pengaruh totalitas kerja dan dukungan sosial...

113
i PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PEGAWAI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Elisa NIM: 11140700000069 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H / 2018M

Upload: others

Post on 14-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

i

PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL

TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF

PEGAWAI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Elisa

NIM: 11140700000069

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H / 2018M

Page 2: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan
Page 3: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan
Page 4: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan
Page 5: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

iii

MOTTO

“There is only one thing that makes a

dream impossible to achieve: the fear of

failure.”― Paulo Coelho

Page 6: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

iv

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Maret 2018

C) Elisa

D) Pengaruh Totalitas Kerja Dan Dukungan Sosial terhadap Kesejahteraan Subjektif

Pegawai

E) xiv + 87 halaman + lampiran

F) Karyawan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu

perusahaan. Sebagian besar waktu karyawan banyak dihabiskan di kantor atau

tempat indvidu bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia yang bekerja di

suatu perusahaan menghendaki adanya rasa aman dan nyaman serta sejahtera

lahir dan batin bagi dirinyaTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh Totalitas Kerja dan Dukungan Sosial pada kesejahteraan subjektif

pegawai.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan subjektif adalah FS

(Flourishing Scale) dan SPANE (Scale of Positive and Negative Experience),

untuk alat ukur totalitas kerja adalah Utrecht Work Engagement Scale (UWES) 9

item yang dikembangkan oleh Balducci, Fraccaroli, & Schaufeli (2010). Untuk

alat ukur dukungan sosial menggunakan alat ukur yang dikonstruk dengan

menggunakan empat dimensi sesuai dengan teori sarafino (2011).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan analisis regresi

berganda yang melibatkan sampel sebanyak 512 Pegawai. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, kesimpulan pertama yang diperoleh dari

penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan Totalitas Kerja dan

Dukungan Sosial terhadap kesejahteraan subjektif pegawai dengan proporsi

varians sebesar 45,8%. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang

menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi terhadap dependent

variable, diperoleh ada empat koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi

kesejahteraan subjektif yaitu: (1) dedikasi; (2) keterlarutan; (3) dukungan

instrumental ; (4) dukungan persahabatan.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi institusi

untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

subjektif, khususnya Totalitas kerja dan Dukungan Sosial.

G) Buku; 7 + jurnal; 30 + internet; 2

Page 7: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

v

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) March 2018

C) Elisa

D) The effect Work engagement and social support on subjective wellbeing

employees

E) xii + pages + attachments

F) Employees greatly affect the development and progress of a company.Most

of the time many employees are spent in the office or workplace. It is

undeniable that people working in a company want a sense of security and

comfort and prosperous birth and mental for himself The purpose of this

study is to determine the effect of Work engagement and Social Support

on subjective wellbeing employees.

The measuring instruments used to measure subjective wellbeing are FS

(Flourishing Scale) and SPANE (Scale of Positive and Negative

Experience), for the work totality tool is Utrecht Work Engagement Scale

(UWES) 9 items developed by Balducci, Fraccaroli, & Schaufeli ( 2010).

For social support measures use measuring tools that are constructed

using four dimensions in accordance with the theory of sarafino (2011).

This study uses a quantitative approach with multiple regression analysis

involving a sample of 512 employees. The sampling technique used in this

study is non-probability sampling. Based on the results of hypothesis

testing, the first conclusion obtained from this study is that there is a

significant effect of Work Totality and Social Support to the subjective

well-being of employees with the proportion of variance of 45.8%.

Furthermore, based on the results of minor hypothesis testing that tested

the significance of each regression coefficient to dependent variable,

obtained there are four regression coefficient which significantly influence

subjective welfare that is: (1) dedication; (2) absorption ; (3) instrumental

support; (4) friendly support. The results of this study can be used as a positive input material for the

constitution to pay more attention to the factors that can affect subjective

wellbeing, especially the work engagement and Social Support.

G) Reading materials 39: 7 book + 30 journal + 2 of a news article

Page 8: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

para sahabat, keluarga, para pengikutnya, dan para penerus perjuangan beliau hingga

akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

penyusunan skripsi ini tentunya penulis dibantu oleh berbagai pihak sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Abdul Rahman Saleh, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan banyak arahan, bimbingan, motivasi dan masukan yang sangat berarti

dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan

maksimal.

3. Bapak Dr. Gazi Shalom, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah

Page 9: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

vii

membantu, mendukung, memberi nasihat serta arahan selama masa perkuliahan.

4. Seluruh dosen dan staff Fakutas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan

skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis Bapak Kasda dan Ibu Suminah beserta seluruh kakak-kakak

dan adik-adik penulis, Untari, Muhammad Hasanudin, Budi santoso, Rahmani,

Ahmad Dlobith F, Asminah, Sunengsih, Ruli Agustian, Erina, dan Bambang kas,

terimakasih atas semua doa restu, dukungan, motivasi dan sumber inspirasi serta

semangat luar biasa yang telah kalian berikan kepada penulis untuk selalu

meneruskan perjuangan ini agar mencapai yang terbaik.

6. Yulianto Jerry. Terima kasih telah menjadi partner yang selalu menemani penulis,

memberi pengertian, semangat, dukungan, arahan dan motivasi kepada Penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat penulis, Yessica Putriandeta, Ogie Trivani, Achmad Afrizal Fauzan,

Avindra Risandy dan Zahra Zahronah. Terimakasih telah menjadi bagian penting

dalam hidup penulis, menjadi keluarga penulis. Terimakasih atas semua canda,

tawa, tangis, susah dan senang. Terimakasih atas motivasi dan kesabaran kalian

yang selalu menjadi tempat penulis berkeluh kesah.

8. Seluruh keluarga besar HMI Kompsi. Terimakasih atas pengalaman dan pelajaran

hidup yang telah diberikan selama ini.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

Page 10: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

viii

segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan dalam membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini ada dari segala keterbatasan dan jauh

dari sempurna, maka penulis mohon maaf apabila ada kekurangan. Akhir kata penulis

berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 16 juli 2018

Penulis

Elisa

Page 11: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................ ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakangMasalah ............................................................................. 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 9

1.2.1. Pembatasan Masalah ...................................................................... 9

1.2.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 10

1.3.1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10

1.3.2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11

1.3.2.1. Manfaat Teoritis .............................................................. 11

1.3.2.2. Manfaat Praktis ............................................................... 12

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1. Kesejahteraan Subjektif ......................................................................... 13

2.1.1. Definisi Kesejahteraan Subjektif ................................................. 13

2.1.2. Dimensi-Dimensi Kesejahteraan Subjektif ................................. 15

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesejahteraan subjektif ....... 17

2.1.4. Pengukuran Kesejahteraan Subjektif ........................................... 20

2.2. Totalitas Kerja ....................................................................................... 21

2.2.1. Definisi Totalitas Kerja ................................................................ 21

2.2.2. Dimensi Totalitas Kerja .............................................................. 22

2.2.3. Pengukuran Totalitas Kerja ......................................................... 24

2.3. Dukungan Sosial ..................................................................................... 25

2.3.1. Definisi Dukungan sosial ............................................................. 25

2.3.2. Dimensi Dukungan Sosial ............................................................ 26

2.3.3. Pengukuran Dukungan Sosial ...................................................... 27

2.4. Kerangka Berfikir ................................................................................... 28

2.5. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 32

Page 12: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

x

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 34

3.2. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel ............................ 34

3.3. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 36

3.4.UJi Validitas Konstruk ............................................................................. 39

3.4.1 Uji Validitas Skala Kesejahteraan Subjektif ................................ 41

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Totalitas Kerja ................................ 44

3.4.2.1 Semangat ......................................................................... 44

3.4.2.2 Dedikasi ........................................................................... 45

3.4.2.3 Keterlarutan .................................................................... 47

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Dukungan Sosial ............................ 48

3.4.3.1 Dukungan Emosional ...................................................... 49

3.4.3.2 Dukungan instrumental ................................................... 50

3.4.3.3 Dukungan informasi ....................................................... 51

3.4.3.4 Dukungan persahabatan ................................................. 53

3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................... 55

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Sampel Penelitian .............................................................. 58

4.1.1. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ......................................... 59

4.1.2. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .......................................... 60

4.3.1 Kategorisasi Tingkat Kesejahteraan Subjektif ................... 61

4.3.2 Kategorisasi Tingkat Semangat ......................................... 62

4.3.3 Kategorisasi Tingkat Dedikasi ............................................ 62

4.3.4 Kategorisasi Tingkat Keterlarutan ..................................... 63

4.3.5 Kategorisasi Tingkat Dukungan Emosional ...................... 64

4.3.6 Kategorisasi Tingkat Dukungan Instrumental ................... 65

4.3.7 Kategorisasi Tingkat Dukungan Informasi ...................... 65

4.3.8 Kategorisasi Tingkat Dukungan Persahabatan ................. 66

4.2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................................ 67

4.2.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian…………………………….67

4.2.2. Pengujian Proporsi Varians Pada Setiap Variabel Independent ... 72

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1.Kesimpulan .............................................................................................. 74

5.2.Diskusi ..................................................................................................... 80

5.3. Saran ....................................................................................................... 80

5.3.1. Saran Metodologis ............................................................. 80

5.3.2. Saran Praktis ...................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 88

Page 13: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

xi

Page 14: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print skala Kesejahteraan Subjektif…………………. 36

Tabel 3.2 Blue Print Skala Totalitas Kerja …………………………. 37

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Sosial ……………………….. 38

Tabel 3.4 Muatan Faktor item kesejahteraan subjektif………………. 42

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item skala semangat………………………. 44

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Skala dedikasi……………………….. 45

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Skala keterlarutan…………………… 47

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Skala Dukungan Emosional………… 48

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Skala Dukungan instrumental………. 50

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala Dukungan Informasi…………. 51

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Skala Dukungan Persahabatan............. 53

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian……………………………… 61

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian.................................. 63

Tabel 4.3 Norma Skor Katgeorisasi….................................................. 63

Tabel 4.4 Kategorisasi Tingkat Kesejahteraan Subjektif…………….. 64

Tabel 4.5 Kategorisasi Tingkat Semangat…......................................... 65

Tabel 4.6 Kategorisasi Tingkat Dedikasi…………………………….. 65

Tabel 4.7 Kategorisasi Tingkat Keterlarutan………………………… 66

Tabel 4.8 Kategorisasi Tingkat Dukungan Emosional………………. 66

Tabel 4.9 Kategorisasi Tingkat Dukungan Instrumental……………. 67

Tabel 4.10 Kategorisasi Tingkat Dukungan Informasi……………….. 68

Tabel 4.11 Kategorisasi Tingkat Dukungan Persahabatan…………… 69

Tabel 4.12 R square…………………………………………………… 69

Tabel 4.13 Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV………………… 70

Tabel 4.14 Koefisien Regresi…………………………………………. 71

Tabel 4.15 Proporsi varians…………………………………………… 72

Page 15: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir................................................ 42

Page 16: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan survey PWC 2017 yang dilansir dari laman finansialku.com terdapat

53% karyawan yang stres akibat masalah keuangan keluarga. Dengan demikian bisa

di identifikasikan bahwa 53% karyawan tidak sejahtera dalam pekerjaannya. Dari

sekian banyak perusahaan yang memperhatikan kesejahteraan karyawannya, Tidak

dapat dipungkiri bahwa masih banyak juga perusahaan yang belum atau tidak

memperhatikan kesejahteraan karyawannya (Archand, 2011).

Hal ini sejalan dengan berita yang dikutip dari brignews (2015) yang

menyebutkan bahwa kesejahteraan karyawan di Indonesia berbanding terbalik dengan

kesejahteraan pekerja asing. Di Indonesia masih banyak pekerja yang gajinya di

bawah upah minimum serta tidak memperoleh tunjangan dan fasilitas yang

seharusnya di penuhi oleh perusahaan atau suatu organisasi. Padahal semakin tinggi

tingkat kesejahteraan karyawan maka semakin tinggi dedikasinya untuk karyawan

atau organsasi yang sedang individu naungi (Bakker, 2009).

Studi lapangan yang telah dilakukan pada tanggal 3 februari 2018 dengan seorang

pegawai salah satu Badan Usaha Milik Daerah yaitu Ibu R. Narasumber

mengungkapkan bahwa dirinya cukup puas dan merasa bahagia bekerja di tempatnya

bekerja selama 7 tahun belakangan. Narasumber juga mengungkapkan bahwa faktor

utama yang membuat dirinya merasa bahagia adalah semangat kerja serta perasaan

Page 17: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

2

bangganya akan perusahaan. Selanjutnya narasumber menjelaskan bahwa ada banyak

yang membuatnya merasa puas dengan pekerjaannya selain fakor utama yang telah

disebutkan sebelumnya, narasumber juga menjelaskan bahwa lingkungan sekitar yang

membuatnya turut bahagia pula. Dalam lingkungan kerja, narasumber menjelaskan

bahwa budaya disiplin, semangat serta tolong menolong amat sangat besar. Beliau

juga menjelaskan bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat beberapa hal yang

membuatnya kadang merasa tidak bahagia. Narasumber menuturkan bahwa

lingkungan yang positif membuatnya melupakan hal yang membuatnya tidak

nyaman.

Dalam undang-undang tentang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003.

Disebutkan bahwa perusahaan atau suatu organisasi wajib memberikan fasilitas,

pelatihan, perlindungan keselamatan fisik maupun mental dan pengupahan yang

layak kepada setiap karyawannya. Sehingga karyawan dapat bekerja dengan

semestinya dan memberikan hasil yang maksimal terhadap organisasi serta dapat

mencapai kesejahteraan hidup karyawan. Karyawan dengan kesejahteraan subjektif

yang tinggi memiliki tubuh yang cenderung lebih sehat serta memiliki emosi negative

lebih sedikit (Diener, Lucas , Oishi ,2011).

Dilansir dari laman NationalGeographic.com menunjukan bahwa Denmark

menjadi salah satu negara paling bahagia di dunia, dikarenakan dukungan sosial di

negara tersebut memiliki angka yang tinggi. Dari laman yang sama juga diperoleh

hasil dari survei tahun 2016 yang menunjukkan tiga negara yang dapat

mempertahankan tingkat kebahagiaan mereka meski ada kejutan eksternal seperti

Page 18: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

3

krisis ekonomi pasca-2007 dan gempa bumi 2011 karena dukungan dan solidaritas

sosial, ketiga negara tersebut yakni: Irlandia, Islandia, dan Jepang.

Karyawan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu

perusahaan (Gede umbaran, 2015). Sebagian besar waktu karyawan banyak

dihabiskan di kantor atau tempat mereka bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa

manusia yang bekerja di suatu perusahaan menghendaki adanya rasa aman dan

nyaman serta sejahtera lahir dan batin bagi dirinya (Diener, 2011). Hal ini telah

disepakati oleh perusahaan-perusahaan, karena dengan adanya rasa aman dan nyaman

maka hasilnya produktifitas akan naik, integeritas akan muncul serta loyal terhadap

perusahaan (Gede umbaran, 2015).

Kashdan (2008) mengungkapkan Subjective well-being atau kesejahteraan

subjektif adalah suatu hal yang penting dalam hidup karena dengan sejahtera setiap

manusia akan merasakan kehidupan yang nyaman dan berharga serta bahagia.

Pegawai yang sejahtera adalah pegawai yang bahagia. Carr (2004) mengatakan

bahwa kebahagiaan dapat disetarakan dengan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan

subjektif dapat diketahui dari ada atau tidaknya perasaan bahagia. Kata bahagia

sering dikaitkan dengan kondisi emosional dan bagaimana individu merasakan

lingkungan / dunia dan dirinya sendiri (Kashdan et al., 2008).

Kesejahteraan subjektif pada karyawan merupakan aspek yang sangat penting

dalam dunia kerja karena akan memberikan banyak manfaat bagi karyawan dan bagi

perusahaan. Banyak dampak yang diberikan kesejahteraan subjektif terhadap kinerja

karyawan dan keberlangsungan organisasi. Karyawan dengan kesejahteraan subjektif

Page 19: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

4

yang tinggi cenderung memiliki tubuh yang sehat, tingkat absteeism dan turnover

yang rendah, tingkat citizenship behavior yang tinggi, serta memiliki prestasi kerja

yang baik (Emmanuel, Neve, Diener, Tay, & Xuereb, 2013).

Dalam sebuah organisasi ketika seseorang merasa lingkungan kerja sebagai

lingkungan yang menarik, menyenangkan dan penuh tantangan dapat dikatakan ia

merasa bahagia dan menunjukan kinerja yang optimal (Wrig & Cropozano, 2000).

Diener dan Lucas (1999) juga berpendapat bahwa kesejahteraan subjektif dapat

diketahui dari ada atau tidaknya perasaan bahagia. Banyak orang yang merasa puas

dengan penghasilan yang didapat sehingga merasakan kesenangan dan ketenangan

dalam hidupnya. Namun, ada juga yang merasa tidak puas dengan hasil yang didapat

sehingga tidak merasakan ketenangan dan kesenangan dalam hidupnya. Sedangkan

menurut Diener (2013) Pekerja yang mewakili kesejahteraan subjektif yang tinggi

lebih mungkin untuk berhasil dalam finansial dan pekerjaannya serta memperoleh

hasil dan kinerja yang lebih baik.

Myers dan Diener (1995) mengemukakan, individu yang memiliki kesejahteraan

subjektif yang tinggi cenderung memiliki sikap tolong-menolong yang tinggi, lebih

aktif dalam kehidupannya, memiliki sikap penerimaan terhadap diri sendiri maupun

orang lain, mampu memecahkan masalah dengan baik dan memiliki mood yang lebih

positif, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir secara kreatif. Sebaliknya,

individu dengan kesejahteraan subjektif yang rendah, akan memiliki pandangan yang

negatif terhadap kehidupannya, menganggap peristiwa yang terjadi pada dirinya

Page 20: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

5

adalah hal yang tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, dapat menimbulkan emosi yang

tidak menyenangkan, seperti kecemasan, depresi, dan kemarahan.

Kesejahteraan subjektif pada karyawan merupakan topik yang hangat dalam

kehidupan organisasi (Grant, et al., 2007) dan telah menjadi fokus dalam masyarakat

dan perhatian media (Farid dan Lazarus, 2008). Kesejahteraan subjektif pada

karyawan menjadi sangat penting untuk diteliti karena berpengaruh terhadap banyak

aspek psikologi. Kesejahteraan subjektif berpengaruh positif terhadap kinerja (work

performance) dan kepuasan kerja (Russell, 2008). Atas dasar inilah penulis mencoba

melakukan penelitian tentang kesejahteraan subjektif dikalangan karyawan yang ada

di Indonesia.

Terdapat berbagai penelitian tentang kesejahteaan subjektif, salah satunya oleh

Diener (1996). Dalam laporan penelitiannya beliau meneliti tentang sebagian orang

bahagia. Dalam penelitian ini peneliti bertanya kepada orang yang mempunyai

kesempatan untuk menyampaikan secara lisan seberapa bahagia atau puas mereka.

Pertanyaan diberikan dengan tujuan untuk melihat siapa yang bahagia dan siapa yang

kurang bahagia. Hasilnya menunjukan bahwa sebagian besar dari mereka merasa

puas dengan pekerjaannya, pernikahannya, dan waktu luang yang mereka miliki.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif karyawan adalah

work engagement. Menurut Bakker dan Oerlemans menjelaskan bahwa terdapat

hubungan antara work engagement dan kesejahteraan subjektif. Istilah work

engagement dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai keterlibatan kerja, keterikatan

kerja, kelarutan kerja, dan totalitas kerja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

Page 21: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

6

istilah work engagement sebagai totalitas kerja (Shaleh, 2013). Totalitas kerja

biasanya ditandai dengan hal yang positif, yang terkait dengan keadaan pikiran yang

ditandai dengan semangat, dedikasi, dan absorbsi atau penyerapan (Schaufeli,

Selanova, Gonzales, Roma dan Bakker, 2002).

Totalitas kerja merupakan keterikatan psikologis seseorang terhadap

pekerjaannya (Takawira, et .al., 2014). Sedangkan menurut Saks (2006), totalitas

kerja terkait dengan sikap individu niat dan perilaku. Oleh karena itu, karyawan

cenderung lebih melekat terhadap organisasi dan akan memiliki kecenderungan yang

rendah untuk meninggalkan organisasi. Schaufi dan Bakker (2003) menjelaskan

orang yang tidak memiliki totalitas kerja digambarkan hanya memiliki sedikit tenaga,

kesenangan dan stamina dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan, tidak merasa

pekerjannya bermakna atau menantang, tidak menghayati pekerjaan, dan tidak

mengalami kesulitan untuk lepas dari pekerjaan tersebut.

Totalitas kerja dianggap penting karena mampu mempertahankan komitmen

pegawai pada organisasi dan merupakan kunci kinerja (Freeney & Tienam, 2006).

Totalitas kerja dapat meningkatkan kinerja karena pegawai yang engaged merasakan

emosi positif selama bekerja, memiliki kesehatan yang lebih baik, mampu

meningkatkan sumber daya pribadi dan dapat menularkan totalitas kerjanya terhadap

karyawan lainnya (Schaufeli & Bakker, 2004). Individu yang memiliki totalitas kerja

akan menunjukan level energi yang tinggi, merasa pekerjaan yang dilakukan berarti

dan signifikan, merasa tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan, memiliki level

Page 22: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

7

konsentrasi yang tinggi, dan selalu antusias serta senang ketika mengerjakan tugasnya

sehingga kesejahteraannya meningkat (Kahn, 1990)

Menurut Oerlermans dan Bakker (2010), totalitas kerja merupakan hal yang

berkaitan dengan kesejahteraan subjektif pada karyawan dan perilaku bekerja untuk

beberapa alasan yaitu: totalitas kerja berkaitan dengan kesehatan yang baik dan afeksi

kerja yang positif (Damerouti, Bakker, De Jonge, Jansen, & Schaufeli, 2001;

Rothbard 2001). Totalitas kerja merupakan pengalaman positif pada diri individu

(Schaufeli et.al, 2002). Selanjutnya, totalitas kerja memiliki kaitan yang positif

terhadap komitmen kerja (Demorouti et al, 2001) dan diharapkan dapat meningkatkan

performa karyawan (Kahn, 1990).

Melihat penelitian sebelumnya yang dilakukan di Amerika Serikat yang

dilakukan oleh Diener (2011) dan negara lain yang memaparkan pentingnya totalitas

kerja terhadap kesejahteraan subjektif pegawai serta melihat perbedaan budaya yang

terjadi anatara Amerika dengan bangsa Indonesia, hal tersebutlah yang membuat

peneliti merasa penting mengambil totalitas kerja sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan subjektif pegawai.

Faktor selanjutnya adanya dukungan sosial merupakan satu hal yang menarik

untuk diteliti. Menurut Weiten (dalam Samputri, 2015) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kesejahteraaan subjektif. Faktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu

yang mempengaruhi secara sedang dan yang mempengaruhi dengan kuat. Faktor

yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif secara sedang salah satunya adalah

Page 23: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

8

dukungan sosial. Seseorang yang menerima dukungan sosial dan aktif dalam

berhubungan sosial dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif.

Individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi memiliki tingkat

kesejahteraan yang tinggi pula (Diener & Seligman, 2005). Orang-orang yang

memiliki dukungan sosial yang tinggi mengungkapkan bahwa mereka lebih sering

merasakan emosi yang positif atau perasaan yang bahagia, dan lebih sedikit

mengalami emosi negatif atau merasakan kesedihan. Hal ini karena individu merasa

nyaman dan memiliki tempat bersandar ketika mereka membutuhkan, hal tersebut

berkontribusi pada afek positif yang dirasakan individu. Tingginya afek positif yang

dirasakan seseorang akan menunjukan tingginya kesejahteraan subjektif yang dimiliki

individu.

Sarason (2009) memngungkapkan dukungan sosial dianggap penting dalam

perusahaan karena mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan secara signifikan.

Hal tersebut disebabkan karena dukungan sosial pada individu membuat individu

merasa diperhatikan, memberikan rasa nyaman, dan membuat individu merasa

memiliki tempat bersandar dalam masalah apapun. Sarafino (2011) juga

mengungkapkan bahwa individu dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki

tingkat emosi positif yang tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki

dukungan sosial rendah.

Sarafino (2011) mendefinisikan dukungan sosial adalah persepsi individu pada

rasa kenyamanan, perhatian, penghargaan, informasi ataupun bantuan yang diterima

dari orang lain. Menurut Sarason (dalam Marni, 2015), dukungan sosial adalah

Page 24: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

9

dukungan yang didapat dari keakraban sosial (teman, keluarga, anak, ataupun orang

lain) berupa pemberian informasi, nasihat verbal atau non verbal, bantuan nyata atau

tidak nyata, tindakan yang bermanfaat sosial, dan efek perilaku bagi penerima yang

akan melindungi diri dari perilaku yang negatif.

Dalam penelitian Sarafino (2011) di Amerika Serikat menemukan bahwa

dukungan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif

individu. Dukungan sosial juga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan

organisasi demi meningkatkan kesejahteraan subjektif pegawai (Sumarni, 2011).

Melihat perbedaan budaya antara Indonesia dengan Amerika membuat merasa

penting mengambil dukungan sosial sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

kesejahteraan subjektif pada pegawai.

Melihat hasil pemaparan dari berbagai sumber mengenai pentingnya

kesejahteraan subjektif dilihat dari berbagai aspek, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang kesejahteraan subjektif ini. Atas dasar inilah peneliti

memilih judul “Pengaruh Totalitas Kerja dan Dukungan Sosial terhadap

Kesejahteraan Subjektif.”

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti membatasi ruang lingkup

masalah penelitian ini pada pengaruh variabel bebas (totalitas kerja dan dukungan

sosial) terhadap variabel terikat (Kesejahteraan Subjektif). Adapun batasan masing-

masing variabel adalah :

Page 25: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

10

1. Kesejahteraan subjektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Kesejahteraan subjektif sebagai evaluasi individu tentang kehidupannya,

termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta penilaian afektif

terhadap emosinya (Diener, Lucas , & Oishi, 2005).

2. Totalitas kerja adalah sikap yang menunjukkan kegigihan dalam menyelesaikan

tugas pekerjaannya, menikmati pekerjaan yang dilakukannya sehingga waktu tak

terasa berjalan cepat (Schaufeli & Bakker, 2004).

3. Dukungan sosial adalah persepsi individu pada rasa kenyamanan, perhatian,

penghargaan, informasi, atupun bantuan yang diterima orang lain (Sarafino,

2011).

4. Subjek pada penelitian ini adalah karyawan pada salah satu Badan Usaha Milik

Daerah di DKI Jakarta.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, muncul beberapa permasalahan

yang kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh totalitas kerja dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan

subjektif ?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi semangat pada variabel totalitas

kerja terhadap kesejahteraan subjektif ?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi dedikasi pada variabel totalitas

kerja terhadap kesejahteraan subjektif ?

Page 26: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

11

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi keterlarutan pada variabel

totalitas kerja terhadap kesejahteraan subjektif ?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan emosional pada

variabel dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif ?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan instrumental pada

variabel dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif ?

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan informasi pada variabel

dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif ?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan persahabatan pada

dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh totalitas kerja dan

dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif pegawai.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini setidaknya terbagi menjadi 2 (dua), yakni manfaat teoritis

dan manfaat praktis.

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambahkan hasil-hasil penelitian

tentang kesejahteraan subjektif, totalitas kerja, dan dukungan sosial. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi literatur bagi khazanah kajian

Page 27: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

12

psikologi, yaitu psikologi industri dan organisasi, dan khususnya tentang penerapan

psikologi positif dalam industri dan organisasi.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai materi

Sumber Daya Manusia khususnya yang berkaitan dengan totalitas kerja, dukungan

sosial dan kesejahteraan subjektif pada pegawai. Dan juga mampu memberikan

masukan terhadap pihak terkait untuk memperhatikan kesejahteraan subjektif pada

pegawai di PT. Bank DKI.

Page 28: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kesejahteraan Subjektif

2.1.1 Definisi Kesejahteraan Subjektif

Veenhouven (dalam Diener, 1994) mendefinisikan bahwa kesejahteraan subjektif

dimana seseorang menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan

dan merasakan emosi-emosi yang menyenangkan. Seseorang dikatakan memiliki

kesejahteraan subjektif yang tinggi jika mereka merasa puas dengan kondisi hidup

mereka, sering merasakan emosi positif dan jarang merasakan emosi negatif (Diener

et.,all 1999).

Menurut Diener et al., (2005) Kesejahteraan subjektif mencakup kedalam

komponen yang luas, seperti kebahagian, kepuasan hidup, keseimbangan kesenangan,

pemenuhan, dan stress serta penanganan secara afektif dan evaluasi kognitif hidup

seseorang. Banyak pendekatan yang mendefinisikan kesejahteraan subjektif dalam

beberapa cara. Diener et al.,(2005) mengemukakan ada 3 pendekatan yang

mengindetifikasikan kesejahteraan subjektif yaitu yang pertama memandang bahwa

kesejahteraan subjektif merupakan penilaian secara global terhadap kepuasan hidup.

Berdasarkan pendekatan ini pengetahuan dari kesejahteraan subjektif membutuhkan

akses pada penilaian individu secara global terhadap kepuasan hidup dan kualitas

hidup. Pendekatan yang kedua memandang kesejahteraan subjektif sebagai

pengumpul dari pengalaman-pengalaman emosi. Pendekatan ketiga mengatakan

Page 29: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

14

bahwa kesejahteraan subjektif sebagai pengumpul dari multi reaksi emosi sepanjang

waktu (Kaheman, 1999).

Kesejahteraan subjektif didefinisikan sebagai evaluasi individu tentang

kehidupannya, termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta

penilaian afektif terhadap emosinya (Diener, Lucas, & Oishi, 2005). Ketika seseorang

mengkarakteristikkan atau mencirikan suatu kehidupan yang baik maka individu akan

membicarakan tentang kebahagiaan, kesehatan, dan umur yang panjang (Diener &

Chan, 2011). Kesejahteraan subjektif terbagi dalam dua variabel utama, yakni:

kebahagiaan dan kepuasan hidup (Compton, 2005). Kebahagiaan berkaitan dengan

keadaan emosional individu dan bagaimana individu merasakan diri dan dunianya.

Sedangkan kepuasan hidup cenderung disebutkan sebagai penilaian global tentang

kemampuan individu menerima hidupnya. Persepsi individu terhadap kehidupannya

atau pandangan subjektif individu terhadap pengalaman hidupnya (Russel , 2005).

Sedangkan veenhoven (dalam suh, 2000) mendefinisikan kesejahteraan

subjektif kesejahteraan subjektif sebagai derajat penilaian individu secara

keseluruhan terhadap kualitas hidupnya. Kebahagiaan merupakan suatu kata abstrak

yang maknanya berbeda bagi banyak orang, terutama bila dikaitkan dengan apa yang

dianggap mendatangkan kebahagiaan. Meski berbeda dalam memaknai kebahagiaan,

setiap orang ingin hidupnya bahagia (Diener, Lucas, Oishi, 2005).

Kesejahteraan subjektif dapat diartikan sebagai penilaian individu terhadap

kehidupannya yang meliputi penilaian kognitif mengenai kepuasan hidup dan

Page 30: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

15

penilaian afektif mengenai mood dan emosi yaitu persaan emosional positif dan

negatif (Eddington & Shuman, 2005). Kesejahteraan subjektif merupakan evaluasi

afektif dan kognitif terhadap hidupnya dimana evaluasi ini termasuk reaksi emosional

terhadap peristiwa serta penilaian kogntif terhadap pemenuhan dan kepuasan

kehidupan. Reaksi afektif dalam kesejahteraan subjektif yang dimaksud adalah reaksi

individu terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi emosi yang menyenangkan dan

tidak menyenangkan dalam hidupnya. Seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan

subjektif yang tinggi jika mereka jarang sekali mengalami emosi negatif. Keadaan

afek negatif yang tinggi adalah keadaan dimana seseorang merasakan kemarahan,

kebencian, ketakutan, rasa bersalah dan kegelisahan. Sedangkan afek negatif yang

rendah adalah keadaan dimana seseorang merasakan ketenangan dan kedamaian

(Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985).

Dengan demikian Kesejahteraan subjektif adalah evaluasi individu tentang

kehidupannya, termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta

penilaian afektif terhadap emosinya (Diener, Lucas, & Oishi, 2005). Dari definisi

yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan subjektif merupakan

kepuasan (kognitif) seseorang terhadap hidupnya dan penilaian umum atas emosi

positif dan negatif (afektif).

2.1.2 Dimensi-dimensi Kesejahteraan Subjektif

Menurut Diener (2005) terdapat dua aspek dasar kesejahteraan subjektif, yaitu aspek

kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif mencakup kepuasan hidup secara global

dan evaluasi terhadap kepuasan domain tertentu. Sedangkan aspek afektif mencakup

Page 31: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

16

evaluasi terhadap keberadaan afek positif dan evaluasi terhadap keberadaan afek

negatif.

1. Aspek kognitif dari kesejahteraan subjektif adalah evaluasi terhadap kepuasan

hidup individu. Evaluasi tersebut dikategorikan menjadi evaluasi umum (global)

dan evaluasi khusus (domain tertentu). Berikut ini penjelasan lebih lanjut

mengenai kedua penilaian tersebut.

- Evaluasi terhadap kepuasan hidup secara global, yaitu evaluasi individu terhadap

keseluruhan kehidupannya. Penilaiaan umum ini merupakan penilaian individu

yang bersifat reflektif terhadap kepuasan hidupnya (Diener et.al., 2005)

- Evaluasi terhadap kepuasan domain tertentu, yaitu penilaian yang dibuat

individu dalam mengavaluasi domain atau aspek tertentu dalam kehidupannya,

seperti kekuatan fisik dan mental, pekerjaan, rekreasi, hubungan sosial,

kehidupan dengan pasangan dan kehidupan dengan keluarga (Diener et.al., 2005)

2. Aspek afektif dari kesejahteraan subjektif merefleksikan pengalaman dasar

seseorang. Dimana aspek tersebut dikategorikan menjadi evaluasi terhadap

keberadaan afek-afek positif dan evaluasi terhadap afek-afek negatif.

- Evaluasi terhadap keberadaan afek positif. Emosi yang menyenangkan

merupakan bagian dari kesejahteraan subjektif karena merefleksikan reaksi

individu yang dianggap penting bagi individu tersebut karena hidupnya berjalan

sesuai dengan apa yang diinginkan (Diener et.al., 2005).

- Evaluasi terhadap afek negatif. Afek negatif termasuk suasana hati dan emosi

yang tidak menyenangkan serta merefleksikan respon-respon negatif yang

Page 32: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

17

dialami oleh individu terhadap hidup mereka seperti halnya kesehatan, kejadian-

kejadian yang terjadi, dan lingkungan mereka (Diener et.al., 2005).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Subjektif

Berbagai hasil penelitian dan literatur telah menghasilkan sejumlah variabel yang

dianggap sebagai prediktor kesejahteraan subjektif yang signifikan. Berikut ini

adalah pembahasan masing-masing prediktor tersebut:

1. Totalitas Kerja

Menurut Shaleh (2016) salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan

subjektif adalah Totalitas Kerja. Totalitas kerja adalah bagian dari sebuah

taksonomi kesejahteraan yang lebih komprehensif yang terdiri dari dua dimensi

independen , yakni pleasure atau kesenangan dan aktivasi (Bakker & Oelermans,

2005). Sedangkan menurut Maslach, et al. (2001) kesejahteraan subjektif dapat

dipengaruhi oleh tingkat totalitas kerja yang tinggi.

2. Dukungan Sosial

Salah satu prediktor dari kesejahteraan subjektif adalah dukungan sosial. Orang-

orang yang memiliki dukungan sosial yang tinggi memiliki tingkat kesejahteraan

yang tinggi pula (Diener & Seligman, 2005). Orang-orang yang memiliki

dukungan sosial yang tinggi mengungkapkan bahwa mereka lebih sering

merasakan emosi yang positif atau perasaan yang bahagia dan lebih sedikit

mengalami emosi negatif atau merasakan kesedihan. Hal ini dikarenakan

individu merasa nyaman dan memiliki tempat bersandar ketika mereka

membutuhkan, hal tersebut berkontribusi pada afek positif yang dirasakan

Page 33: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

18

individu. Tingginya afek positif yang dirasakan seseorang akan menunjukan

tingginya kesejahteraan subjektif yang dimiliki individu.

3. Agama dan Spiritualitas

Secara umum orang religius cenderung memiliki tingkat kesejahteraan yang

lebih tinggi dan lebih spesifik. Partisipasi dalam pelayanan keagamaan, afiliasi,

hubungan dengan Tuhan, dan berdoa juga dikaitkan dengan tingkat

kesejahteraan yang tinggi (Diener, 2009). Menurut Eddington dan Shuman

(2005) Telah banyak penelitian yang menunjukan adanya korelasi yang

signifikan antara kesejahteraan subjektif dan keyakinan agama. Carr (2004) juga

berpendapat bahwa alasan mengikuti kegiatan keagamaan salah satunya

berhubungan dengan kesejahteraan subjektif individu, kepercayaan keagamaan

berpengaruh dalam membantu kebanyakan orang dalam menghadapi tekanan

dan kehilangan dalam kehidupan. Keterlibatan kegiatan keagamaan membantu

individu dalam mendapatkan dukungan sosial komunitas dari kegiatan yang

diikutinya.

4. Jenis Kelamin dan Usia

Menurut Diener, Lucas, dan Oishi (2002) ada hubungan antara kesejahteraan

subjektif dengan usia dan jenis kelamin. Namun, efek tersebut kecil. Diener

(2009) menyatakan bahwa secara umum tidak adanya perbedaan yang signifikan

antara kesejahteraan subjektif pada pria dan wanita. Namun wanita memiliki

intensitas perasaan negatif dan positif yang lebih banyak dibandingkan dengan

pria.

Page 34: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

19

5. Pendapatan

Diener, Lucas, dan Oishi (2002) juga menyebutkan ada pengaruh pendapatan

pada kesejahteraan subjektif. Namun, hanya memberikan pengaruh yang kecil.

Hal yang menyebabkan pendapatan hanya memberikan pengaruh yang kecil

adalah karena individu dengan pendapatan yang lebih tinggi menghabiskan

waktu lebih banyak untuk bekerja dan tidak memiliki banyak waktu untuk

bersenang-senang dan menjalin hubungan sosial (Diener, et al., 2009).

6. Status Pernikahan

Kebudayaan setempat memiliki pengaruh kuat dengan status pernikahan dan

kesejahteraan subjektif. Pada kultur individualis, pasangan yang tidak menikah

tetapi memutuskan untuk tinggal bersama cenderung lebih bahagia dibandingkan

dengan pasangan menikah dan individu yang memiliki pasangan. Sedangkan

pada kultur kolektivis, orang yang menikah cenderung lebih bahagia daripada

orang yang tinggal bersama, tetapi tidak menikah dan orang yang tidak memiliki

pasangan (Diener et , al). Menurut Eddington dan Shuman (2005) pernikahan

memberikan dukungan emosional dan finansial yang menghasilkan tingkat

kesejahteraan subjektif individu.

7. Pekerjaan

Individu yang bekerja memiliki kecenderungan lebih bahagia dibandingkan

individu yang tidak bekerja. Individu yang bekerja dalam bidang profesional dan

terlatih memiliki kecenderungan lebih bahagia dibandingkan individu yang

bekerja dalam bidang tidak profesional dan tidak terlatih. Hal tersebutlah yang

Page 35: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

20

menunjukkan adanya hubungan pekerjaan dengan kesejahteraan subjektif (Carr,

2005).

8. Pendidikan

Menurut Diener, Suh, Lucas, dan Smith (2009) tingkat pendidikan memiliki

korelasi yang positif dengan kesejahteraan subjektif. Hubungan ini kuat pada

negara berkembang dan pada populasi negara miskin.

2.1.4 Pengukuran Kesejahteraan Subjektif

Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan

subjektif, di antaranya yaitu :

1. SWLS (Satisfaction with Life Scale). Alat ukur ini dikembangkan oleh

Dieneraet.al (1895). Alat ukur ini terdiri dari lima item untuk mengukur nilai

individu aamengenai kepuasan hidupnya.

2. PANAS (Positive and Negative Affect Schedule). Alat ukur ini dikembangkan

oleh Clark, Watson, dan Tellegen (1998). Alat ukur ini terdiri dari 20 item yang

mengukur tingkat afek positif (10 item) dan afek negatif (10 item) individu.

3. SPANE (Scale of Positife and Negatif Experience). Alat ukur ini

dikembangkan oleh Diener et.al (2009). Alat ukur ini terdiri dari 12 item untuk

mengukur tingkat afek positif dan negatif individu.

4. FS (Flourishing Scale). Alat ukur ini dikembangkan oleh Diener et.al (2009).

Alat ukur ini terdiri dari delapan item singkat yang menggambarkan aspek

penting fungsi manusia mulai dari hubungan positif, hingga perasaan kompeten,

hingga memiliki makna dan tujuan hidup.

Page 36: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

21

Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur Flourishing Scale untuk

mengukur komponen kognitif dan Scale of Positif and Negatife Experience untuk

mengukur komponen afektif yang dimodifikasi oleh Diener et.al (2009). Alasan

peneliti menggunakan alat ukur ini adalah karena peneliti ingin mengetahui

kepuasan hidup individu secara kognitif dan afektif dan karena alat ukur diatas

merupakan penelitian terbaru dan sudah valid.

2.2 Totalitas Kerja

2.2.1 Definisi Totalitas Kerja

Dalam penelitian ini istilah work engagement dari Shaleh (2016) mengemukakan

istilah totalitas kerja merupakan padanan kata yang sesuai untuk mengartikan work

engagement. Menurut Schaufeli dan Bakker (dalam Shaleh, 2016), totalitas kerja

diartikan sebagai kondisi yang penuh gairah dalam bekerja. Karyawan dengan

totalitas kerja yang tinggi tidak adiksi dalam bekerja, mereka menikmati hal-hal lain

diluar pekerjaan mereka. Berbeda dengan orang yang gila kerja, karyawan dengan

totalitas kerja yang tinggi tidak bekerja karena mereka memiliki dorongan dalam diri

yang kuat atau inner drive, melainkan karena mereka menganggap pekerjaan adalah

hal yang menyenangkan (Bakker & Oerlemans, 2010). Penelitian ini menunjukan

karyawan dengan totalitas kerja yang tinggi memiliki energy dan self-efficacy yang

tinggi dalam bekerja (Schaufeli et.al., 2001).

Dalam Baker (2011) salah satu yang pertama menemukan teori engagement

adalah Kahn. Menurut Khan, kerja karyawan dalam pekerjaan dikonsepkan sebagai

anggota organisasi yang melaksanakan peran kerjanya, bekerja, dan mengekspresikan

Page 37: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

22

dirinya secara fisik, kognitif, dan emosional selama bekerja. Secara spesifik,

karyawan yang engaged memiliki tingkat energi yang tinggi dan antusias dalam

pekerjaan mereka. Seseorang yang total dalam bekerja atau memiliki totalitas kerja

yang tinggi akan bekerja keras, memberikan usaha yang lebih (extra effort), aktif

terlibat, fokus terhadap pekerjaan, hadir secara fisik, dan memberikan energi terhadap

apa uang dilakukan dalam pekerjaan (Schaufeli & Bakker, 2004). Pengertian tersebut

akan peneliti gunakan sebagai pengertian dalam penelitian ini

2.2.2 Dimensi Totalitas Kerja

Totalitas kerja merupakan hal positif, yang terkait dengan keadaan pikiran yang

ditandai dengan semangat, dedikasi dan keterlarutan (Schaufeli et. al, 2002). Vigor

atau semangat mencerminkan kesiapan untuk mengabdikan upaya dalam pekerjaan

seseorang, sebuah usaha untuk terus energik saat bekerja dan kecenderungan untuk

tetap berusaha dalam menghadapi kesulitan atau kegagalan tugas. Dedikasi mengacu

pada identifikasi yang kuat dengan pekerjaan seseorang dan mencakup perasaan

antusiasme, inspirasi, kebanggaan, dan tantangan. Dimensi ketiga dari totalitas kerja

adalah penyerapan atau keterlarutan. keterlarutan ditandai dengan seseorang menjadi

benar-benar tenggelam dalam pekerjaannya, dalam waktu tertentu ia akan merasa

sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaannya.

Beberapa studi telah memvalidasi secara empiris instrumen yang mengukur

totalitas kerja, Utrecht Work Engagement Scale (UWES) (Schaufeli et al, 2003;.

Schaufeli dan Bakker, 2004, Schaufeli, Taris dan Rhenen, 2008). Seorang karyawan

yang tergolong memiliki work engagement dengan kata lain dapat didefinisikan

Page 38: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

23

dengan melakukan pekerjaan yang ditandai dengan semangat, dedikasi, dan

penyerapan dalam menyelesaikan semua penugasannya.

Secara ringkas Schaufeli, Salanova, Gonzales-Roma, dan Bakker, (2002)

menjelaskan mengenai aspek-aspek yang terdapat dalam totalitas kerja, yaitu:

1. Semangat

Merupakan curahan energi dan mental selama bekerja, keberanian untuk

berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dan tekun dalam

menghadapi kesulitan kerja. Juga keberanian untuk menginvestasikan segala

upaya dalam suatu pekerjaan, dan tetap bertahan meskipun mendapat kesulitan

dalam pekerjaan.

2. Dedikasi

Dimensi ini menjelaskan perasaan terlibat sangat kuat dalam suatu pekerjaan dan

mengalami rasa kebermaknaan, bekerja dengan perasaan antusiasme, memiliki

perasaan bangga dalam suatu pekerjaan, merasa terinspirasi, dan merasa

tertantang dengan hal tersebut.

3. Ketelarutan

Dalam bekerja karyawan menjadi sungguh-sungguh dengan senang hati dan

selau penuh konsentrasi serius terhadap suatu pekerjaan. Dalam bekerja waktu

terasa berlalu begitu cepat dan tenggelam dalam pekerjaannya sehingga individu

tersebut kesulitan untuk melepas diri dari pekerjaannya. Karyawan juga merasa

hampir lupa dengan kejadian yang terjadi di sekitarnya.

Page 39: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

24

Dari ketiga dimensi sikap tersebut bisa kita ketahui bahwa karyawan yang total dalam

pekerjaannya pasti akan memberikan sikap (1) semangat, (2) dedikasi, dan (3)

keterlarutan. Kekuatan pendorong pentingnya totalitas kerja adalah bahwa hal

tersebut memberikan dampak bagi organisasi, sebagai contoh, penelitian empiris

mengenai totalitas kerja menunjukkan bahwa tingkat totalitas kerja yang tinggi

menyebabkan meningkatnya komitmen organisasi, kepuasan kerja meningkat,

ketidakhadiran rendah, meningkatkan kesehatan, dan kesejahteraan. (Schaufeli dan

Salanova, 2007).

2.2.3 Pengukuran Totalitas Kerja

Pengukuran totalitas kerja menggunakan skala Urecht Work Enganggement Scale

(UWES) yang dikembangkan oleh Schaufeli, Bakker, dan Salanova (2006) yang

terdiri dari tiga sub-skala yakni semangat, dedikasi , dan ketelarutan. Skala ini tediri

dari 17 item pernyataan yang masing-masing komponen terdiri dari enam item

semangat, enam item dedikasi, dan lima item ketelarutan.

UWES memiliki 2 versi yaitu UWES dengan 17 item dan UWES dengan 9

item (Schaufeli et al., 2006). UWES-17 dan UWES-9 masing-masing terdiri dari 3

dimensi yaitu vigor (semangat), dedikasi, dan absorption (terlarut). Pada UWES-17

terdiri dari 6 item dalam dimensi vigor (semangat), 5 item dalam dimensi dedikasi

dan 6 item dalam dimensi absorption (terlarut), sedangkan pada skala pendek UWES-

9 terdiri dari 3 item dalam dimensi vigor (semangat), 3 item dalam dimensi dedikasi

dan 3 item dalam dimensi absorption (terlarut).

Page 40: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

25

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Definisi Dukungan Sosial

Sarafino (2011) mendefinisikan dukungan sosial adalah persepsi individu pada rasa

kenyamanan, perhatian, penghargaan, informasi ataupun bantuan yang diterima dari

orang lain. Menurut Sarason (dalam Marni, 2015), dukungan sosial adalah dukungan

yang didapat dari keakraban sosial (teman, keluarga, anak, ataupun orang lain) berupa

pemberian informasi, nasihat verbal atau non verbal, bantuan nyata atau tidak nyata,

tindakan yang bermanfaat sosial, dan efek perilaku bagi penerima yang akan

melindungi diri dari perilaku yang negatif.

Rietschlin (1988) mendefinisikan dari dukungan sosial adalah informasi dari

individu yang menyayangi dan peduli dengan individu lainnya dan merupakan bagian

dari komunikasi orang tua, orang-orang yang dicintai, relasi teman, kelompok sosial,

dan komunitas (dalam taylor, 2006). Orang-orang dengan tingkat dukungan sosial

yang tinggi jarang merasakan stress ketika mereka mengalami suatu pengalaman

yang memicu stres dan proses copping mereka tidak terlalu sulit.

Menurut Taylor (2006), dukungan sosial dapat berupa pemberian informasi, atau

bantuan tingkah laku, maupun materi yang didapat dari hubungan sosial yang akrab

yang dapat membuat individu merasa diperhatikan, bernilai, merasa dicintai.

Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan,

timbul rasa percaya diri, dan kompeten. Sedangkan Cohen (dalam sabiq, 2017)

menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada kesediaan hubungan sosial dari

Page 41: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

26

sumber psikologis dan materi yang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan dan

kemampuan individu dalam mengatasi tekanan.

Dari definisi-definisi di atas peneliti menggunakan teori yang diusung oleh

Sarafino (2011) yang mendefinisikan dukungan sosial adalah persepsi individu pada

rasa kenyamanan, perhatian, penghargaan, informasi, ataupun bantuan yang diterima

orang lain. Alasan peneliti menggunakan teori yang diusung oleh Sarafino adalah

bahwa peneliti menganggap bahwa definisi tersebut sesuai dengan apa yang akan

diteliti.

2.3.2 Dimensi Dukungan Sosial

Para ahli memiliki pandangan yang berbeda mengenai dimensi-dimensi dukungan

sosial. Sarafino (2011) membagi dukungan sosial menjadi empat bentuk, antara lain:

1. Dukungan emosional (emotional or esteem support), mengacu pada bantuan

berbentuk empati, kepedulian, dan perhatian terhadap individu. Dukungan ini

meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia

mendengarkan keluh kesah orang lain.

2. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support), mengacu pada

bantuan secara langsung dan nyata berupa materi atau jasa yang dapat digunakan

untuk memecahkan masalah-masalah praktis, seperti memberi atau

meminjamkan uang kepada orang lain.

Page 42: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

27

3. Dukungan informasi (informational support), mengacu pada pemberian

informasi baik berupa nasihat, saran, atau cara-cara yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah.

4. Dukungan persahabatan (companionship support), dukungan yang mencakup

pada kesediaan waktu sekelompok untuk menghabiskan waktu bersama, dengan

demikian dapat memberikan rasa kebersamaan dalam suatu kelompok untuk

melakukan aktivitas sosial bersama.

2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial,

diantaranya yaitu :

1. Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) yang dikembangkan oleh Dunel-

Schetter, Folkman, dan Lazarus (1987). Alat ukur ini terdiri dari 40 item yang

mengukur empat aspek. Item ISEL mencakup aspek tangible support, belonging

support, self-estem support, dan appraisal support.

2. Social Support Questionnere (SSQ). Alat ukur ini dikembangkan oleh Sarason ,

Levine, dan Basham (983). Alat ukur ini terdiri dari 27 item dengan 5 point skala

likert. Alat ukur ini mengukur tipe kebutuhan dukungan sosial (emosional,

interpersonal, dan material) dan selanjutnya mengevaluasi dukungan sosial yang

diterima.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur yang dikonstruksikan dengan

menggunakan empat dimensi sesuai dengan teori Sarafino (2011), yaitu dimensi

Page 43: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

28

dukungan sosial menjadi dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan

informasi, dan dukungan persahabatan.

2.4 Kerangka Berfikir

Pegawai merupakan salah satu bagian yang penting dalam perusahaan. Perusahaan

akan berjalan dengan lancar apabila karyawan bekerja dengan baik dan secara

totalitas. Hal tersebut membuat kesejahteraan subjektif pada karyawan menjadi

penting demi kemajuan perusahaan agar karyawan dapt melakukan tugasnya dengan

baik sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam melakukan pekerjaannya.

Organisasi modern mengaharapkan pekerjanya untuk lebih proaktif dan

menunjukkan inisiatif, mengambil tanggung jawab untuk mengembangkan sikap

profesionalnya, dan berkomitmen untuk meningkatkan standar kualitas kinerja. Para

pekerja tersebut membutuhkan perasaan energetic dan dedikasi organisasi

membutuhkan pekerja yang total (Bakker dan Schaufeli, 2008).

Kemudian, dalam beberapa tahun terakhir hubungan antara pekerjaan dengan

kesejahteraan subjektif tidak hanya dilihat dari aspek negatifnya saja seperti burnout

atau psychological distress, tetapi juga dilihat dari aspek positif seperti totalitas kerja

(Inoue, A., Kawakami, N., Tsutsumi, A., Shimazu, A., Miyaki, K., Takahashi, M.,

Kurioka, S., Eguchi, H., Tsuchiya, M., Enta, K., Kosugi, Y., Sakata, T., dan

Totsuzaki, T., 2014). Totalitas kerja menjadi salah satu faktor yang menjadi variabel

penentu munculnya subjective wellbeing di suatu perusahaan. Bakker dan Oerlemans

(2010) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara totalitas kerja dengan

kesejahteraan subjektif.

Page 44: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

29

Totalitas kerja berhubungan dengan ekspresi diri melalui kerja dan peran pegawai

dalam kegiatan tempatnya bekerja (Kahn, 1990). Untuk beberapa alasan, totalitas

kerja adalah sebuah konsep yang relevan dengan kesejahteraan subjektif pegawai.

Pertama, totalitas kerja terkait dengan hasil-hasil positif dalam organisasi seperti

kepuasan kerja dan motivasi (Bakker, Demerouti & Schaufeli, 2003). Kedua, totalitas

kerja terkait dengan perilaku positif dalam organisasi seperti inisiatif pribadi untuk

bekerja dan mempunyai keinginan untuk belajar (Sonnentag, 2003). Ketiga, pegawai

yang total dalam pekerjaan mereka cenderung berkomitmen untuk organisasi mereka,

sedangkan mereka yang totalitas kerjanya rendah cenderung menunjukkan rendahnya

komitmen terhadap organisasi mereka (Blizzard, 2002). Individu yang sangat total

dalam pekerjaan mereka mengidentifikasi pekerjaan mereka sendiri dan termotivasi

dalam melaksanakan pekerjaannya. Mereka cenderung untuk bekerja lebih keras dan

lebih produktif daripada karyawan lain dan lebih mungkin untuk menghasilkan

kepuasan pelanggan dan tercapainya keinginan organisasi. Orang yang total dalam

bekerja akan menggunakan kemampuan dan keterampilan mereka dengan baik,

merasa tertantang dalam pekerjaan dan berprestasi.

Selanjutnya, dukungan sosial juga merupakan hal yang penting dalam

meningkatkan kesejahteraan subjektif individu. Menurut Argle (dalam Carr, 2002),

dukungan sosial dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif pada individu. Dalam

penelitian Diener & Seligman menemukan bahwa orang yang sangat bahagia

memiliki hubungan sosial yang luas dan memuaskan serta menghabiskan sedikit

Page 45: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

30

waktu sendirian dibandingkan orang biasa. Sebaliknya orang yang tidak bahagia

memiliki hubungan sosial yang secara signifikan lebih buruk dibandingkan orang

biasa. Ketika karyawan mendapat dukungan dari orang lain misalnya rekan kerja

ataupun atasan, ia merasa dirinya didukung dan memiliki orang lain yang dapat

diandalkan ketika mendapatkan kesulitan sehingga karyawan tidak merasa bahwa ia

sendiri.

Menurut Sarafino (2011), terdapat empat macam dukungan sosial, yaiu dukungan

emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan.

Dukungan emosional mengacu pada empati ataupun perhatian yang didapatkan

individu. Ketika karyawan mendapatkan dukungan ia akan bersikap lebih tenang

dalam menghadapi permasalahan yang ada, karena ia merasa ada tempat bersandar

dan merasa tidak sendiri dalam menghadapi suatu hal. Dimensi kedua dalam

dukungan sosial adalah dukungan instrumental, yaitu berupa dukungan materi atau

jasa yang dapat membantu menyelesaikan masalah secara praktis (Sarafino, 2011).

Ketika karyawan mendapatkan dukungan instrumental, karyawan akan merasa

dirinya mendapatkan kepastian atau jaminan bahwa karyawan dapat mengharapkan

orang lain untuk membantu dalam berbagai keadaan.

Dimensi ketiga dalam dukungan sosial adalah berupa dukungan informasi.

Hubungan kerja memungkinkan individu untuk mendapatkan informasi, saran, atau

nasihat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan menghadapi permasalahan

(Sarafino, 2011). Ketika karyawan mendapatkan permasalahan, tidak menutup

kemungkinan karyawan butuh akan masukan dari teman kerja, atasan, ataupun teman

Page 46: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

31

terdekat. Lebih lanjut dukungan terakhir dalam dukungan sosial adalah dukungan

persahabatan, yaitu karyawan merasa menjadi bagian dari kelompok, tempat berbagi

perhatian dengan orang lain serta melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan

bersama-sama. Dengan adanya dukungan dari orang lain, karyawan dapat merasa

lebih bahagia karena merasa tidak sendiri dalam segala situasi. Hal tersebut dapat

meningkatkan kesejahteraan subjektif pada karyawan.

Secara ringkas model penelitian ini dapat dilihat dari badan kerangka berfikir

berikut:

Bagan Kerangka Berfikir

Totalitas Kerja

Semangat

Dedikasi

Ketelarutan

Dukungan Sosial

Dukungan Emosional

Dukungan Instrumental

Dukungan Informasi

Dukungan Persahabatan

Kesejahteraan

Subjektif

Page 47: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

32

2.5 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah tingkat kesejahteraan subjektif

karyawan yang merupakan dependent variable bergantung pada tinggi rendahnya

skor pada independent variable yang ditetapkan dalam penelitian ini, yaitu totalitas

kerja dan dukungan sosial. Hipotesis merupakan asumsi penelitian terhadap suatu

permasalahan yang masih harus diujikan. Berdasarkan kerangka berfikir penelitian di

atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.5.1 Hipotesis Mayor

H1 : “Totalitas kerja (semangat, dedikasi, keterlarutan) dan Dukungan sosial

(dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan

persahatan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif”.

2.5.2 Hipotesis Minor

H2 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi semangat pada variabel totalitas kerja

terhadap kesejahteraan subjektif.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi dedikasi pada variabel totalitas kerja

terhadap kesejahteraan subjektif.

H4 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi keterlarutan pada variabel totalitas kerja

terhadap kesejahteraan subjektif.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan emosional pada variabel

dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif.

Page 48: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

33

H6 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan instrumental pada variabel

dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan informasi pada variabel

dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif.

H8 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan persahabatan pada variabel

dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif.

Page 49: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Berdasarkan data dari group Sumber Daya Manusia PT.Bank DKI, populasi

seluruh pegawai PT Bank DKI berjumlah 3.133 pegawai. Karena banyaknya anggota

populasi dalam penelitian ini, maka hanya akan mengambil sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Peneliti menyebar sebanyak 600 sampel di perusahaan terkait

dan data yang kembali sebanyak 512 sampel. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik non-probability sampling. Alasan pemilihan teknik ini adalah

karena kemungkinan terpilihnya sampel dari setiap anggota populasi tidak dapat

dipastikan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling,

dimana instrument atau kuesioner ini akan diberikan kepada karyawan yang peneliti

temui pada saat penelitian berlangsung.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu kesejahteraan subjektif sebagai

variabel terikat (Dependent Variable), sedangkan totalitas kerja,dukungan sosial dan

dimensi-dimensinya sebagai variabel bebas (Independent Variable).

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini

adalah:

Page 50: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

35

1. Kesejahteraan subjektif adalah evaluasi individu tentang kehidupannya,

termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta penilaian afektif

terhadap emosinya (Diener, Lucas, & Oishi, 2005).

2. Totalitas kerja adalah sikap yang menunjukan kegigihan dalam menyelesaikan

tugas pekerjaannya,menikmati pekerjaan yang dilakukannya sehingga waktu tak

terasa berjalan cepat. Menurut Schaufeli & Bakker (2004) menjelaskan totalitas

kerja ditandai oleh tiga aspek, yaitu :

a. Semangat, Merupakan curahan energi dan mental selama bekerja, keberanian

untuk berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dan

tekun dalam menghadapi kesulitan kerja.

b. Dedikasi, merasa terlibat sangat kuat dalam suatu pekerjaan dan mengalami

rasa kebermaknaan,antusiasme, kebanggaan, inspirasi dan tantangan.

c. Ketelarutan, adalah merasa terlibat sangat kuat dalam suatu pekerjaan,

sungguh-sungguh, penuh konsentrasi dalam bekerja, waktu terasa begitu cepat

berlalu ketika bekerja.

3. Dukungan sosial adalah persepsi individu pada rasa kenyamanan, perhatian,

penghargaan, informasi atupun bantuan yang diterima orang lain. Menurut

Sarafino (2011) menjelaskan dukungan sosial ditandai oleh tiga aspek yaitu :

a. Dukungan emosional mengacu pada bantuan berbentuk empati, kepedulian

dan perhatian terhadap perilaku individu

b. Dukungan instrumental mengacu pada penyediaan barang dan jasa yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah secara praktis.

Page 51: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

36

c. Dukungan informasi mengacu pada pemberian informasi yang berupa

nasihat,saran,serta umpan balik tentang keadaan atau apa yang dikerjakan

individu.

d. Dukungan persahabatan mengacu pada individu merasa memiliki teman

senasib sebagai anggota dari kelompok yang memiliki kesamaan minat dan

aktivitas sosial.

3.3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini berbentuk model skala Likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak

setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Model skala Likert ini terdiri dari pernyataan

positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Perhitungan skor tiap-tiap

pilihan jawaban adalah sebagai berikut :

Katagori Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 1 4

Setuju 2 3

Tidak Setuju 3 2

Sangat Tidak Setuju 4 1

Instrumen pengumpulan data penelitian ini terdiri dari tiga alat ukur, yaitu skala

kesejahteraan subjektif,skala totalitas kerja, dan skala dukungan sosial.

Page 52: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

37

1. Skala kesejahteraan subjektif

Untuk mengukur kesejahteraan subjektif, digunakan FS (Flourishing Scale) terdiri

dari 8 item yang diadaptasi oleh Ed Diener dan Robert Biswas-Diener (2009) untuk

mengukur komponen kognitif dan SPANE (Scale of Positive and Negative

Experience) yang terdiri dari 12 item untuk mengukur komponen afektif positif 6

item dan negatif terdiri dari 6 item yang dimodifikasi oleh Ed Diener dan Robert

Biswas-Diener (2009). Peneliti mengubah rentangan skala 7 menjadi skala 4 yaitu

“sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “setuju” dan “sangat setuju” agar tidak ada

kecenderungan jawaban pada skala di tengah-tengah atau ragu-ragu. Adapun blue

print dari skala kesejahteraan subjektif ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Table 3.1

Blue Print skala Kesejahteraan Subjektif

No

Dimensi

Butir soal

Jumlah Indikator Fav Unfav

1 Kognitif Evaluasi kepuasan hidup

secara global

1,2,3,4 - 4

2

Afektif

Jumlah

Evaluasi kepuasaan hidup

secara domain

Afek Positif

Afek Negatif

5,6,7,8

9,11,13,15,18,20

-

-

-

10,12,14,16,17,19

4

6

6

20

2. Skala totalitas kerja

Intsrumen yang digunakan untuk mengukur totalitas kerja adalah Utrecht Work

Engagement Scale (UWES) 9 item yang dikembangkan oleh Balducci, Fraccaroli, &

Schaufeli (2010). Peneliti melakukan modifikasi dengan menambahkan beberapa

Page 53: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

38

item pada indikator. Hal tersebut dikarenakan untuk menghindari item yang gugur

dan merupakan alat ukur yang memiliki validitas dan realibilitas yang baik. Skala ini

mengukur tiga sub-skala vigor, dedication, and absorption dan terdiri dari 4 item

dalam dimensi vigor (semangat), 4 item dalam dimensi dedikasi dan 4 item dalam

dimensi absorption (terlarut). Adapun blue print dari skala totalitas kerja berdasarkan

dimensi-dimensinya dapat dilihat pada tabel berikut

Table 3.2 Blue Print Skala Totalitas Kerja

3. Skala dukungan sosial

Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur yang dikonstruk dengan

menggunakan empat dimensi sesuai dengan teori sarafino (2011), yaitu dimensi

dukungan sosial menjadi dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan

No Aspek

Indikator

Butir soal Jumlah

1 Semangat Curahan energi dan

mental yang kuat.

Semangat dalam bekerja.

Keberanian untuk

berusaha sekuat tenaga

dalam menyelesaikan

pekerjaan.

1, 2, 5, 20 4

2 Dedikasi Terlibat sangat kuat

dalam pekerjaan.

Bangga akan

pekerjaannya.

Antusias dalam bekerja.

3, 4, 7,11 4

3 Keterlarutan Larut dalam pekerjaan.

Sulit lepas dari

pekerjaan.

Waktu terasa berlalu

begitu cepat ketika

bekerja

6, 8, 9,12 4

Jumlah 12

Page 54: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

39

informasi dan dukungan persahabatan. Peneliti menggunakan rentangan skala 4 yaitu

“sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “setuju” dan “sangat setuju” agar tidak ada

kecenderungan jawaban pada skala di tengah-tengah atau ragu-ragu.

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Sosial

3.4 Uji Validitas Konstruk Instrumen Pengumpulan Data

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap

validitas konstruk alat ukur. Untuk menguji validitas konstruk digunakan analisis

Confirmatory Factor Analysis atau CFA, untuk melihat validitas konstruk setiap item

serta menguji struktur faktor yang diturunkan secara teoritis. Dalam hal ini, yang

dimaksud dengan teori adalah konsep bahwa seluruh item mengukur satu hal yang

sama (unidimensional) yaitu konstruk yang hendak diukur. Analisis faktor adalah alat

No Aspek

Indikator

Butir soal Jumlah

1 Dukungan

emosional

Bantuan berbentuk

empati terhadap individu

4,8,12 3

2 Dukungan

instrumental

Bantuan secara langsung

dan nyata berupa materi

atau jasa

3, 7,11 3

3

4

Dukungan

informasi

Dukungan

persahabatan

Pemberian informasi

yang dapat digunakan

untuk menyelesaikan

masalah

Bantuan yang berbentuk

kedekatan emosional

serta kebersamaan.

2,6,10

1,5,9

3

3

Jumlah 12

Page 55: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

40

analisis statistik yang digunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi

suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang

berarti. Dan akan memungkinkan item yang tidak valid akan dibuang dan yang valid

akan dihitung dan digunakan dalam penelitian

Setelah diuji validitasnya, selanjutnya akan diuji reabilitasnya dari item-item

skala tersebut. Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable

atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Sugiyono, 2004). Nilai reliabilitas nantinya akan didapatkan

sekaligus ketika melakukan uji validitas dengan menggunakan bantuan software

LISREL 8.7 (Joreskog dan Sorbom, 1999).

Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas

konstruk instrument tersebut. Oleh karena itu, digunakan CFA (Confirmatory Factor

Analysis) dengan bantuan software LISREL 8.70 (Joreskog dan Sorbom, 1999) untuk

pengujian validitas instrumen. Adapun logika dari CFA (Umar, 2013) yaitu:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap

faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Teori setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap subtes

hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes bersifat

unidimensional.

Page 56: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

41

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks korelasi

antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks

korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data

empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka

tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ - matriks S atau bisa juga

dinyatakan dengan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0.05, maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima

bahwa item ataupun subtes instrumen hanya mengukur satu faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau

tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Jika hasil

t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa

yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop dan sebaliknya.

6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya

negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai dengan sifat

item, yang bersifat positif (favorable).

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan software

LISREL 8.70.

3.4.1 Uji Validitas Skala Kesejahteraan Subjektif

Peneliti menguji apakah 20 item dari kesejahteraan subjektif bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur kesejahteraan subjektif saja. Dari hasil awal analisis

Page 57: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

42

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square=3088.65, df=170, P-value=0.00000, RMSEA=0.183. Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 92

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi- Square=92.27, df=78, P-value=0.12876,

RMSEA=0.019. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.1 Uji Validitas Konstruk Skala kesejahteraan subjektif

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di drop atau

tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

Page 58: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

43

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Kesejahteraan subjektif disajikan

pada tabel 3.4 berikut:

Table 3.4 Muatan Faktor kesejahteraan subjektif

ITEM KOEFISIEN STANDAR

ERROR

T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0,67 0,04 17,20 √

2 0,61 0,04 15,22 √

3 0,61 0,04 15,08 √

4 0,56 0,04 13,43 √

5 0,82 0,04 20,00 √

6 0,82 0,04 22,23 √

7 0,85 0,04 23,14 √

8 0,68 0,04 17,29 √

9 0,62 0,04 15,67 √

10 0,37 0,04 8,56 √

11 0,55 0,04 13,24 √

12 0,29 0,04 6,78 √

13 0,71 0,04 17,55 √

14 0,38 0,04 9,18 √

15 0,69 0,04 16,55 √

16 0,39 0,04 9,28 √

17 0,39 0,04 9,20 √

18 0,67 0,04 15,70 √

19 0,41 0,04 9,55 √

20 0,65 0,04 14,76 √

Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item signifikan ( t > 1.96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian

item-item tersebut tidak akan di-drop.

Page 59: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

44

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Totalitas Kerja

3.4.2.1 Semangat

Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya benar-

benar hanya mengukur semangat. Dari hasil analisis CFA dengan model satu faktor,

ternyata tidak fit dengan Chi Square = 25.13, df = 2, P-value = 0.00000, RMSEA =

0.150. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 1 kali terhadap model dengan

membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,

maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square = 3,80 , df = 1 , P-value = 0.5128,

RMSEA = 0.074 . Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu semangat. Model

fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.2 Validitas Konstruk semangat

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur

apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

Page 60: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

45

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran semangat disajikan pada

table 3.5 berikut :

Tabel 3.5 Muatan Item semangat

ITEM KOEFISIEN STANDAR

ERROR

T-VALUE SIGNIFIKAN

S1 0,68 0,05 12,85 √

S2 0,73 0,05 14,15 √

S3 0,69 0,05 13,62 √

S4 0,59 0,05 12,05 √

Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada semua item signifikan ( t > 1.96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Dengan demikian item-item tersebut

tidak akan di-drop.

3.4.2.2 Dedikasi

Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya benar-

benar hanya mengukur Dedikasi. Dari hasil analisis CFA dengan model satu faktor,

ternyata sudah fit dengan Chi Square = 2.58, df = 2, P-value = 0.27472, RMSEA =

0.24. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Dedikasi. Model fit tersebut

ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Page 61: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

46

Gambar 3.3 Validitas konstruk Dedikasi

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu

di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu

juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran dedikasi disajikan

pada table 3.6 berikut :

Tabel 3.6

Muatan Item Dedikasi

ITEM KOEFISIEN STANDAR

ERROR

T-VALUE SIGNIFIKAN

D1 0,77 0,04 19,04 √

D2 0,88 0,04 22,44 √

D3 0,60 0,04 13,02 √

D4 0,66 0,04 15,65 √

Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa semua item signifikan ( t > 1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

Page 62: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

47

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak akan di-drop.

3.4.2.3 Keterlarutan

Peneliti menguji apakah 4 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya benar-

benar hanya mengukur keterlarutan. Dari hasil analisis CFA dengan model satu

faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square = 110.01, df = 2, P-value = 0.00000,

RMSEA = 0.325. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap

model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang

dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi Square = 0.00 , df = 0 , P-value

= 1.00000, RMSEA = 0.000 . Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu

keterlarutan. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.4 Validitas konstruk Keterlarutan

Page 63: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

48

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur

apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran keterlarutan disajikan

pada table 3.7 berikut :

Tabel 3.7 Muatan Item Keterlarutan

ITEM KOEFISIEN STANDAR

ERROR

T-VALUE SIGNIFIKAN

L1 0,58 0,06 10,47 √

L2 0,47 0,05 9,06 √

L3 0,37 0,05 9.66 √

L4 0,89 0,07 13,28 √

Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa semua item signifikan ( t > 1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak akan di-drop.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Dukungan Sosial

3.4.3.1 Dukungan Emosional

Peneliti menguji apakah 3 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya benar-

benar hanya mengukur Dukungan emosional. Dari hasil analisis CFA dengan model

satu faktor, ternyata sudah fit dengan Chi Square = 0.00. df = 0, P-value = 1.00000,

RMSEA = 0.000. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

Page 64: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

49

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Dukungan emosional.

Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.5 Validitas konstruk Dukungan Emosional

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur

apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item.

Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Dukungan emosional disajikan pada

table 3.8 berikut :

Tabel 3.8 Muatan Item Dukungan Emosional

ITEM KOEFISIEN STANDAR

ERROR

T-VALUE SIGNIFIKAN

DE1 0,74 0,04 17,72 √

DE2 0,86 0,04 20,84 √

DE3 0,74 0,04 17,62 √

Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Page 65: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

50

Dari tabel 3.8 dapat dilihat bahwa semua item signifikan ( t > 1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak akan di-drop.

3.4.3.2 Dukungan instrumental

Peneliti menguji apakah 3 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya benar-

benar hanya mengukur Dukungan instrumental. Dari hasil analisis CFA dengan

model satu faktor, ternyata sudah fit dengan Chi Square = 0.00. df = 0, P-value =

1.00000, RMSEA = 0.000. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Dukungan

instrumental. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.6 Validitas konstruk Dukungan instrumental

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur

apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop

Page 66: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

51

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item.

Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Dukungan instrumental disajikan

pada table 3.9 berikut :

Tabel 3.9 Muatan Item Dukungan Instrumental

ITEM KOEFISIEN STANDAR

ERROR

T-VALUE SIGNIFIKAN

DI1 0,59 0,05 12,86 √

DI2 0,82 0,05 17,25 √

DI3 0,73 0,05 15,54 √

Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.9 dapat dilihat bahwa semua item signifikan ( t > 1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak akan di-drop.

3.4.3.3 Dukungan informasi

Peneliti menguji apakah 3 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya benar-

benar hanya mengukur Dukungan informasi. Dari hasil analisis CFA dengan model

satu faktor, ternyata sudah fit dengan Chi Square = 0.00. df = 0, P-value = 1.00000,

RMSEA = 0.000. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Dukungan informasi.

Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Page 67: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

52

Gambar 3.7 Validitas konstruk Dukungan informasi

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur

apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item.

Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Dukungan informasi disajikan pada

table 3.10 berikut :

Tabel 3.10 Muatan Item Dukungan informasi

ITEM KOEFISIEN STANDAR

ERROR

T-VALUE SIGNIFIKAN

INFO1 0,63 0,05 13,85 √

INFO2 0,88 0,05 18,82 √

INFO3 0,68 0,05 14,96 √

Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.10 dapat dilihat bahwa semua item signifikan ( t > 1.96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian

item-item tersebut tidak akan di-drop.

Page 68: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

53

3.4.3.4 Dukungan persahabatan

Peneliti menguji apakah 3 item benar-benar bersifat unidimensional, artinya benar-

benar hanya mengukur Dukungan persahabatan. Dari hasil analisis CFA dengan

model satu faktor, ternyata sudah fit dengan Chi Square = 0.00. df = 0, P-value =

1.00000, RMSEA = 0.000. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Dukungan

persahatan. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.8 Validitas konstruk Dukungan persahabatan

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur

apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item.

Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya.

Page 69: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

54

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Dukungan persahabatan disajikan

pada table 3.11 berikut :

Tabel 3.11 Muatan Item Dukungan persahabatan

ITEM KOEFISIEN STANDAR

ERROR

T-VALUE SIGNIFIKAN

DP1 0,57 0,05 11,14 √

DP2 0,91 0,06 15,29 √

DP3 0,54 0,05 10,83 √

Keterangan : √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa semua item signifikan ( t > 1.96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan demikian

item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai

berikut :

1. Merumuskan masalah yang akan di teliti dengan melihat pada fenomena-

fenomena yang terjadi di sekitar.

2. Kemudian melanjutkan dengan kajian pustaka untuk melihat masalah tersebut

dari sudut pandang teoritis agar dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya,

serta untuk mecari variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini.

3. Setelah mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk landasan teorinya,

menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya

peneliti menentukan populasi dan sampel (beserta teknik pengambilan sampel

dan teknik pengambilan data) yang akan menjadi subjek penelitian nantinya.

Page 70: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

55

4. Menjadikan Pegawai PT Bank Dki Jakarta sebagai populasi dengan sampel

sebanyak 512 pegawai Bank Dki. Teknik pengambilan sampel pada penelitian

ini dilakukan secara nonprobability sampling dengan teknik yang digunakan

convenience sampling. Menentukan dan melakukan adaptasi alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

5. Mengumpulkan data dengan menyebar kuesioner penelitian kepada Pegawai PT

Bank Dki Jakarta. Pengumpulan data dilakukan sekitar bulan Maret – April

2018. Terdapat 600 kuesioner yang tersebar di kantor kepala Badan Sumber

Daya Manusia PT Bank Dki secara langsung.

6. Menganalisis data dengan dimulai dari skoring hasil kemudian melakukan uji

reliabilitas instrumen dengan CFA dan menguji hipotesis penelitian dengan

multiple regression analysis. Terakhir penulis membuat kesimpulan dan saran

penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Hipotesis

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis

regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh

dari sekumpulan variabel indipenden terhadap variabel dependen.

Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:

Y’ = a + b1X1 + b2x2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 e

Page 71: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

56

Keterangan:

Y’= Nilai prediksi Y (Sikap terhadap perubahan organisasi)

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

X1= Semangat pada Totalitas Kerja

X2= Dedikasi pada Totalitas Kerja

X3= Keterlautan pada variabel Totalitas Kerja

X4= Dukungan Emosional pada variabel Dukungan Sosial

X5= Dukungan Instrumental pada variabel Dukungan Sosial

X6= Dukungan Informasi pada variabel Dukungan Sosial

X7= Dukungan Persahabatan pada variabel Dukungan Sosial

e= residu

Adapun data yang dianalisis dengan persamaan diatas adalah hasil dari

pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true score

adalah faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS dengan

menggunakan item yang valid. Tujuan dari true score adalah agar koefisien regresi

tidan mengalami atenuasi atau underestimated (koefisien regresi yang terhitung lebih

rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan).

Dalam analisis regresi berganda, besarnya proporsi varians kinerja yang

dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa diukur dengan rumus R², dimana

Page 72: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

57

Adapun jika R² signifikan (P<0.05) maka proporsi varians Y yang dipengaruhi

oleh kedua faktor (Totalitas Kerja dan Dukungan Sosial) secara keseluruhan adalah

signifikan. Jika telah terbukti signifikan, maka peneliti akan menguji variabel mana

dari tujuh variabel indipenden tersebut yang signifikan. Dalam hal ini peneliti

menguji signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Jika memiliki

skor t> 1.96 maka koefisien regresi variabel tersebut dinyatakan signifikan,

sebaliknya jika t< 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan (dalam

taraf signifikansi 0.05 atau (5%).

Dalam regresi analisis berganda ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu:

1. R² yang menunjukan proporsi varian dari variabel dependen yang bisa

diterangkan oleh variabel indipenden.

2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien regresi.

Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari variabel

indipenden yang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi

tentang beberapa nilai Y jika nilai variabel indipenden diketahui.

Sumbangan varian dari masing-masing aspek variabel indipenden yaitu totalitas kerja

dan Dukungan sosial dalam mempengaruhi kesejahteraan subjektif.

Page 73: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai gambaran subjek penelitian,

deskripsi data, analisis data dan hasilnya.

4.1 Karakteristik Sampel Penelitian

Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai jenis kelamin dan status perkawinan.

Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai PT Bank Dki Jakarta. Pada tabel 4.1

penulis akan memaparkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan

status perkawinan sebagai berikut:

Deskripsi N %

Jenis Kelamin

Perempuan 248 48,5%

Laki-laki 264 51,5%

Status pernikahan

Menikah 239 46,6%

Lajang

Cerai

Ttidak menjawab

253

3

17

49,4%

0,5%

3,3%

Dari 512 responden dalam penelitian ini terlihat bahwa mayoritas responden

adalah laki-laki. Banyaknya jumlah responden Laki-laki adalah sebesar 264 atau

51.5% sedangkan responden Perempuan sebesar 248 atau 48.5%. Selanjutnya, status

perkawinan, sebanyak 239 atau 46.6% responden sudah menikah, 253 atau 49.4%

Page 74: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

59

responden belum menikah, 3 atau 0.5% responden berstatus cerai dan 17 responden

atau 3,3% tidak menjawab.

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Dalam analisis statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan skor berupa skor

faktor. Skor faktor didapat dengan merubah semua item yang ada pada dimensi yang

sama menjadi satu skor yaitu disebut factor score pada software SPSS, bukan dengan

cara menjumlahkan item-item yang ada. Factor score dibuat dengan menggunakan

metode partial-credit model (PCM). Tujuan penggunaan skor faktor ialah untuk

menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Kemudian, factor score diubah

menjadi true score untuk menghilangkan bilangan negatif dengan cara melakukan

proses komputasi melalui formula T-score = 50 + (10). True score dalam penelitian

ini hanya digunakan untuk analisis statistik deskriptif, agar mendapatkan angka yang

positif.

Setelah melakukan analisis statistik deskriptif, didapatkan deskripsi statistik

masing-masing variabel pada penelitian ini seperti yang disajikan pada tabel 4.2.

Karena semua skor telah berada pada skala yang sama, maka mean pada skala ini

adalah 50. Namun, distribusi setiap variabel memiliki tingkat yang bervariasi. Oleh

karena itu, didapatkan distribusi frekuensi dengan titik minimum, maksimum, dan

standar deviasi seperti pada tabel 4.2.

Page 75: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

60

Tabel. 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kesejahteraan subjektif 512 8 73 50.00 9.463

Semangat 512 17 68 50.00 9.122

Dedikasi 512 18 70 50.00 8.809

Keterlarutan 512 25 70 50.00 8.944

Dukungan Emosional 512 16 65 50.00 8.743

Dukungan instrumental 512 16 65 50.00 8.478

Dukungan informasi 512 13 65 50.00 8.437

Dukungan Persahabatan 512 15 63 50.00 8.526

Valid N (listwise) 512

Dari tabel diatas dapat dilihat skor kesejahteraan subjektif, semangat ,

dedikasi , keterlarutan , dukungan emosional , dukungan instrumental , dukungan

informasi ,dan dukungan persahabatan diletakan pada skala yang sama, maka

mean kedelapan variabel adalah 50 dan nilai minimum , maksimum serta standar

deviasi dapat dilihat dari tabel diatas.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan subjek ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah berdasarkan skor pada variabel yang diukur apakah subjek

tergolong kelompok dengan skor rendah atau skor tinggi. Sebelum

mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah atau

tinggi, peneliti menetapkan norma dari skor dengan menggunakan mean dan standar

deviasi (dalam tabel 4.2). Setelah itu akan didapatkan persentase pada masing-masing

kategori setiap variabel.

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor Kategori Rumus

Tinggi X ≥ Mean

Rendah X < Mean

Page 76: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

61

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi

kategori masing-masing variabel penelitian. Masing-masing variabel akan

dikategorikan sebagai rendah, dan tinggi.

4.3.1 Kategorisasi Tingkat Kesejahteraan Subjektif

Pada tabel 4.4 menunjukkan sebaran variabel kesejahteraan subjektif yang dibagi

menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan

tinggi.

Tabel 4.4

Kategorisasi Tingkat Kesejahteraan Subjektif

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 263 51.4

Tinggi 249 48.6

Total 512 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebanyak 263 responden atau 51.4%

memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang rendah. Sementara sebanyak 249

responden atau 48.6% memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi.

4.3.2 Kategorisasi Tingkat Semangat

Pada tabel 4.5 menunjukkan sebaran variabel semangat yang dibagi menjadi

dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Page 77: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

62

Tabel 4.5

Kategorisasi Tingkat Semangat

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 353 68.9

Tinggi 159 31.1

Total 512 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 ditemukan bahwa sebanyak 353 atau 68.9% responden

memiliki semangat yang rendah. Sementara sebanyak 159 atau 31.1% responden

memiliki semangat yang tinggi.

4.3.3 Kategorisasi Tingkat Dedikasi

Pada tabel 4.6 menunjukkan sebaran variabel dedikasi yang dibagi menjadi dua

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.6

Kategorisasi Tingkat Dedikasi

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 187 36.5

Tinggi 325 63.5

Total 512 100.0

Berdasarkan tabel 4.6 ditemukan bahwa sebanyak 187 atau 36.5% responden

memiliki dedikasi yang rendah. Sementara sebanyak 325 atau 63.5% responden

memiliki dedikasi yang tinggi.

Page 78: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

63

4.3.4 Kategorisasi Tingkat Keterlarutan

Pada tabel 4.7 menunjukkan sebaran variabel keterlarutan yang dibagi menjadi dua

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.7

Kategorisasi Tingkat Keterlarutan

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 257 50.2

Tinggi 255 49.8

Total 512 100.0

Berdasarkan tabel 4.7 ditemukan bahwa sebanyak 257 atau 50.2% responden

memiliki keterlarutan yang rendah. Sementara sebanyak 255 atau 49.8% responden

memiliki keterlarutan yang tinggi.

4.3.5 Kategorisasi Tingkat Dukungan Emosional

Pada tabel 4.8 menunjukkan sebaran variabel dukungan emosional yang dibagi

menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan

tinggi.

Tabel 4.8

Kategorisasi Tingkat Dukungan Emosional

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 281 54.9

Tinggi 231 45.1

Total 512 100.0

Page 79: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

64

Berdasarkan tabel 4.8 ditemukan bahwa sebanyak 281 atau 54.9% responden

memiliki dukungan emosional yang rendah. Sementara sebanyak 231 atau 45.1%

responden memiliki dukungan emosional yang tinggi.

4.3.6 Kategorisasi Tingkat Dukungan Instrumental

Pada tabel 4.9 menunjukkan sebaran variabel dukungan instrumental yang dibagi

menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan

tinggi.

Tabel 4.9

Kategorisasi Tingkat Dukungan Instrumental

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 261 51.0

Tinggi 251 49.0

Total 512 100.0

Berdasarkan tabel 4.9 ditemukan bahwa sebanyak 261 atau 51% responden

memiliki dukungan instrumental yang rendah. Sementara sebanyak 251 atau 49%

responden memiliki dukungan instrumental yang tinggi.

4.3.7 Kategorisasi Tingkat Dukungan Informasi

Pada tabel 4.10 menunjukkan sebaran variabel dukungan informasi yang dibagi

menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan

tinggi.

Page 80: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

65

Tabel 4.10

Kategorisasi Tingkat Dukungan Informasi

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 252 49.2

Tinggi 260 50.8

Total 512 100.0

Berdasarkan tabel 4.10 ditemukan bahwa sebanyak 252 atau 49.2%

responden memiliki dukungan informasi yang rendah. Sementara sebanyak 260 atau

50.8% responden memiliki dukungan informasi yang tinggi.

4.3.8 Kategorisasi Tingkat Dukungan Persahabatan

Pada tabel 4.10 menunjukkan sebaran variabel dukungan persahabatan yang dibagi

menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan

tinggi.

Tabel 4.11

Kategorisasi Tingkat Dukungan Persahabatan

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 244 47.7

Tinggi 268 52.3

Total 512 100.0

Berdasarkan tabel 4.11 ditemukan bahwa sebanyak 244 atau 47.7%

responden memiliki dukungan persahabatan yang rendah. Sementara sebanyak 268

atau 52.3% responden memiliki dukungan persahabatan yang tinggi.

Page 81: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

66

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahapan uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis regresi

dengan software SPSS 20 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3. Dalam regresi

ada tiga hal yang dilihat, pertama melihat R Square untuk mengetahui presentase (%)

varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable, kedua apakah

keseluruhan independent variable berpengaruh secara signifikan terhadap dependent

variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing independent variable. Langkah pertama peneliti melihat besaran R

square untuk mengetahui presentase (%) varians dependent variable yang dijelaskan

oleh independent variable. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel

4.12 berikut:

Tabel 4.12 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .677a .458 .451 7.014

a. Predictors: (Constant), Keterlarutan, Dukungan persahabatan, Semangat, Dedikasi, Dukungan

emosional, Dukungan instrumental, Dukungan informasi

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai R Squere sebesar 0,458 atau

45,8%. Hal ini mengandung makna bahwa proporsi varian dari kesejahteraan

subjektif yang dijelaskan oleh totalitas kerja (semangat, dedikasi keterlarutan) dan

dukungan sosial (dukungan emosional , dukungan instrumental, dukungan informasi

,dukungan persahabatan) adalah sebesar 45,8%, kemudian 54,2% sisanya dipengaruhi

Page 82: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

67

oleh variabel lain di luar penelitian ini. Selanjutnya, peneliti ingin melihat pengaruh

dari keseluruhan independent variable terhadap kesejahteraan subjektif. Hal ini dapat

dilihat dalam hasil uji F pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression

20962.232 7 2994.605 60.866 .000

b

Residual

24796.878 504 49.200

Total 45759.110 511

a. Dependent Variable: SWB

b. Predictors: (Constant), Keterlarutan, Dukungan persahabatan, Semangat, Dedikasi, Dukungan

emosional, Dukungan instrumental, Dukungan informasi

Berdasarkan uji F pada tabel 4.13, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada

kolom paling kanan adalah p= 0.000 dengan nilai p<0.05. Jadi, dengan demikian

hipotesis nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh totalitas kerja dan dukungan sosial

terhadap kesejahteraan subjektif" ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan

totalitas kerja (semangat, dedikasi, keterlarutan) dan dukungan sosial (dukungan

emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi ,dukungan persahabatan)

terhadap kesejahteraan subjektif.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing

independen variabel. Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang

berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing

variabel independen terhadap kesejahteraan subjektif dapat dilihat pada tabel 4.14.

Page 83: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

68

Tabel 4.14

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.656 2.618 1.778 .076

Semangat .070 .045 .067 1.562 .119

Dedikasi .342 .048 .319 7.070 .000

Keterlarutan -.077 .038 -.073 -2.000 .046

Dukungan emosional .116 .065 .107 1.795 .073

Dukungan instrumental .151 .065 .135 2.311 .021

Dukungan informasi .059 .067 .053 .883 .378

Dukungan

persahabatan

.245 .061 .221 4.039 .000

a. Dependent Variable: KS

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.14 dapat disampaikan persamaan regresi

sebagai berikut :

Kesejahteraan Subjektif = 4.656 + 0.70semangat + 0.342*dedikasi -

0.077*keterlarutan + 0.116dukunganemosional+ 0.151*dukungan instrumental

+ 0.059dukungan informasi + 0.245*dukungan persahabatan

Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat empat variabel

yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu; (1) dedikasi; (2) keterlarutan;

(3)dukungan instrumental ; (4) dukungan persahabatan. Sementara 3 variabel lain

tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing

independen variabel adalah sebagai berikut:

Page 84: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

69

1. Semangat pada variabel totalitas kerja memiliki koefisien regresi sebesar 0.70

dengan nilai p=0.119 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa semangat

memiliki pengaruh pengaruh yang tidak signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif.

2. Dedikasi pada variabel totalitas kerja memiliki koefisien regresi sebesar 0.342

dengan nilai p=0.000 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa dedikasi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Arah positif

dalam besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin tinggi dedikasi

makasemakin tinggi kesejahteraan subjektif individu, begitupun sebaliknya

3. Keterlarutan pada variabel totalitas kerja memiliki koefisien regresi sebesar -0,77

dengan nilai p=0,046 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa keterlarutan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Arah positif

dalam besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin tinggi keterlarutan

maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif individu, begitupun sebaliknya.

4. Dukungan Emosional pada variabel dukungan sosial memiliki koefisien regresi

sebesar 0.116 dengan nilai p=0.073 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa

dukungan emosional memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif.

5. Dukungan instrumental pada variabel dukungan sosial memiliki koefisien regresi

sebesar 0.151 dengan nilai p=0.021 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa

dukungan instrumental memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif. Arah positif dalam besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin

Page 85: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

70

tinggi dukungan instrumental maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif

individu, begitupun sebaliknya.

6. Dukungan informasi pada variabel dukungan sosial memiliki koefisien regresi

sebesar 0.059 dengan nilai p=0.378 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa

semangat tmemiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif.

7. Dukungan persahabatan pada variabel dukungan sosial memiliki koefisien regresi

sebesar 0.245 dengan nilai p=0.000 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa

dukungan persahatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif. Arah positif dalam besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin

tinggi dukungan persahabatan maka semakin maka semakin tinggi kesejahteraan

subjektif individu, begitupun sebaliknya.

4.5 Pengujian proporsi varians masing-masing independent variabel

Selanjutnya penulis ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-

masing independent variabel terhadap kesejahteraan subjektif. Maka dari itu, penulis

melakukan analisis regresi berganda dengan cara menambahkan satu independent

variabel setiap melakukan regresi. Kemudian, penulis dapat melihat penambahan

dari R² (R Square Change) setiap melakukan analisis regresi dan dapat melihat

signifikansi dari penambahan R² tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15

Page 86: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

71

Tabel 4.15

Model Summary Proporsi Varians Tiap-tiap Independent Variabel terhadap Dependent

Variabel

Mod

el

R R

Square

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .436a .190 .190 119.951 1 510 .000

2 .523b .274 .084 58.474 1 509 .000

3 .529c .280 .006 4.144 1 508 .042

4 .641d .411 .131 112.998 1 507 .000

5 .660e .435 .024 21.901 1 506 .000

6 .664f .441 .005 4.636 1 505 .032

7 .677g .458 .018 16.312 1 504 .000

Predictors:(constant),semangat,dedikasi,keterlarutan,dukungan_emosional,dukungan

_instrumental,dukungan_informasi,dukungan_persahabatan.

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.8, dapat diketahui bahwa:

1. Semangat memberikan sumbangan sebesar 19% terhadap varians Kesejahteraan

subjektif. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 119.951

dan df2 = 510.

2. Dedikasi memberikan sumbangan sebesar 8,4% terhadap varians kesejahteraan

subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 58.474 dan

df2 = 509.

3. Keterlarutan memberikan sumbangan sebesar 0,6% terhadap varians

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

4.144 dan df2 = 508.

4. Dukungan emosional memberikan sumbangan sebesar 13,1% terhadap varians

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 112.998 dan df2 = 507.

Page 87: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

72

5. Dukungan instrumental memberikan sumbangan sebesar 2,4% terhadap varians

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

21.901 dan df2 = 506.

6. Dukungan informasi memberikan sumbangan sebesar 0,5% terhadap varians

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 4.636 dan df2 = 505.

7. Dukungan persahabatan memberikan sumbangan sebesar 1,8% terhadap varians

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

16.312 dan df2 = 504.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 variabel independen,

yaitu dedikasi, semangat, keterlarutan ,dukungan emosional, dukungan instrumental,

dukungan informasi dan dukungan persahabatan yang signifikan sumbangannya

terhadap kesejahteraan subjektif, jika dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang

dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan variabel independen (sumbangan

proporsi varian yang diberikan).

Page 88: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

73

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data yang telah dilakukan, maka kesimpulan

yang didapat dari penelitian ini adalah: “Ada pengaruh yang signifikan totalitas kerja

(semangat, dedikasi, keterlarutan) dan dukungan sosial (dukungan emosional,

dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan persahabatan) terhadap

kesejahteraan subjektif pegawai”. Kemudian, berdasarkan hasil uji hipotesis masing-

masing variabel yang telah dilakukan, terdapat empat variabel independen yang

signifikan pengaruhnya terhadap kesejahteraan subjektif, yaitu (1) dedikasi; (2)

keterlarutan; (3) dukungan instrumental ; (4) dukungan persahabatan. Sedangkan tiga

variabel lainnya tidak mempunyai dampak yang signifikan, yaitu semangat,

dukungan emosional dan dukungan informasi.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor totalitas kerja (semangat,

dedikasi, keterlarutan) dan dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan

instrumental, dukungan informasi, dukungan persahabatan) terhadap kesejahteraan

subjektif.

Hasil pengujian hipotesis pengaruh totalitas kerja dan dukungan sosial terhadap

kesejahteraan subjektif yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari seluruh independent variabel terhadap kesejahteraan subjektif.

Page 89: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

74

Besarnya pengaruh seluruh independent variable terhadap kesejahteraan subjektif

adalah sebesar 45,8%, sedangkan 54,2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di

luar penelitian ini.

Totalitas kerja menjadi salah satu faktor yang menjadi variabel penentu

munculnya kesejahteraan subjektif. Hal ini sejalan dengan penelitian Bakker,

Demerouti, dan Schaufeli pada tahun 2003 dan Schaufeli & Bakker tahun 2004 yang

menyatakan bahwa totalitas kerja terkait dengan hasil-hasil positif dalam organisasi

seperti kepuasan kerja dan motivasi (Bakker et al, 2004).

Berdasarkan proses analisis yang dilakukan, peneliti melakukan analisis tiga

dimensi totalitas kerja yaitu: dedikasi, keterlarutan, dan semangat. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa dedikasi dan keterlarutan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kesejahteraan subjektif dengan arah positif. Hal ini dapat

diartikan bahwa semakin tinggi tingkat dedikasi dan keterlarutan seseorang akan

semakin tinggi kesejahteraan subjektif individu, begitupun sebaliknya.

Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian Robertson dan Smythe (2007) yang

menyatakan bahwa karyawan yang total dalam bekerja akan menunjukkan antusiasme

dan hasrat yang nyata mengenai pekerjaannya dan untuk organisasi yang

mempekerjakan mereka. Selanjutnya karyawan akan menikmati pekerjaan yang telah

dikerjakan total yang pada gilirannya akan mempengaruhi kesejahteraan seubjektif

individu secara keseluruhan.

Page 90: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

75

Berbeda dengan variabel dedikasi dan keterlarutan, berdasarkan hasil uji hipotesis

penelitian, variabel semangat tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif individu. Hal ini bisa disebabkan karena pekerjaan tidak

menuntut pegawai untuk selalu berusaha dan bersemangat. Pegawai tidak terpacu

untuk berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan tidak

memiliki keinginan yang tinggi dalam memberikan yang terbaik bagi tempatnya

bekerja. Semangat atau tidaknya pegawai dalam bekerja dalam hal ini tidak

mempengaruhi kesejahteraan subjektif pegawai.

Selanjutnya, dari empat dimensi dukungan sosial ditemukan dua dimensi yang

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif pegawai,

yaitu dimensi dukungan instrumental dan dukungan persahabatan. Kedua variabel

tersebut memiliki pengaruh yang positif. Artinya ketika dimensi-dimensi tersebut

tinggi, maka kesejahteraan subjektif pegawai juga akan tinggi. Kemudian dua

dimensi lain tidak memiliki pengaruh yang signifikan yaitu dukungan emosional dan

dukungan informasi, yang berarti tinggi atau rendahnya kedua variabel tersebut tidak

mempengaruhi kesejahteraan subjektif pegawai.

Dimensi pertama dari dukungan sosial yang memiliki pengaruh yang signifikan

adalah dukungan instrumental. Dimensi ini berupa pemberian bantuan secara

langsung dan nyata berupa materi atau jasa yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah praktis (Sarafino, 2011). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa

dimensi dukungan instrumental memiliki pengaruh yang positif terhadap

kesejahteraan subjektif pegawai. Artinya, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa

Page 91: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

76

semakin tinggi dukungan instrumental yang diterima pegawai maka akan semakin

tinggi pula tingkat kesejahteraan subjektif. Pegawai akan merasa nyaman karena

memiliki orang-orang yang peduli terhadap permasalahan dirinya dan dapat

diandalkan dalam memberikan pertolongan dengan bantuan-bantuan praktis, sehingga

wajar bila dimensi ini memiliki pengaruh yang positif terhadap kesejahteraan

subjektif pegawai.

Dimensi lain dari dukungan sosial yang memiliki pengaruh yang signifikan

adalah dukungan persahabatan. Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa

pegawai yang memiliki interaksi sosial yang positif, memiliki waktu menghabiskan

waktu dengan individu lain dalam suatu pekerjaan, aktivitas sosial maupun hiburan

akan memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi. Hal ini sejalan dengan

sumber teori, yakni pegawai yang memiliki interaksi sosial yang positif dengan orang

lain, yang memungkinkan pegawai dapat menghabiskan waktu dengan individu lain

dalam suatu pekerjaan, aktivitas sosial maupun hiburan (sarafino, 2011).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fajarwati (2014) yang menunjukkan

bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dan kesejahteraan subjektif,

di mana semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif.

Sebaliknya, apabila semakin rendah dukungan sosial maka akan semakin rendah

kesejahteraan subjektifnya. Dukungan sosial dari teman dan lingkungan merupakan

sumber dukungan sosial yang paling tinggi pengaruhnya terhadap kesejahteraan

subjektif pegawai (Eryilmaz dalam Fajarwati, 2014).

Page 92: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

77

Selanjutntya terdapat dua variabel dukungan sosial yang tidak berpengaruh

signifikan dalam kesejahteraan subjektif. Variabel pertama adalah dukungan

emosional. Secara teoritis, menurut Sarafino (2011), dukungan emosional merupakan

bentuk bantuan yang diterima berupa: dorongan kehangatan, kasih sayang, perasaan

bernilai, perhatian, kepercayaan terhadap individu, dan ungkapan simpati. Semakin

tinggi dukungan emosional maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan subjektif

pegawai. Temuan dalam penelitian ini justru menunjukan tinggi atau rendahnya

tingkat dukungan emosional terhadap pegawai tidak akan mempengaruhi tingkat

kesejahteraan subjektif pegawai.

Hal ini sejalan dengan penelitian Uchida et.al.,(2008) yang menunjukan bahwa

pengaruh dukungan emosional terhadap kesejahteraan subjektif cenderung lemah,

terutama di kalangan orang dewasa yang bukan pelajar. Artinya tinggi atau rendahnya

dukungan emosional tidak akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan subjektif

individu.

Dimensi selanjunya yang tidak memiliki pengaruh yang signififikan terhadap

kesejahteraan subjektif pegawai adalah dukungan informasi. Menurut Sarafino

(2007), dukungan informasi meliputi nasihat, sugesti, ataupun umpan balik mengenai

informasi yang sebaiknya dilakukan oleh orang lain yang membutuhkan. Jadi dapat

dikatakan tinggi atau rendahnya dukungan informasi berupa nasihat, sugesti, maupun

saran-saran yang menyelesaikan masalah tidak akan mempengaruhi tingkat

kesejahteraan subjektif pada pegawai.

Page 93: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

78

Dari hasil penelitian ini sebenarnya tidak serta-merta ditarik kesimpulan yang

menggugurkan teori yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap

sumber error yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara hasil penelitian

dengan teori. Sampling error merupakan salah satu sumber yang dapat menimbulkan

bias dalam penarikan kesimpulan penelitian. Hal ini bisa disebabkan karena peneliti

tidak turun langsung untuk membagi angket dikarenakan akan mengganggu proses

bekerja pegawai. Sehingga angket atau kuesioner diserahkah sekertaris Badan

Sumper Daya Manusia untuk disebarkan. Hal tersebut bisa membuat responden tidak

sesuai dalam mengisi angket yang menyebabkan sebaran data atau jawaban tidak

merata, sehingga mempengaruhi hasil penelitian.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan atau

keterbatasan. Oleh karena itu, penulis menguraikan saran menjadi dua bagian, yaitu

saran teoritis dan saran praktis, yang kiranya dapat menjadi pertimbangan sebagai

penyempurna untuk melakukan penulisan lain dengan dependent variable yang sama.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Pada penelitian ini varian dari kesejahteraan subjektif yang dijelaskan oleh

totalitas kerja dan dukungan sosial sebesar 45,8%, sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya

meneliti kesejahteraan subjektif pada pegawai di Indonesia dengan variabel lain

seperti pendidikan,usia,pendapata,budaya,modal psikologis.

Page 94: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

79

2. Sampling error merupakan salah satu sumber yang dapat menimbulkan bias

dalam penarikan kesimpulan penelitian. Hal ini bisa disebabkan karena peneliti

tidak turun langsung untuk membagi angket. Peneliti selanjutnya juga

diharapkan bisa langsung turun lapangan untuk menghindari bias atau

ketidaksesuaian responden dalam mengisi angket atau kuesioner sehingga

jawaban responden merata.

5.3.2 Saran Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi instansi /

perusahaan untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan subjektif pegawai seperti totalitas kerja dan dukungan sosial

karena organisasi yang berhasil adalah organisasi di mana karyawannya merasa

sejahtera dalam bekerja.

2. Terkait dengan dedikasi dan keterlarutan hendaknya perusahaan lebih

memperbanyak kegiatan pembinaan mental seperti training motivasi dan

kegiatan outbound, agar pegawai memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi.

3. Terkait dengan dukungan instrumental dan dukungan persahabatan hendaknya

perusahaan mengadakan family gathering setiap 3 bulan sekali guna melatih

pegawai untuk meningkatkan kepedulian dengan sesama rekan kerja agar

pegawai memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi.

Page 95: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

80

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2015). https://www.antaranews.com/berita/656520/serikat-

PEKERJApelindo-bahas-kesejahteraan-karyawan.

Anonim. (2017). https://www.finansialku.com/program-kesejahteraan-karyawan-

survei-pwc-2017/.

Bakker, A. B. (2011). An evidence-based model of work engagement. Current

Directions in Psychological Science, 20(4), 265-269.

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2008). Towards a model of work engagement.

Career development international, 13(3), 209-223.

Bakker, A. B., & Leiter, M. P. (2010). Work Engagement: Introduction, In

Bakker, A.B.,&Leiter, M.P (Eds) Work engagement: A handbook of

essential theory and research. New York: Psychology Press

Bakker, A. B., & Oerlemans, W. (2011). Subjective well-being in organizations.

The Oxford handbook of positive organizational scholarship, 178-189.

Carr, A. (2004). POSITIVE PSYCHOLOGY: the science of happiness and human

strengths. posititive psychologi, -.

Compton, W. C. (2005). Introduction to Positive Psychology. Belmont, CA, US

Cutruna, C. &. (1987). The provisions of social relationship and adaption to

stress. Advance in personal relationships, 1,37-67.

Diener, E. &. (1999). Personality subjective well-being dalam Jonh,

Richard.W.,Pervin &lawrace A.,. Handbbook of personality , third

edition: Theory and research, New York : Guild Press.

Diener E. (2002). beyond money : toward an economy of well-being in ed Diener.

the science ff well being , New York : the Springnger science bussiness media.

Diener.E., s. O. (2003). Personality, culture and subjective well-being : emotional

and cognitive evaluation of life . anual review psycholog, 54,403-425

Diener., E. (2005). Subjective well being: the science happiness and life

satissfaction dalam C.R Snyder & S.J.Lopez. handbook of positive

psychology, New York : Oxford university Press.

Diener, E. (2000). Subjective well-being. The science of happiness and a proposal

Page 96: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

81

for a national index. American Psychologist, 55(1), 34-43.

Diener, E. D., Emmons, R. A., Larsen, R. J., & Griffin, S. (1985). The satisfaction

with life scale. Journal of personality assessment, 49(1), 71-75.

Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2005). Subjective well-being: The science of

happiness and life satisfaction. In C. R. Snyder & S. J. Lopez (Eds.), The

handbook of positive psychology (pp.63-73). New York: Oxford

University Press.

Diener, E., Wirtz, D., Biswas-Diener, R., Tov, W., Kim-Prieto, C., Choi, D.-w., &

Oishi, S. (2009). New Measures of Well-Being. dalam E. Diener,

Assessing Well-Being: The Collected Works of Ed Diener (pp. 247-266).

Springer Science & Business Media

Diener., J.-E. L. (2013). The object Benefit of subjective well-being, London

School of Economics and Political Science .

Eddington, N. &. (2008). Subjective well being , Califoenia: Continuing

Psychology Inc.

Froh, Jeffry J., William J. Sefick., Robert A. Emmons. (2008). Counting blessings

in early adolescents: An experimental study of gratitude and subjective

well-being. Journal of School psychology, 213-233

GRANT, M. G. (2007). Professional and peer life coaching and the enhancement

of goal striving, University of Sydney, Australia.

Kahn, W. A. (1990). Psychological conditions of personal engagement and

disengagement at work. Academy of Management Journal, 33(4), 692-724.

Kashdan., S. O. (2008). Journal of Research in Personality. Being good by doing

good: Daily eudaimonic activity and well-being.

Layard, Richard. (2010) Measuring Subjective Well-Being. Science, 327.

Myers ., E. D. (1995). Who Is Happy?, 10-19.

(Nomor 13 tahun 2003 ). Dalam undang-undang tentang ketenagakerjaan

Russell, Joyce E. A. (2008). Promoting Subjective Well-Being at Work. Journal

of Career Assessment, 16(1), 117-131.

samputri. (2015). Jurnal Empati. DUKUNGAN SOSIAL DAN SUBJECTIVE

WELL BEING.

Sarafino, E. (2011). Healt psychology biopsychososial interaction, 141-161.

Page 97: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

82

Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Salanova, M. (2006). The measurement of

work engagement with a short questionnaire: A cross-national study.

Educational and psychological measurement, 66(4), 701-716.

Schaufeli, W., Balducci, C., & Fraccaroli, F. (2010). Psychometrics properties of

the italian version of the utrecht work engagement scale-9. European

Journal of Psychology Assesment, Vol 26 (2): 143-149

Schaufeli, W. B., Salanova, M., González-Romá, V., & Bakker, A. B. (2002). The

measurement of engagement and burnout: A two sample confirmatory

factor analytic approach. Journal of Happiness studies, 3(1), 71-92.

Selligman, Martin E.P. (2002). Authentic Happines: Using the new positive

psychology to realize your potential for lasting fulfillment. Bandung: PT.

Mizan Pustka. 317

Shaleh, A. R. (2016). Analisa Faktor Skala Totalitas Kerja (Work Engagement).

Seminar ASEAN 2nd Psychology & Humanity. Psychology Forum UMM.

Suh, E. M. (2000). Self, the hyphen between culture and subjective well being.

dalam E. Diener, & E. M. Suh (ed). Culture and Subjective Well-Being.

(pp. 63-86). MIT Press

Taylor S., E. (2006). Health pscyhologi 6th edition , New York: Mc Graw-hill.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

Umar, J. (2012). Statistika mentor akademik. Bahan Ajar Fakultas Psikologi UIN

Jakarta. Tidak Dipublikasikan.

Wright., C. (2000). Journal of Occupational Health Psychology . Psychological

Well-Being and Job Satisfaction as Predictors, . 1, 84-94 .

Page 98: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

83

LAMPIRAN

Page 99: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

84

1. LAMPIRAN KUESIONER

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan nama saya Elisa, mahasiswi S1 Fakultas Psikologi Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk

menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) mengenai “Pengaruh Totalitas Kerja Dan

Dukungan Sosial Terhadap Kesejahteraan Subjktif Pegawai”. Saya mohon

kesediaan anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi

kuesioner terlampir.

Saudara/I dapat mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk pengisian

yang telah diberikan. TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuesioner ini.

Adapun informasi yang Saudara/I berikan dalam penelitian ini akan dijaga

KERAHASIAAN nyadan di gunakan hanya untuk kepentingan penelitian.

Atas perhatian Saudara/I, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Hormat saya,

Peneliti.

Page 100: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

85

DATA RESONDEN

Nama/Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Jumlah Anak/Tanggungan :

Status Pernikahan :

Jumlah pendapatan :

Suku/etnik :

Tingkat pendidikan :

Pengeluaran per bulan :

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda checklist () pada kolom pilihan jawaban yang sesuai dengan

pengalaman terhadap pernyataan berdasarkan situasi dan kondisi keseharian

Bapak/Ibu/Sdr, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

1. Sangat Tidak Sesuai (STS) jika sangat tidak sesuai dengan situasi dan kondisi

keseharian Bapak/Ibu

2. Tidak Sesuai (TS) jika tidak sesuai dengan situasi dan kondisi keseharian

Bapak/Ibu

3. Sesuai (S) jika sesuai dengan situasi dan kondisi keseharian Bapak/Ibu

4. Sangat Sesuai (SS) jika sangat sesuai dengan situasi dan kondisi keseharian

Bapak/Ibu

Page 101: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

86

Skala 1

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya menjalani hidup dengan terarah dan bermakna.

2. Hubungan sosial saya mendukung dan bermanfaat.

3. Saya terlibat dan tertarik pada kegiatan sehari-hari saya.

4. Saya aktif berkontribusi pada kebahagiaan dan

kesejahteraan orang lain.

5. Saya memiliki kompetensi dan kemampuan dalam

menjalani kegiatan yang penting bagi saya.

6. Saya orang yang baik dan menjalani kehidupan yang baik.

7. Saya optimis tentang masa depan saya.

8. Orang menghormati saya.

9. Saya merasa hal-hal positif terjadi di hidup saya.

10. Saya dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif.

11. Saya mengharapkan hal baik akan terjadi dalam hidup

saya.

12. Saya sering merasa hal buruk terjadi pada hidup saya.

13. Saya merasa nyaman dengan hidup saya saat ini.

14. Selama sebulan terakhir, saya merasa tidak nyaman

dengan diri saya.

15. Saya menjalani hidup dengan senang.

16. Kondisi kehidupan saya menyedihkan.

17. Saya takut menghadapi masa depan.

18. Saya menjalani hari dengan riang setiap harinya.

19. Saya mudah tersinggung.

20. Saya merasa puas dengan kehidupan saya saat ini.

Skala 2

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya merasa bersemangat dalam melakukan pekerjaan

2. Saya merasa kuat dan bekerja keras dalam pekerjaan saya

3. Ketika bangun di pagi hari, saya bersemangat untuk pergi

bekerja

4. Saya merasa antusias dengan pekerjaan saya

5. Pekerjaan saya dapat memberikan saya inspirasi

6. Saya merasa bangga dengan pekerjaan yang saya lakukan

sekarang

7. Saya merasa senang ketika bekerja dengan intens

8. Saya tenggelam dalam pekerjaan saya

Page 102: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

87

9. Saya merasa hanyut dalam pekerjaan ketika saya bekerja

10 Saya memiliki mental yang sangat kuat dalam bidang

pekerjaan saya

11 Saya telah menemukan satu pekerjaan yang sangat

bermakna dan penuh harapan

12 Saya sangat menyelami pekerjaan saya

Skala 3

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya merasa nyaman saat bersama dengan keluarga

2 Kabar tentang keluarga menyenangkan hati Saya

3 Keluarga saya membantu saat sedang menghadapi

kemalangan

4 Saya merasa bernilai bagi keluarga

5 Saya merasa nyaman saat bersama dengan teman

6 Cerita dari teman menyenangkan hati Saya

7 Teman saya memberi bantuan saat Saya sedang

menghadapi kemalangan

8 Saya merasa bernilai bagi teman-teman

9 Saya merasa nyaman saat bersama dengan atasan

10 Masukan atasan menyenangkan hati Saya

11 Atasan saya memberi bantuan saat Saya sedang

menghadapi kemalangan

12 Saya merasa bernilai bagi atasan

Page 103: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

88

2. Output Lampiran CFA

Kesejahteraan Subjektif

UJI VALIDITAS KONSTRUK SWB DA NI=20 NO=512 MA=PM LA SWB1 SWB2 SWB3 SWB4 SWB5 SWB6 SWB7 SWB8 SWB9 SWB10 SWB11 SWB12 SWB13

SWB14 SWB15 SWB16 SWB17 SWB18 SWB19 SWB20 PM SY FI=SWB.COR MO NX=20 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SWB FR TD 17 16 TD 12 10 TD 19 14 TD 3 2 TD 14 12 TD 14 10 TD 9 8 TD 16

8 TD 20 18 TD 19 3 TD 14 9 TD 13 7 TD 7 4 TD 5 3 TD 5 4 FR TD 4 2 TD 4 3 TD 19 9 TD 16 12 TD 17 12 TD 19 10 TD 12 9 TD 16 9

TD 13 5 TD 7 5 TD 17 6 TD 20 11 TD 20 12 TD 11 1 TD 17 11 FR TD 2 1 TD 3 1 TD 18 6 TD 19 4 TD 16 14 TD 17 14 TD 16 10 TD 17 10

TD 13 4 TD 10 9 TD 20 15 TD 20 16 TD 20 1 TD 7 2 TD 11 4 FR TD 19 17 TD 19 16 TD 19 12 TD 18 7 TD 14 3 TD 13 6 TD 10 6 TD 10

7 TD 17 3 TD 15 3 TD 14 13 TD 14 1 TD 14 11 TD 11 2 TD 17 13 FR TD 19 8 TD 8 3 TD 15 8 TD 16 15 TD 18 3 TD 20 19 TD 18 16 TD 20 5

TD 20 7 TD 20 6 TD 11 8 TD 18 13 TD 15 11 TD 12 2 TD 18 5 FR TD 18 17 TD 17 9 TD 8 4 TD 8 2 TD 16 11 TD 19 13 TD 16 4 TD 17 1

TD 15 14 TD 20 3 TD 20 10 TD 19 18 TD 17 4 TD 12 4 TD 15 5 FR TD 15 7 TD 15 6 PD OU SS TV MI AD=OFF

Page 104: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

89

Page 105: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

90

b. Semangat

UJI VALIDITAS KONSTRUK TOTALITAS KERJA (SEMANGAT)

DA NI=4 NO=512 MA=PM

LA

S1 S2 S3 S4 S5

PM SY FI=SEMANGAT.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SEMANGAT

FR TD 2 1

PD

OU SS TV MI

c. Dedikasi

UJI VALIDITAS KONSTRUK TOTALITAS KERJA (DEDIKASI)

DA NI=4 NO=512 MA=PM

LA

D1 D2 D3 D4 D5

PM SY FI=DEDIKASI.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

DEDIKASI

PD

OU SS TV MI

Page 106: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

91

d. Keterlarutan

UJI VALIDITAS KONSTRUK TOTALITAS KERJA (KETERLARUTAN)

DA NI=4 NO=512 MA=PM

LA

L1 L2 L3 L4 L5

PM SY FI=LARUT.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

LARUT

FR TD 3 2 TD 4

PD

OU SS TV MI

Page 107: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

92

e. Dukungan emosional

UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN EMOSIONAL

DA NI=3 NO=512 MA=PM

LA

DE1 DE2 DE3

PM SY FI=DE.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

DE

PD

OU SS TV MI

f. Dukungan Instrumental

UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN INSTRUMENTAL

DA NI=3 NO=512 MA=PM

LA

DI1 DI2 DI3

PM SY FI=DI.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

DI

PD

OU SS TV MI

Page 108: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

93

g. Dukungan Informasi

UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN INFORMASI

DA NI=3 NO=512 MA=PM

LA

INFO1 INFO2 INFO3

PM SY FI=INFO.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

INFO

PD

OU SS TV MI

Page 109: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

94

h. Dukungan Persahabatan

UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN PERSAHABATAN

DA NI=3 NO=512 MA=PM

LA

DP1 DP2 DP3

PM SY FI=DP.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

DP

PD

OU SS TV MI

Page 110: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

95

3. Lampiran hasil uji regresi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

SWB 512 8 73 50.00 9.463

SEMANGAT 512 17 68 50.00 9.122

DEDIKASI 512 18 70 50.00 8.809

KETERLARUTAN 512 25 70 50.00 8.944

DUKUNGAN_EMOSIONAL 512 16 65 50.00 8.743

DUKUNGAN_INSTRUMENTAL 512 16 65 50.00 8.478

DUKUNGAN_INFORMASI 512 13 65 50.00 8.437

DUKUNGAN_SAHABAT 512 15 63 50.00 8.526

Valid N (listwise) 512

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 8713.158 1 8713.158 119.951 .000b

Residual 37045.952 510 72.639

Total 45759.110 511

2

Regression 12530.492 2 6265.246 95.972 .000c

Residual 33228.618 509 65.282

Total 45759.110 511

3

Regression 12799.341 3 4266.447 65.758 .000d

Residual 32959.769 508 64.881

Total 45759.110 511

4

Regression 18806.453 4 4701.613 88.441 .000e

Residual 26952.657 507 53.161

Total 45759.110 511

5

Regression 19924.630 5 3984.926 78.050 .000f

Residual 25834.480 506 51.056

Total 45759.110 511

6 Regression 20159.661 6 3359.943 66.282 .000g

Page 111: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

96

Residual 25599.449 505 50.692

Total 45759.110 511

7

Regression 20962.232 7 2994.605 60.866 .000h

Residual 24796.878 504 49.200

Total 45759.110 511

a. Dependent Variable: SWB

b. Predictors: (Constant), SEMANGAT

c. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI

d. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN

e. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN,

DUKUNGAN_EMOSIONAL

f. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN,

DUKUNGAN_EMOSIONAL, DUKUNGAN_INSTRUMENTAL

g. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN,

DUKUNGAN_EMOSIONAL, DUKUNGAN_INSTRUMENTAL,

DUKUNGAN_INFORMASI

h. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN,

DUKUNGAN_EMOSIONAL, DUKUNGAN_INSTRUMENTAL,

DUKUNGAN_INFORMASI, DUKUNGAN_SAHABAT

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 27.365 2.101 13.027 .000

SEMANGAT .453 .041 .436 10.952 .000

2

(Constant) 19.422 2.246 8.647 .000

SEMANGAT .216 .050 .209 4.337 .000

DEDIKASI .395 .052 .368 7.647 .000

3

(Constant) 22.006 2.574 8.549 .000

SEMANGAT .216 .050 .208 4.344 .000

DEDIKASI .433 .055 .403 7.906 .000

KETERLARUTAN -.089 .044 -.084 -2.036 .042

4 (Constant) 9.486 2.611 3.634 .000

Page 112: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

97

SEMANGAT .107 .046 .103 2.318 .021

DEDIKASI .352 .050 .328 7.028 .000

KETERLARUTAN -.077 .040 -.073 -1.952 .052

DUKUNGAN_EMOSIONAL .428 .040 .396 10.630 .000

5

(Constant) 7.167 2.606 2.750 .006

SEMANGAT .085 .046 .082 1.871 .062

DEDIKASI .354 .049 .330 7.212 .000

KETERLARUTAN -.091 .039 -.086 -2.326 .020

DUKUNGAN_EMOSIONAL .231 .058 .213 3.989 .000

DUKUNGAN_INSTRUMENTAL .277 .059 .248 4.680 .000

6

(Constant) 6.396 2.621 2.440 .015

SEMANGAT .080 .045 .077 1.769 .078

DEDIKASI .345 .049 .321 7.013 .000

KETERLARUTAN -.088 .039 -.083 -2.260 .024

DUKUNGAN_EMOSIONAL .170 .064 .157 2.642 .009

DUKUNGAN_INSTRUMENTAL .226 .064 .202 3.545 .000

DUKUNGAN_INFORMASI .140 .065 .124 2.153 .032

7

(Constant) 4.656 2.618 1.778 .076

SEMANGAT .070 .045 .067 1.562 .119

DEDIKASI .342 .048 .319 7.070 .000

KETERLARUTAN -.077 .038 -.073 -2.000 .046

DUKUNGAN_EMOSIONAL .116 .065 .107 1.795 .073

DUKUNGAN_INSTRUMENTAL .151 .065 .135 2.311 .021

DUKUNGAN_INFORMASI .059 .067 .053 .883 .378

DUKUNGAN_SAHABAT .245 .061 .221 4.039 .000

a. Dependent Variable: SWB

Page 113: PENGARUH TOTALITAS KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44430/1/ELISA-FPSI.pdf · Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan

98

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .436a .190 .189 8.523 .190 119.951 1 510 .000

2 .523b .274 .271 8.080 .083 58.474 1 509 .000

3 .529c .280 .275 8.055 .006 4.144 1 508 .042

4 .641d .411 .406 7.291 .131 112.998 1 507 .000

5 .660e .435 .430 7.145 .024 21.901 1 506 .000

6 .664f .441 .434 7.120 .005 4.636 1 505 .032

7 .677g .458 .451 7.014 .018 16.312 1 504 .000

a. Predictors: (Constant), SEMANGAT

b. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI

c. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN

d. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN, DUKUNGAN_EMOSIONAL

e. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN, DUKUNGAN_EMOSIONAL,

DUKUNGAN_INSTRUMENTAL

f. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN, DUKUNGAN_EMOSIONAL,

DUKUNGAN_INSTRUMENTAL, DUKUNGAN_INFORMASI

g. Predictors: (Constant), SEMANGAT, DEDIKASI, KETERLARUTAN, DUKUNGAN_EMOSIONAL,

DUKUNGAN_INSTRUMENTAL, DUKUNGAN_INFORMASI, DUKUNGAN_SAHABAT