sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

59

Upload: rizqialfadly

Post on 18-Nov-2014

28.666 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

pembahasan mengenai perencanaan dan penganggaran di daerah

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah
Page 2: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Nama : Mgs. M. Rizqi Al Fadli, S.IP, M.Si

NIP : 19880905 200701 1 003

TTL : Palembang, 5 September 1988

Gol. : Penata Muda Tk. I / (III/b)

Instansi : Bappeda Prov. Bengkulu

: Bidang Sosial dan Budaya

Alamat : Jl. Melur No. 35 RT. 05,

Nusa Indah

No. Hp : 0811 7310037

Email : [email protected]

Pendidikan :

- S1 IPDN Jatinangor, 2006 – 2009

- S2 MAP Unsri Palembang, 2010 - 2012

2

Page 3: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

SPPN dan Perencanaan Pembangunan Daerah

Reformasi Sistem Perencanaan & Penanggaran

Pembangunan Daerah

3

Page 4: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

4

Page 5: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

5

Proses transformasi struktural dari masyarakat

tradisional ke masyarakat modern dan dari ekonomi

agraris ke ekonomi industri.

Proses transformasi dari sistem ekonomi yang

didominasi oleh pemerintah ke arah sistem ekonomi

pasar, yang masyarakatnya makin berperan

sebagai pelaku utama pembangunan.

Kedua proses internal tersebut didorong dan

dipengaruhi oleh proses eksternal, yaitu proses

globalisasi perekonomian dunia, dengan dua ciri dan

faktor pendorongnya yaitu perdagangan bebas dan

kemajuan teknologi.

Page 6: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

6

Page 7: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• SPPN adalah ............

– Satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan

– Untuk menghasilkan rencana- rencana

pembangunan dalam jangka panjang,

jangka menengah, dan tahunan

– Yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat di

tingkat pusat dan daerah.

7

Page 8: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan. • Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi

baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.

• Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

• Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. • Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara

efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

8

Page 9: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.

Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan

SPPN diselenggarakan berdasarkan asas: (1) kepastian hukum; (2) tertib penyelenggaraan negara; (3) kepentingan umum; (4) keterbukaan; (5) proporsionalitas; (6) profesionalitas; dan (7) akuntabilitas

9

Page 10: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• Pendekatan Politik:

Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan

rencana pembangunan hasil proses politik (public

choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi

dan Misi dalam RPJM/D

• Proses Teknokratik:

Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah

oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional

bertugas untuk itu.

• Partisipatif:

Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders,

antara lain melalui Musrenbang.

• Proses top-down dan bottom-up:

Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

10

Page 11: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Relevant

• Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalam rangka mencapai target impact yang ditetapkan;

11

Page 12: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:

Tujuan akhir yang dikehendaki.

Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).

Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Masalah-masalah yang dihadapi.

Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.

kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.

Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.

Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.

12

Page 13: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• Sebagai alat koordinasi

seluruh stakeholders

• Sebagai penuntun arah

• Minimalisasi ketidakpastian

• Minimalisasi inefisiensi

sumberdaya

• Penetapan standar dan

pengawasan kualitas

13

Page 14: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena: informasinya kurang lengkap,

metodologinya belum dikuasai,

perencanaannya tidak realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana

pengaruh politis terlalu besar sehingga pertimbangan- pertimbangan teknis perencanaan diabaikan.

2. Perencanaannya mungkin baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya. kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan dengan

pelaksanaannya.

aparat pelaksana tidak siap atau tidak kompeten,

masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak mendukungnya.

14

Page 15: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

3. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang. Misalnya, orientasi semata-mata pada pertumbuhan yang

menyebabkan makin melebarnya kesenjangan.

Dengan demikian, yang keliru bukan semata-mata perencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di balik perencanaan itu.

4. Karena perencanaan diartikan sebagai pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun. Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan berkembangnya

prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh.

Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran dan permintaan karena pemerintah mengatur semuanya.

Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat (centrally planned system).

15

Page 16: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.

• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran.

• Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan.

• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and adaptive system).

• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).

16

Page 17: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

17

Page 18: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

NASIONAL DAERAH

RPJPN RPJPD

RPJMN RPJMD

Renstra KL Renstra SKPD

RKP RKPD

Renja KL Renja SKPD

18

Page 19: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

RPJP NASIONAL RPJP DAERAH

Penjabaran tujuan nasional ke dalam:

Visi

Misi

Arah Pembangunan

Nasional

Mengacu pada RPJP Nasional dan memuat:

Visi

Misi

Arah Pembangunan Daerah

19

Page 20: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

RPJM NASIONAL RPJM DAERAH

Penjabaran visi, misi, program Presiden

Berpedoman pada RPJP Nasional

Isi:

1. Strategi Pemb. Nasional

2. Kebijakan Umum

3. Kerangka Ekonomi Makro

4. Program kementerian, lintas kementerian, kewilayahan dan lintas kewilayahan, memuat kegiatan dlm:

Kerangka Regulasi

Kerangka Anggaran

Penjabaran visi, misi, program Kepala Daerah

Berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional

Isi:

1. Strategi Pemb. Daerah

2. Kebijakan Umum

3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

4. Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan dan lintas kewilayahan, memuat kegiatan dalam:

Kerangka Regulasi

Kerangka Anggaran

20

Page 21: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Renstra-KL Renstra-SKPD

Berpedoman pada RPJM Nasional

Berpedoman pada RPJM Daerah

Isi:

1. Visi – Misi

2. Tujuan, strategi, dan kebijakan

3. Program – program

4. Kegiatan indikatif

Isi:

1. Visi – Misi

2. Tujuan, strategi, dan kebijakan

3. Program – program

4. Kegiatan indikatif

21

Page 22: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

RKP RKP DAERAH

Penjabaran RPJM Nasional Penjabaran RPJM Daerah

Mengacu pada RKP

Isi:

1. Prioritas Pemb. Nasional

2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro

3. Arah Kebijakan Fiskal

4. Program kementerian, lintas kementerian, kewilayahan dan lintas kewilayahan, memuat kegiatan dlm:

Kerangka Regulasi

Kerangka Anggaran

Isi:

1. Prioritas Pemb. Daerah

2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro Daerah

3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

4. Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan dan lintas kewilayahan, memuat kegiatan dalam:

Kerangka Regulasi

Kerangka Anggaran 22

Page 23: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Renja-KL Renja-SKPD

Penjabaran Renstra-KL Penjabaran Renstra-SKPD

Isi:

1. Kebijakan KL

2. Program dan kegiatan pembangunan

Dilaksanakan pemerintah

Mendorong partisipasi masyarakat

Isi:

1. Kebijakan SKPD

2. Program dan kegiatan pembangunan

Dilaksanakan pemerintah daerah

Mendorong partisipasi masyarakat

23

Page 24: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• Menghubungkan tugas (tasks) yang akan dilakukan dengan

jumla sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakannya.

• Membatasi pengeluaran sepadan dengan penerimaan, menjaga

keseimbangan, dan mencegah pengeluaran yang berlebihan di

atas batas kemampuan.

• Memiliki aspek teknis dan juga aspek-aspek politis.

• Sangat dipengaruhi oleh situasi perekonomian, opini publik,

berbagai tingkat pemerintahan, kelompok- kelompok

kepentingan, pers, dan kaum politisi.

• Memiliki kaitan yang erat antara rakyat sebagai pembayar pajak

dengan pemerintah sebagai pengguna dana yang bersumber dari

rakyat.

24

Page 25: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Diprioritaskan untuk

membiayai kegiatan yang

merupakan bagian dari

upaya pembangunan yang direncanakan.

25

Page 26: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

RPJM

Daerah

RPJP

Daerah

RKP RPJM Nasional

RPJP

Nasional

RKP

Daerah

Renstra

KL

Renja -

KL

Renstra

SKPD

Renja -

SKPD

RAPBN

RAPBD

RKA-KL

RKA - SKPD

APBN

Rincian APBN

APBD

Rincian APBD

Diacu

Pedoman Dijabar kan

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Diperhatikan

Dijabarkan

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Diacu

Diacu

Diserasikan melalui Musrenbang

UU SPPN

Pem

erintah

Pu

sat

Pem

erintah

Daerah

UU KN

26

Page 27: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan

dan penetapan APBD.

2. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran.

APBD yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara

terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat

3. Disiplin Anggaran Pendapatan harus terukur secara rasional,

Belanja merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja

Adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang

cukup,

Dilakukan melalui rekening kas umum daerah.

27

Page 28: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

4. Keadilan Anggaran

Pajak daerah, retribusi daerah, dan pungutan daerah lainnya

harus mempertimbangkan kemampuan masyarakat untuk

membayar.

Harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa

diskriminasi dalam pemberian pelayanan.

5. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat,

serta indikator kinerja yang ingin dicapai.

Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja,

serta penetapan harga satuan yang rasional.

6. Taat Azas

APBD tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan peraturan

daerah lainnya.

28

Page 29: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Pasal 34 UU 17/2003 ttg Keu. Negara 1) Menteri/Pimpinan lembaga/Gubernur/Bupati/ Walikota yang

terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah

ditetapkan dalam undang- undang tentang APBN/Peraturan

Daerah tentang APBD diancam dengan pidana penjara dan

denda sesuai dengan ketentuan undang-undang.

2) Pimpinan Unit Organisasi Kementrian Negara/

Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terbukti

melakukan penyimpangan kegiatan anggaran yang telah

ditetapkan dalam undang- undang tentang APBN/ Peraturan

Daerah tentang APBD diancam dengan pidana penjara dan

denda sesuai dengan ketentuan undang-undang.

3) Presiden memberi sanksi administrasi sesuai dengan

ketentuan undang-undang kepada pegawai negeri serta

pihak-pihak lain yang tidak memenuhi kewajibannya

sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini.

29

Page 30: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• Dimulai dari RKPD yang merupakan : Penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD

untuk jangka waktu 1 tahun yang mengacu kepada RKP. Diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum tahun anggaran berkenaan.

ISI :

– Prioritas Pembangunan Daerah – Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah – Arah Kebijakan Keuangan Daerah – Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan, dan lintas

kewilayahan yang memuat kegiatan dalam: Kerangka Regulasi Kerangka Anggaran

30

Page 31: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Kepala daerah -dibantu oleh TAPD yang dipimpin oleh Sekda- menyusun Rancangan KUA berdasarkan RKPD.

2. RKUA memuat:

1. Target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah,

2. Alokasi belanja daerah,

3. Sumber dan penggunaan pembiayaan,

4. Asumsi dasar (ekonomi makro dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah).

5. RKUA yang telah disusun, disampaikan oleh Sekda selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.

6. RKUA disampaikan kepala daerah kepada DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya.

7. Pembahasan RKUA tersebut dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD.

8. RKUA yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi KUA paling lambat minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan.

31

Page 32: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah menyusun rancangan PPAS, yang disusun dengan tahapan: 1. menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan;

2. menentukan urutan program untuk masing-masing urusan; dan

3. menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program.

2. Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS yang telah disusun kepada DPRD untuk dibahas paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan.

3. Pembahasan rancangan PPAS tersebut dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran DPRD.

4. Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi PPA paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.

5. KUA serta PPA yang telah disepakati masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD.

32

Page 33: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Berdasarkan nota kesepakatan, TAPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD, yang mencakup: a. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana

pendapatan dan pembiayaan; b. sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD

berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan;

c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD; d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait

dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas, tranparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja; dan

e. dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga.

2. Surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA- SKPD diterbitkan paling lambat awal bulan Agustus tahun anggaran berjalan.

33

Page 34: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD.

2. Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya, capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, standar analisis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD.

3. Apabila hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian, kepala SKPD melakukan penyempurnaan.

4. RKA-SKPD yang telah disempurnakan oleh kepala SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan Raperda tentang APBD dan Raperkada tentang penjabaran APBD.

5. Raperda tentang APBD sebelum disampaikan kepada DPRD disosialisasikan kepada masyarakat.

6. Penyebarluasan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilaksanakan oleh Sekda selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.

34

Page 35: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Kepala daerah menyampaikan Raperda beserta lampirannya kepada

DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran

sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk mendapatkan

persetujuan bersama.

2. Pengambilan keputusan bersama DPRD dan kepala daerah terhadap

Raperda dilakukan paling lama satu bulan sebelum tahun anggaran yang

bersangkutan dilaksanakan.

3. Atas dasar persetujuan bersama, kepala daerah menyiapkan

Raperkada tentang penjabaran APBD.

4. Penyampaian Raperda disertai dengan nota keuangan.

5. Pembahasan Raperda berpedoman pada KUA serta PPA yang telah

disepakati bersama antara pemerintah daerah dan DPRD.

6. Apabila DPRD sampai batas waktu paling lama satu bulan tidak

menetapkan persetujuan bersama dengan kepala daerah terhadap

Raperda, kepala daerah melaksanakan pengeluaran setinggi- tingginya

sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai

keperluan setiap bulan.

35

Page 36: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

8. Rencana pengeluaran disusun dalam Raperkada.

9. Pelampauan tertinggi untuk jumlah pengeluaran diperkenankan

apabila ada kebijakan pemerintah untuk kenaikan gaji dan tunjangan

PNS serta penyediaan dana pendamping atas program dan kegiatan

yang ditetapkan oleh pemerintah serta bagi hasil pajak daerah dan

retribusi daerah yang ditetapkan dalam undang-undang.

10. Raperkada dapat dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan

dari Mendagri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota.

11. Penyampaian Raperkada untuk memperoleh pengesahan paling

lama 15 hari kerja terhitung sejak DPRD tidak menetapkan

keputusan bersama dengan kepala daerah terhadap Raperda.

12. Apabila dalam batas waktu 30 hari kerja Mendagri/gubernur tidak

mengesahkan Raperkada, kepala daerah menetapkan Raperkada

dimaksud menjadi Perkada.

36

Page 37: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Raperda yang telah disetujui bersama DPRD dan Rapergub

sebelum ditetapkan oleh gubernur paling lama 3 hari kerja

disampaikan terlebih dahulu kepada Mendagri untuk dievaluasi,

yang disertai dengan:

a. persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap Raperda tentang APBD;

b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD;

c. risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD; dan

d. nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota keuangan pada sidang DPRD.

37

Page 38: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

3. Untuk efektivitas pelaksanaan evaluasi, Mendagri dapat

mengundang pejabat pemerintah daerah provinsi yang terkait.

4. lainnya yang ditetapkan oleh provinsi bersangkutan. Evaluasi

bertujuan untuk tercapainya keserasian antara kebijakan

daerah dan kebijakan nasional, keserasian antara kepentingan

publik dan kepentingan aparatur serta untuk meneliti sejauh

mana APBD provinsi tidak bertentangan dengan kepentingan

umum, peraturan yang lebih tinggi dan/atau peraturan daerah

5. Hasil evaluasi dituangkan dalam keputusan Mendagri dan

disampaikan kepada gubernur paling lama 15 hari kerja terhitung

sejak diterimanya rancangan dimaksud.

6. Apabila Mendagri menyatakan hasil evaluasi atas Raperda dan

Rapergub sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi, gubernur menetapkan

rancangan dimaksud menjadi Perda dan Pergub.

38

Page 39: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

7. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan

DPRD, dan gubernur tetap menetapkan Raperda dan

Rapergub menjadi Perda dan Pergub, Mendagri

membatalkan Perda dan Pergub dimaksud sekaligus

menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya.

8. Apabila Mendagri menyatakan bahwa hasil evaluasi

Raperda dan Rapergub bertentangan dengan kepentingan

umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,

gubemur bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling

lama 7 hari kerja terhitung sejakditerimanya hasil evaluasi.

9. Pembatalan Perda dan Pergub serta pernyataan berlakunya

pagu APBD tahun sebelumnya ditetapkan dengan peraturan

Mendagri.

39

Page 40: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Raperda dan Raperkada yang telah dievaluasi ditetapkan

oleh kepala daerah menjadi Perda tentang APBD dan

Perkada tentang penjabaran APBD.

2. Penetapan Perda dan Perkada dilakukan paling lambat

tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.

3. Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, maka pejabat

yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

selaku penjabat/pelaksana tugas kepala daerah yang

menetapkan Perda dan Perkada .

4. Kepala daerah menyampaikan Perda dan Perkada kepada

Mendagri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota

paling lama 7 hari kerja setelah ditetapkan.

40

Page 41: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU

Visi:

Melaksanakan rencana pembangunan lima tahunan berdasarkan GBHN

Visi:

Melaksanakan program kerja Presiden/KDH terpilih

Misi:

Penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan

Penganggaran berdasarkan pendekatan menurut pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan

Misi:

Pelaksanaan kerangka regulasi, kerangka investasi, dan pelayanan publik yang di tuangkan dalam RKP/D

Anggaran disusun berdasarkan RKP/D dengan mempertimbang- kan kemampuan keuangan negara

41

Page 42: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Penganggaran Berbasis:

1. Pengeluaran Rutin

2. Pengeluaran

Pembangunan

Paradigma Lama Paradigma Baru

Penganggaran dengan

Pendekatan:

1. Penganggaran Berbasis

Kinerja

2. Kerangka Penganggaran

Jangka Menengah

3. Anggaran Terpadu

42

Page 43: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Tujuan

1. Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan

prestasi kinerja yang akan dicapai (directly

linkages between performance and budget);

2. Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam

penganggaran (operational efficiency);

3. Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit kerja

dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran

(more flexibility and accountability).

Landasan

Konseptual

1. Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output

and outcome oriented);

2. Fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap

menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager

manages);

3. Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada

tugas-fungsi unit kerja yang dilekatkan pada stuktur

organisasi (Money follow function). 43

Page 44: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• Indikator yang mencerminkan tolok ukur untuk mencapai sasaran program (outcome);

• Pendekatan yang digunakan dapat berfokus thd efek- tivitas, efisiensi, outcome atau kepuasan pelanggan;

• Sebagai instrumen evaluasi kinerja.

Indikator

Kinerja

Standar

Biaya

Evaluasi

Kinerja

• Mencerminkan kebutuhan dana untuk menghasilkan sebuah output atas pelaksanaan sebuah kegiatan;

• Menunjukan seluruh komponen/item yang harus dibiayai;

• Penetapan unit cost untuk setiap komponen/item, menggunakan harga yang paling ekonomis namun tetap memperhatikan kualitas produk.

• Membandingkan antara rencana kinerja dan realisasinya berdasarkan indikator yang telah ditetapkan;

• Menganalisis perbedaan (gap) yang terjadi dan merumuskan alternatif solusinya;

• Menyempurnakan indikator kinerja untuk tahap selanjutnya;

• Rekomendasi kelangsungan kebijakan.

44

Page 45: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

• Semua kegiatan instansi pemerintah disusun secara

terpadu, termasuk mengintegrasikan anggaran belanja rutin

dan anggaran belanja pembangunan.

• Tahapan yang diperlukan sebagai bagian upaya jangka

panjang untuk membawa penganggaran menjadi lebih

transparan, dan memudahkan penyusunan dan

pelaksanaan anggaran yang berorientasi kinerja.

• Dalam kaitan dengan menghitung biaya input dan menaksir

kinerja program, sangat penting untuk mempertimbangkan

secara simultan biaya secara keseluruhan, baik yang bersifat

investasi maupun biaya yang bersifat operasional.

45

Page 46: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

46

Page 47: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Pembangunan adalah:

proses perubahan ke

arah kondisi yang lebih

baik

melalui upaya yang

dilakukan secara

terencana.

Tujuan Pembangunan:

1. Peningkatan standar hidup (levels

of living) setiap orang, baik

pendapatannya, tingkat konsumsi

pangan, sandang, papan, pelayanan

kesehatan, pendidikan, dll.

2. Penciptaan berbagai kondisi yang

memungkinkan tumbuhnya rasa

percaya diri (self-esteem) setiap

orang.

3. Peningkatan kebebasan

(freedom/democracy) setiap orang.

47

Page 48: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan

antar daerah

antar sub daerah

antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).

2. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan

kemiskinan.

3. Menciptakan atau menambah lapangan kerja.

4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

daerah.

5. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber

daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang

dan generasi masa datang (berkelanjutan). 48

Page 49: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Sarana dan Prasarana yang memadai dan

berkualitas

Pemanfaatan

Sumber daya

secara

berkualitas

Dunia usaha yg

kondusif

Peningkatan kapasitas

SDM

Koordinasi

yang baik

antar

stakholder

49

Page 50: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

PEMBANGUNAN DAERAH

Upaya terencana untuk

meningkatkan kapasitas

Pemerintahan Daerah

Memberikan pelayanan kepada

masyarakat, Mengelola sumber daya

ekonomi daerah.

Upaya untuk memberdayakan

masyarakat di seluruh daerah

Sehingga tercipta suatu

kemampuan yang andal dan

profesional dalam:

Sehingga tercipta suatu lingkungan

yang memungkinkan masyarakat

untuk:

Menikmati kualitas kehidupan yang

lebih baik, maju, dan tenteram,

Peningkatan harkat, martabat, dan

harga diri.

PEMBANGUNAN DAERAH

PEMBANGUNAN DI DAERAH

50

Page 51: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Penguatan Otonomi

Daerah Good Governance

Keseimbangan Peran Tiga Pilar

Menjalankan dan

menciptakan lingkungan

politik dan hukum yang

kondusif bagi unsur-

unsur lain.

Mewujudkan penciptaan

lapangan kerja dan

pendapatan.

Penciptaan interaksi

sosial, ekonomi dan

politik.

Pemerintahan Dunia Usaha Masyarakat

Dilaksanakan Melalui:

Pengelolaan

Sumberdaya

51

Page 52: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

Memberikan hak ekslusif bagi

negara untuk mengatur hal-

hal publik,

Aktor di luarnya hanya

dapat disertakan sejauh

negara mengijinkannya.

Persoalan-persoalan publik

adalah urusan bersama

pemerintah, civil society dan

dunia usaha sebagai tiga aktor

utama.

52

Page 53: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

DUNIA USAHA

MASYARAKAT

PEMERINTAH

GOOD GOVERNACE

53

Page 54: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

STATE

Executive Judiciary Legislature Public service Military

Police

CITIZENS

organized into: Community-based organizations Non-

governmental organizations

Professional

Associations Religious

groups

Women’s groups

Media

BUSINESS

Small / medium / large enterprises

Multinational Corporations

Financial institutions

Stock exchange

54

Page 55: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Masih tingginya pengangguran terbuka;

2. Masih besarnya jumlah penduduk yang hidup dibawah

garis kemiskinan:

3. Masih rentannya keberlanjutan investasi dan rendahnya

daya saing ekspor;

4. Pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri masih

terkendala;

5. Rendahnya produktivitas pertanian dalam arti luas dan

belum terkelolanya sumber daya alam dan potensi energi

terbarukan secara optimal;

55

Page 56: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

6. Kualitas pendidikan dan kesehatan rakyat masih relatif rendah;

7. Penegakan hukum dan reformasi birokrasi belum didukung

secara optimal;

8. Masih rendahnya rasa aman, kurang memadainya kekuatan

pertahanan, dan masih adanya potensi konflik horisontal;

9. Belum memadainya kemarnpuan dalam menangani bencana;

10. Masih perlunya upaya pengurangan kesenjangan antar wilayah

khususnya di daerah perbatasan dan wilayah terisolir masih besar;

11. Dukungan infrastruktur masih belum memadai.

56

Page 57: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

1. Penanggulangan kemiskinan;

2. Peningkatan kesempatan kerja, investasi dan ekspor;

3. Revitalisasi pertanian dalam arti luas dan pembangunan perdesaan;

4. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan;

5. Penegakan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi, dan

reformasi birokrasi;

6. Penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan dan

ketertiban serta penyelesaian konflik;

7. Mitigasi dan penanggulangan bencana;

8. Percepatan pembangunan infrastruktur;

9. Pembangunan daerah perbatasan dan wilayah terisolir.

57

Page 58: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

58

Page 59: Sistem perencanaan pembangunan dan anggaran daerah

59