pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan...
TRANSCRIPT
PENGARUH RASIO KEUANGAN
TERHADAP PERUBAHAN LABA BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
GelarSarjana Ekonomi Syariah(S.E.Sy.)
Oleh:
Erna Setiawati
NIM. 1111046100069
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM (MUAMALAT)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Erna setiawati (NIM : 1111046100069) - Pengaruh Rasio Keuangan
(ROA, CAR, FDR, dan NPF) terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum Syariah
di Indonesia (studi pada bank syariah mandiri, BRISyariah, BNISyariah, dan
Bank Mega Syariah periode 2011-2014). Konsentrasi perbankan syariah, Program
studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Indonesia adalah negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia,
pada tahun 2014 mencapai 223 juta jiwa, market share perbankan syariah di
Indonesia hanya mencapai 4,9% total asset perbankan. Dengan dukungan
kerangka regulasi yang kondusif ditambah dengan dengan kondisi ekonomi
Indonesia saat ini, diharapkan perbankan syariah yang lebih sehat dan lebih
profitable.Dari beberapa penelitian sebelumnya para peneliti melakukan
penelitian mengenai perubahan laba, dari berbagai penelitian terdahulu terdapat
hasil yang tidak konsisten (research gap).
Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dan penelitian
ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan
laba, baik secara simultan maupun secara parsial pada bank umum syariah di
indonesia. Variabel independen (bebas) yang digunakan adalah Return On Assets
(ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Dan
Non Performing Financing (NPF) sedangkan variabel dependen (terikat) adalah
Perubahan Laba (PL). Data yang digunakan adalah data triwulan dan jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 3 bank syariah di indonesia tahun 2011-2014
Hasil dari penelitian ini, secara simultan ROA, CAR, FDR, DAN NPF
berpengaruh terhadap perubahan laba bank umum syariah sebesar 30.8% dan
secara parsial hanya rasio ROA dan NPF saja yang berpengaruh secara signifikan
sedangkan CAR dan FDR tidak berpengaruh secara signifikan. Dari hasil uji
siginifikan masing-masing bank umum syariah menyatakan bahwa hanya ROA
dan CAR yang berpengaruh terhadap perubahan laba di Bank Syariah Mega
Indonesia dan Bank Syariah Bukopin sedangkan pada Bank Panin Syariah tidak
ada variabel yang berpengaruh.
Key words: ROA, CAR, FDR, NPF dan Perubahan Laba
Pembimbing : Ir. Aries Koentjoro, MM
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hi Rabbil ‘Alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT
yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul
kita Muhammad SAW, kepada segenap Keluarga, Sahabat serta ummatnya
sepanjang zaman.
Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT, penulis sangat bersyukur karena
telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Umum Syariah di Indonesia” dengan
baik.
Banyak rintangan yang dilalui penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Namun berkat kesungguhan hati, kerja keras, berbagai bantuan dan doa dari
semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali M.A. dan Bapak Abdurrauf, Lc, M.A., Ketua Prodi
Program Studi Muamalat dan Sekertaris Konsentrasi Perbankan Syariah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ir. Aries Koentjoro, MM Dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, saran-
saran, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispi ini.
vii
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa
kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan di sisi Allah SWT.
5. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah
memberikan bantuan dan masukan dalam berbagai hal.
6. Kedua orangtua ku tercinta, Edi Kuncoro dan Ida Nurwaida yang tealh
memberikan segala dukungan baik moril maupun materil serta do’a yang tak
pernah putus untuk anak-anaknya.
7. Kedua kakakku tersayang, Eka Kurniasih dan Rika Santia yang telah
memberikan banyak nasihat dan motivasi.
8. Sahabat-sahabatku tercinta, Vita, Amrina, Rika, Ria, Nia, Icun, Vivi, dan
Futuh, yang telah memberikan banyak kenangan semasa kuliah dan selalu
memberikan dukungan dan do’anya kepada penulis. Semoga kita bisa
menggapai impiann masing-masing dan semoga persahabatan ini tetap
terjalin sampai tua nanti.
9. Teman-teman PS B 2011, terimakasih telah memberikan banyak kenangan
selama masa-masa kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga tali
silaturahmi kita terus terjalin sampai kapanpun.
10. Teman-teman KKN GANESA 2014, Muflih, Syamsuddin, Zul, Firman, Ali,
Dina, Revy, Risma, Lina, dan Qori. Terimakasih untuk semua pengalaman
hidup yang sangat berharga dan semua kenangan indah yang telah terukir
selama menjalani KKN di Desa Kiarasari Kampung Pasir Bendera. Semoga
kita tetap solid dan selalu terjaga silaturahmi dimanapun kita berada.
viii
11. Teman-teman Kosan Griya Aini, Ka Asmi, Ka Hikmah, Ka tita, Ka findri,
Lutfiana, Anita, Adinda, Muti, Tanti, Ka Dian, dan Ka Ica yang selalu
mendukung dan memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dicatat oleh Allah SWT,
sehingga menjadi amal jariyah yang tiada henti mengalir kebaikannya di akhirat
nanti. Besar harapan penulis atas saran dan kritik yang membangun dari pembaca
guna penyempurnaan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, Oktober 2015
Erna Setiawati
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI .................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 9
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 10
D. Perumusan Masalah ............................................................. 11
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 11
G. Tinjauan Kajian terdahulu ................................................... 12
H. Sistematika Penulisan .......................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan ............................................................. 19
B. Rasio Keuangan ................................................................. 22
1. ROA (Return On Assets) .............................................. 23
2. CAR (Capital Adequacy Ratio) .................................... 24
3. FDR (Financing to Deposit Ratio) ............................... 25
4. NPF (Non Performing Financing) ................................ 26
x
C. Perubahan Laba .................................................................. 27
D. Perumusan Hipotesis .......................................................... 28
E. Kerangka Teori ................................................................... 30
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ............................................................... 32
1. Pendekatan Penelitian ................................................. 32
2. Jenis Penelitian ............................................................ 32
3. Jenis dan Sumber Data ................................................ 32
4. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel ................. 33
5. Tehnik Pengumpulan Data .......................................... 34
B. Operasional Variabel Penelitian ......................................... 35
1. Variabel Bebas ............................................................ 35
a. ROA (Return On Asset) ........................................ 35
b. CAR (Capital Adequacy Ratio) ........................... 35
c. FDR (Financing to Deposit Ratio) ....................... 36
d. NPF (Non Performing Financing) ....................... 37
2. VariabelTerikat (Perubahan Laba) .............................. 37
C. Hubungan Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ......... 38
D. Teknik Analisis Data .......................................................... 40
1. Statistik Deskriptif........................................................ 40
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 40
3. Uji Hipotesis ................................................................. 44
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 48
B. Deskriptif Data ................................................................... 49
C. Analisis dan Pembahasan ................................................... 53
1. Hasil Analisis Data ........................................................ 53
2. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 55
3. Uji Hipotesis .................................................................. 60
D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ........................................ 70
E. Interpretasi .......................................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 78
B. Saran ................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Rata-Rata Rasio Keuangan pada 6
Bank Umum Syariah di Indonesia
1.2 Tabel Penelitian Terdahulu 12
4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif 53
4.2 Hasil Uji Multikolinearitas 55
4.3 Hasil Uji Autokorelasi 56
4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 59
Bank Umum Syariah
4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 60
masing-masing Bank Umum Syariah
4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 61
Bank Umum Syariah
4.7 Hasil Uji Signifikansi Bank Umum Syariah 62
4.8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual 68
(Uji Statistik t) masing-masing
Bank Umum Syariah
xiii
DAFTAR GRAFIK
No. Keterangan Halaman
4.1 Grafik Perubahan Laba 48
4.2 Grafik ROA 49
4.3 Garifk CAR 50
4.4 Grafik FDR 51
4.5 Grafik NPF 52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
Lampiran 1 Data Perubahan Laba
Lampiran 2 Data Keseluruhan Variabel
Lampiran 3 Hasil Data yang Diolah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan khususnya perbankan di Indonesia telah menjadi
tulang punggung perekonomian Negara dimana sebagai salah satu pelaku
utama. Bank juga sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan
yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai
lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplusunit) yang
menyimpan kelebihan dananya di bank dengan pihak yang kekurangan dana
(deficit unit) yang meminjam dana ke bank.
MenurutUndang-Undang No. 7 tahun 1992 tentangperbankan, perbankan
nasional Indonesia menganut dual banking system (sistem perbankanganda)
yaitu, system perbankan konvensional dan system perbankan syariah. Sistem
perbankan konvensional seperti yang kita ketahui menggunakan bunga
(interest) sebagai landasan operasionalnya.
Prinsip bagi hasil yang dijadikan landasan operasional bank syariah bukan
semata-mata muncul tanpa adanya alasan. Tetapi muncul karena konsep
bunga yang ada pada bank konvensional yang menurut syariat islam bunga
merupakan riba, dan riba hukumnya haram. Penjelasan tentang hukum riba
yaitu di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275:
2
Artinya :“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkanriba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya
apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”(QS.Al-Baqarah:275)
Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah al mudharabah.
Berdasarkan prinsip ini, bank syariah akan berfungsi sebagai mitra, baik
dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana.
Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan
pembagian keuntungan masing-masing pihak.
Berbeda halnya dengan perbankan konvensional yang
menggunakan bunga sebagai landasan operasionalnya, sistem perbankan
3
syariah menggunakan prinsip bagi hasil sebagai landasan dasar bagi
operasionalnya secara keseluruhan.Secara syariah, prinsipnya berdasarkan
kaidah al mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, bank syariah akan
berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha
yang meminjam dana. Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang
menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.
Dalam hal menyalurkan dana, Bank syariah memberikan
pembiayaan dalam rangka mengelola dana yang telah dihimpun.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit.1 Selain itu, pembiayaan (financing) merupakan
bagian terbesar dari aktiva bank, karena pembiayaan merupakan aktivitas
utama dari usaha perbankan. Dengan demikian, pendapatan bagi hasil atau
keuntungan jual beli yang merupakan instrument pembiayaan perbankan
syariah merupakan sumber pendapatan yang dominan.2
Bank Umum Syariah ini bias berbentuk Islamic Commercial
Banking (Perbankan Islam Komersial) dan bisa pula dalam bentuk Islamic
Banking Unit (Unit Perbankan Islam). Islamic Commercial Banking
Perbankan Islam Komersial) adalah Bank Umums yariah yang didirikan
secara khusus menggunakan prinsip syariah, misalnya Bank Muamalat
Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM).Sedangkan yang
1 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari TeorikePraktik. (Jakarta: GemaInsani
Press, 2001). Cet. 1. H. 160. 2ZainulArifin, Dasar-dasarManajemen Bank Syariah.(Jakarta: PustakaAlvabet, 2006),
Cet. 4. H. 208
4
dimaksud dengan Islamic Banking Unit (Unit Perbankan Islam) adalah
bank konvensional yang membuka unit usaha syariah, seperti Bank Jabar
Unit Syariah dan BNI Unit Syariah. Unit Usaha Syariah (UUS) yang
didirikan oleh bank konvensional adalah suatu unit kerja di kantor pusat
bank yang berfungsi sebagai kantor induk dari seluruh kantor cabang
syariah.3
Setiap perusahaan dalam aktivitasnya selalu membutuhkan dana
untuk memenuhi permodalannya. Dalam memperoleh dana, perusahaan
dapat melakukan berbagai upaya diantaranya laba ditahan, utang dan
penerbitan saham.4 Diantara berbagai macam alternatif sumber dana
tersebut, laba menjadi salah satu indikator yang sangat potensial karena
derngan mengetahui laba perusahaan, secara sekilas dapat diketahui
perkembangan keuangan suatu perusahaan. Apabila perkembangannya
bagus, tentunya investor dan kreditur tidak ragu-ragu dalam berinvestasi
dan memberikan kredit kepada perusahaan. Data keuangan yang
digunakan dalam menganalisis berasal dari laporan keuangan. Laporan
keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk
membuat proyeksi dan permalan untuk masa depan.
Kondisi kesehatan maupun kinerja bank dapat kita analisis melalui
laporan keuangan.Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk
3 A. DjazulidanYadiJanwari, Lembaga-lembagaPerekonomianUmat(Jakarta: PT.
RajaGarfindoPersada, 2002), h.96 4BambangRiyanto, “Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan”, Edisike 4 (Yogyakarta:
BPFE, 2002), h. 1
5
memberikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:
3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib
menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, yang terdiri
dari: (1) Laporan Tahunan; (2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulan; (3)
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4) Laporan Keuangan
Konsolidasi. Laporan Keuangan yang diterbitkan diharapkan
mencerminkan kinerja bank tersebut yang sebenarnya. Dari informasi
yang bersifat fundamental tersebut dapat dilihat apakah bank tersebut telah
mencapai kinerja secara optimal dengan menggunakan sumber-sumber
dana yang ada. Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat
dikatakan memiliki kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang
baik masyarakat pemodal akan menanamkan dananya pada saham bank
tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat bahwa
bank tersebut dapat memnuhi harapannya. Bank yang memperoleh dana
dari masyarakat akan secara sadar bahwa memiliki tanggung jawab untuk
mengelola aktiva serta sumber-sumber dana yang dimiliki secara
professional.
Kinerja terkini bank syariah relatif cukup baik, tetapi belum
diketahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap
laba di bank syariah. Rasio keuangan ROA, CAR, FDR, dan NPF dipilih
sebagai variabel karena merupakan rasio perbankan yang menjadi
6
indikator utama kinerja bank syarah. Rasio ROA menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, rasio
ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh
perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.
Rasio CAR menunjukan kemampuan bank dalam mempertahankan modal
yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidetifikasi,
mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang dapat
berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Rasio FDR yang mempunyai
peran ganda sebagai ukuran likuiditas dan menunjukan berjalannya fungsi
intermediasi bank syariah. Rasio NPF merupakan rasio utama dan lebih
sering dipakai sebagai pengukur kualitas aktiva produktif atau pembiayaan
yang disalurkan dibandingkan rasio lain.
Tabel 1.1
Rata-Rata Rasio Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Rasio 2011 2012 2013 2014
ROA (%) 1,59 1,84 1,81 0,72
CAR (%) 15,85 14,32 14,15 15,6
FDR (%) 87,35 92,51 98,02 93,85
NPF (%) 2,16 1,72 1,69 2,81
Sumber: Laporan keuangan pada website masing-masing BankUmum
Syariah di Indonesia (data diolah)
Berdasarkan pada tabel data rasio keuangan diatas, dapat dilihat
perubahannya dari tahun ke tahun cukup baik, 4 rasio keuangan ini
7
nilainya sesuai dengan ketentuan dari BI yaitu untuk ROA nilai nya 1-2%,
CAR diatas 8%, FDR dibawah 110% dan NPF dibawah 5% dengan
sesuainya nilai dari masing-masing rasio maka dapat dinyatakan bank
umum syariah ini sehat bila dilihat dari sisi laporan keuangannya.
Industri perbankan syariah diharapkan tumbuh lebih cepat dalam
beberapa tahun kedepan.Hal ini disebabkan karena masih relatif rendahnya
pangsa pasar industri perbankan syariah dibandingkan dengan industri
Perbankan Nasional. Hingga Desember 2014, pangsa pasar industri
perbankan syariah tercatat 4,9% dengan total asset sebesar Rp 272,34
Triliun.Meskipun Indonesia adalah negara dengan populasi umat muslim
terbesar di dunia, mencapai 223 juta jiwa, market share perbankan syariah
di Indonesia hanya mencapai 4,9% total asset perbankan. Dengan
dukungan kerangka regulasi yang kondusif ditambah dengan dengan
kondisi ekonomi Indonesia saat ini, perbankan syariah yang sehat dan
lebih profitable.
Dari beberapa penelitian sebelumnya para peneliti melakukan
penelitian mengenai perubahan laba, dari berbagai penelitian terdahulu
terdapat hasil yang tidak konsisten (research gap). Return On Assets
(ROA) yang diteliti Lilis Erna Ariyanti menunjukan hasil berpengaruh
signifikan, sementara menurut penelitian Suprihatmi dan Wahyudin hasil
menunjukan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Capital
Adequacy Ratio (CAR) yang diteliti oleh Nu’man Hamzah Pahlevie
menunjukan hasil tidak berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan
8
laba, sementara hasil penelitian Teddy Rahman menunjukan hasil
berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba.
Financing/ Loan to Deposit Ratio (LDR/FDR) dalam penelitian
terdahulu diteliti oleh Nu’man Hamzah Pahlevie dan Teddy Rahman
menunjukan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, menurut
Bachtiar Usman menunjukan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba,
Non Performing Loan/Financing (NPL/NPF) yang diteliti oleh Nu’man
Hamzah Pahlevie dan Teddy Rahman menunjukan hasil berpengaruh
signifikan negative terhadap perubahan laba, sementara hasil penelitian
Lilis Erna Ariyanti berpengaruh positif terhadap perubahan laba dan hasil
penelitian Ahmad Hazas Syarif tidak berpengaruh terhadap laba. Dilihat
dari hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan.
Penelitian ini akan menguji lebih lanjut mengenai pengaruh rasio
keuangan yang diproksi kedalam rasio Return On Asset (ROA), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non
Performing Financing (NPF) sebagai variabel independen dan perubahan
laba sebagai variabel dependen. Perbendaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu, pemilihan variabel independen yang
digunakan dan periode penelitian.
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas,
maka penulis memilih judul “PENGARUH RASIO KEUANGAN
9
TERHADAP PERUBAHAN LABA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA”
B. Identifikasi masalah
Penelitian tentang perubahan laba sangat penting karena untuk mengetahui
perubahan turun atau naiknya laba dari tahun ke tahun. Penelitian ini akan
meneliti tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba dengan
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah perubahan laba di bank umum syariah dipengaruhi sepenuhnya
oleh rasio keuangan?
2. Apakah Non Performing Financing berpengaruh terhadap perubahan
laba?
3. Apakah Financing to Deposit Ratio berpengaruh terhadap perubahan
laba?
4. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap perubahan laba?
5. Apakah Net Operating Margin berpengaruh terhadap perubahan laba?
6. Apakah Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
berpengaruh terhadap perubahan laba?
7. Apakah Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba?
8. Apakah Return On Equity berpengaruh terhadap perubahan laba?
9. Apakah Curent Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba?
10. Seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba?
10
C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, agar tidak keluar dan mencapai fokus
yang diharapkan, maka penulis perlu membatasi lingkup penulisan yang akan
dibahas. Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan agar pembahasan dalam
karya ilmiah ini lebih terfokus dan tidak meluas, maka penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
rasio keuangan dan laporan laba rugi.
2. Data rasio keuangan yang digunakan merupakan Laporan Keuangan
Triwulan Bank Umum Syariah tahun 2011-2014.
3. Data laba yang digunakan merupakan Laporan Laba/Rugi Triwulan
Bank Umum Syariah tahun 2010-2014
4. Sesuai dengan POJK NOMOR 08/POJK.03/ Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, terdapat
faktor-faktor untuk penilaian tingkat kesehatan bank yaitu, Profil risiko
(risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas
(earnings), dan Permodalan (capital). Dari profil risiko yang paling
tepat dijadikan indikator penelitian ini adalah Non Performing
Financing dan Financing to Deposit Ratio, untuk Rentabilitas
indikator yang tepat adalah Return On Asset, dan dari Permodalan
indikator yang tepat adalah Capital Adequacy Ratio.
11
D. PerumusanMasalah
Berdasarkan Pembatasan Masalah yang ada, pembahasan yang akan
dilakukan dirumuskan dengan pertanyaan : Apakah rasio keuangan (ROA,
CAR, FDR, dan NPF) berpengaruh terhadap Perubahan Laba pada Bank
Umum Syariah di Indonesia?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut: Untuk menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh
Rasio Keuangan (ROA, CAR, FDR, dan NPF) terhadap Perubahan Laba Pada
Bank Umum SyariahTahun 2011-2014
F. MANFAAT PENELITIAN
1. BagiPenulis
Dapat menambah pengetahuan penulis tentang rasio- rasio keuangan
yang mempengaruhi perubahan laba dan juga sebagai informasi yang
dapat digunakan investor dalam menilai sebuah perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Memperkaya konsep dan teori yang menyokong tentang rasio-rasio
keuangan yang mempengaruhi perubahan laba dan dapat dijadikan
sebagai bahan masukan untuk menyusun strategi lebih lanjut dalam
rangka menghadapi persaingan.
12
3. BagiMasyarakat
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
masyarakat yang selama ini belum memahami mengenai rasio keuangan
dan perubahan laba.
G. Tinjauan Kajian Terdahulu
Tabel 1.1
NO Judul
Penelitian
Peneliti
dan Tahun
Model Peneliti Hasil
penelitian Perbedaan Persamaan
1 Analisis
Pengaruh
CAR, NIM,
LDR, NPL,
BOPO, dan
EAQ
Terhadap
Perubahan
Laba (Studi
Empiris pada
Bank Umum
di Indonesia
Periode
Laporan
Keuangan
Tahun 2004-
2007)
Nu’man
(2009)
*variabel
independen
: NIM,
NPL, LDR,
EAQ
*periode
penelitian
*obyek
penelitian
*variabel
dependen:
perubahan
laba
*Variabel
independen:
CAR,
BOPO
Hasil
penelitianny
a
menunjukan
bahwa
hanya LDR
dan NPL
saja yang
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
perubahan
laba. CAR,
NIM,
BOPO, dan
EAQ tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
perubahan
laba.
2 Analisis Rasio
Keuangan
Dalam
Memprediksi
Perubahan
Laba Bank-
Bank di
Indonesia
Bahtiar
Usman
(2003)
*variabel
independen:
Quick
Ratio, LDR,
Gross Profit
Margin
(GPM), Net
Interest
Margin
*variabel
dependen:
perubahan
laba
*variabel
independen:
Biaya
Operasi
terhadap
Hasil
penelitianny
a
menunjukan
bahwa
semua
variabel
independen
tidak
13
(NIM),
Pertumbuha
n kredit,
Leverage
Multiplier,
Non
Performing(
NPL) dan
Deposit
Risk Ratio
*periode
penelitian
*obyek
penelitian
Pendapatan
Operasi
(BOPO),
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR),
menunjukan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
perubahan
laba bank
satu tahun
mendatang
kecuali
Quick Ratio
3 Manfaat Rasio
Keuangan
Dalam
Memprediksi
Pertumbuhan
Perubahan
Laba
Zainudin
dan
Jogiyanto
(1999)
*variabel
independen:
NPL dan
LDR
*obyek
penelitian
*periode
penelitian
*variabel
dependen:
perubahan
laba
*variabel
independen:
CAR, ROA
Keempat
variabel
independen
tersebut
(CAR,
NPL, ROA,
dan LDR)
mampu
memprediks
i perubahan
laba satu
tahun
mendatang
sementara
pada
perubahan
laba dua
tahun
mendatang,
keenpat
variabel
tersebut
tidak
berpengaruh
signifikan
4 Pengaruh
Rasio
Keuangan
terhadap
Kemampuan
Memprediksi
Perubahan
Suprihatm
i dan
Wahyudin
(2005)
*variabel
independen:
GPM,
NPM, ROI,
OPM
*objek
penelitian
*variabel
dependen :
perubahan
laba
*variabel
independen:
ROE, ROA
Return On
Investment
dan
inventory
turnover
mempunyai
pengaruh
14
Laba Pada
Perusahaan-
perusahaan
Manufaktur
Yang
Terdaftar Di
PT Bursa Efek
Jakarta
*periode
penelitian
positif
terhadap
perubahan
laba,
sedangkan
gross profit
margin dan
return on
equity
mempunyai
pengaruh
negative
terhadap
perubahan
laba
5 Analisis
Pengaruh
CAR, NIM,
BOPO, LDR,
NPL terhadap
Perubahan
Laba
Teddy
Rahman
(2009)
*Variabel
Independen:
NIM, LDR,
NPL
*objek
penelitian
*periode
penelitian
*variabel
dependen:
Perubahan
Laba
*Variabel
independen:
CAR,
BOPO
Variabel
Capital
Adequacy
Ratio(CAR)
, Net
Interest
Margin
(NIM),
Loan
Deposit
Ratio
(LDR),
BOPO, Non
Performing
Loan (NPL)
secara
bersama-
sama
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
perubahan
laba.
Sedangkan
secara
parsial
dengan uji t,
menunjukan
bahwa
variabel
15
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR), dan
Loan
Deposit
Ratio
(LDR)
berpengaruh
positif
signifikan
dan variabel
BOPO, Non
Performing
Loan (NPL)
berpengaruh
negatif dan
signifikan
sedangkan
variabel
variabel
NIM
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap
perubahan
laba pada
bank Non
Devisa
6 Analisis
Pengaruh
CAR, NIM,
LDR, NPL,
BOPO, ROA
dan Kualitas
Aktiva
Produktif
Terhadap
Perubahan
Laba Pada
Bank Umum
Di Indonesia
Lilis Erna
Ariyanti
(2010)
*variabel
independen:
NIM, LDR,
NPL, KAP
*periode
penelitian
*obyek
penelitian
*variabel
dependen:
perubahan
laba
*variabel
independen:
CAR,
BOPO,
ROA
Hasil
penelitian
ini
menunjukan
bahwa
rasio-rasio
keuangan
bank
(terutama
LDR)
mampu
memprediks
ikan
perubahan
Laba pada
Bank
16
Umum di
Indonesia
periode
2004-2008.
Melalui uji t
diketahui
secara
parsial
CAR, NIM,
LDR, dan
ROA
berpengaruh
signifikan
postif
terhadap
perubahan
laba
sedangkan
NPL,
BOPO, dan
KAP
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap
perubahan
laba.
8 Analisis
Kegunaan
Rasio-Rasio
Keuangan
Dalam
Memprediksi
Perubahan
Laba Emiten
Dan Industri
Perbankan Di
BES
Suhardito,
el al
(1999)
*variabel
independen:
CRR
*objek
penelitian
*periode
penelitian
*variabel
dependen:
Perubahan
Laba
*variabel
independen:
ROA, CAR,
ROE
Hanya ROA
yang
mempengar
uhi
perubahan
laba,
sementara
CAR, CRR
dan ROE
tidak
berpengaruh
terhadap
perubahan
laba
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Di Bank Umum
Bank Syariah Di Indonesia
*variabel dependen : Perubahan Laba
*variabel independen : ROA, CAR, FDR, dan NPF
Sumber : dari berbagai skripsi dan jurnal
17
H. Sistematika Penulisan
Penulisan menyusun lima bab uraian, di mana dalam tiap-tiap bab dilengkapi
dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan,manfaat,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan
BAB II LandasanTeori
Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang digunakan yaitu tinjauan umum
laporan keuangan, tinjauan umum laba, tinjauan umum rasio keuangan,
tinjauan umum Return On Asset (ROA), tinjauan umum Capital Adequacy
Ratio (CAR), tinjauan umum Non Performing Financing (NPF), dan tinjauan
umum Financing to Deposit Ratio (FDR).
BAB III MetodePenelitian
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan
oleh penulis yaitu jenis penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber
data, hipotesa, teknik analisis data, dan operasionalisasi variable.
BAB IV Hasil danPembahasan
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang hasil dari pembahasan yaitu
pengaruh rasio keuangan dan nilai tukar dollar pada perubahan laba bank
umum syariah, tinjauan terhadap variabel-variabel penelitian, analisis
pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba bank
18
BAB V Penutup
Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan dari semua pembahasan yang
dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat penulis
sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
Daftar Pustaka
Lampiran
Demikianlah penjelasan diatas mengenai pendahuluan, yang meliputi : latar
belakang, identifikasi masalah, pembatasan, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, dan sistematika
penulisan.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu, maksudnya adalah
kondisi keuangan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba – rugi).
Biasanya laporan keuangan dibuat per periode misalnya tiga bulan atau
enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan.Sementara itu, untuk
laporan luas dilakukan satu tahun sekali.Selalin itu dapat diketahui posisi
perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.1
Menurut Harahap, “Menguraikan pos – pos laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat”.2
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan
perusahaan pada suatu periode tertentu, dan hasil usahanya pada periode
tertentudigunakan oleh pihak - pihak yang membutuhkan laporan tersebut baik
pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan.Laporan keuangan merupakan
sumber informasi yang sangat penting untuk mengetahui dan menganalisa
1
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, ( Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.66. 2
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 190.
20
keadaan keuangan dari suatu perusahaan dan dari hasil analisis tersebut dapat
dijadikakn acuan untuk suatu pengambilan keputusan yang tepat.
Laporan keuangan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi
berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan
usaha dan kinerja bank.Laporan keuangan disusun antara lain untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha
bank serta informasi keuangan lainnya kepada pihak yang berkepentingan
dengan usaha bank.
1. Pihak - pihak yang berkepentingan
Menurut Kasmir, pihak – pihak yang memiliki kepentingan terhadap
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Pemegang Saham, kepentingan terhadap laporan keuangan adalah
untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam
satu periode.
b. Pemerintah, baik bagi bank pemerintah maupun bank swasta laporan
keuangan digunakan untuk melihat kemajuan bank yang
bersangkutan, dan pemerintah juga berkepentingan terhadap
kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah
ditetapkan.
c. Manajemen, laporan keuangan bagi manajemen adalah untuk
menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target – target
yang telah ditetapkan.
21
d. Karyawan, bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan untuk
mengetahui kondisi keuangan bank, sehingga karyawan perlu
mendapat kesejahteraan apabila bank mengalami keuntungan, dan
sebaliknya apabila bank mengalami kerugian karyawan perlu
melakukan perbaikan.
e. Masyarakat luas, bagi masyarakat luas laporan keuangan bank
merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank,
sehingga masih tetap mempercayakan dananya disimpan di bank
yang bersangkutan atau tidak.3
2. Jenis – jenis Laporan Keuangan Bank
Menurut Kasmir , jenis – jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
bank pada tanggal tertentu.
b. Laporan komitmen dan kontingensi, laporan komitmen adalah suatu
ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan
secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontingensi adalah
tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya
tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa
di masa yang akan datang.
c. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang
menggambarkan hasil usaha bank dalam satu periode.
3Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 241-
242.
22
d. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua
aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas.
e. Catatan atas laporan keuangan, merupakan laporan yang berisi
catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto, menurut jenis mata
uang dan aktivitas lainnya.
f. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi, laporan gabungan
merupakan laporan dari seluruh cabang – cabang bank yang
bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.
Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang
bersangkutan dengan anak perusahaannya.4
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori
akuntansi, banyak pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik
objek maupun penekanannya, namun menurut Harahap, tujuan yang
selamaini mendapat dukungan luas adalah “Bahwa laporan keuangan
bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada para
pemakainya untukdipakai dalam proses pengambilan keputusan.
B. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
4Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 242 -
244.
23
relevan dan signifikan.5Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan
analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.Hasil perhitungan rasio ini
dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode
tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank
selama periode keuangan tertentu.
Beberapa rasio yang umumnya dikenal, antara lain rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio rentabiitas / profitabilitas, dan rasio aktivitas. Rasio
likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.6
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila
perusahaan di likuidasi.7
Rasio Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah kryawan,
jumlah cabang dan sebagainya.8
1. ROA (Return On Assets)
Semakin besar ROA perusahaan, semakin besar pula posisi perusahaan
tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi
penggunaan aset. Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak yang
5 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan,(Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2010), h. 297. 6Sofyan safri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2010), h.
303 7 Sofyan safri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, h. 303 8Sofyan safri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, h. 304
24
lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang
besar. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan
dan kemampuan menggu-nakan aktiva secara produktif, dengan demikian
rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan
antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau
jumlah modal perusahaan tersebut.
X100%
2. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Capital adequacy Ratio merupakan rasio kecukupan modal yang
menunjukan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang
mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,
mengukur, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang
dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
CAR merupakan alat analisis yang digunakan untuk mngetahui berapa
jumlah modal yang memadai untuk menunjang kegiatan operasionalnya
dan cadangan untuk menyerap kerugian yang mungkin terjadi.9 Rasio ini
sering disebut sebagai rasio kecukupan modal minimum yang harus
dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total
aktiva tertimbang tersebut. Ketentuan dari BI menyatakan penyediaan
CAR minimal 8%. Jika rasio kecukupan modal ini semakin besar, maka
9Mudrajad Kuncoro dan Suharjono, Manajemen Perbankan: Teori dan aplikasi
(Yogyakarta : BPFE, 2002), hlm. 562
25
tingkat keuntungan bank akan meningkat.10
dengan meningkatnya
keuntungan maka profitabilitas yang akan diperoleh akan meningkat. Oleh
karena itu akan berpengaruh positif terhadap laba di masa yang akan
datang.
3. FDR (Financing Deposit Ratio)
FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit/pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.11
Jika
rasio tersebut semakin tinggi maka memberikan indikasi semakin besar
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan menunjukan bahwa
bank syariah mampu menjalankan fungsi intermediasi keuangan dengan
baik. Berjalannya fungsi ini akan meningkatkan pendapatannya dari
pembiayaan yang disalurkan sehingga akan meningkatkan perolehan laba.
Jadi FDR juga memberikan pengaruh positif terhadap perubahan laba
dimasa yang akan datang. Dengan tingginya rasio likuiditas, maka
penyaluran dana untuk pembiayaan semakin besar, sehingga dari macam-
macam pembiayaan tersebut diharapkan perolehan labanya semakin
meningkat.
10
Mudrajad Kuncoro dan Suharjono, Manajemen Perbankan: Teori dan aplikasi (Yogyakarta : BPFE, 2002), hlm. 573
11Suryatmin, “Analisis Cash Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Loan to Asset Ratio untuk
Mengukur Tingkat Likuiditas Perbankan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta).” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. V, No.2 (september 2006), hlm. 140
26
4. NPF (Non Performing Financing)
NPF merupakan perbandingan antara pembiayaan yang dikategorikan
bermasalah dengan total pembiayaan yang telah disalurkan. Semakin
tinggi NPF maka semakin buruk kualitas aktiva produktif bank tersebut
yang akan mempengaruhi pendapatan bank tersebut. NPF yang tinggi akan
membuat bank mempunyai kewajiban untuk memenuhi PPAP (Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif) yang terbentuk PPAP diambilkan dari
bagian laba bank yang dijadikan sebagai modal cadangan. Bila NPF terus
menerus meningkat maka PPAP akan menurunkan nilai profitabilitas
bank. PPAP yang besar akan mengurangi bagian laba ditahan untuk
operasioanal dan ekspansi perbankan sehingga mengahambat perolehan
pendapatan bank. Salah satu implikasi lain bagi pihak bank sebagai akibat
dari timbulnya pembiayaan bermasalah adalah hilangnya kesempatan
untuk memperoleh income (pendapatan) dari pembiayaan yang diberikan
sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi
rentabilitas bank.12
Karena dampak NPF akan menurunkan laba maka
otomatis berpengaruh negatif terhadap perubahan laba dimasa yang akan
datang.
12
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, ed II (Bogor: Ghalia Putra, 2005), hlm 82-83
27
C. Perubahan Laba
Laba merupakan selisih antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya
yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba. Dalam akuntansi, selisih tersebut
memiliki dua tahap proses pengukuran secara fundamental yaitu pengakuan
pendapatan sesuai dengan prinsip realisasi dan pengakuan
biaya.13
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya dilakukan dalam
laporan laba rugi. Penyajian informasi laba melalui laporan tersebut
merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting, dibanding dengan
pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya atau
menurunya modal bersih.Lebih lanjut informasi laba juga dapat digunakan
untuk memprediksi pertumbuhan laba dimasa mendatang.14
Dasar perhitungan
perubahan laba adalah laba sebelum pajak, hal ini dilakukan untuk
menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode
yang analisis. Penghitungan perubahan laba relatif adalah :
∆Yit = Yit – Yit-n
Yit-n
Di mana:
∆Yit = Perubahan laba periode t
Yit = laba pada periode yang dihitung perubahannya
Yit-n = laba pada periode tahun sebelumnya
13
Muljono Teguh Pudjo, “Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan”, Edisi revisi (Jakarta, 1999), Cet. 6
14 Sri Isworo Ediningsih, “Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan Laba: Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Vol. 7 (Wahana, 2004)
28
D. Perumusan Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya.15
Maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1
Ho : ROA, CAR, FDR,dan NPF tidak terdapat pengaruh
secarasimultandalam Perubahan Laba
Ha : ROA, CAR, FDR, dan NPFterdapat pengaruh
secara simultan dalam Perubahan Laba
Hipotesis 2
Hipotesis untuk ROA:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
Return On Assets (ROA) dalam perubahan laba
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Return
On Assets (ROA) dalam perubahan laba
Hipotesis untuk CAR:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
Capital Adequacy Ratio(CAR) dalam perubahan laba
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Capital
Adequacy Ratio(CAR) dalam perubahan laba
15
Dani Vardiansyah, “Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar”, (Jakarta: Indeks, 2008), h. 10
29
Hipotesis untuk NPF:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Non
PerformingFinancing (NPF) dalam perubahan laba
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Non
PerformingFinancing (NPF) dalam perubahan laba
Hipotesis untuk FDR:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yangn signifikan secara parsial antara
Financing to Deposit Ratio (FDR) dalam perubahan laba
H4 : Terdapat pengaruh yangn signifikan secara parsial antara
Financing to Deposit Ratio (FDR) dalam perubahan laba
30
D. Kerangka Teori
Perubahan laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia dapat dilihat
melalui laporan keuangan pada bank tersebut. Laba adalah selisih antara
pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan oleh bank, sedangkan
perubahan laba adalah selisih dari laba periode sekarang dengan laba periode yang
Bank Umum Syariah
Variabel Bebas (independen):
1. ROA (Return On Assets)
2. CAR (Capital Adequacy Ratio)
3. FDR (Financing to Deposit Ratio)
4. NPF (Non Perfoming Financing)
Variabel Terikat
(dependen):
Perubahan Laba (PL)
Uji Deskriptif Uji Normalitas
Uji Signifikansi
Pengujian Hipotesis
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
31
lalu. Salah satu yang mempengaruhi laba adalah rasio keuangan pada bank
tersebut. Pada rasio keuangan tersebut telah terpilih 4 rasio yaitu rasio mengenai
asset bank, modal bank, pembiayaan bank dan resiko pada bank yang berpengaruh
terhadap perubahan laba yang lebih kita kenal dengan Return On Asset (ROA),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non
Perfoming Financing (NPF).
Demikian penjelasan dan uraian mengenai perubahan laba, analisis rasio
keuangan, rasio keuangan, hipotesis, dan kerangka teori dalam penelitian ini.
Dengan penjelasan tersebut, diharapkan dapat memahami lebih mengenai
perubahan laba dan rasio-rasio yang mempengaruhi perubahan laba tersebut.
32
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi
inimenggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang
menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel
penelitian dalam angka-angka dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistika dan permodalan matematis.1
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat Kuantitatif Deskriptif yang menggambarkan data
informasi berdasarkan fakta yang diperoleh. Penelitian ini
menggunakan analisis kuantitatif dari data-data rasio keuangan dan
data laporan laba/rugi yang diperoleh dari Laporan Keuangan Triwulan
Bank Umum Syariah periode 2011-2014.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Kuantitatif
karena data yang digunakan berupa angka-angka. Sedangkan sumber
data yang digunakan adalah data sekunder, data sekunder adalah data
yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) dan digunakan untuk
penelitian lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah Laporan
Keuangan Triwulan Bank Umum Syariah periode 2011-2014.
11
Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis,
(Malang: Bayu Media Publishing, 2004), h. 18
33
4. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang menurut
data Bank Indonesia hingga Juni 2015 terdapat12 bank dan memiliki
60 Laporan Keuangan Tahunan2.Adapun tehnik pengambilan sampel
yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu teknik penarikan
sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan
terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian.3 Sampel dipilih berdasarkan kriteria berikut:
a. Bank Umum Syariah yang menerbitkan Laporan Laba/Rugi
Triwulan yang lengkap dan dipublikasikan di Bank Indonesia tahun
2010-2014
b. Bank Umum Syariah yang jumlah asetnya 1 – 10 triliun pada
periode 2011-2014
c. Bank Umum Syariah yang nilai NPF nya dibawah 5%
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
dalam Purposive Sampling pada penelitian ini sebagai berikut:
2 Statistik Perbankan Syariah, Juni 2015 diakses pada tanggal 10Desember 2015 dari
http://www.bi.go.id/statitik-perbankan-syariah 3Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:
Gramata Publishing, 2013), h. 117
34
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel
Nama Bank Laporan Laba/rugi
lengkap dari 2010-2014
Aset 1-10 triliun NPF < 5%
BMI √ - √
BRIS √ - √
BNIS - - √
BJBS - √ -
BSMI √ √ √
BSM √ - √
BCAS - √ √
BPS √ √ √
BSB √ √ √
BVS - - √
Maybank Syariah - √ -
BTPNS - - √
Berikut daftar Bank Umum Syariah yang memenuhi kriteria dan
dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu:
a. Bank Syariah Mega Indonesia
b. Bank Syariah Bukopin
c. Bank Panin Syariah
3 bank umum syariah yang terpilih ini telah memenuhi kriteria
yang ada, kelengkapan laporan keuangan laba/rugi dari tahun 2010-2014,
memilki aset sebesar 1-10 triliun dan NPF dibwah 5%.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah dokumenter (studi dokumentasi), karena jenis data yang
35
digunakan merupakan data sekunder berupa Laporan Tahunan Bank
Umum Syariah dari tahun 2011 sampai tahun 2014 yang dapat diakses
melalui website masing-masing Bank Umum Syariah. Studi
dokumentasi juga menggunakan berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel
dan buku referensi terkait sebagai sumber data dalam penelitian ini.
B. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan da;am penelitian terdiri dari satu
variabel terikat (dependen) yaitu Perubahan Laba dan 4 (empat) variabel
bebas (independen) yang terdiri dariROA, CAR, FDR, dan NPF.
1. Variabel bebas
a. ROA (Return On Asset)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham yang
tertentu.Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank
Indonesia dilihat dari aspek rentabilitas/ profitabilitas dilakukan
dengan menggunakan indikator Return On Aset (ROA).4Perhitungan
profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio Return On
Aset ( ROA ) atau tingkat pengembalian aktiva. Rumusnya adalah:
X100%
b. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Capital Adequacy Ratio atau CAR merupakan analisis rasio
yang membandingkan antara modal yang dimiliki oleh bank dengan
4Rahmat Dwi, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA pada PT. Bank Mandiri Cabang
Makassar, ( Skripsi Universitas Makassar, 2011), h. 26.
36
aktiva tertimbang menurut resiko. CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya
sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh
aktiva yang beresiko.5 CAR dapat dihitung menggunakan rumus
berikut6:
c. FDR (Financing to Deposit Ratio)
Financing to Deposit Ratio atau disingkat dengan (FDR) adalah
perbandingan antara jumlah pembiayaan yang disalurkan bank syariah
dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank.
FDR dapat menunjukan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan
DPK yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan.
Semakin rasio FDR mendekati angka 100% berarti fungsi
intermediasi bank syariah tersebut semakin baik. Berarti hamper
semua DPK bank syariah tersebut disalurkan menjadi pembiayaan dan
terserap ke sektor riil, sebaliknya jika FDR bank syariah masih jauh di
bawah 100% maka berarti bank syariah tersebut belum menjalankan
fungsi intermediasinya dengan baik.
5Lukman, Dendawijaya. Manajemen Perbankan (Edisi Kedua). (Bogor: Ghalia
Indonesia,2005),h.121 6ibid. h.144
37
d. NPF (Non Performing Financing)
NPF merupakan rasio yang menunjukan jumlah pembiayaan
yang tergolong dalam kolektabilitas 3 sampai 5. Jika NPF suatu bank
selalu tinggi maka akan mempengaruhi permodalan bank tersebut
karena dengan NPF yang tinggi akan membuat bank mempunyai
kewajiban untuk memenuhi Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif(PPAP) yang terbentuk. Bila hal ini terus menerus terjadi
maka mungkin saja modal bank tersebut akan tersedot untuk
membayar PPAP. Karena itulah bank menginginkan NPF yang
rendah. Nilai NPF yang rendah akan meningkatkan nilai
profitabilitas bank syariah.
2. Variabel Terikat (Perubahan Laba)
Variabel terikat atau dependen (Y) merupakan variabel yang
dipengaruhi variabel bebas atau independen (X). Variabel dependen
penelitian ini adalah perubahan laba. Dasar perhitungan perubahan
laba adalah laba sebelum pajak, hal ini dilakukan untuk menghindari
pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang
analisis. Penghitungan perubahan laba relatif adalah :
∆Yit =Yit – Yit-n
Yit-n
38
Di mana:
∆Yit = Perubahan laba periode t
Yit = laba pada periode yang dihitung perubahannya
Yit-n = laba pada periode tahun sebelumnya
C. Hubungan Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat
1. Hubungan ROA dengan Perubahan Laba
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Rasio ini mengukur
efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar
kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi. Semakin baik ROA maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.
Maka kita bisa mengetahui perubahan laba dengan melihat juga
pergerakan ROA yang mempengaruhi laba bank tersebut.
ROA merupakan alat ukur yang digunakan untuk melihat kefektifan
perbankan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimiliki. ROA merupakan rasio antara laba setelah pajak (earning
after tax) terhadap tital aset yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi ROA
suatu bank maka semakin bagus pula kinerja keuangan bank tersebut,
ROA yang tinggi menunjukan bahwa bank tersebut memiliki kemampuan
yang besar dalam meningkatkan laba operasi dan prospek masa depan.
Semakin besar ROA bank akan semain besar pula perubahan laba,
sehingga ROA berpengaruh positif terhadap erubahan laba bank.
39
2. Hubungan CAR dengan Perubahan Laba
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang
menunjukan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank, semakin tinggi CAR semakin baik
kondisi sebuah bank. CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan,
semakin tinggi CAR berarti semakin tinggi modal sendiri untuk mendanai
aktiva produktif, semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank.
Semakin rendah biaya dana akan semakin meningkatkan perubahan laba
bank.
3. Hubungan FDR dengan Perubahan Laba
FDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana
yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana pihak ketiga.
Semakin tingi FDR maka semakin besar dana yang disalurkan dan akan
meningkatkan pendapatan bank. Semakin besar FDR suatu bank, maka
semakin besar pula perubahan laba bank.
4. Hubungan NPF dengan Perubahan Laba
NPF merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menyanggah resiko kegagalan kredit oleh debitur.
Semakin kecil NPF semakin kecil pula resiko yang ditanggung pihak
bank. Demikian sebaliknya semakin besar NPF maka semakin besar resiko
kegagalan kredit yang disalurkan, yang berpotensi menurunkan
pendapatan serta menurunkan laba. Dapat ditarik kesimpulan, semakin
40
besar NPF suatu bank mengakibatkan semakin rendah perubahan laba,
sehingga NPF berpengaruh negatif terhadap perubahan laba.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dan
menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan Statistik Deskriptif,Uji
Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis dengan menggunakan bantuan software
program Microsoft Excel 2007 dan SPSS (Statistical Package for Social
Sciences) versi 20.0. sehingga data yang mentah dapat diolah dan
diinterpretasikan dengan baik sehingga mudah dipahami.
1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distirbusi).7
2. Uji Asumsi Klasik
Untukmelakukan uji asumsi klasik, maka peneliti melakukan uji
multikoloniearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji
normalitas data.
a) Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel
7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 19
41
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi kolerasi diantara variabel independen.8
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloniearitas di
dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan
VIF ≥ 10, nilai tersebut menunjukkan adanya multikolonieritas.9
b) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.10
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat
menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil
pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW).
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan
menggunakan Durbin-Watson adalah sebagai berikut:
8 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 105 9 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 105-106 10
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 110
42
Hipotesis nol Jika
Untuk ρ > 0 (autokorelasi positif)
Tidak ada autokorelasi DW > dU
Terdapat autokorelasi positif DW < dL
Tidak ada kesimpulan dL< DW < dU
Untuk ρ < 0 (autokorelasi negatif)
Tidak ada autokorelasi (4-DW) ≥ dU
Terdapat autokorelasi negative (4-DW) ≤ dL
Tidak ada kesimpulan dL < (4-DW) < dU
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas.11
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.12
11
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 139 12
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 139
43
Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang
cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi
hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih
menjamin keakuratan hasil. Uji statistik yang digunakan adalah
uji rank spearman. Uji heteroskedastisitas juga dapat diketahui
dari nilai signifikansi korelasi rank spearman antara masing-
masing variabel independen dengan residualnya. Jika nilai
signifikansi lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat
heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%)
maka terdapat heteroskedastisitas.
d) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal.13
Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan analisis
grafik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih
handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot (P-P
Plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Jika distribusi data residual normal, maka gariss yang
13
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 160
44
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.14
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan. Oleh
sebab itu, uji grafik di lengkapi dengan uji statistik. Uji statistik
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Jika signifikansi < 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai
perbedaan signifikan dengan data normal baku, berarti data
tersebut tidak normal atau H0 ditolak.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda. Regresi Linier Berganda bertujuan menghitung besarnya
pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat
dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih
variabel bebas.15
Persamaan Regresi Linier penelitian ini adalah:
PL = a + b1ROA + b2 CAR +b3FDR + b4NPF + e
14
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 160-161 15
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2009), h. 142
45
Keterangan:
PL = Perubahan Laba (Y)
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
ROA
= Return On Asset (X1)
CAR = Capital Adequacy Ratio (X2)
FDR = Financing to Depotisit Ratio (X3)
NPF = Non Performing Financing (X4)
E = Eror term
Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan alat analisis
berupa koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.
a) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan
model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah nol dan satu (0 < x < 1). Nilai R2
yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crossection)
relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-
46
masing pengamatan, sedangkan untuk data tuntun waktu (time
series) biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi 16
b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat17
Jika F hitung > dari F tabel maka H0 ditolak atau H1 diterima
yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen dan Jika
F hitung < F tabel maka H0 diterima.18
c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik-t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen.19
Dengan kriteria pengujian :20
i. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
ii. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
T hitung dapat dilihat pada tabel Coefficients output statistic.
Sedangkan t tabel dapat dilihat pada tabel statistic dengan
16
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 97 17
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 98 18
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2009), h. 123 19
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 98 20
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2009), h. 115
47
pengujian 2 sisi α = 0,05/2= 0,025 (pengujian 2 sisi) dengan derajat
kebebasan df (n-2) (n adalah jumlah data)
Berdasarkan signifikasi:
i. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima danH1 ditolak
ii. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak danH1 diterima
Demikian penjelasan dan uraian mengenai laporan keuangan, perubahan
laba dan rasio keuangan. Dengan penjelasan tersebut, diharapkan dapat
memahami lebih dalam mengenai cara perhitungan rasio keuangan, perhitungan
perubahan laba, dan penjelasan mengenai SPSS yang digunakan sebagai alat
untuk mengolah data dari penelitian ini.
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah 12 Bank Umum Syariah di
Indonesia dan bank yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel
berjumlah 3 bank umumsyariah, dimana penelitian dilakukan selama 4
tahun dengan melihat laporan keuangan triwulan dari setiap bank yang
menjadi sampel. Laporan keuangan triwulan diperoleh dari website
masing-masing bank umum syariah. Fokus penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh rasio keuangan diantaranya Return On Asset,
Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio dan Non Performing
Financing terhadap Perubahan Laba.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara
purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan
Bank Umum Syariah yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi objek
penelitian ini :
1. Bank Syariah Mega Indonesia
2. Bank Syariah Bukopin
3. Bank Panin Syariah
49
B. Deskriptif Data
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh antara
variabel ROA, CAR, FDR dan NPF dalam Perubahan Laba. Untuk
menganalisisnya digunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Pengolahan data secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel lalu
diuji dengan menggunakan SPSS 2.0 untuk mempercepat perolehan data
hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel
deskriftif menunjukan semua variabel yang digunakan dalam model rgresi
berganda, yaitu variabel Y (Perubahan Laba) dan variabel X (ROA, CAR,
FDR dan NPF). Penjelasan lengkap masing – masing variabel adalah
sebagai berikut:
a. Perubahan Laba
Grafik 4.1
Sumber : data diolah
-6.00
-4.00
-2.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
20
11
(1
)
20
11
(2
)
20
11
(3
)
20
11
(4
)
20
12
(1
)
20
12
(2
)
20
12
(3
)
20
12
(4
)
20
13
(1
)
20
13
(2
)
20
13
(3
)
20
13
(4
)
20
14
(1
)
20
14
(2
)
20
14
(3
)
20
14
(4
)
PERUBAHAN LABA
BSMI
BSB
BPS
50
Berdasarkan grafik diatas bisa kita lihat pergerakan perubahan laba
yang fluktuatif terjadi dari tahun 2011- 2014. Perubahan laba tertinggi
di miliki oleh BSMI dan perubahan laba terendah dimiliki oleh BSB
(Bank Syariah Bukopin) dengan nilai -0,086. Dari semua sampel bank
diatas, semua bank memiliki nilai negatif pada perubahan laba
dikarenakan laba yang bergerak bersifat fluktuatif setiap tahunnya dan
perubahan laba ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah
rasio keuangan di bank itu sendiri.
b. ROA
Grafik 4.2
Sumber : data diolah
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
20
11
(1
)
20
11
(2
)
20
11
(3
)
20
11
(4
)
20
12
(1
)
20
12
(2
)
20
12
(3
)
20
12
(4
)
20
13
(1
)
20
13
(2
)
20
13
(3
)
20
13
(4
)
20
14
(1
)
20
14
(2
)
20
14
(3
)
20
14
(4
)ROA
BPS
BSB
BSMI
51
Berdasarkan grafik diatas, bisa dilihat pergerakan ROA yang
sangat fluktuatif dari tahun ke tahunnya, namun nilai ROA BPS (Bank
Panin Syariah) memiliki nilai yang paling rendah diantara nilai ROA
bank syariah lainnya yaitu -2% dan nilai ROA tertinngi di miliki oleh
BSMI (Bank Syariah Mega Indonesia) dengan niali 4%. Sesuai dengan
ketentuan BI, nilai ROA yang bisa menyatakan bank itu sehat atau tidak
adalah niali ROA yang berada di kisaran 1-2%.
c. CAR
Grafik 4.3
Sumber : data diolah
Berdasarkan grafik diatas, nilai CAR yang tertinggi dimiliki oeh
BPS (Bank Panin Syariah) mencapai angka 101% pada triwulan kedua
tahun 2011. Sesuai dengan ketentuan peraturan BI, jika nilai CAR
diatas 8% maka bank dapat dinyatakan sehat, dilihat dari grafik tersebut
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2011(1)
2011(3)
2012(1)
2012(3)
2013(1)
2013(3)
2014(1)
2014(3)
CAR
BPS
BSB
BSMI
52
semua Bank Umum Syariah ini dapat dinyatakan sehat karena dengan
nilai CAR diatas 8%.
d. FDR
Grafik 4.4
Sumber : data diolah
Berdasarkan grafik diatas nilai FDR tertinggi dimiliki oleh BPS
(Bank Panin Syariah sebesar 205% dan nilai FDR terendah dimilki
BSMI (Bank Syariah Mega Indonesia) maka dapat dikatakan bahwa
semua bank syariah yang menjadi sampel ini termasuk bank yang sehat,
karena sesuai dengan ketentuan BI yang menyatakan bahwa jika nilai
FDR suatu bank diatas 80% maka bank tersebut sehat.
0%
50%
100%
150%
200%
250%
20
11
(1
)
20
11
(2
)
20
11
(3
)
20
11
(4
)
20
12
(1
)
20
12
(2
)
20
12
(3
)
20
12
(4
)
20
13
(1
)
20
13
(2
)
20
13
(3
)
20
13
(4
)
20
14
(1
)
20
14
(2
)
20
14
(3
)
20
14
(4
)
FDR
BPS
BSB
BSMI
53
e. NPF
Grafik 4.5
Sumber : data diolah
Berdasarkan grafik diatas, pada sampel bank syariah ini nilai NPF
tertinggi berada di 5% dan terendah di 0%. Nilai NPF semua sampel
bank syariah ini di bawah 5%. Sesuai kriteria yang dibuat, hanya bank
yang mempunyai nilai NPF < 5% yang bisa menjadi sampel karena
sesuai dengan peraturan BI yang menyatakan bahwa bank yang nilai
NPF nya dibawah 5% itu sehat.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Analisis Data
a. Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik yang diperoleh dari 3 Bank
Umum Syariah yang dijadikan sampel laporan keuangan triwulan
0%
1%
1%
2%
2%
3%
3%
4%
4%
5%
5%2
01
1 (
1)
20
11
(2
)
20
11
(3
)
20
11
(4
)
20
12
(1
)
20
12
(2
)
20
12
(3
)
20
12
(4
)
20
13
(1
)
20
13
(2
)
20
13
(3
)
20
13
(4
)
20
14
(1
)
20
14
(2
)
20
14
(3
)
20
14
(4
)
NPF
BPS
BSB
BSMI
54
selama 4 tahun , maka diperoleh data sebanyak 48 data yang
memenuhi kriteria dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
PL 48 ,03 10,23 1,1193 2,03295
ROA 48 ,00 ,04 ,0161 ,01148
CAR 48 ,11 1,01 ,2297 ,18759
FDR 48 ,79 2,05 1,0294 ,24119
NPF 48 ,00 ,05 ,0251 ,01580
Valid N (listwise)
48
Sumber : Data sekunder diolah
Tabel 4.1 menunjukkan hasil uji statistik deskriptif terhadap
Perubahan Laba menunjukkan nilai minimum sebesar 0.03, nilai
maksimum 10.23, dengan rata-rata (mean) sebesar 1.1193dan
memperoleh nilai standar deviasi sebesar 2.03295.
Hasil dari statistik deskriptif penelitian masing-masing
variabel. Hasil uji statistik deskriptif terhadap ROA menunjukkan
nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum 0.04, dengan rata-rata
(mean) sebesar 0.161 dan memperoleh nilai standar deviasi sebesar
0.01148.
Hasil uji statistik deskriptif terhadap CAR menunjukkan nilai
minimum sebesar 0.11, nilai maksimum 1.01, dengan rata-rata
55
(mean) sebesar 2.297dan memperoleh nilai standar deviasi sebesar
0.18759.
Hasil uji statistik deskriptif terhadap FDR menunjukkan nilai
minimum sebesar 0.79, nilai maksimum 2.05, dengan rata-rata
(mean) sebesar 1.0294dan memperoleh nilai standar deviasi
sebesar 0.24119.
Hasil uji statistik deskriptif terhadap NPF menunjukkan nilai
minimum sebesar 0, nilai maksimum 0.05, dengan rata-rata (mean)
sebesar .0251dan memperoleh nilai standar deviasi sebesar
0.01580.
Variabel PL (Perubahan Laba) memiliki nilai rata-rata lebih
kecil dari nilai standar deviasi, mengidentifikasikan bahwa standar
eror dari variabel tersebut besar. Sedangkan variabel ROA, CAR,
FDR dan NPF memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar
deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dari data variabel
tersebut baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai
standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari
variabel tersebut kecil.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikoloniearitas
Uji multikononiearitas dapat dibuktikan dengan nilai dari
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) masing-masing
variabel yang dihasilkan dari perhitungan menggunakan SPSS.
56
Uji multikoloniearitas merupakan suatu bentuk pengujian yang
bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat
korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas
(independen) yaitu ROA, CAR, FDR dan NPF. Berikut ini
merupakan hasil uji multikolonieritas yang dapat dilihat pada
tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,906 1,682 ,539 ,593
ROA 66,658 23,425 ,376 2,846 ,007 ,842 1,188
CAR -1,740 2,018 -,161 -,862 ,393 ,425 2,353
FDR ,796 1,348 ,094 ,590 ,558 ,576 1,737
NPF -50,888 22,807 -,396 -2,231 ,031 ,469 2,133
a. Dependent Variable: PL
Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa nilai VIF tidak
ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang
dari 0.10 atau mendekati angka 1. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikoloniearitas
dalam persamaan regresi ini.
57
b. Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel Durbin-Watson dengan 4 variabel
independen dan sampel sebanyak 48, maka batas bawah (dL) =
1.36 dan batas atas (dU) = 1.72. untuk memenuhi kriteria tidak
ada autokorelasi harus memenuhi (4-DW)≥ dU. untuk
mendeteksi ada tidaknya korelasi, peneliti menggunakan uji
Durbin-Watson sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,605a 0,367 0,308 1,69161 1,003
a. Predictors: (Constant), NPF, ROA, FDR, CAR
b. Dependent Variable: PL
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson yang ditampilkan dalam
tabel tersebut, nilai DW pada tabel 4.6 sebesar 1.003 dimana
PL sebagai variabel dependen. Berdasarkan hasil tersebut, nilai
DW dengan variabel dependen PLtidak memenuhi uji
autokorelasi karena nilai (4-DW) = 2.997 lebih besar dari nilai
(dU) = 1.72
58
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan grafik scatterplot berdasarkan output SPSS.
Berikut ini merupakan hasil uji heteroskedastisitas yang dapat
dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-
titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini menunjukkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak digunakan dalam penelitian.
59
d. Uji Normalitas Data
Berikut ini merupakan hasil uji normalitas, dalam penelitian
ini, peneliti melakukan uji normalitas terhadap model regresi.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
GrafikP-P Plot tersebut menggambarkan bahwa grafik
normal probability garis observasi mendekati atau menyentuh
garis diagonalnya yang berarti nilai residual berdistribusi
normal.
60
3. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Berikut ini adalah hasil koefisien determinasi:
Tabel 4.4
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Bank Umum Syariah
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,605a 0,367 0,308 1,69161 1,003
a. Predictors: (Constant), NPF, ROA, FDR, CAR
b. Dependent Variable: PL
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi (R)
menunjukkan nilai sebesar 0.605 yang menandakan bahwa
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
cukup kuat karena memiliki nilai R > 0.5. adapun nilai adj R
square pada tabel adalah sebesar 0.308 menunjukkan bahwa
variabel dependen (PL) dapat dijelaskan oleh variabel independen
(ROA, CAR, FDR dan NPF) sebesar 8% atau dengan kata lain
secara statistika besarnya pengaruh ROA, CAR, FDR dan NPF
terhadap Perubahan Laba Bank Umum Syariah adalah sebesar
30,8% sedangkan sisanya 69,2% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
61
Secara detail, hasil Koefisien Determinasi masing-masing
Bank Umum Syariah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) masing-masing Bank Umum Syariah
No Nama Bank R Square Adj R Square
1 Bank Syariah Mega Indonesia 0.672 0.553
2 Bank Syariah Bukopin 0.912 0.880
3 Bank Panin Syariah 0.535 0.366
Dalam tabel 4.5 menunjukkan nilai R Square dan Adj R
Square masing-masing Bank Umum Syariah. Bank Syariah Mega
Indonesia (BSMI) memilki nilai adj R Square sebesar 0.553 yang
berarti secara statistika besarnya pengaruh ROA, CAR, FDR dan
NPF terhadap Perubahan Laba BSMI adalah sebesar 55,3%.
Bank Syariah Bukopin (BSB) memilki nilai adj R Square
sebesar 0.880 yang berarti secara statistika besarnya pengaruh
ROA, CAR, FDR dan NPF terhadap Perubahan Laba BSB adalah
sebesar 88%.
Bank Panin Syariah (BPS) memilki nilai adj R Square
sebesar 0.366 yang berarti secara statistika besarnya pengaruh
ROA, CAR, FDR dan NPF terhadap Perubahan Laba BPS adalah
sebesar 36.6%.
62
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat. Dalam pengujian F ini jika nilai F hitung >
F tabel pada derajat kepercayaan 5% maka semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.Berikut ini adalah hasil uji statistik F untuk
persamaan model regresi:
Tabel 4.6
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Bank Umum Syariah
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 71,198 4 17,800 6,220 ,000b
Residual 123,047 43 2,862
Total 194,245 47
a. Dependent Variable: PL
b. Predictors: (Constant), NPF, ROA, FDR, CAR
Dalam tabel 4.6 tersebut menunjukkan nilai F hitung
sebesar 6.220 dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat
signifikansi 5% dengan df1 (5-1) = 4 dan df2 (48-5)= 43 maka
diperoleh hasil untuk F tabel sebesar 2.47. berdasarkan hasil
tersebut, F hitung lebih besar dari F tabel (6.220>2.59). hal ini
menandakan bahwa model regresi dapat digunakan untuk
63
memprediksi PL. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
independen yaitu ROA, CAR, FDR dan NPF secara simultan
berpengaruh terhadap Perubahan LabaBank Umum Syariah.
Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0.000< 0.05. berdasarkan hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa ROA, CAR, FDR dan NPFsecara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba Bank
Umum Syariah.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini adalah
hasil uji statistik t :
Tabel 4.7
Hasil Uji Signifikansi Bank Umum Syariah
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1
(Constant) 0,906 1,682
0,539 0,593
ROA 66,658 23,425 0,376 2,846 0,007
CAR -1,74 2,018 -0,161 -0,862 0,393
FDR 0,796 1,348 0,094 0,59 0,558
NPF -50,888 22,807 -0,396 -2,231 0,031
a. Dependent Variable: PL
Dalam tabel 4.14 tersebut menunjukkan nilai t hitung ROA
sebesar 2.846 dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat
64
signifikansi 0.025dengan df (48-5) = 43, maka diperoleh hasil
untuk t tabel sebesar 2.016. Berdasarkan hasil tersebut, t hitung
ROA lebih besar dari t tabel (2.864 > 2.016). Maka H1 diterima,
artinya bahwa ROA secara individu berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Laba.
Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut ROA
memiliki nilai signifikansi sebesar 0.007< 0.05. berdasarkan hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Laba.
Dalam tabel 4.14 tersebut menunjukkan nilai t hitung CAR
sebesar -0.862dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat
signifikansi 0.025 dengan df (48-5) = 43, maka diperoleh hasil
untuk t tabel sebesar 2.016. berdasarkan hasil tersebut, t hitung
CAR lebih kecil dari t tabel (-0.862<2.016). Maka H2 ditolak,
artinya bahwa CAR secara individu tidak berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Laba.
Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut CAR
memiliki nilai signifikansi sebesar 0.393> 0.05. berdasarkan hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.
Dalam tabel 4.14 tersebut menunjukkan nilai t hitung FDR
sebesar 0.59dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat
65
signifikansi 0.025 dengan df (48-5) = 43, maka diperoleh hasil
untuk t tabel sebesar 2.016. berdasarkan hasil tersebut, t hitung
FDR lebih kecil dari t tabel (0.59 <2.016). Maka H2 ditolak,
artinya bahwa FDR secara individu tidak berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Laba.
Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut FDR
memiliki nilai signifikansi sebesar 0.558> 0.05. berdasarkan hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.
Dalam tabel 4.14 tersebut menunjukkan nilai t hitung NPF
sebesar -2.231dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat
signifikansi 0.025 dengan df (96-5) = 91, maka diperoleh hasil
untuk t tabel sebesar 2.016. berdasarkan hasil tersebut, t hitung
NPF lebih kecil dari t tabel (-2.231< 2.016). Maka H2 ditolak,
artinya bahwa NPF secara individu tidak berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Laba.
Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut NPF
memiliki nilai signifikansi sebesar 0.031< 0.05. berdasarkan hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa NPF berpengaruh signifikan
terhadap Perubahan Laba Bank Umum Syariah.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan model
regresi linier berganda sebagai berikut:
66
PL = 0.539 + ROA 2.846 - 0.862 CAR + 0.59 FDR - 2.231 NPF + e
Dari persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a) Nilai konstanta sebesar 0.539menunjukkan bahwa jika ROA,
CAR, FDR dan NPF bersifat konstan atau bernilai 0 (nol), maka
nilai PL (Perubahan Laba) akan menurun sebesar 53,9%.
b) Nilai koefisien regresi ROA sebesar 2.846. menunjukkan bahwa
setiap kenaikan ROA sebesar 1 dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan meningkatkan PL sebesar 2.846. koefisien bernilai
positif artinya terjadi pengaruh yang positif antara variabel IC dan
ROA . semakin meningkat nilai IC maka ROA akan semakin
naik, begitu pula sebaliknya.
c) Nilai koefisien regresi CAR sebesar -0.862. menunjukkan bahwa
setiap kenaikan CAR sebesar 1 dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan menurunkanPL sebesar -0.862. koefisien bernilai
negatif artinya terjadi pengaruh yang negatif antara variabel CAR
dan PL . semakin meningkat nilai CAR maka PL akan semakin
turun, begitu pula sebaliknya.
d) Nilai koefisien regresi FDR sebesar 0.59. menunjukkan bahwa
setiap kenaikan FDR sebesar 1 dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan meningkatkan PL sebesar 0.59. koefisien bernilai
positif artinya terjadi pengaruh yang positif antara variabel FDR
67
dan PL . semakin meningkat nilai FDR maka PL akan semakin
naik, begitu pula sebaliknya.
e) Nilai koefisien regresi NPF sebesar -2.231. menunjukkan bahwa
setiap kenaikan NPF sebesar 1 dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan menurunkanPL sebesar -2.231. koefisien bernilai
negatif artinya terjadi pengaruh yang negatif antara variabel NPF
dan PL . semakin meningkat nilai NPF maka PL akan semakin
turun, begitu pula sebaliknya.
Secara detail, hasil uji statistik t masing-masing Bank Umum Syariah
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
masing-masing Bank Umum Syariah
Bank Syariah Mega Indonesia
t hitung
ROA Sig.
t hitung
CAR Sig.
t hitung
FDR Sig.
t hitung
NPF Sig.
2.540 0.027 2.593 0.025 -2.064 0.063 -1.967 0.075
Bank Syariah Bukopin
t hitung
ROA Sig.
t hitung
CAR Sig.
t hitung
FDR Sig.
t hitung
NPF Sig.
6.806 0.000 -2,543 0.027 -0,95 0.362 1.760 0.106
Bank Panin Syariah
t hitung
ROA Sig.
t hitung
CAR Sig.
t hitung
FDR Sig.
t hitung
NPF Sig.
1.915 0.082 -0,392 0.703 -0,039 0.970 -1.127 0.284
68
Dalam tabel 4.15 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC masing-
masing Bank Umum Syariah. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat
signifikansi 0.025 dengan df (16-5) = 11, maka diperoleh hasil untuk t
tabel sebesar 2.200. Berdasarkan hasil tersebut, jika t hitung ROA lebih
besar dari t tabel maka H1 diterima, artinya bahwa Return On Asset secara
individu berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Pada tabel 4.15
diatas, Bank Umum Syariah yang memiliki t hitung ROA lebih besar dari t
tabel yaitu Bank Syariah Mega Indonesia (2.540 > 2.200) dan Bank
Syariah Bukopin (6.806 > 2.200). Hal ini berarti bahwa Return On Asset
secara individu berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada Bank
Syariah Mega Indonesia dan Bank Syariah Bukopin.
Berdasarkan signifikansi, jika signifikansi ROA lebih kecil dari
0.05 maka H1 diterima, artinya bahwa Return On Asset secara individu
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pada tabel 4.15 diatas,
Bank Umum Syariah yang memiliki nilai signifikansi IC lebih kecil dari
0.05 yaitu Bank Syariah Mega Indonesia (0.027< 0.05) dan Bank Syariah
Bukopin (0.000< 0.05). Hal ini berarti bahwa Return On Asset secara
individu berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas BSMI dan BSB.
Dalam tabel 4.15 tersebut menunjukkan nilai t hitung CAR masing-
masing Bank Umum Syariah. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat
signifikansi 0.025 dengan df (16-5) = 11, maka diperoleh hasil untuk t
tabel sebesar 2,200. Berdasarkan hasil tersebut, jika t hitung CAR lebih
besar dari t tabel maka H2 diterima, artinya bahwa Capital Adequacy Ratio
69
secara individu berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Pada
tabel 4.15 diatas, Bank Umum Syariah yang memiliki t hitung GCG lebih
besar dari t tabel yaitu Bank Syariah Mega Indonesia (2.593 > 2.200). Hal
ini berarti bahwa Capital Adequacy Ratio secara individu berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba BSMI.
Berdasarkan signifikansi, jika signifikansi CAR lebih kecil dari
0.05 maka H2 diterima, artinya bahwa Capital Adequacy Ratio secara
individu berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pada tabel 4.11
diatas, Bank Umum Syariah yang memiliki nilai signifikansi CAR lebih
kecil dari 0.05 yaitu Bank Syariah Mega Indonesia (0.025< 0.05). Hal ini
berarti bahwa Capital Adequacy Ratiosecara individu berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba BSMI.
Dalam tabel 4.15 tersebut menunjukkan nilai t hitung FDR masing-
masing Bank Umum Syariah. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat
signifikansi 0.025 dengan df (16-5) = 11, maka diperoleh hasil untuk t
tabel sebesar 2,200. Berdasarkan hasil tersebut, jika t hitung FDR lebih
besar dari t tabel maka H2 diterima, artinya bahwa Financing to Deposit
Ratio secara individu berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Pada tabel 4.15 diatas, dari ketiga bank syariah ini tidak ada nilai FDR
yang menyatakan berpengaruh dan signifikan. Jadi, bisa disimpulkan FDR
tidak berpengaruh pada perubahan laba pada 3 bank umum syariah
tersebut.
70
Dalam tabel 4.15 tersebut menunjukkan nilai t hitung NPF masing-
masing Bank Umum Syariah. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat
signifikansi 0.025 dengan df (16-5) = 11, maka diperoleh hasil untuk t
tabel sebesar 2,200. Berdasarkan hasil tersebut, jika t hitung NPF lebih
besar dari t tabel maka H2 diterima, artinya bahwa Non Performing
Financing secara individu berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba. Pada tabel 4.15 diatas, dari ketiga bank syariah ini tidak ada nilai
NPF yang menyatakan berpengaruh dan signifikan. Jadi, bisa disimpulkan
NPF tidak berpengaruh pada perubahan laba pada 3 bank umum syariah
tersebut.
D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Dari hasil perhitungan SPSS, berdasarkan penelitian yang dilakukan
terhadap 3 Bank Umum Syariah tahun 2011-2014. Adapun hasil uji
hipotesis Bank Umum Syariah adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh rasio keuangan (ROA, CAR, FDR dan NPF) terhadap
perubahan laba pada Bank Syariah Mega Indonesia:
Dari hasl uji t BSMI didapatkan hasil yaitu, nilai t hitung ROA 2.540
dengan tingkat signifikan sebesar 0.027 dan nilai t hitung CAR 2.593
dengan tingkat signifikan sebesar 0.025. dilihat dari kedua hasil
tersebut bisa dinyatakan bahwa ROA dan CAR berpengaruh signifikan
terhadap perubahan laba di BSMI. Sedangkan nilai FDR sebesar -
2.064 dengan signifikan sebesar 0.063 dan nilai NPF -1.967 dengan
signifikan 0.075, maka dapat disimpulkan bahwa FDR dan NPF tidak
71
berpengaruh terhadap perubahan laba di BSMI. Hasil dari ROA dan
CAR sesuai dengan teori yang menyatakan semakin besar ROA maka
semakin besar pula perubahan laba suatu bank begitupun teori CAR.
FDR dan NPF yang tidak signifikan pada perubahan laba, namun tetap
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin meningkat FDR
maka semakin meningkat pula laba dan semakin kecil NPF maka
perubahan laba akan semakin besar.
2. Pengaruh rasio keuangan (ROA, CAR, FDR dan NPF) terhadap
perubahan laba pada Bank Syariah Bukopin:
Dari hasil uji t BSB di dapatkan hasil t hitung ROA sebesar 6.806
dengan signifikan sebesar 0.000 dan t hitung CAR -2.543 dengan
signifikan 0.027. t hitung FDR sebesar -0.95 dan signifikan sebesar
0.362, nilai t hitung NPF sebesar 1.760 dan signifikan sebesar 0.106 .
Hasil ini menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap
perubahan laba pada BSB karena sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa jika ROA meningkat maka perubahan laba pun akan meningkat,
nilai negatif pada CAR menandakan CAR berpengaruh negatif pada
perubahan laba di BSB, hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin meningkat CAR maka perubahan laba
juga akan meningkat. Tidak sesuainya CAR, FDR dan NPF dengan
teori terjadi karena data perubahan laba di BSB semuanya bertanda
negatif maka mempengaruhi hasil dari penelitian ini.
72
3. Pengaruh rasio keuangan (ROA, CAR, FDR dan NPF) terhadap
perubahan laba pada Bank Panin Syariah:
Berdasarkan hasil t hitung ROA sebesar 1.915 dengan signifikan
sebesar 0.082, t hitung CAR -0.392 dan signifikan 0.703, t hitung FDR
-0.039 dengan signifikan 0.970 , t hitung NPF sebesar -1.127 dengan
signifikan 0.284. dilihat dari hasil uji t BPS menyatakan tidak adanya
variabel yang berpengaruh terhadap perubahan laba dan hanya ROA
dan NPF yang sesuai dengan teori. Dapat disimpulkan bahwa
perubahan laba pada BPS dipengaruhi oleh variabel lain selain 4
variabel yang diteliti ini.Hal ini terjadi karena data perubahan laba
BPS masih banyak yang bertanda negatif sehingga mempengaruhi
hasil penelitian dan BPS masih butuh waktu untuk mengembangkan
dan mengelola perussahaan ditengah persaingan ekonomi saat ini.
E. Interpretasi
1. Hasil analisis pada Bank Umum Syariah
Berdasarkan hasil uji signifikan, variabel ROA berpengaruh secara
signifikan pada perubahan laba di bank umum syariah, sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa semakin besar nilai ROA maka semakin
besar pula perubahan labanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Lilis
Erna Ariyanti yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh secara
signifikan dan positif.
Variabel CAR bertanda negatif namun tidak signifikan hal ini
dikarenakan sebagian besar nilai CAR pada Bank Umum di Indonesia,
73
pada periode penelitian cenderung konstan, tanda negatif pada
koefisien variabel CAR menunjukkan sebagian besar data pada periode
penelitian ketika nilai CAR mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai
perubahan laba yang mengalami penurunan. Dari hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap Perubahan
Laba. Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rizali Nur Hakim (2013) yang menyatakan bahwa CAR
berpengaruh signifikan negatif namun bertentangan dengan hasil
penelitian Teddy Rahman (2009) yang menyatakan CAR berpengaruh
signifikan positif.
Variabel FDR tidak berpengaruh signifikan namun sesuai dengan
teori yaitu semakin besar nilai FDR maka perubahan laba juga akan
meningkat. Tanda positif koefisien regresinya menunjukan bahwa
apabila FDR meningkat maka Perubahan Laba akan meningkat juga.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
bahwa FDR memiliki hubungan searah dengan Perubahan Laba.
Artinya jika FDR bank syariah diperbesar, maka Perubahan Laba nya
akan semakin besar. Hal ini sesuai teori FDR yang meyatakan dengan
tingginya rasio likuiditas, maka penyaluran dana untuk pembiayaan
semakin besar, sehingga dari macam-macam pembiayaan tersebut
diharapkan perolehan labanya semakin meningkat. FDR juga
memberikan pengaruh positif terhadap perubahan laba dimasa yang
akan datang.
74
Jika rasio tersebut semakin tinggi maka memberikan indikasi
semakin besar kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan
menunjukan bahwa bank syariah mampu menjalankan fungsi
intermediasi keuangan dengan baik. Berjalannya fungsi ini akan
meningkatkan pendapatannya dari pembiayaan yang disalurkan
sehingga akan meningkatkan profitabilitas.
Jadi FDR juga memberikan pengaruh positif terhadap perubahan
laba. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa FDR berpengaruh
positif terhadap Perubahan Laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Isnaini (2009), dimana hasil
penelitiannya menunjukan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap
Perubahan Laba.
Variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan, tanda negatif
koefisien regresinya menunjukan bahwa apabila NPF meningkat maka
Perubahan Laba akan menurun. Berdasarkan penjelasan yang telah
dipaparkan dapat disimpulkan bahwa NPF memiliki hubungan
berlawanan dengan Perubahan Laba. Artinya jika NPF bank syariah
diperbesar, maka Perubahan Laba nya akan semakin kecil. Sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa, bila NPF terus menerus
meningkat maka PPAP akan menurunkan nilai profitabilitas bank.
PPAP yang besar akan mengurangi bagian laba ditahan untuk
operasioanal dan ekspansi perbankan sehingga mengahambat
perolehan pendapatan bank.
75
Salah satu implikasi lain bagi pihak bank sebagai akibat dari
timbulnya pembiayaan bermasalah adalah hilangnya kesempatan untuk
memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga
mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas
bank. Karena dampak NPF akan menurunkan laba maka otomatis
berpengaruh negatif terhadap perubahan laba.
2. Bank Syariah Mega Indonesia
Pada BSMI hanya variabel ROA dan CAR saja yang berpengaruh
terhadap perubahan laba sedangkan FDR dan NPF tidak berpengaruh.
Hal ini dikarenakan nasabah BSMI masih sedikit dibanding dengan
Bank Muamalat dan Mandiri, dilihat dari total asetnya pun BSMI
masih di bawah 10 triliun, jadi berpengaruh ke total aset sehinnga
manajemennya juga lebih bisa diatur serta dijaga dan jumlah
pembiayaan bermasalahnya pun masih sedikit. Kinerja BSMI yang
bagus sehingga bisa menjaga stabilitas ROA dan CAR , lalu BSMI
juga memiliki sistem tata kelola yang lebih baik dan matang
dibandingkan bank syariah lain, selain itu mampu mengelola
perusahaaan dengan baik dan sesuai syariah dengan mematuhi hak dan
kewajiban setiap unit.
3. Bank Syariah Bukopin
Dari hasil uji didapatkan bahwa hanya variabel ROA dan CAR yang
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba namun FDR dan NPF
tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Dari data ROA BSB
76
diketahui bahwa ROA BSB tidak banyak mengalami perubahan setiap
tahunnya, bahkan lebih sering bernilai 1% dan paling rendah 0%, hal
ini menunjukan bahwa ROA BSB bagus karena di bawah 2% dan BSB
bisa menjaga nilai yang konstan untuk ROA. Dengan konsistennya
nilai ROA tersebut menjadikan variabel ROA berpengaruh terhadap
perubahan laba. BSB yang masih tergolong bank syariah yang baru
dan pembiayaan masalahnya pun masih sedikit.
4. Bank Panin Syariah
Dari hasil uji didapatkan bahwa tidak ada satu variabel pun yang
berpengaruh terhadap perubahan laba di BPS, hal ini dikarenakan pada
data perubahan laba di BPS semua data perubahan labanya bertanda
negatif jadi selisih yang didapatkan dari perubahan laba dari setiap
tahunnya itu negatif sehingga mengakibatkan hasil dari uji ini adalah
tidak adanya variabel yang berpengaruh. Kondisi ini juga dikarenakan
BPS yang baru go public dan BPS belum bisa menjaga kestabilan dari
rasio keuanganya, dibandingkan dari 3 bank yang dijadikan sampel,
BPS lah yang memiliki CAR besar diatas 20% hal ini juga yang
mengakibatkan hasil yang tidak signifikan. Perubahan laba yang
negatif diiringi dengan CAR yang nilainya terus melonjak. Hasil dari
penelitian di BPS CAR menunjukan hasil yang tidak berpengaruh
namun bertanda negatif.
Demikian uraian gambaran umum dan deskriptif data. Dari hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa dari 4 rasio keuangan yang berpengaruh signifikan
77
terhadap perubahan laba pada bank umum syariah di Inodesia adalah ROA dan
NPF, sedangkan CAR dan FDR tidak berpengaruh signifikan.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan 3 sampel Bank Umum Syariah dari tahun
2011-2014. Pengujian ini menggunakan model regresi linier berganda.
Berdasarkan Hasil Uji Koefisien Determinasi (adj R Square) menunjukan
bahwa pengaruh rasio keuangan (ROA, CAR, FDR dan NPF) terhadap
perubahan laba sebesar 0.308 yang berarti pengaruh rasio keuangan terhadap
perubahan laba bank umum syariah sebesar 30,8%.
Jika dilihat dari hasil uji signifikan didapatkan hasil yaitu variabel ROA
berpengaruh signifikan, CAR bertanda negatif signifikan namun tidak
berpengaruh, FDR tidak berpengaruh signifikan dan NPF berpengaruh negatif
dan signifikan. Dari hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non
Performing Financing (NPF) mempengaruhi Perubahan Laba (PL), di peroleh
model , yaitu:
PL = 0.539 + ROA 2.846 - 0.862 CAR + 0.59 FDR - 2.231 NPF + e
B. SARAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, penelitian ini
masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan sehingga untuk penelitian
selanjutnya dapat menambahkan beberapa saran yang diajukan oleh penulis
yaitu sebagai berikut:
79
1. Bagi Investor
Bagi investor yang akan menanamkan investasinya di Bank Umum
Syariah sebaiknya menggunakan rasio keuangan khususnya rasio
profitabilitas yaitu ROA yang dapat digunakan untuk memprediksi
laba perusahaan satu tahun kedepan. Return On Assets (ROA) yang
mempunyai pengaruh positif, menunjukan bahwa bank memperoleh
laba yang tinggi karena semakin besar nilai ROA maka laba bank juga
akan mengalami kenaikan. Hal ini berarti ROA dapat digunakan
sebagai basis pengambilan keputusan untuk brinvestasi. Karena
dengan mengetahui profit suatu bank, investor dapat memperkirakan
laba dan meminimalkan risiko dalam berinvestasi.
2. Bagi Bank
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan bahan
pertimbangan bagi Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah
Bukopin, dan Bank Panin Syariah dalam melakukan kebijakan yang
berhubungan dengan investasi. Dalam penelitian ini ROA mempunyai
pengaruh yang positif terhadap perubahan laba, artinya ROA di Bank
Umum Syariah ini sudah bagus namun CAR yang berpengaruh negatif
harus menjadi perhatian Bank Umum Syariah karena seharusnya CAR
bersifat positif terhadap perubahan laba. Maka dari itu bagi Bank-Bank
Umum Syariah harus lebih mengawasi laporan keuangan lebih baik
lagi sehingga nasabah dan investor akan percaya dan yakin untuk
menanamkan modalnya pada Bank tersebut.
80
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan
referensi untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan untuk dapat
melanjutkan penelitian yang berkaitan mengenai rasio keuangan
terhadap perubahan laba bank syariah sehingga bermanfaat bagi pihak-
pihak lain yang berkepentingan. Untuk penelitian selanjutnya
disarankan untuk menambah variabel dari rasio keuangan yang
lainnya. Selain itu, dapat pula menggunakan variabel lainnya selain
rasio keuangan, seperti ukuran perusahaan dan menambah rentangan
waktu yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang
akan diperoleh dapat lebih tergeneralisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Jakarta: PT.
RajaGarfindo Persada, 2002), h.96
Al - Quran
Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Cetakan 1, Jakarta:
Gema Insani Press, 2001
Arifin, Johar. Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer, Jakarta: Gramedia,
2004
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Cetakan ke-4, Jakarta:
Pustaka Alvabet, 2006
Brealey, A. Richard, dkk. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid
2, Jakarta: Erlangga, 2002
Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, edisi ke-2, Bogor: Ghalia Putra,
2005
Djalal, Nachrowi. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika, Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006
Efendi Achmad dan Eko Yudi Miranto. Pengolahan dan Analisis Data Dengan
Microsoft Excel, Jakarta: Salemba Infotek, 2008
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006
Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, Basic Econometrics, Fifth Edition, Mc
Graw Hill International edition, Singapore, 2009
Harahap, Sofyan Safri, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2002.
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis terhadap Laporan Keuangan, Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2010
Sofyan safri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali
Pers, 2010
Ikhsan, Arfan. “Judul”, cetakan pertama, Graha Ilmu, Kota, 2009
Iska, Syukri. Sistem Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Fajar Media
Press, 2012
Ismail. Perbankan Syariah, Jakarta: Prenada Media Group, 2011
Kuncoro, Mudrajad dan Suharjono, Manajemen Perbankan: Teori dan aplikasi,
Yogyakarta : BPFE, 2002.
Loen, Boy dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa, Jakarta:
PT Grasindo, 2008.
Nurgiyantoro, Burhan. Statistika Terapan Untuk Penelitian Ilmu-lmu Sosial,
Cetakan ketiga, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Oktober 2004
Pudjo, Teguh Muljono. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan, Edisi
Revisi, Cetakan ke-6, Jakarta, 1999
Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ke 4,
Yogyakarta: BPFE, 2002
Rosadi, Dedi, Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews,
Edisi Pertama, Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET ANDI, 2012.
Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2011
Simamora, Henry. Akuntansi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat, 1999
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
Yogyakarta: Ekonisia, 2007
Vardiansyah, Dani. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta: Indeks, 2008
Widarjono, Agus, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan
Eviews, Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013.
Jurnal :
Azwar dan Ninik, 2008. Analisa Rasio Profitabilitas Sebagai Indikator
Keberhasilan Usaha Pada PT. Diandra Ardya Biru.Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Bisnis Indonesia, Jakarta
Bahtiar Usman, (2003), “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan
laba Pada
Bank-Bank di Indonesia,” Media Riset Bisnis dan Manajemen, Vol.3, No.1, April, 2003, pp.59-74
Ediningsih, Sri Isworo, Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan Laba: Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ, Vol. 7, Wahana, 2004
Isworo Ediningsih, Sri, Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan Laba : Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ, Vol. 7, Wahana, 2004.
Lilis Erna Ariyanti. Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA Dan
Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Umum Di
Indonesia, Semarang: Universitas Diponegoro, 2010
Pahlevie, Nu’man Hamzah. Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan
EAQ terhadap Perubahan Laba, Universitas Diponegoro, 2009
Rahman, Teddy. Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL terhadap
Perubahan Laba, Universitas Diponegoro, 2009
Sri Isworo Ediningsih, “Rasio Keuangan dan Prediksi Pertumbuhan Laba: Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Vol. 7 (Wahana, 2004)
Suhardito Bambang, Sonny Johannes Angwijaya Irot, Laurentia Dwi Wahyuni.
Analisis Kegunaan Rasio-Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan
laba Emiten Dan Industri Perbankan Di PT Bursa Efek Surabaya, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.3, Maret, 1999
Suryatmin, Analisis Cash Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Loan to Asset Ratio
untuk Mengukur Tingkat Likuiditas Perbankan (Studi Empiris pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. V, No.2, september 2006
Suprihatmi S. W dan M. Wahyudin. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Kemampuan Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan-perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di PT Bursa Efek Jakarta, Universitas Muhamadiyah
Surakarta, 2004
Suprihatmi, SW (2006))”Pengaruh rasio Keuangan terhadap kemampuan
memprediksi peruba-han laba pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol 6. No.1,
April.
Zainuddin dan Jogiyanto Hartono (1999), “Manfaat rasio keuangan dalam
memprediksi pertumbuhan perubahan laba: suatu studi empiris pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEJ,” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2,
No.1, Januari, 1999, hal.66-90
Internet :
www.bi.go.id
www.brisyariah.co.id
www.ekonomisyariah.info/blog/2013/02/10/profil-bank-mega-syariah/
LAMPIRAN 1
No Nama Bank
Triwula
n
2010 2011 ∆Yit
% Yit – Yit-n Yit-n
1 Bank Syariah Mega
Indonesia
I 55.276.000.000 18.710.000.000 -36.566.000.000 55.276.000.000 -0,66
II 65.672.000.000 39.448.000.000 -26.224.000.000 65.672.000.000 -0,40
III 82.414.000.000 53.393.000.000 -29.021.000.000 82.414.000.000 -0,35
IV 84.352.000.000 72.058.000.000 -12.294.000.000 84.352.000.000 -0,15
2 Bank Syariah Bukopin
I -213.953.000.000 -191.241.000.000 22.712.000.000 -213.953.000.000 -0,11
II -211.457.000.000 -199.795.000.000 11.662.000.000 -211.457.000.000 -0,06
III -207.747.000.000 -198.198.000.000 9.549.000.000 -207.747.000.000 -0,05
IV -206.805.000.000 -194.596.000.000 12.209.000.000 -206.805.000.000 -0,06
3 Bank Panin Syariah
I -3.516.000.000 -10.663.000.000 -7.147.000.000 -3.516.000.000 2,03
II -7.078.000.000 -11.095.000.000 -4.017.000.000 -7.078.000.000 0,57
III -7.599.000.000 -6.365.000.000 1.234.000.000 -7.599.000.000 -0,16
IV -8.882.000.000 3.510.000.000 12.392.000.000 -8.882.000.000 -1,40
No Nama Bank
Triwula
n
2011 2012 ∆Yit
% Yit – Yit-n Yit-n
1 Bank Syariah Mega
Indonesia
I 18.710.000.000 50.549.000.000 31.839.000.000 18.710.000.000 1,70
II 39.448.000.000 119.331.000.000 79.883.000.000 39.448.000.000 2,03
III 53.393.000.000 187.358.000.000 133.965.000.000 53.393.000.000 2,51
IV 72.058.000.000 246.728.000.000 174.670.000.000 72.058.000.000 2,42
2 Bank Syariah Bukopin I -191.241.000.000 -203.494.000.000 -12.253.000.000 -191.241.000.000 0,06
II -199.795.000.000 -187.087.000.000 12.708.000.000 -199.795.000.000 -0,06
III -198.198.000.000 -181.156.000.000 17.042.000.000 -198.198.000.000 -0,09
IV -194.596.000.000 -177.298.000.000 17.298.000.000 -194.596.000.000 -0,09
3 Bank Panin Syariah
I -10.663.000.000 4.574.000.000 15.237.000.000 -10.663.000.000 -1,43
II -11.095.000.000 12.403.000.000 23.498.000.000 -11.095.000.000 -2,12
III -6.365.000.000 20.871.000.000 27.236.000.000 -6.365.000.000 -4,28
IV 3.510.000.000 39.405.000.000 35.895.000.000 3.510.000.000 10,23
No Nama Bank
Triwula
n
2012 2013 ∆Yit
% Yit – Yit-n Yit-n
1 Bank Syariah Mega
Indonesia
I 50.549.000.000 72.769.000.000 22.220.000.000 50.549.000.000 0,44
II 119.331.000.000 123.430.000.000 4.099.000.000 119.331.000.000 0,03
III 187.358.000.000 163.062.000.000 -24.296.000.000 187.358.000.000 -0,13
IV 246.728.000.000 199.737.000.000 -46.991.000.000 246.728.000.000 -0,19
2 Bank Syariah Bukopin
I -203.494.000.000 -168.187.000.000 35.307.000.000 -203.494.000.000 -0,17
II -187.087.000.000 -158.605.000.000 28.482.000.000 -187.087.000.000 -0,15
III -181.156.000.000 -155.121.000.000 26.035.000.000 -181.156.000.000 -0,14
IV -177.298.000.000 -157.750.000.000 19.548.000.000 -177.298.000.000 -0,11
3 Bank Panin Syariah
I 4.574.000.000 46.675.000.000 42.101.000.000 4.574.000.000 9,20
II 12.403.000.000 21.202.000.000 8.799.000.000 12.403.000.000 0,71
III 20.871.000.000 32.400.000.000 11.529.000.000 20.871.000.000 0,55
IV 39.405.000.000 25.995.000.000 -13.410.000.000 39.405.000.000 -0,34
No Nama Bank
Triwula
n
2013 2014 ∆Yit
% Yit – Yit-n Yit-n
1 Bank Syariah Mega
Indonesia
I 72.769.000.000 24.787.000.000 -47.982.000.000 72.769.000.000 -0,66
II 123.430.000.000 41.264.000.000 -82.166.000.000 123.430.000.000 -0,67
III 163.062.000.000 14.801.000.000 -148.261.000.000 163.062.000.000 -0,91
IV 199.737.000.000 23.319.000.000 -176.418.000.000 199.737.000.000 -0,88
2 Bank Syariah Bukopin
I -168.187.000.000 -155.509.000.000 12.678.000.000 -168.187.000.000 -0,08
II -158.605.000.000 -151.745.000.000 6.860.000.000 -158.605.000.000 -0,04
III -155.121.000.000 -149.692.000.000 5.429.000.000 -155.121.000.000 -0,03
IV -157.750.000.000 -149.088.000.000 8.662.000.000 -157.750.000.000 -0,05
3 Bank Panin Syariah
I 46.675.000.000 36.635.000.000 -10.040.000.000 46.675.000.000 -0,22
II 21.202.000.000 51.434.000.000 30.232.000.000 21.202.000.000 1,43
III 32.400.000.000 71.583.000.000 39.183.000.000 32.400.000.000 1,21
IV 25.995.000.000 96.935.000.000 70.940.000.000 25.995.000.000 2,73
LAMPIRAN 2
BANK TAHUN TRIWULAN PL ROA CAR FDR NPF
MEGA SYARIAH
2011
I -0,6615 2% 15% 79% 4%
II -0,3993 2% 15% 81% 4%
III -0,3521 2% 14% 83% 4%
IV -0,1457 2% 12% 83% 3%
2012
I 1,70171 4% 13% 79% 3%
II 2,02502 4% 13% 92% 3%
III 2,50904 4% 11% 88% 3%
IV 2,42402 4% 14% 89% 3%
2013
I 0,43957 4% 13% 96% 3%
II 0,03435 3% 13% 104% 4%
III -0,1297 3% 13% 103% 3%
IV -0,1905 2% 13% 94% 4%
2014
I -0,6594 1% 15% 96% 3%
II -0,6657 1% 16% 96% 3%
III -0,9092 0% 17% 91% 4%
IV -0,8833 0% 19% 94% 4%
BUKOPIN SYARIAH
2011
I -0,11 1% 12% 95% 2%
II -0,06 1% 17% 93% 2%
III -0,05 1% 18% 81% 2%
IV -0,06 1% 15% 84% 2%
2012
I 0,06 1% 15% 90% 3%
II -0,06 1% 13% 94% 3%
III -0,09 1% 12% 99% 5%
IV -0,09 1% 13% 92% 5%
2013
I -0,17 1% 13% 88% 5%
II -0,15 1% 12% 92% 4%
III -0,14 1% 11% 95% 4%
IV -0,11 1% 11% 100% 4%
2014
I -0,08 0% 11% 97% 5%
II -0,04 0% 11% 103% 4%
III -0,03 0% 16% 104% 4%
IV -0,05 0% 16% 93% 4%
PANIN SYARIAH 2011
I 2,03 -2% 45% 79% 0%
II 0,57 -1% 101% 98% 0%
III -0,16 1% 82% 205% 0%
IV -1,04 2% 62% 163% 1%
2012
I -1,43 2% 60% 140% 1%
II -2,12 3% 46% 128% 0%
III -4,28 3% 34% 150% 0%
IV 10,23 3% 32% 124% 0%
2013
I 9,20 3% 27% 121% 1%
II 0,71 2% 23% 124% 1%
III 0,55 2% 20% 112% 1%
IV -0,34 1% 21% 90% 1%
2014
I -0,22 1% 31% 113% 1%
II 1,43 2% 26% 140% 1%
III 1,21 2% 26% 112% 1%
IV 2,73 2% 26% 94% 1%
LAMPIRAN 3
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,605a ,367 ,308 1,69161 ,367 6,220 4 43 ,000 1,003
a. Predictors: (Constant), NPF, ROA, FDR, CAR
b. Dependent Variable: PL
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 71,198 4 17,800 6,220 ,000b
Residual 123,047 43 2,862
Total 194,245 47
a. Dependent Variable: PL
b. Predictors: (Constant), NPF, ROA, FDR, CAR
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,906 1,682 ,539 ,593
ROA 66,658 23,425 ,376 2,846 ,007 ,842 1,188
CAR -1,740 2,018 -,161 -,862 ,393 ,425 2,353
FDR ,796 1,348 ,094 ,590 ,558 ,576 1,737
NPF -50,888 22,807 -,396 -2,231 ,031 ,469 2,133
a. Dependent Variable: PL
PANIN
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
PL 16 ,16 10,23 2,3899 3,05733 2,003 ,564
ROA 16 ,01 ,03 ,0197 ,00780 ,005 ,564
CAR 16 ,20 1,01 ,4129 ,23583 1,457 ,564
FDR 16 ,79 2,05 1,2458 ,31123 1,054 ,564
NPF 16 ,00 ,01 ,0059 ,00324 ,018 ,564
Valid N (listwise) 16
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,731a ,535 ,366 2,43513 ,535 3,161 4 11 ,059 1,699
a. Predictors: (Constant), NPF, FDR, ROA, CAR
b. Dependent Variable: PL
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,718 4,567 ,157 ,878
ROA 216,228 112,918 ,552 1,915 ,082 ,509 1,964
CAR -1,714 4,372 -,132 -,392 ,703 ,372 2,689
FDR -,089 2,313 -,009 -,039 ,970 ,763 1,311
NPF -300,666 266,789 -,318 -1,127 ,284 ,531 1,884
a. Dependent Variable: PL
BUKOPIN
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
PL 16 ,04 ,17 ,0848 ,04181 ,940 ,564
ROA 16 ,00 ,01 ,0057 ,00256 ,522 ,564
CAR 16 ,11 ,18 ,1351 ,02335 ,621 ,564
FDR 16 ,81 1,04 ,9382 ,06236 -,377 ,564
NPF 16 ,02 ,05 ,0355 ,01242 -,812 ,564
Valid N (listwise) 16
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
PL ,0848 ,04181 16
ROA ,0057 ,00256 16
CAR ,1351 ,02335 16
FDR ,9382 ,06236 16
NPF ,0355 ,01242 16
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,955a ,912 ,880 ,01451 ,912 28,375 4 11 ,000 1,860
a. Predictors: (Constant), NPF, ROA, CAR, FDR
b. Dependent Variable: PL
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,144 ,101 1,432 ,180
ROA 12,069 1,773 ,739 6,806 ,000 ,682 1,467
CAR -,574 ,226 -,321 -2,543 ,027 ,505 1,979
FDR -,081 ,085 -,121 -,950 ,362 ,496 2,014
NPF ,711 ,404 ,211 1,760 ,106 ,558 1,792
a. Dependent Variable: PL
MEGA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error
PL 16 ,03 2,51 ,8832 ,82311 1,071 ,564
ROA 16 ,00 ,04 ,0228 ,01295 -,020 ,564
CAR 16 ,11 ,19 ,1411 ,02020 1,135 ,564
FDR 16 ,79 1,04 ,9041 ,07736 ,114 ,564
NPF 16 ,03 ,04 ,0340 ,00491 ,105 ,564
Valid N (listwise) 16
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
PL ,8832 ,82311 16
ROA ,0228 ,01295 16
CAR ,1411 ,02020 16
FDR ,9041 ,07736 16
NPF ,0340 ,00491 16
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,820a ,672 ,553 ,55007 ,672 5,647 4 11 ,010 1,690
a. Predictors: (Constant), NPF, FDR, CAR, ROA
b. Dependent Variable: PL
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 6,834 4 1,709 5,647 ,010b
Residual 3,328 11 ,303
Total 10,163 15
a. Dependent Variable: PL
b. Predictors: (Constant), NPF, FDR, CAR, ROA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1,746 2,918 ,598 ,562
ROA 50,225 19,774 ,790 2,540 ,027 ,308 3,250
CAR 29,024 11,194 ,712 2,593 ,025 ,395 2,534
FDR -3,840 1,860 -,361 -2,064 ,063 ,974 1,027
NPF -77,532 39,406 -,463 -1,967 ,075 ,538 1,857
a. Dependent Variable: PL