pengelolaan zakat fitrah berdasarkan konsep …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/nur...

141
i PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP MASLAHAT LIL UMMAT (Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Oleh: Nur Salim NIM : 211 11 020 JURUSAN AHWAL AL- SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 16-Jun-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

i

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP

MASLAHAT LIL UMMAT

(Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

Oleh:

Nur Salim

NIM : 211 11 020

JURUSAN AHWAL AL- SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 2: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

ii

Page 3: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

iii

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP

MASLAHAT LIL UMMAT

(Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten Semarang)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh GelarSarjana Hukum Islam

Oleh:

Nur Salim

NIM : 211 11 020

JURUSAN AHWAL AL- SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 4: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

iv

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

KepadaYth.

Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Di sampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan

koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa :

Nama : Nur Salim

NIM : 211 11 020

Judul : PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN

KONSEP MASLAHAT LIL UMMAT (Studi Kasus di

Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang)

dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam

sidang munaqasyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 26 Juni 2015

Pembimbing,

Tri Wahyu Hidayati, M. Ag.

NIP.19741123 2000 03 2002

Page 5: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

v

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP

MASLAHAT LIL UMMAT

(Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang )

Oleh

Nur Salim

NIM: 21111020

telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Selasa, 11 Agustus 2015 dan

telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum

Islam

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

Sekretaris Penguji : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag.

Penguji I : Nafis Irkhami, M.Ag., MA.

Penguji II : Luthfiana Zahriani, SH., MH.

Salatiga, 11 Agustus 2015

Dekan Fakultas Syari‟ah

Dra. Siti Zumrotun, M.Ag

NIP. 19670115 199803 2 002

Page 6: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Salim

NIM : 21111020

Jurusan : Ahwal Al-Syakhshiyyah

Fakultas : Syari‟ah

Judul Skripsi : PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN

KONSEP MASLAHAT LIL UMMAT (Studi Kasus di Dusun

Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang)

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 26 Juni 2015

Yang menyatakan,

Nur Salim

NIM. 211 11 020

Page 7: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

vii

MOTTO

“Hiduplah dengan petunjuk hati nurani mu, niscaya engkau akan selamat!”

“Hidupkanlah hidupmu dengan kesibukan dan kesuksesan!”

“Investasikan hidupmu untuk meraih ridla-Nya!”

“Bahagiakanlah ibundamu, niscaya engkau akan dapatkan kebahagiaan

hakiki!”

“Cinta itu memang indah, namun ketahuilah bahwa cinta-Nya itu Maha

Indah!”

“Keluarlah dari kamarmu, nikmatilah kekuasaan dan keindahan

pemandangan yang Allah cipatakan!”

“Bekerjalah untuk masa depan bangsa dan agamamu!”

“Carilah guru yang dapat mendekatkan engkau kepada Allah!”

“Nikmati cintamu dengan membuat acara khusus dengan kekasih halalmu!”

Page 8: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada Sang Maha Cinta, Allah Swt, Nabi

Muhammad Saw, Ibunda Siti Asiyah, Ayahanda Isrofi, Guru Pembuka hatiku

Habib Abdillah Al-Aydrus, Kakak Musyafa‟, Kakak Rofiqoh, Adik Azizah,

Sahabat sekaligus motivatorku M. Syukron Rofiq; Semua teman-temanku di

organisasi LDK Darul Amal IAIN Salatiga, Al-Khidmah Kampus Kota Salatiga,

JQH Al-Furqon IAIN Salatiga, PMII Komisariat Joko Tingkir Salatiga, Ma‟had

Al-Ishlaah Tingkir Lor, Ma‟had IAIN Salatiga, guru-guru MI Al-Manaar Bener

Tengaran yang senantiasa memotivasiku; Semua dosen, karyawan dan teman-

teman baik di kampus satu maupun kampus dua, khususnya Safitri Nur Annisah,

Puji Tri Utami yang senantiasa menyemangatiku; Asatidz-asatidzah, tetanggaku

yang menyayangiku, warga desaku yang ramah, dan semua teman wanita yang

pernah aku kenal terutama yang membuatku tegar dalam menghadapi beberapa

masalah. Terimakasih atas dukungan kalian semua, aku mampu menyelesaikan

perjuanganku menuju gelar sarjana Hukum Islam dan menjadi orang yang besar

seperti sekarang ini, Semoga amal-amal kalian dicatat sebagai amal yang

memenuhi timbangan kelak di akhirat dan mendapatkan ridha-Nya, Amiin.

Page 9: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

ix

KATA PENGANTAR

Dengan Asma Allah Yang Maha Penyayang.Segala puji hanya milik Allah

swt atas segala kenikmatan yang bersifat lahir maupun batin yang senantiasa

diberikan kepada kita. Shalawat salam semoga senantiasa Allah swt limpahkan

kepada teladan kita, Nabi Muhammad saw beserta keluarga, keturunan, dan para

sahabat beliau. Semoga Allah memberikan ampunan_Nya kepada para pemimpin

yang adil, serta kaum mukminin dan mukminat yang setia kepada ajaran Allah

dan Rasul-Nya.

Kita perlu mengerti akan pentingnya pengelolaan zakat fitrah secara baik,

benar dan tepat sasaran. Maka pengelolaan yang berdasarkan hukum positif dan

hukum Islam sangatlah diperlukan untuk teru diperhatikan baik hal yang disebut

sebagai rukun maupun syaratnya. Sehingga kemaslahatan masyarakat akan

tercapai.

Dalam hal ini peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Rachmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Dra. Siti Zumrotun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

3. Bapak Syukron Makmun, M. Si selaku Kajur Ahwal Al- Syakhshiyyah

IAIN Salatiga.

4. Ibu Evi Ariyani, M. H selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

6. Seluruh dosen IAIN Salatiga dan karyawan akademik yang tidak dapat

saya sebut satu persatu.

7. Bapak Moh. Khusen, M. Ag. M. A beserta staf jajarannya selaku Wakil

Rektor di Bidang Kemahasiswaan.

8. Seluruh pegawai perpustakaan kampus IAIN Salatiga.

9. Teman-teman baik itu di organisasi, kampus IAIN Salatiga, maupun santri

di Ma‟had STAIN Salatiga dan Ma‟had Al-Ishlaah Tingkir Lor, Salatiga.

Page 10: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

x

10. Warga Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang, dan

11. Keluarga tercinta di rumah.

Yang bersedia memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan do‟a

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.Peneliti menyadari karya tulis ini masih

banyak kekurangan di dalamnya. Maka peneliti mengharapkan kritik dan saran

para pembaca untuk perbaikan karya tulis ini.

Salatiga, 26 Mei 2015

Peneliti

Page 11: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

xi

ABSTRAK

Salim, Nur. 2015. Pengelolaan Zakat Fitrah Berdasarkan Konsep Maslahat Lil

Ummat (Studi Kasus Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten Semarang). Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan

Ahwal Al-Syakhshiyyah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Tri Wahyu Hidayati.

Kata Kunci: Pengelolaan, Zakat fitrah, dan Konsep Maslahat.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan potensi zakat dan

pencarian kembali dalil-dalil untuk memperbaiki administrasi dan pengelolaan

yang sudah terlaksana di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang selama bertahun-tahun. Pertanyaan utama yang ingin

dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana mekanisme pengelolaan

zakat fitrah di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang?, (2) Apa faktor-faktor penyebab tokoh agama desa Tengaran

menerapkan prinsip maslahah lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah di Desa

Tengaran?, (3) Bagaimanakah konsep maslahat lil ummat dalam pengelolaan

zakat fitrah menurut warga Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten

Semarang?, dan (4) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap prinsip maslahah

lil ummat ini berkaitan dengan pengelolaan zakat fitrah?

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme pengelolaan zakat

fitrah meliputi: pembentukan panitia, rapat musyawarah, pendataan muzakki dan

mustahiq zakat fitrah, pengumpulan dan pendistribusian. Sementara untuk faktor

penyebab masyarakat memakai prinsip maslahat lil ummat ini adalah untuk tujuan

pemerataan distribusi zakat. Hal ini diambil dari dalil-dalil yang ada di Kitab

Fikih Syarah Fathul Qarib dan untuk respon dari masyarakat sendiri ada pro dan

kontra mengenai pengelolaan dan administrasinya. Mengacu pada temuan

tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu mengarahkan masyarakat untuk

memperbaiki istimbat hukum dan administrasi serta pengelolaan zakat fitrah ke

depannya.

Page 12: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………. i

LEMBAR BERLOGO………………………………………………… ii

JUDUL………………………………………………………………… iii

NOTA PEMBIMBING……………………………………………….. iv

PENGESAHAN………………………………………………………. v

PERNYATAAN KEASLIAN …………..……………………………. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………. vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………. ix

ABSTRAK……………………………………………………………... xi

DAFTAR ISI…………………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………. 4

C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 5

D. Kegunaan Penelitian……………………………………………. 5

E. Penegasan Istilah……………………………………………….. 6

F. Tinjauan Pustaka……………………………………………….. 7

G. Metode Penelitian……………………………………………… 13

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………………………… 13

2. Lokasi Penelitian…………………………………………… 14

3. Sumber Data……………………………………………….. 14

4. Kehadiran Peneliti…………………………………………. 15

5. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 15

6. Analisis Data………………………………………………. 16

7. Pengecekan Keabsahan Data……………………………… 17

8. Tahap Penelitian…………………………………………… 18

H. Sistematika Penulisan…………………………………………. 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………… 20

A. Pengertian Zakat Fitrah……………………………………….. 20

B. Pengertian Pengelolaan dan Distribusi Zakat Fitrah…………... 29

Page 13: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

xiii

1. Pengertian Pengelolaan…………………………………….. 29

2. Pengertian Distribusi……………………………………….. 31

C. Konsep Maslahat Menurut Ushul Fikih………………………... 36

1. Pengertian Maslahat………………………………………... 36

2. Konsep Maslahat dalam Ushul Fikih………………………. 36

BAB III PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH….. 48

A. Kondisi Geografis Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

Kabupaten Semarang …………………………………………… 48

B. Kondisi Sosial dan Keberagamaan Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa

Tengaran, Kabupaten Semarang………………………………… 49

1. Kondisi Sosial Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

Kabupaten Semarang………………………………………... 49

2. Kondisi Keberagamaan Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

Kabupaten Semarang………………………………………... 50

C. Pelaksanaan Pengelolaan Zakat Fitrah………………………….. 52

1. SejarahPengelolaan Zakat Fitrah…………………………… 52

2. Tata Cara Pengelolaan Zakat Fitrah………………………… 52

3. Pandangan Masyarakat terhadap Pengelolaan Zakat Fitrah… 55

a. Pandangan Panitia Musyawarah………………………… 55

b. Pandangan Panitia Pengumpul Zakat Fitrah…………….. 55

c. Pandangan Pendata Zakat Fitrah………………………... 60

d. Pandangan Mustahiq Zakat Fitrah………………………. 61

e. Pandangan Tokoh Agama……………………………….. 62

BAB IV. ANALISIS…………………………………………………… 64

A. Analisis Pengelolaan Zakat Fitrah di Dusun Kaliwaru Berdasarkan Hukum

Positif……………………………………………………………. 64

B. Analisis Pengelolaan Zakat Fitrah di Dusun Kaliwaru Berdasarkan Hukum

Islam…………………………………………………….. 67

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP……………………………... 71

A. Kesimpulan………………………………………………………. 71

B. Saran……………………………………………………………… 74

1. Untuk Panitia Pengumpul Zakat Fitrah Dusun Kaliwaru…….. 74

2. Untuk Lembaga Kampus……………………………………... 74

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 75

Page 14: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

xiv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Data Zakat Fitrah tahun 1434 H

2. Data Zakat Fitrah tahun 1435 H

Page 15: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

xv

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP

MASLAHAT LIL UMMAT

(Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang )

Oleh

Nur Salim

NIM: 21111020

telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Skripsi Fakultas

Syari‟ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Selasa, 11 Agustus

2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana

dalam hukum Islam

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

Sekretaris Penguji : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag.

Penguji I : Nafis Irkhami, M.Ag., MA.

Penguji II : Luthfiana Zahriani, SH., MH.

Salatiga, 11 Agustus 2015

Dekan Fakultas Syari‟ah

Dra. Siti Zumrotun, M.Ag

NIP. 19670115 199803 2 002

Page 16: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Harta adalah karunia dan amanah yang diberikan oleh Allah Swt

kepada manusia.Harta bukanlah menjadi hak pribadi saja. Dia memiliki

fungsi sosial, artinya selain menjadi hak individu, dia juga harus

ditasharufkan kepada individu yang lain.Manusia dibekali dengan akal

yang mampu mengarahkan mereka untuk hidup dan bertahan hidup.Cara

untuk bertahan hidup adalah dengan mengelola kekayaan alam dan

kekayaan berupa harta.

Dalam pandangan Islam terhadap harta itu sangat ideal.Islam

mengajarkan kepada umatnya agar mempunyai etos kerja yang tinggi,

bekerja dan mencari harta dengan sungguh-sungguh. Pada saat yang sama,

harta itu harus dibelanjakan dengan baik, untuk beribadah, untuk sanak

keluarga dan sebagiannya lagi disedekahkan kepada yang membutuhkan.

(Yusuf, 2004: v)

Ada bagian harta untuk orang lain yang memerlukannya karena dia

memiliki fungsi sosial tadi.Dalam Islam dikenal dengan zakat, infaq, dan

shadaqah.Zakat, infaq dan shadaqah merupakan salah satu ketetapan-Nya

yang menyangkut harta. Karena Allah SWT menjadikan harta benda

sebagai sarana kehidupan untuk manusia seluruhnya, maka ia harus

diarahkan untuk kepentingan bersama (Yusuf. 2004:34)

Page 17: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

2

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang seringkali ditemukan

dalam Al-Qur‟an disandingkan dengan kewajiban shalat.Hal ini diatur

dalam QS. Al-Baqarah: 43 yang berbunyi:

“Dan dirikanlah shalat, dan bayarkanlah zakat, dan rukuklah kamu bersama

orang-orang yang rukuk!”

Zakat dalam Islam dibagi menjadi dua.Yaitu zakat fitrah dan zakat

mal.Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan oleh muzakki dalam bentuk

bahan makanan pokok sesuai kadarnya. Sementara zakat mal adalah zakat

yang dikeluarkan oleh muzakki dalam bentuk barang/ benda sesuai kadar

dan nishabnya.

Berbicara mengenai zakat fitrah yang berupa makanan pokok tadi,

tentunya harus sesuai dengan kadarnya yaitu sebesar 2,5 kilogram atau

sebanyak 3,5 liter. Zakat fitrah ini biasanya dikeluarkan pada tanggal 1

Ramadhan hingga malam 1 Syawal atau maksimal sebelum shalat idhul

fitri. Yusuf (2004: 49) menjelaskan bahwa kadar zakat fitrah untuk tiap

orang, jika dibayar dalam bentuk biji-bijian makanan, seperti beras,

gandum, atau jagung adalah sebanyak satu sha‟ (setara dengan 3,5 liter).

Jika dibayar dalam bentuk uang, besarnya adalah senilai harga 3,5 liter

biji-bijian makanan tersebut.

Zakat fitrah ini diberikan/diperuntukkan kepada 8 asnaf yang

disebut dengan mustahiq. Mereka yang disebut sebagai mustahiq meliputi:

fakir, miskin, ghorim (orang yang mempunyai hutang), amil (panitia

Page 18: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

3

pengelola zakat), sabilillah (orang yang berjuang untuk agama Allah),

ibnu sabil (orang yang mengabdikan diri untuk kemajuan Islam), hamba

sahaya, dan muallaf (orang yang baru masuk Islam).

Hal ini sudah diatur dalam QS. At-Taubah: 60 yang berbunyi:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin , pengurus-pengurus zakat (amil/panitia), para muallaf yang

dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Zakat bertujuan untuk mensejahterakan umat, sebagai ungkapan

rasa syukur karena telah diberikan nikmat dan sebagai sarana untuk

mendekatkan diri kepada Allah.swt. Dalam perkembangannya, Negara

Indonesia membentuk sebuah lembaga pengelola zakat yang diberi nama

BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). Hanya lembaga tersebut yang

dilegalkan untuk mengelola zakat.Hal ini sesuai dengan amanah Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Zakat.Namun kenyataan yang

terjadi di negara ini setiap desa membentuk lembaga pengelola zakat

mandiri seperti halnya yang dilakukan oleh takmir masjid.

Terkadang dalam pengelolaannya, zakat ini diberikan secara

merata dan didistribusikan bukan hanya untuk 8 asnaf tetapi semua warga

yang ada.Seperti halnya yang terjadi di sekolah-sekolah dan di desa-

desa.Tidak berbeda dengan yang terjadi di Desa Tengaran. Ada sebuah

keunikan yang terjadi di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan

Page 19: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

4

Tengaran, Kabupaten Semarang dimana zakat dikumpulkan di malam hari

raya Idul Fitri, ditakar kembali dengan kadar sesuai jumlah anggota

keluarga mustahiq (kaum dhuafa) dan didistribusikan secara merata tanpa

melihat latar belakang profesi apakah dia tergolong 8 asnaf atau tidak.

Terkadang juga beras yang dibayarkan sebagai zakat diperuntukkan

kepada keluarga janda kaya ataupun orang tua yang memiliki jaminan

sosial atau jaminan dana pensiun. Sehingga kurang sesuai dengan

tuntuanan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah.

Akan tetapi hal ini sudah menjadi tradisi turun-menurun semenjak

Penjajahan Belanda dan disepakati oleh tokoh agama yang ada di

desa.Mereka mendasarkan pada prinsip maslahat lil ummat.Atau dapat

dikatakan sebagai mensejahterakan warga desa melalui zakat. Maka

dalam hal ini saya mencoba mengangkatnya dalam sebuah penelitian

skripsi dengan judul : ”Pengelolaan Zakat Fitrah berdasarkan Konsep

Maslahat Lil Ummat: Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mekanisme pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru, Desa

Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang?

2. Apa faktor-faktor penyebab tokoh agama desa Tengaran menerapkan prinsip

maslahah lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah di Desa Tengaran?

Page 20: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

5

3. Bagaimanakah konsep maslahat lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah

menurut warga Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang?

4. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap prinsip maslahah lil ummat ini

berkaitan dengan pengelolaan zakat fitrah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru,

Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui alasan mengapa tokoh agama Desa Tengaran memilih

prinsip maslahah lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah di Desa

Tengaran.

3. Untuk mengetahui konsep maslahat lil ummat dalam pengelolaan zakat

fitrah menurut waga Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten

Semarang.

4. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap prinsip maslahah lil

ummat berkaitan dengan zakat fitrah.

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis:

a. Memperluas wawasan dalam ranah keilmuan perzakatan.

Page 21: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

6

b. Sebagai bahan referensi pembelajaran ilmu Mata Kuliah Hukum

Zakat dan Wakaf khususnya tentang pengelolaan zakat fitrah.

c. Sebagai bahan referensi pembelajaran ilmu tentang pengelolaan zakat

fitrah bagi masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca

Dapat menambah wawasan tentang pengelolaan zakat fitrah serta

bahan diskusi fikih kontemporer mengenai zakat fitrah dan

problematikanya.

b. Bagi peneliti

1. Menerapkan ilmu yang didapatkan dari Mata Kuliah Hukum Zakat

dan Wakaf dalam menjawab persoalan zakat fitrah di masyarakat

khususnya di Desa Tengaran.

2. Menambah pengalaman berharga dari kegiatan penelitian yang

terkait dengan pengelolaan zakat fitrah yang dilakukan di Dusun

Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang.

3. Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana strata

satu (S.1) dalam bidang hukum perdata Islam (syari‟ah).

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam hal ini berguna untuk mengurangi kesalahan,

ambiguitas dan ketidakpahaman pembaca dalam menelaah dan mengkaji

Page 22: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

7

penelitian. Maka dari itu, peneliti akan memberikan beberapa gambaran

pengertian mengenai ruang lingkup dalam penelitian sebagaimana berikut ini:

1. Menurut UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan zakat,

Pengelolaan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan

pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat.

2. Zakat adalah nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah Ta‟ala yang

dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena di

dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat, membersihkan

jiwa dan memupuknya dengan pelbagai kebaikan (Sabiq. 1978: 5).

Sementara menurut UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,

zakat diartikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang

muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

Sementara zakat fitrah berarti zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap

muslim, baik yang masih kecil (dalam kandungan) atau telah dewasa, laki-

laki maupun perempuan dan orang merdeka maupun hamba sahaya,

dikeluarkan pada akhir bulan Ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri

(Farkhani, 2013: 111).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan zakat fitrah adalah

kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengoordinasian dalam pengumpulan,

pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap

muslim, baik yang masih kecil (dalam kandungan) atau telah dewasa, laki-

Page 23: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

8

laki maupun perempuan dan orang merdeka maupun hamba sahaya,

dikeluarkan pada akhir bulan Ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri.

3. Maslahat menurut Imam Al-Ghazali adalah mengambil manfaat dan

menolak kemudharatan dalam rangka memelihara tujuan-tujuan syara‟

(Haroen, 1996: 114).

4. Ummat adalah khalayak umum, publik, orang banyak. Hal ini

disarikan dari pengertian maslahah al-„Ammah, yaitu kemaslahatan

yang menyangkut kepentingan orang banyak (Haroen. 1996: 116).

Sehingga maslahat lil ummat dapat diartikan sebagai sistem dalam

usaha mengambil manfaat dan menolak kemadharatan guna

kepentingan orang banyak dalam rangka menjaga tujuan-tujuan syara‟.

5. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis melaksanakan penelusuran literatur yang membahas

mengenai zakat fitrah dan pengelolaannya, penulis telah menemukan

beberapa referensi khususnya dari skripsi dan buku. Diantaranya yang dapat

dijadikan sumber telaah pustaka adalah sebagai berikut:

Dalam skripsi yang berjudul UrgensiTa‟mir Masjid dalam Pengelolaan Zakat

Pasca Terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat di takmir Masjid Al-Huda Dukuh Ledok, Nurul Hidayah

Dukuh Jurang Gunting dan Al-Musyarofah Dukuh Cebongan Kota Salatiga

STAIN Salatiga 2012 Achmad Saifudin menjelaskan pengelolaan zakat yang

dilakukan setiap tahun setiap bulan Ramadhan di Dukuh Ledok, Dukuh

Page 24: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

9

Jurang Gunting dan Dukuh Cebongan. Penelitiannya terfokus pada mengapa

masyarakat khususnya takmir masjid membentuk panitia pengumpul zakat

dalam mengelola zakat tanpa ijin dari pejabat yang berwenang. Padahal

sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat pasal 18 ayat 1 bahwa pembentukan LAZ wajib mendapat ijin dari

menteri atau pejabat yang berwenang.Sementara itu, masyarakat di Dukuh

Ledok, Dukuh Jurang Gunting, dan Dukuh Cebongan melakukan pengelolaan

zakat secara swakelola karena adanya sikap kurang percaya dengan UPZ

resmi dan kekhawatiran warga jika penyaluran zakat kurang tepat sasaran.

Dia menjelaskan bahwa kinerja ta‟mir masjid dalam pengelolaan zakat

memiliki potensi yang baik untuk dijadikan sebagai kantong pengentasan

kemiskinan meski cakupan kerja dalam lingkup lokal dan akibat hukum bagi

takmir masjid yang melakukan pengelolaan zakat secara swadaya belum

dapat dilaksanakan. Apabila dilaksanakan, maka banyak ketua takmir masjid

yang akan dikenai hukuman pidana kurungan dan dikenai denda.

KemudianCatur Dyah Handayani dalam skripsi yang berjudul

Peranan Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Salatiga Terhadap Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat Tahun 2003-2006 STAIN Salatiga Tahun 2006

menjelaskan tentang peran BAZ Kota Salatiga dalam mengelola zakat untuk

memberdayakan perekonomian umat khususnya di Kota Salatiga dari tahun

2003 hingga 2006. Dari hasil penelitiannya, BAZ melakukan pengumpulan

dana zakat yang dipungut dari para pegawai dan karyawan di wilayah Kota

Salatiga, lalu disetorkan di Bank BPD cabang Kota Salatiga dengan nomor

Page 25: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

10

rekening 1.033.00075.2. dan didistribusikan kepada asnaf dengan prosentase

50% untuk fakir miskin, 40% untuk sabilillah, dan 10% untuk ibnusabil,

muallaf dan ghorim. Selain itu, dengan adanya wadah BAZ ini, warga

Salatiga bisa saling menolong saudaranya (mustahiq), BAZ telah

memaksimalkan kerja dalam organisasinya dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat khususnya fakir miskin dan memperbaiki kualitas

Sumber Daya Manusia yaitu dengan pemberian bantuan bagi siswa SD, MI,

dan SMP di Salatiga.

Muhammad Fauzi dalam skripsi yang berjudul “Pelaksanaan

Penyaluran Zakat Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat (Studi Kasus di Desa Salamkanci Kecamatan Bandongan Kabupaten

Magelang) STAIN Salatiga Tahun 2012 menjelaskan bahwa selama ini

potensi zakat di Indonesia belum dikembangkan secara optimal dan belum

dikelola secara profesional. Sementara Pelaksanaan penyaluran zakat di Desa

Salamkanci Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang sudah sesuai

syari‟at dan ketentuan undang-undang yang berlaku dimana pengurus BAZIS

menggunakan sistem pasif dan sistem aktif. UU No. 23 Tahun 2011 belum

memberikan pengaruh positif di Kabupaten Magelang dibuktikan dengan

belum adanya kantor sendiri bagi lembaga-lembaga pengelola zakat tidak

terkecuali di Desa Salamkanci. Dalam hal mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan sebagaimana diamanahkan di

UU No. 23 Tahun 2011 Pasal 3 ayat (2), tidak mudah dilaksanakan oleh

BAZIS di Desa Salamkanci dikarenakan terbatasnya kesadaran masyarakat

Page 26: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

11

akan kewajiban zakat, sifat manusia yang kikir, pembenturan kepentingan

selain membayar zakat mereka juga membayar tagihan listrik, PDAM, kredit

motor dan sebagainya. Kemudian masalah faktor pendukung dalam

pelaksanaan penyaluran zakat demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat

adalah adanya peraturan daerah sebagai landasan bagi BAZIS dalam

pengelolaan zakat, banyaknya ulama‟ sebagai fasilitator dalam pengelolaan

zakat, SDM yang terampil dan profesional, pengelolaan zakat yang tertata

dengan baik dan fasilitas dana operasional, sarana kerja dan dukungan

kebijakan yang memadai.

Rina Yatimatul Faizah dalam skripsi yang berjudul “Pelaksanaan dan

Pengelolaan Zakat Profesi dalam Tinjauan Fiqh dan Perundang-undangan di

Indonesia (Studi di LAZIS PT. PLN (Persero) APJ Salatiga” STAIN Salatiga

Tahun 2012)menjelaskan bahwa mekanisme penghimpunan zakat di PT. PLN

unit layanan Kota Salatiga dilakukan berdasarkan Surat Keterangan General

Manager PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor: 059.K/GM.DJTY/2005. Zakat tersebut diambil dari 2,5

% dari gaji bersih karyawan setiap bulannya. Kinerja LAZIS sudah cukup

profesional dan optimal dalam pengelolaan dan pendistribusian dalam

membantu masyarakat miskin untuk mengakses pendidikan.

Tri Wahyu Hidayati dalam penelitiannya yang berjudul “Implikasi

UU No. 23 Tahun 2011 Terhadap Pengelolaan Zakat di Indonesia: (Studi

terhadap Lembaga Pengelola Zakat di Jawa Tengah)” menjelaskan bahwa

pemahaman BAZ dan LAZ terhadap UU No. 23 Tahun 2011 beragam, ada

Page 27: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

12

yang memahaminya secara detail dan ada pula yang hanya secara global saja.

Ada beberapa BAZ dan LAZ yang menyambut Undang-undang ini dengan

menunggu Peraturan Pemerintah (PP) sebagai aturan lanjut, ada pula

beberapa LAZ yang tidak menyetujui beberapa pasal di dalamnya

menyangkut keberadaan LAZ itu sendiri. Belum ada perubahan yang

signifikan terhadap BAZ dan LAZ dalam melaksanakan pengelolaan zakat

berdasarkan UU terbaru, sehingga mereka masih menggunakan UU No. 38

tahun 1999.Hal ini dikarenakan UU No. 23 Tahun 2011 masih menunggu PP

dan uji materi dari Mahkamah Konstitusi terhadap beberapa pasal.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat dinyatakan bahwasanya amil zakat memiliki peran untuk melakukan

sosialisasi kepada masyarakat dalam hal mengumpulkan, mengambil dan

mendistribusikan kepada mustahiq secara tepat sasaran dan benar caranya.

Sementara dalam Pasal 17 menjelaskan fungsi dari amil itu sendiri yakni

untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaanpengumpulan, pendistribusian

dan pendayagunaanzakat, masyarakat dapat membentuk LAZ.Maka dari itu,

sangatlah perlu adanya pengawasan dan pendidikan berkala terhadap amil

dalam hal pengelolaan dan pendistribusian ini.

Sementara itu, peneliti akan memfokuskan penelitian dalam melihat

bagaimana tata cara pelaksanaan pengelolaan zakat fitrah dengan

menggunakan konsep maslahat lil ummat beserta faktor-faktor yang

menjadikan mereka bersikukuh untuk membagikan zakat fitrah yang

seharusnya disalurkan kepada orang fakir-miskin tetapi juga dibagikan

Page 28: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

13

kepada orang-orang kaya. Peneliti juga akan mengkaji secara mendalam

mengenai sistem yang telah dibangun bertahun-tahun dalam hal pengelolaan

zakat fitrah yang menerapkan prinsip kesetaraan dan kemerataan khususnya

di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang.

6. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Metode dan Pendekatan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada makna,

penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu),

lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari (Munawaroh: 2012: 17).

Adapun pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah

pendekatan sosiologis dan yuridis-normatif. Pendekatan sosiologis

merupakan pendekatan yang menggunakan berbagai metode

pengumpulan data, diantaranya metode pengamatan, metode

wawancara, metode analisis life history, metode analisis folklore,

metode mencatat mimpi, metode survei lintas budaya dan metode-

metode lain (Bungin, 2011: 94). Dalam hal ini peneliti akan

menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Sementara itu,

Page 29: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

14

pendekatan yuridis-normatif adalah pendekatan yang digunakan untuk

menemukan apakah suatu perbuatan hukum sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku atau tidak.Dengan pendeketan ini dapat

diketahui apakah konsep maslahat lil ummat dalam pengelolaan zakat

sesuai dengan perundang-undangan dan hukum Islam.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

Kabupaten Semarang.Peneliti bertindak sebagai pengumpul data sekaligus

terjun langsung dan mewawancarai masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa

Tengaran, Kabupaten Semarang.

3. Sumber data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data sebagai berikut:

a. Data Primer

Merupakan keterangan atau fakta yang terjadi di lapangan. Data

primer ini dapat diperoleh langsung dari tindakan panitia pengelola

zakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang yang

kurang sesuai dengan tuntunan hukum Islam, melainkan berdasarkan

ijtihad tokoh agama desa melalui prinsip maslahat lil ummat.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang mencakup dokumen-dokumen resmi baik berupa

buku, majalah, artikel, hasil penelitian sebelumnya atau media lain

yang menunjang sebagai landasan teori.

Page 30: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

15

4. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus

pengumpul data.Instrumen yang peneliti gunakan adalah alat tulis, dan alat

dokumentasi.Akan tetapi instrumen tersebut hanyalah sebagai

pendukung.Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan mutlak

diperlukan.Kehadiran peneliti disini adalah untuk mencari data-data

mengenai pelaksanaan pengelolaan zakat fitrah berdasarkan konsep

maslahat lil ummatdan dokumen-dokumen yang dapat dijadikan bahan

analisis serta untuk melakukan wawancara terhadap panitia zakat fitrah

guna menggali keterangan yang diperlukan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipakai oleh peneliti dalam mengkaji objek adalah

dengan metode wawancara (interview). Menurut Mulyana (2004: 180),

wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Maslikhah, 2013:

321). Wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan beberapa

narasumber diantaranya:

a. Panitia pendata muzakki dan mustahiq untuk mengetahui kalkulasi

kadar zakat yang telah terjadi beberapa tahun ke belakang.

b. Panitia musyawarah pemutus muzakki dan mustahiq dalam hal ini tokoh

agama Desa Tengaran guna mengetahui tata cara penunjukan mana

warga yang termasuk muzakki dan mana yang sebagai mustahiq.

Page 31: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

16

c. Panitia pengumpul zakat fitrah guna mengetahui tata carapengelolaan

zakat fitrah melalui konsep maslahat lil ummat.

d. Panitia distributor/pembagi zakat fitrah untuk mengetahui cara

pendistribusian zakat fitrah.

e. Tokoh agama dan tokoh masyarakat guna mengetahui manfaat dari

pengelolaan zakat fitrah melalui konsep maslahat lil ummat.

6. Analisis Data

Dalam melakukan penganalisisan data, peneliti menggunakan

metode analisis model alir Mells-Huberman yakni dengan mengumpulkan

dan menyajikan data yang ada, lalu direduksi data yang tidak digunakan.

Jika perlu ada yang ditambah, maka peneliti akan kembali ke lapangan

untuk mengumpulkan data, direduksi lagi dan didapatkan kesimpulan

akhir. Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang

terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis (Emzir, 2011: 130).

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,

memilih, memokuskan, membuang dan menyusun data dalam suatu cara

dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan (Emzir.

2011: 130). Dengan kata lain reduksi data digunakan untuk

menyederhanakan dan mentransformasikan data kualitatif dalam aneka

macam cara: melalui seleksi ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkannya dalam suatu pola yang lebih luas dan sebagainya

(Miles dan Huberman, 1992: 16).

Page 32: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

17

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Hal ini bertujuan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan

apa yang harus dilakukan – lebih jauh menganalisis ataukah mengambil

tindakan - berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-

penyajian tersebut. (Miles dan Huberman, 1992: 17).

Langkah yang terakhir dari model alir ini adalah verifikasi

data.Verifikasi data atau penarikan kesimpulan bertujuan untuk menguji

kebenaran data, kekokohannya dan kecocokannya yang pada akhirnya

disebut validitas (Miles dan Huberman. 1992: 19).

7. Pengecekan Keabsahan Data

Peneliti tidak hanya menerima informasi mentah dari satu informan

saja.melainkan dengan mengadakan konfirmasi ke informan lain mengenai

data yang diberikan oleh informan pertama. Hal ini merupakan salah satu

dari jenis strategi triangulasi (Patton. 2006: 279).Peneliti juga tidak

menerima data yang janggal atau bisa dikatakan menggunakan data yang

benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

8. Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti melakukan penelitian

pendahuluan ke Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten Semarang

untuk mencari data awal mengenai kasus pengelolaan zakat fitrah

berdasarkan konsep maslahat lil ummat.Kemudian peneliti melakukan

pengembangan desain dari data awal yang didapatkan tadi, selanjutnya

Page 33: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

18

peneliti melakukan penelitian yang sebenarnya dan menyusunnya dalam

bentuk laporan hasil penelitian (skripsi).

7. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran umum yang lebih jelas mengenai penelitian ini,

peneliti akan menyajikannya dalam sistematika penulisan penelitian sebagai

berikut:

BAB I adalah Pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,

tinjauan pustaka, metode penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan

sistematika penulisan.

BAB II adalah Zakat Fitrah dan Konsep Maslahat Lil Ummat. Bab ini

menjelaskan pembahasan tentang pengelolaan zakat fitrah yang meliputi

pengertian zakat, macam-macam zakat, hikmah zakat fitrah, harta yang wajib

dizakati, kadar dan syarat-syarat zakat fitrah, serta tata cara pelaksanaan

pembagian zakat. Dalam bab ini juga akan dijelaskan tentang konsep

maslahat.

BAB III adalah Kondisi Sosial, Keberagamaan dan Tata Cara

Pengelolaan Zakat Fitrah di Dusun Kaliwaru.Bab ini menjelaskan tentang

gambaran umum kondisi sosial masyarakat di sekitar Dusun Kaliwaru, Desa

Tengaran Kabupaten Semarang yang meliputi: letak geografis Dusun

Kaliwaru, penduduk Dusun Kaliwaru dalam angka, gambaran kehidupan

Page 34: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

19

beragama dan sosialnya, serta kondisi umum Dusun Kaliwaru yang meliputi

sejarah berdiri dan program tahunan dalam pengelolaan zakat fitrah.

BAB IV adalah Tinjauan Hukum Islam Mengenai Pengelolaan Zakat

Fitrah berdasarkan Konsep Maslahat Lil Ummat.Bab ini menjelaskan analisis

pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan zakat melalui konsep

maslahat lil ummat, analisis dampak pengelolaan zakat fitrah sebagai upaya

kemaslahatan masyarakat di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kabupaten

Semarang.

BAB V Kesimpulan dan Saran.Bab ini meliputi: kesimpulan, saran-

saran baik untuk amil zakat fitrah di Dusun Kaliwaru maupun untuk lembaga

kampus.

Page 35: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Zakat Fitrah

Zakat secara bahasa berarti tumbuh dan bertambah, pujian,

baik.Sementara menurut syara‟ berarti hak yang wajib (dikeluarkan dari)

harta. Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan “Mengeluarkan sebagian

yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab (batas

kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak

menerimanya (mustahiq)-nya. Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan

mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian

(Zuhayly, 1995:83).

Zakat adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh sesorang dari rezeki yang

diperoleh dari Allah.Swt untuk orang-orang faqir (Farkhani, 2013:103).Zakat

terdiri dari dua macam yaitu zakat fitrah dan zakat harta (mal).Zakat mal

terdiri dari zakat mata uang, zakat perniagaan, zakat tanaman, zakat ternak,

zakat rikaz (barang temuan), dan zakat profesi. Sementara itu zakat fitrah

adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim, baik yang masih

kecil (dalam kandungan) atau telah dewasa, laki-laki maupun perempuan dan

orang merdeka maupun hamba sahaya, dikeluarkan pada akhir bulan

Ramadhan sampai menjelang shalat idul fitri (Farkhani, 2013: 111).

Syarat benda yang wajib dikeluarkan zakatnya sebagai zakat fitrah adalah:

Page 36: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

21

1. Makanan pokok, yang menguatkan di suatu negara. (Pendapat ini yang

dianggap paling shahih menurut jumhur ulama).

2. Menguatkan dirinya.

3. Boleh memilih diantara jenis-jenis tersebut. Dalam hal ini seperti beras,

gandum, kacang kedelai, sagu, kurma kering, kurma basah, biji-bijian dan

lain-lain (Qardhawi, 1991: 952).

Syarat benda yang dikeluarkan untuk zakat fitrah:

1. Hendaklah berlebih dari kebutuhan-kebutuhan penting atau vital bagi

seseorang, seperti buat: makan, pakaian, tempat kediaman, kendaraan dan

sarana untuk mencari nafkah.

2. Berlangsung selama satu tahun masa (tahun hijrah), permulaannya

dihitung saat memiliki nishab, dan harus cukup selama satu tahun penuh.

seandainya terjadi kekurangan di tengah tahun, lalu kembali cukup, maka

permulaan tahun dihitung dari saat cukupnya itu (Sabiq, 1982: 22).

Zakat fitrah itu wajib atas setiap Muslim yang merdeka, yang memiliki

kelebihan makanan selama satu hari satu malam sebanyak satu sha‟ dari

makanannya bersama keluarganya.Zakat itu wajib atas seseorang, baik buat

dirinya, maupun buat keluarga yang menjadi tanggungannya seperti istri dan

anak-anaknya, begitu pun khadam yang mengurus pekerjaan dan urusan rumah

tangganya (Sabiq. 1982: 154).

Masa membayar zakat fitrah adalah sebelum hari raya atau sebelum

orang-orang pergi shalat „ied. Dalam sebuah hadis disebutkan:

Page 37: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

22

Berkata Ibnu Umar r/a: “Kami dititah oleh Rasulullah saw mengenai zakat

fitrah, agar dibayarkan sebelum orang-orang pergi shalat.” Akan tetapi menurut

Imam Abu Hanifah, boleh memajukannya hingga sebelum Bulan

Puasa.Menurut Imam Syafi‟I boleh memajukannya hingga awal bulan (Sabiq,

1982: 157).

Hukum zakat fitrah dalam madzhab Syafi‟i:

1. Waktu jawaz/boleh yaitu mulai awal puasa Ramadhan hingga awal bulan

Syawal (Ash-Shiddieqy, 1984: 263).

2. Waktu wajib yaitu mulai terbenamnya matahari akhir Ramadhan hingga 1

Syawal. Pagi hari raya dari terbit fajar hingga ke tempat sembahyang hari

raya (Ash-Shiddieqy, 1984: 261)

3. Waktu sunnat yaitu setelah fajar dan menurut Ibnu Hazm, sebelum

sembahyang hari raya (Ash-Shiddieqy, 1984: 262).

4. Waktu makruh yaitu setelah shalat idul fitri hingga terbenamnya matahari

pada hari raya itu (BKM, 1991: 119).

5. Waktu haram yaitu setelah tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawal

kecuali jika ada udzur syar‟i. Menta‟khirkan zakat sesudah sembahyang

hari raya, hukumnya haram ( Ash-Shiddieqy, 1984:261)

Sayyid Sabiq (1982:..) menerangkan lebih jauh tentang mustahiq zakat.

Mereka itu adalah sebagai berikut:

1. Orang fakir, yaitu orang-orang yang berada dalam kebutuhan dan tidak

mendapatkan apa yang mereka perlukan. Kebalikannya adalah orang kaya

dan berkecukupan.

Page 38: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

23

2. Orang miskin, yaitu orang-orang yang memiliki pekerjaan tetapi tidak

dapat memenuhi kebutuhannya. Jika mereka tidak memiliki benda yang

dapat dijual untuk membayar zakat, maka mereka berhak untuk

mendapatkan zakat.

3. Amil zakat, yaitu orang-orang yang bertugas untuk mengumpulkan dan

membagikan zakat.

4. Golongan muallaf, yaitu orang-orang yang diusahakan merangkul dan

menarik serta mengukuhkan hati mereka dalam keislaman disebabkan

belum mantapnya keimanan mereka atau buat menolak bencana yang

mungkin mereka lakukan terhadap kaum Muslimin, dan mengambil

keuntungan yang mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan mereka.

5. Untuk memerdekakan budak belian, yaitu budak mukatab yakni budak

yang telah dijanjikan oleh tuannya akan merdeka bila telah melunasi harga

dirinya yang telah ditetapkan, dan budak-budak biasa.

6. Orang yang berhutang, yaitu orang-orang yang berutang dan sukar untuk

membayarnya. Baik utang untuk mendamaikan sengketa, menjamin utang

orang lain hingga harus menghabiskan hartanya untuk keperluan itu, atau

orang yang terpaksa hutang untuk keperluan hidup atau membebaskan

dirinya dari maksiat.

7. Untuk biaya di jalan Allah Swt, yaitu jalan yang menyampaikan kepada

keridhaan Allah, baik berupa ilmu, maupun amal. Menurut jumhur,

mereka adalah orang yang berperang sukarelawan. Mereka berhak

mendapatkan zakat meskipun kaya.

Page 39: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

24

8. Ibnu Sabil, atau orang yang bepergian demi kemaslahatan umum, yang

manfaatnya kembali pada agama Islam. Mereka adalah musafir yang

terputus dari negerinya, diberi zakat yang akan dapat membantunya

mencapai maksud, jika tidak sedikitpun dari hartanya yang tersisa,

disebabkan kemiskinan yang dialaminya.

Penjelasan di atas didasarkan pada ayat Al-Qur‟an Surat At-Taubah

ayat 60 yang berbunyi:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin , pengurus-pengurus zakat (amil/panitia), para muallaf yang

dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai

sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha Mengetahui lagi

Maha Bijaksana.”

Zakat ini berguna untuk membersihkan harta sekaligus jiwa dari sifat-

sifat tercela terutama sifat kikir dan suka menumpuk harta.Selain itu, zakat

berguna untuk memperpendek atau menghilangkan kesenjangan ekonomi.

Berikut ini hikmah dari zakat fitrah:

Pertama, yang berhubungan dengan orang yang berpuasa pada bulan

Ramadhan.Mereka tidak lepas dari omongan dan perbuatan yang tidak ada

manfaatnya, dan dilarang oleh Allah Swt.

Berdasarkan hikmah yang pertama di atas, maka kedatangan kewajiban zakat

fitrah di akhir bulan, yang seperti pembersih atau kamar mandi yakni untuk

Page 40: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

25

membersihkan orang dari kemadharatan yang menimpa dirinya, atau

membersihkan kekotoran puasanya, atau menambal segala yang kurang,

sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu adakan menghilangkan segala yang

kotor.

Kedua, yang berhubungan dengan masyarakat, menumbuhkan rasa kecintaan

orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkannya.Dalam hal ini

orang-orang yang berpuasa tidak melupakan mereka yang membutuhkan

pertolongan dan menghindarkan orang miskin dari perbuatan meminta-minta

(Qardhawi, 1991: 925-926).

Sementara menurut Zuhayly (1995: 86-88), hikmah zakat meliputi:

Pertama, zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan

para pendosa dan pencuri.

Kedua, zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang

yang sangat memerlukan bantuan.Zakat bisa mendorong mereka untuk

bekerja dengan semangat-ketika mereka mampu melakukannya-dan bisa

mendorong mereka untuk meraih kehidupan yang layak.

Ketiga, zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, melatih

seorang Muslim untuk menjadi pemberi dan bersikap dermawan.

Pengelolaan di Masa Nabi Muhammad SAW.

Zakat diperintahkan kepada umat Islam melalui ajaran Nabi

Muhammad.Meskipun pada masa-masa sebelum Nabi Muhammad sudah

pernah diwajibkan kepada umat Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya‟qub (QS. Al-

Anbiya‟: 73), Ismail (QS. Maryam: 54-55), Bani Israil (QS.Al-Baqarah: 83),

Page 41: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

26

Isa (QS. Maryam: 31), dan seluruh umat dari golongan ahli kitab secara

umum (QS. Al-Bayyinah: 5).

Awal pemerintahan Nabi Muhammad dalam memimpin Islam, zakat

diwajibkan untuk penduduk di Madinah.Meskipun kepedulian terhadap kaum

miskin sudah dituntunkan di Makkah (Hidayati. 2013: 11).Dalam sebuah

riwayat, Nabi Muhammad Saw telah menginstruksikan Mu‟adz bin Jabal r.a

untuk menjadi kadhi di Yaman, beliau memerintahkan untuk berdakwah demi

kalimat tauhid kepada golongan Ahli Kitab.Jika mereka menerimanya, maka

diserukanlah perintah shalat dan perintah zakat.Setelah itu do‟a merupakan

sesuatu yang disunahkan.Riwayat dari Ibnu Abbas .ra ini menjadi dasar ijma‟

shahabat dalam rangka pengelolaan zakat.

Rasulullah Saw mengumpulkan zakat dari orang-orang yang datang

langsung di hadapan beliau, yang menyerahkan zakat kepada Nabi secara

sukarela dan tidak terpaksa (Abu Zahrah. 1995: 133).Dari para penerima,

Nabi juga memerintahkan kepada mereka untuk mendoakan para muzakki.

Kewajiban zakat di Makkah adalah tidak dibatasi berapa besar harta

yang wajib dikeluarkan zakatnya, tidak pula jumlah yang harus

dizakatkan.Setelah menginjak tahun kedua setelah hijrah, baru dirincikan

besar dan jumlah setiap jenis harta yang wajib dizakati (Sabiq. 1982: 7). Hal

ini dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Bukhari sebagai berikut:

Dalam sebuah riwayat disebutkan, dari Anas. r.a, bahwa Abu

Bakar r.a. berkirim surat kepadanya yang berisi sebagai berikut:

“Inilah sedekah fardhu yang telah difardhukan oleh Rasulullah. Saw,

atas kaum muslim, dan Allah telah memerintahkan Rasul-Nya untuk

melaksanakannya. Yaitu pada tiap-tiap dua puluh empat ekor unta ke

bawah zakatnya berupa kambing, untuk tiap lima ekor zakatnya satu

Page 42: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

27

ekor kambing. Apabila ternak unta mencapai dua puluh lima ekor

hingga tiga puluh ekor, maka zakatnya seekor unta betina bintu

makhadh, jika unta betina bintu makhadh tidak ada, maka diganti

dengan unta jantan labun. Apabila jumlah ternak unta mencapai tiga

puluh enam hingga empat puluh lima ekor, maka zakatnya adalah

seekor unta hiqqah yang siap didatangi oleh unta pejantan. Apabila

jumlah ternak mencapai enam puluh satu ekor hingga tujuh puluh lima

ekor, maka zakatnya adalah seekor unta jaz‟ah. Apabila ternak unta

mencapai tujuh puluh enam ekor hingga sembilan puluh ekor, maka

zakatnya adalah dua ekor unta betina labun.Apabila jumlah ternak

unta mencapai sembilan puluh satu ekor hingga seratus dua puluh

ekor, maka zakatnya adalah dua ekor unta betina hiqqah yang siap

didatangi unta pejantan. Apabila jumlah ternak unta mencapai lebih

seratus dua puluh ekor, maka zakatnya adalah tiap-tipa lima puluh

ekor seekor unta hiqqah. Dan barangsiapa yang tidak memiliki ternak

unta selain empat ekor, maka tidak perlu sedekah kecuali pemiliknya

menghendaki.Mangenai sedekah ternak kambing yang berada dalam

penggembalaannya, apabila jumlahnya empat puluh ekor hingga

seratus dua puluh ekor, maka zakatnya seekor kambing.Apabila

jumlahnya lebih dari seratus dua puluh ekor hingga mencapai dua

ratus ekor, maka zakatnya adalah dua ekor kambing.Apabila jumlah

ternak kambing mencapai lebih dari tiga ratus ekor, maka tiap-tipa

seratus ekor kambing adalah seekor kambing.Apabila jumlah kambing

gembalaan seseorang kurang dari empat puluh ekor, misalnya kurang

satu ekor, maka tidak perlu sedekah kecuali jika pemiliknya

menghendaki. Tidak boleh mengelompokkan ternak yang terpisah-

pisah, tidak boleh pula memisahkan ternak yang bersatu karena

khawatir akan terkena sedekah. Bila ternak dimiliki dua orang yang

berserikat, maka kedua pemilik harus saling merujuk dengan cara

yang adil. Hewan yang telah berusia lanjut, cacat, dan pejantan tidak

boleh digunakan untuk sedekah kecuali jika pemungut sedekah

menghendakinya (mengizinkannya).Mengenai zakat logam dan perak,

bila jumlahnya mencapai dua ratus dirham, maka zakatnya adalah dua

setengah persen.Apabila jumlah logam perak hanya seratus sembilan

puluh dirham, maka tidak perlu sedekah kecuali bila pemiliknya yang

menghendaki. Dan barangsiapa yang memiliki ternak unta dalam

jumlah yang mewajibkan membayar sedekah berupa seekor unta

jadz‟ah, sedangkan ia tidak memiliki unta jadz‟ah, tetapi hanya

memiliki unta hiqqah, maka untuk hiqqah diterima dengan ditambah

dua ekor kambing-bilamana ia memiliki dua ekor kambing-atau uang

sebesar dua puluh dirham. Barangsiapa yang meiliki ternak dengan

jumlah yang mewajibkannya membayar sedekah berupa unta hiqqah,

sedangkan ia tidak memiliki unta hiqqah, tetapi hanya meiliki unta

jadz‟ah, maka unta jadz‟ah dapat diterima dan si wajib sedekah

menerima pengembalian uang sebesar dua puluh dirham atau dua ekor

kambing.” (HR. Bukhari) (Al-Asqalani. 2011: 156)

Page 43: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

28

Rasulullah pernah menarik zakat atas berbagai harta kekayaan secara

keseluruhan baik itu berupa hewan ternak, hasil panen maupun emas dan

hasil niaga.Beliau menghimpunkan zakat emas dan hasil niaga melalui orang-

orang yang datang secara langsung.(Abu Zahrah. 1995: 136).Sehingga konsep

amil belum terpikirkan kala itu.Intinya adalah zakat dibayarkan langsung

kepada imam.

Zakat fitrah lebih utama jika dikeluarkan sebelum orang-orang keluar

pergi shalat „ied. Hal ini didasarkan pada hadis riwayat Ibnu Umar. ra. Zakat

fitrah ini dibayarkan guna mencukupi kebutuhan orang-orang miskin dan agar

orang-orang miskin tidak mengemis.Karena mereka merupakan golongan

yang paling utama untuk menerimanya.Hal ini didasarkan pada hadis riwayat

Baihaqi dan Daruquthni.

Sementara itu, di era Madinah, hukum zakat yang lebih terperinci

diturunkan. Yang meliputi siapa saja yang wajib mengeluarkan zakat, siapa

yang berhak menerima zakat, tata cara menunaikannya dan jenis harta yang

diwajibkan zakat, termasuk zakat fitrah. Baginda Rasul juga melantik para

amil zakat dan membagikannya ke seluruh wilayah pemerintahan Islam.

Sebelum wafat, beliau juga meninggalkan wasiat kepada khalifah

selanjutnya, Abu Bakar r.a untuk menarik zakat madu.Beliau

memperkenalkan prinsip pembagian tugas dan elemen penguat dalam

pengelolaan zakat dengan adanya amil. Beliau mengamanahkan kepada Bilal

Bin Rabbah r.a untuk menjaga ketika Zubair bin Awwam r.a dilantik sebagai

pencatat pemasukan zakat. Beliau juga melantik Jahm bin Al-Suth r.a sebagai

Page 44: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

29

juru audit dan pendaftar, Uttab bin Usayd r.a sebagai amil di Kota Makkah,

Huzaimah bin Yaman r.a di Kota Hijaz dan Abdullah bin Rawahar r.a di Kota

Khaibar. Beliau juga meletakkan konsep fauran (segera) dalam hal penarikan

zakat.(www. umarfarouq.blogspot.com)

B. Pengertian Pengelolaan dan Distribusi Zakat Fitrah

1. Pengertian Pengelolaan

Menurut UU Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan zakat,

Pengelolaan adalah adalah kegiatan perencanaan,pelaksanaan, dan

pengoordinasian dalampengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaanzakat. Sementara itu dalam pasal dua dan tiga dijelaskan

bahwa pengelolaan zakat meliputi asas-asas sebagai berikut:

a. Syariat Islam; artinya sesuai dengan tuntunan dan ajaran Nabi

Muhammad. Saw melalui bimbingan para imam fikih meliputi empat

madzhab: Maliki, Hanafi, Syaf‟i, dan Hanbali.

b. Amanah; artinya dalam mengelola zakat, harus dapat dipercaya oleh

masyarakat baik dari sisi pelaksanaan maupun

pertanggungjawabannya.

c. Kemanfaatan; artinya dilakukan sepenuhnya untuk memberikan

manfaat sebesar-besarnya bagi mustahiq zakat.

d. Keadilan; artinya dilakukan secara non-diskriminatif atau tidak

melihat berasal dari suku apa, warna kulitnya seperti apa.

Page 45: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

30

e. Kepastian hukum; artinya adanya kepastian hukum bagi muzakki dan

mustahiq zakat.

f. Terintegrasi; artinya dilaksanakan secara hierarkis dari pusat

(BAZNAS) hingga ke daerah-daerah (BAZDA, LAZ, UPZ) dalam

upaya peningkatan pengelolaan dan

g. Akuntabilitas; artinya dapat dipertanggungjawabkan pelaporan

pelaksanaannya dan dapat diakses secara mudah oleh masyarakat.

Pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi pelayanandalam pengelolaan zakat dan meningkatkan manfaat

zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan

kemiskinan.

Sistem Pemungutan Zakat menurut Mursyidi (2006: 100) adalah

sebagai berikut:

a. Self assessment, yaitu zakat dihitung dan dibayarkan sendiri oleh

muzakki atau disampaikan ke lembaga swadaya masyarakat atau

badan amil zakat untuk dialokasikan kepada yang berhak. Disini zakat

merupakan kewajiban yang pelaksanaannya merupakan kesadaran

orang Islam yang berkewajiban. Dengan kata lain tidak ada

pemaksaan oleh pihak yang berwenang. Muzakkiakan berurusan

langsung dengan Allah Swt dan para mustahiq. Sistem ini didasari

pada penjelasan kewajiban seorang muslim yang harus mengeluarkan

zakat.

Page 46: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

31

b. Official assessment, yaitu zakat akan dihitung dan dialokasikan oleh

pihak yang berwenang, misalnya badan-badan yang ditunjuk oleh

pemerintah. Ini dapat dilakukan apabila penyelenggara pemerintahan

adalah pihak-pihak yang dianggap berwenang berdasarkan syari‟at

Islam dan sudah menjadi kebijakan umum. Disini muzakki hanya

memberikan informasi tentang kekayaannya kepada para pihak penilai

dan penghitung zakat kekayaan. Sistem ini didasari pada perintah

Allah Swt kepada para penguasa yang berwenang untuk mengambil

(khudz) sebagian dari kekayaan orang Islam yang berkecukupan.

2. Pengertian Distribusi

Distribusi adalah penyaluran atau pembagian sesuatu kepada pihak

yang berkepentingan. Sementara sistem distribusi zakat merupakan

kumpulan atau komponen baik fisik maupun nonfisik yang saling

berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk

menyalurkan zakat yang terkumpul kepada pihak-pihak tertentu dalam

meraih tujuan sosial ekonomi dari pemungutan zakat (Mursyidi, 2006:

169).

Misi distribusi zakat adalah menciptakan masyarakat muslim yang

kokoh baik di bidang ekonomi maupun nonekonomi. Untuk

melaksanakan misi tersebut, perlu adanya sistem alokasi zakat yang

memadai (Mursyidi, 2006: 180).

Page 47: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

32

Sistem tersebut mencakup:

a. Prosedur alokasi zakat yang mencerminkan pengendalian yang

memadai sebagai indikator praktek yang adil.

b. Sistem seleksi mustahiq dan penetapan kadar zakat yang dialokasikan

kepada kelompok mustahiq.

c. Sistem informasi muzakki dan mustahiq (SIMM).

d. Sistem dokumentasi dan pelaporan yang memadai.

Menurut UU Nomor 23 tahun 2011 tentang Zakat, dalam rangka

pengelolaan zakat, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal dilaksanakan

oleh Badan Amil Zakat Nasional atau lebih dikenal sebagai BAZNAS

(dulu disebut dengan Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah/BAZIS).

Berdasarkan Pasal 7, dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS ini

menjalankan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Selain itu juga bertugas untuk

membuat pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan

zakat.

Dalam amanat UU Zakat yang baru ini, dijelaskan bahwa

masyarakat diperbolehkan untuk membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ)

guna membantu BAZNAS. Dan sebagaimana telah diatur dalam Pasal 29

ayat (3), LAZ ini wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan

zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya kepada

BAZNAS dan pemerintah secara berkala. Namun pada kenyataan yang

berjalan di masyarakat, mereka justru membentuk panitia/amil mandiri

Page 48: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

33

baik itu secara kelompok atau dikoordinir di masjid-masjid melalui

kepengurusan takmir.

Dalam Pasal 38 dijelaskan bahwa dilarang bagi setiap orang yang

sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan penghimpunan,

pendistribusian atau pendayagunaan zakat tanpa ijin pejabat yang

berwenang. Dia akan ditindak sebagaimana diatur dalam Pasal 41 dengan

pidana paling lama satu tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Dengan penjelasan Pasal 66 PP Nomer 14 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2011 tentang Zakat,

bahwa: “(1) Dalam hal di suatu komunitas dan wilayah tertentu belum

terjangkau oleh BAZNAS dan LAZ, kegiatan pengelolaan zakat dapat

dilakukan oleh perkumpulan orang, perseorangan tokoh umat Islam (alim

ulama), atau pengurus/takmir masjid/musholla sebagai amil zakat.(2)

Kegiatan Pengelolaan Zakat oleh amil zakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan memberitahukan secara tertulis kepada kepala

kantor urusan agama kecamatan.” Maka dari itu, pengelolaan di dusun-

dusun yang dikelola secara mandiri melalui kepengurusan takmir itu

diperbolehkan oleh negara.

Maka dari itu, masalah penditribusian harus dilaksanakan sesuai

dengan syari‟at Islam meskipun dilakukan oleh panitia/ amil mandiri.

Berdasarkan Pasal 25, Pasal 26 menjelaskan bahwa pendistribusian zakat

Page 49: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

34

dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan prinsip

pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.

Zuhayly (1995: 278-279) menjelaskan bahwa apabila yang

membagikan zakat itu adalah imam, dia harus membaginya menjadi

delapan bagian.Yang pertama kali mengambil bagian itu seharusnya

adalah panitia zakat, karena dia mengambilnya sebagai ganti jerih payah

yang dikeluarkannya untuk memungut zakat. Adapun kelompok-

kelompok yang lain mengambil zakat atas dasar kesamaan hak diantara

mereka. Dan jika yang membagikan zakat itu adalah pemilik harta itu

sendiri atau orang yang mewakilinya, gugurlah hak panitia zakat itu,

kemudian dibagikan kepada tujuh kelompok yang tersisa jika semua

kelompok itu masih ada; jika tidak, zakat itu hanya dibagikan kepada

kelompok yang ada saja.

Akan tetapi tidak dapat dipungkiri jika umat Islam melakukan

optimalisasi fungsi sosial masjid dalam hal penggalangan dan penyaluran

zakat. Mufraini (2006:134) menjelaskan dalam bukunya Akuntansi dan

Manajemen Zakat, bahwa ada beberapa hal yang bisa dilaksanakan dalam

mengoptimalkan pola kerja ta‟mir masjid khususnya dalam tataran zakat,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kelembagaan masjid, yang diwakili oleh ta‟mir masjid ataupun yang

lainnya, dapat mencoba membuat database kesejahteraan dan

kemiskinan para jama‟ahnya. Sehingga dapat dijadikan acuan yang

valid untuk dimanfaatkan oleh BAZ/LAZ guna kepentingan

Page 50: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

35

pengembangan sistem informasi pengumpulan dan penyeluran zakat

dan sebagai jalan untuk menjadikan zakat terdistribusikan secara tepat

sasaran.

2. Organisasi ta‟mir masjid atau yang lainnya menyusun kalender

pelaksanaan zakat terpadu, baik untuk zakat fitrah maupun zakat mal,

untuk mengingatkan jama‟ah surplus calon muzakkiakan waktu haul.

3. Organisasi kelembagaan masjid dapat menjadi corong pengeras suara

sistem komunikasi masa untuk sosialisasi pelaksanaan kewajiban

zakat yang sekarang terus digalakkan. Terutama oleh lembaga

BAZ/LAZ, seperti halnya dompet dhuafa sebagai contoh.

Menurut Madzhab Syafi‟i, membolehkan zakat fitrah dibayarkan

kepada tiga orang fakir atau miskin, sedangkan al-Rawyani dari Madzhab

Syafi‟i berpendapat bahwa zakat itu hendaknya dibagikan kepada paling

tidak tiga kelompok yang berhak menerima zakat. Menurut madzhab

Hanafi, Maliki, dan Hanbali, zakat boleh dibagikan hanya kepada satu

kelompok saja.Bahkan Madzhab Hanafi dan Maliki memperbolehkan

pembayaran zakat kepada satu orang dari delapan kelompok yang

ada.Dan menurut Madzhab Maliki, memberikan zakat kepada orang yang

sangat memerlukan dibandingkan dengan kelompok lainnya merupakan

sunnat.

Page 51: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

36

C. Konsep Maslahat Menurut Ushul Fikih

1. Pengertian Maslahat

Maslahat menurut Imam Al-Ghazali adalah mengambil manfaat

dan menolak kemudharatan dalam rangka memelihara tujuan-tujuan

syara‟ (Haroen, 1996: 114). Tujuan syara‟ itu dijelaskan lebih lanjut oleh

Al-Ghazali bahwa tujuan yang harus dipelihara ada lima bentuk yaitu:

memelihara agama, jiwa, akal, keturuanan dan harta. Apabila seseorang

melakukan perbuatan yang pada intinya untuk memelihara kelima aspek

tujuan syara‟ di atas, maka dinamakan maslahah(Haroen, 1996: 114).

Sementara menurut Al-Khwarizmi memberikan definisi yang

hampir sama dengan definisi Al-Ghazali, yaitu memelihara tujuan syara‟

(dalam menetapkan hukum) dengan cara menghindarkan kerusakan dari

manusia (Syarifuddin. 2011: 346). Menurut Imam Al-Syatibi,

kemaslahatan itu tidak dibedakan antara kemaslahatan dunia dengan

kemaslahatan akhirat. Jadi intinya jika seseorang hendak mencapai

kemaslahatan dunia, dia harus melakukannya demi kemaslahatan akhirat

pula (Haroen, 1996: 114).Sementara menurut Abdul Wahhab Khalaf

menjelaskan: “maslahat yaitu maslahah yang ketentuan hukumnya tidak

digariskan oleh Tuhan dan tidak ada dalil syara‟ yang menunjukkan

tentang kebolehan dan tidaknya maslahah tersebut.”(Zuhri, 2011:81).

Menurut ahli ushul fikih, Maslahat adalah menetapkan hukum

suatu masalah yang tidak ada nasnya atau tidak ada ijma‟ terhadapnya,

dengan berdasarkan pada kemaslahatan semata (yang oleh syara‟ tidak

Page 52: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

37

dijelaskan ataupun dilarang). Abu Zahrah dalam kitabnya usul fikih

menyebutkan: “maslahah atau istishlah yaitu segala kemaslahatan yang

sejalan dengan tujuan-tujuan syar‟i (dalam menentukan hukum) dan

kepadanya tidak ada dalil khusus yang menunujuk tentang diakui atau

tidaknya (Zuhri, 2011: 82).

At-Tufy menetapkan bahwa maslahat adalah dalil syar‟i dalam

bidang muamalat (Salam, dkk.1994: 116-117). Jadi dapat disimpulkan

dari beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para ulama dan pakar

ushul fikih bahwa maslahat itu adalah hal-hal yang bersifat baik untuk

manusia meskipun tidak dijelaskan dalam nash ataupun syara‟.

Sebagai contoh maslahah ini dapat kita ketahui, misalnya dalam

pengumpulan Al-Qur‟an dalam Mushaf Utsmani, memerangi

pembangkang zakat di zaman Abu Bakar, pewarisan kekhalifahan dari

Abu Bakar kepada Umar, pencetakan mata uang, pencatatan pernikahan

(Zuhri, 2011: 85). Kesemuanya ini tidak dijelaskan melalui dalil-dalil

nash dan syara‟ akan tetapi bertujuan baik bagi manusia di dunia dan

akhirat.

Adapun maslahah yang dikehendaki oleh suasana sekeliling

kenyataan-kenyataan baru yang datang setelah terputusnya wahyu,

sedangkan syari‟ belum mensyari‟atkan hukum untuk merealisir

maslahah-maslahah tersebut, dan juga tidak terdapat dalil syari‟

mengenai pengakuan atau pembatalan maslahah-maslahah tersebut, maka

akan disebut maslahah mursalah(Khalaf, 1996: 132). Adapun tujuan dari

Page 53: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

38

pembentukan hukum melalui maslahah mursalah ini adalah menjadikan

fikih dan hukum islam mampu dinamis dan mengikuti perputaran zaman

(tidak beku/jumud dalam ijtihad) (Khalaf, 1996: 133).

2. Konsep Maslahat dalam Ushul Fikih

Adapun menurut para ulama, alasan mereka menerima maslahat

sebagai dalil syar‟i, diantaranya ialah:

a. Kemaslahatan yang diharapkan manusia itu tumbuh dan bertambah.

Sekiranya hukum tidak menampung untuk menetapkan kemaslahatan

manusia yang dapat diterima, berarti kurang sempurna syari‟at itu,

atau bekulah syari‟at Islam itu. Padahal nyatanya tidak demikian.

b. Kalau diamati benar-benar, para sahabat dan tabi‟in serta imam-imam

mujtahid, mereka telah menetapkan hukum-hukum dengan

berdasarkan pada kemaslahatan. Abu Bakar Ash-Shidiq

memerintahkan untuk menyusun mushaf yang tadinya belum

berkumpul. Demikian pula tindakannya memerangi orang yang

ingkar dan enggan membayar zakat.

Lalu maslahat ini masih memiliki syarat jika dijadikan

hujjah/dasar keputusan. Biasanya, manusia akan terganggu dengan

adanya campur tangan nafsu dalam memutuskan suatu perkara. Maka

dari itu, syarat-syarat berhujjah dengan maslahat antara lain:

a. Kemaslahatan yang dicapai dengan maslahat itu harus kemaslahatan

hakiki. Maksudnya maslahah yang bisa mendatangkan kemanfaatan

dan menjauhi kemadharatan.

Page 54: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

39

b. Kemaslahatan yang dicapai dengan maslahat itu harus kemaslahatan

umum, bukan kemaslahatan perorangan atau golongan. Jelasnya,

kemaslahatan itu harus dapat dan mampu memberi manfaat kepada

sebagian besar dari masyarakat juga tidak membawa madlarat pada

sebagian yang lainnya.

c. Kemaslahatan yang dicapai dengan maslahat itu tidak bertentangan

dengan nas syara‟ atau ijma‟.

Kekuatan maslahah dapat dilihat dari segi tujuan syara‟ dalam

menetapkan hukum, yang berkaitan-secara langsung atau tidak langsung-

dengan lima prinsip pokok bagi kehidupan manusia, yaitu: agama, jiwa,

akal, keturunan, dan harta. Juga dapat dilihat dari segi tingkat kebutuhan

dan tuntutan kehidupan manusia kepada lima hal tersebut (Syarifuddin,

2011: 348).

1. Dari segi kekuatannya sebagai hujjah dalam menetapkan hukum,

maslahah ada tiga macam, yaitu: maslahah dharuriyah, maslahah

hajiyah, dan maslahah tahsiniyah.

a. Maslahah dharuriyah adalah kemaslahatan yang keberadaannya

sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia, artinya kehidupan

manusia tidak punya arti apa-apa bila satu saja dan prinsip yang

lima itu tidak ada. Segala usaha yang secara langsung menjamin

atau menuju pada keberadaan lima prinsip tersebut adalah baik

atau maslahah dalam tingkat dharuri.

Page 55: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

40

Jadi memeluk agama, hak hidup dan berkembang biak

merupakan naluri insani dan hak asasi setiap manusia. Maka

Allah mensyari‟atkan kepada manusia untuk memelihara akidah,

ibadah dan muamalah dalam rangka memelihara agamanya.

Allah juga mensyari‟atkan manusia untuk mengelola sumber

daya alam untuk dikonsumsi dan mengatur hukum perkawinan

untuk meneruskan generasi manusia (Haroen, 1996: 115).

b. Maslahah hajiyah adalah kemaslahatan yang tingkat kebutuhan

hidup manusia kepadanya tidak berada tingkat dharuri. Bentuk

kemaslahatannya tidak secara langsung bagi pemenuhan

kebutuhan pokok yang lima (dharuri), tetapi secara tidak

langsung menuju ke arah sana seperti dalam hal memberi

kemudahan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Jadi jika

tidak terpenuhi, tidak secara langsung menyebabkan kerusakan,

tetapi secara tidak langsung juga bisa menyebabkan kerusakan.

Contohnya adalah menuntut ilmu agama untuk tegaknya

agama, sebaliknya ada perbuatan yang secara langsung akan

berdampak pada pengurangan atau perusakan lima kebutuhan

pokok, seperti menghina agama berdampak pada memelihara

agama. Kemudian kebolehan untuk berbuka puasa bagi musafir,

berburu binatang, kerjasama dalam pertanian (musaqqah), dan

jual beli pesanan (bay‟ al salam) (Haroen, 1996: 116).

Page 56: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

41

c. Maslahah tahsiniyah adalah maslahah yang kebutuhan hidup

manusia kepadanya tidak sampai tingkat dharuri, juga tidak

sampai tingkat haji, namun kebutuhan tuhan tersebut perlu

dipenuhi dalam rangka memberikan kesempurnaan dan

keindahan bagi manusia. Intinya kebutuhan yang lebih penting

didahulukan. Contoh: mendahulukan agama atas jiwa dan harta,

memakan makanan yang bergizi, berpakaian yang bagus-bagus

dan menghilangkan najis dari badan (Haroen, 1996: 116).

Dari ketiga kemaslahatan ini seorang Muslim dapat memprioritaskan

maslahat yang akan diambilnya, yang harus diutamakan adalah

maslahat dharuriyah, baru maslahat hajiyah, dan yang terakhir

maslahat tahsiniyah.

2. Dari adanya keserasian dan kesejalanan anggapan baik oleh akal itu

dengan tujuan syara‟ dalam menetapkan hukum, ditinjau dari maksud

usaha mencari dan menetapkan hukum, maslahah itu disebut juga dengan

munasib atau keserasian maslahah dengan tujuan hukum. Maslahah

terbagi menjadi tiga macam:

a. Maslahah al-Mu‟tabarah yaitu maslahah yang diperhitungkan oleh

syar‟i. Maksudnya, ada yang memberi petunjuk pada adanya maslahah

yang menjadi alasan dalam menetapkan hukum. Dari langsung

tidaknya petunjuk (dalil) terhadap maslahah terbagi dua:

1) Munasib mu‟atstsir, yaitu ada petunjuk langsung dari pembuat

hukum (syar‟i) yang memerhatikan maslahah tersebut.

Page 57: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

42

Maksudnya, ada petunjuk syara‟ dalam bentuk nash atau ijma‟

yang menetapkan bahwa maslahah itu dijadikan alasan dalam

menetapkan hukum.Contohnya tidak baiknya mendekati

perempuan yang sedang haid dengan alasan penyakit haid itu

adalah penyakit. Hal ini diatur dalam QS. Al-Baqarah: 222.

2) Munasib mulaaim yaitu tidak adanya petunjuk dalil secara

langsung dalam bentuk nashatau ijma‟ tentang perhatian syara‟

terhadap maslahah tersebut, namun secara tidak langsung ada.

Maksudnya, meskipun syara‟ secara langsunng tidak menetapkan

suatu keadaan menjadi alasan untuk menetapkan hukum yang

disebutkan, namun ada petunjuk syara‟ bahwa keadaan itulah yang

ditetapkan syara‟ sebagai alasan untuk hukum yang sejenis.

Contoh: bolehnya shalat jama‟ bagi orang yang muqim karena

hujan. Hukum yang sejenis dari itu adalah bolehnya jama‟ bagi

orang yang sedang bepergian (safar).

b. Maslahah al-Mulghah, atau maslahah yang ditolak, yaitu maslahat

yang dianggap baik oleh akal, tetapi tidak diperhatikan oleh syara‟ dan

ada petunjuk syara‟ yang menolaknya. Hal ini berarti akal

menganggapnya baik dan telah sejalan dengan tujuan syara‟, namun

ternyata syara‟ menetapakan hukum yang berbeda dengan apa yang

dituntut oleh maslahat itu. Contoh: raja yang mencampuri istrinya di

siang hari di Bulan Ramadhan. Untuknya sanksi terbaik adalah disuruh

puasa dua bulan berturut-turut. Hal ini sesuai dengan akal karenadapat

Page 58: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

43

membuat jera si pelaku. Namun tidak begitu dengan syara‟ yang

memerintahkan untuk memerdekakan hamba sahaya. Meskipun tidak

relevan untuk membuat pelaku jera.

c. Maslahah Mursalah, yaitu apa yang dipandang baik oleh akal, sejalan

dengan tujuan syara‟ dalam menetapkan hukum, namun tidak ada

petunjuk syara‟ yang memperhitungkannya dan tidak ada pula

petunjuk syara‟ yang menolaknya (Syarifuddin. 2011: 348-354).

Maka dalam rangka mengeliminasi atau menghilangkan kekhawatiran

akan tergelincir pada sikap semaunya dan sekehendak nafsu, maka dalam

berijtihad dengan menggunakan maslahah mursalah itu sebaiknya

dilakukan secara bersama-sama (Syarifuddin. 2011: 364).

Dilihat dari segi kandungan maslahah, para ulama ushul fikih

membaginya kepada:

a. Maslahat al-„Ammah, yaitu kemaslahatan umat yang menyangkut

kepentingan orang banyak. Meskipun tidak berarti untuk kepentingan

semua orang, tetapi bisa berbentuk kepentingan mayoritas umat atau

kebanyakan umat. Contohnya, para ulama‟ membolehkan membunuh

para ahli bid‟ah yang merusak akidah umat.

b. Maslahat al-Khashshah, yaitu kemaslahatan pribadi. Contohnya, para

ulama‟ membolehkan putusnya pernikahan karena suami dinyatakan

hilang (maqfud).

Lalu maslahat dapat diterima dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Page 59: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

44

a. Menurut Haroen (1996: 122), ulama Malikiyah dan Hanabilah

mensyaratkan tiga syarat, yaitu:

1. Kemaslahatan itu sejalan dengan kehendak syara‟ dan termasuk

dalam jenis kemaslahatan yang didukung nash secara umum.

2. Kemaslahatan itu bersifat rasional dan pasti, bukan sekedar

perkiraan sehingga benar-benar bermanfaat dan menolak

kemudharatan.

3. Kemaslahatan itu bersifat menyangkut kepentingan orang banyak,

bukanlah untuk kepentingan kelompok kecil atau pribadi.

b. Sementara Al-Ghazali mensyaratkan tiga pula, yaitu:

1. Maslahat itu sejalan dengan jenis-jenis tindakan syara‟.

2. Maslahat itu tidak meninggalkan atau bertentangan dengan nash

syara‟.

3. Maslahat itu termasuk ke dalam kategori maslahat dharuri, baik

kemaslahatan pribadi maupun kemaslahatan orang banyak dan

universal.

c. Menurut Zuhri (2011: 102), Zakaria Al-Farisi dalam kitabnya

masadirul ahkamil Islamiyah memberikan syarat-syarat antara lain:

1. Hendaknya maslahat itu hakiki sifatnya, tidak imajinatif dalam

arti apabila orang berkesempatan dan yang memusatkan perhatian

pada itu yakin sepenuhnya bahwa membina hukum berdasarkan

kemaslahatan tersebut akan dapat menarik manfaat dan menolak

madarat bagi manusia.

Page 60: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

45

2. Kemaslahatan itu sifatnya universal dan totalitas. Contohnya,

kalau dalam perang melawan orang kafir mereka membentengi

diri dan membuat pertahanan melalui beberapa orang muslim

yang tertawan. sedang orang kafir tersebut dikhawatirkan akan

melancarkan agresi dan menghancurkan mayoritas kaum Muslim.

Maka penyerangan terhadap mereka harus dilakukan meskipun

akan mengakibatkan kematian beberapa orang Muslim yang

seharusnya dilindungi keselamatan jiwanya. hal ini didasarkan

pada pertimbangan kepentingan umum dengan tetap

mementingkan suatu kemenangan dan ketahanan.

3. Hendaknya kemaslahatan bukan merupakan kemaslahatan yang

mulgha yang jelas ditolak. Seperti hukuman raja yang

mencampuri istrinya di siang hari di bulan Ramadhan. Pendapat

seperti ini didasarkan pada nash Al-Qur‟an yang menunjukkan

kepada kafarat itu tidak mendiskriminasikan raja dengan lainnya.

Jadi intinya adalah tidak sembarangan dalam membuat kesepakatan

hukum berdasarkan kemaslahatan jika tanpa mengetahui dasar

kehujjahannya. Dan juga, kemaslahatan yang diambil akan berdampak

pada kemanfaatan bersama/mensejahterakan orang banyak.

Contoh-contoh penggunaan prinsip maslahah di Indonesia:

1. Memperhatikan kualitas daripada kuantitas. Misalkan, terhadap

seleksi tentara nasional. Akan dipilih dari mereka yang memiliki fisik

kuat, besar dan tinggi serta hati yang bersih. Yang memiliki badan

Page 61: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

46

kurus pendek dan cita-cita serta tekad yang rendah akan

didiskualifikasi meskipun mereka berjumlah banyak. Contoh lain

adalah memilih menabung di bank muamalat/syari‟ah karena memiliki

keuntungan dunia-akhirat daripada menabung di bank konvensional

meskipun memiliki tawaran hadiah undian yang menarik sedemikian

rupa tetapi di dalamnya terdapat riba dari bunga bank.

2. Lebih mengutamakan ilmu daripada jihad. Sudah terbukti ketika di

Timur Tengah dilanda konflik, maka banyak organisasi menggalang

dana secara kontinyu dan mengirimkan pasukan kesana, baik

berdasarkan perintah pemerintah (Pasukan Garuda) maupun bersifat

sukarela (Syam Organizer, save Palestina, dan lain-lain). Maka,

sebagai orang Muslim yang jauh dari negara konflik, penjajahan di

negeri ini lebih mengarah ke pemikiran. Tidak wajib untuk ikut

berjihad jika alangkah lebih baik untuk belajar ilmu agama dan

memahami akidah. Karena memang sudah ada pasukan resmi yang

dikirim pemerintah kesana.

3. Lebih mengutamakan amal yang bermanfaat daripada yang kurang.

Misalkan, banyak gelandangan mengamen dan mengemis di lampu merah.

Alangkah lebih baik seorang Muslim tidak memberi mereka uang seribu-

dua ribu. Akan tetapi merelokasi mereka ke Dinas Sosial dan melatih

mereka dengan berbagai keterampilan. Sehingga ketika lulus dari pelatihan

kerja, mereka lebih berdaya untuk mengembangkan usaha.

Page 62: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

47

4. Lebih mengutamakan amal psikis daripada amal fisik. Kebanyakan dari

para da‟i mengajak warga untuk banyak-banyak berpuasa, banyak shalat

sunnah. Tetapi alangkah lebih baik, mulai sekarang para da‟i mengajak

warga atau jama‟ahnya untuk lebih memperbaiki akhlak dan rutinitas wirid

karena tidak dapat dipungkiri bahwa seorang Muslim tidak hanya

membutuhkan sarapan saja, tetapi juga siraman rohani.

5. Lebih mengutamakan reformasi mental daripada amandemen undang-

undang. Hari ini DPR lebih sibuk di kursi dewan untuk menggodok

banyak sekali peraturan dan Rancangan Undang-Undang tanpa melihat

apakah siap warga Indonesia untuk melaksanakannya. Maka alangkah

lebih baik DPR disibukkan dengan program memperbaiki akhlak bangsa

dengan mendirikan Islamic Centre, mengembangkan sekolah-sekolah

negeri, memajukan sekolah di perbatasan dan memperbanyak pengajar

atau paling tidak menaikkan gaji guru disana.

Page 63: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

48

BAB III

Pelaksanaan Pengelolaan Zakat Fitrah

A. Kondisi Geografis Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

Kabupaten Semarang

Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran Kabupaten Semarang terletak

persis di bawah kaki Gunung Merbabu. Dusun ini merupakan daerah di

dataran tinggi yang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara: berbatasan dengan Dusun Gumuk, Klero

Selatan: berbatasan dengan Dusun Krakal Mukti

Barat: berbatasan dengan Dusun Purwosalam

Timur: berbatasan dengan Dusun Duren Sawit, Sruwen

Dengan daerah yang merupakan dataran tinggi, maka daerah

tersebut sangat potensial untuk dikembangkan budidaya bercocok

tanam.Mayoritas penduduk bermata pencaharian berkebun atau menggarap

sawah, sebagian diantaranya bekerja di sektor industri dan usaha rumahan

/wiraswasta. Sementara potensi yang lain untuk pengembangan ekonomi

adalah jumlah penduduk. Jumlah penduduk Dusun Kaliwaru adalah sekitar

1281 jiwa, semuanya beragama Islam. (data tahun lalu berdasarkan

wawancara dengan Pak Kadus, data tidak dilampirkan karena data-data

sensus per dusun 5 tahun yang lalu tidak diarsipkan/hilang). Sehingga

potensi untuk membayar zakat fitrah dan mengembangkan ekonomi Islam

sangatlah besar.

Page 64: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

49

B. Kondisi Sosial dan Keberagamaan Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa

Tengaran, Kabupaten Semarang

1. Kondisi Sosial Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran,

Kabupaten Semarang

Masyarakat di Dusun Kaliwaru adalah masyarakat yang rukun

dan tradisional.Terbukti dari terjaganya budaya kumpul dan adat

istiadat Jawa yang ada.Warganya juga terkesan tertutup dibuktikan

dengan tertutupnya pintu rumah setiap warganya walaupun itu di siang

hari.Karena tergolong sebagai masyarakat tradisionalis, maka

mayoritas para among desa bersifat kolot terhadap adat dan sulit

berkembang.Bahkan ada warga pendatang yang mengatakan bahwa

warga Kaliwaru itu sulit berkembang baik dari sisi ekonomi maupun

infrastruktur.Jikalau itu berubah membutuhkan waktu yang sangat

lama.Mungkin sekitar 15 tahun untuk berubah.

Berbicara mengenai mata pencaharian warga, maka warga

Kaliwaru lebih memilih untuk menjadi petani ataupun

mengglondhong.Karena memang jika dilihat dari tanah dan tumbuhan

yang ada mereka sangat cocok di bidang tersebut.Tanah yang subur

berupa pertegalan sangat cocok untuk ditanami pohon sengon dan

suren.Mereka memilih dua pohon tersebut karena dapat tumbuh

dengan cepat dan mudah diolah.Selain menjadi petani, beberapa juga

menggantungkan hidup dari hasil berdagang.Kebanyakan dari mereka

Page 65: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

50

menjual sayuran dan makanan kecil di pasar atau disetorkan ke pabrik-

pabrik.

Namun semenjaklima tahun terakhir ini, banyak pemuda yang

lulus dari sekolah menengah atas lebih memilih jalur industri (pabrik)

atau perbengkelan. Karena mereka banyak yang lulus dari sekolah

menengah kejuruan dan menjamurnya pabrik-pabrik di sekitar Desa

Tengaran seperti pabrik tekstil, pabrik papan, meubel dan kosmetik.

Hal ini mempengaruhi cara pandang warga terhadap gaya hidup yang

awalnya sederhana menjadi materialistis. Otomatis selama kurun

waktu lima tahun terakhir ini banyak bermunculan orang kaya baru di

Dusun Kaliwaru atau bisa dikatakan taraf ekonominya telah mengarah

pada kelayakan/positif. Terbukti dengan desain rumah yang lebih

menyerupai rumah-rumah di kota.

2. Kondisi Keberagamaan Masyarakat Dusun Kaliwaru, Desa

Tengaran, Kabupaten Semarang

Mayoritas penduduk di Dusun Kaliwaru adalah beragama

Islam, 1 % nya beragama Kristen.Dari penduduk yang beragama

Islam, masing-masing bergabung dengan ormas-ormas tertentu.Seperti

Nahdlatul Ulama‟, Muhammadiyyah, Al-Irsyad, dan sebagian kecil

adalah MTA.Meskipun seperti itu, mereka hidup dengan rukun dan

damai. Saling menjaga satu sama lain.

Page 66: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

51

Mayoritas dari mereka adalah warga Muslim yang menjunjung

tinggi tradisi luhur.Terutama tradisi dalam berkumpul seperti

kumpulan tahlil, jamaah yasin, jamaah nariyah, jamaah waqi‟ah,

jamaah dziba‟an, jamaah qur‟anan. Terlebih dalam hal tradisi Jawa

masih dijaga dengan baik hingga saat ini seperti mitonan, nyewu,

mitung dino, matang puluh, nyatus, mendhak, haul. Tradisi ini sangat

dijaga secara turun temurun disebabkan adanya kaderisasi pemimpin

yang dipercaya dapat melestarikan adat tradisi yang ada.Biasanya,

pemimpin majelis itu dipilih dari intensitas sering hadirnya seseorang

dalam majelis tertentu.

Hal ini tidak terbatas pada kalangan bapak-bapak dan sesepuh

saja.Bahkan para pemudanya yang dulunya terkesan tertutup dan sulit

berkembang, kini mulai bergerak membangun desa.Yang dibangun

adalah sisi spiritual dan nilai-nilai Islami.Seperti mengadakan safari

dziba‟an dari masjid ke masjid di Desa Tengaran dan merti (bersih)

desa. Mereka masih menjaga falsafah Jawa: “makan nggak makan asal

kumpul”

Dalam hal pembayaran zakat fitrahpun dilakukan secara

gotong-royong dan tidak dibayarkan ke BAZ yang ada di kabupaten.

Melainkan dilakukan dan dipusatkan di masjid-masjid jami‟ yang ada

di desa. Hal ini berlangsung selama bertahun-tahun dan membuktikan

bahwa mereka hidup rukun dan damai.

Page 67: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

52

C. Pelaksanaan Pengelolaan Zakat Fitrah

1. Sejarah Pengelolaan Zakat Fitrah

Awal pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru yang

dilaksanakan di masjid An-Nuur Kaliwaru adalah sekitar tahun 1970

M atau sekitar kepemimpinan takmir masjid Bapak K.H. Kamil Yasin

dan K. Nasihun Yasin. Sebelumnya, zakat fitrah dibayarkan melalui

pemberian langsung ke rumah mustahiq oleh muzakki.Maka dengan

adanya program dari takmir dalam pengelolaan zakat fitrah sedusun ini

mampu memperlancar pemerataan distribusi.

2. Tata Cara Pengelolaan Zakat Fitrah

Berdasarkan keterangan dari salah satu informan yang termasuk

dalam kepanitiaan pembagi zakat fitrah, peneliti dapat memetakan

mekanisme pengelolaan zakat fitrah yang dilaksanakan di Dusun

Kaliwaru Tengaran, Kabupaten Semarang menjadi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pengumpulan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru

dipusatkan di Masjid An-Nuur Kaliwaru yang dikelola oleh panitia

yang terdiri dari tokoh agama selaku panitia musyawarah,

perwakilan masing-masing RT sebagai ketua panitia pengumpul

zakat fitrah, seorang warga selaku panitia pendata tunggal, dan

beberapa pemuda selaku panitia pembagi zakat fitrah yang

kemudian disebut “anak buah” bagi perwakilan RT dari panitia

pengumpul zakat fitrah.

Page 68: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

53

b. Pertama, dilakukan pembentukan panitia yang biasanya terdiri dari

orang-orang yang biasa diamanahi sebagai panitia. Hal ini

dilakukan agar terjadi kemudahan dalam pengelolaan. Panitia yang

dimaksud adalah seperti yang tertera dalam poin a.

c. Kemudian diadakan pembahasan musyawarah oleh panitia

musyawarah untuk menentukan harga beras yang berlaku di

pasaran yang diawali dengan sedikit pengajian tentang urgensi

zakat fitrah. Harga dipilih dalam musyawarah adalah harga yang

termahal karena dengan tujuan beras yang disetorkan adalah bukan

beras sembako melainkan beras terbaik. Rapat tersebut

dilaksanakan pada tanggal 23 Ramadhan malam hari. Sementara

penentutan muzakki dan mustahiq dilakukan pada malam 24

Ramadhan. Selain menentukan dua subjek dalam ibadah zakat

tersebut, panitia musyawarah turut mengundang panitia

pengumpul zakat fitrah untuk membagi tugas pendataan muzakki

dan mustahiq tiap RT di Dusun Kaliwaru.

d. Lalu panitia pengumpul zakat fitrah akan melakukan pendataan

pada esok harinya dengan cara mengunjungi rumah warga dan

mendata apakah muzakki akan meyetorkan zakat fitrah mereka ke

masjid atau tidak. Setoran yang akan ditarik bisa berupa beras

maupun uang. Jika berbentuk uang harus disesuaikan dengan harga

beras dan ukuran 2,5 kilogram, maka setelah itu panitia pengumpul

akan menukarkannya dengan beras untuk disetorkan ke masjid.

Page 69: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

54

Jadi semua setoran ketika berkumpul di masjid harus berupa beras

agar mudah untuk ditakar.Data muzakki dan mustahiq diserahkan

ke panitia musyawarah pada tanggal 27 Ramadhan malam hari.

e. Kemudian beras akan disetorkan ke masjid. Langkah berikutnya

adalah pendataan dan kalkulasi. Kalkulasi disini adalah dengan

membagi jumlah beras yang diterima/disetorkan ke masjid dengan

jumlah cacah jiwa penerima zakat fitrah. Jika dalam hal kalkulasi

masih terdapat sisa liter, maka yang dilakukan oleh panitia

musyawarah adalah menambahkan liter sisa tadi ke jatah normal

mustahiq. Sehingga terkadang seorang mustahiq bisa mendapatkan

jatah hingga 10 kilogram berdasarkan jumlah anggota keluarga

penerima/ jumlah anak yang ditanggung.

f. Terakhir adalah pendistribusian zakat fitrah. Hal ini dilakukan

dengan mengerahkan anak buah ke rumah warga yang tercatat

sebagai mustahiq. Jika masih ada sisa, maka menjadi hak dari

panitia. Terkadang dalam hal pendistribusian, ada perwakilan dari

panitia musyawarah turut mengeluarkan zakat mal berupa uang

sebesar Rp. 100.000,- untuk diserahkan kepada keluarga janda

yang tercatat sebagai mustahiq.

3. Pandangan Masyarakat terhadap Pengelolaan Zakat Fitrah

a. Pandangan Panitia Musyawarah

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari panitia

musyawarah, dapat disimpulkan bahwa penakaran beras kembali di

Page 70: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

55

masjid berfungsi untuk checking akhir berapa liter beras yang

didapatkan dari seluruh muzakki di Dusun Kaliwaru. Kesesuaian

data dan ketelitian jumlah beras dan jumlah pembagian kepada

mustahiqakan didapatkan dari penakaran kembali.

Zakat fitrah diartikan sebagai zakat jiwa, sehingga tidak

didasarkan kaya atau miskinnya muzakki.Intinya zakat didasarkan

pada berapa cacah jiwa yang ada dalam pada malam hari raya Idul

Fitri sebuah keluarga tercukupi makannya.Pembagian keluarga

muzakki, bukan jumlah kepala keluarga melainkan jumlah anggota

keluarga. Dan itu diperbolehkan oleh agama Islam, demi

pemerataan/maslahat yang akan dicapai dari pembagian model

seperti itu (berdasarkan cacah jiwa).

b. Pandangan Panitia Pengumpul Zakat Fitrah

Salah satu informan ketika ditanya mengenai pengelolaan

zakat fitrah menyebutkan bahwa warga masyarakat di Dusun

Kaliwaru khususnya yang menjadi panitia pengumpul zakat fitrah

masih kurang paham dalam hal pengelolaan dan aturan pembagian

zakat fitrah. Sehingga mereka akan mengikuti arahan dari panitia

musyawarah yang biasanya mendasarkan masalahat pada dalil-dalil

yang ada di kitab fikih klasik. Meskipun dalam pendalaman dalil-

dalil maslahat, ditemukan dalil-dalil yang menerima dan adapula

yang menolak konsep maslahat.

Page 71: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

56

Panitia musyawarah dalam menetapkan siapa yang menjadi

muzakki dan siapa yang menjadi mustahiq, lebih menfokuskan dalil

dari kitab fikih klasik tanpa merujuk kembali pada dalil Al-Qur‟an

dan Al-Hadits.Sehingga sangat diperlukan adanya pengkajian

ulang dalil-dalil dan syarah-syarah kitab fikih mengenai

pengelolaan zakat dan sosialisasi hasil musyawarah kepada panitia

pengumpul.

Dalam hal ini, panitia pengumpul zakat fitrah lebih terkesan

taklid secara buta tanpa mengkonfirmasi alasan panitia

musyawarah menetapkan bahwa bolehnya seorang muzakki

menerima jatah zakat.Sementara ada salah satu informan

menyebutkan bahwa mekanisme pembagian zakat fitrah yang

dilaksanakan di masjid itu bersifat stagnan dan kurang efektif

meskipun ada banyak kemanfaatan.Kurang efektif karena dinilai di

beberapa wilayah tugas seperti di Dukuh Kaliwaru Wetan,

Kaliwaru Lor, Dukuh Serang Sari dan Dukuh Kaliwaru Utara

terjadi defisit bagian.Artinya, jumlah beras yang disetorkan di

masjid lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang diberikan

kepada mustahiq.Hal ini dikarenakan amil mendaftarkan dirinya

dalam data mustahiq, padahal seharusnya jatah panitia pengumpul

adalah sisa dari kalkulasi.Selain itu mereka yang didata sebagai

muzakki dan menyetorkan beras (dalam artian mampu mencukupi

kebutuhan sehari-hari) justru didata pula sebagai mustahiq.Jadi

Page 72: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

57

pembagian beras bertujuan untuk pemerataan.Mereka yang

notabene sebagai panitia pengumpul tidak mempertimbangkan

taraf hidup dan pencapaian pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari

mustahiq. Sehingga dari tahun ke tahun akan terjadi defisit bagian

dan kurangnya kesadaran masyarakat kelas menengah untuk

menolak menerima bagian zakat fitrah.

Sementara yang terjadi di Dukuh Kaliwaru Selatan sangat

berbeda dengan tiga wilayah yang disebutkan di atas.Karena dalam

penentuan muzakki dan mustahiq, panitia pengumpul

mempertimbangkan taraf hidup dan pencapaian pemenuhan

kebutuhan sehari-hari. Jikalau muzakki adalah janda, jika taraf

hidupnya sudah mampu maka tidak akan didata dobel (sebagai

mustahiq). Hal ini sudah dilakukan dari tahun-tahun sebelumnya

agar terwujud dari tujuan zakat fitrah itu sendiri yakni

mengentaskan derajat yang sebelumnya sebagai mustahiq menjadi

muzakki.

Pelaksanaan pengelolaan zakat fitrah di beberapa dukuh di

Dusun Kaliwaru selalu menjadi masalah di bulan Ramadhan hanya

gara-gara defisit bagian dan pendistribusian yang dilakukan pada

malam hari raya yang terkesan kemrungsung karena distribusi

dilakukan setelah penakaran kembali oleh panitia pengumpul pada

pukul 22.00 WIB dan harus mengetuk pintu mustahiq di waktu

istirahat malam. Padahal secara umum panitia pengumpul menolak

Page 73: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

58

mekanisme pembagian yang dijelaskan di atas itu terjadi

kembali.Bahkan diantara mereka yang notabene sarjana lulusan

hukum Islam juga lebih memilih untuk diam dan mengikuti

pendapat panitia musyawarah dikarenakan rikuh terhadap panitia

musyawarah yang usianya lebih tua dari mereka.

Sebenarnya ada pandangan bahwa pengelolaan yang

dilakukan di desa tetangga (Desa Tengaran Kulon yang juga

dilakukan di masjid jami‟) itu lebih efektif karena menggunakan

model girik dan muzakki tinggal menyetorkan beras langsung ke

masjid (berbeda yang dilakukan di Dusun Kaliwaru yang harus

mengunjungi tiap rumah muzakki. Distribusipun dilakukan pada

siang hari tanggal 27/28 Ramadhan oleh perwakilan Ketua RT

sehingga tidak kemrungsung.Hal ini dipandang efektif dan efisien

karena kemanfaatan beras yang diterima oleh mustahiq lebih besar

dibanding dengan beras yang diterima oleh mustahiq Warga

Kaliwaru yang datang pada malam hari raya sementara mereka di

pagi harinya sudah mipik untuk keperluan hari raya.

Sementara yang terjadi di Dukuh Kaliwaru Wetan menurut

salah satu informan adalah terjadinya penggelembungan jatah zakat

fitrah.Hal ini terjadi karena panitia pengumpul zakat dari RT yang

bersangkutan hanya menerima instruksi untuk membagikannya

kepada sejumlah keluarga kecuali 8 KK yang dinilai sebagai orang

mampu (dalam hal ini memiliki sawah yang banyak dan beberapa

Page 74: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

59

ekor ternak sapi) atau pegawai negeri di sebuah instansi, seperti

pengadilan agama dan kantor-kantor.

Padahal dalam pembagiannya terkadang, seorang janda

yang memiliki anak yang bekerja (kelas menengah) dan mampu

membeli mobil masih juga mendapat jatah zakat fitrah meskipun

keluarganya mampu membayarkan zakat ke masjid.Anehnya,

setelah penakaran kembali oleh panitia mereka yang membayarkan

zakat untuk keluarganya justru mendapatkan jatah lebih banyak

dari yang dibayarkan.Sehingga mendapatkan keuntungan lebih,

Hal ini terjadi dari tahun ke tahun tanpa adanya pertimbangan jika

di tahun berikutnya yang terdaftar sebagai muzakki tidak

mendapatkan jatah zakat.

Di sisi lain, ada panitia pengumpul yang mendapatkan jatah

zakat fitrah dobel. Satu jatah karena terdaftar sebagai mustahiq

meskipun dia mampu dan jatah sebagai panitia pengumpul.Jadi

artinya dia mendapatkan dua keuntungan sekaligus.Permasalahan

muzakki juga terdaftar sebagai mustahiq tidak hanya terjadi di

Kaliwaru Wetan tetapi juga terjadi di Dukuh Kaliwaru Tengah

sebelah utara dan Dukuh Kaliwaru Utara.

c. Pandangan Pendata Zakat Fitrah

Informan tunggal yang menjadi panitia pendata

menyebutkan bahwa pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru

sudah tepat.Dikarenakan ketika penakaran beras kembali di masjid

Page 75: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

60

berfungsi untuk mencampur antara kualitas beras yang baik dengan

yang agak baik.Sebab dalam hal penyetoran beras sebagai objek

zakat fitrah, tidak semua warga menggunakan beras dengan

kualitas terbaik.

Sementara data yang diberikan oleh warga tidak semua

seperti yang tertera dalam formulir isian data muzakki dan

mustahiq (sering ada penambahan atau pengurangan jumlah liter),

maka dengan terpaksa panitia pendata akan mengentry data sesuai

jumlah beras yang terkumpul dan dibagikan per cacah jiwa (KK)

bertujuan untuk pemerataan (kemaslahatan). (bisa dilihat pada

lampiran data kalkulasi zakat fitrah tahun 1434 dan 1435 H)

Data yang diterima oleh panitia pendata hanya diarsipkan

dalam bentuk softfile dan tidak dilaporkan ke Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Tengaran .Hal ini disebabkan KUA

setempat tidak berperan aktif dalam pengelolaan zakat fitrah

terutama di Dusun Kaliwaru dan atau modin tidak meminta data ke

panitia pendata untuk selanjutnya dilaporkan ke KUA.Yang

terpenting adalah pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru

berjalan lancar meskipun tanpa arahan KUA.

d. Pandangan Mustahiq Zakat Fitrah

Ada sesuatu yang menarik ketika informan-informan

ditanya mengenai pengelolaan zakat fitrah yang terjadi di Dusun

Kaliwaru. Salah seorang informan menjawab bahwa dirinya telah

Page 76: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

61

terdaftar menjadi muzakki, akan tetapi juga didata sebagai

mustahiq. Karena merasa bingung, maka dia melapor ke tokoh

agama RT tempat dia tinggal.Tetapi setelah mendengar jawaban

dari tokoh agama tersebut yang meyakinkannya untuk boleh

menerima zakat fitrah meskipun sudah terdaftar sebagai muzakki,

maka dia mengambil kesimpulan jika seorang muzakki meskipun

kaya dan mampu untuk membayar zakat fitrah juga berhak untuk

menerima zakat (sebagai mustahiq).

Dia juga menjelaskan bahwa di RT dimana dia tinggal,

masih saja ada seorang muzakki yang terdaftar, juga menerima

zakat.Diantaranya adalah seorang janda yang memiliki seorang

anak yang memiliki pekerjaan.Alasan diberi zakat fitrah karena

profesi anak hanya sebagai petani glidhik (berpenghasilan tidak

tetap).Sehingga panitia pembagi zakat fitrah, memberi jatah zakat

kepada keluarga tersebut dikarenakan keluarga tersebut

dikategorikan sebagai keluarga miskin meskipun dalam

kenyataannya, mereka mampu untuk membayar zakat fitrah dan

mampu mencukupi kebutuhannya di saat hari raya Idul Fitri.

Sementara menurut mustahiq dari dusun sebelah (masih

disetor zakat dari Dusun Kaliwaru) mengatakan bahwa mereka

sebenarnya sudah tidak layak untuk mendapatkan zakat fitrah

karena mampu membayar zakat setiap tahunnya.Dan jika dilihat

dari tata dhahirnya, keluarga yang bisa mipik di malam hari raya

Page 77: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

62

Idul fitri, membangun rumah dan membeli perabotan listrik ini

mengaku sudah tidak layak disebut miskin lagi.Jadi jika ingin

menanyakan alasan mengapa keluarga tersebut masih menerima

zakat, maka perlu dikaji kembali data-data dari panitia yang

notabene memakai data-data tahun lalu untuk mustahiq sebagai

patokan selamanya.Padahal jika dilihat secara seksama barangkali

untuk keluarga yang dulunya miskin kini sudah meningkat status

ekonominya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepanitiaan yang

mendadak dan menyimpulkan bahwa mustahiq selamanya itu tidak

efektif sama sekali.

e. Pandangan Tokoh Agama

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa

tokoh agama yang ada di Dusun Kaliwaru, ditemukan beberapa

keterangan bahwa pengelolaan zakat fitrah yang dilakukan di

masjid dengan mekanisme “ditakar kembali” itu dihukumi mubah

(boleh) dengan alasan agar beras yang dikumpulkan terbagi rata

untuk semua mustahiq. Untuk ukuran beras yang didapatkan setiap

jiwa itu juga tidak bermasalah meskipun ditambahkan dari sisa

beras yang ada.Misalkan ada muzakki yang juga didata sebagai

mustahiq, itu juga diperbolehkan bahkan ketika zakat fitrah itu

berputar kembali ke muzakki juga dihukumi mubah.

Semua keterangan ini dapat dilihat di kitab klasik rujukan

fikih Imam Syafi‟i yaitu Syarah Kitab Taqrib. Dijelaskan bahwa

Page 78: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

63

muzakki dapat diberi zakat fitrah meskipun dia tidak miskin, akan

tetapi digolongkan sebagai ghorim (orang yang berhutang).

Sementara di Dusun Kaliwaru, untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari sering mengandalkan dana dari hutang. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa muzakki dapat diberi jatah beras zakat fitrah

dengan pertimbangan dia adalah ghorim.

Page 79: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

64

BAB IV

ANALISIS

A. Analisis Pengelolaan Zakat Fitrah di Dusun Kaliwaru Berdasarkan

Hukum Positif

Pengelolaan zakat diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011.Dalam undang-Undang ini mengatur segala sesuatu khususnya

tentang kegiatan pengelolaan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

pendistribusian dan pendayagunaan zakat (Pasal 1 ayat 1).Dalam hal ini,

pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru sudah sesuai dengan

pengertian pengelolaan zakat berdasarkan Pasal 1 ayat 1.Yakni kegiatan

perencanaan yang diwujudkan pada tanggal 24 Ramadhan dengan

diadakannya rapat musyawarah di Masjid An-Nuur guna membahas harga

beras terbaik yang ada di pasaran. Kemudian kegiatan pelaksanaan dengan

adanya pendataan database warga miskin (mustahiq) dan pemberi zakat

(muzakki), kegiatan pengoordinasian dalam pengumpulan yaitu dengan

adanya panitia pengumpul zakat yang menyetorkan database kepada

panitia musyawarah guna pertimbangan selanjutnya dan ditunjuknya

beberapa “anak buah” oleh panitia pengumpul zakat guna membantu

pendistribusian ketika malam 1 Syawal, kegiatan pendistribusian dan

pendayagunaan yaitu dengan adanya zakat fitrah yang diberikan dapat

digunakan oleh warga sebagai pemenuh kebutuhan pangan atau kebutuhan

lain ketika beras itu dijual kembali oleh mustahiq. Selain dapat digunakan

Page 80: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

65

juga untuk tambahan modal usaha apapun bentuknya.Seharusnya panitia

pendata zakat fitrah melakukan pelaporan ke BAZ Kabupaten Semarang

atau minimal ke KUA setempat sehingga ada tindak lanjut dari masalah

defisit bagian di dukuh-dukuh yang ada di Dusun Kaliwaru ini.Jika sudah

ada pelaporan yang baik dan kontinyu setiap tahunnya, maka dapat

diadakan koordinasi antara panitia pengelola zakat fitrah di Dusun

Kaliwaru dengan balai pelatihan kerja atas arahan dari BAZ

setempat.Tentunya lebih baik lagi jika dibentuk kepanitian pengelolaan

zakat mal yang belum ada di dusun tersebut.Hal yang demikian dirancang

jika memang akar masalah sosialnya adalah kemiskinan.Sehingga dengan

tambahan modal usaha dan keterampilan yang diberikan oleh balai

pelatihan kerja dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke

depannya.

Pengelolaan yang dilakukan oleh panitia sudah sesuai dengan asas

syari‟at Islam, akuntabilitas dan kemanfaatan berdasarkan Pasal 2.sesuai

syari‟at Islam yaitu dilaksanakan pada waktu wajib (malam 1 Syawal

sebelum shalat „Ied), dengan ukuran sebanyak 2,5 kilogram berupa beras

dan dibayarkan oleh muzakki agar didistribusikan oleh panitia pengumpul

kepada mustahiq. Sesuai dengan asas akuntabilitas karena panitia

musyawarah memilki table database jumlah beras/zakat yang dibayarkan

dan jumlah penerima zakat.Meskipun hal itu masih jauh dari

kesempurnaan dan perlu perbaikan di setiap tahunnya.Sesuai dengan asas

kemanfaatan yaitu karena dengan adanya pendistribusian zakat kepada

Page 81: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

66

warga miskin diharapkan mereka tercegah dari perbuatan meminta-minta

dan tercukupinya kebutuhan pangan mereka di bulan Syawal.

Sayangnya dalam hal pertanggungjawaban laporan dalam rangka

pengelolaan zakat fitrah yang telah dilaksanakan, panitia musyawarah

tidak melaporkan kepada BAZ Kabupaten Semarang dalam mengawal

kesejahteraan warga dan panitia pengumpul tidak melaporkan telah

selesainya pendistribusian kepada panitia musyawarah sebagai

pertimbangan selanjutnya. Karena dalam hal ini panitia musyawarah

merupakan pucuk pimpinan sekaligus monitor bagi pengelolaan zakat di

Dusun Kaliwaru. Jadi memang membutuhkan penyempurnaan di sisi-sisi

tertentu.Peran BAZ Kabupaten juga diharapkan tidak cepat percaya

terhadap masyarakat dalam rangka pengelolaan.Mereka harus secara

kontinyu mengawal dan mengarahkan masyarakat dalam mengelola zakat

fitrah yang baik dan benar.Baik melalui sosialisasi setiap tahunnya

maupun pengawasan terhadap pelaporan pengelolaan zakat dan database

mustahiq dari tahun ke tahun.Apakah jumlah mustahiq berkurang dari

tahun ke tahun, ajeg, atau justru bertambah.Karena visi-misi dari BAZ

adalah mengentaskan mustahiq menjadi muzakki.

Karena selama ini masyarakat dalam mengelola zakat fitrah belum

semuanya paham secara baik akan pengelolaan zakat fitrah yang baik dan

benar sesuai syari‟at Islam dan hukum positif yang ada. Mereka sangat

membutuhkan bimbingan dan arahan yang sifatnya kontinyu.Misalnya

saja, panitia pengumpul yang termasuk golongan kelas menengah

Page 82: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

67

(artinya mereka mampu mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari masih

meminta jatah zakat, penakaran beras yang dilebihkan untuk janda dan

orang tua yang berlebihan sehingga warga Dusun Kaliwaru enggan melirik

dusun sebelah yang juga membutuhkan zakat).Seharusnya zakat dapat

mensejahterakan warga miskin bukan hanya diratakan dalam satu dusun

saja.Tetapi bisa diratakan ke seluruh desa dengan pendistribusian yang

jauh-jauh hari sudah dilaksanakan sebelum malam 1 Syawal.Hal ini

bertujuan agar tercapainya asas keadilan dan pemerataan kesejahteraan.

B. Analisis Pengelolaan Zakat Fitrah di Dusun Kaliwaru Berdasarkan

Hukum Islam

Zakat Fitrah yang dikeluarkan oleh warga Kaliwaru sudah sesuai

dengan syarat wajib dikeluarkannya zakat fitrah yaitu makanan pokok,

menguatkan dirinya dan boleh memilih diantara jenis-jenis makanan

pokok yakni utamanya beras. Dimana kewajiban zakat fitrah itu

dilaksanakan ketika adanya kelebihan makanan dalam hal ini dipilihkan

beras terbaik selama satu hari satu malam sebanyak 2,5 kilogram setiap

“kepala”nya dan dibayarkan sebelum hari raya.

Zakat fitrah dibayarkan kepada orang-orang yang membutuhkan

yaitu warga miskin, panitia pengumpul zakat di Dusun Kaliwaru.Begitu

pula hikmah dari pengelolaan zakat fitrah terlaksana yaitu menghindarkan

warga miskin dari perbuatan meminta-minta.Hal ini sesuai dengan ajaran

Nabi Muhammad.saw berdasarkan hadis riwayat Baihaqi dan Daruquthni.

Dan pengelolaan sudah sesuai dengan bimbingan jumhur ulama‟ yaitu

Page 83: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

68

diberikan kepada satu golongan mustahiq saja.Mereka adalah kaum

miskin.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan oleh Mufraini (2006:134),

Pengelolaan zakat fitrah yang dilaksanakan di Dusun Kaliwaru telah

mengoptimalkan pola kerja takmir masjid.Yakni kelembagaan masjid yang

diwakili oleh takmir masjid dalam membuat database warga miskin

(mustahiq zakat) setiap tahunnya.Sehingga zakat dapat terdistribusikan

secara tepat sasaran.

Konsep maslahat juga sudah sesuai dengan pengertian dari Al-

Ghazali yaitu memelihara tujuan syara‟ guna memelihara diri dan

menghindarkan dari kerusakan.Yang dimaksudkan dengan kerusakan

adalah perbuatan meminta-minta. Perbuatan ini akan menghancurkan

keluarga. Jika keluarga yang notabene merupakan komponen terkecil

dalam masyarakat, maka kesimpulannya adalah jika keluarga hancur,

maka masyarakat juga akan hancur pula. Jika masyarakat adalah

komponen kecil dari suatu bangsa, maka intinya adalah masayarakat

hancur bangsa dan umat Islam ini akan hancur pula. Akhirnya lemah dan

dapat terjajah oleh musuh-musuh Allah.

Maslahat yang dimaksudkan dalam pengelolaan zakat fitrah di

Dusun Kaliwaru adalah sesuai dengan ketetapan ulama At-Tufy yaitu

dalam hal muamalat. Zakat yang dilaksanakan di dusun tersebut adalah

transaksi muamalat dalam bidang bantu-membantu warga miskin yang

membutuhkan kebutuhan akan pangan dan kebutuhan lain jika beras yang

Page 84: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

69

diterima dijual kembali. Transaksi ini bernilai ibadah ketika sesuai dengan

dalil-dalil syar‟i yang ada.Konsep maslahat merupakan dalil syar‟i yang

diterapkan oleh ulama‟ salafunassahlih.Dan sesuai dengan yang

diutarakan oleh ulama ushul fikih bahwa maslahat adalah harus bisa

mendatangkan kemanfaatan dan menjauhi kemadharatan. Kemanfaatan

dalam hal ini adalah warga miskin mampu mencukupi kebutuhan

pangannya selama hari raya Idul Fitri dan atau dapat mencukupi

kebutuhan lain ketika beras dijual dan digantikan dengan barang/jasa yang

lain.

Kemaslahatan yang terpenuhi di Dusun Kaliwaru juga merupakan

kemaslahatan umum.Kemaslahatan umum disini adalah tersejahterakannya

warga miskin di Dusun Kaliwaru.Artinya bukan kemaslahatan untuk

golongan berkepentingan maupun perorangan.Penggunaan prinsip

maslahat khususnya dalam pengelolaan zakat fitrah adalah dengan

mengutamakan amal yang bermanfaat daripada yang kurang.Dalam hal ini

amal yang bermanfaat adalah memberikan zakat kepada mustahiq daripada

membiarkan warga miskin meminta-minta hanya untuk mencukupi

kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya.

Didapatkan dari keterangan tokoh agama bahwa penakaran dan

penambahan jatah zakat fitrah per jiwa dari sisa beras yang dibagi rata

untuk semua mustahiq itu dihukumi mubah.Hal ini bertujuan agar beras

terbagi rata untuk semua mustahiq yang ada.Selain itu, dihukumi mubah

seorang muzakki mendapatkan bagian zakat fitrah dengan pertimbangan

Page 85: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

70

dia adalah seorang ghorim, walaupun tidak miskin.Meskipun nantinya

zakat fitrah yang terkumpul berputar ke muzakki kembali.Kesimpulannya

adalah muzakki layak mendapatkan zakat fitrah (sebagai mustahiq).

Page 86: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mekanisme pengelolaan zakat fitrah di Dusun Kaliwaru, Desa

Tengaran, Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pengelolaan dilaksanakan dan dipusatkan di Masjid An-

Nuur, Kaliwaru Tengaran. Yang pertama dilakukan adalah

pembentukan panitia.

b. Kemudian diadakan pembahasan musyawarah oleh panitia

musyawarah dan panitia pengumpul zakat untuk menentukan

harga beras yang berlaku di pasaran yang diawali dengan sedikit

pengajian tentang urgensi zakat fitrah.

c. Lalu panitia pengumpul zakat fitrah akan melakukan pendataan

pada esok harinya dengan cara mengunjungi rumah warga dan

mendata apakah muzakki akan meyetorkan zakat fitrah mereka ke

masjid atau tidak.

d. Kemudian beras akan disetorkan ke masjid untuk pendataan dan

kalkulasi. Kemudian beras yang terkumpul didistribusikan yaitu

dengan mengerahkan anak buah ke rumah warga yang tercatat

sebagai mustahiq. Jika masih ada sisa, maka menjadi hak dari

panitia.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan tokoh agama desa memilih prinsip

maslahah lil ummat dalam pengelolaan zakat fitrah antara lain adalah

Page 87: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

72

untuk memudahkan pembagian jatah zakat (pemerataan jatah per

cacah jiwa), memenuhi kesejahteraan ghorim (warga yang dibelit

hutang demi memenuhi kebutuhan) dan untuk memudahkan akses bagi

muzakki dalam menunaikan ibadah zakat dengan dikumpulkannya

(kegiatan dipusatkan) zakat fitrah di masjid.

3. Pendapat warga Dusun Kaliwaru terhadap pengelolaan berdasarkan

konsep maslahat lil ummat ini antara lain:

a. Menurut Panitia Musyawarah, kemaslahatan akan dicapai jika

pengelolaan zakat fitrah tetap dilaksanakan dengan berdasarkan

cacah jiwa yang ditanggung oleh mustahiq zakat fitrah yang ada.

b. Menurut Panitia Pengumpul Zakat Fitrah, adakalanya pengelolaan

zakat fitrah berdasarkan konsep ini sudah cocok karena taklid

kepada panitia musyawarah. Akan tetapi perlu kajian lebih lanjut

dan harus diadakan pelaporan dari panitia pendata zakat

fitrahkepada KUA setempat agar tidak ditemukan lagi

ketidakefektifan kerja terutama terhadap dukuh-dukuh yang

mengalami defisit bagian.

c. Menurut Pendata Zakat Fitrah, pengelolaan berdasarkan konsep

maslahat lil ummat ini sudah tepat melihat adanya penakaran beras

kembali yangmana menjadikan kualitas beras yang terkumpul

menjadi sama-sama baik dan dengan melalui pemerataan distribusi

itulah kemaslahatan dapat tercapai.

Page 88: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

73

d. Menurut Mustahiq Zakat Fitrah, pengelolaan berdasarkan konsep

ini ada baik dan buruknya. Masyarakat ada yang pro dan ada yang

kontra. Sehingga perlu adanya kajian ulang mengenai pengelolaan

zakat fitrah di tahun-tahun yang akan datang.

e. Menurut tokoh agama setempat, pengelolaan zakat berdasarkan

konsep maslahat ini sudah baik dan boleh dilakukan. Melihat

adanya dalail yang menguatkan meskipun hanya dari kitab fikih

klasik.

4. Tinjauan hukum Islam terhadap prinsip maslahat lil ummat dalam

kaitannya dengan distribusi zakat fitrah ini adalah merujuk pada dalil

kaidah fikih Imam Syafi‟i dalam kitab fikih klasik “Syarah Taqrib”

tentang golongan yang mendapatkan jatah zakat fitrah salah satunya

adalah ghorim (orang yang berhutang demi memenuhi kebutuhan

hidup. Sehingga meskipun seseorang mustahiq itu tidak tergolong

sebagai miskin, tetapi dia memenuhi syarat sebagai mustahiq karena

dia adalah seorang yang ghorim. Selain mekanisme pengelolaan

semacam ini memudahkan panitia pengumpul zakat dalam pemerataan

distribusi, akses muzakki dalam menyalurkan zakat fitrah dipermudah

karena kegiatan dipusatkan di masjid, kebutuhan ghorim juga

terpenuhi. Inilah yang menjadi alasan panitia dalam menerapkan

prinsip maslahat dan mereka menfatwakan mekanisme ini dengan

hukum mubah (boleh).

Page 89: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

74

B. Saran

1. Untuk Panitia Pengumpul Zakat Fitrah Dusun Kaliwaru

a. Penentuan tanggal rapat musyawarah baik itu pembentukan

panitia, penentuan jadwal pendataan muzakki dan mustahiq,

penarikan zakat fitrah, pengumpulan kembali, maupun

pendistribusian lebih diawalkan agar tidak terkesan kemrungsung.

b. Harus dibukukan/diadakan pengarsipan untuk semua data yang

ada dan dilaporkan ke BAZ Kabupaten/minimal ke KUA

Kecamatan Tengaran sebagai pertanggung jawaban pengelolaan.

c. Panitia pengumpul zakat fitrah dapat mengusulkan kepada panitia

musyawarah agar pendistribusian zakat fitrah tidak hanya terbatas

di dua dusun, tetapi diratakan ke seluruh Desa Tengaran,

khususnya yang membutuhkan agar tidak terjadi penumpukan

ukuran dan ditambahkan ke masing-masing mustahiq (terfokus di

satu dusun saja).

2. Untuk Lembaga Kampus

a. Mengadakan sosialisasi pengelolaan zakat fitrah yang baik dan

benar sesuai dengan hukum Islam kepada masyarakat.

b. Bekerjasama dengan BAZ Kabupaten Semarang untuk

memberikan sosialisasi dan mengawasi pengelolaan zakat

fitrah di desa-desa khususnya di Desa Tengaran berdasarkan

Undang-Undang Pengelolaan Zakat yang terbaru, UU No. 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Page 90: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

75

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zahrah, Muhammad. Zakat Dalam Perspektif Sosial.Terjemahan oleh Ali

Zawawi. 1995. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus.

Al-Asqalani, Al-Hafidz Ibnu Hajar.Terjemah Bulughul Maram. Terjemahan oleh

Ahmad Najieh. 2011. Semarang: Pustaka Nuun.

Ash-Shiddieqy, M. Hasbi. 1984. Pedoman Zakat. Jakarta: N.V. Bulan Bintang.

BKM Pusat. 1991. Pembantu Pegawai Pencatat Nikah. Jakarta: BKM Pusat.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Farkhani. 2013. Studi Keislaman. Salatiga: Salatiga Press.

Haroen, Nasrun. 1996. Ushul Fiqh 1. Ciputat: Logos Publishing House.

Hidayati, Tri Wahyu. 2013. Implikasi UU No. 23 Tahun 2011 Terhadap

Pengelolaan Zakat di Indonesia (Studi terhadap Lembaga Pengelola

Zakat di Jawa Tengah). Salatiga: P3M STAIN Salatiga.

Khalaf, Abdul Wahhab. Kaidah-Kaidah Hukum Islam.Terjemahan oleh Noer

Iskandar Al-Barsany dan Moh. Tolchah Mansoer. 1996. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Perkasa.

Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemandirian Menulis Karya Ilmiah Bagi

Mahasiswa. Yogyakarta: Trustmedia.

Page 91: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

76

Mufraini, Arif. 2006. Akutansi dan Manajemen Zakat: Mengkomunikasikan

Kesadaran dan Membangun Jaringan. Jakarta: Kencana.

Munawaroh. 2012. MetodologiPenelitian. Jombang: Intimedia.

Mursyidi. 2006. Akuntansi Zakat Kontemporer. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Patton, Michael Quinn. Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan oleh Drs. Budi

Puspo Priyadi, M. Hum. 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sabiq, Sayyid. 1982. Fikih Sunnah 3. Bandung: PT. Al Ma‟arif.

Salam, Zarkasji Abdul, dkk. 1994. Pengantar Ilmu Fiqh Usul Fiqh. Yogyakarta:

LESFI.

Syarifuddin, Amir. 2011. Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

UU RI Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat. Terjemahan oleh Dr. Salman Harun, Drs. Didin

Hafidhuddin dan Drs. Hasanuddin. 1991. Jakarta: PT. Pustaka Litera

AntarNusa Bogor Baru.

Yusuf, Muhammad Asror. 2004. Kaya Karena Allah: Sikap dan Pandangan Islam

terhadap Dunia Materi. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.

www. umarfarouq.blogspot.com. 17 Desember 2014 pukul 09.37 WIB.

Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian BerbagaiMadzhab. Terjemahan oleh Agus

Effendi dan Bahruddin Fananny. 1995.Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.

Zuhri, Saifudin. 2011. Ushul Fiqih: Akal Sebagai Sumber Hukum Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 92: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

77

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN

WILAYAH KALIWARU SELATAN KOORDINATOR : BP. SHODIK

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 SUKIRAH 5

2 MUNIR 4

3 ANA FARIDA 5

4 CHUMAIDI SARDI 3

5 SARDIYAH 1

6 SLAMET MARHABAN 2

7 TAMAMI 3

8 SURURI 3

9 MUJIB 3

10 MUHYIN 4

11 SUPRIYADI 2

12 NGATIROH 1

13 BADRUS 7

14 SARMIYANTO 5

15 MUNIRI 3

16 SLAMET NAWAWI 5

17 BIARSO 2

18 SRI HIDAYATI 4

19 JOKO SAMUDRO 5

20 MUJIONO 1

21 JAWAD 4

22 ERWANTO 4

23 LESTARI 1

24 SUYATNO 3

25 M. FARRAJ 1

26 SUMADI 1

27 TUGINO 1

28 SULASIH 1

29 PAMUJI 1

30 ANIK 1

31 ERWANTO 1

32 MAURINA 1

Page 93: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

78

33 FAHRUL ROIF AR 1

34 RINIF BUDI P 1

35 SRI MULYANI 1

36 ANDIKA B W 1

37 AUFA WIDYA H 1

38 SUHARSONO 1

39 NARYADI 1

40 FANDI 1

41 SISWANTI 1

42 CHRIS WIDIATNOKO 1

43 SETYO WAHYUNI 1

44 ASTINA ARTI M 1

45 BELA ARTI D 1

46 CELIKA ARTI D 1

47 DEFAN DEKARTA 1

48 IIS ETIK SUSANTI 1

49 ISTIQOMAH 1

50 MARIYATUN 1

51 SUYATNO 1

52 UMI ZAHROTUN 1

53 HASNA 1

54 DITA 1

55 H. ZIDNI 1

56 SARSONO 1

57 M. MAEMUN 1

58 SAWALDI 1

59 DEDEH 1

60 M. LATIF 1

61 SHOHIBAH 1

62 DEDEN 1

63 KHILDA INDIARTO 1

64 HANIF 1

65 M. MAHZUM 1

66 YAHYA IMRON 1

67 NUR AINI W A 1

68 NABIL 1

69 LIA 1

JOKO SAMUDRO 1

ABI CANDRA 1

PARMIN 1

MITA 1

Page 94: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

79

HERU 1

HENDI 1

DINDA PUTRI 1

IBRAHIM 1

DEWI MAR'ATUS 1

MASLIKHATUN 1

RIFA'I 1

SIGIT 1

RESTU 1

SANTI 1

ABSAL 1

FAJAR 1

NURUL 1

BADRUS 1

TITIK 1

ANASIR 1

BENASIR 1

BASYIR 1

PUTRI SYAKIRIN 1

ISTIQOMAH 2 1

JUMLAH 69 80

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN

WILAYAH KALIWARU TENGAH 1 KOORDINATOR : BP. MUNIRUN

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 AHMAD 1 10

2 ARIF KURNIANTO 1

3 ARJIATUN 1

4 AS'AD 2 4

5 BADRUS 2

6 DAROK 1 6

7 H. BAKIRI 1

8 H. SAHAL 1

9 H. SJAKIR 2

10 IBNU DZAKWAN 4

Page 95: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

80

11 JARIR IBRAHIM 1 2

12 MASRUR 1 3

13 MASYKURI 1 4

14 MUHAMMAD 1 5

15 MUHYIDIN 5

16 MUNIRUN 1 6

17 MURYONO 1 5

18 ROHMAN 1 2

19 SOLIHAN 1 3

20 SUMIAH 1 4

21 TA'AT/SAROYAH 1 4

22 TADZKIR 1 3

23 YEPPY/ZAKIYAH 1 4

24 ANSORI 1

JUMLAH 34 65

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN

WILAYAH KALIWARU TENGAH 2

KOORDINATOR : BP. ASYROFI

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 ABRORI 1 4

2

3 ALFU 1

4 AMIN 1

5 ANGGIA 2

Page 96: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

81

6 ANSORI 1

7 ARIFATUL H 1

8 ASOMAH 3

9 DIKAH 5

10 ELMA 1

11 FADHILA SALSABILA 1

12 FAIZ 1

13 HJ. MARYUTI 1

14 INA LUTFIA 1

15 INDAH H PRATIWI 1

16 ISROFI 5

17 JUMALI 1

18 LAMI 1

19 M. RIF'AN AFANDI 1

20 MAHMUD CHOZI 1

21 MAHSUNUDDIN 1 4

22

23 MISBAHUDDIN 9

24 MUSTAIN 1 6

25

26 NIAMAH 5

27 NUR AZIZAH 1

Page 97: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

82

28 RIZKI 1

29 ROFIAH 3

30 ROHINI 4

31 SAID 2

32 SITI CHOLISAH 1

33 SLAMET MAMIK 2

34 TOHA 1

35 UMI ISNA 1

36 YUNI 1

37 YUSUF 1

38 ZUHROTUN 1

JUMLAH 29 50

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN

WILAYAH KALIWARU TIMUR KOORDINATOR : BP. MUKHLAS

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 AHMAD FAUZI 2 8

2 AMINAH 1

3 BAMBANG/RAGIL 3

4 BANANI 1 4

5 BASHORI 1

6 BUDI PURNOMO 1

7 DIMYATI 1

8 FATHONAH 2 3

Page 98: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

83

9 HAMIYATUN/KATUN 1

10 JADI 1

11 JAWAD MUJAB 2 3

12 JOKO TRI SUBEKTI 4

13 KANDIK 1

14 KHALIM MUDRIK M 1

15 KOMARUN 1 8

16 MAHMUDI 2 2

17 MAKMUN 5

18 MA'RUF 1 2

19 MASNURI 1

20 MUAWANAH 6

21 MUBAROK 1

22 MUHAIMIN 2 4

23 MUHDI 1

24 MUJAB 1 4

25 MUKHLAS 1 4

26 MUKMINAN 2 5

27 MUKTI 1 1

28 MUNJAMIL 3 7

29 MURYOTO 3 6

30 MUSTAJAB 1

31 MUTHO'I 2 3

32 NAPSIYAH 2 2

33 NASIKI 2 6

34 NUR KHAMID 1 7

35 NUR KHAMIM 1 3

36 PANUT 1 5

37 PIATUN 1

38 POMO 1 7

39 PRONI 1 3

40 ROKHIM 1 1

41 ROYATI 3 7

42 ROZI 3

43 SITI MAESURI 2 6

44 SLAMET PON 3 8

45 SLAMET SHOLIKIN 2 4

46 SUBARDI 2 9

47 SUHARTI 1 4

48 SUJIMAH 1

49 SULAIMAN 1 2

50 SULKHANI 1 4

Page 99: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

84

51 SUPRIH 2

52 SURURI 1 5

53 TINAH SALIM 2

54 TOHIR 1

55 TOPIK 1 3

56 TUKIMIN 8

57 TUMIN/MUSBIKAN 3 5

58 UNARIYAH 5 5

59 YONO 2 4

60 YUSRI 8

JUMLAH 83 200

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN

WILAYAH KALIWARU UTARA 1 KOORDINATOR : BP. ARIFIN

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 ABDUL LATHIF 3 4

2 ABID 2

3 AHYADI 1 6

4 ANSORI 2 2

5 ARIF RAHMAN 2

6 ARIFIN 1 4

7 BASHOIR 2 2

8 BASITH 1 3

9 BASITH NUR LAILI 2 5

10 H. FAUZAN 1 3

11 H. MAHMUD 4

12 HJ. KAROMAH 2

13 IRFANI 2

14 JALILAH 1

15 KASTOLANI 1 2

16 MASRUHIN 1 4

17 MAWAHIB 1 5

18 MUCHAMMAD 1 4

19 MUCHID 1 5

20 MUKHLAS 2

21 NUR CHOLIS 1 1

22 NUSIMI 2

Page 100: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

85

23 PAK POS 1

24 REFATI 2 2

25 SITI NARDI 1

26 SLAMET 1 3

27 SYALTUT 3

28 USTAD FAIQ 1 4

JUMLAH 39 65

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN

WILAYAH KALIWARU UTARA 2 KOORDINATOR : BP. HUMAM

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 ADITYA 1

2 AGUS PRIYANTO 1

3 ANDI 1 2

4 ARI WIDODO 1

5 ARIF MUSTOFA 1 3

6 CATUR 1 4

7 DARSONO 1 3

8 GINANJAR 1

9 HENDRIK 1

10 HENDRO 1

11 HJ. AMNAH 1

12 HUMAM 5

13 JOKO PITOYO 4

14 JOKO SUPRIYANTO 1 3

15 JOYO 3

16 MAFIYAH 1 1

17 MAHMUDI 1 4

18 MAN 1 2

19 MUHLISIN 3

20 MULYONO 3

21 PARWANI 1 5

22 PRABOWO 1 4

23 RIBUT 1

24 ROFI'I 1

25 SIS 1 4

26 SLAMET MULYONO 1

27 SLAMET RAHARJO 1 1

28 SUKARJO 1 3

Page 101: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

86

29 SUKIJO 3

30 SUMERI 1 7

31 SUPINAH 8

32 SUPRIHATI 1

33 SURONO 1 4

34 SUS 1

35 TANWIR 5

36 TRIYONO 4

37 TUGIRIN 1 8

38 UTARI 1

39 WAHYUDI 3

40 WARSITO 2 5

41 WIYONO 3

42 SURONO 5

JUMLAH 35 108

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1435 H

MASJID AN-NUR KALIWARU TENGARAN

NO.

WILAYAH KOORDINATO

R MUZAKKI

MUSTAHIQ

AMIL

JANDA/DUDA

1 KALIWARU BARAT

MUALLIF RIDWAN

0

2 KALIWARU SELATAN

SHODIQ 0 84 4 4

3 KALIWARU TENGAH 1

MUNIRUN 0 85 6 1

4 KALIWARU TENGAH 2

ISROFI 0 51 4 0

5 KALIWARU TIMUR

MUKHLAS 0 199 10 7

6 KALIWARU UTARA 1

SOBIRIN 0 73 5 2

7 KALIWARU UTARA 2

HUMAM 0 120 5 2

JUMLAH 0 612 68 16

696

JUMLAH PENERIMAAN ZAKAT FITRAH SEHARUSNYA 1041

JUMLAH

1076

Page 102: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

87

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN WILAYAH KALIWARU SELATAN KOORDINATOR : BP. SHODIK NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 ABI CANDRA

2 ABSAL

3 AMRI 2

4

5 ANA FARIDA 4

6 ANASIR

7 ANDIKA B W

8 ANIK

9 ASTINA ARTI M

10 AUFA WIDYA H

11

12

13 BADRUS 6

14 BASYIR

15 BELA ARTI D

16 BENASIR

17

18 BIARSO 3

19 CELIKA ARTI D

20 CHRIS WIDIATNOKO

21 CHUMAIDI SARDI

22 DEDEH

23 DEDEN

24 DEFAN DEKARTA

25 DEWI MAR'ATUS

26 DINDA PUTRI

27 DITA

28 ERWANTO

29 ERWANTO

PENERIMAAN ZAKAT FITRAH REAL JUMLAH PENYALURAN ZAKAT FITRAH

1.545977011

1044

Page 103: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

88

30 FAHRUL ROIF AR

31 FAJAR

32 FANDI

33 H. ZIDNI

34 HANIF

35 HASNA

36 HENDI

37 HERU

38 HUMAIDI 3

39 IBRAHIM

40 IIS ETIK SUSANTI

41 ISTIQOMAH

42 ISTIQOMAH 2

43 JAWAD

44

45

46 JOKO SAMUDRO 5

47 KHILDA INDIARTO

48 KIPRI 2

49 LESTARI 1 1

50

51 LIA

52 M. FARRAJ

53 M. LATIF

54 M. MAEMUN

55 M. MAHZUM

56 MARIYATUN

57 MASLIKHATUN

58 MAURINA

59 MITA

60

61 MUHYIN 4

62

63 MUJIB 4

64 MUJIONO 1 1

65

66

67 MUNIR 5

68

69 MUNIRI 3

NABIL

NARYADI

NGATIROH 1 1

NUR AINI W A

NURUL

Page 104: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

89

PAMUJI

PARMIN

PUTRI SYAKIRIN

RESTU

RIFA'I

RINIF BUDI P

SANTI

SARDIYAH 1 1

SARMIYANTO 5

SARSONO

SAWALDI

SETYO WAHYUNI

SHOHIBAH

SIGIT

SISWANTI

SLAMET MARHABAN 2

SLAMET NAWAWI 3

SRI AID 5

SRI HIDAYATI

SRI MULYANI

SUHARSONO

SUKIRAH 4

SULASIH

SUMADI

SUPRIYADI

SURURI

SURURI 3

SUYATNO

SUYATNO

SUYITNO 3

TAMAMI

TAMAMI 3

TITIK

TUGINO

UMI ZAHROTUN

YAHYA IMRON

ZAINAL M 3

70 8

JUMLAH 0 84 4

Page 105: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

90

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN

WILAYAH KALIWARU TENGAH 1 KOORDINATOR : BP. MUNIRUN

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 AHMAD 10

2 AHYADI 4

3 ALFI MARYAM 4

4 ANSORI

5 ARIF KURNIANTO

6 ARJIATUN/MAHMUDI 3

7 AS'AD 4

8 BADRUS 5

9 DAROK 6

10 FAIZAH 3

11 H. BAKIRI

12 H. SAHAL

13 H. SJAKIR

14 IBNU DZAKWAN

15 JARIR IBRAHIM

16 MASRUR 4

17 MASYKURI 4

18 MAUNAH 5

19 MISKIYAH 2

20 MUHAMMAD 3

21 MUHYIDIN

22 MUNIRUN 6

23 MUNTADHIROH 1 1

24 MURYONO 4

25 ROHMAN 2

26 SOLIHAN 3

27 SUMIAH 2

28 TA'AT/SAROYAH 3

29 TADZKIR 3

30 YEPPY/ZAKIYAH 4

JUMLAH 0 85 1

Page 106: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

91

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU

TENGARAN

WILAYAH KALIWARU TENGAH 2 KOORDINATOR : BP. ASYROFI

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 ABRORI 4

2 ALFU

3 AMIN

4 ANGGIA

5 ANSORI

6 ARIFATUL H

7 ASOMAH 3

8 DIKAH 6

9 ELMA

10 FADHILA SALSABILA

11 FAIZ

12 HJ. MARYUTI

13 INA LUTFIA

14 INDAH H PRATIWI

15 ISROFI 5

16 JUMALI

17 LAMI

18 M. RIF'AN AFANDI

19 MAHMUD CHOZI

20 MAHSUNUDDIN 4

21 MISBAHUDDIN 10

22 MUSTAIN 4

23 NIAMAH 5

24 NUR AZIZAH

25 RIZKI

26 ROFIAH 3

27 ROHINI 4

28 SAID

29 SITI CHOLISAH

30 SLAMET MAMIK 3

31 TOHA

32 UMI ISNA

33 YUNI

Page 107: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

92

34 YUSUF

35 ZUHROTUN

JUMLAH 0 51 0

MASJID AN-NUR KALIWARU TENGARAN

WILAYAH KALIWARU UTARA 1 KOORDINATOR : BP. ARIFIN

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 ABDUL LATHIF 4

2 ABID

3 AHYADI 6

4 ANSORI 2

5 ARIF RAHMAN

6 ARIFIN 4

7 BASHOIR 2

8 BASITH NUR LAILI 5

9 BASITH ZUHRIYAH 3

10 H. FAUZAN 3

11 H. MAHMUD

12 HAMDANI 3

13 HJ. KAROMAH

14 IRFANI

15 JALILAH 1 1

16 KASTOLANI 2

17 MASRUHIN 3

18 MAWAHIB 4

19 MUCHAMMAD

20 MUCHID

21 MUHAMMAD 2

22 MUHID 5

23 MUKHLAS

24 MURTAFIAH 2

25 NUR CHOLIS/NUR SADIMAN 1 1

26 NUSIMI 2

27 PAK POS

Page 108: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

93

28 REFATI 2

29 SHOLEH 3

30 SITI NARDI

31 SLAMET WIDODO 3

32 SYALTUT 3

33 USTAD FAIQ 4

69 4

JUMLAH 0 73 2

DAFTAR PENERIMAAN ZAKAT FITRAH 1434 H MASJID AN-NUR KALIWARU TENGARAN

WILAYAH KALIWARU UTARA 2

KOORDINATOR : BP. HUMAM

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 ADITYA

2 AGUS PRIYANTO 3

3 ANDI 3

4 ARI WIDODO

5 ARIF MUSTOFA 3

6 BOWO 3

7 CATUR 4

8 DARSONO 3

9 DAVID 5

10 GINANJAR

11 HENDRIK

12 HENDRO

13 HJ. AMNAH

14 HUMAM 3

15 JOKO PITOYO 4

16 JOKO SUPRIYANTO

17 JOYO 5

18 KARJO 4

19 LATIF 3

20 LISIN 3

21 MAFIYAH 2

22 MAHMUDI 4

23 MAN

24 MERI 7

25 MULYONO 3

26 PARWANI 5

27 RIBUT 1 1

28 ROFI'I

29 ROSYID 3

Page 109: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

94

30 SIS 4

31 SLAMET HARJO PLUS JOKO 4

32 SLAMET MULYONO

33 SLAMET RAHARJO

34 SOFIYAH CEMPLUK 2

35 SUKARJO

36 SUKIJO 3

37 SUKIMAN 5

38 SUMERI

39 SUPINAH 2

40 SUPRIHATI

41 SURONO 3

42 SUSANTO 1 1

43 TANWIR 4

44 TRI D 2

45 TRIYONO 3

46 TUGIRIN 5

47 UTARI

48 WAHYUDI

49 WARSITO 5

50 WIYONO 3

51 MASRUR 3

JUMLAH 0 120 2

Kaltim:

NO. NAMA MUZAKKI MUSTAHIQ KETERANGAN

1 AHMAD FAUZI 8

2 BAMBANG/RAGIL

3 BANANI 4

4 BASHORI

5 BUDI PURNOMO

6 DIMYATI

7 FATHONAH 3

8 HAMIYATUN/KATUN 1 1

9 JADI

10 JAWAD MUJAB 3

11 JOKO TRI SUBEKTI

12 KANDIK

13 KHALIM MUDRIK M

14 KOMARUN 7

15 MAHMUDI 2

16 MAKMUN 5

17 MA'RUF 2

18 MASNURI

Page 110: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

95

19 MUAWANAH 6

20 MUBAROK

21 MUHAIMIN 4

22 MUHDI

23 MUJAB 4

24 MUKHLAS 5

25 MUKMINAN 6

26 MUKTI 1 1

27 MUNJAMIL 3

28 MURYOTO 6

29 MUSTAJAB

30 MUTHO'I 3

31 NAPSIYAH 2

32 NASIKI 6

33 NUR KHAMID 7

34 NUR KHAMIM 3

35 PANUT 5

36 PIATUN 1 1

37 POMO 7

38 RIFATI 2

39 ROHMATUR ROHIM 3

40 ROKHIM 1 1

41 ROYATI 7

42 ROZI 3

43 SITI AMINAH 1 1

44 SITI MAESURI 6

45 SLAMET PON 8

46 SLAMET SHOLIKIN 4

47 SUBARDI 9

48 SUHARTI 4

49 SUJIMAH 1 1

50 SULAIMAN 2

51 SULKHANI 4

52 SURURI 5

53 TINAH SALIM 2

54 TOHIR 1 1

55 TOPIK 3

56 TUKIMIN 8

57 TUMIN/MUSBIKAN 5

58 UNARIYAH 5

59 YONO

60 YUSRI 8

61 ZUMRONI MILA 3

JUMLAH 0 199 7

Page 111: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

96

FORMULIR PENILAIAN SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)

MAHASISWA

IAIN SALATIGA

Nama : Nur Salim

NIM : 21111020

Jurusan: Ahwal Al-Syakhshiyyah/Syari‟ah

No. Nama Organisasi Nama Kegiatan Tanggal

Pelaksanaan

Jabatan Skor

SKK

1. Dewan Mahasiswa

(DEMA)

OPAK 2011 20-22

Agustus

2011

Peserta 3

2. ITTAQO-CEC Achievement

Motivation

Training (AMT)

23 Agustus

2011

Peserta 2

3. Panitia ODK Orientasi Dasar

Keislaman

(ODK)

24 Agustus

2011

Peserta 2

4. KOPMA-KSEI Seminar

Entrepreneurship

dan Koperasi

25 Agustus

2011

Peserta 1

5. UPT

PERPUSTAKAAN

User Education

(Pendidikan

Pemakai)

19

September

2011

Peserta 2

6. LDK Darul Amal IBTIDA‟ LDK

DA

8-9 Oktober

2011

Peserta 3

7. JQH Penerimaan

Anggota Baru

3-4

Desember

2011

Peserta 3

8. STAIN

SALATIGA

Jurusan Syari‟ah

Seminar

Ekonomi Islam:

“Peran Ekonomi

Islam dalam

Mengatasi Krisis

Ekonomi Global”

14 Januari

2012

Peserta 1

9. LDK Darul Amal Seminar

Regional:

“Urgensi Media

dalam

Mencerahkan

30 April

2012

Peserta 4

Page 112: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

97

Umat”

10. HMJ Syari‟ah Pelatihan

Advokasi

16-17 Mei

2012

Peserta 3

11. Assafa Seminar

Nasional:

“Publikasi Karya

Ilmiah”

29 Mei

2012

Peserta 6

12. Dewan Mahasiswa Seminar

Nasional:

“Mewaspadai

Gerakan Islam

Garis Keras di

Perguruan

Tinggi”

23 Juni

2012

Peserta 6

13. Pyramid English

Course

Program Kursus

Bahasa Inggris

10 Juli-9

Agustus

2012

Peserta 4

14. PMII Joko Tingkir

Salatiga

MAPABA 2012 5-7 Oktober

2012

Peserta 3

15. LDK Darul Amal Islamic Public

Speaking

Training (IPST)

25 Oktober

2012

Peserta 3

16. PMII Kota Salatiga Dialog Publik

dan Silaturahmi

Nasional

10

Nopember

2012

Peserta 6

17. HMJ Syari‟ah Seminar

Nasional: “Peran

Lembaga

Perbankan

Syari‟ah dengan

Adanya Otoritas

Jasa Keuangan.”

29

Nopember

2012

Peserta 6

18. JQH Tablig Akbar:

“Tafsir Tematik”

1 Desember

2012

Peserta 1

19. UPK STAIN

Salatiga

SK

Pengangkatan

Pengurus LDK

DA Masa Bakti

2013

31 Januari

2013

Pengurus 4

20. Dewan Mahasiswa Seminar

Nasional:

“Ahlussunnah

Waljama‟ah

dalam Perspektif

26 Maret

2013

Peserta 6

Page 113: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

98

Islam Indonesia”

21. LDK Darul Amal Training Kader I 6-7 April

2013

Panitia 3

22. HMJ Tarbiyah dan

Syari‟ah

Seminar

Nasional dan

Dialog Publik:

“Minimnya

Pasokan Energi

dalam Negeri”

20 April

2013

Peserta 6

23. Prodi Ahwal Al-

Syakhsiyyah

Program Kursus

Singkat: Politik

Jihad dan

Terorisme

Februari-

April 2013

Peserta 4

24. LDK Darul Amal MILAD XI LDK

DA

14 Juni

2013

Panitia 1

25. LDK Darul Amal GARDIKA:

Pesantren Kilat

SMPN 3 Salatiga

29-31 Juli

2013

Pemateri 4

26. LDK Darul Amal Training Kader II 28

September

2013

Peserta 3

27. LPM-DINAMIKA Lomba Cerpen

dalam rangka

Anniversary

LPM

DINAMIKA

7 Oktober

2013

Peserta 2

28. LDK Darul Amal Ibtida‟ LDK DA 19-20

Oktober

2013

Panitia 3

29. Al-Khidmah

Kampus Kota

Salatiga

Pendidikan

Anggota Dasar

(PAD)

28-29

Desember

2013

Panitia 3

30. UPK STAIN

SALATIGA

SK

Pengangkatan

Pengurus LDK

DA Masa Bakti

2014

31 Januari

2014

Pengurus 4

31. Senat Mahasiswa Dialog Interaktif

dan Edukatif:

“Diaspora Politik

Indonesia di

Tahun 2014,

Memilih Untuk

Salatiga Hati

Beriman”

1 April

2014

Peserta 1

Page 114: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

99

32. KKN Posdaya

Tematik IAIN

Walisongo

Semarang

Training

Entrepreneurship

dan Leadership

11 Mei

2014

Peserta 3

33. Prodi Ahwal Al-

Syakhsiyyah

Jurusan Syari‟ah

dan Ekonomi Islam

Seminar

Imsakiyah

Ramadhan 1435

H

26 Mei

2014

Peserta 1

34. LDK Darul Amal Lomba Cerpen

Islami di MILAD

XII LDK DA

28 Mei

2014

Peserta 2

35. Senat Mahasiswa Public Hearing:

“STAIN menuju

IAIN dari

Mahasiswa untuk

Mahasiswa

10 Juni

2014

Peserta 1

36. HMPS PS S-1

STAIN

SALATIGA

Training and

TOEFL Test

8-9

Nopember

2014

Peserta 3

37. LDK Darul Amal GARDIKA 19 Juli 2014 Panitia 1

38. STAIN

SALATIGA

SK Panitia

Orientasi Dasar

Keislaman

OPAK STAIN

2014

9 Agustus

2014

Panitia 2

39. LDK Darul Amal Training Kader II 27

September

2014

Panitia 3

40. LDK Darul Amal Ibtida‟ LDK DA

2014

18-19

Oktober

2014

Panitia 3

41. STAIN

SALATIGA

SK

Penyelenggara

Gebyar seni Al-

Qur‟an JQH Al-

Furqan STAIN

SALATIGA

2014

5

Nopember

2014

Panitia 1

Page 115: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

100

42. CEC-ITTAQO Perbandingan

Bahasa Arab

bahasa Inggris

(PERBASIS)-

Comparison

English Arabis

(CEA)

27

Nopember

2014

Peserta 1

43. Al-Khidmah

Kampus Kota

Salatiga

Pendidikan

Anggota Dasar

(PAD) 2014

6-7

Desember

2014

Panitia 3

Total 127

Salatiga, 19 Juni 2015

Mengetahui,

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Fakultas Syari‟ah

Illya Muhsin, S.H.I,.M.Si.

NIP. 19790930 200312 1 001

Page 116: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

101

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2011

TENTANGPENGELOLAAN ZAKATDENGAN RAHMAT TUHAN YANG

MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiappenduduk

untuk memeluk agamanya masing-masingdan untuk beribadat menurut

agamanya dankepercayaannya itu;

b. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban bagiumat

Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam;bahwa zakat

merupakan pranata keagamaan yangbertujuan untuk

meningkatkan keadilan dankesejahteraan masyarakat;

c. bahwa dalam rangka meningkatkan dayaguna danhasil guna,

zakat harus dikelola secara melembagasesuai dengan syariat

Islam;

d. bahwa Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999tentang

Pengelolaan Zakat sudah tidak sesuai denganperkembangan

kebutuhan hukum dalam masyarakat,sehingga perlu diganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud

dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,dan huruf e perlu

membentuk Undang-Undangtentang Pengelolaan Zakat;

Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1)Undang-

Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

Page 117: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

102

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAdanPRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN

ZAKAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:Pengelolaan zakat adalah

kegiatan perencanaan,pelaksanaan, dan pengoordinasian dalampengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaanzakat.

2. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan olehseorang muslim atau

badan usaha untuk diberikankepada yang berhak menerimanya sesuai

dengansyariat Islam.

3. Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorangatau badan usahan di

luar zakat untukkemaslahatan umum.

4. Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkanoleh seseorang atau

badan usaha di luar zakatuntuk kemaslahatan umum.

5. Muzaki adalah seorang muslim atau badan usahayang berkewajiban

menunaikan zakat.

6. Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat.

7. Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebutBAZNAS adalah

lembaga yang melakukanpengelolaan zakat secara nasional.

8. Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disebut LAZadalah Lembaga yang

dibentuk masyarakat yangmemiliki tugas membantu

pengumpulan,pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

9. Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disebut UPZadalah satuan

organisasi yang dibentuk olehBAZNAS untuk membantu mengumpulkan zakat.

Page 118: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

103

10. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badanhukum.

11. Hak Amil adalah bagian tertentu dari zakat yangdapat dimanfaatkan

untuk biaya operasional dalampengelolaan zakat sesuai dengan syariat Islam.

12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di

bidang agama.

Pasal 2

Pengelolaan zakat berasaskan:

a. syariat Islam;

b. amanah;

c. kemanfaatan;

d. keadilan;

e. kepastian hukum;

f. terintegrasi; dan

g. akuntabilitas.

Pasal 3

Pengelolaan zakat bertujuan:

a. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanandalam pengelolaan zakat;

danmeningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan

b.kesejahteraan masyarakat dan penanggulangankemiskinan.

Pasal 4

Zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah.

(1) Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

(2) meliputi:

emas, perak, dan logam mulia lainnya;

a.uang dan surat berharga lainnya;

Page 119: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

104

b.perniagaan;

c.pertanian, perkebunan dan kehutanan;

d.peternakan dan perikanan;

e.pertambangan;

f.perindustrian;

g.pendapatan dan jasa; dan

h.rikaz.

(3)Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)merupakan harta yang

dimiliki oleh muzakiperseorangan atau badan usaha.

(4) Syarat dan tata cara penghitungan zakat mal danzakat fitrah

dilaksanakan sesuai dengan syariatIslam.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata carapenghitungan zakat mal

dan zakat fitrahsebagaimana dimaksud pada ayat (4) akan diaturdengan

Peraturan Menteri.

BAB II

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 5

(1) Untuk melaksanakan pengelolaan zakat ,Pemerintah membentuk BAZNAS.

(2) BAZNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berkedudukan di ibu kota

negara.

(3) BAZNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan lembaga

pemerintah nonstruktural yangbersifat mandiri dan bertanggung jawab

kepadaPresiden melalui Menteri.

Pasal 6

Page 120: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

105

BAZNAS merupakan lembaga yang berwenangmelakukan tugas pengelolaan

zakat secara nasional.

Pasal 7

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6,

BAZNAS menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan pengumpulan,

pendistribusian, danpendayagunaan zakat;

b. pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian,

danpendayagunaan zakat;

c. pengendalian pengumpulan, pendistribusian,dan

pendayagunaan zakat;pelaporan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan

d.pengelolaan zakat.

(2)Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,BAZNAS dapat bekerjasama

dengan pihak terkaitsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) BAZNAS melaporkan hasil pelaksanaan tugasnyasecara tertulis kepada

Presiden melalui Menteri dankepada Dewan Perwakilan Rakyat

RepublikIndonesia paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)tahun.

Bagian Kedua

Keanggotaan

Pasal 8

(1) BAZNAS terdiri atas 11 (sebelas) orang anggota.

(2) Keanggotaan BAZNAS sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas

8 (delapan) orang dariunsur masyarakat dan 3 (tiga) orang dari unsur

pemerintah.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (2) terdiri atas unsur

ulama, tenaga profesional,dan tokoh masyarakat Islam.

(4) Unsur Pemerintah sebagaimana dimaksud padaayat (2) dapat ditunjuk

dari kementerian/instansiyang berkaitan dengan pengelolaan zakat.

(5) BAZNAS dipimpin oleh seorang ketua dan seorangwakil ketua.

Pasal 9

Page 121: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

106

Masa kerja anggota BAZNAS dijabat selama 5 (lima)tahun dan dapat dipilih

kembali untuk 1 (satu) kali masajabatan.

Pasal 10

(1) Anggota BAZNAS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul

Menteri.

(2) Anggota BAZNAS dari unsur masyarakat diangkat oleh Presiden atas

usul Menteri setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia.

(3) Ketua dan Wakil Ketua BAZNAS dipilih olehanggota.

Pasal 11

Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai anggotaBAZNAS sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 palingsedikit harus:warga negara Indonesia;

a.beragama Islam;

b.bertakwa kepada Allah SWT;

c.berakhlak mulia;

d.berusia minimal 40 (empat puluh) tahun;

e.sehat jasmani dan rohani;

f.tidak menjadi anggota partai politik;

g.memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat;

h.dantidak pernah dihukum karena melakukan tindak

i.pidana kejahatan yang diancam dengan pidanapenjara paling singkat 5 (lima)

tahun.

Pasal 12

Anggota BAZNAS diberhentikan apabila:

a. meninggal dunia;

b. habis masa jabatan;

c. mengundurkan diri;

Page 122: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

107

d. tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga)

e. bulan secara terus menerus; atautidak memenuhi syarat lagi sebagai anggota.

Pasal 13

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian

anggota BAZNAS sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 diatur dengan

PeraturanPemerintah.

Pasal 14

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibantuoleh sekretariat.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tatakerja sekretariat

BAZNAS sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Pemerintah.

Bagian Ketiga

BAZNAS ProvinsiDan BAZNAS Kabupaten/Kota

Pasal 15

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat padatingkat provinsi dan

kabupaten/kota dibentukBAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota.

(2) BAZNAS provinsi dibentuk oleh Menteri atas usulgubernur setelah

mendapat pertimbanganBAZNAS.

(3) BAZNAS kabupaten/kota dibentuk oleh Menteriatau pejabat yang

ditunjuk atas usul

bupati/walikota setelah mendapat pertimbanganBAZNAS.

(4) Dalam hal gubernur atau bupati/walikota tidakmengusulkan pembentukan

BAZNAS provinsi atauBAZNAS kabupaten/kota, Menteri atau pejabatyang

ditunjuk dapat membentuk BAZNAS provinsiatau kabupaten/kota setelah

mendapatpertimbangan BAZNAS.

(5) BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kotamelaksanakan tugas dan

fungsi BAZNAS diprovinsi atau kabupaten/kota masing-masing.

Pasal 16

Page 123: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

108

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,

(1) BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNASkabupaten/kota dapat membentuk

UPZ pada

instansi pemerintah, badan usaha milik negara,badan usaha milik daerah,

perusahaan swasta, danperwakilan Republik Indonesia di luar negeri

sertadapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan,kelurahan atau nama

lainnya, dan tempat lainnya.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tatakerja BAZNAS

provinsi dan BAZNASkabupaten/Kota diatur dengan PeraturanPemerintah.

Bagian Keempat

Lembaga Amil Zakat

Pasal 17

Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaanpengumpulan, pendistribusian

dan pendayagunaanzakat, masyarakat dapat membentuk LAZ.

Pasal 18

(1) Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteriatau pejabat yang

ditunjuk oleh Menteri.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanyadiberikan apabila

memenuhi persyaratan palingsedikit:

a. terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatanIslam yang mengelola

bidang pendidikan,dakwah, dan sosial;

b. berbentuk lembaga berbadan hukum;

c. mendapat rekomendasi dari BAZNAS;

d. memiliki pengawas syariat;

e. memiliki kemampuan teknis, administratif dan keuangan untuk

melaksanakan kegiatannya;bersifat nirlaba;

f.memiliki program untuk mendayagunakan

g.zakat bagi kesejahteraan umat; danbersedia diaudit syariah dan diaudit

keuangan

secara berkala.

Pasal 19

Page 124: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

109

LAZ wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan,pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat yang telahdiaudit kepada BAZNAS secara berkala.

Pasal 20

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan organisasi,mekanisme perizinan,

pembentukan perwakilan,pelaporan, dan pertanggungjawaban LAZ diaturdengan

Peraturan Pemerintah.

BAB III

PENGUMPULAN, PENDISTRIBUSIAN,PENDAYAGUNAAN, DAN

PELAPORAN

Bagian Kesatu

Pengumpulan

Pasal 21

(1) Dalam rangka pengumpulan zakat, muzaki melakukan penghitungan

sendiri atas kewajiban zakatnya.

(2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendirikewajiban zakatnya, muzaki

dapat memintabantuan BAZNAS.

Pasal 22

Zakat yang dibayarkan oleh muzaki kepada BAZNASatau LAZ dikurangkan

dari penghasilan kena pajak.

Pasal 23

(1) BAZNAS atau LAZ wajib memberikan bukti setoranzakat kepada setiap

muzaki.

(2) Bukti setoran zakat sebagaimana dimaksud padaayat (1) digunakan

sebagai pengurang penghasilankena pajak.

Pasal 24

Lingkup kewenangan pengumpulan zakat olehBAZNAS, BAZNAS provinsi,

dan BAZNASkabupaten/kota diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua

Page 125: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

110

Pendistribusian

Pasal 25

Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuaisyariat Islam.

Pasal 26

Pendistribusian zakat, sebagaimana dimaksud dalamPasal 25 dilakukan

berdasarkan skala prioritas denganmemperhatikan prinsip pemerataan,

keadilan, dankewilayahan.

Bagian Ketiga

Pendayagunaan

Pasal 27

(1) Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktifdalam rangka

penanganan fakir miskin danpeningkatan kualitas umat.

(2) Pendayagunaan zakat untuk usaha produktifsebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukanapabila kebutuhan dasar mustahik telah

terpenuhi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan zakat untuk usaha

produktif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan

PeraturanMenteri.

Bagian Keempat

Pengelolaan Infak, Sedekah,Dan Dana Sosial keagamaan Lainnya

Pasal 28

(1) Selain menerima zakat, BAZNAS atau LAZ jugadapat menerima

infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya.

(2) Pendistribyusian dan pendayagunaan infak,sedekah, dan dana sosial

keagamaan lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukansesuai dengan syariat Islam dan dilakukan sesuai dengan

peruntukkan yang diikrarkan oleh pemberi.

(3) Pengelolaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya harus

dicatat dalampembukuan tersendiri.

Bagian Kelima

Pelaporan

Page 126: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

111

Pasal 29

(1) BAZNAS kabupaten/kota wajib menyampaikanpelaksanaan

pengelolaan zakat, infak, sedekah, dandana sosial keagamaan lainnya

kepada BAZNASprovinsi dan pemerintah daerah secara berkala.

(2) BAZNAS provinsi wajib menyampaikan laporanpelaksanaan

pengelolaan zakat, infak, sedekah dandana sosial keagamaan lainnya

kepada BAZNASdan pemerintah daerah secara berkala.

(3)

(4) LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaanpengelolaan zakat,

infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS

danpemerintah daerah secara berkala.

(5) BAZNAS wajib menyampaikan laporanpelaksanaan pengelolaan zakat,

infak, sedekah dandana sosial keagamaan lainnya kepada

Menterisecara berkala.

(6) Laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkanmelalui media cetak atau

media elektronik.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporanBAZNAS kabupaten/kota,

BAZNAS provinsi, LAZ,dan BAZNAS diatur dengan

PeraturanPemerintah.

BAB IV

PEMBIAYAAN

Pasal 30

Untuk melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibiayaidengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara danHak Amil.

Pasal 31

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS provinsidan BAZNAS

kabupaten/kota sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 ayat (1),

dibiayai denganAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan

HakAmil.

(2) Selain pembiayaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) BAZNAS

provinsi dan BAZNASkabupaten/kota dapat dibiayai dengan

AnggaranPendapatan Belanja Negara.

Pasal 32

LAZ dapat menggunakan hak amil untuk membiayaikegiatan operasional.

Page 127: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

112

Pasal 33

(1) Pembiayaan BAZNAS dan penggunaan Hak Amil sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31 ayat (1), dan Pasal 32 diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7ayat (3) dan

pembiayaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 30 dan Pasal 31

dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 34

(1) Menteri melaksanakan pembinaan dan pengawasanterhadap BAZNAS,

BAZNAS provinsi, BAZNASkabupaten/kota, dan LAZ.

(2) Gubernur dan Bupati/Walikota melaksanakanpembinaan dan

pengawasan terhadap BAZNASprovinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan

LAZ sesuaidengan kewenangannya.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) meliputi

fasilitasi, sosialisasi, danedukasi.

BAB VI

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 35

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam pembinaandan pengawasan

terhadap BAZNAS dan LAZ.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dalam

rangka:

a. meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

b. menunaikan zakat melalui BAZNAS dan LAZ;dan memberikan saran

untuk peningkatan kinerja BAZNAS dan LAZ.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dalam

bentuk :

a. akses terhadap informasi tentang pengelolaanzakat yang dilakukan

oleh BAZNAS dan LAZ;dan

b. penyampaian informasi apabila terjadipenyimpangan dalam

pengelolaan zakat yangdilakukan oleh BAZNAS dan LAZ.

BAB VII

Page 128: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

113

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 36

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19,

Pasal 23 ayat (1), Pasal 28ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 29 ayat (3)

dikenaisanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau

c. pencabutan izin.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administrasisebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur denganPeraturan Pemerintah.

BAB VIII

LARANGAN

Pasal 37

Setiap orang dilarang melakukan tindakan memiliki,menjaminkan,

menghibahkan, menjual, dan/ataumengalihkan zakat, infak, sedekah, dan/atau

danasosial keagamaan lainnya yang ada dalampengelolaannya.

Pasal 38

Setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selakuamil zakat melakukan

pengumpulan, pendistribusian,atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat

yangberwenang.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 39

Setiap orang yang dengan sengaja melawan hukumtidak melakukan

pendistribusian zakat sesuai denganketentuan Pasal 25 dipidana dengan

pidana penjarapaling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana dendapaling

banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 40

Page 129: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

114

Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukummelanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalamPasal 37 dipidana dengan pidana penjara paling

lama 5(lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyakRp500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah).

Pasal 41

Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukummelanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud Pasal 38dipidana dengan pidana kurungan paling

lama 1 (satu)tahun dan/atau pidana denda paling banyakRp50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah).

Pasal 42

(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 40

merupakan kejahatan.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal41 merupakan

pelanggaran.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43

(1) Badan Amil Zakat Nasional yang telah ada sebelum Undang-Undang

ini berlaku tetap menjalankan tugas dan fungsi sebagai BAZNAS

berdasarkan Undang-Undang ini sampai terbentuknya BAZNAS yang

baru sesuai dengan Undang-Undang ini.

(2) Badan Amil Zakat Daerah provinsi dan Badan AmilZakat Daerah

kabupaten/kota yang telah adasebelum Undang-Undang ini berlaku

tetapmenjalankan tugas dan fungsi sebagai BAZNASprovinsi dan

BAZNAS kabupaten/kota berdasarkanUndang-Undang ini sampai

terbentuknyakepengurusan baru berdasarkan Undang-Undangini.

(3) LAZ yang telah dikukuhkan oleh Menteri sebelumUndang-Undang ini

berlaku dinyatakan sebagaiLAZ berdasarkan Undang-Undang ini.

(4) LAZ sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajibmenyesuaikan diri

paling lambat 5 (lima) tahunterhitung sejak Undang-Undang ini

diundangkan.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Page 130: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

115

Pasal 44

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semuaPeraturan Perundang-

undangan tentang PengelolaanZakat dan peraturan pelaksanaan Undang-

UndangNomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat(Lembaran Negera

Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 164; Tambahan Lembaran Negara

RepublikIndonesia Nomor 3885) dinyatakan masih tetap berlakusepanjang

tidak bertentangan dengan ketentuan dalamUndang-Undang ini.

Pasal 45

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 38

Tahun 1999 tentang PengelolaanZakat (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun1999 Nomor 164; Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia

Nomor 3885) dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

Pasal 46

Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harusditetapkan paling lama

1 (satu) tahun terhitung sejakUndang-Undang ini diundangkan.

Pasal 47

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap

orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-Undang ini

denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal 25 November 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 25 November 2011

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

Page 131: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

116

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011

NOMOR 115

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGERA RI

Asisten Deputi Perundang-undangan

Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

ttd.

Wisnu Setiawan

Page 132: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

117

PENJELASANATASUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR

23 TAHUN 2011TENTANGPENGELOLAAN ZAKAT

Umum

I. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk

agamanya masing-masing dan beribadat menurutagamanya dan

kepercayaannya itu. Penunaian zakat merupakankewajiban bagi umat

yang mampu sesuai dengan syariat Islam.Zakat merupakan pranata

keagamaan yang bertujuan untukmeningkatkan keadilan, kesejahteraan

masyarakat, danpenanggulangan kemiskinan.Dalam rangka

meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakatharus dikelola secara

melembaga sesuai dengan syariat Islam,amanah, kemanfaatan,

keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, danakuntabilitas sehingga

dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensipelayanan dalam

pengelolaan zakat.Selama ini pengelolaan zakat berdasarkan Undang-

UndangNomor 38 Tahun 1999 tentan Pengelolaan Zakat dinilai

sudah tidaksesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hokum

dalammasyarakat sehingga perlu diganti. Pengelolaan zakat yang

diaturdalam Undang-Undang ini meliputi kegiatan

perencanaan,pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.Dalam

upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat, dibentukBadan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) yang berkedudukan di ibukota Negara,

BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota.BAZNAS

merupakan lembaga yang pemerintah nonstruktural yangbersifat

mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melaluiMenteri.

BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukantugas

pengelolaan zakat secara nasional.Untuk membantu BAZNAS dalam

pelaksanaan pengumpulan,pendistribusian, dan pendayagunaan zakat,

masyarakat dapatmembentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Pembentukan LAZ wajibmendapat izin Menteri atau pejabat yang

ditunjuk oleh Menteri.LAZ wajib melaporkan secara berkala kepada

BAZNAS ataspelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaanzakat yang telah diaudit syariah dan keuangan.Zakat

wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengansyariat Islam.

Pendistribusian dilakukan berdasarkan skala prioritasdengan

memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dankewilayahan. Zakat

dapat didayagunakan untuk usaha produktifdalam rangka peanganan

fakir miskin dan peningkatan kualitasumat apabila kebutuhan dasar

mustahik telah terpenuhi.Selain menerima zakat, BAZNAS atau LAZ

juga dapatmenerima infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan

Page 133: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

118

lainnya.Pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan dana

sosial keagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam

dandilakukan sesuia dengan peruntukkan yang diikrarkan oleh

pemberidan harus dilakukan pencatatan dalam pembukuan tersendiri.

Untuk melakukan tugasnya, BAZNAS dibiayai dengan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara dan Hak Amil. Sedangkan BAZNAS provinsi dan

BAZNAS kabupaten/kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah dan Hak Amil, serta juga dapat dibiayai dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Yang dimaksud dengan asas ”amanah” adalah pengelolazakat harus dapat

dipercaya.

Huruf c

Yang dimaksud dengan asas ”kemamfaatan” adalahpengelolaan zakat

dilakukan untuk memberikanmanfaat yang sebesar-besarnya bagi mustahik.

Huruf d

Yang dimaksud dengan asas ”keadilan” adalahpengelolaan zakat dalam

pendistribusiannya dilakukansecara adil.

Huruf e

Yang dimaksud dengan asas ”kepastian hukum” adalahdalam pengelolaan

zakat terdapat jaminan kepastianhukum bagi mustahik dan muzaki.

Huruf f

Page 134: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

119

Yang dimaksud dengan asas ”terintegrasi” adalahpengelolaan zakat

dilaksanakan secara hierarkis dalamupaya meningkatkan pengumpulan,

pendistribusiandan pendayagunaan zakat.

Huruf g

Yang dimaksud dengan asas ”akuntabilitas” adalah pengelolaan zakat dapat

dipertanggungjawabkan dandiakses oleh masyarakat.

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Page 135: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

120

Cukup jelas

Huruf h

Cukup jelas

Huruf i

Yang dimaksud dengan ”rikaz” adalah hartatemuan.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan ”badan usaha” adalah badanusaha yang dimiliki

umat Islam yang meliputi badanusaha yang tidak berbadan hukum seperti

firma danyang berbadan hukum seperti perseroan terbatas.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “pihak terkait” antara lainkementerian, Badan Usaha

Milik Negara (BUMN), ataulembaga luar negeri.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 8

Page 136: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

121

Cukup jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Ayat (1)

Di Provinsi Aceh, penyebutan BAZNAS provinsi atauBAZNAS

kabupaten/kota dapat menggunakan istilahbaitu mal.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Page 137: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

122

Pasal 16

Ayat (1)

Yang dimaksud ”tempat lainnya” antara lain masjid danmajelis taklim.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Page 138: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

123

Pasal 27

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”usaha produktif adalah usahayang mampu

meningkatkan pendapatan, taraf hidup dankesejahteraan.Yang dimaksud dengan

”peningkatan kualitas umat”adalah peningkatan sumber daya manusia.

Ayat (2)

Kebutuhan dasar mustahik meliputi kebutuhan pangan,sandang, perumahan,

pendidikan dan kesehatan.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas

Pasal 35

Cukup jelas

Page 139: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

124

Pasal 36

Cukup jelas

Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jelas

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Page 140: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

125

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIANOMOR

5255

Page 141: PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/819/1/Nur Salim 211 11 020.pdf · NIP.19741123 2000 03 2002 . v PENGESAHAN Skripsi Berjudul:

126