pengaruh video islam sebagai media dalam …
TRANSCRIPT
PENGARUH VIDEO ISLAM SEBAGAI MEDIA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi kasus siswa kelas 5-2 di SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe)
Proposal Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1
Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
Sayyidah Hafsah
NIM. 12311175
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1438 H/ 2016
PENGARUH VIDEO ISLAM SEBAGAI MEDIA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi kasus siswa kelas 5-2 di SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe)
Proposal Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1
Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
Sayyidah Hafsah
NIM. 12311175
Dosen Pembimbing:
Ali Mursyid M.Ag
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1438 H/ 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah alat yang dapat mengukur
sikap dan juga pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Dalam proses pendidikan dibutuhkan seorang guru yang
disebut sebagai pendidik yang akan menyampaikan bahan
ajar kepada siswa yang disebut dengan peserta didik. bahan
ajar inilah yang akan menjadi sebuah pengetahuan yang
dalam proses penyampaiannya dibutuhkan kemampuan yang
tinggi untuk bisa menguasai teknologi sebagai sarana media
pembelajaran yang ada sekarang ini.
Media pembelajaran yang akan digunakan berharap akan
lebih memudahkan guru sebagai sumber belajar untuk lebih
mudah dalam proses pembelajaran di kelas, agar lebih
menyenangkan dan juga siswa dituntut agar lebih aktif di
kelas, dalam pemilihan media pun harus disesuaikan dengan
materi yang akan disampaikan. Seorang guru tidak dapat
menggunakan media pembelajaran yang tidak seirama
dengan materi pembelajarannya. Misalnya dalam mata
pelajaran fiqih tentang materi salat, maka medianya harus
menggunakan gamba-gambar bagaimana tata cara sholat,
medianya bisa berupa alat peraga dan bisa juga dengan
2
menggunakan video yang menayangkan tentang tata cara
salat.
Media pembelajaran ini disebut juga sumber
pembelajaran dengan guru sebagai sumber utama dalam
proses pembelajaran. Maka media ini adalah sebagai bagian
pendukung dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Media
pembelajaran ini mempunyai banyak jenis diantaranya ada
media audio, media visual, juga ada media audio visual yaitu
dalam hal ini adalah gabungan dari media audio dan media
visual.
Dalam perkembangan selanjutnya sumber belajar
semakin berkembang, seiring dengan terjadinya kemajuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga
kreativitas manusia. Dari perkembangan teknologi yang
semakin pesat, kreativitas manusia itu sendiri bisa menjadi
sebuah media yang dapat membantu poses pembelajaran.
Masalah yang dihadapi oleh para guru sekarang adalah
setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Diantaranya siswa yang gaya belajarnya auditori biasanya
cenderung lebih memahami pembelajaran dengan
mendengarkan yang disampaikan oleh guru, berbeda dengan
siswa yang gaya belajarnya visual biasanya lebih cenderung
3
dengan apa yang dilihatnya, sedangkan gaya belajar audio
visual memiliki kolaborasi dari keduanya yaitu dengan
pendengaran dan penglihatan. Masing-masing gaya belajar
ini lah yang menentukan hasil belajar siswa di dalam kelas.
Media pembelajaran ini juga yang akan mempengaruhi
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, jika dilihat dari pengalaman penulis sendiri ketika
duduk di bangku Sekolah Dasar, sekolah menengah, dan
sekolah atas. Hal yang penulis rasakan saat mempelajari
Pendidikan Agama Islam adalah kejenuhan, bosan dengan
apa yang disampaikan guru, karena membosankan dan tidak
menyenangkan akhirnya hasil yang didapatkan dalam
mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak
memuaskan, hal yang dirasakan penulis terjadi ketika
pembelajaran masih menggunakan sistem tradisional,
berbeda dengan keadaan di zaman sekarang yang semakin
marak dengan ilmu teknologinya yang harus membuat guru
menjadi kreatif dan inovatif dalam menentukan media
pembelajaran yang baik.
Penelitian ini nantinya akan dilakukan di SD Dharma
Karya UT Pondok Cabe yang berdomisili di Tangerang
Selatan. SD Dharma Karya UT merupakan salah satu
pendidikan formal yang menyelenggarakan Pendidikan
4
Agama Islam yang mencakup 5 aspek diantaranya Fiqih, Al-
Qur’an, Aqidah, Akhlak dan juga Sejarah Kebudayaan Islam
atau yang biasa disebut juga dengan mata pelajaran Tarikh
sebagai mata pelajaran di sekolah tersebut, di setiap ruang
kelas terdapat layar in focus yang dapat meunjang kegiatan
belajar mengajar dan juga dibekali dengan para guru-guru
yang berpengalaman dibidang teknologi dan ilmu
pengetahuan maka pembelajaran di sekolah inipun menjadi
menyenangkan dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran termasuk juga media pembelajaran video Islam.
Maka berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian secara mendalam adakah pengaruh
penggunaan video Islam sebagai media pembelajaran di SD
Dharma Karya UT khususnya dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, maka penulis memberi judul
“Pengaruh Video Islam Sebagai Media dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe”
B. Identifikasi Masalah
Berdasrkan latar belakang yang telah diuraikan di atas
maka penulis mempunyai identifikasi masalah sebagai
berikut:
5
1. Bagaimana metode pembelajaran PAI di SD Dharma
Karya UT?
2. Bagaimana penggunaan media pembelajaran video
Islam di SD Dharma Karya UT?
3. Seberapa efektif penggunaan video Islam sebagai
media pembelajaran di SD Dharma Karya UT?
4. Adakah Pengaruh penggunaan video Islam sebagai
media dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di
SD Dharma Karya UT?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran video
Islam di SD Dharma Karya UT?
2. Adakah pengaruh penggunaan video Islam sebagai
media dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
Alasan penulis membatasi masalah di atas karena SD
Dharma Karya UT selalu menggunakan media video Islam
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya
dalam aspek sejarah kebudayaan Islam atau Tarikh yang
6
menerangkan tentang kisah-kisah para nabi dan sahabat, juga
aspek fiqih seperti tata cara ibadah salat.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang telah disebutkan maka
perumusan masalahnya adalah: “Adakah Pengaruh Video
Islam Sebagai Media dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe?”
E. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas
maka penulis memiliki tujuan penelitian sebagai berikut
“Untuk mengetahui Adakah Pengaruh Video Islam Sebagai
media dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe?”
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperbanyak khasanah kepustakaan pendidikan,
khususnya kepada para guru sebagai pedoman dalam
pengajaran di kelas.
7
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi pihak sekolah tentang
efektifitas penggunaan Video Islam sebagai media
pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, dapat menjadi pengalaman yang tak terlupakan
dan menjadi bekal bagi penulis dalam mengajar di
berbagai sekolah-sekolah, semoga dapat menjadikan
guru di indonesia lebih mengenal bagaimana
menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar,
dapat menjadi sumber pengajaran saat mengabdikan
diri di sekolah-sekolah.
G. Tinjauan Pustaka
Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan
dengan peneliti ini adalah sebagai berikut:
Reksiana, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun
2014, dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh
Penggunaan Media Visual Terhadap Pengajaran Pendidikan
Agama Islam Studi Analisisdi SMA Darmakarya UT
Pondok Cabe Tangerang Selatan. Penulis skripsi ini
menyimpulkan bahwa terdapat relevansi atau keterkaitan
antara media pendidikan yang digunakan dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dalam pengajaran PAI. Hal
8
ini dapat dibuktikan dengan nilai “r” yaitu 0,293 jika
dibandingkan dengan nilai kritik product moment pada taraf
1%=0,325 dan pada taraf 5%=0,250 maka pada taraf 5%
hipotesis nol ditolak dan hipotesis nihil diterima berarti
bahwa pada taraf signifikan 5% memang terdapat korelasi
positif yang signifikan antara pengaruh media visual engan
pengajaran PAI.
Ana Gustinawati, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah (UIN) Jakarta tahun 2014, dalam skripsinya
yang berjudul Pengaruh Media Film Animasi Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Kuasi Eksperimen di SMAN 2
(Cibinong). Penulis skripsi ini menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh media film animasi terhadap pemahaman
konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh. Hal ini
ditunjukan oleh uji statistik dengan thitung (2,57) > ttabel
(2.00). pada taraf signifikan =0,05 yang berarti Ho ditolak
dan Ha diterima.
Siti Rohimah, Universitas Islam Negri (UIN) Jakarta
2014, dalam skripsinya yang berjudul, Pengaruh
Penggunaan Media Film Animasi Pada Mata Pelajaran
pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar (Studi
Penelitian Kuasi Eksperimen di SMP AL-Hasra Bojongsari
Depok). Penulis skripsi ini menyimpulkan bahwa hasil dari
9
analisis dari hasil belajar siswa pada pembelajaran Fiqh
mengenai materi sholat wajib dan sholat berjamaah dengan
menggunakan media film animasi lebih tinggi secara
signifikan dari pada rata-rata hasil belajar yang tidak
menggunakan media film animasi. Hal ini terlihat dari
perhitungan uji t diperoleh nilai thitung sebesar 2,13 dan ttabel
sebesar 1,68.
Rosia Hartika, Universitas Islam Negri (UIN) Jakarta
tahun 2014, dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan
Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
PKN Pada Siswi Kelas 3 di MI Dakwah Islamiyah Cawang
Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2013/2014. Penulis skripsi
ini menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan motivasi
belajar siswa yang cukup signifikan melalui media audio
visual, karena media audio visual sangat menarik perhatian
mereka, menghadirkan suatu yang baru dan lebih bermakna
serta menggali indra penglihatan dan pendengaran mereka
dan juga menciptakan suasana yang menyenangkan.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di atas,
penelitian yang akan dilakukan penulis memiliki kesamaan
yaitu sama-sama menggunakan media pembelajaran namun
ada beberapa perbedaan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan penelitian yang telah dilakukan di atas yaitu
10
media Pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah
Video Islam, dan penelitian ini akan dilakukan di sekolah
SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN: yang berisi Latar Belakang
Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Maslah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan,
Metodologi Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN: yang berisi tentang A. Media
Pembelajaran Meliputi Pengertian Media
Pembelajaran, Fungsi Media Pembelajaran, Manfaat
Media Pembelajaran, Karakteristik Media
Pembelajaran, Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran, Jenis-Jenis Media Pembelajaran. B.
Hakikat Pengajaran Pendidikan Agama Islam
Meliputi Pengertian Pembelajaran, Perbedaan
Pembelajaran dengan Pengajaran Pengertian
Pendidikan Agama Islam, Tujuan dan Ruang Lingkup
Pendidikan Agama Islam, Landasan Pendidikan
Agama Islam. C. Video Islam Sebagai Media
Pembelajaran meliputi Pengertian Video, Kelebihan
11
dan Kekurangan Media Video, Karakteristik Media
Video, Langkah-Langkah Pemanfaatan Media Video.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, mencakup tempat
dan waktu penelitian, metode penelitian, variabel
penelitian, sumber data penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, data, teknik
analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN, mencakup gambaran SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe, sejarah singkat
berdirinya SD Dharma Karya UT Pondok Cabe,
Sarana dan Prasarana, Tujuan didirikannya SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe, visi dan misi SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe, keadaan guru dan
siswa, kurikulum yang digunakan, serta deskripsi
data, analisis data, interprestasi data dan temuan
penelitian.
BAB V PENUTUP : Kesimpulan dan saran.
13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara
harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam
bahasa Arab, media adalah (وسائل) perantara atau pengantar
pesan dari pengirim pesan.1 Di dalam proses pembelajaran
penggunaan media menjadi salah satu faktor yang dapat
mendukung keberhasilan belajar mengajar. Sebagaimana yang
telah kita ketahui bahwa sumber belajar yang utama adalah
seorang guru. Namun, seorang guru dituntut untuk lebih
inovatif dalam menciptakan sumber-sumber belajar yang
lainnya. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut
sebagai penyalur atau penghubung pesan/bahan ajar yang
diciptakan secara terencana oleh para guru yang biasanya
disebut dengan media pembelajaran.
Guru membutuhkan sumber pembelajaran yang dapat
memberikan informasi atau penjelasan berupa definisi, teori
konsep dan penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran.
Pada sistem tradisional, sumber pembelajaran masih terbatas
pada informasi yang diberikan guru ditambah sedikit dari
1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),
cet-17, hal. 3
14
buku. Sedangkan sumber lainnya belum mendapatkan
perhatian, sehingga aktivitas belajar masih kurang
berkembang. Dengan demikian kegiatan belajar lebih berpusat
pada guru (teacher center). Sementara para siswa hanya
mendengarkan, mencatat, memahami dan menghafal informasi
atau penjelasan yang diberikan oleh guru.2 Berikut ini
pengertian media pembelajaran dari beberapa ahli.
Menurut Munadi, media pembelajaran dapat dipahami
sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”3 dalam
hal ini pesan yang disampaikan adalah berupa bahan ajar yang
akan disampaikan di kelas, sumber yang terencana ialah guru,
buku ajar, dan juga lingkungan belajar, sedangkan
penerimanya itu adalah siswa itu sendiri.
Menurut R Ibrahim dan Nana Syaodih dalam bukunya
perencanaan pengajaran, media pembelajaran diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa. Sehingga dapat mendorong proses belajar-
mengajar. Pada tahun 50-an media disebut sebagai alat bantu
audio-visual (audio-visual aids) karena pada masa ini, peranan
media memang semata-mata untuk membantu guru dalam
mengajar. Tetapi kemudian namanya labih populer dengan
2 Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana Prenadamediia Group, 2009) cet pertama, hal. 85 3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,
(Jakarta: Referensi (GP Pres Group, 2013), cet pertama, hal. 7
15
media pengajaran atau media belajar. Berbagai bentuk media
dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke
arah yang lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan
kata-kata (simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan
diperolehnya pengalaman belajar yang lebih berarti bagi
siswa.4
Sementara itu Gagne dan Briggs yang dikutif oleh Arsyad
dalam bukunya media pembelajaran membatasi media
pembelajaran hanya berupa alat fisik saja. Gagne secara
implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.5
Selaras dengan yang diungkapkan Gagne dan Biggs. Rossi
dan Bridle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah,
dan lain sebagainya. Menurut Rossi alat-alat seperti radio dan
televisi kalau digunakan dan diprogam untuk pendidikan maka
merupakan media pembelajaran.6
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di
atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran ialah alat
bantu dan juga menjadi sumber belajar yang menjadi
perantara atau penghubung antara guru dan siswa dalam
memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien,
4 R. Ibrahim dan Nata Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010) cet ke-3, hal.112 5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hal. 4
6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group,
2006), cet pertama, hal. 163
16
sehingga materi pembelajaran dapat diterima oleh siswa
dengan utuh serta menarik minat siswa untuk giat belajar di
dalam kelas. Dalam penelitian ini alat bantu dalam penelitian
tersebut berupa Video Islam.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran memberikan dampak
yang sangat positif dalam proses pembelajaran baik itu kepada
guru yang dapat lebih memudahkan penyampaian bahan ajar
yang dapat diterima dan dipahami oleh siswa. Begitu pula bagi
para siswa yang merasakan pembelajaran lebih menarik
dengan adanya media pembelajaran. Berikut ini adalah fungsi-
fungsi dari media pembelajaran sebagai berikut:
a. Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar
Menurut Mudhofir (dalam Munadi) menyebutkan
bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan
komponen sistem intruksional yang meliputi pesan,
orang, bahan, alat, teknik dan lingkungannya, yang
mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami
sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri
seseorang (peserta didik) dan memungkinkan
(memudahkan) terjadinya proses belajar.7
7 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, hal. 37
17
Pendapat di atas memiliki arti bahwa setiap benda
yang ada di sekeliling manusia bisa menjadi sumber
belajar yang dapat membantu proses pembelajaran akan
jadi lebih menarik dan menyenangkan. Hal itulah yang
menjadikan sumber belajar sebagai fungsi utama dalam
media pembelajaran disamping fungsi-fungsi yang
lainnya.
b. Fungsi Semantik
Fungsi semantik adalah kemampuan media dalam
menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang
makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak
didik (tidak verbalistik).8 Yang dimaksud dalam fungsi
semantik di sini adalah kemampuan seorang guru
dalam menciptakan simbol-simbol verbal yang dapat
dipahami oleh anak didik sebagai media pembelajaran
seperti pada saat guru memberikan gambar Candi
Borobudur, Patung Liberti di Amerika, dan juga
Tembok Raksasa di Cina. Maka yang harus dilakukan
guru hanya menampilkan gambar yang telah disebutkan
tanpa guru merasa kesulitan untuk menjelaskannya.
8 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, hal.39
18
c. Fungsi Manipulatif
Pada fungsi manipulatif ini media memiliki dua
kemampuan, yani mengatasi batas-batas ruang dan
waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi .
1) Kemampuan media pembelajaran dalam
mengatasi batas-batas ruang dan waktu, yaitu:
a) Kemampuan media menghadirkan objek atau
peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk
aslinya, seperti peristiwa bencana alam, ikan
paus melahirkan anak, dan lain-lain.
b) Kemampuan media menjadikan objek atau
peristiwa yang menyita waktu panjang
menjadi singkat, seperti proses metamorfosis,
proses berang-berang menbangun bendungan
dan sarangnya, dan proses ibadah haji.
c) Kemampuan media menghadirkan kembali
objek atau peristiwa yang telah terjadi
(terutama pada mata pelajaran sejarah),
seperti peristiwa Nabi Nuh dan kapalnya, Haji
Wada‟ yang dilakukan Nabi Muhammad saw, invasi kaum musllimin ke andalusia, masa
kejayaan Islam masa Abasiyyah, invasi bangsa
Mongol ke Baghdad, masuknya Islam ke
wilayah Nusantara, dan lain-lain. Peristiwa-
peristiwa sejarah itu dapat dituangkan dalam
film dramatisasi, dongeng (sandiwara program
audio),cerita bergambar (komik), dan lain-lain.
Menggunakan media pembelajaran dalam mata pelajaran
pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan jika melihat fungsi
media dalam mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dalam
19
penjelasan di atas. Banyak sekali materi pendidikan agama
Islam yang telah disebutkan seperti proses ibadah haji yang
menyita banyak waktu untuk menunjukkan tata cara
pelaksanaannya dengan menghadirkan tayangan seputar
pelaksanaan ibadah haji dari awal hingga akhir maka waktu
yang dibutuhkan akan lebih sedikit dan para siswa pun akan
merasa senang dengan tayangannya. Begitu pula dengan materi
tentang sejarah Islam maka dengan menayangkan film atau
video guru akan terbantu menjelaskannya kepada para siswa.
2) Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
keterbatasan inderawi manusia yaitu:
a) Membantu siswa dalam memahami objek yang
sulit diamati karena terlalu kecil, seperti molekul,
sel, atom dan lain-lain, yakni dengan
memanfaatkan gambar dan film.
b) Membantu siswa dalam memahami objek yang
bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti
proses methamorphosis. Hal ini dapat
memanfaatkan gambar.
c) Membantu siswa dalam memahami objek yang
membutuhkan kejelasan suara, seperti cara
membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah tajwid, belajar bahasa asing, belajar menyanyi dan
bermusik, yakni dengan memanfaatkan kaset
(tape recorder).
20
d) Membantu siswa dalam memahami objek yang
terlalu kompleks, misalnya dengan memanfaatkan
diagram, peta, grafik, dan lain-lain.9
Berbeda dengan fungsi-fungsi media pembelajaran yang
telah disebutkan. Levie dan Lenzt yang dikutip oleh Arsyad
dalam bukunya media pembelajaran mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran yang lebih mengarah kepada
fungsi media pembelajaran visual, yaitu sebagai berikut:
1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran.
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks
yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi
yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3) Fungsi kognitif media sosial terlihat dari temuan-
temuan penelitian yag mengungkapkan bahwa lambang
visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari
hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan
konteks unntuk memahami teks membantu siswa yang
lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
9 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, hal 41
21
Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.10
Beberapa fungsi yang telah sebutkan di atas menjadikan
media sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan
di dalam proses belajar mengajar, menjadikan para guru untuk
lebih kreatif dan juga inovatif terlebih lagi media tersebut
dapat mempermudah tugas seorang guru untuk memberikan
penjelasaan kepada siswa.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Selain memiliki fungsi yang sangat positif dalam
pengajaran di dalam kelas. Media pembelajaran juga memiliki
manfaat yang sangat penting dalam pengajaran baik itu guru
ataupun murid. Demikian manfaat media pembelajaran
menurut Sudjana dan Rivai yang dikutip oleh Arsyad dalam
bukunya yang berjudul media pembelajaran.
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinkannya lebih menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-
mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata
10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hal.20
22
oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada
setiap jam pelajaran..
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.11
Melihat begitu banyak manfaat yang telah dikemukakkan
di atas maka penggunaan media dalam proses pembelajaran
harus lebih ditanamkan di sekolah-sekolah. Sebab dengan
adanya media pembelajaran akan lebih menyenangkan dan
memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.
Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode
mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek
lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain
tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
siswa kuasi setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakterisktik siswa. Meskipun
demikian, dapat dikatakan salah satu fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.12
11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hal. 26
12
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011) cetakan ke-14, hal. 29
23
Sekarang ini seorang guru tidak dapat menggunakan satu
metode pembelajaran, namun seorang guru harus lebih
menunjukan kehebatannya dalam bidang teknologi. Guru harus
bisa memanfaatkan sumber teknologi yang telah ada. Penulis
di sini mengambil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
yang dalam proses pembelajarannya tidak hanya di butuhkan
metode ceramah seperti yang digunakan pada sistem
tradisional. Namun, dibutuhkan juga media pembelajaran yang
dapat membantu siswa dalam proses pembelajarannya. Sering
kali mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi mata
pelajaran yang membosankan bagi para siswa. Khususnya
siswa yang memiliki gaya belajar visual karena mereka akan
merasa bosan jika mereka hanya mendengarkan penjelasan
guru. Sebenarnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
adalah salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa
karena dengan mempelajarinya dapat meningkatkan kualitas
keimanan dan akhlak siswa. Di dalam Pendidikan Agama
Islam sendiri mencakup lima aspek pelajaran agama
diantaranya Aqidah Akhlak, Fiqih, Al-Qur‟an dan Tarikh yang
juga biasa di sebut degan Sejarah Kebudayaan Islam.
Menurut Hamalik yang dikutif oleh Azhar dalam bukunya
media pembelajaran mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
24
membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran.13
Media pembelajaran menjadi sangat penting jika melihat
dari manfaat media di atas. Namun sayangnya di zaman yang
serba modern ini dimana teknologi telah memasuki kehidupan
manusia peulis melihat masih banyak sekali sekolah yang
belum menggunakan media pembelajaran khususnya media
video disebabkan oleh sarana dan prasarana sekolah yang
kurang mendukung. Siswa yang dituntut untuk semangat
belajar tetapi dengan kurangnya media pembelajaran sebagai
alat bantu mengajar menjadikan pembelajaran menjadi kurang
maksimal.
4. Karakteristik Media Pembelajaran
1) Media Grafis (Visual Diam)
Media grafis atau yang dikenal juga dengan media
visual diam merupakan media pembelajaran yang banyak
digunakan dalam proses pmbelajaran di dalam kelas, yang
13
Arsyad Azhar, media pembelajaran, hal.15
25
biasanya pesan yang disampaikan berupa tulisan, huruf-
huruf, gambar-gambar, simbol-simbol yang mengandung
arti.
Media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau
diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media
garafis juga sering disebut media dua dimensi, yakni
media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.14
2) Media Proyeksi
Media proyeksi adalah media yang dapat digunakan
dengan bantuan proyektor. Berbeda dengan media grafis,
media ini harus menggunakan alat elektronik untuk
menampilkan informasi atau pesan. Oleh sebab itu, media
ini dapat digunakan apabila tersedia fasilitas yang
dibutuhkan untuk itu. Namun demikian, seperti halnya
media grafis media yang tergolong pada kelompok media
proyeksi sama-sama mengandalkan rangsangan visual.
Beberapa jenis media proyeksi yang sering digunakan,
diantaranya film bingkai (slide), Over Head Transparansi,
Opaque Projector, Microfis, video.
3) Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan
dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara yang
dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar
sehingga terjadi proses belajar).
Pada dasarnya semua jenis tujuan belajar dapat
dicapai dengan menggunakan media audio. Namun karena
media ini lebih bersifat auditif, maka tujuan yang sifatnya
14
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta) cet
pertama, hal. 293.
26
mengharapkan keterampilan motorik, akan sulit
menggunakan media ini.
4) Media Komputer
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual
dapat menyediakan respons yang segera terhadap hasil
belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu komputer
memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi
informasi sesuai dengan kebutuhan.15
5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Profesor Ely dalam kuliahnya di fakultas pascasarjana
IKIP Malang yang dikutip oleh Arief Dkk mengatakan bahwa
pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya
bahwa media merupakan komponen dari sistem intruksional
secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya
telah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakter siswa,
strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi
waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu
dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis, beliau
menyarankannya untuk mempertimbangkan media apa saja
yang ada, berapa harganya, berapa lama dipelukan untuk
mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera
pemakai (misalnya siswa dan guru)16
Senada dengan yang dikatakan oleh Profesor Ely. Menurut
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai mengemukakan rumusan
pemilihan media dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, hal. 216
16
Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Agung Haryono, Harjito, Media
Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), cet ke-14, hal. 85
27
a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran artinya media
pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional
yang sudah ditetapkan.
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan
pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan
generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar
lebih mudah dipahami siswa.
c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang
diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah
dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
d. Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis
media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat
menggunakannya dalam proses pengajaran.
e. Sesuai dengan tahap berfikir siswa, memilih media
untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan
taraf berfikir siswa.17
Pemilihan media pembelajaran harus selektif, seperti yang
disampaikan di atas bahwa dalam pemilihan media harus
sesuai dengan tujuan pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari
setiap materi yang akan disampaikan. Maka media yang
digunakan harus sesuai dengan materi pelajaran.
6. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
a. Dilihat dari sifatnya media dapat dibagi ke dalam tiga
bagian di antaranya adalah sebaagai berikut:
1) Media Auditif
17
Pupuh Fathurrohman, Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2009) cet ke-3, hal. 71-72
28
Media auditif adalah media yang hanya
mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio,
cassete recorder, piringan hitam, media ini tidak
cocok untuk digunakan oleh orang tuli.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya
mengandalkan indra dan penglihatan. Media visual ini
ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip
(film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau
lukisan, dan cetakan. Adapula media visual yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak
seperti film bisu, dan film kartun.
3) Media Audio Visual
Media audio visual adalah media uang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan
kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam:
a) Audiovisual Diam, yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar diam seperti film
bingkai suara (sound slides), film rangkai suara,
dan cetak suara.
b) Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat
menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video cassette.18
Dari ketiga jenis media yang telah disebutkan di atas
dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan jenis media
yang ketiga yakni media audio visual dengan menggunakan
audio visual gerak yaitu video cassette.
18
Syaiful Bahri Dzamaroh dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: Rieneka Cipta, 2006) cet ke-3, hal.124
29
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya media juga dapat
dibagi ke dalam 2 bagian diantaranya sebagai berikut:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak
seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat
mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual
secara serentak tanpa harus menggunakan ruang
khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh
ruang dan waktu seperti film slide, video, dan lain
sebagainya.
c. Dilihat dari cara atau tekhnik pemakaiannya media dapat
dibagi kedalam:
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang
demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film
projektor untuk memproyeksikan film, slide projector
untuk memproyeksikan film slide, operhead projector
(OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa
dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media
semcam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto,
lukisan, radio, dan lain sebagainya.19
Di samping itu ada juga yang mengelompokkan media
dengan membedakan antara media rumit mahal (big media)
dan media sederhana (little media), katagori big media antara
lain: komputer, film, slide, program video, sedangkan little
media antara lain: gambar, realitas sederhana, sketsa dan
sebagainya.20
Pengelompokkan media juga dikemukakan oleh Ander
yaitu sebagai berikut:
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, hal.172
20
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), Cet ke-4, hal.212
30
Tabel 2.1
No Kelompok Media Media Intruksional
1 Audio Pita audio (rol atau
kaset)
Piringan audio
Radio (rekaman siaran)
2 Cetak Buku teks terprogram
Buku pegangan/manual
Buku tugas
3 Audio-Cetak Buku latihan dilengkapi
kaset
Gambar/poster
(dilengkapi audio)
4 Proyeksi visual diam Film bingkai (slide)
Film rangkai (berisi
pesan verbal)
5 Proyeksi visual dian
dengan audio
Film bingkai (slide)
suara
Film rangkai suara
6 Visual gerak Film bisu dengan judul
(caption)
7 Visual gerak dengan
audio
Film suara
Video/vcd/dvd
8 Benda Benda nyata
Model tiruan (mock-up)
9 Komputer Media berbasis komputer
CAI (computer assisted
intructional) & CMI
(computer managed
intructional)
31
B. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya,
misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,
papan tukis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan
video tape. Failitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan
kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar ujian dan sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku,
belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh
organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang salig
beraitan, untuk membelajarkan peserta didik.21
Dilihat dari konteks pembahasan di atas. Pembelajaran
memiliki unsur-unsur yang sangat luas yang di dalamnya
terdapat guru dan siswa sebagai pelaku pembelajaran, ruang
yang tidak hanya terbatas kepada ruang kelas maupun sekolah.
Sedangkan pengajaran merupakan interaksi mengajar dan
belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling
pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi
antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar,
sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan
21
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), Cet ke-14, hal. 57
32
belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang
sekalipun peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang
lainnya.
Situasi pengajaran berlangsug dalam situasi tertentu yakni
situasi belajar mengajar. Dalam situasi itu terdapat faktor-
faktor yang saling berhubungan, yakni: tujuan mengajar,siswa
yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan,
metode mengajar, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan
situasi pengajaran.22
2. Perbedaan pembelajaran dengan pengajaran
Pembelajaran dan pengajaran memiliki perbedaan baik
dalam pelaksanaannya ataupun tujuan berikut ini tabel yang
berisi perbedaan pengajaran dan pembelajaran
Tabel 2.2
No Pengajaran Pembelajaran
1 Dilaksanakan oleh
mereka yang berprofesi
sebagai pengajar
Dilaksanakan oleh mereka
yang dapat membuat orang
mengajar
2 Tujuan menyampaikan
informasi kepada si
belajar
Tujuan agar terjadi belajar
pada siswa-siswi belajar
3 Merupakan salah satu
penerapan strategi
pembelajaran
Merupakan cara untuk
mengembangkan suatu
rencana yang terorganisir
untuk keperluan belajar
22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hal. 124
33
4 Kegiatan berlangsung
bila ada guru/ pengajar
Kegiatan dapat
berlangsung dengan atau
tanpa hadirnya guru.23
Perbedaan yang telah dikemukakan di atas memberikan
gambaran bahwasanya antara pembelajaran dan pengajaran
memiliki perbedaan baik dari segi pelaksanaan, tujuan dan
penerapan. Dilihat dari segi pelaksanaan, tujuan dan
penerapannya pembelajaran memiliki cakupan yang lebih
dalam dibandingkan dengan pengajaran yang hanya
melibatkan guru dan murid dan yang hanya berpusat kepada
guru (teacher center) berbeda dengan pembelajaran yang
melibatkan keduanya yaitu teacher center dan student center
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Kata Islam berasal dari kata bahasa Arab yang berasal dari
kata “aslama”, akar katanya “salima” yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak bercacat, dari kata itu terjadi kata masdar “ salamat” yang dalam bahasa indonesia menjadi “selamat”, seterusnya “salm” dan “silm” yang berarti kedamaian, kesejahteraan, kepatuhan, dan penyerahan diri kepada Allah
SWT.24
Jika dilihat dari beberapa kata yang telah diungkapkan di
atas mengenai Islam maka yang dimaksud Islam menurut
23
https://ekapuspitahandayani.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-
pembalajaran-pengajaran-pemelajar-dan-peembelajar/ diakses pada tanggal 7
Agustus 2015 pada pukul 09:00
24
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan
Karakter, (Bandung: Alfabeta, 2013) cet ke 1, hal. 30
34
bahasa adalah taat dan berserah diri kepada Allah SWT secara
menyeluruh demi keselamatan dan kedamaian.
Secara istilah Islam adalah agama yang diturunkan Allah
SWT yang mengajarkan dan mengatur hubungan antara
manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam sekitarnya, yang meliputi pokok-pokok
kepercayaan dan aturan-aturan hukum yang dibawa melalui
utusan yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW dan berlaku
untuk seluruh umat manusia.25
Dengan adanya Islam sebagai penyempurna agama agama
sebelumnya yang membawa keselamatan dan kedamaian bagi
para penganutnya baik dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat.
Islam merupakan agama paripurna yang ditujukan kepada
seluruh umat manusia sebagai rahmat. Muhammad bin
Abdullah sebagai Nabi pembawa agama Islam diutus kebumi
sebagai rahmat bagi sekalian alam dan menyempurnakan
akhlak karena itu selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah
membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan.26
Pendidikan merupakan jembatan bangsa dalam menggapai
kebahagiaan. kebahagiaan di akhirat hanya bisa ditempuh
dengan pendidikan agama Islam, mengantarkan manusia
kepada derajat yang tinggi bagi orang-orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan. Setiap pendidikan agama Islam selalu
25
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan
Karakter, hal. 33
26
Anshori, Pendidikan Islam Transformatif, (Jakarta: Referensi, 2012)
cet pertama, hal. 13
35
bersumber dari Al-Quran. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surah Al-Baqarah ayat 129 yang berbunyi:
Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-
Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-Baqarah [2]:129)
Mansour Ahmed yang dikutip oleh Anshori dalam bukunya
yang berjudul pendidikan Islam transformatif mendefinisikan
pendidikan sebagai sesuatu usaha yang dilakukan individu-
induvidu dan masyarakat untuk mentransmisikan nilai-nilai,
kebiasaan-kebiasaan dan bentuk-bentuk ideal kehidupan
mereka kepada generasi muda untuk membantu mereka dalam
meneruskan aktivitas kehidupan secara efektif dan berhasil.27
Pendidikan dan agama Islam merupakan hal yang sangat
penting tanpa adanya pendidikan maka Islam tidak dapat
dipahami dengan menyeluruh. Berikut ini pengertian
pendidikan agama Islam menurut para ahli.
Menurut al-Syaibani yang dikutip oleh Syamsul Nizar
dalam bukunya filsafat pendidikan Islam mengemukakan
bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku
27
Anshori, Pendidikan Islam Transformatif, hal. 13
36
individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan
alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara
pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan
profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
Berbeda dengan pendapat al-Syaibani di atas menurut
pendapat Fadhil Al-Jamaly pendidikan Islam sebagai upaya
mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik
hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi
dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan
akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik
yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun
perbuatannya.28
Sedangkan menurut Dzakiyah Darajat yang dikutip oleh
Abdul Majid dalam bukunya pendidikan agama Islam berbasis
kompetensi bahwa pendidikan agama Islam adalah “suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami agama Islam secara menyeluruh.
Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan
hidup”.29
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat
yang telah dikemukakan di atas adalah pendidikan agama
Islam harus benar-benar dipahami oleh setiap peserta didik
karena dengan pendidikan agama Islam dapat mencerminkan
perilaku-perilaku yang mulia yang dapat dibanggakan dan
dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan baik itu dalam
28
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2012),
cetakan pertama, hal. 31
29
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004), cetakan pertama, hal.
129
37
segi akidah, akhlak, dan juga ilmu pengetahuan yang dapat
diamalkan.
4. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
a. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Secara umum tujuan pendidikan agama Islam bertujuan
untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman penghayatan, dan pengamalan, peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara”.30
Dari tujuan umum pendidikan agama Islam di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik harus mampu
mencapai 4 komponen yang dapat memicu keberhasilan
belajar pendidikan agama Islam diantaranya yaitu, peserta
didik mampu meningkatkan kualitas keimanan dengan
mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan
pemahaman khususnya dalam memahami agama Islam
sebagai bekal di dunia dan akhirat, mampu menghayati apa
yang disampaikan guru saat mempelajari agama Islam, dan
mengamalkan Pendidikan agama Islam baik di sekolah, di
rumah, dan dimanapun dia berada.
Menurut Muhammad Omar al-Toumy al-Syaibani yang
dikutip oleh Jalaluddin dalam bukunya Teologi Islam,
30
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), cet ke-4, hal. 78
38
mengungapkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai
tingkat akhlak al-karimah. Tujuan ini sama dan sebangun
dengan tujuan yang akan dicapai oleh misi kerasulan, yaitu
“membimbing manusia agar berakhlak mulia” (al-Hadits).
Kemudian akhlak mulia dimaksud, diharapkan tercermin
dari sikap dan prilaku individu dalam hubungannya dengan
Allah, diri sendiri, sesama manusia dan sesama makhluk
Allah, serta lingkungannya.31
Menurut pendapat yang telah diungkapan di atas hal
yang perlu ditekankan dalam tujuan pendidikan agama
Islam adalah menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak yang ada
dalam diri peserta didik sejalan dengan misi yang dibawa
oleh Rasulullah yakni menyempurnakan akhlak. Sekolah
merupakan tempat yang tepat membentuk akhlak siswa
sejak dini mulai dari TK, SD, SMP, hingga ke jenjang
SMA.
Secara praktis, Muhammad Athiyah al-Abrasyi,
menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5
sasaran, yaitu: (1) membentuk akhlak mulia (2)
mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat (3) persiapan
untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya
(4) menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta
didik (5) mempersiapkan tenaga profesional yang trampil.32
b. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
31
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002), cet ke-2, hal. 92
32
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, hal.37
39
Pelaksanaan pendidikan agama Islam dibutuhan
pemikiran dan kemantapan untuk mencapat tujuan
keberhasilan belajar mengajar pendidikan selain adanya
pengertian dan juga tujuan pendidikan agama Islam
dibutuhkan juga ruang lingkup pendidikan agama Islam,
berikut adalah uraian seputar ruang lingkup pendidikan
agama Islam:
Pertama, teori-teori dan konsep-konsep yang
diperlukan bagi perumusan desain pendidikan Islam dengan
berbagai aspek visi, misi, tujuan kurikulum, proses belajar
mengajar, dan sebagainya. Dan konsep-konsep tersebut
dibangun dari hasil kajian yang ilmiah dan mendalam
terhadap sumber agama Islam yang terdapat dalam Al-
Qur‟an dan As-Sunnah serta dari berbagai disiplin ilmu
yang melewati sejarah, psikologi, sosiologi, budaya, politik,
hukum, etika, manajemen, teknologi canggih, dan
sebagainya.
Kedua, teori dan konsep-konsep yang diperlukan untuk
kepentingan praktik pendidikan, yaitu mempengaruhi
peserta didik agar mengalami perubahan, peningkatan, dan
kemajuan, baik dari segi wawasan, keterampilan, mental,
spritual, sikap, pola pikir, dan kepribadiannya. Berbagai
komponen ketrampilan terapan yang diperlukan dalam
praktik pendidikan, berupa praktik peadagogis, didaktik,
dan metodik didasarkan pada teori-teori dan konsep-konsep
yang terdapat dalam ilmu pendidikan Islam.33
33
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan
Multidisipliner, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cetakan kedua,
hal. 22-23
40
5. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam mempunyai
dasar yang kuat sebagai pedoman di sekolah menurut
Zuhairini dkk dapat di tinjau dari 3 segi diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Dasar Yuridis/ Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari
perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama
di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut
terdiri dari tiga macam, yaitu
1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila
pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD‟45 dalam
Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: a) Negara
bedasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa; b) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya itu.
3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No
IV MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap
MPR No IV/MPR 1978 jo. Ketetapan MPYR Np.
II/MPR/1983 diperkuat oleh Tap. MPR No. II
/MPR/1988 dan Tap MPR No. II/MPR 1993 tentanng
Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya
menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama
secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum
sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi.
41
b. Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar
yang bersumber dari ajaran Islam, menurut ajaran Islam
pendidikan agama adalah perintah tuhan dan merupakan
perwujudan ibadah kepadaNya.
c. Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan
bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-
hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram
sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.34
Melihat adanya 3 dasar yang memperkuat pelaksanaan
pengajaran PAI di sekolah merupakan tindakan yang tepat,
terlebih kepada penduduk indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. hal tersebut merupakan sebuah
bekal kehidupan siswa di dunia dan diakhirat dari segi hukum
yang menekankan ketuhanan yang maha Esa yang harus
ditanamkan kepada siswa untuk meyakini hanya Allah tuhan
yang maha Esa, dari segi religius sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah bahwasanya menuntut ilmu itu
hukumnya wajib maka belajar PAI juga menjadi perintah Allah
yang harus dilaksanakan, dan yang terakhir adalah aspek
34
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, hal. 132-133
42
psikologis yang dapat menjaga jiwanya untuk lebih tenang dan
tentram dalam menjalani kehidupan maka dibutuhkan
mempelajari PAI sebagai pegangan hidup.
C. Video Islam Sebagai Media Pembelajaran
1. Pengertian Video
Penjelasan mengenai media pembelajaran dan pengajaran
PAI yang telah dipaparkan di atas keduanya memiliki
hubungan yang sangat penting di dalam proses belajar
mengajar di kelas seperti yang telah penulis singgung di dalam
pendahuluan bahwasanya mata pelajaran PAI biasanya
dijadikan mata pelajaran yang membosankan oleh siswa oleh
karena itu dibutuhkan alat bantu mengajar guru dengan
menggunakan media pembelajaran.
Video diambil dari kata Latin yang artinya “saya lihat”.35
Video sama halnya dengan film yang masuk ke dalam katagori
media audio visual walaupun keduanya memiliki perbedaan
dimana film waktu durasi penayangannya lebih lama dan jika
video waktu durasi penayangannya tidak terlalu lama seperti
film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam
frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar
35
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, hal. 126
43
itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehigga
memberikan visual yang kontinu. Sama halnya dengan film,
video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak
bersama-sma dengan suara almiah atau suara yang sesuai.
Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan
suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini
pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan,
dokumentasi dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep
yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau
memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.36
Dilihat dari apa yang disampaikan di atas bahwa video
tidak hanya digunakan untuk tujuan hiburan melainkan juga
sebagai tujuan pendidikan. Hal ini menandakan bahwa media
video sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran baik
itu bagi seorang guru maupun siswa itu sendiri.
2. Kelebihan dan kekurangan video
Video sebagai media audio visual yang menampilkan
gerak semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita.
Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta yang sebenarnya
(kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti
misalnya cerita) bisa bersifat informatif, menyampaikan pesan
yang edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film
dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video
36
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hal. 49
44
akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing memiliki
kelebihan dan keterbatasannya sendiri. Berikut ini kelebihan
dan kekurangan media video sebagai berikut:
a. Keuntungan video
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang
singkat dari rangsangan luar lainnya.
2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar
penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-
ahli/spesialis.
3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa
memusatkan perhatian pada penyajiannya.
4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar
berulang-ulang.
5) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang
sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti
harimau.
6) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan
bila akan disisipi komentar yang akan didengar.
7) Gambar proyeksi bisa di “beku” kan untuk diamati denga seksama. Guru bisa mengatur di mana dia akan
menghentikan gerakan gambar tersebut, kontrol
sepenuhnya ditangan guru
8) Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya.
b. Keterbatasan
1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka
jarang dipraktikkan.
2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus
diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang
lain.
45
3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang
disajikan secara sempurna.
4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.37
Berdasarkan dari apa yang telah diungkapkan di atas
mengenai kelebihan dan kekurangan media video maka dapat
diketahui bahwa setiap media pembelajaran pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan baik itu media video maupun media
yang lainnya. Namun, dari apa yang telah disebutkan selain
memiliki kekurangan media video juga memiliki banyak
kelebihan yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menngunakan
media video sebagai alat bantu mengajar di dalam kelas.
3. Karakteristik Media Video
Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya media
pembelajaran Karakteristik media video banyak kemiripannya
dengan media film di antaranya adalah:
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu .
b. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah
kejelasan
c. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
e. Mengembangkan imajinasi peserta didik
f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan
gambaran yang lebih realistik
g. Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang
37
Arief S Sadiman, Dkk, Media Pendidikan, hal. 74
46
h. Sangat baik menjelaskan suatu proses da keterampilan;
mampu menunjukkan ragsangan yang sesuai dengan
tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa
i. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang
pandai maupun yang kurang pandai
j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
k. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat
kembali untuk dievaluasi.38
Namun selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan
di atas, ia pun tidak lepas dari kelemahannya, yakni media ini
terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangan materi tersebut.dilihat dari ketersediaannya,
masih sedikit sekali video di pasaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran di sekolah yang membuat para guru harus
lebih ekstra untuk mendapatkan video yang sesuai dengan
materi pelajaran seperti misalnya dengan mencari video di
media youtube dan lain sebagainya.
4. Langkah-langkah pemanfaatan video
Media video harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
tujuan pembelajaran berikut ini adalah pemanfaatan video
dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-
hal di bawah ini:
38
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, hal. 127
47
a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan
pembelajaa menurut Anderson yang dikutip oleh Yudhi
Munadi dalam bukunya media pembelajaran, yaitu:
1) Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat
digunakan untuk hal-hal yang menyangkut
kemampuan mengenal kembali dan kemampuan
memberikan rangsangan yang berupa gerak yang
serasi. Seperti mengajarkan pengenalan makna
sebuah konsep, seperti konsep jujur,sabar,
demokrasi, dan lain-lain.
2) Pemakaian video untuk tujuan psikomotorik
dapat digunakan untuk memperlihatkan contoh
keterampilan gerak, seperti gerakan sholat, adab
makan bersama, cara pegurusan mayat-mayat,
dan lain-lain.
3) Dengan meggunakan berbagai teknik dan efek,
video dapat menjadi media yang sangat ampuh
untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan
terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui
manfaatnya bagi pelajaran.
c. Sesudah program video dipertunjukkan, perlu diadakan
diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya.
Disini siswa melatih diri untuk mencari pemecahan
masalah, membuat dan menjawab pertanyaan
d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua
kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek
tertentu.
e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai
media hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan
untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.
48
f. Sesudah itu dapat ditest berapa banyakkah yang dapat
mereka tangkap dari progrm video itu.39
Media pembelajaran yang biasanya digunakan oleh para
guru PAI di sekolah SD Dharma Karya UT adalah media
video Islam walaupun banyak sekali media pembelajaran yang
digunakan seperti meia power point, media gambar dan lain
sebgainya. Namun, semua media yang digunakan memiliki
kegunaannya dalam bidang aspek masing-masing seperti
media power point yang memiliki kegunaan untuk
menjelaskan pengertian materi pelajaran dan juga
menayangkan gambar-gambar yang dibutuhan materi yang
akan disampaikan, media video Islam yang memiliki kegunaan
dalam aspek sejarah kebudayaan Islam atau Tarikh yang akan
menayangkan berbagai kisah-kisah para nabi dan juga sahabat
sesuai dengan materi pelajaran yang ingin disampaikan
Media video yang banyak digunakan di sekolah berupa
video-video yang sesuai dengan mata pelajarannya masing-
masing. Namun, penulis mengambil media video Islam karena
sesuai dengan mata pelajaran yang disampaikan yaitu PAI
yang di mana di dalamnya banyak sekali pelajaran seputar
agama Islam seperti materi tentang hari akhir maka yang
39
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, hal.127-128
49
ditayangkan di dalamnya berupa gambaran tentang hari akhir
dan siswa juga diterangkan bahwasanya gambaran yang ada
ditayangan video tersebut hanya sedikit dari apa yang
dipikirkan oleh manusia dan gambaran yang sesungguhnya
hanya Allah SWT yang tahu. Dan dari video tersebut kita bisa
berfikir apa yang kita lihat sudah sangat menyeramkan dan
membuat kita semakin ingat kepada Allah SWT dan lebih
mendekatkan diri kepadaNya.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di SD Dharma Karya UT
Pondok Cabe yang beralamat di Jalan Pala Raya No.3 Pondok
Cabe Udik, Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten
pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, yaitu dimulai
pada tanggal 20 Juli- 4 Agustus 2016
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian yang digunakan adalah
pendekatan penelitian kuantitatif, yang dimaksud penelitian
kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan
menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau
mendeskripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan
antarvariabel, dan ada pula yang mengembangkan konsep,
mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak
hal.1
Sedangkan jenis penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk membuat pencandraan secara
1 Subana, Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2009), Cet ke-3, H.25
52
sistematis, faktual. Dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
sifat populasi atau daerah tertentu.2
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.3 Pada penelitian ini ada 2
variabel yang sangat dibutuhkan diantaranya yaitu:
Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai
variabel stimulus, prediktor, antecedent, dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).4 Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel yang mempengaruhi adalah video Islam sebgai media
pembelajaran.
Variabel dependen : sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
2 Amos Neolaka, Metode Penelitian dan Statistik, H.21
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet ke-22, H.38
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, H.39
53
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.5 Variabel yang menjadi variabel
terikatnya adalah pembelajaran pendidikan agama Islam. untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
No Variabel Indikator Jumlah
Soal
Item
Soal
1 Video Islam
Sebagai Media
Pembelajaran
Kesesuaian isi
video Islam
dengan materi
pembelajaran
10
1, 6, 7,
9 dan
10
Kualitas video
Islam (suara,
gambar, cerita)
2, 3
dan 5
Kesesuaian
durasi pemutaran
dengan waktu
belajar yang
4 dan 8
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, H.39
54
dibutuhkan
2 Pembelajaran
pendidikan
agama Islam
Kognitif
-Tauhid
-Praktek Ibadah
-Akhlak
10
12,14,
15, 16,
17, dan
20
Afektif dan
Psikomotorik
-kondisi siswa
sebelum, saat
dan sesudah
pemutaran video
Islam
11, 13,
18, dan
19
D. Sumber Data Penelitian
penulis menggunakan penelitian kuantitatif maka sumber
data yang dibutuhkan penulis mencakup sumber data
wawancara, dokumentasi, observasi dan angket. Untuk sumber
data observasi peneliti mendatangi langsung sekolah SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe untuk mengetahui bagaimana
keadaan dan suasna sekolah dan juga bagaimana keadaan dan
suasana kelas pada saat pembelajaran. Untuk data dokumentasi
penulis mengumpulkan temuan-temuan dari apa yang
55
ditemukan peneliti saat melakukan penelitian. Data angket
peneliti akan menyebarkan angket yang di dalamnya berupa
pertanyaan yang akan dijawab siswa yang menjadi sampel
penelitian. Untuk data wawancara peneliti akan melakukan
wawancara kepada bapak kepala sekolah dan guru mata
pelajaran pendidikan agama Islam, dan dua orang siswa kelas 5
yang berada di kelas 5-1
E. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi
Populasi adalah himpuan yang lengkap dari satuan-
satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin
kita ketahui. Banyaknya individu atau elemen yang
merupakan anggota populasi di sebut sebagai ukuran
pupulasi. Populasi terdiri dari dua jenis yaitu populasi
terbatas dan juga populasi tidak terbatas.6 Dalam
penelitian ini penulis menggunakan populasi terbatas
yaitu siswa-siswi kelas 5 SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe yang berjumlah 4 kelas dan masing-masing kelas
terdapt 33 orang siswa dan siswi maka jika digbung semua
6 Prasetyo Irawan, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009) cet ke-5, hal. 5.3
56
jumlh siswa dan siswi kelas 5 SD Dharma Karya UT
adalah berjumlah 132 siswa dan siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang
memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam
suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah
himpunan bagian dari populasi. Sampel memiliki ukuran
yang sangat kecil jika dibandingkan dengan ukuran
populasi. 7
Sampel memiliki dua jenis, yaitu sampel probabilitas
dan non probabilitas. Setiap jenis sampel mempunyai
beberapa macam penarikan dalam sampel yang akan
digunakan penulis, penarikan sampel pada penelitian ini
adalah jenis sampel non probabilitas dengan menggunakan
sampel purposif, dimana pada sampel purposif ini anggota
sampelnya dipilih secara sengaja atas dasar pengetahuan
dan keyakinan peneliti dan menggunakan informasi yang
dapat memperkuat alasan pemilihan anggota sampelnya.
Menurut Suharsimi Arikunto, apabila subjek yang diteliti
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya
besar, bisa diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,
tergantung setidak-tidaknya dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek,
karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
7 Prasetyo Irawan, Metode Penelitian, ibid, hal. 5.4
57
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja jika
sampel besar, hasilnya akan lebih besar.8
Menentukan ukuran sampel penulis mengambil 25% dari
jumlah populasi 132 orang maka sampelnya adalah 32 orang
siswa yang mana penulis akan mengambilnya dari kelas 5-2
sesuai dengan yang diberitahukan oleh ibu guru PAI di kelas 5
bahwa peneliti akan meneliti di kelas tersebut. Selain itu penulis
juga akan melakukan wawancara kepada dua orang siswa dari
kelas yang berbeda yaitu kelas 5.4 guna untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
F. Teknik pengumpulan data
1. Observasi
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
gejala-gejala yang diselidiki dalam hubungan itu.9 Tujuan
penulis melakukan pengamatan atau observasi untuk
melihat langsung pembelajaran yang dilakukan di dalam
kelas khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama
Islam dengan menggunakan media pembelajaran vide
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), h.134
9 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2004), hal. 70
58
slam yang mana selama ini sekolah SD Dharma Karya
telah menggunakan media pembelajaran tersebut sebagai
alat bantu mata pelajaran pendidikan agama Islam.
2. Angket
Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan
rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau
bidang yang akan diteliti untuk memperoleh data, angket
disebarkan kepada responden (orang yang menjawab jadi
yang diselidiki), terutama pada penelitian survai.10
Angket
yang akan diberikan yaitu berupa pertanyaan tertutup
yang sudah diberikan alternatif jawaban oleh peneliti
tanpa siswa harus menguraikan jawabannya dan
pernyataan tertutup akan membantu responden untuk
menjawab dengan cepat. Penggunaan angket ini bertujuan
untuk mengukur antara variabel X (media video Islam)
dengan variabel Y (Pendidikan Agama Islam) apakah ada
pengaruh antara penggunaan media pembelajaran video
Islam dengan mata pelajaran PAI.
3. Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data ialah dengan
jalan wawancara. Wawancara adalah proses tanya jawab
10
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, hal. 76
59
dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam
mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan
secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan.11
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi . dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan
oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi
arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah: Pewawancara,
responden, topik, penelitian yang tertuang dalam daftar
pertanyaan, dan situasi wawancara.12
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini guna
untuk lebih mengetahui data-data yang dibutuhkan oleh
peneliti di samping dengan menggunakan angket atau
kuesioner. Dengan adanya data dari wawancara yang
didapat dari sumber-sumber yang dapat dipercaya
kebenarannya maka penulis sangat membutuhkan hasil
dari wawancara itu sendiri untuk mendapatkan data yang
lebih valid.
Wawancara ini nantinya akan dilakukan oleh peneliti
langsung kepada bapak kepala sekolah, guru mata
pelajaran pendidikan agama Islam khususnya kelas 5. Dan
dua orang siswa kelas 5 yang berada di kelas 5-4. Kepada
bapak kepala sekolah peneliti ingin mewawancarai seputar
11
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Hal.83
12
Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai,
(Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 1995), cetakan kedua, hal.192
60
keadaan sekolah seperti sejarah berdirinya sekolah, sarana
dan prasarana, dan sebagainya, sedangkan dengan guru
mata pelajaran pendidikan agama Islam peneliti berharap
mendapatkan data bagaimana keadaan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas, kendala apa saya yang
dihadapi saat mengajar pendidikan agama Islam di dalam
kelas, dan juga bagaimana antusias siswa saat belajar
pendidikan agama Islam menggunakan media video Islam
dan lain sebagainya. Kepada siswa penulis ingin
mewawancarai bagaimana antusias siswa dalam mengikuti
pelajaran PAI dengan menggunakan media video Islam.
4. Dokumentasi
Metode dokomentasi yang penulis butuhkan pada
penelitian ini berupa keadaan sekolah, keadaan guru, dan
keadaan siswa dimana keadaan sekolah meliputi sejarah
singkat berdirinya sekolah, tujuan didirikannya sekolah,
visi misi sekolah dan lain sebagainya. Keadaan guru
penulis memerlukan data lengkap guru baik itu guru mata
pelajaran dan juga TU. Keadaan siswa penulis
membutuhkan data prestasi yang pernah diraih oleh siswa.
61
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah pengolahan data
secara statistik maupun nonstatistik untuk memperoleh hasil
atau temuan penelitian. Berdasarkan temuan penelitian
dilakukan pembahasan yang mengarah pada pengambilan
kesimpulan, implikasi, dan saran atau rekomendasi penelitian.
Proses analisis data secara umum ada dua macam, yaitu
analisis data secara kuantitatif dan kualitatif.13
Analisis data yang digunakan di atas sesuai dengan
metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu metode
campuran maka teknik analisis data yang dibutuhkan oleh
peneliti mencangkup dengan kedua metode tersebut metode
kualitatif dan juga kuantitatif. Jika dalam metode kulaitatif
didapatkan data observasi dan wawancara yang mana hasilnya
akan dituangkan ke dalam tulisan yang berupa data non
statistik, dan dalam metode kuantitatif penulis mengumpulkan
data angket dan juga dokumentasi yang mana pada data angket
hasilnya akan dituangkan dalam data statistik.
Skala pengukuran yang digunakan penulis dalam
menghitung hasil angket adalah dengan menggunakan
pengukuran Skala Likert. Dengan Skala Likert, maka variabel
yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
13
Amos Neolaka, Metode Penelitian dan Statistik, hal.. 173
62
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan.
Penulis menggunakan jawaban setiap item instrumen
yang menggunakan skala likert dengan gradasi dari sangat
setuju hingga sangat tidak setuju. Untuk keperluan anlisis
kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor, seperti pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Skala Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju 1 4
Tidak Setuju 2 3
Setuju 3 2
Sangat Setuju 4 1
Untuk menghitung data angket penulis menggunakan data
statistik dengan tabel distribusi frekuensi relatif yang juga
dinamakan presentasi. Dikatakan “frekuensi relatif” sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah frekuensi yang
sebenarnya melainkan frekuensi yang dituangkan dalam
bentuk angka persenan.14
14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, Rajawali
Pers, 1992), Cet ke-22, hal. 42
63
Data yang diperoleh dipresentasikan dengan menggunakan
rumus:
P =
Keterangan :
f = Frekuensi yang sedang dicari frekuensinya
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya
individu
P = Angka persentase
Setelah mengetahui hasil angket maka nantinya akan
diketahui hasil masing-masing variabel X dan variabel Y yang
mana dengan hasil ini penulis akan mencari tahu hubungan
antara kedua variabel ini dengan menggunakan tekhnik analisis
korelasional bivariat yaitu teknik analisis korelasi yang
mendasarkan kepada dua buah variabel.
Perhitungan teknik korelasional bivariat penulis
menggunakan teknik korelasi produk momen (product momen
correlation). Product momen corelation adalah suatu teknik
untuk mencari korelasi antara dua variabel yang kerap kali
digunakan.
Rumus korelasi product moment:
64
∑ (∑ )(∑ )√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Langkah awal yang diperlukan adalah membuat tabel
sebanyak 6 kolom, pada kolom pertama menjumlahkan subjek
penelitian, kolom kedua mejumlahkan skor X, kolom ketiga
menjumlahkan skor Y, kolom keempat memperkalikan deviasi
x dengan deviasi y, kolom kelima menguadratkan seluruh
devisi x, kolom keenam menguadratkan seluruh deviasi y.
Selanjutnya mencari angka korelasinya dengan rumus:
∑ (∑ )(∑ )√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Langkah selanjutnya memberikan interpretasi terhadap rxy
atau ro dengan 2 cara yaitu memberikan interpretasi secara
sederhana dan interpretasi dengan berkonsultasi pada tabel
Nilai “r” product moment.
1. Memberikan interpretasi secara sederhana
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap
angka indeks korelasi “r” product moment rxy pada umumnya
bergantung kepada tabel dibawah ini.
65
Tabel 3.3
Besarnya “r”
product
moment
Interpretasi
0,00-0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memag
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi anntara Variabel X dan Variabel Y)
0,20-0,40 Antara Variabel X Ddan Variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40-0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan.
0,70-0,90 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat
tinggi15
2. Interpretasi dengan berkonsultasi pada tabel Nilai “r” product
moment adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
15
Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan, hal.193
66
Langkah I = Merumuskan hipotesa yaitu merumuskan
hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho).
Hipotesis alternatifnya akan dirumuskan sebagai
berikut: “terdapat pengaruh yang signifikan
antara media video Islam dengan pembelajaran
pendidikan agama Islam”. dan hipotesis nihilnya
adalah “tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara media video Islam dengan pembelajaran
pendidikan agama Islam”.
Langkah II = Selanjutnya mencari df atau db, dengan
rumus: df=N-nr
Langkah III = selanjutnya berkonsultasi pada Tabel Nilai “r”
produk moment dan yang terakhir
Langkah IV = membandingkan besarnya “rxy” dengan
“rtabel”.lalu menarik kesimpulan.16
16
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, H. 190-203
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum SD Dharma Karya UT
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD Dharma Karya UT
NDS : 1000520
NSS/NIS : 102280309052
Alamat Sekolah : Jl. Pala Raya No.3 Pondok
Cabe Udik
Kecamatan : Pamulang
Kota : Tangerang Selatan
Kode Pos : 15418
Telepon : (021) 7424348
Status Sekolah : Swasta
Tahun Pendirian : 1990
Kegiatan Pembelajaran : Menggunakan kurikulum KTSP
Berkarakter Bangsa
Jarak ke pusat Kecamatan : 5 Km
Jarak ke pusat Kota : 5 Km
Luas Tanah : 6000 m2
Luas Bangunan : 3000 m2
68
Status Tanah : SHM
Status Bangunan : Hak Milik
Status Terakreditasi : Terakreditasi “A”
b. Keadaan Sekolah
1) SD Dharma Karya UT berada dalam suatu wilayah
sekolah tidak memiliki cabang di daerah lain.
2) Ruangan yang terdapat di SD Dharma Karya UT
terdiri dari ruang belajar berjumlah 25 kelas, ruang
kelas, ruang UKS, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium IPA, Komputer, Bahasa Inggris, ruang
Sablon, ruang Kepala Sekolah, ruang Rapat, ruang
Guru dn ruang Tata Usaha.
2. Sarana dan Prasarana
a. Jumlah dan kondisi ruang
1) Musholla : 1 Buah
2) Perpustakaan : 1 Buah
3) Ruang dapur : 1 Buah
4) Ruang penjaga : 1 Buah
5) Ruang kantin : 1 Buah
6) Ruang kamar mandi/toilet : 23 Buah
7) Ruang kegiatan daur ulang kertas dan sablon : 1
Ruang
8) Bengkel kompos : 1 Ruang
69
9) Kebun toga : 2 Ruang
10) Green house : 4 Area
11) Tempat parkir sepeda motor : 1 Area
12) Gedung/arsip : 2 Ruang
b. Jumlah dan kondisi perkakas
Tabel 4.1
Jumlah dan Kondisi Perkakas
Jenis Buku Jumlah
(Exp)
Kondisi Perkakas Ket
Baik Sedang Rusak
Bangku 6 6 - -
Meja anak
didik
430 430 - -
Kursi anak
didik
835 835 - -
Meja guru 53 53 - -
Kursi guru 53 53 - -
Lemari 35 35 - -
Rak buku 5 5 - -
Papan tulis 30 30 - -
Kursi tamu 3 3 - -
Komputer
siswa
40 40 - -
Komputer
kantor
5 5 - -
c. Jumlah dan kondisi peralatan praktek dan peralatan
penunjang
1) 1 set gelas ukur
2) Model bagian tubuh manusia, sapi, ayam, katak
70
3) Model bejana berhubungan, Eksikop/Proyektor Film
4) Model utukmegetahui terjadinya gerhana
5) Model rasi bintang
6) KIT Sains
7) 5 Buah mikroskop siswa
8) 1 Mesin Kompos
9) 6 Komposter
10) 1 Takakura
11) 1 Alat Sablon
12) 2 Blender bubur kertas
13) 1 model pemilihan sampah kertas
14) KIT Matematika
15) KIT PKn
16) KIT IPS
17) Globe dan Peta interktif
18) Alat praktek dan penunjang lainnya masih dalam
kondisi baik.
d. Audio Visual
1) Infocus/LCD/Proyektor : 26 Buah
2) TV : 4 Buah
3) VCD : 1 Buah
4) Karotek Juz Amma : 1 Buah
5) Kaset mata pelajaran : 200 Buah
71
6) Laptop : 3 Buah
7) Handycam : 2 Buah
8) Kamera foto : 2 Buah
9) CCTV : 23 Buah
e. Alat Kesenian
1) Degung : 1 Set
2) Angklung : 1 Set
3) Drum Band : 1 Set
4) Band : 1 Set
5) Pakaian Tari Bali : 1 Set
6) Pakaian Tari Sunda : 1 Set
7) Pakaian Drum Band : 3 Set
8) Pakaian Cheerleader : 1 Set
9) Kostum Basket : 2 Set
10) Kostum Bola : 2 Set
3. Visi Misi Sd Dharma Karya UT
Visi :
Terwujudnya insan yang berkarakter, kreatif, inovatif,
dilandasi Iptek dan Imtaq yang berwawasan lingkungan.
Misi :
1) Menanamkan keyakinan/aqidah melalui ajaran agama.
2) Menanamkan sikap toleransi terhadap umat beragama.
72
3) Mempersiapkan peserta didik unggul dalam mata
pelajaran MIPA.
4) Mempersiapkan guru-guru yang profesional
khususnya mata pelajaran MIPA.
5) Melengkapi sarana prasarana khususnya mata
pelajaran MIPA.
6) Mengembangkan pegetahuan dibidang Iptek, bahasa,
olahraga, dan seni budaya sesuai bakat, minat, dan
potensi siswa pada jenjang yang lebih tinggi.
7) Meghasilkan lulusan berkualitas, berkepribadian dan
berkarakter (takwa, jujur, kreatif dan mandiri)
8) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga
sekolah.
9) Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat,
aman dan nyaman.
10) Menanamkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
untuk anak didik dan warga sekolah.
11) Menanamkan sikap peduli lingkungan.
73
Struktur Organisasi SD Dharma Karya UT
Yayasan Pendidikan Insan Indonesia
Dr. Yuni Tri Hewindati
Kepala Sekolah
Drs. Warjoko, MM
Wakasek Kurikulum
Pujo Widodo, M.Pd
Wakasek Kesiswaan
Dadi Supriyadi, S.Kom
Pengembang sekolah
1. Herwati, M.Pd
2. Hendri Supriyadi, S.Pd
Wakaur Kurikulum
1. Dra Endah Suwarni
2. Satrio Setiawan, S.Pd
Wakaur Kesiswaan
1. Ahmad Nurhakim, S.Pd
2. Lili Muliawati, M.M
3. Muhammad Ibrahim, S.Pd.I
Wakaur Humas
1. Sugeng Wibowo, S.Pd.Mat
2. Sukron Ma’mun
Sarana Prasarana
1. Drs Ferdinand
2. Sukirno HR, M.Fil.H
Tata Usaha
Aden Jaya, ST
Guru Kelas
Guru Bidang Studi
Perpustakaan
Teknisi
74
4. Tujuan Didirikannya SD Dharma Karya UT
1) Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses
pembelajaran dan kegiatan pembiasaan.
2) Dapat menghargai keragaman agama, budaya, suku,
ras dan golongan sosial ekonomi.
3) Memiliki kecerdasan, kesehatan jasmani dan rohani
serta berbudi pekerti luhur.
4) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan sekolah
yang lebih tinggi.
5) Meraih prestasi baik akademik maupun non akademik.
6) Menjadi sekolah yang berbudaya lingkungan.
5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Tenaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SD Dharma
Karya UT berjumlah 60 orang dengan rincian sebagai
berikut:
1). Pegawai Negeri Sipil
Tabel 4.2
Keadaan Guru Pegawai Negeri Sipil
No Nama Pendidikan Mengajar di
kelas D2 S1 S2
1 Drs. Warjoko, MM V Kepsek
75
2 Pujo Widodo, M.Pd V IV/Wakasek
3 Dra. Endah Suwarni V VI/Kurikulum
4 Dra. Lili Muliawati,
MM V II/Humas
5 Ferdinand, S.Pd V III/Sarpras
6 Lilis Lusiana, S.Sos.
MM V I/Bendahara
7 Rita Apriati, S.Pd V VI/Bendahara
8 Sukirno, M.Fil.H. V I-VI/Sarpras
2). Non PNS
Tabel 4.3
Keadaan Guru Non PNS
No Nama Pendidikan Mengajar di
kelas Sla D1 S1 S2
1 Dra. Siti Rosidah V I
2 Dra. Endah Alfianti V II
3 Dra. Dewanti Yuli
Indriati
V I
4 Dewi Permata Sari,
S.Pd
V III
5 Satrio Setiawan,
S.Pd
V VI/Kurikulu
m
6 Dadi Supriyadi,
S.Kom
V III/ Wakasek
7 Sugeng Wibowo,
S.Pd.Mat
V VI/Kesiswaa
n
8 Nina Zuraidah,
S.Pd V IV,V,VI
9 Ahmad Nurhakim,
S.Pd V I,IV,VI/Kesis
waan
10 Apriani Mawar
Hanum, S.Pd V IV.1
11 Nilawati, S.Psi V I.3
76
12 M. Zulkarnain
Jamil, S.Pd V V
13 Hendri Supriyadi,
S.Pd V IV/Kesiswaa
n
14 Sri Rahayu Mayati,
MM V II
15 Qomariah, S.Ag V I,IV
16 Anugerah Putro,
S.Si V III
17 Nur Fitriyah, S.Pd V IV
18 Yudhi Syarief,
S.Psi V IV-VI
(Agama
Islam)
19 Quratul Aini, S.Pd.I V V
20 Diana Ariani, S.Pd V II
21 Eny Puspita Sari,
S.Kom V III
22 Muhammad
Ibrahim, S.Th.I V III,VI
23 Agus Winarno,
S.Pd V IV-VI/SBK
24 Arie Kusuma V I-VI/Agama
Kristen
25 Maria benedicta
Endang Dwi
Hartini
V I-VI/Agama
Khatolik
26 Sutardi V IV-VI/TIK
27 Andi Dunda V II,III,V/OR
28 Herwati, M.Pd V V
29 Fitria Handyani,
S.Pd V V
30 Novi Andrian
Susanti, S.Pd V Lab IPA
31 Zulhida Harsari,
S.Pd V VI
32 Moh. Khisbulloh, V Agama Islam
77
M.Pd.I
33 Muthie Fauziah
Mawadha, S.Pd V Asisten
Kelas I
34 Susanti Ratnasari,
S.Pd V Asisten
Kelas I
35 Rasmini
Masriyanti, S.Pd V Asisten
Kelas I
36 Lusiani Monlisa,
S.Pd V Asisten
Kelas I
37 Aldin Izhar
Pratama, S.Pd V OR
3). Tenaga Kependidikan
Tabel 4.4
Keadaan Guru Tenaga Kependidikan
No Nama Pendidikan Keterangan
SD SMP SLA S1
1 Muhayar V TU
2 Syahrul V Kebersihan
3 Budianto V Kebersihan
4 Suryani V TU
5 Didi Suryadi V Keamanan
6 Udin V Keamanan
7 Hendra V TU
8 M. Ilyas V Kebersihan
9 Dedi Anwar V Keamanan
10 Ahmadi V Keamanan
11 Aden Jaya, ST V TU
12 Toni Hidayat V Kebersihan
13 Desi susilawati,
S.IP
V Perpustakaan
14 Rizal Fikri V TU
78
4). Jumlah siswa (data siswa, tamatan, angka putus
sekolah)
Tabel 4.5
Keadaan Siswa
Tahun
pelajaran
Jumlah siswa Jumlah Tamatan Angka
DO L P Jml L P Jml
1991/1992 - - 100 - - - -
1992/1993 - - 216 - - - -
1993/1994 - - 400 - - 13 -
1994/1995 - - 529 - - 25 -
1995/1996 - - 629 - - 57 -
1996/1997 - - 709 - - 84 -
1997/1998 - - 759 - - 95 -
1998/1999 - - 812 - - 120 -
1999/2000 - - 848 - - 119 -
2000/2001 - - 887 - - 142 -
2001/2002 - - 930 - - 132 -
2002/2003 - - 960 - - 142 -
2003/2004 - - 938 - - 142 -
2004/2005 - - 911 - - 162 -
2005/2006 - - 873 - - 164 -
2006/2007 - - 835 - - 158 -
2007/2008 - - 796 - - 141 -
2008/2009 400 370 770 73 57 130 -
2009/2010 384 372 753 69 51 120 -
2010/2011 386 391 777 55 60 115 -
2011/2012 380 398 778 75 61 136 -
2012/2013 365 405 770 56 73 129 -
2013/2014 380 398 778 65 65 130 -
2014/2015 376 417 793 62 65 127 -
79
Tabel 4.6
Keadaan Siswa
Tahun
Ajaran
Jumlah
Pendaftar
Jml.
Diterima/siswa
baru
Ratio
Pendaftar
diterima
L P Jml L P Jml
1998/1999 152 152 100%
1999/2000 182 182 100%
2000/2001 158 158 100%
2001/2002 179 179 100%
2002/2003 149 149 100%
2003/2004 155 138 89%
2004/2005 150 120 80%
2005/2006 150 120 80%
2006/2007 180 132 73%
2007/2008 190 132 70%
2008/2009 175 128 73%
2009/2010 180 63 66 130 72%
2010/2011 200 69 66 135 67,5%
2011/2012 240 52 76 128 54%
2012/2013 171 60 60 120 70%
2013/2014 182 71 71 142 78%
2014/2015 162 61 73 134 82%
2015/2016 160 56 69 127 79%
6. Kurikulum yang Digunakan
Struktur kurikulum SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I
sampai kelas VI. Struktur kurikulum SD disusun
80
berdasarkan standar keompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai
berikut.
a. Kurikulum SD Dharma Karya UT memuat 8 mata
pelajaran. 4 mata pelajaran muatan lokal, 3 ciri khas
sekolah dan pengembangan diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untu
mengembanngkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran
yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada pesert
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikann
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
pesert didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing
oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakulikuler. Kegitan pengembangan diri dilakukan
81
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangann karir peserta didik.
b. Pembelajaran pada kelas I sd III dilaksanakan melalui
pendekatann tematik. Sedangkan pada kelas IV sd VI
dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
dialokasikan sebgaimana tertera dalam struktur
kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran
perminggu secara keseluruhan.
d. Loksi waktu satu jam pembelajaran adalah 30 menit
untuk kelas I dan II, dan 35 menit untuk kelas III sd
VI.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajran (dua
semester) adalah 36 minggu.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang
keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi
peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termsuk ke
dalam isi kurikulum.
82
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil dari variabel
X media video Islam sebagai media pembelajaran dan variabel
Y pembelajaran PAI yaitu dengan menghitung hasil angket dari
kedua variabel tersebut yang peneliti dapatkan dari 32 siswa
sebagai sampel.
Setelah mengetahui hasil angket maka hasil yang
didapatkan dari angket tersebut di bentuk ke dalam diagram
deskripsi presentasi dengan menggunakan rumus :
P =
Keterangan :
f = Frekuensi yang sedang dicari frekuensinya
N= Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya
individu
P = Angka persentase
Dibawah ini adalah hasil perhitungan angket yang disajikan
ke dalam bentuk diagram penggunaan video Islam sebagai
media pembelajaran. Dan diagram pembelajaran pendidikan
agama Islam.
83
Diagram 1
Video Islam yang ditayangkan sesuai dengan materi
pelajaran
Dari diagram yang telah di interpretasikan di atas maka
dapat dilihat bahwa video Islam yang ditayangkan di kelas
sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan melihat dari
hasil presentasi dari jawaban yang menyatakan sangat setuju
53% dan jawaban setuju sebanyak 47% sedangkan yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju 0% dari 32 siswa
yang penulis jadikan sampel dalam pennelitian ini.
84
Diagram 2
Video Islam yang ditayangkan pada saat pembelajaran
PAI memiliki suara yang bagus
Dilihat dari diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa
video Islam yang ditayangkan pada saat pembelajaran PAI
memiliki suara yang bagus jika dilihat jawaban dari 32 siswa
yang menjadi sampel yang menjawab sangat setuju sebanyak
37%, setuju 60% tidak setuju hanya 3% dan yang menjawab
sangat tidak setuju 0%.
85
Diagram 3
Cerita yang ditayangkan pada saat pembelajaran PAI
sangat menarik perhatian
Dilihat dari diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa
cerita yang ditayangkan pada saat pembelajaran PAI sangat
menarik perhatian jika dilihat dari jawaban yang diberikan 32
siswa sebagai sampel, yang menjawab sangat setuju 63%
setuju 31% sedangkan yang menjawab tidak setuju 6% dan
sangat tidak setuju 0%
86
Diagram 4
Waktu yang dibutuhkan pada saat pembelajaran PAI
dengan video Islam sangat banyak
Dilihat dari diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa
waktu yang dibutuhkan biasa saja pada saat pembelajaran PAI
dengan video Islam. dilihat dari jawaban yang diberikan oleh
32 siswa sebagai sampel yang menjawab sangat setuju 12%
setuju 44% tidak setuju 38% dan sangat tidak setuju sebanyak
6%.
87
Diagram 5
Gambar video yang ditampilkan pada saat pembelajaran
PAI tidak jelas
Dilihat dari diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa
gambar video yag ditampilkan pada saat pembelajaran PAI
jelas. Dilihat dari jawaban yang diberikan 32 orang siswa
sebagai sampel. Yang menjawab sangat setuju 0% setuju 3%
tidak setuju 53% dan sangat tidak setuju sebanyak 44%.
88
Diagram 6
Pada saat materi berpuasa maka ibu guru menayangkan
video dodo dan syamil tentang berpuasa
Dilihat dari diagram di atas dapat diinterpretasikan bahwa
pada saat materi puasa maka ibu guru menayangkan video
Dodo dan Syamil tentang berpuasa. Dilihat dari jawaban yang
diberikan 32 orang sebagai sampel. Yang menjawab sangat
setuju sebanyak 66% setuju 31% tidak setuju 3% dan sangat
tidak setuju sebanyak 0%.
89
Diagram 7
Pada saat materi sholat maka ibu guru menayangkan video
tentang tata cara sholat
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa pada materi sholat maka ibu guru menayangkan video
tentang tata cara sholat. Jika dilihat dari jawaban yang
diberikan 32 siswa sebagai sampel maka yang menjawab
sangat setuju sebanyak 75% setuju 25% tidak setuju 0% dan
sangat tidak setuju 0%
Diagram 8
90
Ketika jam pelajaran telah selesai maka materi pelajarann
dengan menggunakan media video Islam juga telah selesai
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa pemutaran video sama dengan waktu pembelajaran,
ketika jam pelajaran telah selesai maka materi pelajaran dengan
menggunakan video Islam juga telah selesai, jika dilihat dari
jawaban 32 siswa sebagai sampel. Siswa yang menjawab
sangat setuju 16% setuju 75% tidak setuju 9% dan sangat tidak
setuju sebanyak 0%
91
Diagram 9
Pada saat materi tentag sejarah Islam Abu Bakar ibu guru
menayangkan video tentang sejarah Abu Bakar
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa video yang ditayangkan sesuai dengan materi
pembelajaran, pada saat materi tentang sejarah Islam Abu
Bakar ibu guru menayangkan video tentang sejarah Abu
Bakar. Hal ini dapat diketahui dari jawaban yagg diberikan
oleh 32 siswa sebagai sampel. Mereka yang menjawab sangat
setuju 53% setuju47% tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%
92
Diagram 10
Pada saat materi tentang sejarah Umar Bin Khaththab ibu
guru menayangkan video tentang sejarah Umar bin
Khaththab
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa isi video sesuai dengan materi pembelajaran pada saat
materi tentang sejarah Umar Bin Khaththab ibu guru
menayangkan video tentang sejarah Umar Bin Khaththab. Hal
ini dilihat dari jawaban yang diberikan oleh 32 siswa sebagai
sampel. Mereka yang memberikan jawaban sangat setuju 47%
setuju 53% tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%
93
Tabel 4.7
Nilai (Skor) Angket Media Video Islam
Nomor Item
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 4 3 2 3 4 3 4 2 4 4 33
2 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4 35
3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 30
4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 35
5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 37
6 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 33
7 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 35
8 3 2 4 2 3 4 4 3 4 4 33
9 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 34
10 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 31
11 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 32
12 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 31
13 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 35
14 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 32
15 3 4 2 2 3 4 4 3 3 3 31
16 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 32
94
17 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 36
18 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 32
19 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 36
20 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 37
21 3 3 4 2 2 4 4 3 4 4 33
22 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 34
23 3 4 4 1 3 3 4 3 4 3 32
24 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 31
25 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 36
26 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 34
27 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31
28 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 34
29 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 32
30 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 32
31 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
Jumlah 1074
95
Diagram 11
Sebelum belajar PAI dengan menggunakan video Islam
saya tidak mengetahui bagaimana tata cara sholat yang
benar
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa sebelum belajar PAI dengan menggunakan video Islam
mereka telah mengetahui bagaimana tata cara sholat yang
benar. Hal ini dibuktikan dengan jawaban 32 siswa sebagai
sampel. Mereka yang menjawab sanggat setuju 0% setuju 28%
tidak setuju 60% dan jawaban sangat tidak setuju sebanyak
12%
96
Diagram 12
Belajar PAI membuat saya mengerti bagaimana cara
berbicara yang sopan kepada orang tua
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa belajar PAI membuat mereka mengerti bagaimana cara
berbicara yang sopan kepada orang tua dan itu berpengaruh
kepada nilai afektif siswa. Hal ini dilihat dari jawaban yang
telah diberikan oleh 32 siswa sebagai sampel. Mereka yang
menjawab sangat setuju sebanyak 78% setuju sebanyak 22%
dan yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%
97
Diagram 13
Saat belajar PAI dengan menggunakan video Islam tentang
sejarah Abu Bakar Shiddiq saya ingin mengikuti sifatnya
yang selalu berkata benar/jujur
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa saat belajar PAI dengan menggunakan video Islam
tentang sejarah Abu Bakar Shiddiq membuat mereka ingin
mengikuti sifatnya yang selalu berkata benar/jujur dan ini
berpengaruh kepada psikomotorik siswa. Hal ini dapat dilihat
dari jawaban yang diberikan oleh 32 siswa sebagai sampel.
98
Mereka yang menjawab sangat setuju sebanyak 72% setuju
22% tidak setuju 3% dan yang menjawab sangat tidak setuju
3%
Diagram 14
Video Dodo dan Syamil yang ditayanngkan ibu guru
tentang rukun iman membuat saya memahami materi
pelajaran
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa video Dodo dan Syamil yang ditayangkan ibu guru
tentang rukun iman membuat mereka memahami materi
pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang diberikan
oleh 32 siswa sebagai sampel. Mereka yang menjawab sangat
99
setuju sebanyak 37% setuju 63% dan yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju 0%
Diagram 15
Belajar PAI materi ibadah puasa membuat mengerti
materi pelajaran dan mempraktekkannya saat bulan
Ramadhan tiba
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa belajar PAI materi ibadah puasa membuat mengerti
materi pelajaran dan mempraktekkannya saat bulan puasa tiba.
Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang diberikan 32 siswa
100
sebagai sampel. Mereka yang menjawab sangat setuju 50% dan
yang mejawab setuju juga 50% sedangkan yang menjawab
tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%
Diagram 16
Belajar PAI materi akhlak terpuji membuat saya ingin
mengubah sifat buruk saya
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterprestasikan
bahwa belajar PAI materi akhlak terpuji membuat mereka ingin
mengubah sifat buruknya, dan ini berpengaruh dengan
psikomotorik siswa. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang
diberikan oleh 32 siswa sebagai sampel. Mereka menjawab
101
sangat setuju sebanyak 66% setuju 28% tidak setuju 3% dan
sangat tidak setuju 3%
Diagram 17
Belajar PAI dengan video Islam tayangan Umar Bin
Khaththab membuat saya ingin seperti beliau yang
memiliki jiwa pemberani dalam menegakkan agama Islam
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa belajar PAI dengan video Islam tayangan Umar Bin
Khaththab membuat mereka ingin seperti beliau yang memiliki
jiwa pemberani dalam menegakkan agama Islam, dan ini
102
berpengaruh dengan psikomotorik siswa. Hal ini dapat dilihat
dari jawaban yang telah diberikan oleh 32 siswa sebagai
sampel.mereka menjawab sangat setuju sebanyak 72% setuju
28% sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%
Diagram 18
Sesudah belajar PAI dengan video Islam tentang tatacara
sholat saya lagsung mempraktekkannya di rumah
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diiterpretasikan bahwa
sesudah belajar PAI dengan video Islam tentang tata cara
sholat mereka langsung mempraktekkannya di rumah, ini
dikaitkan dengan psikomotorik siswa. Hal ini dapat dilihat dari
jawaban yang diberikan oleh 32 siswa yang menjadi sampel.
103
Mereka menjawab sangat setuju 41% setuju 59% sedangkan
yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sama-sama
0%
Diagram 19
Setelah ibu guru menayangkan video tentang hari kiamat
membuat saya rajin beribadah dan mendekatkan diri
kepada kepada Allah SWT
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterprestasikan
bahwa setelahh ibu guru menayangkan video tentang hari
kiamat membuat mereka rajin beribadah dan mendekatkan diri
kepada Allah SWT, ini dikaitkan dengan psikomotorik dan
104
afektif siswa. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang diberikan
oleh 32 siswa yang menjadi sampel. Mereka yang menjawab
sangat setuju 75% setuju 25% tidak setuju dan sangat tidak
setuju sama-sama 0%
Diagram 20
Sesudah ibu guru menayangkan Dodo dan Syamil tentang
rukum iman membuat saya mengerti apa itu rukun iman
dan macam-macamnya
Dilihat dari diagram di atas maka dapat diinterpretasikan
bahwa sesudah ibu guru menayangkan Dodo dan Syamil
tentang rukum iman membuat mereka mengerti apa itu rukunn
iman dan macam-macamnya, ini berkaitan dengan nilai
105
kognitif siswa. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang
diberikan 32 siswa sebagai sampel. Mereka yang menjawab
sangat setuju 53% setuju 47% sedangkan setuju dan sangat
tidak setuju 0%.
Tabel 4.8
Nilai (Skor) Angket Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 35
2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 35
3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 35
4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 30
5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38
6 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 31
7 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 35
8 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38
9 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 34
10 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 34
11 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 35
106
12 3 3 2 4 3 1 3 3 3 4 29
13 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 33
14 2 4 3 4 4 2 3 3 3 3 32
15 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 35
16 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 34
17 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38
18 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 34
19 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 35
20 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38
21 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 36
22 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 36
23 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 36
24 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
26 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 36
27 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32
28 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 32
29 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 35
30 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 36
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
Jumlah 1123
107
C. Analisis Data
Tabel 4.9
Tabel Perhitugan Product Moment
No Subyek X Y XY X2 Y2
1 A 33 35 1555 1089 1225
2 B 35 35 1225 1225 1225
3 C 30 35 1050 900 1225
4 D 35 30 1050 1225 900
5 E 37 38 1406 1369 1444
6 F 33 31 1023 1089 961
7 G 35 35 1225 1225 1225
8 H 33 38 1254 1089 1444
9 I 34 34 1156 1156 1156
10 J 31 34 1054 961 1156
11 K 32 35 1120 1024 1225
12 L 31 29 899 961 841
13 M 35 33 1155 1225 1089
14 N 32 32 1024 1024 1024
15 O 31 35 1085 961 1225
16 P 32 34 1088 1024 1156
17 Q 36 38 1368 1296 1444
18 R 32 34 1088 1024 1156
19 S 36 35 1260 1296 1225
108
20 T 37 38 1406 1369 1444
21 U 33 36 1188 1089 1296
22 V 34 36 1224 1156 1296
23 W 32 36 1152 1024 1296
24 X 31 37 1147 961 1369
25 Y 36 40 1440 1296 1600
26 Z 34 36 1224 1156 1296
27 AA 31 32 992 961 1024
28 BB 34 32 1088 1156 1024
29 CC 32 35 1120 1024 1225
30 DD 32 36 1152 1024 1296
31 EE 39 40 1560 1521 1600
32 FF 39 39 1521 1521 1521
Jumlah N=32 ∑x=
1077
∑y=
1123
∑xy=
37899
∑x2=
34101
∑y2=
39633
Selanjutnya hasil penelitian yang telah dimasukkan ke
dalam tabel di analisis dengan menggunakan rumus product
moment untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya atau tidak
antara penggunaan video Islam sebagai media pembelajaran
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. ∑ (∑ )(∑ )√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) + ( ) ( )√ ( ) ( ) √( ) ( )
109
√ √
= 0,524
D. Interprestasi Data
Setelah mengetahui hasil rxy di atas maka langsung saja
kita mencari nilai interpretasi dengan cara memberikan
interpretasi secara sederhana dan dengan menggunakan tabel
nilai “r” product moment.
1. Interpretasi secara sederhana
berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan di atas maka
diperoleh hasil rxy sebesar 0,524 hal ini membuktikan adanya
pengaruh yang signifikan antara Vaariabel X dengan Variabel
Y.
Besarnya rxy yang didapatkan yaitu 0,524 ternyata terletak
antara 0,40-0,70 berdasarkan pedoman yang terdapat pada
tabel 3 menyatakan bahwa hubungan antara variabel X da
variabel Y merupakan korelasi yang tergolong sedang dan
cukupan.
2. Interpretasi menggunakan tabel Nilai “r” product moment
110
Sebelumnya penulis terlebih dahulu merumuskan hipotesis
alternatifnya (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho) sebagai berikut:
a. Hipotesis Alternatif (Ha) : ada pengruh yang signifikan
antara penggunaan media video Islam dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam
b. Hipotesis Nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara penggunaan media video Islam dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang diajukan maka
penulis membandingkan antara besarnya rxy dan rtabel dengan
cara terlebih dahulu mencari df (degress of freedom)
menggunakan rumus sebagai berikut:
Df = N-nr
Keterangan
Df = degress of freedom
N = number of casses
Nr = banyaknya variabel yang di korelasikan
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang dikorelasikan
yaitu variabel X dan variabel Y maka nr=32-2=30 dengan
diperolehnya nilai df maka dapat dicari besarnya “r”dengan
berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment pada taraf
signifikan 5% dan 1% selanjutnya besarnya rxy dibandingkan
dengan r tabel yaitu:
111
Pada taraf signifikan 5% = 0,349≤0,524
Pada taraf signifikan 1% = 0,449≤0,524
Berdasarkan perbandingan yang telah dikemukakan di atas
maka penulis dapat mengetahui hasilnya bahwa rxy lebih besar
dari pada rtabel pada taraf signifikan 5% dan taraf signifikan 1%
dengan demikian Hipotesis Alternatif (Ha) diterima dan
Hipotesis Nihil (Ho) ditolak. Dengan demikian maka
kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada pengaruh positif
yang signifikan antara penggunaan media video Islam dalam
pembelajaran pendidikan Agama Islam.
Hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan bapak
wakil kepala sekolah bapak Pujo Widodo M.Pd yang diwakili
oleh pengembangan sekolah bapak Hendri Supriyadi S.Pd, dan
hasil wawancara kepada guru PAI kelas 5 ibu Komariyyah
S.ag, maka penulis mendapatkan hasil dari faktor pendukung
dan penghambat pembelajaran, yang menjadi faktor
penghambatnya adalah waktu, sarana dan prasarana yang
masih kurang memadai, seperti yang diharapkan oleh ibu
komariyah kedepannya semoga ada lab agama untuk
menunjang pembelajaran PAI, guru dan motivasi belajar siswa
yang kurang semangat. Sedangkan yang menjadi faktor
pendukungnya adalah dengan adanya sarana dan prasarana
112
seperti media pembelajaran yang merupakan salah satu faktor
pendukung pembelajaran.1
Penulis juga mendapatkan hasil wawancara yang penulis
dapatkan dari kedua siswi yang berada di kelas 5-4 yaitu Aura
dan Azura. Dari wawancara yang telah penulis lakukan maka
hasilnya memang ada pengaruh yang signifikan antara media
video Islam sebagai media dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam. dilihat dari jawaban siswa yang diwawancarai
yaitu pembelajaran PAI dengan video Islam sangat menarik
dan juga dapat memahami pelajaran dengan baik khususnya
pelajaran pendidikan agama Islam.2
E. Temuan Penelitian
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar kompetensi lulusan mata pelajaran pendidikan
agama Islam SD/MI meliputi:
a. Menyebutkan, menghafal, membaca, dan mengartikan
surat-surat pendek dalam Al-Qur’an mulai surat Al-
Fatihah sampai surat Al-Alaq
b. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman
1 Hendri Supriyadi, Komariyah, Ruang Guru SD Dharma Karya UT, 25
Juli 2016, 12:40
2 Aura, Azura, Ruang Kelas 5-4 SD Dharma Karya UT, 16 September
2016, 11:20.
113
c. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta
menghindari perilaku tercela
d. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam.
e. Menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan
dari kisah tersebut dan menceritkan kisah tokoh orang-
orang tercela dalam kehidupan nabi.
2. Standar Ketuntasan Belajar
Tabel 4.10
Standar Ketuntasan Belajar SD Dharma Karya UT
Kompon
en
Ketuntasan Belajar
Kls 1 Kls 2 Kls 3 Kls 4 Kls 5 Kls 6
I II I II I II I II I II I II
Agama 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
PKn 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Bhs. Indo 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
MTK 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
IPA 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
IPS 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Seni
Budaya
75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Penjas 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Mulok 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
114
3. Prestasi Sekolah
a. Juara Tingkat Kecamatan
Tabel 4.11
Prestasi Siswa
No Jenis Lomba Nama Siswa Peringkat
1 Siswa berprestasi
putra
M. Yazhraf
Medinne
I
2 Siswa berprestsi putri Safira Marini W I
3 Cipta puisi Satya Azyumar I
4 Bulu tangkis Ni Putu Niati Putri I
5 Regu berprestasi
putra
Regu inti putra I
6 Mental spiritual Regu inti putra I
7 Patriotisme Regu inti putri II
8 Regu berprestasi putri Regu inti putri II
9 Manajemen regu (pi) Regu inti putri II
10 Manajemen regu (pa) Regu inti putra II
11 Musabaqoh hifdzil
Qur’an
M. Alfaruq Yufiro I
12 Olimpiade agama Anugrah II
13 Pildacil Leo Armadeo II
14 Cipta lagu Hanifah II
15 Olimpiade
matematika
Hanun Thalia Harapan
I
115
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dan hasil peneltian
juga pengujian yang telah dilakukan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan
video Islam sebagai media pembelajaran dalam mata
pelajaran pendidikan Agama Islam. hal ini di dapatkan
dari perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. Dapat dibandingkan
besarnya rxy dengan rtabel dan rxy yang diperoleh adalah
0,524 sedangkan rtabel baik pada taraf sigifikan 5% 0,349
dan taraf signifikan 1% 0,449. Dengan demikian rxy atau
rhitung lebih besar dari pada rtabel. Dengan menggunakan
interpretasi secara sederhana terhadap indeks korelasi
product moment maka Hipotesis Alternatif (Ha)
penggunaan video Islam sebagai media pembelajaran
(variabel X) dalam pembelajaran pendidikan agama
Islam (variabel Y) diterima, sedangkan Hipotesis Nihil
(Ho) ditolak. Dari angka indeks korelasi sebesar 0,524
yang berada diantara 0,40-0,70 maka korelasinya sedang
atau cukup.
116
Sedangkan pemberian interpretasi dengan
menggunakan tabel nilai “r” product moment dengan
diperolehnya nilai df maka dapat dicari besarnya “r”
dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product
moment pada taraf signifikan 5% = 0,349 dan taraf
signifikan 1 % = 0,449 dengan dibandingkan besarnya rxy
yaitu:
Pada taraf signifikan 5% = 0,349< 0,524
Pada taraf signifikan 1% = 0,449<0,524
Berdasarkan perbandingan yang telah dikemukakan
di atas dapat diketahui rxy lebih besar dibandingkan
dengan rtabel pada taraf signifikan 5% dan taraf
signifikan 1% dengan demikian Hipotesis Alternatif (Ha)
diterima dan Hipotesis Nihil (Ho) ditolah. Maka
kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada pengaruh yang
signifikan antara penggunaan video Islam sebagai media
pembelajaran dalam pembelajaran pendidikan agama
Islam di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
B. Saran-Saran
Segala perhatian yang tercurahkan terdapat
pengamatan mendalam. Dalam rangka menuju
kesempurnaan dibutuhkan perhatian dan pengamatan
117
karena segala kekurangan sudah pasti ada dan berusaha
menutupi kekurangan menjadi kesempurnaan itulah
sebuah usaha yang paling utama agar menjadi lebih baik.
Untuk itu penulis ingin mengemukakan pendapat yang
ada di dalam hati penulis di antaranya:
1) Pelajaran agama merupakan pelajaran yang diajarkan
semenjak kecil dan akan selalu dibawa hingga akhir
hayat untuk itu pembelajaran agama baik itu di
rumah maupun di sekolah harus selalu diajarkan
kepada anak untuk bekal selama hidup di dunia dan
di akhirat.
2) Ilmu pengetahuan teknologi yang semakin pesat
harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan sesuai
dengan kebutuhan, di samping banyaknya sisi negatif
yang ada dalam teknologi namun banyak juga sisi
positif yang bisa diambil sebagai pembelajaran baik
itu pembelajaran umum maupun agama.
3) Guru pendidikan agama Islam memiliki peran yang
sangat penting dalam membentuk akhlak siswa,
untuk itu selain mengajarkan, guru agama juga harus
memperhatikan bagaimana tingkah siswa di sekolah
maupun di rumah
118
4) Sebaikknya guru pendidikan agama Islam menjalin
hubugan baik kepada orang tua siswa untuk lebih
mudah mengontrol sikap siswa di luar sekolah.
119
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Pendidikan Islam Transformatif, Jakarta:
Referensi, 2012.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
Dzamaroh Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta: Rieneka Cipta, 2006.
Fathurrohman Pupuh, Sobry Sutikno, Strategi Belajar
Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan
Konsep Islami, Bandung: PT Refika Aditama, 2009.
Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:
Bumi Aksara, 2014.
Hamalik Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rieneka Cipta,
2016.
Https://ekapuspitahandayani.wordpress.com/2012/04/24/pe
ngertian-pembalajaran-pengajaran-pemelajar-dan-
peembelajar/ diakses pada tanggal 7 Agustus 2015
pada pukul 09:00
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
120
Mulyasa E, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung: PT Rosdakarya, 2014.
Munadhi Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan
Baru, Jakarta: Referensi (GP Pres Group), 2013.
Narbuko Cholid, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004
Nata Abudin. Perspektif Islam Tentang Strategi
Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2009.
Nata Abudin, Ilmu Pendidikan Islam Dengan
Pendekatan Multidisipliner, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010
Neolaka Amos, Metode Penelitian dan Statistik, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Irawan Prasetyo, Metode Penelitian, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009.
Majid Abdul, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
Nizar Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2012.
121
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Sadiman S Arief, R Rahardjo, Agung Haryono, Hardjito,
Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014.
Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011.
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2006.
Singarimbun Masri, Sofian Effendi, Metode Penelitian
Survai, Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 1995.
Subana, Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,
Bandung: CV Pustaka Setia, 2009.
Sudjono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta,
Rajawali Pers, 1992.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2015.
Supriyadi Hendri, Komariyah, Ruang Guru SD Dharma
Karya UT, 25 Juli 2016, 12:40
Wiyani Novan Ardy, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Pendidikan Karakter, Bandung: Alfabeta, 2013.