pengaruh pola asuh orang tua terhadap iman …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_full.pdf ·...

143
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK DI LINGKUNGAN SANTO YAKOBUS ALFEUS TEMPEL, PAROKI ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN, JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh : Exnasius Indriyanto NIM : 031124016 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Upload: voliem

Post on 06-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK DI LINGKUNGAN SANTO YAKOBUS ALFEUS TEMPEL,

PAROKI ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN, JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh : Exnasius Indriyanto

NIM : 031124016

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes
Page 3: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes
Page 4: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

para orang tua

di lingkungan Santo Yakobus Alfeus Tempel,

Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten

iv

Page 5: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

v

MOTTO

Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi

mereka datang kepadaKu; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya

Kerajaan Sorga”

(Mat 19: 14)

Page 6: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

 

Page 7: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK DI LINGKUNGAN SANTO YAKOBUS ALFEUS TEMPEL, PAROKI ROH KUDUS KEBONARUM, KLATEN, JAWA TENGAH. Dengan menulis skripsi ini penulis berharap bisa mengetahui bagaimanakah pola asuh yang diterapkan oleh para orang tua, seberapa besarkah pengaruhnya dan bagaimanakan atau seperti apa perkembangan iman anak di lingkungan Santo Yakobus Alfeus sampai saat ini.

Secara sempit pola asuh orang tua dapat didefinisikan sebagai cara dan sikap orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya yang kemudian akan berpengaruh kepada kemampuan dan perkembangan anak. Dilihat dari bentuknya dan penerapannya pola asuh orang tua dapat dibagi menjadi tiga, yakni otoriter, demokratis dan permisivitas. Sedangkan pengertian iman adalah pertemuan pribadi dan mendalam manusia dengan Tuhan Yesus Kristus serta mengatur hidup sesuai dengan perintah-Nya. Perkembangan hidup beriman pada umumnya melalui tahapan yang teratur dan mendalam, proses itu merupakan dinamika antar pewartaan dan penerimaan wahyu dalam iman yang sekaligus merupakan perubahan yang terus menerus. Karena keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama, maka perkembangan iman anak dipengaruhi oleh pola asuh orangtua. Ini karena hampir seluruh hidup anak dihabiskan dengan orang tua dan keluarga

Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ho: r² = 0 (Tidak ada pengaruh penerapan pola asuh orang tua terhadap

penghayatan iman anak – anak ) H1: r² ≠ 0 (Ada pengaruh penerapan pola asuh orang tua terhadap

penghayatan iman anak – anak ) Untuk menguji kebenaran hipotesis secara empirik, maka peneliti

mengadakan penelitian dengan metode kuantitatif. Penelitian ini mengambil sempel seluruh populasi sebagai responden, oleh sebab itu disebut penelitian populatif. Dengan jumlah keseluruhan responden adalah sebanyak 63 anak.

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa, persamaan regresi tunggal yang diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil kriteria (least square criterion) adalah: Y = - 1.665 + 1.030X1. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yakni bahwa pola asuh memiliki pengaruh terhadap iman anak di lingkungan Santo Yakobus Alfeus Tempel. Sedangkan nilai R² (R square) dari tabel Summary menunjukkan sumbangan pola asuh terhadap iman anak adalah sebesar 74.5%. Ini menunjukkan bahwa pola asuh memiliki pengaruh yang besar terhadap iman anak. Dengan melihat hasil penelitian yang telah dijalankan ini, maka perlu adanya penanganan masalah – masalah yang ada dengan katekese. Katekese ini bukan hanya untuk anak, namun terlebih lagi katekese untuk para orang tua.

vii

Page 8: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

viii

ABSTRACT

This minithesis entitled THE INFLUENCE OF PARENTAL REARING ON THE CHILDREN’S FAITH INI CATHOLIC FAMILY IN SANTO YAKOBUS ALFEUS TEMPEL COMMUNITY, OF THE PARISH OF HOLY SPIRIT KEBONARUM, KLATEN, CENTRAL JAVA. This thesis was conducted to know how the rearing patterns implemented by the parents is, how great the influence is and what the development of children’s faith in Santo Yakobus Alfeus environment is like up to now.

Narrowly, parental rearing patterns can be defined as the methods and the parental behavior in fulfilling their children’s needs which then will influence the children’s ability and development. Seen from the form and its implementation parental rearing patterns can be divided info three, i.e. authoritarian, democratic, permissiveness. Meanwhile the meaning of faith is the private meeting between the faithful and Jesus Christ. The development of faith life take place generally is conducted through the regular and deeper steps. This process is a dynamic one which merges the conveying and acceptance of word of God. Because of its function as the first and primary educator, thus the development of children’s faith is affected by parental rearing pattern. It is because by almost all of children’s life is spent with their parent and family.

In this research the author proposed hypothesis as follow: H0: r² = 0 (There is not influence on the implementation of parental

rearing patterns on the children faith) H1: r² ≠ 0 (There is any influence on the implementation of parental

rearing patterns on the children faith) To test the truth of this hypothesis empirically, thus the author conducted

this research by using a quantitative method. This research took sample of all of population as respondents. Thus it was called as populative research. Totally, the amount of respondents were 63 children.

Meanwhile the result of this research showed that, the simple regression equation which was gained by using method of least square criterion was Y = -1.665 + 1.030X1. It shows that H0 was rejected and H1 was accepted, i.e. that rearing patterns have influence on children’s faith in Santo Yakobus Alfeus Tempel environment. Meanwhile the value of R² ( R square ) from Summary table showed that the contribution or rearing pattern toward children’s faith was 74.5%. It showes that rearing patterns have great influence on children’s faith. By considering the result of this research which has been conducted, catecheses is the best way to salve the problem. Catechism in this matter is not only for children; but also for the parents.

Page 9: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes
Page 10: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberi kekuatan

kepada penulis sehingga skripsi ini bisa selesai walaupun menempuh waktu yang

lama melalui jalan berkelok – kelok dan terjal.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu sumbangan

pemikiran untuk membantu memberi gambaran kepada pengurus lingkungan

Santo Yakobus Alfeus Tempel umumnya dan para orang tua khususnya dalam

penyadaran peran anak serta pengembangan iman anak – anaknya, sehingga

berguna bagi gereja dan orang disekitarnya.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang

dengan segala upaya membantu penulis. Untuk itu patutlah penulis mengucapkan

limpah terima kasih kepada mereka semua, teristimewa kepada:

1. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd, selaku pembimbing utama, yang dengan hati

tulus memberikan seluruh perhatiannya dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

2. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, selaku penguji II sekaligus sebagai

pembimbing akademik yang selalu memberi support kepada penulis.

3. Drs. H.J. Suhardiyanto. S.J, sebagai penguji III yang dengan hati tulus

memberi dukungan dan mendampingi penulis dari awal sampai akhir.

4. Para Dosen dan Karyawan IPPAK dengan fungsinya masing-masing

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ketua lingkungan Bpk. Sriyatno, yang mengijinkan saya melakukan

penelitian untuk pemenuhan tugas akhir saya.

ix

Page 11: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes
Page 12: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ ii

PENGESAHAN........................................................................................... iii

PERSEMBAHAN........................................................................................ iv

MOTTO........................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... vi

ABSTRAK.................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 6

C. Batasan Permasalahan...................................................................... 6

D. Rumusan Permasalahan ................................................................... 7

E. Tujuan Penulisan ............................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS ....................................... 9

A. Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga Kristiani ............................. 9

1. Keluarga ........................................................................................ 9

a. Pengertian Keluarga Kristiani ................................................. 9

b. Peranan Keluarga Kristiani ..................................................... 10

2. Peran Orang Tua ........................................................................... 14

a. Mendidik ................................................................................. 15

b. Mengasuh ................................................................................ 18

3. Pola Asuh ...................................................................................... 19

a. Pola Asuh Otoriter .................................................................. 21

xi

Page 13: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

b. Pola Asuh Demokratik ............................................................ 23

c. Pola Asuh Permisivitas ........................................................... 25

B. Perkembangan Iman Anak .............................................................. 26

1. Iman .............................................................................................. 27

2. Tahap – tahap Perkembangan Anak ............................................. 28

a. Tahap Anak Usia 0 – 3 Tahun ................................................ 29

b. Tahap Anak Usia 3 – 7 Tahun ................................................ 30

c. Tahap Anak Usia 7 – 12 Tahun .............................................. 32

3. Konteks Perkembangan Iman anak .............................................. 34

a. Teladan Tokoh – tokoh Identifikasi ....................................... 34

b. Suasana .................................................................................... 35

c. Pengajaran ............................................................................... 35

d. Komunikasi ............................................................................. 36

e. Pola Asuh ................................................................................ 36

C. Penelitian yang Relevan .................................................................. 37

D. Kerangka Pikir ................................................................................. 38

E. Hipotesis .......................................................................................... 39

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 40

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 40

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 41

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 41

1. Identitas Variabel .......................................................................... 41

2. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 41

E. Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data ................................. 42

1. Jenis Data ...................................................................................... 42

2. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 42

3. Kisi – kisi Penelitian ..................................................................... 43

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 45

1. Analisis Instrumen ........................................................................ 45

a. Uji Coba Terpakai ................................................................... 45

xii

Page 14: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

b. Validitas .................................................................................. 46

c. Reliabilitas .............................................................................. 47

2. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ....................................... 48

a. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 48

b. Uji Normalitas ........................................................................ 48

c. Uji Linieritas .......................................................................... 49

d. Uji Kehomogenan ................................................................... 49

e. Analisis .................................................................................. 50

BAB IV. LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........ 51

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 51

1. Deskripsi Data Responden ............................................................ 51

2. Uji Prasyarataan ............................................................................ 52

a. Uji Normalitas .......................................................................... 52

b. Uji Linieritas ............................................................................ 54

c. Uji Homogenitas ...................................................................... 55

d. Korelasi ................................................................................... 56

3. Deskripsi Data .............................................................................. 57

a. Pemahaman Iman Anak .......................................................... 57

b. Penghayatan Iman Anak ......................................................... 59

c. Pola Asuh Orang Tua .............................................................. 61

B. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 62

C. Pembahasan ..................................................................................... 67

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 73

E. Bentuk Usaha Pembinaan untuk Meningkatkan Pemahaman

dan Pengetahuan Orang Tua dalam Usaha Pengembangan Pola Asuh

yang Cocok Untuk Usia PIA dan PIR Lingkungan Santo Yakobus

Alfeus Tempel, Pluneng, Kebonarum, Klaten ……………..……... 73

1. Beberapa Bentuk Alternatif .......................................................... 74

a. Rekoleksi ................................................................................ 74

b. Retret ....................................................................................... 75

xiii

Page 15: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

c. Katekese .................................................................................. 76

1) Pengertian Katekese ............................................................. 76

2) Tujuan Pokok Katekese ....................................................... 78

3) Isi Katekese .......................................................................... 80

4) Model Katekese ................................................................... 81

2. Bentuk yang Dipilih ...................................................................... 82

a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) ............................. 82

b. Langkah – langkah Shared Christian Praxis ……………….. 84

c. Program Katekese ................................................................... 92

1.) Pengertian Program ............................................................. 92

2.) Pemikiran Dasar Program .................................................... 92

3.) Usulan Tema ........................................................................ 97

4.) Penjabaran Program ............................................................. 99

5.) Contoh Persiapan Katekese ................................................. 101

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 110

A. Kesimpulan ...................................................................................... 110

B. Saran ................................................................................................ 111

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 113

LAMPIRAN ................................................................................................ 115

xiv

Page 16: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dikutip dari ALKITAB

DEUTEROKANONIKA 1976. Diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia

Jakarta 2002)

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese

masa kini, 16 Oktober 1979.

FC : Familiaris Consortio, Amanat Apostolik Paus Yohanes Paulus II

tentang Pastoral Keluarga, 22 Novembar 1981.

GE : Gravissimun Educationis, Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani, 28

Oktober 1965

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

KWI : Komisi Waligereja Indonesia

SCP : Shared Christian Praxis

xv

Page 17: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar jumlah anak – anak PIA dan PIR

Tabel 2 : Kisi – kisi Koesioner

Tabel 3 : Hasil pengukuran reliabilitas

Tabel 4 : Data responden

Tabel 5 : Hasil uji normalitas

Tabel 6 : Hasil uji linieritas

Tabel 7 : Hasil uji homogenitas

Tabel 8 : Hasil korelasi

Tabel 9 : Tabel pengelompokan pemahaman iman anak

Tabel 10 : Tabel pengelompokan penghayatan iman anak

Tabel 11 : Tabel pengelompokan pola asuh orang tua

Tabel 12 : Statistik

Tabel 13 : Diskriptiv statistik

Tabel 14 : Removed

Tabel 15 : Model summary

Tabel 16 : Koefisien

Tabel 17 : Anova table

Tabel 18 : Regresi linier

Tabel 19 : Model summary

Tabel 20 : Penjabaran program

Page 18: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan jaman sekarang ini banyak ditandai oleh kemajuan di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan di bidang IPTEK juga membawa

perubahan pada bidang lainnya, bidang sosial, ekonomi, budaya. Demikian pula

muncul berbagai pola hidup orang jaman ini. Situasi tersebut membawa dampak

positif maupun negatif.

Dampak positif yang ditimbulkan antara lain : beraneka ragam sarana untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sudah tersedia, mudah diperoleh dan dapat

memperlancar serta mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen. Begitu pula

sarana komunikasi dan hiburan seperti TV, Video, handphone dan sebagainya, yang

pada umumnya sudah dimiliki banyak orang, terutama televisi dan handphone yang

sudah banyak dimiliki oleh banyak orang dan keluarga.

Di samping dampak positif muncul pula dampak negatif. Pengaruh negatif

yang muncul antara lain; adalah pola hidup konsumerisme, materialistis,

individualistis. Pola hidup ini muncul dari kecenderungan hidup manusia untuk

mencari kenikmatan hidup dan selalu mencari kepuasan bagi pemenuhan kebutuhan

hidup sehari-hari. Orang jaman sekarang mudah terpengaruh untuk memperhatikan

hidup dari segi jasmani saja tanpa memperdulikan kebutuhan rohani, pendidikan,

sehingga iklim kasih sayang menjadi terabaikan.

Page 19: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

2

Sejauh pengamatan yang dilakukan, banyak diantara orang tua di lingkungan

Santo Yakobus Alfeus Tempel ini tidak terlalu memperhatikan prilaku anaknya di

rumah maupun di luar rumah. Banyak diantara orang tua memanjakan anaknya,

dengan mencukupi kebutuhan mereka tanpa tahu sebab dan akibat yang akan

ditimbulkan. Ada juga orang tua yang terlalu memaksa dan melindungi anak

mereka, sehingga anak tidak terlalu mengenal masyarakat sekitarnya. Dan ketika

terjun ke masyarakat, mereka mengalami suatu keterkejutan karena suasana dan

kehidupan bermasyarakat tidak sesuai dengan apa yang mereka bayangkan. Dari

keterkejutan itu anak dituntut untuk mengambil suatu sikap akan keadaan yang

dialami tersebut. Jika mereka mengambil sikap yang benar maka mereka akan dapat

melalui semua keterkejutan itu dengan mencapai hasil yang baik dan maksimal,

namun jika sebaliknya maka mereka akan terseret ke dalam kehidupan yang bisa

dibilang kurang baik. Sejauh ini jalan nomor dua inilah yang sering diambil orang

atau anak-anak khususnya umat katolik sejauh pengamatan saya. Serta banyak

diantara mereka ketika sudah besar dengan seenaknya pindah agama.

Orang tua berharap bahwa anak-anak yang dianugerahkan Tuhan kepada

mereka tumbuh dan berkembang sebagaimana Yesus di masa kecil-Nya yang

“bertambah hikmatNya dan besar-Nya, dan makin disayang oleh Allah dan

manusia” (Luk. 2:52). Selain atau bersama dengan pertumbuhan jasmani yang sehat,

orang tua berharap bahwa anaknya berkembang pula dalam hal sikap imannya:

teguh dalam iman serta bijak dalam mengambil keputusan dalam hidup sehari-hari

berdasarkan keyakinan imannya, akrab dengan Tuhan, jemaat beriman setempat dan

masyarakat sekitar, serta taat melaksanakan kehendaak Tuhan dalam hidup sehari-

hari (Adisusanto, 2000:8). Namun sangat disayangkan bahwa kehidupan Keluarga

Page 20: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

3

Kristiani juga dipengaruhi oleh pola hidup seperti tersebut di atas. Kalau demikian

Keluarga Kristiani tidak berbeda dari pada keluarga pada umumnya yang hanya

memperhatikan kebutuhan jasmani saja. Cukup banyak orang tua yang keseharian

sibuk bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Kesibukan

mereka itu sering menyebabkan kurangnya perhatian dan cinta kepada anak-anak

mereka. Memang orang tua perlu memperhatikan kebutuhan materi bagi anak-anak

mereka, tetapi itu belum menjadi jaminan untuk mencapai tujuan keberhasilan bagi

pendidikan anak. Meskipun banyak orang tua berpendapat atau beranggapan bahwa

sudah memenuhi semua kebutuhan anak berarti itu sudah mencintai mereka. Padahal

dalam kenyataannya terpenuhi kebutuhan materi belum lengkap daan tidak cukup

bagi anak, karena anak juga membutuhkan perhatian dan cinta dalam bentuk lain

yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai pribadi.

Oleh karena itu keluarga kristiani sebagai keluarga beriman hendaknya

mampu mencintai anak tidak hanya sebatas pemberian dalam segi materi saja,

melainkan juga memberikan perhatian dan cinta yang berasal dari Allah sendiri

kepada anak-anak. Perhatian dan cinta orang tua mencakup segala usaha dalam

memperhatikan kebutuhan rohani anak. Dimana-mana masih banyak dijumpai anak-

anak, remaja, kaum muda yang hidupnya hanya mencari kepuasan diri sendiri,

mabuk-mabukan, perkelahian, pencurian perampokan, lari dari rumah dan

sebagainya. Hal ini terjadi karena mereka kurang bahkan kering akan cinta dan tidak

mendapatkan pembinaan iman dalam keluarga serta kadang kala pola asuh orang tua

yang salah yang dapat mengakibatkan semuanya itu.

Allah sendiri telah memberi tugas kepada orang tua pada waktu mereka

menikah melalui rahmat yang diberikan dalam sakramen perkawinan yaitu tugas dan

Page 21: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

4

tanggung jawab untuk mendidik anak. Pendidikan anak-anak tidak hanya

menyangkut pendidikan jasmani tapi juga pendidikan iman. Dalam karya tulis ini

penulis mempergunakan kata pembinaan iman sebagai bagian dari pendidikan iman.

Pembinaan iman dimaksudkan sebagai suatu proses dari usaha orang tua untuk

menumbuhkan dan memperkembangkan iman anak melalui kegiatan-kegiatan yang

berpola hidup kristiani sehingga dapat menghayati imannya dalam kehidupan sehari-

hari dan pada akhirnya menjadi manusia yang beriman dewasa.

Dari pengalaman kami nampak gejala-gejala bahwa banyak orang tua yang

kurang menyadari peranannya dalam membina iman anak. Walaupun mereka

mengetahui tugas mereka membina iman anak, tetapi banyak perhatian mereka

tersita oleh kesibukan mereka berkerja sehingga kurang dapat meluangkan waktu

untuk memperhatikan pembinaan iman anak. Selain kesulitan dan hambatan yang

dihadapi orang tua untuk membina iman anak, masih dirasakan adanya sikap orang

tua yang otoriter, terlalu menguasai anak, kurang memberi kesempatan pada anak

untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya. Relasi antara orang tua dan anak

kuang baik. Di antara mereka tidak ada saling keterbukaan sehingga tidak ada saling

mengerti dan tidak mengetahui apa yang dirasakan, yang di alami oleh anak maupun

orang tua.

Oleh karena itu penulis prihatin kepada anak yang tidak mendapatkan

pembinaan iman anak dari orang tuanya. Pembinaan iman anak menjadi penting

dalam keluarga karena iman merupakan daya kekuatan yang mampu mendorong dan

menguatkan orang untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Berdasarkan keprihatinan itu penulis mempunyai keinginan untuk membantu

orang tua agar dapat menyadari kembali tugas dan tanggung jawab mereka sebagai

Page 22: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

5

pembina iman anak. Dengan demikian penulis mengharapkan para orang tua agar

dapat menyadari dan mampu menghayati peranan mereka yang utama dan terutama

dalam mendidik iman anak (FC, art. 36) khususnya dalam membina iman anak

dalam keluarga (FC, art.39).

Pembinaan di sini berarti penekanannya bukan terlebih terletak pada

mengajarkan aturan-aturan dalam agama atau ajaran-ajaran Kristiani, melainkan

lebih memperioritaskan upaya dalam menumbuhkan sikap hidup beriman,

menciptakan suasana hidup beriman Kristiani melalui kegiatan-kegiatan yang

menjadi tradisi dalam keluarga misalnya; doa keluarga, membaca dan merenungkan

Kitab Suci bersama. Allah memberikan tugas ini kepada orang tua karena orang

tualah yang sangat berperan utama dan terutama dalam membina iman anak. Di

samping itu keluarga merupakan tempat yang paling efektif bagi persemaian,

pertumbuhan dan penghayatan serta perkembangan iman anak sejak dini, karena

anak lebih lama melewatkan waktu berada dalam kehidupan keluarga bersama orang

tua mereka. Orang tua di sini bertindak selaku pendidik pertama dan utama (GE)

Selanjutnya yang dimaksud dengan anak yaitu status anak selama dia tinggal

bersama orang tua atau sebelum ia meninggalkan keluarganya untuk membentuk

keluarga sendiri atau status hidup yang lain. Maka pembinaan iman hendaknya dapat

dilaksanakan sejak dini yaitu sejak anak dalam kandungan, kemudian pada masa

anak, dewasa sampai sebelum memisahkan diri dari keluarga.

Page 23: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

6

B. Identifikasi Masalah

Dari paparan mengenai latar belakang masalah dapatlah penulis

merumuskan secara singkat gambaran sementara tentang bagaimana pola asuh orang

tua terhadap anak dalam keluarga di wilayah di mana penulis tinggal:

1. Bagaimana cara orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak?

2. Kendala apa yang dihadapi orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak?

3. Seberapa besar pengaruh pola asuh orang tua dalam pembinaan iman anaknya?

4. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi orang tua berkaitan dengan pembinaan

iman dalam keluarga?

Melihat situasi tersebut penulis merasa prihatin dan ingin mengetahui

seberapa besar sumbangan pola asuh orang tua terhadap pembinaan iman anak

mereka. Permasalahan tersebut dibahas dalam karya tulis ini dengan metode studi

pustaka dan diperkuat dengan data penelitian lapangan melalui kuesioner.

C. Pembatasan Masalah

Setelah melihat situasi dan latar belakang masalah yang telah disampaikan

maka masalah yang dibatasi penulis adalah mencakup pada seberapa besar pengaruh

pola asuh orang tua terhadap pembinaan iman anak, sehingga anak itu menjadi anak

yang baik dan memiliki akal budi yang luhur. Pembatasan masalah dalam

permasalahan peranan dan pengaruh orang tua dalam membina iman anak berkaitan

dengan peranan orang tua dalam membina iman anak di lingkungan Santo Yakobus

Alfeus Tempel Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah.

Page 24: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

7

D. Rumusan Masalah

Dari paparan mengenai latarbelakang masalah dapatlah penulis merumuskan

secara singkat gambaran sementara tentang pelaksanaan pola asuh anak dalam

keluarga di lingkungan St. Yakobus Alfeus Tempel di mana penulis tinggal:

1. Bagaimanakah pola asuh orang tua di lingkungan St. Yakobus Alfeus Tempel

sejauh ini?

2. Bagaimanakah perkembangan iman anak di lingkungan St. Yakobus Alfeus

Tempel?

3. Seberapa besar pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan iman

anak?

Melihat situasi tersebut penulis merasa prihatin dan ingin mengetahui

seberapa besar pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan iman.

Permasalahan tersebut dibahas dalam karya tulis ini dengan metode studi pustaka

dan diperkuat dengan data penelitian lapangan melalui kuesioner.

E. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pola asuh yang diterapkan orang tua selama ini.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pola asuh orang tua dalam perkembangan

iman anak.

3. Mengetahui perkembangan iman anak.

Page 25: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

8

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi saya pribadi penelitian ini membantu untuk mengetahui pola asuh yang

benar dan sesuai dengan memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi

perkembangan anak.

2. Bagi orang tua:

a. Membantu menyadarkan dan meyakinkan orang tua akan pentingnya

pembinaan iman anak mereka masing-masing sehingga keluarga dapat

harmonis dan sesuai dengan kehendak Allah.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mendidik anak secara katolik

sehingga anak benar-benar berkembang imannya.

Page 26: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS

Pada bagian ini, penulis hendak memaparkan bagaimana pola asuh orang tua

dapat berpengaruh pada iman anak-anak mereka. Sebelum itu akan dipaparkan

bagaimana orang tua dipandang dari sudut keluarga kristiani dan bagaimana peranan

keluarga kristiani itu sendiri. Kemudian setelah melihat berbagai peranan orang tua

dalam keluarga kristiani, penulis mengajak untuk melihat bagaimana pola asuh yang

hendaknya diterapkan pada anak mereka. Dan melihat bagaimana pola asuh dapat

mempengaruhi iman anak, serta bagaimana tahap-tahap perkembangan iman anak.

A. Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga Kristiani

1. Keluarga

a. Pengertian Keluarga Kristiani

Keluarga pada umumnya dimengerti sebagai persekutuan hidup antara

individu yang mempunyai ikatan darah. Kemudian masih dibedakan adanya

keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan keluarga dalam arti

yang luas terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, nenek, sanak saudara. Bahkan saat ini

pembantu rumah tangga dan anak kost yang hidup serumah juga termasuk dalam

pengertian keluarga. (Caroline: 4)

Menurut visi kristiani keluarga merupakan peersekutuan hidup pribadi-

pribadi yang didasarkan dan bersumber pada cintakasih. Keluarga tidak dapat hidup

dan terlaksana peranannya tanpa cintakasih. Maka pada hakekatnya keluarga

Page 27: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

10

merupakan suatu persekutuan hidup dan cinta. (GS Art. 48) Hidup dan cintakasih

keluarga berdasar dan bersumber pada cintakasih kristus. Cintakasih Kristus yang

mewarnai hidup keluarga inilah yang menjadi kekhasan keluarga kristiani. Maka

keluarga kristiani dimengerti sebagai persekutuan hidup pribadi-pribadi yang

sedarah dan terikat yang berdasarkan cintakasih Allah yang berpola hidup Yesus

Kristus. Dengan demikian hidup perkawinan dan keluarga mengandung nilai luhur.

Nilai luhur itu terkandung dalam panggilan hidup perkawinan dan keluarga itu

sendiri

Sebagai Gereja kecil yang dipanggil untuk ikut serta mewartakan Injil,

mengembangkan hidup secara manusiawi dan kristiani dalam keluarga demi

pembaharuan masyarakat dan umat Allah.

b. Peranan Keluarga Kristiani

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting, karena keluarga sebagai

tempat pertama dibentuknya kepribadian. Maka faktor keluarga memiliki peranan

yang penting dan sentral dalam perkembangan kepribadian anak. (Djamaludin

Ancok, Dkk: 78-80)

Peranan keluarga kristiani merupakan konsekuensi dari dibentuknya

keluarga oleh pasangan suami istri melalui Sakramen Pernikahan. Dengan

menjalankan peranannya, keluarga akan semakin menepati janji dirinya sebagai

persekutuan hidup dan cintakasih. Maka cintakasih yang bersumber pada cintakasih

Allah menjadi titik tolak dan motivasi hidup keluarga untuk mewujudkan cintakasih

itu secara nyata dalam menjalankan peranannya sebagai keluarga kristiani. Peranan

Page 28: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

11

keluarga kristiani yang terdiri dari empat peranan menurut Anjuran Aspostolik Sri

Paus Yohanes Paulus II tentang keluarga dalam Dokumentasi Femiliaris Consortio,

akan kami jelaskan berikut ini. (FC. Art: 17-64)

1) Membentuk Persekutuan Pribadi-Pribadi

Keluarga mempunyai peranan membentuk persekutuan pribadi-pribadi.

Membentuk persekutuan pribadi berarti membangun persekutuan pribadi-pribadi

dalam suatu komunitas yang berdasarkan pada cintakasih. Pribadi yang bersekutu

atau bersatu adalah pertama-tama suami dan isteri, kemudian orang tua dan anak-

anak serta sanak saudara. Pribadi-pribadi yang hidup dalam keluarga memerlukan

dasar untuk mempersatukan mereka. Dasar yang mengikat persatuan mereka adalah

cintakasih. Cintakasih merupakan dasar kekuatan dan tujuan akhir hidup keluarga.

Tanpa dilandasi dan diperkokoh dengan cintakasih, keluarga tidak dapat hidup

berkembang atau menyempurnakan diri sendiri persekutan pribadi-pribadi. (FC. Art:

18)

Terbentuknya persekutuan itu pertama kali dijalin dan berkembang oleh

persekutuan suami-isteri melalui janji perkawinan. Mereka ini “bukan lagi dua

melainkan satu” (Mat 19: 6).

Mereka dipanggil untuk tetap bertumbuh dalam pesekutuan mereka melalui

kesediaan dari hari ke hari terhadap janji pernikahan mereka untuk saling

menyerahkan diri seutuhnya. (FC. Art: 19) Persekutuan pasangan ini suami-asteri

tidak hanya bercirikan kesatuan melainkan tak terceraikan. Kesatuan yang tak

terceraikan ini menuntut kesetiaan seutuhnya dari kedua belah pihak baik dari suami

maupn isteri dan demi kepentingan anak-anak. (Konsili Vatikan II, Op. Cit., art. 48)

Page 29: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

12

Wanita dan pria mempunyai martabat yang sama. Wanita dalam keluarga

berperanan sebagai isteri dan ibu. Peranan seorang ibu dalam keluarga perlu

dijunjung tinggi martabatnya. Peranannya dalam keluarga ikut menentukan terutama

dalam pendidikan iman anaknya. Anak pertama kali dalam hidupnya mengenal

ibunya sejak dalam rahim. Maka anak pertama kali mengerti apa itu iman juga dari

ibunya yang sejak bayi menyusui, mengasuh, dengan penuh kasih sayang dan

menyediakan keperluan rumah tangga. Di samping berperan sebagai ibu juga

seorang isteri yang mempunyai kewajiban untuk selalu taat dan setia kepada

suaminya. Seorang ”isteri hendaklah menghormati suaminya.” (Ef 5: 33)

2) Mengabdi Kehidupan

Peranan keluarga menyalurkan kehidupan diwujudkan melalui pengadaan

keturunan. Kesuburan cintakasih suami isteri terbuka bagi adanya keturunan.

Hubungan suami isteri tidak hanya berpusat pada hubungan seks saja. Seksualitas

harus semakin mengarahkan diri masing-masing pribadi dengan cintakasih yang

mendalam dan penuh syukur atas rahmat kasih Allah yang telah memanggil mereka

untuk hidup berkeluarga. Maka peranan prokreasi keluarga harus semakin

mempersatukan ikatan mereka yang tak terceraikan. Oleh karena itu segala usaha

yang menghalangi terjadinya prokreasi dengan tujuan dan cara apa pun yang

melanggar hakekat perkawinan dan melanggar nilai moral harus ditolak. (FC.

Art:32)

Tugas orang tua mendidik anak merupakan tugas yang amat penting dan

tidak bisa digantikan oleh siapa pun. Orang tua hendaknya mampu menciptakan

situasi, relasi dan komunikasi yang penuh cintakasih dan diliputi semangat

Page 30: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

13

cintakasih kepada Allah dan sesama, sehingga menunjang pendidikan pribadi

termasuk pembinaan iman anak. Maka keluarga sebagai lingkungan pendidikan

yang pertama dan utama yang dibutuhkan bagi keluarga itu sendiri, Gereja dan

masyarakat. (FC. Art:36)

3) Ikut serta Dalam Pengembangan Masyarakat

Keluarga sebagai sel masyarakat mempunyai peranan yang pertama dan

amat penting dalam mengembangkan masyarakat yang sehat. Masyarakat yang sehat

dapat terwujud oleh faktor adanya keluarga yang sehat pula.

Ada tiga syarat menentukan kesehatan keluarga: kesatuan keluarga

(monogami), kokohnya keluarga (tak terceraikan), dan pendidikan yang

dilaksanakan oleh orang tua sebagai pendidikan pertama dan utama denan penuh

tanggung jawab. (Sekertariat Nasional K.M./CLC, Hal:12)

Hubungan erat antara keuarga dan masyarakat menuntut sikap terbuka dari

keluarga dan masyarakat untuk berkerjasama membela dan mengembangkan

kesejahteraan setiap orang. Tetapi masyarakat harus mengakui keberadaan “

keluarga sebagai rukun hidup yang mempunyai hak aslinya sendiri.” (FC. Art:45).

Berdasarkan prinsip tersebut maka masyarakat khususnya negara harus

menghormati hak-hak hakiki yang dimiliki oleh keluarga dn tidak bisa mengambil

alih peranan-peranan keluarga. Negara harus mampu mengusahakan agar keluarga

dapat mencukupi semua kebutuhan di bidang ekomoni, sosial, pendidikan, politik

dan kebudayaan.

Page 31: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

14

4) Berperan Serta dalam Kehidupan dan Misi Gereja

Keluarga Kriustiani mempunyai peranan untuk ikut serta dalam kehidupan

dan misi Gereja. Keluarga dan Gereja mempunyai ikatan yang mendalam yaitu

menjadikan keluarga suatu “Gereja kecil” (“Ecclesia Domestica” = Gereja rumah

tangga) sedemikian rupa sehingga dengan caranya sendiri keluarga menjadi lambang

yang hidup dan penampilan historis bagi misteri Gereja. (FC. Art: 49) Oleh karena

itu keluarga tidak hanya menerima cintakasih kristus dan menjadi rukun hidup

yang diselamatkan, melainkan mereka diharapkan juga dapat menyalurkan cinta

kasih Kristus kepada saudara-saudara mereka. Hanya dengan demikian keluarga

mampu menjadi persekutuan yang menyelamatkan.

Keluarga menjalankan tugas kenabian yaitu bersikap kritis terhadap situasi

berkenaan dengan kehendak Allah dengan menyambut dan mewartakan Sabda, yang

terjadi dalam iman Kristiani yang harus tampak dalam persiapan, peresmian dan

penghayatan hidup berkeluarga. (FC. Art:51)

2. Peran Orang Tua

Orang tua adalah ayah dan ibu kandung (Peters, 1991:106), berbeda halnya

dengan pendapat Poerwardaminta (1976:668) bahwa orang tua adalah orang yang

sudah tua, pertama dikenal anak, dimata anak-anak orang tua adalah sosok yang luar

biasa serba hebat dan serba tahu akan segalanya. Lain halnya dengan Evi

Sukamaningrum (2001: 6) ia mengemukakan bahwa “orang tua tidak selalu ayah

dan ibu dari seorang anak, orang tua dapat juga orang lain yang bukan orang tua

kandung, akan tetapi orang yang telah mengasuh, memperhatikan, mengasihi, dan

mencukupi kebutuhan anak yang diasuhnya”. Dalam menjalankan peran mereka

Page 32: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

15

sebagai orang tua, seperti yang telah dikatakan oleh Evi bahwa orang tua berperan

dalam mengasuh dan mendidik anak mereka.

a. Mendidik

Mendidik memiliki arti yang cukup luas, terutama dalam hal mendidik anak.

Mendidik anak dapat diartikan; sebagai usaha untuk membekali anak dalam hal

bertutur kata, bertindak dan cara hidup yang baik menuju ke hidup yang berguna dan

bahagia. (Hurlock, 1989: 82) Dalam usaha mendidik anak, para orang tua berusaha

untuk menciptakan suatu suasana dalam keluarga sehingga tercipta suasana yang

mendukung dalam proses pendidikan bagi anak-anak mereka. Menurut Anton dkk

(1990: 67) peranan orang tua dalam keluarga adalah bagian utama yang harus

dilakukan orang tua dalam usaha menciptakan lingkungan yang mendukung bagi

anak dalam upaya menciptakan prestasi yang optimal. Pada umumnya orang tua

memiliki peranan yang berbeda-beda seperti yang dijelaskan oleh Ngalim Purwanto

mengenai peranan ibu dan ayah terhadap pendidikan anak-anak. (Ngalim Purwanto:

90-92)

Peranan ibu dalam hal ini tidak dapat disangkal dan dipungkiri lagi. Ibu

adalah pendidik yang pertama, didikan ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan

dasar dan tidak dapat diabaikan. Untuk itu seorang ibu hendaklah seorang yang

bijaksana dan pandai dalam mendidik anak-anak. Secara naluri seorang ibu adalah

bersifat menjaga, melindungi, menyayangi, dan memberikan pengetahuan-

pengetahuan dasar bagi anak.

Peranan ibu dalam pendidikan anak sudah sesuai dengan fungsi dan

tanggung jawab dalam anggota keluarga, yaitu sebagai sumber dan pemberi rasa

Page 33: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

16

kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat untuk mencurahkan segala isi hati,

pengatur kehidupan dalam rumah tangga, pembimbing hubungan pribadi, dan

pendidik dalam segi-segi emosioanal. (Ngalim Purwanto: 93)

Peranan ayah sebenarnya tidak berbeda jauh dengan peranan seorang ibu

sendiri; memberikan kasih sayang, mengasuh dan memelihara serta mencurahkan

segala isi hati. Namun yang paling utama sebagai seorang ayah adalah memberikan

nafkah bagi anak dan istri serta memberikan kehidupan yang layak bagi anak dan

istri. Jika ditinjau lebih dalam lagi dari segi fungsi dan tugasnya sebagai ayah, yaitu

sebagai pemberi rasa aman bagi keluarga, pelindung dan pendidik dari segi rasional

juga sangat dibutuhkan bagi seorang anak.

Orang tua bukanlah satu-satunya faktor penentu bagi perkembangan anak,

masih ada faktor individu dan faktor lingkungan lain disekitar anak yang dapat pula

mempengaruhi perkembangan anak. Namun demikian orang tua dapat mengarahkan

perkembangan anak sejauh mungkin, dengan menyadari akan peranannya yang

besar dalam kehidupan anak.

Selain berbagai pengertian dan pengetahuan yang harus diperoleh orang tua,

hendaknya sikap-sikap orang tua juga harus diperhatikan, guna perkembangan

anaknya. Sikap tersebut antara lain: Adiwardhana (dalam Gunarsa,1985: 61-64))

1) Antara ayah dan ibu harus ada kesesuaian serta konsistensi dalam hal mendidik

dan mengajar anak-anaknya. Suatu tingkahlaku anak yang dilarang oleh orang

tua pada suatu waktu, harus pula dilarang apabila dilakukan lagi pada waktu

yang lain. Konsistensi ini juga harus ada dalam hal-hal apa saja yang

mendatangkan pujian atau hukuman pada anak. Ketidakadanya konsistensi akan

Page 34: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

17

mengaburkan pengertian anak tentang apa yang baik dilakukan dan yang tidak

baik untuk dilakukan.

2) Berbagai sikap yang dilakukan oleh orang tua. Sikap ayah terhadap ibu atau

sikap ibu terhadap ayah, bagaimana sikap terhadap saudara-saudaranya dan

kepada yang lain. Sikap-sikap tersebut dapat berpengaruh pula dalam

perkembangan anak, walaupun tidak secara langsung, yakni melalui proses

peniruan. Proses peniruan oleh anak ini biasanya dipengaruhi oleh sikap atau

tingkahlaku orang-orang yang dekat dengannya dan yang anak temui setiap

harinya.

3) Penghayatan yang sungguh-sungguh dari orangtua akan agama atau kepercayaan

yang dianutnya, akan berpengaruh pada sikap dan tindakan mereka setiap

harinya. Penghayatan dan kepercayaan orangtua berpengaruh pula pada pola

atau cara para orangtua dalam mengasuh, mendidik, memelihara, dan mengajar

anak-anak mereka. Semuanya ini dapat menjadi dasar yang kuat untuk

perkembangan anak, jika anak banyak dibekali dengan ajaran-ajaran agama, dan

hidup dalam kepercayaan dan kesetiaan kepada Allah yang cukup.

4) Orangtua tentunya tidak menginginkan anaknya untuk berbohong, tidak bersikap

jujur, maka ini harus juga ditunjukkan dalam berbagai sikap orangtua sendiri

dalam kehidupan sehari-hari. Selain ada aturan-aturan yang harus ditaati anak,

namun ada juga aturan-aturan yang berlaku bagi seluruh anggota keluarga

termasuk orangtua. Ajaran yang diajarkan dan dituntut oleh orangtua terhadap

Page 35: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

18

anaknya, hendaknya orangtua konsekuen dengan pola hidup kesehariannya. Jika

tidak sesuai ajaran dengan kenyataan, dapat menimbulkan konflik dalam diri

anak dan menjadikan alasan tersebut sebagai senjata untuk tidak melakukan apa

yang diajarkan orangtuanya. (Gunarsa, dkk 1985:62)

b. Mengasuh

Tidak hanya mendidik saja, melainkan juga bagaimana cara orang tua dalam

mengasuh anak-anak mereka. Orang tua perlu menciptakan suasana lingkungan

yang ramah atau keluarga yang serasi. (Conny.S :64) Sedangkan Elizabeth (1990:

201) menambahkan:

“Anak mengharapkan bimbingan dan pengembangan model pola perilaku yang disetujui secara sosial dari orang tua, anak mengharapkan orang tua sebagai rekan yang dapat diminta bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau sebagai teman berdiskusi da bertukar pikiran.”

Di atas telah dijelaskan bagaimana orang tua hendaknya memenuhi

kebutuhan anak-anaknya baik secara jasmani maupun rohani. Karena pada

hakekatnya demikianlah peran orang tua. Jika semua itu tidak dapat terpenuhi maka

akan berdampak buruk bagi anaknya. Russen (1983:11) menyatakan:

“Anak yang tidak memperoleh apa yang diinginkan dan tidak memperoleh kasih sayang dari orang tua akan dapat menyebabkan keterbelakangan kerohaniannya dan mengacaukan emosi, ..... karena ketiadaan ikatan dengan orang tua maka terdapat kemungkinan anak akan tumbuh kurang mempunyai kesungguhan dan berperasaan dingin, juga ada kemungkinan anak akan tumbuh menjadi anak yang bengal, lekas berubah-ubah dan tumbuh ke arah penyakit jiwa.”

Dengan melihat semua paparan di atas maka dapat dikatakan bahwa

orangtua memiliki peranan yang besar dalam mengajar, mendidik serta memberikan

Page 36: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

19

contoh atau teladan kepada anak-anaknya. Dalam perkembangannya, anak perlu

dibimbing untuk mengetahui, mengenal, dan mengerti kemudian menerapkannya

kepada kehidupannya sehari-hari. Maka dari itu orang tua hendaknya memiliki

kecakapan dalam mengasuh anak mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan dalam perkembangan anak, baik secara jasmani ataupun rohani.

3. Pola Asuh

Menjadi orang tua bisa dan dapat terjadi dengan sengaja maupun tanpa

disengaja, tetapi bagi bagaimanapun kejadiannya, mengasuh anak merupakan suatu

panggilan yang harus kita jalankan. Mengasuh anak merupakan salah satu pekerjaan

yang bisa dikatakan menantang, menuntut dan menegangkan dari semua pekerjaan

yang telah dilalui atau bahkan di muka bumi ini. Mengasuh seorang anak merupakan

pekerjaan yang paling penting, sebab sebagaimana pekerjaan itu dilakukan akan

dapat berpengaruh pada hati, jiwa dan kesadaran generasi berikutnya, terhadap

pengalaman mereka, persediaan ketrampilan mereka dan pada perasaan mereka

yang mendalam tentang diri mereka sendiri serta kemungkinan tempat mereka

dalam dunia yang cepat berubah. Dalam mengasuh anak diperlukan kesadaran dan

keterlibatan batin atas diri sendiri dan juga dalam memelihara dan membesarkan

anak-anak. Ketrampilan dalam mengasuh dan penguasaan batin dalam diri kita,

hanya dapat kita atau orang tua pupuk dan tumbuh kembangkan melalui

pengalaman-pengalaman pribadi, serta dari berbagai buku yang menyajikan

berbagai macam cara dalam mengasuh anak.

Secara sempit pola asuh orang tua dapat didefinisikan sebagai cara dan sikap

orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya yang kemudian akan berpengaruh

Page 37: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

20

kepada kemampuan dan perkembangan anak. (Syamsudin, Dkk:11) Perhatian paling

vital dari orang tua terhadap anak-anaknya adalah untuk memenuhi kebutuhan

jasmani mereka. Namun demikian, sangatlah mengherankan bahwa sebenarnya

betapa sedikit yang melakukan hal itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Makanan, tempat perlindungan, dan pakaian adalah bahan-bahan pokok untuk

melanjutkan hidup yang oleh keluarga-keluarga termiskin pun di sepanjang sejarah

sebagian besar telah berhasil terpenuhi.

Perhatian utama yang kedua dari kebanyakan orang tua adalah membesarkan

anak-anaknya agar kelak menyadari bagaimana dapat mengembangkan kemampuan

mereka dan dapat hidup dengan lebih baik lagi. Dengan membantu anak untuk

tumbuh dan menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab merupakan suatu

kepuasan dan kegembiraan yang tak dapat disamai oleh keberhasilan dalam usaha

manapun juga (Anak: 16). Bahkan, di luar masalah kepuasan dan kegembiraan yang

dirasakan secara pribadi itu, anak merupakan penghubung antara orang tua dengan

masa yang akan datang.

Apa pun yang terjadi, anak-anak sering kali memaksakan kehendaknya

kepada orang tua sehingga terjadi konfrontasi nilai-nilai dan gaya hidup mereka,

dengan tuntutan dan situasi sehari-hari yang lumrah. Banyak sekali orang tua

sekarang ini mengalami kesedihan waktu mengetahui secara emosional telah

menjauh dari mereka, terutama ketika anak menginjak dewasa. Para orang tua

menaruh perhatian yang besar sewaktu melihat anak-anaknya mulai meninggalkan

tata nilai yang berlaku, kemudian berpaling pada tatanan nilai yang terlihat tanpa

perasaan dan tidak bermoral. Maka dari itu banyak orang memiliki ide tertentu yang

ia gemari mengenai bagaimana seharusnya anak-anak dibesarkan. Sebagian besar

Page 38: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

21

pikiran tersebut memiliki beberapa kekeliruan dan dapat merugikan bagi

perkembangan anak. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai orang tua secara

baik, orang tua hendaknya membuang segala anggapan-anggapan yang salah dan

menggantinya dengan suatu gagasan baru yang lebih baik dan masuk akal.

Pola pengasuhan orang tua berdasar pada kedisiplinan, memiliki tiga

kecenderungan. Ketiga kecenderungan pola asuh orang tua yaitu:

a. Pola asuh Otoriter

Menurut Stewart dan Koch (1983: 203), orang tua yang menerapkan pola

asuh otoriter mempunyai ciri sebagai berikut: kaku, tegas, suka menghukum, kurang

ada kasih sayang dan empati. Orang tua semacam ini biasanya memaksakan anak-

anaknya untuk patuh pada aturan-aturan mereka, mencoba membentuk tingkah laku

anak sesuai dengan tingkah lakunya dengan cenderung mengekang keinginan anak,

tidak mendorong ataupun memberi kesempatan kepada anak untuk dapat mandiri,

jarang memberi pujian, serta hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti

orang dewasa. Menurut Walters (dalam Lindergren., 1976:306) menemukan bahwa

orang yang otoriter cenderung memberikan hukuman terutama hukuman secara

fisik, ancaman-ancaman dan sikap penolakan jika anak mengajak berbicara.

Tindakan-tindakan yang dianggap sebagai hukuman tersebut dimaksudkan sebagai

konsekuensi jika tuntutan yang diberikan, ditolak anak. Mereka juga sering marah

dan tidak berminat untuk merencanakan aktivitas yang dapat dilakukan bersama

anak-anaknya. Dikatakan juga bahwa orang tua yang otoriter tidak memberikan hak

anaknya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarkan perasaan-perasaannya .

(Sutari Imam Barnadib., 1989: 24).

Page 39: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

22

Harlock (1989) berpendapat bahwa sikap otoriter adalah suatu kegiatan

dalam mengasuh anak dengan cara membatasi setiap tingkah laku anak dalam

menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Dalam menjalankan aturan-aturannya orang

tua yang memakai pola ini sering sekali terlalu kaku dan terlalu memaksakan

kehendaknya kepada anak mereka. Ketika anak tidak dapat mencapai apa yang

diinginkan atau menolak perintah yang diberikan, maka hukuman secara fisik

maupun psikologis sering mereka dapatkan. Kondisi tersebut cenderung memacu

anak untuk selalu gelisah, penakut, menarik diri, sehingga canggung dalam interaksi

dan sulit menghadapi pengalaman-pengalaman baru, serta memiliki sikap

ketergantungan baik pada orang tua maupun pada orang lain, kurang rasa percaya

diri dan frustasi.

Seperti halnya Harlock, Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa juga

mengatakan hal yang senada tentang bagaimana sikap atau cara mengasuh yang

benar, serta akibat-akibat yang akan ditimbulkan jika dalam melakukan pola asuh

yang salah. Menurut Gunarsa ada beberapa dimensi yang muncul dari proses pola

asuh yang dilakukan orang tua, di antaranya adalah:

Gunarsa mengemukakan bahwa sikap atau pola asuh yang otoriter atau sikap

penolakan yang dilakukan orang tua membawa akibat buruk pada anak. Menurut

Darji Darmodiharjo (1980: 54) sikap otoriter adalah

“Sikap orang tua dalam keluarga yang otoriter adalah segala sesuatunya ditentukan oleh orang tua. Kekuasaan sepenuhnya diletakkan di tangan orang tua, anak sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat. Sikap orang tua terhadap anak berdasarkan prinsip hukuman dan ganjaran. Dengan sendirinya bagi anak yang hidup dalam keluarga otoriter, inisiatif tidak akan berkembang”

Page 40: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

23

Efek akibat buruk tersebut terutama pada perkembangan dan proses tingkah

laku anak, sikap tersebut berakibat juga sebagai berikut: (Gunarsa, Dkk: 122)

1) Anak akan merasa diri tak aman dalam keseharian mereka.

2) Penolakan secara terang-terangan menyebabkan anak menjadi pribadi yang

agresif.

3) Penolakan yang diselubungai sikap perlindungan yang luar biasa ketat

menyebabkan anak memiliki kepribadian yang sukar untuk bergaul, pemalu, dsb.

Sikap penolakan mendorong orangtua cenderung membuat orangtua untuk

tidak mempedulikan anak dan bersikap kasar pada anak. Penolakan terhadap anak

dapat mengakibatkan anak mengalami problem dalam tingkah laku mereka

dikemudian hari.

b. Pola asuh Demokratik

Dalam menjalankan tugasnya sebagai orang tua, dalam memandang anaknya

bukan hanya semata-mata sebagai objek yang harus diberi sesuatu tetapi juga

sebagai subjek. Orang tua yang menggunakan pola asuh ini biasanya memandang

sama antara hak dan kewajiban antara orang tua dan anak. secara bertahap orang tua

memberikan tanggung jawab bagi anak-anaknya terhadap segala sesuatu yang

diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa. Mereka selalu berdialog dengan anak-

anaknya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan

pendapat dari anak-anaknya. Dalam bertindak, mereka selalu memberikan alasannya

kepada anak, mendorong anak untuk selalu saling membantu dan bertindak secara

objektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian. (Stewart dan Koch., 1983: 219).

Sehingga terjalin suatu kerjasama dan saling meneguhkan satu dengan yang lain.

Page 41: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

24

Dengan menempatkan anak di tempat sebagai mana mestinya dapat membantu anak

untuk semakin berkembang dan mampu untuk bersikap dewasa dalam menghadapi

tantangan yang akan dihadapi. Dengan cara ini pada umumnya dapat bersosialisasi

dengan baik, kooperatif, ramah, loyal, secara emosional dalam keadaan setabil, dan

tentunya bahagia. (Harlock)

Pola asuh yang dapat membantu anak dapat berkembang dengan baik adalah

dengan menjalin hubungan yang hangat dan erat antara orang tua dan anak. Dengan

mengkomunikasikan segala masalah dalam keluarga dan dengan memberikan tugas-

tugas yang praktis kepada anak, merupakan kegiatan instruktif yang dapat

membantu memacu perkembangan serta kemampuan anak.(Gunarsa., Dkk: 35)

Dengan kehangatan dalam mengasuh anak, serta memberikan kesempatan pada anak

dapat membantu mereka untuk berkembang dan semakin mampu dalam menjalani

dinamika hidup sehari-hari. Darji Darmodiharjo (1980: 56) menyatakan:

“Keluarga demokratis bersikap menghargai anak yang dipimpinnya secara tepat dalam hal ini orang tua memperlakukan anak secara tepat sesuai dengan perkembangan umur anak. orang tua memperhatikan keinginan anak dan selalu mempertimbangkan usulan atau masukan dari anak-anaknya.”

Pendapat lain mengatakan bahwa orang tua yang menggunakan pola asuh

semacam ini selalu memperhatikan perkembangan anak, dan tidak hanya sekedar

mampu memberikan nasehat dan saran melainkan juga bersedia mendengarkan

berbagai keluhan-keluhan dari anak berkaitan dengan berbagai macam persoalan-

persoalannya. (Sutari Imam Barnadib., 1986: 31) Bowermen Elder dan Elder (dalam

Conger, 1975: 97) mengemukakan bahwa semua keputusan yang diperoleh dari pola

asuh demokratis adalah merupakan keputusan anak dan orang tua.

Page 42: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

25

c. Pola asuh Permisivitas

Pola asuh permisif ditandai oleh karakteristik yang jelas terlihat

perbedaannya. Sikap permisif justru menimbulkan kesan hangat dan ramah.

Meskipun demikian, sikap tersebut justru tidak dimanfaatkan untuk menciptakan

dan mengkomunikasikan disiplin-disiplin yang diharapkan. Stewart dan Koch

(1983: 225) menyatakan bahwa orang tua yang mempunyai pola asuh permisif

cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama

sekali. Anak dituntut atau sedikit sekali dituntut untuk suatu tanggung jawab, tetapi

mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa. Anak diberikan kebebasan untuk

mengatur dirinya sendiri atau orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Sementara

itu, Bowerman, Elder dan Elder (dalam Conger, 1975: 113) mengatakan, ciri pola

asuh ini adalah semua keputusan lebih banyak dibuat oleh anak daripada orang

tuanya. Anak akan merasa bahwa orang tuanya tidak peduli karena selalu

mengarahkan pada tuntutan atau permintaan yang diajukan.

Hurlock (1989) mengatakan pola asuh ini memiliki ciri, membiarkan anak

berbuat sesuka hati, dengan sedikit kekangan. Dengan memberikan tanggung jawab

secara penuh, dan dengan sedikit kontrol dalam setiap kegiatan mereka dengan

tujuan mendewasakan dan supaya mampu mandiri tanpa tergantung kepada orang

lain. Hal ini menciptakan suatu rumah tangga yang “berpusat pada anak.” Sikap ini

baik jika tidak dilakukan secara berlebihan, karena mendorong anak untuk menjadi

cerdik, mandiri dan berpenyesuaian sosial yang baik. Pola ini juga dapat

menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas, dan sikap hidup yang matang. Namun

jika sikap itu dilaksanakan secara berlebihan (memanjakan) maka akan

mengakibatkan anak menjadi seorang yang egois, menuntut dan sering tiranik.

Page 43: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

26

Mereka selalu ingin diperhatikan dan menuntut orang lain untuk selalu melayani

mereka. Dengan sikap demikian menyebabkan penyesuaian sosial menjadi buruk

baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga. Situasi tersebut cenderung

,emdorong anak untuk bersikap dominan, mudah marah, namun lekas pula berubah

sikap menjadi menyenangkan. (Steinberg dkk, Hetherington dan Parke dalam

Listiara., 1996: 27)

Sikap permissif atau sikap memanjakan anak membawa dampak yang tidak

kalah buruk bagi perkembangan kepribadian anak. Sikap permissif atau sikap

memanjakan anak yang dilakukan para orang tua ini dapat mengakibatkan gangguan

laju pertumbuhan menuju kedewasaan. Menurut Gunarsa, Dkk (1985: 106) sikap ini

mengakibatkan:

1) Perkembangan emosi anak terhambat, sehingga anak tetap bersikap kekanak-

kanakan.

2) Anak selalu menuntut agar kebutuhannya dapat terpenuhi.

3) Mudah menangis (cengeng) dan marah kalau permintaannya tidak segera

dipenuhi.

4) Mengalami kesulitan dalam bergaul dengan anak yang sebaya, karena meminta

perhatian terus menerus serta sulit untuk dapat berkerja sama.

B. Perkembangan Iman Anak

Mengapa dalam meneliti tentang perkembangan anak, penelitian dibatasi

usia anak maksimal 12 tahun? Ini dikarenakan pada usia-usia inilah mulai dibentuk

dalam keluarga baik dalam bersikap, bertutur kata dan sebagainya. Dan juga pada

Page 44: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

27

usia ini anak mudah mendapat rangsangan ataupun input dari dalam maupun dari

luar lingkup keluarga selain orang tua.

1. Iman

Iman adalah pertemuan pribadi dan mendalam Tuhan Yesus Kristus yang

hidup, suatu penerimaan yang menyeluruh akan pribadi yang mewahyukan diri dan

memberikan diri oleh manusia yang menyerahkan diri dengan penuh cinta, suatu

penyerahan tanpa batas untuk hidup bagi Allah dan mengatur hidup sesuai dengan

perintah-Nya. Bila sabda Allah adalah wahyu, maka sabda manusia adalah iman.

Sabda Allah mengundang kesediaan manusia, kesediaan Allah mengundang

kesediaan manusia untuk membuka diri, tindakan Allah mendesak tindakan manusia

dan pemberian diri Allah mengharapkan penyerahan diri manusia. Maka wahyu itu

menuntun iman. Proses penerimaan wahyu, dalam iman itu sendiri tidak sekali jadi

sebagai satu langkah jawaban akan wahyu Allah yang diwartakan. Pada umumnya

perkembangan hidup beriman melalui tahap-tahap yang teratur dan mendalam.

Proses itu merupakan dinamika antar pewartaan dan penerimaan wahyu dalam iman

yang sekaligus merupakan perkembangan yang terus menerus. (Amalorpavadass,

D.S., 1972: 11)

Iman yang diperoleh dengan melalui proses yang sedemikian panjang, dan

banyak membutuhkan perkembangan yang terus menerus. Bukan hasil refleksi

manusia semata dalam menanggapi wahyu dari Allah, namun merupakan buah

cuma-cuma yang dihasilkan oleh kuasa Allah dengan perantaraan Roh Kudus dalam

diri kita (Xavier Leon., 1990: 282)

Page 45: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

28

Iman merupakan jawaban pribadi manusia atas wahyu yang diberikan pada

manusia dan firman yang telah Dia nubuatkan kepada pendahulu kita. Dalam

menanggapi wahyu dan firman Allah, orang yang beriman harus menyerahkan diri

sepenuhnya kepada kuasa Tuhan.

2. Tahap-tahap Perkembangan Iman Anak

Telah banyak usaha yang dilakukan oleh orang tua dan pendidik untuk

mencari dan membekali diri dengan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan

perkembangan anak. Adalah harapan dan cita-cita dari setiap orang tua untuk dapat

memperkembangkan anak-anaknya semaksimal mungkin agar anak tersebut dapat

berhasil dan mampu dalam memenuhi tugas-tugas dalam setiap fase-fase

perkembangan yang harus seorang anak lalui. Pada prinsipnya perkembangan anak

tidak terbatas dalam artian tumbuh menjadi besar. Namun lebih bersifat teratur dan

berkesinambungan, antara tahap satu dengan tahap yang lain.

Tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan erat antara

perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi dan sosial. Maka perhatian yang

berlebihan pada satu segi dapat mempengaruhi segi yang lain juga. Karena pola

perkembangan mengikuti pola yang pasti, maka perkembangan seorang dapat

diperkirakan. Perkembangan dapat terjadi karena faktor kematangan dan belajar dan

dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor dari dalam (bawaan) dan juga

faktor dari luar (lingkungan, pengalaman, pengasuhan). Namun demikian setiap

individu berbeda satu dengan yang lain karena setiap manusia itu memiliki suatu

kekhasan. Tidak ada orang yang tepat sama walaupun berasal dari orang tua yang

sama. Salah satu dan penting yang dapat mempengaruhi dasar kepribadian dari anak

Page 46: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

29

adalah metode dalam pengasuhan yang diterapkan di rumah. Biasanya suatu cara

pengasuhan yang diterapkan di rumah merefleksikan harapan-harapan dan sikap

tertentu dari setiap orang tua.

Seperti segi-segi lain dari kepribadian anak, iman anak juga berkembang

dalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan dalam perkembangan iman anak adalah

sebagai berikut:

a. Tahapan anak usia 0-3 tahun

Menurut Gunarsa, dkk (1985: 8) dalam masa ini lebih penting mengetahui

bagaimana seorang bayi itu lahir dari pada mengetahui kapan atau jam berapa bayi

tersebut lahir. Karena proses kelahiran adalah proses di mana pertama kali seseorang

itu melakukan penyesuaian diri terhadap suhu, pernafasan, terhadap makanan,

sirkulasi darah dan pencernaan. Walaupun bayi yang baru lahir nampak lemah dan

seakan-akan pasif saja karena sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat tidur,

namun bayi mungil itu sebenarnya sudah memiliki sejumlah kesanggupan untuk

melajar melakukan pilihan dan kesanggupan untuk membeda-bedakan. Di bawah ini

beberapa ciri proses perkembangan pada bayi:

1) Secara fisik, perkembangan anak baru nampak dari semakin bertambah ukuran

panjang dan berat badan anak.

2) Dilihat dari segi motorik nampak terlihat dari respon anak terhadap rangsangan

yang berupa gerakan tubuh dan berbagai refleks-refleks. Dalam perkembangan

segi motorik melalui beberapa tahap, mulai dari mengangkat kepala, dada,

telungkup, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, dan seterusnya. Namun tidak

semua anak dalam perkembangannya mengikuti urutan tersebut secara tepat.

Page 47: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

30

3) Perkembangan kognitif pada anak seusia ini ditandai oleh perasaan rasa ingin

tahu yang besar.

4) Pada masa ini pulalah permulaan dari perkembangan bicara anak.

5) Dalam hal emosi dan sosial, masa bayi dipandang sebagai fase di mana bayi

pertama kali menjalin suatu relasi dengan orang lain. Jika kebutuhan keterikatan

terpenuhi, maka akan terpupuk rasa aman dan percaya. Kedua hal ini merupakan

salah satu dasar penting bagi perkembangan emosi dan sosial seseorang.

Pengalaman penting di masa ini adalah hubungan kerja dengan orang dewasa,

terutama orangtua. Namun jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka akan timbul

ketegangan dan perasaan gagal pada diri anak, di mana memupuk timbulnya rasa

ragu dan malu.

Dalam hal iman tahapan ini disebut juga “tahapan primal”. Benih iman

dalam kurun hidup paling dini ini terbentuk oleh “rasa percaya si anak pada orang-

orang yang mengasuhnya” dan juga oleh “rasa aman yang dialami di tengah-tengah

lingkungannya”. Seluruh interaksi timbal-balik antara si anak dan orang-orang di

sekitarnya merupakan titik tolak dari perkembangan imannya. Interaksi yang

mendukung perkembangan imannya adalah interaksi yang dapat menumbuhkan

keyakinan dirinya, bahwa ia adalah insan yang dicintai dan dihargai. ( Soerjano,

2006: 12-13 )

b. Tahapan anak usia 3-7 tahun

Tahap ini menurut Gunarsa, dkk.(1985:11) disebut masa kanak-kanak awal,

dan dalam perkembangannya masa ini memiliki ciri perkembangan sebagai berikut:

Page 48: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

31

1) Dilihat dari segi motorik, anak pada masa ini lebih lincah dan aktif dalam

bergerak. Ini dikarenakan semakin matangnya perkembangan otak yang

mengatur sistem syaraf pada otot. Dengan semakin aktif bergeraknya anak pada

usia ini, nampak terlihat perubahan gerakan dari gerakan yang masih kasar,

kegerakan yang lebih halus. Dan ini memerlukan kontrol otot, kecermatan dan

koordinasi yang baik. Maka ini harus dilatih dengan permainan yang sederhana

dan alat main yang sederhana untuk membantu merangsang dan

memperkembangkan aspek motorik anak.

2) Perkembangan pikiran dan bahasa, akan berkembang dengan sendirinya sejalan

dengan pematangan organ-organ bicara dan fungsi berfikir, lingkungan juga

membantu mengembangkannya. Dilihat dari bahasa, anak pada tahap ini bisa

dibilang “haus nama”, di mana segala macam hal mereka akan tanyakan. Sedang

segi perkembangan berpikir, anak berada pada tahapan pra-operasional dan

egosentris.

3) Dibandingkan pada tahapan sebelumnya, dari segi sosial anak pada tahapan ini

semakin bertambah luas. Kemampuan, ketrampilan dan penguasaan dalam fisik,

motorik, mental, dan emosi sudah lebih baik atau meningkat. Di masa ini juga

anak dihadapkan pada tuntutan sosial dan susunan emosi baru. Jika dari pihak

orangtua danlingkungan mendukung dengan cukup memberikan kebebasan dan

kesempatan pada anak, maka anak akan berkembang inisiatif dalam diri dan

tidak menghambat fantasi dan kreatifitas anak. sebaliknya jika orangtua dan

lingkungan menerapkan ajaran terlalu keras, maka anak akan timbul perasaan

bersalah.

Page 49: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

32

Dalam tahapan ini disebut juga “tahapan intuitif proyektif”. Unsur yang

paling penting pada tahapan ini ialah intuisi anak itu sendiri, yang sifatnya belum

rasional. Intuisi tersebut dipakai si anak untuk memahami dunia di sekitarnya.

Dengan memakai intuisi tersebut anak menangkap nilai-nilai religius yang

dipantulkan oleh para tokoh kunci (ayah, ibu, pengasuh, paman, bibi, pastor, suster

dan sebagainya). Maka dari itu, pada tahapan ini anak memahami atau

membayangkan Tuhan sebagai Sang Tokoh yang mirip dengan ayah, ibu, pengasuh,

paman, bibi, pastor, suster atau tokoh-tokoh yang berpengaruh lainnya. Pada tahapan

ini, iman seorang anak diwarnai oleh rasa takut dan rasa horma pada tokoh-tokoh

kunci tersebut. Dalam usaha-usaha untuk mengembangkan iman seorang anak pada

tahapan usia ini sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang sederhana, tidak terlalu

mengandalkan penalaran, dan menghindari ucapan-ucapan yang tidak sesuai dengan

sikap-sikap dan tindakan-tindakan yang nyata. Keteladanan hendaknya lebih

diandalkan dalam usaha-usaha pendidikan iman dalam tahapan ini, serta melalui

prilaku yang nyata dari para tokoh-tokoh kunci. ( Soerjano, 2006: 12-13 )

c. Tahapan anak usia 7-12 tahun

Para ahli beranggapan bahwa masa ini disebut sebagai masa tenang atau

masa latent, yang maksudnya adalah bahwa segala sesuatu yang telah dipupuk

sebelum masa ini akan berlangsung terus dimasa-masa selanjutnya. Tahapan ini juga

disebut sebagai tahapan usia kelompok, karena terjadi peralihan dari pola hubungan

dan perhatian yang intim dalam keluarga ke kerjasama antar teman dan sikap

terhadap kerja. Dalam memasuki dunia sekolah dan masyarakat, anak-anak

dihadapkan pada tuntutan sosial yang baru yang dapat menumbulkan harapan-

Page 50: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

33

harapan atas dirinya. Di bawah ini adalah berbagai keterampilan yang perlu dimiliki

oleh anak pada usia ini meliputi: (Gunarsa, dkk.,1985:14)

1) Keterampilan untuk menolong dirinya sendiri (self-help skills).

2) Keterampilan bantuan sosial (social-help skills): di mana anak mampu untuk

membantu segala pekerjaan rumah tangga. Ini dapat memupuk sikap kerjasama

dan perasaan diri bahwa dirinya berguna bagi orang lain.

3) Ketrampilan sekolah (school skills): keterampilan ini meliputi dua aspek yakni

ketrampilan dalam hal akademik dan non akademik.

4) Ketrampilan dalam bermain (play skills): ini berhubungan dengan ketrampilan

dalam memainkan berbagai macam bentuk permainan.

Jika dilihat dari segi emosi, anak usia ini mulai belajar untuk mengendalikan

emosi mereka dengan berbagai macam cara yang dapat diterima di lingkungan

sekitarnya. Di akhir masa sekolah, karena tujuan utama mereka hanya agar diakui

oleh kelompoknya, maka mereka cenderung memainkan aturan-aturan yang

diterapkan oleh kelompok, dari pada aturan yang dibuat oleh para orangtua. Anak

belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan menemukan identitas dirinya

melalui pola pengasuhan orangtua di rumah dan dalam pergaulan sosial sehari-hari.

Tahapan ini disebut juga “tahapan mitis literal”. Dalam tahapan ini yang

memiliki peranan penting dalam pendidikan iman anak adalah kelompok atau

institusi kemasyarakatan yang paling dekat dengannya, misalnya kelompok bina

iman anak, sekolah, atau kelompok sekolah minggu. Kelompok atau institusi

tersebut berfungsi sebagai sumber pengajaran iman. Pengajaran itu dapat semakin

mengena kalau disampaikan dengan bentuk cerita atau kisah-kisah yang bernuansa

Page 51: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

34

rekaan. Tuntunan pengajaran lewat kisah rekaan cenderung dapat diterima oleh

mereka secara harafiah. Sama dengan usaha-usaha pengembangan iman anak pada

tahap sebelumnya, dalam tahapan ini usaha pengembangan iman hendaknya

dilaksanakan dengan cara yang sederhana dan tidak terlalu mementingkan atau

mengandalkan pada penalaran. ( Soerjano, 2006: 12-13 )

3. Konteks Perkembangan Iman Anak

Soerjanto (2006: 13) dalam bukunya tentang pendidikan iman anak

menyebutkan bahwa, perkembangan iman anak biasanya berlangsung dalam konteks

atau ruang lingkup yang diwarnai oleh beberapa hal berikut:

a. Teladan tokoh-tokoh identifikasi

Iman biasanya tumbuh pada anak pada saat ia mengamti dan mengikuti

tokoh-tokoh identifikasinya, secara spontan dan belum terlalu disadari. Tokoh-tokoh

identifikasi tersebut adalah orang-orang dewasa yang terpenting dan terdekat

baginya, yakni orang tuanya. Sikap dan prilakunya mengacu pada sikap dan prilaku

dari orang-orang dewasa yang dihormatinya, tokoh-tokoh panutanya.

Kemampuan seorang anak untuk memahami sesuatu secra abstrak biasanya

masih sangat terbatas. Ia lebih mampu memahami sesuatu dengan melihat contoh-

contoh secara kongkrit dan cenderung mengikuti contoh-contoh tersebut. Karena

itulah, pemimpin gereja katolik berharap bhawa anak-anak menemukan teladan

hidup beriman pertama-tama dalam diri orangtua dan anggota-anggota keluarga

sendiri. Dalam dokemennya gereja menegaskan bahwa sejak usia dini para anggota

keluarga perlu saling membantu mendidik anak agar bertumbuh dalam iman. (CT

Art:68)

Page 52: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

35

b. Suasana

Yang dimaksudkan dengan suasana adalah keadaan di suatu tempat. Suasana

itu sulit untuk dirumuskan, tetapi lebih mudah untuk dirasakan dan dialami. Bagi

seorang anak, suasana merupakan keadaan yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan, membuatnya kerasan atau tidak kerasan. Pengaruh suasana rumah

terhadapnya sangatlah besar, apalagi bila hal itu dialaminya selama bertahun-tahun.

Karena itulah pimpinan gereja katolik menegaslan bahwa suasana keluarga yang

diresapi kasih dan hormat mempengaruhi anak seumur hidupnya. (CT Art:68)

Suasana memang dapat terjadi karena kebetulan saja. Mengingat

pengaruhnya yang besar pada perkembangan iman anak, suasana dirumah sebaiknya

tidak terjadi karena kebetulan saja, melainkan karena “diciptakan” atau “direkayasa”

(dalam artian yang positif) sedemikian rupa sehingga anak dapat berkembang

imannya dalam keluarga. Suasana demikian dapat diciptakan dengan cara: dengan

sikap dan prilaku semua anggota keluarga yang penuh kasih sayang dan keakraban,

kemudian acara dan irama hidup sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan semua anggota

keluarga dan sekaligus memungkinkan terciptanya selingan yang menyegarkan;

rumah baik ruangan-ruangan dan kebun sebaiknya ditata sedemikain rupa sehingga

menciptakan suasana yang manusiawi dan kristianni, dan tersedianya fasilitas yang

memadahi, terutama bagi anak.

c. Pengajaran

Keteladanan kadang-kadang bersifat masih sembunyi-sembunyi. Maka

sebaiknya keteladnan itu juga dikuatkan dengan berbagai pengajaran, yang sesuai

Page 53: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

36

dengan kebutuhan serta daya tangkap anak dan sesuai dengan tahapan-tahapan

perkembangan iman serta perkembangan kepribadian anak.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pendidikan iman anak

antara lain sebagai berikut: pertama-tama pengajarah harus sesuai dengan keadaan

anak, serta kepekaan dalam emosionalnya; dan berbagai kesulitan dan masalah-

masalah yang dialaminya, demikian pula pengajaran hendaknya membantu anak

untuk mengolah pengalaman dan perasaannya; dalam pengajaran hendaknya bersifat

komunikatif, tidak terlalu mendoktrin anak, dan mampu merangsang anak untuk

dapat berpikir secara aktif.

d. Komunikasi

Komunikasi antar semua anggota keluarga merupakan salah satu faktor

pendukung terpenting dalam perkembangan iman anak yang takkan dapat

tergantikan. Memang hal-hal yang dikomunikasikan tidak selalu atau tidak harus

menyangkut atau mengenai iman. Sementara itu, dalam berkomunikasi sangat

dipengaruhi oleh faktor budaya, misalnya: kebiasaan untuk berterus-terang atau

bersembunyi-sembunyi, kebebasan untuk berpikir ataukah ketaatan yang buta.

Dalam masa globalisasi sekarang ini, dimungkinkan munculnya bentuk-bentuk baru

dalam hal komunikasi.

e. Pola Asuh

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua merupakan salah satu faktor

terpenting dalam perkembangan iman anak. Bagaimanapun para orang tua dalam

mengasuh anak – anaknya, hendaklah didasarkan akan kecintaannya kepada anak

Page 54: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

37

bukan karena pengaplikasian tindakan – tindakan yang dialami orang tua dimasa

kecil. Tidaklah bagi bahwa anak diberikan makanan, minuman, dan pakaian yang

memadahi. Mereka ingin dekat dengan orang tua. Mereka ingn dilindungi dan

disayangi oleh kedua orang tua mereka. Selain itu anak ingin agar mereka diajak

untuk bertukar pikiran oleh orang tua mereka. Janganlah mereka dianggap atau

diperlakukan seolah-olah mereka itu tidak mampu berpikir. Tidak jarang para orang

tua memaksakan kehendak mereka, karena merasa lebih tua dan berpengalaman.

Padahal, sebagai pribadi yang berkehendak bebas, setiap anak punya kehendak dan

kemauan sendiri, dan dia tidak berbahagia bila orang lain memaksakan kehendaknya

atas dirinya. Maka dari itulah pola asuh orang tua diperlukan untuk mengajarkan

mereka untuk berkehendak bebas, tetapi diterangi oleh ajaran kristiani

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan untuk skripsi ini, adalah:

1. “Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Kemampuan Kasar Motorik Anak”.

Penelitian ini dilakukan oleh Singgih Krishandaryanto, dengan mengambil

sempel anak TK ABA Sentolo Kulon Prago sejumlah 52 anak. Penelitian ini

dilaksanakan pada tahun 2005, sebagai pemenuhan tugas akhir di Universitas

Negeri Yogyakarta. Dengan hasil penelitian adalah “Adanya hubungan positif

dan signifikan antara pola asuh orang tua dengan kemampuan motorik kasar

anak. Makin baik pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anaknya

kemampuan motorik kasar anak akan makin baik.”

Page 55: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

38

2. “Hubungan Pola Pengasuhan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II

SLTP pangudi Luhur Tuntang Tahun ajaran 2003/2004”. Penelitian ini

mengambil sampel siswa sebanyak 79 orang. Dengan hasil penelitian sebagai

berikut; a. Tidak ada hubungan positif antara pola pengasuhan orang tua

demokratis dengan prestasi belajar. b. Tidak ada hubungan negatif antara pola

pengasuhan orang tua otoriter dengan prestasi belajar. c. Ada hubungan negatif

yang signifikan antara pola pengasuhan orang tua permisif dengan prestasi

belajar.

D. Kerangka Pikir

Hubungan pola asuh orang tua dengan iman anak.

Keterangan:

X : Pola asuh orang tua dapat didefinisikan sebagai cara dan sikap orang tua

dalam memenuhi kebutuhan anaknya yang kemudian akan berpengaruh

kepada kemampuan dan perkembangan anak. Pola Asuh yang diterapkan

orang tua memberikan pengaruh yang besar terhadap anak disaat

pertumbuhannya. Dilihat dari bentuknya dan penerapannya pola asuh orang

tua dapat dibagi menjadi tiga, yakni Otoriter, Demokratis dan permisivitas.

Y : Iman adalah pertemuan pribadi dan mendalam Tuhan Yesus Kristus yang

hidup, suatu penerimaan yang menyeluruh akan pribadi yang mewahyukan

diri dan memberikan diri oleh manusia yang menyerahkan diri dengan penuh

X Y

Page 56: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

39

cinta, suatu penyerahan tanpa batas untuk hidup bagi Allah dan mengatur

hidup sesuai dengan perintah-Nya. Pada umumnya perkembangan hidup

beriman melalui tahap-tahap yang teratur dan mendalam. Proses itu

merupakan dinamika antar pewartaan dan penerimaan wahyu dalam iman

yang sekaligus merupakan perubahan yang terus menerus.

Dengan melihat situasi demikian maka antara variabel satu mempengaruhi

variabel yang lain dalam perkembangannya.

E. Hipotesis

Ho: r² = 0 (Tidak ada pengaruh penerapan pola asuh orang tua terhadap

penghayatan iman anak – anak )

H1: r² ≠ 0 (Ada pengaruh penerapan pola asuh orang tua terhadap

penghayatan iman anak – anak )

Page 57: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan dijelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu,

populasi dan sampel, metode pengumpulan data, jenis dan instrumen pengumpulan

data, kisi-kisi instrumen penelitian, dan teknik analisa data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif model regresi. Regresi antar

pola asuh orang tua dengan iman anak. Prinsip penelitian regresi ini adalah menguji

variabel tak bebas dengan variabel bebas. Tujuan analisis ini adalah untuk

mengetahui, memperkirakan dan menafsirkan besarnya efek kuantitatif dari suatu

kejadian terhadap kejadian lain, (Sulaiman, 2004: 2).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek atau pengaruh dari pola

asuh orang tua terhadap iman anak mereka di lingkungan St. Yakobus Alfeus

Tempel di paroki Roh Kudus, Kebonarum, Klaten.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan St. Alfeus Tempel yang

merupakan salah satu lingkungan di lingkup kerja paroki Roh Kudus Kebonarum

Klaten, Jawa Tengah. Lingkungan ini berada dekat dengan Gereja paroki.

Lingkungan ini terbagi menjadi dua dan dipisahkan persawahan. Paroki ini

Page 58: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

41

merupakan paroki yang baru berdiri, baru berdiri sekitar ± 10 tahun. Penelitian

direncanakan dilaksanakan berlangsung pada bulan September - Oktober 2007.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini mengambil sempel seluruh populasi sebagai responden, oleh

sebab itu disebut penelitian populatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

anak/ remaja katolik di lingkungan St. Yakobus Alfeus Tempel Paroki Roh Kudus

Kebonarum Klaten. Kriteria dalam penelitian populatif ini adalah anak berusia

sekolah antara 6 sampai 12 tahun dan bertempat tinggal di lingkungan St. Yakobus

Alfeus Tempel, karena tempat penelitian tersebut mudah dijangkau oleh peneliti.

Tabel 1: Jumlah anak PIA/ PIR

Responden Jumlah

Laki-laki 29 anak

Perempuan 34 anak

Jumlah 63 anak

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Identitas Variabel

a. Variabel Terikat: Iman Anak

b. Variabel Bebas: Pola asuh orang tua

2. Definisi Operasional Variabel

a. Pola asuh orang tua.

Page 59: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

42

Pola asuh adalah interaksi orang tua dengan anak-anaknya termasuk

ekspresi, sikap, nilai, perhatian dalam mengurus dan mendidik anak mereka. Adapun

bentuknya meliputi: otoriter, permisivitas, dan demokratis.

b. Iman Anak.

Iman anak adalah pengetahuan dalam hal ekaristi, doa serta sikap dan

keteladanan moral yang diajarkan Yesus dan sikap hidup anak akan Yesus Kristus

berserta ajaran – ajarannya.

E. Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta atau angka.

Dalam hal ini data yang digunakan dalam penelitian adalah data interval berupa

tingkatan angka atau nilai. Jenis data yang akan dipakai adalah dalam bentuk tes

dan skala sikap dengan sejumlah soal.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data merupakan sarana untuk mendapatkan data yang

diperlukan. Alat pengumpulan data yang digunakan kuesioner anak mengenai

masalah-masalah atau peristiwa yang dihadapi dan dialami. Kuesioner ini disusun

peneliti berdasarkan kajian teori dalam bab II. Kuesioner yang disusun ini bersifat

langsung dan tertutup. Bersifat langsung karena kuesioner ini langsung diisi oleh

subyek sesuai dengan keadaannya. Bersifat tertutup karena alternatif pilihan

Page 60: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

43

kuesioner sudah disediakan sehingga subyek cukup memberi tanda centang (√)

pada salah satu alternatif pilihan yang dianggap sesuai dengan keadaan dirinya.

Adapun kategori masalah-masalah siswa adalah selalu (SL), sering (S), kadang-

kadang (K), dan tidak pernah (TP).

3. Kisi-kisi Penelitian

Tabel 2:

No.

Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Sub Variabel

Sub Variabel

Indikator Item

1. Iman Anak

Pengetahuan Ekaristi

Anak menyebutkan alat-alat misa dan kegunaannya

Menyebutkan para petugas liturgi

Menjelaskan urutan tata perayaan Ekaristi

3

Sepuluh perintah Allah

Mengetahui kepada siapa sepuluh perintah Allah diturunkan

Mengasihi Tuhan Allah perintah yang ke

2

Doa – doa Mengetahui dan hafal doa Bapa kami

Hafal doa Salam Maria

2

Yesus Maksud kedatangan Tuhan Yesus

Hari kelahiran Yesus Hari kematian Yesus Kota kelahiran Yesus Mukjizat pertama

Yesus Inti pewartaan Yesus

8

Syahadat Mengetahui dan hafal doa Syahadat Para Rasul

Page 61: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

44

Allah maha kuasa Kebangkitan Yesus Sakramen yang paling

dasar Sakramen yang

diterima sekali seumur hidup

5

Penghayatan Ekaristi

Kebiasaan mengikuti misa

Sikap badan/ tubuh dalam misa

Sikap yang baik dan benar dalam mengikuti tata perayaan Ekaristi

3

Sepuluh perintah Allah

Berani mengakui kesalahan

Membantu Orang tua Berdoa kepada Tuhan

Allah

3

Doa - doa Kegiatan berdoa Melakukan perbuatan

baik

2

Yesus Ia sumber kehidupan sejati

Membantu sesama manusia

Mengasihi sesama manusia

3

Syahadat Percaya Yesus adalah Putra Allah

Percaya akan kebangkitan Yesus

2

2. Pola Asuh Orang Tua

Demokratis Diberikan tugas-tugas yang praktis dalam keluarga

Didampingi dalam belajar

Bercengkrama dengan orangtua

Keputusan yang diambil adalah keputusan bersama

Makan bersama

7

Otoriter Kurang diperhatikan orang tua dalam

Page 62: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

45

keluarga Kurang dipercaya

orang tua Cita-cita ditentukan

oleh orang tua Orang tua

menentukan pola pergaulan

Sering mendapatkan hukuman

8

Permisivitas

Keinginan selalu dipenuhi

Orang tua memberi tanggung jawab penuh

Menuntut perhatian dan pelayanan orang lain

7

F. Teknik analisis data

1. Analisis Instrumen

a. Uji coba terpakai

Pengembangan instrumen terhadap-masalah-masalah yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan uji coba terpakai. Artinya data yang diperoleh

dari hasil uji coba yang dilaksanakan terhadap responden melalui kuesioner yang

diedarkan diolah untuk mendapatkan validitas dan realibilitas alat untuk

selanjutnya dipakai untuk uji hipotesis. Untuk alat yang tidak valid akan didrop/

dihilangkan berikut datanya, kemudian data dan alat yang valid diolah untuk

dianalisis lebih lanjut dalam penelitian.

Page 63: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

46

b. Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan suatu

instrumen. Untuk mengukur tingkat keabsahan suatu instrumen dapat mengunakan

program exel dalam komputer

Uji Validitas dilakukan dengan, melakukan uji validitas konstruk, yakni

dengan melalui analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap kisi – kisi

terhadap variabel-variabel penelitian dengan yang dilakukan dengan bantuan

komputer program exel. Untuk mencapai syarat validitas dengan taraf signifikansi

5%. Maka jika korelasi antara kisi - kisi dengan skor total kurang dari 0,5 maka kisi

– kisi dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid (Sugiono, 1999).

1) Hasil uji coba validitas butir skala pemahaman dan penghayatan iman dengan

jumlah soal 35 dari 60 butir soal yang telah diujikan dengan mengunakan

koefisien product moment pada taraf signifikansi 5% dan dengan melihat N

jumlah responden yang ada yaitu sebanyak 63 orang. Maka dapat disimpulkan

bahwa, dengan jumlah N = 63 dan taraf signifikansi 5% maka nilai kritis yang

diambil adalah sebesar 0,254. Dengan demikian dapat pula disimpulkan bahwa,

data yang telah dikumpulkan sejumlah 35 soal dari 60 soal yang ada terdiri dari

soal pemahaman iman sebanyak 20 butir dan soal penghayatan iman sebanyak

15 butir yang telah berhasil dikumpulkan dapat dinyatakan valit dikarenakan

memiliki nilai kritis berkisar antara 0,254 – 0,6. (Lihat tabel dilampiran)

2) Tidak jauh berbeda dengan hasil yang telah dicapai dari soal sebelumnya.

Hasil uji coba validitas butir skala penghayatan pola asuh orang tua dengan sub

variabel antara lain: Pola Asuh Otoriter, Demokratis dan Permisivitas, dengan

Page 64: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

47

jumlah soal sebanyak 25 butir. Dengan mengambil koefisien product moment

pada taraf signifikansi 5% dan dengan nilai kritis 0,254 serta jumlah N = 63

orang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh soal dinyatakan valit

dengan nilai kritis yang dicapai berkisar antara 0,28 – 0,6 . (Lihat tabel

dilampiran)

c. Reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran

yang reliabel. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan formula koefisien

Alpha dari Cronbach dengan menghitung koefisien reliabilitas setiap faktor,

kemudian menghitung koefisien gabungan dari seluruh faktor pada tiap variabel. Uji

reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu skala ukur suatu faktor atau

variabel tertentu berjalan secara konsisten. Uji reliabilitas dalam penelitian ini

mengukur konsistensi internal yaitu, apakah item-item dari skala yang dipakai

berhubungan satu dengan yang lainnya. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara

0,00 sampai dengan 1,00 dan tidak ada patokan yang pasti. Tetapi jika koefisien

reliabilitas semakin mendekati 1,00 itu berarti hasil ukur mendekati taraf

sempurna. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan program SPSS.13

seperti yang terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 3:

Hasil Pengukuran Reliabilitas

Variabel r i (Alfa) r tabel Keterangan

Penghayatan Iman 0,71 0,254 Reliabel Pola Asuh 0,9 0,254 Reliabel

Page 65: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

48

2. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

a. Uji Prasyarat Analisis

Data diambil dari seluruh populasi anak atau remaja di lingkungan Santo

Yakobus Alfeus Tempel, dan dilakukan secara acak. Mereka dari berbagai latar

belakang keluarga yang berbeda, serta dari latar belakang pendidikan yang berbeda

pula. Anak-anak dan remaja tersebut diminta bantuannya untuk mengisi sejumlah

pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Data yang ingin diambil adalah tentang iman

mereka serta bagaimana pola asuh orang tua mereka. Sehingga dapat dilihat apakah

pola asuh orang tua dapat mempengaruhi perkembangan iman anak.

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data

yang dikumpulkkan berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Apabila

data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat

dilakukan.

b. Uji Normalitas

Uji Normalitas berdasarkan pada kemiringan (skewness). Jika nilai skewness

berada pada nilai antara – 0.5 sampai dengan 0.5 maka dapat disimpulkan bahwa

sampel berdistribusi normal. Selain itu untuk menentukan normal tidaknya distribusi

skor juga dilakukan uji dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Nutosis,

1988). Hipotesis yang diuji ialah:

H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1: Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Page 66: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

49

Dengan demikian, kenormalan dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk

suatu taraf signifikansi antara skor 0.05. sebaliknya, jika hasil uji signifikansi maka

kenormalan tidak terpenuhi. Untuk mengetahui signifikan atau tidak signifikan suatu

hasil uji kenormalan, dapat menetapkan taraf signifikansi uji p = 0.05. kemudian

hasil yang telah diperoleh dibandingkan dengan p yang telah ditentukan. Jika hasil

signifikansi yang diperoleh > p, maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Namun jika hasil signifikansi yang diperoleh < p, maka sampel

berasal bukan dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Linieritas

Linieritas hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilakukan

melalui uji F dengan taraf signifikansi 0.05. Jadi jika hasil uji signifikansi maka

kelinieran terpenuhi. Dan sebaliknya jika hasil uji tidak signifikansi maka kelinieran

tidak terpenuhi.

d. Uji Kehomogenan

Dilakukan untuk mengetahui keseimbangan variabel bebas. Kehomogenan

menghendaki agar distribusi hasil pengukuran setiap variabel memiliki nilai varians

yang sama antara kelompok atas dan kelompok yang berada di bawah garis linier.

Kehomogenan dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikansi

tertentu dengan menggunakan prosentase nilai 0.05. Jika signifikansi diperoleh > p

yang ditentukan, maka varian setiap sampel sama (homogen). Dan jika signifikansi

diperoleh < p yang ditentukan, maka varian tiap sampel tidak sama (tidak homogen).

Page 67: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

50

e. Analisis data

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi.

Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh rerat dan modus. Sedangkan

analisis regresi untuk mengetahui pola dan seberapa besar pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Maka, uji hipotesis dalam penelitian ini adalah

teknik analisis regresi. Penyelesaian dalam mengnalisis regresi dengan

menggunakan jasa komputer program SPSS.11.0.

Page 68: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

BAB IV

LAPORAN HASIL

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan secara detail hasil penelitian, deskripsi data

penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan dan usulan program pastoral

pendampingan.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Responden

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pola

asuh yang diterapkan orang tua terhadap penghayatan iman anak di lingkungan

Santo Yakobus Alfeus Tempel, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah.

Subyek dalam penelitian ini terdiri dari anak – anak PIA – PIR di lingkungan

Santo Yakobus Alfeus Tempel, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah. seperti tertera

dalam tabel berikut:

Tabel 4:

Data Responden

Responden Jumlah Persen (%) Laki – laki 29 46.0317 Perempuan 34 53.9682

Jumlah 63 100

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa jumlah subyek dalam penelitian ini

adalah 63 orang yang terdiri dari 29 orang laki - laki dan 34 orang perempuan.

Page 69: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

52

Dari kuesioner yang diedarkan sebanyak 63 buah dengan jumlah responden

63 orang semuanya dikembalikan dengan baik. Ke 63 kuesioner ini memenuhi

syarat dan kemudian diolah lebih lanjut dalam penelitian ini.

2. Uji Prasyaratan

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan nilai kolmogorov- smirnov.

Pengambilan kesimpulan apakah suatu variabel dikatakan mempunyai data yang

berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat nilai kolmogorov-smirnov dan

tingkat signifikansinya. Apabila nilai kolmogorov-smirnov mempunyai tingkat

signifikansi lebih besar daripada tingkat signifikansi 0,05 atau 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya apabila nilai kolmogorov-

smirnov mempunyai tingkat signifikansi lebih kecil daripada tingkat signifikansi

0,05 atau 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.

Adapun hasil pengujian normalitas pada masing-masing variabel dan

subvariabel (indikator) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 5:

Tests of Normality

.161 29 .054 .902 29 .011

.157 34 .033 .935 34 .043

jenis kelaminpriawanita

penghayatanStatistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

NORMALITAS

Page 70: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

53

Tests of Normality

.137 29 .172 .942 29 .111

.146 34 .063 .891 34 .003

jenis kelaminpriawanita

pola asuhStatistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Data yang diambil adalah dari Kolmogorov-Smirnov. Untuk mengetahui

kenormalan dari data yang telah ada, digunakan atau ditetapkan taraf signifikansi uji

adalah p = 0.05. Untuk data nilai tentang pola asuh dapat dilihat bahwa dari

kelompok laki-laki taraf signifikansinya = 0.054 dan untuk kelompok perempuan

juga memiliki taraf signifikansi = 0.033 Dengan demikian, data nilai pola asuh pada

kelompok laki-laki berasal dari populasi berdistribusi normal, sedangkan pada

perempuan berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal, pada taraf

signifikansi 0.05.

Lebih lanjut lagi untuk data nilai tentang iman anak diperoleh data dari

kelompok laki-laki taraf signifikansinya = 0.173 dan untuk kelompok perempuan

juga memiliki taraf signifikansi = 0.063. Jadi sama dengan sebelumnya, bahwa data

nilai iman anak pada kelompok laki-laki maupun perempuan berasal dari populasi

yang berdistribusi normal, pada taraf signifikansi 0.05. Jadi dapat disimpulkan

bahwa semua data-data yang diperoleh bukan berasal dari populasi yang

berdistribusi normal

Page 71: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

54

b. Uji Linieritas

Tabel 6: LINIERITAS

ANOVA Table

3874.103 29 133.590 7.551 .0003323.054 1 3323.05 187.829 .000

551.049 28 19.680 1.112 .382

583.833 33 17.692

4457.937 62

(Combined)LinearityDeviationfromLinearity

BetweenGroups

Within Groups

Total

pola asuh * penghayatan

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Dependent Variable: penghayatan

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Expe

cted C

um P

rob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Terlihat pada data yang ada menunjukkan hasil uji kelinieran data nilai untuk

iman anak (Y) untuk tiap kelompok berdasarkan pola asuh (X). Untuk pengujian

kelinieran digunakan statistik F. Dari hasil perhitungan F dan signifikansi dapat

dilihat pada baris Linearity. Untuk menetapkan kelinieran data tersebut di atas,

ditetapkan taraf signifikansi untuk pengujian adalah p = 0.05. Maka, jika

Page 72: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

55

dibandingkan dengan p yang ada, taraf signifikansi yang diperoleh < P yakni hanya

0.000. maka dapat disimpulkan bahwa linieritas dalam kuesioner yang disebarkan

telah dipenuhi dengan baik.

c. Uji Homogenitas

Uji Kehomogenan dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih

suatu kelompok data sampel berasal dari populasi-populasi yang memiliki variansi

yang sama. Data yang diperoleh, diolah dengan menggunakan program SPSS

sehingga muncul data yang menunjukkan hasil uji kehomogenan data iman anak

(Y). Dan serta data nilai yang menunjukkan hasl uji kehomogenan data pola asuh

(X).

Tabel 7:

Test of Homogeneity of Variance

1.619 1 61 .2081.034 1 61 .313

1.034 1 60.814 .313

1.616 1 61 .209

Based on MeanBased on MedianBased on Median andwith adjusted dfBased on trimmed mean

penghayatan

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

HOMOGENITAS

Test of Homogeneity of Variance

.857 1 61 .358

.944 1 61 .335

.944 1 56.653 .335

.964 1 61 .330

Based on MeanBased on MedianBased on Median andwith adjusted dfBased on trimmed mean

pola asuh

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Page 73: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

56

Jika sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan menggunakan taraf

signifikansi uji sebesar p = 0.05 dan dibandingkan dengan taraf signifikansi yang

telah diperoleh. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jika signifikansi yang

diperoleh > p, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Namun jika

signifikansi yang diperoleh < p, maka variansi untuk setiap sampel tidak sama (tidak

Homogen). Dalam tabel pertama yang berisikan hasil uji homogenitas data iman

anak, dapat dilihat bahwa signifikansi variansi tersebut > p = 0.05, karena nilai yang

dihasilkan adalah 0.208. Dengan demikian untuk varian pertama tersebut dapat

dikatakan homogen.

Kemudian dalam kolom yang kedua yang berisikan hasil homogenitas untuk

pola asuh, diperoleh hasil signifikansi variansi adalah 0.358. Maka sesuai dengan

dengan aturan atau kaidah yang berlaku, maka kolom tentang pola asuh orang tua

memiliki varian yang homogen. Dengan demikian dua varians baik penghayatan

iman anak ataupun pola asuh orang tua telah diujikan pada kelompok sampel yang

homogen, ini dikarenakan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

d. Korelasi

Uji ini untuk mengetahui adakah hubungan antara pola asuh orang tua

dengan penghayatan iman anak-anak. Ada tidaknya hubungan dapat kita lihat dalam

tabel korelasi berikut:

Page 74: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

57

Tabel 8:

Correlations

1.000 .863.863 1.000

. .000.000 .

63 6363 63

penghayatanpola asuhpenghayatanpola asuhpenghayatanpola asuh

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

penghayatan pola asuh

Dalam tabel di atas dapat kita lihat dan simpulkan bahwa hubungan

(korelasi) antara pola asuh orang tua dan penghayatan iman anak bernilai 0,863. Ini

berarti, bahwa variabel pola asuh orang tua dan variabel penghayatan iman anak

memiliki hubungan yang cukup kuat. Hubungan antara dua variabel itu bernilai “+”

(positif) yang artinya bila pola asuh orang tua ditingkatkan, maka tingkat

penghayatan iman anak akan ikut naik. Demikian sebaliknya.

3. Deskripsi Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, disajikan deskripsi data mengenai

pemahaman dan penghayatan tentang iman, untuk anak usia yaitu 6 – 14 tahun dan

pola asuh orang tua. Data tersebut diperoleh dari kuesioner yang dibagikan sebanyak

63 orang anak di suatu lingkungan. Berikut ini adalah deskripsi data pada masing-

masing variabel dalam penelitian ini.

a. Pemahaman Iman Anak

Pengkategorisasian subvariabel atau indikator pemahaman dilakukan dengan

meminta memilih jawaban yang dianggap benar yaitu a, b, c, atau d. Langkah-

langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung nilai tertinggi dan nilai

terendah variabel pemahaman dalam skala pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala

Page 75: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

58

pengukuran dan nilai terendah dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar

untuk penentuan interval kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 4

kategori (sangat memahami, memahami, kurang memahami, sangat kurang

memahami). Langkah-langkah penghitungan nilai skor sebagai berikut: diketahui

nilai tertinggi dari pemahaman iman anak adalah 1 x 20 = 20, dan terendah = 0 x 20

= 0 sehingga rentang skor dari keempat kelas kategori adalah ( 20 – 0 ): 4 = 5 maka

pengkategorisasiannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 0 – 5 termasuk dalam

kategori sangat kurang paham, 6 – 10 termasuk dalam kategori kurang memahami,

11 – 15 termasuk dalam kategori memahami, 16 – 20 termasuk dalam kategori

sangat memahami.

Untuk mengetahui pemahaman iman anak, maka digunakan kelompok I.

Pendeskripsian data pemahaman disajikan dalam bentuk tabel distribusi sebagai

berikut:

Tabel 9:

Pengelompokkan Pemahaman Iman Anak

Interval

Skor

Frekuensi

Absolut Frekuensi relatif Kriteria

16 – 20 13 20.63 % Sangat Memahami

11 – 15 24 38.1 % Memahami

6 – 10 24 38.1 % Kurang Memahami

0 – 5 2 3.17 % Sangat Kurang Memahami

Jml 63 100%

Skor Rata – rata = 742 : 63 11.49

Page 76: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

59

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pemahaman tentang iman yang

dipahami oleh anak lingkungan Santo Yakobus Alfeus Tempel, Kebonarum, Klaten

dengan kriteria sangat memahami sebanyak 13 orang atau 20.63 %, memahami

sebanyak 24 orang atau 38.1 %, kurang memahami sebanyak 24 orang atau 38.1 %,

sangat kurang memahami sebanyak 2 orang atau 3.17 %, ( perhitungan tersebut

dapat dilihat pada lampiran, 2.c hal.(16)). Dengan perolehan skor rata – rata soal

pengetahuan yaitu sebesar 11.49, dan bila ini kita lihat pada tabel interval skor maka

diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa rata – rata anak Lingkungan Alfeus

Tempel memahami akan Yesus, Gereja, Ajaran dan tradisi di dalamnya.

b. Penghayatan Iman Anak

Dalam pengkategorisasian subvariabel atau indikator penghayatan dibagi

menjadi empat kriteria yaitu:

1) Selalu

2) Sering

3) Kadang - kadang

4) Tidak Pernah

Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung nilai

tertinggi dan nilai terendah variabel penghayatan dalam skala pengukuran. Nilai

tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah dalam skala pengukuran ini

akan dijadikan dasar untuk penentuan interval kelas dengan jumlah kelas yang telah

ditentukan yaitu 4 kategori (selalu, sering, kadang – kadang, tidak pernah).

Penentuan interval nilai dari empat kategori tersebut sebagai berikut: Diketahui nilai

tertinggi dari penghayatan iman anak adalah 4 x 15 = 60, dan terendah = 1 x 15 = 15

Page 77: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

60

sehingga rentang skor dari keempat kelas kategori adalah (60 – 15 ) : 4 = 11.25

dibulatkan 11, maka pengkategorisasiannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 15 –

26 termasuk dalam kategori Sangat Kurang Menghayati, 27 – 38 termasuk dalam

kategori Kurang Menghayati, 39 – 44 termasuk dalam kategori Menghayati, 45 – 60

termasuk dalam kategori Sangat Menghayati. (deskripsi data sub variabel lihat

lampiran 2).

Untuk mengetahui penghayatan responden terhadap iman anak akan Yesus

Kristus, maka digunakan kuesioner kelompok II. Pendeskripsian data penghayatan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 10:

Pengelompokkan Penghayatan Iman Anak

Interval Skor

Frekuensi

Absolut Frekuensi relatif Kriteria

45 – 60 1 1.59% Selalu

39 – 44 12 19.05% Sering

27 – 38 36 57.14% Kadang – kadang

15 – 26 14 22.22% Tidak Pernah

Jml 63 100%

Skor Rata – rata = 2044 : 63 32.44

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa penghayatan Iman anak yang

dihayati oleh anak lingkungan Santo Yakobus Alfeus Tempel, Kebonarum, Klaten

dengan kriteria selalu sebanyak 1 orang atau 1.59%, sering sebanyak 38 orang atau

60.32%, kadang - kadang sebanyak 14 orang atau 22.22%, tidak pernah sebanyak 10

orang atau 15.87%. Dari hasil yang telah didapatkan dan dengan melihat rata – rata

Page 78: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

61

perolehan skor dalam soal penghayatan iman anak, dapat disimpulkan dengan skor

rata – rata hanya 32.44 menunjukkan bahwa sebagian besar anak – anak Alfeus

Tempel kurang menghayati dan melaksanakan ajaran – ajaran yang diajarkan Yesus

di kehidupan keseharian mereka.

c. Pola Asuh Orang Tua

Dalam pengkategorisasian subvariabel atau indikator bentuk pola asuh orang

tua dibagi menjadi empat kriteria yaitu:

1) Selalu

2) Sering

3) Kadang - kadang

4) Tidak Pernah

Sedangkan dalam pengkategorian pola pengasuhan yang dilakukan orang tua

dengan menghitung nilai tertinggi dan terendah variabel penghayatan dalam skala

pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah dalam skala

pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval kelas dengan jumlah

kelas yang telah ditentukan yaitu tiga kategori (Otoriter, Demokratis, dan

Permisivitas). Penentuan interval nilai dari tiga kategori tersebut sebagai berikut:

Diketahui nilai tertinggi dari penghayatan pola asuh adalah 4 x 25 = 100, dan

terendah = 1 x 25 = 25 sehingga rentang skor dari ketiga kelas kategori adalah (100

– 25 ) : 3 = 25, maka pengkategorisasiannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 25 –

50 termasuk dalam kategori Otoriter, 51 – 75 termasuk dalam kategori Demokratis,

76 – 100 termasuk dalam kategori Permisivitas (deskripsi data sub variabel lihat

lampiran 2).

Page 79: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

62

Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anak -

anaknya, maka digunakan kuesioner kelompok II. Pendeskripsian data pola asuh

disajikan dalam bentuk tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 11:

Pengelompokkan Pola Asuh Orang Tua

Interval

Skor

Frekuensi

Absolut Frekuensi relatif Kriteria

25 – 50 43 68.25% Otoriter

51 – 75 20 31.75% Demokratis

76 – 100 0 0% Permisivitas

Jml 63 100%

Skor Rata – rata = 2778 : 63 44.1

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pola asuh yang diterapkan oleh

orang tua di lingkungan Santo Yakobus Alfeus Tempel, Kebonarum, Klaten dengan

kriteria permisivitas sebanyak 0 orang atau 0%, demokratis sebanyak 20 orang atau

31.75%, otoriter sebanyak 43 orang atau 68.25%. (perhitungan tersebut dapat dilihat

pada lampiran, 2.c hal(16)). Dengan hasil tersebut, dan hasil skor rata – rata yang

dicapai sebesar 44.1 menunjukkan bahwa sebagian besar anak – anak Alfeus Tempel

di asuh dengan pola otoriter oleh orang tua mereka.

B. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, terdapat hipotesis yang diuji, yaitu.

H O : Tidak ada pengaruh penerapan pola asuh orang tua terhadap penghayatan iman

anak - anak.

Page 80: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

63

H1 : Ada pengaruh penerapan pola asuh orang tua terhadap penghayatan iman anak -

anak.

Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan analisis regresi yang

sederhana. Namun demikian, pengolahan data tersebut menggunakan sarana

komputer dengan memakai sofware SPSS sehingga memberikan hasil sebagai

berikut:

Tabel 12:

Statistics

63 633 3

43.9048 44.25401.27417 1.0683246.0000 47.0000

10.11341 8.47952102.28111 71.90220

-.522 -.587.302 .302

24.00 25.0061.00 58.00

2766.00 2788.00

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationVarianceSkewnessStd. Error of SkewnessMinimumMaximumSum

penghayatan pola asuh

Tabel 13

Descriptive Statistics

63 625.00 3364.00 127838.00 712.6430563

YKUADRATValid N (listwise)

N Minimum Maximum Sum Std. Deviation

Tabel 14:

Variables Entered/Removedb

pola asuha . EnterModel1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: penghayatanb.

Page 81: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

64

Tabel 15:

Model Summaryb

.863a .745 .741 5.14443 1.770Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), pola asuha.

Dependent Variable: penghayatanb.

Tabel 16:

Coefficientsa

-1.665 3.471 -.480 .6331.030 .077 .863 13.365 .000

(Constant)pola asuh

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: penghayatana.

Tabel 17:

ANOVA Table

3874.103 29 133.590 7.551 .0003323.054 1 3323.05 187.829 .000

551.049 28 19.680 1.112 .382

583.833 33 17.692

4457.937 62

(Combined)LinearityDeviationfromLinearity

BetweenGroups

Within Groups

Total

pola asuh * penghayatan

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

ANOVAb

4727.055 1 4727.055 178.614 .000a

1614.374 61 26.4656341.429 62

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), pola asuha.

Dependent Variable: penghayatanb.

Page 82: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

65

Tabel 18:

Regresi Linier

Anova untuk Regresi Linier Y = - 1.665 + 1.030X

Sumber Variansi DK JK RJK atau KT F

Total JK (T)

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Sisa (S)

63

1

1

61

127838

1214961.57

4727.055

1614.374

-

121496.57

4727.055

26.465

-

178.614

Tuna Cocok (TC) (k-1)

Galat (G) (n-k)

28

33

551.049

583.833

19.680

17.692

1.112

Keterangan :

DK adalah derajat kebebasan

Jk adalah jumlah kuadrat

RJK / KT adalah kuadrat tengah

Nilai F 178.614 adalah 4727.055 dibagi 26.465

Nilai F 1.112 adalah 19.680 dibagi 17.692

Catatan:

Nilai tabel F untuk db 1 : 61 dan 28 : 33 dengan taraf sig. = 0.05 adalah 4.00

Dari data yang telah didapat di atas, dapat digunakan untuk menghitung

seberapa besar kadar kontribusi X terhadap Y. Untuk mengetahui kadar kontribusi X

terhadap Y dapat dihitung melalui statistik koefisien korelasi disimbolkan dengan rxy

dapat pula disingkat r. Hasilnya dapat lihat dan didapatkan dari tabel Model

Summary di kolom R Square.

Page 83: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

66

Tabel 19:

Model Summaryb

.863a .745 .741 5.14443 1.770Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), pola asuha.

Dependent Variable: penghayatanb.

Dengan melihat besarnya kontribusi yang diperoleh iman, maka dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang besar pada

iman anak dan perkembangannya, yakni sebesar 74.5 %.

Dari keluaran analisis regresi melalui program SPSS dapat diinterpretasikan

sebagai berikut:

1. Nilai R² (R square) dari tabel Summary menunjukkan 74.5% dari varian iman

dapat dijelaskan oleh pola asuh yang diterapkan oleh orang tua mereka masing-

masing.

2. Tabel ANOVA mengindikasikan bahwa regresi linier dengan satu variable

bebas ini secara statistic signifikan dengan uji statistic F = 178,614 dengan

derajat kebebasan k = 1 dan n – k – 1 = 63 - 1 - 1 = 61. P. value = 0,000 lebih

kecil dari α = 0,05.

3. Uji F menguji hipotesis H○: X1 = 0 terhadap H1: X1 ≠ 0. Dari p-value = 0,000

yang lebih kecil dari α = 0,05, terlihat bahwa H○: X1 = 0 ditolak secara

signifikan.

4. Persamaan regresi tunggal yang diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat

terkecil kreteria (least square criterion) adalah:

Y = - 1.665 + 1.030X1

Page 84: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

67

5. Untuk menguji koefisien regresi variabel digunakan uji-t dengan hasil sebagai

berikut; variabel pola asuh: Ho : β1= 0 terhadap H1 : β1 ≠ 0. Hasil yang didapat

adalah t = 0.863 dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 63-1-1 = 61, dengan p-

value = 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. hal ini menunjukkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima.

6. Dari keluaran korelasi nampak bahwa; dengan membenahi pola asuh dalam

keluarga dapat menyumbang 86.5 % terhadap perkembangan iman anak dengan

taraf signifikansi 0,000.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis data diketahui bahwa koefisien

korelasi antara variabel Pola Asuh Orang tua dengan Penghayatan Iman Anak adalah

0.863 menunjukkan bahwa ada hubungan dengan arah positif antara pola asuh dan

penghayatan iman anak. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi korelasi sebesar

0.000 pada taraf signifikan 0,05. Arah korelasi yang positif dan signifikan ini

menunjukan bahwa semakin baik pola asuh yang diterapkan maka semakin tinggi

penghayatan iman anak. Sebaliknya, semakin buruk atau kurang baiknya pola asuh

yang diterapkan orang tua, maka semakin rendah pula penghayatan iman anak

kehidupan sehari – hari.

Dengan hasil penemuan ini sejalan dengan hipotesis yang dilontarkan pada

awal dilaksanakannya penelitian ini. Dari hasil yang telah diketemukan bahwa pola

asuh orang tua menyumbang atau memiliki kontribusi untuk iman anak sebesar

74.5 %.

Berikut ini adalah pembahasan pada setiap sub variabel pemahaman dan

penghayatan iman anak dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua:

Page 85: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

68

1. Pemahaman Iman Anak

Hasil penelitian terhadap variabel pemahaman iman anak dengan indikator,

ekaristi, sepuluh perintah Allah, doa – doa, Yesus dan syahadat menunjukkan

tingkatan pemahaman merata. Dari data yang didapat dari 63 responden yang

diminta untuk mengisi kuesioner, sebanyak 2 anak memiliki kisaran nilai 1 – 5, 24

anak memiliki nilai antara 6 – 10, 24 anak memiliki nilai antara 11 – 15 dan

sebanyak 13 anak memiliki nilai antara 16 – 20. maka dari hasil tersebut dapat

diambil persentase sebagai berikut; sebanyak 3.17 % anak sangat kurang memahami

iman mereka, sebanyak 38.31 % anak kurang memahami, sebanyak 38.31 % persen

anak juga dapat memahami tentang iman dan sebanyak 20.63 % anak sangat

memahaminya. Dari semua hasil yang telah di dapat kita ambil nilai rata – rata

dalam sub variabel ini untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Nilai rata – rata

yang kita dapat dalam sub variabel ini adalah 11.49 maka, dapat disimpulkan bahwa

anak – anak di lingkungan Santo Yakubus Alfeus Tempel Kebonarum rata – rata

mereka paham akan iman.

2. Penghayatan Iman Anak

Hasil yang cukup mengejutkan terjadi dalam perolehan skor keseluruhan

dalam sub variabel ini. Dengan indikatornya sebagai berikut; ekaristi, sepuluh

perintah Allah, doa – doa, Yesus dan syahadat tidak jauh berbeda memang dengan

indikator pada sub variabel sebelumnya, namun hasil yang didapatkan jauh berbeda.

Hasilnya adalah sebanyak 4 orang anak memiliki skor antara 15 – 26, sebanyak 36

anak memiliki skor antara 27 – 38, 12 anak memiliki skor antara 39 – 44 dan

sebanyak 1 orang anak memiliki skor antara 45 – 60. Dan hasil prosentase dari

Page 86: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

69

kesemuanya itu adalah sebesar 22.22 % anak sangat kurang menghayati imannya,

sebesar 57.14 % anak kurang menghayati imannya, sebesar 19.05 % anak – anak

dapat menghayati iman mereka dan sisanya sebesar 1.59 % anak yang dapat

menghayati iman mereka dengan sangat. Sama dengan yang sebelumnya data diolah

untuk mendapatkan hasil rata – ratanya, dan skor/ hasil yang didapat adalah

sebanyak 32.44. Ini berarti anak – anak di lingkungan tempat penelitian kebanyak

anak kurang menghayati iman mereka.

Dengan hasil yang telah didapatkan dari sub variabel pemahaman dan

penghayatan dapat dikatakan berbanding terbalik. Karena hasil yang didapatkan dari

sub variabel pertama tentang pemahaman didapati bahwa anak – anak di lingkungan

sebagian besar memiliki pemahaman yang cukup tentang Gereja, Yesus, Ajaran

Gereja, dan sebagainya. Namun dalam sub variabel kedua tentang penghayatan iman

didapati bahwa banyak anak yang kurang menghayati iman mereka dalam

kehidupan keseharian mereka. Dari kedua variabel tersebut dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa, memiliki pemahaman yang baik tentang iman dan apapun di

dalamnya kurang menjamin bahwa orang itu atau anak tersebut dapat menghayati

iman mereka dengan baik.

3. Pola Asuh Orang Tua

Perolehan skor dalam variabel ini dapat membantu untuk mengetahui

metode atau pola asuh seperti apa yang para orang tua terapkan kepada anak – anak

mereka. Perolehan skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut; sebanyak 43 anak

memiliki skor antara 25 – 50, sebanyak 20 anak memiliki skor antara 51-75 dan

sebanyak 0 anak memiliki skor 75 – 100. Dan persentase dalam variabel ini adalah

Page 87: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

70

sebesar 68.25 % anak diasuh dengan pola Otoriter, sebanyak 31.75 % anak diasuh

oleh orang tuanya dengan pola Demokratis, sedangkan untuk pola Permisivitas tidak

dipakai karena tidak ada skor mencapai interval nilai yang sudah ditentukan. Hasil

skor secara keseluruhan setelah dirata – rata adalah sebesar 44.1. Menurut interval

nilai yang ditentukan maka nilai rata – rata ini masuk pada inteval pola asuh yang

otoriter, dari itu dapat kita tarik kesimpulan bahwa pola asuh yang diterapkan para

orang tua di lingkungan penelitian adalah Otoriter.

Keluarga memang memiliki peranan yang sangat penting, karena keluarga

sebagai tempat pertama dibentuknya kepribadian. Maka faktor keluarga memiliki

peranan yang penting dan sentral dalam perkembangan kepribadian anak,

(Djamaludin Ancok, Dkk: 78-80). Oleh sebab itulah berbagai macam cara orang tua

dalam mendidik anaknya, baik itu dengan cara yang keras, maupun dengan cara

yang lembut bahkan terlalu lembut. Dalam penelitian ini sangat terlihat bahwa

dalam pola mengasuh anak ternyata berpengaruh pada iman anak itu sendiri.

Pemahaman yang kurang tentang cara atau pola dalam mendidik sang buah hati,

ternyata membawa dampak atau pengaruh yang cukup besar terutama bagi

perkembangan anak dan salah satunya dalam hal iman. Mendidik memiliki arti yang

cukup luas, terutama dalam hal mendidik anak. Mendidik anak dapat diartikan;

sebagai usaha untuk membekali anak dalam hal bertutur kata, bertindak dan cara

hidup yang baik menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. (Hurlock, 1989: 82).

Dan banyak dari pihak orang tua yang kurang menyadari bahwa iman anak bersemi

dan berkembang dari prilaku dalam keluarga. Ini dikarenakan, anak menghabiskan

waktu selama 24 jam yang paling lama adalah dalam keluarga, karena mereka hidup

dalam keluarga.

Page 88: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

71

Dengan menilik hasil penelitian yang telah didapat dan diolah sedemikian

rupa, dapat dilihat bagaimana pola asuh orang tua memiliki kontribusi yang cukup

signifikan dalam perkembangan iman anak – anak. Pola asuh orang tua dapat

didefinisikan sebagai cara dan sikap orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya

yang kemudian akan berpengaruh kepada kemampuan dan perkembangan anak.

(Syamsudin, Dkk:11). Dengan pola asuh yang mengekang, semakin membuat anak

untuk berontak. Jika orang tua memaksakan anaknya untuk pergi ke gereja, maka

anak kadang-kadang juga mencuri-curi waktu atau mencari – cari alasan untuk dapat

tidak berangkat. Ini dikarena tidak adanya motivasi atau dorongan yang membuat

sang anak untuk mau berangkat ke gereja. Maka dari itu peranan orang tua dalam

mendidik dan mengasuh anak mereka sangat penting sekali, terutama dalam

mendidik iman anak.

Anak dapat diibaratkan sebuah “tangki cinta”. Bila tangki itu terisi penuh,

hidup anak itu berjalan aman dan lancar. Sebaliknya bila tangki itu kosong, ia

cenderung bersikap nakal dan memberontak. Tangki itu hanya dapat diisi oleh orang

lain, tidak dapat diisinya sendiri. Maka orang tualah yang pertama-tama harus

mengisinya.

Untuk itulah orang tua hendaknya memberikan teladan bagi anak-anaknya.

Kalau orang tua ingin membawa anaknya menjadi orang yang rajin, ramah, dan

saleh, mereka harus memberikan teladan kerajinan, keramahan, dan kesalehan.

Orang tua menginginkan anak-anak mereka menghargai sesama haruslah terlebih

dahulu membuktikan bahwa mereka berdua saling menghargai dan juga mampu

menghargai anak-anak mereka. Selain itu suasana dalam keluarga juga dapat

mempengaruhi perkembangan iman anak. Karena itulah pimpinan gereja katolik

Page 89: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

72

menegaslan bahwa suasana keluarga yang diresapi kasih dan hormat mempengaruhi

anak seumur hidupnya. (CT Art:68). Mengingat pengaruhnya yang besar pada

perkembangan iman anak, suasana dirumah sebaiknya tidak terjadi karena kebetulan

saja, melainkan karena “diciptakan” atau “direkayasa” (dalam artian yang positif)

sedemikian rupa sehingga anak dapat berkembang imannya dalam keluarga.

Dan tidak dapat dipungkiri pula ada banyak faktor – faktor lain yang

mempengaruhi dalam perkembangan iman anak selain komunikasi, pola asuh

suasana, pengajaran, dsb. Faktor lain itu misalnya; lingkungan, teman sepergaulan,

perkembangan teknologi dan jaman. Dari kesemuanya itu yang memiliki

kemungkinan pengaruh yang besar adalah faktor lingkungan sekitar. Namun faktor –

faktor tersebut di atas tidak dijelaskan dalam karya tulis ini, karena fokus dalam

karya tulis ini hanyalah dalam lingkup keluarga.

4. Pola Asuh Menyumbang Perkembangan Iman Anak

Dari hasil yang telah diperoleh baik dalam pemahaman, penghayatan dan

pola asuh orang tua, dapat dengan jelas tergambarkan bahwa pola asuh memiliki

peranan yang penting bagi iman anak itu sendiri. Ini dibuktikan dengan begitu

besarnya persentase sumbangan atau kontribusi pola asuh terhadap iman anak itu

sendiri, yaitu sekitar 74.5%.

Hasil tersebut diperoleh dengan melalui statistik koefisien korelasi, dengan

bantuan program komputer SPSS. Dengan memasukkan variabel iman anak dengan

pola asuh, dan kemudian dihitung dengan menggunakan prosesn regresi dalam

SPSS. Maka diperolehlah hasilnya dalam tabel model summary. Hasil persentase

diambil di dalam kolom R Square.

Page 90: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

73

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, ada berbagai kekurangan yang harus dibenahi, baik

dalam penyusunan, kata-kata atau tampilannya. Keterbatasan yang paling membuat

penelitian ini kurang maksimal antara lain adalah dalam soal waktu dan kurang

dapat membuat menejemen waktu dengan baik. Selain itu masih adanya mata kuliah

yang tertinggal dan harus diambil, sehingga kurang fokus dengan skripsi yang

sedang dibuat.

Keterbatasan yang lain adalah membuat kuesioner dan dalam

pengedarannya. Dalam pembuatan kuesioner kurang didukung buku-buku

pendukung yang memadahi, karena kebanyakan buku yang ada adalah buku yang

sudah kuno. Selain itu juga dalam mencari responden harus dengan pendekatan

personal yang memakan waktu yang cukup lama dan melelahkan.

Kurang menguasainya progran SPSS adalah satu kendala, di mana dalam

mencari data-data kurang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh dosen

pembimbing. Dan dalam pengolahannya yang kurang baik, sehingga data-datanya

kelihatan masih setengah matang belum matang benar.

E. Bentuk Usaha Pembinaan untuk Meningkatkan Pemahaman dan

Pengetahuan Orang Tua dalam Usaha Pengembangan Pola Asuh yang

Cocok Untuk Usia PIA dan PIR Lingkungan Santo Yakobus Alfeus

Tempel, Pluneng, Kebonarum, Klaten

Page 91: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

74

1. Beberapa Alternatif Usaha Pengembangan

Pembinaan lanjut yang dilaksanakan dalam usaha meningkatkan pemahaman

dan pengetahuan dalam pengembangan pola asuh dalam kehidupan sehari - hari

yang benar. Bukan hanya untuk mengembangkan pengetahuan saja, melainkan juga

penyadaran akan tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga. Ada beberapa

bentuk pembinaan yang bisa ditempuh dalam usaha meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan dalam pembinaan iman anak. Ada pun usaha tersebut yang akan

diuraikan di bawah ini antara lain: katekese, rekoleksi dan retret. Pada umumnya

bentuk retret, rekoleksi dan katekese digunakan untuk mengembangkan hidup rohani

dan olah keutamaan spiritualitas para peserta.

a. Rekoleksi

Rekoleksi merupakan salah satu alternatif untuk memelihara,

mengembangkan, dan memperdalam hidup rohani atau hidup beriman serta

meningkatkan spiritualitas peserta. Rekoleksi ini dipandang sebagai cara yang tepat

untuk mengembangkan dan memperdalam hal-hal rohani karena berorientasi pada

refleksi pribadi. Rekoleksi bertujuan untuk melatih kepekaan terhadap karya Allah

dengan meninjau kembali rahmat dan bimbingan Allah serta tanggapan peserta

terhadap karya itu dalam pengalaman hidupnya sehari-hari. Pada umumnya

rekoleksi dilaksanakan dalam waktu yang tidak lama, yaitu setengah hari atau satu

sampai dua hari saja. Lamanya rekoleksi bertitik tolak dari kebutuhan para peserta

dan tujuan yang hendak dicapai. Jika para peserta yang kebanyakan adalah orang

yang sudah cukup berumur ingin lebih mendalami tentang pemahaman dan

pengetahuan pola asuh yang baik dan sesuai untuk anak mereka, maka dapat

dilakukan secara periodik, artinya setiap bulan dalam jangka waktu tertentu para

Page 92: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

75

orang tua diajak untuk mendalami tema – tema tertentu yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman mereka tentang cara mendidik anak mereka dan

dengan melihat dan belajar dari pengalaman hidup mereka sendiri dan orangtua yang

lain.

b. Retret

Dalam usaha meningkatkan dan mengembangkan pemahaman mereka

tentang pola asuh yang sesuai bagi anak – anak, dapat ditempuh juga lewat retret.

Kata retret sendiri memiliki arti mengundurkan diri dari dunia ramai, mengasingkan

diri ke tempat sunyi, menyepi, dan menyendiri.

Retret merupakan latihan rohani dengan serangkaian kegiatan yang

dilakukan secara teratur. Rangkaian kegiatan itu antara lain berdoa, pemeriksaan

batin, kontemplasi, meditasi, dan refleksi. Dalam retret para peserta diajak untuk

melihat kembali pergulatan hidupnya dalam mendidik anaknya berdasarkan teks-

teks ayat dari Kitab Suci. Melalui retret dimaksudkan agar para orangtua semakin

disadarkan bahwa anak mereka adalah anugerah dari Allah dan harus dijaga dididik

dengan baik. Selain itu juga untuk melatih kepekaan agar peserta semakin mampu

terbuka terhadap karya cinta kasih Allah dan mampu mengikuti bimbingan-Nya.

Retret dimaksudkan untuk meneliti kembali karya dan bimbingan Allah yang

secara nyata dialami dalam hidup sehari-hari. Retret juga dilakukan untuk

mengadakan perubahan hidup, dan tentu perubahan hidup ini bukan semata-mata

hasil usaha manusia saja melainkan hasil kerja sama dengan Allah. Jadi dengan

pertolongan Allah, manusia berusaha melatih kepekaan untuk mengenal kasih dan

bimbingan Allah serta sejauh mana telah menanggapi rencana Allah dalam

Page 93: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

76

hidupnya. Dengan retret ini, para orang tua diharapkan semakin tahu dan sadar anak

mereka harus dijaga. Namun demikian kelemahan dari cara ini adalah keterbatasan

waktu yang ada, dikarenakan dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Selain itu juga

dibutuhkan kerelaan dari para peserta untuk meninggalkan kehidupan keseharian

mereka atau meninggalkan rutinitas yang ada misalnya; pekerjaan, mengurus anak

dan lain sebagainya untuk beberapa saat. Dalam hal biayapun, tidaklah sedikit yang

dikeluarkan oleh peserta untuk dapat mengikuti seperti ini.

c. Katekese

1) Pengertian Katekese

Kata katekese berasal dari bahasa Yunani ”Katekhesis” atau bahasa latin

”Catechesis” yang berarti “Pengajaran” (Nyiolah, 2004:5). Ada bermacam-macam

pengertian tentang kata katekese dapat ditemukan dalam KS seperti diajarkan (Luk

1:4) mengajar (1 Kor 14:19) diajar (Rom 2:18) Pengajaran (Gal 6:6).

Dengan demikian katekese dapat dimengerti sebagai usaha Gereja untuk

membantu umat agar semakin memahami, menghayati, dan mewujudkan imannya

dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan. Di

dalam pemahaman seperti ini terdapat unsur pewartaan, pengajaran, pendidikan,

pendalaman, pembinaan, serta pendewasaan (Telaumbanua, 1990 : 4-5)

Paus Yohanes Paulus II dalam Catechesi Tradendae, memberikan

pengertian katekese sebagai berikut:

Katekese adalah pembinaan anak-anak, kaum muda, dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistimatis, dengan maksud

Page 94: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

77

menghantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT, art. 18).

Ajakan Paus tentang Berkatekese dalam dokumen di atas mendorong

Gereja di Indonesia memikirkan lebih lanjut usaha katekese yang dijalankan di

Indonesia. Maka dalam naskah kerja MAWI 1976, para uskup Indonesia

merumuskan pengertian Katekese sebagai usaha saling membantu secara terus

menerus di antara umat beriman untuk mengartikan dan mendalami hidup pribadi

ataupun hidup bersama menurut pola Kristus menuju kepada hidup Kristiani dewasa

ini (Bataona, 1979 : 20).

Dari rumusan pengertian tentang katekese di atas, menjadi jelas bahwa

betapa pentingnya karya katekese dalam usaha pengembangan, pendalaman, dan

penghayatan hidup beriman Kristiani. Katekese merupakan suatu karya Gereja yang

dapat membantu umat beriman untuk semakin tumbuh dalam iman yang dewasa dan

dapat mencapai suatu kepenuhan hidup dalam Kristus. Dengan katekese ini

diharapkan para orang tua menyadari peran mereka sebagai orang tua dan mengasuh

dan mendidik anak sesuai dengan ajaran gereja.

2) Tujuan Pokok Katekese

Secara umum dapat dikatakan tujuan katekese adalah membantu peserta

untuk semakin dekat dengan Yesus, sehingga dalam pengalaman konkret sehari-hari

imannya semakin bertumbuh dan berkembang menjadi seorang yang lebih beriman

dewasa. Beriman dewasa selalu bersifat kreatif artinya seorang yang beriman tidak

Page 95: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

78

takut dan cemas terhadap situasi-situasi baru, malahan hal-hal baru itu selalu

dijadikannya sebagai sumber motivasi baru (Telaumbanua,1999: 62).

Dalam sidang PPKI II di Klender-Jakarta (1980), dinyatakan bahwa tujuan

katekese adalah membantu jemaat mendewasakan iman mereka secara personal dan

mendorong jemaat supaya ikut berpartisipasi aktif atau mengambil bagian dalam

kehidupan menggereja dan berdasarkan imannya memberikan kesaksian yang nyata

di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Tujuan katekese tersebut sesuai dengan

gambaran Gereja Indonesia yang dicita-citakan yaitu bersifat Kristosentris dan

terarah kepada dunia. Bersifat Kristosentris dalam hal ini yakni katekese yang

berpusat pada Yesus Kristus, maka Gereja berusaha untuk semakin setia

melaksanakan kehendak Allah dan berjuang demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan

Allah baik di dalam kehidupan berkeluarga maupun di dalam kehidupan

bermasyarakat atau lingkungan sekitarnya.

Menanggapi cinta Allah dalam kehidupan manusia yang berkembang

menjadi manusia utuh seperti yang dikehendaki Allah sendiri, maka karya katekese

bertujuan “membantu umat beriman untuk menanggapi sapaan cinta Allah dalam

hidupnya dan melibatkan diri di dalam kelanjutannya” (Setyakarjana, 1976 : 25 ).

Katekese diharapkan dapat membantu mempertemukan pengalaman hidup

mereka dalam harta kekayaan iman Gereja. Melalui katekese, jemaat dibantu untuk

menghubungkan pengalaman mereka dengan sumber kehidupan yang tidak pernah

habis tertimba yang tidak lain adalah Sabda Allah sendiri.

Dalam Anjuran Aspotolik Paus Yohanes Paulus II tentang katekese jaman

kini menegaskan bahwa:

Page 96: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

79

Tujuan katekese adalah menjadi tahap pengajaran dan pendewasaan, artinya masa orang Kristen sesudah dalam iman menerima pribadi Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan, dan sesudah menyerahkan diri utuh-utuh kepada-Nya melalui pertobatan hati yang jujur, berusaha makin mengenal Yesus, yang menjadi tumpuan kepercayaannya mengerti misteri-Nya, kerajaan Allah yang diwartakan oleh-Nya, tuntutan-tuntutan maupun janji-janji yang tercantum dalam amanat Injil-Nya, dan jalan yang telah digariskan-Nya bagi siapapun yang mengikuti-Nya ( CT, art. 20).

Ajakan Sri Paus di atas, mau menegaskan bahwa Tuhan telah

memeteraikan gambar DiriNya dalam diri manusia, maka jawaban kita atas

anugerah cinta Allah ini adalah menampakkan gambar Allah secara sempurna dalam

hidup kita setiap hari, baik di tengah keluarga maupun di tengah-tengah lingkungan

masyarakat sekitar kita. Di sini pentingnya karya katekese yakni membantu umat

beriman agar semakin menampakkan wajah Allah dalam dirinya secara sempurna

dengan mengembangkan dan memberdayakan segala potensi diri yang telah

dianugerahkan Tuhan kepada kita umat manusia.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, katekese bertujuan

mendewasakan iman seseorang dapat bertumbuh dan berkembang. Agar iman dapat

bertumbuh dan berkembang dengan baik, maka iman perlu dikomunikasikan,

dipelihara, dirawat, diteguhkan, dihayati, diperbaharui secara terus menerus dalam

hidup setiap hari, baik secara pribadi maupun bersama, baik di dalam kehidupan

berkeluarga maupun di tengah lingkungan masyarakat sekitarnya dan mampu

memaknai setiap pristiwa dan pengalaman hidup dalam terang Injil.

Page 97: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

80

3) Isi Katekese

Isi pokok katekese adalah seluruh hidup Yesus Kristus, mulai dari

peristiwa inkarnasi, karya, Sabda, dan peristiwa paskah-Nya (CT. Art. 6). Kristus

diimani sebagai kepenuhan wahyu Allah kepada manusia. Misteri hidup Yesus

menjadi sumber dan pusat katekese, maka katekese dipahami sebagai usaha bersama

untuk saling mengenal, memahami, dan percaya pada-Nya, yang merupakan jalan

kebenaran dan kehidupan (Yoh 14:6). Kristus diyakini sebagai guru sejati/pewarta

utama. Sifat katekese dalam hal ini membantu setiap orang, supaya semakin

berpartisipasi dan bersatu dalam hidup-Nya yakni hidup Kristus sendiri.

Titik tolak Katekese zaman sekarang ialah pada manusia yang hatinya

terbuka untuk menerima Kabar Gembira. Karena itu tema utama katekese adalah

sejarah keselamatan umat manusia (Bataona, 1979 : 22 ). Sejak awal penciptaan,

Allah menghendaki keselamatan manusia. Namun dosa telah menghambat karya

keselamatan Allah dalam diri manusia. Melalui orang-orang yang terpanggil, Allah

mewartakan karya keselamatan ini bagi manusia yang mencapai puncak dalam diri

Yesus Kristus. Di dalam Dia semua manusia dilahirkan kembali sebagai ciptaan

baru. Sejarah manusia adalah juga sejarah keselamatan Allah.

Maka, ciri khas pesan yang diteruskan oleh katekese terutama adalah

“Keberpusatannnya pada Kristus” (Petunjuk umum katekese, 2000: 268). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa katekese yang disampaikan dan dilaksanakan

kepada semua orang baik yang tua, muda, maupun yang kecil harus bersumber pada

Yesus Kristus karena Dialah pusat sejarah keselamatan umat manusia.

Page 98: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

81

4) Model Katekese

Ada begitu banyak model katekese yang dapat dipakai dan sering kita

gunakan dalam pengembangan proses katekese umat, seperti: model SCP, model

pengalaman hidup, model Biblis dan model campuran (Sumarno DS, 2006: 11).

Model-model ini merupakan alternatif dalam penyampaian proses katekese dan

digunakan sesuai dengan situasi peserta katekese dan sesuai dengan perkembangan

jaman.

a) Model SCP: Model ini lebih menekankan pada proses berkatekese yang bersifat

dialogal dan partisipasi, dengan maksud mendorong peserta, berdasarkan

konfrontasi antara “tradisi”dan “visi”hidup mereka dengan “Tradisi”dan

“Visi”kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan

penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan

Allah di dalam kehidupan manusia yang terlibat dalam dunia. Model ini juga

bermula dari pengalaman hidup peserta yang direfleksikan secara kritis dan

dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi kristiani supaya muncul

sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi dan keterlibatan baru (

Sumarno DS, 2006: 15).

b) Model pengalaman hidup; Model ini lebih bertolak pada pengalaman hidup

konkrit sehari-hari.

c) Model biblis; Model yang lebih lebih bertolak pada pengalaman kitab suci atau

Tradisi.

Page 99: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

82

d) Model campuran pengalaman hidup dan model Biblis; suatu model yang lebih

bertolak pada hubungan antara kitab suci atau Tradisi dengan pengalaman hidup

konkrit sehari-hari.

2. Bentuk yang Dipilih

Shared Christian Praxis (SCP) adalah salah satu model katekese maka

penulis mengunakan SCP dalam penyusunan program pengembangan pola asuh

yang cocok untuk perkembangan iman anak. Dalam model Shared Christian Praxis

(SCP), menurut hemat penulis hal ini sangat cocok dengan pembahasan tentang

pengembangan pola asuh yang benar dalam keluarga, karena model ini berdasarkan

dari pengalaman hidup peserta yang direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan

dengan pengalaman iman dan visi kristiani supaya muncul sikap dan kesadaran baru

yang memberi motivasi dan keterlibatan baru

a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP).

Shared Christian Praxis menekankan proses berkatekese yang bersifat

dialogal dan partisipatif yang bermaksud mendorong peserta berdasarkan

konfrontasi antara “tradisi” dan “visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi”

kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan penegasan

dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam

kehidupan manusia yang terlibat dalam dunia. Model katekese ini bermula dari

pengalaman hidup peserta, yang direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan

dengan pengalaman iman dan Visi kristiani supaya muncul sikap dan kesadaran baru

Page 100: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

83

yang memberi motivasi pada keterlibatan baru. Maka sejak awal orientasi

pendekatan ini pada “praxis” peserta.

Praxis dalam pengertian model katekese ini bukanlah hanya suatu “praktek”

(lawan dari “teori”) saja, tetapi suatu tindakan yang sudah direfleksikan. Praxis

sebagai perbuatan atau tindakan meliputi seluruh keterlibatan manusia dalam dunia,

segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia dengan tujuan tertentu atau dengan

sengaja. Praxis mengacu pada tindakan manusia yang mempunyai tujuan untuk

perubahan hidup meliputi kesatuan antara praktek dan teori (yang membentuk suatu

kreativitas), antara refleksi kritis dan kesadaran historis (mengarah pada keterlibatan

baru). Praxis merupakan suatu praktek yang didukung oleh refleksi teoritis dan

sekaligus suatu refleksi teoritis yang didukung oleh praktek. Praxis ini merupakan

ungkapan pribadi yang meliputi ungkapan fisik, emosional, intelektual, spiritual dari

hidup kita. Tindakan ini meliputi sesuatu yang kumiliki, kurasakan, kualami.

Sesuatu yang faktual dan bukan sesuatu yang teoritis, atau apa yang dikatakan oleh

orang tanpa pembuktian. Dalam peristilaan ini, praxis masa kini meliputi sesuatu

yang terjadi masa lampau, yang sedang terjadi dan sesuatu yang akan terjadi di masa

depan.

Praxis mempunyai tiga unsur pembentuk yang saling berkaitan: aktivitas,

refleksi dan kreativitas. Ketiga unsur pembentuk itu berfungsi untuk membangkitkan

perkembangan imaginasi, meneguhkan kehendak dan mendorong praxis baru yang

dapat dipertanggungjawabkan secara etis dan moral. Secara ringkas, ketiga unsur itu

dapat dijelaskan, sebagai berikut:

1) Aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan personal dan

sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik bersama yang semuanya merupakan

Page 101: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

84

medan masa kini untuk perwujudan diri manusia. Karena bersifat historis,

tindakan manusia perlu ditempatkan dalam konteks waktu dan tempat tertentu.

2) Refleksi menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial

dalam masa lampau, terhadap praxis pribadi dan kehidupan bersama masyarakat

serta terhadap “Tradisi” dan “Visi” iman kristiani sepanjang sejarah.

3) Kreativitas merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yang menekankan

sifat transenden manusia dalam dinamika menuju masa depan untuk praxis baru.

b. Langkah-Langkah Shared Christian Praxis

Dalam kedua bukunya Thomas H. Groome mengemukakan 5 (lima) langkah

pokok. Pada prinsipnya langkah-langkah dari kedua buku tersebut tidak sangat

berbeda. Namun dalam buku yang kedua, Groome menyampaikan beberapa

perubahan, dan tetap mengemukakan 5 (lima) langkah pokok, yang didahului

langkah 0, sebagai berikut:

1) Langkah 0 (Awal)

Pemusatan aktivitas

a) Tujuan:

Mendorong umat (subyek utama) menemukan topik yang bertolak dari

kehidupan konkret yang selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan. Dengan

demikian tema dasar sungguh-sungguh mencerminkan pokok-pokok hidup,

keprihatinan, permasalahan, dan kebutuhan mereka.

Page 102: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

85

b) Sarana

Bisa simbol, keyakinan, cerita, bahasa foto, poster, video, kaset suara, film,

telenovela atau sarana lain yang menunjang peserta menemukan salah satu aspek

yang bisa menjadi topik dasar untuk pertemuan tersebut.

c) Pemusatan Aktivitas mengungkapkan apa?

Mengungkapkan keyakinan bahwa Allah senantiasa aktif mewahyukan diri dan

kehendak-Nya di tengah kehidupan manusia. Melalui refleksi , sejarah manusia

dapat menjadi medan perjumpaan antara pewahyuan Allah dan tanggapan

manusia terhadap-Nya.

d) Petunjuk pemilihan tema dasar

Pertama, tema dasar hendaknya sungguh-sungguh mendorong peserta untuk

terlibat aktif dalam pertemuan; kedua, pemilihan tema dasar konsisten dengan

model “Shared Christian Praxis” yang menekankan partisipasi dan dialog;

Ketiga, tema dasar tidak bertentangan dengan iman kristiani.

e) Tanggungjawab pembimbing

Pertama, menciptakan lingkungan psikososial dan fisik yang mendukung

(kondusif); kedua, memilih sarana yang tepat; Ketiga, membantu peserta

merumuskan prioritas tema yang tepat.

2) Langkah I (Pertama)

Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual

a) Tujuan

Berdasarkan tema dasar, langkah ini membantu peserta untuk mengungkapkan

pengalaman hidup faktual (fakta).

Page 103: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

86

b) Isi

Bisa pengalaman peserta sendiri, atau kehidupan dan permasalahan yang terjadi

di dalam masyarakat, atau gabungan keduanya.

c) Cara yang dipakai

“Sharing”. Peserta membangikan (to share) pengalaman hidup yang sungguh-

sungguh dialami dan tidak boleh ditanggapi sebagai suatu laporan. Dalam dialog

ini peserta boleh diam, karena “diam” pun merupakan salah satu cara berdialog.

“Diam tidak sama dengan “tidak terlibat”.

d) Bentuk

Lambang, tarian, nyanyian, puisi, pantomim, dan sebagainya. Yang penting,

bentuk itu bisa dimengerti oleh peserta lain dan betul-betul mengungkapkan

pengalaman hidup faktual.

e) Peran dan tanggungjawab Pembimbing

Pertama, berperan sebagai fasilitator yang menciptakan suasana pertemuan

menjadi hangat dan mendukung peserta untuk membagikan praxis hidupnya

berkaitan dengan tema dasar. Kalau peserta banyak, sebaiknya dibagi dalam

kelompok-kelompok kecil; kedua, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang (1)

jelas, (2) terarah, (3) tidak menyinggung harga diri seseorang, (4) sesuai dengan

latar belakang peserta, dan (5) bersifat terbuka dan obyektif (misalnya:

Gambarkan, lukiskan, atau ceritakan apa yang Anda temui, lihat, dengar, dan

lakukan?).

Page 104: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

87

f) Sikap Pembimbing

Ramah, sabar, hormat, bersahabat, peka pada latar belakang keadaan dan

permasalahan peserta, katakan pada peserta bahwa mereka boleh memilih

pertanyaan yang cocok.

3) Langkah II (Kedua)

Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Faktual (mendalami pengalaman hidup

peserta)

a) Tujuan

Memperdalam saat refleksi dan mengantar peserta pada kesadaran kritis akan

pengalaman hidup dan tindakannya.

b) Tanggungjawab Pembimbing

Pertama, menciptakan suasana pertemuan yang menghormati dan mendukung

setiap gagasan serta sumbang saran peserta; Kedua, mengundang refleksi kritis

setiap peserta; Ketiga, mendorong peserta supaya mengadakan dialog dan

penegasan bersama yang bertujuan memperdalam, menguji pemahaman,

kenangan, dan imajinasi peserta; Keempat, mengajak setiap peserta untuk

berbicara tapi tidak memaksa; Kelima, menggunakan pertanyaan yang menggali

tidak menginterogasi dan mengganggu harga diri dan apa yang dirahasiakan

peserta; Keenam, menyadari kondisi peserta, lebih-lebih mereka yang tidak biasa

melakukan refleksi kritis terhadap pengalaman hidupnya.

Page 105: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

88

4) Langkah III (Ketiga)

Mengusahakan Supaya tradisi Dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau (Menggali

Pengalaman Iman Kristiani)

a) Tujuan

Mengkomunikasikan nilai-nilai tradisi dan Visi kristiani agar lebih terjangkau

dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang konteks dan latar belakang

kebudayaannya berlainan.

b) Tradisi dan Visi

Tradisi dan Visi kristiani mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah

yang memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus Kristus serta

mengungkapkan tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut. Sifat pewahyuan

ilahi: dialogal dan menyejarah, dan normatif, seperti terungkap dalam Kitab

Suci, dogma, pengajaran Gereja, liturgi, spiritualitas, devosi, seni dalam Gereja,

kepemimpinan, dan kehidupan jemaat beriman.

c) Peranan Pembimbing

Untuk menafsirkan, pembimbing perlu: Pertama, menghormati Tradisi dan Visi

kristiani sebagai yang otentik dan normatif; Kedua, cara dan isi tafsiran

bertujuan memberi informasi dan membantu peserta agar nilai-nilai Tradisi dan

Visi kristiani menjadi miliknya. Ketiga, menggunakan metode yang tepat.

Pembimbing bisa menggunakan metode kuliah, diskusi kelompok,

memanfaatkan produk-produk audio visual atau media murah. Keempat bersifat

tidak mendikte tetapi mengantar peserta ke tingkat kesadaran, tidak mengulang-

ulang rumusan; tidak bersikap sebagai “guru”, adakalanya bersikap

sebagai”murid” yang siap belajar. Kelima, tafsiran dari pembimbing

Page 106: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

89

mengikutsertakan kesaksian iman, harapan, dan hidupnya sendiri. Keenam,

harus membuat persiapan yang matang dan studi sendiri.

5) Langkah IV (Keempat)

Interpretasi/ Tafsir Dialektis Antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi

dan Visi Peserta (Menerapkan Iman Kristiani dalam situasi Peserta konkret)

a) Tujuan

Mengajak peserta, berdasarkan nilai Tradisi dan Visi kristiani, menemukan bagi

dirinya sendiri nilai hidup yang hendak digarisbawahi, sikap-sikap pribadi yang

picik yang hendak dihilangkan, dan nilai-nilai baru yang hendak

diperkembangkan. Di satu pihak peserta mengintegrasikan nilai-nilai hidup

mereka ke dalam Tradisi dan Visi kristiani, di lain pihak mempersonalisasikan

dan memperkaya dinamika Tradisi dan Visi kristiani.

b) Apa yang terjadi?

Peserta mendialogkan hasil pengolahan mereka pada langkah pertama dan kedua

dengan isi pokok langkah ketiga. Mereka bertanya, bagaiman nilai-nilai Tradisi

dan Visi kristiani meneguhkan, mengkritik atau mempertanyakan, dan

mengundang mereka untuk melangkah pada kehidupan yang lebih baik dengan

semangat, nilai, dan iman yang baru demi terwujudnya Kerajaan Allah?

c) Apa yang didialogkan?

Perasaan, sikap, intuisi, persepsi, evaluasi, dan penegasannya yang menyatakan

kebenaran, nilai, serta kesadaran yang diyakini.

d) Cara

Dengan tulisan, penjelasan, simbol, atau ekspresi artistik.

Page 107: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

90

e) Yang perlu dihindari

Subyetivisme dan Obyektivisme: bahwa pendapat peserta yang paling benar;

Obyektivisme: bahwa tafsiran pembimbing sebagai kebenaran satu-satunya.

f) Peranan Pembimbing

Pertama, menghormati kebebasan dan hasil penegasan peserta, termasuk peserta

yang menolak tafsiran pembimbing; Kedua, meyakinkan peserta bahwa mereka

mampu mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai

Tradisi dan Visi kristiani; Ketiga, mendorong peserta untuk merubah sikap dari

pendengar pasif menjadi pihak yang aktif; Keempat, menyadari bahwa tafsiran

pembimbing bukan kata mati; Kelima, mendengar dengan hati tanggapan,

pendapat, dan pemikiran peserta.

6) Langkah V (Kelima)

Keterlibatan Baru Demi Makin terwujudnya Kerajaan Allah Di dunia Ini

(Mengusahakan Suatu aksi Konkret)

a) Tujuan

Mengajak peserta agar sampai pada keputusan praktis yang dipahami sebagai

tanggapan jemaat terhadap pewahyuan Allah yang terus berlangsung di dalam

sejarah kehidupan manusia dalam kontinuitasnya dengan Tradisi Gereja

sepanjang sejarah dan Visi kristiani. Keprihatiannya adalah praktis, yakni

mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan metanoia: pertobatan

pribadi dan sosial yang kontinyu.

Page 108: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

91

b) Bentuk, sifat, subyek dan arah keputusan

Karena dipengaruhi oleh topik dasar, maka keputusan dapat beraneka ragam

bentuk dan sifatnya; subyek dan arahnya. Bentuknya, ada yang menekankan

aspek kognitif (pemahaman), aspek afektif (perasaan), dan tingkah laku (praktis-

politis). Sifatnya, bisa lebih menyangkut tingkat personal, interpersonal, atau

sosial politis. Subyeknya, dapat bersifat aktivitas pribadi atau tindakan bersama.

Arahnya, dapat lebih intern untuk kepentingan kelompok atau ekstern untuk

kepentingan di luar kelompok (keterlibatan kepada sesama).

c) Tanggungjawab Pembimbing

Pertama, menyadari hakikat praktis, inovatif, dan transformatif dari langkah ini;

Kedua, merumuskan pertanyaan-pertanyaan operasional (tidak perlu muluk-

muluk) yang membantu peserta; Ketiga, menekankan sikap optimis yang

realistis pada peserta; keempat, pembimbing dapat merangkum hasil langkah

pertama sampai ke empat, supaya dapat lebih membantu peserta; Kelima,

mengusahakan supaya peserta sampai pada keputusan pribadi dan bersama;

Keenam, sebagai penutup peserta diajak merayakan liturgi sederhana untuk

mendoakan keputusan.

Dari apa yang telah dijabarkan tadi, dengan menimbang kelemahan dan

kekuatan masing – masing kegiatan maka kiranya katekeselah yang cukup dapat

diandalkan untuk dapat menjalankan program ingin saya laksanakan. Karena

program satu dengan yang lain saling berhubungan dan hendaknya dileksanakan

secara kontinyu, agar mendapatkan hasil yang memuaskan bagi semua pihak.

Page 109: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

92

e. Program Katekese

1.) Pengertian Program

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, program dimengerti sebagai

rancangan mengenai asas-asas (hukum dasar) serta usaha-usaha (dalam

perekonomian, ketatanegaraan, dan sebagainya) yang akan dijalankan (Moeliono,

1988:702). Dengan demikian program dapat diartikan sebagai suatu usaha yang

dirumuskan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas dan terarah.

Program juga dapat membantu dan memudahkan seluruh proses

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar, karena semua telah dipersiapkan

dengan baik. Penyusunan program selalu meliputi, tema, tujuan, sub tema, tujuan

sub tema, uraian materi, metode, sarana, sumber bahan.

Untuk itu diharapkan pendamping keluarga di lingkungan Santo Yakobus

Alfeus Tempel, Pluneng, Kebonarum perlu mengetahui dan memiliki pedoman

program katekese yang jelas dan terarah sehingga dapat membantu umat untuk

mengetahui bagaimana membina anak baik dalam hal moral maupun imannya, serta

menyadarkan mereka akan tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga.

2.) Pemikiran Dasar Program

Dengan melihat pola asuh yang diterapkan para orang tua dalam kehidupan

kesehariannya kepada anak mereka, ternyata mempengaruhi iman anak mereka

seperti yang telah dipaparkan dalam penelitian ini. Maka mencari dan menerapkan

model pendampingan yang sesuai harus dilakukan untuk mencari dan

mengembangakan pola asuh yang sesuai bagi anak.

Page 110: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

93

Berdasarkan hasil perhitungan analisis data diketahui bahwa koefisien

korelasi antara variabel Pola Asuh Orang tua dengan Penghayatan Iman Anak adalah

0.863 menunjukkan bahwa ada hubungan dengan arah positif antara pola asuh dan

penghayatan iman anak. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi korelasi sebesar

0.000 pada taraf signifikan 0,05. Arah korelasi yang positif dan signifikan ini

menunjukan bahwa semakin baik pola asuh yang diterapkan maka semakin tinggi

penghayatan iman anak. Sebaliknya, semakin buruk atau kurang baiknya pola asuh

yang diterapkan orang tua, maka semakin rendah pula penghayatan iman anak

kehidupan sehari – hari.

Dengan hasil penemuan ini sejalan dengan hipotesis yang dilontarkan pada

awal dilaksanakannya penelitian ini. Dari hasil yang telah diketemukan bahwa iman

anak menyumbang atau memiliki kontribusi untuk pola asuh sebesar 74.5 %.

Dalam hal iman, anak di lingkungan ini memiliki pemahaman yang baik, ini

dapat terlihat dari skor dari kuesioner untuk aspek pemahaman mereka dengan rata

11.49 dari sekitar 20 soal pemahaman yang ada. Dari data yang didapat dari 63

responden yang diminta untuk mengisi kuesioner, sebanyak 2 anak memiliki kisaran

nilai 1 – 5, 24 anak memiliki nilai antara 6 – 10, 24 anak memiliki nilai antara 11 –

15 dan sebanyak 13 anak memiliki nilai antara 16 – 20. maka dari hasil tersebut

dapat diambil prosentase sebagai berikut; sebanyak 3.17 % anak sangat kurang

memahami iman mereka, sebanyak 38.31 % anak kurang memahami, sebanyak

38.31 % persen anak juga dapat memahami tentang iman dan sebanyak 20.63 %

anak sangat memahaminya. Dari semua hasil yang telah di dapat kita ambil nilai rata

– rata dalam sub variabel ini untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Nilai rata –

rata yang kita dapat dalam sub variabel ini adalah 11.49 maka, dapat disimpulkan

Page 111: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

94

bahwa anak – anak di lingkungan Santo Yakubus Alfeus Tempel Kebonarum rata –

rata mereka paham akan iman anak.

Namun tidak demikian halnya dengan soal dalam aspek penghayatan iman

mereka. Dan hasil prosentase dari kesemuanya itu adalah sebesar 22.22 % atau

sekitar 4 anak sangat kurang menghayati imannya, sebesar 57.14 % atau sekitar 36

anak kurang menghayati imannya, sebesar 19.05 % atau sebanyak 12 anak dapat

menghayati iman mereka dan sisanya sebesar 1.59 % atau 1 anak yang dapat

menghayati iman mereka dengan sangat. Sama dengan yang sebelumnya data diolah

untuk mendapat kan hasil rata – ratanya, dan skor/ hasil yang didapat adalah

sebanyak 32.44. Ini berarti anak – anak di lingkungan tempat penelitian kebanyakan

anak kurang menghayati iman mereka.

Ini terlihat bahwa mereka kurang menghayati atau kurang dalam

melaksanakan ajaran yang sudah mereka ketahui dalam kehidupan keseharuian

mereka. Pengetahuan yang baik dengan tidak dibarengi dengan penghayatan iman

yang baik pula adalah sia-sia . Dalam hal cara atau pola asuh yang diterapkan ada

tiga pola yang dapat terangkan yaitu pola asuh Otoriter, Demokratis, dan

Permisivitas. Perolehan skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut; sebanyak 43

anak memiliki skor antara 25 – 50 atau sebesar 68.25% orang tua mengasuh dengan

cara otoriter, sebanyak 20 anak memiliki skor antara 51-75 atau 31.75% orang tua

mengasuh anak dengan demokratis dan sebanyak 0 anak memiliki skor 75 – 100

atau 0%, ini karena menurut penelitian tidak ada orang tua yang mengasuih anaknya

secara permisivitas. Hasil skor secara keseluruhan setelah dirata – rata adalah

sebesar 44.1. Menurut interval nilai yang ditentukan maka nilai rata – rata ini masuk

pada inteval pola asuh yang otoriter, dari itu dapat kita tarik kesimpulan bahwa pola

Page 112: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

95

asuh yang diterapkan para orang tua di lingkungan penelitian adalah Otoriter,

disamping pola asuh lainnya yaitu demokratis dan permisivitas. Menurut penelitian

yang telah dijalankan, terlihat jelas bahwa pola asuh orang tua memiliki pengaruh

yang besar dalam perkembangan iman anak. Maka dari itu, pola asuh yang

diterapkan dapat berbahaya jika pola asuh yang diterapkan oleh orang tua tidak

disertai atau kurang menyertakan ajaran – ajaran yang dapat memperkuat iman

mereka, ini untuk mendasari tingkah laku dan moral mereka ketika bergaul dengan

teman – teman mereka nantinya. Jika tidak maka mereka dengan mudahnya

menyepelekan ajaran – ajaran iman, bahkan dapat meninggalkan iman kepercayaan

mereka dengan mudahnya.

Dari penelitian yang telah dilakukan nampak gejala-gejala bahwa banyak

orang tua yang kurang menyadari peranannya dalam membina iman anak. Walaupun

mereka mengetahui tugas mereka membina iman anak, tetapi banyak perhatian

mereka tersita oleh kesibukan mereka berkerja sehingga kurang dapat meluangkan

waktu untuk memperhatikan pembinaan iman anak. Selain kesulitan dan hambatan

yang dihadapi orang tua untuk membina iman anak, masih dirasakan adanya sikap

orang tua yang otoriter, terlalu menguasai anak, kurang memberi kesempatan pada

anak untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya. Relasi antara orang tua dan

anak kuang baik. Di antara mereka tidak ada saling keterbukaan sehingga tidak ada

saling mengerti dan tidak mengetahui apa yang dirasakan, yang di alami oleh anak

maupun orang tua.

Oleh karena itu penulis prihatin kepada anak yang diasuh dengan tidak

baik dan kurang mendapat perhatian dalam hal iman oleh orang tua mereka. Pola

asuh yang diterapkan kepada anak mempengaruhi kepribadian anak, maka dari itu

Page 113: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

96

hendaknya pola asuh yang diterapkan dimasukkan unsur – unsur ajaran kristiani.

Iman merupakan daya kekuatan yang mampu mendorong dan menguatkan orang

untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Berdasarkan keprihatinan itu penulis mempunyai keinginan untuk

membantu orang tua agar dapat menyadari kembali tugas dan tanggung jawab

mereka sebagai pembina iman anak. Dengan demikian penulis mengharapkan para

orang tua agar dapat menyadari dan mampu menghayati peranan mereka yang utama

dan terutama dalam mendidik iman anak (FC, art. 36) khususnya dalam membina

iman anak alam keluarga (FC, art.39).

Pembinaan di sini berarti penekanannya bukan terlebih terletak pada

mengajarkan aturan-aturan dalam agama atau ajaran-ajaran Kristiani, melainkan

lebih memperioritakan pada upaya penyadaran kembali tugas dan tanggung jawab

mereka para orang tua sebagai pendidik iman yang pertama dan utama. Selain itu

juga dengan upaya menumbuhkan sikap hidup beriman, menciptakan suasana hidup

beriman Kristiani melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi tradisi dalam keluarga

misalnya; doa keluarga, membaca dan merenungkan Kitab Suci bersama. Allah

memberikan tugas ini kepada orang tua karena orang tualah yang sangat berperan

utama dan terutama dalam membina iman anak. Di samping itu keluarga merupakan

tempat yang paling efektif bagi persemaian, pertumbuhan dan penghayatan serta

perkembangan iman anak sejak dini, karena anak lebih lama melewatkan waktu

berada dalam kehidupan keluarga bersama orang tua mereka. Orang tua di sini

bertindak selaku pendidik pertama dan utama (GE)

Selanjutnya yang dimaksud dengan anak yaitu status anak selama dia

tinggal bersama orang tua atau sebelum ia meninggalkan keluarganya untuk

Page 114: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

97

membentuk keluarga sendiri atau status hidup yang lain. Maka pembinaan iman

hendaknya dapat dilaksanakan sejak dini yaitu sejak anak dalam kandungan,

kemudian pada masa anak, dewasa sampai sebelum memisahkan diri dari keluarga.

3.) Usulan Tema

Usulan tema secara umum yang penulis sajikan dalam program katekese

umat ini adalah: Tugas dan Tanggung jawab Orang tua dalam Membina dan

Mendidik Iman Anak, dengan tujuan Membantu orang tua meningkatkan kesadaran

akan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik iman anak yang pertama dan utama

dalam keluarga. Tema ini akan dijabarkan dalam tiga sub tema yaitu: Pertama,

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga. Kedua, mengasuh dengan

kasih. Ketiga, menjadi orang tua dan sahabat terbaik bagi anak. Ketiga sub tema

tersebut, akan dijabarkan lagi menjadi lima pertemuan dengan tema dan tujuannnya

masing-masing yakni:

Tema Umum : Tugas dan Tanggung jawab Orang tua dalam Membina dan

Mendidik Iman Anak.

Tujuan Umum : Membantu orang tua meningkatkan kesadaran akan tugas

dan tanggung jawab sebagai pendidik iman anak yang

pertama dan utama dalam keluarga.

Sub Tema I : Tugas dan Tanggung jawab Orang tua dalam Keluarga.

Page 115: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

98

Tujuan : Membantu peserta semakin menyadari akan pentingnya

tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga.

Sub Tema II : Mengasuh dengan kasih

Tujuan : Membantu orang tua untuk mengasuh buah hatinya dengan

kasih dan dapat memilih pola asuh yang baik bagi anak .

Pertemuan I : Bagaimana orang tua/ keluarga menyumbang pada

perkembangan anak.

Tujuan : Membantu peserta menyadari berbagai faktor yang

mempengaruhi kehidupan berkeluarga dan pengaruhnya pada

perkembangan anak.

Pertemuan II : Menanamkan kedisiplinan pada anak, siapa takut !!!

Tujuan : Membantu orang tua untuk mengajarkan pada anak

bertingkah laku dan bersikap dengan tatacara yang ada.

Pertemuan III : Kasih orang tua sepanjang jalan !!!

Tujuan : Membantu peserta untuk dapat menerapkan prinsip–prinsip

dalam mengasuh anak, dan serta bagaimana menghukum

anak dengan kasih

Sub Tema III : Menjadi Orang tua dan Sahabat Terbaik bagi Anak.

Tujuan : Membantu peserta untuk berusaha menjadi sahabat baik bagi

anak dalam keluarga.

Page 116: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

99

Pertemuan I : Anak sebagai anugerah Tuhan.

Tujuan : Membantu peserta untuk selalu mensyukuri kehadiran anak

sebagai anugerah Tuhan dalam keluarga.

Pertemuan II : Orang tua sebagai contoh dan teladan iman bagi anak dalam

keluarga.

Tujuan : Membantu peserta agar mampu memberikan teladan iman

bagi anak melalui kesaksian hidup setiap hari dalam keluarga.

4) Penjabaran Program

Tema Umum : Tugas dan Tanggung jawab Orang tua dalam Membina dan

Mendidik Iman Anak.

Tujuan Umum : Membantu orang tua meningkatkan kesadaran akan tugas

dan tanggung jawab sebagai pendidik iman anak yang

pertama dan utama dalam keluarga.

Tabel 20:

No. Sub Tema Tujuan Judul Pertemuan

Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

1. Tugas dan Tanggung jawab Orang tua dalam Keluarga

Membantu peserta semakin menyadari akan pentingnya tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga.

- Keluaga sebagai tempat pendidikan iman anak

- Orang tua sebagai guru pertama dalam keluarga

- Sharing - Tanya

jawab - Informasi - Refleksi

- Puji Syukur - Cerita - Film “ A

Gift of Hope”

- FC art No 36

- Panduan Rekoleksi Kelurga (Wignyasumarta, 2000, 148-169)

- Habitus Baru dalam liturgi ( KAS, 2006: 41)

2. Mengasuh dengan kasih

Membantu orang tua untuk mengasuh buah hatinya

1.Bagaimana orang tua/ keluarga menyumbang pada

Membantu peserta menyadari berbagai faktor yang

- Berbagai macan bentuk pola asuh yang sering digunakan para

- Sharing - Tanya

jawab - Informasi - Refleksi

- Kitab Suci

- Puji syukur

- Cergam

- Perkembangan anak jilid 2 (Elizabeth B. Harlock,1989,

Page 117: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

100

dengan kasih dan dapat memilih pola asuh yang baik bagi anak .

perkembangan anak.

mempengaruhi kehidupan berkeluarga dan pengaruhnya pada perkembangan anak

orang tua.

- Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak.

- Spidol

- Ketas Fleb

197-229)

- FC art No 36

-Habitus Baru dalam liturgi ( KAS, 2006: 41)

2. Menanamkan kedisiplinan pada anak, siapa takut !!!

Membantu orang tua untuk mengajarkan pada anak bertingkah laku dan bersikap dengan tatacara yang ada.

- Berbagai macam cara menanamkan disiplin kepada anak.

- Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha penanaman disiplin kepada anak

- Sharing - Tanya

jawab - Informasi - Refleksi

- Kitab Suci

- Puji syukur

- Cergam

- Spidol

- Ketas Fleb

- Perkembangan anak jilid 2 (Elizabeth B. Harlock,1989,197-229)

- FC art No 36

- Psikologi perkembangan anak dan remaja (Singgih D. Gunarsa, 1985, 80-91)

3. Kasih orang tua sepanjang jalan !!!

Membantu peserta untuk dapat menerapkan prinsip–prinsip dalam mengasuh anak, dan serta bagaimana menghukum anak dengan kasih

- Bentuk penerapan hukuman emas secara praktis agar dapat mempertinggi rasa kasih.

- Anak adalah bank kasih yang dapat di isi dengan kasih sayang mereka.

- Sharing - Tanya

jawab - Informasi - Refleksi

- Kitab Suci

- Puji syukur

- Cergam

- Spidol

- Ketas Fleb

- Perkembangan anak jilid 2 (Elizabeth B. Harlock,1989,197-229)

- FC art No 36

- Psikologi perkembangan anak dan remaja (Singgih D. Gunarsa, 1985, 80-91)

-Mendidik dengan kasih (Sidney D. Craig 1990)

3. Menjadi orang tua dan sahabat terbaik bagi anak.

Membantu peserta untuk berusaha menjadi sahabat baik bagi anak dalam keluarga

1. Anak sebagai anugerah Tuhan.

Membantu peserta untuk selalu mensyukuri kehadiran anak sebagai anugerah Tuhan dalam keluarga

- Anak sebagai anugerah Tuhan

- Orang tua sebagai penyalur rahmat bagi anak

- Diskusi

- Tanya jawab

- Sharing

- Dinamika

- Kitab Suci

- Puji syukur

- Cergam

- Spidol

- Ketas Fleb

- FC art, 36

- GE art, 3

- Luk, 2: 22-40

41- 52

- Stefan Leks

( 2003: 86-98)

2. oran tua sebagai contoh dan teladan iman bagi anak dalam keluarga

Membantu peserta agar mampu memberi teladan iman yang baik bagi anak melalui kesaksian hidup setiap hari dalam keluarga

- orang tua sebagai kesaksian iman yang baik bagi anak dalam keluarga.

- orang tua sebagai penyalur kasih bagi anak dalam kelurga

- Kitab Suci

- Cerita

- Dinamika

- Tanya jawab

- Diskusi

- Cerita

- Kertas Fleb

- Spidol

- Puji syukur

- Yoh, 15: 9-17

- Diundang untuk bahagia, ( Widagdo, 2003: 67-70)

Page 118: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

101

5) Contoh Persiapan Katekese

Contoh : Shared Christian Praxis (SCP).

a Judul Pertemuan : Orang tua sebagai pendidik iman anak yang

pertama dan utama dalam keluarga.

b Tujuan : Membantu peserta semakin menyadari peranan

mereka sebagai pendidik iman anak yang

pertama dan utama dalam keluarga.

c Peserta : Orang tua katolik

d Model : SCP

e Tempat : Lingkungan Santo Yakobus Alfeus Tempel.

f Hari/ Tgl : ...............................

g Waktu : Jam 19.00-20.00 malam

h Metode : - Informasi

- Tanya jawab

- Refleksi pribadi

- Sharing pengalaman

i Sarana : - Puji Syukur

- Kitab Suci

- Film “ A Gift of Hope”

- Familiaris Consortio No 36

j Sumber Bahan : - Film “ A Gift of Hope “

- Familiaris Consortio art:36

- Panduan Rekoleksi keluarga

Page 119: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

102

k Pemikiran Dasar

Peranan orang tua sangat penting dalam keluarga dan sungguh berpengaruh

dalam perkembangan pendidikan iman anak. Orang tua sebagai pendidik iman yang

pertama dan utama dalam keluarga, tanpa pendidikan iman dari orang tua tidak

mungkin anak akan bertumbuh dan berkembang. Untuk dapat bertumbuh dan

berkembang dengan baik, maka anak memerlukan lahan yang subur yang telah

ditaburkan oleh Allah sendiri dalam diri anak melalui pendidikan dari orang tua

dalam keluarga.

Dalam Familiaris Consortio No 36 ditegaskan tugas mendidik anak-anak

berakar dalam panggilan utama suami istri untuk berperan serta dalam karya

penciptaan Allah. Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-

anak, maka terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka. Oleh karena itu

orangtualah yang diakui sebagai pendidik iman anak yang pertama dan utama.

Begitu pentinglah tugas mendidik itu, sehingga bila diabaikan kehidupan beriman

anak akan terlantar. Keluarga dapat menjadi tempat lahan subur bagi pertumbuhan

dan perkembangan iman anak, kalau orang tua dapat menciptakan suasana keluarga

yang harmonis, rukun, dan damai dalam anggota keluarga, maka dengan sendirinya

anak akan mengalami kerasan tinggal di rumah, sehingga iman anak kemungkinan

besar dapat bertumbuh dan berkembang kearah yang lebih baik.

Pelaksanaan Pertemuan.

1. Pembukaan

a. Nyanyian Pembukaan PS No 679 ( Tuhan kami bersyukur )

Page 120: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

103

b. Pengantar.

Bapak-ibu yang terkasih dalam Kristus pada kesempatan yang berahmat ini

kita bersyukur kepada Tuhan sebab masih diberi waktu kepada kita semua untuk

mengalami kasihNya yang berlimpah dalam hidup kita. Dalam kesempatan ini kita

diajak kembali untuk melihat panggilan dan tugas kita sebagai bapak dan ibu

keluarga. Kita dipanggil, disapa secara khusus oleh anak-anak kita dalam keluarga

yaitu, bapak dan ibu. Tentu ini merupakan karunia dan tanggung jawab kita sebagai

orang tua. Maka tugas kita sebagai orang tua adalah sebagai pendidik iman anak

yang pertama dan utama dalam keluarga. Oleh karena itu sejauh mana kita sebagai

orang tua telah memperhatikan iman anak dalam hidup sehari-hari dalam keluarga.

b. Doa Pembukaan:

Bapa yang penuh kasih kami bersyukur dan berterimakasih kepadaMu untuk

segala rahmat dan penyertaan-Mu bagi kami hingga saat ini. Kami memuji-Mu

sebab anugerah istimewa yang boleh kami alami lewat tugas dan tanggung jawab

kami sebagai orang tua dalam keluarga yang Engkau percayakan kepada kami

dalam memperhatikan dan mendidik iman anak-anak kami. Bantulah kami ya Bapa

agar dengan teladan Yesus Kristus putra-Mu, kamipun semakin mampu mendidik

dan menanamkan nilai-nilai iman yang baik kepada anak-anak kami. Semoga

dengan bantuan-Mu, keluarga kami semakin dipenuhi oleh semangat kasih dan

menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kami. Semuanya ini kami mohon kepada-

Mu demi Kristus Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa kini dan

sepanjang masa. Amin

Page 121: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

104

2. Langkah I: Penyajian Pengalaman Hidup.

3. Marilah bapak-ibu kita mencoba melihat dan mendengarkan ”Percikan

pengalaman” yang sudah diperlihatkan kepada para peserta yang hadir, peserta

diberi kesempatan untuk melihat dan merenungkan tayangan film “ A Gift of

Hope “, kemudian seorang peserta dimohon kesediaannya untuk menceritakanya

kembali.

4. Langkah II: Pendalaman Pengalaman Hidup.

Pendalaman hidup dibantu dengan beberapa pertanyaan panduan:

a. Apa tanggapan bapak-ibu tentang tayangan tadi?

b. Bagaimanakan cara orang tua Tony memperlakukan dan mendidiknya?

c. Bagaimana dengan cara bapak-ibu memperlakukan dan mendidik anak bapak-

ibu sendiri, apa perbedaannya? Jelaskan!

4. Rangkuman Dari Pendalaman Pengalaman Hidup.

Memang tidak gampang mendidik anak dalam keluarga karena pekerjaan

yang sungguh berat. Dalam tayangan tadi terlihat bagaimana Tony yang cacat sejak

lahir (Tidak mempunyai tangan) bisa melakukan hal yang sedemikian hebat,

memainkan gitar dengan kedua kakinya sebagai ganti tangannya yang tidak ada.

Orang tua dan keluarga mendidik dan mengasuhnya sama dengan yang lain, bahwa

ia tidak berbeda dengan yang lain. Orang tuanya mampu bilang ya dan tidak disaat

yang tepat, inilah yang membuat Tony tumbuh menjadi seorang yang mandiri dan

mampu berkarya tanpa tergantung pada orang lain.

Page 122: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

105

Dalam mendidik anak orang tua sering mengikuti kemauan anaknya yang

berakibat buruk bagi anak itu sendiri, apa-apa selalu tergantung pada orang lain dan

ia selalu merasa bahwa ada yang selalu melindunginya, sehingga pribadi anaknya

tidak akan berkembang. Maka dalam hal ini sikap tegas dari orang tua untuk

mendidik anak perlu dilakukan. Orang tua perlu sikap yang jujur dalam mendidik

anak-anak, sehingga anak tidak merasa bingung dengan cara mana yang harus

mereka ikuti atau turuti.

5. Langkah III: Pembacaan Teks Familiaris Consortio No 36

“ Hak dan kewajiban orang tua mengenai pendidikan”. Tugas mendidik

berakar dalam panggilan utama suami istri untuk berperan serta dalam karya

penciptaan Allah. Dengan membangkitkan dalam dan demi cinta kasih seorang

pribadi yang baru, yang dalam dirinya mengemban panggilan bertumbuh dan

mengembangkan diri, orang tua sekaligus sanggup bertugas mendampinginya

secara efektif untuk menghayati hidup manusiawi sepenuhnya. Konsili vatikan II

mengingatkan:” karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak,

maka terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka. Oleh karena itu orang

tualah yang harus diakui sebagai pendidik yang pertama dan utama. Begitu

pentinglah tugas mendidik itu, sehingga bila diabaikan sangat sukar pula dapat

dilengkapi. Sebab merupakan kewajiban orang tua menciptakan lingkup keluarga

yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih terhadap manusia.

Hak maupun kewajiban orang tua untuk mendidik bersifat hakiki, karena

berkaitan dengan penyaluran hidup manusiawi. Selain itu juga bersifat asali dan

utama terhadap peran serta orang-orang lain dalam pendidikan karena keistimewaan

Page 123: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

106

hubungan cinta kasih antara orang tua dan anak-anak. Lagipula tidak tergantikan

dan tidak dapat diambil alih, dan karena itu tidak dapat diserahkan sepenuhnya

kepada orang lain.

Kecuali ciri-ciri itu jangan dilupakan, unsur yang paling mendasar ciri khas

peranan orang tua selaku pendidik adalah cinta kasih dan perhatian, yang

menyempurnakan kepada kehidupan. Cinta kasih merupakan prinsip yang menjiwai

karena itu, norma cinta kasih mengarah kepada segala yang kongkret dalam

mendidik, memperkaya nilai-nilai keramahan, kejujuran, ketabahan, kebaikan hati,

pengabdian, sikap tanpa pamrih dan pengorbanan diri.

6. Langkah IV: Mendalami Teks Familiaris Consortio No 36.

Peserta mendalami teks dengan beberapa pertanyaan penuntun

a. Apa yang menjadi inti teks FC No 36 tersebut?

b. Mengapa orang tua disebut sebagai pendidik yang pertama dan utama?

c. Bagaimana melaksanakan itu semua dalam keluarga?

7. Rangkuman Dari Pendalaman teks Familiaris Consortio No 36

Peran keluarga amat besar untuk pertumbuhan dan perkembangan iman anak.

Keluarga adalah tempat pendidikan iman yang pertama dan utama. Keluarga dapat

menjadi lahan subur bagi perkembangan iman anak, kalau orang tua dapat

menciptakan suasana yang harmonis dalam keluarga, maka dengan sendirinya anak

akan merasa kerasan tinggal di rumah. Dengan demikian keluarga itu

mencerminkan keluarga kristiani yang sejati, yang didasari oleh kasih dan iman

akan Kristus.

Page 124: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

107

Sarana pendidikan iman dalam keluarga adalah segala sesuatu yang ditemui,

baik itu peristiwa, benda bahkan hidup sendiri dapat dijadikan alat untuk

menanamkan dan memperkembangkan iman anak misalnya, alam dunia sekitarnya,

orang lain atau anggota keluarga, peristiwa ulang tahun, kematian dan peristiwa-

peristiwa religius, kesaksian hidup yang baik dan hidup suci orang tua.

Hambatan-hambatan yang mungkin timbul, sehingga orang tua kurang dapat

memperkembangkan iman anaknya yang begitu kompleks. Dan semua hambatan itu

barasal dari diri orang tua, dari situasi keluarga, dari diri anak-anak dan

lingkungannya. Orang tua kurang waktu untuk berdialog dan rekreasi, berdoa

bersama karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Hal penting yang tidak kala buruk

akibanya bagi perkembangan kehidupan iman anak pengaruh jelek dari lingkungan

hidup si anak.

Sebagai orang tua kristiani memang kita sadari bahwa hidup beriman

bukanlah sesuatu yang secara khusus yang diisi ke dalam hidup anak oleh ayah dan

ibunya, tetapi iman itu adalah pertama-tama adalah suatu anugerah Allah yang

berkembang mengikuti irama hidup sesorang dan kehidupan sekitarnya.

Perkembangan iman tidak bisa terjadi secara otomatis, tetapi sungguh-sungguh

suatu proses yang dihayati dengan seluruh kehendak kebebasannya dan rahmat

Tuhan, Tuhanlah yang menjadi sumber kekuatan kita.

8. Pembacaan Kitab Suci: Hal yang kudus dan berharga

“ Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan

kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan

kakinya, lali ia berbalik mengoyak kamu” ( Matius 7 ayat 6 )

Page 125: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

108

a. Makna apa yang terkandung dalam bacaan Kitab Suci tadi?

b. Sikap seperti apa yang dikehendaki oleh Yesus untuk menjaga yang paling

berharga (anak)?

9. Rangkuman teks Kitab Suci

Anak adalah kudus dan berharga, yang perlu kita rawat, dan kita jaga. Karena

anak adalah anugerah dari Allah yang sangat berharga dan didambakan oleh setiap

orang yang hidup berrumah tangga. Sangatlah bodoh orang yang tidak

menginginkan seorang anak dalam kehidupannya, bahkan sampai membunuh

anaknya sendiri dengan cara apapun. Seperti Injil yang telah kita dengar tadi, jika

kita tidak merawat dengan semestinya maka akan berbalik menyerang dan

mengoyak kita sendiri. Maka anak hendaknya kita rawat dan jaga sedemikian rupa,

dengan memberi mereka rasa cinta kasih kita dan membentengi moral mereka

dengan ajaran-ajaran kristiani dan disinilah peran keluarga sangat penting. Gereja

juga telah mengeluarkan amanatnya tentang keluarga, bahwa keluarga sangat

berperan besar bagi perkembangan anak terutama dalam hal iman. Ini

memperlihatkan kesungguhan gereja dalam memperhatikan perkembangan iman

anak sejak dini. Sebab ditangan merekalah masa depan gereja kita letakkan,

ditangan merekalah hidup kita nantinya kita gantungkan.

8. Langkah V: Penerapan Dalam Hidup Secara Kongkret.

Peranan dan tanggung jawab bapak dan ibu dalam keluarga sangat penting.

Dengan menghargai anugerah kebebasan rohani pribadi, orang tua mengarahkan

anaknya kepada hidup sebagai orang beriman, sehingga pada akhirnya anak sendiri

Page 126: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

109

yang merasa bahwa iman itu sebagai iman yang dipilihnya. Apa yang perlu saya

lakukan sebagai orang tua dalam waktu dekat ini untuk mendidik dan

memperkembangkan iman anak, sesuai dengan Familiaris Consortio No. 36.

9. Penutup

a. Doa spontan dari peserta sesuai dengan tema.

b. Doa Bapa Kami.

c. Doa penutup.

d. Nyanyian penutup PS 564 ( Yesus Tuhan Terimalah diri kami)

Page 127: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab III dan IV, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Analisis deskriptif mengenai iman, menunjukkan bahwa sebagian besar anak –

anak di lingkungan Santo Yakobus Alfeus Tempel memiliki pemahaman yang

baik tentang iman anak akan Yesus dan iman akan Gereja. Dengan jumlah skor

rata-rata sebesar 11.49, dari 20 pertanyaan yang diberikan.

2. Tetapi di sisi lain mereka kurang dalam penghayatan dalam hidup mereka atau

dengan kata lain pengaplikasian iman dalam kehidupan keseharian mereka.

Karena hanya mencapai skor rata-rata sebesar 32.44, nilai ini merupakan skor

nilai interval rendah dalam artian kurang dalam penghayatan. Skor ini jauh

dengan apa yang diharapkan yaitu sebesar 45 – 60 yang merupakan skor interval

tertinggi.

3. Dalam hal pola asuh yang diterapkan oleh para orang tua menunjukkan bahwa

sebesar 68.25 % anak diasuh dengan pola Otoriter, sebanyak 31.75 % anak diasuh

oleh orang tuanya dengan pola Demokratis, sedangkan untuk pola Permisivitas

tidak dipakai karena tidak ada skor mencapai interval nilai yang sudah ditentukan.

Hasil skor secara keseluruhan setelah dirata – rata adalah sebesar 44.1. Menurut

interval nilai yang ditentukan maka nilai rata – rata ini masuk pada inteval pola

asuh yang otoriter. Dengan melihat hasil yang ada kebanyakan para orang tua

Page 128: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

111

lebih memilih menggunakan pola asuh yang otoriter dari pada demokratis

ataupun permisivitas.

4. Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa pola asuh orang tua memiliki

pengaruh terhadap perkembangan iman anak. Untuk menguji hipotesis dan

koefisien regresi variabel digunakan uji-t dengan hasil sebagai berikut; variabel

pola asuh: Ho : β1= 0 terhadap H1 : β1 ≠ 0. Hasil yang didapat adalah t = 0.863

dengan derajat kebebasan n – k – 1 = 63-1-1 = 61, dengan p-value = 0,000 yang

lebih kecil dari α = 0,05. hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.

5. Dari hasil yang didapat dari pengujuan regresi dapat ditafsirkan bahwa besar

kontribusi pola asuh orang tua terhadap iman anak adalah sekitar 74.5 %. Dengan

begitu besarnya kontribusi yang didapat, tidak dapat kita sangkali lagi bahwa

memang pola asuh orang tua berpengaruh pada perkembangan iman anak.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diperoleh, maka dapat disampaikan saran-

saran sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti Selanjutnya: Penelitian dapat melanjutkan hasil-hasil penelitian ini

dengan memasukkan lebih aspek – aspek yang memungkinkan dapat

mempengaruhi perkembvangan iman anak. Aspek yang mungkin dalam hal ini

adalah aspek pergaulan, lingkungan dan masih banyak lagi aspek – aspek lain

diluar itu semua.

2. Bagi para anak: anak – anak diharapkan dapat mengaplikasikan semua bentuk

pemahaman anak iman dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini dikarenakan

Page 129: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

112

banyak anak yang paham betul akan ajaran iman namun hanya sebatas tahu tanpa

mau mewujud nyatakan dalam kehidupannya.

3. Bagi para orang tua: Diharapkan orang tua dapat mengasuh dan mendidik anak –

anak mereka dengan lebih baik lagi, tanpa mengesampingkan aspek iman dalam

keseharian terutama untuk mendidik atau mengasuh anak. Ini sejalan dengan hasil

penelitian bahwa pola asuh yang diterapkan oleh para orang tua memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam hal iman anak.

4. Bagi Lingkungan: Dengan merujuk pada hasil penelitian ini diharapkan para

pengurus lingkungan dapat lebih mengoptimalkan fungsinya dalam mengadakan

pendampingan terhadap orang tua dalam keluarga dan anak di lingkungan Santo

Yakobus Alfeus Tempel. Selain anak orang tua juga hendaknya diperhatikan dan

perlu pendampingan oleh para pengurus lingkungan sebagai penyelenggara

pendidikan iman di lingkungan. Program pastoral pendampingan seperti yang

telah disajikan pada bab IV merupakan suatu upaya peneliti sebagai sumbangan

gagasan dalam rangka membantu para orang tua untuk dapat lebih mengerti anak

– anak mereka dan dapat mendampingi anak dengan lebih baik lagi. Program

tersebut bertemakan;“Tugas dan Tanggung jawab Orang tua dalam Membina dan

Mendidik Iman Anak” dengan tujuan “ Membantu orang tua meningkatkan

kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik iman anak yang

pertama dan utama dalam keluarga”. Semuanya ini dikemas dalam bentuk Shared

Christian Praxis (SCP). Selain itu pula peneliti merasa tergerak sebagai anggota

gereja yang mencurahkan perhatian kepada anak – anak, karena masa depan

gereja berada ditangan mereka.

Page 130: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

113

DAFTAR PUSTAKA

Adisusanto, FX. (2000). Katekese Sebagai Pendidikan Iman. Yogyakarta: Lembaga

Pengembangan Kateketik Puskat (Seri PUSKAT No. 372) Amolorpavadass, D.S (1972). Katekese sebagai Tugas Pastoral Gereja. Yogyakarta:

STFK Pradnyawidya. Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi Revisi). ______, (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompentensi dan Praktiknya.

Jakarta, PT Bumi Aksara. Azwar, Saifudyn.(2006). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta, Penerbit Pustaka

Pelajar. Caroline ADM, Philips T., W. Saris.( 1985). Katekese keluarga. Yogyakarta: STFK

Pradnyawidya. Craig, Sidney.D (1990). Mendidik Dengan Kasih. (penerjemah YB. Tugiyarso).

Yogyakarta, Kanisius. Dapiyanto, F.X. Relevansi Kultur Sekolah Bagi Internalisasi Nilai-Nilai Dalam

Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah. WYDIA DHARMA. (N0.1, Oktober 2005).

Djamaludin Ancok, dkk. (1988: 78-80). Peranan Keluarga Sekolah dan Masyarakat dalam Pembentukan Kepribadian Remaja.

Dokumen Konsili Vatikan II. ( 1991). Ajaran dan Pedoman Gereja Tentang Pendidikan Katolik. Kerjasama Komisi Pendidikan KWI dengan Gramedia Widiasarana Indonesia.

Dokumen Konsili Vatikan II. (1993). (R. Hardawiryana Penerjemah). Jakarta, Dokumen dan Penerangan KWI.

Gordon, Thomas. (1989). Menjadi Oeang Tua Efektif; Petunjuk Terbaru Mendidik Anak yang Bertanggung Jawab. Jakarta, Gramedia.

Gunarsa, Singgih. D. (1985). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta, BPK Gunung Mulia.

Hardawiryana R. (1998). Dokumen Konsili Vatikan II. (Penerjemah: R. Hardawiryana) Jakarta, Obor.

Hartono Heselaars., SJ. (2000). Katekese 2000. Yogyakarta, Kanisius. Hauck, Paul. A. (1989). Mendidik Anak dengan Berhasil. (Daisy Penerjemah).

Jakarta, Arcan. Heryatno W.W., SJ. Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese (Seri Puskat

No. 356). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat, 1997. Hurlock Elisabet B. (1991). Psikologi perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta, Erlangga. ,(1996). Psikologi Perekembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Ed.V). Jakarta, Erlangga.

Jakarta, Bumi Aksara. Lein, Laura dan O’donnell, Lydia. (1989). Anak; Bagaimana Mengasuh Anak dan

Pengaruh Anak bagi Kehidupan Orangtuanya. (YB. Tugyarso Penerjemah) Yogyakarta, Kanisius.

Lindgren, C.H. (1976). An Introduction to Social Psikology. 2 nd. Ed. New Delhi: Wiley Estew Private Limited.

Page 131: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

114

Listiara, Anita.(1996). Hubungan Antara Persepsi Mengenai Kecenderungan Pola Asuh Demokratis dan Kecemasan dengan Tingkat Rasa Malu pada Mahasiswa UGM. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. (tidak diterbitkan)

Mangunhardjana. (1986). Pembinaan, Arti dan Metodenya. Penerbit: Kanisius. Ngalim Purwanto. (1993: 93). Peranan Ibu. Jakarta. Prasetya, G.T (2003). Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta, Erlangga. Sarjumunarsa, Th. (1985). Komunikasi Iman dan Evaluasi Katekese. STFK

Pradnyawidya. Sekertriat Nasional K.M./CLC. (1971). Keluarga Retak Masyarakat Rusak. Jakarta. Sumarno, Ds. M. SJ. (2005). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama

Katolik Paroki.(Diktat Mata Kuliah Semester V). Yogyakarta. IPPAK-USD. Soerjanto. Al. (2006). Pendidikan Anak dalam Keluarga. Komisi Pendampingan

Keluarga Keuskupan Agung Semarang. Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Stewart dan Koch. (1983). Children Development Throught Aduleslence. Canada:

Jhon Wiley and Sons, Inc. Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Suhartin. RI. (1986). Cara Mendidik Anak dalam Keluarga Masa Kini. Sutari, I. Barnadib. (1986). Pengantar Pendidikan Sistematik. Yogyakarta, FIP IKIP

Yogyakarta. Sutrisno, Hadi. (1992). Metodologi Reserch 3. Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi UGM. Syamsudin. Dkk. (1990). Iklim Keluarga dalam Hubungannya dengan Prilaku Salah

Usia Siswa SMA DIY. Telambanua, Marinus. (1997). Ilmu Kateketik. Jakarta, Obor Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang.(1990). Psikologi Perkembangan. IKIP

Semarang Press. Totok, S.W. (2001).Seri Pastoral 328. Yogyakarta, Pusat Pastoral. Triton, P.B.(2005). Cara Cepat Menguasai SPSS. 13.00. Yogyakarta, Tugu Publiser. Winkel, W.S.(1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta, Gramedia. Wright, Logan. (1985). Duapuluh Prinsip Mengasuh Anak Modern. Jakarta, Mega

Media. Yohanes Paulus II. (1979). Catechesi Tradendae. (terjemahan Hardawiryana, SJ).

Jakarta, Dok Pen KWI. . (22 November 1981). Familiaris Consortio. Terj. Widyamartana A, (1994).

Keluarga Kristiani Dalam Dunia Modern. Yogyakarta: Kanisius. Zulkifli, L. (1993). Psikologi Perkembangan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Page 132: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

(1)

Lampiran: I

Petunjuk Pengerjaan Kuesioner

a. Bacalah pernyataan-pernyataan berikut jawaban-jawabannya dengan seksama

b. Pilih dan lingkarilah huruf (a, b, atau c) pada jawaban yang anda anggap tepat

dan benar.

c. Isilah setiap jawaban dengan memberi tanda centang (√ ) pada salah satu

kolom jawaban yang ada disampingnya.

d. Keterangan alternatif jawaban:

SL = selalu

S = sering

K = kadang-kadang

TP = tidak pernah

Jogjakarta, .....,..................,2007

a. Patena tempat meletakkan hosti besar

Kuesioner

I. Iman Anak 1. Di bawah ini manakah kegunaan alat-alat misa yang benar?

b. Ampul tempat menyimpan dupa

c. Wirug tempat anggur dan air

2. Di bawah ini manakah para petugas liturgy yang benar?

a. Imam, misdinar, kolektor

b. Imam, prodiakon, rektor

c. Imam, prodiakon, misdinar

Page 133: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

(2)

3. Tata perayaan Ekaristi yang benar adalah?

a. Pembukaan, liturgi ekaristi, liturgi sabda, penutup

b. Pembukaan, persembahan, komuni, penutup

c. Pembukaan, liturgi sabda, liturgi ekaristi, penutup

4. Arti dari sepuluh perintah Allah ialah

a. Perintah dari Allah

b. Peraturan hidup

c. Pedoman hidup

5. Di bawah ini yang bukan makna dari “Jangan memuja berhala, …”

a. Kesetiaan mutlak terhadap Allah

b. Percaya hanya kepada Tuhan Allah

c. Membuat patung-patung untuk disembah

6. Apakah maksud Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kepada para murid?

a. Agar para murid terlihat berwibawa dihadapan masyarakat

b. Agar para murid bisa berdoa

c. Mengajak masuk kehubungan yang khusus dengan Allah

7. Oleh Gereja bulan Maria ditetapkan pada bulan?

a. April dan Desember

b. Mei dan Oktober

c. April dan Oktober

8. Apakah maksud kedatangan Tuhan Yesus?

a. Bertemu dengan umat manusia

b. Menyelamatkan umat manusia

c. Membantu umat manusia

9. Kelahiran Yesus kita peringati sebagai hari?

a. Paskah

b. Natal

c. Adven

10. Apakah makna dari wafat dan kebangkitan Yesus?

Page 134: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

(3)

a. Menyelamatkan para murid-muridnya

b. Menyelamatkan seluruh umat manusia

c. Menyelamatkan seluruh orang Yahudi

11. Di manakah kota kelahiran Yesus?

a. Betlehem

b. Nazaret

c. Yerusalem

12. Apakah mukjizat pertama yang dilakukan Yesus

a. Mengubah air menjadi anggur

b. Menyembuhkan orang lumpuh

c. Mengandakan lima roti dan dua ikan

13. Doa syahadat para rasul baik panjang maupun pendek merupakan?

a. Doa ungkapan iman umat Kristen

b. Doa yang dibuat oleh Gereja

c. Doa yang diajarkan Yesus kepada para murid

14. Dalam syahadat, kemaha kuasaan Allah dibuktikan dengan?

a. Menciptakan langit dan bumi

b. Menyembuhkan orang sakit

c. Menciptakan manusia

15. Setelah hari ketiga Yesus …

a. Naik ke surga

b. Bangkit dari antara orang mati

c. Mengadili orang hidup dan mati

16. Inti pewartaan Yesus adalah

a. Kegembiraan

b. Kerajaan Allah

c. Pengkudusan

17. Arti sakramen ialah

a. Tanda keselamatan Allah

Page 135: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

(4)

b. Komunikasi Allah dengan manusia

c. Lambang kesatuan dengan Gereja

18. Sakramen yang menjadi dasar dari seluruh sakramen adalah?

a. Sakramen Komuni

b. Sakramen Tobat

c. Sakramen Baptis

19. Yesus datang ke dunia untuk mewartakan…

a. Kabar baik

b. Kabar gembira

c. Kabar bahagia

20. Yesus mengajarkan umatnya untuk …

a. Saling mengasihi

b. Mengikuti perjamuan

c. Mengharapkan belas kasihan

II. IMAN ANAK NO PERNYATAAN SL S K TP

1 Saya berangkat ke gereja setiap minggu.

2 Saya memberi hormat ketika hosti/ tubuh Kristus diangkat ke atas

3 Saya mengikuti misa dengan khusuk

4 Saya berdoa dahulu sebelum melakukan segala sesuatu.

5 Saya aktif dalam kegiatan keagamaan

6 Saya membantu orang tua saya.

7 Saya berdoa kepada Tuhan

8 Saya berani mengakui kesalahan yang telah saya buat

9 Saya doa bersama keluarga.

Page 136: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

(5)

10 Saya membantu teman yang sedang kesusahan.

11 Saya merasa senang ketika berdoa

12 Saya berdoa dengan khitmat dan sungguh – sungguh

13 Saya ingin dapat menerima Tubuh dan Darah Kristus

14 Saya merasa tisak senang kalau terjadi kejahatan

15 Saya tetap bersyukur ketika dalam keadaan susah

POLA ASUH

NO PERNYATAAN SL S K TP

16 Saya diberikan kebebasan untuk mengatur keuangan pribadi.

17 Saya dilibatkan dalam menyelesaikan masalah keluarga.

18 Bapak Ibu memberikan tanggung jawab secara penuh kepada saya.

19 Saya bercanda dengan orang tua saya.

20 Orang tua saya pilih kasih.

21 Bapak Ibu khawatir dan mengawasi jika saya melakukan kegiatan di luar rumah selain ke sekolah.

22 Saya di berikan kebebasan penuh di rumah.

23 Bapak Ibu mendukung setiap keputusan yang saya ambil.

24 Saya merasa kurang dihargai oleh orang tua dan saudara-saudara saya.

25 Bapak Ibu saya marah jika saya melakukan suatu kegiatan tanpa sepengetahuan mereka.

26 Orang tua membatasi pergaulan saya.

27 Saya kurang dipercaya orang tua untuk membelanjakan uang yang mereka berikan.

28 Saya makan bersama dalam keluarga Bapak Ibu.

29 Bapak Ibu saya membicarakan kesulitan-kesulitan mereka tanpa sepengetahuan saya.

30 Saya diikut sertakan dalam pengambilan keputusan jika menyangkut masa depan anda.

Page 137: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

(6)

31 Orang tua saya mendampingi belajar.

32 Orang tua menentukan dengan siapa saya dalam bergaul atau berteman.

33 Orang tua saya membatasi dalam mengikuti kegiatan.

34 Orang tua saya suka marah-marah.

35 Orang tua saya menentukan apa yang harus saya kerjakan di rumah.

36 Orang tua saya mengatur uang untuk kebutuhan pribadi dan jajan saya secara ketat.

37 Keinginan saya selalu dipenuhi.

38 Orang tualah yang memilihkan sekolah untuk saya.

39 Selain kebutuhan sekolah yang jumlah rupiahnya sudah pasti orang tua saya mengatur uang untuk kebutuhan pribadi dan jajan saya secara ketat.

40 Ada waktu untuk bercengkrama/ kumpul bersama dalam keluarga saya

Page 138: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

Analisis, Validitas dan Realibilitas IntrumenIman Anak

Pilihan Ganda Skala Sikap

I. 1 I. 2 I. 3 I. 4 I. 5 I. 6 I. 7 I. 8 I. 9 I. 10 I. 11 I. 12 I. 13 I. 14 I. 15 I. 16 I. 17 I. 18 I. 19 I. 20 II. 1 II. 2 II. 3 II. 4 II. 5 II. 6 II. 7 II. 8 II. 9 II.10 II.11 II.12 II.13 II.14 II.15

No. A C C C C B B B B B A A A A B B A C B A 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 3 4 2 2 4 4 2 2 3 3 3 4 2 2 2

2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 2 3 4 4 4 2 4 3 1 4 3 1 4 4 3

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 2 1 2 3 4 2 3 3 1 2

4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 2 4 3 3 2 4 2 3 1 3 1 3 3 2 3

5 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1

6 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3

7 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2

8 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 3 4 4 2 2 4 1 2 1 3 2 4 4 3

9 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 4 3 4 3 3 3 3 3 1 4 2

10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 2 3

11 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2

12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 2 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 1

13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3

14 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 3 2 3 3 1 3 4 2 2 1 2 4 3 4 2

15 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 1

16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 2

17 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 2 4 4 2 3 3 2 2 1 3 3 2 4 2 2

18 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 3 3 4 1 2 3 1 3 2 2 1 3

19 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 3 4 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2

20 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 2 4 3 2 1 3 3 2 1 3 3

21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 4 3 4 2 3 1 3 1 2 1 2 3

22 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 4 2 2 3 2 4 3 3 2 2 4 2 2 3 4

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 3 2 1 4 2 3 4 3 2 4 2 3 1 4 1

24 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

25 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3

26 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 2 2 4 2 3 2 2 3 1 4 2

27 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2

28 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 3 2 3 3 2 3 1 3 3 2 3 1 3 1 2

29 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 3 2 3 3 3 1 2 2 3 4 2 3 3 2 1

30 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 2 2 3 3 1 2 1 3 4 1 3 2 2 1

31 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 4 3 1 4 2 2 4 2 2 2 2 2 1 4 1

32 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 3 2 3 4 4 3 3 1 2 4 1 1 3 3 3

33 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 4 3 3 4 2 1 1 1 3 1 1 2 3 1 3

34 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 2 3 4 1 3 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2

35 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 3 4 1 4 3 3 1 2 1 2 2 4 3 2

36 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 2 1 2

37 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 3 3 3 1 1 3 2 1 3 3 2 3 3 2

38 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 2 1 4 3 4 4 3 1 1 2 1 1 4 3 4

Page 139: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

39 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2

40 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 2 2 2 4 2 1 4 2 2 2 3 2 1 3

41 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3

42 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 2 1

43 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2

44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 4 1 1 2 4 1 4 3 1 1 3 1 1 1

45 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 2 2

46 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 4 2 1 3 4 2 1 4 3 4 1 1 1 1 1

47 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 3 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2 3 1 2

48 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 2 2 3 2 2 1 2 1 1 3 2 3 3 2 2

49 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2

50 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 2 3 1 2 2 1 1 2 3 1 2 3 1 2

51 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2

52 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1

53 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2

54 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1

55 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 2 2 1 1 1

56 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 2 2 1 1 1 1 2 1 2 3 1 2 1 2 1

57 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2

58 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1

59 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2

60 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1

61 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2

62 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2

63 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2

E 37 36 34 36 33 42 39 37 38 35 41 39 39 32 36 37 36 36 32 29 135 139 139 142 150 139 132 130 128 149 124 138 139 132 128

N 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252

p/ik 0,59 0,571 0,5397 0,571 0,52 0,6667 0,62 0,587 0,6 0,556 0,651 0,619 0,619 0,51 0,57 0,59 0,57 0,57 0,51 0,46 0,536 0,55 0,552 0,56 0,6 0,552 0,524 0,52 0,51 0,591 0,49 0,55 0,552 0,52 0,51

1

q 0,41 0,429 0,4603 0,429 0,48 0,3333 0,38 0,413 0,4 0,444 0,349 0,381 0,381 0,49 0,43 0,41 0,43 0,43 0,49 0,54

pq 0,24 0,245 0,2484 0,245 0,25 0,2222 0,24 0,242 0,24 0,247 0,227 0,236 0,236 0,25 0,24 0,24 0,24 0,24 0,25 0,248

20 19

Rel. Oby 0,71

40 39

Var. But 0,841 0,83 1,114 0,86 0,89 0,979 0,999 0,8 0,69 0,82 0,63 0,62 1,114 1 0,64

Var. Tot

Rel. Sub 0,9

Valid 0,29 0,251 0,381 0,353 0,32 0,2712 0,28 0,295 0,36 0,252 0,278 0,33 0,262 0,43 0,35 0,29 0,35 0,35 0,43 0,245 0,445 0,5 0,511 0,44 0,52 0,594 0,601 0,48 0,33 0,254 0,56 0,49 0,511 0,6 0,35

Page 140: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

Pola Asuh Orang Tua

Skala Sikap

E II.16 II.17 II.18 II.19 II.20 II.21 II.22 II.23 II.24 II.25 II.26 II.27 II.28 II.29 II.30 II.31 II.32 II.33 II.34 II.35 II.36 II.37 II.38 II.39 II.40 E TOT Jso Jse

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

54 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 2 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 2 57 111 12 108

61 3 2 2 3 2 2 4 2 4 3 3 3 3 4 1 1 3 2 2 2 1 3 3 3 3 52 113 15 110

54 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 53 107 19 99

56 2 2 2 3 2 3 2 2 4 4 2 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 53 109 17 101

50 2 2 1 2 1 2 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 1 2 1 1 48 98 17 86

52 2 2 2 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 53 105 12 104

58 2 3 3 2 4 2 3 4 2 2 2 1 3 1 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 52 110 16 102

53 4 4 3 3 3 2 2 3 2 1 4 2 2 3 2 1 2 2 1 3 2 4 4 4 3 51 104 11 108

51 2 2 4 2 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 54 105 14 99

56 2 1 3 1 2 4 4 2 1 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 2 4 3 53 109 17 105

48 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 52 100 11 99

56 1 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 1 1 3 1 3 2 3 2 3 2 1 2 1 50 106 17 95

56 2 3 1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 48 104 18 94

54 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 1 2 2 4 2 2 2 2 53 107 15 100

51 3 3 2 1 3 2 4 2 4 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 1 53 104 16 98

53 2 4 1 4 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 3 2 50 103 15 98

54 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 48 102 15 97

47 3 4 1 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 53 100 15 97

50 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 4 2 2 53 103 15 98

50 1 1 1 3 3 3 1 2 3 1 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 2 3 1 3 3 51 101 16 95

51 3 3 3 1 1 4 1 3 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 49 100 16 96

55 1 2 3 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 46 101 13 97

55 1 4 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 1 3 3 2 3 3 1 3 1 46 101 16 93

46 4 4 4 2 2 1 1 3 3 4 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 4 3 2 53 99 16 95

46 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 51 97 12 95

53 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 1 3 2 2 4 1 2 3 2 2 2 2 47 100 18 90

52 1 3 1 2 3 2 2 1 2 4 1 3 3 3 2 3 2 3 1 3 2 1 1 1 2 47 99 15 89

50 3 1 2 2 2 3 1 2 3 4 2 3 3 3 3 3 1 1 4 2 1 2 3 2 2 49 99 15 93

49 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 2 2 1 47 96 12 91

43 4 3 2 2 2 3 2 4 3 2 3 2 2 2 2 2 1 4 1 2 3 3 4 3 1 51 94 11 94

47 1 3 1 3 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 46 93 11 86

51 3 1 2 2 1 3 2 2 3 2 1 3 2 4 2 2 2 3 2 2 1 1 3 1 3 45 96 11 93

43 2 4 2 1 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 1 3 1 1 4 2 2 2 2 2 3 49 92 10 91

46 4 2 1 2 1 2 3 4 3 4 2 2 3 1 3 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 49 95 12 93

44 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 2 48 92 8 95

36 2 2 1 3 3 2 3 2 1 2 2 2 3 3 4 3 1 2 3 3 1 2 2 2 2 48 84 6 86

45 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 44 89 10 87

49 3 2 2 2 1 1 4 3 2 1 4 2 3 3 1 1 1 2 3 1 1 4 3 4 4 43 92 11 96

Page 141: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

44 3 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 44 88 11 86

42 2 3 1 2 3 3 2 2 1 1 2 3 4 2 2 1 2 2 1 1 3 2 2 2 3 43 85 9 85

46 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 39 85 8 85

47 3 2 3 1 1 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 2 2 1 3 1 3 1 1 40 87 12 81

38 3 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 44 82 9 82

34 1 1 1 2 1 3 3 3 3 1 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 43 77 4 77

39 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 4 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 42 81 7 80

41 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 4 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 2 4 1 36 77 8 80

38 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 39 77 8 77

38 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 39 77 7 75

33 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 37 70 7 67

36 1 1 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 34 70 8 66

30 3 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 33 63 6 66

35 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 33 68 12 63

27 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 34 61 6 62

28 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 31 59 7 58

30 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 31 61 9 58

33 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 30 63 10 58

27 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 30 57 6 55

30 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 35 65 10 55

26 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 32 58 6 52

25 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 29 54 8 53

24 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 33 57 5 52

25 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 27 52 6 52

27 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 25 52 9 48

2768 138 140 118 126 119 129 143 142 130 135 131 144 133 129 142 123 126 132 128 124 130 131 138 131 120 2778 5546 724 5326

252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 11340

0,548 0,56 0,47 0,5 0,47 0,51 0,57 0,56 0,52 0,54 0,52 0,57 0,53 0,51 0,56 0,49 0,5 0,52 0,51 0,49 0,52 0,52 0,55 0,52 0,48 32,627

8,5079

4,841

0,715 0,84 0,72 0,58 0,54 0,62 0,77 0,64 0,71 0,89 0,73 0,63 0,62 0,74 0,61 0,66 0,63 0,64 0,73 0,46 0,68 0,73 0,71 0,73 0,71 29,858

271,78 14,911 243,9

0,285 0,44 0,49 0,41 0,47 0,48 0,49 0,45 0,62 0,59 0,52 0,47 0,6 0,5 0,34 0,52 0,36 0,5 0,47 0,56 0,58 0,52 0,28 0,52 0,52

Page 142: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

(11)

Hasil Pengujian Validitas Variabel Pemahaman Iman

No item r hitung r tabel Keterangan 1 0.29 0,254 Valid 2 0.26 0,254 Valid 3 0.37 0,254 Valid 4 0.36 0,254 Valid 5 0.3 0,254 Valid 6 0.28 0,254 Valid 7 0.3 0,254 Valid 8 0.3 0,254 Valid 9 0.4 0,254 Valid 10 0.26 0,254 Valid 11 0.3 0,254 Valid 12 0.32 0,254 Valid 13 0.27 0,254 Valid 14 0.4 0,254 Valid 15 0.4 0,254 Valid 16 0.3 0,254 Valid 17 0.4 0,254 Valid 18 0.4 0,254 Valid 19 0.4 0,254 Valid 20 0.25 0,254 Valid Jml 20 Valid

Hasil Pengujian Validitas Variabel Penghayatan Iman No item r hitung r tabel Keterangan II. 1 0.45 0,254 Valid II. 2 0.5 0,254 Valid II. 3 0.51 0,254 Valid II. 4 0.4 0,254 Valid II. 5 0.5 0,254 Valid II. 6 0.6 0,254 Valid II. 7 0.6 0,254 Valid II. 8 0.5 0,254 Valid II. 9 0.3 0,254 Valid II. 10 0.254 0,254 Valid II. 11 0.6 0,254 Valid

Page 143: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP IMAN …repository.usd.ac.id/22587/2/031124016_Full.pdf · Singkatan Dokumen Resmi Gereja . CT : Catechesi Tradendae, Ajuran Apostolik Paus Yohanes

(12)

II. 12 0.5 0,254 Valid II. 13 0.5 0,254 Valid II. 14 0.6 0,254 Valid II. 15 0.4 0,254 Valid Jml 15 Valid

Hasil Pengujian Validitas Variabel Pola Asuh Orang Tua No item r hitung r tabel Keterangan II. 16 0.28 0,254 Valid II. 17 0.4 0,254 Valid II. 18 0.5 0,254 Valid II. 19 0.4 0,254 Valid II. 20 0.5 0,254 Valid II. 21 0.5 0,254 Valid II. 22 0.5 0,254 Valid II. 23 0.4 0,254 Valid II. 24 0.6 0,254 Valid II. 25 0.6 0,254 Valid II. 26 0.5 0,254 Valid II. 27 0.5 0,254 Valid II. 28 0.6 0,254 Valid II. 39 0.6 0,254 Valid II. 30 0.5 0,254 Valid II. 31 0.3 0,254 Valid II. 32 0.5 0,254 Valid II. 33 0.4 0,254 Valid II. 34 0.5 0,254 Valid II. 35 0.5 0,254 Valid II. 36 0.6 0,254 Valid II. 37 0.5 0,254 Valid II. 38 0.3 0,254 Valid II. 39 0.5 0,254 Valid II. 40 0.5 0,254 Valid Jml 25 valid