pengaruh program pemberdayaan melalui...

Download PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27037/1/IRHINEU... · ANGGOTA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) ... Bapak Samiran (Jasa

If you can't read please download the document

Upload: buinhi

Post on 09-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN MELALUI KOPERASI

    SIMPAN PINJAM TERHADAP PENINGKATAN PENGHASILAN

    ANGGOTA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI

    KELURAHAN DURI UTARA KECAMATAN TAMBORA

    JAKARTA-BARAT

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Disusun oleh:

    IRHINEU DWI WAHYU PRATIWI

    109054100022

    PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014/1435 H

  • i

    ABSTRAK

    Irhineu Dwi Wahyu Pratiwi

    Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui Koperasi Simpan Pinjam Terhadap

    Peningkatan Penghasilan Masyarakat Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

    (UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta Barat..

    Koperasi hadir sebagai salah satu gerakan ekonomi rakyat untuk

    penanggulangan masalah kesejahteraan sosial dalam rangka pemberdayaan ekonomi

    masyarakat. Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Simpan Pinjam yang terdapat di

    Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta Barat pernah menjadi juara ke 1

    (satu) dalam lomba pengelolaan dana PPMK terbaik se-Provinsi DKI Jakarta selain

    itu Koperasi Simpan Pinjam banyak diminati oleh warga masyarakat Kelurahan Duri

    Utara khususnya para pedagang sektor informal dan jasa yang melayani kebutuhan

    masyarakat bawah karena tambahan modal itu sangat penting sekali untuk

    meningkatkan usaha mereka, maka dengan adanya program KJK Simpan Pinjam para

    pedagang sektor informal dan jasa merasa perlu untuk menambah modal usahanya

    tersebut sehingga penghasilannya meningkat.

    Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merumuskan masalah mengenai

    bagaimana pengaruh program simpan pinjam terhadap peningkatan penghasilan

    masyarakat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kelurahan duri utara

    kecamatan tambora jakarta barat. Teori yang digunakan adalah teori pemberdayaan.

    Yang dimaksud dengan teori pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya,

    kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan

    kapasitas mereka sehingga bisa menemukan masa depan yang lebih baik. Dalam

    penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

    Dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Prosedur

    pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan teknik

    pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. adapun informan

    dalam penelitian ini berjumlah 9 orang, yaitu Anggota Koperasi.

    Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa Pemberdayaan Masyarakat

    melalui peminjaman modal Koperasi Simpan Pinjam dalam memberdayakan UMKM

    memiliki pengaruh terhadap peningkatan penghasilan mereka. Meskipun KJK

    Simpan Pinjam belum terlaksana dengan baik karena masih ada beberapa anggota

    yang belum tercukupi dari hasil usahanya. Yang sangat berhasil mengikuti program

    simpan pinjam seperti : Bapak Masngali (Penjual Bubur Ayam), Bapak Subur

    Riyanto (Penjual Nasi Goreng), Bapak Syamsudin (Pengusaha WARTEG). Berhasil :

    Bapak Samiran (Jasa Konveksi), Bapak Mat Cholik (Penjual Ayam Goreng), Bapak

    Suherman (Jasa Servis),Bapak Kholid (Warung Sembako). Sedangkan Yang kurang

    berhasil dalam mengikuti program simpan pinjam seperti : Bapak Awang Bin Muri

    (Penjual Mie Ayam), Ibu Rosdiana (Penjual Es Buble).

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Alhamdulillah, segala puja dan puji senantiasa penulis panjatkan kepada

    Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat bermahkotakan

    salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita yakni Nabi

    Muhammad SAW, para keluarga, para sahabatnya serta para umatnya yang Insya

    Allah hingga kini terus mencintainya.

    Skripsi dengan judul Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui

    Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha

    Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan

    Tambora Jakarta Bara. merupakan salah satu wujud upaya penulis dalam

    memberikan sedikit pengetahuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

    hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan yang penulis miliki. oleh karena itu

    segala kritikan dan masukan yang bertujuan membangun sungguh merupakan

    suatu masukan yang sangat berharga dan membantu penulis dalam membuat

    skripsi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini sudah sepantasnya penulis

    mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Papah dan Mamah tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang,

    kesabaran, dorongan motivasi serta pengorbanan yang selalu diberikan

  • iii

    kepada penulis. Untuk papah tercinta semoga cepat sembuh dan bisa

    beraktivitas kembali.

    2. Bapak Dr. Asep Usman Ismail, MA selaku Dosen pembimbing skripsi

    yang telah berkenan dan bersabar membimbing penulis selama ini.

    3. Ibu. Siti Napsiyah, MSW selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial, dan

    Bapak. Ahmad Zaky, MSi selaku Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial.

    4. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

    Ilmu Komunikasi. Bapak Suprapto, M.Ed Wakil Dekan I bidang

    akademik, Bapak Drs. Jumroni, M.Si Wakil Dekan II bidang administrasi

    umum, Bapak Drs. Wahidin Saputra MA Wakil Dekan III bidang

    kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

    5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan

    keilmuan dan membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan di

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    6. Bapak Abdul Rohman selaku ketua Koperasi Jasa Keuangan dan Bapak

    Teguh Budiyanto S,E yang telah membantu dalam proses penelitian.

    7. Seseorang yang jauh disana Muhammad Iqbal Assadullah yang selalu

    memberikan motivasi kepada penulis agar penulis cepat menyelesaikan

    skripsi ini dan ikut memberikan pendapat dalam skripsi ini.

    8. Teman-teman Kessos tercinta Angkatan 2009 terutama Genggong

    Zulbaidah Febriatun, Rizka Carissa, Nandya Zahra yusella, Hanifah

  • iv

    Syaadillah, Ade Mega Suryani, Nimatul Farida, Ratna Ersya, Widya

    Septiandari dan Momba Dona Sari.

    9. Teman-teman Karang Taruna terutama ka santi, siti musdalifah dan

    septian (botay) yang telah menemani penulis ketika proses wawancara.

    10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan, yang telah membantu selesainya

    skripsi ini.

    Penulis tidak mempu memberikan balasan apa-apa atas segala jasa yang

    diberikan, dan hanya mampu menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya

    dengan iringan doa semoga segala pengorbanan dan bantuan dari semua pihak

    dapat dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT.

    Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini mampu memberikan

    manfaat, baik bagi penulis, mahasiswa kesejahteraan sosial juga pembaca lainya.

    Ridha dan keikhlasan dari para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi selalu penulis harapkan, semoga ilmu yang diberikan kepada kami

    dapat bermanfaat untuk pengabdian di masyarakat.

    Jakarta , 30 Desember 2013

    Penulis

    Irhineu Dwi Wahyu P

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ......................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL.. vii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 7

    C. Tujuan ...................................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian . 8

    E. Metode Penelitian...................................................................... 9

    F. Pedoman Penulisan Skripsi ...................................................... 13

    G. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 13

    H. Sistematika Penulisan ............................................................... 15

    BAB II : LANDASAN TEORI

    A. Pemberdayaan .......................................................................... 17

    1. Pengertian Pemberdayaan .................................................. 17

    2. Pendekatan Pemberdayaan ................................................. 18

    3. Tahapan Pemberdayaan .. 19

    4. Indikator Pemberdayaan . 21

    5. Tujuan dan Manfaat Pemberdayaan 21

    6. Indikator Keberhasilan 22

  • vi

    B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah .......................................... 23

    1. Pengertian UMKM ............................................................. 23

    2. Karakteristik UMKM ......................................................... 25

    3. Modal Kerja UMKM .......................................................... 27

    C. Koperasi Simpan Pinjam 28

    1. Pengertian Koperasi . 28

    2. Tujuan Koperasi .. 29

    3. Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam . 29

    BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA

    A. Profil Singkat Koperasi Jasa Keuangan ................................... 35

    1. Visi dan Misi ........................................................................... 39

    2. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan .. ......................................... 40

    3. Program dan Kegiatan ............................................................ 40

    4. Struktur Organisasi ................................................................. 41

    B. Tugas dan Wewengan Pengurus dan Pengawas ...................... 43

    C. Pelaksanaan Program Koperasi Jasa Keuangan ....................... 45

    BAB IV : TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA

    A. Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui Koperasi Simpan

    Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Masyarakat Usaha

    Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) ..................................... 51

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan. .............................................................................. 77

    B. Saran .......................................................................................... 78

  • vii

    DAFTAR PUSTAKA 79

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Logo Program BAZDA Kota Bekasi .......................................... 32

    Gambar 4.1. Salah Satu UPZ Menyetorkan Zakat ke BAZDA Kota Bekasi ... 38

    Gambar 4.2. Gerai Ramadhan BAZDA Kota Bekasi 2012 ............................. 41

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Table 1 Tabel Sampel Penelitian Anggota Koperasi Simpan Pinjam ......... 11

    Table 2 Tabel Jumlah Anggota Koperasi berdasarkan sektor usaha ............ 49

    Tabel 3 Tabel Data Besar Pinjaman Yang diperolah dari Koperasi ........... 51

    Table 4 Tabel Data Peningkatan Penghasilan Anggota .............................. 73

    Tabel 5 Tabel Data Tingkat Keberhasilan Indikator Pemberdayaan ........... 74

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kemiskinan sebagai suatu kondisi serba kurang dalam pemenuhan

    kebutuhan ekonomis berimplikasi pada kehidupan seseorang atau suatu

    masyarakat. Oleh karena itu kegiatan pembangunan yang diselenggarakan di

    berbagai negara pada hakikatnya dimaksudkan antara lain untuk

    mengentaskan masyarakatnya dari kemiskinan. Dengan pembangunan jangka

    panjang pertama (PJPI) Indonesia telah berhasil menaikan pendapatan

    perkapita menjadi U$ 650, meskipun masih terdapat kurang lebih 27 juta jiwa

    masyarakat yang hidup di bawah Garis Kemiskinan (Poverty Line). Hal ini

    berarti pembangunan pada masa-masa yang akan datang juga mengemban

    misi mengentaskan 27 juta jiwa masyarakat Indonesia dari kemiskinan.1

    Kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok

    orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan

    mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Menurut Andist sebagaimana

    dikutip dalam pedoman umum penanggulangan kemiskinan perkotaan tahun

    2011, kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: Kemiskinan

    absolute (hasil pendapatannya dibawah garis kemiskinan), kemiskinan relative

    (pendapatannya sudah terpenuhi namun masih berada dibawah kemampuan

    masyarakat sekitarnya), dan kemiskinan kultural (berkaitan dengan sikap

    1 Qardhawi Yusuf, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan (Jakarta: Gema Insani Press, 1995)

  • 2

    seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki

    tingkat hidupnya).2

    Dampak dari masalah kemiskinan ini sangat mengkhawatirkan, bahkan

    menakutkan bagi warga yang mengalaminya, baik individu maupun Negara.

    Dampak yang pertama adalah dampak kependudukan, yaitu tidak meratanya

    kesejahteraan di suatu wilayah yang akhirnya akan menghambat proses

    pemenuhan sarana dan prasarana kebutuhan hidup. Terbatasnya lapangan

    pekerjaan pun ternyata bukan hanya penyebab dari kemiskinan, tetapi juga

    dampak dari adanya kemiskinan. Dampak yang kedua adalah dampak

    ekonomi. Jika masyarakat di suatu wilayah termasuk ke dalam kategori

    miskin, maka mereka akan sibuk mencari atau berupaya untuk memenuhi

    kebutuhan hariannya. Mereka tidak bisa secara optimal ikut dalam

    pembangunan daerah, kebutuhan sehari-hari saja tidak dapat dipenuhi secara

    optimal, bahkan terkadang di bawah standar kelayakan. Misalnya akses

    kesehatan dan pendidikan serta asupan gizi harian. Rendahnya tingkat

    konsumsi merupakan salah satu indikatornya.3

    Dampak ketiga dari kemiskinan adalah masalah pendidikan,

    kemiskinan dekat dengan kebodohan dan keterbelakangan pengetahuan.

    Statement itu sudah sangat sering diucapkan oleh banyak orang. Sebenarnya

    ini sebuah generalisasi dari keadaan. Warga miskin memiliki keterbatan akses

    terhadap pendidikan yang berkualitas. Hal ini karena di Negara kita

    2 Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Pedoman Umum

    Penanggulangan kemiskinan Perkotaan Tahun 2011, (Jakarta: Kementrian Sosial Republik

    Indonesia, 2011), h.18-19 3 Direkrorat Pemberdayaan Fakir Miskin Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Modul

    Pembentukan dan Pengelolaan KUBE, (Jakarta: Departemen Sosial RI, 2007), h. 1

  • 3

    pendidikan bermutu masih menjadi barang mahal yang harus dibeli dengan

    uang. Padahal, untuk membeli makanan dan kebutuhan harian pun sangat sulit

    bagi mereka. Hal ini akhirnya membuat mereka memilih menerapkan prinsip

    asal bisa baca atau bahkan asal bisa makan gak perlu pinter.4

    Dampak lain dari kemiskian adalah rendahnya percaya diri.

    Kemiskinan biasanya menjadi warisan dari orang tua ke anaknya. Hal ini

    karena mental nrimo dan pasrah yang diyakini akan membuat hidup mereka

    tanpa masalah. Mereka enggan melangkahkan kakinya lebih lebar untuk

    keluar dari lingkaran kemiskinan ini. Mereka cenderung menjadikan kalimat

    ya namanyan juga orang miskin bisa makan setiap hari saja sudah syukur.

    Mental seperti ini pun diwariskan kepada generasi selanjutnya. Sebagaimana

    dikutip dari sebuah Hadist Rasulullah:

    Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun[1]

    sebelum orang-orang kaya memasukinya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)5

    Dampak-dampak dari kemiskinan inilah yang akan menghambat

    pembangunan kesejahteraan masyarakat dan tidak berhasilnya peningkatan

    kesejahteraan sosial, terlebih di dalam peningkatan ekonomi masyarakat.

    Pembangunan kesejahteraan masyarakat sudah seharusnya menjadi tanggung

    jawab bersama bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga

    masyarakat dituntut untuk lebih cerdas dalam upaya meningkatan

    4 Direkrorat Pemberdayaan Fakir Miskin Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, h. 1

    5 [1] Lima ratus tahun adalah setengah hari di surga karena sehari di sisi Allah sama dengan seribu

    tahun di dunia. Wallaahu'alam.

    http://alhadits.wen.ru/1100_hadits_terpilih/b47_kemiskinan.html#[1]

  • 4

    kesejahteraan hidupnya sendiri agar tidak selalu berada dalam lingkaran

    kemiskinan yang lebih panjang.

    Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang tidak hanya dihadapi

    oleh Negara-negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga oleh Negara-

    negara kaya di dunia. Menyikapi fenomena tersebut, Indonesia menyatakan

    komitmennya untuk memperkecil angka kemiskinan. Komitmen tersebut

    secara jelas tercantum dalam UUD 1945 pasal 34. Sebagai manifestasi

    komitmen tersebut Indonesia melalui pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya

    Masyarakat (LSM), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM),

    Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Keluarga

    Harapan (PKH), Program Pemberdayaan Masyarakat melalui KUBE,

    Koperasi dan lain-lain berusaha mengentaskan kemiskinan guna

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya strategi

    nasional dalam mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan

    sosial dan melindungi hak azasi manusia terutama dalam pemenuhan

    kebutuhan dasar manusia. Dalam implementasinya pemerintah memiliki

    komitmen dalam penanganan kemiskinan yang telah dituangkan dalam

    peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 42 tahun 2010,

    tentang tim koordinasi penanggulangan kemiskinan provinsi dan kota dengan

    tujuan meningkatkan kerjasama, dukungan dan sinergi semua pihak, baik

  • 5

    sektor pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha dalam menanggulangi

    kemiskinan.6

    Program-program pembangunan kesejahteraan sosial menjadi

    tanggung jawab bersama, Dalam hal ini Provinsi DKI Jakarta bersama Dinas

    Sosial dan Lembaga-lembaga terkait hharus lebih memperhatikan upaya

    pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan. Oleh sebab itu, Dinas Sosial

    DKI Jakarta maupun Suku Dinas Sosial Wilayah Jakarta-Barat berupaya

    menciptakan sistem kesejahteraan sosial yang dapat mempercepat

    pemberdayaan masyarakat di Wilayah Jakarta-Barat. Program-program

    kemiskinan salah satunya yaitu : Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Simpan

    Pinjam.

    Koperasi Jasa Keuangan hadir sebagai salah satu gerakan ekonomi

    rakyat. Koperasi, termasuk Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam

    merupakan salah satu bentuk kebijakan penanggulangan masalah

    kesejahteraan sosial dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pada

    awalnya koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai ekonomi

    tingkat bawah, yang melalui koperasi mereka sama-sama berkeinginan atau

    mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Hal ini mengandung

    arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota menjadi program utama

    koperasi. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan

    dengan masyarakat umum. Dengan demikian, keberhasilan koperasi dalam

    meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih terukur,

    6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2010, Tim Koordinasi

    Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota, (Kementerian Dalam Negeri

    Republik Indonesia,2010)

  • 6

    apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui

    koperasi, sehingga peningkatan kesejahteraannya akan lebih mudah.7

    Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang terdapat pada Kelurahan Duri

    Utara adalah salah satu contoh dari koperasi yang ada di Indonesia. Salah satu

    program yang dimiliki KJK Kelurahan Duri Utara adalah Program Simpan

    Pinjam. Program Simpan Pinjam KJK Kelurahan Duri Utara ini merupakan

    suatu program yang banyak diminati oleh warga masyarakat Kelurahan Duri

    Utara, khususnya para pedagang dan wiraswasta di Kelurahan Duri Utara.

    Karena bagi para anggota yang usahanya meliputi pedagangan, tambahan

    modal itu sangat penting sekali untuk meningkatkan usaha mereka, maka

    dengan adanya program Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam, para

    pedagang sektor informal dan jasa merasa perlu untuk menambah modal

    usahanya tersebut.

    Banyaknya peminat untuk menjadi anggota KJK Kelurahan Duri

    Utara bukanlah suatu kebetulan tanpa perencanaan. Saat ini kepercayaan

    bukanlah hal yang mudah didapat. Baik kepercayaan masyarakat kepada

    koperasi, maupun kepercayaan akan koperasi kepada calon anggota.

    Berdasarkan asumsi dan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk

    mengkaji lebih dalam mengenai: Pengaruh Program Pemberdayaan Melalui

    Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha

    Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan

    Tambora Jakarta Barat.

    7 Arifin sitio dan halomoan tamba, koperasi: teori dan praktik (Jakarta: erlangga, 2001)

  • 7

    B. Batasan dan Rumusan Masalah

    1. Batasan Masalah

    Agar pembahasan berfokus pada suatu permasalahan, dan

    menyadari keterbatasan penulis dalam pengetahuan, pengalaman, waktu

    dan dana. Maka penulis membatasi pembahasan tentang Pengaruh

    Program Pemberdayaan Melalui Koperasi Simpan Pinjam Terhadap

    Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

    (UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta Barat

    2. Rumusan Masalah

    Untuk lebih memfokuskan penelitian dan berdasarkan pembatasan

    masalah diatas, maka secara rinci peneliti merumuskan masalah tentang:

    1. Bagaimana Pengaruh Program Simpan Pinjam Terhadap

    Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil dan

    Menengah (UMKM) Di Kelurahan Duri Utara Kecamatan

    Tambora Jakarta Barat?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah, maka penelitian

    ini bertujuan :

    1. Untuk Mengetahui Pengaruh Program Simpan Pinjam Terhadap

    Peningkatan Penghasilan Anggota Usaha Mikro Kecil dan

    Menengah.

  • 8

    D. Manfaat Penelitian

    Sebagaimana rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka

    penulis mengharapkan manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Manfaat Akademis

    a. Untuk memberikan wawasan keilmuwan bagi mahasiswa

    kesejahteraan sosial.

    b. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan

    penelitian serupa dimasa yang akan datang.

    c. Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi dokumen

    perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi masyarakat

    yang konsentrasinya pada studi social dalam dimensi program

    pemerintah.

    2. Manfaat praktis

    a. Untuk kepentingan penulis sebagai tugas akhir untuk mendapatkan

    gelar Sarjana Strata 1 (Satu) Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

    b. Sebagai bahan masukan untuk masyarakat dalam pelaksanaan Program

    KJK Simpan Pinjam atau Pemberdayaan Masyarakat agar dapat

    meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup.

  • 9

    E. Metodologi Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Untuk memperoleh data peneliti menggunakan metode penelitian

    kualitatif. Dimana menurut Bogdan dan Taylor, metodologi penelitian

    kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

    dalam berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

    yang diamati. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan

    pemahaman bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis

    terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik

    kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan

    tersebut.8

    2. Jenis Penelitian

    Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif.

    Data deskriptif kualitatif biasanya bersifat penilaian, analisis verbal non

    angka untuk menjelaskan makna lebih jauh dari yang nampak oleh panca

    indra. Analisis deskriptif kualitatif ada yang digunakan untuk memberikan

    predikat kepada variable yang diteliti sesuai dengan tolak ukur yang sudah

    ditentukan.9

    3. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam

    Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta-Barat. Yang beralamat

    di Jalan Duri Utara Raya RT. 006/06 Kel. Duri Utara Kec. Tambora

    8 Syamir Salam, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h.30

    9 Moh. Kasiram, M.sc , Metodologi Penelitian Kualitatif (Malang: UIN Maliki Press) h. 196

  • 10

    Jakarta-Barat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai

    bulan April 2013 sampai dengan November 2013.

    4. Teknik Pemilihan Informan

    Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan

    teknik purposive sampling (bertujuan). Purposive sampling adalah teknik

    pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

    Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling

    tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa

    sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang

    diteliti.10

    Berdasarkan data yang diperoleh penulis bahwa anggota Koperasi

    sebanyak 387 orang dan penulis hanya meneliti anggota Koperasi yang

    berada di RW 04, RW 05, RW 06, dan RW 07 Kelurahan Duri Utara

    Kecamatan Tambora Jakarta-Barat. Mereka adalah anggota yang sudah

    diberikan lebih dari satu kali pinjaman dan lancar dalam membayar cicilan

    koperasi. Maka peneliti memilih subjek yang dapat dilihat pada table 1.

    10

    Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 54.

  • 11

    Table 1

    Subjek penelitian anggota Koperasi Simpan Pinjam

    No Nama Usaha Alamat Lama Usaha

    (Tahun)

    1 Masngali Bubur ayam RT. 008/07 2010

    2 Subur riyanto Nasi goreng RT. 005/04 2005

    3 Samiran Jasa konveksi RT. 004/04 2009

    4 Mat cholik Ayam goreng RT. 004/04 2010

    5 Suherman Jasa servis RT. 002/05 2005

    6 Awang bin muri Mie ayam RT. 004/06 2010

    7 Ana rosdiana Es buble RT. 006/06 2007

    8 Syamsudin Warung tegal RT. 006/06 2009

    9 Kholid Warung sembako RT. 002/05 2008

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang peneliti pakai adalah teknik

    pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif berupa

    pengumpulan data dalam bentuk kalimat, pernyataan, kata dan gambar.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a. Observasi

    Obeservasi yaitu pengamatan secara langsung kondisi yang

    terjadi di lapangan yang memiliki relevansi terhadap permasalahan

    yang dikaji. Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik

    pengumpulan data yang sering di gunakan untuk jenis penelitian

  • 12

    kualitatif. Observasi juga dilakukan bila belum banyak keterangan

    dimiliki.11

    b. Wawancara

    Metode wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi

    semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi.

    Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal.

    biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan,

    namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui survey. lewat

    metode ini diharapkan permasalahan yang ada dapat terjawab secara

    jelas, akurat dan lebih mendetail dengan pedoman wawancara.12

    c. Dokumentasi

    Hal ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak didapat

    dengan wawancara atau pengamatan, tetapi hanya diperoleh dengan

    cara mengumpulkan arsip, profil, buku-buku dan informasi yang

    berkaitan dengan objek pembahasan. Dalam teknik ini peneliti

    berusaha memperoleh data-data dokumentasi yang berkaitan dengan

    koperasi simpan pinjam.

    6. Teknik Analisis Data

    Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam

    metode ilmiah, karena dengan analisa data tersebut dapat diberi arti dan

    makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.13

    11

    Nasution, M.A. Metode Research , h. 113. 12

    Nasution, M.A. Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) h. 113 13

    Moh. Nasir D. Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), h. 405.

  • 13

    Sehingga untuk memecahkan masalah penelitian, dari data yang

    dikumpulkan kemudian penulis menganalisa dan mengkritisinya. Dimana

    penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu cara melaporkan

    data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan

    serta menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya

    kemudian disimpulkan.

    7. Keabsahan Data

    Dalam hal keabsahan data, penulis menggunakan teknik

    pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

    pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan

    teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi untuk sumber

    data yang sama secara serempak.14

    F. Pedoman Penulisan Skripsi

    Pedoman penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini, penulis merujuk

    pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

    yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, tahun 2007.

    G. Tinjauan Pustaka

    1. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta Dalam

    Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-

    Utara. Yang ditulis oleh Budi Astoni (NIM: 104054002080) 2009. Jurusan

    14

    Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 54.

  • 14

    Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam judulnya budi menjelaskan

    tentang Keberadaan Koperasi dalam Kaitannya dengan Pengembangan

    ekonomi dan Peranan Koperasi dalam Kaitannya dengan Pengembangan

    Ekonomi. Sedangkan skripsi ini tentang pengembangan ekonomi dalam

    kaitannya dengan peningkatan penghasilan masyarakat.

    2. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Simpan Pinjam (Study Kasus:

    Program Simpan Pinjam di BMT Khairul Ummah Leuwi Liang-Bogor).

    Yang ditulis oleh Lia Fitria Farhana (NIM: 106054002044) 2010. Jurusan

    Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam judulnya Lia Fitria Farhana

    Menjelaskan Pelaksanaan Simpan Pinjam dan Harapan masyarakat dalam

    upaya pemberdayaan melalui simpan pinjam. Keterkaitan dengan skripsi

    ini yaitu sama-sama dalam pelaksanaan simpan pinjam.

    3. Pemberdayaan Ekonomi Pedagang Kecil Melalui Pinjaman Mikro Masjid

    Di Masjid Jami Bintaro Jaya Rawa Papan Kelurahan Bintaro Jakarta-

    Selatan. Yang ditulis oleh Ayu Prima Ananda (NIM: 105054002040)

    2009. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan

    Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam judulnya ayu

    menjelaskan tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Pedagang Kecil

    Melalui Pinjaman Mikro Masjid (PMM). Sedangkan skripsi ini meneliti

    tentang peningkatan penghasilan Masyarakat Usaha Mikro, Kecil dan

    Menengah (UMKM).

  • 15

    H. Sistematis Penulisan

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bahasan penulis dalam bab ini adalah latar belakang masalah,

    pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, metodologi penelitian, pedoman penulisan skripsi,

    tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Pada bab ini dijelaskan tentang pengertian pemberdayaan,

    pendekatan pemberdayaan, indikator pemberdayaan, tahapan

    pemberdayaan, tujuan dan manfaat pemberdayaan, indikator

    keberhasilan, Pengertian UMKM, karakteristik UMKM, modal

    kerja UMKM, pengertian koperasi, tujuan koperasi, jenis-jenis

    koperasi.

    BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA

    Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran umum mengenai

    lokasi penelitian. Yang terdiri dari profil, visi, misi, struktur

    organisasi, program, tugas dan wewenang pengurus dan

    pengawas, dan pelaksanaan program Koperasi Simpan Pinjam.

    BAB IV: TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

    Bab empat ini menjelaskan tentang temuan lapangan dan

    analisa, yang menguraikan tentang pemberdayaan masyarakat

    usaha kecil dan menengah melalui koperasi simpan pinjam di

    Kelurahan Duri Utara Kecamatan Tambora Jakarta-Barat.

  • 16

    BAB V : PENUTUP

    Penutup merupakan bab terahir dari skripsi ini, yang memuat

    kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang

    dilakukan.

  • 17

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    1. Pemberdayaan

    A. Pengertian Pemberdayaan

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pemberdayaan berasal

    dari kata Daya yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu atau

    kemampuan untuk bertindak.1 Sedangkan Menurut Jim Ife, Pemberdayaan

    adalah penyediaan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan

    bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa

    menemukan masa depan mereka lebih baik.2

    Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat atau

    keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk dalam individu-

    individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

    pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

    sebuah perubahan sosial: yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan

    atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

    hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki

    kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

    pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam

    melaksanakan tugas kehidupannya.3 Pemberdayaan masyarakat dilakukan

    1 Kamus Besar Bahasa Indonesia

    2 Asep Usman Ismail (ed), PAPD, (Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 9.

    3 Edi Suharto, Membangun Masyrakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika Aditama,

    2005), h.59.

  • 18

    dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat

    pengembangan dengan sasarannya adalah masyarakat yang terpinggirkan.

    Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

    masyarakat guna menganalisa kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang

    perlu diatasi.4

    B. Pendekatan Pemberdayaan

    Dalam konteks Pekerjaan Sosial, pemberdayaan dapat dilakukan

    melalui tiga pendekatan: Mikro, Mezzo dan Makro. Pendekatan mikro adalah,

    pemberdayaan dilakukan terhadap klien (Penerima Manfaat) secara individu

    melalui bimbingan, konseling, stress management dan crisis intervention.

    Pendekatan Mezzo adalah pemberdayaan dilaku terhadap sekelompok klien

    (Penerima Manfaat). Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok

    sebagai media intervensi. Pendekatan Makro adalah pendekatan ini disebut

    sebagai strategi system besar (Large System Strategy), karena penerima

    manfaat perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan mikro karena

    koperasi ini melakukan pemberdayaan terhadap penerima manfaat melalui

    bimbingan yaitu pinjaman modal. Terapi yang digunakan adalah terapi

    perseorangan (casework) yang berpusat pada klien.

    4 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif

    Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta CV, 2012), h. 61

  • 19

    C. Tahapan Pemberdayaan

    Menurut Adi (2003) tahapan pemberdayaan yang baik adalah sebagai

    berikut :

    1. Tahapan Persiapan (Engagment)

    Pada tahap ini ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu, pertama,

    menyiapkan petugas atau tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga

    dilakukan oleh Community Worker hal ini diperlukan untuk menyamakan

    persepsi antar anggota tim mengenai pendekatan apa yang akan dipilih,

    penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila dalam proses pemberdayaan

    masyarakat tenaga yang dipilih memiliki latar belakang antar satu sama

    lain seperti : pendidikan, agama, suku dan strata. Kedua, penyiapan

    lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non direktif.

    2. Tahapan Pengkajian (Assesment)

    Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui tokoh-

    tokoh masyarakat, tetapi juga dapat melalui kelompok-kelompok dan

    masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi

    masalah kebutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki

    klien atau lebih tepatnya jika menggunakan teori SWOT dengan melihat

    kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.

    3. Tahapan Perencanaan Alternative Program atau Kegiatan

    Tahap ini petugas sebagai agen perubah secara partisipatif mencoba

    melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

  • 20

    cara menghaddapinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat

    memikirkan beberapa alternative program dan kegiatan yang dilakukan.

    4. Tahapan Pemformulasian Rencana Aksi

    Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok untuk

    memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis.

    5. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan

    Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran

    masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan

    program yang telah dikembangkan.

    6. Tahapan Evaluasi

    Sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program

    pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan

    dengan melibatkan warga.

    7. Tahap Terminasi

    Tahap pemutusan secara formal dengan komunitas sasaran

    diharapkan petugas tidak meninggalkan komunitas secara tiba-tiba walau

    proyek harus segera berhenti. Petugas harus tetap melakukan kontak meski

    tidak rutin. Kemudian secara perlahan mengurangi kontak dengan

    komunitas sasaran.5

    5 Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, (Jakarta: FISIP UI Press,

    2004), h. 56

  • 21

    D. Indikator Pemberdayaan

    1. Sangat Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha dapat membiayai hidup,

    Hasil usaha dapat membayar cicilan, Usaha berkesinambungan, Aset

    bertambah

    2. Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha dapat membiayai hidup, hasil

    usaha dapat membayar cicilan pinjaman Koperasi Jasa Keuangan, usaha

    berkesinambungan

    3. Kurang Berhasil indikatornya yaitu hasil usaha tidak dapat membiayai

    hidup, hasil usaha dapat membayar cicilan koperasi tetapi modal tidak

    bertambah sehingga pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukan.6

    E. Tujuan dan Manfaat Pemberdayaan

    Pemberdayaan merupakan suatu proses yang pada hakikatnya

    bertujuan untuk terwujudnya perubahan. Oleh karena itu, mulai dari titik

    mana kita melihat bahwa individu tegerak ingin melakukan suatu sikap dan

    perilaku kemandirian, termotivasi, dan memiliki ketrampilan yang diperlukan

    untuk melaksanakan pekerjaan dalam rambu-rambu nilai/norma yang

    memberikannya rasa keadilan dan kedamaian dalam mencapai tujuan

    bersama untuk kesejahteraan. Sesuai dengan visi pemberdayaan masyarakat

    terwujudnya kemandirian masyarakat yang berbasisi kepada pembangunan

    manusia seutuhnya menuju kesejahteraan masyarakat maka tujuan

    pemberdayaan masyarakat adalah:

    6 Hasil wawancara dengan bapak asep usman ismail

  • 22

    1. Terwujudnya peningkatan kemampuan sumber daya manusia

    aparatur pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat melalui

    potensi dan saran yang ada.

    2. Terwujudnya pengembangan usaha ekonomi kerakyatan di sektor

    informal dengan mendayagunakan potensi ekonomi Desa,

    peningkatan lembaga ekonomi dan stimulan dana pembangunan

    sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

    3. Terwujudnya pengembangkan dan pemanfaatkan Teknologi Tepat

    Guna ( TTG ) secara optimal dan Sumber Daya Desa melalui

    kerjasama antar lembaga.

    4. Terwujudnya optimalisasi lembaga kemasyarakatan termasuk

    peran perempuan dalam upaya peningkatkan partisipasi

    masyarakat.7

    Salah satu manfaat besar dari pemberdayaan adalah memungkinkan

    perkembangan dan penggunaan bakat dan/atau kemampuan terpendam

    dalam setiap individu.8

    F. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan program yang dipakai untuk mengukur

    pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat mencakup: (1)

    berkurangnya jumlah penduduk miskin; (2) berkembangnya usaha

    peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan

    memanfaatkan sumber daya yang tersedia; (3) meningkatnya kepedulian

    masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin di

    7 http://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan, artikel diakses pda 20 juni 2013

    8 http://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan

    http://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaanhttp://id.scribd.com/doc/67984298/Pengertian-Pemberdayaan

  • 23

    lingkungannya; (4) meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai

    dengan makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok,

    makin rapinya system administrasi kelompok, serta makin luasnya interaksi

    kelompok dengan kelompok lain di dalam masyarakat; serta (5)

    meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang

    ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu

    memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan social dasarnya.9

    3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

    A. Pengertian UMKM

    Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam BAB I

    (ketentuan umum), pasal 1 dari UU tersebut dinyatakan bahwa Usaha Mikro

    (UMI) adalah usaha produktif milik perorangan dan atau badan usaha

    perorangan yang memenuhi kriteria UMI sebagaimana diatur dalam UU

    tersebut. Usaha Kecil (UK) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

    sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

    merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

    dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari

    Usaha Menengah (UM) atau Usaha Besara (UB) yang memenuhi kriteria UK

    sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. Sedangkan UM adalah usaha

    ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

    perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

    bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik

    9 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat & Jaring Pengaman Sosial, (Jakarta: PT

    Gramedia Pustaka Utama, 1999), h.130

  • 24

    langsung maupun tidak langsung dari UMI, UK, atau UB yang memenuhi

    kriteria UM sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.10

    Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

    dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki

    kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.

    Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

    yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

    merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

    dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

    usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki

    kriteria asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300

    juta sampai dengan 2,5 miliar.

    Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

    sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

    atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha

    Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

    tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah

    memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet

    sebesar 2,5 miliar sampai dengan 50 miliar.

    10

    Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia), h. 16

  • 25

    Terdapat beberapa acuan definisi yang digunakan berbagai instansi di

    Indonesia, yaitu:

    UU No.9 Tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan

    nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta

    dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan

    Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di

    luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta

    hingga Rp 10 milyar.

    Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai

    usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk

    usaha menengah batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp

    1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun.

    B. Karakteristik UMKM

    UMKM memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan

    jenis usaha besar, termasuk karakteristik yang membedakan usaha mikro,

    usaha kecil, dan usaha menengah sendiri. Berdasarkan data BPS (2006) yang

    dikutip oleh Tambunan (2009) dalam buku UMKM di Indonesia, diketahui

    bahwa dari segi tenaga kerja, lebih dari sepertiga (sekitar 34,5 persen)

    UMKM dikelola oleh tenaga kerja berusia di atas 45 tahun, dan hanya sekitar

    5,2 persen pengusaha UMKM yang berumur di bawah 25 tahun.

    Tambunan (2000) seperti dikutip oleh Sulistyastuti (2004)

    mengungkapkan bahwa tenaga kerja yang diperlukan oleh industri kecil tidak

    menuntut pendidikan formal yang tinggi. Sebagian besar tenaga kerja yang

  • 26

    diperlukan oleh industri ini didasarkan atas pengalaman (learning by doing)

    yang terkait dengan faktor historis (path dependence). Tulisan lanjutan

    Tambunan (2009) mengenai UMKM mengungkapkan bahwa struktur

    pengusaha menurut tingkat pendidikan formal memberi kesan adanya

    hubungan positif antara tingkat pendidikan rata-rata pengusaha dengan skala

    usaha. Artinya, semakin besar skala usaha, yang umumnya berasosiasi positif

    dengan tingkat kompleksitas usaha yang memerlukan keterampilan tinggi dan

    wawasan bisnis yang lebih luas, semakin banyak pengusaha dengan

    pendidikan formal tersier.

    Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) (2006) yang dikutip

    Tambunan (2009) diketahui bahwa sebagian besar pengusaha UMKM

    mengungkapkan alasan kegiatan usaha yang mereka lakukan adalah latar

    belakang ekonomi. Artinya usaha ini dilakukan sebagai upaya untuk

    memperoleh perbaikan penghasilan dan atau merupakan startegi untuk

    bertahan hidup. Hal ini didukung dengan kondisi tingkat pendidikan

    pengusaha yang mayoritas tergolong rendah. Usaha ini dilakukan dengan

    alasan tidak ada lagi jenis pekerjaan lain yang dapat dilakukan dengan tingkat

    pendidikan formal yang tergolong rendah. Beberapa pengusaha juga

    menjalankan usaha dengan mempertimbangkan prospek usaha ke depan,

    seperti adanya peluang dan pangsa pasar yang aman dan besar. Namun,

    sebagian lainnya mengungkapkan latar belakang keturunan, artinya

    meneruskan usaha warisan keluarga.

    Data BPS (2006) yang dikutip oleh Tambunan (2009) juga

    menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak UMKM, namun tidak

  • 27

    seluruh UMKM ini berbadan hukum. Justru sebagian besar UMKM yang ada,

    yakni sekitar 95,1 persen dari jumlah unit usaha tidak berbadan hukum. Hal

    ini dapat diterima dengan alasan kebanyakan UMKM memiliki modal yang

    sangat minim dan terbentur berbagai birokrasi dan persyaratan yang rumit

    dan kompleks untuk mendapatkan pelayanan dalam pengembangan usahanya.

    Menurut Sulistyastuti (2004), yang juga menjadi karakteristik UMKM

    adalah pemakaian bahan baku lokal. Keberadaan UMKM seringkali terkait

    dengan tingginya intensitas pemakaian bahan baku lokal, misalnya UMKM

    kerajinan meubel ukiran khas Jepara, batik asal Pekalongan dan berbagai

    komoditas lokal unggulan lain yang dijadikan bahan baku dalam usaha.

    C. Modal Kerja UMKM

    Clapham (1991) menyebutkan bahwa hampir tanpa kecuali,

    pengusaha kecil dan menengah mengatakan bahwa masalah yang paling besar

    yang mereka hadapi adalah masalah keuangan. Mereka mengeluh tentang

    kekurangan modal tetap dan modal kerja. Bidang lain yang juga banyak

    menimbulkan kesulitan adalah kredit bagi konsumen. Dalam berbagai hal,

    demi kemajuan dan pengembangan UMKM, pemerintah maupun berbagai

    lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan non bank telah

    berupaya dalam memberikan pelayanan, terutama dalam hal pinjaman modal

    usaha. Namun kenyataannya, untuk mengakses pelayanan ini, UMKM

    dibebani berbagai persyaratan dan jalur birokrasi yang panjang dan rumit.

    Akibatnya, pemberian layanan pinjaman modal dan kredit pun menjadi tidak

    dapat diakses UMKM secara optimal. Pada intinya perbaikan sistem

    perkreditan perlu ditempuh melalui pengadaan pelayanan pendampingan yang

  • 28

    profesional serta pemberian kredit yang terintegrasi dengan intervensi lain

    untuk mengatasi faktor-faktor penghambat pengembangan usaha kecil itu

    sendiri.11

    4. Koperasi Simpan Pinjam

    A. Pengertian Koperasi

    Koperasi berasal dari bahasa Latin, yaitu Co yang berarti bersama dan

    Operare berarti bergerak berusaha. Jadi secara singkat dalam koperasi harus

    ditunjukkan kebersamaan dalam menjalankan usaha.

    Menurut UU No. 25/ 1992 koperasi adalah badan usaha yang

    beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan

    melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

    gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.12

    Menurut Moh. Hatta (Bapak Koperasi Indonesia) koperasi adalah

    usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan

    tolong-menolong, semangat tolong-menolong. Semangat tolong-menolong

    tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan bersarkan

    seorang buat semua dan semua buat seorang.13

    Menurut Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul

    10 Tahun Koperasi mengatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan

    11

    http://yogyamerah.blogspot.com/2012/11/definisi-umkm-contoh-umkm-terdapat.html 12

    Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 18 13

    Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 17

    http://yogyamerah.blogspot.com/2012/11/definisi-umkm-contoh-umkm-terdapat.html

  • 29

    manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama

    untuk memajukan ekonominya.14

    B. Tujuan Koperasi

    Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3

    disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

    khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan

    perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,

    adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.15

    Dari bunyi pasal 3 diatas jelas bahwa koperasi hendak memajukan

    kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Dan sekiranya nanti mempunyai

    kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat

    disekitarnya. Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan

    anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut

    berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.16

    C. Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam

    Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25

    Tahun 1992 beserta penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi

    didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.

    Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas,

    kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti koperasi simpan

    14

    Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori dan Praktik (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 21 15

    Arifin dan Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19 16

    Arifin dan Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19

  • 30

    pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan

    koperasi jasa.

    Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang merupakan salah satu lembaga

    keuangan mikro yang bergerak di sektor jasa keuangan secara defacto telah

    tumbuh dan berkembangan pesat di seluruh pelosok wilayah nusantara dan

    mempunyai kedudukan sentral dan strategis dalam menopang seluruh

    kegiatan ekonomi rakyat yang produktif di sektor ril.

    Salah satu kegiatan usaha KJK adalah menghimpun dana masyarakat

    (anggota/calon anggota), tentunya membawa konsekuensi bahwa pengelolaan

    KJK harus ditangani secara sehat dengan memperhatikan prinsip kehati-

    hatian (prudent). 17

    Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang anggota-anggotanya

    setiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dibidang perkreditan.

    Koperasi Simpan Pinjam ini sering kali juga disejajarkan dengan nama

    Koperasi Kredit, koperasi ini menyelenggarakan layanan tabungan dan

    sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya. Layanan-layanan ini

    menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota memenuhi kebutuhan

    pelayanan keuangan bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Dalam

    koperasi ini anggotanya memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik

    (owner) dan nasabah (customers). Dalam kedudukan sebagai nasabah anggota

    melaksanakan kegiatan menabung dan meminjam dalam bentuk kredit kepada

    17

    Menilai Tingkat Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan, Materi Diklat Berbasis Kompetensi Sektor Keuangan, Sub Sektor Perantara Keuangan, Profesi Kepala Cabang/Manajer Koperasi Jasa

    Keuangan, (Jakarta: 2010) \, h. 5.

  • 31

    koperasi. Pelayanan koperasi kepada anggota yang menabung dalam bentuk

    simpanan wajib, simpanan sukarela dan deposito, merupakan sumber modal

    bagi koperasi. Penghimpunan dana dari anggota itu menjadi modal yang

    selanjutnya oleh koperasi disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit

    kepada anggota dan calon anggota. Dengan cara pinjam (KSP) dan atau Unit

    Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi. Dengan cara itulah koperasi

    melaksanakan fungsi intermediasi dana milik anggota untuk disalurkan dalam

    bentuk kredit kepada anggota yang membutuhkan. Penyelenggaraan kegiatan

    simpan pinjam oleh koperasi dilaksanakan dalam bentuk/wadah koperasi

    simpan pinjam.18

    Tujuan dari Koperasi kredit adalah sebagai berikut:

    a. Membantu keperluan kredit para anggota yang sangat membutuhkan

    dengan syarat dan bunga ringan.

    b. Mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur

    sehingga membentuk modal sendiri.

    c. Mendidik anggota hidup hemat, dengan menyisihkan sebagian dari

    pendapatnya.

    d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

    Untuk menambah modal koperasi, maka sebagian keuntungan tidak

    dibagikan kepada anggota tetapi dicadangkan. Bila modal koperasi besar,

    kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Untuk mencapai

    18

    Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori & Praktek,

    (Bogor: Ghalia Indonesia), h. 62

  • 32

    tujuan pemberian kredit, perlu adanya pengawasan terhadap penggunaan kredit

    yang telah diberikan sehingga penyelewengan dapat dihindarkan.19

    Bentuk pemberdayaan dana Koperasi simpan pinjam menjadi sebuah

    program pemberdayaan ekonomi yang mampu mewujudkan kesejahteraan

    masyarakat. Bagi penerima manfaat (modal) dalam hal ini pelaku usaha mikro,

    kecil dan menengah diberbagai sektor usaha, dengan adanya dana koperasi yang

    disalurkan dengan bentuk pembiayaan, pendampingan secara intensif mereka

    menyadari untuk memperbaiki hidup mereka dengan sikap pengetahuan, dan

    keterampilan untuk kehidupan yang lebih baik.

    Maka dari itu dengan adanya permberdayaan dana koperasi melalui

    program usaha mikro, kecil, menengah adalah kemampuan berbuat untuk

    melakukan usaha dalam jangka panjang untuk menyelesaikan masalah dalam

    memberikan dampak positif bagi para anggota yang ingin mendirikan usaha. Jadi

    pemberdayaan dana koperasi adalah dana tersebut akan diberdayakan untuk

    mengembangkan usaha, karena begitu banyak masyarakat yang ingin mendirikan

    usaha tapi mereka kekurangan modal.

    KJK simpan pinjam dalam hal ini memberdayakan dana koperasi yang

    berdasarkan program-program dari KJK yaitu:

    a. Simpanan

    Simpanan pada KJK adalah menurut peraturan pemerintah No. 9 tahun

    1995 tentang pelaksanaan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi,

    pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon

    19

    Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori & Praktek, h. 68.

  • 33

    anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi

    dalam bentuk modal (simpanan pokok, simpana wajib dan pernyertaan)

    b. Pembiayaan

    Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dipersamakan

    dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara lembaga

    keuangan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

    mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

    dengan imbalan atau bagi hasil. Pengertian tersebut diatas mengandung

    unsur lain yaitu:

    1. Kepercayaan, yaitu mempercayai sejumlah uang untuk dikelola.

    2. Waktu, yaitu adanya batasan jangka waktu untuk pengelolaan dana

    dan juga didasarkan kepada kemampuan pengembalian atau

    pembayaran kembali.

    3. Resiko, yaitu pencegahan terjadinya ketidakpastian usaha atau

    akibat ketidakmampuan membayar serta juga antisipasi tingkat

    keamanan terhadap usaha itu sendiri.

    4. Keuntungan, yaitu nilai tingkat keuntungan yang akan diperoleh

    KJK dan tingkat liquiditas operasional sehari-hari termasuk nilai

    ekonomis

    Dalam rangka mendukung program pemberdayaan dana koperasi, KJK

    mempunyai prinsip utama operasionalnya adalah pembagian hasil usaha atas

    pengelolaan dana yang diterima KJK dan dibagikan kepada anggota dan pemilik

    dana lainnya yang didasarkan kepada rasio yang disepakati, pembagian bagi hasil

  • 34

    dapat dihitung berdasarkan pendapatan yaitu dari penyaluran dana atau

    pembiayaan yang diberikan maupun berdasarkan keuntungan. Banyak pihak

    percaya bahwa pemberdayaan dana koperasi untuk kegiatan UMKM dapat

    memberikan dampak langsung terhadap perekonomian dan mampu menurunkan

    tingkat kemiskinan tidak hanya dalam jangka pandek namun juga dalam jangka

    panjang.20

    20

    Mustafa Edwin nasution, Indonesia zakat dan development report 2009, h.27

  • 35

    BAB III

    GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN

    A. Profil Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam

    Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Simpan Pinjam Kelurahan Duri Utara

    Kecamatan Tambora Jakarta-Barat berdiri pada tahun 2010 yang dibentuk oleh

    Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang dituangkan dalam Peraturan Gubernur no.24

    Tahun 2009 Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi

    Masyarakat Kelurahan (PEMK) Tanggal 4 Maret 2009.1

    Koperasi Jasa Keuangan Kelurahan Duri Utara adalah Koperasi Jasa

    Keuangan PEMK yang dibentuk untuk melanjutkan Program Pemberdayaan

    Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang sebelumnya merupakan Bina Ekonomi yang

    dikelola oleh Dewan Kelurahan yang pada tahun 2005 PPMK Kelurahan Duri Utara

    pernah mendapat juara 1 (satu) dalam pengelolaan dana PPMK terbaik se-Provinsi

    DKI Jakarta.2 Awal operasional KJK PEMK Duri Utara ditandai dengan penerimaan

    Dana Begulir Tahap Awal pada Tanggal 27 Desember 2009 dari Unit Pengelola Dana

    Begulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (UPDB-PEMK) berupa Dana

    Penyertaan Investasi Terikat sebesar Rp. 540.000.000,- (Lima Ratus Empat Puluh

    Juta Rupiah).3

    1 Profil Koperasi Jasa Keuangan

    2 Hasil Wawancara dengan Bapak Yusuf (Mantan Ketua Koperasi), tanggal 05 Juni 2013 pukul 12.00

    3 Profil Koperasi Jasa Keuangan

  • 36

    Pendirian Koperasi Jasa Keuangan PEMK Duri Utara ini juga tentunya tidak

    terlepas dari inisiatif para tokoh masyarakat dengan difasilitasi Kepala Kelurahan

    Duri Utara, sehingga kegiatan pelayanan keuangan bagi anggota KJK PEMK Duri

    Utara dilaksanakan di Kantor Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora Jakarta-

    Barat.4

    Aktivitas dan kegiatan operasional di Koperasi Jasa Keuangan-Pemberdayaan

    Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK-PEMK) pada prinsipnya tidak jauh berbeda

    dengan kegiatan operasional perbankan, dimana KJK-PEMK juga merupakan

    Lembaga Keuangan yang pada kegiatannya juga menyelenggarakan jasa

    penyimpanan dana dan penyaluran dana.5

    Dalam hal ini Koperasi merupakan suatu badan usaha yang berprinsip pada

    kemandirian, sukarela dan demokratis yang secara kelembagaan diatur oleh Undang-

    Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dimana Koperasi merupakan

    badan usaha yang beranggotakan orang perseorangan yang kegiatannya berlandaskan

    pada prinsip koperasi sekaligus menjadi gerakan ekonomi masyarakat yang

    berlandaskan asas kekeluargaan.6

    Namun secara khusus KJK PEMK memiliki perbedaan karateristik dengan

    koperasi pada umumnya, dimana di awal pendiriannya KJK PEMK memperoleh dana

    penyertaan Investasi Terikat yang bersumber dari APBD Provinsi DKI Jakarta, yang

    dalam hal ini dikelola oleh Unit Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi

    4 Hasil wawancara dengan ketua Koperasi tanggal 03 Juni 2013 jam 10.30

    5 Profil koperasi

    6 Profil Koperasi, h. 5

  • 37

    Masyarakat (UPDB PEMK), sehingga masyarakat kelurahan setempat dapat langsung

    menerima dana pembiayaan modal usaha melalui persyaratan yang cukup mudah

    dengan tujuan mengembangkan usahanya agar lebih maju dan berkembang atau yang

    dikenal dengan istilah PEMBERDAYAAN. 7

    Dengan modal peryertaan investasi terikat tahap awal sebesar Rp.

    540.000.000 dari UPDB-PEMK yang diterima KJK-PEMK Duri Utara pada tanggal

    27 Desember 2009, KJK PEMK Duri Utara telah menyalurkan kepada lebih dari 176

    pemanfaat dari berbagai sektor usaha mikro di Kelurahan Duri Utara. Selama tahun

    2010 KJK-PEMK Duri Utara telah menyalurkan dana bergulir kepada 623 pemanfaat

    dengan jumlah lebih dari Rp. 1.236.265.000.000,-(satu milyard dua ratus tiga puluh

    enam lima juta rupiah ) dimana sebagian dana pengguliran merupakan penyaluran

    kembali dana bergulir yang diterima dari angsuran pokok pemanfaat. Dengan

    semakin banyaknya warga masyarakat Kelurahan Duri Utara yang sangat

    membutuhkan penanaman modal usaha maka pada tanggal 5 Agustus 2010 KJK-

    PEMK Duri Utara memperoleh penambahan modal penyertaan investasi terikat dana

    bergulir dari UPDB sebesar Rp. 325.000.000,- (tiga ratus dua puluh lima juta

    rupiah).8

    Selama periode tahun 2011, KJK PEMK Duri Utara telah menerima dana

    bergulir PEMK tambahan ke-2 sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) pada

    tanggal 2 april 2011, sehingga total tembahan dana investasi terikat yang diterima

    7 Profil Koperasi, h. 5

    8 Laporan pertanggung jawaban pengurus KJK-PEMK Duri Utara tahun 2011

  • 38

    tahun 2011 berjumlah Rp. 1.065.000.000,- (satu milyard enam puluh lima juta

    rupiah). Sedangkan total volume penyaluran dana bergulir yang telah disalurkan

    kepada warga masyrakat Kelurahan Duri Utara sampai dengan akhir bulan desember

    2011 adalah Rp. 1.979.413.000,- (satu milyard Sembilan ratus tujuh puluh Sembilan

    juta empat ratus tiga belas rupiah) bagi 378 pemanfaat. Sehingaa seluruh pemanfaat

    KJK PEMK Duri Utara per 31 Desember 2011 berjumlah 1001 pemanfaat dengan

    total anggota sebanyak 375.9

    Dalam hal ini perangkat hukum juga membatasi lembaga keuangan dalam

    menyalurkan kredit kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah, apalagi sektor

    informal dan usaha kecil lainnya. Disamping itu adapula kendala-kendala yang urut

    mempengaruhi penyaluran dana kepada pengusaha kecil, antara lain :

    Masalah prosedur

    Sikap mental

    Aspek legalitas

    Aspek jaminan

    Dengan demikian sebanyak apapun Bank di Indonesia, selama pola

    operasinya tidak berubah, maka pengusaha mikro, kecil dan menengah tidak akan

    memperoleh hasil yang maksimal dan akan terasa lambat. Dengan demikian

    keberadaan Bank hanya untuk kelas menengah ke atas.

    9 Laporan pertanggung jawaban pengurus KJK-PEMK Duri Utara tahun 2011

  • 39

    Dalam kaitan itulah kehadiran KJK PEMK Duri Utara merupakan salah satu

    alternative solusi untuk menjembatani pengusaha mikro dengan sumber modal,

    peningkatan akses pengusaha kecil terhadap bank sekaligus menyediakan lembaga

    keuangan yang memberikan kemudahan dan keamanan dalam penyimpanan dananya.

    KJK itu sendiri adalah alternative dalam membangun ekonomi masyarakat,

    beberapa manfaat keberadaan KJK :

    A. Membantu para pengusaha mikro/kecil terutama yang bergerak dalam sektor

    informal untuk memperoleh modal usaha.

    B. Meningkatkan pendapatan para pengusaha kecil yang selanjutnya diharapkan

    dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

    1. Visi dan Misi Koperasi Jasa Keuangan PEMK Kelurahan Duri Utara

    VISI : Menjadi KJK PEMK yang mampu mendorong kemajuan usaha

    Warga Masyarakat Kelurahan Duri Utara, menjadi lebih berdaya, mandiri dan

    sejahtera

    MISI :

    1. Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh anggota

    KJK PEMK Kelurahan Duri Utara

    2. Memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah masyarakat

    Kelurahan Duri Utara

    3. Mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan

  • 40

    4. Meningkatkan perluasan kesempatan lapangan kerja dan kualitas

    Sumber Daya Manusia 10

    2. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan

    Tujuan koperasi didirikan adalah :

    1. Menjadi gerakan ekonomi masyarakat serta ikut membangun perekonomian

    Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta khususnya dan Nasional pada

    umumnya.

    2. Bekerjasama dengan pemerintah dan berbagai pihak lainnya dalam

    meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat kelurahan.11

    3. Program dan Kegiatan

    Koperasi jasa keuangan simpan pinjam merupakan koperasi yang melayani

    jasa pinjaman modal kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang

    sudah berkembang. Sementara itu, karena pertimbangan resiko, koperasi jasa

    keuangan simpan pinjam tidak melayani jasa pinjaman modal kepada para pelaku

    usaha mikro, kecil dan menengah yang masih tergolong pemula. Koperasi simpan

    pinjam saat ini hanya memberikan berupa pemberdayaan dalam peminjaman

    modal belum ada pemerdayaan dalam keterampilan peningkatan skill maupun

    pemberdayaan dalam pengelolaan keuangan. Tetapi tahun 2014 yang akan datang

    selain kegiatan simpan pinjam KJK juga akan memberikan kebutuhan untuk

    keperluan usaha anggota yang usahanya dibidang makanan.

    10

    Laporan pertanggung jawaban pengurus KJK-PEMK Duri Utara tahun 2011 11

    Anggaran rumah tangga Koperasi

  • 41

    4. Struktur Organisasi

    1. Susunan Pengurus KJK PEMK Duri Utara Tahun 2013

    Ketua : Abdurohman

    Sekretaris : Tan Tjin Sin

    Bendahara : Sutadji Nurul Sapaat

    2. Dewan Pengawas KJK PEMK Duri Utara Tahun 2013

    Ketua : Sutrisna

    Anggota : Sulastri

    Anggota : Agus Susanto

    3. Susunan Pengelola KJK PEMK Duri Utara Tahun 2013

    Manajer : Teguh Budiyanto

    Keuangan : Imam Mulyadi

    Pemasaran : Sahrul Muslimin, Sukarman

  • 42

    STRUKTUR ORGANISASI

    KOPERASI JASA KEUANGAN-PEMK DURI UTARA

    Abdurohman

    Ketua

    Dewan Pengawas

    Sutrisna

    Sulastri

    Agus Susanto

    Teguh Budiyanti

    Manajer

    Imam Mulyadi

    Keuangan

    Sutadji NS

    Bendahara

    Sahrul Muslimin, Sukarman

    Pemasaran

    Tan Tjhin Shin

    Sekretaris

  • 43

    B. TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS DAN PENGAWAS

    1. Tugas dan Wewenang Pengurus

    a. Mengelola koperasi dan usahanya, termasuk penyelenggaraan pembukuan

    keuangan dan inventaris Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi

    Masyarakat Kelurahan Duri Utara secara tertib

    b. Menyelenggarakan rapat anggota termasuk penerimaan anggota,

    penolakan anggota baru, pemberhentian angota, memelihara daftar buku

    anggota dan pengurus koperasi

    c. Pengurus mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan termasuk

    melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan

    koperasi

    d. Pengurus dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa

    untuk mengelola usaha. Dalam hal pengurus bermaksud untuk

    mengangkat pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut diajukan

    kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan. Yang dimintakan

    persetujuan adalah rencana pengangkatan pengelola usaha sedakangkan

    pemilihan dan pengangkatan pengelola usaha dilakukan oleh pengurus

    e. Dalam hal pengelolaan dilakukan oleh pengelola, maka pengurus tidak

    lagi melaksanakan sendiri. Wewenang dan kuasa yang telah dilimpahkan

    kepada pengelola, tugas pengurus beralih menjadi mengawasi

    pelaksanaan, wewenang dan kuasa yang dilakukan oleh pengelola

    f. Pengelola dalam Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dibantu oleh karyawan

    yang menangani dana (simpanan). Bagian pinjaman (termasuk analisa dan

  • 44

    petugas lapangan) dan bagian administrasi keuangan (termasuk kasir dan

    administrasi pembukuan)

    g. Hubungan kerja antara pengurus dan pengelola tunduk pada ketentuan

    hukum perikatan pada umumnya

    h. Pengurus baik secara bersama-sama meupun sendiri menanggung jawab

    kerugian yang diderita oleh koperasi karena tindakan yang dilakukannya

    dengan sengaja atau kelalaiannya

    i. Pengurus mempunyai hak sesuai dengan pasal 24 Anggaran Dasar

    Koperasi ayat 1,2,3, dan ayat 4 12

    2. TUGAS DAN WEWENANG PENGAWAS

    a. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.

    Dalam hal koperasi mengangkat pengelola, pengawas dapat diadakan

    secara tepat atau diadakan pada waktu diperlukan. Hal ini tidak

    mengurangi arti pengawasannya sebagai perangkat organisasi

    b. kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan membuat laporan tertulis

    tentang hasil pengawasannya kepada rapat anggota

    c. Pengawas mempunyai wewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi,

    serta mendapatkan segala keterangan yang diperlukan

    d. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota 13

    12

    Anggaran Rumah Tangga KJK Kelurahan Duri Utara Pasal 14 13

    Anggaran Rumah Tangga KJK Kelurahan Duri Utara Pasal 18

  • 45

    C. PELAKSANAAN PROGRAM KOPERASI JASA KEUANGAN SIMPAN

    PINJAM

    Pada zaman sekarang masih ada sebagian para wirausaha yang gulung

    tikar karena beberapa factor salah satunya yaitu kekurangan modal. Modal dalam

    usaha mikro, kecil, menengah itu jantung dari usaha, karena jika tidak adanya

    modal dalam usaha, usaha yang akan didirikan tidak akan berjalan dan

    berkembang.

    zaman sekarang banyak wirausaha pada gulung tikar. Ada yang

    bangkrut dan kurang modal. Apalagi UMKM jantung dari usaha kalo

    tidak ada modal yah usahanya tidak berjalan dan berkembanglah.14

    Kemiskinan membawa sumber kejahatan dalam seluruh aspek

    kehidupan sosial-ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

    mereka terkendala dengan beberapa indikator kemiskinan yaitu :

    1. Tidak mempunyai pekerjaan (penganggurang)

    2. Tidak mempunyai skill, keterampilan

    3. Tidak mempunyai modal untuk mendirikan usaha

    4. Tidak mempunyai biaya untuk kesehatan, pendidikan dan perumahan

    Sehingga mereka untuk menghidupi kebutuhan dengan cara mengamen,

    meminta-minta dan sekalipun mereka melakukan kejahatan seperti mencuri.

    Jika mereka tidak mempunyai uang, mereka meminjam uang kepada rentenir,

    rentenir meminta bagi hasil 100% kepada masyarakat yang meminjam uang.

    14

    Hasil wawancara dengan bapak teguh (manajer koperasi), 04 Juni 2013

  • 46

    Untuk itu dana koperasi menjadi salah satu solusi bagi masyarakat dan jika

    dilihat dari manfaat dana koperasi dapat ditangani, dikelola dengan baik,

    permasalahan ekonomi masyarakat akan teratasi. Dengan demikian sangat

    sesuai dengan tujuan dari koperasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat

    lapisan bawah dalam bidang ekonomi. Koperasi melakukan pemberdayaan dana

    yang mana dana tersebut dapat digunakan untuk program pemberdayaan dana

    koperasi seperti mengembangkan usaha.

    Koperasi Jasa Keuangan Simpan Pinjam mempunyai anggota yaitu

    sebanyak 387 orang. Anggota yang masih berjualan sebanyak 349 orang,

    anggota yang usahanya bangkrut, meninggal dunia dan pindah sebanyak 38

    orang. Koperasi mengalami kerugian jika ada anggota (peminjam) yang pindah

    domisili dan tidak melunasi angsurannya.

    anggota koperasi itu ada 387 orang. Yang masih berjualan 349 orang

    dan 38 orang yang usahanya bangkrut, meninggal dunia dan pindah.

    Kalo usahanya bangkrut mereka masih suka nyicil angsuran, kalau yang

    meninggal agak susah juga kalo anaknya/saudaranya mau nanggung

    utangnya kalo tidak yauda ikhlas gitu aja, apalagi kalo yang pindah

    hmmm susah banget itu uda pasti rugi koperasi.15

    Dalam melaksanakan program pemberdayaan dana koperasi, KJK

    mempunyai kriteria yang ingin menjadi anggota di KJK yaitu :

    1. Berdomisili di Kelurahan Duri Utara

    2. Melampirkan foto copy calon anggota

    3. Melampirkan foto copy kartu keluarga calon anggota

    15

    Hasil wawancara dengan bapak teguh (manajer koperasi), 04 Juni 2013

  • 47

    4. Dokumentasi tempat usaha

    5. Membayar simpan pokok sebesar Rp. 100.000

    6. Membayar simpanan wajib sebesar Rp. 25.000

    kriteria atau syarat untuk menjadi anggota sih gampang cuma berdomisili di

    Kelurahan Duri Utara, melampirkan Foto copy kartu keluarga dan KTP calon

    peminjam, dokumentasi tempat usaha, membayaran simpanan pokok Rp.

    100.000 dan simpanan wajib Rp. 25.000 .16

    Untuk menjadi anggota koperasi harus mengikuti prosedur yang sudah

    diberlakukan oleh koperasi, adapun tahapannya adalah : awalanya koperasi merekrut

    dengan cara langsung atau tidak langsung. Langsung biasanya pada saat koperasi

    membagikan kuesioner dan para peminjam datang sendiri, secara tidak langsung

    biasanya direkomendasikan oleh orang lain. Para calon peminjam lalu diberikan surat

    permohonan dengan dilampirkan foto copy KTP, Kartu Keluarga (KK), jenis usaha/

    tempat usaha. sesudah itu diwawancarai oleh pihak koperasi dan di survey apakah

    benar calon peminjam mempunyai usaha, lalu sesudah wawancara dan survey pihak

    koperasi menganalisis. Analisis itu dilihat dari karakter, kapasitas, modal, kondisi,

    dilihat juga asal wilayah, omset pendapatannya, penghasilan kotor dan bersih serta

    apakah tempat tinggal sendiri atau mengontrak. Yang dikhususkan adalah masyarakat

    yang berdomisili dan berusaha di wilayah setempat.

    setelah persyaratan lengkap, kita proses untuk dilakukan survey kepada

    peminjam apakah benar beliau mempunyai usaha atau tidak dan survey

    tempat tinggal mereka.17

    16

    Hasil wawancara dengan bapak teguh (manager koperasi), Jakarta 04 juni 2013 17

    Hasil wawancara dengan Bpk Teguh (manajer koperasi), 03 juni 2013

  • 48

    Sesudah tahapan analisa selesai kemudian setelah persyaratan terpenuhi

    diberikan kepada komite seleksi pembiayaan untuk menyetujui itu. Komisi terdiri

    dari 2 orang pengurus dan 1 orang pengelola dan marketing. Setelah itu calon

    peminjam diberitahu melalui surat untuk pencairan. Pencairan dilakukan dikantor

    koperasi dan diberitahu mengenai ketentuan dan perjanjian pinjaman dan

    angsurannya.

    Adapun yang mempunyai otoritas dari setiap langkah pengajuan pinjaman

    adalah pelaksanaan harian KJK dalam hal ini adalah pengelola, kemudian berakhir

    pada ketua KJK yang menentukan apakah calon peminjam layak diberikan pinjaman

    atau tidak.

    KJK mempunyai program bantuan modal usaha. Nominal dana yang

    dipinjamkan oleh KJK sebesar Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 untuk

    usaha mikro dan kecil. Untuk usaha menengah sebesar Rp. 5.000.000 sampai dengan

    10.000.000. Jika anggota (yang meminjam) mengangsur sangat baik maka KJK akan

    memberikan dana lebih dari 10.000.000. Tetapi saat ini KJK tidak meminjamkan

    untuk usaha menengah karena nominal dana pinjaman yang diberikan untuk usaha

    menengah cukup besar dan lebih baik memberi untuk usaha mikro atau kecil. Jangka

    waktu pengembalian dana pinjam paling lama yaitu 12 bulan sesuai kesepakatan

    antara peminjam dengan pengelola koperasi untuk waktu pencicilan dana. angsuran

    akan di ambil oleh marketing Koperasi

    dana yang dipinjamkan oleh KJK yaitu untuk usaha mikro dan kecil Rp.

    5.000.000 dan usaha menengah Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp. 10.000.000

  • 49

    tapi juga menengah bisa mencapai Rp. 25.000.000 jika angsurannya lancar.

    Jadi kalo angsurannya lancar anggota dapat meminjam kembali dengan

    jumlah yang lebih besar. KJK tidak lagi memberikan untuk usaha menengah

    karena untuk usaha menengah bisa mencapai 20.000.000 untuk 1 anggota

    tetapi jika dipinjamkan untuk mikro dan kecil bisa untuk 2 atau 3 anggota.

    Jangka waktu pengembalian/angsuran selama 12 bulan dan berdasarkan

    kesepakatan antara peminjam dengan koperasi, jadi mau di angsurnya setiap

    hari/ setiap minggu/ setiap bulan. Nah,, kalau sudah ada kesepakatan nanti

    marketing kami akan datang ke rumah peminjam untuk mengambil

    angsurannya tetapi ada juga sih yang membayar langsung ke kantor.18

    Sistem pinjaman yang diberikan dari pihak Koperasi kepada anggota adalah

    sistem peminjaman yang tanpa bunga tetapi berupa jasa dengan adanya peminjaman

    dana tersebut ada dampak pengaruhnya bagi anggota. Pengaruhnya adalah cukup

    membantu anggota dengan adanya pinjaman dana dan dana tersebut dapat diputar lagi

    untuk menambah usaha mereka. Jenis usaha yang ada pada koperasi simpan pinjam

    adalah usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan adanya permberdayaan dana

    koperasi melalui usaha mikro, kecil dan menengah memberikan dampak positif bagi

    masyarakat yang ingin mendirikan usaha dan mengentaskan kemiskinan yang

    berlarut-larut.

    Table 2

    Jumlah Peminjam Koperasi Simpan Pinjam berdasarkan Sektor Usaha

    No Jenis Usaha Jumlah

    1 Konveksi 96

    2 Usaha Fusuy 69

    3 Nasi Goreng/Mie Goreng 45

    4 Warung Klontong 83

    5 Warung Makan 68

    6 Lain-lain (makanan ringan, pempe,

    gorengan, WC, Servis AC)

    26

    18

    Hasil Wawancara dengan bapak teguh (manajer koperasi) , 04 Juni 2013

  • 50

    Dengan persentase usaha mikro 30%, usaha kecil 60% dan usaha menengah

    10%. Dari jumlah anggota 387 anggota yang sudah mengembalikan dana pinjaman

    yaitu 168 orang dan yang belum mengembalikan dana pinjaman 219 orang.

  • 51

    BAB IV

    ANALISIS KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) SIMPAN PINJAM

    DALAM PENINGKATAN PENGHASILAN ANGGOTA

    Pada Bab ini penulis akan memaparkan tentang dampak program koperasi

    jasa keuangan simpan pinjam terhadap peningkatan penghasilan anggota di

    Kelurahan Duri Utara Tambora Jakarta-Barat. Dari hasil penelitian yang

    dilakukan penulis berikut data besar pinjaman yang diperoleh para anggota

    Koperasi yang mendapat pinjaman sangat bervariasi dilihat dari table dibawah ini:

    Table 3

    Data besar pinjaman yang diperoleh dari Program Koperasi Simpan Pinjam

    Nama Anggota Modal Awal Pinjaman I Pinjaman II Pinjaman III

    Masngali 1.500.000 1.500.000 2.000.000 4.000.000

    Subur riyanto 10.000.000 5.000.000 12.000.000 10.000.000

    Samiran 10.000.000 3.000.000 7.000.000 10.000.000

    Mat cholik 1.000.000 1.000.000 1.500.000 3.000.000

    Awang bin muri 1.500.000 1.000.000 2.000.000 -

    Ana rosdiana 500.000 2.000.000 3.000.000 3.000.000

    Syamsudin 10.000.000 3.000.000 3.000.000 5.000.000

    Kholid 2.000.000 4.000.000 - -

    Suherman 2.500.000 2.000.000 2.000.000 -

  • 52

    1. Penjual Bubur Ayam

    Bapak Masngali (56 thn) adalah salah satu anggota Koperasi Simpan

    Pinjam yang sudah mendapatkan 3 (tiga) kali pinjaman. Pekerjaan yang

    dilakukannya yaitu seorang penjual bubur ayam yang berjualan dipinggir jalan

    yang tidak jauh dari rumanya.1Beliau mengetahui program KJK dari kelurahan.

    Awalnya beliau hanya mempunyai 1 gerobak, Beliau bergabung menjadi anggota

    ketika pertama kali koperasi berdiri yaitu tahun 2010 dengan mengisi formulir

    yang sudah disediakan oleh koperasi, memberikan foto copy KTP, foto copy kartu

    keluarga, membayar simpanan wajib sebesar Rp. 25.000 dan membayar simpanan

    pokok sebesar Rp. 100.000. Beliau mengajukan pinjaman untuk modal menambah

    membeli bahan baku dan membeli gerobak baru. Pinjaman yang pertama beliau

    mendapatkan Rp. 1.500.000,- pinjaman yang kedua Rp. 2.000.000,- pinjaman

    yang ketiga Rp. 4.000.000,-. Dengan pinjaman Rp. 4.000.000,- bapak Masngali

    mencicil sebesar 142.000/ minggu selama 9 bulan. Cicilan bapak Masngali kepada

    koperasi tinggal 481.000. usaha bapak masngali sudah berjalan dari tahun 2010

    dengan modal awal sebesar Rp. 1.500.000 untuk membeli gerobak dan

    perlengkapan lainnya.

    yaaa.. pinjaman yang ke tiga kali ini, apa ya buu,,,, lupa oh iya ini aku

    waktu itu daftar jadi anggota kasih foto copy KTP, KK, isi formulir dan

    bayar simpanan Rp. 100.000,- dan Rp. 25.000,-.yang pertama aku dikasih

    1.500.000,- yang keduaaku dapet 2.000.000,- yang ini ketiga dikasih

    4.000.000,-. Iya jadi kalo angsurang kita lancar bisa dikasih lebih

    10.000.000,- juga dapet neng. Cicilan itu kan tergantung kita mau ambil

    jangka panjang atau pendek kalo aku itu mingguan, seminggu 142.000.

    tinggal 1 kali cicilan lagi aku Rp. 481.000,- yah kebanyakan pere nya

    kebanyakan pulang kampung tapi aku bayarnya dobelsi kan uangnya bisa

    buat nolong orang lain tapii itu bagi akuuu, gak tau kalo orang lain. Aku

    1Observasi pada tanggal 19 agustus 2013

  • 53

    waktu itu mulai jualan tahun 2010 kalo gak salah modal pertama

    1.500.000 buat beli gerobak sama yang lainnya deh.2

    Bapak masngali membeli bahan untuk berjualan seperti bawang goreng di

    kampungnya di Cirebon karena harga bawang goreng di kampung jauh lebih

    murah dibandingkan harga di Jakarta. Penghasilan kotor bapak masngali sebelum

    mengikuti program simpan pinjam yaitu Rp. 500.000 Penghasilan kotor bapak

    Masngali saat ini Rp. 1.000.000,- / hari jika dagangnya ramai dengan pembeli.

    tetapi jika sepi pembeli pendapatan kotornya Rp. 650.000,- / hari. Pendapatan

    bersih Rp. 350.000,-. Bapak Masngali berjualan bubur ayam 1 hari 2 kali pada

    jam 07.00 s.d jam 10.00 dan jam 14.00 s.d jam 17.00. Dari hasil berjualan bubur

    ayam bapak masngali dapat membiayai hidup keluarga, dapat membayar cicilan

    koperasi, dapat membangun rumah di kampung dan saat ini bapak masngali

    mempunyai kontrakan 4 kamar seharga Rp. 300.000 Rp. 350.000. bapak

    Masngali ingin mengembangkan usahanya kembali dengan menambah gerobak

    dan anak buah..

    kan namanya kita ditolongin itu juga kan bukan uang mereka uang

    pemerentah jadi kal