pengaruh mengunyah satu sisi terhadap terjadinya tmd (lingga irawan 04101004027)

19
NAMA : Lingga Irawan NIM : 04101004027 PENGARUH MENGUNYAH SATU SISI TERHADAP TERJADINYA TEMPOROMANDIBULAR DISORDER (TMD) ABSTRAK Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang mempunyai komponen terdiri dari gigi– geligi, sendi temporomandibula (STM), otot kunyah, dan sistem syaraf.Kebiasaan mengunyah pada satu sisi (unilateral) seringkali ditemukan bersama dengan nyeri sendi temporomandibular.Adapun gejala- gejala yang ditimbulkan oleh gangguan TMJ ini biasanya lebih dari satu, antara lain: nyeri di sekitar sendi rahang, nyeri di kepala, gangguan pengunyahan, bunyi sendi ketika membuka/menutup mulut yang dapat disertai dengan rasa nyeri, terbatasnya membuka mulut. Hal ini secara logis dapat dipahami bahwa rasa sakit bisa terjadi di sisi pengunyahan karena pekerjaan yang berlebihan pada sendi dapat menyebabkan cedera pada struktur sendi dan otot yang terkait. Dalam makalah ini penulis akan mencoba menjelaskan lebih lanjut tentang pengaruh kebiasaan mengunyah satu sisi dengan TMD. Dengan adanya informasi ini diharapkan agar para pembaca bisa mencegah terjadinya TMD dengan pengunyahan yang seimbang dikedua sisi. KEYWORDS :TMD, mastikasi, mengunyah satu sisi

Upload: diana

Post on 26-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tmj

TRANSCRIPT

NAMA: Lingga IrawanNIM: 04101004027

PENGARUH MENGUNYAH SATU SISI TERHADAP TERJADINYA TEMPOROMANDIBULAR DISORDER (TMD)

ABSTRAK

Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang mempunyai komponen terdiri dari gigigeligi, sendi temporomandibula (STM), otot kunyah, dan sistem syaraf.Kebiasaan mengunyah pada satu sisi (unilateral) seringkali ditemukan bersama dengan nyeri sendi temporomandibular.Adapun gejala- gejala yang ditimbulkan oleh gangguan TMJ ini biasanya lebih dari satu, antara lain: nyeri di sekitar sendi rahang, nyeri di kepala, gangguan pengunyahan, bunyi sendi ketika membuka/menutup mulut yang dapat disertai dengan rasa nyeri, terbatasnya membuka mulut. Hal ini secara logis dapat dipahami bahwa rasa sakit bisa terjadi di sisi pengunyahan karena pekerjaan yang berlebihan pada sendi dapat menyebabkan cedera pada struktur sendi dan otot yang terkait. Dalam makalah ini penulis akan mencoba menjelaskan lebih lanjut tentang pengaruh kebiasaan mengunyah satu sisi dengan TMD. Dengan adanya informasi ini diharapkan agar para pembaca bisa mencegah terjadinya TMD dengan pengunyahan yang seimbang dikedua sisi.KEYWORDS :TMD, mastikasi, mengunyah satu sisi

PENDAHULUANSistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang mempunyai komponen terdiri dari gigi geligi, sendi temporomandibula (STM), otot kunyah, dan sistem syaraf.6Otot digerakan oleh sistem impuls syaraf karena ada tekanan yang timbul dari gigi bawah berkontak dengan gigi atas sehingga mandibula dapat melaksanakan aktifitas fungsional dari sistem mastikasi. Keharmonisan antara komponenkomponen ini sangat penting dipelihara kesehatan dan kapasitas fungsionalnya.Dalam kenyataannya masih banyak ditemukan sistem mastikasi yang bermasalah yang sering dijumpai dalam praktek dokter gigi.Salah satu dari sistem mastikasi yang bermasalah dan berpengaruh adalah kebiasaan mengunyah dengan satu sisi. Dimana dengan keadaan seperti ini dapat menimbulkan beberapa gangguan pada kesehatan rongga mulut, terutama mengenai dari sendi-sendi yang ada dalam rongga mulut. Sendi-sendi pada rahang yang mendukung dalam proses pengunyahan pada rongga mulut manusia yaitu sendi temporomandibula atau temporomandibular joint (TMJ) yang mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat awam.Pada kasus yang terjadi pada pasien yang memiliki kebiasaan mengunyah satu sisi dapat terjadi gangguan sendi rahang pada rongga mulutnya, yang bila tidak cepat dilakukan perawatan pada kasus ini akan berkembang menjadi penyakit yang lebih parah.Dan perawatan yang dapat dilakukan oleh para praktisi dental terhadap kelainan STM yang disebabkan oleh kebiasaan mengunyah satu sisi ini bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, mengurangi beban yang merusak, serta merestorasi fungsi dan aktivitas normal sehari hari. Dan lebih diutamakan lagi bahwa perawatan yang dilakukan dapat meminimalisirkan bahkan memberhentikan kebiasaan untuk mengunyah pada satu sisi.Pilihan perawatan yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami masalah dari sistem mastikasi yaitu dengan perawatan secara konservatif meliputi mengistirahatkan rahang, obat- obatan, latihan ,perawatan faktor pendorong yang lain, perawatan psikososial, dan lain lain.

ISI1. Definisi sendi temporomandibula Sendi temporomandibula merupakan salah satu komponen dari sistem pengunyahan yang terdiri dari sepasang sendi kiri dan kanan yang masing masing dapat bergerak bebas dalam batas tertentu. Berbeda dengan persendian lain selalu berada pada tempatnya dan tiap penyimpangan gerak keluar dari tempatnya menyebabkan dislokasi, tidak lah demikian dengan sendi rahang. Temporomandibular joint merupakan persendian dari kondilaris mandibula dengan fossa glenoidales/ fossa articularis dari tulang temporal. TMJ terletak di depan bawah telinga. TMJ bertanggung jawab dalam membuka dan menutup rahang, mengunyah, serta berbicara.6Oklusi dapat didefinisikan sebagai hubungan kontak statis antara tonjol-tonjol gigi atau permukaan kunyah dari gigi geligi atas dan bawah. Kebiasaan mengunyah satu sisi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya disharmoni oklusi seperti mengunyah pada sisi kiri tidak nyaman, maka pasien akan memindahkan rahang bawah ke kanan, dan melakukan pengunyahan sebelah kanan.6Kebiasaan mengunyah unilateral adalah tindakan yang sering kali dilakukan setiap kali menggunakan gigi-gigi molar untuk menghancurkan dan gigi insisif untuk memotong yang dilakukan hanya pada satu sisi.72. JenisJenis dari pengunyahan pada satu sisi rahang adalah pengunyahan yang menggunakan satu sisi rahang sebelah kanan, dan satu sisi rahang sebelah kiri.Yang masingmasing dalam setiap sisi nya memiliki sepasang sendi rahang baik di sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri.Dan dilihat dari struktur dan fungsinya persendian yang terdapat dalam tiap rahang yaitu pada bagian atas, antara fossa glenoid dan eminensia artikularis, dengan permukaan atas diskus artikularis.Pada bagian bawah, yang merupakan bagian kedua antara permukaan bawah diskus artikularis dengan kepala kondil. Dan apabila terjadi penyimpangan seperti mengunyah pada salah satu sisi rahang saja dan berjalan lama maka posisi akhir kondilus kanan dan kiri akan menjadi asimetri yang diikuti oleh diskus artikularnya.3. MekanismeMekanisme dalam pengunyahan secara normal dan yang mengalami kelainan sendi temporomandibula pada pasien yang mengunyah satu sisi berbeda.Terlihat perbedaan aktivitas otot-otot pengunyahan pada yang normal dan yang abnormal. Pada dasarnya dapat dilihat dari 3 fase,yaitu fase membuka saat gigi meninggalkan kontak dengan lawannya dan mandibula turun, kedua fase menutup, saat mandibula bergerak kembali ke atas sampai terjadinya kontak pertama antara gigi geligi bawah dan gigi geligi atas, dan fase ketiga fase oklusi ,yaitu saat mandibula kembali ke posisi interkupasi maksimal dengan dipandu oleh bergesernya kontak gigi- geligi bawah dan gigi geligi atas.6Pada keadaan normal pergerakan sendi yaitu gerakan rotasi terjadi pada kondilus dengan permukaan bawah discus disebut struktur kondilus diskomplek (sendi bawah). Gerakan menggelincir terjadi pada sendi bagian atas antara kondilus disckomplek dengan fosa glenoidalis.Pada kasus mengunyah dengan satu sisi pada fase membuka mulut terjadi rotasi dimana discus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior m.pterygoideuslateral inferior dan m.pterygoideuslateral superior berkontraksi. Dan terjadi translasi dimana discus beserta kondilus bergerak ke anterior mengikuti guiding line sampai eminentia artikular. Semua ototnya dalam keadaan kontraksi. Pada fase menutup mulut discus artikularis bergerak ke anterior dan kondilus ke posterior untuk mempertahankan kedudukan kondilus agar tetap berada pada zona intermediet, maka m.pterygoideus lateral superior kontraksi dan m.pterygoideus lateral inferior relaksasi.64. Perawatan Sebagai Dokter GigiPerawatan yang dilakukan sebagai dokter gigi dalam menangani kelainan pada sendi temporomandibula dapat memilih perawatan secara konservatif dan operatif. Pilihan perawatan secara konservatif meliputi mengistirahatkan rahang, obat-obatan, latihan, terapi panas, splin oklusal, perawatan psikososial, karies dan kelainan patologi yang lain, protesa, terapi oklusal, perawatan faktor pendorong yang lain dan perawatan secara operasi bila pasien gagal memberi respon terhadap terapi konservatif.65. Pencegahan KasusPencegahan dalam kasus sendi temporo mandibula yang salah satunya adalah mengunyah satu sisi dapat dicegah dengan memperbaiki kontak oklusi, menghindari faktor stress terutama stress emosional dan menghindari aktifitas parafungsional dari sendi temporomandibula.6

PEMBAHASANa. Gangguan Sendi RahangGangguan sendi rahang atau temporomandibular join disorders (TMJ Disorders) merupakan hal yang paling rumit yang menyangkut sendi rahang. Sendi rahang terdiri dari otot- otot, urat-urat, dan tulang-tulang.Dan setiap komponen berkontribusi pada kelancaran kerja dan sendi rahang.Kita dapat melokalisir sendi rahang (TMJ) dengan meletakkan sebuah jari pada struktur segitiga didepan kuping. Kemudian jarinya digerakkan maju sedikit kedepan dan ditekan dengan kuat ketika membuka rahang. Gerakan yang dirasakan berasal dari sendi rahang. Kita juga dapat merasakan gerakan sendi jika kita menaruh jari kecil pada sisi dalam bagian depan dari kanal telinga. Manuver-manuver ini dapat menyebabkan cukup penderitaan untuk pasien yang mengalami kesulitan sendi rahang, dan dokter menggunakannya untuk membuat diagnosis.Adapun gejala- gejala yang ditimbulkan oleh gangguan TMJ ini biasanya lebih dari satu, antara lain: nyeri di sekitar sendi rahang, nyeri di kepala, gangguan pengunyahan, bunyi sendi ketika membuka/menutup mulut yang dapat disertai dengan rasa nyeri, terbatasnya membuka mulut. Selain gejala ini, mungkin juga terjadi gejala lain, yaitu : nyeri otot terutama otot leher dan bahu, nyeri telinga, telinga berdengung, dan vertigo.Pada kasus yang terjadi dengan pasien yang mengunakan satu sisi dalam mengunyah memiliki beberapa faktor resiko yang bukan hanya mengakibatkan terganggunya sendi temporomandibula,tetapi juga akan jauh lebih parah dari itu yang dapat menyebabkan penyakit periodontal. Kebanyakan kasus yang ditemui dalam praktek kedokteran gigi, pasien yang menggunakan satu sisi untuk mengunyah faktor resiko untuk timbul kalkulus sangat besar, dan terjadinya atrisi pada sisi gigi yang dipakai dan rasa nyeri pada otot-otot wajah.Secara alamiah gerakan pengunyahan mempunyai efek membersihkan gigi. Karena itu, gigi-gigi yang tidak dipakai mengunyah akan mudah ditumbuhi karang gigi. Selain itu, otot-otot pipi yang kurang bergerak karena tidak mengunyah, lama kelamaan menjadi lisut dan wajah terlihat kempot.Dan yang menyebabkan terjadinya atrisi pada gigi yang dipakai karena terlalu seringnya gigi pada satu sisi yang digunakan untuk mengunyah menyebabkan hilangnya struktur jaringan pada gigi, terutama gigi molar.Sama halnya seperti hasil penelitian Fumiaki Sato dkk, pengunyahan satu sisi dapat menimbulkan teeth contacting habits (TCH) yang kemudian akan memicu terjadinya TMD.2

Gejala Gangguan Sendi RahangGejala kelainan STM dapat dikelompokkan menjadi rasa nyeri, bunyi, dan disfungsi.Rasa nyeri adalah gejala yang bersifat subjektif dan sulit dievaluasi.Dan setiap orang memiliki ambang batas yang berbeda dan penerimaan yang berbeda terhadap rasa nyeri, dan mungkin juga terdapat faktor psikogenik.Beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan sifat rasa nyeri, berdenyut-denyut, terbakar, dan samar-samar.Daerah penyebaran rasa nyeri yang paling sering dari sendi adalah telinga, pipi, dan daerah temporal.Bunyi keletuk sendi terdengar sewaktu pasien membuka dan menutup mulut.6Ketidakmampuan untuk mengoklusikan gigi gigi dengan normal.Kekakuan sendi merupakan keluhan yang paling sering terjadi.Kadangkala terdapat keterbatasan membuka dan gerakan mandibula yang terbatas, saat mengunyah tidak terdapat koordinasi rahang sehingga dirasakan tidak nyaman waktu mengunyah. Dan keluhan lain adalah sakit kepala.Pada kasus dengan pasien yang menggunakan satu sisi untuk mengunyah gejala yang jelas terlihat bila dilakukan pemeriksaan rongga mulut.Dengan terbentuknya kalkulus, adanya karies pada satu sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah karena aliran saliva yang berkurang pada sisi tersebut, dan adanya bunyi yang timbul dari pasien selama pergerakan mandibula. Bunyi tersebut dapat berupa7 : Bunyi click : bunyi yang keras dan singkat terdengar klik, seperti saat mengunci pintu. Bunyi pop : bunyi yang terdengar pop, seperti letupan singkat saat membuka tutup botol. Bunyi krepitasi : suara gesekan (kresek-kresek) yang terdengar saat membuka mulut, dihasilkan oleh gerakan diskus artikularis melewati permukaan yang tidak rata.

Penyebab Kelainan TMJKelainan STM dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu : gangguan fungsi akibat adanya kelainan struktural dan gangguan akibat adanya penyimpangan dalam aktifitas salah satu komponen fungsi sistem mastikasi (disfungsi). Kelainan sistem STM akibat kelainan struktural jarang dijumpai dan terbanyak dijumpai adalah disfungsi seperti kebiasaan mengunyah pada satu sisi.3,4,5

Kelainan StrukturalKelainan structural adalah kelainan yang disebabkan oleh perubahan struktur persendian akibat gangguan pertumbuhan, trauma eksternal, penyakit infeksi, atau neoplasma, dan umumnya jarang dijumpai.Kelainan structural pada STM dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan, kondilus, ataupun keduanya.Konsekuensi yang mungkin terjadi adalah dislokasi, hemarthrosis, atau fraktur kondilus.Pasien yang mengalami dislokasi tidak dapat menutup mulut dan terdapat kelainanopen biteanterior, serta dapat tekanan pada satu atau kedua saluran pendengaran. Kelainan struktural akibat traumapada STM dapat menyebabkan suatu edema, atau hemorrhage didalam sendi. Kelainan struktural akibat penyakit infeksi dapat mempengaruhi sistem musculoskeletal yang banyak melibatkan STM, penyakit penyakit tersebut antara lain osteoarthtritis / osteoarthrosis dan rheumatoid arthritis.6

Gangguan FungsionalGangguan fungsional adalah masalah masalah STM yang timbul akibat fungsi yang menyimpang karena adanya kelainan pada posisi dan atau fungsi gigi geligi, atau otot-otot kunyah. Dan pada keadaan menggunakan satu sisi dalam mengunyah termasuk gangguan fungsional dari kelainan STM.6

b. Etiologi Gangguan Sendi Temporo MandibulaDitinjau dari segi penyebabnya kelainan STM multifactor, dapat bersumber pada komponennya sendiri atau diluar STM seperti anatomi STM termasuk oklusi dan neuromuscular dan latar belakang psikologis.Namun kelainan oklusal dan tekanan psikologis paling erat hubungannya. Pada penelitian yang dilakukan di Meksiko, TMD disebabkan oleh beberapa factor seperti tooth loss, controlling of sex, bruxism, dan unilateral chewing atau mengunyah pada satu sisi.1,3

Faktor-faktor Etiologi TMJFaktor faktor etiologi dari TMJ dapat berupa dari rasa nyeri yang merupakan gangguan sendi yang dapat berasal dari struktur jaringan lunak intrakapsular sendi atau struktur jaringan tulang itu sendiri. Rasa nyeri berasal dari struktur tulang biasanya hanya muncul setelah hilangnya jaringan fibrosa permukaan artikularis sendi. Bilamana hal ini terjadi kondisi yang diakibatkan disebut arthritis.6Trauma pada TMJ dapat tejadi karena faktor internal (seperti otot kunyah) ataupun karena faktor eksternal (seperti pukulan) menyebabkan kerusakan pada jaringan dan kondilus sehingga terjadi dislokasi, hemarthrosis, atau fraktur kondilus.6Myofacial pain dysfunction syndrome merupakan kelainan TMJ yang dapat mengakibatkan kegoyangan gigi yang hebat (hypermobility), keausan permukaan oklusal dan rasa nyeri pada otot-otot wajah. Pemicu dari sindroma tersebut adalah spasme otot kunyah sebagai dampak gangguan psikologis.6Nyeri pada otot adalah suatu bentuk penyakit yang ada didalam tubuh dapat terjadi karena stimulus seperti panas, tekanan, atau bahan kimia. Penyakit ini mempunyai efek yang berhubungan dengan sensoris,motoris, atau autonom. Nyeri yang berasal dari otot adalah penyebab nyeri yang sering terjadi pada kepala dan leher.Rasa nyeri pada otot adalah suatu penyakit yang dirasakan menyebar seperti adanya tekanan yang bervariasi, dapat dirasa sebagai berbagai perubahan intensitas tekanan.Rasa nyeri tersebut tidak mudah dilokalisir, dan sulit diidentifikasi oleh pasien. Dengan kata lain, sumber dan lokasi dari nyeri dapat berbeda. Nyeri pada otot di daerah orofasial dipengaruhi oleh kerja fungsional otot selama pengunyahan.6Dari faktor oklusi yang mana bila terjadi ketidakseimbangan oklusi dapat terjadi disfungsi pada sendi temporomandibula.Pada hal ini gigi-geligi memegang peranan penting untuk menjaga agar oklusi dapat berkontak dengan baik antara gigi-gigi antagonisnya. Gigi gigi tetangga yang hilang secara bertahap akan mengalami perubahan posisi, dimana perubahan tersebut menyebabkan gerakan artikulasi tidak lancar, dan pada gigi lawannya akan mengalami ekstrusi. Kebiasaan mengunyah satu sisi atau unilateral juga mengakibatkan disfungsi oklusal.Sehingga tidak jarang dijumpai pasien yang mengunyah satu sisi mengalami gangguan sendi dan penyakit rongga mulut yang komplit. Dari gangguan sendi rahang yang mengakibatkan bunyi ketika membuka dan menutup mulut, sampai kejadian penyakit periodontal yang mengakibatkan mobilisasi gigi karena timbulnya kalkulus pada sisi rahang yang digunakan untuk mengunyah sehingga timbul kalkulus yang dapat membuat jaringan periodontal dibawahnya menjadi tidak kuat dan pada akhirnya akan goyah.7Seperti halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Saheeb, diketahui bahwa pengunyahan pada satu sisi dapat mengakibatkan myalgia pada otot pengunyahan akibat hiperaktivitas dari otot-otot tersebut. Sehingga menimbulkan rasa nyeri pada temporomandibular joint.5

c. Kebiasaan Mengunyah dengan UnilateralKebiasaan mengunyah dengan satu sisi merupakan kebiasaan pengunyahan yang buruk. Dimana tanpa disadari sistem pengunyahan yang dilakukan itu dapat mengakibatkan pengaruh yang buruk pada kesehatan rongga mulut.1 Pada kasus dengan mengunyah satu sisi, pasien sering tidak memperhatikan bahwa pada di sisi lain timbul beberapa gejala yang memang terkadang tidak menimbulkan rasa sakit. Kebiasaan mengunyah satu sisi pada pasien yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ini memiliki beberapa faktor pendukung yang menjadikan kebiasaan mengunyah satu sisi.Berdasarkan sebuah penelitian, didapatkan hasil bahwa pada orang yang mengunyah di satu sisi, TMD tidak hanya dirasakan pada sisi yang biasa dipakai untuk mengunyah, tetapi juga pada sisi yang berlawanan. Rasiosakit pada sisi yang berlawanan dari sisi yang biasa digunakan mengunyah dengan sakit pada sisi yang biasa digunakan mengunyah adalah 1:2, jadi bukan merupakan hal yang mengejutkan apabila ada pasien yang mengalami sakit pada sisi yang berlawanan dari sisi yang biasa digunakan mengunyah.4

Faktor Pendukung Kebiasaan Mengunyah Unilateral Faktor kehilangan gigiPasien yang telah hilang satu atau lebih gigi memiliki kecenderungan untuk mengunyah unilateral.Pada gigi yang hilang secara otomatis gigi yang berperan sebagai gigi antagonisnya tidak begitu berfungsi secara normal.Pada pasien dengan kehilangan gigi lebih dari satu, dapat menimbulkan resiko untuk terjadi nya karies bahkan lebih parah lagi adalah kalkulus.Dikarenakan pada sisi yang tidak ada gigi pada salah satu sisi biasanya tidak enak digunakan untuk mengunyah sehingga memunculkan kebiasaan untuk mengunyah satu sisi yang masih lengkap.Secara alamiah, gerakan pengunyahan mempunyai efek untuk timbulnya karang gigi atau kalkulus. Karena itu, gigi-gigi yang tidak dipakai untuk mengunyah akan mudah terjadi kalkulus yang merupakan faktor etiologi dari penyakit periodontal. Selain itu, otot otot pipi yang kurang bergerak karena tidak mengunyah, lama kelamaan akan menjadi lisut dan wajah terlihat kempot. Faktor TraumaKebiasaan mengunyah satu sisi juga dapat disebabkan oleh trauma.Trauma dibagi menjadi 2 yaitu :1. Macrotrauma : trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkan perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.2. Microtrauma: Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktu yang lama, sepertibruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi rahang, atau otot.

Faktor Otot KunyahKelainan otot dari STM menjadi keluhan yang paling umum terjadi pada pasien.Kelainan otot dapat disebabkan karena infeksi/peradangan, dan trauma yang menyebabkan terbentuknya fibrosis pada otot sehingga otot tidak bebas bergerak dan menyebabkan rasa sakit.

Faktor PsikologisAdanya faktor psikologis yang berupa tingkah laku,emosi, dan kepribadian dapat menjadi faktor pendukung dalam gangguan sendi rahang dan menjadi penyebab utama dari sindrom rasa sakit disfungsi.Psikolog Freud klasik menunjukkan bahwa kelainan sendi mungkin merupakan reaksi perubahan mulut dan otot, karena sifatnya yang ekspresif, bekerja sebagai focus tegangan emosi. Jadi, konflik ini dikeluarkan dalam bentuk parafungsional seperti bruxizm dan aktivitas otot lain yang tidak normal.6Emosi sering terlihat dari wajah dimana ekspresi wajah tersebut berhubungan erat dengan otot kunyah.Hal ini dapat berupa ketegangan otot yang besar atau aktivitas parafungsional oromuskular.

d. Perawatan yang DilakukanPerawatan yang dilakukan pada gangguan sendi rahang ini diantaranya dapat dilakukan perawatan secara konservatif dan operatif. Perawatan dari setiap keadaan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, serta waktu dan fasilitas juga perlu dipertimbangkan.6

Perawatan Secara KonservatifAdapun perawatan secara konservatif adalah : mengistirahatkan rahang, obat-obatan, latihan, terapi fisik, splin oklusal, perawatan psikososial,karies dan kelainan patologi yang lain, protesa terapi oklusal, dan faktor pendukung yang lain.

Perawatan Secara OperatifPerawatan secara operatif dilakukan bila pasien gagal member respon terhadap terapi konservatif.Pembedahan STM merupakan tindakan perawatan efektif untuk kelainan-kelainan artikular kondilus atau memperbaiki meniscus atau ligament yang rusak.Dan pada kasus kebiasaan mengunyah pada satu sisi bila telah sampai pada tahap lanjut yang berkembang dan berhubungan dengan jaringan periodontium yang mengakibatkan pencabutan, maka perawatan operatif lah yang dilakukan sebagai perawatan bagi pasien tersebut.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di jelaskan dalam kasus kebiasaan mengunyah satu sisi yaitu bahwa sistem pengunyahan yang menggunakan satu sisi merupakan sistem pengunyahan yang tidak normal atau bisa dikatakan pengunyahan yang buruk. Dimana hal ini lama-kelamaan akan menimbulkan rasa sakit yang bisa terjadi di sisi pengunyahan karena pekerjaan yang berlebihan pada sendi (ketidakseimbangan beban pengunyahan)dapat menyebabkan ganngguan/cedera pada struktur sendi dan otot yang terkait, yakni sendi tempromandibular yang biasa disebut dengan temporomandibular disorder (TMD). Selain itu, berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan juga dapat disimpulkan bahwa mengunyah satu sisi merupakan salah satu faktor etiologi dari terjadinya TMD.

DAFTAR PUSTAKA

1. Masoumeh Ebrahimi, Hossein Dashti. Temporomandibular Disorders and Related Factors in a Groupof Iranian Adolescents: A Cross-sectional Survey. J Dent Res Dent Clin Dent Prospect 2011; 5(4):123-127. Available from:http://dentistry.tbzmed.ac.ir/joddd2. Fumiaki Sato, Koji Kino. Teeth contacting habit as a contributing factor to chronic pain in patients with temporomandibular disorders. J Med Dent Sci 2006; 53: 103109.3. Juan Fernando Casanova-Rosado, Carlo Eduardo Medina-Sols. Prevalence and associated factors for temporomandibular disorders in a group of Mexican adolescentsand youth adults. Clin Oral Invest. October, 2005.4. Sitta Jirakulsomchok, MD. Frequency of Temporomandibular joint pain oppositeto the chewing side in patients with unilateral chewing habit. Mahasarakham Hospital Journal. October 2010; 7 (2).5. Saheeb. Prevalence of oral and parafunctional habits in Nigerian patients suffering temporomandibular joint pain and dysfunction. JMBR: A Peer-review Journal of Biomedical Sciences. June 2005; Vol. 4 (1). 59-64.6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7904/1/09E01617.pdfdiakses tanggal 18 Februari 20137. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128113-R17-PRO-182Analisis.pdfdiakses tanggal 18 Februari 2013