kop & umkm (2)

37
PERKEMBANGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia oleh: Nisa Ihsana F0311084 Nur Soffi F03110 Rima Rohani F0311100 Trisnaning Dwi L F0311114 JURUSAN AKUNTANSI

Upload: demy-besir

Post on 24-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kop & UMKM (2)Kop & UMKM (2)Kop & UMKM (2)Kop & UMKM (2)Kop & UMKM (2)Kop & UMKM (2)Kop & UMKM (2)

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAHDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia

oleh:Nisa IhsanaF0311084Nur SoffiF03110Rima RohaniF0311100Trisnaning Dwi LF0311114

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA2012PENDAHULUANKoperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Koperasi dan UKM seperti sudah melekat dihati masyarakat, merupakan sektor yang berkaitan erat dengan ekonomi kerakyatan. Jika dilihat dari segi makro ekonomi, kedua badan ini cukup banyak memberikan kontribusi dalam memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Pemerintah optimistis, sektor koperasi serta usaha kecil dan menengah (UKM) akan menjadi tiang ekonomi rakyat yang kuat di Indonesia. Bahkan, pemerintah yakin pelaku UKM akan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka pengangguran serta angka kemiskinan di Indonesia.Koperasi dan UKM merupakan sektor yang dapat menyentuh ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. Alasan dari pernyataan ini adalah karena Koperasi dan UKM dapat menjangkau daerah-daerah kecil yang kemudian akan mengembangkan ekonomi mereka menjadi lebih baik.UKM dapat membantu pemerataan pendapatan penduduk dan mengurangi pengangguran melalui UKM yang padat karya dan menyerap banyak tenaga pekerja. Koperasi juga dapat membantu masyarakat untuk lebih produktif melalui kemudahan-kemudahan yang ditawarkan untuk mengembangkan produktifitas seperti modal dan barang-barang.Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Syarief Hasan menyampaikan bahwa Indonesia bersama empat negara lainnya, yaitu Republik Malta, Republik Panama, Republik Trinidad dan Tobago menjadi negara yang dianggap berhasil dalam mengembangkan koperasi dan UKM diantara negara lain dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal itu disampaikannya berkaitan diundangnya Indonesia oleh PBB dalam rangka menghadiri Clossing Ceremony International Years Cooperative (IYC) 2012 pada tanggal 19 hingga 20 November 2012.Begitu besar kontribusi koperasi dan UKM di Indonesia bagi kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, koperasi dan UKM harus diperhatikan, diawasi agar terus berjalan dengan baik, dan dijaga keberlangsungannya. PEMBAHASANKOPERASIA. Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi Menurut IstilahPengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation (Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah : suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota. Badan Usaha KoperasiKoperasi menurut UU No.25 Tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaanOleh karena itu, pengertian koperasi secara lebih rinci adalah : Dimiliki oleh orang-orang yang usaha atau kepentingan ekonominya sama. Sebagai pemilik badan usaha, anggota memodali dan ikut menanggung resiko koperasi. Dimaksudkan untuk memajukan ekonomi pemilik dengan cara meningkatkan efisiensi ekonomi melalui usaha secara bersama. Dikelola oleh pengurus yang dipilih dari dan oleh anggota. Kegiatan usaha dikelola oleh seorang manajer pelaksana yang diangkat oleh pengurus.Beberapa jenis koperasi menurut ketentuan undang-undang, adalah :1. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat baik selaku konsumen maupun produsen barang. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi penghimpun dana dan menyediakan pinjaman/modal untuk kepentingan anggota, baik selaku konsumen maupun produsen. Koperasi ini dapat dianggap pula sebagai koperasi jasa.2. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang beranggotakan para konsumen atau pemakai barang kebutuhan sehari-hari. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi penyedia barang-barang keperluan sehari-hari untuk kepentingan anggota dan masyarakat selaku konsumen.3. Koperasi Produsen adalah koperasi yang beranggotakan para produsen barang dan memiliki usaha rumah tangga. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi penyedia bahan/sarana produksi, pemrosesan dan pemasaran barang yang dihasilkan anggota selaku produsen.4. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan para pemasok barang hasil produksi. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi pemasaran/distribusi barang yang dihasilkan/diproduksi oleh anggota.5. Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan jasa tertentu untuk kepentingan anggota, misalnya jasa asuransi, angkutan, audit, pendidikan dan pelatihan, dan sebagainya.MenB. Landasan dan Asas Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.

C. Tujuan Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

D. Fungsi dan peran KoperasiFungsi dan peran Koperasi adalah: a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya; b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat; c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya; d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

E. Prinsip-Prinsip KoperasiMerujuk pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, terdapat 5 prinsip koperasi dan ditambah dua prinsip dalam mengembangkannya. Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut: a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbukaSifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi mengandung makna bahwa menjadi anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota dapat mengundurkan diri dari Koperasinya sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis; Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan Koperasi dilakukan alas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota itulah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam Koperasi. c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam Koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap Koperasi. Ketentuan yang demikian ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan. d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; Modal dalam Koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan semata-mata alas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar.e) Kemandirian. Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri sendiri. Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut: a) pendidikan perkoperasian;Penyelenggaraan pendidikan perkoperasian dan kerja sama antar koperasi merupakan prinsip Koperasi yang penting dalam meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan anggota, dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan tujuan Koperasi. b) kerja sama antarkoperasi.Kerja sama dimaksud dapat dilakukan antar koperasi di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.

F. Struktur Internal Organisasi Koperasi

1. Unsur Perangkat Organisasi Koperasia. Rapat Anggota; Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi. Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran Dasar.Rapat Anggota menetapkan: Anggaran dasar; Kebijaksanaan umum dibidang organisasi manajemen, dan usaha koperasi; Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas; Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan; Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya; Pembagian sisa hasil usaha; Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.b. Pengurus; Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Untuk pertama kali, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian. Masa jabatan pengurus paling lama 5 (lima) tahun. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar.Pengurus bertugas: Mengelola koperasi dan usahanya; Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi; Menyelenggarakan rapat anggota; Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib; Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Pengurus berwenang: Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan; Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar; Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.c. PengawasPengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Pengawas bertugas: Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi; Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Pengawas berwenang: Meneliti catatan yang ada pada Koperasi; Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. G. Modal KoperasiModal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari: 1) Simpanan pokok; 2) Simpanan wajib; 3) Dana cadangan; 4) Hibah. Modal pinjaman dapat berasal dari: a. anggota; b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; c. bank dan lembaga keuangan lainnya; d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; e. sumber lain yang sah. Selain modal itu, Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan. Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

A. PengertianDalam dunia usaha terdapat Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Usaha Besar. Pengertian dari masing-masing usaha adalah sebagai berikut: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam UndangUndang. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang . Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

B. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan MenengahKriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)

C. Asas Usaha Mikro, Kecil, dan MenengahUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah berasaskan: Kekeluargaan; Demokrasi ekonomi; Kebersamaan; Efisiensi berkeadilan; Berkelanjutan; Berwawasan lingkungan; Kemandirian; Keseimbangan kemajuan; dan Kesatuan ekonomi nasional.

D. Tujuan Usaha Mikro, Kecil, dan MenengahUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

PERKEMBANGAN KOPERASI & UMKM DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

A. KOPERASIBerdasarkan data Kementerian Koperasi dan KUMKM, Koperasi di Indonesia pada periode tahun 2000-2010 mengalami perkembangan yang cukup signifikan, yaitu :1. Jumlah koperasi di Indonesia mengalami kenaikkan hampir 70 persen dan jumlah koperasi yang sudah melaksanakan RAT mengalami kaikkan sebesar 45 persen lebih.2. Jumlah pengelola mengalami kenaikkan sebesar 64 persen, sedangkan jumlah anggota koperasi hanya mengalami kenaikkan sebesar 6,7 persen.3. Jumlah modal koperasi naik 3 kali lipat, volume usaha koperasi naik hampir 3 kali lipat dan Sisa Hasil Usaha (SHU) kenaikkannya mencapai mencapai 8 kali lipat.4. Jika dilihat dari Sisa Hasil Usaha (SHU), pada tahun 2000 total SHU koperasi di Indonesia sebesar 642,5 milyar rupiah. Pada akhir bulan Maret tahun 2010, jumlah total SHU naik kurang lebih delapan kali lipat menjadi 5,6 trilyun rupiah.

Tabel 1. SHU Koperasi, PDB, dan Pertmbuhan Ekonomi di Indonesia, Tahun 2000-2010TahunSHUPDB (harga konstan)PDB (harga berlaku)Pertumbuhan

(Rp Juta)(Rp Juta)(Rp Juta)Ekonomi (%)

2000694.502,00398.016.900,001.264.918.700,004,8

20013.134.446,411.442.984.600,001.684.280.500,003,6

2002988.516,721.506.124.400,001.863.274.700,004,5

20031.871.926,701.577.171.300,002.036.351.900,004,8

20042.164.234,541.656.517.000,002.295.826.000,005,0

20052.198.320,311.750.815.000,002.774.281.000,005,7

20063.216.817,651.847.127.000,003.339.217.000,005,5

20073.470.459,451.964.327.000,003.950.893.000,006,3

20083.964.818,552.082.316.000,004.951.357.000,006,1

20095.303.813,942.177.700.000,005.603.900.000,004,5

2010*5.653.745,352.310.700.000,006.422.900.000,006,1

Perkembangan koperasi di Indonesia memang cukup signifikan, tetapi penanan koperasi dalam perekonomian Indonesia ternyata masih sangat minimm jika dilihat dari besarnya SHU dalam memberikan kontribusinya terhadap PDB, yaitu kurang dari 3 persen. Padahal dalam UUD 1945, koperasi yang merupakan soko guru perekonomian nasional termasuk menjadi tiga pilar utama yang seharusnya menjadi penyangga perekonomian nasional bersama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).

Faktor Penghambat Perkembangan Koperasi di IndonesiaPembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self help).Namun koperasi di Indonesia selama setengah abad lebih kemerdekaannya, tidak menunjukkan perkembangan yang menggembiarkan. Koperasi tidak tampak di permukaan sebagai bangun perusahaan yang kokoh dan mampu sebagai landasan (fundamental) perekonomian, serta dalam sistem ekonomi Indonesia, koperasi berada pada sisi marjinalUpaya pemulihan ekonomi koperasi tetap dalam posisi yang termarjinalkan. Pemerintah sering bersuara lantang untuk memberdayakan koperasi, tetapi tetap saja koperasi tidak terlihat peranan yang signifikan dalam menyumbang perekonomian Indonesia. Yang berkembang hanyalah kuantitas koperasi dan tidak terlihat perbaikan kualitasnya, baik mikro maupun makro ekonomi.Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern. Masalah intern mencakup masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan bank, dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah.DARI SISI KELEMBAGAAN Masalah Internal :1.Keanggotaan dalam KoperasiKeadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari jumlah anggota yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi yang ada sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :a. Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendahb. Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatasc. Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.d. Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat.e. Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.2. Pengurus KoperasiDalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah yang menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus adalah :a.Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadaib.Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.c. Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.d. Pengurus kadang-kadang tidak jujure.Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.f.Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas yang jelas.g.Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.

3.Pengawas KoperasiAnggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di disebabkan oleh :a.Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasib.Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap untuk diperiksa.c.Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.

Masalah Eksternal

1.Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.2.Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi.3.Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.

DARI SISI BIDANG USAHA KOPERASIMasalah usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang manajer dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara mereka ada yang belum dapat bekerja secara profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah ditetapkan. Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih belum berkembang sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi yang cukup lengkap dan dapat diandalkan.Di samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai kemampuan sebagai wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang kurang mampu untuk menyusun rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus memimpin dan menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana, program, dan kegiatan usaha yang ditentukan. Penilaian terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian rencana, program, dan kegiatan usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan yang dihadapainya.Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.Solusi mengatasi penghambat perkembangan koperasi :1. Faktor kuncinya adalah kesadaran kolektif dan kemandirian. Dengan demikian masyarakat tersebut harus pula memahami kemampuan yang ada pada diri mereka sendiri sebagai modal awal untuk mengembangkan diri. Faktor eksternal dapat diperlakukan sebagai penunjang atau komplemen bagi kemampuan sendiri tersebut.2. Hal ini secara khusus mengacu pada pemahaman anggota dan masyarakat akan perbedaan hak dan kewajiban serta manfaat yang dapat diperoleh dengan menjadi anggota atau tidak menjadi anggota. Jika terdapat kejelasan atas keanggotaan koperasi dan manfaat yang akan diterima anggta yang tidak dapat diterima oleh non-anggota maka akan terdapat insentif untuk menjadi anggota koperasi. Pada gilirannya hal ini kemudian akan menumbuhkan kesadaran kolektif dan loyalitas anggota kepada organisasinya yang kemudian akan menjadi basis kekuatan koperasi itu sendiri.3. Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan jaringan kerjasama usaha antarkoperasi;4. Pemberian dukungan dan kemudahan untuk pengembangan infrastruktur pendukung pengembangan koperasi di bidang pendidikan dan pelatihan.B. UMKM

sumber : www.depkop.go.idTabel tersebut menunjukkan 99.8 % dari jumlah unit industri merupakan industri UMKM.Sehinggga jumlah pekerja yang diserap UMKM lebih besar 96,65 % dibandingkan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri skala besar Tabel diatas juga memperlihatkan nilai PDB yang dihitung baik secara harga konstan maupun berlaku. Bisa kita lihat hasil PDB UMKM lebih besar daripada usaha besar dengan persentase 57,83 % secara harga konstan dan 57,12 secara harga berlaku di tahun 2010 . Sedangkan ekspor migas perusahaan besar lebih tinggi dari pada ekspor migas UMKM karena teknologi perusahaan besar lebih maju sehingga hasil migasnya lebih besar.Perkembangan UMKM dan kontribusinya dalam kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan tersebut sudah sepantasnya pemerintah memberikan perhatian khusus dalam pembangunan ekonomi karena dengan UMKM akan menekan jumlah pengangguran dan distribusi pendapatan yang lebih merata. Sehinga angka kriminalitas juga menurun. Namun demikian, usaha pengembangan yang telah dilakukan masih belum memuaskan, karena dirasakan keberadaan industri kecil selalu tertinggal dibandingkan dengan kemajuan yang dicapai oleh industri besar. Sehingga pemerintah harus memberikan stimulus yang dimaskud dapat berupa memberikan dana kepada UMKM melalui investasi pemerintah dan investasi swasta domestik maupun investasi luar negeri. Selain itu baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mengalokasikan sebagian besar dana APBD maupun APBN untuk diinvestasikan dalam usaha dalam usaha produktif UKM.Pemanfaatan dana pinjaman luar negeri dalam bentuk loan dan bantuan (hibah) luar negeri untuk memperkuat dan meningkatkan peran UKM. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pinjaman modal berupa kredit berbunga rendah dari pihak perbankan khususnya perbankan milik pemerintah. Upaya ini dilakukan untuk mempermudah akses masyarakat dalam mencari modal.

Beberapa Kelemahan UMKM diantaranya : Rendahnya kualitas SDM Masih lemahnya struktur kemitraan dengan usaha besar Lemahnya quality control terhadap produk Belum ada kejelasan standardisasi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen Kesulitan dalam akses permodalan terutama dari sumber keuangan formal Pengetahuan tentang eskpor masih lemah Lemahnya akses pemasaran Keterbatasan teknologi akibatnya produktivitas rendah dan rendahnya kualitas produk Keterbatasan bahan baku

Beberapa keunggulan UKM terhadap usaha besar antara lain adalah

Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk. Hubungan kemanusiaan yang akrab didalam perusahaan kecil. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis. Terdapatnya dinamisme managerial dan peranan kewirausahaan

Peningkatan kinerja UMKM dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :1. PemberdayaanPemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.Prinsip Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: a) Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; b) Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan; c) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; d) Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan e) Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.Tujuan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: a) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan; b) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil, dan menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan meningkatkan peran usaha mikro, kecil, dan menengah dalam pembangunan c) Daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

2. Iklim UsahaIklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya.Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan Iklim Usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan.Menumbuhkan iklim usaha dengan aspek: a) pendanaan; b) sarana dan prasarana; c) informasi usaha; d) kemitraan; e) perizinan usaha; f) kesempatan berusaha; g) promosi dagang; dan h) dukungan kelembagaan. Dunia Usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu menumbuhkan Iklim Usaha.

3. Pengembangan UsahaPengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui pemberian fasilitas bimbingan pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang: a) Produksi dan pengolahan; b) Pemasaran; c) Sumber daya manusia; dan d) Desain dan teknologi.Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif melakukan pengembangan sebagaimana yang dimaksud. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengembangan, prioritas, intensitas, dan jangka waktu pengembangan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

4. Pembiayaan dan PenjaminanPembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.Sedangkan penjaminan adalah pemberian jaminan pinjaman Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah oleh lembaga penjamin kredit sebagai dukungan untuk memperbesar kesempatan memperoleh pinjaman dalam rangka memperkuat permodalannya.Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil. Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya untuk UMKM. Usaha Besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya. Sedangkan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha dapat memberikan hibah, mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk Usaha Mikro dan Kecil. Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana prasarana, dan bentuk insentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepada dunia usaha yang menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil.

5. KemitraanKemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan Usaha Besar.Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat memfasilitasi, mendukung, dan menstimulasi kegiatan kemitraan, yang saling membutuhkan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan. Kemitraan antar-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Kemitraan antara Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan Usaha Besar mencakup proses alih keterampilan di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumberdaya manusia, dan teknologi. Menteri dan menteri teknis mengatur pemberian insentif kepada Usaha Besar yang melakukan kemitraan dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui inovasi dan pengembangan produk berorientasi ekspor, penyerapan tenaga kerja, penggunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

Kemitraan dilaksanakan dengan pola: a) inti-plasma; b) subkontrak; c) waralaba; d) perdagangan umum; e) distribusi dan keagenan; dan f) bentuk-bentuk kemitraan lain, seperti: bagi hasil, kerjasama operasional, usaha patungan (joint venture), dan penyumberluaran (outsourcing).

PENUTUP

Koperasi dan UMKM merupakan dua pilar yang sangat penting dalam perekonomian suatu Negara. Begitu pula dengan Negara Indonesia , keberhasilan koperasi dan UMKM merupakan keberhasilan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu masyarakat beserta pemerintah harus mendukung kedua pilar tersebut dengan memanfaatkan sumber daya manusia, sumber daya alam , dan modal yang sudah ada di Indonesia. Pemerintah juga harus memberikan dukungan lewat hibah, pemberdayaan, kredit lunak, dan lain sebagainya agar jumlah unit koperasi dan UMKM semakin meningkat yang akan memberikan manfaat besar pada kesempatan pekerjaan yang semakin banyak sehingga tingkat pengangguran di Indonesia juga akan semakin kecil. Dengan bertambahnya kesempatan kerja dapat meningkatkan pendapatan nasional sehingga mampu mengurangi tingkat kriminalitas. Hal tersebut terjadi karena koperasi dan UMKM dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kopindo.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=401:menurut-istilah&catid=208:pengertian&Itemid=402

Undang-Undang Nomor 25 Tahun1992 Tentang Perkoperasian

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah

http://www.suarapembaruan.com/home/indonesia-dianggap-berhasil-dalam-sektor-koperasi-dan-ukm/27300

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=file&id=257:data-usaha-mikro-kecil-menengah-umkm-dan-usaha-besar-ub-tahun-2006-2010&Itemid=93

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=file&id=187:rekapitulasi-data-keragaan-koperasi-dari-tahun-2000-s.d.-31-maret-2010&Itemid=93

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=file&id=257:data-usaha-mikro-kecil-menengah-umkm-dan-usaha-besar-ub-tahun-2006-2010&Itemid=93