pengaruh permeabilitas pada tight reservoir terhadap laju produksi
DESCRIPTION
Tight ReservoirTRANSCRIPT
PENGARUH PERMEABILITAS PADA TIGHT RESERVOIR TERHADAP LAJU PRODUKSI
Oleh:
Irvan Agustian
Muhammad Rifaldy (071.13.139)
Muhammad Rivai (071.13.150)
Tarida Surya Marpaung (071.13.228)
LABORATORIUM ANALISA BATUAN RESERVOIR
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2014
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BA
BAB I
PENDAHULUAN
Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi.
Pada umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda
tergantung dari komposisi, temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi
akumulasi hidrokarbon didalamnya. Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai
tiga unsur utama yaitu adanya batuan reservoir, lapisan penutup dan perangkap.
Beberapa syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi adalah pertama
adanya batuan induk. Batuan induk merupakan merupakan batuan sedimen yang
mengandung bahan organik seperti sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah
mengalami proses pematangan dengan waktu yang sangat lama sehingga
menghasilkan minyak dan gas bumi. Kedua adalah adanya batuan waduk
(Reservoir Rock). Batuan waduk (Reservoir Rock) merupakan batuan sedimen
yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi yang dihasilkan batuan
induk dapat masuk dan terakumulasi. Ketiga adalah adanya struktur batuan
perangkap. Struktur batuan perangkap merupakan batuan yang berfungsi sebagai
penghalang bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih jauh. Keempat adalah
adanya batuan penutup (Cap Rock). Batuan penutup (Cap Rock) merupakan
batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable), sehingga
minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut. Kelima adalah adanya jalur
migrasi. Jalur migrasi adalah merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan
induk sampai terakumulasi pada perangkap.
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral
dibentuk dari beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang
menyusunnya akan menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir
umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat
(sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen non-klastik) atau kadang-kadang
vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang
berbeda, demikian juga dengan sifat fisiknya. Pada hakekatnya setiap batuan
dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan menyimpan
dan menyalurkan minyak bumi.
Salah satu kemampuan batuan adalah permeabilitas. Permeabilitas
didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan fluida.
Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak
mempunyai permeabilitas. Dibeberapa reservoir ada yang memiliki permeabilitas
rendah dan tinggi. Permeabilitas sangat berpengaruh terhadap laju produksi suatu
sumur produksi. Jika permeabilitas suatu reservoir rendah maka laju produksi
sumur tersebut rendah dan sebaliknya bila permeabilitas suatu reservoir tinggi
maka laju produksi sumur tersebut tinggi. Pengecilan permeabilitas batuan
formasi ini akan mengakibatkan terhambatnya aliran fluida dari formasi menuju
ke lubang sumur sehingga pada akhirnya akan menyebabkan turunnya
produktivitas suatu sumur. Untuk meningkatkan laju produksi suatu sumur
dilakukan dengan cara stimulasi.
Stimulasi adalah merangsang sumur yang merupakan suatu proses
perbaikan terhadap sumur untuk meningkatkan harga permeabilitas formasi yang
mengalami kerusakan sehingga dapat memberikan laju produksi yang besar, yang
akhirnya produktifitas sumur akan menjadi lebih besar jika dibandingkan sebelum
diadakannya stimulasi sumur. Stimulasi dilakukan pada sumur-sumur produksi
yang mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh adanya kerusakan
formasi (formation damage) disekitar lubang sumur dengan cara memperbaiki
permeabilitas batuan reservoir. Metode stimulasi dapat dibedakan menjadi
Acidizing dan Hydraulic Fracturing.
Alasan dilakukanya stimulasi antara lain karena adanya hambatan alami
yaitu permeabilitas reservoir yang rendah sehingga menyebabkan fluida reservoir
tidak dapat bergerak secara cepat melewati reservoir dan hambatan akibat yaitu
yang sering disebut dengan kerusakan formasi (formation damage). Sasaran dari
stimulasi ini adalah formasi produktif, karena itu karakteristik reservoir
mempunyai pengaruh besar pada pemilihan stimulasi. Karakteristik reservoir
meliputi karakteristik batuan maupun karakteristik fluida reservoir terutama
berpengaruh pada pemilihan fluida treatment baik pada acidizing maupun pada
hydraulic fracturing, faktor lain yang berpengaruh dalam treatment ini adalah
kondisi reservoir yaitu volume pori, tekanan dan temperatur reservoir.
Hydraulic fracturing merupakan usaha membuat rekahan untuk jalan
mengalirnya fluida reservoir ke lubang sumur dengan cara menginjeksikan fluida
perekah pada tekanan diatas tekanan rekah formasi. Setelah formasi mengalami
perekahan fluida terus diinjeksikan untuk memperlebar rekahan yang terjadi.
Untuk menjaga agar rekahan tidak menutup kembali, maka rekahan yang terjadi
diganjal dengan pengganjal berupa pasir (proppant). Sementara acidizing
merupakan proses pelarutan material-material batuan yang terdapat disekitar
lubang tempat masuknya fluida reservoir ke dalam sumur dengan menginjeksikan
sejumlah asam ke dalam sumur atau lapisan produktif. Acidizing ini digunakan
untuk menghilangkan pengaruh kerusakan formasi disekitar lubang sumur yaitu
skin dengan cara memperbesar pori-pori batuan dan melarutkan partikel-partikel
penyumbat pori-pori batuan.
BAB II
TEORI DASAR
Permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir, untuk dapat melewatkan
fluida melalui pori-pori yang berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk atau
kerangka batuan tersebut. Permeabilitas ini penting untuk menunjukkan mudah
tidaknya fluida mengalir di dalam batuan reservoir. Permeabilitas biasa diberi
simbol K dengan unit satuan darcy atau dengan satuan luas. Di dalam reservoir
fluida yang mengalir biasanya lebih dari satu macam sehingga permeabilitas dapat
dibagi menjadi :
1. Permeabilitas absolute, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida
dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau
disaturasi 100%
2. Permeabilitas efektif, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida
dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air
dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya. harga permeabilitas efektif
dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak,gas dan air.
3. Permeabilitas relative, merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif
dengan permeabilitas absolute pada kondisi saturasi tertentu. Rumus-rumusnya
adalah :
Untuk mendapatkan harga permeabilitas digunakan rumus :
k= (Q .μ .L)/(A .(P1-P2))
Rumus untuk diatas mempunyai beberapa limitasi yaitu :
1. Alirannya mantap (steady state).
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogeny dan arahnya alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
Dalam hal di lapangan dilakukan klasifikasi semi kuantitaif permeabilitas yaitu
Tabel 2.1
Klasifikasi Permeabilitas
Permeabilitas (mD) Keterangan
0-5 Ketat (tight)
5-10 Cukup (fair)
10-100 Baik (good)
100-1000 Baik sekali (very good)
Permeabilitas merupakan salah satu sifat batuan reservoir. Hampir
sebagian besar reservoir minyak dan gas bumi terdapat pada batuan sediment
yaitu pada batupasir (sandstone) dan karbonat limestone
a. Reservoir batupasir (sandstone reservoir)
sebagian besar (80%) reservoir yang ditemukan berada pada reservoir batupasir
dan hampir 60% -nya mengandung minyak bumi.
Gambar 2.1
Reservoir Batupasir
struktur reservoir ini berlapis - lapis, hal ini sebagai akibat proses pengendapan
batupasir seperti pada daerah pantai, dan delta.
b. Reservoir Karbonat (carbonate reservoir)
batuan karbonat terbentuk karena:
- detritial
- constructed, seperti terumbu karang
- chemical, terbentuk oleh pengendapan bicarbonate dan berasal dari marine muds
Gambar 2.2
Reservoir Karbonat
Dibeberapa lapangan minyak dan gas dapat dijumpai reservoir yang
memiliki permeabilitas yang rendah atau biasa disebut Tight Reservoir/Tight
Formation. Permeabilitas yang rendah bisa terjadi karena kerusakan formasi
ketika dilakukan pengeboran atau memang dari awal reservoir tersebut memiliki
permeabilitas yang rendah. Permeabilitas yang rendah berdampak pada rendahnya
laju produksi. Untuk meningkatkan laju produksi dan menaikan harga
permeabilitas, dilakukan dengan cara stimulasi.
Stimulasi adalah merangsang sumur yang merupakan suatu proses
perbaikan terhadap sumur untuk meningkatkan harga permeabilitas formasi yang
mengalami kerusakan sehingga dapat memberikan laju produksi yang besar, yang
akhirnya produktifitas sumur akan menjadi lebih besar jika dibandingkan sebelum
diadakannya stimulasi sumur. Stimulasi dilakukan pada sumur-sumur produksi
yang mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh adanya kerusakan
formasi (formation damage) disekitar lubang sumur dengan cara memperbaiki
permeabilitas batuan reservoir. Metode stimulasi dapat dibedakan menjadi
Acidizing dan Hydraulic Fracturing.
Alasan dilakukanya stimulasi antara lain karena adanya hambatan alami
yaitu permeabilitas reservoir yang rendah sehingga menyebabkan fluida reservoir
tidak dapat bergerak secara cepat melewati reservoir dan hambatan akibat yaitu
yang sering disebut dengan kerusakan formasi (formation damage), kerusakan
fomasi ini kebanyakan disebabkan oleh operasi pemboran dan penyemenan yang
menyebabkan permeabilitas batuan menjadi kecil jika dibandingkan dengan
permeabilitas alaminya sebelum terjadi kerusakan formasi, pengecilan
permeabilitas batuan formasi ini akan mengakibatkan terhambatnya aliran fluida
dari formasi menuju ke lubang sumur sehingga pada akhirnya akan menyebabkan
turunnya produktivitas suatu sumur.
Acidizing adalah salah satu proses perbaikan terhadap sumur untuk
menanggulangi atau mengurangi kerusakan formasi dalam upaya peningkatan laju
produksi dengan melarutkan sebagian batuan, dengan demikian akan
memperbesar saluran yang tersedia atau barangkali lebih dari itu membuka
saluran baru sebagai akibat adanya pelarutan atau reaksi antara acid dengan
batuan. Stimulasi dengan acidizing dapat dilakukan dengan menggunakan tiga
metode yaitu :
1. Acid Washing
2. Acid fracturing
3. Matrix acidizing
Acid washing adalah operasi yang direncanakan untuk menghilangkan
endapan scale yang dapat larut dalam larutan asam yang terdapat dalam lubang
sumur untuk membuka perforasi yang tersumbat. Acid fracturing adalah
penginjeksian asam ke dalam formasi pada tekanan yang cukup tinggi untuk
merekahkan formasi atau membuka rekahan yang sudah ada. Aplikasi acid
fracturing ini hanya terbatas untuk formasi karbonat, karena jika dilakukan pada
formasi batu pasir dapat menyebabkan keruntuhan formasinya dan mengakibatkan
problem kepasiran. Matriks acidizing dilakukan dengan cara menginjeksikan
larutan asam dan additif tertentu secara langsung ke dalam pori-pori batuan
formasi disekitar lubang sumur dengan tekanan penginjeksian di bawah tekanan
rekah formasi, dengan tujuan agar reaksi menyebar ke formasi secara radial.
Pada intinya, acidizing adalah proses pelarutan material-material batuan
yang terdapat disekitar lubang tempat masuknya fluida reservoir ke dalam sumur
dengan menginjeksikan sejumlah asam ke dalam sumur atau lapisan produktif.
Acidizing ini digunakan untuk menghilangkan pengaruh kerusakan formasi
disekitar lubang sumur yaitu skin dengan cara memperbesar pori-pori batuan dan
melarutkan partikel-partikel penyumbat pori-pori batuan.
Perekahan hidrolik ialah usaha membuat rekahan untuk jalan mengalirnya
fluida reservoir ke lubang sumur dengan cara menginjeksikan fluida perekah pada
tekanan diatas tekanan rekah formasi. Setelah formasi mengalami perekahan
fluida terus diinjeksikan untuk memperlebar rekahan yang terjadi. Untuk menjaga
agar rekahan tidak menutup kembali, maka rekahan yang terjadi diganjal dengan
pengganjal berupa pasir (proppant). Proppant yang digunakan harus mampu
mengalirkan fluida dan dapat menahan agar rekahan tidak menutup kembali, oleh
karena itu proppant tersebut harus memiliki permeabilitas yang besar dan
kekuatan yang cukup baik agar tidak mudah hancur terkena tekanan dan
temperatur yang tinggi.
Perekahan hidrolika dilakukan apabila sumur mengalami penurunan
produksi, dan penurunan produksi ini disebabkan karena kecilnya permeabilitas
formasi. Perekahan hidrolika untuk tujuan tersebut, sekarang ini sudah sering
dilakukan. Keberhasilan perekahan hidrolik sangat tergantung pada banyak hal,
diantaranya adalah perencanaan awal (desain awal) perekahan hidrolika sebelum
perekahan hidrolika itu dilakukan. Perekahan hidrolika akan mendapatkan hasil
yang baik apabila dilakukan pada formasi yang berpermeabilitas kecil (< 10 md)
atau dimana damagenya agak dalam.
BAB III
PEMBAHASAN
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral
dibentuk dari beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang
menyusunnya akan menentukan jenis batuan yang terbentuk. Sedangkan reservoir
adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumnya
reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari
komposisi, temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi
hidrokarbon didalamnya. Jadi batuan reservoir itu sendiri merupakan batuan
sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi yang dihasilkan
batuan induk dapat masuk dan terakumulasi. Hampir sebagian besar reservoir
minyak dan gas bumi terdapat pada batuan sediment yaitu pada batupasir
(sandstone) dan karbonat.
Salah satu sifat batuan reservoir itu adalah permeabilitas. Permeabilitas itu
adalah suatu sifat batuan reservoir, untuk dapat melewatkan fluida melalui pori-
pori yang berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk atau kerangka batuan
tersebut. Jadi misalkan ada batuan yang memiliki porositas yang besar tetapi tidak
memiliki permeabilitas maka batuan tersebut tidak termasuk dalam batuan
reservoir. Maka dari itu permeabilitas sifat yang sangat penting. Jika batuan tidak
memiliki permeabilitas maka fluida tidak dapat dialirkan. Jenis-jenis permeabilitas
ada tiga. Pertama permeabilitas absolute. Permeabilitas absolute, yaitu
kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100%. Kedua permeabilitas
efektif. Permeabilitas efektif, yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida
dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air
dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya. harga permeabilitas efektif
dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak,gas dan air.
Dan yang terakhir permeabilitas relative. Permeabilitas relative, merupakan
perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolute pada
kondisi saturasi tertentu. Permeabilitas juga memiliki klasifikasi yang didasarkan
pada satuan luas. Permeabilitas yang berukuran 0 sampai 5 mD disebut
permeabilitas tight. Permeabilitas yang berukuran 5 sampai 10 mD disebut
permeabilitas fair. Permeabilitas yang berukuran 10 sampai 100 mD disebut
permeabilitas good. Permeabilitas yang berukuran 100-1000 mD disebut
permeabilitas very good. Permeabilitas reservoir dianggap ekomomis untuk
dikembangkan adalah dikisaran 20 < K < 500 mD.
Pada dilapangan minyak dan gas banyak terdapat reservoir yang memiliki
permeabilitas yang rendah. Kondisi permeabilitas yang rendah bisa disebabkan
karena kerusakan formasi atau memang dari awal reservoir tersebut memiliki
permeabilitas yang rendah. Kondisi reservoir yang memiliki permeabilitas yang
rendah atau yang dikenal sebagai tight formation/tight reservoir. Tight reservoir
dapat mengakibatkan laju produksi rendah. Selain kecilnya permeabilitas, laju
produksi rendah dapat diakibatkan karena adanya damage (kerusakan formasi).
Untuk meningkatkan laju produksi dan menaikan harga permeabilitas, dilakukan
dengan cara stimulasi.
Stimulasi itu sendiri adalah merangsang sumur yang merupakan suatu
proses perbaikan terhadap sumur untuk meningkatkan harga permeabilitas formasi
yang mengalami kerusakan sehingga dapat memberikan laju produksi yang besar,
yang akhirnya produktifitas sumur akan menjadi lebih besar jika dibandingkan
sebelum diadakannya stimulasi sumur. Metode stimulasi dapat dibedakan menjadi
Acidizing dan Hydraulic Fracturing. Sasaran dari stimulasi ini adalah formasi
produktif, karena itu karakteristik reservoir mempunyai pengaruh besar pada
pemilihan stimulasi. Karakteristik reservoir meliputi karakteristik batuan maupun
karakteristik fluida reservoir terutama berpengaruh pada pemilihan fluida
treatment baik pada acidizing maupun pada hydraulic fracturing.
Acidizing adalah salah satu proses perbaikan terhadap sumur untuk
menanggulangi atau mengurangi kerusakan formasi dalam upaya peningkatan laju
produksi dengan melarutkan sebagian batuan, dengan demikian akan
memperbesar saluran yang tersedia atau barangkali lebih dari itu membuka
saluran baru sebagai akibat adanya pelarutan atau reaksi antara acid dengan
batuan. Acidizing cocok digunakan pada formasi batuan karbonat dikarenakan
bila dilakukan pada formasi batuan pasir asam tidak bereaksi pada batuan.
Stimulasi dengan acidizing dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode
yaitu acidizing washing, acidizing fracturing dan matrix acidizing. Acid washing
adalah operasi yang direncanakan untuk menghilangkan endapan scale yang dapat
larut dalam larutan asam yang terdapat dalam lubang sumur untuk membuka
perforasi yang tersumbat. Acid fracturing adalah penginjeksian asam ke dalam
formasi pada tekanan yang cukup tinggi untuk merekahkan formasi atau
membuka rekahan yang sudah ada. Aplikasi acid fracturing ini hanya terbatas
untuk formasi karbonat, karena jika dilakukan pada formasi batu pasir dapat
menyebabkan keruntuhan formasinya dan mengakibatkan problem kepasiran.
Matriks acidizing dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan asam dan additif
tertentu secara langsung ke dalam pori-pori batuan formasi disekitar lubang sumur
dengan tekanan penginjeksian di bawah tekanan rekah formasi, dengan tujuan
agar reaksi menyebar ke formasi secara radial.
Pada intinya, acidizing adalah proses pelarutan material-material batuan
yang terdapat disekitar lubang tempat masuknya fluida reservoir ke dalam sumur
dengan menginjeksikan sejumlah asam ke dalam sumur atau lapisan produktif.
Acidizing ini digunakan untuk menghilangkan pengaruh kerusakan formasi
disekitar lubang sumur yaitu skin dengan cara memperbesar pori-pori batuan dan
melarutkan partikel-partikel penyumbat pori-pori batuan.
Sementara hydraulic fracturing adalah usaha membuat rekahan untuk jalan
mengalirnya fluida reservoir ke lubang sumur dengan cara menginjeksikan fluida
perekah pada tekanan diatas tekanan rekah formasi. Setelah formasi mengalami
perekahan fluida terus diinjeksikan untuk memperlebar rekahan yang terjadi.
Untuk menjaga agar rekahan tidak menutup kembali, maka rekahan yang terjadi
diganjal dengan pengganjal berupa pasir (proppant). Proppant yang digunakan
harus mampu mengalirkan fluida dan dapat menahan agar rekahan tidak menutup
kembali, oleh karena itu proppant tersebut harus memiliki permeabilitas yang
besar dan kekuatan yang cukup baik agar tidak mudah hancur terkena tekanan dan
temperatur yang tinggi. Kegiatan ini berfungsi untuk menjaga produktivitas yang
permeabilitas reservoir suatu sumur tidak lebih baik dari sebelumnya. Keadaan ini
dikarenakan termampatnya jalan alir hidrokarbon yang hendak keluar dari
reservoir. Untuk dapat merekahkan batuan reservoir, sehingga jalan alir
hidrokarbon terbuka kembali, maka pada batuan tersebut harus diberikan tekanan
sampai melebihi tekanan dari gaya-gaya yang mempertahankan keutuhan batuan
tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penjelasan pengaruh permeabilitas pada tight reservoir
terhadap laju produksi adalah :
1. Bila permeabilitas reservoir rendah maka laju produksinya akan menjadi
rendah.
2. Tight reservoir bisa terjadi pada reservoir sandstone dan reservoir
carbonate.
3. Untuk meningkatkan laju produksi digunakan stimulasi.
4. Stimulasi acidizing digunakan untuk batuan/formasi karbonat.
5. Stimulasi hydraulic fracturing digunakan untuk batuan/formasi
batupasir.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, R. 1996. “Buku Pelajaran Teknik Reservoir”. Jakarta: Trisakti
https://ngelmumigas.wordpress.com/category/teknik-reservoir/
http://alio-jasipto.blogspot.com/2012/09/hydraulic-fracturing.html
http://sianakteknikperminyakan.blogspot.com/2012/10/batuan-reservoir_7.html
http://fatmapetroleum.blogspot.com/2012/03/pengertian-stimulasi.html
http://kompre2006.wordpress.com/2010/05/09/stimulasi-sumur/