teori akuntansi page 1 riririri aakk nnn nn

178
Teori Akuntansi Page 1 ISBN : 978-602-9042-42-9 Udayana University Press 2011

Upload: others

Post on 10-Feb-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Konsep Konsep Dasa Akun ans Keuangan

riririri AAAAkkkk nnnn nnnn

Teori Akuntansi Page 1

ISBN : 978-602-9042-42-9

Udayana University Press 2011

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2

Kata Pengantar

Buku ini dirancang sebagai bahan ajar mata kuliah “Teori Akuntansi Keuangan”,

yang diberikan pada strata 1. Kepada mereka diperkenalkan materi-materi itu secara

terstruktur, sebagai pondasi pemahaman akuntansi keuangan (pengantar sampai

dengan lanjutan) yang membahas aspek teknis pelaksanaan standar akuntansi

keuangan. Dewasa ini, memang sudah cukup banyak buku Teori Akuntansi yang

beredar di pasaran yang dapat dipergunakan sebagai buku pegangan untuk mata

kuliah tersebut. Sebagai buku teks, buku ini diperuntukkan sebagai pegangan, karena

materi atau topik yang disajikan secara runtut dan sesuai dengan struktur akuntansi

keuangan yang berhubungan dengan konsep-konsep dasar akuntansi keuangan.

Metode dan teknik penyampaian materi dapat disesuaikan dengan kondisi kelas dan

preferensi dosen. Metode yang paling tepat adalah metode setengah seminar.

Mahasiswa membuat ringkasan materi kuliah (RMK) untuk dipresentasikan dan yang

lainnya sudah siap memberi masukan atau pertanyaan, karena sistem ini menuntut

mahasiswa untuk membaca dan memahami materi yang akan dibahas dan

menuangkannya dalam RMK. Dosen dapat mengintervesi di awal kuliah, saat diskusi

berlangsung atau mengintervensi di akhir perkuliahan.

Mahasiswa yang menyiapkan diri untuk menempuh ujian skripsi dapat menggunakan

buku ini sebagai acuan dalam pemahaman, serta diskusi karena materinya yang

memadai. Buku ajar ini juga dapat digunakan sebagai referensi atau pemandu materi

dalam mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan.

Dengan selesainya buku ajar ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

Dekan Fakultas Ekonomi beserta para wakil atau ketua bidang yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis sehingga buku ajar ini dapat diselesaikan.

Tak ada gading yang tak retak, maka buku inipun belum sempurna, karena itu

masukan yang bersifat kearah penyempurnaan sangat dihargai.

November 2010

I B Putra Astika

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB. I PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT............ 2

1.1 Era sebelum berdirinya Securities and Exchange Commission (SEC)................. 2

1.1.1 The American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)….. 3

1.1.2 Kerjasama New York Stock Exchange (NYSE)-AICPA……………... 4

1.2 Era Committee on Accounting Prosedures (CAP)……………............................ 5

1.3 Era Accounting Priciples Board (APB)………………………........................... 6

1.3.1 Accounting Research Studies (ARS) No.1 dan No.3………………... 10

1.3.2 Accounting Research Studies (ARS) No. 7…………………………... 10

1.3.3 Kritik-kritik terhadap APB…………………………………………… 12

1.4 Era Financial Accounting Standard Board (FASB).............................................. 12

1.4.1 Laporan Komite Wheat dan Trueblood

(Wheat and Trueblood Committee Report)…………………………... 13

1.4.2 Struktur operasi dan penilaian terhadap kinerja FASB………………. 14

1.4.3 Lembaga yang berpengaruh terhadap kekuasaan FASB……………... 16

BAB. II DIFINISI AKUNTANSI DAN TEORI AKUNTANSI……………....... 17

2.1 Perkembangan Sains Akuntansi…………………………………....................... 19

- Akuntansi dan Kapitalisme…………………………………………… 19

2.2 Pengertian dan Peran Akuntansi………………………………………………... 21

2.2.1 Asal Istilah Akuntansi………………………………………………... 22

2.2.2 Pengertian Akuntansi…………………………………………………. 22

2.2.3 Perekayasaan Penyediaan Jasa……………………………………….. 23

2.2.4 Informasi Akuntansi………………………………………………….. 24

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4

2.3 Berbagai Pandangan Tentang Sifat Dasar Akuntansi…....................................... 26

2.3.1 Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi………………………………….. 26

2.3.2 Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa…………………………………… 27

2.3.3 Akuntansi Sebagai Catatan Suatu Peristiwa…………………………. 28

2.3.4 Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi………………………………... 28

2.3.5 Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi………………………….. 29

2.3.6 Akuntansi Sebagai Komoditi…………………………………………. 30

2.4 Pengukuran dalam Akuntansi............................................................................... 30

2.4.1 Tipe-Tipe Ukuran…………………………………………………….. 31

2.4.2 Tipe-Tipe Skala………………………………………………………. 32

2.5 Mengapa Akuntansi Membutuhkan Teori……………………………………... 33

2.5.1 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)………………………... 34

2.5.2 Karakteristik PABU………………………………………………….. 34

2.5.3 Kebijakan dan Perubahan Akuntansi…………………………………. 35

BAB. III

PERUMUSAN DAN PEMBUKTIAN TEORI AKUNTANSI……......

36

3.1

Pengertian Teori Akuntansi………….………………………………………....

37

3.2 Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi………………...... 39

3.2.1 Pendekatan Nonteoritis…………………………………………….... 39

3.2.2 Pendekatan Teoritis………………………………………………….. 40

3.2.3 Pendekatan Etik………………………………………………………. 41

3.2.4 Pendekatan Sosiologis………………………………………………... 42

3.2.5 Pendekatan Ekonomi…………………………………………………. 42

3.3 Pendekatan Positif dalam Kajian Empiris Akuntansi…………….. 42

3.3.1 Perspektif Penelitian Akuntansi……………………………………… 42

3.3.2 Kelompok Peneliti Akuntansi dan Bidang Sains yang Ditekuni…...... 46

3.3.3 Perspektif Metodelogi Akuntansi………………………………......... 49

3.3.4 Perbedaan Pendekatan Idiografis dengan Nomotesis………………… 50

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5

BAB. IV PENDEKATAN DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI 55

4.1

Perkembangan Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan .…………………..

57

4.1.1 Sifat-sifat Standar Akuntansi Keuangan. ……………………………. 59

4.1.2 Tujuan Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan………………….. 60

4.2 Regulasi terhadap Akuntansi …………….……………………………... 62

4.2.1 Pihak-pihak yang Tidak Menginginkan Akuntansi di Regulasi… 62

4.2.2 Pihak-pihak yang Mendukung Regulasi……………………………. 67

4.2.3 Pandangan terhadap Regulasi Akuntansi…………………………… 69

4.2.4 Peran Swasta dalam Regulasi Standar Akuntansi. ………….............. 69

4.2.5 Kegagalan Regulasi………………………………………………… 71

4.3 Legitimasi Proses Penyusunan Standar Akuntansi………………………….. 71

4.4 Standar Akuntansi yang Berlebihan………………………………………… 72

4.4.1 Kondisi yang Memunculkan Standar Akuntansi yang Berlebihan 73

4.4.2 Dampak Standar Akuntansi yang Berlebihan………………………… 73

BAB. V

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN

75

5.1

Klasifikasi dan Konflik Kepentingan…………………………………………

77

5.2 Dalil-Dalil, Prinsip-Prinsip dan Konsep-Konsep Akuntansi……………….. 78

5.2.1 Dalil-dalil dan Prinsip-prinsip Akuntansi menurut Accounting

Principles Board (APB)……………………………………………………

79

5.2.2 Accounting Research Study (ARS) No. 1……………………………. 80

5.2.3 Accounting Research Study (ARS) No. 3……………………………. 80

5.2.4 Kajian terhadap ARS No. 1 dan ARS No. 3………………………… 81

5.2.5 APB Statement No. 4………………………………………………… 82

5.3 Peran AAA melalui A Statement of Basic Accounting (ASOBAT)…………… 90

5.3.1 Standar Kualitas untuk Informasi Akuntansi………………………... 91

5.3.2 Kebijakan-kebijakan untuk Mengkomunikasikan Informasi

Akuntansi…………………………………………………………….

5.3.3 Laporan Kelompok Studi tentang Tujuan Laporan Keuangan… …..

92

93

5.4 Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA)………….. 95

5.4.1 Pendekatan Teori dalam Akuntansi…………………………………. 96

5.4.2 Kelemahan Pendekatan Teori ………….…………………………... 97

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6

5.5 Konsep-konsep Dasar yang Mendukung Kos………………………………. 98

5.5.1 Dalil-dalil (postulates)……………………………………………….. 99

5.5.2 Prinsip-prinsip (principles)…………………………………………… 100

5.6 TEORI-TEORI EKUITAS 103

5.6.1 Teori Kepemilikan (Proprietory Theory)…………………………… 103

5.6.2 Teori Entitas (EntityTheory)………………………………………….. 104

5.6.3 Teori Ekuitas Residual …………………………………………….. 104

5.6.4 Teori Dana (FundTheory) ……………………………………………. 105

5.6.5 Teori Pimpinan (CommanderTheory)………………………………... 105

BAB. VI KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN

MENURUT FASB……………………………………………………

106

6.1

S ifat dan Isu-isu Kerangka Konseptual……………………………………..

108

6.2.1 Isu-isu Kerangka Konseptual………………………………... 109

6.2.2 Konsep Pemeliharaan Modal (cost recovery)………………… 116

6.2.3 Metode Pengukuran………………………………………… 117

6.2 STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC)………. 117

6.2.1

6.2.2

6.2.3

6.2.4

6.2.5

6.2.6

Statement of Financial Accounting Concept No.1

Statement of Financial Accounting Concept No.2

Statement of Financial Accounting Concept No. 5

Statement of Financial Accounting Concept No.6

Statement of Financial Accounting Concept No. 7

Statement of Financial Accounting Concept No. 8

118

Lampiran-lampiran

A Konsep dasar akuntansi keuangan menurut Paul Grady

B Dalil dalil dasar akuntansi keuangan menurut ARS No.1

C Sekelompok tentative prinsip-prinsip akuntansi yang luas

untuk entitas bisnis

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8

PERKEMBANGAN

AKUNTANSI

DI AMERIKA SERIKAT

Pokok Bahasan

1.1. Era sebelum berdirinya Securities and Exchange Commission (SEC)

1.1.1. The American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)

1.1.2. Kerjasama New York Stock Exchange (NYSE)-AICPA

1.2. Era Committee on Accounting Prosedures (CAP)

1.3. Era Accounting Principles Board (APB)

1.3.2. Accouting Research Studies (ARS) No.1 dan No.3

1.3.3. Accouning Research Studies (ARS) No. 7

1.3.4. Kritik-ritik terhadap APB

1.4 Era Financial Accounting Standard Board (FASB)

1.4.1 Laporan Komite Wheat dan Trueblood (Wheat and Trueblood

Committee Report)

1.4.2 Struktur operasi dan penilaian terhadap kinerja FASB

1.4.3 Lembaga yang berpengaruh terhadap kekuasaan FASB

Akuntansi secara formal lahir di Amerika Serikat dan kini akuntansi sudah digunakan

oleh negara-negara di seluruh dunia. Bagaimana perkembangan akuntansi di negara

tersebut penting diketahui dan dipahami, karena proses pembelajaran yang telah

dilakukan melahirkan sains akuntansi. Perkembangan yang dimaksud mencakup

perkembangan lembaga pengatur standar akuntansi keuangan (regulator) serta

produk-produk standar akuntansi yang telah dihasilkannya.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9

1.1 Era sebelum berdirinya Securities and Exchange Commission (SEC) Pada tahun 1900-an masyarakat Amerika Serikat tedah mengenal perdagangan

saham. Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan suatu entitas dicari oleh

masyarakat yang ingin melakukan transaksi sekuritas (investor/calon investor) karena

informasi tersebut dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk menilai kinerja

manajemen dalam hubungannya dengan pembelian dan penjualan saham entitas

tersebut. Namun, perkembangan prinsip-prinsip akuntansi (pedoman untuk mengakui,

mengukur dan menyajikan kejadian ekonomi yang terjadi) pada era itu belum mampu

mendukung terciptanya informasi akuntansi yang memadai untuk dapat di gunakan

menilai kinerja suatu entitas.

Tidak adanya regulasi terhadap prinsip akuntansi menjadikan perlakuan

transaksi yang sama untuk entitas A dan entitas B berbeda. Statemen yang lebih

ekstrim menyatakan bahwa prinsip akuntansi merupakan sesuatu yang bersifat rahasia

atau merupakan rahasia manajemen suatu entitas. Manajemen mempunyai kontribusi

yang sangat besar dalam pembentukan prinsip-prinsip akuntansi. Kontribusi

manajemen terhadap prinsip-prinsip akuntansi sejalan dengan perkembangan

perekonomian negara Amerika Serikat, serta meningkatnya penyebaran jumlah

pemegang saham suatu entitas. Dari sisi prosedur, kontribusi tersebut menunjukkan

bahwa manajemen memiliki peluang yang sangat besar untuk mengendalikan bentuk

dan isi pengungkapan akuntansi. Bentuk intervensi manajemen terhadap informasi

akuntansi sangat merugikan para pemakai informasi khususnya para investor/calon

investor. Alasannya karena manajemen memiliki insentif untuk mengatur kinerja atau

laba akuntansi dengan tujuan agar investor/calon investor tertarik pada saham

entitasnya. Beberapa kondisi yang merupakan ciri dari era tersebut sebagai berikut.

a. Tidak adanya dewan pengatur standar (regulator) menjadikan masalah-masalah

akuntansi yang mendesak dan bersifat kontroversial diselesaikan melalui

pembentukan panitia khusus.

b. Sebagaian besar teknik-teknik akuntansi yang digunakan manajemen suatu entitas

tidak memiliki dukungan teoretis dan solusi-solusi yang diambil memiliki ciri

pragmatis.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1010

c. Teknik-teknik akuntansi yang diadopsi didorong oleh keinginan untuk meratakan

earnings.

d. Masalah-masalah operasional yang berhubungan dengan treatmen-treatmen

akuntansi yang bersifat kompleks dihindari dan solusi diambil berdasarkan

kebijakan.

e. Entitas yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi yang berbeda untuk masalah

atau model masalah yang sama atau mirip.

f. Teknik-teknik akuntansi diadopsi dengan fokus pada penentuan pendapatan kena

pajak dan minimisasi pajak pendapatan.

1.1.1 The American Institute of Certified Public Accountants

Pada tahun 1916, berdiri asosiasi akuntan profesional, yaitu The American

Institute of Accountants (AIA). Lembaga tersebut didirikan oleh American

Association of Public Accountants (AAPA) yang selanjutnya organisasi ini berganti

nama menjadi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Pada

tahun 1917, AIA mendirikan Board of Examiners, yaitu badan yang bertugas untuk

membuat ujian CPA agar akuntan profesional adalah akuntan yang memiliki CPA.

Pada tahun 1921, berdiri American Society of Certified Public Accountant (ASCPA).

AIA lebih berkonsentrasi pada penyatuan pandangan nasional terkait persoalan-

persoalan kualifikasi dan pengujian-pengujian, sedang ASCPA menekankan pada

upaya membangun dan mempertahankan kekuatan lembaga professional pada

berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Perbedaan pendapat di antara kedua

organisasi tersebut berakhir setelah mendapatkan tekanan dari New York State Society

(NYSS), dan pada 1936 organisasi ini digabungkan kembali ke organisasi semula

yaitu AICPA.

Selama masa perseteruan di antara kedua organisasi tersebut, AIA

mengeluarkan pedoman yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-

masalah yang bersifat teknis. Kerjasama AIA dengan Federal Trade Commission

(FTC) tahun 1918 mempublikasikan “metode yang ditetapkan dalam penyusunan

neraca“ yang disajikan dalam bentuk brosur. Publikasi dilakukan melalui media

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1111

“Federal Reserve Bulletin” dan dijadikan sebagai pedoman penyusunan standar

minimum pelaksanaan audit neraca. Dokumen tersebut direvisi pada tahun 1929

untuk dijadikan pedoman yang lebih baik di bidang auditing dan akuntansi keuangan.

1.1.2 Kejasama New York Stock Exchange - AICPA.

Pada tahun 1930, AICPA memulai kerjasama dengan New York Stock

Exchange (NYSE) dalam bidang pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang akan

diberlakukan pada entitas bisnis yang terdaftar di NYSE. Langkah awal yang diambil

AICPA adalah membentuk komite dan mencari jalan keluar yang terbaik melalui dua

pendekatan sebagai berikut.

a. Memberikan pemahaman pada para pemakai mengenai keterbatasan laporan

keuangan.

b. Menyempurnakan laporan keuangan agar para pemakai memperoleh laporan yang

lebih informatif.

Draf formal tentang “lima prinsip akuntansi yang bersifat luas“ telah disusun oleh

komite AICPA dan disahkan oleh komite NYSE pada tanggal 22 September 1932.

Dokumen tersebut merupakan upaya formal pertama pengembangan “prinsip-prinsip

akuntansi”. Komite AICPA kemudian menambah dengan sebutan “prinsip-prinsip

akuntansi yang dapat diterima”. Kerjasama NYSE dengan AICPA berpengaruh

luas pada pengembangan kebijakan akuntansi di tahun-tahun berikutnya.

Tahun 1934, kongres Amerika mendirikan Securities and Exchange

Commission (SEC). SEC diberikan tugas untuk melaksanakan pengaturan investasi,

termasuk undang-undang sekuritas tahun 1933 yang mengatur tentang penerbitan

sekuritas dan undang-undang tahun 1934 yang mengatur tentang perdagangan

sekuritas. Keduanya merupakan undang-undang bursa efek yang pertama di Amerika

Serikat. Undang-undang tahun 1933 mengatur penerbitan sekuritas pada pasar

sekuritas antarnegara bagian, sedang undang-undang tahun 1934 hanya memfokuskan

pada perdagangan sekuritas dan menunjuk SEC secara luas maupun secara spesifik

untuk mengatur bentuk dan isi informasi keuangan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1212

1.2 Era Committee on Accounting Procedures

Pada tahun 1933 AICPA membentuk komite yang secara khusus membahas

prinsip-prinsip akuntansi, yaitu Special Committee on Development of Accounting

Principles (SCDAP), namum komite tersebut gagal dalam mengemban tugasnya dan

diganti oleh Committee on Accounting Procedures (CAP) pada tahun 1936. CAP

juga tidak aktif sampai dengan tahun 1938. Pada tahun tersebut, SEC memberi

dorongan dengan membuat kebijakan baru yang termuat dalam Accounting Series

Release 4 (ASR 4) dan menambah keanggotaan CAP dari 7 orang menjadi 21 orang,

sehingga lembaga tersebut menjadi lebih aktif. Sebagai lembaga yang diberi mandat,

CAP memiliki tujuan untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat

komprehesif sehingga dapat digunakan sebagai pedoman umum dalam memecahkan

masalah praktik akuntansi. Prediksi waktu untuk merealisasi tujuan tersebut kurang

lebih 5 tahun. Dalam realitasnya CAP mengambil kebijakan lain, yaitu mengadopsi

suatu kebijakan selanjutnya memberi rekomendasi pada methode akuntansi mungkin

diikuti. Cara yang ditempuh CAP menimbulkan ketidakpuasan banyak pihak. Para

anggota American Accounting Association (AAA) menghendaki agar CAP

menggunakan pendekatan deduktif dalam memformulasikan prinsip akuntansi dan

keinginan tersebut bertentangan dengan pendekatan induktif yang mendominasi cara

kerja CAP. Selama tahun 1938 – 1959 CAP menerbitkan 51 Accounting Research

Bulletins (ARBs), tetapi CAP gagal menghasilkan satu kesatuan prinsip akuntansi

yang bersifat komprehensif atau berterima umum.

Pertengahan tahun 1950, keinginan agar pembangunan prinsip-prinsip

akuntansi semakin berkembang sampai di luar profesi akuntan. Pada tahun 1957,

AAA mengeluarkan pokok-pokok pikiran tentang konsep-konsep dan difinisi-difinisi

minimum yang dilandasi dengan pendekatan deduktif. Pokok-pokok pikiran tersebut

merupakan awal lahirnya pendekatan deduktif. Karena memakan waktu yang relatif

pajang, CAP sebagai regulator mengabaikan pendekatan tersebut. Selanjutnya,

lembaga tersebut menggunakan sebagian besar waktunya untuk menyelesaikan

kejadian-kejadian yang bersifat khusus dengan menentukan siklus akuntansinya satu

persatu. Cara kerja demikian menunjukkan bahwa CAP kurang mengembangan teori

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1313

yang bersifat umum yang dapat dijadikan dasar pengembangan statemen-statemen

akuntansi keuangan. Jadi, tahun 1957 – 1959 perkembangan standar akuntansi di

Amerika Serikat mengalami masa transisi. Banyak kritik terhadap CAP dan akhirnya

presiden AICPA meminta diberlakukannya pendekatan baru dalam pengembangan

statemen akuntansi. Presiden AICPA, Alvin Jenning pada tahun 1957 menyampaikan

pidato dalam suatu pertemuan anggota AICPA dan menyarankan agar mengadakan

reorganisasi ditubuh AICPA. Sasarannya adalah untuk segera dapat diwujudkan

prinsip-prinsip akuntansi. Dia menyarankan agar dilakukan riset untuk mendapatkan

pendekatan konseptual sebagai pengganti pendekatan kasual yang dianut CAP selama

20 tahun. Mengadopsi pemikiran Jenning, AICPA membentuk Accounting Principles

Board (APB) dan Accounting Research Division (ARD) serta sekaligus menandai

berakhirnya CAP.

1.3 Era Accounting Principles Board

Ketidakpuasan terhadap kerja CAP ditunjukkan oleh Alvin. R. Jennings

melalui pertanyaan sebagai berikut, “seberapa berhasilkah kita mempersempit

perbedaan dan ketidak konsistenan dalam penyiapan dan penyajian informasi

keuangan”?

Keberadaan APB dan ARD menunjukkan bahwa terdapat pendekatan dua arah dalam

pengembangan prinsip akuntansi. ARD memiliki otoritas untuk menerbitkan hasil-

hasil riset dan lebih mencurahkan perhatian pada pengembangan statemen-statemen

akuntansi tanpa harus mempertanggungjawabkan kepada komite teknis AICPA. Hasil

riset akan dipublikasikan dalam bentuk Accounting Research Studies (ARS) lengkap

dengan dokumen detail, keseluruhan aspek dari suatu masalah tertentu, serta

rekomendasi atau konklusi. Selama tahun tersebut 15 ARS yang telah diterbitkan.

ARS yang diterbitkan Accounting Research Division antara lain;

a. ARS No. 1

Studi ini berjudul “The Basic Postulates of Accounting“ yang disusun oleh

Maurice Moonitz dan dipublikasikan tahun 1961. Studi tersebut juga memberikan

dukungan terhadap penggunaan exit value accounting. (Lihat lampiran)

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1414

b. ARS No. 2

Studi ini berjudul “Cash Flow Analysis and the Funds Statement”, yang disusun

oleh Perry Mason dan dipublikasikan tahun 1961. Studi ini memberikan dukungan

terhadap penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana.

c. ARS No. 3

Studi ini berjudul “A Tentative Set of Broad Accounting Principles for Business

Enterprises”, disusun oleh Sprause dan Moonitz dan dipublikasikan pada bulan

April 1962. ARS No. 3 juga memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat

harga umum dan khusus. (Lihat Lampiran)

d. ARS No. 4

Studi ini berjudul “Reporting of Leases in Financial Statements”, disusun oleh

John H. Myers dan dipublikasikan tahun 1962. Studi ini mengatur memberikan

petunjuk yang berhubungan dengan Pelaporan Sewa-Beli dalam Laporan

Keuangan.

e. ARS No. 5

Studi ini berjudul “A Critical Study of Accounting for Business Combinations”,

disusun oleh Arthur B.Watt dan dipublikasikan tahun 1963. Studi ini mengatur

dan memberikan pandangan terkait dengan Studi Kritis Akuntansi Penggabungan

Usaha (Business Combinations).

f. ARS No.6

Studi ini berjudul “Reporting the Financial Effects of Price-Level Changes”,

disusun oleh staf dari Divisi Riset dan dipublikasikan tahun 1963. Studi mengatur

dan memberikan pandangan terkait dengan perubahan tingkat harga dalam

hubungannya dengan akuntansi inflasi dan bagaimana melaporkan dampak dari

perubahan tersebut.

g. ARS No. 7

Studi ini berjudul “Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for

Business Enterprise” yang dikemukakan oleh Paul Grady. Studi memberikan

pandangan terkait dengan prinsip-prinsip (konsep-konsep atau dalil-dalil)

akuntansi keuangan. Studi ini mengangkat kembali kepercayaan terhadap APB

sebagai lembaga pengatur standar. (Lihat Lampiran)

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1515

h. ARS No. 8

Studi ini berjudul “Accounting for the Cost of Pension Plans” yang dikemukakan

oleh Ernest L.Hicks dan dipublikasikan tahun 1966. Studi ini mengatur dan

memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi program pension oleh suatu suatu

entitas bisnis.

i. ARS No. 9

Studi ini berjudul “Interperiod Allocation of Corporate Income Taxes” yang

dikemukakan oleh Howard A. Black dan dipublikasi tahun 1966. Studi mengatur

dan memberikan pentunjuk pelaksanaan alokasi pajak antar waktu dari pajak

penghasilan suatu entitas.

j. ARS No. 10

Studi ini berjudul “Accounting for Goodwill, yang dikemukakan oleh George R.

Catlett dan Noman O. Olson dan dipublikasi tahun 1968. Studi mengatur dan

memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi Goodwill.

k. ARS No. 11

Studi ini berjudul “Financial Reporting in Extractive Industries” yang

dikemukakan oleh Robert R. Field dan dipublikasi tahun 1968. Secara umum studi

mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan pelaporan keuangan dalam

industri ekstraktif (penggalian).

l. ARS No. 12

Studi ini berjudul “Reporting Foreign Operations of US Companies in US

Dollars”, yang dikemukakan oleh Leonard Lorenso dan dipublikasikan tahun

1972. Studi mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan pelaporan operasi-

operasi suatu entitas luar negeri Amerika dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

m. ARS No. 13

Studi ini berjudul “The Accounting Basis of Inventories” yang dikemukakan oleh

Horace G. Barden dan dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan

memberikan petunjuk pelaksanaan dasar akuntansi persediaan.

n. ARS No. 14

Studi ini berjudul “Accounting for Research and Development Expenditures”,

yang dikemukakan oleh Oscar S. Gellein dan Maurice S. Newman dan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1616

dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan

akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan.

o. ARS No. 15

Studi ini berjudul berjudul “Stockholders’ Equity”, yang dikemukakan oleh

Beatrice Melcher dan dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan memberikan

petunjuk pelaksanaan akuntansi modal (ekuitas).

APB yang memiliki anggota 18 sampai dengan 21 orang yang seluruhnya merupakan

anggota AICPA. Mereka juga merupakan wakil dari kantor akuntan (besar dan kecil),

akademisi dan para pengusaha. Sebagai lembaga pengatur standar APB diharapkan

mampu menyelesaikan dua pekerjaan besar, yaitu.

a. Menyusun dalil-dalil dasar akuntansi.

b. Mampu menjelaskan secara komprehensif rangkaian hubungan prinsip-prinsip

akuntansi yang dilandasi oleh dalil-dalil tersebut.

Di eranya (tahun 1959 – 1973), APB menerbitkan opini-opini yang membahas isu-

isu kontroversial. Pada era tersebut kontribusi American Accountants Association

(AAA) juga tidak kalah pentingnya dalam proses perumusan statemen-statemen

akuntansi dibanding APB. Melalui beberapa riset AAA berusaha mengembangkan

statemen-statemen yang terintegrasi dengan teori-teori dasar akuntansi.

13.1 Accounting Research Studies (ARS) No. 1 dan No. 3

Pada awalnya, APB mempublikasikan APB Statement No.1 tentang

diterimanya ARS No. 1 dan ARS No. 3. Kedua ARS tersebut tidak di terima

dikalangan profesi akuntansi karena bertentangan dengan kredit pajak investasi

sehingga APB mendapat teguran yang serius dari induk organisasi, yaitu AICPA.

Banyak pihak memprediksi APB akan gagal karena ARS tersebut. Dalil-dalil

akuntansi yang disusun dalam ARS 1 belum direaksi oleh kalangan profesi karena

mereka masih menunggu publikasi APB lainnya yang menyertai karya Moonitz

tersebut. ARS No.1 juga memberikan dukungan terhadap penggunaan exit value

accounting.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1717

ARS No. 3 yang diterbitkan oleh Sprause dan Moonitz pada bulan April 1962

memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat harga umum dan harga khusus.

Kedua studi tersebut menggunakan pendekatan deduktif seperti yang diinginkan oleh

banyak pihak, namun studi tersebut ternyata mendatangkan banyak kritik. Dari

sembilan anggota komite itu hanya satu yang memberikan tanggapan positif. AICPA

menolak kedua hasil studi tersebut dan penolakan ini dipandang sebagai upaya untuk

melemahkan pendekatan dua arah yang digunakan APB.

1.3.2 Accounting Research Studies (ARS) No. 7

ARS 7 yang dihasilkan oleh Paul Grady mengalami kesuksesan. Grady

melakukan kodifikasi statemen-statemen dengan pendekatan induktif dan deduktif

serta menyesuaikan dengan statemen-statemen yang sudah ada, dan berusaha

menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi dari pokok-pokok statemen yang dapat

diterima. Adanya kesan kalau APB dianggap gagal dalam tugas utamanya untuk

menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi, komite khusus APB memberikan komentar

“waktunya sangat tidak mungkin” untuk merangkai dan menyusun secara terus

menerus tujuan dan batasan laporan keuangan, menetapkan prinsip-prinsip akuntansi

yang dapat diterima, dan mendifinisikan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima

umum.

Untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dipercayakan kepadanya, komite

melakukan perumusan prinsip-prinsip akuntansi dan dalam 5 tahun berhasil

merumuskan sekumpulan prinsip yaitu, APB Statement No. 4 yang berjudul ”Basic

Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business

Enterprises pada tahun 1970. Dari tahun 1959 – 1973 APB menerbitkan empat

statemen dan serangkaian interpretasi akuntansi untuk memperluas rekomendasi-

rekomendasi yang berhubungan dengan masalah-masalah akuntansi.

Statemen-statemen yang diterbitkan oleh APB sebagai berikut.

a. APB Statement No. 1

Isinya tentang laporan tentang diterimanya Accounting Research Studies No. 1

dan No. 3.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1818

b. APB Statement No. 2

Isinya tentang Disclosure of Supplementary Financial Information by Diversified

Companies. Statemen ini diterbitlan bulan September 1967.

c. APB Statement No. 3

Isinya tentang Financial Statements Related for General Price-Level Changes.

Statemen ini diterbitkan pada bulan Juni 1969.

d. APB Statement No. 4

Isinya tentang Basic Concepts and Accounting Priciples Underlying Financial

Statements of Business Enterprises. Statemen ini diterbitkan bulan Oktober 1970

(Lihat Bab. V).

1.3.3 Kritik-kritik terhadap APB

Dalam melaksanakan mandat untuk menyusun prinsip-prinsip akuntansi yang

dapat diterima umum, APB menuai banyak kritik. Perbedaan prinsip-prinsip

akuntansi untuk jenis industri yang berbeda diperdebatkan di banyak media.

Meskipun terjadi kontroversi publik, APB tetap menerbitkan ketetapan yang

cemerlang. Selama periode APB, telah dikeluarkan tujuh opini (pokok-pokok pikiran)

termasuk tiga opini yang tidak disetujui.

Upaya APB dalam menyusun prinsip-prinsip akuntansi mengalami kegagalan

didasarkan pada argumen sebagai berikut.

a. Opini yang bersifat ad hoc atau kontroversial, termasuk ARS No. 8 tentang

akuntansi program pensiun (Accounting for the Cost of Pension Plans) oleh Ernest

L.Hicks (1966), ARS No.9 tentang alokasi pajak penghasilan (Interperion

Allocation of Corporate Income Taxes) oleh Howard A.Black (1966), APB

Opinion No. 2 dan 4 tentang kridit pajak investasi.

b. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah akuntansi untuk penggabungan usaha

(business combination) dan goodwill.

Sebagai respon atas keseluruhan kritik yang diterima APB dari awal proses, lembaga

tersebut memprakarsai perubahan penting dan telah diangkat ke permukaan, namun

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 1919

apa yang menjadi prakarsa tidak bisa dilanjutkan APB tetapi dilanjutkan oleh lembaga

pengatur standar penggantinya yaitu Financial Accounting Standar Board (FASB).

1.4 Era Financial Accounting Standard Board

Pada bulan April 1971 AICPA membentuk dua kelompok studi, yaitu Wheat

Committee dan Trueblood Committee. Wheat Committee bertugas untuk memperbaiki

proses penyusunan standar, dan komite ini melaporkan hasil-hasilnya kepada FASB.

Trueblood Committee bertugas untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan

dengan menentukan; siapa user-nya, informasi apa yang mereka butuhkan, seberapa

banyak informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh akuntansi dan apa kerangka

kerja yang diperlukan dalam menyediakan kebutuhan akuntansi. Komite ini berhasil

merumuskan 12 tujuan laporan keuangan. Pembentukan kelompok studi ini sebagai

respon terhadap kritik atas pelaporan keuangan dan kenyataan bahwa kerangka

konseptual akuntansi merupakan kebutuhan yang sangat mendesak.

1.4.1 Laporan komite Wheat dan Trueblood

Laporan lengkap Wheat Committee diterbitkan Maret 1972 dengan judul untuk

perubahan yang signifikan dalam menyusun standar-standar akuntansi keuangan.

Rekomendasi dari Wheat Committee sebagai berikut:

a. Mendirikan Financial Accounting Foundation (FAF).

FAF memiliki tugas memilih anggota-anggota FASB dan mencari dana atau

mejadi sponsor untuk membiayai operasional FASB.

b. Mendirikan Financial Accounting Standard Board (FASB).

FASB memiliki 7 (tujuh) orang anggota (jam kerja penuh) yang bertugas

menyusun dan menetapkan standar akuntansi.

c. Menetapkan Financial Accounting Standars Advisory Council (FASAC).

FASAC memiliki 20 (dua puluh) anggota yang bertugas memberikan kosultasi

kepada FASB berkenaan dengan penetuan prioritas dan badan pekerja yang akan

menyusun standar.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2020

Sampai Oktober 1973, laporan Trueblood Committee belum tuntas. Pada saat itu,

FASB sudah terbentuk. Laporan yang disampaikan oleh komite tersebut

mengidentifikasi beberapa tujuan laporan keuangan, akan tetapi tidak membuat

laporan berkenaan implementasinya. FASB didirikan dan penggantikan tugas APB

tahun 1973. Dalam menyusun standar FASB mempergunakan pendekatan yang

berbeda dibandingkan dengan lembaga penyusun standar sebelumnya, yaitu CAP dan

APB. FASB juga menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan

dengan cara yang paling effisien, lengkap dan tepat serta tidak menetapkan dalil

maupun prinsip dalam suatu kerangka kerja akuntansi. Sejak berdiri, FASB telah

mengadopsi pendekatan deduktif dan kuasi politis untuk merumuskan prinsip-prinsip

akuntansi. Kebijakan yang diambil FASB ditandai oleh kondisi sebagai berikut.

a. Adanya upaya untuk mengembangkan kerangka teoretis atau konstitusi akuntansi.

b. Memberi kesempatan pada kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan

terhadap standar akuntansi untuk berkontribusi dalam penerimaan “umum”

standar baru. Dengan demikian, proses penetapan standar memiliki aspek politis.

Proses perumusan standar akuntansi menjadi bersifat politis. Pernyataan tersebut

dinyatakan dengan baik dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh the Senate

Subcommittee on Report, Accounting and Management, yang berjudul The

Accounting Establishment. Laporan tersebut dikenal dengan sebutan “Metchalf

Report”. Dalam laporan ini dinyatakan bahwa kantor akuntan “delapan besar”

memonopoli pengauditan entitas besar dan mengendalikan proses penetapan standar.

1.4.2 Struktur Operasi dan Penilaian terhadap Kinerja

FASB

FASB telah mengalami perubahan struktur sejak berdiri tahun 1973, dan

modifikasi struktur tersebut telah mendapatkan persetujuan komite struktur FAF pada

tahun 1977. FAF adalah organisasi yang menjadi sponsor dan para anggota FAF

adalah AAA, AICPA, Financial Analysts (FA), Financial Executive Institute (FEI),

Institute Management Accountant (IMA), dan Securities Industry Association (SIA).

FAF memilih menjadi anggota dan sebagai penyandang dana dari aktivitas FASB.

FASB memiliki tujuh anggota yang bertugas selama lima tahun dan kesempatan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2121

untuk menjadi anggota FASB hanya untuk dua periode. FASAC merupakan badan

yang juga berperan dalam penetapan standar akuntansi keuangan. Badan ini didirikan

untuk memberikan konsultasi atau advis kepada FASB.

Pelaksanaan riset komprehensif sepanjang tahun oleh FASB dipersoalkan

oleh SEC yang juga memiliki potensi untuk menghimpun kalangan profesi akuntansi

dan membuat rancang bangun standar-standar akuntansi. Fakta menunjukkan bahwa

SEC memiliki kewenangan yang sah secara hukum untuk menerbitkan standar,

sehingga para praktisi tinggal memilih, yang mana akan di gunakan. SEC tidak hanya

mengkritik FASB diawal berdiri, dan hal yang sama juga dilakukan SEC terhadap

CAP dan APB.

Wakil-wakil organisasi yang tergabung dalam komite FAF menginginkan agar

referensi komprehesif sudah dapat dijalankan selambat-lambatnya tahun 1976. Tugas

utama komite adalah membuat rekomendasi kepada anggota FAF mengenai beberapa

perubahan kerangka dasar yang direkomendasi oleh FASB dan FASAC. Terdapat 17

(tujuh belas) rekomentasi dalam laporan komite yang di gunakan sebagai pendukung

tegaknya “proses rancangan standar” di sektor entitas bisnis, sehingga FASB berhasil

sebagai badan yang cepat menanggapi respon lingkungan. Rekomendasi terkait

dengan rancangan standar yang diperoleh FASB berhubungan dengan persyaratan-

persyaratan sebagai berikut.

a. Proses penetapan standar akuntansi membutuhkan pertimbangan dan cara

memandang yang tepat keseluruhan elemen.

b. Proses mengharuskan adanya riset untuk mengetahui besarnya pengaruh yang

mungkin dapat terjadi atas standar yang diusulkan.

c. Kesuksesan standar dapat dicapai bila standar tidak dipaksakan penyusunannya.

d. Proses asimilasi standar dapat dilakukan dengan pengetahuan dan pemahaman

menyeluruh dari nilai standar yang diusulkan.

FASB telah menjadi badan yang sangat produktif dengan menerbitkan lebih dari 135

Statement Financial Accounting Standard (SFAS) dengan 8 (delapan) Statement of

Financial Accounting Consept (SFAC) yang telah diterbitkan antara tahun 1978

sampai 2010.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2222

1.4.3 Lembaga yang Berpengaruh terhadap Kekuasaan FASB Eksistensi FASB sebagai lembaga pengatur standar akuntansi mendapatkan

kontrol dari beberapa organisasi yang aktivitasnya seolah-olah membatasi kekuasaan

legislatif FASB.

Organisasi-organisasi tersebut, antara lain.

a. Accounting Standar Exekutive Commitee (AcSEC)

Pada saat AICPA menyerahkan tanggungjawab pembuatan standar kepada

FASB, AICPA membentuk Accounting Standar Exekutive Commitee (AcSEC)

pada tahun 1972 untuk menyelenggarakan fungsi sebagai penghubung antara

FASB dengan AICPA. AcSEC merespon memoradum diskusi dan mengambil

langkah untuk mendapatkan tanggapan-tanggapan publik atas draf yang akan

diterbitkan. Jenis keputusan yang dibuat AcSEC yaitu (1)Statement of Position

(SOP) dan (2)Industry Accounting Guides.

Keduanya lebih sempit dan lebih spesifik jika dibandingkan dengan FASB

Statement.

b. Emerging Issues Task Force

Emerging Issues Task Force (EITF) berdiri secara tidak formal tahun 1984

dengan konsentrasi yaitu menangani persoalan khusus di bidang informasi

keuangan yang dialami oleh suatu entitas. Anggota dari organisasi ini adalah

akuntan SEC dengan beberapa organisasi yang merupakan anggota FAF.

c. Government Accounting Standard Board

Government Accounting Standard Board (GASB) dibentuk oleh FAF di tahun

1984 yang bertugas memikirkan masalah akuntansi, namun di dalam

melaksanakan kegiatannya banyak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung

jawab dengan FASB.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2323

DIFINISI AKUNTANSI

DAN

TEORI AKUNTANSI

POKOK BAHASAN

2.1 Perkembangan Sains Akuntansi

Akuntansi dan Kalitalisme

2.2 Pengertian dan Peran Akuntansi

2.2.1 Asal Istilah Akuntansi

2.2.2 Pengertian Akuntansi

2.2.3 Perekayasaan Penyediaan Jasa

2.2.4 Informasi Akuntansi

2.3 Berbagai Pandangan tentang Sifat Dasar Akuntansi

2.3.1 Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi

2.3.2 Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa

2.3.3 Akuntansi Sebagai Catatan Suatu Peristiwa

2.3.4 Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi

2.3.5 Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi

2.3.6 Akuntansi Sebagai Komoditas

2.4 Pengukuran dalam Akuntansi

2.4.1 Tipe-Tipe Ukuran

2.4.2 Tipe-Tipe Skala

2.5 Mengapa Akuntansi Membutuhkan Teori

2.5.1 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

2.5.2 Karakteristik PABU

2.5.3 Kebijakan dan Perubahan Akuntansi

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2424

Pada bab 1 dibahas perkembangan akuntansi dan badan pengatur standar (regulator)

di Amerika Serikat. Secara umum perekembangan tersebut menunjukkan

perkembangan pengguna informasi akuntansi, perkembangan dalil, konsep dan

prinsip-prinsip akuntansi, perkembangan regulator dan lembaga-lembaga yang

berkontribusi pada perkembangan akuntansi serta perkembangan metode yang

digunakan oleh regulator untuk merumuskan dalil, konsep, prinsip dan standar

akuntansi.

2.1. Perkembangan Sains Akuntansi

Mempelajari dan melakukan bahasan terhadap perkembangan akuntansi

berarti mempelajari sejarah akuntansi. Sejarah akuntansi menggambarkan kondisi-

kondisi sebagai berikut.

a. Menggambarkan evolusi pemikiran, praktek dan institusi akuntansi sebagai

tanggapan terhadap perubahan lingkungan akuntansi dan kebutuhan sosial.

Sejarah akuntansi juga membahas tentang pengaruh evolusi tersebut terhadap

lingkungan. Luasnya cakupan menjadikan sejarah akuntansi penting bagi

pedagogi (pendidikan), kebijakan, dan praktek akuntansi, karena memungkinkan

untuk memahami kondisi masa lalu, kondisi dewasa ini dan untuk meramal atau

mengendalikan masa depan dengan lebih baik.

b. Sejarah akuntansi dapat dinarasikan dengan menghubungkan episode

perkembangan akuntansi dengan cara tertentu, spesifik dan non-analitik dengan

deskripsi teori suatu sains atau interpretasi melalui penyediaan penjelasan pada

episode-episode tersebut.

c. Sejarah akuntansi sangat membantu untuk memahami dan mengapresiasi bidang

sains akuntansi serta evolusinya sebagai suatu sains sosial dengan lebih baik, juga

dalam kaitannya dengan perspektif kebijakan, sehingga dapat dijadikan sebagai

sarana penilaian yang lebih baik terhadap praktek yang berjalan melalui

pembandingan dengan metode yang digunakan di masa lalu.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2525

d. Relevansi sejarah akuntansi pada praktek, kebijakan, dan pedagogi akuntansi

memerlukan penelitian akuntansi yang lebih banyak. Fenomena-fenomena historis

dapat diteliti dengan mengadopsi teori-teori dalam berbagai bidang sain sosial.

2.1.1 Akuntansi dan Kapitalisme

Pada awalnya akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang digunakan untuk

mengolah input (data transaksi) menjadi output dalam bentuk informasi keuangan.

Menurut Baridwan (2000) praktek pembukuan tumbuh dan berkembang sejak orang-

orang mulai mengenal pertukaran atau perdagangan. Sistem double entry

terdokumentasi pada abad ke 15 (limabelas) dengan diterbitkannya tulisan Luca

Pacioli. Pencatatan dilakukan di bawah sumpah yaitu “kebenaran atas nama Tuhan

Yang Maha Kuasa”. Pencatatan di bawah sumpah secara tidak langsung

menunjukkan pentingnya keberadaan suatu standar yang didukung oleh teori yang

kuat yang dapat digunakan untuk melandasi praktek-praktek akuntansi. Beberapa ahli

sejarah ekonomi telah mengkaitkan sejarah akuntansi dengan klaim yang bersifat

umum, bahwa “sistem pembukuan berpasangan merupakan sesuatu yang vital bagi

perkembangan dan evolusi kapitalisme”.

Belkaoui (2006) mengutip beberapa argumen, yaitu; argumen yang

dikemukakan Max Weber, yang menyatakan bahwa “entitas bisnis kapitalistik

rasional modern tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya pemisahan bisnis dari

rumah tangga, dan pembukuan yang rasional. Argumen yang dikemukakan Sombart,

dalam tesisnya menyatakan, bahwa seseorang tidak dapat membayangkan akan seperti

apa kapitalisme tanpa sistem pembukuan berpasangan.

Terdapat beberapa alasan yang bersifat umum dikemukakan untuk menjelaskan peran

pembukuan berpasangan dalam ekspansi ekonomi yang terjadi segera setelah abad

pertengahan,yaitu;

a. Sistem pembukuan berpasangan menyumbangkan sikap baru dalam kehidupan

ekonomi. Akuisisi dalam akuntansi didorong dan dikembangkan, serta sistem

tersebut memberikan ilham dalam pencaharian profit, sehingga tujuan entitas

secara spesifik dapat ditempatkan dengan konsep modal yang dimungkinkan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2626

b. Akuisisi dalam akuntansi dibantu dan didorong oleh perbaikan kalkulasi

ekonomik. Penggunaaan sistem akun terpadu memungkinkan pengusaha mengejar

profit secara rasional. Rasionalisasi dewasa ini dapat didasarkan pada kalkulasi

yang cermat.

c. Rasionalime selanjutnya ditingkatkan oleh organisasi secara sistematik.

d. Pembukuan yang sistematik mengembangkan keteraturan dalam akun dan

organisasi suatu entitas. Sifat dualitas memungkinkan pengecekan akurasi;

mekanisasi dan objektivitasnya memungkinkan pencatatan kegiatan usaha secara

teratur dan berkesinambungan.

e. Sistem double entry memungkinkan pemisahan kepemilikan dan manajemen

sehingga mendorong pertumbuhan entitas khususnya entitas bisnis.

2.2 Pengertian dan Peran Akuntansi

Akuntansi lahir di Amerika tetapi cikal bakalnya sudah ada dan berkembang

sejak orang-orang mengenal pertukaran dan perdagangan. Dewasa ini akuntansi

memiliki peran yang sangat penting dalam suatu entitas. Terdapat pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan apa itu akuntansi, yang tentu membutuhkan jawaban-

jawaban yang memuaskan.

2.2.1 Asal istilah Akuntansi

Istilah akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti

memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Kata akuntansi diserap dari kata

accountancy yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan accountant (akuntan) atau

yang dikerjakan oleh akuntan dalam menjalankan profesinya. Sebagai bidang

pengetahuan, istilah yang umum digunakan adalah accounting yang mempunyai

pengertian lebih luas daripada accountancy (lebih berkaitan dengan profesi atau

implementasi pengetahuan akuntansi).

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2727

2.2.2 Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan pengetahuan terapan yang berkembang secara paralel

dengan perkembangan dunia bisnis. Ciri mendasar perkembangan tersebut dapat

dilihat dari pengertian atau definisi akuntansi sebagai berikut.

A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) mendefinisikan

akuntansi sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran dan mengkomunikasikan

kejadian ekonomi untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-

keputusan kepada pemakai informasi. Definisi tersebut dikembangkan dalam tahun

1941 dan digunakan dalam Accounting Terminologi Bulletin (ATB) No.1 tahun 1953,

dengan pernyataan sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, klasifikasi dan

pengikhtisaran dalam suatu perilaku (manner) yang signifikan dan dalam satuan uang,

transaksi dan peristiwa yang merupakan bagian terkecil (least) dari suatu karakter

keuangan, dan interpretasi hasil-hasilnya.

APB dalam APB Statement No. 4 mendifinisikan akuntansi sebagai suatu

kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif yang bersifat

keuangan dari kesatuan ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat digunakan dalam

pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.

Definisi yang dirumuskan oleh ASOBAT dan ATB lebih menekankan pada proses

akuntansi dan ATB mengembangkannya lebih lanjut, bahwa akuntansi merupakan

suatu seni (art). Diera APB melalui APB Statement No. 4 akuntansi didefinisikan

sebagai aktivitas jasa, yang secara implisit menyatakan bahwa APB lebih berorientasi

kepada pemakai informasi (users).

Sudibyo (1987) mendefinisikan akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan

yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan

kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian informasi kepada pihak yang

berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Definisi akuntansi ini dikembangkan tahun 1974 dan didasarkan pada pemikiran

bahwa akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2828

Pengetahuan teknologi mengandung makna sebagai berikut.

a. Sebagai teknologi, akuntansi membahas baik perangkat keras maupun perangkat

lunak termasuk penalarannya untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Sebagai suatu disiplin, akuntansi bukan merupakan suatu pengetahuan yang

berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan gabungan (sintesis) dari berbagai disiplin

pengetahuan yang lain (menyusu pada ilmu pengetahuan murni dan pengetahuan

lainnya karena merupakan ilmu pengetahuan terapan).

Definisi yang disampaikan Sudibyo mengandung kata-kata kunci yang dapat

digunakan untuk menjelaskan lebih lanjut pengertian akuntansi, sebagai berikut.

− Perekayasaan penyediaan jasa − Transaksi keuangan

− Informasi − Memproses data keuangan

− Laporan keuangan kuantitatif − Pihak berkepentingan

− Unit organisasi − Dengan cara tertentu

− Bahan olah akuntansi − Dasar pengambilan keputusan.

Sintesa disiplin akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Sintesis Disiplin Akuntansi sebagai Pengetahuan

Ilmu-ilmu

sosial

Pengetahuan

Bahasa

Pengetahuan

lainnya

Teknologi

informasi dan

komunikasi

Ilmu-ilmu

filsafat dan

sains

Seperangkat Pengetahuan Akuntansi

(Accounting Body of Knowledge)

Tujuan Ekonomik dan Sosial

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 2929

2.2.3 Perekayasaan Penyediaan Jasa

Perekayasaan adalah suatu proses pemikiran untuk memilih seperangkat

konsep, teknologi dan pendekatan untuk mencapai suatu tujuan. Akuntansi dikatakan

sebagai bidang pengetahuan perekayasaan berarti bahwa akuntansi berkaitan dan

berkepentingan dengan penentuan, pemilihan dan aplikasi konsep-konsep, metode,

teknologi dan pendekatan untuk mencapai tujuan sosial tertentu dengan

mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya tempat akuntansi akan

diterapkan.

Perekayasaan penyediaan jasa akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar.2.2

Perekayasaan Penyediaan Jasa Akuntansi

TUJUAN EKONOMIK DAN

SOSIAL NEGARA

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Menyediakan informasi keuangan untuk

dasar pengambilan keputusan ekonomi dan

Prinsip Akuntansi

Berterima Umum.

Konsep-konsep dasar apa yang relevan ?

Siapa subjek pelaporan ? Siapa

yang dituju oleh informasi ?

Informasi apa yang dilaporkan ?

Simbul yang digunakan untuk melaporkan ?

Dasar pengukuran apa untuk mengkuantifikasi ?

Apa saja kreteria pengakuan hasil pengukuran ?

Medium apa yang digunakan untuk melaporkan ?

Bagaimana informasi disajikan ?

Media Pelaporan

(bentuk, isi, dan jenis)

Informasi Akuntansi

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3030

2.2.4 Informasi Akuntansi

Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan

keuangan. Informasi merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga

mempunyai makna bagi pemakainya. Untuk menjadi informasi, data harus

mengandung nilai dan kualitas tertentu. Dikatakan memiliki nilai jika informasi

memiliki kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai

dalam mengambil keputusan.

Jadi, suatu informasi harus memenuhi syarat sebagai berikut.

a. Menambah pengetahuan pengambil keputusan (masa sekarang dan masa

mendatang).

b. Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai probabilitas terealisasinya

suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.

c. Dapat mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan perilaku (tindakan).

Informasi dikatakan memiliki kualitas jika berkaitan dengan intensitas informasi

dalam memenuhi nilai informasi di atas. Kualitas yang tinggi akan memberi kepuasan

(utility) yang tinggi pula bagi pemakainya. Relevansi dan reliabilitas merupakan unsur

utama pembentuk kualitas informasi. Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif

(predictive value), nilai balikan (feedback value), dan ketersediaan informasi pada

waktunya (timelines). Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian (verifiability),

kenetralan (neutrality), dan ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin

diungkapkan (representational faithfulness). Komparabilitas (comparability) atas

penyajian informasi merupakan kualitas kedua, dan menjadikan informasi lebih

bermakna karena tendensinya dapat diinterpretasikan oleh para pemakai. Agar

komparabilias dapat dijalankan maka, perlakuan akuntansi untuk setiap periode harus

konsisten.

Informasi yang dihasilkan oleh suatu entitas merupakan bentuk informasi

timbal balik antara entitas dengan para pemakai informasi (users). Bentuk informasi

tersebut dapat diilustrasikan antara lain sebagai berikut.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3131

a. Penyedia Modal

Entitas menyediakan laporan keuangan, siaran pers (press release), pertemuan

analis, dan buku fakta (fack book), serta entitas menerima informasi tentang

kebenaran pinjaman, usaha dalam penawaran sekuritas dan kapasitas keuangan.

b. Pelanggan

Entitas menyediakan informasi tentang kualitas produk/jasa dan menerima

informasi tentang kelayakan kredit dan kualifikasi pelanggan.

c. Masyarakat Umum

Entitas menyediakan informasi tentang, pengaruh lingkungan, ketenagakerjaan,

pembayaran pajak, serta menerima informasi tentang, aturan pajak, persyaratan

ketenagakerjaan, kualitas udara/air dan batasan-batasan lingkungan.

d. Pegawai

Entitas menyediakan informasi tentang, manfaat, kebijakan ketenagakerjaan,

kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, serta menerima

informasi tentang, referensi, kebijakan ketenaga kerjaan, kompensasi dan

informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.

Dari sisi perkembangan definisi akuntansi terlihat adanya pergeseran tekanan dari

akuntansi sebagai suatu proses (berorientasi proses) ke akuntansi sebagai aktivitas

jasa (berorientasi pada users). Pergeseran tekanan tersebut menggambarkan bahwa

akuntansi tumbuh dan mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan

kebutuhan para pemakai informasi akuntansi (bersifat dinamis).

2.3 Berbagai Pandangan tentang Sifat Dasar Akuntansi

Akuntansi sebagai suatu proses maupun akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa

menunjukkan bahwa akuntansi memiliki sekumpulan teknik yang dapat digunakan

untuk mengolah input (bukti transaksi) menjadi output (informasi keuangan). Secara

prinsip itulah sifat dasar akuntansi. Sebagai suatu sains, terdapat berbagai pandangan

terkait dengan sifat dasar akuntansi sebagai berikut.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3232

2.3.1 Akuntansi sebagai Sebuah Ideologi

Ideologi memiliki arti sebagai pandangan hidup (way of life), terlepas dari

sifatnya yang parsial dan mungkin mengandung pemahaman krusial, yang

menghalangi kita untuk memahami lingkungan di mana kita hidup dan kemungkinan

perubahannya. Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis, karena dapat

digunakan sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi

dan politik yang berkembang disuatu negara. Oleh sebab itu akuntansi merupakan

sarana rasionalisasi ekonomi melalui proses akuntansi yang menghasilkan output

berupa informasi keuangan suatu entitas yang bersifat kuantitatif. Proses itu secara

teknis dapat dilakukan dan secara nyata dapat diaplikasikan.

Heilbroner (1977) yang menyatakan bahwa; praktek kapitalis mengubah satuan uang

ke dalam suatu alat perhitungan cost–profit yang rasional, di mana karya besarnya

adalah pembukuan berpasangan. Pembukuan perpasangan merupakan produk evolusi

rasionalisasi ekonomi, penghitungan cost–profit, sebagai reaksi rasionalisasi tersebut.

Dengan merealisasikan dan mendifinisikan secara numerik, praktek ini mendukung

logika keberadaan entitas bisnis.

2.3.2 Akuntansi sebagai Sebuah Bahasa

Akuntansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu

cara pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Persepsi akuntansi sebagai bahasa

merupakan persepsi yang populer dalam buku akuntansi. Bahasa dalam akuntansi

berwujud simbol-simbol, yang disusun secara sistematis, berpola, serta dijalankan

dengan aturan-aturan khusus yang mengarahkan penggunaannya. Susunan simbol

tersebut disebut dengan bahasa, dan aturan yang mempengaruhi pola dan penggunaan

simbol tersebut dinyatakan sebagai tata-bahasa. Ijiri (1975) berpendapat bahwa

sebagai bahasa bisnis, akuntansi memiliki banyak kesamaan dengan bahasa-bahasa

lainnya. Berbagai aktivitas bisnis suatu entitas dilaporkan dalam laporan akuntansi

dengan menggunakan bahasa akuntansi. Certified Public Accountant (CPA)

mengesahkan ketepatan penerapan aturan atau standar akuntansi, sama seperti seorang

pembicara bahasa mengesahkan ketepatan tata bahasa suatu kalimat.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3333

2.3.3 Akuntansi sebagai Catatan Suatu Peristiwa

Akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian peristiwa-peristiwa yang

terjadi dalam suatu entitas melalui transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain.

Bagi pemilik maupun pemegang saham, catatan akuntansi menyediakan serangkaian

peristiwa (histori) pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang

disediakan pemilik. Konsep pertanggungjawaban pada dasarnya merupakan ciri

hubungan keagenan. Pengukuran konsep pertanggungjawaban telah dikembangkan

dari waktu-kewaktu. Birnberg (1980), membedakannya dalam empat periode yaitu;

a. Periode pure custodial (pertanggungjawaban murni)

b. Periode traditional custodial (pertanggungjawaban tradisional)

c. Periode aset – utilization (pemanfaatan asets)

d. Periode open – ended

Periode yang I dan II mengacu pada kepentingan manajemen (agen) untuk

mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada prinsipal, dengan

menetapkan tugas–tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan

(custodial).

Periode III mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan sifat pemanfaatan aset

secara mendalam, agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Sebagai

tambahan atas data neraca, periode ini mensyaratkan bahwa data dapat dimanfaatkan

untuk mengevaluasi penilaian kinerja yang diukur dengan efektivitas pemanfaatan

aset.

Periode IV berbeda dengan periode III dalam hal penetapan pemanfaatan aset yang

lebih fleksibel dan memungkinkan agen untuk merencanakan aliran (benefit)

pemanfaatan suatu aset.

Seperti halnya pengendalian strategis, fungsi pertanggungjawaban mensyaratkan

adanya asumsi tingkat pertanggungjawaban oleh manajer (level of management).

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3434

2.3.4 Akuntansi sebagai Realitas Ekonomi

Akuntansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas

ekonomi saat ini. Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa

neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang

menggambarkan realitas ekonomi saat ini dibanding dengan kos historis. Sehingga

metode yang digunakan lebih menunjukkan realita ekonomi saat ini, penetapan harga

lebih difokuskan pada penetapan harga saat ini dan masa datang dibanding dengan

penetapan harga dimasa lalu.

Tujuan utama pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan yang

sesungguhnya (true income), suatu konsep yang menunjukkan perubahan

kesejahteraan dari satu periode ke periode selanjutnya. Metode-metode yang dapat

menyajikan pengukuran nilai ekonomis aset dan kewajiban serta hubungannya dengan

pengukuran income, merupakan sebuah pertanyaan teoretis dan empiris yang

menimbulkan debat berkepanjangan dalam literatur akuntansi.

2.3.5 Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Akuntansi selalu dipandang sebagai sistem informasi. Pandangan ini

mengasumsikan akuntansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber

informasi, saluran komunikasi dan sekumpulan penerima (penggunan eksternal).

Dengan menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisi

sebagai “proses menyandikan sejumlah observasi ke dalam sistem akuntansi,

memanipulasi sinyal sistem penyusunan laporan keuangan dan melakukan decoding

(menguraikan isi sandi) serta menstransmisikan hasilnya”. Pandangan ini memberikan

manfaat penting baik secara konseptual maupun secara empiris karena;

a. Pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satu-satunya

sistem pengukuran formal dalam organisasi.

b. Pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang optimal,

yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan sistem informasi yang

bermanfaat.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3535

Pandangan akuntansi sebagai sistem informasi mempunyai keunggulan, karena dapat

menghasilkan informasi akuntansi historis dan informasi alternatif. Sistem-sistem

akuntansi alternatif dapat dengan cepat menghasilkan “true income” (income

sesungguhnya), tanpa atau dengan menggunakan sistem akuntansi historis. Sepanjang

pengguna yang berbeda dapat menemukan informasi yang diinginkan, saat itu pula

dapat ditentukan bahwa sistem bermanfaat”.

Perilaku penghasil informasi atau agen merupakan hal penting baik dalam

reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam pemanfaatan informasi.

Kedua perilaku ini merupakan subjek penelitian empiris dalam bidang akuntansi

keprilakuan.

2.3.6 Akuntansi sebagai Komoditi

Akuntansi dapat juga dipandang sebagai komoditi yang dihasilkan dari suatu

aktivitas ekonomi. Pandangan ini muncul karena adanya permintaan informasi-

informasi yang bersifat khusus, dan para akuntan memiliki kemampuan untuk

memenuhi permintaan tersebut. Permintaan dan penawaran terhadap informasi

mendorong berlakunya hukum pasar terhadap informasi akuntansi. Pihak yang

membutuhkan informasi akan mengeluarkan sejumlah rupiah tertentu untuk

mendapatlan informasi yang dibutuhkan.

Karena informasi akuntansi berfungsi sebagai komoditi publik, maka muncul

dorongan supaya akuntansi diregulasi, agar pihak-pihak berkepentingan dapat

memantau seluruh bentuk perjanjian antar organisasi dan lingkungannya. Selanjutnya,

setelah regulasi akuntansi dijalankan, pemilihan informasi dan teknik akuntansi

selanjutnya memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan berbagai kelompok

masyarakat. Pandangan akuntansi sebagai komoditas akan memberikan insentif

munculnya riset akuntansi.

Contoh.

Munculnya pandangan akuntansi sebagai komoditi membuktikan, bahwa

informasi akuntansi memiliki kandungan sosial. Pandangan tersebut selaras

dengan meningkatnya perhatian terhadap kepentingan umum (publik tidak

boleh dirugikan atau publik harus dilindungi) dalam sistuasi langkanya sumber

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3636

daya dan banyaknya penawaran yang bersaing. Kedua gambaran tersebut

memberikan dasar pemikiran pada kebijakan-kebijakan akuntansi agar

menambah alokasi sumber daya dalam pelayanan terhadap kepentingan

publik.

2.4 Pengukuran dalam Akuntansi

Transaksi-transaksi suatu entitas yang akan diproses menjadi informasi

(laporan keuangan) maupun bentuk informasi akuntansi yang akan dianalisis untuk

kepentingan-kepentingan pengambilan keputusan ekonmis, tujuan pengembangan

pendidikan dan kepentingan sosial lainnya, masalah pengukuran menjadi hal yang

sangat penting untuk dipahami agar memperoleh pengukuran yang tepat. Secara

metodelogi pengukuran dalam akuntansi berhubungan dengan tipe-tipe ukuran dan

tipe-tipe skala.

2.4.1 Tipe-tipe Ukuran

Tipe-tipe ukuran berhubungan erat dengan objek yang akan diukur.

Kompleksitas dimensi objek menjadikan pengukuran dapat dikaitkan dengan variable-

variabel atau kondisi tertentu sehingga tipe ukuran dalam akuntansi dapat dirumuskan

sebagai berikut.

a. Ukuran akuntansi dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Dikatakan langsung

bila merupakan ukuran sesungguhnya dari suatu objek atau atributnya. Tidak

langsung (sekunder) diturunkan melalui transformasi matematis seperangkat

angka yang merepresentasi ukuran langsung suatu objek.

b. Berhubungan dengan dimensi waktu keputusan, yaitu ukuran masa lalu, masa

sekarang, atau masa depan yang secara berturut-turut merujuk ukuran bagi

peristiwa yang akan datang. Terkait dengan poin dua, apakah atribut atau objek

akuntansi mengukur peristiwa masa lalu, sekarang dan masa depan relatif

terhadap waktu dilakukannya pengukuran, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan

menjadi; ukuran retrospektif, kontemporer, prospektif. Jika klasifikasi tersebut

dikaitkan dengan dimensi waktu maka, terdapat 3 (tiga) ukuran, yaitu;

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3737

− Ukuran masa lalu dapat berupa ukuran yang retrospektif, kontemporer,

prospektif.

− Ukuran masa sekarang dapat berupa ukuran kontemporer dan ukuran

prospektif.

− Ukuran masa depan yang prospektif.

c. Pengukuran juga dapat berbentuk pengukuran fundamental dan pengukuran

turunan dengan pengertian sebagai berikut:

– Pengukuran fundamental dapat dilakukan dengan melekatkan angka yang

mengacu pada hukum alam seperti pengukuran suatu kekayaan.

– Pengukuran turunan didasarkan pada pengukuran dua atau lebih kuantitas dan

tergantung pada eksistensi teori empiris verifikasian yang mengkaitkan

kekayaan tertentu dengan kekayaan yang lainnya.

d. Pengukuran dapat dibuat bila teori empiris yang sah digunakan untuk mendukung

eksistensinya, atau dibuat dengan flat (sejenis intuisi) serta didasarkan pada

definisi arbiter.

2.4.2 Tipe-Tipe Skala

Nilai yang dilekatkan pada suatu objek yang dikur merupakan bentuk skala.

Menurut Hartono (2004) tipe-tipe skala pengukuran sebagai berikut.

a. Nominal, yaitu memiliki nilai klasifikasi. Misalnya, laki-laki, perempuan, untuk

gender.

b. Ordinal, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan). Misalnya,

penilaian (kurang, baik, sangat baik).

c. Interval, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan), dan berjarak

(perbedaan dua nilai). Misalnya, skala likert 1 sampai 5, dengan jarak 1 sampai

dengan 2 (dua) mempunyai jarak yang sama dengan 2 sampai denggan 3 dan

seterusnya.

d. Rasio, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan), distance

(berjarak) dan memiliki nilai awal (origin). Misalnya, unit waktu sebesar 20 menit

yang memiliki nilai awal 0. Rasio tidak harus disajikan dalam bentuk pembagian.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3838

Akuntansi didasarkan pada masing-masing skala pengukuran tersebut. Skala nominal

meski mendasar dalam proses akuntansi, namun bukan skala satu-satunya, atau yang

paling penting dalam disiplin akuntansi. Proses evaluasi – inti akuntansi teoritis –

menggunakan skala rasio, dan analisis laporan keuangan menggunakan skala ordinal,

serta aspek tertentu akuntansi kos dapat dipandang sebagai penerapan skala interval.

2.5. Mengapa Akuntansi Membutuhkan Teori

Watts and Zimmerman (1986) menyatakan bahwa banyak pihak harus

membuat keputusan bisnis menggunakan laporan akuntansi. Pihak-pihak tersebut

antara lain.

a. Manajer-manajer suatu entitas harus memutuskan prosedur-prosedur akuntansi

yang akan digunakan untuk menghitung angka-angka yang akan dilekatkan dalam

laporan keuangan. Sebagai contoh, mereka harus memutuskan apakah akan

menggunakan metode garis-lurus ataukah metode terakselerasi untuk menghitung

depresiasi.

b. Akuntan publik sering dipanggil oleh para manajer untuk diminta sarannya terkait

dengan penggunaan prosedur-prosedur akuntansi di dalam laporan keuangan.

Selain itu, para akuntan publik juga harus memutuskan apakah akan membuat

representasi-representasi tentang suatu standar akuntansi yang diusulkan ataukah

tidak, dan jika membuat posisi mana yang akan diambil.

c. Para pejabat pada institusi-institusi pemberi pinjaman (misalnya, bank dan entitas

asuransi) harus memperkirakan kelayakan kredit dari entitas yang menggunakan

prosedur-prosedur akuntansi berbeda-beda. Sebagai pemberi pinjaman atau

investor, mereka harus menimbang implikasi dari prosedur-prosedur akuntansi

yang berbeda-beda dalam membuat keputusan untuk memperbesar kredit atau

menanamkan modal. Selain itu, kesepakatan-kesepakatan piutang pada umumnya

menentukan bahwa suatu entitas harus memenuhi persyaratan yang didasarkan

pada angka-angka akuntansi atau piutang akan dibatalkan. Para pejabat pada

institusi pemberi pinjaman harus memutuskan prosedur-prosedur akuntansi apa

yang akan ditentukan (jika ada) untuk kalkulasi sejenis itu.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 3939

d. Investor dan analis finansial yang bekerja di entitas-entitas pialang dan dana

pension menginterpretasikan angka-angka akuntansi sebagai input bagi

keputusan-keputusan investasi. Secara khusus, mereka memperkirakan investasi

di entitas-entitas yang menggunakan prosedur-prosedur dan auditor-auditor

berbeda. Sama seperti akuntan publik dan para eksekutif, para analis finansial juga

membuat representasi-representasi pada standar-standar akuntansi potensial.

Gambaran pengguna informasi seperti yang disampaikan oleh Watts and Zimmerman

menunjukkan bahwa pengaruh informasi akuntansi sangat kuat, sehingga tidaklah

berlebihan statemen yang menyatakan, bahwa informasi akuntansi dapat

mempengaruhi pasar modal dan pasar tenaga kerja khususnya dilevel manajer.

Luasnya pengaruh dan cakupan pengguna informasi akuntansi menjadikan peran

prinsip-prinsip dan standar akuntansi menjadi sangat penting. Prinsip-prinsip dan

standar akuntansi yang digunakan untuk mengakui dan mengukur kejadian ekonomik

yang dimiliki oleh suatu entitas harus mampu menjelaskan atau memberikan alasan-

alasan secara akurat mengapa kejadian tersebut diakui dan diukur dengan

menggunakan pola tertentu.

Prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang digunakan dalam suatu negara

merupakan bentuk kesepakatan yang harus dipatuhi oleh para praktisi akuntansi.

Prinsip-prinsip dan standar tersebut dirumuskan oleh regulator dengan melibatkan

teori-teori yang kuat disamping melibatkan pertimbangan faktor ekonomi dan faktor

politis suatu negara. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip dan standar akuntansi dapat

berbeda di setiap negara, karena adanya perbedaan kondisi ekonomik dan kondisi

politis. Dewasa ini, arah menyamaan standar akuntansi antar negara atau secara

internasional sudah dilakukan yang diprakarsai oleh Internal Accounting Standards

Board (IASB) dengan produknya yaitu International Financial Reporting Standards

(IFRSs).

2.5.1 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

Suatu kerangka konseptual secara implisit melandasi praktek akuntansi.

Kerangka tersebut dikenal dengan sebutan “general accepted accounting principles

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4040

(GAAP)” dan diartikan sebagai “prinsip akuntansi berterima umum (PABU)”. Dari

sisi arti, prinsip-prinsip akuntansi menunjukkan bahwa PABU sangat penting bagi

profesi. PABU merupakan panduan bagi profesi akuntansi dalam memilih teknik

akuntansi dan penyiapan laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai

praktek akuntansi yang baik. Konvensi, aturan dan prosedur-prosedur memperoleh

status untuk dimasukkan dalam PABU karena memiliki dukungan autoritatif

substansial. APB Statement No. 4 menyatakan bahwa PABU mencakup konvensi,

prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang diperlukan untuk mendifinisikan prinsip

akuntansi yang berterima umum pada suatu waktu tertentu.

2.5.2 Karakteristik PABU

Sebagai panduan bagi profesi, prinsip-prinsip akuntansi berterima umum

(PABU) memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.

a. PABU merupakan hasil suatu proses evolusioner yang diharapkan dapat berjalan

terus dimasa yang akan datang dan perubahan dapat terjadi pada setiap tingkat

sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan.

b. Perubahan yang terjadi dalam PABU akibat adanya penyesuaian masalah

akuntansi yang sedang timbul, dan sebagai usaha untuk merumuskan suatu

kerangka teoritis disiplin ilmu tersebut.

c. Terdapat hubungan nyata antara teori dan praktek akuntansi dalam arti bahwa

proses pembentukan teori berusaha membenarkan atau menyangkal praktek yang

ada.

d. Proses pembentukan teori akan diakhiri oleh pembuktian atau pengesahan teori.

2.5.3 Kebijakan dan Perubahan Akuntansi

Perusahaan-perusahaan sebagai suatu entitas bisnis perlu membuat pilihan di

antara berbagai metode akuntansi dalam mencatat transaksi dan menyiapkan laporan

keuangan. PABU menuntun pilihan tersebut sehingga merepresentasi kebijakan

akuntansi suatu entitas. Kebijakan akuntansi suatu entitas adalah prinsip akuntansi

spesifik dan metode penerapan prinsip tersebut dipandang yang paling tepat oleh

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4141

manajemen entitas tersebut untuk menyajikan posisi keuangan, hasil operasi,

perubahan modal dan perubahan dalam posisi keuangan dengan sewajarnya sesuai

dengan PABU. Oleh karena itu PABU diadopsi untuk menyiapkan laporan keuangan.

Entitas-entitas juga membuat perubahan akuntansi sebagai bagian dari

kebijakan akuntansi mereka. Publik yakin bahwa entitas membuat perubahan

akuntansi untuk memoles kinerja mereka. Literatur akuntansi juga menjelaskan bahwa

perubahan-perubahan dalam prinsip dan estimasi akuntansi merupakan bentuk

keinginan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu seperti perataan income, atau

mengurangi biaya keagenan terkait dengan pelanggaran perjanjian utang.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4242

PERUMUSAN DAN

PEMBUKTIAN

TEORI AKUNTANSI

POKOK BAHASAN

3.1 Pengertian Teori Akuntansi

3.2 Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi

3.2.1 Pendekatan Teoretis

3.2.2 Pendekatan Non Teoretis

3.2.3 Pendekatan Etik

3.2.4 Pendekatan Sosiologis

3.2.5 Pendekatan Ekonomi

3.3 Pendekatan Positif dalam Kajian Empiris Akuntansi

3.3.1 Perspektif Penelitian Akuntansi

3.3.2 Kelompok Peneliti Akuntansi dan Bidang Sains yang Ditekuni

3.3.3 Perspektif pada Metodologi Akuntansi

3.3.4 Perbedaan Pendekatan Idiografis dengan Nomotesis

Para pemakai informasi akuntansi (users) menggunakan informasi akuntansi suatu

entitas sebagai dasar untuk mengambil keputusan bisnis (investasi dan kredit).

Manajemen menyusun laporan keuangan dengan berpedoman pada standar akuntansi

yang direkomendasi oleh Dewan Standar. Diperlukan teori untuk membangun dan

menjelaskan struktur hubungan antara tujuan laporan keuangan, dalil, konsep, prinsip

dan standar akuntansi sehingga pengakuan, pengukuran setiap kejadian ekonomi

dapat didefinisikan dengan jelas, dapat diukur, relevan dan andal.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4343

3.1 Pengertian Teori Akuntansi

Hendriksen (1982) mendefinisikan teori sebagai seperangkat asas hipotetis

konseptual dan pragmatis yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu

kerangka acuan bidang pengetahuan. Dengan melekatkan pengertian teori tersebut

pada akuntansi maka teori akuntansi merupakan suatu penalaran logis dalam bentuk

seperangkat asas atau prinsip yang dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk

menilai praktik-praktik akuntansi, serta dapat digunakan sebagai pedoman untuk

menilai dan mengembangkan praktik akuntansi yang sehat serta prosedur baru.

Mc.Donald (1972) menyatakan bahwa suatu teori harus memiliki 3 (tiga)

elemen sebagai berikut.

a. Melukiskan fenomena ke dalam gambar simbolik

b. Adanya manipulasi atau kombinasi sesuai aturan

c. Merubah kembali menjadi fenomena senyatanya

Menurutnya, teori akuntansi sudah memiliki elemen-elemen teori yang diisyaratkan

tersebut yang terdiri atas; penggunaan simbul D (debet) dan K (kredit), penggunaan

aturan-aturan penterjemahan dan penggambaran secara simbolik transaksi-transaksi

ekonomi serta penggunaan aturan manipulasi.

Watt dan Zimmerman (WZ) mendefinisikan teori sebagai seperangkat gagasan

atau konsep, definisi, proposisi atau dalil yang saling berkaitan, memberikan suatu

pandangan sistematis tentang fenomena dan menetapkan hubungan antarvariabel,

yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut. Selanjutnya WZ

menyatakan bahwa tujuan utama teori akuntansi adalah memberikan suatu dasar

prediksi dan penjelasan tentang prilaku serta kejadian akuntansi.

Beberapa definisi teori dan teori akuntansi seperti dikemukakan di atas

menunjukkan adanya perbedaan cara pandang atau dimensi peneliti. Perbedaan

tersebut muncul akibat (dari) perbedaan era peneliti dalam memandang dan pemakai

data akuntansi, serta lingkungan pemakai dan penyaji data berperan. Perbedaan juga

muncul dari perbedaan pendekatan terhadap pembentukan suatu teori akuntansi.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4444

Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:

a. Tidak ada suatu teori yang mengatur akuntansi keuangan yang mencakup seluruh

rentang (range) spesifikasi pemakai lingkungan secara efektif.

b. Yang ada dalam kepustakaan akuntansi keuangan bukanlah suatu teori akuntansi,

tetapi sekumpulan teori-teori yang dapat diatur di atas perbedaan spesifikasi

pemakai dan lingkungan.

Perkembangan definisi juga menunjukkan bahwa keberadaan dan pembangunan teori

akuntansi dikaitkan dengan pembangunan prinsip-prinsip dan standar akuntansi (teori

akuntansi normatif) yang berhubungan dengan pedoman praktik akuntansi, serta

untuk tujuan penelitian empiris (teori akuntansi positif). Kedua teori tersebut saling

berhubungan dan struktur hubungannya dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar. 3.1

Struktur teori akuntansi

TEORI AKUNTANSI

Entitas Bisnis

dan

Non Bisnis

Teori Akuntansi Positif

Teori Akuntansi

Normatif

(Kerangka Konseptual)

Tujuan Pelaporan

Keuangan Standar Akuntansi

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4545

3.2 Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi

Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam perumusan teori akuntansi

dibedakan ke dalam pendekatan tradisional dan pendekatan positif. Pendekatan-

pendekatan tradisional berhubungan dengan perumusan kerangka konseptual (teori

akuntansi normatif), sedang pendekatan positif berhubungan dengan kajian empiris

akuntansi. Pendekatan-pendekatan tradisional dalam perumusan kerangka konseptual

dapat dikelompokkan ke dalam kelompok pendekatan nonteoretis, kelompok

pendekatan teoretis, pendekatan etik, pendekatan sosiologis dan pendekatan ekonomi.

3.2.1 Pendekatan Non-teoretis

Dikatakan pendekatan nonteoretis, karena teori akuntansi dirumuskan tanpa

menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam pendekatan ini, yaitu:

a. Pendekatan pragmatis.

Teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi kebiasaaan-kebiasaan yang

dilakukan para praktisi akuntansi atau cara-cara yang lazim digunakan sehingga

teori yang dirumuskan menggambarkan praktik yang senyatanya.

Prinsip dan standar yang dirumuskan dengan menggunakan pendekatan ini antara

lain akuntansi persediaan, penyusutan dan amortisasi, penggunaan prinsip

konservatisme dan lainnya.

b. Pendekatan otoriter.

Teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi aturan-aturan formal (regulasi)

sehingga teori yang dirumuskan menggambarkan pengaplikasian aturan-aturan

formal.

Prinsip dan standar yang dirumuskan dengan menggunakan pendekatan ini antara

lain akuntansi leasing, akuntansi pajak tangguhan, akuntansi jaminan kerja

karyawan dan lain sebagainya. Pengadopsian pendekatan ini berhubungan dengan

kebijakan politis dan kebijakan ekonomi suatu negara.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4646

3.2.2 Pendekatan Teoretis

Dikatakan sebagai pendekatan teoretis karena teori akuntansi dirumuskan

dengan menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam pendekatan ini, yaitu:

a. Pendekatan deduktif.

Dalam pendekatan deduktif, teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi

pemikiran-pemikiran yang dimulai dengan perumusan sepengakat dalil-dalil dan

konsep-konsep teoretis akuntansi yang memiliki kebenaran dan bersifat luas.

Dalil-dalil dan konsep-konsep teoretis tersebut dipergunakan untuk merumuskan

prinsip-prinsip akuntansi dan logika prinsip-prinsip akuntansi dipergunakan

sebagai acuan dalam penyusunan standar-standar atau teknik akuntansi. Hubungan

dalil dan konsep, prinsip-prinsip dan standar atau teknik akuntansi sebagai berikut.

Gambar. 3.2

Pendekatan deduktif dalam perumusan teori akuntansi

Dalil dasar dan konsep teoretis

akuntansi

Umum

Prinsip akuntansi Khusus

Teknik akuntansi Spesifik

b. Pendekatan induktif

Dalam pendekatan ini, teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi pemikiran-

pemikiran yang dimulai dari pelaksanaan observasi dan pencatatan-pencatatan,

analisis dan klasifikasi untuk mendapatkan hubungan-hubungan yang sama,

pembentukan konsep dan generalisasi serta pengujian implikasi konsep pada

situasi yang baru. Konsep-konsep akuntansi yang sudah teruji merupakan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4747

Pengujian generalisasi

seperangkat teori yang digunakan dalam sain akuntansi. Pendekatan ini

merupakan kontra pendekatan deduktif.

Hubungan observasi, analisis dan klasifikasi, pembentukan konsep dan

generalisasi serta pengujian konsep dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar. 3.3

Pendekatan induktif dalam perumusan teori akuntansi

Pengamatan dan pencatatan Spesifik

Analisis dan klasifikasi

( mencari hubungan yang sama)

Khusus

Pengambilan generalisasi

Umum

Pengujian generalisasi

Perbedaan pendekatan deduktif (D) dengan pendekatan induktif (I)

D Kebenaran/kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lain, tapi dibuktikan

secara empiris.

I. Kebenaran dalil tergantung dari hasil pengamatan yang memadai dan

hubungan yang terjadinya berulang-ulang.

D Dalil hasil penarikan kesimpulan secara deduktif menimbulkan teknik

akuntansi yang pasti

I. Dalil akuntansi hasil penarikan kesimpulan secara induktif menunjukkan

teknik akuntansi khusus yang berprobabilitas hampir tinggi.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4848

3.2.3 Pendekatan Etik

Pendekatan ini diperkenalkan oleh Scott (1941), yang menggunakan

pendekatan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan kebenaran. Kreteria yang

digunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah “keadilan” dengan

memperlakukan semua pihak yang berkaitan atau berkepentingan secara sama,

melalui penyediaan informasi akuntansi yang benar dan akurat tanpa kesalahan

penyajian, wajar, tidak bias serta penyajian yang tidak memihak.

Wajar secara umum mengandung arti bahwa pembuat informasi akuntansi telah

bertindak dalam keyakinan yang baik dan menggunakan praktek bisnis yang beretika

dan pertimbangan akuntansi yang baik. Secara implisit pendekatan ini mengisyaratkan

bahwa informasi yang disajikan memiliki kualitas yang memadai dan lengkap.

3.2.4 Pendekatan Sosiologis

Pendekatan ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan etis yang sudah

mengalami perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial (sosial

welfare). Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan

teknik-teknik akuntansi. Dalam pendekatan ini prinsip maupun teknik akuntansi yang

tersedia dievaluasi berdasarkan kesesuaiannya dengan akibat-akibat yang dilaporkan

oleh berbagai kelompok masyarakat. Dalam pendekatan ini tersirat adanya ekspektasi,

bahwa data akuntansi akan berguna dalam perumusan pertimbangan kesejahteraan

sosial.

3.2.5 Pendekatan Ekonomi

Pendekatan ini menekankan pada pengendalian perilaku indikator-indikator

ekonomi makro yang diakibatkan oleh praktik-praktik akuntansi. Jika pendekatan etis

menekankan pada konsep kewajaran (fairness) dan pendekatan sosiologis pada

konsep kesejahteraan sosial, maka pendekatan ekonomik menekankan pada konsep

kesejahteraan ekonomi secara umum. Menurut pendekatan ini pemilihan teknik-

teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap situasi ekonomi

nasional.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 4949

Contoh.

Ekonomi nasional suatu negara tidak lepas dari belenggu inflasi, dan

fenomena tersebut secara akuntansi berpengaruh pada perilaku manajer suatu

entitas maupun regulator.

Manajer suatu entitas akan lebih tertarik untuk menggunakan teknik akuntansi

persediaan masuk-terakhir keluar-pertama (last in, first out atau LIFO).

Pemerintah melalui regulator meminta kepada entitas bisnis yang terdaftar di

di Bursa Efek Indonesia agar mengadopsi current value accounting.

3.3 Pendekatan Positif dalam Akuntansi

Pendekatan positif yang digunakan dalam kajian-kajian empiris akuntansi

menjadikan teori-teori yang dihasilkan dan yang digunakan dalam riset akuntansi

dikenal dengan teori akuntansi positif. Kekayaan dan keanekaragaman pendekatan

yang digunakan dalam studi dan penelitian akuntansi membutuhkan perbedaan

perspektif metodologi dan perbedaan wawasan ditinjau dari sisi jenis dan minat

peneliti dalam melakukan penelitian akuntansi.

3.3.1 Perspektif penelitian akuntansi

Kolb dkk (1974) menyampaikan suatu pola atau model tentang bagaimana

orang-orang menggali pengetahuan ilmiah. Pola yang dirumuskannya sebagai berikut.

Pada dasarnya pengetahuan diperoleh melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.

a. Pengalaman, di mana keunikan beberapa kejadian atau fenomena yang dialami

menarik untuk diteliti.

b. Fenomena memberikan insentif untuk melakukan observasi dan refleksi, sehingga

penyebabnya diketahui.

c. Merumuskan hipotesisnya dalam bentuk konsep dan generalisasi yang abstrak.

d. Menguji hipotesis, memahami implikasi konsep pada situasi yang baru dan pada

proses untuk memperbaiki pengetahuan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5050

Langkah-langkah untuk memperoleh sains seperti uraikan di atas dapat digambarkan

sebagai berikut.

Gambar. 3.4

Pola Pembelajaran Manusia

Pengalaman

Konkret

Pengujian Implikasi

Konsep pada Situasi

Observasi dan

Refleksi

Pembentukan Konsep

dan Generalisasi

Sumber. Kolb dkk

Model Kolb dkk menggambarkan model pendekatan induktif dalam penelitian

akuntansi. Model tersebut tidak membedakan antara proses penguasaan suatu

pengetahuan (metode), metodologi (menyatakan metodenya), dan epistemologi

(menyatakan metodologinya)1.

Hubungan antara epistemologi (mengapa dari mengapa dari bagaimana), metodologi

(mengapa dari bagaimana), metode (bagaimana) dan pengetahuan diperoleh,

menggambarkan penyempurnaan model Kolb dkk dari model pendekatan induktif

menjadi model pendekatan induktif-deduktif.

Model induktif-deduktif pada penelitian akuntansi ditunjukkan pada gambar sebagai

berikut.

1

Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas apa sarana dan bagaimana tatacara untuk mencapai suatu pengetahuan, dan bagaimana ukuran suatu kebenaran atau pernyataan ilmiah tersebut. Rasionalisme, empirisme, kritisisme, positivisme dan fenomenologi merupakan faham- faham epistemologi. Filsafat bahasa, logika, matematika, metodelogi merupakan unsur-unsur yang merupakan bagian dari epistemologi

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5151

Gambar. 3.5

Hubungan antara epistemologi, metodologi, metode dan pengetahuan

Epistemologi

(Why of why of how)

Metodologi

(Why of how)

Pengalaman

Konkrit

Pengujian /

Eksperimentasi

Metoda

pemerolehan

pengetahuan (How)

Observasi

Refleksi

Penalaran Abstrak

(hipotesis)

Produk-Produk

Penyelidikan

Knowledge - That Knowledge - Of Knowledge - How

Kriteria

Pengetahuan

Sumber. Belkaoui

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5252

Pengetahuan terdiri atas tiga tipe, yaitu:

a. Knowledge-that atau pengetahuan faktual (sesungguhnya)

b. Knowledge-of atau pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman atau perkenalan.

c. Knowledge-how atau pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara (praktis)

Model Kolb dkk juga digunakan oleh Roy Payne (1982) untuk menjelaskan proses

penggalian pengetahuan. Model Kolb-Payne sebagai berikut:

Gambar 3.6

Bentuk-bentuk siklus pengetahuan

KEARIFAN INFORMASI

MENGALAMI

MENGUJI/ BEREKSPERIMEN

OBSERVASI/ MEREFLEKSI

METODOLOGI

PENALARAN

ABSTRAK (HIPOTESIS)

SAINS

Sumber. Belkaoui

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5353

Model Kolb-Payne merupakan bentuk proses total yang berasal dari informasi, ilmu

(sains), metode, dan kebijakan yang menggambarkan kondisi sebagai berikut.

a. Knowledge-of atau pengetahuan personal (pengalaman).

Pengetahuan ini dimiliki karena mengalami peristiwa tertentu dan melakukan

observasi dan refleksi-refleksi atas pengalaman tersebut.

b. Knowledge-that atau pengetahuan faktual (pengetahuan sesungguhnya).

Pengetahuan ini diperoleh karena observasi dan refleksi yang dilakukan sampai

mencari alasan abstrak untuk menguji dan melakukan eksperimen yang

menunjukkan hasil signifikan.

c. Knowledge-how atau pengetahuan berhubungan dengan tata cara (praktis).

Pengetahuan ini diperoleh karena pengujian dan melakukan eksperimen dan hasil-

hasil yang dicapai mendukung pengalaman yang sudah dimiliki.

Dari pendalaman yang dilakukan, Payne membuat kesimpulan sebagai berikut.

a. Pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara (knowledge-how) dan

pengetahuan yang berhubungan dengan pengalaman (knowledge-of”) merupakan

bentuk pengetahuan yang sangat tergantung pada setiap individual.

b. Pengetahuan faktual (knowledge-that) dan pengetahuan yang berhubungan dengan

tata cara (knowledge-how) menghasilkan pengetahuan ilmiah/ filosofis" yang

berasal dari luar individual. Karena pengetahuan tergantung pada cara belajar

individual, jelas bahwa semua jenis pengetahuan dibutuhkan agar proses

pengetahuan berjalan lancar. Selain itu, setiap jenis pengetahuan mampunyai

orientasi waktu, yang merefleksikan perannya dalam proses pengetahuan.

3.3.2 Kelompok Peneliti Akuntansi dan Bidang Sains yang

Ditekuni

Berbagai bidang sain dan proses perumusan pengetahuan memberikan

insentif untuk mengelompokkan ilmuwan secara umum dan peneliti akuntansi secara

khusus. Tipologi Jung (1971) sangat bermanfaat digunakan untuk mengelompokkan

peneliti akuntansi secara umum, dan peneliti akuntansi secara khusus. Pada dasarnya,

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5454

Jung mengklasifikasikan para individu melalui proses identifikasi cara mereka

menerima informasi, yaitu apakah mereka dominan menggunakan sensasi atau intuisi.

Di samping itu, cara yang mereka tempuh dalam membuat keputusan yaitu apakah

dominan menggunakan pikiran (rational) atau perasaan (heuristic).

Definisi komponen- komponen dimensi model Jung sebagai berikut.

a. Sensasi.

Sensasi mencakup penerimaan informasi melalui penginderaan, berfokus pada

hal-hal detail, menekankan pada saat dan tempat ini dan hal-hal yang praktis.

b. Intuisi

Intuisi mencakup penerimaan informasi melalui imajinasi, menekankan pada

keseluruhan, teguh dalam mempertahankan idealisme yang memungkinkan pada

pembuatan hipotesis, dan memiliki kepentingan dalam jangka panjang.

c. Pemikiran

Pemikiran berhubungan dengan penggunaan penalaran yang tidak menunjuk pada

orang tertentu (impersonal) dan formal untuk mengembangkan penjelasan pada

batasan yang ilmiah, teknis, dan teoretis.

d. Perasaan

Perasaan berhubungan dengan dengan pembuatan keputusan yang berdasarkan

pada pertimbangan yang bernilai tinggi dan berfokus pada nilai-nilai

kemanusiaan, moral dan etika.

Kombinasi dua dimensi tersebut ditunjukkan pada gambar berikut, menghasilkan

empat jenis kepribadian manusia, yaitu,

a. penginderaan (sensing) - pemikiran (thinking)

b. penginderaan (sensing) - perasaan (feeling)

c. perasaan (feeling) - intuisi (intuition)

d. pemikiran (thinking) - intuisi (intuition)

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5555

Gambar 3.7

Tipologi Peneliti Menurut Jung

Pengideraan-Pemikiran atau

Ilmuwan Abstrak

Pemikiran Pemikiran-Intuisi atau

Teoretisi konseptual

Penginderaan Intuisi

Penginderaan-Perasaan

atau

Humanis khusus

Perasaan

Perasaan-Intuisisi atau

Humanis konseptual

Sumber, Belkaoui

Tipologi Jung juga digunakan oleh Mitroff dan Kilman (1978) untuk membuat

klasifikasi peneliti yang menghasilkan 4 (empat) kelompok peneliti (ilmuwan).

Kelompok ilmuwan tersebut sebagai berikut.

a. Ilmuwan abstrak (Abstract Scientist)

Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian

penginderaan pemikiran, dimotivasi dengan perilaku bertanya dengan metodologi

dan logika yang tepat, yang berfokus pada kepastian, keakuratan, dan reliabilitas,

dan tergantung pada paradigma yang sederhana, mudah dijelaskan dan konsisten.

b. Teoretisi konseptual (Conceptual Theorist)

Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian pemikir-

intuisi, berusaha untuk membuat penjelasan dan hipotesis ganda untuk

menjelaskan fenomena, yang berfokus pada penemuan, bukan untuk pengujian.

c. Humanis khusus (Particular Humanist)

Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian

penginderaan-perasaan, terkait dengan keunikan khusus setiap manusia. Setiap

orang itu media yang unik, bukan yang secara teoretis, abstrak.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5656

d. Humanis konseptual (Conceptual Humanist)

Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian intuisi

perasaan, berfokus pada kesejahteraan manusia, mengarahkan pertanyaan

konseptual personalnya pada pembentukan seluruh manusia menjadi baik.

3.3.3 Perspektif Metodologi Akuntansi

Secara umum riset-riset akuntansi yang diterima secara luas menggambarkan,

bahwa akuntansi berfungsi untuk membuat hukum-hukum umum yang mencakup

perilaku kejadian atau objek empiris. Perilaku kejadian atau objek empiris (fenomena)

tersebut menjadi perhatian ilmu, sehingga memungkinkan menghubungkan

pengetahuan dari kejadian yang diketahui secara terpisah, dan untuk membuat

prediksi yang andal (reliabel) mengenai kejadian-kejadian yang belum diketahui.

Untuk menjalankan fungsi tersebut, model ilmu alam (natural sciece) yang

didukung oleh teori-teori dan model statistikal (termasuk sampling yang dilakukan

secara berhati-hati, pengukuran yang akurat, desain, dan analisis hipotesis yang baik)

secara umum diterapkan sebagai model pendukung penelitian. Tetapi, sekarang model

tersebut telah menemui kendala, karena terjadi pertentangan antara metodologi

ideografi (sistem penulisan yang menggunakan lambang) dengan nomotesis.

Pendekatan ideografi (kualitatif) didasarkan pada pandangan bahwa

seseorang hanya dapat memahami dunia sosial dengan memperoleh

pengetahuan secara langsung tentang subjek yang di investigasi. Pendekatan

ini menempatkan tekanan pada pendekatan subjek seseorang dan menekankan

analisis pada pernyataan subjektif yang dihasilkan seseorang pada situasi

"yang dekat" dan melibatkan seseorang pada arus kehidupan sehari-hari.

Analisis mendalam yang diperoleh dengan bertemu subjek dan analisis

mendalam diungkapkan melalui pernyataan impresionistik yang ditemukan

pada diari, biografi dan catatan jurnalistik.

Pendekatan nomotesis (empiris) merupakan penelitian dasar teknis yang

bersifat formal/ resmi. Pendekatan ini meringkas metode yang digunakan pada

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5757

ilmu sosial, dan ini dilaksanakan dengan melakukan pengujian ilmiah secara

kuantitatif. Semua jenis survei, daftar pertanyaan, pengujian personalitas dan

instrumen penelitian yang distandardisasi merupakan alat-alat yang diterapkan

pada metodologi nomotesis.

Perbedaan antara kedua metodologi ini pertama kali dikemukakan oleh Allport yang

menyatakan bahwa;

a. Pendekatan nomotesis (kuantitatif)

Pendekatan ini hanya mencari hukum-hukum dan hanya menerapkan

prosedur-prosedur yang diakui oleh ilmu pasti (eksak). Para psikolog telah

berusaha keras untuk membuat bidang ini menjadi bidang ilmu nomotesis.

b. Pendekatan ideografi (kualitatif)

Pendekatan ini berusaha untuk memahami beberapa kejadian tertentu yang terjadi

di alam atau di masyarakat. Psikologi individualitas akan membentuk ideografi.

Perdebatan ini terus terjadi selama bertahun-tahun, yang kadang disebut dengan

pertentangan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif.

3.3.4 Perbedaan antara Pendekatan Nomotesis dan Idiografi

Perbedaan asumsi-asumsi yang mendasari nomotesis dengan ideografi dari sisi

pengetahuan ilmu sosial yaitu:

a. Pendekatan subjektif

Pada ilmu sosial, pendekatan ini memberikan ciri asumsi, yaitu nominalisme bagi

ontologi (cabang ilmu filsafat yang mempelajari sifat makhluk atau kenyataan),

anti positivisme bagi epistimologi (cabang ilmu filsafat yang berkenaan dengan

asal usul, sifat dan batas-batas pengetahuan), voluntarisme bagi sifat alami

manusia, dan terakhir asumsi ideografi bagi metodologi.

b. Pendekatan objektif

Pendekatan ini memberikan ciri ontologi realistis, asumsi epistimologi positif, dan

asumsi nomotesis bagi metodologi.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5858

Dimensi

Perbedaan

BENTUK PERTANYAAN ILMIAH

Dari Luar Dari Dalam

Hubungan peneliti

dengan lingkungan

Terpisah, netral "Berada di sana",

terlibat

Dasar validasi Pengukuran dan logika Eksperimental

Peran peneliti Pengamat Pelaksana

Sumber katagori Suatu keistimewaan (apriori) Timbul secara interaktif

Arah penyelidikan Universalitas dan Relevan dengan

Kemampuan di generalisasi keadaan

Jenis penyelidikan yang

diambil

Universal, nornotesis: Khusus, ideografi:

Teoretis Praksis

Sifat data dan artinya

Pendekatan nomotesis versus ideografi berbeda pada beberapa dimensi sebagai

berikut.

a. Bentuk pertanyaan.

b. Jenis tindakan organisasional,

c. Jenis pertanyaan organisasional

d. Peran peneliti

Sejumlah dimensi analitis ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 3.8

Bentuk alternatif pertanyaan ilmiah

Nyata, bebas dari konteks Hasil interpretasi, terikat

secara kontekstual

Sumber . Belkaoui

Gambar 3.9 menunjukkan perbedaan yang dapat dicatat terkait dengan perbedaan

jenis pengetahuan adalah sebagai berikut.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 5959

a. Metode ideografi menekankan pada pengetahuan tertentu sebagai suatu kondisi

praktis, yaitu "pengetahuan mengenai cara bertindak yang sesuai dengan berbagai

situasi tertentu".

b. Metode nomotesis menekankan pada pengembangan teori pengetahuan universal.

Bentuk pertanyaan yang membedakannya adalah: pengetahuan mengenai (knowledge

about) dan pemahaman tentang pengetahuan dengan (acquaintance with).

Gambar 3.9

Perbedaan antara dua bentuk pernyataan ilmiah

Bentuk

Tujuan Utama Aktivitas Pembentukan Pengetahuan

Peran Peneliti Tindakan

organisasional Penelitian

organisasional

Dari dalam

Dari Luar

Penyalinan

Pengambilan tindakan

Pengengelolaan

Bertahan hidup

Pemahaman situasi

Penelitian tindakan

Praktik klinis

Penelitian kasus

Pelaku organisasional

Pengamat partisipan

Pengamat yang

rendah hati

Empiris

Analis data Pembuat model

rasionalistik

Rancangan dan teknik

organisasional

Percobaan terkendali

Teknologi sosial

Ilmu positivistik

tradisional

Sumber . Belkaoui

Pendekatan nomotesis mendominasi penelitian akuntansi. Penekanan penelitian ini

terletak pada ketepatan, keketatan, dan kredibilitas metodologi, meskipun sering kali

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6060

tidak relevan dengan kenyataan organisasi dan akuntansi. Terdapat beberapa kondisi

spesifik yang harus diperhatikan peneliti karena penggunaan model ilmu alam pada

penelitian ilmu sosial dan penelitian akuntansi antara lain sebagai berikut.

a. Keunikan

Setiap organisasi, kelompok dan individu sampai tingkat tertentu berbeda dengan

yang lainnya. Bagaimana pengembangan hukum-hukum umum yang tepat dalam

perilaku organisasional dan teori organisasi.

b. Ketidakstabilan

Fenomena yang diminati peneliti terkait dengan perilaku dan teori organisasi

bersifat sementara. Faktor-faktor yang terkait dengan peristiwa sosial berubah

bersama waktu, juga hukum-hukum yang mengatur peristiwa tersebut. Penelitian

ilmu alam kurang dilengkapi piranti yang fleksibel untuk menghadapi fenomena

yang terus berubah dengan cepat.

c. Sensitivitas

Tidak seperti kandungan kimia dan sesuatu yang lain yang diminati peneliti ilmu

alam, orang yang membentuk organisasi dan organisasi itu sendiri berperilaku

secara berbeda jika mereka sadar menjadi hipotesis penelitian.

d. Kurang realistis

Memanipulasi dan mengendalikan variabel dalam penelitian organisasional

mengubah fenomena yang dipelajari. Maka peneliti tidak dapat membuat

geralisasi studi mereka karena fenomena yang diobservasi berbeda dengan dunia

nyata.

e. Perbedaan epistimologi

Walaupun pemahaman mengenai sebab dan akibat melalui penelitian ilmu alam

merupakan cara yang tepat untuk mengetahui fenomena fisik, jenis pengetahuan

yang berbeda tetap menyatakan bahwa pendekatan ini lebih penting bagi perilaku

organisasional dan teori organisasional.

Luthans dan Davis (1982) mempertanyakan "asumsi kesamaan" yang digunakan pada

pendekatan nomotesis, yaitu pengujian pada fenomena-fenomena (berbagai subjek)

terkait dengan asumsi teoretis yang lebih banyak memiliki kesamaan dibandingkan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6161

perbedaannya. Mereka juga menyatakan bahwa inti pendekatan ideografi memiliki

hubungan dengan studi-studi yang mempelajari perilaku organisasional pada susunan

yang bersifat alami, dan dimaksudkan untuk menguji, membuat kesimpulan dan

menguji hipotesis tertentu. Ketika memahami dan melakukan pengujian secara

mendalam, pendekatan ini menunjukkan bahwa rancangan dan metode ideografis

menghalangi kriteria evaluatif yang sama untuk diterapkan pada penelitian ilmiah,

yang saat ini digunakan oleh peneliti yang berbasis nomotesis.

Perdebatan antara ideografi dengan nomotesis yang terus terjadi pada berbagai

literatur ilmu sosial memunculkan pemikiran untuk menggunakan metode ganda.

Metode tersebut secara umum dijelaskan sebagai metodologi konvergen, multi

metode atau multi cara, validasi konvergen, atau yang disebut "triangulation

(penelitian dengan menggunakan tiga metode)”. Banyak pihak yang menyatakan

bahwa metode ideografi dan nomotesis merupakan metode yang "saling tumpang

tindih dan juga saling memberi kontribusi". Penggunaan pendekatan "triangulation”

memiliki keunggulan antara lain:

a. Mendorong hasil yang lebih meyakinkan.

b. Membantu mengungkap dimensi yang menyimpang dari suatu fenomena.

c. Mendorong untuk memadukan atau mengintegrasikan teori-teori.

d. Berfungsi sebagai suatu pengujian kritis.

Benang merah dari semua manfaat yang digambarkan tersebut merupakan

bagian penting yang dimainkan oleh metode kualitatif dalam triangulation. Penelitian

yang menggunakan pendekatan ini berusaha menjaga kedekatan pada situasi yang

memungkinkan adanya sensitivitas yang lebih besar pada sumber data. Data kualitatif

dan fungsi analisis merupakan perekat yang menguatkan interpretasi hasil-hasil dari

berbagai metode. Impfikasi pada penelitian yang menggunakan konsep triangulation

adalah sebagai berikut.

a. Menggunakan kedua pendekatan penelitian nomotesis dan ideografi, dan

kemudian menggabungkannya.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6262

b. Memilih salah satu di antara pendekatan penelitian nomotesis atau ideografi,

bergerak secara berulang-ulang antara kedua metode tersebut untuk mengambil

keuntungan dari keunggulan suatu metode pada kondisi tertentu dan mengatasi

kelemahan metode lain pada kondisi tertentu.

c. Mengembangkan ilmu baru yang menjelaskan tindakan manusia yang lebih

banyak berbasis pada orang yang melakukan tindakan, berakar pada eksperimen,

berorientasi pada praktis, dan merupakan refleksi pribadi dibanding kesan ilmu

saat ini (positivis, objektif).

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6363

PENDEKATAN DALAM

FORMULASI

TEORI AKUNTANSI

POKOK BAHASAN

4.1 Perkembangan Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan 4.1.1 Sifat-sifat standar akuntansi keuangan

4.1.2 Tujuan penyusunan standar akuntansi keuangan

4.2 Regulasi terhadap Akuntansi 4.2.1 Pihak-pihak yang tidak menginginkan akuntansi di regulasi

4.2.2 Pihak-pihak yang mendukung regulasi

4.2.3 Pandangan terhadap Regulasi Akuntansi

4.2.4 Peran Swasta dalam Regulasi Standar Akuntansi

4.2.5 Kegagalan Regulasi

4.3 Legitimasi Proses Penyusunan Standar Akuntansi

4.4 Standar Akuntansi yang Berlebihan (over-load)

4.7.1 Kondisi yang memunculkan standar akuntansi keuangan yang berlebihan

4.7.2 Dampak standar akuntansi yang berlebihan

Teori akuntansi dirumuskan untuk dapat digunakan membangun, menjelaskan dan

memprediksi fenomena-fenomena akuntansi lahir dari proses yang bersifat

evolusioner. Apa yang dicapai sekarang ini tidak lepas dari peran dewan standar,

lembaga dan anggota profesi akuntansi, serta lembaga dan anggota profesi lainnya

sesuai masanya.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6464

4.1. Perkembangan Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan

Perkembangan akuntansi di Amerika menunjukkan bahwa pemerintah

Amerika menaruh perhatian pada prinsip-prinsip akuntansi secara formal pada tahun

1934. Pada tahun tersebut Kongres Amerika mendirikan lembaga yang bernama

Securities and Exchange Commission (SEC). Lembaga ini diberikan tugas untuk

melaksanakan pengaturan investasi, termasuk undang-undang sekuritas 1933 yang

mengatur tentang penerbitan sekuritas dan undang-undang 1934 yang mengatur

tentang perdagangan sekuritas. Keduanya merupakan undang-undang bursa efek yang

pertama di Amerika Serikat.

Undang-undang 1933 mengatur perdagangan sekuritas pada pasar sekuritas

antarnegara bagian, sedang undang-undang 1934 hanya memfokuskan pada

perdagangan sekuritas dan menunjuk SEC secara luas maupun secara spesifik untuk

mengatur bentuk dan isi informasi keuangan. Berdirinya SEC sekaligus menjadi

batas waktu bahwa sebelum tahun 1934 informasi akuntansi hanya berfungsi sebagai

media pertanggungjawaban pengelola (manajemen) entitas kepada para pemilik.

Berkembangnya bisnis pasar modal sejak tahun 1900 di Amerika Serikat

menjadikan informasi keuangan entitas yang listing di New York Stock Exchange

(NYSE) dicari oleh para investor/calon investor dan digunakan sebagai salah satu

pertimbangan untuk menilai entitas dalam hubungannya dengan pengambilan

keputusan investasi. Permintaan akan informasi oleh banyak pihak memunculkan

mekanisme pasar dalam bidang informasi. Pihak investor atau calon investor harus

mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan sejumlah informasi tentang suatu

entitas (information cost) yang akan digunakan untuk membuat portofolio investasi.

Tidak jelasnya prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan manajemen suatu entitas

untuk menyusun informasi keuangan menjadikan masyarakat investor yang

menggunakan informasi tersebut sebagai dasar pembuatan portofolio investasi

mengalami kerugian investasi. Kerugian yang dialami masyarakat luas karena

menjadi korban asimetri informasi menjadikan pemerintah Amerika merasa penting

untuk melindungi masyarakatnya melalui regulasi dalam bidang informasi khususnya

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6565

laporan keuangan suatu entitas yang akan atau listing di NYSE dengan membentuk

SEC. Regulasi yang dilakukan pemerintah menjadikan prinsip dan standar akuntansi

dirumuskan baik oleh regulator maupun lembaga profesi sejenis.

Baridwan menyatakan bahwa teori akuntansi berkembang sejak awal abad 20

(duapuluh) dan dapat dikatakan diawali oleh tulisan Patton and Littleton (1940) yang

berjudul An Introduction to Corporate Accounting Standards. Awal perkembangan

teori akuntansi menghasilkan teori akuntansi normatif. Dikatakan normatif karena

teori akuntansi bersifat mengharuskan dan dalam teori normatif digunakan kebijakan

nilai (value judgement) yang minimum mengandung sebuah premis. Di awal

perkembangannya, penulisan teori akuntansi normatif belum menggunakan

pendekatan investigasi formal dan teori disusun terutama sekali untuk

mengembangkan postulat akuntansi, sehingga bermunculan banyak postulat

akuntansi. Para ahli akuntansi mulai mengembangkan teori akuntansi normatif tanpa

metodelogi formal. Pengembangan teori yang dilakukan sebagai dasar untuk

mengembangkan postulat akuntansi memiliki dampak, yaitu para ahli merumuskan

konsep atau postulat berdasarkan teorinya masing-masing, sehingga munculah

berbagai postulat akuntansi.

Perkembangan perumusan prinsip akuntansi memperoleh kemajuan pada era

Accounting Principles Board (APB). Salah satu statemen yang dihasilkan APB adalah

APB Statement No.4. Dalam statement tersebut postulat-postulat dan konsep dasar

akuntansi yang dirumuskan APB menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi yang

dibedakan menjadi prinsip operasi yang luas dan prinsip yang terinci. Prinsip terinci

dapat dikatakan sebagai bentuk standar akuntansi karena sudah mengatur secara detail

teknis pengakuan dan pengukuran transaksi keuangan suatu entitas.

Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam menyusun standar akuntansi

keuangan mengambil langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengembangkan kerangka teoretis atau konstitusi akuntansi.

b. Memberi kesempatan pada kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan

standar akuntansi untuk berkontribusi dalam penerimaan “umum” standar baru.

Dengan demikian, proses penetapan standar pada era FASB memiliki aspek politis.

Proses perumusan standar akuntansi menjadi bersifat politis dengan baik dinyatakan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6666

dalam sebuah laporan yang dikenal dengan “Metchalf Report”, laporan ini

menyatakan bahwa kantor akuntan “delapan besar” memonopoli pengauditan

korporasi besar dan mengendalikan proses penetapan standar.

4.1.1 Sifat-sifat standar akuntansi keuangan

Akuntan bekerja berdasarkan standar akuntansi. Standar tersebut secara terus

menerus mengalami perkembangan. Standar menyajikan petunjuk praktis sehingga

memudahkan akuntan dalam melakukan tugasnya. Secara umum standar diterima

sebagai aturan-aturan dalam menginformasikan perkembangan suatu entitas. Standar

biasanya terdiri atas tiga bagian yaitu, uraian masalah yang dihadapi, pembahasan

dengan penalaran atau cara-cara pemecahan masalah dan sejalan dengan keputusan

atau teori, solusi yang ditetapkan. Terdapat beberapa pertimbangan dalam penetapan

standar akuntansi keuangan sebagai berikut.

a. General purpose financial statement

Laporan keuangan yang disajikan merupakan bentuk standar pelaporan yang

terdiri atas laporan posisi keuangan (neraca), laporan kinerja (laba-rugi), laporan

perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Informasi

yang terkandung di dalamnya dapat digunakan oleh para pemakai informasi

sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomik. Sifat general purpose

financial statement pada laporan keuangan menunjukkan syarat bahwa para

pemakai informasi akuntansi harus memahami akuntansi dan informasi yang

terkadung dalam laporan keuangan.

b. Due audit care dan independensi bagi auditor

Standar auditing di Indonesia (standar penyusunan laporan auditan) mengatur

bahwa auditor independen melaksanakan audit atas laporan keuangan suatu entitas

dengan menggunakan standar akuntansi keuangan. Oleh sebab itu standar

akuntansi yang akan ditetapkan memberikan ruang pada auditor independen untuk

menggunakannya dalam pelaksanaan audit.

c. Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah

Contoh, data yang bermanfaat untuk memberikan pertimbangan dalam bidang

perpajakan, efisiensi regulasi dan sosial.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6767

d. Standar menghasilkan prinsip dan teori dalam akuntansi

Sosialisasi terhadap standar menghasilkan banyak kontroversi dan perdebatan baik

dalam lingkungan praktik maupun akademisi. Kontroversi dan perdebatan tersebut

membawa pada kebenaran prinsip dan teori akuntansi.

4.1.2 Tujuan Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan

Penetapan suatu standar akuntansi keuangan mempunyai konsekuensi, yaitu

terdapat pihak yang diuntungkan dan sebaliknya terdapat pihak yang dirugikan.

Konsekuensi yang muncul menunjukkan bahwa penyusunan standar mengadopsi

proses politik, dan bila kesejahteraan sosial yang dijadikan kreteria dalam penerimaan

suatu standar akuntansi keuangan maka muncul pertanyaan yang berhubungan dengan

legitimasi keanggotaan dewan penyusun standar. Terdapat dua pendekatan yang

digunakan dalam penyusunan standar akuntansi keuangan, yaitu:

a. Pendekatan penyajian kebenaran

Pendekatan ini menginginkan laporan yang netral dan berusaha mencapai

penyajian yang benar melalui proses penyusunan standar akuntansi keuangan.

b. Pendekatan konsekuensi politik

Pendekatan ini menekankan pada penggunaan standar akuntansi keuangan dengan

konsekuensi ekonomi yang mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara dan

konsekuensi ekonomi yang pertumbuhannya tidak diinginkan.

Kedua pendekatan tersebut memiliki perbedaan yang didasarkan pada perbedaan

tujuan sebagai berikut.

a. Bila konsekuensi ekonomi yang hendak dicapai

Untuk tujuan kosekuensi ekonomi maka para penyusun standar akuntansi

keuangan harus menyajikan sejumlah sinyal informasi yang dapat memberi

petunjuk kepada para pengguna informasi dalam pembuatan keputusan ekonomik.

Secara pragmatis, konsekuensi ekonomi ini berpengaruh pada pembuat keputusan

(regulator) dalam menyusun standar akuntansi keuangan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6868

b. Bila yang dituju adalah pengukuran yang berorientasi pada manfaat

Untuk tujuan pengukuran yang berorientasi pada manfaat maka para penyususun

standar akuntansi keuangan harus menyajikan informasi yang mempermudah

proses pembuatan keputusan. Secara pragmatis bila informasi yang disajikan

wajar dan didasarkan pada kebutuhan pengguna, maka para pengguna dapat

bertindak sebagai pembuat keputusan.

Wolk dkk, (2001) mengambarkan bagaimana lingkungan-lingkungan dalam akuntansi

keuangan mempengaruhi proses pembentukan standar akuntansi oleh dewan standar.

Secara umum lingkungan akuntansi keuangan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)

kelompok sebagai berikut.

Gambar 4.1

Lingkungan Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Faktor Politik Faktor Ekonomi

Pembuat Kebijakan

Akuntansi

Praktik Akuntansi

Fungsi Audit :

Kepatuhan terhadap

prinsip atau standar

akuntansi keuangan

Pemakai Informasi

Sumber. Wolk et..al

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 6969

4.2. Regulasi terhadap Akuntansi

Muncul pertanyaan terkait dengan regulasi akuntansi, yaitu haruskah

akuntansi diregulasi? Pertanyaan ini muncul karena terdapat pihak-pihak yang

menginginkan regulasi terhadap akuntansi, juga ada pihak-pihak yang tidak

menginginkan akuntansi diregulasi.

4.2.1 Pihak yang tidak menginginkan akuntansi di regulasi

Pihak yang tidak menginginkan akuntansi diregulasi menggunakan beberapa

argumen alasan untuk mendukung keinginannya. Argumen-argumen tersebut sebagai

berikut.

a. Teori keagenan (agency theory)

Teori ekonomi tentang keagenan memprediksikan dan menjelaskan perilaku

pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan suatu entitas. Dalam hukum, seorang

agen adalah orang yang dipekerjakan untuk mewakili kepentingan pemilik kepada

pihak lainnya. Teori ekonomi tentang keagenan ditunjang oleh konsep hukum

tentang keagenan.

Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat nadi dari hubungan-

hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku organisasi dengan

menguji bagaimana pihak-pihak dalam hubungan keagenan tersebut

memaksimumkan utilitas melalui kerja sama. Salah satu hubungan keagenan yang

terpenting adalah kerjasama antara kelompok manajemen dengan para pemilik

entitas. Para manager dibayar oleh pemilik untuk mengelola entitas yang

dipimpinnya, dan kerjasama tersebut menunjukkan bahwa telah tercipta hubungan

keagenan.

Tujuan yang hendak dicapai oleh manager dan pemilik entitas mungkin

tidak sama. Sangat mudah untuk dipahami bagaimana manager berperilaku dalam

memaksimumkan utilitas mereka yang dapat bertentangan dengan kepentingan

pemilik. Pemilik tertarik pada upaya-upaya memaksimumkan return on

investment (ROI) dan harga saham, sedangkan manager memiliki kebutuhan

ekonomis dan psikologis yang lebih luas, termasuk memaksimumkan kompensasi

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7070

total yang akan dipenuhi melalui pasal-pasal dalam kontrak kerja yang disepakati.

Adanya potensi konflik tersebut menyebabkan pemilik termotivasi untuk

melakukan kontrak dengan manager melalui cara-cara yang mengarah pada usaha

untuk meminimalkan konflik. Usaha tersebut menimbulkan biaya khususnya

dalam memonitor (monitoring cost) kontrak keagenan dengan manajemen. Biaya

tersebut akan mengurangi konpensasi manager. Di sisi yang lain, manager

memiliki keinginan untuk memelihara agar biaya tetap rendah tetapi tidak berada

dalam konflik dengan pemilik.

Teori keagenan menggambarkan konflik antara pemilik dan manager

dalam beberapa hal, dan konflik tersebut secara eksplisit maupun implisit

tercermin pada laporan keuangan. Cara pemilik memonitor kontrak dengan

manager dilakukan melalui pelaporan secara rutin. Teori keagenan juga digunakan

untuk menjelaskan kebutuhan akan audit. Akuntan publik (auditor) akan merujuk

pada model laporan tradisional tersebut sebagai pelaksanaan tugas (stewardship)

atau akuntabilitas agen kepada pemilik entitas yang dikelolanya. Auditor

berfungsi sebagai pelaksana verifikasi independen atas laporan keuangan yang

disajikan manager kepada pemilik. Sejarah perkembangan pertanggungjawaban

melalui laporan keuangan dan auditing mendukung argumen teori keagenan

tersebut. Meminimalkan biaya monitoring merupakan insentif ekonomis manager

untuk melaporkan hasil-hasil akuntasi secara andal (reliable) kepada pemilik.

Insentif tersebut timbul dari adanya kenyataan bahwa manager dinilai dan dihargai

serta reputasi yang baik seharusnya menghasilkan konpensasi yang lebih tinggi

karena biaya monitoring bisa diminimalkan bila pemilik menganggap bahwa

laporan akuntasi bisa dipercaya.

b. Pasar modal dan signalling incentives

Teori keagenan memberikan kerangka analisis fundamental yang berhubungan

dengan insentif manajer untuk menyusun laporan pertanggungjawaban dalam

bentuk laporan keuangan kepada para pemilik. Signalling Theory menjelaskan

mengapa manajer suatu entitas mempunyai insentif secara sukarela (voloutary)

melaporkan informasi-informasi kepada pasar modal walaupun tidak ada

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7171

ketentuan yang mengharuskan. Entitas-entitas bisnis saling berkompetisi untuk

memperoleh risk capital (dikatakan beresiko karena sifatnya yang langka) dan

pengungkapan sukarela dibutuhkan untuk dapat mencapai sukses tersebut.

Kemampuan entitas untuk memperoleh modal akan meningkat apabila entitas

tersebut memiliki reputasi yang baik dan tercermin dalam laporan keuangan.

Sebagai tambahan, laporan yang baik akan mengurangi biaya modal, karena

berkurangnya tingkat ketidakpastian entitas. Pengurangan biaya modal sangat

mungkin dilaksanakan karena laporan yang lebih ekstensif dan dapat di percaya

diharapkan dapat mengurangi resiko investasi dan menurunkan tingkat

pengembalian yang diperlukan (required rate of return).

Insentif akan muncul untuk membuat prospektus secara sukarela pada saat

memperoleh modal dan melaporkan secara reguler untuk memelihara

kesinambungan kepentingan para investor. Entitas yang memiliki kinerja baik,

mempunyai insentif yang kuat untuk melaporkan hasil operasinya. Tekanan

kompetisi juga akan memaksa entitas lainnya untuk membuat laporan walaupun

mereka tidak mempunyai kinerja yang baik. Diam atau tidak melaporkan hasil

operasinya akan diinterprestasikan sebagai berita buruk. Entitas dengan berita

netral akan termotivasi untuk melaporkan kinerjanya dengan tujuan untuk

menghindari supaya tidak dipandang memiliki kinerja yang jelek. Ini artinya

hanya entitas yang memiliki kinerja buruk yang tidak mempublikasikan laporan

keuangannya. Situasi demikaian juga akan memaksa entitas-entitas yang memiliki

kinerja buruk untuk menjelaskan hasil-hasil yang dicapai dengan tujuan untuk

memelihara kredibilitasnya di pasar modal.

Insentif ekonomis untuk menyampaikan laporan secara sukarela

merupakan faktor kunci bagi argumen signalling theory. Terdapat asimetri

informasi antara entitas dan pihak-pihak di luar entitas tersebut karena orang

dalam mengetahui lebih banyak tentang kondisi entitas tersebut dan prospeknya di

masa yang akan datang dibandingkan dengan apa yang dimiliki oleh para investor

yang posisinya sebagai pihak luar. Dalam situasi ketidakpastian informasi, pihak-

pihak luar entitas akan melindungi diri mereka dengan melakukan permintaan

harga yang lebih rendah dari yang ditawarkan entitas. Bagaimanapun juga nilai

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7272

entitas dapat ditingkatkan jika manajemen secara sukarela melaporkan

(memberikan sinyal) informasi privat tentang entitas yang dikelolanya secara

kredibel sehingga mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pihak luar

mengenai prospek masa depan investasinya. Kajian teoretis dan riset empiris yang

makin berkembang mendukung argumen yang berkaitan dengan insentif untuk

menyajikan secara sukarela (tidak mandatori) penjelasan atas laporan keuangan.

Riset dibidang pengaruh signalling yang merupakan pengungkapan

sukarela pada kenyataanya mempunyai dua aspek signalling, yaitu (1)Ramalan

tentang angka-angka laba dan (2)Atribut dari peramalan laba itu sendiri

Di antara keduanya, para peneliti menemukan bahwa peramalan merupakan aspek

yang lebih penting dibanding dengan atribut atau elemen signalling. Riset lain

yang memfokuskan pada standar akuntansi menunjukkan bahwa entitas yang

menerapkan standar baru lebih awal dianggap membawa berita baik, sedangkan

yang terlambat mengadopsi suatu standar umumnya mengidikasikan berita buruk.

Dalam kaitannya dengan penelitian empiris yang mengangkat fenomena

pemilihan metode akuntansi alternatif, berita baik akan ditandai dengan

dilaporkannya laba yang lebih rendah (konservatif), sedangkan berita buruk

ditandai dengan dilaporkannya laba yang lebih tinggi. Dalam kasus yang pertama,

entitas memberikan sinyal bahwa mereka memiliki prospek laba akuntansi dan

aliran kas (cash flow) yang baik di masa mendatang. Pada kasus yang kedua

laporan laba yang tinggi memberikan sinyal kepada pasar bahwa entitas memiliki

insentif untuk tidak melanggar ketentuan dalam perjanjian hutangnya (debt

convenants) atau meningkatkan jumlah bonus.

c. Peluang untuk melakukan private contract (private contracting opportunities)

Argumen ketiga yang mendukung pasar yang tidak diregulasi adalah adanya

presumption bahwa setiap orang yang benar-benar ingin memperoleh informasi

tentang suatu entitas akan mampu memperoleh informasi tersebut. Setiap pihak

dapat melakukan private contract untuk memperoleh informasi dari entitas yang

diinginkan, dengan pemilik atau secara tidak langsung melalui analisis saham.

Jika informasi yang benar-benar dibutuhkan di luar dari yang tersedia untuk

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7373

publik, individu-individu dapat membeli informasi yang dibutuhkan. Dengan

sistem seperti ini kekuatan pasar akan mendorong ke arah optimalisasi alokasi

informasi.

Pengujian atas pasar saham menunjukkan bahwa setiap orang

sesungguhnya mau melakukan private contract untuk memperoleh informasi.

Pasar sekuritas sebenarnya lebih banyak menunjukkan sebagai pasar informasi

dibandingkan sebagai pasar untuk sekuritas. Surat kabar (news paper) bagi

investor akan tersedia hanya dengan cara berlangganan, merupakan contoh yang

baik terkait dengan keberanian membayar untuk memperoleh private information.

Cara untuk mendapatkan informasi (membeli) yang agak kurang formal adalah

dengan menggunakan entitas pialang untuk memperoleh advis investasi dan biaya

yang muncul secara implisit masuk dalam tarif komisi.

Karena adanya kesempatan untuk melakukan kontrak agar memperoleh

tambahan informasi, munculah argumen yang menyatakan bahwa intervensi

terhadap pasar dalam bentuk aturan disclosure mandatory adalah tidak dibutuhkan

dan tidak diperlukan. Menurut pandangan ini permintaan atas informasi secara

optimal dapat dipenuhi ketika kekuatan pasar menentukan produksi atau

penawaran atas suatu informasi akuntansi.

d. Pendekatan pasar bebas

Pendekatan pasar bebas dalam bidang informasi menghasilkan standar akuntansi

dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk

yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya. Atas dasar asumsi

tersebut informasi akuntansi merupakan subjek kekuatan permintaan dari para

pengguna dan kemampuan penyaji dalam memenuhinya. Hasilnya adalah

sejumlah pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang optimal

pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan sejumlah harga tertentu ditawarkan,

pasar akan menyediakan informasi asal harga yang ditawarkan melebihi biaya

informasi tersebut.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7474

4.2.2 Pihak-pihak yang Mendukung Regulasi

Pihak-pihak yang menginginkan adanya regulasi menggunakan beberapa

teori sebagai bentuk argumentasi untuk mendukung keinginannya sebagai berikut.

a. Teori kepentingan umum (public interest theories)

Teori ini menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi pemintaan

publik akan koreksi terhadap ketidak efisienan atau ketidaklayakan harga pasar

suatu entitas. Artinya, terjadi kegagalan pasar informasi. Pada dasarnya kegagalan

pasar informasi maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya

regulasi akuntansi. Berdasarkan teori regulasi yang menyatakan bahwa suatu

regulasi akan diterima oleh industri terkait bila didesain serta dioperasikan dengan

tujuan utama, yaitu memperoleh keuntungan atau manfaat. Tujuan utama teori

kepentingan publik adalah untuk melindungi dan menjamin kepentingan umum.

Informasi akuntansi suatu entitas bisnis tidak boleh merugikan masyarakat luas

(publik).

b. Teori kepentingan kelompok atau teori perebutan (interest group or capture

theories)

Teori ini menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi permintaan

kelompok tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan income anggotanya.

Terdapat dua kelompok yang berpengaruh dan menghasilkan teori regulasi, yaitu:

− The political ruling-elite theory of regulation menekankan penggunaan

kekuatan politis untuk mendapatkan pengendalian regulator.

− The economic theory of regulation menekankan pada kekuatan ekonomi.

c. Kegagalan pasar informasi

Pendukung pendekatan regulatori (baik swasta maupun publik) menyatakan

bahwa terdapat kegagalan pasar informasi yang disebabkan oleh kondisi berikut.

− Keengganan manajemen untuk mengungkapkan informasi tentang entitasnya.

− Adanya penyelewengan-penyelewengan dalam operasi.

− Adanya penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7575

Kegagalan pasar dalam informasi akuntansi dapat dibedakan menjadi 2 (dua)

sebagai berikut.

1) Kegagalan pasar secara eksplisit

Kegagalan pasar eksplisit terjadi pada informasi akuntansi saat kuantitas dan

kualitas dari barang yang disajikan berbeda dengan biaya dan manfaat yang

diperoleh dari barang tersebut.

Kegagalan pasar yang terjadi dalam pasar khusus informasi akuntansi

didasarkan pada asumsi bahwa kuantitas dan kualitas informasi akuntansi

berbeda dari manfaat sosial maksimum yang dapat diperoleh. Informasi

akuntansi dipandang sebagai barang umum dan terkait dengan ketidak

mampuan untuk mengeluarkan pihak yang terlibat dalam penjualan (non-

purchaser or free rider).

2) Kegagalan pasar secara implisit

Teori kegagalan pasar implisit menekankan pada satu atau lebih kondisi

berikut terjadi sehingga terdapat gangguan dalam pasar informasi akuntansi.

Kondisi yang dimaksud antara lain, yaitu:

– Pengendalian atas informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen.

– Investor yang naïf atau tidak memahami dengan baik kompleksitas teknik-

teknik transformasi akuntansi.

– Ketakutan akan kegagalan fungsional (functional fixation) seperti, dalam

kondisi tertentu investor mungkin tidak mampu mengubah proses

pembuatan keputusannya untuk merespon data yang dihasilkan oleh

perubahan yang terjadi dalam proses akuntansi.

– Penyimpangan perhitungan.

– Keanekaragaman prosedur.

– Kurangnya objektivitas laporan keuangan yang dipublikasikan.

Berdasarkan dugaan tersebut, pendukung regulasi atas akuntansi mengkritik

bahwa pendekatan pasar informasi tidak efektif dan menyarankan regulasi

untuk meningkatkan kualitas produk akuntansi.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7676

4.2.3 Pandangan terhadap Regulasi Akuntansi

Menurut Leftwitch (1980), teori kegagalan pasar mengandung kesalahan yang

fatal. Keluaran (output) dari teori tersebut yang dinyatakan optimal merupakan

sekadar istilah dan istilah tersebut dapat diidentifikasikan sendiri-sendiri oleh

ketentuan setiap lembaga yang menghasilkan keluaran tersebut.

Terdapat dua kemungkinan yang berpotensi terjadi dengan tidak adanya regulasi

akuntansi yang diinginkan, yaitu:

a. Akan ada pengungkapan informasi akuntansi yang cukup dan berkesinambungan.

b. Keseragaman akuntansi yang semakin berkurang karena perbedaan pandangan

dalam menginterprestasikan dan menggambarkan suatu kejadian ekonomi. Namun

tekanan dan pengungkapan akan semakin memadai sehingga memungkinkan para

pembacanya atau pengguna informasi dapat membuat kebijakan sendiri.

4.2.4 Peran Swasta dalam Regulasi Standar Akuntansi

Penyusunan standar akuntansi di Amerika Serikat dipercayakan kepada sektor

swasta, yaitu:

a. Committee on Accounting Procedures (1939-1959),

b. Accounting Priciples Board (1959-1973).

c. Financial Accounting Standar Board (1973-sekarang).

Committee on Accounting Procedures (CAP) dan Accounting Priciples Board (APB)

gagal dalam menghasilkan General Accepted Accounting Principles (GAAP) atau

Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). Financial Accounting

Standar Board (FASB) tetap eksis sampai sekarang, karena beberapa argumen, yaitu:

a. FASB terlihat lebih responsif terhadap berbagai konstituen.

b. FASB tampak mampu menarik simpati publik, karena para anggota atau staf

FASB adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan

untuk mengembangkan, mengimplementasikan sistem pengukuran dan

pengungkapan alternatif.

c. FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya

dan dalam menanggapi sejumlah masukan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7777

FASB sebagai regulator akuntansi di Amerika tetap eksis sampai saat ini. Namun

terdapat beberapa argumen yang digunakan mengoreksi eksistensi FASB, yait:

a. FASB tidak memiliki statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang

dibuatnya, serta menghadapi penolakan Kongres dan lembaga pemerintah lainnya.

b. FASB sering dituduh tidak independen dari konstituennya yang besar, kantor

akuntan publik dan korporasi.

c. FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial bagi

sejumlah konstituennya.

Para pendukung FASB tetap mempertahankan bahwa pertimbangan yang mendalam

akan memungkinkan FASB memperbaiki dampak atau akibat-akibat yang tidak

diprediksi dari suatu pernyataan standar. Kebijakan yang diambil FASB tersebut

menimbulkan persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan akan memiliki

kesempatan yang kecil untuk diterapkan apabila secara umum tidak memperoleh

dukungan dari konstituennya. Konstituen FASB tersaji dalam gambar berikut.

Gambar 4.2

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

standar akuntansi yang dihasilkan FASB

Business Entity

CPAs and Accounting

Firm

Financial Community

(Analysts, Bankers, etc)

AICPA (AcSEC)

Academicians

Investing Public

FASB

Preparers (e.g.

Financial Executives

Institute)

Government (SEC, IRS,

Other Agencies)

Industry Associations

Accounting Standards, Interpretations and Bulletins

Sumber, Brook

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7878

4.2.5 Kegagalan Regulasi

Regulasi terhadap standar akuntani keuangan dapat mengalami kegagalan.

Terdapat beberapa fenomena terkait kegagalan regulasi sebagai berikut.

a. Terdapat fenomena bahwa regulasi terhadap standar akuntansi keuangan yang

sudah dilakukan tidak membawa dapak ekonomis (zero-cost phenomenom) dari

kegagalannya.

b. Terdapat fenomena penundaan pelaksanaan regulasi yang sudah dirumuskan

(regulatory lag).

c. Terdapat fenomena yang berhubungan dengan pertimbangan yang mengarah pada

kesulitan-kesulitan untuk membalik regulasi yang ada (regulatory trap).

d. Terdapat fenomena bahwa adanya kenderungan regulasi untuk terus berkembang

(tar-baby effect). Perkembangan regulasi tersebut menimbulkan dampak negatif

bagi para pengguna informasi.

4.3 Legitimasi Proses Penyusunan Standar

Legitimasi berarti sahnya suatu pernyataan atau standar dari sisi hukum atau

perundang-undangan. Dari sisi legitimasi, proses penyusunan standar memunculkan

prediksi-prediksi yang berhubungan dengan kemampuan dan jaminan yang mengarah

pada kepercayaan praktisi pada standar yang ditetapkan sehingga suatu standar dapat

dikatakan sah. Dewan standar dalam menyusun standar akuntansi keuangan dibayangi

oleh suatu prognosis, yaitu prognosis pesimistik dan prognosis optimistik.

a. Prognosis Pesimistis

Prognosis diartikan sebagai peristiwa yang diduga terjadi setelah standar

ditetapkan, sedang pesimistis diartikan sebagai keraguan akan kemampuan atau

keberhasilan suatu usaha. Legitimasi penyusunan standar sering dikaitkan dengan

kemampuannya untuk menghasilkan sistem akuntansi optimal, yaitu sistem di

mana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai adalah keputusan optimal,

dengan kata lain dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang

diperoleh dari sistem lain. Implikasinya tidak ada alternatif penyajian laporan

keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 7979

manfaat yang lebih baik. Demski (1973) menyatakan bahwa, jika dalam

penyusunan standar akuntansi keuangan dibayangi oleh prognosis pesimistis maka

proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan sehingga dapat disahkan,

di samping itu tidak akan ada sekumpulan standar yang selalu mencari alternatif

sesuai preferensi dan keyakinan.

b. Prognosis Optimistik

Cushing (1977) berpendapat bahwa, prognosis optimistik yang berhubungan

dengan tanggung jawab prinsip-prinsip akuntansi optimal akan terwujud dengan

catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan. Bromwich

menawarkan prognosis optimistik tentang kemungkinan standar-standar akuntansi

yang bersifat parsial, yaitu standar-standar untuk satu atau lebih masalah-masalah

akuntansi yang menjadikannya terisolasi dari standar atau masalah akuntansi

lainnya. Chamber (1976) mengajukan suatu teori yang mengasumsikan adanya

norma atau standar yang berlaku pada situasi tertentu. Norma adalah informasi

yang mewakili arus uang maupun nilai moneter dari aset serta jumlah arus utang

lain setiap waktu. Bila norma tidak tersedia, dapat digunakan alternatif lain yang

menyajikan pengukuran dengan nilai yang mendekati.

Proses penyusunan standar akuntansi keuangan dengan dasar constitutional

calculus menetapkan legitimasi FASB berdasarkan pada kemampuannya dalam

menyajikan jaminan prosedur yang memadai, kemampuannya untuk memaksakan

batasan atau definisi yang memadai dalam proses pemilihan standar untuk

menjamin hasil yang dapat diterima dan keseimbangan pengendalian antara

prosedural dan hasil yang ditetapkan dalam proses penyusunan standar.

4.4 Standar Akuntansi yang Berlebihan (over-load)

Regulasi terhadap standar akuntansi keuangan menyebabkan regulator dapat

menerbitkan standar yang berlebihan sehingga membingungkan para pengguna

standar akuntansi. Di samping itu, standar tersebut terkesan rigid.

Situasi-situasi yang diidentifikasi sebagai penyebab standar akuntansi yang berlebihan

(accounting standards overload ) antara lain;

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8080

a. Standar yang terlalu banyak.

b. Standar yang terlalu rumit.

c. Standar yang fleksibel sehingga membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit.

d. Standar bertujuan umum (general purpose standards) yang gagal dalam

menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji.

e. Pengguna, CPA dan standar bertujuan umum (general purpose standards) yang

gagal dalam menyajikan perbedaan antara;

– entitas publik dan nonpublik,

– laporan keuangan tahunan dan interim,

– perusahaan besar dan kecil,

– laporan keuangan auditan dan non auditan,

– serta pengungkapan yang berlebihan,

– pengukuran yang terlalu kompleks.

4.4.1 Kondisi yang Memunculkan Standar Akuntansi yang

Berlebihan

Beberapa kondisi yang menyebabkan munculnya masalah standar akuntansi

yang berlebihan antara lain,

a. Pernyataan yang diperlukan, namun tidak untuk diungkapkan, menyebabkan

dikeluarkannya standar yang longgar, yang cenderung mengurangi kebijakan, dan

untuk mengurangi jumlah tuntutan terhadap prinsip akuntansi.

b. Kebutuhan untuk melindungi kepentingan publik dan membantu investor secara

individu menghasilkan regulasi pemerintah dan profesi serta pengungkapan yang

jumlahnya banyak.

c. Keinginan untuk memuaskan kebutuhan setiap pengguna memerlukan standar dan

penggunaan yang lebih terinci.

4.4.2 Dampak Standar Akuntansi yang Berlebihan

Standar akuntansi yang terlalu berlebihan, terlalu sempit, dan kaku dapat

berpengaruh serius terhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan kepada

para penguna informasi, dan keputusan yang dibuat oleh para manajer. Akuntan dapat

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8181

kehilangan orientasi pada tugas sesungguhnya sebagai akibat banyaknya data yang

diperlukan saat memenuhi ketentuan standar.

Audit dapat mengalami kegagalan, karena auditor kehilangan fokus audit dan

mungkin tidak mampu melakukan prosedur audit. Konflik terkait dengan realitas

praktik pada kenyataannya dapat dijumpai dalam rapat umum pemegang saham

(RUPS), rapat penunjukan akuntan independen (auditor) yang berhubungan dengan

permintaan terhadap standar profesional dengan ketidak puasan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8282

KERANGKA

KONSEPTUAL

AKUNTANSI KEUANGAN

POKOK BAHASAN

5.1 Klasifikasi dan Konflik Kepentingan

5.2 Dalil-dalil, Prinsip-prinsip dan Konsep-konsep Akuntansi

5.2.1 Dalil-dalil dan Prinsip-prinsip Akuntansi menurut Accounting Principles

Board (APB)

5.2.2 Accounting Research Study (ARS) No. 1

5.2.3 Accounting Research Study (ARS) No. 3

5.2.4 Kajian terhadap ARS No. 1 dan ARS No. 3

5.2.5 APB Statement No. 4

5.3 Peran AAA melalui A Statement of Basic Accounting (ASOBAT)

5.3.1 Standar Kualitas untuk Informasi Akuntansi

5.3.2 Kebijakan-kebijakan untuk Mengkomunikasikan Informasi Akuntansi

5.3.3 Laporan Kelompok Studi tentang Tujuan Laporan Keuangan

5.4 Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA)

5.4.1 Pendekatan Teori dalam Akuntansi

5.4.2 Kelemahan Pendekatan Teori

5.5 Konsep-konsep Dasar yang Mendukung Kos

5.5.1 Dalil-dalil (postulates)

5.5.2 Prinsip-prinsip (principles)

5.6 Teori-teori Ekuitas

5.6.1 Teori Kepemilikan (ProprietoryTheory)

5.6.2 Teori Entitas (Entity Theory)

5.6.3 Teori Ekuitas residual

5.6.4 Teori Dana (Fund Theory)

5.6.5 Teori Pimpinan (CommanderTheory)

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8383

Informasi keuangan suatu entitas digunakan sebagai sinyal oleh para pemakai

informasi dalam pengambilan keputusan investasi maupun keputusan bisnis lainnya.

Penggunaan informasi sebagai sinyal memunculkan pertanyaan apakah kualitas

informasi yang disajikan memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai sinyal?.

Secara umum kualitas informasi ditentukan oleh faktor intern dan ekstern antara lain,

kualitas sistem informasi yang dimiliki, kualitas sumber daya manusia serta

ketersediaan standar akuntansi dan ketepatan pemilihan standar tersebut.

5.1. Klasifikasi dan Konflik Kepentingan

Laporan keuangan merupakan bentuk laporan pertanggung-jawaban

manajemen kepada stakeholders, secara umum mengambil bentuk Laporan Posisi

Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus

Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Terdapat pihak-pihak yang memberikan

kontribusi terhadap laporan keuangan sehingga dikatakan bahwa laporan keuangan

merupakan hasil interaksi dari tiga kelompok, yaitu:

a. Entitas bisnis (Business Entity)

Entitas bisnis merupakan pelaku proses akuntansi. Melalui aktivitas operasional,

aktivitas keuangan dan aktivitas non-operasional, entitas bisnis menjustifikasi

produksi laporan keuangan.

b. Pemakai informasi (Users)

Produksi informasi akuntansi dipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan

pemakai. Pemakai utama informasi akuntansi adalah stakeholders antara lain;

pemegang saham, analis keuangan, kreditor, karyawan, masyarakat dan agen

pemerintah.

c. Auditor

Auditor bertugas memverifikasi bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU). Prinsip-prinsip akuntansi

menjadi sangat penting bagi semua pihak khususnya bagi para pemakai informasi

karena prinsip-prinsip tersebut dipergunakan untuk menjelaskan asersi-asersi

manajemen yang disampaikan dalam laporan keuangan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8484

Muncul pertanyaan apakah terdapat perimbangan yang sama antara informasi yang

dimiliki oleh suatu entitas (jenis, jumlah dan kualitas informasi) dengan yang

dibutuhkan oleh para pemakai informasi juga dengan yang mampu diverifikasi oleh

auditor. Entitas mengolah data menjadi informasi keuangan berdasarkan standar uang

diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Keberadaan prinsip-

prinsip akuntansi berterima umum telah mengalami proses penyempurnaan dari waktu

ke waktu.

Boleh dikatakan semenjak terbitnya An Introduction to Corporate Accounting

Standards pada tahun 1940 oleh Paton dan Littleton yang merupakan awal lahirnya

teori akuntansi. Pandangan-pandangan yang disampaikan oleh Paton dan Littleton

memberikan insentif pada regulator, kelompok profesi akuntansi (AICPA), dan

kelompok akuntan pendidik (AAA) serta organisasi profesi lainnya untuk lebih

terfokus pada perumusan prinsip-prinsip akuntansi. Gambaran tersebut tampak dari

beragamnya rumusan-rumusan prinsip dan konsep akuntansi yang ada dalam literatur

akuntansi. Pada tahun 1966, AAA menerbitkan A Statement Of Basic Accounting

Theory (ASOBAT). Di dalamnya dirumuskan definisi akuntansi sebagai suatu proses

identifikasi, pengukuran dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi untuk

memberikan pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan kepada pemakai

informasi. Definisi akuntansi tersebut melengkapi orentasi postulat, dalil dan konsep

akuntansi dengan perumusan tujuan-tujuan akuntansi keuangan.

5.2 Dalil-dalil, Prinsip-prinsip dan Konsep-konsep

Akuntansi Kerangka kerja teoretis (kerangka konseptual) dalam akuntansi dibutuhkan

untuk melegitimasi prosedur dan standar akuntansi keuangan yang dirumuskan.

Committee on Accounting Prosedure (CAP) tidak menekankan tugasnya pada

perumusan kerangka kerja akuntansi. Lembaga ini merumuskan prinsip dan standar

akuntansi dengan pendekatan konvensi. Pendekatan konvensi dalam perumusan

prinsip dan standar akuntansi merupakan suatu sistem perumusan prinsip dan standar

akuntansi dengan mengambil pola menggali dari praktik-praktik yang sudah terjadi

dalam masyarakat (deskriptif).

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8585

Accounting Principles Board (APB) dan Financial Accounting Standard

Board (FASB) telah mencoba mengembangkan kerangka konseptual akuntansi yang

dapat digunakan sebagai pedoman dalam merumuskan kebijakan akuntansi. APB

menampilkan perumusan dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi, namun mengalami

kegagalan dan pekerjaan tersebut dilanjutkan oleh FASB. Accounting Research Study

(ARS) no.1 dan 3 mengenai dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi yang disusun

oleh APB memang tidak diterima oleh profesi, namun studi yang dihasilkan tersebut

merupakan kunci usaha perumusan teoritis akuntansi keuangan terpadu. Pembahasan

dalil-dalil dan prinsip-prinsip dasar tidak akan lengkap tanpa menganalisis konsep-

konsep yang membentuk basis pengakuan dan pengukuran dalam akuntansi.

1.2.1 Dalil-dalil dan Prinsip-prinsip Akuntansi menurut

Accounting Principles Board (APB) Zennings dalam pidato pentingnya yang meyatakan bahwa hasil karya APB

merupakan pendekatan baru dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi, tetapi

prinsip-prinsip yang dirumuskan tersebut tidak membentuk kesatuan formasi sebagai

siklus yang baru. Pidato tersebut merupakan bentuk pengakuan kemajuan metodelogi

yang digunakan APB dalam merumuskan prinsip-prinsip akuntansi sehingga tidak

berlebihan pernyataan yang menyatakan bahwa formasi APB telah berhasil

meletakkan dasar pengembangan desain riset dan perumusan teori akuntansi.

Menurut komite khusus (divisi riset) APB, perumusan banyak dalil (postulat)

yang mendasari akuntansi menjadi sangat penting, karena logika prinsip-prinsip

akuntansi bersumber pada dalil-dalil tersebut. Komite juga menyampaikan bahwa

pendekatan yang digunakan dalam merumuskan dalil-dalil akuntansi adalah

pendekatan deduktif.

Dalil-dalil secara umum merupakan asumsi-asumsi dasar yang tidak

memerlukan pengujian kembali. Dalil-dalil tersebut menyediakan kerangka

dasar dalam merumuskan kesimpulan-kesimpulan serta fondasi untuk suatu

struktur teoritis yang terdiri dari proposisi-proposisi yang dirumuskan dari

mereka. Jadi merupakan suatu bentuk aksioma dan terdiri atas notasi simbol-

simbol, dan operasi-operasi untuk menyimpulkan proposisi-proposisi yang

berbasis matematik. Dalil-dalil akuntansi bersumber dari lingkungan ekonomi,

politik dan juga kebiasaan-kebiasan yang terjadi dalam aktivitas bisnis.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8686

Walaupun APB berhasil menyusun dalil-dalil akuntansi, komite APB tidak menyusun

rancang bangun prinsip-prinsip akuntansi.

5.2.2 Accounting Research Study (ARS) No.1

Setelah mendapatkan mandat dari Komite Khusus, Moonitz mengadopsi

kerangka referensi atau solusi-solusi yang berorientasi pada masalah-masalah yang

dialami para akuntan. Namun, secara pribadi menolak bahwa dia menggunakan

pendekatan deduktif sebab penelitiannya tidak cukup luas untuk dapat

menggambarkan aspek empiris dari akuntansi. Menurut Deinzer, Moonits

menggunakan metode aksiomatik dengan terminologi simbol dan metode formal

dalam tiga tipe dalil-dalil, yaitu:

a. Dalil-dalil yang berorientasi lingkungan politik dan ekonomi, terdiri atas; dalil

kuantifikasi, dalil pertukaran, dalil kesatuan usaha, dalil periode waktu dan dalil

satuan ukur.

b. Dalil-dalil berorintasi akuntansi terdiri atas; dalil laporan keuangan, dalil harga

pasar serta dalil entitas dan tentatif akuntansi.

c. Dalil-dalil berorientasi imperatif terdiri atas; dalil kontinyuitas usaha, dalil

objektifitas, dalil konsistensi, dalil unit moneter yang stabil dan dalil

pengungkapan (disclosure).

5.2.3 Accounting Research Study (ARS) No. 3

Accounting research study No. 3 merumuskan 8 (delapan) prinsip atau asas

yang digunakan sebagai pedoman pengakuan, pengukuran dan penyajian laporan

keuangan, yaitu (detailnya lihat di lampiran)

a. Prinsip A membahas masalah pengakuan laba.

b. Prinsip B membahas masalah pengakuan dan pengukuran perubahan sumberdaya

dengan harga pertukaran, kos pengganti, nilai realisasi bersih dan pengukuran atas

kejadian khusus.

c. Prinsip C membahas pengakuan aset-aset dalam laporan keuangan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8787

d. Prinsip D membahas masalah pengukuran (harga dan nilai) aset menyangkut

ketepatan pengakuan, umur ekonomis dan pemilihan metode penilaian apakah

dengan kos akuisisi, kos pengganti maupun nilai yang akan datang.

e. Prinsip E yang membahas masalah kewajiban dan pelaporannya dalam laporan

keuangan

f. Prinsip F yang membahas masalah kewajiban yang diselesaikan dengan barang

dan jasa serta pengukurannya (exit price).

g. Prinsip G yang membahas masalah ekuitas dan pengakuan laba

h. Prinsip-prinsip pengungkapan (disclosure).

5.2.4 Kajian terhadap ARS No. 1 dan ARS No. 3

ARS no. 1 dan ARS no. 3 gagal karena berbagai alasan, salah satunya karena

profesi tidak mampu menghilangkan peran kos historis. Dalil dan prinsip yang telah

dirumuskan memiliki beberapa kelemahan, yakni dalilnya tidak lengkap sehingga

memberi peluang untuk mencantumkan semua sistem nilai dari apa yang terdapat

dalam prinsip yang telah dirumuskan. Di luar masalah logis ARS no.1 dan ARS no. 3,

sejumlah masalah yang muncul menjadikan banyak pihak memprediksi bahwa usaha

yang dilakukan Moonitz-Sprouse tidak akan berhasil. Tampaknya, Moonitz dan

Sprouse berkeinginan untuk mendapatkan dalil dan prinsip-prinsip akuntansi yang

mengarah pada “laba yang sesungguhnya atau real income” dengan kata lain,

menggunakan satu konsep pendapatan yang lebih baik daripada yang lain. Dalam

kenyataannya, terbukti bahwa tidak ada alat ukur pendapatan yang dapat digunakan

untuk mendapatkan kelebihan dari yang lainnya.

Terlepas dari dalil A-1 (lihat lampiran ARS no.1), yang menyatakan bahwa

“data kuantitatif berguna dalam membuat keputusan ekonomi yang rasional”,

kenyataanya pada saat itu tidak ada kajian tentang siapa pengguna data akuntansi dan

apa yang menjadi kebutuhan spesifik serta kemampuan mereka. Namun, dewasa ini

secara umum diakui bahwa para pengguna informasi keuangan (dengan kebutuhan

informasi dan kemampuan mereka untuk mengerti dan memanipulasi data keuangan)

mengkaji spektrum akuntansi yang memiliki sifat majemuk dan sangat luas.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8888

5.2.5 APB Statement No. 4

Bulan Oktober 1970 APB mengeluarkan statemen yang berjudul Basic

Concepts and Accounting Priciples Underlying Financial Statements of Business

Enterprises. Statemen APB tersebut dikenal dengan sebutan APB Statement No. 4.

Dalam Statemen ini APB menempatkan 2 (dua) tujuan yang luas, yaitu:

a. Tujuan pendidikan.

b. Tujuan pengembangan.

Melalui tujuan tersebut APB diharapkan dapat memberikan suatu dasar untuk

meningkatkan pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi keuangan yang bersifat

luas serta dapat memberikan tuntunan untuk pengembangan akuntansi dimasa yang

akan datang. Dengan demikian, APB diharapkan mampu menyusun statemen tertulis

mengenai General Accepted Accounting Priciples (GAAP). GAAP tersebut

diharapkan mampu mengatasi kesenjangan dalam praktek akuntansi serta mampu

menangani masalah-masalah yang bersifat kontroversial.

Untuk mencapai tujuan tersebut APB mengambil langkah-langkah sebagai berikut.

a. Membahas sifat akuntansi keuangan, kekuatan lingkungan yang mempengaruhi

serta keterbatasannya.

b. Mengajukan sasaran akuntansi keuangan dan tujuan laporan keuangan.

c. Menyampaikan diskripsi mengenai prinsip akuntansi yang lazim diterima saat ini.

Sifat akuntansi keuangan, kekuatan lingkungan serta keterbatasannya

Dalam menyusun statemen mengenai GAAP, APB menempatkan kerangka berpikir

yang dimulai dari pembahasan lingkungan akuntansi keuangan. Lingkungan akuntansi

keuangan dikelompokkan menjadi 4(empat) kelompok sebagai berikut.

a. Organisasi aktivitas ekonomi masyarakat, yang dibedakan menjadi aktivitas

produksi, pertukaran, investasi, pembagian hasil, penghematan dan konsumsi.

b. Aktivitas ekonomi, yang mengakibatkan penambahan dan pengurangan terhadap

sumber daya, kewajiban ekonomis dan hak sisa dalam sumber daya yang dimiliki

oleh suatu entitas.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 8989

c. Pemakai informasi akuntansi, yang dibedakan menjadi pemakai langsung dan

pemakai tidak langsung.

d. Pengukuran aktivitas ekonomis dengan menggunakan harga historis (kos), harga

saat ini serta harga proyeksi.

Sasaran akuntansi keuangan dan tujuan laporan keuangan

Lingkungan akuntansi keuangan tersebut ditempatkan sebagai pondasi yang

membentuk tujuan laporan keuangan yang dibedakan menjadi;

a. Tujuan khusus.

APB menetapkan tujuan spesifik atau khusus dari laporan keuangan yaitu

menyajikan secara wajar dan sesuai dengan General Accepted Accounting

Principles (GAAP) atau Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU),

posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

b. Tujuan umum.

APB menetapkan tujuan umum laporan keuangan dengan menyediakan informasi

yang dapat digunakan oleh para pemakai informasi (users) sebagai dasar

pengambilan keputusan ekonomis. Tujuan tersebut dapat dijabarkan menjadi

beberapa tujuan sebagai berikut:

− Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi

dan kewajiban suatu entitas bisnis.

− Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumberdaya

bersih sebagai hasil aktivitas-aktivitas entitas dalam menghasilkan laba.

− Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi

potensi laba dalam satuan waktu tertentu.

− Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumberdaya

ekonomi dan kewajiban.

− Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.

3 Tujuan Kualitatif.

Di samping menetapkan tujuan khusus dan tujuan umum, APB juga menempatkan

kualitas informasi keuangan sebagai tujuan. Secara eksplisit tujuan kualitatif ini

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9090

memberikan isyarat bahwa suatu informasi akan dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan ekonomik jika informasi tersebut berkualitas. Tujuan

kualitatif akuntansi keuangan yang diisyaratkan APB dalam APB statement no. 4

sebagai berikut:

− Relevansi (relevance), menyediakan informasi agar para pemakai informasi

dapat memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai

dalam pembuatan keputusan ekonomi.

− Dapat dipahami (understanding), informasi yang dipilih harus jelas, juga harus

dapat dipahami pemakai.

− Dapat diuji kebenarannya (verifiability), hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh

ukuran-ukuran yang independen, dengan menggunakan metode pengukuran

yang sama.

− Bersifat netral (neutral), informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum

pemakai, dan bukan pemakai khusus pemakai tertentu.

− Tepat waktu (timelines), berarti mengkomunikasikan informasi seawal

mungkin untuk menghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.

− Dapat diperbandingkan (comparability), perbedaan-berbedaan seharusnya

tidak mengakibatkan perlakuan akuntansi yang berbeda.

− Kelengkapan (completeness), semua informasi yang memenuhi persyaratan

tujuan-tujuan kualitatif lain harus dilaporkan.

Deskripsi mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang lazim

APB selanjutnya merumuskan konsep-konsep dan elemen dasar akuntansi keuangan.

Konsepsi dasar akuntansi keuangan merupakan suatu distilasi dari berbagai pengaruh

karakteristik lingkungan terhadap proses akuntansi keuangan. Konsepsi dasar ini

melandasi prinsip akuntansi yang lazim diterima saat ini. Setiap statemen dari

konsepsi ini mengandung suatu acuan pada karakteristik lingkungan dari mana

statemen tersebut diperoleh.

Konsepsi dasar akuntansi keuangan dapat dibedakan atas:

a. Statemen mengenai konsep-konsep dan

b. Elemen-elemen dasar akuntansi keuangan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9191

Konsep-konsep dasar akuntansi keuangan dan penjelasannya secara ringkas adalah

sebagai berikut.

a. Kesatuan akuntansi (accounting entity).

Informasi akuntansi menyangkut suatu kesatuan akuntansi (accounting entity)

yang terpisah dari pemiliknya. Dalam akuntansi keuangan, yang dimaksud dengan

entitas adalah perusahaan (business enterprise). Perusahaan akan dinilai melalui

laporan keuangannya.

b. Kontinyuitas usaha (going concerns).

Kesatuan akuntansi dipandang akan terus melakukan aktivitas operasinya, bila

tidak ada bukti sebaliknya.

c. Pengukuran sumber daya dan kewajiban ekonomi (measurement of economic

resources and obligation).

Pokok persoalan akuntansi keuangan adalah aktivitas ekonomi. Aktivitas ini yang

menjadikan aktivitas akuntansi keuangan mencakup pengakuan dan pengukuran

mengenai penciptaan, pengakumulasian, dan penggunaan sumber daya.

d. Periode waktu (time period).

Proses akuntansi memberikan informasi mengenai aktivitas ekonomi suatu entitas

selama periode waktu tertentu yang lebih pendek dari umur entitas tersebut.

e. Pengukuran dengan satuan uang (measurement in terms of money).

Akuntansi keuangan mengukur satuan moneter sumber daya ekonomis dan

kewajiban ekonomi serta perubahannya dengan satuan uang.

f. Akrual (accrual).

Penentuan penghasilan dan posisi keuangan berkala tergantung pada pengukuran

sumber daya dan kewajiban ekonomi serta perubahannya yang terjadi pada saat

perubahan itu terjadi dari pada tergantung pada saat pencatatan penerimaan dan

pengeluaran uang.

g. Harga pertukaran (exchange price).

Ukuran akuntansi keuangan terutama didasarkan pada harga ketika sumber daya

dan kewajiban ekonomis ditukarkan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9292

h. Penaksiran (approximation).

Ukuran akuntansi keuangan yang melibatkan alokasi di antara periode waktu yang

relatif pendek dan di antara aktivitas bersama yang bersifat sangat kompleks perlu

dibuat atas dasar taksiran.

i. Pertimbangan (judgement).

Akuntansi keuangan perlu melibatkan pertimbangan-pertimbangan yang dilandasi

dengan pengetahuan.

j. Informasi keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements).

Akuntansi keuangan menyajikan informasi keuangan bertujuan umum yang

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bersama antara pemilik, kreditur,

manajer dan para pemakai lain, dengan penekanan terutama pada kebutuhan

pemilik dan kreditur baik yang sudah ada saat ini maupun calon pemilik.

k. Laporan keuangan pada dasarnya berkaitan (fundamentally related financial

statements).

Hasil proses akuntansi dituangkan dalam laporan posisi keuangan dan laporan

perubahannya yang didasarkan pada kesamaan data yang melandasi dan yang

berkaitan secara mendasar.

l. Hakikat ekonomi lebih penting dibandingkan bentuk hukum (substance over

form).

Akuntansi keuangan menekankan hakikat ekonomi, kejadian, sekalipun bentuk

hokum dapat berbeda dengan hakekat ekonomi dan memerlukan perlakukan yang

berbeda.

m. Materialitas (materiality).

Informasi yang menjadi perhatian dalam menyusun laporan keuangan hanyalah

informasi yang cukup signifikan mempengaruhi penilaian atau keputusan.

Elemen-elemen dasar laporan keuangan

Elemen-elemen dasar laporan keuangan terdiri atas:

a. Laporan posisi keuangan (balance sheet) yang elemennya adalah aktiva, hutang

dan modal sendiri.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9393

− Aktiva

Merupakan sumber daya ekonomi suatu entitas yang diakui dan diukur sesuai

dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima yang termasuk pula biaya-biaya

tertentu yang ditangguhkan yang bukan merupakan sumber daya ekonomi,

tetapi diakui dan diukur sesuai prinsip akuntansi yang lazim diterima.

− Hutang

Merupakan kewajiban ekonomis suatu entitas yang diakui dan diukur sesuai

prinsip akuntansi yang lazim diterima yang meliputi pula kridit-kridit tertentu

yang ditangguhkan yang bukan merupakan kewajiban tetapi diakui dan diukur

sesuai prinsip akuntansi yang lazim diterima.

− Modal sendiri

Merupakan hak pemilik dalam suatu entitas yang merupakan kelebihan aktiva

diatas kewajibannya.

Aktiva - Kewajiban = Modal Sendiri

b. Hasil usaha (income statement), elemen dasar hasil usaha suatu entitas adalah

pendapatan, biaya dan penghasilan neto.

− Pendapatan (revenue)

Merupakan kenaikan bruto aktiva atau penurunan bruto hutang yang diakui

dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima sebagai akibat

jenis-jenis aktivitas yang menjurus pada perolehan laba yang dapat merubah

modal sendiri. Penambahan suatu aktiva yang tidak merubah modal sendiri

bukan merupakan suatu pendapatan.

− Biaya (expenses)

Merupakan penurunan bruto aktiva atau kenaikan bruto hutang yang diakui

dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima sebagai akibat

jenis-jenis aktivitas yang menjurus pada perolehan laba yang dapat merubah

modal sendiri.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9494

− Penghasilan/kerugian netto (net income/net loss)

Merupakan kelebihan atau kekurangan pendapatan atas biaya selama suatu

periode akuntansi yang menyebabkan kenaikan/penurunan neto modal sendiri

suatu entitas sebagai akibat jenis-jenis aktivitas yang menjurus pada perolehan

laba yang diukur dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim

diterima.

Prinsip-prinsip; pervasif, operasi yang luas dan terinci

Laporan keuangan merupakan hasil suatu proses akumulasi, analisis, penyusunan dan

publikasi sejumlah informasi mengenai aspek aktivitas ekonomis suatu entitas. Proses

ini dijalankan dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima. Oleh karena itu, prinsip

akuntansi merupakan kumpukan konsensus pada suatu saat tertentu mengenai sumber

daya dan kewajiban ekonomis yang harus dicatat sebagai aktiva dan hutang oleh

akuntansi keuangan, perubahan mana yang harus dicatat. Bilamana perubahan

tersebut harus dicatat, bagaimana harus mengukurnya, dan mengungkapkannya, serta

laporan keuangan apa yang harus disajikan.

Prinsip akuntansi mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan

untuk menetapkan praktik akuntansi yang diterima pada saat tertentu, serta prinsip

tersebut bersifat konvensional dalam arti akan menjadi lazim diterima karena

persetujuan daripada lazim, karena diperoleh secara formal dari seperangkat dalil atau

konsep dasar. Prinsip akuntansi yang lazim diterima ini dikembangkan atas dasar

pengalaman, alasan kebiasaan dan kepraktisan. APB Statement 4 membahas prinsip

akuntansi yang lazim menjadi 3 seksi, yaitu:

a. Prinsip pervasive

Prinsip ini memandang akuntansi keuangan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan

memberikan dasar bagi prinsip yang lain. Prinsip ini menetapkan dasar

pelaksanaan akuntansi akrual (basis akrual), yang meliputi, prinsip pencatatan

mula-mula, prinsip realisasi, prinsip pengakuan biaya dan prinsip satuan ukur.

Prinsip-prinsip tersebut menentukan secara luas yang menyangkut; jenis kejadian

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9595

yang akan diakui oleh akuntansi keuangan, dasar mengukur kejadian, periode

waktu mengidentifikasi kejadian, penyebut umum ukuran.

b. Prinsip operasi yang luas

Merupakan suatu proses pencatatan, pengukuran dan proses penyampaian

informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan. Prinsip ini memberikan

pedoman penyeleksian, pengukuran, penyusunan dan penyampaian kejadian-

kejadian dalam akuntansi keuangan dan prinsip ini dilandasi oleh prinsip pervasif.

Prinsip operasi yang luas ini bersifat umum serta pengoperasiannya lebih luas dari

prinsip pervasif. Penyeleksian menyangkut tentang; pemilihan kejadian, analisis

kejadian, mengukur pengaruh, mengelompokkan pengukuran pengaruh menjadi

aktiva, pasiva, modal, pendapatan dan biaya, mencatat pengukuran pengaruh,

mengikhtisarkan pengaruh yang dicatat, penyesuaian (adjustment), dan

mengkomunikasikan. APB Statement no. 4 merekomendasi 4 (empat) dasar

pengukuran yaitu;

− Kos Historis (Historical Cost),

− Nilai Beli (Entry Value),

− Nilai Jual (Exit Value),

− Nilai Prediksi (Predictive Value)

c. Prinsip yang terinci

Merupakan suatu prinsip yang menyangkut cara-cara melaksanakan prinsip

pervasif dan prinsip operasi yang luas. Prinsip ini merupakan kumpulan praktik

dan prosedur yang luas yang menentukan secara pasti bagaimana transaksi dan

kejadian seharusnya dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan disajikan.

5.3 Peran AAA melalui A Statement of Basic Accounting

(ASOBAT)

Pada tahun 1966 AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting

(ASOBAT). Dalam mendefinisikan akuntansi ASOBAT melengkapi orentasi postulat,

dalil dan konsep akuntansi dengan perumusan tujuan-tujuan akuntansi keuangan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 96

ASOBAT mempelopori orientasi akuntansi yang menekankan pada kebutuhan-

kebutuhan pemakai, sekumpulan tujuan atau sasaran dihubungkan dengan kebutuhan

pemakai yang mengacu pada metateori. Di bawah metateori sekumpulan tujuan dapat

didefinisikan, karakteristik kualitatif dan kebijakan-kebijakan dapat

diimplementasikan ke arah pencapaian tujuan. ASOBAT mengasumsikan bahwa

evaluasi terhadap kerangka standar-standar dan pedoman-pedoman akuntansi dapat

menjadi lebih luas dan independen dari tujuan penetapan standar itu sendiri, yaitu

tujuan laporan keuangan. Menurut ASOBAT, tujuan laporan keuangan yaitu:

a. Pembuatan keputusan-keputusan berkenaan penggunaan sumber-sumber yang

langka (termasuk pengenalan titik-titik keputusan kritis) kearah penentuan tujuan.

b. Melaksanakan dan mengendalikan struktur organisasi, sumber daya manusia dan

material secara berhasil guna.

c. Memelihara dan melaporkan sumber-sumber daya yang dimiliki entitas.

d. Pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dan pengendalian.

5.3.1 Standar Kualitas untuk Informasi Akuntansi

Proses akuntansi menghasilkan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan

keuangan. Para pemakai menggunakan informasi tersebut sebagai dasar pengambilan

keputusan ekonomi. ASOBAT menetapkan empat standar kualitas sebagai dasar

penilaian informasi akuntansi, yaitu:

a. Relevan.

Relevan berhubungan dengan penggunaan informasi dalam pembuatan keputusan.

Relevan dikembangkan langsung dari empat tujuan di atas untuk berbagai jenis

informasi, oleh sebab itu relevan merupakan standar kualitas primer atau utama.

b. Dapat diuji.

Dapat diuji merupakan bagian dari aspek pengukuran, yaitu pengujian transaksi

untuk mendapatkan atau melihat objektivitas informasi.

c. Bebas dari prasangka.

Bebas dari prasangka berhubungan dengan keragaman pemakai informasi. Standar

menjadi penting karena para pemakai informasi keuangan memiliki keputusan

yang berbeda-beda khususnya antara pemakai internal dengan pemakai eksternal.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9797

d. Kuantifikasi.

Standar kuantifikasi dihubungkan dengan teori pengukuran. Pengukuran dan

hitungan (kuantifikasi) merupakan dua konsep yang sangat penting dalam struktur

metateori. Pengungkapan atas pengukuran ini menjadi sangat penting dalam

laporan keuangan.

5.3.2 Kebijakan-kebijakan untuk Mengkomunikasikan

Informasi Akuntansi

Di samping empat standar yang mengisyaratkan bahwa kualitas informasi

akuntansi penting bagi para pemakai informasi, ASOBAT juga merumuskan

pedoman-pedoman yang dapat digunakan sebagai pegangan untuk membuat

hubungan-hubungan dalam menyusun informasi akuntansi. Pedoman-pedoman

tersebut berhubungan dengan:

a. Kepatutan yang diharapkan digunakan.

Standar akuntansi menjadi penting karena akuntansi keuangan merupakan produk

regulasi yang melibatkan pengakuan, pengukuran dan penyajian kejadian-kejadian

ekonomik suatu entitas dalam satuan waktu tertentu. Dan yang lebih penting lagi

bagaimana kepatutan, yaitu hubungan standar dengan transaksi bisa dilakukan.

b. Penjelasan hubungan–hubungan yang penting atau yang cukup berarti.

Hubungan-hubungan dalam laporan keuangan penting untuk mendapatkan

penjelasan karena akuntansi melibatkan menggunakan konsep-konsep seperti,

artikulasi, akrual, judgement (kebijakan) dan lain sebagainya.

c. Perhitungan informasi lingkungan.

Pengguna informasi akuntansi tidak saja para pemilik (prinsipal), tetapi juga

pihak-pihak di luar pemilik yang dikenal dengan lingkungan akuntansi.

Lingkungan ini akan menyerap informasi dan juga mentranfer informasi.

d. Keseragaman dengan praktek dan diantara kesatuan usaha

Pedoman ini berhubungan dengan pedoman no. 1 yang erat kaitannya dengan

memilihan standar yang tepat dan dilaksnakan secara seragam atau konsisten dari

perode ke periode.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9898

e. Konsekuensi praktek yang berkesinambungan

Kondisi bisnis adalah going concern atau berkesinambungan. Dalam kondisi

tersebut bagaimana kinerja manajemen dapat diukur dan informasi keuangan

dapat diwujudkan.

5.3.3 Laporan Kelompok Studi tentang Tujuan Laporan Keuangan

Bulan April 1971 American Institute Certified Public Accountant (AICPA)

membentuk dua kelompok studi, yaitu:

a. Komite Wheat (Wheat Committee)

Komite Wheat diberikan tugas oleh AICPA untuk memperbaiki proses

penyusunan standar. Komite ini diminta melaporkan hasil-hasilnya kepada FASB.

b. Komite Trueblood (Trueblood Committee)

Komite Trueblood diberi tugas oleh AICPA untuk mengembangkan tujuan

laporan keuangan dengan menentukan siapa user-nya, informasi apa yang mereka

butuhkan, seberapa banyak informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh

akuntansi dan apa kerangka kerja yang diperlukan dalam menyediakan kebutuhan

akuntansi.

Komite Trueblood berhasil merumuskan 12 tujuan laporan keuangan sebagai berikut.

a. Tujuan 1(satu) menggambarkan bahwa tujuan laporan keuangan yang dirumuskan

ASOBAT dan yang dirumuskan APB Satement 4 bersifat saling melengkapi

sebagai standar yang relevan dan sebagai pedoman yang tepat untuk digunakan.

Tujuan tersebut tidak merupakan tujuan satu-satunya.

b. Tujuan 2(dua) menggambarkan penggunaan laporan keuangan untuk kepentingan

manajemen. Pemakaian laporan keuangan oleh manajemen dibatasi oleh ruang

lingkup, yaitu otoritas, kebijakan atau sumber-sumber daya yang dimiliki entitas.

c. Tujuan 3(tiga) menggambarkan pentingnya laporan arus kas. Para pemakai

informasi keuangan menyebutkan bahwa informasi arus kas adalah sangat penting

bagi kreditor dan investor.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 9999

d. Tujuan 4 (empat) membahas tentang laba operasi yang sangat penting bagi

pemilik atau investor. Informasi tersebut digunakan oleh para investor maupun

calon investor untuk membantu mereka memprediksi arus kas masa depan,

membandingkan dan mengevaluasi potensi arus kas.

Dalam jangka panjang arus kas dan laba mempunyai korelasi yang sangat tinggi

dan dalam jangka pendek prediksi laba operasional lebih baik dari pada gambaran

arus kas.

e. Tujuan 5 (lima) membahas tentang akuntabilitas. Akuntanbilitas digunakan oleh

Trueblood untuk tujuan pelaporan. Akuntabilitas juga menyangkut efektif dan

efisiensi atas kegunaan aset dalam menghasilkan tujuan yang maksimal atas arus

kas dimasa depan.

f. Tujuan 6 (enam) membahas tentang kunci tujuan ini yaitu realisasi dan penafsiran.

Realisasi dan penafsiran memiliki perbedaan kualias menyangkut hubungan

konsep kelangsungan hidup entitas.

g. Tujuan 7,8 dan 9. Ketiga tujuan ini menyebutkan laporan neraca, laba rugi serta

laporan sumber dan penggunaan dana yang mungkin digunakan untuk

memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi laba usaha.

Dalam laporan posisi keuangan (neraca), nilai sekarang diindikasikan sebagai arus

kas yang di present value-kan sebagai estimasi pasar.

h. Tujuan 10 (sepuluh) membahas masalah estimasi keuangan. Estimasi keuangan

merupakan total penafsiran secara alamiah yang hasilnya bisa optimis ataukah

pesimis.

i. Tujuan 11 dan 12. Kedua tujuan ini adalah tidak dibahas secara umum. Akuntansi

sektor publik dan organisasi nonprofit yang sangat penting, karena sosial kosnya

tidak menggambarkan topik secara bisnis.

Jadi, isi laporan True Blood menyangkut karakteristik kualitatif laporan keuangan

berdasarkan standar dan petunjuk ASOBAT, serta tujuan kualitatif APB statement

no.4. Bahasan terhadap tujuan kualitatif sangat bermanfaat, karena adanya berbagai

variasi sistem akuntansi. Laporan True Blood tentang arus kas sangat penting bagi

pemakai dan berhubungan erat dengan pengukuran laba operasi untuk pembentukan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 100100100

arus kas di masa mendatang. Pembentukan kelompok studi ini merupakan bentuk

respon atas munculnya kritik dalam penyusunan dan publikasi laporan keuangan di

samping dalam kenyataan bahwa kerangka konseptual merupakan kebutuhan yang

sangat mendesak.

5.4 STATEMENT OF ACCOUNTING THEORY AND THEORY

ACCEPTANCE (SATTA)

Komite eksekutf AAA dari komisi Statement of Accounting Theory and

Theory Acceptance (SATTA) pada tahun 1973, mempunyai tujuan yang hampir sama

dengan ASOBAT, yaitu sebagai badan yang berdedikasi tinggi untuk melakukan riset

tentang literatur yang berhubungan dengan laporan keuangan masa kini, dan

pernyataan-pernyataan profesi yang berkaitan dengan teori akuntansi. Untuk

memahami SATTA dengan lebih menyeluruh, maka hubungannya dengan ASOBAT

harus dipahami, karena kedua dokumen tersebut merupakan produk komite AAA.

ASOBAT lebih menekankan pada petunjuk tentang pengembangan metateori terkait

dengan sistem-sistem penilaian dan evaluasi informasi akuntansi. Sedang SATTA

mengambil porsi sistem-sistem penilaian akuntansi seperti pertimbangan-petimbangan

teoretis, serta alasan-alasan kenapa kriteria suatu sistem penilaian tidak dapat

dikembangkan.

5.4.1 Pendekatan Teori dalam Akuntansi

Terdapat beberapa teori yang disampaikan AAA melalui komite SATTA yang

pernyataannya diterbitkan tahun 1977 sebagai berikut.

a. Pendekatan klasik (classical approaches)

SATTA dengan konsisten dan sangat efisien dalam melakukan penelusuran dan

mengkatagorikan berbagai macam sistem yang dipresetasikan dalam berbagai

literatur. Sistem yang tertua diklasifikasikan sebagai pendekatan klasik untuk

membangun suatu teori. Dalam beberapa kasus yang digunakan penulis klasik

disebut SATTA sebagai pendekatan induktif.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 101101101

b. Pendekatan pengambilan keputusan (decision-usefulness approach)

Di antara pendekatan-pendekatan yang ada dalam teori akuntansi yang dilakukan

oleh lembaga riset akuntansi telah memfokuskan pada hal-hal sebagai berikut.

− Para pengguna laporan akuntansi.

− Keputusan-keputusan yang dibuat.

− Informasi-informasi yang dibutuhkan.

− Kemampuan-kemampuan dalam mengolah informasi.

Pendekatan pengambilan keputusan debedakan atas:

− Orientasi model keputusan (decision-model orientation).

Orientasi model keputusan memiliki kerangka kerja yang metateorinya

dikembangkan dalam ASOBAT dan orientasi model-keputusan yang terefleksi

pada Trueblood Report. Orientasi ini memiliki ciri-ciri, yaitu bersifat normatif

dan deduktif, relevan dengan keputusan yang dibuat oleh para pemakai

informasi, dan relevan dengan kriteria instrumen pengukuran dalam

menseleksi atribut transaksi-transaksi aset, kewajiban dan pendapatan.

− Orientasi pengambil keputusan (decision-maker orientation)

Ciri utama orientasi pengambil keputusan adalah bersifat deskriptif dibanding

normatif sebab orientasi ini menekankan pada usaha mencari jalan yang

berhubungan dengan informasi apa yang secara nyata digunakan atau yang

diinginkan oleh para pembuat keputusan.

c. Pendekatan Informasi Ekonomi

Pendekatan Informasi Ekonomi digunakan atau diaplikasikan pada teori akuntansi

tidak pas jika diaplikasikan secara langsung dengan alternative-alternatif sistem

penilaian. Pendekatan ini lebih menekankan pada isu-isu cost and benefit yang

bersumber dari penggunaan dan penyusun atau produksi informasi. Informasi

akuntansi dipandang sebagai barang ekonomik.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 102102102

5.4.2 Kelemahan Pendekatan Teori

Problem mendasar yang diangkat SATTA adalah perbedaan para pemakai

dalam arti keputusan-keputusannya dan perbedaan informasi yang dibutuhkannya.

ASOBAT dan APB Statement 4 mengakui kenyataan bahwa banyak para pemakai

meminta informasi untuk tujuan membuat keputusan. Satu reaksi dari ASOBAT

terkait dengan problem ini yang disebut dengan multiples measures. The Trueblood

Report menerbitkan premis yang menyatakan grup-grup pengguna informasi yang

berbeda akan membuat keputusan-keputusan yang mirip dan memiliki kebutuhan

informasi yang mirip pula.

SATTA lebih pesimis dibanding dengan Trueblood Report tentang pilihan

keputusan-keputusan dan informasi-informasi, atau satu di antara keduanya dalam

kelompok-kelompok pengguna informasi. Informasi yang dibutuhkan bisa bersifat

heterogen atau bisa juga bersifat homogen. Biasanya pilihan terhadap sifat informasi

dan yang membutuhkan penggabungannya selalu pada situasi-situasi yang sulit.

Laporan entitas dan pengungkapannya merupakan bentuk barang bebas, karena

informasi akuntansi sudah merupakan barang publik bukan barang privat.

Memberikan informasi akuntansi yang merupakan barang publik pada para pemakai

yang berbeda, menjadikan formulasi standar-standar akuntansinya dan metode-

metode penting dapat menghasilkan jalan buntu. Dengan demikian, perbedaan set

informasi akuntansi berbeda akan meghasilkan harga pasar saham yang berbeda pula.

Keadaan-keadaan tersebut diatas memberikan insentif kepada SATTA untuk

menyampaikan status teori akuntansi keuangan. Asumsi-asumsi tentang pengguna

informasi ekonomi yang bersifat heterogen sulit untuk bisa dibuktikan. Asersi-asersi

yang terkait dengan homogeneity dan heterogeneity secara total memiliki sifat

prioritas.

5.5 Konsep-konsep Dasar Pendukung Kos Perumusan konsep-konsep akuntansi keuangan ditujukan untuk menyusun

standar atau aturan-aturan akuntansi. Standar yang baik adalah standar yang memiliki

argumen dan memiliki dukungan konsep yang kuat. Konsep tersebut dapat berupa

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 103103103

dalil-dalil, aksioma-aksioma, asumsi-asumsi, doktrin-doktrin, konvensi-konvensi,

batasan-batasan dan prinsip-prinsip dengan pengertian sebagai berikut.

a. Konsep

Konsep adalah hasil dari proses identifikasi mengelompokan dan interpretasi dari

berbagai fenomena atau kejadian. Jadi, konsep tidak merupakan bahan atau bagian

dari proses formal dalam pembuatan teori, tetapi dapat digunakan di dalam teori

sebagai bagian dari suatu kesimpulan yang diperoleh dari kajian empiris.

b. Dalil-dalil (postulat-postulat)

Dalil-dalil atau postulat-postulat adalah asumsi dasar yang membahas lingkungan

bisnis.

c. Prinsip-prinsip

Prinsip-prinsip adalah pendekatan umum yang digunakan dalam penilaian dan

pengakuan peristiwa-peristiwa akuntansi. Prinsip pada dasarnya terdiri atas :

− Prinsip yang berorientasi pada input adalah ukuran umum yang mengarahkan

fungsi akuntansi.

− Prinsip yang berorientasi pada output melibatkan kualitas atau karakteristik

tertentu tentang laporan keuangan dan harus ada azas yang berorientasi input

dan dilaksanakan dengan benar.

5.5.1 Dalil-dalil (Postulates)

Beberapa dalil yang mendukung kos historis dan tujuan laporan keuangan

sebagai berikut:

a. Dalil kontinyuitas usaha

Dalil secara sederhana menyatakan bahwa jika tidak ada bukti yang berlawanan,

diyakini bahwa entitas akan terus menerus melakukan aktivitasnya. Akibatnya,

dalam keadaan normal, penyusunan laporan likuidasi terhadap kekayaan dan

ekuitas merupakan penyimpangan dari dalil ini. Asumsi tentang kontinyuitas

usaha dianggap mengandung ketidak pastian dan terlalu luas untuk menghasilkan

pilihan di antara sistem evaluasi, termasuk pembiayaan masa lalu.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 104104104

b. Dalil periode waktu

Kegiatan usaha, seperti halnya kegiatan manusia lainnya, dilaksanakan di dalam

kurun waktu tertentu. Namun demikian, dasar dari periode waktu adalah kadang-

kadang terkesan mengada-ada. Asumsi ini membentuk segmen tertentu di luar

dari proses yang berkelanjutan bagi komunitas bisnis. Periode waktu adalah tahun

bisnis atau kalender/agenda kerja. Akibatnya, laporan-laporan keuangan berisi

pernyataan posisi keuangan, pendapatan dan arus kas selama tahun itu.

c. Dalil kesatuan akuntansi

Akuntansi dan bentuk legalnya memandang entitas bisnis bahwa entitas terpisah

dari pemiliknya akan tetapi terdapat dua persoalan penting, yaitu:

− Masalah mendefinisikan entitas itu sendiri dan akuntansi untuk melihat

hubungan antarbagian dalam entitas tersebut. Termasuk di dalamnya adalah

pertanyaan apakah entitas harus dipandang sebagai satu kesatuan dan saling

kontrol satu sama lainnya. Dengan kata lain, apakah akuntansi digabungkan

atau menggunakan metode non-kombinatif dalam menunjukkan hubungan

yang ada.

− Masalah kedua yaitu bagaimana akuntansi melihat hubungan antara entitas

dengan para pemiliknya.

d. Dalil unit moneter

Dalam ekonomi non-barter, uang yang berfungsi sebagai alat tukar. Akibatnya,

uang menjadi standar nilai utama dalam proses pengukuran. Jadi, laporan

keuangan disajikan dalam satuan moneter dalam satuan waktu. Untuk tujuan

informasi akuntansi, unit moneter diasumsikan stabil haruslah menjadi prinsip

yang mendasar metode akuntansi.

5.5.2 Prinsip-prinsip (principles)

Grady (1965) mengidentifikasikan prinsip sebagai dalil yang berasal dari

pengalaman, kebiasaan yang terbukti berguna. APB Statement No. 4 mendefinisikan

Prinsip Akuntansi Yang Diterima Umum sebagai pendekatan umum yang digunakan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 105105105

oleh para akuntan dalam mengakui dan menilai peristiwa-peristiwa yang

mempengaruhi prosesi keuangan dan hasil usaha dari kegiatan suatu entitas.

Berdasarkan orientasinya prinsip-prinsip dapat dikelompokkan menjadi.

a. Prinsip-prinsip berorientasi output

Prinsip ini menekankan pada pendekatan-pendekatan yang sifatnya luas atau

prosedur-prosedur untuk dapat menyusun laporan keuangan dengan perangkatnya

termasuk pengungkapan-pengungkapan dengan lampiran pendukungnya. Lebih

jauh penekanan dari prinsip ini adalah informasi keuangan yang dihasilkan oleh

suatu entitas akan berbeda dengan entitas yang lain termasuk beberapa prinsip-

prinsip yang melandasinya. Perbedaan tersebut karena adanya perbedaan aktivitas

yang berarti adanya perbedaan input. Orientasi utama dari prinsip ini adalah

akuntansi kos terhadap pengakuan pendapatan serta penilaian aktiva dan hutang.

Prinsip-prinsip berorientasi output dibedakan atas:

− Prinsip pengakuan (recognition principle)

Prinsip ini menekankan pada kapan dan bagaimana suatu kejadian ekonomi

diakui. Menurut FASB syaratnya adalah bila sudah terdapat realisasi dalam

arti terdapat perubahan wujud menjadi aktiva yang lain, atau tingkat kepastian

kejadian tersebut sudah akurat (selesai).

− Prinsip mempertemukan (matching principle)

Prinsip ini menekankan pada bagaimana kos dan biaya dapat diakui dan

dipertemukan dengan pendapatan. Yang perlu mendapatkan perhatian di

dalam matching adalah mengukur pemecahan nilai kos relatif menjadi biaya,

karena kos tersebut berperan dalam menghasilkan pendapatan serta pemilihan

metode sistematik dan rasional yang digunakan sebagai dasar pemecahan di

bawah prinsip-prinsip akuntansi diterima umum.

b. Prinsip-prinsip yang berorientasi pada kendala

Menurut APB Statement No. 4, prinsip-prinsip yang berorientasi transaksi akan

dimodifikasi oleh konvensi-konvensi sehingga akan menimbulkan banyak

kesulitan dan bersifat kontroversial dalam akuntansi keuangan. Prinsip-prinsip

yang berorientasi kendala dibedakan atas;

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 106106106

− Prinsip konservatisme (conservatism principle)

Prinsip ini biasanya digunakan untuk mengatasi kejadian-kejadian yang

belum diatur dalam standar, yang merupakan suatu usaha seleksi yang bersifat

luas dalam teknik akuntansi yang menghasilkan pilihan yaitu mengakui

pendapatan secara berangsur-angsur, mempercapat pengakuan biaya,

mengakui penilaian aset yang lebih rendah, mengakui penilaian kewajiban

yang lebih tinggi.

− Prinsip pengungkapan (disclosure principle)

Mooniz menafsirkan bahwa pengungkapan adalah merupakan bentuk dalil.

Pengungkapan merupakan petunjuk-petunjuk yang relevan terhadap informasi

keuangan, baik di dalam maupun di luar bentuk laporan keuangan, termasuk di

dalamnya metode penyusunan laporan keuangan di mana lebih dari satu

pilihan metode yang dapat digunakan, ataukah mempergunakan bangun

metode yang baru. Pengungkapan di luar laporan keuangan dapat berbentuk;

lampiran-lampiran, pengungkapan dalam bentuk catatan kaki, pengungkapan

tersendiri, estimasi maupun analisis manajemen.

− Prinsip materialitas (materiality principle)

Materialitas merupakan petunjuk-petunjuk yang sangat berharga terhadap satu

atau lebih kejadian kepada para pemakai informasi. Mereka memerlukan

informasi yang relevan sebagai dasar evaluasi atau pembuatan suatu

keputusan. Materialitas dilihat dari laporan keuangan hanya dikaitkan dengan

informasi yang cukup berarti (berpengaruh material) mempengaruhi penilaian

atau keputusan pemakai informasi.

− Prinsip objektivitas (objectivity principle)

Banyak terdapat interprestasi tentang objektivitas. Dalam konteks ini,

objektivitas dikaitkan dengan masalah kualitas bukti dalam bentuk catatan

transaksi yang diringkas dan diorganisasi dalam laporan keuangan.

c. Prinsip-prinsip yang berorientasi informasi keuangan (output)

Prinsip ini menekankan pada kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh

suatu entitas.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 107107107

Laporan disajikan dalam dua periode dan digunakan oleh para pemakai informasi.

Yang tergolong prinsip ini, yaitu:

− Prinsip memperbandingkan (comparability principle)

Prinsip ini dilihat dari sudut pandang pemakai informasi keuangan.

Menyajikan informasi keuangan dengan tahun sebelumnya menjadi sangat

penting karena tingkat keandalannya akan dinilai oleh para pemakai ketika

kondisi laporan keuangan dan hasil operasi dievaluasi, dibandingkan dengan

industri sejenis, serta dinilai dengan prediksi pendapatan juga arus kasnya.

− Prinsip konsistensi

Prinsip ini mengarah pada petunjuk agar entitas-entitas menggunakan metode

akuntansi yang sama setiap periode untuk tujuan keseragaman (uniformity)

juga memperbandingkan (comparability).

− Prinsip keseragaman

Prinsip ini mengarah pada pemakaian metode yang sama secara kontinyu yang

merupakan tujuan penting akuntansi, termasuk di dalamnya yaitu pemahaman

terhadap prinsip menyangkut interprestasi dan aplikasinya, pemakaian prinsip

yang sama pada kondisi entitas dan ekonomi yang berbeda.

Prinsip tersebut juga mengarah pada pemakaian interprestasi yang sama

terhadap transaksi

5.6 Teori-teori Ekuitas

Ekuitas disebut juga dengan modal sendiri. Teori ekuitas membahas

permasalahan hubungan antara entitas dengan para pemilik modal. Terdapat beberapa

teori ekuitas sebagai berikut.

5.6.1 Teori kepemilikan (proprietory theory)

Teori mengasumsikan bahwa pemilik dengan entitasnya adalah sama.

Kekayaan yang dimiliki entitas merupakan kekayaan pemilik, hutang-hutang

merupakan kewajiban pemilik demikian pula bertambahnya kepemilikan

ekuitas adalah hak pemilik. Persamaan akuntansinya sebagai berikut:

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 108108108

TOTAL AKTIVA - TOTAL KEWAJIBAN = MODAL PEMILIK

5.6.2 Teori entitas (entity theory)

Ketidakpuasan terhadap orientasi teori kepemilikan maka dikembangkan teori

entitas yang menekankan pada kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas

bersumber pada hutang dan ekuitas para pemilik yang merupakan para

investor.

Persamaan akuntansinya sebagai berikut :

TOTAL AKTIVA = TOTAL HUTANG + TOTAL EKUITAS

5.6.3 Teori ekuitas residual

Teori Ekuitas Residual adalah suatu varian/variabel yang berada antara Teori

Kepemilikan dengan Teori Entitas, yang dikembangkan oleh Staubus dan

dilanjutkan oleh Paton. Para pemilik ekuitas residual adalah kelompok

pemegang hak ekuitas yang paling berkuasa di antara semua pemilik hak yang

lain. Kelompok ini sebagai pemegang saham biasa yang dapat melakukan

perubahan atas kejadian seperti terjadinya reorganisasi.

Dilihat dari sisi resiko, pemegang saham biasa adalah pihak yang memiliki

resiko terbesar pada entitas. Kepentingan mereka adalah untuk memberikan

perlindungan kepada para pendiri entitas tersebut, seperti pemilik obligasi dan

pemegang saham preferen. Asumsi yang paling ditekankan atas teori Ekuitas

Residual adalah ketepatan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan,

seperti misalnya sangat dibutuhkan untuk memprediksi aliran kas, yang harus

disediakan kepada pemilik ekuitas residual. Persamaan neraca atas pendekatan

ini adalah;

TOTAL AKTIVA – (TOTAL HUTANG + TOTAL SAHAM PREFEREN) =

EKUITAS RESIDUAL.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 109109109

5.6.4 Teori dana

Teori dana, dikembankan oleh Vatter (1963), yang bertentangan dengan teori

entitas, dan teori kepemilikan karena kelemahan laten serta ketidak-

konsistenan kedua teori tersebut.

Dana adalah sekumpulan harta dan kewajiban yang ditujukan untuk tujuan

pasti, yang mana dapat atau tidak menimbulkan pendapatan.

Persamaan neracanya adalah;

TOTAL AKTIVA = TOTAL PEMBATASAN ATAS AKTIVA

Pembatasan atas aktiva timbul dari modal investasi dan kewajiban. Modal

investasi harus di jaga setidaknya ada pengesahan yang jelas untuk sebagian

atau seluruh likuiditas yang diberikan.

5.6.5 Teori Pimpinan

Golberg (1988) seorang akademisi terkemuka Australia mengusulkan teori

pemimpin. Golberg tidak nyaman dengan konsep-konsep seperti “dana dan

entitas”. Pemimpin adalah benar-benar kata lain dari manajemen dan dia

sangat perhatian pada kenyataan bahwa manajemen perlu informasi sehingga

hal ini dapat mengatasi fungsi perencanaan dan pengawasan pada prilaku

pemilik.

Oleh sebab itu, teori pemimpin dapat benar-benar menjadi sangat tepat bagi

akuntansi manajerial melebihi akuntansi keuangan, tetapi manajer pada

tugasnya harus menyambungkan pendapat pimpinan kepada investor.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 110110110

KERANGKA KONSEPTUAL

AKUNTANSI KEUANGAN

MENURUT FASB

POKOK BAHASAN

6.1 Sifat dan Isu-isu Kerangka Konseptual

6.1.1 Isu-isu kerangka konseptual

6.1.2 Konsep pemeliharaan modal (cost recovery)

6.1.3 Metode pengukuran

6.2 Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

6.2.1 Statement of Financial Accounting Concept No.1

6.2.2 Statement of Financial Accounting Concept No.2

6.2.3 Statement of Financial Accounting Concept No. 5

6.2.4 Statement of Financial Accounting Concept No.6

6.2.5 Statement of Financial Accounting Concept No. 7

6.2.6 Statement of Financial Accounting Concept No. 8

Financial Accounting Standard Board (FASB) sebagai lembaga pengatur standar

yang melanjutkan tugas-tugas Accounting Principles Board (APB) lebih independen

karena tidak didirikan oleh AICPA seperti lembaga-lembaga pengatur standar

sebelumnya (CAP, APB). Lembaga ini berangkat dari penyusunan kerangka

konseptual akuntansi keuangan untuk mendapatkan cara-cara yang lebih tepat yang

berhubungan dengan, penyusunan standar, meningkatkan pemahaman pemakai dan

meningkatkan kepercayaan atas laporan keuangan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 111111111

6.1 Sifat dan Isu-isu Kerangka Konseptual

Sejak berdiri pada tahun 1973, Financial Accounting Standard Board (FASB)

mengakui arti penting tujuan pelaporan keuangan dalam mengadopsi standar

keuangan. FASB juga mengakui bahwa keseluruhan problem penyusunan standar

tidak hanya tergantung pada tujuan, tetapi juga pada penetapan batang tubuh konsep.

Statemen-statemen FASB menjawab pengakuan, bahwa lembaga tersebut

berkomitmen mengatasi erosi kredibilitas pelaporan keuangan yang tampak dari

berbagai kritik dalam berbagai situasi, seperti:

a. Dua atau lebih metode akuntansi diterima untuk fakta yang sama.

b. Metode akuntansi yang kurang konservatif mendahului metode akuntansi yang

lebih konservatif.

c. Cadangan digunakan untuk melakukan perataan earnings secara artifisial.

d. Laporan keuangan gagal memberi sinyal akan kegentingan likuiditas pada masa

mendatang.

e. Penangguhan diikuti dengan penghapusan “big bath”.

f. Adanya optimisme yang berlebihan dalam mengestimasi kemampuan untuk

pemulihan kembali.

g. Off balance sheet financing adalah lazim.

h. Asersi tidak material yang sering digunakan untuk menjustifikasi tidak

diungkapkannya informasi yang tidak menyenangkan.

i. Bentuk mengungguli substansi.

Untuk melakukan koreksi dan untuk menyediakan cara yang lebih tepat dalam

penyusunan standar, serta untuk meningkatkan pemahaman pemakai dan kepercayaan

atas laporan keuangan, FASB melaksanakan proyek kerangka konseptual.

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang

koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong

standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan

akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan, akan mengidentifikasi sasaran

dan maksud akuntansi, sedang fundamental adalah konsep yang mendasari

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 112112112

akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat,

mengukur kejadian tersebut, meringkas dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak

yang berkepentingan.

6.1.1 Isu-isu Kerangka Konseptual

Sebagai suatu sistem yang menghubungkan antara tujuan akuntansi keuangan

dengan konsep yang mengatur perlakuan akuntansi, terdapat beberapa isu yang perlu

mendapatkan pemahaman, sehingga arti dan hubungan antarlaporan dalam pelaporan

keuangan dapat lebih dipahami. Isu-isu yang dimaksud, antara lain:

a. Isu artikulasi.

Terdapat dua pandangan terkait dengan hubungan antara laporan posisi keuangan

neraca (balance sheet) dengan laporan laba rugi (income statement), yaitu:

– Pandangan yang menyatakan, bahwa laporan posisi keuangan (neraca) dengan

laporan laba rugi saling berhubungan (berartikulasi).

– Pandangan yang menyatakan, bahwa laporan posisi keuangan (neraca) dan

laporan laba rugi masing-masing berdiri sendiri atau tidak berartikulasi.

Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi, yaitu:

– Pendekatan aset-hutang (neraca atau balance sheet)

Pandangan aset-hutang disebut juga dengan pemeliharaan modal, yang berarti

revenue dan expense merupakan hasil dari perubahan aset dan hutang.

Revenue adalah peningkatan aset dan penurunan hutang. Expense adalah

penurunan aset dan peningkatan hutang. Peningkatan dan penurunan aset

bersih yang tidak dimasukkan dalam definisi earnings antar lain, kontribusi

modal, penarikan modal, koreksi earnings periode sebelumnya dan gains serta

losses holding.

– Pendekatan pendapatan-biaya (laba-rugi atau income statement)

Pandangan pendapatan-biaya disebut juga pandangan laporan income atau

penandingan, yang berarti revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan

akan penandingan. Earnings merupakan perbedaan revenue dengan expenses

yang terjadi dalam menghasilkan revenue pada suatu periode. Penandingan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 113113113

merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi yang terbagi atas

dua tahap yaitu pengakuan revenue (dalam satuan waktu) melalui prinsip

realisasi dan pengakuan expense dalam tiga cara, yaitu hubungan sebab akibat,

seperti kos barang terjual, alokasi yang rasional dan sistematis, seperti

depresiasi dan amortisasi serta pengakuan segera, seperti biaya administrasi

dan penjualan. Pandangan laba-rugi menekankan pada pengukuran earnings,

dan tidak pada peningkatan atau penurunan modal bersih. Neraca yang

meliputi beban tangguhan dan kredit, dipertimbangkan sebagai residual, dan

harus dibawa ke periode berikutnya untuk menjamin penandingan yang

memadai dan menghindari distorsi earnings.

Dari gambaran di atas, pandangan aset-hutang maupun pada pandangan

pendapatan-biaya menunjukkan bahwa, laporan laba-rugi berartikulasi dengan

laporan posisi keuangan. Artinya, bahwa keduanya merupakan bagian dari proses

pengukuran yang sama. Selisih antara revenue dan expenses ekuivalen dengan

peningkatan modal bersih.

Berbeda halnya dengan pandangan non-artikulasi yang mendasarkan

pada keyakinan, bahwa artikulasi mendorong pengulangan, karena kejadian yang

dilaporkan dalam laporan laba-rugi juga dilaporkan dalam neraca, meskipun dari

perspektif yang berbeda. Definisi aset dan hutang penting dalam penyajian posisi

keuangan dan definisi revenue dan expenses mendominasi pengukuran earnings.

Dua laporan keuangan tersebut memiliki eksistensi dan makna yang independen,

sehingga skema pengukuran yang berbeda digunakan oleh masing-masing

laporan.

Kritik terhadap artikulasi dari AAA dalam ASOBAT, sebagai berikut.

Tidak ada alasan yang logis mengapa laporan eksternal diharapkan

seimbang atau berartikulasi satu sama lain. Pada kenyataannya

keseimbangan yang dibuat dan artikulasi seringkali membatasi penyajian

informasi yang relevan. Mengungkapkan informasi yang relevan dengan

prosedur pengukuran yang memenuhi standar jauh lebih penting

dibandingkan dengan masalah artikulasi.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 114114114

b. Isu definisi

Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh

suatu entitas. Sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat di masa

mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara langsung atau

tidak langsung. Aset juga dibatasi untuk menyajikan sumber daya ekonomi yang

dimiliki entitas. Sumber daya ekonomi tersebut antara lain, sumber daya

produktif, hak kontrak atas sumber daya produktif, produk, uang, klaim untuk

menerima uang dan kepemilikan saham di entitas lain.

1) Sumber daya produktif suatu entitas (aset entitas)

Menurut pandangan laba-rugi, aset tidak hanya meliputi aset yang

didefinisikan oleh pandangan neraca, tetapi semua item-item yang tidak

merepresentasikan sumber daya ekonomi suatu entitas, namun diperlukan untuk

penandingan dan penentuan income secara memadai. Pandangan ketiga muncul

dari persepsi bahwa neraca tidak hanya sebagai laporan posisi keuangan, tetapi

juga sebagai laporan tentang sumber dan komposisi sekarang atas modal yang

diinvestasikan. Jika kita mengeluarkan masalah beban tangguhan, definisi aset

akan mempunyai karakteristik sebagai berikut.

− Aset merepresentasikan aliran kas suatu entitas.

− Manfaat potensial yang diperoleh entitas.

− Konsep legal atas properti yang mempengaruhi definisi akuntansi aset.

− Cara aset diperoleh menjadi bagian dari definisi, dari transaksi sekarang atau

masa lalu, transaksi pertukaran, transfer se arah dari pemilik, atau keuntungan

yang tidak diduga.

− Dapat dipertukarkan, merupakan karakteristik penting dari aset.

Definisi aset memberikan tingkat generalisasi aplikasi yang diperlukan kerangka

kerja konseptual yang memiliki karakteristik sebagai berikut.

− Aset merepresentasikan sumber daya ekonomi yang seharusnya meliputi

beban tangguhan.

− Aset merepresentasikan aliran kas potensial suatu entitas.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 115115115

− Aset merepresentasikan manfaat potensial yang dapat diperoleh oleh entitas.

− Aset merepresentasikan himpunan legal manfaat tertentu sebagai hasil

transaksi sekarang atau masa lalu dan meliputi keseluruhan komitmen.

− Dapat ditukarkan kecuali untuk beban tangguhan, untuk menjaga aset tidak

berwujud sebagai aset dan untuk mengeluarkan beban tangguhan.

2) Asal sumber daya atau hutang entitas

Menurut pandangan neraca, hutang adalah kewajiban entitas untuk

mentransfer sumber daya ekonomi ke pihak lain di masa mendatang.

Menurut pandangan laba-rugi, hutang tidak hanya meliputi hutang yang didefinisi

oleh pandangan neraca, tetapi juga kredit tangguhan dan cadangan yang tidak

merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi tetapi

diperlukan untuk penandingan dan penentuan income dengan memadai.

Pandangan ketiga atas hutang muncul dari persepsi neraca sebagai sumber

dan komposisi modal yang dimiliki entitas. Hutang dianggap sebagai sumber

modal, dan meliputi kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan

kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi. Definisi hutang jika

mengabaikan “kredit tangguhan” adalah;

− Hutang adalah pengorbanan sumber daya ekonomi suatu entitas di masa yang

akan datang.

− Hutang merepresentasikan kewajiban tertentu entitas.

− Hutang mungkin dibatasi pada hutang legal.

− Hutang merupakan hasil transaksi atau kejadian sekarang atau di masa lalu.

APB Statement No 4 menyatakan, bahwa kewajiban ekonomi suatu entitas pada

waktu tertentu adalah merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber

daya ekonomi atau untuk menyediakan jasa pada pihak lain di masa mendatang.

Kewajiban biasanya timbul karena entitas telah menerima sumber daya dari pihak

lain melalui pembelian ataupun pinjaman. Beberapa kewajiban timbul dengan

makna yang lain, sebagai contoh, melalui pembebanan pajak atau tindakan legal.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 116116116

Kewajiban adalah klaim umum terhadap entitas, dan bukan klaim atas sumber

daya spesifik milik entitas, kecuali istilah kewajiban atau aturan legal yang

diterapkan menyatakan sebaliknya. Definisi yang seharusnya terkandung dalam

substansi definisi hutang dalam kerangka konseptual untuk akuntansi keuangan

dan pelaporan adalah definisi yang memberi generalitas aplikasi yang diperlukan

oleh sebuah kerangka kerja konseptual.

3) Kinerja entitas (earnings)

Menurut pandangan neraca, earnings adalah peningkatan dalam aset bersih

suatu entitas kecuali perubahan modal.

Menurut pandangan laba-rugi, earnings merupakan hasil proses penandingan

antara revenue dan expense.

a) Revenue dan expenses

Menurut pandangan neraca, revenue yang meliputi gains dan losses,

didefinisikan sebagai peningkatan dalam aset atau penurunan dalam hutang

yang tidak mempengaruhi modal. Sedang expenses meliputi gains dan losses

didefinisi sebagai penurunan sumberdaya ekonomi dan jasa selama periode

tertentu.

Menurut pandangan laba-rugi, gains dan losses mencakup hasil penjualan

barang dan jasa, termasuk gains dari penjualan serta pertukaran aset selain

persediaan, bunga dan deviden yang diperoleh dari investasi, dan peningkatan

lain dalam ekuitas pemilik selama satu periode selain kontribusi modal dan

penyesuaian. Sedangkan expense meliputi semua kos yang sudah digunakan

untuk menghasilkan revenue pada suatu periode. Jika gains dan losses

didefinisi sebagai elemen yang terpisah dari earnings, maka revenue didefinisi

sebagai ukuran out put yang merupakan hasil dari memproduksi atau menjual

barang dan memberikan jasa selama satu periode. Expense adalah kos yang

telah digunakan untuk menghasilkan revenue selama satu periode. Definisi

yang dihasilkan oleh pandangan laba-rugi tergantung pada item-item yang

diyakini sebagai revenue dan expenses. Sebagai hasilnya, pandangan laba-rugi

terhadap earnings dan definisi salanjutnya dari revenue dan expense

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 117117117

dipandang kurang memiliki generalitas aplikasi seperti yang dibutuhkan dalam

kerangka konseptual.

b) Gains dan losses

Menurut pandangan neraca, gains didefinisikan sebagai peningkatan dalam

aset bersih selain peningkatan dalam revenue atau dari perubahan dalam

modal. Sedang losses didefinisikan sebagai penurunan aset bersih selain

penurunan dalam expenses dan perubahan dalam modal. Jadi gains dan losses

dianggap bagian earnings yang tidak dijelaskan oleh revenue dan expenses.

Menurut pandangan laba-rugi, gains didefinisikan sebagai kelebihan hasil di

atas aset terjual, atau keuntungan yang tidak diduga, atau manfaat lain yang

diperoleh tanpa kos atau pengorbanan. Sedangkan losses didefinisikan sebagai

kekurangan hasil atas assets yang terjual, atau keseluruhan atau sebagian rusak

karena bencana (atau selain write-off), atau kos yang telah digunakan bukan

untuk menghasilkan revenue.

Menurut pandangan ini gains dan losses adalah independen dari definisi

elemen lain dalam laporan keuangan.

c) Konsep earnings dan komponennya

Konsep earnings membahas hubungan utama antara earnings dan komponen-

komponennya sebagai berikut.

Earnings = revenue – expenses + gains – losses ( 1 )

Dalam hubungan ini setiap komponen yang membentuk earnings adalah

terpisah dan pemisahan ini dibutuhkan untuk kepentingan mendefinisikan

earnings. Pemisahan sumber earnings tersebut menyediakan fleksibilitas yang

lebih besar dalam klasifikasi dan analisis kinerja entitas.

Konsep ini sangat baik menurut pandangan neraca maupun pandangan laba-

rugi karena memungkinkan melakukan identifikasi dan pengungkapan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 118118118

terhadap keuntungan (gains) yang tidak terduga dan bencana (losses) yang

dialami entitas.

Earnings = revenue – expenses ( 2 )

Dalam konsep ini gains dan losses tidak dipisahkan dari revenue maupun dari

expenses sehingga terdapat kesan bahwa definisi earnings tidak dianggap

penting. Semua peningkatan dan penurunan diperlakukan sama sebagai

revenue dan expenses dan perlakuan ini tidak sesuai dengan definisi gains dan

losses jika terjadi keuntungan yang tidak terduga dan bencana yang dialami

entitas maupun gains dan losses holding.

Earnings = revenue (termasuk gains) – expenses (termasuk losses) ( 3 )

Dalam konsep ini kendati gains dan losses merupakan konsep yang terpisah,

namun keduanya merupakan bagian dari revenue dan expenses. Konsep ini

memiliki keuntungan yang sama dengan hubungan pertama, dan terhindar dari

kerugian seperti pada konsep hubungan earnings yang kedua. Definisi revenue

dan income harus campuran dari perkiraan-perkiraan yang berbeda dan

memerlukan identifikasi lengkap termasuk daftar perkiraan yang termasuk

dalam katagori revenue, expense, gains dan losses.

4) Akuntansi akrual

Perkiraan-perkiraan yang disepakati dan dimiliki oleh suatu entitas dihitung

dan dimasukkan dalam laporan keuangan melalui penggunaan akuntansi akrual.

Akuntansi akrual didasarkan pada konsep akrual, tangguhan (defferal), alokasi,

amortisasi, realisasi dan pengakuan. FASB memberikan definisi konsep-konsep

tersebut sebagai berikut.

a) Akrual

Akrual adalah proses akuntansi dalam pengakuan kejadian non-kas dan

keadaan-keadaan yang terjadi secara spesifik. Akrual meminta pengakuan

revenue dan peningkatan aset maupun expense dan peningkatan hutang dalam

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 119119119

jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam bentuk kas di masa

mendatang.

b) Tangguhan

Tangguhan adalah proses akuntansi yang terkait dengan pengakuan hutang

dan penerimaan kas sekarang atau aset dengan pembayaran kas sekarang (atau

hutang yang terjadi sekarang) dengan harapan berdampak pada revenue dan

expenses di masa datang.

c) Alokasi

Alokasi adalah proses akuntansi dalam pembebanan dan pendistribusian suatu

jumlah sesuai rencana atau fomula tertentu. Alokasi lebih luas dari amortisasi,

karena amortisasi merupakan proses dari alokasi.

d) Amortisasi

Amortisasi adalah proses akuntansi yang secara sistematis mengurangi jumlah

dengan pembayaran periodik atau melakukan pencatatan saja.

e) Realisasi

Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya non-kas dan hak menjadi

uang. Penggunaan akrual lebih tepat dalam akuntansi dan pelaporan keuangan

merujuk pada penjualan aset dengan kas atau klaim atas kas. Istilah yang

terkait adalah “realized” dan “unrealied”, yang mengidentifikasi revenue atau

gains dan losses pada aset yang dijual atau tidak dijual.

f) Pengakuan

Pengakuan adalah proses pencatatan secara formal atau pemasukan item-item

dalam akun dan laporan keuangan entitas. Jadi suatu elemen dapat diakui

(dicatat) atau tidak diakui (tidak dicatat).

c. Konsep pemeliharaan modal (cost recovery)

Isu kerangka konseptual, terkait dengan konsep pemeliharaan modal yang

memungkinkan kita membuat perbedaan antara return on capital atau earnings

dan return of capital atau cost recovery. Earnings berasal dari pemulihan atau

pemeliharaan modal.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 120

Terdapat dua konsep pemeliharaan modal, yaitu konsep modal keuangan dan

modal fisik. Kedua konsep tersebut menggunakan pengukuran unit moneter atau

unit daya beli umum yang sama dan menghasilkan empat konsep pemeliharaan

modal yaitu;

– Modal keuangan yang diukur dengan unit moneter atau uang

– Modal keuangan yang diukur dengan daya beli umum yang sama

– Modal fisik yang diukur dengan unit uang

– Modal fisik yang diukur dengan daya beli umum yang sama

Comprehensive income adalah return modal keuangan, dibedakan dari return pada

modal fisik. Perbedaan penting dari konsep ini adalah “holding gains dan losses”

dimasukkan ke dalam income menurut konsep modal keuangan, tetapi

diperlakukan sebagai “penyesuaian pemeliharaan modal” menurut konsep modal

fisik.

d. Metode Pengukuran

Isu metode pengukuran terkait dengan penentuan unit ukuran maupun atribut yang

diukur. Terkait dengan unit ukuran, pilihannya adalah antara pola aktual dan pola

yang disesuaikan dengan daya beli umum. Terdapat lima pilihan metode

pengukuran terkait dengan atribut yang akan diukur, yaitu:

– Metode kos historis

– Kos sekarang

– Nilai keluaran/jual sekarang

– Nilai sekarang/jual harapan

– Nilai sekarang dari aliran kas harapan.

6.2 Statement Of Financial Accounting Concept (SFAC) Financial Accounting Standar Board (FASB) merupakan lembaga pengatur

standar akuntansi keuangan (dewan standar) yang dipercaya untuk mengatur standar

akuntansi keuangan di Amerika Serikat sejak tahun 1973. Lembaga ini menggantikan

posisi APB yang merupakan lembaga pengatur standar sebelumnya. Sejak berdiri

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 121121121

FASB telah mengeluarkan 8 (delapan) pernyataan keuangan (Statement Financial

Accounting Concept) sebagai berikut.

1. Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises pada bulan November

1978 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 1.

2. Qualitative Characteristics of Accounting Information pada bulan Mei 1980 yang

dikenal dengan sebutan SFAC no. 2.

3. Elements of Financial Statements of Business Enterprises pada bulan Desember

1980 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 3.

4. Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations bulan Desember

1980 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 4

5. Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises

bulan Desember 1984 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 5.

6. Elements of Financial Statements a replacement of FASB Concepts Statement no.

3 (incorporating an amendment of FASB Concepts Statement No.3) bulan

December 1985 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 6.

7. Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurements

bulan February 2000 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 7.

8. Conceptual Framework for Financial Reporting bulan September 2010 yang

dikenal dengan SFAC no.8. Konsep ini merupakan pengganti SFAC no. 1 dan

SFAC no.2.

6.2.1 SFAC No.1.

Tujuan pelaporan keuangan oleh entitas bisnis (The Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises)

Laporan keuangan merupakan bentuk utama dari pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang sering disajikan dan dikomunikasikan kepada pihak luar

antara lain, Neraca atau laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi atau laporan

penerimaan, laporan laba ditahan, laporan perubahan modal dan laporan perubahan

posisi keuangan. Pelaporan keuangan tidak hanya mencakup laporan keuangan, tetapi

juga pengertian lain dari komunikasi informasi yang berhubungan baik langsung

maupun tidak langsung dengan bentuk informasi yang disediakan oleh sistem

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 122122122

akuntansi, yaitu informasi tentang sumber daya, kewajiban, laba suatu entitas bisnis

dan sebagainya. Pelaporan keuangan sendiri bukanlah suatu tujuan, tetapi pelaporan

dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan

keputusan bisnis dan ekonomik sebagai suatu pilihan rasional diantara alternatif yang

ada dengan kendala kelangkaan sumber daya.

Di samping itu, tujuan pelaporan keuangan tidak bersifat kebal (immutable),

tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis dan sosial

serta dipengaruhi juga oleh karakteristik dan keterbatasan jenis informasi yang dapat

disajikan oleh laporan keuangan tersebut, antara lain;

a. Informasi yang dihasilkan hanyalah kualitatif yang diwujudkan dalam bentuk

uang yang mengarah ke entitas bisnis individual.

b. Informasi yang disediakan sering merupakan hasil dari pendekatan dan estimasi,

bukan murni atas kejadian transaksi masa lalu (historis).

c. Informasi yang disediakan hanya merupakan salah satu informasi yang

dibutuhkan dalam pengambilan keputusan, sehingga tidak mencakup seluruh

informasi yang dibutuhkan.

d. Pihak–pihak yang berkepentingan dengan pelaporan keuangan adalah mereka

yang memerlukannya untuk pengambilan keputusan ekonomik, antara lain;

– Pemilik (owners) dan karyawan.

– Suplier dan kreditur.

– Investor dan kreditor potensial.

– Analisis keuangan, advisor, pialang, penjamin emisi dan Bapepam.

– Penguasa perpajakan.

– Penguasa perundang–undangan.

– Asosiasi dagang.

– Pencari peluang–peluang bisnis (business researcher).

– Dosen dan mahasiswa.

– Pengacara, ahli ekonomi, serta masyarakat umum.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 123123123

Fokus dan tujuan utama pelaporan keuangan

Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai prestasi suatu entitas

bisnis yang diukur dengan laba dan komponen–komponennya.

Informasi tentang laba yang dicapai oleh suatu entitas bisnis didasarkan pada

akuntansi akrual. Pada umumnya informasi ini memberikan indikasi yang lebih baik

tentang kemampuan entitas tersebut sekarang dan seterusnya untuk menghasilkan arus

kas yang menguntungkan dari pada informasi yang terbatas pada pengaruh keuangan

dari penerimaan dan pembayaran kas. Pelaporan keuangan terdiri dari aspek internal

dan aspek eksternal, dan pernyataan ini memfokuskan pada aspek eksternal. Tujuan

statemen ini, yaitu menggambarkan kegunaan umum pelaporan keuangan eksternal.

Kegunaan umum pelaporan keuangan eksternal adalah mengarahkan pada

kepentingan umum dari berbagai pengguna potensial sesuai kemampuan entitas bisnis

tersebut untuk menjeneralisir arus kas yang menguntungkan. Cakupan atau skup

pelaporan keuangan oleh entitas bisnis dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6.1

Skup atau cakupan pelaporan keuangan sebagai berikut.

Sumber. Wolk dkk

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 124124124

Tujuan pelaporan keuangan oleh suatu entitas bisnis sebagai berikut.

a. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna untuk

investor sekarang dan investor potensial dan kreditur dan pengguna lain dalam

memutuskan investasi yang rasional, kredit dan keputusan sejenis. Pernyataan ini

digunakan dalam kondisi investor dan kreditor secara umum. Investor perorangan,

kreditor dan pengguna potensial lain informasi keuangan harus memahami

keragaman tingkat lingkungan bisnis dan ekonomi, aktivitas bisnis, pasar

sekuritas, dan permasalahan lainnya.

b. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi untuk membantu para

investor saat ini dan yang potensial, kreditor dan pengguna lain dalam mengetahui

jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif atas deviden

atau bunga dan prosed (proceed) atas penjualan atau jatuh temponya sekuritas

atau pinjaman.

Persetujuan masyarakat dalam menginvestasikan, meminjamkan dan kegiatan lain

yang sejenis terutama untuk meningkatkan sumberdaya kas mereka. Uji

kesuksesan (kegagalan) dari aktivitas tersebut adalah pengembalian lebih banyak

(lebih sedikit) daripada biaya Badan usaha, seperti investor dan kreditor

menginvestasikan kas dalam sumberdaya nonkas untuk menghasilkan lebih

banyak kas/uang.

c. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi tentang sumber daya

ekonomi suatu entitas, klaim atas sumberdaya tersebut dan efek transaksi dan

kegiatan yang mengubah sumber daya dan klaim atas sumberdaya tersebut.

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomis,

kewajiban dan ekuitas suatu entitas.

Informasi tersebut membantu investor, kreditor dan pihak lainnya

mengidentifikasi kekuatan keuangan entitas dan kelemahannya serta mengetahui

likuiditas dan solvabilitasnya (Economics Resources, Obliogations, and Owners’

Equity).

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 125125125

6.2.2 SFAC No. 2. Karakteristik kualitatif dari informasi keuangan (Qualitative Characteristics of Accounting Information)

Statemen ini bertujuan untuk memberikan karakteristik kualitas yang harus

dimiliki oleh informasi akuntansi sehingga informasi tersebut menjadi lebih

bermanfaat. Materialitas merupakan pernyataan atas kepentingan relatif dan

merupakan pertimbangan mendasar yang harus diberikan untuk melihat apakah

informasi mempunyai dampak yang signifikan (material) terhadap keputusan atau

tidak. Hierarki kualitas yang diisyaratkan untuk informasi akuntansi sebagai berikut.

Gambar. 6.2

A Hierarchy of Accounting Qualities

Pemakai Informasi

Akuntansi

Batasan Pervasive

Pembuat keputusan dan

karakteristiknya (sebagai contoh

pemahaman atau pengetahuan)

Benefit > Cost

Kualitas khusus

pemakai

Dapat dipahami

Decision usefulness

Kualitas khusus

keputusan primer

Relevan

Reliabel

Isi kualitas

primer

Tepat waktu

Dapat di

verifikasi

Representasi

yang tepat

Nilai prediksi

Kualitas sekunder

Dan interaktif

Batas pengakuan.

Nilai umpan

balik

Dapat dibandingkan

(termasuk konsistensi)

Netral

Materialitas

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 126126126

Gambar di atas menunjukkan karakteristik yang membuat informasi menjadi lebih

bermanfaat dengan melihat dari sisi hierarki kualitas informasi, sehingga dapat

ditentukan informasi yang bermanfaat untuk keputusan, juga kualitas yang

diutamakan. Hierarki tersebut memiliki keterbatasan, yaitu tidak menetapkan prioritas

diantara kualitas tersebut. Pertimbangan pembuat keputusan dalam menentukan

informasi yang bermanfaat dihubungkan dengan keputusan yang dibuat, metode,

informasi dari sumber lainnya dan kapasitas pembuatan keputusan untuk memproses

informasi. Di lain pihak, kemampuan memahami informasi berhubungan dengan

karakteristik si pembuat keputusan.

Relevansi informasi

Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dan disajikan dalam bentuk pelaporan

keuangan eksternal dapat menjadi kurang berguna bagi para pemegang saham, juga

bagi publik yang membutuhkannya, karena mereka tidak memahaminya. Informasi

bisa menjadi relevan terhadap situasi, walaupun ia tidak dipahami oleh orang yang

mengkonfrontasi situasi. Begitulah, informasi bisa berguna ke pengguna utama

walaupun ia relevan terhadap situasi yang dihadapi pengguna. Informasi yang tidak

dapat dipahami, seperti informasi yang tidak tersedia, bisa menjadi relevan, tetapi

relevansinya akan dibuang karena kapasitasnya untuk membuat perbedaan tidak

dimanfaatkan.

Informasi yang disediakan malalui laporan keuangan harus memiliki sifat

komprehensip khususnya bagi mereka yang memahami bisnis dan kegiatan ekonomi.

Pengguna harus mempelajari ekonomi dengan diligensi yang masuk akal, sehingga

mereka mampu memahami kualitas yang sama dari informasi. Informasi keuangan

harus relevan dan dapat dipercaya untuk bisa digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan ekonomik, dan laporan keuangan bisa memiliki kedua karakteristik tersebut

melalui derajat variasi.

Relevansi berhubungan dengan kepuasan dalam arti informasi harus atau

tentu saja menjadi logis jika dihubungkan dengan keputusan-keputusan agar menjadi

relevan terhadapnya. Menjadi relevan bagi investor, kreditor, dan pengguna lainnya

untuk keputusan investasi, kredit dan keputusan serupa lainnya, informasi keuangan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 127127127

harus mampu membuat sebuah perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu

pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil dari masa lalu, saat ini dan yang

akan datang atau untuk mengkonfirmasikan atau mengkoreksi harapan.

Informasi diperlukan tidak hanya untuk menjadi prediksi kejadian mendatang

atau bermanfaat untuk pembentukan konfirmasi atau pengubah harapan tentang

kejadian mendatang atau hasil mendatang. Informasi tentang keadaan saat ini terkait

dengan sumber ekonomi atau kewajiban atau tentang usaha masa lalu umumnya

merupakan dasar untuk pengalaman. Informasi dapat memperkuat harapan atau

merubah mereka. Jika memperkuat harapan, maka akan meningkatkan probabilitas

bahwa hasil yang akan diperoleh akan sama dengan apa yang diharapakan

sebelumnya. Jika mengubah harapan, maka hal tersebut juga akan merubah

probabilitas kemungkinan harapan sebelumnya.

Informasi adalah relevan jika derajat ketidakpastian tentang hasil keputusan yang

telah dibuat didukung atau berubah dengan adanya informasi baru.

Nilai umpan balik dan nilai prediksi sebagai unsur-unsur relevan

Informasi dapat menjadikan keputusan yang berbeda dengan meningkatkan

kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi (predictive) atau dengan

membetulkan harapan awal mereka (feedback). Biasanya informasi akuntansi

bukanlah satu-satunya karena pengetahuan tentang dampak dari tindakan yang telah

dilakukan akan meningkatkan kemampuan dari pengambil keputusan untuk

memprediksi hasil.

Informasi akan relevan dalam situasi tertentu jika informasi tersebut dapat

mengurangi ketidakjelasan tentang situasi yang ada. Informasi berpengaruh terhadap

perilaku manusia dan karena orang berbeda dapat bereaksi secara berbeda terhadap

informasi tersebut, maka informasi keuangan tidak dapat dievaluasi dengan cara

sebatas kebenaran peramalan atas dasar informasi tersebut.

Nilai prediktif (predictive value) merupakan pertimbangan yang penting dalam

memisahkan informasi akuntansi yang relevan dan tidak relevan. Nilai prediksi tidak

dapat ditentukan nilainya dalam bentuk abstrak. Nilai prediksi tersebut haruslah

diubah dalam bentuk prediksi dan sifat dari transformasi tersebut sama dengan data

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 128128128

yang digunakan untuk menentukan keluaran. Di sisi yang lain, mutu informasi

memungkinkan para pemakai untuk mengkonfirmasikan atau mengoreksi harapan

yang terlebih dahulu sudah diputuskan (feedback value). Karena informasi

berpengaruh pada perilaku manusia dan karena orang yang berbeda dapat bereaksi

secara berbeda terhadap informasi tersebut, maka informasi keuangan tidak dapat

dievaluasi dengan cara sebatas kebenaran peramalan yang mengandalkan informasi

tersebut. Predictive value adalah pertimbangan yang penting dalam memisahkan

informasi akuntansi relevan dan tidak relevan.

Ketepat waktuan (timeliness)

Timeliness adalah aspek pendukung relevansi. Ketika informasi tidak tersedia saat

dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu setelah pelaporan maka informasi

tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakkan masa depan. Informasi tersebut

memiliki relevansi dan manfaat yang rendah.

Timeliness berarti tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan

sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas pengaruhnya dalam memperngaruhi

keputusan. Timeliness sendiri tidak dapat membuat informasi relevan, tetapi

kurangnya timeliness dapat membuat informasi kehilangan relevansinya.

Jadi ada derajat timeliness. Dalam sejumlah situasi, kapasitas dari informasi

untuk berpengaruh terhadap keputusan dapat hilang dengan cepat. Laporan rutin oleh

suatu entitas bisnis atas hasil tahunannya dapat memiliki waktu yang lebih lama untuk

kehilangan relevansi dan kegunaan atas informasinya. Diperolehnya relevansi dari

peningkatan timeliness dapat berdampak pada berkurangnya karakteristik informasi

yang lain yang diharapkan dan akibatnya berhubungan dengan keseluruhan kegunaan

yang diperoleh atau hilang.

Keandalan informasi (reliablelity)

Informasi haruslah andal (reliable) sebagaimana halnya opini tentang relevansi yang

merupakan central akuntansi. Jadi penting untuk memahami mengenai sifat dari klaim

yang harus dibuat untuk angka akuntansi sehingga dapat didiskripsikan secara

reliable.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 129129129

Pengukuran reliabilitas mengacu pada kejujuran. Reliabelitas bertujuan untuk

mengambarkan, memberikan jaminan kepada pemakai melalui verifikasi bahwa hal

tersebut mengambarkan kualitas informasi. Dua arti yang berbeda dari reliabilitas

dapat dipisahkan dan diilustrasikan dengan mempertimbangkan apa yang diartikan

sebagai reliable sebagai berikut.

– Pertama, keefektifan berhubungan dengan kualitas informasi yang diperlukan

tetapi dalam konteks akuntansi disebut dengan relevansi. Bukanlah hal mudah

memisahkan reliabilitas dan relevansi.

– Kedua, reliabilitas dalam pernyataan ini tidak berimplikasi apapun terhadap

efektivitas. Informasi akuntansi yang reliabel terhadap pemakai dapat tergantung

pada informasi tersebut yang menyatakan kondisi dan kejadian ekonomi yang

digambarkan. Reliabilitas informasi akuntansi ditunjukkan oleh 2 (dua)

karakteristik yaitu “representational faithfulness” dan verifiability. Netralitas atas

informasi juga terkait dengan 2 karakteristik sehingga berpengaruh terhadap

manfaatnya.

Representational Faithfullness

Representational faithfullness berhubungan dengan tingkat kesesuaian antara

pengukuran atau deskripsi dengan fenomena yang digambarkan. Dalam akuntansi

fenomena yang digambarkan adalah sumber daya ekonomi, kewajiban, transaksi dan

kejadian yang merubah sumberdaya dan kewajiban entitas. Kadang informasi tidak

reliable (andal) karena kesalahan interpretasi. Ketidak andalan informasi tidaklah

mudah dideteksi, tetapi ketika terdeteksi sifatnya tidak mudah untuk disangkal.

Kos perolehan aktiva sering lebih mudah ditentukan tetapi tidak semuanya

seperti itu, seperti misalnya, pembelian aktiva secara lumpsum dengan harga tertentu,

kos dari akusisi non kas, aset dikonversi majadi aset lain dalam suatu entitas. Semua

aset tersebut dinilai berdasarkan convention costing. Dengan batasan GAAP, semua

kos dari aset diatas tidak faithfullness mengambarkan kos aktiva yang dimiliki.

Penentuan kos menjadi lebih sulit saat aset tersebut tangible. Jika ada sejumlah

pembelian pada tingkat harga yang berbeda dan dilakukan pada tanggal yang berbeda,

maka hanya dengan mengadopsi sejumlah konvensi (LIFO, FIFO) dapat dilakukan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 130130130

penilaian atas aset yang masih ada ditangan atau yang masih dimiliki oleh suatu

entitas. Ketidakberadaan harga pasar untuk aset menjadikan representational

faithfulness yang dinyatakan dalam current cost/fair values dari aset juga membawa

kesulitan. Dengan makin kompleksnya konsep akuntansi, penilaian faithfullness dari

pengambaran fenomena ekonomi secara akuntansi menjadi lebih sulit, demikian juga

pemisahan relevansi dan efektivitas dalam reliabilitas juga menjadi lebih sulit.

6.2.3 SFAC No. 5.

Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan

Suatu Entitas Bisnis (Recognation and Measurement in Financial Statements of

Business Enterprises)

Memasukkan isu-isu pengukuran yang berhubungan dengan pengakuan suatu

kejadian ekonomik dalam suatu entitas bisnis menjadi penting untuk diungkapkan

supaya para pemakai informasi tidak disesatkan oleh informasi-informasi yang

terkandung dalam laporan keuangan. Artinya, kriteria dan petunjuk pengakuan

(recognition) yang seharusnya dimasukkan secara formal dan pengakuan tersebut

haruslah konsisten dengan praktek yang berlangsung serta tidak mengimplikasikan

perubahan yang radikal.

Konsep pengakuan dan pengukuran

Pengakuan adalah proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu item ke

dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai aktiva, kewajiban, pendapatan, biaya

atau sejenisnya. Pengukuran, merupakan pemberian nilai dengan atribut-atribut

pengukuran akuntansi pada item tertentu dari suatu transaksi. Konsep pengakuan dan

pengukuran dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut.

a. Sebagai kesatuan fundamental mengenai kriteria dan pedoman pengakuan

terhadap informasi yang secara formal harus dimasukkan kedalam laporan

keuangan, serta untuk menentukan kontribusi laporan keuangan terhadap tujuan

pelaporan keuangan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 131131131

b. Untuk memenuhi maksud tersebut, dirumuskan kreteria dan pedoman umum yang

konsisten dengan praktik akuntansi.

c. Pengungkapan yang cukup, bentuk disclousure atas laporan keuangan diusahakan

dengan meyampaikan informasi dengan pengungkapan yang cukup memadai.

Pengungkapan informasi dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu bentuk catatan

atau dalam tanda kurung (note or parenthetically) antara lain untuk,

kebijaksanaan akuntansi, alternatif pengukuran aktiva atau kewajiban, serta

penjelasan atas kebijaksanaan akuntansi yang dipergunakan. Bentuk yang kedua

dapat mengambil informasi tambahan (supplementary information) yang

berhubungan dengan penyesuaian karena perubahan harga, analisis dan diskusi

manajemen, surat kepada para pemegang saham, dan informasi relevan lainnya.

Keseluruhan informasi dalam pelaporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan di bidang: investasi, kredit, dan keputusan lainnya yang

sejenis. Keseluruhan informasi tersebut tercermin dalam fullset laporan keuangan

formal yang terdiri dari, neraca, perhitungan laba-rugi, laba komprehensif, laporan

arus kas dan investasi serta distribusinya kepada para pemilik; informasi keuangan

lainnya dan informasi non keuangan.

Kriteria pengakuan dan pengukuran

Kriteria merupakan kelompok terakhir dalam laporan keuangan yang digunakan untuk

menyajikan arah pemecahan masalah yang meliputi pengakuan dan pengukuran

beberapa kejadian yang mempengaruhi aset, kewajiban, atau modal yang diakui

dalam laporan keuangan pada saat terjadinya. Kriteria pengakuan fundamental suatu

transaksi atau kejadian ekonomik menurut SFAC No. 5 adalah sebagai berikut.

a. Definisi (definition), untuk dapat diakui dalam laporan keuangan (sebagai aktiva,

hutang dan modal) suatu perkiraan harus memenuhi definisi elemen laporan

keuangan pada SFAC No.6.

b. Keterukuran (meansurability), untuk dapat diakui dalam laporan keuangan, suatu

perkiraan harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur dalam unit moneter

dengan reliabilitas yang memadai.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 132132132

c. Relevan (relevance), merupakan karakteristik kualitatif. Untuk menjadi relevan,

informasi harus memiliki nilai umpan balik atau nilai prediksi bagi pemakai serta

harus tepat waktu. Relevansi seharusnya dievaluasi dalam konteks yang sesuai

dengan tujuan utama pelaporan keuangan, yaitu menyediakan informasi yang

berguna dalam pembuatan keputusan untuk investasi, credit, keputusan lainnya.

Selain itu, relevansi dievaluasi dalam konteks yang lengkap dari laporan keuangan

sehingga memberikan kontibusi dalam pengambilan keputusan.

d. Keandalan (reliability), merupakan karakteristik kualitatif utama yang lainnya.

Untuk menjadi reliabel, informasi harus disajikan secara jujur, verifiable dan

netral serta tidak bias sehingga bisa digunakan dalam pengambilan keputusan.

Reliabilitas mempengaruhi waktu pengakuan. Tersedianya informasi pertama

mungkin telah dihasilkan dalam aset, kewajiban atau perubahan ketidak tentuan

waktu pengakuan.

Atribut-atribut pengukuran akuntansi yang digunakan setelah kejadian ekonomik

suatu entitas diakui. Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan bisa

diukur dengan atribut yang berbeda, tergantung pada sifat dari item tersebut serta

pengukurannya dengan atribut yang relevan. Pengukuran yang selama ini dijumpai

dan atau digunakan dalam praktik akuntansi serta direkomentasi oleh FASB adalah

sebagai berikut.

a. Harga perolehan (historical cost): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas,

atau ekuivalennya yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva atau terjadinya

hutang.

b. Harga kini atau nilai ganti (current of replacement cost): aktiva dan hutang diakui

sebesar jumlah kas, atau ekuivalennya yang harus dibayar jika aset yang sama

atau ekuivalen diperoleh sekarang.

c. Nilai pasar (current market value): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas

atau ekuivalennya yang akan diterima jika aktiva itu dijual.

d. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable or settlement value): jumlah

kas atau ekuivalennya yang tidak didiskon di mana aktiva dan hutang diharapkan

untuk dikonversi dengan jumlah tersebut dimasa yang akan datang.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 133133133

e. Nilai sekarang atau nilai yang telah diidiskontokan dari nilai arus kas di masa

yang akan datang (present or discounted value of future cash flows): nilai arus kas

masuk dimasa datang yang didiskontokan yang akan digunakan sebagai dasar

konversi aktiva dan hutang.

6.2.4 SFAC No. 6.

Elemen-elemen Laporan Keuangan

(Elements of Financial Statements)

Ruang lingkup dan isi dari pelaporan keuangan menurut SFAC No.6

berhubungan erat dengan proses pengakuan. Pengakuan berkaitan dengan elemen-

elemen mana yang dimasukan ke dalam financial statement termasuk atributnya yang

harus diukur. Pengakuan berkaitan dengan bagaimana infomasi tersebut

diklasifikasikan dan disajikan. Untuk bisa dimasukan sebagai bagian financial

statement suatu transaksi tidak hanya harus memenuhi definisi elemen, tetapi juga

harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran yang andal. Unsur-unsur laporan

keuangan terbagi atas dua bagian, yaitu;

a. Bagian pertama terdiri atas tiga unsur yaitu: kekayaan, kewajiban dan modal yang

menggambarkan tingkat atau jumlah sumber-sumber ekonomi atau klaim pada

suatu saat.

b. Bagian kedua terdiri atas tujuh elemen, yaitu laba komprehensif dengan

komponen pendapatan, biaya, untung dan rugi, serta investasi oleh pemilik dan

distribusi kepada pemilik.

Detail unsur-unsur laporan keuangan sebagai berikut:

a. Aktiva adalah manfaat ekonomis yang mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh

entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.

b. Kewajiban pengorbanan manfaat ekonomis yang mungkin terjadi di masa datang,

yang timbul dari kewajiban saat ini pada entitas tertentu, untuk mentransfer aktiva

atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa yang akan datang sebagai akibat

transaksi atau kejadian di masa lalu.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 134134134

c. Modal atau aktiva bersih merupakan nilai sisa aktiva suatu entitas setelah

dikurangi dengan kewajiban. Dalam suatu entitas bisnis modal adalah kepentingan

pemilik, dan dalam organisasi nirlaba tidak terdapat kepentingan kepemilikan

yang sama seperti halnya dalam entitas bisnis.

d. Investasi oleh para pemilik akan meningkatkan jumlah modal dari suatu entitas

bisnis dapat melalui transfer dari entitas lain sehingga memberikan nilai atau

peningkatan kepentingan kepemilikan dalam kelompok entitas tersebut. Pemilik

modal biasanya menerima aktiva atas investasi yang dilakukan atau bentuk lain

berupa pelayanan jasa, kepuasan, kompensasi atau kewajiban entitas tersebut.

e. Distribusi kepada para pemilik akan menurunkan jumlah modal dari suatu entitas

bisnis dapat melalui pemindahan aktiva, pelayanan jasa atau pengeluaran

kewajiban oleh suatu entitas kepada para pemilik. Distribusi kepada para pemilik

dapat mengurangi kepemilikan dalam suatu entitas bisnis.

f. Laba komprehensif adalah jumlah perubahan modal suatu entitas bisnis dalam

satu periode dari transaksi atau kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik.

g. Pendapatan merupakan arus kas masuk atau kenaikan-kenaikan lain atas aktiva

suatu entitas atau pelunasan hutangnya (kombinasi keduanya) selama satu periode

tertentu yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa atau

pelaksanaan aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama dan masih

berlangsung dari entitas tersebut.

h. Biaya (expenses) adalah aliran keluar atau penggunaan lain aktiva atau timbulnya

hutang (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu yang berasal

dari pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan

aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih berlangsung dari

entitas tersebut.

i. Keuntungan (gain) adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih ) dari transaksi–

transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainya

atau kejadian–kejadian serta keadaan lainya yang mempengaruhi entitas tersebut

selama satu periode, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh

pemilik.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 135135135

j. Kerugian (losses) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi–

transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya

atau kejadian–kejadian, serta keadaan lainya yang mempengaruhi entitas tersebut

selama satu periode, kecuali yang berasal dari biaya atau distribusi kepada oleh

pemilik.

Unsur-unsur dari pelaporan keuangan adalah suatu hubungan kelompok dengan suatu

kenyataan dasar, pada aktiva, kewajiban dan unsur lainnya yang berhubungan dengan

ukuran kinerja dalam suatu keadaan. Suatu pelaporan disajikan arus dana selama

suatu periode boleh termasuk katagori dari dana-dana oleh operasi, pinjaman,

penggunaan harta, cadangan, penjualan aktiva dan lainnya.

6.2.4 SFAC No. 7.

Penggunaan Present Value dan Informasi Cash Flows dalam Pengukuran-pengukuran Akuntansi

(Using Cash Flows Information and Present Value in

Accounting Measuremets)

Juni 1997 FASB sudah menerbitkan eksposur draft I tentang SFAC No.7 yang

terkait dengan penggunaan present value dan informasi cash flows dalam pengukuran-

pengukuran akuntansi. Maret 1999 FASB menerbitkan eksposur draft yang II. Bulan

April 1997 the United Kingdom’s Accounting Standards Board (UK ASB)

menerbitkan working paper, Discounting in Financial Reporting. Working paper

tersebut merupakan karya bersama para regulator Australia, Canada, New Zeeland,

the United Kingdom, the International Accounting Standards Committee (IASC),

serta the United States (commonly known as the G4+1) yang telah membahas isu-isu

present value. Secara umum isi dari SFAC No.7 yang secara resmi dipublikasikan

tahun 2000 sebagai berikut:

SFAC No. 7 menyediakan kerangka kerja untuk dapat menggunakan future

cash flow sebagai basis pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera

serta untuk metode interest dalam penentuan amortisasi. Statemen ini juga

menyediakan prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 136136136

terutama ketika jumlah dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat

ketidak pastiannya. Statemen juga menyediakan pemahaman yang bersifat umum dari

tujuan pengukuran-pengukuran present value dalam akuntansi.

Melalui SFAC No. 7 FASB telah memutuskan batasan statemen ini untuk

isu-isu pengukuran dan tidak ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

berhubungan dengan pengakuan. FASB juga membuat keputusan bahwa statemen ini

tidak akan menentukan jika pengukuran-pengukuran awal tidak tepat. FASB juga

berharap adanya suatu keputusan ketika situasi-situasi yang khusus sebagai

pengukuran awal atau beberapa respon akuntansi lainnya atas suatu proyek

berdasarkan basis proyek.

SFAC No.7 memiliki tujuan, yaitu pengukuran dalam akuntansi dengan

menggunakan present value yang dapat digunakan untuk menangkap dan untuk

mengembangkan perbedaan di antara aliran kas (cash flow) ekspektasian di masa

yang akan datang. Di mana nilai sekarang (present value) aliran kas $1.000 haknya

besok dan $1.000 haknya 10 tahun lagi tampaknya sama, sebab present value

dibedakan di antara aliran kas yang sepintas tampaknya sama, berdasarkan pada suatu

basis pengukuran present value ekspektasian atas aliran kas masa depan (future cash

flows) sehingga menyediakan informasi yang lebih relevan dibanding dengan

pengukuran beberapa aliran kas yang berbasis pada undiscounted.

SFAC No. 7 juga memiliki tujuan, yaitu menyediakan informasi yang relevan

melalui pelaporan keuangan, karena present value menggambarkan beberapa atribut

pengukuran asset dan liabilities secara logis. Tidak adanya harga-harga atas transaksi

yang dilihat, pengukuran dalam akuntansi pada pengakuan awal dan pengukuran-

pengukuran segera yang mencoba menangkap elemen-elemen suatu harga pasar jika

tidak ada yang lainnya sebagai nilai wajar (fair value). Ketika ekspektasi-ekspektasi

yang dimiliki oleh manajemen suatu entitas bermanfaat dan informatif, maka pasar

menempatkan nilai-nilai aset dan kewajiban yang dimiliki oleh entitas tersebut

sebagai suatu master atau patokan. Bagaimanapun entitas harus membayar sesuai

harga pasar ketika mendapatkan aset atau menyelesaikan hutang dalam suatu

transaksi, atau sebaliknya tidak menghiraukan intensi atau ekspektasi yang dimiliki.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 137137137

Pengukuran dalam akuntansi yang menggunakan present value merefleksikan

ketidakpastian inheren dalam mengestimasikan cash flows; sebaliknya perkiraan-

perkiraan yang memiliki perbedaan risiko yang tampak sangat mirip. SFAC No. 7

menggambarkan pengaruh ketidakpastian dari jumlah dan saat future cash flow

estimasian atas pengukuran aset dan hutang.

Aplikasi-aplikasi present value dalam akuntansi memiliki tipikal dapat

menggunakan single set cash flow estimasian dan single interest rate. SFAC No. 7

memperkenalkan pendekatan cash flow ekspektasian yang membedakan antara

bentuk pendekatan tradisional dengan memfokuskan pada asumsi-asumsi eksplisit

tentang rentang ekspektasian cash flow yang mungkin dan dengan probabilitas

prespektif yang dimilikinya.Dengan demikian, pendekatan tradisional memperlakukan

berbagai ketidakpastian secara inplisit dalam pemilihan interest rate.

Pengukuran atas kewajiban melibatkan beragam masalah yang berasal dari

pengukuran berbagai aset; bagaimanapun, tujuan yang mendasarinya adalah sama.

SFAC No. 7 menguraikan teknik-teknik untuk mengestimasi hutang-hutang dengan

menggunakan fair value. SFAC No. 7 juga menguji siklus kridit suatu entitas yang

ditunjukkan melalui pengukuran hutang saat awal pengakuannya dan pengukuran-

pengukuran sebagai nilai awalnya. Semua itu menjelaskan konklusi yang dimiliki

dewan standar sebagai pengukuran yang sangat relevan dari hutang-hutang yang

dimiliki oleh suatu entitas bisnis yang selalu merefleksikan nilai kridit (credit

standing) suatu entitas. SFAC No. 7 menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan

dengan; jika menggunakan nilai sekarang, secara umum mengusulkan pertimbangan

alokasi dengan menggunakan metode interest.

a. International Accounting Standard 37

Transaksi-transaksi seperti, provisions, contingent liabilities and contingent

assets, membutuhkan secara luas (extensive) penggunaan teknik-teknik present value.

Pada tahun 1998, the IASC mengagendakan proyek riset terkait dengan pentingnya

penggunaan present value dalam akuntansi keuangan. Bagaimanapun lembaga

tersebut tidak mengetahui ukuran yang dapat menjelaskan tujuan yang sudah

dirumuskan dan basis konseptual untuk dapat menggunakan teknik pengukuran

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 138

present value dalam akuntansi keuangan sekaligus dalam kerangka konseptualnya.

Bentuk statemen yang menyediakan kerangka dasar penggunaan basis future cash

flows sebagai dasar pengukuran akuntansi, yaitu:

− Menggambarkan tujuan pengukuran-pengukuran dalam present value dalam

akuntansi (in accounting).

− Menyediakan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum yang mengatur

penggunaan present value, khususnya jumlah future cash flows sesuai dengan

masanya atau waktu yang penuh dengan ketidak pastian.

Rumusan present value merupakan alat untuk memasukkan pengukuran yang

menyangkut time value of money. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tektik-

teknik present value menangkap suatu nilai (jumlah) yang akan diterima oleh entitas

di masa yang akan datang. Present value merupakan salah satu pondasi ekonomik dan

keuangan suatu entitas bisnis (corporate finance) dan menempatkan present value

sebagai bagian penting dari model assets pricing modern yang mencakup model-

model option-pricing. Selanjutnya, konsep present value dari estimated future cash

flows secara implisist mencerminkan all market prices, juga rekord biaya/kos historis

ketika suatu entitas bisnis melakukan pembelian aset. Hubungan variabel-variabel

tersebut akan menjadi jelas jika diaplikasikan pada financial assets seperti hutang-

hutang atau bond payable (surat pernyataan hutang).

Tujuan pengadopsian present value dalam akuntansi adalah untuk kepentingan

pengukuran. Pengukuran ini sangat mungkin dikembangkan karena adanya perbedaan

di antara tahapan-tahapan future cash flow.

Contoh, setiap aset dari 5 jenis aset di bawah ini menghasilkan future cash flow

$10,000 dengan kriteria sebagai berikut.

− Aset dengan kontrak cash flow yang bersifat tetap $ 10,000 diterima setiap hari.

Cash flow tersebut pasti diterima.

− Aset dengan kontrak cash flow yang bersifat tetap $ 10,000 diterima dalam 10

tahun. Cash flow tersebut pasti diterima.

− Aset dengan kontrak cash flow $ 10,000 diterima setiap hari. Jumlah tersebut pada

akhirnya tidak memiliki kepastian. Nilai cash flow menjadi kurang dari $10,000

dan tidak mungkin akan melebihi $10.000.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 139139139

− Aset dengan kontrak cash flow yang bersifat tetap $ 10,000 diterima dalam 10

tahun. Jumlah tersebut pada akhirnya tidak memiliki kepastian. Nilai cash flow

menjadi kurang dari $10,000 dan tidak mungkin akan melebihi $10.000.

− Aset memiliki ekspektasi cash flow sebesar $ 10,000 diterima dalam 10 tahun.

Jumlah tersebut pada akhirnya tidak memiliki kepastian. Nilai cash flow sangat

mungkin mencapai $12,000 dan yang terendah Rp 8.000 atau nilainya mungkin

berada diantara nilai tersebut.

Pengukuran yang menggunakan present value akan menangkap secara penuh

perbedaan-perbedaan ekonomik di antara 5 aset seperti contoh di atas termasuk

elemen-elemennya sebagai berikut.

− Estimasi terhadap cash flow atau pada kasus yang lebih komplek, serial future

cash flow akan berbeda karena waktu.

− Ekspektasi-ekspektasi terkait dengan variasi-variasi yang mungkin dalam jumlah

dan waktu dari serangkaian cash flow.

− Nilai uang (the time value of money), digambarkan oleh tingkat bunga bebas

risiko.

− Tingkat harga untuk menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset

atau kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis.

− Lain-lain kondisi yang tidak teridentifikasi, faktor-faktor termasuk ilikuiditas dan

pasar sempurna.

Konvensi-konvensi akuntansi yang memiliki skup dan penanganan yang berbeda

terkait dengan pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

− Fair value measurement mengisyaratkan bahwa 5 (lima) elemen yang

dipergunakan untuk menangkap ekspektasi-ekspektasi maupun estimasi-estimasi

ketika para pelaku pasar akan menggunakan faktor-faktor jumlah dengan mana

aset yang dibeli atau yang dijual dalam current transaction di antara berbagai

pihak.

− Value-in-use and entity-specific measurements berusaha menangkap nilai-nilai

aset dan kewajiban (liability) dalam hubungannya dengan entitas tertentu.

Pengukuran entity-specific dapat dilakukan dengan mengambil keseluruhan 5

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 140140140

elemen tersebut. Bagaimanapun, substitusi pengukuran yang dimiliki oleh suatu

entitas bisnis asumsi-asumsinya untuk keseluruhan pelaku pasar dapat dibuat.

Contoh, entitas bisnis yang menggunakan pengukuran entity-specific dari suatu

aset yang akan digunakan untuk tujuan pembentukan ekspektasi tentang

penggunaan aset dibanding dengan yang diasumsikan oleh para pelaku pasar.

− Effective-settlement measurements menggambarkan jumlah current amount dari

aset jika diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang akan

memberikan future cash inflows yang sebanding dengan cash outflows untuk

setiap kewajiban tertentu. Seperti yang digunakan dalam current accounting

standards, effective-settlement measurements tidak mengijinkan atau

mengecualikan komponen harga yang terbentuk dari permintaan para pelaku pasar

untuk tujuan membendung ketidakpastian future cash flows dan atribut-atribut

komponen harga untuk kridit yang dimiliki oleh suatu entitas.

− Cost-accumulation or cost-accrual measurements mencoba untuk menangkap kos

(khususnya incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang akan

dikenakan dalam perolehan suatu aset. Pengukuran-pengukuran juga mengecuali-

kan asumsi-asumsi lainnya yang tercakup dalam mengestimasi fair value.

b. Present value dan fair value

Present value merupakan satu-satunya tujuan, ketika digunakan dalam

pengukuran-pengukuran akuntansi khususnya pada pengakuan awal, dan

pengukuran-pengukuran segera dalam mengestimasi fair value. Pernyataan yang

membedakan di mana present value dibentuk untuk menangkap elemen-elemen yang

diambil bersama-sama akan menggambarkan market price, dan jika salah satu tidak

ada maka akan menggambarkan fair value.

Salah satu fungsi pasar yaitu merupakan sistem yang mengakomodasi

informasi-informasi yang menbentuk harga-harga. Atribut-atribut harga digunakan

oleh para pelaku pasar terhadap aset, dalam menentukan risiko dan reward suatu aset

dari keseluruhan aset yang ada. Perbedaan yang muncul karena mekanisme harga

yang terjadi melindungi hal-hal yang tidak muncul, juga hal-hal yang tampaknya tidak

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 141141141

berbeda (a qualitative characteristic of accounting information). Harga pasar yang

diamati mencakup konsensus, cara pandang keseluruhan para pelaku pasar terhadap

aset atau kewajiban yang dimiliki entitas, manfaat future cash flows, ketidak pastian

cash flows orang-orang disekitarnya serta jumlah permintaan para pelaku pasar untuk

menyingkapi ketidakpastian yang ada.

Unsur-unsur dari prngukuran present value

Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik di antara jenis-jenis aset dan

kewajiban, antara lain:

− Estimasi tentang future cash flow. Kasus-kasus yang lebih kompleks

memunculkan serangkaian future cash flows yang berbeda dari waktu ke waktu.

− Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang mungkin dalam

jumlah atau waktu dari keseluruhan cash flows.

− The time value of money, yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.

− Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau

kewajiban.

− Lain-lain aset dan kewajiban yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor yang

mencakup illikuiditas dan ketidaksempurnaan pasar.

c. Prinsip-prinsip umum (General principles)

Teknik-teknik yang digunakan untuk mengestimasi future cash flows dengan

tingkat bunga akan bervariasi dari satu situasi ke yang lainnya tergantung pada

keadaan sekitar aset atau kewajiban yang bersangkutan. Bagaimanapun, prinsip-

prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknik-teknik present

value dalam pengukuran aset dan kewajiban yaitu;

− Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan

asumsi-asumsi yang berhubungan dengan future events dan ketidak pastian yang

akan datang dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan aset atau kelompok

aset dalam transaksi kas jangka panjang.

− Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan

asumsi-asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam cash

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 142142142

flows yang diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan mungkin telah

dihitung ganda atau keliru.

Contoh.

Tingkat bunga yang digunakan untuk menghitung cash flows atas hutang yang

disepakati adalah 12%. Tingkat bunga tersebut juga merefleksikan ekspektasi-

ekspektasi kegagalan dimasa yang akan datang terkait dengan hutang itu

sendiri dengan karakteristik tertentu. Tingkat bunga yang sama tidak bisa

digunakan untuk menetapkan discount expected cash flows sebab cash flows

selalu merefleksikan kegagalan-kegagalan masa datang.

− Estimasi cash flows yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus

bebas dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset,

kewajiban (liability) atau sekelompok aset atau kewajiban yang bersangkutan.

Contoh.

Memperkecil net cash flows dengan tujuan meningkatkan riil future

profitability dari suatu aset memunculkan bias dalam pengukuran.

− Estimasi cash flows juga tingkat bunga haruslah merefleksikan rentang outcome

yang masuk akal dibanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka

yang mungkin.

Pendekatan-pendekatan tradisional dan cash flows ekspektasian

dalam menentukan present value

(Traditional and expected cash flow approaches to present

value)

Pengukuran dengan present value dimulai dari suatu set future cash flows, tetapi

dibutuhkan berbagai penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan

yang berbeda dalam menentukan set future cash flows tersebut. Terdapat beberapa

aplikasi terkait dengan penggunaan present value dalam hubungannya dengan

penyusunan cash flows dan ketika cash flow tidak tersedia, beberapa aplikasi

menggunakan estimasi jumlah yang paling mungkin atau estimasi yang terbaik.

Aplikasi-aplikasi akuntansi yang mendukung perhitungan present value yang bersifat

tradisional menggunakan seperangkat cash flows estimasian dan tingkat suku bunga

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 143143143

tunggal, yang sering digambarkan sebagai tingkat bunga yang sepadan dengan resiko.

Walaupun cara tersebut tidak selalu didesain secara sadar, asumsi-asumsi yang

dipakai dalam pendekatan tradisional berupa kebiasaan penggunaan tingkat bunga

tunggal dapat merefleksikan keseluruhan ekspektasi future cash flows dan yang sesuai

dengan tingkat risiko. FASB mengharapkan para akuntan secara kontinyu

menggunakan pendekatan tradisional dalam melakukan pengukuran-pengukuran.

Dalam beberapa keadaan, pendekatan tradisional relatif mudah diaplikasikan.

Contoh, cash flows yang ditetapkan untuk aset dan kewajiban, yang selaras dengan

yang dilakukan oleh para pelaku pasar yaitu menetapkan 12 % atas aset dan

kewajiban. Pendekatan tradisional digunakan untuk berbagai pengukuran-pengukuran.

Namun, FASB melihat pola tersebut tidak menyediakan instrumen yang dibutuhkan

untuk mengatasi permasalahan pengukuran yang kompleks, termasuk pengukuran-

pengukuran aset dan kewajiban nonkeuangan di mana pasarnya tidak tersedia

demikian juga pembandingnya. Pencaharian rate yang tepat dan yang sepadan dengan

resiko setidaknya membutuhkan dua tahapan analisis, yaitu:

− Pertama, aset atau kewajiban tersedia di pasaran.

− Kedua, tingkat bunganya dapat diamati serta aset dan kewajiban yang dimiliki

terukur.

Tingkat bunga cash flows yang sesuai, terukur dan diperoleh dengan mengobservasi

beberapa aset dan kewajiban, diukur serta disimpulkan, dan ciri-ciri dari cash flows

haruslah mirip dengan ciri-ciri dari beberapa aset yang diukur. Akibatnya, pengukur

harus mampu melakukan hal-hal berikut.

− Identifikasi rangkaian cash flows yang akan di discounted.

− Identifikasi aset atau kewajiban lainnya di pasar dan apakah mirip dengan ciri-ciri

cash flows yang dimiliki.

− Lakukan perbandingan dan yakinkan bahwa keduanya mirip.

− Evaluasi jika terdapat elemen di salah satu item tidak ada (tidak muncul) atau

berbeda.

− Lakukan evaluasi jika kedua set analisis cash flows cenderung bereaksi

(menyimpang) dengan cara yang serupa dibawah kondisi ekonomik yang sama.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 144144144

FASB mengemukakan pendekatan cash flows ekspektasian dengan instrumen

pengukuran yang lebih efektif dibanding dengan pendekatan tradisional dalam

berbagai situasi. Dalam pengembangan pengukuran ini, pendekatan cash flows

ekspektasian menggunakan seluruh ekspektasi-ekspektasi cash flows yang

memungkinkan sebagai pengganti metode tunggal cash flows.

Contoh.

Cash flows yang mungkin adalah $100, $200 atau $300 dengan probability

berturut-turut 10%, 60% dan 30%. Cash flows yang diharapkan $220. Cash

flows yang diharapkan tersebut dihitung dengan menggunakan pendekatan

tradisional yang berfokus pada analisis langsung (direct analisys) dengan

pertanyaan dan pernyataan asumsi-asumsi pengukuran yang lebih eksplisit.

Cash flows yang diharapkan juga sudah menggunakan teknik-teknik present

value dengan memasukkan pertimbangan ketidak pastian. Sebagai contoh,

cash flows sebesar $1,000 akan diterima berturut-turut di tahun I, II dan ke III

dengan probabilitas 10%, 60% dan 30%. Perhitungan berikut menggambarkan

perhitungan present value yang diharapkan dalam berbagai situasi.

Present value yang diharapkan adalah $892.36 berbeda dengan pola estimasi

tradisional yaitu $902.73 (probabilitas 60%) dengan perhitungan sbb.

Present value dari $,1000 dalam tahun I pada 5% $952.38

Probabilitas 10% sebesar $95.24

Present value dari $,1000 dalam tahun II pada 5.25% $902.73

Probabilitas 60% sebesar $541.64

Present value dari $,1000 dalam tahun III pada 5.50% $851.61

Probabilitas 30% sebesar $255.48

Present value yang diharapkan $892.36 = ($95.24+$541.64+$255.48)

Pada awalnya lembaga pengatur standar enggan mengijinkan penggunaan teknik-

teknik present value di luar kasus-kasus yang terbatas pada “contractual rights to

receive money or contractual obligations to pay money yang bersifat tetap ataupun

sesuai jadwal/tanggal”. Ungkapan tersebut muncul untuk pertama kalinya pada

paragrap no.2 dari Opinion 21 yang merefleksikan keterbatasan-keterbatasan dari

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 145145145

pendekatan tradisional untuk cash flows dengan metode tunggal yang direkomendasi

untuk waktu yang akan datang. APB mengakui bahwa jumlah cash flows selalu tidak

menentu dan ketidakpastian yang berpengaruh pada cash flows tersebut

diperhitungkan dalam tingkat bunga (interest rates). Tingkat bunga dalam

perhitungan suatu present value tradisional tidak merefleksikan ketidak pastian waktu.

Banyak para akuntan tidak secara rutin menggunakan pendekatan cash flows

ekspektasian, dan ini tidak dapat dipisahkan dengan teknik-teknik yang digunakan

pada beberapa pengukuran akuntansi, seperti dana pensiun, manfaat-manfaat lain

yang berhubungan dengan pemberhentian (pesangon), dan kewajiban-kewajiban yang

berhubungan dengan penjaminan (insurance). Saat ini dewan standar sudah mulai

mewajibkan untuk mengukur kerugian aset yang disebabkan karena estimasi fair

value dari instrumen-instrumen keuangan. Berbagai estimasi telah dikembangkan

dewasa ini yang membentuk elemen-elemen cash flow ekspektasian secara informal.

Para akuntan sering membutuhkan instrumen untuk mengukur aset atau kewajiban

dengan menggunakan informasi yang terbatas terkait dengan probabilitas cash flow

yang mungkin.

Contoh.

Seorang akuntan sangat mungkin dihadapkan pada situasi-situasi berikut.

a. Jumlah yang diharapkan jatuh di antara $50 dan $250, tapi tidak terdapat jumlah

dalam rentang yang lebih mungkin dari pada jumlah lainnya. Berbekal pada

informasi yang sangat terbatas cash flows yang diharapkan dapat diestimasi yaitu

$150=[(50+250)/2]

b. Jumlah yang diharapkan jatuh di antara $50 dan $250, dan jumlah yang sangat

mungkin adalah $100. Bagaimanapun, probabilitas yang ditekankan pada setiap

angka tidak bisa diketahui. Berbekal pada informasi yang sangat terbatas cash

flows yang diharapkan dapat diestimasi yaitu $133.33=[(50+100+250)/3]

c. Jumlah yang diharapkan yaitu $50 (dengan probabilitas 10%), $250 (dengan

probabilitas 30%), atau $100(dengan probabilitas 60%). Berbekal pada informasi

yang sangat terbatas cash flows yang diharapkan dapat diestimasi yaitu

$140=[(50x10%)+(250x30%)+(100x60%)]

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 146146146

Analisis statistik sangat mungkin digunakan untuk model kasus-kasus tersebut, seperti

diskripsi-diskripsi sederhana dari distribusi normal, triangular serta distribusi diskrit.

Dalam setiap kasus ekspektasi cash flows harapan yang seharusnya menyediakan

estimasi fair value terbaik.

d. Relevansi dan reliabilitas suatu informasi

Pengukuran-pengukuran present value dapat dilakukan secara langsung jika suatu

aset memiliki kontrak cash flows dan nilai pasarnya mudah ditentukan. Tentu

kondisi-kondisi tersebut menjadikan pengukuran present value menjadi tidak

bermanfaat. Terdapat preferensi yang berlangsung lama dalam akuntansi untuk

pengukuran berdasarkan jumlah-jumlah transaksi pasar yang dapat diamati. Lembaga

mengharapkan para akuntan akan menggunakan hasil observasi secara kontinyu,

khususnya untuk mengukur fair value suatu aset maupun kewajiban. Namun, banyak

aset dan kewajiban yang tidak bisa diobservasi nilainya dari sisi transaksi-transaksi

pasar.

Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inheren

estimasi-estimasi tersebut disusun dengan tingkat ketelitian terbatas, dan kita ketahui

bersama kalau pengukuran merupakan potret jumlah cash flows atau nilai present

valuenya. Estimasi cash flows untuk masa yang akan datang biasanya tidak sesuai

dengan realisasinya. Konsep pelaporan menyatakan bahwa kendati informasi tersebut

berbeda, namun memiliki tingkat relevansi yang tinggi walau tidak andal. Kedua

unsur kualitas tersebut harus seimbang terhadap isu-isu yang membedakan satu

dengan yang lainnya. Yang penting untuk dipahami bahwa isu-isu yang menyangkut

kualitas tersebut akan memberikan beban yang berbeda bahkan bisa saling bertukar

dari satu situasi kesiatuasi berikunya. Bagaimanapun, suatu pilihan sederhana antara

present value dan pengukuran undiscounted sering menimbulkan suatu dilema yang

menyesatkan. Teknik seperti penggunaan cash flows ekspektasian dapat diperluas

aplikasinya ke pengukuran-pengukuran aplikasi present value. Dengan menggunakan

asumsi-asumsi yang sudah disederhanakan, para akuntan sangat mungkin untuk

mengembangkan pengukuran present value yang cukup dapat dipercaya dan pasti

lebih relevan dibanding pengukuran undiscounted.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 147147147

Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks dibanding

dengan future cash flows ekspektasian yang menggunakan asumsi sederhana. Para

akuntan mungkin menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait dengan jumlah dan

saat atau waktu future cash flows dan penyesuaian yang simetris dengan

ketidakpastian serta risiko. Bagaimanapun, harus seimbang antara prospek suatu

pengukuran undiscounted yang membuat aset atau kewajiban tampak dapat

diperbandingkan.

e. Pengukuran hutang dengan menggunakan pendekatan

present value Konsep yang digambarkan dalam mengukur aset juga berlaku pada kewajiban.

Bagaimanapun, pengukuran kewajiban kadang-kadang melibatkan permasalahan yang

berbeda dibanding pengukuran aset sehingga memerlukan teknik berbeda pula untuk

fair value-nya. Ketika menggunakan teknik present value untuk menaksir fair value

suatu kewajiban, sasarannya adalah menaksir nilai aset yang diakui sekarang ini untuk

tujuan:

− Menjamin kewajiban tersebut yang melibatkan pemilik atau ,

− mengakui kewajiban tersebut di dalam entitas dengan jumlah yang dapat

diperbandingkan.

Untuk mengestimasi fair value atas notes atau bond payable yang dimiliki oleh suatu

entitas, para akuntan mencoba untuk menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang

diambil dari entitas lain di mana entitas akan mengakui kewajiban entitas tersebut

sebagai aset. Jadi, proses melibatkan teknik-teknik yang sama seperti halnya pada

pengukuran aset.

Contoh,

Proceeds yang berasal dari suatu pinjaman adalah harga atau nilai yang

dibayar peminjam kepada pemberi pinjaman atas promise dari future cash

flows suatu assets. Sangat mirip dengan fair value suatu bond payable dimana

harga terbentuk dari perdagangan surat berharga sebagai aset berdasarkan

harga pasar. Estimasi fair value tersebut konsisten dengan tujuan pengukuran

suatu kewajiban.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 148148148

Disisi yang lain, berhutang beberapa kewajiban pada kelas individu yang tidak selalu

disertai dengan menjual hak (rights) yang mereka miliki seperti mereka menjual

others assets.

Contoh,

Entitas sering menjual produk dengan disertai suatu jaminan (garansi). Para

pembeli produk tersebut jarang mempunyai kemampuan atau kecenderungan

untuk menjual jaminan tersebut secara terpisah dari aset-aset yang memiliki

garansi tersebut, tetapi mereka memiliki suatu jaminan atas aset, tidak lebih

dari itu.

Beberapa kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti obligasi, bukanlah aset-

aset yang secara individu bisa diidentifikasi. Bagaimanapun, suatu kewajiban

kadang-kadang bisa ditetapkan melalui asumsi pihak ketiga. Dalam menaksir nilai

fair value seperti itu para akuntan berkewajiban untuk mencoba mengestimasi nilai

atau harga bahwa entitas memiliki kemampuan untuk membayar sepertiga dari

kewajiban tersebut.

f. Pengukuran hutang dan posisi atau sisa kredit (credit

standing)

Ukuran kewajiban yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang

dimiliki entitas yang diwajibkan untuk melunasinya. Mereka memegang kewajiban

entitas tersebut sebagai aset penyertaan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan

jumlah yang menentukan harga atau nilai yang mereka akan bayar. Ketika entitas

membuat suatu kesepakatan dalam bentuk kewajiban melalui pertukaran tunai

(meminjam), peran kedudukan kreditnya mudah untuk diamati. Suatu entitas yang

memiliki posisi kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar, yang

berhubungan dengan janji untuk membayar dibanding dengan entitas yang memiliki

posisi kridit yang lemah.

Contoh.

Jika 2 entitas dan keduanya memiliki janji untuk membayar $ 500 dalam 5

tahun, entitas satu dengan posisi kredit kuat akan menerima sekitar $374 (6

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 149149149

persen tingkat bunga). Entitas yang posisi kreditnya lemah akan menerima

sekitar $ 284 (12 persen tingkat bunga). Masing-masing entitas yang pada

awalnya merekord perspektif kewajiban yang dimilikinya pada fair value

dengan menerima sejumlah proceed, menyertakan jumlah dan posisi kridit

yang dimiliki entitas.

Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair value kewajiban tertentu

yang tergantung pada kemampuan entitas untuk membayar dan pada ketentuan

kewajiban yang memberikan perlindungan kepada pemilik. Kewajiban yang dijamin

oleh lembaga pemerintah (sebagai contoh, kewajiban yang dijamin dengan bank

deposit di Amerika) akan memiliki resiko yang kecil kepada pemilik. Kewajiban

lainnya termasuk kebutuhan sinking fund atau jaminan yang memadai. Semua aspek

tersebut harus dipertimbangkan dalam mengestimasi besarnya posisi kredit yang

dimiliki entitas yang mempengaruhi nilai fair value terkait kewajibannya.

Peran dari posisi kredit yang dimiliki entitas dalam penyelesaian suatu

transaksi secara umum penting namun sedikit yang bersifat langsung. Transaksi

penyelesaian suatu kewajiban yang melibatkan tiga pihak yaitu, pertama, entitas,

adalah pihak yang diwajibkan. Harga mencerminkan transaksi yang terjadi dari pihak-

pihak yang berminat.

Contoh,

Misal, Entitas A adalah pihak yang memiliki kewajiban untuk membayar sebesar

$ 500 ke Entitas B dalam 3 tahun. Rating kredit Entitas A adalah lemah sehingga

A melakukan pinjaman dengan bunga 12 persen.

a. Dalam suatu transaksi penyelesaian, Entitas B tidak pernah akan menyetujui

untuk menggantikan posisi kredit Entitas A dengan posisi kredit yang lebih

rendah. Dengan asumsi hal lain tetap sama, entitas B mungkin menyetujui

untuk menggantikan posisi kridit entitas A dengan posisi kredit serupa dan

mungkin akan menyetujui untuk menggantikan pinjaman entitas A dengan

kredit entitas yang lebih layak.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 150150150

b. Entitas C mempunyai rating kredit yang baik, karena itu mereka meminjam

pada tingkat bunga 6 persen. Dengan asumsi yang sama entitas A memiliki

kewajiban sebesar $420 (the present value 6%). Entitas C tidak memiliki

insentif untuk mengasumsikan kewajiban lebih kecil (tingkat bunga lebih

tinggi) jika dapat meminjam pada 6 persen sebab dapat menerima $420 untuk

suatu janji serupa untuk membayar sejumlah $500.

c. Bagaimanapun, jika entitas A meminjam uang untuk membayar pada entitas

C, mereka ingin mempunyai janji sebesar $ 590 ($ 420 diangsur dalam 3

tahun dengan akumulasi bunga 12 persen.

6.2.5 SFAC No. 8

Kerangka kerja untuk pelaporan keuangan

(Conceptual framework for financial reporting)

Statements of Financial Accounting Concepts No. 8 atau yang disingkat

dengan SFAC No.8 adalah salah satu dari serangkaian publikasi di Dewan Standar

(FASB) untuk akuntansi dan pelaporan keuangan. Sejak publikasi SFAC terakhir,

Dewan Standar telah melakukan sebuah proyek dengan Dewan Standar Akuntansi

Internasional (IASB) untuk meningkatkan dan menyusun kerangka kerja konseptual.

SFAC No.8 mencakup dua bab kerangka konseptual baru, menggantikan SFAC

No.1, Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2,

Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi. Sebagai dewan pengatur standar FASB

dan phase IASB melengkapi melalui tambahan dari proyek mereka bersama, bab

baru yang akan ditambahkan ke Pernyataan Konsep ini, dan Konsep Laporan lainnya

akan digantikan.

SFAC No. 8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-

konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi

keuangan dan pedoman pelaporan. Tujuan-tujuan akan berperan untuk

mengidentifikasi sasaran-sasaran dan kegunaan pelaporan keuangan. Fundamental

akan memberikan landasan berupa konsep-konsep akuntansi keuangan yang dapat

digunakan sebagai pedoman dalam pemilihan transaksi dan peristiwa lain dan kondisi

yang akan dipertanggungjawabkan mencakup; pengakuan dan pengukuran dan cara

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 151151151

merangkum dan mengkomunikasikannya pada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang merupakan fundamental dalam artian bahwa konsep-konsep lain

yang mengalir dari pengakuan dan pengukuran serta pengulangan referensi akan

diperlukan untuk membentuk, menafsirkan, dan menerapkan pedoman akuntansi dan

pelaporan.

Kerangka konseptual adalah sistem yang koheren dari tujuan yang saling

berkaitan dan konsep-konsep fundamental yang mengatur sifat, fungsi, dan batasan

dari akuntansi dan pelaporan keuangan yang diharapkan dapat memandu dengan

konsisten. Hal ini dimaksudkan untuk melayani kepentingan umum dengan

menyediakan struktur dan arah untuk akuntansi dan pelaporan keuangan serta

memfasilitasi penyediaan informasi keuangan yang berhubungan dan tidak bias.

Informasi tersebut membantu pasar modal dan pasar lainnya untuk berfungsi secara

efisien dalam mengalokasikan sumber daya yang langka dalam perekonomian dan

masyarakat.

Pembentukan tujuan dan identifikasi konsep-konsep fundamental tidak secara

langsung akan menyelesaikan masalah akuntansi dan pelaporan keuangan.

Sebaliknya, tujuan memberikan arah, dan konsep adalah alat untuk memecahkan

masalah.

Dewan standar sendiri merupakan penerima paling langsung dari panduan

atau petunjuk yang disediakan melalui SFAC. Statemen ini akan membimbing Dewan

standar dalam mengembangkan akuntansi dan pelaporan dengan menyediakan

kerangka fundamental yang bersifat umum serta kerangka berpikir yang juga

mempertimbangkan manfaat-manfaat alternatif.

Bagaimanapun juga, pengetahuan tentang konsep dan tujuan akan digunakan

Dewan untuk mengembangkan pedoman baru yang memungkinkan mereka

terpengaruh atau tertarik pada prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) untuk

lebih memahami tujuan, isi, dan karakteristik informasi yang disediakan oleh

akuntansi dan pelaporan keuangan. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kegunaan, dan keyakinan mereka pada akuntansi dan pelaporan

keuangan. Tujuan dan konsep-konsep dasar juga dapat digunakan untuk memberikan

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 152152152

pedoman dalam melakukan analisis baru atau masalah akuntansi dan pelaporan

keuangan saat tidak adanya pernyataan otoritatif yang berlaku.

SFAC bukan bagian dari FASB Accounting Standards Codification, tetapi

merupakan sumber-sumber otoritatif GAAP yang diakui oleh FASB untuk diterapkan

pada entitas non-pemerintah. Sebaliknya, statemen tersebut menjelaskan tentang

konsep yang akan mendasari pedoman praktik-praktik akuntansi keuangan masa

depan dan pada waktunya akan menjadi dasar untuk mengevaluasi pedoman dan

praktek-praktek yang ada. Dewan standar mengakui bahwa dalam hal tertentu prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku umum yang baru mungkin tidak konsisten dengan

keadaan yang mungkin berasal dari set tujuan dan konsep dasar yang tercantum dalam

SFAC. Bagaimanapun, suatu SFAC tidak (a) memerlukan perubahan dalam US

GAAP yang ada; (b) mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan kodifikasi standar

akuntansi; atau (c) membenarkan salah satu perubahan yang ada dalam praktek-

praktek akuntansi dan pelaporan yang berlaku umum atau menafsirkan kodifikasi

standar akuntansi berdasarkan interpretasi pribadi dari tujuan dan konsep-konsep

dalam SFAC.

Karena SFAC ini tidak menetapkan US GAAP untuk pengungkapan informasi

keuangan di luar laporan keuangan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan,

maka SFAC tidak dimaksudkan untuk memanggil perintah aplikasi rule 203 atau 204

dari rule Kode Etik Profesional Ikatan Akuntan Publik Amerika.

Sebuah SFAC dapat diubah, diganti, atau ditarik melalui prosedur yang sesuai

dibawah the Board’s Rules of Procedure.

Jadi, secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah sebagai berikut.

a. Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep

dasar akuntansi keuangan.

b. Menggantikan SFAC No. 1 dan 2.

c. Terdiri atas tiga bab.

– Bab 1: Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan Umum.

– Bab 2: Entitas Pelaporan.

− Bab 3: Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Bermanfaat.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 153153153

Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan (The Objective of General Purpose Financial Reporting)

a. Skup pelaporan keuangan

Pelaporan dan laporan keuangan sepintas kelihatannya sama, namun ternyata

kedua pernyataan tersebut berbeda. Menurut FASB dalam SFAC No. 1 maupun

SFAC No. 8 pelaporan dan laporan keuangan posisinya adalah sebagai berikut.

a) Pelaporan keuangan (financial reporting) lebih luas laporan keuangan (financial

statements).

b) Laporan keuangan tetap merupakan komponen pokok pelaporan keuangan.

c) Komponen lain pelaporan keuangan.

− Supplementary information seperti (1) disklosur pengaruh perubahan tingkat

harga dan (2) informasi cadangan minyak dan gas.

− Other means of financial reporting seperti (1) management discussion and

analysis dan (2) letters to stockholders.

b. Tujuan Pelaporan Keuangan

SFAC No. 8 secara umum merumuskan 3 (tiga) tujuan pelaporan keuangan, yaitu:

− Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat

bagi investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada maupun yang

potensial dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya

kepada entitas pelapor. Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau

menahan instrumen ekuitas dan hutang dan menyediakan atau menyelesaikan

pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.

− Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, oleh

investor yang sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur dan kreditur

lainnya yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim

terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif manajemen

entitas melakukan pengelolaan dan komisaris yang telah menyelesaikan

tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas (sepanjang

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 154154154

ini kerangka konseptual, manajemen merujuk kepada manajemen dan

komisaris entitas kecuali bila ditunjukkan sebaliknya).

Contoh tanggung jawab tersebut termasuk melindungi sumber daya entitas

dari efek yang kurang baik faktor ekonomi seperti harga dan perubahan

teknologi dan menjamin bahwa entitas mematuhi hukum yang berlaku,

peraturan, dan ketentuan kontrak. Informasi tentang pelepasan manajemen dari

tanggung jawabnya juga bermanfaat bagi investor yang sudah ada dalam

membuat keputusan juga kreditur dan kreditur lain yang memiliki hak untuk

memilih atau sebaliknya pengaruh tindakan manajemen.

− Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi

keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya

ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan

entitas. Laporan keuangan juga memberikan informasi tentang dampak

transaksi dan peristiwa lain yang mengubah sumber daya ekonomi suatu

entitas dan klaim atas sumber daya tersebut dalam pelaporan. Kedua jenis

informasi tersebut memberikan masukan yang bermanfaat untuk keputusan

tentang penyediaan sumber daya untuk suatu entitas.

c. Primary users

Jika diamati tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang direkomendasi dalam

SFAC No. 8 maka tampak bahwa para pengguna informasi keuangan yang

kepentingannya diutamakan, yaitu:

− Para investor dan calon investor serta

− Para kreditor dan calon kreditor.

Investor maupun kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya

bagi suatu entitas tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang

dibutuhkan.

d. Informasi yang dibutuhkan

Sebagai pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu entitas, maka mereka

membutuhkan informasi keuangan yang memenuhi syarat kualitas yang mereka

tetapkan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 155155155

Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para invetor dan kteditor yaitu;

− Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka

menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa mendatang.

− Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber daya

entitas (aset), klaim atas entitas tersebut (hutang dan ekuitas), dan apakah

manajemen telah mengelola sumber daya yang dimiliki entitas secara efektif dan

efisien.

e. Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu

entitas, perubahan dan klaim atas sumber daya Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan

suatu entitas pelaporan, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi entitas dan

klaim kembali pada entitas pelapor. Laporan keuangan juga menyediakan informasi

tentang pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang mengubah

sumber daya ekonomi suatu entitas pelaporan dan klaim. Kedua jenis informasi yang

memberikan masukan yang bermanfaat untuk keputusan tentang penyediaan sumber

daya untuk suatu entitas.

f. Perubahan dan klaim atas sumber daya

Untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomik,

entitas pelapor disamping harus menyediakan informasi-informasi tentang sumber

daya dan klaim atas sumberdaya juga harus menyediakan informasi tentang

perubahan atas sumber daya suatu entitas serta klaim atas perubahan sumber daya

tersebut. Terdapat beberapa pemikiran terhadap gambaran tersebut sebagai berikut.

− Perubahan atas sumber daya yang terjadi pada suatu entitas dan klaim kepada

entitas yang bersangkutan berasal dari kinerja dan transaksi-transaksi serta

kejadian lain seperti penerbitan instrumen hutang dan ekuitas.

− Pengguna informasi keuangan suatu entitas perlu mengetahui perbedaan antara

kedua sumber perubahan tersebut yaitu apakah perubahan tersebut berasal dari

kinerja entitas dan transaksi-transaksi atau berasal dari hutang dan dari ekuitas.

− Implikasi atas gambaran diatas maka terdapat beberapa laporan, yaitu laporan laba

rugi; laporan posisi keuangan; laporan perubahan ekuitas.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 156156156

Karakteristik kualitatif informasi yang bermanfaat (Qualitatif characteristics of useful financial information)

Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna dibahas dalam bab ini

mengidentifikasi jenis informasi yang mungkin paling berguna kepada kreditur yang

ada dan potensial investor, dan kreditur lainnya untuk membuat keputusan tentang

entitas pelapor berdasarkan informasi yang dimiliki entitas dalam bentuk laporan

keuangan (informasi keuangan).

Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi

suatu pelaporan entitas, klaim terhadap sumber-sumber tersebut, dan efek transaksi-

transaksi dan peristiwa lain serta kondisi-kondisi yang merubah sumber-sumber dan

klaim atas sumber-sumber tersebut. Informasi ini berhubungan dalam kerangka

konseptual sebagai informasi tentang fenomena ekonomi. Beberapa laporan keuangan

juga mencakup penjelasan material tentang ekspektasi-ekspektasi dan strategi-strategi

manajemen untuk pelaporan entitas dan jenis-jenis informasi lainnya di masa depan.

Karakteristik kualitatif information keuangan yang bermanfaat,

digunakan untuk menyediakan informasi keuangan dalam laporan keuangan, serta

informasi keuangan yang disediakan dengan cara yang lain. Kos, merupakan kendala

pervasive yang berhubungan dengan kemampuan pelaporan keuangan untuk

menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat, berlaku sama. Namun,

pertimbangan dalam menerapkan karakteristik kualitatif dan kendala kos mungkin

berbeda untuk berbagai jenis informasi. Misalnya, menerapkannya untuk informasi

harapan masa depan mungkin berbeda dari penerapan mereka untuk informasi tentang

ada sumber daya ekonomi dan klaim dan perubahan sumber daya dan klaim.

Suatu informasi keuangan yang akan berguna, harus relevan dan direpresentasikan

dengan tepat. Kegunaan informasi keuangan akan meningkat jika dapat dibandingkan,

diverifikasi, tepat waktu, dan dapat dipahami atau dimengerti.

Hierarki kualitas yang diisyaratkan untuk informasi akuntansi sebagai berikut.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 157157157

Completeness Neutrality

itas Predictive

value Confirmatory

Value

Gambar. 6.2

A Hierarchy of Accounting Qualities

Pemakai utama

informasi

akuntansi

CAPITAL PROVIDERS (Investors and Creditors)

AND THEIR CHARACTERISTICS

Benefit Materiality

Kriteria pervasive

Decision usefulness

Kualitas fundamental

Unsur kual

Relevan

Faithful Representation

Free from

error

Kualitas ideal

Comparability Verifiability Timeliness Understandability

a. Karakteristik kualitatif fundamental

SFAC No. 8 menetapkan unsur karakteristik kualitatif fundamental adalah

relevansi dan representasi yang tepat.

a) Relevan (Relevance)

Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan

yang dibuat oleh pengguna. Informasi menjadi relevan jika informasi tersebut

memiliki kriteria unsur kualitas sebagai berikut:

− Nilai prediksi (Predictive Value)

Informasi keuangan dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan

sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 158158158

hasil masa depan. Informasi keuangan tidak perlu prediksi atau ramalan untuk

memiliki nilai prediktif. Informasi keuangan dengan nilai prediktif digunakan oleh

pengguna dalam membuat prediksi mereka sendiri.

− Nilai konfirmatori (Confirmatory Value)

Informasi keuangan dikatakan memiliki nilai konfirmasi jika itu memberikan

umpan balik (menegaskan atau perubahan) tentang evaluasi sebelumnya atau

keduanya.

Nilai prediksi dan nilai konfirmasi informasi keuangan bersifat saling terkait.

Informasi yang memiliki nilai prediktif sering juga memiliki nilai konfirmasi. Sebagai

contoh, informasi pendapatan untuk tahun berjalan, yang dapat digunakan sebagai

dasar untuk memprediksi pendapatan di masa mendatang, juga bisa dibandingkan

dengan prediksi pendapatan untuk tahun berjalan yang dibuat di masa lalu. Hasil

perbandingan tersebut dapat membantu pengguna untuk memperbaiki dan

meningkatkan proses yang digunakan untuk membuat prediksi mereka sebelumnya.

Materialitas (Materiality)

Informasi bahan baku apabila misstating bisa mempengaruhi keputusan yang

membuat pengguna berdasarkan informasi keuangan suatu entitas pelaporan tertentu.

Dengan kata lain, materialitas adalah aspek entitas tertentu dari relevansi berdasarkan

sifat atau besarnya atau kedua item informasi tersebut berhubungan dalam konteks

entitas individu laporan keuangan. Akibatnya, Dewan tidak dapat menentukan batas

kuantitatif yang seragam untuk materialitas atau melepaskan apa yang bisa menjadi

bahan pertimbangan dalam situasi tertentu.

b) Representasi yang tepat (Faithful Representation)

Laporan keuangan merupakan fenomena ekonomi dalam kata-kata dan dalam

angka. Untuk menjadi berguna, informasi keuangan tidak hanya harus mewakili

fenomena yang relevan, tetapi juga memiliki nilai representasi memadai yang harus

mewakili fenomena yang memiliki tujuan untuk diwakili.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 159159159

Terdapat tiga karakteristik untuk menjadi nilai informasi representasi sempurna,

sebagai berikut;

− Lengkap (Completeness)

Lengkap mencakup semua informasi yang diperlukan bagi pengguna untuk

memahami fenomena yang sedang digambarkan, termasuk semua deskripsi yang

diperlukan dan penjelasannya. Sebagai contoh, gambaran lengkap dari

sekelompok aktiva akan mencakup, setidaknya, gambaran sifat aset dalam

kelompok aset tersebut, gambaran numerik dari semua aset dalam masing-masing

kelompok, dan deskripsi tentang apa penggambaran numerik merupakan

(misalnya, kos awal, kos yang disesuaikan, atau nilai wajar). Untuk beberapa item,

gambaran lengkap juga mungkin memerlukan penjelasan berdasarkan fakta-fakta

yang signifikan mengenai kualitas dan sifat, serta keadaan yang mungkin

mempengaruhi kualitas, juga proses yang digunakan untuk menentukan

penggambaran numerik tersebut.

− Netral (Neutrality)

Netral akan menggambarkan seleksi atau penyajian informasi keuangan yang

tanpa bias. Sebuah penggambaran netral tidak miring, tertimbang, menekankan,

memakai perlombaan, atau dimanipulasi untuk meningkatkan probabilitas bahwa

informasi keuangan akan diterima baik atau tidak baik oleh pengguna informasi.

Netral bukan berarti informasi tidak mempengaruhi perilaku. Sebaliknya, pada

informasi yang relevan, menurut definisi adalah informasi yang mampu membuat

perbedaan dalam keputusan pengguna.

− Bebas dari kesalahan (Free from error)

Bebas dari kesalahan tidak berarti bahwa informasi keuangan akurat dari berbagai

aspek. Yang dimaksud dengan bebas dari kesalahan berarti tidak ada kesalahan

atau kelalaian dalam deskripsi fenomena, dan proses yang digunakan untuk

menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak

ada kesalahan dalam proses. Sebagai contoh, estimasi harga tidak teramati atau

nilai tidak dapat ditentukan untuk menjadi akurat atau tidak akurat. Namun,

representasi dari estimasi dikatakan tepat jika jumlah suatu nilai dapat dijelaskan

dengan jelas dan akurat sebagai perkiraan, sifat dan keterbatasan dari proses

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 160160160

pengestimasian dapat dijelaskan, dan tidak ada kesalahan dalam memilih dan

menerapkan proses yang sesuai untuk mengembangkan estimasi.

Suatu representasi yang tepat tidak selalu menghasilkan informasi yang dapat

digunakan. Sebagai contoh, sebuah entitas pelaporan mungkin menerima aset dan

peralatan melalui hibah pemerintah. Dengan demikian, melaporkan aset tersebut tanpa

kos adalah tidak tepat dan informasi sangat mungkin menjadi tidak berguna. Contoh

yang sedikit lebih halus adalah perkiraan untuk jumlah nilai aset yang tercatat harus

disesuaikan untuk mencerminkan adanya penurunan nilai asset. Suatu estimasi dapat

menjadi representasi yang tepat jika entitas pelapor telah menerapkan dengan benar

proses yang sesuai, menggambarkan benar perkiraan dan menjelaskan setiap

ketidakpastian yang berpengaruh signifikan terhadap estimasi tersebut. Namun, jika

tingkat ketidakpastian dalam estimasi tersebut cukup besar, maka estimasi akan

menjadi tidak berguna. Dengan kata lain, relevansi nilai aset yang tepat akan

dipertanyakan, namun jika tidak ada representasi alternatif yang lebih baik, maka

estimasi tersebut dapat merupakan informasi terbaik yang tersedia.

b. Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental

Informasi harus relevan dan terepresentasi dengan tepat jika ingin bermanfaat.

Baik ketepatan representasi dari sebuah fenomena yang tidak relevan, maupun

sebaliknya ketidak tepatan representasi dari fenomena yang relevan, membantu

pengguna membuat keputusan yang baik. Proses yang paling efisien dan efektif untuk

menerapkan karakteristik kualitatif fundamental biasanya sebagai berikut (tergantung

manfaat dan kendala biaya, yang tidak dipertimbangkan dalam contoh ini):

− Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi

berguna bagi pengguna informasi keuangan entitas pelaporan itu.

− Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan paling relevan jika

tersedia dan dapat setia diwakili.

− Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 161

c. Meningkatkan karakteristik kualitatif

Dapat dibandingkan (comparability), dapat diverifikasi (verifiability), ketepatan

waktu (timeliness), dan dapat dipahami (understandability) merupakan karakteristik

kualitatif ideal yang dirumuskan untuk meningkatkan kegunaan dari informasi dari

sisi relevance dan faithful representation. Karakteristik kualitatif juga meningkatkan

dan dapat membantu menentukan mana dari dua cara harus digunakan untuk

menggambarkan fenomena jika keduanya dianggap sama relevance dan faithful

representation.

a) Dapat dibandingkan

Keputusan pengguna untuk melibatkan dan memilih di antara alternatif,

misalnya, menjual atau menahan investasi atau berinvestasi dalam suatu entitas

pelaporan atau yang lain. Akibatnya, informasi tentang suatu entitas pelaporan lebih

berguna jika dapat dibandingkan dengan informasi yang sama tentang entitas lain dan

dengan informasi yang sama tentang entitas yang sama untuk periode atau tanggal

lain. Komparatif adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk

mengidentifikasi dan memahami kesamaan, dan perbedaan antara item-item laporan

keuangan. Berbeda dengan karakteristik kualitatif lainnya, komparabilitas tidak

berhubungan dengan item tunggal dan studi perbandingan membutuhkan setidaknya

dua item.

Konsistensi meski terkait dengan komparabilitas namun tidak sama dengan

komparabilitas. Konsistensi mengacu pada penggunaan metode yang sama untuk item

yang sama, baik dari waktu ke waktu dalam entitas pelaporan atau dalam satu periode

di seluruh entitas. Komparatif adalah tujuan; konsistensi membantu untuk mencapai

tujuan tersebut.

Komparabilitas tidak sama dengan keseragaman (uniformity). Untuk informasi

yang dapat dibandingkan, sesuatunya harus terlihat sama dan hal yang berbeda harus

terlihat berbeda. Derajat komparatif kemungkinan akan dicapai dengan memenuhi

karakteristik kualitatif yang fundamental. Sebuah representasi yang tepat dari suatu

fenomena ekonomi yang relevan harus memiliki beberapa derajat komparatif yang

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 162162162

natural dengan representasi yang tepat dari suatu fenomena ekonomi serupa yang

relevan dengan entitas pelaporan lainnya.

Fenomena ekonomi tunggal dapat dipresentasikan dengan tepat dalam berbagai

cara, berpotensi menyebabkan metode-metode akuntansi alternatif untuk fenomena

ekonomi yang sama memiliki tingkat komparabilitas yang kurang atau tidak dapat

dibandingkan.

b) Dapat diverifikasi (verifiability)

Verifiability membantu meyakinkan pengguna bahwa informasi setia merupakan

fenomena ekonomi yang memiliki tujuan untuk mewakili. Verifiability berarti bahwa

pengamat berpengetahuan dan independen yang berbeda bisa mencapai konsensus,

meskipun tidak selalu perjanjian lengkap, bahwa penggambaran tertentu merupakan

representasi setia. informasi dikuantifikasi tidak perlu perkiraan titik tunggal yang

akan diverifikasi. Berbagai jumlah yang mungkin dan probabilitas terkait juga dapat

diverifikasi.

Verifikasi dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung. Verifikasi langsung berarti

memverifikasi jumlah atau representasi lain melalui pengamatan langsung, misalnya,

dengan menghitung uang tunai. Verifikasi tidak langsung berarti memeriksa masukan

ke rumus, model, atau teknik lain dan menghitung ulang output dengan menggunakan

metodologi yang sama.

Contoh, memverifikasi nilai yang tercatat dalam persediaan dengan

memeriksa Input (kuantitas dan biaya) dan menghitung ulang persediaan akhir

dengan menggunakan asumsi arus biaya yang sama (misalnya, dengan

menggunakan metode masuk pertama keluar pertama).

Verifikasi mungkin tidak possible untuk beberapa penjelasan yang bersifat ekspektasi

seperti nilai atau jumlah yang akan diterima di masa yang akan datang. Untuk

membantu pengguna memutuskan apakah mereka ingin menggunakan informasi

tersebut, biasanya diperlukan mengungkapkan khususnya yang menyangkut asumsi

yang mendasarinya, metode mengumpulkan informasi, serta faktor lain dan keadaan

yang mendukung informasi tersebut.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 163163163

c) Ketepatan waktu (Timelines)

Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia untuk pengambil

keputusan dalam waktu yang akan mampu mempengaruhi keputusan mereka.

Umumnya, semakin terlambat (lama) informasi maka informasi tersebut kurang

berguna. Namun, beberapa informasi dapat terus tepat waktu relatif lama setelah akhir

periode pelaporan, misalnya beberapa pengguna mungkin perlu untuk

mengidentifikasi dan menilai tren.

d) Dapat dipahami (Understandability)

Mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan menyajikan informasi secara jelas

dan ringkas akan membuat informasi tersebut dapat dimengerti atau dipahami.

Beberapa fenomena akuntansi secara inheren bersifat kompleks dan tidak mudah

dipahami. Laporan keuangan disusun untuk pengguna yang memiliki pengetahuan

yang cukup atas aktivitas bisnis dan ekonomi serta yang meninjau dan menganalisis

informasi dengan rajin. Kadang-kadang dan bahkan pengguna yang terinformasi

dengan baik dan rajin mungkin perlu meminta bantuan konsultas untuk dapat

memahami informasi tentang fenomena ekonomi yang kompleks.

d. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif

Meningkatkan karakteristik kualitatif harus sejauh mungkin dimaksimalkan.

Namun, meningkatkan karakteristik kualitatif baik secara individu maupun sebagai

kelompok, tidak dapat membuat informasi berguna jika informasi tidak relevan atau

tidak memiliki representasi yang tepat. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik

kualitatif merupakan proses berulang yang tidak mengikuti perintah yang ditentukan.

Kadang-kadang, satu karakteristik kualitatif akan meningkat atau mungkin harus

berkurang untuk memaksimalkan karakteristik kualitatif lainnya. Sebagai contoh,

penurunan sementara dalam komparabilitas sebagai akibat dari menerapkan standar

pelaporan keuangan prospektif yang baru mungkin akan bermanfaat untuk

meningkatkan relevansi atau representasi yang tepat dalam jangka panjang, namun

pengungkapan yang tepat mungkin sebagian mengimbangi non-comparability.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 164164164

e. Kendala manfaat dan biaya pada pelaporan keuangan

Biaya merupakan kendala yang luas atas informasi yang dapat disediakan oleh

laporan keuangan. Pelaporan informasi keuangan memaksakan biaya, dan penting

bahwa biaya tersebut dibenarkan oleh manfaat dari pelaporan informasi tersebut. Ada

beberapa jenis biaya dan manfaat untuk dipertimbangkan. Penyedia informasi

keuangan mengeluarkan sebagian besar usaha yang terlibat dalam pengumpulan,

pengolahan, memverifikasi, dan menyebarluaskan informasi keuangan, namun

pengguna akhirnya menanggung biaya-biaya dalam bentuk berkurangnya return.

Pengguna informasi keuangan juga dikenakan biaya dalam menganalisis dan

menafsirkan informasi yang diberikan. Jika informasi yang dibutuhkan tidak tersedia,

pengguna akan dikenakan biaya tambahan untuk mendapatkan informasi yang di

tempat lain atau untuk memperkirakan tersebut.

Pelaporan informasi keuangan yang relevan dan memiliki nilai representasi yang

tepat akan membantu pengguna untuk membuat keputusan dengan lebih percaya diri.

Hal ini akan mengakibatkan fungsi yang lebih efisien pasar modal sehingga biaya

akan menjadi lebih rendah dibanding modal bagi perekonomian secara keseluruhan.

Seorang investor individu, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya juga menerima

manfaat dengan membuat keputusan yang lebih, dan tidaklah mungkin untuk

menyusun laporan keuangan bertujuan umum yang mampu memberikan semua

informasi kepada setiap pengguna dalam kontek menemukan yang relevan. Dalam

menerapkan kendala biaya, Dewan menilai apakah manfaat dari pelaporan informasi

tertentu cenderung untuk membenarkan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan

dan menggunakan informasi tersebut. Ketika menerapkan kendala biaya dalam

mengembangkan standar pelaporan keuangan yang diusulkan, Dewan mencari

informasi dari penyedia informasi keuangan, pengguna, auditor, akademisi, dan lain-

lain tentang sifat dan kuantitas yang diharapkan dari manfaat dan biaya standar

tersebut. Pada kebanyakan situasi, penilaian didasarkan pada kombinasi informasi

kuantitatif dan kualitatif.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 165165165

Karena subjektivitas yang melekat, penilaian individu yang berbeda atas biaya dan

manfaat dari pelaporan barang-barang tertentu atas informasi keuangan akan

bervariasi. Oleh karena itu, Dewan berupaya untuk mempertimbangkan biaya dan

manfaat dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum, dan tidak hanya dalam

kaitannya dengan entitas pelaporan individu. Gambaran tersebut tidak berarti bahwa

penilaian biaya dan manfaat selalu membenarkan persyaratan pelaporan yang sama

untuk semua entitas. Perbedaan mungkin cocok karena ukuran yang berbeda dari

entitas, cara berbeda untuk meningkatkan modal (umum atau pribadi), kebutuhan

pengguna yang berbeda, atau faktor lainnya.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 166166166

DAFTAR PUSTAKA

APB., 1971, “Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial

Statements of Business Enterprises,” APB Statement No.4., New York.

AICPA.

Baridwan, Z., 2000, “Perkembangan Teori dan Penelitian Akuntansi,” Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 15, No. 4.

Belkaoui A.R., (2006),”Teori Akuntansi,” Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.

Birnberg, J.G., 1980., ”The Role of Accounting in Financial Disclosure,” Accounting,

Organizations, and Society.

Brooks, Ronald.F., 2004.,” Business and Prefessional Ethics for Accountant”. South-

Western College Publishing.

Chambers, R.J., ” The Possibility of Normative Accounting Standards,” The

Accounting Review.

Cushing, Barry E., 1977.,”On the Possibility of Optimal Accounting Principles”., The

Accounting Review.

Demski, Joel S., 1973.,”The General Impossibility of Normative Accounting

Standard,” The Accounting Review.

FASB., 1978, ”Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,”

Statement of Financial Accounting Concept No.1.

FASB., 1980, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information”. Statement of

Financial Accounting Concept No.2.

FASB., 1984. ”Recognation and Measurement in Financial Statements of Busisness

Enterprises”. Statement of Financial Accounting Concept No.5.

FASB., 1985, ”Elements of Financial Statements”. Statement of Financial Accounting

Concept No.6.

FASB., 2000, ”Using Cash Flows Information and Present Value in Accounting

Measurements”. Statement of Financial Accounting Concept No.7.

FASB., 2010, ”Conceptual Framework for Financial Reporting.” Statement of

Financial Accounting Concept No.8.

Goldberg. L.,1988., ”Foreword to A.A. Fitzgerald on the Principles of Accounting.,”

Accounting Historians Journal.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 167167167

Grady, Paul., 1965.,”Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for

Business Enterprises, New York., AICPA

Hartono, J., 2004., ”Metodologi Penelitian Bisnis: salah kaprah dan pengalaman-

pengalaman., BPFE., Yogyakarta.

Heilbroner, R.L.,1969., ”Business Civilization in Decline” New York., Penguin

Books.

Hendriksen, E.S., 1982.,”Accounting Theory”., Homewood, Illinois : Richard D.

Irwin

IAI .,1998, “Standar Akuntansi Keuangan,”.

Ijiri, Yuji., 1975., ”Theory of Accounting Measurement”., Accounting Research Study

No.10

Jung.,C.G., 1971., ”Psycological Types”., Collected Works, Vol. 6

Kolb, D.A., Rubin, I.M., dan McIntyre, J.M., 1974., ”Organizational Psychology: An

Experimental Approach”. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Leftwich, R.W. 1980., ”Market Failure Fallacies and Accounting Information,”,

Journal of Accounting and Economics.

Luthans., F dan Davis,T.R., 1982 ”An Ideographic Approach to Organizational

Behavior Research: Yhe Use of Single Case Experimental Design and Direct

Measures,” Academy Management Review.

Machfoedz, M., 1999, “Akuntansi Keuangan Menengah,” Edisi Kedua, BPFE,

Yogyakarta.

McDonald, Daniel L., 1972., ”Comparative Accounting Theory”. Reading, MA:

Addison-Wesley.

Mitrof,I.I dan Kilman., 1978 ”Methodological Approaches to Sosial Sience”. San

Francisco: Jossey-Bass.

Paton, W.A. dan A.C. Littleton.,1940, “An Introduction to Corporate Accounting

Standards,” American Accounting Association.

Payne, Roy.L., 1982. “The Nature of Knowledge and Organizational Psycology”

dalam Belkaoui A.R., (2006),”Teori Akuntansi,” Edisi Lima, Salemba Empat,

Jakarta.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 168168168

Scott, W.R., 1941., “The Basic for Accounting Principles.” The Accounting Review.,

h.341-349

Scott, W.R., 2000, “Financial Accounting Theory,” Second Edition, Prentice Hall

Canada Inc, Scarborough. Ontario.

Sudibyo., B., 1987, “Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di Indonesia.”

Akuntansi, Edisi No. 6.

Sugiri, S., 2005, “Kejujuran Manajemen Sebagai Dasar Pelaporan Laba Berkualitas,”

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ekonomi Universitas

Gajah Mada. Yogyakarta.

Suwardjono., 2006, “Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan” Edisi

Ketiga, BPFE Yogyakarta.

Vatter, William. J., 1963., “Postulates and Priciples”., Journal of Accounting

Research, Autumn.

Watts, R.L, dan J.L. Zimmerman.,1986, “Positive Accounting Theory,” Printice-Hall

International.Inc, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.

Wolk., Tearney, dan Dodd., 2001, “Accounting Theory: A Conceptual and

Institusional Approach,” USA, South Western College Publishing.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 169

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 170170170

DALIL-DALIL DASAR AKUNTANSI (ARS 1)

Berasal dari lingkungan ekonomi dan politik

Dalil A.1 : Identifikasi.

Data kuantitatif berguna dalam membuat keputusan ekonomi yang rasional, yaitu

membuat pilhan di antara alternatif sehingga tindakan berkaitan secara benar dengan

konsekuensi.

Dalil A.2 : Pertukaran.

Kebanyakan barang dan jasa yang dihasilkan didistribusikan melalui pertukaran dan

tidak secara langsung dikonsumsi oleh produsen.

Dalil A.3 : Entitas (termasuk identifikasi dari entitas)

Aktivitas ekonomi dilaksanakan melalui unit tertentu atau entitas. Laporan apa pun

mengenai aktivitas tersebut harus mengidentifikasikan dengan benar unit atau entitas

tertentu yang terlibat.

Dalil A.4 : Periode waktu (termasuk spesifikasi periode waktu)

Aktivitas ekonomi dilaksanakan dalam periode waktu yang dapat ditentukan. Laporan

apa pun mengenai aktivitas tersebut harus mengidentifikasikan dengan jelas periode

waktu yang terlibat.

Dalil A.5 : Unit pengukuran (termasuk identifikasi unit moneter)

Uang adalah penyebut yang umum dalam hal barang dan jasa, termasuk tenaga kerja,

sumber daya alam, serta modal diukur. Laporan apapun harus mengidentifikasikan

dengan jelas uang yang mana (misalnya, dolar, euro, pound) yang digunakan.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 171171171

Dalil-dalil berasal dari bidang akuntansi sendiri

Dalil B.I: Laporan keuangan (berkaitan dengan A.I)

Hasil dari proses akuntansi dinyatakan dalam sekelompok laporan keuangan yang

saling berkaitan secara mendasar yang mengartikulasikan satu sama lain dan

didasarkan pada data yang sama.

Dalil B.2: Harga pasar (berkaitan dengan A.2)

Data akuntansi didasarkan pada harga yang dihasilkan oleh pertukaran di masa lalu,

masa sekarang, atau masa depan yang benar-benar terjadi atau yang diperkirakan

akan terjadi.

Dalil B.3: Entitas (berkaitan dengan A.3)

Hasil dari proses akuntansi dinyatakan dalam hal unit atau entitas tertentu.

Dalil B.4: Tentativitas (berkaitan dengan A.4)

Hasil dari operasi untuk periode waktu yang relatif pendek adalah tentatif bilamana

alokasi antara periode masa lalu, masa sekarang, dan masa depan diperlukan.

Keharusan

Dalil C.I: Kontinuitas (termasuk konsep korelatif dari umur yang terbatas)

Dalam hal tiadanya bukti mengenai hal yang sebaliknya; entitas tersebut sebaiknya

dipandang tetap beroperasi dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Dalam hal

adanya bukti bahwa entitas tersebut memiliki umur yang terbatas, maka sebaiknya

entitas tersebut tidak dipandang tetap beroperasi dalam jangka waktu yang tidak

terbatas.

Dalil C.I: Objektivitas

Perubahan dalam aktiva dan kewajiban, serta dampak yang terkait (jika ada) terhadap

pendapatan, beban, laba ditahan, dan semacamnya, sebaiknya tidak diakui secara

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 172172172

formal dalam akun sebelum titik waktu di mana hal tersebut dapat diukur secara

objektif.

Dalil C.3: Konsistensi

Prosedur yang digunakan dalam akuntansi untuk entitas tertentu sebaiknya sesuai

dengan pengukuran atas posisi dan aktivitasnya serta dilakukan secara konsisten dari

periode ke periode.

Dalil C.4: Unit yang stabil

Laporan akuntansi sebaiknya didasarkan pada unit pengukuran yang stabil.

Dalil C.5: Pengungkapan

Laporan akuntansi sebaiknya mengungkapkan apa yang perlu untuk membuatnya

tidak menyesatkan.

LAMPIRAN 7.B

SEKELOMPOK TENTATIF PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI

YANG LUAS UNTUK PERUSAHAAN BISNIS (ARS 3)

Prinsip-prinsip yang diringkas di sini memiliki relevansi untuk laporan keuangan

formal yang disediakan bagi pihak ketiga oleh manajemen dari perusahaan bisnis.

"Dalil-dalil dasar akuntansi" yang dikembangkan dalam Accounting Research Study

No. 1 adalah bagian yang tak terpisahkan dalam pernyataan prinsip ini.

Prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat luas sebaiknya tidak diformulasikan terutama

untuk tujuan menvalidasi kebijakan (misalnya, manajemen keuangan, perpajakan,

kompensasi karyawan) yang ditetapkan di bidang-bidang lain, tidak peduli seberapa

baik serta dibutuhkannya kebijakan itu sendiri. Akuntansi memperoleh kekuatan

utamanya dari netralitas di antara tuntutan-tuntutan dari kepentingan khusus yang

saling bersaing. Fungsi sebenarnya diturunkan dari pengukuran atas sumber daya

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 173173173

entitas tertentu dan atas perubahan dalam sumber daya ini. Prinsip-prinsip akuntansi

sebaiknya ditujukan pada pencapaian dari fungsi-fungsi tersebut.

Prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

A. Laba dihasilkan oleh seluruh proses aktivitas bisnis. Oleh karena itu, aturan atau

prosedur mana pun yang mengkaitkan laba ke suatu bagian dari 'proses

keseluruhan sebaiknya terus-menerus diperiksa kembali untuk menentukan

sampai sejauh mana hal tersebut menimbulkan bias dalam pelaporan jumlah

laba yang dikaitkan dengan periode waktu tertentu.

B. Perubahan-perubahan dalam sumber daya sebaiknya diklasifikasikan antara

jumlah-jumlah yang disebabkan untuk hal-hal berikut ini:

1. Perubahan dalam dolar (perubahan tingkat harga) yang mengarah pada

pernyataan kembali modal tetapi tidak pada pendapatan atau biaya.

2. Perubahan dalam biaya penggantian (di atas atau di bawah dampak

perubahan tingkat harga) yang mengarah pada elemen keuntungan atau

kerugian.

3. Penjualan atau transfer lainnya, atau pengakuan atas nilai realisasi bersih,

atau yang mengarah pada pendapatan atau keuntungan.

4. Penyebab-penyebab lainnya, seperti pertumbuhan atau penemuan sumber

daya alam yang sebelumnya tidak diketahui.

C. Seluruh aktiva perusahaan, baik yang diperoleh dari investasi pemilik atau

kreditor, maupun yang diperoleh dengan cara-cara lain, sebaiknya dicatat dalam

akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapatnya aktiva adalah

independen terhadap cara aktiva tersebut diperoleh.

D. Masalah pengukuran (penetapan harga, penilaian) terhadap aktiva adalah

masalah pengukuran terhadap manfaat masa depan, dan melibatkan paling tidak

tiga langkah:

1. Suatu penentuan jika manfaat masa depan memang ada secara fakta.

Misalnya saja, suatu bangunan mampu menyediakan ruang untuk aktivitas

manufaktur.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 174174174

2. Suatu estimasi dari kuantitas jasa. Misalnya saja, bangunan diestimasikan

akan dapat digunakan selama lebih dari dua puluh tahun, atau separuh dari

estimasi total umur.

3. Pilihan atas metode atau dasar atau formula untuk penetapan harga

(penilaian) atas kuantitas manfaat yang diperoleh dari (2) di atas. Secara

umum, pilihan dasar penetapan harga dibuat dari tiga harga pertukaran

berikut ini:

(a) Harga pertukaran masa lalu, misalnya, biaya akuisisi atau dasar

lainnya. Ketika dasar ini digunakan, laba atau rugi, jika ada, atas

aktiva yang ditetapkan harganya tidak akan diakui sampai penjualan

atau transfer keluar dari entitas bisnis.

(b) Harga pertukaran sekarang, misalnya, biaya penggantian.

Ketika dasar ini digunakan, laba atau rugi atas aktiva yang ditetapkan

harganya akan diakui dalam dua tahap.

Tahap pertama akan mengakui sebagian dari keuntungan atau kerugian

dalam periode atau periode waktu dari saat akuisisi sampai saat

penggunaan atau disposisi lainnya.

Tahap kedua akan mengakui sisa dari keuntungan atau kerugian

tersebut pada waktu penjualan atau transfer keluar lainnya dari entitas

tersebut, diukur dengan selisih antara harga jua (transfer) dan harga

penggantian. Metode ini masih termasuk metode biaya; aktiva yang

dinilai dengan dasar ini diperlakukan sebagai faktor biaya yang

menunggu disposisi.

(c) Harga pertukaran masa depan, misalnya, harga jual yang diantisipasi.

Ketika dasar ini digunakan, laba atau rugi, jika ada, telah diakui dalam

akun. Oleh karena itu, aktiva manapun yang ditetapkan dengan dasar

ini diperlakukan seolah-olah sebagai piutang, di mana penjualan atau

transfer keluar dari bisnis (termasuk konversi menjadi kas) tidak akan

menghasilkan keuntungan atau kerugian, kecuali untuk bunga (diskon)

yang muncul dari berlalunya waktu.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 175175175

Penentuan harga (valuasi) aktiva yang tepat dan alokasi laba ke periode-

periode akuntansi sebagian besar tergantung pada estimasi keberadaan

manfaat dari aktiva tersebut di masa depan tanpa menghiraukan dasar-dasar

yang digunakan untuk menentukan harga aktiva tersebut. Perlunya estimasi

merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan tidak bisa dihilangkan oleh

adopsi rumus apa pun untuk penentuan harga tersebut.

4. Seluruh aktiva dalam bentuk uang atau klaim atas uang sebaiknya

ditampilkan pada nilai sekarang terdiskonto atau ekuivalennya. Tingkat

bunga yang akan digunakan dalam proses akuntansi adalah tingkat bunga

pasar (efektif) pada tanggal aktiva tersebut diperoleh.

Proses diskonto adalah tidak perlu dalam kasus piutang jangka pendek

di mana pengaruh bunga adalah kecil. Nilai buku dari piutang sebaiknya

dikurangi dengan penyisihan untuk elemen-elemen tidak tertagih; estimasi

biaya penagihan sebaiknya dicatat dalam akun tersebut.

Jika klaim atas uang adalah tidak pasti dalam hal waktu atau jumlah

penerimaan, maka klaim tersebut sebaiknya dicatat pada nilai pasar

sekarang. Jika nilai pasar sekarang begitu tidak pastinya sehingga tidak

dapat diandalkan, maka aktiva tersebut sebaiknya ditampilkan pada

biayanya.

5. Persediaan yang siap untuk dijual pada harga yang diketahui dengan biaya

yang dapat diprediksi sebaiknya dicatat pada nilai realisasi bersih, dan

pendapatan terkait dicatat pada waktu yang bersamaan. Jenis-jenis

persediaan lainnya sebaiknya dicatat pada biaya sekarang (penggantian),

dan keuntungan atau kerugian terkait dilaporkan secara terpisah. Akuntansi

untuk persediaan dengan kedua dasar tersebut menyebabkan dicatatnya

pendapatan, keuntungan, atau kerugian sebelum hal tersebut divalidasi oleh

penjualan, namun keduanya memang merupakan komponen dari laba (rugi)

bersih pada periode ketika hal tersebut terjadi.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 176176176

Biaya akuisisi dapat digunakan ketika biaya tersebut mendekati biaya

sekarang (penggantian), sebagaimana halnya ketika harga per unit dari

komponen persediaan cukup stabil dan tingkat perputarannya tinggi. Dalam

semua kasus dasar pengukuran yang benar-benar digunakan sebaiknya

"diverifikasi oleh investigator lainnya yang kompeten."

6. Seluruh pabrik dan peralatan yang digunakan, atau disimpan dalam kondisi

siap untuk digunakan, sebaiknya dicatat pada biaya akuisisi atau konstruksi,

dengan modifikasi yang sesuai untuk dampak dari perubahan dolar dalam

laporan utama atau dalam laporan pelengkap. Dalam laporan eksternal,

pabrik dan peralatan sebaiknya dinyatakan kembali dalam hal biaya

penggantian saat ini ketika ada kejadian signifikan tertentu yang terjadi,

seperti reorganisasi entitas bisnis atau mergernya entitas tersebut dengan

entitas lain atau ketika entitas itu menjadi anak perusahaan dari perusahaan

induk. Bahkan ketika tiadanya kejadian yang signifikan, akun-akun

sebaiknya dinyatakan kembali secara periodik, mungkin setiap lima tahun.

Pengembangan dari indeks biaya konstruksi dan harga mesin serta peralatan

yang memuaskan sangat membantu dalam membuat perhitungan biaya

penggantian menjadi mungkin, praktis, dan objektif.

7. Investasi (dengan dasar biaya atau dasar lainnya) dalam pabrik dan peralatan

sebaiknya diamortisasi selama umur manfaat yang diestimasikan. Dasar

untuk mengadopsi metode amortisasi tertentu untuk aktiva tertentu

sebaiknya adalah kemampuan dasar tersebut untuk menghasilkan alokasi

yang cukup konsisten dengan arus manfaat yang diantisipasi dari aktiva

tersebut.

8. Semua "aktiva tidak berwujud" seperti paten, hak cipta, penelitian dan

pengembangan, serta goodwill sebaiknya dicatat at cost dengan modifikasi

yang sesuai untuk dampak perubahan dolar dalam laporan utama atau

laporan pelengkap. Aktiva tak berwujud dengan jangka waktu terbatas

sebaiknya diamortisasi sebagai biaya selama umur manfaat yang

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 177177177

diestimasikan. Aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas sebaiknya

tetap dicatat sebagai aktiva, tanpa amortisasi.

Jika jumlah investasi (kos atau dasar lainnya) dalam pabrik dan

peralatan atau dalam "aktiva tak berwujud" telah meningkat atau menurun

sebagai akibat dari penilaian atau penggunaan angka indeks, depresiasi atau

amortisasi lain sebaiknya didasarkan pada jumlah yang telah berubah

tersebut.

E. Seluruh kewajiban dari perusahaan sebaiknya dicatat dalam akun dan dilaporkan

dalam laporan keuangan. Kewajiban tersebut yang membutuhkan penyelesaian

dalam kas sebaiknya diukur dalam nilai sekarang (terdiskonto) dari pembayaran

masa depan atau ekuivalennya. Tingkat bunga hasil (pasar, efektif) pada tanggal

terjadinya kewajiban adalah tingkat yang tetap untuk digunakan dalam proses

diskonto dan dalam amortisasi "diskonto" serta "premium." "Diskonto" dan

"premium" adalah alat teknis untuk mengaitkan harga penerbitan dengan jumlah

pokok dan oleh karena itu sebaiknya dikaitkan dengan jumlah pokok dalam

laporan keuangan.

F. Kewajiban-kewajiban yang membutuhkan penyelesaian dalam barang atau jasa

(selain kas) sebaiknya diukur menggunakan harga jual yang telah disetujui. Laba

diakrualkan dalam kasus di mana jasa yang dijanjikan telah dilakukan atau barang

yang dijanjikan telah diproduksi atau diantarkan.

G. Dalam perusahaan, ekuitas pemegang saham sebaiknya diklasifikasikan ke dalam

investasi modal dan laba ditahan (surplus yang diperoleh). Investasi modal,

sebaiknya, pada akhirnya, diklasifikasikan sesuai dengan sumber, yaitu, sesuai

dengan sifat yang mendasari dari transaksi yang menimbulkan investasi modal.

Laba ditahan sebaiknya memasukkan jumlah kumulatif dari laba bersih dan

rugi bersih, dikurangi dengan dividen yang telah diumumkan dan dikurangi

dengan jumlah yang ditransfer ke investasi modal.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 178178178

Dalam bisnis yang tidak berbentuk korporasi, rencana yang sama dapat

diikuti, tetapi alternatif yang dapat diterima dan yang lebih banyak diikuti adalah

pelaporan total kepemilikan dari masing-masing pemilik atau kelompok pemilik

pada tanggal neraca.

H. Suatu laporan atas hasil operasi sebaiknya mengungkapkan komponen-komponen

laba dengan rincian yang mencukupi untuk memungkinkan dibuatnya

perbandingan dan interpretasi. Untuk tujuan ini, data tersebut sebaiknya

diklasifikasikan paling tidak menjadi pendapatan, beban, keuntungan, dan

kerugian.

1. Secara umum, pendapatan dari perusahaan selama suatu periode akuntansi

mencerminkan pengukuran atas nilai pertukaran dari produk (barang dan jasa)

perusahaan tersebut selama periode itu. Diskusi sebelumnya, dalam D.3(b)

juga berlaku di sini.

2. Secara luas, beban mengukur biaya dari jumlah pendapatan yang diakui.

Beban dapat secara langsung dikaitkan dengan transaksi penghasil pendapatan

itu sendiri (misalnya, yang disebut dengan "biaya produk") atau dengan

periode akuntansi di mana pendapatan tersebut muncu (misalnya, yang

disebut dengan "biaya periodik").

3. Keuntungan meliputi pos-pos seperti hasil dari penyimpanan persediaan

ketika harga naik, penjualan aktiva (selain barang dagangan yang siap untuk

dijual) pada harga yang melebihi nilai bukunya, dan penyelesaian kewajiban

pada nilai yang kurang dari nilai bukunya. Kerugian meliputi pos-pos seperti

hasil penyimpanan persediaan ketika harga turun, penjualan aktiva (selain

barang dagangan yang siap untuk dijual) pada nilai yang kurang dari nilai

bukunya atau nilai penghentiannya, penyelesaian kewajiban pada nilai yang

lebih tinggi dari nilai bukunya, dan pengenaan kewajiban melalui tuntutan

hukum.

Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan

Teori Akuntansi Page 179179179

Konsep Dasar Akuntansi Keuangan Menurut Paul Grady 1. Pengakuan hak milik pribadi (A society and government structure honoring

private property right)

2. Kesatuan usaha yang berdiri sendiri (Specific business entities)

3. Kontinyuitas usaha (Going cocern)

4. Kesatuan uang sebagai satuan kwantifikasi transaksi (Monetary expression in

account)

5. Konsistensi antar periode untuk suatu kesatuan usaha (Consistency between

periods for the same entity)

6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi antar satuan usaha (Diversity in accounting

among independent entities)

7. Konservatisme (Concervatism)

8. Keandalan data keuangan melalui pengendalian internal (Dependability of data

through internal control)

9. Materialitas (Materiality)

10. Periodisasi laporan memerlukan taksiran (Timeliness in financial reporting

requirese stimates)