pengaruh sensitivitas etika, umur & gender/pengaruh... · ” yakinlah bahwa skenario allah itu...

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH SENSITIVITAS ETIKA, UMUR & GENDER TERHADAP PERSEPSI ETIKA ATAS TAX EVASION SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh: ERY SUSANTI YUNIAR NIM. F 0306035 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: doandien

Post on 11-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH SENSITIVITAS ETIKA, UMUR & GENDER

TERHADAP PERSEPSI ETIKA ATAS TAX EVASION

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Oleh:

ERY SUSANTI YUNIAR

NIM. F 0306035

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillah,.. Puji syukur atas

segala nikmat, rahmat dan limpahan kasih sayang yang Engkau beri

Ya Allah. Kupersembahkan karya kecil ini teruntuk:

Mama,..mama dan mama... Terima kasih atas segala yang engkau beri selama ini ma,.. engkaulah motivator ku untuk segera menyelesaikan karya kecil ini. Terima kasih atas segala pengorbananmu,cinta dan kasih sayang yang engkau beri selama ini.

Papi,.Terima kasih untuk doa dan dukungan yang selalu engkau berikan untukku,.

Adik-adikku tercinta,.. IAnatushshoimah & Farah Salsabilah Maulidi Noor, untuk persaudaraan yang terjalin dengan segala warna. Luv u sist,...^.^

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah dan jangan lupa akan

rahmat Allah. Sebab pertolongan Allah akan turun sesuai dengan

tingkat kesulitannya

(La Tahzan)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh (urusan yang lain).

(Al-Insyirah : 6-7)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan

( Ar-rahman : 21)

Yakinlah bahwa Skenario Allah itu lebih indah daripada

skenario yang kita buat

(NN)

Berusaha, berdoa dam bersyukur, karena Allah Maha Mengetahui

yang terbaik untuk hambaNya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Rabb Semesta Alam, Allah SWT atas

limpahan Rahmat, nikmat, dan karunia yang tealah diberikan. Sholawat serta

salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabiyullah Muhammad

SAW. Hanya karena dengan ridha Allah SWT, Skripsi dengan judul Pengaruh

Sensitivitas etika, Umur & Gender terhadap Persepsi Etika atas Tax Evasion

, dapat diselesaikan.

Skripsi ini berisi tentang pengaruh sensitivitas etika, umur, dan gender

terhadap persepsi etika atas Tax evasion. Skripsi ini ditulis dalam upaya

melengkapi syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1. Penulis

menyadaribahwa sepenuhnya apa yang telah dicapai ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak baik csecara langsug maupun tidak. Untuk itudengan

ketulusan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Dra. Evi Gantyowati, M.Si., Ak. Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak. Selaku Dosen pembimbing Skripsi yang

telah memberikan saran, arahan, bimbingan, support dan perhatian sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Dra. Falikhatun, M.Si., Ak. selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak

memberikan masukan dan saran demi kelancaran kuliah penulis.

6. Bapak Drs. Yacob Suparno, Msi., Ak , Bapak Sri Suranta , S.E., M.Si., Ak &

Ibu Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak selaku Tim Penguji Skripsi dan Bapak

Drs. Eko Arief Sudaryono, Msi., Ak, Ibu Dra. Rahmawati., Msi, Ak, Ibu Dra.

Setianingtyas Honggowati., MM., Ak selaku Tim penguji kompre.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

9. Pak Timin,..terima kasih atas segala bantuannya,...

10. Mama,..Terima kasih atas segala pengorbananmu, doa, cinta dan kasih

sayangmu, maaf belum bisa membahagiakanmu ma,..semoga engkau bahagia

disana... UR ALWAYS IN MY HEART... i love u mom... :-*

11. Papi,... yang selalu mendoakanku, memberikan dukungan, bekerja keras dan

selalu sabar mengasuh kami bertiga meskipun sendiri. Aku bangga padamu

pi..

12. Ana,.. thanx ya sering ngingetin mba biar cepet lulus hehe,.. semangat ya

sekolahnya,..harus rajin belajar biar masuk PTN. ^^

13. Salsa,.. belajar yang rajin ya,..jangan nangis kalo disuruh belajar,...^^ miss u

sist,..

14. Ferryan Ferly Faj Rullah, Thanx for ur support brother. Ayo Smangat cari

kerja!!! Inget target :D

15. Pak de & Mide, Bapak Amo & Mina Terimakasih atas doa dan

dukungannya selama ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

16. Buat keluarga besarku di rumah Uti& Om Nono, Om Toto & Mba Sofa, Ang

Im & Mba Yuli, Ang Yang, Angato & Mba Tevi ( bawain oleh2 dari Belanda

yak ^^), Anti-antiku tercinta,..Anti Yanti & Anti Iis (Merindukan

kebersamaan bersama kalian), Mang Samar & Bu Aan terima kasih banyak

atas dukungan dan doanya selama ini.

17. Adik2 kecilku di rumah,..Aam, Sultan, Syafik, Fida, Aula, Lela, Eha,

Sani(tante kangen ^^ kapan2 ke bogor lagi dah),..si kecil Rayhan..

welcome to the world :D

18. Mba Farida , Mba Ucix, Mba Ima, Mba Ulil, Mba lilis.... Terima kasih atas

ilmu, teladan, dan ukhuwah yang kalian beri kepadaku selama ini yangbelum

tentu aku dapatkan di tempat lain. Sykron Jazakillah Khoiron katsiiron. J

19. Temen2 angkatan 2006 Ayut, Pity, QQ, Maya, Fany (ayo segera lulus... cepet

nyusul ya) ^.^, Hesti, Efi, Nur, Mpok leha,..(akhirnya aku menyusul kalian ).

Buat Akh Awang, A Barjos, Akh Dian, Akh Fauzi, Akh Tony, Akh Ricky,

Akh Sugi ayo segera nyusul Akh Oka. Keep hamasah!!! ^_^

20. Temen-temen Akuntansi 2006 , Finik ( makasih fin blajar komprenya ^^),

Latipe, Ratri, Fela, Melati, Hany, Ratih, Tryas, Tantri, Ayut, Pity, Kiki, Asri,

Puput, Irda, Desti, Mila, Fira, Aninda, Sekar, Rini, Rena, Dora, Deni, Iyah,

Tony, Kris, Barjos, dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu. Terima kasih banyak. Saya Bangga menjadi bagian dari Akuntansi 2006

^_^, Who is the best??Accounting Society!!

21. Temen- temen di kost bali,... MOE mike, enche, ocha (jangan pada konser

mulu yak, kuliah yang bener,...smoga kalian lulus tepat waktu) bulan, ayut,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

shely, mba ririn, kaul, mba tanti, ( makasih buat ilmu spss nya ^^) , suci, hayu,

riani, nurul, tika, septi ( welcome to kost Bali, semoga betah ya selamat

berproses)

22. Mba-mba kost di Kost Ratna yang sampai dengan saat ini masih terus

mensupportku,..Mba Astri, Mba Nia, Mba Tya, Mba Puput, Mba Ika, Mba

Ana, Mba Rini, Mba Uni, Mba Novi, Mba Dwi, Mba Arum, Mba Rani, Mba

Widi, Mba Widya, Mba Tika. Sangat-sangat merindukan kebersamaan

bersama kalian.

23. My Best friend,Unul, Mira, Echa, Nana, Mita, Shinta, Rani,..Thanx buat

persahabatan yang kalian berikan kepadaku selama ini. Miss u all :-*

24. Partner Skripsi ku Murdiani Agustiati, ayo smangat selesein skripsinya ^_^

makasih de buat bantuannya selama ini.

25. Temen-temen di BEM FE UNS Kabinet Bercahaya& Kontribusi ( Budith,

Mba Astri, Mba Lina, Mba Cip, Ayut, Finik, Ratri, Asri, Dian, Zuli, Rini, Mas

Krisna, Bardjos, Mas prast, Ayum, Hera, dll) Terima kasih untuk

pembelajarannya selama ini. Temen-Temen KEI FE UNS ( Mas Taufiq, mas

Andy, Mba Shinta, Mba Dewi, Mba Tanti, Fitri, Fia, Lisa, Dewi lis, dewi

utari, Novi eka, Riesa, Retna, dan pejuang-pejuang ekonomi islam lainnya.

Terus perjuangkan ekonomi islam kita tercinta. Ekonomi islam!!!

Subhanallah!!) Temen-Temen BPPI FE UNS ( Mba Wulan, Mba Indah, Mba

isti, Mba wilis, kiki, Nur, Hesti, Efi, dll) Terima kasih atas ukhuwah yang

kalian berikan selama ini. Temen-Temen BIAS FE UNS 2010 (A Sugi, U

Ayut, ARicky, U Maya, UAtun, AFarid, U Fina, A Fahriz, A Hero,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Sabil, Maya, Puspa, Puji, Ria, Vetie, Tika, Wulan, Dewi dll) keep

hamasah!!!^_^ Temen-temen DEMA FE UNS 2009 (Mas Bagus, Mas Ican,

Mas Udin, Ayum, Yuni,) pengalaman 1 tahun bersama di Dema tidak akan

pernah terlupakan, kapan-kapan ngumpul yuuk!!! ^_^

26. Adik-adik 2007 Rini, Puspa, Fina, Melisa, Ria, Fia, Sugeng, Fitrah, Tri

Haryana, Hero, farid, Yoga keep fight!!!

27. Adik-adik 2008 (Maya, Suryati, Sabil, Nono, Icha, Umi NK, Sartika, Asa)

Adik-adik 2009 (Laely, Veti, Tika, Rohmah, Wulan, Ami, Esti, Keke) Tetap

semangat!!! ^_^

28. Semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi. Yang tidak

mampu penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam

skripsi ini pasti terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna sehingga

masukan baik berupa kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN....iv

HALAMAN MOTTOv

KATA PENGANTAR..vi

DAFTAR ISI.xi

DAFTAR TABEL....xiii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiv

ABSTRACT....xv

ABSTRAK.........xvi

BAB

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.1

B. Perumusan Masalah5

C. Tujuan Penelitian6

D. Manfaat Penelitian..7

E. Sistematika Penulisan.7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori...10

1. Tax Evasion..10

2. Etika........15

B. Penelitian Terdahulu & Pengembangan Hipotesis

1. Tax, evasion, gender & usia.22

2. Tax evasion dan Etika..24

3. Tax Evasion dan Gender..26

4. Tax evasion dan usia30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.33

B. Populasi dan Pemilihan Sampel..33

1. Populasi.33

2. Sampel...34

C. Jenis dan Sumber Data34

D. Definisi Operasional Variabel.35

1. Variabel Independen.35

2. Variabel Dependen37

E. Metode Analisis Data

1. Pengujian data..39

a. Uji validitas39

b. Uji realibilitas.39

2. Pengujian Hipotesis..40

a. T-Test.40

b. Analisis regresi...41

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan data..43

B. Data Demografi Responden...45

C. Hasil Pengujian dan Analisis data

1. Pengujian data..48

2. Pengujian Hipotesis..51

V. PENUTUP

A. Kesimpulan61

B. Keterbatasan..62

C. Saran..63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

1. Rincian Kuesioner dan Pengembalian44

2. Gambaran Daftar Responden Penelitian45

3. Hasil Pengujian Validitas TE.48

4. Hasil Pengujian Validitas SE...............................................................49

5. Hasil Pengujian Realibilitas TE....... ..................................................50

6. Hasil Pengujian Realibilitas SE......................51

7. Uji beda usia terhadap TE .................................................................52

8. Uji beda usia terhadap persepsi etika atas tax evasion..53

9. Uji beda gender terhadap TE.55

10. Uji beda gender terhadap persepsi etika atas tax evasion.56

11. Model Summary....57

12. Anova (b)..58

13. Coefficient....59

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1

KERANGKA KONSEPTUAL..32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

ABSTRACT

ERY SUSANTI YUNIAR NIM. F 0306035

THE IMPACT Of ETHICAL SENSITIVITY, AGE & GENDER ON ETHICAL

PERCEPTIONS Of TAX EVASION

This research aims to see the impact of ethical sensitivity, age and gender on ethical perceptions of tax evasion. Also to see the difeerences between men and woman in view of ethical perceptions of tax evasion, and to knows the differences in ethical perceptions of tax evasion from accountant age. Sample taken is that the accounting staff are in Surakarta, Sukoharjo and Karanganyar. This research is based on previous researches conducted by Mc. Gee (2007).

Examination conducted by using independent sample t-test and Regression analysis. From the result of this research concluded that there was no significant difference between men and women in view of ethical perceptions of tax evasion and there were no significant differences in perceptions of ethical view of tax evasion of age in terms. However for third and fifth hypotesisi acceptabele, it means that ethical sensitivity and gender jointly affect ethical perceptions of tax evasion.

Keywords : Tax evasion, ethical sensitivity, age, and gender

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

ABSTRAK

ERY SUSANTI YUNIAR NIM.F 0306035

PENGARUH SENSITIVITAS ETIKA, UMUR & GENDER

TERHADAP PERSEPSI ETIKA ATAS TAX EVASION

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh sensitivitas etika, usia, dan gender terhadap persepsi etika atas tax evasion. Selain itu juga untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam memandang persepsi etika atas tax evasion, dan melihat apakah terdapat perbedaan persepsi etika atas tax evasion dari segi usia akuntan. Sampel yang diambil adalah staf di bagian akuntansi perusahaan yang terdapat di Surakarta, Sukoharjo, dan Karanganyar. Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mc.Gee (2007) .

Pengujian pada penelitian ini menggunakan Independent sampel t-test dan analisis regresi. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam memandang persepsi etika atas tax evasion dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam memandang persepsi etika atas tax evasion jika dilihat dari segi usia. Namun untuk hipotesis ke3 & ke5 diterima artinya bahwa sensitivitas etika dan gender bersama-sama mempengaruhi persepsi etika atas tax evasion.

Kata kunci : Tax evasion, sensitivitas etika, usia & gender

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin terbukanya

perekonomian suatu negara tentu akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk

mengembangkan bisnis mereka dengan cara menciptakan berbagai inovasi produk

barang maupun jasa. Sebagai perusahaan yang berorientasi laba sudah tentu suatu

perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya

melalui berbagai macam efisiensi biaya termasuk efisiensi beban (biaya) pajak

(Gilbert, 2005)

Terkait dengan hal-hal tersebut diatas, yaitu semakin canggihnya skema-

skema transaksi keuangan yang ada di dalam dunia bisnis tentu juga akan

menciptakan peluang bagi perusahaan untuk melakukan skema-skema transaksi

penghindaran pajak dalam rangka mengurangi beban pajak mereka, apalagi jika

terjadi kekosongan peraturan perundang-undangan terhadap skema skema

penghindaran pajak tersebut.

Sebagai perusahaan yang berorientasi laba sudah tentu suatu perusahaan

domestik maupun internasional berusaha meminimalkan beban pajak dengan cara

memanfaatkan kelemahan perpajakan dari suatu negara. Penghindaran pajak

dibedakan menjadi dua yaitu tax avoidance dan tax evasion. Kedua jenis

penghindaran pajak ini berbeda, namun sama-sama mengurangi jumlah penerimaan

pajak pemerintah. Darussalam (2009) mendefinisikan istilah tax avoidance sebagai

suatu skema transaksi yang ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan

memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tax avoidance dapat dikatakan legal (tidak melanggar hukum) karena

memanfaatkan celah dari suatu peraturan perundang-undangan (loopehole) dalam hal

memenuhi kewajiban perpajakan.

Berbeda dengan tax avoidance, tax evasion dilakukan dengan melanggar

peraturan perundang-undangan perpajakan sehingga dikatan illegal. Tax evasion

diartikan sebagai suatu skema memperkecil pajak yang terutang dengan cara

melanggar ketentuan perpajakan seperti dengan cara tidak melaporkan sebagian

penjualan atau memeprbesar biaya dengan cara fiktif (Darussalam, 2009).

Tax evasion merupakan pengelakan/penghindaran pajak dengan cara ilegal

dan sengaja sehingga menjadi suatu perlawanan terhadap pajak.

Pengelakan/penghindaran pajak terjadi sebelum SKP (Surat Ketetapan Pajak)

dikeluarkan. Hal ini merupakan "pelanggaran terhadap undang-undang" dengan

maksud melepaskan diri dari pajak atau mengurangi dasar penetapan pajak dengan

cara "menyembunyikan" sebagian dari penghasilannya. Wajib pajak di setiap negara

terdiri dari wajib pajak besar (berasal dari multinational corporation yang terdiri dari

perusahaan-perusahaan penting nasional) dan wajib pajak kecil (berasal dari

profesional bebas yang terdiri dari dokter yang membuka praktek sendiri, pengacara

yang bekerja sendiri, dll). Pajak yang dapat dielakkan/dihindarkan akan masuk ke

ranah "memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan melanggar undang-undang"

(Attayaya, 2010). Susan dalam Suandi (2006) meyatakan :

Tax evasion is the reduction of tax by ilegal means. The distinction, however , is not always easy. Some example of tax avoidance schemes include locating assets in offshore jurisdictions, delaying repatriation of profit earn in low-tax foreign jurisdictions, ensuring that gains are capital rather than income so the gains are not subject to tax (or a subject at a lower rate), spreading of income to other tax payers with lower marginal tax rates and taking advantages of tax incentives

Penelitian tentang tax evasion sudah cukup banyak namun belum banyak yang

melihat dari sisi etika. Etika mengenai tax evasion dapat ditinjau dari berbagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendekatan. Mc. Gee (2006) mengemukakan setidaknya ada tiga pendekatan.

Pertama, pendekatan yang menguji hubungan antara individu dan negara. Kedua,

pendekatan yang menguji hubungan antara individu dan komunitas pembayar pajak.

Ketiga, pendekatan yang terkait dengan hubungan individu dengan Tuhan.

Sebuah tinjauan dari literatur mengenai etika penghindaran pajak

menunjukkan bahwa tiga pandangan utama telah berevolusi selama 500 tahun

terakhir. Suatu pandangan menganggap bahwa penghindaran pajak selalu atau hampir

selalu tidak etis, baik karena sebagai kewajiban sebagai makhluk Tuhan, atau ada

kewajiban terhadap beberapa komunitas atau masyarakat. Pandangan lain menyatakan

bahwa tidak pernah ada atau hampir tidak pernah kewajiban untuk membayar pajak

karena pemerintah adalah pencuri, tidak lebih dari sekelompok penjahat yang

terorganisasi dan tidak ada kewajiban untuk memberikan apa pun untuk penjahat.

Pandangan ketiga adalah bahwa ada beberapa kewajiban etis untuk mendukung

pemerintah negara di mana Anda tinggal tapi kewajiban yang kurang dari mutlak (Mc.

Gee, 2006).

Berbagai artikel penelitian ditulis dalam perspektif berbagai agama. Pada

tahun 1997, Mc Gee et al., menyimpulkan dari perspektif islam bahwa tax evasion

tidak selalu tidak etis dalam keadaan tertentu. Mc. Gee (1998) meneliti isu tax evasion

dari perspektif kristen. Cohn (1998) membahas isu tax evasion dari sudut pandang

masyarakat yahudi (dikutip dari Mc. Gee at al., 2006).

Mc. Gee dan Barry (2005) juga melakukan penelitian mengenai etika dan tax

evasion dengan membandingakan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan studi

bisnis di Utah. Dapat diketahui dari hasil penelitian diatas bahwa fakta dari responden

banyak yang lebih menentang penghindaran pajak yang sesuai dengan beberapa studi

kasus yang sebelumnya dilakukan. Penelitian menemukan bahwa penentangan pajak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

paling kuat dalam kasus dimana pada pemerintah melakukan korupsi atau dimana

sistem dirasakan tidak adil.

Riset di bidang akuntansi telah difokuskan pada kemampuan para akuntan

dalam membuat keputusan etika dan berperilaku etis. Bagaimanapun, faktor yang

penting dalam penilaian dan perilaku etis adalah kesadaran para individu bahwa

mereka adalah agen moral. Kemampuan untuk menyadari adanya nilai-nilai etika atau

moral dalam suatu keputusan inilah yang disebut sensitivitas etika.

Banyak penelitian terdahulu yang membahas tentang sensitivitas etika.

Sensitivitas etika dihubungkan dengan gender maupun umur, seperti pada penelitian

yang dilakukan oleh Sidani et al., (2008) bahwa wanita dianggap lebih etis daripada

pria. Dalam pendekatan sosialisasi gender, pria dan wanita memiliki perbedaan nilai

dan perlakuan pada pekerjaan mereka. Pria berusaha mencari kesuksesan yang

kompetitif dan agresif serta bila perlu akan melanggar aturan untuk mencapai

kesuksesan tersebut. Sedangkan wanita cenderung menekankan pada pelaksanaan

tugas dengan baik dan lebih mementingkan harmonisasi dalam relasi (hubungan)

kerja. Wanita lebih condong taat peraturan dalam menjaga hubungan tersebut

sehingga wanita cenderung lebih etis daripada pria (Bandura, 1997).

Pada penelitian Sidani et. Al., (2008) disimpulkan bahwa orang yang lebih tua

cenderung lebih etis. Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitan terdahulu yang

menemukan bahwa orang cenderung lebih etis saat usia mereka bertambah (Weber

dan Green, 1991; Terpstra et al., 1993). Penjelasan lain adalah bahwa individu

cenderung menjadi lebih etis dari waktu ke waktu karena sistem penguat yang

ditemukan dalam organisasi yang terkait keputusan etis masa lalu (Stead et al., 1990).

Penulisan ini melanjutkan penulisan-penulisan sebelumnya. Hanya saja

penulis menambahkan variabel sensitivitas etika untuk mengetahui persepsi etika atas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tax evasion. Dengan demikian penulis memberi judul PENGARUH

SENSITIVITAS ETIKA, UMUR & GENDER TERHADAP PERSEPSI ETIKA

ATAS TAX EVASION.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Apakah terdapat perbedaan persepsi dalam memandang etika atas tax evasion

dari segi usia pada karyawan yang bekerja di bagian akuntansi perusahaan?

2) Apakah terdapat perbedaan persepsi antara pria dan wanita pada karyawan

yang bekerja di bagian akuntansi perusahaan dalam memandang etika atas tax

evasion?

3) Apakah sensitivitas etika berpengaruh terhadap persepsi etika atas tax

evasion?

4) Apakah gender berpengaruh terhadap persepsi etika atas tax evasion ?

5) Apakah usia berpengaruh terhadap persepsi etika atas tax evasion ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah :

a. Mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi dalam memandang etika atas

tax evasion dari segi usia karyawan yang bekerja di bagian akuntansi

perusahaan.

b. Mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pria dan wanita pada

karyawan yang bekerja di bagian akuntansi perusahaan dalam memandang

etika atas tax evasion.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Mengetahui apakah sensitivitas etika berpengaruh terdapat persepsi etika atas

tax evasion.

d. Mengetahui apakah gender berpengaruh terdapat persepsi etika atas tax

evasion.

e. Mengetahui apakah usia berpengaruh terhadap persepsi etika atas tax

evasion.

D. Manfaat penelitian

Bagi ilmu pengetahuan:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis berupa tambahan

literatur mengenai penghindaran pajak, khususnya tax evasion.

Bagi pembuat kebijakan perpajakan:

Bagi pembuat kebijakan, khususnya kebijakan perpajakan, penelitian ini

diharapkan daat memberikan kontribusi yang dapat digunakan sebagai dasar

membuat ketentuan perpajakan, sehingga dapat meminimalisir tax evasion yang

mungkin dilakukan oleh wajib pajak.

Bagi pemerintah:

Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk

menggunakan pemasukan dari pajak dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan

masyarakat, tidak digunakan untuk kepentingan pribadi.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan yang dipergunakan

penulis adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi hal-hal yang akan dibahas dalam proposal. Bab ini berisi latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Landasan teori pada penulisan ini merupakan landasan teori yang akan

mendasari pembentukan model, pembentukan hipotesis atau pertanyaan

penelitian, serta menjadi dasar pembahasan penelitian. Bab ini pada

dasarnya merupakan landasan teoritis dalam melakukan kegiatan penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis

dan sumber data, prosedur pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum, deskripsi variabel, hasil

penelitian dengan menggunakan model penelitian yang ada, uji data, uji

hipotesis, analisis hasil penelitian dan pembahasan

BAB V: PENUTUP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bab ini penulis memberikan kesimpulan dari seluruh bahasan

penulisan,keterbatasan dan juga saran yang dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI

Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal yang diulas dalam penelitian ini,

akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Tax Evasion

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Apabila kita melihat definisi pajak itu sendiri, menurut Prof. Dr.

Rochmat Soemitro, SH (dikutip dari Suandy, 2005), pajak merupakan iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Sedangkan menurut R. Santoso Brotodiharjo (dikutip dari Mangonting, 1999),

pajak dianggap sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian harta

kekayaan ke kas negara disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan

yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman. Harta

kekayaan tersebut diberikan ke kas negara menurut peraturan yang ditetapkan

pemerintah serta dapat dipaksakan tetapi tidak ada jasa timbal balik dari

negara secara langsung kepada pembayar pajak.

Dari definisi di atas, kemungkinan yang membuat wajib pajak

melakukan usaha-usaha untuk menghindarkan diri dari pajak, bahwa dalam

pajak di atas tidak dapat ditunjukkan kontra prestasi bagi individu

secara langsung dari pemerintah. Ketika wajib pajak membayar tidak

mendapat imbalan langsung dari pengeluaran wajib pajak, melainkan semua

jenis pajak yang dibayarkan, dikumpulkan dan kemudian didistribusikan pada

pos-pos pengeluaran pemerintah (Mangoting, 1999).

a Tax Avoidance dan Tax Evasion

Penghindaran pajak dibedakan menjadi tax avoidance dan tax

evasion. Dalam beberapa literatur, tax avoidance diartikan sebagai

penghindaran pajak, sedangkan tax evasion diartikan sebagai pengelakan

atau penyelundupan pajak. Tax avoidance dapat dibedakan lagi menjadi

penghindaran pajak yang diperkenankan (acceptable tax avoidance) dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penghindaran pajak yang tidak diperkenankan (unacceptable tax

avoidance). Penghindaran pajak yang diperkenankan dapat dilakukan

melalui defensive tax planning. Sedangkan penghindaran pajak yang tidak

diperkenankan dilakukan melalui aggressive tax planning (Darussalam,

2009).

Tax avoidance adalah upaya untuk meminimalkan jumlah pajak

yang dibayarkan dengan tujuan keuntungan pribadi dengan cara-cara yang

tidak melanggar undang-undang (Biron, 2010; Murray, 2010). Darussalam

(2009) mendefinisikan istilah tax avoidance sebagai suatu skema transaksi

yang ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan

kelemahan- kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara.

Dengan demikian, banyak ahli pajak berpendapat bahwa tax

avoidance tidak melanggar ketentuan perpajakan. Tax avoidance tidak

ditujukan untuk melanggar aturan perpajakan, namun berusaha untuk

mengelak dari aturan perpajakan (Deak, 2004).

Sedangkan Tax evasion diartikan sebagai suatu skema memperkecil

pajak yang terutang dengan cara melanggar ketentuan perpajakan seperti

dengan cara tidak melaporkan sebagian penjualan atau memperbesar biaya

dengan cara fiktif ( Darussalam, 2009).

Tax evasion memiliki beberapa elemen, yaitu (Biron, 2010):

a) Akhir yang ingin dicapai, yaitu pembayaran pajak yang lebih rendah

dari yang seharusnya atau tidak membayar pajak atas pendapatan yang

seharusnya dikenakan pajak

b) Berbagai tindakan yang melanggar undang-undang, misalnya dengan

menyuap petugas pajak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tax evasion seharusnya dapat dikendalikan. Tingkatan tax

evasion tergantung beberapa hal, yaitu :

a) Wajib pajak cenderung untuk mengelak dari pembayaran pajak jika

dirasakan imbal balik dari pemerintah atas pembayaran pajak yang

dilakukannya tidak jelas.

b) Pengelakan pajak juga tergantung dari korupsi yang dilakukan oleh

petugas pajak. Petugas pajak dan wajib pajak dapat bekerja sama

melakukan pengelakan pajak dengan memperkecil pembayaran pajak

dan memberikan suap kepada petugas pajak. Kasus ini seperti yang

terjadi Di Indonesia, kasus Gayus Tambunan yang saat ini marak

diperbincangkan.

c) Korupsi yang dilakukan pemerintah dari hasil pembayaran pajak.

Wajib pajak enggan melakukan pembayaran pajak yang seharusnya,

dapat dikarenakan wajib pajak menganggap pemerintah melakukan

korupsi melalui pos-pos anggaran yang dipenuhi dari penerimaan

pajak.

b. Sudut pandang etika mengenai tax evasion

Ada tiga sudut pandang mengenai etika atas tax evasion, yaitu (Mc

Gee et al, 2006) :

Sudut pandang pertama:

Sudut pandang pertama memposisikan tax evasion selalu atau

hampir selalu tidak etis. Terdapat tiga alasan yang mendasari sudut

pandang ini. Pertama adanya keyakinan bahwa setiap individu memiliki

kewajiban terhadap negara untuk membayar jenis pajak apapun yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikehendaki oleh negara. Hal ini merupkan pandangan yang umum dalam

negara demokrasi, yang mana setiap individu harus menyesuaikan dengan

peraturan yang berlaku secara umum.

Kedua, setiap individu memiliki kewajiban terhadap anggota lain

dalam komunitas, sehingga setiap individu diwajibkan membayar pajak.

Setiap individu tidak diperkenankan mengambil keuntungan dengan

memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah dari hasil pajak tanpa

ikut serta dalam membayar pajak.

Ketiga, setiap individu yang beragama memiliki kewajiban

terhadap Tuhan untuk membayar pajak atau dengan kata lain, Tuhan telah

memerintahkan setiap individu untuk membayar pajak.

Sudut pandang kedua:

Sudut pandang kedua dapat disebut sebagai sudut pandang anarkis.

Sudut pandang ini menilai bahwa tidak ada kewajiban untuk membayar

pajak karena negara tidak memiliki legitimasi. Negara dianggap sebagai

pencuri keji yang tidak memiliki moral dan menggunakan otoritasnya

untuk mengambil apapun yang dikehendaki dari setiap orang

Sudut pandang ketiga :

Sudut pandang ketiga menyatakan bahwa tax evasion dapat

menjadi tidak etis dan etis dalam kondisi tertentu. Sudut pandang inilah

yang paling umum, baik dari literatur maupun dari beberapa hasil survey.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Etika

Dalam banyak hal, pembahasan mengenai etika tidak terlepas dari

pembahasan mengenai moral. Suseno (1987) mengungkapkan bahwa etika

merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran

dalam pandangan-pandangan moral. Sedangkan mengutip pendapat Karl

Barth, Madjid (1992) mengungkapkan bahwa etika (ethos) adalah sebanding

dengan moral (mos), dimana keduanya merupakan filsafat tentang adat

kebiasaan (sitten). Sitte dalam perkataan Jerman menunjukkan arti moda

(mode) tingkah laku manusia, suatu konstansi (kelumintuan) tindakan

manusia. Karenanya secara umum etika atau moral adalah filsafat, ilmu atau

disiplin tentang moda-moda tingkah laku manusia atau konstansi-konstansi

tindakan manusia.

Dengan mengkritik terlalu sederhananya persepsi umum atas

pengertian etika yang hanya dianggap sebagai pernyataan benar dan. salah

atau baik dan buruk, etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang

kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.

Proses itu sendiri meliputi penyeimbangan pertimbangan sisi dalam (inner)

dan sisi luar (outer) yang disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan

pembelajaran masing-masing individu. Chua et al., (1994) dalam konteks etika

profesi, mengungkapkan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan

perilaku moral. Perilaku moral di sini lebih terbatas pada pengertian yang

meliputi kekhasan pola etis yang diharapkan untuk profesi tertentu.

a) Sensitivitas Etika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Riset di bidang akuntansi telah difokuskan pada kemampuan para

akuntan dalam membuat keputusan etika dan berperilaku etis.

Bagaimanapun, faktor yang penting dalam penilaian dan perilaku etis

adalah kesadaran para individu bahwa mereka adalah agen moral.

Kemampuan untuk menyadari adanya nilai-nilai etika atau moral dalam

suatu keputusan inilah yang disebut sensitivitas etika.

Keputusan atau tindakan yang berkaitan dengan masalah moral

harus mempunyai konsekuensi buat yang lain dan harus melibatkan pilihan

atau kerelaan memilih dari sang pembuat keputusan. Definisi tersebut

memiliki pengertian yang luas, karena keputusan seringkali memiliki

konsekuensi bagi pihak lain dan kerelaan untuk memilih hampir selalu

merupakan pemberian, walaupun pilihan-pilihan itu seringkali memiliki

resiko yang berat. Dalam beberapa hal, banyak keputusan dinilai sebagai

keputusan moral hanya karena memiliki kandungan moral, padahal tidak

demikian. Seperti yang dikatakan oleh Jones (1991:367), bahwa suatu

keputusan dapat dinilai dari segi moral jika pada saat keputusan itu dibuat

dengan memperhitungkan atau memasukkan nilai- nilai moral.

Sensitivitas etis mengacu pada kemampuan seseorang untuk

mengidentifikasi konten etika dari mengingat situasi (Sparks dan Hunt,

1998). Jelas bahwa beberapa individu terlibat dalam kegiatan yang tidak

etis meskipun pengetahuan mereka tentang sifat tidak etis dari perilaku

mereka. Namun, beberapa orang memilih untuk membuat keputusan etis,

bukan karena mereka memilih untuk berperilaku tidak etis, tetapi karena

mereka tidak memiliki kapasitas untuk mengakui bahwa situasi tertentu

memiliki komponen alam etis. Sensitivitas etika merupakan faktor penting

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam pengambilan keputusan yang adil, dan dipengaruhi oleh lingkungan

di mana keputusan dibuat selain variabel pribadi (Hunt dan Vitell, 1993;

Patterson, 2001).

Sensitivitas etika adalah salah satu bagian dari pembuatan-

keputusan moral proses, yang terdiri dari:

a) Kesadaran moral. Mengidentifikasi sifat moral dari sebuah situasi

tertentu.

b) Moral pengadilan. Membuat keputusan yang secara moral benar dalam

konteks tersebut.

c) Moral niat. Memutuskan untuk menempatkan nilai yang lebih tinggi

pada norma-norma mora terhadap lain norma-norma.

d) Tindakan moral. Terlibat dalam perilaku moral (Rest, 1986; Butterfield

et al., 2000; Jones, 1991).

Sensitivitas etis merupakan kemampuan untuk menyadari nilai-

nilai etika atau moral dalam suatu keputusan etis (Rustiana, 2003).

Sensitivitas etis dalam penelitian ini dikaitkan dengan persepsi karyawan

yang bekerja di bagian akuntansi perusahaan mengenai tax evasion.

Ada tiga definisi dalam memahami model-model dalam pembuatan

keputusan-keputusan etis yaitu:

a) Isu moral (moral issue). Isu moral tersebut timbul pada saat ada

tindakan seseorang yang mungkin dapat merugikan atau

menguntungkan orang lain atau dengan kata lain suatu tindakan atau

keputusan pasti memiliki konsekuensi-konsekuensi terhadap orang lain

dan pasti melibatkan suatu pilihan atau kemauan dari si pembuat

keputusan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Agen moral (moral agent) adalah orang yang membuat keputusan

moral walaupun mungkin orang tersebut tidak mengenali isu moral

tersebut. Pengertian agen moral ini sangat sangat penting karena

elemen pokok dari pengambilan keputusan moral terlibat disini yaitu

mengenai isu moral yang ada.

c) Keputusan etis (ethical decision), sebagai keputusan yang baik secara

legal maupun moral diterima dalam masyarakat luas. Sebaliknya

keputusan yang tidak etis (unethical decision) adalah keputusan yang

baik secara legal dan moral tidak diterima oleh masyarakat luas.

Ada 6 model dalam mengklarifikasikan model keputusan etis

(Jones, 1991), yaitu:

a) Rests Model. Ada empat komponen model ini untuk membuat

keputusan etis oleh individu, dimana seorang agen moral dalam

membuat keputusan harus mengenali isu moral yang ada, membuat

penilaian moral (moral judgment), memutuskan untuk menempatkan

perhatiannya terhadap masalah-masalah moral di atas masalah yang

lain (membentuk pandangan moral atau moral intent), dan bertindak

terhadap masalah-masalah moral yang ada.

b) Trevinos Model, sebagai person situation interactional model. Dalam

hal ini diawali dengan adanya dilema etika yang kemudian berlanjut ke

tahap kesadaran (cognition stage). Penilaian moral dibuat ditahap

kesadaran ini yang kemudian dikembangkan oleh faktor-faktor

individu dan situasi. Yang termasuk dalam faktor-faktor individu

meliputi kekuatan ego (ego strength), ketergantungan lapangan (field

dependence) dan kedudukan kendali (locus of control), sedangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang termasuk faktor-faktor situasi meliputi konteks tugas segera

(immediate job context), kultur organisasi dan karakteristik dari

pekerjaan.

c) Ferrel & Greshams Model, dengan membuat sebuah kerangka kerja

kontingen (contigency framework) untuk membuat keputusan etis

dalam pemasaran. Dalam model ini isu etika atau dilema muncul dari

lingkungan sosial atau budaya. Faktor kontingensi yang mempengaruhi

si pembuat keputusan (decision-maker) adalah faktor-faktor dari dalam

individu itu sendiri yang meliputi pengetahuan, nilai-nilai, perilaku dan

tujuan maupun faktor-faktor dari organisasi yang meliputi kepentingan

orang lain dan kesempatan. Keputusan yang dihasilkan dari proses ini,

pertama menunjukkan pada perilaku (behavior) yang selanjutnya ke

tahap evaluasi dari perilaku tersebut yang kemudian merupakan titik

awal dari umpan balik terhadap faktor- faktor individu dan organisasi.

d) Hunts & Vitels, Model dimana faktor-faktor lingkungan seperti

budaya, industri, organisasi dan pengalaman seseorang mempengaruhi

persepsi terhadap keberadaan etis problem, alternatif-alternatif

tindakan dan konsekuensi-konsekuensinya. Persepsi ini sejalan dengan

norma deontologis (deontological norm) dan evaluasi terhadap

konsekuensinya. Konsekuensinya yang menujukkan pada penilaian

pada evaluasi deontologi dan teologi yang kemudian menunjukkan

pada penilaian etis. Penilaian mempengaruhi tujuan (intention) sama

halnya dengan tekanan situasi (situasional constraint) yang

mempengaruhi perilaku. Putaran umpan balik dimulai dari perilaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kekonsekuensi aktual dan kembali ke pengalaman seseorang (personal

experience).

e) Dubinsky and Lokens Model, yang mendasarkan pada teori tindakan

beralasan (theory of reasoned action) dari Fishbein & Ajzen. Model ini

diawali dengan perilaku umum (behavioral beliefs), hasil evaluasi

(outcome evaluations), norma yang berlaku (normative beliefs) dan

motivasi untuk menyetujui (motivation to comply). Dua variabel

pertama berpengaruh pada sikap etis dan perilaku tidak etis. Dua

variabel yang terakhir berpengaruh pada norma subjektif pada perilaku

etis dan tidak etis. Pada akhirnya sikap dan norma subjektif

menunjukkan pada tujuan untuk bertindak secara etis dan tidak etis

serta berpengaruh pada perilaku yang nyata. Tidak ada putaran umpan

balik dalam hal ini.

Dari kelima macam model pengambilan keputusan etis ini

menunjukkan bahwa tidak satupun dari model-model tersebut yang

memasukkan karakteristik dari hal moral itu sendiri, baik sebagai variabel

independen atau variabel moderat (yaitu variabel independen yang diduga

atau dapat merubah hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen). Jika dari sintesa model tersebut dijadikan dasar untuk menilai

perilaku etis, maka perilaku dan pengambilan keputusan etis dalam

organisasi ini adalah sama atau identik satu dengan yang lain.

Model yang terakhir atau keenam adalah Issue Contingency Model.

Argumen utamanya ialah pembuatan etika merupakan hal yang

kondisional, yaitu tergantung atau sesuai dengan karakteristik-karakteristik

dari masalah moral itu, yang secara keseluruhan disebut intensitas moral.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Intensitas moral ini menjadi penentu yang utama dari model pembuatan

keputusan dan perilaku etis (Nuryatno & Synthia, 2001).

B. PENELITIAN TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1. Tax evasion, gender & usia

Suatu peristiwa moral tertentu, dalam hal ini adalah tax evasion,

melalui proses penentuan yang kompleks berdasarkan pengalaman dan latar

belakang budaya yang berbeda-beda, maka akan menimbulkan persepsi yang

berbeda pula antar individu.

Penelitian Mc.Gee dan Tyler (2006) mengenai etika penggelapan pajak

di 33 negara menyimpulkan bahwa ada faktor-faktor demografis yang

mempengaruhi persepsi seseorang dalam melakukan penggelapan pajak

seperti usia, gender, tingkat pendidikan, dan besarnya pendapatan. Hal

serupa juga dilakuan Mc.Gee dengan melakukan komparasi antara China,

Jepang, dan Korea

Beberapa studi telah membandingkan pendapat antara pria dan wanita

mengenai isu atas etika. Beberapa studi menyatakan bahwa wanita lebih etis

dibandingkan pria (Akaah & Riordan 1989; Baird 1980; Brown & Choong

2005; Sims, Cheng & Teegen 1996), Sementara itu ada pula beberapa studi

yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan

wanita dalam hal etika (Roxas & Stoneback 2004; Sikula & Costa 1994;

Swaidan, Vitell, Rose & Gilbert 2006).

Beberapa studi membandingkan pandangan pria dan wanita mengenai

etika atas tax evasion. Penemuan ini merupakan gabungan penelitian pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

studi bisnis internasional (Mc.Gee, 2005), study di Thailand (Mc.Gee,

2006), Orthodox Jews (Mc.Gee & Cohn, 2006) dan Taiwan (Mc.Gee &

Andres, 2007) yang menemukan bahwa wanita lebih menentang tax evasion.

Sementara itu study di Polandia (Mc.Gee & Bernal, 2006), Hong Kong

(Mc.Gee & Ho, 2006), Hubei (Mc.Gee & Guo,2006), Macau (Mc.Gee,

Noronha & Tyler, 2006) dan Cina bagian selatan (Mc.Gee & Noronha,

2007) menemukan tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan gender.

Studi di Romania (Mc.Gee, 2005) menemukan bahwa pria lebih menentang

daripada wanita. Sedangkan penelitian di china sendiri yaitu wanita

cenderung lebih menentang tax evasion daripada pria (Mc. Gee, 2007)

Selain gender Tingkat usia juga dapat mempengaruhi etika atas tax

evasion. Semakin bertambah usia, maka akan semakin menentang tax

evasion. Dengan bertambahnya usia, maka seseorang akan semakin sadar

untuk lebih menghormati negara. Hal ini didukung oleh penelitian Mc.Gee

(2005a) yang mencoba membandingkan antara staf pengajar dan mahasiswa

bisnis di Romanian. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa staf

pengajar lebih menentang penggelapan pajak dibanding dengan mahasiswa.

Selain itu penelitian Mc.Gee (2007) yang mencoba membandingkan

mahasiswa semester awal dan mahasiswa semester akhir di China , hasilnya

bahwa mahasiswa semester akhir lebih menentang tax evasion. Hal itu

membuktikan bahwa usia mempengaruhi seseorang dalam memandang etika

atas tax evasion. Dari penjelasan diatas, maka dapat disusun hipotesis

sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H1: Terdapat perbedaan persepsi dalam memandang etika atas tax

evasion dari segi usia karyawan yang bekerja di bagian akuntansi

perusahaan.

H2: Terdapat perbedaan persepsi antara pria dan wanita pada

karyawan yang bekerja di bagian akuntansi perusahaan dalam

memandang etika atas tax evasion

2. Tax Evasion dan Etika

Sebagian besar artikel tax evasion melihat dari segi ekonomi keuangan

atau dari segi hukum, belum banyak artikel yang penelitian membahas dari

segi etika. Penelitian komprehensif mengenai etika atas tax evasion

dilakukan oleh Martin Crowe (1944) dalam disertasinya yang berjudul The

Moral Obligation of Paying Just Taxes . Disertasi tersebut mengulas sisi

teologi dan filosofi dari tax evasion melalui sudut pandang umat katolik

(dikutip dari Mc. Gee, 2006). Selanjutnya, beberapa artikel penelitian ditulis

dalam perspektif berbagai agama. Mc Gee et al., (1997) melakukan studi

literatur dari sudut pandang islam. Dari hasil penelitiannya disimpulkan

bahwa tax evasion tidak selalu tidak etis. Tax evasion dapat menjadi etis

dalam keadaan tertentu. Graonbacher (1988) meneliti isu tax evasion dari

pemikiran masyarakat katolik dan liberal klasik. Sedangkan Cohn (1988)

membahas tax evasion dari sudut pandang masyarakat yahudi.

Selain dari sudut pandang agama, penelitian dilakukan dari sisi

masyarakat umum dan praktisi. Nylen (1988) melakukan penelitian terhadap

chief executive officer perusahaan di Swedia. Dalam penelitiannya

dihasilkan bahwa tax evasion merupakan suatu hal yang tidak selalu etis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mc. Gee et al., (2006) melakukan penelitian mengenai etika yang terkait

dengan tax evasion. Survey dilakukan terhadap mahasiswa tingkat atas dan

lulusan departemen bisnis dan ekonomi di Universitas Macau. Mereka

menemukan bahwa tax evasion tidak selalu tidak etis, tax evasion dapat

dianggap etis dalam situasi tetentu. Tax evasion dianggap etis jika

pemerintah dianggap korup, atau adanya kebijakan perpajakan yang

merugikan.

Sedangkan Sensitivitas etika merupakan kemampuan seseorang untuk

menyadari adanya nilai-nilai etika atau moral dalam suatu keputusan.

Sensitivitas etis mengacu pada kemampuan seseorang untuk

mengidentifikasi konten etika dari mengingat situasi (Sparks dan Hunt,

1998). Sensitivitas etika merupakan faktor penting dalam pengambilan

keputusan yang adil dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana keputusan

dibuat selain variabel pribadi (Hunt dan Vitell, 1993; Patterson, 2001).

Dengan demikian orang yang mempunyai sensitivitas etika yang tinggi maka

ia akan lebih menentang tax evasion. Artinya bahwa sensitivitas etika

mempengaruhi seseorang dalam menentukan persepsi atas tax evasion.

Maka hipotesisnya adalah:

H3 : Sensitivitas etika berpengaruh terhadap persepsi etika atas tax

evasion

3. Tax Evasion dan Gender

Gender adalah penggolongan gramatikal terhadap kata benda yang

secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin serta ketiadaan

jenis kelamin atau kenetralan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perbedaan gender diantara pria dan wanita dibentuk oleh suatu proses

yang sangat panjang pembentukan perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh

beberapa hal misalnya, melalui sosialisasi, budaya yang berlaku serta

kebiasaan-kebiasaan yang ada. Perbedaan gender ini sebenarnya tidak

menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Dalam

kenyataannya, perbedaan gender telah menyebabkan berbagai ketidak adilan

baik bagi pria maupun wanita. Ketidakadilan gender tersebut dapat berwujud

dalam berbagai bentuk ketidakadilan, misalnya marginalisasi, proses

pemiskinan ekonomi, subordinasi pengambilan keputusan, stereotyping dan

diskriminasi, pelabelan negatif, kekerasan, bekerja untuk waktu yang lebih

lama dan memikul beban ganda (Glover et al., 2002).

Mosse dalam Wijaya (2005) mendefinisikan gender sebagai

seperangkat peran yang dimainkan untuk menunjukkan kepada orang lain

bahwa seseorang tersebut feminim atau maskulin. Penampilan, sikap,

kepribadian, tanggung jawab keluarga adalah perilaku yang akan

membentuk peran gender. Peran gender ini akan berubah seiring waktu dan

berbeda antara satu kultur dengan kultur yang lainnya. Peran ini juga

berpengaruh oleh kelas sosial, usia dan latar belakang etnis.

Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja dalam

beberapa tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan

diversitas yang berkaitan dengan gender. Isu tentang perbedaan gender

dalam judgment etis relevan dalam bisnis, apalagi semakin banyaknya

wanita masuk dalam bisnis dan menempati posisi-posisi penting dalam

perusahaan sebagai para pembuat keputusan. Pada sebagian besar organisasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ternyata perbedaan gender masih mempengaruhi kesempatan (opportunity)

dan kekuasaan (power) dalam suatu organisasi (Ratdke, 2000).

Ameen & Millan (1996) menyatakan ada dua alternatif penjelasan

mengenai perbedaan gender tentang perilaku tidak etis dalam bisnis.

Pendekatan tersebut adalah pendekatan sosialisasi gender (gender

sosialization approach) dan pendekatan struktural (structural approach).

Pendekatan sosialisasi gender menyatakan bahwa pria dan wanita

membawa perbedaan nilai dan perlakuan dalam pekerjaannya. Perbedaan ini

disebabkan karena pria dan wanita mengembangkan bidang peminatan,

keputusan dan praktik yang berbeda yang berhubungan dengan

pekerjaannya. Pria dan wanita merespon secara berbeda tentang reward dan

cost. Pria akan mencari kesuksesan kompetitif dan bila perlu melanggar

aturan untuk mencapainya. Sedangkan wanita lebih menekankan pada

melakukan tugasnya dengan baik dan lebih mementingkan harmonisasi

dalam relasi pekerjaan.

Wanita lebih condong taat pada peraturan dan kurang toleran dengan

individu yang melanggar aturan. Dalam pendekatan struktural, perbedaan

antara pria dan wanita lebih disebabkan karena sosialisasi awal dan

persyaratan peran. Sosialisasi awal diatasi dengan reward dan cost yang

berhubungan dengan peran. Pada situas ini pria dan wanita merespon secara

sama. Pada pendekatan ini memprediksi bahwa pria dan wanita dalam

kesempatan atau pelatihan akan menunjukkan prioritas etika yang sama

(Rustiana, 2003).

Isu perbedaan gender dalam pertimbangan moral berosilasi antara dua

posisi (Matlin, 1993). Perbedaan posisi berpendapat bahwa laki-laki dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perempuan memang berbeda dalam orientasi moral mereka, dan persamaan

posisi, yang kemajuan gagasan bahwa laki-laki dan perempuan pada

dasarnya sama dalam orientasi etika mereka. Persamaan/perbedaan ini telah

memicu perdebatan banyak sikap dan perspektif yang berbeda dan mungkin

salah satu yang paling berat topik penelitian dalam literatur etika bisnis

(Nguyen et al., 2008).

Sementara beberapa penelitian sebelumnya, seperti yang dijelaskan di

bawah ini, muncul gagasan bahwa perempuan lebih etis dari laki-laki, bukti

dalam hal ini masih dicampur. Investigasi perbedaan gender itu dibenarkan

dengan semakin banyaknya perempuan yang masuk ke dunia kerja,

kesempatan mereka untuk menduduki posisi manajemen yang lebih tinggi

terbuka lebar. Wanita semakin mempopulasikan posisi manajemen di

banyak organisasi, dan penting untuk memahami apakah, dan bagaimana,

mereka berbeda dari orang-orang ketika menghadapi situasi dengan etika

implikasi. Selain itu, memahami dampak potensial dari gender pada

sensitivitas etis akan membantu dalam pemahaman kita tentang beberapa

variabel yang bermain dalam penilaian etika dan pengambilan keputusan.

Beberapa penelitian membandingkan sudut pandang pria dan wanita

mengenai etika atas tax evasion. Penemuan atas penelitian dari sisi gender

masih memiliki hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Mc.

Gee et al (2006) terhadap mahasiswa dan lulusan departemen bisnis dan

ekonomi Universitas macau menemukan bahwa dalam beberapa item

pertanyaan, pria lebih menentang tax evasion dibandingkan wanita. Pada

penelitian yang yang dipublikasikan tahun 2006, Mc.Gee dan Smith

menemukan bahwa wanita lebih cenderung menentang tax evasion

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dibandingkan pria. Survey tersebut dilakukan pada 33 negara, termasuk

Indonesia. Dari penelitian Mc.Gee yang disampaikan dalam AIB Southeast

Asia Regional Conference juga dikemukakan bahwa wanita cenderung lebih

menentang tax evasion dibandingkan pria. Selain itu, Mc.Gee dan Smith

(2007) menghasilkan kesimpulan bahwa wanita lebih menentang tax evasion

dibandingkan pria. Penelitian mereka dilakukan pada beberapa universitas di

United States. Hasil tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mc.Gee dan An (2007) dengan sampel mahasiswa di University of Beijing.

Dengan demikian hipotesis yang disusun adalah :

H4 : Gender berpengaruh terhadap persepsi atas tax evasion

4. Tax Evasion dan Usia

Penelitian sebelumnya menghubungkan usia etika telah dicampur

meskipun kebanyakan studi telah menunjukkan peningkatan ethicality

dengan usia. Kohlberg (1984) menunjukkan bahwa umur positif

mempengaruhi perkembangan moral di mana orang dewasa terus

mengembangkan perbedaan tingkat terhadap perkembangan moral. Barnett

dan Karson (1989) menemukan bahwa responden yang berusia lebih muda

bertindak kurang etis dibandingkan dengan responden yang lebih tua.

Penelitian lain menemukan bahwa responden yang lebih muda diperoleh

skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih tua (Arlow, 1991).

Borkowski dan Ugras (1998) melakukan meta-analisis dari 35 studi

yang termasuk sebagai faktor usia dan menyimpulkan bahwa sikap dan

perilaku tampaknya menjadi lebih etis sebagai orang dewasa dalam usia.

Peterson et al. (2001) menemukan bahwa responden yang lebih muda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memiliki standar etika yang lebih rendah. Mereka juga mencatat signifikan

interaksi antara umur dan jenis kelamin mana terutama laki-laki muda

ditemukan untuk menjadi lebih rentan terhadap faktor eksternal. Wimalasari

(2001) ditemukan perbedaan yang signifikan antara peserta yang lebih muda

dan lebih tua. Chan et al. (2002) menunjukkan bahwa eksekutif muda di

china lebih cenderung untuk terlibat dalam tindakan yang tidak etis atau

bahkan mengikuti kegiatan yang terlarang hanya untuk mendapatkan

keuntungan daripada rekan-rekan mereka yang lebih tua. Ross dan

Robertson (2003) menemukan umur dan perbedaan gender dalam kaitannya

dengan pengambilan keputusan etis masalah.

Di sisi lain, Cortese (1989) menegaskan usia yang tampaknya tidak

menjadi variabel yang signifikan dalam menjelaskan penilaian moral. Stanga

dan Turpen (1991) tidak menemukan perbedaan dalam penilaian etis yang

dapat dihubungkan dengan usia dalam studi mereka. White (2000)

berpendapat bahwa perkembangan moral tidak hanya tergantung umur tetapi

lebih keluarga-sistem tergantung. Kohut dan Corriher (1994) tidak

menemukan perbedaan usia yang signifikan dalam kaitannya dengan

pengambilan keputusan etis.

Ekin dan Tezolmez (1999) menemukan bahwa umur tidak menjelaskan

perbedaan etika sejumlah manajer. Mereka juga memberikan catatan,

bagaimanapun, bahwa manajer yang adalah antara 26 - dan 29-tahun

tampaknya memiliki etika berarti skor terendah. Demikian juga, kemudian

penelitian tidak menemukan perbedaan usia atau tidak signifikan dalam

kaitannya dengan moral penalaran (Christie et al., 2003; forte, 2004) Serupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan gender, penelitian masa lalu telah menawarkan hasil yang beragam

untuk interaksi antara usia dan etika.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mc. Gee yang disampaikan dalam

2006 AIB Southeast Asia Regional Conference, dengan mengambil sampel

masyarakat Asia, Mc. Gee menemukan bahwa umur juga mempengaruhi

persepsi etika atas tax evasion. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa

semakin bertambah umur maka kecenderungan menentang tax evasion lebih

tinggi.

H5 : Usia berpengaruh terhadap persepsi atas tax evasion

Maka dari hipotesis tersebut, kerangka pemikirannya adalah sebagai

berikut:

Variabel Independen : Variabel Dependen:

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sensitivitas Etika

Usia

Gender Tax Evasion

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian ini merupkakan penelitian dengan menggunakan metode survey

dengan menyebarkan kuesioner baik secara langsung maupun melalui e-mail yang

ditujukan kepada akuntan perusahaan di Surakarta, Sukoharjo & Karanganyar..

Survey adalah metode pengumpulan data primer dengan memeberikan pertanyaan-

pertanyaan kepada responden individu (Jogiyanto, 2005). Penelitian ini didesain

untuk mengetahui apakah sensitivitas etika, gender, dan usia mempengaruhi persepsi

etika atas tax evasion.

Dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang artinya penelitian

ini dilakukan pada suatu waktu tertentu. Lokasi penelitian ini adalah wilayah

Surakarta, Sukoharjo & Karanganyar. Wilayah tersebut dipilih sebagai lokasi

penelitian karena keterjangkauan dalam perolehan data secara langsung.

B. Populasi dan Pemilihan sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generaliasi yang terdiri atas subyek atau

obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2002:43). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan

perusahaan yang bekerja di bagian akuntansi perusahaan. Profesi ini dipilih

karena karyawan yang bekerja di bagian akuntansi perusahaan berkaitan

langsung dengan transaksi keuangan dan pelaporannya, mereka juga dapat

membuat skema transaksi yang dapat menghindarkan pembayaran pajak baik

melalui cara yang legal maupun ilegal.

2. Sampel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki (Djarwanto, 1990). Dalam penentuan sampel tersebut, sampel

diambil dengan metode purposive convenience sampling, yang mana sampel

diambil dengan tujuan tertentu atas dasar pertimbangan peneliti. Maka dalam

penelitian ini sampelnya adalah karyawan perusahaan yang bekerja di bagian

akuntansi perusahaan di Surakarta, Sukoharjo & Karanganyar.

C. Jenis Dan Sumber Data

Untuk mengetahui dan menganalisis masalah yang sedang diteliti, maka

diperlukan berbagai macam data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Adapun

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupkan

sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui

media perantara).

Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner

adalah dengan menyusun pertanyaan dalam bentuk tertutup yaitu responden hanya

memilih salah satu dari alternatif jawaban yang sudah disediakan.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel independen

a. Sensitivitas etika

Sensitivitas etika merupakan Kemampuan untuk menyadari adanya

nilai-nilai etika atau moral dalam suatu keputusan. Sensitivitas etis

mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi konten etika

dari mengingat situasi (Sparks dan Hunt, 1998). Etika sensitivitas

merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan yang adil, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dipengaruhi oleh lingkungan di mana keputusan dibuat selain variabel

pribadi (Hunt dan Vitell, 1993; Patterson, 2001). Sensitivitas etika

merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Variabel

diukur menggunakan skala likert dari 1 sampai 7 dengan nilai 1 untuk

sangat setuju, 2 untuk setuju, 3 untuk agak setuju, 4 untuk netral, 5 untuk

agak tidak setuju, 6 untuk tidak setuju, dan 7 untuk sangat tidak setuju.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan

16 item pertanyaan mengenai sensitivitas etika. Instrumen ini diadopsi dari

penelitian Sidani et al., (2008).

b. Usia

Pada penelitian-penelitian terdahulu usia menjadi salah satu

variabel yang mempengaruhi persepsi atas tax evasion. seperti penelitian

yang dilakukan oleh Mc. Gee (2005) yang mencoba membandingkan

antara staf pengajar dan mahasiswa bisnis di Romanian. Dari penelitian

tersebut diperoleh hasil bahwa staf pengajar lebih menentang penggelapan

pajak dibanding dengan mahasiswa. Seperti diungkapkan Mc.Gee (2005)

bahwa semakin bertambah usia maka seseorang akan bersifat lebih etis.

Semakin bertambah usia, maka akan semakin menentang tax evasion.

Dengan bertambahnya usia, maka seseorang akan semakin sadar untuk

lebih menghormati negara.

Dalam penelitian ini pun penulis mengambil usia menjadi salah

satu variabel independen. Penulis menggolongkan kategori usia menjadi 2

yaitu di bawah 30 tahun dengan memberi kode (1) dan diatas 30 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan memeberi kode (2). Pembagian usia ini guna memudahkan dalam

analisis pembahasan data.

c. Gender

Gender adalah penggolongan gramatikal terhadap kata benda yang

secara garis besar berhubungan dengan dua jenis kelamin serta ketiadaan

jenis kelamin atau kenetralan. Mosse dalam Wijaya (2005) mendefinisikan

gender sebagai seperangkat peran yang dimainkan untuk menunjukkan

kepada orang lain bahwa seseorang tersebut feminim atau maskulin.

Penampilan, sikap, kepribadian, tanggung jawab keluarga adalah perilaku

yang akan membentuk peran gender. Peran gender ini akan berubah

seiring waktu dan berbeda antara satu kultur dengan kultur yang lainnya.

Peran ini juga berpengaruh oleh kelas sosial, usia dan latar belakang etnis.

Isu mengenai gender dapat memepengaruhi persepsi atas etika atas tax

evasion sudah cukup banyak dilakukan. Dalam penelitian ini pun penulis

mengambil gender sebagai salah satu variabel independen. Dalam

penelitian ini penulis mengkode pria (1) dan wanita (2) untuk

memudahkan dalam pengujian.

2. Variabel dependen

Variabel penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah persepsi

etika atas tax evasion. Persepsi merupakan proses aktivitas seseorang dalam

memberikan kesan, penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir,

menafsirkan situasi atau peristiwa yang dapat memberikan kesan perilaku

yang positif atau negatif (Stephen 1996, Hucynsky & Buchanan 1991 dalam

Kartawan et al. 2002). Menurut Suandy (2005) menyatakan bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penggelapan pajak merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan

melanggar peraturan perpajakan seperti memberikan data-data palsu atau

menyembunyikan data. Dengan demikian penggelapan pajak merupakan

tindakan illegal, yang apabila dilakukan akan mendapatkan sanksi pidana.

Tax evasion juga diartikan sebagai upaya memperkecil atau bahkan

tidak membayar pajak dengan cara-cara yang melanggar ketentuan perpajakan

(Darussalam, 2009; Birron, 2010; Murray, 2010).

Dalam penelitian ini, variabel diukur dengan menggunakan 7 poin

skala likert. Dengan nilai 1 untuk sangat setuju, 2 untuk setuju, 3 untuk agak

setuju, 4 untuk netral, 5 untuk agak tidak setuju, 6 untuk tidak setuju, dan 7

untuk sangat tidak setuju. Jika hasil menunjukkan angka kurang dari atau sama

dengan 2 mengindikasikan bahwa penggelapan pajak selalu etis, angka 2<

skor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada penelitian ini ada beberapa tahap dalam metode analisis data, antara lain

pengujian data (Uji validitas, uji reliabilitas) dan pengujian hipotesis. Berikut

penjelasannya:

1. Pengujian data

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar konstruk pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Menurut Sekaran (2006) uji validitas dilakukan untuk memastikan

kemampuan sebuah skala untuk mengukur konsep yang dimaksudkan.

Dengan kata lain uji validitas dilakukan untuk mengetahui adanya ketepatan

antara alat ukur dengan konsep yang diukur.

Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi Pearsons Correlation

Product Moment. Pengujian menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for

windows. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Apabila hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi atau p value

kurang dari 0,05 maka disimpulkan bahwa pertanyaan adalah valid.

2. Apabila hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi lebih dari 0,05

dapat disimpulkan bahwa pertanyaan tidak valid. (Nunnally dalam

Ghozali, 2006)

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya terhadap butir-butir pertanyaan

yang dinyatakan valid diuji keandalannya (Reliabilitas). Azwar (2000)

menjelaskan bahwa reliabilitas berarti dapat dipercaya, dapat diandalkan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bersifat ajeg, stabil, dan konsisten. Jadi, konsep reliabilitas adalah sejauh

mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya pengukuran terhadap

kelompok subyek yang sama akan memberikan hasil yang sama dalam

beberapa kali pengukuran selama aspek yang diukur tidak berubah.

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran relatif konstan apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.

Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbachs Alpha dengan

menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Apabila koefisien

alpha mendekati 1 berarti butir-butir pernyataan yang diajukan semakin

reliabel. Suatu konstruk dikatakan reliable apabila memberikan nilai

Cronbach Alpha () lebih besar dari 0.60. (Nunnally dalam Ghozali,2006).

2. Pengujian Hipotesis

a. T- Test

Uji T-test ini untuk menguji hipotesis pertama dan kedua. Di dalam

analisis data penelitian digunakan metode statistika. Seluruh perhitungan

statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program statistic SPSS

versi 16 dengan analisis Independent Samples T-Test. Analisis Independent

Samples T-Test bertujuan membandingkan rata-rata dari dua kelompok

yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, untuk mengetahui apakah

kedua rata-rata tersebut mempunyai nilai yang sama atau tidak secara

signifikan. Analisis Uji-t digunakan dalam penelitian ini untuk menguji

hipotesis ketiga dan kelima. Pengujian melalui signifikansi t-value adalah

membandingkan signifikansi tvalue (thitung) dengan probabilitas

5%.Apabila hasil pengujian menunjukkan :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Probabilitas kesalahan kurang dari 5% maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya ada perbedaan diantara kedua variabel yang diuji.

2) Probabilitas kesalahan lebih dari 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak ada perbedaan diantara kedua variabel yang diuji.

b. Analisis regresi

Untuk hipotesis ketiga, keempat, dan kelima diuji dengan analisis regresi.

Pengujian hipotesis menggunakan bantuan program SPSS versi 16.

Analisis regresi ini untuk menguji apakah variabel independen

mempengaruhi variabel dependen sebagaimana dikemukakan dalam

hipotesis. Koefisisen regresi diperoleh dari hasil regresi yang ditunjukkan

oleh output yang dinamakan coefficient atau nilai beta. Koefisien tiap

variabel digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien dipeoleh dari model

regresi sebagai berikut:

+ SE + Usia + Gender + e

TE = Persepsi Etika atas Tax evasion

SE = Sensitivitas Etika

Usia = Menggunakan variabel dummy, 1 : untuk usia 30

tahun, 2 : untuk usia . 30 tahun

Gender = Menggunakan variabel dummy, 1 : pria, 2 : wanita

, , = Koefisien Regresi

e = error

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen pengumpulan

data primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada para responden.

Responden dari penelitian ini adalah karyawan perusahaan yang bekerja di

bagian akuntansi di Surakarta, Karanganyar, dan Sukoharjo. Karyawan yang

menjadi reponden dalam penelitian ini adalah karyawan baik pria maupun

wanita dengan usia, pendidikan dan pengalaman kerja yang bervariasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kuesioner dibagikan melalui 3 cara yaitu dengan mendatangi langsung

tempat usaha untuk bertemu langsung dengan pimpinan perusahaan dan

kemudian memberikan kuesioner untuk diisi langsung oleh karyawan yang

bekerja di bagian akuntansi perusahaan atau ditinggal untuk sementara waktu

kemudian diambil beberapa waktu kemudian dengan jangka waktu satu

minggu. Cara lain yang diambil dalam penyebaran kuesioner adalah dengan

melalui telepon maupun mengirimkan kuesioner melalui email.

Tabel IV.1 Rincian Kuesioner dan Pengembalian

Keterangan Kurang Jumlah

Kuesioner yang dikirim 145 buah

Dikurangi :

Kuesioner yang tidak kembali 32 buah

Kuesioner yang tidak dapat diolah 10 buah

Total Sampel 103 buah

Penyebaran kuesioner ini membutuhkan waktu kurang lebih 5 minggu,

terhitung dari tanggal 5 Juli 2010 sampai dengan 10 Agustus 2010. Sebanyak 145

kuesioner yang disebar,32 kuesioner tidak kembali dan 113 diantaranya kembali atau

sebesar 77.9% dari jumlah kuesioner yang disebar. Dari responden yang tidak

mengembalikan, beberapa diantaranya sempat penulis hubungi via telepon

menyatakan ketidaksediaannya mengisi kuesioner dikarenakan sedang sibuk dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pekerjaannya, sedang berada di luar kota, atau menolak karena tidak memahami

masalah perpajakan, akan tetapi beberapa diantaranya bersedia menjawab pertanyaan

kuesioner yang dikirim via email. Dari jumlah kuesioner yang kembali, 10

diantaranya tidak dapat diolah karena tidak semua butir pertanyaan diisi lengkap dan

data responden tidak diisi lengkap sehingga total kuesioner yang dapat diolah adalah

sebesar 103 kuesioner.

B. Data Demografi Responden

Selanjutnya dari kuesioner yang memenuhi syarat dan kriteria yang kemudian

dapat diolah tersebut dilakukan analisis lebih lanjut sehingga bisa diperoleh demografi

responden sebagai berikut:

Tabel IV.2 Gambaran Daftar Responden Penelitian

Keterangan Total Persentase

A. Jenis Kelamin

Pria 39 orang 37.86%

Wanita 64 orang 62.13%

B. Pendidikan

S2 1 orang 0.9%

S1 78 orang 75.7%

DIII 17 orang 16.5%

SMA 4 orang 3%

Tidak diisi 3 orang 2%

C. Usia

30 Tahun 61 orang 59.23%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

> 30 Tahun 42 orang 40.77%

D. Jurusan

Akuntansi 64 orang 62.13%

Manajemen 13 orang 12.6%

IESP 5 orang 4 %

Pajak 3 orang 2 %

Non-ekonomi 18 orang 17.4%

E. Pengalaman kerja

1-5 tahun 60 orang 58.25 %

6-10 tahun 27 orang 26.21 %

>10 tahun 13 orang 12.6%

Tidak diisi 3 orang 2%

F. Kepemilikan gelar profesi akuntan

Punya 7 orang 6.7 %

Tidak punya 96 orang 93.2%

Berdasar data tabel IV.2 menunjukkan bahwa dari 103 responden, sebagian

besar adalah wanita yaitu 64 responden adalah wanita dan sisanya 39 responden

berjenis kelamin pria. Atau sekitar 62.13 % responden wanita dan 37.86 % pria

Jika dilihat dari pendidikan penulis mengelompokkan menjadi 5 kelompok

yaitu S2, S1, DIII, SMA, dll. Jika dilihat dari tabel diatas sebagian besar responden

berpendidikan S1. Yaitu dengan distribusi sebagai berikut, Akuntan yang

berpendidikan S2 hanya 0.9 % atau sebanyak 1 orang, S1 75.7 % atau 78 orang, DIII

16.5 % atau 17 orang, SMA 3 % atau hanya sekitar 4 orang saja dan lain-lain sebesar

2 % atau 3 orang responden. Keterangan dan-lain-lain pada tabel diatas yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

responden yang tidak menyebutkan latar belakang pendidikannya. Sehingga penulis

memasukkan ke dalam kelompok ini.

Untuk usia, penulis mengelompokkan menjadi 2 kelompok seperti pada

penelitian sebelumnya, yaitu membagi 2 menjadi usia kurang lebih sama dengan 30

tahun dan diatas 30 tahun. Dari data di atas dapat dilihat bahwa usia 30 tahun

kebawah sebanyak 61 responden dan diatas 30 tahun sebanyak 42 responden.

Untuk kelompok jurusan responden memiliki latar belakang yang bervariasi.

Yaitu dari akuntansi, manajemen, IESP, dan lain-lain. Responden dengan latar

nelakang pendidikan akuntansi sebesar 62.13% atau 64 orang, manajemen 12.6 %

atau 13 responden, IESP sebesar 4% atau hanya 5 orang, pajak 2 % atau 3orang

responden dan lain-lain 17.4 % atau 18 orang. Kelompok terakhir ini terdiri dari

berbagai macam latar belakang mulai dari teknik, farmasi, dll.

Dilihat dari pengalaman kerja responden pada umumnya memiliki pengalaman

1-5 tahun yaitu sebesar 58.25 % atau 60 orang, 6-10 tahun sebesar 26.21% atau 27

orang responden,diatas 10 tahun sebesr 12.6% atau 13 orang dan lain-lain 2 % atau 3

orang.kelompok terakhir ini yaitu responden yang tidak menyebutkan berapa lama

pengalaman kerjanya.

Untuk yang terakhir yaitu kepemilikan gelar, mayoritas responden tidak

memiliki gelar akuntan atau sekitar 93.2 % atau 96 orang. Sedangkan sisanya yaitu

6.7 % atau sebanyak 7 orang responden bergelar akuntan.

C. Hasil Pengujian dan Analisis Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Pengujian Data

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-

butir dalam suatu daftar konstruk pertanyaan dalam mendefinisikan suatu

variabel. Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi Pearsons

Correlation Product Moment. Taraf signifikansi yang dikenakan adalah

1%.

Jika hasil korelasi menunjukkan angka signifikansi p < 0,01 maka

disimpulkan bahwa pertanyaan adalah valid. Apabila signifikansi p > 0,01

maka disimpulkan bahwa pertanyaan tidak valid.

Tabel IV.3 menunjukkan hasil pengujian validitas yang telah

dilakukan terhadap TE dan didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel IV.3 Hasil Pengujian Validitas TE

Pertanyaan Asym.Sig

(2-tailed) Tingkat

signifikansi Interpretasi

TE1 TE2 TE3 TE4 TE 5 TE 6 TE 7 TE 8 TE 9 TE 10 TE 11 TE 12 TE 13 TE 14 TE 15 TE16 TE17

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan

mempunyai signifikansi 0,000. Hal ini berarti semua pertanyaan memiliki

nilai p < 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan dalam

kuesioner adalah valid.

Tabel IV.4 Hasil Pengujian Validitas SE

Pertanyaan Asym.Sig (2-tailed)

Tingkat signifikansi

Interpretasi

SE1 SE 2 SE 3 SE 4 SE 5 SE 6 SE 7 SE 8 SE 9 SE 10 SE 11 SE12 SE13 SE14 SE15 SE16

- 0.320 0.179 0.000 0.059 0.001 0.291 0.123 0.328 0.142 0.150 0.085 0.000 0.375 0.109 0.001

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

Tidak Valid TidakValid Tidak Valid

Valid Tidak Valid

Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid TidakValid

Valid Tidak Valid Tidak Valid

Valid

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak semua pertanyaan

mempunyai signifikansi < 0.01. Hanya 4 pertanyaan yang memiliki nilai p

< 0,01 yaitu SE4, SE6, SE13, dan SE16. Sehingga pertanyaan

pertanyaan yang tidak valid harus dibuang, dan tidak dimasukkan dalam

pengujian selanjutnya.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran relatif konstan apabila pengukuran diulangi dua kali atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbachs Alpha.

Apabila koefisien alpha mendekati 1 berarti butir-butir pernyataan yang

diajukan semakin reliabel. Pertanyaan dikatakan reliable apabila memiliki

koefisen alpha () > 0,60.

Tabel IV.4 menunjukkan hasil pengujian reliabilitas yang telah

dilakukan dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.4 Hasil Pengujian Reliabilitas TE

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.885 .890 17

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Nilai Croanbach alfa > 0.60 yaitu

0.890 atau 89 % yang menurut kriteria Nunally bisa dikatakan reliable, di

bawah ini merupakan hasil pengujian realibilitas terhadap SE, diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel IV.5 Hasil Pengujian Reliabilitas SE

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.772 .790 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Nilai Croanbach alfa > 0.60 yaitu

0.890 atau 89 % yang menurut kriteria Nunally bisa dikatakan reliabel dan

memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

2. Pengujian Hipotesis

a. T-test

Analisis Independent Samples T-Test bertujuan membandingkan rata-

rata dari dua kelompok yang tidak berhubungan satu dengan yang lain,

untuk mengetahui apakah kedua rata-rata tersebut mempunyai nilai

yang sama atau tidak secara signifikan. Analisis Uji-t digunakan dalam

penelitian ini untuk menguji hipotesis pertama dan kedua. Pengujian

melalui signifikansi t-value adalah membandingkan signifikansi t

value (thitung) dengan probabilitas 5%.Apabila hasil pengujian

menunjukkan :

1) Probabilitas kesalahan kurang dari 5% maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya ada perbedaan diantara kedua variabel yang diuji.

2) Probabilitas kesalahan lebih dari 5% maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Artinya tidak ada perbedaan diantara kedua variabel yang

diuji.

Dari tabel dibawah ini dapat dilihat dan diperoleh hasil sebagai berikut

Hipotesis ke-1 :

Tabel IV.6

Uji beda usia terhadap TE

UMURD N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean TE

1.00 61 78.3443 18.61709 2.38367

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.00 42 85.3095 17.77569 2.74285

Dari tabel diatas terlihat rata-rata persepsi tax evasion untuk reponden

yang berumur 30 tahun sebesar 78.3433 sedangkan untuk responden

yang berumur > 30 tahun sebesar 85.309. Dari data tersebut dapat

diketahui bahwa responden yang berumur > 30 tahun lebih menentang

tax evasion dibandingkan dengan responden yang berumur 30 tahun.

Hasil tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mc. Gee

dan Tyler (2007) yang menyatakan bahwa seseorang akan lebih

menentang tax evasion manakala umur mereka bertambah tua. Alm

dan Torgler (2004) mendapatkan kesimpulan yang sama. Penelitian

Mc.Gee & Smith (2007) pun mendapatkan hasil yang sama bahwa

responden yang lebih tua cenderung lebih menentang tax evasion

dibandingkan responden yang lebih muda. Selanjutnya yaitu untuk

melihat apakah perbedaan ini nyata secara statistik maka lihat tabel

dibawah ini :

Tabel IV.7

Uji beda usia terhadap persepsi etika atas tax evasion

Levenes test untuk t-test untuk

Variabel equality of variances equality of means Keterangan

F- Stat sig t-stat sig

Equal

Var.assumed 0.343 0.559 - 1.900 0.060

Equal var.

Not assumed -1.917 0.058

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terlihat dari output SPSS bahwa F hitung levene test sebesar 0.343

dengan probabilitas 0.559 karena probabilitas > 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis tidak dapat ditolak jadi variance sama.

Maka Hipotesis ke-1 ditolak karena tidak terdapat perbedaan usia

dalam memandang etika atas tax evasion. Hal ini didukung oleh

penelitian Cortese (1989) yang menegaskan bahwa usia tampaknya

tidak menjadi variabel yang signifikan dalam menjelaskan penilaian

moral. Stanga dan Turpen (1991) tidak menemukan perbedaan dalam

penilaian etis yang dapat dihubungkan dengan usia dalam studi

mereka. White (2000) berpendapat bahwa perkembangan moral tidak

hanya tergantung umur tetapi lebih tergantung pada faktor lainnya.

Kohut dan Corriher (1994) tidak menemukan perbedaan usia yang

signifikan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan etis.

Ekin dan Tezolmez (1999) menemukan bahwa umur tidak menjelaskan

perbedaan etika sejumlah manajer. Mereka juga memberikan catatan,

bagaimanapun, bahwa manajer yang adalah antara 26 dan 29 tahun

tampaknya memiliki etika berarti skor terendah. Demikian juga,

kemudian penelitian tidak menemukan perbedaan usia atau tidak

signifikan dalam kaitannya dengan moral penalaran (Christie et al.,

2003; forte, 2004). Di Hongkong, usia justru bukan