pengantar riset

Upload: kusnadi-jaya-bin-djohansyah

Post on 10-Mar-2016

19 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Materi ini tentang riset keperawatan, sebagai bahan belajar bagi mahasiswa S2 tentang riset keperawatan. Yang lagi bikin tesis boleh download deh

TRANSCRIPT

Program Studi Magister Keperawatan FK UndipMata Kuliah Riset KeperawatanNs, Kusnadi Jaya, S.Kep. UNIT 1PROSES RISET KEPERAWATAN

A. Pendahuluan Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilaksanakan melalui langkah sistematik yang bertujuan untuk menjawab kesenjangan yang terjadi. (Dharma, 2011). Dalam buku Metodologi Penelitian (Nasir, 2003) dijelaskan bebeapa pengertian penelitian menurut pakar, antara lain :1. Penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip (Websters New International).2. Penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan masalah yang sesuai (Hillway, 1956).3. Pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu dilakukan pada masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Parsons, 1946).Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyelidikan adalah kegiatan yang terorganisasi dengan baik sesuai kaidah-kaidah yang benar untuk menjawab permasalahan yang ada.Secara umum langkah-langkah penelitian terdiri atas 4 tahapan, yaitu : 1) persiapan; 2) pelaksanaan penelitian; 3) pengolahan dan analisa data; dan 4) penulisan hasil penelitian (laporan). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan akhirnya akan dituangkan dalam sebuah proposal penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan atau proses yang harus dilalui dalam sebuah penelitian, maka akan diuraikan dalam paparan selanjutnya.

B. Tahap persiapan Merupakan tahap menyusun perencanaan penelitian yang dituangkan dalam proposal penelitian. Proposal penelitian harus dibuat secara baik sehingga dapat memberi gambaran pada pembaca proposal tentang pentingnya penelitian, tujuan yang hendak dicapai, jalannya penelitian serta hasil akhir yang akan diperoleh. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan ini yang harus dituangkan dalam sebuah proposal penelitian.1. Merumuskan masalah penelitianPenelitian diselenggarakan sebenarnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan (jangka panjang) dan menjawab masalah saat ini (jangka pendek). Pada tahap merumuskan masalah penelitian, seorang peneliti melakukan pengamatan dan penelusuran terhadap hal-hal yang masih belum terselenggara dengan baik dalam area keperawatan. Peneliti bisa membaca literatur, atau hasil-hasil penelitian orang lain yang berkaitan dengan area yang akan diteliti dan dengan pendekatan deduktif merumuskan masalah yang terjadi. Masalah keperawatan adalah kondisi yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan. Lingkup masalah keperawatan (Nursalam, 2008) antara lain : a. Prioritas kesehatandan pencegahan penyakit pada masyarakatb. Pencegahan perilaku atau lingkungan yang bisa berdampak buruk pada kesehatanc. Menguji model praktik keperawatand. Menentukan efektifitas intervensi keperawatane. Mengkaji pendekatan yang efektif pada kasus atau kondisi tertentuf. Mengevaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada kasus tertentug. Mengidentifikasi faktor-faktor bioperilaku yang berhubungan dengan keadaan atau kondisi tertentuh. Menentukan metode dokumentasi yang efektifi. Mengembangkan masalah dan metodologi riset keperawatan j. Menentukan efektifitas perawatan terhadap aspek biaya.Masalah-masalah keperawatan menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995) dalam Nursalam (2008) harus memenuhi syarat sebagai berikut :a. Feasible (dapat dijalankan) : ada subyeknya, ada dananya, ada waktu/alat/keahlianb. Interesting (menarik) : nyata, menarik, unikc. Novel (sesuatu yang baru) : mengkonfirmasi atau membantah hasil penelitian sebelumnya, melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian sebelumnya atau menemukan sesuatu yang baru.d. Ethical (etis) : tidak bertentangan dengan etika keperawatan, menghormati hak asasi manusiae. Relevant (sesuai) : bermanfaat bagi pengembangan IPTEK, dapat digunakan untuk meningkatkan asuhan dan kebijakan kesehatan, dapat dijadikan dasar/acuan penelitian selanjutnya.Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang didasarkan pada 5 hal yang harus dijawab berikut ini : 1) apa yang salah atau apa yang perlu diperhatikan pada situasi tsb; 2) dimana letak kesenjangannya; 3) informasi yang dibutuhkan untuk memperjelas masalah; 4) perlukah melakukan tindakan; dan 5) perubahan apa yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah (Burns dan Grove, 1998 dalam Nursalam, 2008).2. Menentukan tujuan dan manfaat penelitianTujuan adalah alasan penelitian dilaksanakan yang menjelaskan tentang apa hasil yang ingin diketahui. Tujuan merupakan dasar yang penting untuk menentukan teori yang harus dipelajari, hipotesis yang akan dirumuskan, desain yag akan digunakan, sampel yang akan digunakan, variabel, alat ukur variabel dan bagaimana teknik analisanya.3. Melaksanakan penelusuran dan penelaahan literaturPenelusuran literatur bertujuan untuk memperjelas masalah penelitian ditinjau dari aspek teoritisnya serta menambah luasnya pemahaman peneliti tentang masalah yang akan diteliti. Telaah literatur akan membantu peneliti merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian. Semakin lengkap teori yang menjelaskan suatu variabel maka akan semakin kuat juga hipotesis yang diajukan peneliti.Perlu dibedakan antara telaah pustaka dengan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka adalah teori-teori yang menjelaskan dimensi maslaah dan variabel penelitian sedangkan telaahan pustaka mencakup analisa peneliti tentang pustaka, berisi kritik, dan komentar terhadap pustaka serta perbandingan teori lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Telaah pustaka akan menjadi dasar peneliti dalam menjelaskan hasiil penelitian. (Telaah pustaka secara khusus akan dibahas pada Unit 4).

4. Merumuskan hipotesisHipotesis adalah pernyataan awal peneliti yang merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian. Manfaat hipotesis adalah : 1) memberikan arah pelaksanaan penelitian; 2) memfokuskan penelitian; dan 3) membuat penelitian lebih obyektif. Hamid (2000) dalam Dharma (2011) mengemukakan bahwa peneliti dapat merumuskan hipotesis berdasarkan 3 sumber , yaitu : 1) pengamatan terhadap fenomena; 2) analisis teori; dan tinjauan literatur pustaka.Hipotesis penelitian menurut Dharma (2011) memiliki karakteristik sebagai berikut :a. Menyatakan hubungan atau prediksi hubungan antar variabel-variabel. Bentuk hubungan yang harus dinyatakan secara eksplisit dalam hipotesis dinyatakan dalam frase : lebih dari, kurang dari, berhubungan positif, berhubungan negatif, terdapat perbedaan, meningkatkan, menurunkan, mempercepat atau memperlambat.b. Dapat diuji. Pernyataan hubungan yang dituliskan tersebut harus dapat diobservasi, diukur dan dianalisa. Data hasil pengukuran harus dapat dianalisa dan digunakan untuk mendukung atau menolak hipotesis.c. Disusun berdasarkan teori. Karena itu harus didasarkan pada masalah yang nyata dan mengacu pada penelaahan sebelumnya.Jenis hipotesis sendiri secara umum dapat dibagi 2, yaitu : 1) hipotesis kerja : pernyataan tentang prediksi hubungan antara variabel-variabel (disebut juga dengan hipotesis alternatif/Ha); dan 2) hipotesis statistik : hipotesis yang akan diuji secara statistik yang menyatakan tentang ketiadaan hubungan antar variabel-variabel. (disebut juga hipotesis null/H0).5. Menentukan desain penelitian (akan dibahas secara khusus pada Unit 2)6. Menentukan populasi dan sampelPopulasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan (Riduwan, 2004). Jenis populasi terdiri dari : 1) populasi terbatas (memiliki sumber data yang jelas); dan 2) populasi tak terbatas/tak terhingga (populasi yang sumber datanya tidak jelas). Sedangkan berdasarkan sifatnya populasi dibagi menjadi : 1) populasi homogen (memiliki karakteristik yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya sevara kuantitas); dan 2) populasi heterogen (populasi yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kualitas maupun kuantitas.Sampel adalah bagian dari populasi atau wakil dari populasi sebagai subyek penelitian untuk mewakili populasi (Riduwan, 2004).7. Mengembangkan instrumen dan menentukan metode pengumpulan data8. Uji validitas dan reliabilitas instrumenC. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data pada sampel terpilih sesuai tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dan dilakukan oleh peneliti atau enumerator yang telah terlatih untuk melakukan pengukuran. Metode-metode dalam pengumpulan data mencakup : 1. Metode observasi : pengamatan, terdiri dari a. Observasi sistematis : pengamatan menggunakan pedoman tertentub. Observasi partisipatif : pengamatan dengan cara masuk dalam aktifitas subyek yang diamati2. Metode wawancara, terdiri dari :a. Wawancara terstruktur : sesuai dengan daftar pertanyaan yang dtanyakan secara sistematis.b. Wawancara tidak terstruktur : kebebasan mengembangkan pertanyaan tanpa terikat pedoman wawancara.3. Metode kuesioner atau angketD. Tahap pengolahan dan analisa dataPada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :1. Coding / tabulasi data atau mentranskripkan hasil wawancara2. Menyajikan data dalam bentuk deskriptif3. Melakukan uji hipotesisE. Tahap penulisan laporan Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan laporan hasil penelitian sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan penelitian. Laporan penelitian adalah sebuah karya tulis ilmiah. Kedudukannya bisa menjadi syarat kelulusan dari studi (skripsi/thesis/disertasi) maupun syarat kenaikan pangkat atau laporan pertanggungjawaban kegiatan / penggunaan dana. Laporan penelitian ada yang disimpan sebagai koleksi saja dan ada juga yang dipublikasikan sebagai bentuk pertanggung jawaban peneliti terhadap keilmuannya. Dalam menyusun naskah publikasi, terdapat perbedaan sistematika dengan laporan penelitian sehingga perlu dicermati sistematika yang berlaku pada masing-masing institusi maupun jurnal publikasi.Kepustakaan :Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info Media. ISBN : 978-602-202-025-7.

Nazir, M. (2003) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. ISBN : 979-450-173-5.

Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman skripsi, thesis dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. ISBN : 978-979-3027-56-2.

Riduwan (2004) Metodologi dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan kesatu. Bandung : Alfabeta. ISBN : 979-8433-11-7.

UNIT 2DESAIN PENELITIAN

A. Pengertian Desain penelitian adalah model atau metode yang akan digunakan peneliti untuk melakukan penelitian yang akan memberikan arah tentang jalannya penelitian. Desain penelitian akan menentukan setidaknya 5 hal berikut ini :1. Apakah yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian.2. Apakah menggunakan pembanding/kontrol.3. Apakah yang akan dilakukan terhadap data hasil penelitian.4. Metode yang akan digunakan untuk menentukan hubungan variabel-variabel5. Uji statistik yang akan digunakan.Dengan demikian dapat dianalogikan bahwa desain penelitian adalah karakteristik dari sebuah penelitian yang membedakannya dengan penelitian lainnya.B. Jenis dan desain penelitian Penelitian di bidang keperawatan dapat dibedakan berdasarkan berbagai aspek, antara lain :1. Berdasarkan pada area/tempat dilaksanakannya penelitian :a. Penelitian laboratorium : dilakukan di laboratoriumb. Penelitian klinis : dilakukan di lahan klinik seperti rumah sakit, puskesmas rawat inap, serta klinik bersalin.c. Penelitian lapangan : dilakukan di masyarakat, misalnya area keluarga, kelompok geriatri atau komunitas.2. Berdasarkan tujuan penelitian :a. Penelitian deskriptif : menggambarkan karakteristik variabel yang ditelitib. Penelitian asosiatif : menganalisis hubungan antara variabel-variabel yang ditelitic. Penelitian komparatif : membandingkan data antara variabel yang diteliti3. Berdasarkan waktu penelitian :a. Penelitian transversal (cross sectional) : pengambilan data dilakukan dilakukan pada satu waktub. Penelitian longitudinal : pengambilan data dilakukan pada waktu yang berbeda menurut perjalanan waktu.4. Berdasarkan substansi :a. Penelitian dasar : mengembangkan ilmu-ilmu dasar yang akan menyediakan data-data penting untuk penelitian selanjutnya.b. Penelitian terapan : penelitian ilmu terapan, mengaplikasikan ilmu dasar pada area khusus dalam keperawatan5. Berdasarkan analisa yang dilakukan :a. Penelitian deskriptif : memaparkan variabel secara deskriptif tanpa menganalisa hubungan antar variabel-variabel yang ditelitib. Penelitian analitik : mencari hubungan antara variabel-variabel yang ditelitiPeneliti dapat menentukan jenis penelitiannya berdasarkan pembagian diatas. Pembagian diatas memang tampak tumpang tindih, karena itu beberapa pakar lain membuat klasifikasi yang berbeda (gambar 2.1). Klasifikasi tersebut dibuat berdasarkan data yang akan diolah dalam penelitian, perlakuan / manipulasi / intervensi yang akan diberikan, hubungan antar variabel, seleksi sampel dan analisis yang akan dilakukan. Pembagian tersebut dijabarkan dalam bentuk algoritma sehingga memudahkan dalam pemahaman. Pembagian desain penelitian menurut pendapat yang kedua ini lebih familiar digunakan dalam penelitian keperawatan terkini. Selain itu penyebutannya juga sudah lazim dalam publikasi-publikasi ilmiah yang ada pada jurnal berstandar internasional.Gambar 2.1.Algoritma untuk menentukan jenis dan desain penelitian

Tidak Quasi EksperimenYa Eksperimen YaEksperimentalDilakukan random alokasi terhadap sampelData hasil penelitian berupa angka dengan skala nominal, ordinal atau rasioPenelitian KuantitatifPenelitian KualitatifYaTidak Manipulasi/intervensi/perlakuan diberikan kepada subyekTidak ObservasionalDua variabel atau lebih, dibandingkan / dibandingkan/dianalisa hubungannyaTidak DeskriptifYa Analitik Kohort Case controlCross secctional

Sumber : Dharma (2011).

Kepustakaan :Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info Media. ISBN : 978-602-202-025-7.

Nazir, M. (2003) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. ISBN : 979-450-173-5.UNIT 3DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF : EKSPERIMEN DAN NON EKSPERIMEN

A. Eksperimen Penelitian eksperimen adalah jenis penelitian dimana peneliti melakukan uji coba/intervensi/manipulasi pada subyek penelitian kemudian mengukur dan menganalisa efek dari intervensi tersebut. Kesimpulan didapat dengan membandingkan efek intervensi pada kelompok yang memperoleh perlakuan dengan kelompok yang tidak memperoleh perlakuan/kontrol atau membandingkan hasil antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Umumnya uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis komparatif. Eksperimen dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :1. Eksperimen murni (true experiment)Suatu penelitian dikatakan murni eksperimen jika memenuhi syarat sebagai berikut :a. Menggunakan kelompok kontrol sebagai pembandingb. Terdapat randomisasi (random alokasi) yaitu memasukkan subyek kedalam kelompok kontrol atau perlakuan secara random (acak). Dan randomisasi terbaik adalah mengandung unsur blind, dimana peneliti maupun subyek tidak mengetahui perlakuan apa yang akan dialami saat pembagian dilakukan.Apabila kedua kaidah tersebut terpenuhi maka penelitian ini disebut randomized control trial (RCT). Disain penelitian eksperimen terdiri dari :a. Pre-post test control group Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok atau lebih. Satu kelompok sebagai perlakuan dan kelompok lainnya sebagai kontrol. Sebelum perlakuan, pada semua kelompok dilakukan pengukuran awal (pre-test) sebelum dilakukan uji coba (test). Selanjutnya pada kelompok perlakuan diberikan intervensi sesuai dengan protokol yang diujicobakan sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan atau diberikan perlakuan lain selain yang diujicoba. Selanjutnya dilakukan pengukuran akhir (post-test).b. Post test only control group Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagaimana desain sebelumnya, tetapi tanpa dilakukan pengukuran awal (pre-test). Pengukuran dilakukan hanya sekali yaitu sesudah perlakuan.c. Solomon four group Subyek penelitian dibagi menjadi 4 kelompok secara random. Dua kelompok pertama diperlakukan seperti pre-post test control group sedangkan dua kelompok terakhir diperlakukan seperti post test only control group. Penggunaan 2 kelompok tambahan adalah untuk meningktkan validitas internal penelitian dimana pengalaman mengikuti pre test akan mempengaruhi hasil post test.2. Eksperimen semu (quasi experiment)Penelitian jenis ini sebenarnya sama dengan eksperimen tetapi tidak dilakukan randomisasi dan boleh tidak menggunakan kelompok pembanding.

Desain penelitian quasi eksperimen terdiri dari :a. Pre-post test nonequivalent control groupSubyek dibagi menjadi dua atau lebih seperti pre-post test control group tetapi pembagiannya tidak dilakukan secara random sehingga berpotensi terjadi ketidakseimbangan karakteristik antara kelompok perlakuan dengan kelompok pembanding. Penerapan kriteria inklusi yang baik dapat membantu ketidakseimbangan tersebut.b. Post test only nonequivalent control groupPenelitian ini sama dengan sebenarnya serupa dengan post test only control group tetapi tanpa randomisasi sehingga berpotensi memiliki ancaman validitas seperti diatas.c. Pre-post test without controlSebagaimana namanya, penelitian ini dilaksanakan tanpa menggunakan kelompok kontrol.d. Time seriesPenelitian dilakukan tanpa kelompok kontrol. Peneliti melakukan pengukuran awal (pre-test) kemudian memberikan perlakuan (test) kemudian melakukan pengukuran post test yang berulang sesuai kronologis waktu.Pada penelitian eksperimen dengan variabel dependen (outcome) berskala nominal, dapat digunakan untuk parameter kepentingan klinik. Parameter ini memperlihatkan efektifitas intervensi dibandingkan kontrol. Desain berikut memperlihatkan penelitian RCT dengan variabel dependen berskala nominal.Gambar 3.1Desain penelitian RCT dengan variabel dependen berskala nominal

PopulasiSampel yang memenuhi kriteriaRandomisasiKelompok Perlakuan Kelompok KontrolOutcome (+) Outcome (-) Outcome (+) Outcome (-) abcd

Sumber : Dharma (2011)

Berdasarkan outcome dapat dihitung jumlah responden berdasarkan 4 kategori :a : jumlah responden kelompok perlakuan dengan outcome (+)b : jumlah responden kelompok perlakuan dengan outcome (-)c : jumlah responden kontrol perlakuan dengan outcome (+) d : jumlah responden kontrol perlakuan dengan outcome (-)Kemudian jumlah setiap kelompok dimasukkan dalam tabel sebagai berikut :Tabel 3.1Tabel silang kelompok perlakuan dan kontrolOutcome (+)Outcome (-)Jumlah

Kelompok Perlakuan aba + b

Kelompok Kontrol cdc + d

a + cb + da + b + c + d

Nilai kepentingan klinis tersebut dilakukan dengan cara menentukan :1. Control Event Rate (CER) : Proporsi kejadian gagal intervensi / tidak mengalami perubahan (event) pada kelompok kontrol.CER =

2. Experiment Event Rate (EER) : Proporsi event pada kelompok perlakuan.EER = 3. Absolute Risk Reduction (ARR) : Selisih proporsi event pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. ARR menunjukkan seberapa besar intervensi yang diuji coba kan mampu menghasilkan outcome positif dibandingkan intervensi standar dan secara langsung menunjukkan perbedaan keberhasilan antara intervensi yang diuji cobakan dengan kontrol.ARR = CER - EER4. Relative Risk Reduction (RRR) : Persentase penurunan event yang terjadi akibat intervensi dibandingkan dengan kontrol, dan secara langsung menunjukkan prosentase keberhasilan intervensi dibandingkan kelompok kontrol.RRR = 5. Number Need to Treat (NNT) : Jumlah pasien yang dibutuhkan untuk mendapatkan 1 keberhasilan intervensi (outcome positif) atau mencegah 1 kegagalan (outcome negatif) dengan melakukan intervensi. NTT banyak digunakan oleh praktisi untuk menentukan keberhasilan suatu intervensi dan menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk menerapkan intervensi tersebut. Semakin kecil nilai NNT maka akan semakin sedikit jumlah pasien yang dibutuhkan untuk mencapai 1 keberhasilan dan semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan 1 keberhasilan dari intervensi tersebut.NNT = Sedangkan cost of preventing bad outcome = NNT x biaya intervensi.B. Non eksperimen1. Penelitian deskriptif/observasionalPenelitian ini bertujuan memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Kejadian dipaparkan secara apa adanya. Cara pengendalian bias dalma penelitian ini antara lain : a. Menghubungkan antara konsep dan definisi operasional variabelb. Seleksi sampel dan besarnya sampelc. Instrumen yang valid dan reliabeld. Prosedur pengambilan data dengan pengontrolan lingkungan.Adapun jenis rancangan penelitian deskriptif meliputi :a. Rancangan penelitian studi kasusPenelitian ini mendeskripsikan suatu kasus, dan dalam prosesnya mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya klien, keluarga, kelompok, komunitas dan institusi. Meskipun jumlah subyek penelitian cenderung terbatas tetapi variabel yang diteliti sangat luas. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui semua variabel yang berhubungan dengan masalah penelitian.Rancangan dari penelitian studi kasus biasanya tergantung dari keadaan kasus, namun tetap mempertimbangkan aspek waktu. Riwayat dan pola perilaku sebelumnya biasanya dikaji secara rinci sehingga akan diperoleh gambaran tentang peristiwa/obyek secara jelas.

b. Rancangan penelitian surveiRancangan penelitian survei digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar vaiabel-variabel. Dalam rancangan survei tidak ada intervensi atau perlakuan.2. Penelitian cross sectionalDesain ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana variabel independen dan variabel dependen diidentifikasi pada sekali waktu. Meskipun dalam kenyataannya tidak semua subyek penelitian harus diukur pada satu hari atau waktu yang sama, tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja.3. Penelitian kohortMerupakan penelitian epidemiologik noneksperimental yang mengkaji antara variabel independen (faktor resiko) dan variabel dependen (efek/kejadian). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, sehingga disebut juga penelitian prospektif atau restrospektif. Pada penelitian kohort yang dinilai adalah relative risk (RR) yaitu rasio proporsi kelompok faktor resiko positif yang mengalami efek positif dibandingkan dengan proporsi kelompok faktor resiko negatif yang memiliki efek positif, atau rasio proporsi kejadian efek positif pada kelompok faktor resiko positif dibandingkan dengan kelompok faktor resiko negatif.RR = RR = a. Kohort prospektifTermasuk penelitian observasional analitik. Peneliti mengobservasi variabel independen terlebih dahulu, kemudian subyek diikuti sampai waktu tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh pada variabel dependen. Pembagian antara variabel resiko dan non resiko terbagi secara alamiah tanpa adanya intervensi dari peneliti.b. Kohort bergandaMerupakan modifikasi dari kohort prospektif. Modifikasi dilakukan saat menentukan kelompok faktor resiko. Peneliti langsung mencari sampel dengan faktor resiko positif dan faktor resiko negatif, sehingga langsung terbentuk kelompok sampel di awal penelitian. Kemudian diobservasi seperti pada kohort prospektif.c. Kohort retrospektifSebenarnya sama dengan kohort retrospektif tetapi perjalanan waktu yang diikuti adalah dari belakang. Peneliti memulai dengan mengidentifikasi faktor resiko yang yang terjadi pada responden di masa lalu kemudian dibagi menjadi kelompok faktor resiko positif dan faktor resiko negatif, kemudian mengidentifikasi variabel dependen berdasarkan faktor resiko di masa lalu.4. Penelitian case controlPenellitian ini dimulai dengan mengukur variabel dependen kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus (yang mengalami masalah kesehatan) dan kelompok kontrol (yang tidak mengalami masalah kesehatan), kemudian diukur variabel independen (faktor resiko) yang terjadi di masa lampau dengan retrospektif menggunakan studi dokumentasi meupun pengkajian riwayat masa lalu. Analisis hubungan ditentukan berdasarkan perjalanan waktu secara retrospektif. Pada penelitian ini yang dinilai adalah Odds Ratio (OR) yang merupakan rasio proporsi kelompok kasus yang terpapar faktor resiko positif dan negatif berbanding rasio proporsi kelompok kontrol yang yang terpapar faktor resiko positif dan negatif.OR = : OR =

Kepustakaan :Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info Media. ISBN : 978-602-202-025-7.

Nazir, M. (2003) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. ISBN : 979-450-173-5.

Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman skripsi, thesis dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. ISBN : 978-979-3027-56-2.

UNIT 4KAJIAN PUSTAKA/LITERATUR REVIEW

A. Pengertian Sutu pernyataan hipotesis harus dilandasi dengan dasar teori dan konsep yang memadai. Teori dan konsep ini diambil dari berbagai literatur, sehingga dalam merumuskan hipotesis diperlukan telaah literatur atau kajian pustaka yang mendalam. Kajian pustaka adalah kajian kritis yang dilakukan terhadap suatu topik yang sudah ditulis oleh pakar/ilmuwan di bidangnya. Tulisan yang ditelaah adalah tulisan yang ditulis pada berbagai literatur seperti buku teks yang tersimpan di perpustakaan, publikasi hasil penelitian pada jurnal ilmiah atau jurnal online, laporan penelitian, pencarian literatur dari internet dan rangkuman dari hasil seminar bertaraf nasional atau internasional.Kajian pustaka menuntut peneliti mengumpulkan berbagai sumber informasi ilmiah tersebut. Selain itu peneliti juga dituntut untuk mengkaji dan menelaah secara mendalam teori dan konsep terkait, kemudian membuat kesimpulan awal jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Hal ini yang dijadikan dasar dalam merumuskan hipotesis. Semakin lengkap sumber literatur dan semakin mendalam telaahan ilmiah terhadap literatur tersebut, maka akan semakin mendalma pengetahuan peneliti tentang masalah yang akan diteliti.

B. Manfaat kajian pustakaManfaat kajian pustaka, meliputi :1. Mengkaji sejarah permasalahanKetika menemukan fenomena/masalah penelitian, umumnya peneliti hanya mengetahui secara dangkal. Maka kajian pustaka terkait masalah penelitian akan membantu peneliti memahami masalah secara mendalam dan mendapatkan jawaban sementara yang akan dibuktikan, dan memahami kenapa masalah tersebut bisa terjadi.2. Mendukung perumusan masalah penelitianSetelah menemukan masalah maka peneliti dituntut mampu membuat pernyataan masalah. Hasil kajian pustaka dapat membantu peneliti memperkuat atau memperjelas masalah penelitian.3. Mendukung perumusan hipotesis penelitianUntuk membuat hipotesis dibutuhkan kemampuan berpikir kritis yang memadai sehingga menghasilkan hipotesis yang akurat, relevan dan logis. Kemampuan peneliti membuat asumsi ilmiah terkait masalah tentunya didukung oleh hasil kajian kepustakaan yang dilakukan.4. Memperdalam landasan teoriHasil kajian pustaka tentang beberapa teori dan hubungan antara konsep terkait dengan teori tersebut diformulasikan dan dikembangkan menjadi suatu landasan teori. Landasan teori ini yang selanjutnya dijadikan kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.

5. Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian sebelumnyaPenelaahan terhadap pustaka terutama yang bersumber dari penelitian sebelumnya dari berbagai artikel ilmiah yang sudah dikritisi membantu peneliti menemukan kesimpulan sementara. Dalam proses penelaahan tersebut peneliti melakukan analisis terhadap kelebihan dan kekurangan penelitian terdahulu dari aspek desain, pemilihan sampel, pengukuran hingga analisa data.6. Menghindari duplikasi penelitianBanyak membaca dan menelaah kepustakaan membantu peneliti mengetahui bagian mana dari suatu topik yang sudah pernah diteliti sebelumnya. Hal ini untuk mencegah duplikasi penelitian. Jika suatu topik sudah pernah diteliti maka peneliti dapat mengeksplorasi aspek lain dari topik tersebut.7. Membantu pemilihan prosedur penelitianDari penelitian-penelitian tentang masalah serupa, dapat digali prosedur-prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti terdahulu.C. Prosedur penelaahan pustakaProsedur telaah pustaka dan mengembangkan kerangka teori menurut Dharma (2011) adalah :1. Penelusuran kepustakaan, baik dari buku teks atau jurnal penelitian. a. Menentukan sumber kepustakaanb. Menentukan teori dan konsep yang akan ditelusuric. Mengumpulkan sumber pustaka yang relevan dan terkini. Jika ada beberapa referensi yang membahas masalah yang sama maka pilihlah yang terbaru. Referensi dari artikel biasanya lebih up to date dibandingkan buku teks.d. Melakukan seleksi awal terhadap sumber pustaka yang telah terkumpul.2. Mengkaji kepustakaan yang terpilihPeneliti secara mendalam membaca dan memahami literatur untuk menentukan teori yang akan digunakan sebagai kerangka kerja (frame work) penelitian. Terhadap hasil penelitian juga perlu dilakukan kritisi (critical appraisal) untuk memastikan literatur tersebut layak dirujuk dalam tinjauan pustaka. Beberapa hasil penelitian yang relevan akan menambah kekuatan teori yang dibangun.3. Menyusun dan mengembangkan kerangka teoriHasil kajian pustaka adalah terbangunnya kerangka teori yang sebenarnya merupakan penjelasan tentang teori yang dijadikan landasan dalam penelitian. Dapat berupa rangkuman dari beberapa teori yang terdapat di tinjauan pustaka. Dalam kerangka teori tergambar asumsi-asumsi teoritis yang digunakan untuk menjelaskan fenomena.Kepustakaan :Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info Media. ISBN : 978-602-202-025-7.

Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman skripsi, thesis dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. ISBN : 978-979-3027-56-2.

24