pengaruh perencanaan anggaran, pelaksanaan …

114
i PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN ANGGARAN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TRIWULAN IV TAHUN 2019 PADA UPTD PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal Oleh : Vety Yuliani NPM 4318500219 Diajukan Kepada : PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

i

PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN

ANGGARAN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

DAERAH (BLUD) TRIWULAN IV TAHUN 2019

PADA UPTD PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal

Oleh :

Vety Yuliani

NPM 4318500219

Diajukan Kepada :

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2020

Page 2: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

ii

Page 3: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

iii

Page 4: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dalam setiap pilihan yang kita buat pasti ada baik dan buruknya tapi jangan pernah

menyesali pilihan yang sudah diambil karena pasti selalu ada hikmah yang terkandung

didalamnya.

Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

Mama dan Bapa yang selalu senantiasa mendoakan, serta sebagai seorang

motivator pembangkit semangat untuk tetap melakukan terbaik.

Adik – adiku Miftakhul Rizky dan Cindy Pratiwi yang senantiasa memberikan

semangat dan dorongan kepada saya untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Laki – laki terdekat Dede Mafrudin yang pemberi semangat dan sabar

menunggu kelulusan .

Kepada Nur Indriyati, Ria Vinola Desi Imansari, Gisnantika Eva, Niken Anggraeni,

dan Lina sebagai sahabat terbaik saya yang selalu memotivasi saya untuk Skripsi

ini.

Page 5: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas nikmat yang telah Allah S.W.T berikan kepada

penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Perencanaan Anggaran,

Pelaksanaan Anggaran dan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

terhadap Penyerapan Anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Triwulan IV tahun 2019 Pada Puskesmas BLUD di Kabupaten Tegal ” dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar

sarjana sebagai tujuan akhir dari pendidikan perguruan tinggi di Universitas

Pancasakti Tegal. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat

kekurangan. Namun, dengan semangat untuk meraih gelar sarjana mampu

mendorong peneliti untuk menyelesaikan proposal skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah mendapat banyak bimbingan

dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Dien Noviany R, S.E,M.M, Ak. CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.

2. Bapak Aminul Fajri, S.E, MSI, Akt. selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.

3. Ibu Dr. Dien Noviany R, S.E,M.M, Ak. CA selaku Dosen Pembimbing I

yang dengan penuh kesabaran mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

penelitiannya.

Page 6: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

vi

4. Bapak Drs. Baihaqi Fanani, MM, Akt, CA selaku Dosen Pembimbing II

yang selalu memberikan arahan, masukan dan motivasi kepada peneliti selama

peneliti menempuh perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti

Tegal.

6. Orangtua dan Keluarga penulis yang selalu memberikan do’a dan semangat.

7. Teman-teman Kelas Konversi, Ekstensi, Kelas Khusus maupun Regular yang

telah memberikan semangat, masukan dan informasi kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tegal, 2020

Vety Yuliani

Page 7: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

vii

Page 8: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

viii

PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN

ANGGARAN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

DAERAH (BLUD) TRIWULAN IV TAHUN 2019

PADA UPTD PUSKESMAS DI KABUPATEN TEGAL

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara perencanaan

anggaran, pelaksanaan anggaran, Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Triwulan

IV tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal. Metode penelitian ini

yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan yaitu

data sekunder (Realisasi Penyerapan Anggaran BLUD) dan data primer yang

diperoleh dari penyebaran kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah

Bendahara Pengeluaran yang ada di 29 UPTD Puskesmas Kabupaten Tegal dan

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dengan jumlah responden 30 orang. Teknik

pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data dalam

penelitian ini diolah dengan menggunakan uji regresi linier berganda dengan

bantuan program SPSS versi 22.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada Perencanaan

anggaran dan pelaksanaan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap

Penyerapan Anggaran BLUD Triwulan IV Tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal, sedangkan Kompetensi SDM tidak berpengaruh terhadap

Penyerapan Anggaran BLUD Triwulan IV Tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal.

Kata kunci : Perencanaan Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, Kompetensi SDM,

dan Penyerapan Anggaran.

Page 9: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

ix

THE EFFECT OF BUDGET PLANNING, BUDGET IMPLEMENTATION

AND HUMAN RESOURCES COMPETENCY ON BUDGET APPLICATION

OF THE QUARTER IV REGIONAL PUBLIC SERVICES BUDGETS (BLUD)

IN 2019 AT THE UPTD OF PUSKESMAS IN TEGAL DISTRICT

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of budget planning, budget

implementation, Human Resource Competence (HR) on budget absorption of the

Regional Public Service Agency (BLUD) in the fourth quarter of 2019 at the

UPTD Puskesmas in Tegal Regency. This research method used is quantitative

research. The data sources used were secondary data (BLUD Budget Absorption

Realization) and primary data obtained from questionnaires. The population in

this study were the Treasurers of Expenditure in 29 UPTD Puskesmas Tegal

Regency and the Tegal Regency Health Office with 30 respondents. The sampling

technique used simple random sampling. The data in this study were processed

using multiple linear regression with the help of the SPSS version 22 program.

Based on the results of the study, it can be concluded that budget

planning and budget implementation have a positive effect on the BLUD Budget

Absorption for the fourth quarter of 2019 at the UPTD Puskesmas in Tegal

Regency, while HR competencies have no effect on the BLUD budget absorption

for the fourth quarter of 2019 at the UPTD Puskesmas in Tegal Regency.

Keywords: Budget Planning, Budget Implementation, HR Competence, and

Budget Absorption.

Page 10: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ....................................................................................................i

Halaman Persetujuan Pembimbing .....................................................................ii

Halam Pengesahan Penguji Proposal ..................................................................iii

Kata Pengantar ....................................................................................................iv

Daftar Isi .............................................................................................................vi

Daftar Tabel ........................................................................................................viii

Daftar Gambar ....................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ....................................7

1. Tujuan Penelitian ...................................................................7

2. Manfaat Penelitian .................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................11

A. Landasan Teori ............................................................................11

1. Anggaran dan Penganggaran Sektor Publik ..........................11

2. Fungsi Anggaran Sektor Publik .............................................12

3. Jenis –jenis Anggaran Sektor Publik ......................................13

4. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ...............................14

5. Penyerapan Anggaran .............................................................17

6. Perencanaan Anggaran ...........................................................19

Page 11: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

xi

7. Pelaksanaan Anggaran ............................................................22

8. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ...........................24

B. Studi Penelitian Terdahulu ..........................................................28

C. Kerangka Pemikiran ....................................................................31

D. Perumusan Hipotesis ....................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................37

A. Pemilihan Metode ........................................................................37

B. Lokasi Penelitian .........................................................................37

C. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................37

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................40

E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................46

F. Teknik Pengolahan Data ..............................................................47

G. Analisis Data dan Uji Hipotesis ...................................................47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................51

A. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal .................51

B. Hasil Penelitian .............................................................................55

BAB V PENUTUP ..............................................................................................75

A. Kesimpulan ....................................................................................75

B. Keterbatasan Peneliti .....................................................................77

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................78

LAMPIRAN ........................................................................................................82

Page 12: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Realisasi Penyerapan Anggaran Badan Layanan Umum Daerah

UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal ...................................................4

2.1 Studi Penelitian Terdahulu .....................................................................28

3.1 Operasionalisasi Variabel........................................................................39

4.1 Jenis Kelamin ..........................................................................................55

4.2 Pendidikan Terakhir ................................................................................56

4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ............................................................57

4.4 Uji Validitas ............................................................................................59

4.5 Uji Reliabilitas ........................................................................................61

4.6 Uji Asumsi Klasik ....................................................................................62

4.7 Uji Multikolinieritas .................................................................................64

4.8 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................66

4.9 Hasil Uji Statistik t ...................................................................................68

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................................70

Page 13: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................37

4.1 Bagan Struktur Organisasi ......................................................................54

4.2 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................65

Page 14: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner... ..................................................................................................82

Page 15: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum mendefnisikan Badan Layanan

Umum sebagai Instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/jasa

yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (PP RI No. 23

Th 2005).

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, yang

selanjutnya disebut PPK-BLUD, adalah pola pengelolaan keuangan yang

memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan rapat bisnis

yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, sebagai pengecualian dari

ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya (PP RI No. 23 Th

2005).

Salah satu instansi yang dalam pengelolaan keuangannya

menggunakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

(PPK-BLUD) adalah UPTD Puskesmas. UPTD Puskesmas merupakan Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Badan Layanan Umum Daerah organisasi

kesehatan fungsional yang dijadikan sebagai pusat pengembangan

Page 16: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

2

kesehatanmasyarakat dengan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan

terpadu serta membina masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok untuk

mencapai target nasional di bidang kesehatan (Permenkes RI No. 75 Th 2014).

Hal ini dikarenakan peran puskesmas sangat penting dan menjadi

ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat untuk mewujudkan

penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

(Liawan, 2018:4)

Dengan adanya peran dan fungsi UPTD Puskesmas tersebut diatas,

maka anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di setiap UPTD

Puskesmas sangatlah berperan penting untuk langkah awal pembaharuan

manajemen keuangan sektor publik, serta meningkatkan pelayanan pemerintah

kepada masyarakat (Firdauzi, 2015:3).

Alokasi anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di UPTD

Puskesmas Kabupaten Tegal tahun anggaran 2019 yaitu sebesar Rp

896.695.273.000,- alokasi anggaran tersebut berasal dari perencanaan dan

penganggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Kabupaten

Tegal, yaitu dengan menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA), yang

disusun berdasarkan kebutuhan belanja, dan kemampuan pendapatan yang

diperkirakan akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat,

hibah, hasil kerja sama dengan pihak lain, dan atau hasil usaha lainya, APBD,

dan sumber pendapatan BLUD lainya. Setelah itu Rencana Anggaran Bisnis

(RBA) tersebut disampaikan ke PPKD untuk dijadikan sebagai bahan

Page 17: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

3

penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD. Kemudian PPKD

menyampaikannya kepada tim anggaran pemerintah daerah untuk dilakukanya

penelaahan sehingga dapat ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang

APBD (Permendag Provinsi Jawa Tengah No. 79 Tahun 2018).

Sedangkan dalam Proses Pelaksanaannya, BLUD Puskesmas masih

harus menyusun Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA), dokumen yang

memuat pendapatan, belanja, dan pembiayaan berdasarkan peraturan daerah

tentang APBD yang sudah ditetapkan oleh PPKD. DPA tersebut kemudian

diajukan ke PPKD untuk disahkan sebagai dasar pelaksanaan anggaran atau

membelanjakan anggaran yang sudah ada dengan baik (Permendag Provinsi

Jawa Tengah No. 79 Tahun 2018).

Pengelolaan Keuangan BLUD Pada UPTD Puskesmas di Kabupaten

Tegal sudah memasuki tahun yang ke 5, yaitu dari tahun 2015-2020, dan

Salah satu permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan penyerapan anggaran

BLUD pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal adalah penyerapan

anggaran BLUD yang memiliki pola penyerapan yang serupa yaitu kondisi

dimana penyerapan anggaran di awal tahun (triwulan I) sangat rendah

sehingga terjadi penumpukan anggaran BLUD di akhir tahun (triwulan IV).

Seharusnya cara yang paling tepat untuk suatu anggaran dapat

terserap secara merata per tahunnya yaitu sebesar 25% per triwulan atau

secara akumulatif sebesar 25% pada Triwulan I, 50% pada Triwulan II, 75%

pada Triwulan III, dan 100% pada Triwulan IV (Zulaikah, dkk, 2018:1223).

Page 18: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

4

Dengan kata lain, penyerapan anggaran yang baik yaitu dilakukan

secara maksimal pada triwulan-triwulan awal sehingga di triwulan akhir

pengelola anggaran tidak kewalahan untuk melakukan penyerapan anggaran.

Namun realita saat ini banyak sekali terjadi fenomena tidak terserapnya

anggaran secara optimal sesuai batas ideal penyerapan anggaran per triwulan.

Penyerapan anggaran yang terjadi cenderung rendah di triwulan awal dan

meningkat di triwulan akhir (Zulaikah, dkk, 2018:1222).

Kondisi penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1.1

Realisasi Penyerapan Anggaran Badan Layanan Umum Daerah

UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal

TAHUN TRIWULAN REALISASI (%)

2017 I 7.66

II 30.37

III 24.06

IV 40.69

2018 I 9.45

II 22.72

III 24.29

IV 37.33

2019 I 9.84

II 28.97

III 24.01

IV 36.76

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal (Data Diolah).sampel

Fenomena pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di atas bahwa

terjadi keterlambatan penyerapan anggaran yang ditunjukkan oleh besaran

realisasi dan persentase yang cenderung lebih besar di Triwulan IV

dibandingkan triwulan lainnya dan dapat diamati pula bahwa penyerapan

Page 19: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

5

anggaran yang terjadi tidak merata di setiap triwulan, yaitu rendah di triwulan

awal dan tinggi di Triwulan akhir.

Dengan terjadinya hal tersebut, dapat dikatakan bahwa masyarakat

belum dapat menikmati program pelayanan masyarakat secara maksimal.

Pelayanan tersebut telat diterima masyarakat karena pelaksanaannya mundur

ke akhir tahun. Jika pelaksanaan kegiatan yang tergambar dari penyerapan

anggaran mundur ke akhir tahun padahal seharusnya bisa dilaksanakan lebih

awal, maka pihak yang dirugikan adalah masyarakat karena tertunda

menerima manfaat (Zulaikah,dkk, 2018:1222).

Maka dari itu perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah daerah

untuk ikut berperan aktif terhadap peningkatan penyerapan anggaran yang

lebih baik yaitu dengan cara meningkatkan kualitas perencanaan,

pelaksanaan dan sumber daya manusia (Zarinah, dkk, 2016:91).

Begitupun berdasar peneliti sebelumnya terkait dengan penyerapan

anggaran yang diteliti oleh Dadan (2017), Iqbal (2018), Yumiati,dkk (2016),

Salwah (2019), Theana (2018), dll menyebutkan beberapa faktor utama yang

dapat mempengaruhi penyerapan anggaran salah satunya adalah proses

perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan Sumber Daya Manusia

(SDM).

Perencanaan anggaran merupakan faktor terpenting dalam

peningkatan penyerapan anggaran, semakin buruk suatu perencanaan maka

akan semakin banyak hambatan dan kesulitan yang dapat menyebabkan

penyerapan anggaran yang tidak maksimal (Zarinah, dkk, 2016:91)

Page 20: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

6

Lain halnya dengan pelaksanaan anggaran yang merupakan faktor

kedua setelah faktor perencanaan. Tahap ini sangat penting untuk

merealisasikan program dan kegiatan yang telah disusun dalam DPA

(Dokumen Pelaksana Anggaran) Sebaik dan sebagus apapun perencanaan

anggaran yang telah disusun, belum bisa menjamin pelaksanaan anggaran

yang baik. Pelaksanaan anggaran harus dilakukan secara konsisten sesuai

dengan DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran) yang telah disusun

sebelumnya, hal tersebut akan meminimalisir terjadinya keterlambatan

penyerapan anggaran (Zulaikah, dkk, 2018:1224).

Selain perencanaan anggaran dan pelaksanaan anggaran, faktor terkait

lainya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu suatu unit penting yang

melaksanakan proses penganggaran untuk mencapai tujuan sebuah organisasi

dengan berdasarkan kualitas, kemampuan dan kompetensi yang dimiliki.

Semakin bagus kualitas, kemampuan, dan kompetensi SDM yang dimiliki

maka akan semakin mudah juga untuk mencapai suatu tujuan organisasi

(Zulaikah, dkk, 2018:1225).

Dari ketiga permasalahan dan latar belakang tersebut, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN ANGGARAN,

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADAP

PENYERAPAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

(BLUD) TRIWULAN IV TAHUN 2019 PADA UPTD PUSKESMAS DI

KABUPATEN TEGAL”.

Page 21: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah perencanaan anggaran berpengaruh positif terhadap penyerapan

anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Triwulan IV tahun

2019 pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal?

2. Apakah pelaksanaan anggaran berpengaruh positif terhadap penyerapan

anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Triwulan IV tahun

2019 pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal?

3. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh positif

terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang terurai di atas, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan anggaran berpengaruh

positif terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal;

2. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan anggaran berpengaruh

positif terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah

Page 22: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

8

(BLUD) Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal;

3. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) berpengaruh positif terhadap penyerapan anggaran Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) Triwulan IV tahun 2019 pada

UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan teori, perumusan, dan tujuan maka diharapkan penelitian ini

dapat memberikan manfaat, adapun manfaat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Akademis

Penelitian ini dapat memberikan referensi bagi pihak-pihak

yang ingin melakukan penelitian sejenis maupun, ingin mengetahui,

menambah faktor-faktor yang mempengaruhi dan memperdalam

pengaruh perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, kompetensi

Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap penyerapan anggaran

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Triwulan IV tahun 2019

pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan dalam mengelola anggaran serta memberikan bukti

empiris mengenai hubungan antara variabel perencanaan anggaran,

Page 23: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

9

pelaksanaan anggaran, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM),

terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal.

c. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

acuan atau masukan UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal dalam

mengoptimalkan anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Page 24: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Anggaran dan Penganggaran Sektor Publik

a. Pengertian Anggaran dan Penganggaran Sektor Publik

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara, menyatakan bahwa, anggaran adalah alat akuntabilitas,

manajemen, dan kebijakan ekonomi. Anggaran sebagai instrumen

kebijakan ekonomi berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan

stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka

mencapai tujuan bernegara (Undang-Undang RI No. 17 Th 2003).

Menurut Haryanto dan Ariffudin (2007) dalam Setyawan

(2016:16) “Anggaran Sektor Publik adalah rencana kegiatan dan

keuangan secara periodic yang berlangsung dalam satu tahun anggaran

dan berisi mengenai program, kegiatan, dan jumlah dana yang diperoleh

(penerimaan/pendapatan) dan dibutuhkan (pengeluaran/belanja) dalam

rangka mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Halim (2017) dalam Wulandari (2018:10), “Anggaran

publik merupakan kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk

rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter”.

Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran publik merupakan suatu

dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi

yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas.

Page 25: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

11

Adapun penganggaran merupakan mekanisme dan prosedur

persiapan/perencanaan, implementasi dan monitoring anggaran.

Penganggaran sektor publik merupakan hal yang krusial dan penting

bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Proses penganggaran

dilaksanakan dalam satu tahun dari proses persiapan, persetujuan,

pelaksanaan, kontrol, evaluasi dan monitoring (Zulaikah, dkk,

2018:1223).

Menurut Haryanto dan Arifudin (2007) dalam Setyawan

(2016:16) berpendapat bahwa penganggaran adalah kegiatan alokasi

sumber daya keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja sebuah

organisasi yang cenderung tidak terbatas.

Berdasarkan pengertian anggaran dan penganggaran diatas maka

dapat disimpulkan bahwa anggaran dan penganggaran merupakan suatu

proses dari awal persiapan/perencanaan, implementasi, dan monitoring

sampai menghasilkan rencana kegiatan yang hendak dilakukan pada

periode yang akan datang.

b. Fungsi Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo dalam Wulandari (2018:10) menjelaskan

bahwa fungsi utama anggaran yaitu:

1) Alat Perencanaan;

2) Alat Pengendalian;

3) Alat Kebijakan Fiskal;

4) Alat Politik;

Page 26: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

12

5) Alat Koordinasi dan Komunikasi;

6) Alat Penilaian Kinerja;

7) Alat Motivasi;

8) Alat Menciptakan Ruang Publik.

Berdasarkan fungsi di atas dapat dinyatakan bahwa anggaran

merupakan instrumen penting untuk mewujudkan pertumbuhan dan

stabilisasi perekonomian Indonesia sehingga diperlukannya

perencanaan anggaran yang matang, jelas dan terukur agar dapat

menjadi pedoman bagi pemerintah dalam melaksanakan

pemerintahannya.

c. Jenis – jenis Anggaran Sektor Publik

Berikut jenis-jenis anggaran sektor publik dalam Hartatik

(2018:3) dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Anggaran Operasional

Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan

kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan.

Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran

operasional adalah Belanja Rutin. Belanja rutin adalah pengeluaran

yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat

menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah.

2) Anggaran Modal

Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan

pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan,

Page 27: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

13

perabot, dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar biasanya

dilakukan dengan menggunakan pinjaman. Belanja investasi/modal

adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun

anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan

selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional

dan pemeliharaannya.

Berdasarkan jenis – jenis anggaran sektor publik diatas maka

jenis anggaran yang akan diteliti yaitu jenis anggaran Operasional

dan Modal, karena digunakan untuk pengeluaran kebutuhan sehari-

hari dan sifatnya penerimaan dan pengeluaran yang manfaatnya bisa

melebihi satu tahun anggaran dan dapat menambah aset atau

kekayaan bagi pemerintah.

2. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

a. Pengertian Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018

Tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Badan Layanan

Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah sistem yang

diterapkan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas / badan daerah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai

fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian

dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya (Permendag RI

No.79 Tahun 2018:3).

Page 28: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

14

Fleksibilitas adalah keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan

dengan menerapkan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan

layanan kepada masyarakat tanpa mencari keuntungan dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,

(Permendag RI No.79 Tahun 2018:3).

b. Tujuan dan Asas BLUD

Dalam Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 79 tahun 2018

tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), tujuan BLUD yaitu

memberikan layanan umum secara efektif, efisien, ekonomis,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas

keadilan, kepatuhan dan manfaat sejalan dengan praktek bisnis yang

sehat, untuk membantu pencapaian tujuan Pemerintah daerah yang

pengelolaanya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan

oleh kepala Daerah (Permendag RI No.79 Tahun 2018:4).

c. Struktur Anggaran Badan Layanan Umum Daerah

Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 79 tahun 2018

tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), struktur Anggaran

BLUD, terdiri dari :

1) Pendapatan BLUD

Pendapatan BLUD bersumber dari jasa layanan, hibah, hasil

kerja sama dengan pihak lain, APBD, dan lain-lain pendapatan

BLUD yang sah seperti jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan

Page 29: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

15

selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi, investasi,

dan pengembangan usaha.

2) Belanja BLUD

Belanja BLUD terdiri dari :

a. Belanja Operasinal

Yaitu mencakup seluruh belanja BLUD untuk menjalankan

tugas dan fungsi, seperti belanja pegawai, belanja barang, dan

jasa, belanja bunga dan belanja lain.

b. Belanja Modal

Yaitu mencakup seluruh belanja BLUD untuk perolehan

aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12

(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan BLUD, seperti

belanja tanah,peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,

irigasi, jaringan, dan belanja aset tetap lainya.

3) Pembiayaan BLUD

Merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran

berikutnya, yaitu:

a) Penerimaan Pembiayaan;

b) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;

c) Divestasi;

d) Penerimaan utang / pinjaman;

Page 30: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

16

e) Pengeluaran Pembiayaan;

f) Investasi;

g) Pembayaran Pokok Utang / pinjaman.

3. Penyerapan Anggaran

a. Pengertian Penyerapan Anggaran

Menurut Halim (2014) dalam Sudasri (2016:9) penyerapan

anggaran adalah pencapain dari suatu estimasi yang hendak dicapai

selama periode waktu tertentu dipandang pada suatu saat tertentu

(realisasi dari anggaran). Secara lebih mudah orang awam menyebutnya

pencairan anggaran. Oleh karena yang diamati adalah organisasi sektor

publik atau entitas pemerintahan, maka penyerapan anggaran disini

dapat diartikan sebagai pencairan atau realisasi anggaran sesuai yang

tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada saat tertentu.

Senada dengan pengertian penyerapan anggaran dalam

Sanjaya,dkk (2018:4) penyerapan anggaran merupakan salah satu

tahapan dari siklus anggaran yang dimulai dari perencanaan anggaran,

penetapan dan pengesahan anggaran oleh Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR), penyerapan anggaran, pengawasan anggaran dan

pertanggungjawaban penyerapan anggaran.

Berdasarkan pengertian penyerapan anggaran di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa penyerapan anggaran merupakan pencapaian atau

pencairan anggaran yang sudah tercantum dalam Laporan Realisasi

Anggaran (Sudasri dan Sanjaya).

Page 31: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

17

b. Kemampuan Penyerapan Anggaran

Terdapat dua sudut pandang mengenai rendahnya penyerapan

anggaran menurut Halim (2014) dalam Iqbal (2018). Ada pun pendapat

tersebut sebagai berikut:

1) Penyerapan anggaran yang dimaksud adalah realisasi anggaran pada

akhir tahun dibandingkan dengan anggarannya.

Zaenudinsyah (2016:24) menjelaskan bahwa kemampuan

penyerapan anggaran dianggap baik dan berhasil apabila realisasi

penyerapan anggaran sesuai dengan aktual fisik pekerjaan yang

dapat diselesaikan, dengan anggapan bahwa fisik aktual pekerjaan

tersebut relatif sama dengan target penyelesaian pekerjaan yang

direncanakan (Zaenudinsyah, 2016:24).

2) Dari segi ketidak proporsionalitasnya penyerapan anggaran.

Zulaikah, dkk (2018:1223) menjelaskan proporsional

penyerapan anggaran yang paling tepat untuk anggaran dapat

terserap secara merata per tahunnya yaitu sebesar 25% per triwulan

atau secara akumulatif sebesar 25% pada Triwulan I, 50% pada

Triwulan II, 75% pada Triwulan III, dan 100% pada Triwulan IV.

Dengan adanya hal tersebut maka dapat disimpulkan secara

sederhana, suatu penyerapan anggaran dikatakan baik apabila telah

dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya dan penyeapan anggaranya

proporsional per triwulanya.

Page 32: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

18

Kondisi penyerapan anggaran yang rendah dan tidak proporsional

menurut Miliasih (2012) dalam Salwah (2019:174) akan berimplikasi

pada:

a. Lambatnya pelaksanaan Kegiatan/program pemerintah dan/atau

pelayanan publik;

b. Penundaan pencairan dana untuk belanja barang/jasa menyebabkan

fungsi stimulus fiskal dan multiplier effect dari belanja pemerintah

terhadap aktivitas perekonomian masyarakat tidak optimal pada awal

tahun anggaran;

c. Penumpukan tagihan kepada negara pada akhir tahun anggaran

menyebabkan beban yang berat terhadap penyediaan uang/kas

pemerintah, sehingga dapat memungkinkan terjadinya cash

mismatch.

4. Perencanaan Anggaran

a. Pengertian Perencanaan Anggaran

Menurut Anggraini dan Puranto (2010) dalam Wulandari,

(2018:14) perencanaan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,

dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Sedangkan menurut Zarinah (2016) dalam Putri, dkk (2017:3)

perencanaan sebagai acuan bagi penganggaran pada dasarnya adalah

proses untuk menyusun rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan

untuk suatu jangka waktu tertentu.

Page 33: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

19

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan anggaran adalah proses penyusunan rencana kegiatan

anggaran yang tepat untuk jangka waktu tertentu (Wulandari dan

Putri,dkk)

Menurut Mardiasmo dalam Ramdhani (2017:137) anggaran

sebagai alat perencanaan digunakan untuk :

1) Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi

dan misi yang ditetapkan;

2) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai

tujuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber

pembiayaannya;

3) Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang

telah disusun;

4) Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

b. Perencanaan dan Penganggaran Badan Layanan Umum Daerah

Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018

Tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), perencanaan dan

penganggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di awali dengan

penyusunan RBA yang mengacu pada renstra. RBA merupakan

Rencana Bisnis Anggaran yang disusun berdasarkan anggaran berbasis

kinerja, standar satuan harga, dan kebutuhan belanja dan kemampuan

pendapatan yang diperkirakan akan diperoleh dari layanan yang

diberikan kepada masyarakat, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain

Page 34: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

20

/ usaha lainya, APBD, dan sumber pendapatan BLUD lainya. Setelah

itu Rencana Anggaran Bisnis (RBA) tersebut disampaikan ke PPKD

untuk dijadikan sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah

tentang APBD. Kemudian PPKD menyampaikannya kepada tim

anggaran pemerintah daerah untuk dilakukanya penelaahan sehingga

dapat ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang APBD (Permendag

RI No. 79 Tahun 2018).

c. Kemampuan Perencanaan Anggaran

Perencanaan anggaran merupakan salah satu langkah penting

dalam pengelolaan anggaran. Maka dari itu aspek perencanaan yang

tidak matang dalam penentuan anggaran akan berdampak pada tidak

akan berjalannya program kerja dengan baik, hal ini dikarenakan tidak

selarasnya antara perencanaan anggaran dan program kerja yang akan

dilaksanakan sehingga menjadi salah satu faktor penyebab minimnya

penyerapan anggaran.

Menurut Yunarto dalam Jauhari (2017:13) beberapa

permasalahan yang sering terjadi dalam perencanaan anggaran yang

mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran, adalah:

a) Perencanaan kegiatan tidak sesuai dengan kebutuhan;

b) Data pendukung yang tidak lengkap pada saat penyusunan anggaran;

c) Salah penentuan akun sehingga perlu merevisi dokumen anggaran;

d) Penyusunan pagu anggaran terlalu rendah/tidak sesuai harga pasar;

Page 35: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

21

e) Adanya penyesuaian harga karena adanya kebijakan pemerintah

(eskalasi);

f) Tidak menganggarkan biaya pendukung dan administrasi pengadaan;

g) Term of Reference (TOR) salah/tidak lengkap;

h) Rencana Anggaran Belanja (RAB) tidak sesuai dengan satuan biaya;

i) Tidak adanya formalisasi rencana penarikan anggaran.

5. Pelaksanaan Anggaran

a. Pengertian Pelaksanaan Anggaran

Menurut BPKP dalam Asmara (2017:37) pelaksanaan anggaran

merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk

merealisasikan semua rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan

dan ditetapkan.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 13

tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (2006)

pelaksanaan anggaran adalah suatu dokumen yang dibuat untuk

dijadikan pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai

dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran (Permendag RI

No. 13 Th 2006).

Berdasarkan Pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan anggaran merupakan tahapan kegiatan yang dibuat oleh

masing-masing pelaksana anggaran dalam rangka penyelenggaraan

kegiatan, untuk menghasilkan realisasi anggaran yang sesuai dengan

perencanaan. Pelaksanan anggaran dilaksanakan setelah proses

Page 36: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

22

perencanaan anggaran selesai, yang meliputi penggunaan alat-alat yang

diperlukan, pelaksana anggaran, cara pelaksanaan, waktu pelaksanaan

dan tempat pelaksanaan anggaran (Asmara dan Permendag RI No. 13

Th 2006).

b. Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018

Tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam pelaksanaan

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), BLUD harus menyusun

Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA), dokumen yang memuat

pendapatan, belanja, dan pembiayaan berdasarkan peraturan daerah

tentang APBD yang sudah ditetapkan oleh PPKD. DPA tersebut

kemudian diajukan ke PPKD untuk disahkan sebagai dasar

pelaksanaan anggaran yang bersumber dari APBD dengan melampirkan

Rencana Bisnis Anggaran (RBA) (Permendag RI No. 79 Tahun 2018).

Pelaksanaan anggaran yang bersumber dari APBD tersebut

digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal, dan belanja barang/

jasa yang mekanismenya dilakukan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan (Permendag RI No. 79 Tahun 2018).

Pelaksanaan anggaran dilakukan secara berkala sesuai dengan

kebutuhan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan anggaran kas

dalam DPA, dan memperhitungkan:

a. Jumlah kas yang tersedia;

b. Proyeksi pendapatan;

Page 37: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

23

c. Proyeksi pengeluaran.

6. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Pengertian Komptensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut Spencer dan Spencer (1993) dalam Iqbal (2018:30)

Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mendasari karakteristik

seorang individu yang kemudian diperoleh hasil dalam suatu pekerjaan

/bisa disebut juga dengan efektivitas kinerja seorang individu dalam

pekerjaannya.

Menurut Periansya (2016) dalam Wulandari (2018:16)

menyatakan bahwa kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki oleh seseorang yang telah melekat menjadi bagian dari

dirinya, sehingga akan menciptakan perilaku kognitif, afektif dan

psikomotorik sebaik mungkin.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kompetensi SDM merupakan Pengetahuan, kemampuan, keterampilan,

sikap, dan apresiasi yang menjadikan SDM tersebut memiliki

karakteristik tersendiri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sesuai dengan yang diharapkan (Iqbal dan Wulandari).

b. Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD)

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 79 Tentang Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD) menyebutkan, Sumber Daya Manusia

BLUD terdiri dari:

Page 38: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

24

1) Pejabat Pengelola BLUD

Pejabat pengelola bertanggung jawab terhadap kinerja umum

operasional pelaksanaan kebijakan fleksibilitas dan keuangan BLUD

dalam pemberian layanan.

a) Pemimpin / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Pemimpin mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab umum

operasional dan keuangan.

b) Pejabat Keuangan

Pejabat Keuangan mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab

keuangan dan dibantu oleh bendahara penerimaan dan bendahara

pengeluaran.

c) Pejabat Teknis

Pejabat teknis mempunya fungsi sebagai penanggung jawab

kegiatan teknis operasional dan pelayanan di bidangnya, yaitu

berkaitan dengan mutu, standarisasi, adminiistrasi, peningkatan

kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan sumber daya

lainya.

2) Pegawai

Pegawai adalah penyelenggara kegiatan untuk mendukung kinerja

BLUD.

c. Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut Miliasih (2012) dalam Salwah (2019:173) rendahnya

penyerapan anggaran disebabkan oleh:

Page 39: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

25

a. SDM pengelola keuangan kurang berkualitas;

b. Dasar penunjukkan pejabat/staf pengelola anggaran masih bersifat

kepercayaan;

c. Dominasi jabatan pengelola anggaran tertentu, yang berpengaruh

terhadap strategi dalam pelaksanaan anggaran; Sebagai contoh,

satker yang didominasi oleh peran seorang bendahara yang

dipercaya oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA), menyebabkan perencanaan dan realisasi anggaran hanya

dapat dilakukan oleh bendahara. Hal ini menyebabkan tidak

berjalannya fungsi tenaga pengelola anggaran lainnya, sehingga

dalam realisasi anggaran tenaga pengelola anggaran lainnya harus

menunggu instruksi dari bendahara;

d. Efek jabatan struktural, penunjukkan sebagai pengelola anggaran

bukan karena kapasitas;

e. Tingkat kepedulian PA/KPA satker yang rendah terhadap tanggung

jawab pengelolaan anggaran. Kepedulian PA/KPA menentukan

pengelolaan anggaran yang tepat guna dan tepat waktu;

f. Kebiasaan tenaga pengelola anggaran menunda pekerjaan dan

mengeksekusi kegiatan di akhir tahun anggaran.

d. Karakteristik Sumber Daya Manusia (SDM)

Meldona (2009:28) dalam Aulia (2019:40) menjelaskan bahwa

setiap organisasi termasuk sebuah perusahaan menetapkan sebuah

tujuan-tujuan yang ingin mereka capai dalam mengelola sumber daya

Page 40: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

26

manusia. Yang diinginkan organisasi sektor pemerintahan dalam bidang

sumber daya manusia tentunya adalah agar setiap saat “memiliki

sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti memenuhi

persyaratan kompetensi untuk didayagunakan dalam usaha

merealisasikan visi dan mencapai tujuan-tujuannya”. Ciri-ciri atau

karakteristik Sumber Daya Manusia yang kompeten adalah:

1) Memiliki pengetahuan penuh tentang tugas tanggungjawabnya.

2) Memiliki pengetahuan yang diperlukan, terkait dengan pelaksanaan

tugasnya secara penuh.

3) Mampu melaksanakan tugas-tugas yang harus dilakukannya karena

mempunyai keahlian yang diperlukan.

4) Bersikap produktif, inovatif/kreatif, mau bekerjasama dengan orang

lain, dapat dipercaya, dan loyal.

e. Indikator Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut Hutapea dan Thoha (2008) dalam Sudasri (2016:11), ada tiga

komponen utama pembentukan kompetensi yaitu:

1) Pengetahuaan (knowledge), informasi yang dimiliki seseorang

karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai

dengan bidang yang digelutinya (tetentu), misalnya bahasa

komputer.

2) Kemampuan (skill), sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada

Page 41: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

27

karyawan. Misalnya standar perilaku para karyawan dalam memilih

motode kerja yang dianggap lebih efektif dan efisien.

3) Perilku individu (attitude), perasaan (senang-tidak senang, suka-

tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari

luar. Misalnya reaksi terhadap krisis eknomi, perasaan terhadap

kenaikan gaji. Konsep dasar kompetensi ini berakar dari konsep

individu yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memperoleh, dan

mengembangkan kemampuan individu agar dapat bekerja lebih baik.

Individu adalah komponen utama yang menjadi pelaku dalam

organisasi. Oleh karena itu, kemampuan organisasi sangat

bergantung dengan kemampuan individu-individu yang ada di

dalamnya.

B. Studi Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu ini diharapkan bahwa peneliti bisa melihat

perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang telah

dilakukan. Selain itu juga berharap dalam penelitian ini dapat memperhatikan

terhadap kekurangan dan kelebihan antara penelitian yang akan dilakukan

dengan penelitian terdahulu.

Page 42: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

28

Berikut studi penelitian terdahulu yang disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 2.1

Studi Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil dan Simpulan Perbedaan

1 Rifka

Ramadhani,

dkk (2019)

Pengaruh

Regulasi, Politik

Anggaran,

Perencanaan

Anggaran,

Sumber Daya

Manusia dan

Pengadaan

Barang/ Jasa

Terhadap

Penyerapan

Anggaran Belanja

Pada OPD

Provinsi Sumatra

Barat.

Regulasi, Perencanaan

Anggaran dan

Pengadaan Barang/ Jasa

dalam pengujian

hipotesis berpengaruh

positif signifikan

terhadap penyerapan

anggaran belanja pada

OPD Provinsi Sumatera

Barat, Sedangkan

Politik Anggaran dan

Sumber Daya Manusia

dalam pengujian

hipotesis tidak

berpengaruh positif

signifikan terhadap

penyerapan anggaran

belanja pada OPD

Provinsi Sumatera

Barat.

Perbedaan

pada

penelitian

ini terletak

pada uji

hipotesis

dan variabel

independen.

2 Binti

Zulaikah, dkk

(2018)

faktor-faktor yang

mempengaruhi

perencanaan

anggaran,

pelaksanaan

anggaran, sumber

daya manusia

(SDM), dan

pengadaan

barang/jasa

terhadap

penumpukan

penyerapan

anggaran

Triwulan IV di

Kota Cimahi

perencanaan,

pelaksanaan, sumber

daya manusia, dan

pengadaan barang/jasa

berpengaruh negatif

secara simultan

terhadap penumpukan

penyerapan anggaran

pada Triwulan IV.

Perbedaan

pada

penelitian

ini terletak

pada uji

hipotesis

dan variabel

independen.

3 Meyulinda

Aviana Elim,

Pengaruh

Kualitas

Kualitas sumber daya

manusia, perencanaan

Perbedaan

pada

Page 43: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

29

No Peneliti Judul Hasil dan Simpulan Perbedaan

dkk (2018) Analisis Faktor –

Faktor yang

mempengaruhi

Penyerapan

Anggaran Belanja

Pada Organisasi

Perangkat Daerah

Di Kota Kupang

variabel pelaksanaan

anggaran, dengan nilai

signifikan (ρ value)

0,020 yaitu dibawah

nilai alpha (α) 0,05

sehingga pelaksanaan

angggaran berpengaruh

positif dansignifikan

terhadap penyerapan

anggaran

penelitian

ini terletak

pada uji

hipotesis

dan variabel

independen.

4 Rahadi

Nugroho, dkk

(2017)

Faktor-Fktor yang

mempengaruhi

Melonjaknya

Penyerapan

Anggaran Quartal

IV Instansi

Pemerintah (Studi

Pada Badan

Pendidikan dan

Pelatihan

Keuangan)

Faktor Sumber Daya

Manusia tidak terbukti

secara statistik

berpengaruh signifikan

terhadap penyerapan.

Perbedaan

pada

penelitian

ini terletak

pada uji

hipotesis

dan variabel

independen.

5. Heidi Theana

(2018)

Pengaruh

Perencanaan,

Kompetensi

SDM, Dan

Pengadaan

Barang dan Jasa

Terhadap

Penyerapan

Anggaran Belanja

(Studi Kasus pada

Pemerintah Kota

Bandung

perencanaan,

kompetensi sumber

daya manusia, dan

pengadaan barang dan

jasa berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

penyerapan anggaran

belanja baik secara

parsial maupun

simultan

Perbedaan

pada

penelitian

ini terletak

pada uji

hipotesis

dan variabel

independen

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antar

variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Page 44: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

30

Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya

dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang

hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel

tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,

2016: 61). Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengaruh Perencanaan Anggaran terhadap penyerapan anggaran

BLUD Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal.

Menurut Zarinah (2016) perencanaan sebagai acuan

penganggaran pada dasarnya merupakan proses untuk menyusun rencana

pendapatan, belanja, dan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu. Aspek

perencanaan yang tidak matang dalam penentuan anggaran akan

berdampak pada tidak berjalannya program kerja yang baik, hal ini

dikarenakan tidak selarasnya antara perencanaan anggaran dan program

kerja yang akan dilaksanakan sehingga menjadi salah satu faktor

penyebab minimnya penyerapan anggaran (Putri, dkk, 2017:3).

Septianova (2013) menyatakan perencanaan anggaran yang

tidak matang juga akan mengakibatkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA) perlu direvisi. Revisi DPA menyebabkan jadwal kegiatan harus

diubah, sehingga waktu pelaksanaannya menjadi mundur. Kegiatan dan

program juga belum dapat dilaksanakan sampai persetujuan atas revisi

DPA disahkan (Yumiati, dkk, 2016:3).

Page 45: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

31

Maka dari itu perencanaan anggaran menjadi salah satu kriteria

dalam penyerapan anggaran yang harus di penuhi, karena perencanaan

anggaran yang baik akan mempermudah implementasi pelaksanaan

anggaran, sehingga apabila dikaitkan dengan pengelola keuangan, hal ini

akan mempengaruhi serapan anggaran (Ramdhani, dkk, 2017: 69).

Menurut Halim (2014) dalam Sudasri (2016:6), memaparkan

penyerapan anggaran yang maksimal harus juga diikuti dengan

perencanaan anggaran yang baik. Penyerapan anggaran yang maksimal

tanpa adanya perencanaan anggaran yang baik dapat dikatakan sebagai

suatu hal yang mustahil akan terwujud.

Menurut BPKP (2011) dalam malahayati, dkk (2015:13)

Perencanaan anggaran yang akurat akan mempermudah pelaksanaan

anggaran. Pelaksanaan merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang

dilaksanakan untuk merealisasikan semua rencana dan kebijakan yang

telah dirumuskan dan ditetapkan.

2. Pengaruh Pelaksanaan Anggaran terhadap penyerapan anggaran

BLUD Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal.

Pelaksanaan anggaran merupakan faktor kedua setelah faktor

perencanaan. Dimana tahap ini sangat penting untuk merealisasikan

program dan kegiatan yang telah disusun dalam DPA (Dokumen

Pelaksana Anggaran) Sebaik dan sebagus apapun perencanaan anggaran

yang telah disusun, belum bisa menjamin pelaksanaan anggaran yang

Page 46: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

32

baik. Pelaksanaan anggaran harus dilakukan secara konsisten sesuai

dengan DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran) yang telah disusun

sebelumnya, hal tersebut akan meminimalisir terjadinya keterlambatan

penyerapan anggaran (Zulaikah, dkk, 2018:1224).

Pelaksanaan anggaran adalah tahap dimana sumber daya

digunakan untuk melaksanakan kebijakan anggaran. Suatu hal yang

mungkin terjadi dimana anggaran yang disusun dengan baik apabila tidak

dilaksanakan dengan tepat, akan menimbulkan permasalahan terutama

dalam serapan anggaran di tahun berjalan (Salwah, 2019:173).

Menurut Malahayati (2015) dalam Ramdhani (2017:140)

menjelaskan bahwa yang terpenting dalam pelaksanaan anggaran adalah

proses pelaksanaan anggaran itu sendiri. Proses pelaksanaan anggaran

meliputi persoalan-persoalan yang terjadi dalam internal satker, proses

pengadaan barang dan jasa, serta proses mekanisme pembayaran

(pencairan anggaran), ketiga hal tersebut mempengaruhi besar kecilnya

penyerapan anggaran.

3. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap

penyerapan anggaran BLUD Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD

Puskesmas di Kabupaten Tegal.

Faktor terkait lainya yang mempengaruhi penyeraapan anggaran

adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu suatu unit penting yang

melaksanakan proses penganggaran untuk mencapai tujuan sebuah

organisasi dengan berdasarkan kualitas, kemampuan dan kompetensi

Page 47: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

33

yang dimiliki. Semakin bagus kualitas, kemampuan, dan kompetensi

SDM yang dimiliki maka akan semakin mudah juga untuk mencapai

suatu tujuan organisasi (Zulaikah, dkk, 2018:1225).

Putri (2014) dalam Wulandari (2018:17) mengemukakan bahwa

SDM yang berkompetensi tinggi akan menjadi keunggulan tersendiri

dalam sebuah organisasi sekaligus sebagai pendukung daya saing

organisasi dalam era globalisasi dan menghadapi lingkungan kerja serta

kondisi sosial masyarakat yang mengalami perubahan yang dinamis.

Tidak terkecuali bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dalam melakukan setiap program kerja terutama dalam hal penyusunan

anggaran. Apalagi dengan adanya regulasi sebagai pedoman dalam

bekerja, sangat diperlukan kompetensi pegawai untuk memahami dan

mengambil keputusan. Penetapan SDM yang salah akan menyebabkan

turunya kualitas pelayanan yang ada, begitu juga dengan proses

perekonomian di Indonesia, pasti akan melambat juga karena

ketidakmampuan SDM dalam mengelola anggaran dengan baik. Dengan

adanya hal tersebut tentunya Pemerintah berharap memiliki SDM handal

yang mampu mengelola anggaran dengan baik, karena kualitas SDM

yang rendah akan membuat proses pelayanan administrasi melambat

.

Page 48: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

34

Uraian kerangka pemikiran tersebut di atas dapat digambarkan

dalam model sebagai berikut :

H1

H2

H3

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu ide untuk mencari fakta yang harus

dikumpulkan. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dengan yang

paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Mengacu pada

perumusan masalah, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran tersebut,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalan sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh positif perencanaan anggaran terhadap

penyerapan anggaran BLUD Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD

Puskesmas di Kabupaten Tegal.

H2 : Terdapat pengaruh positif pelaksanaan anggaran terhadap

penyerapan anggaran BLUD Triwulan IV tahun 2019 pada UPTD

Perencanaan Anggaran (X1)

Pelaksanaan Anggaran (X2)

Kompetensi Sumber Daya

Manusia (X3)

Penyerapan Anggaran

BLUD TW IV

(Y)

Page 49: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

35

Puskesmas di Kabupaten Tegal.

H3 : Terdapat pengaruh positif kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) terhadap penyerapan anggaran BLUD Triwulan IV tahun

2019 pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal.

Page 50: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pemilihan Metode

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016 : 8) “Metode kuantitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau

statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan”.

B. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih penulis adalah UPTD

Puskesmas di Kabupaten Tegal yaitu UPTD Puskesmas Danasari, Kesamiran,

Margasari, Kesambi, Bumijawa, Bojong, Balapulang, Kalibakung,

Pagerbarang, Lebaksiu, Kambangan, Jatinegara, Kedungbanteng, Pangkah,

Penusupan, Slawi, Adiwerna, Pagiyanten, Talang, Kaladawa, Dukuhturi,

Kupu, Dukuhwaru, Tarub, Kramat, Bangungalih, Surodadi, Jatibogor dan

Warureja.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dan sampel dalam sebuah penelitian ini perlu ditetapkan agar

penelitian yang dilakukan bisa mendapatkan data yang sesuai dengan apa

Page 51: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

37

yang diharapkan. Adapun pembahasan mengenai populasi dan sampel sebagai

berikut:

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan

ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan dengan membuat kesimpulan

(Ramdhani, dkk, 2019:718). Populasi dalam penelitian ini adalah Dinas

Kesehatan dan UPTD Puskesmas yang terdapat di Kabupaten Tegal, Oleh

kaena terdapat 1 Dinas Kesehatan dan 29 UPTD Puskesmas di kabupaten

Tegal, maka jumlah populasinya adalah sebanyak 30 populasi.

2. Sampel Jenuh

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh pupulasi tersebut (Sugiyono, 2016:81). Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh. Menurut Sugiyono

(2016:85) sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Adapun jumlah sampel yang

ada dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi yang berjumlah

30.

b. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (dalam Retnasari 2015 : 16) variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

Page 52: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

38

1. Variabel Independen

Menurut Yuda Supriyanto (2012 : 42) Variabel Independen adalah

variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhinya variabel

dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen ada tiga

yaitu :

a. Perencanaan Anggaran (X1)

Menurut Zarinah (2016) dalam Putri, dkk (2017:3) perencanaan

sebagai acuan bagi penganggaran pada dasarnya adalah proses untuk

menyusun rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan untuk suatu

jangka waktu tertentu.

b. Pelaksanaan Anggaran (X2)

Menurut BPKP (2011) dalam Asmara (2017:37) Pelaksanaan

anggaran merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan

untuk merealisasikan semua rencana dan kebijakan yang telah

dirumuskan dan ditetapkan.

c. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) (X3)

Menurut Periansya (2016) dalam Wulandari (2018:16) menyatakan

bahwa kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki oleh seseorang yang telah melekat menjadi bagian dari

dirinya, sehingga akan menciptakan perilaku kognitif, afektif dan

psikomotorik sebaik mungkin.

Page 53: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

39

2. Variabel Dependen

Menurut Yuda Supriyanto (2012 : 42) Variabel Dependen adalah

variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen.

Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Penyerapan

Anggaran (Y). Menurut Halim (2014) dalam Sudasri (2016 : 9)

Penyerapan anggaran adalah pencapain dari suatu estimasi yang hendak

dicapai selama periode waktu tertentu dipandang pada suatu saat tertentu

(realisasi dari anggaran).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Pertanyaan Skala

Perencanaan

Anggaran (X1)

(Zarinah, 2016)

(Mardiasmo,

2009)

a. Akurasi Data a. Memperhitungkan

sumber daya yang

tersedia

1 Interval

b. Memperhitungkan biaya

yang dibutuhkan untuk

target pembangunan

masa mendatang

2

c. Rencana kegiatan yang

belum dilengkapi dengan

data pendukung.

3

b. Perencanaan

dan

Kebutuhan

a. Merumuskan tujuan serta

sasaran kebijakan agar

sesuai dengan visi dan

misi yang ditetapkan

4

Page 54: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

40

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Pertanyaan Skala

b. Merencanakan berbagai

program dan kegiatan

untuk mencapai tujuan

organisasi serta

merencanakan

alternative sumber

pembiayaanya

5

c. Menyusun rencana

pendapatan, belanja dan

pembiyaan untuk suatu

jangka waktu tertentu.

6

c. Pengesahan

APBD

a. Mengalokasikan dana

pada berbagai program

dan kegiatan yang telah

disusun

7

b. Anggaran kegiatan yang

diblokir

8

c. Masa penyusunan dan

penelaahan anggaran

yang terlalu pendek

9

Pelaksanaan

Anggaran (X2)

(BPKP, 2011)

(BPKP, 2017)

a. Penyelesaian

Administrasi

a. Pemenuhan kelengkapan

dokumen sering tidak

tepat waktu

1 Interval

b. Keterlambatan proses

penagihan dan

pembayaran

2

Page 55: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

41

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Pertanyaan Skala

c. Kegiatan sudah

dilaksanakan tapi belum

diganti melalui ganti UP.

3

b. Budaya Kerja a. SK

Penunjukan/Penggantian

Pejabat Perbendaharaan

terlambat ditetapkan

4

b. Salah dalam penentuan

akun

5

c. Adanya addendum

kontrak.

6

c. Sikap

Pelaksanaan

a. Sikap berani mengambil

resiko dalam

pengembalian keputusan

7

b. Dapat mengatur strategi

untuk meminimalkan

resiko penganggaran

8

c. Membuat target planning

kedepan

9

Kompetensi

Sumber Daya

Manusia (X3)

(Matutina,

2001)

(Suharto, 2012)

a. Pengetahuan a. Kemampuan pegawai

dalam daya fikir

1 Interval

b. Penguasaan ilmu secara

luas yang dimiliki

pegawai.

2

b. Keterampilan a. Kemampuan dan

penguasaan teknis

operasional dibidang

pekerjaan

3

Page 56: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

42

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Pertanyaan Skala

b. Kemampuan pegawai

dalam memahami proses

pengelolaan anggaran

4

c. Kemampuan a. Kebiasaan Menunda

Pekerjaan

5

b. Kemampuan pegawai

dalam kedisiplinan

6

c. Kemampuan pegawai

dalam kerjasama

7

d. Kemampuan pegawai

dalam tanggung jawab

terhadap pekerjaannya

8

Penyerapan

Anggaran (Y)

(Periansya,

2016)

(BPBK, 2017)

a. Realisasi

Anggaran

a. Besarnya serapan

anggaran sudah baik

1 Interval

b. Waktu serapan anggaran

sudah baik sesuai dengan

rencana

2

b. Konsistensi

Pelaksanaan

Program

a. kegiatan yang

dilaksanakan tidak sesuai

dengan jadwal yang

sudah ditetapkan

3

b. SK Penunjukan panitia

pelaksana kegiatan

belum ditetapkan

4

c. Sinkronisasi kegiatan

yang buruk antara OPD

5

Page 57: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

43

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Pertanyaan Skala

dan SKPD

d. Rencana Kegiatan sering

tidak konsisten atau

berubah-ubah

6

e. Sulitnya Koordinasi

antara OPD dan SKPD

7

f. Penyerapan Anggaran

Mengalami Peningkatan

dari tahun ke tahun

8

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono: 2016:137). Data tersebut diperoleh

dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner menurut Sekaran (2014) dalam

Iqbal (2018:58) merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif

yang didefinisikan dengan jelas.

Adapun sumber data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang

langsung disebarkan kepada para responden yang dipilih dalam penelitian ini

adalah Pengelola keuangan BLUD UPTD Puskesmas se-Kabupaten Tegal

melalui link google form. Kuesioner ini berisi kumpulan pernyataan tentang

penyerapan anggaran, perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM).

Page 58: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

44

d. Teknik Pengolahan Data

Proses merubah data mentah menjadi informasi yang dapat

diinterpretasikan lebih lanjut, pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik

pengolahan data secara komputerisasi dengan aplikasi SPSS versi 22.

e. Analisis Data dan Uji Hipotesis

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang

disebar kepada responden. Setelah kuesioner yang telah dikirimkan kepada

responden kembali, maka langkah yang akan dilakukan selanjutnya adalah

menganalisis data dengan metode analisis yang sesuai untuk digunakan.

Dengan memberikan dan menjumlahkan bobot jawaban pada masing-masing

pertanyaan untuk masing masing variabel. Data sekunder diperoleh dari

Laporan Realisasi Anggaran BLUD UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal.

Metode analisis data ini digunakan cara statistik deskriptif, uji kualitas data,

uji asumsi klasik dan uji hipotesis, sebagai berikut :

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data

dengan cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam

keadaan yang sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum dan genelisasi. Statistik deskriptif dapat memberikan

gambaran ataupun deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, varian, maksimum, sum, dan dan range. Selain

Page 59: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

45

itu juga digunakan untuk menyimpulkan dan mempresentasikan

karakteritik dari data yang digunakan Ghozali (2016:19)

2. Uji Kualitas Data

Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang

dapat digunakan untuk mengumpulkan data, Instrumen yang valid

merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid

dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur. Suatu

penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang

valid dan reliabel. Agar data yang akan digunakan valid dan reliabel

maka diperlukan uji kualitas data. Terdapat dua konsep untuk mengukur

kualitas data, antara lain yaitu :

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Menurut Ghozali (2016:52) suatu kuesioner dikatakan valid

apabila pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunkan pearson

correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang

diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apabila pearson

correlation yang diperoleh valid. Menurut Ghozali (2016:53) Uji

signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung

dengan r tabel untuk degree of freedo (df) = n-2, dalam hal ini n

adalah jumlah sampel. Jadi jika r hitung > r tabel maka pertanyaat

Page 60: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

46

ataupun indikator tersebut dikatakan valid, begitu juga sebaliknya

apabila r hitung < r tabel maka pertanyaan ataupun indikator tersebut

dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Menurut

Ghozali (2016:47) suatu kuesioner yang dikatakan reliabel ataupun

handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut (Wiratna

Sujarweni, 2014:193) menjelaskan bahwa uji reliabilitas dapat

dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir atau item

pertanyaan dalam angket (kuesioner) penelitian. Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha >0,6 dengan

ketentuan r hitung > nilai cronbach alpha maka item tersebut reliable.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependent,

independent atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal

atau tidak. Model regresi yang baik jika dapat berdistribusi normal

atau mendekati normal (Umar, 2015). Uji yang digunakan yaitu uji

Kolmogorov Smirnov. Kriteria dalam model regresi adalah jika

signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat data tidak terdistribusi

normal/perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi si atas 0,05

Page 61: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

47

maka data terdistribusi normal/tidak terjadi perbedaan yang

signifikan.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016:103) menyatakan uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antara variabe bebas (independent). Tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen menjadi model yang baik. Jika variabel

tersebut saling berkorelasi, maka variabel–variabel ini tidak

ortogonal, variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol merupakan variabel ortogonal.

Salah satu cara untuk mendeteksi tidak atau adanya

multikolinearitas dalam model regresi adalah dapat dilihat dengan

nilai inflation factor (VIF) dan nilai tolerance, dengan konsep dasar

sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai Variance

Inflation Factor di bawah 10, maka tidak terjadi masalah

multikolonieritas.

2) Jika nilai tolerance tidak mendekati angka 1 dan nilai Variance

Inflation Factor di atas 10, maka terjadi masalah

multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah keadaan yang mana dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual pada satu

Page 62: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

48

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tak terjadi

heteroskedastisitas. (Romie Prisyastama, 2017:125). Uji

heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilihat pada residual terhadap

variabel dependen yang yang distandarisasi. Dengan dasar

pengambilan keputusan yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik–titik

yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang,

melebar, kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Jika

tidak ada pola yang jelas seperti titik–titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

d. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

model regresi linear berganda, analisis regresi berganda merupakan

studi ketergantungan dari satu variabel yang disebut variabel tidak

bebas (dependent variable), pada satu atau lebih variabel, yaitu

variabel yang menerangkan, dengan tujuan untuk memperkirakan

dan atau meramalkan nilai rata-rata dari variabel tidak bebas apabila

nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui. Variabel yang

menerangkan sering disebut variabel bebas (independent variable)

(Ratag, dkk, 2019:8). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

penyerapan anggaran dan variabel independen dalam penelitian ini

adalah perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). Maka rumus persamaan

regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 63: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

49

Keterangan:

Y : Penyerapan Anggaran

X1 : Perencanaan Anggaran

X2 : Pelaksanaan Anggaran

X3 : Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

α : Konstanta/ Intercept

β : Koefisien Regresi

e : Error

Pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Uji t (Uji Parsial)

Pengujian hipotesis dengan uji t dilakukan untuk mengetahui

besarnya pengaruh masing-masing (parsial) variabel independen

secara individual terhadap variabel dependen (Elim,dkk, 2018:50).

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi

0,025 (α = 2,5%). Kriteria pengujian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Apabila probabilitas signifikansi < 0,025 maka hipotesis diterima.

2) Apabila probabilitas signifikansi > 0,025 maka hipotesis ditolak.

b. Analisis Koefisiensi Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2013) dalam Iqbal (2018:63) Pengujian

koefisien determinasi R-Square (R2) digunakan untuk mengukur

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+e

Page 64: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

50

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara 0 (nol)

sampai dengan 1 (satu). Apabila nilai R-Square (R2) semakin kecil

atau mendekati nol menunjukkan bahwa kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat

terbatas/rendah, bila R-Square (R2) semakin besar (mendekati 1

(satu)) menunjukkan bahwa variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi dependen.

Page 65: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

1. Kedudukan Organisasi

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal merupakan Dinas Kesehatan

dengan 29 Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Puskesmas, Gudang

Farmasi,Laboratorium Kesehatan dan Wisata Kesehatan Jamu (WKJ).

Dari 29 Puskesmas tersebut semuanya telah menjalankan Pola

penyelenggaraan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PKK

BLUD) dan 24 Puskesmas telah terakreditasi oleh Kemenkes RI.

Berdasarkan Perda Kabupaten Tegal Nomor 2 Tahun 2016, Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal mempunyai tugas pokok membantu Bupati

dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas

otonomi dan tugas pembantuan di bidang pelayanan kesehatan,

pencegahan dan pemberantasan penyakit, kesehatan keluarga dan gizi

serta promosi kesehatan dan penyehatan lingkungan. Hal ini sebagai

upaya dalam melaksanakan pokok-pokok pikiran visi dan misi

pembangunan Kabupaten Tegal, terutama visi ke 1 yaitu Mewujudkan

birokrasi yang bersih dan responsif terhadap pemenuhan hak dasar

rakyat melalui reformasi birokrasi. Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

secara strukturak terdiri dari Sekretariat dan 3 Bidang, yaitu Bidang

Kesehatan Masyarakat, Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan

Page 66: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

52

serta Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit. Sebagai

Institusi Pelayanan Publik Dinas Kesehatan melayani Kesehatan

Masyarakat melalui Puskesmas. Dinas Kesehatan juga memberikan

pelayanan PIRT, Perijinan Laik Sehat, Perijinan Klinik/Apotek, FKTP

(Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), Praktek Dokter, SIP (Surat Ijin

Praktek).

2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

a. Visi

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tegal Sehat yang Mandiri,

Unggul, Berbudaya, Religius dan Sejahtera

b. Misi

1. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit

yang bermutu dan merata;

2. Menyelenggarakan upaya kesehatan keluarga dan perbaikan

gizi masyarakat yang komprehensif;

3. Menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu, merata dn

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat;

4. Menyelenggarakan upaya kesehatan lingkungan dan upaya

promosi kesehatan dengan pemberdayaan masyarakat serta

mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat;

5. Menyelenggarakan upaya manajemen kesehatan dan sistem

informasi kesehatan di setiap jenjang administrasi pelayanan

kesehatan.

Page 67: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

53

D. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal

Berdasarkan Perda Kabupaten Tegal Nomor 12 Tahun 2016,

Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal mempunyai tugas pokok

membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan pemerinahan

daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang

pelayanan kesehatan dan penyehatan lingkungan.

Adapun dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan dan penetapan perencanaan Dinas

b. Perumusan kebijakan umum dan teknis operasional di bidang

pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit,

kesehatan Keluarga dan gizi, serta promosi kesehatan dan

penyehatan lingkungan;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan di bidang

kesehatan;

d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;

e. Pembinaan terhadap UPTD dan institusi Kesehatan;

f. Pembinaan pengelolaan kesekretariatan/ketatausahaan dinas;

g. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan penelenggaraan tugas di

bidang kesehatan.

Page 68: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

54

E. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan suatu cara pembagian tugas

pekerjaan yang dikelompokkan serta dikoordinasikan secara formal

dengan tujuan untuk menggerakkan dan mewujudkan aktivitas

pekerjaan dan harus selalu dievaluasi untuk memastikan

konsistensinya dalam pelaksanaanya. Berikut bagan struktur

organisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal :

Bagan Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Kepala Dinas Kesehatan

Sekretariat

Subbagian Perencanaan

dan Keuangan

Kelompok Jabatan

Fungsional

Seksi Kesehatan

Keluarga dan Gizi

UPT Dinas

Bidang Pencegahan dan

Pengedalian Penyakit

Bidang Kesehatan

Masyarakat Bidang Pelayanan dan Sumber Daya

Kesehatan

Seksi Pelayanan Kesehatan

Seksi Kefarmasian, Alkes dan PKRT

Seksi Sumber Daya Manusia

Kesehatan

Subbagian Kepegawaian

dan Umum

Seksi Promosi dan

Pemberdayaan

Seksi Kesehatan

Lingkungan, Kesehatan Kerja dan

Olah Raga

Seksi Surveilans

dan imunisasi

Seksi Pencegahan

dan Pengendalian

Penyakit Menular

Seksi Pencegahan

dan Pengendalian

Penyakit Tidak

Menular dan

Kesehatan Jiwa

Page 69: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

55

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data

1. Hasil Penelitian

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 responden

sebanyak 34 pertanyaan, yaitu untuk variabel independen yang terdiri dari

variabel Perencanaan Anggaran (X1) sebanyak 9 pertanyaan. Variabel

Pelaksanaan Anggaran (X2) sebanyak 9 pertanyaan. Variabel Kompetensi

Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 8 Pertanyaan. Variabel

Dependen yaitu Penyerapan Anggaran (Y) sebanyak 8 pertanyaan. Dari

hasil penelitian 30 responden di UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal

diperoleh data sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki 3 10%

Perempuan 27 90%

Jumlah 30 100%

Sumber: Data primer diolah 2020

Dari Tabel 4.1 menunjukkan jenis kelamin responden

Bendahara Pengeluaran pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal

diperoleh data bahwa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3

orang (10%) dan yang berjenis kelamin perempuan 27 orang (90%).

Dengan demikian mayoritas responden adalah berjenis kelamin

perempuan proporsi yang lebih besar sebanyak 27 orang (90%).

Page 70: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

56

2. Pendidikan Terakhir

Tabel 4.2

Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase (%)

SD - -

SMP - -

SMA 8 26%

Diploma 11 37%

Sarjana 11 37%

Pasca sarjana - -

Total 30 100%

Sumber: Data primer diolah 2020

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pendidikan responden

Bendahara Pengeluaran pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal

diperoleh data bahwa yang berpendidikan SMA sebanyak 8 orang

(26%) dan yang berpendidikan Diploma sebanyak 11 orang (37%) dan

Sarjana sebanyak 11 orang (37%).

2. Analisis Data

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan

untuk mengetahui, mengorganisir, dan menganalisis data kuantitatif,

sehingga diperoleh gambaran responden atau perusahaan dengan

ukuran yang digunakan deskripsi penelitian ini antara lain, jumlah

data penelitian, nilai minimun, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),

dan standar deviasi untuk satu variabel dependen, yaitu Penyerapan

Page 71: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

57

Anggaran dan tiga variabel independen antara lain Perencanaan

Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, dan Kompetensi Sumber Daya

Manusia (SDM). Terdapat sebanyak 30 data kuesioner yang

perhitungan analisis regresi linear berganda dihitung menggunakan

software SPSS 22. Statistik deskriptif masing-masing variabel akan

dijelaskan dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Total_X1 30 34 45 1268 42.27 2.791

Total_X2 30 30 45 1245 41.50 3.014

Total_X3 30 29 40 1076 35.87 2.224

Total_Y 30 30 40 1134 37.80 2.413

Valid N (listwise) 30

Sumber: Data Primer diolah 2020

1. Variabel perencanaan anggaran memiliki nilai rata-rata sebesar

42,27 dengan standar deviasi 2,791 maka nilai rata-rata lebih besar

dari standar deviasinya sehingga mengindikasikan kualitas data

dari variabel ini baik sehingga penyebaran data menunjukkan hasil

yang normal. Berdasarkan hasil olahan statistik deskriptif di atas

perencanaan anggaran memiliki nilai minimum 34 dan nilai

maksimum 45 serta jumlah sampel sebanyak 30 responden.

Page 72: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

58

2. Variabel pelaksanaan anggaran memiliki nilai rata-rata sebesar

41,50 dengan standar deviasi 3,014 maka nilai rata-rata lebih

besar dari standar deviasinya sehingga mengindikasikan kualitas

data dari variabel ini baik sehingga penyebaran data menunjukkan

hasil yang normal. Berdasarkan hasil olahan statistik deskriptif

diatas pelaksanaan anggaran memiliki nilai minimum 30 dan nilai

maksimum 45 serta jumlah sampel sebanyak 30 responden.

3. Variabel kompetensi SDM memiliki nilai rata-rata sebesar 35,87

dengan standar deviasi 2,224 maka nilai rata-rata lebih besar dari

standar deviasinya sehingga mengindikasikan kualitas data dari

variabel ini baik sehingga penyebaran data menunjukkan hasil

yang normal. Berdasarkan hasil olahan statistik deskriptif diatas

kompetensi SDM memiliki nilai minimum 29 dan nilai maksimum

40 serta jumlah sampel sebanyak 30 responden.

4. Variabel penyerapan anggaran memiliki nilai rata-rata sebesar

37,80 dengan standar deviasi 2,413 maka nilai rata-rata lebih

besar dari standar deviasinya sehingga mengindikasikan kualitas

data dari variabel ini baik sehingga penyebaran data menunjukan

hasil yang normal. Berdasarkan hasil olahan statistik deskriptif

diatas penyerapan anggaran memiliki nilai minimum 30 dan nilai

maksimum 40 serta jumlah sampel sebanyak 30 responden.

Page 73: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

59

b. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk memastikan sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2016:52). Uji signifikan

dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel,

untuk degree of freedom (df) = n-2, dengan pra uji sebanyak 30

sampel (df = 30-2 berarti tabel df ke-28 adalah 0,361). Hasil uji

validitas dengan nilai signifikan sebesar 0,05 atau 5% dapat

dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel. 4.4

Uji Validitas

Variabel Perencanaan Anggaran (X1)

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

X1.1 0,715 0,361 Valid

X1.2 0,656 0,361 Valid

X1.3 0,656 0,361 Valid

X1.4 0,823 0,361 Valid

X1.5 0,481 0,361 Valid

X1.6 0,628 0,361 Valid

X1.7 0,514 0,361 Valid

X1.8 0,656 0,361 Valid

X1.9 0,657 0,361 Valid

Variabel Pelaksanaan Anggaran (X2)

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

X2.1 0,533 0,361 Valid

X2.2 0,548 0,361 Valid

X2.3 0,621 0,361 Valid

X2.4 0,695 0,361 Valid

X2.5 0,707 0,361 Valid

X2.6 0,598 0,361 Valid

X2.7 0,695 0,361 Valid

Page 74: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

60

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

X2.8 0,466 0,361 Valid

X2.9 0,601 0,361 Valid

Variabel Kompetensi SDM (X3)

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

X3.1 0,551 0,361 Valid

X3.2 0,531 0,361 Valid

X3.3 0,377 0,361 Valid

X3.4 0,514 0,361 Valid

X3.5 0,370 0,361 Valid

X3.6 0,752 0,361 Valid

X3.7 0,465 0,361 Valid

X3.8 0,651 0,361 Valid

Variabel Penyerapan Anggaran (Y)

Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

Y.1 0,654 0,361 Valid

Y.2 0,655 0,361 Valid

Y.3 0,516 0,361 Valid

Y.4 0,520 0,361 Valid

Y.5 0,585 0,361 Valid

Y.6 0,684 0,361 Valid

Y.7 0,791 0,361 Valid

Y.8 0,555 0,361 Valid

Sumber: Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa seluruh nilai R

hitung lebih besar dari pada R tabel pada jumlah sampel (N)

sebanyak 30 dan nilai signifikan sebesar 0,05. Oleh karena itu

dapat disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini

valid, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Page 75: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

61

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas keandalan kuesioner, maka digunakan uji

reliabilitas. Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Menurut (Wiratna Sujarweni, 2014:193) menjelaskan bahwa uji

reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh

butir atau item pertanyaan dalam angket (kuesioner) penelitian.

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach

alpha >0,6 dengan ketentuan r hitung > nilai cronbach alpha

maka item tersebut reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat

pada tabel 4.5:

Tabel 4.5

Hasil Uji Reabilitas

Variabel Nilai

Cronbach Alpha

r

Hitung

Keterangan

Perencanaan Anggaran (X1) 0,819 0,6 Reliabel

Pelaksanaan Anggaran (X2) 0,766 0,6 Reliabel

Kompetensi SDM (X3) 0,644 0,6 Reliabel

Penyerapan Anggaran (Y) 0,683 0,6 Reliabel

Sumber: Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa seluruh nilai

cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini reliabel

atau konsisten, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen

penelitian.

Page 76: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

62

c. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah didalam

model penelitian ini, terdapat pengganggu atau residu yang

memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov (K-S). Jika nilai

signifikan yang dihasilkan >0,05 maka data berdistribusi normal

dan Ho diterima. Jika probabilitas data <0,05 maka Ho ditolak

dan dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Hasil Uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4.6

Hasil Uji Kolmogorof-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .82736408

Most Extreme Differences

Absolute .110

Positive .101

Negative -.110

Test Statistic .110

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 77: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

63

Sumber: Data Primer diolah 2020

Berdasarkan table, dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui tingkat

korelasi antar variabel independen dari model regresi yang

dilakukan. Jika model regresi dikatakan baik, maka antara

variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai

Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF), dengan

konsep dasar sebagai berikut:

a. Jika nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai Variance

Inflation Factor di bawah 10, maka tidak terjadi masalah

multikolonieritas.

b. Jika nilai tolerance tidak mendekati angka 1 dan nilai Variance

Inflation Factor di atas 10, maka terjadi masalah

multikolonieritas.

Hasil uji multikolinieritas pada tabel berikut ini adalah sebagai

berikut :

Page 78: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

64

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Colloniearity Statistics

Tolerance VIF

Perencanaan Anggaran 0,295 3,393

Pelaksanaan Anggaran 0,388 2,579

Kompetensi SDM 0,349 2,863

Sumber: Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan tidak ada variabel

independen yang memiliki VIF < 10 dan tolerance > 0,1 maka

variabel dapat dikatakan bebas dari gejala multikolonearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dari model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual.

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data, uji

heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar

4.2 berikut:

Page 79: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

65

Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data Primer diolah 2020

Gambar 4.2

Hasil pengujian scatterplot pada gambar 4.2 dapat dilihat

bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar antara di

bawah 0 sampai di atas 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi, sehingga model regresi layak dipakai.

d. Uji Regresi Linier Berganda

Model regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen.

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier

Page 80: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

66

berganda dengan bantuan SPSS 22. Hasil perhitungan regresi

linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.8:

Tabel 4.8

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.186 2.711 .806 .428

Perencanaan .402 .107 .465 3.754 .001

Pelaksanaan .372 .086 .464 4.298 .000

Kompetensi SDM .089 .123 .082 .723 .476

Sumber: Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel angka yang berada pada Unstandardizer

Coefficients betta, maka dapat disusun persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Persamaan tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

a. Nilai Constant sebesar 2,186 menyatakan bahwa apabila variabel

independen Perencanaan Anggaran (X1), Pelaksanaan Anggaran

(X2) dan Kompetensi SDM (X3), sama dengan nol maka variabel

dependen penyerapan Anggaran (Y) adalah sebesar 2,186 satuan.

b. Nilai koefisien β1 = 0,402X1 menyatakan bahwa terdapat pengaruh

positif antara variabel Perencanaan Anggaran (X1) terhadap

penyerapan anggaran (Y) sebesar 0,402. Hal ini berarti apabila

variabel Perencanaan Anggaran (X1) naik sebesar 1 satuan maka

Y = 2,186 + 0,402X1 + 0,372X2 + 0,089X3 + e

Page 81: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

67

variabel penyerapaan anggaran (Y) akan mengalami peningkatan

sebesar 0,402 satuan.

c. Nilai koefisien β2 = 0,372 X2 menyatakan bahwa terdapat pengaruh

positif antara variabel pelaksanaan anggaran (X2) terhadap

penyerapan anggaran (Y) sebesar 0,372. Hal ini berarti apabila

variabel pelaksanaan anggaran (X2) naik sebesar 1 satuan maka

variabel penyerapaan anggaran (Y) akan mengalami peningkatan

sebesar 0,372 satuan.

d. Nilai koefisien β3 = 0,089 X3 menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara variabel kompetensi SDM (X3) terhadap

penyerapan anggaran (Y) sebesar 0,089. Hal ini berarti apabila

variabel kompetensi SDM (X3) naik sebesar 1 satuan maka variabel

penyerapaan anggaran (Y) akan mengalami peningkatan sebesar

0,089 satuan.

e. Hasil Uji Hipotesis

1. Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.8, jika nilai

probability t lebih kecil dari 0,025 maka Ha diterima dan menolak

Ho, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,025 maka

Ha ditolak dan menerima Ho.

Page 82: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

68

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.186 2.711 .806 .428

Perencanaan .402 .107 .465 3.754 .001

Pelaksanaan .372 .086 .464 4.298 .000

Kompetensi SDM .089 .123 .082 .723 .476

Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.9 bisa disimpulkan mengenai uji

hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel independen adalah sebagai berikut:

H1: Perencanaan anggaran berpengaruh positif terhadap

penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Triwulan IV Tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di Kabupaten

Tegal.

Pada output regresi diperoleh angka signifikansi untuk

variabel perencanaan adalah sebesar 0,001. Nilai ini lebih kecil

dari tingkat signifikansi sebesar 0,025 sehingga menunjukkan

bahwa perencanaan anggaran berpengaruh positif terhadap

penyerapan anggaran dan dapat disimpulkan bahwa H1 diterima

karena didukung oleh data.

H2: Pelaksanaan anggaran berpengaruh positif terhadap

penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Page 83: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

69

Triwulan IV Tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di Kabupaten

Tegal.

Pada output regresi diperoleh angka signifikansi untuk

variabel pelaksanaan anggaran adalah sebesar 0,000. Nilai ini

lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,025 sehingga

menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran berpengaruh positif

terhadap penyerapan anggaran dan dapat disimpulkan bahwa H2

diterima karena didukung oleh data.

H3: Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh

positif terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) Triwulan IV Tahun 2019 pada UPTD

Puskesmas di Kabupaten Tegal.

Pada output regresi diperoleh angka signifikansi untuk

variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) adalah

sebesar 0,476. Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi

sebesar 0,025 sehingga menyatakan bahwa Kompetensi Sumber

Daya Manusia (SDM) tidak berpengaruh terhadap penyerapan

anggaran dan dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak karena tidak

didukung oleh data dan tidak sesuai dengan ekspektasi

penelitian. Untuk penelitian selanjutnya agar menambah jumlah

pertanyaan atau menambah jumlah sampel dalam penelitian agar

dapat mempengaruhi tingkat signifikansinya.

Page 84: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

70

2. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2016:95).

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .939a .882 .869 .874

Sumber: Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel

penyerapan anggaran dapat dijelaskan oleh variabel

perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan kompetensi

SDM sebesar 0,869 atau 86,9%. Sedangkan sisanya 0,131 atau

13,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan SPSS versi 22

telah dilakukan pengujian hipotesis diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pengaruh Perencanaan anggaran terhadap penyerapan anggaran.

Hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.9 variabel perencanaan

anggaran memiliki angka signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari

0,025. Berarti H1 diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

berdasarkan uji statistik variabel perencanaan anggaran berpengaruh

Page 85: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

71

positif terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) Triwulan IV Tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal.

Pengukuran perencanaan anggaran dilakukan dengan cara

menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) di awal tahun yang

didalamnya memuat rencana pendapatan, belanja dan pembiyaan. Di

mana perencanaan anggaran mengakomodir semua kebutuhan

program/kegiatan yang dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal didukung dengan data yang valid dengan melibatkan

semua pihak yang berkaitan dengan program. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian (Ramadani, dkk :2019) bahwa perencanaan

anggaran mempengaruhi tingkat penyerapan anggaran belanja pada

OPD yang signifikan dengan nilai koefisien sebesar 0,005. Namun

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Zulaikah,2018) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penumpukan penyerapan anggaran pada triwulan IV di Kota Cimahi

memberikan hasil bahwa perencanaan anggaran berpengaruh negatif

terhadap penumpukan penyerapan anggaran.

2. Pengaruh Pelaksanaan Anggaran terhadap penyerapan anggaran.

Hasil uji hipotesis 2 pada tabel 4.9 variabel pelaksanaan

anggaran memiliki angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari

0,025. Berarti H2 diterima dan sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa berdasarkan uji statistik variabel pelaksanaan anggaran

Page 86: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

72

berpengaruh positif terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) Triwulan IV Tahun 2019 pada UPTD

Puskesmas di Kabupaten Tegal

Dalam pengelolaan keuangan daerah, pelaksanaan anggaran

baru dapat dilaksanakan setelah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

disahkan menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

Pelaksanaan anggaran merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan

dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

Dapat mengatur strategi untuk meminimalkan resiko penganggaran

merupakan poin dalam dalam pelaksanaan anggaran mempunyai andil

besar yang dapat mempengaruhi tingkat penyerapan anggaran BLUD

di UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Elim, dkk :2018)

bahwa pelaksanaan anggaran mempengaruhi tingkat penyerapan

anggaran dengan nilai signifikan (ρ value) 0,020 yaitu dibawah nilai

alpha (α) 0,05 sehingga pelaksanaan angggaran berpengaruh positif

dansignifikan terhadap penyerapan anggaran dan nilai koefisien

regresi pelaksanaan anggaran sebesar 0,148 menunjukkan jika

pelaksanaan anggaran semakin baik, maka semakin baik pula

penyerapan anggaran.

3. Pengaruh kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap

penyerapan anggaran.

Page 87: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

73

Hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.9 variabel kompetensi

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki angka signifikansi sebesar

0,476 lebih besar dari 0,025. Berarti H3 ditolak sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa berdasarkan uji statistik variabel

Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) tidak berpengaruh

terhadap penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) Triwulan IV Tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di

Kabupaten Tegal.

Hal ini dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) di masing-

masing UPTD Puskesmas saat ini sudah sangat memadai baik dari sisi

pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan SDM. Begitu juga dengan

hasil jawaban responden yang menyatakan bahwa yang menjadi

permasalahan dalam Sumber Daya Manusia (SDM) bukanlah

kompetensi SDM melainkan terpenuhinya jumlah Sumber Daya

Manusia (SDM) di masing-masing puskesmas, jumlah Sumber Daya

Manusia yg ada di masing-masing puskesmas saat ini sangat terbatas,

dan hal tersebut mengakibatkan pegawai merangkap banyak pekerjaan

sehingga banyak pekerjaan yang terlamabat diselesaikan dan pada

akhirnya juga menghambat dalam penyerapan anggaran.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Nugroho (2017) yang membuktikan bahwa Sumber Daya

Manusia (SDM) tidak berpengaruh terhadap penyerapan anggaran.

Namun Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Page 88: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

74

oleh Herriyanto (2012) tentang faktor-faktor yang memengaruhi

keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada satuan kerja

Kementerian/Lembaga di wilayah Jakarta memberikan hasil bahwa

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keterlambatan penyerapan anggaran.

Page 89: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan

pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Perencanaan anggaran berpengaruh positif terhadap penyerapan anggaran

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Triwulan IV Tahun 2019 pada

UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal. Dapat dilihat dari angka

signifikansi untuk variabel perencanaan anggaran adalah sebesar 0,001.

2. Pelaksanaan anggaran berpengaruh positif terhadap penyerapan anggaran

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Triwulan IV Tahun 2019 pada

UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal. Dapat dilihat dari angka

signifikansi untuk variabel pelaksanaan anggaran adalah sebesar 0,000.

3. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) tidak berpengaruh terhadap

penyerapan anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Triwulan

IV Tahun 2019 pada UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal. Dapat dilihat

dari angka signifikansi untuk variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) adalah sebesar 0,476. abs

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka terdapat saran yang diberikan

agar menghasilkan penelitian yang lebih berkualitas di masa yang akan

datang khususnya untuk peneliti selanjutnya yaitu sebagai berikut:

Page 90: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

76

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan anggaran dan

pelaksanaan anggaran yang baik akan meningkatkan penyerapan

Anggaran BLUD. Memperbaiki proses perencanaan anggaran mulai dari

penyusunan RKA sampai dengan penetapan APBD dan mengatur strategi

untuk meminimalkan resiko penganggaran merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan penyerapan anggaran BLUD.

2. Hasil penelitian ini yang menyatakan Kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) tidak berpengaruh terhadap Penyerapan Anggaran masih perlu

diteliti lebih lanjut, karena menurut penulis dalam penyerapan anggaran

yang menjadi permasalahan dalam Sumber Daya Manusia (SDM)

bukanlah kompetensi SDM melainkan tidak terpenuhinya jumlah Sumber

Daya Manusia (SDM) mengakibatkan pegawai merangkap banyak

pekerjaan sehingga banyak pekerjaan yang terlamabat diselesaikan dan

pada akhirnya menghambat dalam penyerapan anggaran.

3. Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan menggunakan metode

metode campuran (mix method) kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian,

dimana metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil yang

diperoleh dari metode kuantitatif sehingga dapat memperoleh kesimpulan

yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Peneliti selanjutnya diharapkan

dapat menambah variabel dan mengembangkan kuesioner lebih lanjut

sehingga mampu mengungkap variabel lain yang mempengaruhi tingkat

penyerapan anggaran BLUD di UPTD Puskesmas atau di instansi lain

Page 91: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

77

yang akan diteliti dan jumlah sampel penelitian sebaiknya diperbanyak

sehingga kesimpulan yang dibuat dimungkinkan

untuk dapat digeneralisasi.

C. Keterbatasan Peneliti

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,

namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Penelitian hanya dilakukan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten

Tegal yaitu UPTD Puskesmas di Kabupaten Tegal.

2. Keterbatasan tidak dapat melakukan interaksi secara langsung dengan

responden dimasa pandemik Covid-19 sehingga kesulitan

menjelaskan penelitian dan mengharuskan menggunakan daring dalam

pengumpulan data kuisioner.

3. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu

terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan

keadaan sesungguhnya.

Page 92: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

78

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, A. (2019). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, Pemahaman Basis Akrual Dan

Pemanfataan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal. Skripsi. Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis. Universitas Pancasakti, Tegal, September 2019.

Asmara, A. (2017). Pengaruh Persepsi Perencanaan Anggaran dan Pelaksanaan

Anggaran Terhadap Kinerja Angga ran Melalui Penyerapan Belanja

Anggaran Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. Skripsi,

Program Studi Akuntansi. Universitas Jember. Jember. Juli 2017.

Elim, M. A., Ndaparoka, D. S., & David , T. E. (2018). Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Belanja Pada Organisasi

Perangkat Daerah Di Kota Kupang. Jurnal Akuntansi Keuangan dan

Audit, Vol. 3, No. 2, Hal: 46-56.

Firdausi, N. A. (2015). Evaluasi Penerapan Pola Fleksibel Budget Dalam Rencana

Bisnis Dan Anggaran Badan Layanan Umum Daerah BLUD Pada RSUD

Bangil. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Juni 2015.

Hartatik, S. (2015). Evaluasi Penggunaan Anggaran Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) Pada Dinas Kesehatan Kota Sorong Tahun Anggaran

2015. Jurnal Akuntansi Keuangan Publik, Vol. 2, No. 1, Hal: 1-12.

Herriyanto, H. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan

Penyerapan Anggaran Belanja Pada Satuan Kerja Kementerian/ Lembaga

Di Wilayah Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Program Studi

Perencanaan dan Kebijakan Publik , Jakarta. Juli 2012.

Iqbal, M. (2018). Pengaruh Perencanaan Anggaran dan Kompetensi Sumber Daya

Manusia Terhadap Penyerapan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi

Sebagai Pemoderasi. Skripsi. Program Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar, Januari 2018.

Liawan, C. (2018). Analisis Penggunaan dana Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) Pada Rumah Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong .

Jurnal Pitis AKP, Vol. 2, No. 1 , Hal: 1-12.

Malahayati, C., Islahuddin, & Basri, H. (2015). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya

Manusia, Perencanaan Anggaran, Dan Pelaksanaan Anggaran Terhadap

Serapan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada

Page 93: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

79

Pemerintah Kota Banda Aceh. Jurnal Magister Akuntansi, ISSN 2302-

0199, Vol. 4, No. 1, Hal: 11-19.

Nugroho, M. A., & Ananda , C. F. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang

Menyebabkan Penumpukan Pencairan Dana APBN Di Akhir Tahun.

Jurnal Ekonomi, Vol. 3, No. 2, Hal: 1-19.

Nugroho, R., & Alfarisib, S. (2017 ). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Melonjaknya Penyerapan Anggaran Kuartal IV Instansi Pemerintah .

Jurnal BPPK Vol. 10, No. 1, Hal: 22-37.

Peraturan Menteri Dalam Negeri (2006). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Diakses dari

https://www.slideshare.net/mobile/pejantantangguh56884761/permendri-

nomor-13-tahun-2006:

Peraturan Menteri dalam Negeri (2006). Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor

13 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah . Diakses dari

http://hukum.unsrat.ac.id/men/permendagri_13_2006.pdf.

Peraturan Menteri dalam Negeri (2018). Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor

79 Tentang Badan Layanan Umum Daerah . Diakses dari

https://bulelengkab.go.id/assets/instansikab/101/bankdata/permendagri-no-

79-tahun-2018-tentang-blud-63.pdf.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2005). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. Diakses dari

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP23-2005PengelolaanUangBLU.pdf

Putri, K. M., Yuniarta, G. A., & Prayudi , M. A. (2017). Pengaruh Perencanaan

Anggaran, Kualitas Sumber Daya Manusia, Dan Komitmen Organisasi,

Terhadap Penyerapan Anggaran. Jurnal Jurusan Akuntansi, Vol. 8, No. 2 ,

Hal: 1-12..

Ramadhani, R., & Setiawan, M. A. (2019). Pengaruh Regulasi, Politik Anggaran,

Perencanaan Anggaran, Sumber Daya Manusia Dan Pengadaan Barang/

Jasa Terhadap Penyerapan Anggaran Belanja Pada OPD Provinsi

Sumatera Barat. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, Vol. 1, No. 2, Hal: 710-726.

Ramdhani, D. (2017). Pengaruh Perencanaan Anggaran, Kualitas Sumber Daya

Manusia Dan Pelaksanaan Anggaran Terhadap Penyerapan Anggaran

Pada Organisasi Pada Perangkat Daerah Provinsi Banten . Jurnal Riset

Akuntansi Terpadu, Vol.10, No.1, Hal: 134-147.

Ratag, W. A., Kumenaung, A., & Engka, D. (2019). Pengaruh Perencanaan

Anggaran Terhadap Penyerapan Anggaran Di Lingkungan Inventaris

SAM Ratulangi . Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah

Vol.20, No.02, Hal: 1-14.

Page 94: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

80

Salwah, A. (2019). Pengaruh Perencanaan Anggaran Terhadap Serapan Anggaran

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Pemerintah Kota Banda

Aceh. Jurnal Transformasi Administrasi, Vol. 9, No. 2, Hal: 164-182.

Sanjaya, T., Arza, F. I., & Setiawan, M. A. (2018). Pengaruh Regulasi Keuangan

Daerah, Politik Anggaran dan Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa

Terhadap Penyerapan Anggaran Pada OPD Provinsi Sumatera Barat.

Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 2, Hal: 1-15.

Sembiring, & Henry, J. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat. Skripsi.

Universitas Sumatera Utara, Medan, Agustus 2017.

Setyawan, A. (2016). Analisis Keterlambatan Anggaran Belanja Satuan Kerja

Kementerian/ Lembaga Di Wilayah Pembayaran KPPN Bojonegoro

Tahun Anggaran 2015. Skripsi. Program Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Surabaya, Agustus 2016.

Sudasri, D. (2016). Sumber Daya Manusia Terhadap Penyerapan Anggaran.

Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, Juni 2016.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia (2003). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.. Diakses dari

https://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_13861611

45.pdf

Wulandari, R. (2018). Pengaruh Perencanaan Anggaran, Pengadaan Barang/ Jasa,

Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Penyerapan Anggaran

Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Skripsi. Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang, Juli 2018.

Wiratna Sujarweni. (2014). SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press. 193

Yumiati, F., Islahuddin, & Nadirsyah . (2016). Pengaruh Kualitas Sumber Daya

Manusia, Perencanaan Anggaran, Dan Komitmen Organisasi Terhadap

Serapan Anggaran SKPA Di Pemerintah Aceh. Jurnal Akuntansi, ISSN

2302-0164, Vol. 5, No. 4, Hal: 43- 49 .

Zarinah, M., Darwanis, & Abdullah, S. (2016). Pengaruh Perencanaan Anggaran

Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Peningkatan Penyerapan

Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Di Kabupaten Aceh Utara.

Jurnal Magister Akuntansi, ISSN 2302-0164 ,Vol. 3, No. 2, Hal: 90-97.

Page 95: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

81

Zulaikah, B., & Burhany, D. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penumpukan Penyerapan Anggaran Pada Triwulan IV di Kota Cimahi.

Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1, Hal: 1221-1234.

Page 96: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

82

LAMPIRAN

Page 97: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

85

Lampiran 1.

KUESIONER PENELITIAN

Kepada

Yth. Bapak/ Ibu/ Sdr/I Responden

Di Tempat

Dengan Hormat

Dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi untuk menyelesaikan studi

guna memperoleh gelar sarjana Akuntansi, saya :

Nama : Vety Yuliani

NIM : 4318500219

Prodi : Akuntansi/ Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas : Universitas Pancasakti Tegal

Dengan ini memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

lakukan dengan judul “Pengaruh Perencanaan Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, Dan

Kompetensi Sumber Daya Manusia, Terhadap Penyerapan Anggaran Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) Triwulan IV Tahun 2019 Pada UPTD Puskesmas di Kabupaten

Tegal”. Memohon untuk ketersediaan bapak/ibu/saudara/i agar berpartisipasi dalam

penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang terlampir. Ketersediaan

bapak/ibu/saudara/i sangat dibutuhkan untuk menentukan keberhasilan atas penelitian

yang sedang dilakukan. Sesuai dengan etika dalam melakukan penelitian, data yang

saya peroleh akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan semata-mata hanya untuk

kepentingan penelitian ini.

Demikianlah surat permohonan pengisian kuesioner ini dibuat. Selain itu, saya

ingin mengucapkan terimakasih atas ketersediaan bapak/ibu/saudara/i karena telah

meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini

Hormat Saya.

Vety Yuliani

Page 98: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

86

IDENTITAS RESPONDEN

Berikanlah tanda (X) pada kotak bernomor

Sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu/saudara

Jenis Kelamin :

Usia :

Tingkat Pendidikan :

Tempat UPTD Puskesmas :

Tegal, 2020

(…………………………..)

1

2

3

4

5

1 Laki-laki 2

Perempuan

1

18 - 22 Tahun

2

23 - 27 Tahun

3

28 - 32 Tahun

4

33 - 37 Tahun

5

> 37 Tahun

1

SMA/Sederajat

2

Diploma

3

S1/S2/S3

Page 99: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

87

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Jawablah seluruh daftar pertanyaan dalam kuesioner ini

2. Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan Pendapat Anda, dengan cara

memberi tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia.

3. Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban yang dilakukan. Jawab setiap instrumen

ada 5 (lima) pilihan jawaban yang terdiri dari :

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Daftar Pertanyaan :

Variabel Perencanaan Anggaran (X1)

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Dimensi Akurasi Data STS TS N S SS

1. Memperhitungkan sumber daya yang tersedia

2. Memperhitungkan biaya yang dibutuhkan untuk target

pembangunan masa mendatang

3. Rencana kegiatan yang belum dilengkapi dengan data

pendukung

Dimensi Perencanaan dan Kebutuhan STS TS N S SS

4. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai

dengan visi dan misi yang ditetapkan

5.

Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk

mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternative

sumber pembiayaannya

6. Menyusun rencana pendapatan, belanja dan pembiyaan

untuk suatu jangka waktu tertentu

Page 100: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

88

Dimensi Pengesahan APBD STS TS N S SS

7. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan

yang telah disusun

8. Anggaran kegiatan yang diblokir

9. Masa penyusunan dan penelaahan anggaran yang terlalu

pendek

Variabel Pelaksanaan Anggaran (X2)

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Dimensi Penyelesaian Administrasi STS TS N S SS

1. Pemenuhan kelengkapan dokumen sering tidak tepat waktu

2. Keterlambatan proses penagihan dan pembayaran

3. Kegiatan sudah dilaksanakan tapi belum diganti melalui

ganti UP

Dimensi Budaya Kerja STS TS N S SS

4. SK Penunjukan/Penggantian Pejabat Perbendaharaan

terlambat ditetapkan

5. Salah dalam penentuan akun

6. Adanya addendum kontrak

Dimensi Sikap Pelaksanaan STS TS N S SS

7. Sikap berani mengambil resiko dalam pengembalian

keputusan

8. Dapat mengatur strategi untuk meminimalkan resiko

penganggaran

9. Membuat target planning kedepan

Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X3)

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Dimensi Pengetahuan STS TS N S SS

1. Kemampuan pegawai dalam daya fikir

2. Penguasaan ilmu secara luas yang dimiliki pegawai

Dimensi Keterampilan STS TS N S SS

3. Kemampuan dan penguasaan teknis operasional dibidang

pekerjaan

4. Kemampuan pegawai dalam memahami proses pengelolaan

anggaran

Page 101: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

89

Dimensi Kemampuan STS TS N S SS

5. Kebiasaan Menunda Pekerjaan

6. Kemampuan pegawai dalam kedisiplinan

7. Kemampuan pegawai dalam kerjasama

8. Kemampuan pegawai dalam tanggung jawab terhadap

pekerjaannya

Variabel Penyerapan Anggaran (Y)

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Dimensi Realisasi Anggaran STS TS N S SS

1. Besarnya serapan anggaran sudah baik

2. Waktu serapan anggaran sudah baik sesuai dengan rencana

Dimensi Konsistensi Pelaksanaan Program STS TS N S SS

3. Kegiatan yang dilaksanan tidak sesuai dengan jadwal yang

sudah ditetapkan

4. SK Penunjukan panitia pelaksana kegiatan belum ditetapkan

5. Sinkronisasi kegiatan yang buruk antara OPD dan SKPD

6. Rencana Kegiatan sering tidak konsisten atau berubah-ubah

7. Sulitnya koordinasi antara OPD dan SKPD

8. Penyerapan Anggaran Mengalami Peningkatan dari tahun ke

tahun

Page 102: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

90

Lampiran II.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Total_X1 30 34 45 1268 42.27 2.791

Total_X2 30 30 45 1245 41.50 3.014

Total_X3 30 29 40 1076 35.87 2.224

Total_Y 30 30 40 1134 37.80 2.413

Valid N (listwise) 30

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5

X1.1 Pearson Correlation 1 .322 .228 .482**

.217

Sig. (2-tailed) .083 .226 .007 .248

N 30 30 30 30 30

X1.2 Pearson Correlation .322 1 .349 .556**

.238

Sig. (2-tailed) .083 .059 .001 .205

N 30 30 30 30 30

X1.3 Pearson Correlation .228 .349 1 .686**

.060

Sig. (2-tailed) .226 .059 .000 .754

N 30 30 30 30 30

X1.4 Pearson Correlation .482**

.556**

.686**

1 .174

Sig. (2-tailed) .007 .001 .000 .357

N 30 30 30 30 30

X1.5 Pearson Correlation .217 .238 .060 .174 1

Sig. (2-tailed) .248 .205 .754 .357

N 30 30 30 30 30

X1.6 Pearson Correlation .636**

.435* .118 .334 .371

*

Sig. (2-tailed) .000 .016 .534 .071 .043

N 30 30 30 30 30

Page 103: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

91

X1.7 Pearson Correlation .511**

.180 .218 .378* .143

Sig. (2-tailed) .004 .342 .247 .040 .450

N 30 30 30 30 30

X1.8 Pearson Correlation .228 .349 1.000**

.686**

.060

Sig. (2-tailed) .226 .059 .000 .000 .754

N 30 30 30 30 30

X1.9 Pearson Correlation .482**

.285 .315 .475**

.371*

Sig. (2-tailed) .007 .127 .090 .008 .043

N 30 30 30 30 30

Perencanaan Pearson Correlation .715**

.656**

.656**

.823**

.481**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .007

N 30 30 30 30 30

Correlations

X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 Perencanaan

X1.1 Pearson Correlation .636**

.511**

.228 .482**

.715**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .226 .007 .000

N 30 30 30 30 30

X1.2 Pearson Correlation .435* .180 .349 .285 .656

**

Sig. (2-tailed) .016 .342 .059 .127 .000

N 30 30 30 30 30

X1.3 Pearson Correlation .118 .218 1.000**

.315 .656**

Sig. (2-tailed) .534 .247 .000 .090 .000

N 30 30 30 30 30

X1.4 Pearson Correlation .334 .378* .686

** .475

** .823

**

Sig. (2-tailed) .071 .040 .000 .008 .000

N 30 30 30 30 30

X1.5 Pearson Correlation .371* .143 .060 .371

* .481

**

Sig. (2-tailed) .043 .450 .754 .043 .007

Page 104: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

92

N 30 30 30 30 30

X1.6 Pearson Correlation 1 .155 .118 .441* .628

**

Sig. (2-tailed) .414 .534 .015 .000

N 30 30 30 30 30

X1.7 Pearson Correlation .155 1 .218 .155 .514**

Sig. (2-tailed) .414 .247 .414 .004

N 30 30 30 30 30

X1.8 Pearson Correlation .118 .218 1 .315 .656**

Sig. (2-tailed) .534 .247 .090 .000

N 30 30 30 30 30

X1.9 Pearson Correlation .441* .155 .315 1 .657

**

Sig. (2-tailed) .015 .414 .090 .000

N 30 30 30 30 30

Perencanaan Pearson Correlation .628**

.514**

.656**

.657**

1

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000

N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5

X2.1 Pearson Correlation 1 -.019 .292 .194 .341

Sig. (2-tailed) .923 .117 .304 .065

N 30 30 30 30 30

X2.2 Pearson Correlation -.019 1 .290 .199 .349

Sig. (2-tailed) .923 .120 .291 .059

N 30 30 30 30 30

X2.3 Pearson Correlation .292 .290 1 .316 .349

Sig. (2-tailed) .117 .120 .089 .059

N 30 30 30 30 30

Page 105: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

93

X2.4 Pearson Correlation .194 .199 .316 1 .489**

Sig. (2-tailed) .304 .291 .089 .006

N 30 30 30 30 30

X2.5 Pearson Correlation .341 .349 .349 .489**

1

Sig. (2-tailed) .065 .059 .059 .006

N 30 30 30 30 30

X2.6 Pearson Correlation .359 .193 .383* .285 .319

Sig. (2-tailed) .052 .307 .036 .127 .086

N 30 30 30 30 30

X2.7 Pearson Correlation .194 .199 .316 1.000**

.489**

Sig. (2-tailed) .304 .291 .089 .000 .006

N 30 30 30 30 30

X2.8 Pearson Correlation .231 .084 .090 .216 .219

Sig. (2-tailed) .219 .660 .636 .251 .245

N 30 30 30 30 30

X2.9 Pearson Correlation .122 .665**

.363* .180 .401

*

Sig. (2-tailed) .522 .000 .049 .342 .028

N 30 30 30 30 30

Pelaksanaan Pearson Correlation .533**

.548**

.621**

.695**

.707**

Sig. (2-tailed) .002 .002 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30

Correlations

X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 Pelaksanaan

X2.1 Pearson Correlation .359 .194 .231 .122 .533**

Sig. (2-tailed) .052 .304 .219 .522 .002

N 30 30 30 30 30

X2.2 Pearson Correlation .193 .199 .084 .665**

.548**

Sig. (2-tailed) .307 .291 .660 .000 .002

Page 106: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

94

N 30 30 30 30 30

X2.3 Pearson Correlation .383* .316 .090 .363

* .621

**

Sig. (2-tailed) .036 .089 .636 .049 .000

N 30 30 30 30 30

X2.4 Pearson Correlation .285 1.000**

.216 .180 .695**

Sig. (2-tailed) .127 .000 .251 .342 .000

N 30 30 30 30 30

X2.5 Pearson Correlation .319 .489**

.219 .401* .707

**

Sig. (2-tailed) .086 .006 .245 .028 .000

N 30 30 30 30 30

X2.6 Pearson Correlation 1 .285 .252 .327 .598**

Sig. (2-tailed) .127 .179 .078 .000

N 30 30 30 30 30

X2.7 Pearson Correlation .285 1 .216 .180 .695**

Sig. (2-tailed) .127 .251 .342 .000

N 30 30 30 30 30

X2.8 Pearson Correlation .252 .216 1 .130 .466**

Sig. (2-tailed) .179 .251 .494 .009

N 30 30 30 30 30

X2.9 Pearson Correlation .327 .180 .130 1 .601**

Sig. (2-tailed) .078 .342 .494 .000

N 30 30 30 30 30

Pelaksanaan Pearson Correlation .598**

.695**

.466**

.601**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .009 .000

N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 107: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

95

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5

X3.1 Pearson Correlation 1 .103 -.077 .033 -.171

Sig. (2-tailed) .587 .685 .861 .367

N 30 30 30 30 30

X3.2 Pearson Correlation .103 1 .081 .053 .067

Sig. (2-tailed) .587 .670 .782 .724

N 30 30 30 30 30

X3.3 Pearson Correlation -.077 .081 1 .207 .075

Sig. (2-tailed) .685 .670 .272 .692

N 30 30 30 30 30

X3.4 Pearson Correlation .033 .053 .207 1 .172

Sig. (2-tailed) .861 .782 .272 .365

N 30 30 30 30 30

X3.5 Pearson Correlation -.171 .067 .075 .172 1

Sig. (2-tailed) .367 .724 .692 .365

N 30 30 30 30 30

X3.6 Pearson Correlation .929**

.205 .098 .284 -.075

Sig. (2-tailed) .000 .277 .607 .128 .694

N 30 30 30 30 30

X3.7 Pearson Correlation -.028 .404* .264 .294 .063

Sig. (2-tailed) .881 .027 .159 .115 .743

N 30 30 30 30 30

X3.8 Pearson Correlation .282 .472**

.202 .479**

.020

Sig. (2-tailed) .130 .008 .284 .007 .918

N 30 30 30 30 30

Kompetensi SDM Pearson Correlation .551**

.531**

.377* .514

** .370

*

Sig. (2-tailed) .002 .003 .040 .004 .044

N 30 30 30 30 30

Page 108: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

96

Correlations

X3.6 X3.7 X3.8

Kompetensi

SDM

X3.1 Pearson Correlation .929**

-.028 .282 .551**

Sig. (2-tailed) .000 .881 .130 .002

N 30 30 30 30

X3.2 Pearson Correlation .205 .404* .472

** .531

**

Sig. (2-tailed) .277 .027 .008 .003

N 30 30 30 30

X3.3 Pearson Correlation .098 .264 .202 .377*

Sig. (2-tailed) .607 .159 .284 .040

N 30 30 30 30

X3.4 Pearson Correlation .284 .294 .479**

.514**

Sig. (2-tailed) .128 .115 .007 .004

N 30 30 30 30

X3.5 Pearson Correlation -.075 .063 .020 .370*

Sig. (2-tailed) .694 .743 .918 .044

N 30 30 30 30

X3.6 Pearson Correlation 1 .175 .429* .752

**

Sig. (2-tailed) .356 .018 .000

N 30 30 30 30

X3.7 Pearson Correlation .175 1 .118 .465**

Sig. (2-tailed) .356 .534 .010

N 30 30 30 30

X3.8 Pearson Correlation .429* .118 1 .651

**

Sig. (2-tailed) .018 .534 .000

N 30 30 30 30

Kompetensi SDM Pearson Correlation .752**

.465**

.651**

1

Sig. (2-tailed) .000 .010 .000

N 30 30 30 30

Page 109: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

97

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5

Y.1 Pearson Correlation 1 .268 .187 .465**

.244

Sig. (2-tailed) .153 .322 .010 .193

N 30 30 30 30 30

Y.2 Pearson Correlation .268 1 .333 .108 .161

Sig. (2-tailed) .153 .072 .571 .394

N 30 30 30 30 30

Y.3 Pearson Correlation .187 .333 1 .075 .558**

Sig. (2-tailed) .322 .072 .692 .001

N 30 30 30 30 30

Y.4 Pearson Correlation .465**

.108 .075 1 .118

Sig. (2-tailed) .010 .571 .692 .534

N 30 30 30 30 30

Y.5 Pearson Correlation .244 .161 .558**

.118 1

Sig. (2-tailed) .193 .394 .001 .534

N 30 30 30 30 30

Y.6 Pearson Correlation .391* .289 .380

* .315 .441

*

Sig. (2-tailed) .033 .121 .038 .090 .015

N 30 30 30 30 30

Y.7 Pearson Correlation .391* .544

** .538

** .315 .430

*

Sig. (2-tailed) .033 .002 .002 .090 .018

N 30 30 30 30 30

Y.8 Pearson Correlation .310 .377* .075 .375

* .118

Sig. (2-tailed) .095 .040 .692 .041 .534

N 30 30 30 30 30

Penyerapan Anggaran Pearson Correlation .654**

.655**

.616**

.520**

.585**

Page 110: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

98

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .001

N 30 30 30 30 30

Correlations

Y.6 Y.7 Y.8

Penyerapan

Anggaran

Y.1 Pearson Correlation .391* .391

* .310 .654

**

Sig. (2-tailed) .033 .033 .095 .000

N 30 30 30 30

Y.2 Pearson Correlation .289 .544**

.377* .655

**

Sig. (2-tailed) .121 .002 .040 .000

N 30 30 30 30

Y.3 Pearson Correlation .380* .538

** .075 .616

**

Sig. (2-tailed) .038 .002 .692 .000

N 30 30 30 30

Y.4 Pearson Correlation .315 .315 .375* .520

**

Sig. (2-tailed) .090 .090 .041 .003

N 30 30 30 30

Y.5 Pearson Correlation .441* .430

* .118 .585

**

Sig. (2-tailed) .015 .018 .534 .001

N 30 30 30 30

Y.6 Pearson Correlation 1 .430* .315 .684

**

Sig. (2-tailed) .018 .090 .000

N 30 30 30 30

Y.7 Pearson Correlation .430* 1 .315 .791

**

Sig. (2-tailed) .018 .090 .000

N 30 30 30 30

Y.8 Pearson Correlation .315 .315 1 .555**

Sig. (2-tailed) .090 .090 .001

N 30 30 30 30

Page 111: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

99

Penyerapan Anggaran Pearson Correlation .684**

.791**

.555**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.819 .823 9

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.766 .787 9

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.644 .652 8

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.783 .788 8

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .939a .882 .869 .874

Predictors: (Constant), Kompetensi SDM, Pelaksanaan, Perencanaan

Dependent Variable: Penyerapan Anggaran

Page 112: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

100

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 148.949 3 49.650 65.028 .000b

Residual 19.851 26 .764

Total 168.800 29

Dependent Variable: Penyerapan Anggaran

Predictors: (Constant), Kompetensi SDM, Pelaksanaan, Perencanaan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.186 2.711 .806 .428

Perencanaan .402 .107 .465 3.754 .001

Pelaksanaan .372 .086 .464 4.298 .000

Kompetensi SDM .089 .123 .082 .723 .476

Dependent Variable: Penyerapan Anggaran

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .82736408

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .101

Negative -.110

Test Statistic .110

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Test distribution is Normal.

Calculated from data.

Lilliefors Significance Correction.

This is a lower bound of the true significance.

Page 113: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

101

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .939a .882 .869 .874

Predictors: (Constant), Kompetensi SDM, Pelaksanaan, Perencanaan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 148.949 3 49.650 65.028 .000b

Residual 19.851 26 .764

Total 168.800 29

Dependent Variable: Penyerapan Anggaran

Predictors: (Constant), Kompetensi SDM, Pelaksanaan, Perencanaan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.186 2.711 .806 .428

Perencanaan .402 .107 .465 3.754 .001

Pelaksanaan .372 .086 .464 4.298 .000

Kompetensi SDM .089 .123 .082 .723 .476

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Perencanaan .295 3.393

Pelaksanaan .388 2.579

Kompetensi SDM .349 2.863

Dependent Variable: Penyerapan Anggaran

Page 114: PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN, PELAKSANAAN …

102

Charts