permeabilitas tanah

9
PENGUJIAN PERMEABILITAS SK SNI M 22-1980-F A. PENDAHULUAN Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan permeabilitas (kemampuan tanah untuk dilalui oleh air) baik tanah berbutir kasar maupun halus secara laboratoris. Dua metoda yang digunakan yaitu Constant Head dan Falling Head. B. TUJUAN PENGUJIAN 1.Dapat melaksanakan penguian permeabilitas denganprosedur yang benar. 2.Dapat melakukan perhitungan dengan C. PERALATAN 1.Tabung permeability 2.Batu pori 3.Corong 4.Buret 5.Gelas ukur 6.Slang 7.Stop watch 8.Aquades 9. Jangka sorong 10. Ring contoh D. PROSEDUR PENGUJIAN 1.Constant Head (Disturbed) 42

Upload: cahya

Post on 30-Jan-2016

1.108 views

Category:

Documents


241 download

DESCRIPTION

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan permeabilitas (kemampuan tanah untuk dilalui oleh air) baik tanah berbutir kasar maupun halus secara laboratoris. Dua metoda yang digunakan yaitu Constant Head dan Falling Head.

TRANSCRIPT

PENGUJIAN PERMEABILITAS

SK SNI M 22-1980-F

A. PENDAHULUAN

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan permeabilitas (kemampuan tanah

untuk dilalui oleh air) baik tanah berbutir kasar maupun halus secara laboratoris. Dua

metoda yang digunakan yaitu Constant Head dan Falling Head.

B. TUJUAN PENGUJIAN

1. Dapat melaksanakan penguian permeabilitas denganprosedur yang benar.

2. Dapat melakukan perhitungan dengan

C. PERALATAN

1. Tabung permeability

2. Batu pori

3. Corong

4. Buret

5. Gelas ukur

6. Slang

7. Stop watch

8. Aquades

9. Jangka sorong

10. Ring contoh

D. PROSEDUR PENGUJIAN

1. Constant Head (Disturbed)

a) Ambil contoh tanah kering yang mengandung butiran tanah lolos saringan No. 200

lebih kecil dari 10%.

b) Campurkan air secukupnya untuk menghindari segresi selama pengisian tabung

sehingga campuran tersebut dapat mengalir bebas untuk membentuk lapisan-

lapisan dalam tabung.

42

c) Lepaskan tutup tabung lalu masukkan batu pori ke dalamnya masukkan campuran

tanah tadi ke dalam tabung dengan menggunakan corong dengan gerakan

melingkar.

d) Pengisian diteruskan sampai didapat ketinggian tanah 6 cm.

e) Padatkan lapisan tanah tersebut dengan alat penumbuk. Ulangi prosedur 4. dan 5.

Sampai ketiggian yang diinginkan.

f) Letakkan batu pori di atasnya lalu masukkan pegas. Tutup kembali tabung tersebut,

catat kembali tinggi benda uji dalam tabung.

g) Hubungkan slang intake ke corong melalui buret lalu isi corong tersebut dengan air

terus menerus.

h) Hidupkan stopwatch dan tampung air yang keluar dengan gelas ukur. Catat waktu

yang dibutuhkan untuk mendapatkan volume tertentu.

2. Falling Head

a) Ambil contoh tanah kering udara yang mengandung butiran tanah yang lolos

saringa No. 200 lebih besar dari 90% atau bisa juga menggunakan contoh tanah

dari tabung contoh dengan kadar air asli.

b) Campurkan air secukupnya untuk menghindari segregasi selama pengisian tabung

sehingga campuran tersebut dapat mengalir bebas untuk membentuk lapisan-

lapisan dalam tabung.

c) Lepaskan tutup tabung lalu masukkan batu pori ke dalamnya.

d) Masukkan campuran tanah tadi ke dalam tabung dengan menggunakan corong

dengan gerakan melingkar.

e) Letakkan batu pori dan pegas di atasnya lelu tabung ditutup, catat tinggi benda uji

dalam tabung.

f) Pasang buret pada tempatnya lalu atur ketinggiannya. Tempatkan mistar panjang di

samping buret sehingga beda tinggi antara air dalam buret dengan lubang

pengeluaran pada tabung bisa diketahui.

g) Bila perlu gunakan vacuum pump untuk menghampakan tabung selama 30 menit.

Buka kran dan biarkan air mengisi seluruh tabung, tambahkan air ke dalam buret

terus menerus. Proses penjenuhan ini bisa juga dilakukan tanpa vacuum pump.

h) Aliran air melalui benda uji sampai debitnya konstan lalu tutup kembali kran

buretnya. Isi buret sampai skala teratas lalu catat ketinggian air di atas lubang

pengeluaran. Catat tanggal dan waktu mulai pengujian, buka kran buret dan

tampung air yang keluar ke dalam gelas ukur.

43

i) Tutuplah ujung atas buret dan gelas ukur dengan kain katun lembab untuk

mencegah penguapan.

j) Hentikan pengujian bila volume air yang keluar telah mencapai 20 ml (minimal).

Catat posisi ketinggian air dalam buret, volume air dalam gelas ukur dan waktu

akhir pengujian.

E. HASIL PERCOBAAN(Tabel constand head dan falling head)

Tabel 1. Constand head

CONSTAND HEADDIAMETER DALAM BURET 1,45LUAS POTONGAN DALAM BURET (α) 1,650463DIAMETER CONTOH TANAH 6,33LUAS POT.CONTOH TANAH (A) 31,45409TINGGI CONTOH TANAH (L) 8WAKTU MULAI (t1) 0WAKTU AKHIR (t2) 42H 45(t1-t2) 42L/h 0,177778Q 0,47619Q/(t1-t2) 0,011338KT 0,002016T◦C 29μT/μ20◦C 0,814K20 0,001641KOEFISIEN KEREMBESAN 0,001641

44

Tabel 2. falling head

FALLING HEADDIAMETER DALAM BURET 1,45LUAS POTONGAN DALAM BURET (α) 1,650463DIAMETER CONTOH TANAH 6,33LUAS POT.CONTOH TANAH (A) 31,45409TINGGI CONTOH TANAH (L) 8WAKTU MULAI (t1) 0WAKTU AKHIR (t2) 39TINGGI PADA t1 h1 60TINGGI PADA t2 h2 48h1/h2 1,25LOG h1/H2 0,09691α x L 13,2037α x L/A 0,4197772,3/ (t2-t1) 0,058974KT 0,002399

T◦C 29μT/μ20◦C 0,814K20 0,001953KOEFISIEN KEREMBESAN 0,001953

F. GAMBAR PERALATAN

Gambar 1. Constant Head yang Belum Dirakit

45

Gambar 2. Constant Head yang Sudah Dirakit

Gambar 3.Gelas Ukur

Gambar 4.Buret

46

Gambar 5. Sketsa Constant Head

Gambar 6. Falling Head

47

G. GAMBAR PROSES PENGUJIAN

48

49