pengelolaan dana kampanye partai demokrasi...

30
PENGELOLAAN DANA KAMPANYE PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN KOTA TANJUNGPINANG PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh : SAIFUL LIZAM 100565201220 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: lythu

Post on 11-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGELOLAAN DANA KAMPANYE PARTAI DEMOKRASI

INDONESIA PERJUANGAN KOTA TANJUNGPINANG PADA PEMILU

LEGISLATIF TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

SAIFUL LIZAM

100565201220

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

PENGELOLAAN DANA KAMPANYE PARTAI DEMOKRASI

INDONESIA PERJUANGAN KOTA TANJUNGPINANG PADA PEMILU

LEGISLATIF TAHUN 2014

SAIFUL LIZAM

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH

ABSTRAK

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merupakan partai yang selalu

menjadi pemenang dalam pemilu di Kota Tanjungpinang terutama pada pemilu

legislatif tahun 2014 yang memperoleh jumlah suara terbesar sehingga

menempatkan wakilnya sebanyak 7 orang. Penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif kualitatif. Lokasi Penelitian di Kota Tanjungpinang dengan fokus

penelitian tentang pengelolaan dana kampanye Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan Kota Tanjungpinang pada pemilu legislatif tahun 2014.

Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui mekanisme pengelolaan

dana kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Tanjungpinang pada

pemilu legislatif tahun 2014. Sehingga dalam pengelolanan Dana Kampanye

partai politik dapat bekerja secara efisien dan secara tertib serta akuntabel dan

transparan terhadap dana yang di kelola.

Hasil penelitian memberi gambaran bagaimana pengelolaan dana

kampanye partai politik dalam menunjang eksistensi partai itu dalam

memenangkan pemilu.Mekanisme pengelolaan dana kampanye Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan melalui tahap pencarian dana, penerimaan dana, tahap

penggunaan dana dan tahap pelaporan dana kampanye.Secara umum pengelolaan

dana kampanye Partai Demokrasi Indonesia hampir seluruh rangkaian proses

pelaksanaannya sesuai yang diatur dan diamanatkan Undang-undang dan

Peraturan Komisi Pemilihan Umum. Namun,pada pelaporan segala bentuk hal

Partai Demokrasi Indonesia belum begitu Transparan dan Akuntabel dalam

melaporkan segala bentuk pendapatan maupun pengeluarannya.

Kata kunci : Dana Kampanye, Partai Politik,

ABSTRACT

The Indonesian Democratic Party of Struggle is a party that has always

been a winner in the elections in Tanjungpinang, especially in legislative elections

in 2014 that received the largest number of votes to place representatives of 7

people. This study used qualitative descriptive analysis. Research Location in

Tanjungpinang with a research focus on the management of campaign funds of

the Indonesian Democratic Party of Struggle Tanjungpinang in legislative

elections in 2014.

The aim of this study in order to determine the mechanism of management

of campaign funds Indonesian Democratic Party of Struggle Tanjungpinang in

legislative elections in 2014. So in the management of campaign funds of political

parties can work efficiently and in an orderly and accountable and transparent to

the funds managed.

The research result shows how the management of the campaign funds of

political parties to support the existence of the party to win the election.

Campaign fund management mechanism of the Indonesian Democratic Party of

Struggle through the fund-raising stage, receipt of funds, the stage of the use of

funds and campaign finance reporting stage. In general, the management of the

Indonesian Democratic Party campaign funds almost the entire range of process

implementation in accordance regulated and mandated by the Act and

Regulations Election Commission. However, in case of any complaint Indonesian

Democratic Party has not so transparent and accountable in reporting all forms

of income and expenses.

Keywords: Campaign Finance, Political Party,

PENGELOLAAN DANA KAMPANYE PARTAI DEMOKRASI

INDONESIA PERJUANGAN KOTA TANJUNGPINANG PADA PEMILU

LEGISLATIF TAHUN 2014

A. Latar Belakang

Salah satu wujud perlibatan masyarakat dalam proses politik adalah

pemilihan umum (pemilu). Pemilu merupakan sarana bagi masyarakat untuk ikut

menentukan figur dan arah kepemimpinan Negara atau daerah dalam periode

tertentu. Pemilu memiliki fungsi utama untuk menghasilkan kepemimpinan yang

benar-benar menghendaki kehendak rakyat. Oleh karena itu, pemilu merupakan

salah satu sarana legitimasi kekuasaan.

Perkembangan dunia politik di Indonesia terus berkembang seiring dengan

reformasi terhadap produk hukum, pemerintahan, maupun kebebasan pers.

Fenomena dimana seluruh lapisan masyarakat di tanah air mendapatkan

kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di dalamnya. Begitu pula dengan

pesta demokrasi yang diadakan pada tahun 2009. Mengenai pemilu, salah satu

instrumen yang sangat penting didalamnya adalah Partai Politik. Partai politik

merupakan kendaraan politik bagi para calon anggota legislatif untuk memperoleh

mandat dari rakyat untuk menjadi wakilnya di parlemen. Sebuah Partai politik

tidak hanya dikelola oleh satu orang karena partai politik merupakan sekelompok

manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau

mempertahankan kekuasaan.

Partai politik menurut Undang-undang nomor 2 tahun 2011 yang

merupakan perubahan atas Undang-undang nomor 2 tahun 2008 adalah organisasi

yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia

secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk

memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa

dan Negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945.

Partai politik memiliki peran fundamental dalam masyarakat demokrasi.

Mereka menjadi perantara antara masyarakat dan pemerintah. Sebagai organisasi

yang hidup di tengah masyarakat, partai politik menyerap, merumuskan, dan

mengagregasi kepentingan masyarakat. Sedangkan sebagai organisasi yang

menempatkan kader-kadernya di lembaga legislatif maupun eksekutif, partai

politik menyampaikan dan mendesakkan kepentingan masyarakat tersebut untuk

dibuat kebijakan pemerintah. Namun, peran strategis tersebut tidak dengan

sendirinya dapat berjalan baik.

Partai politik merupakan kendaraan politik bagi para calon anggota

legislatif untuk memperoleh mandat dari rakyat untuk menjadi wakilnya di

parlemen. Tujuan memperoleh dan mempertahankan kekuasaan membuat partai

politik berupaya memanfaatkan segala bentuk sumber daya yang dimilikinya.

Baik itu berupa sumber daya manusia serta sumber daya materil (dana). Bisa

dikatakan salah satu potensi yang menentukan atau menjamin keberlangsungan

hidup partai adalah kemampuan mengelola sumber dana yang dimilikinya. Setiap

partai politik memiliki alur pemasukan yang berbeda – beda pastinya, beberapa

diantaranya seperti iuran yang bersumber dari anggotanya, kemudian sumbangan

dari donatur serta simpatisan partai yang sifatnya tidak mengikat serta bantuan

dari Pemerintah Daerah yang diambil dari APBD daerah itu.

Berdasarkan dengan pemberian bantuan dari Pemerintah Daerah untuk

Kota Tanjungpinang sendiri. Dan berdasarkan peraturan yang berlaku, Pemerintah

memberikan subsidi ke partai sebesar Rp 20.000.000, per kursi di tingkat

Kabupaten/Kota. Pada Pemilu 2009 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

meraih 4 Kursi, jadi memperoleh bantuan Rp 80.000.000 per tahun. Dan pada

pemilu legislatif tahun 2014 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperoleh

Rp. 140.000.000 karna memperoleh 7 kursi. Hal tersebut sudah diatur dalam

Perda No. 2 Tahun 2006 pada Bab 2, tentang Pemberian Bantuan Keuangan yang

berbunyi :

“Bantuan Keuangan kepada Partai Politik untuk setiap kursi ditetapkan

sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) per tahun anggaran.”

Sumber dana yang digunakan partai berasal dari APBD yang artinya

berasal dari uang rakyat, oleh karena itu partai politik juga harus sangat berhati-

hati dalam setiap gerak langkahnya dan harus memastikan bahwa setiap tindakan

yang dilakukan adalah demi masyarakat banyak, bebas dari politik uang dan

pengaruh kelompok kepentingan.

Pemilu pada tahun 2009 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berhasil

menjadi pemenang pemilu dengan memperoleh suara sebanyak 14.600.091 yang

memperoleh suara nasional sebanyak 14,03 % dan menjadi urutan ketiga setelah

Partai Demokrat dan Golkar. Sedangkan berdasarkan rekapitulasi suara pemilu

Tanjungpinang, PDI Perjuangan mendominasi dengan memperoleh suara

terbanyak pada pemilu 2009 untuk DPRD Kepri yakni 13.616 suara. Sedang

untuk DPRD Kota, PDI Perjuangan sanggup menangguk 4 kursi dari total 24

kursi.

Pada pemilu 2014 PDI Perjuangan memproleh suara tertinggi dan berhasil

menempatkan 7 orang kadernya sebagai anggota DPRD Tanjungpinang. Pada

kampanye pemilu legislatif 2014 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

memproleh suara terbanyak tingkat nasional dengan perolehan 18,95 % dan untuk

perolehan suara di Kota Tanjungpinang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

juga mendominasi perolehan suara terbanyak dengan memproleh 7 kursi untuk

DPRD Kota Tanjungpinang. Pemilu legislatif 2014 di Kota Tanjungpinang

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan hanya menerima dana sebesar Rp.

641.447.500 untuk biaya kampanye dengan jumlah yang tidak begitu besar

dibandingkan dengan partai-partai lain seperti Gerindra yang mendapat dana

sebesar Rp.1.054.456.499 dan Partai Golkar yang memproleh dana

Rp.733.421.596. Namun, dengan perolehan keuangan yang tidak begitu besar

dibandingkan Partai Gerindra dan Golkar. Partai PDI Perjuangan tetap memproleh

perolehan suara terbanyak dengan memproleh 7 kursi di DPRD Kota

Tanjungpinang.( KPU Kota Tanjungpinang ).

Pengelolaan dana kampanye dalam hal ini penggunaan maupun pelaporan

keuangan partai politik seharusnya efektif dan efisien karena penyelenggaraan

sistem politik yang demokratis di suatu negara ditentukan oleh penyelenggaraan

partai politiknya, partai politik yang sehat serta proses pemilihan umum yang

diselenggarakan secara demokratis, jujur, dan adil merupakan dasar untuk

membangun demokrasi yang berkredibilitas.

Hal penting dari dana kampanye adalah pengeluaran atau pembelanjaan

dana kampanye (campaign funds expenditure). Penelusuran sisi pengeluaran atau

pembelanjaan dana untuk aktivitas politik perlu mendapatkan perhatian karena

karakteristik dan modus kecurangan pemilu akan ditentukan oleh jenis dan alokasi

pengeluaran dana politik kampanye. Pembiayaan aktivitas politik kampanye tentu

saja beragam seperti pengeluaran untuk membiayai aktivitas dari tim kampanye,

kampanye media dan luar ruang, pengadaan atribut kampanye, pelatihan tim

kampanye, membiayai kegiatan-kegiatan sosial, membangun sarana umum dan

sosialpun untuk tujuan yang membayar petugas penyelenggara pemilu untuk

memanipulasi suara atau mendanai kampanye negatif yang mendeskreditkan

lawan politik (Pinto-Duschinsky, 2003,www.kemitraan.or.id).

Sesuai UU Nomor 2 Tahun 2011 mengamanatkan agar dana tersebut untuk

pendidikan politik dan kaderisasi tapi apakah dana tersebut digunakan sebagai

mana mestinya. Partai politik harus didorong meminimalisasi pengeluaran atas

kebutuhan partai yang nyaris tidak terbatas. Pengurus partai politik harus memiliki

skala prioritas atas kebutuhan yang mesti dipenuhi, dengan memanfaatkan

anggaran yang ada. Hal ini diperlukan bukan semata demi menaati perintah UU,

tetapi juga demi membangun sistem organisasi modern agar lebih tanggap atas

tuntutan konstituen dan publik yang terus meningkat. Pengelolaan dana dalam

internal partai sangatlah menentukan eksistensi partai dalam perpolitikan.

Pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 tentang

tahapan penyelenggaraan kampanye, program, dan jadwal penyelenggaraan

Pemilu pasal 6 huruf h yaitu :

1) Persiapan Kampanye, meliputi:

a) Pendaftaran pelaksana kampanye (Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi

dan DPRD kabupaten/kota) serta anggota DPD kepada KPU, KPU

provinsi dan KPU kabupaten/kota;

b) Koordinasi dengan pemerintah daerah untuk penetapan lokasi pemasangan

alat peraga untuk pelaksanaan kampanye;

c) Koordinasi dengan lembaga terkait (KPI, KPID, Dewan Pers, Polri);

d) Penyusunan jadual kampanye dengan peserta Pemilu;

e) Penyerahan laporan awal dana kampanye dan rekening khusus dana

kampanye kepada KPU, KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota.

2) Pelaksanaan Kampanye, meliputi:

a) Pelaksanaan kampanye melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka,

penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga;

b) Pelaksanaan kampanye melalui rapat umum dan iklan media massa cetak

dan elektronik;

c) Penyerahan laporan dana kampanye meliputi penerimaan dan pengeluaran

kepada akuntan publik melalui KPU, KPU provinsi, dan KPU

kabupaten/kota;

d) Audit dana kampanye;

e) Penyerahan hasil audit dana kampanye kepada KPU, KPU provinsi, dan

KPU kabupaten/kota;

f) Penyampaian hasil audit dana kampanye oleh KPU, KPU provinsi, dan

KPU kabupaten/kota kepada peserta pemilu;

g) Pengumuman hasil audit penerimaan dan penggunaan dana kampanye.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang akan diteliti mengenai ”Pengelolaan Dana

Kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Tanjungpinang Pada

Pemilu Legislatif Tahun 2014”, maka penulis dapat merumuskan permasalahan

yang perlu diteliti yaitu : “Bagaimana Mekanisme Pengelolaan Dana Kampanye

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Tanjungpinang pada Pemilihan

Umum Legislatif tahun 2014?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti maka tujuan dari

penelitiana ini adalah untuk mengetahui mekanisme pengelolaan dana

kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada pemilu legislatif tahun

2014.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

terutama bagi mahasiswa, sebagai media belajar untuk mengetahui dan

mendapatkan gambaran yang jelas mengenai mekanisme pengelolaan dana

kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada pemilu legislatif Tahun

2014.

Bagi masyarakat,hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pengetahuan, informasi, dan bacaan.

D. Konsep Teoritis

1. Partai Politik

Partai politik menurut Undang-undang nomor 2 tahun 2011 yang

merupakan perubahan atas Undang-undang nomor 2 tahun 2008 adalah organisasi

yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia

secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk

memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa

dan Negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945.

Partai politik menurut Miriam Budiardjo (dalam Syafiie, 2009:316) partai

politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya

mempunyai orientasi nilai-nilai dan cita-cita yang sama,yang bertujuan untuk

memproleh kekuasaan politik dan berebut kedudukan politik dengan cara

konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.

Sedangkan menurut Syafiie (2009:317) mengatakan bahwa partai politik

adalah sekelompok orang-orang memiliki ideologi yang sama,berniat merebut dan

mempertahankan kekuasaan dengan tujuan untuk memperjuangkan kebenaran

dalam suatu level tingkat Negara.

Sigmund Neumann (Budiardjo,2008:404) juga berpendapat bahwa partai

politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk

menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui

persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golangan lain yang mempunyai

pandangan yang berbeda. Menurut Carl J.Friedrich (Budiardjo,2008:404) Partai

Politik merupakan sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan

tujuan merebut atau mempertahankan penguasaaan terhadap pemerintahan bagi

pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan yang memberikan kepada

anggota partainyakemanfaatan yang bersifat idiil serta materiil.

Menurut Firmanzah (2011:55) Partai politik adalah institusi yang

dibutuhankan untuk memfasilitasi kepentingan politik suatu kelompok

masyarakat. Hendarmin Ranadireksa (dalam Efriza, 2012:215) juga berpendapat

bahwa Parpol adalah organisasi politik,karena orientasi partai adalah pada cita-

cita memperjuangkan visi atau ideologi tertentu, dalam skala Negara yang

diyakini mampu menuju masyarakat sejahtera. Sedangkan La Palombara dan

Weiner (dalam Firmanzah, 2011:68)

Menurut Ramlan Surbakti (dalam Efriza, 2012:217) Partai politik

merupakan kelompok anggota yang terorganisir secara rapi dan stabil yang

dipersatukan dan dimotivasi dengan ideology tertentu,dan yang berusaha mencari

dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilu guna

melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun.Huntington juga

mengatakan bahwa stabilitas.kekokohan,partisipasi,sistem kepartaian akan sangat

bergantung atas derajat pelembagaan dan partisipasinya.(Winarno.2007:98).

2. Kampanye Politik

Menurut Arnold Steinberg (Dalam Toni Andrianus,dkk.2006:186)

kampanye politik modern adalah cara yang digunakan para warga negara dalam

demokrasi untuk menentukan siapa yang akan memerintah mereka.Selain

itu,Menurut Pfau dan Parrot mengenai kampanye politik (Toni

Andrianus,dkk,2006:187) merupakan suatu proses yang dirancang secara

sadar,bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tentu

dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.

Karl-Heinz Nassmacher (dalam jurnal Politik hukum pengaturan dana

kampanye, Ahsanul Minan) mengatakan Pengaturan tentang dana kampanye

secara adil diperlukan untuk menciptakan:

a. Sistem yang mengijinkan atau menyediakan uang yang cukup untuk

mendukung kampanye yang kompetitif;

b. Sistem yang dapat menjaga peluang bagi semua penduduk untuk

berpartisipasi secara sama;

c. Sistem yang terbuka untuk memunculkan partisipasi, seperti pembentukan

partai-partai baru;

d. Sistem yang dapat mencegah korupsi dengan membebaskan kandidat,

partai, dan calon terpilih dari pengaruh yang tidak diinginkan

kontributornya; dan

e. Sistem yang dapat membebaskan pemilih dari tekanan kandidat ataupun

partai dari iming-iming dukungan keuangan (vote buying).

Selain itu, Teten Masduki juga mengatakan (dalam jurnal Politik hukum

pengaturan dana kampanye, Ahsanul Minan ) dana kampanye Pemilu (campaign

financing) merupakan suatu keniscayaan dan amat sangat penting untuk diatur

dalam peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu. Untuk itu, pengaturan

dana kampanye Pemilu setidaknya harus memuat prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Menjaga kesetaraan bagi peserta Pemilu (political equality).

b. Membuka kesempatan yang sama untuk dipilih (popular participation).

c. Mencegah pembelian nominasi, pencukongan calon, dan pengaruh

kontributor/interest group terhadap calon (candidacy buying).

d. Membebaskan pemilih dari tekanan kandidat atau partai dari iming-iming

dukungan keuangan (vote buying).

e. Mencegah donasi ilegal atau dana hasil korupsi atau kejahatan lainnya

3. Pemilu

Menurut Giovanni Sartori menyatakan bahwa sistem pemilihan umum

adalah sebuah bagian yang paling esensial dari kerja sistem politik.Sistem

pemilihan umum bukan hanya instrumen politik yang dimudah dimanipulasi:ia

juga membentuk sistem kepartaian dan mempengaruhi spectrum representasi.

(Toni Andrianus,dkk.2006:299). Selain itu,Lawrence Le Duc menyatakan bahwa

pemilu merupakan sebuah lembaga politik yang mendorong dan mencerminkan

banyak kecendrungan sosial, politik dan ekonomi. (Toni

Andrianus,dkk.2006:299).

Selain definisi mengenai sistem pemilihan umum tersebut, Sanit (Toni

Andrianus,dkk.2006:307) juga mengklasifikasikan empat fungsi sistem pemilihan

umum yaitu :

1.Legitimasi Politik

2. Terciptanya perwakilan Politik

3. Sirkulasi elite Politik

4. Pendidikan Politik

4. Dana Kampanye

Dana Kampanye menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum adalah

sejumlah biaya berupa uang, barang dan jasa yang digunakan Peserta Pemilu

untuk membiayai kegiatan Kampanye Pemilu.

Pendanaan partai memiliki beberapa komponen khusus. Komponen-

komponen ini muncul karena adanya undang-undang partai politik, Peraturan

Komisi Pemilihan Umum nomor 17 tahun 2013, Peraturan Daerah nomor 2 tahun

2006. Undang-undang ini memberikan berbagai rangkaian pendanaan partai,

sebagai berikut :

a. Sumber dana kampanye

Sumber dana kampanye yang didapat oleh setiap partai politik yaitu

berasal dari peserta pemilu dari setiap partai tersebut masing-masing, dari para

calon anggota DPR,DPRD yang bersangkutan serta sumbangan yang sah menurut

hukum dari pihak lain. Jadi,setiap partai hanya diperbolehkan menerima

sumbangan dana untuk segala aktifitas keperluan kampanye yang bersumber

berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum No 13 Tahun 2013 pasal 5 yaitu:

Dana kampanye Partai politik peserta pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal

4 ayat (1) bersumber dari :

a. Partai politik peserta pemilu

b. calon anggota DPR,DPRD Provinsi,DPRD Kabupaten/Kota dari partai

yang bersangkutan

c. Sumbangan yang sah menurut hukum dari pihak lain.

b. Bentuk dana Kampanye

Bentuk dana kampanye yang boleh diterima setiap partai dapat berupa

uang, barang dan jasa, Sumbangan seperti barang biasa berupa mobil, mesin

cetak, telepon, termasuk juga menyediakan waktu siar untuk iklan di televisI

maupun radio dimana pembiayaan ditangung oleh pihak perusahaan penyumbang.

Sedangkan sumbangan berupa jasa seperti bentuk tenaga personalia yaitu sopir,

tenaga ahli, pegawai yang mengerjakan bidang khusus yang ditugaskan untuk

bekerja dikantor pusat atau kantor cabang partai. Sesuai dengan peraturan komisi

pemilihan umum no 17 tahun 2013 pasal 9 mengenai bentuk dana kampanye.

c. Sumbangan

Bentuk pencarian sumbangan diatur dalam Undang-undang partai politik

dan Undang-undang pemilu yang relevan. Dalam UU No 2 tahun 2011 tentang

Partai Politik dan UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilu serta peraturan KPU no

17 tahun 2013 dan peraturan daeerah Kota Tanjungpinang no 2 tahun 2006

bahwa DPR, DPD, dan DPRD terdapat pembatasan terhadap sumber dan besarnya

jumlah sumbangan.

a. Sumbangan dari Luar Negeri.

Sebagian besar Negara termasuk Indonesia dilarang menerima sumbangan

dari luar negeri. Tujuannya agar partai tidak dikendalikan dari luar negeri

atau agar partai tidak tergantung pada sekelompok orang asing jika partai

tersebut harus membuat keputusan nasional.

Berdasarkan Undang-undang no 2 tahun 2011 pasal 40 ayat 3 dan sesuai

juga dengan PKPU no 17 tahun 2013 terdapat pada pasal 26 Partai Politik

dilarang:

a. menerima dari atau memberikan kepada pihak asing sumbangan

dala bentuk apa pun yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan;

b. menerima sumbangan berupa uang, barang, ataupun jasa dari pihak

mana pun tanpa mencantumkan identitas yang jelas;

c. menerima sumbangan dari perseorangan dan/atau

perusahaan/badan usaha melebihi batas yang ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan;

d. meminta atau menerima dana dari badan usaha milik negara, badan

usaha milik daerah, dan badan usaha milik desa atau dengan

sebutan lainnya;atau

e. menggunakan fraksi di Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota sebagai

sumber pendanaan Partai Politik.

b. Iuran Anggota

Iuran anggota biasanya dibayar secara rutin oleh para anggota. Besarnya

jumlah iuran tergantung pada pendapatan setiap anggota partai. Asas hukum

penarikan iuran seperti ini adalah anggaran dasar. Anggaran dasar ini harus

sesuai dengan aturan keuangan yang menjelaskan bagaimana pemasukan

dari iuran anggota itu dibagikan ketingkatan partai yang berbeda.

Pada prinsipnya, setiap partai harus menarik iuran dari anggotanya.

Hal ini penting bagi pendanaan partai dan juga kehidupan intern partai. Jika

sebuah partai hanya bergantung pada sumbangan atau dana dari segelintir

orang, atau kadang-kadang hanya pada seorang anggota saja, hal ini bisa

menyulitkan proses demokrasi dalam tubuh partai, dan partai akan selalu

diperas.

d. Larangan pendapatan partai dari perusahan politik.

Berbeda dengan pendanaan partai oleh pemerintah yang lazim

dibanyak negara, pemberian dana dari perusahaan publik kepada partai

dilarang di banyak negara. Larangan ini terutama disebabkan karena adanya

praktek memprioritaskan partai-partai tertentu biasanya partai-partai yang

berkuasa secara sepihak dengan cara membagi dana publik itu secara tidak

merata. Tentu saja hal tersebut itu bisa memberikan kesempatan yang

berbeda bagi partai-partai yang ada. Berdasarkan UU nomor 2 tahun 2011

pasal 40 ayat 4 bahwa Partai Politik dilarang mendirikan badan usaha

dan/atau memiliki saham suatu badan usaha.

e. Batas dana terbesar atau larangan sumbangan dari perusahaan dan

aturan transparansi sumbangan.

Berdasarkan pasal 35 UU no 2 tahun 2011 mengenai sumbangan yang

boleh dterima partai :

a. perseorangan anggota Partai Politik yang pelaksanaannya diatur dalam

AD dan ART;

b. perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai Rp

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1 (satu)

tahun anggaran; dan

c. perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai Rp

7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) per perusahaan

dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.

Undang-undang tersebut mengenai batas dana terbesar dari perseorangan

dan perusahaan yang boleh diterima partai politik juga diatur dalam Peraturan

Komisi Pemilihan Umum no 17 tahun 2013 mengenai Besaran Dana Kampanye

pasal 11.

Pengelolaan keuangan dalam suatu lembaga/organisasi dalam hal ini Partai

Politik sebagai suatu lembaga publik merupakan suatu hal yang sensitif. Apalagi

jika uang yang mereka gunakan adalah uang rakyat, maka rakyat patut untuk

mengetahui kemana saja aliran dana tersebut. Berikut ini beberapa penjelasan

terkait pengelolaan Keuangan/Dana pada Partai Politik.

1. Keuangan partai politik bersumber dari :

a. Iuran anggota.

b. Sumbangan yang sah menurut hukum.

c. Bantuan dari anggaran Negara.

2. Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang,

fasilitas, peralatan, dan/atau jasa.

3. Sumbangan perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak

senilai Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu

1 (satu) tahun anggaran.

4. Sumbangan perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai Rp

7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) per perusahaan

dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.

Pengelolaan keuangan Organisasi Partai Politik , sebagai suatu entitas

yang menggunakan dana publik yang besar, haruslah transparan sehingga

pertanggungjawaban keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi.

Sebagai bentuk kepatuhan terhadap Undang – undang partai politik dan Undang –

undang pemilu serta peraturan KPU seluruh sumber daya keuangan yang

digunakan harus dipertanggungjawabkan kepada konstituantenya. Bentuk

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan partai politik peserta pemilu adalah

penyampaian laporan dana kampanye (semua peserta pemilu) serta laporan

keuangan (Khusus Untuk Partai Politik), yang harus diaudit Akuntan Publik, ke

KPU serta terbuka untuk diakses publik.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti adalah menggunakan penelitian yang

bersifat kualitatif yaitu penulis berupaya menganalisis pengelolaan dana

kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Tanjungpinang pada

pemilu legislatif tahun 2014 berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang

menjadi hal yang diteliti. Dalam hal ini guna menganalisis data yang diperoleh

secara mendalam dan menyeluruh dengan harapan dapat mengetahui mekanisme

pengelolaan dana kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota

Tanjungpinang pada pemilu legislatif tahun 2014.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Tanjungpinang dengan fokus penelitian di

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Tanjungpinang. Dikarenakan Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai peraih kursi terbanyak pada pemilu

legislatif 2014 di Kota Tanjungpinang. Kesuksesan tersebut salah satunya oleh

karena mekanisme pengelolaan dana kampanye partai yang akan menjadi fokus

penelitian.

3. Sumber Data

Untuk memperoleh data-data yang relevan dan akurat sehubungan dengan

penelitian ini, maka penulis menentukan data yang diambil dapat digolongkan

menjadi dua bagian yaitu :

a. Data primer yaitu data yang penulis dapatkan dengan cara melakukan

wawancara secara langsung kepada informan yang telah di tunjuk dalam

penelitian ini. Menurut Arikunto (2006:145) mengatakan bahwa data

primer adalah data yang di kumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu

organisasi atau perorangan langsung dari objeknya.

b. Data sekunder yaitu data yang penulis dapatkan dari internet, buku-buku,

jurnal, data dari KPU Kota Tanjungpinang dan data dari PDI Perjuangan

Kota Tanjungpinang.

4. Subyek Penelitian

Adapun dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik

nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2010:218) Nonprobability sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. yang

menjadi subyek penelitian yaitu peneliti menggunakan sampling purposive yaitu

dengan informan :

a. Ketua KPU Kota Tanjungpinang

b. Ketua PDI Perjuangan Kota Tanjungpinang

c. Bendahara PDI Perjuangan KotaTanjungpinang

d. Staf PDI Perjuangan Kota Tanjungpinang

e. Panwaslu Kota Tanjungpinang

Tabel 1.1

Jabatan Informan Penelitian

No Nama Jabatan

1 Robby Patria, SE Ketua KPU

2 Suparno Ketua PDI Perjuangan Kota Tanjungpinang

3 Sukandar Bendahara PDI Perjuangan Kota Tanjungpinang

4 Rohmad Staf PDI Perjuangan Kota Tanjungpinang

5 Muslim Ketua Panwaslu Kota Tanjungpinang

Sumber: Data Olahan, 2015

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan,Peneliti akan menggunakan

beberapa data yaitu :

a. Wawancara

Menurut Luknis (2006:67) wawancara merupakan pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada

responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan

alat perekam. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan

cara sambil bertatap muka dengan informan Sebagai informan penelitian

ini yaitu Robby patria, ia selaku Kepala Komisi Pemilihan Umum Kota

Tanjungpinang. Informan selanjutnya yaitu Suparno, sebagai ketua umum

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Tanjungpinang, Selanjutnya

yaitu Sukandar, sebagai bendahara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Kota Tanjungpinang, Bapak Rohmad selaku Staf PDI Perjuangan Kota

Tanjungpinang, Selanjutnya Muslim sebagai Panwaslu Kota

Tanjungpinang.

b. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Menurut

Sugiyono (2010:240) studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi, dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Selain itu, menurut Usman & Purnomo (2009:69) Dokumentasi

merupakan pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan

informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode

dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari

sumber non-manusia. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar

belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian. Dokumen dan arsip

mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian merupakan

salah satu sumber data yang paling penting dalam penelitian. Dokumen

yang dimaksud peneliti adalah dokumen tertulis, gambar/foto, data

pelaporan dana kampanye yang berasal dari KPU, tulisan-tulisan ilmiah

tentang Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan serta pengelolaan dana

kampanye Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan di Kota Tanjungpinang.

6. Alat pengumpulan Data

Alat pengumpulan Data yang digunakan peneliti adalah :

a. Buku catatan untuk mencatat percakapan dengan sumber data.

b. Dokumen-dokumen tulisan, catatan laporan, biografi dan lain-lain.

lmiah bagi pihak yang memerlukan.

F. HASIL PENELITIAN

Dari hasil wawancara dengan informan maka dapat di analisa bahwa kondisi

mekanisme pengelolaan dana kampanye partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Kota Tanjungpinang pada pemilu legislatif tahun 2014 yaitu :

1. Tahap Pencarian Dana

a. PDIP melakukan rapat umum guna membahas masalah persiapan

kampanye,PDIP juga mencari dana melalui website yang

menginformasikan bagi yang menyumbang bisa mengirim ke

rekening yang sudah di informasikan.

b. Sumber dana yang diperoleh berasal dari calon legislatif,

c. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mulai mencari dana

kampanyenya pada periode 20 desember 2014 s.d 28 februari 2014

dan periode 01 maret 2014 s.d 23 april 2014.

d. Publik bisa mengetahui karna setelah dilaporkan pasti akan

diumumkan di papan pengumuman maupun website.

2. Tahap Penerimaan Dana

a. Sumbangan yang diterima PDIP berupa uang,barang-barang,dan

jasa seperti : baju kaos,kue-kue,dan sablonan baju.

b. Sumbangannya berasal dari iuran para calon legislatif.

c. Sumbangan yang diterima Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

pada periode I berjumlah Rp. 274.500.000 dan pada periode II

berjumlah Rp. 641.447.500.

d. Alur untuk nyumbang kepada PDIP dilakukan melalui posko-

posko daerah setempat partai ataupun melaui rekening langsung

para caleg, karna semua sumbangan akan dilaporkan.

e. .Penerimaan dana kampanye dilakukan Sebelum waktu kampanye

dilakukan artinya seperti yang ditetapkan PKPU

14 hari sebelum pelaksanaan.

3. Tahap Penggunaan Dana

a. Dana yang sudah ada digunakan untuk keperluan kampanye,

seperti keperluan rapat, baju kaos,sablon,kue-kue,dan baliho-

baliho.

b. Waktu penggunaannya yaitu penggunaan baliho-baliho

pemasangan alat peraga sebelum deklarasi kampanye damai,

pelaksanaan kampanye baju kaos dan kue-kue digunakan pada saat

deklarasi kampanye damai tanggal 16,19,22,28,31maret 2014 dan

03 april 2014.

4. Tahap Pelaporan Dana

a. Partai melaporkan laporan periode I pada tanggal 27 desember

2013 dan periode II tanggal 02 maret 2014.dan PDIP melaporkan

laporan serta dokumennya pada hari minggu, tanggal 27 April

2014 pada pukul 15.30 WIB di kantor KPU.

b. Pertanggungjawabannya selaku ketua adalah Suparno dan

bendahara partai yaitu Sukandar.

c. Partai melaporkan kepada KPU, pihak KPU yang menunjuk

akuntan publik untuk memeriksa pengeluaran dan penerimaaan

dana kampanye.

d. Setelah partai melaporkan kepada pihak KPU,KPU akan

menyampaikan melalui papan pengumuman atau website.

G.PENUTUP

1. Simpulan

Partai Politik merupakan salah satu elemen yang sangat sentral dalam

demokrasi. Dalam teori demokrasi partai-partai dapat berfungsi sebagai

penghubung antara masyarakat dengan institusi-insitusi negara. Partai politik

adalah suatu organisasi yang karakter utamanya adalah kekuasaan. Agar mampu

menjalankan fungsi-fungsinya, partai politik bertujuan memegang kekuasaan

karena hanya kalau mempunyai kekuasaan politik, partai dapat

mengimplementasikan kebijakan-kebijakannya. Sukses apa tidak organisasi,

berhasil memenangkan pemilu partai politik, sangat ditentukan oleh kemampuan

pendanaannya. Dibutuhkan uang yang memadai untuk segala bentuk kebutuhan

kampanye, untuk menjalankan aktifitas-aktifitas kampanye. Dana partai pada

umumnya bersumber dari fraksi-fraksi ,para calon legislatif.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk Kota Tanjungpinang sendiri

selalu menjadi pemenang pemilu. Dalam mengatur dana kampanye partai politik,

telah tercantum dalam Undang-undang dan PKPU mengenai mekanisme

Pengelolaan dana kampanye. Mekanisme merupakan yang penting bagi partai

dalam mengatur dana kampanye partai baik pendapatan maupun pengeluaran

partai. Kendala dalam memanajemen keuangan bagi Partai Demokrasi Indonesia

adalah jumlah sumbangan yang di peroleh tidak sebanding dengan kegiatan-

kegiatan kampanye yang dilakukan.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berupaya memaksimalkan

pendanaan yang bersumber dari anggotanya yang sifatnya sukarela dan iuran

wajib bagi mereka yang telah duduk dikursi legislatif. Dalam pengelolaan dana

kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sudah mengikuti prosedur

mekanisme pengelolaan dana kampanye berdasarkan Undang-undang dan

Peratuan Komisi Pemilihan Umum. Namun, pada pelaporan segala bentuk hal

Partai Demokrasi Indonesia belum begitu Transparan dan Akuntabel dalam

melaporkan segala bentuk pendapatan maupun pengeluarannya secara tererinci.

Dalam laporan keuangan yang diperiksa oleh lembaga audit independent

yang ditunjuk langsung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Tanjungpinang

terdapat beberapa pelanggaran mulai dari terlambatnya penyerahan laporan

keuangan partai yang lebih dari batas waktu yang diberikan oleh KPU, kemudian

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan hanya melakukan pencatatan pada

penerimaannya saja namun pada pengeluarannya hanya mencantumkan dana

biaya rapat umum saja. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dan laporan yang

dilaporkan PDIP kepada KPU juga berbeda, dalam pelaporan PDIP hanya

menerima sumbangan berdasarkan calon legislatif, Namun dari hasil wawancara

PDIP menerima sumbangan bukan hanya dari calon tetapi dari perorangan dan

juga instansi tertentu tetapi responden tidak mau memberitahu secara detail.

Dalam penelitian ini permasalahan penelitian terjawab dimana pola

keuangan pengelolaan dana kampanye partai secara internal secara gotong-royong

atau kebersamaan organisasi dan secara eksternal partai diatur oleh UU N0 2

tahun 2011 tentang partai dan UU No 2 tahun 2008 tentang pemilu serta PKPU.

Namun dalam pelaksanaannya PDIP belum transparan. Karna masih banyak

perbedaan – perbedaan jumlah dana yang ditemui, rincian-rincian yang tidak

transparan, serta daftar-daftar penyumbang yang dirahasiakan.

2.Saran

Pemilu legislatif 2014 telah selesai dan pengelolaan dana kampanye Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan telah dilaporkan, ini sedikit menunjukan

keseriusan dalam menuju transparansi pengelolaan keuangan. Adapun saran

penulis bagi pengelolaan dana kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

pada pemilu berikutnya adalah adalah :

a) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan harus meningkatkan Kualitas

laporan keuangan partai. Partai harus melaporkan semua pemasukan dan

pengeluaran serta nama donatur dan jumlah sumbangan. Semua

dokumen pendukung harus disimpan supaya dapat diakses dan diperiksa.

Partai politik harus menciptakan mekanisme yang menjamin akses bagi

seluruh anggota partai dan publik terhadap laporan keuangan dana

kampanye partai.

b) Menciptakan suatu mekanisme yang memberikan akses terhadap laporan

keuangan partai politik kepada publik harus ditentukan. Misalnya

mempunyai situs tersendiri yang menjelaskan tentang pengelolaan dana

kampanye Partai PDIP itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku :

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan

Praktik).Rineka Cipta: Jakarta.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Efriza.2012. Political Explore. Bandung: ALFABETA.

Firmanzah. 2011. Mengelola Partai Politik-Komunikasi dan Positioning ideologi

Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Moleong, Lexy,J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Pito, Toni Andrianus,dkk. 2006. Mengenal Teori-teori Politik. Bandung: Nuansa.

Sitepu, P.Andrianus. 2012. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2010. Metode penelitian kuantitatif,kualitatif,R & D. Bandung:

Alfabeta.

Syafi’I,Inu Kencana. 2009. Sistem politik Indonesia. bandung: Pustaka Reka

Cipta.

Sabri, luknis & sutanto priyo hastono. 2006. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT

Gramedia Persada.

Usman,Husaini & Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara.

Winarno,Budi. 2007. Sistem Politik Indonesia Era Reformasi. Yogyakarta:Media

Pressindo.

Zuriah, nurul. 2006. Metodologi penelitian sosisal & Pendidikan. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.17 Tahun 2013 Tentang Pedoman

Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilu Anggota DPR,DPD,dan DPRD.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.07 Tahun 2012 Tentang

Tahapan,Program,dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu.

Jurnal dan Internet :

Arianto, Bismar.2011.Analisis penyebab masyarakat tidak memilih dalam

pemilu.jurnalilmu politik dan ilmu pemerintahan Fakultas Ilmu social dan

Politik.Universitas Maritim Raja Ali Haji.Tanjungpinang.

Rapika Wulandari, 2013.Strategi kampanye politik koalisi partai pengusung afi-

mukmin dalam pemilukada tahun 2013. ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id

volume 1 no 4.).11-05-2014, 22.11.

Minan,Ahsanul. jurnal Politik hukum pengaturan dana

kampanye,www.ahsanulminan.webs.com. diakses 11-05-2014, 21.43.

http://kpu-kota-tanjungpinang.blogspot.com/p/dana-kampanye.html 23.50 ,06-05-

2014www.kemitraan.or.id. Penggunaan Dana Publik Untuk

Kampanye.13.55.30-06-2014