keuangan - perencanaan anggaran

109
MANUAL PROSEDUR KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2013

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

KEUANGAN - PERENCANAAN

ANGGARAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2013

Page 2: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 3: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pengantar

SOP Perencanaan Anggaran bertujuan memberikan pemahaman yang sama dan sebagai

pedoman/acuan bagi tim panitia anggaran di tingkat pusat dan unit kerja, agar perencanaan anggaran dilakukan secara sistematis dan tepat waktu.

SOP Perencanaan Anggaran ini merupakan acuan bagi semua pihak yang terkait dengan Perencanaan

Anggaran baik di tingkat jurusan, fakultas maupun universitas.

Bangkalan, 03 Juni 2013

Rektor

TTD.

Prof. DR. Ir. Ariffin., MS.

Page 4: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 5: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 3

1.1. Dasar Hukum .......................................................................................................................... 3

1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................................................. 3

BAB II PENGERTIAN, KETENTUAN UMUM DAN SIKLUS PERENCANAAN .......................... 4

2.1. Pengertian ............................................................................................................................... 4

2.2. Ketentuan Umum .................................................................................................................... 5

2.3. Siklus Perencanaan .................................................................................................................. 5

BAB III MEKANISME PROSEDUR ................................................................................................ 8

3.1. Penyusunan Anggaran Penerimaan .......................................................................................... 8 3.1.1. Prosedur Kerja ............................................................................................................. 8

3.1.2. Diagram Alur ............................................................................................................... 9

3.1.3. Standar Waktu Penyelesaian ........................................................................................ 11 3.2. Penyusunan Anggaran Belanja ................................................................................................12

3.2.1. Prosedur Kerja ............................................................................................................12

3.2.2. Diagram Alur ..............................................................................................................13

3.2.3. Standar Waktu Penyelesaian ........................................................................................16 3.3. Pengesahan DIPA ...................................................................................................................16

3.3.1. Prosedur Kerja ............................................................................................................16

3.3.2. Diagram Alur ..............................................................................................................17 3.3.3. Standar Waktu Penyelesaian ........................................................................................20

BAB IV. FORMAT DOKUMEN ......................................................................................................21

4.1. Rencana PNBP .......................................................................................................................21

4.2. Rincian Belanja ................................................................................................................... xxii 4.3. Rencana Penarikan Belanja................................................................................................. xxiii

Page 6: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 7: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

1

MANUAL PROSEDUR

KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Kode Dokumen : MP KU-PA UTM.98

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor III

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 8: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 9: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4405);

4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun

1998;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian

Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.02/2009 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2010;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011;

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

a. SOP Perencanaan Anggaran dimaksudkan sebagai pedoman bagi tim panitia anggaran.

2. Tujuan

a. SOP Perencanaan Anggaran bertujuan memberikan pemahaman yang sama dan sebagai

pedoman/acuan bagi tim panitia anggaran di tingkat pusat dan unit kerja, agar perencanaan anggaran dilakukan secara sistematis dan tepat waktu

Page 10: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4

BAB II

PENGERTIAN, KETENTUAN UMUM DAN SIKLUS

PERENCANAAN

2.1. Pengertian

1. Kementrian Negara adalah organisasi dalam Pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin

oleh menteri untuk melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang tertentu.

2. Lembaga adalah organisasi non-kementerian negara dan instansi lain pengguna anggaran yang

dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 atau

peraturan perundang-undangan lainnya.

3. Unit organisasi adalah bagian dari suatu Kementerian Negara/Lembaga yang bertanggung jawab

terhadap pengkoordinasian dan/atau pelaksanaan suatu program.

4. Satuan kerja adalah bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang

melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.

5. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

6. Program adalah penjabaran kebijakan Kementerian Negara/Lembaga dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk

mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi Kementerian Negara/Lembaga.

7. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan

tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang

modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis

sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

8. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atas keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

9. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk

mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

10. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-

kegiatan dalam satu program.

11. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, yang selanjutnya disebut RKAKL, adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu

Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan

Rencana Kerja Strategis Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

12. Pagu indikatif merupakan ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada Kementerian Negara/Lembaga untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja

Kementerian Negara/Lembaga.

13. Pagu sementara merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Pusat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai

acuan dalam penyusunan RKA-KL.

14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR.

15. Menteri Perencanaan adalah menteri yang bertanggug jawab di bidang perencanaan

Page 11: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

5

pembangunan nasional.

16. Kementerian Perencanaan adalah Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpin oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang perencanaan pembangunan nasional.

17. Menteri Keuangan adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang keuangan negara.

18. Kementerian Keuangan adalah Kementerian Negara yang dipimpin oleh menteri yang

bertanggung jawab di bidang keuangan negara.

2.2. Ketentuan Umum

1. Penyusunan rencana kerja tahunan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004

tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA–KL). Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, penyusunan rencana kerja kementerian

negara/lembaga untuk periode 1 (satu) tahun dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran

Kementeran Negara/Lembaga (RKA-KL).

2. Petunjuk teknis penyusunan RKA-KL dan DIPA ditetapkan setiap ditetapkan setiap tahun melalui

Keputusan Menteri Keuangan.

3. Dengan mempertimbangkan bahwa petunjuk teknis penyusunan RKA-KL dan DIPA senantiasa mengalami perubahan setiap tahunnya, oleh karena itu SOP Perencanaan Anggaran ini bersifat

sebagai panduan umum dalam satu siklus perencanaan, dimana teknis penyusunan anggaran harus

tetap mengacu sesuai dengan peraturan yang diterbitkan untuk tahun anggaran tersebut.

2.3. Siklus Perencanaan

1. Setiap Satker memulai penyusunan anggaran penerimaan pada awal tahun anggaran berjalan. Proses penyusunan ini diharapkan selesai pada awal bulan Februari pada tahun anggaran berjalan,

ditandai dengan terbitnya SK Rektor tentang Pagu Penerimaan Mahasiswa.

2. Berikutnya disusul dengan memulai penyusunan anggaran belanja sekitar bulan Maret. Proses

penyusunan ini diharapkan selesai (RKA-KL telah dikirimkan kepada Menteri Keuangan) pada akhir bulan Juli.

3. Proses pembahasan anggaran di DPR dilakukan selama bulan Agustus – September, diakhiri

dengan diterbitkannya Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Definitif sekitar awal bulan Oktober.

4. Dalam hal terjadi perubahan pagu anggaran, maka setiap Satker melakukan penyesuaian anggaran

selama bulan Oktober – November. Selama masa ini, Satker dapat mulai menyusun Rencana Penarikan Dana. Proses penyesuaian anggaran diakhiri dengan diterbitkannya Surat Penetapan

Satuan Anggaran per Satuan Kerja (SP-SAPSK) sekitar akhir bulan November.

5. Satker kemudian menyusun Konsep DIPA berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

Petunjuk Teknis Penyusunan DIPA dan SP-SAPSK. Konsep DIPA ini kemudian disampaikan kepada Kanwil Dirjen Perbendaharaan untuk ditelaah dan disahkan.

Page 12: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

6

5.1. Penyusunan Anggaran Penerimaan

Unit Kerja Panitia Anggaran Rektor

Pe

ne

tap

an

Ta

rif d

an

Ju

mla

h M

ah

asis

wa

Pe

ng

aju

an

Re

nca

na

PN

BP

Penyusunan

Anggaran

Penerimaan PNBP

Unit Kerja

Rencana PNBP

Satker

Entri ke Aplikasi

TRPNBP

Kompilasi

Anggaran

Penerimaan PNBP

Unit Kerja

Rencana PNBP

Unit Kerja

Pengajuan

Rencana PNBP

kepada Menkeu

Penyusunan Draft

SK Rektor

Draft

SK Rektor

SK RektorPengesahan

SK Rektor

Rapat Kerja

Penerimaan

Mahasiswa Baru

Page 13: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

7

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Dilakukan oleh Satker

Tidak dilakukan oleh Satker

SIKLUS PERENCANAAN

Universitas Trunojoyo

Jun

Pagu Sementara

Feb

SK Rektor Penerimaan Mahasiswa

Okt - Nop

Penyesuaian RKA-KL oleh Menkeu

Nop

Penerbitan SAPSK

Nop - Des

Pengesahan DIPA

Okt

Pagu Definitif

Jan - Jul

Penyusunan Anggaran Belanja

Agust - Sep

Pembahasan RKA-KL di DPR

Jan - Jan

Penyusunan Anggaran Penerimaan

Page 14: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

8

BAB III

MEKANISME PROSEDUR

3.1. Penyusunan Anggaran Penerimaan

3.1.1. Prosedur Kerja

1. Penetapan Tarif dan Jumlah Mahasiswa

a. Panitia Anggaran menyelenggarakan rapat kerja universitas untuk membahas tarif

mahasiswa.

b. Setiap unit kerja dalam lingkungan Satker membuat Rencana PNBP.

c. Rencana PNBP dari unit kerja kemudian direkapitulasi oleh Panitia Anggaran untuk

menghasilkan Rencana PNBP Satker.

d. Panitia Anggaran menyusun draft SK Rektor tentang Pagu Penerimaan Mahasiswa,

kemudian menyerahkan kepada Rektor untuk disahkan.

2. Pengajuan Rencana PNBP

a. Berdasarkan SK Rektor tentang Pagu Penerimaan Mahasiswa, Panitia Anggaran melakukan

entri data kedalam aplikasi TRPNBP.

b. Output Target PNBP dari aplikasi TRPNBP kemudian dikirimkan kepada Departemen

Keuangan c.q. Direktorat PNBP.

Page 15: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

9

3.1.2. Diagram Alur

5.1. Penyusunan Anggaran Penerimaan

Unit Kerja Panitia Anggaran Rektor

Pe

ne

tap

an

Ta

rif d

an

Ju

mla

h M

ah

asis

wa

Pe

ng

aju

an

Re

nca

na

PN

BP

Penyusunan

Anggaran

Penerimaan PNBP

Unit Kerja

Rencana PNBP

Satker

Entri ke Aplikasi

TRPNBP

Kompilasi

Anggaran

Penerimaan PNBP

Unit Kerja

Rencana PNBP

Unit Kerja

Pengajuan

Rencana PNBP

kepada Menkeu

Penyusunan Draft

SK Rektor

Draft

SK Rektor

SK RektorPengesahan

SK Rektor

Rapat Kerja

Penerimaan

Mahasiswa Baru

Page 16: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

10

SOP PENYUSUNAN ANGGARAN PENERIMAAN

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu

Dokumen Akses Keterangan

1 Rapat kerja

penerimaan Maba

Bulan Pebruari Pimpinan Universitas

14 hari Notulensi

Berita acara

Pimpinan

Universitas Pimpinan Unit kerja

Dokumen

diserahkan ke peserta rapat tiap

unit kerja

2 Penyusunan anggaran

PNBP

1 hari Setelah dokumen

rapat penerimaan maba diterima

Pimpinan unit kerja 14 hari Rancangan PNBP Unit

Kerja

Unit kerja

Pembantu Rektor 2 Panitia Anggaran

Dokumen

diserahkan ke panitia anggaran

3 Kompilasi anggaran PNBP unit kerja

1 hari setelah rancangan PNBP unit kerja diterima

Panitia anggaran 14 hari Rancangan PNBP kompilasi

Panitia Anggaran Pimpinan

Universitas dan Unit Kerja

Dokumen diserahkan ke

Rektor

4 Rapim/Raker Universitas

(prosedur tambahan)

1 hari setelah diterima rancangan PNBP

kompilasi diterima

Rektor 14 hari Draft PNBP Universitas Notulensi dan Berita

Acara

Dokumen disposisi ke PR II

5 Penyusunan SK Rektor

1 hari setelah diterima draf PNBP Universitas

Pembantu Rektor Bidang Adm Umum dan Keuangan

- melaku

2 hari Draf SK Rektor Draf diserahkan ke Rektor

6 Telaah dan Pengesahan SK

Rektor

1 hari setelah diterima draf SK Rektor

Rektor 2 hari SK Rektor Panitia Anggaran Pimpinan

Universitas dan Unit Kerja

SK didisposisi ke Unit Terkait , panitia

anggaran (akses)

7 Entry ke Aplikasi

TRNBP

1 hari setelah diterima

SK rektor

Panitia Anggaran 1 jam Dokumen entry Panitia Anggaran

Pimpinan Universitas dan

Unit Kerja

Dokumen

didistribusi ke pihak terkait

8 Pengajuan Rencana

PNBP kepada Menkeu

1 hari setelah entry ke

aplikasi TRNBP

Panitia Anggaran 1 jam Dokumen surat Panitia Anggaran

Pimpinan Universitas dan

Unit Kerja

Page 17: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

11

3.1.3. Standar Waktu Penyelesaian

1. Tahap Penyusunan Anggaran Penerimaan:

a. Perumusan rencana penerimaan mulai disusun oleh unit kerja sejak bulan Januari.

b. SK Rektor yang menyatakan Pagu Penerimaan Mahasiswa Baru harus sudah terbit selambat-

lambatnya akhir bulan Januari.

2. Tahap Pengajuan Rencana PNBP

a. Entri Rencana PNBP ke aplikasi TRPNBP harus diselesaikan selambat-lambatnya pertengahan bulan Februari.

Page 18: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

12

3.2. Penyusunan Anggaran Belanja

3.2.1. Prosedur Kerja

1. Penyusunan Paket Kegiatan

a. Panitia Anggaran mulai menyusun anggara belanja sesudah terbit dan tersedianya peraturan berikut:

1). Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara.

2). Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Pengisian RKA-KL.

3). Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Umum

4). Dasar Alokasi Anggaran Satker

b. Panitia Anggaran menyusun paket Kegiatan, Output, Komponen Input (MAK) yang

dituangkan dalam sebuah template Rincian Belanja Satuan Kerja. Penyusunan ini dimaksudkan agar unit kerja memiliki kesatuan mekanisme pengisian anggaran, dimana

telah ada kesatuan antara Kegiatan, Output dan Komponen Input.

c. Template Rincian Belanja Satuan Kerja ini kemudian disosialisasikan kepada seluruh unit kerja.

2. Penyusunan Anggaran Belanja

a. Unit Kerja menyusun Rincian Belanja dengan mengisikan volume pada kegiatan yang relevan dalam unit kerja tersebut.

b. Panitia Anggaran merekapitulasi seluruh Rincian Belanja unit kerja.

c. Panitia Anggaran menyelenggarakan Rapat Kerja Universitas untuk memfinalisasikan

Rincian Belanja Satker.

d. Panitia Anggaran melakukan entri data kedalam Aplikasi RKA-KL.

e. Panitia Anggaran mengirimkan output aplikasi RKA-KL dan ADK (Arsip Data Komputer)

kepada Departemen Keuangan.

Page 19: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

13

3.2.2. Diagram Alur

5.2. Penyusunan Anggaran Belanja

Unit Kerja Panitia Anggaran

Pembantu Rektor

Bidang Umum dan Keuangan

Rektor Durasi

Pe

nyu

su

na

n P

ake

t K

eg

iata

nP

en

yu

su

na

n A

ng

ga

ran

Be

lan

ja

2.a

Penyusunan

Anggaran Belanja

Unit Kerja

2.g

Pengajuan

RKA-KL ke

Depkeu

Kompilasi Rincian

Belanja Unit Kerja

2.f

Entri Aplikasi

RKA-KL

2.b

Verifikasi dan

Kompilasi

Anggaran BelanjaRincian Belanja

Unit Kerja

Template

Rincian Belanja

Unit Kerja

1.b

Penyusunan Paket

Kegiatan, Output,

Komponen Input

Sosialisasi

1.a

Prasyarat

Peraturan

2.c

Rapat Kerja

Anggaran

Universitas

Rincian Belanja

Satker

2.d

Penyusunan Draft

SK Rektor

2.e

Pengesahan SK

Rektor

Draft SK Rektor

SK Rektor

SE Menkeu

Pagu Definitif

3.a

Rapat Kerja

Anggaran

Universitas

3.b

Entri Aplikasi RKA-

KL

3.c

Pengajuan Revisi

RKA-KL

Ke Depkeu

Revisi Rincian

Belanja Satker

14 hari

14 hari2.b

2.c 3 hari

2 hari2.d

2.f hari

3.a 2 hari

3.b 1 jam

2 hari3.c

Page 20: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

14

SOP PENYUSUNAN USULAN BELANJA ANGGARAN

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

1 Rapat Pimpinan Penetapan

Pagu Belanja Unit Kerja

Bulan Maret, setelah

Satker mendapat

Penetapan Pagu

Pendapatan PNBP

Pimpinan

Universitas

1 hari Notulensi Berita

Acara

Pimpinan

Universitas &

Pimpinan Unit

Kerja

Dokumen diserahkan

ke peserta rapat tiap

unit kerja

2 Penyusunan Rencana Belanja

Unit Kerja

1 hari setelah dokumen

penetapan pagu belanja

unit diterima

Pimpinan Unit

Kerja

14 hari Rancangan Belanja

Unit Kerja

Unit Kerja, PR II

dan Pan Anggaran

Dokumen diserahkan

ke panitia anggaran

3 Kompilasi Rencana Belanja

Unit Kerja

1 hari setelah rencana

belanja Unit kerja

diterima

Panitia Anggaran 14 hari Rancangan

Kompilasi Rencana

Belanja

Panitia Anggaran,

Pimpinan

Universitas dan

Unit Kerja

Dokumen

Diserahkan ke

Rektor

4 Rapim/Raker Universitas

(prosedur tambahan)

1 hari setelah kompilasi

rencana belanja diterima

Rektor 3 hari Draft Rencana

Belanja Satker

(TOR & RAB)

Panitia Anggaran,

Pimpinan

Universitas dan

Unit Kerja

Dokumen disposisi

ke PR II

5 Penyusunan SK Rektor

Rencana Belanja

1 hari setelah draft

rencana belanja Satker

diterima

Pembantu Rektor

Bidang Adm Umum

dan Keuangan

2 hari Draft SK Rektor Draft diserahkan ke

Rektor

Page 21: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

15

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

6 Telaah dan Pengesahan SK Rektor Rencana belanja

1 hari setelah draft SK Rektor diterima

Rektor 2 hari SK Rektor Panitia Anggaran, Pimpinan

Universitas dan

Unit Kerja

SK didisposisi ke Unit terkait, panitia

anggaran (akses)

7 Entry ke Aplikasi RKAKL 1 hari setelah SK Rektor

rencana belanja diterima

Panitia Anggaran 1 jam Dokumen Entry Panitia Anggaran,

Pimpinan

Universitas dan

Unit Kerja

Dokumen

didistribusi ke pihak

terkait

8 Pengajuan Usulan Rencana

Belanja kepada Menkeu

1 hari setelah entry ke

aplikasi RKAKL

Panitia Anggaran 1 jam Dokumen Surat

Pengantar &

RKAKL

Panitia Anggaran,

Pimpinan

Universitas dan Unit Kerja

Page 22: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

16

3.2.3. Standar Waktu Penyelesaian

1. Tahap Penyusunan Paket Kegiatan

Penyusunan paket kegiatan harus diselesaikan paling lambat akhir bulan Juni. 2. Tahap Penyusunan Anggaran Belanja

a. Penyusunan anggaran belanja oleh unit kerja harus selesai paling lambat minggu ke-2 bulan

Juli.

b. Penyusunan anggaran belanja Satker, kemudian dientrikan ke aplikasi RKA-KL hingga disampaikan kepada Departemen Keuangan diselesaikan paling lambat akhir Juli.

3.3. Pengesahan DIPA

3.3.1. Prosedur Kerja

1. Penyusunan Rencana Penarikan Dana

a. Panitia Anggaran mensosialisasikan pagu Satker yang telah didistribusikan menjadi pagu unit kerja berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Definitif.

b. Unit kerja menyusun Rencana Penarikan Dana, dengan merinci kebutuhan penarikan dana

terhadap seluruh kegiatan tiap bulannya berdasarkan mekanisme penarikannya (UP/TUP atau LS).

c. Panitia Anggaran melakukan rekapitulasi terhadap seluruh Rencana Penarikan Dana dari unit

kerja.

2. Penyusunan DIPA

a. Panitia Anggaran mulai menyusun Konsep DIPA (termasuk didalamnya Petunjuk Operasional Kegiatan) dalam kondisi telah tersedia Peraturan Menteri Keuangan tentang

Petunjuk Pengisian DIPA.

b. Panitia Anggaran kemudian membahas Konsep DIPA di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dalam kondisi telah tersedia Surat Penetapan Satuan Anggaran per Satuan

Kerja (SP-SAPSK). Kepala kanwil kemudian mengesahkan Konsep DIPA Satker.

Page 23: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

17

3.3.2. Diagram Alur

5.3. Pengesahan DIPA

Panitia Anggaran Unit Kerja Unit Kerja

Pe

nyu

su

na

n R

en

ca

na

Pe

na

rika

n D

an

aP

en

yu

su

na

n D

IPA

Penyusunan

Rencana

Penarikan Dana

Rekapitulasi

Rencana

Penarikan Dana

Petunjuk

Operasional

Kegiatan (POK)

Rencana

Penarikan Dana

(RPD) Satker

SE Menkeu

Pagu

Definitif

Sosialisasi

Pagu Definitif

ke Unit Kerja

Penyusunan

POK

Rencana

Penarikan Dana

(RPD) Unit Kerja

Pembahasan

DIPA di Kanwil

DJPb

Pengesahan

DIPA

PMK

Petunjuk

Pengisian DIPA

SP-SAPSK

Page 24: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

18

SOP PENGESAHAN DIPA

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

1 Penetapan Pagu Difinitif

Satker

Bulan Oktober Menteri Keuangan Dokumen

Penetapan Pagu

Difinitif

Panitia Anggaran,

Pimpinan Universitas

Dokumen diserahkan ke

panitia anggaran &

Pimpinan Universitas

2

Penyesuaian Usulan

Belanja Satker

Bulan Oktober Panitia anggaran &

Pimpinan

Universitas

2 hari Dokumen RKAKL Panitia Anggaran,

Pimpinan Universitas

dan Unit Kerja

Dokumen diserahkan ke

Pimpinan Universitas

3

Penyusunan Rencana

Belanja PNBP Unit

Kerja

1 hari setelah

dokumen rencana

belanja PNBP Unit

Kerja diterima

Pimpinan Unit Kerja 14 hari Rancangan

Rencana Belanja

PNBP Unit Kerja

Unit Kerja, PR II dan

Pan Anggaran

Dokumen diserahkan ke

panitia anggaran

4

Kompilasi Rencana

Belanja PNBP Unit

Kerja

1 hari setelah rencana

belanja PNBP Unit

kerja diterima

Panitia Anggaran 14 hari Kompilasi Rencana

Belanja PNBP Unit

Kerja

Panitia Anggaran,

Pimpinan Universitas

dan Unit Kerja

Dokumen Diserahkan ke

Rektor

5

Rapim/Raker

Universitas (prosedur

tambahan)

1 hari setelah

Kompilasi Rencana

belanja PNBP

diterima

Rektor 3 hari Draft Rencana

Belanja PNBP

Universitas,

Notulensi dan

Berita Acara

Dokumen disposisi ke PR

II

6

Penyusunan SK Rektor 1 hari setelah

Kompilasi Rencana

belanja PNBP

Universitas diterima

Pembantu Rektor

Bidang Adm Umum

dan Keuangan

2 hari Draft SK Rektor Draft diserahkan ke

Rektor

Page 25: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

19

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

7

Telaah dan Pengesahan

SK Rektor tentang

rencana belanja PNBP

1 hari setelah draft SK

Rektor diterima

Rektor 2 hari SK Rektor Panitia Anggaran,

Pimpinan Universitas

dan Unit Kerja

SK didisposisi ke Unit

terkait, panitia anggaran

(akses)

8

Entry ke Aplikasi TRNBP

1 hari setelah SK Rektor rencana

belanja PNBP

diterima

Panitia Anggaran 1 jam Dokumen Entry Panitia Anggaran, Pimpinan Universitas

dan Unit Kerja

Dokumen didistribusi ke pihak terkait

9

Pengajuan Usulan

Rencana Belanja PNBP kepada Menkeu

1 hari setelah entry ke

aplikasi TRNBP

Panitia Anggaran 1 jam Dokumen Surat

Pengantar & RKAKL PNBP

Panitia Anggaran,

Pimpinan Universitas dan Unit Kerja

Page 26: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

20

3.3.3. Standar Waktu Penyelesaian

1. Penyusunan Rencana Penarikan Dana

a. Penyusunan dimulai sejak diterbitkannya Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Definitif (sekitar awal bulan Oktober tahun anggaran berjalan).

b. Unit kerja menyelesaikan penyusunan Rencana Penarikan Dana paling lambat pertengahan bulan November tahun anggaran berjalan.

c. Panitia Anggaran menyelesaikan rekapitulasi Rencana Penarikan Dana paling lambat akhir bulan November tahun anggaran berjalan.

2. Penyusunan DIPA

a. Penyusunan dimulai sejak tersedia Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Pengisian DIPA.

b. Penyusunan Konsep DIPA (termasuk didalamnya Petunjuk Operasional Kegiatan) disampaikan kepada Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan

selambat-lambatnya minggu ke-2 Desember pada tahun anggaran berjalan.

Page 27: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

BAB IV.

FORMAT DOKUMEN

4.1. Rencana PNBP

Kode Unit Kerja Jenis PNBP Target PNBP (Rp)

Page 28: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4.2. Rincian Belanja

Contoh Tabel Rincian Belanja

RINCIAN BELANJA

SATUAN KERJA : (023.04.664496) UNIVERSITAS TRUNOJOYO

LOKASI : (05.08) KAB. BANGKALAN

PROGRAM : (10.06.01) PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS : .....

PEGAWAI BARANG JASA PEMELIHARAAN PERJALANAN BRG & JASA

LAINNYA

MODAL ALAT &

MESIN

MODAL GDG &

BANGUNAN

MODAL FISIK

LAINNYA

525111 525112 525113 525114 525115 525119 537112 537113 537115

1 2 3 4 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

023.04.08 PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI

2010 Penyediaan Layanan Akademik Program Studi

1 2010.02 Proposal Prodi Baru Penyusunan Dokumen Proposal

525111 Belanja Gaji dan Tunjangan

1. Honor Pembuat Portfolio Fakultas Peternakan

2. Honor Panitia Pembuatan Evaluasi Diri Prog. Studi/Bagian

3. Honor Panitia Pembuatan Borang Akreditasi Prog. Studi /Bagian

525112 Belanja Barang

1 Belanja barang/bahan habis untuk kepeluan Prodi

2 2010.05 Mahasiswa Baru Pelaksanaan Kegiatan Promosi

525111 Belanja Gaji dan Tunjangan

525112 Belanja Barang

1. Belanja Iklan promosi PS

2. Pengadaan film dokumenter

525113 Belanja Jasa

1. Biaya pembuatan leaflet dan brosur S1

2. Biaya pembuatan leaflet dan brosur S2

525115 Belanja Perjalanan

1. Biaya Perjalanan Dinas Sosialisasi Prodi S1 Peternakan

2. Biaya Perjalanan Dinas Pimpinan Prog. Studi S2 IT-Ptk

525119 Belanja Barang/Jasa Lainnya

1. Sewa Hosting 1 tahun

2. Biaya Pembuatan Website (Content)

RINCIAN PERHITUNGAN JENIS BELANJA PNBP PADA RKAKL TA 2010

JUMLAH BIAYA

(Rp)

5 6

NO KODE OUTPUT KEGIATAN KOMPONEN INPUT / MAK VOLUMEHARGA SATUAN

(Rp)

Page 29: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4.3. Rencana Penarikan Belanja

Contoh Tabel Rencana Penarikan Belanja

RENCANA PENARIKAN DANA

SATUAN KERJA : (023.04.664496) UNIVERSITAS TRUNOJOYO

LOKASI : (05.08) KAB. BANGKALAN

PROGRAM : (10.06.01) PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI

UNIT KERJA : .....

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des

UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS UP/TUP LS

1 2 3 4 7 8 9 10 11 12 13 14 15 14 15 14 15 12 13 14 15 14 15 14 15 14 15 14 15

2010 Penyediaan Layanan Akademik Program Studi

1 2010.02 Proposal Prodi Baru Penyusunan Dokumen Proposal

525111 Belanja Gaji dan Tunjangan

1. Honor Pembuat Portfolio Fakultas Peternakan

2. Honor Panitia Pembuatan Evaluasi Diri Prog. Studi/Bagian

3. Honor Panitia Pembuatan Borang Akreditasi Prog. Studi /Bagian

525112 Belanja Barang

1 Belanja barang/bahan habis untuk kepeluan Prodi

2 2010.05 Mahasiswa Baru Pelaksanaan Kegiatan Promosi

525111 Belanja Gaji dan Tunjangan

525112 Belanja Barang

1. Belanja Iklan promosi PS

2. Pengadaan film dokumenter

525113 Belanja Jasa

1. Biaya pembuatan leaflet dan brosur S1

2. Biaya pembuatan leaflet dan brosur S2

525115 Belanja Perjalanan

1. Biaya Perjalanan Dinas Sosialisasi Prodi S1 Peternakan

2. Biaya Perjalanan Dinas Pimpinan Prog. Studi S2 IT-Ptk

525119 Belanja Barang/Jasa Lainnya

1. Sewa Hosting 1 tahun

2. Biaya Pembuatan Website (Content)

Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB)

525111 Belanja Gaji dan Tunjangan

1. Honor pemateri PMB

2. Honor moderator PMB

3. Honor panitia PMB

525112 Belanja Barang

1. Pengkaderan awal mahasiswa (PMB)

2. Biaya penggandaan dan ATK (PMB)

3. Biaya konsumsi/Snack (PMB)

4. Biaya konsumsi/nasi (PMB)

5. Pengadaan jaket almamater

5

NO KODE OUTPUT KEGIATAN KOMPONEN INPUT / MAK JUMLAH BIAYA (Rp)

RINCIAN PERHITUNGAN JENIS BELANJA PNBP

Page 30: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

KEUANGAN – PELAKSANAAN

ANGGARAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2013

Page 31: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pengantar

Manual Prosedur(MP) Pelaksanaan Anggaran dimaksudkan sebagai pedoman bagi para

pengelola keuangan dan pelaksana anggaran pada seluruh unit kerja.

MP Pelaksanaan Anggaran bertujuan memberikan pemahaman yang sama dan sebagai

pedoman/acuan bagi pengelola keuangan dan pelaksana anggaran, agar pengelolaan anggaran

dilakukan secara transparan, akuntabel, tertib administrasi, efisien dan efektif.

MP Pelaksanaan Anggaran ini merupakan acuan bagi semua pihak yang terkait dengan

Pelaksanaan Anggaran baik di tingkat jurusan, fakultas maupun universitas.

Bangkalan, 03 Juni 2013

Rektor,

TTD.

Prof. DR. Ir. Ariffin., MS.

Page 32: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

DAFTAR ISI

Pengantar ........................................................................................................................... xxv

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xxvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1. Dasar Hukum .............................................................................................................. 1

1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................................... 2

1.3. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 2

BAB II PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM .......................................................... 1

2.1. Pengertian ................................................................................................................... 1

2.2. Ketentuan Umum ........................................................................................................ 3

2.3. Ketentuan Pengajuan SPP ............................................................................................ 3

2.4. Ketentuan SPM ........................................................................................................... 5

2.5. Ketentuan UP/TUP ...................................................................................................... 6

2.6. Ketentuan Setoran ke Kas Negara ................................................................................ 8

BAB III JOB DESCRIPTION ............................................................................................... 9

3.1. Kuasa Pengguna Anggaran .......................................................................................... 9

3.2. Atasan Langsung Bendahara ........................................................................................ 9

3.3. Pejabat Penerbit SPM .................................................................................................. 9

3.4. Pejabat Pembuat Komitmen ....................................................................................... 10

3.5. Bendahara Pengeluaran ............................................................................................. 10

3.6. Bendahara Penerimaan .............................................................................................. 11

3.7. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) ................................................................... 11

BAB III MEKANISME PROSEDUR ................................................................................. 14

Pembayaran LS Gaji......................................................................................................... 14

3.1.1. Prosedur Kerja ................................................................................................ 14

3.1.3. Standar Waktu Penyelesaian ........................................................................... 18

Pembayaran LS Non-Gaji ................................................................................................. 20

3.2.1. Prosedur Keria ................................................................................................ 20

3.2.2 Diagram Alur ................................................................................................... 21

3.2.3. Standar Waktu Penyelesaian ........................................................................... 23

Pembayaran LS Pihak Ketiga ........................................................................................... 25

3.3.1. Prosedur Kerja ................................................................................................ 25

3.3.2 Diagram Alur ................................................................................................... 26

3.3.3. Standar Waktu Penyelesaian ........................................................................... 29

Pengisian UP .................................................................................................................... 31

3.4.1. Prosedur Kerja ................................................................................................ 31

3.4.2. Diagram Alur .................................................................................................. 32

3.4.3. Standar Waktu Penyelesaian ........................................................................... 35

Penggantian UP (GUP) .................................................................................................... 37

3.5.1. Prosedur Kerja ................................................................................................ 37

3.5.2. Diagram Alur .................................................................................................. 38

Tambahan UP (TUP) ........................................................................................................ 41

3.6.1. Prosedur Kerja ................................................................................................ 41

3.6.2 Diagram Alur ................................................................................................... 42

Pembayaran dengan UP .................................................................................................... 46

3.7.1. Prosedur Kerja ................................................................................................ 46

3.7.2. Diagram Alur .................................................................................................. 47

Page 33: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pertanggungjawaban Dana UP/TUP ................................................................................. 51

3.8.1 Prosedur Kerja ................................................................................................. 51

Setoran ke Kas Negara ..................................................................................................... 56

3.9.1. Prosedur Kerja ................................................................................................ 56

3.9.2. Diagram Alur .................................................................................................. 57

Pengembalian ke Kas Negara ........................................................................................... 60

3.10.1. Prosedur Kerja .............................................................................................. 60

BAB IV FORMAT DOKUMEN ......................................................................................... 63

4.1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) ......................................................................... 63

4.2. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) ................................................... 66

4.3. Kuitansi LS ............................................................................................................... 67

4.4. Kuitansi UP ............................................................................................................... 69

4.5. Ringkasan Kontrak .................................................................................................... 71

4.5. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) ............................................................................ 72

Page 34: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 35: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3687)

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4503);

7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan

Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 Tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara;

9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.05/2010 tentang Penyelesaian Tagihan atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Kerja.

Page 36: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

a. MP Pelaksanaan Anggaran dimaksudkan sebagai pedoman bagi para pengelola keuangan dan pelaksana anggaran pada seluruh unit kerja.

2. Tujuan

a. MP Pelaksanaan Anggaran bertujuan memberikan pemahaman yang sama dan sebagai pedoman/acuan bagi pengelola keuangan dan pelaksana anggaran, agar pengelolaan

anggaran dilakukan secara transparan, akuntabel, tertib administrasi, efisien dan efektif.

1.3. Ruang Lingkup

1. MP ini memuat proses inti pengelolaan keuangan sesuai dengan Dasar Hukum yang dituangkan dalam subbab 1.1.

2. Proses pengelolaan keuangan lainnya selain yang dituangkan dalam MP ini tetap diselenggarakan oleh Satuan Kerja dengan mengikuti Dasar Hukum sebagai berikut:

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan

Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;

b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/ Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;

c. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga;

d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 331/M/V/9/1968 tentang Pedoman Bagi Pegawai yang

diberi tugas melakukan Pemeriksaan Umum Kas pada para Bendahara/Pemegang Kas;

e. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 332/M/V/9/1968 tentang Buku Kas Umum dan Cara

Mengerjakannya;

f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 Tentang Sistem Akuntansi Dan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

g. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-24/PB/2006 Tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

h. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-02/PB/2006 tentang Penetapan Sanksi Oleh KPPN Atas Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Sesuai Dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 Tentang Sistem Akuntansi Dan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

i. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-37/PB/2009 tentang Petunjuk

Teknis Pengalihan Pengelolaan Administrasi Belanja PNS Pusat Kepada Satker

Kementerian/Lembaga

Page 37: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

BAB II

PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM

2.1. Pengertian

1. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN;

2. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) untuk menampung seluruh penerimaan negara dan

membayarkan seluruh pengeluaran negara;

3. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA/KPA, adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran

pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

4. Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai (PPABP), adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan belanja pegawai.

5. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disingkat KPPN, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

6. Pejabat Perbendaharaan adalah pejabat yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Nasional atau yang dikuasakan kepada Rektor selaku Kuasa Pengguna Anggaran, setiap tahun anggaran untuk

mengelola anggaran, yang terdiri dari:

a. Kuasa Pengguna Anggaran;

b. Atasan Langsung Bendahara adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran anggaran belanja;

c. Pejabat Penerbit SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji, menerbitkan

dan menandatangani SPM;

d. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Rektor selaku Kuasa

Pengguna Anggaran, yang diberi kewenangan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung

jawab melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam DIPA, menerbitkan keputusan yang berkaitan dengan mengadakan ikatan/perjanjian/kontrak kepada pihak ketiga

dan surat lainnya yang berhubungan dengan tugas pelaksanaan kegiatan. Dalam menjalankan

tugasnya Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Anggaran;

e. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,

menyetorkan, menatausahakan dan mempertangungjawabkan uang dalam rangka pelaksanaan penerimaan negara;

f. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam

rangka pelaksanaan pengeluaran negara;

Page 38: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

g. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) adalah Bendahara yang bertugas membantu

Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu;

7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Rektor serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri

Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen

pendukung kegiatan akuntansi pemerintah;

8. Pembayaran Langsung (LS) adalah pelaksanaan pembayaran yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran kepada pihak yang berhak/rekanan melalui penerbitan SPM-LS atas nama

pihak yang berhak/rekanan;

9. Pembukuan Bendahara adalah segala kegiatan pencatatan semua penerimaan dan pengeluaran

berupa uang atau barang milik negara yang dilakukan oleh seseorang yang ditunjuk, dalam suatu

pembukuan yang terdiri atas: Buku Kas Umum (BKU), Buku Bank, Buku Kas Harian, Buku Uang Muka Kerja, Buku Pajak, dan Buku Pembantu Lainnya;

10. Pembukuan Anggaran adalah kegiatan pencatatan SPM/SP2D yang diterima dari KPPN, dengan menggunakan sistem aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI);

11. SPP adalah Surat Permintaan Pembayaran yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat yang ditunjuk, ditujukan kepada Pejabat Penerbit SPM untuk diterbitkan SPM;

12. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM

untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari DIPA, setelah melalui pengujian SPP;

13. SPM-LS adalah Surat Perintah Membayar langsung yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM

kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja (SPK) atau yang sejenisnya setelah melalui pengujian SPP-LS;

14. Uang Persediaan (UP) adalah sejumlah uang yang disediakan untuk melaksanakan kegiatan

operasional sehari-hari;

15. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) adalah Surat Perintah Membayar yang

diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM yang dananya dipergunakan sebagai uang persediaan untuk

membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari, setelah melalui pengujian SPP-UP;

16. Surat Perintah Membayar Pengganti Uang Persediaan (SPM-GUP) adalah Surat Perintah

Membayar yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM dengan membebani DIPA, yang dananya dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai;

17. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP) adalah Surat Perintah

Membayar yang diterbitkan oleh Pejabat Penerbit SPM karena kebutuhan dananya melebihi dari pagu uang persediaan yang ditetapkan;

18. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah Surat Perintah Pencairan Dana yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) kepada Bank Persepsi untuk

membayarkan sejumlah uang kepada pihak yang berhak sesuai yang tertera dalam SP2D.

Page 39: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

19. Penerima Hak adalah pejabat negara/pegawai negeri/pihak ketiga/pihak lain yang berhak

menerima pembayaran atas pelaksanaan kegiatan/tugas yang membebani APBN.

2.2. Ketentuan Umum

1. Pengelolaan keuangan yang diatur dalam MP ini melibatkan pejabat struktural yang berkenaan, sesuai yang ditetapkan dalam SK Rektor ttg Pengelolaan Keuangan.

2. Seluruh pelaksanaan kegiatan yang dibebankan pada DIPA harus mengikuti prosedur dan menggunakan dokumen-dokumen seperti yang ada dalam MP Pelaksanaan Anggaran ini;

3. Pelaksanaan kegiatan harus dilakukan secara tertib dengan mempertimbangkan efisiensi anggaran dan memenuhi ikatan/perjanjian yang ditentukan, baik dalam spesifikasi teknis maupun dalam

jangka waktu penyelesaian;

4. Pejabat yang menandatangani dan atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran

material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti/dokumen pengeluaran;

2.3. Ketentuan Pengajuan SPP

Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk penerbitan SPM, dibuat dengan menggunakan format

sebagaimana lampiran 4.1 dan kelengkapan persyaratannya diatur sesuai peruntukannya, selengkapnya sebagai berikut:

1. SPP-UP (Uang Persediaan)

a. Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk, menyatakan

bahwa Uang Persediaan tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang

menurut ketentuan harus dengan LS.

2. SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan)

a. Rincian rencana penggunaan dana Tambahan Uang Persediaan dari Kuasa Pengguna

Anggaran atau pejabat yang ditunjuk.

b. Surat Pernyataan dari Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk bahwa:

1). Dana Tambahan UP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis

digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal diterbitkan SP2D.

2). Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas Negara.

3). Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara langsung.

3. SPP-GUP (Penggantian Uang Persediaan)

a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran (format kuitansi UP sebagaimana lampiran 4.4).

b. SPTB (format sebagaimana lampiran 4.2)

c. Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dilegalisir oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat

yang ditunjuk.

4. SPP Untuk Pengadaan Tanah

Pembayaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan melalui mekanisme

pembayaran langsung (LS). Apabila tidak mungkin dilaksanakan melalui mekanisme LS, dapat dilakukan melalui UP/TUP.

Page 40: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pengaturan mekanisme pembayaran adalah sebagai berikut:

a. SPP-LS (Pembayaran Langsung)

1). Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu )

hektar di kabupaten/ kota;

2). Fotokopi bukti kepemilikan tanah;

3). Kuitansi;

4). SPPT PBB tahun transaksi;

5). Surat persetujuan harga;

6). Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang

dalam agunan;

7). Pelepasan/ penyerahan hak atas tanah/ akta jual beli dihadapan PPAT;

8). SSP PPh final atas pelepasan hak;

9). Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan).

b. SPP-UP/TUP

1). Pengadaan tanah yang luasnya kurang dari 1 (satu) hektar dilengkapi persyaratan daftar

nominatif pemilik tanah yang ditandatangani oleh Kuasa PA.

2). Pengadaan tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar dilakukan dengan bantuan

panitia pengadaan tanah di kabupaten/kota setempat dan dilengkapi dengan daftar

nominatif pemilik tanah dan besaran harga tanah yang ditandatangani oleh Kuasa PA

dan diketahui oleh Panitia Pengadaan Tanah (PPT).

3). Pengadaan tanah yang pembayarannya dilaksanakan melalui UP/TUP harus terlebih

dahulu mendapat ijin dispensasi dari Kantor Pusat Ditjen PBN/Kanwil Ditjen PBN

sedangkan besaran uangnya harus mendapat dispensasi UP/TUP sesuai ketentuan yang

berlaku.

5. SPP-LS untuk pembayaran gaji, lembur dan honor/vakasi

a. Pembayaran Gaji Induk/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Gaji Terusan/Uang Duka

Wafat/Tewas, dilengkapi dengan Daftar Gaji Induk/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Uang

Duka Wafat/Tewas, SK CPNS, SK PNS, SK Kenaikan Pangkat, SK Jabatan, Kenaikan Gaji

Berkala, Surat Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Daftar Keluarga (KP4), Fotokopi Surat Nikah, Fotokopi

Akte Kelahiran, SKPP, Daftar Potongan Sewa Rumah Dinas, Surat Keterangan Masih

Sekolah/Kuliah, Surat Pindah, Surat Kematian, SSP PPh Pasal 21. Kelengkapan tersebut di atas digunakan sesuai peruntukannya.

b. Pembayaran Lembur dilengkapi dengan daftar pembayaran perhitungan lembur yang

ditandatangani oleh Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran satker

yang bersangkutan, surat perintah kerja lembur, daftar hadir kerja, daftar hadir lembur dan

SSP PPh Pasal 21.

c. Pembayaran Honor/Vakasi dilengkapi dengan surat keputusan tentang pemberian honor

vakasi, daftar pembayaran perhitungan honor/vakasi yang ditandatangani oleh Kuasa

PA/Pejabat yang ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan, dan SSP PPh

Pasal 21.

6. SPP-LS non belanja pegawai

a. Pembayaran pengadaan barang dan jasa:

1). Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan;

2). Surat Pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan rekanan;

Page 41: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3). Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;

4). Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;

5). Berita Acara Pembayaran;

6). Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk; (format kuitansi LS

sebagaimana lampiran 4.3);

7). Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak;

8). Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga

keuangan non bank;

9). Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau

seluruhnya bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri;

10). Ringkasan Kontrak yang dibuat sesuai dengan format lampiran 4.5. Berita Acara pada

butir 3), 4) dan 5) di atas dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap lima dan disampaikan kepada:

a). Asli dan satu tembusan untuk penerbit SPM;

b). Masing-masing satu tembusan untuk para pihak yang membuat kontrak;

c). Satu tembusan untuk pejabat pelaksana pemeriksaan pekerjaan.

b. Pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa (Listrik, Telepon dan Air):

1). Bukti tagihan daya dan jasa;

2). Nomor Rekening Pihak Ketiga (PT PLN, PT Telkom, PDAM dll);

3). Dalam hal pembayaran Langganan Daya dan Jasa belum dapat dilakukan secara

langsung, satuan kerja yang bersangkutan dapat melakukan pembayaran dengan UP. Tunggakan langganan daya dan jasa tahun anggaran sebelumnya dapat dibayarkan oleh

satker setelah mendapat dispensasi/ persetujuan terlebih dahulu dari Kanwil Ditjen PBN

sepanjang dananya tersedia dalam DIPA berkenaan.

c. Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas harus dilengkapi dengan daftar nominatif pejabat

yang akan melakukan perjalanan dinas, yang berisi antara lain: informasi mengenai data pejabat (Nama, Pangkat/golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas,

dan biaya yang diperlukan untuk masing-masing pejabat. Daftar nominatif tersebut harus

ditandatangani oleh pejabat yang berwenang memerintahkan perjalanan dinas, dan disahkan oleh pejabat yang berwenang di KPPN. Pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran

satker yang bersangkutan kepada para pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas.

7. SPP untuk PNBP

a. UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya;

b. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui pagu PNBP

satker yang bersangkutan dalam DIPA.

2.4. Ketentuan SPM

1. Pembayaran pada dasarnya dilakukan secara langsung melalui penerbitan SPM-LS;

2. Untuk keperluan tertentu yang tidak dapat dan/atau tidak memungkinkan dilakukannya

pembayaran secara langsung (menggunakan prosedur SPM-LS), sesuai ketentuan/batasan yang diatur secara khusus, pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan UP/TUP, melalui

penerbitan SPM-UP atau SPM-TUP;

Page 42: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3. SPM UP/Tambahan UP diterbitkan dengan menggunakan kode kegiatan untuk rupiah murni

0000.0000.825111, pinjaman luar negeri 9999.9999.825112, dan PNBP 0000.0000.825113.

2.5. Ketentuan UP/TUP

1. Penggunaan UP/TUP harus dilakukan menurut ketentuan yang berlaku antara lain:

a. TUP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran Belanja Barang pada klasifikasi belanja

5211, 5212, 5221, 5231, 5241 dan 5811.

b. Diluar ketentuan pada butir a, dapat diberikan pengecualian untuk DIPA Pusat oleh Direktur

Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA Pusat yang kegiatannya berlokasi di daerah serta DIPA yang ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan oleh Kepala Kanwil

Ditjen Perbendaharaan setempat.

c. UP dapat diberikan setinggi-tingginya:

1) 1/12 (satu per duabelas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu

sampai dengan Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah);

2) 1/18 (satu per delapanbelas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan

untuk diberikan UP, maksimal Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 2.400.000.000 (dua

miliar empat ratus juta rupiah);

3) 1/24 (satu per duapuluh empat) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang

diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);

d. Pengisian kembali UP sebagaimana dimaksud pada butir c dapat diberikan apabila dana UP

telah dipergunakan sekurangkurangnya 75 % dari dana UP yang diterima.

e. Dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75 %, sedangkan satker/ SKS yang

bersangkutan memerlukan pendanaan melebihi sisa dana yang tersedia, satker/ SKS dimaksud dapat mengajukan Tambahan UP (TUP).

f. Setiap pengeluaran tidak boleh melampaui kredit anggaran/pagu yang tersedia dalam DIPA

untuk kegiatan dan sub kegiatan dan jenis belanja yang bersangkutan;

g. Setiap pengeluaran harus dikuatkan dengan surat-surat bukti atau dokumen belanja yang sah

yang memenuhi syarat-syarat keabsahan.

h. Dalam setiap pembayaran harus dilaksanakan ketentuan mengenai perpajakan, antara lain

memotong PPh/memungut PPN, menyetorkan dan melaporkannya sesuai dengan ketentuan

perpajakan yang berlaku.

2. Jadwal permohonan dan pertanggungjawaban penggunaan dana diatur oleh Bendahara Pengeluaran dan para BPP;

Page 43: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3. Sisa Uang Persediaan yang terdapat pada akhir tahun anggaran harus disetor kembali ke Rekening

Kas Umum Negara melalui Bendahara Pengeluaran selambat-lambatnya tanggal 31 Desember atau sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh KPPN.

4. Batas pemberian Tambahan Uang Persediaan dapat diberikan dalam batas-batas sebesar keperluan riil sesuai dengan rincian rencana penggunaannya;

5. Syarat untuk mengajukan Tambahan UP:

a. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/ tidak dapat ditunda;

b. Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan.

c. Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara, harus

disetor ke Rekening Kas Negara;

d. Apabila ketentuan pada butir c tidak dipenuhi kepada satker yang bersangkutan tidak dapat

lagi diberikan TUP sepanjang sisa tahun anggaran berkenaan.

e. Pengecualian terhadap butir d diputuskan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan atas

usul Kepala KPPN.

6. Dalam mengajukan permintaan TUP bendahara wajib menyampaikan:

a. Rincian Rencana Penggunaan Dana untuk kebutuhan mendesak dan riil serta rincian sisa

dana MAK yang dimintakan TUP.

b. Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.

c. Surat Pernyataan bahwa kegiatan yang dibiayai tersebut tidak dapat dilaksanakan/dibayar

melalui penerbitan SPM-LS.

7. Pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak boleh melebihi Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honor.

Page 44: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

2.6. Ketentuan Setoran ke Kas Negara

1. Sisa UP akhir tahun dikembalikan dengan SSBP.

2. Jika ada lebih bayar akibat penalti, keterlambatan, dan sejenisnya pada tahun berjalan, maka

dibayarkan dengan SSPB, dan apabila terjadinya adalah pada tahun lalu (sdh tutup buku) maka

menggunakan SSBP.

Page 45: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

BAB III

JOB DESCRIPTION

3.1. Kuasa Pengguna Anggaran

1. Menyusun rencana pelaksanaan anggaran sesuai DIPA.

2. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja.

3. Membuat komitmen/menetapkan pejabat pembuat komitmen.

4. Mengawasi pelaksanaan anggaran satuan kerja.

5. Mempertanggungjawabkan anggaran satuan kerja.

3.2. Atasan Langsung Bendahara

1. Menyusun rencana pelaksanaan anggaran.

2. Mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP).

3. Meneliti dokumen keuangan yang diajukan oleh Bendahara.

4. Mengalokasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan anggaran sesuai dengan DIPA.

5. Mengawasi pelaksanaan keuangan.

6. Menyusun laporan realisasi anggaran.

7. Mempertanggungjawabkan semua dokumen keuangan.

8. Mengesahkan semua dokumen pengeluaran.

9. Mengadakan pemeriksaan kas bendahara secara periodik minimal 3 (tiga) bulan sekali.

3.3. Pejabat Penerbit SPM

1. Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih.

2. Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan

ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa.

3. Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan.

4. Membuat kartu pengawasan atas SPM yang diterbitkan.

5. Menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM).

6. Menyampaikan nama, specimen tanda tangan dan cap dinas instansi penerbit SPM kepada KPPN.

Page 46: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.4. Pejabat Pembuat Komitmen

1. Membuat keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan substansi

tugas pokok dan fungsi yaitu:

a. Surat Perintah Perjalanan Dinas

b. Surat Perintah Kerja Lembur

2. Membuat keputusan/tindakan dalam rangka pengadaan barang/jasa antara lain:

a. Menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa.

b. Menetapkan paket-paket pekerjaan.

c. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadwal dan tata cara

pelaksanaan pengadaan yang disusun oleh panitia/pejabat pengadaan.

d. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan oleh panitia/pejabat pengadaan sesuai

kewenangannya.

e. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak pihak ketiga sesuai ketentuan yang

berlaku.

f. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak ketiga.

g. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada Kuasa Pengguna

Anggaran KPA (Rektor).

h. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak.

i. Menyerahkan Aset hasil pengadaan barang/jasa dan asset lainnya kepada KPA (Rektor)

dengan berita acara penyerahan.

j. Menandatangani Pakta Integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai.

k. Menandatangani bukti pengeluaran di lingkungan kerjanya.

3. Mempertanggungjawabkan pengeluaran anggaran yang menjadi wewenangnya.

3.5. Bendahara Pengeluaran

1. Menerima, menyimpan, membayar uang, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang

negara yang ada dalam penguasaannya.

2. Menyampaikan specimen tanda tangan Bendahara dan Atasan langsung Bendahara, dan cap dinas

ke KPPN setempat, Bank Persepsi dan Pejabat yang diberi kewenangan menandatangani SPM.

3. Mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP-Gaji, SPP-LS, SPP-UP, SPP-TU, SPP-GU, SPP-GU Nihil).

Page 47: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4. Membayarkan semua tagihan yang telah dilakukan pengujian sebelumnya, setelah mendapat

persetujuan dari Atasan Langsung.

5. Memotong dan/atau memungut, menyetorkan dan melaporkan pajak sesuai ketentuan perpajakan

yang berlaku.

6. Menandatangani dan mempertanggungjawabkan semua dokumen pengeluaran yang dikelolanya.

7. Bendahara hanya diperbolehkan membuka 1 (satu) rekening bank.

8. Meneliti dokumen pengeluaran dari BPP dan mengembalikan dokumen yang tidak memenuhi

syarat.

9. Membuat rekapitulasi pengeluaran anggaran setiap BPP.

10. Membukukan semua transaksi pengeluaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menutup

buku pada akhir bulan.

11. Uang tunai yang ada dalam brangkas tidak melebihi ketentuan yang berlaku.

12. Menyusun laporan keuangan.

3.6. Bendahara Penerimaan

1. Menerima, menyimpan, menerima uang, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang

negara yang ada dalam penguasaannya.

2. Menyetorkan uang yang diterima sesegera mungkin ke rekening kas negara.

3. Menandatangani dan mempertanggungjawabkan semua dokumen penerimaan yang dikelolanya.

4. Membukukan semua transaksi penerimaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menutup

buku pada akhir bulan.

5. Membuat perhitungan alokasi penerimaan anggaran setiap unit kerja secara periodik minimal 1

(satu) bulan sekali.

6. Membuat laporan rekapitulasi penerimaan anggaran.

3.7. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)

1. Membantu Bendahara Pengeluaran untuk mengelola uang persediaan.

2. Mengajukan permohonan permintaan uang kepada Bendahara Pengeluaran setelah mendapat

persetuan Pejabat Pembuat Komitmen atau Penanggungjawab kegiatan yang ditunjuk.

3. Membayarkan tagihan sesuai dengan kegiatan yang telah diajukan.

4. Memotong dan/atau memungut, menyetorkan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

5. Menyerahkan surat setoran pajak kepada Bendahara Pengeluaran.

Page 48: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

6. Melakukan pembukuan sesuai ketentuan yang berlaku.

7. Menyerahkan dokumen pengeluaran/pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran

selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah menerima uang muka kerja dengan

membuat SPTB (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja).

8. Bertanggungjawab sepenuhnya atas uang yang diambil dari Bendahara Pengeluaran.

Page 49: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

PEMBAYARAN LS GAJI

Kode Dokumen : MP GAJI-UTM.99

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 50: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

BAB III

MEKANISME PROSEDUR

Pembayaran LS Gaji

3.1.1. Prosedur Kerja

1. PPABP melakukan penyusunan Daftar Tagihan Gaji. Pernbuatan daftar gaji memperhatikan

Perubahan status kepegawaian.

2. Staf Pengelola RM melakukan verifikasi kelengkapan dan kebenaran tagihan. Kemudian diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran. Atas verifikasi tersebut diterbitkan SPTJM. Untuk

belanja pegawai yang diteliti adalah sesuai ketentuan yang diatur dalam subbab 2.3 pasal 5.

3. Pejabat Pembuat Komitmen membuat konsep SPP berdasarkan bukti-bukti yang diterima. Pejabat Pembuat Komitmen melengkapi SPP dengan lampiran sesuai ketentuan pada Subbab 2.3,

kemudian menyerahkan SPP dan SPTJM kepada Bendahara Pengeluaran.

4. Bendahara Pengeluaran melakukan pengujian terhadap bukti-bukti tersebr-rt, kemudian meneruskan SPP dan SPTB beserta bukti tagihan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk

ditandatangani.

5. Pejabat Pembuat Komitmen kemudian menandatangani dan mengirimkan dokumen SPP beserta

lampiran kepada Pejabat Penerbit SPM. 6. Pejabat Penerbit SPM kemudian melakukan pengu.iian terhadap SPP yang diterima. Dengan

aktivitas sebagai berikut:

a. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa

tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran. c. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan

indikator keluaran.

d. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:

1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/perusahaan, alamat,

nomor rekening dan nama bank); 2) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya dengan prestasi

kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak).

3) Jadual waktu pembavaran. e. Memeriksa pencapaian tuiuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indicator keluaran

yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan

dalam kontrak.

7. Pejabat Penerbit SPM menandatangani SPM dan menerbitkannya dalam 3 rangkap,dengan rincian:

a. Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN.

b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada satker yang bersangkutan.

c. Lengkapi dengan ADK. 8. Bendahara Pengeluaran mengirimkan SPM ke KPPN.

9. Bendahara Pengeluaran mengambil/menerima SP2D dari KPPN dan mencatatnya dalam Buku

Kas Umum dan Buku Pembantu sebagai pengesahan atas pengeluaran/belanja tersebut. Untuk pembayaran belanja pegawai. PPABP melakukan pembukuan ke Kartu Kuning masing-masing

pegawai.

Page 51: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.1.2 Diagram Alur

5.4A. Pembayaran LS Gaji

PPABP Pejabat Pembuat KomitmenBendahara

Pengeluaran

Pejabat

Penerbit SPMDurasi

Pe

ng

aju

an S

PP

Pe

ne

rbita

n S

PM

Pe

mb

uku

an

SPP

3.

Pembuatan

SPP

8.

Kirim SPM

ke KPPN

SP2D

5.

Tanda Tangan

SPP

6.

Pengujian SPP

7.

Pembuatan dan

Tanda Tangan

SPM

SPM

(ttd)

9.

Pembukuan

2.

Verifikasi

Tagihan

§ Daftar Gaji

Induk/Susulan/

Kekurangan

§ Daftar

Pembayaran

Perhitungan

Lembur / Honor

Vakasi

SPTB

mulai

1.

Penyusunan

Daftar Tagihan

Gaji

4.

Pembuatan

SPP

selesai

1 2 hari

2 1 hari

3 1 hari

4 1 hari

6 1 hari

Page 52: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP Pembayaran LS Gaji

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

1 Penyusunan daftar tagihan gaji

Setiap bulan maksimal setiap tanggal 10

PPABP 2 hari • Daftar gaji Induk/susulan

• Tanggung Jawab

Mutlak

PPABP, Bendahara Pengeluaran, PPK

Pembuatan daftar gaji memperhatikan perubahan

status kepegawaian

2 Verifikasi Daftar

Tagihan Gaji

1 hari setelah dok daftar

tagihan gaji diterima

(Verifikator Berkas)

Pembuku RM

1 hari • Daftar gaji

Induk/susulan

• Tanggung Jawab

Mutlak

Jika dok benar, pembuku

menyerahkan dok ke Bendahara

pengeluaran

3 Validasi Daftar

Tagihan Gaji

1 hari setelah dok daftar

tagihan gaji diterima

(Validator Berkas)

Bendahara

Pengeluaran

1 hari • Daftar gaji

Induk/susulan

• Tanggung Jawab

Mutlak

Jika dok benar, Bendahara

pengeluaran membubuhkan

tanda tangan pada daftar tagihan

4 Pembuatan SPP 1 hari setelah dok daftar tagihan gaji diterima

Petugas SPP 1 hari • Daftar gaji Induk/susulan

• Tanggung Jawab

Mutlak

• SPP

5 Validasi SPP 1 hari setelah dok diterima Penanggungjawab

Kegiatan

1 hari • Daftar gaji

Induk/susulan

• Tanggung Jawab

Mutlak

• SPP

Page 53: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

6 Penandatanganan

Daftar Tagihan

PPK • Daftar gaji

Induk/susulan

• Tanggung Jawab

Mutlak

• SPP

7 Pembuatan SPM Verifikator SPM • SPP

• SPM

8 Penandatanganan

SPM

Pejabat SPM • SPP

• SPM

9 Pengiriman SPM Petugas Pengantar

SPM

• Surat Pengantar

• SPM

SPTB LS yang tanda tangan hanya PPK

Page 54: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.1.3. Standar Waktu Penyelesaian

1. Tahap Pengajuan SPP diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung

SPP-LS diterima secara lengkap dan benar dari Penerima Hak.

2. Tahap Penerbitan SPM diselesaikan paling lambat 6 - 7 hari kerja. Dengan rincian sebagai

berikut: a. SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada

PP-SPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung SPP-LS untuk

pembayaran belanja pegawai diterima secara lengkap dan benar dari PPABP. b. SPM beserta dokumen pendukung yang dilengkapi dengan ADK SPM disampaikan kepada

KPPN oleh KPA atau pejabat yang ditunjuk paling lambat 2 (dua) hari keria setelah SPM

diterbitkan.

Page 55: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

PEMBAYARAN LS NON-GAJI

Kode Dokumen : MP NON GAJI-UTM.101

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 56: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pembayaran LS Non-Gaji

3.2.1. Prosedur Keria

1. Bendahara Pengeluaran Pembantu melakuhan penyusunan Dafiar Tagihan. sesuai dengan bukti-

bukti tagihan yang diterima. Daftar Tagihan harus ditandatangani atasan langsung BPP. 2. Staf Pengelola RM/PNBP (tergantung sumber dananya) melakukan verifikasi kelengkapan dan

kebenaran tagihan, kemudian diserahkan kepada PPK. Atas verifikasi tersebut menerbitkan

SPTB. Untuk belanja non-pegawai. Yang diteliti adalah sesuai ketentuan yang diatur dalam

subbab 2.3 pasal6. 3. Pejabat Pembuat Komitmen membuat konsep SPP berdasarkan bukti-bukti yang diterima. Pejabat

Pembuat Komitmen melengkapi SPP dengan lampiran sesuai ketentuan pada Subbab 2.3,

kemudian menyerahkan SPP dan SPTB kepada Bendahara Pengeluaran.

4. Bendahara Pengeluaran melakukan penguiian terhadap bukti-bukti tersebut. kemudian

meneruskan SPP dan SPTB beserta bukti tagihan kepada Peiabat Pembuat Komitmen untuk

ditandatangani. 5. Pejabat Pembuat Komitmen kemudian menandatangani dan mengirimkan dokumen SPP beserta

lampiran kepada Pejabat Penerbit SPM.

6. Pejabat Penerbit SPM kemudian melakukan pengujian terhadap SPP yang diterima, dengan

aktivitas sebagai berikut:

a. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa

tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.

c. Memeriksa kesesuaian rencana ker.ia dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran.

d. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:

1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/ perusahaan..alamat. nomor rekening dan nama bank);

2) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau helayakannya dengan prestasi

kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak);

3) Jadual waktu pembayaran. e. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran

yang tercantum dalam DIPA berkenaan danlatau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan

dalam kontrak. 7. Pejabat Penerbit SPM menandatangani SPM dan menerbitkannya dalam 3 rangkap, dengan

rincian:

a. Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN.

b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada satker yang bersangkutan. c. Lengkapi dengan ADK.

8. Bendahara Pengeluaran mengirirnkan SPM ke KPPN.

9. Bendahara Pengeluaran mengambil/menerima SP2D dari KPPN dan mencatatnya dalam Buku

Kas Umum dan Buku Pembantu sebagai pengesahan atas pengeluaran/ belania tersebut.

Page 57: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.2.2 Diagram Alur

5.4B. Pembayaran LS Non Gaji

PPABP Pejabat Pembuat KomitmenBendahara

Pengeluaran

Pejabat

Penerbit SPMKPPN

Pe

ng

aju

an S

PP

Pe

ne

rbita

n S

PM

Pe

mb

uku

an

SPP

3,

Pembuatan

SPP

8.

Kirim SPM

ke KPPN

SP2D

5.

Tanda Tangan

SPP

6.

Pengujian SPP

7.

Pembuatan dan

Tanda Tangan

SPM

SPM

(ttd)

Pembukuan

§ Bukti Tagihan

2.

Verifikasi

Tagihan

SPTB

mulai

1.

Penyusunan

Daftar Tagihan4.

Pengujian Bukti

selesai

1 2 hari

2 1 hari

3 1 hari

4 1 hari

6 1 hari

Page 58: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP PEMBAYARAN LS BENDAHARA PENGELUARAN (NON GAJI )

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

1 Penyusunan daftar Tagihan Setiap saat BPP 2 hari • Daftar tagihan

• SPTB

• BPP

• Atasan

Langsung

Daftar tagihan harus ditandatangani atasan

langsung

2 Verifikasi Daftar Tagihan 1 hari setelah dok

daftar tagihan

diterima

(Verifikator

Berkas) Pembuku

RM

1 hari • Daftar tagihan

• SPTB

Jika dok benar, pembuku menyerahkan

dok ke Bendahara pengeluaran

3 Validasi Daftar Tagihan 1 hari setelah dok

daftar tagihan diterima

(Validator Berkas)

Bendahara Pengeluaran

1 hari • Daftar tagihan

• SPTB

Jika dok benar, Bendahara pengeluaran

hanya membubuhkan paraf pada daftar tagihan (SPTB LS yang ttd hanya PPK)

4 Pembuatan SPP 1 hari setelah dok

daftar tagihan

diterima

Petugas SPP 1 hari • Daftar tagihan

• SPTB

• SPP

5 Validasi SPP 1 hari setelah dok

diterima

Penanggungjawab

Kegiatan

1 hari • Daftar tagihan

• SPTB

• SPP

Jika dok benar, Penanggungjawab

membubuhkan paraf SPP

6 Penandatanganan SPP PPK • Daftar tagihan

• SPTB

• SPP

7 Pembuatan SPM Verifikator SPM • SPP

• SPM

8 Penandatanganan SPM Pejabat SPM • SPP

• SPM

9 Pengiriman SPM Petugas Pengantar

SPM

• Surat Pengantar

• SPM

Page 59: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.2.3. Standar Waktu Penyelesaian

1. Tahap Pengajuan SPP diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari keria setelah dokumen pendukung

SPP-LS diterima secara lengkap dan benar dari Penerima Hak.

2. Tahap Penerbitan SPM diselesaikan paling lambat 6 – 7 hari kerja dengan rincian sebagai berikut:

a. SPP-LS untuk non-belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah doktrmen pendukung SPP-LS diterima secara

lengkap dan benar dari Penerima Hak.

b. SPM beserta dokumen pendukung yang dilengkapi dengan ADK SPM disampaikan kepada KPPN oleh KPA atau pejabat yang ditunjuk paling lambat 2 (dua) harikerja setelah SPM

diterbitkan.

Page 60: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

PEMBAYARAN LS PIHAK KETIGA

Kode Dokumen : MP PEMBAYARAN LS-UTM.102

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 61: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pembayaran LS Pihak Ketiga

3.3.1. Prosedur Kerja

1. Penerima Hak memberikan tagihan beserta kelengkapannya kepada Bendahara Pengeluaran

pembantu (BPP) untuk kemudian diverifikasi. Jika dokumen benar, BPP kemudian: a. Membuatkan SPTB

b. Membuatkan Surat Pengantar Pencairan yang ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

dan clirnintakan tandatangan atasan langsung BPP.

2. Staf Pengelola RM/PNBP (tergantung sumber dananya) melakukan veriflkasi kelengkapan dan kebenaran tagihan, kemudian diserahkan kepada PPK. Untuk belanja non-pegawai, yang diteliti

adalah sesuai ketentuan yang diatur dalam subbab 2.3 pasal6.

3. Pejabat Pembuat Komitmen membuat konsep SPP berdasarkan bukti-bukti yang diterima. Pejabat

Pembuat Komitmen melengkapi SPP dengan lampiran sesuai ketentuan pada Subbab 2.3,

kemudian menyerahkan SPP dan SPTB kepada Bendahara Pengeluaran. 4. Bendahara Pengeluaran melakukan pengujian terhadap bukti-bukti tersebut, kemudian

meneruskan SPP dan SPTB beserta bukti tagihan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk

ditandatangani.

5. Pejabat Pembuat Komitmen kemudian menandatangani dan mengirimkan dokumen SPP beserta

lampiran kepada Pejabat Penerbit SPM. 6. Pejabat Penerbit SPM kemudian melakukan pengujian terhadap SPP yang diterima, dengan

aktivitas sebagai berikut:

a. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.

c. Memeriksa kesesuaian rencana l<erja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan

indikator keluaran. d. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:

1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/ perusahaan. alamat,

nomor rel<ening dan nama bank):

2) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak);

3) Jadual waktu pernbayaran.

e. Memeriksa pencapaian tuiuan dan/atalr sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang tercantum clalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan

dalam kontrak.

7. Pejabat Penerbit SPM menandatangani SPM dan menerbitkannya dalam 3 rangkap, dengan

rincian: a. Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN.

b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada satker yang bersangkutan.

c. Lengkapi dengan ADK.

8. Bendahara Pengeluaran men-girimkan SPM ke KPPN. 9. Bendahara Pengeluaran mengambil/menerima SP2D dari KPPN dan mencatatnya dalam Buku

Kas Umum dan Buku Pembantu sebagai pengesahan atas pengeluaran/belanja tersebut.

Page 62: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.3.2 Diagram Alur

5.4C. Pembayaran LS Pihak Ketiga

PPABP Pejabat Pembuat KomitmenBendahara

Pengeluaran

Pejabat

Penerbit SPMDurasi

Pe

ng

aju

an S

PP

Pe

ne

rbita

n S

PM

Pe

mb

uku

an

SPP

3.

Pembuatan

SPP

8.

Kirim SPM

ke KPPN

SP2D

5.

Tanda Tangan

SPP

6.

Pengujian SPP

7.

Pembuatan dan

Tanda Tangan

SPM

SPM

(ttd)

9.

Pembukuan

2.

Verifikasi

Tagihan

§ Kontrak SPK

§ Berita Acara

§ Faktur Pajak &

SPP

§ Kwitansi

§ Tagihan

SPTB

mulai

1.

Verifikasi

permohonan

Pencairan dana

Pembuatan

Surat Pengantar

4.

Pembuatan

SPP

selesai

1 2 hari

2 1 hari

3 1 hari

4 1 hari

6 1 hari

Page 63: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP PEMBAYARAN LS PIHAK III

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

1 Memasukan pengajuan

pencairan ke BPP

Setiap saat Pihak III • Berkas Pencairan Pihak III Berkas pencairan terdiri :

• Surat Permohonan pihak III

• SPK •

Referensi Bank •

Kwitansi • SSP

• Copy NPWP •

Faktur

2 Verifikasi dok permohonan

pencairan

1 hari setelah dok

pencairan diterima

BPP 1 hari • Berkas Pencairan Jika dok benar, BPP membuatkan

SPTB

3 Pembuatan SPTB & Surat

Pengantar

1 hari setelah dok

diverifikasi

BPP 1 jam • Berkas Pencairan

• Surat Pengantar

• SPTB

BPP, Atasan

langsung BPP

Jika dok lengkap diserahkan ke

atasan langsung untuk divalidasi &

minta tanda tangan surat pengantar

4 Validasi & Penandatanganan

Surat Pengantar Dok

pencairan LS pihak III

1 hari setelah dok

diterima

Atasan langsung 1 hari • Berkas Pencairan

• Surat Pengantar

• SPTB

Atasan Langsung Jika dok sudah benar segera

dikirim ke PPK

5 Pengiriman dok pencairan LS pihak III ke PPK

1 hari setelah dok divalidasi & Surat

pengantar ditandatangani

BPP/Pembuku 1 hari • Surat Pengantar • Berkas Pencairan

• SPTB

Dokumen diterima oleh petugas pembuat SPP

6 Pembuatan SPP 1 hari setelah dok

diterima

Petugas SPP 1 hari • Berkas pencairan

• SPTB • SPP

Dok benar diserahkan ke

Bendahara pengeluaran untuk diverifikasi

7 Verifikasi SPP 1 hari setelah dok

diterima

Bendahara pengeluaran 1 hari • Berkas pencairan

• SPTB

• SPP

Jika benar, Bendahara pengeluaran

membubuhkan paraf di SPTB

Page 64: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

8 Validasi SPP 1 hari setelah dok diterima

Penanggungjawab Kegiatan

1 hari • Berkas pencairan • SPTB

• SPP

Jika benar, Penanggungjawab Kegiatan membubuhkan paraf di

SPP

9 Penandatanganan SPP PPK

10 Pembuatan SPM Verifikator SPM

11 Penandatanganan SPM Verifikator SPM

12 Pengiriman SPM Petugas Pengantar

SPM

Page 65: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.3.3. Standar Waktu Penyelesaian

1. Tahap Pengajuan SPP diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung

SPP-LS diterima secara lengkap dan benar dari Penerima Hak.

2. Tahap Penerbitan SPM diselesaikan paling lambat 6 – 7 hari kerja, dengan rincian sebagai

berikut:

a. SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada

PP-SPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterima secara lengkap dan benar dari PPABP.

b. SPP-LS untuk non-belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PP-SPM

paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung SPP-LS diterima secara

lengkap dan benar dari Penerima Hak.

c. SPM beserta dokumen pendukung yang dilengkapi dengan ADK SPM disampaikan kepada

KPPN oleh KPA atau pejabat yang ditunjuk paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM

diterbitkan.

Page 66: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

PENGISIAN UP

Kode Dokumen : MP UP-UTM.103

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 67: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pengisian UP

3.4.1. Prosedur Kerja

1. Bendahara Pengeluaran Pembantu menerbitkan Surat Permintaan UP/TUP

2. Jika jumlah UP yang diminta melebihi Rp. 200 juta, maka lanjutkan ke prosedur 3.6 (Tambahan

UP). Bendahara Pengeluaran meneruskan surat Permintaan UP/TUP kepada Pejabat Pembuat Komitmen..

3. Pejabat Pembuat Komitmen membuat konsep SPP sesuai dengan anggaran yang tersedia dalam

DIPA dan batas penyediaan UYHD (Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan) dalam poin

2.5.c, dan melengkapi lampiran sesuai ketentuan pada Subbab 2.3,.

4. Pejabat Pembuat Komitmen kemudian menandatangani dokumen SPP.

5. Pejabat Penerbit SPM kemudian melakukan pengujian terhadap SPP yang diterima, dengan

aktivitas sebagai berikut:

a. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa

tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.

c. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan

indikator keluaran.

d. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:

1). Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/ perusahaan, alamat,

nomor rekening dan nama bank);

2). Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak);

3). Jadual waktu pembayaran.

e. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran

yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan dalam kontrak.

6. Pejabat Penerbit SPM menandatangani SPM dan menerbitkannya dalam 3 rangkap, dengan

rincian:

a. Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN.

b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada satker yang bersangkutan.

c. Lengkapi dengan ADK

7. Bendahara Pengeluaran mengirimkan SPM ke KPPN.

8. Setelah ada berita SP2D telah terbit, maka Bendahara Pengeluaran menerima dan meneliti SP2D,

kemudian mencatat kedalam Buku Kas Umum.

9. Setelah terjadi pemindahbukuan ke rekening Bendahara Pengeluaran, uang muka didistribusikan

dalam bentuk pemindahbukuan kepada BPP yang mengajukan. Bendahara Pengeluaran membuat

Bukti Pengeluaran Uang Muka (BPUM) dan meminta tanda tangan dari BPP sesudah melakukan

pemindahbukuan.

a. Dalam hal TUP, pemindahbukuan TUP kepada BPP yang mengajukan dilakukan secara

termin (tidak sekaligus 100%). Hal ini dilakukan agar BPP tertib segera mengirimkan SPTB

beserta bukti-bukti pengeluaran.

10. BPP menandatangani BPUM dari Bendahara Pengeluaran, dan mencatat penerimaan uang muka.

Page 68: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

11. Bendahara Pengeluaran membukukan pengeluaran uang muka sesuai BPUM.

3.4.2. Diagram Alur

5.5. Pengisian Uang Persediaan (UP)

Bendahara

Pengeluaran

Pembantu

Bendahara

Pengeluaran

Pejabat

Pembuat Komitmen

Pejabat

Penerbit SPMDurasi

Pe

ng

aju

an

Pe

nca

ira

nP

em

bu

ku

an

Lampiran SPP

3.

Pembuatan

SPP

8.

Pembukuan

9.

Pemindahbukuan

7.

Kirim SPM

ke KPPN

SP2D

Tanda Tangan

SPP

6.

Pembuatan dan

Tanda Tangan

SPM

5.

Pengujian SPP

SPM

(ttd)

10.

Tanda Tangan

Bukti Pengeluaran

Uang Muka

11.

Pembukuan

Surat

Permintaan

UP/TUP

1.

Pembuatan

Surat Permintaan

UP/TUP SPP

2.

Jumlah TUP

>200jt ?

5.7.

Permintaan

Tambahan TUP

Ya

mulai

selesai

3 2 hari

8 1 hari

10 1 hari

11 1 hari

7 7 hari

9 1 hari

Page 69: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP PENGISIAN UANG PERSEDIAAN (UP)

No Prosedur Periode Otorisator & Otorisasi Ukuran Waktu Dokumen Akses Keterangan

1 Mulai

2 Pembuatan Surat

Permintaan

Pembayaran (SPP)

UP/TUP

Setelah SPTB siap BPP:

- Menyampaikan SPTB

- Mengajukan/membuat SPP UP/TUP

- Membuat SPP UP/TUP

1 jam/dokumen SPTB dilengkapi

bukti

Surat Permohonan

SPP UP/TUP

Membuat SPP UP/TUP

BPP

Atasan BPP

Dokumen disampaikan

ke Bendahara

Pengeluaran

3 Secara periodik Bendahara Pengeluaran:

- Menghitung jumlah

permintaan UP/TUP >

200jt?

- Memproses permintaan

TUP

- Entry data/informasi

1 jam/dokumen

1 hari untuk

penyiapan SPP

Membuat SPP

UP/TUP

BP

PPK

BPP

Atasan langsung

BPP

SPP dan lampiran

diserahkan kepada PPK

4 Setelah SPP

diterima

Pejabat Pembuat Komitmen:

- Menguji SPP

- Rekomendasi “Ya / tidak”

- Menandatangani SPP

1 jam/SPP SPP yang di ttd BP

PPK

BPP

Atasan langsung BPP

Jika “tidak”

dikembalikan ke BP.

Jika “Ya”, SPP yang ttd

diserahkan kepada

Pejabat Penerbit SPM

Page 70: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

No Prosedur Periode Otorisator & Otorisasi Ukuran Waktu Dokumen Akses Keterangan

5 Setelah SPP

diterima

Pejabat Penerbit SPM:

- Pengujian SPP

- Rekomendasi “Ya / Tidak”

- Membuat dan ttd SPM

- Entry data/informasi

1 jam/SPM SPP yang di ttd BP

PPK

BPP

Atasan langsung

BPP

Jika “tidak”

dikembalikan ke BP.

Jika “Ya”, SPM yang

ttd diserahkan BP untuk

dikirim kepada KPPN

6 Proses penerbitan

SP2D di KPPN

Setelah SPM

diterima

KPPN/Bendahara Umum

UTM:

Pemberitahuan apakah SPM

diterima / revisi

SP2D BP

PPK

Atasan PPK

BPP

Atasan langsung

BPP

Jika BLU, SP2D PNBP

diproses oleh

Bendahara Umum

UTM

7 Pembukuan

Pemindahbukuan

Setelah SP2D

diterima

Bendahara Pengeluaran

- Pembukuan dan

pemindahbukuan

1 jam/SP2D SP2D

Buku kas umum

Buku kas

pembantu

BP

PPK & Atasan PPK

BPP

Atasan langsung

BPP

8 Selesai

Page 71: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.4.3. Standar Waktu Penyelesaian

1. SPP-UP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PP-SPM paling lambat 2 (dua) hari kerja

setelah diterimanya permintaan UP dari Bendahara Pengeluaran.

2. Pengujian SPP-UP/TUP sampai dengan penerbitan SPM-UP/TUP oleh PP-SPM diselesaikan

paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPP-UP/TUP beserta dokumen pendukung diterima

secara lengkap dan benar dari PPK.

3. Tahap Pencairan (Penerbitan SPM) diselesaikan paling lambat 6 – 7 hari kerja, dengan rincian

sebagai berikut:

a. SPM beserta dokumen pendukung yang dilengkapi dengan ADK SPM disampaikan kepada

KPPN oleh KPA atau pejabat yang ditunjuk paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan.

Page 72: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

PENGGANTIAN UP (GUP)

Kode Dokumen : MP GUP-UTM.104

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 73: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Penggantian UP (GUP)

3.5.1. Prosedur Kerja

1. Bendaharan Pengeluaran mengecek di buku pembantu UYHD bila dana telah habis/ atau

penggunaan Dana UP telah mencapai 75 % dari Dana UP yang diterima.

2. Bendahara Pengeluaran menyusun bukti-bukti pengeluaran sesuai kegiatan, subkegiatan dan Mata

Anggaran Pengeluaran (MAK) masing-masing, serta membuat konsep SPP-GUP dan SPM-GUP

dan membuat Rencana Penggunaan dengan melampirkan semua bukti pengeluaran yang

bersangkutan.

3. Proses dilanjutkan sesuai prosedur kerja pada subbab 3.2.1. (Pengisian UP).

Page 74: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.5.2. Diagram Alur

5.6. Ganti Uang Persediaan (UP)

Bendahara Pengeluaran Durasi

1.

Cek Saldo

Buku Pembantu

UP

Penggunaan

>75%

Tidak

Ya

2.

Mengumpulkan

SPTB Sesuai MAK

SPTB

Bukti

Pengeluaran

Pengisian UP

1

Mulai

Selesai

2

2 hari

2 hari

Page 75: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP GANTI UANG PERSEDIAAN (GUP)

No Prosedur Periode Otorisator &

Otorisasi

Ukuran

Waktu

Dokumen Akses Keterangan

1 Mulai

2 Cek Saldo Buku

Pembantu UP

Secara periodik Bendahara

Pengeluaran:

- Cek saldo Buku

Pembantu UP

- Apakah penggunaan

>75%

- Mengumpulkan

SPTB sesuai MAK

- Verifikasi

1 hari SPTB

Bukti

pengeluaran

BP

PPK

Atasan PPK

BPP

Atasan langsung

BPP

Jika “tidak” maka

revisi ,jika

“Ya”maka pengisian

UP

3 Selesai

Page 76: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

. TAMBAHAN UP (TUP)

Kode Dokumen : MP TUP-UTM.105

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 77: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Tambahan UP (TUP)

3.6.1. Prosedur Kerja

1. Bendaharan Pengeluaran menerima permintaan tambahan dana karena adanya pengeluaran yang

sangat besar, yang tidak dapat tertampung dalam mekanisme pembayaran GUP yang dimintakan, kemudian membuat konsep persetujuan kepada KPPN apabila jumlahnya kurang atau sama

dengan Rp100.000.000,00 apabila lebih maka persetujuan ditujukan kepada Kantor Wilayah

Perbendaharaan. Selanjutnya konsep Surat Permintaan Persetujuan Tambahan Uang Persediaan disampaikan kepada Pejabat Penerbit SPM.

2. Pejabat Penerbit SPM meneliti, memberi paraf konsep Surat Permintaan Persetujuan Tambahan

Uang Persediaan kemudian menyampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

3. Pejabat Pembuat Komitmen meneliti dan menandatangani Surat Permintaan Persetujuan

Tambahan Uang Persediaan.

4. Bendahara Pengeluaran mengirimkan Surat Permintaan Persetujuan Tambahan Uang Persediaan

ke KPPN.

5. Setelah mendapatkan berita telah ada persetujuan dari KPPN, Bendahara Pengeluaran mengambil

Surat Persetujuan dari KPPN.

6. Proses dilanjutkan sesuai prosedur kerja pada subbab 3.2.1. (Pengisian UP).

7. Jika pada akhir pelaksanaan kegiatan terdapat sisa dana TUP, maka sisa dana tersebut harus

disetorkan ke kas negara melalui mekanisme sesuai prosedur kerja pada subbab 3.7.1

(Pengembalian ke Kas Negara).

Page 78: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.6.2 Diagram Alur

5.7. Permintaan Tambahan UP

Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara PengeluaranPejabat

Penerbit SPMDurasi

Pembuatan

Surat Permintaan

Persetujuan TUP

Surat Permintaan

Persetujuan TUP

2.

Verifikasi

Surat Permintan

Persetujuan TUP

3.

Tanda Tangan

Surat Permintaan

Persetujuan TUP

Surat Permintaan

Persetujuan TUP

(ttd)

5.

Persetujuan

TUP

4

Kirim

Surat Permintaan

Persetujuan TUP

ke KPPN

Ya

6.

Pengisian UP

Tidak

1.

Pembuatan Surat

Permintaan

Persetujuan TUP

Ada Sisa

Dana TUP?

7

Pengembalian ke

Kas Negara

1 1 hari

2 1 hari

3 hari4

1 hari6

mulai

selesai

Page 79: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP PERMINTAAN TAMBAHAN UP

No Prosedur Periode Otorisator & Otorisasi Ukuran

Waktu

Dokumen Akses Keterangan

Mulai

Mengajukan TUP BPP/Unit

- Mengajukan TUP

Rekening koran BPP

Atasan langsung

BPP

Permintaan kepada

Bendahara Pengeluaran

Verifikasi

dokumen

Setelah diterima

permintaan TUP

Bendahara Pengeluaran (BP):

- Verifikasi dokumen

- Rekomendasi “Ya/Tidak”

- Membuat surat Persetujuan

TUP dan SPP

- entry data/informasi

2 jam Surat permintaan

Persetujuan TUP

BP

Atasan langsung

BP

BPP

Atasan langsung

BPP

Jika “Tidak”, dikembalikan

kepada BPP

Jika “Ya”,

direkomendasikan kepada

Pejabat Penerbit SPM

Verifikasi Surat

Permintaan

Persetujuan TUP

Setelah diterima

Surat Permintaan

Persetujuan TUP

Pejabat Penerbit SPM:

- Verifikasi dokumen

- Rekomendasi “Ya/Tidak”

- Membuat SPM

- entry data/informasi

1 jam Surat permintaan

Persetujuan TUP

BP

Atasan langsung

BP BPP

Atasan langsung

BPP

Jika “Tidak”, dikembalikan

BP

Jika “Ya” direkomendasikan ke PPK untuk di ttd

Tanda tangan Surat

Permintaan

Persetujuan TUP

Setelah diterima

rekomendasi Surat

Permintaan

Persetujuan TUP

PPK:

- tanda tangan

- entry data/informasi

3 hari Surat permintaan

Persetujuan TUP

(ttd) dilampiri:

Rincian SPP dan

SPM TUP

PPK

BP

Atasan langsung

BP

BPP

Atasan langsung

BPP

Dikirim ke KPPN

Penerbitan SP2D KPPN SP2D Diterima oleh BP

Register

Pengisian UP

Setelah SP2D

diterima

Bendahara Pengeluaran:

- register

- pengisian UP

- entry data/informasi

- verifikasi apakah ada sisa

dana TUP

2 jam SP2D

Daftar isian UP

PPK

BP

Atasan langsung

BP

BPP

Atasan langsung

BPP

Dana TUP diserahkan ke

BPP/Pelaksana Kegiatan

Jika ada sisa dana TUP

dikembalikan ke kas negara

Pertanggung

jawaban TUP

Maksimum 1 bulan BPP

Menyusun SPTB

Paling lambat

H-3 hari aktif

SPTB

Bukti-bukti

BP

Atasan langsung

Page 80: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

No Prosedur Periode Otorisator & Otorisasi Ukuran

Waktu

Dokumen Akses Keterangan

pendukung BP BPP

Atasan langsung

BPP

Selesai

Page 81: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

PEMBAYARAN DENGAN UP

Kode Dokumen : MP UP-UTM.106

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 82: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pembayaran dengan UP

3.7.1. Prosedur Kerja

1. Berdasarkan tagihan dan lampiran dari Penerima Hak, Bendahara Pengeluaran membuat slip

pencairan beserta Daftar Pencairan slip, dan kemudian meneruskannya kepada Atasan BPP.

a. Daftar pencairan slip ini akan memuat apa saja pembayaran yang dilakukan secara tunai

maupun pemindahbukuan (sesuai kontrak non-LS, sesuai kriteria penggunaan dana UP).

2. Atasan BPP meneliti Daftar Pencairan Slip, menandatangani Slip Pencairan bersama BPP (joint account).

3. Bendahara Pengeluaran Pembantu menerima dan mencairkan slip ke Bank.

4. Bendahara Pengeluaran mempersiapkan Kuitansi UP, dan memotongkan pajak atas tagihan yang

kemudian dibuatkan Bukti Potong PPh/PPN. Bendahara Pengeluaran menyerahkan Kuitansi UP

kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

5. Pejabat Pembuat Komitmen menandatangani Kuitansi UP.

6. Bendahara Pengeluaran menyerahkan uang ke Penerima Hak, memotongkan pajaknya, dan

meminta agar menandatangani Kuitansi UP.

7. Bendahara Pengeluaran membukukan transaksi di Buku Kas Umum serta Buku Pembantu.

Page 83: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.7.2. Diagram Alur

5.8. Pembayaran dengan UP

Pejabat Pembuat

Komitmen

Atasan Langsung

BPP

Bendahara Pengeluaran

Pembantu (BPP)Penerima Hak Durasi

Pe

rsia

pa

nP

en

ca

ira

nP

em

ba

ya

ran

§ Daftar

Kebutuhan

Pencairan

7.

Pembukuan

1

Mempersiapkan

Slip Pencairan

6.

Pembayaran

kepada

Penerima Hak

4.

Mempersiapkan

Kuitansi

Tagihan dari

Penerima Hak

Kuitansi

(ttd PPK)

Kuitansi

(ttd bend)

5.

Tanda Tangan

Kuitansi

2a.

Tanda Tangan

Slip Pencairan

Kuitansi

(ttd penerima)

Bukti Potong

PPh, PPN

2.

Verifikasi Daftar

Pencairan Slip

3.

Pencairan Uang

UP dari

Rekening BPP

1 hari1

3 1 hari

Mulai

1 hari5

7 1 hari

Selesai

Page 84: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP PEMBAYARAN DENGAN UP No Prosedur Periode Otorisator & Otorisasi Ukuran

Waktu

Dokumen Akses Keterangan

Mulai

Penerima hak

melakukan tagihan

Sesuai dengan

skedul RKT

Penerima Hak Surat tagihan dilengkapi

Proposal /TOR Kegiatan

SK

Rektor/Dekan/Kepala

Unit

Diserahkan

kepada BPP

Mempersiapkan Slip

Pencairan

Setelah menerima

tagihan dari

penerima hak

BPP

- Menugaskan Kasubag

Keuangan/Staf Memeriksa

dokumen

1 jam/DKP

1 hari untuk

semua DKP

yang masuk

hari ini

Daftar kebutuhan

Pencairan (DKP)

Rekomendasi “Ya /

Tidak”

Atasan Langsung

BPP

Arsip

Jika “Ya”

diteruskan

kepada Atasan

Langsung.

Jika “Tidak”

dikembalikan

kepada Penerima Hak

Verifikasi Daftar

Pencairan Slip dan

tanda tangan Slip

Pencairan

Setelah menerima

daftar kebutuhan

pencairan

Atasan langsung BPP tanda

tangan Slip Pencairan dengan

memperhatikan rekomendasi

BPP

1 jam Slip Pencairan yang

dilengkapi dengan DKP

yang telah

direkomendasi

Atasan Langsung

BPP

Dekan

Slip Pencairan

yang telah di ttd

diserahkan ke

BPP

Pencairan uang UP

dari rekening BPP

Setelah menerima

slip pencairan dari

atasan langsung

BPP

Menugaskan Kasubag

Keuangan/Staf

mempersiapkan kwitansi

Bukti Potong PPh dan PPN

1 hari Kuitansi (ttd Bendahara)

Bukti Potong PPh, PPN

DKP yang

direkomendasi

Atasan langsung

BPP

arsip

Menyerahkan

dokumen kepada

Bendahara

Pengeluaran

Verifikasi dokumen

dari BPP

(dilanjutkan ke

prosedur / MP pertanggungjawaban

UP/TUP)

Setelah menerima

dokumen dari BPP

Bendahara Pengeluaran

Verifikasi “Ya / Tidak”

Entry data/informasi

1

jam/dokumen

1 hari untuk

semua dokumen yang

masuk hari ini

Rekomendasi

Kuitansi yang akan di ttd

oleh PPK

Atasan langsung

BPP

BPP

Jika “Ya”

diteruskan ke

Pejabat Pembuat

Komitmen Jika “tidak”

dikembalikan ke

BPP

Tanda tangan kuitansi Setelah menerima Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK) menandatangi kuitansi

yang telah direkomendasi

1 hari untuk

semua kuitansi

yang masuk

hari ini

Kuitansi yang di ttd Pembantu Rektor 2 Diteruskan ke

Bendahara

Pengeluaran

untuk disiapkan

Page 85: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

No Prosedur Periode Otorisator & Otorisasi Ukuran

Waktu

Dokumen Akses Keterangan

pencairan

Menyiapkan

pembayaran

Setelah menerima

kuitansi yang di

ttd PPK

Bendahara Pengeluaran

- Menyiapkan pencairan

- Entry informasi pencairan

- pemberitahuan

1 hari untuk

semua kuitansi

yang di ttd dan

diterima hari

ini

Dana/dokumen transfer Pembantu Rektor 2

PPK

Bendahara

Pengeluaran

BPP

Dibayarkan

kepada BPP atau

langsung kepada

Penerima Hak

Pembayaran dan

pembukuan

Setelah menrima

bukti transfer

dana

BPP/Bendahara Unit

- membayarkan

kepada Penerima

Hak

- pemberitahuan

kepada Penerima

Hak

- pembukuan

1 hari Bukti transfer

pembukuan

Atasan langsung

BPP

BPP

Dekan/Pimpinan

Unit

Selesai

Page 86: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

PERTANGGUNGJAWABAN DANA UP/TUP

Kode Dokumen : MP TUP-UTM.107

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 87: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pertanggungjawaban Dana UP/TUP

3.8.1 Prosedur Kerja

1. Bendahara Pengeluaran Pembantu mengumpulkan bukti – bukti transaksi selama pelaksanaan kegatan dan membuat SPTB. Dalam pengumpulan bukti

mengoptimalkan ketua dan bendahara kegiatan, kasubbag keuangan dan staf

pembuku. SPTB beserta lampran diserahkan kepada Penerima Berkas.

2. Penerima berkas membuatkan Tanda Terima Penerimaan Berkas kepada BPP. Penerimaan Berkas kemudan menyerahkan berkas kepada Pembantu Pejabat Pembuat Komitmen (Pembantu Staff

Pengelola RM atau PNBP) sesuai dengan sumber dana kegiatan.

3. Pembantu Staf Pengelola RM atau PNBP melakukan veryfikasi terhadap kebenaran berkas, kemudian meneruskan kepada Staf Pengelola RM atau PNBP

4. Staf Pengelola RM atau PNBP melakukan validasi terhadap kebenaran berkas kemudian

meneruskan kepada Bendahara Pengeluaran.

5. Bendahara Pengeluaran melakukan transaksi di Buku Kas Umum serta Buku Pembantu

Page 88: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.8.2 Diagram ALur

5.9. Pertanggungjawaban Dana UP/TUP

Bendahara Pengeluaran

PembantuPenerima Berkas

Pembantu PPK

(Pembantu Staf

Pengelola RM)

Pembantu PPK

(Pembantu Staf

Pengelola PNBP)

Pembantu PPK

(Staf Pengelola RM)

Pembantu PPK

(Staf Pengelola PNBP)

Bendahara

PengeluaranDurasi

5.8.

Pembayaran

dengan UP

1.

Mengumpulkan

bukti-bukti,

membuat SPTB2.

Sumber

Dana?

3.

Verifikasi

3.

Verifikasi

RM

PNBP

5.

Pembukuan

4.

Validasi

4.

Validasi

mulai

selesai

1 7 hari

2 1 jam

1 jam4

2 1 jam

1 jam5

Page 89: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP PERTANGGUNGJAWABAN DANA UP/TUP

No Prosedur Periode Otorisator & Otorisasi Ukuran

Waktu

Dokumen Akses Keterangan

Mulai

Pembayaran dengan

UP

Setelah UP diterima BPP Melakukan

pembayaran dengan UP :

- sesuai dengan akun dan kegiatan dalam PO

Dipa.

-

Mengumpulkan bukti

dan membuat SPTB

Persiapan kegiatan,

saat kegiatan, setelah

kegiatan

BPP sebagai pembuat.

Dalam pengumpulan bukti

mengoptimalkan ketua dan

bendahara kegiatan,

kasubag keuangan dan staf

pembuku

Maksimal 7

hari setelah

kegiatan

SPTB dilampiri bukti-

bukti transaksi yang

valid dan andal

Pembantu Dekan

2

BPP

Menyerahkan

dokumen kepada

Penerima berkas.

Memperoleh tanda

terima penerimaan

berkas

Setelah menerima berkas dari BPP/yang

ditugaskan

Penerima Berkas:

- Menerima berkas

- Memberi tanda terima

- Entry data

1 jam/SPTB SPTB dan lampiran bukti

Tanda terima

Ka BAUK

Pembantu Dekan

2

BPP

Menyerahkan dokumen kepada

Pembantu PPK

Setelah menerima

dokumen dari

Penerima Berkas

Pembantu PPK

(Pembantu Staf Pengelola

RM/PNBP)

- Verifikasi berkas

- Rekomendasi “Ya /

1 jam/SPTB

1 hari untuk

semua SPTB

yang masuk

hari ini

Rekomendasi “Ya /

Tidak”

Ka BAUK

Pembantu Dekan

2

BPP

Jika “Ya” maka

dokumen

diteruskan kepada

Pembantu PPK

(Staf Pengelola

RM/PNBP)

Page 90: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

No Prosedur Periode Otorisator & Otorisasi Ukuran

Waktu

Dokumen Akses Keterangan

Tidak”

- Entry data dan informasi

rekomendasi “Ya /

Tidak”

Jika „Tidak” maka

dikembalikan

kepada BPP

Selesai

Page 91: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

SETORAN KE KAS NEGARA

Kode Dokumen : MP KAS-UTM.108

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 92: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Setoran ke Kas Negara

3.9.1. Prosedur Kerja

1. Bendahara Penerimaan menerima bukti transfer (salinan slip) atau salinan rekening koran dari

bank.

2. Bendahara Penerimaan melakukan verifikasi transfer pada rekening Rektor.

3. Bendahara Penerimaan membuat dokumen SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak), kemudian

diteruskan kepada Supervisor.

4. Supervisor Bendahara Penerimaan memeriksa dokumen SSBP dan menandatanganinya.

Supervisor kemudian menyerahkan kembali dokumen SSBP kepada Bendahara Penerimaan.

5. Bendahara Penerimaan memproses pemindahbukuan dari rekening Rektor ke rekening Kas

Negara, kemudian membawa SSBP beserta bukti pemindahbukuan ke Kantor Pos atau Bank

Persepsi.

6. Bendahara Penerimaan menerima kembali SSBP lembar ke-1 dan 3 yang telah ditandatangani dan diberi cap oleh petugas, serta diberi NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara). Berkas-

berkas ini sebagai Bukti Penerimaan Negara (BPN).

7. Bendahara Penerimaan membukukan BPN kedalam Buku Kas Umum.

Page 93: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.9.2. Diagram Alur

5.10. Setoran ke Kas Negara (PNBP)

Bendahara PenerimaanSupervisor

Bendahara PenerimaanRektor Durasi

1.

Verifikasi

Rekening Rektor

SSBP

2.

Pembuatan LPJ

Cek

5.

Pembuatan Cek

7.

Pemindahbukuan

Ke Kas Negara

8.

Pembukuan

6

Tanda tangan Cek

1 1 jam

2 hari

1 hari4

1 jam5

6 1 hari

1 jam7

1 jam8

mulai

3.

Saldo Valid ?

Tidak

4.

Pembuatan SSBPYa

Cek

(ttd Rektor)

selesai

Page 94: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP PENYETORAN KE KAS NEGARA (SSBP)

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

1 Verifikasi Rekening

Bendahara Penerimaan

Setiap bulan setiap

tanggal 5

Bendahara

Penerimaan

1 jam Rekening Koran Ka BAUK, Bendahara

Penerimaan

Copy Rekening Koran

diserahkan ke BAUK untuk

divalidasi

Penyusunan LPJ

Bendahara Penerimaan

Setiap bulan setiap

tanggal 5

Bendahara

Penerimaan

1 hari Dok LPJ

Bendahara

Penerimaan

Bendahara

Penerimaan, Kasubag

Keuangan, Kabag

Keuangan, Ka BAUK,

PR II dan Rektor

Dok LPJ diserahkan ke

BAUK untuk divalidasi

(Jika terdapat saldo yang

sudah disetujui disetor

dibuatkan SSBP)

2

Pembuatan SSBP 1 hari setelah ada

persetujuan penyetoran

dari atasan langsung

Bendahara Penerimaan

Bendahara

Penerimaan

1 hari Berita Acara

Penyetoran ke Kas

Negara &

Dokumen SSBP

Kasubag Keuangan,

kabag Keuangan,

Ka.BAUK, PR II dan

Rektor

Berita Acara di verifikasi

Kasubag Keuangan,

divalidasi Kabag keuangan

di tandatangani Ka.BAUK,

disetujui PR II dan

mengetahui Rektor. Dok

SSBP dilampirkan dalam

BA diserahkan ke Rektor.

3

Permohonan pencairan

Rek Bendahara

Penerimaan untuk

penyetoran ke Kas

Negara

1 hari setelah dokumen

BA & SSBP diterima

Bendahara Penerimaan

Bendahara

Penerimaan

1 hari Cek, Berita acara

& SSBP

Kasubag Keuangan,

kabag Keuangan,

Ka.BAUK, PR II dan

Rektor

Rektor menandatangani Cek

Penyetoran dari rekening

Bendahara Penerimaan

4

Penyetoran ke Kas Negara

Setelah Cek ditandatangani Rektor

Bendahara Penerimaan

1 hari Bukti Penyetoran dan SSBP yang

sudah divalidasi

Bank

Bendahara Penerimaan &

Kasubag Keuangan.

SSBP diserahkan ke Bank untuk penyetoran ke kas

negara

5

Pencatatan SSBP

dalam BKU Bendahara

Penerimaan

1 hari setelah

penyetoran ke Kas

Negara

Bendahara

Penerimaan

1 jam BKU Bendahara

Penerimaan &

Kasubag Keuangan.

Page 95: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MANUAL PROSEDUR

PENGEMBALIAN KE KAS NEGARA

Kode Dokumen : MP PNS-UTM.109

Revisi : 0

Tanggal : 3 Juni 2013

Diajukan oleh : BAUK

Disetujui oleh : Pembantu Rektor II

Dikendalikan

oleh

: Pusat Jaminan Mutu

Page 96: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

Pengembalian ke Kas Negara

3.10.1. Prosedur Kerja

1. Bendahara Pengeluaran membuat dokumen SSPB (Surat Setoran Pengembalian Belanja).

2. Bendahara Pengeluaran menandatangani dokumen SSPB.

3. Bendahara Pengeluaran memproses pemindahbukuan dari rekening Rektor ke rekening Kas Negara, kemudian membawa SSPB beserta bukti pemindahbukuan ke Kantor Pos atau Bank

Persepsi.

4. Bendahara Pengeluaran menerima kembali SSBP lembar ke-1 dan 3 yang telah ditandatangani dan diberi cap oleh petugas, serta diberi NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara). Berkas-

berkas ini sebagai Bukti Penerimaan Negara (BPN).

5. Bendahara Pengeluaran membukukan BPN kedalam Buku Kas Umum.

Page 97: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

3.10.2. Diagram Alur

5.11. Pengembalian ke Kas Negara

Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran Durasi

4.

Pembuatan

SSPB

6.

Pembukuan

5.

Pemindahbukuan

Ke Kas Negara

SSPB

mulai

1.

Melaporkan

kelebihan realsasi

belanja

Lampiran

Surat

Pemberitahuan

Kelebihan

Realisasi Belanja

2.

Verifikasi laporan

Berita Acara

Verifikasi

3.

Setoran Dana ke

Bendahara

pengeluaran

Tanda terima

selesai

1 1 hari

2 2 hari

1 hari3

1 jam4

5 1 hari

1 jam6

Page 98: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

MP PENGEMBALIAN KE KAS NEGARA (SSPB)

No Prosedur Periode Otorisasi Ukuran

Waktu Dokumen Akses Keterangan

1 Unit melaporkan

kelebihan atas belanja

yang sudah

direalisasikan ke

Bendahara

Pengeluaran

Setiap terjadi

kelebihan realisasi

belanja

BPP 1 hari Surat

pemberitahuan

kelebihan realisasi

belanja

BPP dan Bendahara

Pengeluaran

Lampiran kuitansi belanja

Verifikasi laporan

kelebihan realisasi

belanja Unit

1 hari setelah

mendapat

pemberitahuan dari

BPP

Bendahara

Pengeluaran

2 hari Berita acara

Verifikasi

BPP, atasan langsung

BPP dan Bendahara

Pengeluaran, PPK

2

Penyetoran dana

kelebihan belanja ke

Bendahara

Pengeluaran

1 hari setelah BA

Verifikasi diterima

BPP

BPP 1 hari Tanda terima dari

Bendahara

Pengeluaran

BPP, atasan langsung

BPP, Bendahara

Pengeluaran, PPK

Pengembalian dengan nilai

dibawa 10 juta dalam

bentuk tunai, dan lebih dari

10 juta ditransfer ke

rekening Bendahara

Pengeluaran

3

Pembuatan SSPB 1 hari setelah dana

diterima

Bendahara

Pengeluaran

1 jam BA Penyetoran

SSPB & Dok SSPB

Bendahara

Pengeluaran, PPK

Penyetoran diatas 10 juta

harus dilakukan

penandatanganan bukti

pencairan Rek Bendahara

Pengeluaran oleh PPK

4

Penyetoran ke Kas

Negara

Setelah Dok SSPB

dibuat & BA

ditandatangani PPK

Bendahara

Pengeluaran

1 hari Bukti Penyetoran

dan SSPB yang

sudah divalidasi

Bank

Bendahara

Pengeluaran, BPP

Unit & PPK

Copy SSPB diserahkan ke

Unit

5

Pencatatan SSBP

dalam BKU Bendahara

Pengeluaran

1 hari setelah

penyetoran ke Kas

Negara

Bendahara

Pengeluaran

1 jam BKU Bendahara

Pengeluaran &

Kasubag Keuangan.

Page 99: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

BAB IV

FORMAT DOKUMEN

4.1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Page 100: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 101: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 102: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4.2. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB)

Page 103: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4.3. Kuitansi LS

Page 104: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 105: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4.4. Kuitansi UP

Page 106: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN
Page 107: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4.5. Ringkasan Kontrak

Page 108: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN

4.5. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)

Page 109: KEUANGAN - PERENCANAAN ANGGARAN