidimensional

(Patton dalam Sutopo, 2006 : 92-99)

5. Tehnik Analisis Data

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan teknik analisis data deskriptif

kualitatif karena walaupun mengandalkan analisis-analisis kualitatif yang akurat

dan andal, namun pengaruh arus berpikir kuantitatif masih kuat terutama dalam

penempatan teori pada data yang diperoleh (Burhan, 2011: 26). Selain itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

63

tujuannya untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai

situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang

menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan

sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi,

situasi, ataupun fenomena tertentu. Proses analisis ini dilakukan sejak awal

memilih dan menemukan masalah, membangun hipotesis, maupun melakukan

pengamatan di lapangan sampai dengan menguji data.

Data penelitian ini berupa data kualitatif, yaitu data penggunaan media

cerita rakyat bergambar untuk penguatan budi pekerti. Analisis data didasarkan

pada pendapat Miles dan Huberman (1992:16). Berdasarkan pendapat ini data

kualitatif dapat dianalisis dengan model alir, yakni analisis data yang terdiri atas

tiga kegiatan yang dilaksanakan secara simultan atau bersama. Ketiga kegiatan

tersebut meliputi reeduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data dilakukan dengan menfokuskan sekaligus memilah-milah data

pembelajaran peningkatan kemampuan penulis laporan pada tahap persiapan

menulis, tahap penulisan, dan tahap finalisasi, baik yang berupa data proses

maupun data hasil pembelajaran. Penyajian data dilakukan dengan cara

memaparkan secara naratif hasil reduksi data. Penarikan kesimpulan dilakukan

dengan cara menemukan rasionalisasi dan jastifikasi hasil tindakan berdasarkan

reduksi data dan penyajian data yang telah dirumuskan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab IV dipaparkan tentang data pembelajaran IPS dengan menggunakan

media cerita bergambar dalam kegiatan pembelajaran untuk penguatan pendidikan

budi pekerti. Data tindakan dan temuan serta refleksi diperoleh selama dua siklus

tindakan pembelajaran. Data setiap siklus dipaparkan secara terpisah. Hal ini

bertujuan agar terlihat persamaan, perbedaan, perubahan, dan atau perkembangan

alur siklus terebut. Untuk memperlihatkan kegiatan pembelajaran IPS dengan

menggunakan media cerita bergambar, sebagai satu kesatuan proses pembelajaran

yang utuh, dari setiap siklus. Paparan dalam bab ini berisi tentang hasil pre-test

dan observasi awal, Pembelajaran IPS melalui media cerita bergambar sebagai

penguatan pendidikan budi pekerti pada siswa kelas IVSDN Klabang Kabupaten

Bondowoso yang dijabarkan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, siklus

II dan siklus III

1. Hasil Pre-tes dan Observasi Awal

Sekolah Dasar Negeri Klabang Kabupaten Bondowoso didirikan pada

tahun 1979 sebagai lembaga pendidikan dasar milik pemerintah yang terdapat di

Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso dan sebagai sekolah satu-satunya

yang berada di Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso. Sejalan dengan

pengembangan dan peningkatan mutu SD Negeri Klabang sebagai pendidikan

formal berusaha untuk selalu melaksanakan strategi pembelajaran secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

65

berkompetensi sehingga menghasilkan layanan pendidikan yang optimal dengan

hasil pembelajaran yang berkualitas.

SD Negeri Klabang beralamat di Jalan Blimbing No 002 Kecamatan

Klabang Kabupaten Bondowoso dan terletak di Jalan Raya Utama yang

menghubungkan kota Bondowoso dan Situbondo yang mudah diakses baik

kendaraan pribadi maupun kendaraan umum serta berada dekat dengan industri

Pabrik Gula Pradjekan yang cukup ramai. SD Negeri Klabang juga berada satu

area halaman dengan PAUD/TK PGRI Klabang, SMP Negeri Klabang dan SMK

Negeri Klabang.

Bentuk pengembangan yang dilaksanakan SD Negeri Klabang untuk

meningkatkan mutu SD Negeri Klabang yaitu sebagai berikut : a) Lokasi sekolah

berada pada posisi strategis, b) Jumlah guru sudah memadai sebanyak 12 orang

guru sehingga relatif cukup untuk membimbing anak dengan jumlah yang dimiliki

saat ini, c) Kualifikasi guru adalah 100% adalah lulusan S1, d) Tenaga

administrasi 1 orang, d) Pegawai perpustaakan 1 orang dan penjaga sekolah 1

orang, e) Tersedianya lapangan olahraga yang memadai, f) Ruang multimedia, g)

Ruang perpustaakan yang memadai terutama buku pembelajaran, h) Musolah, i)

Kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni, pramuka dan Voli, dan ditambah dengan

gedung sekolah yang masih bagus dan layak untuk proses pembelajaran.

Namun, SD Negeri Klabang juga terdapat kekurangan yaitu : 1) Guru yang

mampu menggunakan peralatan multimedia hanya 60% sehingga masih beberapa

guru saja yang menggunakan media dalam proses pembelajaran, 2) Sumber daya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

66

masyarakat akan kesadaran untuk mengenal belajar masih rendah sehingga guru

yang harus mencari siswa ke desa-desa sekitar.

Sedangkan untuk keadaan sekolah, sekolah sedang melakukan renovasi

total untuk pembangunan sekolahan mejadi lebih layak. Jumlah kelas keseluruhan

yang dimiliki sekolah ini adalah 6 kelas dengan masing-masing tingkatan kelas

memiliki satu kelas. Adapun jumlah siswa dari tahun ketahun mengalami

ketidakstabilan terkadang meningkat bahkan menurun pada tahun berikutnya.

Secara fisik sarana dan prasarana cukup memadai selain ruang kelas juga

memiliki media computer dan TI, Perpustakaan, UKS, musholah, sanggar

pramuka, koperasi sekolah, Ruang guru dan Tata Usaha, ruang kepala sekolah,

rumah dinas kepala sekolah dan penjaga sekolah, gudang, dapur sekolah serta

kamar kecil guru dan siswa.

Ruang kelas IV SD Negeri Klabang di Kecamatan Klabang Kabupaten

Bondowoso kurang lebih berukuran 7 x 9 meter dengan ruangan bercat kuning.

Dinding kiri kelas memiliki 4 buah jendela kaca sehingga banyak sirkulasi udara

cukup. Dalam ruangan kelas terdapat satu meja dan satu kursi guru. Pada meja

guru diberi taplak dan vas bunga lengkap imitasi. Di ruang kelas tersebut

memiliki 1 buah papan tulis kapur, 1 buah papan tulis absensi siswa. Di sebelah

kanan bangku kelas terdapat papan data yang meliputi daftar tata tertib, jadwal

mata pelajaran, daftar piket, daftar guru dan kalender. Kelas IV memiliki jumlah

siswa 32 terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan dengan wali kelas

Bapak Samsul Arifin, S.Pd.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

67

Ruang kelas tertata rapi dan bersih. Ventilasi udara yang sangat nyaman

untuk belajar serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk

proses belajar mengajar. Sedangkan luas kelas kurang ideal karena untuk 32 siswa

sehingga pada saat pembentukan kelompok siswa mengalami kesulitan

penyusunan meja dan kursi. Faktor lain yang mempengaruhi juga adalah posisi

tempat duduk. Karena tempat duduk juga akan mempengaruhi aktivitas siswa

dalam belajar, anak yang duduknya di belakang ada kemungkinan kurang

perhatian dengan pembelajaran, untuk itu sedapat mungkin mengatur tempat

duduk siswa. Kelas IV ini memiliki 15 bangku yang berderet kebelakang menjadi

5 banjar dan kesamping menjadi 3 banjar, dengan kursi siswa 32 dan meja guru

serta kursi guru masing-masing satu.

Pada saat observasi awal, peneliti pada mulanya meminta ijin kepada

Kepala Sekolah dan guru kelas IV untuk mengadakan penelitian pada kelas IV

tersebut. Kemudian mendapatkan respon yang positif dan peneliti diijinkan

mengadakan penelitian. Penelitian yang dilakukan di kelas IV pada mata pelajaran

IPS – Sejarah dengan pokok bahasan mendeskripsikan berbagai peninggalan

sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan

menjagakelestariannya.

Hal ini dilaksanakan karena berdasarkan pertimbangan bahwa pencapaian

hasil belajar siswa menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dalam

pelaksanaan pembelajaran di sekolah ini telah menggunakan kurikulum KTSP,

yang diantaranya juga untuk membentuk siswa yang berkarakter bangsa. Pada

penelitian ini guru kelas IV yang bersangkutan diminta kesediaannya pengamat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

68

penelitian sekaligus sebagai pengajar mata pelajaran IPS bersama dengan seorang

guru mitra sebagai pengamat penelitian. Dengan demkian penelitian dilakukan

secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IV sebgai pengajar dan rekan

mitra guru kelas VI sebagai pengamat penelitian.

Kegiatan observasi pendahuluan ini dilaksakan pada hari senin 6 Agustus

2012 jam 09.00 – 11.30 WIB. Berdasarkan hasil oservasi pendahuluan, ditemukan

hasil sebagai berikut (1) siswa cenderung kurang tertarik pada pelajaran, hal ini

Nampak siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, (2) pembelajaran

dilakukan tanpa dilekngkapi media pembelajaran, (3) pada kegiatan tanya jawab

siswa, siswa yang menjawab pertanyaan guru hanya beberapa saja, demikian pula

mereka yang aktif bertanya hanya 4 orang saja.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti melalui hasil

wawancara dengan guru kelas dan kepala sekolah bahwa kelas ini termasuk kelas

yang cukup pasif karena siswa yang dapat menangkap materi dengan cepat hanya

beberapa siswa saja, selebihnya dibutuhkan waktu yang agak lama dan tehnik

ceramah beberapa kali untuk menjelaskan materi. Alasannya adalah siswa kelas

IV ini berasal dari siswa yang latar belakang sosial, ekonomi dan lingkungan yang

kurang mendukung. Padahal sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah

dasar yang berada di kecamatan tersebut. Namun dukungan sepenuhnya dari luar

sekolah sangatlah minim dan hanya mengandalkan guru sebagai pengajar dan

motivator siswa.

Guru menyesuaikan diri dengan anggota kelas yang lain memerlukan

waktu yang cukup lama dan perlu memahami kebiasaan budi pekerti pada masing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

69

masing siswa anggota kelas ini. Disamping itu siswa yang naik ke kelas IV ini

masih terdapat 2 orang siswa yang belum bisa membaca sehingga guru terkadang

kesulitan saaat menjelaskan materi. Dari hasil pengamatan peneliti, saat

pembelajaran dikelas berlangsung siswa kurang antusias dengan materi beajar

yang dijelaskan guru. Keadaan tersebut dibuktikan dengan pada saat pembelajaran

siswa ada yang menggambar, bermain sendiri catatan tidak lengkap, siswa yang

memiliki buku penunjang hanya beberapa, siswa kurang semangat menjawab

pertanyaan dari guru. Hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa kelas IV

tergolong rendah dengan nilai rata-rata ulangan harian sebelumnya 45,93

Peneliti, guru kelas dan guru mitra menyatakan bahwa para siswa kelas ini

agak sulit diajak aktif disebabkan komunikasi antar siswa tidak berjalan lancar

karena mereka lebih kuat mengguanakan bahasa daerah mereka daripada bahasa

Indonesia. Hal ini tampak saat guru memberikan mereka lembar kerja siswa untuk

dikerjakan sebagai tugas. Sebagian siswa ada yang nampak aktif mengerjakan,

ada yang selalu menggantungkan jawaban teman, ada pula yang memaksakan

jawaban dan pendapat pada teman sehingga kurang menghargai pendapat teman

lain. Bahkan siswa yang belum lancar membaca hanya bisa menunggu jawabaan

teman.

Melihat keadaan kelas semacam ini dalam pengamatan peneliti ada guru

yang menganggap hal ini biasa sehingga guru mengajar seperti biasa tetapi ada

juga guru yang cukup memberikan perhatian yaitu guru kelas IV dan guru mitra

yang kebetulan juga menjadi guru kelas VI. Untuk memberikan motivasi dan

dorongan pada siswa agar dapat saling menghargai pendapat dan berkomunikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

70

dengan baik. Karena hal ini merupakan salah satu bentuk pendidikan budi pekerti

yang diperlukan baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Guru kelas sebelum menyampaikan pelajaran sering memberikan contoh

untuk pendidikan budi pekerti sebagai bekal pendidikan karakter mereka dengan

cara memberi contoh-contoh baik dari tokoh-tokoh masayrakat atau orang-orang

sukses sehingga siswa dapat menunjukkan dan mencontoh budi pekerti yang baik

diantaranya : apabila bermusyawarah harus saling menghargai pendapat teman,

mengikuti upacara bendera dengan atribut sekolah yang lengkap, meminta maaf

pada teman apabila berbuat salah, mematuhi aturan sekolah yang ada,

menghormati orang yang lebih tua. Namun, dorongan dan motivasi ini belum

banyak pengaruhnya pada perubahan perilaku siswa di sekolah, hal ini masih

nampak pada saat pembelajaran dan pada saat diskusi ada beberapa siswa yang

awalnya merasa jawabannya paling benar dan akhirnya berkelahi di dalam kelas.

Bahkan ada siswa yang masih selalu ingin diperhatikan oleh gurunya dengan cara

mengganggu temannya hingga menangis, atau siswa yang tidak memakai atribut

seragam dengan lengkap dengan berbagai alasan. Dari beberapa contoh diatas

maka dapat diketahui masih perlunya pendidikan budi pekerti dalam pembelajaran

IPS untuk siswa kelas IV melalui media cerita bergambar agar siswa lebih muda

memahami dan juga untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

71

2. Pembelajaran IPS melalui media cerita bergambar untuk meningkatkan

budi pekerti pada siswa kelas IVSDN Klabang Kabupaten Bondowoso

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi di kelas IV yaitu pembelajaran IPS yang masih bersifat konvensional dan

kurangnya pendidikan budi pekerti yang dimiliki siswa. Penelitian ini

dilaksanakan melalui beberapa siklus yang berkelanjutan dan telah direncanakan.

Setiap siklus dilakukan dengan tahapan perancaan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi. Pada setiap tatap muka pembelajaran dilakukan dengan tiga kegiatan

yaitu kegiatan pertama dengan pemberian pre-test , apersepsi dan penguatan

pendidikan budi pekerti serta peningkatan prestasi belajar, penggunaan media

cerita bergambar dalam pembelajaran dan pokok bahasan yang aan dibahas,

pemaparan tujuan yang hendak dicapai dalam pertemuan itu. Kedua

melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media cerita bergambar untuk

mengoptimalkan penguatan pendidikan budi pekerti pada siswa. Ketiga berupa

penutup dan member kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang

belum dipahami dan penyampaian tugas lembar kerja siswa sebagai post-test

untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar pada materi yang telah

diberikan.

Perencanaan penelitian tindakan ini pada tiap siklus akan disusun

berdasarkan hasil pengataman dari peneliti dan guru mitra yang turut ikut

meneliti. Setiap siklus pada tiap tindakan melalui beberapa tahapan, pertama pada

saat perencanaan peneliti menyusun skenario pembelajaran (sintak), menyiapkan

lembar observasi pengamatan terhadap kegiatan siswa dan guru selama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

72

pembelajaran berlangsung, menyiapkan media cerita bergambar sebagai media

pembelajaran. Kemudian tahapan kedua, pelaksanaan tindakan yaitu

melaksanakan tindakan yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

media cerita bergambar sesuai dengan rencana yang telah disusun yang ketiga

adalah observasi yang telah disiapkan oleh observer dari guru, peneliti dan guru

mitra. Keempat adalah refleksi untuk melakukan analisis terhadap data yang

sudah diperoleh pada setiap siklus.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus sejak bulan

Agustus sampai Oktober 2012. Pada setiap pemberian tindakan siklus, siswa

dilatih untuk dapat memperkuat pendidikan budi pekerti baik dalam pelaksaan

diskusi maupun dalam kehidupan sehari-hari.

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

Sebelum pelaksanaan tindakan disusun rencana pembelajaran, media

pembelajaran dan lembar kerja siswa. Dalam hal ini peneliti bekerja sama

dengan Bapak Samsul Arifin, S.Pd selaku guru kelas IV dan Ibu Mujinah, S.

Pd selaku guru kelas VI untuk menjadi observer. Peneliti turut menjadi

observer dalam pembelajaran. Pada siklus ini pembelajaran dilakukan

menggunakan media cerita bergambar berupa cerita tentang asal usul kota

Bondowoso. Metode pembelajaran yang digunakan pada proses belajar

mengajar ini selain menggunakan metode bercerita juga menggunakan diskusi

kelompok kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

73

Namun, guru kelas belum pernah menggunakan media pembelajaran cerita

bergambar dan metode diskusi kelompok kecil sehingga dalam pelaksanaan

pembelajaran ini peneliti masih perlu banyak belajar meneysuaikan antara teori

dan situasi kondisi di sekolah. Peneliti memberikan penjelasan kepada guru

kelas dan observer tentang tata cara dan pelaksanaan pembelajaran dan

pegamatan yang akan dilakukan termasuk tata cara pengisian lembar

pengamatan yang telah dipersiapkan. Peneliti dan observer melakukan diskusi

tentang tata cara pembelajaran menggunakan media cerita bergambar dalam

rangka penguatan pendidikan budi pekerti. Pada siklus I ini mengambil materi

pokok peninggalan sejarah di lingkungan setempat dengan kempetensi dasar

menghargai berbagai peninggalan sejarah dilingkungan setempat. Materi

pelajaran meliputi menceritakan asal usul kota Bondowoso, menjelaskan

berbagai peninggalan sejarah di kota Bondowoso dan cara menjaga kelestarian

dan memanfaatkan peninggalan sejarah yang ada.

Selanjutnya peneliti membuat lembar kerja siswa agar dapat menukur

kemampuan siswa mendalami materi pembelajaran yang dikerjakan pada

diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok masing masing kelompok diberi

LKS dengan pertanyaan yang sama. Pembagian kelompok berdasar dua bangku

banjar depan dan belakang. Selain rencana pembelajaran dan LKS juga

disiapkan lembar observasi dan catatan lapangan yang digunakan untut

mencatat segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu juga diadakan tes sikap yang diambil melaui lembar angket tertutup

yang dilakukan pada setiap siklus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

74

2) Proses Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran pembelajaran siklus I ini dilaksanakan pada

hari Senin tanggal 3 September 2012 dan hari senin tanggal 10 September

2012. Pada pelasanaan siklus I ini, satu kali pertemuan dengan 3 jam pelajaran

pukul 09.00 – 11.15 WIB dengan dihadiri 32 siswa. Proses pembelajaran

tersebut terdiri dari kegiatan awal,kegiatan inti dan akhir dengan menggunakan

media cerita bergambar dengan langkah sebagai berikut :

a) Guru menyampaikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kesiapan

dan penguasaan materi yang diberikan sebelumnya sambil mengaitkan

dengan pelajaran yang akan dibahas.

b) Guru memaparkan pokok bahasan yang akan dibahas dan media cerita

bergambar yang akan digunakan.

c) Guru memaparkan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini.

d) Guru memberikan pertanyaan singkat sebagai pre test untuk mengetahui

pemahaman awal siswa dalam materi yang akan dibahas.

e) Guru menyiapkan media cerita bergambar yang akan dipergunakan

dalam pembelajaran

f) Guru menyiapkan lembar kerja siswa

g) Guru menuliskan tema pembelajaran, standar kompetensi dan

kempetensi dasar yang akan dibahas pada pertemuan ini dan

menuliskan dipapan tulis.

h) Guru menceritakan sekilas tentang Kota Bondowoso.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

75

i) Guru melakukan pembentukan kelompok dengan masing-masing

kelompok berjumlah 4 orang siswa dan setiap kelompok mempunyai

anggota yang berkemampuan berbeda dalam prestasi belajar dan latar

belakang budi pekerti yang beragam.

j) Guru membagi cerita bergambar pada masing-masing siswa dalam

kelompok.

k) Guru membimbing membaca cerita bergambar sambil menerangkan

hal-hal yang terkadang dianggap sulit oleh siswa

l) Guru membagi lembar kerja siswa pada masing-masing siswa dengan

bahasan sesuai materi yang diajarkan dan materi diskusi kelompok,

menjelaskan peninggalan-peninggalan sejarah yang terdapat di

Bondowoso, cara melestarikannya, nilai moral yang disampaikan

m) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya sebelum mengerjakan lembar

kerja siswa.

n) Pada saat berdiskusi dikelas berlangsung, guru melakukan pemantauan

dan memberikan bimbingan dalam proses diskusi kepada semua

kelompok.

o) Setelah semua selesai, siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi

didepan kelas.

p) Kegiatan siklus pertama ini ditutup dengan mengumpulkan lembar kerja

siswa secara individu untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa akan

ketuntasan materi serta pengisian lembar tes sikap siswa yang telah

disajikan dalam siklus pertama ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

76

3) Pengamatan atau observasi

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam siklus pertama ini selalu

diadakan pengamtanyang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra sebagai

observer. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar-lembar

pengamatan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Observer memantau dan

mencatat peristiwa atau reaksi yang muncul dalam pembelajaran siklus ini baik

yang berasal dari guru maupun dari siswa yang berkaiatan dengan penguatan

pendidikan budi pekerti siswa. Pengamat mengisi lembar pengamatan sesuai

dengan penjelasan dan pedomantu peneliti. Dari pemantauan observer dan

peneliti pada siklus pertama ini terdapat beberapa pantauan sebagai berikut :

a) Waku guru memulai pembelajaran banyak siswa yang kurang

memperhatikan penjelasan guru

b) Aktivitas siswa pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dari 32

siswa masih terdapat 16 siswa yang antusias mengikuti pelajaran.

Sedangkan 12 siswa memperhatikan pembelajaran tetapi tidak

mendengarkan penjelasan guru namun membaca media cerita

bergambar sebelum waktu diskusi dimulai. Siswa laki-laki yang duduk

di banjar belakang sebanyak 4 siswa masih berperilaku tidak relevan

sesuai KBM bahkan 2 siswa diantaranya berkelahi dan saling memukul

temannya.

c) Pada saat pembagian kelompok terjadi kegaduhan dan berebut teman

yang pandai. Ada yang senang karena berkelompok dengan teman yang

pandai, ada yang kurang senang karena berteman dengan teman yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

77

tidak sesuai keinginannya. Siswa belum terbiasa mengikuti

pembelajaran menggunakan metode diskusi

d) Pada saat diskusi, siswa banyak yang antusias membaca cerita

bergambar namun bagi 2 siswa yang belum bisa membaca lancar

mereka hanya terdiam melihat gambar-gambar cerita bergambar

tersebut.

e) Pada saat mengerjakan lembar kerja siswa, suasana kelas menjadi ramai

karena masing-masing ingin berbicara sendiri sesuai pendapat mereka.

f) Guru belum bisa memberikan perhatian lebih pada masing-masing kelas

karena guru lebih menjaga bagaiaman suasana kelas bisa tenang dari

kegaduhan siswa.

g) Pada saat siswa mejelaskan hasil diskusi di depan kelas, mereka kurang

berani mengemukakan pendapat, masih banyak terdapat rasa takut.

Hanya 4 orang siswa yang memiliki kemampuan lebih yang berani

mengutarakan pendapatnya.

h) Dari soal lembar kerja siswa pada siklus pertama dengan 10 soal essay

hanya 7 siswa yang mendapat nilai 70 keatas dan memenuhi standar

ketuntasan minimum yang telah ditentukan

i) Dari tes sikap yang yang telah diisi 32 siswa ini, masih banyak siswa

yang menjawab sesuai dengan pendidikan budi pekerti yang mereka

miliki dan hanya sedikit yang menjawab sesuai dengan budi pekerti

yang baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

78

j) Pada saat pengelolaan siklus pertama ini pengelolaan waktu kurang

tepat karena tersita beberapa kali seperti pembentukan kelompok,

menjelaskan hasil diskusi sehingga guru masih harus menjelaskan ulang

dan memrlukan waktu lebih lama dan siswa merasa waktunya kurang

untuk membaca media cerita bergambar dan pengerjaan lembar kerja

siswa.

4) Refleksi

Setelah mekasanakan tindakan dan observasi pada siklus I, peneliti

melakukan diskusi dengan guru kelas dan observer untuk mendapatkan saran

dan masukan untuk menjadi refleksi dari hasil pembelajaran yang telah

dilaksanakan dalam siklus ini. Dari hasil pengamatan dan hasil berdiskusi

antara guru kelas, peneliti dan observer dapat disampaikan sebagai berikut :

a) Guru telah melakukan persiapan mengajar sebelum pembelajaran

dengan menyusun sintak, rencana pembelajaran, media pembelajaran,

lembar pengamatan dan lembar kerja siswa yang akan diberikan pada

akhir siklus.

b) Sebelum memulai pembelajaran guru menyampaikantu dan tujuan

pembelajaran dan metode yang akan digunakan. Tetapi dari hasil

pengamatan peneli dan observer pada saat guru menyampaikan

pembelajaran, siswa masih bayak yang kurang memperhatikan. Hal ini

dikarenakan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang

akan digunakan. Siswa baru memperhatikan setelah guru menekankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

79

pentingnya penyampaian tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan

materi yang aka dibahas dan ketuntasan belajar nantinya.

c) Saat pembagian kelompok masih terlihat sikap budi pekerti siswa yang

kurang positif yang perlu diberikan perhatian dan bimbingan guru agar

berubah menjadi lebih baik. Tampak saat pebelajaran terjadi kegaduhan

saat pembagian kelompok, rasa kecewa saat mengetahui teman yang

jadi teman kelompoknya, kurang bisa menghargai keputusan yang telh

dibuat bersama bahkan sampai berkelahi karena berebut teman

Sedangkan teman yang merasa senang dengan teman teman

kelompoknya masih sering menghina teman yang lain.

d) Saat pelaksanaan diskusi banyak pendidikan budi pekerti yang dapat

disampaikan melalui bimingan guru agar berkembang ke arah yang

positif seperti keberanian mengungkapkan pendapat, menghargai

pendapat orang lain dan mematuhi aturan kesepakatan dalam diskusi.

Sehingga guru menejelaskan pentingnya penerapan sikap budi pekerti

yang baik dalam melaksanakan huungan sosial di masyarakat.

e) Pembimbingan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan diskusi masih

belum merata pada seluruh siswa karena terbatasnya waktu.

f) Hasil diskusi siswa masih terbatas. Siswa hanya sekedar membaca hasil

lembar kerja siswa tanpa ada sanggahan atau pertanyaan dari kelompok

lain.

g) Siswa yang mencapai ketuntatasan belajar masih sangat sedikit

sehingga belum tercapai ketuntasan belajar secara menyeluruh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

80

h) Masih banyak siswa yang kurang tertarik berdiskusi dan memilih

mengerjakan lembar kerja siswa secara mandiri dan takut dicontoh

teman lainnya.

i) Pengelolaan waktu masih belum bisa tertib dan menajdikan

pembelajaran lebih pendek karena terbuang dengan membaca cerita

bergambar terlalu lama sehingga hasil pembelajaran kurang optimal.

Dari refleksi yang telah didiskusikan dengan guru kelas, peneliti dan

observer lain dapat disimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti belum dapat

berubah menjadi lebih baikdan mencapai ketuntasan belajar maksimal.

Sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya sebagai

berikut : 1) Guru menginformasikan pada pertemuan berikutnya akan diulang

lagi pembelajaran menggunakan media cerita bergambar dengan pokok

bahasan yang sama; 2) Guru lebih menekankan pentingnya siswa mengetahui

tujuan pembelajaran yang akan disampaikan; 3) Guru memotivasi siswa akan

pentingnya pendidikan budi pekerti yang baik untuk kehidupan social

bermasyarakat; 4) Guru lebih banyak memberikan bimbingan dan arahan saat

pembelajaran berlangsung; 5) Guru lebih menghidupkan suasana kelas dengan

Tanya jawab, dorongan dan penguatan pada siwa pada siswa; 6) Guru

memeberi informasi pada siswa agar siswa belajar lebih insentif di rumah; 7)

Guru diharapkan dapat lebih mengelola waktu dengan baik dan memanfaatkan

pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih optimal; 8) Guru memberikan

pengajaran khusus diluar jam pelajaran sekolah bagi 2 siswa yang kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

81

lancar membaca agar siswa dapat mrngikuti pembelajaran dikelas setara

dengan teman yang lain

b. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan pada siklus II disusun berdasarkan siklus I. Peneliti, guru

kelas dan observer menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan hasil

refleksi dan hipotesis tindakan pada siklus I. Materi pembelajaran masih tetap

tentang peninggalan sejarah dengan menggunakan media cerita bergambar

sebagai penguatan pendidikan budi pekerti siswa. Peneliti menyusun sintak

berdasarkan hasil refleksi sebelumnya.

Pada kegiatan ini peneliti berdiskusi dan menyusun bersama dengan guru

kelas dan observer supaya pembelajaran pada siklus kedua ini dapat terlaksana

sesuai rencana. Pada siklus II ini peneliti berharap guru kelas lebih memberi

perhatian kepada siswa lebih intensif pada saat pembelajaran agar siswa dapat

meningkatkan pendidikan budi pekerti siswa dan juga meningkatkan prestasi

belajar siswa. Selain menyiapkan rencana pembelajaran, peneliti juga

menyiapan media cerita bergambar, menyusun lembar penngamatan dan

lembar kerja siswa yang akan dibahas dalam materi pembelajaran.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan hasil pembelajaran pada siklus II ini masih mengambil

kompetensi dasar menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

82

setempat. Pelaksanaanya pada hari senin tanggal 17 September 2012 dan hari

senin tanggal 24 September 2012. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang

diambil adalah sebagai berikut :

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

dasar dan indikator pembelajaran yang harus dicapai siswa.

b) Guru memberi pertanyaan awal untuk mengingatkan siswa tentang

materi pertemuan yang lalu.

c) Guru mengingatkan dan menjelaskan tentang pentingnya pendidikan

budi pekerti dalam kehidupan bermasyarakat baik di lingkungan

sekolah maupun diluar sekolah.

d) Guru memberikan contoh budi pekerti yang baik yang dilakukan oleh

tokoh dalam cerita bergambar tersebut.

e) Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang siswa

f) Guru membagikan media cerita bergambar pada masing-masing

kelompok.

g) Guru membagi lembar kerja siswa pada masing-masing siswa dalam

tiap kelompok.

h) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca cerita

bergambar sembari guru membimbing dan menjelaskan isi dari cerita

bergambar asal usul kota Bondowoso.

i) Guru mempersilahkan siswa berdiskusi secara kelompok untuk

mengerjakan lembar kerja siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

83

j) Guru menyampaikan tentang budi pekerti siswa selama diskusi

berlangsung baik yang positif maupun negative.

k) Guru mempersilahkan siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-

masing kelompok dengan perwakilan dua orang siswa maju kedepan

kelas.

l) Siswa dar kelompok lain menyanggah jawaban dari kelompok yang

maju dan memberikan saggahan jawaban dari kelompok lain.

m) Guru membimbing siswa dengan melanjutkan diskusi kelas.

n) Saat pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer melakukan

pengamatan kegiatan guru dan siswa menggunakan lembar penamatan

yang telah dipersiapkan.

o) Guru membimbing kesimpulan akhir dari diskusi bersama dan

kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan lembar kerja siswa.

3) Pengamatan atau observasi

Pada siklus II ini peneliti dan observer dengan menggunakan lembar

pengamatan yang telah disediakan untuk mengamatai proses pembelajaran.

Dari pengamatan dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut :

a) Guru lebih baik pada saat persiapan mengajar namun masih perlu

memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam setiap

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

84

b) Siswa sudah menunjukkan antusias dan perhatian saat guru

menjelaskan pembelajaran dan metode serta media pembelajaran yang

akan digunakan.

c) Pada saat pembagian kelompok, siswa lebih terarah dan tidak terjadi

keributan. Siswa sudah bisa mematuhi aturan diskusi. Suasana diskusi

juga menjadi lebih hidup, siswa dapat menghargai satu sama lain,

saling mengargai pendapat orang lain, siswa dapat mencontoh sikap

baik seperti contoh tokoh dalam cerita bergambar, juga dapat

menjelaskan peninggalan-peninggalan sejarah yang terdapat di

lingkungan sekitar.

d) Siswa lebih dapat memahami materi pelajaran dengan menggunakan

media cerita bergambar.

e) Sikap guru dalam membimbing siswa dan kelompok pada saat

jalannya diskusi sudah merata pada semua kelopok dengan memberi

penguatan pendidikan budi pekerti pada siswa.

f) Pada saat jalannya diskusi sudah terlihat ada peningkatan pendidian

budi pekerti dari hasil peningkatan lembar tes sikap dan lembar

pengamatan.

g) Siswa menjadi lebih aktif dan interaktif terhadap guru dengan berani

mengungkapkan pendapat dan bertanya baik terhadap guru maupun

sesama siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

85

h) Hasil ketuntasan siswa sudah meningkat namun belum keseluruhan.

Dari 32 siswa, yang nilainya diatas KKM sebanyak 16 siswa, dengan

nilai rata-rata kelas 62.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, guru kelas dan

observer serta hasil lembar pengamatan dan tes sikap yang diisi oleh siswa

pada siklus IIi ini, maka berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan hasil

refleksi sebagai berikut :

a) Pada saat guru melaksanakan proses belajar mengajar sudah lebih baik

dari siklus sebelumnya namun masih diperlukan cara guru dalam

memaksimalkan proses pembelajaran menggunakan media

pembelajaran dan metode dalam pengajaran.

b) Perhatian dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat besar

sehingga menunjukkan ketertarikan siswa pada pembelajaran IPS

menggunakan media cerita bergambar.

c) Siswa yang kurang lancar membaca sudah dapat mengikuti

pembelajaran sesuai dengan materi.

d) Guru sudah dapat memberikan pengarahan dan bimbingan saat diskusi

kelompok dengan merata.

e) Guru masih harus lebih banyak memberi penguatan pendidikan budi

pekerti yang disisipkan dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

86

f) Guru masih harus lebih cermat dalam memfungsikan dirinya sebagai

motivator sehingga siswa lebih maksimal dalam penerapan budi pekerti

positif.

g) Siswa perlu dilatih sekali lagi untuk melakukan pembelajaran

menggunakan media cerita bergambar untuk penguatan pendidikan budi

pekerti pada siklus tiga guna meningkatkan pemahaman materi siswa

dan penguatan pendidikan budi pekerti siswa sehinga dapat mencapai

ketuntasan belajar secara keseluruhan.

c. Siklus III

1) Perencanaan tindakan

Perencanaan proses pembelajaran pada siklus III ini disusun berdasarkan

refleksi dari siklus ke II dan berdasarkan refleksi siklus II, guru, peneliti dan

observer memilih melanjutkan materi dengan kompetensi dasar menghargai

berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat. Peneliti menyusun sintak

dan rencana pembelajaran menggunakan media cerita bergambar.

Pada siklus III ini peneliti bekerja sama dengan guru dan observer agar

pelekasanaan pembelajaran benar-benar terlaksana dan mencapai ketuntasan

hasil belajar secara maksimal. Pada siklus III ini guru lebih ditekankan menjadi

motivator siswa dalam penguatan pendidikan budi pekerti siswa. Guru

diharapkan lebih banyak memberi pujian, sanjungan dan tambahan nilai bagi

siswa yang dapat enunjukkan budi pekerti yang baik pada saat pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

87

Gambaran secara umum, siklus III ini tidak jauh beda dengan siklus I dan

siklus II.

2) Pelaksanan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini mengambil kompetensi dasar

menghargai peninggalan sejarah di lingkungan setempat. Pelaksanaanya pada

hari senin tanggal 1 Oktober 2012. Pada siklus III ini haya dilakukan satu kali

pertemuan karena keterbatasan waktu yang diberikan dari pihak sekolah.

Adapun langkah-langkah siklus III ini adalah sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan pembelajaran denagn pokok bahasan sesuai dengan

rencana pembelajaran

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, pokok bahsan dan indikator

yang harus dicapai siswa.

c) Guru menjelaskan tentan pentingnya pendidikan budi pekerti yang

harus dicontoh oleh siswa dengan melatih kebiasaan agar siswa dapat

terbawa pada budi pekerti yang baik.

d) Guru menyiapkan materi pelajaran tentang peninggalan sejarah di

lingkungan setempat dengan menggunkan media cerita bergambar

asal-usl kota Bondowoso.

e) Siswa dimnta menyebutkan peninggalan sejarah yang ada di sekitar

tempat tinggal siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

88

f) Guru membentuk kelompok dengan anggota masing-masing 4 orang

dalam 1 kelompok dan membagikan media cerita bergambar pada

siswa dalam tiap kelompok.

g) Guru membagikan lembar kerja siswa pada tiap siswa.

h) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk membaca cerita

bergambar.

i) Siswa perkelompok dibmbing dan diperhatikan guru pada saat

pembelajaran berlangsung dengan merata.

j) Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil lembar kerja

siswa yang ditamplkan di depan kelas dan beberapa siswa memberi

sanggahan dan bertanya jawab antar individu perwakilan kelompok.

k) Pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan hasil diskusi dan

menjelaskan sesuai dengan materi, menanamkan pendidikan moral

sesuai dengan cerita yang disampaikan.

l) Guru menyampaikan penilaian singkat terhadap jalannya diskusi serta

memberi penguatan pendidikan budi pekerti pada siswa.

m) Guru meminta siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara individu

dan mengumpulkan di akhir pembelajaran sebagai penilaian

keberhasilan penguasaan materi.

3) Pengamatan atau observasi

Observasi yang dilakukan peneliti dan observer adalah berdasar proses

pembelajran yang dilaksanakan oleh guru. Adapun pelaksanaan observasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

89

menggunakan lembar pengamatanyang telah disiapkan. Selain dari rekan guru

juga dari siswa setelah kegiatan akhir pada siklus siswa diminta mengisi

lembar tes sikap yang diisi guru. Hasil observasi pada siklus III ini adalah :

a) Persipan pembelajaran yang dilakukan guru sudah sangat baik

b) Pemberian penguatan budi pekerti pada siswa dan ketuntasan belajar juga

telah dilaksanakan dengan sangat baik dan pemberian contoh yang positif

baik yang diberikan guru maupun oleh siswa.

c) Pengelolaan waktu pembelajaran sudah sangat baik dan tertib

d) Pelaksanaan jalannya pembelajaran juga berjalan tertib dan lancar, siswa

sudah dapat terarah dengan diskusi dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

e) Siswa terlihat menyenangi dan memahami pembelajaran dengan

menggunakan media crita bergambar

f) Cara guru menjelaskan dan membimbing siswa baik individu maupun

kelompok berlangsung sangat baik

g) Siswa sudah dapat menyimpulka akhir materi dari diskusi bersama

h) Prestasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan dengan nilai terendah

20 menjadi 30, nilai rata-rata dari 62 menjadi 73 dan jumlah siswa yang

tuntas 23 siswa, sehingga pada siklus III ini telah tercapai batas ketuntasan

kelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

90

4) Refleksi

Setelah pada akhir siklus III, diadakan refleksi bersama antarasiswa, guru,

peneliti dan observer, hasil refleksi yang didapat pada siklus III ini adalah

sebagai berikut :

a. Menurut siswa

1. Siswa menyukai pembelajaran menggunakan media cerita bergambar

dan strategi pembelajaran secara kooperatif

2. Siswa menilai pembelajaran IPS mengguanakan media cerita

bergambar ini memudahkan siswa memahami materi pembelajaran

tanpa merasa kesulitan

3. Metode diskusi yang digunakan dalam pembelajran membuat siswa

merasa senang dan tidak membosankan karena merasa proses

pembelajaran tidak menjadi kaku dan formal karena banyaknya

berkomunikasi dengan teman

4. Waku yang dilakukan saat diskusi merasa kurang karena belum bisa

menyelesaiakan pembahasan soal secara keselruhan

5. Siswa dapat mencontoh perilaku baik yang diberikan contoh oleh

guru maupun dari materi cerita bergambar sehingga dapat

meningkatkan budi pekerti bagi siswa

6. Siswa masih tetap membutuhkan catatan kesimpulan dari guru berupa

catatan tulisan yang dibuat oleh guru agara siswa dapat mempelajari

kembali di kemudian hari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

91

b. Menurut peneliti

1. Dari beberapa refleksi yan dilakukan, menunjukkan bahwa minat dan

perhatian siswa sangat tinggi terhadap penggunaan media

pembelajran yang bervariasi seperti penggunaan media cerita

bergambar

2. Metode diskusi baru pertama kali digunakan di sekolah ini, sehngga

membutuhkan pelatihan dan bimbingan karena selama ini guru hanya

melakukan pembelajaran dengan metode ceramah sehingga

pembelajaran cenderung berjalan secara konvensional dan hanya

berorientasi pada ketuntasan penyampaian materi pembelajaran.

Metode konvensional yang dilakukan guru membuat siswa jenuh dan

kurang tertarik mengikuti pembelajaran

3. Dari pembelajaran IPS menggunakan media crita bergambar ini

terdapat peningkatan pendidikan budi pekerti siswa dan ketuntasan

belajara secara menyeluruh

c. Menurut guru dan pengamat

1. Proses pembelajaran berjalan sangat baik

2. Untuk melakukan proses pembelajaran dengan media cerita

bergambar ini dapat berjalan maksimal diperlukan persiapan yang

cukup

3. Siswa tampat tertarik dan lebih senang pada saat pelaksanaan proses

pembelajaran terutama saat penyampaian hasil diskusi, siswa merasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

92

sangat senang diberi kesempatan mengutarakan jawabannya di depan

kelas

4. Diskusi membuat siswa lebih aktif, rasa ingin tahu siswa menjadi

sangat besar, berani mengungkapkan pendapat dan menjawab

pertanyaan dari siswa lain dengan keberanian

5. Proses pembelajaran dengan menggunkan media cerita bergambar

merupakan metode yang efektif untuk siswa menguatkan pendidikan

budi pekerti yng positif karena siswa bisa langsung mendapatkan

pengarahan dari guru

6. Karena keterbatasan waktu, penyerapan materi secara keseluruhan

oleh siswa kurang berjalan maksimal

7. Guru dan pengamat yang juga guru mitra berharap pembelajaran

menggunakan media cerita bergambar juga dapat dikembangkan

untuk materi-materi berikutnya yang akan datang baik untuk guru

maupun siswa

B. Pembahasan Hasil penelitian

1. Pembelajaran IPS melalui media cerita begambar untuk meningkatkan

budi pekerti siswa kelas IV SDN Klabang Kabupaten Bondowoso

a. Perencanaan pembelajaran IPS melalui media cerita bergambar untuk

meningkatkan pendidikan budi pekerti

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada kelas IV di SDN

Klabang Kabupaten Bondowoso dengan menggunakan media cerita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

93

bergambar terdapat kendala baik dalam pembuatan media maupun

pembelajaran dilaksanakan. Awal pembelajaran siswa dan guru

membutuhkan waktu lama dalam menyesuaikan pembelajaran dengan

metode kooperatif karena sebelumnya pembelajaran masih berpusat pada

guru saja. Namun, melihat kondisi kelas dan siswa,metode diskusi paling

efektif diterapkan agar siswa dapat mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan dan memeahkan masalah. Merujuk pendapat I Gde Widja

(1989:44) kebaikan metode diskusi membuat peserta didik dapat belajar

bermusyawarah dan merujuk pendapat Nurhadi (2003:60) pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis

mengembangkan interaksi yang silih asah, asih dan asuh antar sesame siswa

sebagai latihan hidup dalam masyarakat nyata.

Berdasarkan hasil deskripsi hasil penelitian digambarkan bahwa

perencanaan pembelajaran IPS dikembangkan dalam suatu rancangan atau

desain pembelajaran IPS yang merujuk pada kurikulum KTSP yang

berlaku, materi IPS yang telah diberlakukan dengan standar isi, kompetensi

dasar, materi ajar yang sudah tertata rapi sehingga membutuhkan

kemampuan seorang guru yang dapat merancang menjadi sarana dialog

antara guru dan siswa serta isi pembelajaran.

Rencana pembelajaran IPS melalui media cerita bergambar untuk

meningkatkan budi pekerti ini dirancang mulai dari pengembangan silabus,

penyusunan sintak, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

materi, media pembelajaran, sumber dan evaluasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

94

b. Pelaksanaan pembelajaran IPS melalui media cerita bergambar untuk

meningkatkan budi pekerti siswa

Pada proses pembelajaran menunjukkan perubahan menjadi lebih baik

dengan keinginan dan harapan siswa dalam menguatkan pendidikan budi

pekerti siswa sebagaimana dilaksanakan dalam empat tahap : 1) orientasi

siswa melaui materi diskusi, 2) mengorganisasi siswa untuk membaca

media cerita bergambar, 3) membimbing pengalaman siswa baik individu

maupun kelompok, 4) menyajikan hasil materi diskusi, dan 5)

menganalisis dan mengevaluasi pembelajaran dengan melalui tiga tahap,

yaitu : 1) kegiatan awal (pembukaan), 2) kegiatan inti (pembentukan

kompetensi dan 3) kegiatan akhir (penutup).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa didalam pembelajaran IPS

menggunakan media cerita bergambar untuk meningkatkan budi pekerti

siswa dikelas IV SDN Klabang dapat terlaksana memenuhi harapan

dengan terjadi perubahan sikap dan tingkah laku anak terutama dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Sesuai dengan teori Gerlach dan Ely,

Kemp dan Dayton (Wina Sanjaya, 2011) bahwa media pembelajaran

memiliki kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini

terlihat dari siswa sudah dapat menangkap materi pembelajaran, dan

merujuk penelitian Dwi Sulianto (2007) bahwa dengan metode koperatif

dapat meningkatkan perilaku social yang dilakukan oleh siswa. Terlihat

saat berdiskusi siswa dapat saling menyampaikan argumentasi, saling

membantu, saling menghargai pendapat. Siswa terlihat sikap tanggung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

95

jawab dalam menerima tugas yang diberikan oleh guru dan peneliti.

Perhatian utama didalam pergaulan siswa di lingkungan belajar telah

terjadi perubahan sikap dan tingkah laku siswa terhadap teman kelas atau

sekolah dengan muncul rasa saling menghargai, saling menghormati,

toleransi antar sesama, rasa bertanggung jawab dan kebersamaan semakin

kuat diantara mereka. Adapun beberepa temuan yang dapat diajdikan

sebagai hasil analisis dalam pelaksanaan penelitian sebagai adalah:

a. Proses pembelajaran IPS untuk penguatan pendidikan budi pekerti

dengan menggunakan media cerita bergambar di kelas IV SDN

Klabang dapat terlihat adanya hubungan antar siswa dalam proses

pembelajaran berjalan sangat baik. Terlihat dari keterlibatan siswa dan

keberanian siswa yang sudah sangat aktif dalam pembelajaran dan

rasa kebersamaan baik individu maupun berkelompok terbukti dengan

saling membantu jawaban teman yang kurang sesuai atau salah dalam

menjawab soal materi sehingga saling mendukung antar teman.

b. Proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS

menggunakan media cerita bergambar sebagai penguatan pendidikan

budi pekerti terlihat guru sudah berupaya dengan baik dan maksimal

menerapkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dengan

memadukan beberapa kompetensi dasar . Metode pembelajarannya

sudah terlihat variatif dan sangat tepat serta sesuai dengan materi.

c. Hambatan dan kesulitan yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS

mengguanakn media cerita bergambar untuk penguatan pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

96

budi pekerti tergambar bahwa guru yang mengajar kurang bisa

berkomunikasi dengan baik dengan siswa, karena siswa lebih

memahami bahasa daerah setempat sehingga guru menerangkan

pemahaman cerita isi materi ini secara dua kali, yang pertama

menggunakan bahasa Indonesia kemudian yang ke dua jika ada

beberapa siswa yang kurang memahami maka guru menjelaskan

menggunakan bahasa daerah. Pada proses pembelajaran IPS

dibutuhkan guru yang dapat melakukan perubahan pada proses

pembelajaran, mampu menguatkan siswa untuk turut dapat menerima

materi pelajaran dalam berbagai instrumen dan untuk menguatkan

dirinya seperti menerapkan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.

d. Usaha yang dilakukan oleh guru kelas dalam pembelajaran IPS

menggunakan media cerita bergambar ini untuk penguatan pendidikan

budi pekerti, guru kelas dan guru mitra dapat menerima dengan baik

setiap diskusi di dalam mengembangkan kompetensi selalu berusaha

untuk melakukan perubahan dan sangat terbuka menerima masukan.

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa yang dilakuakn pada tiap

kegiatan pembelajaran selama tahap pelaksanaan ketiga siklus tindakan serta

analisis terhadap data yang dikumpulkan, presentase keberhasilan, tindakan

menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Beberapa tindakan perbaikan

hasil refleksi sikus 1,II dan III terbukti efektif meningkatkan keberhasilan

tindakan dan penguatan pendidikan budi pekerti siswa. Deskripsi penelitian

menggambarkan evaluasi pembelajaran IPS menggunakan media cerita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

97

bergambar untuk pengutan pendidikan budi pekerti dikembangkan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam hasil yang dicapai dalam pembelajaran

IPS dan dilakukan melalui pre-test dan post test dan pengukuran tes skala

sikap siswa. Berikuit ini dipaparkan hasil tes pemahaman materi dan

pengamatan hasil pembelajaran siswa dari tindakan siklus satu sampai

dengan siklus ke tiga. Hasil tes siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai terendah

20, nilai rerata adalah 46 Pada siklus II, nilai terttinggi 95 dan nilai terendah

25 dengan nilai rerata 62. Pada siklus ke III nilai tertinggi 100 nilai terendah

30 dengan nilai rerata 73. Nilai ketuntasan minimum adalah 70.

Sedangkan pemahaman siswa dalam perkembangan kognitif mengalami

peningkatan dalam proses pembelajaran berdasarkan hasil tes akhir namun

menjadi tujuan utama adalah hasil tes afektif siswa sehingga menjadikan

perubahan sikap atau perilaku siswa setelah memahami tujuan pembelajaran

IPS dalam menguatkan pendidikan budi pekerti siswa. Hal ini terlihat saat

proses pmbelajaran maupun diskusi dengan teman sebangku, para siswa

sudah dapat saling menghargai pendapat teman, saling menghormati, rasa

cinta dan kasih sayang, rasa bertanggung jawab sehingga suasana kelas

menjadi sangat hidup dan semakin tinggi rasa kebersamaan siswa dalam

membahas materi yang diberikan peneliti dan guru mitra, sisi lain juga terjadi

perubahan kedisiplinan terbukti dengan suasana kelas semakin hari menjadi

semakin tertib, tidak ada kegaduhan di kelas saat proses pembelajaran dan

tingkat kehadiran siswa yang mengikuti pembelajaran tetap tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

98

Tingkat psikomotorik siswa dapat diukur dengan ketrampilan siswa

dalam belajar berdiskusi dengan teman sebangku yaitu penyampaian

pertanyaan semakin baik, menjawab dan menyangah pertanyaan dengan

adanya rasa kebersamaan dan saling menghargai pendapat teman sehingga

dapat diterima oleh siswa dan terlihat siswa sangat menyukai pembelajaran

menggunakan media cerita bergambar.

Penilaian didalam pembelajaran tidak terfokus pada aspek kognitif

saja, namun dapat terliht pad aspek psikomotorik dan afektif yang diberikan

oleh guru dapat dilaksanakan dengan baik. Merujuk pada pendapat Winkel

(2012:162), penelitian tindakan kelas ini terjadi perubahan meningkatnya

prestasi belajar siswa yang meliputi afektif, kognitif dan psikomotorik .

Selain faktor media pembelajaran, motivasi belajar siswa juga mempengaruhi

prestasi belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPS dengan

menggunakan media cerita bergambar ternyata dibutuhkan kemampuan siswa

dengan memahami cerita bergambar untuk menegrti isi materi. Afektif pada

siswa dapat terukur apabila siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai

dengan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan dan lingkungan belajar,

keluarga, masyarakat dan terlihat pada perilaku disiplin, bertanggung jawab,

rasa saling menghargai, rasa menghormati dan cinta kasih sayang terhadap

sesama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

99

2. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran

Berdasar hasil penelitian di kelas, maka dapat dikemukakan perubahan

yang dialami oleh siswa sebgai berikut :

a. Pusat pembelajaran sudah berpusat pada siswa (student centered)

b. Siswa tertarik dengan adanya media pembelajaran cerita bergambar,

terlihat dari cara siswa menyimak dan mengikuti pembelajaran dengan

sungguh-sungguh dari awal sejak akhir

c. Siswa tertarik pada pelajaran IPS, sehingga sudah nampak keaktifan siswa

dalam bertanya jawab antara guru dan siswa dengan media cerita

bergambar untuk penguatan pendidikan budi pekerti dengan metode

diskusi, berkelompok dan tanya jawab. Guru membimbing siswa dan

memberikan kesempatan pada siswa baik individu ataupun berkelompok

d. Usaha yang dilakukan oleh guru kelas bersifat terbuka dalam proses

pembelajaran

e. Kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media

cerita bergambar untuk penguatan pendidikan budi pekerti di kelas IV

SDN Klabang Kabupaten Bondowoso ternyata dapat dilakukan dengan

ketercapaian indikator sebagai berikut :

1) Kemampuan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk dapat saling

menghormati dan menghargai serta berpandangan positif kepada

anggota yang lain. Siswa dapat bekerja sama secara berkelompok saling

menghargai pendapat dan kewajiban ketika melaksanakan pembelajaran

secara berkelompok, member kesempatan pada teman untuk bergiliran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

100

menjawab dan mengajukan pertanyaan ketika berdiskusi dalam

kelompok serta melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

2) Kejujuran siswa dalam proses pembelajaran atas hasil pembelajaran

yang telah dilaksanakan. Berani mengakui kesalahan dan tidak

mencontek hasil jawaban rekan lain meskipun siswa mengalami

kesulitan atau kesalahan dalam menjawab lembar tugas yang diberikan

guru.

3) Siswa dapat belajar mengontrol diri dan saling mengingatkan serta

memberi nasihat terhadap teman baik teman dalam satu kelompok

maupun teman diluar kelompok sehingga tetap tercipta suasana

pembelajaran yang kondusif didalam kelas.

4) Tanggung jawab siswa pada saat proses pembelajaran dan

mengeluarkan pendapat serta berbagi pengalaman terhadap teman yang

lain dan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Kondisi siswa menjadi cerminan bagi guru untuk menentukan

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Kendala dalam pembelajaran IPS

sudah dipikirkan oleh guru pengajar sejak awal yang beralasan bahawa

kesulitan berawal dari siswa namun ternyata tidak terbukti. Melalui Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan pembelajaran IPS melalui media

cerita bergambar selama peneliti terjun ke lapangan justru melihat bahwa

kesulitan berawal dari guru pengajar sendiri yang belum memulai

pembelajaran menggunakan media dan metode yang berbeda dari

sebelumnya, hanya menggunakan metode konvensional yang banyak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

101

membuat siswa tidak tertarik, jenuh dan bosan. Namun melalui peneliyian ini

dari siklus awal sampai akhir ternyata mampu memecahkan masalah yang

banyak ditemui dalam pembelajaran IPS seblumnya.

3. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian setelah diterapkan

pembelajaran menggunakan media cerita bergambar dapat meningkatkan

hasil belajar IPS pada pokok bahasan menghargaui peninggalan sejarah

setempat serta menguatnya pendidikan budi pekerti yang terrcermin dari

cerita bergambar tersebut. Peningkatan hasil belajar yang dimaksud dalam hal

in adalah peningkatan skor yang diperoleh dari tes individu dan tes sikap

yang diberikan pada siswa pada pemberian tindakan siklus I dan II.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata skor tes hasil

belajar siswa setelah penerapan penggunaan media cerita bergambar pada

siklus I dan II.

Pada siklus I rata-rata skor tes hasil belajar siswa setelah diterapkan

pembelajaran dengan menggunakan media cerita begambar sebesar 46

dengan skor pada tes sikap 53,13 pada siklus II setelah kekurangan-

kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus I diperbaiki rata-rata skor hasil

belajar meningkat menjadi 62 Dan skor rata-rata tes sikap menjadi 70,5.

Kemudian dilanjutkan memperbaiki pada siklus III dari refleksi siklus

sebelumnya akhirnya rata-rata hasil belajar siswa mencapai skor 73 dan rata-

rata tes sikap mencapai 80,6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

102

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Uraian Siklus I Siklus II Siklus III

Jumlah Siswa 32 32 32

Rata-rata Nilai 46 62 73

Presentase (%) 22 % 50 % 72 %

Jumlah Siswa Tuntas 7 16 23

Sumber : Hasil Penelitian

Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Siswa (%)s

Sedangkan untuk perubahan pendidikan pekerti pada siswa digambarkan pada

table di bawah ini :

Tabel 8. Rekapitulasi Skala Sikap Siswa

Uraian Skor Rata-rata Jumlah Siswa

Siklus I 53,13 32

Siklus II 70,50 32

Siklus III 80,60 32

Sumber : Hasil Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

103

Gambar 4. Diagram Kenaikan Skala Sikap

Pada siklus I guru melakukan evaluasi melalui hasil lembar kerja siswa

dan pada siklus pertama diperoleh nilai dengan rata-rata kelas 46 dengan nilai

tertinggi 20 dan nilai tertinggi 46 dari 32 siswa. Jumlah siswa yang

mendapatkan ketuntasan belajar hanya 7 orang siswa. Dari hasil pembelajaran

dan pengamatan peneliti dan guru mitra mengambil keputusan untuk

melanjutkan ke siklus II karena belum menunjukkan ketuntatsan secara

menyeluruh. Guru juga belum melaksanakan pengajaran secara maksimal

dalam membimbimbing diskusi sehingga siswa kurang memahami materi

secara menyeluruh.

Pada siklus II nilai rata-rata yang dperoleh adalah 63 dengan jumlah

siswa 32. Nilai terendah adalah 25 dan nilai tertingi adalah 100 dengan jumlah

siswa tuntas 16 siswa atau 50 % dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi

100. Skor skala sikap sudah mengalami kenaikan rata-rata 70,5. Hasil

pengamatan pada siklus II sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Cara

pengajaran guru sudah menjadi lebih baik dan sikap siswa saat pembelajaran

sudah mengalami perubahan. Diskusi sudah mulai berjalan baik namun guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

104

belum sepenuhnya membimbing siswa secara individu maupun berkelompok

sehingga dilanjutkan pada siklus III.

Pada pembelajaran siklus III lebih menitikberatkan pada pendidikan budi

pekerti dengan dan cara menghargai peninggalan sejarah setempat. Guru

sudah banyak memberikan bimbingan pada siswa secara menyeluruh dan

merata sehingga penanaman pendidikan budi pekerti secara tidak langsung

dapat dirasakan siswa melalui proses pembelajaran. Kemudian setiap

kelompok diminta merangkum pembelajaran dengn menceritakan kembali

peninggalan sejarah sesuai dengan media cerita bergambar yang telah dibaca

siswa dan mengambil ajaran budi pekerti yang dapat diambil dari cerita

bergambar. Pada siklus III, siswa telah mencapai ketuntasan sebesar 72% dari

32 siswa dengan nilai rata-rata 73 dan jumlah siswa tuntas seanyak 23 siswa.

Berdasar angket skala sikap, peningkatan sikap budi pekerti siswa dengan

rata-rata 80,6.

Dengan kata lain, menggunakan media cerita bergambar dapat

meningkatkan pendidikan budi pekerti dan pemahaman materi terhdapa mata

pelajaran IPS di SDN Klabang Kabupaten Bondowoso menjadi lebih baik.

Selalin itu pembelajaran IPS dengan menggunkan media cerita bergambar

dapat meningkatkan daya ingat dan berfikir siswa lebih mendalam serta

membuat materi pelajaran lebih konkret dan tidak bersifat verbalisme.

Guru kelas IV SDN Klabang Bondowoso ini selama melaksanakan

tindakan pembelajaran dengan menggunakan media cerita bergambar pada

pokok bahasan menghargai peninggalan sejarah setempat menjumpai 3 faktor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

105

penghambat dan 3 faktor pendukung. (1) alokasi waktu tatap muka seminggu

3 x 35 menit (2) Kemampuan siswa karena ada 2 orang siswa yang belum

lancar membaca sehingga menghambat jalannya pembelajaran, (3) kalender

pendidikan yang bersifat fakultatif. Sedangkan yan menjadi factor pendukung

meliputi (1) sudah dilaksanakannya KTSP Berkarakter bangsa,(2) motivasi

siswa sangat tinggi dan (3) terbentuknya kolaborasi yang baik antar peneliti,

guru kelas IV, guru mitra dan kepala sekolah.

Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian diketahui beberapa

manfaat yang cukup besar dari pembelajaran menggunakan media cerita

bergambar antara lain (1) dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa

senang dan tidak bosan dengan pelajaran (2) dapat meningkatkan hasil belajar

siswa arena mampu merangsang proses berfikir siswa untuk berkembang dan

memahami konsep dan memiliki kesiapan belajar yang baik (3) dapat

memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang selama ini dirasa

sulit dipelajari dengan mengkonkritkan materi pelajaran yang sifatnya

konseptual sehingga dapat memberikan kejelasan materi pelajaran yang

disampaikan (tidak verbalistik)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

106

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa

kelas IV SDN Klabang tahun pelajaran 2012/2013 dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut :

1. Pada proses pembelajaran menunjukkan perubahan menjadi lebih baik

dengan keinginan dan harapan siswa dalam menguatkan pendidikan budi

pekerti siswa sebagaimana dilaksanakan dalam empat tahap : 1) orientasi

siswa melaui materi diskusi, 2) mengorganisasi siswa untuk membaca

media cerita bergambar, 3) membimbing pengalaman siswa baik individu

maupun kelompok, 4) menyajikan hasil materi diskusi, dan 5) menganalisis

dan mengevaluasi pembelajaran dengan melalui tiga tahap, yaitu : 1)

kegiatan awal (pembukaan), 2) kegiatan inti (pembentukan kompetensi dan

3) kegiatan akhir (penutup).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa didalam pembelajaran IPS

menggunakan media cerita bergambar untuk penguatan pendidikan budi

pekerti siswa dikelas IV SDN Klabang dapat terlaksana memenuhi harapan

dengan terjadi perubahan sikap dan tingkah laku anak terutama dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Para siswa sudah berlaku saling

menyampaikan argumentasi, saling membantu, saling menghargai pendapat.

Siswa terlihat sikap tanggung jawab dalam menerima tugas yang diberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

107

oleh guru dan peneliti. Perhatian utama didalam pergaulan siswa di

lingkungan belajar telah terjadi perubahan sikap dan tingkah laku siswa

terhadap teman kelas atau sekolah dengan muncul rasa saling menghargai,

saling menghormati, toleransi antar sesama, rasa bertanggung jawab dan

kebersamaan semakin kuat diantara mereka. Berdasarkan hasil observasi

terhadap siswa yang dilakuakn pada tiap kegiatan pembelajaran selama

tahap pelaksanaan ketiga siklus tindakan serta analisis terhadap data yang

dikumpulkan, presentase keberhasilan, tindakan menunjukkan peningkatan

yang cukup berarti. Beberapa tindakan perbaikan hasil refleksi sikus 1,II dan

III terbukti efektif meningkatkan keberhasilan tindakan dan penguatan

pendidikan budi pekerti siswa. Deskripsi penelitian menggambarkan

evaluasi pembelajaran IPS menggunakan media cerita bergambar untuk

pengutan pendidikan budi pekerti dikembangkan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam hasil yang dicapai dalam pembelajaran IPS dan

dilakukan melalui pre-test dan post test dan pengukuran tes skala sikap

siswa. Berikuit ini dipaparkan hasil tes pemahaman materi dan pengamatan

hasil pembelajaran siswa dari tindakan siklus satu sampai dengan siklus ke

tiga. Hasil tes siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 20, nilai rerata

adalah 46 Pada siklus II, nilai terttinggi 95 dan nilai terendah 25 dengan

nilai rerata 62. Pada siklus ke III nilai tertinggi 100 nilai terendah 30 dengan

nilai rerata 73. Nilai ketuntasan minimum adalah 70.

2. Perkembangan kognitif mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran

berdasarkan hasil tes akhir namun menjadi tujuan utama adalah hasil tes

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

108

afektif siswa sehingga menjadikan perubahan sikap atau perilaku siswa

setelah memahami tujuan pembelajaran IPS dalam menguatkan pendidikan

budi pekerti siswa. Hal ini terlihat saat proses pmbelajaran maupun diskusi

dengan teman sebangku, para siswa sudah dapat saling menghargai

pendapat teman, saling menghormati, rasa cinta dan kasih sayang, rasa

bertanggung jawab sehingga suasana kelas menjadi sangat hidup dan

semakin tinggi rasa kebersamaan siswa dalam membahas materi yang

diberikan peneliti dan guru mitra, sisi lain juga terjadi perubahan

kedisiplinan terbukti dengan suasana kelas semakin hari menjadi semakin

tertib, tidak ada kegaduhan di kelas saat proses pembelajaran dan tingkat

kehadiran siswa yang mengikuti pembelajaran tetap tinggi.

Penilaian didalam pembelajaran tidak terfokus pada aspek kognitif

saja, namun dapat terliht pad aspek psikomotorik dan afektif yang diberikan

oleh guru dapat dilaksanakan dengan baik. Terutama dalam metode

penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPS dengan menggunaka media

cerita bergambar ternyata dibutuhkan kemampuan siswa dengan memahami

cerita bergambar untuk menegrti isi materi. Afektif pada siswa dapat terukur

apabila siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang

terdapat dalam kehidupan dan lingkungan belajar, keluarga, masyarakat dan

terlihat pada perilaku disiplin, bertanggung jawab, rasa saling menghargai,

rasa menghormati dan cinta kasih sayang terhadap sesama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

109

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, sejumlah

implikasi penting terhadap pembelajaran IPS menggunakan media cerita

bergambar untuk meningkatkan budi pekerti siswa. Implikasi dapat diuraika

sebagai berikut dibawah ini :

1. Pembelajaran dengan menggunakan media cerita bergambar

dikembangkan dalam pembelajaran IPS agar siswa dapat mengasah

kemampuan yang lebih tanpa hanya mendapat materi yang hanya

diajarkan guru secara konvensional. Pembelajaran menggunakan media

cerita bergambar ini dikembangkan dan diimplementasikan dengan

baikagar dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran ini dijadikan alternative

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan penguatan

pendidikan budi pekerti. Konsekuensinya guru harus menguasai materi

pelajaran dengan baik agar tercipta pembelajaran yang menarik,

menyenangkan dan berkualitas. Penggunaan strategi pembelajaran yang

inovatif terkadang kurang diperhatikan guru sehingga siswa terkadang

mulai jenuh dengan pembelajaran dan mempengaruhi kualitas

pembelajaran. Sehingga, penggunaan strategi pembelajaran yang menarik

memerlukan dukungan dari berbagai pihak yang memiliki kompetensi

dalam pendidikan. Upaya yang perlu dilakukan antara lain dengan cara : a)

diperlukan cara yang dapat menambah pengetahuan guru terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

110

perkembangan strategi pembelajaran menggunakan pembelajaran

kooperatif; b) perlu upaya meningkatkan kreativitas guru dalam

menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai dan materi pembelajaran.

2. Strategi pembelajaran koperatif telah terbukti bermanfaat dan

meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa

strategi pembelajan kooperatif dengan metode diskusi dan menggunakan

media cerita bergambar mampu meningkatkan hasil bekajar siswa dan

budi pekerti siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

semakin baik dalam pengelolaan pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar sisa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan agar guru mau

mengembangkan strategi pengajaran antara lain: a) memotivasi guru agar

mau meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan

berbagai strategi pembelajaran, jika guru memiliki kesanggupan untuk

melakukan pemahaman dan ketrampilan yang tinggi maka guru akan

relative lebih mudah merubah perilaku mupun proses pembelajaran yang

dapat menunjang peningkatan hasil belajar siswa; b) member kebebasan

pada guru untuk menyusun desain pembelajaran sesuai dengan kompetensi

agar dengan diberikan kebebasan mampu memungkinkan guru untuk

memperlihatkan potensi kreatif dan pengelolaan proses pembelajaran; c)

memotivasi guru dan siswa untuk selalu peka terhadap lingkungan sekitar

tidak hanya dilingkungan sekolah sehingga guru maupun siswa dapat

saling membantu memcecahkan masalah dengan membiasakan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

111

berbudi pekerti yang baik dan dapat menajdikan bekal bagi siswa untuk

melakukan interaksi social dalam masyarakat nantinya; d) Mendorong

guru dan siswa maupun orang tua siswa untuk terlibat aktif dan ikut serta

dalam menyediakan saran dan prasarana yang menunjang agar tercipta

lingkungan yang kondusif bagi pengembangan dan penigkatan kualitas

pembelajaran siswa

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1) Bagi para guru disarankan untuk meningkatkan kemampuan dalam

merancang dan mendesain kegiatan pembelajaran dan media pembelajaran

yang inovatif, dan kreatif agar siswa dapat dengan mudah menerima dan

memahami materi pembelajaran dan penanaman pendidikan budi pekerti baik

di sekolah maupun di masyarakat.

2) Bagi sekolah hendaknya member kesempatan dan motivasi pada guru untuk

lebih meningkatkan kreatifitas guru dengan menyediakan sarana dan

prasarana yang mendukung serta memberi penghargaan pada guru yang

tingkat kreatifitas dalam menciptakan media pembelajaran

3) Bagi pemerintah diharapkan memfasilitasi guru yang kratif menciptakan

media pembelajaran yang menaik dengan mengenalkan hasil penelitiannya

pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), sekolah lain dan Dinas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR …...PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

112

Pendidikan dan mengintegrasikan dalam pembelajaran agar tetap dapat

melestarikan sejarah lokal yang terdapat di Bondowoso

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user