Peta tanah adalah suatu peta yang menggambarkan penyebaran jenis-jenis tanah suatu daerah (Hardjowigeno, 1993).

Berdasarkan tujuannya (yang akan menentukan intensitas pengamatan), survei tanah dibedakan atas 6 macam, yaitu peta tanah bagan, eksplorasi, tinjau, semi-detail, detail dan sangat detail. Masing –masing peta tersebut memiliki skala peta yang berbeda-beda (Rayes, 2007).

Macam-Macam Peta Tanah Berdasarkan Skala Peta

Peta tanah bagan adalah peta yang dibuat dari hasil kompilasi dan generalisasi peta–peta tanah eksplorasi atau peta tanah tinjau. Peta tanah tinjau adalah peta yang menggambarkan daerah–daerah yang berpotensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. Peta tanah semi–detail adalah peta yang memberi gambaran tentang potensi daerah secara lebih terperinci serta dapat

menunjukkan lokasi proyek yang akan dilaksanakan. Peta tanah detail adalah peta yang ditujukan untuk mempersiapkan pelaksanaan suatu proyek termasuk proyek konservasi tanah. Peta tanah sangat detail adalah peta tanah yang ditujukan untuk penelitian khusus, misalnya untuk petak percobaan pertanian guna mempelajari variabilitas respons tanaman terhadap pemupukan atau perlakuan tertentu dan lain lain. Peta Tanah ekplorasi (Explorasi Soil Map) adalah Peta satuan tanahnya mengunakan asosiasi atau kompleks tanah, peta ini maksimal berskala 1:1.000.000. Peta tanah eksplorasi ini dikelompokkan berdasar penamaan dari Soil Taxonomy (Soil Survey Staff (SSS)) U.S.D.A., pada tahun 1998 (Peta Tematik Indo, 2003).

Contoh Peta Tanah Eksplorasi

Menurut Rayes (2007), lagenda peta tanah berfungsi mengidentifikasi satuan peta serta memberikan informasi tentang satuan-satuan yang terdapat dalam suatu peta tanah. Lagenda peta tanah terdiri atas dua bagian, yaitu simbol dan uraian atau deskripsi. Di dalam uraian terkandung informasi penting mengenai tanah masing-masing satuan yang digambarkan oleh simbol satuan peta. Informasi tersebut meliputi:

1. Keadaan drainase2. Kedalaman tanah3. Keadaan erosi4. Tekstur tanah5. Keadaan batuan6. Warna dan karatan7. Aspek kesuburan (pH, salinitas)8. Konsistensi tanah9. Relif mikro

Dalam pemetaan tanah yang menggunakan metode fisiografi (dengan bantuan interpretasi foto udara atau citra inderaja lainnya), biasanya menggunakan lagenda eksplikatif, sedangkan dalam

survei dengan metode grid, umumnya menggunakan lagenda taksonomikal dan kadang lagenda mekanikal (Rayes, 2007).

Gambar2. Contoh Lagenda Peta Tanah Semi-Detil

Sumber:

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta.

Peta tematik indo. 2003. https://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/peta-tanah-ekplorasi/. Diunduh tanggal 10 Maret 2015.