media pembelajaran (chart, poster, video)

31
Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tangguh, unggul, kreatif dan berdaya saing tinggi merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan. Perbedaan kualitas sumber daya manusia antara seseorang, kelompok usaha atau suatu bangsa dengan bangsa lain menyebabkan perbedaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam penguasaan bidang ekonomi, politik, sosial, pertahanan dan keamanan. Bangsa yang mempunyai kualitas SDM tinggi tidak akan berada di garda depan dan dapat memimpin dunia ini. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kualitas SDM rendah akan tertinggal, ditinggalkan dan terpinggirkan di arena percaturan kehidupan dunia. Mereka yang mempunyai kualitas SDM unggul akan menjadi penentu bagi jalannya kehidupan ekonomi, politik dan militer. Pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas SDM. Karena itu, kualitas pendidikan pada semua jenjang dan jenis harus ditingkatkan. Kendati keadaan perekonomian kita saat ini sedang dilanda krisis dan resesi, tetapi sektor pendidikan harus tetap mendapat prioritas. Sebab, kalau tidak, kualitas SDM semakin terpuruk, yang pada gilirannya membuat bangsa kita semakin tertinggal. Memang tepat apa yang ditayangkan dalam layanan iklan

Upload: selvirabilasalsa

Post on 28-Nov-2015

393 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: media pembelajaran (chart, poster, video)

Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia yang tangguh, unggul, kreatif dan berdaya

saing tinggi merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan. Perbedaan

kualitas sumber daya manusia antara seseorang, kelompok usaha atau suatu

bangsa dengan bangsa lain menyebabkan perbedaan dalam penguasaan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam

penguasaan bidang ekonomi, politik, sosial, pertahanan dan keamanan. Bangsa

yang mempunyai kualitas SDM tinggi tidak akan berada di garda depan dan dapat

memimpin dunia ini. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kualitas SDM rendah

akan tertinggal, ditinggalkan dan terpinggirkan di arena percaturan kehidupan

dunia.

Mereka yang mempunyai kualitas SDM unggul akan menjadi penentu bagi

jalannya kehidupan ekonomi, politik dan militer. Pendidikan adalah salah satu

sarana untuk meningkatkan kualitas SDM. Karena itu, kualitas pendidikan pada

semua jenjang dan jenis harus ditingkatkan. Kendati keadaan perekonomian kita

saat ini sedang dilanda krisis dan resesi, tetapi sektor pendidikan harus tetap

mendapat prioritas. Sebab, kalau tidak, kualitas SDM semakin terpuruk, yang

pada gilirannya membuat bangsa kita semakin tertinggal. Memang tepat apa yang

ditayangkan dalam layanan iklan sosial di televisi bahwa kita harus tetap sekolah

meskipun keadaan sangat sulit. Untuk mengenyam pendidikan, terutama jenjang

pendidikan menengah dan tinggi tidak selalu harus pergi ke sekolah atau kampus,

yang berdaya tampung sangat terbatas. Seiring dengan kemajuan teknologi

komunikasi dan pemanfaatan jaringan internet maupun intranet, dimungkinkan

untuk bisa memperoleh pendidikan jarak jauh.

Dalam perkembangan pendidikan yang semakin maju, disini pendidikan

mencoba menyuguhkan inovasi baru dalam pembelajaran. Inovasi baru itu adalah

media pembelajaran dengan menggunakan Wallchart, Poster, Film dan Vedeo.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang wallchart , Poster, Film dan Vedeo dan

Page 2: media pembelajaran (chart, poster, video)

kita akan segerta mengetahui wallchart , Poster, Film dan Vedeo secara

mendalam.

Bahan ajar tersebut dapat disajikan dalam bentuk:

1. Bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja

siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.

2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact

disk audio.

3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.

Bahan ajar multimedia

4. interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted

Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan

ajar berbasis web (web based learning materials)

Dimana Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar

terjadi.

Media Wall Chart

Media Wall Chart adalah benda yang sebenarnya yang dapat diamati secara

langsung oleh panca indera dengan cara melihat, mengamati, dan memegangnya

secara langsung tanpa melalui alat bantu. Wallchart juga adalah bahan cetak,

biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan

posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru,

maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan

proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu

melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai

bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi

kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan

Page 3: media pembelajaran (chart, poster, video)

materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama,

dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus

makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.

Kriteria Wallchart yang baik

Dalam memilih wallchart perlu mempertimbangkan beberapa hal yang terkait

dengan sajiannya, antara lain:

1. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk wallchart harus memiliki

relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.

2. Bagan atau grafik yang disajikan harus benar secara substansi atau dengan

kata lain tidak menampilkan data yang salah.

3. Ditampilkan dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis.

4. Ada perimbangan antara besarnya kertas dengan bagan yang ada didalamnya,

sehingga bagan tampak indah dipandang. Biasanya sebuah lembaran wallchart

tidak akan habis oleh bagan yang ada didalamnya, melainkan terdapat sisa di

sisi kanan, kiri, atas, dan bawahnya.

5. Beberapa wallchart dapat dibeli di toko.

6. wallchart harus memenuhi kriteria :

a) memiliki kejelasan tentang kompetensi dasar dan materi pokok yang harus

dikuasai oleh peserta didik,

b) diajarkan untuk berapa lama,

c) cara menggunakannya.

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-

kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau

kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang

lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan

aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat

Page 4: media pembelajaran (chart, poster, video)

kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya,

ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.

Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard

mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983). Kreteria

pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan

dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas

pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan,

kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang

ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak

tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah

media itu.

Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media konvensional. Thorn mengajukan

enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria

penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus

dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar

komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria

yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini

adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi

kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah

integrasi media dimana media harus mengintegrasikan aspek dan keterampilan

bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus

mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria.

Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang

dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar.

Sehingga pada waktu seseorang selesai menjalankan sebuah program dia akan

merasa telah belajar sesuatu.

Kelebihan dan kelemahan Wallchart

Kelbihan yang dimiiliki oleh media wallchart ini adalah :

Page 5: media pembelajaran (chart, poster, video)

a. Lebih focus ke materi yang disampaikan karena melalui bagan-bagan yang

sesuai dengan materi.

b. Bentuknya dibuat menarik untuk menumbuhkan minat seseorang.

c. Dapat di temple di dinding sehingga dapat dilihat kapan saja.

d. Bisa disesuaikan dengan materi yang disampaikan.

Kekurangan dari media wallchart adalah :

a. bentuk yang besar menjadi lebih sulit untuk disimpan.

b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

c. Dll

Kriteria Poster Pembelajaran yang Baik

Poster pembelajaran dalam dunia pendidikan cukup memiliki peran yang

sangat penting saat proses pembelajaran. Dalam hal ini agar poster pembelajaran

digunakan secara efektif maka kita perlu tahu mengenai kriteria poster

pembelajaran yang tersebut.

Poster tidak hanya penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi

Page 6: media pembelajaran (chart, poster, video)

dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang

melihatnya.

Kriteria poster yang baik hendaklah:

1. Sedehana

Dalam hal ini yang dimaksud sederhana itu adalah poster ditampilakan tidak

banyak tulisan, dan ringkas dibatasi hal-hal yang penting saja. Tetapi antara

gambar dan tulisan harus punya maksud yang berkesinambungan. Karena

tujuan dari pembuatan poster itu sendiri supaya yang melihat tahu maksud

pesan yang disampaikan poster tersebut dan pesan dengan maksud untuk

menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan

gagasan yang berarti didalam ingatannya.

2. Menyajikan satu ide dan untuk mencapai suatu tujuan yang pokok

Tujuan dari penyampaian pesan dalan poster tersebut harus jelas dan fokus

sesuai gagasan yang telah dibuat. Jadi pesan yang disampaikan dalam poster

tidak boleh melenceng dari tujuan semula.

3. Bewarna

Warna yang digunakan harus menarik perhatian yang melihatnya dan didesain

sesuai keharmonisan antara gambar dan tulisan dalam poster tersebut. Karena

ketepatan menentukan warna sangat berpengaruh dalam keindahan poster yang

ditampilkan.

4. Slogannya ringkas dan jitu

Pemilihan kata yang digunakan harus singkat, padat, dan jelas, dan bertele-tele

Page 7: media pembelajaran (chart, poster, video)

sehingga penikmat poster cepat memahami apa maksud pesan yang

disampaikan dari poster tersebut.

5. Tulisannya jelas

Tulisan yang dipakai adalah bentuk tulisan yang sederhana, mudah dibaca, dan

komunikatif.

Tulisan yang digunakan harus disesuaikan dengan tata letak poster itu sendiri.

dalam pemilihan warna, tulisan (besar-kecilnya), background, serta gambar

harus tepat agar tulisan yang ada didalamnya bisa terbaca, jangan menimbulkan

makna ambigu didalamnya supaya tidak terjadi miss conception.

6. Motif dan desain bervariasi

Supaya dalam penyampainan poster tidak membosankan. Jadi poster harus

didesain sekreatif mungkin agar selalu menarik bagi siapa yang melihatnya.

7. Tepat guna

Dalam hal ini tepat guna dimaksudkan sasaran yang dituju dalam pembuatan

poster itu, yaitu untuk siapa poster itu ditujukan. Dalam pembelajaran poster

ditujukan sesuai jenjangnya.

Aplikasi poster sebagai media dalam pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai (2005: 56), ada beberapa macam penguunaan

poster sebagai media pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

a. Untuk motivasi

Penggunaan poster dalam pengajaran sebagai pendorong atau motivasi kegiatan

Page 8: media pembelajaran (chart, poster, video)

belajar siswa dengan menggunakan poster-poster yang dapat memotivasi para

peserta didik itu sendiri.

b. Sebagai peringatan

Penggunaan poster yang kedua, diartikan sebagai suatu peringatan atau

menyadarkan. Poster bisa menyadarkan setiap anak sekolah dasar bahwa

menggosok gigi itu sangat penting, memerlihara kebersihan lingkungan dapat

mencegah penyakit dan lain-lain.

c. Pengalaman yang kreatif

Sebagai alat bantu mengajar poster memberi kemungkinan belajar kreatif dan

partisipasi. Kehadiran poster dalam proses belajar mengajar memberi

kesempatan kepada siswa untuk melukiskan tentang apa-apa yang dipelajari

mereka. Dengan perkataan lain, poster memberikan pengalaman baru sehingga

menumbuhkan kreativitas siswa dalam belajarnya.

Kelebihan dan Kelemahan Poster Media Pembelajara

Dalam penggunaan poster sebagai media pembelajaran tentu tak lepas dari

kelebihan dan kekurangannya sebagaimana media-media pembelajaran yang lain.

1. Kelebihan

Adapun kelebihan dari poster sebagai media dalam pembelajaran adalah:

a. Memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi sehingga memikat dan

menarik perhatian.

b. Merangsang motivasi belajar.

Page 9: media pembelajaran (chart, poster, video)

Poster dapat merangsang anak untuk mempelajari lebih jauh dan atau ingin

lebih tahu hakikat dari pesan yang disampaikan

c. Simple.

d. Memiliki makna yang luas

e. Dapat dinikmati secara individual dan klasikial

f. Dapat dipasang/ditempelkan di mana-mana, sehingga memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mempelajari dan mengingat kembali apa yang telah

dipelajari.

g. Dapat menyarankan perubahan tingkah laku kepada peserta didik yang

melihatnya.

2. Kelemahan

Adapun kelemahan yang terdapat pada penggunaan poster sebagai media

pembelajaran :

a. Sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang yang melihatnya.

b. Karena tidak adanya penjelasan yang terinci, maka dapat menimbulkan

interpretasi yang bermacam-macam dan mungkin merugikan.

c. Suatu poster akan banyak mengandung arti/makna bagi kalangan tertentu, tetapi

dapat juga tidak menarik bagi kalangan yang lainnya.

d. Bila poster terpasang atau terpancang terlalu lama di suatu tempat, maka akan

berkurang nilainya, bahkan akan membosankan orang yang melihatnya.

Page 10: media pembelajaran (chart, poster, video)

    Pengertian Video

Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya

melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat.

Macam – macam pengertian Video adalah:

1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi;

2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi.

3) sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar.

Tidak jauh berbeda dengan definisi tersebut, video merupakan “the storage of

visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman

gambar dan penanyangannya pada layar televise). Dari beberapa definisi di atas,

dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat,

utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan

penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.

Kebanyakan orang yang memahami video dalam dua pengertian:

1. sebagai rekaman gambar hidup yang ditayangkan (di sini video sama dengan

film, dan pada makalah ini penyebutan video seringkali dipakai bergantian

Page 11: media pembelajaran (chart, poster, video)

dengan film). Aplikasi umum dari video adalah televisi atau media proyektor

lainnya; dan

2. sebagai teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan

gambar bergerak. Di sini  istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari

videotape, dan juga perekam video dan pemutar video.

Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual

atau media pandang-dengar .

Kelebihan dan Kekurangan Media Video Pembelajaran

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di

antaranya. Video merupakan media yang cocok untuk pelbagai media

pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri

sekalipun . Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa saat ini yang

tumbuh berkembang dalam dekapan budaya televisi, di mana paling tidak setiap

30 menit menayangkan program yang berbeda. Dari itu, video dengan durasi yang

hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat

mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa.

Selain itu, menurut Smaldino sendiri, pembelajaran dengan video multi-suara

bisa ditujukan bagi beragam tipe pebelajar. Teks bisa di display dalam aneka

bahasa untuk menjelaskan isi video. Beberapa DVD bahkan menawarkan

kemampuan memperlihatkan suatu objek dari berbagai sudut pandang yang

berbeda. Disc juga memberikan fasilitas indeks pencarian melalui judul, topik,

jejak atau kode-waktu untuk pencarian yang lebih cepat.

Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pebelajar, dan

setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah

kognitif, pebelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah

masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara

Page 12: media pembelajaran (chart, poster, video)

dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu

menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman

siswa terhadap materi ajar.

Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur

emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat

dilepaskan dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia

mampu secara langsung sampai kepada sisi penyikapan personal dan sosial siswa.

Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira,

atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu,

menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau

sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.

Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan

bagaimana sesuatu bekerja. Video pembelajaran yang merekam kegiatan motorik

siswa juga memberikan kesempatan pada mereka untuk mengamati dan

mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari

teman-temannya.

Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video

memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah

mereka saksikan secara berjama’ah. Misalnya tentang resolusi konflik dan

hubungan antar sesama, mereka bisa saling mengobservasi dan menganalisis

sebelum menyaksikan tayangan video.

Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film

dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya

adalah:

  Mengatasi jarak dan waktu

   Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam

waktu yang singkat

Page 13: media pembelajaran (chart, poster, video)

   Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan

dari masa yang satu ke masa yang lain.

  Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan

  Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.

  Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa

  Mengembangkan imajinasi

 Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih

realistik

 Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas

sosial yang akan dibedah di dalam kelas

  Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta

didik dalam mengekspresikan gagasannya.

Selain kelebihan, video/film juga memiliki kekurangan, di antaranya:

sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga terlalu menekankan

pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut; pemanfaatan

media ini juga terkesan memakan biaya tidak murah, terutama bagi guru, maaf,

dengan gaji pas-pasan di negeri ini; dan penanyangannya juga terkait peralatan

lainnya seperi video player, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain.

  Piranti Video

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, video merupakan teknologi pemrosesan

sinyal elektronik yang meliputi gambar gerak dan suara. Piranti yang berkaitan

dengan video adalah playback, storage media (seperti pita magnetik dan disc), dan

monitor. Nah, agar mampu memanfaatkan video sebagai alternatif media untuk

pembelajaran, ada baiknya kita mengetahui piranti media video ini, di antaranya:

1.   Video Pita Magnetik (Video Tape Recorder [VTR], Video Cassette Recorder

[VCR], dan Mini-DV)

Page 14: media pembelajaran (chart, poster, video)

2.    Video Disc, Video Compact Disc (VCD) Digital Video/Versatile Disc (DVD)

3.    Handycam, camera.

Prinsip-prinsip Video sebagai Media Pembelajaran

Adapun prinsip yang harus diperhatikan adalah:

1. Adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media, untuk siapa,

dipakai dimana, keperluan apa dan lain sebagaina.

2. Familiaritas media, pengguna media harus mengenal sifat dan ciri-ciri media

yang akan dipilih.

3. Media pembanding, hal ini diperlukan untuk memberikan alternatif

pertimbangan dalam rangka mengambil kepurusan yang tepat tentang media

ang akan dipergunakan,

Adanya norma atau patokan yang akan dipakai dan dikenakan pada proses

pemilihan.

Membuat media Video sederhana

Bila kita ingin menggunakan media video untuk pembelajaran, akan lebih baik

kalau kita memproduksinya sendiri, karena sebagai pengajar, kitalah yang

mengerti topik dan ranah kompetensi yang dituju, sehingga media video sesuai

dengan yang diinginkan. Adapun cara membuat video sederhana adalah sebagai

berikut:

1. Tentukan tema pembelajaran.

2. Sediakan hardware seperti video camera, sertakan dengan media penyimpanan

seperti CDR, DVD, USB untuk transfer video ke computer dan

Laptop/Notebook, yang nantinya digunakan untuk editing video yang sudah

direkam.

3. Rekam gambar dengan camerecorder.

Page 15: media pembelajaran (chart, poster, video)

4. Berikutnya seting  kamera pada mode Play, kemudian hubungkan kamera ke

komputer menggunakan USB. Pastikan komputer telah mendeteksi kamera

yang kita sambungkan.

5. Gunakan aplikasi video editing seperti Windows Movie Maker untuk

melakukan pengolahan video.

Beberapa Jenis Teknik Video

Salah satu media pembelajaran yang menjadikan pembelajaran menjadi

menarik dan berkesan adalah dengan video. Teknik video adalah alat elektronik

yang melibatkan televisi, pita rekaman dan perekam video. Ada dua jenis

pengajaran yang bisa digunakan dalam pengajaran teknik video, yaitu:

a. Ideo Pengajaran Terus

Yaitu mengajar di kelas dengan skrin tv secara langsung. Cara ini lebih

sesuai untuk peringkat asas dan mendengar. Di dalam VPT hanya terdapat satu

bahasa pengantar dan satu pembawa acara di dalam skrin tv yang membimbing

pelajar. Di dalam skrin tv akan menonjolkan item-item penting yang akan

dipelajari dan terdapat juga arahan yang menerangkan apa yang patut

diperhatikan dan dilakukan oleh pelajar untuk menelusuri video tersebut.

Dalam VPT, tayangan video itu mempersembahkan bahasa baru dan guru

berperan menyusulinya dengan buku dan pits video sebagai latihan dan

eksploitasi. Biasanya bahasa yang dipilih, adalah bertujuan untuk memenuhi

keperluan tertentu. Dengan demikian guru akan mengunakan video sebagai

sumber belajar.

b. Video Sumber

Video sumber tidak mengandungi bahan pengajaran secara terus, tetapi input

bahasa yang yng dipilih dan degred masih berdasarkan pelajaran bahasa dan

merupakan jenis pengajaran secara tidak langsung. Tujuan sumber video adalah

untuk memberi ilustrasi bahasa baru bagi sesuatu tahap tertentu.

Page 16: media pembelajaran (chart, poster, video)

Jenis-jenis teknik video:

a. Pemahaman Mendengar (cloze/listening comphrehension)

Pada jenis ini terdapat berbagai aktivitas yang dijalankan. Para pelajar bisa

diberi beberapa skrip narator cerita di dalam video dengan beberapa perkataan

yang ditiadakakan. Tugas pelajar ialah mengisi tempat-tempat yang kosong

dengan teliti. Sebagai alternatif, peserta didik boleh diminta untuk menjawab

soal-soal pemahaman berdasarkan video yang dipertontonkan.

b. Tayangan Senyap (Silent Viewing)

Audio ditutup dan guru meminta siswa hanya menonton visual yang terdapat

pada skrin TV. Siswa dibiarkan menerka apa yang dikatakan pada video yang

mereka tonton. Mungkin mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami

perkataan yang ada dalam video tapi setidaknya mereka mampu memberitahu

kata-kata kunci dan frasa.

c. Tayangan Bersilang (Jigsaw Viewing)

Setiap siswa secara berpasangan duduk saling membelakangi antara satu sama

lain. Salah satu dari merreka menghadap monitor TV sebaliknya pasangannya

menghadap ke arah sebaliknya. Anak yang tidak melihat video ditanya oleh

anak yang melihat video.

Misalnya, siapakah orang yang memakai bajju warna hijau?

Dimanakah video itu berlaku? Dan sebagainya.

Siswa yang menghadap video perlu memberikan opsi jawaban, dan siswa

yang bisa menjawab dengan benar dianggap menang.

d. Tayangan Bersinar dengan Komentar (Jigsaw Viewing With Commentary)

Setiap siswa duduk secara berpasangan dengan belakang membelakangi satu sama

Page 17: media pembelajaran (chart, poster, video)

lain. Guru memberitahu bahwa siswa yang tidak mengadap skrin TV, harus

menjawab soal-soal berdasarkan sekuen video selepas aktivitas itu selesai dan

pemenangnya adalah pasangan yang berupaya menjawab yang paling tepat.

Kemudia guru menayangkan video dengan menutup audionya, siswa yang

menghadap skrin memberi komentar secara langsung tentang apa yang

ditayangkan dalam video. Dan pasangannya harus memberi soal-soal untuk

mendapatkan maklumat yang lebih banyak.

e. Pencarian Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)

Warna pada skrin dikurangi supaya menjadi gelap dan tak ada apapun dapat

dilihat. Sehingga hanya ada perkataan, komentar dan kesan-kesan bunyi yang bisa

didengar, siswa diharapkan dapat menerangkan tentang aksi, watak, emosi, obyek

dan sebagainya yang mereka rasa ada ditayangan.

f. Ramalan (Prediction)

Ramalan bisa meliputi semua apa yang akan berlaku sebelumnya dan apa yang

kan dikatakan seterusnya. Kedua aktivitas ramalan ini mengharuskan siswa

meramal sekuen video yang dihentikan secara tiba-tiba untuk menimbulkan

respon lisan atau tulisan terkait dengan apa yang akan terjadi seterusnya.

Kemudian untuk mengetahui hasil respun dan pembicaraan-pembicaraan

selanjutnya. Siswa akan dipertontonkan jalan cerita sebenarnya dari video.

g. Ramalan Sebelum (Reverse Prediction)

Aktivitas ini sangat sesuai untuk siswa yang baik penguasaan bahasanya. Dalam

aktivs ini, siswa ditunjukkan bagian akhir dari cerita yang ditayangkan video yang

Page 18: media pembelajaran (chart, poster, video)

pendek. Siswa diminta memberi penjelasan secara lsan dan tertulis bagaimana

awal cerita dari akhir video yang ditayangkan. Kemudia siswa mempersembahkan

cerita versi mereka. Persembahan bisa dijalankan secara keseluruhan video itu

dari awal hingga akhir.

h. Urutan (Sequencing)

Siswa-siswa diberikan skrip video bertulis yang telah dicampuradukkan. Tugas

mereka adalah menyusun skrip itu menjadi benar. Kegiatan ini paling cocok untuk

video yang sekuennya menerangkan tentang proses-proses dan melibatkan

seorang narator. Cara yang lain yaitu guru menyunting video itu dan

mencampuradukkan peristiwa-peristiwa dalam video itu. Kemudian siswa-siswa

mendiskusikan tentang bagaimanakah sebenarnya urutan video yang bagus .

Page 19: media pembelajaran (chart, poster, video)

PENUTUP

KESIMPULAN

Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat

visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa

dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi

Media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected

motion media , namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.

Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh

para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari

faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan

buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat

mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek

langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek

dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar -

gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.Serta dapat

disimpulkan:

1.             Penggunaan Sarana/Media Pembelajaran wallchart,poster,film dan video sangat 

berpengaruh bagi peroses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 

2.             Penggunaan media wallchart,poster,film dan video dapat mempermudah siswa 

dalam memahami pelajaran.

Page 20: media pembelajaran (chart, poster, video)

3.             Dengan menggunakan media wallchart,poster,film dan video dalam media 

pembelajaran dapat menggambarkan peristiwa masa lalu secara relistis, memperjelas 

hal-hal yang abstrak, dan dapat diulang untuk menambah kejelasan.

4.             wallchart,poster,film dan video merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran 

atau yang sering disebut dengan media. Jadi, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan 

bahwa pemanfaatan media wallchart,poster,film dan video sangat membantu 

perkembangan proses pembelajaran. 

5.             Bila kita ingin menggunakan wallchart,poster,film dan video untuk pembelajaran, 

akan lebih baik kalau kita memproduksinya sendiri, karena sebagai pengajar, kitalah 

yang mengerti topik dan ranah kompetensi yang dituju, sehingga wallchart,poster,film 

dan video sesuai dengan yang diinginkan.

b.        SARAN

1.    Pendidik diharapkan terus menerus berinovasi dalam mempersiapkan media 

wallchart,poster,film dan video yang dapat menunjang proses pembelajaran 

2.    Perlunya peningkatan profesionalisme pendidik dalam pembuatan dan penggunaan 

media melalui pendidikan dan pelatihan secara kontinyu.

Page 21: media pembelajaran (chart, poster, video)

DAFTAR PUSTAKA

Ø http://118.98.216.59/subdom/modul/bahan/it_media-pemb-berbasis-it_2008/

bab2a.htm

Ø http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/06/kekurangan-dan-kelebihan-

media/

1.          Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada 

Press, Ciputat.

2.          Prent, K. Dkk. 1969. Kamus Latin-Indonesia. Penerbit Kanisius. Jakarta.

3.          Rahardjo. 1988. Media pembelajaran, CV. Rajawali, Jakarta

4.          Salim, Peter. 1996. The Contemporary English-Indonesian Distionary. Modern English 

Press. Jakarta.

5.          Setyosari, Punaji & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Penerbit Elang Mas. Malang

6.          Smaldino, Sharon E, dkk. 2008. Instructional Technology and Media for Learning. 

Pearson Merrill Prentice Hall. Ohio.

7.          Tim Penyusun, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

8.          http://sablinews.blogspot.com diakses pada 28 April 2011//08.16 Wita.

http://gunawansusilo.blogspot.com/video sebagai media pembelajaran seni

http://id.wikipedia.org/wiki/Video