pengaruh ihsg, sbi, inflasi dan nilai tukar rupiah...

101
87 PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM (PERIODE 2004 – 2006) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: AMIRUL MU’MININ NIM: 102081026078 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Abdul Hamid, MS Indo Yama Nasarudin, SE. MAB NIP: 131 474 891 NIP: 150 317 593 JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M

Upload: ledieu

Post on 13-May-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

87

PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM

(PERIODE 2004 – 2006)

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AMIRUL MU’MININ NIM: 102081026078

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II Dr. Abdul Hamid, MS Indo Yama Nasarudin, SE. MAB NIP: 131 474 891 NIP: 150 317 593

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H/2007 M

Page 2: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

88

Hari ini Kamis tanggal Delapan Februari Dua Ribu Tujuh telah dilakukan ujian komprehensif atas nama Amirul Mu’minin, NIM: 102081026078, dengan judul skripsi: “PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM” (PERIODE 2004-2006). Memperhatikan hasil dan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2007

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Dr. Ahmad Rodoni, MM

Ketua

Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

Indo Yama Nasarudin, SE. MAB

Sekretaris

Page 3: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

89

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Amirul Mu’minin Tempat Tanggal Lahir : Pulomerak, 16 Juni 1984 Agama : Islam Alamat : Jl. Yos Sudarso No.12 Kp. Sekong RT 01/02 Desa

Lebak Gede Kec. Pulomerak Cilegon-Banten 42439

Telepon : 085694920233 atau (0254) 8577012 Pendidikan:

SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) MTsN Pulomerak (Tahun 1996 – 1999) SMU Muhamadiyah Cilegon (Tahun 1999 – 2002) Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta (2002- 2007)

Page 4: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

90

ABSTRACT The research aims to understand the effects of the Composite Index, Risk-Free Interest, inflation, and Rupiah exchange rate to the performance of stock funds. The research uses data of weekly net asset value of the stock funds listed in Bapepam, monthly data of Composite Indeks from Jakarta Stock Exchange, and monthly data from Risk-Free Interest, inflation, Rupiah exchange rate that are obtained from the monthly report in Indonesian Bank With the method of purposive sampling, from 34 stock funds listed in Bapepam, there are 15 stock funds that are chosen, active, and used as sample in the years of research. Statistical examination used in the research is multiple regression examination, in which the stock funds as dependent-variable and variable of Composite Indeks, Risk-Free Interest, inflation and Rupiah exchange rate become independent variable with the level of significance 5%. The result of the research suggests that variable of Composite Index and Inflation affect significantly the performance of the stock funds. Inflation becomes the most important variables that influences the performance of stock fund and the variable of Rupiah exchange rate does not effect. Keyword: performance of stock fund, risk, composite index, risk-free interest, inflation, rupiah exchange rate.

Page 5: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

91

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko (SBI), inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. Penelitian ini menggunakan data Nilai Aktiva Bersih (NAB) mingguan Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bapepam. Serta data bulanan IHSG dari BEJ dan data bulanan SBI, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah yang diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia. Dengan menggunakan metode purposive sampling, dari 34 reksa dana saham yang terdaftar di Bapepam, terpilih 15 reksa dana saham yang masih aktif dan selalu ada selama tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi berganda dimana kinerja reksa dana saham sebagai variabel dependen dan variabel IHSG, SBI, Inflasi serta Nilai Tukar Rupiah menjadi variabel independen dengan level signifikansi sebesar 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel IHSG dan Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Inflasi menjadi variabel paling dominan mempengaruhi kinerja reksa dana saham sedangkan variabel nilai tukar rupiah tidak berpengaruh.

Kata kunci: kinerja reksa dana, risiko, IHSG, SBI, inflasi, dan nilai tukar rupiah

Page 6: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

92

KATA PENGANTAR

بسم اهللا ا لرحمن ا لرحيم

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih

lagi penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami

sembah dan hanya kepada Allah kami mohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan

yang lurus. Yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan

jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis

miliki sangat terbatas, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta

tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Tentu saja ucapan

terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang telah

ambil bagian dalam terlaksananya skripsi ini, semoga mereka selalu dalam

lindungan-Nya.

Kedua orang tua tercinta, mamehanda Kalyubi serta Ibunda Hamdah

yang telah memberikan dukungan dan do’a yang tak pernah sedikitpun

terlupakan dan sangat besar bagi penulis, baik dukungan materil

maupun dukungan moril sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Bapak Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan teladan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

Setiap kali penulis melihatnya selalu ada motivasi yang terpancar.

Bapak Indo Yama Nasarudin SE., MAB., selaku Dosen Pembimbing II

yang sudah banyak meluangkan waktunya buat penulis untuk

konsultasi. Kritikan dan sarannya sangat bermanfaat.

Bapak Dr. Ahmad Rodoni Ir., MM selaku ketua jurusan manajemen

yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Bapak Drs. Moh. Faisal Badrun, MBA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

93

Teman terbaik yang pernah kumiliki selama kuliah, Edi Hidayat SE

(Ethoy) thanks banget saran dan kritik membangunnya. Makasih juga

motornya yaa... Semua kebaikanmu pasti akan selalu kuingat. Semoga

Allah membalas perbuatan baikmu.

Teman-temanku angkatan 2002 jurusan manajemen keuangan dan

pemasaran, terutame same nyang punye mampang Opik pikur, Nina

ethoy, Cak Habib, Eka katro, Ncek Rusydi, Muhammad (jambul),

YanSri, Bang iLL Riau, Vandanels, Cup Rin, Ubay, Paul Subhan,

Double Bangka Arip ‘n Usup, Dien’s, Double Lukman, Fauzan,

Malek, Apuy, Pak SBY (Samsul Bambang Yudhoyono), Mar gope,

Willi, Ndutna, Nita asdos, Amza, Jumi, Umaidi, Pak Iman dan Pak

Cahyo (Bapepam) yang telah memberikan doa dan motivasi serta

informasi selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Special thanks to ‘kepoh (amv3 1617)’ yang selalu cerewet kasih

masukan dan motivasi serta tidak henti-hentinya mendoakan penulis

sampai terselesaikannya skripsi ini.

Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka selama ini

mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Mudah-mudahan skripsi

ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran dalam

lingkungan akademisi.

Jakarta, April 2007

Penulis

Page 8: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

94

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ i

ABSTRACT...................................................................................................... ii

ABSTRAKSI..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

DAFTAR ISI..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 6

D. Perumusan Masalah ............................................................. 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi ............................................................................... 9

1. Pengertian Investasi ....................................................... 9

2. Jenis-jenis Investasi........................................................ 10

3. Tujuan Investasi ............................................................. 11

B. Pengertian Tingkat Return dan Risiko ................................. 12

1. Rate of Return dan Expected Return Investasi............... 12

2. Rate of Return dan Expected Rate of Return Portofolio 14

3. Risiko Investasi dan Risiko Portofolio........................... 15

C. Pengertian IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah ....... 21

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ........................ 21

2. Nilai Tukar ..................................................................... 24

3. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ..................................... 24

Page 9: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

95

4. Inflasi ............................................................................. 25

D. Reksa Dana .......................................................................... 28

1. Pengertian Reksa Dana .................................................. 28

2. Manfaat Investasi di Reksa Dana................................... 30

3. Risiko Investasi di Reksa Dana...................................... 31

E. Bentuk, Sifat dan Jenis Reksa Dana..................................... 34

1. Bentuk Reksa Dana........................................................ 34

2. Sifat Reksa Dana ............................................................ 35

3. Jenis Reksa Dana ........................................................... 36

F. Mengukur Kinerja Reksa Dana............................................ 38

1. Nilai Aktiva Bersih ........................................................ 38

2. Mengukur Kinerja Reksa Dana Dengan Metode

Differential Return with risk measure by standard

deviation ......................................................................... 40

G. Penelitian Terdahulu ............................................................ 42

H. Kerangka Pemikiran............................................................. 45

I. Hipotesis............................................................................... 48

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................... 50

B. Metode Penentuan Sampel................................................... 50

C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 51

D. Metode Analisis ................................................................... 52

E. Operasional Variabel Penelitian........................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian......................... 61

1. Sejarah Singkat Bapepam .............................................. 61

2. Gambaran Umum Reksa Dana....................................... 63

B. Analisis dan Pembahasan..................................................... 65

1. Analisa Kinerja Reksa Dana .......................................... 65

2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana ....................... 66

Page 10: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

96

3. Differential Return With Risk is Measured by Standar

Deviation ........................................................................ 68

4. Deskriptif Variabel......................................................... 71

5. Pengujian Asumsi Klasik ............................................... 74

a. Uji Normalitas.......................................................... 74

b. Uji Multikolinieritas................................................. 76

c. Uji Autokorelasi ....................................................... 77

d. Uji Heteroskedastisitas............................................. 78

6. Pengujian Statistik.......................................................... 79

a. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ..................... 79

b. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana (Uji F)......... 80

c. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana secara Parsial

(Uji T) ...................................................................... 80

d. Pengujian Koefisien Regresi .................................... 81

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan .......................................................................... 83

B. Implikasi............................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 85

LAMPIRAN...................................................................................................... 87

Page 11: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

97

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian Reksa Dana di Indonesia sudah berada pada usia sepuluh tahun.

Bapepam (1997: 5) mengemukakan bahwa menurut Undang-Undang Pasar

Modal Pasal 1 ayat (27) Reksa Dana (Investment Fund atau Mutual Fund)

dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam

portofolio efek oleh Manajer Investasi. Yang dimaksud portofolio efek adalah

kumpulan (kombinasi) surat berharga atau efek yang dikelola. Sedangkan

manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio

efek tersebut.

Menurut Bapepam (1997: 1) keberadan Reksa Dana sendiri sebenarnya

telah dimulai sejak diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, tepatnya

sejak tanggal 10 Agustus 1977, meskipun pada saat itu belum lahir peraturan

khusus mengenai Reksa Dana. Baru kemudian pada tahun 1990 pemerintah

mengeluarkan SK MenKeu Nomor 1548 yang intinya mengizinkan pelaku

pasar modal untuk menerbitkan Reksa Dana walaupun masih terbatas bagi

Reksa Dana berbentuk perseroan yang bersifat tertutup (closed-end fund).

Kondisi tersebut kurang mendapat sambutan dari para Manajer Investasi untuk

membentuk Reksa Dana. Berikut data statistik perkembangan Reksa Dana

Page 12: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

98

berdasarkan pernyataan efektif Badan Pengawas Pasar Modal dari tahun 1996

sampai dengan Desember 2006.

Tabel 1.1 Data Statistik Perkembangan Reksa Dana

Periode 1996-2006 DATA STATISTIK PERKEMBANGAN REKSA DANA

Periode Jumlah (kumulatif)

NAB Rp (Juta)

Pemegang Saham/ Unit Penyertaan

Jumlah Saham/ Unit Penyertaan

yang Beredar 1996 25 2.782.322,5 2.441 2.942.232.210,518 1997 77 4.916.604,8 20.234 6.007.373.758,547 1998 81 2.992.171,4 15.482 3.680.892.097,256 1999 81 4.974.105,0 24.127 4.349.952.950,816 2000 94 5.515.954,1 39.487 5.006.049.769,659 2001 108 8.003.769,8 51.723 7.303.771.880,360 2002 131 46.613.833,24 125.82 41.655.523.049,2132003 186 69.477.719,75 171.712 60.020.745.572,8162004 246 104.037.824,63 299.063 85.061.930.436,0292005 331 29.405.732,22 254.660 21.262.143.379,9802006 382 44.470.317,92 192.621 32.640.147.419,610

Sumber: Bapepam

Dilihat dari tabel 1.1 Nilai Aktiva Bersih pada (NAB) tahun 1996

sampai dengan 1997 perkembangan Reksa Dana mengalami kenaikan yang

cukup baik. Menurut Investor (9-22 Agustus 2005 edisi: 129), Reksa Dana

sempat ditinggal pemodal pada tahun 1998 ketika krisis. Saat itu harga unit

Reksa Dana menurun karena anjloknya pasar saham dan pasar surat utang.

Setelah itu meskipun setiap tahun terjadi penambahan jumlah Reksa Dana,

pemodal yang terjangkau masih terbatas di sekitar Ibukota Jakarta. Manajer

Investasi tak punya kemampuan besar untuk membuka jalur pemasaran.

Babak baru pertumbuhan industri Reksa Dana dimulai pada tahun

2002 dengan aktifnya bank menjadi agen penjual Reksa Dana. Reksa Dana

Pendapatan Tetap mulai marak diterbitkan. Bank lebih tertarik memasarkan

Page 13: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

99

Reksa Dana Pendapatan Tetap, karena dinilai tak terlalu berisiko, sesuai

dengan karakteristik para penyimpanan di Bank.

Menurut Investor (9-22 Agustus 2005 edisi: 129), akhir tahun 2002,

pertumbuhan Reksa Dana mencatat angka spektakuler, 48,2% yang ditandai

naiknya Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana menjadi Rp 46,6 triliun

dibandingkan tahun sebelumnya Rp 8,0 triliun. NAB tertinggi tercatat di tahun

2004, senilai Rp 104 triliun dan akhirnya jatuh ke posisi Rp 44 triliun per

Desember 2006.

Industri Reksa Dana mulai terpuruk sejak tahun 2005, di mana Reksa

Dana semakin mengalami tekanan berat belakangan ini karena berbagai

persoalan yang terkait antara satu dengan lainnya. Nilai Aktiva Bersih Reksa

Dana terus berkurang drastis, bahkan jauh tertinggal dibandingkan posisi

Desember 2004. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal, pada awal

tahun 2005 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 108,22 triliun. Pada

akhir tahun turun drastis menjadi Rp 29,4 triliun hingga akhirnya NAB

mentok dengan nilai 44 triliun pada akhir tahun 2006.

Menurut Kontan (Juli 2005: 41) ada empat jenis Reksa Dana yang

tersedia saat ini, yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap,

Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran.

Reksa Dana Pasar Uang banyak mengalokasikan investasi dalam

produk-produk berjangka waktu pendek kurang dari 1 tahun atau yang sering

disebut produk pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Deposito

Berjangka, Obligasi yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun.

Page 14: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

100

Menurut Kontan (Juli 2005: 41) Reksa Dana Pendapatan Tetap pada

umumnya menginvestasikan sebagian besar dananya di obligasi pemerintah.

Tidak seperti Reksa Dana Pasar Uang, obligasi yang diinvestasikan berjangka

waktu lebih dari 1 tahun. Reksa Dana jenis ini memiliki potensi tingkat

pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan Reksa Dana Pasar

Uang.

Reksa Dana Saham risikonya lebih tinggi dibandingkan dua jenis

Reksa Dana sebelumnya namun Reksa Dana Saham ini menghasilkan

pengembalian yang tinggi. Tingginya risiko tersebut dikarenakan sifat harga

saham yang lebih berfluktuasi. Tapi sebaliknya dalam jangka panjang tingkat

pengembaliannya lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya.

Menurut Bapepam (1997: 10) Reksa Dana Campuran melakukan

investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat utang yang

perbandingannya tidak termasuk Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Saham.

Bapepam (1997: 26) menyatakan bahwa fluktuasi NAB sangat dipengaruhi

oleh jenis Reksa Dana itu sendiri. Reksa Dana Saham tentunya dapat lebih

berfluktuasi dibandingkan Reksa Dana Obligasi atau jenis lainnya karena

sebagian besar portofolionya diinvestasikan pada saham yang sifatnya

fluktuatif.

Menurut Bapepam (1997: 5) sama halnya dengan sarana investasi

lainnya, Reksa Dana selain menghasilkan tingkat keuntungan tertentu (return)

juga mengandung unsur risiko (risk) yang patut dipertimbangkan. Hanya

bedanya, risiko yang terkandung dapat diperkecil (dikurangi) karena investasi

Page 15: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

101

tersebut didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio yang menjadi ciri

utama Reksa Dana.

Menurut Bapepam (1997: 14) setiap jenis Reksa Dana selalu

mengandung risiko investasi walaupun besarnya berbeda-beda. Semakin

tinggi hasil pengembalian (return) yang diharapkan maka makin tinggi pula

risikonya.

Ada empat faktor yang diduga mempengaruhi kinerja Reksa Dana

yaitu Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Bebas Risiko Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Keempat faktor

tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja portofolio Reksa Dana

sehingga diharapkan bisa menjadi indikator kuat bagi investor dalam

mengetahui tingkat kinerja dari masing-masing portofolio Reksa Dana.

Melihat keempat faktor tersebut antara IHSG, Suku Bunga Bebas

Risiko, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah yang berkaitan terhadap kinerja

portofolio Reksa Dana, maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut

untuk mengetahui keeratan hubungan tersebut melalui pembahasan dalam

skripsi ini dengan judul Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),

Suku Bunga Bebas Risiko Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Inflasi, dan Nilai

Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Periode 2004 – 2006.

Page 16: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

102

B. Identifikasi Masalah

Peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang ada pada penelitian

ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kinerja Reksa Dana Saham selama periode 2004-2006.

2. Mengidentifikasi tingkat hasil dan risiko Reksa Dana Saham selama

periode 2004-2006.

3. Mengidentifikasi pengaruh IHSG, Suku Bunga Bebas Risiko (SBI), Inflasi

dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana selama periode

2004 – 2006.

C. Pembatasan Masalah Jenis Reksa Dana terdiri dari Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa

Dana Pasar Uang, Reksa Dana Campuran dan Reksa Dana Saham. Namun

dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian kepada Reksa Dana Saham

karena tingkat risiko dan return pada Reksa Dana Saham lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat risiko Jenis Reksa Dana lainnya, maka penulis

membatasi masalah dalam skripsi ini sebagai berikut:

1. Tingkat hasil (return) Reksa Dana Saham selama periode 2004-2006?

2. Tingkat risiko (risk) Reksa Dana Saham selama periode 2004-2006?

3. Pengaruh IHSG, Suku Bunga Bebas Risiko (SBI), Inflasi dan Nilai Tukar

Rupiah dengan Reksa Dana Saham selama periode 2004-2006 diukur

dengan metode Differential Return with risk measure by standar

deviation?

Page 17: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

103

D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalah dalam skripsi sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dan parsial dari IHSG, Suku

Bunga Bebas Risiko (SBI), Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap

Kinerja Reksa Dana Saham selama periode 2004-2006?

2. Variabel apa yang paling dominan mempengaruhi Kinerja Reksa Dana

Saham?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis apakah IHSG, Suku Bunga Bebas Risiko (SBI),

Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah mempengaruhi kinerja Reksa Dana

Saham.

b. Untuk menganalisis variabel mana yang paling dominan

mempengaruhi kinerja Reksa Dana Saham.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Para Pemodal

Bagi para pemodal sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

keputusan investasi di pasar modal. Hal ini karena investor atau calon

investor yang diharapkan mampu menentukan Reksa Dana yang akan

dipilih sebagai investasi.

b. Bagi Akademisi

Page 18: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

104

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

dan bisa menjadi salah satu bahan referensi, pemecahan masalah

perkembangan pengetahuan mengenai IHSG, Nilai Tukar Rupiah,

Inflasi, Suku Bunga Bebas Risiko dan Reksa Dana.

c. Bagi Penulis

Sebagai bahan penyusunan skripsi juga bermanfaat dalam memperluas

pandangan serta lebih memahami investasi pada Reksa Dana.

Page 19: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

105

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi 1. Pengertian Investasi

Secara umum kegiatan investasi adalah segala bentuk kegiatan menanamkan dana

baik oleh perorangan maupun perusahaan, untuk memperoleh pendapatan yang

lebih besar dari pengorbanan yang sudah dilakukan. Kegiatan tersebut beragam

jenisnya, dimulai dengan kegiatan investasi yang sederhana seperti membeli emas

atau deposito, sampai yang paling kompleks dan rumit seperti kegiatan investasi

pada industri multidisiplin yang bernilai miliaran dollar.

Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan mengemukakan beberapa

pengertian investasi menurut para pakar, diantaranya:

Menurut Eduardus Tandelilin (2001: 3) investasi adalah komitmen

atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,

dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Sementara menurut Jogiyanto (1998: 5) investasi adalah penundaan

konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien

selama periode waktu tertentu.

Dari beberapa pengertian investasi di atas dapat disimpulkan bahwa

investasi adalah upaya pemanfaatan dana sekarang (current funds) untuk

memperoleh dana yang besar pada masa yang akan datang. Dana yang

Page 20: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

106

lebih besar di masa datang itu diperoleh melalui beberapa kompensasi,

yaitu:

a. Waktu tunggu atau periode waktu menunda konsumsi

b. Nilai tukar mata uang akibat inflasi

c. Ketidakpastian dari investasi itu sendiri (risk premium)

2. Jenis-Jenis Investasi

Menurut Jogiyanto (1998: 6) investasi ke dalam aktiva keuangan

dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi

langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu

perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya

investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan

investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari

perusahaan-perusahaan lain. Gambar 2.1 menunjukkan investasi langsung

dan tidak langsung.

investasi tidak investasi langsung langsung

investasi langsung

Gambar 2.1 Investasi langsung dan investasi tidak langsung Sumber: Jogiyanto (1998: 7)

Investor Perusahaan Investasi

Aktiva-aktiva Keuangan

Page 21: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

107

a. Investasi Langsung

Menurut Jogiyanto (1998: 7) investasi langsung dapat dilakukan

dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar

uang (money market), pasar modal (capital market), atau di pasar

turunan (derivative market). Investasi Langsung juga dapat dilakukan

dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan.

b. Investasi Tidak Langsung

Menurut Jogiyanto (1998: 8) investasi tidak langsung dilakukan

dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi.

Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa

keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan

dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.

3. Tujuan Investasi

Tujuan melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk

menghasilkan sejumlah uang. Tetapi pernyataan tersebut nampaknya

terlalu sederhana, sehingga perlu mencari jawaban yang lebih tepat tentang

tujuan berinvestasi. Seperti telah disinggung di atas, tujuan investasi yang

lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor.

Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa

diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini

pendapatan masa datang.

B. Pengertian Tingkat Return dan Risiko

1. Rate of Return dan Expected Return Investasi

Page 22: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

108

Menurut Jogiyanto (1998: 85) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor menginvestasikan dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return yang sesungguhnya dia terima.

Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar–benar diterima (aktual) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, di samping memperhatikan return, investor harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi.

Menurut Jogiyanto (1998: 86) return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield, dapat dirumuskan sebagai berikut:

............................................................2.1

Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu, dirumuskan sebagai berikut:

Capital Gain atau Capital Loss = Pt – Pt-1 ............................................................2.2

Pt-1

Yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.

Menurut Jogiyanto return ekspektasi (expected return) dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (out come) dengan probabilitas kejadiannya dalam menjumlah semua produk perkalian tersebut. Secara sistematis, return ekspektasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

n E (R) = ∑ (Ri . pi) ..................................................................2.3

i=1

Dimana :

E(R) = Perolehan diekspektasi suatu aktiva atau sekuritas

Ri = Hasil masa depan ke i

pi = Probabilitas hasil masa depan ke i

n = Jumlah dari hasil masa depan

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Expected rate of return adalah rata–rata tertimbang dari semua pengembalian hasil (return) yang mungkin diperoleh dengan menggunakan probabilitas sebagai bobotnya.

2. Rate of Return Portofolio dan Expected Rate of Return Portofolio

Menurut Jogiyanto (1998: 113) return realisasi portofolio (portfolio realized return) merupakan return rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara sistematis, return realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut:

n

R = Capital gain (loss) + Yield

Page 23: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

109

Rp = ∑ (wi . Ri) ....................................................................2.4

i=1

Dimana:

Rp = return realisasi portofolio

wi = Porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

Ri = Return realisasi dari sekuritas ke i

n = Jumlah dari sekuritas tunggal

Sedangkan return ekspektasi portofolio (portfolio expected return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return Ekspektasi portofolio dapat dinyatakan secara sistematis sebagai berikut:

n E (Rp) = ∑ [wi . E(Ri)] ............................................................................................................2.5

i=1

Dimana :

E (Rp) = Return ekspektasi dari portofolio

E (Ri) = Return ekspektasi dari sekuritas ke i

3. Risiko Investasi dan Risiko Portofolio

Menurut Jogiyanto (1998: 98) hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupkan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung semakin besar pula return yang harus dikompensasikan.

Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Suad Husnan (1998: 19) menyatakan bahwa dalam teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa risiko merupakan suatu kondisi dimana return yang akan diperoleh tidak diketahui secara pasti sebelumnya dan ada kemungkinan return yang diperoleh akan menyimpang dari return yang yang diharapkan.

Menurut Lukas (1994: 4) risiko investasi dapat dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor–faktor secara bersamaan mempengaruhi semua harga asset, misalnya perubahan sistem atau kondisi ekonomi, politik dan perubahan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan atau industri secara keseluruhan dan tidak mungkin dapat dihindari.

Risiko sistematis sering disebut risiko pasar (market risk) risiko sistematis ini dapat dibagi atas:

1. Market Risk

Risiko yang disebabkan kondisi pasar yang berfluktuasi dimana harga suatu sekuritas sangat berfluktuasi melebihi perkiraan yang wajar.

2. Interest Rate Risk

Risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga pasar yang dapat mempengaruhi harga sekuritas.

3. Purchasing Power Risk

Risiko yang disebabkan oleh inflasi sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

Page 24: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

110

Sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang bersifat unit terhadap suatu perusahaan atau industri, misalnya kesalahan manajemen, penemuan baru, perubahan selera konsumen terhadap barang dan jasa dari suatu perusahaan atau industri tertentu. Sehingga risiko ini sering disebut unique risk.

Menurut Lukas (1994: 4) Unsystematic risk disebabkan oleh:

1. Management Risk

Yaitu risiko kegagalan dari manajemen dalam menjalankan perusahaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang sehingga perusahaan kehilangan supplier, pangsa pasar yang menurun, pemogokan buruh dan lain-lain.

2. Financial Risk

Yaitu risiko yang diakibatkan penggunanan hutang perusahaan sehingga menyebabkan biaya bunga meningkat.

3. Industrial Risk

Yaitu risiko yang diakibatkan oleh industri itu sendiri, hal ini hanya berpengaruh pada industri yang bersangkutan.

Systematic risk ditambah unsystematic risk merupakan total risk dan yang menjadi pertimbangan manajer investasi dalam mengambil keputusan investasi. Unsystematic risk dapat dikurangi dan diantisipasi dengan melakukan diversifikasi, sedangkan systematic risk adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan.

Diversifikasi berarti investasi dilakukan pada berbagai macam sekuritas atau aktiva. Bila hal ini dilakukan berarti melakukan portofolio investasi. Risiko investasi dapat diukur dengan standar deviasi, yang rumusnya adalah sebagai berikut:

n

SD (σ) = ∑ Pi (Ri – E (Ri))² ............................................................2.6

i = 1

Dimana :

Pi = Probabilitas terjadinya peristiwa ke-1

R = Rate of Return

E (R) = Expected Rate of Return

Rumus di atas digunakan jika probabilitas kejadian tidak sama untuk semua peristiwa. Sedangkan apabila probabilitas kejadian setiap peristiwa sama maka perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

n

∑ [(Ri) – E (Ri)]² ..................................................................2.7

SD (σ) = i=1

N

Menurut Jogiyanto (1998: 116) risiko portofolio adalah varian return sekuritas–sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian (variance) yang merupakan kudrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian yang dinotasikan dengan σ p².

Page 25: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

111

Rumus matematikanya adalah sebagai berikut:

σp² = X²xσ²x + X²yσ²y + 2XxYyCovx ..........................................2.8

Dimana :

σp = Standar deviasi portofolio

Xx = Proporsi dana yang ditanamkan dalam saham x

Xy = Proporsi dana yang ditanamkan dalam saham y

Covxy = Kovarian x dan y

Dalam mengukur risiko portofolio harus dicari covariance antara sekuritas yang tergantung dalam portofolio. Hal ini karena portofolio merupakan gabungan dari beberapa sekuritas sehingga risiko yang terjadi merupakan interaksi antara risiko–risiko sekuritas yang membentuknya.

Besarnya return kovarians tergantung pada pola return masing-masing saham. Bila return saham tersebut bergerak dengan pola yang sama maka covariance-nya berupa kalian dua angka positif atau dua angka negatif sehingga hasilnya berupa angka positif yang besar.

Rumus dari covariance adalah sebagai berikut:

yxxyxyCov σσρ=

Covariance dapat distandarisasikan dengan cara membaginya dengan hasil perkalian deviasi standar masing–masing sekuritas yang dirumuskan sebagai berikut:

yCov

x

xyxy σσ

ρ = .......................................................................2.9

Dimana :

xyρ = Koefisien korelasi saham X dan saham Y yang merupakan covariance antara keduanya yang

distandarisasi. Nilainya berkisar antara -1 sampai dengan +1.

Koefisien korelasi menunjukkan bagaimana suatu variabel bergerak bersama dengan variabel lainnya. Korelasi ini bukan merupakan hubungan sebab akibat. Bila terdapat korelasi negative antara dua sekuritas maka jika nilai suatu variabel naik akan menyebabkan nilai variabel lainnya akan turun, begitu juga sebaliknya bila terdapat korelasi positif naiknya nilai suatu sekuritas akan menyebabkan sekuritas lainnya juga naik.

Selain tergantung terhadap covariance, hubungan antara dua sekuritas dipengaruhi oleh standar deviasi dari tiap sekuritas. Standar deviasi ini merupakan ukuran yang menunjukkan nilai penyimpangan dari tingkat keuntungan sekuritas yang diharapkan. Standar deviasi dari portofolio dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

σp = X²xσ²x + X²yσ²y + 2XxYy (ρxyσxσy) ................2.10

Dimana :

Page 26: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

112

σp = Standar deviasi portofolio

Xx = Proporsi dana yang ditanamkan dalam saham x

Xy = Proporsi dana yang ditanamkan dalam saham y

ρxy = Koefisien korelasi sekuritas x dan y

σx = Standar deviasi sekuritas x

σy = Standar deviasi sekuritas y

Rumus deviasi standar portofolio di atas digunakan bila hanya terdapat dua sekuritas. Dalam portofolio yang terdiri dari sekuritas atau lebih, rumus yang digunakan adalah:

N N

σp² = ∑ Xi²σi² + ∑ ....................................................................................2.11

i=1 i=1

C. Pengertian IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks harga saham tidak ubahnya seperti sebuah barometer ataupun termometer yang ada di rumah kita. Fungsinya sangat penting karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu kita melihat situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks Harga Saham menjadi barometer kesehatan pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi.

Menurut Vonny Dwiyanti (1998: 54) Indeks Harga Saham merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atau berbagai macam yang berpengaruh, terutama fenomena-fenomen ekonomi.

Sementara menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001: 95) Indeks Harga Saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham.

Sedangkan menurut Jogiyanto (1998: 48) Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu indeks yang meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan Indeks Harga Saham sebenarnya merupakan angka Indeks Harga Saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau peristiwa, bisa berupa perubahan harga saham, dari waktu ke waktu.

Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu: (1) sebagai indikator trend pasar, (2) sebagai indikator tingkat keuntungan, (3) sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, (4) memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, (5) memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

Ada beberapa macam pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yaitu: (1) Menghitung rata-rata (arithmetic mean) harga saham yang masuk dalam anggota indeks, (2) Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota indeks, (3) Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Jakarta.

Di Bursa Efek Jakarta terdapat 5 (lima) jenis indeks, antara lain:

a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya.

b. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor.

c. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Febuari dan Agustus).

d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.

e. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index), JII merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerja sama dengan Dana Reksa Invesment Management. Indeks ini merupakan indeks yang mengakomodasi syariah investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam.

Page 27: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

113

Sedangkan yang dimaksud dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurut Vonny Dwiyanti (1999: 55) adalah angka yang menunjukkan situasi pasar efek secara umum karena G adalah gabungan dari seluruh saham. Kemudian menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001: 96) Indeks Harga Saham Gabungan adalah sekumpulan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.

2. Nilai Tukar

Menurut Salvatore Dominick (1997: 140) kar atau sering disebut dengan kurs adalah jumlah atau harga mata uang domestik dari mata uang luar negeri (asing). Kurs ini dipertahankan sama di semua pasar melalui arbitrase. Arbitrase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Suatu Penurunan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut dengan depresiasi. Sedangkan kenaikan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut apresiasi. Karena mata uang suatu negara dapat didepresiasi terhadap mata uang dan apresiasi terhadap yang lain maka biasanya dapat dihitung suatu kurs efektif. Kurs efektif merupakan rata-rata tertimbang dari nilai tukar mata uang suatu negara.

Pada umumnya kurs ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan pasar dan kurva penawaran dari mata uang asing tersebut.

3. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Menurut Alfred A Stoneir dan Douglas C Haque (1984) salah satu instrumen moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi adalah suku bunga. Penyataan ini sesuai dengan pendapat yang mendefinisikan suku bunga sebagai determinan penting kedua dari volume investasi yang dilakukan dalam suatu periode, sedangkan determinan yang pertama adalah efisiensi modal marginal.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pertama kali diterbitkan pada tahun 1970 dengan sasaran utama menciptakan instrumen yang diperdagangkan antar bank pada tahun 1971, setelah bank–bank diizinkan menerbitkan sertifikat deposito maka SBI tidak diterbitkan karena sertifikat deposito mampu menggantikan SBI. Sejalan dengan perubahan pendekatan kebijakan moneter pemerintah terutama setelah deregulasi perbankan 1 Juni 1983 maka Bank Indonesia kembali menerbitkan SBI sebagai instrumen dalam melakukan kebijakan operasi terbuka, terutama untuk tujuan konstraksi moneter BI (1999).

Berdasarkan SK Direksi BI No.31/67/KEP/DIR tertanggal 23 Juli 1998 tentang penerbitan SBI serta intervensi rupiah yakni Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas petunjuk dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto.

4. Inflasi

Menurut Sadono Sukirno (1994: 15) inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi kenaikan harga) berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lainnya. Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus.

Dalam praktek, inflasi bisa diamati dengan mengamati gerak dari indeks harga. Tetapi di sini harus diperhitungkan ada tidaknya “suppressed inflation” atau inflasi yang ditutupi, yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi makin tidak relevan bagi kenyataan.

Terdapat beberapa cara menggolongkan inflasi. Penggolongan pertama, didasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut. Di sini kita bedakan beberapa macam inflasi:

• Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)

• Inflasi sedang (antara 10-30% setahun)

• Inflasi berat (antara 30-100% setahun)

• Hiperinflasi (di atas 100% setahun)

Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab musabab awal dari inflasi. Atas dasar ini dibedakan dua macam inflasi:

1. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini

disebut demand inflation

2. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut cost inflation

Penggolongan ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi, yaitu:

Page 28: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

114

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen yang gagal dan sebgainya.

b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau di negara-negara langganan berdagang negara kita.

Muana Nanga (2001: 241) menjelaskan inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Terdapat tiga teori utama mengenai inflasi menurut Muana Nanga (2001: 252-254) yaitu Teori Kuantitas, Teori Keynes, dan Teori Strukturalis. Teori Kuantitas mengenai inflasi mengatakan bahwa penyebab utama dari inflasi adalah pertambahan jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang. Tambahan jumlah uang beredar sebesar x% bisa menumbuhkan inflasi kurang dari x%, sama dengan x% atau lebih besar dari x%, tergantung kepada apakah masyarakat tidak mengharapkan harga naik lagi, akan naik tetapi lebih buruk daripada sekaran atau masa-masa lampau, atau akan naik cepat dari sekarang, atau masa-masa lampau.

Teori Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya. Teori ini menyoroti bagaimana perebutan rejeki antara golongan-golongan masyarakat bisa menimbulkan permintaan agregat yang lebih daripada jumlah barang yang tersedia (yaitu apabila timbul “inflation gap”). Selama inflationary gap tetap ada, selam itu pula proses inflasi berkelanjutan. Teori ini menarik karena meyoroti peranan sistem distribusi pendapatan dalam proses inflasi, dan menyarankan hubungan antara inflasi dan faktor-faktor non ekonomis.

Teori strukturalis adalah teori inflasi “jangka panjang” karena menyoroti sebab-sebab inflasi yangberasal dari kekuatan struktur ekonomi, khususnya ketegaran suplai bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga lain sehingga terjadi inflasi. Inflasi semacam ini tidak bisa diobati hanya dengan misalnya mengurangi jumlah uang beredar, tetapi harus diobati dengan pembangunan sektor bahan makanan dan ekspor.

Laju inflasi (Lipsey G. Richard dkk. 1995) dapat diukur dari perubahan IHK, yaitu indeks harga konsumen yang merupakan indeks harga dari barang yang selalu digunakan para konsumen dengan memakai indeks harga tahun sebelumnya sebagai tahun dasar.

Laju inflasi = IHKt – IHKt-1 x 100%

IHKt-1

D. Reksa Dana

1. Pengertian Reksa Dana

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin (2001: 148)

Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat

pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki

banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atau investasi

mereka.

Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan

untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya

diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Page 29: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

115

Mengacu kepada undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995,

pasal 1 ayat (27) bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan

untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya

diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Sementara menurut beberapa pendapat para ahli, diantaranya

menurut Eduardus Tandelilin (2001: 20) Reksa Dana adalah sertifikat

yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada

perusahaan Reksa Dana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik

di pasar modal maupun di pasar uang.

Reksa Dana juga merupakan suatu wadah berinvestasi secara

kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan

investasi yang ditetapkan oleh Manajer Investasi. (Bapepam, 1997: 5).

Kegiatan investasi Reksa Dana dapat ditempatkan pada berbagai

instrumen efek, baik di pasar uang, pasar modal, maupun gabungan dari

keduanya. Selain itu juga dapat dikhususkan pada efek yang mewakili

sektor dan industri tertentu seperti manufaktur, keuangan, infrastruktur,

dan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Reksa Dana bersifat fleksibel

karena mampu memberikan berbagai pilihan dan alternatif bagi para

investor sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dalam berinvestasi.

Sama halnya dengan sarana investasi lainnya, Reksa Dana selain

menghasilkan tingkat keuntungan tertentu (return) juga mengandung

unsur risiko (risk) yang patut dipertimbangkan. Hanya bedanya, risiko

yang terkandung dapat diperkecil (dikurangi) karena investasi tersebut

Page 30: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

116

didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio, yang menjadi ciri

utama dari Reksa Dana. (Bapepam, 1997: 5)

2. Manfaat Investasi di Reksa Dana

Menurut Eko P. Pratomo (2004: 37) banyak instrumen investasi

yang tersedia di pasar namun kita sulit untuk berinvestasi ke dalam

instrumen tersebut karena berbagai kendala. Reksa Dana sebagai salah

satu instrumen investasi memudahkan kendala tersebut. Dengan Reksa

Dana investor dapat memperoleh manfaat antara lain:

a. Akses ke dalam instrumen investasi yang beragam.

b. Pengelolaan portofolio investasi yang profesional oleh manajer

investasi dan Bank Kustodian.

c. Diversifikasi investasi dengan biaya yang rendah. Melalui dana yang

terkumpul dari sekian banyak investor, Reksa Dana dapat berinvestasi

ke berbagai jenis instrumen dari berbagai perusahaan.

d. Likuiditas yang relatif tinggi. Dalam kondisi normal, Reksa Dana

dapat dibeli dan dicairkan (dijual kembali) setiap hari kerja.

e. Potensi hasil investasi yang tinggi dalam jangka panjang.

f. Manfaat bebas pajak untuk instrumen investasi tertentu (saat ini

investasi dalam obligasi).

3. Risiko Investasi di Reksa Dana

Investasi dalam Reksa Dana akan memiliki komposisi dan hasil

yang sesuai dengan karakteristik risiko dari surat berharga yang terdapat

dalam portofolio efek Reksa Dana tersebut.

Page 31: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

117

a. Risiko Penurunan Nilai Saham

Reksa Dana yang memiliki portofolio saham akan memiliki

karakteristik risiko sejalan dengan kepemilikannya, khususnya risiko

penurunan nilai modal (capital loss). Namun sejalan dengan itu Reksa

Dana juga memiliki peluang memperoleh hasil yang tinggi akibat

peningkatan nilai (capital again). Secara umum harga saham akan

cenderung menurun bila:

1. Kinerja (tingkat keuntungan) perusahaan yang menerbitkan saham

diperkirakan akan menurun dapat disebabkan oleh kondisi internal

maupun eksternal.

2. Daya saing terhadap alternative investasi lain (misalnya investasi

di pasar uang) menurun, khususnya bila suku bunga simpanan

meningkat.

3. Aktivitas serta likuiditas perdagangan saham di bursa menurun

disebabkan karena berkurangnya permintaan, penawaran maupun

karena berkurangnya likuiditas secara umum (misalnya akibat

kebijakan uang ketat).

4. Daya tarik investasi saham terhadap dominant player, disebabkan

oleh perubahan ketentuan dan peraturan pemerintah maupun

karena penurunan nilai tukar terhadap mata uang yang dipakai oleh

dominant player dalam membukukan nilai investasinya.

b. Risiko Penurunan Nilai Efek Hutang

Page 32: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

118

Bila portofolio Reksa Dana dibatasi, sebagian besar hanya dapat

berisi obligasi, surat pengakuan hutang, surat berharga komersial dan

tanda bukti hutang maka risiko dan peluang hasil investasi pada Reksa

Dana identik dengan risiko dan peluang hasil investasi pada bank

umum, yaitu:

1. Risiko penurunan pendapatan akibat menurunnya suku bunga, baik

secara absolut (bila bunga mengembang) ataupun secara relatif

(bila bunga ditentukan tetap atau fixed sedangkan tingkat suku

bunga pasar meningkat).

2. Risiko kredit akibat ketidakmampuan atau berkurangnya

kemampuan penerbit surat berharga untuk mengembalikan pokok

pinjamannya.

3. Risiko penurunan nilai pasar dari efek hutang tersebut baik karena

pendapatan bunga relatif lebih rendah dari suku bunga pasar karena

penurunan kapasitas kredit penerbitnya maupun karena

berkurangnya likuiditas pasar (misalnya akibat kebijakan uang

ketat).

c. Risiko Penurunan Nilai Efek Pasar Uang

Pada Reksa Dana yang membatasi diri hanya menanamkan

dananya dalam efek pasar uang dan efek hutang yang jatuh tempo

kurang dari 12 bulan ataupun pada Reksa Dana jenis lain yang selalu

membutuhkan likuiditas sehingga harus menempatkan sebagian

dananya dalam efek pasar uang, risiko penurunan nilainya adalah:

Page 33: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

119

1. Risiko kredit akibat ketidakmampuan atau berkurangnya

kemampuan penerbit surat berharga untuk mengembalikan pokok

pinjamannya, dikarenakan akibat kondisi internal maupun akibat

perubahan kondisi eksternal.

2. Risiko menurunnya harga pasar wajar surat beharga.

3. Risiko perubahan nilai tukar mata uang asing bila ditanamkan

dalam efek pasar uang dalam valuta asing.

d. Risiko berkurangnya Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan

(NAB/unit)

Menurut Eko Priyo Pratomo & Ubaidillah Nugraha (2004: 84)

berkurangnya NAB/Unit dari harga NAB /Unit pada saat investor

membeli merupakan indikator kerugian bagi investor. Turunnya harga

NAB/Unit disebabkan oleh turunnya nilai atau harga efek-efek yang

dimiliki Reksa Dana. Penyebab utama dari turunnya harga efek-efek

antara lain:

1. Perubahan kondisi ekonomi, politik termasuk juga kondisi sosial

(adanya bencana dll). Dan keamanan di dalam dan luar negeri yang

dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Terjadi wanprestasi (default) dari emiten, penerbit surat berharga atau

pihak yang terlibat dalam transaksi dan pengelolaan investasi

dalam memenuhi kewajibannya. Kebangkrutan atau dilikuidasinya

suatau perusahaan akan berpotensi goyahnya perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya.

Page 34: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

120

E. Bentuk, Sifat dan Jenis Reksa Dana 1. Bentuk Reksa Dana

Menurut Eko P Pratomo (2004: 4) di Indonesia, sesuai peraturan

yang berlaku, terdapat dua bentuk hukum Reksa Dana, yakni Reksa Dana

berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksa Dana

berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Reksa Dana KIK).

a. Reksa Dana Berbentuk Perseroan (Corporate Type)

Dalam bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana

menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari

hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang

diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang.

b. Reksa Dana berbentuk KIK (Contractual Type)

Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak yang dibuat antara

Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang

Unit Penyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini Manajer

Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan

Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan

administrasi investasi kolektif.

Dana yang terkumpul dari banyak investor yang kemudian akan

dikelola dan diinvestasikan oleh Manajer Investasi ke dalam suatu

portofolio investasi menjadi kekayaan Reksa Dana dan menjadi milik

investor secara kolektif.

Page 35: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

121

2. Sifat Reksa Dana

Jika dilihat dari sifatnya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi dua

yaitu:

a. Reksa Dana Tertutup

Menurut Bapepam (1997: 8) Reksa Dana Tertutup adalah Reksa

Dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah

dijual kepada Pemodal. Dengan kata lain, pemegang saham tidak dapat

menjual kembali sahammya kepada Manajer Investasi. Apabila

pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal ini harus dilaksanakan

melalui Bursa Efek tempat saham Reksa Dana tersebut dicatatkan.

Harga pasar dari saham Reksa Dana Tertutup ini berubah-rubah

dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan

fluktuasi harga (kurs) saham perusahaan publik

b. Reksa Dana Terbuka

Yaitu Reksa Dana yang menawarkan dan membeli kembali

saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah

dikeluarkan.

Pemegang saham/unit Reksa Dana yang bersifat terbuka ini dapat

menjual kembali saham/unit penyertaannya setiap saat apabila

diinginkan. Manajer Investasi Reksa Dana, melalui Bank Kustodian,

wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit pada saat

tersebut.

Page 36: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

122

Bapepam (1997: 8) menyatakan bahwa menurut peraturan,

pembayaran atas penjualan kembali (redemption) harus dilakukan

sesegera mungkin dan tidak boleh lebih lama dari 7 (tujuh) hari bursa

sejak diminta penjualan kembali oleh investor pemegang saham/unit.

Dari penjelasan Reksa Dana berdasarkan sifatnya, dapat

disimpulkan karakterisitik dari Reksa Dana tertutup dan terbuka yaitu:

Tabel 2.1 Karakteristik Reksa Dana Berdasarkan Sifatnya PT. Reksa Dana Tertutup PT. Reksa Dana Terbuka

Menjual sahamnya pada penawaran umum perdana sampai batas modal dasar

Menjual sahamnya secara terus menerus sepanjang ada pemodal yang membeli

Saham Reksa Dana dicatatkan di Bursa Efek

Saham Reksa Dana tidak perlu dicatat di bursa efek

Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada Reksa Dana tetapi kepada investor lain melalui bursa

Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada Reksa Dana

Harga Jual/beli saham tergantung penawaran dan permintaan antar investor di bursa

Harga jual/ beli saham antara PT. Reksa Dana dengan investor didasarkan atas Nilai aktiva Bersih (NAB) per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian.

Sumber: Eko P Pritomo & Ubaidillah Nugraha (2004: 46)

3. Jenis Reksa Dana

Dari sisi peraturan Bapepam, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam 4

(empat) jenis kategori, yakni Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana

Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa Dana Campuran.

Pengkategorian jenis Reksa Dana di sini memang berdasarkan kategori

instrumen dimana Reksa Dana melakukan investasi.

a. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)

Page 37: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

123

Reksa Dana Pasar Uang merupakan Reksa Dana dengan tingkat

risiko paling rendah. Di lain pihak, potensi keuntungan Reksa Dana ini

juga terbatas. Hasil investasi Reksa Dana pasar uang umumnya sangat

mirip dengan tingkat suku bunga deposito, karena hampir sebagian

besar portofolio investasi Reksa Dana Pasar Uang terdiri dari deposito.

b. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)

Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) adalah Reksa Dana yang

melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang

dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang.

Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari

Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan

tingkat pengembalian yang stabil. RDPT juga menjadi pilihan menarik

bagi investor individu, khususnya yang ingin berinvestasi pada

obligasi.

c. Reksa Dana Saham (Equity Funds)

Reksa Dana Saham (RDS) adalah Reksa Dana yang melakukan

investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke

dalam efek bersifat ekuitas (saham). Walaupun risikonya lebih tinggi

dibandingkan dua jenis Reksa Dana sebelumnya, namun Reksa Dana

Saham ini menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

Tingginya risiko tersebut dikarenakan sifat harga saham yang

lebih berfluktuasi. Tapi sebaliknya, dalam jangka panjang, tingkat

pengembaliannya lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Jenis ini

Page 38: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

124

sesuai untuk investor yang mempunyai jangka waktu investasi (time

horizon) yang panjang.

d. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)

Reksa Dana ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas

dan Efek bersifat Utang yang perbandingannya tidak termasuk Reksa

Dana Pendapatan Tetap dan Saham di atas.

Reksa Dana jenis ini berisiko moderat dengan tingkat

pengembalian yang relatif lebih tinggi daripada Reksa Dana

Pendapatan Tetap.

Tabel 2.2 Jenis dan Karakteristik Reksa Dana

Jenis

Karakteristik

Pasar Uang

Pendapatan

Tetap

Saham

Campuran

Risiko Terendah Rendah Tinggi Moderat Tujuan Likuiditas dan

mempertahankan nilai modal

Pendapatan yang stabil

Pertumbuhan harga saham/unit dalam jangka panjang

Pertumbuh-an harga dan pendapatan

Sumber: Buku Panduan Bapepam (1997: 10)

F. Mengukur Kinerja Reksa Dana 1. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Sumber informasi utama dalam pengukuran kinerja Reksa Dana adalah Nilai

Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan (NAB/Unit) atau harga per unit yang selalu

dipublikasikan di harian bisnis. Perubahan NAB/Unit menjadi indikator kinerja

investasi suatu Reksa Dana.

Page 39: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

125

Beberapa publikasi mengenai kinerja mencoba mengolah kembali

data NAB/Unit untuk memperoleh gambaran kinerja Reksa Dana misalnya

sejak awal diterbitkan, sepanjang tahun berjalan, atau tiga bulan terakhir.

Istilah NAB tidak bisa dipisahkan dari Reksa Dana karena istilah ini

merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa

Dana.

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001: 160)

Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau net asset value (NAV) merupakan alat

ukur kinerja Reksa Dana. Nilai Aktiva Bersih berasal dari nilai portofolio

Reksa Dana yang bersangkutan.

Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan jumlah aktiva setelah

dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB Per Unit

Penyertaan merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai Unit

Penyertaan yang beredar (outstanding). Bagi Investor, NAB/unit memiliki

beberapa fungsi, antara lain:

1. Sebagai harga beli atau jual pada saat Investor membeli atau menjual

unit penyertaan suatu Reksa Dana.

2. Sebagai indikator hasil (untung atau rugi) investasi yang dilakukan di

Reksa Dana dan penentu nilai investasi yang dimiliki pada suatu saat.

3. Sebagai sarana untuk mengetahui kinerja historis Reksa Dana yang

dimiliki investor.

4. Sebagai sarana untuk membandingkan kinerja historis Reksa Dana

yang satu dan Reksa Dana yang lain.

Page 40: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

126

Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti jika nilai NAB akan

mengalami kenaikan atau penurunan, karena nilai NAB tersebut sangat

tergantung akan kinerja asset yang merupakan portofolio Reksa Dana

tersebut. Kalau harga pasar asset-aset suatu Reksa Dana mengalami

kenaikan, maka NABnya tentu akan mengalami kenaikan, demikian juga

sebaliknya.

2. Mengukur Kinerja Dengan Metode Differential Return with Risk

Measured by Standard Deviation

Menurut Farid Harianto & Siswanto Sudomo (2001: 595) konsep

yang digunakan adalah garis pasar modal (capital market line, CML). Bila

kita bisa mengidentifikasi tingkat keuntungan suatu portofolio dengan

tingkat keuntungan yang terletak pada CML, untuk standar deviasi yang

sama disebut Differential Return. Bila tingkat keuntungan suatu portofolio

lebih besar dari tingkat keuntungan yang ada pada CML, maka differential

return-nya positif. Apabila sebaliknya, bila tingkat keuntungan suatu

portofolio lebih kecil dari tingkat keuntungan yang ada pada CML maka

differential return-nya negatif. Portofolio yang baik adalah portofolio yang

mempunyai differential return yang positif dan terbesar.

Rp Differential Return CML

Page 41: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

127

A . M. portofolio pasar pada CML

A .

Rf σp

Gambar 2.2 Penentuan Differential Return with Risk is Measured by Standar Deviation

Sumber: Farid Harianto & Siswanto Sudomo (2001: 596)

Untuk menghitung differential return, bila slope yang meng

hubungkan Rf dan M yaitu: untuk intercept-nya adalah Rf,

maka:

pm

fm

fp

RRRR σ

σ ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ −+= ..……………………….2.12

Dimana:

Rp = expected Return dari portofolio yang terletak pada CML

Rm = expected return market

σm = standar deviation market

σp = standar deviation portofolio

Dengan menggunakan metode ini portofolio Reksa Dana disusun

dari nilai tertinggi. Differential return tertinggi merupakan portofolio yang

terbaik.

σfm RR −

Page 42: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

128

G. Penelitian Terdahulu Farid Harianto & Siswanto Sudomo (2001: 591) menyatakan bahwa

salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili

oleh mutual funds) adalah dengan membandingkannya dengan portofolio

lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Suatu portofolio yang

memberikan tingkat keuntungan lebih tinggi belum tentu lebih baik kalau

ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi. Penelitian yang

dilakukan oleh Friend, Blume dan Crocket dan dikutip oleh Elton dan

Gruber (1991: 645), menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.3 Perbandingan kinerja mutual funds dengan portofolio yang dipilih

secara acak, variance dipakai sebagai ukuran risiko, selama (Januari 1960-Juni 1968)

Jumlah dalam Sampel Rata-rata variance Rata-rata keuntungan Risiko Mutual Portofolio Mutual Portofolio Mutual Portofolio

Funds Secara acak Funds secara acak Funds Secara

acak Risiko rendah 43 62 0,00120 0,00118 0,102 0,128

Risiko sedang 25 51 0,00182 0,00184 0,118 0,142

Risiko tinggi 18 50 0,00280 0,00279 0,138 0,162

Sumber: Elton & Gruber (1991: 645)

Tabel tersebut menunjukkan bahwa ukuran risiko yang digunakan

adalah variance (yaitu bentuk kuadrat dari deviasi standar) tingkat

keuntungan portofolio. Mutual funds, yaitu portofolio yang dikelola oleh

managed investment companies (artinya para professional), dibandingkan

portofolio yang secara acak. Perbandingan dilakukan atas dasar rata-rata

variance yang kurang lebih sama, dan dikelompokkan sebagai risiko

rendah, sedang dan tinggi. Perhatikan bahwa rata-rata variance dalam

kelompok risiko yang sama, antara mutual funds dan portofolio yang

Page 43: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

129

dipilih secara acak dan dihitung dengan bobot yang sama (equally

weighted), kurang lebih juga sama. Tetapi bila kita perhatikan dua kolom

yang terakhir, ternyata rata-rata tingkat keuntungan mutual funds selalu

lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat keuntungan portofolio-

portofolio yang dipilih secara acak. Hal ini mengundang pertanyaan

tentang kemampuan para manajer Reksa Dana dalam mengelola dana yang

dipercayakan kepada mereka.

Cara yang sama dilakukan untuk beta sebagai ukuran risiko oleh

penelitian-penelitian yang sama, yang juga dikutip oleh Elton dan Gruber

(1995: 635). Hasilnya disajikan pada tabel 2.5. Tabel tersebut juga

menunjukkan bahwa pemilihan portofolio secara acak dengan bobot yang

sama ternyata juga menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi

pada kelompok beta yang kurang lebih sama.

Tabel 2.4 Perbandingan kinerja mutual funds dengan portofolio yang dipilih

secara acak, Beta dipakai sebagai ukuran risiko (Januari 1960-Juni 1968)

Jumlah dalam sampel Rata-rata variance Rata-rata keuntungan Risiko

Mutual Funds

Portofolio secara acak

Mutual Funds

Portofolio secara acak

Mutual Funds

Portofolio Secara acak

Rendah 28 17 0,641 0,642 0,091 0,128 (β=0,5 - 0,7) Sedang 53 59 0,786 0,8 0,106 0,131 (β=0,7 - 0,9) Tinggi 22 22 0,992 0,992 0,135 0,137

(β=0,9 - 1,1)

Sumber: Elton & Gruber (1995: 635)

Guntur Irianto (2001) meneliti tentang pengaruh bunga deposito,

kurs mata uang rupiah terhadap dollar dan harga emas terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan periode penelitian 1 juni 1998-30

juni 2000. Dengan menggunakan metode analisis regresi berganda,

Page 44: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

130

diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bunga deposito dan

kurs berpengaruh negatif secara signifikan tehadap IHSG. Kedua variabel

tersebut memiliki hubungan yang saling substitusi dengan bursa efek.

Sedangkan harga emas berpengaruh positif serta signifikan terhadap

IHSG.

Penelitian yang dilakukan oleh Essi Asiyah (2005) tentang Pengaruh

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko

Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Nilai Tukar Rupiah Tehadap Kinerja

Reksa Dana Periode 2004-2005, dengan menggunakan regresi berganda

dan pengujian statistik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja Reksa Dana dengan

menggunakan metode Differential Return with Risk is Measured by

Standard Deviation dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan

dan Suku Bunga Risiko SBI.

2. Indeks Harga Saham Gabungan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja Reksa Dana yang diperoleh dengan menggunakan

Differential Return with Risk is Measured by Standard Deviation.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pengaruh IHSG terhadap

kinerja Reksa Dana dengan menggunakan metode evaluasi kinerja

Reksa Dana berkorelasi positif dan signifikan mempengaruhi kinerja

Reksa Dana.

3. Suku Bunga SBI mempengaruhi secara signifikan kinerja Reksa Dana

ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar 0.00

Page 45: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

131

4. Nilai Kurs ternyata tidak signifikan mempengaruhi kinerja ReksaDana.

H. Kerangka Pemikiran Menurut Eduardus Tandelilin (2001: 3) investasi adalah komitmen atas

sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan

tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Secara garis besar

investasi dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu investasi dalam aktiva rill

(asset riil) dan investasi dalam aktiva keuangan (asset financial).

Sebagai contoh investasi aktiva rill adalah investasi berupa gedung,

mesin, pabrik, saluran distribusi baru dan sebagainya. Sedangkan contoh

untuk investasi dalam aktiva keuangan adalah pembelian sertifikat deposito,

saham, reksa dana dan obligasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan

dimasa yang akan datang.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat

(27), Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana

dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan (kembali) dalam

portofolio efek (saham, obligasi) oleh manager investasi untuk meraih

keuntungan dan kemudian memberikan hasil (return) kepada pemodal atas

penyertaan dananya. Tujuan reksa dana yang umumnya dalah pertumbuhan

(growth), pendapatan (income) serta sasaran keseimbangan atau campuran

(balanced).

Dalam Penelitian ini, variabel-variabel independen yang dipilih untuk

diteliti adalah inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga bebas risiko Sertifikat

Page 46: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

132

Bank Indonesia (SBI) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Keempat

faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja portofolio Reksa

Dana sehingga diharapkan bisa menjadi indikator kuat bagi investor dalam

mengetahui tingkat kinerja dari masing-masing portofolio Reksa Dana. Untuk

itu hipotesa mengenai pengaruh keempat faktor tersebut terhadap kinerja

Reksa Dana perlu dilakukan sehingga investor mempunyai dasar yang kuat

dalam pengambilan keputusan.

Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama terhadap US

Dollar Amerika seringkali dianggap sebagai salah satu indikator dalam

perekonomian bangsa. Ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dollar di

Indonesia seringkali dianggap sebagai indikator ketidakstabilan perekonomian

bangsa kita. Hal ini tentu mempengaruhi pada perdagangan saham di pasar

bursa dan mempengaruhi perdagangan Reksa Dana di Indonesia yang juga

akan mempengaruhi pada keputusan investor untuk melakukan transaksi.

IHSG merupakan indikator penting yang menggambarkan situasi pasar

yang sebenarnya dimana return dan risiko pasar tersebut dihitung. Return

portofolio diharapkan meningkat jika Indeks Harga Saham Gabungan

cenderung meningkat demikian juga sebaliknya return tersebut menurun jika

IHSG cenderung menurun.

Adanya inflasi akan berdampak besar terhadap perekonomian suatu

negara. Pada saat terjadi inflasi, harga barang-barang cenderung naik, maka

hal ini menyebabkan meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan. Peningkatan biaya produksi menyebabkan harga jual produk

Page 47: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

133

meningkat sehingga akan mengurangi kuantitas produkyang dijual akibatnya

laba menurun. Dengan menurunnya kinerja keuangan perusahaan,

menyebabkan deviden yang dibagikan kepada pemegang saham berkurang

sehingga investor enggan untuk mempertahankan kepemilikannya atas saham

perusahaan, yang akhirnya berakibat pada penurunan indeks harga saham

sebagai indikator kinerja pasar modal.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja portofolio adalah tingkat

suku bunga bebas risiko SBI dimana return portofolio cenderung berkurang

jika suku bunga bebas risiko SBI meningkat, sebaliknya return portofolio akan

bertambah jika suku bunga bebas risiko menurun. Hal tersebut kemungkinan

dipengaruhi oleh kecenderungan pasar untuk menghindari risiko yang tinggi.

Melihat hubungan yang cukup erat antara inflasi, nilai tukar rupiah,

suku bunga bebas risiko SBI dan IHSG tersebut terhadap kinerja portofolio

Reksa Dana, untuk mengetahui keeratan hubungan keempat faktor tersebut

dengan Reksa Dana, maka penulis dapat menggambarkan penelitian ini

sebagai berikut.

Untuk memperjelas bagaimana mekanisme dalam Penulisan ini, maka

penulis akan menyajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Page 48: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

134

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Pengaruh IHSG, Suku Bunga Bebas Risiko SBI, Nilai Tukar Rupiah, dan Inflasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham

I. Hipotesis Sesuai dengan kerangka pemikiran dan untuk memberi arah pada proses

penelitian, di dalam penelitian ini akan diuji hipotesis sebagai berikut:

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari IHSG

terhadap kinerja reksa dana

Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari IHSG terhadap

kinerja reksa dana.

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari suku bunga

bebas risiko SBI terhadap kinerja reksa dana.

IHSG (X1)

SBI (X2)

NTR (X3)

INF (X4)

REKSA DANA SAHAM

(Y)

Page 49: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

135

Ha2 : Terdapat Pengaruh yang signifikan secara parsial dari suku bunga bebas

risiko SBI terhadap kinerja reksa dana.

Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari inflasi

terhadap kinerja reksa dana.

Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari inflasi terhadap

kinerja reksa dana.

Ho4 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari nilai tukar

rupiah terhadap kinerja reksa dana.

Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari nilai tukar rupiah

terhadap kinerja reksa dana. Ho5 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari IHSG,

suku bunga bebas risiko SBI, inflasi, nilai tukar rupiah terhadap kinerja

reksa dana.

Ha5 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari IHSG, suku

bunga bebas risiko SBI, inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap kinerja

reksa dana.

Page 50: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

136

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu dimana

penulis langsung melakukan penelitian pada tiga lokasi yaitu Badan Pengawas

Pasar Modal (BAPEPAM), Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta. Penelitian

dilakukan dimulai dari pengumpulan data yang berhubungan langsung dengan

objek penelitian, menginventarisasikan, mengolah data hingga akhirnya

diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti.

Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh variabel Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko SBI, Inflasi, dan

Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang dicerminkan

pada Nilai Aktiva Bersihnya (NAB), periode Januari 2004 sampai dengan

Desember 2006.

B. Metode Penentuan Sampel Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel ini adalah purposive

sampling yang berdasarkan judgement sampling. Purposive sampling adalah

teknik pemilihan sampel secara tidak acak dan didasarkan pada tujuan tertentu

(Indrianto dan Supomo, 1999). Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Suku Bunga Bebas

Risiko (SBI), inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja Reksa Dana

Saham yang tercatat di Bapepam. Oleh karena itu, maka sampel yang

Page 51: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

137

digunakan adalah Reksa Dana Saham yang tercatat di Bapepam. Hal tersebut

sesuai dengan teknik purposive sampling metode judgement sampling.

Sampel penelitian ini diambil dari Reksa Dana Saham yang terdaftar di

Bapepam. Dari 144 Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bapepam selama

periode Januari 2004 sampai Desember 2006, hanya 15 Reksa Dana Saham

yang terpilih sebagai sampel penelitian. Oleh karena Reksa Dana Saham yang

tercatat di Bapepam dimungkinkan terjadi perubahan di setiap periodenya,

maka sampel penelitian ini diambil dengan kriteria:

1. Semua Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bapepam selama Januari 2004

sampai dengan Desember 2006.

2. Semua Reksa Dana Saham yang selalu ada dan masih aktif selama Januari

2004 sampai dengan Desember 2006.

3. Reksa Dana Saham yang telah menerbitkan laporan keuangan mulai Januari

2004 sampai dengan Desember 2006

C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak perlu

dikumpulkan lagi. Data-data sekunder yang digunakan penulis adalah data-

data yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan

bersumber dari terbitan-terbitan Bursa Efek Jakarta, Bapepam dan Bank

Indonesia.

Page 52: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

138

Informasi Utama yang digunakan sebagai data penelitian adalah Nilai

Aktiva Bersih (NAB/Unit) Reksa Dana Saham, data mengenai tingkat suku

bunga bebas risiko dalam hal ini penulis memilih tingkat suku bunga Sertifikat

Bank Indonesia dari Bank Indonesia berdasarkan laporan bulanan terbitan

Bank Indonesia. Penulis memilih SBI sebagai tingkat suku bunga bebas risiko

dengan anggapan bahwa Bank Indonesia yang mengeluarkan SBI dapat

dipastikan akan melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Jadi investasi

yang dilakukan pada SBI benar-benar bebas risiko. Disertai Data mengenai

perkembangan Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah pada periode Januari 2004

sampai dengan Desember 2006.

D. Metode Analisis Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mendata Reksa Dana-Reksa Dana yang termasuk dalam Reksa Dana

Saham selama periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2006.

Reksa Dana yang akan menjadi objek penelitian adalah Reksa Dana

Saham yang berturut-turut ada selama periode Januari 2004 sampai

dengan Desember 2006.

2. Menghitung Return dan Risiko dari masing-masing Reksa Dana. Dalam

penelitian ini, maka penulis akan menggunakan program Microsoft Excel

untuk membantu dalam proses penghitungan return dan risiko masing-

masing Reksa Dana.

a) Menghitung Return dari Reksa Dana:

Page 53: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

139

1

1

−−

t

tt

NAVNAVNAV

Dimana:

NAVt = Net Asset Value (NAB) pada periode t

NAVt-1 = Net Asset Value (NAB) periode sebelum t

b) Menghitung Risiko dari Reksa Dana:

( )( )1

2

−= ∑

nxx

3. Evaluasi Kinerja Reksa Dana

Setelah didapatkan variabel-variabel yang dibutuhkan untuk penghitungan

kinerja Reksa Dana, maka dilakukan evaluasi kinerja portofolio dengan

menggunakan metode Differential Return with Risk Measure by Standar

Deviation.

Rumusnya yaitu:

pm

fmfp

RRRR σ

σ ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −+=

4. Melakukan pengukuran dan pengujian untuk mengetahui signifikan

pengaruh IHSG, suku bunga bebas risiko SBI, inflasi dan nilai tukar

rupiah terhadap kinerja Reksa Dana yang dihitung dengan metode

Differential Return with Risk Measured by Standar Deviation. Dalam

Pengukuran dan pengujian ini digunakan analisis regresi berganda.

Dimana kinerja merupakan variabel terikat (Y) dan faktor-faktor IHSG,

SBI, inflasi dan nilai tukar rupiah sebagai variabel bebas (X). Setelah

Page 54: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

140

dilakukan pengumpulan ternyata diperoleh gambaran bahwa data tidak

normal dan salah satu variabel dependen terdapat multikolinieritas. Oleh

karena itu, penulis merasa perlu mengeluarkan variabel tersebut dari

model regresi sehingga diperoleh model terbaik. Dan selanjutnya akan

diolah dengan menggunakan software SPSS Release 11.0 for Windows.

5. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam penggunaan analisis regresi agar menunjukkan hubungan yang

valid atau tidak bias maka perlu pengujian asumsi klasik pada model

regresi yang digunakan. Adapun asumsi dasar yang harus dipenuhi antara

lain:

a) Uji Normalitas

Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal.

Menurut Singgih Santoso (2000: 214), ada beberapa cara mendeteksi

normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan megikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Page 55: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

141

b) Multikolinieritas

Istilah kolinieritas ganda (multicolinearity) diciptakan oleh Ranger Frish

di dalam bukunya “Statistikcal Confluence Analysis by Means of

Complete Regression Systems” artinya istilah itu berarti adanya

hubungan linier yang sempurna atau eksak (perfect or exact) di antara

variabel-variabel bebas dalam model regresi (J. Supranto, 1983).

Uji multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam model

regresi. Multikolinieritas merupakan keadaan dimana satu atau lebih

variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linier dengan variabel

lainnya. Artinya bahwa jika diantara peubah-peubah bebas yang

digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lain maka

bias dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.

Untuk menguji asumsi multikolinieritas dapat digunakan VIF (Variance

Inflation Factor), dimana Gujarati (2003) mengatakan bila nilai VIF

lebih dari 10 berarti terdapat kolinieritas sangat tinggi dan sebaiknya

apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

c) Uji Autokorelasi

Istilah autokorelasi (Autocorrelation) menurut Maurice G. Kendall and

William R. Bukland, A Dictionary of Statistical Term: “Correlation

between members of series of observation ordered in time (as in time-

series data) or space (as in cross sectional data)”. Jadi autokorelasi

merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut

Page 56: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

142

urutan waktu (seperti data time series) atau menurut urutan tempat

(seperti data cross sectional ) atau korelasi pada dirinya sendiri.

Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya korelasi di antara data

pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya suatu data

dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk mendeteksi terjadi

autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson (DW).

Menurut Singgih Santoso (2000: 216) ada beberapa cara mendeteksi

adanya autokorelasi diantaranya:

1) Angka Durbin Watson (DW) di bawah -2 berarti ada autokorelasi

positif

2) Angka Dubin Watson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada

autokorelasi

3) Angka Durbin Watson (DW) di atas +2 berarti ada autokorelasi

negatif

d) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan

pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas (J.

Supranto, 1983). Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

Page 57: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

143

yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Menurut Singgih Santoso (2000: 208) ada beberapa cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat ada

atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang

telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di studentized, rinciannya antara lain adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

6. Pengujian Statistik

a) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang

dilihat melalui adjusted R Square karena variabel independennya lebih

dari 2.

Page 58: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

144

b) Uji F (Uji secara simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi

tersebut. Bila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau tingkat signifikannya

lebih kecil dari 5% (α : 5%= 0.05) maka hal ini menunjukkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara

simultan.

c) Uji T (Uji secara parsial)

Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial. Bila Thitung lebih besar dari

Ttabel atau nilai signifikan T < α : 5% (0.05) maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial

variabel independen terhadap variabel dependen.

d) Pengujian Regresi

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen digunakan model regresi berganda dengan persamaan sebagai

berikut:

Y = a + b1(IHSG) + b2(SBI) + b3(INF) + b4(NTR) + εi

Dimana:

Y : Kinerja Reksa Dana

a : Intercept

b1, b2, b3, b4 : Koefisien regresi variabel

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan

Page 59: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

145

SBI : Suku Bunga Bebas Risiko Bank Indonesia

INF : Inflasi

NTR : Nilai Tukar Rupiah

E. Operasional Variabel Penelitian Di dalam pengujian Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Suku Bunga bebas

Risiko (SBI), Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Reksa Dana,

khususnya Reksa Dana Saham, dimana data yang digunakan adalah data-data

selama periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2006 variabel-variabel

yang digunakan sebagai berikut:

1. Variabel dependen yaitu variabel utama atau variabel terikat dimana yang

menjadi perhatian peneliti. Karena tujuan penelitian ini adalah

menjelaskan atau memprediksi variabelitas dari variabel dependen. Dalam

hal ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah Kinerja Reksa Dana,

khususnya Reksa Dana Saham selama periode 2004 sampai dengan 2006.

2. Variabel independen yaitu variabel bebas yang mempengaruhi variabel

dependen. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah faktor-

faktor IHSG (X1), suku bunga bebas risiko (X2), inflasi (X3), dan nilai

tukar rupiah (X4).

Page 60: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

146

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

No Nama Variabel Konsep Variabel Sumber Data Ukuran I Variabel Terikat

Kinerja Reksa Dana Saham (Y)

Indikator yang menunjukkan baik buruknya kinerja Reksa Dana Sahamyang dilihat dari NAB.

Data Reksa Dana di Bapepam.

Rasio

II Variabel Bebas 1.IHSG (X1) 2.Suku Bunga Bebas

Risiko SBI (X2) 3.Inflasi (X3) 4.Nilai Tukar Rupiah

(X4)

Indikator yang menunjukkan kecenderungan pergerakan harga seluruh saham di Bursa Efek Jakarta. Tingkat suku bunga yang relative tidak berisiko. Indikator yang menunjukkan kenaikan harga. Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar.

Data Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ. Data suku bunga deposito/Sertifikat Bank Indonesia. Data Iinflasi dari Bank Indonesia. Data nilai tukar rupiah terhadap US Dollar di Bank Indonesia.

Rasio Rasio Rasio Rasio

Sumber: Data Olahan

Page 61: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

147

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bapepam

Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

negara serta menunjang perekonomian suatu negara yang bersangkutan.

Dalam perekonomian suatu negara, sumber dana bagi pembiayaan

perusahaan sangat terbatas, maka perlu dicarikan sumber pembiayaan yang

bersifat jangka panjang.

Sisi lain dengan adanya pasar modal adalah semakin banyaknya

perusahaan yang akan go public, yang berarti sebagian saham perusahaan

tersebut akan ikut dimiliki oleh masyarakat luas, dan secara makro

ekonomi merupakan pemerataan pendapatan. Jika makin banyak

perusahaan yang go public, bararti semakin tinggi kualitas yang dihasilkan

oleh perusahaan.

Jelaslah pemerintah mempunyai tujuan untuk merangsang

pertumbuhan bursa efek sehingga dapatmenyelenggarakan kegiatan

perdagagan yang teratur, wajar, dan efisien serta dapat bersaing secara

sehat. Segala peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa efek yang

dikeluarkan pemerintah harus disetujui oleh Bapepam.

Page 62: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

148

Tugas Badan Pengawas Pasar Modal Menurut Keppres No. 53

Tahun 1990 tentang pasar modal adalah:

a. mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek

dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta

melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum.

b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga

berikut:

1) Bursa Efek

2) Lembaga Kliring

3) Reksa Dana

4) Perusahaan efek perorangan

5) Lembaga Penunjang Pasar Modal yaitu tempat penitipan harta,

biro administrasi efek, wali amanat atau penanggung

6) Propesi Penunjang Pasar Modal

c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal.

Bapepam sebagai lembaga penagawas pasar modal wajib menetapkan

ketentuan bagi terjaminnya pelaksanaan efek secara tertib dan wajar

dalam rangka melindungi pemodal dan masyarakat seperti berikut ini:

1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di bursa efek oleh

perusahaan efek dan semua pihak.

2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak

yang telah memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan

atau pendapatan propesi

Page 63: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

149

3) Penjatahan efek, dalam hal terdapat kelebihan jumlah

permintaan pada suatu penawaran umum.

2. Gambaran Umum Reksa Dana

Reksa Dana merupakan salah satu altrernatif investasi bagi

masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil atau pemodal yang tidak

ingin menanggung risiko tinggi. Reksa dana dirancang sebagai wadah

untuk menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai modal,

pengetahuan dan waktu yang terbatas. Karenanya, reksa dana diharapkan

mampu meningkatkan peran pemodal lokal mengingat aktivitas

perdagangan di Bursa Efek (BEJ) masih didominasi oleh investor asing.

Dalam Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat

(27) telah diberikan definisi mengenai reksa dana. Reksa dana adalah

wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek

oleh manajer investasi.

Dalam definisi tersebut terkandung tiga unsur penting. Pertama,

adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut

diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola

oleh manajer investasi. Dana yang dikelola atau portofolio dalam reksa

dana itu adalah milik bersama para pemodal. Manajer investasi merupakan

pihak yang dipercayakan untuk mengelola.

Ada beberapa manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan

investasi dalam reksa dana. Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki

Page 64: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

150

dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek,

sehingga dapat memperkecil risiko. Setiap investasi memang mengandung

risiko.

Investasi dalam efek di pasar modal mempunyai risiko yang lebih

besar dibanding dengan menempatkan dana dalam deposito. Untuk

memperkecil risiko investasi dalam efek hendaknya dilakukan divesifikasi.

Artinya melakukan investasi tidak dalam satu macam efek atau saham,

tetapi dalam berbagai macam efek. Untuk melakukan diversifikasi itu,

pemodal harus memiliki dana yang cukup. Pemodal yang memiliki modal

terbatas tidak mungkin melakukan diversifikasi. Oleh karena itu, adalah

lebih baik melakukan investasi dalam reksa dana.

Kedua, reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan

investasi di pasar modal. Memilih saham-saham yang baik untuk dibeli

bukan merupakan pekerjaan mudah, melainkan memerlukan pengetahuan

tersendiri. Tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. Padahal

mungkin saja orang yang tidak memiliki pengetahuan khusus itu, ingin

menanamkan dananya dalam saham atau efek.

Ketiga, dengan menempatkan dana dalam reksa dana berarti dana

pemodal tersebut akan dikelola oleh pihak yang profesional yaitu manajer

investasi. Dengan demikian, pemodal tidak perlu lagi berpikir sepanjang

hari untuk memilih efek yang akan dijadikan portofolio investasinya,

karena hal itu sudah dilakukan oleh manajer investasi.

Page 65: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

151

Pada dasarnya, bila pemodal menempatkan dananya dalam tabungan,

maka itu berarti dana tersebut akan dikelola oleh bank dimana dana

tersebut ditempatkan. Demikian juga halnya apabila pemodal melakukan

investasi dalam reksa dana, atau membeli unit penyertaan reksa dana.

Dananya yang ditanamkan di reksa dana akan dikelola oleh manajer

investasi.

Jika ditempatkan di bank, pemodal tidak perlu tahu kemana dananya

akan dialokasikan oleh bank. Pemodal akan menerima bunga dari bank

atas penempatan dana tersebut. Sedangkan bila membeli saham reksa dana

atau unit penyertaan reksa dana, pemodal akan mendapat gambaran dari

manajer investasi melalui prospektuske mana dana itu akan dialokasikan.

Misalnya, sebagian akan dibelikan obligasi, sebagian dibelikan saham, dan

sebagian akan dibelikan instrumen pasar uang.

B. Analisis Dan Pembahasan

1. Analisis Kinerja Reksa Dana

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana-reksa

dana yang tergolong dalam reksa dana saham. Alasan penulis memilih

reksa dana yang tergolong dalam jenis reksa dana saham adalah karena

reksa dana saham memiliki tingkat risiko dan tingkat hasil yang paling

tinggi bila dibandingkan dengan jenis-jenis reksa dana lainnya.

Adapun reksa dana-reksa dana yang diikutkan dalam penelitian ini

adalah reksa dana-reksa dana saham yang selalu ada dan aktif selama 3

Page 66: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

152

tahun pengamatan, yaitu Januari 2004 sampai dengan Desember 2006,

yang dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Reksa Dana yang Terdaftar Selama Tiga Tahun

(Januari 2004 sampai dengan Desember 2006) No Nama Reksa Dana 1 ABN Amro Ind. Dana Saham 2 Arjuna 3 Bahana Dana Prima 4 BIG Nusantara 5 BIMA 6 BNI Dana Berkembang 7 Danareksa Mawar 8 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 9 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 10 Nikko Saham Nusantara 11 Panin Dana Maksima 12 Phinisi Dana Saham 13 Rencana Cerdas 14 Schroder Dana Prestasi Plus 15 Si Dana Saham

Sumber: Data olahan

Adapun dari reksa dana saham tersebut akan dilihat nilai aktiva

bersih (NAB) mingguan masing-masing reksa dana selama periode

penelitian yaitu tiga tahun. Data lainnya yang digunakan dalam penelitian

ini adalah: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tingkat suku bunga

bebas risiko Bank Indonesia, inflasi dan nilai tukar rupiah. Tingkat suku

bunga bebas risiko Bank Indonesia, inflasi dan nilai tukar rupiah perbulan

diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Bank Indonesia, periode 2004

sampai dengan 2006. sedangkan IHSG diperoleh dari Bursa Efek Jakarta.

2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana

Dalam perhitungan return dan standar deviasi reksa dana, penulis

menggunakan program microsoft excel untuk memudahkan perhitungan-

Page 67: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

153

perhitungan return dan standar deviasi masing-masing reksa dana saham

perbulan. Dalam penelitian ini akan diperoleh nilai return dan standar

deviasi yang diperoleh untuk masing-masing reksa dana saham dengan

menggunakan metode differential Return with risk is measured by Standar

Deviation. Return diperoleh dari perhitungan Nilai Aktiva Bersih Per Unit

(NAB/Unit) mingguan yaitu dengan cara NAB/Unit pada minggu ke-t

dikurangi NAB/Unit pada minggu sebelum t dan dibagi dengan NAB/Unit

pada minggu sebelum t, kemudian dicari rata-rata return-nya. Sedangkan

standar deviasi diperoleh dengan menggunakan formula yang telah

disebutkan dalam metode analisis pada bab tiga (untuk mempermudah

penulis menggunakan program microsoft excel). Setelah diperoleh standar

deviasi untuk masing-masing reksa dana saham perbulan, maka dipilih

standar deviasi tertinggi untuk dijadikan sebagai sampel penelitian

selanjutnya. Tabel 4.2 akan memperlihatkan nilai return dan standar

deviasi untuk masing-masing reksa dana yang kinerja reksa dana tersebut

terpilih untuk penelitian.

Page 68: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

154

Tabel 4.2 Hasil Return dan Standar Deviasi

No Periode Nama Reksa Dana Return SD 1 2004-01 Rencana Cerdas 0,0418 0,0452 2 2004-02 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0099 0,0345 3 2004-03 BNI Dana Berkembang -0,0172 0,0457 4 2004-04 Phinisi Dana Saham 0,0333 0,0316 5 2004-05 BIMA -0,1311 0,2624 6 2004-06 Rencana Cerdas -0,0085 0,0389 7 2004-07 BNI Dana Berkembang 0,0242 0,0393 8 2004-08 BIMA -0,0174 0,0275 9 2004-09 Phinisi Dana Saham 0,0196 0,0278

10 2004-10 BNI Dana Berkembang 0,0145 0,0241 11 2004-11 Nikko Saham Nusantara 0,0170 0,0356 12 2004-12 Nikko Saham Nusantara 0,0159 0,0427 13 2005-01 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0143 0,0431 14 2005-02 BIG Nusantara -0,0009 0,0280 15 2005-03 BIG Nusantara -0,0183 0,0377 16 2005-04 BIG Nusantara 0,0270 0,0356 17 2005-05 BIG Nusantara -0,0213 0,0248 18 2005-06 BIG Nusantara -0,0086 0,0352 19 2005-07 Panin Dana Maksima 0,0160 0,0326 20 2005-08 Panin Dana Maksima -0,0063 0,0314 21 2005-09 Arjuna 0,0543 0,0789 22 2005-10 BIG Nusantara 0,0011 0,0955 23 2005-11 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0360 0,0326 24 2005-12 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0145 0,0309 25 2006-01 Danareksa Mawar 0,0273 0,0545 26 2006-02 BIMA -0,0427 0,0854 27 2006-03 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0200 0,0336 28 2006-04 Bahana Dana Prima 0,0353 0,0403 29 2006-05 BNI Dana Berkembang -0,0218 0,0763 30 2006-06 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 0,0421 0,3603 31 2006-07 BIMA 0,1630 0,3518 32 2006-08 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0168 0,0341 33 2006-09 BIMA -0,2520 0,4987 34 2006-10 Nikko Saham Nusantara 0,0187 0,0154 35 2006-11 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 0,0178 0,0124 36 2006-12 Panin Dana Maksima 0,0169 0,0270

Sumber: Data Olahan

3. Differential Return With Risk is Measured by Standar Deviation

Page 69: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

155

Dalam pemilihan reksa dana ini didasarkan pada reksa dana yang

mempunyai kinerja terbaik untuk teori Differential Return with Risk is

Measured by Standar Deviation. Untuk setiap periode penelitian yaitu

setiap bulannya mulai Januari 2004 sampai dengan Desember 2006 yang

terdiri dari 36 bulan penelitian, diambil 1 (satu) reksa dana yang pada

evaluasi kinerja reksa dana memiliki kinerja terbaik menurut penelitian.

Reksa dana yang dihitung kinerja untuk setiap bulannya terdiri dari 15

reksa dana seperti yang telah dikemukakan dalam sub bab A.

Berdasarkan hasil perhitungan, dipilih differential return yang paling

besar karena semakin besar differential returnnya, maka kinerja portofolio

yang diperoleh melalui model tertentu masih lebih baik bila dibandingkan

dengan portofolio yang terletak pada CML.

Tabel 4.3 akan memperlihatkan nilai kinerja menurut metode

Differential Retuen with Risk is Measured by Standar Deviation yang

terpilih untuk penelitian ini selama periode Januari 2004 sampai dengan

Desember 2006.

Page 70: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

156

Tabel 4.3 Daftar kinerja reksa dana berdasarkan Differential Return with Risk is Measured by Standar Deviation yang terpilih untuk penelitian

Periode Januari 2004 s.d Desember 2006 No. Periode Nama Reksa Dana Kinerja 1 2004-01 Rencana Cerdas 8,033 2 2004-02 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 7,612 3 2004-03 BNI Dana Berkembang 7,595 4 2004-04 Phinisi Dana Saham 7,451 5 2004-05 BIMA 8,326 6 2004-06 Rencana Cerdas 7,489 7 2004-07 BNI Dana Berkembang 7,511 8 2004-08 BIMA 7,475 9 2004-09 Phinisi Dana Saham 7,496 10 2004-10 BNI Dana Berkembang 7,503 11 2004-11 Nikko Saham Nusantara 7,546 12 2004-12 Nikko Saham Nusantara 7,594 13 2005-01 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 7,585 14 2005-02 BIG Nusantara 7,537 15 2005-03 BIG Nusantara 7,585 16 2005-04 BIG Nusantara 7,836 17 2005-05 BIG Nusantara 8,045 18 2005-06 BIG Nusantara 8,385 19 2005-07 Panin Dana Maksima 8,615 20 2005-08 Panin Dana Maksima 9,630 21 2005-09 Arjuna 10,303 22 2005-10 BIG Nusantara 11,366 23 2005-11 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 12,375 24 2005-12 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 12,869 25 2006-01 Danareksa Mawar 12,959 26 2006-02 BIMA 13,067 27 2006-03 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 12,859 28 2006-04 Bahana Dana Prima 12,895 29 2006-05 BNI Dana Berkembang 12,792 30 2006-06 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 13,881 31 2006-07 BIMA 13,598 32 2006-08 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 11,881 33 2006-09 BIMA 13,162 34 2006-10 Nikko Saham Nusantara 10,809 35 2006-11 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 10,298 36 2006-12 Panin Dana Maksima 9,854

Sumber: Data Olahan

Page 71: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

157

Setelah diperoleh kinerja (differential return), langkah selanjutnya

adalah masuk ke dalam uji regresi dengan menggunakan program SPSS

release 11.0 for windows. Adapun yang menjadi variabel terikatnya

(variabel dependen) adalah kinerja, sedangkan yang menjadi variabel

bebasnya ( variabel independen) adalah IHSG, SBI, inflasi, dan nilai tukar

rupiah.

4. Deskriptif Variabel

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dijelaskan variabel-variabel

yang terdapat pada model regresi berganda seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Kinerja, IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah

Pertahun Periode Januari 2004 s.d Desember 2006 TAHUN MEAN IHSG SBI Inflasi Nilai Tukar Kinerja

2004 805,69 0,619 0,505 8985,42 7,636 2005 1089,73 0,765 0,867 9750,58 9,344 2006 1442,93 0,986 1,111 9141,25 12,338

Sumber: Data Olahan

a. Variabel Dependen (Kinerja Reksa Dana Saham) Berdasarkan tabel 4.4 di atas yang diperoleh dari pengumpulan data

tahunan periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2006, nilai rata-

rata kinerja reksa dana saham untuk tahun 2004 adalah sebesar 7,636.

Sedangkan pada tahun 2005 rata-rata kinerja reksa dana saham adalah

sebesar 9,344. Kemudian pada tahun 2006 meningkat menjadi 12,338.

Dapat diambil kesimpulan bahwa setiap tahunnya yang dimulai dari

tahun 2004 sampai 2006 nilai rata-rata kinerja reksa dana saham

Page 72: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

158

mengalami peningkatan. Dan nilai rata-rata tertinggi terjadi pada tahun

2006 dengan angka 12,338.

b. Variabel Independen

1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks harga saham tidak ubahnya seperti sebuah barometer

ataupun termometer yang ada di rumah kita. Fungsinya sangat penting

karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu kita melihat

situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks harga saham menjadi

barometer kesehatan pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi

bursa efek yang terjadi. Pada tabel 4.4 di atas dapat kita lihat nilai rata-

rata Indeks Harga Saham Gabungan setiap tahun yang dimulai dari tahun

2004 sampai dengan 2006. Selama tiga tahun pengamatan nilai rata-rata

IHSG untuk tahun 2004 adalah sebesar 805,69; kemudian mengalami

perubahan di tahun 2005 sebesar 1089,73; dan pada tahun berikutnya

meningkat sebesar 1442,93. Nilai rata-rata tertinggi selama tiga tahun

pengamatan tersebut terjadi pada tahun 2006.

2). Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Suku Bunga Bebas Risiko (SBI) merupakan salah satu instrumen

moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun

pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi. Tingkat suku

bunga berpengaruh secara nyata dan negatif terhadap kinerja pasar

Page 73: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

159

modal (Rini Dwi Astuti). Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan dengan

naiknya bunga SBI, masyarakat akan lebih tertarik untuk

menginvestasikan dananya di sektor perbankan dengan harapan

mendapatkan keuntungan bunga yang lebih besar. Akibatnya terjadi

pergeseran komposisi investasi masyarakat, yaitu investasi jangka

pendek di perbankan yang lebih besar dibandingkan dengan investasi

jangka panjang di pasar modal. Sehingga investasi dana masyarakat di

pasar modal akan turun.

Pada tabel 4.4 dijelaskan bahwa nilai rata-rata tingkat suku bunga

SBI pertahun untuk tahun 2004 adalah sebesar 0,6 persen. Sedangkan

pada tahun 2005 sebesar 0,7 persen. Kemudian mengalami peningkatan

di tahun 2006 sebesar 0,9 persen. Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai

rata-rata suku bunga setiap tahunnya meningkat. Ini artinya para investor

akan lebih memilih investasi di sektor perbankan.

3). Inflasi

Inflasi berpengaruh terhadap pergerakan harga saham melalui

return pasar (I. Sutopo dan Sudarto: 1999). Hal ini menunjukkan bahwa

secara agregatif naiknya inflasi akan menurunkan return pasar atau

indeks pasar. Pada tabel 4.4 diterangkan bahwa nilai rata-rata inflasi

pertahun pada tahun 2004 adalah sebesar 0,5 persen. Meningkat lagi di

tahun berikutnya yaitu tahun 2005 sebesar 0,8 persen. Sampai pada

tahun 2006 nilai rata-rata inflasi sebesar 1,1 persen.

4). Nilai Tukar Rupiah

Page 74: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

160

Variabel nilai tukar rupiah juga berpengaruh secara negatif

terhadap pasar modal (Rini Dwi Astuti: 2001). Dengan naiknya nilai

kurs rupiah terhadap dollar Amerika akan menyebabkan turunnya

investor dalam menanamkan dananya di pasar modal. Karena investasi,

khususnya di pasar modal relatif lebih mahal dengan nilai Dollar yang

sama membutuhkan jumlah rupiah yang lebih banyak.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-

rata nilai tukar rupiah pertahun untuk tahun 2004 adalah sebesar

8985,42. Tahun 2005 meningkat sebesar 9750,58. Sedangkan pada tahun

2006 nilainya turun sebesar 9141,25.

5. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 11.0

for windows ternyata diketahui data tidak terdistribusi secara normal

dan salah satu variabel independen (yaitu variabel SBI) terdapat gejala

multikolinieritas. Oleh karena itu penulis mencoba dengan

mengeluarkan variabel tersebut dari model persamaan regresi. Dapat

dilihat pada gambar berikut.

Page 75: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

161

Gambar 4.1 (Data Output sebelum SBI dikeluarkan dari model)

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: KINERJA

Observed Cum Prob

1,0,8,5,30,0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1,0

,8

,5

,3

0,0

Gambar 4.2 (Data Output setelah SBI dikeluarkan dari model)

Page 76: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

162

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: KINERJA

Observed Cum Prob

1,0,8,5,30,0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1,0

,8

,5

,3

0,0

Dari gambar 4.1 dan gambar 4.2 dapat diambil kesimpulan bahwa data

pada gambar 4.1 tidak terdistribusi secara normal. Data tersebut adalah

data sebelum SBI dikeluarkan dari model regresi. Terlihat bahwa data

menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal. Setelah SBI dikeluarkan dari model persamaan regresi,

terlihat pada gambar 4.2 ternyata data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas dan penelitian dapat dilanjutkan.

b. Uji Multikolinieritas

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu variabel independen

(yaitu variabel SBI) terjadi gejala multikolinieritas. Oleh karena itu,

penulis mengeluarkan variabel tersebut dari model regresi dengan

Page 77: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

163

maksud untuk mendapatkan model terbaik. Adapun tabelnya sebagai

berikut:

Tabel 4.5 (Data Output sebelum SBI dikeluarkan dari model)

Tabel 4.6

(Data Output setelah SBI dikeluarkan dari model)

Coefficients Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF 1 (Constant) IHSG 0,824 1,214 INFLASI 0,743 1,346

Coefficients Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF 1 (Constant) IHSG 0,370 2,706 SBI 0,091 11,041 INF 0,129 7,746 NTR 0,838 1,193 a Dependent Variable: KINERJA

Page 78: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

164

NTR 0,892 1,120 a Dependent Variable: KINERJA

Dari hasil uji multikolinieritas ternyata variabel SBI terdapat gejala

multikolinieritas (tabel 4.5) dengan nilai VIF (variance inflation

factor) sebesar 11,041 yang berarti jika nilai VIF lebih besar dari 10

maka dikatakan variabel tersebut mempunyai masalah

multikolinieritas. Oleh karena itu penulis mencoba mengeluarkan

variabel tersebut dari penelitian dan hasilnya terlihat pada tabel 4.6.

Dari tabel 4.6 diperoleh nilai VIF kurang dari 10 (Gujarati: 2003) yang

berarti tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel dependen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai VIF,

model regresi yang dibuat layak untuk digunakan dalam penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Tabel 4.7 Model Summary

Change Statistics Durbin-Watson Model R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 0,904 100,346 3 32 0,000 1,175 a Predictors: (Constant), NTR, IHSG, INFLASI b Dependent Variable: KINERJA

Berdasakan tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai Durbin Watson (DW)

adalah sebesar 1,175 dimana nilai tersebut berada diantara -2 sampai

+2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

Page 79: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

165

periode t-1 (sebelumnya) pada model regresi yang dibuat dalam

penelitian ini (Singgih Santoso: 2000: 216).

d. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.3

Scatterplot

Dependent Variable: KINERJA

Regression Standardized Predicted Value

2,01,51,0,50,0-,5-1,0-1,5

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Berdasarkan gambar 4.3, terlihat titik-titik menyebar secara acak atau

tidak membentuk pola tertentu yang jelas atau teratur, serta tersebar

baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti

tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga

model regresi yang disajikan layak dijadikan alat untuk memprediksi

kinerja reksa dana.

Dari hasil pengujian asumsi klasik di atas, setelah penulis

mengeluarkan variabel SBI dari model, ternyata tidak ditemukan

adanya gejala multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas

yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa estimator dalam persamaan

regresi efisien dan masing-masing estimator satu sama lainnya tidak

Page 80: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

166

mempunyai hubungan yang cukup kuat untuk saling mempengaruhi,

atau hubungan tersebut acak/random, tidak berpola, sehingga model

regresi yang disajikan merupakan model yang layak dijadikan alat

untuk memprediksi sampel yang ada.

6. Pengujian Statistik

a. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.8 Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square 1 0,951 0,904 0,895

a Predictors: (Constant), NTR, IHSG, INFLASI b Dependent Variable: KINERJA

Dari tabel Model Summary di atas, diperoleh nilai koefisien

determinasi yang disesuaikan adalah sebesar 0,895 yang berarti

sebanyak 89,5 persen variasi atau perubahan kinerja reksa dana dapat

dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG), SBI, inflasi dan Nilai Tukar Rupiah.

b. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Kinerja Reksa Dana (Uji F)

Tabel 4.9 ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 178,556 3 59,519 100,346 0,000 Residual 18,980 32 0,593 Total 197,537 35

Page 81: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

167

a Predictors: (Constant), NTR, IHSG, INFLASI b Dependent Variable: KINERJA

Pada pengujian secara simultan (Uji F) diperoleh Fhitung sebesar 100,35

dimana nilai tersebut lebih besar dari Ftabel sebesar 2,84 dan Fsign

sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa secara

bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh variabel IHSG, SBI,

inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap kinerja reksa dana. Hasil

penelitian ini mendukung hipotesis alternatif (Ha) pada hipotesis

kelima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel IHSG, SBI, inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap kinerja

reksa dana secara simultan.

c. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Kinerja Reksa Dana Secara Parsial

Tabel 4.10 Coefficients

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 7,545 2,824 2,672 0,012 IHSG 0,003 0,000 0,355 5,875 0,000 INFLASI 4,687 0,386 0,772 12,140 0,000 NTR -0,001 0,000 -0,100 -1,716 0,096 a Dependent Variable: KINERJA

Dari tabel koefisien diperoleh untuk variabel IHSG memiliki thitung

sebesar 5,875 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Jadi dapat diambil

kesimpulan bahwa variabel IHSG terdapat pengaruh yang signifikan

dimana nilai thitung lebih besar dari ttabel (5,875 > 1,69) dan nilai

signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05), maka menolak Ho

Page 82: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

168

dan menerima Ha. Nilai koefisien inflasi memiliki thitung sebesar 12,140

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jadi dapat diambil kesimpulan

bawa variabel Inflasi juga berpengaruh signifikan dimana nilai thitung

lebih besar dari ttabel (12,140 > 1,69) dan nilai signifikansi lebih kecil

dari alpha (0,000 < 0,05), maka menolak Ho dan menerima Ha.

Sedangkan koefisien Nilai Tukar Rupiah memiliki thitung sebesar -1,716

dengan nilai signifikansi sebesar 0,096. Jadi dapat diambil kesimpulan

bahwa variabel Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan

dimana thitung lebih kecil dari ttabel (-1,716 < 1,69) dan nilai signifikansi

lebih besar dari alpha (0,096 > 0,05), maka kesimpulan yang dapat

diambil adalah menerima Ho dan menolak Ha.

Nilai ttabel untuk uji ini adalah sebesar 1,69 yang diperoleh dengan

alpha 5% dan df sebesar 35 (n-1).

d. Pengujian Koefisien Regresi

Dari persamaan Y = 7,545 + 0,003 X1 + 4,687 X2 dapat dijelaskan

bahwa:

1). Indeks Harga Saham Gabungan berpengaruh positif secara

signifikan terhadap kinerja reksa dana sebesar 0,003 yang berarti

jika IHSG mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan

meningkatkan kinerja reksa dana sebesar 0,003 dan begitu juga

sebaliknya dengan asumsi variabel lain tetap.

2). Inflasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja reksa

dana sebesar 4,687 yang berarti jika inflasi mengalami peningkatan

Page 83: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

169

sebesar 1% maka akan meningkatkan kinerja reksa dana sebesar

4,687 dan begitupun sebaliknya dengan asumsi variabel lain tetap.

3). Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja reksa dana

adalah variabel Inflasi. Artinya variabel ini mempunyai pengaruh

yang sangat signifikan terhadap baik buruknya kinerja reksa dana

saham. Hal ini menunjukkan bahwa secara agregatif naiknya

inflasi akan menurunkan return pasar atau indeks pasar.

Hampir sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Essi Asiyah

(2005) bahwa variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan

Suku Bunga Bebas Risiko (SBI) berpengaruh positif terhadap

kinerja reksa dana saham. Dalam penelitiannya, ia hanya

memasukkan tiga variabel yaitu IHSG, SBI dan Nilai Tukar

Rupiah. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis menambah satu

variabel makro yaitu inflasi dimana variabel tersebut secara

signifikan menjadi variabel yang paling dominan mempengaruhi

kinerja reksa dana saham.

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Page 84: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

170

Berdasarkan analisis pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),

Suku Bunga Bebas Risiko SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap

kinerja Reksa Dana Saham dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember

2006 dengan menggunakan regresi berganda dan pengujian statistik dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian diperoleh gambaran bahwa diantara variabel

independen terdapat gejala multikolinieritas sehingga penulis merasa

perlu mengeluarkan salah satu variabel tersebut (dalam hal ini variabel

SBI yang dikeluarkan) dari model persamaan regresi dengan maksud

untuk mendapatkan model persamaan yang terbaik.

2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja reksa

dana saham dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

dan Inflasi dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,000.

3. Nilai Tukar Rupiah ternyata tidak signifikan mempengaruhi kinerja

reksa dana dengan nilai signifikansi sebesar 0,096 yang berarti lebih

besar dari alpha 0,05 sehingga kita tidak dapat memasukkan variabel ini

sebagai parameter dalam mengelola reksa dana.

4. Variabel inflasi menjadi variabel yang paling dominan mempengaruhi

kinerja reksa dana saham.

B. Implikasi

1. Dengan melihat perilaku data selama periode penelitian, analisis lebih

lanjut dapat dilakukan dengan membagi periode penelitian menjadi dua

bagian yaitu periode dimana suku bunga SBI meningkat tajam dan

Page 85: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

171

periode dimana suku bunga SBI berangsur turun. Dengan melakukan

pemisahan tersebut diharapkan hasil perhitungan yang diperoleh lebih

menggambarkan situasi sebenarnya.

2. Dalam penelitian selanjutnya juga sebaiknya periode penelitian juga

dibuat labih lama, sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang lebih

baik.

3. Kepada para investor disarankan untuk menggunakan variabel IHSG dan

Inflasi sebagai parameter kinerja reksa dana.

LAMPIRAN

Daftar Reksa Dana Saham yang Terdaftar

Selama Periode Januari 2004 s.d Desember 2006

Page 86: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

172

No Nama Reksa Dana 1 ABN Amro Ind. Dana Saham 2 Arjuna 3 Bahana Dana Prima 4 BIG Nusantara 5 BIMA 6 BNI Dana Berkembang 7 Danareksa Mawar 8 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 9 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 10 Nikko Saham Nusantara 11 Panin Dana Maksima 12 Phinisi Dana Saham 13 Rencana Cerdas 14 Schroder Dana Prestasi Plus 15 Si Dana Saham

Daftar Nilai Return Dan Standar Deviasi Tertinggi Perbulan Periode Januari 2004 s.d Desember 2006

No. Periode Nama Reksa Dana Return Std Dev.

1 2004-01 Rencana Cerdas 0,0418 0,0452 2 2004-02 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0099 0,0345 3 2004-03 BNI Dana Berkembang -0,0172 0,0457 4 2004-04 Phinisi Dana Saham 0,0333 0,0316

Page 87: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

173

5 2004-05 BIMA -0,1311 0,2624 6 2004-06 Rencana Cerdas -0,0085 0,0389 7 2004-07 BNI Dana Berkembang 0,0242 0,0393 8 2004-08 BIMA -0,0174 0,0275 9 2004-09 Phinisi Dana Saham 0,0196 0,0278 10 2004-10 BNI Dana Berkembang 0,0145 0,0241 11 2004-11 Nikko Saham Nusantara 0,0170 0,0356 12 2004-12 Nikko Saham Nusantara 0,0159 0,0427 13 2005-01 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0143 0,0431 14 2005-02 BIG Nusantara -0,0009 0,0280 15 2005-03 BIG Nusantara -0,0183 0,0377 16 2005-04 BIG Nusantara 0,0270 0,0356 17 2005-05 BIG Nusantara -0,0213 0,0248 18 2005-06 BIG Nusantara -0,0086 0,0352 19 2005-07 Panin Dana Maksima 0,0160 0,0326 20 2005-08 Panin Dana Maksima -0,0063 0,0314 21 2005-09 Arjuna 0,0543 0,0789 22 2005-10 BIG Nusantara 0,0011 0,0955 23 2005-11 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0360 0,0326 24 2005-12 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0145 0,0309 25 2006-01 Danareksa Mawar 0,0273 0,0545 26 2006-02 BIMA -0,0427 0,0854 27 2006-03 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0200 0,0336 28 2006-04 Bahana Dana Prima 0,0353 0,0403 29 2006-05 BNI Dana Berkembang -0,0218 0,0763 30 2006-06 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 0,0421 0,3603 31 2006-07 BIMA 0,1630 0,3518 32 2006-08 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 0,0168 0,0341 33 2006-09 BIMA -0,2520 0,4987 34 2006-10 Nikko Saham Nusantara 0,0187 0,0154 35 2006-11 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 0,0178 0,0124 36 2006-12 Panin Dana Maksima 0,0169 0,0270

Daftar Kinerja Reksa Dana Berdasarkan Differential Return With Risk By

Standar Deviation Yang Terpilih Untuk Penelitian Periode Januari 2004 s.d Desember 2006

No. Periode Nama Reksa Dana Kinerja 1 2004-01 Rencana Cerdas 8,033 2 2004-02 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 7,612 3 2004-03 BNI Dana Berkembang 7,595 4 2004-04 Phinisi Dana Saham 7,451

Page 88: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

174

5 2004-05 BIMA 8,326 6 2004-06 Rencana Cerdas 7,489 7 2004-07 BNI Dana Berkembang 7,511 8 2004-08 BIMA 7,475 9 2004-09 Phinisi Dana Saham 7,496 10 2004-10 BNI Dana Berkembang 7,503 11 2004-11 Nikko Saham Nusantara 7,546 12 2004-12 Nikko Saham Nusantara 7,594 13 2005-01 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 7,585 14 2005-02 BIG Nusantara 7,537 15 2005-03 BIG Nusantara 7,585 16 2005-04 BIG Nusantara 7,836 17 2005-05 BIG Nusantara 8,045 18 2005-06 BIG Nusantara 8,385 19 2005-07 Panin Dana Maksima 8,615 20 2005-08 Panin Dana Maksima 9,630 21 2005-09 Arjuna 10,303 22 2005-10 BIG Nusantara 11,366 23 2005-11 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 12,375 24 2005-12 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 12,869 25 2006-01 Danareksa Mawar 12,959 26 2006-02 BIMA 13,067 27 2006-03 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 12,859 28 2006-04 Bahana Dana Prima 12,895 29 2006-05 BNI Dana Berkembang 12,792 30 2006-06 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 13,881 31 2006-07 BIMA 13,598 32 2006-08 Dana Megah Kapital (Trim Capital) 11,881 33 2006-09 BIMA 13,162 34 2006-10 Nikko Saham Nusantara 10,809 35 2006-11 Master Dinamis (Billis Super Dinamika) 10,298 36 2006-12 Panin Dana Maksima 9,854

Daftar IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Selama Periode Januari 2004 s.d Desember 2006

No. Periode IHSG SBI (%) INF (%) NTR 1 2004-01 752,93 0,66 0,40 8441 2 2004-02 761,08 0,62 0,38 8447 3 2004-03 735,68 0,62 0,43 8587 4 2004-04 783,41 0,61 0,49 8661 5 2004-05 732,52 0,61 0,54 9210

Page 89: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

175

6 2004-06 732,40 0,61 0,57 9415 7 2004-07 756,98 0,61 0,60 9168 8 2004-08 754,70 0,61 0,56 9328 9 2004-09 820,13 0,62 0,52 9170

10 2004-10 860,49 0,62 0,52 9090 11 2004-11 977,77 0,62 0,52 9018 12 2004-12 1000,23 0,62 0,53 9290 13 2005-01 1045,44 0,62 0,61 9165 14 2005-02 1073,83 0,62 0,60 9260 15 2005-03 1080,17 0,62 0,73 9480 16 2005-04 1029,61 0,64 0,68 9570 17 2005-05 1088,17 0,66 0,62 9495 18 2005-06 1122,38 0,69 0,62 9713 19 2005-07 1182,30 0,71 0,65 9819 20 2005-08 1050,09 0,79 0,69 10240 21 2005-09 1079,28 0,83 0,76 10310 22 2005-10 1066,22 0,92 1,49 10090 23 2005-11 1096,64 1,02 1,53 10035 24 2005-12 1162,64 1,06 1,43 9830 25 2006-01 1232,32 1,06 1,42 9395 26 2006-02 1230,66 1,06 1,49 9230 27 2006-03 1322,97 1,06 1,31 9075 28 2006-04 1464,41 1,06 1,28 8775 29 2006-05 1330,00 1,04 1,30 9220 30 2006-06 1310,26 1,04 1,29 9300 31 2006-07 1351,65 1,02 1,26 9070 32 2006-08 1431,26 0,98 1,24 9100 33 2006-09 1534,62 0,94 1,21 9235 34 2006-10 1582,63 0,90 0,52 9110 35 2006-11 1718,96 0,85 0,44 9165 36 2006-12 1805,52 0,81 0,55 9020

Page 90: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

176

Daftar Standar Deviasi Reksa Dana Saham Perbulan Tahun 2004

standar deviasi 2004 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nop Des 1 ABN AMRO D. SAHAM 0,036 0,023 0,038 0,028 0,028 0,033 0,014 0,009 0,022 0,014 0,017 0,0242 ARJUNA 0,028 0,015 0,022 0,020 0,022 0,023 0,016 0,008 0,017 0,009 0,010 0,0263 BAHANA D. PRIMA 0,036 0,028 0,038 0,022 0,029 0,028 0,015 0,006 0,024 0,009 0,011 0,0234 BIG NUSANTARA 0,015 0,032 0,038 0,026 0,025 0,032 0,010 0,008 0,016 0,020 0,013 0,0215 BIMA 0,001 0,000 0,000 0,000 0,262 0,000 0,000 0,027 0,001 0,000 0,000 0,0016 BNI D. BERKEMBANG 0,032 0,029 0,046 0,018 0,036 0,018 0,039 0,011 0,025 0,024 0,018 0,0407 DANAREKSA MAWAR 0,045 0,025 0,033 0,026 0,020 0,021 0,011 0,006 0,022 0,012 0,009 0,0268 DANA MEGAH KAPITAL 0,017 0,034 0,038 0,022 0,030 0,030 0,025 0,006 0,014 0,019 0,017 0,0289 MASTER DINAMIS 0,025 0,014 0,024 0,026 0,018 0,016 0,020 0,005 0,023 0,006 0,016 0,024

10 NIKKO SHM NUSANTARA 0,021 0,012 0,013 0,010 0,010 0,031 0,018 0,011 0,016 0,018 0,036 0,04311 PANIN MAKSIMA 0,023 0,021 0,029 0,004 0,021 0,025 0,020 0,009 0,019 0,016 0,021 0,03312 PHINISI D. SAHAM 0,038 0,029 0,042 0,032 0,032 0,038 0,021 0,005 0,028 0,016 0,017 0,02813 RENCANA CERDAS 0,045 0,020 0,041 0,026 0,028 0,039 0,016 0,008 0,020 0,014 0,014 0,02614 SCHRODER D. PRESTASI PLUS 0,040 0,019 0,042 0,020 0,027 0,029 0,022 0,009 0,024 0,013 0,015 0,02515 SI DANA SHM 0,041 0,025 0,041 0,029 0,029 0,035 0,024 0,005 0,022 0,015 0,015 0,023 0,045 0,034 0,046 0,032 0,262 0,039 0,039 0,027 0,028 0,024 0,036 0,043

Page 91: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

177

LANJUTAN Daftar Standar Deviasi Reksa Dana Saham Perbulan

Tahun 2005

standar deviasi 2005 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nop Des 1 ABN AMRO D. SAHAM 0,020 0,026 0,028 0,030 0,019 0,023 0,019 0,022 0,041 0,009 0,020 0,0212 ARJUNA 0,018 0,008 0,006 0,002 0,001 0,007 0,002 0,018 0,079 0,004 0,006 0,0233 BAHANA D. PRIMA 0,020 0,021 0,031 0,017 0,018 0,028 0,024 0,022 0,047 0,003 0,029 0,0224 BIG NUSANTARA 0,019 0,028 0,038 0,036 0,025 0,035 0,016 0,024 0,028 0,095 0,018 0,0215 BIMA 0,001 0,001 0,002 0,001 0,001 0,002 0,001 0,001 0,003 0,001 0,001 0,0176 BNI D. BERKEMBANG 0,032 0,019 0,032 0,026 0,020 0,016 0,022 0,030 0,036 0,014 0,020 0,0207 DANAREKSA MAWAR 0,011 0,020 0,025 0,013 0,014 0,021 0,023 0,020 0,035 0,015 0,027 0,0278 DANA MEGAH KAPITAL 0,043 0,027 0,029 0,021 0,021 0,028 0,031 0,022 0,041 0,016 0,033 0,0319 MASTER DINAMIS 0,021 0,015 0,035 0,018 0,016 0,022 0,021 0,017 0,034 0,021 0,016 0,025

10 NIKKO SHM NUSANTARA 0,041 0,023 0,021 0,020 0,013 0,006 0,009 0,019 0,032 0,008 0,015 0,01411 PANIN MAKSIMA 0,010 0,018 0,032 0,025 0,018 0,025 0,033 0,031 0,031 0,010 0,020 0,01912 PHINISI D. SAHAM 0,019 0,027 0,031 0,019 0,017 0,029 0,026 0,024 0,035 0,014 0,028 0,03013 RENCANA CERDAS 0,020 0,026 0,021 0,013 0,018 0,026 0,024 0,018 0,040 0,016 0,021 0,01914 SCHRODER D. PRESTASI PLUS 0,018 0,020 0,018 0,027 0,008 0,016 0,020 0,022 0,025 0,021 0,025 0,02515 SI DANA SHM 0,017 0,016 0,032 0,022 0,017 0,027 0,026 0,022 0,033 0,014 0,028 0,028 0,043 0,028 0,038 0,036 0,025 0,035 0,033 0,031 0,079 0,095 0,033 0,031

Page 92: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

178

LANJUTAN Daftar Standar Deviasi Reksa Dana Saham Perbulan

Tahun 2006

standar deviasi 2006 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nop Des 1 ABN AMRO D. SAHAM 0,029 0,026 0,020 0,033 0,059 0,036 0,027 0,023 0,013 0,012 0,010 0,0042 ARJUNA 0,003 0,006 0,000 0,003 0,004 0,004 0,002 0,000 0,000 0,000 0,001 0,0013 BAHANA D. PRIMA 0,031 0,013 0,029 0,040 0,057 0,038 0,025 0,024 0,018 0,015 0,009 0,0064 BIG NUSANTARA 0,021 0,033 0,015 0,011 0,038 0,132 0,016 0,005 0,028 0,010 0,008 0,0185 BIMA 0,008 0,085 0,001 0,002 0,057 0,285 0,352 0,003 0,499 0,000 0,000 0,0006 BNI D. BERKEMBANG 0,028 0,026 0,026 0,026 0,076 0,039 0,032 0,028 0,015 0,006 0,010 0,0187 DANAREKSA MAWAR 0,055 0,010 0,032 0,023 0,062 0,034 0,027 0,025 0,016 0,010 0,011 0,0048 DANA MEGAH KAPITAL 0,042 0,023 0,034 0,033 0,065 0,032 0,033 0,034 0,017 0,012 0,008 0,0089 MASTER DINAMIS 0,035 0,021 0,022 0,019 0,045 0,360 0,023 0,023 0,013 0,011 0,012 0,005

10 NIKKO SHM NUSANTARA 0,020 0,006 0,021 0,029 0,038 0,015 0,010 0,020 0,010 0,015 0,007 0,00711 PANIN MAKSIMA 0,030 0,019 0,017 0,025 0,048 0,027 0,021 0,021 0,022 0,011 0,010 0,02712 PHINISI D. SAHAM 0,032 0,019 0,026 0,034 0,052 0,037 0,028 0,026 0,016 0,009 0,012 0,00613 RENCANA CERDAS 0,027 0,019 0,028 0,034 0,056 0,036 0,022 0,026 0,014 0,015 0,010 0,01314 SCHRODER D. PRESTASI PLUS 0,031 0,013 0,018 0,030 0,056 0,043 0,028 0,015 0,016 0,001 0,012 0,01415 SI DANA SHM 0,037 0,019 0,025 0,033 0,069 0,037 0,031 0,026 0,015 0,010 0,005 0,022 0,055 0,085 0,034 0,040 0,076 0,360 0,352 0,034 0,499 0,015 0,012 0,027

Page 93: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

179

Daftar Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Differential Return With Risk By Standar Deviation Periode Januari 2004 s.d Desember 2006

TAHUN 2004 IHSG SBI (%) Kinerja Reksa Dana

n Bulan Nama Reksa Dana σp (Rm) (Rf) NTR INF (%) ( mR -Rf) ( mR -Rf)/σm Rf+( mR -Rf)/σm*σp 1 Jan RENCANA CERDAS 0,045 752,93 0,66 8441 0,40 1112,13 3,834 8,033 2 Feb DANA MEGAH KAPITAL 0,034 761,08 0,62 8447 0,38 1112,16 3,834 7,612 3 Mar BNI D. BERKEMBANG 0,046 735,68 0,62 8587 0,43 1112,16 3,834 7,595 4 Apr PHINISI D. SAHAM 0,032 783,41 0,61 8661 0,49 1112,17 3,834 7,451 5 Mei BIMA 0,262 732,52 0,61 9210 0,54 1112,17 3,834 8,326 6 Jun RENCANA CERDAS 0,039 732,40 0,61 9415 0,57 1112,17 3,834 7,489 7 Jul BNI D. BERKEMBANG 0,039 756,98 0,61 9168 0,60 1112,17 3,834 7,511 8 Agu BIMA 0,027 754,70 0,61 9328 0,56 1112,17 3,834 7,475 9 Sep PHINISI D. SAHAM 0,028 820,13 0,62 9170 0,52 1112,16 3,834 7,496

10 Okt BNI D. BERKEMBANG 0,024 860,49 0,62 9090 0,52 1112,16 3,834 7,503 11 Nov NIKKO SHM NUSANTARA 0,036 977,77 0,62 9018 0,52 1112,16 3,834 7,546 12 Des NIKKO SHM NUSANTARA 0,043 1000,23 0,62 9290 0,53 1112,16 3,834 7,594

Page 94: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

180

LANJUTAN

Daftar Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Differential Return With Risk By Standar Deviation Periode Januari 2004 s.d Desember 2006

TAHUN

2005 IHSG SBI (%) Kinerja Reksa Dana

n Bulan Nama Reksa Dana σp (Rm) (Rf) NTR INF (%) ( mR -Rf) ( mR -Rf)/σm Rf+( mR -Rf)/σm*σp 13 Jan DANA MEGAH KAPITAL 0,043 1045,44 0,62 9165 0,61 1112,16 3,834 7,585 14 Feb BIG NUSANTARA 0,028 1073,83 0,62 9260 0,60 1112,16 3,834 7,537 15 Mar BIG NUSANTARA 0,038 1080,17 0,62 9480 0,73 1112,16 3,834 7,585 16 Apr BIG NUSANTARA 0,036 1029,61 0,64 9570 0,68 1112,14 3,834 7,836 17 Mei BIG NUSANTARA 0,025 1088,17 0,66 9495 0,62 1112,12 3,834 8,045 18 Jun BIG NUSANTARA 0,035 1122,38 0,69 9713 0,62 1112,09 3,834 8,385 19 Jul PANIN MAKSIMA 0,033 1182,30 0,71 9819 0,65 1112,07 3,834 8,615 20 Agu PANIN MAKSIMA 0,031 1050,09 0,79 10240 0,69 1111,99 3,834 9,630 21 Sep ARJUNA 0,079 1079,28 0,83 10310 0,76 1111,95 3,834 10,303 22 Okt BIG NUSANTARA 0,095 1066,22 0,92 10090 1,49 1111,86 3,833 11,366 23 Nov DANA MEGAH KAPITAL 0,033 1096,64 1,02 10035 1,53 1111,76 3,833 12,375 24 Des DANA MEGAH KAPITAL 0,031 1162,64 1,06 9830 1,43 1111,72 3,833 12,869

Page 95: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

181

LANJUTAN

Daftar Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Differential Return With Risk By Standar Deviation Periode Januari 2004 s.d Desember 2006

TAHUN

2006 IHSG SBI (%) Kinerja Reksa Dana

n Bulan Nama Reksa Dana σp (Rm) (Rf) NTR INF (%) ( mR -Rf) ( mR -Rf)/σm Rf+( mR -Rf)/σm*σp

25 Jan DANAREKSA MAWAR 0,055 1232,32 1,06 9395 1,42 1111,72 3,833 12,959 26 Feb BIMA 0,085 1230,66 1,06 9230 1,49 1111,72 3,833 13,067 27 Mar DANA MEGAH KAPITAL 0,034 1322,97 1,06 9075 1,31 1111,72 3,833 12,859 28 Apr BAHANA D. PRIMA 0,040 1464,41 1,06 8775 1,28 1111,72 3,833 12,895 29 Mei BNI D. BERKEMBANG 0,076 1330,00 1,04 9220 1,30 1111,74 3,833 12,792 30 Jun MASTER DINAMIS 0,360 1310,26 1,04 9300 1,29 1111,74 3,833 13,881 31 Jul BIMA 0,352 1351,65 1,02 9070 1,26 1111,76 3,833 13,598 32 Agu DANA MEGAH KAPITAL 0,034 1431,26 0,98 9100 1,24 1111,80 3,833 11,881 33 Sep BIMA 0,499 1534,62 0,94 9235 1,21 1111,84 3,833 13,162 34 Okt NIKKO SHM NUSANTARA 0,015 1582,63 0,90 9110 0,52 1111,88 3,833 10,809 35 Nov MASTER DINAMIS 0,012 1718,96 0,85 9165 0,44 1111,93 3,834 10,298 36 Des PANIN MAKSIMA 0,027 1805,52 0,81 9020 0,55 1111,97 3,834 9,854

mR = 1112,79 σm= 290,05

Page 96: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

182

HASIL OUTPUT SEBELUM VARIABEL SBI DI ELIMINASI DARI MODEL REGRESI

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: KINERJA

Observed Cum Prob

1,0,8,5,30,0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1,0

,8

,5

,3

0,0

ANOVAb

192,309 4 48,077 285,101 ,000a

5,228 31 ,169197,537 35

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), NTR, IHSG, INF, SBIa.

Dependent Variable: KINERJAb.

Scatterplot

Dependent Variable: KINERJA

Regression Standardized Predicted Value

2,01,51,0,50,0-,5-1,0-1,5

Reg

ress

ion

Stu

dent

ized

Res

idua

l

4

3

2

1

0

-1

-2

Page 97: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

183

LANJUTAN

HASIL OUTPUT SEBELUM VARIABEL SBI DI ELIMINASI DARI MODEL REGRESI

Model Summaryb

,987a ,974 ,970 ,41065 ,974 285,101 4 31 ,000 1,936Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-W

atson

Predictors: (Constant), NTR, IHSG, INF, SBIa.

Dependent Variable: KINERJAb.

Coefficientsa

1,398 1,652 ,846 ,404,000 ,000 ,032 ,676 ,504 ,668 ,121 ,020 ,370 2,706

11,328 1,254 ,877 9,031 ,000 ,986 ,851 ,264 ,091 11,041,634 ,494 ,104 1,283 ,209 ,887 ,225 ,037 ,129 7,746,000 ,000 -,028 -,889 ,381 ,180 -,158 -,026 ,838 1,193

(Constant)IHSGSBIINFNTR

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: KINERJAa.

Page 98: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

184

HASIL OUTPUT SETELAH VARIABEL SBI DI ELIMINASI DARI MODEL REGRESI

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: KINERJA

Observed Cum Prob

1,0,8,5,30,0

Exp

ecte

d C

um P

rob

1,0

,8

,5

,3

0,0

ANOVAb

178,556 3 59,519 100,346 ,000a

18,980 32 ,593197,537 35

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), NTR, IHSG, INFa.

Dependent Variable: KINERJAb.

Scatterplot

Dependent Variable: KINERJA

Regression Standardized Predicted Value

2,01,51,0,50,0-,5-1,0-1,5

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Page 99: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

185

LANJUTAN

HASIL OUTPUT SETELAH VARIABEL SBI DI ELIMINASI DARI MODEL REGRESI

Model Summaryb

,951a ,904 ,895 ,77015 ,904 100,346 3 32 ,000 1,175Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change StatisticsDurbin-W

atson

Predictors: (Constant), NTR, IHSG, INFa.

Dependent Variable: KINERJAb.

Coefficientsa

7,545 2,824 2,672 ,012,003 ,000 ,355 5,875 ,000 ,668 ,720 ,322 ,824 1,214

4,687 ,386 ,772 12,140 ,000 ,887 ,906 ,665 ,743 1,346-,001 ,000 -,100 -1,716 ,096 ,180 -,290 -,094 ,892 1,120

(Constant)IHSGINFNTR

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: KINERJAa.

Page 100: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

87

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. “Sekilas Tentang Seritifikat Bank Indonesia”, Jakarta, 1999. Bapepam. “Apa dan Bagaimana yang Harus Anda Pahami Seputar Reksa Dana:

Panduan Reksa Dana”, Jakarta, Bapepam, Agustus 1997.

Bisnis Indonesia, Januari – Desember 2003.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. “Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab”, edisi pertama, Jakarta, Salemba empat, 2001.

Dominick Salvatore. “Teori dan Soal-Soal Ekonomi Internasional”, Edisi Ketiga,

Jakarta, Erlangga, 1997. Dwiyanti, Vonny. “Wawasan Bursa Saham”, Edisi Pertama, Yogyakarta,

Universitas Atma Jaya, 1999. Elton E.J and M.J. Gruber. “Modern Portofolio Theory and Investment Analysis”,

Fifth edition, Canada, John Willey and Sons, Inc, 1995. Hady, Hamdy, DR., “Valas Untuk Manajer (Forex For Manager)”, Cetakan

Keempat, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2001. Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo. “Perangkat dan Teknik Analisis Investasi

di Pasar Modal Indonesia”, Jakarta, Bursa Efek, 2001. Husnan, Suad. “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, Edisi

Ketiga, Yogyakarta, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 1998. Investor, 9 – 22 Agustus 2005. Irianto, Guntur. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan”, Jurnal Manajemen Publik & Bisnis, hal 82-101, 2001.

Jogiyanto H.M., “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Yogyakarta, BPFE,

1998.

Page 101: Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19760/1/AMIRUL... · ¾ SDN Lebak Gede (Tahun 1990 – 1996) ¾ MTsN Pulomerak

85

Kontan, 13 Juni 2005 Lipsey G. Richard, Steiner O. Peter, Purvis D. Douglas, Jaka Wasana, Bran, Doko

Kir, “Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi kedelapan, Erlangga. Madura, Jeff. “Manajemen Keuangan Internasional”, Jilid I, Edisi Keempat,

Jakarta, Erlangga, 1997. Pratomo, Eko P. “Berwisata Kedunia Reksa Dana”, Jakarta, Gramedia Pustaka

Utama, 2004. Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. “Reksa Dana Solusi Perencanaan

Investasi di Era Modern”, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2004. Sakhowi, Ahmad. “Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukr Rupiah, Inflasi dan

Tingkat Bunga Terhadap Kinerjaaham di BEJ”, Jurnal Ekonomi & Bisnis, vol.2, no.1, hal 1-16, 2004.

Setiaatmadja, Lukas. “Manajemen Keuangan”, Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi

Offset, 1994. Setyaningsih, “Perbandingan Kinerja Reksa Dana di Indonesia Periode 1997-

1999”, Jurnal Riset Ekonomi & Manajemen, vol.2, no.1, hal 53-71, Januari 2002.

Siagian, Victor. “Analysis Of Stock Mutual Fund In Indonesia: 1998-2004”,

Business and Entrepreneurial Review, vol.5, no.1, October 2005. Stoneir, A Alfred and Haque C Douglas. “Teori Ekonomi”, Jakarta, Ghalia

Indonesia, 1984. Tendelilin, Eduardus. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”,

Yogyakarta, BPFE, 2001. Wardhani, Ratna. “Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia: Komposisi Dari

Kemampuan dan Gaya Manajer Investasi Serta Karakteristik Institusi”, Jurnal Keuangan & Perbankan, vol.1, no.1, 2004.