pengaruh suhu air terhadap setting time...

50
PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINAT SKRIPSI Munira Eka Novianthy J 111 09 108 UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BAGIAN ILMU BAHAN DAN TEKNOLOGI GIGI MAKASSAR 2012

Upload: others

Post on 26-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

PENGARUH SUHU AIR

TERHADAP SETTING TIME ALGINAT

SKRIPSI

Munira Eka Novianthy

J 111 09 108

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BAGIAN ILMU BAHAN DAN TEKNOLOGI GIGI

MAKASSAR

2012

Page 2: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

PENGARUH SUHU AIR

TERHADAP SETTING TIME ALGINAT

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Munira Eka Novianthy

J 111 09 108

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BAGIAN ILMU BAHAN DAN TEKNOLOGI GIGI

MAKASSAR

2012

Page 3: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh

Oleh : Munira Eka Noviant

LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Suhu Air Terhadap Setting Time Alginat

Munira Eka Novianthy/J11109108

Telah diperiksa dan disahkan

Pada tanggal 29 Mei 2012

Oleh

Pembimbing

drg. Peter Rovani

NIP . 19490309 197903 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin

Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph. D

NIP. 19540625 198403 1 001

ii

Page 4: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

ii

ABSTRAK

Alginat berasal dari alga coklat yang merupakan tumbuhan laut. Alginat juga

merupakan turunan rumput laut, tetapi diedarkan dalam bentuk bubuk. Alginat ini

didasarkan pada asam alginat, yang berasal dari tanaman laut. Struktur dari asam

alginat cukup kompleks. Beberapa molekul hidrogen pada gugus karboksil diganti

dengan natrium, sehingga membentuk suatu garam larut dalam air, dengan berat

molekul dari 20000-200000. Garam asam alginat (diperoleh dari rumput laut) jika

dicampur dengan air dalam proporsinya yang tepat akan membentuk hidrokoloid

ireversibel, suatu gel yang dipergunakan dalam pencetakan gigi geligi. Setting time

adalah periode waktu yang diukur dari mulainya pencampuran bahan sampai bahan

mengeras. Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi setting

time alginat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu air

terhadap setting time alginat agar mempermudah operator dalam mengatur setting

time alginat, sehingga hasil cetakan dapat lebih sempurna. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa suhu air mempengaruhi setting time alginat. Semakin tinggi

suhu air, maka semakin cepat alginat tersebut mengeras. Begitu pula sebaliknya,

semakin rendah suhu air, maka semakin lama alginat tersebut mengeras.

Kata kunci : Suhu air, setting time, alginat

Page 5: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINAT”

yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Dalam penulisan skripsi ini

penulis telah banyak mendapat penghargaan serta bimbingan dari berbagai pihak

sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik, untuk itu dengan kerendahan hati,

tulus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. drg. Peter Rovani selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk membimbing, membantu dan memberikan arahan kepada penulis

dalam menyelesaiakan skripsi ini.

2. Seluruh Staf Pengajar Departemen Ilmu Material dan Teknologi Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin yang telah memberikan masukan yang

berharga kepada penulis dalam menyelesaiakan skripsi ini.

3. Seluruh Staf Pengajar Departemen Ilmu Material dan Teknologi Gigi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang telah memberikan masukan dan

arahan dalam pelaksanaan proses penelitian yang dilakukan oleh penulis.

4. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Ahmad Munir Amal Tomagola, SH dan Asni

Abbas, berkat kasih sayang dan doa yang tiada putus-putusnya selama ini

sehingga mengantarkan penulis kejenjang sarjana. Semoga gelar Sarjana

Kedokteran Gigi yang penulis peroleh bisa membahagiakan ayahanda dan ibunda,

Page 6: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

iv

serta adik-adikku Lisa, Dede, Dinda dan Manda yang telah memberikan

dorongan, perhatian dan dukungan kepada penulis.

5. Om Razak Thaha yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Rizky Boy Whinda Sandy yang telah berperan penting dalam menyelesaikan

skripsi ini dari awal hingga selesai, serta memberikanku motivasi, dorongan, serta

semangat yang tinggi untuk menyelesakan skripsi ini. Dan untuk ibunda dari

Rizky Boy Whinda Sandy atas doanya beserta dukungannya sehingga penulis

dapat lebih termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dengan maksimal.

7. Teman teman angkatan Insisal 2009 dan seluruh pegawai Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Hasanuddin, pegawai perpustakaan, dan seluruh pihak yang

membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi

ini. Kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan Ilmu

Kedokteran Gigi. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan tersebut dengan

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Makassar, 29 Mei 2012

Munira Eka Novianthy

Page 7: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK.............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL... ............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................. 5

1.3 TUJUAN PENELITIAN ................................................................. 5

1.4 MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 5

1.5 HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ALGINAT ....................................................................................... 6

2.1.1 KOMPOSISI ALGINAT ........................................................ 8

Page 8: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

vi

2.1.2 SIFAT-SIFAT ALGINAT ...................................................... 8

2.1.3 LAMA PENYIMPANAN ALGINAT .................................... 9

2.1.4 MANFAAT ALGINAT .......................................................... 10

2.2 SETTING TIME (WAKTU GELASI) ............................................. 11

2.2.1 MENGENDALIKAN SETTING TIME (WAKTU GELASI) .. 12

2.3 SUHU ............................................................................................. 14

2.3.1 ALAT PENGUKUR SUHU (TERMOMETER) ..................... 15

2.3.1.1 SKALA TERMOMETER ........................................... 15

2.3.1.2 JENIS-JENIS TERMOMETER .................................. 17

BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................... 19

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN ...................................................................... 20

4.2 DESAIN PENELITIAN .................................................................. 20

4.3 LOKASI PENELITIAN .................................................................. 20

4.4 WAKTU PENELITIAN .................................................................. 20

4.5 POPULASI PENELITIAN .............................................................. 20

4.6 SAMPEL PENELITIAN ................................................................. 21

4.7 JUMLAH SAMPEL ........................................................................ 21

4.8 VARIABEL PENELITIAN ............................................................. 21

4.9 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL ........................................ 21

Page 9: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

vii

4.10 ALAT PENELITIAN .................................................................... . 22

4.11 BAHAN PENELITIAN .................................................................. 24

4.12 PROSEDUR PENELITIAN ........................................................... 24

4.13 ALUR PENELITIAN ..................................................................... 26

4.14 ANALISIS DATA .......................................................................... 27

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... . 28

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. . 32

BAB VII PENUTUP

7.1 SIMPULAN .................................................................................... 35

7.2 SARAN ........................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36

LAMPIRAN.............................................................. ............................................ 39

Page 10: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat yang digunakan ........................................................................... 22

Gambar 2. Bahan yang digunakan ........................................................................ 24

Page 11: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Distribusi waktu pengerasan (setting time) alginat berdasarkan suhu air. 29

Page 12: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi sampel penelitian berdasarkan suhu air..................................... 28

Tabel 2. Distribusi waktu pengerasan (setting time) alginat berdasarkan suhu air.. 29

Tabel 3. Pengaruh suhu air terhadap waktu pengerasan alginat........................... ... 30

Page 13: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam praktek dokter gigi, ada kecenderungan untuk mengubah setting time

dari alginat. Salah satu alasannya karena seringkali ada pasien yang gampang merasa

mual saat alginat dimasukkan ke dalam mulut, sehingga dokter gigi harus megetahui

cara untuk mempercepat setting time dari alginat tersebut.

Bahan cetak alginat mudah digunakan. Bahan ini bersifat hidrofilik, sehingga

permukaan jaringan yang lembab bukanlah kendala. Umumnya, alginat digunakan

sebagai cetakan awal untuk membuat model studi yang membantu dalam pembuatan

rencana perawatan dan diskusi dengan pasien. Tidak seperti banyak bahan cetak

lainnya, alginat tidak mempunyai kisaran kekentalan yang jauh berbeda.1

Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik

ini terdiri atas jenis hidrokoloid dan elastomer. Salah satu bahan cetak hidrokoloid

yang sampai saat ini masih banyak digunakan adalah alginat. Dari beberapa sifat

alginat yang menguntungkan adalah sifat elastiknya yang baik.3

Karena hanya satu campuran alginat yang dibuat, bahan yang telah diaduk

diletakkan pada sendok cetak. Klinisi boleh mengambil sedikit bahan dengan jari

bersarung tangan dan mengoleskan bahan tersebut kedalam ceruk dan fisura sentral

serta kedalam fisura permukaan oklusal. Teknik ini mengurangi kemungkinan

Page 14: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

14

terjebaknya gelembung udara bila sendok cetak dimasukkan dalam mulut. Karena

bahan tersebut bersih dan mengeras dengan cepat, bahan cetak ini mudah ditolerir

oleh pasien.1

Sebelum menempatkan cetakan dalam mulut, bahan tersebut harus mencapai

konsistensi tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok cetak dan membuat

pasien tersedak. Dokter gigi harus belajar mengenali perubahan perubahan

kekentalan sehinga ia dapat memasukkan cetakan pada saat interval kritis antara

tahap bahan cetak mengalir dan tidak mengalir.1

Campuran ditempatkan pada sendok cetak yang sesuai, yang dimasukkan ke

dalam mulut. Bahan cetak harus menempel pada sendok cetak sehingga hasil cetakan

dapat ditarik dari sekitar gigi. Oleh karena itu, umumnya digunakan sendok cetak

berlubang-lubang. Bila dipilih sendok cetak plastik atau sendok cetak logam polos,

suatu lapisan tipis perekat sendok cetak harus diaplikasikan dan dibiarkan kering

dengan sempurna sebelum pengadukan dan memasukkan alginat ke dalam sendok

cetak. Lapisan alginat yang tipis umumnya lemah, karena itu, sendok cetak harus

cocok dengan lengkung gigi pasien sehingga lapisan bahan cetak cukup tebal.

Ketebalan cetakan alginat antara sendok cetak dan jaringan harus sekurang-

kurangnya 3 mm.1

Kekuatan gel alginat meningkat beberapa menit setelah gelasi awal terjadi.

Kebanyakan bahan alginat meningkat elastisitasnya dengan berlalunya waktu, yang

meminimalkan distorsi bahan selama cetakan dibuka, sehingga dapat mencetak

sempurna daerah undercut. Data tersebut secara jelas menunjukkan bahwa cetakan

alginat tidak boleh dikeluarkan dari mulut setidaknya 2-3 menit setelah terjadi proses

Page 15: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

15

gelasi, yang merupakan perkiraan waktu dimana bahan kehilangan sifat

kelengketannya.1

Alginat bila dilarutkan dalam air membentuk larutan kental yang dapat

dikonversi ke gel menggunakan garam kalsium. Penggunaan alginat jauh melebihi

penggunaan semua bahan cetak lain dalam kedokteran gigi. Alginat sebagai bahan

cetak berevolusi dengan beberapa modifikasi yang tergabung dalam komposisi dari

waktu ke waktu untuk memperbaiki sifat dan kinerja klinis.5

Waktu gelasi diukur dari mulai pengadukan sampai terjadinya gelasi, harus

menyediakan cukup waktu bagi dokter gigi untuk mengaduk bahan, mengisi sendok

cetak, dan meletakkannya di dalam mulut pasien. Sekali gelasi terjadi, bahan cetak

tidak boleh diganggu karena fibril yang sedang terbentuk akan patah dan cetakan

secara nyata menjadi lebih lemah.1

Metode praktis untuk menentukan waktu gelasi bagi praktisi gigi adalah

dengan mengamati waktu dari mulai pengadukan sampai bahan tersebut tidak lagi

kasar atau lengket bila disentuh dengan ujung jari yang bersih, kering dan bersarung

tangan. Barangkali waktu gelasi optimal adalah antara 3 dan 4 menit pada temperatur

ruangan (20 o C). Normalnya, pabrik jenis alginat yang mengeras dengan cepat (1-2

menit) dan yang mengeras dengan kecepatan normal (2,5-4 menit), untuk memberi

kesempatan bagi klinisi memlih bahan yang cocok dengan gaya kerja mereka.1

Dalam keadaan klinis, seringkali ada kecenderungan untuk mengubah waktu

gelasi dengan mengganti rasio air terhadap bubuk atau waktu pengadukan.

Modifikasi kecil ini dapat mempunyai efek yang nyata pada sifat gel, mempengaruhi

Page 16: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

16

kekuatan terhadap robekan dan elastisitas. Jadi waktu gelasi lebih baik diatur oleh

jumlah bahan memperlambat yang ditambahkan selama proses pembuatan di pabrik.1

Cara lain yang dapat dilakukan klinisi secara aman adalah dengan mengubah

temperatur air. Semakin tinggi temperatur, semakin pendek waktu gelasi. Pada cuaca

panas, tindakan khusus harus dilakukan yaitu dengan mengaduk menggunakan air

dingin sehingga gelasi prematur tidak terjadi. Bahkan ada kemungkinan mangkok

pengaduk beserta spatula harus didinginkan lebih dulu, khususnya bila bahan cetak

yang akan digunakan hanya sedikit. Pada keadaan apapun, lebih baik melakukan

kesalahan dengan mengaduk terlalu dingin dibandingkan terlalu panas.1

Bahan menunjukkan derajat sensitivitas yang bermacam-macam sesuai

dengan perubahan temperatur. Beberapa bahan yang dipasarkan menunjukkan

perubahan waktu gelasi sebesar 20 detik untuk setiap derajat Celcius perubahan

temperatur. Pada keadaan tersebut, temperatur air pencampuran harus dikendalikan

dengan hati-hati sekitar 1 oatau 2 odari temperatur standar (biasanya 20 oC), sehingga

dapet diperoleh waktu gelasi yang konstan dan dapat diandalkan.1

Secara keseluruhan, penelitian ini penting untuk dilakukan agar dokter

gigi/operator dapat mengetahui cara untuk mengubah setting time alginat, yaitu salah

satunya dengan mengubah suhu air yang digunakan. Dengan mengetahui caranya,

dokter gigi/operator tidak lagi mengalami kesulitan saat melakukan pencetakan.

Berdasarkan alasan tersebut, penulis mengangkat sebuah penelitian dengan judul

“Pengaruh suhu air terhadap setting time alginat”.

Page 17: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

17

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian diatas timbul permasalahan apakah suhu air dapat mempengaruhi

setting time alginat pada saat pembuatan cetakan.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu air terhadap

setting time alginat agar mempermudah operator dalam mengatur setting time alginat,

sehingga hasil cetakan dapat lebih sempurna.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta memberikan

pengalaman langsung pada peneliti dalam melakukan penelitian ini.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

pengaruh suhu air terhadap setting time alginat.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk

mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dari penelitian saya ialah ada pengaruh suhu air terhadap setting

time alginat.

Page 18: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ALGINAT

Alginat (hidrokoloid ireversibel) adalah bahan cetak yang mengandung air,

digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat

model studi. Alginat merupakan polisakarida linier yang disusun oleh residu asam β-

D-manuronat dan α-L-guluronat yang dihubungkan melalui ikatan 1,4. Alginat

menampilkan afinitas terhadap kation multivalen seperti Ca2+ dan mampu mengikat

ion selektif dan kooperatif, sebuah proses yang mengarah ke pembentukan secara

ionik (fisik) gel alginat yang terkait secara silang.2,7,12

Alginat berasal dari alga coklat yang merupakan tumbuhan laut. Alginat juga

merupakan turunan rumput laut, tetapi diedarkan dalam bentuk bubuk. Alginat ini

didasarkan pada asam alginat, yang berasal dari tanaman laut. Struktur dari asam

alginat cukup kompleks. Beberapa molekul hidrogen pada gugus karboksil diganti

dengan natrium, sehingga membentuk suatu garam larut dalam air, dengan berat

molekul dari 20000-200000. Garam asam alginat (diperoleh dari rumput laut) jika

dicampur dengan air dalam proporsinya yang tepat akan membentuk hidrokoloid

ireversibel, suatu gel yang dipergunakan dalam pencetakan gigi geligi. Cetakan

alginat harus dibuang dalam waktu 15– 30 menit, karena selama penyimpanan lebih

lanjut cetakan pasti menyusut karena penguapan air dari gel alginat.

Page 19: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

19

Asam alginat tidak larut dalam air, karenanya yang biasa digunakan dalam industri

adalah natrium alginat.1,2,11,18,20

Bahan cetak alginat digunakan secara rutin oleh praktisi gigi dan mewakili

bahan cetak yang paling umum digunakan dalam kedokteran gigi. Bahan cetak

alginat banyak digunakan untuk membentuk model studi yang digunakan untuk

merencanakan perawatan. Porositas dalam bahan cetak dapat mempengaruhi akurasi

dari cetakan yang dihasilkan. Beberapa studi melaporkan bahwa bahan cetak

porositas telah dikurangi dengan menggunakan perangkat pencampuran mekanis.13,19

Pada Akhir abad yang lalu, seorang ahli kima dari Skotlandia memperhatikan

bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa menghasilkan suatu

ekstrak lendir yang aneh. Ia menamakannya algin. Substansi alam ini kemudian

diidentifikasikan sebagai suatu polimer linier dengan berbagai kelompok asam

karboksil dan dinamakan asam alginik. Asam alginik serta kebanyakan garam

anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang diperoleh dengan natrium, kalium,

dan amonium larut dalam air.1

Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena Perang Dunia II (Jepang

adalah sumber agar utama), penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang

cocok semakin dipercepat. Hasilnya sudah tentu, hidrokoloid ireversibel, ataubahan

cetak alginat. Penggunaan umum bahan hidrokoloid ireversibel ini jauh melampaui

penggunaan bahan cetak lain yang ada. Faktor utama penyebab keberhasilan bahan

cetak jenis ini adalah manipulasi mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal,

karena tidak memerlukan banyak peralatan.1

Page 20: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

20

2.1.1 Komposisi Alginat.

Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid ireversibel adalah salah

satu alginat yang larut air, seperti natrium, kalium, atau alginat trietanolamin.

Proporsi yang tepat dari masing-masing bahan kimia yang digunakan bervariasi

sesuai dengan jenis bahan mentah yang digunakan. Bila bahan pengisi ditambahkan

dengan jumlah yang tepat, akan dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan gel

alginat, menghasilkan tekstur yang halus, dan menjamin permukaan gel padat, yang

tidak bergelombang.1

Kalsium sulfat apapun dapat digunakan sebagai reaktor. Bentuk dihidrat

umumnya digunakan, tetapi untuk keadaan tertentu hemihidrat menghasilkan waktu

penyimpanan bubuk yang lebih lama serta kestabilan gel yang lebih memuaskan.

Fluoride, seperti kalium titanium fluorid ditambahkan sebagai bahan mempercepat

pengerasan stone untuk mendapat permukaan model stone yang keras dan padat

terhadap cetakan.1

2.1.2 Sifat-sifat Alginat.

a. Sifat rheology: Alginat cukup encer untuk sanggup mencatat detil halus

dalam mulut. Kurva viskositas-waktu menunjukkan waktu kerja yang

cukup jelas, selama mana tidak terjadi perubahan kekentalan.17

b. Selama proses pengerasan bahan perlu diperhatikan agar cetakan jangan

dibuka. Reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi

sehingga bahan yang berkontak dengan jaringan mengeras lebih dahulu.

Adanya tekanan yang diberikan pada gel misalnya oleh karena

bergeraknya sendok cetak akan menimbulkan tegangan pada bahan yang

Page 21: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

21

akan menyebabkan perubahan pada alginat setelah dikeluarkan dari dalam

mulut.17

c. Bahan ini cukup elastis untuk dapat ditarik melewati undercut; walaupun

demikian kadang-kadang bagian cetakan dapat patah bila melalui undercut

yang dalam.17

d. Dimensi cetakan alginat tidak stabil pada penyimpanan, ini disebabkan

oleh karena adanya syneresis.17

e. Dapat kompatibel dengan model plaster dan stone; beberapa alginat

memberi permukaan yang berbubuk bila diisi dengan bahan model dental

stone tertentu.17

f. Bahan tidak toksis dan tidak mengiritasi; rasa dan baunya biasanya dapat

ditoleransi.17

g. Waktu setting tergantung pada komposisi (misal kandungan trisodium

fosfat) dan pada suhu pencampuran.17

h. Bubuk alginat tidak stabil disimpan pada ruangan yang lembab atau

kondisi yang lebih hangat dari suhu kamar.17

2.1.3 Lama Penyimpanan Alginat.

Temperatur penyimpanan dan kontaminasi kelembaban udara adalah dua

faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bahan cetak alginat. Bahan

yang sudah disimpan selama 1 bulan pada 65 oC tidak dapat digunakan dalam

perawatan gigi, karena bahan tersebut tidak dapat mengeras sama sekali atau

mengeras terlalu cepat. Bahkan pada temperatur 54 oC ada bukti kerusakan,

barangkali karena alginat mengalami depolarisasi.1

Page 22: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

22

Selama proses perawatan gigi, penting untuk mendisinfeksi cetakan serta

peralatan sehingga mencegah infeksi. Namun, perendaman disinfeksi cetakan alginat

dapat memperburuk ketepatan dimensi model yang dihasilkan. Untuk mengatasi

masalah ini, American Dental Association (ADA) merekomendasikan penyemprotan

cetakan alginat dengan disinfektan yang disetujui oleh ADA, dan kemudian disegel

dalam kantong plastik sesuai dengan waktu desinfeksi yang direkomendasikan.15

Bahan cetak alginat dikemas dalam kantung tertutup secara individual dengan

berat bubuk yang sudah ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam jumlah

besar di kaleng. Bubuk yang dibungkus per kantung lebih disukai karena mengurangi

kemungkinan kontaminasi selama penyimpanan. Sebagai tambahan, perbandingan

air dengan bubuk yang tepat bisa dijamin, karena dilengkapi pula dengan takaran

plastik untuk mengukur banyaknya air. Meskipun demikian, bubuk dalam kaleng

lebih murah. Bila digunakan bubuk dalam kaleng, tutupnya harus dipasang kembali

dengan kencang begitu selesai digunakan sehingga meminimalkan kontaminasi

kelembaban yang mungkin terjadi.1

Tanggal kadaluarsa yang menyatakan kondisi penyimpanan harus dengan

jelas dicantumkan oleh pabrik pembuat pada masing-masing kemasan. Pada keadaan

apapun, lebih baik tidak menyimpan persediaan alginat lebih dari setahun dalam

praktik dokter gigi dan simpan bahan tersebut pada lingkungan yang dingin kering.1

2.1.4 Manfaat Alginat.

Dalam dunia kedokteran, ada tiga bentuk utama dari alginat yang sangat

bermanfaat, yaitu natrium alginat, potasium alginat dan kalsium alginat. Natrium

Page 23: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

23

alginat adalah garam natrium dari asam alginat. Sementara kalium alginat adalah

garam kalium dari asam alginat.4

Umumnya kalsium alginat digunakan di rumah sakit karena memiliki daya

serap yang kuat, menyerap banyak eksudat dengan cepat, menyediakan fasilitas

kunci pada mikroorganisme untuk luka yang terinfeksi, bentuk gel yang menciptakan

lingkungan yang lembab yang ideal untuk merangsang penyembuhan luka, tidak

menempel pada luka, mengurangi rasa sakit, dan dapat dengan mudah terkelupas dari

kulit.4

Dalam kedokteran gigi, alginat adalah bahan cetak yang paling populer,

karena penggunaan biaya rendah dan mudah, kemudahan pencampuran dan

memanipulasi, peralatan minimum yang diperlukan. Alginat digunakan sebagai

cetakan awal untuk membuat model studi yang membantu dalam pembuatan rencana

perawatan dan diskusi dengan pasien, termasuk perencanaan perawatan untuk

perawatan restoratif dan ortodontik. Karena bahan tersebut bersih dan mengeras

dengan cepat, bahan cetak ini mudah ditolerir oleh pasien.1,6,14,22

2.2 SETTING TIME (WAKTU GELASI)

Setting time adalah periode waktu yang diukur dari mulainya pencampuran

bahan sampai bahan mengeras. Waktu gelasi dapat diperpanjang dengan

menggunakan air dingin atau diperpendek dengan menggunakan air hangat.

Penyesuaian bubuk dengan rasio air dapat mempengaruhi pengerasan tetapi juga

merugikan karena mempengaruhi sifat fisik oleh karena itu tidak dianjurkan.7,21

Gelasi adalah perubahan dari sol menjadi gel. Reaksi khas sol-gel dapat

digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginat larut air dengan kalsium sulfat

Page 24: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

24

dan pembentukan gel kalsium alginat yang tidak larut. Kalsium sulfat bereaksi

dengan cepat untuk membentuk kalsium alginat tidak larut dari kalium atau natrium

alginat dalam suatu larutan cair. Produksi kalsium alginat ini begitu cepat sehingga

tidak menyediakan cukup waktu kerja. Jadi, suatu garam larut air ketiga, seperti

trinatrium fosfat ditambahkan pada larutan untuk memperpanjang waktu kerja.

Strateginya adalah kalsium sulfat akan lebih suka bereaksi dengan garam lain

dibanding alginat larut air. Jadi, reaksi antara kalsium sulfat dan alginat larut air

dapat dicegah asalkan ada trinatrium fosfat yang tidak bereaksi.1

Ada sejumlah garam larut air yang dapat digunakan, seperti natrium atau

kalium fosfat, kalium oksalat, atau kalium karbonat, trinatrium fosfat, natrium

tripolifosfat dan tetranatrium pirofosfat. Dua nama yang terakhir adalah yang paling

sering digunakan dewasa ini. Jumlah bahan memperlambat (natrium fosfat) harus

disesuaikan dengan hati-hati untuk mendapat waktu gelasi yang tepat. Umumnya,

bila kira-kira 15 g bubuk dicampur dengan 40 ml air, gelasi akan terjadi dalam waktu

sekitar 3-4 menit pada temperatur ruangan.1

2.2.1 Mengendalikan Setting Time (Waktu Gelasi).

Waktu gelasi diukur dari mulai pengadukan sampai terjadinya gelasi, harus

menyediakan cukup waktu bagi dokter gigi untuk mengaduk bahan, mengisi sendok

cetak, dan meletakkannya di dalam mulut pasien. Sekali gelasi terjadi, bahan cetak

tidak boleh diganggu karena fibril yang sedang terbentuk akan patah dan cetakan

secara nyata menjadi lebih lemah.1

Metode praktis untuk menentukan waktu gelasi bagi praktisi gigi adalah

dengan mengamati waktu dari mulai pengadukan sampai bahan tersebut tidak lagi

Page 25: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

25

kasar atau lengket bila disentuh dengan ujung jari yang bersih, kering dan bersarung

tangan. Barangkali waktu gelasi optimal adalah antara 3 dan 4 menit pada temperatur

ruangan (20 oC). Normalnya, pabrik jenis alginat yang mengeras dengan cepat (1-2

menit) dan yang mengeras dengan kecepatan normal (2,5-4 menit), untuk memberi

kesempatan bagi klinisi memlih bahan yang cocok dengan gaya kerja mereka.1

Dalam keadaan klinis, seringkali ada kecenderungan untuk mengubah waktu

gelasi dengan mengganti rasio air terhadap bubuk atau waktu pengadukan.

Modifikasi kecil ini dapat mempunyai efek yang nyata pada sifat gel, mempengaruhi

kekuatan terhadap robekan dan elastisitas. Jadi waktu gelasi lebih baik diatur oleh

jumlah bahan memperlambat yang ditambahkan selama proses pembuatan di pabrik.1

Cara lain yang dapat dilakukan klinisi secara aman adalah dengan mengubah

temperatur air. Semakin tinggi temperatur, semakin pendek waktu gelasi. Pada cuaca

panas, tindakan khusus harus dilakukan yaitu dengan mengaduk menggunakan air

dingin sehingga gelasi prematur tidak terjadi. Bahkan ada kemungkinan mangkok

pengaduk beserta spatula harus didinginkan lebih dulu, khususnya bila bahan cetak

yang akan digunakan hanya sedikit. Pada keadaan apapun, lebih baik melakukan

kesalahan dengan mengaduk terlalu dingin dibandingkan terlalu panas.1

Bahan menunjukkan derajat sensitivitas yang bermacam-macam sesuai

dengan perubahan temperatur. Beberapa bahan yang dipasarkan menunjukkan

perubahan waktu gelasi sebesar 20 detik untuk setiap derajat Celcius perubahan

temperatur. Pada keadaan tersebut, temperatur air pencampuran harus dikendalikan

dengan hati-hati sekitar 1 o atau 2 o dari temperatur standar (biasanya 20 oC), sehingga

dapet diperoleh waktu gelasi yang konstan dan dapat diandalkan.1

Page 26: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

26

2.3 SUHU

Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau

dinginnya suatu benda. Suhu dinyatakan sebagai ukuran kuantitatif temperatur, panas

dan dingin, diukur dengan termometer. Satuan suhu adalah derajat (o).8,9

Suhu merupakan keadaan panas dan dingin yang dinyatakan dengan

termometer. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, suhu dibedakan menjadi suhu harian

rata-rata, suhu inversi, suhu kardinal, suhu maksimum bulanan, suhu maksimum

harian, suhu minimum, dan suhu minimum bulanan. Penjelasannya adalah sebagai

berikut:

Suhu harian rata-rata: Rata-rata suhu yang diamati selama 24 jam secara

terus-menerus.

Suhu inversi: Kondisi suhu yang berlawanan dengan suhu biasa, yakni

penurunan suhu apabila makin naik ke daerah pegunungan.

Suhu kardinal: Suhu yang terdiri atas suhu minimum, optimum, dan

maksimum.

Suhu maksimum bulanan: Suhu tertinggi yang tercatat dalam satu bulan

kalender di dalam satu tahun.

Suhu maksimum harian: Suhu tertinggi yang terjadi dalam waktu sehari atau

selama 24 jam.

Suhu minimum: Suhu terendah yang tercatat dalam suatu jangka waktu.

Suhu minum bulanan: Suhu minimum yang tercatat dalam satu bulan

kalender di dalam satu tahun.16

Page 27: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

27

2.3.1 Alat Pengukur Suhu (Termometer).

Untuk mengukur secara tepat, diperlukan alat yang disebut termometer.

Banyak termometer bergantung pada pemuaian zat ketika dipanaskan. Air raksa dan

alkohol adalah zat yang biasa kita gunakan pada pembuatan termometer zat cair. Zat-

zat cair tersebut memuai jika dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan. Air raksa

berwarna perak, tetapi alkohol tidak berwarna. Oleh karena itu, untuk memudahkan

pembacaan termometer ditambahkan zat pewarna merah untuk menunjukkan adanya

pemuaian.9,10

Agar dapat digunakan untuk mengukur suhu secara tepat, termometer harus

memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain:

mudah dibaca skalanya

peka terhadap perubahan suhu

jangkauan alat ukurnya cukup besar

tidak berbahaya (aman digunakan).9

2.3.1.1 Skala Termometer.

1) Termometer Celsius

Termometer Celsius pertama kali dilakukan oleh Anders Celsius, maka

dinamakan termometer Celsius. Termometer Celsius memiliki:

Titik tetap bawah 0 oC, yaitu sama dengan suhu air dari es murni

yang sedang melebur.

Titip tetap atas 100 oC, yaitu sama dengan suhu murni yang

sedang mendidih.9

Page 28: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

28

2) Termometer Kelvin

Selain termometer Celsius, ada termometer yang menggunakan skala

Kelvin dan disebut termometer Kelvin. Nama termometer ini diambil dari

nama ahli fisika berkebangsaan Inggris, Lord William Thomson Kelvin

(1824-1907). 9

Lord Kelvin adalah orang yang pertama mengusulkan pengukuran

berdasarkan suhu nol mutlak dan skala yang ditetapkan disebut Kelvin, dan

diberi lambang K. 9

Pada skala Kelvin, suhu terendah adalah 0 K= -273 oC. Pada teori partikel

dikatakan bahwa partikel suatu zat senantiasa bergerak. Pada suhu -273 oC

sudah tidak bergerak atau berhenti bergerak (diam), sehingga suhu -273 oC

merupakan suhu terendah yang masih mungkin dimiliki oleh benda. 9

3) Termometer Fahrenheit

Dalam penggunaan sehari-hari, Inggris dan Amerika Serikat menggunakan

termometer Fahrenheit. Nama Fahrenheit diambil dari nama ilmuwan

berkebangsaan Jerman yang pertama kali membuatnya, yaitu Daniel Gabriel

Fahrenheit (1686-1736).9

Pada skala Fahrenheit:

Es yang mencair diberi angka 32 oF sebagai titik tetap bawah (0 oC = 32 oF)

Suhu air yang sedang mendidih diberi angka 212 oF sebagai titik tetap atas

(100 oC = 212 oF).9

Page 29: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

29

2.3.1.2 Jenis-jenis Termometer.

Terdapat beberapa jenis termometer untuk berbagai keperluan, misalnya

termometer rumah, laboratorium, klinis, dan logam. Termometer rumah biasanya

menggunakan alkohol dan menunjukkan kemungkinan suhu udara dari -30 oC sampai

50 oC. Termometer laboratorium biasanya menggunakan air raksa karena air raksa

mempunyai titik didih yang tinggi dan termometer ini dapat menunjukkan perubahan

dari -30 oC sampai 350 oC. Termometer klinis menunjukkan suhu antara 35 oC

sampai 43 oC. Termometer tersebut menggunakan air raksa dan mempunyai bagian

sempit diatas tonjolan. Ketika termometer digunakan, air raksa didalam gelas segera

turun jika dilepaskan dari tubuh, tetapi bagian sempit mencegah hal itu terjadi.10

Termometer zat cair tidak dapat mengukur suhu yang tingi, misalnya suhu

oven, karena zat cair memiliki titik didih yang rendah. Untuk itu kita menggunakan

termometer logam. Termometer logam menggunakan pelat bimetal dan penunjuk

skala. Jika termometer logam dipanaskan, pelat bimetal akan bengkok dan penunjuk

yang dihubungkan dengan ujung pelat akan menunjukkan perubahan suhu pada

skala.10

Untuk mengukur perbedaan suhu yang sangat kecil, kita menggunakan

termokopel. Alat ini dapat beroperasi dalam rentang suhu -200 oC sampai dengan

1600 oC. Pada alat ini, dua logam yang berbeda, seperti besi dan tembaga,

dihubungkan bersama pada dua ujung sambungan. Jika satu sambungan lebih panas

dari yang lain, maka arus listrik akan melewati rangkaian dan perubahan arus akan

terbaca dari amperemeter. Pirometer menggunakan radiasi infra merah dari benda

Page 30: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

30

panas yang akan diukur suhunya. Pirometer ini dapat mengukur suhu lelehan baja,

tembaga, dan besi.10

Page 31: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

31

BAB III

KERANGKA KONSEP

Keterangan:

: Variabel yang diteliti.

: Variabel yang tidak diteliti.

Suhu Air

Suhu Air

Rendah

Suhu Air

Normal

Suhu Air

Tinggi

PEMBUATAN CETAKAN

Alginat

Pengadukan

Pengukuran

Setting Time

Air

Page 32: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

32

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimental Analitik.

4.2 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional study.

4.3 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Dental Material Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

4.4 WAKTU PENELITIAN

Waktu dilakukannya penelitian pada Februari 2012 – April2012

4.5 POPULASI PENELITIAN

Alginat yang dicampur dengan air yang memiliki suhu dengan 3 satuan

derajat, yaitu derajat Celsius (oC), derajat Kelvin (oK),dan derajat Fahrenheit (oF).

Page 33: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

33

4.6 SAMPEL PENELITIAN

Alginat yang dicampur dengan air yang memiliki suhu dengan satuan derajat

Celsius (oC) yang dibagi dalam 3 variasi suhu yang berbeda, yaitu suhu 18 oC , suhu

23 oC, dan suhu 30 oC.

4.7 JUMLAH SAMPEL

Sampel yang dibuat sebanyak 27 buah, yang dikelompokkan menjadi 3

kelompok, dengan sampel untuk masing-masing kelompok sebanyak 9 buah untuk

setiap perlakuan.

4.8 VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Bebas: Suhu Air

2. Variabel Tergantung: Setting Time Alginat

4.9 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau

dinginnya suatu benda.Suhu dinyatakan sebagai ukuran kuantitatif

temperatur, panas dan dingin, diukur dengan termometer.Satuan suhu

adalah derajat (o).Jadi suhu air adalah suatu besaran yang menyatakan

ukuran derajat panas atau dinginnya air.

2. Setting time alginat adalah periode waktu yang diukur dari mulainya

pencampuran alginat sampai alginat mengeras.

Page 34: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

34

4.10 ALAT PENELITIAN

1. Rubber Bowl

2. Spatula

3. Gelas Ukur (untuk air)

4. Sendok Takar (untuk alginat)

5. Analitical Balance(alat penimbang)

6. Cetakan Berbentuk Cincin

7. Glass Plate

8. Batang Akrilik (alat ukur setting time)

9. Tissue

10. Alas Putih

11. Stopwatch

12. Termometer Air

13. Termometer Ruang

14. Kulkas (alat pendingin)

15. Incubator (alat pemanas)

A B C

Page 35: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

35

Gambar 1. Alat yang digunakan :

A. Rubber Bowl B. Spatula

D E

F

G H I

J K L

M N

Page 36: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

36

C. Gelas Ukur D. Sendok Takar E. Analitical Balance F. Cetakan Berbentuk Cincin &Glass Plate G. Batang Akrilik H. Tissue I. Alas Putih J. Stopwatch K. Termometer Air L. Termometer Ruang M. Kulkas N. Incubator

4.11 BAHAN PENELITIAN

1. Alginat

2. Air (Aqua Bidestilata Steril)

Gambar 2. Bahan yang digunakan :

A. Alginat

B. Aqua Bidestilata Steril

4.12 PROSEDUR PENELITIAN

1. Menyiapkan alat dan bahan di atas alas putih

A B

Page 37: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

37

2. Cocokkan suhu ruang dengan menggunakan termometer ruang

3. Menyiapkan air (aqua bidestilata steril) dengan suhu kamar 23 oC yang

diukur dengan menggunakan termometer air

4. Mengukur bubuk alginat menggunakan sendok takar kemudian ditimbang

dengan menggunakan analitical balance (8,4 gr) dan mengukur air (aqua

bidestilata steril) menggunakan gelas ukur (20 ml)

5. Memasukkan air (aqua bidestilata steril) ke dalam rubber bowl, suhu air

yang dipakai diukur dengan termometer dan dicatat, kemudian

menambahkan bubuk alginat ke dalamnya

6. Mengaduk air dan bubuk alginat memakai spatula dengan cara menekan

spatula pada dinding rubber bowl dengan cepat dan memutar perlahan

rubber bowl hingga adonan menjadi halus. Pengadukan dilakukan selama

20-30 detik (sesuai aturan pabrik), kemudian adonan dimasukkan ke dalam

cetakan berbentuk cincin yang diletakkan diatas glass plate, diratakan

permukaannya dengan spatula

7. Menyentuhkan ujung alat uji waktu setting (batang akrilik) pada

permukaan adonan alginat, kemudian ditarik dengan cepat. Ujung alat

ukur dikeringkan dengan tissue. Ulangi menyentuhkan ujung alat ukur

pada permukaan adonan alginat dengan interval 5 detik, hingga tidak ada

bekas tekanan dari ujung alat uji batang akrilik

8. Setting timedihitung dari awal pencampuran bubuk alginat dan air (aqua

bidestilata steril) hingga adonan alginat tidak ada bekas tekanan dari ujung

alat uji batang akrilikmenggunakan stopwatch.

Page 38: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

38

9. Mengulangi pekerjaan mulai nomor 3 sampai nomor 8 menggunakan air

(aqua bidestilata steril) dengan suhu 23 oC hingga 9 kali dengan perlakuan

yang sama

10.Mengulangi pekerjaan mulai nomor 3 sampai nomor 8 menggunakan air

(aqua bidestilata steril) dengan suhu 18 oC (didinginkan di dalam kulkas)

hingga 9 kali dengan perlakuan yang sama

11.Mengulangi pekerjaan mulai nomor 3 sampai nomor 8 menggunakan air

(aqua bidestilata steril) dengan suhu 30 oC (dipanaskan di dalam

incubator)hingga 9 kali dengan perlakuan yang sama

12.Membedakan hasil setting timedengan variasi suhu

4.13 ALUR PENELITIAN

Pengumpulan

Data

Analisis Data

Kesimpulan

Awal penelitian

dilakukan dengan

pencampuran

bahan cetak

alginat dengan air

dalam tiga variasi

suhu air yang

berbeda

Penelitian berakhir

ketika seluruh

alginat yang telah

di campur dalam

tiap variasi suhu

air yang berbeda

mengalami gelasi

(Setting time)

Page 39: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

39

4.14 ANALISIS DATA

Untuk mengetahui pengaruh suhu air (suhu dingin, suhu normal dan suhu

panas) terhadap setting time alginat, maka dilakukan uji data secara Regresi.

Page 40: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh suhu air terhadap setting time

alginat. Suhu air diwakili oleh tiga kategori untuk tiga derajat celcius, yaitu suhu air

dingin dengan temperatur 18oC, suhu air normal dengan temperatur 23oC, dan suhu

air panas dengan temperatur 30oC. Setting time merupakan waktu pengerasan alginat,

artinya semakin lama setting timenya, maka semakin lama pula alginat tersebut

mengeras, demikian pun berlaku hal sebaliknya. Penelitian ini dilakukan pada

tanggal 14 Maret 2012. Subjek penelitian ini meliputi 27 spesimen alginat yang sama

(berasal dari pabrik yang sama), namun akan dibagi dalam tiga kelompok untuk

mewakili tiga kategori suhu.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan stopwatch untuk

menghitung setting time alginat. Suhu air disesuaikan dengan menggunakan

termometer sebelum pencampuran dilakukan.Setting time dihitung mulai dari proses

pencampuran hingga pengerasan. Dengan demikian, data yang diperoleh dalam

penelitian ini merupakan data primer dan akan ditampilkan dalam tabel dan grafik

sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi sampel penelitian berdasarkan suhu air Suhu Air Frekuensi (n) Persen (%)

Temperatur 18oC 9 33,3 Temperatur 23oC 9 33,3 Temperatur 30oC 9 33,3

Total 27 100

Page 41: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

41

Pada penelitian ini, seluruh spesimen berjumlah 27 (100%), yang terbagi

dalam tiga kategori suhu air, sebagaimana terlihat pada tabel 1. Pada tabel 1 juga

memperlihatkan masing-masing temperatur memiliki frekuensi spesimen yang sama,

yaitu sebanyak sembilan spesimen dengan persentase 33,3%, baik temperatur suhu

18oC, suhu 23oC, maupun suhu30oC.

Tabel 2. Distribusi waktu pengerasan (setting time) alginat berdasarkan suhu air

Suhu Air Waktu Pengerasan (detik) Waktu Pengerasan (menit)

Mean ± SD Mean ± SD Temperatur 18oC 162,87 ± 3,106 2,71 ± 0,051 Temperatur 23oC 111,59 ± 4,952 1,86 ± 0,082 Temperatur 30oC 75,74 ± 3,504 1,26 ± 0,058

Total 116,73 ± 36,63 1,94 ± 0,610

Grafik 1. Distribusi waktu pengerasan (setting time) alginat berdasarkan suhu

air

Pada tabel 2 dan grafik 1 di atas memperlihatkan distribusi waktu

pengerasan (setting time) alginat berdasarkan suhu air.Terlihat bahwa rata-rata waktu

pengerasan (detik) mengalami penurunan seiring dengan peningkatan suhu air. Tabel

2 menunjukkan temperatur 18oC memiliki rata-rata waktu pengerasan 162,87 detik

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Temperatur 18oC

Temperatur 23oC

Temperatur 30oC

Setting time (detik)

Page 42: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

42

atau 2,71 menit, pada temperatur 23oC memiliki rata-rata waktu pengerasan 111,59

detik atau 1,86 menit, dan pada temperatur 30oC memiliki rata-rata waktu pengerasan

75,74 detik atau 1,26 menit. Pada grafik 1 terlihat distribusi waktu pengerasan alginat

berdasarkan suhu air yang digambarkan dalam sebuah garis yang mengalami

penurunan.Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu air, maka semakin

menurun waktu pengerasan alginat atau dengan kata lain, semakin cepat alginat

tersebut mengeras.

Tabel 3. Pengaruh suhu air terhadap waktu pengerasan alginat

Variabel Waktu pengerasan (setting time) alginat

Koefisien Regresi Koefisien Korelasi Signifikansi β Std. Error r p-value

Suhu Air -7,123 0,323 -0,975 0,000* Konstanta 285,312 7,803 0,000*

*Regression Linear Test; p<0,05; signifikan

Pada tabel 3 memperlihatkan pengaruh suhu air terhadap waktu

pengerasan alginat.Tabel ini menunjukkan hasil analisis data uji regresi linear. Pada

tabel ini terlihat nilai signifikan sebesar 0,000 (p<0,05), artinya terdapat hubungan

pengaruh yang signifikan antara suhu air terhadap waktu pengerasan alginat. Melalui

hasil uji regresi linear, terlihat pula kekuatan hubungan yang menunjukkan seberapa

besar pengaruh suhu air terhadap waktu pengerasan alginat. Kekuatan hubungan

dalam uji regresi linear dinilai dengan satuan β yaitu sebesar -7,123; artinya setiap

kenaikan suhu air memiliki kemungkinan pengaruh sebesar 7,12 kali terhadap

penurunan waktu pengerasan alginat. Hal ini juga didukung dengan nilai koefisien

korelasi atau nilai r sebesar -0,975, yang memiliki arti bahwa setiap peningkatan

suhu air akan diikuti dengan penurunan waktu pengerasan alginat. Nilai yang bersifat

minus pada koefisien regresi maupun korelasi menunjukkan hubungan yang terbalik

Page 43: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

43

antara variabel.Tabel 3 juga menunjukkan nilai penyimpangan yang terjadi dan

hasilnya menunjukkan bahwa nilai penyimpangan yang terjadi hanya berkisar 0,323.

Page 44: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada hasil pengamatan terlihat bahwa ada perbedaan suhu air yang

digunakan pada beberapa percobaan. Suhu air diwakili oleh tiga kategori untuk tiga

derajat celcius, yaitu suhu air dingin dengan temperatur 18oC, suhu air normal dengan

temperatur 23oC, dan suhu air panas dengan temperatur 30oC. Semua percobaan ini

menggunakan takaran bubuk alginat dan takaran air yang hampir sama agar

mempermudah mengetahui perbedaan waktu setting yang disebabkan oleh suhu air.

Setting time merupakan waktu pengerasan alginat. Semakin dingin air yang digunakan

maka semakin lambat setting time yang diperlukan,begitu juga sebaliknya jika

semakin panas airnya maka semakin cepat seting time-nya, tetapi tetap tidak

dianjurkan untuk menggunakan air yang sangat panas.

Dari percobaan pertama sampai dengan percobaan keduapuluhtujuh, terlihat

sekali pengaruh suhu pada manipulasi alginat tersebut. Hal ini dapat terlihat pada

perbedaan waktu yang digunakan untuk pengerasan (setting time). Waktu pengerasan

yang cepat disebabkan karena penggunaan suhu air yang tinggi dalam

pemanipulasian alginat sehingga dengan adanya suhu air yang tinggi tersebut dapat

mengakibatkan energi kinetik rata-rata molekul zat yang bereaksi semakin

bertambah, sedangkan pada suhu air yang rendah, energi rata-rata molekul zat yang

bereaksi akan semakin berkurang dan hal ini menyebabkan waktu pengerasan

(setting time) bahan cetak

Page 45: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

45

tersebut menjadi lebih lama. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang saya

ajukan terbukti benar yaitu ada pengaruh suhu air terhadap setting time alginat.

Hatrick CD (2003) menyatakan bahwa waktu gelasi dapat diperpanjang

dengan menggunakan air dingin atau diperpendek dengan menggunakan air hangat.

Penyesuaian bubuk dengan rasio air dapat mempengaruhi pengerasan tetapi juga

merugikan karena mempengaruhi sifat fisik oleh karena itu tidak dianjurkan.21

Menurut Anusavice KJ (2004), cara lain yang dapat dilakukan klinisi secara

aman adalah dengan mengubah temperatur air. Semakin tinggi temperatur, semakin

pendek waktu gelasi. Pada cuaca panas, tindakan khusus harus dilakukan yaitu

dengan mengaduk menggunakan air dingin sehingga gelasi prematur tidak terjadi.

Bahkan ada kemungkinan mangkok pengaduk beserta spatula harus didinginkan

lebih dulu, khususnya bila bahan cetak yang akan digunakan hanya sedikit. Pada

keadaan apapun, lebih baik melakukan kesalahan dengan mengaduk terlalu dingin

dibandingkan terlalu panas.1

Dari kedua pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis

yang penulis ajukan ternyata sesuai dengan kedua pendapat diatas yaitu ada pengaruh

suhu air terhadap setting time alginat. Semakin dingin air yang digunakan maka

semakin lambat setting time yang diperlukan, begitu juga sebaliknya jika semakin

panas airnya maka semakin cepat seting time-nya

Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time adalah sebagai berikut :

a. Rasio W/P

- Apabila rasio W>P, maka akan memperlambat setting time,

- Apabila rasio W<P, maka akan mempercepat setting time,

Page 46: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

46

b. Temperatur air

- Semakin tinggi suhu air semakin cepat pula waktu setting,

- Semakin rendah suhu air semakin lambat waktu setting.

c. Faktor situasional yaitu cara pengadukan.

- Semakin besar intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat

waktu setting-nya dan sebaliknya. Pengadukan yang tidak sempurna

menyebabkan campuran tidak tercampur merata sehingga reaksi kimia yang

terjadi tidak seragam di dalam massa adukan. Pengadukan yang terlalu lam

dapat memutuskan anyaman gel kalsium alginate dan mengurangi

kekuatannya.

- Cara pengadukan yang benar ialah membentuk angka 8 dan semua bahan

tercampur rata (homogen).

Page 47: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

47

BAB VII

PENUTUP

7.1 SIMPULAN

Setting time dapat diperpanjang dengan menggunakan air dingin atau

diperpendek dengan menggunakan air hangat. Semakin dingin air yang

digunakan maka semakin lambat setting time yang diperlukan, begitu juga

sebaliknya jika semakin panas airnya maka semakin cepat seting time-

nya,tetapi tetap tidak dianjurkan untuk menggunakan air yang sangat panas.

7.2 SARAN

Dokter gigi/operator sebaiknya memlih bahan yang cocok dengan gaya

kerja mereka dan dengan kondisi pasien.

Dokter gigi/operator sebaiknya menggunakan suhu air yang cocok dengan

gaya kerja mereka, misalnya dokter gigi/operator yang gaya kerjanya

kurang cepat maka bisa menggunakan air dingin agar memperlambat setting

time, sedangkan dokter gigi/operator yang yang gaya kerjanya cepat, bisa

menggunakan air dengan suhu normal ataupun suhu tinggi, tetapi tetap tidak

dianjurkan untuk menggunakan air yang sangat panas.

Perlu dilakukan penelitian-penelitian lain mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi setting time alginat.

Page 48: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

36

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice KJ. Phillip’s. Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi edisi ke-10.

Alih bahasa: Budiman JA, Purwoko S. Jakarta: EGC; 2004. h. 93-109.

2. Kaban J, Bangun H, Dawolo AK, Daniel. Pembuatan membran kompleks

polielektrolit alginat kitosan. Jurnal Sains Kimia. [serial online].

2006(10).h.10:[internet]. Available from URL:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15776/1/skm-jan2006-

%20%283%29.pdf

3. Siswomihardjo W. Perubahan dimensi cetakan alginat setelah direndam

dalam air sirih 25%. Jurnal Kedokteran Gigi. 1994. h. 69.

4. Solanki G, Solanki R. Alginate dressings – an overview. International Journal

of Medical Research. [serial online]. 2011.p.10-12:[internet]. Available from

URL:

http://ssjournals.com/index.php/ijmr/article/view/solanki%20etal%2002

5. Srivastava A, Aaisa J, Kumar AT, Ginjupalli K, Upadhya N. A review of

compositional aspects of dental applications. An International Refereed

Journal. [serial online]. 2010. p. 3:[internet]. Available from URL:

http://recent-science.com/article/view/4650/2284

6. Faria ACL, Rodrigues RCS, Macedo AP, Mattos MGC, Ribeiro RF.

Accuracy of stone casts obtained by different impression materials. Journal of

Brazilian Oral Research. [serial online]. 2007. p. 1-6:[internet]. Available

from URL:

http://www.scielo.br/pdf/bor/v22n4/v22n4a02.pdf

Page 49: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

37

7. Kamus kedokteran gigi. Alih bahasa: Sumawinata N. Jakarta: EGC; 1993

Alginate, h. 9.

8. Setiawan E. Aplikasi komputer offline Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) versi 1.3. 2010.

9. Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi, Sulastri S, Priambodo BA. Ilmu

Pengetahuan Alam Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga; 2007. h. 17-31.

10. Yaz MA. Fisika SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira; 2007. h. 208-213.

11. Wostmann B, Powers JM. A guideline for excellent impressions in theory and

practice. Germany; 3M ESPE. 2008. p. 19:[internet]. Available from URL:

http://multimedia.3m.com/mws/mediawebserver?mwsId=SSSSSu7zK1fslxtU

nx_1lYtGev7qe17zHvTSevTSeSSSSSS--&fn=imp_compendium_ebu.pdf

12. Pinhas MD, Peled HB. A quantitative analysis of alginate swelling. Journal

Of Elsevier. [serial online]. 2009. p. 1020-1021:[internet].Available from

URL:

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0144861709005906

13. Hamilton MJ, Vandewalle KS, Roberts HW, Hamilton GJ, Lien W.

Microtomographic Porosity Determination in Alginate Mixed with Various

Methods. Journal of Prosthodontics. [serial online]. 2010. p. 478:[internet].

Available from URL:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20456033

14. Walker MP, Burckhard J, Mitts DA,Williams KB. Dimensional change over

time of extended-storage alginate impression materials. Journal of Angle

Orthodontist. [serial online]. 2010.p. 1110:[internet]. Available from URL

Page 50: PENGARUH SUHU AIR TERHADAP SETTING TIME ALGINATdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Bahan cetak dibagi menjadi kelompok non-elastik dan elastik. Bahan elastik ini

x

http://www.scribd.com/doc/45323472/Dimensional-Change-Over-Time-of-

Extended-storage-Alginate

15. Hiraguchi H, Kaketani M, Hirose H, Yoneyama T. The influence of storing

alginate impressions sprayed with disinfectant on dimensional accuracy and

deformation of maxillary edentulous stone models. Dental Materials Journal.

[serial online]. 2010. p. 309:[internet]. Available from URL:

http://www.scribd.com/doc/45323525/Storing-Alginate

16. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Tim Media. Jakarta; Media Centre. h.

507.

17. Tarigan S. Sari Dental Material. Jakarta: Balai Pustaka; 1992. h. 226-227.

18. Ferracane JL. Materials In Dentistry. America: Lippincott Williams &

Wilkins; 2001. p. 179.

19. Powers JM, Sakaguchi RL. Restorative dental materials. India: Elsevier;

2006. p. 3.

20. Noort Richard. Introduction to dental materials. London: Mosby; 2002. p.

188.

21. Hatrick CD. Dental Materials. America: Saunders; 2003. p. 202.

22. Powers JM, Wataha JC. Dental Materials Properties and Manipulation.

America: Mosby Elsevier; 2008. 172-173.p