pengelolaan tensi-tensi pada pt freeport indonesia

22
PENGELOLAAN TENSI-TENSI PADA PT FREEPORT INDONESIA Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Program Studi Akuntasi S-1 Reguler Disusun oleh: Meutia Nanda Aulia NPM 1006712450 Fikri Syuhada NPM 1006764012 Julio Hokky Sahputra NPM 1006696270 Laurentius Leonard Halimkesuma NPM 1006696320

Upload: laurentius-leonard-halimkesuma

Post on 08-Apr-2016

123 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

The Freeport Mine, Irian Jaya, Indonesia:“Tailings & Failings”—Stakeholder AnalysisSimons, R., Performance Management and Control Systems for Implementing Strategy: Text and Cases, Prentice-Hall, 2000 (S)

TRANSCRIPT

Page 1: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

PENGELOLAAN TENSI-TENSI PADA

PT FREEPORT INDONESIA

Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Sistem Pengendalian Manajemen

Program Studi Akuntasi S-1 Reguler

Disusun oleh:

Meutia Nanda Aulia NPM 1006712450

Fikri Syuhada NPM 1006764012

Julio Hokky Sahputra NPM 1006696270

Laurentius Leonard Halimkesuma NPM 1006696320

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014

Page 2: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni

hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan

sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata

ajar lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama NPM Tanda tangan

Meutia Nanda Aulia 1006712450

Fikri Syuhada 1006764012

Julio Hokky Sahputra 1006696270

Laurentius Leonard Halimkesuma 1006696320

Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen

Judul Makalah : Pengelolaan Tensi-Tensi pada PT Freeport Indonesia

Tanggal : 13 September 2013

Dosen : Bapak Rudyan Kopot dan Bapak Hamdi Adnan

Page 3: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

Sekilas Pandang Kasus Harvard Business School:

Tambang Freeport, Irian Jaya, Indonesia

PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang

pertambangan khususnya dalam eksplorasi dan pengembangan tembaga, emas, dan perak di Papua.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya pada tahun 1966, PT Freeport membuat

kontrak eksklusif berjangka 30 tahun dengan pemerintah Indonesia. PTFI dengan segera membangun

sarana dan prasarana untuk mengakses tambang di area pegunungan bijih mineral Ertsberg dan

secara resmi mulai beroperasi pada tahun 1973.

Pada tahun 1988, persediaan sumber daya yang ada di area tersebut sudah menipis. Setelah

dilakukan eksplorasi, ditemukan bahwa masih terdapat persediaan bernilai 1,9 Milyar Ton di

pegunungan Grasberg. Untuk mempertahankan investasi PT Freeport, pemerintah Indonesia

memberikan izin untuk mengeksplorasi area seluas 6 juta are dan menegosiasi ulang kontrak untuk

30 tahun mendatang dengan perpanjangan dua kali sepuluh tahun.

Setelah beroperasi selama 20 tahun, PTFI telah mengakibatkan kerusakan yang signifikan

terhadap lingkungan. Proyek di Grasberg menyebabkan adanya 115.000 Ton limbah mengalir ke

sungai setiap harinya. Di sisi lain, pada periode 1993-1995, dengan adanya investasi dari RTZ, PTFI

melakukan ekspansi operasi dari memproduksi sebanyak 160.000 Ton/hari menjadi 250.000

Ton/hari. Walaupun mendapatkan banyak tekanan dari organisasi-organisasi serta masyarakat sekitar

yang peduli lingkungan, PTFI tetap dapat beroperasi akibat adanya hubungan yang kontroversial

antara PTFI dengan Presiden Soeharto dan kolusi dengan tentara Indonesia.

Setelah krisis dan berakhirnya masa pemerintahan Presiden Soeharto, PTFI sebagai salah satu

perusahaan yang bergantung pada Soeharto menjadi sasaran amukan masyarakat. PTFI tidak dapat

lagi melakukan bisnis tanpa mengindahkan etika seperti pada masa-masa sebelumnya. Saat ini PTFI

menghadapi tekanan-tekanan yang harus dikelola agar dapat beroperasi dengan baik.

Berikut kami menganalisis kasus PTFI dengan menggunakan pendekatan lima tekanan utama

yang perlu dikelola agar sebuah organisasi dapat mengimplementasikan performance measurement

and control system secara efektif.

Page 4: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

1. Balancing Profit, Growth, and Control

Seorang manager pasti berusaha untuk meningkatkan profit perusahaan. Untuk itu, perusahaan

akan berusaha untuk melakukan inovasi. Akan tetapi, jika perusahaan mengejar pertumbuhan dan

profit secara berlebihan dan tidak melakukan kontrol yang cukup, dapat terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan seperti melakukan inovasi yang beresiko terhadap perusahaan. Di sisi lain, jika

perusahaan sama sekali tidak mengejar pertumbuhan dan profit, perusahaan tidak dapat bertahan

karena profit yang rendah menyebabkan rendahnya return terhadap pemegang saham. Perusahaan

harus mengelola keseimbangan antara profit, pertumbuhan, dan kontrol.

Walaupun mendapat banyak tekanan dari stakeholders, menurut kami PTFI sudah mengelola

keseimbangan yang baik di antara profit, pertumbuhan, dan kontrol. Hal ini dapat terlihat dari

profitability perusahaan selama beroperasi.

Grafik 1: Pertumbuhan Revenue, Expenses, dan Net Income (data diolah)

Freeport McMoRan Copper & Gold, Inc.

Pada periode 1995-1998 dimana terjadi peningkatan kapasitas produksi, terjadi pertumbuhan

yang sangat signifikan. Revenue mencapai hampir sepuluh kali lipat dan net income naik lebih dari

600% (lihat appendix tabel 2). Pada masa 1998-2000 dimana terjadi guncangan akibat krisis dan

pergantian pemerintahan, PTFI sempat mengalami penurunan net income hingga 50%, namun dapat

kembali memperbaiki kondisinya dengan meningkatkan net income sebesar 114% dalam dua tahun

berikutnya. Walaupun peningkatan revenue setelah 1998 tidak begitu signifikan, PTFI berhasil

mengelola beban-bebannya sehingga pertumbuhan net income tetap baik.

Page 5: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

Dalam hal pertumbuhan usaha, pada periode 1973-2003 PTFI telah melakukan peningkatan

signifikan dalam hal kapasitas produksi. Pada tahun 1988, PTFI telah memproses 25.000 Ton/hari

bijih tembaga, emas, dan perak. Kemudian kapasitas ini naik hingga 52.000 Ton/hari pada tahun

1989 dan meningkat lagi hingga 115.000 Ton/hari pada tahun 1993. Dengan masuknya investasi

RTZ sebesar $750.000.000, PTFI bahkan meningkatkan kapasitas menjadi 250.000 Ton/hari. Tidak

hanya ekspansi dalam kapasitas produksi, PTFI juga melakukan ekspansi dalam kapasitas

pemrosesan dengan melakukan joint venture dengan Mitsubishi dan FluorDaniels untuk membuat

smelter (pabrik peleburan) berkapasitas 200.000 Ton/tahun di Jawa.

Kesalahan manager adalah seringkali menganggap sebuah proyek untung hanya karena melihat

peningkatan pendapatan yang positif, tetapi tidak menyadari permasalahan seperti berkurangnya

persentase peningkatan profit. Oleh karena itu, kontrol dalam konteks ini adalah manager tidak

hanya sekadar memperhatikan peningkatan pendapatan saja, tetapi juga terus memperhatikan bagian

mana dari perusahaan yang perlu diperbaiki atau yang perlu ditingkatkan lagi. Melihat peningkatan

kapasitas dan profit yang terus berkembang, menurut kami PTFI telah menerapkan kontrol yang

baik.

2. Balancing Short-Term Results Againts Long – Term Capabilities and Growth

Opportunities

Seringkali kebutuhan jangka panjang akan mengorbankan hasil jangka pendek karena hasil dari

investasi tersebut baru akan terlihat di masa depan. Padahal hasil jangka pendek juga sangat penting,

apabila perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan didalam jangka pendek maka

perusahaan bisa mengalami kebangkrutan sebelum menikmati hasil dalam jangka panjang. Disisi

lain apabila perusahaan tidak melakukan investasi untuk jangka panjang, bisa jadi perusahaan

kehilangan daya saingnya di masa depan. Oleh karena itu akan selalu ada tensi atau pertentangan

antara hasil dalam jangka pendek perusahaan dengan kebutuhan jangka panjang perusahaan untuk

tetap bisa bersaing dan tumbuh.

Performance measurement and control system memainkan peranan penting untuk

menyeimbangkan hasil dalam jangka pendek perusahaan dengan kebutuhan investasi jangka panjang

perusahaan dengan cara seperti berikut :

1) Mengkomunikasikan kepada seluruh organisasi tujuan strategis dari organisasi beserta

performance driver yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Page 6: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

2) Memberikan sebuah pedoman untuk Logam & Mineral bahwa sumber daya yang ada

cukup untuk mencapai tujuan tersebut.

3) Menjelaskan hubungan sebab – akibat antara tujuan dan profit

4) Membuat dan memantau target profit dalam jangka pendek

5) Memberikan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya yang ada untuk

mempertahankan kapabilitas perusahaan dalam jangka panjang

Apa yang Terjadi pada Penyeimbangan Hasil Jangka Pendek dan Kesempatan Pertumbuhan

dan Kemampuan Jangka Panjang di PT Freeport Indonesia

Pada tahun 1993 Freeport menjual 11,4% sahamnya kepada RTZ, sebuah perusahaan

pertambangan mineral terbesar di dunia , hal ini dilakukan Freeport untuk mewujudkan rencana

ekspansinya yaitu memperbesar kapasitas tambangnya hingga mampu menghasilkan 120 ribu hingga

180 ribu ton Logam & Mineral perhari. Kemudian RTZ melakukan investasi sebesar $750 juta

untuk mendukung ekspansi Freeport sehingga memungkinkan Freeport untuk memproduksi hingga

250 ribu ton Logam & Mineral per hari, sebuah jumlah yang cukup untuk mengembalikan investasi

yang dilakukan oleh RTZ dalam waktu yang relatif singkat. Hasilnya Freeport mampu

menggandakan penerimaannya hanya dalam waktu 4 tahun (1992 – 1995).

Akan tetapi meningkatnya penerimaan Freeport memancing tekanan dari berbagai pihak

terkait kerusakan lingkungan alam dan sosial yang ditimbulkan oleh Freeport didalam operasinya.

Tekanan – tekanan yang timbul datang dari berbagai organisasi seperti Wahli, International Rivers

Network. Bahkan Overseas Private Investment Corporation (OPIC) dan MIGA yang sebelumnya

menjamin investasi Freeport sebesar $100 juta dan $50 juta membatalkan penjaminan tersebut

karena kerusakan yang ditimbulkan Freeport pada lingkungan hidup di Papua dan pelanggaran HAM

yang dilakukan Freeport terhadap penduduk asli Papua dalam operasinya. Tekanan terkait isu

lingkungan hidup dan HAM terhadap Freeport berlanjut hingga internal Freeport. Sekelompok

pemegang saham Freeport melakukan protes dan meminta kepada dewan komisaris dari Freeport

untuk meelakukan review dengan transparan atas kerusakan lingkungan dan pelanggaran HAM yang

terjadi akibat operasi Freeport. Disisi lain RTZ sebagai partner Freeport menekan agar Freeport

menghasilkan minimal 230 ribu ton logam & mineral perhari.

Bisa kita lihat bahwa terjadi tensi antara hasil jangka pendek dengan kepentingan jangka

panjang perusahaan dimulai ketika RTZ melakukan investasi di Freeport, untuk membayar investasi

Page 7: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

tersebut dengan cepat maka Freeport berproduksi sebanyak – banyaknya tanpa memikirkan dampak

yang ditimbulkan kepada lingkungan hidup di Papua. Akibatnya Freeport dikecam oleh berbagai

organisasi di dunia baik organisasi lingkungan hidup maupun OPIC dan MIGA yang membuat

Freeport kehilangan asuransinya sebesar $150 juta. Tidak hanya itu hal ini juga memicu terjadinya

konflik internal antar pemegang saham di Freeport yang pastinya menghambat ekspansi bisnis

Freeport.

Nama Freeport telah menjadi buruk di mata dunia hingga kini akibatnya Freeport selalu

mendapat berbagai resistensi ketika ingin melakukan ekspansi terhadap bisnisnya. Seandainya saja

pada tahun 1993 – 1995 Freeport tidak melakukan ekspansi dengan agresif dan menjadi perusahaan

yang lebih ramah lingkungan walaupun hal itu berarti keuntungan yang lebih sedikit, maka Freeport

tidak akan mendapat kecaman dari berbagai pihak dan nama Freeport tidak akan menjadi buruk

sehingga tidak akan timbul resistensi dalam mengembangkan bisnisnya didalam jangka panjang. Ini

adalah contoh tensi antara kebutuhan dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dengan hasil

jangka pendek perusahaan.

3. Balancing Performance Expectations of Different Constituencies

Manajer perusahaan pada umumnya memiliki target keuangan dan non-keuangan baik itu jangka

pendek atau jangka panjang (Simons, 2000). Dalam pencapaian target tersebut, perusahaan tentunya

akan melibatkan pemangku kepentingan lainnya. Semuanya harus berjalan seimbang agar tidak

terjadi masalah benturan kepentingan. Beberapa pemangku kepentingan beserta tujuannya

(ekspektasi) dari PT Freeport Indonesia antara lain:

Pemangku Kepentingan Kepentingan (Ekspektasi) Tensi atau Masalah Terkini

Pemegang saham (per Juli

2012, Kompas 23 Juli 2012):

1. Freeport-McMoran

Cooper and Gold Inc.

(FCX) 90,64%

2. Pemerintah Indonesia

9,36%

Mendapatkan kenaikan

keuntungan dan produktivitas.

Contohnya pada Exhibit 2,

pendapatan naik signifikan

dari 1 juta US$ pada 1995

menjadi 1,9 milyar US$ pada

2002 karena ada ekspansi

kapasitas produksi dari

120.000 ton per hari menjadi

Tidak ada. Pada tahun 1998

ada dorongan untuk

mendapatkan lebih banyak

profit namun harus

mempertimbangkan aspek

sosial dan lingkungan.

Page 8: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

±250.000 ton per hari plus

tambahan modal dari RTZ.

Manajemen perusahaan Melakukan ekspansi produksi

tambang di Papua untuk

menghasilkan laba lebih

banyak bagi perusahaan.

Perusahaan gagal mencapai

target produksi (hanya mampu

80%-nya saja) dikarenakan 2

bulan penghentian operasi

akibat kecelakaan longsor

pada 14 Mei di Big Gossan.

Pekerja PT. Freeport Mendapatkan upah yang lebih

layak dan keselamatan kerja

terjamin.

Freeport diprotes karena

dianggap mengabaikan

keselamatan kerja buruh

sehingga terjadi kecelakaan di

kawasan tambang Big Gossan,

Papua pada 14 Mei. Ada juga

anggota TNI yang ‘disewa’

Freeport ditembak oleh

anggota OPM. Pada

pertengahan 2011, pekerja

mogok kerja demi tuntutan

kenaikan gaji dan ada kasus

lain dimana karyawan PT

Freeport ditembaki oleh orang

tak dikenal.

Pemerintah Indonesia Mendapatkan royalti dan

pajak lebih banyak dengan

melakukan renegoisasi

kontrak karya.

Belum tercapai kesepakatan

resmi terkait renegosiasi

kontrak tetapi ada rumor

bahwa Freeport mau

melakukan divestasi dan

pengurangan kuasa lahan di

Papua.

Pemasok; salah satunya adalah

Pertamina

Letter of Intent untuk jual beli

High Speed Diesel yang akan

digunakan sebagai bahan

Tidak ada.

Page 9: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

bakar operasional di lokasi

tambang.

Rekan kerja:

1. Dirjen Perhubungan

Udara dan Pemda

Mimika

2. PT Indosmelt dan PT

Indovasi Mineral

Indonesia

Penandatanganan MoU untuk

mengembangkan Bandar

Udara Mozes Kilangin dengan

tujuan kontribusi nyata

pengembangan ekonomi dan

pariwisata di Timika, Papua

(untuk rekan kerja 1).

Penandatanganan MoU untuk

membangun fasilitas pabrik

peleburan konsentrat tembaga

(untuk rekan kerja 2).

Tidak ada

Lembaga Swadaya

Masyarakat, terutama

lingkungan:

1. Wahana Lingkungan

Indonesia (WAHLI)

2. Jaringan Advokasi

Tambang (JATAM)

3. Indonesian Center for

Environment Law

(ICEL)

4. International Rivers

Network

Berupaya mewujudkan sosial

dan lingkungan alam yang

sehat (tidak tercemar).

Mendesak agar Freeport mau

lebih memikirkan masalah

lingkungan. Sebelumnya pada

1995, MIGA, World Bank’s

political insurance agency,

ditekan untuk membatalkan

policy-nya karena masalah

sosial dan lingkungan seperti

pembuangan limbah beracun

ke sungai.

Masyarakat Papua Merasakan manfaat dari

keberadaan Freeport misalkan

fasilitas pendidikan,

kesehatan, dan infrastruktur

yang memadai.

Tidak ada. Sebelumnya ada

kasus tahun 1995-1996,

masyarakat suku Amungme

dan Komoros terkena dampak

kontaminasi lingkungan.

Konsumen Membeli emas, perak,

tembaga, dan barang tambang

lainnya dengan harga yang

Tidak ada.

Page 10: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

kompetitif.

Keterangan:

Wahana Lingkungan Indonesia (WAHLI) mengupayakan kelayakan hidup dan lingkungan

Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) membantu masyarakat yang menjadi korban

perusahaan tambang

Indonesian Center for Environment Law (ICEL) lembaga pengembangan hukum

lingkungan Indonesia yang berupaya mewujudkan Good Sustainable Development

Governance.

Jika kita rangkum permasalahan kepentingan diatas, tampaknya Freeport harus mampu

merancang suatu sistem atau kebijakan yang dapat mengurangi tensi-tensi yang ada. Memang ada

trade-off untuk memenuhi kepentingan yang satu dengan yang lainnya seperti peningkatan laba

dengan kenaikan kompensasi karyawan atau pembangunan infrastruktur sosial, namun manajemen

harus mengambil keputusan yang tepat untuk menjamin tujuan keuangan dan non-keuangan

perusahaan dapat tercapai.

4. Balancing Opportunities and Attention

Manajemen harus mampu menyeimbangkan antara kesempatan yang ada dengan management

time and attention. Manajer harus memfokuskan perhatian mereka untuk serangkaian masalah

sehingga kesempatan bisa dikonversi menjadi keuntungan dan semua masalah bisa diatasi (Simons,

2000). Dalam hal kesempatan Freeport, sebetulnya relatif sulit diidentifikasi karena semua sudah by-

contract, dan yang seringkali kesempatan tidak dapat dilihat dengan mudah (invisible). Salah satu

masalah yang sedang hangat adalah keengganan PT Freeport Indonesia untuk menaati Peraturan

Pemerintah No. 24 tahun 2012 bahwa perusahaan tambang asing harus melalukan divestasi minimal

51%. Menurut CEO Freeport-McMoran, Adkerson, mereka dilindungi haknya oleh kontrak karya

tahun 1991 yang disetujui pemerintah Indonesia dan bukan oleh Undang-Undang Pertambangan

yang baru. Perdebatan lainnya adalah apakah peraturan tersebut berlaku surut atau tidak dan sampai

sekarang masih belum jelas pelaksanaannya. Masalah seperti inilah yang harus menjadi atensi

manajemen perusahaan karena jika tidak diatasi maka akan menjadi masalah panjang. Penyelesaian

masalah dengan pemerintah juga dapat membantu manajemen Freeport Indonesia untuk mengalihkan

fokus mereka untuk mengkonversi kesempatan yang ada menjadi keuntungan bagi perusahaan.

5. Balancing the Motive of Human Behavior

Page 11: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

Satu alasan dari alasan-alasan yang bersifat prinsip mengapa manajer menggunakan sistem

pengendalian dan pengukuran kinerja adalah untuk mempengaruhi subordinat manajer dan

karyawan-karyawan lainnya untuk dapat lebih mengutamakan kepentingan organisasi, dalam hal ini

perusahaan, di atas kepentingan pribadi.

Hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan di atas memang bukan perkara yang mudah.

Namun, bila perusahaan telah berhasil mendesain sistem pengendalian dan pengukuran kinerjanya

dengan:

1) Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkontribusi dan membuat

perbedaan,

2) Mentransmisikan secara jelas hal-hal atau tingkah laku apa saja yang dianggap dapat

diterima,

3) Memberikan penghargaan yang bernilai pada pencapaian,

4) Memperkenankan adanya inovasi, dan

5) Memberikan pekerjaan yang kompeten

kepada karyawannya, pengutamaan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi mampu

tercapai (Simons, 2000).

Apa yang Terjadi pada Penyeimbangan Motivasi Tingkah Laku Manusia di PT Freeport

Indonesia

1) Dengan fakta bahwa PT Freeport Indonesia (PT FI) diputus ikatan kerjasamanya dengan

MIGA Bank Dunia dan Overseas Private Investment Corporation Pemerintah Amerika

Serikat, ditekan oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dan International Rivers Network

dalam dampaknya terhadap lingkungan hidup dan masyarakat asli di sekitarnya, diberitakan

secara buruk oleh The Wall Street Journal dan The New York Times, dan sering dituntut oleh

serikat pekerjanya, ini berarti tindakan PT FI tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

institusi-institusi dan serikat pekerja. Dalam akumulasi kegigihan PT FI untuk

mempertahankan do the same thing, hal ini juga menunjukkan bahwa PT FI tidak saja tidak

memberikan kesempatan untuk institusi-institusi dan serikat pekerja ini berkontribusi

mengarahkan perusahaan ke arah yang lebih sustainable tetapi juga tidak menyukai gangguan

terhadap business as usual.

2) Dengan ada tekanan dari partner investasi RTZ dan godaan pada individu-individu dalam

manajemen itu sendiri, terlihat jelas bahwa perusahaan tidak dapat mentransmisikan secara

Page 12: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

jelas hal-hal atau tingkah laku apa saja yang dianggap dapat diterima dan malah secara jelas

melanggarnya. Hal ini tidak mengejutkan mengingat manajemen PT FI pun mengabaikan

surat dari pemegang sahamnya.

3) Dengan fakta bahwa manajemen PT FI tidak menggubris sedikit pun tekanan dari WALHI,

International Rivers Network, berbagai NGO Amerika Serikat dan Australia, tuntutan dari

Overseas Private Investment Corporation Pemerintah Amerika Serikat, dan penilaian dari

MIGA Bank Dunia, bukan hal aneh bila kita mengatakan dari competing demands yang

dihadapi PT FI, manajemen PT FI lebih mengutamakan kepentingan pribadinya saja dan.

4) Di samping manajemen PT FI menikmati pendapatan yang terus menanjak dari tahun ke

tahun (lihat Tabel 1), dengan membiarkan ditekan dari partner investasi RTZ dan “ditekan”

dari Tentara Negara Indonesia untuk tetap business as usual yang bertujuan untuk RTZ

mendapat untung yang sangat besar dan TNI tetap mendapat upeti, terlihat bahwa insentif

untuk berinovasi / challenging the status quo pada manajemen PT FI boleh dibilang tidak

ada.

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 13: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

1) Dalam upaya menyeimbangkan Profit, Pertumbuhan, dan Kontrol, manajemen PT Freeport

Indonesia menurut kami harus lebih menekankan pada kontrol terlebih dahulu. Hal ini dapat

dimulai dari men-setting management philosophy yang “doing the right thing”.

2) Dalam upaya menyeimbangkan Hasil Jangka Pendek dan Kesempatan Pertumbuhan dan

Kemampuan Jangka Panjang, usai men-setting management philosophy yang “doing the right

thing” manajemen PT Freeport Indonesia harus lebih transparan dan mengambil langkah

tanggung jawab yang sifatnya korekif.

3) Dalam upaya menyeimbangkan ekspektasi performa dari pemangku kepentingan yang

berbeda-beda, manajemen PT Freeport Indonesia harus bekerja sangat giat dalam mengelola

limbah produksinya.

4) Dalam upaya menyeimbangkan kesempatan dan perhatian, manajemen PT Freeport Indonesia

harus secara bersemangat memfokuskan perhatian dalam mematuhi Peraturan Pemerintah

No. 24 tahun 2012 bahwa perusahaan tambang asing harus melalukan divestasi minimal 51%.

5) Dalam upaya menyeimbangan motivasi tingkah laku manusia, manajemen PT Freeport

Indonesia harus menerima masukan dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), International

Rivers Network, MIGA Bank Dunia dan Overseas Private Investment Corporation

Pemerintah Amerika, meningkatkan tatakelola perusahaan sesuai nilai-nilai tatakelola

perusahaan OECD, menurunkan rasa egois untuk dapat menurunkan negative externalities

yang dikeluarkannya, dan terakhir, harus berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik

lagi dan pemimpin perusahaan yang lebih baik.

DAFTAR TABEL

Page 14: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

Tabel 1: Laporan Laba Rugi Freeport McMoRan Copper & Gold, Inc.

Tabel 2: Pertumbuhan Keuangan Freeport McMoRan Copper & Gold, Inc. (data diolah)

  1992 1995 1998 2000 2002

Revenue $

714,30

$

1.834,30

$

1.757.132,00

$

1.868.610,00 $ 1.910.462,00

Cost and

Expenses

$

437,90

$

1.240,10

$

1.179.185,00

$

1.376.317,00 $ 1.270.325,00

Net Income $

129,90

$

253,70

$

153.848,00

$

76.987,00 $ 164.654,00

Grow in Revenue   157% 95693% 6% 2%

Grow in Net

Income  95% 60542% -50% 114%

DAFTAR REFERENSI

Page 15: Pengelolaan Tensi-Tensi Pada PT Freeport Indonesia

Simons, Robert. Performance Measurement & Control Systems for Implementing Strategy: Text &

Cases, Prentice-Hall, 2000

http://asetindonesia.blogdetik.com/tag/freeport/http://www.antaranews.com/berita/380020/polisi-sudah-periksa-21-orang-terkait-kasus-pt-freeporthttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/07/23/17563876/Hatta.Puji.Renegosiasi.Kontrak.Karya.Freeporthttp://bisnis.news.viva.co.id/news/read/294485-aturan-divestasi-tambang-asing-tak-berlaku-suhttp://news.okezone.com/read/2013/02/27/337/768190/redirecthttp://prokum.esdm.go.id/pp/2012/PP%2024%202012.pdfhttp://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/10/28/ltrft3-polisi-penerima-imbalan-dari-freeport-tak-akan-ditindakhttp://www.reuters.com/article/2013/08/28/indonesia-freeport-pay-idUSL4N0GT1XF20130828http://www.tempo.co/read/news/2013/08/22/092506570/Freeport-Tak-Capai-Target--Produksihttp://www.tempo.co/read/news/2011/10/02/090359396/Freeport-Tolak-Kenaikan-Upah-25-Persenhttp://www.tempo.co/read/news/2011/07/04/090344625/Ribuan-Karyawan-PT-Freeport-Mogok-Kerjahttp://www.tempo.co/read/news/2011/04/11/063326623/Penembakan-dalam-Sepekan-Karyawan-Freeport-Diimbau-Tenanghttp://www.tempo.co/read/news/2013/06/27/058491646/OPM-Akui-Tembak-Anggota-TNI-di-Puncak-Jayahttp://www.voanews.com/content/workers-blame-freeport-for-fatal-incident-at-giant-papua-mine/1665981.html