mengunyah fix

15
1. Mengunyah Struktur dalam pengunyahan meliputi gigi-geligi, lidah, palatum, pipi, glandula saliva, otot-otot pengunyahan, dan TMJ. a. Gigi Geligi Gigi geligi berfungsi untuk mengecilkan massa makanan menjadi bentuk yang lebih kecil dan mudah ketika proses penelanan. Fungsi gigi geligi pun ditentukan oleh bentuk gigi tersebut seperti gigi anterior berfungsi untuk menyobek makanan untuk mudah dihaluskan. Gigi posterior berfungsi untuk menggiling dan menghaluskan makan agar mudah untuk ditelan. b. Lidah Lidah bagaikan sebuah papan, organ datar yang mengandung banyak otot, saraf dan glandula. Lidah berada di dasar mulut di dalam rongga mandibula. Lidah dapat berubah bentuk sesuai gerakan apa yang dilakukan. Dua pertiga bagian anterior dari lidah disebut tubuh atau batang lidah dan sepertiga posterior disebut dasar lidah atau akar lidah. Secara anatomis, ada dua macam permukaan lidah, yaitu permukaan dorsal dan permukaan ventral.

Upload: steffi-mifta

Post on 05-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sistem stomatognasi

TRANSCRIPT

Page 1: Mengunyah FIX

1. Mengunyah

Struktur dalam pengunyahan meliputi gigi-geligi, lidah, palatum, pipi,

glandula saliva, otot-otot pengunyahan, dan TMJ.

a. Gigi Geligi

Gigi geligi berfungsi untuk mengecilkan massa makanan menjadi bentuk

yang lebih kecil dan mudah ketika proses penelanan. Fungsi gigi geligi pun

ditentukan oleh bentuk gigi tersebut seperti gigi anterior berfungsi untuk

menyobek makanan untuk mudah dihaluskan. Gigi posterior berfungsi untuk

menggiling dan menghaluskan makan agar mudah untuk ditelan.

b. Lidah

Lidah bagaikan sebuah papan, organ datar yang mengandung banyak otot,

saraf dan glandula. Lidah berada di dasar mulut di dalam rongga mandibula.

Lidah dapat berubah bentuk sesuai gerakan apa yang dilakukan. Dua pertiga

bagian anterior dari lidah disebut tubuh atau batang lidah dan sepertiga posterior

disebut dasar lidah atau akar lidah. Secara anatomis, ada dua macam permukaan

lidah, yaitu permukaan dorsal dan permukaan ventral.

G

Gambar Struktur Lidah

1) Permukaan Dorsal

Dorsum lidah terbagi oleh sebuah sulcus terminalis yang berupa V,

menjadi bagian oral anterior atau disebut bagian tubuh atau batang lidah ( dua

Page 2: Mengunyah FIX

pertiga depan) dan sebuah dasar atau akar lidah (sepertiga posterior). Pada ujung

sulcus terminalis terdapat lekuk median yang kecil, yaitu foramen caecum, sisa

muara ductus thyroglossus embrional yng semula melekat pada glandula

thyroidea yang sedang berkembang.

Pars presulcalis [anterior ] bagian dorsal lidah dapat bergerak bebas,

tetapi melekat tidak erat pada dasar mulut melalui frenulum lidah. Di masing-

masing sisi lipatan ini terlihat samar-samar vena profunda lidah berbayang

membran mukosa. Vena dorsalis lidah berguna untuk menyalurkan darah dari

dorsum lidah dan sisi-sisi lidah. Pada dorsum lingue bagian oral terdapat sebuah

sulcus medianus lidah. Permukaan membrane mukosa lingua bagian oral bersifat

kasar karena adanya papillae lidah.

Struktur-stuktur yang juga menyusun pars presulcalis [anterior ] dorsu

lidah antara lain adalah papilla vallata yang besar dan permukaan atasnya datar,

terdapat di depan sulcus terminalis, papilla foliata adalah lipatan-lipatan lateral

kecil pada membrane mukosa, papilla filiformis yang panjang dan tersebar luas,

berisi ujung-ujung akhir aferen yang peka terhadap sentuhan, dan papilla

fungiformis yang berupa seperti cendawan, tampak seprti titik-titik merah muda

atau merah. Papilla vallata, papilla foliata, dan papilla fungiformis terbanyak

mengandung reseptor pengecap dalam caliculus gustatorius.

Pars postsulcaris [posterior] dorsum lidah terletak posterior dari sulcus

terminalis dan archus palatoglossus. Membrane mukosanya tidak mempunyi

papil-papil; tetapi, karena benjol-benjol folliculi linguales dibawahnya,

permukaanya seakan-akan dialasi batu-batu bundar. Nodul-nodul limfatik sebagai

keseluruhan dikenal sebagai keseluruhan dikenal sebagai tonsilla lingualis.

2) Permukaan Ventral

Sementara itu, permukaan ventral terdiri dari lima struktur. Kelima

struktur itu adalah :

a) Epithelium

Epitel yang terdapat pada permukaan ventral adalah epitel squamosa berlapis

berkeratin. Epitel ini menutupi seluruh permukaan ventral.

b) Lingual frenulum.

Page 3: Mengunyah FIX

Lingual frenulum ini menghubungkan permukaan ventral lidah dengan

cavitas oral.

c) Papilla sublingual

Struktur ini menandai jalan masuk dari saliva dari submandibular glands ke

dalam cavitas oral.

d) Plica fimbriata

Plica fimbriata merupakan cabang dari lingual frenulum.

e) Deep lingual veins.

Deep lingual veins dapat dilihat melalui mukosa yang berada diantara plica

fimbriata dan lingual frenulum.

Pada masing-masing belah lidah terdapat empat otot intrinsic dan empat

otot ekstrinsik. Otot-otot intrinsik ( musculus longitudinalis superior, musculus

longitudinalis inferior, musculus transversus lidah, dan musculus verticalis lidah)

terbatas pada lingua dan tidak melekat pada tulang. Perlekatan, persarafan dan

fungsi otot-otot ekstrinsik ( musculus hyoglossus, musculus genioglossus,

musculus styloglossus, dan musculus palatoglossus). Semua otot lingua, kecuali

musculus palatoglossus, dipersarafi oleh nervus hyoglossus (nervus cranialis XII).

Otot-otot intrinsik ádalah sebagai berikut :

Otot-otot Intrinsik Lidah Origo Insertio Fungsi

M. longitudinalis

superiorRadix lidah ujung lidah

Retraksi dan melebarkan

lidah, mengangkat ujung

lidah, Apex lingue

M. longitudinalis inferior Radix lingue ujung lidah

Retraksi dan melebarkan

lidah, menurunkan ujung

lidah,

Apex lidah

Page 4: Mengunyah FIX

M. transversus lidah

Margo lateralis

lidah, septum

lidah

margo

lateralis lidah ,

aponeurosis

lidah

Menyempitkan lidah,

memanjangkan lidah

bersama-sama dengan M.

verticalis lidah

M. verticalis lidah

Radix lidah;

berasal dari

M. genioglossus

aponeurosis

lidahMelebarkan lidah

Otot-otot ekstrinsik lidah adalah

Otot-otot Ekstrinsik lidahOrigo

Insertio Fungsi

M. genioglossusSpina mentalis

mandibulae

Aponeorosis

lidah

Memajukan dan menekan

lidah

M. hyoglossus

Cornu majus dan

Corpus ossis

hyolidei

Bagian lateral

aponeurosis

lidah

Retraksis dan menekan

lidah

M. condroglossusCornu minus

ossis hyolidei

Bagian lateral

aponeurosis

lidah

Retraksi lidah, menekan

pangkal dan badan lidah

Page 5: Mengunyah FIX

M. styloglossus

Margo anterior

processus

styloidei ossis

temporalis, Lig.

stylomandibulae

Memasuki

bagian lateral

lidah dari atas

dan belakang

Retaksi dan mengangkat

lidah

c. Otot Pipi dan Wajah

1) M. Buccinator

Musculus buccinator merupakan otot pipi yang penting, terdiri dari

sekelompok serabut yang datar, tipis tetapi kuat, berkontak dengan

membrana mukosa vestibulum oris. Otot ini melekat di atas dan di bawah

permukaan luar maxilla dan mandibula pada region gigi-gigi molar di dekat

garis refleksi mucoperiosteum gingiva dari processus alveolaris; dan tepi

posteriornya berada pada raphe pterygomandibularis. Serabutnya mempunyai

tiga perlekatan, antara lain:

a) Pada permukaan dalam membrana mukosa pipi.

b) Pada septum musculotendineus vertical (modiolus) yang terletak 10

mm di lateral angulus mandibulae.

c) Pada labium oris dimana serabut otot bergabung dengan serabut

musculus orbicularis oris.

Pada angulus mandibulae beberapa serabut bawah akan melintasi

serabut atas untuk masuk ke labium oris superius dan sebaliknya. Otot akan

menekan pipi selama proses meniup dan aksinya dapat terlihat jelas pada

pemain musik alat tiup.

Page 6: Mengunyah FIX

Gambar 3.3 Otot dan Arteri Regio Facialis

2) Musculus Orbicularis Oris

Otot yang rumit ini terbentuk dari serabut-serabut yang berasal dari

sejumlah sumber, antara lain:

a) Serabut bagian dalam sebagian berasal dari m. buccinator dan

sebagian dari septum musculotendineus vertical yang menutupi

angulus mandibulae. Serabut saling berhubungan pada permukaan

dalam cubitis dan membrana mukosa labium oris. Bundel serabut

otot berjalan melintasi garis median dan bergabung dengan serabut

lain dari sisi berlawanan. Serabut berinsersi pada cutis dari sisi

berlawanan dan bersama dengan serabut levator superioris, berperan

membentuk penonjolan philtrum. Baik pada labium oris superius

maupun inferius, ada otot kecil yang keluar dari fossa incisivum dan

ikut berperan pada pembentukan otot labium oris (m. incisivus

superior dan inferior).

b) Otot radial masuk ke labium oris dari atas, bawah, dan lateral.

Serabut levator anguli oris dan depressor anguli oris berjalan

melintasi sudut mulut; m. levator anguli oris masuk ke labium oris

superius. Penyilangannya terletak superficial dari penyilangan m.

buccinator. Otot radial terutama berinsersi pada cutis tidak

Page 7: Mengunyah FIX

mencapai tepi merah labium oris, hal yang membedakannya dari

serabut bagian dalam.

c) Serabut kecil berjalan dari membrana mukosa ke cutis di antara

bundle serabut utama.

M. orbicularis oris dan buccinator mempunyai peranan penting dalam

bidang kedokteran gigi karena otot ini membentuk elemen terpenting dari

lembaran otot yang terletak pada permukaan luar arcus dentalis. Selain

fungsinya sebagai otot ekspresi wajah dan peranannya dalam proses bicara

serta pengunyahan makanan, otot ini juga dapat mengimbangi tekanan otot-

otot lingua pada permukaan dalam arcus dentalis. Bila keseimbangan

terganggu, misalnya karena kebiasaan bernapas melalui mulut, maka akan

terjadi perubahan posisi gigi. Salah satunya, protusi incisivus atas yang

diakibatkan oleh posisi lingua yang abnormal.

Gambar Hubungan M. Buccinator dan M. Orbicularis Oris

Gambar Susunan otot radial labium oris

Page 8: Mengunyah FIX

d. Glandula Saliva

Glandula saliva merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama

duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ini mensekresi saliva kedalam

rongga oral. Kelenjar ludah (saliva) dihasilkan didalam rongga mulut, yang

disarafi oleh saraf-saraf tak sadar (parasimpatis). Saliva utamanya diproduksi oleh

3 kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual.

1) Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara processus

mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya adalah duktus stensoni.

2) Kelenjar submandibularis, terletak dibawah rongga mulut bagian belakang,

duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan

frenulum lingua.

3) Kelenjar sub lingualis, letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga mulut

bermuara didasar rongga mulut.

Komposisi saliva yaitu 99,5% H2O, sisanya elektrolit dan protein saliva

(amilase, mukus, dan lisozim). Sehingga Sherwood (2001) merumuskan fungsi

saliva sebagai berikut :

1) Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui enzim amilase.

2) Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel

makanan.

3) Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.

4) Pelarut molekul-molekul yang merangsang papil pengecap.

5) Membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.

6) Berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga

kebersihan mulut dan gigi.

7) Penyangga bikarbonat pada saliva menetralkan asam pada makanan dan

yang dihasilkan bakteri, sehingga mencegah karies gigi.

Ganong (2008) menambahkan bahwa terdapat dua enzim pada saliva, yaitu

lipase lingual dan α-amilase saliva. Terdapat pula musin yang melumasi

makanan, mengikat bakteri, dan melindungi mukosa mulut, selain itu

mengandung IgA, lisozim, laktoferin, dan protein kaya prolin. Komposisi ion

saliva relatif tergolong isotonik dengan konsentrasi Na+, K+, Cl-, dan HCO3- yang

Page 9: Mengunyah FIX

mirip dengan komposisi ion plasma. Meski demikian, saliva tidak esensial untuk

pencernaan dan penyerapan makanan.

Menurut Sherwood (2001) sekresi saliva bersifat spontan dan kontinu,

dengan jumlah rata-rata 1-2 liter per hari. Sekresi saliva dapat ditingkatkan

melalui dua jenis refleks saliva yaitu :

1) Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi), adanya kemoreseptor atau

reseptor tekanan di dalam rongga mulut terhadap makanan.

2) Refleks saliva didapat (terkondisi), pengeluaran air liur terjadi tanpa

rangsangan oral, hanya berpikir, melihat, membaui, atau mendengar suatu

makanan.

Rangsangan parasimpatis menyebabkan sekresi saliva yang encer dalam

jumlah besar dan kaya enzim. Sedangkan rangsangan simpatis, menyebabkan

sekresi saliva kental dalam jumlah kecil dan kaya mukus. Sehingga mulut lebih

terasa kering, hal ini terjadi dalam keadaan stres dan cemas.

e. Palatum

Palatum terdiri atas 2 bagian, yaitu :

1) Palatum durum (palatum keras)

Tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris

dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum. Sifatnya kaku sehingga

lidah dapat melakukan tekanan untuk mencampur makanan dan

memperlancar mekanisme menelan.

Terdapat suatu tonjolan jaringan di bagian tengah hampir tepat di

belakang central incisor dan disebut incisive papilla. Sedangkan di bagian

bawah papilla tersebut terdapat incisive foramen yang membawa

nasopalatine nerve ke mucous membran lingual lalu ke maxillary incisor. Di

bagian posterolateral menuju arah molar kedua dan ketiga terdapat dua

lubang palatinum major dan juga dua lubang palatinum minor sebagai tempat

saraf yang menuju ke palatum keras.

Terkadang terdapat tulang berlebih tumbuh dibagian tengah palatum

keras yang sejajar dengan foramen incisive disebut sebagai torus palatinus.

Penghubung antara palatum keras dan palatum lunak membentuk dua garis

kurva dengan posterior nasal spine dari palatine bone menjadi garis batas

yang utama dibagian tengah juga terdapat dua turunan kecil, satu disetiap

Page 10: Mengunyah FIX

spine, yang disebut fovae palatine. Fovea palatine ini menandai spine sebagai

garis batas pembentukan gigi- geligi atas.

2) Palatum mole (palatum lunak)

Terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat

bergerak. Terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput ledir. Sifatnya lunak dan

berfungsi untuk menutup nasofaring dan ororfaring sewaktu mekanisme

penelanan sehingga mencegah masuknya makanan ke dalam rongga hidung.

Pada bagian tengah terdiri atas jaringan ikat fibrosa kuat sedangkan

bagian bawah diliputi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dengan

banyak kelenjar dalam lamina propia.

Terdapat selapis otot rangka yang dikenal sebagai musculus uculus,

letaknya diantara lamina propia dan aponeurosis palatine. Hampir semua

bagian belakang merupakan bagian faring. Dibelakang tengah-tengah terdapat

uvula.

Saat berbicara atau mengunyah palatum lunak bergerak ke berbagai

posisi dan menutup bagian depan dari nasofaring, gerakan ini disebabkan oleh

musculus levator veli palatini yang mendorong palatum lunak naik dan ke

belakang hingga dia menyentuh dinding tenggorokan bagian belakang hingga

menyentuh dinding tenggorokan bagian belakang. Berikut merupakan otot-

otot pada palatum lunak :

a) M. levator veli palatine, di inervasi oleh Plexus pharyngeus. Fungsinya

untuk meregangkan & mengangkat langit-langit lunak ,

menyempit kan isthmus, memperlebar lumen liang terompet telinga

b) M. tensor veli palatine, di inervasi oleh N. Mandibularis. Fungsinya

untuk meregangkan langit-langit lunak memperlebar lumen liang

terompet telinga.

c) M. uvulae, di inervasi oleh Plexus phyaringeus dari N.vagus, N.glossophyaringeus. Berfungsi untuk memendekkan serta menebalkan uvulae