fitrah dan sebongkah kemenangan

24
Khutbah Idul Fitri 1435 H 1 Fitrah Dan Sebongkah Kemenangan Oleh : Drs. Nasbun Makna asal kata Idul Fitri adalah dari ungkapan 'id al-Fithr. Kata-kata adalah seakar dengan kata awdah Atau awdatun, `adah atau adatun dan isti'adatun. Semua kata-kata itu mengandung makna asal " kembali " atau "terulang " yang berarti sesuatu yang selalu akan terulang dan diharapkan akan selalu terulang yaitu fitrah.

Upload: agus-kurniawan

Post on 08-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Materi Khutbah

TRANSCRIPT

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    1

    Fitrah Dan Sebongkah Kemenangan

    Oleh : Drs. Nasbun

    Makna asal kata Idul Fitri adalah dari ungkapan 'id

    al-Fithr. Kata-kata adalah seakar dengan kata awdah

    Atau awdatun, `adah atau adatun dan isti'adatun.

    Semua kata-kata itu mengandung makna asal " kembali "

    atau "terulang " yang berarti sesuatu yang selalu akan

    terulang dan diharapkan akan selalu terulang yaitu

    fitrah.

  • Drs. Nasbun

    2

    Dan hari raya lebaran disebut sebagai karena ia

    datang kembali berulang-ulang secara periodik dalam

    daur waktu satu tahun. Sedangkan makna kata fitri

    terambil dari kata " fitrah " ( Arab ) yang berarti "

    kejadian asal yang suci atau " kesucian asal " Fithrah

    mempunyai pengertian yang sama dengan khilqah yaitu

    " ciptaan " atau " Penciptaan " secara istilah artinya

    "penciptaan yang suci "

    Disinilah hakekat idul fitri yang

    mengisyaratkan adanya upaya manusia untuk

    kembali kepangkuan Tuhannya atau kembali ke asal

    usul yang menciptakan manusia' yaitu Allah SWT dalam

    keadaan putih bersih setelah melakukan `pertobatan

    serius' selama satu bulan di bulan ramadlan.

    "Gerak kembali ke asal" adalah sebuah jargon yang

    mengindikasikan akan adanya upaya sadar manusia

    untuk melakukan "penyegaran moral" tatkala manusia

    hendak melakukan transformasi social kehidupannya.

    Karena setiap setiap gerak ke depan, ia selalu

    membutuhkan "langkah kembali ke belakang" agar kelak ke

    depan bisa memiliki daya jangkau yang lebih jauh dan

    panjang. Tanpa "gerak kembali ke belakang", besar

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    3

    kemungkinan "lompatan ke depan" tidak memiliki daya

    tumpu yang kuat, sehingga jangkauan yang tercapaikan

    pun akan sangat dekat dan pendek.

    Ilustrasi ini menggambarkan b a h w a s e t i a p

    g e r a k m a j u " , b e t a p a p u n h e b a t n y a , s e l a l u

    membutuhkan "langkah mundur" sebagai proses

    persiapan,ancang ancang, bahkan penyegaran,

    agar dia dapat lebih leluasa mengatur kembali

    arus nafas sehingga mampu melesat ke depan

    secara lebih ringan.

    Aidul Fithri pun mempunyai makna yang

    sama, yaitu sebagai "langkah mundur" untuk proses

    persiapan dalam menghadapi tantangan hidup yang

    mungkin lebih jauh lebih hebat dan berat di

    masa-masa yang akan datang. Kalau boleh saya

    katakan, sebenarnya pulang kampungpun

    mestinya dimaknai dalam konteksnya yang wajar

    seperti itu, bukan untuk "pamer" dan " pamor".

    Lantas apa makna " hari raya" dalam

    konteks kehidupan nyata kaum muslimin

    masa kini ?

  • Drs. Nasbun

    4

    Yang kita rayakan nanti, bukan karena kita

    dapat makan dan minum di siang hari kembali,

    ataupun bercumbu rayu dengan suami istri di

    siang hari, namun jauh dari itu semua, yang kita

    rayakan adalah hari di mana ummat manusia yang

    beriman telah merdeka dan bebas dari penjajahan

    nafsu, yang selalu menggoda dan membawa ke

    jalan yang menyalahi aturan Allah SWT.

    Oleh karena itu, tidak makan dan tidak

    minum atau hubungan suami istri di siang hari

    dibulan puasa, hanya salah satu manivestasi dari

    kekuatan iman yang mampu meredam kekuatan hawa

    nafsu makan dan minum disiang hari, yang

    tentunya masih banyak kekuatan-kekuatan nafsu

    yang senantiasa dapat melumpuhkan kekuatan

    iman.

    Maka dari itu, untuk mengukur apakah

    kekuatan iman kita lebih tinggi dari kekuatan

    hawa nafsu, akan dapat kita lihat sejauh mana

    keberhasilan pembangunan mental spiritual kita

    melawan hawa nafsu angkara murka. Akan dapat kita

    lihat sejauh mana keberhasilan pembangunan mental

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    5

    spiritual kita di bulan sawal ini seterusnya, sebagai

    tuntutan mengisi kemerdekaan dari penjajah hawa nafsu

    tadi.

    Untuk membangun mental agama kita, syarat yang

    mutlak adalah kita harus merdeka terlebih dahulu dari

    penjajahan nafsu, sebab kalau nafsu masih dominan

    dalam jiwa kita ini, apapun yang kita hangun cepat atau

    lambat selalu akan digerogoti yang pada gilirannya tidak

    mendapat apa-apa.

    Kita lihat berapa banyak orang yang telah

    membangun agamanya dengan amal saleh yang besar

    dan aneka ragam, namun terkadang tidak disadari sedikit

    demi sedikit terkikis oleh hasad dan iri hati, sebagaimana

    sabda Rasulullah SAW :

    Artinya : Hasad itu memakan kebaikan ( pahala )

    seperti api memakan kayu bakar.

    Demikian pula banyak orang beramal shaleh

  • Drs. Nasbun

    6

    dengan hartanya, namun di tengah jalan nilainya hampa

    akibat dirongrong oleh penyakit Riya.

    Sebagaimana.disinyalir dalam Firman Allah :

    Artinya Hai orang-orang yang beriman, janganlah

    kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan

    menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si

    penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya

    Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman

    kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    7

    orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,

    Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah

    dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai

    sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah

    tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir

    [Qs. Al Baqarah : 264].

    Demikian pula betapa ganjilnya seseorang yang

    disatu sisi is mengaku dekat dengan Allah, namun di sisi

    lain is mengunci pintu hatinya untuk orang lain,

    lantaran kekerasan hatinya, sehingga tidak ada

    peluang untuk memberi maaf pada orang lain, padahal

    Allah menggambarkan betapa terpujinya orang yang

    suka pemaaf, seperti Firman Allah SWT.

    (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),

  • Drs. Nasbun

    8

    baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang

    yang menahan amarahnya dan mema'afkan

    (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang

    berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran : 134)

    Yang pal ing aneh sebaliknya, ada manusia

    yang mempunyai hubungan baik sekali dengan

    lingkungan, hormat dengan orang tua, anak istri

    dipelihara dengan baik, bertetanggapun baik, namun

    sangat disayangkan hubungan dengan Allah tidak

    dipelihara, shalat tertinggal, puasa lepas, nilai-nilai

    agama tidak dipeliharanya dengan baik, bahkan

    terkadang hal-hal yang dilarang Allah dilakukan.

    Ini semua adalah akibat nafsu angkara murka yang

    masih berkecamuk di dalam diri manusia.

    Langkah langkah apa yang harus dipenuhi

    untuk membangun jiwa keagamaan kita sebenarnya?

    Untuk menjawab pertanyaan di atas, sebaiknya kita

    penuhi dahulu syarat membangun mental agama itu

    sendiri, yaitu meraih kemerdekaan jiwa terlebih

    dahulu dari penjajahan hawa nafsu, sebab selagi

    kita masih terjajah hawa nafsu, apapun yang kita

    bangun, toh akhirnya akan pupus di tengah jalan,

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    9

    maka dari itu, kita bangun kemerdekaan jiwa terlebih

    dahulu, agar suasana jiwa aman, tentram dan stabil,

    sehingga di dalam perjalanan pembangunan jiwa

    keagamaan kita tidak ada lagi rintangan yang berarti.

    Untuk meraih kemerdekaan jiwa itu kits harus lalui

    empat tahapan rukun Islam, yaitu :

    1. Dua Kalimah Syahadat.

    Pengakuan iman kepada Allah inilah pintu

    utama seseorang muslim untuk melangkah lebih jauh

    ke depan. Iman dalam artian yang benar, sehingga tidak

    ada keraguan kepada Allah ( agama ) dan tidak ada

    kebesaran dunia ini yang mengambil bagian di dalam

    jiwa si mukmin. Karena bilamana ada ragu dan

    kemasukan nilai kebesaran duniawi dalam jiwa maka

    disana iblis akan masuk memperalat nafsu untuk

    meruntuhkan iman seseorang. Bila mana dasar

    Islam sudah mulai dirusak, maka untuk

    melangkah selanjutnya tidak menutup

    kemungkinan jalan keimanan dan keislaman akan

    putus, sebab justru keraguan dan kebesaran

    duniawi inilah dua faktor yang dijadikan iblis

    menjerumuskan manusia di dunia ini.

  • Drs. Nasbun

    10

    Untuk itu hapuslah keraguan dengan

    keyakinan seutuhnya kepada Allah, dan tukar

    kebesaran duniawi dengan tawakal penuh kepada-Nya

    Kedua benteng inilah yang Allah Sinyalir dalam

    firman-Nya :

    Artinya Sesungguhnya syaitan itu tidak ada

    kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan

    bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. An Nahl : 99)

    Selanjutnya dari keimanan akan diberikan

    modal jiwa oleh Allah berupa: Kedamaian

    (sakinah) seperti Firman Allah SWT :

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    11

    4. Dia-lah yang Telah menurunkan ketenangan

    ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan

    mereka bertambah di samping keimanan mereka

    (yang Telah ada) (QS. Al Fath : 4)

    2 . S h a l a t :

    Shalat merupakan langkah kedua baik dalam

    rukun Islam maupun dalam mempersiapkan diri

    untuk meraih kemerdekaan jiwa itu sendiri. Shalat

    yang dimaksud adalah shalat yang khusuk yang

    mempunyai nilai adanya kesadaran hamba merasa

    selalu ketemu dengan Allah, atau setidak-tidaknya

    merasa selalu dipantau Allah, sehingga timbul

    kewaspadaan dalam kehidupan. Inilah yang dingini

    Rasulullah SAW.

    Dalam sabdanya :

  • Drs. Nasbun

    12

    Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau

    berada, dan hendaknya setelah melakukan

    kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat

    menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain

    dengan akhlak yang baik (HR. Ahmad 21354,

    Tirmidzi 1987, ia berkata: hadits ini hasan shahih)

    Disamping itu pula, shalat tadi diharapkan

    membentuk pribadi yang selalu sadar pada Allah

    SWT. :

    Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan

    (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan

    Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

    Dari aspek shalat itu mendapat modal kedua

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    13

    yaitu : Kesadaran akan hadirnya Allah dalam

    kehidupan, sehingga membentuk pribadi yang

    selalu waspada.

    3 . Z a k a t

    Shalat dan zakat tidak dapat dipisahkan, karena

    kedua rukun Islam ini selalu bergandengan

    dimanapun is berada. Artinya tidak relepan kalau

    seseorang yang melakukan shalat tetapi hartanya

    tertahan oleh sifat kekikiran ( pelit). Dengan kata

    lain , shalat mebentuk sifat dermawan, apabila

    tidak, maka akan merusak nilai shalat itu sendiri,

    seperti apa yang Allah kemukakan :

    Artinya : Tidakkah kamu lihat ( muhamnmad ) orang

    yang mendustakan agama, yaitu orang yang

    membiarkan anak yatim dan tidak menghimbau

    untuk Memberi makan para fakir miskin. Maka

    celakalah orang yang shalat

  • Drs. Nasbun

    14

    Dalam ayat ini jelas kecelakaan orang yang

    sholat di awali dengan ketidak peduliannya pada

    anak yatim dan pakir miskin, dalam at, tentunya

    harta mereka tertahan akibat sifat petit sehingga

    tidak mengalir pada mereka. Oleh karena itu dari

    zakat diharapkan si Mukmin memperoleh penngkat :

    Dermawan, suci jiwa dan hartanya.

    Sebagaimana Firman Allah :

    Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,

    dengan zakat itu kamu membersihkan dan

    mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

    Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

    ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha

    mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah

    : 103)

    4. P u a s a

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    15

    Untuk masuk ke ibadah puasa yang akan

    memperoleh predikat taqwa, seorang mukmin harus

    memiliki hasil dari ketiga rentetan rukun Islam di atas

    a) Keimanan, menghasilkan : Kedamaian

    b) Shalat, menghasilkan : Kesadaran akan allah

    c) Zakat, menghasilkan : Kedermawanan, kesucian

    jiwa dan harta.

    Kedamaian tidak membuat seseorang

    terombang-ambing, disini iblis tidak akan dapat

    mempengaruhinya, zikir menutup pintu iblis

    untuk menggoda seorang hamba Allah, kesucian

    jiwa dan harts membawa kesuksesan yang

    cemerlang, seperti Firman Allah :

    Artinya : Sungguh beruntung orang yang

    mensucikan, jiwanya.

    Puasa yang menghasilkan ketaqwaan,

    inilah orang yang mendapat kehormatan dan

    kemuliaan dari Allah, sebagaimana firman-Nya :

  • Drs. Nasbun

    16

    Artinya : sesungguhnya orang yang paling

    mulia diantara kamu adalah orang yang paling

    taqwa diantaramu.

    Peringkat kemulian yang datangnya dari

    Allah tidak ada yang dapat menandingi, justru

    kemuliaan inilah yang hakiki, yang dapat

    menghantarkan seorang hamba ke pintu

    gerbang surga, sebagaimana Firman Allah :

    Dan adapun orang-orang yang takut kepada

    kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari

    keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya

    syurgalah tempat tinggal(nya). (An Naziat : 40-41)

    Dari hasil puasa inilah kita dapat modal yang

    besar untuk meraih kemerdekaan abadi, yaitu

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    17

    Ketaqwaan. Derajat muttaqiin dapat membawa

    ummat manusia kembali ke jalan fitrah-Nya.yaitu

    keaslian manusia sesuai dengan tujuan pokok

    pada waktu Allah menjadikannya. Dengan

    ketaqwaan manusia baru dapat membebaskan

    dirinya dari penjajahanhawa nafsu, dan

    inilah senjata pemungkas untuk menaklukkan

    musuh manusia yang bersamayam di dalam

    dirinya.Dengan ketaqwaan bukan hanya kita

    terhindar dari serangan hawa nafsu, namun Allah

    menjanjikan hal di dalamnya, antara lain :

    1. Menjadi kekasih Allah, sebagaimana dalam

    firmannya :

    Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah

  • Drs. Nasbun

    18

    itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka

    dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu)

    orang-orang yang beriman dan mereka selalu

    bertakwa. (QS. Yunus 61-62)

    2. Allah akan selalu memberi jalan keluar dari

    berbagai kesulitan, sebagaimana firmanNya:

    barangsiapa bertakwa kepada Allah

    niscaya dia akan mengadakan baginya jalan

    keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang

    tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa

    yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah

    akan mencukupkan (keperluan)nya.

    Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan

    yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    19

    Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap

    sesuatu.

    3. Keberkahan hidup yang turun dari langit

    maupun yang keluar dari bumi :

    Artinya : Kalau sekiranya penduduk

    negeri itu beriman dan bertaqwa, Maka kami

    akan bukakan bagi mereka keberkahan dari

    Langit dan bumi.

    Ketaqwaan inilah sebenarnya yang menjadi

    cirri khas kembalinya manusia kealam fitrahnya.

    Fitrah dalam arti sicu dalam asfek kehiodupan

    dirinya, suci hatinya suci alam pikirannya, suci

    anggota perbuatan lahirnya. Dari ketiga kesucia

    itulah dapat kita lihat dalam pergaulan sehari-hari

    sebagai implementasinya.

    Kesucian Bathin ( Hati ) ;

    Kesucian bathin diharapkan hamba yang

    bersangkut selalu pasang niat yang ikhlas dalam

  • Drs. Nasbun

    20

    setiap amal perbuatannya, lapang dadanya, pemaaf

    pada orang lain, jauh dari sifat dendam, hasad iri hati,

    angkuh dan sombong, selalu melihat orang lain lebih

    baik dari dirinya, selalu menerima nasehat orang lain.

    Menghargai kebaikan orang lain sekecil apapun

    adanya, tidak apriori terhadap orang lain, sifat

    sifat inilah yang menggambarkan kesucian bathin

    dan justru inilah akhlak yang dimiliki Nabi

    Muhammad saw.

    Suci Alam Pikiran ;

    Suci akal membuat manusia tidak terlalu

    sempit dalam berpikir, segala sesuatu sebelum

    dilakukan terlebih dahulu dicerna dalam akal pikiran

    membawa manusia bersikap obyektif tidak subyektif,

    mengakui kebenaran orang lain, bukan hanya

    dirinya yang paling benar, kesucian pikiran tidak

    membawa manusia terjerumus kedalam sifat sifat

    tergesa gesa karena hal itu merupakan alat yang

    ampuh untuk syaitan dalam menggoda manusia.

    Kesucian Anggota Badan ;

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    21

    Anggota badan yang suci meliputi : W a j a h,

    yang mencerminkan sebagian diri manusia akan

    nampak melalui mata, yaitu mata yang memandang

    dengan kesejukan, bukan pandangan yang sinis, telinga

    yang mau mendengarkan kebaikan, nasehat agama

    kejalan yang benar, mulut yang mengeluarkan kata-kata

    yang baik, bukan bergunjing, menfitnah orang lain,

    kata-kata kosong, membohongi orang, lidah yang

    tajam menyakiti orang yang mendengarnya, mulut

    yang rakus tidak peduli halal atau haram.

    Demikian juga T a n g a n yang suci adalah

    tangan yang membawa amal yang mulia yang

    membawa manfaat bagi dirinya dan dapat dinikmati

    orang lain, tangan yang murah yang mau membantu

    orang lain dalam kekeringan harta maupun jiwa,

    tangan yang mampu membantu anak yatim piatu, pakir

    miskin, disaat anak lain bergembira bersama ayah dan

    ibunya serta sanak keluarganya, di lain pihak ada anak-

    anak yang kesepian, memelas wajah, mengusap dada,

    kerena ketiadaan pakaian baru layaknya anak-anak

    yang lain, menelan liur, kerena ketiadaan makanan

    yang lezat dan bergizi, masih banyak anak anak yang

    miskin kasih sayang orang tua, kerena dari kecil

  • Drs. Nasbun

    22

    sudah terdesak mencari nafkah, akankah kita masih

    sanggup berpoya-poya di atas penderitaan mereka,

    dimana hati nurani kira yang konon katanya telah

    melaksanakan ibadah puasa? Seandainya disaat

    kondisi saudara-saudara kita yang papa itu berada di

    tengah-tengah kita, ada tangan yang murah, alangkah

    besarnya kehormatan dan kemuliaan yang Allah

    berikan kepada mereka, Allah berfirman :

    Artinya : Siapa yang memberi dan bertamu dan

    membenarkan janji Allah ( Surga ) Maka Allah

    mudahkan baginya jalan ke surga.

    Kemudian Anggota kaki, kaki yang suci

    adalah langkah yang selalu menuju jalan yang

    diridloi Allah, kaki yang selalu melengkah ke rumah

    Allah untuk bersujud dan bertafakkur di dalam

    rumah Allah, kaki yang dipermudah untuk mencari

    dan mengunjungi majlis-majlis agama, kaki yang

    berjalan menuju tempat tugas sehari-hari dengan

    niat yang suci , berangkat kerja dengan disiplin

    waktu, langkah yang pasti berangkat ke pasar demi

    mencari karunia Allah dalam mencari nafkah anak

    istri dengan penuh kejujuran.

  • Khutbah Idul Fitri 1435 H

    23

    Inilah kepribadian yang Allah lukiskan dalam al

    Quran dengan Istilah " Rukkaan Sujjada " yaitu

    orang yang selalu ruku dan sujud dalam arti patuh

    dan bakti kepada Allah SWT.

    Melalui ketiga factor kesucian tadi barulah

    manusia dikatakan kembali kekesucian dan berhak

    menikmati hari raya "idul fitri karena ia telah

    kembali kepada F I T R A H N Y A

  • Drs. Nasbun

    24