penerapan media cerita bergambar terhadap …

102
PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS III SDN 175 KAWARASAN KECAMATAN TOMONI KABUPATEN LUWU TIMUR RISKA TABINGKE 1601414201 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

i

PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS III

SDN 175 KAWARASAN KECAMATAN TOMONI

KABUPATEN LUWU TIMUR

RISKA TABINGKE

1601414201

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 2: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

i

i

PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA NYARINGSISWA KELAS III

SDN 175 KAWARASAN KECAMATAN TOMONI

KABUPATEN LUWU TIMUR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Cokroaminoto Palopo

RISKA TABINGKE

1601414201

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

ii

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Penerapan Media Cerita Bergambar terhadap Kemampuan

Membaca Nyaring Siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan

Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur

Nama : Riska Tabingke

NIM : 1601414201

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Tanggal ujian : 12 November 2020

Menyetujui,

Pembimbing II, Pembimbing I,

Opik Dwi Indah, S.Pd., M.Pd. Dr. Sehe Madeamin, M.Pd.

Mengesahkan,

Plt. Ketua Program Studi Dekan Fakultas,

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Erni, S.Pd.SD., M.Pd. Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A.

Tanggal: Tanggal:

Page 4: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

iii

iii

SURAT PERNYATAAN

KEASLIAN NASKAH SKRIPSI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Riska Tabingke

NIM : 1601414201

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan bahwa naskah Skripsi Saya dengan

Judul : Penerapan Media Cerita Bergambar terhadap

Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas III SDN

175 Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu

Timur

Adalah benar merupakan karya asli saya yang dibuat berdasarkan serangkaian

gagasan, rumusan, metode,dan penelitian yang telah saya laksanakan sendiri.

Sumber informasi dalam karya ini telah dituliskan sesuai dengan kaidah

pengutipan yang berlaku dan telah dicantumkan dalam daftar pustaka dan belum

pernah dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebaik-baiknya tanpa ada paksaan dari

pihak manapun dan apabila dikemudian hari ditemukan keterangan yang tidak

benar maka saya bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkan.

Palopo, 12 November 2020

Yang Membuat Pernyataan

Riska Tabingke

1601414201

Page 5: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

iv

iv

Page 6: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

v

v

ABSTRAK

Riska Tabingke, 2020. Penerapan Media Cerita Bergambar terhadap

Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan Kecamatan

Tomoni Kabupaten Luwu Timur (dibimbing oleh Sehe Madeamin dan Opik Dwi

Indah).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil pretest dan posttest setelah menerapkan media cerita

bergambar terhadap kemampuan membaca nyaring siswa Kelas III SDN 175

Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur atau tidak. Jenis

penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan mengambil sampel

sebanyak 10 siswa dari 30 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes membaca nyaring. Berdasarkan hasil penelitian ini,

diperoleh nilai rata-rata hasil prestest adalah 62 (kategori Cukup) dan nilai rata-

rata hasil posttest adalah 83 (Kategori baik). Itu berarti terdapat peningkatan

antara nilai pretest dan posttest sebesar 21. Sementara itu, nilai t-test dari hasil

belajar siswa (P-value) adalah 0.00. Hal ini menunjukkan bahwa nilai P (p-value)

lebih rendah dari alfa (α), atau 0.00 < 0.05. Maka hasil hipotesis dari penelitian ini

adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Itu berarti bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil pretest dan posttest siswa setelah diberi perlakuan media

cerita bergambar. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa media cerita

bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas III

SDN 175 Kawarasan.

Kata kunci: media cerita bergambar, membaca nyaring.

Page 7: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang

senantiasa memberikan kasih dan karuniaNya sehingga peneliti bisa

menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Penerapan Media Cerita Bergambar

terhadap Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan

Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur” dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan hingga saat ini akan sangat sulit bagi peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini karena banyaknya tantangan baik dari segi kemampuan

peneliti, bahasa, literatur maupun waktu yang tersedia. Akan tetapi, berkat

petunjuk dan arahan dari pembimbing serta pihak-pihak yang mendukung peneliti,

maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Rektor Universitas

Cokroaminoto Palopo.

2. Ibu Dr. Ma’rufi, M.Pd., Wakil Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo.

3. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo.

4. Ibu Erni, S.Pd.SD., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Cokroaminoto Palopo.

5. Bapak Dr. Sehe Madeamin, M.Pd. pembimbing 1 yang senantiasa memotivasi,

memberikan petunjuk dan ilmu, serta senantiasa membimbing peneliti selama

menyelesaikan skripsi ini dengn baik.

6. Ibu Opik Dwi Indah, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang selalu dengan sabar

meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memotivasi, memberikan

arahan dan saran-saran yang berharga kepada peneliti selama masa

penyusunan skripsi ini.

7. Semua dosen dan staf Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah

memberikan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan pendidikan

selama ini.

8. Kedua orang tua atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang serta doa

restunya yang luar biasa buat peneliti selama ini.

Page 8: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

vii

vii

9. Keluarga tercinta yang telah memban tu peneliti dengan doa dan dukungan

dalam berbagai hal.

10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Cokroaminoto Palopo yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per

satu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan

dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi.

11. Kepada semua pihak yang tidak sempat peneliti sebut namanya satu per satu,

terima kasih atas bantuan kalian.

Semoga arahan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal

ibadah bagi keluarga, bapak, ibu, dan rekan-rekan sehingga memperoleh balasan

yang baik dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Peneliti menyadari bahwa hasil

penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk

perkembangan pendidikan, khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Palopo, Oktober 2020

Riska Tabingke

Page 9: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

viii

viii

RIWAYAT HIDUP

RISKA TABINGKE, lahir di Desa Maleku pada tanggal 18

Oktober 1995, anak ke lima dari enam bersaudara, buah hati

dari pasangan Yon Darman Tabingke dan Oriana Ramakila.

Peneliti mengawali pendidikan formal di TK GKST Baitani

pada tahun 2000. Pada tahun 2002 peneliti memasuki

pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 169 Londi dan lulus

pada tahun 2009. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1

Mori Atas sampai tahun 2012. Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Mori Atas. Dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun

2016 peneliti melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang ada di

Palopo yaitu Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) dan memilih jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Page 10: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

ix

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI .................... iii

SURAT KETERAGAN HASIL SIMILARITY ........................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.4 Batasan Penelitian .................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 3

1.6 Defenisi Operasional ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ............................................................................. 5

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 14

2.3 Kerangka Berfikir..................................................................... 15

2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................. 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ...................................................... 16

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 16

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 16

3.4 Instrumen Penelitian................................................................. 17

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 17

Page 11: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

x

x

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 20

4.2 Pembahasan ............................................................................... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 26

5.2 Saran .......................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 27

LAMPIRAN ............................................................................................... 30

Page 12: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

xi

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Desain Penelitian ......................................................................... 16

Tabel 2. Klafikasi Nilai Siswa ................................................................... 19

Tabel 3. Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring saat Pretest ............... 20

Tabel 4. Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring saat Posttest .............. 20

Tabel 5. Klafikasi Skor Pretest dan Posttest .............................................. 21

Tabel 6. Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Pretest dan Posttest ........... 21

Tabel 7. Uji Signifikansi (Uji T) dan Hipotesis ......................................... 22

Tabel 8 Normalitas Pretest dan Posttest ................................................... 22

Tabel 9 Uji Homogenitas Nilai Pretest ..................................................... 23

Tabel 10 Uji Homogenitas Nilai Posttest .................................................. 23

Tabel 11 Uji Homogenitas Nilai Pretest dan Posttest ............................... 23

Tabel 12 Uji Signifikansi (uji-T) dan Hipotesis ......................................... 24

Page 13: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Pikir.......................................................................... 15

Page 14: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penilaian Kemapuan Membaca Nyaring ........................ 31

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 33

Lampiran 3. Pretest ...................................................................................... 45

Lampiran 4. Posttest..................................................................................... 46

Lampiran 5. Dokumentasi ............................................................................ 80

Lampiran 6. Surat-Surat ............................................................................... 83

Page 15: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

disajikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia selain keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis, dan ini merupakan salah satu

dari empat keterampilan pokok yang harus dibina dan dikembangkan dalam

pendidikan bahasa. Kegiatan membaca begitu penting karena memengaruhi pola

pikir, tingkah laku, serta sangat berpengaruh terhadap masa depan. Lebih jauh

lagi, kegiatan membaca sangat penting bagi pemeliharaan dan pengembangan

kehidupan masyarakat baik perseorangan maupun sebagai bangsa (Rusyana,

1984:190).

Menurut Puji Sentosa (2009: 11) bahasa merupakan alat komunikasi antar

anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota

masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna

(isi).

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana demi mewujudkan

kondisi belajar dan proses pembelajaran agar siswa siswi aktif mengembangkan

potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini telah ditetapkan dalam Undang-Undang

RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan

bahwa: Tujuan Pendidikan Nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang be iman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang

demokratis serta bertanggung jawab, dengan adanya pendidikan maka seseorang

dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan membacanya.

Adapun kendala yang sering dialami dalam membaca nyaring yaitu

kurangnya minat belajar siswa untuk membaca yang dikarenakan media bacaan

kurang menarik sehingga siswa merasa bosan serta kurang antusias dalam

Page 16: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

2

membaca nyaring, yang di mana kita ketahui sendiri bahwa keterampilan

membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang. Oleh sebab itu, pembelajaran

membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif agar dapat meningkatkan

keterampilan membaca. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan guru

yang ada di SD Negeri 175 Kawarasan faktor yang menyebabkan kemampuan

membaca siswa sangat rendah adalah: (a) siswa kesulitan dalam menyerap materi

pelajaran Bahasa Indonesia; (b) guru menggunakan metode ceramah sehingga

pembelajaran hanya berpusat pada guru dan teknik pemberian tugas kurang

memperhatikan materi yang disampaikan; (c) siswa enggan bertanya ketika

menemukan kesulitan dalam mengerjakan latihan atau belum mengerti dengan

materi yang sedang dipelajari; (d) dalam mengerjakan tugas siswa tidak

bersungguh-sungguh masih ada yang bermain; (e) kemampuan membaca siswa

masih sangat rendah, hal ini terlihat dari kesulitan membaca suku kata, kata,

apalagi kalimat sederhana dengan lancar.

Dalam penelitian ini peneliti hendak menyampaikan salah satu alternatif

tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring menggunakan media

gambar untuk siswa kelas III pada Sekolah Dasar Negeri 175 Kawarasan. Metode

pengajaran dengan menggunakan media gambar adalah salah satu siasat dalam

proses pembelajaran, dengan menggunakan media gambar ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan membaca nyaring bagi siswa. Penggunaan media

gambar dalam proses pembelajaran perlu dijalankan mengingat sebagian besar

siswa kelas III di Sekolah Dasar Negeri 175 Kawarasan masih rendah

kemampuannya dalam membaca nyaring.

Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini berupa cerita

bergambar cetak sesuai tema dalam bacaan. Sedangkan gambar yang

dipergunakan meliputi gambar: orang, peristiwa, dan alam sekitar yang telah di

ketahui oleh siswa.

Asyhar (2012:41) menjelaskan manfaat dari media pembelajaran salah

satunya adalah media pembelajaran dapat merangsang siswa agar berpikir kritis,

menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih baik,

sehingga menghasilkan kreativitas dan karya cipta yang inovatif.

Page 17: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

3

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan tindakan perbaikan

pembelajaran membaca nyaring melalui media cerita bergambar dengan judul

“Penerapan Media Cerita Bergambar terhadap Kemampuan Membaca Nyaring

Siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu

Timur”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil pretest dan posttest setelah menerapkan media cerita

bergambar terhadap kemampuan membaca nyaring siswa Kelas III SDN 175

Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest

dan posttest setelah menerapkan media cerita bergambar terhadap kemampuan

membaca nyaring siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan Kecamatan Tomoni

Kabupaten Luwu Timur atau tidak.

1.4 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis teks yang peneliti gunakan adalah teks

deskriptif dengan menerapkan media bergambar terhadap kemampuan membaca

nyaring siswa kelas III di SDN 175 Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten

Luwu Timur.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi akademis/lembaga pendidikan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan informasi untuk lembaga pendidikan

tentang pentingnya media cerita bergambar untuk mendukung proses

pembelajaran khususnya dalam membaca nyaring.

b. Bagi peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan menggunakan

Page 18: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

4

media cerita bergambar sebagai bahan kajian untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam membaca nyaring.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru

dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam

pembelajaran membaca nyaring sehingga diharapkan hal ini akan berdampak

terhadap minat mereka dalam belajar sekaligus akan dapat meningkatkan

hasil belajarnya.

b. Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya

pengembangan mutu dan hasil pembelajaran yang berindikasi pada besarnya

motivasi serta meningkatkan hasil belajar siswa.

1.6 Defenisi Operasional

1. Membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan

secara penuh perhatian untuk memahami makna sesuatu keterangan yang

disajikan kepada indera penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan tanda

lainnya. Membaca nyaring yaitu membaca yang dilakukan dengan bersuara

dan dilakukan dengan membaca keras di depan umum, yang harus

diperhatikan ialah pelafalan vokal ataupun konsonan, nada maupun lagu

ucapan, dan penguasaan tanda-tanda baca.

2. Media cerita bergambar adalah suatu media yang isinya terdapat ide, pesan,

gambar dan sebuah cerita dimana gambar dan cerita tersebut bisa saling

bergantung agar menjadi kepaduan cerita yang memukau.

Page 19: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KajianTeori

2.1.1 Kemampuan membaca

1. Pengertian Kemampuan

Menurut Milman (2010:10) bahwa kemampuan adalah kesanggupan,

kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Selain itu, Sardiman

(2009:73-74) mengemukakan kemampuan adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya pikiran dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pendapat di atas peneliti berpendapat bahwa kemampuan adalah

kesanggupan atau kecakapan seseorang individu dalam menguasai suatu keahlian

dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

2. Kemampuan membaca

a. Pengertian kemampuan membaca

Tri (2014: 11) mendefenisikan kemampuan membaca adalah kesanggupan

dan kecakapan serta kesiapan seseorang untuk memahami gagasan-gagasan dan

lambang atau bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan

dengan maksud dan tujuan si pembaca untuk mendapatkan amanat atau informasi

yang diinginkan. Membaca memerlukan pemahaman yang baik agar dapat

memahami teks bacaan memaknai isi bacaan dengan baik. Menurut Yupita

(2014: 1) “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan)

merupakan tenaga (gaya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”.

Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir.

Berdasarkan gagasan di atas, peneliti mendefenisikan kemampuan

membaca merupakan kesanggupan anak untuk mengenali huruf dan kata,

kemudian menghubungkan degan bunyi serta memahami makna dari tulisan yang

dibaca diawali dengan kemampuan mendengarkan huruf dengan benar dan tepat

yang dimana kemampuan ini merupakan bawaan sejak lahir.

3. Defenisi membaca

Belajar tidak dapat terlepas dari membaca. Membaca tidak sekedar melihat

dengan mata serangkaian kalimat yang tercantum di suatu bahan bacaan.

Page 20: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

6

Membaca asal membaca memang tidak sulit selama sudah mengenal huruf. Gie

(1998:61) mengemukakan membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran

seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memahami makna

sesuatu keterangan yang disajikan kepada indera penglihatan dalam bentuk

lambang huruf dan tanda lainnya. Membaca bukanlah kegiatan mata memandang

serangkaian kalimat dalam bahan bacaan, melainkan kegiatan pikiran memahami

suatu keterampilan melalui indera penglihatan.

Abdurahman (1999:200) mengemukakan membaca adalah aktivitas

kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan

membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental

mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika

mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara

lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran

yang cukup untuk memahami bacaan.

Berdasarkan gagasan di atas, peneliti mendefenisikan membaca sebagai

suatu kegiatan yang melibatkan fisik dan mental seseorang. Melalui kegiatan

membaca, kita dapat mengerti, mengamati, serta mengingat apa yang kita telah

baca. Namun tingkat kemampuan membaca siswa tentu berbeda, khususnya murid

kelas III masih dituntut kemampuan membaca permulaan, suatu kemampuan pada

tahap memahami dan menyuarakan tulisan atau bacaan dengan intonasi yang

wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut atau lebih lancar.

a. Tujuan membaca

Tarigan (1979: 9) berpendapat bahwa tujuan utama dalam membaca ialah

untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami isi

bacaan. Berikut ini dikemukakan beberapa yang penting:

1. membaca untuk memperoleh fakta-fakta, yaitu membaca untuk mengetahui

penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para ahli.

2. membaca untuk memperoleh ide-ide utama yaitu, membaca untuk mengetahui

masalah apa yang dialami oleh tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan

oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.

Page 21: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

7

3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita, yaitu

membaca untuk mengetahui setiap bagian cerita. Dengan membaca dapat

diketahui apa yang terjadi pada awal cerita sampai selesai.

4. membaca untuk menyimpulkan, yaitu membaca untuk mengetahui mengapa

para tokoh berbuat demikian, apa yang dimaksud pengarang dengan cerita atau

bacaan itu, dan mengapa terjadi perubahan pada tokoh.

5. membaca untuk mengelompokkan, yaitu membaca untuk mengemukan atau

mengetahui hal-hal yang wajar dan tidak wajar, apa yang lucu dalam bacaan,

dan apakah bacaaan itu benar atau tidak.

6. membaca untuk menilai, mengevaluasi yaitu membaca untuk mengetahui

apakah suatu buku atau bacaan itu cocok untuk kita baca. Apakah kita dapat

berbuat seperti halnya tokoh yang ada dalam cerita apabila hal itu kita nilai

baik.

7. membaca untuk memperbadingkan, yaitu membaca untuk mengetahui

bagaimana caranya kehidupan tokoh mengalami perubahan, bagaimana

hidupnya berbeda dari kebiasaan hidup yang kita kenal.

Menurut Farida (2008: 11) ada beberapa tujuan membaca yang mencakup:

a) kesenangan, b) menyempurnakan membaca nyaring, c) menggunakan strategi

tertentu, d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, e) mengaitkan

informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, f) memperoleh

informasi untuk laporan lisan dan tertulis, g) mengkonfirmasikan atau menolak

prediksi, h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain, i) mempelajari tentang struktur

teks, j) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

b. Manfaat membaca

Menurut Gray dan Rogers (dalam Zaif: 2011) menyebutkan beberapa

manfaat membaca, antara lain:

1. Meningkatkan pengembangan diri siswa

Dengan membaca siswa mampu meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga

daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi

dirinya maupun orang lain.

Page 22: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

8

2. Memenuhi tuntutan intelektual

Dengan membaca buku maupun sumber-sumber bacaan lain seperti surat

kabar maupun berita dan artikel-artikel di internet, pengetahuan bertambah

dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir

sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.

3. Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca siswa akan memperoleh

pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.

4. Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang.

2.1.2 Pengertian membaca nyaring

a. Pengertiaan membaca nyaring

Membaca nyaring menuntut berbagai keterampilan. Keterampilan yang

dimaksudkan adalah lafal dan intonasi ( Tarigan, 2008 : 25 ). Lafal adalah suatu

cara seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Bunyi

bahasa Indonesia meliputi Vokal, Konsonan, Diftone, Gabungan konsonan.

Dalam tuntunan bahasa, ada sejumlah vonem yang dilafalkan tidak sesuai dengan

lafal yang tepat sehingga lafal tersebut tidak baku (Ali, 1996 : 13). Intonasi

merupakan naik turunnya nada kalimat. Intonasi bertujuan sebagai pembentuk arti

kalimat contoh pergi (memberi kabar), pergi (mengusir).

Menurut Yeti (2007: 4), “Membaca Nyaring merupakan kegiatan membaca

yang dilakukan dengan cara melafalkan setiap kata, kelompok kata, dan kalimat

dari bacaan yang kita hadapi”.

Terkait pendapat para ahli diatas, peneliti berpendapat bahwa membaca

nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya

dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembacanya dapat

menangkap informasi yang di sampaikan peneliti. Sesunggunya apabila kita

berpegang pada batasan-batasan mengenai membaca, semua tindakan membaca

dapat didengar oleh orang lain. Ketidaksamaan terletak persoalan seberapa jauh

suara bacaan bisa didengar orang lain. Istilah membaca keras merupakan

membaca dengan suara nyaring. Oleh karena itu adalah istilah, "membaca

nyaring".

Page 23: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

9

b. Manfaat membaca nyaring

Rubin (1993) memaparkan bahwa kegiatan yang paling penting untuk

membangun pengetahuan dan keterampilan bahasa siswa memerlukan membaca

nyaring. Program membaca nyaring dibutuhkan untuk semua siswa karena

membantu siswa memperoleh fasilitas menyimak, memerhatikan sesuatu secara

lebih baik, memahami suatu cerita, mengingat secara terus-menerus

pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata-kata baru muncul dalam konteks

lain. Membaca nyaring suatu cerita memudahkan siswa menambah kosa katanya,

meskipun guru tidak menjelaskan arti kata yang terdapat didalam cerita tersebut.

Untuk anak-anak kecil kegiatan ini adalah sesuatu yang produktif dan bisa

menjadi pengalaman interaktif yang paling bagus bila dilaksanakan dengan tepat.

Harris dan Sipay (1980) mengatakan bahwa membaca bersuara

mengontribusikan seluruh perkembangan anak dalam banyak cara, diantaranya

sebagai berikut.

1. Membaca nyaring memudahkan guru dalam mengevaluasi kemajuan

keterampilan membaca siswa.

2. Membaca nyaring memberikan kemudahan untuk berkomunikasi lisan antara

pembaca dan pendengar untuk meningkatkan keterampilan menyimaknya.

3. Membaca nyaring juga bisa melatih siswa untuk memerankan pelaku yang

terdapat dalam cerita.

4. Membaca nyaring menyediakan suatu media untuk meningkatkan kemampuan

menyesuikan diri, terutama bagi anak yang pemalu.

Rothlein dan Meinbach (1993) berpendapat bahwa membaca nyaring untuk

anak-anak adalah kegiatan berharga yang bisa meningkatkan keterampilan

menyimak, menulis, dan membantu perkembangan anak untuk mencintai buku

dan membaca cerita sepanjang hidup mereka.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas peneliti berpendapat bahwa

membaca nyaring sangat penting untuk diajarkan kepada siswa karena seperti

yang kita ketahui bahwa proses membaca nyaring sangat berperan penting bagi

siswa dalam membantu siswa dalam memahami pelajaran yang sedang

berlangsung ataupun membaca bersama orang lain, untuk menangkap serta

Page 24: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

10

memahami informasi, dan pikiran. sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan

dalam memahami suatu pembelajaran.

2.1.3 Media cerita bergambar

a. Pengertian media

Media berasal dari kata “medium” yang berarti perantara, yaitu perantara

sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Gagne dalam Karti

Soeharto (2003:98) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Oemar Hamalik dalam Syukur (2005: 125) mendefinisikan media sebagai

teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara

guru dan murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Selain itu,

Sadiman (2006: 6) mengatakan, media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti berpendapat bahwa

media berarti perantara yang berisi sumber pesan yang boleh diartikan sebagai

penyampaian segala isi dari sebuah materi untuk dapat membangun sebuah

kondisi dimana peserta didik dapat mendapatkan pengetahuan dari media atau isi

dari materi yang diberikan sehingga proses belajar membawa pengaruh kepada

siswa dan membangkitkan minat belajar kepada siswa.

b. Pengertian cerita bergambar

Media cerita bergambar adalah media yang didalamya mempunyai unsur

gambar dan sebuah cerita yang terstruktur. Menurut Damayanti (2016:14) cerita

bergambar yaitu buku yang isinya memiliki unsur gambar dan kata-kata, di mana

gambar dan kata-kata tersebut tidak berdiri secara individu namun memiliki

keterkaitan satu sama lain supaya menjadi sebuah kesatuan cerita. Selain itu, dia

juga menambahkan bahwa media cerita bergambar yaitu perantara yang bisa

mengkomunikasikan kenyataan serta ide secara kuat dan jelas dengan kombinasi

antara pengungkapan kata-kata dan gambar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka peneliti berpendapat bahwa

media cerita bergambar yaitu suatu media yang didalamnya terdapat ide, pesan,

gambar dan sebuah cerita yang di mana gambar dan cerita tersebut dapat saling

bergantung agar menjadi kesatuan cerita yang menarik.

Page 25: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

11

c. Manfaat cerita bergambar

Manfaat Cerita Bergambar Sari ( 2010: 30) mengemukakan manfaat cerita

bergambar yaitu untuk: menimbulkan daya tarik bagi anak didik, mempermudah

pengertian anak didik, memperjelas bagian-bagian yang penting dengan cara

memperkecil atau memperbesar gambar, menyingkat suatu uraian panjang dengan

menunjukkan gambar sederhana saja.

Gonen dan Guler (2011:3634) menyatakan bahwa gambar memainkan

peran besar dalam kehidupan anak-anak dan berfungsi untuk memperkuat

pengetahuan anak tentang lingkungan, menciptakan rasa percaya diri.

Nurgiyantoro (2005: 152), dengan gambar-gambar cerita menarik yang

dihadirkan, siswa akan membaca dengan penuh kesungguhan mengikuti dan

mencoba memahami alur gambar aksi yang dilihatnya, dan itu mungkin sekali

dilakukan berkali-kali. Gambar cerita merupakan salah satu daya gerak untuk

mengembangkan fantasi lewat imajinasi dan logika.

Prasetyono (2008: 82-83 ) menyatakan maksud dari buku-buku bergambar

ini adalah sebagai berikut:

1. Menarik perhatian siswa

2. Menimbulkan motivasi atau merangsang siswa

3. Merangsang percakapan (ekspresi dan diskusi)

4. Mendidik sifat kritis pada siswa

5. Memperkenalkan kata-kata baru

6. Menyajikan pola-pola kalimat

2.1.4 Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

1. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkatan kecerdasaan seseorang yang

mencakup beberapa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di dalam

purwanto, (2008: 50) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaitu

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Page 26: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

12

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif merupakan perubahan sikap yang terjadi dalam lingkungan

kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi mencakup kegiatan

sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam otak

membuat informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan

untuk menyelesaikan masalah. Menurut Bloom, secara hirarki tingkat hasil belajar

kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang

paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan itu adalah pengetahuan

(C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi

(C6).

1) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat

kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan lain-lain, tanpa

mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui

penjelasan dari kata-katanya sendiri.

3) Penerapan (application) adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

ide-ide, tata cara atau metode-metode.

4) Analisis (analysis) adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti

mengurai, membedakan, memilih sesuatu untuk digolongkan dan

dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya

dan ditafsirkan maknanya.

5) Sintesis (synthesis) adalah tulisan utuh dan baru mengenai rangkuman dari

berbagai sumber rujukan mengenai pengertian atau pendapat yang disusun

menjadi sesuatu tulisan baru yang mengandung satu kesatuan yang sesuai

dengan kebutuhan.

6) Evaluasi (evaluation) adalah proses menentukan nilai suatu hal atau objek

yang berdasarkan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan tujuan

tertentu.

Page 27: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

13

2. Ranah afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Ranah

afektif menurut Kratwohl (dalam purwanto 2008:51) dibagi menjadi lima tingkat,

yaitu penerimaan, partisipasi atau merespon, penilaian, organisasi, dan

internalisasi nilai atau karakterisasi (characterization). Hasil belajar disusun

secara berurutan mulai dari tingkat yang paling rendah hingga paling tinggi.

3. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar

tertentu. Simpson (dalam Purwanto 2008 : 51) menjelaskan hasil belajar

psikomotorik menjadi enam yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan

(menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru

model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model

sehingga mencapai kebiasaan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan

kombinasi gerakan baru yang orisinil dan asli). Ketiga ranah di atas menjadi

obyek penilaian hasil belajar.

Dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Hasil belajar juga merupakan perubahan tingkah laku dari belum

mampu menjadi mampu dan dari yang belum mengerti menjadi mengerti. Hasil

belajar pada penelitian ini berfokus pada hasil belajar yang berupa kognitif. Hasil

belajar kognitif bisa diukur dengan tes dan juga dilihat dari nilai yang didapatkan,

hasil belajar penelitian ini diutamakan pada tingkat pengetahuan (C1) sampai

tingkat analisis (C4).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti berpendapat bahwa hasil

belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku siswa setelah menerima

pengalaman belajar dari belum bisa menjadi bisa.

Page 28: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

14

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Sari (2014), dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring

Melalui Media Cerita Bergambar Siswa Kelas IIB SD Negeri Panggang,

Bantul”, yang di mana Proses pembelajaran membaca nyaring siswa kelas

IIB SD Negeri Panggang, Bantul Tahun ajaran 2013/2014 menggunakan

media cerita bergambar mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya peningkatan dalam merespon guru saat melakukan tanya jawab

tentang isi cerita yaitu sebesar 50% dan peningkatan dalam menyimpulkan isi

cerita yang dibacanya yaitu sebesar 41.67%.

2. Nasriyah (2014), dengan judul “Media Cerita Bergambar Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini Kelompok B

Raudlatul Athfal Masyithah Madugondo Kajoran Kabupaten Magelang Jawa

Timur”, yang di mana hasil penelitian ini meningkatkan jumlah siswa yang

telah mampu mengeja kata, dari 11 siswa atau 50% pada pratindakan menjadi

15 siswa atau 68.18 pada siklus 1. Jadi peningkatan yang terjadi pada siklus 1

adalah sebesar 4 siswa atau 36.4%.

3. Ningsi (2009), dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring

Dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada Siswa

Kelas 1 SD Negeri Karangduren 3 Tanggerang Semarang”, yang dimana

hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bercerita

siswa kelas I SD Negeri Karangduren 3 Tanggerang Semarang yang lebih

baik setelah dilakukan pembelajaran keterampilan membaca nyaring dengan

teknik balainang melalui media buku bergambar. Hal tersebut dapat diketahui

dari hasil tes membaca nyaring dan tes tertulis pada siklus I dan siklus II.

Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya peningkatan sebesar 14.3%. Pada

siklus I hasil tes keterampilan membaca nyaring dan tes tertulis siswa

mencapai nilai rata-rata 69.39 yang termasuk dalam kategori cukup. Pada

siklus II terjadi peningkatan keterampilan membaca nyaring dan tes tertulis

siswa dengan nilai rata-rata 79.3 yang termasuk dalam kategori baik,

sehingga dapat dikatakan hasil penelitian atau pembelajaran pada siklus II

mengalami peningkatan sebesar 14.3%.

Page 29: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

15

Dengan ini menujukkan bahwa persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan media cerita bergambar. Adapun

perbedaanya adalah pada jenis penelitian dimana pada penelitian ini peneliti

menggunakan desain penelitian pre-experimental, sementara penelitian

sebelumnya menggunakan PTK.

2.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat ditunjukan pada skema di bawah

ini.

Gambar 1. Kerangka pikir

Gambar diatas menujukkan tahap-tahap dalam melaksanakan penelitian ini.

Tahap pertama dimulai dengan memberikan pretest dengan model bacaan berupa

teks tanpa gambar. Setelah memberikan pretest, langkah selanjutnya adalah

dengan memberikan treatment. Pada tahap ini, peneliti memberikan perlakuan

kepada siswa dengan mengajar menggunakan media cetak bergambar sebanyak 4

kali. Tahap terakhir peneliti memberikan media cerita bergambar pada fase

posttest tiap-tiap siswa diberi kesempatan membaca di depan kelas untuk dinilai

kemampuannya yang dimana ada beberapa aspek penilaian yaitu ketepatan tanda

baca, ketepatan pelafalan, ketepatan intonasi, kelancaran dan kenyaringan suara.

2.4 Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest setelah

memberikan treatment/ perlakuan.

H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest setelah

memberikan perlakuan.

Berdasarkan hipotesis di atas, Penelitian menyimpulkan bahwa:

Jika p-Value>α (0.05), maka (H0) diterima dan (H1) ditolak.

Jika p-Value<α (0.05), maka (H0) ditolak dan (H1) diterima.

Pretest Treatment Posttest

Page 30: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah pre-

experimental dengan desain penelitian yaitu one grup pretest dan posttest.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan

antara membaca nyaring siswa sebelum dan setelah perlakuan/treatment

menggunakan media cerita bergambar. Berikut ini adalah merupakan desain

penelitian:

Tabel 1. Desain Penelitian

Pretest Treatment Posttest

01 X 02

(Sugiyono, 2011:111)

Keterangan:

01:Pretest

X:Treatment

02:Posttest

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Agustus Tahun Ajaran

2019/2020 di SDN 175 Kawarasan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

1.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah merupakan siswa kelas III SDN 175

Kawarasan, jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah 30 orang yang terdiri

dari 1 kelas.

1.3.2. Sampel

Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik

purposive sampling untuk memilih sampel. Dari 30 siswa, peneliti hanya

mengambil 10 siswa dengan alasan situasi dan kondisi sekarang yang tidak

memungkinkan untuk melaksanakan penelitian di sekolah. Peneliti melakukan

penelitian di sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan dimana maksimal

Page 31: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

17

siswa yang dapat diajar adalah 10 orang saja sesuai arahan dari kepala sekolah

SDN 175 Kawarasan. Dalam memilih 10 siswa tersebut, peneliti mengambil siswa

yang kurang aktif dan hasil belajarnya belum maksimal. Pemilihan siswa yang

kurang aktif tersebut, berdasarkan koordinasi dengan guru kelas III yang ada di

sekolah tersebut, dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti minat belajar

serta keaktifan siswa.

3.4 Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan adalah tes berupa bacaan yang dimana pada saat

pretest dan posttest model cerita telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga

pada saat pretest siswa hanya menggunakan teks cerita tanpa menggunakan

gambar dan pada saat posttest teks cerita yang digunakan adalah media cerita

bergambar yang telah disesuaikan dengan materi yang telah diajarkan pada saat

treatment.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan prosedur pengumpulan

data sebagai berikut:

1. Pretest

Pretest diberikan sebelum treatment. Tes ini bertujuan agar mengetahui

kemampuan awal siswa terhadap membaca nyaring sebelum memberikan

treatment dengan media cerita bergambar.

2. Treatment

Peneliti memberikan treatment sebanyak 4 kali pertemuan dengan

menggunakan media cerita bergambar.

Treatment yang dilakukan pada penelitian ini mencakup beberapa tahapan,

diantaranya:

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan pembelajaran membaca

nyaring dengan membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu. Rencana

pembelajaran ini merupakan program kerja dalam melaksanakan proses belajar

mengajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Selain itu, peneliti

menyiapkan materi yang akan diujikan melalui teks bacaan media cerita

Page 32: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

18

bergambar.

2) Tindakan

Dalam tahap ini dilakukan tindakan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

Secara garis besar tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

melaksanakan proses pembelajaran membaca nyaring.

Tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

a) Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan ini, peneliti mengkondisikan untuk siap

melaksanakan proses pembelajaran dengan menyapa, dan menanyakan kehadiran,

memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk memancing, dan

mengarahkan pikiran dalam pembelajaran. Menjelaskan kepada siswa tentang

tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dan

memberikan motivasi sesuai dengan tujuan pembelajaran hari itu. Peneliti juga

memberikan pretest

b) Inti pembelajaran

Tindakan yang dilakukan peneliti memberikan penjelasan mengenai

langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran

membaca nyaring. Dalam proses pembelajaran ini, peneliti meminta siswa untuk

membaca nyaring menggunakan media cerita bergambar yang telah disediakan.

c) Penutup

setelah proses pembelajaran selesai, peneliti mengadakan refleksi dengan

berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses

pembelajaran membaca nyaring sebagai tolak ukur pembelajaran yang dilakukan.

3. Posttest

Setelah memberikan treatment, tahap selanjutnya adalah memberikan

posttest. Naska cerita yang diberikan telah dimodifikasi dengan menyesuaikan

materi yang telah diajarkan. Tes ini bertujuan untuk dapat mengukur kemampuan

membaca nyaring siswa dalam menggunakan media cerita bergambar.

Page 33: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

19

3.6.1. Teknik Analisis Data

Berikut langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data

penelitian ini:

1. Untuk menghitung skor membaca nyaring siswa, peneliti menggunakan

rumus berikut:

2. Untuk mengetahui kategori nilai siswa, peneliti menggunakan klasifikasi

sebagai berikut:

Tabel 2. Klafikasi nilai siswa

No Klafikasi Skor

1 Luar biasa 96 – 100

2 Baik sekali 86 – 95

3 Baik 76 – 85

4 Cukup baik 66 – 75

5 Cukup 56 – 65

6 Kurang 46 – 55

7 Sangat kurang 0 – 45

Sumber: (Depdikbud, 1996:38)

3. Menghitung persentase nilai siswa dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan: P = Presentase dari jawaban siswa

Fq = Frekuensi skor jawaban siswa

N = Jumlah total siswa

4. Menghitung nilai rata-rata siswa, standar deviasi, dan uji signifikansi (T-test)

dianalisis dengan menggunakan program SPPS untuk windows versi 20.

Page 34: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

1. Nilai siswa pada pretest dan posttest

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, proses pembelajaran

membaca nyaring menggunakan media cerita bergambar dapat meningkatkan

kemampuan membaca nyaring siswa hal ini dapat kita lihat adanya perbedaan

antara pretest dan posttest. Berikut adalah penilaian kemampuan membaca

nyaring siswa pada saat pretest dan posttest:

Tabel 3. Penilaian kemampuan membaca nyaring pada saat pretest

Tabel 4. Penilaian kemampuan membaca nyaring pada saat posttest

Dari tabel di atas bisa kita lihat adanya perbedaan antara pretest dan posttest

yang dimana kenaikan dari kemampuan membaca nyaring siswa meningkat

dengan begitu drastis dari perolehan nilai terendah pada saat pretest yaitu 55

Page 35: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

21

(kategori kurang) menjadi 75 (kategori cukup baik) setelah posttest, semetara itu

nilai tertinggi pada saat pretest yaitu 85 (kategori baik) menjadi 100 (kategori

luar biasa). Dari hasil tersebut terdapat peningkatan sebelum dan sesudah

treatment yang dapat kita lihat.

2. Klafikasi nilai membaca nyaring siswa pada saat pretest dan posttest

Berikut adalah hasil membaca nayaring siswa pada saat pretest dan posttest

dan klasifikasinya:

Tabel 5. Klafikasi nilai membaca nyaring siswa pada saat pretest dan posttest

No Nama siswa Pretest Kategori Posttest Kategori

1 Siswa 1 55 Kurang 85 Baik

2 Siswa 2 65 Cukup 80 Baik

3 Siswa 3 60 Cukup 75 Cukup baik

4 Siswa 4 85 Baik 100 Luar biasa

5 Siswa 5 65 Cukup 90 Baik sekali

6 Siswa 6 70 Cukup baik 90 Baik sekali

7 Siswa 7 50 Kurang 75 Cukup baik

8 Siswa 8 55 Kurang 75 Cukup baik

9 Siswa 9 55 Kurang 80 Baik

10 Siswa 10 60 Cukup 80 Baik

Nilai rata-rata 62 Cukup 83 Baik

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai terendah pada pretest yaitu 55

(kategori kurang). Sedangkan pada posttest yaitu 75 (kategori cukup baik).

Sementara itu, nilai tertinggi siswa pada pretest adalah 85 (kategori baik) dan

posttest adalah 100 (kategori luar biasa). Dari hasil tersebut terdapat peningkatan

sebelum dan sesudah treatment dimana nilai tertinggi siswa adalah dari 75

menjadi 100 (kategori baik menjadi luar biasa). Untuk nilai rata-rata pada pretest

yaitu 62 dimana masuk dalam kategori cukup, sedangkan pada posttest yaitu 83

dan masuk kategori baik.

3. Persentase nilai siswa pada pretest dan posttest

Tabel 6. Persentase nilai siswa pada pretest dan posttest

No Klafikasi Skor Pretest Posttest

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 Luar biasa 96-100 0 0% 1 10%

2 Baik sekali 86-90 0 0% 2 20%

3 Baik 76-85 1 10% 4 40%

4 Cukup baik 66-75 1 10% 3 30%

5 Cukup 56-65 4 40% 0 0%

6 Kurang 36-55 4 40% 0 0%

7 Sangat kurang 0,0-35 0 0% 0 0%

Total 10 100% 10 100%

Page 36: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

22

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pretest terdapat 1 siswa

(10%) tergolong dalam kategori baik, 1 siswa (10%) tergolong cukup baik, 4

siswa (40%) tergolong cukup, dan 4 siswa (40%) tergolong kurang. Sedangkan

pada posttest terdapat 1 siswa (10%) kategori luar biasa, 2 siswa (20%) yang

mendapat kategori baik sekali, 4 siswa (40%) yang mendapat kategori baik dan 3

siswa(30%) masuk dalam katagori cukup baik. Pada bagian ini tidak ada siswa

yang mendapat nilai cukup, kurang dan sangat kurang.

4. Nilai rata-rata dan standar deviasi pretest dan posttest

Tabel 7. Nilai rata-rata dan standar deviasi pretest dan posttest

Variabel N Rata-rata Std Deviasi

Pretest 10 62 10.05

Posttest 10 83 8.23

Pada tabel 4 diatas, nilai rata-rata prestest adalah 62 dan diklasifikasikan

kedalam kategori cukup baik, sementara standar deviasinya adalah 10.05.

Kemudian, nilai rata-rata posttest adalah 83 dan masuk dalam kategori baik,

sementara standar deviasi posstest adalah 8.23. Dari data diatas, nilai rata-rata

antara pretest dan posstest meningkat sebesar 21 setelah mendapatkan

treatment/perlakuan menggunakan media cerita bergambar.

5. Uji normalitas

Untuk mengetahui apakah data pretest dan posttest normal atau tidak,

peneliti menggunakan uji normalitas. Peneliti menggunakan program SPSS untuk

menganalisis uji normalitas.

Hipotesis:

H0 : Data mengikuti distribusi normal

H1 : Data tidak mengikuti distribusi normal

Tabel 8. Uji normalitas pretest dan posttest

Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Nilai Pretest .183 10 .200* .885 10 .151

Nilai Posttest .242 10 .099 .875 10 .115

Kriteria :

Tolak H0 apabila nilai signifikansi (Sig.) < 0.05 berarti distribusi sampel tidak

normal.

Page 37: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

23

Terima H0 apabila nilai signifikansi (Sig.) > 0.05 berarti distribusi sampel

normal.

Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil perhitungan

diperoleh bahwa untuk pretest, nilai signifikansi 0.200 > 0.05, maka distribusi

data variabel pretest berdistribusi normal, sedangkan untuk posttest, nilai

signifikansi 0.099 > 0.05, maka distribusi data variabel posttest juga berdistribusi

normal.

Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk. Dari hasil perhitungan

diperoleh bahwa untuk pretest, nilai signifikansi 0.151 > 0.05, maka distribusi

data variabel pretest berdistribusi normal, sedangkan untuk posttest, nilai

signifikansi 0.115 > 0.05, maka distribusi data variabel posttest juga berdistribusi

normal.

6. Uji Homogenitas

Hipotesis:

H0 : Data memiliki varian yang sama (homogen)

H1 : Data tidak memiliki varian yang sama (heterogen)

Uji homogenitas untuk tiap variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Uji homogenitas nilai pretest

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

.078 2 5 .926

Tabel 10. Uji homogenitas nilai posttest

Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

.786 2 4 .515

Kriteria:

- Jika probabilitas (sig.) > 0.05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak

Dari tabel 9 dan 10 diperoleh:

1. Untuk pretest, diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0.926 > 0.05 sehingga

data nilai pretest bervarian homogen.

2. Untuk posttest, diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0.515 > 0.05 sehingga

data nilai posttest bervarian homogen.

Page 38: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

24

Uji homogenitas untuk keseluruhan data adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Uji homogenitas nilai pretest dan posttest

Levene

Statistic

df1 df2 Sig

.786 1 18 .747

Kriteria:

- Jika probabilitas (sig.) > 0.05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak

Dari tabel 11 diatas diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0.747 > 0.05 sehingga

data sampel bervarian homogen.

7. Uji – T dan hipotesis

Tabel 12. Uji signifikansi (uji-T)

Variabel P-value (α) Keterangan

Pretest dan Posttest 0.00 0.05 Secara signifikan berbeda

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel diatas, nilai t-test dari hasil belajar

siswa (P-value) adalah 0.00. Hal ini menunjukkan bahwa nilai P (P-value) lebih

rendah dari alfa (α), atau 0.00 < 0.05. Maka hasil hipotesis dari penelitian ini

adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Itu berarti bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil pretest dan posttest siswa setelah diberi perlakuan

menggunakan media cerita bergambar. Dari hasil penelitian ini, dapat

disimpulkan bahwa penerapan media cerita bergambar dapat meningkatkan

kemampuan membaca nyaring siswa kelas III pada pembelajaran Bahasa

Indonesia di SDN 175 Kawarasan.

4.2 Pembahasan

Setelah menghitung dan menganalisis data, peneliti mempresentasikan

hasil diskusi berdasarkan pertemuan. Bagian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

hasil skor siswa sebelum dan sesudah menerapkan model cerita bergambar mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti menemukan bahwa metode ini yang tepat

dalam pengajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa dapat mengetahui materi

dari apa yang mereka lihat dan baca, dan membuat siswa lebih bersemangat dalam

membaca dikarenakan terdapat gambar-gambar yang menarik dalam bacaan.

Page 39: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

25

Sebelum mereka diberikan treatment, media pembelajaran yang digunakan

sangatlah berbeda. Yang membuat para siswa merasa bosan serta acuh terhadap

bacaannya. Hal ini dibuktikan dengan nilai siswa pada saat pretest menunjukkan

bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah (kategori kurang).

Adapun seorang siswa yang sudah mampu dalam membaca pada saat pretest

tetapi masih kurang dalam membaca nyaring tergolong dalam kategori baik

sekali. Setelah melakukan treatment mengalami peningkatan yang signifikan baik

dalam pretest maupun dalam kemampuan membaca nyaring yang dimana skor

mereka meningkat dengan signifikan dari kategori baik sekali menjadi luar biasa.

Dan tidak ada lagi siswa yang masuk dalam kategori kurang. Berdasarkan hasil

tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan mereka dalam

membaca nyaring mengalami peningkatan.

Dengan menggunakan media cerita bergambar untuk meningkatkan

kemampuan membaca nyaring, mampu membuat siswa lebih memahami isi

bacaan yang mereka baca. Selain itu dapat menghindari rasa bosan pada siswa.

Hal ini bisa disimpulkan bahwa penggunaan media cerita bergambar mampu

meningkatkan wawasan siswa terhadap bacaan serta dapat membuat siswa tidak

merasa bosan dalam membaca. Media pembelajaran yang dapat menjadi alternatif

agar siswa dapat memahami isi cerita adalah media cerita bergambar. Cerita

bergambar merupakan salah satu kesatuan cerita yang disertai dengan gambar-

gambar yang berfungsi untuk penghias dan pendukung cerita yang dapat

membantu memahami isi cerita tersebut, (Mitchel dalam Nuraeni, 2015)

Berdasarkan temuan dari penelitian ini, media cerita bergambar dapat

meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa dalam kelompok kecil yang

telah dibagi kelompok secara heterogen dan kemampuan akademiknya siswa.

Pengunaan media cerita bergambar dapat membuat siswa lebih cepat memahami

isi bacaan serta dapat membuat siswa lebih antusias untuk membaca hal ini

dikarenakan media bacaan yang digunakan sangat menarik bagi siswa.

Page 40: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

26

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, menggunakan media cerita

bergambar ditemukan banyak siswa yang antusias dan lebih bersemangat dalam

membaca. Walaupu beberapa kendala yang dihadapi peneliti namun hal tersebut

tetap dapat membuat siswa menikmati dan nyaman dalam membaca nyaring,

karena peneliti berusaha untuk menyajikan pembelajaran dengan semenarik

mungkin yang membuat siswa lebih antusias dan bersemangat. Berdasarkan

pembahasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media cerita bergambar

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca nyaring. Hal tersebut

dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest dan posttest. Nilai rata-rata pretest adalah

62, sedangkan posttest adalah 83. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata

memiliki perbedaan signifikan sebelum dan sesudah perlakuan jadi kemampuan

membaca nyaring siswa dari yang kurang menjadi meningkat dalam kategori

cukup baik, dan dari kategori baik sekali menjadi luar biasa.

Page 41: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

27

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh nilai rata-rata hasil prestest

adalah 62 (kategori cukup) dan nilai rata-rata hasil posttest adalah 83 (kategori

baik). Itu berarti terdapat peningkatan antara nilai pretest dan posttest sebesar 21.

Sementara itu, nilai t-test dari hasil belajar siswa (P-value) adalah 0.00. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai P (P-value) lebih rendah dari alfa (α), atau 0.00 < 0.05.

Maka, hasil hipotesis dari penelitian ini adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Itu

berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest

siswa setelah diberi perlakuan media cerita bergambar. Dari hasil penelitian ini,

dapat disimpulkan bahwa media cerita bergambar dapat meningkatkan

kemampuan membaca nyaring siswa kelas III SDN 175 Kawarasan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, adapaun saran-

saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada guru sebagai pendidik untuk senantiasa kreatif dalam

menyajikan materi pembelajaran secara unik sehingga siswa dapat lebih

bersemangat dan lebih cepat memahami materi yang diberikan.

2. Sekolah hendaknya selalu menambah wawasan para guru agar dapat

menerapkan pembelajaran yang dapat memberikan proses belajar yang efektif

dan menyenangkan.

3. Siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dalam

belajar. Pemberian kesempatan kepada siswa dapat menumbuhkan perasaan

nyaman sehingga tercipta pembelajaran yang efektif.

4. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah peluang bagi

peneliti lain untuk dapat mempraktekan teori-teori serta mengembangkan

model pembelajaran media cerita bergambar sebagai upaya memecahkan

masalah pembelajaran.

Page 42: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

28

DAFTAR PUSTAKA

Amir, U. M. (2018). Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar

Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II

SD Inppres Bontoala II Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Program

Studi PGSD. Tidak Terbitkan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:BgZHMZLVmBgJh

olar.google.com/+Abdurahman+M+(1999:200)+mengemukakan+memb+aa

h+aktivitas+kpleks+yang+mencakup+fisik+dan+mental.&hl=id&as_sdt=0,5

Anonim. (2016). Pengertian Membaca Nyaring. Diakses pada 15 Desember 2020

dari http://mangihot.blogspot.com/2016/10/pengertian-membaca-nyaring.ht

ml.

Arzani, S. O. (2014). Hakikat Tujuan dan Jenis Membaca. Diakses pada 15

Desember 2020. https://arowzanies.blogspot.com/2014/03/hakikat-tujuan-

dan-jenis-membaca.html

Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.

Jakarta: Referensi Jakarta.

Damayanti, Lely. (2016). Pengaruh Media Cerita Bergambar terhadap

Kehidupan Sosial Anak Didik Kelompok B TK Desa Ngepeh Sarandan

Madiun. Madiun: PG PAUD IKIP PGRI Madiun. Vol. 3, No. 2. http://e-

journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD/article/view/543 15 Desember 2020.

Depdikbud. (1995/1996). Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah

Dasar. Jakarta:Depdikbud.

Devi, A. A. K. (2017). Kontribusi Kebiasaan Membaca dan Penguasaan Makna

Kata terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA

NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Tidak

Terbitkan, Program Magister-Unifersitas Bandar Lampung 2017.

http://digilib.unila.ac.id/29637/2/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBA

HASAN.pdf

Dharma, M. R. P. (2015). Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda

Salatiga. Tidak Terbitkan, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Semarang https://scholar.googleusercontent.com /scholar?q =cache:Oo53qt

BGvzkJ:scholar.google.com/+Cerita+Bergambar+Sari+(+2010:+30)+menya

takan+manfaat+gambar+sebagai+media+visual,&hl=id&as_sdt=0,5.

Dwi, S. P. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini.

Yogyakarta: Diva Press.

Farida, Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 43: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

29

Fatkhan, A. H. (2017). Pengertian Tentang Kemampuan Membaca. Diakses pada

11 Desember 2020 dari http://fatkhan.web.id/kemampuan-merupakan-

sesuatu-yang-telah-tertanam-didalam-diri-seseorang-kemampuan-yang-

dimiliki-seseorang-dapat/.

Gie, The Liang. (1998). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pubib.

Gonen, M. & Tulin, G. (2011). The Environment and Its Place In Children’s

Picture Story Books. Turkey: Procedia Social and Behavioral

Sciences1536333639. (online) .https://www.sciencedirect.com/ science/

article/pii/ S187704281100893713 Diakses tanggal 15 Desember 2020.

Lukman, Ali. Dkk. (1996). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Kualitatif

Dan R&D. Bandung: Alvabeta

Milman, Yusdi. (2010). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Nasriyah, Siti. (2014). Media Cerita Bergambar untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini Kelompok B Raudlatul Athfal

Masyithah Madugondo Kajoran Kabupaten Magelang Jawa Timur online

http://digilib.uin-suka.ac.id/14131/ tanggal 18 November 2019.

Ningsi, Lestari. (2009). Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan

Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada Siswa Kelas 1 SD

Negeri Karangduren 3 Tanggerang Semarang.(online) https://lib.unnes.a

c.id/2531/ tanggal 18 November 2019.

Nuraeni, I. (2015). Pengaruh Media Cerita Bergambar terhadap Keterampilan.

Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Puji, Sentosa. (2009). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Purwanto, (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rothlein, L. M. and Meinback, A. M. 1993. Literature Connection. London: Scott

and Foresman Company.

Sadiman, Arief S. dkk. (2005). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,

dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo.

Page 44: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

30

Soeharto, Karti. (2003). Teknologi Pembelajaran (Pendekatan Sistem, Konsepsi,

dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media). Surabaya: Surabaya

Intellectual Clup.

Syukur, Fatah. (2005). Teknologi Pendidikan. Semarang: RaSAIL.

Tarigan. (2008). Membaca Nyaring dan Membaca Dalam Hati. 15 Desember

2020. http://deniyuniardimd.blogspotcom/2011/12/membaca-nyaring-

danmembaca -dalam-hati.html

Sari, Yeni Anindya. (2014). Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui

Media Cerita Bergambar Siswa Kelas IIB SD Negeri Panggang, Bantul

online https://eprints.uny.ac.id/13975/ tanggal 18 November 2019

Yeti, Mulyati. (2007). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Zaif. (2011). Keterampilan Membaca dan Menulis. Bandung: Alfabeta.

Page 45: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

31

LAMPIRAN

Page 46: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

32

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENILAIAN

INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING

NO ASPEK KRITERIA SKOR KATEGORI

1. Ketepatan

pungtuasi (tanda

baca) dalam

membaca

Siswa sangat tepat

pungtuasi (tanda baca)

dalam membaca

20 Sangat baik

Siswa tepat pungtuasi

(tanda baca) dalam

membaca

15 Baik

Siswa cukup tepat

pungtuasi (tanda baca)

dalam membaca

10 Cukup

Siswa sangat kurang

tepat pungtasi (tanda

baca) dalam membaca

5 Kurang

2. Ketepatan

pelafalan

membaca tulian

Siswa membaca tulisan

dengan lafal yang

sangat tepat

20 Sangat baik

Siswa membaca tulisan

dengan lafal yang tepat

15 Baik

Siswa membaca tulisan

dengan lafal cukup tepat

10 Cukup

Siswa membaca tulisan

dengan lafal sangat

kurang tepat

5 Kurang

3. Ketepatan

intonasi dalam

membaca

nyaring

Siswa membaca tulisan

dengan intonasi yang

sangat tepat

20 Sangat baik

Siswa membaca tulisan

dengan intonasi yang

tepat

15 Baik

Siswa membaca tulisan

dengan intonasi yang

cukup tepat

10 Cukup

Siswa membaca tulisan

dengan intonasi yang

sangat kurang tepat

5 Kurang

Page 47: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

33

4. Kelancaran

dalam membaca

tulisan

Siswa sangat lancar

dalam membaca tulisan

20 Sangat baik

Siswa lancar dalam

membaca tulisan

15 Baik

Siswa cukup lancar

dalam membaca tulisan

10 Cukup

Siswa sangat kurang

dalam membaca tulisan

5 Kurang

5. Kenyaringan

suara

Siswa membaca dengan

suara sangat nyaring

20 Sangat baik

Siswa membaca dengan

suara nyaring

15 Baik

Siswa membaca dengan

suara cukup nyaring

10 Cukup

Siswa membaca dengan

suara sangat kurang

nyaring

5 Kurang

Skor maksimal 100

N0 Unsur yang di nilai Skor

1 Ketepantan pungtuasi (tanda baca) dalam membaca nyaring 20

2 Ketepatan pelafalan membaca nyaring 20

3 Ketepatan intonasi dalam membaca nyaring 20

4 Kelancaran dalam membaca nyaring 20

5 Kenyaringan suara 20

Jumlah 100

Page 48: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

34

LAMPIRAN 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan tingkatan pendidikan : SDN 175 KAWARASAN

Mata pelajaran :Bahasa indonesia

Kelas /semester :III / 3 (Tiga)

Alokasi waktu : 2 x 35

Pertemuan : I

A. Standar Kompetensi

7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca

dalam hati

B. Kompetensi Dasar

7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan

intonasi yang tepat

C. Indikator

Afektif

1. Siswa mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berani dalam

membaca nyaring cerita bergambar

Psikomotorik

1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam membaca

nyaring

D. Tujuan pembelajaran

Afektif

1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam

membaca nyaring cerita bergambar.

Psikomotorik

1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam

membaca nyaring

E. Materi Pembelajaran

Materi kebahasaan: bacaan atau cerita

Page 49: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

35

F. Model dan Metode Pembelajaran:

a. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi

b. Pendekatan : Kontestual

G. Media, alat/bahan dan Sumber pembelajaran

a. Cerita bergambar

b. Alat pembelajaran : media cerita gambar

H. Sumber Belajar

Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.

I. KegiatanPembelajaran

1. Kegiatan Awal : 7 menit

a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan

digunakan.

b. Guru mengucapkan salam

c. Guru mengajak siswa berdoa

d. Guru mengabsen kehadiran siswa

Apersepsi

a. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang

akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah

membaca cerita?

b. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang

berjudul “ HEMAT “

Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

Motivasi

Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran dengan bernyanyi.

2. Kegiatan Inti Eksplorasi (10menit)

Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu

sebelumnya.

Elaborasi (20 menit)

a. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

b. Guru memberikan pretest berbentuk media cerita tanpa menggunakan

gambar untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa.

c. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang

tepat, melalui media cerita bergambar.

d. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita

bergambar

e. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar.

f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat

secara klasikal.

g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita

bergambar.

h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas.

i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca.

j. Guru memberikan posttest berupa media cerita bergambar.

k. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang

Page 50: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

36

telah dipelajari.

Konfirmasi (10 menit)

- Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa.

- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

berpartisipsi aktif selama pembelajaran

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

3. Kegiatan Akhir : 5 menit

- Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan

manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

- Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang

dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang

dilakukan selama pembelajaran.

- Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa

saja dirumah.

- Doa

- Salam penutup

I. Penilaian

a. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses

b. Penilaian

1. Teknik : Tes

2. Jenis : Lisan

3. Bentuk : Teks bacaan

4. Instrument :Terlampir

5. Rubrik penilaian : Terlampir

6. Pedoman penilaian

c. Penilaian tes tertulis

Penilaian terhadap proses membaca nyaring tes dilakukan secara lisan oleh guru

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.

Kawarasan, November 2020

Guru pamong Peneliti,

FATMAWATI, S.Pd RISKA TABINGKE

NIP NIM 1601414201

Page 51: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

37

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan tingkatan pendidikan : SDN 175 KAWARASAN

Mata pelajaran :Bahasa indonesia

Kelas /semester :III / 3 (Tiga)

Alokasi waktu : 2 x 35

Pertemuan : 2

B. Standar Kompetensi

7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca

dalam hati

B. Kompetensi Dasar

7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan

intonasi yang tepat

C. Indikator

Afektif

2. Siswa mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berani dalam

membaca nyaring cerita bergambar

Psikomotorik

2. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam membaca

nyaring

D. Tujuan pembelajaran

Afektif

2. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam

membaca nyaring cerita bergambar.

Psikomotorik

1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam

membaca nyaring

E. Materi Pembelajaran

Materi kebahasaan: bacaan atau cerita

Page 52: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

38

F. Model dan Metode Pembelajaran:

a. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi

b. Pendekatan : Kontestual

G. Media, alat/bahan dan Sumber pembelajaran

a. Cerita bergambar

b. Alat pembelajaran : media cerita gambar

H. Sumber Belajar

Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.

I. KegiatanPembelajaran

4. Kegiatan Awal : 7 menit

a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan

digunakan.

b. Guru mengucapkan salam

c. Guru mengajak siswa berdoa

d. Guru mengabsen kehadiran siswa

Apersepsi

c. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang

akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah

membaca cerita?

d. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang

berjudul “ ANAK BERBUDI PEKERTI “

Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

Motivasi

Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran dengan bernyanyi.

5. Kegiatan Inti Eksplorasi (10menit)

Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu

sebelumnya.

Elaborasi (20 menit)

a. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

b. Guru memberikan pretest berbentuk media cerita tanpa menggunakan

gambar untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa.

c. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang

tepat, melalui media cerita bergambar.

d. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita

bergambar

e. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar.

f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat

secara klasikal.

g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita

bergambar.

h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas.

i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca.

j. Guru memberikan posttest berupa media cerita bergambar.

Page 53: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

39

k. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang

telah dipelajari.

Konfirmasi (10 menit)

- Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa.

- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

berpartisipsi aktif selama pembelajaran

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

6. Kegiatan Akhir : 5 menit

- Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan

manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

- Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang

dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang

dilakukan selama pembelajaran.

- Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa

saja dirumah.

- Doa

- Salam penutup

I. Penilaian

d. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses

e. Penilaian

7. Teknik : Tes

8. Jenis : Lisan

9. Bentuk : Teks bacaan

10. Instrument :Terlampir

11. Rubrik penilaian : Terlampir

12. Pedoman penilaian

f. Penilaian tes tertulis

Penilaian terhadap proses membaca nyaring tes dilakukan secara lisan oleh guru

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.

Kawarasan, November 2020

Guru pamong Peneliti,

FATMAWATI, S.Pd RISKA TABINGKE

NIP NIM 1601414201

Page 54: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan tingkatan pendidikan : SDN 175 KAWARASAN

Mata pelajaran :Bahasa indonesia

Kelas /semester :III / 3 (Tiga)

Alokasi waktu : 2 x 35

Pertemuan : 3

C. Standar Kompetensi

7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca

dalam hati

B. Kompetensi Dasar

7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan

intonasi yang tepat

C. Indikator

Afektif

3. Siswa mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berani dalam

membaca nyaring cerita bergambar

Psikomotorik

3. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam membaca

nyaring

D. Tujuan pembelajaran

Afektif

3. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam

membaca nyaring cerita bergambar.

Psikomotorik

1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam

membaca nyaring

E. Materi Pembelajaran

Materi kebahasaan: bacaan atau cerita

Page 55: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

41

F. Model dan Metode Pembelajaran:

a. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi

b. Pendekatan : Kontestual

G. Media, alat/bahan dan Sumber pembelajaran

a. Cerita bergambar

b. Alat pembelajaran : media cerita gambar

H. Sumber Belajar

Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.

I. KegiatanPembelajaran

7. Kegiatan Awal : 7 menit

a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan

digunakan.

b. Guru mengucapkan salam

c. Guru mengajak siswa berdoa

d. Guru mengabsen kehadiran siswa

Apersepsi

e. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang

akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah

membaca cerita?

f. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang

berjudul “ ASIKNYA BERBAGI “

Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

Motivasi

Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran dengan bernyanyi.

8. Kegiatan Inti Eksplorasi (10menit)

Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu

sebelumnya.

Elaborasi (20 menit)

a. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

b. Guru memberikan pretest berbentuk media cerita tanpa menggunakan

gambar untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa.

c. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang

tepat, melalui media cerita bergambar.

d. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita

bergambar

e. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar.

f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat

secara klasikal.

g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita

bergambar.

h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas.

i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca.

j. Guru memberikan posttest berupa media cerita bergambar.

k. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang

Page 56: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

42

telah dipelajari.

Konfirmasi (10 menit)

- Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa.

- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

berpartisipsi aktif selama pembelajaran

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

9. Kegiatan Akhir : 5 menit

- Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan

manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

- Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang

dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang

dilakukan selama pembelajaran.

- Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa

saja dirumah.

- Doa

- Salam penutup

I. Penilaian

g. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses

h. Penilaian

13. Teknik : Tes

14. Jenis : Lisan

15. Bentuk : Teks bacaan

16. Instrument :Terlampir

17. Rubrik penilaian : Terlampir

18. Pedoman penilaian

i. Penilaian tes tertulis

Penilaian terhadap proses membaca nyaring tes dilakukan secara lisan oleh guru

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.

Kawarasan, November 2020

Guru pamong Peneliti,

FATMAWATI, S.Pd RISKA TABINGKE

NIP NIM 1601414201

Page 57: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan tingkatan pendidikan : SDN 175 KAWARASAN

Mata pelajaran :Bahasa indonesia

Kelas /semester :III / 3 (Tiga)

Alokasi waktu : 2 x 35

Pertemuan : 4

D. Standar Kompetensi

7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca

dalam hati

B. Kompetensi Dasar

7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan

intonasi yang tepat

C. Indikator

Afektif

4. Siswa mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berani dalam

membaca nyaring cerita bergambar

Psikomotorik

4. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam membaca

nyaring

D. Tujuan pembelajaran

Afektif

4. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam

membaca nyaring cerita bergambar.

Psikomotorik

1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam

membaca nyaring

E. Materi Pembelajaran

Materi kebahasaan: bacaan atau cerita

Page 58: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

44

F. Model dan Metode Pembelajaran:

a. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi

b. Pendekatan : Kontestual

G. Media, alat/bahan dan Sumber pembelajaran

a. Cerita bergambar

b. Alat pembelajaran : media cerita gambar

H. Sumber Belajar

Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.

I. KegiatanPembelajaran

10. Kegiatan Awal : 7 menit

a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan

digunakan.

b. Guru mengucapkan salam

c. Guru mengajak siswa berdoa

d. Guru mengabsen kehadiran siswa

Apersepsi

g. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang

akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah

membaca cerita?

h. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang

berjudul “SEHAT KUAT DAN PINTAR “

Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

Motivasi

Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran dengan bernyanyi.

11. Kegiatan Inti Eksplorasi (10menit)

Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu

sebelumnya.

Elaborasi (20 menit)

a. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

b. Guru memberikan pretest berbentuk media cerita tanpa menggunakan

gambar untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa.

c. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang

tepat, melalui media cerita bergambar.

d. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita

bergambar

e. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar.

f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat

secara klasikal.

g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita

bergambar.

h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas.

i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca.

j. Guru memberikan posttest berupa media cerita bergambar.

k. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang

Page 59: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

45

telah dipelajari.

Konfirmasi (10 menit)

- Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa.

- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

berpartisipsi aktif selama pembelajaran

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

12. Kegiatan Akhir : 5 menit

- Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan

manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

- Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang

dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang

dilakukan selama pembelajaran.

- Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa

saja dirumah.

- Doa

- Salam penutup

I. Penilaian

j. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses

k. Penilaian

19. Teknik : Tes

20. Jenis : Lisan

21. Bentuk : Teks bacaan

22. Instrument :Terlampir

23. Rubrik penilaian : Terlampir

24. Pedoman penilaian

l. Penilaian tes tertulis

Penilaian terhadap proses membaca nyaring tes dilakukan secara lisan oleh guru

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.

Kawarasan, November 2020

Guru pamong Peneliti,

FATMAWATI, S.Pd RISKA TABINGKE

NIP NIM 1601414201

Page 60: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

46

LAMPIRAN 3 : Instrumen Pretest

PRETEST

HEMAT

Pada pagi hari Asya ikut pergi bersama Bundanya untuk berbelanja ke pasar.

Sesampainya di pasar Asya melihat begitu banyak mainan-mainan bagus, baju-

baju yang indah dan sepatu-sepatu yang begitu menarik, yang membuat Asya

begitu menginginkan benda-banda itu.

Kemudian Asya pun meminta kepada ibunya untuk membelikan mainan baru,

baju baru, serta sepatu baru yang sangat menarik untuknya dengan wajah

ceria.tetapi sang ibu menjelaskan kepada Asya tidak membutukan itu semua

karena Asya masih memiliki mainan yang bagus, serta masih mempunyai baju

yang cukup banyak di rumah. Ibu Asya menjelaskan bahwa lebih baik untuk

menabung uangnya dan jangan boros.

Asya pun pulang kerumah dengan rasa agak kecewa, sesampainya dirumah Asya

bertemu dengan teman-temannya yang pandai berhemat. Teman-teman Asya pun

memberikan contoh kepada Asya untuk berhemat dan tidak memboroskan

uangnya untuk hal-hal yang tidak penting. Sehingga Asya menjadi anak yang

pandai berhemat. Asya pun mulai rajin berhemat dan menabungkan uangnya

untuk membeli baju di kemudian hari. Dan Asya selalu ingat kata bundanya untuk

berhemat agar tabungannya menjadi banyak. ”Budaya hidup hemat dapat

menjamin masa depan”. Kata Bunda dan Asya.

Page 61: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

47

LAMPIRAN 4 : Instrumen Posttest

POSTTEST

HEMAT

Page 62: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

48

Page 63: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

49

Page 64: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

50

Page 65: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

51

Page 66: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

52

Page 67: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

53

LAMPIRAN 5. Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Page 68: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

54

Page 69: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

55

Page 70: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

56

Page 71: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

57

Page 72: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

58

Page 73: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

59

Page 74: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

60

Pertemuan Kedua

Page 75: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

61

Page 76: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

62

Page 77: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

63

Page 78: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

64

Page 79: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

65

Page 80: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

66

Page 81: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

67

Pertemuan Ketiga

Page 82: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

68

Page 83: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

69

Page 84: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

70

Page 85: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

71

Page 86: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

72

Page 87: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

73

Page 88: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

74

Pertemuan keempat

Page 89: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

75

Page 90: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

76

Page 91: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

77

Page 92: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

78

Page 93: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

79

Page 94: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

80

Page 95: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

81

LAMPIRAN 6 : Dokumentasi

Gambar 1. Pada saat pemberian pretest

Page 96: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

82

Gambar 2.Pemberian treatment

Page 97: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

83

Gambar 3. Pemberian posttest

Page 98: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

84

LAMPIRAN 7. SURAT-SURAT

SURAT KETERANGAN MENELITI

Page 99: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

85

SURAT PENGESAHAN HASIL VALIDASI ANALISI DATA

Page 100: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

86

Page 101: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

87

Page 102: PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP …

88

SURAT KETERANGAN SELESAI MENELITI