pengelolaan sda (sumber daya alam) dan' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-pb.pdf · daya...

10
PENGELOLAAN_SDA (SUMBER DAYA ALAM) MELALUI PENDEKATAN KEMITRAAN DAN' PARTISIPATI F MASYARAKAT Oleh: Suhendrik Hanwar daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo 2006). Persoalan air yang sedang dihadapi oleh berbagai negara antara lain sebagai berikut (Anshori 2OOT): 1. Ketersediaan air. per kapita makin menipis 2. Kualitas air pada sumber air makin merosot 3. Peningkatan ketegangan : a. Perkotaan - pedesaan b. Hutu - Hilir c. Antar wilayah administrasi d. Fungsi sosial, nilai ekonornis dan kebedanjutan 4. Beban pengelotaan SDA yang diatami generasi yang akan datang semakin berat. Sementara isu dan permasalahan SDA di lndonesia metiputi (Anshori 2O0T) : 1. Ketahanan program a. Alih fungsi lahan beririgasi teknis rata- rata 40.000 ha/th, bahkan datam periode 2001-2003 tercatat 610.590 ha. Jurusan Teknik Sipil politeknik Negeri padang ABSTRACT Development of water Resource utilization has close relationship with all knowledge (multidisipliner) such as social, economic' cuftural, politic and even other practical tnoweoje as well- Therefore, the success of this activity is really determined by involvement of all related p"rtio or;sL-r"tiaers" wtro trav!..,nJinj"ro. in the positive purpose (pro) ?.}{ negative (contra), iy_ruaini 6io;J;;ry."'s-ctat invotvemeii'in- ufiri=ing *"t", resource is really needed' This social involvement progrim ror watei utriization actually h;"G;; riett oevetopeo with the clear targe! th9 main objective is to mainLin tn" rJ"tr"""ni with associated farmer induded in association of lanners who utilizes water (P3A) for singte, corectve oi'riaii i"""r ""]il,5"'il!"",.ation of farmers in using water for ttreir irigation. ln order to gain-oetter act e"",#ni it is necessary to providl conducive, continous and intensive guircance that must o..."roq9n* oy a[ relateo parties or stakeholders, such as government' private and social organization as well as'higher "iu""tion"il"stitution. By having partnership and participation of interested socirety, the utilization of water reiource can oe weil conducted to get the best result. Key words : water nesourqes and society PENDAHULUAN Pengembangan dan pengelolaan SDA (Sumber Daya Air) menrpakan suatu kegiatan yang sangat sarat dengan disiplin ilmu (multidisipliner) baik itmritmu sosiat, ekonomi, budaya, bahkan politik dan pengetahuan_ pengetahuan praktek lainnya. Untuk itu kesuksesan kegiatan ini sangat ditentukan oleh keterlibatan semua pihak yang terkait "Stakeholders' atau pemangku kepentingan, baik dalam pengertian yang positif (pro) maupun yang negatif (konha), termasuk masyarakat tuas. (Hafted 2002,). Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumbds daya air semakin diperlukan, karena perkembangan situasi kekritisan sumber daya air baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya menunjukkan gejala semakin parah yang ditengarahi dengan berbagai persoalan seperti meningkatnya DAS kritis, pencemaran air serta meningkatnya dampak bencana yang ditimbulkan oleh sumber

Upload: vokien

Post on 30-Mar-2018

226 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

PENGELOLAAN_SDA (SUMBER DAYA ALAM)MELALUI PENDEKATAN KEMITRAAN DAN'

PARTISIPATI F MASYARAKAT

Oleh:

Suhendrik Hanwar

daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo2006).

Persoalan air yang sedang dihadapi olehberbagai negara antara lain sebagai berikut(Anshori 2OOT):

1. Ketersediaan air. per kapita makin menipis2. Kualitas air pada sumber air makin merosot3. Peningkatan ketegangan :

a. Perkotaan - pedesaan

b. Hutu - Hilir

c. Antar wilayah administrasi

d. Fungsi sosial, nilai ekonornis dan

kebedanjutan

4. Beban pengelotaan SDA yang diatamigenerasi yang akan datang semakin berat.

Sementara isu dan permasalahan SDA dilndonesia metiputi (Anshori 2O0T) :

1. Ketahanan program

a. Alih fungsi lahan beririgasi teknis rata-

rata 40.000 ha/th, bahkan datam periode

2001-2003 tercatat 610.590 ha.

Jurusan Teknik Sipil politeknik Negeri padang

ABSTRACT

Development of water Resource utilization has close relationship with all knowledge (multidisipliner) such associal, economic' cuftural, politic and even other practical tnoweoje as well- Therefore, the success of thisactivity is really determined by involvement of all related p"rtio or;sL-r"tiaers" wtro trav!..,nJinj"ro. in thepositive purpose (pro) ?.}{ negative (contra), iy_ruaini 6io;J;;ry."'s-ctat invotvemeii'in- ufiri=ing *"t",resource is really needed' This social involvement progrim ror watei utriization actually h;"G;; riett oevetopeowith the clear targe! th9 main objective is to mainLin tn" rJ"tr"""ni with associated farmer induded inassociation of lanners who utilizes water (P3A) for singte, corectve oi'riaii i"""r ""]il,5"'il!"",.ation offarmers in using water for ttreir irigation. ln order to gain-oetter act e"",#ni it is necessary to providl conducive,continous and intensive guircance that must o..."roq9n* oy a[ relateo parties or stakeholders, such asgovernment' private and social organization as well as'higher

"iu""tion"il"stitution. By having partnership andparticipation of interested socirety, the utilization of water reiource can oe weil conducted to get the best result.

Key words : water nesourqes and society

PENDAHULUAN

Pengembangan dan pengelolaan SDA(Sumber Daya Air) menrpakan suatu kegiatanyang sangat sarat dengan disiplin ilmu(multidisipliner) baik itmritmu sosiat, ekonomi,

budaya, bahkan politik dan pengetahuan_

pengetahuan praktek lainnya. Untuk itukesuksesan kegiatan ini sangat ditentukan olehketerlibatan semua pihak yang terkait"Stakeholders' atau pemangku kepentingan,

baik dalam pengertian yang positif (pro)

maupun yang negatif (konha), termasukmasyarakat tuas. (Hafted 2002,).

Pemberdayaan masyarakat dalampengelolaan sumbds daya air semakin

diperlukan, karena perkembangan situasikekritisan sumber daya air baik dari segi

kuantitas maupun kualitasnya menunjukkangejala semakin parah yang ditengarahi denganberbagai persoalan seperti meningkatnya DASkritis, pencemaran air serta meningkatnyadampak bencana yang ditimbulkan oleh sumber

Page 2: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

Rekqtasa Sipil Volume II. Nomor 2. O6ober 2006 ISSN : 1858-3695

b. Dan 7,7 juta ha daerah irigasi yang

teriamin airnya melalui waduk hanya 0,8

juta ha (selebihnya sangat rentan

terhadap kekeringan dan banjir).

c. Kegagalan panen akibat kekeringan dan

banjir di lndonesia rata-rata 90.000 ha

per tahun.

d. Kebutuhan 80 jaringan irigasi hanya

dapat terpenuhi sekitar 4S50% dari

AKNOP (sekarang sudah mulai

meningkat menjadi 60%).

2. Penyediaan air baku untuk rumah tangga

a. Meliputi rata-rata ketersediaan air per

kapita di lndonesia 15.500 mt/kapita/th,

tetapi tidak merata di setiap waktu dan

wilayah.

b. Pulau Jawa yang luasnya hanya 7o/o

daratan lndonesia harus menopang 65%

jumlah penduduk lndonesia, padahal di

pulau ini hanya tersedia 4,5% potensi air

tawar nasional.

c. lndeks penggunaan air (water

demand/storage capacity) di beberapa

sudah ada yang melampaui angka 1,

misalnya Ciliwung4isadane melampaui

1,20 (129,4o/o) pada tahun 1995.

d. Ratio Q mhs dan Q min di beberapa DAS

banyak yang lebih dari 20 misal : Q

Cimanuk musin hujan = 600'm3lat, Q

musin kemarau = 20 m3/det.

e. Pencemaran sungai air permukaan di

' berbagai u&yah perkotaan makin

memperbesar biaya produksi air minum.

f. Terbatasnya pmsarana pengolahan air

baku, jaringan distribusi air minum

mengakibatkan terbatasnya daerah dapat

dilayani.

3. Konservasi Sumber Daya Air

a. Meluasnya lahan kritis (13,1 juta ha pada

tahun 1992, kini sudah mencapai lebih

dari 18,5 juta ha).

b. Kerusakan hutan rata-rata saat ini 1,6

juta halth.

c. Meningkatnya sebaran DAS kritis (22

DAS kritis pada tahun 1984, menjadi 39

DAS pada tahun 1992, meningkat lagi 62

DAS pada tahun 1998.

d. Pencemaran sungai di Jawa, Sumatera

dan Kalimantan.

e. Degradasi sungai akibat penambangan

galian C di Jabar, Banten, Jateng, Bali,

NTB.dan Sumbar.

f. Penyusutan luas perairan danau, rawa,

sungai dan telaga akibat pendangkalan,

gulma, alih fungsi kawasan lindung dan

buangan bahan tambang.

g. Penyusutan luas daerah resapan air

akibat pengembangan pernukiman,

perindustrian serta pemekaran wilayah

administrasi-

4. Banjir

a. Frekuensi dan penyebaran daerah

rawan banjir semakin meningkat akibat

perubahan iklim global. kerusakan DAS,

alih fungsi lahan pada keausan resapan

air dan daerah penampung banjir.

b. Penanganan lebih banyak bersifat

parsial, serta lebih dominan pada solusi

symptomatic (menangani gejalanya :

tanggul, sudetan, lemalisasi.

c- Pembangunan prasarana pengendali

banjir tidak diimbangi dengan

penyediaan dana OP yang memadai-

Menilik persoalan dan permasalahan SDA

yang dihadapi dunia, khususnya lndonesia

Page 3: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

RekaJ)asil Sipil l/olume IL Nomor 2. Obober 2006 JSSN : 1858-3695

maka dipedukan tindakan penanggulangan

antara lain pemberdayaan masyarakat, salah

satunya melalui pendekatan kemitraan dan

partisipatif. Kebijakan-kebijakan pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan sumber daya

air telah tertuang dalam undang-undang.

Beberapa pasal dalam UU Nomor 7 tahun

2007 terkait dengan pemberdayaan masyarakat

dalam pengelolaan sumber daya air antara lain

pasal 70 ayat ('l) : "Pemerintah dan pemerintah

daerah menyelenggarakan pemberdayaan para

pemilik kepentingan dan kelembagaan sumber

daya air secara terencana dan sistematis unfuk

meningkatkan kinerja pengelolaan sumber daya

air.'

Pasal 70 ayat (2) : ' Pemberdayaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan pada kegiatan perencanaan,

pelaksanaan kontruksi, pengawasan, operasi

dan pemeliharaan sumber daya air dengan

melibatkan peran masyarakat.'

Berdasar pasal 70 ayat (1) dan (2) tersebut

maka pemerintah mempunyai tugas dan

tanggung jawab untuk memfasilitasi

peningkatan pemn masyarakat para pemilik

kepentingan (stakeholders) dan kelembagaan

sumber daya air dalam peningkatan kineria

pengelolaan sumber daya air.

Pasal 1 (butir 7) : 'Pengelolaan sumber daya air

adalah upaya merencanakan, melaksanakan,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan

konservasi surnbg,r daya air, penggunaan

sumber daya air dan pengendalian daya rusak

aif .

Penjelasan pasal 11 (ayat 1) : "masyarakat

adalah seluruh rakyat lndonesia baik sebagai

perseorangan, kelompok orang, masyai"akat

adat, badan usaha, maupun yang berhimpun

dalam suatu lembaga atau organisasi

kemasyarakatan'.

Dalam penjelasan umum disebutkan bahwa :

Pemberian otonomi luas kepada daerah

diarahkan untuk mempercepat tenrujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakal

Kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya air diarahkan melalui

kemitraan antara pemerintah, dunia

usaha/swasta dan masyarakat atau sering

disebut dengan'publik-private.partnership'(P3).

Kebijakan pemberdayaan dan peningkatan

peran masyarakat, swasta dan pemerintah

mencakup antara lain (Raharjo 2006) :

a. Meningkatkan kesadaran, kepedulian,

prakarsa dan peran masyarakat secara

terencana dan sistematis dalam

pengelolaan sumber daya air khususnya

untuk melindungi dan melestarikan sumber

daya air.

b- Meningkatkan peran dan tanggung jawab

swasta untuk berpartisipasi dalam

pengelolaan sumber daya air.

c. Meningkatkan kineria lembaga pemerintah

dalam pengelolaan sumber daya air melalui

penyesuaian dan penyempumaan

kelembagaan, peningkatan kualitas sumber

daya manusia sesuai standar kompetensi,

dan peningkatan sistem koordinasi antar

lembaga pemerintah.

d. Mengoptimalkan peran wadah koordinasi

dalam rangka mewujudkan pengelolaan

sumber daya air yang berdasarkan atas

kemanfaatan umum, keadilan keterpaduan,

transparansi dan akuntabilitas.

Dari uraian tersebut pedu kajian tentang upaya

pemahaman pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya air. Dalam bahasan

berikut ini dicoba memaparkan SDA melalui

Page 4: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

Relc.gvasa Sioil Volume II. Nonor 2. Ohober 2006 ISSN : 1858-3695

pendekatan kemitraan

masyarakat.

dan partisipatif

Program pemberdayaan masYarakat

Program pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya air yang sudah

berjalan dengan baik dan jelas target groupnya

adalah yang terkait dengan pembinaan

terhadap para petani yang tergabung dalam

perkumpulan petani pemakai air (P3A) baik di

tingkat P3A tunggal, gabungan P3A maupun

induk P3A yang merupakan wadah petani

pemakai air dalam melaksanakan pengelolaan

irigasi. Sedangkan terhadap target group

lainnya seperti masyarakat yang bermukim di

sekitar rawa dan pantai, sungai (bantaran),

danau dan waduk termasuk yang bermukim di

DA$DAS kritis masih perlu ditingkatkan

pembinaannya. (Raharjo 2006).

Sejalan dengan Gerakan Nasional Kemitraan

Penyelamatan Air (GN-KPA) yang telah

dicanangkan oleh Presiden Rl tanggal 28 April

2005, maka program konservasi daerah hulu

(catchment area) khususnya pada DAS-DAS

kritis saat ini menjadi prioritas penanganannya-

Pembinaan dan fasilitasi pendampingan

kepada kelompok{<elompok masyarakat

senantiasa harus terus digalakkkan agar

prasarana dan sarana sumber daya air dapat

berfungsi sec€lra optimal. ldentifikasi

masyarakat yang rneniadi target group

pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya air aittbra lain (Raharjo 2006) :

a. Masyarakat yang tinggal di hulu DAS kritis.

b. Masyarakat yang tinggal di kawasan

sungai, danau dan waduk.

c. Masyarakat yang tinggal di kawasan rawa

dan pantai

d. Masyarakat petani pengguna air (air irigasi,

air tanah dan air baku)

Program pemberdayaan masyarakat terbagi ke

dalam jangka pendek, menengah dan panjang

adalah sebagai berikut (Raharjo 2006) :

Program Jangka Pendek

a. Penyusunan NSPM pemberdayaan

masyarakat bidang sumber daya air.

b. Peningkatan kemampuan para staf subdit

pemberdayaan masyarakal

c. Sosialisasi NSPM kepada stakeholders sub

bidang sumber daya air.

d. Sosialisasi penyadaran publik (termasuk

kalangan legislatif) dalam pengelolaan

sumber daya air.

e. ldentifikasi peran masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya air.

f. Penyempumaan modul kampanye peduli

air.

Program Jangka tlenengah

a. Penyusunan NSPM (lanjutan)

b. Sosialisasi NSPM kepada stake holders

(lanjutan)

c. Pelaksanaan kampanye peduli air.

Program Jangka Panjang

a. Fasilitasi peningkatan peran masyarakat

dalam pengelolaan sumber daya air secara

berkelanjutan

b. Memberikan motivasi kepada stakeholders

dalam pengelolaan sumber daya air.

Pembinaan pemberdayaan masyarakat

Terkait upaya pemberdayaan masyarakat

dalam pengelolaan sumber daya air diperlukan

pembinaan secara intensif, terus menerus dan

konsisten. Agar masyarakat dapat berperan di

dalam pengelolaan sumber daya air secara

optimal, maka masyarakat harus memahami

hak, kewajiban serta perannya. Hak, kewajiban

Page 5: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

dan peran masyarakat di dalam pengelolaan

sumber daya air terfuang dalam UU Nomor 7

Tahun 2004 bab Xl dijelaskan sebagai berikut :

Hak llllasyarakat:

1. Memperoleh informasi yang berkaitan

dengan pengelolaan sumber daya air.

2. Memperoleh penggantian.yang layak atas

kerugian yang dialaminya sebagai akibat

pelaksanaan pengelolaan sumber daya air.

3. Memperoleh manfaat atas pengelolaan

sumber diumumkan dalam jangka waktu

tertentu sesuai dengan kondisi setempat.

4. Menyatakan keberatan tefiadap rencana

pengelolaan sumber daya air yang sudah

diumumkan dalam jangka waktu tertentu

sesuai dengan kondisi setempal

5. Mengajukan laporan dan pengaduan

kepada pihak yang berurenang atas

kerugian fang menimpa dirinya yang

berkaitan dengan penyelenggaraan

pengelolaan sumber daya air.

6. Mengajukan gugatan kepada pengadilan

terhadap berbagai masalah sumber daya

air yang merugikan kehidupannya.

Kewajiban masyarakat:

Memperhatikan kepentingan umum yang

diwujudkan melalui perannya dalam konservasi

sumber daya air serta perlindungan dan

pengamanan sumber daya air.

"Sl

Peran masyarakat:

Masyarakat mempunyai kesempatan yang

sama untuk berperan dalam proses

perenelnaan, pelaksanaan dan pengawasan

terhadap pengelolaan sumber daya air.

Pembinaan dan bantuan teknikpemberdayaan masyarakat untuk provinsi,kabupatenftota dan kelompok masyarakat.

Dengan menerapkan SK-SNI (Surat

Keputusan-Standar Nasional lndonesia) yang

sudah ada kegiatan pembinaan dan bantuan

teknik pemberdayaan masyarakat dilakukan

secaftr berjenjang dari tingkat pusat, propinsi

dan kabupaten/kota. Pembinaan dan bantuan

teknik pemberdayaan masyarakat dapat

dilaksanakan dengan memberikan pelatihan

C[OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

guna dan ramah lingkungan. Role sharing

antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi

dan pemerintah kabupaten/kota.

Pembinaan dalam pemantauan dan evaluasipembeldayaan masyarakal

Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

memerlukan pemantauan dan evaluasi yang

bertujuan untuk mengetahui apakah program

pemberdayaan masyarakat berjalan

sebagaimana yang direncanakan, apa

hambatan yang terjadi bagaimana cara

mengatasinya. Pembinaan dapat dilakukan

dengan berbagai cara, antara lain melalui

pelatihan atau workshop.

Prinsip Pendekatan KemitraanPartis i patif lllasyara kat.

Dalam upaya pemanfaatan dan pengembangan

pendekatan kemitraan dan partisipatif, maka

kunci utama yang perlu mendapatkan perhatian

adalah antara lain :

a. Perlu melibatkan semua pihak terkait utama

pada semua pihak sejak dari awal proses

yang terkait dengan kegiatan pelaksanaan.

b. Senantiasa perlu mengefektifkan dialog

konstruktif antara semua pihak terkait, baik

Page 6: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

Rebavasa Sioil Volume II. Nomor 2. Oldober 2006 ISSN : 1858-3695

dalam proses pembelajaran maupun dalam

setiap langkah tindak.

c. Tuntutan unfuk memfasilitasi pelaksanaan

dengan senantiasa mengacu kepada etika

dan keterbukaan dalam semua proses dan

pendekatan.

d. Perlu senantiasa diberikan pengakuan

terhadap perbedaan perspektif dan

sumber-sumber pengetahuan yang ada

baik dari segi Pandangan ilmu

pengetahuan, Pengalaman emPiris,

maupun dalam konteks kebijaksanaan

pandangan lokal.

e. Perlunya perhatian terhadap penanganan

aspek politik dan hal-hal yang mengangkut

kepentingan penguasa dan kekuasaan-

f. Upaya peningkatan partisipasi asli

setempat sangat perlu dipertimbangkan

sec€lra bijaksana dan bukan hanya sekedar

formalitas atau basa-basi.

Jadi dapat dikatakan bahwa pendekatan

kemitraan dan partisipatif dalam kontek

pengembangan dan Pengelolaan SDA

merupakan bagian atau rangkaian dari

kecendrungan yang lebih luas dari upaya

perumusan

penyelenggaraan

bentuk-bentuk baru

keikutsertaan,

pengembangan kapital sosial dan juga

pengakuan terhadap adanya perubahan

peranan negara. (Hafied 2OO2).

'diKonsep-konsep lieikutsertaaan partisipatif

Konsep-konsep keikutsertaan (partisipatif)-

Konsep keikutsertaan partisipatif terdiri atas

tiga kategori yaitu :

'l . Keikutsertaan warga negara pada

umumnya.

2. Keikutsertaan masyarakat melalui

pembelajaran keiukutsertaan sosial.

3. Keikutsertaan para pemangku kepentingan

(stakeholders)-

Masing-masing konsep berkembang sesuai

dengan tingkatannya secara kumulatif (Hafid

2006):

Tingkat Partisipasi

Ditinjau dari segi partisipasi terhadap kegiatan

dalam konteks 'community and public

participation" terdapat dua eksfim partisipasi,

yakni partisipasi penuh pemerintah dan

partisipasi penuh masyarakat (petani).

Pengertian lebih lanjut adalah partisipasi dalam

konteks masyarakat terhadap pemerintah atau

sebaliknya? Tentunya hal ini memerlukan

kajian yang bijaksana sesuai dengan tingkat

kemampuan masyarakat untuk mengambil

inisiatif dan melakukan kegiatan secara

mandiri. Dalam kaitannya dengan partisipasi

antara dua ekstrim tingkat partisipasi, maka hal

ini dapat dilihat sebagai partisipasi gabungan,

dengan kombinasi proporsi keikutsertaan atau

kontribusi partisipasi antara pihak pemerintah

maupun pihak masyarakat. Lihat Gambar 1

untuk gambaran umum tentang tingkat

partisipasi ekstrim dan parti sipasi gabungan.

TTNCKAT PART

Gambar 1 llustrasi umum tingkat partisipasiekstrim dan partisipasi gabungan-

Dari. gambar tersebut di atas, dapat dilihat

bahwa tingkat partisipasi pemerintah dari sisi

kiri ke partisipasi masyarakaUpetani di sebelah

Page 7: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

kanan. Semakin ke kanan semakin

menunjukkan partisipasi penuh masyarakat,

dengan semakin kecil partisipasi pemerintah

dan sebaliknya.

Pendekatan Partisipatif (Atas-Bawah dan

Bawah-Atas)

Dalam upaya penerapan pendekatan

partisipatif, maka di alam demokratisasi ini,

pendekatan atas{cawah (topdown), sudah

tidak sesuai lagi untuk diterapkan dalam proses

pengambilan keputusan. Sebaliknya,

pendekatan bawah-atas (boftorn-up) juga masih

sulit dilaksanakan secara simuftan mengingat

kondisi kemampuan dan pengalaman

masyarakat masih belum sepenuhnya kondusif

dan bisa mandiri mengambil keputusan tanpa

dengan dukungan pemerintah disisi lainnya.

Untuk ini, perlu dipertimbangkan kombinasi

antara pendekatan atas-bawah dan bawah atas

secara proporsional, sedemikian rupa sehingga

keduanya dapat bertemu di tengah sebagai

gabungan pendekatan yang sinergis. Bahwa

kadar pendekatan dari atas ke bawah, atau

bawah atas lebih laniut, sangat ditentukan oleh

kemampuan partisipasi para pihak (pemangku,

kepentingan) yang terlibat dalam pendekatan

partisipatif tersebut (lihat gambar.2 untuk

ilustrasi secara umum).

Keikutsertaan warga negara (tangga

amstein's)

Dalam kaitannya dengan keikutsertaan warga

negara, Arnstein mengungkapkan delapan

anak tangga partisipasi dari bawah ke atas

secara berturut-turut:

1). Manipulasi

2). Terapi

3). Pemberian informasi

4)- Konsultasi

5). Perdamaian

6). Kemitraan

7). Wewenang terdelegasi

8). Kendali warga negara (lihat gambar 3

untuk ilustrasiumum)

8. Kad{i WsEl ff.SE

1-t-*---"'*-* I]_ _ '*'I-" I

[email protected]

5 KaiEE

5 Pqdeqiu

TnghTokais@ P - 5)4. farlb.i

3.Fot<iolafq

ZTopi

T.gtd lhricrte (l - 2)l.l,lnipb:i

Gambar 3 Tingkat partisipasi warga negaramenurut tangga Amstein 1969

Dari gambar 3 tersebut, Amstein membagi lebih

lanjut tingkatan keikutsertaan tersebut dalam

tiga kelompok besar yakni :

a. Tidak ikut serta untuk kelompok 1 dan 2

b. Tingkat tokenisme untuk kelompok 3

sampai5

c. Tingkat kewenangan warga negara untuk

kelompok 6 sampai 8

MTA Ire@TA{

KETERX{TAN I IGGTATAI PEMBenDAYAAT

Gambar 2 Kombinasi pendekatan atas-bawahdan bawah atas dalam pengambilan keputusan

I'HI,AN.q'N:PENCAMBTIANKSPUTUSAI;

RENCANTiPROARAII.

DENGANldETiPERnM-

BANG(A.}IUASTJXAN

MIr'S:

PRIORITASPEMERINTAI{

Page 8: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

Reka.vasa Sipil Volune II. Nonor 2. Ofuober 2006 ISSN : 1858-3695

Spektrum keikutsertaan masyarakat-tujuan

(lnternational Association of Public

Participation)

Untuk memberikan gambaran umum tentang

spektrum keikutsertaan masyarakat, maka

menurut kajian lntemasional Association of

Public Participation memberikan tiga kiat

rancangan pendekatan keikutsertaan :

1). Tujuan

2). Janjike masyarakat

3). Peralatan-lnstrumen

Dalam kaitan ini ada lima pendekatan pokok

yang dapat dilakukan dengan berbagai kiahya

baik untuk kelompok tujuan, janji ke masyarakat

dan peralatan atau instrumen, Yakni :

1). Beritahu

2). Konsultasikan

3). Sertakan

4). Kolaborasi

5). Berdayakan

Untuk konteks tujuan, maka pemberitahuan

kepada masyarakat dilakukan dengan

menyediakan informasi yang obyektif dan

seimbang dan membantu mereka mengerti

masalah, altematif dan solusinYa.

Sementara itu untuk konsuftasi, diupayakan

sebanyak mungkin mendapatkan umpan balik

dalam kaitannya dengan analisis altematif dan

atau solusinya. Dan untuk meriyertakan

masyarakat dilakukan dengan bekeria terus

bersama masyarakat disepanjang proses dan

meyakinkan oanwjlbyu masyarakat secelrcl

konsisten dimengerti dan dipertimbangkan.

Untuk upaya kolaborasi, bermitra dengan

masyarakat dalam setiap aspek pengambilan

keputusan, termasuk pengembangan alternatif

dan identifikasi solusi yang dikehendaki. Dalam

upaya pemberdayaan masyarakat, maka

langkahnya adalah menempatkan kepufusan

akhir untuk ditetapkan oleh masyarakat sendiri

tanpa intervensi. Pada tahap tersebut dapat

diartikan bahwa dalam konteks tujuan,

masyarakat sudah dapat diberdayakan (lihat

gambar 4. untuk gambaran yang lebih rinci

untuk aspek "tujuan')

Gambar 4 Gambaran rinci tentang kiatpemberdayaan masyarakat di lihat dari aspek

tujuan

Spektrum keikutsertaan masyarakat-tujuan-

janji kepada masyarakat

Dalam kaitannya dengan konteks Janji ke

masyarakaf maka pemberitahuan kepada

masyarakat dilakukan dengan menyampaikan

janji bahwa kita akan terus menerus

menyediakan informasi tentang hal-hal yang

ingin diketahui oleh masyarakat.

Dalam hal konsuttasi masyarakat,

disampaikan bahwa kita akan

menginformasikan, mendengar dan

mempertimbangkan pendapat dan memberikan

umpan balik bagaimana masYarakat

mempengaruhi keputusan.

Untuk upaya kolaborasi, disampaikan

secara langsung bahwa kita akan meminta

saran masyarakat secara langsung dan inovasi

dalam formulasi solusi dan mempertimbangkan

saran dan rekornendasi masyarakat sedapat

mungkin dalam keputusan.

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat,

maka langkahnya adalah menyampaikan

kepadq mereka bahwa kita akan melaksanakan

apa yang menjadi keputusan mereka. Pada

dFfdfb

&rifh

kjr

a-i4

dfosdd-r:

dEdnrkffinftin

Page 9: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

Rekqfasa Sipil Volume II. Nomor 2. Oldober 2006 tSsttt : tgsg-S'gS

tahap tersebut dapat diartikan bahwa dalam

konteks janji kepada masyarakat dapat

diyakinkan bahwa keputusan yang diambil

mereka akan dijadikan dasar dalam

pelaksanaan. (lihat gambar 5. gambaran yang

lebih rinci untuk aspek "janji kepada

masyarakat").

Gambar 5 Gambaran rinci tentang kiatpemberdayaan masyarakat di lihat dari

pemberian janji.

Spektrum keikusertaan masyarakat-tujuan-

instrumen/peralatan

Dalam kaitannya dengan konteks

'lnstrumen/peralatan', maka pemberitahuan

kepada masyarakat dilakukan dengan

menyampaikan berita-bedta dan akses intemet

(website) dengan open house.

Dalam hal konsultasi masyarakat,

disampaikan tanggapan masyarakat kelompok

khusus dengar pendapat. Qan untuk

menyertakan masyarakat dilakukan dengan

lokakarya dan pooling pendapat masyarakat.

'$.;

Untuk upaya kolaborasi, disampaikan

bahwa komisi penasihat publik akan

pengembangan konsensus publik, dan upaya

pengambilan keputusan dilaksanakan secara

partisipatif.

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat,

maka langkahnya adalah melibatkan

wasiUpenilai publik dalam pemungutan suara

dan mendelegasikan keputusan kepada

pemenang seelra terbuka. (Lihat gambar 6.

unfuk gambaran yang lebih rinci untuk aspek

'contoh peralatan').

Gambar 6. Gambaran rinci tentang kiatpemberdayaan masyarakat dilihat dari aspek

peralatan.

Kesimpulan

1. Pemberdayaan masyarakat memerlukan

upaya intensif, sistematis, konsisten dan

berkesinambungan serta harus mendapat

dukungan dari berbagai pihak, baik dari

pemerintah (lintas sektoral), swasta,

lembaga-lembaga swadaya masyarakat

maupun perguruan tinggi.

2. Kebiiakan pemberdayaan masyarakat

dibutuhkan bukan semata karena alasan

jangka pendek, namun lebih dari itu

pemberdayaan dilakukan dalam rangka

sfategi kemandirian masyarakat di

berbagai bidang jangka panjang.

3. Halesensialyang harus diperhatikan dalam

proses pemberdayaan masyarakat adalah

bagaimana seseorang memahami esensi

pemberdayaan secaftr benar dan

bagaimana memilih dan menerapkan

strategi yang tepat untuk pemberdayaan.

4. Pengelolaan sumber daya air dapat

dilakukan melalui pendekatan kemitraan

dan partisipatif masyarakat.

lWrdq.t

rhary,eF

hiF&r.al*FrLrFa&.r-dI- l+F

h*a

|rybdi*

jmdqm

*d&rd&Gr-8F h

ryuL

qtdi

dhtq

ddafail-

dryrh

Page 10: PENGELOLAAN SDA (SUMBER DAYA ALAM) DAN' …repo.polinpdg.ac.id/29/1/553-540-1-PB.pdf · daya air seperti banjir dan kekeringan (Raharjo ... [OD, penerapan teknologi tepat guna, budaya

Reku.vasa Sipil Volume IL Nomor 2. Oloober 2006 ISSN : 1858-3695

DAFTAR PUSTAKA

Raharjo, S, 2006, Penberdayaan Masyankat

Dalam Pengetotaan Sumber DaYa Air,

Direktorat Bina Pengelolaan Sumber Daya Air,

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Hafted A, 2002, Pedekatan Kemitnan Dan

Paftisipatif Dalam Pengembangan Dan

Pengetolaan DAS, Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pengairan, Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia, Departemen Pekeriaan

Umum, Jakarta.

Anshori l, 2006 Kebiiakan Pengelolaan SDA

IJntuk Pendayagunaan Berkelaniutan, Di$en-

Sumber Daya Air Departemen Pekeriaan

Umum, Jakarta.

Loucks Daniel P et al, 'i.981, Water Resourse

Sysfem Ptanning and Analysis, Prentiel, lnc.,

New Jersy.

Hall A, Wanen, Dr:acuP JA, 1995, Water

Resources Sysfems Engineering, Mc- Graw Hill

. Publishing Company Ltd, New Delhi-

Sidharta dkk, 1997,PengemMngan Sumbr

Daya Air (PSDA), Gunadarma, Jakarta.

"{r

10