pengaruh dukungan sosial dan kepribadian terhadap
TRANSCRIPT
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN
KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN
DIRI PADA MASA PENSIUN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Disusun oleh : HANNY SAFITRI SARI
NIM: 106070002243
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H/2010M
ii
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN
KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI
PADA MASA PENSIUN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh
gelar Sarjana Psikologi
Oleh
HANNY SAFITRI SARI
NIM: 106070002243
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Ikhwan Lutfi, M. Psi NIP: 19730710 2005011 006
Pembimbing II
Desi Yustari Muchtar, M. Psi NIP: 19821214 2008012 006
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H/2010M
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 06 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 06 Desember 2010
Sidang Munaqasyah
Dekan/ Pembantu Dekan/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 522 NIP.19561223 198303 2001
Anggota :
Dra. Zahrotun Nihayah, M. Si Ikhwan Lutfi, M. Psi NIP.19620724 198903 2001 NIP. 19730710 2005011 006
Desi Yustari Muchtar, M. Psi NIP. 19821214 2008012 006
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hanny Safitri Sari
NIM : 106070002243
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH
DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN
DIRI PADA MASA PENSIUN” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan
tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun
kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan
sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-
Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan
dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 06 Desember 2010
Hanny Safitri Sari NIM : 106070002243
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi
kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah
(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
(QS. Ar-Rum: 54)
PERSEMBAHAN :
Sujud syukur hamba pada-Mu ya Rabb, dengan iringan doa, usaha dan keyakinan skripsi ini
ku persembahkan teruntuk:
Keluargaku tercinta, mama, papa, ketiga kakakku dan orang-orang yang menyayangi dan
selalu mendoakanku dalam kebaikan.
Ya Allah, jadikanlah karya ini sebagai kado terindah untuk mereka saat ini.
Amiin…
v
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2010 C) Hanny Safitri Sari D) Pengaruh Dukungan Sosial dan Kepribadian terhadap Penyesuaian Diri pada
Masa Pensiun E) XI + 79 halaman ( belum termasuk lampiran) Pensiun merupakan permasalahan bagi pekerja diusianya yang sudah lanjut. Dukungan sosial adalah sesuatu yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh pensiunan, dukungan-dukungan yang berasal dari significant others sangat mempengaruhi seseorang untuk melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi lingkungan dan aktivitas yang berbeda. Dukungan sosial yang baik maka penyesuaian dirinya pun baik, dimana seseorang dapat menempatkan dirinya di masyarakat maka dia akan diterima dengan baik oleh masyarakat begitu juga sebaliknya. Kepribadian extrovert diartikan sebagai pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain dan berfokus pada the world outside the self. Semakin extrovert seseorang, interaksi sosialnya pun akan lebih baik dibandingkan orang yang introvert, sehingga mereka yang extrovert akan lebih merasakan manfaat dukungan sosial yang sangat berpengaruh disaat keberlangsungan penyesuaian diri (pada masa pensiun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, dengan total responden sebanyak 50 orang di PT. PLN (Persero).
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian secara bersama-sama terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun sebesar 57,3%. Secara parsial, dukungan sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun sebesar 48,6% dan kepribadian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun sebesar 8,7%. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran kepada pihak perusahaan, keluarga, teman sejawat sarta lingkungan sosial terkait untuk bersama-sama memberikan dukungan bagi para pensiunan. Sedangkan saran bagi para pensiunan agar dapat memanfaatkan lingkungan sosialnya untuk keberlangsungan penyesuaian dirinya pada masa pensiun kearah yang lebih baik lagi.
F) Bahan Bacaan: 24 buku + 1 skripsi + 4 jurnal
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim
Syukur Alhamdullilah peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
berkat limpahan rahmat, petunjuk, pertolongan dan izin-Nya lah peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN
KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN.
Shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah dalam menegakkan
ajaran agama Islam.
Proses perampungan skripsi ini, dijalani tahap demi tahap dengan penuh
perjuangan, pengorbanan yang cukup lama dan melelahkan hingga akhirnya
skripsi ini terselesaikan. Peneliti menyadari, skripsi ini dapat terselesaikan berkat
bimbingan, arahan, dukungan, masukan, doa dan banyak bantuan yang diberikan
kepada peneliti. Untuk itu dengan segala ketulusan hati, izinkanlah peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
beserta jajarannya.
2. Ikhwan Lutfi, M.Psi dan Desi Yustari Muchtar, M.Psi yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga
ilmu yang telah peneliti peroleh dapat diamalkan dengan sebaik-baiknya.
4. Papa dan mama yang selalu setia mendampingi papa, Bapak Abiyanto, Pak
Edward, Bapak Sirait, Mbak Ratih, Kak Ira dan Mas Didin yang telah
membantu peneliti dalam penyebaran skala serta perolehan data-data yang
diperlukan. Seluruh responden di PT. PLN (Persero) yang telah bersedia
memberikan waktunya untuk mengisi skala.
5. Keluargaku tercinta dan tersayang yang sangat berperan dalam kehidupanku
dan menjadi motivator utamaku. Mama dan papa yang selalu memberikan
vii
support dan doa yang tak terhingga. Kak Linda, kak Dini dan kak Ira yang
banyak memberi masukan, motivasi serta bantuannya.
6. Abdul Basith Thaha terimakasih untuk perhatian, dan motivasinya selama ini.
7. Sahabat-sabatku di psikologi Ami, Fira, Riri, dan Choi yang kehadirannya
membuahkan keceriaan dan optimisme pada penulis untuk terus maju
menapaki jalan-jalan semangat dalam hidup ini. Kadek, makasih banyak untuk
kebersamaan, kesabaran dan bantuannya selama empat tahun ini. Canda tawa
kalian semua memberikan warna dalam hidupku.
8. Untuk Ami, makasih banyak atas bantuan dan semangatnya. Semoga Allah
membalas segala ketulusanmu selama ini. Rika dan Eva teman seperjuangan
saat mengerjakan skripsi, makasih untuk motivasinya.
9. Untuk Iqbal, terimakasih atas waktu dan dukungannya. Terima kasih juga
untuk Adiyo yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006 khususnya kelas B, terimakasih
atas kebersamaannya selama ini. Kebersamaan itu membuat hari-hari terasa
lebih ringan untuk dilewati.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan tanpa
mengurangi makna kontribusinya dalam penelitian ini, semoga mendapatkan
imbalan dari Allah SWT sebagai amal ibadah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi siapa
saja yang membacanya dan diharapkan dapat memicu penelitian-penelitian lain
dengan tema yang serupa sehingga dapat memperkaya pengetahuan kita. Amiin.
Jakarta, Oktober 2010
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................v
ABSTRAK ...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1-13
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .....................................10
1.2.1 Pembatasan masalah ......................................................10
1.2.2 Perumusan masalah .......................................................11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................................11
1.3.1 Tujuan penelitian ...........................................................11
1.3.2 Manfaat penelitian .........................................................12
1.3.2.1 Manfaat teoritis .................................................12
1.3.2.1 Manfaat praktis..................................................12
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................13
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................15-36
2.1 Penyesuaian Diri .....................................................................15
2.1.1 Definisi penyesuaian diri ..............................................15
2.1.2 Penyesuaian diri pada saat memasuki masa pensiun....18
2.1.3 Karakteristik penyesuaian diri ......................................20
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri ....22
2.2 Dukungan Sosial .....................................................................22
2.2.1 Definisi dukungan sosial................................................22
ix
2.2.2 Jenis atau bentuk dukungan sosial .................................23
2.2.3 Komponen-komponen dukungan sosial ........................24
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan
dukungan sosial ......................................................................25
2.3 Kepribadian.............................................................................26
2.3.1 Definisi kepribadian.......................................................26
2.3.2 Struktur kepribadian ......................................................27
2.3.3 Extroversion Vs Introversion.........................................31
2.4 Pensiun....................................................................................32
2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................33
2.6 Hipotesis .................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................37-51
3.1 Pendekatan Penelitian .............................................................37
3.2 Populasi dan Sampel ...............................................................37
3.2.1 Populasi..........................................................................38
3.2.2 Sampel dan teknik pengambilan sampel.......................38
3.3 Variabel penelitian ..................................................................39
3.3.1 Definisi konseptual variabel .........................................39
3.3.2 Definisi operasional variabel ........................................40
3.4 Pengumpulan Data ..................................................................42
3.4.1 Teknik pengumpulan data ..............................................42
3.4.2 Instrumen penelitian ......................................................43
3.5 Uji Instrumen ...........................................................................45
3.5.1 Uji validitas....................................................................45
3.5.2 Uji reliabilitas ................................................................48
3.6 Prosedur Penelitian .................................................................48
3.6.1 Persiapan uji coba alat ukur ...........................................48
3.6.2 Persiapan pengambilan data ..........................................50
3.6.3 Pelaksanaan pengambilan data ......................................50
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................51
x
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN........................................ 52-67
4.1 Gambaran Umum Subjek .......................................................52
4.2 Analisis Deskriptif ..................................................................57
4.2.1 Kategorisasi skor ...........................................................58
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian.................................................63
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN............................ 68-76
5.1 Kesimpulan .............................................................................68
5.2 Diskusi ....................................................................................69
5.3 Saran .......................................................................................74
5.3.1 Saran Teoritis.................................................................75
5.3.2 Saran Praktis..................................................................75
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipologi Jung.........................................................................................28
Tabel 3.1 Nilai skor jawaban dukungan sosial......................................................43
Tabel 3.2 Nilai skor jawaban kepribadian.............................................................44
Tabel 3.3 Nilai skor jawaban penyesuaian diri .....................................................45
Tabel 3.4 Blue print skala dukungan sosial (ISEL)...............................................46
Tabel 3.5 Blue print skala penyesuaian diri ..........................................................46
Tabel 3.6 Blue print skala kepribadian..................................................................48
Tabel 4.1 Responden berdasarkan jenis kelamin ..................................................52
Tabel 4.2 Responden berdasarkan usia .................................................................53
Tabel 4.3 Responden berdasarkan pendidikan terakhir.........................................53
Tabel 4.4 Responden berdasarkan tempat tinggal.................................................54
Tabel 4.5 Responden berdasarkan status pernikahan............................................54
Tabel 4.6 Responden berdasarkan jumlah anak ....................................................55
Tabel 4.7 Responden berdasarkan jumlah saudara kandung.................................55
Tabel 4.8 Responden berdasarkan keikutsertaan dalam program MPP ................55
Tabel 4.9 Responden berdasarkan aktivitas pasca pensiun...................................56
Tabel 4.10 Responden berdasarkan pendapatan....................................................56
Tabel 4.11 Responden berdasarkan penyakit yang diderita ..................................57
Tabel 4.12 Descriptive statistics ...........................................................................57
Tabel 4.13 Distribusi skor dukungan sosial ..........................................................58
Tabel 4.14 Distribusi skor penyesuaian diri ..........................................................59
Tabel 4.15 Tipe kepribadian..................................................................................59
Tabel 4.16 Penyesuaian diri berdasarkan jenis kelamin........................................60
Tabel 4.17 Penyesuaian diri berdasarkan aktivitas pasca pensiun ........................61
Tabel 4.18 Penyesuaian diri berdasarkan penyakit yang diderita .........................62
Tabel 4.19 Penyesuaian diri berdasarkan penghasilan..........................................63
Tabel 4.20 Hasil analisis regresi dukungan sosial dan kepribadian ......................63
xii
xiii
Tabel 4.21 Hasil analisis determinasi dukungan sosial .........................................64
Tabel 4.22 Hasil analisis determinasi kepribadian................................................65
Tabel 4.23 Hasil uji koefisien regresi secara bersama-sama................................65
Tabel 4.24 Hasil uji koefisien regresi dukungan sosial.........................................66
Tabel 4.25 Hasil uji koefisien regresi kepribadian................................................66
Tabel 4.26 Kesimpulan uji hipotesis .....................................................................67
PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr..Wb..
Kepada responden yang saya hormati,
Saya Hanny Safitri Sari mahasiswi Fakultas Psikologi UIN yang akan mengadakan
suatu penelitian. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kesediaan bapak/ibu untuk
turut serta membantu dalam memberikan data mengenai hal tersebut di atas. Kerjasama
yang kami harapkan adalah kesediaan bapak/ibu untuk mengisi serangkaian item
pernyataan.
Dalam skala ini tidak ada jawaban benar salah. Adapun informasi atau data yang Anda
berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian dan akan dijamin kerahasiaannya serta
hanya digunakan untuk kepentingan pengumpulan data.
Atas segala kerjasama serta bantuan bapak/ibu, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu`alaikum Wr..Wb..
Jakarta, Agustus 2010
Hanny Safitri Sari
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang
penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
serta sistematika penelitian.
1.1 Latar Belakang
Setiap individu (insan manusia) akan melalui sejumlah tahapan
perkembangan sepanjang rentang kehidupannya. Setiap tahap perkembangan yang
akan dilalui memiliki tugas yang berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan oleh
Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan adalah tugas yang muncul
pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu. Apabila
tugas tersebut berhasil dilalui maka akan menimbulkan rasa bahagia yang akan
menjadi penuntun langkah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya. Sebaliknya individu yang gagal atau tidak berhasil menyelesaikan
tugas perkembangannya maka akan menimbulkan ketidakbahagiaan dan akan
mengalami kesulitan untuk melanjutkan tugas perkembangan selanjutnya
termasuk pada periode usia lanjut.
Secara umum usia lanjut dini dibatasi oleh rentang usia antara 60-70
tahun, dimana pada masa tersebut ditandai oleh berbagai perubahan baik secara
fisik maupun mental (Hurlock, 1980). Sebagian tugas perkembangan pada usia
lanjut menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) adalah menyesuaikan diri
dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri dengan
1
masa pensiun, berkurangnya income (penghasilan) keluarga, serta penyesuaian
diri dengan kematian pasangan hidup.
Pensiun berarti berakhirnya masa kerja yang formal dan memulai peran
baru dalam kehidupan (Turner, 1995). Oleh karena itu, ada beberapa hal
penyesuaian yang dialami seseorang pada masa pensiunnya menurut Turner &
Helms (1995), diantaranya adalah:
Pertama, psychological adjustments meliputi berkurangnya harga diri.
Bekerja bukan hanya terkait dengan kebutuhan materi saja melainkan juga
merupakan kebutuhan psikologis seseorang. Secara psikologis, bekerja
menimbulkan rasa identitas, status, maupun fungsi sosial. Dalam hal ini orang
akan merasa berharga, jika ia dapat mengatakan posisi dan pekerjaannya.
Selain itu, bagi banyak para pensiunan, hilangnya kedudukan atau jabatan
sangat erat hubungannya dengan fenomena Post-power syndrome. Netty Hartati
(2002) mengungkapkan Post-power syndrome merupakan syndrome yang akhir-
akhir ini banyak menimpa individu yang sudah tidak bekerja lagi (pensiun). Post-
power syndrome adalah reaksi somatisasi dalam bentuk sekumpulan simptom-
simptom penyakit, luka-luka dan kerusakan fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah
yang progresif sifatnya, disebabkan karena pasien sudah pensiun atau sudah tidak
mempunyai jabatan dan kekuasaan lagi (Kartono dalam Netty Hartati, 2002).
Lebih lanjut Hawari (2004) menambahkan bahwa gejala depresi dapat pula
diderita oleh orang yang menjalani stres psikososial yang berkaitan dengan
hilangnya kedudukan atau jabatan.
2
Kedua, financial adjustments meliputi berkurangnya sumber penghasilan.
Penurunan income merupakan dampak paling nyata dari fenomena pensiun.
Sebagai kepala keluarga tentunya hal ini dapat menimbulkan stres, terlebih jika
kebutuhan tidak bisa ditekan dan malah pengalami peningkatan.
Ketiga, Marital adjustments meliputi ketidak harmonisan pasangan dan
kepergian pasangan. Waktu yang dihabiskan bersama pasangan ketika sebelum
dan sesudah pensiun jelas akan berbeda. Kuantitas bersama pasangan akan lebih
banyak dan akan memungkinkan untuk terjadinya kesalah pahaman atau ketidak
cocokan akan sering terjadi pada masa pensiun. Kepergian pasangan disini dapat
diartikan perceraian atau pasangan yang meninggal dunia.
Keempat, berkurangnya kontak sosial. Seseorang bisa mendapatkan
reward sosial ketika mereka meraih kepuasan dari kontak sosialnya. Ketika
memasuki masa pensiun, waktu untuk bertemu dengan rekan seprofesi menjadi
berkurang.
Kelima, hilangnya kelompok referensi yang bisa mempengaruhi self
image. Biasanya seseorang menjadi anggota dari suatu kelompok organisasi atau
bisnis tertentu ketika dia masih aktif bekerja. Tetapi ketika dia menjadi pensiun,
secara langsung keanggotaan pada suatu kelompok akan hilang. Hal ini akan
mempengaruhi seseorang untuk kembali menilai dirinya lagi.
Keenam, hilangnya tugas yang berarti. Hal ini dapat dikarenakan
pekerjaan yang dikerjakan seseorang mungkin sangat berarti bagi dirinya dan hal
ini tidak bisa dikerjakan saat seseorang itu mulai memasuki masa pensiun.
3
Ketujuh, hilangnya rutinitas. Hampir separuh dari harinya dihabiskan
untuk bekerja. Tidak semua orang menikmati jam kerja yang panjang seperti ini,
tapi tanpa disadari kegiatan panjang selama ini memberikan sense of purpose,
memberikan rasa aman, dan pengertian bahwa kita ternyata berguna. Ketika
menghadapi masa pensiun, waktu ini hilang, sehingga mereka mulai merasakan
diri tidak produktif lagi.
Bagi individu yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri,
perubahan yang terjadi pada fase ini akan menimbulkan masalah psikologis dan
juga masalah fisiologis yang menjadi masalah bagi sebagian pensiunan dan orang-
orang disekitarnya.
Masalah fisiologis yang dialami para pensiunan yaitu menurunnya kesehatan
yang ditandai dengan pengurangan fungsi-fungsi kognitif. Perubahan penampilan,
perubahan panca indera dan perubahan atau penurunan fungsi bagian dalam tubuh juga
merupakan masalah fisik yang dialami para pensiunan yang berada pada rentang usia
lanjut dini (Hurlock, 1980). Masalah fisiologis bisa menyebabkan kematian yang
lebih cepat atau premature death. Istilah lain dikemukakan para ahli adalah
retirement shock atau retirement syndrome. Hawari (2004) menyatakan bahwa
kehilangan pekerjaan (PHK atau pensiun) yang berakibat pada pengangguran akan
berdampak pada gangguan kesehatan bahkan bisa sampai pada kematian.
Masalah psikologis lainnya yang dihadapi para pensiunan adalah
kecemasan, stres dan depresi. Kesehatan yang mulai menurun, kehilangan (teman,
pasangan dan anggota keluarga) serta kemungkinan besar tidak memiliki
penghasilan sebanyak dulu adalah perubahan-perubahan dalam kehidupan yang
akan menimbulkan stres. Hasil penelitan Brenner pada tahun 1979 (Hawari, 2004)
4
terbukti untuk setiap 1% kenaikan pengangguran di Amerika Serikat tercatat 44%
mengalami stres dan menunjukkan perubahan perilaku dan emosi.
Fenomena perubahan rutinitas dalam kehidupan individu (dari aktif
menjadi pasif), hilangnya kedudukan atau jabatan, perubahan kemandirian dalam
bidang keuangan, munculnya keluhan fisik, masalah-masalah psikologis, adanya
kecemasan pada hal-hal baru, sering mengeluh pada lingkungan merupakan
kondisi-kondisi yang sering ditemui pada saat pensiun.
Selain hal-hal negatif seperti di atas, ada hal-hal positif yang dapat
ditemukan dibalik masa pensiun. Setelah pensiun, seseorang dapat lebih
meningkatkan kondisi fisik dan kesehatannya karena banyaknya waktu luang yang
dimiliki untuk melakukan olahraga, beristirahat dengan cukup, ditambah lagi
dengan semakin berkurangnya beban dan tekanan pekerjaan yang harus dihadapi.
Selain itu, banyak kesempatan yang menarik dan menyenangkan yang dapat
dilakukan, seperti mengembangkan hobi, aktif dalam kegiatan sosial, semakin
mendekatkan diri kepada Allah serta berkumpul bersama anak, cucu, maupun
pasangan.
Dengan perubahan-perubahan seperti di atas, penyesuaian diri menjadi
unsur yang penting untuk diperhatikan pada masa purna tugas (pensiun).
Penyesuaian diri merupakan aspek penting sebagai usaha manusia untuk
mengendalikan perasaan yang tidak menyenangkan atau tekanan akibat dorongan
kebutuhan, usaha memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dan
tuntutan lingkungan, dan usaha menyelaraskan hubungan individu dengan realitas
(Gufron&Risnawita, 2010). Atwater (1983) juga mengemukakan bahwa
5
penyesuaian diri terdiri dari perubahan-perubahan dan keadaan yang ada dalam
diri kita yang diperlukan untuk mencapai hubungan yang memuaskan dengan
orang lain dan dengan lingkungan kita.
Penyesuaian diri tersebut akan diawali dengan stres, yaitu suatu keadaan di
mana lingkungan mengancam atau membahayakan keberadaan, kesejahteraan
atau kenyamanan diri seseorang, Baum (dalam Desmita,2009). Oleh karena itu,
penyesuaian pada masa pensiun bukan merupakan hal yang mudah bagi seseorang
yang dahulunya bekerja. Tingkah laku penyesuaian diri yang diawali dengan stres
tersebut, dapat berakhir dengan penyesuaian yang baik atau tidak. Baik atau
tidaknya penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa kondisi dan faktor sebelum
dan sesudah pensiun.
Menurut Hurlock (1980), penyesuaian diri individu terhadap masa pensiun
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang terjadi sebelum atau sesudah pensiun.
Adapun beberapa kondisi yang berpengaruh diantaranya yaitu, kesehatan
individu, jenis pensiun, perubahan pola kerja dan cara hidup, aktivitas pengganti,
kontak sosial, pola-pola kehidupan, status perkawinan, keterlibatan dan
keberartian tugas, sikap terhadap masa pensiun.
Sedangkan menurut Gufron&Risnawita (2010), penyesuaian diri
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor
eksternal dan internal.
Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan yang meliputi lingkungan
rumah, keluarga, tempat bekerja dan masyarakat. Faktor-faktor eksternal tersebut
dapat memberikan bantuan atau dorongan agar individu dapat mengatasi atau
6
melewati perubahan dan pengalaman yang tidak menyenangkan pada periode
penyesuaian diri. Bantuan dan dukungan yang diberikan oleh orang-orang
disekitar individu tersebut, secara lebih ringkas disebut dengan dukungan sosial.
Sarafino (2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian,
penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain.
Salah satu bentuk dukungan sosial tersebut adalah dukungan yang berasal
dari significant others yaitu istri, anak dan teman sangat mempengaruhi seseorang
untuk melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi lingkungan, aktivitas yang
berbeda dan kondisi penurunan fisik. Penelitian dalam bidang gerontologi
(gerontology), penelitian mengenai usia dan proses penuaan, dan geriatrik
(geriatrics), cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang proses penuaan,
telah menekankan pentingnya layanan dukungan, terutama untuk lansia tertua
yang kebanyakan mungkin sudah kehabisan tabungan mereka dan tidak bisa
membiayai perawatan diri mereka sendiri (Papalia, 2009) .
Di antara berbagai macam dukungan sosial, keluarga merupakan hal yang
paling penting, karena keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat, baik
secara fisik maupun sosial. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama
ditemui oleh individu dan menjadi tempat yang penting dalam perkembangan
hidup manusia.
Dengan adanya dukungan sosial yang baik, diharapkan penyesuaian diri
pun baik, dimana seseorang dapat menempatkan dirinya di masyarakat maka dia
akan diterima dengan baik oleh masyarakat begitu juga sebaliknya. Ada lima jenis
dukungan sosial menurut Cohen dan McKay, dkk (Sarafino, 2002), yaitu
7
dukungan emosi (emotional support), dukungan penghargaan (esteem support),
dukungan instrumental (tangible or instrumental support), dukungan informasi
(infomational support) dan integritas sosial (network support).
Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi penyesuaian diri menurut
Gufron&Risnawita (2010) adalah faktor yang berasal dari diri individu yang
meliputi kondisi jasmani, psikologis (kepribadian), kebutuhan, kematangan
intelektual, emosional, mental dan motivasi. Kepribadian menurut Allport (dalam
Sumadi, 2006) merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem
psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Perlmutter (1992) menyebutkan bahwa penyesuaian diri pada
pensiunan dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan, ekonomi, jenis pensiun,
sikap terhadap masa pensiun, dan tipe kepribadian. Jadi kepribadian merupakan
salah satu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.
Carl Gustav Jung menjelaskan kepribadian manusia berdasarkan tujuannya
dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh masa lalu dan masa depan
manusia. Jung menjelaskan berbagai macam struktur dari Psyche, tipologi
kepribadian manusia berdasarkan sikap dan fungsi dominan yang dimiliki oleh
manusia, mekanisme pergerakan energi psikis dan tahap perkembangan
kepribadiannya.
Menurut Jung (dalam Sumadi, 2006) manusia dapat digolongkan dalam
dua tipe,yaitu manusia yang bertipe ekstravers dan manusia yang bertipe
introvers. Orang yang ekstravers dipengaruhi oleh dunia obyektif yaitu dunia di
luar dirinya. Orientasi utama tertuju keluar; pikiran, perasaan, serta tindakannya
8
terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan non-sosial. Orang ekstravers ini mempunyai sikap yang positif
terhadap masyarakat. Jika orang-orang dengan kepribadian ekstravers (dalam hal
ini pensiunan) memiliki dukungan sosial yang tinggi dari lingkungannya atau
menerima hal-hal yang positif dari lingkungan maka kecenderungan penyesuaian
dirinya akan baik. Sealin itu juga, Costa dan McCrae dalam (Papalia, 2009)
memprediksikan bahwa orang dengan kepribadian extraverted (mudah bergaul
dan berorientasi sosial) cenderung melaporkan emosi positif yang lebih tinggi dan
lebih mungkin untuk mempertahankan kepositifan tersebut seiring dengan
kehidupannya.
Sedangkan orang yang introvers dipengaruhi oleh dunia subyektif yaitu
dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasi utama tertuju ke dalam; pikiran,
perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subyektif.
Penyesuaian dengan dunia luar pada tipe introvers ini kurang baik, sebaliknya
mempunyai penyesuaian yang baik dengan batinnya sendiri. Jika orang-orang
dengan kepribadian introvers (dalam hal ini pensiunan) memiliki pemikiran yang
terus-menerus negatif tentang dirinya dan selalu mengeluh dengan status
pensiunnya, maka kecenderungan penyesuaian dirinya akan buruk. Hal ini dapat
disebabkan dukungan sosial dari lingkungannya tidak berpengaruh signifikan
terhadap dirinya. Karena orang dengan kepribadian introvers dipengaruhi oleh
dunia subyektif.
Pemaparan di atas juga didukung oleh penelitian terdahulu Jou & Fukada
(1996) yang mengemukakan tipe kepribadian extrovert secara positif
9
mempengaruhi penyesuaian diri. Penelitian terdahulu yang mendukung teori di
atas dikemukakan pula oleh Jou & Fukada (1996) yang mengatakan bahwa
penyesuaian diri sangat kuat ditentukan oleh kepribadian dan dukungan sosial.
Hal terkait juga diutarakan oleh Kim dan Moen (dalam Papalia, 2009) bahwa
sumber daya pribadi (kesehatan, SES dan kepribadian), sumber daya ekonomi,
dan sumber daya hubungan sosial, seperti dukungan dari pasangan dan teman-
teman, dapat mempengaruhi seberapa baik pensiunan mengatasi periode pensiun.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat
fenomena tersebut menjadi sebuah permasalahan pada penelitian ini. Penulis ingin
mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan
kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun PT. PLN (Persero).
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. 2. 1 Pembatasan masalah
Untuk mempermudah penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan
sebagai berikut:
a. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian,
perasaan nyaman dan bantuan yang didapat dari orang lain atau kelompok
sehingga menimbulkan perasaan bahwa pensiunan memiliki arti bagi
orang lain atau menjadi bagian dari jaringan sosialnya.
b. Kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian
extrovert dan introvert dari teori yang dikemukakan oleh Jung.
10
c. Penyesuaian diri pada masa pensiun yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu proses psikologis berupa perubahan-perubahan yang
terbentuk melalui hubungan yang harmonis dengan lingkungan, yang
meliputi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan individu itu sendiri dan
tuntutan serta tekanan dari lingkungannya, baik kebutuhan fisik maupun
sosial.
d. Pensiunan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah para
pensiunan PT PLN (persero) dengan batas usia 60 – 75 tahun.
1. 2. 2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka perumusan
masalah dari penelitian ini adalah:
a. Apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap
penyesuaian diri pada masa pensiun?
b. Apakah ada pengaruh yang signifikan tipe kepribadian terhadap
penyesuaian diri pada masa pensiun?
c. Apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian
terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap penyesuaian diri
pada masa pensiun
11
b. Untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap penyesuaian diri pada
masa pensiun
c. Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dan kepribadian terhadap
penyesuaian diri pada masa pensiun
1.3.2 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis, seperti:
1.3.2.1 Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan psikologi, khususnya pada bidang psikologi industri dan
organisasi serta bidang psikologi sosial dan psikologi perkembangan.
Penelitian ini juga dapat mengembangkan teori dukungan sosial, kepribadian
dan penyesuaian diri.
1.3.2.2 Manfaat praktis
a. Diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi orang-orang terdekat
individu (pasangan, anak, saudara, teman dll) sebagai sumber
dukungan sosial utama dalam membantu pensiunan menjalani masa
pensiun. Sehingga pensiunan dapat terhindar dari dampak negatif
masa pensiun. Dan istilah post power syndrome yang identik
dengan orang-orang yang memasuki masa pensiun dapat dihindari.
b. Memberikan informasi kepada orang-orang yang berada disekitar
pensiunan seperti keluarga dan teman, dengan tujuan
12
mengembangkan pemahaman mengenai masa penyesuaian diri
pada pensiunan.
c. Diharapkan dapat digunakan pada program-program khusus,
seperti konseling pra pensiun sebagai suatu cara untuk
mengantisipasi masalah-masalah yang akan muncul pada masa
pensiun dengan melibatkan orang-orang terdekat individu. Dengan
adanya program konseling ini, kebijaksanaan MPP (Masa
Persiapan Pensiun) yang telah lama diterapkan perusahaan /
instansi diharapkan dapat berjalan dengan lebih aktif & efektif.
Program MPP yang selama ini lebih diarahkan pada persiapan yang
bersifat fisik, dapat lebih diarahkan pada persiapan psikis bagi
individu.
d. Diharapkan dapat meningkatkan minat para peneliti lain untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam, atau melakukan
penelitian baru yang berhubungan dengan pensiunan.
1. 4 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan materi yang
dibahas dalam skripsi ini, maka penulis mengemukakannya dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB 1. Pendahuluan, mengemukakan latar belakang permasalahan-permasalahan
penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaatnya, dan
sistematika penulisan.
13
BAB 2. Kajian Pustaka, berisi teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian, yakni teori penyesuaian diri, teori dukungan sosial, teori kepribadian
dan kerangka berfikir
BAB 3. Metode Penelitian, memaparkan pendekatan dan jenis penelitian, populasi
dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur
penelitian, dan analisis data.
BAB 4. Analisis hasil penelitian, yaitu mengemukakan tentang gambaran umum
subjek, analisis deskriptif, dan hasil uji hipotesis.
BAB 5. Penutup, yaitu menyajikan tentang kesimpulan hasil penelitian, diskusi
dan saran teoritis dan praktis.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab kajian pustaka ini akan dibahas mengenai teori-teori
penyesuaian diri, teori-teori dukungan sosial, teori-teori kepribadian, definisi
pensiun, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.
2.1 Penyesuaian Diri
2.1.1 Definisi penyesuaian diri
Penyesuaian diri berasal dari kata adjustment, yang artinya penyetelan
(diri) atau penyesuaian diri (Chaplin, 1999). Definisi lengkap dari penyesuaian
diri adalah 1. Variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu hambatan
dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. 2. Menegakkan hubungan yang harmonis
dengan lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 1999).
Definisi pertama menyatakan secara tidak langsung adanya situasi
pemecahan masalah, dimana seseorang merasakan adanya kebutuhan yang tidak
dapat dipuaskan dengan cara-cara biasa. Dalam situasi tersebut tingkah laku
diubah-ubah, sampai ditemukannya reaksi yang bisa memberikan kepuasan.
Sebaliknya, reaksi jawaban sedemikian ini menjadi cara kebiasaan dalam
mereaksi. Definisi kedua kurang menekankan masalah keterampilan-keterampilan
atau hal-hal belajar, melainkan mendekati ide akomodasi sosial (social
accommodation) atau konformitas (persesuaian,kecocokan) (dalam Chaplin,
1999).
15
Istilah adjustment, accommodation dan conformity itu terkadang dapat
dipertukarkan satu sama lain, walaupun adjustment secara tidak langsung
menyatakan adanya peranan yang lebih aktif pada individu. Accommodation dan
conformity lebih bersifat pasif, dan secara tak langsung menyatakan suatu
“penyerahan, atau rasa mengalah” untuk bisa mencapai keserasian atau harmoni
(Chaplin,1999).
Pergiwati dan Uly (2008) menafsirkan penyesuaian diri dari beberapa
tokoh seperti Schneiders dan Kartono, diantaranya adalah:
1. Adaptation, artinya bahwa penyesuaian diri dipandang sebagai suatu
kemampuan untuk beradaptasi. Individu yang memiliki penyesuaian diri
yang baik, akan memiliki hubungan yang memuaskan dengan
lingkungannya.
2. Conformity, yaitu bahwa dalam proses penyesuaian diri, individu harus
mempertimbangkan norma sosial dan hati nuraninya.
3. Mastery, yaitu bahwa penyesuaian diri merupakan kemampuan individu
dalam membuat suatu perencanaan dan mengorganisir respon-respon
sedemikian rupa, sehingga individu mampu menguasai atau menanggapi
segala macam konflik, kesulitan, masalah hidup, dan keadaan yang
membuat frustasi dengan cara yang efisien
4. Individual Variation, yaitu bahwa terdapat perbedaan yang bersifat
individual pada perilaku dan respon individu dalam menghadapi berbagai
masalah
16
5. Penguasaan dan kematangan emosional, yaitu bahwa penyesuaian diri
menuntut kemampuan individu untuk memiliki emosi yang tepat pada
setiap situasi.
Dalam Chaplin (1999) penyesuaian diri juga diartikan sebagai adaptation
yang arti secara bahasa adalah penyesuaian diri, adaptasi, pencocokan; perubahan;
1. Perubahan fungsional atau struktural yang meningkatkan atau mempertinggi
nilai kelangsungan hidup organisme. 2. Berkurangnya kepekaan lewat
peningkatan dari ambang absolut/mutlak selama diperpanjangnya pemberian
perangsang. 3. Penghilangan perasaan-perasaan dan tingkah laku yang tidak tepat
selama tingkat-tingkat awal dalam proses belajar.
Launier (1995), membedakan antara konsep penyesuaian diri dengan
adaptasi, yaitu penyesuaian diri mengacu pada usaha seseorang untuk sejalan
dengan lingkungan sosial & fisiknya, sedangkan adaptasi mengacu pada usaha
untuk bertahan hidupnya suatu spesies.
Atwater (1983) mengemukakan bahwa penyesuaian terdiri dari perubahan-
perubahan dan keadaan yang ada dalam diri kita yang diperlukan untuk mencapai
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dan dengan lingkungan kita.
Calhoun dan Acocella (1990) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai
interaksi individu yang kontinyu dengan diri sendiri, orang lain dan dengan
lingkungan individu tersebut.
Sunarto & Hartono (2006) mengemukakan bahwa penyesuaian diri adalah
proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi
kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Respon penyesuaian, baik atau buruk,
17
secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi
atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan
yang lebih wajar.
Penyesuaian diri adalah sebagai suatu proses ke arah hubungan yang
harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses
penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi, dan individu
didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari
ketegangan (Sunarto & Hartono, 2006).
Berdasarkan seluruh definisi penyesuaian diri di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan individu itu sendiri dan tuntutan serta tekanan lingkungannya. Definisi
inilah yang digunakan dalam penelitian ini.
2.1.2 Penyesuaian diri pada saat memasuki masa pensiun
Menurut Turner & Helms (1995) ada beberapa hal penyesuaian yang
dialami seseorang ketika memasuki masa pensiun, yaitu:
1. Psychological adjustments meliputi berkurangnya harga diri
2. Financial adjustments meliputi berkurangnya sumber penghasilan
3. Marital adjustments meliputi ketidak harmonisan pasangan dan
kepergian pasangan
4. Other social adjustments meliputi berkurangnya kontak sosial yang
berorientasi pada pekerjaan, hilangnya kelompok referensi dan
hilangnya tugas yang berarti
18
Menurut Hurlock (1980), Penyesuaian diri individu terhadap masa pensiun
merupakan kondisi yang banyak dipengaruhi oleh kendala individual maupun
sosial pada saat sebelum maupun sesudah terjadinya pensiun. Adapun
beberapa kendala yang berpengaruh diantaranya yaitu:
a. Jenis pensiun. Individu yang pensiun “sukarela” akan lebih baik
menyesuaikan diri daripada yang “terpaksa”
b. Kesehatan individu. Kesehatan yang buruk pada saat pensiun bisa
membantu penyesuaian diri karena masa pensiun dapat diluangkan
dengan istirahat. Sedangkan pekerja yang merasa dirinya sehat
cenderung sulit menyesuaikan diri karena merasa “terpaksa” untuk
mundur walaupun ia masih sanggup untuk bekerja.
c. Perubahan pola kerja dan cara hidup yang perlahan-lahan dan terencana
sejak beberapa waktu sebelum pensiun akan lebih baik daripada
perubahan yang tiba-tiba.
d. Bimbingan dan perencanaan pra pensiun akan membantu penyesuaian
diri
e. Aktivitas pengganti. Individu yang mampu mengembangkan aktivitas
pengganti yang sesuai dengan minat dan berarti bagi dirinya akan
menemukan kepuasan bekerja kembali dan tidak menganggap masa
pensiun sebagai gangguan emosional.
f. Kontak sosial. Kontak sosial yang baik sebelum dan sesudah masa
pensiun akan membantu penyesuaian diri, karena banyak individu yang
19
merasa sebagai “warga kelas dua” setelah masa pensiunnya. Dengan
kontak sosial yang baik perasaan-perasaan seperti itu dapat dikurangi.
g. Semakin sedikit perubahan yang harus dilakukan terhadap kehidupan
semasa pensiun, semakin baik penyesuaian diri dapat dilakukan
h. Status ekonomi. Status ekonomi yang baik, memungkinkan seseorang
untuk hidup dengan nyaman
i. Status perkawinan. Perkawinan yang bahagia dan dukungan dari
keluarga terutama istri akan banyak membantu penyesuaian.
j. Keterlibatan dan keberartian tugas. Makin banyak komunitas yang
menawarkan persahabatan dan aktivitas bagi individu yang pensiun,
makin baik pula penyesuaian diri individu. Semakin para pekerja
menyukai pekerjaan mereka, semakin buruk penyesuaian terhadap
pensiun.
k. Sikap terhadap masa pensiun. Secara umum adanya sikap yang positif
akan banyak membantu penyesuaian diri yang dilakukan individu
terhadap perubahan yang terjadi dalam masa pensiun.
2.1.3 Karakteristik penyesuaian diri
Menurut Haber & Runyon (1984) terdapat lima karakteristik
penyesuaian diri yang efektif, yaitu:
1. Persepsi yang akurat tentang realitas. Salah satu aspek pentingnya adalah
mengenali konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan mengatur
tingkah laku sesuai konsekuensi tersebut.
20
2. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan. Pada dasarnya orang yang
mampu menyesuaikan diri adalah orang yang dapat menentukan tujuan
dan mengatasi berbagai masalah dan konflik di dalamnya
3. Citra diri positif. Para psikolog memandang berbagai persepsi tentang diri
sebagai indikator kualitas penyesuaian diri. Walaupun penyesuaian diri
yang efektif memerlukan adanya citra diri yang positif, tapi sangat penting
bagi individu untuk tidak menghilangkan realitas mengenai dirinya.
Individu harus menyadari & mengakui kelemahannya sebagaimana ia
menyadari & mengakui kekuatannya. Jadi individu harus mengenal
kemampuan & kekurangan dirinya. Jika individu mampu mengenal &
memahami dirinya secara realitas, berarti ia berada pada pencapaian
sumber kekuatan penuh dari dirinya.
4. Kemampuan mengekspresikan perasaan. Orang yang sehat secara
emosional mampu merasakan dan mengekspresikan berbagai emosi dan
perasaan, serta membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal.
Pengekspresian tersebut dikontrol sepenuhnya oleh individu tersebut.
5. Hubungan interpersonal yang baik. Manusia merupakan makhluk sosial.
Dari masa konsepsi, kita selalu tergantung pada orang lain untuk
memenuhi kebutuhan kita secara fisik, sosial dan emosi. Individu yang
mampu menyesuaikan diri adalah individu yang dapat berhubungan secara
produktif dan menguntungkan bagi satu sama lain.
21
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
Schneiders (dalam Gufron&Risnawita, 2010) berpendapat bahwa dasar
penting bagi terbentuknya suatu pola penyesuaian diri adalah kepribadian.
Gufron&Risnawita (2010), membedakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian
diri menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan meliputi lingkungan rumah,
keluarga, tempat bekerja dan masyarakat.
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang meliputi
kondisi jasmani, psikologis (kepribadian), kebutuhan, kematangan intelektual,
emosional, mental dan motivasi.
2.2 Dukungan Sosial
2.2.1 Definisi dukungan sosial
Dukungan sosial berasal dari kata social support. Social (sosial) artinya
menyinggung relasi di antara dua atau lebih individu (Chaplin, 1999). Support
(dukungan) yang artinya 1. Mengadakan atau menyediakan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan orang lain. 2. Memberikan dorongan atau pengobaran
semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuatan-keputusan
(Chaplin, 1999).
Beberapa pengertian dukungan sosial telah banyak dikemukakan oleh para
ahli. Ritter (dalam Smet, 1994) secara umum mengatakan bahwa dukungan sosial
mengacu pada bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari
jaringan sosial seseorang.
22
Sarafino (2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan,
perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain.
Gottlieb (dalam Smet,1994) Dukungan sosial terdiri terdiri dari informasi
atau nasehat verbal dan atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang
diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.
Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan perhatian, perasaan
nyaman dan bantuan yang didapat dari orang lain atau kelompok sehingga
menimbulkan perasaan bahwa kita memiliki arti bagi orang lain atau menjadi
bagian dari jaringan sosialnya.
2.2.2 Jenis atau bentuk dukungan sosial
Jenis-jenis dukungan sosial yang dikemukakan oleh Cohen dan McKay, dkk
(Sarafino, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Dukungan Emosi, yaitu suatu bentuk dukungan yang diekspresikan
melalui perasaan positif yang berwujud empati, perhatian dan kepedulian
terhadap individu lain.
2. Dukungan Penghargaan, adalah suatu bentuk dukungan yang
diekspresikan melalui penghargaan dan tanpa syarat atau apa adanya.
Bentuk dukungan sosial seperti ini dapat menimbulkan perasaan berharga
dan kompeten.
3. Dukungan instrumental, merupakan dukungan sosial yang diwujudkan
dalam bentuk langsung. Misalnya seperti memberi uang.
23
4. Dukungan Informasi, adalah suatu dukungan yang diungkapkan dalam
bentuk pemberian nasehat atau saran.
5. Integritas Sosial, yaitu bentuk hubungan yang diperoleh melalui
keterlibatan dalam suatu aktivitas kelompok yang diminati oleh individu
yang bersangkutan.
2.2.3 Komponen-komponen dukungan sosial
Cohen, Mermelstein, Kamarck dan Hoberman (1985) menyimpulkan empat
bentuk dukungan sosial yang berpengaruh terhadap respon individu pada kondisi
yang menekan, yaitu:
a. Dukungan Praktis (tangible support), atau bantuan-bantuan yang bersifat
pelayanan seperti membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari
maupun bantuan secara finansial.
b. Dukungan Informasi (appraisal support), atau suatu bentuk bantuan yang
membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan dengan
lebih baik serta memberikan pilihan strategi coping yang harus dilakukan
guna menghadapi kejadian tersebut.
c. Dukungan Harga Diri (self-esteem), atau suatu bentuk bantuan dimana
individu merasakan adanya perasaan positif akan dirinya bila
dibandingkan keadaan yang dimiliki dengan orang lain, yang membuat
individu merasa sejajar dengan orang lain seusianya.
d. Dukungan Belonging, atau suatu bentuk bantuan dimana individu tahu
bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin melakukan
suatu kegiatan bersama.
24
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan dukungan sosial
Sarafino (1994) menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi
perolehan dukungan sosial dari orang lain, yaitu:
1. Penerima Dukungan (Recipients)
Seseorang tidak akan memperoleh dukungan bila mereka tidak ramah,
tidak mau menolong orang lain dan tidak membiarkan orang lain
mengetahui bahwa mereka membutuhkan pertolongan. Ada orang yang
kurang asertif untuk meminta bantuan, atau mereka berfikir bahwa mereka
seharusnya tidak tergantung dan membebani orang lain, merasa tidak enak
mempercayakan sesuatu pada orang lain atau tidak tahu siapa yang dapat
dimintai bantuannya.
2. Penyedia Dukungan (Provider)
Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki
sumber-sumber yang dibutuhkan oleh individu, penyedia dukungan sedang
berada dalam keadaan stres dan sedang membutuhkan bantuan, atau
mungkin juga mereka tidak cukup sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
3. Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial (Hubungan individu dengan
keluarga dan masyarakat)
Hubungan ini bervariasi dalam hal ukuran, yaitu jumlah orang yang biasa
dihubungi; frekuensi hubungan, yaitu seberapa sering individu bertemu
dengan orang tersebut; komposisi, yaitu apakah orang tersebut adalah
keluarga, teman, rekan kerja, atau lainnya; dan keintiman, yaitu kedekatan
hubungan individu dan adanya keinginan untuk saling mempercayai.
25
2.3 Kepribadian
2.3.1 Definisi kepribadian
Menurut Pervin (2005) Kepribadian mengacu pada karakteristik orang
yang menjelaskan pola-pola yang konsisten dari perasaan, berpikir, dan
berperilaku.
Menurut Allport dalam Sumadi (2006) menyatakan bahwa watak dan
kepribadian adalah satu dan sama, akan tetapi dipandang dari segi yang berlainan;
kalau orang bermaksud hendak mengenakan norma-norma, jadi mengadakan
penilaian, maka lebih tepat dipergunakan istilah “watak” dan kalau orang tidak
memberikan penilaian, jadi menggambarkan apa adanya, maka dipakai istilah
“kepribadian”.
Freud (dalam Feist, 2010) pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke
dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh
dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Freud
mengidentifikasi tiga tingkatan dalam kehidupan mental, yaitu alam tidak sadar,
alam bawah sadar, dan kesadaran. Jadi, kepribadian merupakan integrasi dari id,
ego dan superego (Chaplin, 1999). Menurut Freud, kepribadian orang dewasa
banyak ditentukan oleh pengalaman masa kanak-kanak terutama oleh Oedipus
complex-yang telah meninggalkan jejak dalam pikiran yang tidak disadari.
Kepribadian menurut Allport (dalam Sumadi, 2006) merupakan organisasi
dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang
khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
26
Berbeda dengan yang lainnya, Jung tidak berbicara tentang kepribadian
melainkan tentang psyche. Menurut Jung (dalam Sumadi,2006) psyche adalah
totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Kepribadian yang dijelaskan oleh Jung dalam bentuk psyche adalah integrasi dari
ego, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks,
arkhetip-arkhetip (archetypes), persona dan anima (Chaplin,1999).
2.3.2 Struktur kepribadian
Jiwa manusia menurut Jung (dalam Sumadi,2006) terdiri dari dua alam, yaitu:
a. Alam sadar (kesadaran) yang berfungsi sebagai penyesuaian terhadap
dunia luar.
b. Alam tak sadar (ketidaksadaran) yang berfungsi sebagai penyesuaian
terhadap dunia dalam
1. Struktur kesadaran
Kesadaran mempunyai dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa,
yang masing-masing mempunyai peranan penting dalam orientasi manusia
dalam dunianya.
a. Fungsi Jiwa
Suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam
lingkungan yang berbeda-beda
b. Sikap Jiwa
Arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam
bentuk orientasi manusia terhadap dunianya.
27
c. Tipologi Jung
Kedua sisi introversi dan ekstroversi dapat dikombinasikan dengan
berbagai fungsi jiwa sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Tipologi Jung
(Sumber: Sumadi, 2006)
Sikap Jiwa Fungsi Jiwa Tipe Ketidaksadarannya Ekstravers Pikiran Pemikir ekstravers Perasa introvers Perasaan Perasa ekstravers Pemikir introvers Pendriaan Pendria ekstravers Intuitif introvers Intuisi Intuitif ekstravers Pendria introvers Introvers Pikiran Pemikir introvers Perasa ekstravers Perasaan Perasa introvers Pemikir ekstravers Pendriaan Pendria ekstravers Intuitif ekstravers Intuisi Intuitif introvers Pendria ekstravers
1. Introversi adalah aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki
orientasi subjektif. Introvert memiliki pemahaman yang baik terhadap
dunia dalam diri mereka, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi
yang bersifat individu. Orang-orang ini akan menerima dunia luar dengan
sangat selektif dan dengan pandangan subjektif meraka, Jung (dalam Feist,
2010).
2. Ekstraversi adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah
luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif
dan menjauh dari subjektif. Ekstrovert akan lebih mudah untuk
dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri.
Mereka cenderung untuk berfokus pada sikap objektif dan menekan sisi
subjektifnya, Jung (dalam Feist, 2010).
28
3. Pikiran (thinking)
Aktivitas intelektual logika dapat memproduksi serangkaian ide yang
disebut dengan berpikir (thinking). Orang-orang yang memiliki
karakteristik berpikir extrovert sangat bergantung pada pemikiran yang
nyata, tetapi mereka juga menggunakan ide abstrak jika ide tersebut dapat
ditransmisikan kepada mereka secara langsung. Orang-orang yang
memiliki karakteristik berpikir introvert bereaksi terhadap rangsangan
eksternal, tetapi interpretasi mereka terhadap suatu kejadian lebih diwarnai
oleh pemaknaan internal yang mereka bawa dalam dirinya sendiri
dibanding dengan fakta objektif yang ada.
4. Perasaan (feeling)
Jung menggunakan kata perasaan (feeling) untuk mendeskripsikan proses
evaluasi sebuah ide atau kejadian. Orang-orang dengan perasaan extrovert
menggunakan data objektif untuk melakukan evaluasi. Orang-orang
dengan perasaan introvert mendasarkan penilaian mereka sebagian besar
pada persepsi subjektif dibanding dengan fakta objektif.
5. Sensasi (sensing)
Fungsi yang memungkinkan manusia untuk menerima rangsangan fisik
dan mengubahnya ke dalam bentuk kesadaran perseptual yang disebut
dengan sensasi (sensation). Orang-orang dengan sensing extrovert
menerima rangsangan eksternal secara objektif, kurang lebih sama seperti
rangsangan ini eksis dalam kenyataan. Orang-orang dengan sensing
29
introvert biasanya sangat dipengaruhi oleh sensasi subjektif akan
penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan, dan lainnya.
6. Intuisi (intuition)
Intuisi (intuition) meliputi persepsi yang berada jauh di luar sistem
kesadaran. Orang-orang dengan intuisi extrovert selalu berorientasi pada
fakta dalam dunia eksternal. Orang-orang dengan intuisi introvert dipandu
oleh persepsi ketidaksadaran terhadap fakta yang umumnya subjektif dan
memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kesamaan dengan kenyataan
eksternal.
d. Persona
Cara individu dengan sadar menampakkan diri ke luar (ke dunia sekitarnya).
Persona merupakan kompromi antara individu dan masyarakat, antara
struktur batin sendiri dengan tuntutan-tuntutan sekitar mengenai bagaimana
seharusnyaorang berbuat.
2. Struktur Ketidaksadaran
Ketidaksadaran mempunyai dua lingkaran, yaitu ketidaksadaran pribadi dan
ketidaksadaran kolektif.
a. Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksadaran pribadi berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selama
hidupnya.
30
b. Ketidaksadaran kolektif
Ketidaksadaran kolektif mengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan
jiwa seluruhnya, yaitu pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasi
yang terdahulu.
2.3.3 Extroversion Vs Introversion
Ekstraversi adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah
luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan
menjauh dari subjektif. Ekstrovert akan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh
sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri. Mereka cenderung untuk
berfokus pada sikap objektif dan menekan sisi subjektifnya, Jung dalam Feist
(2010).
Introversi adalah aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki
orientasi subjektif. Introvert memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia
dalam diri mereka, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yang bersifat
individu. Orang-orang ini akan menerima dunia luar dengan sangat selektif dan
dengan pandangan subjektif meraka, Jung dalam Feist (2010).
Extroversion dan Introversion merupakan salah satu dimensi saling
berlawanan yang dapat digambarkan oleh MBTI. MBTI (Myers Briggs Type
Indicator) adalah suatu alat tes psikologi yang diciptakan atau dikembangkan oleh
Isabel Myers dan KatharineBriggs yang mengacu pada teori Carl Gustav Jung
tentang struktur kepribadian (psyche). Teori ini mengatakan bahwa manusia
memiliki cara yang saling bertentangan dalam memperoleh energi psikologis
(secara extroversion atau introversion); mendapatkan atau menjadi sadar akan
31
suatu informasi (melalui pancaindra/sensing atau melalui intuisi/intuition);
memutuskan atau mengambil kesimpulan tentang informasi tersebut (dengan
berpikir/thinking atau dengan merasakan/feeling); dan berhadapan dengan dunia
sekitar (dengan cara menghakimi/judging atau menerima saja/perceiving).
Ekstrovert dalam MBTI diartikan sebagai tipe pribadi yang suka bergaul,
menyenangi interaksi sosial dengan orang lain dan berfokus pada the world
outside the self. Sebaliknya tipe introvert dalam MBTI diartikan sebagai mereka
yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak
orang. Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak
menuntut interaksi seperti membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif.
2.4 Pensiun
Pensiun merupakan suatu isyarat sosial bahwa seseorang telah memasuki
usia lanjut yang juga berarti berakhirnya masa kerja seseorang dan mulainya
periode waktu luang yang panjang tanpa aktivitas rutin (Kimmel, 1983). Pensiun
dianggap sebagai krisis dan transisi dari bekerja menjadi tidak bekerja.
Singkatnya, pensiun merupakan suatu stressor kehidupan bagi orang yang
menjalaninya.
Beberapa ahli mencoba mendefinisikan pensiun. Atwater (1983)
mendefinisikan pensiun sebagai suatu proses pengunduran diri individu dari
aktivitas atau status pekerjaan rutin, yang biasanya disebabkan oleh perubahan
pada usia dan kesehatan. Jadi, pensiun merupakan suatu proses dari aktif bekerja
menjadi tidak aktif bekerja.
32
2.5 Kerangka Berpikir
Menjelang masa bekerja berakhir, di setiap perusahaan terutama BUMN
mengadakan serangkaian kegiatan persiapan pensiun. Dalam kegiatan yang
diselanggarakan perusahaan tersebut, tidak semua pekerja mengikuti program
Masa Persiapan Pensiun (MPP) atau bahkan mempersiapkan diri menghadapi
pensiun. Bagi pekerja yang kurang melakukan persiapan untuk menghadapi masa
pensiun, maka akan menemukan berbagai masalah. Salah satunya adalah
permasalahan penyesuaian diri pada masa pensiun, yang seringkali ditandai
dengan keadaan stress atau depresi.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan penyesuaian
diri pada masa pensiun adalah dengan pencarian dukungan sosial. Hal tersebut
sejalan dengan salah satu manfaat dari dukungan sosial menurut Gottlieb (dalam
Smet, 1994) adalah bermanfaat dalam hal emosional atau memberikan efek
perilaku bagi pihak penerima. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Gottlieb
(dalam Smet, 1994) bahwa dukungan sosial dapat mempengaruhi kesehatan
dengan melindungi (buffer) dan memberikan efek langsung (direct effect) bagi
seseorang terhadap efek negatif dari stres yang berat.
Orang-orang yang mendapatkan dukungan sosial tinggi, kemungkin akan
kurang menilai situasi penuh stress (mereka tahu bahwa mungkin akan ada
seseorang yang dapat membantu mereka). Orang-orang dengan dukungan sosial
tinggi akan mengubah respon mereka terhadap sumber stress contohnya pergi ke
seorang teman untuk membicarakan masalah tersebut). Kedua segi di atas adalah
contoh fungsi dukungan sosial yang bersifat melindungi (buffer) yang
33
mempengaruhi dampak sumber stres. Sedangkan contoh dari fungsi dukungan
sosial yang memberikan efek langsung (direct effect) adalah orang-orang dengan
dukungan sosial tinggi, dapat memiliki penghargaan diri yang lebih tinggi, yang
membuat mereka tidak begitu mudah diserang stress.
Oleh karena itu, dukungan sosial yang diberikan mempunyai pengaruh
bagi keberlangsungan proses penyesuaian diri pada masa pensiun. Penerimaan
dukungan sosial yang tinggi akan melindungi para pensiunan terhadap efek
negatif dari stres yang cukup mengganggu. Sebaliknya penerimaan dukungan
sosial yang rendah tidak akan melindungi para pensiunan terhadap efek stres yang
cukup mengganggu. Dukungan tersebut, dapat berasal dari keluarga, teman,
masyarakat maupun perusahaan tempat bekerja sebelum masa pensiun.
Selain dukungan sosial, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi proses
penyesuaian diri, yaitu tipe kepribadian. Kepribadian menurut Allport (dalam
Sumadi, 2006) merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem
psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Tipe kepribadian yang berbeda-beda pada setiap individu akan
mempengaruhi penyesuaian diri para pensiunan dimasa purna tugasnya. Tipe
kepribadian ekstrovert yang orientasinya lebih ke luar (lingkungan sosialnya)
lebih membutuhkan dukungan sosial untuk menghadapi masa pensiunnya.
Sedangkan tipe kepribadian introvert yang orientasinya lebih kedalam yaitu dunia
subyektifnya. Orang dengan tipe introvert ini akan lebih memerlukan penyesuaian
diri lebih ketika masa pensiunnya. Karena orang tipe introvert ini kurang bisa
bergaul dengan lingkungannya dibandingkan orang dengan tipe ekstrovert.
34
Hal tersebut, juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu Jou & Fukada
(1996) yang mengemukakan bahwa tipe kepribadian extrovert positif
mempengaruhi penyesuaian diri.
Pensiunan dengan kepribadian ekstrovert maka dapat diasumsikan
penyesuaian dirinya pun baik, dimana seseorang dapat menempatkan dirinya di
masyarakat maka dia akan diterima dengan baik oleh masyarakat, sebaliknya
pensiunan dengan kepribadian introvert, maka dapat diasumsikan penyesuaian
dirinya tidak baik, dimana seseorang tidak dapat menempatkan dirinya di
masyarakat maka dia tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Kepribadian juga mempengaruhi penerimaan dukungan sosial. Ada
individu yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi, sedangkan individu
tersebut tergolong introvert. Dimana orang yang mempunyai sikap introvert, akan
menerima dunia luar dengan sangat selektif dan dengan pandangan subjektif
mereka. Sebaliknya ada individu yang mendapatkan dukungan sosial yang rendah,
sedangkan individu tersebut tergolong extrovert. Dimana individu yang
mempunyai sikap extrovert, akan lebih mudah dipengaruhi oleh sekelilingnya
dibanding oleh kondisi dirinya sendiri.
35
2.6 Hipotesis
H1 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri
pada masa pensiun
H01 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap penyesuaian
diri pada masa pensiun
H2 : Ada pengaruh yang signifikan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada
masa pensiun
H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kepribadian terhadap penyesuaian diri
pada masa pensiun
H3 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian terhadap
penyesuaian diri pada masa pensiun
H03 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian
terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari tujuh
subbab. Subbab tersebut adalah pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan
sampel, variabel penelitian, pengumpulan data, uji instrumen, prosedur
penelitian dan teknik analisis data.
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana
data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa angka yang dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik. Dalam penelitian ini pengumpulan data kuantitatif
diperoleh dari hasil pengukuran skala. Sedangkan metode penelitian yang
digunakan adalah metode analisa regresi. Metode analisa regresi adalah suatu
metode untuk mempelajari bagaimana eratnya hubungan antara satu atau beberapa
variabel independen mempengaruhi sebuah variabel dependen dalam suatu
fenomena kompleks (Nazir, 1999). Pada penelitian ini terdapat dua variabel
independen dan satu variabel dependen, maka analisa regresi yang dikerjakan
berkenaan dengan regresi berganda (multiple regression).
37
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Sebuah populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-
ciri yang telah ditetapkan(Nazir, 1988). Populasi dalam penelitian ini adalah
pensiunan pegawai PT PLN (Persero) di wilayah Jakarta. Usia pensiun di PT.
PLN (Persero) dimulai saat pegawai memasuki usia 56 tahun.
3.2.2 Sampel dan teknik pengambilan sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Nazir,1988). Adapun sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang
pensiunan PT. PLN (Persero).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Nonprobability sampling
design, yaitu tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan
sampel penelitian (Bungin, 2006). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling yang
digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam
pengambilan sampelnya (Idrus, 2007). Teknik ini lebih mengutamakan tujuan
penelitian dan karakteristik populasi (Bungin, 2006).
Karakteristik sampel pada penelitian ini adalah:
1. Pensiunan PT. PLN (Persero)
2. Rentang usia 60-75 tahun
3. Tingkat pendidikan minimal SMA.
38
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu yang mempunyai bermacam-macam nilai (Priyatno,
2008). Jadi variabel adalah objek penelitian yang menjadi perhatian suatu
penelitian.
Variabel dibedakan sebagai berikut:
a. Variabel tergantung (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri
b. Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri.
Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel yaitu:
Independent Variable (IV): 1. Dukungan sosial
2. Kepribadian
Dependent Variable (DV): Penyesuaian diri pada masa pensiun
3.3.1 Definisi konseptual variabel
Definisi Konseptual merupakan suatu definisi dalam bentuk yang abstrak
yang mengacu pada ide-ide lain atau konsep lain-yang bisa saja abstrak-untuk
menjelaskan konsep pertama tersebut (Prasetyo&Jannah, 2005).
a. Dukungan sosial adalah perhatian, perasaan nyaman dan bantuan yang
didapat dari orang lain atau kelompok sehingga menimbulkan perasaan
bahwa kita memiliki arti bagi orang lain atau menjadi bagian dari
jaringan sosialnya.
b. Kepribadian adalah suatu keunikan dari individu yang menjadi
karakteristik dan menempati posisi penting dalam teori tertentu yang
39
digunakan. Pada penelitian ini menggunakan kepribadian extrovert dan
introvert.
c. Penyesuaian diri adalah suatu perubahan-perubahan yang terbentuk
melalui hubungan yang harmonis dengan lingkungan, yang meliputi
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan individu itu sendiri dan
tuntutan serta tekanan lingkungannya.
3.3.2 Definisi operasional variabel
Definisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai prosedur yang
diperlukan untuk memasukkan unit-unit analisis ke dalam kategori-kategori
tertentu dari tiap-tiap variabel (Prasetyo&Jannah, 2005).
a. Dukungan sosial diungkap dengan skala Interpersonal Support Evaluation
List (ISEL) yang dikembangkan oleh Cohen, Mermelstein, Kamarck dan
Hoberman (1985). Skala ini dibuat untuk mengukur penilaian seseorang
akan tersedianya empat dukungan dari dukungan sosial. Bentuk dukungan
sosialnya yaitu:
1) Dukungan Praktis (tangible support), atau bantuan-bantuan yang
bersifat pelayanan seperti membantu dalam melakukan kegiatan
sehari-hari maupun bantuan secara finansial.
2) Dukungan Informasi (appraisal support), atau suatu bentuk bantuan
yang membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan
dengan lebih baik serta memberikan pilihan strategi coping yang
harus dilakukan guna menghadapi kejadian tersebut.
40
3) Dukungan Harga Diri (self-esteem), atau suatu bentuk bantuan
dimana individu merasakan adanya perasaan positif akan dirinya bila
dibandingkan keadaan yang dimiliki dengan orang lain, yang
membuat individu merasa sejajar dengan orang lain seusianya.
4) Dukungan Belonging, atau suatu bentuk bantuan dimana individu
tahu bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin
melakukan suatu kegiatan bersama.
Skala ISEL terdiri dari 40 item yang terdiri dari empat aspek, dimana
masing-masing aspek terdiri dari 10 item. Alat ukur ini dikembangkan dalam
bentuk skala model Likert berskala 4, dengan menjumlahkan distribusi respon
sangat tidak setuju-sangat setuju. Jumlah skor menentukan kualitas dukungan
sosial yang diterima masing-masing subyek. Semakin tinggi skor, semakin tinggi
pula dukungan sosial yang diterima subjek dan begitu pula sebaliknya.
b. Tipe kepribadian extrovert dan introvert diungkap dengan menggunakan
skala yang item-itemnya diambil dari Myers Briggs Type Indicator (MBTI).
Dimensi extrovert terdiri dari 9 item dan dimensi introvert juga terdiri dari 9
item. Skala ini dibuat kontinum dengan distribusi respon: Sangat Tidak
Setuju sampai dengan Sangat Setuju. Jumlah skor menentukan
kecenderungan ekstrovert dan introvert subjek. Semakin tinggi skor, subjek
dikategorikan extrovert dan sebaliknya semakin rendah skor, subjek
dikategorikan introvert.
41
c. Penyesuaian diri pada masa pensiun diungkap dengan skala yang disusun
berdasarkan karakteristik penyesuaian diri yang efektif yang dikemukakan
oleh teori Haber & Runyon (1984). Karakteristiknya yaitu:
a. Persepsi yang akurat tentang realitas.
b. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan.
c. Citra diri positif.
d. Kemampuan mengekspresikan perasaan.
e. Hubungan interpersonal yang baik.
Skala ini terdiri dari 50 item, dimana masing-masing aspek terdiri dari 10
item. Alat ukur ini dikembangkan dalam bentuk skala model Likert berskala 4,
dengan menjumlahkan distribusi respon sangat tidak setuju-sangat setuju. Jumlah
skor menentukan kualitas penyesuaian diri pada masa pensiun masing-masing
subyek. Dalam skala ini, semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti
semakin tinggi pula penyesuaian diri pensiunan dan semakin rendah skor yang
diperoleh subjek berarti semakin rendah penyesuaian diri pensiunan.
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik pengumpulan data
Data dalam penelitian ini diambil melalui skala. Skala adalah daftar
pernyataan yang akan mengungkap performansi yang menjadi karakter tipikal
pada subjek yang akan diteliti, yang akan dimunculkan dalam bentuk respon-
respon terhadap situasi yang dihadapi (Azwar, 2005).
42
Ada pun jenis skala yang digunakan adalah skala model Likert. Skala
model Likert adalah metode penskalaan pernyataan individu yang menggunakan
distribusi respon sebagai dasar penentu nilai skalanya (Azwar, 2005).
Subjek diberikan empat pilihan dalam berespon, yaitu: Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Selain itu peneliti
membagi dua kategori item pernyataan menjadi favorabel dan unfavorabel.
Untuk skala kepribadian, subjek diberikan enam pilihan dalam berespon,
yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS),
Agak Setuju (AS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS)
3.4.2. Instrumen penelitian
a. Dukungan Sosial
Dalam penelitian ini bentuk alat ukur yang digunakan peneliti diadaptasi
dari alat ukur yang dikembangkan oleh Cohen, Mermelstein, Kamarck dan
Hoberman (1985) yang memiliki beberapa dimensi appraisal, tangible, self-
esteem, belonging. Skala ini disajikan dalam bentuk item-item pernyataan yang
dapat diisi sendiri tanpa bantuan wawancara, skala ini terdiri dari 40 item.
Tabel 3.1
Nilai Skor Jawaban
(Dukungan sosial)
Pernyataan Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4
43
b. Kepribadian Extrovert dan Introvert
Tabel 3.2
Nilai Skor Jawaban
(Kepribadian)
Pernyataan
Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS)
Agak Tidak Setuju (ATS)
Agak Setuju (AS)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
Favorable 0 1 2 3 4 5 Unfavorable 5 4 3 2 1 0
Dalam penelitian ini bentuk alat ukur yang digunakan peneliti diadaptasi
dari alat ukur kepribadian Myers Briggs Type Indicator (MBTI). Peneliti hanya
mengambil item yang mengukur extrovert dan introvert-nya saja. Skala extrovert
dan introvert ini disajikan dalam bentuk item-item pernyataan yang dapat diisi
sendiri tanpa bantuan wawancara, skala ini terdiri dari 18 item. Item-item
extrovert dianggap favorable, sedangkan item-item introvert dianggap
unfavorable.
c. Penyesuaian Diri
Dalam penelitian ini bentuk alat ukur yang digunakan peneliti dibuat dari
teori karakteristik penyesuaian diri efektif yang dikembangkan oleh Haber &
Runyon (1984). Skala ini terdiri dari dimensi persepsi yang akurat tentang realitas,
kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, citra diri positif, kemampuan
mengekspresikan perasaan, hubungan interpersonal yang baik. Skala ini disajikan
dalam bentuk item-item pernyataan yang dapat diisi sendiri tanpa bantuan
wawancara, skala ini terdiri dari 50 item.
44
Tabel 3.3
Nilai Skor Jawaban
(Penyesuaian diri)
Pernyataan Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4
3.5 Uji Instrumen
Data yang diperoleh dari pelaksanaan uji coba kemudian diolah secara
statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5 untuk mengetahui reliabilitas
dan validitas pada masing masing alat ukur. Suatu penelitian yang reliabel, hasil
yang diperoleh akan tetap sama apabila diukur pada waktu yang berbeda. Suatu
variabel dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach alpha mendekati satu.
3.5.1 Uji validitas
Suatu item dikatakan valid bila koefisien korelasinya ≥ 0,3. Berdasarkan uji
validitas yang dilakukan ditemukan dari 40 item pada skala dukungan sosial yang
diujicoba terdapat 24 item yang valid. Sedangkan pada skala penyesuaian diri
berdasarkan uji validitas yang dilakukan dari 50 item terdapat 30 item yang valid.
Untuk skala kepribadian terdapat 12 item yang valid dari 18 item yang diujikan.
45
Berikut ini, hasil dari uji validitas terhadap tiga alat ukur :
Tabel 3.4
Blue Print Skala Dukungan Sosial (ISEL)
No Aspek-aspek dukungan sosial
Nomor item Jumlah item valid
Total
1. Appraisal 3, 4, 11*, 12*, 19, 20*, 27*, 28*, 35*, 36*
7 10
2. Tangible 1, 2*, 9, 10*, 17, 18*, 25*, 26, 33*, 34
5 10
3. Self-esteem 5, 6*, 13*, 14, 21, 22*, 29, 30, 37, 38
3 10
4. Belonging 7*, 8*,15*, 16*, 23*, 24*, 31, 32*, 39*, 40*
9 10
TOTAL ITEM 24 40 *) Item yang valid
Tabel 3.5
Blue Print Skala Penyesuaian Diri
Item No
Karakteristik penyesuaian diri
yang efektif Indikator Favorabel Unfavorabel
Jumlah Item valid
1. Persepsi yang akurat tentang realitas
a. Mengenali konsekuensi dan mengarahkan tingkah laku sesuai dengan konsekuensinya
b. Mengatur tujuan / capaian secara realistis
1*, 2, 3 4*, 5*
6, 7, 8 9
3
2. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan
a. Mampu bertahan dari keadaan yang tidak menyenangkan (hambatan / kendala, frustasi, ujian / cobaan)
b. Mampu untuk mengatasi konflik atau masalah yang ada
10*, 11*, 16* 13*, 14
12*, 17* 15, 18*
7
46
3. Citra diri positif a. Persepsi tentang diri yang positif
b. Menyadari dan mengakui kelemahan (kekurangan)
c. Menyadari & mengakui kekuatan (kelebihan)
19*, 20* 21*, 22* 23
24 25 26*, 27*
6
4. Kemampuan mengekspresikan perasaan
a. Mengidentifikasi emosi b. Mengekspresikan berbagai
emosi secara verbal & non-verbal
c. Mampu mengekspresikan emosi secara terbuka & jujur
d. Mengekspresikan emosi dengan baik dan memperhatikan keadaan lingkungan
28,29, 30 31, 32 33*
34 35*, 36
2
5. Hubungan interpersonal yang baik
a. Mampu berinteraksi dengan orang lain
b. Merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain
c. Mampu mencapai kecocokan & keakraban dalam hubungan sosial
d. Menghormati orang lain e. Dapat membuat orang lain
merasa nyaman dengan kehadirannya
f. Mampu menghargai hubungan dalam keadaan apapun
g. Mampu menghargai hubungan dalam keadaan apapun
h. Mampu berhubungan dengan orang lain secara produktif & saling menguntungkan
37* 38*, 39*, 40* 41*, 42* 43*, 44* 45* 47* 48 49, 50*
46*
12
TOTAL 30
*) Item yang valid
47
Tabel 3.6
Blue Print Skala Extrovert dan Introvert
Tipe Kepribadian Nomor item Jumlah item valid Total itemExtrovert 1*, 3, 5*, 7, 9*, 11*,
13*, 15, 17* 6 9
Introvert 2*, 4, 6*, 8, 10*, 12*, 14*, 16, 18*
6 9
TOTAL ITEM 12 18 *) Item yang valid
3.5.2 Uji reliabilitas
Berdasarkan uji reliabilitas dan uji validitas melalui SPSS 11.5 didapatkan
nilai cronbach`s alpha pada skala dukungan sosial sebesar 0,816. Dengan begitu
alat ukur ini dapat dikatakan reliabel untuk mengukur penerimaan dukungan
sosial. Sedangkan uji reliabilitas untuk skala penyesuaian diri melalui SPSS 11.5
diperoleh nilai cronbach`s alpha sebesar 0,82. Artinya alat ukur ini juga reliabel
untuk mengukur penyesuaian diri. Untuk uji reliabilitas pada skala kepribadian
diproleh koefisien cronbach`s alpha sebesar 0,74. Nilai tersebut memberikan arti
bahwa skala pengukuran kepribadian mempunyai reliabilitas yang cukup baik.
3.6. Prosedur Penelitian
3.6.1 Persiapan uji coba alat ukur
Uji coba alat ukur dilakukan dari tanggal 23 – 30 Agustus 2010 dengan
responden pensiunan PLN yang berada di wilayah Jatinegara dan Blok M yang
memiliki karakteristik yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam
mempersiapkan alat ukur untuk diuji coba, yaitu:
48
a. Menterjemahkan item-item Interpersonal Support Evaluation List
(ISEL) dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris ke dalam bahasa
Indonesia. Kemudian meminta expert jugdement, yaitu seseorang yang
menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
sehari-hari dan dua orang dosen yang dianggap ahli untuk menilai
ketepatan dan kebenaran terjemahan dua alat ukur ini dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
b. Membuat skala penyesuaian diri berdasarkan karakteristik penyesuaian
diri yang efektif dari teori Haber & Runyon (1984).
c. Menyusun ulang tipe kepribadian extrovert dan introvert yang diambil
dari alat tes psikologi MBTI.
d. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden
penelitian. Penyusunan terdiri dari pengaturan tampilan huruf dan
halaman kuesioner dan skala, penulisan pengantar dan petunjuk
pengisian, serta pengelompokkan alat ukur menjadi tiga bagian (bagian
data diri subjek, skala dukungan sosial, skala penyesuaian diri dan
skala kepribadian extrovert dan introvert.
e. Membuat target 30-50 responden penelitian, yaitu pensiunan dengan
karakteristik yang telah ditentukan
f. Memperbanyak jumlah skala untuk uji coba dan mempersiapkan
peralatan yang akan digunakan seperti, pulpen dan souvenir.
49
3.6.2 Persiapan pengambilan data
Ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum
pengambilan data, yaitu :
a. Mengatur tampilan skala dengan membuang item-tem yang tidak
valid.
b. Membuat target pencapaian pengumpulan data sebanyak 30-80
responden
c. Memperbanyak jumlah alat ukur untuk pengambilan data dan
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan seperti, pulpen dan
souvenir.
3.6.3 Pelaksanaan pengambilan data
Pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada tanggal 6 – 29 September
2010. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti pada tahap ini, yaitu :
a. Peneliti meminta bantuan pada pihak PLN untuk membantu
menyebarkan sebagian skala penelitian sesuai karakteristik yang
ditetapkan pada penelitian ini. Skala akan diambil pada hari yang telah
disepakati. Peneliti juga ikut menyebarkan secara langsung dengan
mendatangi satu per satu para pensiunan di pertemuan IKPLN.
b. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel
penelitian, mereka dimintai kesediaannya untuk mengisi skala yang
telah disiapkan.
d. Data tidak bisa digunakan, jika responden tidak mengisi skala secara
lengkap.
50
3.7. Teknik Analisis Data
Setelah seluruh data terkumpul, maka data akan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression). Analisis data
akan dilakukan dengan menggunakan sistem perhitungan SPSS versi 11.5.
Rumus regresi berganda:
Y` = a + b1X1 + b2X2 + …… + bpXp
Y` : Dependent variable (DV) yang dalam hal ini adalah
penyesuaian diri.
X1, X2, ......, Xp : Independent variable (IV) yang jumlahnya p
p : Jumlah independent variable (IV)
a : Intercept / konstanta
b1, b2, ......, bp : Koefisien regresi untuk masing-masing IV
Dalam analisis multiple regression ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu :
1. R2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dari dependent
variable (DV) yang bisa diterangkan oleh independent variable (IV).
2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien
regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan
dari independent variable (IV) yang bersangkutan.
3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi
tentang berapa harga Y jika nilai setiap independent variable (IV) diketahui.
51
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab berikut ini akan membahas mengenai gambaran umum subjek,
analisis deskriptif, uji hipotesis penelitian dan hasil tambahan penelitian.
4.1 Gambaran Umum Subjek
Berikut ini akan diuraikan gambaran responden dalam penelitian ini
berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status
pernikahan, jumlah anak, jumlah saudara kandung, mengikuti MPP, aktivitas saat
ini, anggota organisasi, pendapatan saat ini dan penyakit yang sedang diderita.
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%) Perempuan 4 8%
Laki-lak 46 92% Total 50 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 50
responden yang diteliti, sebanyak 4 orang (8%) berjenis kelamin perempuan, dan
jumlah terbanyak adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu
berjumlah 46 orang (92%).
52
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persen
60 – 64 37 74% 65 – 69 9 18% 70 – 74 4 8% Total 50 100%
Pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang
diteliti, sebanyak 37 orang (74%) berada pada rentangan usia 60-64, sebanyak 9
(18%) berada pada rentangan usia 65-69, dan sebanyak 4 (8%) berada pada
rentangan usia 70-74.
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Frekuensi Persen
SMA 4 8% D3 4 8% S1 36 72% S2 5 10% S3 1 2%
Jumlah 50 100%
Sebagaimana pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa ketahui bahwa dari
50 responden yang diteliti, sebanyak 4 orang (8%) bertaraf pendidikan terakhir
SMA, sebanyak 4 orang (8%) bertaraf pendidikan akhir D3, sebanyak 36 orang
(72%) bertaraf pendidikan akhir S1, sebanyak 5 orang (10%) bertaraf pendidikan
akhir S2 dan 1 (2%) orang bertaraf pendidikan akhir S3.
53
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat Tinggal Frekuensi Persentase
Rumah Dinas 2 4% Rumah Sendiri 48 96%
Total 50 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 50
responden yang diteliti, sebanyak 2 orang (4%) tinggal di rumah dinas, dan
jumlah terbanyak adalah responden yang tinggal di rumah sendiri, yaitu berjumlah
48 orang (96%).
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Status Frekuensi PersentaseBeristri 45 90%
Bersuami 3 6% Janda 1 2% Duda 1 2% Total 50 100%
Berdasarkan status pernikahan pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui
bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 45 orang (90%) masih
mempunyai istri, sebanyak 3 orang (6%) masih mempunyai suami, dan masing-
masing 1 orang (2%) berstatus sebagai janda dan duda.
54
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Jumlah Anak Frekuensi Persen
Tidak ada (0) 3 6% Sedikit (1-2 orang) 12 24% Banyak (3-6 orang) 35 70%
Total 50 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui sebanyak 3 orang
(6%) tidak mempunyai anak, 12 orang (24%) tergolong sedikit mempunyai anak
dan 35 orang (70%) mempunyai banyak anak.
Tabel 4.7
Responden Berdasarkan Jumlah Saudara Kandung
Jumlah Saudara kandung Frekuensi Persentase Tidak ada (0) 2 4%
Sedikit (1-2 orang) 3 6% Banyak (2-11 orang) 45 90%
Total 50 100%
Pada tabel 4.7 di atas, rata-rata responden yaitu sebanyak 45 orang (90%)
memiliki banyak saudara kandung.
Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Keikutsertaan dalam Program MPP
Mengikuti Program MPP Frekuensi Persetase
Ya 38 76% Tidak 12 24% Total 50 100%
55
Berdasarkan data pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa dari 50
responden yang diteliti, sebanyak 38 orang (76%) telah mengikuti program MPP
dan sebanyak 12 orang (24%) tidak mengikuti program MPP.
Tabel 4.9 Responden Berdasarkan Aktivitas Pasca Pensiun
Aktivitas Frekuensi Persen Tidak ada 12 24%
Ada 38 76% Total 50 100%
Pada tabel 4.9 di atas, dapat dikatakan bahwa rata-rata responden pada
penelitian ini mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun, yaitu sebanyak 38
responden (76%), sedangkan 12 responden lainnya (24%) tidak mempunyai
aktivitas pengganti pasca pensiun.
Tabel 4.10 Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Frekuensi Persen
500.000-1.000.000 3 6% 1.000.001-2.000.000 12 24%
>2.000.000 35 70% Total 50 100%
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa dari 50 responden yang diteliti,
pendapatan responden rentangan 500.000-1.000.000 sebanyak 3 orang (6%),
pendapatan responden rentangan 1.000.001-2.000.000 sebanyak 12 orang (24%),
pendapatan responden rentangan >2.000.000 sebanyak 35 orang (70%).
56
Tabel 4.11 Responden Berdasarkan Penyakit yang diderita
Jenis Penyakit Frekuensi Persen
Tidak Mempunyai Penyakit 23 46% Jantung 2 4% Diabetes 14 28%
Kolesterol 1 2% Asma 2 4% Prostat 1 2%
Diabetes, Jantung 2 4% Diabetes,Darah Tinggi 2 4% Jantung, Darah Tinggi 1 2%
Jantung Koroner, Darah Tinggi, Thalasemia 1 2% Jantung, Liver, Paru 1 2%
Total 50 100%
Berdasarkan data aktivitas pasca pensiun pada tabel 4.11 di atas dapat
diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 27 orang (54%)
mengidap penyakit yang cukup berat dan sisanya 23 orang (46%) tidak memiliki
penyakit yang berat
4.2 Analisis Deskriptif
Berikut ini akan diuraikan nilai minimun, maksimum, mean, standar deviasi
dukungan sosial dan penyesuaian diri pada masa pensiun
Tabel 4.12 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dukungan Sosial 50 55,00 95,00 69,9600 7,36223 Penyesuaian Diri 50 76,00 118,00 90,1200 7,45501 Valid N (listwise) 50
57
Berdasarkan tabel di atas, data yang didapat dengan sampel yang
berjumlah 50 orang untuk skala dukungan sosial terendahnya adalah 55, skor
tertingginya adalah 95, skor rata-rata sebesar 69,96 dan standar deviasi sebesar
7,362. Sedangkan untuk skala penyesuaian diri dengan jumlah sampel 50 orang,
skor terendahnya adalah 76, skor tertingginya adalah 118, skor rata-rata sebesar
90,12 dan standar deviasi sebesar 7,455.
4.2.1. Kategorisasi skor
Adapun untuk kategorisasi tinggi, sedang, rendahnya penerimaan dukungan sosial
dan penyesuaian diri pada masa pensiun yang diujikan pada 50 responden adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.13
Distribusi Skor Dukungan Sosial
Kategori Rumus Rentangan Raw Score
Jumlah Subjek Persen
Tinggi X > 2 + min > 81,66 4 8% Sedang X < + min ≤ X ≤ 2 + min 68,33 – 81,66 28 56% Rendah X < + min < 68, 33 18 36%
∑ 50 100%
Dari tabel 4.13 distribusi skor di atas dapat diketahui bahwa dari 50
responden yang diteliti, 28 orang (56%) diantaranya memiliki skor penerimaan
dukungan sosial dalam kategori sedang, 18 orang (36%) diantaranya memiliki
skor penerimaan dukungan sosial dalam katogori rendah dan 4 orang (8%)
diantaranya memiliki skor penerimaan dukungan sosial dalam kategori tinggi.
58
Berikut ini tabel distribusi kategorisasi skor penyesuaian diri:
Tabel 4.14 Distribusi Skor Penyesuaian Diri
Kategori Rumus Rentangan Raw Score
Jumlah Subjek Persen
Tinggi X > 2 + min > 104 2 4% Sedang X < + min ≤ X ≤ 2 + min 90 – 104 17 34% Rendah X < + min < 90 31 62%
∑ 50 100%
Dari tabel 4.14 di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah responden
yang memiliki tingkat penyesuaian diri rendah sebanyak 31 orang (62%), jumlah
responden yang memiliki tingkat penyesuaian diri sedang sebanyak 17 orang
(34%) dan jumlah responden yang memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi
sebanyak 2 orang (4%).
Sedangkan untuk kepribadian, akan dikategorikan menjadi kepribadian
extrovert dan kepribadian introvert. Berikut merupakan deskripsi kepribadian
extrovert dan introvert menurut jumlah frekuensinya.
Tabel 4.15 Tipe Kepribadian
Tipe Kepribadian Frekuensi Persen
Extrovert 27 54% Introvert 23 46%
Total 50 100%
Dari tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang
diujikan, 27 orang (54%) diantaranya memiliki tipe kepribadian extrovert dan 23
orang (46%) diantaranya memiliki tipe kepribadian introvert.
59
Pada bagian ini juga, peneliti akan mendeskripsikan distribusi skor penyesuaian
diri berdasarkan jenis kelamin, aktivitas pengganti, penyakit yang diderita dan
penghasilan.
Untuk yang pertama akan digambarkan distribusi skor penyesuaian diri
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.16 Penyesuaian Diri Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean Laki-laki 46 89.4783 6.26361 .92352Penyesuaian Diri Perempuan 4 97.5000 15.50269 7.75134
Independent Samples Test
9.930 .003 -2.138 48 .038 -8.0217 3.75187 15.56538 -.47810
-1.028 3.086 .378 -8.0217 7.80617 32.47849 16.43502
Equal varianceassumedEqual variancenot assumed
Penyesuaian DF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
*Signifikan pada taraf 0,05
Nilai rata-rata penyesuaian diri pada perempuan (89,4883) lebih besar
daripada laki-laki (97,5). Nilai Levene`s test < 0,05 (0,003<0,05), maka nilai
Levene`s test signifikan. Ini artinya varians pada kedua kelompok berbeda. Output
SPSS menghasilkan nilai t sebesar -1,028 dengan signifikansi 0,378. Ini berarti
nilai t tidak signifikan (p=0,378, p>0,05). Artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara perempuan dan laki-laki dalam menyesuaikan diri.
60
Kedua, akan digambarkan distribusi skor penyesuaian diri berdasarkan aktivitas
pengganti.
Tabel 4.17 Penyesuaian Diri Berdasarkan Aktivitas Pasca Pensiun
Aktivitas N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean non-aktivitas 12 91.5833 9.95863 2.87481Penyesuaian
Diri Aktivitas 38 89.6579 6.57298 1.06628
Independent Samples Test
1.299 .260 .777 48 .441 1.9254 2.47865 -3.05822 6.90910
.628 14.155 .540 1.9254 3.06618 -4.64411 8.49499
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
Penyesuaian DiriF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Nilai mean penyesuaian diri bagi pensiunan yang tidak memiliki aktivitas
pengganti pasca pensiun (91,5833) lebih besar daripada pensiunan yang memiliki
aktivitas pengganti pasca pensiun (89,6579) dengan angka probabilitas (0,260)
lebih besar dari alpha (0,05). Nilai Levene`s test > 0,05 (0,260>0,05), maka nilai
Levene`s test tidak signifikan. Ini artinya varians pada kedua kelompok homogen.
Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar 0,777 dengan signifikansi 0,441. Ini
berarti nilai t tidak signifikan (p=0,441, p>0,05). Hal ini artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara pensiunan yang mempunyai aktivitas pengganti
pasca pensiun dan yang tidak mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun dalam
menyesuaikan diri.
61
Ketiga, akan digambarkan distribusi skor penyesuaian diri berdasarkan ada
tidaknya penyakit yang diderita.
Tabel 4.18 Penyesuaian Diri Berdasarkan Penyakit yang Diderita
Penyakit N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean Non-penyakit 23 90.1739 6.36505 1.32720Penyesuaian
Diri penyakit 27 90.0741 8.39380 1.61539
Independent Samples Test
1.434 .237 .047 48 .963 .0998 2.13725 -4.19739 4.39706
.048 47.415 .962 .0998 2.09068 -4.10510 4.30477
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
Penyesuaian DiriF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
t-test for Equality of Means95% Confidence
Interval of theDifference
Pada tabel di atas, perbedaan nilai mean yang sangat kecil antara nilai rata-
rata penyesuaian diri pensiunan yang mengidap suatu penyakit dengan
penyesuaian diri pensiunan yang tidak mengidap suatu penyakit. Nilai Levene`s
test > 0,05 (0,237>0,05), maka nilai Levene`s test tidak signifikan. Ini artinya
varians pada kedua kelompok homogen. Output SPSS menghasilkan nilai t
sebesar 0,047 dengan signifikansi 0,963. Ini berarti nilai t tidak signifikan
(p=0,963 p>0,05) tidak ada perbedaan yang signifikan antara pensiunan yang
mengidap suatu penyakit dan pensiunan yang tidak mengidap suatu penyakit
dalam penyesuaian diri.
62
Berikut ini merupakan hasil uji anova penyesuaian diri para pensiunan
berdasarkan penghasilan, sebagai berikut:
Tabel 4.19 Penyesuaian Diri Berdasarkan Penghasilan
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 363.525 2 181.763 3.620 .034 Within Groups 2359.755 47 50.208 Total 2723.280 49
*Signifikan pada taraf 0,05
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat nilai F-test (3,620) dan
signifikansinya (0,034). Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yang
artinya nilai t-hitung signifikan. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang
signifikan antara penyesuaian diri berdasarkan tingkat penghasilan yang diterima
para pensiunan.
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Dalam uji hipotesis ini, peneliti akan menganalisis pengaruh masing-
masing variabel terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun.
Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Dukungan Sosial dan Kepribadian
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig. (Constant) 38,002 7,727 4,918 ,000dukungan sosial ,674 ,108 ,666 6,229 ,000
1
kepribadian ,129 ,113 ,121 1,136 ,262a Dependent Variable: penyesuaian diri
63
Persamaan regresinya menjadi:
Y` = a + b1X1 + b2X2
Y` = 38,002 + (0,674)X1 + (0,129)X2
Hasil analisis regresi pada tabel 4.20 di atas akan di jelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 38,002; artinya jika dukungan sosial (X1) & kepribadian
(X2) nilainya adalah 0, maka penyesuaian diri (Y`) nilainya positif yaitu
sebesar 38,002.
b. Koefisen regresi variabel dukungan sosial (X1) sebesar 0,674. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara dukungan sosial
dengan penyesuaian diri, semakin besar dukungan sosial maka semakin
baik penyesuaian diri.
c. Koefisen regresi variabel kepribadian (X2) sebesar 0,129. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kepribadian dengan
penyesuaian diri, semakin besar nilai kepribadian (semakin extrovert)
maka semakin baik penyesuaian diri.
Tabel 4.21
Hasil Analisis Determinasi Dukungan Sosial
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 ,697(a) ,486 ,475 5,39917 ,486 45,420 1 48 ,000a Predictors: (Constant), dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri
64
Berdasarkan tabel 4.21 di atas diperoleh angka R2 sebesar 0,486 atau
(48,6%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel
dukungan sosial terhadap variabel penyesuaian diri sebesar 48,6%. Sedangkan
sisanya sebesar 51,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel 4.22 Hasil Analisis Determinasi Kepribadian
Model Summary
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 ,295(a) ,087 ,068 7,19667 ,087 4,581 1 48 ,037a Predictors: (Constant), kepribadian b Dependent Variable: penyesuaian diri
Berdasarkan tabel 4.22 di atas diperoleh angka R2 sebesar 0,087 atau (8,7%). Hal
ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel kepribadian
terhadap variabel penyesuaian diri sebesar 8,7%. Sedangkan sisanya sebesar
91,3% dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel 4.23
Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1361,449 2 680,724 23,493 ,000(a) Residual 1361,831 47 28,975 Total 2723,280 49
a Predictors: (Constant), kepribadian, dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri
Pada tabel 4.19 di atas diperoleh F hitung sebesar 23,493. Nilai F hitung >
F tabel (23,493 > 4,08), maka H0 ditolak. H0 ditolak artinya ada pengaruh yang
65
signifikan antara antara dukungan sosial dan kepribadian secara bersama-sama
terhadap penyesuaian diri. Jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dan
kepribadian secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada
masa pensiun.
Tabel 4.24 Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Coefficients Dukungan Sosial
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig. (Constant) 40,724 7,369 5,526 ,0001 dukungan sosial ,706 ,105 ,697 6,739 ,000
T hitung pada tabel 4.24 sebesar 6, 739. Nilai t hitung > t tabel (6,739 >
2,012) maka H0 ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara
dukungan sosial dengan penyesuaian diri. Jadi dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa secara parsial dukungan sosial berpengaruh positif terhadap
penyesuaian diri pada masa pensiun.
Tabel 4.25
Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Coefficients Kepribadian
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 78,045 5,733 13,614 ,000 Kepribadian ,313 ,146 ,295 2,140 ,037
a Dependent Variable: penyesuaian diri
T hitung pada tabel 4.25 sebesar 2,140. Nilai t hitung > t tabel (2,140 >
2,012) maka H0 ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan
66
kepribadian terhadap penyesuaian diri. Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa secara parsial kepribadian berpengaruh positif terhadap penyesuaian diri
pada masa pensin
Di bawah ini merupakan tabel ringkasan dalam menjawab tiga hipotesis penelitian:
Tabel 4.26 Kesimpulan Uji Hipotesis
Penyesuaian Diri Independent Variable
Kontribusi Kesimpulan Dukungan Sosial 48,6% Signifikan (tolak H0)
Kepribadian 8,7% Signifikan (tolak H0) Dukungan Sosial dan Kepribadian (secara
bersama-sama)
57,3% Signifikan (tolak H0)
67
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini memaparkan tentang kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang
penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan sebelumnya, maka
kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
a. Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri
pada masa pensiun. Dukungan sosial secara positif mempengaruhi
penyesuaian diri, artinya semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin
tinggi penyesuaian diri pada masa pensiun. Sebaliknya jika dukungan
sosial rendah, maka penyesuaian diri pada masa pensiun pun akan rendah.
Kontribusi dukungan sosial terhadap penyesuaian diri sebesar 48,6%.
d. Ada pengaruh yang signifikan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada
masa pensiun. Koefisien variabel kepribadian terhadap penyesuian diri
bernilai positif, yang artinya terjadi hubungan positif antara kepribadian
dengan penyesuaian diri, semakin besar nilai kepribadian (semakin
extrovert) maka semakin baik penyesuaian diri. Sebaliknya semakin
rendah nilai kepribadian (semakin introvert) maka semakin buruk
68
penyesuaian dirinya. Kontribusi kepribadian terhadap penyesuaian diri
sebesar 8,7%.
b. Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian secara
bersama-sama terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun. Interaksi dari
dukungan sosial dan kepribadian memberikan kontribusi terhadap
penyesuaian diri sebesar 57,3%
5.2 Diskusi
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ada pengaruh positif dengan
kriteria signifikan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri. Adanya pengaruh
yang positif ini memberikan arti bahwa ketika dukungan sosial yang diterima para
pensiunan tinggi, maka penyesuaian dirinya pun akan baik. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang telah terlebih dahulu dilakukan oleh Jou & Fukada
(1996) yang mengatakan bahwa dukungan sosial mempunyai korelasi yang positif
dengan penyesuaian diri. Pada penelitian ini ditemukan bahwa rata-rata responden
memiliki skor penerimaan dukungan sosial dalam kategori sedang.
Dukungan sosial yang diberikan dapat bersumber dari keluarga, teman
sejawat, perusahaan tempat reponden dahulunya bekerja dan lingkungan sosial
terdekatnya saat ini. Kuantitas dan kualitas dukungan yang diberikan kepada para
pensiunan dapat membuat kebutuhan para pensiunan terpenuhi. Kebutuhan
tersebut dapat berupa kebutuhan yang bersifat prakstis, kebutuhan informasi,
kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan akan adanya seseorang yang dapat
diandalkan.
69
Dukungan sosial disaat para pensiunan menyesuaikan diri pada masa
pensiunnya, sangat dibutuhkan karena banyak perubahan kebiasaan yang harus
dilakukan, dan perubahan tersebut dapat menimbulkan stres untuk itu dukungan
sosial dapat digunakan sebagai pelindung (buffering effect) terhadap efek negatif
dari stres, sehingga dukungan sosial memegang peranan penting dalam
memelihara keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan (Smet, 1994).
Oleh karena itu, semakin besar dukungan sosial yang diberikan, semakin baik
penyesuaian diri pada masa pensiun.
Selanjutnya, hasil uji hipotesis yang mengatakan bahwa “Ada pengaruh
yang signifikan antara kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun”.
Kepribadian mempunyai pengaruh yang positif terhadap penyesuaian diri, hal ini
dapat diartikan bahwa semakin extrovert seseorang, semakin baik penyesuaian
dirinya. Hal ini sejalan dengan definisi kepribadian yang diungkapkan Allport
(dalam Sumadi, 2006) bahwa kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam
individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Teori tersebut didukung oleh pernyataan
Gufron&Risnawita (2010) yang menyatakan bahwa kepribadian mempunyai
fungsi sebagai penentu primer terhadap penyesuaian diri.
Kepribadian extrovert adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis
ke arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif
dan menjauh dari subjektif. Extrovert akan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh
sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri. Mereka cenderung untuk
70
berfokus pada sikap objektif dan menekan sisi subjektifnya, Jung (dalam Feist,
2010).
Extrovert dalam MBTI diartikan sebagai tipe pribadi yang suka bergaul,
menyenangi interaksi sosial dengan orang lain dan berfokus pada the world
outside the self. Semakin extrovert seseorang, interaksi sosialnya pun akan lebih
baik dibandingkan orang yang introvert, sehingga mereka yang extrovert akan
lebih merasakan manfaat dukungan sosial yang sangat berpengaruh disaat
keberlangsungan penyesuaian diri (pada masa pensiun).
Hasil uji hipotesis terakhir dalam penelitian yang menghasilkan “Ada
pengaruh yang signifikan interaksi dukungan sosial dan kepribadian terhadap
penyesuaian diri pada masa pensiun” sangat mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Jou & Fukada (1996) yang mengatakan bahwa penyesuaian sangat
kuat ditentukan oleh kepribadian dan dukungan sosial. Berdasarkan tinjauan
literatur dan meta-analisis baru-baru ini, Smet (1994) mengungkapkan bahwa ada
faktor-faktor lain yang mencampuri efek perubahan dari dukungan sosial yaitu
kepribadian. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang peneliti lakukan yaitu ada
pengaruh yang signifikan interaksi dukungan sosial dan kepribadian terhadap
penyesuaian diri pada masa pensiun.
Selain melakukan ketiga uji hipotesis di atas, peneliti juga melakukan
analisa terhadap data-data lain yang terkait, guna memperkaya penelitian ini,
diantaranya:
Pertama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dan
laki-laki dalam menyesuaikan diri. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
71
sebandingnya jumlah pensiunan perempuan dengan jumlah pensiunan yang laki-
laki. Hasil tinjauan literatur yang peneliti lakukan adalah perempuan memiliki
kecenderungan lebih besar untuk merawat diri mereka sendiri dan memperoleh
perawatan medis, dukungan sosial yang lebih besar yang mereka terima
dibandingkan pria (Papalia, 2009). Selain itu juga, adanya pandangan mengenai
peran jenis kelamin laki-laki adalah pekerja dan pencari nafkah bagi keluarga. Hal
tersebut menjadikan beban psikologis laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Sehingga status pensiun bukanlah hal yang mudah bagi seorang laki-laki.
Kedua, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pensiunan yang
mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun dan yang tidak mempunyai
aktivitas pengganti pasca pensiun dalam menyesuaikan diri. Menurut teori
aktivitas yang terkait dengan peran sosial, maka makin besar kehilangan peran
melalui pensiun, menjadi janda/duda, jauh dari anak, atau masuk ke institusi
perawatan maka seseorang semakin tidak dapat menyesuaikan diri (Papalia,
2009). Meskipun dengan demikian, sebagian orang yang tidak melakukan banyak
peran sosial juga dapat menyesuaikan diri dengan baik (Papalia, 2009). Menurut
Menec (dalam Papalia, 2009) adanya ketidakkonsistenan dalam mendefinisikan
aktivitas menyebabkan kesulitan dalam melakukan perbandingan antar penelitian.
Ketiga, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pensiunan yang
mengidap suatu penyakit dan pensiunan yang tidak mengidap suatu penyakit
dalam penyesuaian diri. Peneliti mengasumsikan bahwa kesehatan akan
berpengaruh terhadap penyesuaian diri jika diinteraksikan dengan variabel lain
yang dapat mempengauhi penyesuaian diri seperti pendapatan. Soumerai dan
72
Avorn (dalam Perlmutter, 1992) mengungkapkan bahwa kesehatan dan
pendapatan sangat kuat memprediksikan kepuasan para pensiunan.
Keempat, terdapat perbedaan yang signifikan antara penyesuaian diri
berdasarkan tingkat penghasilan yang diterima para pensiunan. Menurut Palmore
(dalam Santrock, 2002), orang-orang dewasa lanjut yang memiliki penyesuaian
diri paling baik terhadap pensiun adalah yang sehat, memiliki pendapatan yang
layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk
diantaranya teman-teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan
kehidupannya sebelum pensiun.
Selanjutnya peneliti menemukan tambahan informasi melalui observasi dan
wawancara ketika proses penyebaran skala di lapangan, informasi tersebut adalah
ketika proses penyebaran skala di lapangan, ditemukan hal-hal yang menarik
untuk ditindaklanjuti, yaitu perlakuan pegawai muda yang kurang menghargai
para pensiunan. Selain itu penghasilan pegawai yang diterima tiap bulannya,
tinggal 10% sampai dengan 15% saja pada saat pensiun dan tidak disesuaikan
secara otomatis dengan tingkaat inflasi. Disamping itu para pensiunan dibagi
kedalam dua kelompok penerima manfaat pensiun 1 (MP1) dan penerima manfaat
pensiun 2 (MP2). Kedua kelompok ini menerima kebijakan yang berbeda,
khususnya dalam bidang finansial. MP1 merupakan kelompok pensiunan
berdasarkan golongan gaji serupa dengan pegawai negeri (Taspen) karena PLN
sebelumnya bagian dari pegawai departemen. Sedangkan MP 2 merupakan
kelompok pensiunan berdasarkan peringkat seperti PT (Persero) yang menerima
langsung tunjangan yang cukup besar dibandingkan MP 1. Sehingga para
73
pensiunan MP 2 siap beralih profesi atau berinvestasi untuk memenuhi kebutuhan
kekurangan pendapatan setelah pensiun yang diterima per bulan dari perusahaan.
Sikap para pensiunan menerima kenyataan tersebut, dapat dibagi menjadi
3 kelompok, yaitu:
Pertama, para pensiunan pasrah dan menerima apa adanya tanpa
mempunyai kegiatan lagi untuk menambah penghasilan tersebut. Ciri-ciri
kelompok pertama adalah kurang spiritual, penurunan kesehatan, banyak
mengeluh dan menyesali, penggunaan waktu yang tidak produktif dll.
Kedua, pensiunan tetap bekerja lagi di kantor untuk mencukupi
kebutuhannya, walaupun dari posisi atasan menjadi posisi bawahan. Ciri-ciri
kelompok kedua adalah spiritual tidak menonjol, penurunan kesehatan, selalu
memikirkan pekerjaan, penggunaan waktu untuk mencari uang, dll.
Ketiga, pensiunan tetap menambah penghasilan dengan tujuan utama
untuk aktualisasi diri seperti di dalam perusahaan menjadi penasehat dan diluar
berkiprah dengan kegiatan sosialnya. Ciri-ciri kelompok ketiga adalah spiritual
tinggi, pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani yang seimbang, tidak mengeluh
dan menikmati hidup, waktu untuk dunia dan akhirat, dll.
5.3 Saran
Berdasarkan pengalaman yang dialami dalam melakukan penelitian dan
dari hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran untuk
menyempurnakan penelitian-penelitian selanjutnya dan untuk pihak-pihak terkait.
74
5.3.1 Saran teoritis
Guna kepentingan lebih lanjut, ada beberapa saran yang diajukan oleh
peneliti yang kiranya dapat dipertimbangkan oleh peneliti selanjutnya sebagai
berikut:
a. Memperhatikan usia sampel periode awal pensiun yaitu 56-60 tahun,
sehingga bisa mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian tentang
penyesuaian diri dengan variabel lain yang dapat mempengaruhi
penyesuaian diri. Dari hasil tambahan yang didapatkan dalam
penelitian ini, ada sekitar 50% penyesuaian diri dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain selain dukungan sosial dan kepribadian, seperti
EQ, IQ dan SQ.
5.3.2. Saran praktis
a. Perusahaan diharapkan memberikan persiapan pensiun pada
pegawainya tidak hanya persiapan finansial tetapi juga diharapkan
untuk memberikan persiapan secara psikologis yang juga
merupakan bentuk dukungan sosial bagi para pensiun. Seperti yang
ditekankan oleh peneliti bidang gerontologi bahwa sangat
pentingnya layanan dukungan untuk para lansia termasuk
pensiunan.
b. Agar pensiun yang menerima MP 1, mendapatkan perlakuan yang
sama dari pihak perusahaan seperti penyesuaian yang dilakukan
75
pemerintah terhadap pegawai negeri, khususnya bagi penerima
uang pensiun yang rendah.
c. Pensiunan secara umum sudah mengalami penurunan kesehatan,
sebaiknya perusahaan tidak lagi membebani para pensiunan
bekerja dengan jam kerja yang sama ketika sebelum pensiun.
Perusahaan dapat mempekerjakan kembali para pensiunan yang
ingin bekerja khususnya pensiun yang berkompeten dibidangnya
sebatas sebagai penasehat, konsultan yang tidak menuntut jam
kerja yang padat. Dengan demikian akan dapat memberi
kesemapatan untuk para fresh graduate untuk berkarya dan
membangun perusahaan dengan arahan dan bimbingan para senior
(pensiunan).
d. Perusahaan sebaiknya dapat memanfaatkan kelompok pensiun
yang mengaktualisasikan dirinya serta menyumbangkan ide-idenya
secara ikhlas untuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang
menjadi tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan
negara.
e. Keluarga sebaiknya memberikan dukungan sepenuhnya kepada
anggota keluarga yang telah pensiun, dukungan tersebut dapat
berbentuk perhatian, bersedia mendengarkan keluh kesah dan
sebagainya.
76
f. Sedangkan untuk para pensiunan sebaiknya memanfaatkan
keluarga dan rekan sejawat untuk saling berbagi dan mengisi satu
sama lain.
77
DAFTAR PUSTAKA
Acocella, J.R., & Calhoun, J.F. (1990). Psikologi tentang penyesuaian dan hubungan kemanusiaan (ed.3). Semarang: IKIP Semarang Press
Atwater, E. (1983). Psychology of adjustment (2nd ed). Personal growth in a changing world. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Azwar, Saifuddin. (2000). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bungin, Burhan. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Chaplin, J.P (2001). Kamus lengkap psikologi (Kartini Kartono, penrj.). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Cohen, S., Mermelstein, R., Kamarck, T., & Hoberman, H. M. (1985). Measuring the functional components of social support. In I. G. Sarason, & B. R. Sarason (Eds.), Social Support: Theory, Research and Applications, 73-94.
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Feist, J., & Feist, G.J. (1998). Teori Kepribadian. (terj. Handriatno 2010). Jakarta: Salemba Humanika.
Gufron, M.N., & Risnawatita, R. (2010). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Haber, A & Runyon, R.P. (1984). Psychology of adjustment. Illinois: The Dorsey Press.
Hartati, N. (2002). Post-power syndrome sebagai gangguan mental pada masa pensiun. Tazkiya., Jurnal Psikologi Berbasis Keilmuan Islam. Vol. 2, no. 1. 1-9.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan. Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (ed. 5). Jakarta: Erlangga.
Idrus, M. (2007). Metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Yogyakarta: UII Press.
Jou, Y.H., & Hiromi, F. (1996). Influences of social supports and personality on adjustment of Chinese students in Japan. Journal of Applied Social Psychology. Vol. 26. No. 20. 1795-1802.
Kimmel, D. (1990). Adulthood and aging: An interdisciplinary, developmental view. New York: Wiley.
78
79
Kusuma, P.P., & Uly, G. (2008). Hubungan antara penyesuaian diri sosial dengan stres pada siswa akselerasi. Jurnal Keberbakatan & Kreativitas. Vol.2. no.1.
Kusumarini, C.D (2006). Pengaruh sikap menghadapi pensiun terhadap penyesuaian diri menjelang masa pensiun. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Launier, Raymon.A. (1995). Instructor`s Manual to Accompany Lazarus` Patterns of Adjustment 3rd ed. New York: McGraw-Hill Book Company.
Nazir, M. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Papalia, dkk. (2008). Human development., Perkembangan manusia (ed. 10). (terj. Brian 2009). Jakarta: Salemba Humanika.
Perlmutter, M. (1985). Adult development and aging. New York: John Wiley & Sons.
Pervin, L.A., & O.P. John. (2000). Personality: theory and research.8th ed. New York : John Willey&Son.
Prasetyo, B., & Jannah, L.M. (2005). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sarafino, E.P. (1990). Health Psychology (3rd ed.). Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Santrock, J.W. (2002). Life-span development. Perkembangan masa hidup (ed. 5). Jakarta: Erlangga.
Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sunarto & Hartono. (2006). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. (2006). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Turner, J.S., & Helms, D.B. (1998). Lifespan Development (5th ed.). New York: Holt, Rinehart & Winston, Inc.
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju ATS : Agak Tidak Setuju AS : Agak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
Bagian III
No Pernyataan STS TS ATS AS S SS1 Saya akan membuat keputusan setelah
terlebih dahulu mendengarkan pendapat
orang lain
2 Saya akan membuat keputusan sendiri,
tanpa mengkonsultasikannya terlebih
dahulu pada orang lain
3 Saya akan mengungkapkan hal-hal yang
yang saya pikirkan atau yang saya rasakan
secara bebas dan terbuka dengan apa
adanya
4 Saya hanya akan mengungkapkan hal-hal
sebagian kecil yang saya pikirkan / yang
saya rasakan, sebatas yang saya anggap
penting
5 Saya merasa tidak sendirian, banyak orang
disekeliling saya
6 Saya merasa sendirian atau saya hanya
mempunyai teman akrab yang jumlahnya
tidak lebih dari dua orang
7 Saya merasa menjadi pembicara yang baik,
daripada pendengar yang baik
8 Saya merasa menjadi pendengar yang baik,
daripada pembicara yang baik
9 Saya senang bertemu dan berkenalan
dengan wajah-wajah baru
10 Saya cenderung menjaga jarak dengan
orang lain
11 Saya senang berbincang-bincang dengan
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju ATS : Agak Tidak Setuju AS : Agak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
No Pernyataan STS TS ATS AS S SSorang lain tentang berbagai macam hal yang
menarik
12 Saya berbincang-bincang seperlunya
kepada orang lain, kemudian
memikirkannya sendiri
13 Saya memilih untuk mengawali suatu
pembicaraan ketika bersama orang lain
14 Saya memilih diam dan menunggu orang
lain untuk memulai pembicaraan
15 Saya tidak perlu berpikir panjang dalam
bertindak
16 Saya berpikir panjang terlebih dahulu
sebelum bertindak
17 Saya lebih memilih untuk mengungkapkan
apa yang saya rasakan daripada
menyimpannya
18 Saya lebih memilih memendam /
menyimpan perasaan saya daripada
mengungkapkannya
Terimakasih…
Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Sosial R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted VAR00001 111,8000 67,1647 ,1025 . ,8160 VAR00002 111,9143 64,3160 ,3292 . ,8103 VAR00003 112,4857 64,9042 ,2270 . ,8141 VAR00004 112,5143 67,3160 ,0037 . ,8242 VAR00005 111,8571 66,7731 ,0631 . ,8202 VAR00006 112,0571 63,8202 ,3614 . ,8091 VAR00007 111,8857 64,5748 ,3494 . ,8098 VAR00008 111,8286 64,3227 ,5834 . ,8063 VAR00009 112,0571 70,2319 -,2279 . ,8298 VAR00010 111,7143 65,0924 ,3297 . ,8106 VAR00011 111,6286 64,7697 ,4215 . ,8087 VAR00012 111,7429 62,8437 ,5746 . ,8034 VAR00013 111,9143 63,6689 ,3951 . ,8081 VAR00014 112,4286 70,4286 -,2468 . ,8301 VAR00015 111,6286 63,3580 ,5411 . ,8048 VAR00016 111,8000 64,5765 ,3644 . ,8095 VAR00017 112,0286 65,0286 ,2499 . ,8129 VAR00018 111,8000 64,2824 ,4538 . ,8075 VAR00019 112,0571 67,2908 ,0231 . ,8212 VAR00020 111,8000 61,4588 ,6139 . ,8004
VAR00021 112,0857 67,1395 ,0511 . ,8192 VAR00022 111,6857 64,6336 ,4214 . ,8085 VAR00023 112,1429 61,7731 ,5042 . ,8035 VAR00024 112,0571 61,4672 ,5966 . ,8008 VAR00025 111,8000 62,8706 ,4027 . ,8074 VAR00026 111,7714 65,5345 ,2131 . ,8140 VAR00027 112,0857 64,1395 ,3239 . ,8104 VAR00028 111,8571 62,5378 ,5047 . ,8043 VAR00029 112,1143 64,9277 ,2960 . ,8114 VAR00030 111,8857 68,2807 -,0604 . ,8189 VAR00031 112,2571 64,7849 ,2458 . ,8133 VAR00032 111,8286 63,9109 ,5430 . ,8058 VAR00033 111,6286 64,2992 ,4879 . ,8071 VAR00034 111,9143 68,4924 -,0910 . ,8199 VAR00035 111,7429 63,8437 ,5160 . ,8060 VAR00036 111,9143 61,7277 ,5970 . ,8012 VAR00037 111,8857 66,9866 ,0968 . ,8167 VAR00038 112,0857 67,9630 -,0258 . ,8208 VAR00039 111,8286 64,0874 ,5179 . ,8064 VAR00040 111,6857 64,1042 ,4934 . ,8067 _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients 40 items Alpha = ,8156 Standardized item alpha = ,8330
Uji Validitas dan Reliabilitas Kepribadian R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted E1 48,2200 48,4608 ,3264 ,7254 E2 48,9400 49,6902 ,2319 ,7342 E3 47,9000 46,8265 ,4875 ,7109 E4 49,4000 51,9592 ,1135 ,7421 E5 48,3400 45,9433 ,6065 ,7016 E6 48,6400 48,1127 ,4423 ,7164 E7 48,9600 47,9576 ,3287 ,7253 E8 50,1200 55,7812 -,1930 ,7626 E9 48,7600 46,2678 ,4731 ,7109 I1 48,2200 48,4608 ,3264 ,7254 I2 48,9400 49,6902 ,2319 ,7342 I3 47,9000 46,8265 ,4875 ,7109 I4 49,4000 51,9592 ,1135 ,7421 I5 48,3400 45,9433 ,6065 ,7016 I6 48,6400 48,1127 ,4423 ,7164 I7 48,9600 47,9576 ,3287 ,7253 I8 50,1200 55,7812 -,1930 ,7626 I9 48,7600 46,2678 ,4731 ,7109 Reliability Coefficient N of Items = 18 Alpha = ,7378
Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted VAR00001 143,4000 61,6000 ,3879 . ,8156 VAR00002 143,3429 62,4672 ,1492 . ,8193 VAR00003 143,3143 61,9277 ,2865 . ,8170 VAR00004 143,2571 59,4908 ,6528 . ,8094 VAR00005 143,2571 59,4908 ,6528 . ,8094 VAR00006 143,6000 62,7176 ,0622 . ,8222 VAR00007 143,5143 62,9042 ,0545 . ,8217 VAR00008 143,6857 61,6924 ,1681 . ,8197 VAR00009 143,4571 63,6084 -,0510 . ,8268 VAR00010 143,1714 59,1462 ,6076 . ,8090 VAR00011 143,3714 59,4756 ,5982 . ,8098 VAR00012 143,2857 59,1513 ,4768 . ,8109 VAR00013 143,2857 59,6807 ,6710 . ,8097 VAR00014 143,7714 66,2992 -,3283 . ,8342 VAR00015 144,3143 63,9866 -,0957 . ,8254 VAR00016 143,4571 61,1378 ,3028 . ,8161 VAR00017 143,8000 58,6353 ,4905 . ,8100 VAR00018 143,2857 59,9160 ,6268 . ,8105 VAR00019 143,4286 58,3697 ,3437 . ,8151 VAR00020 143,4000 57,5412 ,4755 . ,8095
VAR00021 143,3429 59,5849 ,6526 . ,8096 VAR00022 143,4286 60,1345 ,4875 . ,8122 VAR00023 143,5143 64,9630 -,1977 . ,8299 VAR00024 143,2571 67,8437 -,4172 . ,8407 VAR00025 143,5714 61,8992 ,1486 . ,8202 VAR00026 143,4571 60,1966 ,4392 . ,8129 VAR00027 144,2286 57,1227 ,6239 . ,8052 VAR00028 143,5714 61,6050 ,1830 . ,8192 VAR00029 143,4000 66,6000 -,4027 . ,8338 VAR00030 143,2857 61,8571 ,2693 . ,8171 VAR00031 143,6286 63,8286 -,0733 . ,8278 VAR00032 143,5714 64,5462 -,1642 . ,8275 VAR00033 143,3429 60,8202 ,4339 . ,8139 VAR00034 144,0286 63,6756 -,0560 . ,8258 VAR00035 143,8286 59,6756 ,4103 . ,8128 VAR00036 144,0571 63,5261 -,0416 . ,8262 VAR00037 143,3143 60,9866 ,3098 . ,8158 VAR00038 143,4571 60,7261 ,3120 . ,8157 VAR00039 143,2286 58,0050 ,6425 . ,8064 VAR00040 143,3429 59,3496 ,5741 . ,8098 VAR00041 143,3429 60,4672 ,4074 . ,8137 VAR00042 143,4000 58,6588 ,6666 . ,8074 _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted VAR00043 143,4000 58,3059 ,7196 . ,8061 VAR00044 143,4571 61,0790 ,5023 . ,8139 VAR00045 143,3714 60,7109 ,7414 . ,8121 VAR00046 143,9429 60,0555 ,3577 . ,8143 VAR00047 143,5143 61,0218 ,3986 . ,8146 VAR00048 143,3143 62,6924 ,1351 . ,8195 VAR00049 143,5429 61,9025 ,1839 . ,8189 VAR00050 143,4571 58,7849 ,4562 . ,8109 Reliability Coefficients 50 items Alpha = ,8200 Standardized item alpha = ,8612
T-Test
Uji t Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics
Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean Laki-laki 46 89.4783 6.26361 .92352Penyesuaian Diri perempuan 4 97.5000 15.50269 7.75134
Independent Samples Test
9.930 .003 -2.138 48 .038 -8.0217 3.75187 15.56538 -.47810
-1.028 3.086 .378 -8.0217 7.80617 32.47849 16.43502
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
Penyesuaian DiF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Uji t Berdasarkan Penyakit Group Statistics
Penyakit N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean Non-penyakit 23 90.1739 6.36505 1.32720Penyesuaian
Diri penyakit 27 90.0741 8.39380 1.61539
Independent Samples Test
1.434 .237 .047 48 .963 .0998 2.13725 -4.19739 4.39706
.048 47.415 .962 .0998 2.09068 -4.10510 4.30477
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
Penyesuaian DiriF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
t-test for Equality of Means95% Confidence
Interval of theDifference
Uji t berdasarkan aktivitas Group Statistics
Aktivitas N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean non-aktivitas 12 91.5833 9.95863 2.87481Penyesuaian
Diri Aktivitas 38 89.6579 6.57298 1.06628
Independent Samples Test
1.299 .260 .777 48 .441 1.9254 2.47865 -3.05822 6.90910
.628 14.155 .540 1.9254 3.06618 -4.64411 8.49499
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
Penyesuaian DiriF Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
ANOVA Pendapatan
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 363.525 2 181.763 3.620 .034 Within Groups 2359.755 47 50.208 Total 2723.280 49
ANOVA Lama Pensiun
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 320,095 2 160,047 3,130 ,053 Within Groups 2403,185 47 51,132 Total 2723,280 49
ANOVA
Tingkat Pendidikan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 288,941 4 72,235 1,335 ,272 Within Groups 2434,339 45 54,096 Total 2723,280 49
Hasil Regresi
a. DUKUNGAN SOSIAL
Model Summary(a)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 ,697(a) ,486 ,475 5,39917 ,486 45,420 1 48 ,000a Predictors: (Constant), dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 40,724 7,369 5,526 ,0001 dukungan sosial ,706 ,105 ,697 6,739 ,000
a Dependent Variable: penyesuaian diri ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 1324,033 1 1324,033 45,420 ,000(a)
Residual 1399,247 48 29,151
1
Total 2723,280 49 a Predictors: (Constant), dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri Casewise Diagnostics(b)
Case Number Std. Residual penyesuaian
diri Predicted
Value Residual Status 1 -,638 86,00 89,4422 -3,4422 2 -,561 85,00 88,0301 -3,0301 3 -1,117 82,00 88,0301 -6,0301 4 -,071 82,00 82,3816 -,3816 5 -,452 87,00 89,4422 -2,4422 6 -,027 90,00 90,1482 -,1482 7 -,289 90,00 91,5604 -1,5604 8 -1,052 88,00 93,6785 -5,6785
9 -,659 76,00 79,5573 -3,5573 10 -,398 88,00 90,1482 -2,1482 11 -,507 86,00 88,7361 -2,7361 12 -,365 91,00 92,9725 -1,9725 13 -,245 86,00 87,3240 -1,3240 14 -,583 87,00 90,1482 -3,1482 15 ,158 91,00 90,1482 ,8518 16 -,376 86,00 88,0301 -2,0301 17 -1,313 88,00 95,0907 -7,0907 18 1,770 99,00 89,4422 9,5578 19 -,387 93,00 95,0907 -2,0907 20 ,048 101,00 100,7391 ,2609 21 -,845 87,00 91,5604 -4,5604 22 1,541 102,00 93,6785 8,3215 23 ,778 112,00 107,7998 4,2002 24 -2,174 89,00 100,7391 -11,7391 25 -,114 86,00 86,6179 -,6179 26 ,256 88,00 86,6179 1,3821 27 3,328 118,00 100,0331 17,9669 28 ,049 89,00 88,7361 ,2639 29 -,452 87,00 89,4422 -2,4422 30 -,311 92,00 93,6785 -1,6785 31 -,343 89,00 90,8543 -1,8543 32 ,223 85,00 83,7937 1,2063 33 2,119 91,00 79,5573 11,4427 34 1,160 95,00 88,7361 6,2639 35 ,485 85,00 82,3816 2,6184 36 -,027 90,00 90,1482 -,1482 37 -1,008 84,00 89,4422 -5,4422 38 -,452 87,00 89,4422 -2,4422 39 -,343 89,00 90,8543 -1,8543 40 1,410 102,00 94,3846 7,6154 41 -,790 88,00 92,2664 -4,2664 42 ,561 84,00 80,9695 3,0305 43 ,278 86,00 84,4998 1,5002 44 ,790 93,00 88,7361 4,2639 45 1,988 103,00 92,2664 10,7336 46 ,212 92,00 90,8543 1,1457 47 -1,117 82,00 88,0301 -6,0301 48 1,029 95,00 89,4422 5,5578 49 -,583 87,00 90,1482 -3,1482 50 -,583 87,00 90,1482 -3,1482
Dependent Variable: penyesuaian diri
Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 79,5573 107,7998 90,1200 5,19818 50Residual -11,7391 17,9669 ,0000 5,34379 50Std. Predicted Value -2,032 3,401 ,000 1,000 50Std. Residual -2,174 3,328 ,000 ,990 50
a Dependent Variable: penyesuaian diri
b. KEPRIBADIAN
Model Summary(b)
Model R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 ,295(a) ,087 ,068 7,19667 ,087 4,581 1 48 ,037a Predictors: (Constant), kepribadian b Dependent Variable: penyesuaian diri
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 237,263 1 237,263 4,581 ,037(a)
Residual 2486,017 48 51,792
1
Total 2723,280 49 a Predictors: (Constant), kepribadian b Dependent Variable: penyesuaian diri
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 78,045 5,733 13,614 ,0001 kepribadian ,313 ,146 ,295 2,140 ,037
a Dependent Variable: penyesuaian diri
Casewise Diagnostics(b)
Case Number Std. Residual penyesuaian
diri Predicted
Value Residual Status 1 -,550 86,00 89,9570 -3,9570 2 -,253 85,00 86,8222 -1,8222 3 -1,280 82,00 91,2109 -9,2109 4 -1,280 82,00 91,2109 -9,2109 5 -,324 87,00 89,3300 -2,3300 6 ,006 90,00 89,9570 ,0430 7 ,180 90,00 88,7031 1,2969 8 ,338 88,00 85,5683 2,4317 9 -1,417 76,00 86,1953 -10,1953 10 -,272 88,00 89,9570 -1,9570 11 -,201 86,00 87,4492 -1,4492 12 ,319 91,00 88,7031 2,2969 13 -,550 86,00 89,9570 -3,9570 14 -,585 87,00 91,2109 -4,2109 15 ,145 91,00 89,9570 1,0430 16 -,898 86,00 92,4648 -6,4648 17 -,359 88,00 90,5839 -2,5839 18 ,908 99,00 92,4648 6,5352 19 ,074 93,00 92,4648 ,5352 20 1,360 101,00 91,2109 9,7891 21 -,498 87,00 90,5839 -3,5839 22 1,238 102,00 93,0917 8,9083 23 2,976 112,00 90,5839 21,4161 24 -,394 89,00 91,8378 -2,8378 25 ,060 86,00 85,5683 ,4317 26 -,185 88,00 89,3300 -1,3300 27 3,548 118,00 92,4648 25,5352 28 -,481 89,00 92,4648 -3,4648 29 -,411 87,00 89,9570 -2,9570 30 ,458 92,00 88,7031 3,2969 31 ,128 89,00 88,0761 ,9239 32 -,863 85,00 91,2109 -6,2109 33 ,319 91,00 88,7031 2,2969 34 ,265 95,00 93,0917 1,9083 35 -,776 85,00 90,5839 -5,5839 36 -,342 90,00 92,4648 -2,4648 37 -1,176 84,00 92,4648 -8,4648 38 -,324 87,00 89,3300 -2,3300 39 -1,004 89,00 96,2265 -7,2265 40 1,848 102,00 88,7031 13,2969 41 -,620 88,00 92,4648 -4,4648 42 -,566 84,00 88,0761 -4,0761 43 -,463 86,00 89,3300 -3,3300
44 ,597 93,00 88,7031 4,2969 45 1,725 103,00 90,5839 12,4161 46 -,239 92,00 93,7187 -1,7187 47 -,844 82,00 88,0761 -6,0761 48 ,962 95,00 88,0761 6,9239 49 -,062 87,00 87,4492 -,4492 50 -,237 87,00 88,7031 -1,7031
a Missing Case b Dependent Variable: penyesuaian diri
Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 85,5683 96,2265 90,1200 2,20048 50Residual -10,1953 25,5352 ,0000 7,12285 50Std. Predicted Value -2,068 2,775 ,000 1,000 50Std. Residual -1,417 3,548 ,000 ,990 50
a Dependent Variable: penyesuaian diri c. INTERAKSI DUKSOS &KEPRIBADIAN
Model Summary(b)
Model R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Change Statistics
R Square Change
F Chang
e df1 df2 Sig. F
Change 1 ,707(a) ,500 ,479 5,38286 ,500 23,493 2 47 ,000a Predictors: (Constant), kepribadian, dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 38,002 7,727 4,918 ,000dukungan sosial ,674 ,108 ,666 6,229 ,000
1
kepribadian ,129 ,113 ,121 1,136 ,262a Dependent Variable: penyesuaian diri
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 1361,449 2 680,724 23,493 ,000(a)
Residual 1361,831 47 28,975
1
Total 2723,280 49 a Predictors: (Constant), kepribadian, dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri Casewise Diagnostics(b)
Case Number Std. Residual penyesuaian
diri Predicted
Value Residual Status 1 -,633 86,00 89,4059 -3,4059 2 -,329 85,00 86,7684 -1,7684 3 -1,221 82,00 88,5738 -6,5738 4 -,220 82,00 83,1821 -1,1821 5 -,399 87,00 89,1480 -2,1480 6 -,015 90,00 90,0799 -,0799 7 -,169 90,00 90,9120 -,9120 8 -,677 88,00 91,6443 -3,6443 9 -,450 76,00 78,4230 -2,4230 10 -,386 88,00 90,0799 -2,0799 11 -,316 86,00 87,7003 -1,7003 12 -,234 91,00 92,2599 -1,2599 13 -,257 86,00 87,3840 -1,3840 14 -,668 87,00 90,5957 -3,5957 15 ,171 91,00 90,0799 ,9201 16 -,574 86,00 89,0897 -3,0897 17 -1,311 88,00 95,0556 -7,0556 18 1,591 99,00 90,4376 8,5624 19 -,526 93,00 95,8293 -2,8293 20 ,055 101,00 100,7052 ,2948 21 -,870 87,00 91,6857 -4,6857 22 1,349 102,00 94,7393 7,2607 23 ,894 112,00 107,1869 4,8131 24 -2,222 89,00 100,9631 -11,9631 25 ,203 86,00 84,9047 1,0953 26 ,288 88,00 86,4522 1,5478 27 3,242 118,00 100,5470 17,4530 28 -,142 89,00 89,7636 -,7636 29 -,447 87,00 89,4059 -2,4059 30 -,173 92,00 92,9339 -,9339
31 -,182 89,00 89,9801 -,9801 32 ,087 85,00 84,5301 ,4699 33 2,145 91,00 79,4546 11,5454 34 ,925 95,00 90,0215 4,9785 35 ,386 85,00 82,9242 2,0758 36 -,206 90,00 91,1116 -1,1116 37 -1,196 84,00 90,4376 -6,4376 38 -,399 87,00 89,1480 -2,1480 39 -,805 89,00 93,3330 -4,3330 40 1,559 102,00 93,6079 8,3921 41 -,954 88,00 93,1334 -5,1334 42 ,642 84,00 80,5446 3,4554 43 ,292 86,00 84,4303 1,5697 44 ,889 93,00 88,2161 4,7839 45 1,977 103,00 92,3597 10,6403 46 -,056 92,00 92,3013 -,3013 47 -,982 82,00 87,2843 -5,2843 48 1,183 95,00 88,6322 6,3678 49 -,381 87,00 89,0482 -2,0482 50 -,476 87,00 89,5641 -2,5641
Dependent Variable: penyesuaian diri
Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 78,4230 107,1869 90,1200 5,27112 50Residual -11,9631 17,4529 ,0000 5,27186 50Std. Predicted Value -2,219 3,238 ,000 1,000 50Std. Residual -2,222 3,242 ,000 ,979 50
a Dependent Variable: penyesuaian diri